KEEFEKTIFAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI SUDUT PADA SISWA KELAS III (PENELITIAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH KOTA TEGAL) Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Indah Isdianti 1401409147 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEEFEKTIFAN PENDEKATAN
REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI SUDUT
PADA SISWA KELAS III (PENELITIAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI
DEBONG TENGAH KOTA TEGAL)
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Indah Isdianti 1401409147
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik
sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat
dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, Juli 2013
Indah Isdianti
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
di : Tegal
tanggal : 11 Juli 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Noening Andrijati, M.Pd.
19680610 199303 2 002
Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd.
19611018 198803 1 002
Mengetahui,
Koordinator PGSD UPP Tegal
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.
19630923 198703 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Keefektifan Pendekatan Realistic Mathematics Education
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sudut pada Siswa kelas III (Penelitian
di Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah Kota Tegal)”, oleh Indah Isdianti
1401409147, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
5. Dra. Noening Andrijati, M.Pd., dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, saran dan motivasi yang bermanfaat kepada peneliti
dalam menyusun skripsi.
6. Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd., dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, dorongan, nasihat, dan semangat kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Para dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu
Pendidikan UNNES yang telah banyak membekali peneliti dengan ilmu
pengetahuan.
vii
8. Suratinah, S.Pd., Plt. Kepala SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
9. Neti Amanati, guru pengampu kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 yang
telah memberikan waktu dan bimbingannya yang bermanfaat kepada peneliti
dalam melaksanakan penelitian.
10. Sutilah, S.Pd., guru pengampu kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 yang
telah memberikan waktu dan bimbingannyakepada peneliti dalam membantu
peneliti dalam melaksanakan penelitian.
11. Staf guru, karyawan, dan siswa SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 yang telah
bersedia membantu dan bekerjasama dalam penelitian ini.
12. Ibu dan Bapak serta saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan dan
motivasi, serta selalu mendoakan peneliti.
13. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada
peneliti.
14. Rekan-rekan mahasiswa PGSD UPP Tegal angkatan 2009.
15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dorongan dan semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi
ini.
Semoga segala amal baik Bapak, Ibu, dan Saudara mendapat imbalan dari
Allah SWT. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat diambil manfaatnya dan
berguna bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Tegal, Juli 2013
Peneliti
viii
ABSTRAK
Isdianti, Indah. 2013. Keefektifan Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sudut pada Siswa kelas III (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah Kota Tegal). Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Dra. Noening Andrijati, M.Pd., II. Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd.
Kata Kunci: Pendekatan, RME, Motivasi, Hasil Belajar.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD. Dalam pembelajaran matematika, guru masih menggunakan model konvensional seperti ceramah dan pemberian tugas dalam menyampaikan materi, sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi dan mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika. RME merupakan pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran melalui penjelajahan berbagai situasi dan masalah-masalah realistik atau nyata yang ada di lingkungan sekitar siswa. Dengan pendekatan RME, diharapkan siswa tidak sekedar menghafal materi Sudut yang mereka dapat dari penjelasan guru saja, tetapi siswa dapat lebih termotivasi dalam memahami materi Sudut tersebut, serta keterkaitan dan kebermanfaatannya dalam kehidupan nyata. Dari uraian latar belakang, muncul rumusan masalah “apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah antara yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan RME dan yang menerapkan model konvensional?” dan “apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah yang menerapkan pembelajaran RME dan yang mendapat pembelajaran dengan model konvensional?”. Tujuan penelitian ini yaitu menguji keefektifan pendekatan RME terhadap motivasi dan hasil belajar Matematika siswa antara kelas yang mendapatkan perlakuan penerapan pendekatan RME dan yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi Sudut di kelas III.
Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan bentuk nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal sebanyak 56 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 sebanyak 37 siswa dan kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 sebanyak 19 siswa. Teknik sampel yang digunakan yaitu proportionate stratified random sampling, yaitu 17 siswa dari kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 sebagai kelas eksperimen dan 34 siswa dari kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data yang digunakan dalam mengolah data penelitian yaitu uji prasyarat analisis meliputi normalitas dan homogenitas, dan analisis akhir. Pada analisis akhir atau pengujian hipotesis penelitian yang digunakan yaitu uji-t. Data awal penelitian menggunakan skor hasil angket motivasi belajar awal dan tes awal siswa kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil penghitungan skor hasil angket motivasi belajar awal siswa diperoleh rata-rata persentase nilai motivasi belajar awal siswa
ix
kelas eksperimen sebesar 63,73, sedangkan kelas kontrol sebesar 63,66. Dari hasil penghitungan hasil tes awal siswa diperoleh rata-rata nilai siswa kelas eksperimen sebesar 54,35 dan kelas kontrol sebesar 48,12.
Setelah kelompok eksperimen diberikan pendekatan RME dan kelompok kontrol diberi model pembelajaran konvensional, kedua kelompok diberikan tes akhir berupa angket motivasi belajar dan tes akhir pada materi Sudut dan diperoleh rata-rata persentase nilai motivasi belajar akhir siswa kelas eksperimen sebesar 78,99 dan siswa kelas kontrol sebesar 72,34. Nilai hasil belajar siswa diperoleh rata-rata kelas eksperimen sebesar 77,65 dan kelas kontrol sebesar 68,35. Hasil uji hipotesis motivasi belajar siswa dengan penghitungan menggunakan rumus independent samples t test menunjukkan bahwa, thitung sebesar 2,832 dan ttabel sebesar 1,677 (thitung > ttabel), sehingga Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata skor motivasi belajar Matematika siswa kelas III dengan penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education pada materi Sudut lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional. Sementara itu, hasil uji hipotesis untuk nilai hasil belajar siswa menunjukkan bahwa, thitung sebesar 2,356 dan ttabel sebesar 1,677 (thitung > ttabel), sehingga Ho ditolak, menyebabkan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa pada materi Sudut yang menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional. Kedua hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan, bahwa penerapan pendekatan RME terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Jadi, dalam pembelajaran Matematika materi Sudut di kelas III Sekolah Dasar, guru diharapkan menerapkan pendekatan RME sebagai alternatif pendekatan pembelajaran yang efektif.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii
Pengesahan ......................................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ..................................................................................... v
Prakata ................................................................................................................ vi
Abstrak ............................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................ x
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Bagan ...................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................. xv
42. Surat Ijin Penelitian ..................................................................................... 284
43. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 285
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan mempunyai peran penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat
1 dinyatakan bahwa:
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari pengertian pendidikan tersebut dapat dijelaskan bahwa tujuan seseorang
memperoleh pendidikan yaitu terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik sesuai
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya melalui usaha sadar dan
terorganisir untuk meningkatkan mutu kehidupan. Perubahan tersebut terjadi
dalam proses belajar dan pengalaman melalui proses pembelajaran. Proses
pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang
dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa agar tercapai
tujuan belajar yang dikehendaki (Sumiati dan Asra 2011: 3). Proses pembelajaran
2
dapat memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mempersiapkan
kehidupannya kelak.
Proses pembelajaran dalam setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
seperti tercantum dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses,
yaitu dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Guru sebagai tenaga pendidik yang
profesional harus dapat mengupayakan hal tersebut. Apabila peran guru tersebut
tidak terlaksana dengan baik, maka hasil pembelajaran tidak akan optimal.
Menurut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, bahwa standar kompetensi
matematika yaitu membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti, dan kompetitif. Untuk itu, dibutuhkan peran guru pada proses
pembelajaran Matematika yang terlaksana dengan baik dalam melaksanakan
kewajibannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika. Kreativitas
dan inovasi seorang guru sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran
Matematika.
3
Sebagai ilmu pengetahuan, matematika mempelajari struktur yang abstrak
dan pola hubungan yang ada di dalamnya. Menurut Aisyah dkk (2007: 1.3),
untuk menguasai dan menciptakan teknologi dan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif di masa depan, diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang membuat siswa belajar
secara bermakna. Namun hal ini tidak disadari oleh para siswa, karena kurangnya
informasi tentang fungsi dan peran matematika itu sendiri.
Pada hakikatnya Matematika berkaitan dengan ide-ide abstrak. Ide-ide
yang abstrak pada pelajaran Matematika tersebut masih sulit dipelajari oleh siswa
SD, karena tahap berpikirnya masih belum formal dan masih konkret. Siswa SD
di Indonesia umumnya berada pada usia 7-11 tahun. Menurut Piaget (tt) dalam
Rifa’i dan Anni (2011: 29), siswa usia 7-11 tahun berada pada tahap operasional
konkret. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun
masih dalam bentuk benda konkret. Penalaran logika anak hanya bisa diterapkan
pada situasi konkret dan kemampuan menggolong-golongkan sudah ada, namun
anak belum bisa memecahkan masalah abstrak.
Dalam proses belajarnya, siswa masih memahami suatu konsep melalui
apa yang dilihat secara nyata atau konkret. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa
selalu menemukan dan berhubungan dengan berbagai permasalahan maupun
objek nyata yang berkaitan dengan matematika. Oleh karena itu, seorang guru SD
harus kreatif dan inovatif dalam membelajarkan matematika kepada siswa,
misalnya dalam menggunakan alat peraga dan pemberian permasalahan yang
nyata atau konkret yang berkaitan dengan konteks kehidupan nyata di sekitar
4
lingkungan siswa. Melalui pemberian ilustrasi serta contoh konkret wujud benda
nyata yang ada di sekitar siswa, maka konsep abstrak menjadi lebih mudah
dipahami oleh siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran matematika
yang dirancang dan dilaksanakan secara monoton dan tanpa adanya penerapan
pendekatan dan model pembelajaran yang inovatif dapat mengakibatkan siswa
kurang termotivasi dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Dengan
pemilihan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, dan
kurikulum, maka akan membantu pencapaian motivasi dan hasil belajar siswa
yang optimal.
Dengan adanya motivasi siswa untuk belajar, maka akan mempengaruhi
hasil belajarnya. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai (Sardiman 2011: 75). Dari pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong
usaha, arah untuk belajar, dan mendorong untuk pencapaian hasil belajar siswa.
Dengan kata lain, semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa, semakin
tinggi pula kemungkinan untuk berhasil atau berprestasi. Jadi tugas guru yaitu
mendorong dan membangkitkan semangat para siswa agar dalam diri siswa
tumbuh motivasi yang kuat untuk belajar.
Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran yang dilakukan guru di
sekolah dasar pada umumnya masih belum berjalan secara maksimal. Proses
pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru dalam proses pembelajaran masih
5
sering hanya menerapkan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Guru
kurang dapat mengaplikasikan materi pembelajaran matematika dalam kehidupan
nyata siswa, sehingga menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk memahami
konsep-konsep matematika dan siswa mengalami kesulitan untuk
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, Matematika dianggap
sebagai salah satu mata pelajaran di SD yang sulit, motivasi untuk belajar
matematika siswa rendah, dan capaian hasil belajar siswa kurang maksimal,
termasuk motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Sudut.
Materi Sudut banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Misalnya, dalam sebuah ruangan terdapat berbagai jenis sudut di setiap pojok
ruangannya. Sebuah sudut juga dapat dibentuk dari dua buah jarum jam. Dua buah
jarum jam pada jam dinding selalu bergerak dan membentuk sudut yang besarnya
berbeda-beda pada setiap pergerakan jarum jam dan menitnya. Tidak hanya
melalui benda, sudut juga dapat dibentuk melalui tangan siswa sendiri. Siswa
dapat membentuk berbagai jenis sudut dengan menggunakan tangan mereka. Hal
ini dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai jenis dan besar sudut.
Namun pada kenyataannya, siswa seringkali merasa kesulitan dalam
mengaplikasikan konsep matematika ke dalam kehidupan nyata mereka, sehingga
pembelajaran menjadi kurang bermakna dan berdampak pada motivasi dan hasil
belajar siswa menjadi kurang maksimal.
Kondisi pembelajaran yang demikian terjadi dalam pembelajaran
matematika di kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 pada materi Sudut. Peneliti
melakukan pengamatan dan wawancara dengan Ibu Sutilah, guru kelas III SD
6
Negeri Debong Tengah 3, pada hari Senin tanggal 14 Januari 2013. Berdasarkan
refleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa pemahaman
konsep matematika pada siswa kelas III belum sesuai yang diharapkan. Motivasi
siswa yang masih rendah terhadap pembelajaran materi Sudut mengakibatkan
tingkat penguasaan terhadap materi Sudut rendah pula. Motivasi belajar siswa
yang rendah ditunjukkan dengan perhatian terhadap proses pembelajaran materi
Sudut yang masih kurang dan semangat belajar siswa yang rendah.
Kenyataan menunjukkan bahwa masih ada siswa yang memperoleh nilai
hasil belajar matematika materi Sudut di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Hal ini terbukti dari data nilai siswa kelas III mata pelajaran Matematika
materi Sudut tahun pelajaran 2011/2012. Dari 27 siswa, jumlah siswa yang tuntas
belajar sebanyak 21, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 6 siswa. Persentase
tuntas belajar klasikal dengan KKM 68, sebesar 77,78%. Walaupun jumlah siswa
yang sudah tuntas mencapai KKM telah lebih dari 75%, namun motivasi dan
tingkat penguasaan siswa terhadap materi Sudut masih rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang kurang memperhatikan
penjelasan dari guru dan mereka lebih memilih untuk bermain sendiri dan
berbicara dengan temannya selama proses pembelajaran berlangsung daripada
mendengarkan penjelasan dari guru. Semangat belajar siswa juga masih rendah,
ditandai dengan kurang antusias dan kompetitifnya siswa dalam menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Motivasi dan hasil belajar matematika materi Sudut yang kurang maksimal
tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang masih menerapkan model
7
konvensional, di mana guru menjelaskan suatu konsep kemudian siswa hanya
duduk mendengarkan. Suasana kelas cenderung berpusat pada guru, sehingga
siswa menjadi pasif, tidak dapat berpikir kritis, kurang berani untuk bertanya,
menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapatnya saat pembelajaran
berlangsung. Guru juga kurang mengaitkan penyampaian materi pembelajaran
dengan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dalam
penyampaian materi Sudut, guru langsung menjelaskan konsep besar dan jenis
sudut yang harus diketahui siswa. Hal ini menjadikan siswa kurang diberi
kesempatan untuk menyusun pengetahuannya sendiri dalam proses belajarnya.
Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan siswa berkaitan dengan masalah kehidupan nyata siswa,
sehingga siswa tidak hanya mengetahui secara langsung, tetapi juga dapat
menemukan suatu konsep yang mereka pelajari.
Masalah-masalah nyata dari kehidupan sehari-hari siswa digunakan
sebagai titik awal pembelajaran matematika. Hal ini menunjukkan bahwa
matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
membantu siswa dalam mengembangkan pengertian terhadap konsep matematika
yang dipelajari. Untuk membuat pelajaran Matematika mudah dipahami, guru
harus berupaya dalam mengajarkan pada siswa dengan cara yang menyenangkan
dan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga mampu meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan
yang dapat mengubah persepsi tersebut melalui pendekatan pembelajaran yang
mudah diterima oleh siswa dan bersifat realistis, yang artinya berhubungan erat
atau berkaitan dengan lingkungan sekitar siswa. Salah satu alternatif untuk
8
mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME) dalam pembelajaran matematika.
Hadi (2005) dalam Aisyah dkk (2007: 7.3) berpendapat bahwa
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME merupakan pendekatan yang
dilakukan dalam pembelajaran yang dilakukan melalui penjelajahan berbagai
situasi dan masalah-masalah realistik atau nyata yang ada di lingkungan sekitar
siswa. Masalah-masalah nyata dari kehidupan sehari-hari tersebut digunakan
sebagai titik awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa
Matematika sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini
bertitik tolak dari hal-hal yang riil (nyata) bagi siswa, menekankan keterampilan
“process of doing mathematics”, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi,
dan pada akhirnya siswa dapat menggunakan matematika untuk menyelesaikan
masalah baik secara individu maupun kelompok.
Pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan RME dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa, karena melalui pendekatan ini siswa dapat
menemukan kembali ide dan konsep matematika dengan cara mereka sendiri,
sehingga siswa mempunyai pengertian dan pemahaman yang kuat tentang konsep-
konsep matematika. Dengan menggunakan pendekatan ini, siswa akan lebih cepat
memahami apa yang sedang dipelajari dan lebih termotivasi untuk belajar
Matematika. Hal ini membuat motivasi, pemahaman, dan penguasaan siswa
terhadap konsep matematika dapat meningkat, khususnya pada materi Sudut.
Dalam pembelajaran matematika yang menerapkan pendekatan RME pada
materi Sudut ini, siswa diajak untuk membandingkan besar sudut dan mempelajari
berbagai jenis sudut dengan memperhatikan dan meneliti berbagai objek nyata
9
yang ada di sekitar mereka. Objek nyata tersebut berupa berbagai jenis sudut yang
terbentuk pada sebuah benda atau ruangan yang ada di sekitar lingkungan siswa.
Objek nyata tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber maupun media
pembelajaran. Dengan pendekatan RME, diharapkan siswa tidak sekedar
menghafal materi Sudut yang mereka dapat dari penjelasan guru saja, tetapi siswa
dapat lebih termotivasi dalam memahami materi Sudut tersebut, serta keterkaitan
dan kebermanfaatannya dalam kehidupan nyata.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan penelitian
dengan judul “Keefektifan Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap
Motivasi dan Hasil Belajar Materi Sudut pada Siswa Kelas III (Penelitian di
Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah Kota Tegal)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Kenyataan yang terjadi di SD Negeri Debong Tengah 3 Kota Tegal,
membuktikan bahwa masih banyak permasalahan yang dijumpai dalam proses
pembelajaran Matematika. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
(1) Pembelajaran yang menerapkan model konvensional menyebabkan
kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, siswa menjadi pasif, tidak ada
motivasi untuk belajar, dan mudah bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran.
(2) Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tidak tepat mengakibatkan
pembelajaran menjadi kurang efektif, sehingga tujuan pembelajaran tidak
dapat tercapai.
10
(3) Pembelajaran matematika selama ini belum menerapkan pendekatan
pembelajaran di mana siswa terlibat langsung dan aktif dalam proses
pembelajaran.
(4) Guru kurang kreatif dalam melakukan pembelajaran matematika,
khususnya dalam menggunakan media, metode, dan pendekatan
pembelajaran.
(5) Motivasi belajar Matematika siswa masih rendah.
(6) Rendahnya motivasi dan pemahaman tentang materi Sudut pada siswa
kelas III SD Negeri Debong Tengah 3 Kota Tegal.
(7) Guru masih enggan untuk melakukan pembaharuan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran, selain pendekatan yang sudah biasa
diterapkan.
(8) Guru dalam mengajarkan materi Sudut masih menerapkan metode
ceramah dan pemberian tugas tanpa menerapkan pendekatan pembelajaran
yang inovatif, yang dapat menyebabkan motivasi dan hasil belajar yang
diperoleh siswa rendah.
(9) Guru belum menerapkan pendekatan RME dalam meningkatkan motivasi
dan hasil belajar materi Sudut pada siswa kelas III SD Negeri Debong
Tengah 3 Kota Tegal.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang terlalu luas perlu dibatasi agar pembahasan dapat lebih
terfokus pada keefektifan penerapan pendekatan RME terhadap motivasi dan
hasil belajar materi Sudut pada siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah Kota
11
Tegal. Pembatasan masalah juga diperlukan untuk menghindari kesalahan
maksud dan tujuan penelitian serta agar lebih efektif dan efisien dalam
mengadakan penelitian. Peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
(1) Keefektifan penerapan pendekatan pembelajaran RME yang dimaksud
yaitu tingkat dampak dari penerapan pendekatan pembelajaran RME yang
dijadikan sebagai bentuk perlakuan terhadap kelompok eksperimen.
(2) Materi Sudut yang dimaksud yaitu materi pokok yang tercantum dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Peneliti membatasi materi
Sudut hanya pada materi pokok Besar dan Jenis Sudut pada Kompetensi
Dasar mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut di kelas III semester
dua.
(3) Motivasi yang dimaksud yaitu motivasi siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
(4) Untuk mengetahui keefektifan penerapan pendekatan pembelajaran RME,
diperlukan model pembanding. Model pembanding yang digunakan yaitu
model konvensional. Model konvensional yang dimaksud yaitu model
pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas
III SD Negeri Debong Tengah 1. Dalam model konvensional tersebut
biasanya guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
pemberian tugas, dan diskusi.
1.4 Rumusan Masalah
Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
12
(1) Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa kelas III pada
pembelajaran Matematika materi Sudut antara yang menerapkan
pendekatan Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional?
(2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas III pada pembelajaran
Matematika materi Sudut antara yang menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi tujuan umum dan
khusus. Untuk penjelasan selengkapnya mengenai tujuan umum dan khusus
penelitian, antara lain sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui
keefektifan penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran Matematika pada siswa
kelas III tahun pelajaran 2012/2013.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk:
(1) Mengetahui ada tidaknya perbedaan motivasi belajar siswa kelas III pada
pembelajaran Matematika materi Sudut antara yang menerapkan
pendekatan Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional.
(2) Mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa siswa kelas III
pada pembelajaran Matematika materi Sudut antara yang menerapkan
13
pendekatan Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan peneliti diharapkan dapat memberikan
manfaat. Tidak hanya untuk peneliti sendiri, tetapi juga untuk pihak-pihak yang
terkait didalamnya, seperti siswa, guru, dan sekolah tempat penelitian
dilaksanakan. Berikut ini akan dijabarkan manfaat penelitian bagi siswa, guru, dan
sekolah.
1.6.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan
dalam pembelajaran Matematika, khususnya pembelajaran materi Sudut dengan
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian
(evaluation).
(2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori
tujuannya mencerminkan hirarkhi yang bertentangan dari keinginan untuk
menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Ranah afektif dalam
belajar mencakup kategori: penerimaan (receiving), penanggapan
(responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan
pembentukan pola hidup (organization by a value complex).
(3) Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi
objek, dan koordinasi syaraf. Ketegori jenis perilaku untuk ranah
psikomotor yaitu: persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan
terbimbing (guided respons), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan
kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan
kreativitas (originallity).
23
Dari beberapa pendapat para ahli dan tiga ranah belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa
pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang membentuk perubahan perilaku
pada siswa, setelah siswa melakukan aktivitas belajar. Hasil belajar siswa
digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu
tujuan pendidikan. Hasil belajar yang optimal akan tercapai apabila siswa sudah
memahami belajar dan diiringi oleh perubahan perilaku yang lebih baik. Pada
penelitian ini, hasil belajar siswa merupakan penilaian kemampuan kognitif siswa
yang diperoleh dari tes hasil belajar. Intrumen yang digunakan berupa soal tes
formatif yang diujikan pada awal dan akhir pembelajaran. Pada ranah afektif dan
psikomotor, penilaian didasarkan pada hasil observasi dan penilaian motivasi
belajar siswa selama pembelajaran Matematika materi Sudut berlangsung.
2.1.4 Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan salah satu dari model-model
pembelajaran yang cara penyampaiannya melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Model pembelajaran konvesional
dapat diartikan sebagai metode pembelajaran tradisional atau model yang
menggunakan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah digunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar. Menurut Sumiati (2011: 98), “metode ceramah dapat dipandang
sebagai suatu cara penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan”. Dalam
pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, seringkali terjadi siswa
menerima pengertian yang salah terhadap materi pembelajaran yang dituturkan
atau diceramahkan oleh guru.
24
Pada model pembelajaran konvensional, kegiatan pembelajaran berpusat
pada penceramah (guru) dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar
(siswa). Guru mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa
hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Dari uraian tentang
gambaran pembelajaran konvensional di atas, dapat disimpulkan pembelajaran
konvensional yaitu suatu penyajian pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa guna
mentransfer segala ilmu pengetahuan yang dimilikinya yang harus diingat dan
dihafalkan oleh siswa.
2.1.5 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pengertian pembelajaran menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003
pasal 1 ayat 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “proses interaksi siswa
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut
Gagne dan Briggs (tt) yang dikutip Gredler (1991) dalam Aisyah dkk (2007: 1.3),
pembelajaran sebagai ”upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang
belajar”. Secara lebih rinci Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai
”seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung
terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal”. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru, siswa, dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang dapat membantu siswa dalam
melakukan proses belajar dan untuk mencapai tujuan belajarnya.
Menurut Aisyah dkk (2007: 1.4), pada hakikatnya pembelajaran
matematika merupakan proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk
25
menciptakan suasana lingkungan belajar yang memungkinkan seseorang (siswa)
melaksanakan kegiatan belajar matematika dan proses tersebut berpusat pada guru
dalam mengajar Matematika. Pembelajaran matematika harus memberikan
peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang
matematika. Menurut Hariwijaya (2009: 42), “pembelajaran Matematika tidak
sekedar pada kemampuan cepat dalam berhitung, namun pada penanaman konsep,
sehingga siswa mengerti maksud matematika dan mampu bernalar serta dapat
memecahkan masalah dengan berbagai cara”. Pendapat Hariwijaya tersebut
sejalan dengan pendapat Gerofsky (2004) yang dikutip oleh Garii dan Okumu
(2008: 291-2) dalam jurnal internasional yang mendefinisikan pembelajaran
Matematika sekolah sebagai berikut:
school mathematics (Gerofsky: 2004) is defined as a interconnected set of content knowledge (including numbers and operations, algebra, geometry, measurement, and data analysis) and cognitive process skills (including the ability to use content knowledge and conceptual understanding to reason, solve routine problems, develop proofs, and effectively communicate, represent, and model mathematical ideas).
Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa matematika sekolah
didefinisikan sebagai keterhubungan antara seperangkat pengetahuan (mencakup
angka-angka dan operasinya, aljabar, ilmu ukur, pengukuran, dan analisis data)
dan keterampilan proses (mencakup kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan dan pemahaman konseptual untuk memberikan alasan, memecahkan
permasalahan sehari-hari, mengembangkan bukti, komunikasi secara efektif,
representatif, dan gagasan mengenai model matematika).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Matematika di sekolah dasar merupakan proses pemberian
26
pengalaman dan penanaman konsep belajar matematika kepada siswa sekolah
dasar yang dirancang untuk menciptakan sebuah lingkungan belajar yang
memungkinkan siswa dan guru melakukan aktivitas belajar Matematika. Proses
pembelajaran, siswa sebagai pelaksana kegiatan belajar, dan Matematika sekolah
sebagai objek yang dipelajari harus saling berhubungan dan melaksanakan
tugasnya masing-masing sesuai dengan tanggung jawabnya, agar proses
pembelajaran matematika dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil
yang maksimal.
2.1.6 Teori Belajar Matematika
Salah satu cara guru untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar
Matematika yaitu dengan menanamkan pengetahuan konsep dan prosedural pada
diri siswa. Hubungan antara pengetahuan konseptual dan prosedural sangat
penting. Pengetahuan konseptual mengacu pada pemahaman konsep, sedangkan
pengetahuan prosedural mengacu pada keterampilan melakukan suatu algoritma
atau prosedur menyelesaikan soal-soal matematika. Menurut Sutawijaya (1997)
dalam Aisyah dkk (2007: 1.1), “memahami konsep saja tidak cukup, karena dalam
praktik kehidupan sehari-hari siswa memerlukan keterampilan matematika”. Salah
satu cara agar guru dapat memahami pengetahuan konsep dan prosedural, yaitu
dengan mengetahui berbagai teori belajar matematika.
Teori belajar matematika diperlukan sebagai dasar untuk mengobservasi
tingkah laku siswa dalam belajar matematika. Hal ini merupakan sebagian dari
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan guru dalam menentukan
pendekatan pembelajaran matematika yang tepat, sehingga pembelajaran menjadi
efektif, bermakna, dan menyenangkan.
27
Beberapa teori belajar yang menjadi landasan dalam penelitian ini antara
lain:
2.1.6.1 Teori Belajar Bruner
Menurut Bruner (tt) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 32), dalam memahami
karakteristik perkembangan kognitif tidak didasarkan pada usia tertentu. Bruner
membagi perkembangan kognitif dalam tiga tahapan, yaitu tahap enaktif, ikonik,
dan simbolik.
2.1.6.1.1 Tahap Enaktif
Dalam tahap ini, anak memahami lingkungannya. Pada tahap ini, anak
belajar konsep melalui benda riil atau mengalami peristiwa di sekitarnya. Anak
dalam belajar masih menggunakan cara gerak refleks, coba-coba, dan belum
harmonis. Ia melakukan manipulasi benda-benda dengan cara menyusun,
menjejerkan, atau gerak lain yang bersifat coba-coba.
2.1.6.1.2 Tahap Ikonik
Dalam tahap ini, informasi dibawa anak melalui imageri. Kegiatan
penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal, di mana pengetahuan
disajikan melalui serangkaian gambar atau grafik yang dibuat oleh anak dan
berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang
dimanipulasinya. Pada tahap ini, anak telah dapat mengubah, menandai, dan
menyimpan peristiwa atau benda riil dalam bentuk bayangan mental dibenaknya.
2.1.6.1.3 Tahap Simbolis
Dalam tahap ini, tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman
konseptual sudah berkembang. Bahasa, logika, dan matematika memegang
28
peranan penting. Bahasa merupakan pola dasar simbolik, anak memanipulasi
simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Anak tidak lagi terikat
dengan objek-objek seperti pada tahap sebelumnya. Anak pada tahap ini sudah
mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek riil. Pada tahap
terakhir anak dapat menyatakan bayangan mentalnya dalam bentuk simbol dan
bahasa, sehingga mereka sudah memahami simbol-simbol dan menjelaskan
dengan bahasanya.
2.1.6.2 Teori Belajar Piaget
Menurut Piaget (tt) dalam Rifa’i dan Anni (2011: 26-30), tahap-tahap
perkembangan kognitif siswa mencakup:
2.1.6.2.1 Tahap Sensorimotorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini, pengetahuan anak tentang dunia sangat terbatas pada
persepsi yang diperoleh dari penginderaannya dan kegiatan motoriknya. Perilaku
yang dimiliki masih terbatas pada respon motorik sederhana yang disebabkan oleh
rangsangan penginderaan.
2.1.6.2.2 Tahap Pra-operasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, pemikiran anak lebih bersifat simbolis, egosentris, dan
intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional.
2.1.6.2.3 Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun
masih dalam bentuk benda konkret. Penalaran logika menggantikan penalaran
intuitif, namun hanya pada situasi konkret dan kemampuan untuk menggolong-
golongkan sudah ada namun belum bisa memecahkan masalah abstrak.
29
2.1.6.2.4 Tahap Operasional Formal (11-15 tahun)
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis.
Pemikiran operasional formal tampak lebih jelas dalam pemecahan masalah
verbal.
Teori Piaget menyatakan bahwa setiap makhluk hidup mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitar. Keadaan
ini memberi pentunjuk bahwa seseorang selalu belajar untuk mencari tahu dan
memperoleh pengetahuan dan setiap orang berusaha untuk membangun sendiri
pengetahuan yang diperolehnya. Pendapat Piaget tersebut melandasi penerapan
aliran konstruktivisme dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika dan
memposisikan peran guru sebagai fasilitator dan motivator agar siswa mempunyai
kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan mereka.
Realistic Mathematics Education (RME) merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang sejalan dengan pandangan Piaget di atas. Pendekatan RME
yang dikembangkan dengan berlandaskan pada filsafat konstruktivis, memandang
pengetahuan dalam matematika bukanlah sebagai sesuatu yang sudah jadi dan
siap diberikan kepada siswa, namun sebagai hasil konstruksi siswa yang sedang
belajar.
2.1.6.3 Teori Belajar Vygotsky
Teori belajar Vygotsky berusaha mengembangkan model kontruktivistik
belajar mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok (Muhsetyo dkk 2007: 1.11).
Dalam membangun pengetahuannya sendiri, siswa dapat memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan guru sebagai
30
fasilitator. Kegiatan tersebut dapat berupa diskusi kelompok kecil, diskusi kelas,
mengerjakan tugas kelompok, tugas mengerjakan ke depan kelas 2-3 orang dalam
waktu yang sama dan untuk soal yang sama (sebagai bahan pembicaraan atau
diskusi kelas), tugas menulis (karya tulis atau karangan), tugas bersama membuat
laporan kegiatan pengamatan atau kajian matematika, dan tugas menyampaikan
penjelasan atau mengomunikasikan pendapat atau presentasi tentang sesuatu yang
terkait dengan matematika. Dengan kegiatan yang beragam, siswa akan
membangun pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab,
kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan, dan presentasi.
Salah satu tahapan dalam pendekatan RME yaitu pemecahan masalah
sebagai hasil penemuan konsep para siswa. Hasil temuan tersebut dapat
diwujudkan melalui proses pembelajaran, yaitu melalui pembentukan kelompok
yang di dalamnya terdapat interaksi antarsiswa, antara siswa dan guru, atau antara
siswa dan lingkungannya. Interaksi tersebut dapat diwujudkan melalui tahap
mendiskusikan pemecahan masalah secara berkelompok atau klasikal. Dengan
demikian tampak bahwa proses pendekatan RME sejalan dengan teori Vygotsky
yang memberi tekanan pada pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan
intelektual anak.
2.1.6.4 Teori Belajar Van Hiele
Fokus teori-teori yang mendasari penelitian ini berhubungan dengan materi
Sudut (geometri) dan RME. Di dalam pembelajaran matematika di SD, guru wajib
mengetahui karakteristik siswanya, selain itu materi yang akan dibelajarkan juga
haruslah diperhatikan. Pada penelitian kali ini materi pembelajaran yang akan
31
dibahas adalah materi Sudut (geometri). Van Hiele dalam Aisyah dkk (2007: 4.2-
4) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri, yaitu:
(1) Tahap Pengenalan
Dalam tahap ini, siswa hanya baru mengenal bangun-bangun geometri
seperti bola, kubus, segitiga, persegi dan bangun-bangun geometri lainnya.
(2) Tahap Analisis
Dalam tahap ini, anak sudah dapat memahami sifat-sifat dari bangun-
bangun geometri. Anak pada tahap analisis belum mampu mengetahui
hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun
geometri lainnya.
(3) Tahap Pengurutan
Dalam tahap ini pemahaman siswa terhadap geometri lebih meningkat lagi
dari sebelumnya, yang hanya mengenal bangun-bangun geometri beserta
sifat-sifatnya, pada tahap ini anak sudah mampu mengetahui hubungan
yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri
lainnya. Anak yang berada pada tahap ini sudah memahami pengurutan
bangun-bangun geometri. Pada tahap ini, anak sudah mulai mampu untuk
melakukan penarikan kesimpulan secara deduktif, tetapi masih pada tahap
awal artinya belum berkembang baik.
(4) Tahap Deduksi
Dalam tahap ini, anak sudah dapat memahami deduksi, yaitu mengambil
kesimpulan secara deduktif. Pengambilan kesimpulan secara deduktif yaitu
penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus. Seperti kita
ketahui, bahwa matematika merupakan ilmu deduktif. Matematika
32
dikatakan sebagai ilmu deduktif karena pengambilan kesimpulan,
membuktikan teorema dan lain-lain dilakukan dengan cara deduktif.
(5) Tahap Keakuratan
Tahap terakhir dari perkembangan kognitif anak dalam memahami
geometri yaitu tahap keakuratan. Pada tahap ini, anak sudah memahami
betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi
suatu pembuktian. Anak pada tahap ini sudah memahami mengapa sesuatu
itu dijadikan postulat atau dalil.
Berdasarkan pendapat Van Hiele, Untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan yaitu anak memahami Sudut (geometri) dengan pengertian, kegiatan
belajar anak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak atau
disesuaikan dengan taraf berpikirnya. Dengan demikian, anak dapat memperkaya
pengalaman dan berpikirnya, selain itu sebagai persiapan untuk meningkatkan
tahap berpikirnya ke tahap yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya. Guru perlu
memperhatikan itu semua agar pembelajaran mudah dipahami dan diterima siswa
SD.
2.1.7 Pendekatan Realistic Mathematics Education
Setelah mengetahui hakikat matematika dan pembelajaran matematika,
selanjutnya akan di bahas tentang pendekatan yang akan diterapkan dalam
penelitian ini yaitu Realistic Mathematics Education (RME). Penjelasan tentang
RME dibahas lebih detail dalam uraian di bawah ini.
2.1.7.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Menurut Hakiim (2011: 43), pendekatan pembelajaran yaitu:
33
suatu upaya yang dilakukan oleh guru yang dimulai dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan diakhiri dengan penilaian hasil belajar berdasarkan suatu konsep tertentu, yang praktiknya mencerminkan keaktifan maksimum pada pihak guru dalam mengajar, dan keaktifan maksimum pada siswa dalam belajar.
Pendekatan mencakup strategi, metode, dan teknik pembelajaran. Maksud istilah
pendekatan dalam kajian ini yaitu pendekatan terhadap seluruh unsur yang terkait
dalam pembelajaran.
Guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran, teknik, dan
pendekatan pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Teknik
dan metode pembelajaran yang dipilih harus pembelajaran dalam bentuk
pemberian tugas proyek, demonstrasi, dan pemecahan masalah untuk
menghasilkannya yang melibatkan partisipasi aktif siswa. Guru perlu
mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan. Guru juga harus membuat perencanaan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, jenis penugasan, dan batas akhir suatu tugas (Sumiati dan Asra
2011: 8).
Secara sederhana dapat dirunut sebagai rangkaian: teknik → metode →
pendekatan → strategi. Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran, menurut
Sanjaya (tt) dalam Supinah dan Agus (2009: 25), “pendekatan pembelajaran
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran”. Istilah
pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran
yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
Sebagai contoh, Roy Killen (2007) dalam Supinah dan Agus (2009: 25-6)
34
mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang
berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student-centred approaches).
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berorientasi siswa yaitu
peran guru yang bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” ke
“bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa”.
Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi
lingkungan melalui interaksi aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber
lain.
2.1.7.2 Hakikat Realistic Mathematics Education
Realistic Mathematics Education (RME), yang diterjemahkan sebagai
Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan sebuah pendekatan belajar
Matematika yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli
matematika dari Freudenthal Institute, Utrecht University di Belanda. Pendekatan
ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal bahwa “matematika adalah
kegiatan manusia” (Aisyah dkk 2007: 7.3).
Freudenthal (tt) dalam Supinah dan Agus (2009: 70) berpendapat bahwa
“siswa tidak dapat dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah
jadi”. Pendidikan Matematika diarahkan kepada penggunaan berbagai situasi dan
kesempatan yang memungkinkan siswa menemukan kembali (reinvention)
matematika berdasarkan usaha mereka sendiri. Sejalan dengan pendapat tersebut,
Kwon (tt) dalam jurnal internasional menyatakan bahwa “the heart of this
reinvention process involves mathematizing activities in problem situations that
35
are experientially real to students”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa
jantungnya proses penemuan kembali yaitu melibatkan aktivitas Matematika di
dalam suatu masalah yang riil dialami oleh siswa.
Menurut Freudenthal (tt) dalam Wijaya (2011: 20), kebermaknaan
merupakan konsep utama dari RME. Proses belajar siswa hanya akan terjadi, jika
pengetahuan (knowledge) yang dipelajari bermakna bagi siswa. Menurut CORD
(1999) dalam Wijaya (2011: 20), “suatu pengetahuan akan menjadi bermakna
bagi siswa jika proses pembelajaran dilaksanakan dalam suatu konteks atau
pembelajaran menggunakan permasalahan realistik”.
Dalam RME, dunia nyata digunakan sebagai titik awal untuk
pengembangan ide dan konsep matematika. Menurut Blum & Niss (tt) dalam
Supinah (2008: 14), “dunia nyata adalah segala sesuatu di luar Matematika,
seperti mata pelajaran lain selain Matematika, atau kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar kita”. Untuk menekankan bahwa proses lebih penting daripada
hasil, dalam pendekatan matematika realistik digunakan istilah matematisasi,
yaitu proses mematematikakan dunia nyata. Menurut Treffers (tt) yang dikutip
van den Heuvel-Panhuisen (1996) dalam Aisyah dkk (2007: 7.3), “matematisasi
dibedakan menjadi dua yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal”.
Kedua proses ini digambarkan oleh Gravenmeijer (1994) yang dikutip oleh Hadi
(2005) dalam Aisyah dkk (2007: 7.3) sebagai proses penemuan kembali. Seperti
ditunjukkan pada bagan berikut:
36
Bagan 2.1 Matematisasi Horizontal dan Vertikal
Dari bagan di atas, Aisyah dkk (2007: 7.4) menjelaskan bahwa
matematisasi horizontal merupakan proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari
dunia nyata. Dalam matematika horizontal, siswa mencoba untuk menyelesaikan
soal-soal yang berkaitan dengan dunia nyata dengan cara mereka sendiri dan
menggunakan bahasa dan simbol mereka sendiri. Matematisasi vertikal
merupakan proses formalisasi konsep matematika. Dalam matematisasi vertikal,
siswa mencoba menyusun prosedur umum yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan soal-soal sejenis secara langung tanpa bantuan konteks dari dunia
nyata.
Dalam istilah Freudenthal, matematisasi horizontal berarti bergerak dari
dunia nyata ke dalam dunia simbol, sedangkan matematisasi vertikal berarti
bergerak di dalam dunia simbol itu sendiri. Dengan kata lain, menghasilkan
konsep, prinsip, atau model matematika dari masalah kontekstual sehari-hari
termasuk matematisasi horizontal, sedangkan menghasilkan konsep, prinsip, atau
model matematika dari matematika sendiri termasuk matematisasi vertikal. Pada
Sistem matematika formal Bahasa matematika Algoritma
Penyelesaian
Penguraian
Soal-soal kontekstual
37
skema di atas, matematisasi horizontal digambarkan sebagai panah garis,
sedangkan matematisasi vertikal sebagai panah blok.
Hasil analisis selengkapnya ada pada Lampiran 23, sedangkan kesimpulan hasil
penghitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
No. Soal
P Tingkat
Kesukaran No.
Soal P
Tingkat Kesukaran
1 1,00 Mudah 21 0,65 Sedang 2 0,53 Sedang 22 0,28 Sukar 3 0,30 Sukar 23 0,85 Mudah 4 0,63 Sedang 24 0,65 Sedang 5 0,85 Mudah 25 0,95 Mudah 6 0,68 Sedang 26 0,30 Sukar 7 0,65 Sedang 27 0,80 Mudah 8 0,70 Sedang 28 0,50 Sedang 9 0,60 Sedang 29 0,83 Mudah 10 0,48 Sedang 30 0,98 Mudah 11 0,88 Mudah 31 0,58 Sedang 12 0,50 Sedang 32 0,48 Sedang 13 0,53 Sedang 33 0,25 Sukar 14 0,63 Sedang 34 0,50 Sedang 15 0,80 Mudah 35 0,48 Sedang 16 0,48 Sedang 36 0,45 Sedang 17 0,28 Sukar 37 0,28 Sukar 18 0,35 Sedang 38 0,30 Sukar 19 0,60 Sedang 39 0,30 Sukar 20 0,50 Sedang 40 0,38 Sedang
Keterangan: warna baris biru menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.
82
Indeks tingkat kesukaran yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan
ketentuan, yaitu jika indeks kesukaran soal diperoleh untuk nomor tertentu
bernilai 0,00 ≤ P < 0,30 berarti sukar; 0,31 ≤ P < 0,70 berarti sedang; dan 0,71 ≤ P
< 1,00 berarti mudah (Arikunto 2010: 208). Perbandingan antara soal mudah-
sedang-sukar yang peneliti gunakan yakni 20% soal kategori mudah, 60% soal
kategori sedang, dan 20% soal kategori sukar.
4.2.2.4 Uji Daya Pembeda Butir Soal
Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan
suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah. Soal yang memiliki daya pembeda, bila diujikan
kepada siswa akan menghasilkan gambaran yang sesuai dengan kemampuan
siswa yang sebenarnya. Untuk menganalisis daya pembeda soal, soal diujicobakan
terlebih dahulu kemudian dianalisis dan dihitung menggunakan rumus daya
pembeda soal. Sebelum penghitungan, kelompok siswa dibagi dua sesuai jumlah
skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi kelompok atas dan kelompok
bawah (lampiran 22). Pengujian daya beda diperoleh dari hasil penghitungan
banyak jawaban benar pada kelompok atas dibagi banyak siswa pada kelompok
atas (PA) dikurangi hasil jumlah jawaban benar pada kelompok bawah dibagi
jumlah siswa pada kelompok bawah (PB). Berdasarkan hasil penghitungan
manual, diperoleh data sebagai berikut:
83
Tabel 4.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal
No. Soal
PA PB D Daya Beda
No. Soal
PA PB D Daya Beda
1 1,00 1,00 0,00 Jelek 21 0,85 0,45 0,40 Cukup 2 0,65 0,40 0,25 Cukup 22 0,30 0,25 0,05 Jelek
3 0,50 0,10 0,40 Cukup 23 0,75 0,85 -0,20 Tidak Baik
5 1,00 0,70 0,30 Cukup 25 0,95 0,95 0,00 Jelek 6 0,80 0,55 0,25 Cukup 26 0,60 0,00 0,60 Baik 7 0,80 0,50 0,30 Cukup 27 0,90 0,70 0,20 Jelek 8 0,95 0,45 0,50 Baik 28 0,70 0,30 0,40 Cukup 9 0,90 0,55 0,35 Cukup 29 0,95 0,70 0,25 Cukup 10 0,60 0,35 0,25 Cukup 30 1,00 0,95 0,05 Jelek 11 1,00 0,75 0,25 Cukup 31 0,80 0,35 0,55 Baik 12 0,70 0,30 0,40 Cukup 32 0,55 0,30 0,25 Cukup 13 0,80 0,25 0,55 Baik 33 0,35 0,15 0,20 Jelek 14 0,80 0,45 0,35 Cukup 34 0,55 0,45 0,10 Jelek 15 0,95 0,65 0,30 Cukup 35 0,65 0,30 0,35 Cukup 16 0,75 0,20 0,55 Baik 36 0,50 0,40 0,10 Jelek
17 0,55 0,00 0,55 Baik 37 0,25 0,30 -0.05 Tidak Baik
18 0,55 0,15 0,40 Cukup 38 0,45 0,15 0,30 Cukup 19 0,80 0,55 0,25 Cukup 39 0,55 0,05 0,50 Baik
20 0,65 0,30 0,35 Cukup 40 0,75 0,00 0,75 Baik
Sekali Indeks daya pembeda diklasifikasikan sesuai dengan indeks daya pembeda
(D) yang diperoleh. Nilai D = 0,00 - 0,20 menunjukkan nilai D jelek, nilai D =
0,21 - 0,40 menunjukkan nilai D cukup, nilai D = 0,41 - 0,70 menunjukkan nilai D
baik, dan nilai D = 0,71 - 1,00 menunjukkan nilai D baik sekali. Untuk nilai D
yang bernilai negatif sebaiknya tidak dipakai (Arikunto 2010: 213-8). Dari tabel
4.7 dapat diketahui terdapat 1 soal dengan kategori soal berdaya pembeda baik
sekali, 7 soal dengan kategori soal berdaya pembeda baik, 22 soal berdaya beda
cukup, 8 soal berdaya beda jelek, dan 1 soal bernilai negatif, artinya soal tersebut
84
tidak bisa dipakai. Soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penelitian harus
minimal berdaya beda cukup. Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, analisis
tingkat kesukaran, dan daya beda soal tes uji coba, dapat disimpulkan bahwa soal
yang layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian yaitu 25 soal, yaitu soal
Berdasarkan kolom equal variances assumed di atas, dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi uji t yaitu 0,978, yang berarti > 0,05.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk pengujian hipotesis yang telah
peneliti paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha
ditolak. Jadi, tidak terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi awal
belajar antara kelas eksperimen dan kontrol.
4.3.5.2 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Hasil Tes Awal Matematika Siswa
Uji kesamaan rata-rata dilakukan terhadap data nilai hasil tes awal
Matematika siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah 1 dan 3 Kota Tegal. Dari
hasil tes awal yang telah dilakukan, diperoleh data rata-rata nilai tes awal siswa
kelas eksperimen sebesar 54,35 dan kelas kontrol sebesar 48,12. Dari rata-rata
nilai hasil tes awal tersebut, terlihat bahwa perbedaan rata-rata nilai kelas
eksperimen dan kontrol tidak begitu jauh dan dapat dianggap relatif sama. Oleh
karena itu, penelitian eksperimen dapat dilaksanakan. Analisis pengujian statistik
dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 17. Berikut merupakan
hasil analisis uji kesamaan rata-rata nilai tes awal siswa dengan menggunakan
aplikasi SPSS versi 17.
(1) Hipotesis Uji
Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai tes awal antara kelas
eksperimen dan kontrol ( 1 2).
Ha = terdapat perbedaan rata-rata nilai tes awal antara kelas eksperimen
dan kontrol ( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata nilai kelas eksperimen.
2 = rata-rata nilai kelas kontrol.
92
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata nilai tes
awal Matematika siswa yaitu menggunakan uji t dengan bantuan aplikasi
SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu Ho diterima jika ρ > 0,05 dan Ho ditolak
jika ρ < 0,05.
(5) Hitungan
Hasil out put SPSS versi 17 uji t dapat dilihat di kolom t test for equality of
means pada tabel berikut ini. Tabel 4.14 Hasil Analisis Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal Matematika
Independent Samples Test Nilai Pretest Equal variances
assumedEqual variances
not assumed Levene's Test for Equality of Variances
F .303 Sig. .585
t-test for Equality of Means
t 1.285 1.284df 49 32.003Sig. (2-tailed) .205 .209Mean Difference
6.235 6.235
Std. Error Difference
4.852 4.858
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -3.515 -3.660Upper 15.986 16.131
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan kolom equal variances assumed di atas, dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi uji t yaitu 0,205, yang berarti > 0,05. Berdasarkan
93
ketentuan yang berlaku untuk pengujian hipotesis yang telah peneliti
paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
Jadi, tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai tes awal antara kelas
eksperimen dan kontrol.
4.4 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan untuk menentukan langkah-langkah
berikutnya dalam menganalisis data khususnya untuk menentukan rumus yang
digunakan untuk menguji hipotesis. Uji prasyarat analisis pada penelitian ini
meliputi uji normalitas dan homogenitas data. Data yang akan diuji yaitu data
motivasi dan hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Negeri Debong Tengah
1 dan 3 pada materi Sudut. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil uji
prasyarat analisis data motivasi dan hasil belajar Matematika siswa di kelas
eksperimen dan kontrol.
4.4.1 Hasil Uji Normalitas Skor Motivasi Belajar dan Tes Akhir Matematika Siswa
Data skor motivasi dan hasil belajar siswa merupakan data yang diperoleh
setelah penelitian eksperimen dilakukan. Berikut merupakan uji normalitas data
motivasi dan hasil belajar Matematika siswa.
4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan skor motivasi belajar akhir siswa pada kelas eksperimen
(lampiran 29) dan kelas kontrol (lampiran 30), diperoleh rata-rata skor motivasi
belajar Matematika siswa setelah pembelajaran pada kelas eksperimen sebesar
78,99 dan kelas kontrol sebesar 72,34. Data skor akhir hasil motivasi dari kedua
94
kelas meningkat setelah masing-masing kelas diberikan perlakuan. Pengujian
normalitas pada data skor motivasi belajar Matematika siswa menggunakan
bantuan program SPSS versi 17. Berikut ini hasil penghitungan uji normalitas data
skor akhir motivasi belajar Matematika siswa setelah pembelajaran.
(1) Hipotesis Uji
Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas skor motivasi
belajar yaitu menggunakan metode liliefors pada kolom nilai kolmogorof-
smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu Ho diterima jika significance kolmogorov-
smirnov ≥ = 0,05 dan Ho ditolak jika significance kolmogorov-smirnov
< = 0,05.
(5) Hitungan
Berikut ini merupakan out put hasil analisis uji normalitas skor motivasi
belajar Matematika siswa yang dihitung menggunakan bantuan program
SPSS versi 17.
95
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Data Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen .174 17 .180 .923 17 .164 Kelas Kontrol .109 17 .200* .954 17 .528 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan out put SPSS di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom kolmogorov-smirnov sebesar
0,180, dan pada kelas kontrol nilai signifikansinya sebesar 0,200. Data
dinyatakan berditribusi normal, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dari
besar nilai signifikansi kedua kelas pada out put hasil uji normalitas data
motivasi belajar siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa sampel kelas
eksperimen dan kontrol dinyatakan berdistribusi normal.
4.4.1.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Tes Akhir Matematika Siswa
Dari penghitungan data nilai kelas eksperimen dan kontrol setelah
pembelajaran, diperoleh rata-rata kelas eksperimen sebesar 76,89 dengan banyak
data 34 dan kelas kontrol sebesar 69,05 dengan banyak data 33. Berikut ini hasil
penghitungan uji normalitas data nilai tes akhir Matematika.
(1) Hipotesis Uji
Hipotesis dalam uji normalitas data nilai tes akhir yaitu sebagai berikut:
Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ha = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
96
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas nilai tes akhir
Matematika yaitu menggunakan metode liliefors yang dilakukan dengan
cara melihat kolom nilai pada kolmogorof-smirnov dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas yaitu Ho diterima jika nilai significance
kolmogorov-smirnov ≥ = 0,05 dan Ho ditolak jika nilai significance
kolmogorov-smirnov = 0,05.
(5) Hitungan
Berikut ini merupakan out put hasil analisis uji normalitas data nilai tes
akhir Matematika siswa yang dihitung menggunakan bantuan program
SPSS versi 17.
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir Matematika Siswa
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen .164 17 .200* .918 17 .139 Kelas Kontrol .144 17 .200* .955 17 .544
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan out put SPSS di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
untuk kelas eksperimen tertera pada kolom kolmogorov-smirnov sebesar
0,200 dan kelas kontrol sebesar 0,200. Data dinyatakan berdistribusi
97
normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dari besar nilai signifikansi
pada out put uji normalitas data lebih besar dari 0,05, sehingga sampel
kelas eksperimen dan kontrol dinyatakan berdistribusi normal. Setelah data
diketahui berdistribusi normal, dilanjutkan dengan menguji homogenitas
data.
4.4.2 Hasil Uji Homogenitas Skor Motivasi dan Nilai Tes Akhir Matematika Siswa
Uji homogenitas data dilakukan setelah data diketahui berdistribusi
normal. Apabila data tidak berdistribusi normal, maka tidak perlu dilakukan uji
homogenitas data. Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji
levene dengan menggunakan program SPSS versi 17. Kriteria pengujian jika
Fhitung ≥ Ftabel, maka varians tidak homogen dan jika Fhitung ≤ Ftabel, maka varians
dinyatakan homogen (Riduwan 2011: 120). Data juga dinyatakan homogen, jika
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut ini merupakan analisis hasil uji
homogenitas skor motivasi dan hasil belajar Matematika siswa.
4.4.2.1 Hasil Uji Homogenitas Skor Motivasi Belajar Matematika Siswa
Uji homogenitas data dapat dilakukan dengan menggunakan uji levene
dengan menggunakan program SPSS versi 17. Berikut ini merupakan hasil
analisis uji homogenitas data skor motivasi belajar Matematika siswa.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Varians kedua kelas sampel homogen.
Ha = Varians kedua kelas sampel tidak homogen.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
98
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas data motivasi
belajar siswa yaitu menggunakan metode levene’s test dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu Ho diterima jika nilai significance levene’s
test for equality of variance lebih besar dari (≥) 0,05 dan Ho ditolak jika
nilai significance levene’s test for equality of variance kurang dari
(<) 0,05.
(5) Hitungan
Penghitungan uji homogenitas dari data motivasi belajar siswa setelah
pembelajaran tertera pada out put tabel di bawah ini.
Tabel 4.17 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Motivasi Belajar Siswa
Independent Samples Test
Motivasi Akhir Equal variances
assumed Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1.969
Sig. .167
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan out put pada tabel 4.17 di atas, dapat diketahui nilai
signifikansi pada kolom levene’s test for equality of variences sebesar
0,167. Nilai signifikansi sebesar 0,167 telah lebih besar dari 0,05 sebagai
syarat data dikatakan homogen. Dari hasil uji homogenitas data motivasi
99
belajar Matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat
disimpulkan varians kedua kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa
Pada pengujian homogenitas nilai tes akhir Matematika siswa juga
menggunakan program SPSS versi 17. Berikut ini merupakan hasil analisis uji
homogenitas data nilai tes akhir Matematika siswa setelah pembelajaran.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Varians kedua kelas sampel homogen.
Ha = Varians kedua kelas sampel tidak homogen.
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji homogenitas nilai tes akhir
yaitu menggunakan metode levene’s test dengan bantuan aplikasi SPSS
versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu Ho diterima jika nilai significance levene’s
test for equality of variance lebih dari (≥) 0,05 dan Ho ditolak jika nilai
significance levene’s test for equality of variance kurang dari (<) 0,05.
(5) Hitungan
Penghitungan uji homogenitas data nilai tes akhir siswa sebelum
pembelajaran tertera pada out put tabel berikut ini.
100
Tabel 4.18 Hasil Analisis Uji Homogenitas Data Tes Akhir Siswa
Independent Samples Test Nilai Posttest Equal variances
assumed Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 3.678
Sig. .061
(6) Simpulan dan Penafsiran
Berdasarkan out put pada tabel 4.18 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi pada kolom levene’s test for equality of variences sebesar
0,061. Nilai signifikansi sebesar 0,061 telah lebih dari 0,05 sebagai syarat
varians data dikatakan homogen. Dari hasil uji homogenitas data nilai tes
akhir Matematika siswa pada kelas eksperimen dan kontrol, dapat
disimpulkan varians kedua kelas tersebut dinyatakan homogen.
4.4.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Peneliti melakukan uji hipotesis setelah diketahui data skor akhir motivasi
dan nilai hasil belajar masing-masing kelompok. Pengujian hipotesis ini
menggunakan independent samples t test (uji t). Teknik tersebut digunakan
dengan melihat asumsi bahwa data dalam penelitian ini berbentuk rasio dan
bentuk hipotesis berbentuk komparatif (dua sampel) independen. Dalam
penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 17. Menu
yang digunakan yaitu analyze-compare means dilanjutkan independent-samples t-
test. Pada uji t ini, ada beberapa ketentuan yang dijadikan pedoman, yaitu jika
thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan jika thitung ≥ ttabel
atau nilai signifikansi ≤ 0,05, maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35).
101
4.4.3.1 Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar Matematika Siswa
Setelah data skor motivasi belajar Matematika siswa dinyatakan
berdistribusi normal dan homogen, langkah selanjutnya yaitu pengujian hipotesis
akhir. Jika dikaji secara empiris, maka penghitungan dilakukan berdasarkan
desain penelitian yang digunakan, yaitu (O2 - O1) – (O4 – O3). Berdasarkan hasil
penghitungan, yaitu (63,66 - 63,73) – (72,34 – 78,99), diperoleh hasil bahwa rata-
rata skor motivasi belajar kelas eksperimen dan kontrol terpaut 6,58. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor motivasi belajar siswa kelas
III antara yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic Mathematics
Education dan yang menerapkan model konvensional. Berikut ini merupakan
hasil analisis statistik pengujian hipotesis motivasi belajar Matematika siswa
dengan menggunakan uji-t.
(1) Hipotesis Uji
Ho = Tidak ada perbedaan motivasi belajar Matematika siswa kelas III
antara yang memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan
Realistic Mathematics Education dan yang menerapkan model
konvensional.
( 1 2).
Ha = Ada perbedaan motivasi belajar Matematika siswa kelas III antara
yang memperoleh pembelajaran menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education dan yang menerapkan model konvensional.
( 1 2).
Keterangan:
1 = rata-rata skor kelas eksperimen
2 = rata-rata skor kelas kontrol.
102
(2) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan dalam uji hipotesis ini yaitu α = 0,05.
(3) Statistik Uji
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis hasil belajar
Matematika siswa yaitu dengan menggunakan uji t dengan bantuan
aplikasi SPSS versi 17.
(4) Kriteria Keputusan
Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
hipotesis statistik di atas, yaitu jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan
jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak (Priyatno 2010: 35).
(5) Hitungan
Penghitungan uji t menggunakan SPSS versi 17 sebenarnya sama dengan
cara menguji homogenitas data, yaitu menggunakan independent samples t
test. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.19 Hasil Uji t Motivasi Belajar Matematika Siswa
Independent Samples Test Motivasi Akhir Equal variances
Education lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional.
(2) Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol. Rata-rata nilai hasil belajar siswa di kelas eksperimen
sebesar 77,65, sedangkan kelas kontrol sebesar 68,35. Hasil uji hipotesis
115
hasil belajar siswa dilakukan dengan penghitungan menggunakan rumus
independent samples t test melalui program SPSS versi 17, yang
menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,356 dan ttabel sebesar 1,677. Karena
thitung > ttabel (2,356 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas III yang pembelajarannya
menerapkan pendekatan Realistic Mathematics Education lebih baik
daripada yang menerapkan model konvensional.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, terbukti bahwa pendekatan
Realistic Mathematics Education berpengaruh baik dan efektif terhadap motivasi
dan hasil belajar Matematika materi Sudut pada siswa kelas III SD Negeri Debong
Tengah Kota Tegal. Saran peneliti berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
yaitu sebagai berikut:
(1) Pendekatan Realistic Mathematics Education perlu disosialisasikan dan
dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Matematika di sekolah.
(2) Guru harus lebih kreatif dalam menyajikan pembelajaran RME agar tidak
menimbulkan kebosanan bagi siswa. Guru sebaiknya memberi arahan
yang jelas kepada siswa agar siswa memahami jalannya pembelajaran
dengan penerapan RME. Hendaknya guru memantau aktivitas siswa
selama kegiatan belajar berlangsung dan menguasai konsep atau langkah-
langkah pembelajaran RME agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan yang diharapkan.
116
(3) Sekolah hendaknya menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang
menunjang keberhasilan perlaksanaan penerapan pendekatan RME. Hal ini
disebabkan pembelajaran dengan penerapan pendekatan RME
membutuhkan pengelolaan kelas yang tepat dan tersedianya media
pembelajaran yang mendukung, sehingga dapat menciptakan pembelajaran
yang efektif dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
117
Lampiran 1
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN
UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3 Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
DAFTAR POPULASI KELOMPOK EKSPERIMEN
KELAS III SD NEGERI DEBONG TENGAH 3 KOTA TEGAL
NO. NIS NAMA JENIS KELAMIN 1 1560 Fikriyatul Mufadillah P 2 1650 Nur Aisyah P 3 1652 Nur Rofikoh P 4 1654 Rizka Nurfaizah P 5 1656 Ryan Feroyanto L 6 1667 Athaila Putri Nabila P 7 1668 Bilqis Nur Syamsidah P 8 1671 Dede Septiono L 9 1673 Elton Rizki Pratama L 10 1675 Farkhatun Nazila P 11 1677 Muhammad Fadli Himawan L 12 1678 Muhammad Ramadhani L 13 1679 Nur Faizah P 14 1680 Nur Zahro Oktaviani P 15 1681 Niken Dwi Oktaviani P 16 1682 Pratiwi Nawang R. S. P 17 1685 Winda Lutfiana P 18 1686 Kasiyah P 19 1760 Saskia Dwi A. P
118
Lampiran 2 PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
DAFTAR POPULASI KELOMPOK KONTROL KELAS III SD NEGERI DEBONG TENGAH 1 KOTA TEGAL
NO. NIS NAMA JENIS KELAMIN 1 2432 Reza Ramadhani L 2 2515 Rofiatur Rizqiyati P 3 2517 Sausan Noriza P 4 2524 Wahyu Nuridin L 5 2536 Abdul Syukur L 6 2537 Ahmad Dani Tohirin L 7 2538 Anang M. S. L 8 2541 Danurramadhan N. L 9 2544 Farah Fauziah R. P
10 2545 Fauzan Ali Alfayadh L 11 2546 Fitri Nur Khamdini P 12 2547 Galing Aji Saputra L 13 2547 Khoirunnisa Abdullah N. P 14 2550 Meilani Putria P 15 2551 Mirza Wahyuaji P. L 16 2552 Moh. Iqbal R. L 17 2553 Moh. Widad Syafiq P. S. L 18 2554 Moh. Muarif L 19 2555 Moh. Fatchur R. L 20 2556 Moh. Faizal L 21 2557 Moh. Solachudin L 22 2559 Lutfia Khaerunnisa P 23 2560 Nia Lisma Yuliyanti P 24 2561 Nok Annisa Nurhiyati P 25 2562 Nurul Anisa P 26 2563 Ramadan Bayu Leksono L 27 2564 Rahma Ramadhani P 28 2565 Rakhma Zulfani P 29 2566 Rio Anugrah Riyadi L 30 2567 Roma Dhoni Safitro L 31 2568 Sulas Afifasa P 32 2569 Tasya Nurhaedah P 33 2571 Vanessa Rose Meivita P 34 2572 Zelin Zakiyah P 35 2576 Aditya Pramana L 36 2615 Muhammad Yusril M. L 37 2651 Nico Candra Saputra L
119
Lampiran 3 PEMERINTAH KOTA TEGAL
DINAS PENDIDIKAN UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3 Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
DAFTAR SAMPEL KELOMPOK EKSPERIMEN
KELAS III SD NEGERI DEBONG TENGAH 3 KOTA TEGAL
NO. NIS NAMA JENIS KELAMIN 1 1650 Nur Aisyah P 2 1652 Nur Rofikoh P 3 1654 Rizka Nurfaizah P 4 1656 Ryan Feroyanto L 5 1667 Athaila Putri Nabila P 6 1668 Bilqis Nur Syamsidah P 7 1671 Dede Septiono L 8 1673 Elton Rizki Pratama L 9 1675 Farkhatun Nazila P 10 1677 Muhammad Fadli Himawan L 11 1679 Nur Faizah P 12 1680 Nur Zahro Oktaviani P 13 1681 Niken Dwi Oktaviani P 14 1682 Pratiwi Nawang R. S. P 15 1685 Winda Lutfiana P 16 1686 Kasiyah P 17 1760 Saskia Dwi A. P
120
Lampiran 4
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN
UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1
Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
DAFTAR SAMPEL KELOMPOK KONTROL KELAS III SD NEGERI DEBONG TENGAH 1 KOTA TEGAL
NO. NIS NAMA JENIS KELAMIN 1 2515 Rofiatur Rizqiyati P 2 2517 Sausan Noriza P 3 2524 Wahyu Nuridin L 4 2536 Abdul Syukur L 5 2537 Ahmad Dani Tohirin L 6 2541 Danurramadhan N. L 7 2544 Farah Fauziah R. P 8 2545 Fauzan Ali Alfayadh L 9 2546 Fitri Nur Khamdini P
10 2547 Galing Aji Saputra L 11 2547 Khoirunnisa Abdullah N. P 12 2550 Meilani Putria P 13 2551 Mirza Wahyuaji P. L 14 2552 Moh. Iqbal R. L 15 2554 Moh. Muarif L 16 2555 Moh. Fatchur R. L 17 2556 Moh. Faizal L 18 2557 Moh. Solachudin L 19 2559 Lutfia Khaerunnisa P 20 2560 Nia Lisma Yuliyanti P 21 2561 Nok Annisa Nurhiyati P 22 2562 Nurul Anisa P 23 2563 Ramadan Bayu Leksono L 24 2564 Rahma Ramadhani P 25 2565 Rakhma Zulfani P 26 2566 Rio Anugrah Riyadi L 27 2567 Roma Dhoni Safitro L 28 2568 Sulas Afifasa P 29 2569 Tasya Nurhaedah P 30 2571 Vanessa Rose Meivita P 31 2572 Zelin Zakiyah P 32 2576 Aditya Pramana L 33 2615 Muhammad Yusril M. L 34 2651 Nico Candra Saputra L
121
Lampiran 5
SILABUS PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK/PEM-BELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
Sudut
• Menyatakan yang dimaksud dengan sudut dan menyebutkan contohnya.
• Mengurutkan sudut menurut besar kecilnya ukuran sudutnya.
• Menjelaskan dan membuat jenis-jenis sudut dari lipatan kertas.
• Menjelaskan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
• Mengurutkan besar sudut menurut
Tes formatif Lisan
8 jp x 35 menit
• Buku Mate-matika kelas 3 SD.
• Buku referensi yang relevan.
• Benda-
122
KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK/PEM-BELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR
PENILAIAN ALOKASI
WAKTU
SUMBER BELAJAR
• Menyebutkan jenis sudut dengan memperhatikan perputaran jarum pada jam putaran.
ukurannya. • Mengenal dan
membuat jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
• Mengenal sudut sebagai jarak putar
benda konkret.
123
Lampiran 6
SILABUS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Alokasi Waktu : 8 jp x 35 menit Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator Kegiatan Pembelajaran Media
Penilaian Sumber Belajar
Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.1 Mendeskripsikan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
4.2.2 Mengurutkan besar sudut menurut
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga sterofoam dan LKS, siswa diberi kesempatan
1. Model sudut dan bukan sudut.
2. Sterofoam berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI
8 jp x 35 menit
124
Kompetensi Dasar
Indikator Kegiatan Pembelajaran Media
Penilaian Sumber Belajar
Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
ukurannya. 4.2.3 Membedakan
jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk memecahkan masalah mengenai materi Sudut.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi .
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas tentang materi Sudut.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan tugas rumah berupa PR.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3. Papan sterofoam.
4. Tali 5. Jam tiruan
Kelas III” Karya Nurul Masitoch Dkk.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
125
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajararan : Matematika Kelas/Semester : III/2
Pendekatan Matematika Realistik pada Kelas Eksperimen
oleh Indah Isdianti 1401409147
PGSD UPP TEGAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen Pertemuan I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2.1 Mendeskripsikan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar
atau garis yang berpotongan.
4.2.2 Mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati sudut pada benda-benda manipulasi/model
sudut yang ada di lingkungan sekitar siswa, siswa dapat mendeskripsikan
pengertian sudut dengan benar.
2. Setelah siswa mengamati model sudut, siswa dapat membedakan 3
bangun yang memiliki sudut dan 3 bangun yang tidak.
3. Setelah siswa mengetahui pengertian sudut, siswa dapat menyebutkan 3
bagian sudut yang ada pada benda-benda manipulasi/model sudut yang
ada di lingkungan sekitar siswa.
4. Melalui pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME
yang diterapkan guru, siswa dapat mengurutkan besar sudut menurut
127
ukurannya, yang dimiliki benda-benda manipulasi/model sudut dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Melalui diskusi kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan RME, siswa dapat memecahkan 2 contoh
permasalahan yang berkaitan dengan sudut dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
(Sudut)
1. Sudut sebagai Daerah yang Dibatasi Dua Sinar
Perhatikan proses terbentuknya sudut berikut:
Misalkan sinar a dan sinar b saling berpotongan, maka pada
perpotongan kedua garis tersebut akan membentuk sebuah sudut. Titik
pertemuan kedua sinar itu dinamakan titik sudut. Sedangkan sinar a
dan sinar b dinamakan kaki sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua
kaki sudut disebut besar sudut. Perhatikan gambar di berikut:
Jadi, sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua garis yang
saling berpotongan di satu titik potong.
2. Mengurutkan Besar Sudut Menurut Ukurannya
Sudut ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil.
Besar sudut ditentukan oleh jauh dekatnya jarak dua sinar yang
berpotongan. Semakin jauh jarak dari kedua sinar yang berpotongan,
akan semakin besar sudutnya. Begitupun sebaliknya, semakin dekat
jarak kedua sinar yang berpotongan, maka semakin kecil sudutnya.
Contoh urutan besar sudut:
128
a. Makin ke kanan, ukuran sudutnya makin besar.
b. Makin ke kanan, ukuran sudutnya makin kecil.
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan terbimbing dengan
pendekatan RME.
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media:
a. Model sudut dan bukan sudut yang terbuat dari sterofoam.
b. Koran
c. Uang
d. Bola
e. Celengan Tabung
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 145-147
c. Putri, Y. dan H. Siregar. 2009. Matematika untuk siswa SD/MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 135-136.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
129
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seperti:
“Anak-anak, Pernahkah kamu melihat pertandingan sepak bola?
Pemain sepak bola kadang-kadang melakukan tendangan sudut.
Tahukah kalian, mengapa dinamakan tendangan sudut?”
g. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai pengertian
sudut dan mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.”
h. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
i. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: setelah pembelajaran tentang
sudut dan besar sudut selesai, kalian diharapkan dapat
mendeskripsikan pengertian sudut dan mengurutkan besar sudut
menurut ukurannya.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru memancing siswa untuk memecahkan permasalahan yang
sering ada dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan memberikan
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan definisi sudut.
Permasalahan tersebut yaitu “perhatikan meja kalian masing-
masing. Bagian manakah dari meja kalian yang merupakan sudut
meja? Setelah kalian mengetahui letak sudut meja, coba perhatikan
benda-benda yang ada di kelas kita, siapa yang berani
130
menunjukkan benda yang mempunyai sudut? Dimana letak
sudutnya?”.
2) Guru mengarahkan siswa untuk menemukan definisi sudut dan
menyebutkan contoh benda-benda di kelas yang mempunyai sudut.
3) Guru memberikan sebuah permasalahan yang menggiring siswa
untuk membedakan benda yang mempunyai sudut dan benda yang
tidak mempunyai sudut, bagian sudut, dan mengurutkan besar
sudut menurut ukurannya. Permasalahan tersebut yaitu “Ibu
membawa beberapa model sudut (bangun) yang bentuk, warna, dan
ukurannya berbeda. Apakah ada yang tahu bentuk dari bangun-
bangun yang ibu bawa ini, bangun mana yang mempunyai sudut
dan yang tidak mempunyai sudut?”.
4) Setiap siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
b. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 4-5 siswa.
2) Guru membagikan model sudut (yang terbuat dari sterofoam) dan
LKS (terlampir) kepada masing-masing kelompok, yang berisi
permasalahan yang akan dipecahkan bersama-sama, yaitu siswa
ditugasi untuk menentukan bagian dari model sudut yang
merupakan titik, kaki, dan besar sudut, kemudian siswa
mengurutkan besar model sudut tersebut menurut ukurannya.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
131
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit)
Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi
untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR sebagai berikut:
“Cari dan tuliskan sebanyak-banyaknya benda di sekitar kalian yang
memiliki sudut siku-siku, lancip, dan tumpul!”.
f. Guru menyampaikan rencana pembelajaran Matematika pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai Jenis-jenis Sudut.
g. Guru menutup pelajaran.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
132
c. Soal LTS (terlampir)
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 13 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Sutilah, S.Pd. Indah Isdianti
NIP. 19570215 197802 2 001 NIM. 1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah,
Suratinah, S. Pd.
133
Lampiran RPP
LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI POKOK SUDUT
WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk:
Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam
kelompok!
1. Tadi kalian telah menentukan bangun yang mempunyai sudut. Dari bangun
tersebut, selanjutnya jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan
a. Perhatikan bangun nomor 1! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
b. Perhatikan bangun nomor 2! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
c. Perhatikan bangun nomor 3! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
d. Dari ketiga bangun tersebut, urutan besar sudut bangun dari yang terkecil sampai yang terbesar yaitu..., ..., dan ....
e. Dari ketiga bangun tersebut, urutan besar sudut bangun dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu..., ..., dan ....
134
Banyak sudutnya yaitu....
Banyak sudutnya yaitu....
Banyak sudutnya yaitu....
2. Lingkari sudut dari benda-benda di bawah ini. Lalu, tentukan banyak sudutnya!
a. c.
b.
135
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator soal Jenis
Soal Ranah
Kognitif Nomor
Soal Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Disajikan 8 gambar benda yang sering ditemui siswa, siswa dapat menyebutkan 4 benda yang mempunyai sudut dan 4 bangun yang tidak.
• Disajikan gambar sepeda, siswa dapat menentukan 3 bagian dari kerangka sepeda yang membentuk sebuah sudut.
• Disajikan 5 gambar tali yang membentuk sudut, siswa dapat mengurutkan besar sudut tali dari yang terbesar sampai yang terkecil atau sebaliknya.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2
3
Mudah
Sulit
Sedang
136
Nama : .............................. .... No Absen : .............................. ....
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan gambar benda-benda di bawah ini, lalu tulis nomor bendanya saja!
Dari beberapa benda di atas, tentukan: a. Benda yang mempunyai sudut yaitu ......., ......., ......., dan ....... (skor 2) b. Benda yang tidak mempunyai sudut yaitu......., ......., ......., dan ...... (skor 2)
2. Perhatikan gambar sepeda Ardi di bawah ini!
Pada kerangka sepeda Ardi, yang membentuk sudut yaitu yang ditunjukkan pada huruf ....., .... dan ..... (skor 2)
3. Perhatikan gambar tali di bawah ini!
a. Urutan besar sudut tali dari yang terkecil sampai yang terbesar
yaitu.............................................................................................. (skor 2) b. Urutan besar sudut tali dari yang terbesar sampai yang terkecil
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. a. (2), (3), (7), dan (8). (skor 2)
b. (1), (4), (5), dan (6). (skor 2) 2. A, B, dan D (skor 2) 3. a. E, A, D, B, C (skor 2)
b. C, B, D, A, E (skor 2) Skor maksimal = 10
138
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
4.3 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.3.1 Mendeskripsi-kan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
4.3.2 Mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
Kegiatan PendahuluanMenyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga sterofoam dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok
1. Model sudut dan bukan sudut yang terbuat dari sterofoam.
2. Koran 3. Uang 4. Bola 5. Celengan
Tabung
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul
2 jp x 35 menit
139
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
untuk menemukan langkah mencari perbandingan besar sudut pada sebuah bangun/benda.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang ada di sekitar siswa yang memiliki sudut dan yang tidak, serta mengurutkan besar sudut suatu bangun/benda berdasarkan ukurannya.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
Masitoch dkk.
• Buku BSE “Matema-tika untuk siswa SD/MI Kelas III” Karya Y. Putri dan H. Siregar.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
140
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan tugas rumah berupa PR.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
141
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. C. Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2.3 Membedakan jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul. 4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati sudut yang ada pada bangun/benda/ruangan yang ada di lingkungan sekitar siswa, siswa dapat membedakan 3 jenis sudut yang ada pada suatu bangun/benda.
2. Setelah siswa membedakan jenis-jenis sudut, siswa dapat menggambar 3 jenis sudut.
3. Melalui diskusi kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME, siswa dapat memecahkan 2 contoh permasalahan yang berkaitan dengan jenis-jenis sudut dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar (Sudut) Jenis Sudut
Ada beberapa jenis sudut menurut ukurannya, yaitu sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul.
142
1. Sudut Siku-siku
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Sinar-sinar yang membentuk kedua sudut di atas ada dua. Keduanya saling
tegak lurus di titik B dan E. Jika kita ukur dengan busur derajat, maka
besar sudut B dan E adalah 90°. Sudut yang besarnya 90° dinamakan
sudut siku-siku.
2. Sudut Lancip
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Kedua gambar di atas membentuk sudut di titik K dan P. Jika kita ukur
dengan busur derajat, maka besar sudut K dan P kurang dari 90°. Sudut
yang besarnya kurang dari 90° dinamakan sudut lancip.
3. Sudut Tumpul
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Jika sudut G dan D kita ukur dengan busur derajat, besarnya lebih dari
90° dan kurang dari 180°. Sudut tersebut dinamakan sudut tumpul.
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan terbimbing dengan
pendekatan RME.
143
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media:
a. Layang-layang
b. Model sudut siku-siku, lancip, dan tumpul yang terbuat dari
sterofoam.
c. Tali
d. Papan sterofoam
e. Push pin
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 149-150 c. Dayat, Tri dkk. 2009. Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 95-97.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan II (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Materi pokok yang akan kita bahas masih melanjutkan materi
yang kemarin yaitu mengenai Jenis-jenis Sudut” dan menuliskannya
di papan tulis.
144
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: “Setelah mengikuti pembelajaran, kalian diharapkan dapat membedakan dan menggambar berbagai jenis sudut”.
h. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (menggali pengetahuan prasyarat) dengan serangkaian pertanyaan sebagai berikut: (eksplorasi)
No Guru (G) No Siswa (S) 1 Kemarin ibu guru memberikan tugas
kepada kalian untuk mencari benda-benda yang memiliki sudut apa saja?
1 Siku-siku, lancip, dan tumpul.
2 Benda apa saja yang memiliki sudut siku-siku yang kalian temukan?
2 Buku, majalah, koran, dan meja.
3 Bagaimana dengan benda yang memiliki sudut lancip? Apa saja benda tersebut? Siapa yang berani menjawab?
3 Topi ulang tahun, atap gereja, ujung pensil, dan ujung bolpoin.
4 Lalu, siapa yang berani menyebutkan benda yang memiliki sudut tumpul?
4 Atap rumah dan kursi santai.
i. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru menjelaskan materi mengenai jenis-jenis sudut dengan
menyuruh siswa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
2) Guru memancing siswa untuk memecahkan permasalahan yang
sering ada dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan memberikan
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan jenis-jenis
sudut. Permasalahan tersebut yaitu “perhatikan ruangan kelas kita.
Benda apa saja yang memiliki bentuk sudut siku-siku, lancip, dan
tumpul? Apakah kalian tahu perbedaan antara sudut siku-siku,
lancip, dan tumpul?”.
3) Guru mengarahkan siswa untuk menemukan contoh benda-benda
di kelas yang memiliki bentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul,
dan membedakan ketiga jenis sudut tersebut.
145
4) Siswa menuliskan beberapa benda yang memiliki bentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
5) Siswa menggambar sudut siku-siku, lancip, dan tumpul sesuai dengan model sudut sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
b. Elaborasi (± 25 menit) 1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 4-5 siswa. 2) Guru membagikan tali, papan sterofoam, push pin, dan LKS
(terlampir) kepada masing-masing kelompok, yang berisi permasalahan yang akan dipecahkan bersama-sama, yaitu siswa ditugasi untuk membentuk kembali sudut yang ada pada gambar LKS (terlampir) pada papan sterofoam yang telah disediakan. Di akhir kegiatan pengerjaan tugas pada LKS, siswa disuruh untuk menyimpulkan tentang perbedaan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku. Sudut yang mana di antara ketiga sudut tersebut yang paling besar dan paling kecil.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit) Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
146
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit) a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran. b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur) c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa. d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang memperoleh nilai rendah.
e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran Matematika pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai Sudut sebagai Jarak Putar.
f. Guru menutup pelajaran. I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran 2. Jenis Penilaian : Tes tertulis 3. Bentuk Instrumen : Isian 4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir) b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir) c. Soal LTS (terlampir) d. Kunci Jawaban (terlampir) e. Kriteria Penilaian: Nilai Akhir =
Tegal, 14 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti, Sutilah, S.Pd. Indah Isdianti NIP.19570215 197802 2 001 NIM.1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah,
Suratinah, S. Pd.
NIP. 196107021982012011
147
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! 1. Perhatikan gambar benda-benda di bawah ini untuk melengkapi tabel di
a. Sudut lancip lebih....................dari sudut siku-
siku.
b. Sudut tumpul lebih....................dari sudut siku-
siku.
c. Sudut lancip lebih......................dari sudut
tumpul.
2. Setelah kalian menerima papan sterofoam, tali, dan push pin dari guru,
buatlah masing-masing 1 sudut siku-siku, lancip, dan tumpul dengan menggunakan tali yang ditancapkan dengan push pin yang dialasi dengan papan sterofoam!
Apa yang dapat kamu simpulkan?
149
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Siswa dapat menyebutkan masing-masing 2 benda yang berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Disajikan gambar kursi, siswa dapat menentukan 1 bagian dari kursi yang membentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Disajikan gambar baju seragam sekolah, siswa dapat menentukan 3 jenis sudut yang ada pada bagian baju seragam sekolah.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2
3
Mudah
Sulit
Sedang
150
Nama : ......................... ... No Absen : ......................... ...
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Isilah titik-titik (...) di bawah ini dengan tepat! 1. Di bawah ini yaitu daftar benda-benda yang ada di dalam kamar Nina.
Beberapa diantaranya yaitu:
a. Benda yang berbentuk sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan oleh nomor........ dan ...... (skor 1)
b. Benda yang berbentuk sudut lancip yaitu yang ditunjukkan oleh nomor...... dan ........ (skor 1)
c. Benda yang berbentuk sudut tumpul yaitu yang ditunjukkan oleh nomor....... dan ....... (skor 1)
2. Perhatikan gambar kursi nenek Indra di bawah ini! a. Bagian kursi nenek yang berbentuk
sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
b. Bagian kursi nenek yang berbentuk sudut lancip yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
c. Bagian kursi nenek yang berbentuk sudut tumpul yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
3. Perhatikan gambar baju seragam sekolah Dita di bawah ini! a. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf A
berbentuk sudut............................. (skor 1) b. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf B
berbentuk sudut............................. (skor 1) c. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf C
berbentuk sudut............................. (skor 1) d. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf D
berbentuk sudut............................. (skor 1)
(1) Rak buku (3) Kipas angin gantung (5) Terompet tahun baru
(2) Topi ulang tahun (4) Radio (6) Kursi santai
151
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. a. (1) dan (4) (skor 1)
b. (2) dan (5) (skor 1) c. (3) dan (6) (skor 1)
2. a. A (skor 1) b. C (skor 1) c. B (skor 1)
3. a. Tumpul (skor 1) b. Lancip (skor 1) c. Tumpul (skor 1) d. Siku-siku (skor 1)
Skor maksimal = 10
152
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.3 Membedakan jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan
alat peraga tali, papan sterofoam, push pin, dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan
1. Layang-layang
2. Model sudut siku-siku, lancip, dan tumpul yang terbuat dari sterofoam.
3. Tali 4. Papan
sterofoam 5. Push pin
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch dkk.
2 jp x 35 menit
153
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk menemukan langkah mencari perbandingan besar sudut antara sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang
• Buku BSE “Matema-tika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3” Karya Tri Dayat dkk.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
154
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan
bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen Pertemuan III
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 3
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati sudut yang ada pada sebuah jam, siswa dapat
mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar dengan benar.
2. Setelah siswa mengamati sudut yang ada pada jam tiruan, siswa dapat
menentukan 3 jenis besar jarak putar pada jarum jam.
3. Melalui diskusi kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan RME, siswa dapat memecahkan 2 contoh
permasalahan yang berkaitan dengan sudut sebagai jarak putar dalam
kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
(Sudut)
Sudut sebagai Jarak Putar
Pada sebuah jam, jarum jam akan selalu berputar. Jika kita amati, jarum
pendek berputar dari angka 12 ke 1 ke angka 2, kemudian ke angka 3.
156
Apabila diteruskan jarum jam berputar ke angka 4, 5, 6, dan seterusnya.
Jarum jam akhirnya kembali ke angka 12. Perputaran dari angka 12 dan
kembali ke angka 12 dinamakan satu kali putaran. Perputaran tersebut
membentuk sudut dengan besar 360°. Sudut yang terbentuk karena
berputarnya jarum jam dinamakan jarak putar. Jarak putar pada sebuah jam
dapat membentuk sudut-sudut berikut:
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan terbimbing dengan
pendekatan RME.
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media: alat peraga jam tiruan.
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
157
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 152-154. c. Fajariyah, Nur dan Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk SD/MI Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan
Depdiknas. Hal. 169.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan III (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Materi pokok yang akan kita bahas masih melanjutkan materi
yang kemarin, yaitu mengenai Sudut sebagai Jarak Putar” dan
menuliskannya di papan tulis.
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: “Setelah mengikuti
pembelajaran, kalian diharapkan dapat mendeskripsikan sudut sebagai
jarak putar”.
h. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (menggali
pengetahuan prasyarat) dengan serangkaian pertanyaan sebagai
berikut: (eksplorasi)
158
No Guru (G) No Siswa (S) 1 Anak-anak, siapa diantara kalian
yang tadi pagi bangun tidur lebih awal untuk sholat subuh?
1 Saya
2 Pukul berapa kalian bangun tidur? 2 Pukul 05.00 3 Pada pukul 05.00, jarum panjang dan
pendek pada jam dinding kalian menunjukkan angka berapa? Siapa yang berani menjawab?
3 Angka 12 dan 5.
4 Lalu, jarum panjang dan pendek saat tepat pukul 05.00 membentuk sudut apa?
4 Tumpul
i. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru menjelaskan materi mengenai sudut sebagai jarak putar
dengan menyuruh siswa memberikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Guru memancing siswa untuk memecahkan permasalahan yang
sering ada dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan memberikan
permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan jenis-jenis
sudut. Permasalahan tersebut yaitu “perhatikan jam dinding di
kelas kita. Pukul berapakah sekarang? Sudut apakah yang dibentuk
oleh jarum panjang dan pendek? Pada pukul berapa saja antara
jarum panjang dan pendek membentuk sudut siku-siku, lancip, dan
tumpul? Lalu, pada pukul berapa saja besar jarak putar jarum jam
menunjukkan seperempat, setengah, dan satu putaran penuh?”.
3) Guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan dari guru
tersebut, dengan cara guru menunjukkan waktu pada jam tiruan,
kemudian siswa menyebutkan jenis sudut yang terbentuk dan besar
jarak putar jarum jam.
4) Guru menyuruh beberapa siswa untuk maju, memutar jarum pada
jam tiruan dan siswa yang lain menyebutkan tanda besar sudut
yang terbentuk dan besar jarak putar jarum jam.
159
b. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 siswa.
2) Guru membagikan jam tiruan dan LKS (terlampir) kepada masing-
masing kelompok, yang berisi permasalahan yang akan dipecahkan
bersama-sama, yaitu siswa ditugasi untuk menentukan jenis sudut
dan besar jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit) Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi
untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru menutup pelajaran.
160
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
c. Soal LTS (terlampir)
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 15 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Sutilah, S.Pd. Indah Isdianti
NIP.19570215 197802 2 001 NIM.1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah,
Suratinah, S. Pd.
161
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! Amati jam kelompok kalian masing-masing untuk menyelesaikan soal nomor 1 dan 2. 1. Tentukan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan pendek jam pada
tiap jamnya! Kemudian, masukkan dalam tabel berikut!
No. Pukul Jenis Sudut a 21.00 ............................. b 04.00 ............................. c 07.40 ............................. d 18.00 ............................. e 01.15 .............................
2. Tentukan besar sudut putar yang dibentuk oleh putaran jarum jam! Kemudian,
masukkan dalam tabel berikut!
No. Putaran Jarum Jam Besar Sudut Putar a Dari angka 12 ke angka 3 .............................putaran b Dari angka 6 ke angka 12 .............................putaran c Dari angka 4 ke angka 4 .............................putaran d Dari angka 2 ke angka 5 .............................putaran e Dari angka 4 ke angka 10 .............................putaran
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Disajikan gambar jam di mana jarum berada di antara angka 8 dan 12, siswa dapat menyebutkan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum jam.
• Siswa dapat menentukan besar, jenis sudut, dan jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam.
• Siswa dapat menentukan besar dan jarak putar arah mata angin dari arah timur ke selatan.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2, 3, dan 4
5
Mudah
Sedang
Sulit
163
Nama : ......................... ... No Absen : ......................... ...
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Isilah titik-titik (...) di bawah ini dengan tepat! 1. Jam dinding Lisa menunjukkan waktu seperti jam di samping.
Berarti, jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan pendek pada jam Lisa yaitu.......................................... (skor 1)
2. Anis berangkat naik sepeda ke sekolah pada pukul 07.00. Anis tiba di sekolah
pukul 07.15. Berarti, lama perjalanan Anis dari rumah ke sekolah yaitu.......menit. Selama perjalanan Anis tersebut, jarum panjang jam berputar membentuk sudut sebanyak..................................putaran dan membentuk sudut.......................................... (skor 3)
3. Putaran jarum jam dari angka 5 ke angka 11 membentuk sudut sebanyak
...................................putaran dan membentuk sudut.............................. (skor 2)
4. Putaran jarum jam dari angka............ke angka 2 membentuk sudut satu putaran penuh dan membentuk sudut sebesar......° (skor 2)
5. Perhatikan gambar petunjuk arah mata angin di bawah ini!
Rina berdiri menghadap ke arah timur. Kemudian ia memutar badan menjadi menghadap ke arah selatan, berarti badan Rina berputar membentuk sudut sebesar.....° dan jarak putar sebanyak.................putaran. (skor 2)
164
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. Tumpul (skor 1) 2. 15, seperempat, dan 90° (skor 3) 3. Setengah dan lurus (skor 2) 4. 2 dan 360° (skor 2) 5. 90° dan seperempat (skor 2)
Skor maksimal = 10
165
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 3 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga jam dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk
Jam
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch
2 jp x 35 menit
166
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
menemukan langkah menentukan jenis dan besar sudut yang dibentuk oleh jarum jam.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan jenis, besar sudut, dan jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam dan arah mata angin.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan tugas
dkk. • Buku BSE
“Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI Kelas 3” karya Nur Fajariyah dan Defi Triratna-wati.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
167
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
rumah berupa PR. • Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
168
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajararan : Matematika Kelas/Semester : III/2
Pembelajaran Konvensional pada Kelas Kontrol
oleh Indah Isdianti 1401409147
PGSD UPP TEGAL FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
169
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar 4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeskripsikan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
2. Mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mendeskripsikan pengertian
sudut dengan benar.
2. Setelah melihat gambar bangun yang digambar oleh guru di papan
tulis, siswa dapat membedakan masing-masing 3 bangun yang
memiliki sudut dan yang tidak.
3. Setelah siswa mengetahui pengertian sudut, siswa dapat menyebutkan
3 bagian sudut yang ada pada gambar bangun yang ditunjukkan oleh
guru.
4. Setelah siswa mengamati gambar bangun di papan tulis, siswa dapat
mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
5. Melalui pemberian latihan soal dari guru, siswa dapat memecahkan 2
contoh permasalahan yang berkaitan dengan sudut suatu bangun.
170
E. Materi Ajar
(Sudut)
1. Sudut sebagai Daerah yang Dibatasi Dua Sinar
Perhatikan proses terbentuknya sudut berikut:
Misalkan sinar a dan sinar b saling berpotongan, maka pada
perpotongan kedua garis tersebut akan membentuk sebuah sudut. Titik
pertemuan kedua sinar itu dinamakan titik sudut. Sedangkan sinar a
dan sinar b dinamakan kaki sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua
kaki sudut disebut besar sudut. Perhatikan gambar di berikut:
Jadi, sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua garis yang
saling berpotongan di satu titik potong.
2. Mengurutkan Besar Sudut Menurut Ukurannya
Sudut ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil.
Besar sudut ditentukan oleh jauh dekatnya jarak dua sinar yang
berpotongan. Semakin jauh jarak dari kedua sinar yang berpotongan,
akan semakin besar sudutnya. Begitupun sebaliknya, semakin dekat
jarak kedua sinar yang berpotongan, maka semakin kecil sudutnya.
Contoh urutan besar sudut:
a. Makin ke kanan, ukuran sudutnya makin besar.
b. Makin ke kanan, ukuran sudutnya makin kecil.
171
F. Metode Pembelajaran Metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal.
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media:
Model sudut yang terbuat dari sterofoam.
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 145-147. c. Putri, Y. dan H. Siregar. 2009. Matematika untuk siswa SD/MI Kelas
III. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 135-136.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Guru mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seperti:
“Anak-anak, apakah kalian tahu apa itu sudut?”
g. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai pengertian
sudut dan mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.”
h. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
172
i. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: setelah pembelajaran tentang
sudut dan besar sudut selesai, kalian diharapkan dapat
mendeskripsikan pengertian sudut dan mengurutkan besar sudut
menurut ukurannya.
2. Kegiatan Inti (± 45 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru memberikan penjelasan mengenai pengertian sudut dan
bagian-bagian sudut.
2) Guru menggambar bangun yang memiliki sudut dan yang tidak
memiliki sudut di papan tulis.
3) Guru menyuruh siswa untuk menyebutkan bagian-bagian sudut dari
gambar benda yang diberikan oleh guru.
4) Guru menunjukkan gambar sudut garis yang berbeda ukuran besar
sudutnya.
5) Guru menyuruh siswa untuk mengurutkan besar sudut garis
menurut ukuran besar sudutnya. b. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 6-7 siswa.
2) Guru membagikan model sudut (yang terbuat dari sterofoam) dan
LKS (terlampir) kepada masing-masing kelompok, yang berisi
permasalahan yang akan dipecahkan bersama-sama, yaitu siswa
ditugasi untuk menentukan bagian dari model sudut yang
merupakan titik, kaki, dan besar sudut, kemudian siswa
mengurutkan besar model sudut tersebut menurut ukurannya.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok,
sementara masing-masing masing-masing kelompok selesai
mengerjakan LKS, setiap kelompok mempresentasikan hasil
173
kegiatan anggota kelompok yang lain mengungkapkan
pendapatnya terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit)
Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi
untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 15 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru memberikan tindak lanjut berupa PR.
f. Guru menyampaikan rencana pembelajaran Matematika pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai Jenis-jenis Sudut.
g. Guru menutup pelajaran.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
174
c. Soal LTS (terlampir)
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 20 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Neti Amanati Indah Isdianti
NIP. 196106141983042006 NIM. 1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala SD Negeri De
Suratinah, S. Pd.
175
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! 1. Dari bangun sudut yang kalian terima, selanjutnya jawablah pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
a. Perhatikan bangun nomor 1! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
b. Perhatikan bangun nomor 2! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
c. Perhatikan bangun nomor 3! 1) Bagian yang menunjukkan titik sudut yaitu pada huruf.... 2) Bagian yang menunjukkan kaki sudut yaitu pada huruf.... 3) Bagian yang menunjukkan besar sudut yaitu pada huruf....
d. Dari ketiga bangun tersebut, urutan besar sudut bangun dari yang terkecil sampai yang terbesar yaitu..., ..., dan ....
e. Dari ketiga bangun tersebut, urutan besar sudut bangun dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu..., ..., dan ....
2. Lingkari sudut dari benda-benda di bawah ini. Lalu, tentukan banyak sudutnya! a. c.
b.
177
Kisi-kisi Soal Evaluasi
Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Disajikan 8 gambar benda yang sering ditemui siswa, siswa dapat menyebutkan 4 benda yang mempunyai sudut dan 4 bangun yang tidak.
• Disajikan gambar sepeda, siswa dapat menentukan 3 bagian dari kerangka sepeda yang membentuk sebuah sudut.
• Disajikan 5 gambar tali yang membentuk sudut, siswa dapat mengurutkan besar sudut tali dari yang terbesar sampai yang terkecil atau sebaliknya.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2
3
Mudah
Sulit
Sedang
178
Nama : ................................... .... No Absen : ................................... ....
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat! 1. Perhatikan gambar benda-benda di bawah ini, lalu tulis nomor bendanya saja!
Dari beberapa benda di atas, tentukan: a. Benda yang mempunyai sudut yaitu ......., ......., ......., dan ....... (skor 2) b. Benda yang tidak mempunyai sudut yaitu......., ......., ......., dan ...... (skor 2)
2. Perhatikan gambar sepeda Ardi di bawah ini!
Pada kerangka sepeda Ardi, yang membentuk sudut yaitu yang ditunjukkan pada huruf ....., .... dan ..... (skor 2)
3. Perhatikan gambar tali di bawah ini!
a. Urutan besar sudut tali dari yang terkecil sampai yang terbesar yaitu.............................................................................................. (skor 2)
b. Urutan besar sudut tali dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu.................................................................................................. (skor 2)
(2) (2) (3) (4)
Kaleng susu Rumah Ali Topi ulang tahun Tipe-x
(5) (6) (7) (8)
Gelas Kelereng Penghapus Meja
179
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. a. (2), (3), (7), dan (8). (skor 2)
b. (1), (4), (5), dan (6). (skor 2) 2. A, B, dan D (skor 2) 3. a. E, A, D, B, C (skor 2)
b. C, B, D, A, E (skor 2)
Skor maksimal = 10
180
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.1 Mendeskripsikan sudut sebagai daerah yang dibatasi oleh dua sinar atau garis yang berpotongan.
4.2.2 Mengurutkan besar sudut menurut ukurannya.
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga sterofoam dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk
Model sudut yang terbuat dari sterofoam.
• Lembar Kerja Siswa (LKS)
• Lembar Tugas Siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch dkk.
2 jp x 35 menit
181
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
menemukan langkah mencari perbandingan besar sudut pada sebuah bangun/benda.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang ada di sekitar siswa yang memiliki sudut dan yang tidak, serta mengurutkan besar sudut suatu bangun/benda berdasarkan
• Buku BSE “Matema-tika untuk siswa SD/MI Kelas III” Karya Y. Putri dan H. Siregar.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
182
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
ukurannya.Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi pembelajaran.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang ada di sekitar siswa yang memiliki sudut dan yang tidak, serta mengurutkan besar sudut suatu bangun/benda berdasarkan ukurannya.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol Pertemuan II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 1
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2.3 Membedakan jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati gambar sudut yang digambar guru di papan tulis,
siswa dapat membedakan 3 jenis sudut yang ada pada suatu bangun/benda.
2. Setelah siswa membedakan jenis-jenis sudut, siswa dapat menggambar 3
jenis sudut: sudut lancip, siku-siku, dan tumpul.
3. Melalui pemberian latihan soal dari guru, siswa dapat memecahkan 2
contoh permasalahan yang berkaitan dengan jenis-jenis sudut di kehidupan
sehari-hari.
E. Materi Ajar
(Sudut)
Jenis Sudut
Ada beberapa jenis sudut menurut ukurannya, yaitu sudut siku-siku,
sudut lancip, dan sudut tumpul.
184
1. Sudut Siku-siku
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Sinar-sinar yang membentuk kedua sudut di atas ada dua. Keduanya saling
tegak lurus di titik B dan E. Jika kita ukur dengan busur derajat, maka
besar sudut B dan E adalah 90°. Sudut yang besarnya 90° dinamakan
sudut siku-siku.
2. Sudut Lancip
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Kedua gambar di atas membentuk sudut di titik K dan P. Jika kita ukur
dengan busur derajat, maka besar sudut K dan P kurang dari 90°. Sudut
yang besarnya kurang dari 90° dinamakan sudut lancip.
3. Sudut Tumpul
Perhatikan gambar sudut di bawah ini:
Jika sudut G dan D kita ukur dengan busur derajat, besarnya lebih dari
90° dan kurang dari 180°. Sudut tersebut dinamakan sudut tumpul.
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal.
185
G. Media dan Sumber Bahan 1. Media:
a. Gambar bangun persegi, persegi panjang, dan trapesium. b. Tali c. Papan sterofoam
d. Push pin 2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2. b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 149-150
c. Dayat, Tri dkk. 2009. Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 95-97.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan II (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit) a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Materi pokok yang akan kita bahas masih melanjutkan materi
yang kemarin yaitu mengenai Jenis-jenis Sudut” dan menuliskannya
di papan tulis.
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: “Setelah mengikuti
pembelajaran, kalian diharapkan dapat membedakan dan menggambar
berbagai jenis sudut”.
186
h. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan “apakah kalian
masih ingat pelajaran yang sebelumnya?”
i. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
a. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru menjelaskan materi mengenai jenis-jenis sudut.
2) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi jenis-jenis sudut
yang masih belum jelas.
3) Guru menggambar sudut siku-siku, lancip, dan tumpul di papan
tulis untuk memantapkan pemahaman siswa.
4) Guru menugasi siswa untuk menggambar jenis-jenis sudut sesuai
gambar dari guru.
d. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 6-7 siswa.
2) Guru membagikan tali, papan sterofoam, push pin, dan LKS
(terlampir) kepada masing-masing kelompok, yang berisi
permasalahan yang akan dipecahkan bersama-sama, yaitu siswa
ditugasi untuk membentuk kembali sudut yang ada pada gambar
LKS (terlampir) pada papan sterofoam yang telah disediakan. Di
akhir kegiatan pengerjaan tugas pada LKS, siswa disuruh untuk
menyimpulkan tentang perbedaan sudut lancip, tumpul, dan siku-
siku. Sudut yang mana di antara ketiga sudut tersebut yang paling
besar dan paling kecil.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
187
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
e. Konfirmasi (± 5 menit)
Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi
untuk menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru menyampaikan rencana pembelajaran Matematika pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai Sudut sebagai Jarak Putar.
f. Guru menutup pelajaran.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
c. Soal LTS (terlampir)
188
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 21 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Neti Amanati Indah Isdianti
NIP. 196106141983042006 NIM.1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala Sekolah,
Suratinah, S. Pd.
189
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! 1. Perhatikan gambar benda-benda di bawah ini untuk melengkapi tabel di
a. Sudut lancip lebih....................dari sudut siku-
siku.
b. Sudut tumpul lebih....................dari sudut siku-
siku.
c. Sudut lancip lebih......................dari sudut
tumpul.
2. Setelah kalian menerima papan sterofoam, tali, dan push pin dari guru,
buatlah masing-masing 1 sudut siku-siku, lancip, dan tumpul dengan menggunakan tali yang ditancapkan dengan push pin yang dialasi dengan papan sterofoam!
Apa yang dapat kamu simpulkan?
191
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Siswa dapat menyebutkan masing-masing 2 benda yang berbentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Disajikan gambar kursi, siswa dapat menentukan 1 bagian dari kursi yang membentuk sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Disajikan gambar baju seragam sekolah, siswa dapat menentukan 3 jenis sudut yang ada pada bagian baju seragam sekolah.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2
3
Mudah
Sulit
Sedang
192
Nama : ......................... ... No Absen : ......................... ...
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Isilah titik-titik (...) di bawah ini dengan tepat! 1. Di bawah ini yaitu daftar benda-benda yang ada di dalam kamar Nina.
Beberapa diantaranya yaitu:
a. Benda yang berbentuk sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan oleh
nomor........ dan ...... (skor 1) b. Benda yang berbentuk sudut lancip yaitu yang ditunjukkan oleh nomor......
dan ........ (skor 1) c. Benda yang berbentuk sudut tumpul yaitu yang ditunjukkan oleh nomor.......
dan ....... (skor 1)
2. Perhatikan gambar kursi nenek Indra di bawah ini! a. Bagian kursi nenek yang berbentuk
sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
b. Bagian kursi nenek yang berbentuk sudut lancip yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
c. Bagian kursi nenek yang berbentuk sudut tumpul yaitu yang ditunjukkan oleh huruf... (skor 1)
3. Perhatikan gambar baju seragam sekolah Dita di bawah ini! a. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf A
berbentuk sudut............................. (skor 1) b. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf B
berbentuk sudut............................. (skor 1) c. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf C
berbentuk sudut............................. (skor 1) d. Bagian yang ditunjukkan oleh huruf D
berbentuk sudut............................. (skor 1)
(1) Rak buku (3) Kipas angin gantung (5) Terompet tahun baru (2) Topi ulang tahun (4) Radio (6) Kursi santai
193
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. a. (1) dan (4) (skor 1)
b. (2) dan (5) (skor 1) c. (3) dan (6) (skor 1)
2. a. A (skor 1) b. C (skor 1) c. B (skor 1)
3. a. Tumpul (skor 1) b. Lancip (skor 1) c. Tumpul (skor 1) d. Siku-siku (skor 1)
Skor maksimal = 10
194
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.3 Membedakan jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
4.2.4 Menggambar jenis-jenis sudut: lancip, siku-siku, dan tumpul.
Kegiatan Pendahuluan Menyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga tali, papan sterofoam, push pin, dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan
1. Gambar bangun persegi, persegi panjang, dan trapesium.
2. Tali 3. Papan
sterofoam 4. Push pin
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch dkk.
2 jp x 35 menit
195
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
cara berdiskusi kelompok untuk menemukan langkah mencari perbandingan besar sudut antara sudut siku-siku, lancip, dan tumpul.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan benda-benda yang berbentuk sudut siku- siku, lancip, dan tumpul.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
• Buku BSE “Matema-tika untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Kelas 3” Karya Tri Dayat dkk.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
196
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat Peraga Cetak
guru menyimpulkan materi pelajaran.
• Guru memberikan tugas rumah berupa PR.
• Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
197
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan III
Satuan Pendidikan : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 2 x 35 menit (1 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
B. Kompetensi Dasar
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah siswa mengamati sudut yang ada pada gambar jam yang digambar guru di papan tulis, siswa dapat mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar dengan benar.
2. Melalui gambar jam yang digambar guru di papan tulis, siswa dapat menentukan 3 jenis besar jarak putar pada jarum jam.
3. Melalui latihan soal yang diberikan oleh guru, siswa dapat memecahkan 2 contoh permasalahan yang berkaitan dengan sudut sebagai jarak putar di kehidupan sehari-hari.
E. Materi Ajar
(Sudut) Sudut sebagai Jarak Putar
Pada sebuah jam, jarum jam akan selalu berputar. Jika kita amati, jarum
pendek berputar dari angka 12 ke 1 ke angka 2, kemudian ke angka 3.
Apabila diteruskan jarum jam berputar ke angka 4, 5, 6, dan seterusnya.
198
Jarum jam akhirnya kembali ke angka 12. Perputaran dari angka 12 dan
kembali ke angka 12 dinamakan satu kali putaran. Perputaran tersebut
membentuk sudut dengan besar 360°. Sudut yang terbentuk karena
berputarnya jarum jam dinamakan jarak putar. Jarak putar pada sebuah jam
dapat membentuk sudut-sudut berikut:
F. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal.
G. Media dan Sumber Bahan
1. Media: alat peraga jam tiruan.
2. Sumber bahan:
a. Silabus mata pelajaran Matematika kelas III semester 2.
b. Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan
MI Kelas III. Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional. Hal. 152-154.
199
c. Fajariyah, Nur dan Defi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Hal. 169.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan III (2 x 35 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (± 10 menit)
a. Guru memasuki kelas.
b. Guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. (taqwa)
c. Guru mengecek kehadiran siswa. (disiplin)
d. Menyiapkan kondisi fisik antara lain: buku pelajaran, media
pembelajaran, lembar tugas siswa (LTS). (persiapan)
e. Menyiapkan kondisi psikis siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan menyampaikan salam “Assalamu’alaikum
wr.wb atau selamat pagi anak-anak?”. (ramah)
f. Menginformasikan cakupan dan kegiatan belajar yang akan dilalui
siswa “Materi pokok yang akan kita bahas masih melanjutkan materi
yang kemarin, yaitu mengenai Sudut sebagai Jarak Putar” dan
menuliskannya di papan tulis.
g. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran: “Setelah mengikuti
pembelajaran, kalian diharapkan dapat mendeskripsikan sudut sebagai
jarak putar”.
h. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan “apakah kalian
masih ingat pelajaran yang sebelumnya?”(guru mengingatkan kembali
materi pada pertemuan sebelumnya)
i. Guru memotivasi siswa dengan pujian atau acungan jempol kepada
siswa yang dapat menjawab benar pertanyaan guru.
2. Kegiatan Inti (± 40 menit)
b. Eksplorasi (± 10 menit)
1) Guru menjelaskan materi mengenai sudut sebagai jarak putar.
2) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi sudut sebagai jarak putar yang masih belum jelas.
200
3) Guru menunjukkan gambar jam untuk memantapkan pemahaman
siswa.
b. Elaborasi (± 25 menit)
1) Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, masing-masing
kelompok terdiri atas 6-7 siswa.
2) Guru membagikan jam tiruan dan LKS (terlampir) kepada masing-
masing kelompok, yang berisi permasalahan yang akan dipecahkan
bersama-sama, yaitu siswa ditugasi untuk menentukan jenis sudut
dan besar jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam.
3) Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk menyelesaikan
persoalan tersebut.
4) Guru mengamati dan membimbing kerja tiap kelompok.
5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, setiap
kelompok mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan
kelas oleh wakil dari setiap kelompok, sementara masing-masing
anggota kelompok yang lain mengungkapkan pendapatnya
terhadap hasil presentasi kelompok tersebut.
6) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penghargaan
berupa tanda bintang kepada kelompok terbaik.
c. Konfirmasi (± 5 menit)
Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada siswa yang
belum paham atau sudah paham semua. Jika masih ada siswa yang
belum paham, maka guru akan menjelaskan kembali bagian dari
materi yang belum dipahami oleh siswa. Namun, jika semua siswa
sudah paham materi tersebut, maka guru memberi soal evaluasi untuk
menguji pemahaman siswa berkaitan dengan materi tersebut.
3. Kegiatan Akhir (± 20 menit)
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru membagikan lembar tugas siswa (LTS) untuk dikerjakan sendiri
oleh siswa. (jujur)
c. Guru menilai dan menganalisis hasil LTS yang dikerjakan siswa.
201
d. Guru memberi penguatan kepada siswa dengan nilai tertinggi dan
memotivasi siswa untuk belajar lebih giat kepada siswa yang
memperoleh nilai rendah.
e. Guru menutup pelajaran.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian : Penilaian hasil pada akhir pembelajaran
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Instrumen : Isian
4. Instrumen Penilaian :
a. LKS (terlampir)
b. Kisi-kisi Soal LTS (terlampir)
c. Soal LTS (terlampir)
d. Kunci Jawaban (terlampir)
e. Kriteria Penilaian:
Nilai Akhir =
Tegal, 22 Mei 2013
Guru Kelas III, Peneliti,
Neti Amanati Indah Isdianti
NIP. 196106141983042006 NIM.1401409147
Mengetahui,
Plt. Kepala SD Negeri Deb
Suratinah, S. Pd.
202
Lampiran RPP LEMBAR KERJA SISWA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA SD
MATERI POKOK SUDUT WAKTU : 20 MENIT
Petunjuk: Kerjakan soal di bawah ini dengan jawaban yang benar melalui kerjasama dalam kelompok! Amati jam kelompok kalian masing-masing untuk menyelesaikan soal nomor 1 dan 2. 1. Tentukan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan pendek jam pada
tiap jamnya! Kemudian, masukkan dalam tabel berikut!
No. Pukul Jenis Sudut a 21.00 ............................. b 04.00 ............................. c 07.40 ............................. d 18.00 ............................. e 01.15 .............................
2. Tentukan besar sudut putar yang dibentuk oleh putaran jarum jam! Kemudian,
masukkan dalam tabel berikut!
No. Putaran Jarum Jam Besar Sudut Putar a Dari angka 12 ke angka 3 .............................putaran b Dari angka 6 ke angka 12 .............................putaran c Dari angka 4 ke angka 4 .............................putaran d Dari angka 2 ke angka 5 .............................putaran e Dari angka 4 ke angka 10 .............................putaran
Kisi-kisi Soal Evaluasi Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi: 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar
Indikator soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat kesulitan
4.2 Mengi-dentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
• Disajikan gambar jam di mana jarum berada di antara angka 8 dan 12, siswa dapat menyebutkan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum jam.
• Siswa dapat menentukan besar, jenis sudut, dan jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam.
• Siswa dapat menentukan besar dan jarak putar arah mata angin dari arah timur ke selatan.
Isian
Isian
Isian
C1
C2
C2
1
2, 3, dan 4
5
Mudah
Sedang
Sulit
204
Nama : ......................... ... No Absen : ......................... ...
SOAL EVALUASI Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/2 Waktu : 15 menit Isilah titik-titik (...) di bawah ini dengan tepat! 1. 1 Jam dinding Lisa menunjukkan waktu seperti jam di samping.
Berarti, jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan pendek pada jam Lisa yaitu.......................................... (skor 1)
2. Anis berangkat naik sepeda ke sekolah pada pukul 07.00. Anis tiba di sekolah pukul 07.15. Berarti, lama perjalanan Anis dari rumah ke sekolah yaitu.......menit. Selama perjalanan Anis tersebut, jarum panjang jam berputar membentuk sudut sebanyak..................................putaran dan membentuk sudut.......................................... (skor 3)
3. Putaran jarum jam dari angka 5 ke angka 11 membentuk sudut sebanyak
.................................putaran dan membentuk sudut.............................. (skor 2)
4. Putaran jarum jam dari angka............ke angka 2 membentuk sudut satu putaran penuh dan membentuk sudut sebesar......° (skor 2)
5. Perhatikan gambar petunjuk arah mata angin di bawah ini!
Rina berdiri menghadap ke arah timur. Kemudian ia memutar badan menjadi menghadap ke arah selatan, berarti badan Rina berputar membentuk sudut sebesar.....° dan jarak putar sebanyak.................putaran. (skor 2)
205
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. Tumpul (skor 1)
2. 15, seperempat, dan 90° (skor 3)
3. Setengah dan lurus (skor 2)
4. 2 dan 360° (skor 2)
5. 90° dan seperempat (skor 2)
Skor maksimal = 10
206
PENGEMBANGAN SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SD Negeri Debong Tengah 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III (Tiga)/2 (Dua) Tema : Kegiatan Ruang Lingkup : Jenis dan Besar Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
4.2 Meng-identifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
4.2.5 Mendeskripsikan sudut sebagai jarak putar.
Kegiatan PendahuluanMenyampaikan motivasi, tujuan pembelajaran, dan menggali pengetahuan prasyarat dengan menggunakan serangkaian pertanyaan dan alat peraga. Kegiatan Inti • Dengan menggunakan alat
peraga jam dan LKS, siswa diberi kesempatan bereksplorasi dan berelaborasi dengan cara berdiskusi kelompok untuk
Jam
• Lembar kerja siswa (LKS)
• Lembar tugas siswa (LTS)
Penilaian tertulis (hasil LTS)
• Model Silabus Kelas III.
• Buku BSE “Gemar MATE-MATIKA untuk SD dan MI Kelas III” Karya Nurul Masitoch
2 jp x 35 menit
207
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
menemukan langkah menentukan jenis dan besar sudut yang dibentuk oleh jarum jam.
• Wakil dari masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan konfirmasi dengan menjelaskan kembali mengenai materi pembelajaran yang belum dipahami oleh siswa.
• Dengan menggunakan LTS, siswa secara individual mengerjakan tugas untuk menentukan jenis, besar sudut, dan jarak putar yang dibentuk oleh jarum jam dan arah mata angin.
Kegiatan Penutup • Siswa dengan bimbingan
guru menyimpulkan materi
dkk. • Buku BSE
“Cerdas Berhitung Matematika untuk SD/MI Kelas 3” karya Nur Fajariyah dan Defi Triratna-wati.
• Buku referensi lain yang sesuai.
• Bahan ajar materi Sudut.
208
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Media Penilaian Sumber
Belajar Alokasi waktu Alat
Peraga Cetak
pelajaran. • Guru memberikan tugas
rumah berupa PR. • Guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
209
Lampiran 9
KISI-KISI UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir
Jumlah Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Motivasi Belajar
Hasrat dan keinginan untuk berhasil.
1. Sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar. 1 16 2
2. Kegiatan dalam pencapaian prestasi belajar. 17 2 2
Dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
1. Menunjukkan minat untuk belajar. 3 18 2 2. Munculnya kebutuhan untuk belajar yang ada dalam
diri siswa. 4 dan 12 19 dan 27 4
Ketekunan dalam menghadapi tugas.
1. Bekerja secara rutin. 20 5 2
2. Tidak pernah berhenti bekerja sebelum selesai. 6 dan 13 21 dan 28 4
3. Lebih senang bekerja secara mandiri. 22 7 2
Inovasi 1. Menemukan suatu cara yang lebih mudah, singkat,
kreatif, dan menyenangkan. 8 dan 14 23 dan 29 4
2. Menyukai tantangan. 24 9 2
Tanggungjawab 1. Kesempurnaan penyelesaian tugas 25 dan 30 10 dan 15 4
2. Percaya diri dan tangguh dalam menyelesaikan tugas 11 26 2
Jumlah Pernyataan 15 15 30
210
Lampiran 10
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN MATEMATIKA
Nama : .......................................... Kelas/No. Absen : III / ... Hari/tanggal : ...........………………...... Petunjuk: 1. Pada angket ini terdapat 30 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran Matematika, kemudian berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pilihlah jawaban pernyataan di bawah dengan cara memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling kamu anggap cocok dengan pilihanmu.
3. Pengisian angket ini tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran Matematika.
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling kamu anggap cocok! 1. Saya berusaha keras agar prestasi saya lebih baik dari sebelumnya.
a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
2. Saya tetap bersantai walaupun nilai ulangan Matematika saya jelek. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
3. Lebih baik belajar Matematika daripada sekedar menonton TV. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
4. Saya senang mengikuti pembelajaran Matematika, karena saya merasa pelajaran Matematika bermanfaat. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
5. Saya tidak suka mengerjakan tugas Matematika, karena membutuhkan waktu yang lama dalam mengerjakannya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
6. Saya belum akan berhenti sebelum selesai mengerjakan tugas. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
7. Dalam mengerjakan tugas Matematika, saya mencontoh jawaban pekerjaan teman, tidak peduli jawaban tersebut benar atau salah. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
211
8. Pembelajaran Matematika yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik, membuat saya lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
9. Saya tidak merasa tertantang saat diberi tugas Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
10. Tugas Matematika saya tidak perlu dibuat sempurna, yang penting cepat dalam mengerjakannya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
11. Saya yakin mendapat nilai terbaik, karena tugas-tugas Matematika saya kerjakan secara maksimal. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
12. Saya menyimak pelajaran dengan baik, agar saya dapat benar-benar paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
13. Saya tidak akan keluar rumah dan bermain dahulu sebelum saya selesai mengerjakan tugas. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
14. Saya memerlukan alat bantu/peraga dalam menyelesaikan tugas Matematika agar lebih mudah dalam mengerjakannya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
15. Bagi saya, yang utama yaitu menyelesaikan tugas Matematika yang diberikan oleh guru tepat waktu, tidak peduli bagaimana kualitasnya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
16. Saya ingin prestasi saya biasa saja, karena saya tidak ingin terlihat menonjol daripada teman-teman yang lain. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
17. Saya bertanya kepada teman saat saya tidak dapat mengerjakan tugas-tugas Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
18. Jika tidak disuruh orang tua, saya malas untuk belajar Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
19. Saya hanya mau belajar Matematika ketika akan menghadapi ulangan saja. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
212
20. Saya mengerjakan latihan-latihan soal Matematika di rumah setiap malam hari agar lebih memahami materi pelajaran Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
21. Saya malas untuk mengerjakan tugas Matematika, jika soal yang ada dalam tugas tersebut sulit dan tidak dapat saya kerjakan. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
22. Saya yakin saya dapat mengerjakan sendiri tugas Matematika saya. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
23. Saya berusaha mencari jawaban yang paling singkat dan mudah dalam mengerjakan tugas, tidak peduli jika cara tersebut salah. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
24. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan tugas Matematika yang bagi kebanyakan teman dianggap sulit. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
25. Saya mengerjakan tugas Matematika dengan sebaik-baiknya, dengan segenap kemampuan yang saya miliki. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
26. Saya kurang percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru Matematika. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
27. Saya akan mengabaikan tugas-tugas pelajaran Matematika sebelum ada yang menyuruh untuk segera mengerjakan tugas tersebut. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
28. Saya akan berhenti mengerjakan tugas, jika saya merasa bosan dengan tugas tersebut. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
29. Jika ada PR Matematika, saya mencari cara yang paling mudah dalam mengerjakannya, tidak peduli jika tidak sesuai dengan contoh yang ada di buku. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
30. Dalam mengerjakan tugas, saya kerjakan dengan sempurna agar nilai Matematika saya bagus. a. sangat setuju c. tidak setuju b. setuju d. sangat tidak setuju
213
Lampiran 11 DAFTAR SKOR HASIL UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
No Nama Siswa Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Untuk menginterpretasi nilai r menurut Riduwan (2011: 98), yaitu sebagai berikut:
Besarnya nilai r Interpretasi 0,800 - 1,000 0,400 - 0,599 0,600 - 0,799 0,200 - 0,399 0,000 - 0,199
sangat tinggi tinggi cukup tinggi rendah sangat rendah (tidak valid)
224
Lampiran 15 KISI-KISI SOAL TES UJI COBA MATEMATIKA
Satuan Pendidikan : SD Kelas/Semester : III/2 Materi Pokok : Sudut Standar Kompetensi : 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran SoalMudah Sedang Sulit
4.2 Mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut.
1. Siswa dapat menentukan dua buah garis yang dapat membentuk suatu sudut.
Pilihan Ganda
C2
1 21
√ √
2. Siswa dapat menunjukkan satu bagian sudut dari uang kertas dan es krim.
Pilihan Ganda C3 2
22 √ √
3. Disajikan gambar 4 buah bangun datar, siswa dapat menentukan bangun yang memiliki sudut dan yang tidak.
Pilihan Ganda C2 3
23 √ √
4. Disajikan gambar perpotongan dua garis dan bentukan tali yang membentuk sudut, siswa dapat menghitung banyak sudut yang terbentuk oleh perpotongan dan bentukan dari sebuah garis/tali.
Pilihan Ganda C3 4
24 √ √
5. Siswa dapat menentukan banyak sudut yang ada pada bangun persegi dan persegi panjang.
Pilihan Ganda C2 5
25 √ √
225
Kompetensi Dasar Indikator Soal Jenis Soal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran SoalMudah Sedang Sulit
6. Disajikan gambar 4 buah sudut, siswa dapat mengurutkan sudut menurut ukuran besar sudutnya.
Pilihan Ganda C3 6
26 √ √
7. Siswa dapat menyebutkan alat dan satuan pengukuran sudut.
Pilihan Ganda C1 7
27√ √
8. Siswa dapat mengidentifikasi tiga jenis sudut berdasarkan besar sudutnya.
Pilihan Ganda C1 8
28 √ √
9. Siswa dapat menyebutkan pengertian sudut lancip dan tumpul.
Pilihan Ganda C1 9
29√ √
10. Disajikan gambar sebuah garis sudut dan topi ulang tahun, siswa dapat menentukan jenis sudut yang ada pada sebuah garis sudut dan ujung topi ulang tahun.
Pilihan Ganda C2 10
30 √ √
11. Siswa dapat menyebutkan satu contoh benda yang memiliki sudut siku-siku.
Pilihan Ganda C1 11
31 √ √
12. Disajikan gambar stir dan mobil, siswa dapat menyebutkan jenis sudut yang ada pada stir dan salah satu bagian mobil.
Pilihan Ganda C1 12
32 √ √
13. Siswa dapat menentukan jenis sudut yang terbentuk oleh tangan siswa, pada saat upacara.
Pilihan Ganda C2 13
33 √ √
226
Kompetensi Dasar Indikator Soal JenisSoal
Ranah Kognitif
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran SoalMudah Sedang Sulit
14. Disajikan gambar rumah, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian dari sebuah rumah yang mempunyai bentuk sudut siku-siku dan tumpul.
Pilihan Ganda C3 14
34 √ √
15. Siswa dapat menentukan besar sudut satu putaran penuh.
Pilihan Ganda C2 15
35 √ √
16. Disajikan gambar garis seperempat dan setengah lingkaran, siswa dapat menentukan besar jarak putar dari pergerakan suatu titik pada lingkaran.
Pilihan Ganda C2 16
36 √ √
17. Siswa dapat menentukan jenis sudut yang terbentuk oleh jarak seperempat dan setengah putaran.
Pilihan Ganda C2 17
37 √ √
18. Siswa dapat menentukan besar sudut yang dibentuk oleh putaran jarum jam.
Pilihan Ganda C2 18
38 √ √
19. Siswa dapat menentukan besar putaran jarum jam sebesar seperempat dan satu putaran penuh.
Pilihan Ganda C2 19
39 √ √
20. Siswa dapat menentukan jarak putar arah mata angin dari arah timur ke selatan dan barat ke timur.
Pilihan Ganda C2 20
40 √ √
Jumlah Soal 40 10 20 10
100 % 25 % 50 % 25 %
227
Lampiran 16
SOAL TES UJI COBA MATEMATIKA
Mata Pelajaran : Matematika Materi : Sudut Kelas : III/2 Waktu : 60 menit Nama : ............................................ No. Absen : ....
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Dua buah garis di bawah ini yang dapat membentuk sebuah sudut yaitu....
a. c.
b. d.
2. Arah panah pada gambar uang di samping menunjukkan salah satu bagian sudut, yaitu.... a. titik sudut c. besar sudut b. kaki sudut d. pojok sudut
3.
A B C D Dari gambar di atas, bangun yang memiliki sudut yaitu bangun yang ditunjukkan pada huruf.... a. D c. B b. C d. A
4. A D Berdasarkan gambar di samping, berapa banyak sudut yang
terbentuk dari perpotongan garis AB dan CD? a. dua c. empat C B b. tiga d. enam 5. Banyak sudut pada bangun persegi panjang yaitu....
a. 3 c. 5 b. 4 d. 6
6. Dari gambar di samping, urutan besar sudut dari yang terkecil
sampai yang terbesar yaitu.... a. A, B, C, D c. B, D, C, A b. B, D, A, C d. D, B, A, C
228
7. Satuan pengukuran sudut yaitu.... a. meter c. gram b. derajat d. menit
8. Berdasarkan besar sudutnya, jenis sudut dibagi menjadi tiga macam, yaitu sudut.... a. lancip, lurus, dan tumpul c. tumpul, siku-siku, dan lurus b. lurus, lancip, dan siku-siku d. siku-siku, lancip, dan tumpul
9. Sudut lancip adalah sudut yang besarnya lebih...dari 90°. a. panjang c. besar b. pendek d. kecil
10. Perhatikan gambar sudut di samping! Sudut EDF merupakan sudut.... a. siku-siku c. tumpul b. lancip d. lurus
11. Benda-benda di bawah ini yang memiliki sudut siku-siku yaitu....
a. c. b. d.
12. Perhatikan gambar stir mobil di bawah ini!
Pada kerangka stir mobil yang ditunjukkan oleh huruf A, membentuk sudut.... a. tumpul c. siku-siku b. lurus d. lancip
13. Pada saat kita melakukan sikap hormat ke bendera Merah Putih saat upacara,
tangan membentuk sudut.... a. lancip c. lurus b. siku-siku d. tumpul
14. Perhatikan gambar rumah di bawah ini!
Bagian rumah yang berbentuk sudut siku-siku yaitu yang ditunjukkan pada huruf.... a. A c. C b. B d. D
229
15. Besar sudut satu putaran penuh yaitu.... a. 45° c. 180° b. 90° d. 360°
16. Perhatikan gambar di samping!
Gerakan memutar dari titik B sampai ke titik C merupakan gerakan yang membuat sudut...putaran.
a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
17. Jarak seperempat putaran membentuk sudut....
a. lancip c. tumpul b. siku-siku d. lurus
18. Jika jarum panjang jam berputar dari angka 1 sampai 7, maka putaran jarum
jam tersebut membentuk sudut sebanyak...putaran. a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
19. Putaran jarum jam di bawah ini yang membentuk sudut
satu putaran penuh yaitu.... a. c.
b. d.
20. Perhatikan gambar petunjuk arah mata angin di bawah ini!
Arah mata angin dari timur ke selatan membentuk sudut...putaran. a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
21. Dari gambar di bawah ini, manakah yang merupakan gambar sudut yang benar? a. c. b. d.
230
22. 1 Kaki sudut pada gambar es krim di samping, ditunjukkan pada 2 nomor....
a. 1 c. 3 3 b. 2 d. 4
4
23. Benda-benda yang ada pada gambar di bawah ini yang tidak memiliki sudut yaitu.... a. S c.
b. d.
24. Perhatikan gambar tali sepatu di bawah ini!
Sudut yang terbentuk dari tali tersebut yaitu ada...buah. a. 2 c. 4 b. 3 d. 5
25. Banyak sudut pada gambar keramik di samping yaitu....
a. 2 c. 4 b. 3 d. 5
26. Dari gambar di samping, urutan besar sudut dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu.... a. E, F, G, H c. G, H, F, E b. H, E, F, G d. H, F, E, G
27. Alat untuk mengukur besar sudut yaitu....
a. c. c. b. d.
28. Sudut yang besarnya 90° disebut sudut.... a. lancip c. lurus b. siku-siku d. tumpul
29. Sudut tumpul yaitu sudut yang lebih...dari sudut siku-siku.
a. besar c. pendek b. kecil d. panjang
231
30. Perhatikan gambar topi ulang tahun di bawah ini! Bagian atas topi ulang tahun mengerucut, membentuk sudut.... a. lancip c. tumpul b. siku-siku d. lurus
31. Benda-benda di bawah ini yang tidak memiliki sudut siku-siku yaitu....
a. lemari pakaian c. kipas angin gantung b. kursi rotan d. meja makan
32. X Perhatikan gambar di samping!
Bagian mobil yang ditunjukkan oleh huruf X, membentuk sudut.... a. siku-siku c. tumpul b. lancip d. lurus
33. Perhatikan gambar sikap upacara di bawah ini!
Jenis sudut yang terbentuk oleh tangan kanan saat sikap upacara tersebut yaitu.... a. lurus c. lancip b. tumpul d. siku-siku
34. Salah satu bagian dari bangunan rumah yang berbentuk sudut tumpul yaitu....
a. atap c. pintu b. jendela d. ventilasi
35. Putaran garis di bawah ini yang menunjukkan sudut yang besarnya satu
putaran yaitu.... a. c.
b. d.
36. Perhatikan gambar garis sudut di bawah ini! Gerakan memutar dari titik B ke C merupakan gerakan yang membuat sudut...putaran. a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
37. Jarak setengah putaran membentuk sudut....
a. lurus c. lancip b. tumpul d. siku-siku
232
38. Perputaran jarum jam dari angka 5 kembali ke angka 5 membentuk sudut sebanyak...putaran. a. seperempat c. tiga perempat b. setengah d. satu
39. Putaran jarum jam di bawah ini yang membentuk sudut seperempat putaran yaitu dari angka...ke angka.... a. 3 ke 3 c. 6 ke 12 b. 5 ke 8 d. 7 ke 9
40. Arif berdiri menghadap ke arah barat. Kemudian ia memutar badan menjadi
menghadap ke arah timur, maka badan Arif berputar membentuk sudut sebesar.... a. 45° c. 180° b. 90° d. 360°
233
Lampiran 17
KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA MATEMATIKA 1. A 11. D 21. B 31. C 2. A 12. A 22. C 32. C 3. B 13. A 23. B 33. D 4. C 14. C 24. B 34. A 5. B 15. D 25. C 35. D 6. D 16. B 26. B 36. A 7. B 17. B 27. A 37. A 8. D 18. B 28. B 38. D 9. D 19. C 29. A 39. B 10. C 20. A 30. A 40. C
No. Soal PA PB D Daya Beda P Tingkat Kesukaran 1 1,00 1,00 0,00 Jelek 1,00 Mudah 2 0,65 0,40 0,25 Cukup 0,53 Sedang 3 0,50 0,10 0,40 Cukup 0,30 Sukar 4 0,60 0,65 -0,05 Tidak Baik 0,63 Sedang 5 1,00 0,70 0,30 Cukup 0,85 Mudah 6 0,80 0,55 0,25 Cukup 0,68 Sedang 7 0,80 0,50 0,30 Cukup 0,65 Sedang 8 0,95 0,45 0,50 Baik 0,70 Sedang 9 0,90 0,55 0,35 Cukup 0,60 Sedang 10 0,60 0,35 0,25 Cukup 0,48 Sedang 11 1,00 0,75 0,25 Cukup 0,88 Mudah 12 0,70 0,30 0,40 Cukup 0,50 Sedang 13 0,80 0,25 0,55 Baik 0,53 Sedang 14 0,80 0,45 0,35 Cukup 0,63 Sedang 15 0,95 0,65 0,30 Cukup 0,80 Mudah 16 0,75 0,20 0,55 Baik 0,48 Sedang 17 0,55 0,00 0,55 Baik 0,28 Sukar 18 0,55 0,15 0,40 Cukup 0,35 Sedang 19 0,80 0,55 0,25 Cukup 0,60 Sedang 20 0,65 0,30 0,35 Cukup 0,50 Sedang 21 0,85 0,45 0,40 Cukup 0,65 Sedang 22 0,30 0,25 0,05 Jelek 0,28 Sukar 23 0,75 0,85 -0,20 Tidak Baik 0,85 Mudah 24 0,85 0,45 0,40 Cukup 0,65 Sedang 25 0,95 0,95 0,00 Jelek 0,95 Mudah 26 0,60 0,00 0,60 Baik 0,30 Sukar 27 0,90 0,70 0,20 Jelek 0,80 Mudah 28 0,70 0,30 0,40 Cukup 0,50 Sedang 29 0,95 0,70 0,25 Cukup 0,83 Mudah 30 1,00 0,95 0,05 Jelek 0,98 Mudah 31 0,80 0,35 0,55 Baik 0,58 Sedang 32 0,55 0,30 0,25 Cukup 0,48 Sedang 33 0,35 0,15 0,20 Jelek 0,25 Sukar 34 0,55 0,45 0,10 Jelek 0,50 Sedang 35 0,65 0,30 0,35 Cukup 0,48 Sedang 36 0,50 0,40 0,10 Jelek 0,45 Sedang 37 0,25 0,30 -0.05 Tidak Baik 0,28 Sukar 38 0,45 0,15 0,30 Cukup 0,30 Sukar 39 0,55 0,05 0,50 Baik 0,30 Sukar 40 0,75 0,00 0,75 Sangat Baik 0,38 Sedang
255
Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
No. Soal Validitas Reliabilitas Tingkat
Kesukaran Daya Beda Keputusan
1 Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan2 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 3 Valid Reliabel Sukar Cukup Digunakan 4 Tidak Valid Reliabel Sedang Tidak Baik Tidak Digunakan5 Valid Reliabel Mudah Cukup Tidak Digunakan6 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan7 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 8 Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 9 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 10 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 11 Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 12 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 13 Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 14 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 15 Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 16 Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 17 Valid Reliabel Sukar Baik Digunakan 18 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan19 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan20 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 21 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 22 Tidak Valid Reliabel Sukar Jelek Tidak Digunakan23 Tidak Valid Reliabel Mudah Tidak Baik Tidak Digunakan24 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 25 Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan26 Valid Reliabel Sukar Baik Digunakan 27 Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan28 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 29 Valid Reliabel Mudah Cukup Digunakan 30 Tidak Valid Reliabel Mudah Jelek Tidak Digunakan31 Valid Reliabel Sedang Baik Digunakan 32 Tidak Valid Reliabel Sedang Cukup Tidak Digunakan33 Tidak Valid Reliabel Sukar Jelek Tidak Digunakan34 Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan35 Valid Reliabel Sedang Cukup Digunakan 36 Tidak Valid Reliabel Sedang Jelek Tidak Digunakan37 Tidak Valid Reliabel Sukar Tidak Baik Tidak Digunakan38 Valid Reliabel Sukar Cukup Digunakan 39 Valid Reliabel Sukar Baik Digunakan 40 Valid Reliabel Sedang Sangat Baik Digunakan
256
Lampiran 25
Daftar Skor Perolehan Motivasi Awal Belajar Siswa Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nomor Butir Angket Skor Total Mentah Nilai (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
OUT PUT SPSS UJI KESAMAAN RATA-RATA SKOR MOTIVASI BELAJAR AWAL SISWA
Group Statistics
Kelas N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Motivasi Awal
Eksperimen 17 63.7247 7.60132 1.84359
Kontrol 34 63.6547 8.66117 1.48538
Independent Samples Test
Motivasi Awal
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed
Levene's Test for Equality of Variances
F 1.359 Sig. .249
t-test for Equality of Means
t .028 .030 df 49 36.133 Sig. (2-tailed) .978 .977 Mean Difference
.07000 .07000
Std. Error Difference
2.47436 2.36753
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -4.90241 -4.73095 Upper 5.04241 4.87095
269
Lampiran 34
OUT PUT SPSS UJI NORMALITAS SKOR MOTIVASI BELAJAR SISWA
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Kelas Eksperimen 17 50.0% 17 50.0% 34 100.0%Kelas Kontrol 17 50.0% 17 50.0% 34 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kelas Eksperimen .174 17 .180 .923 17 .164Kelas Kontrol .109 17 .200* .954 17 .528a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
270
Kelas Eksperimen
271
Kelas Kontrol
272
Lampiran 35
OUT PUT SPSS UJI T-TEST SKOR MOTIVASI BELAJAR SISWA
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Motivasi Akhir
Eksperimen 17 78.9900 5.88932 1.42837
Kontrol 34 72.3379 8.71863 1.49523
Independent Samples Test
Motivasi Akhir Equal
variances assumed
Equal variances not
assumed Levene's Test for Equality of Variances
F 1.969 Sig. .167
t-test for Equality of Means
t 2.832 3.217 df 49 44.418 Sig. (2-tailed) .007 .002 Mean Difference
6.65206 6.65206
Std. Error Difference
2.34870 2.06784
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 1.93218 2.48571 Upper 11.37194 10.81841
273
Lampiran 36
HASIL PENGHITUNGAN UJI T SKOR MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PIHAK KANAN SECARA MANUAL
Diketahui:
n1 = 19 s1 = 5,89
n2 = 34 s2 = 8,72
= 78,99
2 = 72,34
Jawaban:
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t = 2,995
274
Hasil penghitungan secara manual diperoleh nilai thitung sebesar 2,995,
sedangkan untuk menentukan ttabel yaitu dengan mencari nilai signifikasi pada
tabel t dengan = 0,05, sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,677. Berdasarkan
Karena thitung > ttabel (2,995 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, rata-rata skor motivasi
belajar siswa kelas III yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education lebih baik daripada yang menerapkan model
konvensional.
275
Lampiran 37
OUT PUT SPSS UJI KESAMAAN RATA-RATA NILAI TES AWAL SISWA
Group Statistics
Kelas N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai Pretest
Eksperimen 17 54.35 16.374 3.971 Kontrol 34 48.12 16.315 2.798
Independent Samples Test
Nilai Pretest Equal
variances assumed
Equal variances not
assumed Levene's Test for Equality of Variances
F .303 Sig. .585
t-test for Equality of Means
t 1.285 1.284 df 49 32.003 Sig. (2-tailed)
.205 .209
Mean Difference
6.235 6.235
Std. Error Difference
4.852 4.858
95% Confidence Interval of the Difference
Lower -3.515 -3.660 Upper 15.986 16.131
276
Lampiran 38
OUT PUT SPSS UJI NORMALITAS NILAI TES AKHIR SISWA
Case Processing Summary
Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Kelas Eksperimen 17 50.0% 17 50.0% 34 100.0%Kelas Kontrol 17 50.0% 17 50.0% 34 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kelas Eksperimen .164 17 .200* .918 17 .139Kelas Kontrol .144 17 .200* .955 17 .544a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
277
Kelas Eksperimen
278
Kelas Kontrol
279
Lampiran 39
OUT PUT SPSS UJI T-TEST NILAI TES AKHIR SISWA
Group Statistics
Kelas N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai Posttest Eksperimen 17 77.65 13.716 3.327 Kontrol 34 65.53 18.814 3.227
Independent Samples Test
Nilai Posttest
Equal variances assumed
Equal variances not
assumed Levene's Test for Equality of Variances
F 3.678 Sig. .061
t-test for Equality of Means
t 2.356 2.615 df 49 42.170 Sig. (2-tailed) .023 .012 Mean Difference
12.118 12.118
Std. Error Difference
5.143 4.634
95% Confidence Interval of the Difference
Lower 1.782 2.766 Upper 22.453 21.469
280
Lampiran 40
HASIL PENGHITUNGAN UJI T NILAI TES AKHIR SISWA DENGAN PIHAK KANAN SECARA MANUAL
Diketahui:
n1 = 19 s1 = 13,72
n2 = 34 s2 = 16,49
= 77,65
2 = 68,35
Jawaban:
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t =
t = 2,114
281
Hasil penghitungan secara manual diperoleh nilai thitung sebesar 2,114,
sedangkan untuk menentukan ttabel yaitu dengan mencari nilai signifikasi pada
tabel t dengan = 0,05, sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,677. Berdasarkan
Karena thitung > ttabel (2,114 > 1,677), maka Ho ditolak. Jadi, rata-rata nilai hasil
belajar siswa kelas III yang pembelajarannya menerapkan pendekatan Realistic
Mathematics Education lebih baik daripada yang menerapkan model
konvensional.
282
Lampiran 41
Dokumentasi Foto Pelaksanaan Penelitian
1. Kelas Eksperimen
Guru memberikan apersepsi
Siswa menyelesaikan masalah kontekstual Siswa membandingkan dan mendiskusikan jawaban
Guru menyajikan masalah kontekstual
Siswa mengerjakan soal evaluasi
283
2. Kelas Kontrol
Guru memaparkan materi pelajaran
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Siswa mengerjakan LKS
Guru menyiapkan kondisi fisik dan psikiss siswa
Guru memberikan apersepsi
284
Lampiran 42
285
Lampiran 43
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN
UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 1 Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
SURAT KETERANGAN Nomor: 420.2/DT1/V/2013
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Suratinah, S.Pd.
NIP : 196107021982012011
Jabatan : Plt. Kepala Sekolah
Satuan Kerja : SD Negeri Debong Tengah 1
Menerangkan bahwa:
Nama : Indah Isdianti
NIM : 1401409147
Jurusan : S1 PGSD FIP UNNES
Telah melakukan penelitian tanggal 29 April – 27 Mei 2013
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Tegal, 3 Juli 2013
Plt. Kepala Sekolah
Suratinah, S. Pd.
NIP. 196107021982012011
286
PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS PENDIDIKAN
UPPD KECAMATAN TEGAL SELATAN SEKOLAH DASAR NEGERI DEBONG TENGAH 3
Jl. Teuku Umar No 1 Tegal
SURAT KETERANGAN Nomor: 420.2/DT3/V/2013
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Suratinah, S.Pd
NIP : 196107021982012011
Jabatan : Plt. Kepala Sekolah
Satuan Kerja : SD Negeri Debong Tengah 3
Menerangkan bahwa:
Nama : Indah Isdianti
NIM : 1401409147
Jurusan : S1 PGSD FIP UNNES
Telah melakukan penelitian tanggal 29 April – 27 Mei 2013
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Tegal, 3 Juli 2013
Plt. Kepala Sekolah
Suratinah, S. Pd.
NIP. 196107021982012011
287
DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Nyimas dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Anggoro, M. Toha. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Doyin, Mukh dan Wagiran. 2011. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Garii, Barbara dan Lillian Okumu. 2008. Mathematics and the World: What do
Teachers Recognize as Mathematics in Real World Practice. TMME. 2/3: 291-2. Available at http://findpdf.net/reader/Mathematics-and-the-World-What-do-Teachers-Recognize-as.html [accessed 21/01/13].
Prima. Hariwijaya. 2009. Meningkatkan Kecerdasan Matematika. Yogyakarta: Tugu. Heruman. (Ed.) 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.
Bandung: ROSDA. Kwon, Oh Nam. tt. Conceptualizing the Realistic Mathematics Education in the
Teaching and Learning of Ordinary Differential Equations. Available at http://findpdf.net/documents/jurnal-international-realistic-mathematics-education.html [accessed 20/01/13].
Marpaung, Y. 2010. Karakteritik PMRI (Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia). Available at p4mriusd.blogspot.com/2010/04/karakteritik-pmri-pendidikan-matematika27.html [accessed 19/01/13].
Masitoch, Nurul dkk. (Ed.) 2009. Gemar Matematika untuk SD dan MI Kelas III.
Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Muhsetyo, Gatot dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas
Terbuka. Nurhasanah, Laila. 2011. Seri Matematika untuk Anak-anak: Mengenal Ukuran.
Bandung: Graha Bandung Kencana. Prabawanto, dkk. 2008. Pendidikan Matematika II. Bandung: UPI Press.
288
Riduwan. 2011. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press. Sari, Vita Permata. 2012. Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Matematika
Realistik terhadap Hasil Belajar Matematika Bangun Ruang pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Salatiga 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Universitas Kristen Satya Wacana.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sumiati dan Asra. 2011. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Supinah. (Ed.) 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan
Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Supinah dan Agus D.W. (Ed.) 2009. Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah
Dasar. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika.