HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TINANGGEA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan OLEH NIMADE RINIYANTI NIM. P00312016082 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV TAHUN 2017
86
Embed
SKRIPSI - repository.poltekkes-kdi.ac.idrepository.poltekkes-kdi.ac.id/418/1/SKRIPSI.pdfTelah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM
PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TINANGGEA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
OLEH
NIMADE RINIYANTI NIM. P00312016082
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV
TAHUN 2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TINANGGEA
Diajukan oleh
Nimade Riniyanti P00312016082
Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan
Kebidanan Prodi D-IV Kebidanan
Kendari, Desember 2017
Pembimbing I
DR. Nurmiaty, S.Si.T, MPH NIP.19800819 200212 2 001
Pembimbing II
Feryani, S.Si.T, MPH NIP.19810222 200212 2 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Kebidanan
Sultina Sarita,SKM, M. Kes NIP.196806021992032003
iii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA
DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN DALAM
PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TINANGGEA
Disusun dan Diajukan Oleh:
Nimade Riniyanti P00312016082
Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang
dilaksanakan tanggal 14 Desember 2017
1. Siti Aisa, AM.Keb, S.Pd,M.Pd ………………………………)
2. Hj. Nurnasari, SKM, M.Kes (………………………………)
3. DR. Kartini, S.Si.T, M.Kes
(………………………………)DR. Nurmiaty, S.Si.T, MPH
(……. ……………………….)
4. Feryani, S. Si.T, MPH (………………………………)
Mengetahui
Ketua jurusan kebidanan Politeknik kesehatan kendari
Sultina Sarita, SKM, M. Kes NIP.196806021992032003
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS PENULIS
1. Nama : Nimade Riniyanti
2. Nim : P00312016082
3. Tempat/Tanggal lahir : Lapulu, 15 Mei 1984
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Hindu
6. Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
7. Alamat : Jl Poros Tinanggea, Konawe Selatan
2. PENDIDIKAN :
1. SD Negeri 1 Lapulu, tamat tahun 1997
2. SLTP Negeri 1 Tinanggea, tamat tahun 2000
3. SMU Negeri 1 Tinanggea, tamat tahun 2003
4. D-III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, tamat tahun 2006
Tabel 6 Hubungan Variabel Dukungan Keluarga Dengan
Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan dalam
Persalinan
46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lembar permohonan menjadi responden
2 Infomed Consent
3 Lembar Kuisioner
4 Master tabel
5 Hasil Perhitungan Uji chi square
6 Surat Izin Penelitian
7 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
xiii
INTISARI
Hubungan Faktor Budaya dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan dalam Persalinan pada Kampung
Bajo di Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea
Nimade Riniyanti1, Nurmiaty2, Feryani2
Penelitian bertujuan mengetahui hubungan faktor budaya dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan pada kampung bajo di wilayah kerja Puskesmas Tinanggea Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian adalah observasional analitik desain cross sectional. Penelitian dilaksanakan di desa Torokeku dan Bungin Permai, wilayah kerja Puskesmas Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Sampel penelitian ini adalah ibu bersalin di Kampung Bajo Desa Torokeku dan Bungain Permai pada tahun 2016 berjumlah 50 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Uji statistik dengan uji Chi-square.
Hasil penelitian diperoleh ada hubungan antara faktor budaya dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan (p-value < 0,05), artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.
Saran: Perlunya peningkatan kerjasama lintas sektor, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam sosialisasi pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan secara terus menerus. Melibatkan suami dan keluarga dalam setiap penyuluhan dan perencanaan persalinan.
Kata kunci : faktor budaya, dukungan keluarga, pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.
variabel bebas : Faktor budaya, dukungan keluarga.
variabel terikat : Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara faktor budaya dengan pemanfaatan fasilitas
kesehatan dalam persalinan.
2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan
fasilitas kesehatan dalam persalinan.
Faktor Budaya
Dukungan keluarga
Pemanfaatan
Fasilitas Kesehatan
Dalam persalinan
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian observasional analitik yang digunakan adalah
desain cross sectional dimana peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variable independent dan variabel dependent di lakukan
pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012).
Gambar 3.1 Desain Penelitian Cross Sectional
Faskes
Non Faskes
Non Faskes
Faskes
Non Faskes
Faskes
Faskes
Non Faskes
Positif
Negatif
Mendukung
Tidak
Mendukung
Budaya
Dukungan
Keluarga
Ibu
Bersalin
32
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Torokeku dan Bungin Permai
Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi
tenggara, pada tanggal 15 - 21 nopember tahun 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Semua ibu bersalin di desa Torokeku dan Bungin Permai pada
tahun 2016 sebanyak 53 orang.
2. Sampel
Semua ibu bersalin tahun 2016 di desa Torokeku berjumlah 24
orang dan Bungin Permai berjumlah 29 orang. Besar sampel penelitian
dapat ditetepkan dengamenggunakan rumus Slovin (Riduwan, 2005)
sebagai berikut:
n=N/N(d)2+1
Keterangan:
n= Jumlah Sampel
N=populasi
d= nilai presisi 95% dan sig=0.05
Sampel penelitian yang akan diambil di desa Torokeku sebagai berikut:
n= 24/24(0.05)2+1
= 24/24(0.0025)+1
= 24/1.06
= 22.64, dibulatkan menjadi 23 orang.
Sampel penelitian yang akan diambil di desa Bungin Permai sebagai
33
berikut:
N= 29/29(0.05)2+1
= 29/1.0725
= 27.03, dibulatkan menjadi 27
Jadi total sampel adalah 50 orang.
3. Tehnik sampling
Penelitian ini menggunakan tehnik Non probability Sampling
dengan jenis teknik consecutive sampling dimana semua subjek yang
ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah yang subjek yang diperlukan terpenuhi (Sudikdo 2011
dalam Nara 2014).
D. Variabel Penelitian.
a. Variabel independen (bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain, artinya apabila variabel independen berubah maka akan
mengakibatkan perubahan variabel lain. Nama lain variabel independen
adalah variabel bebas, risiko, prediktor, kausa (Riyanto, 2011). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah faktor budaya dan dukungan
keluarga.
b. Variabel dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada
variabel bebas. Nama lain variabel dependen adalah variabel terikat,
efek, hasil, outcame, respon, atau event (Riyanto, 2011). Variabel
34
dependen dalam penelitian ini adalah pemanfaatan fasilitas kesehatan
dalam persalinan.
E. Definisi Operasional
1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan yaitu perilaku ibu
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan ketika bersalin. Skala ukur
adalah ordinal. Kriteria objektif:
a. Fasilitas kesehatan : Rumah sakit, puskesmas, klinik, polindes.
b. Non fasilitas kesehatan : Rumah ibu, dukun.
(Nara, 2014)
2. Faktor Budaya dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam
persalinan adalah reaksi atau respon dari responden tentang ada
tidaknya anjuran, dukungan dan larangan kepada ibu bersalin dalam
kepercayaan, kebiasaan, dan adat istiadat yang ada dalam keluarga
dan masyarakat secara turun temurun dalam pemanfaatan fasilitas
kesehatan dalam persalinan. Skala ukur adalah nominal. Dalam
penelitian ini, untuk jawaban positif (budaya mendukung) diberi skor 1;
sedangkan untuk jawaban negative (budaya tidak mendukung) diberi
skor 0. Adapun kriteria objekti:
- Budaya positif = ≥60
- Budaya negatif =<60
(Nara,2014)
3. Dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam
persalinan adalah reaksi atau respon dari responden tentang ada
tidaknya dukungan dari suami/keluarga dalam pemanfaatan fasilitas
35
kesehatan dalam persalinan. Skala ukur adalah ordinal. Kuisioner
bersifat tertutup dengan alternatif jawaban terdiri dari lima (5) pilihan,
yaitu selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah. Penilaian
bersifat mendukung (favourable) diberi nilai 5-1 (No1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14) dan pertanyaan tidak mendukung (unfavourable)
diberi nilai 1-5 (No 5, 15), dengan skor nilai tertinggi 75. Kriteria objektif:
- Mendapat dukungan = ≥ 60
- Tidak mendapat dukungan =< 60
(Nurmiaty, 2016)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa : kuesioner
(daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang
berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan
lembar kuesioner.
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut
dapat berupa gambar, tabel, atau daftar periksa, dan film dokumenter
(Alimul, 2007).
Kuesioner diartikan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010)
36
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi
dan lembar kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang terdiri
dari 20 pertanyaan tertutup dan terstruktur. Pertanyaan dalam penelitian
ini yang berhubungan dengan faktor budaya sebanyak 15 pertanyaan dan
dukungan keluarga dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam
persalinan sebanyak 15 pertanyaan.
G. Alur Penelitian
Proses pengumpulan data dalam melakukan penelitian untuk
mendapatkan responden meliputi langkah – langkah sebagai berikut :
1. Mendapat surat pengantar dari jurusan prodi DIV Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Mengurus surat perijinan Kepala Puskesmas Tinanggea kecamatan
Tinanggea kabupaten konawe Selatan provinsi Sulawesi tenggara
Setelah mendapat ijin, peneliti mendatangi calon responden dengan
kunjungan rumah. Memberikan penjelasan tentang tujuan dari
penelitian kepada calon responden dan memohon kesediaan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Apabila mereka bersedia menjadi
responden maka dipersilahkan untuk menandatangani informed
consent.
3. Responden yang bersedia menandatangani informed consent maka
peneliti akan memberikan kuisioner melalui wawancara.
4. Setelah responden mengisi kuisioner, akan dilakukan pengolahan,
pengecekan kelengkapan, mengedit, memberi kode, memberi skor, dan
mentabulasi data.
37
H. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dilakukan editing untuk melihat kembali
kelengkapan sesuai daftar pertanyaan kemudian dilakukan pemasukan
data ke dalam komputer selanjutnya diberikan kode dan dilakukan
distribusi frekuensi. Selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan uji
chi-square dengan program SPSS versi 20 menggunakan komputer.
1. Univariat
Analisis secara univariat bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi
frekuensi masing-masing variabel penelitian baik variabel bebas
maupun variabel terikat. Dalam penelitian ini menunjukkan sejauh
mana hubungan faktor faktor budaya dan dukungan keluarga
terhadap pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.
2. Bivariat
Analisis secara bivariat bertujuan untuk mengetahui
hubungan dan kemaknaan antara variabel bebas dengan variabel
terikat yang masing-masing variabel berskala ordinal dan nominal.
Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95%.
I. Etika Penelitian
Kode etik penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku
untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,
pihak yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan
memperoleh dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).
38
Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapatkan rekomendasi
dari Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari, selanjutnya peneliti
mengajukan permohonan ijin Kepala Puskesmas Tinanggea Kecamatan
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara untuk
studi pendahuluan dan penelitian. Setelah mendapat persetujuan barulah
melakukan penelitian dengan memberikan informed consent dan
kesempatan pada responden untuk menerima atau menolak menjadi
responden, peneliti menemui subyek yang akan dijadikan responden
untuk menjelaskan beberapa hal yang meliputi :
1. Lembar persetujuan (informed consent)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan informed consent adalah agar subyek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya (Alimul,
2007).
2. Tanpa nama (anonimity)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Alimul,
2007).
39
3. Kerahasiaan (confidentialy)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah
- masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset (Alimul, 2007).
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea
1. Geografi
Puskesmas Tinanggea terletak di Kelurahan Ngapaaha,
Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, sekitar 19 km dari
Ibukota Kabupaten serta kondisi geografis daerah dataran rendah dan
daerah pesisir dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Lalembuu
a. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Palangga dan
Kecamatan Palangga Selatan
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Tiworo
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bombana
Luas wilayah Puskesmas Tinanggea sekitar 354,74 km2. Dari
luas daratan Kecamatan Tinanggea terdiri dari 2 kelurahan dan 22
desa.
2. Demografi
a. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kecamatan Tinanggea adalah 67,08
jiwa per kilometer persegi. Desa Wundumbolo merupakan desa
dengan tingkat kepadatan penduduk terendah, sedangkaan
Kelurahan Tinanggea merupakan wilayah yang terpadat .
41
Jumlah Penduduk di Kecamatan Tinanggea adalah
sebanyak 23.796 jiwa yang terdiri atas laki-laki 12.102 jiwa dan
Perempuan 11.694.
b. Natalitas (Kelahiran)
Angka kelahiran atau fertilitas di Wilayah Puskesmas
Tinanggea sebesar 24,46 per 1000 penduduk tergolong pada laju
kelahiran sedang.
c. Mortalitas (Kematian)
Angka kematian di Wilayah Puskesmas Tinanggea sebesar
4,79 per 1000 penduduk per Tahun tergolong rendah.
Tabel.1 Distribusi Laju Kematian Kasar, Kelahiran, Kematian Bayi
di Puskesmas Tinanggea Tahun 2016
Indikator Tahun 2016
Laju kematian kasar per 1000 penduduk 4.79
Laju kematian Bayi per 1000 penduduk 22.6
Laju kelahiran Normal per 1000 penduduk 20.46
Sumber : Data sekunder KIA Puskesmas Tinanggea, 2016
3. Jumlah Sarana Sosial
Puskesmas Tinanggea dalam melaksanankan kegiatannya baik
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative ditunjang oleh jaringan
fasilitas layanan kesehatan yakni :
a. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit terdiri dari :
1) Pustu Moolo Indah
2) Pustu Lalonggasu
42
b. Polindes atau Poskesdes sebanyak 2 buah terdapat di :
1) Desa Lalowatu
2) Desa Lanowulu
c. Kendaraan roda empat sebanyak 1 unit
d. Kendaraan roda dua 3 unit
e. Posyandu aktif sebanyak 28 unit
f. Posyandu Usia Lanjut (Posbindu sebanyak 5 unit)
g. Dukun terlatih sebanyak 20 orang
h. Kader posyandu sebanyak 209 orang
i. Toko obat berizin sebanyak 1 Buah
Puskesmas Tinanggea merupakan puskesmas dengan
kapasitas tempat tidur 17 buah yang terdiri dari perawatan persalinan
dengan kapasitas tempat tidur 6 buah dan perawatan umum dengan
kapasitas tempat tidur 11 buah.
4. Ketenagaan
Jumlah tenaga Puskesmas Tinanggea sebanyak 68 orang yang
terdiiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 30 orang dan Non
Pegawai Negeri Sipil sebanyak 38 orang.
Tabel . 2 Jumlah Petugas Tenaga Kesehatan Puskesmas Tinanggea
Tahun 2016
Tanaga Kesehatan Jumlah
Dokter Umum PNS 1 Orang
Dokter Gigi PNS 1 Orang
Bidan PNS 10 Orang
Bidan PTT 12 Orang
Bidan Mengabdi 11 Orang
Perawat PNS 14 Orang
43
Perawat Mengabdi 7 Orang
Sanitarian PNS 2 Orang
Nutrisionis PNS 1 Orang
Nutrisionis Kontrak 3 Orang
Analis Kesehatan Kontrak 2 Orang
Apotekker 1 Orang
Asisten Apotekker 1 Orang
Perawat Gigi 1 Orang
Kesehatan Masyarakat PNS 1 Orang
B. Hasil Analisis
1. Karakteristik Ibu Bersalin
Tabel.3
Karakteristik Ibu Bersalin Menurut Golongan Umur Dan
Pendidikan di Kampung Bajo Wilayah Kerja
Puskesmas Tinanggea Tahun 2016
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Umur
<2 1 2
20-35 39 78
>35 10 20
Pendidikan
Tidak tamat SD 8 16
SD 25 50
SMP 14 28
SMA 3 6
Sumber : Data Primer diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel 3, bahwa Umur Ibu bersalin <20 tahun
sebesar 2%, umur >35 tahun sebesar 20% dan proporsi terbesar
pada umur 20-35 tahun sebesar 78%. Jenis pendidikan responden
sangat bervariasi dari yang terendah yaitu tidak tamat SD sebesar
44
16%, proporsi terbanyak adalah ibu berpendidikan SD sebesar 50%,
pendidikan SMP sebesar 28%, sedangkan ibu yang menyelesai
pendidikan sampai tingkat SMA hanya sebesar 6%.
2. Analisis Univariat
Analisis univariat ini digunakan untuk memperoleh gambaran
setiap variabel yang diteliti baik variabel independent maupun variabel
dependent. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Fasilitas persalinan, Faktor Budaya
Dan Dukungan Keluarga di Kampung Bajo Wilayah Kerja Puskesmas
Tinanggea tahun 2016
Variabel Frekuensi (N) Presentase (%)
Tempat persalinan
Fasilitas kesehatan 15 30
Non Fasilitas kesehatan 35 70
Budaya
Positif 19 38
Negatif 31 62
Dukungan Keluarga
Mendukung 22 44
Tidak mendukung 28 56
Sumber : Data Primer diolah tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4, dari 50 orang ibu bersalin terdapat
persalinan di fasilitas kesehatan 30 % lebih sedikit dibandingkan
dengan persalinan di non fasilitas kesehatan sebanyak 70%. Ibu
bersalin yang memiliki budaya positif tentang persalinan di fasilitas
kesehatan sebesar 38%, lebih kecil dibandingkan dengan budaya
negatif tentang persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 62%.
Demikian juga untuk dukungan keluarga, ibu yang mendapatkan
45
dukungan keluarga untuk bersalin di fasilitas kesehatan sebesar 44%
lebih sedikit dibandingkan dengan ibu bersalin yang tidak
mendapatkan dukungan keluarga untuk bersalin di fasilitas kesehatan
sebesar 56%.
3. Analisis Bivariat
a) Hubungan Antara Faktor Budaya Dengan Pemanfaatan Fasilitas
Kesehatan Dalam Persalinan
Tabel 5
Hubungan Variabel Faktor Budaya Dengan Pemanfaatan Fasilitas
Kesehatan Dalam Persalinan
Budaya
Pemanfaatan Fasilitas
kesehatan Persalinan
Total
N=50
X2
(p-value) OR 95% CI Fasilitas
kesehatan
Non Fasilitas
kesehatan
N % N %
Positif 12 63 7 37 19
16
0.00
16
(3.52-72.58) Negatif 3 10 28 90 31
Total 15 73 35 127 50
Sumber : Data Primer diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 19
responden yang budayanya positif, bersalin di fasilitas kesehatan
sebesar 63% sedangkan yang bersalin di non fasilitas kesehatan
37%. Dari 31 responden yang budayanya negatif bersalin di
fasilitas kesehatan sebesar 10% sedangkan yang bersalin di non
fasilitas kesehatan sebesar 90%. Hasil uji statistik chi square
diperoleh nilai P-value 0,00 < 0,05 dan X2hit ( 16 ) > X2
tab (3.841). Hal
ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor budaya
46
dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan. Nilai
Odd Ratio sebesar 16, OR>1, artinya budaya yang mendukung
mempunyai pengaruh 16 kali lebih kuat terhadap pemanfaatan
fasilitas kesehatan dalam persalinan.
b) Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilias
Kesehatan Dalam Persalinan
Tabel 6
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilias
Kesehatan dalam Persalinan
Dukungan keluarga
Pemanfaatan fasilitas kesehatan persalinan
Total N=50
X2
(p-value) OR 95 % CI Fasilitas
kesehatan Non fasilitas kesehatan
N % N %
Mendukung 13 59 9 41 22 15,8
(0.000)
18.8
(3.53-99.80) Tidak
mendukung 2 7 26 93 28
Total 15 66 35 134 50
Sumber : Data Primer diolah tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 22
responden yang mendapatkan dukungan keluarga, bersalin di
fasilitas kesehatan sebesar 59%. sedangkan yang bersalin di non
fasilitas kesehatan sebesar 41%. Penelitian yang dilakukan pada 28
responden yang tidak mendapatkan dukungan keluarga,bersalin di
fasilitas kesehatan sebesar 7% sedangkan yang bersalin di non
fasilitas kesehatan sebesar 93%. Hasil uji statistik chi square
diperoleh nilai P-value 0,00 < 0,05 dan X2hit (18,8) > X2
tab (3.841) .
Hal ini menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan.
47
Sedangkan korelasi dengan Odd Ratio nilainya sebesar 18,8, hasil
ini menunjukan OR>1, artinya ibu bersalin yang mendapatkan
dukungan dari keluarga akan memiliki kemungkinan 18,8 atau 19
kali lebih kuat untuk bersalin di fasilitas kesehatan.
C. Pembahasan
1. Karakterisrik Ibu bersalin
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa mayoritas umur ibu
bersalin adalah kisaran 20-35 tahun sebesar 78% yang termasuk
dalam kategori dewasa dan berada pada usia reproduksi sehat. Pada
umumnya pendidikan responden berada pada kategori rendah (SD)
yaitu sebesar 50% dan masih ada pula yang tidak tamat SD sebesar
16%. Sedangkan yang berpendidikan SMP sebesar 28% dan
pendidikan paling tinggi SMA hanya sebesar 6%. Hal ini dapat
disebabkan salah satunya karena akses menuju lembaga pendidikan
SMP maupun SMA cukup sulit karena harus menyeberangi laut dan
menggunakan jasa ojek untuk mencapai sekolah sehingga
memerlukan waktu dan biaya yang cukup besar.
2. Gambaran Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Dalam Persalinan
Hasil penelitian menunjukan ibu yang memilih bersalin di fasilitas
kesehatan sebesar 30% lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang
memilih bersalin di non fasilitas kesehatan sebesar 70%. Hal ini tidak
sesuai dengan Depkes RI, 2009 yang menyatakan bahwa tujuan
persiapan persalinan aman adalah agar ibu hamil dan keluarga tergerak
merencanakan tempat dan penolong persalinan yang aman. Menurut
48
Kemenkes RI 2011, persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan dan
ditolong oleh tenaga kesehatan. Ketentuan tersebut juga tertuang
dalam Permenkes 97 tahun 2014 pasal 14 ayat (1) yaitu persalinan
harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses
pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok.
Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku pencarian pengobatan adalah
perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan
atau mencari pengobatan. Begitu pula halnya dalam pencarian
penolong maupun tempat untuk bersalin.
3. Hubungan Faktor Budaya Dengan Pemanfaatan Fasilitas
Kesehatan Dalam Persalinan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara faktor dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas
kesehatan dalam persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Plaun (2012), bahwa peran budaya dalam pemilihan
pertolongan perslinan pada dukun bersalin masih tinggi dibandingkan
dengan pertolongan persalinan pada bidan/petugas kesehatan.
Penelitian ini juga serupa dengan hasil penelitian Amalia (2011), yakni
ada pengaruh antara tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu, jarak ke
tempat pelayanan kesehatan, sosial budaya dan pendapatan keluarga
dengan pemilihan penolong persalinan.
Menurut Soekanto (2006), kebudayaan terdiri dari segala yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya mencakup
49
segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.
Setiap manusia mempunyai kebudayaan sendiri. Menurut
Koentjaraningrat (2005), kebudayaan mempunyai sedikitnya tiga wujud
yaitu : wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma, dan peraturan-peraturan, wujud
kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat, dan wujud kebudayaan sebagai benda-
benda hasil karya manusia.
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Prilaku masyarakat
terhadap kehamilan dan persalinan sangat ditentukan oleh persepsi
atau keyakinan tentang kehamilan dan persalinan yang dimiliki oleh
masyarakat.
Kehidupan masyarakat Indonesia masih terkait erat dengan faktor
budaya yang juga turut mempengaruhi dalam pemanfaatan fasilitas
persalinan. Demikian pula yang terjadi di Kampung Bajo, Wilayah Kerja
Puskesmas Tinanggea, kebiasaan bersalin dilakukan dirumah dengan
kepercayaan yang tinggi terhadap dukun. Hal ini dapat terlihat dari
hasil kuisioner yang menunjukkan bahwa orang pertama yang diminta
pertolongan ketika ibu akan bersalin adalah dukun dan mencari
pertolongan ke puskesmas jika persalinan ibu mengalami hambatan
50
sehingga terkadang ibu terlambat mendapatkan pertolongan
diakibatkan lamanya mencapai puskesmas / fasilitas kesehatan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada namun masih
terdapat sebagian kecil ibu bersalin yang memiliki budaya positif tetapi
tidak melakukan persalinan di fasilitas kesehatan. Hal ini dapat
disebabkan oleh adanya faktor lain yang memrpengaruhi ibu dalam
pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan seperti tingkat
pendidikan, pengetahuan ibu, pendapatan ataupun jarak ke tempat
fasilitas kesehatan tersebut. Budaya negatif yang telah lama
berkembang secara turun temurun ini memerlukan waktu dan usaha
yang lebih giat serta kesabaran untuk merubahnya menjadi budaya
positif yaitu budaya yang mendukung pemanfaatan fasilitas kesehatan
dalam persalinan.
4. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilitas
Kesehatan Dalam Persalinan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam
persalinan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Agustina
Nursita, dkk (2016), yaitu terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dengan pertolongan persalinan ibu.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Yanti (2007), bahwa
terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal. Dalam penelitian Yanti (2007), banyak faktor yang
dapat menyebabkan ibu hamil memanfaatkan pelayanan, salah satunya
51
faktor psikologis, dimana dukungan moral dari suami/keluarga memiliki
andil yang besar.
Menurut Kuntjoro dalam Fithriany (2011), dukungan merupakan
informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau
tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek
didalam lingkungan. Atau dukungan adalah keberadaan, kesediaan,
kepedulian dari orang-orang yang diandalkan, menghargai dan
menyayangi kita.
Dukungan moril dari suami/keluarga secara psikologis dapat
memberikan perasaan aman dalam menjalani proses kehamilan
dan persalinan. Selain itu dukungan keluarga memberikan
pengaruh yang besar dalam menentukan pemilian penolong dan
tempat persalinan ( Rusnawati, 2012)
Berdasarkan hasil penelitian, dukungan keluarga memiliki peran
yang besar dalam mempengaruhi keputusan ibu memilih tempat
bersalin. Keadaan sulit dalam menghadapi persalinan tentunya
memerlukan bantuan baik secara fisik maupun moril dari keluarga,
termasuk dalam membantu mengurus anak ibu dirumah ketika bersalin
di puskesmas. sehingga tanpa dukungan keluarga sangat sulit seorang
ibu untuk bersalin di fasilitas kesehatan. Dalam penelitian ini juga
menunjukkan bahwa tidak semua ibu yang mendapatkan dukungan
dari keluarga memilih bersalin di fasilitas kesehatan. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor lain yang dapat mempengaruhi ibu dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam persalinan seperti faktor
52
budaya, tingkat pendidikan, pengetahuan ibu, akses ke fasilitas
kesehatan atau pendapatan ibu. Sehingga walaupun ibu memiliki
dukungan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam
persalinan tanpa didukung oleh faktor lainnya, maka pemanfaatan
fasilitas kesehatan dalam persalinan tidak tercapai secara optimal.
5. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan cross sectional
yakni kedua variabel bebas dan terikat diukur pada saat yang
bersamaan, sehingga tidak dapat menjelaskan adanya hubungan
sebab akibat tetapi hubungan yang ada hanya menunjukan hubungan
keterkaitan saja. Penelitian ini mengukur variabel dependent yaitu
pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam persalinan dan variabel
independent yaitu faktor budaya dan dukungan keluarga. Sebenarnya
secara teori banyak faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
fasilitas kesehatan dalam persalinan, namun penelitian ini hanya
meneliti faktor budaya daan dukungan keluarga ini disebabkan karena
adanya keterbatasan dari peneliti.
Data primer diperoleh dari kuisioner yang telah diisi oleh
responden yang jawabannya sangat subyektif karena berdasarkan apa
yang diingat oleh responden. Bias informasi pada setiap penelitian
kemungkinan selalu ada karena informasi yang diperoleh tergantung
pada kemampuan mengingat kembali serta tergantung dari kejujuran
responden dalam menjawab pertanyaan.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Ibu bersalin di fasilitas kesehataan sebesar 30%.
2. Ibu bersalin yang memiliki budaya positif sebesar 38% .
3. Ibu bersalin yang mendapatkan dukungan keluarga sebesar 44%.
4. Ada hubungan antara faktor budaya dan pemanfaatan fasilitas
kesehatan dalam persalinan.
5. Ada hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan pemanfaatan
fasilitas kesehatan dalam persalinan.
B. SARAN
1. Bagi semua ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea
khususnya di desa Torokeku dan Bungin Permai, diharapkan agar
bersalin di tolong bidan/petugas kesehatan di fasilitas kesehatan.
2. Bagi Puskesmas Tinanggea.
a. Diharapkan agar Kepala Puskesmas mendukung dan memfasilitasi
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan persalinan di
fasilitas kesehatan / puskesmas.
b. Melakukan kerjasama dan pendekatan dengan aparat desa dan
tokoh masyarakat serta dukun secara berkesinambungan melalui
kemitraan dukun dan bayi, sosialisasi dalam rapat lintas sektor,
melalui Majelis ta‟lim, Karang taruna, kelompok nelayan.
54
c. Melibatkan suami/keluarga dalam setiap sosialisasi atau penyuluhan
khususnya dalam upaya pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam
persalinan.
d. Pemanfaatan optimal stiker P4K dalam persiapan persalinan,
khususnya untuk pemilihan tempat bersalin. Meningkatkan kualitas
anamnesis sehingga bidan mengetahui pengambil keputusan dalam
keluarga dan pada akhirnya keluarga dapat memberikan dukungan
bagi ibu untuk bersalin di fasilitas kesehatan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan agar penelitian ini bermanfaat
dalam ilmu kebidanan dan penilitian selanjutnya dapat meneliti variabel
lain seperti jarak ke fasilitas kesehatan, pendapatan ibu, pengetahuan
ibu atau variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, R, 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian. Jakarta: EGC
Agustina, N., Iryanti, H., Maryam, S, 2017. Hubungan Tingkat Ekonomi Dan Dukungan Keluarga Dengan Penolong Persalinan ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sambung Mekar Tahun 2016. FKM UNISKA. Jurnal.
Alimul, A, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika Amalia, L, 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan
Penolong Persalinan. Universitas Negeri Gorontalo. Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Dinkes Sultra, 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Kendari : Dinkes Sultra
Dinkes Konsel, 2017. Rekapan Persalinan Konawe Selatan Tahun 2016. Andoolo : Dinkes Konsel
Fitriany, 2011. Faktor- faktor Yang Berhubungan Dengan Keputusan Memilih Layanan Rawat Inap di RS PMI Bogor Tahun 2010. FKM UI
Plaun, A, 2012. Peran Budaya Dan Dukungan Keluarga Dalam Pemilihan Pertolongan Persalinan Pada Dukun Bersalinan Oleh Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Kabupaten Manggarai . MKM
Puskesmas Tinanggea, 2017. Rekapan Tahunan PWS KIA tahun 2016. Puskesmas Tinanggea
Imran, 2011. Sistem Nilai Budaya. Jakarta: Renika Cipta
Kementrian Kesehatan RI. 2009. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI
2011. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta: Kemenkes RI
, 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011.
Jakarta: Kemenkes RI
Koentjaranigrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Lasari, 2012. Pengaruh Faktor Budaya Dalam Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Negara. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Nara, A, 2014. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan,
Jumlah Sumber Informasi Dan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan Yang Memadai Oleh Ibu Bersalin Di Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur. Universitas Udayana Denpasar. Tesis
Nurmiaty. 2016. Pengaruh Pendidikan Laktasi Dan Dukungan Sosial Pada Ibu Hamil Dan Menyusui Terhadap Pertumbuhan Bayi 0-6 Bulan Di Kota Kendari. Universitas Hasanuddin.
Notoadmojo, S, 2007. Promosi kesehatan dalam Prilaku. Jakarta : EGC.
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riyanto, A, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Yokyakarta: Nuha Medika.
Rusnawati, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Tempat Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Kec. Daha Utara Kab.Hulu Sungai Selatan Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2012. Depok:Fakultas Kesehatan Masyarakat
Rukiyah, 2014. Asuhan Kebidanan Jakarta : Trans Info Media
1. Suami dan keluarga menyampaikan informasi tentang persalianan di fasilitas kesehatan (puskesmas,rumah sakit) kepada ibu
2. Suami / keluarga membicarakan tentang manfaat melahirkan di fasilitas kesehatan.
3. Suami / keluarga memberi tanggapan yang positif ketika ibu mendiskusikan masalah tentang persalinan difasilitas kesehatan
4. Suami menyediakan dana untuk persalinan ibu
5. Suami tidak pernah memberikan saran ketika ibu menyampaikan maslah kesehatan yang dihadapi
6. Suami menanggapi dengan penuh perhatian masalah ibu dalam menghadapi persalinan
7. Suami memotifasi ibu untuk mencari informasi tentang persalinan di fasilitas kesehatan.
8. Suami menyiapkan kendaraan untuk persalinan ibu
9. Suami mengantar ibu ke puskesmas ketika akan melahirkan.
10. Suami menemani ibu di puskesmas / faskes ketika sedang bersalin
11. Dalam memilih tempat persalinan, ibu membicarakannya terlebih dahulu dengan suami/keluarga
12. Menurut keluarga puskesmas / Rs merupakan tempat bersalin yang paling baik
13. Suami mengurus semua keperluan yang ibu butuhkan selama bersalin di puskesmas / Rs
14. Keluarga mengurus rumah / anak ibu selama ibu bersalin di Puskesmas / Rs
15. Suami dan keluarga sangat mempercayai dukun beranak dalam membantu persalinan ibu
C. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Dalam persalinan
Ibu melakukan persalinan dimana?
a. Fasilitas Kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit)
b. Non Fasilitas Kesehatan ( Rumah, dukun)
MASTER TABEL
HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATANDALAM PERSALINAN PADA KAMPUNG BAJO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TINANGGEA
NO NAMA UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN ALAMAT SKOR
BUDAYA
SKOR DUKUNGAN KELUARGA
PEMANFAATAN FASKES
1 Ny. D 35 SD Nelayan Torokeku 13 65 2
2 Ny. N 25 SLTP wiraswasta Torokeku 13 50 2
3 Ny. H 25 SLTP wiraswasta Torokeku 13 58 2
4 Ny. P 27 SLTP Nelayan Torokeku 13 56 2
5 Ny. D 38 SLTP Nelayan Torokeku 12 70 2
6 Ny. M 23 SD Nelayan Torokeku 13 61 2
7 Ny. D 36 SMA Nelayan Torokeku 13 56 2
8 Ny. D 28 SLTP Nelayan Torokeku 10 61 2
9 Ny. N 22 SLTP Nelayan Torokeku 10 53 2
10 Ny. A 25 SD Nelayan Torokeku 8 53 2
11 Ny. S 32 SLTP Nelayan Torokeku 13 70 2
12 Ny. L 25 SD Nelayan Torokeku 9 50 1
13 Ny. N 30 SD Nelayan Torokeku 7 35 1
14 Ny. R 41 SD Nelayan Torokeku 5 30 1
15 Ny. R 37 SLTP Nelayan Torokeku 4 30 1
16 Ny. S 39 SLTP wiraswasta Torokeku 10 50 1
17 Ny. N 36 SD Nelayan Torokeku 5 24 1
18 Ny. F 28 SLTP Nelayan Torokeku 6 25 1
19 Ny. W 22 SLTP Nelayan Torokeku 8 40 1
20 Ny. N 36 SLTP wiraswasta Torokeku 9 56 1
21 Ny. W 42 SD Nelayan Torokeku 4 24 1
22 Ny. N 22 SD Nelayan Torokeku 7 27 1
23 Ny. N 40 SD Nelayan Torokeku 7 43 1
24 Ny. R 39 TS Nelayan Bungin. P 6 22 1
25 Ny. E 18 SD Nelayan Bungin. P 9 26 1
26 Ny. N 20 SLTP Nelayan Bungin. P 9 56 1
27 Ny. M 33 SD Nelayan Bungin. P 6 50 1
28 Ny. C 36 TS Nelayan Bungin. P 4 24 1
29 Ny. S 20 SLTP Nelayan Bungin. P 8 23 1
30 Ny. M 20 SD Nelayan Bungin. P 5 26 1
31 Ny. Y 24 SMA wiraswasta Bungin. P 10 43 2
32 Ny. K 30 TS Nelayan Bungin. P 6 26 1
33 Ny. S 35 TS Nelayan Bungin. P 7 60 1
34 Ny. D 30 SD Nelayan Bungin. P 6 34 1
35 Ny. N 23 SMA Nelayan Bungin. P 7 45 2
36 Ny. N 20 SD Nelayan Bungin. P 8 62 1
37 Ny. H 34 SD wiraswasta Bungin. P 13 59 2
38 Ny. A 30 TS Nelayan Bungin. P 7 60 1
39 Ny. F 25 SD Nelayan Bungin. P 8 26 1
40 Ny. N 30 TS Nelayan Bungin. P 5 21 1
41 Ny. R 29 TS Nelayan Bungin. P 11 51 1
42 Ny. L 23 SD Nelayan Bungin. P 7 28 1
43 Ny. I 25 SD Nelayan Bungin. P 5 24 1
44 Ny.ND 28 SLTP Nelayan Bungin. P 3 22 2
45 Ny. S 25 SD Nelayan Bungin. P 6 24 1
46 Ny. N 34 SD Nelayan Bungin. P 7 25 1
47 Ny. H 27 SD Nelayan Bungin. P 6 31 1
48 Ny. A 35 SD Nelayan Bungin. P 4 25 1
49 Ny. R 27 SD Nelayan Bungin. P 11 26 1
50 Ny. F 30 SD Nelayan Bungin. P 4 27 1
Frequencies
Statistics
Budaya Dukungan Fasilitas kesehatan
N Valid 50 50 50
Missing 0 0 0
Frequency Table
Budaya
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Budaya negatif 31 62.0 62.0 62.0
Budaya positif 19 38.0 38.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Dukungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tidak mendapat dukungan
28 56.0 56.0 56.0
Mendapat dukungan
22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Fasilitas kesehatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Non fasilitas
kesehatan 35 70.0 70.0 70.0
Fasilitas kesehatan
15 30.0 30.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Budaya * Fasilitas
kesehatan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Budaya * Fasilitas kesehatan Crosstabulation
Fasilitas kesehatan
Total Non
fasilitas kesehata
n
Fasilitas kesehata
n
Budaya
Budaya negatif
Count 28 3 31
% within Budaya
90.3% 9.7% 100.0%
% within Fasilitas
kesehatan 80.0% 20.0% 62.0%
% of Total 56.0% 6.0% 62.0%
Budaya positif
Count 7 12 19
% within Budaya
36.8% 63.2% 100.0%
% within Fasilitas
kesehatan 20.0% 80.0% 38.0%
% of Total 14.0% 24.0% 38.0%
Total
Count 35 15 50
% within Budaya
70.0% 30.0% 100.0%
% within Fasilitas
kesehatan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 16.044a 1 .000
Continuity Correctionb 13.599 1 .000
Likelihood Ratio 16.366 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association
15.723 1 .000
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.70.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Budaya (Budaya negatif / Budaya positif)
16.000 3.527 72.583
For cohort Fasilitas kesehatan = Non fasilitas kesehatan
2.452 1.346 4.467
For cohort Fasilitas kesehatan = Fasilitas kesehatan
.153 .050 .474
N of Valid Cases 50
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan * Fasilitas kesehatan
50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%
Dukungan * Fasilitas kesehatan Crosstabulation
Fasilitas kesehatan Total
Non fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan
Dukungan
tidak mendapat dukungan
Count 26 2 28
% within Dukungan
92.9% 7.1% 100.0%
% within Fasilitas
kesehatan 74.3% 13.3% 56.0%
% of Total 52.0% 4.0% 56.0%
Mendapat dukungan
Count 9 13 22
% within Dukungan
40.9% 59.1% 100.0%
% within Fasilitas
kesehatan 25.7% 86.7% 44.0%
% of Total 18.0% 26.0% 44.0%
Total
Count 35 15 50
% within Dukungan
70.0% 30.0% 100.0%
% within Fasilitas
kesehatan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square
15.832a 1 .000
Continuity Correctionb
13.455 1 .000
Likelihood Ratio 16.909 1 .000
Fisher's Exact Test
.000 .000
Linear-by-Linear Association
15.515 1 .000
N of Valid Cases 50
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.60.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan (tidak mendapat dukungan / Mendapat dukungan)
18.778 3.533 99.808
For cohort Fasilitas kesehatan = Non fasilitas kesehatan
2.270 1.359 3.790
For cohort Fasilitas kesehatan = Fasilitas kesehatan