KEEFEKTIFAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS …
Post on 02-Nov-2021
10 Views
Preview:
Transcript
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN
REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI SUDUT
PADA SISWA KELAS III (PENELITIAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI
DEBONG TENGAH KOTA TEGAL)
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Indah Isdianti 1401409147
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik
sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat
dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, Juli 2013
Indah Isdianti
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
di : Tegal
tanggal : 11 Juli 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Noening Andrijati, M.Pd.
19680610 199303 2 002
Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd.
19611018 198803 1 002
Mengetahui,
Koordinator PGSD UPP Tegal
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.
19630923 198703 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Keefektifan Pendekatan Realistic Mathematics Education
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sudut pada Siswa kelas III (Penelitian
di Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah Kota Tegal)”, oleh Indah Isdianti
1401409147, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP
UNNES pada tanggal 23 Juli 2013.
PANITIA UJIAN
Ketua Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. 19510801 197903 1 007 19630923 198703 1 001
Penguji Utama
Drs. Yuli Witanto, M.Pd. 196400717 198803 1 002
Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2
Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd. Dra. Noening Andrijati, M.Pd. 19611018 198803 1 002 19680610 199303 2 002
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
• “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui yang kamu kerjakan.” (Al-Qur’an: Surat Al Mujaadilah: 11)
• “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Al-Qur’an:
Surat Al-Baqarah: 153)
• Tidak ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan selama ada komitmen bersama
untuk menyelesaikannya. (Penulis)
Persembahan
Untuk Ibu, Bapak tercinta, kakakku tersayang Arif
A., adikku Yustiar B., dan kekasihku D. Brian yang
selalu menyayangi, mendukung, memberikan
semangat, dan mendoakan yang terbaik di setiap
langkahku.
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Keefektifan Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Motivasi dan
Hasil Belajar Materi Sudut pada Siswa kelas III (Penelitian di Sekolah Dasar
Negeri Debong Tengah Kota Tegal)”. Penyusunan skripsi ini melibatkan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor UNNES, yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk untuk belajar.
2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES, yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD FIP UNNES, yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk untuk belajar.
4. Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal FIP UNNES,
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
5. Dra. Noening Andrijati, M.Pd., dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, saran dan motivasi yang bermanfaat kepada peneliti
dalam menyusun skripsi.
6. Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, dorongan, nasihat, dan semangat kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Para dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES yang telah banyak membekali peneliti dengan ilmu
pengetahuan.
vii
8. Suratinah, S.Pd., Plt. Kepala SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
9. Neti Amanati, guru pengampu kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 yang
telah memberikan waktu dan bimbingannya yang bermanfaat kepada peneliti
dalam melaksanakan penelitian.
10. Sutilah, S.Pd., guru pengampu kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 yang
telah memberikan waktu dan bimbingannyakepada peneliti dalam membantu
peneliti dalam melaksanakan penelitian.
11. Staf guru, karyawan, dan siswa SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 yang telah
bersedia membantu dan bekerjasama dalam penelitian ini.
12. Ibu dan Bapak serta saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan dan
motivasi, serta selalu mendoakan peneliti.
13. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada
peneliti.
14. Rekan-rekan mahasiswa PGSD UPP Tegal angkatan 2009.
15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dorongan dan semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi
ini.
Semoga segala amal baik Bapak, Ibu, dan Saudara mendapat imbalan dari
Allah SWT. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat diambil manfaatnya dan
berguna bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Tegal, Juli 2013
Peneliti
viii
ABSTRAK
Isdianti, Indah. 2013. Keefektifan Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sudut pada Siswa kelas III (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah Kota Tegal). Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Dra. Noening Andrijati, M.Pd., II. Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd.
Kata Kunci: Pendekatan, RME, Motivasi, Hasil Belajar.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD. Dalam pembelajaran matematika, guru masih menggunakan model konvensional seperti ceramah dan pemberian tugas dalam menyampaikan materi, sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi dan mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika. RME merupakan pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran melalui penjelajahan berbagai situasi dan masalah-masalah realistik atau nyata yang ada di lingkungan sekitar siswa. Dengan pendekatan RME, diharapkan siswa tidak sekedar menghafal materi Sudut yang mereka dapat dari penjelasan guru saja, tetapi siswa dapat lebih termotivasi dalam memahami materi Sudut tersebut, serta keterkaitan dan kebermanfaatannya dalam kehidupan nyata. Dari uraian latar belakang, muncul rumusan masalah “apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah antara yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan RME dan yang menerapkan model konvensional?” dan “apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah yang menerapkan pembelajaran RME dan yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional?”. Tujuan penelitian ini yaitu menguji keefektifan pendekatan RME terhadap motivasi dan hasil belajar Matematika siswa antara kelas yang mendapatkan perlakuan penerapan pendekatan RME dan yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi Sudut di kelas III.
Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan bentuk nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal sebanyak 56 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 sebanyak 37 siswa dan kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 sebanyak 19 siswa. Teknik sampel yang digunakan yaitu proportionate stratified random sampling, yaitu 17 siswa dari kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 sebagai kelas eksperimen dan 34 siswa dari kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah data penelitian yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas dan homogenitas, dan analisis akhir. Pada analisis akhir atau pengujian hipotesis penelitian yang digunakan yaitu uji-t. Data awal penelitian menggunakan skor hasil angket motivasi belajar awal dan tes awal siswa kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil penghitungan skor hasil angket motivasi belajar awal siswa diperoleh rata-rata persentase nilai motivasi belajar awal siswa
ix
kelas eksperimen sebesar 63,73, sedangkan kelas kontrol sebesar 63,66. Dari hasil penghitungan hasil tes awal siswa diperoleh rata-rata nilai siswa kelas eksperimen sebesar 54,35 dan kelas kontrol sebesar 48,12.
Setelah kelompok eksperimen diberikan pendekatan RME dan kelompok kontrol diberi model pembelajaran konvensional, kedua kelompok diberikan tes akhir berupa angket motivasi belajar dan tes akhir pada materi Sudut dan diperoleh rata-rata persentase nilai motivasi belajar akhir siswa kelas eksperimen sebesar 78,99 dan siswa kelas kontrol sebesar 72,34. Nilai hasil belajar siswa diperoleh rata-rata kelas eksperimen sebesar 77,65 dan kelas kontrol sebesar 68,35. Hasil uji hipotesis motivasi belajar siswa dengan penghitungan menggunakan rumus independent samples t test menunjukkan bahwa, thitung sebesar 2,832 dan ttabel sebesar 1,677 (thitung > ttabel), sehingga Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor motivasi belajar Matematika siswa kelas III dengan penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education pada materi Sudut lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional. Sementara itu, hasil uji hipotesis untuk nilai hasil belajar siswa menunjukkan bahwa, thitung sebesar 2,356 dan ttabel sebesar 1,677 (thitung > ttabel), sehingga Ho ditolak, menyebabkan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa pada materi Sudut yang menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional. Kedua hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan, bahwa penerapan pendekatan RME terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Jadi, dalam pembelajaran Matematika materi Sudut di kelas III Sekolah Dasar, guru diharapkan menerapkan pendekatan RME sebagai alternatif pendekatan pembelajaran yang efektif.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii
Pengesahan ......................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ..................................................................................... v
Prakata ................................................................................................................ vi
Abstrak ............................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................ x
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Bagan ...................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................. xv
Bab
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 9
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 10
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 11
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 12
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 13
1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 13
1.6.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 13
2. KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 15
2.1 Landasan Teoritis ................................................................................... 15
2.1.1 Pengertian Belajar .................................................................................. 15
2.1.2 Motivasi Belajar ..................................................................................... 17
2.1.3 Hasil Belajar .......................................................................................... 21
2.1.4 Model Pembelajaran Konvensional . ...................................................... 23
2.1.5 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .......................................... 24
xi
2.1.6 Teori Belajar Matematika ....................................................................... 26
2.1.7 Pendekatan Realistic Mathematics Education ...................................... 32
2.1.8 Materi Sudut di Kelas III Semester 2 ...................................................... 39
2.1.9 Penerapan Pembelajaran Realistic Mathematics Education di SD
pada materi Sudut ................................................................................... 42
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 44
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 47
2.4 Hipotesis ................................................................................................. 49
3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 50
3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 50
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 50
3.2.1 Tempat Penelitian ................................................................................... 50
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................................... 50
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 51
3.3.1 Populasi .................................................................................................. 51
3.3.2 Sampel .................................................................................................... 51
3.4 Desain Penelitian .................................................................................... 52
3.5 Variabel Penelitian .................................................................................. 54
3.5.1 Variabel Bebas ....................................................................................... 54
3.5.2 Variabel Terikat ....................................................................................... 54
3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 55
3.6.1 Angket .................................................................................................... 55
3.6.2 Tes .......................................................................................................... 57
3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................... 58
3.7.1 Angket .................................................................................................... 59
3.7.2 Tes .......................................................................................................... 62
3.8 Teknik Analisis Data .............................................................................. 67
3.8.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 67
3.8.2 Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 67
3.8.3 Analisis Akhir ........................................................................................ 69
3.9 Panduan Penelitian Eksperimen ............................................................. 71
xii
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 73
4.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 73
4.2 Analisis Uji Coba Instrumen .................................................................. 74
4.2.1 Angket .................................................................................................... 74
4.2.2 Tes Uji Coba ........................................................................................... 78
4.3 Hasil Penelitian ....................................................................................... 84
4.3.1 Motivasi Awal Belajar Matematika Siswa ............................................. 84
4.3.2 Analisis Data Nilai Tes Awal Siswa ...................................................... 85
4.3.3 Data Hasil Motivasi Belajar Matematika Siswa Setelah
Pembelajaran .......................................................................................... 86
4.3.4 Data Nilai Tes Akhir Siswa .................................................................... 87
4.3.5 Uji Kesamaan Rata-rata .......................................................................... 88
4.4 Uji Prasyarat Analisis ............................................................................. 93
4.4.1 Hasil Uji Normalitas Skor Motivasi Belajar dan Tes Akhir
Matematika Siswa ................................................................................... 93
4.4.2 Hasil Uji Homogenitas Skor Motivasi Belajar dan Tes Akhir
Matematika Siswa .................................................................................. 95
4.4.3 Analisis Akhir ........................................................................................ 100
4.5 Pembahasan ............................................................................................ 107
5. PENUTUP .............................................................................................. 114
5.1 Simpulan ................................................................................................. 114
5.2 Saran ....................................................................................................... 115
Lampiran-lampiran ............................................................................................. 117
Daftar Pustaka .................................................................................................... 287
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Klasifikasi Persentase Motivasi Belajar ................................................. 57
3.2 Interpretasi Nilai r .................................................................................. 62
3.3 Panduan Penelitian Eksperimen di SD Negeri Debong Tengah
1 dan 3 Kota Tegal ................................................................................. 71
4.1 Deskripsi Data Skor Motivasi dan Hasil Belajar Siswa ......................... 73
4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Uji Coba Angket ................................. 76
4.3 Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Angket .................................................. 77
4.4 Data Nilai Hasil Tes Uji Coba ................................................................. 78
4.5 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ........................................ 79
4.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ................................................... 81
4.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ........................................................ 83
4.8 Data Skor Motivasi Belajar Awal Matematika Siswa ............................ 85
4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal ...................................................... 86
4.10 Data Nilai Motivasi Belajar Akhir Matematika Siswa ........................... 86
4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir pada Kelas Eksperimen .............. 88
4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal pada Kelas Kontrol ...................... 88
4.13 Hasil Analisis Kesamaan Rata-rata Skor Motivasi Belajar Awal
Matematika Siswa ................................................................................. 90
4.14 Hasil Analisis Kesamaan Rata-rata NilaiTes Awal Matematika ........... 92
4.15 Hasil Uji Normalitas Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa ... 95
4.16 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir Matematika Siswa .............. 96
4.17 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar Siswa ............... 98
4.18 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Tes Akhir Siswa .......................... 100
4.19 Hasil Uji t Motivasi Belajar Matematika Siswa ..................................... 102
4.20 Hasil Uji t Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa .................................. 106
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Matematisasi Horizontal dan Vertikal ........................................................ 36
2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ...................................................................... 48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Populasi Kelompok Eksperimen ...................................................... 117
2. Daftar Populasi Kelompok Kontrol ............................................................ 118
3. Daftar Sampel Kelompok Eksperimen ....................................................... 119
4. Daftar Sampel Kelompok Kontrol .............................................................. 120
5. Silabus Pembelajaran Matematika .............................................................. 121
6. Silabus Pengembangan Pembelajaran Matematika ..................................... 123
7. RPP Kelas Eksperimen .............................................................................. 125
8. RPP Kelas Kontrol ...................................................................................... 168
9. Kisi-kisi Uji Coba Angket Motivasi Belajar Matematika ........................... 209
10. Butir Angket Motivasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran
Matematika................................................................................................... 210
11. Daftar Skor Hasil Uji Coba Angket Motivasi Belajar Matematika ............ 213
12. Out Put Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Matematika ...................... 217
13. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Matematika .............. 221
14. Out Put Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Matematika ........................ 222
15. Kisi-kisi Soal Tes Uji Coba Matematika .................................................... 224
16. Soal Tes Uji Coba Matematika .................................................................... 227
17. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba Matematika .......................................... 233
18. Daftar Nilai Tes Uji Coba Matematika ...................................................... 234
19. Out Put Uji Validitas Soal Tes Uji Coba Matematika ................................ 236
20. Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba ............................................. 249
21. Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas secara Manual .................................... 251
22. Tabel Pembantu Pembagian Kelompok Atas dan Bawah ............................ 252
23. Tabel Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal .......................................... 254
24. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ...................................................... 255
25. Daftar Skor Perolehan Motivasi Belajar Awal Siswa Kelas Eksperimen ... 256
26. Daftar Skor Perolehan Motivasi Belajar Awal Siswa Kelas Kontrol ......... 257
27. Daftar Skor Perolehan Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas Eksperimen .. 259
28. Daftar Skor Perolehan Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas Kontrol ......... 260
xvi
29. Daftar Nilai Hasil Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen ............................... 262
30. Daftar Nilai Hasil Tes Awal Siswa Kelas Kontrol ..................................... 260
31. Daftar Nilai Hasil Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen .............................. 265
32. Daftar Nilai Hasil Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol ..................................... 266
33. Out Put SPSS Uji Kesamaan Rata-rata Skor Motivasi Belajar Awal
Siswa ........................................................................................................... 268
34. Out Put SPSS Uji Normalitas Skor Motivasi Belajar Siswa ...................... 269
35. Out Put SPSS Uji t Skor Motivasi Belajar Siswa ....................................... 272
36. Hasil Penghitungan Uji t Skor Motivasi Belajar Siswa dengan Pihak
Kanan secara Manual ……………………………………………………............................. 273
37. Out Put SPSS Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal Siswa ………………. 275
38. Out Put SPSS Uji Normalitas Nilai Tes Akhir Siswa ................................. 276
39. Out Put SPSS Uji t Nilai Tes Akhir Siswa ...................................................... 279
40. Hasil Penghitungan Uji t Nilai Tes Akhir Siswa dengan Pihak Kanan
secara Manual ...................................................................................................... 280
41. Dokumentasi Foto Pelaksanaan Penelitian ................................................. 282
42. Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 284
43. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 285
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan mempunyai peran penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat
1 dinyatakan bahwa:
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari pengertian pendidikan tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan seseorang
memperoleh pendidikan yaitu terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik sesuai
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya melalui usaha sadar dan
terorganisir untuk meningkatkan mutu kehidupan. Perubahan tersebut terjadi
dalam proses belajar dan pengalaman melalui proses pembelajaran. Proses
pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang
dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar tercapai
tujuan belajar yang dikehendaki (Sumiati dan Asra 2011: 3). Proses pembelajaran
2
dapat memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mempersiapkan
kehidupannya kelak.
Proses pembelajaran dalam setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
seperti tercantum dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses,
yaitu dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Guru sebagai tenaga pendidik yang
profesional harus dapat mengupayakan hal tersebut. Apabila peran guru tersebut
tidak terlaksana dengan baik, maka hasil pembelajaran tidak akan optimal.
Menurut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa standar kompetensi
matematika yaitu membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti, dan kompetitif. Untuk itu, dibutuhkan peran guru pada proses
pembelajaran Matematika yang terlaksana dengan baik dalam melaksanakan
kewajibannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika. Kreativitas
dan inovasi seorang guru sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran
Matematika.
3
Sebagai ilmu pengetahuan, matematika mempelajari struktur yang abstrak
dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Menurut Aisyah dkk (2007: 1.3),
untuk menguasai dan menciptakan teknologi dan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif di masa depan, diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang membuat siswa belajar
secara bermakna. Namun hal ini tidak disadari oleh para siswa, karena kurangnya
informasi tentang fungsi dan peran matematika itu sendiri.
Pada hakikatnya Matematika berkaitan dengan ide-ide abstrak. Ide-ide
yang abstrak pada pelajaran Matematika tersebut masih sulit dipelajari oleh siswa
SD, karena tahap berpikirnya masih belum formal dan masih konkret. Siswa SD
di Indonesia umumnya berada pada usia 7-11 tahun. Menurut Piaget (tt) dalam
Rifa’i dan Anni (2011: 29), siswa usia 7-11 tahun berada pada tahap operasional
konkret. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun
masih dalam bentuk benda konkret. Penalaran logika anak hanya bisa diterapkan
pada situasi konkret dan kemampuan menggolong-golongkan sudah ada, namun
anak belum bisa memecahkan masalah abstrak.
Dalam proses belajarnya, siswa masih memahami suatu konsep melalui
apa yang dilihat secara nyata atau konkret. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa
selalu menemukan dan berhubungan dengan berbagai permasalahan maupun
objek nyata yang berkaitan dengan matematika. Oleh karena itu, seorang guru SD
harus kreatif dan inovatif dalam membelajarkan matematika kepada siswa,
misalnya dalam menggunakan alat peraga dan pemberian permasalahan yang
nyata atau konkret yang berkaitan dengan konteks kehidupan nyata di sekitar
4
lingkungan siswa. Melalui pemberian ilustrasi serta contoh konkret wujud benda
nyata yang ada di sekitar siswa, maka konsep abstrak menjadi lebih mudah
dipahami oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran matematika
yang dirancang dan dilaksanakan secara monoton dan tanpa adanya penerapan
pendekatan dan model pembelajaran yang inovatif dapat mengakibatkan siswa
kurang termotivasi dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Dengan
pemilihan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, dan
kurikulum, maka akan membantu pencapaian motivasi dan hasil belajar siswa
yang optimal.
Dengan adanya motivasi siswa untuk belajar, maka akan mempengaruhi
hasil belajarnya. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai (Sardiman 2011: 75). Dari pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong
usaha, arah untuk belajar, dan mendorong untuk pencapaian hasil belajar siswa.
Dengan kata lain, semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa, semakin
tinggi pula kemungkinan untuk berhasil atau berprestasi. Jadi tugas guru yaitu
mendorong dan membangkitkan semangat para siswa agar dalam diri siswa
tumbuh motivasi yang kuat untuk belajar.
Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran yang dilakukan guru di
sekolah dasar pada umumnya masih belum berjalan secara maksimal. Proses
pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru dalam proses pembelajaran masih
5
sering hanya menerapkan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Guru
kurang dapat mengaplikasikan materi pembelajaran matematika dalam kehidupan
nyata siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk memahami
konsep-konsep matematika dan siswa mengalami kesulitan untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, Matematika dianggap
sebagai salah satu mata pelajaran di SD yang sulit, motivasi untuk belajar
matematika siswa rendah, dan capaian hasil belajar siswa kurang maksimal,
termasuk motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Sudut.
Materi Sudut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Misalnya, dalam sebuah ruangan terdapat berbagai jenis sudut di setiap pojok
ruangannya. Sebuah sudut juga dapat dibentuk dari dua buah jarum jam. Dua buah
jarum jam pada jam dinding selalu bergerak dan membentuk sudut yang besarnya
berbeda-beda pada setiap pergerakan jarum jam dan menitnya. Tidak hanya
melalui benda, sudut juga dapat dibentuk melalui tangan siswa sendiri. Siswa
dapat membentuk berbagai jenis sudut dengan menggunakan tangan mereka. Hal
ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai jenis dan besar sudut.
Namun pada kenyataannya, siswa seringkali merasa kesulitan dalam
mengaplikasikan konsep matematika ke dalam kehidupan nyata mereka, sehingga
pembelajaran menjadi kurang bermakna dan berdampak pada motivasi dan hasil
belajar siswa menjadi kurang maksimal.
Kondisi pembelajaran yang demikian terjadi dalam pembelajaran
matematika di kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 pada materi Sudut. Peneliti
melakukan pengamatan dan wawancara dengan Ibu Sutilah, guru kelas III SD
6
Negeri Debong Tengah 3, pada hari Senin tanggal 14 Januari 2013. Berdasarkan
refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa pemahaman
konsep matematika pada siswa kelas III belum sesuai yang diharapkan. Motivasi
siswa yang masih rendah terhadap pembelajaran materi Sudut mengakibatkan
tingkat penguasaan terhadap materi Sudut rendah pula. Motivasi belajar siswa
yang rendah ditunjukkan dengan perhatian terhadap proses pembelajaran materi
Sudut yang masih kurang dan semangat belajar siswa yang rendah.
Kenyataan menunjukkan bahwa masih ada siswa yang memperoleh nilai
hasil belajar matematika materi Sudut di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Hal ini terbukti dari data nilai siswa kelas III mata pelajaran Matematika
materi Sudut tahun pelajaran 2011/2012. Dari 27 siswa, jumlah siswa yang tuntas
belajar sebanyak 21, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa. Persentase
tuntas belajar klasikal dengan KKM 68, sebesar 77,78%. Walaupun jumlah siswa
yang sudah tuntas mencapai KKM telah lebih dari 75%, namun motivasi dan
tingkat penguasaan siswa terhadap materi Sudut masih rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang kurang memperhatikan
penjelasan dari guru dan mereka lebih memilih untuk bermain sendiri dan
berbicara dengan temannya selama proses pembelajaran berlangsung daripada
mendengarkan penjelasan dari guru. Semangat belajar siswa juga masih rendah,
ditandai dengan kurang antusias dan kompetitifnya siswa dalam menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Motivasi dan hasil belajar matematika materi Sudut yang kurang maksimal
tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang masih menerapkan model
7
konvensional, di mana guru menjelaskan suatu konsep kemudian siswa hanya
duduk mendengarkan. Suasana kelas cenderung berpusat pada guru, sehingga
siswa menjadi pasif, tidak dapat berpikir kritis, kurang berani untuk bertanya,
menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapatnya saat pembelajaran
berlangsung. Guru juga kurang mengaitkan penyampaian materi pembelajaran
dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dalam
penyampaian materi Sudut, guru langsung menjelaskan konsep besar dan jenis
sudut yang harus diketahui siswa. Hal ini menjadikan siswa kurang diberi
kesempatan untuk menyusun pengetahuannya sendiri dalam proses belajarnya.
Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan siswa berkaitan dengan masalah kehidupan nyata siswa,
sehingga siswa tidak hanya mengetahui secara langsung, tetapi juga dapat
menemukan suatu konsep yang mereka pelajari.
Masalah-masalah nyata dari kehidupan sehari-hari siswa digunakan
sebagai titik awal pembelajaran matematika. Hal ini menunjukkan bahwa
matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
membantu siswa dalam mengembangkan pengertian terhadap konsep matematika
yang dipelajari. Untuk membuat pelajaran Matematika mudah dipahami, guru
harus berupaya dalam mengajarkan pada siswa dengan cara yang menyenangkan
dan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga mampu meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan
yang dapat mengubah persepsi tersebut melalui pendekatan pembelajaran yang
mudah diterima oleh siswa dan bersifat realistis, yang artinya berhubungan erat
atau berkaitan dengan lingkungan sekitar siswa. Salah satu alternatif untuk
8
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika.
Hadi (2005) dalam Aisyah dkk (2007: 7.3) berpendapat bahwa
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME merupakan pendekatan yang
dilakukan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui penjelajahan berbagai
situasi dan masalah-masalah realistik atau nyata yang ada di lingkungan sekitar
siswa. Masalah-masalah nyata dari kehidupan sehari-hari tersebut digunakan
sebagai titik awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa
Matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini
bertitik tolak dari hal-hal yang riil (nyata) bagi siswa, menekankan keterampilan
“process of doing mathematics”, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi,
dan pada akhirnya siswa dapat menggunakan matematika untuk menyelesaikan
masalah baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan RME dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, karena melalui pendekatan ini siswa dapat
menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan cara mereka sendiri,
sehingga siswa mempunyai pengertian dan pemahaman yang kuat tentang konsep-
konsep matematika. Dengan menggunakan pendekatan ini, siswa akan lebih cepat
memahami apa yang sedang dipelajari dan lebih termotivasi untuk belajar
Matematika. Hal ini membuat motivasi, pemahaman, dan penguasaan siswa
terhadap konsep matematika dapat meningkat, khususnya pada materi Sudut.
Dalam pembelajaran matematika yang menerapkan pendekatan RME pada
materi Sudut ini, siswa diajak untuk membandingkan besar sudut dan mempelajari
berbagai jenis sudut dengan memperhatikan dan meneliti berbagai objek nyata
9
yang ada di sekitar mereka. Objek nyata tersebut berupa berbagai jenis sudut yang
terbentuk pada sebuah benda atau ruangan yang ada di sekitar lingkungan siswa.
Objek nyata tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber maupun media
pembelajaran. Dengan pendekatan RME, diharapkan siswa tidak sekedar
menghafal materi Sudut yang mereka dapat dari penjelasan guru saja, tetapi siswa
dapat lebih termotivasi dalam memahami materi Sudut tersebut, serta keterkaitan
dan kebermanfaatannya dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan penelitian
dengan judul “Keefektifan Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sudut pada Siswa Kelas III (Penelitian di
Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah Kota Tegal)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Kenyataan yang terjadi di SD Negeri Debong Tengah 3 Kota Tegal,
membuktikan bahwa masih banyak permasalahan yang dijumpai dalam proses
pembelajaran Matematika. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
(1) Pembelajaran yang menerapkan model konvensional menyebabkan
kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, siswa menjadi pasif, tidak ada
motivasi untuk belajar, dan mudah bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran.
(2) Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tidak tepat mengakibatkan
pembelajaran menjadi kurang efektif, sehingga tujuan pembelajaran tidak
dapat tercapai.
10
(3) Pembelajaran matematika selama ini belum menerapkan pendekatan
pembelajaran di mana siswa terlibat langsung dan aktif dalam proses
pembelajaran.
(4) Guru kurang kreatif dalam melakukan pembelajaran matematika,
khususnya dalam menggunakan media, metode, dan pendekatan
pembelajaran.
(5) Motivasi belajar Matematika siswa masih rendah.
(6) Rendahnya motivasi dan pemahaman tentang materi Sudut pada siswa
kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 Kota Tegal.
(7) Guru masih enggan untuk melakukan pembaharuan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran, selain pendekatan yang sudah biasa
diterapkan.
(8) Guru dalam mengajarkan materi Sudut masih menerapkan metode
ceramah dan pemberian tugas tanpa menerapkan pendekatan pembelajaran
yang inovatif, yang dapat menyebabkan motivasi dan hasil belajar yang
diperoleh siswa rendah.
(9) Guru belum menerapkan pendekatan RME dalam meningkatkan motivasi
dan hasil belajar materi Sudut pada siswa kelas III SD Negeri Debong
Tengah 3 Kota Tegal.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang terlalu luas perlu dibatasi agar pembahasan dapat lebih
terfokus pada keefektifan penerapan pendekatan RME terhadap motivasi dan
hasil belajar materi Sudut pada siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah Kota
11
Tegal. Pembatasan masalah juga diperlukan untuk menghindari kesalahan
maksud dan tujuan penelitian serta agar lebih efektif dan efisien dalam
mengadakan penelitian. Peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
(1) Keefektifan penerapan pendekatan pembelajaran RME yang dimaksud
yaitu tingkat dampak dari penerapan pendekatan pembelajaran RME yang
dijadikan sebagai bentuk perlakuan terhadap kelompok eksperimen.
(2) Materi Sudut yang dimaksud yaitu materi pokok yang tercantum dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Peneliti membatasi materi
Sudut hanya pada materi pokok Besar dan Jenis Sudut pada Kompetensi
Dasar mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut di kelas III semester
dua.
(3) Motivasi yang dimaksud yaitu motivasi siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
(4) Untuk mengetahui keefektifan penerapan pendekatan pembelajaran RME,
diperlukan model pembanding. Model pembanding yang digunakan yaitu
model konvensional. Model konvensional yang dimaksud yaitu model
pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas
III SD Negeri Debong Tengah 1. Dalam model konvensional tersebut
biasanya guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
pemberian tugas, dan diskusi.
1.4 Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
12
(1) Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas III pada
pembelajaran Matematika materi Sudut antara yang menerapkan
pendekatan Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional?
(2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas III pada pembelajaran
Matematika materi Sudut antara yang menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi tujuan umum dan
khusus. Untuk penjelasan selengkapnya mengenai tujuan umum dan khusus
penelitian, antara lain sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui
keefektifan penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran Matematika pada siswa
kelas III tahun pelajaran 2012/2013.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk:
(1) Mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi belajar siswa kelas III pada
pembelajaran Matematika materi Sudut antara yang menerapkan
pendekatan Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional.
(2) Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa siswa kelas III
pada pembelajaran Matematika materi Sudut antara yang menerapkan
13
pendekatan Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan peneliti diharapkan dapat memberikan
manfaat. Tidak hanya untuk peneliti sendiri, tetapi juga untuk pihak-pihak yang
terkait didalamnya, seperti siswa, guru, dan sekolah tempat penelitian
dilaksanakan. Berikut ini akan dijabarkan manfaat penelitian bagi siswa, guru, dan
sekolah.
1.6.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan
dalam pembelajaran Matematika, khususnya pembelajaran materi Sudut dengan
menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education.
1.6.2 Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Siswa
(1) Penelitian ini dapat menghasilkan peningkatan motivasi dan hasil belajar
siswa kelas III dalam pembelajaran Matematika materi Sudut.
(2) Untuk memudahkan siswa kelas III dalam menerima pelajaran Matematika
pada materi Sudut.
1.6.2.2 Bagi Guru
(1) Tersedianya alternatif model pembelajaran pada mata pelajaran
Matematika khususnya materi Sudut.
(2) Meningkatnya kreativitas guru dalam membelajarkan materi Sudut dengan
menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
14
(3) Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam
menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education dalam
pembelajaran Matematika di sekolahnya.
1.6.2.3 Bagi Sekolah
(1) Hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-hasil
penelitian yang telah dilakukan guru-guru lain.
(2) Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah dalam
rangka perbaikan proses pembelajaran Matematika dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa kelas III.
15
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
Di dalam landasan teoritis ini, memuat tentang teori-teori yang mendasari
pelaksanaan penelitian. Berikut ini merupakan penjabaran tentang teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini.
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang
dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh
seseorang. Belajar memegang peran penting di dalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, bahkan persepsi seseorang. Menurut
pengertian secara psikologis, “belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya”. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto 2010: 2). Kimble dan Garmezy (tt)
dalam Sumiati dan Asra (2011: 38) menyatakan bahwa sifat perubahan perilaku
dalam belajar relatif permanen. Dengan demikian hasil belajar dapat
diidentifikasikan dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen
dan dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.
Dalam Rifa’i dan Anni (2011: 82), beberapa pakar psikologi
mendefinisikan pengertian belajar, antara lain menurut Gagne dan Berliner
(1983), “belajar merupakan proses di mana suatu organisme mengubah
16
perilakunya karena hasil dari pengalaman”. Morgan et.al. (1986) menyatakan
bahwa “belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil
dari praktik atau pengalaman”. Menurut Slavin (1994), “belajar merupakan
perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman”. Selanjutnya Gagne
(1977) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan disposisi atau
kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan
perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan”.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut tampak bahwa konsep tentang
belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:
(1) Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku individu yang diperoleh
setelah mengalami aktivitas belajar. Untuk mengukur apakah seseorang
telah belajar atau belum belajar, diperlukan adanya perbandingan antara
perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi
perbedaan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang tersebut
telah belajar.
(2) Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
Pengalaman dalam pengertian belajar dapat berupa pengalaman fisik,
psikis, dan sosial. Perubahan perilaku karena petumbuhan dan kematangan
fisik, seperti tinggi dan berat badan, dan kekuatan fisik tidak disebut
sebagai hasil belajar.
(3) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.
Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang sukar untuk
diukur. Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari,
17
satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun-tahun (Rifa’i dan Anni
2011: 83).
Dari beberapa pendapat para ahli dan tiga konsep utama dalam belajar di atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku
yang dialami oleh individu melalui pengalamannya berinteraksi dengan individu
maupun lingkungan dan hasilnya bersifat relatif permanen.
2.1.2 Motivasi Belajar
Menurut Slavin (1994) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 159), “motivasi
merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara
perilaku seseorang secara terus-menerus”. Motivasi pada dasarnya merupakan
dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah laku. Dorongan
tersebut pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu atau bertujuan.
Keinginan mencapai suatu keberhasilan merupakan pendorong untuk bertingkah
laku atau melakukan kegiatan belajar. Motivasi dapat memberikan semangat
(dorongan) yang luar biasa terhadap seseorang untuk berperilaku dan dapat
memberikan arah dalam belajar (Sumiati dan Asra 2011: 59).
Motivasi belajar merupakan sesuatu yang mendorong siswa untuk
berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar.
Motivasi belajar memegang peran cukup besar terhadap pencapaian hasil belajar
siswa. Tanpa motivasi belajar, siswa tidak dapat belajar. Bagi seorang siswa,
motivasi untuk belajar pada umumnya timbul karena adanya rangsangan, baik
yang datang dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya (Sumiati dan
Asra 2011: 59).
18
Menurut Sumiati dan Asra (2011: 60), “motivasi berkaitan erat dengan
tujuan yang ingin dicapai oleh siswa, karena motivasi dan tujuan merupakan
bagian penting dari proses belajar agar mendapatkan hasil yang diinginkan”.
Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga
memperlancar belajar dan hasil belajar. Pembelajaran yang diikuti oleh siswa
yang termotivasi akan benar-benar menyenangkan, terutama bagi pendidik (Rifa’i
dan Anni 2011: 161).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan daya penggerak dalam melakukan aktivitas belajar, yaitu suatu
kekuatan yang memberikan arah dalam kegiatan belajar dengan tujuan agar
mendapatkan hasil belajar yang diinginkan. Gagne & Berlier (1979) dalam
Slameto (2010: 176-8) menyarankan sejumlah cara meningkatkan motivasi siswa,
antara lain:
(1) Pergunakan pujian verbal.
Kata-kata seperti ‘bagus’, ‘baik’, ‘pekerjaan yang baik’, yang diucapkan
segera setelah siswa melakukan tingkah laku yang diinginkan atau
mendekati tingkah laku yang diinginkan, merupakan pembangkit motivasi
yang besar.
(2) Pergunakan tes dalam nilai secara bijaksana.
Siswa belajar bahwa ada keuntungan yang diasosiasikan dengan nilai yang
tinggi, dengan demikian memberikan tes dan nilai mempunyai efek dalam
memotivasi siswa untuk belajar. Tetapi tes dan nilai harus dipakai secara
bijaksana, yaitu untuk memberikan informasi kepada siswa dan untuk
menilai penguasaan dan kemajuan siswa, bukan untuk menghukum atau
membanding-bandingkannya dengan siswa lain.
19
(3) Bangkitkan rasa ingin tahu siswa dan keinginannya untuk mengadakan
eksplorasi. Dengan melontarkan pertanyaan atau masalah-masalah, guru
dapat menimbulkan suatu konflik konseptual yang merangsang siswa
untuk bekerja. Motivasi akan berakhir bila konflik terpecahkan atau bila
timbul rasa bosan untuk memecahkannya.
(4) Untuk tetap mendapatkan perhatian, guru perlu melakukan hal yang luar
biasa, misalnya meminta siswa menyusun soal-soal tes, menceritakan
problem atau masalah yang dialami guru dan siswa, masalah belajar siswa,
dan sebagainya.
(5) Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, pergunakan materi-
materi yang sudah dikenal sebagai contoh.
(6) Meminta siswa untuk mempergunakan hal-hal yang sudah dipelajari
sebelumnya. Hal ini menguatkan belajar yang lalu dan sekaligus
menanamkan suatu pengharapan pada diri siswa apa yang sedang
dipelajarinya sekarang juga berhubungan dengan pelajaran yang akan
datang.
(7) Pergunakan simulasi dan permainan.
Kedua hal ini akan memotivasi siswa, meningkatkan interaksi, menyajikan
gambaran yang jelas mengenai situasi kehidupan sebenarnya dan
melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar.
Dengan adanya motivasi belajar, siswa mempunyai dorongan untuk
mengadakan perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Hal tersebut mempunyai peran besar dalam keberhasilan siswa dalam
belajar. Menurut Sardiman (2011: 83), indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
20
(1) Tekun menghadapi tugas.
(2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa).
(3) Lebih senang bekerja mandiri.
(4) Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin.
(5) Dapat mempertahankan pendapatnya.
(6) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Menurut Uno (2012: 23), indikator motivasi belajar meliputi:
(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
(3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
(4) Adanya penghargaan dalam belajar.
(5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Menurut Widoyoko (2012: 236), ciri-ciri motivasi berprestasi ada empat, yaitu:
(1) Berorientasi pada keberhasilan.
(2) Bertanggung jawab.
(3) Inovatif.
(4) Mengantisipasi kegagalan.
Apabila siswa memiliki ciri-ciri seperti indikator di atas, berarti siswa
tersebut memiliki motivasi belajar yang kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut sangat
penting dalam proses kegiatan pembelajaran. Hal tersebut harus dipahami oleh
guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya, guru dapat memberikan motivasi
yang tepat dan optimal.
Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan lima indikator motivasi belajar
menurut Uno (2012: 23), yaitu (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2)
21
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) tekun menghadapi tugas; (4)
inovatif; dan (5) bertanggung jawab.
2.1.3 Hasil Belajar
Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 85), “hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”. Perubahan
perilaku tersebut diperoleh setelah siswa mengalami kegiatan belajar. Sesuatu
yang dipelajari oleh siswa akan menyebabkan perubahan perilaku yang terjadi
pada diri siswa sebagai hasil belajarnya.
Menurut pemikiran Gagne (tt) dalam Suprijono (2009: 5-6), hasil belajar
berupa:
(1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
(2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang.
(3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
(4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
(5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
Hasil belajar baru dapat diperoleh setelah siswa mengalami aktivitas belajar.
Siswa yang mengalami aktivitas belajar mengenai sebuah konsep akan menuai
penguasaan konsep sebagai hasil dari belajarnya.
22
Menurut Benyamin S. Bloom (tt) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 86-90),
hasil belajar siswa mencakup tiga ranah belajar yaitu:
(1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif sendiri mencakup kategori:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian
(evaluation).
(2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori
tujuannya mencerminkan hirarkhi yang bertentangan dari keinginan untuk
menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Ranah afektif dalam
belajar mencakup kategori: penerimaan (receiving), penanggapan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
pembentukan pola hidup (organization by a value complex).
(3) Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi
objek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku untuk ranah
psikomotor yaitu: persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan
terbimbing (guided respons), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan
kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan
kreativitas (originallity).
23
Dari beberapa pendapat para ahli dan tiga ranah belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa
pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang membentuk perubahan perilaku
pada siswa, setelah siswa melakukan aktivitas belajar. Hasil belajar siswa
digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu
tujuan pendidikan. Hasil belajar yang optimal akan tercapai apabila siswa sudah
memahami belajar dan diiringi oleh perubahan perilaku yang lebih baik. Pada
penelitian ini, hasil belajar siswa merupakan penilaian kemampuan kognitif siswa
yang diperoleh dari tes hasil belajar. Intrumen yang digunakan berupa soal tes
formatif yang diujikan pada awal dan akhir pembelajaran. Pada ranah afektif dan
psikomotor, penilaian didasarkan pada hasil observasi dan penilaian motivasi
belajar siswa selama pembelajaran Matematika materi Sudut berlangsung.
2.1.4 Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan salah satu dari model-model
pembelajaran yang cara penyampaiannya melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Model pembelajaran konvesional
dapat diartikan sebagai metode pembelajaran tradisional atau model yang
menggunakan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah digunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar. Menurut Sumiati (2011: 98), “metode ceramah dapat dipandang
sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan”. Dalam
pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, seringkali terjadi siswa
menerima pengertian yang salah terhadap materi pembelajaran yang dituturkan
atau diceramahkan oleh guru.
24
Pada model pembelajaran konvensional, kegiatan pembelajaran berpusat
pada penceramah (guru) dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar
(siswa). Guru mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa
hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Dari uraian tentang
gambaran pembelajaran konvensional di atas, dapat disimpulkan pembelajaran
konvensional yaitu suatu penyajian pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa guna
mentransfer segala ilmu pengetahuan yang dimilikinya yang harus diingat dan
dihafalkan oleh siswa.
2.1.5 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pengertian pembelajaran menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003
pasal 1 ayat 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “proses interaksi siswa
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut
Gagne dan Briggs (tt) yang dikutip Gredler (1991) dalam Aisyah dkk (2007: 1.3),
pembelajaran sebagai ”upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang
belajar”. Secara lebih rinci Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai
”seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal”. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru, siswa, dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang dapat membantu siswa dalam
melakukan proses belajar dan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Menurut Aisyah dkk (2007: 1.4), pada hakikatnya pembelajaran
matematika merupakan proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk
25
menciptakan suasana lingkungan belajar yang memungkinkan seseorang (siswa)
melaksanakan kegiatan belajar matematika dan proses tersebut berpusat pada guru
dalam mengajar Matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan
peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang
matematika. Menurut Hariwijaya (2009: 42), “pembelajaran Matematika tidak
sekedar pada kemampuan cepat dalam berhitung, namun pada penanaman konsep,
sehingga siswa mengerti maksud matematika dan mampu bernalar serta dapat
memecahkan masalah dengan berbagai cara”. Pendapat Hariwijaya tersebut
sejalan dengan pendapat Gerofsky (2004) yang dikutip oleh Garii dan Okumu
(2008: 291-2) dalam jurnal internasional yang mendefinisikan pembelajaran
Matematika sekolah sebagai berikut:
school mathematics (Gerofsky: 2004) is defined as a interconnected set of content knowledge (including numbers and operations, algebra, geometry, measurement, and data analysis) and cognitive process skills (including the ability to use content knowledge and conceptual understanding to reason, solve routine problems, develop proofs, and effectively communicate, represent, and model mathematical ideas).
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa matematika sekolah
didefinisikan sebagai keterhubungan antara seperangkat pengetahuan (mencakup
angka-angka dan operasinya, aljabar, ilmu ukur, pengukuran, dan analisis data)
dan keterampilan proses (mencakup kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan dan pemahaman konseptual untuk memberikan alasan, memecahkan
permasalahan sehari-hari, mengembangkan bukti, komunikasi secara efektif,
representatif, dan gagasan mengenai model matematika).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Matematika di sekolah dasar merupakan proses pemberian
26
pengalaman dan penanaman konsep belajar matematika kepada siswa sekolah
dasar yang dirancang untuk menciptakan sebuah lingkungan belajar yang
memungkinkan siswa dan guru melakukan aktivitas belajar Matematika. Proses
pembelajaran, siswa sebagai pelaksana kegiatan belajar, dan Matematika sekolah
sebagai objek yang dipelajari harus saling berhubungan dan melaksanakan
tugasnya masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya, agar proses
pembelajaran matematika dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil
yang maksimal.
2.1.6 Teori Belajar Matematika
Salah satu cara guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar
Matematika yaitu dengan menanamkan pengetahuan konsep dan prosedural pada
diri siswa. Hubungan antara pengetahuan konseptual dan prosedural sangat
penting. Pengetahuan konseptual mengacu pada pemahaman konsep, sedangkan
pengetahuan prosedural mengacu pada keterampilan melakukan suatu algoritma
atau prosedur menyelesaikan soal-soal matematika. Menurut Sutawijaya (1997)
dalam Aisyah dkk (2007: 1.1), “memahami konsep saja tidak cukup, karena dalam
praktik kehidupan sehari-hari siswa memerlukan keterampilan matematika”. Salah
satu cara agar guru dapat memahami pengetahuan konsep dan prosedural, yaitu
dengan mengetahui berbagai teori belajar matematika.
Teori belajar matematika diperlukan sebagai dasar untuk mengobservasi
tingkah laku siswa dalam belajar matematika. Hal ini merupakan sebagian dari
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menentukan
pendekatan pembelajaran matematika yang tepat, sehingga pembelajaran menjadi
efektif, bermakna, dan menyenangkan.
27
Beberapa teori belajar yang menjadi landasan dalam penelitian ini antara
lain:
2.1.6.1 Teori Belajar Bruner
Menurut Bruner (tt) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 32), dalam memahami
karakteristik perkembangan kognitif tidak didasarkan pada usia tertentu. Bruner
membagi perkembangan kognitif dalam tiga tahapan, yaitu tahap enaktif, ikonik,
dan simbolik.
2.1.6.1.1 Tahap Enaktif
Dalam tahap ini, anak memahami lingkungannya. Pada tahap ini, anak
belajar konsep melalui benda riil atau mengalami peristiwa di sekitarnya. Anak
dalam belajar masih menggunakan cara gerak refleks, coba-coba, dan belum
harmonis. Ia melakukan manipulasi benda-benda dengan cara menyusun,
menjejerkan, atau gerak lain yang bersifat coba-coba.
2.1.6.1.2 Tahap Ikonik
Dalam tahap ini, informasi dibawa anak melalui imageri. Kegiatan
penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal, di mana pengetahuan
disajikan melalui serangkaian gambar atau grafik yang dibuat oleh anak dan
berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang
dimanipulasinya. Pada tahap ini, anak telah dapat mengubah, menandai, dan
menyimpan peristiwa atau benda riil dalam bentuk bayangan mental dibenaknya.
2.1.6.1.3 Tahap Simbolis
Dalam tahap ini, tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman
konseptual sudah berkembang. Bahasa, logika, dan matematika memegang
28
peranan penting. Bahasa merupakan pola dasar simbolik, anak memanipulasi
simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat
dengan objek-objek seperti pada tahap sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah
mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil. Pada tahap
terakhir anak dapat menyatakan bayangan mentalnya dalam bentuk simbol dan
bahasa, sehingga mereka sudah memahami simbol-simbol dan menjelaskan
dengan bahasanya.
2.1.6.2 Teori Belajar Piaget
Menurut Piaget (tt) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 26-30), tahap-tahap
perkembangan kognitif siswa mencakup:
2.1.6.2.1 Tahap Sensorimotorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini, pengetahuan anak tentang dunia sangat terbatas pada
persepsi yang diperoleh dari penginderaannya dan kegiatan motoriknya. Perilaku
yang dimiliki masih terbatas pada respon motorik sederhana yang disebabkan oleh
rangsangan penginderaan.
2.1.6.2.2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, pemikiran anak lebih bersifat simbolis, egosentris, dan
intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional.
2.1.6.2.3 Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun
masih dalam bentuk benda konkret. Penalaran logika menggantikan penalaran
intuitif, namun hanya pada situasi konkret dan kemampuan untuk menggolong-
golongkan sudah ada namun belum bisa memecahkan masalah abstrak.
29
2.1.6.2.4 Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis.
Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam pemecahan masalah
verbal.
Teori Piaget menyatakan bahwa setiap makhluk hidup mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitar. Keadaan
ini memberi pentunjuk bahwa seseorang selalu belajar untuk mencari tahu dan
memperoleh pengetahuan dan setiap orang berusaha untuk membangun sendiri
pengetahuan yang diperolehnya. Pendapat Piaget tersebut melandasi penerapan
aliran konstruktivisme dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika dan
memposisikan peran guru sebagai fasilitator dan motivator agar siswa mempunyai
kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan mereka.
Realistic Mathematics Education (RME) merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang sejalan dengan pandangan Piaget di atas. Pendekatan RME
yang dikembangkan dengan berlandaskan pada filsafat konstruktivis, memandang
pengetahuan dalam matematika bukanlah sebagai sesuatu yang sudah jadi dan
siap diberikan kepada siswa, namun sebagai hasil konstruksi siswa yang sedang
belajar.
2.1.6.3 Teori Belajar Vygotsky
Teori belajar Vygotsky berusaha mengembangkan model kontruktivistik
belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok (Muhsetyo dkk 2007: 1.11).
Dalam membangun pengetahuannya sendiri, siswa dapat memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan guru sebagai
30
fasilitator. Kegiatan tersebut dapat berupa diskusi kelompok kecil, diskusi kelas,
mengerjakan tugas kelompok, tugas mengerjakan ke depan kelas 2-3 orang dalam
waktu yang sama dan untuk soal yang sama (sebagai bahan pembicaraan atau
diskusi kelas), tugas menulis (karya tulis atau karangan), tugas bersama membuat
laporan kegiatan pengamatan atau kajian matematika, dan tugas menyampaikan
penjelasan atau mengomunikasikan pendapat atau presentasi tentang sesuatu yang
terkait dengan matematika. Dengan kegiatan yang beragam, siswa akan
membangun pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab,
kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan, dan presentasi.
Salah satu tahapan dalam pendekatan RME yaitu pemecahan masalah
sebagai hasil penemuan konsep para siswa. Hasil temuan tersebut dapat
diwujudkan melalui proses pembelajaran, yaitu melalui pembentukan kelompok
yang di dalamnya terdapat interaksi antarsiswa, antara siswa dan guru, atau antara
siswa dan lingkungannya. Interaksi tersebut dapat diwujudkan melalui tahap
mendiskusikan pemecahan masalah secara berkelompok atau klasikal. Dengan
demikian tampak bahwa proses pendekatan RME sejalan dengan teori Vygotsky
yang memberi tekanan pada pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan
intelektual anak.
2.1.6.4 Teori Belajar Van Hiele
Fokus teori-teori yang mendasari penelitian ini berhubungan dengan materi
Sudut (geometri) dan RME. Di dalam pembelajaran matematika di SD, guru wajib
mengetahui karakteristik siswanya, selain itu materi yang akan dibelajarkan juga
haruslah diperhatikan. Pada penelitian kali ini materi pembelajaran yang akan
31
dibahas adalah materi Sudut (geometri). Van Hiele dalam Aisyah dkk (2007: 4.2-
4) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri, yaitu:
(1) Tahap Pengenalan
Dalam tahap ini, siswa hanya baru mengenal bangun-bangun geometri
seperti bola, kubus, segitiga, persegi dan bangun-bangun geometri lainnya.
(2) Tahap Analisis
Dalam tahap ini, anak sudah dapat memahami sifat-sifat dari bangun-
bangun geometri. Anak pada tahap analisis belum mampu mengetahui
hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun
geometri lainnya.
(3) Tahap Pengurutan
Dalam tahap ini pemahaman siswa terhadap geometri lebih meningkat lagi
dari sebelumnya, yang hanya mengenal bangun-bangun geometri beserta
sifat-sifatnya, pada tahap ini anak sudah mampu mengetahui hubungan
yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri
lainnya. Anak yang berada pada tahap ini sudah memahami pengurutan
bangun-bangun geometri. Pada tahap ini, anak sudah mulai mampu untuk
melakukan penarikan kesimpulan secara deduktif, tetapi masih pada tahap
awal artinya belum berkembang baik.
(4) Tahap Deduksi
Dalam tahap ini, anak sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil
kesimpulan secara deduktif. Pengambilan kesimpulan secara deduktif yaitu
penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus. Seperti kita
ketahui, bahwa matematika merupakan ilmu deduktif. Matematika
32
dikatakan sebagai ilmu deduktif karena pengambilan kesimpulan,
membuktikan teorema dan lain-lain dilakukan dengan cara deduktif.
(5) Tahap Keakuratan
Tahap terakhir dari perkembangan kognitif anak dalam memahami
geometri yaitu tahap keakuratan. Pada tahap ini, anak sudah memahami
betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi
suatu pembuktian. Anak pada tahap ini sudah memahami mengapa sesuatu
itu dijadikan postulat atau dalil.
Berdasarkan pendapat Van Hiele, Untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan yaitu anak memahami Sudut (geometri) dengan pengertian, kegiatan
belajar anak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak atau
disesuaikan dengan taraf berpikirnya. Dengan demikian, anak dapat memperkaya
pengalaman dan berpikirnya, selain itu sebagai persiapan untuk meningkatkan
tahap berpikirnya ke tahap yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya. Guru perlu
memperhatikan itu semua agar pembelajaran mudah dipahami dan diterima siswa
SD.
2.1.7 Pendekatan Realistic Mathematics Education
Setelah mengetahui hakikat matematika dan pembelajaran matematika,
selanjutnya akan di bahas tentang pendekatan yang akan diterapkan dalam
penelitian ini yaitu Realistic Mathematics Education (RME). Penjelasan tentang
RME dibahas lebih detail dalam uraian di bawah ini.
2.1.7.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Menurut Hakiim (2011: 43), pendekatan pembelajaran yaitu:
33
suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan diakhiri dengan penilaian hasil belajar berdasarkan suatu konsep tertentu, yang praktiknya mencerminkan keaktifan maksimum pada pihak guru dalam mengajar, dan keaktifan maksimum pada siswa dalam belajar.
Pendekatan mencakup strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Maksud istilah
pendekatan dalam kajian ini yaitu pendekatan terhadap seluruh unsur yang terkait
dalam pembelajaran.
Guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran, teknik, dan
pendekatan pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Teknik
dan metode pembelajaran yang dipilih harus pembelajaran dalam bentuk
pemberian tugas proyek, demonstrasi, dan pemecahan masalah untuk
menghasilkannya yang melibatkan partisipasi aktif siswa. Guru perlu
mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan. Guru juga harus membuat perencanaan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, jenis penugasan, dan batas akhir suatu tugas (Sumiati dan Asra
2011: 8).
Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian: teknik → metode →
pendekatan → strategi. Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran, menurut
Sanjaya (tt) dalam Supinah dan Agus (2009: 25), “pendekatan pembelajaran
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran”. Istilah
pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran
yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
Sebagai contoh, Roy Killen (2007) dalam Supinah dan Agus (2009: 25-6)
34
mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang
berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student-centred approaches).
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berorientasi siswa yaitu
peran guru yang bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” ke
“bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”.
Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi
lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber
lain.
2.1.7.2 Hakikat Realistic Mathematics Education
Realistic Mathematics Education (RME), yang diterjemahkan sebagai
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan sebuah pendekatan belajar
Matematika yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli
matematika dari Freudenthal Institute, Utrecht University di Belanda. Pendekatan
ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal bahwa “matematika adalah
kegiatan manusia” (Aisyah dkk 2007: 7.3).
Freudenthal (tt) dalam Supinah dan Agus (2009: 70) berpendapat bahwa
“siswa tidak dapat dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah
jadi”. Pendidikan Matematika diarahkan kepada penggunaan berbagai situasi dan
kesempatan yang memungkinkan siswa menemukan kembali (reinvention)
matematika berdasarkan usaha mereka sendiri. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Kwon (tt) dalam jurnal internasional menyatakan bahwa “the heart of this
reinvention process involves mathematizing activities in problem situations that
35
are experientially real to students”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
jantungnya proses penemuan kembali yaitu melibatkan aktivitas Matematika di
dalam suatu masalah yang riil dialami oleh siswa.
Menurut Freudenthal (tt) dalam Wijaya (2011: 20), kebermaknaan
merupakan konsep utama dari RME. Proses belajar siswa hanya akan terjadi, jika
pengetahuan (knowledge) yang dipelajari bermakna bagi siswa. Menurut CORD
(1999) dalam Wijaya (2011: 20), “suatu pengetahuan akan menjadi bermakna
bagi siswa jika proses pembelajaran dilaksanakan dalam suatu konteks atau
pembelajaran menggunakan permasalahan realistik”.
Dalam RME, dunia nyata digunakan sebagai titik awal untuk
pengembangan ide dan konsep matematika. Menurut Blum & Niss (tt) dalam
Supinah (2008: 14), “dunia nyata adalah segala sesuatu di luar Matematika,
seperti mata pelajaran lain selain Matematika, atau kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar kita”. Untuk menekankan bahwa proses lebih penting daripada
hasil, dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah matematisasi,
yaitu proses mematematikakan dunia nyata. Menurut Treffers (tt) yang dikutip
van den Heuvel-Panhuisen (1996) dalam Aisyah dkk (2007: 7.3), “matematisasi
dibedakan menjadi dua yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal”.
Kedua proses ini digambarkan oleh Gravenmeijer (1994) yang dikutip oleh Hadi
(2005) dalam Aisyah dkk (2007: 7.3) sebagai proses penemuan kembali. Seperti
ditunjukkan pada bagan berikut:
36
Bagan 2.1 Matematisasi Horizontal dan Vertikal
Dari bagan di atas, Aisyah dkk (2007: 7.4) menjelaskan bahwa
matematisasi horizontal merupakan proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari
dunia nyata. Dalam matematika horizontal, siswa mencoba untuk menyelesaikan
soal-soal yang berkaitan dengan dunia nyata dengan cara mereka sendiri dan
menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri. Matematisasi vertikal
merupakan proses formalisasi konsep matematika. Dalam matematisasi vertikal,
siswa mencoba menyusun prosedur umum yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal sejenis secara langung tanpa bantuan konteks dari dunia
nyata.
Dalam istilah Freudenthal, matematisasi horizontal berarti bergerak dari
dunia nyata ke dalam dunia simbol, sedangkan matematisasi vertikal berarti
bergerak di dalam dunia simbol itu sendiri. Dengan kata lain, menghasilkan
konsep, prinsip, atau model matematika dari masalah kontekstual sehari-hari
termasuk matematisasi horizontal, sedangkan menghasilkan konsep, prinsip, atau
model matematika dari matematika sendiri termasuk matematisasi vertikal. Pada
Sistem matematika formal Bahasa matematika Algoritma
Penyelesaian
Penguraian
Soal-soal kontekstual
37
skema di atas, matematisasi horizontal digambarkan sebagai panah garis,
sedangkan matematisasi vertikal sebagai panah blok.
2.1.7.3 Karakteristik Realistic Mathematics Education
Treffers (1987) dalam Wijaya (2011: 21-3) merumuskan lima
karakteristik RME, yaitu:
(1) Penggunaan Konteks
Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal
pembelajaran Matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia
nyata tetapi bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau
situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam
pikiran siswa.
(2) Penggunaan Model untuk Matematisasi Progresif
Dalam pendekatan RME, model digunakan dalam melakukan
matematisasi secara progresif. Penggunaan model berfungsi sebagai
jembatan dari pengetahuan dan matematika tingkat konkret menuju
pengetahuan matematika tingkat formal.
(3) Pemanfaatan Hasil Konstruksi Siswa
Mengacu pada pendapat Freudenthal, yang menyatakan bahwa
matematika tidak diberikan kepada siswa sebagai suatu produk yang siap
dipakai tetapi sebagai suatu konsep yang dibangun oleh siswa, maka
dalam pendekatan RME siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Siswa
memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah,
sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja
38
dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan
pengembangan konsep matematika.
(4) Interaktivitas
Proses belajar seorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga
secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses belajar siswa
akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling
mengomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka.
(5) Keterkaitan
Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak
konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-
konsep Matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau
terisolasi satu sama lain. Pendekatan RME menempatkan keterkaitan
antar konsep matematika sebagai hal yang harus dipertimbangkan dalam
proses pembelajaran.
2.1.7.4 Prinsip Realistic Mathematics Education
Van den Heuvel-Panhuizen (1996) dalam Marpaung (2010: 2-3)
merumuskan prinsip RME sebagai berikut:
(1) Prinsip aktivitas, yaitu bahwa matematika adalah aktivitas manusia. Siswa
harus aktif baik secara mental maupun fisik dalam pembelajaran
Matematika.
(2) Prinsip realitas, yaitu pembelajaran seyogianya dimulai dengan masalah-
masalah yang realistik bagi siswa, yaitu dapat dibayangkan oleh siswa.
Masalah yang realistik lebih menarik bagi siswa dari masalah-masalah
matematis formal tanpa makna.
39
(3) Prinsip berjenjang, artinya dalam belajar Matematika, siswa melewati
berbagai jenjang pemahaman, yaitu dari mampu menemukan solusi suatu
masalah kontekstual atau realistik secara informal, melalui skematisasi
untuk memperoleh pengertian atau pemahaman tentang hal-hal yang
mendasar sampai mampu menemukan solusi suatu masalah matematis
secara formal.
(4) Prinsip jalinan, artinya berbagai aspek atau topik dalam matematika,
jangan dipandang dan dipelajari sebagai bagian-bagian yang terpisah,
tetapi terjalin satu sama lain, sehingga siswa dapat melihat hubungan
antara materi-materi tersebut secara lebih baik.
(5) Prinsip interaksi, yaitu matematika dipandang sebagai aktivitas sosial.
Siswa perlu dan harus diberikan kesempatan untuk menyampaikan strategi
dalam menyelesaikan suatu masalah kepada siswa yang lain untuk
ditanggapi, dan menyimak apa yang ditemukan orang lain dan strategi
dalam menemukan hal itu serta menanggapinya.
(6) Prinsip bimbingan, yaitu siswa perlu diberikan kesempatan untuk
“menemukan kembali” pengetahuan matematika ‘terbimbing’. Guru
menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan siswa mengonstruksi
pengetahuan matematika mereka.
2.1.7 Materi Sudut di Kelas III Semester 2
Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada
Standar Kompetensi (SK) memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar
sederhana, serta Kompetensi Dasar (KD) mengidentifikasi berbagai jenis dan
40
besar sudut. Pembelajaran materi Sudut mempunyai alokasi waktu 8 jam
pelajaran (8 jp). Materi Sudut meliputi:
2.1.7.1 Pengertian Sudut
Sudut merupakan suatu gagasan yang penting dipelajari dalam geometri.
Menurut Prabawanto (2008: 53), “sudut adalah gabungan dari dua buah sinar
garis yang titik pangkalnya bersekutu”. Menurut Nurhasanah (2011: 66), “sudut
adalah bangun yang dibentuk oleh dua buah garis yang berpotongan di satu titik
potong”. Kedua garis yang saling berpotongan itu akan membentuk titik sudut.
Garis pembentuk sudut tersebut dinamakan kaki sudut. Daerah yang dibatasi
oleh kedua kaki sudut disebut besar sudut. Perhatikan gambar sudut di bawah
ini:
titik sudut
besar sudut
kaki sudut
Gagasan tentang sudut banyak ditemukan di sekitar kita, seperti sudut pada
keramik lantai ruang kelas, sudut pada kertas dalam buku tulis, dan lain-lain.
Suatu sudut mempunyai satuan ukuran dan untuk siswa SD, satuan ukuran sudut
menggunakan derajat. Penulisan ukuran sudut harus mengikuti aturan tertentu.
Misalnya, untuk menuliskan 60 derajat yaitu 60°, untuk 180 derajat yaitu 180°.
Besar sudut satu keliling lingkaran yaitu 360°.
2.1.7.2 Jenis Sudut
Ada beberapa jenis sudut menurut ukurannya, yaitu sudut siku-siku, sudut
lancip, dan sudut tumpul (Prabawanto 2008: 53).
41
(1) Sudut Siku-siku
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Sinar-sinar yang membentuk kedua sudut di atas ada dua. Keduanya saling
tegak lurus di titik B dan E. Jika kita ukur dengan busur derajat, maka
besar sudut B dan E yaitu 90°. Sudut yang besarnya 90° dinamakan sudut
siku-siku.
(2) Sudut Lancip
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Kedua gambar di atas membentuk sudut di titik K dan P. Jika kita ukur
dengan busur derajat, maka besar sudut K dan P kurang dari 90°. Sudut
yang besarnya kurang dari 90° dinamakan sudut lancip.
(3) Sudut Tumpul
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Kedua gambar di atas membentuk sudut di titik G dan D. Jika sudut G dan
D kita ukur dengan busur derajat, besarnya lebih dari 90° dan kurang dari
180°. Sudut tersebut dinamakan sudut tumpul (Masitoch dkk 2009: 149-
50).
42
Pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini dimulai dengan
mengenalkan beberapa jenis sudut dengan menunjukkan sudut-sudut benda atau
ruangan yang ada di sekitar siswa dan menyebutkan jenis sudut dari benda atau
ruangan tersebut. Misalnya, pojok ruangan kelas atau sudut buku dan meja
membentuk sudut siku-siku, puncak atap sekolah membentuk sudut tumpul. Siswa
juga dapat mengenal jenis dan besar sudut dengan cara menghubungkan dua buah
pensil lalu membentuk sebuah sudut.
2.1.8 Penerapan Pembelajaran Realistic Mathematics Education di SD pada Materi Sudut
Penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran Matematika yaitu
implementasi dari langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan RME yang berdasarkan pada prinsip dan karakteristik RME.
Tahapan dalam menerapkan pendekatan RME pada pembelajaran materi Sudut
di SD yaitu:
(1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, guru terlebih dahulu mempersiapkan skenario
pembelajaran yang akan digunakan di kelas, berupa RPP. Selanjutnya,
guru mempersiapkan materi pembelajaran tentang Besar dan Jenis Sudut.
Selain menyiapkan materi, guru juga harus menetapkan permasalahan
kontekstual yang akan dipelajari untuk memulai pembelajaran dan
memprediksi strategi-strategi yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
Guru juga menyiapkan alat peraga atau media yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran, yaitu berupa 3 utas tali dan model sudut
lancip, tumpul, dan siku-siku yang terbuat dari sterofoam berwarna-
warni.
43
(2) Tahap Proses Pembelajaran
Pada proses pembelajaran, guru memulai dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang definisi
Sudut dan mengajukan permasalahan kontekstual, lalu siswa diminta
untuk memecahkan permasalahan tersebut. Guru mengelompokkan siswa
dan memberi kesempatan kepada mereka untuk memecahkan masalah
tersebut dengan strategi mereka sendiri. Guru membagikan media berupa
model sudut lancip, tumpul, dan siku-siku yang terbuat dari sterofoam
berwarna-warni kepada masing-masing kelompok.
Setiap kelompok yang telah dibentuk oleh guru ditugasi untuk
menunjukkan bagian yang merupakan titik sudut dari 3 jenis model sudut
tersebut. Setelah siswa mengetahui bagian yang merupakan titik sudut,
kemudian guru menyuruh siswa untuk memperhatikan meja mereka
masing-masing. Siswa kemudian disuruh untuk meletakkan model sudut
yang mereka miliki tepat pada salah satu sudut meja, lalu siswa disuruh
untuk menunjukkan bagian yang merupakan titik sudut meja mereka
masing-masing. Kegiatan tersebut bertujuan agar siswa mengetahui
bagian-bagian dari sebuah sudut.
Kegiatan dilanjutkan dengan membandingkan besar sudut. Guru
menyuruh setiap kelompok untuk menumpuk ketiga model sudut tadi.
Mulai dari sudut yang paling besar (sudut tumpul), kemudian sudut siku-
siku, dan sudut lancip. Setelah selesai menumpuk ketiga model sudut
tersebut, siswa kemudian diarahkan untuk membandingkan besar ketiga
sudut agar mereka mampu mengenali dan membedakan sudut tumpul,
sudut siku-siku, dan sudut lancip.
44
Setelah semua kegiatan selesai, guru memberikan 3 utas tali kepada
masing-masing kelompok. Siswa ditugasi untuk membuat 3 jenis sudut,
yaitu sudut tumpul, sudut siku-siku, dan sudut lancip dengan
menggunakan tali tersebut. Guru mempersilakan siswa berdiskusi untuk
memecahkan permasalahan yang diberikan guru dengan bantuan media
yang telah dibagikan. Guru memperhatikan dan memberikan pengarahan
dan bimbingan kepada kelompok-kelompok belajar. Setelah selesai
berdiskusi, masing-masing kelompok ditugasi untuk mempresentasikan
hasil diskusi masing-masing untuk bertukar pendapat dengan kelompok
lain. Guru mengamati jalannya diskusi dan mengarahkan siswa untuk
membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
(3) Tahap Penutup
Pada tahap penutup, guru mengadakan evaluasi pembelajaran dengan
memberikan soal evaluasi. Selanjutnya guru bersama siswa mengoreksi
dan menganalisis hasil evaluasi. Lalu guru memberikan tindak lanjut dan
memotivasi siswa agar lebih semangat belajar, kemudian pembelajaran
ditutup.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian mengenai penerapan pendekatan RME telah banyak
dilakukan. Penelitian tentang pendekatan RME yang dapat dijadikan kajian
dalam penelitian ini antara lain yaitu:
(1) Penelitian eksperimen dilakukan oleh Sari pada tahun 2012 dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Matematika Realistik terhadap Hasil
45
Belajar Matematika Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini
dilakukan di kelas IV A dan IV B SD Negeri Salatiga 06 dengan
keseluruhan siswa berjumlah 54 siswa. Kelas IV A sebagai kelompok
kontrol dan kelas IV B sebagai kelompok eksperimen. Data yang dianalisis
yaitu data hasil tes akhir kedua kelompok. Pengujian dengan Independent
samples t test menunjukkan signifikansi 0,012 < 0,05, sehingga Ho ditolak
dan Ha diterima, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
terhadap hasil belajar Matematika Bangun Ruang pada siswa kelas IV SD
Negeri Salatiga 06 semester II tahun pelajaran 2011/2012. Perlakuan yang
diberikan kepada kelompok eksperimen berhasil membuat nilai kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada nilai kelompok kontrol. Dari penelitian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik atau Realistic Mathematics Education dapat
meningkatkan hasil belajar materi Bangun Ruang siswa kelas IV di SD
Negeri Salatiga 06.
(2) Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Suresti pada tahun 2010
dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membandingkan
Pecahan dengan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada
Siswa Kelas IV SD Negeri Baros 02 Ketanggungan”, diperoleh simpulan
bahwa penerapan model Pembelajaran Matematika Realistik pada materi
Membandingkan Pecahan dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran Matematika materi Membandingkan Pecahan.
46
Peningkatan tersebut dibuktikan dengan membandingkan hasil tes formatif
siklus I dengan siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I, rata-rata
nilainya 64,79 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 62,50%,
persentase aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu 62,17, dan
nilai performansi guru 76,04. Sementara pada siklus II, rata-rata nilai hasil
belajar siswa 75,63, dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal 83%,
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu 72,00, dan nilai
performansi guru 84,38. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan
dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ternyata
RME mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa,
dan performansi guru.
Hasil dari dua penelitian di atas menjadi bukti bahwa guru dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran RME, dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan kualitas pembelajaran Matematika. Penelitian-penelitian di atas
memiliki kesamaan pada permasalahan, materi dan pendekatan yang digunakan.
Perbedaannya yaitu terletak pada materi pokok, kelas, dan penelitian yang
dilakukan yaitu penelitian eksperimen untuk melakukan pengujian lebih lanjut
mengenai keefektifan RME terhadap motivasi dan hasil belajar Matematika siswa
apabila di terapkan di SD Negeri Debong Tengah 3 Kota Tegal.
Melihat keberhasilan penelitian dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran RME, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran RME. Penelitian yang menjadi fokus
peneliti yaitu keefektifan pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap
motivasi dan hasil belajar materi Sudut pada siswa kelas III di Sekolah Dasar
Negeri Debong Tengah Kota Tegal.
47
2.3 Kerangka Berpikir
Usia siswa SD di Indonesia pada umumnya ada pada rentang usia 7-12
tahun, sehingga berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Menurut
teori Piaget, dalam usia ini, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang
dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran yang selama ini
berlangsung, proses pembelajaran konvensional masih dominan, di mana suasana
kelas cenderung berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi
dalam mengikuti pembelajaran Matematika, pasif, dan kurang berani untuk
bertanya atau mengemukakan pendapatnya saat pembelajaran berlangsung. Begitu
pula yang terjadi pada pembelajaran Matematika materi Sudut di SD Negeri
Debong Tengah 1, 2, dan 3 Kota Tegal. Guru masih menerapkan model
konvensional pada proses pembelajarannya. Guru kurang mengaitkan
penyampaian materi Sudut dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan materi dan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan masalah kehidupan
nyata siswa, sehingga siswa tidak hanya mengetahui secara langsung, tetapi juga
dapat menemukan suatu konsep yang mereka pelajari.
Pendekatan Realistic Mathematics Education memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan eksplorasi strategi penyelesaian masalah dan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Proses akhir pembelajaran
Matematika yang menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education dapat
membuat siswa membangun suatu sistem yang bermakna dalam pembelajaran,
mempunyai pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman interaksi sosial
dengan teman sebaya, dan berani berargumentasi melalui diskusi dalam kelompok
48
belajar dengan adanya suatu pembelajaran yang mampu mengembangkan
kemampuan bernalar, bereksplorasi, dan konfirmasi hasil dari pembelajaran.
Kerangka berpikir dapat digambarkan dengan bagan berikut ini:
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian
Kon-disi
Melakukan penelitian eksperimen dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education.
Tinda-kan/Per-lakuan
Guru: 1. Pembelajaran yang
dilakukan cenderung berpusat pada siswa
2. Pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna.
3. Mengaitkan penyampaian materi dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa.
4. Dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran.
Siswa: 1. Lebih tertarik dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
3. Termotivasi untuk belajar.
4. Hasil belajar Matematika yang optimal.
Kon-disi
Guru: 1. Pembelajaran yang
dilakukan cenderung berpusat pada guru.
2. Pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna.
3. Belum menerapkan pendekatan RME dalam melakukan pembelajaran Matematika.
4. Kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa.
Siswa: 1. Siswa cepat merasa
bosan terhadap pembelajaran Matematika.
2. Pasif dan kurang antusias dalam proses pembelajaran.
3. Kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
4. Hasil belajar Matematika yang kurang optimal.
49
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis
tindakan dan penelitian, yaitu sebagai berikut:
2.4.1 Hipotesis Tindakan
Dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education dalam
pembelajaran Matematika materi Sudut, akan terjadi peningkatan motivasi
belajar siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 Kota Tegal.
2.4.2 Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik penelitian ini meliputi:
(1) Ho1: Tidak ada perbedaan motivasi belajar Matematika siswa kelas III
antara yang memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional.
(2) Ha1: Ada perbedaan motivasi belajar Matematika siswa kelas III antara
yang memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional.
(3) Ho2: Tidak ada perbedaan hasil belajar Matematika siswa kelas III antara
yang memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional.
(4) Ha2: Ada perbedaan hasil belajar Matematika siswa kelas III antara yang
memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education dan yang menerapkan model konvensional.
50
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu menggunakan
metode penelitian eksperimen. Menurut Riduwan (2011: 50), “penelitian dengan
pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat”. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari besarnya pengaruh
pendekatan RME terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas III pada
pembelajaran matematika materi Sudut.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di tempat dan pada waktu sebagai
berikut:
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Debong Tengah 1, 2, dan 3 Kota
Tegal, yang terletak di jalan Teuku Umar no. 1 Kota Tegal pada kelas III semester
2 tahun pelajaran 2012/2013.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan yaitu mulai bulan
Desember 2012 sampai Mei 2013. Pemberian perlakuan pada kelompok
eksperimen dilakukan oleh peneliti dengan mengikuti jadwal pelajaran di kelas
yang bersangkutan.
51
3.3 Populasi dan Sampel
Penelitian eksperimen memerlukan populasi dan sampel sebagai sumber
data. Penentuan populasi dan sampel dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan.
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 119), “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas III SD
Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal sebanyak 56 siswa, yang terbagi
menjadi:
Kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 : 37 siswa
Kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 : 19 siswa.
Alasan penentuan populasi tersebut karena sekolah tersebut merupakan
satu komplek SD dan karakteristik sekolah yang sama. Karakteristik sekolah yang
dimaksud yaitu: (1) Siswa yang memiliki kondisi dan karakteristik yang relatif
sama, yaitu berasal dari daerah dan tempat tinggal yang sama, yang berdekatan
dengan sekolah; (2) Kondisi guru yang mempunyai klasifikasi yang sama, yaitu
guru dengan kualifikasi S-1; dan (3) Kurikulum dan materi pembelajaran yang
diterapkan sesuai dengan standar yang berlaku.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011: 120), “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu probability sampling. Menurut
52
Sugiyono (2011: 122), “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel”. Cara pengambilan sampel menggunakan
proportionate stratified random sampling. Menurut Riduwan (2011: 58),
“proportionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota
populasi secara acak dan berstrata secara proporsional”.
Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 1
dan 3. Berdasarkan tabel Krecjie dengan α = 5% dan jumlah populasi 56 siswa,
diambil sampel sebanyak 51 siswa (Sugiyono 2011: 132). Banyak anggota sampel
pada kelas eksperimen (SD Negeri Debong Tengah 3) sebagai berikut:
Banyak anggota sampel pada kelas kontrol (SD Negeri Debong Tengah 1) sebagai
berikut:
3.4 Desain Penelitian
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen
kuasi (quasi experimental design) bentuk nonequivalent control group design.
Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari eksperimen murni (true
experimental design) (Sugiyono 2011: 116). Quasi experimental design
diterapkan karena dalam penelitian pembelajaran peneliti tidak dapat sepenuhnya
mengontrol seluruh variabel yang ada. Peneliti hanya dapat mengontrol beberapa
53
variabel saja. Quasi experimental design bentuk nonequivalent control group
design dapat digambarkan dengan paradigma sebagai berikut:
Keterangan:
X : perlakuan yang diberikan.
O1 : tes awal untuk kelompok eksperimen.
O2 : tes awal untuk kelompok kontrol.
O3 : tes akhir untuk kelompok eksperimen.
O4 : tes akhir untuk kelompok kontrol (Sugiyono 2011: 118).
Desain nonequivalent control group design hampir sama dengan desain
eksperimen murni bentuk pretest-posttest control group design, hanya pada desain
ini kelompok kontrol maupun eksperimen tidak dipilih secara random (Sugiyono
2011: 118). Kelompok O1 (kelompok eksperimen) diberi perlakuan (X) yaitu
dengan menerapkan pendekatan RME, sedangkan kelompok O3 (kelompok
kontrol) tidak diberi perlakuan (menerapkan model pembelajaran konvensional).
Kedua kelompok diberi tes awal untuk mengetahui keadaan awal dari kedua
kelompok tersebut. Kelompok eksperimen dan kontrol yang memenuhi syarat
untuk dijadikan sebagai subjek penelitian yakni bila hasil tes awal antara kedua
kelompok tidak berbeda secara signifikan (O1 = O3). Setelah kelompok
eksperimen diberi perlakuan, kemudian kelompok eksperimen tersebut diberi tes
akhir untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Tes akhir juga
O1 X O2
O3 O4
54
diberikan kepada kelompok kontrol. Hasil dari tes akhir pada kelompok kontrol
digunakan sebagai pembanding bagi dampak perlakuan yang diberikan pada
kelompok eksperimen. Pengaruh pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
RME yaitu (O2 - O1) – (O4 - O3).
3.5 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:64), “variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu
variabel terikat (dependen) dan bebas (independen). Berikut ini merupakan
penjelasan mengenai variabel terikat dan bebas:
3.5.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2011: 64), “variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”. Pada penelitian ini variabel bebasnya yaitu pembelajaran
Matematika materi Sudut dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education. Di mana penerapan pendekatan pembelajaran ini akan mempengaruhi
motivasi dan hasil belajar siswa. Melalui penerapan pendekatan pembelajaran ini,
diharapkan siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.
3.5.2 Variabel Terikat atau Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2011: 64), “variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
terikat pada penelitian ini yaitu motivasi dan hasil belajar pembelajaran
55
Matematika pada materi Sudut. Di mana motivasi dan hasil belajar siswa akan
dipengaruhi oleh penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Setiap teknik pengumpulan data akan menghasilkan data yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan data yang lengkap dan objektif. Namun, jika satu teknik dipandang
mencukupi, maka teknik lain tidak perlu digunakan agar efisien (Riduwan 2011:
11). Dalam penelitian ini, peneliti akan mencari data-data penelitian dengan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
3.6.1 Angket
Angket digunakan sebagai instrumen nontes untuk mengukur variabel
motivasi belajar siswa. Bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu angket tertutup. Menurut Riduwan (2011: 72), “angket tertutup adalah
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta
untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara
memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”
Setiap instrumen penelitian harus mempunyai skala pengukuran. Bentuk
skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Likert. Menurut
Sugiyono (2011: 136), “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Bentuk
angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup. Jawaban setiap
item instrumen ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
56
Angket diberikan kepada responden (siswa) yang berisi 30 pernyataan yang terdiri
atas 15 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif, di mana setiap pernyataan
memiliki 4 alternatif jawaban. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk
pernyataan yang diungkapkan dengan kata-kata sangat setuju, setuju, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju. Kisi-kisi dengan butir angket selengkapnya ada pada
lampiran 8.
Untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun telah memenuhi syarat
validitas dan reliabilitasnya, perlu dilakukan uji instrumen. Uji instrumen
dilakukan dalam dua langkah yaitu mengujicobakan instrumen di kelas uji coba
dan analisis instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan pada siswa kelas III di
SD Negeri Debong Tengah 2 Kota Tegal. Analisis instrumen meliputi uji validitas
dan reliabilitas instrumen.
Apabila akan dilakukan pengumpulan data menggunakan angket dengan
skala Likert, maka angket terlebih dahulu diberikan kepada responden, lalu
responden menjawab pernyataan/pertanyaan yang diberikan. Setelah diperoleh
data jawaban dari responden, lalu data dianalisis dengan menghitung jumlah skor
jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor
yang telah ditetapkan, data kemudian dibuat dalam bentuk persentase pada setiap
skala jawaban.
Menurut Yonny dkk (2010: 176-7), persentase keseluruhan skor dihitung
dengan rumus:
57
Dalam matematika, rumus tersebut dapat ditulis:
Keterangan:
= persentase motivasi
= skor keseluruhan yang diperoleh
= jumlah skor maksimal
Berdasarkan persentase tersebut, data disusun menjadi klasifikasi sikap
berdasarkan jumlah skor jawaban responden dengan menggunakan tabel
klasifikasi persentase responden. Tabel klasifikasi persentase motivasi belajar
siswa yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Klasifikasi Persentase Motivasi Belajar
Persentase Kriteria 75%-100% Sangat tinggi
50%-74,99% Tinggi 25%-49,99% Sedang 0%-24,99% Rendah
Setelah data jawaban diklasifikasi/dikategori, lalu dapat ditarik kesimpulan
berdasarkan klasifikasi sikap responden. Berdasarkan uji coba dan analisis yang
telah dilakukan, 20 butir angket yang valid dan reliabel dipilih dan digunakan
sebagai instrumen penelitian.
3.6.2 Tes
Tes digunakan untuk mengukur dan mendapatkan data hasil belajar
Matematika materi Sudut pada siswa kelas III semester 2 yang diajarkan dengan
pembelajaran matematika realistik (RME) dan yang diajarkan dengan metode
konvensional. Jenis tes yang akan digunakan berbentuk pilihan ganda dengan
58
empat alternatif jawaban. Sebelum dijadikan instrumen penelitian, instrumen
diujicoba terlebih dahulu. Penyusunan tes bentuk pilihan ganda meliputi:
(1) Penyusunan tes
Tes disusun berdasarkan kompetensi dasar pada materi yang dibahas.
Penyusunan tes sesuai dengan proses pembelajaran di sekolah. Bentuk tes
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes berbentuk pilihan ganda
dengan jumlah soal 40 dengan empat alternatif jawaban, masing-masing
soal mempunyai bobot 1 jika jawaban benar dan bobot 0 jika jawaban
salah, sehingga bobot maksimal yang diperoleh yaitu 40 jika semua
jawaban benar.
(2) Melakukan uji coba tes dan analisis butir soal
Untuk mengetahui apakah soal yang disusun telah memenuhi syarat
validitas dan reliabilitasnya, perlu dilakukan uji instrumen. Uji instrumen
dilakukan dalam dua langkah yaitu mengujicobakan instrumen di kelas uji
coba dan analisis instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan pada siswa
kelas III di SD Negeri Debong Tengah 2 Kota Tegal. Analisis instrumen
yang meliputi uji validitas dan reliabilitas instrumen dibantu dengan
program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17.
(3) Merakit tes
Berdasarkan uji coba dan analisis yang telah dilakukan, 20 butir soal yang
valid dan reliabel dipilih dan digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.7 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011: 102), “instrumen penelitian adalah alat ukur
dalam penelitian”. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya
59
yaitu kisi-kisi angket motivasi siswa, angket motivasi siswa, kisi-kisi soal, soal-
soal tes, lembar jawab tes, kunci jawaban tes, dan pedoman penilaian.
Sebelum angket dan soal-soal tes digunakan untuk mengukur motivasi dan
hasil belajar siswa, terlebih dahulu angket dan soal tersebut diujicobakan kepada
siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 2 Kota Tegal. Uji coba angket
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas butir angket. Uji
coba soal dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat
kesulitan, dan daya pembeda soal, sehingga nantinya diperoleh hasil penelitian
yang valid dan reliabel. Untuk kepentingan uji coba, soal tes dan angket dibuat
paralel yang setara baik cakupan materi maupun tingkat kesulitannya, sehingga
jumlah butir soal tes untuk uji coba sebanyak 40 dan angket sebanyak 30 butir
soal. Langkah dalam pengujian instrumen ini terdiri atas:
3.7.1 Lembar Kuesioner (Angket)
Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup
dengan model skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan yang harus dijawab
oleh responden (siswa). Pernyataan-pernyataan tersebut berisi tentang indikator
motivasi belajar siswa. Dalam menjawab pernyataan, responden memilih salah
satu alternatif jawaban yang sesuai dengan cara memberi tanda silang (x) pada
opsi jawaban yang tersedia.
Skoring pilihan jawaban skala Likert bergantung pada sifat pernyataan.
Untuk pernyataan yang bersifat positif, skor jawaban yaitu: sangat setuju = 4;
setuju = 3; tidak setuju = 2; dan sangat tidak setuju = 1. Untuk pernyataan yang
bersifat negatif, skor jawaban yaitu: sangat setuju = 1; setuju = 2; tidak setuju = 3;
dan sangat tidak setuju = 4.
60
Analisis instrumen berupa angket meliputi uji validitas dan reliabilitas
angket. Langkah dalam pengujian instrumen ini terdiri atas uji validitas dan
reliabilitas butir angket.
3.7.1.1 Validitas
Validitas berasal dari bahasa Inggris validity yang berarti keabsahan.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2011: 168).
Sebelum diujicobakan, angket perlu diuji validitas internal dan
eksternalnya. Pengujian validitas internal dilakukan oleh dua penilai ahli untuk
menilai kesesuaian antara butir angket dengan kisi-kisi yang telah ditetapkan. Dua
penilai ahli tersebut ialah Dra. Noening Andrijati, M.Pd. (Pembimbing I) dan
Sutilah, S.Pd. (Guru Kelas III). Setelah disetujui oleh para ahli, kemudian angket
diujicobakan kepada siswa yang bukan responden penelitian yang sebenarnya,
yaitu siswa kelas III di SD Negeri Debong Tengah 2 Kota Tegal.
Setelah data skor motivasi diperoleh, pengujian validitas eksternal
dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Pada uji
validitas butir angket dihitung menggunakan rumus berikut ini:
Keterangan:
rhitung : koefisien korelasi XY
n : jumlah responden
∑X : jumlah skor item
61
∑Y : jumlah skor total
∑X2 : jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : jumlah kuadrat skor total
∑XY : jumlah perkalian skor item dengan skor soal
(Riduwan 2011: 98).
Selanjutnya dihitung dengan Uji t dengan rumus:
Keterangan:
t = nilai thitung
r = koefisien korelasi hasil rhitung
n = jumlah responden
Jika thitung > ttabel (taraf signifikansi 5%), maka instrumen atau item-item
pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Jika thitung
< ttabel (taraf signifikansi 5%), maka instrumen atau item-item pernyataan tidak
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Dengan
maksud untuk mempermudah proses penghitungan tanpa mempengaruhi hasil, uji
validitas pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
3.7.1.2 Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur. Untuk
menguji reliabilitas kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha menurut
Arikunto (2010: 109), yaitu:
62
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
= jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total
Hasil dikonsultasikan dengan nilai tabel r Product Moment, dengan
taraf signifikansi 5%. Jika > , maka item angket dinyatakan reliabel. Jika
< , maka item angket dinyatakan tidak reliabel. Uji reliabilitas angket
pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
Untuk lebih sempurnanya penghitungan reliabilitas sampai pada
kesimpulan, maka hasil nilai koefisien korelasi tersebut dikonsultasikan dengan
tabel r product moment, yang disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Interpretasi Nilai r
Nilai r Interpretasi 0,800 - 1,000 Sangat tinggi 0,600 - 0,799 Tinggi 0,400 - 0,599 Cukup tinggi 0,200 - 0,399 Rendah 0,000 - 0,199 Sangat rendah
(Riduwan 2011: 98)
3.7.2 Tes
Dalam penelitian ini, salah satu variabel yang hendak diukur yaitu hasil
belajar siswa. Instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa berupa lembar soal
pretest dan postes yang diujikan pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran.
Sebelum soal diujikan pada siswa, soal terlebih dahulu ditelaah oleh tim ahli
untuk diuji validitas isinya. Hasil dari uji coba kemudian dianalisis, lalu dilakukan
63
revisi sesuai dengan kebutuhan. Langkah analisis data uji coba instrumen antara
lain:
3.7.2.1 Validitas
Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian, yaitu:
3.7.2.1.1 Validitas Internal/Rasional
Validitas internal dikembangkan dari teori-teori tentang kinerja. Untuk itu
penyusunan instrumen yang baik harus memperhatikan teori dan fakta di lapangan
(Sugiyono 2011: 169-70). Untuk pengujian validitas logis dilakukan dengan cara
menilai kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisi soal yang telah dibuat
sebelumnya. Proses pengujian validitas logis melibatkan 2 penilai ahli yaitu Dra.
Noening Andrijati, M.Pd. (Pembimbing I) dan Sutilah, S.Pd. (Guru Kelas III)
dengan menggunakan lembar penilaian validitas logis.
3.7.2.1.2 Validitas Eksternal/Empirik
Validitas empirik yaitu validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil
pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas empirik,
apabila sudah teruji dari pengalaman (Arikunto 2010: 66). Dengan demikian,
syarat instrumen dikatakan memiliki validitas, apabila sudah dibuktikan melalui
pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba. Untuk mengetahui validitasnya,
peneliti kemudian menyebarkan instrumen tersebut kepada responden yang bukan
responden sesungguhnya, yaitu siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 2.
Setelah diisi oleh responden dan terkumpul kembali, selanjutnya peneliti
menentukan validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product
Moment, dengan rumus:
64
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi XY
N : banyaknya subjek uji data
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total
∑X2 : jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : jumlah kuadrat skor total
∑XY : jumlah perkalian skor item dengan skor soal
(Arikunto 2010: 72).
Setelah diperoleh hasil rxy, selanjutnya dikonsultasikan dengan harga r
product moment pada tabel, dengan menetapkan taraf signifikan 5%. Jika rxy >
rtabel, maka soal dikatakan valid. Dengan maksud untuk mempermudah proses
penghitungan tanpa mempengaruhi hasil, uji validitas pada penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
3.7.2.2 Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris reliability yang berarti kemantapan
suatu alat ukur. Jika alat ukur tersebut digunakan untuk melakukan pengukuran
secara berulang kali maka alat tersebut tetap memberikan hasil yang sama asalkan
kondisi saat pengukuran tidak berubah (Anggoro 2011: 5-31). Jadi dapat
disimpulkan, reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik.
65
Untuk mengetahui reabilitas perangkat tes soal bentuk pilihan ganda
digunakan rumus KR 21 sebagai berikut:
Keterangan:
k : banyaknya item dalam instrumen
M : mean skor soal
ri : reabilitas instrumen keseluruhan
st2 : varians total
(Sugiyono 2011: 180).
Besar r1 dikonsultasikan dengan harga kritik product moment dengan
menggunakan taraf signifikansi (α) = 5%. Jika r1 > rtabel, maka perangkat tes
dikatakan reliabel.
3.7.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal pilihan ganda digunakan rumus:
P = Keterangan:
P : tingkat kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
Js : jumlah seluruh peserta tes (Arikunto 2010: 208).
Adapun tingkat kesukaran soal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 ≤ P < 0,30 berarti sukar
0,31 ≤ P < 0,70 berarti sedang
0,71 ≤ P < 1,00 berarti mudah
Ketiga tingkat kesukaran soal tersebut akan digunakan semua dalam penelitian ini.
66
3.7.2.4 Analisis Daya Beda
Untuk menghitung daya pembeda butir soal pilihan ganda dapat digunakan
rumus:
D = =
Keterangan:
D : daya pembeda soal
: banyaknya peserta kelompok atas.
: banyaknya peserta kelompok bawah.
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar.
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar.
= : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
(ingat, P sebagai indeks kesukaran)
= : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Untuk menafsirkan hasilnya dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
D = 0,00 - 0,20 : berarti jelek
D = 0,21 - 0,40 : berarti cukup
D = 0,41 - 0,70 : berarti baik
D = 0,71 – 1,00 : berarti baik sekali
D = negatif : semuanya tidak baik
67
Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja
(Arikunto 2010: 213-8). Soal dengan klasifikasi jelek atau bernilai negatif tidak
dapat digunakan sebagai instrumen, maka soal yang dapat digunakan dalam
penelitian ini yaitu soal dengan daya pembeda cukup, baik, dan baik sekali.
3.8 Teknik Analisis Data
Untuk penelitian pendekatan kuantitatif, teknik analisis data berkenaan
dengan penghitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis
yang diajukan (Riduwan 2011: 12). Teknik analisis data yang akan digunakan
dalam penelitian ini meliputi deskripsi data dan uji prasyarat analisis.
3.8.1 Deskripsi Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata,
kalimat, dan gambar. Data kuatitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data
kualitatif yang diangkakan (Sugiyono 2011: 06). Data kualitatif pada penelitian ini
berbentuk motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan RME, sedangkan data kuantitatifnya berupa nilai hasil belajar
Matematika siswa kelas III pada materi Sudut.
3.8.2 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis berguna untuk menentukan metode pengujian
hipotesis yang sesuai dengan data yang diperoleh. Uji hipotesis dapat
menggunakan metode statistik parametris maupun statistik nonparametris.
Penggunaan keduanya tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.
68
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan
homogenitas.
3.8.2.1 Uji Normalitas
Statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel
yang akan dianalisis berdistribusi normal. Untuk itu, sebelum pengujian hipotesis
dilakukan maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian normalitas data. Bila
data tidak normal maka statistik parametris tidak dapat digunakan, untuk itu perlu
digunakan statistik nonparametris.
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan terhadap hasil belajar yang
dicapai seluruh anggota sampel dengan menggunakan Uji Lilliefors pada taraf
signifikan 5%. Alasan menggunakan Uji Lilliefors, yaitu karena uji ini digunakan
untuk menguji data yang berskala interval dan rasio. Pengolahan data dilakukan
dengan melihat kolom nilai pada Kolmogorof-Smirnov. Data dikatakan normal
apabila nilai yang ditunjukkan pada kolom nilai Kolmogorof-Smirnov
menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,05. Jika uji normalitas data
menunjukkan bahwa data tersebut normal, maka analisis diteruskan dengan uji
homogenitas. Pengambilan keputusan uji dan penarikan simpulan diambil pada
taraf signifikan 5% dan dibantu dengan menggunakan program SPSS versi 17.
3.8.2.2 Uji Homogenitas
Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompok,
yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya. Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki kemampuan yang setara
setelah masing-masing kelompok memperoleh perlakuan yang berbeda. Uji
69
homogenitas yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu dengan uji
Levene dengan pengambilan keputusan dan penarikan simpulan diambil pada taraf
signifikan 5%. Uji homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS versi 17.
3.8.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Analisis data akhir ekperimen yaitu untuk menguji hasil belajar
Matematika materi Sudut dari kedua kelompok setelah masing-masing
memperoleh perlakuan yang berbeda. Jika data hasil belajar siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal, varians homogen, serta
bentuk datanya interval/rasio, maka dalam menguji hipotesisnya menggunakan uji
statistik independent samples t test.
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu:
t =
Keterangan:
= rata-rata kelompok eksperimen
= rata-rata kelompok kontrol
= simpangan baku kelompok eksperimen
= simpangan baku kelompok kontrol
= varians kelompok eksperimen
= varians kelompok kontrol
(Sugiyono 2011: 259).
70
Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal, maka analisis akhir
cukup menggunakan uji nonparametris yaitu dengan uji U Mann Whitney. Untuk
uji U Mann Whitney terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian. Kedua
rumus tersebut digunakan dalam penghitungan karena akan diperlukan untuk
mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut
yang digunakan untuk pengujian dan dibandingkan dengan U tabel. Kedua rumus
tersebut adalah sebagai berikut:
Rumus 1 : U1 = n1 n2 + ( )
111
21
Rnn
−+
Rumus 2 : U2 = n1 n2 + ( )2
22
21 Rnn−
+
Keterangan:
n1 : jumlah sampel 1
n2 : jumlah sampel 2
U1 : jumlah peringkat 1
U2 : jumlah peringkat 2
R1 : jumlah rangking pada sampel n1
R2 : jumlah rangking pada sampel n2
(Sugiyono 2009: 153)
Dalam membuat keputusan statistik, kriterianya yaitu Ho ditolak jika tes statistik
U ≤ nilai kritis (Uhitung ≤ Utabel). Untuk penghitungannya menggunakan bantuan
program SPSS versi 17.
71
3.9 Panduan Penelitian Eksperimen
Panduan penelitian eksperimen ini berisi data tempat pelaksanaan
penelitian, kelas yang digunakan untuk penelitian, data kemampuan awal siswa,
perlakuan, dan pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol.
Data tentang panduan penelitian eksperimen ini selengkapnya disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.3 Panduan Penelitian Eksperimen di SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3
Kota Tegal
No Kriteria Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
1 Tempat Penelitian Negeri Debong Tengah 3 Kota Tegal
Negeri Debong Tengah 1 Kota Tegal
a. Alamat Jalan Teuku Umar No. 1, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal
Jalan Teuku Umar No. 1, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal
b. Akreditasi B B 2 Kelas III III
a. Jumlah Siswa 19 37 b. Sampel 17 34
3
Kemampuan Awal Menggunakan Uji Kesamaan Rata-rata
Menggunakan Uji Kesamaan Rata-rata
a. Data Nilai skor angket motivasi belajar awal dan hasil tes awal siswa
Nilai skor angket motivasi belajar awal dan hasil tes awal siswa
b. Mata Pelajaran Matematika Matematika c. Kelas III III
4 Perlakuan Pendekatan Realistic Mathematics Education
Model pembelajaran konvensional
72
No Kriteria Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
5
Pelaksanaan Pembelajaran a. Pertemuan I
1) Hari 2) Tanggal 3) Waktu 4) RPP
Senin Senin 13 Mei 2013 20 Mei 2013 07.00-08.10 07.00-08.10 Terlampir Terlampir
b. Pertemuan II 1) Hari 2) Tanggal 3) Waktu 4) RPP
Selasa Selasa 14 Mei 2013 21 Mei 2013 07.00-08.10 07.00-08.10 Terlampir Terlampir
c. Pertemuan III 1) Hari 2) Tanggal 3) Waktu 4) RPP
Rabu Rabu 15 Mei 2013 22 Mei 2013 07.00-08.10 07.00-08.10 Terlampir Terlampir
73
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini yaitu hasil pengukuran motivasi dan nilai hasil
belajar Matematika materi Sudut pada siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah
1 dan 3 Kota Tegal. Deskripsi data skor motivasi dan hasil belajar tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
No. Kriteria Data
Skor Motivasi Belajar Siswa Skor Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1. Banyak siswa 17 34 17 34
2. Rata-rata skor 78,99 72,34 77,65 68,35
3. Median 77,38 73,22 80 68 4. Skor
minimal 69,05 46,43 48 40
5. Skor maksimal 86,90 84,52 100 92
6. Rentang 17,85 38,09 52 52 7. Varians 34,68 76,02 188,12 271,87 8. Standar
deviasi 5,89 8,72 13,72 16,49
Berdasarkan Tabel 4.1, diperoleh data hasil pengukuran motivasi dan hasil
belajar Matematika siswa kelompok eksperimen dan kontrol setelah dilakukan
pembelajaran. Banyak siswa kelompok eksperimen yaitu 17 orang dan siswa
kelompok kontrol yaitu 34 orang. Dari hasil pengukuran motivasi belajar
74
Matematika siswa yang dilakukan dengan cara pengisian angket motivasi belajar,
diperoleh rata-rata skor pada siswa kelompok eksperimen sebesar 78,99, median
sebesar 77,38, skor tertinggi sebesar 86,90, skor terendah sebesar 69,05, dan
standar deviasi sebesar 5,89, sedangkan rata-rata skor pada siswa kelompok
kontrol sebesar 72,34, media sebesar 73,22, skor tertinggi sebesar 84,52, skor
terendah sebesar 46,43, dan standar deviasi sebesar 8,72.
Dari hasil pengukuran hasil belajar Matematika siswa yang dilakukan
dengan cara pengisian soal tes akhir Matematika, diperoleh rata-rata nilai pada
siswa kelompok eksperimen sebesar 77,65, median sebesar 80, nilai tertinggi
sebesar 100, nilai terendah sebesar 48, dan standar deviasi sebesar 13,72,
sedangkan rata-rata nilai pada siswa kelompok kontrol sebesar 68,35, median
sebesar 68, nilai tertinggi sebesar 92, nilai terendah sebesar 40, dan standar
deviasi sebesar 16,49.
4.2 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
Penelitian memerlukan instrumen-instrumen penelitian yang akan
digunakan sebagai alat penghimpun data. Agar data yang diperoleh benar-benar
sahih (valid) dan reliabel, instrumen/alat pengumpul data juga harus valid dan
reliabel. Oleh karena itu, sebelum instrumen digunakan perlu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Apabila instrumen sudah terbukti valid
dan reliabel, maka instrumen siap digunakan untuk mengambil data.
4.2.1 Angket
Analisis uji instrumen angket motivasi belajar Matematika siswa yang
dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan reliabilitas butir angket.
75
4.2.1.1 Uji Validitas
Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas
instrumen, karena instrumen yang baik yaitu instrumen yang valid dan reliabel.
Uji validitas logis dilakukan dengan cara membandingkan butir angket dengan
kisi-kisi angket. Jika seluruh butir angket sudah sesuai dengan kisi-kisi yang
dibuat, maka soal tersebut sudah valid dari segi isi. Pengujian validitas logis
menggunakan lembar validasi yang dilakukan oleh dua orang penilai ahli, yaitu
Dra. Noening Andrijati, M.Pd. (Pembimbing I) dan Sutilah, S.Pd. (Guru Kelas
III). Setelah seluruh butir angket valid dari segi isi, kemudian diujicobakan
kepada siswa yang bukan menjadi responden penelitian yang sebenarnya, yaitu
siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 2 Kota Tegal sebanyak 40 siswa pada
tanggal 19 April 2013.
Setelah dilakukan uji coba instrumen, diperoleh data skor motivasi belajar
siswa pada kelas uji coba. Untuk mengetahui nilai validitas konstruk butir angket,
digunakan rumus korelasi product moment untuk mencari nilai koefisien korelasi
setiap butir angket. Uji validitas menggunakan metode product moment yaitu
pengujian dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total angket.
Item angket dikategorikan valid jika rhitung > rtabel. Nilai rtabel dengan n = 40 dan α
= 0,05, yaitu 0,312. Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan SPSS versi
17, diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada Tabel 4.2. Hasil penghitungan
validitas item angket selengkapnya ada pada lampiran 16.
76
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Uji Coba Angket dengan rtabel = 0,312; Taraf Signifikansi 0,05; dan n = 40
Nomor Item Pearson Correlations (r11) Status
1 0,303 Tidak Valid 2 0,449 Valid 3 0,490 Valid 4 0,196 Tidak Valid 5 0,592 Valid 6 0,417 Valid 7 0,500 Valid 8 0,031 Tidak Valid 9 0,208 Tidak Valid 10 0,705 Valid 11 0,317 Valid 12 0,318 Valid 13 0,229 Tidak Valid 14 -0,074 Tidak Valid 15 0,513 Valid 16 0,320 Valid 17 0,275 Tidak Valid 18 0,536 Valid 19 0,481 Valid 20 0,362 Valid 21 0,613 Valid 22 0,383 Valid 23 0,251 Tidak Valid 24 0,402 Valid 25 0,219 Tidak Valid 26 0,636 Valid 27 0,419 Valid 28 0,649 Valid 29 0,657 Valid 30 0,372 Valid
Hasil rekapitulasi uji validitas angket menunjukkan terdapat 21 item
angket yang valid dan 9 item tidak valid. Dua puluh satu item yang valid yaitu
nomor 2, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, dan
30, sedangkan yang tidak valid yaitu nomor 1, 4, 8, 9, 13, 14, 17, 23, dan 25.
77
Seluruh butir angket yang valid sudah mewakili seluruh indikator angket motivasi
belajar siswa.
4.2.1.2 Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas butir angket yang sudah valid, peneliti
menggunakan rumus cronbach’s alpha. Untuk penghitungannya secara lengkap
menggunakan SPSS versi 17. Hasil uji reliabilitas tiap butir angket yang diperoleh
setelah data dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 17 selengkapnya
ada pada lampiran 20. Berikut tabel hasil penghitungan reliabilitas butir angket
yang valid:
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Angket
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.803 21
Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010: 98), reliabilitas kurang
dari 0,6 yaitu kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 yaitu
baik. Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket di atas, diperoleh nilai cronbach’s
alpha sebesar 0,803. Apabila mengacu pada pendapat Sekaran, nilai 0,803 berarti
di atas 0,8, sehingga seluruh butir angket yang diuji terbukti reliabel dan masuk
dalam kategori baik. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas butir angket,
dapat disimpulkan bahwa butir angket yang layak untuk digunakan sebagai
instrumen penelitian yaitu 21 butir, yaitu butir angket nomor 2, 3, 5, 6, 7, 10, 11,
12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, dan 30.
78
4.2.2 Tes Uji Coba
Uji instrumen soal tes yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Berikut paparan
selengkapnya.
4.2.2.1 Uji Validitas
Validitas logis dan empiris dilaksanakan untuk mengetahui bahwa soal tes
yang telah disusun sudah sesuai dengan silabus serta bahasa yang digunakan
dalam soal tersebut sudah benar. Dalam penelitian ini, peneliti membuat 20 soal
dan diparalelkan menjadi 40 butir soal untuk diujicobakan kepada siswa kelas III
di SD Negeri Debong Tengah 2 Kota Tegal pada tanggal 19 April 2013.
Pengujian validitas logis menggunakan lembar validasi yang dilakukan oleh dua
penilai ahli, yaitu Dra. Noening Andrijati, M.Pd. (Pembimbing I) dan Sutilah,
S.Pd. (Guru Kelas III). Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan uji
validitas konstruksi. Soal tes uji coba Matematika siswa selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 16.
Pengujian validitas konstruksi dilakukan terhadap data nilai hasil uji coba
soal. Data nilai hasil uji coba dapat dipaparkan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Data Nilai Hasil Tes Uji Coba
No. Kriteria Data Kelas Uji coba 1. Jumlah siswa 40 2. Skor rata-rata 57,00 3. Median 57,50 5. Skor maksimal 90,00 6. Rentang 67,50 7. Varians 305,83 8. Standar deviasi 17,49
79
Berdasarkan data nilai hasil uji coba, dilakukan uji validitas empiris
menggunakan metode korelasi product moment. Untuk mempermudah
penghitungan, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 17.
Pengambilan keputusan pada uji validitas dilakukan dengan batasan r tabel dengan
signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Untuk batasan rtabel dengan jumlah n = 40 dan
taraf signifikansi 0,05, didapat nilai rtabel sebesar 0,312. Jika nilai koefisien
korelasi setiap soal lebih dari batasan yang ditentukan, maka item tersebut valid,
sedangkan jika nilai koefisien korelasi kurang dari batasan yang ditentukan, maka
item tidak valid. Hasil out put validitas soal menggunakan SPSS versi 17 dapat
dilihat pada Lampiran 17. Rekap data hasil penghitungan SPSS versi 17 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan rtabel = 0,312; Taraf Signifikansi 0,05; dan n = 40
Nomor Item
Pearson Correlations
(r11) Status Nomor
Item
Pearson Correlations
(r11) Status
1 a Tidak Valid 21 0,442 Valid 2 0,394 Valid 22 0,185 Tidak Valid 3 0,582 Valid 23 -0,172 Tidak Valid 4 0,025 Tidak Valid 24 0,329 Valid 5 0,574 Valid 25 0,226 Tidak Valid 6 0,275 Tidak Valid 26 0,637 Valid 7 0,465 Valid 27 0,456 Valid 8 0,604 Valid 28 0,365 Valid 9 0,722 Valid 29 0,443 Valid 10 0,348 Valid 30 0,157 Tidak Valid 11 0,415 Valid 31 0,547 Valid 12 0,436 Valid 32 0,298 Tidak Valid 13 0,618 Valid 33 0,289 Tidak Valid 14 0,494 Valid 34 0,212 Tidak Valid 15 0,447 Valid 35 0,312 Valid 16 0,586 Valid 36 0,211 Tidak Valid 17 0,637 Valid 37 0,088 Tidak Valid 18 0,275 Tidak Valid 38 0,339 Valid 19 0,243 Tidak Valid 39 0,606 Valid 20 0,385 Valid 40 0,629 Valid
80
Hasil rekapitulasi uji validitas soal tes uji coba menunjukkan terdapat 26
soal tes yang valid dan 14 soal tidak valid. Dua puluh enam item yang valid yaitu
nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 24, 26, 27, 28, 29, 31,
35, 38, 39, dan 40, sedangkan yang tidak valid yaitu nomor 1, 4, 6, 18, 19, 22, 23,
25, 30, 32, 33, 34, 36, dan 37. Seluruh soal tes yang valid sudah mewakili seluruh
indikator soal tes uji coba Matematika.
4.2.2.2 Uji Reliabilitas
Setelah diuji validitasnya, soal tes diuji reliabilitasnya. Pengujian
reliabilitas tidak dilakukan pada semua butir soal yang telah dibuat, melainkan
pada soal yang sudah valid. Jadi, soal yang akan diuji reliabilitasnya ada 26 butir
soal yang sebelumnya telah diuji validitasnya. Pengujian reliabilitas menggunakan
rumus Kuder dan Richardson (KR-21). Nilai reliabilitas soal tes uji coba yang
sudah valid dilihat dari perbandingan antara rhitung dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel,
maka item tersebut dikatakan reliabel. Dari hasil penghitungan menggunakan
rumus Kuder dan Richardson (KR-21), diperoleh harga rhitung sebesar 0,978 dan
rtabel sebesar 0,312. Dari hasil penghitungan, diperoleh perbandingan rhitung > rtabel
(0,978 > 0,312). Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua butir soal yang valid
dinyatakan sudah reliabel. Hasil uji reliabilitas yang diperoleh setelah data
dihitung menggunakan KR-21, selengkapnya pada Lampiran 21.
4.2.2.3 Analisis Tingkat Kesukaran
Soal yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas, kemudian diuji
taraf kesukaran untuk soal tersebut. Soal diuji taraf kesukarannya dengan tujuan
supaya taraf kesukaran soal yang akan dijadikan instrumen penelitian dapat
81
diketahui. Taraf kesukaran dihitung dengan cara banyak siswa yang menjawab
dengan benar dibagi dengan banyak peserta tes. Untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal, soal diujicobakan terlebih dahulu, kemudian dianalisis lalu
dihitung menggunakan rumus tingkat kesukaran soal. Soal yang dianalisis
merupakan soal yang telah terbukti valid dan reliabel. Berdasarkan penghitungan,
diperoleh 5 soal kriteria mudah, 16 soal kriteria sedang, dan 5 soal kriteria sukar.
Hasil analisis selengkapnya ada pada Lampiran 23, sedangkan kesimpulan hasil
penghitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
No. Soal
P Tingkat
Kesukaran No.
Soal P
Tingkat Kesukaran
1 1,00 Mudah 21 0,65 Sedang 2 0,53 Sedang 22 0,28 Sukar 3 0,30 Sukar 23 0,85 Mudah 4 0,63 Sedang 24 0,65 Sedang 5 0,85 Mudah 25 0,95 Mudah 6 0,68 Sedang 26 0,30 Sukar 7 0,65 Sedang 27 0,80 Mudah 8 0,70 Sedang 28 0,50 Sedang 9 0,60 Sedang 29 0,83 Mudah 10 0,48 Sedang 30 0,98 Mudah 11 0,88 Mudah 31 0,58 Sedang 12 0,50 Sedang 32 0,48 Sedang 13 0,53 Sedang 33 0,25 Sukar 14 0,63 Sedang 34 0,50 Sedang 15 0,80 Mudah 35 0,48 Sedang 16 0,48 Sedang 36 0,45 Sedang 17 0,28 Sukar 37 0,28 Sukar 18 0,35 Sedang 38 0,30 Sukar 19 0,60 Sedang 39 0,30 Sukar 20 0,50 Sedang 40 0,38 Sedang
Keterangan: warna baris biru menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.
82
Indeks tingkat kesukaran yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
ketentuan, yaitu jika indeks kesukaran soal diperoleh untuk nomor tertentu
bernilai 0,00 ≤ P < 0,30 berarti sukar; 0,31 ≤ P < 0,70 berarti sedang; dan 0,71 ≤ P
< 1,00 berarti mudah (Arikunto 2010: 208). Perbandingan antara soal mudah-
sedang-sukar yang peneliti gunakan yakni 20% soal kategori mudah, 60% soal
kategori sedang, dan 20% soal kategori sukar.
4.2.2.4 Uji Daya Pembeda Butir Soal
Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan
suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan
kepada siswa akan menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kemampuan
siswa yang sebenarnya. Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan
terlebih dahulu kemudian dianalisis dan dihitung menggunakan rumus daya
pembeda soal. Sebelum penghitungan, kelompok siswa dibagi dua sesuai jumlah
skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi kelompok atas dan kelompok
bawah (lampiran 22). Pengujian daya beda diperoleh dari hasil penghitungan
banyak jawaban benar pada kelompok atas dibagi banyak siswa pada kelompok
atas (PA) dikurangi hasil jumlah jawaban benar pada kelompok bawah dibagi
jumlah siswa pada kelompok bawah (PB). Berdasarkan hasil penghitungan
manual, diperoleh data sebagai berikut:
83
Tabel 4.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
No. Soal
PA PB D Daya Beda
No. Soal
PA PB D Daya Beda
1 1,00 1,00 0,00 Jelek 21 0,85 0,45 0,40 Cukup 2 0,65 0,40 0,25 Cukup 22 0,30 0,25 0,05 Jelek
3 0,50 0,10 0,40 Cukup 23 0,75 0,85 -0,20 Tidak Baik
5 1,00 0,70 0,30 Cukup 25 0,95 0,95 0,00 Jelek 6 0,80 0,55 0,25 Cukup 26 0,60 0,00 0,60 Baik 7 0,80 0,50 0,30 Cukup 27 0,90 0,70 0,20 Jelek 8 0,95 0,45 0,50 Baik 28 0,70 0,30 0,40 Cukup 9 0,90 0,55 0,35 Cukup 29 0,95 0,70 0,25 Cukup 10 0,60 0,35 0,25 Cukup 30 1,00 0,95 0,05 Jelek 11 1,00 0,75 0,25 Cukup 31 0,80 0,35 0,55 Baik 12 0,70 0,30 0,40 Cukup 32 0,55 0,30 0,25 Cukup 13 0,80 0,25 0,55 Baik 33 0,35 0,15 0,20 Jelek 14 0,80 0,45 0,35 Cukup 34 0,55 0,45 0,10 Jelek 15 0,95 0,65 0,30 Cukup 35 0,65 0,30 0,35 Cukup 16 0,75 0,20 0,55 Baik 36 0,50 0,40 0,10 Jelek
17 0,55 0,00 0,55 Baik 37 0,25 0,30 -0.05 Tidak Baik
18 0,55 0,15 0,40 Cukup 38 0,45 0,15 0,30 Cukup 19 0,80 0,55 0,25 Cukup 39 0,55 0,05 0,50 Baik
20 0,65 0,30 0,35 Cukup 40 0,75 0,00 0,75 Baik
Sekali Indeks daya pembeda diklasifikasikan sesuai dengan indeks daya pembeda
(D) yang diperoleh. Nilai D = 0,00 - 0,20 menunjukkan nilai D jelek, nilai D =
0,21 - 0,40 menunjukkan nilai D cukup, nilai D = 0,41 - 0,70 menunjukkan nilai D
baik, dan nilai D = 0,71 - 1,00 menunjukkan nilai D baik sekali. Untuk nilai D
yang bernilai negatif sebaiknya tidak dipakai (Arikunto 2010: 213-8). Dari tabel
4.7 dapat diketahui terdapat 1 soal dengan kategori soal berdaya pembeda baik
sekali, 7 soal dengan kategori soal berdaya pembeda baik, 22 soal berdaya beda
cukup, 8 soal berdaya beda jelek, dan 1 soal bernilai negatif, artinya soal tersebut
84
tidak bisa dipakai. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian harus
minimal berdaya beda cukup. Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, analisis
tingkat kesukaran, dan daya beda soal tes uji coba, dapat disimpulkan bahwa soal
yang layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian yaitu 25 soal, yaitu soal
nomor 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 20, 21, 24, 26, 28, 29, 31, 35,
38, 39, dan 40.
4.3 Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada pembelajaran Matematika di kelas III SD
Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal dengan materi Sudut. Hasil penelitian
berupa kumpulan data berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Hasil
penelitian merupakan rekap data dari hasil pengukuran motivasi dan hasil belajar
siswa selama penelitian berlangsung. Deskripsi data hasil penelitian dijelaskan
lebih rinci sebagai berikut:
4.3.1 Motivasi Awal Belajar Matematika Siswa
Angket digunakan sebagai instrumen nontes untuk mengukur variabel
motivasi belajar siswa. Data hasil pengukuran motivasi awal siswa diperoleh
dengan cara memberikan angket motivasi belajar Matematika kepada siswa pada
kelas eksperimen dan kontrol sebelum pembelajaran. Setelah diperoleh data
jawaban dari responden, kemudian dianalisis dengan menghitung banyak skor
jawaban berdasarkan skor setiap jawaban dari responden. Berdasarkan skor yang
telah ditetapkan, data kemudian dibuat dalam bentuk persentase pada setiap skala
jawaban. Berdasarkan persentase tersebut, data disusun menjadi klasifikasi sikap
85
berdasarkan jumlah skor jawaban responden dengan menggunakan tabel
klasifikasi persentase responden. Setelah data jawaban diklasifikasi/dikategori,
lalu dapat ditarik simpulan berdasarkan klasifikasi sikap responden. Skor motivasi
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Data Skor Motivasi Belajar Awal Matematika Siswa
Kelas Jumlah Skor
Motivasi Belajar Siswa
Persentase Rata-rata Motivasi Belajar
Siswa (%)
Kategori Motivasi
Eksperimen 910 63,73 Tinggi Kontrol 5100 63,66 Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa persentase rata-rata
motivasi belajar siswa di kelas eksperimen sebesar 63,73% dan pada kelas kontrol
sebesar 63,66%. Motivasi belajar siswa di kelas eksperimen dan kontrol memiliki
kategori motivasi yang sama, yaitu tinggi. Dengan adanya pembelajaran yang
menerapkan pendekatan RME, diharapkan motivasi belajar Matematika siswa
dapat meningkat.
4.3.2 Analisis Data Tes Awal Siswa
Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelompok
eksperimen dan kontrol. Apabila diketahui bahwa kedua kelas tidak memiliki
perbedaan kemampuan awal yang signifikan, maka penelitian dapat dilaksanakan.
Dari hasil tes awal yang telah dilakukan, diperoleh data rata-rata nilai tes awal
siswa kelas eksperimen sebesar 54,35 dan kelas kontrol sebesar 48,12. Berikut ini
merupakan distribusi frekuensi data nilai tes awal siswa di kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang disajikan dalam bentuk Tabel 4.9.
86
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai Interval f (frekuensi) Nilai Interval f (frekuensi)
32-42 4 16-26 1 43-53 6 27-37 8 54-64 2 38-48 14 65-75 3 49-59 4 76-86 1 60-70 2 87-97 1 71-81
82-92 4 1
Jumlah 17 Jumlah 34
Bentuk tabel distribusi frekuensi data nilai tes awal di atas yaitu tabel distribusi
frekuensi bergolong, karena memuat data bergolong/berkelompok. Interval kelas
yang ada dalam tabel distribusi frekuensi bergolong di atas disusun dengan
menggunakan aturan rumus sturges.
4.3.3 Data Hasil Motivasi Belajar Matematika Siswa Setelah Pembelajaran
Data hasil pengukuran motivasi belajar siswa diperoleh dengan cara
memberikan angket motivasi belajar Matematika kepada siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol setelah pembelajaran. Pengisian angket oleh siswa pada
kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 16 Mei 2013 dan pada kelas kontrol
dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013. Data hasil angket motivasi belajar
Matematika siswa pada kelas eksperimen dan kontrol setelah pembelajaran tersaji
dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10 Data Nilai Motivasi Belajar Akhir Matematika Siswa
Kelas Jumlah Skor
Motivasi Belajar Siswa
Persentase Rata-rata Motivasi Belajar
Siswa (%)
Kategori Motivasi
Eksperimen 1128 78,99 Sangat Tinggi Kontrol 2066 72,34 Tinggi
87
Berdasarkan Tabel 4.10, diperoleh data motivasi belajar Matematika siswa
setelah mengikuti pembelajaran Matematika dengan menerapkan pendekatan
RME pada siswa di kelas eksperimen dan yang menggunakan model konvensional
pada siswa di kelas kontrol. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa motivasi
belajar Matematika siswa mengalami peningkatan. Persentase hasil pengukuran
motivasi belajar siswa di kelas eksperimen sebelum pembelajaran yang semula
63,73%, meningkat menjadi 78,99% dan di kelas kontrol sebelum pembelajaran
yang semula 63,66%, meningkat menjadi 72,34%. Walaupun persentase rata-rata
nilai motivasi belajar siswa di kelas eksperimen dan kontrol meningkat, namun
berbeda halnya dengan kategori motivasi di kedua kelas. Kategori motivasi
belajar siswa pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran yaitu “tinggi” dan
setelah pembelajaran meningkat menjadi “sangat tinggi”, sedangkan motivasi
belajar siswa pada kelas kontrol sebelum pembelajaran yaitu “tinggi” dan setelah
pembelajaran, motivasi belajar siswa tetap dalam kriteria “tinggi”.
4.3.4 Data Nilai Tes Akhir Siswa
Data nilai hasil belajar diperoleh melalui tes akhir pada kedua kelompok.
Soal tes akhir terdiri dari 25 soal dengan bentuk pilihan ganda dan terdapat empat
alternatif jawaban. Siswa di kelas eksperimen yang mengikuti tes akhir sejumlah
17 orang. Dari hasil tes akhir, didapatkan rata-rata nilai yaitu 77,65, simpangan
baku 13,72, nilai tertinggi yaitu 100, dan nilai terendah yaitu 48. Data nilai tes
akhir siswa dalam pembelajaran di kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran
31. Dari data tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut:
88
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir pada Kelas Eksperimen
Nilai Interval f (frekuensi) 48-56 3 57-65 0 66-74 2 75-83 5 84-92 6 93-100 1 Jumlah 17
Pada kelas kontrol, siswa yang mengikuti tes akhir yaitu 34 orang. Dari
hasil tes akhir didapatkan rata-rata nilai yaitu 68,35, simpangan baku 16,49, nilai
tertinggi yaitu 92, dan nilai terendah yaitu 40. Data nilai tes akhir siswa dalam
pembelajaran di kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 32. Dari data tersebut
dapat dibuat tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir pada Kelas Kontrol
Nilai Interval f (frekuensi) 40-56 9 57-63 1 64-70 11 71-77 2 78-84 2 85-91 5 92-100 4 Jumlah 34
4.3.5 Uji Kesamaan Rata-rata
Uji kesamaan rata-rata pada penelitian ini dilakukan terhadap data hasil tes
awal dan angket motivasi yang akan digunakan sebagai subjek penelitian, baik
kelompok kontrol maupun eksperimen. Untuk menguji kesamaan rata-rata,
peneliti menggunakan uji independent samples t test pada program SPSS versi
89
versi 17 dengan taraf signifikansi 0,05. Berikut ini merupakan hasil analisis uji t
data hasil tes awal dan motivasi awal belajar siswa.
4.3.5.1 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Data Motivasi Awal Belajar Matematika Siswa
Analisis pengujian kesamaan rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah
kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Apabila rata-rata nilai kedua
kelas tidak berbeda jauh, maka penelitian dapat dilakukan. Uji kesamaan rata-rata
dilakukan terhadap data hasil motivasi belajar awal Matematika siswa kelas III
SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal. Berdasarkan Tabel 4.8, dapat
diketahui bahwa persentase rata-rata motivasi belajar siswa di kelas eksperimen
sebesar 63,73% dan pada kelas kontrol sebesar 63,66%. Dari persentase rata-rata
motivasi belajar siswa tersebut, terlihat bahwa perbedaan persentase rata-rata
kelas eksperimen dan kontrol tidak begitu jauh dan dapat dianggap relatif sama.
Oleh karena itu, penelitian eksperimen dapat dilaksanakan. Analisis pengujian
statistik dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 17. Berikut
merupakan hasil analisis uji kesamaan rata-rata data hasil motivasi belajar awal
siswa.
(1) Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi awal siswa antara
kelas eksperimen dan kontrol ( 1 2).
Ha = terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi awal siswa antara kelas
eksperimen dan kontrol ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata skor kelas eksperimen.
2 = rata-rata skor kelas kontrol.
90
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata nilai hasil
angket motivasi siswa yaitu menggunakan uji t dengan bantuan aplikasi
SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas yaitu Ho diterima jika ρ > 0,05 dan Ho ditolak
jika ρ < 0,05.
(5) Hitungan
Hasil out put SPSS versi 17 uji t dapat dilihat di kolom t test for equality
of means pada tabel berikut ini.
Tabel 4.13 Hasil Analisis Kesamaan Rata-rata Skor Motivasi Belajar Awal Matematika Siswa
Independent Samples Test
Motivasi Awal Equal variances
assumed Equal variances
not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1.359
Sig. .249
t-test for Equality of Means
t .028 .030df 49 36.133Sig. (2-tailed) .978 .977Mean Difference .07000 .07000Std. Error Difference
2.47436 2.36753
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -4.90241 -4.73095Upper 5.04241 4.87095
91
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan kolom equal variances assumed di atas, dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi uji t yaitu 0,978, yang berarti > 0,05.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk pengujian hipotesis yang telah
peneliti paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak. Jadi, tidak terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi awal
belajar antara kelas eksperimen dan kontrol.
4.3.5.2 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Hasil Tes Awal Matematika Siswa
Uji kesamaan rata-rata dilakukan terhadap data nilai hasil tes awal
Matematika siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal. Dari
hasil tes awal yang telah dilakukan, diperoleh data rata-rata nilai tes awal siswa
kelas eksperimen sebesar 54,35 dan kelas kontrol sebesar 48,12. Dari rata-rata
nilai hasil tes awal tersebut, terlihat bahwa perbedaan rata-rata nilai kelas
eksperimen dan kontrol tidak begitu jauh dan dapat dianggap relatif sama. Oleh
karena itu, penelitian eksperimen dapat dilaksanakan. Analisis pengujian statistik
dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 17. Berikut merupakan
hasil analisis uji kesamaan rata-rata nilai tes awal siswa dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 17.
(1) Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai tes awal antara kelas
eksperimen dan kontrol ( 1 2).
Ha = terdapat perbedaan rata-rata nilai tes awal antara kelas eksperimen
dan kontrol ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata nilai kelas eksperimen.
2 = rata-rata nilai kelas kontrol.
92
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata nilai tes
awal Matematika siswa yaitu menggunakan uji t dengan bantuan aplikasi
SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu Ho diterima jika ρ > 0,05 dan Ho ditolak
jika ρ < 0,05.
(5) Hitungan
Hasil out put SPSS versi 17 uji t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel berikut ini. Tabel 4.14 Hasil Analisis Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal Matematika
Independent Samples Test Nilai Pretest Equal variances
assumedEqual variances
not assumed Levene's Test for Equality of Variances
F .303 Sig. .585
t-test for Equality of Means
t 1.285 1.284df 49 32.003Sig. (2-tailed) .205 .209Mean Difference
6.235 6.235
Std. Error Difference
4.852 4.858
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -3.515 -3.660Upper 15.986 16.131
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan kolom equal variances assumed di atas, dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi uji t yaitu 0,205, yang berarti > 0,05. Berdasarkan
93
ketentuan yang berlaku untuk pengujian hipotesis yang telah peneliti
paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
Jadi, tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai tes awal antara kelas
eksperimen dan kontrol.
4.4 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan untuk menentukan langkah-langkah
berikutnya dalam menganalisis data khususnya untuk menentukan rumus yang
digunakan untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis pada penelitian ini
meliputi uji normalitas dan homogenitas data. Data yang akan diuji yaitu data
motivasi dan hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah
1 dan 3 pada materi Sudut. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil uji
prasyarat analisis data motivasi dan hasil belajar Matematika siswa di kelas
eksperimen dan kontrol.
4.4.1 Hasil Uji Normalitas Skor Motivasi Belajar dan Tes Akhir Matematika Siswa
Data skor motivasi dan hasil belajar siswa merupakan data yang diperoleh
setelah penelitian eksperimen dilakukan. Berikut merupakan uji normalitas data
motivasi dan hasil belajar Matematika siswa.
4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan skor motivasi belajar akhir siswa pada kelas eksperimen
(lampiran 29) dan kelas kontrol (lampiran 30), diperoleh rata-rata skor motivasi
belajar Matematika siswa setelah pembelajaran pada kelas eksperimen sebesar
78,99 dan kelas kontrol sebesar 72,34. Data skor akhir hasil motivasi dari kedua
94
kelas meningkat setelah masing-masing kelas diberikan perlakuan. Pengujian
normalitas pada data skor motivasi belajar Matematika siswa menggunakan
bantuan program SPSS versi 17. Berikut ini hasil penghitungan uji normalitas data
skor akhir motivasi belajar Matematika siswa setelah pembelajaran.
(1) Hipotesis Uji
Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas skor motivasi
belajar yaitu menggunakan metode liliefors pada kolom nilai kolmogorof-
smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu Ho diterima jika significance kolmogorov-
smirnov ≥ = 0,05 dan Ho ditolak jika significance kolmogorov-smirnov
< = 0,05.
(5) Hitungan
Berikut ini merupakan out put hasil analisis uji normalitas skor motivasi
belajar Matematika siswa yang dihitung menggunakan bantuan program
SPSS versi 17.
95
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen .174 17 .180 .923 17 .164 Kelas Kontrol .109 17 .200* .954 17 .528 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan out put SPSS di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom kolmogorov-smirnov sebesar
0,180, dan pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,200. Data
dinyatakan berditribusi normal, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dari
besar nilai signifikansi kedua kelas pada out put hasil uji normalitas data
motivasi belajar siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampel kelas
eksperimen dan kontrol dinyatakan berdistribusi normal.
4.4.1.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Tes Akhir Matematika Siswa
Dari penghitungan data nilai kelas eksperimen dan kontrol setelah
pembelajaran, diperoleh rata-rata kelas eksperimen sebesar 76,89 dengan banyak
data 34 dan kelas kontrol sebesar 69,05 dengan banyak data 33. Berikut ini hasil
penghitungan uji normalitas data nilai tes akhir Matematika.
(1) Hipotesis Uji
Hipotesis dalam uji normalitas data nilai tes akhir yaitu sebagai berikut:
Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
96
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas nilai tes akhir
Matematika yaitu menggunakan metode liliefors yang dilakukan dengan
cara melihat kolom nilai pada kolmogorof-smirnov dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas yaitu Ho diterima jika nilai significance
kolmogorov-smirnov ≥ = 0,05 dan Ho ditolak jika nilai significance
kolmogorov-smirnov = 0,05.
(5) Hitungan
Berikut ini merupakan out put hasil analisis uji normalitas data nilai tes
akhir Matematika siswa yang dihitung menggunakan bantuan program
SPSS versi 17.
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir Matematika Siswa
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen .164 17 .200* .918 17 .139 Kelas Kontrol .144 17 .200* .955 17 .544
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan out put SPSS di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom kolmogorov-smirnov sebesar
0,200 dan kelas kontrol sebesar 0,200. Data dinyatakan berdistribusi
97
normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dari besar nilai signifikansi
pada out put uji normalitas data lebih besar dari 0,05, sehingga sampel
kelas eksperimen dan kontrol dinyatakan berdistribusi normal. Setelah data
diketahui berdistribusi normal, dilanjutkan dengan menguji homogenitas
data.
4.4.2 Hasil Uji Homogenitas Skor Motivasi dan Nilai Tes Akhir Matematika Siswa
Uji homogenitas data dilakukan setelah data diketahui berdistribusi
normal. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji
homogenitas data. Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji
levene dengan menggunakan program SPSS versi 17. Kriteria pengujian jika
Fhitung ≥ Ftabel, maka varians tidak homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel, maka varians
dinyatakan homogen (Riduwan 2011: 120). Data juga dinyatakan homogen, jika
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut ini merupakan analisis hasil uji
homogenitas skor motivasi dan hasil belajar Matematika siswa.
4.4.2.1 Hasil Uji Homogenitas Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji levene
dengan menggunakan program SPSS versi 17. Berikut ini merupakan hasil
analisis uji homogenitas data skor motivasi belajar Matematika siswa.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Varians kedua kelas sampel homogen.
Ha = Varians kedua kelas sampel tidak homogen.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
98
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas data motivasi
belajar siswa yaitu menggunakan metode levene’s test dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu Ho diterima jika nilai significance levene’s
test for equality of variance lebih besar dari (≥) 0,05 dan Ho ditolak jika
nilai significance levene’s test for equality of variance kurang dari
(<) 0,05.
(5) Hitungan
Penghitungan uji homogenitas dari data motivasi belajar siswa setelah
pembelajaran tertera pada out put tabel di bawah ini.
Tabel 4.17 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar Siswa
Independent Samples Test
Motivasi Akhir Equal variances
assumed Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1.969
Sig. .167
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan out put pada tabel 4.17 di atas, dapat diketahui nilai
signifikansi pada kolom levene’s test for equality of variences sebesar
0,167. Nilai signifikansi sebesar 0,167 telah lebih besar dari 0,05 sebagai
syarat data dikatakan homogen. Dari hasil uji homogenitas data motivasi
99
belajar Matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat
disimpulkan varians kedua kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa
Pada pengujian homogenitas nilai tes akhir Matematika siswa juga
menggunakan program SPSS versi 17. Berikut ini merupakan hasil analisis uji
homogenitas data nilai tes akhir Matematika siswa setelah pembelajaran.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Varians kedua kelas sampel homogen.
Ha = Varians kedua kelas sampel tidak homogen.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai tes akhir
yaitu menggunakan metode levene’s test dengan bantuan aplikasi SPSS
versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu Ho diterima jika nilai significance levene’s
test for equality of variance lebih dari (≥) 0,05 dan Ho ditolak jika nilai
significance levene’s test for equality of variance kurang dari (<) 0,05.
(5) Hitungan
Penghitungan uji homogenitas data nilai tes akhir siswa sebelum
pembelajaran tertera pada out put tabel berikut ini.
100
Tabel 4.18 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Tes Akhir Siswa
Independent Samples Test Nilai Posttest Equal variances
assumed Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 3.678
Sig. .061
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan out put pada tabel 4.18 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi pada kolom levene’s test for equality of variences sebesar
0,061. Nilai signifikansi sebesar 0,061 telah lebih dari 0,05 sebagai syarat
varians data dikatakan homogen. Dari hasil uji homogenitas data nilai tes
akhir Matematika siswa pada kelas eksperimen dan kontrol, dapat
disimpulkan varians kedua kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Peneliti melakukan uji hipotesis setelah diketahui data skor akhir motivasi
dan nilai hasil belajar masing-masing kelompok. Pengujian hipotesis ini
menggunakan independent samples t test (uji t). Teknik tersebut digunakan
dengan melihat asumsi bahwa data dalam penelitian ini berbentuk rasio dan
bentuk hipotesis berbentuk komparatif (dua sampel) independen. Dalam
penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 17. Menu
yang digunakan yaitu analyze-compare means dilanjutkan independent-samples t-
test. Pada uji t ini, ada beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman, yaitu jika
thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan jika thitung ≥ ttabel
atau nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35).
101
4.4.3.1 Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Matematika Siswa
Setelah data skor motivasi belajar Matematika siswa dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis
akhir. Jika dikaji secara empiris, maka penghitungan dilakukan berdasarkan
desain penelitian yang digunakan, yaitu (O2 - O1) – (O4 – O3). Berdasarkan hasil
penghitungan, yaitu (63,66 - 63,73) – (72,34 – 78,99), diperoleh hasil bahwa rata-
rata skor motivasi belajar kelas eksperimen dan kontrol terpaut 6,58. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi belajar siswa kelas
III antara yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education dan yang menerapkan model konvensional. Berikut ini merupakan
hasil analisis statistik pengujian hipotesis motivasi belajar Matematika siswa
dengan menggunakan uji-t.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Tidak ada perbedaan motivasi belajar Matematika siswa kelas III
antara yang memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan
Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional.
( 1 2).
Ha = Ada perbedaan motivasi belajar Matematika siswa kelas III antara
yang memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional.
( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata skor kelas eksperimen
2 = rata-rata skor kelas kontrol.
102
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis hasil belajar
Matematika siswa yaitu dengan menggunakan uji t dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan
jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35).
(5) Hitungan
Penghitungan uji t menggunakan SPSS versi 17 sebenarnya sama dengan
cara menguji homogenitas data, yaitu menggunakan independent samples t
test. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.19 Hasil Uji t Motivasi Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test Motivasi Akhir Equal variances
assumed Equal variances
not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1.969
Sig. .167
t-test for Equality of Means
t 2.832 3.217df 49 44.418Sig. (2-tailed) .007 .002Mean Difference 6.65206 6.65206Std. Error Difference
2.34870 2.06784
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 1.93218 2.48571Upper 11.37194 10.81841
103
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan nilai pada kolom equal variances assumed di atas, dapat
diketahui bahwa nilai thitung = 2,832. Untuk menentukan harga ttabel yaitu
dengan mencari nilai signifikansi pada tabel t dengan α = 0,05, dan dk
tertentu. Harga ttabel dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi), dengan
derajat kebebasan (dk) = n-k-1 atau 51-1-1 = 49 (n yaitu jumlah kasus dan
k yaitu jumlah variabel independen) (Priyatno 2010: 68). Dengan
pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025), harga yang diperoleh untuk ttabel
sebesar 2,010 (Priyatno 2010: 112). Harga tabel dapat dilihat pada tabel t
atau dengan bantuan program Ms. Excel dengan mengetik pada cell
kosong, ketik =TINV(0.05,49) lalu tekan enter.
Dari penghitungan harga thitung dan ttabel pada uji 2 sisi, diperoleh 2,832 >
2,010 (thitung > ttabel). Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi belajar
siswa kelas III antara yang pembelajarannya menerapkan pendekatan
Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional.
Untuk mengetahui tingkat perbedaan motivasi belajar siswa kelas III
antara yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional, perlu
dilakukan uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan dengan membandingkan
harga thitung dengan ttabel. Hasil penghitungan manual uji pihak kanan dapat
dilihat pada lampiran 29. Untuk melihat harga ttabel, harus didasarkan pada
104
derajat kebebasan (dk) = n-k-1 atau 51-1-1 = 49 dengan signifikansi 0,05.
Harga yang diperoleh untuk ttabel sebesar 1,677 (Priyatno 2010: 112).
Berdasarkan hasil penghitungan harga ttabel pada uji pihak kanan, diperoleh
bahwa harga ttabel = 1,677. Karena thitung > ttabel (2,832 > 1,677), maka Ho
ditolak. Jadi, rata-rata skor motivasi belajar siswa kelas III yang
pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional.
4.4.3.2 Pengujian Hipotesis Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa
Setelah data nilai hasil belajar Matematika siswa telah dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis
akhir. Uji hipotesis berguna untuk mengetahui kesimpulan penelitian dan untuk
mengetahui hipotesis mana yang diterima. Jika dikaji secara empiris, maka
penghitungan dilakukan berdasarkan desain penelitian yang digunakan, yaitu (O2 -
O1) – (O4 – O3). Berdasarkan hasil penghitungan, yaitu (48,12 – 54,35) – (68,35 –
77,65), diperoleh hasil bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen
dan kontrol terpaut 3,07. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-
rata nilai hasil belajar siswa kelas III antara yang pembelajarannya menerapkan
pendekatan Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional. Berikut ini merupakan hasil analisis statistik pengujian hipotesis
nilai hasil belajar Matematika siswa dengan menggunakan uji-t.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar Matematika siswa kelas III antara
yang memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional.
( 1 2).
105
Ha = Ada perbedaan hasil belajar Matematika siswa kelas III antara yang
memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional.
( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata nilai kelas eksperimen
2 = rata-rata nilai kelas kontrol.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis nilai hasil belajar
Matematika siswa yaitu dengan menggunakan uji t dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan
jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35).
(5) Hitungan
Penghitungan uji t menggunakan SPSS versi 17 sebenarnya sama dengan
cara mengetahui homogenitas data, yaitu menggunakan independent
samples t test. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
106
Tabel 4.20 Hasil Uji t Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test Nilai Posttest Equal variances
assumed Equal variances
not assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 3.678
Sig. .061
t-test for Equality of Means
t 2.356 2.615df 49 42.170Sig. (2-tailed) .023 .012Mean Difference 12.118 12.118Std. Error Difference
5.143 4.634
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 1.782 2.766Upper 22.453 21.469
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan kolom equal variances assumed di atas, dapat diketahui
bahwa nilai thitung = 2,356. Untuk menentukan harga ttabel yaitu dengan
mencari nilai signifikansi pada tabel t dengan α = 0,05, dan dk tertentu.
Harga ttabel dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi), dengan derajat
kebebasan (dk) = n-k-1 atau 51-1-1 = 49 (n yaitu jumlah kasus dan k yaitu
jumlah variabel independen) (Priyatno 2010: 68). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi 0,025), harga yang diperoleh untuk ttabel sebesar 2,010
(Priyatno 2010: 112). Harga tabel dapat dilihat pada tabel t atau dengan
bantuan program Ms. Excel dengan mengetik pada cell kosong, ketik
=TINV(0.05,49) lalu tekan enter.
Dari penghitungan harga thitung dan ttabel pada uji 2 sisi, diperoleh 2,356 >
2,010 (thitung > ttabel). Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Jadi, dapat
107
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa
kelas III antara yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional.
Untuk mengetahui tingkat perbedaan hasil belajar siswa kelas III antara
yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education dan yang menerapkan model konvensional, perlu dilakukan uji
satu pihak, yaitu uji pihak kanan dengan membandingkan harga thitung
dengan ttabel. Hasil penghitungan manual uji pihak kanan dapat dilihat pada
lampiran 30. Untuk melihat harga ttabel, harus didasarkan pada derajat
kebebasan (dk) = n-k-1 atau 51-1-1 = 49 dengan signifikansi 0,05. Harga
yang diperoleh untuk ttabel sebesar 1,677 (Priyatno 2010: 112).
Berdasarkan hasil penghitungan harga ttabel pada uji pihak kanan, diperoleh
bahwa harga ttabel = 1,677. Karena thitung > ttabel (2,356 > 1,677), maka Ho
ditolak. Jadi, rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas III yang
pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional.
4.5 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan mengetahui keefektifan pendekatan RME terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Sudut di
kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal. Desain penelitian ini
menggunakan quasi experimental design dengan bentuk nonequivalent control
group design. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas III SD Negeri
Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal sebanyak 56 siswa yang terbagi menjadi 2
108
kelas, yaitu kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 sebagai kelas kontrol dan kelas
III SD Negeri Debong Tengah 3 sebagai kelas eksperimen. Perbedaan dari
treatment (perlakuan) yang diberikan antara kelas eksperimen dan kontrol terletak
pada penerapan pendekatan pembelajaran RME yang diberikan pada kelas
eksperimen dan tidak diberikannya model pembelajaran RME pada kelas kontrol
dalam pembelajaran materi Sudut. Adapun hal-hal yang diteliti dalam penelitian
ini yaitu motivasi dan hasil belajar Matematika siswa.
Data hasil pengukuran angket motivasi dan tes akhir diuji kesamaan rata-
ratanya terlebih dahulu, sebelum dilakukan penelitian. Data skor motivasi dan
hasil belajar yang diperoleh setelah penelitian diuji prasyarat analisis dan analisis
akhir (pengujian hipotesis). Pengujian hipotesis akhir pada uji prasyarat analisis
dilakukan dengan membandingkan data skor motivasi dan hasil belajar siswa
antara kelompok eksperimen dan kontrol.
Dalam penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran Matematika pada
materi Sudut, diperoleh beberapa temuan bahwa pendekatan RME dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika materi Sudut. Hadi (2005)
dalam Aisyah dkk (2007: 7.3) berpendapat bahwa pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan RME merupakan pendekatan yang dilakukan dalam
pembelajaran yang dilakukan melalui penjelajahan berbagai situasi dan masalah-
masalah realistik atau nyata yang ada di lingkungan sekitar siswa. Masalah-
masalah nyata dari kehidupan sehari-hari tersebut digunakan sebagai titik awal
pembelajaran Matematika untuk menunjukkan bahwa matematika sebenarnya
dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan pendekatan RME, siswa
109
menjadi lebih semangat dan antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan
pembelajaran yang diarahkan guru.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME, guru
mengarahkan siswa kepada berbagai aktivitas yang meliputi perhatian siswa
terhadap penjelasan guru, menekankan keterampilan “process of doing
mathematics”, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi, dan pada akhirnya
siswa dapat menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah baik secara
individu maupun kelompok. Pendekatan RME memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memecahkan permasalahan kontekstual yang realistik bagi siswa
dengan bantuan bimbingan dari guru. Melalui pemberian ilustrasi serta contoh
konkret wujud benda nyata yang ada di sekitar siswa, konsep abstrak menjadi
lebih mudah dipahami oleh siswa dalam memecahkan masalah. Dengan
menggunakan pendekatan ini, siswa akan lebih cepat memahami apa yang sedang
dipelajari dan lebih termotivasi untuk belajar Matematika. Hal ini dapat membuat
motivasi, pemahaman, dan penguasaan siswa terhadap konsep matematika dapat
meningkat, khususnya pada materi Sudut.
Selama penelitian berlangsung, siswa dari kelompok eksperimen yang
diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan RME cenderung lebih aktif
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran daripada siswa pada kelompok
kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Tahapan dalam
menerapkan pendekatan RME di kelas eksperimen yaitu dimulai dengan
pendahuluan, yaitu guru mempersiapkan skenario pembelajaran yang akan
diterapkan di kelas, yang berupa RPP.
110
Dalam memulai pembelajaran, guru menyampaikan salam pembuka, do’a,
presensi, menyiapkan alat-alat pelajaran, dan apersepsi. Dalam menyampaikan
apersepsi, guru menerapkan prinsip realitas, yaitu dengan menunjukkan benda
nyata yang berhubungan dengan materi Sudut, misalnya layang-layang, koran,
celengan berbentuk tabung, sterofoam berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan
tumpul, dan jam. Kemudian guru mengajukan pertanyaan/permasalahan
kontekstual yang berhubungan dengan benda tersebut agar menggugah rasa ingin
tahu dan menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran Matematika.
Pada tahap eksplorasi, guru menjelaskan materi Sudut dengan didukung media
yang relevan kepada siswa sesuai standar kompetensi dan indikator yang ingin
dicapai.
Pada tahap elaborasi, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kecil dan
setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa, kemudian siswa melakukan diskusi
untuk membahas soal yang diberikan guru. Pada tahap ini, guru menerapkan
prinsip berjenjang, jalinan, dan interaksi kepada siswa melalui kegiatan diskusi
menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru. Tahap selanjutnya yaitu
siswa mulai berdiskusi menyelesaikan/menjawab soal dengan menggunakan
media yang diberikan guru. Pada saat berdiskusi, siswa sangat aktif dalam
menyampaikan pendapatnya sendiri dalam memecahkan permasalahan yang
diberikan guru. Hal tersebut menunjukkan terjadinya prinsip aktivitas. Tahap
selanjutnya yaitu siswa disuruh untuk menyampaikan alasan atas jawaban yang
diberikan, jika jawaban siswa salah, maka guru melempar pertanyaan kepada
siswa dalam kelompok lain, sehingga terjadi interaktif dan guru berperan sebagai
111
fasilitator. Prinsip bimbingan muncul ketika guru berperan memberikan
pengarahan, pengawasan, dan bimbingan jika ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam menjawab soal. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama-
sama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari, kemudian guru
memberikan evaluasi dan dilanjutkan dengan menutup pelajaran.
Berbeda dengan perlakuan di kelas kontrol, guru memberikan materi
dengan metode ceramah dan pemberian tugas tanpa mengaitkan materi dengan
permasalahan nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak
dapat menemukan suatu konsep yang mereka pelajari. Guru menjelaskan materi,
lalu siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok yang masing-masing beranggotakan 6-7 siswa. Kegiatan selanjutnya
yaitu siswa mengerjakan tugas pada Lembar Kerja Siswa yang diberikan oleh
guru secara berkelompok. Di akhir pembelajaran, guru bersama-sama siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan membagikan soal evaluasi,
dilanjutkan dengan menutup pelajaran. Pada saat sebelum pembelajaran, siswa
pada kelas eksperimen dan kontrol diberikan tes awal dan angket motivasi terlebih
dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan setelah pembelajaran
diadakan tes akhir dan angket motivasi untuk mendapatkan data skor motivasi dan
hasil belajar siswa.
Setelah diperoleh skor motivasi dan hasil belajar siswa, data kemudian
dianalisis secara statistik dengan uji t yang dihitung dengan menggunakan
program SPSS versi 17. Berdasarkan hasil penghitungan harga ttabel pada uji satu
sisi, diperoleh bahwa harga thitung = 2,832 dan harga ttabel = 1,677. Karena thitung >
112
ttabel ( 2,832 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, rata-rata skor motivasi belajar siswa
kelas III yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional.
Uji hipotesis nilai hasil belajar siswa juga dilakukan dengan menggunakan
penghitungan menggunakan rumus independent samples t test melalui program
SPSS versi 17. Berdasarkan hasil penghitungan harga ttabel pada uji satu sisi,
diperoleh bahwa harga thitung sebesar 2,356 dan harga ttabel = 1,677. Karena thitung >
ttabel (2,356 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, rata-rata nilai hasil belajar siswa
kelas III yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional. Hasil uji
hipotesis motivasi dan hasil belajar penelitian ini semakin memperkuat hasil
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa penerapan
pendekatan RME efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa terhadap
materi tertentu pada mata pelajaran Matematika, salah satunya materi Sudut.
Walaupun terdapat banyak keunggulan dan melihat dari hasil uji hipotesis
yang memuaskan dari penerapan pembelajaran Matematika yang menerapkan
pendekatan RME, peneliti juga mendapatkan beberapa kendala dalam menerapkan
RME, kendala-kendala tersebut antara lain:
(1) Penyesuaian media pembelajaran. Jika guru akan menerapkan pendekatan
RME, maka guru harus memperhatikan sarana dan prasarana sebagai alat
penunjang keberhasilan dalam menerapkan RME. Pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan RME membutuhkan persiapan media
dan alat peraga yang harus sesuai dan dikenal atau tidak asing bagi siswa,
yang dibutuhkan untuk memfasilitasi siswa selama kegiatan matematisasi
113
horisontal, di mana pada matematisasi horisontal siswa memecahkan
masalah dengan strateginya sendiri, yaitu dengan cara membuat berbagai
model dengan menggunakan media dan alat peraga.
(2) Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran yang
akan diberikan kepada siswa.
(3) Penguasaan kelas terkadang lepas kendali, jika guru tidak dapat
mengarahkan siswa dengan apa yang sudah direncanakan guru, sehingga
membutuhkan persiapan yang matang.
Setiap model atau pendekatan pembelajaran memiliki kekurangan dan
kelebihan, begitu juga dengan RME. Kelebihan dan kekurangan ini mengharuskan
guru untuk menguasai pendekatan RME sebelum melaksanakannya di kelas. Hal
tersebut menunjukkan bahwa dalam menerapkan pendekatan RME guru tidak
hanya harus mengerti tentang pengertian pendekatan RME, bagaimana langkah-
langkahnya, dan bagaimana karakteristiknya, tetapi selain itu guru juga harus
dapat menyesuaikan antara karaktersitik siswa, karakteristik materi pelajaran,
sarana dan prasarana, alokasi waktu pembelajaran, dan kondisi kelas untuk
mendukung efektifnya pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan
menggunakan RME.
114
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Hasil penelitian eksperimen yang dilaksanakan dengan menerapkan
pendekatan Realistic Mathematics Education pada siswa kelas III di SD Negeri
Debong Tengah 3, menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar
siswa pada pembelajaran Matematika materi Sudut. Adapun simpulan dari
penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
(1) Pendekatan Realistic Mathematics Education berpengaruh efektif terhadap
motivasi belajar Matematika siswa. Pengaruh pendekatan pembelajaran
RME terhadap motivasi belajar siswa, ditunjukkan dengan hasil uji
hipotesis motivasi belajar siswa dengan penghitungan menggunakan
rumus independent samples t test melalui program SPSS versi 17 yang
menunjukkan bahwa harga thitung sebesar 2,832 dan harga ttabel sebesar
1,677. Karena thitung > ttabel (2,832 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa rata-rata skor motivasi belajar siswa kelas III yang
pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional.
(2) Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol. Rata-rata nilai hasil belajar siswa di kelas eksperimen
sebesar 77,65, sedangkan kelas kontrol sebesar 68,35. Hasil uji hipotesis
115
hasil belajar siswa dilakukan dengan penghitungan menggunakan rumus
independent samples t test melalui program SPSS versi 17, yang
menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,356 dan ttabel sebesar 1,677. Karena
thitung > ttabel (2,356 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas III yang pembelajarannya
menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih baik
daripada yang menerapkan model konvensional.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, terbukti bahwa pendekatan
Realistic Mathematics Education berpengaruh baik dan efektif terhadap motivasi
dan hasil belajar Matematika materi Sudut pada siswa kelas III SD Negeri Debong
Tengah Kota Tegal. Saran peneliti berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
yaitu sebagai berikut:
(1) Pendekatan Realistic Mathematics Education perlu disosialisasikan dan
dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Matematika di sekolah.
(2) Guru harus lebih kreatif dalam menyajikan pembelajaran RME agar tidak
menimbulkan kebosanan bagi siswa. Guru sebaiknya memberi arahan
yang jelas kepada siswa agar siswa memahami jalannya pembelajaran
dengan penerapan RME. Hendaknya guru memantau aktivitas siswa
selama kegiatan belajar berlangsung dan menguasai konsep atau langkah-
langkah pembelajaran RME agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan yang diharapkan.
116
(3) Sekolah hendaknya menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang
menunjang keberhasilan perlaksanaan penerapan pendekatan RME. Hal ini
disebabkan pembelajaran dengan penerapan pendekatan RME
membutuhkan pengelolaan kelas yang tepat dan tersedianya media
pembelajaran yang mendukung, sehingga dapat menciptakan pembelajaran
yang efektif dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
117
Lampiran 1
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN
UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3 Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
DAFTAR POPULASI KELOMPOK EKSPERIMEN
KELAS III SD NEGERI DEBONG TENGAH 3 KOTA TEGAL
NO. NIS NAMA JENIS KELAMIN 1 1560 Fikriyatul Mufadillah P 2 1650 Nur Aisyah P 3 1652 Nur Rofikoh P 4 1654 Rizka Nurfaizah P 5 1656 Ryan Feroyanto L 6 1667 Athaila Putri Nabila P 7 1668 Bilqis Nur Syamsidah P 8 1671 Dede Septiono L 9 1673 Elton Rizki Pratama L 10 1675 Farkhatun Nazila P 11 1677 Muhammad Fadli Himawan L 12 1678 Muhammad Ramadhani L 13 1679 Nur Faizah P 14 1680 Nur Zahro Oktaviani P 15 1681 Niken Dwi Oktaviani P 16 1682 Pratiwi Nawang R. S. P 17 1685 Winda Lutfiana P 18 1686 Kasiyah P 19 1760 Saskia Dwi A. P
118
Lampiran 2 PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
DAFTAR POPULASI KELOMPOK KONTROL KELAS III SD NEGERI DEBONG TENGAH 1 KOTA TEGAL
NO. NIS NAMA JENIS KELAMIN 1 2432 Reza Ramadhani L 2 2515 Rofiatur Rizqiyati P 3 2517 Sausan Noriza P 4 2524 Wahyu Nuridin L 5 2536 Abdul Syukur L 6 2537 Ahmad Dani Tohirin L 7 2538 Anang M. S. L 8 2541 Danurramadhan N. L 9 2544 Farah Fauziah R. P
10 2545 Fauzan Ali Alfayadh L 11 2546 Fitri Nur Khamdini P 12 2547 Galing Aji Saputra L 13 2547 Khoirunnisa Abdullah N. P 14 2550 Meilani Putria P 15 2551 Mirza Wahyuaji P. L 16 2552 Moh. Iqbal R. L 17 2553 Moh. Widad Syafiq P. S. L 18 2554 Moh. Muarif L 19 2555 Moh. Fatchur R. L 20 2556 Moh. Faizal L 21 2557 Moh. Solachudin L 22 2559 Lutfia Khaerunnisa P 23 2560 Nia Lisma Yuliyanti P 24 2561 Nok Annisa Nurhiyati P 25 2562 Nurul Anisa P 26 2563 Ramadan Bayu Leksono L 27 2564 Rahma Ramadhani P 28 2565 Rakhma Zulfani P 29 2566 Rio Anugrah Riyadi L 30 2567 Roma Dhoni Safitro L 31 2568 Sulas Afifasa P 32 2569 Tasya Nurhaedah P 33 2571 Vanessa Rose Meivita P 34 2572 Zelin Zakiyah P 35 2576 Aditya Pramana L 36 2615 Muhammad Yusril M. L 37 2651 Nico Candra Saputra L
119
Lampiran 3 PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3 Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
DAFTAR SAMPEL KELOMPOK EKSPERIMEN
KELAS III SD NEGERI DEBONG TENGAH 3 KOTA TEGAL
NO. NIS NAMA JENIS KELAMIN 1 1650 Nur Aisyah P 2 1652 Nur Rofikoh P 3 1654 Rizka Nurfaizah P 4 1656 Ryan Feroyanto L 5 1667 Athaila Putri Nabila P 6 1668 Bilqis Nur Syamsidah P 7 1671 Dede Septiono L 8 1673 Elton Rizki Pratama L 9 1675 Farkhatun Nazila P 10 1677 Muhammad Fadli Himawan L 11 1679 Nur Faizah P 12 1680 Nur Zahro Oktaviani P 13 1681 Niken Dwi Oktaviani P 14 1682 Pratiwi Nawang R. S. P 15 1685 Winda Lutfiana P 16 1686 Kasiyah P 17 1760 Saskia Dwi A. P
120
Lampiran 4
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN
UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1
Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
DAFTAR SAMPEL KELOMPOK KONTROL KELAS III SD NEGERI DEBONG TENGAH 1 KOTA TEGAL
NO. NIS NAMA JENIS KELAMIN 1 2515 Rofiatur Rizqiyati P 2 2517 Sausan Noriza P 3 2524 Wahyu Nuridin L 4 2536 Abdul Syukur L 5 2537 Ahmad Dani Tohirin L 6 2541 Danurramadhan N. L 7 2544 Farah Fauziah R. P 8 2545 Fauzan Ali Alfayadh L 9 2546 Fitri Nur Khamdini P
10 2547 Galing Aji Saputra L 11 2547 Khoirunnisa Abdullah N. P 12 2550 Meilani Putria P 13 2551 Mirza Wahyuaji P. L 14 2552 Moh. Iqbal R. L 15 2554 Moh. Muarif L 16 2555 Moh. Fatchur R. L 17 2556 Moh. Faizal L 18 2557 Moh. Solachudin L 19 2559 Lutfia Khaerunnisa P 20 2560 Nia Lisma Yuliyanti P 21 2561 Nok Annisa Nurhiyati P 22 2562 Nurul Anisa P 23 2563 Ramadan Bayu Leksono L 24 2564 Rahma Ramadhani P 25 2565 Rakhma Zulfani P 26 2566 Rio Anugrah Riyadi L 27 2567 Roma Dhoni Safitro L 28 2568 Sulas Afifasa P 29 2569 Tasya Nurhaedah P 30 2571 Vanessa Rose Meivita P 31 2572 Zelin Zakiyah P 32 2576 Aditya Pramana L 33 2615 Muhammad Yusril M. L 34 2651 Nico Candra Saputra L
121
Lampiran 5
SILABUS PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK/PEM-BELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
Sudut
• Menyatakan yang dimaksud dengan sudut dan menyebutkan contohnya.
• Mengurutkan sudut menurut besar kecilnya ukuran sudutnya.
• Menjelaskan dan membuat jenis-jenis sudut dari lipatan kertas.
• Menjelaskan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
• Mengurutkan besar sudut menurut
Tes formatif Lisan
8 jp x 35 menit
• Buku Mate-matika kelas 3 SD.
• Buku referensi yang relevan.
• Benda-
122
KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK/PEM-BELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
SUMBER BELAJAR
• Menyebutkan jenis sudut dengan memperhatikan perputaran jarum pada jam putaran.
ukurannya. • Mengenal dan
membuat jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
• Mengenal sudut sebagai jarak putar
benda konkret.
123
Lampiran 6
SILABUS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Alokasi Waktu : 8 jp x 35 menit Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator Kegiatan Pembelajaran Media
Penilaian Sumber Belajar
Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.1 Mendeskripsikan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
4.2.2 Mengurutkan besar sudut menurut
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga sterofoam dan LKS, siswa diberi kesempatan
1. Model sudut dan bukan sudut.
2. Sterofoam berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI
8 jp x 35 menit
124
Kompetensi Dasar
Indikator Kegiatan Pembelajaran Media
Penilaian Sumber Belajar
Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
ukurannya. 4.2.3 Membedakan
jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk memecahkan masalah mengenai materi Sudut.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi .
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas tentang materi Sudut.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan tugas rumah berupa PR.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3. Papan sterofoam.
4. Tali 5. Jam tiruan
Kelas III” Karya Nurul Masitoch Dkk.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
125
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajararan : Matematika Kelas/Semester : III/2
Pendekatan Matematika Realistik pada Kelas Eksperimen
oleh Indah Isdianti 1401409147
PGSD UPP TEGAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen Pertemuan I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2.1 Mendeskripsikan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar
atau garis yang berpotongan.
4.2.2 Mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati sudut pada benda-benda manipulasi/model
sudut yang ada di lingkungan sekitar siswa, siswa dapat mendeskripsikan
pengertian sudut dengan benar.
2. Setelah siswa mengamati model sudut, siswa dapat membedakan 3
bangun yang memiliki sudut dan 3 bangun yang tidak.
3. Setelah siswa mengetahui pengertian sudut, siswa dapat menyebutkan 3
bagian sudut yang ada pada benda-benda manipulasi/model sudut yang
ada di lingkungan sekitar siswa.
4. Melalui pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME
yang diterapkan guru, siswa dapat mengurutkan besar sudut menurut
127
ukurannya, yang dimiliki benda-benda manipulasi/model sudut dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Melalui diskusi kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan RME, siswa dapat memecahkan 2 contoh
permasalahan yang berkaitan dengan sudut dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
(Sudut)
1. Sudut sebagai Daerah yang Dibatasi Dua Sinar
Perhatikan proses terbentuknya sudut berikut:
Misalkan sinar a dan sinar b saling berpotongan, maka pada
perpotongan kedua garis tersebut akan membentuk sebuah sudut. Titik
pertemuan kedua sinar itu dinamakan titik sudut. Sedangkan sinar a
dan sinar b dinamakan kaki sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua
kaki sudut disebut besar sudut. Perhatikan gambar di berikut:
Jadi, sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua garis yang
saling berpotongan di satu titik potong.
2. Mengurutkan Besar Sudut Menurut Ukurannya
Sudut ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil.
Besar sudut ditentukan oleh jauh dekatnya jarak dua sinar yang
berpotongan. Semakin jauh jarak dari kedua sinar yang berpotongan,
akan semakin besar sudutnya. Begitupun sebaliknya, semakin dekat
jarak kedua sinar yang berpotongan, maka semakin kecil sudutnya.
Contoh urutan besar sudut:
128
a. Makin ke kanan, ukuran sudutnya makin besar.
b. Makin ke kanan, ukuran sudutnya makin kecil.
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan terbimbing dengan
pendekatan RME.
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media:
a. Model sudut dan bukan sudut yang terbuat dari sterofoam.
b. Koran
c. Uang
d. Bola
e. Celengan Tabung
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 145-147
c. Putri, Y. dan H. Siregar. 2009. Matematika untuk siswa SD/MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 135-136.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
129
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seperti:
“Anak-anak, Pernahkah kamu melihat pertandingan sepak bola?
Pemain sepak bola kadang-kadang melakukan tendangan sudut.
Tahukah kalian, mengapa dinamakan tendangan sudut?”
g. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai pengertian
sudut dan mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.”
h. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
i. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: setelah pembelajaran tentang
sudut dan besar sudut selesai, kalian diharapkan dapat
mendeskripsikan pengertian sudut dan mengurutkan besar sudut
menurut ukurannya.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru memancing siswa untuk memecahkan permasalahan yang
sering ada dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan memberikan
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan definisi sudut.
Permasalahan tersebut yaitu “perhatikan meja kalian masing-
masing. Bagian manakah dari meja kalian yang merupakan sudut
meja? Setelah kalian mengetahui letak sudut meja, coba perhatikan
benda-benda yang ada di kelas kita, siapa yang berani
130
menunjukkan benda yang mempunyai sudut? Dimana letak
sudutnya?”.
2) Guru mengarahkan siswa untuk menemukan definisi sudut dan
menyebutkan contoh benda-benda di kelas yang mempunyai sudut.
3) Guru memberikan sebuah permasalahan yang menggiring siswa
untuk membedakan benda yang mempunyai sudut dan benda yang
tidak mempunyai sudut, bagian sudut, dan mengurutkan besar
sudut menurut ukurannya. Permasalahan tersebut yaitu “Ibu
membawa beberapa model sudut (bangun) yang bentuk, warna, dan
ukurannya berbeda. Apakah ada yang tahu bentuk dari bangun-
bangun yang ibu bawa ini, bangun mana yang mempunyai sudut
dan yang tidak mempunyai sudut?”.
4) Setiap siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
b. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 4-5 siswa.
2) Guru membagikan model sudut (yang terbuat dari sterofoam) dan
LKS (terlampir) kepada masing-masing kelompok, yang berisi
permasalahan yang akan dipecahkan bersama-sama, yaitu siswa
ditugasi untuk menentukan bagian dari model sudut yang
merupakan titik, kaki, dan besar sudut, kemudian siswa
mengurutkan besar model sudut tersebut menurut ukurannya.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
131
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit)
Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi
untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR sebagai berikut:
“Cari dan tuliskan sebanyak-banyaknya benda di sekitar kalian yang
memiliki sudut siku-siku, lancip, dan tumpul!”.
f. Guru menyampaikan rencana pembelajaran Matematika pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai Jenis-jenis Sudut.
g. Guru menutup pelajaran.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
132
c. Soal LTS (terlampir)
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 13 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Sutilah, S.Pd. Indah Isdianti
NIP. 19570215 197802 2 001 NIM. 1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah,
Suratinah, S. Pd.
133
Lampiran RPP
LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI POKOK SUDUT
WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk:
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam
kelompok!
1. Tadi kalian telah menentukan bangun yang mempunyai sudut. Dari bangun
tersebut, selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
tepat!
Anggota :1. ..................................... Kelas: .... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. ....................................
a. Perhatikan bangun nomor 1! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
b. Perhatikan bangun nomor 2! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
c. Perhatikan bangun nomor 3! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
d. Dari ketiga bangun tersebut, urutan besar sudut bangun dari yang terkecil sampai yang terbesar yaitu..., ..., dan ....
e. Dari ketiga bangun tersebut, urutan besar sudut bangun dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu..., ..., dan ....
134
Banyak sudutnya yaitu....
Banyak sudutnya yaitu....
Banyak sudutnya yaitu....
2. Lingkari sudut dari benda-benda di bawah ini. Lalu, tentukan banyak sudutnya!
a. c.
b.
135
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator soal Jenis
Soal Ranah
Kognitif Nomor
Soal Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Disajikan 8 gambar benda yang sering ditemui siswa, siswa dapat menyebutkan 4 benda yang mempunyai sudut dan 4 bangun yang tidak.
• Disajikan gambar sepeda, siswa dapat menentukan 3 bagian dari kerangka sepeda yang membentuk sebuah sudut.
• Disajikan 5 gambar tali yang membentuk sudut, siswa dapat mengurutkan besar sudut tali dari yang terbesar sampai yang terkecil atau sebaliknya.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2
3
Mudah
Sulit
Sedang
136
Nama : .............................. .... No Absen : .............................. ....
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan gambar benda-benda di bawah ini, lalu tulis nomor bendanya saja!
Dari beberapa benda di atas, tentukan: a. Benda yang mempunyai sudut yaitu ......., ......., ......., dan ....... (skor 2) b. Benda yang tidak mempunyai sudut yaitu......., ......., ......., dan ...... (skor 2)
2. Perhatikan gambar sepeda Ardi di bawah ini!
Pada kerangka sepeda Ardi, yang membentuk sudut yaitu yang ditunjukkan pada huruf ....., .... dan ..... (skor 2)
3. Perhatikan gambar tali di bawah ini!
a. Urutan besar sudut tali dari yang terkecil sampai yang terbesar
yaitu.............................................................................................. (skor 2) b. Urutan besar sudut tali dari yang terbesar sampai yang terkecil
yaitu.................................................................................................. (skor 2)
(1) (2) (3) (4)
Kaleng susu Rumah Ali Topi ulang tahun Tipe-x
(5) (6) (7) (8)
Gelas Kelereng Penghapus Meja
137
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. a. (2), (3), (7), dan (8). (skor 2)
b. (1), (4), (5), dan (6). (skor 2) 2. A, B, dan D (skor 2) 3. a. E, A, D, B, C (skor 2)
b. C, B, D, A, E (skor 2) Skor maksimal = 10
138
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
4.3 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.3.1 Mendeskripsi-kan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
4.3.2 Mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
Kegiatan PendahuluanMenyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga sterofoam dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok
1. Model sudut dan bukan sudut yang terbuat dari sterofoam.
2. Koran 3. Uang 4. Bola 5. Celengan
Tabung
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul
2 jp x 35 menit
139
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
untuk menemukan langkah mencari perbandingan besar sudut pada sebuah bangun/benda.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang ada di sekitar siswa yang memiliki sudut dan yang tidak, serta mengurutkan besar sudut suatu bangun/benda berdasarkan ukurannya.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
Masitoch dkk.
• Buku BSE “Matema-tika untuk siswa SD/MI Kelas III” Karya Y. Putri dan H. Siregar.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
140
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan tugas rumah berupa PR.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
141
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. C. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2.3 Membedakan jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul. 4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati sudut yang ada pada bangun/benda/ruangan yang ada di lingkungan sekitar siswa, siswa dapat membedakan 3 jenis sudut yang ada pada suatu bangun/benda.
2. Setelah siswa membedakan jenis-jenis sudut, siswa dapat menggambar 3 jenis sudut.
3. Melalui diskusi kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME, siswa dapat memecahkan 2 contoh permasalahan yang berkaitan dengan jenis-jenis sudut dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar (Sudut) Jenis Sudut
Ada beberapa jenis sudut menurut ukurannya, yaitu sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul.
142
1. Sudut Siku-siku
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Sinar-sinar yang membentuk kedua sudut di atas ada dua. Keduanya saling
tegak lurus di titik B dan E. Jika kita ukur dengan busur derajat, maka
besar sudut B dan E adalah 90°. Sudut yang besarnya 90° dinamakan
sudut siku-siku.
2. Sudut Lancip
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Kedua gambar di atas membentuk sudut di titik K dan P. Jika kita ukur
dengan busur derajat, maka besar sudut K dan P kurang dari 90°. Sudut
yang besarnya kurang dari 90° dinamakan sudut lancip.
3. Sudut Tumpul
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Jika sudut G dan D kita ukur dengan busur derajat, besarnya lebih dari
90° dan kurang dari 180°. Sudut tersebut dinamakan sudut tumpul.
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan terbimbing dengan
pendekatan RME.
143
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media:
a. Layang-layang
b. Model sudut siku-siku, lancip, dan tumpul yang terbuat dari
sterofoam.
c. Tali
d. Papan sterofoam
e. Push pin
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 149-150 c. Dayat, Tri dkk. 2009. Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 95-97.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan II (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Materi pokok yang akan kita bahas masih melanjutkan materi
yang kemarin yaitu mengenai Jenis-jenis Sudut” dan menuliskannya
di papan tulis.
144
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: “Setelah mengikuti pembelajaran, kalian diharapkan dapat membedakan dan menggambar berbagai jenis sudut”.
h. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (menggali pengetahuan prasyarat) dengan serangkaian pertanyaan sebagai berikut: (eksplorasi)
No Guru (G) No Siswa (S) 1 Kemarin ibu guru memberikan tugas
kepada kalian untuk mencari benda-benda yang memiliki sudut apa saja?
1 Siku-siku, lancip, dan tumpul.
2 Benda apa saja yang memiliki sudut siku-siku yang kalian temukan?
2 Buku, majalah, koran, dan meja.
3 Bagaimana dengan benda yang memiliki sudut lancip? Apa saja benda tersebut? Siapa yang berani menjawab?
3 Topi ulang tahun, atap gereja, ujung pensil, dan ujung bolpoin.
4 Lalu, siapa yang berani menyebutkan benda yang memiliki sudut tumpul?
4 Atap rumah dan kursi santai.
i. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru menjelaskan materi mengenai jenis-jenis sudut dengan
menyuruh siswa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
2) Guru memancing siswa untuk memecahkan permasalahan yang
sering ada dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan memberikan
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan jenis-jenis
sudut. Permasalahan tersebut yaitu “perhatikan ruangan kelas kita.
Benda apa saja yang memiliki bentuk sudut siku-siku, lancip, dan
tumpul? Apakah kalian tahu perbedaan antara sudut siku-siku,
lancip, dan tumpul?”.
3) Guru mengarahkan siswa untuk menemukan contoh benda-benda
di kelas yang memiliki bentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul,
dan membedakan ketiga jenis sudut tersebut.
145
4) Siswa menuliskan beberapa benda yang memiliki bentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
5) Siswa menggambar sudut siku-siku, lancip, dan tumpul sesuai dengan model sudut sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
b. Elaborasi (± 25 menit) 1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 4-5 siswa. 2) Guru membagikan tali, papan sterofoam, push pin, dan LKS
(terlampir) kepada masing-masing kelompok, yang berisi permasalahan yang akan dipecahkan bersama-sama, yaitu siswa ditugasi untuk membentuk kembali sudut yang ada pada gambar LKS (terlampir) pada papan sterofoam yang telah disediakan. Di akhir kegiatan pengerjaan tugas pada LKS, siswa disuruh untuk menyimpulkan tentang perbedaan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku. Sudut yang mana di antara ketiga sudut tersebut yang paling besar dan paling kecil.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit) Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
146
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit) a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran. b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur) c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa. d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang memperoleh nilai rendah.
e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran Matematika pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai Sudut sebagai Jarak Putar.
f. Guru menutup pelajaran. I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran 2. Jenis Penilaian : Tes tertulis 3. Bentuk Instrumen : Isian 4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir) b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir) c. Soal LTS (terlampir) d. Kunci Jawaban (terlampir) e. Kriteria Penilaian: Nilai Akhir =
Tegal, 14 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti, Sutilah, S.Pd. Indah Isdianti NIP.19570215 197802 2 001 NIM.1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah,
Suratinah, S. Pd.
NIP. 196107021982012011
147
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! 1. Perhatikan gambar benda-benda di bawah ini untuk melengkapi tabel di
bawah!
A B C
D E F
Jenis Sudut pada Benda
Jenis Sudut pada Benda
Sudut yang Lebih Besar
Sudut yang Lebih Kecil
Sudut pada laptop (B) yaitu....
Sudut pada puncak piramida (A) yaitu....
.................... ....................
Sudut pada kipas angin (C) yaitu....
Sudut pada lemari (D) yaitu....
.................... ....................
Sudut pada ujung pensil (F) yaitu....
Sudut yang dibentuk oleh jarum jam (E) yaitu....
.................... ....................
Anggota :1. ..................................... Kelas: .... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. ....................................
148
a. Sudut lancip lebih....................dari sudut siku-
siku.
b. Sudut tumpul lebih....................dari sudut siku-
siku.
c. Sudut lancip lebih......................dari sudut
tumpul.
2. Setelah kalian menerima papan sterofoam, tali, dan push pin dari guru,
buatlah masing-masing 1 sudut siku-siku, lancip, dan tumpul dengan menggunakan tali yang ditancapkan dengan push pin yang dialasi dengan papan sterofoam!
Apa yang dapat kamu simpulkan?
149
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Siswa dapat menyebutkan masing-masing 2 benda yang berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Disajikan gambar kursi, siswa dapat menentukan 1 bagian dari kursi yang membentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Disajikan gambar baju seragam sekolah, siswa dapat menentukan 3 jenis sudut yang ada pada bagian baju seragam sekolah.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2
3
Mudah
Sulit
Sedang
150
Nama : ......................... ... No Absen : ......................... ...
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Isilah titik-titik (...) di bawah ini dengan tepat! 1. Di bawah ini yaitu daftar benda-benda yang ada di dalam kamar Nina.
Beberapa diantaranya yaitu:
a. Benda yang berbentuk sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan oleh nomor........ dan ...... (skor 1)
b. Benda yang berbentuk sudut lancip yaitu yang ditunjukkan oleh nomor...... dan ........ (skor 1)
c. Benda yang berbentuk sudut tumpul yaitu yang ditunjukkan oleh nomor....... dan ....... (skor 1)
2. Perhatikan gambar kursi nenek Indra di bawah ini! a. Bagian kursi nenek yang berbentuk
sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
b. Bagian kursi nenek yang berbentuk sudut lancip yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
c. Bagian kursi nenek yang berbentuk sudut tumpul yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
3. Perhatikan gambar baju seragam sekolah Dita di bawah ini! a. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf A
berbentuk sudut............................. (skor 1) b. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf B
berbentuk sudut............................. (skor 1) c. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf C
berbentuk sudut............................. (skor 1) d. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf D
berbentuk sudut............................. (skor 1)
(1) Rak buku (3) Kipas angin gantung (5) Terompet tahun baru
(2) Topi ulang tahun (4) Radio (6) Kursi santai
151
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. a. (1) dan (4) (skor 1)
b. (2) dan (5) (skor 1) c. (3) dan (6) (skor 1)
2. a. A (skor 1) b. C (skor 1) c. B (skor 1)
3. a. Tumpul (skor 1) b. Lancip (skor 1) c. Tumpul (skor 1) d. Siku-siku (skor 1)
Skor maksimal = 10
152
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.3 Membedakan jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan
alat peraga tali, papan sterofoam, push pin, dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan
1. Layang-layang
2. Model sudut siku-siku, lancip, dan tumpul yang terbuat dari sterofoam.
3. Tali 4. Papan
sterofoam 5. Push pin
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch dkk.
2 jp x 35 menit
153
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk menemukan langkah mencari perbandingan besar sudut antara sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang
• Buku BSE “Matema-tika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3” Karya Tri Dayat dkk.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
154
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan
bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen Pertemuan III
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati sudut yang ada pada sebuah jam, siswa dapat
mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar dengan benar.
2. Setelah siswa mengamati sudut yang ada pada jam tiruan, siswa dapat
menentukan 3 jenis besar jarak putar pada jarum jam.
3. Melalui diskusi kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan RME, siswa dapat memecahkan 2 contoh
permasalahan yang berkaitan dengan sudut sebagai jarak putar dalam
kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
(Sudut)
Sudut sebagai Jarak Putar
Pada sebuah jam, jarum jam akan selalu berputar. Jika kita amati, jarum
pendek berputar dari angka 12 ke 1 ke angka 2, kemudian ke angka 3.
156
Apabila diteruskan jarum jam berputar ke angka 4, 5, 6, dan seterusnya.
Jarum jam akhirnya kembali ke angka 12. Perputaran dari angka 12 dan
kembali ke angka 12 dinamakan satu kali putaran. Perputaran tersebut
membentuk sudut dengan besar 360°. Sudut yang terbentuk karena
berputarnya jarum jam dinamakan jarak putar. Jarak putar pada sebuah jam
dapat membentuk sudut-sudut berikut:
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan terbimbing dengan
pendekatan RME.
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media: alat peraga jam tiruan.
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
157
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 152-154. c. Fajariyah, Nur dan Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk SD/MI Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas. Hal. 169.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan III (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Materi pokok yang akan kita bahas masih melanjutkan materi
yang kemarin, yaitu mengenai Sudut sebagai Jarak Putar” dan
menuliskannya di papan tulis.
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: “Setelah mengikuti
pembelajaran, kalian diharapkan dapat mendeskripsikan sudut sebagai
jarak putar”.
h. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (menggali
pengetahuan prasyarat) dengan serangkaian pertanyaan sebagai
berikut: (eksplorasi)
158
No Guru (G) No Siswa (S) 1 Anak-anak, siapa diantara kalian
yang tadi pagi bangun tidur lebih awal untuk sholat subuh?
1 Saya
2 Pukul berapa kalian bangun tidur? 2 Pukul 05.00 3 Pada pukul 05.00, jarum panjang dan
pendek pada jam dinding kalian menunjukkan angka berapa? Siapa yang berani menjawab?
3 Angka 12 dan 5.
4 Lalu, jarum panjang dan pendek saat tepat pukul 05.00 membentuk sudut apa?
4 Tumpul
i. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru menjelaskan materi mengenai sudut sebagai jarak putar
dengan menyuruh siswa memberikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Guru memancing siswa untuk memecahkan permasalahan yang
sering ada dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan memberikan
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan jenis-jenis
sudut. Permasalahan tersebut yaitu “perhatikan jam dinding di
kelas kita. Pukul berapakah sekarang? Sudut apakah yang dibentuk
oleh jarum panjang dan pendek? Pada pukul berapa saja antara
jarum panjang dan pendek membentuk sudut siku-siku, lancip, dan
tumpul? Lalu, pada pukul berapa saja besar jarak putar jarum jam
menunjukkan seperempat, setengah, dan satu putaran penuh?”.
3) Guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru
tersebut, dengan cara guru menunjukkan waktu pada jam tiruan,
kemudian siswa menyebutkan jenis sudut yang terbentuk dan besar
jarak putar jarum jam.
4) Guru menyuruh beberapa siswa untuk maju, memutar jarum pada
jam tiruan dan siswa yang lain menyebutkan tanda besar sudut
yang terbentuk dan besar jarak putar jarum jam.
159
b. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 siswa.
2) Guru membagikan jam tiruan dan LKS (terlampir) kepada masing-
masing kelompok, yang berisi permasalahan yang akan dipecahkan
bersama-sama, yaitu siswa ditugasi untuk menentukan jenis sudut
dan besar jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit) Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi
untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru menutup pelajaran.
160
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
c. Soal LTS (terlampir)
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 15 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Sutilah, S.Pd. Indah Isdianti
NIP.19570215 197802 2 001 NIM.1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah,
Suratinah, S. Pd.
161
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! Amati jam kelompok kalian masing-masing untuk menyelesaikan soal nomor 1 dan 2. 1. Tentukan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan pendek jam pada
tiap jamnya! Kemudian, masukkan dalam tabel berikut!
No. Pukul Jenis Sudut a 21.00 ............................. b 04.00 ............................. c 07.40 ............................. d 18.00 ............................. e 01.15 .............................
2. Tentukan besar sudut putar yang dibentuk oleh putaran jarum jam! Kemudian,
masukkan dalam tabel berikut!
No. Putaran Jarum Jam Besar Sudut Putar a Dari angka 12 ke angka 3 .............................putaran b Dari angka 6 ke angka 12 .............................putaran c Dari angka 4 ke angka 4 .............................putaran d Dari angka 2 ke angka 5 .............................putaran e Dari angka 4 ke angka 10 .............................putaran
Anggota :1. ..................................... Kelas: .... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. ....................................
162
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Disajikan gambar jam di mana jarum berada di antara angka 8 dan 12, siswa dapat menyebutkan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum jam.
• Siswa dapat menentukan besar, jenis sudut, dan jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam.
• Siswa dapat menentukan besar dan jarak putar arah mata angin dari arah timur ke selatan.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2, 3, dan 4
5
Mudah
Sedang
Sulit
163
Nama : ......................... ... No Absen : ......................... ...
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Isilah titik-titik (...) di bawah ini dengan tepat! 1. Jam dinding Lisa menunjukkan waktu seperti jam di samping.
Berarti, jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan pendek pada jam Lisa yaitu.......................................... (skor 1)
2. Anis berangkat naik sepeda ke sekolah pada pukul 07.00. Anis tiba di sekolah
pukul 07.15. Berarti, lama perjalanan Anis dari rumah ke sekolah yaitu.......menit. Selama perjalanan Anis tersebut, jarum panjang jam berputar membentuk sudut sebanyak..................................putaran dan membentuk sudut.......................................... (skor 3)
3. Putaran jarum jam dari angka 5 ke angka 11 membentuk sudut sebanyak
...................................putaran dan membentuk sudut.............................. (skor 2)
4. Putaran jarum jam dari angka............ke angka 2 membentuk sudut satu putaran penuh dan membentuk sudut sebesar......° (skor 2)
5. Perhatikan gambar petunjuk arah mata angin di bawah ini!
Rina berdiri menghadap ke arah timur. Kemudian ia memutar badan menjadi menghadap ke arah selatan, berarti badan Rina berputar membentuk sudut sebesar.....° dan jarak putar sebanyak.................putaran. (skor 2)
164
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. Tumpul (skor 1) 2. 15, seperempat, dan 90° (skor 3) 3. Setengah dan lurus (skor 2) 4. 2 dan 360° (skor 2) 5. 90° dan seperempat (skor 2)
Skor maksimal = 10
165
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga jam dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk
Jam
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch
2 jp x 35 menit
166
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
menemukan langkah menentukan jenis dan besar sudut yang dibentuk oleh jarum jam.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan jenis, besar sudut, dan jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam dan arah mata angin.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan tugas
dkk. • Buku BSE
“Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI Kelas 3” karya Nur Fajariyah dan Defi Triratna-wati.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
167
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
rumah berupa PR. • Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
168
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajararan : Matematika Kelas/Semester : III/2
Pembelajaran Konvensional pada Kelas Kontrol
oleh Indah Isdianti 1401409147
PGSD UPP TEGAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
169
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar 4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
2. Mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mendeskripsikan pengertian
sudut dengan benar.
2. Setelah melihat gambar bangun yang digambar oleh guru di papan
tulis, siswa dapat membedakan masing-masing 3 bangun yang
memiliki sudut dan yang tidak.
3. Setelah siswa mengetahui pengertian sudut, siswa dapat menyebutkan
3 bagian sudut yang ada pada gambar bangun yang ditunjukkan oleh
guru.
4. Setelah siswa mengamati gambar bangun di papan tulis, siswa dapat
mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
5. Melalui pemberian latihan soal dari guru, siswa dapat memecahkan 2
contoh permasalahan yang berkaitan dengan sudut suatu bangun.
170
E. Materi Ajar
(Sudut)
1. Sudut sebagai Daerah yang Dibatasi Dua Sinar
Perhatikan proses terbentuknya sudut berikut:
Misalkan sinar a dan sinar b saling berpotongan, maka pada
perpotongan kedua garis tersebut akan membentuk sebuah sudut. Titik
pertemuan kedua sinar itu dinamakan titik sudut. Sedangkan sinar a
dan sinar b dinamakan kaki sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua
kaki sudut disebut besar sudut. Perhatikan gambar di berikut:
Jadi, sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua garis yang
saling berpotongan di satu titik potong.
2. Mengurutkan Besar Sudut Menurut Ukurannya
Sudut ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil.
Besar sudut ditentukan oleh jauh dekatnya jarak dua sinar yang
berpotongan. Semakin jauh jarak dari kedua sinar yang berpotongan,
akan semakin besar sudutnya. Begitupun sebaliknya, semakin dekat
jarak kedua sinar yang berpotongan, maka semakin kecil sudutnya.
Contoh urutan besar sudut:
a. Makin ke kanan, ukuran sudutnya makin besar.
b. Makin ke kanan, ukuran sudutnya makin kecil.
171
F. Metode Pembelajaran Metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal.
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media:
Model sudut yang terbuat dari sterofoam.
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 145-147. c. Putri, Y. dan H. Siregar. 2009. Matematika untuk siswa SD/MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 135-136.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seperti:
“Anak-anak, apakah kalian tahu apa itu sudut?”
g. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai pengertian
sudut dan mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.”
h. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
172
i. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: setelah pembelajaran tentang
sudut dan besar sudut selesai, kalian diharapkan dapat
mendeskripsikan pengertian sudut dan mengurutkan besar sudut
menurut ukurannya.
2. Kegiatan Inti (± 45 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru memberikan penjelasan mengenai pengertian sudut dan
bagian-bagian sudut.
2) Guru menggambar bangun yang memiliki sudut dan yang tidak
memiliki sudut di papan tulis.
3) Guru menyuruh siswa untuk menyebutkan bagian-bagian sudut dari
gambar benda yang diberikan oleh guru.
4) Guru menunjukkan gambar sudut garis yang berbeda ukuran besar
sudutnya.
5) Guru menyuruh siswa untuk mengurutkan besar sudut garis
menurut ukuran besar sudutnya. b. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 6-7 siswa.
2) Guru membagikan model sudut (yang terbuat dari sterofoam) dan
LKS (terlampir) kepada masing-masing kelompok, yang berisi
permasalahan yang akan dipecahkan bersama-sama, yaitu siswa
ditugasi untuk menentukan bagian dari model sudut yang
merupakan titik, kaki, dan besar sudut, kemudian siswa
mengurutkan besar model sudut tersebut menurut ukurannya.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok,
sementara masing-masing masing-masing kelompok selesai
mengerjakan LKS, setiap kelompok mempresentasikan hasil
173
kegiatan anggota kelompok yang lain mengungkapkan
pendapatnya terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit)
Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi
untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR.
f. Guru menyampaikan rencana pembelajaran Matematika pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai Jenis-jenis Sudut.
g. Guru menutup pelajaran.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
174
c. Soal LTS (terlampir)
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 20 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Neti Amanati Indah Isdianti
NIP. 196106141983042006 NIM. 1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala SD Negeri De
Suratinah, S. Pd.
175
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! 1. Dari bangun sudut yang kalian terima, selanjutnya jawablah pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
a. Perhatikan bangun nomor 1! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
b. Perhatikan bangun nomor 2! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
c. Perhatikan bangun nomor 3! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
d. Dari ketiga bangun tersebut, urutan besar sudut bangun dari yang terkecil sampai yang terbesar yaitu..., ..., dan ....
e. Dari ketiga bangun tersebut, urutan besar sudut bangun dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu..., ..., dan ....
Anggota :1. ..................................... Kelas: .... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. .................................... 6. .................................... 7. ....................................
176
Banyak sudutnya yaitu....
Banyak sudutnya yaitu....
Banyak sudutnya yaitu....
2. Lingkari sudut dari benda-benda di bawah ini. Lalu, tentukan banyak sudutnya! a. c.
b.
177
Kisi-kisi Soal Evaluasi
Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Disajikan 8 gambar benda yang sering ditemui siswa, siswa dapat menyebutkan 4 benda yang mempunyai sudut dan 4 bangun yang tidak.
• Disajikan gambar sepeda, siswa dapat menentukan 3 bagian dari kerangka sepeda yang membentuk sebuah sudut.
• Disajikan 5 gambar tali yang membentuk sudut, siswa dapat mengurutkan besar sudut tali dari yang terbesar sampai yang terkecil atau sebaliknya.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2
3
Mudah
Sulit
Sedang
178
Nama : ................................... .... No Absen : ................................... ....
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan gambar benda-benda di bawah ini, lalu tulis nomor bendanya saja!
Dari beberapa benda di atas, tentukan: a. Benda yang mempunyai sudut yaitu ......., ......., ......., dan ....... (skor 2) b. Benda yang tidak mempunyai sudut yaitu......., ......., ......., dan ...... (skor 2)
2. Perhatikan gambar sepeda Ardi di bawah ini!
Pada kerangka sepeda Ardi, yang membentuk sudut yaitu yang ditunjukkan pada huruf ....., .... dan ..... (skor 2)
3. Perhatikan gambar tali di bawah ini!
a. Urutan besar sudut tali dari yang terkecil sampai yang terbesar yaitu.............................................................................................. (skor 2)
b. Urutan besar sudut tali dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu.................................................................................................. (skor 2)
(2) (2) (3) (4)
Kaleng susu Rumah Ali Topi ulang tahun Tipe-x
(5) (6) (7) (8)
Gelas Kelereng Penghapus Meja
179
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. a. (2), (3), (7), dan (8). (skor 2)
b. (1), (4), (5), dan (6). (skor 2) 2. A, B, dan D (skor 2) 3. a. E, A, D, B, C (skor 2)
b. C, B, D, A, E (skor 2)
Skor maksimal = 10
180
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.1 Mendeskripsikan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
4.2.2 Mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga sterofoam dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk
Model sudut yang terbuat dari sterofoam.
• Lembar Kerja Siswa (LKS)
• Lembar Tugas Siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch dkk.
2 jp x 35 menit
181
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
menemukan langkah mencari perbandingan besar sudut pada sebuah bangun/benda.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang ada di sekitar siswa yang memiliki sudut dan yang tidak, serta mengurutkan besar sudut suatu bangun/benda berdasarkan
• Buku BSE “Matema-tika untuk siswa SD/MI Kelas III” Karya Y. Putri dan H. Siregar.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
182
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
ukurannya.Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi pembelajaran.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang ada di sekitar siswa yang memiliki sudut dan yang tidak, serta mengurutkan besar sudut suatu bangun/benda berdasarkan ukurannya.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol Pertemuan II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2.3 Membedakan jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati gambar sudut yang digambar guru di papan tulis,
siswa dapat membedakan 3 jenis sudut yang ada pada suatu bangun/benda.
2. Setelah siswa membedakan jenis-jenis sudut, siswa dapat menggambar 3
jenis sudut: sudut lancip, siku-siku, dan tumpul.
3. Melalui pemberian latihan soal dari guru, siswa dapat memecahkan 2
contoh permasalahan yang berkaitan dengan jenis-jenis sudut di kehidupan
sehari-hari.
E. Materi Ajar
(Sudut)
Jenis Sudut
Ada beberapa jenis sudut menurut ukurannya, yaitu sudut siku-siku,
sudut lancip, dan sudut tumpul.
184
1. Sudut Siku-siku
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Sinar-sinar yang membentuk kedua sudut di atas ada dua. Keduanya saling
tegak lurus di titik B dan E. Jika kita ukur dengan busur derajat, maka
besar sudut B dan E adalah 90°. Sudut yang besarnya 90° dinamakan
sudut siku-siku.
2. Sudut Lancip
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Kedua gambar di atas membentuk sudut di titik K dan P. Jika kita ukur
dengan busur derajat, maka besar sudut K dan P kurang dari 90°. Sudut
yang besarnya kurang dari 90° dinamakan sudut lancip.
3. Sudut Tumpul
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Jika sudut G dan D kita ukur dengan busur derajat, besarnya lebih dari
90° dan kurang dari 180°. Sudut tersebut dinamakan sudut tumpul.
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal.
185
G. Media dan Sumber Bahan 1. Media:
a. Gambar bangun persegi, persegi panjang, dan trapesium. b. Tali c. Papan sterofoam
d. Push pin 2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2. b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 149-150
c. Dayat, Tri dkk. 2009. Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 95-97.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan II (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit) a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Materi pokok yang akan kita bahas masih melanjutkan materi
yang kemarin yaitu mengenai Jenis-jenis Sudut” dan menuliskannya
di papan tulis.
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: “Setelah mengikuti
pembelajaran, kalian diharapkan dapat membedakan dan menggambar
berbagai jenis sudut”.
186
h. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan “apakah kalian
masih ingat pelajaran yang sebelumnya?”
i. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru menjelaskan materi mengenai jenis-jenis sudut.
2) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi jenis-jenis sudut
yang masih belum jelas.
3) Guru menggambar sudut siku-siku, lancip, dan tumpul di papan
tulis untuk memantapkan pemahaman siswa.
4) Guru menugasi siswa untuk menggambar jenis-jenis sudut sesuai
gambar dari guru.
d. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 6-7 siswa.
2) Guru membagikan tali, papan sterofoam, push pin, dan LKS
(terlampir) kepada masing-masing kelompok, yang berisi
permasalahan yang akan dipecahkan bersama-sama, yaitu siswa
ditugasi untuk membentuk kembali sudut yang ada pada gambar
LKS (terlampir) pada papan sterofoam yang telah disediakan. Di
akhir kegiatan pengerjaan tugas pada LKS, siswa disuruh untuk
menyimpulkan tentang perbedaan sudut lancip, tumpul, dan siku-
siku. Sudut yang mana di antara ketiga sudut tersebut yang paling
besar dan paling kecil.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
187
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
e. Konfirmasi (± 5 menit)
Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi
untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran Matematika pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai Sudut sebagai Jarak Putar.
f. Guru menutup pelajaran.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
c. Soal LTS (terlampir)
188
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 21 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Neti Amanati Indah Isdianti
NIP. 196106141983042006 NIM.1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah,
Suratinah, S. Pd.
189
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! 1. Perhatikan gambar benda-benda di bawah ini untuk melengkapi tabel di
bawah!
A B C
D E F
Jenis Sudut pada Benda
Jenis Sudut pada Benda
Sudut yang Lebih Besar
Sudut yang Lebih Kecil
Sudut pada laptop (B) yaitu....
Sudut pada puncak piramida (A) yaitu....
.................... ....................
Sudut pada kipas angin (C) yaitu....
Sudut pada lemari (D) yaitu....
.................... ....................
Sudut pada ujung pensil (F) yaitu....
Sudut yang dibentuk oleh jarum jam (E) yaitu....
.................... ....................
Anggota :1. ..................................... Kelas: .... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. .................................... 6. .................................... 7. ....................................
190
a. Sudut lancip lebih....................dari sudut siku-
siku.
b. Sudut tumpul lebih....................dari sudut siku-
siku.
c. Sudut lancip lebih......................dari sudut
tumpul.
2. Setelah kalian menerima papan sterofoam, tali, dan push pin dari guru,
buatlah masing-masing 1 sudut siku-siku, lancip, dan tumpul dengan menggunakan tali yang ditancapkan dengan push pin yang dialasi dengan papan sterofoam!
Apa yang dapat kamu simpulkan?
191
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Siswa dapat menyebutkan masing-masing 2 benda yang berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Disajikan gambar kursi, siswa dapat menentukan 1 bagian dari kursi yang membentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Disajikan gambar baju seragam sekolah, siswa dapat menentukan 3 jenis sudut yang ada pada bagian baju seragam sekolah.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2
3
Mudah
Sulit
Sedang
192
Nama : ......................... ... No Absen : ......................... ...
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Isilah titik-titik (...) di bawah ini dengan tepat! 1. Di bawah ini yaitu daftar benda-benda yang ada di dalam kamar Nina.
Beberapa diantaranya yaitu:
a. Benda yang berbentuk sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan oleh
nomor........ dan ...... (skor 1) b. Benda yang berbentuk sudut lancip yaitu yang ditunjukkan oleh nomor......
dan ........ (skor 1) c. Benda yang berbentuk sudut tumpul yaitu yang ditunjukkan oleh nomor.......
dan ....... (skor 1)
2. Perhatikan gambar kursi nenek Indra di bawah ini! a. Bagian kursi nenek yang berbentuk
sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
b. Bagian kursi nenek yang berbentuk sudut lancip yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
c. Bagian kursi nenek yang berbentuk sudut tumpul yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
3. Perhatikan gambar baju seragam sekolah Dita di bawah ini! a. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf A
berbentuk sudut............................. (skor 1) b. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf B
berbentuk sudut............................. (skor 1) c. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf C
berbentuk sudut............................. (skor 1) d. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf D
berbentuk sudut............................. (skor 1)
(1) Rak buku (3) Kipas angin gantung (5) Terompet tahun baru (2) Topi ulang tahun (4) Radio (6) Kursi santai
193
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. a. (1) dan (4) (skor 1)
b. (2) dan (5) (skor 1) c. (3) dan (6) (skor 1)
2. a. A (skor 1) b. C (skor 1) c. B (skor 1)
3. a. Tumpul (skor 1) b. Lancip (skor 1) c. Tumpul (skor 1) d. Siku-siku (skor 1)
Skor maksimal = 10
194
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.3 Membedakan jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga tali, papan sterofoam, push pin, dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan
1. Gambar bangun persegi, persegi panjang, dan trapesium.
2. Tali 3. Papan
sterofoam 4. Push pin
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch dkk.
2 jp x 35 menit
195
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
cara berdiskusi kelompok untuk menemukan langkah mencari perbandingan besar sudut antara sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang berbentuk sudut siku- siku, lancip, dan tumpul.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
• Buku BSE “Matema-tika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3” Karya Tri Dayat dkk.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
196
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan tugas rumah berupa PR.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
197
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan III
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati sudut yang ada pada gambar jam yang digambar guru di papan tulis, siswa dapat mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar dengan benar.
2. Melalui gambar jam yang digambar guru di papan tulis, siswa dapat menentukan 3 jenis besar jarak putar pada jarum jam.
3. Melalui latihan soal yang diberikan oleh guru, siswa dapat memecahkan 2 contoh permasalahan yang berkaitan dengan sudut sebagai jarak putar di kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
(Sudut) Sudut sebagai Jarak Putar
Pada sebuah jam, jarum jam akan selalu berputar. Jika kita amati, jarum
pendek berputar dari angka 12 ke 1 ke angka 2, kemudian ke angka 3.
Apabila diteruskan jarum jam berputar ke angka 4, 5, 6, dan seterusnya.
198
Jarum jam akhirnya kembali ke angka 12. Perputaran dari angka 12 dan
kembali ke angka 12 dinamakan satu kali putaran. Perputaran tersebut
membentuk sudut dengan besar 360°. Sudut yang terbentuk karena
berputarnya jarum jam dinamakan jarak putar. Jarak putar pada sebuah jam
dapat membentuk sudut-sudut berikut:
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal.
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media: alat peraga jam tiruan.
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 152-154.
199
c. Fajariyah, Nur dan Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 169.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan III (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Materi pokok yang akan kita bahas masih melanjutkan materi
yang kemarin, yaitu mengenai Sudut sebagai Jarak Putar” dan
menuliskannya di papan tulis.
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: “Setelah mengikuti
pembelajaran, kalian diharapkan dapat mendeskripsikan sudut sebagai
jarak putar”.
h. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan “apakah kalian
masih ingat pelajaran yang sebelumnya?”(guru mengingatkan kembali
materi pada pertemuan sebelumnya)
i. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
b. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru menjelaskan materi mengenai sudut sebagai jarak putar.
2) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi sudut sebagai jarak putar yang masih belum jelas.
200
3) Guru menunjukkan gambar jam untuk memantapkan pemahaman
siswa.
b. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 6-7 siswa.
2) Guru membagikan jam tiruan dan LKS (terlampir) kepada masing-
masing kelompok, yang berisi permasalahan yang akan dipecahkan
bersama-sama, yaitu siswa ditugasi untuk menentukan jenis sudut
dan besar jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit)
Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi untuk
menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
201
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru menutup pelajaran.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
c. Soal LTS (terlampir)
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 22 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Neti Amanati Indah Isdianti
NIP. 196106141983042006 NIM.1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala SD Negeri Deb
Suratinah, S. Pd.
202
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! Amati jam kelompok kalian masing-masing untuk menyelesaikan soal nomor 1 dan 2. 1. Tentukan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan pendek jam pada
tiap jamnya! Kemudian, masukkan dalam tabel berikut!
No. Pukul Jenis Sudut a 21.00 ............................. b 04.00 ............................. c 07.40 ............................. d 18.00 ............................. e 01.15 .............................
2. Tentukan besar sudut putar yang dibentuk oleh putaran jarum jam! Kemudian,
masukkan dalam tabel berikut!
No. Putaran Jarum Jam Besar Sudut Putar a Dari angka 12 ke angka 3 .............................putaran b Dari angka 6 ke angka 12 .............................putaran c Dari angka 4 ke angka 4 .............................putaran d Dari angka 2 ke angka 5 .............................putaran e Dari angka 4 ke angka 10 .............................putaran
Anggota :1. ..................................... Kelas: .... 2. .................................... 3. .................................... 4. .................................... 5. .................................... 6. .................................... 7. ....................................
203
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Disajikan gambar jam di mana jarum berada di antara angka 8 dan 12, siswa dapat menyebutkan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum jam.
• Siswa dapat menentukan besar, jenis sudut, dan jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam.
• Siswa dapat menentukan besar dan jarak putar arah mata angin dari arah timur ke selatan.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2, 3, dan 4
5
Mudah
Sedang
Sulit
204
Nama : ......................... ... No Absen : ......................... ...
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Isilah titik-titik (...) di bawah ini dengan tepat! 1. 1 Jam dinding Lisa menunjukkan waktu seperti jam di samping.
Berarti, jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan pendek pada jam Lisa yaitu.......................................... (skor 1)
2. Anis berangkat naik sepeda ke sekolah pada pukul 07.00. Anis tiba di sekolah pukul 07.15. Berarti, lama perjalanan Anis dari rumah ke sekolah yaitu.......menit. Selama perjalanan Anis tersebut, jarum panjang jam berputar membentuk sudut sebanyak..................................putaran dan membentuk sudut.......................................... (skor 3)
3. Putaran jarum jam dari angka 5 ke angka 11 membentuk sudut sebanyak
.................................putaran dan membentuk sudut.............................. (skor 2)
4. Putaran jarum jam dari angka............ke angka 2 membentuk sudut satu putaran penuh dan membentuk sudut sebesar......° (skor 2)
5. Perhatikan gambar petunjuk arah mata angin di bawah ini!
Rina berdiri menghadap ke arah timur. Kemudian ia memutar badan menjadi menghadap ke arah selatan, berarti badan Rina berputar membentuk sudut sebesar.....° dan jarak putar sebanyak.................putaran. (skor 2)
205
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. Tumpul (skor 1)
2. 15, seperempat, dan 90° (skor 3)
3. Setengah dan lurus (skor 2)
4. 2 dan 360° (skor 2)
5. 90° dan seperempat (skor 2)
Skor maksimal = 10
206
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
Kegiatan PendahuluanMenyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga jam dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk
Jam
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch
2 jp x 35 menit
207
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
menemukan langkah menentukan jenis dan besar sudut yang dibentuk oleh jarum jam.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan jenis, besar sudut, dan jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam dan arah mata angin.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi
dkk. • Buku BSE
“Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI Kelas 3” karya Nur Fajariyah dan Defi Triratna-wati.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
208
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
pelajaran. • Guru memberikan tugas
rumah berupa PR. • Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
209
Lampiran 9
KISI-KISI UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir
Jumlah Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Motivasi Belajar
Hasrat dan keinginan untuk berhasil.
1. Sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar. 1 16 2
2. Kegiatan dalam pencapaian prestasi belajar. 17 2 2
Dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
1. Menunjukkan minat untuk belajar. 3 18 2 2. Munculnya kebutuhan untuk belajar yang ada dalam
diri siswa. 4 dan 12 19 dan 27 4
Ketekunan dalam menghadapi tugas.
1. Bekerja secara rutin. 20 5 2
2. Tidak pernah berhenti bekerja sebelum selesai. 6 dan 13 21 dan 28 4
3. Lebih senang bekerja secara mandiri. 22 7 2
Inovasi 1. Menemukan suatu cara yang lebih mudah, singkat,
kreatif, dan menyenangkan. 8 dan 14 23 dan 29 4
2. Menyukai tantangan. 24 9 2
Tanggungjawab 1. Kesempurnaan penyelesaian tugas 25 dan 30 10 dan 15 4
2. Percaya diri dan tangguh dalam menyelesaikan tugas 11 26 2
Jumlah Pernyataan 15 15 30
210
Lampiran 10
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Nama : .......................................... Kelas/No. Absen : III / ... Hari/tanggal : ...........………………...... Petunjuk: 1. Pada angket ini terdapat 30 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran Matematika, kemudian berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pilihlah jawaban pernyataan di bawah dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling kamu anggap cocok dengan pilihanmu.
3. Pengisian angket ini tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran Matematika.
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling kamu anggap cocok! 1. Saya berusaha keras agar prestasi saya lebih baik dari sebelumnya.
a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
2. Saya tetap bersantai walaupun nilai ulangan Matematika saya jelek. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
3. Lebih baik belajar Matematika daripada sekedar menonton TV. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
4. Saya senang mengikuti pembelajaran Matematika, karena saya merasa pelajaran Matematika bermanfaat. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
5. Saya tidak suka mengerjakan tugas Matematika, karena membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakannya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
6. Saya belum akan berhenti sebelum selesai mengerjakan tugas. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
7. Dalam mengerjakan tugas Matematika, saya mencontoh jawaban pekerjaan teman, tidak peduli jawaban tersebut benar atau salah. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
211
8. Pembelajaran Matematika yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik, membuat saya lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
9. Saya tidak merasa tertantang saat diberi tugas Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
10. Tugas Matematika saya tidak perlu dibuat sempurna, yang penting cepat dalam mengerjakannya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
11. Saya yakin mendapat nilai terbaik, karena tugas-tugas Matematika saya kerjakan secara maksimal. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
12. Saya menyimak pelajaran dengan baik, agar saya dapat benar-benar paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
13. Saya tidak akan keluar rumah dan bermain dahulu sebelum saya selesai mengerjakan tugas. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
14. Saya memerlukan alat bantu/peraga dalam menyelesaikan tugas Matematika agar lebih mudah dalam mengerjakannya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
15. Bagi saya, yang utama yaitu menyelesaikan tugas Matematika yang diberikan oleh guru tepat waktu, tidak peduli bagaimana kualitasnya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
16. Saya ingin prestasi saya biasa saja, karena saya tidak ingin terlihat menonjol daripada teman-teman yang lain. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
17. Saya bertanya kepada teman saat saya tidak dapat mengerjakan tugas-tugas Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
18. Jika tidak disuruh orang tua, saya malas untuk belajar Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
19. Saya hanya mau belajar Matematika ketika akan menghadapi ulangan saja. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
212
20. Saya mengerjakan latihan-latihan soal Matematika di rumah setiap malam hari agar lebih memahami materi pelajaran Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
21. Saya malas untuk mengerjakan tugas Matematika, jika soal yang ada dalam tugas tersebut sulit dan tidak dapat saya kerjakan. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
22. Saya yakin saya dapat mengerjakan sendiri tugas Matematika saya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
23. Saya berusaha mencari jawaban yang paling singkat dan mudah dalam mengerjakan tugas, tidak peduli jika cara tersebut salah. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
24. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan tugas Matematika yang bagi kebanyakan teman dianggap sulit. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
25. Saya mengerjakan tugas Matematika dengan sebaik-baiknya, dengan segenap kemampuan yang saya miliki. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
26. Saya kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
27. Saya akan mengabaikan tugas-tugas pelajaran Matematika sebelum ada yang menyuruh untuk segera mengerjakan tugas tersebut. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
28. Saya akan berhenti mengerjakan tugas, jika saya merasa bosan dengan tugas tersebut. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
29. Jika ada PR Matematika, saya mencari cara yang paling mudah dalam mengerjakannya, tidak peduli jika tidak sesuai dengan contoh yang ada di buku. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
30. Dalam mengerjakan tugas, saya kerjakan dengan sempurna agar nilai Matematika saya bagus. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
213
Lampiran 11 DAFTAR SKOR HASIL UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
No Nama Siswa Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Moh Ali Zaenudin 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 1 2 3 3 2 42 Surya Indra Purnama 4 2 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 33 Dian Sri Wulandari 3 1 4 2 3 2 4 3 2 1 3 3 4 4 3 2 4 3 1 34 Moh. Chaedir Ali 4 3 3 1 1 3 3 3 1 1 3 1 3 3 1 2 3 1 1 35 Nur Setiyawati 4 1 1 4 1 2 1 4 1 1 4 4 4 4 1 1 4 3 1 46 Putri Amalia Assadiyah 4 3 4 4 3 2 3 3 2 1 4 3 2 4 3 3 2 3 2 47 Syahrul Dani Firmansyah 4 1 4 4 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 1 1 4 4 1 48 Wildan Maulana 3 3 2 4 3 1 3 1 1 1 4 4 3 4 1 3 2 3 3 49 Abdul Khayi 4 3 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 1 4 2 2 1 310 Aditya Rizky Saputra 4 3 2 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 3 1 3 1 311 Ahmad Khoerul Aziz 4 1 4 4 2 4 4 4 1 1 4 4 4 4 1 1 1 4 1 412 Aji Nurhikmah 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 2 1 3 2 3 3 3 413 Amalia Wulandari 2 3 3 3 4 4 4 4 2 1 1 2 3 2 2 2 1 3 1 314 Anis Fuadi 4 3 2 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 415 Arfi Narindra Putra 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 316 Balqis Risky Swastikawati 2 3 4 3 3 4 3 4 2 1 4 4 4 4 3 3 2 3 1 417 Desi Catur Mulyani 1 4 4 1 4 4 3 4 2 2 1 4 4 2 1 2 2 3 3 418 Devi Monica Sari 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 2 2 3 2 1 1 419 Dewa Ketut Darmawan 4 1 2 4 3 4 3 3 2 1 3 4 4 4 1 2 3 1 2 320 Dimas Arya Wijaya 4 3 4 4 4 4 3 4 2 1 3 4 3 4 3 2 3 3 2 421 Dinna Muluena Maulidah 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 1 4 4 3 4 3 3 422 Diva Agustiani 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 1 4 3 4 423 Dwi Cahya Fauzi 4 3 1 4 4 4 3 2 2 1 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4
214
No Nama Siswa Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
24 Helmi Sulfa Yulidiawati 1 3 2 4 1 2 2 4 1 1 3 1 1 2 3 1 2 3 1 425 Kananda Hari Sabeni 2 3 1 4 2 2 3 3 1 2 4 3 3 4 3 3 2 4 2 426 Listia Wulandari 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 427 Lulu Aulia 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 1 4 3 428 Mohammad Fariq Aziz 4 3 1 3 3 4 3 2 1 2 4 4 3 2 1 4 2 1 1 429 Muhammad Wahyudin 4 4 3 4 3 3 3 2 2 1 4 3 3 3 3 2 2 3 1 430 Niza Revalina 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 4 4 1 3 1 431 Nur aprilia Anggiarti 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 2 2 4 4 4 432 Nurul Anisa Fitriyanti 4 4 4 4 4 4 4 1 1 3 4 1 4 4 1 1 4 4 4 433 Rafi Anwal Fadil 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 1 3 4 4 4 1 334 Rafi Nur Fikri 1 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 4 4 2 2 2 4 4 335 Rigi Eva Mulyana 1 4 4 4 1 1 4 4 1 2 4 4 4 1 1 1 1 3 1 136 Risma Aulia Rahmawati 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4 437 Safira Aulia Nabila 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 338 Sulton Faza 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 439 Winandra Irdias Syaharani 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 2 340 Zaki Ali Bahtiar 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4
215
No Nama Siswa Nomor Soal Skor Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 Moh Ali Zaenudin 3 3 3 1 4 1 2 4 1 4 84 2 Surya Indra Purnama 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 89 3 Dian Sri Wulandari 4 3 3 4 4 1 3 2 3 4 86 4 Moh. Chaedir Ali 3 4 3 3 4 2 2 4 2 4 75 5 Nur Setiyawati 4 4 1 4 4 1 1 1 1 4 75 6 Putri Amalia Assadiyah 3 4 3 4 4 1 1 4 3 3 89 7 Syahrul Dani Firmansyah 3 4 1 2 4 1 1 1 1 1 80 8 Wildan Maulana 3 4 3 2 4 1 3 3 3 4 83 9 Abdul Khayi 3 3 2 4 3 1 3 2 1 2 77 10 Aditya Rizky Saputra 2 4 1 4 2 1 3 2 3 4 88 11 Ahmad Khoerul Aziz 3 4 3 2 4 1 1 3 3 3 84 12 Aji Nurhikmah 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 94 13 Amalia Wulandari 1 1 3 4 4 3 2 3 3 2 76 14 Anis Fuadi 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 99 15 Arfi Narindra Putra 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 87 16 Balqis Risky Swastikawati 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 93 17 Desi Catur Mulyani 3 3 3 3 4 3 1 3 3 2 83 18 Devi Monica Sari 3 4 4 4 4 1 4 3 3 4 92 19 Dewa Ketut Darmawan 1 3 2 4 3 1 1 1 1 4 75 20 Dimas Arya Wijaya 3 3 3 4 3 1 4 3 1 4 93 21 Dinna Muluena Maulidah 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 104 22 Diva Agustiani 3 4 3 4 4 3 1 3 3 1 97 23 Dwi Cahya Fauzi 3 3 3 4 4 1 4 4 3 4 95 24 Helmi Sulfa Yulidiawati 3 3 3 4 4 1 4 1 1 2 68
216
No Nama Siswa Nomor Soal Skor Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 25 Kananda Hari Sabeni 3 4 4 4 4 2 3 3 2 1 85 26 Listia Wulandari 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 105 27 Lulu Aulia 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 107 28 Mohammad Fariq Aziz 1 3 3 4 3 1 1 2 3 3 76 29 Muhammad Wahyudin 2 4 3 4 4 2 1 3 3 4 87 30 Niza Revalina 3 4 3 4 4 1 4 3 4 4 99 31 Nur aprilia Anggiarti 4 3 3 2 4 3 3 4 2 4 100 32 Nurul Anisa Fitriyanti 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 100 33 Rafi Anwal Fadil 4 4 1 4 4 1 4 4 3 4 100 34 Rafi Nur Fikri 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 92 35 Rigi Eva Mulyana 1 1 3 4 4 1 4 4 4 4 77 36 Risma Aulia Rahmawati 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 105 37 Safira Aulia Nabila 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 86 38 Sulton Faza 4 4 1 2 4 3 1 3 4 4 101 39 Winandra Irdias Syaharani 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 90 40 Zaki Ali Bahtiar 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 110
217
Lampiran 12 Out put Uji Validitas Angket
Correlations
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item 10
item11
item12
item13
item14
item 15
item16
item17
item 18
item 19
item 20
item 21
item 22
item 23
item 24
item 25
item 26
item 27
item 28
item 29
item 30 skortotal
item1 Pearson Correlation 1 -.165 -.013 .223 .116 .154 -.013 -.214 -.032 .288 .359* .259 .022 .041 -.002 .310 .257 -.073 -.043 .240 .206 .432** -.166 -.284 -.156 -.055 -.047 .068 .023 .548** .303
Sig. (2-tailed) .308 .937 .167 .474 .342 .935 .184 .842 .072 .023 .106 .894 .802 .990 .052 .109 .653 .794 .135 .203 .005 .305 .076 .338 .738 .774 .675 .889 .000 .057
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item2 Pearson Correlation -.165 1 .274 .045 .369* .141 .235 -.141 .118 .449** -.015 -.107 -.113 -.386* .268 .210 -.118 .125 .328* .017 .060 -.014 .184 -.050 .125 .354* .342* .588** .529** .106 .449**
Sig. (2-tailed) .308 .087 .781 .019 .387 .144 .386 .466 .004 .925 .511 .487 .014 .095 .193 .468 .443 .039 .919 .711 .930 .255 .761 .441 .025 .031 .000 .000 .517 .004
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item3 Pearson Correlation -.013 .274 1 .075 .345* .207 .528** .252 .276 .256 -.085 .061 .165 -.089 .234 -.137 .026 .276 .157 -.031 .304 .053 .060 -.251 .286 .336* .184 .395* .356* .054 .490**
Sig. (2-tailed) .937 .087 .647 .029 .200 .000 .116 .085 .111 .603 .709 .308 .586 .145 .398 .875 .084 .333 .851 .056 .747 .713 .118 .074 .034 .257 .012 .024 .740 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item4 Pearson Correlation .223 .045 .075 1 .183 -.160 -.071 -.115 .119 .046 .384* .197 -.131 -.051 .055 -.093 .001 .192 .202 .123 .009 .068 -.106 .022 .019 -.183 .270 -.054 -.086 .046 .196
Sig. (2-tailed) .167 .781 .647 .258 .323 .661 .479 .465 .778 .015 .223 .419 .755 .735 .567 .993 .235 .211 .451 .956 .677 .514 .895 .908 .259 .092 .743 .596 .778 .224
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item5 Pearson Correlation .116 .369* .345* .183 1 .534** .419** -.137 .301 .233 -.067 .142 .119 -.090 .224 .150 .054 .185 .490** .259 .063 .027 .100 .002 -.131 .337* .278 .280 .403** .125 .592**
Sig. (2-tailed) .474 .019 .029 .258 .000 .007 .400 .059 .148 .681 .381 .466 .580 .164 .356 .739 .253 .001 .107 .700 .870 .540 .989 .420 .033 .082 .081 .010 .444 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item6 Pearson Correlation .154 .141 .207 -.160 .534** 1 .431** .145 .130 .232 -.068 .111 .262 .047 .129 .064 .201 .127 .112 .275 .040 .153 -.092 -.058 -.135 .349* -.067 .095 .257 -.026 .417**
Sig. (2-tailed) .342 .387 .200 .323 .000 .005 .373 .426 .150 .676 .494 .102 .774 .428 .693 .214 .433 .492 .086 .805 .345 .571 .725 .406 .027 .683 .558 .110 .874 .007
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item7 Pearson Correlation -.013 .235 .528** -.071 .419** .431** 1 .085 .032 .383* .012 .080 .256 .000 .190 .000 .009 .331* .199 -.084 .081 -.099 .164 -.325* .085 .410** .181 .402* .556** .084 .500**
Sig. (2-tailed) .935 .144 .000 .661 .007 .005 .602 .844 .015 .942 .626 .111 1.000 .241 1.000 .957 .037 .218 .606 .619 .544 .313 .041 .600 .009 .264 .010 .000 .606 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item8 Pearson Correlation -.214 -.141 .252 -.115 -.137 .145 .085 1 .119 .066 -.110 .126 .227 -.236 .236 -.132 -.225 .101 -.292 -.042 .074 -.016 -.122 .169 .061 .127 .014 -.155 -.062 -.205 .031
Sig. (2-tailed) .184 .386 .116 .479 .400 .373 .602 .466 .688 .501 .438 .159 .143 .142 .416 .164 .536 .068 .796 .649 .924 .451 .296 .707 .437 .932 .341 .703 .204 .847
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
218
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item 10
item11
item12
item13
item14
item 15
item16
item17
item 18
item 19
item 20
item 21
item 22
item 23
item 24
item 25
item 26
item 27
item 28
item 29
item 30 skortotal
item9 Pearson Correlation -.032 .118 .276 .119 .301 .130 .032 .119 1 .076 -.246 .050 .121 -.030 .280 .061 .048 .028 .316* -.089 .098 -.009 -.234 .129 -.198 .108 -.145 .019 -.008 -.202 .208Sig. (2-tailed) .842 .466 .085 .465 .059 .426 .844 .466 .642 .125 .758 .457 .856 .080 .707 .767 .866 .047 .586 .549 .957 .146 .426 .220 .506 .372 .907 .963 .211 .197N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item10 Pearson Correlation .288 .449** .256 .046 .233 .232 .383* .066 .076 1 .080 .285 .135 -.248 .282 .358* .123 .331* .314* .083 .479** .153 .089 -.504**
.021 .602** .404** .520** .535** .410** .705**
Sig. (2-tailed) .072 .004 .111 .778 .148 .150 .015 .688 .642 .625 .075 .407 .123 .077 .023 .449 .037 .048 .610 .002 .347 .585 .001 .899 .000 .010 .001 .000 .009 .000N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item11 Pearson Correlation .359* -.015 -.085 .384* -.067 -.068 .012 -.110 -.246 .080 1 .155 .050 .109 .215 .056 .123 .152 -.007 .238 .094 .558** .121 -.134 .121 -.048 .072 .088 .285 .232 .317*
Sig. (2-tailed) .023 .925 .603 .015 .681 .676 .942 .501 .125 .625 .341 .758 .503 .183 .730 .449 .350 .967 .139 .565 .000 .459 .411 .456 .767 .660 .588 .075 .150 .046N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item12 Pearson Correlation .259 -.107 .061 .197 .142 .111 .080 .126 .050 .285 .155 1 .232 -.049 .033 .292 .043 .231 .111 .051 .114 -.022 -.157 -.171 -.099 .051 -.019 .107 .149 .257 .318*
Sig. (2-tailed) .106 .511 .709 .223 .381 .494 .626 .438 .758 .075 .341 .149 .764 .840 .067 .794 .152 .496 .756 .484 .894 .334 .293 .542 .756 .909 .510 .358 .109 .045N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item13 Pearson Correlation .022 -.113 .165 -.131 .119 .262 .256 .227 .121 .135 .050 .232 1 -.026 -.248 .036 .026 .185 .023 -.079 .162 .203 -.214 .030 .041 .034 -.036 .056 .150 .109 .229Sig. (2-tailed) .894 .487 .308 .419 .466 .102 .111 .159 .457 .407 .758 .149 .872 .123 .825 .872 .254 .890 .630 .319 .209 .186 .853 .804 .836 .826 .734 .357 .504 .155N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item14 Pearson Correlation .041 -.386* -.089 -.051 -.090 .047 .000 -.236 -.030 -.248 .109 -.049 -.026 1 .060 -.088 .303 .025 -.075 .177 .075 .228 .024 -.212 -.176 -.076 -.427**
-.188 -.286 -.160 -.074
Sig. (2-tailed) .802 .014 .586 .755 .580 .774 1.000 .143 .856 .123 .503 .764 .872 .714 .589 .057 .876 .645 .275 .646 .156 .885 .190 .278 .642 .006 .245 .074 .324 .649N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item15 Pearson Correlation -.002 .268 .234 .055 .224 .129 .190 .236 .280 .282 .215 .033 -.248 .060 1 .416** .046 .232 -.010 .165 .262 .213 .279 -.112 .014 .349* .164 .173 .367* .002 .513**
Sig. (2-tailed) .990 .095 .145 .735 .164 .428 .241 .142 .080 .077 .183 .840 .123 .714 .008 .778 .149 .952 .309 .103 .187 .081 .492 .933 .027 .312 .286 .020 .988 .001N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item16 Pearson Correlation .310 .210 -.137 -.093 .150 .064 .000 -.132 .061 .358* .056 .292 .036 -.088 .416** 1 -.125 -.105 -.194 .122 .052 .216 .195 -.062 -.131 .052 .147 .210 .272 .178 .320*
Sig. (2-tailed) .052 .193 .398 .567 .356 .693 1.000 .416 .707 .023 .730 .067 .825 .589 .008 .442 .518 .230 .455 .752 .181 .228 .705 .421 .750 .366 .193 .089 .271 .044N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item17 Pearson Correlation .257 -.118 .026 .001 .054 .201 .009 -.225 .048 .123 .123 .043 .026 .303 .046 -.125 1 .171 .232 .214 .448** .198 -.169 -.249 .191 .147 -.066 .051 -.126 .133 .275Sig. (2-tailed) .109 .468 .875 .993 .739 .214 .957 .164 .767 .449 .449 .794 .872 .057 .778 .442 .290 .149 .186 .004 .221 .297 .122 .237 .364 .684 .756 .439 .412 .086N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
219
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item 10
item11
item12
item13
item14
item 15
item16
item17
item 18
item 19
item 20
item 21
item 22
item 23
item 24
item 25
item 26
item 27
item 28
item 29
item 30 skortotal
item18 Pearson Correlation -.073 .125 .276 .192 .185 .127 .331* .101 .028 .331* .152 .231 .185 .025 .232 -.105 .171 1 .361* .211 .553** .129 .056 -.362* .297 .392* .266 .396* .312 -.039 .536**
Sig. (2-tailed) .653 .443 .084 .235 .253 .433 .037 .536 .866 .037 .350 .152 .254 .876 .149 .518 .290 .022 .191 .000 .429 .730 .022 .063 .012 .097 .011 .050 .809 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item19 Pearson Correlation -.043 .328* .157 .202 .490** .112 .199 -.292 .316* .314* -.007 .111 .023 -.075 -.010 -.194 .232 .361* 1 .203 .382* -.028 .116 -.325* .016 .491** .220 .428** .277 .075 .481**
Sig. (2-tailed) .794 .039 .333 .211 .001 .492 .218 .068 .047 .048 .967 .496 .890 .645 .952 .230 .149 .022 .209 .015 .864 .477 .041 .921 .001 .173 .006 .084 .643 .002
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item20 Pearson Correlation .240 .017 -.031 .123 .259 .275 -.084 -.042 -.089 .083 .238 .051 -.079 .177 .165 .122 .214 .211 .203 1 .419** .630** .217 -.292 .394* .226 -.094 .005 -.025 -.047 .362*
Sig. (2-tailed) .135 .919 .851 .451 .107 .086 .606 .796 .586 .610 .139 .756 .630 .275 .309 .455 .186 .191 .209 .007 .000 .178 .067 .012 .160 .564 .974 .877 .772 .022
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item21 Pearson Correlation .206 .060 .304 .009 .063 .040 .081 .074 .098 .479** .094 .114 .162 .075 .262 .052 .448** .553** .382* .419** 1 .475** .049 -.429**
.332* .411** .300 .329* .186 .209 .613**
Sig. (2-tailed) .203 .711 .056 .956 .700 .805 .619 .649 .549 .002 .565 .484 .319 .646 .103 .752 .004 .000 .015 .007 .002 .763 .006 .036 .008 .060 .038 .249 .196 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item22 Pearson Correlation .432** -.014 .053 .068 .027 .153 -.099 -.016 -.009 .153 .558** -.022 .203 .228 .213 .216 .198 .129 -.028 .630** .475** 1 -.063 -.166 .222 .067 -.127 -.007 .091 .095 .383*
Sig. (2-tailed) .005 .930 .747 .677 .870 .345 .544 .924 .957 .347 .000 .894 .209 .156 .187 .181 .221 .429 .864 .000 .002 .699 .307 .169 .679 .436 .966 .575 .560 .015
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item23 Pearson Correlation -.166 .184 .060 -.106 .100 -.092 .164 -.122 -.234 .089 .121 -.157 -.214 .024 .279 .195 -.169 .056 .116 .217 .049 -.063 1 -.298 .313* .345* .271 .451** .314* .045 .251
Sig. (2-tailed) .305 .255 .713 .514 .540 .571 .313 .451 .146 .585 .459 .334 .186 .885 .081 .228 .297 .730 .477 .178 .763 .699 .062 .049 .029 .091 .003 .049 .783 .118
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item24 Pearson Correlation -.284 -.050 -.251 .022 .002 -.058 -.325* .169 .129 -.504**
-.134 -.171 .030 -.212 -.112 -.062 -.249 -.362* -.325* -.292 -.429**
-.166 -.298 1 -.240 -.459**
-.024 -.380* -.256 -.244 .402*
Sig. (2-tailed) .076 .761 .118 .895 .989 .725 .041 .296 .426 .001 .411 .293 .853 .190 .492 .705 .122 .022 .041 .067 .006 .307 .062 .137 .003 .883 .016 .110 .130 .010
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item25 Pearson Correlation -.156 .125 .286 .019 -.131 -.135 .085 .061 -.198 .021 .121 -.099 .041 -.176 .014 -.131 .191 .297 .016 .394* .332* .222 .313* -.240 1 .221 .058 .313* .205 .030 .219
Sig. (2-tailed) .338 .441 .074 .908 .420 .406 .600 .707 .220 .899 .456 .542 .804 .278 .933 .421 .237 .063 .921 .012 .036 .169 .049 .137 .171 .723 .049 .205 .854 .175
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
220
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item 10
item11
item12
item13
item14
item 15
item16
item17
item 18
item 19
item 20
item 21
item 22
item 23
item 24
item 25
item 26
item 27
item 28
item 29
item 30 skortotal
item26 Pearson Correlation -.055 .354* .336* -.183 .337* .349* .410** .127 .108 .602** -.048 .051 .034 -.076 .349* .052 .147 .392* .491** .226 .411** .067 .345* -.459**
.221 1 .163 .503** .557** .038 .636**
Sig. (2-tailed) .738 .025 .034 .259 .033 .027 .009 .437 .506 .000 .767 .756 .836 .642 .027 .750 .364 .012 .001 .160 .008 .679 .029 .003 .171 .315 .001 .000 .815 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item27 Pearson Correlation -.047 .342* .184 .270 .278 -.067 .181 .014 -.145 .404** .072 -.019 -.036 -.427**
.164 .147 -.066 .266 .220 -.094 .300 -.127 .271 -.024 .058 .163 1 .369* .259 .322* .419**
Sig. (2-tailed) .774 .031 .257 .092 .082 .683 .264 .932 .372 .010 .660 .909 .826 .006 .312 .366 .684 .097 .173 .564 .060 .436 .091 .883 .723 .315 .019 .107 .043 .007
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item28 Pearson Correlation .068 .588** .395* -.054 .280 .095 .402* -.155 .019 .520** .088 .107 .056 -.188 .173 .210 .051 .396* .428** .005 .329* -.007 .451** -.380* .313* .503** .369* 1 .606** .364* .649**
Sig. (2-tailed) .675 .000 .012 .743 .081 .558 .010 .341 .907 .001 .588 .510 .734 .245 .286 .193 .756 .011 .006 .974 .038 .966 .003 .016 .049 .001 .019 .000 .021 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item29 Pearson Correlation .023 .529** .356* -.086 .403** .257 .556** -.062 -.008 .535** .285 .149 .150 -.286 .367* .272 -.126 .312 .277 -.025 .186 .091 .314* -.256 .205 .557** .259 .606** 1 .321* .657**
Sig. (2-tailed) .889 .000 .024 .596 .010 .110 .000 .703 .963 .000 .075 .358 .357 .074 .020 .089 .439 .050 .084 .877 .249 .575 .049 .110 .205 .000 .107 .000 .043 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item30 Pearson Correlation .548** .106 .054 .046 .125 -.026 .084 -.205 -.202 .410** .232 .257 .109 -.160 .002 .178 .133 -.039 .075 -.047 .209 .095 .045 -.244 .030 .038 .322* .364* .321* 1 .372*
Sig. (2-tailed) .000 .517 .740 .778 .444 .874 .606 .204 .211 .009 .150 .109 .504 .324 .988 .271 .412 .809 .643 .772 .196 .560 .783 .130 .854 .815 .043 .021 .043 .018
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Skor-total
Pearson Correlation .303 .449** .490** .196 .592** .417** .500** .031 .208 .705** .317* .318* .229 -.074 .513** .320* .275 .536** .481** .362* .613** .383* .251 -.402* .219 .636** .419** .649** .657** .372* 1
Sig. (2-tailed) .057 .004 .001 .224 .000 .007 .001 .847 .197 .000 .046 .045 .155 .649 .001 .044 .086 .000 .002 .022 .000 .015 .118 .010 .175 .000 .007 .000 .000 .018
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
221
Lampiran 13
Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi Belajar Matematika rtabel = 0,312
taraf signifikansi 0,05 n = 40
Nomor Item Pearson Correlations (r11) Validitas
1 0,303 Tidak Valid 2 0,449 Valid 3 0,490 Valid 4 0,196 Tidak Valid 5 0,592 Valid 6 0,417 Valid 7 0,500 Valid 8 0,031 Tidak Valid 9 0,208 Tidak Valid 10 0,705 Valid 11 0,317 Valid 12 0,318 Valid 13 0,229 Tidak Valid 14 -0,074 Tidak Valid 15 0,513 Valid 16 0,320 Valid 17 0,275 Tidak Valid 18 0,536 Valid 19 0,481 Valid 20 0,362 Valid 21 0,613 Valid 22 0,383 Valid 23 0,251 Tidak Valid 24 0,402 Valid 25 0,219 Tidak Valid 26 0,636 Valid 27 0,419 Valid 28 0,649 Valid 29 0,657 Valid 30 0,372 Valid
222
Lampiran 14
Out Put Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Matematika
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary
N % Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.771 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted item1 86.23 103.769 .205 .769 item2 86.62 101.676 .374 .760 item3 86.50 100.205 .412 .757 item4 86.07 106.635 .114 .772 item5 86.70 98.215 .526 .751 item6 86.43 102.097 .338 .762 item7 86.27 102.922 .450 .759 item8 86.37 109.625 -.050 .779 item9 87.82 106.763 .139 .770 item10 87.43 93.635 .642 .742 item11 86.20 104.728 .244 .766 item12 86.18 104.251 .238 .766 item13 86.23 106.128 .151 .770 item14 86.65 112.592 -.182 .791
223
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted item15 87.35 98.746 .428 .756 item16 87.25 103.731 .230 .767 item17 87.00 104.359 .174 .771 item18 86.55 100.459 .472 .756 item19 87.52 98.974 .387 .758 item20 86.02 105.102 .308 .764 item21 86.57 98.866 .555 .751 item22 86.25 103.833 .317 .763 item23 86.85 105.413 .164 .770 item24 86.60 120.503 -.488 .807 item25 85.93 107.404 .172 .769 item26 87.55 95.228 .562 .747 item27 86.98 100.076 .313 .763 item28 86.57 97.533 .592 .749 item29 86.82 96.610 .596 .747 item30 86.32 102.840 .288 .764
Untuk menginterpretasi nilai r menurut Riduwan (2011: 98), yaitu sebagai berikut:
Besarnya nilai r Interpretasi 0,800 - 1,000 0,400 - 0,599 0,600 - 0,799 0,200 - 0,399 0,000 - 0,199
sangat tinggi tinggi cukup tinggi rendah sangat rendah (tidak valid)
224
Lampiran 15 KISI-KISI SOAL TES UJI COBA MATEMATIKA
Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran SoalMudah Sedang Sulit
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
1. Siswa dapat menentukan dua buah garis yang dapat membentuk suatu sudut.
Pilihan Ganda
C2
1 21
√ √
2. Siswa dapat menunjukkan satu bagian sudut dari uang kertas dan es krim.
Pilihan Ganda C3 2
22 √ √
3. Disajikan gambar 4 buah bangun datar, siswa dapat menentukan bangun yang memiliki sudut dan yang tidak.
Pilihan Ganda C2 3
23 √ √
4. Disajikan gambar perpotongan dua garis dan bentukan tali yang membentuk sudut, siswa dapat menghitung banyak sudut yang terbentuk oleh perpotongan dan bentukan dari sebuah garis/tali.
Pilihan Ganda C3 4
24 √ √
5. Siswa dapat menentukan banyak sudut yang ada pada bangun persegi dan persegi panjang.
Pilihan Ganda C2 5
25 √ √
225
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran SoalMudah Sedang Sulit
6. Disajikan gambar 4 buah sudut, siswa dapat mengurutkan sudut menurut ukuran besar sudutnya.
Pilihan Ganda C3 6
26 √ √
7. Siswa dapat menyebutkan alat dan satuan pengukuran sudut.
Pilihan Ganda C1 7
27√ √
8. Siswa dapat mengidentifikasi tiga jenis sudut berdasarkan besar sudutnya.
Pilihan Ganda C1 8
28 √ √
9. Siswa dapat menyebutkan pengertian sudut lancip dan tumpul.
Pilihan Ganda C1 9
29√ √
10. Disajikan gambar sebuah garis sudut dan topi ulang tahun, siswa dapat menentukan jenis sudut yang ada pada sebuah garis sudut dan ujung topi ulang tahun.
Pilihan Ganda C2 10
30 √ √
11. Siswa dapat menyebutkan satu contoh benda yang memiliki sudut siku-siku.
Pilihan Ganda C1 11
31 √ √
12. Disajikan gambar stir dan mobil, siswa dapat menyebutkan jenis sudut yang ada pada stir dan salah satu bagian mobil.
Pilihan Ganda C1 12
32 √ √
13. Siswa dapat menentukan jenis sudut yang terbentuk oleh tangan siswa, pada saat upacara.
Pilihan Ganda C2 13
33 √ √
226
Kompetensi Dasar Indikator Soal JenisSoal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran SoalMudah Sedang Sulit
14. Disajikan gambar rumah, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian dari sebuah rumah yang mempunyai bentuk sudut siku-siku dan tumpul.
Pilihan Ganda C3 14
34 √ √
15. Siswa dapat menentukan besar sudut satu putaran penuh.
Pilihan Ganda C2 15
35 √ √
16. Disajikan gambar garis seperempat dan setengah lingkaran, siswa dapat menentukan besar jarak putar dari pergerakan suatu titik pada lingkaran.
Pilihan Ganda C2 16
36 √ √
17. Siswa dapat menentukan jenis sudut yang terbentuk oleh jarak seperempat dan setengah putaran.
Pilihan Ganda C2 17
37 √ √
18. Siswa dapat menentukan besar sudut yang dibentuk oleh putaran jarum jam.
Pilihan Ganda C2 18
38 √ √
19. Siswa dapat menentukan besar putaran jarum jam sebesar seperempat dan satu putaran penuh.
Pilihan Ganda C2 19
39 √ √
20. Siswa dapat menentukan jarak putar arah mata angin dari arah timur ke selatan dan barat ke timur.
Pilihan Ganda C2 20
40 √ √
Jumlah Soal 40 10 20 10
100 % 25 % 50 % 25 %
227
Lampiran 16
SOAL TES UJI COBA MATEMATIKA
Mata Pelajaran : Matematika Materi : Sudut Kelas : III/2 Waktu : 60 menit Nama : ............................................ No. Absen : ....
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Dua buah garis di bawah ini yang dapat membentuk sebuah sudut yaitu....
a. c.
b. d.
2. Arah panah pada gambar uang di samping menunjukkan salah satu bagian sudut, yaitu.... a. titik sudut c. besar sudut b. kaki sudut d. pojok sudut
3.
A B C D Dari gambar di atas, bangun yang memiliki sudut yaitu bangun yang ditunjukkan pada huruf.... a. D c. B b. C d. A
4. A D Berdasarkan gambar di samping, berapa banyak sudut yang
terbentuk dari perpotongan garis AB dan CD? a. dua c. empat C B b. tiga d. enam 5. Banyak sudut pada bangun persegi panjang yaitu....
a. 3 c. 5 b. 4 d. 6
6. Dari gambar di samping, urutan besar sudut dari yang terkecil
sampai yang terbesar yaitu.... a. A, B, C, D c. B, D, C, A b. B, D, A, C d. D, B, A, C
228
7. Satuan pengukuran sudut yaitu.... a. meter c. gram b. derajat d. menit
8. Berdasarkan besar sudutnya, jenis sudut dibagi menjadi tiga macam, yaitu sudut.... a. lancip, lurus, dan tumpul c. tumpul, siku-siku, dan lurus b. lurus, lancip, dan siku-siku d. siku-siku, lancip, dan tumpul
9. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya lebih...dari 90°. a. panjang c. besar b. pendek d. kecil
10. Perhatikan gambar sudut di samping! Sudut EDF merupakan sudut.... a. siku-siku c. tumpul b. lancip d. lurus
11. Benda-benda di bawah ini yang memiliki sudut siku-siku yaitu....
a. c. b. d.
12. Perhatikan gambar stir mobil di bawah ini!
Pada kerangka stir mobil yang ditunjukkan oleh huruf A, membentuk sudut.... a. tumpul c. siku-siku b. lurus d. lancip
13. Pada saat kita melakukan sikap hormat ke bendera Merah Putih saat upacara,
tangan membentuk sudut.... a. lancip c. lurus b. siku-siku d. tumpul
14. Perhatikan gambar rumah di bawah ini!
Bagian rumah yang berbentuk sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan pada huruf.... a. A c. C b. B d. D
229
15. Besar sudut satu putaran penuh yaitu.... a. 45° c. 180° b. 90° d. 360°
16. Perhatikan gambar di samping!
Gerakan memutar dari titik B sampai ke titik C merupakan gerakan yang membuat sudut...putaran.
a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
17. Jarak seperempat putaran membentuk sudut....
a. lancip c. tumpul b. siku-siku d. lurus
18. Jika jarum panjang jam berputar dari angka 1 sampai 7, maka putaran jarum
jam tersebut membentuk sudut sebanyak...putaran. a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
19. Putaran jarum jam di bawah ini yang membentuk sudut
satu putaran penuh yaitu.... a. c.
b. d.
20. Perhatikan gambar petunjuk arah mata angin di bawah ini!
Arah mata angin dari timur ke selatan membentuk sudut...putaran. a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
21. Dari gambar di bawah ini, manakah yang merupakan gambar sudut yang benar? a. c. b. d.
230
22. 1 Kaki sudut pada gambar es krim di samping, ditunjukkan pada 2 nomor....
a. 1 c. 3 3 b. 2 d. 4
4
23. Benda-benda yang ada pada gambar di bawah ini yang tidak memiliki sudut yaitu.... a. S c.
b. d.
24. Perhatikan gambar tali sepatu di bawah ini!
Sudut yang terbentuk dari tali tersebut yaitu ada...buah. a. 2 c. 4 b. 3 d. 5
25. Banyak sudut pada gambar keramik di samping yaitu....
a. 2 c. 4 b. 3 d. 5
26. Dari gambar di samping, urutan besar sudut dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu.... a. E, F, G, H c. G, H, F, E b. H, E, F, G d. H, F, E, G
27. Alat untuk mengukur besar sudut yaitu....
a. c. c. b. d.
28. Sudut yang besarnya 90° disebut sudut.... a. lancip c. lurus b. siku-siku d. tumpul
29. Sudut tumpul yaitu sudut yang lebih...dari sudut siku-siku.
a. besar c. pendek b. kecil d. panjang
231
30. Perhatikan gambar topi ulang tahun di bawah ini! Bagian atas topi ulang tahun mengerucut, membentuk sudut.... a. lancip c. tumpul b. siku-siku d. lurus
31. Benda-benda di bawah ini yang tidak memiliki sudut siku-siku yaitu....
a. lemari pakaian c. kipas angin gantung b. kursi rotan d. meja makan
32. X Perhatikan gambar di samping!
Bagian mobil yang ditunjukkan oleh huruf X, membentuk sudut.... a. siku-siku c. tumpul b. lancip d. lurus
33. Perhatikan gambar sikap upacara di bawah ini!
Jenis sudut yang terbentuk oleh tangan kanan saat sikap upacara tersebut yaitu.... a. lurus c. lancip b. tumpul d. siku-siku
34. Salah satu bagian dari bangunan rumah yang berbentuk sudut tumpul yaitu....
a. atap c. pintu b. jendela d. ventilasi
35. Putaran garis di bawah ini yang menunjukkan sudut yang besarnya satu
putaran yaitu.... a. c.
b. d.
36. Perhatikan gambar garis sudut di bawah ini! Gerakan memutar dari titik B ke C merupakan gerakan yang membuat sudut...putaran. a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
37. Jarak setengah putaran membentuk sudut....
a. lurus c. lancip b. tumpul d. siku-siku
232
38. Perputaran jarum jam dari angka 5 kembali ke angka 5 membentuk sudut sebanyak...putaran. a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
39. Putaran jarum jam di bawah ini yang membentuk sudut seperempat putaran yaitu dari angka...ke angka.... a. 3 ke 3 c. 6 ke 12 b. 5 ke 8 d. 7 ke 9
40. Arif berdiri menghadap ke arah barat. Kemudian ia memutar badan menjadi
menghadap ke arah timur, maka badan Arif berputar membentuk sudut sebesar.... a. 45° c. 180° b. 90° d. 360°
233
Lampiran 17
KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA MATEMATIKA 1. A 11. D 21. B 31. C 2. A 12. A 22. C 32. C 3. B 13. A 23. B 33. D 4. C 14. C 24. B 34. A 5. B 15. D 25. C 35. D 6. D 16. B 26. B 36. A 7. B 17. B 27. A 37. A 8. D 18. B 28. B 38. D 9. D 19. C 29. A 39. B 10. C 20. A 30. A 40. C
234
Lampiran 18 DAFTAR NILAI HASIL TES UJI COBA SOAL
No. Absen
Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 11 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 25 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 29 4 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 20 5 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 12 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 30 7 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 16 8 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 12 9 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9
10 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 16 11 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 31 12 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 21 13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 31 14 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 18 15 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 31 17 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 27 18 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 19 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 36 20 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 26 21 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 30
235
No. Absen
Nomor Soal Skor Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 34 23 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 27 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 34 25 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 26 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 24 27 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 31 28 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 15 29 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 25 30 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 21 31 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 28 32 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 23 33 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 20 34 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 26 35 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 21 36 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 28 37 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 19 38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 20 39 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 15 40 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 18
Keterangan: kolom nomor soal yang berwarna hijau yaitu soal yang valid.
236
Lampiran 19 Out Put Uji Validitas Soal Tes Uji Coba Matematika
Correlations
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25
item1 Pearson Correlation
.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item2 Pearson Correlation
.a 1 .513*
* -.220 .442*
* -.019 .142 .142 .143 -.098 .397* .451** .198 .504** .150 .303 .137 .068 .087 .003 .142 .249 .161 -.068 .241
Sig. (2-tailed)
. .001 .173 .004 .909 .383 .382 .378 .548 .011 .004 .221 .001 .355 .057 .398 .676 .594 .988 .383 .121 .320 .676 .134
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item3 Pearson Correlation
.a .513*
* 1 .169 .275 .105 .366* .310 .312 .033 .247 .436** .404** .169 .191 .361* .330* .092 .159 -.076 .137 .086 -.183 .023 .150
Sig. (2-tailed)
. .001 .297 .086 .520 .020 .052 .050 .841 .124 .005 .010 .297 .238 .022 .038 .574 .328 .639 .398 .600 .257 .889 .355
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item4 Pearson Correlation
.a -.220 .169 1 -.325*
.234 -.027 -.169 .105 -.090 -.293 -.052 -.013 -.280 -.129 .013 .361* -.189 -.246 -.194 -.027 -.101 -.325* -.027 .059
Sig. (2-tailed)
. .173 .297 .040 .146 .868 .297 .517 .579 .067 .752 .937 .080 .427 .937 .022 .242 .126 .231 .868 .534 .040 .868 .717
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item5 Pearson Correlation
.a .442*
* .275 -
.325* 1 .007 .426*
* .489*
*.514*
*.119 .265 .420** .442** .542** .490** -.021 .259 .161 .212 .259 .279 .102 .020 .426** .225
Sig. (2-tailed)
. .004 .086 .040 .963 .006 .001 .001 .464 .099 .007 .004 .000 .001 .898 .107 .320 .190 .106 .081 .531 .904 .006 .163
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
237
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25
item6 Pearson Correlation
.a -.019 .105 .234 .007 1 -.062 -.105 .523** -.088 .061 .160 .195 .124 .187 .126 .188 .173 .051 .126 .050 -.170 -.142 .274 .086
Sig. (2-tailed)
. .909 .520 .146 .963 .706 .520 .001 .588 .711 .324 .228 .446 .248 .440 .245 .284 .756 .440 .758 .293 .382 .087 .599
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item7 Pearson Correlation
.a .142 .366* -.027 .426** -.062 1 .663** .257 .068 .198 -.105 .562** .189 .157 -.037 .335* -.231 .018 .173 .011 .217 -.015 .231 -.168
Sig. (2-tailed)
. .383 .020 .868 .006 .706 .000 .110 .676 .220 .520 .000 .242 .333 .822 .035 .152 .914 .285 .946 .178 .928 .152 .299
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item8 Pearson Correlation
.a .142 .310 -.169 .489** -.105 .663** 1 .245 .295 .247 .109 .470** .282 .491** .186 .403** .023 .208 .295 .206 .281 -.122 .206 .100
Sig. (2-tailed)
. .382 .052 .297 .001 .520 .000 .128 .065 .124 .503 .002 .078 .001 .251 .010 .889 .198 .065 .202 .079 .452 .202 .539
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item9 Pearson Correlation
.a .143 .312 .105 .514** .523** .257 .245 1 .164 .154 .408** .552** .422** .357* .368* .503** .171 .183 .368* .364* .046 -.200 .471** .281
Sig. (2-tailed)
. .378 .050 .517 .001 .001 .110 .128 .313 .342 .009 .000 .007 .024 .020 .001 .291 .259 .020 .021 .779 .216 .002 .079
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item10 Pearson Correlation
.a -.098 .033 -.090 .119 -.088 .068 .295 .164 1 .208 .150 .003 .116 .100 .298 .199 .037 .025 .398* .173 .087 .119 .173 -.011
Sig. (2-tailed)
. .548 .841 .579 .464 .588 .676 .065 .313 .197 .355 .988 .475 .539 .062 .218 .822 .877 .011 .285 .594 .464 .285 .944
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item11 Pearson Correlation
.a .397* .247 -.293 .265 .061 .198 .247 .154 .208 1 -.076 .246 .488** .000 .208 .233 .277 .106 .360* -.119 .063 -.159 .040 .260
Sig. (2-tailed)
. .011 .124 .067 .099 .711 .220 .124 .342 .197 .643 .126 .001 1.000 .197 .148 .083 .516 .023 .465 .697 .328 .808 .105
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
238
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25
item12 Pearson Correlation
.a .451*
* .436*
* -.052 .420*
* .160 -.105 .109 .408*
*.150 -.076 1 .150 .155 .375* .350* .168 .210 .056 .050 .419** .056 .000 .105 .229
Sig. (2-tailed)
. .004 .005 .752 .007 .324 .520 .503 .009 .355 .643 .355 .340 .017 .027 .300 .194 .731 .759 .007 .731 1.000 .520 .154
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item13 Pearson Correlation
.a .198 .404*
* -.013 .442*
* .195 .562*
* .470*
*.552*
*.003 .246 .150 1 .504** .401* .303 .362* .068 .199 .303 .142 .025 -.119 .247 .011
Sig. (2-tailed)
. .221 .010 .937 .004 .228 .000 .002 .000 .988 .126 .355 .001 .010 .057 .022 .676 .218 .057 .383 .877 .464 .125 .944
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item14 Pearson Correlation
.a .504*
* .169 -.280 .542*
* .124 .189 .282 .422*
*.116 .488** .155 .504** 1 .387* .220 .246 .135 .101 .323* .081 .246 -.036 .081 .296
Sig. (2-tailed)
. .001 .297 .080 .000 .446 .242 .078 .007 .475 .001 .340 .001 .014 .173 .126 .405 .534 .042 .618 .126 .825 .618 .064
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item15 Pearson Correlation
.a .150 .191 -.129 .490*
* .187 .157 .491*
*.357* .100 .000 .375* .401* .387* 1 .100 .168 .105 .252 .100 .288 .028 -.035 .157 .172
Sig. (2-tailed)
. .355 .238 .427 .001 .248 .333 .001 .024 .539 1.000 .017 .010 .014 .539 .300 .520 .117 .539 .071 .864 .830 .333 .288
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item16 Pearson Correlation
.a .303 .361* .013 -.021 .126 -.037 .186 .368* .298 .208 .350* .303 .220 .100 1 .423** .247 .249 .198 .383* .087 -.161 -.037 .218
Sig. (2-tailed)
. .057 .022 .937 .898 .440 .822 .251 .020 .062 .197 .027 .057 .173 .539 .007 .125 .121 .221 .015 .594 .320 .822 .176
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item17 Pearson Correlation
.a .137 .330* .361* .259 .188 .335* .403*
*.503*
*.199 .233 .168 .362* .246 .168 .423** 1 .018 -.122 .311 .335* .122 -.368* .100 .141
Sig. (2-tailed)
. .398 .038 .022 .107 .245 .035 .010 .001 .218 .148 .300 .022 .126 .300 .007 .914 .452 .051 .035 .452 .019 .540 .384
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
239
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25item18 Pearson
Correlation .a .068 .092 -.189 .161 .173 -.231 .023 .171 .037 .277 .210 .068 .135 .105 .247 .018 1 .217 .142 .209 -.100 -.426** .099 -.072
Sig. (2-tailed)
. .676 .574 .242 .320 .284 .152 .889 .291 .822 .083 .194 .676 .405 .520 .125 .914 .178 .383 .196 .540 .006 .544 .658
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item19 Pearson
Correlation .a .087 .159 -.246 .212 .051 .018 .208 .183 .025 .106 .056 .199 .101 .252 .249 -.122 .217 1 .362* -.100 -.373* -.102 .135 .116
Sig. (2-tailed)
. .594 .328 .126 .190 .756 .914 .198 .259 .877 .516 .731 .218 .534 .117 .121 .452 .178 .022 .540 .018 .531 .406 .477
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item20 Pearson
Correlation .a .003 -.076 -.194 .259 .126 .173 .295 .368* .398* .360* .050 .303 .323* .100 .198 .311 .142 .362* 1 -.037 -.249 -.021 .068 -.011
Sig. (2-tailed)
. .988 .639 .231 .106 .440 .285 .065 .020 .011 .023 .759 .057 .042 .539 .221 .051 .383 .022 .822 .121 .898 .676 .944
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item21 Pearson
Correlation .a .142 .137 -.027 .279 .050 .011 .206 .364* .173 -.119 .419** .142 .081 .288 .383* .335* .209 -.100 -.037 1 .217 -.015 .011 .072
Sig. (2-tailed)
. .383 .398 .868 .081 .758 .946 .202 .021 .285 .465 .007 .383 .618 .071 .015 .035 .196 .540 .822 .178 .928 .946 .658
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item22 Pearson
Correlation .a .249 .086 -.101 .102 -.170 .217 .281 .046 .087 .063 .056 .025 .246 .028 .087 .122 -.100 -.373* -.249 .217 1 .102 -.135 .141
Sig. (2-tailed)
. .121 .600 .534 .531 .293 .178 .079 .779 .594 .697 .731 .877 .126 .864 .594 .452 .540 .018 .121 .178 .531 .406 .384
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item23 Pearson
Correlation .a .161 -.183 -
.325* .020 -.142 -.015 -.122 -.200 .119 -.159 .000 -.119 -.036 -.035 -.161 -.368* -.426** -.102 -.021 -.015 .102 1 -.015 -.096
Sig. (2-tailed)
. .320 .257 .040 .904 .382 .928 .452 .216 .464 .328 1.000 .464 .825 .830 .320 .019 .006 .531 .898 .928 .531 .928 .554
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
240
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25item24 Pearson
Correlation .a -.068 .023 -.027 .426*
* .274 .231 .206 .471*
*.173 .040 .105 .247 .081 .157 -.037 .100 .099 .135 .068 .011 -.135 -.015 1 -.168
Sig. (2-tailed)
. .676 .889 .868 .006 .087 .152 .202 .002 .285 .808 .520 .125 .618 .333 .822 .540 .544 .406 .676 .946 .406 .928 .299
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item25 Pearson
Correlation .a .241 .150 .059 .225 .086 -.168 .100 .281 -.011 .260 .229 .011 .296 .172 .218 .141 -.072 .116 -.011 .072 .141 -.096 -.168 1
Sig. (2-tailed)
. .134 .355 .717 .163 .599 .299 .539 .079 .944 .105 .154 .944 .064 .288 .176 .384 .658 .477 .944 .658 .384 .554 .299
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item26 Pearson
Correlation .a .186 .524*
* .169 .275 .105 .252 .310 .312 .142 .247 .218 .404** .169 .191 .470** .452** .435** .159 .033 .366* -.037 -.336* .137 -.100
Sig. (2-tailed)
. .251 .001 .297 .086 .520 .117 .052 .050 .382 .124 .176 .010 .297 .238 .002 .003 .005 .328 .841 .020 .822 .034 .398 .539
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item27 Pearson
Correlation .a .150 .327* .000 .490*
* .053 .550*
* .355* .230 .100 .189 .125 .401* .129 .375* -.025 .168 -.288 .112 -.025 .026 .028 .140 .288 .172
Sig. (2-tailed)
. .355 .039 1.000 .001 .744 .000 .025 .154 .539 .243 .442 .010 .427 .017 .878 .300 .071 .491 .878 .872 .864 .389 .071 .288
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item28 Pearson
Correlation .a .198 .404*
* .194 -.119 .088 .352* .142 .245 -.098 .095 -.050 .398* .090 -.100 .404** .362* .068 -.137 -.098 .247 .249 -.259 .037 -.218
Sig. (2-tailed)
. .221 .010 .231 .464 .588 .026 .382 .127 .548 .561 .759 .011 .579 .539 .010 .022 .676 .398 .548 .125 .121 .106 .822 .176
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item29 Pearson
Correlation .a .221 .158 -.221 .359* -.039 .076 .273 .295 -.089 .025 .197 .221 .187 .263 .306 .136 .338* .306 .043 .352* .284 -.009 .076 .196
Sig. (2-tailed)
. .171 .330 .171 .023 .813 .642 .089 .064 .585 .879 .222 .171 .248 .101 .055 .402 .033 .055 .793 .026 .076 .955 .642 .225
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
241
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25item30 Pearson
Correlation .a .168 .105 -.124 .381* .231 .218 -.105 .196 -.168 .424** .160 .168 .207 -.080 -.168 .099 .118 -.099 .152 -.118 -.260 -.067 .218 -.037
Sig. (2-tailed)
. .299 .520 .446 .015 .152 .176 .520 .225 .299 .006 .324 .299 .201 .623 .299 .545 .470 .545 .348 .470 .105 .680 .176 .822
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item31 Pearson
Correlation .a .296 .121 -.144 .205 .051 .217 .541*
*.330* .413** .287 .152 .195 .379* .202 .413** .416** -.005 .150 .413** .217 .303 .064 .005 .267
Sig. (2-tailed)
. .063 .456 .377 .204 .753 .178 .000 .037 .008 .073 .350 .228 .016 .211 .008 .008 .974 .355 .008 .178 .057 .696 .974 .096
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item32 Pearson
Correlation .a .003 .142 .013 .119 -.088 .173 .186 .164 .098 .360* -.050 .203 .116 -.275 -.003 .311 .142 .025 .499** .068 -.025 -.161 -.037 -.011
Sig. (2-tailed)
. .988 .382 .937 .464 .588 .285 .251 .313 .548 .023 .759 .209 .475 .086 .988 .051 .383 .877 .001 .676 .877 .320 .822 .944
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item33 Pearson
Correlation .a .087 .252 .209 -.081 .154 -.061 .000 .118 .145 .044 .231 -.029 -.149 .000 .376* .291 .061 -.032 .029 .182 -.097 -.243 -.061 .132
Sig. (2-tailed)
. .595 .117 .196 .620 .342 .711 1.000 .469 .374 .789 .152 .859 .359 1.000 .017 .069 .711 .843 .859 .262 .552 .132 .711 .415
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item34 Pearson
Correlation .a -
.451*
*
.000 .258 .000 .053 .210 .000 .306 .150 -.076 -.100 .250 -.155 .000 .050 .056 -.105 .056 .050 .105 -.168 .000 .210 .000
Sig. (2-tailed)
. .004 1.000 .108 1.000 .744 .194 1.000 .055 .355 .643 .539 .119 .340 1.000 .759 .731 .520 .731 .759 .520 .300 1.000 .194 1.000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item35 Pearson
Correlation .a -.098 .033 .013 -.161 .126 -.037 .186 .061 .398* .208 .050 .003 -.090 -.025 .398* .087 .247 .137 .298 .173 -.025 -.021 -.037 -.011
Sig. (2-tailed)
. .548 .841 .937 .320 .440 .822 .251 .707 .011 .197 .759 .988 .579 .878 .011 .594 .125 .398 .062 .285 .877 .898 .822 .944
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
242
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 item25item36 Pearson
Correlation .a .055 .066 -.026 .099 -.016 -.074 .044 .021 -.055 -.114 -.101 -.146 .078 .201 .045 .006 .074 .332* .045 .137 -.107 .099 .032 .208
Sig. (2-tailed)
. .734 .687 .874 .545 .921 .651 .788 .900 .734 .484 .537 .369 .633 .214 .781 .973 .651 .036 .781 .399 .511 .545 .846 .199
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item37 Pearson
Correlation .a .137 .086 .130 -.055 .069 .100 -.086 -.069 .087 -.106 .168 -.199 -.101 .028 -.025 -.003 .018 -.122 -.137 .100 .122 .102 -.018 -.116
Sig. (2-tailed)
. .398 .600 .424 .737 .673 .540 .600 .674 .594 .516 .300 .218 .534 .864 .877 .985 .914 .452 .398 .540 .452 .531 .914 .477
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item38 Pearson
Correlation .a -.033 .405*
* .169 .122 -.128 .252 .310 .200 .033 .247 .000 .186 .056 .055 .251 .452** .092 .037 -.076 .023 .086 -.489** .252 .150
Sig. (2-tailed)
. .841 .010 .297 .452 .431 .117 .052 .215 .841 .124 1.000 .251 .730 .738 .118 .003 .574 .822 .639 .889 .600 .001 .117 .355
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item39 Pearson
Correlation .a .295 .405*
* .169 .275 .105 .252 .310 .312 .361* .247 .327* .295 .394* .191 .470** .452** -.023 -.086 .033 .137 .208 -.031 .137 .150
Sig. (2-tailed)
. .065 .010 .297 .086 .520 .117 .052 .050 .022 .124 .039 .065 .012 .238 .002 .003 .889 .600 .841 .398 .198 .852 .398 .355
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item40 Pearson
Correlation .a .013 .169 -.040 .325* .207 .244 .394* .527*
*.090 .293 .155 .427** .280 .258 .297 .448** .406** .014 .297 .244 .217 -.108 .352* -.059
Sig. (2-tailed)
. .937 .297 .806 .040 .201 .130 .012 .000 .579 .067 .340 .006 .080 .108 .062 .004 .009 .929 .062 .130 .179 .505 .026 .717
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40Skor Total
Pearson Correlation
.a .394* .582*
* .025 .574*
* .275 .465*
* .604*
*.722*
*.348* .415** .436** .618** .494** .447** .586** .637** .275 .243 .385* .442** .185 -.172 .329* .226
Sig. (2-tailed)
. .012 .000 .878 .000 .086 .003 .000 .000 .028 .008 .005 .000 .001 .004 .000 .000 .086 .132 .014 .004 .253 .289 .038 .162
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
243
Correlations
item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 skortotal
item1 Pearson Correlation
.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a
Sig. (2-tailed) . . . . . . . . . . . . . . . .
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40item2 Pearson
Correlation .186 .150 .198 .221 .168 .296 .003 .087 -.451** -.098 .055 .137 -.033 .295 .013 .394*
Sig. (2-tailed) .251 .355 .221 .171 .299 .063 .988 .595 .004 .548 .734 .398 .841 .065 .937 .012N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item3 Pearson Correlation
.524** .327* .404** .158 .105 .121 .142 .252 .000 .033 .066 .086 .405** .405** .169 .582**
Sig. (2-tailed) .001 .039 .010 .330 .520 .456 .382 .117 1.000 .841 .687 .600 .010 .010 .297 .000N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item4 Pearson Correlation
.169 .000 .194 -.221 -.124 -.144 .013 .209 .258 .013 -.026 .130 .169 .169 -.040 .025
Sig. (2-tailed) .297 1.000 .231 .171 .446 .377 .937 .196 .108 .937 .874 .424 .297 .297 .806 .878N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item5 Pearson Correlation
.275 .490** -.119 .359* .381* .205 .119 -.081 .000 -.161 .099 -.055 .122 .275 .325* .574**
Sig. (2-tailed) .086 .001 .464 .023 .015 .204 .464 .620 1.000 .320 .545 .737 .452 .086 .040 .000N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item6 Pearson Correlation
.105 .053 .088 -.039 .231 .051 -.088 .154 .053 .126 -.016 .069 -.128 .105 .207 .275
Sig. (2-tailed) .520 .744 .588 .813 .152 .753 .588 .342 .744 .440 .921 .673 .431 .520 .201 .086N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item7 Pearson Correlation
.252 .550** .352* .076 .218 .217 .173 -.061 .210 -.037 -.074 .100 .252 .252 .244 .465**
Sig. (2-tailed) .117 .000 .026 .642 .176 .178 .285 .711 .194 .822 .651 .540 .117 .117 .130 .003N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
244
item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 skortotal
item8 Pearson Correlation
.310 .355* .142 .273 -.105 .541** .186 .000 .000 .186 .044 -.086 .310 .310 .394* .604**
Sig. (2-tailed) .052 .025 .382 .089 .520 .000 .251 1.000 1.000 .251 .788 .600 .052 .052 .012 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item9 Pearson Correlation
.312 .230 .245 .295 .196 .330* .164 .118 .306 .061 .021 -.069 .200 .312 .527** .722**
Sig. (2-tailed) .050 .154 .127 .064 .225 .037 .313 .469 .055 .707 .900 .674 .215 .050 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item10 Pearson Correlation
.142 .100 -.098 -.089 -.168 .413** .098 .145 .150 .398* -.055 .087 .033 .361* .090 .348*
Sig. (2-tailed) .382 .539 .548 .585 .299 .008 .548 .374 .355 .011 .734 .594 .841 .022 .579 .028
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item11 Pearson Correlation
.247 .189 .095 .025 .424** .287 .360* .044 -.076 .208 -.114 -.106 .247 .247 .293 .415**
Sig. (2-tailed) .124 .243 .561 .879 .006 .073 .023 .789 .643 .197 .484 .516 .124 .124 .067 .008
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item12 Pearson Correlation
.218 .125 -.050 .197 .160 .152 -.050 .231 -.100 .050 -.101 .168 .000 .327* .155 .436**
Sig. (2-tailed) .176 .442 .759 .222 .324 .350 .759 .152 .539 .759 .537 .300 1.000 .039 .340 .005
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item13 Pearson Correlation
.404** .401* .398* .221 .168 .195 .203 -.029 .250 .003 -.146 -.199 .186 .295 .427** .618**
Sig. (2-tailed) .010 .010 .011 .171 .299 .228 .209 .859 .119 .988 .369 .218 .251 .065 .006 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item14 Pearson Correlation
.169 .129 .090 .187 .207 .379* .116 -.149 -.155 -.090 .078 -.101 .056 .394* .280 .494**
Sig. (2-tailed) .297 .427 .579 .248 .201 .016 .475 .359 .340 .579 .633 .534 .730 .012 .080 .001
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
245
item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 skortotal
item15 Pearson Correlation
.191 .375* -.100 .263 -.080 .202 -.275 .000 .000 -.025 .201 .028 .055 .191 .258 .447**
Sig. (2-tailed) .238 .017 .539 .101 .623 .211 .086 1.000 1.000 .878 .214 .864 .738 .238 .108 .004
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item16 Pearson Correlation
.470** -.025 .404** .306 -.168 .413** -.003 .376* .050 .398* .045 -.025 .251 .470** .297 .586**
Sig. (2-tailed) .002 .878 .010 .055 .299 .008 .988 .017 .759 .011 .781 .877 .118 .002 .062 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item17 Pearson Correlation
.452** .168 .362* .136 .099 .416** .311 .291 .056 .087 .006 -.003 .452** .452** .448** .637**
Sig. (2-tailed) .003 .300 .022 .402 .545 .008 .051 .069 .731 .594 .973 .985 .003 .003 .004 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item18 Pearson Correlation
.435** -.288 .068 .338* .118 -.005 .142 .061 -.105 .247 .074 .018 .092 -.023 .406** .275
Sig. (2-tailed) .005 .071 .676 .033 .470 .974 .383 .711 .520 .125 .651 .914 .574 .889 .009 .086
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item19 Pearson Correlation
.159 .112 -.137 .306 -.099 .150 .025 -.032 .056 .137 .332* -.122 .037 -.086 .014 .243
Sig. (2-tailed) .328 .491 .398 .055 .545 .355 .877 .843 .731 .398 .036 .452 .822 .600 .929 .132
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item20 Pearson Correlation
.033 -.025 -.098 .043 .152 .413** .499** .029 .050 .298 .045 -.137 -.076 .033 .297 .385*
Sig. (2-tailed) .841 .878 .548 .793 .348 .008 .001 .859 .759 .062 .781 .398 .639 .841 .062 .014
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item21 Pearson Correlation
.366* .026 .247 .352* -.118 .217 .068 .182 .105 .173 .137 .100 .023 .137 .244 .442**
Sig. (2-tailed) .020 .872 .125 .026 .470 .178 .676 .262 .520 .285 .399 .540 .889 .398 .130 .004
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
246
item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 skortotal
item22 Pearson Correlation
-.037 .028 .249 .284 -.260 .303 -.025 -.097 -.168 -.025 -.107 .122 .086 .208 .217 .185
Sig. (2-tailed) .822 .864 .121 .076 .105 .057 .877 .552 .300 .877 .511 .452 .600 .198 .179 .253
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item23 Pearson Correlation
-.336* .140 -.259 -.009 -.067 .064 -.161 -.243 .000 -.021 .099 .102 -.489** -.031 -.108 -.172
Sig. (2-tailed) .034 .389 .106 .955 .680 .696 .320 .132 1.000 .898 .545 .531 .001 .852 .505 .289
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item24 Pearson Correlation
.137 .288 .037 .076 .218 .005 -.037 -.061 .210 -.037 .032 -.018 .252 .137 .352* .329*
Sig. (2-tailed) .398 .071 .822 .642 .176 .974 .822 .711 .194 .822 .846 .914 .117 .398 .026 .038
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item25 Pearson Correlation
-.100 .172 -.218 .196 -.037 .267 -.011 .132 .000 -.011 .208 -.116 .150 .150 -.059 .226
Sig. (2-tailed) .539 .288 .176 .225 .822 .096 .944 .415 1.000 .944 .199 .477 .355 .355 .717 .162
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item26 Pearson Correlation
1 .327* .404** .158 .105 .121 .251 .378* .109 .361* .066 -.037 .167 .524** .507** .637**
Sig. (2-tailed) .039 .010 .330 .520 .456 .118 .016 .503 .022 .687 .822 .304 .001 .001 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item27 Pearson Correlation
.327* 1 .025 .099 .320* .076 -.025 .289 .375* -.025 .201 .168 .055 .327* .129 .456**
Sig. (2-tailed) .039 .878 .545 .044 .642 .878 .071 .017 .878 .214 .300 .738 .039 .427 .003
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item28 Pearson Correlation
.404** .025 1 .089 -.152 .094 .103 .087 .050 .103 -.045 .025 .186 .295 .323* .365*
Sig. (2-tailed) .010 .878 .585 .348 .565 .528 .595 .759 .528 .781 .877 .251 .065 .042 .020
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
247
item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 skortotal
item29 Pearson Correlation
.158 .099 .089 1 -.074 .270 .043 -.038 .197 -.089 .417** -.011 .302 .014 .357* .443**
Sig. (2-tailed) .330 .545 .585 .651 .093 .793 .816 .222 .585 .007 .946 .059 .930 .024 .004
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item30 Pearson Correlation
.105 .320* -.152 -.074 1 -.138 .152 .092 .160 -.168 -.177 .099 .105 .105 .124 .157
Sig. (2-tailed) .520 .044 .348 .651 .397 .348 .570 .324 .299 .274 .545 .520 .520 .446 .332
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item31 Pearson Correlation
.121 .076 .094 .270 -.138 1 .109 .146 -.051 .109 .168 .190 .011 .342* .248 .547**
Sig. (2-tailed) .456 .642 .565 .093 .397 .504 .369 .757 .504 .301 .241 .946 .031 .123 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item32 Pearson Correlation
.251 -.025 .103 .043 .152 .109 1 .145 .050 .298 .045 -.249 .142 .033 .401* .298
Sig. (2-tailed) .118 .878 .528 .793 .348 .504 .374 .759 .062 .781 .121 .382 .841 .010 .062
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item33 Pearson Correlation
.378* .289 .087 -.038 .092 .146 .145 1 .115 .260 .174 .032 .126 .126 -.089 .289
Sig. (2-tailed) .016 .071 .595 .816 .570 .369 .374 .478 .105 .283 .843 .439 .439 .583 .071
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item34 Pearson Correlation
.109 .375* .050 .197 .160 -.051 .050 .115 1 .050 .000 -.056 .218 .109 .155 .212
Sig. (2-tailed) .503 .017 .759 .222 .324 .757 .759 .478 .759 1.000 .731 .176 .503 .340 .188
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item35 Pearson Correlation
.361* -.025 .103 -.089 -.168 .109 .298 .260 .050 1 .045 -.025 -.076 .361* .297 .312*
Sig. (2-tailed) .022 .878 .528 .585 .299 .504 .062 .105 .759 .781 .877 .639 .022 .062 .050
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
248
item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 skortotal
item36 Pearson Correlation
.066 .201 -.045 .417** -.177 .168 .045 .174 .000 .045 1 .231 .066 -.044 .026 .211
Sig. (2-tailed) .687 .214 .781 .007 .274 .301 .781 .283 1.000 .781 .152 .687 .788 .874 .191
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item37 Pearson Correlation
-.037 .168 .025 -.011 .099 .190 -.249 .032 -.056 -.025 .231 1 -.159 .086 -.130 .088
Sig. (2-tailed) .822 .300 .877 .946 .545 .241 .121 .843 .731 .877 .152 .328 .600 .424 .589
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item38 Pearson Correlation
.167 .055 .186 .302 .105 .011 .142 .126 .218 -.076 .066 -.159 1 .167 .169 .339*
Sig. (2-tailed) .304 .738 .251 .059 .520 .946 .382 .439 .176 .639 .687 .328 .304 .297 .033
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item39 Pearson Correlation
.524** .327* .295 .014 .105 .342* .033 .126 .109 .361* -.044 .086 .167 1 .394* .606**
Sig. (2-tailed) .001 .039 .065 .930 .520 .031 .841 .439 .503 .022 .788 .600 .304 .012 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
item40 Pearson Correlation
.507** .129 .323* .357* .124 .248 .401* -.089 .155 .297 .026 -.130 .169 .394* 1 .629**
Sig. (2-tailed) .001 .427 .042 .024 .446 .123 .010 .583 .340 .062 .874 .424 .297 .012 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
skortotal Pearson Correlation
.637** .456** .365* .443** .157 .547** .298 .289 .212 .312* .211 .088 .339* .606** .629** 1
Sig. (2-tailed) .000 .003 .020 .004 .332 .000 .062 .071 .188 .050 .191 .589 .033 .000 .000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40* lation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** lation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
249
Lampiran 20
Rekapitulasi Uji Validitas Soal Tes Uji Coba Matematika rtabel = 0,312
taraf signifikansi 0,05 n= 40
Nomor Item
Pearson Correlations (r11)
Validitas
1 a Tidak Valid 2 0,394 Valid 3 0,582 Valid 4 0,025 Tidak Valid 5 0,574 Valid 6 0,275 Tidak Valid 7 0,465 Valid 8 0,604 Valid 9 0,722 Valid 10 0,348 Valid 11 0,415 Valid 12 0,436 Valid 13 0,618 Valid 14 0,494 Valid 15 0,447 Valid 16 0,586 Valid 17 0,637 Valid 18 0,275 Tidak Valid 19 0,243 Tidak Valid 20 0,385 Valid 21 0,442 Valid 22 0,185 Tidak Valid 23 -0,172 Tidak Valid 24 0,329 Valid 25 0,226 Tidak Valid 26 0,637 Valid 27 0,456 Valid 28 0,365 Valid 29 0,443 Valid 30 0,157 Tidak Valid 31 0,547 Valid
250
Nomor Item
Pearson Correlations (r11)
Validitas
32 0,298 Tidak Valid 33 0,289 Tidak Valid 34 0,212 Tidak Valid 35 0,312 Valid 36 0,211 Tidak Valid 37 0,088 Tidak Valid 38 0,339 Valid 39 0,606 Valid 40 0,629 Valid
251
Lampiran 21
Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas Tes Uji Coba Secara Manual
Diketahui:
k = 40 - 14 = 26
M = 22,19
V (St2) = 53,76
Jawaban:
0,978
Nilai reliabilitas soal tes uji coba yang sudah valid dilihat dari
perbandingan antara rhitung dengan rtabel. Jika rhitung > rtabel, maka item tersebut
dikatakan reliabel. Dari hasil penghitungan menggunakan rumus Kuder dan
Richardson (KR-21), diperoleh harga rhitung sebesar 0,978 dan rtabel sebesar 0,312.
Dari hasil penghitungan, diperoleh perbandingan rhitung > rtabel (0,978 > 0,312).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua butir soal yang valid dinyatakan sudah
reliabel.
252
Lampiran 22 Tabel Pembantu Pembagian Kelompok Atas dan Bawah
Tabel Pembagian Kelompok Atas No.
Absen Nilai Butir Soal
Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 25 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 29 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 30 11 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 31 13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 31 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 31 17 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 27 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 36 20 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 26 21 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 30 22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 34
23 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 27 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 34 26 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 24 27 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 31 29 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 2531 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 28 32 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 2334 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 26 36 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 28
253
Tabel Pembagian Kelompok Bawah
No. Absen
Nilai Butir Soal Skor Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 401 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 11
4 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 20 5 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 12 7 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 16 8 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 12 9 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 9
10 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 16
12 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 21
14 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 18
15 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20
18 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 19
25 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14
28 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 15 30 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 21 33 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 20
35 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 21
37 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 19
38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 20
39 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 15
40 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 18
254
Lampiran 23
Tabel Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal
No. Soal PA PB D Daya Beda P Tingkat Kesukaran 1 1,00 1,00 0,00 Jelek 1,00 Mudah 2 0,65 0,40 0,25 Cukup 0,53 Sedang 3 0,50 0,10 0,40 Cukup 0,30 Sukar 4 0,60 0,65 -0,05 Tidak Baik 0,63 Sedang 5 1,00 0,70 0,30 Cukup 0,85 Mudah 6 0,80 0,55 0,25 Cukup 0,68 Sedang 7 0,80 0,50 0,30 Cukup 0,65 Sedang 8 0,95 0,45 0,50 Baik 0,70 Sedang 9 0,90 0,55 0,35 Cukup 0,60 Sedang 10 0,60 0,35 0,25 Cukup 0,48 Sedang 11 1,00 0,75 0,25 Cukup 0,88 Mudah 12 0,70 0,30 0,40 Cukup 0,50 Sedang 13 0,80 0,25 0,55 Baik 0,53 Sedang 14 0,80 0,45 0,35 Cukup 0,63 Sedang 15 0,95 0,65 0,30 Cukup 0,80 Mudah 16 0,75 0,20 0,55 Baik 0,48 Sedang 17 0,55 0,00 0,55 Baik 0,28 Sukar 18 0,55 0,15 0,40 Cukup 0,35 Sedang 19 0,80 0,55 0,25 Cukup 0,60 Sedang 20 0,65 0,30 0,35 Cukup 0,50 Sedang 21 0,85 0,45 0,40 Cukup 0,65 Sedang 22 0,30 0,25 0,05 Jelek 0,28 Sukar 23 0,75 0,85 -0,20 Tidak Baik 0,85 Mudah 24 0,85 0,45 0,40 Cukup 0,65 Sedang 25 0,95 0,95 0,00 Jelek 0,95 Mudah 26 0,60 0,00 0,60 Baik 0,30 Sukar 27 0,90 0,70 0,20 Jelek 0,80 Mudah 28 0,70 0,30 0,40 Cukup 0,50 Sedang 29 0,95 0,70 0,25 Cukup 0,83 Mudah 30 1,00 0,95 0,05 Jelek 0,98 Mudah 31 0,80 0,35 0,55 Baik 0,58 Sedang 32 0,55 0,30 0,25 Cukup 0,48 Sedang 33 0,35 0,15 0,20 Jelek 0,25 Sukar 34 0,55 0,45 0,10 Jelek 0,50 Sedang 35 0,65 0,30 0,35 Cukup 0,48 Sedang 36 0,50 0,40 0,10 Jelek 0,45 Sedang 37 0,25 0,30 -0.05 Tidak Baik 0,28 Sukar 38 0,45 0,15 0,30 Cukup 0,30 Sukar 39 0,55 0,05 0,50 Baik 0,30 Sukar 40 0,75 0,00 0,75 Sangat Baik 0,38 Sedang
255
Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No. Soal Validitas Reliabilitas Tingkat
Kesukaran Daya Beda Keputusan
1 Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan2 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 3 Valid Reliabel Sukar Cukup Digunakan 4 Tidak Valid Reliabel Sedang Tidak Baik Tidak Digunakan5 Valid Reliabel Mudah Cukup Tidak Digunakan6 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan7 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 8 Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 9 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 10 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 11 Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 12 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 13 Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 14 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 15 Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 16 Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 17 Valid Reliabel Sukar Baik Digunakan 18 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan19 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan20 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 21 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 22 Tidak Valid Reliabel Sukar Jelek Tidak Digunakan23 Tidak Valid Reliabel Mudah Tidak Baik Tidak Digunakan24 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 25 Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan26 Valid Reliabel Sukar Baik Digunakan 27 Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan28 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 29 Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 30 Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan31 Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 32 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan33 Tidak Valid Reliabel Sukar Jelek Tidak Digunakan34 Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan35 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 36 Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan37 Tidak Valid Reliabel Sukar Tidak Baik Tidak Digunakan38 Valid Reliabel Sukar Cukup Digunakan 39 Valid Reliabel Sukar Baik Digunakan 40 Valid Reliabel Sedang Sangat Baik Digunakan
256
Lampiran 25
Daftar Skor Perolehan Motivasi Awal Belajar Siswa Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nomor Butir Angket Skor Total Mentah Nilai (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Nur Aisyah 2 2 2 1 3 2 2 1 3 1 3 1 4 3 3 2 3 1 4 1 4 48 57,14 2 Nur Rofikoh 4 2 1 1 3 1 2 4 3 2 3 3 4 1 2 2 3 3 3 1 3 51 60,71 3 Rizka Nurfaizah 4 2 1 3 1 1 3 4 3 3 1 3 3 2 1 2 3 4 1 2 4 51 60,71 4 Ryan Feroyanto 2 4 4 4 4 4 4 3 2 1 1 1 4 3 2 3 2 4 3 2 4 61 72,62 5 Athaila Putri N. 4 3 1 4 3 4 3 1 2 1 3 4 1 4 3 1 3 1 3 1 3 53 63,1 6 Bilqis Nur S. 3 4 3 3 3 1 4 1 1 3 3 4 1 3 4 3 1 3 1 4 1 54 64,29 7 Dede Septiono 3 3 3 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1 1 3 2 2 2 3 1 1 41 48,81 8 Elton Rizki Pratama 3 3 3 1 1 3 3 4 2 3 4 2 3 3 1 2 3 1 3 2 2 52 61,9 9 Farkhatun Nazila 4 1 4 3 4 1 4 1 1 1 4 2 1 4 1 1 4 1 4 1 2 49 58,33
10 M. Fadli Himawan 2 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 4 3 4 1 4 2 4 2 3 60 71,43 11 Nur Faizah 1 4 2 4 4 1 4 2 4 2 4 4 4 4 1 1 1 1 1 2 1 52 61,9 12 Nur Zahro O. 4 1 4 4 4 4 2 4 4 2 3 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 71 84,52 13 Niken Dwi O. 3 2 2 3 4 2 1 2 3 2 4 4 3 1 3 3 3 3 3 1 4 56 66,67 14 Pratiwi Nawang R,S 4 2 3 2 1 3 4 2 2 1 3 2 2 3 4 3 1 4 3 2 1 52 61,9 15 Winda Lutfiana 3 2 1 2 4 2 4 1 3 3 4 1 1 3 3 1 3 4 1 4 4 54 64,29 16 Kasiyah 4 1 4 4 1 3 3 4 2 3 4 1 3 2 4 2 1 1 3 1 4 55 65,48 17 Saskia Dwi A. 3 1 2 4 3 3 1 3 3 1 3 1 4 3 4 1 1 2 3 3 1 50 59,52
Jumlah 910 1083,33 Rata-rata 53,53 63,73
257
Lampiran 26
Daftar Skor Perolehan Motivasi Awal Belajar Siswa Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nomor Butir Angket Skor Total Mentah Nilai (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Rofiatur Rizqiyati 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 1 3 2 3 1 3 3 1 1 1 4 52 61,9 2 Sausan Noriza 1 4 4 4 1 1 2 1 2 1 1 1 1 4 4 1 3 1 3 1 1 42 50 3 Wahyu Nuridin 2 3 1 3 1 2 3 2 3 2 1 4 3 4 1 3 1 2 1 2 3 47 55,95 4 Abdul Syukur 1 1 1 2 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 2 1 3 1 3 1 1 48 57,14 5 Ahmad Dani Tohirin 4 4 1 4 3 4 4 3 2 2 3 1 4 3 3 2 2 3 1 4 3 60 71,43 6 Danurramadhan N. 3 4 3 2 4 2 3 1 2 3 2 4 2 2 1 2 1 1 1 2 3 48 57,14 7 Farah Fauziah R. 2 3 3 4 1 3 4 4 2 1 4 1 4 2 1 3 1 2 4 3 2 54 64,29 8 Fauzan Ali Alfayadh 4 1 4 1 1 3 4 4 1 1 2 1 4 4 2 2 4 1 2 2 1 49 58,33 9 Fitri Nur Khamdini 4 4 3 4 3 3 2 3 1 1 1 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 56 66,67
10 Galing Aji Saputra 3 4 3 4 1 2 1 2 2 3 4 3 4 4 4 3 3 1 2 1 4 58 69,05 11 Khoirunnisa A. N. 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 71 84,52 12 Meilani Putria 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 64 76,19 13 Mirza Wahyuaji P. 1 3 3 3 3 1 3 2 1 3 4 1 4 3 3 2 4 1 4 3 3 55 65,48 14 Moh. Iqbal R. 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 69 82,14 15 Moh. Muarif 2 4 4 3 2 1 4 4 3 1 3 2 4 3 3 3 1 3 3 2 2 57 67,86 16 Moh. Fatchur R. 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 1 4 68 80,95 17 Moh. Faizal 3 4 3 2 3 3 4 3 2 1 3 3 4 1 3 2 3 1 1 1 4 54 64,29 18 Moh. Solachudin 1 2 1 4 2 2 1 4 2 2 3 1 2 3 3 2 4 1 3 2 1 46 54,76 19 Lutfia Khaerunnisa 3 1 3 2 1 1 3 4 3 3 2 1 3 2 4 3 3 1 3 2 1 49 58,33 20 Nia Lisma Yuliyanti 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 55 65,48 21 Nok Annisa Nurhiyati 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 1 3 3 1 1 1 1 2 3 1 1 44 52,38 22 Nurul Anisa 4 1 3 4 4 1 1 4 1 4 1 4 1 2 1 4 1 4 1 4 1 51 60,71
258
No. Nama Siswa Nomor Butir Angket Skor Total Mentah Nilai (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
23 Ramadan Bayu L. 1 4 3 2 3 4 1 2 2 2 1 3 4 1 1 1 3 1 3 3 1 46 54,76 24 Rahma Ramadhani 3 1 3 3 1 1 3 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 1 47 55,95 25 Rakhma Zulfani 3 3 1 4 3 3 1 3 3 3 3 1 4 3 3 4 1 3 1 3 2 55 65,48 26 Rio Anugrah Riyadi 2 2 2 1 2 1 3 3 1 2 2 3 3 4 3 4 3 2 3 1 3 50 59,52 27 Roma Dhoni Safitro 1 2 3 4 3 2 4 1 3 1 3 1 4 3 4 1 3 3 3 1 1 51 60,71 28 Sulas Afifasa 2 4 1 4 4 1 1 4 1 1 4 3 4 3 1 3 3 2 1 3 1 51 60,71 29 Tasya Nurhaedah 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 61 72,62 30 Vanessa Rose Meivita 3 1 3 4 1 1 4 1 1 3 3 1 2 3 1 1 3 1 3 1 3 44 52,38 31 Zelin Zakiyah 3 4 4 3 3 4 3 2 2 1 4 2 2 2 3 2 4 2 3 4 3 60 71,43 32 Aditya Pramana 3 1 3 2 3 1 4 2 4 3 4 3 4 3 1 2 4 3 1 3 3 57 67,86 33 Muhammad Yusril M. 3 4 4 1 3 1 2 1 3 1 3 4 4 1 2 2 3 1 3 1 1 48 57,14 34 Nico Candra Saputra 2 2 4 1 1 3 1 4 2 1 3 3 4 3 2 1 3 3 4 3 1 51 60,71
Jumlah 1818 2164,26 Rata-rata 53,47 63,65
259
Lampiran 27
Daftar Skor Perolehan Motivasi Akhir Belajar Siswa Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nomor Butir Angket Skor Total Mentah Nilai (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Nur Aisyah 4 3 3 3 1 4 4 2 1 3 4 4 3 4 4 3 1 3 1 4 1 71,43 71,43 2 Nur Rofikoh 4 3 4 3 3 4 4 2 4 1 2 4 3 3 3 3 2 3 2 4 62 76,19 76,19 3 Rizka Nurfaizah 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 4 64 85,71 85,71 4 Ryan Feroyanto 4 3 3 4 3 3 3 2 1 4 3 4 4 3 4 3 1 4 2 3 72 76,19 76,19 5 Athaila Putri N. 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 3 1 3 64 82,14 82,14 6 Bilqis Nur S. 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 70 86,9 86,9 7 Dede Septiono 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 72 85,71 85,71 8 Elton Rizki Pratama 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 72 82,14 82,14 9 Farkhatun Nazila 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 69 73,81 73,81
10 M. Fadli Himawan 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 63 86,9 86,9 11 Nur Faizah 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 1 3 3 3 4 3 73 83,33 83,33 12 Nur Zahro O. 3 4 3 4 4 3 3 1 2 3 1 4 4 3 2 3 4 4 1 4 69 75 75 13 Niken Dwi O. 1 4 3 4 3 4 4 2 1 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 63 83,33 83,33 14 Pratiwi Nawang R. S. 4 3 3 3 2 4 4 2 2 3 3 4 4 3 2 4 1 2 4 4 70 76,19 76,19 15 Winda Lutfiana 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 3 1 3 1 4 64 77,38 77,38 16 Kasiyah 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 66 71,43 71,43 17 Saskia Dwi A. 4 1 2 1 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 2 1 4 1 3 59 69,05 69,05
Jumlah 1073 1342,83 Rata-rata 63,12 78,99
260
Lampiran 28
Daftar Skor Perolehan Motivasi Akhir Belajar Siswa Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nomor Butir Angket Skor Total Mentah Nilai (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Rofiatur Rizqiyati 4 4 4 3 4 3 4 3 1 2 3 3 3 3 4 3 2 1 3 3 4 64 76,19 2 Sausan Noriza 3 4 3 4 1 1 4 4 1 1 3 3 4 3 4 2 3 1 3 3 4 59 70,24 3 Wahyu Nuridin 2 3 1 4 2 3 3 3 3 2 1 3 3 1 2 1 1 4 2 3 3 50 59,52 4 Abdul Syukur 1 3 2 3 2 3 4 2 2 4 1 2 4 4 4 1 1 2 3 4 4 56 66,67 5 Ahmad Dani Tohirin 4 3 2 4 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 4 3 4 3 2 3 3 52 61,9 6 Danurramadhan N. 1 3 2 1 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 2 1 3 2 1 4 3 53 63,09 7 Farah Fauziah R. 3 4 3 4 3 1 4 4 3 1 3 3 4 3 4 4 3 1 3 1 4 63 75 8 Fauzan Ali Alfayadh 4 4 1 1 3 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 66 78,57 9 Fitri Nur Khamdini 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 62 73,81
10 Galing Aji Saputra 4 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 1 3 2 4 71 84,52 11 Khoirunnisa A. N. 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 1 4 3 2 2 3 2 4 64 76,19 12 Meilani Putria 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 69 82,14 13 Mirza Wahyuaji P. 2 4 3 3 3 2 3 2 1 3 4 4 2 4 4 1 3 1 3 2 4 58 69,05 14 Moh. Iqbal R. 1 1 4 3 1 3 2 3 1 3 4 3 3 4 2 1 3 1 3 3 1 50 59,52 15 Moh. Muarif 3 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4 2 2 2 1 4 2 3 2 3 4 60 71,43 16 Moh. Fatchur R. 1 2 1 3 1 1 2 3 2 1 1 3 1 3 3 3 1 2 1 1 3 39 46,43 17 Moh. Faizal 3 4 3 4 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 68 80,95 18 Moh. Solachudin 3 4 3 4 4 3 1 1 3 3 4 1 4 4 4 1 3 1 3 2 4 60 71,43 19 Lutfia Khaerunnisa 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 2 3 2 3 4 4 67 79,76 20 Nia Lisma Yuliyanti 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 58 69,05 21 Nok Annisa Nurhiyati 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 70 83,33 22 Nurul Anisa 3 4 3 4 4 1 3 4 2 1 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 66 78,57
261
No. Nama Siswa Nomor Butir Angket Skor Total Mentah Nilai (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
23 Ramadan Bayu L. 4 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 2 3 1 3 2 4 65 77,38 24 Rahma Ramadhani 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 58 69,05 25 Rakhma Zulfani 2 1 2 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 1 1 1 57 67,86 26 Rio Anugrah Riyadi 2 4 3 3 1 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 2 2 1 4 4 4 66 78,57 27 Roma Dhoni Safitro 3 2 3 4 1 3 4 4 1 3 2 4 4 3 4 2 1 1 3 1 4 57 67,86 28 Sulas Afifasa 4 3 4 1 3 3 4 3 1 2 4 3 4 4 4 2 4 1 4 3 4 65 77,38 29 Tasya Nurhaedah 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 1 4 3 4 71 84,52 30 Vanessa Rose Meivita 4 4 4 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 61 72,62 31 Zelin Zakiyah 3 3 4 3 3 4 1 1 3 1 2 3 2 2 1 2 2 1 4 3 4 52 61,9 32 Aditya Pramana 4 3 4 1 3 2 4 3 1 4 1 2 2 1 3 2 1 4 1 3 4 53 63,09 33 Muhammad Yusril M. 3 4 2 4 4 1 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 1 4 1 4 4 66 78,57 34 Nico Candra Saputra 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 2 4 70 83,33
Jumlah 2066 2459,49 Rata-rata 60,76 72,34
262
Lampiran 29
Daftar Nilai Hasil Tes Awal Siswa Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Nur Aisyah 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 44 2 Nur Rofikoh 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 13 52 3 Rizka Nurfaizah 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 9 36 4 Ryan Feroyanto 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 17 68 5 Athaila Putri N. 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 12 48 6 Bilqis Nur S. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 19 76 7 Dede Septiono 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 11 44 8 Elton Rizki Pratama 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23 92 9 Farkhatun Nazila 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 18 72 10 M. Fadli Himawan 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 15 60 11 Nur Faizah 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 12 48 12 Nur Zahro O. 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 10 40 13 Niken Dwi O. 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 17 68 14 Pratiwi Nawang R. S. 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 8 32 15 Winda Lutfiana 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 11 44 16 Kasiyah 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 15 60 17 Saskia Dwi A. 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 10 40
Jumlah 231 924 Rata-rata 13,59 54,35
263
Lampiran 30
Daftar Nilai Hasil Tes Awal Siswa Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Rofiatur Rizqiyati 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 12 48 2 Sausan Noriza 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 9 36 3 Wahyu Nuridin 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 12 48 4 Abdul Syukur 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 11 44 5 Ahmad Dani Tohirin 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 11 44 6 Danurramadhan N. 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 9 36 7 Farah Fauziah R. 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 10 40 8 Fauzan Ali Alfayadh 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7 28 9 Fitri Nur Khamdini 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 15 60 10 Galing Aji Saputra 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 11 44 11 Khoirunnisa A. N. 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 18 72 12 Meilani Putria 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 19 76 13 Mirza Wahyuaji P. 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 9 36 14 Moh. Iqbal R. 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 14 56 15 Moh. Muarif 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7 28 16 Moh. Fatchur R. 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 13 52 17 Moh. Faizal 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 11 44 18 Moh. Solachudin 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 12 48 19 Lutfia Khaerunnisa 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 12 48 20 Nia Lisma Yuliyanti 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 10 40 21 Nok Annisa Nurhiyati 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 20 80 22 Nurul Anisa 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 15 60
264
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
23 Ramadan Bayu L. 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 14 56 24 Rahma Ramadhani 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 9 36 25 Rakhma Zulfani 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 11 44 26 Rio Anugrah Riyadi 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 9 36 27 Roma Dhoni Safitro 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4 16 28 Sulas Afifasa 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 10 40 29 Tasya Nurhaedah 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 92 30 Vanessa Rose Meivita 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 12 48 31 Zelin Zakiyah 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 7 28 32 Aditya Pramana 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 11 44 33 Muhammad Yusril M. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 19 76 34 Nico Candra Saputra 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 13 52
Jumlah 409 1636 Rata-rata 12,03 48,12
265
Lampiran 31
Daftar Nilai Hasil Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Nur Aisyah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 18 72 2 Nur Rofikoh 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21 84 3 Rizka Nurfaizah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 20 80 4 Ryan Feroyanto 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19 76 5 Athaila Putri N. 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 12 48 6 Bilqis Nur S. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 21 84 7 Dede Septiono 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 14 56 8 Elton Rizki Pratama 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100 9 Farkhatun Nazila 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 84 10 M. Fadli Himawan 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 18 72 11 Nur Faizah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 21 84 12 Nur Zahro O. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 14 56 13 Niken Dwi O. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 20 80 14 Pratiwi Nawang R. S. 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 92 15 Winda Lutfiana 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 19 76 16 Kasiyah 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 21 84 17 Saskia Dwi A. 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 92
Jumlah 330 1320 Rata-rata 19,41 77,65
266
Lampiran 32
Daftar Nilai Hasil Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Rofiatur Rizqiyati 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 64 2 Sausan Noriza 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 12 48 3 Wahyu Nuridin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 92 4 Abdul Syukur 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 16 64 5 Ahmad Dani Tohirin 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 13 52 6 Danurramadhan N. 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 17 68 7 Farah Fauziah R. 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 17 68 8 Fauzan Ali Alfayadh 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 10 40 9 Fitri Nur Khamdini 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19 76 10 Galing Aji Saputra 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 11 44 11 Khoirunnisa A. N. 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 20 80 12 Meilani Putria 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 22 88 13 Mirza Wahyuaji P. 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 16 64 14 Moh. Iqbal R. 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 13 52 15 Moh. Muarif 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 12 48 16 Moh. Fatchur R. 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 20 80 17 Moh. Faizal 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 76 18 Moh. Solachudin 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 14 56 19 Lutfia Khaerunnisa 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 15 60 20 Nia Lisma Yuliyanti 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 16 64 21 Nok Annisa Nurhiyati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22 88 22 Nurul Anisa 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 17 68
267
No. Nama Siswa Nomor Soal Skor Total Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
23 Ramadan Bayu L. 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 17 68 24 Rahma Ramadhani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 16 64 25 Rakhma Zulfani 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 13 52 26 Rio Anugrah Riyadi 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 10 40 27 Roma Dhoni Safitro 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 22 88 28 Sulas Afifasa 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 88 29 Tasya Nurhaedah 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 92 30 Vanessa Rose Meivita 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 92 31 Zelin Zakiyah 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 88 32 Aditya Pramana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 23 92 33 Muhammad Yusril M. 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 13 52 34 Nico Candra Saputra 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 17 68
Jumlah 581 2324 Rata-rata 17,09 68,35
268
Lampiran 33
OUT PUT SPSS UJI KESAMAAN RATA-RATA SKOR MOTIVASI BELAJAR AWAL SISWA
Group Statistics
Kelas N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Motivasi Awal
Eksperimen 17 63.7247 7.60132 1.84359
Kontrol 34 63.6547 8.66117 1.48538
Independent Samples Test
Motivasi Awal
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1.359 Sig. .249
t-test for Equality of Means
t .028 .030 df 49 36.133 Sig. (2-tailed) .978 .977 Mean Difference
.07000 .07000
Std. Error Difference
2.47436 2.36753
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -4.90241 -4.73095 Upper 5.04241 4.87095
269
Lampiran 34
OUT PUT SPSS UJI NORMALITAS SKOR MOTIVASI BELAJAR SISWA
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Kelas Eksperimen 17 50.0% 17 50.0% 34 100.0%Kelas Kontrol 17 50.0% 17 50.0% 34 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kelas Eksperimen .174 17 .180 .923 17 .164Kelas Kontrol .109 17 .200* .954 17 .528a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
270
Kelas Eksperimen
271
Kelas Kontrol
272
Lampiran 35
OUT PUT SPSS UJI T-TEST SKOR MOTIVASI BELAJAR SISWA
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Motivasi Akhir
Eksperimen 17 78.9900 5.88932 1.42837
Kontrol 34 72.3379 8.71863 1.49523
Independent Samples Test
Motivasi Akhir Equal
variances assumed
Equal variances not
assumed Levene's Test for Equality of Variances
F 1.969 Sig. .167
t-test for Equality of Means
t 2.832 3.217 df 49 44.418 Sig. (2-tailed) .007 .002 Mean Difference
6.65206 6.65206
Std. Error Difference
2.34870 2.06784
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 1.93218 2.48571 Upper 11.37194 10.81841
273
Lampiran 36
HASIL PENGHITUNGAN UJI T SKOR MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PIHAK KANAN SECARA MANUAL
Diketahui:
n1 = 19 s1 = 5,89
n2 = 34 s2 = 8,72
= 78,99
2 = 72,34
Jawaban:
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t = 2,995
274
Hasil penghitungan secara manual diperoleh nilai thitung sebesar 2,995,
sedangkan untuk menentukan ttabel yaitu dengan mencari nilai signifikasi pada
tabel t dengan = 0,05, sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,677. Berdasarkan
Karena thitung > ttabel (2,995 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, rata-rata skor motivasi
belajar siswa kelas III yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education lebih baik daripada yang menerapkan model
konvensional.
275
Lampiran 37
OUT PUT SPSS UJI KESAMAAN RATA-RATA NILAI TES AWAL SISWA
Group Statistics
Kelas N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai Pretest
Eksperimen 17 54.35 16.374 3.971 Kontrol 34 48.12 16.315 2.798
Independent Samples Test
Nilai Pretest Equal
variances assumed
Equal variances not
assumed Levene's Test for Equality of Variances
F .303 Sig. .585
t-test for Equality of Means
t 1.285 1.284 df 49 32.003 Sig. (2-tailed)
.205 .209
Mean Difference
6.235 6.235
Std. Error Difference
4.852 4.858
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -3.515 -3.660 Upper 15.986 16.131
276
Lampiran 38
OUT PUT SPSS UJI NORMALITAS NILAI TES AKHIR SISWA
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Kelas Eksperimen 17 50.0% 17 50.0% 34 100.0%Kelas Kontrol 17 50.0% 17 50.0% 34 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kelas Eksperimen .164 17 .200* .918 17 .139Kelas Kontrol .144 17 .200* .955 17 .544a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
277
Kelas Eksperimen
278
Kelas Kontrol
279
Lampiran 39
OUT PUT SPSS UJI T-TEST NILAI TES AKHIR SISWA
Group Statistics
Kelas N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai Posttest Eksperimen 17 77.65 13.716 3.327 Kontrol 34 65.53 18.814 3.227
Independent Samples Test
Nilai Posttest
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed Levene's Test for Equality of Variances
F 3.678 Sig. .061
t-test for Equality of Means
t 2.356 2.615 df 49 42.170 Sig. (2-tailed) .023 .012 Mean Difference
12.118 12.118
Std. Error Difference
5.143 4.634
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 1.782 2.766 Upper 22.453 21.469
280
Lampiran 40
HASIL PENGHITUNGAN UJI T NILAI TES AKHIR SISWA DENGAN PIHAK KANAN SECARA MANUAL
Diketahui:
n1 = 19 s1 = 13,72
n2 = 34 s2 = 16,49
= 77,65
2 = 68,35
Jawaban:
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t = 2,114
281
Hasil penghitungan secara manual diperoleh nilai thitung sebesar 2,114,
sedangkan untuk menentukan ttabel yaitu dengan mencari nilai signifikasi pada
tabel t dengan = 0,05, sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,677. Berdasarkan
Karena thitung > ttabel (2,114 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, rata-rata nilai hasil
belajar siswa kelas III yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education lebih baik daripada yang menerapkan model
konvensional.
282
Lampiran 41
Dokumentasi Foto Pelaksanaan Penelitian
1. Kelas Eksperimen
Guru memberikan apersepsi
Siswa menyelesaikan masalah kontekstual Siswa membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Guru menyajikan masalah kontekstual
Siswa mengerjakan soal evaluasi
283
2. Kelas Kontrol
Guru memaparkan materi pelajaran
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Siswa mengerjakan LKS
Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikiss siswa
Guru memberikan apersepsi
284
Lampiran 42
285
Lampiran 43
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN
UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
SURAT KETERANGAN Nomor: 420.2/DT1/V/2013
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Suratinah, S.Pd.
NIP : 196107021982012011
Jabatan : Plt. Kepala Sekolah
Satuan Kerja : SD Negeri Debong Tengah 1
Menerangkan bahwa:
Nama : Indah Isdianti
NIM : 1401409147
Jurusan : S1 PGSD FIP UNNES
Telah melakukan penelitian tanggal 29 April – 27 Mei 2013
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Tegal, 3 Juli 2013
Plt. Kepala Sekolah
Suratinah, S. Pd.
NIP. 196107021982012011
286
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN
UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3
Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
SURAT KETERANGAN Nomor: 420.2/DT3/V/2013
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Suratinah, S.Pd
NIP : 196107021982012011
Jabatan : Plt. Kepala Sekolah
Satuan Kerja : SD Negeri Debong Tengah 3
Menerangkan bahwa:
Nama : Indah Isdianti
NIM : 1401409147
Jurusan : S1 PGSD FIP UNNES
Telah melakukan penelitian tanggal 29 April – 27 Mei 2013
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Tegal, 3 Juli 2013
Plt. Kepala Sekolah
Suratinah, S. Pd.
NIP. 196107021982012011
287
DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Nyimas dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Anggoro, M. Toha. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Doyin, Mukh dan Wagiran. 2011. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Garii, Barbara dan Lillian Okumu. 2008. Mathematics and the World: What do
Teachers Recognize as Mathematics in Real World Practice. TMME. 2/3: 291-2. Available at http://findpdf.net/reader/Mathematics-and-the-World-What-do-Teachers-Recognize-as.html [accessed 21/01/13].
Hakiim, Lukmanul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima. Hariwijaya. 2009. Meningkatkan Kecerdasan Matematika. Yogyakarta: Tugu. Heruman. (Ed.) 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
Bandung: ROSDA. Kwon, Oh Nam. tt. Conceptualizing the Realistic Mathematics Education in the
Teaching and Learning of Ordinary Differential Equations. Available at http://findpdf.net/documents/jurnal-international-realistic-mathematics-education.html [accessed 20/01/13].
Marpaung, Y. 2010. Karakteritik PMRI (Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia). Available at p4mriusd.blogspot.com/2010/04/karakteritik-pmri-pendidikan-matematika27.html [accessed 19/01/13].
Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan MI Kelas III.
Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Muhsetyo, Gatot dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. Nurhasanah, Laila. 2011. Seri Matematika untuk Anak-anak: Mengenal Ukuran.
Bandung: Graha Bandung Kencana. Prabawanto, dkk. 2008. Pendidikan Matematika II. Bandung: UPI Press.
288
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press. Sari, Vita Permata. 2012. Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Matematika
Realistik terhadap Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sumiati dan Asra. 2011. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Supinah. (Ed.) 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan
Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Supinah dan Agus D.W. (Ed.) 2009. Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suresti. 2010. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membandingkan Pecahan
dengan Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Baros 02 Ketanggungan. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Uno, Hamzah B. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Wahyudin. 2008. Kurikulum, Pembelajaran, dan Evaluasi: Pelengkap untuk
Meningkatkan Kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional 4. Jakarta: IPA Abong.
289
Widoyoko, S. Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif
Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu. Yonny, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:
Familia Sleman.
top related