HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DALAM ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/12/1/HELSIKA JUNILIYANTI.pdf · 2018. 8. 26. · Tujuan Penelitian:
Post on 19-Nov-2020
5 Views
Preview:
Transcript
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDAI KOTA KENDARI TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Syarat Dalam Meyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
HELSIKA JUNILIYANTI P00312016119
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV
2017
2
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDAI KOTA KENDARI TAHUN 2017
Disusun dan diajukan oleh :
HELSIKA JUNILIYANTI P00312016119
Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan Prodi D-iIV Kebidanan yang
dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2017.
TIM PENGUJI
1. Hendra Yulita, SKM.,M.PH (...................................... )
2. Sultina Sarita, SKM., M.Kes (…………………………….)
3. Hasmia Naningsi, SST.,M.Keb (………………………….....)
4. Hj.Nurnasari, SKM.,M.Kes (………………………….....)
5. Hj.Syahrianti, S.Si.T.,M.Kes (………………………….....)
.
Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
Sultina Sarita, SKM.,M.Kes NIP. 196806021992032003
3
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
1. Nama : Helsika Juniliyanti
2. Tempat Tanggal Lahir : Kendari, 29 Juni 1991
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Palopo / Indonesia
6. Alamat : Jl. Laute 4 no. 15
B. Riwayat Pendidikan
1. TK Dian Eka Wati, tamat Tahun 1997.
2. SD Negeri 10 Mandonga, tamat Tahun 2003.
3. SMP Negeri 9 Kendari , tamat Tahun 2006.
4. SMA Negeri 9 Kendari, tamat Tahun 2009.
5. D-III Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kendari, tamat Tahun 2012.
6. D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kendari, masuk
tahun 2016 hingga sekarang.
4
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDAI KOTA KENDARI TAHUN 2017
Helsika Jiniliyanti1 H. Nurnasari2 Hj. Syahrianti3
Latar belakang: Anemia pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan
yang merupakan factor kematian utama ibi di Indonesia.
Tujuan Penelitian: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dan sikap ibu tentang anemia dengan kejadian anemia dalam kehamilan di wilayah kerja
puskesmas kandai Kota kendari tahun 2017.
Metode penelitian: desain p[enelitian yang digunakan ialah analitik dengan rancangan
cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu hamil di Puskesmas Kandai Kota Kendari
yang berjumlah 46 orang. Instrument pengumpuloan data berupa kuesioner mengenai
pengetahuan dan kejadian anemia dalam kehamilan. Data dianalisiss dengan uji Chi
Square.
Hasil penelitian: hasil penelitian menunjukan ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu
tentang anemia dengan kejadian anemia dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas
kandai Kota kendari tahun 2017. (p=0,001; X2=13,679). Ada hubungan sikap ibu tentang
anemia dengan kejadian anemia dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas kandai
Kota kendari tahun 2017. (p=0,008; X2: 7,086).
Kesimpulan: Ada hubungan pengetahuan ibu tentang anemia dengan kejadian anemia
dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas kandai Kota kendari tahun 2017. Ada
hubungan sikap ibu tentang anemia dengan kejadian anemia dalam kehamilan di
wilayah kerja puskesmas kandai Kota kendari tahun 2017.
Kata kunci: pengetahuan, sikap, anemia
1 Mahasiswa Prod D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari
2 Dosen Jurusan Kebudanan Poltekkes Kendari
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta kasih
sayang-Nya sehingga atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Anemia Dengan
Kejadian Anemia Dalam Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Kota
Kendari Tahun 2017”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa begitu banyak kesulitan dan
hambatan yang ditemukan, namun penulis tetap berusaha. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi, bahasa,
maupun materi yang ada didalamnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada ibu Hj.Nurnasari, SKM.,M.Kes selaku pembimbing I dan ibu
Hj.Syahrianti,S.Si.T.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini pula penulis tak lupa menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Askrening,SKM,M.Kes selaku direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita,SKM,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kendari.
6
3. Ibu Melania Asi,SST,M.Kes selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kendari.
4. dr. Sunarni selaku Kepala Puskesmas Kandai Kota Kendari.
5. Ibu Hendra Yulita, SKM, MPH, selaku penguji 1, Ibu Sultina Sarita, SKM,
M.Kes selaku penguji 2, Ibu Hasmia Naningsi, SST,M.Keb selaku penguji 3
daqlam skripsi ini.
6. Seluruh dosen pengajar serta staf di lingkungan Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kendari yang telah banyak membimbing selama penulis mengikuti proses
belajar di bangku kuliah.
7. Teristimewa kepada ayahku ( Kasrang Inmar) dan ibuku (Hj. Haliang
Makuling), Ka Helfika Afriyanti Roslina,Sp dan Ka Helmika Desfriyanty yang
selalu sabar dalam memberikan do’a, mendidik, mengasuh, memberikan
dukungan moril maupun materil yang tak terhingga selama penulis menjalani
pendidikan. dan membentuk penulis menjadi sosok yang kuat dan tegar
sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Terima
kasih atas segala pengorbanan, kasih sayang yang tulus serta doa restu yang
senantiasa diberikan kepada penulis.
8. Zhafira Zahra Salsabila, Daffa Abdillah firdaus, Afwa Rayya
Ma’rifah,terimakasi telah menjadi malaikat-malaika kecilku yang selalu
memberi semangat kepada penulis.
9. Sahabatku tersayang Windayanti, Am.Keb dan Nurliati Harna, Am.Keb terima
kasih atas dukungan dan selalu ada disamping penulis.
7
10. seluruh mahasiswa D-IV kebidanan alih jenjang angkatan 2006 yang
senasib dan seperjuangan. Semoga kebersamaan ini dapat menjadi awal
yang baik untuk kita melangkah dan segenap pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Atas segala bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan yang telah diberikan. Dan
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Kendari, Desember 2017
penulis
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….....
ABSTRAK……………………………………………………………......
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR......................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 7
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 6
B. Landasan Teori.......................................................................... 27
C. Kerangka Teori.......................................................................... 29
D. Kerangka Konsep...................................................................... 30
E. Hipotesis Penelitian................................................................... 30
9
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 31
A. Jenis Penelitian......................................................................... 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 32
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 32
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................. 33
E. Definisi Operasional.................................................................. 33
F. Instrumen Penelitian.................................................................. 35
G. Alur Penelitian........................................................................... 36
H. Analisis Data…………………………………..
I. Etika Penelitian..……………………………………………………
37
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 42
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 42
B. Pembahasan ............................................................................ 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 56
A. Kesimpulan .............................................................................. 57
B. Saran ....................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kemartian Ibu (AKI) meruapakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Sampai saat ini tingginya angka
kematian di Indonesia merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang
kesehatan, disamping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan.
Salah satu factor resiko tingginya angka kematian ibu dalam melahirkan
11
adalah anemia dalam kehamilan. Anemia pada ibu hamil menjadi penyebab
utama terjadinya perdarahan yang merupakan factor kematian utama ibu di
Indonesia (Depkes RI,2005).
Angka kematian ibu hamil akibat anemia di Indonesia adalah 70% atau
7 dari 10 ibu hamil (Admin, 2008). Tingginya anemia pada bumil dapat
mencerminkan ketidakmampuan sosial ekonomi keluarga atau seluruh
komponen bangsa karena nilai gizi tidak memenuhi syarat kesehatan
(Manuaba, 2007).
World Health Organization(WHO) mengatakan 40% kematian ibu
dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan
kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Badan
Kesehatan Dunia melaporkan bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi
besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan
usia kehamilan. Hasil persalinan pada wanita hamil yang menderita anemia
defisiensi besi adalah 12-28% angka kematian janin, 30% kematian perinatal,
dan 7-10% angka kematian neonatal (Siti Misaroh, 2015).
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kekurangan zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan anemia pada
kunjungan pertama kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada
saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan
lanjutannya. Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan tubuh pada diri dan janinnya. Kekurangan zat besi mengakibatkan
12
kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi sebagai salah satu unsur
pembentuknya. Hemoglobin berfungsi sebagai pangkat oksigen yang sangat
dibutuhkan untuk metabolisme sel (Ari Sulistyawati, 2011).
Seorang ibu hamil sebaiknya memiliki pengetahuan tentang segala hal
yang menyangkut dengan kehamilannya untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan selama masa kehamilannya. Tetapi hal ini juga harus mendapat
dukungan dan peran serta yang aktif dari keluarga ibu hamil. Sebab dalam
kesehariannya keluargalah yang sangat berperan dalam melakukan
perawatan dan pengawasan kepada ibu hamil jika berada dirumah. Sehingga
apabila ditemukan masalah-masalah kesehatan pada ibu hamil diharapkan
keluarga dapat melakukan tindakan yang tepat dan benar yaitu dengan
membawa ibu hamil di pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pertolongan guna mencegah kesakitan maupun kematian
maternal.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2013, AKI (Angka Kematian Ibu) yang berkaitandengan kehamilan, persalinan,
dan nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.Angka ini masih cukup
tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Kawasan ASEAN
(Profil Kesehatan Indonesia, 2014).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) di Indonesia tahun
2013 terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb
kurang dari 11,0 gram/dl dengan proporsi yang hampir sama antara di
kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%).Tantangan yang dihadapi
13
oleh pemerintah Indonesia adalah bagaimana menurunkan proporsi anemia
pada ibu hamil(Rikesdas, 2016).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2014 sebanyak 65 kematian dan
kembali meningkat pada tahun 2015 sebanyak 67 kematian dari 55.606
kelahiran hidup atau 131 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk Kota
Kendari tahun 2015, angka kematian ibu di Kota Kendari masih tinggi yaitu
sebanyak 8 kematian dari 7029 kelahiran hidup (Profil Dinkes Sultra, 2015).
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Kandai di peroleh data
ibu hamil sebanyak 364 orang dan sekitar 15% atau 54 oarang yang
mengalami anemia pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 dari 401 orang ibu
hamil terdapat 62 orang (15,46%) (Profil Puskesmas Kandai, 2016). Hasil
wawancara pada ibu hamil diperoleh data bahwa 6 ibu hamil memiliki
pengetahuan yang kurang tentang anemia dan 5 ibu hamil yang memiliki sikap
yang tidak mendukung tentang anemia. Berdasarkan data yang telah
dikemukakan dita penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
“Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan anemia pada ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kandai”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang ingin peneliti teliti adalah
“Apakah ada Hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang anemia dengan
14
kejadian anemia dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kandai Kota
Kendari Tahun 2017”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang anemia
dengan kejadian anemia dalam kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
Kandai Kota Kendari Tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan tentang anemia di wilayah kerja
puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2017.
b. Untuk mengetahui sikap ibu tentang anemia di wilayah kerja
puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2017.
c. Untuk mengetahui kejadian dalam kehamilan di wilayah kerja
puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2017.
d. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang anemia dengan
kejadian anemia dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas Kandai
Kota Kendari Tahun 2017.
e. Untuk menganalisis hubungan sikap tentang anemia dengan kejadian
anemia dalam kehamilan di wilayah kerja puskesmas Kandai Kota
Kendari Tahun 2017.
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Ibu Hamil
15
Untuk menambah wawasan ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan.
2. Manfaat Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi tentang
anemia dalam kehamilan.
3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penetilian kepustakaan yang sudah peneliti lakukan, hasil
penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan adalah :
1. Lindung Purbadewi dan Yuliana Noor Setiawati Ulvie (2013), dengan judul
penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Induk Moyudan
Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik dengan uji chi square ,dengan pendekatan cross
sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel bebabs penelitian
dan lokasi temp[at penelitian.
2. Erna Kusuma Wati dan Setiyowati Rahardjo (2003), dengan judul
penelitian “Hubungan Pengetahuan,Sikap,dan Perilaku mengenai Zat Besi
Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Jatilawang
Kabupaten Banyumas”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan cross sectional study. Sampel ditentukan dengan teknik
16
Systematic Random Sampling. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu
pada variabel bebas penelitian,teknik pengambiloan sampel,dan tempat
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
a. Pengertian Anemia Pada Ibu Hamil
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uterin mulai konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
kehamilan normal adalah 280 hari (40 mingggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Romauli Suryati, 2011).
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan (trimester) yaitu :
1) Kehamilan triwulan I antara 0 – 12 minggu.
2) Kehamilan triwulan II antara 12 – 28 minggu.
3) Kehamilan triwulan II antara 28 – 40 minggu.
Adapun tanda-tanda yang menyertai kehamilan yaitu :
a) Amenorhea.
b) Perubahan pada payudara.
c) Mual dan muntah.
17
d) Sering kencing.
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-oragan vital pada Ibu dan janin menjadi
berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi
hemoglobin kurang dari 10,5 sampai 11,0 g/dl. Rendahnya kapasitas
darah untuk membawa oksigen memicu kompensasi tubuh dengan
memacu jantung meningkatkan curah jantung. jantung yang terus
menerus dipacu bekerja keras dapat mengakibatkan gagal jantung dan
komplikasi lain seperti preekslamsia.
Anemia sering terjadi pada Ibu hamil, angka kejadian kira-kira 20
sampai dengan 60 %, inssiden ini bervariasi tergantung pada lokasi
geografis, keadaan sosial ekonomi. Pada Ibu hamil jenis anemia yang
sering terjadi akibat defisiensi zat besi (80%), defisiensi asam folat dan
anemia sel sabit.
Klasifikasi derajat anemia yang umum dipakai adalah sebagai
berikut (Manuaba, 2007) :
(1). Normal : Hb 11 gr/dl.
(2). Anemia ringan : Hb 9-10 gr/dl.
(2). Anemia sedang : Hb 7-9 gr/dl.
(3). Anemia berat : Hb < 7 gr/dl.
18
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
Hemoglobin dibawah 11 g% pada trimester I dan III dan kadar <
10,5g% pada trimester II (Saifuddin, 2006). Anemia dakam kehamilan
merupakan salah satu penyebab potensial morbiditas dan mortalitas ibu
dan anak (Romauli Suryati, 2011).
b. Jenis-jenis makanan yang mengandung zat besi
Keanekaragaman konsumsi makanan sangat dibutuhkan untuk
menunjang ketersediaan zat besi dalam tubuh. Berbagai macam jenis
vitamin seperti vitamin A, Vitamin C, Zinc, asam folat serta berbagai
macam jenis protei hewani mampu menbantu proses penyerapan zat
besi dalam tubuh. Kita dapat dengan mudah mengetahui makanan
sumber zat besi karena biasanya makanan sumber zat besi adalah juga
makanan sumber vitamin A.
Beberapa jenis makanan sumber zat besi dibedakan menjadi 2
macam, yaitu makanan sumber zat besi yang berasal dari hewan
(hewani) dan makanan sumber zat besi yang berasal dari sayur dan
buah-buahan (nabati). Untuk produk hewani, sumber zat besi yang baik
yaitu daging merah, daging unggas, hati (ayam/sapi), telur, ikan tuna,
sarden serta jenis kerang-kerangan. Sedangkan untuk sumber zat besi
yang berasal dari sayuran dan buah-buahan antara lain bayam, brokoli,
tahu, kedelai, sereal, kentang sera berbagai buah-buahan yang
dikeringkan (kismis, apricot, prune).
c. Jenis – Jenis Anemia
19
1) Anemia Zat Besi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering terjadi adalah anemia
akibat kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi pada masa
kehamilan disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi
dalam makanan, gangguan reabsorbsi dan penggunaan terlalu
banyak zat besi (Wiknjosastro, 2007).
2) Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik kejadian sekitar 29,00% dalam kehamilan
disebabkan karena defisiensi asam folat (Wiknjosastro, 2007).
3) Anemia Hipoplastik
Anemia pada wanita hamil kejadian sekitar 29,00% yang
disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel
darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti
kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan. (Wikjosastro,
2007)
4) Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan karena peghancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat yaitu penyakit malaria.
d. Penatalaksanaan Anemia Kehamilan
Pencegahan dan terapi anemia pada kehamilan berdasarkan
klasifikasi anemia sebagai berikut :
1) Anemia zat besi bagi wanita hamil
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak
20
hamil. Oleh karena itu untuk meningkatkan persediaan zat besi
selama kehamilan, semua ibu harus minum tablet penambah
darah. Kebutuhan suplemen zat besi pada ibu hamil menurut
hilman etd (1999) dalam soejordan (2004) 65 mg perhari sejak
umur kehamilan 20 mg (Syafrudin dkk, 2011). Pada kehamilan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel
darah merah dan membentuk sel darah merah janin dalam
plasenta.
2) Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabakan karena defisiensi asam folat
dan juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin)
(saifuddin,2009).
Pencegahannya adalah apabila pemberian zat besi tidak berhasil
maka ditambah dengan asam folat. Adapun terapinya adalah asam
folat 15 – 30 mg/hari, vtamin B12 1,25 mg/hari. sulfas ferrosus 500
mg/ghari, pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat
sehingga dapat diberikan transusi darah (Wiknjosastro, 2007)
3) Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik terjadi karena sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah merah baru. Penyebabnya belum diketahui,
kecuali yang disebabkan oleh infeksi berat (sepsis), keracuna dan
sinar rontgen atau sinar radiasi (Hoffbrand, 2005).
21
Dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan adalah
transfusi darah (Wiknjosastro, 2007)
4) Anemia Hemolitik
Anemia hemotolik disebabkan penghacuran/pemecahan sel
darah merah lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utamanya
adalah kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan,
sertyaha gejala komplikasi pada organ-organ vital (Wiknjosastro,
2007).
Pengobatannya dilakukan dengan transfusi darah (Wiknjosastro,
2007)
2. Tinjauan Pengetahauan dan Sikap Ibu Terhadap Anemia Pada Ibu
Hamil
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera seseorang yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Berdasarkan pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan indrawi. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali
22
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan
pengalaman dan pengalaman indrawi dikenal sebagai pengetahuan
empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini biasa
didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang
dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut
juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang
dapat melukiskan dan menggambarkan ciri, sifat dan gejala yang ada
pada objek empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi
manusia yang terjadi berulang kali. Ada pula pengetahuan yang
didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai
rasionalisme lebih menekankan pada pengalaman.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda. Dimana untuk mengukur suatu
pengetahuan dapat dilakukan dengan teknik wawancara atau pengisian
angket yang memuat isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian
atau responden. Tingkatan kedalaman pengetahuan yang ingin diukur
disesuaikan dengan tingkatan domain kognitif.
Pengetahuan yang mencakup didalamnya domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan, yakni :
1) Tahu (know)
23
Tahu diartikan sebagai pengingat status materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagia suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Applikasi (application)
Applikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya)
4) Analisis (analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sana lain.
5) Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagain didalam status bentuk keseluruhan
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
pemikiran terhadap status materi atau obyek. (Notoatmodjo,2010)
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
1) Pengalaman
24
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,
baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut
dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila
berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila
gagal tidak akan mengulangi cara itu.
2. Pendidikan
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan.
3. Kepercayaan
Adalah sikap untuk menerima suatu pertanyaan atau pendirian tanpa
menunjukan sikap pro anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang
tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu
berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih
dahulu. Kepercayaan berkembang dalam masyarakat yang
mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama. Kepercayaan dapat
tumbuh bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama.
Pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia, akan
berpengaruh terhadap sikap ibu hamil tentang pelaksanaan program
25
pencegahan anemia. Sikap tersebut dapat berupa tanggapan setuju
atau tidak setuju terhadap penerimaan tablet besi, berhubungan pula
terhadap tindakan ibu dalam upaya pencegahan anemia. Salah satu
faktor masih tingginya angka kejadian anemia adalah kurangnya
pengetahuan tentang anemia, kurangnya pengetahuan disini adalah
ketidaktahuan akan tanda-tanda dan gejala dan dampak yang timbul
oleh anemia, akibatnya kalaupun individu tersebut terkena anemia ia
tidak merasa “sakit“ (Nursalam, 2015).
c. Pengertian Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau
peristiwa. Hal ini mencerminkan seseorang terhadap sesuatu.
Keyakinan bahwa “diskriminasi itu salah” merupakan sebuah
pernyataan evaluatif. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari
sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari
sebuah sikap komponen afektifnya. Perasaan adalah segmen
emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam
pernyataan seperti “saya tidak menyukai John karena ia
mendiskriminasi orang-orang minoritas.” Akhirnya, perasaan bisa
menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah
sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara
tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Sikap mempunyai tiga
komponen utama yaitu : kesadaran, perasaan, dan perilaku.
26
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Soekidjo Notoatmodjo,
2003). Sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif
maupun negative dalam hubungannya dengan objek–objek psikologis
(Saifudin Azwar, 2012).
Sikap juga dapat diartikan sebagai kecenderungan yang relatif
stabil, dimiliki seseorang dalam bereaksi (baik reaksi positif maupun
negatif) terhadap dirinya sendiri, orang lain, benda, situasi atau kondisi
sekitarnya. Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang dipersepsikan
sebagai suatu hak yang baik (positif) maupun tidak baik
(negatif),kemudian diinternalisasikan ke dalam dirinya (Saifudin Azwar,
2012).
d. Komponen sikap
Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang,
yaitu:
1) Komponen kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal–hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap
objek sikap.
2) Komponen afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan
rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang
27
merupakan hal positif dan rasa tidak senang merupakan hal negatif.
Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positf dan negatif.
3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi
terhadap sesuatu dengan cara tertentu (Saifudin Azwar, 2012).
e. Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari beberapa tingkatan (Soekidjo Notoatmodjo,
2010) :
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
f. Sifat sikap
28
Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersifat negatif
(Saifudin Azwar, 2005).
1) Sikap positif ibu hamil dalam mencegah anemia ditunjukkan dengan
teratur memeriksakan kehamilan atau memperhatikan tanda dan
gejala anemia, mempergunakan dan melindungi tubuh sendiri secara
efektif disertai dengan rasa kepuasan personal, percaya diri
(Mappiare, 1999).
2) Sikap negatif ibu hamil dalam mencegah anemia ditunjukkan dengan
tidak mau memeriksakan kehamilannya, tidak memperhatikan tanda
dan gejala anemia yang muncul (Soemadi Suryobroto, 2000).
3. Hubungan Variabel Bebas Dengan Variabel Tertikat
Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkat pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif, yaitu :
a. Tahu ( Know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami ( Comprehention )
29
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar teentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjeaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi ( Application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi ini
dartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis ( Analysys )
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti
sebagainya. Analisa merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,
memisahkan dan sebagainya.
e. Sintesa ( Syntesis )
Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan
30
kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi
baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun,
dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan
terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
criteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isis materi
yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responder kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita lihat sesuai dengan
tingkatan-tingkatan diatas.
Untuk pengukuran pengetahuan terhadap seseorang yaitu
dengan menggunakan pertanyaan baik lisan maupun tulisan. Adapun
pertanyaan (test) yang dapat digunakan untuk pengetahuan secara
umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
Pertanyaan subjektif, misalnya pertanyaan essay pertanyaan
objektif, misalnya pertanyaan pilihan ganda (multiple choice), benar
salah dan pertanyaan menjodohkan.
31
Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektifkarena penilaian
untuk pertanyaan ini melibatkan factor subjektif dari penilaian, sehingga
nilainya akan berbeda dari seseorang yang satu dibandingkan yang lain
dan dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertanyaan pilihan ganda, benar
salah, menjodohkan disebut pertanyaan objektif Karen pertanyaan-
pertanyaan dapat dinilai secara pasti untuk penilaiannya tanpa melihat
factor subjektivitas dari penilai.
Dari kedua jenis pertanyaan tersebut, pertanyaan objektif
khususnya pertanyaan pilihan ganda lebih disukai untuk dijadikan
sebagai alat ukur dalam pengukuran pengetahuan karena lebih mudah
disesuaikan dengan pengetahuan yang akan diukur dan lebih cepat
dinilai.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden dalam pengetahuan yang kita ketahui
atau kita ukur disesuaikan dengan tingkatannya.
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu
perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik. Kehamilan
mengandung kehidupan ibu maupun janin. Kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
32
Dalam Sistem reproduksi uterus akan membesar pada bulan-
bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang
kadarnya meningkat. Berat uterus itu normal lebih kurang 30 gram.
Pada akhir kehamilan (40 minggu), berat uterus itu menjadi 1.000 gram.
Perubahan uterus adalah sebagai berikut: pada minggu ke-16 dari luar,
fundus uteri kira-kira terletak diantara setengah jarak pusat ke simfisis,
pada minggu ke-20 fundus uteri terletak kira-kira dipinggir bawah pusat,
pada minggu ke-24 fundus uteri berada tepat dipinggir atas pusat, pada
minggu ke-28 fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat atau
sepertiga jarak antara pusat ke prosessus xifodeus, pada minggu ke-39
fundus uteri terletik diantara setengah jarak pusat dari prosessus
xifodeus, pada minggu ke-36 fundus uteri terletak kira-kira 1 jari
dibawah prosessus xifodeus, pada minggu ke-40 fundus uteri turun
kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prosessus xifodeus. Hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk
ke dalam rongga panggul.
Vagina, terjadi pembuluh darah vagina bertambah, hingga warna
selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick), kekenyalan ( elastis).
Vagina bertambah artinya daya direnggang bertambah, sebagai
persiapan persalinan.
Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah
lebih banyak dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam
pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur hamil
33
32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25%
sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20% . Pada
kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan oksigen (O2). Disamping itu juga terjadi desakan
diafragma, karena dorongan rahim yang membesar pada umur
kehamilan 32 minggu. Pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung
meningkat, dapat menyebabkan terjadinya mual dan sakit atau pusing
kepala pada pagi hari, yang disebut morning sickness, muntah yang
disebut emesis gravidarum, sedangkan muntah yang berlebihan
sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiper emisis
progesteron juga menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat
menyebabkan obstipasi. Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen
dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophone stimulating
hormone lobus anterior dan pengaruh kelenjar supranelis
hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba,
aerola papilla mamae, pada pipi (Cloasma gravidarum).
Kehamilan dibagi dalam 3 bagian :
1) Kehamilan triwulan pertama : 0-12 minggu
2) Kehamilan triwulan ke dua : 12-28 minggu
3) Kehamilan triwulan ke tiga 28-40 minggu
Dalam triwulan pertama alat-alat dibentuk, triwulan ke dua alat-
alat telah terbentuk tetapi belum sempurna, trimester terakhir telah
viable (telah hidup). Bila hasil konsepsi dikeluarkan pada kehamilan di
34
bawah 20 minggu disebut abortus (keguguran). Dan bila terjadi 36
minggu disebut partus prematurus.
Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan yaitu Asam folat.
Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama kehamilan
melindungi dari gangguan saraf pada janin (anensefali, spina bifida).
Wanita hamil disarankan mengkonsumsi asam folat 400 μg/hari selama
12 minggu kehamilan karena kebutuhan asam folat tidak dapat
dipenuhi hanya dari makanan. Kemudian Zat besi. Zat besi adalah
komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut oksigen di
dalam darah. Selama kehamilan, suplai darah meningkat untuk
memberikan nutrisi ke janin.
Kecukupan akan zat besi tidak hanya dilihat dari konsumsi
makanan sumber zat besi tetapi juga tergantung variasi
penyerapannya. Yang membentuk 90% Fe pada makanan non daging
(seperti biji-bijian, sayur, telur, buah) tidak mudah diserap tubuh.
Kebutuhan akan Fe meningkat selama kehamilan untuk memenuhi
kebutuhan ibu, janin, dan plasenta serta untuk menggatikan kehilangan
darah saat persalinan. Bagi ibu yang sering mengalami kehamilan
(multiparitas), kehamilan kembar, riwayat anemia maupun perdarahan
pada kehamilan sebelumnya membutuhkan pemenuhan zat besi yang
lebih banyak.
B. Landasan Teori
35
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman yang
berasal dari berbagai macam sumber. Pengetahuan ini membentuk
keyakinan tertentu sehingga seseorang berprilaku sesuai dengan keyakinan
tersebut. Pendidikan baik formal maupun informal dapat meningkatkan
pengetahuan tentang gizi, namun kenyataannya tidak demikian. Demikian
juga kesadaran akan pengetahuan gizi tidak selalu meningkat seiring
tingginya tingkat pendidikan. Perilaku makan atau pola kebiasaan makan
yang positif saat diperlukan dalam menanggulangi anemia. Ketidaktahuan
masalah pangan dalam hubungannya dengan gizi merupakan penyebab yang
biasanya terjadi. Pengolahan pangan yang kurang tepat dapat menyebabkan
terjadinya kehilangan zat gizi sehingga m,akanan yang dikonsumsi tidak
dapat menyediakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh (Notoatmodjo. 2010).
Sikap merupaka reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu objek, tidak dapat dilihat secara langsung sehingga sikap
dapat ditafsirkan dari perilaku yang Nampak (Notoatmodo, 2010)
Manusia tidak dilahirkan dengan sikap pandangan atau persaan
tertentu, tetapi sikap tidak dibentuk sepanjang perkembangan. Sikap
seseorang dengan keadaan mudah terpengaruh untuk memberikan
36
tanggapan terhadap rangsangan lingkungan yang dapat memulai atau
membimbing tiungkah laku orang tersebut. Sikap memiliki tingkat kedalaman
yang berbeda-beda (senang,benci,agak benci,sedih), bias mempengaruhu
bterjadinya anemia. Sikap senang atau tidak senang dengan makanan bias
mempengaruhi tyerjadinya anemia dan kurang suka dengan makanan yang
banyak mengandung zat besi. Makanan yang banyak mengandung zat besi
bias mencegah terjadinya anemia (Sarwono, 2010).
C. Kerangka Teori
Faktor Dasar:
Sosial Ekonomi
Pengetahuan
Pendidikan
Budaya
Anemia Pada Ibu
Hamil
Faktor Tidak Langsung
Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Sikap
Paritas
Umur
37
Gambar 1 : Kerangka Teori Penelitian dimodifikasi Istiarti (2012); Arisman (2014)
D. Skema Kerangka Konsep
Keterangan:
Anemia Pada Ibu Hamil
Pengetahuan
Sikap
Faktor Langsung
Pola Konsumsi Zat Besi
Penyebab Infeksi
Perdarahan
38
Variabel bebas : pengetahuan, sikap
Variabel terikat : anemia dalam kehamilan
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia dalam kehamilan.
2. Ada hubungan sikap dengan kejadian anemia dalam kehamilan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei analitik yaitu suatu
penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah dapat terjadi,
kemudian melakukan analisis hubungan antara factor yang mempengaruhi
dengan factor yang di pengaruhi dengan menggunakan pendekatan cross
sectional study yaitu merupakan suatu penelitian yang mempelajari
hubungan antara factor resiko (independen) dan factor efek (dependen),
dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus
pada waktu yang sama (Agus.2011:28). Rancangan Penelitian Cross
Sectional
Variabel Pengetahuan,Sikap, dan Kejadian Anemia
39
Gambar 2. Skema rancangan penelitian cross sectional
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini di laksanakan pada Bulan April 2017.
2. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kandai Kota Kendari
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang datang
memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kandai pada bulan november
2017 sebanyak 87 orang.
2. Sampel
Pengetahuan Baik Anemia Tidak anemia
Pengetahuan Cukup
Pengetahuan Kurang
Sikap Mendukung
Sikap tidak
mendukung
Anemia Tidak anemia Anemia Tidak anemia Anemia Tidak anemia Anemia Tidak anemia
40
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari sampel ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya pada saat penelitian di Puskesmas Kandai.
Teknik pengambilan dengan menggunakan teknik Accidental Sampling.
Dengan rumus perhitungan sampel menurut Notoatmodjo (2010) sebagai
berikut:
n = )(1 2dN
N
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = nilai presisi = 0,01.
Perhitungan sampel:
n = )(871
872d
n = )01.0).(01,0(871
85
n = 87,1
87
n = 46,52
Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 46 orang
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pengetahuan dan sikap.
41
b. Variabel Terikat
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah anemia pada ibu hamil.
E. Definisi Operasional
3. Anemia pada ibu hamil
a. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin <11 gr/dl pada
masa kehamilan. Dapat diketahui dengan menggunakan pemeriksaan
Haemoglobin (Hb)
b. Kriteia objektif
1) Anemia : apabila Hb >11gr/dl
2) Tidak anemia : apabila Hb < 11 gr/dl (Notoatmodjo, 2010).
c. Skala : Nominal
4. Pengetahuan
a. Pengetahuan adalah kemempuan responden dalam menjawab
pernyataan tentang anemia pada ibu hamil.
b. Kriteria objektif
1) Baik apabila dapat menjawab kuisioner >75%
(jumlah skor pengetahuan >7,5)
2) Cukup apabila dapat menjawab kuisioner 60-75%
(jumlah skor pengetahuan 6-7,5)
3) Kurang apabila skor menjawab kuisioner <60%
(jumlah skor pengetahuan <6) (Notoatmodjo, 2010).
c. Skala ukur : Ordinal
5. Sikap
42
a. Sikap adalah pernyataan, pendapat, atau anggapan responden tentang
anemia pada ibu hamil.
b. Alat ukur :kuisioner yang terdiri dari 10 item pertanyaan dengan
alternatif
c. Kriteria objektif :
1) Mendukung apabila jumlah skor sikap > nilai median dari total skor
sikap.
2) Tidak mendukung, apabila jumlah skor ≤ nilai median dari total skor
sikap. (Notoatmodjo, 2010).
d. Skala ukur : ordinal (Notoatmodjo, 2010).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dapat diartikan sebagai
daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik dimana responden
tinggal memberi jawaban dengan tanda tertentu, sebagai alat pengumpul
data. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, dimana sudah
disediakan jawabannya sehingga responden memilih jawaban yang benar
atau salah. Bila jawaban benar diberikan skor 1 dan bila jawaban salah
diberikan skor 0. Jawaban atas pertanyaan tersebut dijumlahkan kemudian
dikategorikan menggunakan presentase menjadi pengetahuan baik atau
kurang. Sedangkan sikap akan dikategorikan menjadi : sikap setuju jika ≥
median, sikap tidak setuju jika < median.
43
G. Alur Penelitian
Gambar 3. Alur Penelitian
Studi Pengetahuan Tentang
Anemia pada ibu hamil
Perumusan Masalah
Landasan Teori
Kesaimpulan
Perumusan Hipotesis
Pengumpulan Data
Analisis Data
Pengembangan
insturumen
Populasi dan
Sampel
Pengujian
Instrumen
44
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode kuesioner.
Kuesioner akan diberikan kepada responden saat responden datang ke
Puskesmas Kandai. Pertama-tama peneliti memperkenalkan diri terlebih
dahulu dan menmjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Setelah itu,
peneliti meminta kesedian responden untuk berpartisipasi dalam penelitian
dengan mengisi informed consent lalu mempersilahkan ibu untuk mengisi
kuesioner. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
mengumpulkan data pemeriksaan anemia pada ibu hamil yang dilakukan di
Puskesmas Kandai.
H. Analisis Data
Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan
tujuan mengubah data menjadi informasi. Pengolahan data yang dilakukan
dengan menggunakan computer program SPSS (Statistical Package for
Social Science). Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah
yang harus ditempuh (Hidayat, 2009).
1. Editing (Mengedit)
Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan jawaban
kuesioner dan dari penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan
penelitian. Hal ini dilakuakan di lapangan sehingga apabila data yang
meragukan ataupun salah maka akan dijelaskan lagi ke responden.
2. Coding
45
Mengkode data merupakan kegiatan mengklasifikasikan data,
memberi kode untuk masing-masing kelas terhadap data yang diperoleh
dari sumber
data yang telah diperiksa kelengkapannya.
3. Processing (memasukkan data)
Proses memasukkan data penelitian kedalam computer untuk dilakukan
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS (Statistical
Package for Social Science).
4. Scoring (pemberian skor)
Yaitu tahapan yang dilakukan dengan memberikan skor jawaban
responden.
5. Entry (memasukkan data)
Data yang telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam komputer
6. Cleaning (pembersihan data)
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang dimasukkan, bila
terdapat kesalahan dalam memasukkan data yaitu dengan melihat
distribusi frekuensi dari variable-variabel yang diteliti.
7. Melakukan Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan sebagai
berikut :
a. Analisis Univariat
Pada analisis univariat data yang diperoleh dari hasil pengumpulan
data dapat disajikan bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.
46
Analisan univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variable yang diteliti yaitu pengetahuan ibu,
sikap ibu dan anemia pada ibu hamil, khususnya berupa distribusi
frekuensi dan persentase.
Rumus :
P = f
N × 100%
Keterangan :
P : angka bpresentase
f : frekuensi
N : banyaknya responden (Sugiyono, 2013).
b. Analisis Bivariat
Untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan adalah chi
square.
Rumus
Keterangan:
∑ = Jumlah
X = chi kuadrat
fo = Nilai frekuensi yang diobservasi
fe = Nilai frekuensi yang diharapkan
Interpretasi hasil :
𝐗𝟐 =∑(𝐟𝐨 − 𝐟𝐞)𝟐
𝐟𝐞
47
1) Jika 𝑐ℎ𝑖 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒hitung < 𝑐ℎ𝑖 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒tabel, maka hipotesis ditolak.
2) Jika 𝑐ℎ𝑖 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒hitung > 𝑐ℎ𝑖 𝑠𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒tabel, maka hipotesis diterima.
( Sugiyono, 2009).
I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek
penelitian adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar
manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga
penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan
manusia (Hidayat, 2009).
Masalah etika yang harus di perhatikan antara lain sebagai berikut:
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed consent adalah agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan
subyek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
48
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti (Hidayat, 2009).
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Demografi wilayah dan kerja
Keadaan wilayah dan sejarah Puskesmas Kandai meliputi beberapa letak
geografi serta luas wilayah. Sejarah Puskesmas Kandai Kota Kendari merupakan
bangunan atau gedung peninggalan Pemerintah Hindi Belanda yang dididrikan
pada tahun 1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain
sebagai berikut :
a) Dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1927
b) Dilakukan rehabilitas oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942-1945
c) Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945-1960
d) Menjadi RSU Kabupaten Kendari p[ada tahun 1960-1989
e) Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989-2001
f) Menjadi RSU Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001. Bnerdasrkan Perda
Kota Kendari No.17 Tahun 2001
g) Menjadi Puskesmas Kandai pada tanggal 2 Januari 2012
Puskesmas Perawatan Kandai merupakan sebuah puskesmas yang
memiliki 4 wilayah kerja yatu
a) Kelurahan Gunung Jati
50
b) Kelurahan Jati Mekar
c) Kelurahan Kandai
d) Kelurahan Kampung Salo
Dengan luas lahan 3,527 𝑚2. Ada[pun batas-batas wilayahnya adalah :
a) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sanua
b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kendari Caddi
c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Jati Mekar
d) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Kandai pada tahun 2016
Jumlah : 13774 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.399 KK yang
tersebar di kelurahan (Gunung JatiJati mekar, Kampung Salo, Kandai) adalah
sebagai berikut:
a) Kelurahan Gunung Jati jumlah penduduk 4.784 Jiwa, jumlah KK 898
b) Kelurahan Jati Mekar jumlah penduduk 3.440 Jiwa, jumlah KK 335
c) Keluarahan Kandai jumlah pendududk 3.027 Jiwa, jumlah KK 634
d) Kelurahan Kampung Salo jumlah pendududk 2.523 Jiwa, jumlah KK 532.
51
Tabel 1
Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pegawai Negeri Sipil Lingkupo Pemerintahan Kota Kendari
Puskesmas Kandai Tahun 2016
No NAMA GOLONGAN TMT JABATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
dr. H.Hamzah,M.Kes dr. Budimansyah Rihana, AMK Misdar, S.Farm,Apt Akhmad Rifai, A.Mf St.Harniati,S, Str.Keb Muliati,AMG Waode Jumiati Tatarin, S.Kep Rasni Intan, AMKL Wd.Erawati Afu, S.Kep Dalfiani,SKM Karmila, SKM Helmy, AMG Hasnia, SKM Ulfayani, AMG Esa Beatriace, SKM Yanny, S.ST Fitria Mandju, S.Kep,Ns Muh,Rizki, SKM Andi Helsyam Ceci Septiana, AMK Rini Setyaningsih A, Am.Keb Murniati,SKM Munarti
IV / b IV/ a III / d III / d III / d III / d III / d III / d III / c III / c III / c III / c III / b III / b III / b III / b III / a III / a III / a III / a III / a III / a III / a II / d II / d
01/10/2011 01/04/2016 01/03/1986 01/12/2003 01/03/1988 01/03/1989 01/02/1985 10/12/2000 01/10/2013 01/10/2014 01/10/2015 01/04/2016 01/04/2015 01/10/2014 01/04/2015 01/10/2015 01/10/2014 01/10/2014 01/04/2015 01/10/2016 01/10/2015 01/10/2015 01/101/2016 01/10/2014 01/10/2014
Kepala Puskesmas Dokter Madya Perawat Apoteker Asisten Apoteker Bidan Nutrisionis Perawat Sanitarian Perawat Epdemiologi Kes Epidemiologi Kes Nutrisionis Perawat Nutrisionisa Administrasi Kes Penata Labkes Perawat Data dan Laporan Perawat Perawat Bidan Sanitarian Perawat
52
2. Hasil Penelitian
Penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun
2017. Sampel penelitian adalah ibu hamil di Puskesmas Kandai yang berjumlah 46
orang. Setelah data terkumpul, maka data diolah dan dianalisis menggunakan
stata. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan beserta keterangan
penjelasan dari isi tabel. Hasil penelitian terdiri dari analisis univariabel dan
bivariabel.
1. Analisis Univariabel
Analisis univariabel adalah analisis setiap variabel untuk memperoleh
gambaran setiap variabel dalam bentuk distribusi frekuensi. Variabel yang
dianalisis pada analisis univariabel adalah karakteristik responden, pengetahuan,
sikap dan kejadian anemia dalam kehamilan. Hasil analisis univariabel sebagai
berikut:
a. Karakteristik Responden
Karakteristik respondenpada penelitian ini yang dapat disajikan terdiri dari
umur, pekerjaan, pendidikan, graviditas. Karakteristik responden dapat dilihat
pada tabel 2.
53
Tabel 2 Karakteristik Responden
Variabel Jumlah
N %
Umur
<20 tahun 7 15.2
20-35 tahun 39 84.8
Pekerjaan
Bekerja 13 28.3
Tidak bekerja 33 71.7
Pendidikan
Dasar 17 37.0
Menengah 20 43.5
Tinggi 9 19.6
Sumber: Data Primer
Data yang diperoleh tentang karakteristik responden pada penelitian
hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Kandai Kota Kendari pada bulan April tahun 2017 yaitu
sebagian besar ibu hamil berusia 20-35 tahun sebanyak 39 orang (84.8%),
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 33 orang (71.7%), pendidikan terakhir
adalah menengah sebanyak 20 orang (43.5%).
b. Pengetahuan Tentang Anemia Dalam Kehamilan di Puskesmas Kandai
54
Pengetahuan tentang anemia dalam kehamilan adalah kemampuan
responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Pengetahuan tentang anemia dalam
kehamilan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu pengetahuan
baik (skor 76–100%), pengetahuan cukup (skor 56-75%), pengetahuan kurang
(skor <56%). Hasil analisis univariabel mengenai pengetahuan tentang anemia
dalam kehamilan di Puskesmas Kandai dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Distribusi Pengetahuan Tentang Anemia Dalam Kehamilan di Puskesmas Kandai
Pengetahuan Tentang
Anemia Dalam Kehamilan
Jumlah
n %
Baik 20 43.5
Cukup 8 17.4
Kurang 18 39.1
Total 46 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa pengetahuan ibu tentang
anemia dalam kehamilan dalam kategori baik sebanyak 20 orang (43.5%), cukup
sebanyak 8 orang (17.4%), kurang sebanyak 18 orang (39.1%) sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden dalam kategori
pengetahuan baik.
c. Sikap Tentang Anemia Dalam Kehamilan di Puskesmas Kandai
55
Sikap ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan adalah reaksi atau
respon dari responden tentang anemia dalam kehamilan. Sikap dalam penelitian
ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu mendukung dan tidak mendukung.
Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data diperoleh hasil bahwa
dari 46 ibu hamil, terdapat 28 orang (60.9%) ibu hamil yang memiliki sikap
mendukung dan 18 orang (39.1%) ibu hamil yang memiliki sikap tidak
mendukung tentang anemia dalam kehamilan. Hasil penelitian mengenai sikap
ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Distribusi Sikap Tentang Anemia Dalam Kehamilan di Puskesmas Kandai
Sikap Jumlah
N %
Mendukung 28 60.9
Tidak mendukung 18 39.1
Total 46 100
Sumber: Data Primer
Kesimpulan yang diperoleh mengenai sikap tentang anemia dalam
kehamilan adalah sebagian besar sikap ibu hamil memiliki sikap mendukung
tentang anemia dalam kehamilan.
d. Kejadian Anemia Dalam Kehamilan di Puskesmas Kandai
Kejadian anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin <11 gr/dl pada masa kehamilan, dapat diketahui dengan
menggunakan pemeriksaan Haemoglobin (Hb). Kejadian anemia dalam
56
kehamilan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu anemia dan
tidak anemia.
Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data diperoleh hasil bahwa
dari 46 ibu hamil, terdapat 15 orang (32.6%) ibu hamil dengan anemia dan 31
orang (67.4%) ibu hamil yang tidak mengalami anemia dalam kehamilan. Hasil
penelitian mengenai sikap ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Distribusi Kejadian Anemia Dalam Kehamilan di Puskesmas Kandai
Anemia Dalam Kehamilan Jumlah
n %
Anemia 15 32.6
Tidak anemia 31 67.4
Total 46 100
Sumber: Data Primer
Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar ibu hamil tidak
mengalami anemia dalam kehamilan.
2. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis
hubungan dua variabel. Analisis bivariabel bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji yang
digunakan adalah Uji Kai Kuadrat atau Chi Square. Analisis bivariabel pada
57
penelitian ini yaitu analisis pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2017.
a). Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan
dengan kejadian anemia dalam kehamilan di Puskesmas Kandai
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan dengan
kejadian anemia dalam kehamilan di Puskesmas Kandai dapat dilihat pada tabel
6 Dari 15 orang ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 11 orang
(23.9%), pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (6.5%) dan pengetahuan baik
sebanyak 1 orang (2,2%). Dari 31 orang ibu yang tidak anemia yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 7 orang (15,2%), pengetahuan cukup sebanyak 5
orang (10,9%), pengetahuan baik sebanyak 19 orang (41,3%). Berdasarkan nilai
p-value danChi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan pengetahuan
tentang anemia dalam kehamilan dengan kejadian anemia dalam kehamilan
(p=0,001; X2=13.679).
Tabel 6 Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia Dalam Kehamilan Dengan Anemia
Dalam Kehamilan di Puskesmas Kandai
Pengetahuan Tentang Anemia Dalam Kehamilan
Anemia Dalam Kehamilan X2
(p-value) Anemia Tidak anemia
n % N %
Baik 1 2.2 19 41.3 13.679 (0,001) Cukup 3 10.9 5 10.9 Kurang 11 23.9 7 15.2
Sumber: Data Primer
p<0,05, X2tabel: 3,84
Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 5 adalah ada hubungan
pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan dengan kejadian
58
anemia dalam kehamilan di Puskesmas Kandai, dimana semakin baik
pengetahuan ibu hamil maka ibu hamil tidak mengalami anemia dalam
kehamilannya.
b). Hubungan sikap ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan dengan
kejadian anemia dalam kehamilan di Puskesmas Kandai
Hubungan sikap ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan dengan
kejadian anemia dalam kehamilan di Puskesmas Kandai dapat dilihat pada tabel
7. Dari 15 orang ibu hamil dengan anemia yang memiliki sikap yang mendukung
sebanyak 5 orang (10.9%) dan tidak mendukung sebanyak 10 orang (21,7%).
Dari 31 orang ibu yang tidak anemia yang memiliki sikap mendukung sebanyak
23 orang (50.0%) dan sikap tidak mendukung sebanyak 8 orang (17.4%).
Berdasarkan nilai p-value danChi Square diperoleh hasil bahwa ada hubungan
sikap tentang anemia dalam kehamilan dengan kejadian anemia dalam
kehamilan (p=0,008; X2=7.086).
Tabel 7 Hubungan Sikap Tentang Anemia Dalam Kehamilan Dengan Anemia Dalam
Kehamilan di Puskesmas Kandai
Sikap Tentang Anemia Dalam
Kehamilan
Anemia Dalam Kehamilan X2
(p-value) Anemia Tidak anemia
n % N %
Mendukung 5 10.9 23 50.0 7.086 (0,008) Tidak mendukung
10 21.7 8 17.4
Sumber: Data Primer
p<0,05, X2tabel: 3,84
Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 6 adalah ada hubungan sikap ibu
hamil tentang anemia dalam kehamilan dengan kejadian anemia dalam
59
kehamilan di Puskesmas Kandai, dimana ibu hamil yang memiliki sikap yang
mendukung tidak mengalami anemia sedangkan ibu hamil yang memiliki sikap
tidak mendukung akan mengalami anemia.
B. Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data, maka hasil penelitian
tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang anemia dalam
kehamilan dengan kejadian anemia dalam kehamilan di Puskesmas Kandai yaitu
ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang anemia dalam
kehamilan dengan kejadian anemia dalam kehamilan di Puskesmas Kandai.
1. Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia Dalam Kehamilan Dengan
Kejadian Anemia Dalam Kehamilan Di Puskesmas Kandai
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lindung Purbadewi dan
Yuliana Noor Setiawati Ulvie (2013), dengan judul penelitian Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Induk Moyudan Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta yang
menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan anemia dalam
kehamilan. Demikian pula hasil penelitian Erna Kusuma Wati dan Setiyowati
Rahardjo (2013), dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan, Sikap,dan
Perilaku mengenai Zat Besi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas yang menyatakan bahwa ada
hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia dalam kehamilan.
60
Pengetahuan adalah hasil tahu setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan ini melalui panca indera
manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
(Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan melandasi sikap seseorang. Menurut
Notoatmojo (2012) bahwa dasar dari seseorang akan bertindak adalah
pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yang terdiri dari indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian diperoleh melalui penglihatan dan
pendengaran. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,2012).
Pengetahuan atau kognitif adalah faktor yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overtbehavior). Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda
(Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
pendidikan, pekerjaan, umur, pengalaman, kebudayaan dan informasi. Hal ini
juga berlaku dalam kejadian anemia dalam kehamilan. Seorang ibu hamil harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami tentang anemia dalam
kehamilan. Sebagai penunjang seorang ibu juga harus memiliki pengetahuan
umum mengenai kesehatan dan tumbuh kembang janinnya. Dengan
pengetahuan yang cukup nantinya ibu bisa memahami tentang anemia dalam
kehamilan.
61
Semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang anemia, maka ibu tidak akan
mengalami anemia. Menurut Azwar (2013), hal tersebut karena pengetahuan
seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi perilakunya. Perilaku
pencegahan anemia dalam kehamilan tergantung dari pemahaman individu
tentang suatu hal tersebut, sehingga akan mendorong individu melakukan
perilaku tertentu pada saat dibutuhkan.
Pengetahuan dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, pengalaman
melahirkan sebelumnya. Menurut Sulistina (2014) bahwa pendidikan
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
mudah orang tersebut menerima informasi. Pada hasil penelitian diketahui bahwa
sebagian pendidikan ibu hamil adalah SMU, hal berarti pendidikan ibu hamil
masih dalam dalam kategori pendidikan menengah sehingga mempengaruhi
pengetahuan dan sikap yang dimilikinya.
Ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang kurang akan cenderung
mengabaikan kesehatan dan pada akhirnya akan memiliki tindakan yang akan
membahayakan bagi dirinya sendiri. Kurangnya pengetahuan dapat diperparah
dengan kurangnya informasi karena adanya anggapan atau persepsi yang salah
tentang anemia dalam kehamilan dan hal-hal yang menyertainya. Informasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
(Notoatmodjo,2012). Informasi dapat menstimulus seseorang, sumber informasi
dapat diperoleh dari media cetak (surat kabar, leaflet, poster), media elektronik
(televisi, radio, video), keluarga, dan sumber informasi lainnya (Sariyati, 2015).
62
Setelah seseorang memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber informasi
maka akan menimbulkan sikap dan perilaku (Notoatmodjo, 2012).
2. Hubungan Sikap Tentang Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian
Anemia Dalam Kehamilan Di Puskesmas Kandai
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Erna Kusuma Wati dan
Setiyowati Rahardjo (2013), dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan,
Sikap,dan Perilaku mengenai Zat Besi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas yang menyatakan bahwa
ada hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia dalam kehamilan.
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa.
Hal ini mencerminkan seseorang terhadap sesuatu. Keyakinan bahwa
“diskriminasi itu salah” merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini semacam
ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian
yang lebih penting dari sebuah sikap komponen afektifnya. Perasaan adalah
segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam
pernyataan seperti “saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-
orang minoritas.” Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku.
Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk
berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Sikap
mempunyai tiga komponen utama yaitu : kesadaran, perasaan, dan perilaku.
63
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek (Soekidjo Notoatmodjo, 2003). Sikap
sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negative dalam
hubungannya dengan objek–objek psikologis (Azwar, 2012). Sikap juga dapat
diartikan sebagai kecenderungan yang relatif stabil, dimiliki seseorang dalam
bereaksi (baik reaksi positif maupun negatif) terhadap dirinya sendiri, orang lain,
benda, situasi atau kondisi sekitarnya. Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan
yang dipersepsikan sebagai suatu hak yang baik (positif) maupun tidak baik
(negatif), kemudian diinternalisasikan ke dalam dirinya (Azwar, 2012).
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh
individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak
sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam
interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang
satu dengan yang lainnya. Seorang ibu hamil harus memiliki sikap yang
mendukung tentang anemia dalam kehamilan.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana sel darah merah
menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen
untuk kebutuhan organ-oragan vital pada Ibu dan janin menjadi berkurang.
Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang
dari 10,5 sampai 11,0 g/dl. Rendahnya kapasitas darah untuk membawa oksigen
memicu kompensasi tubuh dengan memacu jantung meningkatkan curah
jantung. jantung yang terus menerus dipacu bekerja keras dapat mengakibatkan
gagal jantung dan komplikasi lain seperti preekslamsia.
64
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan
zat besi. Hal ini penting dilakukan pemeriksaan anemia pada kunjungan pertama
kehamilan. Bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama,
masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya. Ibu hamil
memerlukan banyak zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada diri dan
janinnya. Kekurangan zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb),
dimana zat besi sebagai salah satu unsur pembentuknya. Hemoglobin berfungsi
sebagai pangkat oksigen yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme sel
(Sulistyawati, 2011).
Seorang ibu hamil sebaiknya memiliki sikap tentang segala hal yang
menyangkut dengan kehamilannya untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan selama masa kehamilannya. Tetapi hal ini juga harus mendapat
dukungan dan peran serta yang aktif dari keluarga ibu hamil. Sebab dalam
kesehariannya keluargalah yang sangat berperan dalam melakukan perawatan
dan pengawasan kepada ibu hamil jika berada dirumah. Sehingga apabila
ditemukan masalah-masalah kesehatan pada ibu hamil diharapkan keluarga
dapat melakukan tindakan yang tepat dan benar yaitu dengan membawa ibu
hamil di pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan
guna mencegah kesakitan maupun kematian maternal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
65
A. Kesimpulan
1. Sebagai besar ibu pengetahuan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Kandai Kota Kendari Tahun 2017 dalam kategori baik.
2. Sebagian besar sikap ibu hamil memiliki sikap mendukung tentang
anemia dalam kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Kota
Kendari Tahun 2017.
3. Sebagian besar ibu hamil tidak mengalami anemia dalam kehamilan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kandai Kota Kendari Tahun 2017.
4. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang anemia dalam kehamilan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesma
Kandai Kota Kendari Tahun 2017.
5. Ada hubungan sikap ibu tentang anemia dalam kehamilan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesma Kandai Kota
Kendari Tahun 2017.
B. Saran
1. Petugas kesehatan khususnya di Puskesmas diharapkan selalu
menginformasikan kepada ibu hamil tentang anemia dalam kehamilan.
2. Ibu hamil diharapkan selalu mencari informasi tentang anemia dalam
kehamilan dan selalu memeriksakan kehamilannya.
3. Peneliti lain diharapkan dapat meneruskan penelitian ini dengan variabel
berbeda terutama dampak dari anemia dalam kehamilan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Ari Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika. Jakarta.
DinKes Kota Kendari. 2016. Profil Dinas Kesehatan Kota Kendari
DepKes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
DepKes RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar di Indonesia. Jakarta.
67
DinKes Sultra. 2016. Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. Kendari. Erna Kusuma Wati dan Setiyowati Rahardjo 2003.Hubungan Pengetahuan, Sikap,dan Perilaku mengenai Zat Besi Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Gilang Purnamasari. 2016. Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan. Bandung.
Lindung Purbadewi dan Yuliana Noor Setiawati Ulvie 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Induk Moyudan Kabupaten Sleman Kota Yogyakarta.
stiarti, Tinuk. 2010. Menanti Buah Hati. Yogyakarta: Media Persindo.Kautshar.
2013. Jurnal Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di Puskesmas Bara-Baraya. Makasar.
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Penbyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG
Mulyono. 2013. Jurnal Anemia Pada Ibu Hamil dan Hubunganya dengan
Beberapa Faktor Di Kabupaten Oku Sumatra Selatan. Jakarta. Diakses Tanggal 7 April 2017.
Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Proverawaty, A. 2011. Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Romauli Suryati, 2011. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Cetakan I. Yogyakarta : Nuha Medika.
Saifuddin, 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Sarwono Prawirohardjo, dkk. 2002. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: YBP-SP
Siti Maisaroh.2015. Nutrisi Janin Dan Ibu Hamil. Citra Jakarta
68
HASIL ANALISIS
UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
< 20 TAHUN 7 15,2 15,2 15,2
20 - 35 TAHUN 39 84,8 84,8 100,0
Total 46 100,0 100,0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
69
Valid
RENDAH 17 37,0 37,0 37,0
MENENGAH 20 43,5 43,5 80,4
TINGGI 9 19,6 19,6 100,0
Total 46 100,0 100,0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
TIDAK BEKERJA 33 71,7 71,7 71,7
BEKERJA 13 28,3 28,3 100,0
Total 46 100,0 100,0
PENGETAHUAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
KURANG 18 39,1 39,1 39,1
CUKUP 8 17,4 17,4 56,5
BAIK 20 43,5 43,5 100,0
Total 46 100,0 100,0
SIKAP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
TIDAK MENDUKUNG 18 39,1 39,1 39,1
MENDUKUNG 28 60,9 60,9 100,0
Total 46 100,0 100,0
ANEMIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid ANEMIA 15 32,6 32,6 32,6
TIDAK ANEMIA 31 67,4 67,4 100,0
70
Total 46 100,0 100,0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PENGE * ANEMIA 46 100,0% 0 0,0% 46 100,0%
SIK * ANEMIA 46 100,0% 0 0,0% 46 100,0%
Crosstab
ANEMIA Total
ANEMIA TIDAK ANEMIA
PENGE
KURANG
Count 11 7 18
% within PENGE 61,1% 38,9% 100,0%
% of Total 23,9% 15,2% 39,1%
CUKUP
Count 3 5 8
% within PENGE 37,5% 62,5% 100,0%
% of Total 6,5% 10,9% 17,4%
BAIK
Count 1 19 20
% within PENGE 5,0% 95,0% 100,0%
% of Total 2,2% 41,3% 43,5%
71
Total
Count 15 31 46
% within PENGE 32,6% 67,4% 100,0%
% of Total 32,6% 67,4% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 13,679a 2 ,001
Likelihood Ratio 15,504 2 ,000
Linear-by-Linear Association 13,323 1 ,000
N of Valid Cases 46
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2,61.
Crosstab
ANEMIA Total
ANEMIA TIDAK ANEMIA
SIK
TIDAK MENDUKUNG
Count 10 8 18
% within SIK 55,6% 44,4% 100,0%
% of Total 21,7% 17,4% 39,1%
MENDUKUNG
Count 5 23 28
% within SIK 17,9% 82,1% 100,0%
% of Total 10,9% 50,0% 60,9%
Total
Count 15 31 46
% within SIK 32,6% 67,4% 100,0%
% of Total 32,6% 67,4% 100,0%
72
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7,086a 1 ,008
Continuity Correctionb 5,474 1 ,019
Likelihood Ratio 7,079 1 ,008
Fisher's Exact Test ,011 ,010
Linear-by-Linear Association 6,932 1 ,008
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,87.
b. Computed only for a 2x2 table
MASTER TABEL
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA
DALAM KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDAI KOTA KENDARI TAHUN 2017
NO NAMA UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGETAHUAN
KATEGORI SIKAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL % 1 2 3 4 5 6
1 NY. S 24 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK 1 1 0 1 1 1
2 NY. S 22 SMA IRT 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 70 CUKUP 1 1 0 1 1 1
3 NY. B 30 SD IRT 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 5 50 KURANG 0 1 0 1 0 1
4 NY. R 24 SMA IRT 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 60 CUKUP 1 1 1 1 1 0
5 NY. W 25 SD IRT 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 50 KURANG 1 0 0 1 0 1
6 NY. A 20 SMP IRT 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 6 60 CUKUP 1 1 1 1 1 0
73
7 NY. E 18 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK 1 1 0 1 1 1
8 NY. N 18 SMA IRT 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 5 50 KURANG 1 1 0 0 0 1
9 NY. B 18 SMA IRT 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 70 CUKUP 0 1 0 1 1 1
10 NY. S 20 SMA IRT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK 1 1 1 1 1 1
11 NY. W 33 SMA PNS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 1 1 1 1 1 1
12 NY. M 31 S1 PSN 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 1 1 0 1 1 1
13 NY. U 24 SMP IRT 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 50 KURANG 1 1 0 0 0 1
14 NY. K 32 SMP IRT 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 4 40 KURANG 1 1 0 1 0 1
15 NY. R 26 SMP IRT 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 4 40 KURANG 1 0 0 1 0 1
16 NY. A 30 S1 PNS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK 1 1 0 0 1 1
17 NY. W 27 SD IRT 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 5 50 KURANG 1 1 0 1 0 0
18 NY. B 21 SMA IRT 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 6 60 CUKUP 1 1 1 1 0 0
19 NY. S 18 SMA IRT 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60 CUKUP 1 1 1 1 1 1
20 NY. M 27 SMA SWASTA 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 70 CUKUP 1 1 1 1 1 1
21 NY. J 33 SMA SWASTA 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 6 60 CUKUP 1 1 1 1 0 0
22 NY. L 35 SD IRT 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 4 40 KURANG 1 1 0 1 0 0
23 NY. E 30 SD IRT 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 5 50 KURANG 1 1 0 1 0 0
24 NY. W 22 S1 SWASTA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 1 1 1 1 1 1
25 NY. S 22 SD IRT 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 50 KURANG 1 0 0 1 0 1
26 NY. A 30 SMA IRT 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 5 50 KURANG 1 1 0 1 0 1
27 NY. I 18 SMA IRT 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 40 KURANG 1 0 0 1 0 1
28 NY. E 20 SMA IRT 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 70 CUKUP 1 1 0 0 1 1
29 NY. T 27 SMA IRT 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 6 60 CUKUP 1 0 0 1 1 1
30 NY. M 29 S1 PNS 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 50 CUKUP 1 1 1 1 1 0
31 NY. I 35 S1 SWASTA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 1 1 1 1 1 1
32 NY. H 35 SMA SWASTA 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 70 CUKUP 1 1 0 0 1 1
33 NY. M 35 S1 SWASTA 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 60 CUKUP 1 1 1 1 1 0
34 NY. B 18 SMP IRT 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 50 KURANG 1 1 0 1 1 0
35 NY. A 20 SD IRT 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 50 KURANG 1 1 0 0 0 1
36 NY. O 31 SMA IRT 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 70 CUKUP 1 1 1 1 1 1
37 NY. H 26 SMA IRT 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 70 CUKUP 1 1 1 1 0 0
38 NY. W 23 SMP IRT 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 6 60 CUKUP 1 1 1 1 1 0
39 NY. W 26 SD IRT 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 5 50 KURANG 1 1 0 0 1 1
40 NY. S 21 SMP IRT 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 40 KURANG 1 0 0 0 1 1
41 NY. A 20 SMP IRT 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 50 KURANG 1 0 0 1 1 0
42 NY. S 34 SMA IRT 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 60 CUKUP 1 1 0 1 1 1
43 NY. D 33 S1 PNS 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6 60 CUKUP 1 1 0 0 1 1
44 NY. D 19 SMP IRT 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 40 KURANG 1 0 0 0 1 1
74
KUESIONER PENELITIAN
“HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG ANEMIA
DENGAN KEJADIAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KANDAI KOTA KENDARI TAHUN 2017”
Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
45 NY.F 35 S1 PNS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 BAIK 1 1 0 0 1 1
46 NY.D 29 S1 PNS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 BAIK 1 1 0 1 1 1
75
3. Pendidikan terkhir : a. SD d. D3
b. SMP e. S1
c. SMA /SMK f. S2
4. Pekerjaan :
1. Pengetahuan
Petunjuk: berilah tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban yang
menggambarkan keadaan diri anda sesuaipernyataan yang tersedia
NO Peenyataan Salah Benar
1 Anemia adalah penurunan sel darah merah atau
penurunan konsentrasi hemoglobin dalam
sirkulasi darah
2 Ibu hamil lebih beresiko mengalami anemia
dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil
3 Anemia pada kehamilan tidak membahayakan
ibu dan janin
4 Anemia pada kehamilan dapat dicegah dengan
makan makanan yang mengandung zat besi
5 Daging, hati ayam, telur, kacang hijau, kacang
merah, sayur-sayuran yang berwarna hijau
merupakan jenis makanan yang mengadung zat
besi
6 Konsumsi tablet tambah darah dapat mencegah
anemia. Namun, bila dikonsumsi dalam jangka
pangjang dapat menyebabkan darah tinggi
7 Tablet tambah darah sebaiknya hanya
76
dikonsumsi ketika ibu hamil merasa pusing dan
tidak enak badan
8 Asupan zat besi yang tidak cukup dan
penyerapan yang tidak baik dapat
menyebabkan anemia
9 Gejala atau tanda-tanda anemia adalah
letih,lesu,lemah, dang lunglai
10 Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah
bukan tanda gejala anemia atau klurang darah
2. Sikap
77
Petunjuk: berilah tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban yang
menggambarkan keadaan diri anda sesuai pernyataan yang tersedia
No Pernyataan Setuju
Tidak
Setuju
1 Ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan
Hemoglobin (Hb) darah 2xsewaktu hamil
2 Melakukan pemeriksaan Hb darah lebih awal
akan mempermudah pencegahan terhadap
penyakit kurang darah
3 Ditempat tinggal ibu akan diadakan
penyuluhan tentang pemeruksaan Hb darah
dan tanda0tanda seseorang kurang darah
4 Pemeriksaan Hb darah dilakukan setelah
timbul tanda dan gejala penyakitnya
5 Akibat dari kekurangan kadar Hb darah yaitu
seperti keguguran, perdarahan dan gangguan
pertumbuhan janin
6 Seseorang ibu hamil yang mengalami anemia
atau kurang darah hanya diperbolehkan
mengkonsumsi tablet tambah darah
7 Selama masa kehamilan ibu hamil dianjurkan
oleh petugas kesehatan untuk mengkonsumsi
tablet penambah darah
8 Jika ibu mengetahuai bahwa ibu mengalami
anemia, ibu akan meminum tablet tambah
darah sesuai dengan anjuran petugas
78
kesehatan secara rutin
9 Ibu yang anemia hanya dapat dilihat dari wajah
dan penanpiulan fisiknya
10 Sebelum dilakukan pemeriksaan Hb darah
sebaiknya petugas kesehatan memberikan
penjelasan tentang pemeriksaan Hb darah
top related