Page 1
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS)
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E
SMP NEGERI 16 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
VINA YULIANTI
NIM. X4306031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 2
ii
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS)
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E
SMP NEGERI 16 SURAKARTA
Oleh :
VINA YULIANTI
NIM. X4306031
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 3
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Harlita. S.Si, M.Si
NIP. 19690401 199802 2 001
Pembimbing II
Drs. Slamet Santosa M.Si
NIP. 19591220 198601 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 4
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : ………………..
Tanggal : ………………..
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd ...................
Sekretaris : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si ........................
Anggota I : Harlita, S.Si, M.Si ....................
Anggota II : Drs.Slamet Santosa, M.Si ........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 5
v
ABSTRAK
Vina Yulianti. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR
SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E SMP NEGERI 16 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2010.
Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar biologi
dengan penerapan pembelajaran TPS (Think Pair Share) di kelas VIIIE SMP
Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian adalah
siswa kelas VIII E SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang
berjumlah 34 orang. Teknik pengumpulkan data meliputi angket, observasi dan
wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biolog dapat
dilihat melalui hasil angket dan observasi. Rata-rata nilai persentase capaian setiap
indikator dari angket motivasi belajar biologi siswa pada pra siklus sebesar
70,57%, pada siklus I sebesar 74,83%, dan pada siklus II sebesar 80,29%. Rata-
rata nilai persentase capaian setiap indikator dari observasi motivasi belajar
biologi siswa pada pra siklus adalah 51,10%, pada siklus I sebesar 69,85% dan
pada siklus II sebesar 83,08%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 6
vi
MOTTO
”Allah meninggikan orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(QS. Al-Mujadalah :14)
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh
mengetahui, sedang kamu tidak"
(QS. Al Baqarah: 216)
”Dan sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan...
(QS. Al Insyirah : 6)”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 7
vii
PERSEMBAHAN
ALLaH Robbiku Yang Maha Pengasih dan Penyayang, syukurku untuk
setiap titik rahmat dan ampunan serta kasih sayang-Mu yang senantiasa
menyertai setiap langkahku.
Kupersembahkan karya ini untuk:
Ibuku tercinta, wanita terhebat di dunia bagiku.. terima kasih tiada
terkira untukmu Ibu atas do’amu, kasih sayangmu dan pengorbananmu.
Bapak, terima kasih atas do’amu, nasihatmu, pengertianmu,
pengorbananmu dan segala yang telah kau berikan untukku.
Ayu Anggarwati, adik semata wayangku... pernahkah kau sadari bahwa
arti ikatan ini sungguh sangat indah dan takkan terganti.
Wall,e ... pengertian dan pengorbananmu takkan terlupa.
Pink, Lindut, terimakasih sobat... atas segala pengertian dan
pertemanan serta persaudaraan yang telah kalian berikan.
Bu Harlita dan Pak Slamet terima kasih atas bimbingan, nasehat dan
kesabarannya.
Biologi 2006, terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan yang tak
akan terlupakan.
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
"PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE
(TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E SMP NEGERI 16
SURAKARTA” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui
berbagai hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk
bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Harlita, S.Si, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan.
5. Drs. Slamet Santosa, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
6. Kepala sekolah SMP N 16 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk
mengadakan penelitian.
7. Guru mata pelajaran biologi kelas VIIIE Surakarta yang senantiasa membantu
kelancaran penelitian dan kerja samanya.
8. Siswa kelas VIIIE SMP N 16 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 9
ix
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah
membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 10
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN ABSTRAK v
HALAMAN MOTTO vi
HALAMAN PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI X
DAFTAR TABEL Xii
DAFTAR GAMBAR Xiii
DAFTAR LAMPIRAN Xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II. LANDASAN TEORI 6
A. Tinjauan Pustaka 6
1. Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share 6
2. Motivasi Belajar 10
B. Kerangka Berpikir 14
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 16
A. Tempat dan Waktu Penelitian 16
B. Metode Penelitian 16
C. Sumber Data 17
D. Teknik Pengumpulan Data 17
E. Indikator Keberhasilan 20
G. Validitas Data 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 11
xi
H. Analisa Data
I. Prosedur Penelitian
21
22
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26
A. Deskripsi Pra Siklus 26
B. Deskripsi Siklus I 29
C. Deskripsi Siklus II
D. Deskripsi Antar Siklus
36
42
E. Pembahasan 46
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 50
A. Simpulan 50
B. Implikasi 50
C. Saran 50
DAFTAR PUSTAKA 52
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
Daftar Halaman
Tabel 1. Perbedaan empat model pembelajaran kooperatif 7
Tabel 2. Skor Penilaian Angket 19
Tabel 3. Daftar Presentase Target Capaian Masing-masing
Variabel yang Diukur
20
Tabel 4. Persentase Capaian setiap Indikator Observasi
Motivasi Belajar Biologi Siswa Pra Siklus
27
Tabel 5. Persentase Capaian setiap Indikator Angket Motivasi
Belajar Biologi Siswa Pra Siklus
27
Tabel 6. Persentase Capaian Setiap Indikator Observasi
Motivasi Belajar Biologi Siswa Siklus I
31
Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Indikator Angker Motivasi
Belajar Biologi Siswa Siklus I
32
Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator Observasi
Motivasi Belajar Biologi Siswa Siklus II
38
Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator Angker Motivasi
Belajar Biologi Siswa Siklus II
38
Tabel 10. Persentase Capaian Rata-rata Indikator Angket
Motivasi Belajar Biologi Siswa Setiap Siklus
42
Tabel 11. Persentase Capaian Indikator Observasi Motivasi
Belajar Biologi Setiap Siklus
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 13
xiii
DAFTAR GAMBAR
Daftar Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 15
Gambar 2. Skema Triangulasi Sumber data 21
Gambar 3. Model Analisis Interaktif 21
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc Taggart
25
Gambar 5. Hasil Capaian Indikator Observasi Motivasi Belajar
Biologi Siswa Siklus I.
33
Gambar 6. Hasil Capaian Indikator Angket Motivasi Belajar
Biologi Siswa Siklus I.
34
Gambar 7. Hasil Capaian Indikator Observasi Motivasi Belajar
Biologi Siswa Siklus II.
39
Gambar 8. Hasil Capaian Indikator Angket Motivasi Belajar
Biologi Siswa Siklus II.
41
Gambar 9. Hasil Capaian Indikator Angket Motivasi Belajar
Biologi Siswa Setiap Siklus
43
Gambar 10. Hasil Capaian Indikator Observasi Motivasi
Belajar Biologi Siswa Setiap Siklus
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian
a. Silabus 54
b. RPP Siklus I 57
c. RPP Siklus II 70
d. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa 81
e. Angket Motivasi Belajar Siswa 82
f. Kisi–kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa
g. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
85
86
h. Pedoman Wawancara Guru Prasiklus
i. Pedoman Wawancara Siswa Prasiklus
j. Pedoman Wawancara Guru Pasca siklus
88
89
90
k. Pedoman Wawancara Siswa Pasca siklus 91
Lampiran 2 Data Hasil Penelitian
a. Presensi Siswa Siklus I dan Siklus II 92
b. Perbandingan Hasil Observasi Motivasi
Belajar Biologi Setiap Siklus
c. Perbandingan Hasil Angket Motivasi
Belajar Biologi Setiap Siklus
d. Hasil Wawancara Guru Prasiklus
e. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus I
f. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus II
g. Hasil Wawancara Siswa Prasiklus
h. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus I
i. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus II
j. Hasil Pengisian Angket Pra Siklus
k. Hasil Pengisian Angket Siklus I
l. Hasil Pengisian Angket Siklus II
93
94
95
97
99
101
102
103
104
107
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 15
xv
Lampiran 3 Dokumentasi
a. Dokumentasi Prasiklus
b. Dokumentasi Siklus I
113
114
c. Dokumentasi Siklus II 115
Lampiran 4 Perijinan
a. Surat Permohonan Ijin Research 116
b. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi 117
c. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan
Penelitian di SMP N 16 Surakarta
118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang selalu mengalami
perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang kehidupan. Pendidikan
pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa).
Interaksi yang dimaksud yaitu saling mempengaruhi antara pendidik dengan
peserta didik. Salah satu fungsi pendidikan adalah membantu siswa dalam
pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta
karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi diri maupun lingkungan.
Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai atau pelatihan
ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensi dan
aktual telah dimiliki siswa. Peran guru dalam hal ini adalah mengembangkan lebih
lanjut pengetahuan yang dimiliki siswa semaksimal mungkin serta mendorong
siswa atau memotivasi siswa.
Proses pembelajaran biologi mencakup proses mengajar dan proses
belajar. Proses mengajar dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan proses
belajar dilaksanakan oleh siswa sebagai peserta didik. Keberhasilan kegiatan
belajar mengajar biologi sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal dari siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa, antara lain motivasi belajar. Motivasi merupakan faktor pendorong
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan.
Motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan
memberikan arah kegiatan belajar. Motivasi dapat berasal dari dalam diri siswa
sendiri tanpa ada paksaan orang lain yang disebut motivasi intrinsik maupun yang
berasal dari rangsangan pihak luar yang disebut motivasi ekstrinsik. Apabila
motivasi belajar yang dimiliki siswa tinggi maka diharapkkan tujuan belajar dapat
tercapai. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa atau berasal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 17
2
dari rangsangan pihak luar. Faktor tersebut antara lain metode pembelajaran dan
interaksi sosial siswa (Syah, 2006: 136-137).
Metode mengajar juga sangat mempengaruhi dalam pembelajaran.
Pemilihan metode mengajar akan berpenngaruh terhadap kegiatan siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung. Pemilihan metode mengajar harus
disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan kondisi siswa dengan harapan
siswa dapat tertarik dan terdorong untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat agar mampu membawa
peran serta siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
SMP 16 Surakarta merupakan salah satu sekolah negeri yang memiliki
input siswa dengan prestasi belajar yang bervariasi. Prestasi belajar yang
bervariasi disebabkan karena motivasi belajar siswa beraneka ragam. Hasil
observasi terhadap proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran biologi kelas
VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta, menunjukan perhatian siswa dalam
pembelajaran kurang, siswa ada yang mengantuk, sibuk dengan aktivitas masing-
masing yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran, mengobrol sendiri dengan
teman, tidak mengerjakan tugas, jika diberi pertanyaan tidak bisa menjawab, ada
yang mengerjakan tugas selain biologi, sebagian siswa ada yang tidak membawa
buku panduan. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan sementara bahwa
motivasi belajar siswa rendah.
Kesimpulan sementara dapat diperkuat dengan melakukan observasi
lanjutan dengan menggunakan indikator motivasi belajar. Setelah dilakukan
observasi diperoleh hasil bahwa jumlah rata-rata siswa yang mengumpulkan tugas
19 siswa (55,88%), siswa yang aktif dalam diskusi kelompok 21 siswa (61,76%),
siswa yang mencatat ringkasan materi dan penjelasan dari guru 22 siswa
(64,70%), siswa mengerjakan soal latihan sendiri tanpa diperintah 15 (44,11%),
siswa bertanya mengenai materi pelajaran 4 siswa (11,76%), siswa
memperhatikan saat guru menerangkan 21 (61,76%), siswa membawa buku
pegangan dan referensi biologi 23 siswa (67,64%), siswa yang tidak menyontek
pada waktu ulangan 14 siswa (41,17%). Hal ini terkait dengan ciri-ciri motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 18
3
rendah antara lain ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatian
dan ada yang bermain sendiri selama proses pembelajaran (Dimyati dan
Mudjiono, 1994: 79).
Berdasarkan kajian terhadap hasil observasi dan diskusi dengan siswa
dan guru biologi ditemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya
motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta dalam pembelajaran
Biologi. Faktor pertama, siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa lebih berperan sebagai penerima informasi pasif, bukan
sebagai subjek yang melakukan aktivitas belajar, sehingga perhatian siswa sering
teralih pada hal-hal lain di luar materi pelajaran walaupun penyediaan fasilitas
kegiatan pembelajaran sudah baik misalnya laboratorium, perpustakaan,
komputer, media pembelajaran audiovisual dan lain sebagainya. Kelengkapan
fasilitas ini belum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Faktor kedua,
penggunaan metode pembelajaran yang digunakan belum mampu membangkitkan
motivasi belajar siswa terhadap materi yang disajikan.
Guru sebagai pengajar perlu mengatasi masalah tersebut salah satunya
dengan mencoba strategi pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa agar dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Pemilihan
pendekatan pembelajaran diharapkan dapat membantu meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam proses pembelajaran. Metode yang dapat digunakan sebagai
alternatif adalah metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share.
Think Pair Share merupakan salah satu teknik pembelajaran yang
terdapat dalam model cooperative learning yang menganut sistem kerja sama
atau belajar kelompok dengan tugas terstruktur merujuk pada pencapaian tujuan
dalam memecahkan masalah. Metode ini diawali dengan pemberian
pertanyaan/permasalahan dan siswa berfikir secara mandiri yang diharapkan dapat
menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih
memperhatikan pelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah siswa berdiskusi dengan
pasangan. Pemilihan metode Think Pair Share karena pembelajaran kooperatif
ini memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan
orang lain serta mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Sehingga diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 19
4
siswa akan lebih terdorong dan termotivasi untuk lebih giat belajar dan mengikuti
pembelajaran. Siswa dapat saling bertukar informasi dengan siswa lain untuk
menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama sehingga diharapkan akan
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian dengan
judul sebagai berikut : “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E SMP
NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”
B. Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi
pokok penelitian dapat dirumuskan yaitu apakah penerapan metode Think Pair
Share (TPS) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Biologi kelas VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di depan,
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Biologi VIIIE SMP Negeri 16
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan pembelajaran kooperatif
Think Pair Share (TPS).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 16
Surakarta dalam pembelajaran Biologi.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran agar siswa tidak
jenuh/bosan sehingga lebih semangat dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 20
5
2. Bagi Guru
a. Menyajikan sebuah alternatif bagi guru untuk mengatasi masalah
pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan
metode pembelajaran yang bervariasi.
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penggunaan metode
Think Pair Share untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat menyusun program baru dalam peningkatan proses pembelajaran
biologi dengan menggunakan metode Think Pare Share.
b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran
secara umum pada tahap berikutnya.
4. Bagi Peneliti
a. Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran
Biologi melalui metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share.
b. Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti.
c. Mengaplikasikan teori yang telah diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 21
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
Pembelajaran kooperatif (Cooperativ learning) adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kolompok kecil siswa untuk
bekerja sama. Slavin (2009: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam
kelompok – kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pembelajaran. Jadi pembelajaran kooperatif menekankan
pada kerja sama siswa dalam kelompok. Siswa diharapkan dapat saling
membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah
pengetahuan yang mereka miliki dan dapat mengatasai kesenjangan dalam
pemahaman diantara siswa.
Isjoni (2009: 21) menyatakan “Tujuan utama dalam penerapan
pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat
dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya
dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok”.
Penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian
prestasi para siswa dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat
mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas
yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan
lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir,
menyelesaikan masalah dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan
dan pengetahuan mereka (Slavin, 2009: 4-5).
Menurut Anita Lie (2008: 31) untuk mencapai hasil yang maksimal,
terdapat lima prinsip pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu: a)
saling ketergantungan positif; b) tanggung jawab perseorangan; c) tatap muka; d)
komunikasi antar anggota; e) evaluasi proses kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 22
7
Trianto (2007: 49-51) mengemukakan bahwa terdapat empat pendekatan
yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif
diantaranya yaitu STAD (Student Teams Achievement Divisions), Jigsaw,
Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan
struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together
(NHT). Perbedaan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 23
8
Tabel 1. Perbedaan Empat Model Pembelajaran Kooperatif.
STAD Jigsaw Investigasi
Kelompok
Pendekata
n
Struktural
Tujuan
Kognitif
Informasi
akademik
sederhana
Informasi
akademik
sederhana
Informasi
akademik tingkat
tinggi dan
keterampilan
inkuiri
Informasi
akademik
sederhana
Tujuan sosial Kerja kelompok
dan kerjasama
Kerja
kelompok dan
kerjasama
Kerjasama dalam
kelompok
kompleks
Informasi
akademik
sederhana
Struktur tim
Kelompok
belajar heterogen
dengan 4 -5
orang anggota
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 5-6
orang anggota
menggunakan
pola kelompok
‘asal’ dan
kelompok
‘ahli’
Kelompok belajar
heterogen dengan
5-6 anggota
homogen
Bervariasi,
berdua,
bertiga atau
4-6 anggota
kelompok
Pemilihan
topik
Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya
guru
Tugas utama Siswa dapat
menggunakan
lembar kegiatan
dan saling
membantu untuk
menuntaskan
materi belajarnya
Siswa
mempelajari
materi dalam
kelompok
‘ahli’
kemudian
membantu
anggota
kelompok asal
dalam
mempelajari
materi itu
Siswa
menyelesaiakan
inkuiri kompleks
Siswa
mengerjaka
n tugas-
tugas yang
diberikan
secara
sosial dan
kognitif
Penilaian Tes mingguan Bervariasi,
dapat berupa
tes mingguan
Menyelesaikan
proyek dan
menulis laporan,
dapat
menggunakan tes
essay
Bervariasi
Pengakuan Lembar
pengetahuan dan
publikasi lainnya
Publikasi lain Lembar pengakuan
dan publikasi
lainnya
Bervariasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 24
9
Think Pair Share merupakan salah satu teknik pembelajaran yang terdapat
dalam model cooperatif learning yang menganut sistem kerjasama. Menurut
Isjoni (2009: 112) Think Pair Share merupakan teknik yang memberi siswa
kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Menurut
Nik Azlina (2010) menyatakan bahwa: ”This technique involves sharing with
enables students to assess new ideas and if necessary, clarify or rearrange them
before presenting them to the larger group. It allows the students to think
individually, interact with their pair and share the information with all the
students and their teacher. It educates the student to be more active and
participate during the learning process rather than to be a passive learner”.
Teknik ini menyertakan kegiatan dengan seorang patner yang memungkinkan
siswa untuk menaksir ide-ide baru dan jika perlu, menjelaskan atau menyusun ide-
ide itu kembaali sebelum mempresentasikan kepada kelompok yang lebih besar.
Hal itu membuat siswa berpikir secara individual , berinteraksi dengan
pasangannya, dan membagi informasi dengan semua siswa dan guru. Hal tersebut
mendidik siswa untuk menjadi lebih aktif dan berpartisipasi selama proses belajar
daripada menjadi pelajar yang pasif.
Menurut Anita Lie (2008: 57) metode Think Pair Share memberikan
kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Memberi
kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk
dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Teknik ini bisa
digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak
didik. Pemilihan metode ini merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa
dari luar yang biasa dikenal dengan motivasi ekstrinsik. Kelemahan dari metode
ini adalah metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di
sekolah, sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu
pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal, menyusun
bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf
berfikir anak dan mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara
mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 25
10
secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa. Setiap metode
memiliki keunggulan dan kelemahan, untuk meminimalisir dari kelemahan
tersebut perlu adanya usaha yang maksimal dan pemilihan materi pelajaran yang
sesuai dalam menggunakan metode ini. Tipe ini memberikan kepada para siswa
waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain (Kunandar:
345).
Langkah-langkah dalam menerapkan pendekatan struktural Think Pair
Share sebagai berikut : Thingking (berfikir) yaitu guru memberikan pertanyaan
atau masalah yang berhubungan dengan pelajaran dan meminta siswa untuk
memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri. Pairing (berpasangan) yaitu guru
meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain dengan mendiskusikan
apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama. Sharing (berbagi) yaitu guru
meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau bekerjasama
dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka diskusikan
dengan cara bergantian pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai beberapa
siswa telah mendapat kesempatan untuk melapor, paling tidak sekitar seperempat
pasangan, tetapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia (Arends, 2001: 325-
326).
Langkah-langkah metode Think Pair Share Menurut Agus Suprijono
(2009: 91) seperti namanya Thinking, pembelajaran ini diawali dengan guru
mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh
peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
jawabannya. Selanjutnya pairing pada tahap ini guru meminta peserta didik
berpasang-pasangan. Memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk
berdiskusi. Diharapkan diskusi dapat memperdalam makna dari jawaban yang
telah dipikirkan melalui inter subjektif dengan pasangannya. Hasil diskusi inter
subjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh
kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing dalam kegiatan ini diharapkan terjadi
tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integratif.
Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 26
11
2. Motivasi Belajar
a. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Uno (2008: 3) istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa
rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku
tertentu.
Menurut Sardiman (1992: 73) kata “motif” diartikan sebagai upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas terteterntu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Dimyati & Mudjiono (1999: 80) berpendapat bahwa motivasi sebagai
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia.
Dorongan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita
sedangkan perilaku yang dimaksud adalah perilaku belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan, terjadi bila
individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dan yang ia
harapkan; (b) dorongan, merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada
pemenuhan harapan atau pencapain tujuan yang merupakan inti motivasi; (c)
tujuan, merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan inilah
yang mengarahkan perilaku individu (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 80-81).
Davies (1986: 214) menyatakan bahwa motivasi ialah kekuatan
tersembunyi di dalam diri kita, yang mendorong kita untuk berkelakuan dan
bertindak dengan cara yang khas. Kekuatan itu terkadang berpangkal pada naluri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 27
12
kadang juga berpangkal pada suatu keputusan yang rasional, tetapi lebih sering
perpaduan dari kedua proses tersebut.
Sardiman (1992: 73-75) menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian yang
dikemukakan ini mengandung tiga elemen penting. Elemen yang dimaksud adalah
bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia, motivasi ditandai dengan munculnya feeling, dan motivasi
dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.
Motivasi merupakan faktor pendorong seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi dalam kegiatan
belajar dapat dikatakan sebagai daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar.
Motivasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar, karena seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, maka hasil belajar yang dimiliki tidak
optimal.
2. Jenis Motivasi
Menurut Muhibbin Syah (2006: 136) motivasi dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
adalah hal dan keaadan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorong melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal
dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar. Motivasi intrinsik siswa bisa ditumbuhkan dengan
cara menyenangi materi dan membutuhkan materi tersebut, yang nantinya materi
itu akan berguna bagi masa depan siswa yang bersangkutan. Sedangkan motivasi
ekstrinsik sendiri bisa dilakukan dengan memberikan pujian, memberikan hadiah,
suri teladan orangtua, guru, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 28
13
3. Peranan motivasi dalam pembelajaran
Uno (2008: 27) menyatakan ada beberapa peranan penting dari motivasi
dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang
dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperluas tujuan belajar yang hendak
dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d)
menentukan ketekunan belajar.
Motivasi memang sangat di perlukan dalam pembelajaran, untuk itu ada
cara tersendiri dalam memotivasi siswa. Menurut Ahmad Rohani dan Abu
Ahmadi (1991: 11) menyatakan bahwa beberapa cara untuk menumbuhkan
motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan
informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan kepada peserta
didik, memberi kesempatan peserta didik untuk menyalurkan keinginan
belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta
didik seperti gambar, foto, diagram. Cara tersebut diharapkan dapat merangsang
dan memotivasi siswa dalam belajar.
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan belajar inilah yang disebut
dengan motivasi motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu: mengetahui apa
yang akan dipelajari, dan memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari
(Sardiman 1992: 39).
b. Belajar
Belajar merupakan cara seseorang yang tadinya belum mengetahui sesuatu
menjadi tahu. Menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dengan lingkungannya.
Menurut Sukmadinata (2004: 155) belajar selalu berkenaan dengan
perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada
yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang
juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk
interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 29
14
Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan
pengetahuan (Sardiman 1992: 22-23).
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi didalam belajar. Menurut
Sardiman (1992: 38) dari sekian banyak faktor yang berpengaruh, secara garis
besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek
belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar. Faktor intern ini
menyangkut aspek jasmaniah (kondisi kesehatan jasmani dari individu) maupun
rohaniah (menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan
intelektual, social, psikomotor). Sedangkan faktor eksternal menyangkut faktor
fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
c. Motivasi Belajar
Motivasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar, apalagi jika motivasi
tersebut timbul dari dalam diri siswa (intrinsik) tanpa adanya paksaan atau
dorongan dari orang lain maka hasil belajar juga akan optimal. Menurut Uno
(2008: 23) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memenuhi.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara efektif permanen dan secara
potensial terjadi sebagai hasil dan praktik atau penguatan (reinforced practice)
yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator
motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: adanya hasrat dan
keinginan berhasil, adanya dorongan dan keinginan dalam belajar, adanya harapan
dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya keinginan
yang menarik dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 30
15
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat
belajar dengan baik (Uno, 2008: 23).
Sardiman (1992: 83) berpendapat bahwa seseorang yang termotivasi
akan mempunyai ciri-ciri yaitu : (1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja
terus-menerus dalam waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai), (2)
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), (3) Menunjukkan minat
terhadap berbagai masalah, (4) Lebih senang bekerja mandiri, (5) Cepat bosan
pada tugas-tugas rutin, (6) Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin
akan sesuatu), (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, (8) Senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
B. Kerangka Berpikir
Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan
proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas
dipengaruhi oleh berbagai faktor misal motivasi siswa dalam belajar. Jika seorang
siswa tidak memiliki motivasi belajar maka siswa tidak akan berhasil dalam
proses belajar mengajar. Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai
akan sangat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan metode
pengajaran yang kurang menarik dan kurang bervariasi dapat menimbulkan
rendahnya motivasi belajar siswa, sehingga siswa cepat bosan dan tidak belajar
sungguh-sungguh.
Terkait dengan permasalahan diatas, maka perlu adanya variasi metode
yang diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dan juga
mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi saat pembelajaran berlangsung. Salah
satu metode yang dapat diterapkan yakni pembelajaran kooperatif Think Pair
Share. Metode Think Pair Share merupakan suatu metode dalam pembelajaran
kooperatif yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja
sama dengan orang lain serta mengoptimalisasikan pertisipasi siswa, dengan
begitu harapannya siswa akan terdorong untuk belajar, khususnya pada
permasalahan yang dibebankan siswa tersebut. Penerapan metode pembelajaran
kooperatif Think Pair Share diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 31
16
biologi siswa. Kerangka pemikiran dalam pelaksanaan penelitian ini secara
sederhana dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Strategi
pembelajaran
belum dapat
memotivaswa
dalam belajar
Guru masih
menggunakan
model
konvensional
sehingga
pembelajaran
terpusat pada
guru
PROSES
INPUT
Proses belajar di kelas
Metode pembelajaran
kurang bervariasi
Siswa merasa bosan
dan jenuh
Penerapan
pembelajaran
kooperatif TPS
Motivasi belajar
siswa rendah
Motivasi belajar
siswa meningkat
OUTPUT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 32
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16
Surakarta pada kelas VIIIB semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 yang
beralamat di Jl. Kolonel Sutarto No. 188 Surakarta.
2) Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan
tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan
instrumen penelitian, seminar proposal, dan pengajuan perijinan penelitian.
Tahap ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Juni 2010.
b. Tahap Penelitian
Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu
pengambilan data yaitu pelaksanaan pembelajaran kooperatif Think Pair
Share. Tahap ini dilaksankan pada bulan Agustus 2010.
c. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan.
Tahap ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 sampai dengan selesai.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
yang bertujuan untuk memperbaiki dan mencari solusi dari persoalan nyata dan
praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung
dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Penelitian tindakan
kelas terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 33
18
refleksi (reflecting). Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu tahapan
Pra PTK.
Adapun rancangan solusinya adalah tindakan berupa penerapan model
pembelajaran kooperatif, yaitu metode TPS (Think Pair Share). Dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) tersebut
digunakan tindakan siklus dalam setiap pembelajaran, artinya cara menerapkan
metode pada pembelajaran pertama sama dengan yang diterapkan pada
pembelajaran kedua, hanya refleksi terhadap setiap pembelajaran berbeda,
tergantung dari fakta dan interpretasi data yang ada. Hal ini dilakukan agar
diperoleh hasil yang maksimal mengenai cara penggunaan metode TPS untuk
meningkatkan motivasi belajar biologi siswa.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data informasi
tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif. Aspek kualitatif berupa catatan
lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi berdasarkan lembar
observasi, wawancara dengan guru dan siswa serta memberikan angket yang
menggambarkan kegiatan pembelajaran oleh siswa di dalam kelas. Data penelitian
dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi:
a. Informasi siswa dan guru.
b. Tempat dan proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
c. Dokumentasi atau arsip, yang antara lain berupa silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, dan buku referensi mengajar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi.
1. Metode Wawancara
Metode wawancara di antaranya digunakan untuk mengetahui informasi
dan kondisi sekolah maupun kondisi pembelajaran di kelas dari guru Biologi yang
bersangkutan. Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa yang bertujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 34
19
mengadakan informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan
dan untuk mendapat masukan yang mendalam setiap proses pembelajaran yang
dapat dijadikan refleksi untuk perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.
Wawancara yang dilakukan sadalah wawancara bebas dan dilakukan secara
informal kepada guru dan siswa yang dianggap mewakili.
2. Metode Observasi
Metode observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran materi
pertumbuhan dan perkembangan manusia di kelas VIIIE SMP Negeri 16
Surakarta. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru beserta proses
pembelajaran yang menyertainya. Kegiatan observasi yang dilakukan adalah
observasi terfokus dalam rangka mengetahui motivasi belajar biologi siswa sesuai
dengan kriteria pada lembar observasi beserta observasi kejadian-kejadian yang
menyertainya selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Metode Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur atau responden (Suharsimi Arikunto, 2002:28). Bentuk angket yang
digunakan dalam penelitian adalah bentuk cek-list, yaitu suatu bentuk angket
dimana pengisi angket memberi tanda cek (V) pada kolom yang telah disediakan.
Pemberian angket dilakukan pada awal penelitian dan di setiap akhir siklus pada
pokok bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Informasi yang
diperoleh dari angket dijadikan bahan evaluasi peningkatan motivasi belajar
biologi siswa dengan adanya tindakan pada tiap siklus. Ada atau tidak
peningkatan motivasi belajar biologi siswa serta besar kenaikannya dapat
diketahui dalam proses pembelajaran biologi pokok bahasan Pertumbuhan dan
Perkembangan Manusia dengan menggunakan angket.
Angket yang diberikan kepada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 16
Surakarta dalam hal ini adalah angket motivasi belajar biologi siswa. Hasil
informasi angket ini memiliki kontribusi yang besar dalam mengevaluasi semua
segi dalam penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) untuk
meningkatkan motivasi belajar biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 35
20
Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dengan alternatif
jawaban tersedia. Angket disusun dengan terlebih dahulu membuat konsep alat
ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur berisi kisi-kisi angket.
Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan
dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator digunakan
sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket.
Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih
salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk menjawab pertanyaan.
Kriteria penilaian item soal angket dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Skor Penilaian Angket
Alternatif jawaban Skor
(+) (-)
Sangat setuju/selalu
Setuju/sering
Tidak berpendapat/jarang
Tidak setuju/hampir tidak pernah
Sangat tidak setuju/tidak pernah
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
(Sumber : Nana Sudjana, 2005: 81)
4. Metode Dokumentasi
Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan
dalam proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah silabus, presensi
siswa dan buku ajar yang digunakan.
E. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau
setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa peserta didik terlibat secara aktif
baik fisik ataupun mental dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2006:101).
Penelitian dapat dihentikan apabila rata-rata capain indikator yang diukur sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 36
21
mencapai target yang ditentukan, sebaliknya jika masing-masing variabel yang
diukur belum memenuhi target capaian maka dilanjutkan siklus berikutnya untuk
mencapai target yang telah ditetapkan. Daftar target dari masing-masing variabel
yang akan diukur dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Persentase Target Capaian Masing-Masing Indikator pada setiap
Variabel Diukur.
Variabel Target yang harus dicapai Kategori
Angket Motivasi Belajar ≥ 75 % Baik
Observasi Motivasi Belajar ≥ 75 % Baik
F. Validitas Data
Suatu informasi yang digunakan sebagai data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
mewakili atau mencakup aspek-aspek yang ingin diteliti yang nantinya dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik suatu kesimpulan. Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu data.
Teknik yang digunakan dalam menjaga validitas data dalam penelitian adalah
teknik triangulasi.
Menurut Moleong (2002:178) teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi dalam
penelitian ini adalah triangulasi metode. Jenis triangulasi metode dilakukan
dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari beberapa
teknik pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode
pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi selama KBM berlangsung
dan angket. Adapun skema triangulasi dapat dilihat pada Gambar 2 (Sutopo,
2002: 81).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 37
22
Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Penelitian
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya
pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan
dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis
menurut Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
simpulan.
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian
singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data
dilakukan untuk mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi
secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan simpulan
merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan
data. Data terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna.
Adapun tahapan analisis data secara skematis menurut Miles dan
Huberman (1992: 16-21) dapat dilihat pada Gambar 3
Wawancara
Data Siswa Angket
Observasi
Sajian Data
Verifikasi
(Penarikan Simpulan)
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Gambar 3. Model Analisis Interaktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 38
23
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah penelitian yang digunakan mengikuti
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Robin MC Taggart yang berupa
model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang
dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali
merupakan suatu dasar untuk pemecahan masalah. Langkah-langkah operasional
penelitian meliputi tahap persiapan, perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Tahap pelaksanaan dapat diuraikan
sebagai berikut :
Tahap Persiapan
1. Permintaan izin kepada kepala sekolah dan guru biologi SMP Negeri 16
Surakarta.
2. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan kegiatan
belajar mengajar.
3. Identifikasi permasalahan dalam proses belajar mengajar pelajaran biologi.
Setelah mengetahui permasalahan dalam proses belajar mengajar pelajaran
biologi maka akan direncanakan pada tahap selanjutnya, yaitu pelaksanaan siklus.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Menentukan materi pembelajaran yakni pada sub pokok bahasan Tahapan
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia, sekaligus menyusun perangkat
mengajar berupa Satuan Pengajaran dan Rencana Palaksanaan Pembelajaran.
2. Menyusun instrumen penelitian berupa:
a) Angket motivasi belajar siswa.
b) Lembar observasi motivasi belajar siswa.
c) Pedoman wawancara tentang penerapan model pembelajaran
pembelajaran kooperatif TPS dan motivasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 39
24
b. Tahap Tindakan
Pada tahap ini dilakukan implementasi penerapan pembelajaran
kooperatif TPS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 2 kali tatap muka dengan alokasi waktu 3 x 40
menit. Pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran I dan II (terlampir).
1). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-1 (2 x 40 menit) dengan
penerapan pembelajaran kooperatif TPS. Materi pembelajaran pada
pertemuan 1 yaitu: Tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia.
2). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-2 (1 x 40 menit) dengan
penerapan pembelajaran kooperatif TPS. Materi pembelajaran pada
pertemuan 2 yaitu: Tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi dan evaluasi dilaksanakan dengan bantuan angket dan
lembar observasi motivasi belajar siswa.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
Tahap analisis dan refleksi meliputi kegiatan mengulas perubahan yang
terjadi pada motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sebagai bahan
perencanaan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan untuk siklus II ini disusun berdasarkan hasil evaluasi dan
refleksi pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun
rencana pengajaran siklus II, serta menyiapkan instrumen-instrumen penelitian
seperti angket motivasi belajar siswa, dan lembar observasi motivasi belajar
siswa.
b. Tahap Tindakan
Pada tahap ini dilakukan implementasi penerapan pembelajaran
kooperatif TPS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 2 kali tatap muka dengan alokasi waktu 3 x 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 40
25
menit. Pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran I dan II (terlampir). .
1). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-3 (2 x 40 menit) dengan
penerapan pembelajaran kooperatif TPS. Materi pembelajaran pada
pertemuan 3 yaitu: Masa pubertas dan menstruasi.
2). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-4 (1 x 40 menit) dengan
penerapan pembelajaran kooperatif TPS. Materi pembelajaran pada
pertemuan 4 yaitu: Masa pubertas dan menstruasi.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi dan evaluasi dilaksanakan dengan bantuan angket dan
lembar observasi motivasi belajar siswa.
d.Tahap Analisis dan Refleksi
Tahap analisis dan refleksi meliputi kegiatan mengulas perubahan yang terjadi
pada motivasi belajar siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus II.
Kegiatan selanjutnya pada tahap ini adalah menganalisis proses dan dampak
pelaksanaan tindakan, serta melihat ketercapaian indikator. Hasil dari tahap ini
dapat digunakan untuk memutuskan antara melanjutkan tindakan selanjutnya atau
berhenti karena masalah telah terpecahkan dan tujuan telah tercapai.
3. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan
diharapkan guru bidang studi Biologi tempat penelitian (SMP Negeri 16
Surakarta) bersedia melakukan perbaikan kualitas pembelajaran secara terus
menerus serta mengembangkan strategi untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa serta mencapai kompetensi pembelajaran yang baik. Adapun prosedur
penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 41
26
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas model spiral
(Sumber: Sukardi, 2001: 215)
Tindakan
Pelaksanaan
pembelajaran kooperatif
TPS siklus 2
Pengamatan
proses belajar
mengajar dan
motivasi belajar
siswa.
Tindak lanjut dari guru
Biologi setelah
penelitian.
Tindakan
Pelaksanaan
pembelajaran
kooperatif
TPS siklus 1
Pengamatan
Pengamatan proses
belajar mengajar
dan motivasi
belajar siswa
Perencanaan
Menyiapkan
instrumen dan
perangkat
mengajar untuk
pembelajaran pada
siklus I
Refleksi
Menganalisis
proses dan
dampak
pelaksanaan
tindakan, jika
indikator belum
tercapai diteruskan
siklus kedua
Perencanaan
Menyiapkan
instrumen dan
perangkat mengajar
untuk pembelajaran
pada siklus II
Refleksi
Menganalisis
proses dan
dampak
pelaksanaan
tindakan, serta
melihat
ketercapaian indikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 42
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran biologi digali melalui
kegiatan observasi pra siklus. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui
kondisi nyata yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan
observasi dilaksanakan di kelas VIIIE SMP Negeri I6 Surakarta. Kegiatan
penelitian diawali dengan observasi dan diskusi dengan guru biologi kelas VIIIE
untuk mengetahui kondisi awal kelas terutama yang berkaitan dengan
pembelajaran biologi.
Hasil observasi diketahui bahwa guru menggunakan metode mengajar
yang kurang bervariasi walaupun sudah menggunakan media pembelajaran.
Semangat siswa untuk memperhatikan pelajaran masih rendah, kesadaran siswa
untuk belajar dengan sungguh-sungguh masih rendah sehingga banyak siswa yang
mengerjakan ulangan bekerja sama dengan siswa lain, usaha untuk mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru juga masih rendah ini dilihat dari banyaknya
siswa yang mengumpulkan tugas tidak tepat waktu. Dari hasil tersebut maka
diperoleh kesimpulan sementara bahwa motivasi belajar biologi siswa rendah.
Sebagai penguat data hasil observasi awal, untuk mengetahui dan mengukur
seberapa besar motivasi belajar biologi siswa sebelum diberi tindakan, digunakan
lembar observasi. Item-item lembar observasi yang diberikan masing-masing
mewakili indikator-indikator motivasi belajar biologi siswa yang akan diukur dan
dilihat perubahan dan perkembangannya pada setiap siklus.
Hasil capaian setiap indikator motivasi belajar biologi siswa dalam
kegiatan pembelajaran (pra siklus) yang diperoleh melalui lembar observasi
motivasi belajar biologi siswa dapat dilihat pada Tabel 4.
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 43
28
Tabel 4. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Motivasi Belajar
Biologi Siswa Pra Siklus
No Indikator Capaian Indikator %
1. Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan guru.
55,88
2. Aktif dalam diskusi kelompok 61,76
3. Mempelajari kembali materi yang
diberikan guru.
64,70
4. Belajar biologi dengan sungguh-sungguh. 44,11
5. Adanya kemauan untuk bertanya dan
meningkatkan kualitas belajar.
11,76
6. Semangat untuk memperhatikan pelajaran
dengan baik
61,76
7. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 67,64
8. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan
orang lain
41,17
Rata-rata 51,10
Nilai motivasi belajar biologi siswa dari Tabel 4 yaitu setiap indikator
yang diukur sebelum tindakan berkisar antara 11,76% - 67,64%, dengan nilai rata-
rata sebesar 51,10%. Selain dengan observasi juga digunakan angket tertutup.
Item-item angket yang diberikan masing-masing mewakili indikator-indikator
motivasi belajar biologi siswa yang akan diukur dan dilihat perubahan dan
perkembangannya pada setiap siklus. Berikut merupakan hasil capaian setiap
indikator motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diperoleh
melalui angket motivasi belajar biologi siswa dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Presentase Capaian Indikator pada Angket Motivasi Belajar Biologi
Siswa Pra Siklus
No Indikator Capaian Indikator %
1. Adanya usaha untuk melakukan sesuatu
yang dapat meningkatkan prestasi belajar.
65,44
2. Mengikuti pelajaran dengan semangat. 76,02
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 44
29
Lanjutan Tabel 5.
3 Berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan
tidak suka.
74,11
4 Adanya kemauan untuk belajar. 69,85
5 Mempelajari kembali materi dari guru. 69,11
6 Bertanya pada guru jika merasa belum jelas. 72,79
7 Semangat untuk memperhatikan pelajaran dengan
baik.
74,70
8 Mempelajari biologi dari berbagai sumber. 58,82
9 Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang lain. 74,26
Rata-rata 70,57
Nilai motivasi belajar biologi siswa dari Tabel 5 dalam pembelajaran
menunjukkan setiap indikator yang diukur sebelum diberi tindakan. Pada tabel
tersebut terlihat bahwa nilai indikator motivasi belajar biologi siswa berkisar
antara 58,82% - 76,02%, dengan nilai rata-rata sebesar 70,57%. Capaian rata-rata
indikator masih tergolong rendah, untuk itu perlu ditingkatkan agar kualitas
pembelajaran menjadi lebih baik. Hasil perhitungan rata-rata motivasi belajar
menunjukkan adanya perbedaan persentase antara lembar observasi dan
perhitungan angket pra siklus. Perbedaan hasil dapat terjadi karena perbedaan
sudut pandang dalam mencari informasi mengenai motivasi belajar siswa.
Kegiatan observasi dilakukan secara objektif terhadap motivasi belajar siswa
selama proses pembelajaran, sedangkan angket diberikan kepada siswa untuk
mengetahui motivasi belajar siswa yang diisi secara subjektif menurut sudut
pandang siswa sendiri.
Berdasarkan hasil observasi awal dan data yang digali melalui angket pra
siklus, maka diberikan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi
belajar biologi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta. Tindakan diberikan
dengan menerapkan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share). Pemilihan
tindakan didasarkan pada asumsi bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan
melalui inovasi pembelajaran yang dapat membuat siswa termotivasi dalam
pembelajaran serta mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Hasil observasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 45
30
angket motivasi belajar biologi siswa pra siklus digunakan sebagai pembanding
untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui tindakan yang
diberikan.
Pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) mempunyai struktur
yang sederhana sebagai salah satu dasar dari perkembangan kelas kooperatif,
memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa lebih
banyak waktu untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Pembelajaran kooperatif ini membuat para siswa diam-diam memikirkan dan
memecahkan sebuah masalah secara independen, kemudian berpasangan dan
membagi pemikiran atau solusi dengan pasangannya. Siswa dilatih bernalar dan
dapat berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru
juga memberikan kesempatan siswa untuk menjawab dengan asumsi
pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan hasil
jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat didiskusikan dan dicari
pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu konsep. Metode ini juga
mendorong siswa meningkatkan semangat kerja sama siswa dan diharapkan
motivasi belajar biologi meningkat.
Untuk mengetahui adanya perubahan dalam setiap siklus yang dilakukan,
maka evaluasi dilakukan melalui observasi motivasi belajar dan pengisian angket
motivasi belajar biologi siswa, serta wawancara terhadap guru dan siswa.
B. Deskripsi Siklus I
Penelitian dilakukan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan
yang terjadi di dalam kelas dari hasil observasi awal. Kegiatan penelitian
dilaksanakan dalam rangkaian siklus yang berkelanjutan sampai mendapatkan
perbaikan untuk motivasi belajar biologi siswa. Penelitian yang dilakukan terdiri
atas dua siklus, masing-masing mencakup 4 tahapan yakni: (1) tahap perencanaan
tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan evaluasi, dan (4)
tahap analisis dan refleksi. Pembahasan dari tiap-tiap siklus dapat dijabarkan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 46
31
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah menyusun beberapa
instrumen penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan pembelajaran
kooperatif Think Pair Share dengan 2 kali pertemuan. Instrumen penelitian yang
disusun antara lain adalah:
a) Silabus mata pelajaran biologi sesuai kurikulum sekolah yaitu KTSP dengan
materi pokok tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia.
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi pertemuan 1 dan 2.
Penyusunan RPP sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
kooperatif Think Pair Share. Urutan tahapan pelaksanaan secara lengkap
dapat dilihat dalam RPP pertemuan 1 dan 2 pada lampiran.
c) Angket motivasi belajar siswa.
d) Lembar observasi motivasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan I, guru menggunakan pembelajaran kooperatif Think
Pair Share yang terdiri dari 2 kali tatap muka. Pertemuan pertama (2 x 40 menit)
dengan membahas materi tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia
presensi kehadiran 100% (hadir semua). Pertemuan kedua (1 x 40 menit) masih
melanjutkan materi tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia
dengan presensi kehadiran siswa 100% (hadir semua). Kegiatan pembelajaran
lebih dipusatkan pada kegiatan diskusi dan pada saat presentasi serta tanya jawab.
Pertemuan pertama (2 x 40 menit) diawali dengan apersepsi guru
mengenai perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Adanya apersepsi dapat
merangsang siswa berpikir sebelum dimulai pelajaran. Setelah itu dilanjutkan
dengan motivasi yaitu berupa pertanyaan yang mengarah ke materi yang akan di
ajarkan. Setelah itu dilanjutkan tahap pertama dari pembelajaran kooperatif Think
Pair Share yaitu persiapan yang dimulai dengan pembagian pasangan. Tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan yang dimulai dengan membagikan soal atau
permasalahan kepada siswa untuk dijawab/dipecahkan sendiri (Think).
Selanjutnya siswa mendiskusikan jawaban dengan kelompoknya (Pair), hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 47
32
diskusi dirangkum untuk dipaparkan/ dipresentasikan (Share). Presentasi
dilakukan dengan menunjuk beberapa kelompok.
Pertemuan kedua, setelah membuka pelajaran guru mengingatkan kepada
siswa mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Tahap
selanjutnya yaitu dengan melanjutkan diskusi pada pertemuan sebelumya yang
belum selesai, selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
materi yang belum dipahami dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan oleh
siswa bersama dengan guru. Kegiatan akhir pada siklus 1 pertemuan kedua adalah
diadakan postest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap tahapan
perkembangan dan pertumbuhan pada manusia.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus 1
Observasi dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar biologi dan
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif TPS (Think
Pair Share) yang diterapkan oleh guru. Penilaian terhadap motivasi belajar siswa
dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung. Siswa diberi angket yang
bersifat tertutup pada akhir siklus untuk mengetahui motivasi belajar setelah
diterapkan pembelajaran kooperatif TPS, lembar observasi yang digunakan adalah
lembar observasi motivasi belajar siswa. Berikut ini merupakan hasil observasi
tindakan pada siklus 1:
a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Biologi Siswa
Hasil observasi terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pada
siklus I dapat dilihat pada Tabel 6:
Tabel 6. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Motivasi Belajar
Biologi Siswa Siklus I
No Indikator Capaian Indikator %
1. Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan guru.
88,23
2. Aktif dalam diskusi kelompok 76,47
3. Mempelajari kembali materi yang
diberikan guru.
85,29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 48
33
Lanjutan Tabel 6.
4. Belajar biologi dengan sungguh-
sungguh.
55,88
5. Adanya kemauan untuk bertanya dan
meningkatkan kualitas belajar.
20,58
6. Semangat untuk memperhatikan
pelajaran dengan baik
85,29
7. Mempelajari biologi dari berbagai
sumber
82,35
8. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan
orang lain
64,70
Rata-rata 69,85
b. Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa
Hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 7:
Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Angket Motivasi Belajar
Biologi Siswa Siklus I
No Indikator Capaian Indikator %
1. Adanya usaha untuk melakukan sesuatu
yang dapat meningkatkan prestasi belajar.
76,02
2. Mengikuti pelajaran dengan semangat. 80,44
3. Berusaha meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka.
79,11
4. Adanya kemauan untuk belajar. 75,44
5. Mempelajari kembali materi dari guru. 73,82
6. Bertanya pada guru jika merasa belum jelas. 73,08
7. Semangat untuk memperhatikan pelajaran
dengan baik.
75,29
8. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 64,41
9. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang
lain
75,88
Rata-rata 74,83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 49
34
4. Analisis Dan Refleksi Siklus 1
a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Biologi Siswa
Data pada tabel 6 yang merangkum kuantitatif dari hasil observasi
terhadap motivasi belajar biologi siswa dalam pembelajaran siklus I menunjukkan
bahwa capaian indikator motivasi belajar biologi pada Siklus I antara 20,58%-
88,23%, dengan nilai rata-rata capaian indikator 69,85%.
Prosentase hasil capaian indikator pada observasi motivasi belajar
biologi siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar 5.
88.23
76.47
85.29
55.88
20.58
85.2982.35
64.7
0
25
50
75
100
Prosentase (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator
Siklus I
Gambar 5. Hasil Capaian Indikator pada Observasi Motivasi Siswa Siklus I.
(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 6).
Pada siklus 1 target belum tercapai, dimana target pada penelitian ini
adalah rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi mencapai lebih dari
atau sama dengan 75%. Secara umum, melalui tindakan yang diberikan pada
siklus I yakni penerapan pembelajaran kooperatif TPS, motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan.
b. Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa
Nilai motivasi belajar biologi di kelas diperoleh dari hasil pengisian
angket motivasi belajar biologi siswa. Data pada tabel 7 terlihat bahwa capaian
indikator motivasi belajar biologi siswa siklus 1 antara 64,41%-80,44%, dengan
nilai rata-rata capain indikator sebesar 74,83%. Prosentase hasil capaian indikator
pada angket motivasi belajar biologi siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 50
35
Gambar 6. Hasil Capaian Indikator pada Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa
Siklus I.
(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 7).
Pada siklus I target belum tercapai, melalui tindakan yang diberikan pada
siklus I yakni penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)
motivasi belajar siswa mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan.
Meningkatnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Biologi pada siklus I
disebabkan diterapkannya pembelajaran kooperatif TPS dalam proses
pembelajaran. Adapun karakteristik yang khas pada pembelajaran ini adalah
setiap siswa wajib untuk memecahkan masalahnya sendiri kemudian
mendiskusikannya dengan pasangan, dan mempersiapkan untuk di persentasikan
didepan kelas.
c. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus I
menunjukkan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif TPS
(Think Pair Share) siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran yaitu siswa
lebih memperhatikan pelajaran karena semua siswa berkesempatan untuk
memecahkan suatu permasalahan dan semua siswa memiliki kesempatan untuk
berdiskusi dengan teman, siswa juga lebih aktif dalam diskusi dikelas, siswa lebih
tertarik dengan pelajaran biologi dengan penerapan strategi pembelajaran
76.0280.44 79.11
75.44 73.82 73.08 75.29
64.41
75.88
0
25
50
75
100
Prosentase (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator
Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 51
36
kooperatif TPS (Think Pair Share) dan meningkatkan kesadaran siswa untuk
mengumpulkan tugas sehingga dari penerapan pembelajaran kooperatif TPS
(Think Pair Share) dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa walaupun
belum mencapai target yang diinginkan yaitu capaian rata-rata indikator sebesar
75%.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan selama
berlangsungnya siklus I, dapat diidentifikasi beberapa temuan yaitu: 1) Pada awal
pembelajaran, motivasi yang diberikan guru kurang menarik. 2) Keaktifan siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung belum menyeluruh. Partisipasi
siswa dalam pembelajaran masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu yang
menyebabkan perhatian guru lebih terfokus pada siswa-siswa tersebut. Kondisi ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi apatis dan kurang termotivasi terhadap
kegiatan pembelajaran karena merasa kurang diperhatikan oleh guru. 3) Selama
proses pembelajaran pada siklus I siswa kurang memanfaatkan waktu dengan
baik. Siswa mengulur waktu pada saat diminta mengumpulkan hasil diskusi. 4)
Siswa masih kurang percaya diri dalam mendiskusikan materi kepada siswa yang
lain. 5) Pada saat guru memberi kesempatan bertanya ataupun menanggapi
pendapat, respon yang diberikan siswa masih kurang.
Hasil analisis pada siklus I menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
TPS sudah mengalami peningkatan namun pada masing-masing aspek atau
indikator variabel tersebut pada siklus I belum sepenuhnya dapat mencapai
persentase capaian target yang telah ditentukan, agar peningkatan tersebut dapat
mencapai target maka dilanjutkan pemberian tindakan pada siklus II. Pada siklus
II selanjutnya dilakukan revisi terhadap beberapa tindakan untuk memperbaiki
kekurangan yang terjadi pada siklus I untuk membentuk proses pembelajaran
yang lebih baik sehingga motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat
lebih maksimal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 52
37
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan Tindakan Siklus II
Perencanaan dalam tindakan siklus II ini adalah guru mengadakan
perbaikan agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih antusias dalam
kegiatan pembelajaran dan lebih maksimal dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain:
a. Pada awal pelajaran, guru memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan-
pertanyaan. Tujuannya adalah untuk membuat siswa lebih memiliki rasa ingin
tahu untuk mempelajari materi, sehingga siswa akan termotivasi dan berantusias
untuk mempelajari materi tersebut dari awal; b. Guru harus lebih terampil dalam
mengorganisasikan siswa sehingga semua siswa dapat berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Umpan-umpan berupa pertanyaan dapat diajukan
kepada siswa yang kurang aktif sehingga meraka termotivasi untuk ikut berperan
serta dalam kegiatan belajar mengajar. Guru juga dituntut untuk terampil dalam
menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran; c. Guru lebih
tegas dalam mengatur waktu dalam setiap tahap agar dalam pelaksanaan
sesuai dengan alokasi waktu yang telah dibuat; d. Selama kegiatan pembelajaran,
guru terus memberikan motivasi dan semangat kepada siswa agar siswa
mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk menyampaikan materi kepada
siswa yang lain serta untuk menyampaikan pendapat ataupun masalah-masalah
yang berkaitan dengan pelajaran yang belum dipahami; e. Guru mencoba
membuat suasana menjadi lebih akrab dan komunikatif pada sesi dengan guru di
akhir pelajaran, serta memberikan motivasi dengan intensitas yang lebih tinggi
kepada siswa sehingga siswa merasa nyaman dalam pembelajaran.
Tahap perencanaan tindakan II meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut: a.
Penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus II dengan materi masa pubertas
dan menstruasi; b. Mempersiapkan angket motivasi belajar siswa. c.
Mempersiapkan lembar observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
Biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 53
38
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam dua kali
tatap muka. Pertemuan pertama (2 x 40 menit) dengan materi masa pubertas dan
menstruasi dengan presensi kehadiran 100% (hadir semua). Pertemuan kedua (1 x
40 menit) masih melanjutkan materi masa pubertas dan menstruasi presensi
kehadiran siswa 100% (hadir semua). Pelaksanaan tindakan pada siklus II
merupakan hasil refleksi tindakan dari siklus I. Refleksi dari siklus I bertujuan
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pelaksanaan tindakan sebelumnya
dan membutuhkan upaya perbaikan pada siklus II.
Langkah perbaikan yang dilakukan pada siklus II untuk menarik
perhatian siswa di awal pelajaran adalah pada awal pelajaran, guru memotivasi
siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan, tujuannya adalah untuk membuat
siswa lebih memiliki rasa ingin tahu untuk mempelajari materi, sehingga siswa
akan termotivasi dan berantusias untuk mempelajari materi tersebut dari awal.
Upaya perbaikan yang kedua adalah guru mencoba membuat suasana menjadi
lebih akrab dan komunikatif pada sesi dengan guru di akhir pelajaran, serta
memberikan motivasi dengan intensitas yang lebih tinggi kepada siswa sehingga
siswa merasa nyaman dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran yang diterapkan pada tindakan II ini pada dasarnya
masih sama seperti halnya pada siklus I yaitu menggunakan pembelajaran
kooperatif TPS. Hal yang membedakan pembelajaran pada siklus II ini adalah
upaya perbaikan pada proses pembelajaran seperti yang telah dituliskan pada
tahap perencanaan tindakan siklus II.
3. Observasi Tindakan Siklus II
Observasi dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar biologi dan
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif TPS yang
diterapkan oleh guru. Observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung
terhadap motivasi belajari biologi siswa dan penyebaran angket yang bersifat
tertutup. Penggalian informasi melalui angket motivasi belajar biologi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 54
39
dilaksanakan pada akhir dari siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, proses
pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif TPS diperoleh data-data
sebagai berikut:
a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
Hasil observasi terhadap motivasi belajar biologi siswa dalam
pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 8:
Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Motivasi Belajar
Biologi Siswa Siklus II
No Indikator Capaian Indikator %
1. Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan guru.
100
2. Aktif dalam diskusi kelompok 94,11
3. Mempelajari kembali materi yang
diberikan guru.
91,17
4. Belajar biologi dengan sungguh-sungguh. 73,52
5. Adanya kemauan untuk bertanya dan
meningkatkan kualitas belajar.
29,41
6. Semangat untuk memperhatikan pelajaran
dengan baik
85,29
7. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 100
8. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan
orang lain
91,17
Rata-rata 83,08
b. Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa
Hasil angket motivasi belajar biologi pada siklus II dapat dilihat pada
Tabel 9:
Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Angket Motivasi Belajar
Siswa Siklus II
No Indikator Capaian Indikator %
1. Adanya usaha untuk melakukan sesuatu
yang dapat meningkatkan prestasi belajar.
81,32
2. Mengikuti pelajaran dengan semangat. 82,20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 55
40
Lanjutan Tabel 9.
3. Berusaha meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka.
82,79
4. Adanya kemauan untuk belajar. 79,11
5. Mempelajari kembali materi dari guru. 78,82
6. Bertanya pada guru jika merasa belum jelas. 76,76
7. Semangat untuk memperhatikan pelajaran
dengan baik.
81,17
8. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 78,38
9. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang
lain
82,05
Rata-rata 80,29
4. Analisis dan Refleksi Siklus II
a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Biologi
Data pada Tabel 8 yang merangkum kuantitatif dari hasil observasi
terhadap motivasi belajar biolgi siswa dalam pembelajaran siklus II menunjukkan
bahwa capaian indikator motivasi belajar biologi pada Siklus II antara 29,41%-
100%, dengan nilai rata-rata capaian indikator 82,85%. Prosentase hasil capaian
indikator pada observasi motivasi belajar biologi siswa siklus II dapat dilihat pada
Gambar 7.
Gambar 7. Hasil Capaian Indikator pada Observasi Motivasi Belajar Biologi
Siswa Siklus II.
(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 8).
10094.1191.17
73.52
29.41
85.29
100
91.17
0
25
50
75
100
Prosentase (% )
1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 56
41
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus II
menunjukkan bahwa siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran karena sudah
terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa cukup terlatih untuk
berpikir terhadap jawaban-jawaban permasalahan yang diberikan oleh guru.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan situasi
kelas menjadi kondusif untuk belajar.
Pembelajaran pada siklus II dengan materi masa pubertas dan menstruasi
cukup menarik bagi siswa. Siswa terlihat antusias dalam menjawab berbagai
pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran, baik yang diajukan oleh guru
maupun oleh siswa yang lain. Selama pembelajaran berlangsung perhatian siswa
cukup terpusat pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan, hampir tidak ada
siswa yang mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain di luar materi pelajaran.
Pada siklus II hampir tidak ditemukan lagi adanya siswa yang masih belajar
materi pelajaran lain sewaktu guru menerangkan ataupun siswa yang masih
berbicara selain pelajaran saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
Presentase rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi yang
diukur telah mencapai target minimal 75%. Hasil ini menunjukkan keberhasilan
penerapan pembelajaran kooperatif TPS dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa, dengan demikian penelitian dapat dihentikan. Tindak lanjut dari guru
biologi tetap diperlukan dalam meningkatkan proses pembelajaran untuk
memperbaiki kualitas pendidikan.
b. Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi
Data pada tabel 9 yang merangkum kuantitatif dari hasil observasi
terhadap motivasi belajar biolgi siswa dalam pembelajaran siklus I menunjukkan
bahwa capaian indikator motivasi belajar biologi pada Siklus I antara 76,76%-
82,79%,dengan nilai rata-rata capaian indikator 80,29%. Prosentase hasil capaian
indikator pada angket motivasi belajar biologi siswa siklus II dapat dilihat pada
Gambar 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 57
42
Gambar 8.Hasil Capaian Indikator pada Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa
Siklus II.
(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 9).
Pada siklus II rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi yang
diukur juga telah mencapai target minimal 75% sehingga pemberian tindakan
tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
c. Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan beberapa siswa, penerapan metode
pembelajaran yang belum pernah dilakukan sebelumnya telah meningkatkan
ketertarikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran biologi, sehingga daya
penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar serta perhatian
siswa terhadap pelajaran juga meningkat.
Menurut hasil wawancara dengan guru pelajaran Biologi, secara umum
respon siswa positif terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif TPS (Think
Pair Share) pada pembelajaran biologi. Penggunaan pembelajaran tersebut juga
efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi
yang terlihat dari keantusiasan dan kesungguhan serta semangat siswa saat
mengikuti pembelajaran biologi dengan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair
Share).
81.32 82.2 82.7979.11 78.82 76.76
81.17 78.3882.05
0
25
50
75
100
Prosentase (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 58
43
D. Deskripsi Antar Siklus
Hasil deskripsi antara pra siklus, siklus I dan siklus II memenunjukkan
adanya peningkatan yang berarti. Hal ini dapat dilihat pada saat proses belajar
mengajar dilakukan observasi secara klasikal untuk mengetahui motivasi belajar
biologi siswa. Pada tiap akhir siklus, siswa dibagikan angket untuk menggali
informasi tentang motivasi belajar biologi dari sudut pandang siswa. Hasil
observasi dan pengisian angket menunjukkan adanya peningkatan pada tiap akhir
siklus. Uraian hasil peningkatan motivasi belajar biologi siswa dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi
Nilai motivasi belajar biologi siswa dalam pemmbelajaran yang digali
melalui angket motivasi belajar biologi mengalami fluktuasi dari kondisi pra
siklus, siklus I hingga siklus II. Perbandingan antara hasil angket motivasi belajar
siswa pra siklus dan pada setiap siklus yang diterapkan dapat dilihat pada Tabel
10:
Tabel 10. Persentase Capaian Rata-rata Indikator pada Angket Motivasi Belajar
Biologi Siswa Setiap Siklus.
No
Indikator
Capaian Indikator %
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1. Adanya usaha untuk melakukan sesuatu
yang dapat meningkatkan prestasi belajar.
65,44 76,02 81,32
2. Mengikuti pelajaran dengan semangat. 76,02 80,44 82,20
3. Berusaha meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka.
74,11 79,11 82,79
4. Adanya kemauan untuk belajar. 69,85 75,44 79,11
5. Mempelajari kembali materi dari guru. 69,11 73,82 78,82
6. Bertanya pada guru jika merasa belum
jelas.
72,79 73,08 76,76
7. Semangat untuk memperhatikan pelajaran
dengan baik
74,70 75,29 81,17
8. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 58,82 64,41 78,38
9. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang
lain
74,26 75,88 82,05
Rata-rata 70,57 74,83 80,29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 59
44
Berdasarkan data pada Tabel 10 di atas, tampak bahwa nilai motivasi
belajar biologi siswa (pra siklus) sebelum diberi tindakan berupa penerapan
pembelajaran kooperatif TPS masih rendah. Nilai motivasi belajar biologi siswa
mengalami peningkatan secara bertahap setelah diterapkannya tindakan pada
siklus I dan II. Pemberian tindakan pada siklus I mampu meningkatkan nilai
motivasi belajar biologi siswa meskipun tidak secara signifikan.
Rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi pada siklus I
mencapai 74,83 %. Pada siklus I target belum tercapai, target pada penelitian ini
adalah rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi mencapai lebih dari
atau sama dengan 75%. Nilai motivasi belajar biologi siswa meningkat setelah
diberikannya tindakan pada siklus II. Persentase semua indikator yang diukur
mengalami peningkatan yang berarti, yakni sebesar 80,29% pada siklus II.
Tindakan yang diterapkan dalam kedua siklus tersebut sudah mampu memberikan
perbaikan terhadap masalah yang terjadi di dalam kelas sehingga penelitian dapat
dihentikan. Tindak lanjut dari guru biologi tetap diperlukan dalam
meningkatkan proses pembelajaran untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
Hasil capaian indikator pada angket motivasi belajar biologi siswa
setiap siklus dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Hasil Capaian Indikator pada Angket Motivasi Belajar Biologi
Siswa Setiap Siklus
(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 10).
65.44
76.0281.32
76.0280.4482.2
74.1179.11
82.79
69.8575.44
79.11
69.1173.82
78.8272.7973.08
76.7674.775.2981.17
58.8264.41
78.3874.2675.88
82.05
0
25
50
75
100
Prosentase (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 60
45
2) Hasil Observasi Motivasi Belajar Biologi
Perbandingan antara hasil observasi motivasi belajar biologi siswa pada
setiap siklus dilihat pada Tabel 11:
Tabel 11. Persentase Capaian Indikator pada Observasi Motivasi Belajar Biologi
Setiap Siklus
No Indikator Capaian Indikator %
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
1. Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan guru.
55,88 88,23 100
2. Aktif dalam diskusi kelompok 61,76 76,47 94,11
3. Mempelajari kembali materi yang
diberikan guru.
64,70 85,29 91,17
4. Belajar biologi dengan sungguh-sungguh 44,11 55,88 73,52
5. Adanya kemauan untuk bertanya dan
meningkatkan kualitas belajar.
11,76 20,58 29,41
6. Semangat untuk memperhatikan pelajaran
dengan baik
61,76 85,29 85,29
7. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 67,64 82,35 100
8. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan
orang lain
41,17 64,70 91,17
Rata-rata 51,10 69,85 83,08
Berdasarkan data pada Tabel 11 di atas tampak bahwa nilai motivasi
belajar biologi siswa (pra siklus) sebelum diberi tindakan berupa penerapan
pembelajaran kooperatif TPS masih rendah. Nilai motivasi belajar biologi siswa
mengalami peningkatan secara bertahap setelah diterapkannya tindakan pada
siklus I dan II. Pemberian tindakan pada siklus I mampu meningkatkan nilai
motivasi belajar biologi siswa meskipun tidak secara signifikan.
Rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi pada siklus I
mencapai 69,85 % dan belum mencapai target yang diinginkan, dimana target
pada penelitian ini adalah rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi
mencapai lebih dari atau sama dengan 75%. Nilai motivasi belajar biologi siswa
meningkat setelah diberikannya tindakan pada siklus II. Persentase semua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 61
46
indikator yang diukur pada siklus II mengalami peningkatan yang berarti, yakni
sebesar 83,08 %. Hasil capaian indikator pada observasi motivasi belajar biologi
siswa setiap siklus dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 10. Hasil Capaian Indikator pada Observasi Motivasi Belajar Biologi
Siswa Setiap Siklus.
(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 11).
Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan
sudah cukup efektif dalam meningkatkan motivasi belajar biologi siswa.
Presentase rata-rata aspek motivasi belajar siswa yang diukur berdasarkan data
lembar observasi dan angket pada siklus II telah mencapai batas minimal
pembelajaran yang berhasil yaitu ≥ 75 % aktif dalam proses pembelajaran.
Tindakan yang diterapkan dalam kedua siklus tersebut sudah mampu memberikan
perbaikan terhadap masalah yang terjadi di dalam kelas. Hal ini menunjukkan
keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif TPS dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa, sehingga penelitian dapat dihentikan akan tetapi tindak
lanjut dari guru biologi tetap diperlukan dalam meningkatkan proses
pembelajaran untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
55.88
88.23
100
61.76
76.47
94.11
64.7
85.2991.17
44.11
55.88
73.52
11.76
20.58
29.41
61.76
85.2985.29
67.64
82.35
100
41.17
64.7
91.17
0
25
50
75
100
Prosentase (% )
1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 62
47
E. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta
Tahun Pelajaran 2010/2011 ini dilakukan karena berdasarkan hasil observasi awal
diketahui bahwa tingkat motivasi belajar biologi siswa di kelas tersebut masih
rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar biologi siswa di
kelas tersebut adalah dengan cara melakukan perbaikan dalam proses belajar
mengajar. Guru sebagai pendidik dan pengajar dituntut untuk mengembangkan
potensinya, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang
lebih inovatif sehingga motivasi belajar biologi siswa dapat meningkat. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif TPS
(Think Pair Share) dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi
belajar biologi siswa. Peningkatan motivasi belajar biologi siswa dapat dilihat
melalui pemberian angket, observasi serta wawancara dengan guru dan siswa
tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Biologi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir siklus 1 terdapat
peningkatan motivasi belajar biologi siswa dilihat dari hasil pengisian angket dan
kegitan observasi. Rata-rata persentase angket motivasi belajar biologi siswa
meningkat sebesar 4,26% dari pra siklus sebesar 70,57% menjadi 74,83% pada
akhir siklus I. Sedangkan rata-rata persentase observasi motivasi belajar biologi
siswa meningkat sebesar 18,75% dari pra siklus sebesar 51,10% menjadi 69,85%
pada akhir siklus I. Peningkatan rata-rata persentase motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa ada perubahan tingkah laku siswa
dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik.
Akhir siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar
biologi siswa. Rata-rata persentase angket motivasi belajar biologi siswa
meningkat sebesar 5,46% dari akhir siklus I sebesar 74,83% menjadi 80,29% pada
akhir siklus II. Sedangkan rata-rata persentase observasi motivasi belajar biologi
siswa meningkat sebesar 13,23% dari akhir siklus I sebesar 69,85% menjadi
83,08% pada akhir siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 63
48
Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif Think Pair Share dapat membuat siswa lebih tertarik
dalam pembelajaran biologi pada materi Tahapan Pertumbuhan dan
Perkembangan Manusia dan dapat digunakan pada materi lain. Berdasarkan hasil
wawancara dengan siswa diketahui bahwa pembelajaran Think Pair Share cukup
efektif untuk Kegiatan Belajar Mengajar dan siswa merasa lebih tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
dalam proses pembelajaran telah memenuhi rata-rata indikator capaian minimal
75%. Berarti telah terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran seperti yang
dijelaskan oleh Mulyasa (2006: 101) bahwa suatu pembelajaran dapat dinyatakan
berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar
(75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran. Terpenuhinya rata-rata indikator capaian minimal 75%
membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair
Share mendapatkan respon yang positif dan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang ditunjukkan pada peningkatan hasil angket, observasi dan wawancara
siswa dalam proses pembelajaran biologi.
Pembelajaran kooperatif Think Pair Share dalam penerapannya yaitu
masing-masing siswa harus memecahkan masalahnya sendiri sebelum berdiskusi
dengan kelompoknya dan sebelum mempersentasikan di depan kelas bersama
kelompoknya sehingga siswa lebih antusias dalam memahami permasalahan dan
jawabannya, dan guru akan menunjuk kelompok tertentu tanpa memberi tahu
terlebih dahulu kelompok yang akan maju ke depan. Cara tersebut menjamin
keterlibatan total semua siswa dan dapat meningkatkan tanggung jawab individual
dalam diskusi kelompok, mau mendalami materi dan diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan Sutrisno (2007)
bahwa keistimewaan pembelajaran Think Pair Share yaitu siswa mampu
mengembangkan kemampuan individu serta kemampuan dalam bekerja
kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 64
49
Anita Lie (2008: 57) mengemukakan kelebihan metode Think Pair Share
yaitu memberikan kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama
dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi
siswa. Memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap
siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.
Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik.
Hasil penelitian Nik Azlina (2010) menyatakan bahwa Think Pair Share
menyertakan kegiatan dengan seorang patner yang memungkinkan siswa untuk
menaksir ide-ide baru dan jika perlu, menjelaskan atau menyusun ide-ide itu
kembaali sebelum mempresentasikan kepada kelompok yang lebih besar. Hal itu
membuat siswa berpikir secara individual , berinteraksi dengan pasangannya, dan
membagi informasi dengan semua siswa dan guru. Hal tersebut mendidik siswa
untuk menjadi lebih aktif dan berpartisipasi selama proses belajar daripada
menjadi pelajar yang pasif, mendorong siswa untuk bekerja
sama dalam kelompok. Pembelajaran yang dilakukan juga mengajarkan
siswa menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada
teman kelompok, berdiskusi dan menghargai pendapat teman lain. Hal
ini dapat berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
Rosmaini (2004) bahwa penerapan pembelajaran Think Pair Share meningkatkan
hasil belajar, daya serap dan ketuntasan belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, mampu mengubah
perilaku dan sikap siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan sikap pada
siswa antara lain siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan kelompok, munculnya
keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat, ide dan gagasan. karena pada
penerapan pembelajaran Think Pair Share siswa memiliki dua tanggung jawab
yaitu tanggung jawab secara individu dan tanggung jawab dalam kelompoknya.
Hal tersebut sesuai dengan Ariyanti (2008) bahwa dengan pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) siswa dapat mengembangkan dan melatih
berbagai sikap dan nilai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 65
50
Kerjasama yang terjalin juga membimbing siswa untuk saling menghargai
temannya. Hal ini sesuai dengan Wang (2009) yang menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling
berinteraksi dan berkomunikasi dengan temannya serta meningkatkan
kemampuan mendengar dan mengemukakan pendapat. Pernyataan tersebut sesuai
dengan Suprijono (2009) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share merupakan pembelajaran yang mempengaruhi pola
interaksi siswa. Pembelajaran tersebut dapat menambah kepercayaan diri siswa
dalam mengemukakan pendapatnya kepada orang lain.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Septriana dan Handoyo (2006)
bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Pada pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share fungsi
guru hanya sebagai fasilitator yaitu memberikan pengarahan seperlunya pada
siswa. Keaktifan siswa siswa lebih ditekankan pada pembelajaran ini. Dengan
adanya keaktifan tersebut akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi pada
siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal tersebut
sejalan dengan Sudarmanto (2006) yang menyatakan hasil belajar mahasiswa
meningkat setelah penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share. Adanya
tahapan berpikir pada pembelajaran ini merupakan langkah awal yang baik untuk
memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya. Hal ini sesuai
dengan yang dilakukan dalam penelitian ini bahwa dengan penerapan
pembelajaraan kooperatif TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan motivasi
belajar biologi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 66
51
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran biologi kelas VIII E SMP Negeri 16 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:
a. Sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis
lebih lanjut.
b. Sumbangan pemikiran bagi guru untuk mengembangkan variasi model
pembelajaran.
c. Menambah wawasan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran,
khususnya mata pelajaran biologi.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran
biologi di SMP N 16 Surakarta, yaitu motivasi belajar biologi siswa dapat
ditingkatkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share).
C. Saran
1. Bagi Guru
a. Pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)
membutuhkan instruksi yang jelas agar siswa dapat membedakannya dengan
metode pembelajaran diskusi, oleh sebab itu guru hendaknya memberikan
instruksi dan arahan yang jelas kepada siswa tentang pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) agar kegiatan
pembelajaran berjalan dengan efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 67
52
b. Guru diharapkan lebih mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama
dalam kelompok, karena keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan
kelompok.
c. Guru harus lebih tegas dalam mengatur waktu dalam setiap tahap-tahap
pembelajaran agar dalam pelaksanaanya sesuai dengan alokasi waktu.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru dengan
seksama agar dapat melaksanakan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair
Share) dengan baik.
b. Siswa hendaknya tidak tergantung pada materi yang diberikan oleh guru saja,
tetapi juga lebih aktif mencari informasi materi dari sumber-sumber lain
sehingga akan menambah wawasan siswa dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi.
c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
d. Siswa hendaknya memanfaatkan waktu dengan baik agar pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.
Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan
penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan sumbangan
pemikiran bagi para pendidik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 68
53
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning teori dan aplikasi paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Rohani & Abu Ahmadi.1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Anita Lie. 2004. Mempraktekkan Cooperatif Learning di ruang kelas. Jakarta:
Gramedia
Arends, Richard. 2001. Learning To Teach. Usa: The McGraw-Hill Companies,
Inc.
Ariyanti, H. 2008. Peningkatan hasil belajar biologi pokok bahasan system
Peredaran darah dengan model pembelajaran tipe Think-pair-share
pada siswa kelas viii c Smp muhammadiyah 7 surakarta Tahun ajaran
2007/2008. Surakarta: UNS
Dimyati & Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud dan
Rineka Cipta.
Hamzah B Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Dibidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ivor K Davis. 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Miles, Mattew B & Huberman,A. Michael.1992. Analisa Data Kualitatif: Buku
Sumber Tentang Metode- metode Baru. Jakarta: UI Press.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosadakarya
Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 69
54
Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nik Azlina, N.A. 2010. Supporting Collaborative Activities Among Students and
Teachers Through the Use of Think-Pair-Share Techniques. Vol.7, pp
18-29. Kuala Lumpur
Rosmaini, dkk. 2004. Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa 1.7 SLTP 20
Pekanbaru pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan TA 2002/2003.
Jurnal Biogenesis. Vol.1(1). Riau
Septriana, N dan Handoyo, B. 2006. Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam
Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatakan Prestasi Geografi. Jurnal
pendidikan Inovatif . Volume 2 no 1. Malang: UM press
Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru
dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali.
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Slavin, E. Robert. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Jakarta:
Nusa Media
Sudarmanto, R G. 2006. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi
manajemen dengan Pendekatan Kooperatif (Think Pair Share)
Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Tahun 2005-2006. Lampung
Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajara Inovatif. Surakarta: Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 13
Suharsimi Arikunto 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sukmadinata, N.S., 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Sutrisno. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Terhadap
Hasil Belajar Matematika. Widyatama. Vol. 4 No. 4. Semarang
Trianto. 2007. Model- model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Wang, T. P. 2009. Applying Slavin’s Cooperative Learning Techniques to a
College EFL Conversation Class. The Journal of Human Resource and
Adult Learning Vol. 5, Num. 1. English
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user