Top Banner
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E SMP NEGERI 16 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : VINA YULIANTI NIM. X4306031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
69

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

May 13, 2019

Download

Documents

duongthien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS)

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E

SMP NEGERI 16 SURAKARTA

SKRIPSI

Oleh :

VINA YULIANTI

NIM. X4306031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

ii

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS)

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E

SMP NEGERI 16 SURAKARTA

Oleh :

VINA YULIANTI

NIM. X4306031

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Harlita. S.Si, M.Si

NIP. 19690401 199802 2 001

Pembimbing II

Drs. Slamet Santosa M.Si

NIP. 19591220 198601 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : ………………..

Tanggal : ………………..

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Bowo Sugiharto, S.Pd, M.Pd ...................

Sekretaris : Riezky Maya Probosari, S.Si, M.Si ........................

Anggota I : Harlita, S.Si, M.Si ....................

Anggota II : Drs.Slamet Santosa, M.Si ........................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

v

ABSTRAK

Vina Yulianti. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR

SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E SMP NEGERI 16 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2010.

Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar biologi

dengan penerapan pembelajaran TPS (Think Pair Share) di kelas VIIIE SMP

Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research) yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian adalah

siswa kelas VIII E SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang

berjumlah 34 orang. Teknik pengumpulkan data meliputi angket, observasi dan

wawancara. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan atau verifikasi.

Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biolog dapat

dilihat melalui hasil angket dan observasi. Rata-rata nilai persentase capaian setiap

indikator dari angket motivasi belajar biologi siswa pada pra siklus sebesar

70,57%, pada siklus I sebesar 74,83%, dan pada siklus II sebesar 80,29%. Rata-

rata nilai persentase capaian setiap indikator dari observasi motivasi belajar

biologi siswa pada pra siklus adalah 51,10%, pada siklus I sebesar 69,85% dan

pada siklus II sebesar 83,08%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran biologi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

vi

MOTTO

”Allah meninggikan orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(QS. Al-Mujadalah :14)

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh

jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh

mengetahui, sedang kamu tidak"

(QS. Al Baqarah: 216)

”Dan sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan...

(QS. Al Insyirah : 6)”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

vii

PERSEMBAHAN

ALLaH Robbiku Yang Maha Pengasih dan Penyayang, syukurku untuk

setiap titik rahmat dan ampunan serta kasih sayang-Mu yang senantiasa

menyertai setiap langkahku.

Kupersembahkan karya ini untuk:

Ibuku tercinta, wanita terhebat di dunia bagiku.. terima kasih tiada

terkira untukmu Ibu atas do’amu, kasih sayangmu dan pengorbananmu.

Bapak, terima kasih atas do’amu, nasihatmu, pengertianmu,

pengorbananmu dan segala yang telah kau berikan untukku.

Ayu Anggarwati, adik semata wayangku... pernahkah kau sadari bahwa

arti ikatan ini sungguh sangat indah dan takkan terganti.

Wall,e ... pengertian dan pengorbananmu takkan terlupa.

Pink, Lindut, terimakasih sobat... atas segala pengertian dan

pertemanan serta persaudaraan yang telah kalian berikan.

Bu Harlita dan Pak Slamet terima kasih atas bimbingan, nasehat dan

kesabarannya.

Biologi 2006, terima kasih atas kebersamaan dan perjuangan yang tak

akan terlupakan.

Almamater.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

"PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

(TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E SMP NEGERI 16

SURAKARTA” dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Selama penelitian hingga terselesaikannya laporan ini, penulis menemui

berbagai hambatan, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak

akhirnya hambatan yang ada dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk

bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Harlita, S.Si, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan.

5. Drs. Slamet Santosa, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan.

6. Kepala sekolah SMP N 16 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian.

7. Guru mata pelajaran biologi kelas VIIIE Surakarta yang senantiasa membantu

kelancaran penelitian dan kerja samanya.

8. Siswa kelas VIIIE SMP N 16 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

ix

9. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah

membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

HALAMAN ABSTRAK v

HALAMAN MOTTO vi

HALAMAN PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI X

DAFTAR TABEL Xii

DAFTAR GAMBAR Xiii

DAFTAR LAMPIRAN Xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

BAB II. LANDASAN TEORI 6

A. Tinjauan Pustaka 6

1. Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share 6

2. Motivasi Belajar 10

B. Kerangka Berpikir 14

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian 16

B. Metode Penelitian 16

C. Sumber Data 17

D. Teknik Pengumpulan Data 17

E. Indikator Keberhasilan 20

G. Validitas Data 20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

xi

H. Analisa Data

I. Prosedur Penelitian

21

22

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26

A. Deskripsi Pra Siklus 26

B. Deskripsi Siklus I 29

C. Deskripsi Siklus II

D. Deskripsi Antar Siklus

36

42

E. Pembahasan 46

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 50

A. Simpulan 50

B. Implikasi 50

C. Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 52

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

xii

DAFTAR TABEL

Daftar Halaman

Tabel 1. Perbedaan empat model pembelajaran kooperatif 7

Tabel 2. Skor Penilaian Angket 19

Tabel 3. Daftar Presentase Target Capaian Masing-masing

Variabel yang Diukur

20

Tabel 4. Persentase Capaian setiap Indikator Observasi

Motivasi Belajar Biologi Siswa Pra Siklus

27

Tabel 5. Persentase Capaian setiap Indikator Angket Motivasi

Belajar Biologi Siswa Pra Siklus

27

Tabel 6. Persentase Capaian Setiap Indikator Observasi

Motivasi Belajar Biologi Siswa Siklus I

31

Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Indikator Angker Motivasi

Belajar Biologi Siswa Siklus I

32

Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator Observasi

Motivasi Belajar Biologi Siswa Siklus II

38

Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator Angker Motivasi

Belajar Biologi Siswa Siklus II

38

Tabel 10. Persentase Capaian Rata-rata Indikator Angket

Motivasi Belajar Biologi Siswa Setiap Siklus

42

Tabel 11. Persentase Capaian Indikator Observasi Motivasi

Belajar Biologi Setiap Siklus

44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Daftar Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 15

Gambar 2. Skema Triangulasi Sumber data 21

Gambar 3. Model Analisis Interaktif 21

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Kemmis dan Mc Taggart

25

Gambar 5. Hasil Capaian Indikator Observasi Motivasi Belajar

Biologi Siswa Siklus I.

33

Gambar 6. Hasil Capaian Indikator Angket Motivasi Belajar

Biologi Siswa Siklus I.

34

Gambar 7. Hasil Capaian Indikator Observasi Motivasi Belajar

Biologi Siswa Siklus II.

39

Gambar 8. Hasil Capaian Indikator Angket Motivasi Belajar

Biologi Siswa Siklus II.

41

Gambar 9. Hasil Capaian Indikator Angket Motivasi Belajar

Biologi Siswa Setiap Siklus

43

Gambar 10. Hasil Capaian Indikator Observasi Motivasi

Belajar Biologi Siswa Setiap Siklus

45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

a. Silabus 54

b. RPP Siklus I 57

c. RPP Siklus II 70

d. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa 81

e. Angket Motivasi Belajar Siswa 82

f. Kisi–kisi Observasi Motivasi Belajar Siswa

g. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa

85

86

h. Pedoman Wawancara Guru Prasiklus

i. Pedoman Wawancara Siswa Prasiklus

j. Pedoman Wawancara Guru Pasca siklus

88

89

90

k. Pedoman Wawancara Siswa Pasca siklus 91

Lampiran 2 Data Hasil Penelitian

a. Presensi Siswa Siklus I dan Siklus II 92

b. Perbandingan Hasil Observasi Motivasi

Belajar Biologi Setiap Siklus

c. Perbandingan Hasil Angket Motivasi

Belajar Biologi Setiap Siklus

d. Hasil Wawancara Guru Prasiklus

e. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus I

f. Hasil Wawancara Guru Pasca Siklus II

g. Hasil Wawancara Siswa Prasiklus

h. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus I

i. Hasil Wawancara Siswa Pasca Siklus II

j. Hasil Pengisian Angket Pra Siklus

k. Hasil Pengisian Angket Siklus I

l. Hasil Pengisian Angket Siklus II

93

94

95

97

99

101

102

103

104

107

110

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

xv

Lampiran 3 Dokumentasi

a. Dokumentasi Prasiklus

b. Dokumentasi Siklus I

113

114

c. Dokumentasi Siklus II 115

Lampiran 4 Perijinan

a. Surat Permohonan Ijin Research 116

b. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi 117

c. Surat Pernyataan Telah Melaksanakan

Penelitian di SMP N 16 Surakarta

118

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang selalu mengalami

perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang kehidupan. Pendidikan

pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa).

Interaksi yang dimaksud yaitu saling mempengaruhi antara pendidik dengan

peserta didik. Salah satu fungsi pendidikan adalah membantu siswa dalam

pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta

karakteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi diri maupun lingkungan.

Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai atau pelatihan

ketrampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensi dan

aktual telah dimiliki siswa. Peran guru dalam hal ini adalah mengembangkan lebih

lanjut pengetahuan yang dimiliki siswa semaksimal mungkin serta mendorong

siswa atau memotivasi siswa.

Proses pembelajaran biologi mencakup proses mengajar dan proses

belajar. Proses mengajar dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan proses

belajar dilaksanakan oleh siswa sebagai peserta didik. Keberhasilan kegiatan

belajar mengajar biologi sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal dari siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

siswa, antara lain motivasi belajar. Motivasi merupakan faktor pendorong

seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan.

Motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan

memberikan arah kegiatan belajar. Motivasi dapat berasal dari dalam diri siswa

sendiri tanpa ada paksaan orang lain yang disebut motivasi intrinsik maupun yang

berasal dari rangsangan pihak luar yang disebut motivasi ekstrinsik. Apabila

motivasi belajar yang dimiliki siswa tinggi maka diharapkkan tujuan belajar dapat

tercapai. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa atau berasal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

2

dari rangsangan pihak luar. Faktor tersebut antara lain metode pembelajaran dan

interaksi sosial siswa (Syah, 2006: 136-137).

Metode mengajar juga sangat mempengaruhi dalam pembelajaran.

Pemilihan metode mengajar akan berpenngaruh terhadap kegiatan siswa selama

proses belajar mengajar berlangsung. Pemilihan metode mengajar harus

disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan kondisi siswa dengan harapan

siswa dapat tertarik dan terdorong untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat agar mampu membawa

peran serta siswa dan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

SMP 16 Surakarta merupakan salah satu sekolah negeri yang memiliki

input siswa dengan prestasi belajar yang bervariasi. Prestasi belajar yang

bervariasi disebabkan karena motivasi belajar siswa beraneka ragam. Hasil

observasi terhadap proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran biologi kelas

VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta, menunjukan perhatian siswa dalam

pembelajaran kurang, siswa ada yang mengantuk, sibuk dengan aktivitas masing-

masing yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran, mengobrol sendiri dengan

teman, tidak mengerjakan tugas, jika diberi pertanyaan tidak bisa menjawab, ada

yang mengerjakan tugas selain biologi, sebagian siswa ada yang tidak membawa

buku panduan. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh kesimpulan sementara bahwa

motivasi belajar siswa rendah.

Kesimpulan sementara dapat diperkuat dengan melakukan observasi

lanjutan dengan menggunakan indikator motivasi belajar. Setelah dilakukan

observasi diperoleh hasil bahwa jumlah rata-rata siswa yang mengumpulkan tugas

19 siswa (55,88%), siswa yang aktif dalam diskusi kelompok 21 siswa (61,76%),

siswa yang mencatat ringkasan materi dan penjelasan dari guru 22 siswa

(64,70%), siswa mengerjakan soal latihan sendiri tanpa diperintah 15 (44,11%),

siswa bertanya mengenai materi pelajaran 4 siswa (11,76%), siswa

memperhatikan saat guru menerangkan 21 (61,76%), siswa membawa buku

pegangan dan referensi biologi 23 siswa (67,64%), siswa yang tidak menyontek

pada waktu ulangan 14 siswa (41,17%). Hal ini terkait dengan ciri-ciri motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

3

rendah antara lain ada yang acuh tak acuh, ada yang tidak memusatkan perhatian

dan ada yang bermain sendiri selama proses pembelajaran (Dimyati dan

Mudjiono, 1994: 79).

Berdasarkan kajian terhadap hasil observasi dan diskusi dengan siswa

dan guru biologi ditemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya

motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta dalam pembelajaran

Biologi. Faktor pertama, siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Siswa lebih berperan sebagai penerima informasi pasif, bukan

sebagai subjek yang melakukan aktivitas belajar, sehingga perhatian siswa sering

teralih pada hal-hal lain di luar materi pelajaran walaupun penyediaan fasilitas

kegiatan pembelajaran sudah baik misalnya laboratorium, perpustakaan,

komputer, media pembelajaran audiovisual dan lain sebagainya. Kelengkapan

fasilitas ini belum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Faktor kedua,

penggunaan metode pembelajaran yang digunakan belum mampu membangkitkan

motivasi belajar siswa terhadap materi yang disajikan.

Guru sebagai pengajar perlu mengatasi masalah tersebut salah satunya

dengan mencoba strategi pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa agar dapat

membangkitkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Pemilihan

pendekatan pembelajaran diharapkan dapat membantu meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam proses pembelajaran. Metode yang dapat digunakan sebagai

alternatif adalah metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share.

Think Pair Share merupakan salah satu teknik pembelajaran yang

terdapat dalam model cooperative learning yang menganut sistem kerja sama

atau belajar kelompok dengan tugas terstruktur merujuk pada pencapaian tujuan

dalam memecahkan masalah. Metode ini diawali dengan pemberian

pertanyaan/permasalahan dan siswa berfikir secara mandiri yang diharapkan dapat

menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran sehingga siswa akan lebih

memperhatikan pelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah siswa berdiskusi dengan

pasangan. Pemilihan metode Think Pair Share karena pembelajaran kooperatif

ini memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan

orang lain serta mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Sehingga diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

4

siswa akan lebih terdorong dan termotivasi untuk lebih giat belajar dan mengikuti

pembelajaran. Siswa dapat saling bertukar informasi dengan siswa lain untuk

menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama sehingga diharapkan akan

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian dengan

judul sebagai berikut : “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII E SMP

NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”

B. Perumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi

pokok penelitian dapat dirumuskan yaitu apakah penerapan metode Think Pair

Share (TPS) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

Biologi kelas VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di depan,

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Biologi VIIIE SMP Negeri 16

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 melalui penerapan pembelajaran kooperatif

Think Pair Share (TPS).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIIE SMP Negeri 16

Surakarta dalam pembelajaran Biologi.

b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran agar siswa tidak

jenuh/bosan sehingga lebih semangat dalam belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

5

2. Bagi Guru

a. Menyajikan sebuah alternatif bagi guru untuk mengatasi masalah

pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan

metode pembelajaran yang bervariasi.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penggunaan metode

Think Pair Share untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat menyusun program baru dalam peningkatan proses pembelajaran

biologi dengan menggunakan metode Think Pare Share.

b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran

secara umum pada tahap berikutnya.

4. Bagi Peneliti

a. Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran

Biologi melalui metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share.

b. Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti.

c. Mengaplikasikan teori yang telah diperoleh.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

Pembelajaran kooperatif (Cooperativ learning) adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kolompok kecil siswa untuk

bekerja sama. Slavin (2009: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam

kelompok – kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pembelajaran. Jadi pembelajaran kooperatif menekankan

pada kerja sama siswa dalam kelompok. Siswa diharapkan dapat saling

membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah

pengetahuan yang mereka miliki dan dapat mengatasai kesenjangan dalam

pemahaman diantara siswa.

Isjoni (2009: 21) menyatakan “Tujuan utama dalam penerapan

pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara

berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat

dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya

dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok”.

Penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian

prestasi para siswa dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat

mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas

yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan

lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir,

menyelesaikan masalah dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan

dan pengetahuan mereka (Slavin, 2009: 4-5).

Menurut Anita Lie (2008: 31) untuk mencapai hasil yang maksimal,

terdapat lima prinsip pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan yaitu: a)

saling ketergantungan positif; b) tanggung jawab perseorangan; c) tatap muka; d)

komunikasi antar anggota; e) evaluasi proses kelompok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

7

Trianto (2007: 49-51) mengemukakan bahwa terdapat empat pendekatan

yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

diantaranya yaitu STAD (Student Teams Achievement Divisions), Jigsaw,

Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT), dan pendekatan

struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together

(NHT). Perbedaan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif tersebut

dapat dilihat pada Tabel 1.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

8

Tabel 1. Perbedaan Empat Model Pembelajaran Kooperatif.

STAD Jigsaw Investigasi

Kelompok

Pendekata

n

Struktural

Tujuan

Kognitif

Informasi

akademik

sederhana

Informasi

akademik

sederhana

Informasi

akademik tingkat

tinggi dan

keterampilan

inkuiri

Informasi

akademik

sederhana

Tujuan sosial Kerja kelompok

dan kerjasama

Kerja

kelompok dan

kerjasama

Kerjasama dalam

kelompok

kompleks

Informasi

akademik

sederhana

Struktur tim

Kelompok

belajar heterogen

dengan 4 -5

orang anggota

Kelompok

belajar

heterogen

dengan 5-6

orang anggota

menggunakan

pola kelompok

‘asal’ dan

kelompok

‘ahli’

Kelompok belajar

heterogen dengan

5-6 anggota

homogen

Bervariasi,

berdua,

bertiga atau

4-6 anggota

kelompok

Pemilihan

topik

Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya

guru

Tugas utama Siswa dapat

menggunakan

lembar kegiatan

dan saling

membantu untuk

menuntaskan

materi belajarnya

Siswa

mempelajari

materi dalam

kelompok

‘ahli’

kemudian

membantu

anggota

kelompok asal

dalam

mempelajari

materi itu

Siswa

menyelesaiakan

inkuiri kompleks

Siswa

mengerjaka

n tugas-

tugas yang

diberikan

secara

sosial dan

kognitif

Penilaian Tes mingguan Bervariasi,

dapat berupa

tes mingguan

Menyelesaikan

proyek dan

menulis laporan,

dapat

menggunakan tes

essay

Bervariasi

Pengakuan Lembar

pengetahuan dan

publikasi lainnya

Publikasi lain Lembar pengakuan

dan publikasi

lainnya

Bervariasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

9

Think Pair Share merupakan salah satu teknik pembelajaran yang terdapat

dalam model cooperatif learning yang menganut sistem kerjasama. Menurut

Isjoni (2009: 112) Think Pair Share merupakan teknik yang memberi siswa

kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Menurut

Nik Azlina (2010) menyatakan bahwa: ”This technique involves sharing with

enables students to assess new ideas and if necessary, clarify or rearrange them

before presenting them to the larger group. It allows the students to think

individually, interact with their pair and share the information with all the

students and their teacher. It educates the student to be more active and

participate during the learning process rather than to be a passive learner”.

Teknik ini menyertakan kegiatan dengan seorang patner yang memungkinkan

siswa untuk menaksir ide-ide baru dan jika perlu, menjelaskan atau menyusun ide-

ide itu kembaali sebelum mempresentasikan kepada kelompok yang lebih besar.

Hal itu membuat siswa berpikir secara individual , berinteraksi dengan

pasangannya, dan membagi informasi dengan semua siswa dan guru. Hal tersebut

mendidik siswa untuk menjadi lebih aktif dan berpartisipasi selama proses belajar

daripada menjadi pelajar yang pasif.

Menurut Anita Lie (2008: 57) metode Think Pair Share memberikan

kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.

Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Memberi

kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk

dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Teknik ini bisa

digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak

didik. Pemilihan metode ini merupakan salah satu cara untuk memotivasi siswa

dari luar yang biasa dikenal dengan motivasi ekstrinsik. Kelemahan dari metode

ini adalah metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di

sekolah, sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu

pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal, menyusun

bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf

berfikir anak dan mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara

mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

10

secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa. Setiap metode

memiliki keunggulan dan kelemahan, untuk meminimalisir dari kelemahan

tersebut perlu adanya usaha yang maksimal dan pemilihan materi pelajaran yang

sesuai dalam menggunakan metode ini. Tipe ini memberikan kepada para siswa

waktu untuk berpikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain (Kunandar:

345).

Langkah-langkah dalam menerapkan pendekatan struktural Think Pair

Share sebagai berikut : Thingking (berfikir) yaitu guru memberikan pertanyaan

atau masalah yang berhubungan dengan pelajaran dan meminta siswa untuk

memikirkan pertanyaan tersebut secara mandiri. Pairing (berpasangan) yaitu guru

meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain dengan mendiskusikan

apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama. Sharing (berbagi) yaitu guru

meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau bekerjasama

dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka diskusikan

dengan cara bergantian pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai beberapa

siswa telah mendapat kesempatan untuk melapor, paling tidak sekitar seperempat

pasangan, tetapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia (Arends, 2001: 325-

326).

Langkah-langkah metode Think Pair Share Menurut Agus Suprijono

(2009: 91) seperti namanya Thinking, pembelajaran ini diawali dengan guru

mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh

peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memikirkan

jawabannya. Selanjutnya pairing pada tahap ini guru meminta peserta didik

berpasang-pasangan. Memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk

berdiskusi. Diharapkan diskusi dapat memperdalam makna dari jawaban yang

telah dipikirkan melalui inter subjektif dengan pasangannya. Hasil diskusi inter

subjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh

kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing dalam kegiatan ini diharapkan terjadi

tanya jawab yang mendorong pada pengonstruksian pengetahuan secara integratif.

Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

11

2. Motivasi Belajar

a. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Menurut Uno (2008: 3) istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat

diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara

langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa

rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku

tertentu.

Menurut Sardiman (1992: 73) kata “motif” diartikan sebagai upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai

daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas terteterntu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan

sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif

menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai

tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Dimyati & Mudjiono (1999: 80) berpendapat bahwa motivasi sebagai

dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia.

Dorongan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita

sedangkan perilaku yang dimaksud adalah perilaku belajar.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan, terjadi bila

individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dan yang ia

harapkan; (b) dorongan, merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada

pemenuhan harapan atau pencapain tujuan yang merupakan inti motivasi; (c)

tujuan, merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan inilah

yang mengarahkan perilaku individu (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 80-81).

Davies (1986: 214) menyatakan bahwa motivasi ialah kekuatan

tersembunyi di dalam diri kita, yang mendorong kita untuk berkelakuan dan

bertindak dengan cara yang khas. Kekuatan itu terkadang berpangkal pada naluri,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

12

kadang juga berpangkal pada suatu keputusan yang rasional, tetapi lebih sering

perpaduan dari kedua proses tersebut.

Sardiman (1992: 73-75) menyatakan bahwa motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian yang

dikemukakan ini mengandung tiga elemen penting. Elemen yang dimaksud adalah

bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia, motivasi ditandai dengan munculnya feeling, dan motivasi

dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat

tercapai.

Motivasi merupakan faktor pendorong seseorang untuk melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi dalam kegiatan

belajar dapat dikatakan sebagai daya penggerak didalam diri siswa yang

menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan belajar.

Motivasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar, karena seseorang yang tidak

mempunyai motivasi dalam belajar, maka hasil belajar yang dimiliki tidak

optimal.

2. Jenis Motivasi

Menurut Muhibbin Syah (2006: 136) motivasi dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik

adalah hal dan keaadan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat

mendorong melakukan tindakan belajar. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal

dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk

melakukan kegiatan belajar. Motivasi intrinsik siswa bisa ditumbuhkan dengan

cara menyenangi materi dan membutuhkan materi tersebut, yang nantinya materi

itu akan berguna bagi masa depan siswa yang bersangkutan. Sedangkan motivasi

ekstrinsik sendiri bisa dilakukan dengan memberikan pujian, memberikan hadiah,

suri teladan orangtua, guru, dan sebagainya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

13

3. Peranan motivasi dalam pembelajaran

Uno (2008: 27) menyatakan ada beberapa peranan penting dari motivasi

dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang

dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperluas tujuan belajar yang hendak

dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d)

menentukan ketekunan belajar.

Motivasi memang sangat di perlukan dalam pembelajaran, untuk itu ada

cara tersendiri dalam memotivasi siswa. Menurut Ahmad Rohani dan Abu

Ahmadi (1991: 11) menyatakan bahwa beberapa cara untuk menumbuhkan

motivasi adalah melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan

informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui pertanyaan kepada peserta

didik, memberi kesempatan peserta didik untuk menyalurkan keinginan

belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta

didik seperti gambar, foto, diagram. Cara tersebut diharapkan dapat merangsang

dan memotivasi siswa dalam belajar.

Seseorang itu akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada

keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan

pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan belajar inilah yang disebut

dengan motivasi motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu: mengetahui apa

yang akan dipelajari, dan memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari

(Sardiman 1992: 39).

b. Belajar

Belajar merupakan cara seseorang yang tadinya belum mengetahui sesuatu

menjadi tahu. Menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dengan lingkungannya.

Menurut Sukmadinata (2004: 155) belajar selalu berkenaan dengan

perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada

yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang

juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk

interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

14

Belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik

menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar

dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang

merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan

pengetahuan (Sardiman 1992: 22-23).

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi didalam belajar. Menurut

Sardiman (1992: 38) dari sekian banyak faktor yang berpengaruh, secara garis

besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek

belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar. Faktor intern ini

menyangkut aspek jasmaniah (kondisi kesehatan jasmani dari individu) maupun

rohaniah (menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan

intelektual, social, psikomotor). Sedangkan faktor eksternal menyangkut faktor

fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah,

dan masyarakat.

c. Motivasi Belajar

Motivasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar, apalagi jika motivasi

tersebut timbul dari dalam diri siswa (intrinsik) tanpa adanya paksaan atau

dorongan dari orang lain maka hasil belajar juga akan optimal. Menurut Uno

(2008: 23) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memenuhi.

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara efektif permanen dan secara

potensial terjadi sebagai hasil dan praktik atau penguatan (reinforced practice)

yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator

motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: adanya hasrat dan

keinginan berhasil, adanya dorongan dan keinginan dalam belajar, adanya harapan

dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya keinginan

yang menarik dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

15

lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat

belajar dengan baik (Uno, 2008: 23).

Sardiman (1992: 83) berpendapat bahwa seseorang yang termotivasi

akan mempunyai ciri-ciri yaitu : (1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja

terus-menerus dalam waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai), (2)

Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), (3) Menunjukkan minat

terhadap berbagai masalah, (4) Lebih senang bekerja mandiri, (5) Cepat bosan

pada tugas-tugas rutin, (6) Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin

akan sesuatu), (7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, (8) Senang

mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

B. Kerangka Berpikir

Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan

proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas

dipengaruhi oleh berbagai faktor misal motivasi siswa dalam belajar. Jika seorang

siswa tidak memiliki motivasi belajar maka siswa tidak akan berhasil dalam

proses belajar mengajar. Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai

akan sangat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Penggunaan metode

pengajaran yang kurang menarik dan kurang bervariasi dapat menimbulkan

rendahnya motivasi belajar siswa, sehingga siswa cepat bosan dan tidak belajar

sungguh-sungguh.

Terkait dengan permasalahan diatas, maka perlu adanya variasi metode

yang diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dan juga

mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi saat pembelajaran berlangsung. Salah

satu metode yang dapat diterapkan yakni pembelajaran kooperatif Think Pair

Share. Metode Think Pair Share merupakan suatu metode dalam pembelajaran

kooperatif yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja

sama dengan orang lain serta mengoptimalisasikan pertisipasi siswa, dengan

begitu harapannya siswa akan terdorong untuk belajar, khususnya pada

permasalahan yang dibebankan siswa tersebut. Penerapan metode pembelajaran

kooperatif Think Pair Share diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

16

biologi siswa. Kerangka pemikiran dalam pelaksanaan penelitian ini secara

sederhana dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Strategi

pembelajaran

belum dapat

memotivaswa

dalam belajar

Guru masih

menggunakan

model

konvensional

sehingga

pembelajaran

terpusat pada

guru

PROSES

INPUT

Proses belajar di kelas

Metode pembelajaran

kurang bervariasi

Siswa merasa bosan

dan jenuh

Penerapan

pembelajaran

kooperatif TPS

Motivasi belajar

siswa rendah

Motivasi belajar

siswa meningkat

OUTPUT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16

Surakarta pada kelas VIIIB semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 yang

beralamat di Jl. Kolonel Sutarto No. 188 Surakarta.

2) Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan

tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan

instrumen penelitian, seminar proposal, dan pengajuan perijinan penelitian.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Juni 2010.

b. Tahap Penelitian

Tahap penelitian meliputi kegiatan yang berlangsung di lapangan, yaitu

pengambilan data yaitu pelaksanaan pembelajaran kooperatif Think Pair

Share. Tahap ini dilaksankan pada bulan Agustus 2010.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan.

Tahap ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 sampai dengan selesai.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

yang bertujuan untuk memperbaiki dan mencari solusi dari persoalan nyata dan

praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung

dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Penelitian tindakan

kelas terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan

17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

18

refleksi (reflecting). Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu tahapan

Pra PTK.

Adapun rancangan solusinya adalah tindakan berupa penerapan model

pembelajaran kooperatif, yaitu metode TPS (Think Pair Share). Dalam

menerapkan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) tersebut

digunakan tindakan siklus dalam setiap pembelajaran, artinya cara menerapkan

metode pada pembelajaran pertama sama dengan yang diterapkan pada

pembelajaran kedua, hanya refleksi terhadap setiap pembelajaran berbeda,

tergantung dari fakta dan interpretasi data yang ada. Hal ini dilakukan agar

diperoleh hasil yang maksimal mengenai cara penggunaan metode TPS untuk

meningkatkan motivasi belajar biologi siswa.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data informasi

tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif. Aspek kualitatif berupa catatan

lapangan tentang pelaksanaan pembelajaran, hasil observasi berdasarkan lembar

observasi, wawancara dengan guru dan siswa serta memberikan angket yang

menggambarkan kegiatan pembelajaran oleh siswa di dalam kelas. Data penelitian

dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi:

a. Informasi siswa dan guru.

b. Tempat dan proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

c. Dokumentasi atau arsip, yang antara lain berupa silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, dan buku referensi mengajar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi.

1. Metode Wawancara

Metode wawancara di antaranya digunakan untuk mengetahui informasi

dan kondisi sekolah maupun kondisi pembelajaran di kelas dari guru Biologi yang

bersangkutan. Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa yang bertujuan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

19

mengadakan informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan

dan untuk mendapat masukan yang mendalam setiap proses pembelajaran yang

dapat dijadikan refleksi untuk perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya.

Wawancara yang dilakukan sadalah wawancara bebas dan dilakukan secara

informal kepada guru dan siswa yang dianggap mewakili.

2. Metode Observasi

Metode observasi dilaksanakan ketika proses pembelajaran materi

pertumbuhan dan perkembangan manusia di kelas VIIIE SMP Negeri 16

Surakarta. Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru beserta proses

pembelajaran yang menyertainya. Kegiatan observasi yang dilakukan adalah

observasi terfokus dalam rangka mengetahui motivasi belajar biologi siswa sesuai

dengan kriteria pada lembar observasi beserta observasi kejadian-kejadian yang

menyertainya selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Metode Angket

Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang

akan diukur atau responden (Suharsimi Arikunto, 2002:28). Bentuk angket yang

digunakan dalam penelitian adalah bentuk cek-list, yaitu suatu bentuk angket

dimana pengisi angket memberi tanda cek (V) pada kolom yang telah disediakan.

Pemberian angket dilakukan pada awal penelitian dan di setiap akhir siklus pada

pokok bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Informasi yang

diperoleh dari angket dijadikan bahan evaluasi peningkatan motivasi belajar

biologi siswa dengan adanya tindakan pada tiap siklus. Ada atau tidak

peningkatan motivasi belajar biologi siswa serta besar kenaikannya dapat

diketahui dalam proses pembelajaran biologi pokok bahasan Pertumbuhan dan

Perkembangan Manusia dengan menggunakan angket.

Angket yang diberikan kepada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 16

Surakarta dalam hal ini adalah angket motivasi belajar biologi siswa. Hasil

informasi angket ini memiliki kontribusi yang besar dalam mengevaluasi semua

segi dalam penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) untuk

meningkatkan motivasi belajar biologi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

20

Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dengan alternatif

jawaban tersedia. Angket disusun dengan terlebih dahulu membuat konsep alat

ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur berisi kisi-kisi angket.

Konsep selanjutnya dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan

dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator digunakan

sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket.

Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah

ditetapkan sebelumnya. Responden atau siswa hanya dibenarkan dengan memilih

salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan untuk menjawab pertanyaan.

Kriteria penilaian item soal angket dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Skor Penilaian Angket

Alternatif jawaban Skor

(+) (-)

Sangat setuju/selalu

Setuju/sering

Tidak berpendapat/jarang

Tidak setuju/hampir tidak pernah

Sangat tidak setuju/tidak pernah

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

(Sumber : Nana Sudjana, 2005: 81)

4. Metode Dokumentasi

Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan

dalam proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah silabus, presensi

siswa dan buku ajar yang digunakan.

E. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau

setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa peserta didik terlibat secara aktif

baik fisik ataupun mental dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2006:101).

Penelitian dapat dihentikan apabila rata-rata capain indikator yang diukur sudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

21

mencapai target yang ditentukan, sebaliknya jika masing-masing variabel yang

diukur belum memenuhi target capaian maka dilanjutkan siklus berikutnya untuk

mencapai target yang telah ditetapkan. Daftar target dari masing-masing variabel

yang akan diukur dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Daftar Persentase Target Capaian Masing-Masing Indikator pada setiap

Variabel Diukur.

Variabel Target yang harus dicapai Kategori

Angket Motivasi Belajar ≥ 75 % Baik

Observasi Motivasi Belajar ≥ 75 % Baik

F. Validitas Data

Suatu informasi yang digunakan sebagai data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

mewakili atau mencakup aspek-aspek yang ingin diteliti yang nantinya dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik suatu kesimpulan. Validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu data.

Teknik yang digunakan dalam menjaga validitas data dalam penelitian adalah

teknik triangulasi.

Menurut Moleong (2002:178) teknik triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi dalam

penelitian ini adalah triangulasi metode. Jenis triangulasi metode dilakukan

dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari beberapa

teknik pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode

pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi selama KBM berlangsung

dan angket. Adapun skema triangulasi dapat dilihat pada Gambar 2 (Sutopo,

2002: 81).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

22

Gambar 2. Skema Triangulasi Metode Penelitian

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya

pengumpulan data. Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan

dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis

menurut Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan

simpulan.

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian

singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data

dilakukan untuk mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi

secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan

tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan simpulan

merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan

data. Data terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna.

Adapun tahapan analisis data secara skematis menurut Miles dan

Huberman (1992: 16-21) dapat dilihat pada Gambar 3

Wawancara

Data Siswa Angket

Observasi

Sajian Data

Verifikasi

(Penarikan Simpulan)

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Gambar 3. Model Analisis Interaktif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

23

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah-langkah penelitian yang digunakan mengikuti

model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Robin MC Taggart yang berupa

model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang

dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali

merupakan suatu dasar untuk pemecahan masalah. Langkah-langkah operasional

penelitian meliputi tahap persiapan, perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Tahap pelaksanaan dapat diuraikan

sebagai berikut :

Tahap Persiapan

1. Permintaan izin kepada kepala sekolah dan guru biologi SMP Negeri 16

Surakarta.

2. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan kegiatan

belajar mengajar.

3. Identifikasi permasalahan dalam proses belajar mengajar pelajaran biologi.

Setelah mengetahui permasalahan dalam proses belajar mengajar pelajaran

biologi maka akan direncanakan pada tahap selanjutnya, yaitu pelaksanaan siklus.

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Menentukan materi pembelajaran yakni pada sub pokok bahasan Tahapan

Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia, sekaligus menyusun perangkat

mengajar berupa Satuan Pengajaran dan Rencana Palaksanaan Pembelajaran.

2. Menyusun instrumen penelitian berupa:

a) Angket motivasi belajar siswa.

b) Lembar observasi motivasi belajar siswa.

c) Pedoman wawancara tentang penerapan model pembelajaran

pembelajaran kooperatif TPS dan motivasi siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

24

b. Tahap Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi penerapan pembelajaran

kooperatif TPS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 2 kali tatap muka dengan alokasi waktu 3 x 40

menit. Pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran I dan II (terlampir).

1). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-1 (2 x 40 menit) dengan

penerapan pembelajaran kooperatif TPS. Materi pembelajaran pada

pertemuan 1 yaitu: Tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia.

2). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-2 (1 x 40 menit) dengan

penerapan pembelajaran kooperatif TPS. Materi pembelajaran pada

pertemuan 2 yaitu: Tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi dilaksanakan dengan bantuan angket dan

lembar observasi motivasi belajar siswa.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap analisis dan refleksi meliputi kegiatan mengulas perubahan yang

terjadi pada motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sebagai bahan

perencanaan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan untuk siklus II ini disusun berdasarkan hasil evaluasi dan

refleksi pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun

rencana pengajaran siklus II, serta menyiapkan instrumen-instrumen penelitian

seperti angket motivasi belajar siswa, dan lembar observasi motivasi belajar

siswa.

b. Tahap Tindakan

Pada tahap ini dilakukan implementasi penerapan pembelajaran

kooperatif TPS untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 2 kali tatap muka dengan alokasi waktu 3 x 40

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

25

menit. Pembelajaran dilakukan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran I dan II (terlampir). .

1). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-3 (2 x 40 menit) dengan

penerapan pembelajaran kooperatif TPS. Materi pembelajaran pada

pertemuan 3 yaitu: Masa pubertas dan menstruasi.

2). Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pertemuan ke-4 (1 x 40 menit) dengan

penerapan pembelajaran kooperatif TPS. Materi pembelajaran pada

pertemuan 4 yaitu: Masa pubertas dan menstruasi.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Tahap observasi dan evaluasi dilaksanakan dengan bantuan angket dan

lembar observasi motivasi belajar siswa.

d.Tahap Analisis dan Refleksi

Tahap analisis dan refleksi meliputi kegiatan mengulas perubahan yang terjadi

pada motivasi belajar siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus II.

Kegiatan selanjutnya pada tahap ini adalah menganalisis proses dan dampak

pelaksanaan tindakan, serta melihat ketercapaian indikator. Hasil dari tahap ini

dapat digunakan untuk memutuskan antara melanjutkan tindakan selanjutnya atau

berhenti karena masalah telah terpecahkan dan tujuan telah tercapai.

3. Tindak Lanjut

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan

diharapkan guru bidang studi Biologi tempat penelitian (SMP Negeri 16

Surakarta) bersedia melakukan perbaikan kualitas pembelajaran secara terus

menerus serta mengembangkan strategi untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa serta mencapai kompetensi pembelajaran yang baik. Adapun prosedur

penelitian secara skematis dapat dilihat pada Gambar 4.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

26

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas model spiral

(Sumber: Sukardi, 2001: 215)

Tindakan

Pelaksanaan

pembelajaran kooperatif

TPS siklus 2

Pengamatan

proses belajar

mengajar dan

motivasi belajar

siswa.

Tindak lanjut dari guru

Biologi setelah

penelitian.

Tindakan

Pelaksanaan

pembelajaran

kooperatif

TPS siklus 1

Pengamatan

Pengamatan proses

belajar mengajar

dan motivasi

belajar siswa

Perencanaan

Menyiapkan

instrumen dan

perangkat

mengajar untuk

pembelajaran pada

siklus I

Refleksi

Menganalisis

proses dan

dampak

pelaksanaan

tindakan, jika

indikator belum

tercapai diteruskan

siklus kedua

Perencanaan

Menyiapkan

instrumen dan

perangkat mengajar

untuk pembelajaran

pada siklus II

Refleksi

Menganalisis

proses dan

dampak

pelaksanaan

tindakan, serta

melihat

ketercapaian indikator.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran biologi digali melalui

kegiatan observasi pra siklus. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengetahui

kondisi nyata yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan

observasi dilaksanakan di kelas VIIIE SMP Negeri I6 Surakarta. Kegiatan

penelitian diawali dengan observasi dan diskusi dengan guru biologi kelas VIIIE

untuk mengetahui kondisi awal kelas terutama yang berkaitan dengan

pembelajaran biologi.

Hasil observasi diketahui bahwa guru menggunakan metode mengajar

yang kurang bervariasi walaupun sudah menggunakan media pembelajaran.

Semangat siswa untuk memperhatikan pelajaran masih rendah, kesadaran siswa

untuk belajar dengan sungguh-sungguh masih rendah sehingga banyak siswa yang

mengerjakan ulangan bekerja sama dengan siswa lain, usaha untuk mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru juga masih rendah ini dilihat dari banyaknya

siswa yang mengumpulkan tugas tidak tepat waktu. Dari hasil tersebut maka

diperoleh kesimpulan sementara bahwa motivasi belajar biologi siswa rendah.

Sebagai penguat data hasil observasi awal, untuk mengetahui dan mengukur

seberapa besar motivasi belajar biologi siswa sebelum diberi tindakan, digunakan

lembar observasi. Item-item lembar observasi yang diberikan masing-masing

mewakili indikator-indikator motivasi belajar biologi siswa yang akan diukur dan

dilihat perubahan dan perkembangannya pada setiap siklus.

Hasil capaian setiap indikator motivasi belajar biologi siswa dalam

kegiatan pembelajaran (pra siklus) yang diperoleh melalui lembar observasi

motivasi belajar biologi siswa dapat dilihat pada Tabel 4.

27

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

28

Tabel 4. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Motivasi Belajar

Biologi Siswa Pra Siklus

No Indikator Capaian Indikator %

1. Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan guru.

55,88

2. Aktif dalam diskusi kelompok 61,76

3. Mempelajari kembali materi yang

diberikan guru.

64,70

4. Belajar biologi dengan sungguh-sungguh. 44,11

5. Adanya kemauan untuk bertanya dan

meningkatkan kualitas belajar.

11,76

6. Semangat untuk memperhatikan pelajaran

dengan baik

61,76

7. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 67,64

8. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan

orang lain

41,17

Rata-rata 51,10

Nilai motivasi belajar biologi siswa dari Tabel 4 yaitu setiap indikator

yang diukur sebelum tindakan berkisar antara 11,76% - 67,64%, dengan nilai rata-

rata sebesar 51,10%. Selain dengan observasi juga digunakan angket tertutup.

Item-item angket yang diberikan masing-masing mewakili indikator-indikator

motivasi belajar biologi siswa yang akan diukur dan dilihat perubahan dan

perkembangannya pada setiap siklus. Berikut merupakan hasil capaian setiap

indikator motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diperoleh

melalui angket motivasi belajar biologi siswa dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Presentase Capaian Indikator pada Angket Motivasi Belajar Biologi

Siswa Pra Siklus

No Indikator Capaian Indikator %

1. Adanya usaha untuk melakukan sesuatu

yang dapat meningkatkan prestasi belajar.

65,44

2. Mengikuti pelajaran dengan semangat. 76,02

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

29

Lanjutan Tabel 5.

3 Berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan

tidak suka.

74,11

4 Adanya kemauan untuk belajar. 69,85

5 Mempelajari kembali materi dari guru. 69,11

6 Bertanya pada guru jika merasa belum jelas. 72,79

7 Semangat untuk memperhatikan pelajaran dengan

baik.

74,70

8 Mempelajari biologi dari berbagai sumber. 58,82

9 Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang lain. 74,26

Rata-rata 70,57

Nilai motivasi belajar biologi siswa dari Tabel 5 dalam pembelajaran

menunjukkan setiap indikator yang diukur sebelum diberi tindakan. Pada tabel

tersebut terlihat bahwa nilai indikator motivasi belajar biologi siswa berkisar

antara 58,82% - 76,02%, dengan nilai rata-rata sebesar 70,57%. Capaian rata-rata

indikator masih tergolong rendah, untuk itu perlu ditingkatkan agar kualitas

pembelajaran menjadi lebih baik. Hasil perhitungan rata-rata motivasi belajar

menunjukkan adanya perbedaan persentase antara lembar observasi dan

perhitungan angket pra siklus. Perbedaan hasil dapat terjadi karena perbedaan

sudut pandang dalam mencari informasi mengenai motivasi belajar siswa.

Kegiatan observasi dilakukan secara objektif terhadap motivasi belajar siswa

selama proses pembelajaran, sedangkan angket diberikan kepada siswa untuk

mengetahui motivasi belajar siswa yang diisi secara subjektif menurut sudut

pandang siswa sendiri.

Berdasarkan hasil observasi awal dan data yang digali melalui angket pra

siklus, maka diberikan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan motivasi

belajar biologi siswa kelas VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta. Tindakan diberikan

dengan menerapkan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share). Pemilihan

tindakan didasarkan pada asumsi bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan

melalui inovasi pembelajaran yang dapat membuat siswa termotivasi dalam

pembelajaran serta mengoptimalisasikan partisipasi siswa. Hasil observasi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

30

angket motivasi belajar biologi siswa pra siklus digunakan sebagai pembanding

untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui tindakan yang

diberikan.

Pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) mempunyai struktur

yang sederhana sebagai salah satu dasar dari perkembangan kelas kooperatif,

memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa lebih

banyak waktu untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.

Pembelajaran kooperatif ini membuat para siswa diam-diam memikirkan dan

memecahkan sebuah masalah secara independen, kemudian berpasangan dan

membagi pemikiran atau solusi dengan pasangannya. Siswa dilatih bernalar dan

dapat berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Guru

juga memberikan kesempatan siswa untuk menjawab dengan asumsi

pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan untuk mendiskusikan hasil

jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat didiskusikan dan dicari

pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu konsep. Metode ini juga

mendorong siswa meningkatkan semangat kerja sama siswa dan diharapkan

motivasi belajar biologi meningkat.

Untuk mengetahui adanya perubahan dalam setiap siklus yang dilakukan,

maka evaluasi dilakukan melalui observasi motivasi belajar dan pengisian angket

motivasi belajar biologi siswa, serta wawancara terhadap guru dan siswa.

B. Deskripsi Siklus I

Penelitian dilakukan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan

yang terjadi di dalam kelas dari hasil observasi awal. Kegiatan penelitian

dilaksanakan dalam rangkaian siklus yang berkelanjutan sampai mendapatkan

perbaikan untuk motivasi belajar biologi siswa. Penelitian yang dilakukan terdiri

atas dua siklus, masing-masing mencakup 4 tahapan yakni: (1) tahap perencanaan

tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan evaluasi, dan (4)

tahap analisis dan refleksi. Pembahasan dari tiap-tiap siklus dapat dijabarkan

sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

31

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah menyusun beberapa

instrumen penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan pembelajaran

kooperatif Think Pair Share dengan 2 kali pertemuan. Instrumen penelitian yang

disusun antara lain adalah:

a) Silabus mata pelajaran biologi sesuai kurikulum sekolah yaitu KTSP dengan

materi pokok tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia.

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi pertemuan 1 dan 2.

Penyusunan RPP sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran

kooperatif Think Pair Share. Urutan tahapan pelaksanaan secara lengkap

dapat dilihat dalam RPP pertemuan 1 dan 2 pada lampiran.

c) Angket motivasi belajar siswa.

d) Lembar observasi motivasi belajar siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan I, guru menggunakan pembelajaran kooperatif Think

Pair Share yang terdiri dari 2 kali tatap muka. Pertemuan pertama (2 x 40 menit)

dengan membahas materi tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia

presensi kehadiran 100% (hadir semua). Pertemuan kedua (1 x 40 menit) masih

melanjutkan materi tahapan perkembangan dan pertumbuhan pada manusia

dengan presensi kehadiran siswa 100% (hadir semua). Kegiatan pembelajaran

lebih dipusatkan pada kegiatan diskusi dan pada saat presentasi serta tanya jawab.

Pertemuan pertama (2 x 40 menit) diawali dengan apersepsi guru

mengenai perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Adanya apersepsi dapat

merangsang siswa berpikir sebelum dimulai pelajaran. Setelah itu dilanjutkan

dengan motivasi yaitu berupa pertanyaan yang mengarah ke materi yang akan di

ajarkan. Setelah itu dilanjutkan tahap pertama dari pembelajaran kooperatif Think

Pair Share yaitu persiapan yang dimulai dengan pembagian pasangan. Tahap

selanjutnya adalah pelaksanaan yang dimulai dengan membagikan soal atau

permasalahan kepada siswa untuk dijawab/dipecahkan sendiri (Think).

Selanjutnya siswa mendiskusikan jawaban dengan kelompoknya (Pair), hasil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

32

diskusi dirangkum untuk dipaparkan/ dipresentasikan (Share). Presentasi

dilakukan dengan menunjuk beberapa kelompok.

Pertemuan kedua, setelah membuka pelajaran guru mengingatkan kepada

siswa mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Tahap

selanjutnya yaitu dengan melanjutkan diskusi pada pertemuan sebelumya yang

belum selesai, selanjutnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

materi yang belum dipahami dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan oleh

siswa bersama dengan guru. Kegiatan akhir pada siklus 1 pertemuan kedua adalah

diadakan postest untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap tahapan

perkembangan dan pertumbuhan pada manusia.

3. Observasi dan Evaluasi Tindakan Siklus 1

Observasi dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar biologi dan

untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif TPS (Think

Pair Share) yang diterapkan oleh guru. Penilaian terhadap motivasi belajar siswa

dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung. Siswa diberi angket yang

bersifat tertutup pada akhir siklus untuk mengetahui motivasi belajar setelah

diterapkan pembelajaran kooperatif TPS, lembar observasi yang digunakan adalah

lembar observasi motivasi belajar siswa. Berikut ini merupakan hasil observasi

tindakan pada siklus 1:

a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Biologi Siswa

Hasil observasi terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pada

siklus I dapat dilihat pada Tabel 6:

Tabel 6. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Motivasi Belajar

Biologi Siswa Siklus I

No Indikator Capaian Indikator %

1. Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan guru.

88,23

2. Aktif dalam diskusi kelompok 76,47

3. Mempelajari kembali materi yang

diberikan guru.

85,29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

33

Lanjutan Tabel 6.

4. Belajar biologi dengan sungguh-

sungguh.

55,88

5. Adanya kemauan untuk bertanya dan

meningkatkan kualitas belajar.

20,58

6. Semangat untuk memperhatikan

pelajaran dengan baik

85,29

7. Mempelajari biologi dari berbagai

sumber

82,35

8. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan

orang lain

64,70

Rata-rata 69,85

b. Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa

Hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 7:

Tabel 7. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Angket Motivasi Belajar

Biologi Siswa Siklus I

No Indikator Capaian Indikator %

1. Adanya usaha untuk melakukan sesuatu

yang dapat meningkatkan prestasi belajar.

76,02

2. Mengikuti pelajaran dengan semangat. 80,44

3. Berusaha meniadakan atau mengelakkan

perasaan tidak suka.

79,11

4. Adanya kemauan untuk belajar. 75,44

5. Mempelajari kembali materi dari guru. 73,82

6. Bertanya pada guru jika merasa belum jelas. 73,08

7. Semangat untuk memperhatikan pelajaran

dengan baik.

75,29

8. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 64,41

9. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang

lain

75,88

Rata-rata 74,83

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

34

4. Analisis Dan Refleksi Siklus 1

a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Biologi Siswa

Data pada tabel 6 yang merangkum kuantitatif dari hasil observasi

terhadap motivasi belajar biologi siswa dalam pembelajaran siklus I menunjukkan

bahwa capaian indikator motivasi belajar biologi pada Siklus I antara 20,58%-

88,23%, dengan nilai rata-rata capaian indikator 69,85%.

Prosentase hasil capaian indikator pada observasi motivasi belajar

biologi siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar 5.

88.23

76.47

85.29

55.88

20.58

85.2982.35

64.7

0

25

50

75

100

Prosentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8

Indikator

Siklus I

Gambar 5. Hasil Capaian Indikator pada Observasi Motivasi Siswa Siklus I.

(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 6).

Pada siklus 1 target belum tercapai, dimana target pada penelitian ini

adalah rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi mencapai lebih dari

atau sama dengan 75%. Secara umum, melalui tindakan yang diberikan pada

siklus I yakni penerapan pembelajaran kooperatif TPS, motivasi belajar siswa

mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan.

b. Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa

Nilai motivasi belajar biologi di kelas diperoleh dari hasil pengisian

angket motivasi belajar biologi siswa. Data pada tabel 7 terlihat bahwa capaian

indikator motivasi belajar biologi siswa siklus 1 antara 64,41%-80,44%, dengan

nilai rata-rata capain indikator sebesar 74,83%. Prosentase hasil capaian indikator

pada angket motivasi belajar biologi siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar 6.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

35

Gambar 6. Hasil Capaian Indikator pada Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa

Siklus I.

(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 7).

Pada siklus I target belum tercapai, melalui tindakan yang diberikan pada

siklus I yakni penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

motivasi belajar siswa mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan.

Meningkatnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Biologi pada siklus I

disebabkan diterapkannya pembelajaran kooperatif TPS dalam proses

pembelajaran. Adapun karakteristik yang khas pada pembelajaran ini adalah

setiap siswa wajib untuk memecahkan masalahnya sendiri kemudian

mendiskusikannya dengan pasangan, dan mempersiapkan untuk di persentasikan

didepan kelas.

c. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus I

menunjukkan bahwa dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran yaitu siswa

lebih memperhatikan pelajaran karena semua siswa berkesempatan untuk

memecahkan suatu permasalahan dan semua siswa memiliki kesempatan untuk

berdiskusi dengan teman, siswa juga lebih aktif dalam diskusi dikelas, siswa lebih

tertarik dengan pelajaran biologi dengan penerapan strategi pembelajaran

76.0280.44 79.11

75.44 73.82 73.08 75.29

64.41

75.88

0

25

50

75

100

Prosentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indikator

Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

36

kooperatif TPS (Think Pair Share) dan meningkatkan kesadaran siswa untuk

mengumpulkan tugas sehingga dari penerapan pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa walaupun

belum mencapai target yang diinginkan yaitu capaian rata-rata indikator sebesar

75%.

Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian yang dilakukan selama

berlangsungnya siklus I, dapat diidentifikasi beberapa temuan yaitu: 1) Pada awal

pembelajaran, motivasi yang diberikan guru kurang menarik. 2) Keaktifan siswa

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung belum menyeluruh. Partisipasi

siswa dalam pembelajaran masih didominasi oleh siswa-siswa tertentu yang

menyebabkan perhatian guru lebih terfokus pada siswa-siswa tersebut. Kondisi ini

mengakibatkan siswa yang lain menjadi apatis dan kurang termotivasi terhadap

kegiatan pembelajaran karena merasa kurang diperhatikan oleh guru. 3) Selama

proses pembelajaran pada siklus I siswa kurang memanfaatkan waktu dengan

baik. Siswa mengulur waktu pada saat diminta mengumpulkan hasil diskusi. 4)

Siswa masih kurang percaya diri dalam mendiskusikan materi kepada siswa yang

lain. 5) Pada saat guru memberi kesempatan bertanya ataupun menanggapi

pendapat, respon yang diberikan siswa masih kurang.

Hasil analisis pada siklus I menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

TPS sudah mengalami peningkatan namun pada masing-masing aspek atau

indikator variabel tersebut pada siklus I belum sepenuhnya dapat mencapai

persentase capaian target yang telah ditentukan, agar peningkatan tersebut dapat

mencapai target maka dilanjutkan pemberian tindakan pada siklus II. Pada siklus

II selanjutnya dilakukan revisi terhadap beberapa tindakan untuk memperbaiki

kekurangan yang terjadi pada siklus I untuk membentuk proses pembelajaran

yang lebih baik sehingga motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat

lebih maksimal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

37

C. Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan Tindakan Siklus II

Perencanaan dalam tindakan siklus II ini adalah guru mengadakan

perbaikan agar proses pembelajaran lebih optimal, siswa lebih antusias dalam

kegiatan pembelajaran dan lebih maksimal dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II antara lain:

a. Pada awal pelajaran, guru memotivasi siswa dengan memberi pertanyaan-

pertanyaan. Tujuannya adalah untuk membuat siswa lebih memiliki rasa ingin

tahu untuk mempelajari materi, sehingga siswa akan termotivasi dan berantusias

untuk mempelajari materi tersebut dari awal; b. Guru harus lebih terampil dalam

mengorganisasikan siswa sehingga semua siswa dapat berpartisipasi secara aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Umpan-umpan berupa pertanyaan dapat diajukan

kepada siswa yang kurang aktif sehingga meraka termotivasi untuk ikut berperan

serta dalam kegiatan belajar mengajar. Guru juga dituntut untuk terampil dalam

menggunakan respon dan pertanyaan siswa dalam pembelajaran; c. Guru lebih

tegas dalam mengatur waktu dalam setiap tahap agar dalam pelaksanaan

sesuai dengan alokasi waktu yang telah dibuat; d. Selama kegiatan pembelajaran,

guru terus memberikan motivasi dan semangat kepada siswa agar siswa

mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk menyampaikan materi kepada

siswa yang lain serta untuk menyampaikan pendapat ataupun masalah-masalah

yang berkaitan dengan pelajaran yang belum dipahami; e. Guru mencoba

membuat suasana menjadi lebih akrab dan komunikatif pada sesi dengan guru di

akhir pelajaran, serta memberikan motivasi dengan intensitas yang lebih tinggi

kepada siswa sehingga siswa merasa nyaman dalam pembelajaran.

Tahap perencanaan tindakan II meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut: a.

Penyusunan Rencana Pembelajaran (RPP) siklus II dengan materi masa pubertas

dan menstruasi; b. Mempersiapkan angket motivasi belajar siswa. c.

Mempersiapkan lembar observasi motivasi belajar siswa dalam pembelajaran

Biologi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

38

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam dua kali

tatap muka. Pertemuan pertama (2 x 40 menit) dengan materi masa pubertas dan

menstruasi dengan presensi kehadiran 100% (hadir semua). Pertemuan kedua (1 x

40 menit) masih melanjutkan materi masa pubertas dan menstruasi presensi

kehadiran siswa 100% (hadir semua). Pelaksanaan tindakan pada siklus II

merupakan hasil refleksi tindakan dari siklus I. Refleksi dari siklus I bertujuan

untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pelaksanaan tindakan sebelumnya

dan membutuhkan upaya perbaikan pada siklus II.

Langkah perbaikan yang dilakukan pada siklus II untuk menarik

perhatian siswa di awal pelajaran adalah pada awal pelajaran, guru memotivasi

siswa dengan memberi pertanyaan-pertanyaan, tujuannya adalah untuk membuat

siswa lebih memiliki rasa ingin tahu untuk mempelajari materi, sehingga siswa

akan termotivasi dan berantusias untuk mempelajari materi tersebut dari awal.

Upaya perbaikan yang kedua adalah guru mencoba membuat suasana menjadi

lebih akrab dan komunikatif pada sesi dengan guru di akhir pelajaran, serta

memberikan motivasi dengan intensitas yang lebih tinggi kepada siswa sehingga

siswa merasa nyaman dalam pembelajaran.

Proses pembelajaran yang diterapkan pada tindakan II ini pada dasarnya

masih sama seperti halnya pada siklus I yaitu menggunakan pembelajaran

kooperatif TPS. Hal yang membedakan pembelajaran pada siklus II ini adalah

upaya perbaikan pada proses pembelajaran seperti yang telah dituliskan pada

tahap perencanaan tindakan siklus II.

3. Observasi Tindakan Siklus II

Observasi dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar biologi dan

untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif TPS yang

diterapkan oleh guru. Observasi dilakukan melalui pengamatan secara langsung

terhadap motivasi belajari biologi siswa dan penyebaran angket yang bersifat

tertutup. Penggalian informasi melalui angket motivasi belajar biologi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

39

dilaksanakan pada akhir dari siklus II. Berdasarkan hasil penelitian, proses

pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif TPS diperoleh data-data

sebagai berikut:

a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa

Hasil observasi terhadap motivasi belajar biologi siswa dalam

pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 8:

Tabel 8. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Observasi Motivasi Belajar

Biologi Siswa Siklus II

No Indikator Capaian Indikator %

1. Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan guru.

100

2. Aktif dalam diskusi kelompok 94,11

3. Mempelajari kembali materi yang

diberikan guru.

91,17

4. Belajar biologi dengan sungguh-sungguh. 73,52

5. Adanya kemauan untuk bertanya dan

meningkatkan kualitas belajar.

29,41

6. Semangat untuk memperhatikan pelajaran

dengan baik

85,29

7. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 100

8. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan

orang lain

91,17

Rata-rata 83,08

b. Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa

Hasil angket motivasi belajar biologi pada siklus II dapat dilihat pada

Tabel 9:

Tabel 9. Persentase Capaian Setiap Indikator pada Angket Motivasi Belajar

Siswa Siklus II

No Indikator Capaian Indikator %

1. Adanya usaha untuk melakukan sesuatu

yang dapat meningkatkan prestasi belajar.

81,32

2. Mengikuti pelajaran dengan semangat. 82,20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

40

Lanjutan Tabel 9.

3. Berusaha meniadakan atau mengelakkan

perasaan tidak suka.

82,79

4. Adanya kemauan untuk belajar. 79,11

5. Mempelajari kembali materi dari guru. 78,82

6. Bertanya pada guru jika merasa belum jelas. 76,76

7. Semangat untuk memperhatikan pelajaran

dengan baik.

81,17

8. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 78,38

9. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang

lain

82,05

Rata-rata 80,29

4. Analisis dan Refleksi Siklus II

a. Hasil Observasi Motivasi Belajar Biologi

Data pada Tabel 8 yang merangkum kuantitatif dari hasil observasi

terhadap motivasi belajar biolgi siswa dalam pembelajaran siklus II menunjukkan

bahwa capaian indikator motivasi belajar biologi pada Siklus II antara 29,41%-

100%, dengan nilai rata-rata capaian indikator 82,85%. Prosentase hasil capaian

indikator pada observasi motivasi belajar biologi siswa siklus II dapat dilihat pada

Gambar 7.

Gambar 7. Hasil Capaian Indikator pada Observasi Motivasi Belajar Biologi

Siswa Siklus II.

(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 8).

10094.1191.17

73.52

29.41

85.29

100

91.17

0

25

50

75

100

Prosentase (% )

1 2 3 4 5 6 7 8

Indikator

Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

41

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus II

menunjukkan bahwa siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran karena sudah

terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Siswa cukup terlatih untuk

berpikir terhadap jawaban-jawaban permasalahan yang diberikan oleh guru.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan situasi

kelas menjadi kondusif untuk belajar.

Pembelajaran pada siklus II dengan materi masa pubertas dan menstruasi

cukup menarik bagi siswa. Siswa terlihat antusias dalam menjawab berbagai

pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran, baik yang diajukan oleh guru

maupun oleh siswa yang lain. Selama pembelajaran berlangsung perhatian siswa

cukup terpusat pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan, hampir tidak ada

siswa yang mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain di luar materi pelajaran.

Pada siklus II hampir tidak ditemukan lagi adanya siswa yang masih belajar

materi pelajaran lain sewaktu guru menerangkan ataupun siswa yang masih

berbicara selain pelajaran saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Presentase rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi yang

diukur telah mencapai target minimal 75%. Hasil ini menunjukkan keberhasilan

penerapan pembelajaran kooperatif TPS dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa, dengan demikian penelitian dapat dihentikan. Tindak lanjut dari guru

biologi tetap diperlukan dalam meningkatkan proses pembelajaran untuk

memperbaiki kualitas pendidikan.

b. Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi

Data pada tabel 9 yang merangkum kuantitatif dari hasil observasi

terhadap motivasi belajar biolgi siswa dalam pembelajaran siklus I menunjukkan

bahwa capaian indikator motivasi belajar biologi pada Siklus I antara 76,76%-

82,79%,dengan nilai rata-rata capaian indikator 80,29%. Prosentase hasil capaian

indikator pada angket motivasi belajar biologi siswa siklus II dapat dilihat pada

Gambar 8.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

42

Gambar 8.Hasil Capaian Indikator pada Angket Motivasi Belajar Biologi Siswa

Siklus II.

(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 9).

Pada siklus II rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi yang

diukur juga telah mencapai target minimal 75% sehingga pemberian tindakan

tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

c. Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan beberapa siswa, penerapan metode

pembelajaran yang belum pernah dilakukan sebelumnya telah meningkatkan

ketertarikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran biologi, sehingga daya

penggerak dari dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar serta perhatian

siswa terhadap pelajaran juga meningkat.

Menurut hasil wawancara dengan guru pelajaran Biologi, secara umum

respon siswa positif terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif TPS (Think

Pair Share) pada pembelajaran biologi. Penggunaan pembelajaran tersebut juga

efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi

yang terlihat dari keantusiasan dan kesungguhan serta semangat siswa saat

mengikuti pembelajaran biologi dengan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share).

81.32 82.2 82.7979.11 78.82 76.76

81.17 78.3882.05

0

25

50

75

100

Prosentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indikator

Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

43

D. Deskripsi Antar Siklus

Hasil deskripsi antara pra siklus, siklus I dan siklus II memenunjukkan

adanya peningkatan yang berarti. Hal ini dapat dilihat pada saat proses belajar

mengajar dilakukan observasi secara klasikal untuk mengetahui motivasi belajar

biologi siswa. Pada tiap akhir siklus, siswa dibagikan angket untuk menggali

informasi tentang motivasi belajar biologi dari sudut pandang siswa. Hasil

observasi dan pengisian angket menunjukkan adanya peningkatan pada tiap akhir

siklus. Uraian hasil peningkatan motivasi belajar biologi siswa dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Hasil Angket Motivasi Belajar Biologi

Nilai motivasi belajar biologi siswa dalam pemmbelajaran yang digali

melalui angket motivasi belajar biologi mengalami fluktuasi dari kondisi pra

siklus, siklus I hingga siklus II. Perbandingan antara hasil angket motivasi belajar

siswa pra siklus dan pada setiap siklus yang diterapkan dapat dilihat pada Tabel

10:

Tabel 10. Persentase Capaian Rata-rata Indikator pada Angket Motivasi Belajar

Biologi Siswa Setiap Siklus.

No

Indikator

Capaian Indikator %

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

1. Adanya usaha untuk melakukan sesuatu

yang dapat meningkatkan prestasi belajar.

65,44 76,02 81,32

2. Mengikuti pelajaran dengan semangat. 76,02 80,44 82,20

3. Berusaha meniadakan atau mengelakkan

perasaan tidak suka.

74,11 79,11 82,79

4. Adanya kemauan untuk belajar. 69,85 75,44 79,11

5. Mempelajari kembali materi dari guru. 69,11 73,82 78,82

6. Bertanya pada guru jika merasa belum

jelas.

72,79 73,08 76,76

7. Semangat untuk memperhatikan pelajaran

dengan baik

74,70 75,29 81,17

8. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 58,82 64,41 78,38

9. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan orang

lain

74,26 75,88 82,05

Rata-rata 70,57 74,83 80,29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

44

Berdasarkan data pada Tabel 10 di atas, tampak bahwa nilai motivasi

belajar biologi siswa (pra siklus) sebelum diberi tindakan berupa penerapan

pembelajaran kooperatif TPS masih rendah. Nilai motivasi belajar biologi siswa

mengalami peningkatan secara bertahap setelah diterapkannya tindakan pada

siklus I dan II. Pemberian tindakan pada siklus I mampu meningkatkan nilai

motivasi belajar biologi siswa meskipun tidak secara signifikan.

Rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi pada siklus I

mencapai 74,83 %. Pada siklus I target belum tercapai, target pada penelitian ini

adalah rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi mencapai lebih dari

atau sama dengan 75%. Nilai motivasi belajar biologi siswa meningkat setelah

diberikannya tindakan pada siklus II. Persentase semua indikator yang diukur

mengalami peningkatan yang berarti, yakni sebesar 80,29% pada siklus II.

Tindakan yang diterapkan dalam kedua siklus tersebut sudah mampu memberikan

perbaikan terhadap masalah yang terjadi di dalam kelas sehingga penelitian dapat

dihentikan. Tindak lanjut dari guru biologi tetap diperlukan dalam

meningkatkan proses pembelajaran untuk memperbaiki kualitas pendidikan.

Hasil capaian indikator pada angket motivasi belajar biologi siswa

setiap siklus dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Hasil Capaian Indikator pada Angket Motivasi Belajar Biologi

Siswa Setiap Siklus

(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 10).

65.44

76.0281.32

76.0280.4482.2

74.1179.11

82.79

69.8575.44

79.11

69.1173.82

78.8272.7973.08

76.7674.775.2981.17

58.8264.41

78.3874.2675.88

82.05

0

25

50

75

100

Prosentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indikator

Pra siklus

Siklus I

Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

45

2) Hasil Observasi Motivasi Belajar Biologi

Perbandingan antara hasil observasi motivasi belajar biologi siswa pada

setiap siklus dilihat pada Tabel 11:

Tabel 11. Persentase Capaian Indikator pada Observasi Motivasi Belajar Biologi

Setiap Siklus

No Indikator Capaian Indikator %

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

1. Adanya usaha untuk mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan guru.

55,88 88,23 100

2. Aktif dalam diskusi kelompok 61,76 76,47 94,11

3. Mempelajari kembali materi yang

diberikan guru.

64,70 85,29 91,17

4. Belajar biologi dengan sungguh-sungguh 44,11 55,88 73,52

5. Adanya kemauan untuk bertanya dan

meningkatkan kualitas belajar.

11,76 20,58 29,41

6. Semangat untuk memperhatikan pelajaran

dengan baik

61,76 85,29 85,29

7. Mempelajari biologi dari berbagai sumber 67,64 82,35 100

8. Mengerjakan ulangan tanpa bantuan

orang lain

41,17 64,70 91,17

Rata-rata 51,10 69,85 83,08

Berdasarkan data pada Tabel 11 di atas tampak bahwa nilai motivasi

belajar biologi siswa (pra siklus) sebelum diberi tindakan berupa penerapan

pembelajaran kooperatif TPS masih rendah. Nilai motivasi belajar biologi siswa

mengalami peningkatan secara bertahap setelah diterapkannya tindakan pada

siklus I dan II. Pemberian tindakan pada siklus I mampu meningkatkan nilai

motivasi belajar biologi siswa meskipun tidak secara signifikan.

Rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi pada siklus I

mencapai 69,85 % dan belum mencapai target yang diinginkan, dimana target

pada penelitian ini adalah rata-rata capaian indikator motivasi belajar biologi

mencapai lebih dari atau sama dengan 75%. Nilai motivasi belajar biologi siswa

meningkat setelah diberikannya tindakan pada siklus II. Persentase semua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

46

indikator yang diukur pada siklus II mengalami peningkatan yang berarti, yakni

sebesar 83,08 %. Hasil capaian indikator pada observasi motivasi belajar biologi

siswa setiap siklus dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 10. Hasil Capaian Indikator pada Observasi Motivasi Belajar Biologi

Siswa Setiap Siklus.

(Keterangan indikator dapat dilihat pada tabel 11).

Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan

sudah cukup efektif dalam meningkatkan motivasi belajar biologi siswa.

Presentase rata-rata aspek motivasi belajar siswa yang diukur berdasarkan data

lembar observasi dan angket pada siklus II telah mencapai batas minimal

pembelajaran yang berhasil yaitu ≥ 75 % aktif dalam proses pembelajaran.

Tindakan yang diterapkan dalam kedua siklus tersebut sudah mampu memberikan

perbaikan terhadap masalah yang terjadi di dalam kelas. Hal ini menunjukkan

keberhasilan penerapan pembelajaran kooperatif TPS dalam meningkatkan

motivasi belajar siswa, sehingga penelitian dapat dihentikan akan tetapi tindak

lanjut dari guru biologi tetap diperlukan dalam meningkatkan proses

pembelajaran untuk memperbaiki kualitas pendidikan.

55.88

88.23

100

61.76

76.47

94.11

64.7

85.2991.17

44.11

55.88

73.52

11.76

20.58

29.41

61.76

85.2985.29

67.64

82.35

100

41.17

64.7

91.17

0

25

50

75

100

Prosentase (% )

1 2 3 4 5 6 7 8

Indikator

Pra siklus

Siklus I

Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

47

E. Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIIIE SMP Negeri 16 Surakarta

Tahun Pelajaran 2010/2011 ini dilakukan karena berdasarkan hasil observasi awal

diketahui bahwa tingkat motivasi belajar biologi siswa di kelas tersebut masih

rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar biologi siswa di

kelas tersebut adalah dengan cara melakukan perbaikan dalam proses belajar

mengajar. Guru sebagai pendidik dan pengajar dituntut untuk mengembangkan

potensinya, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang

lebih inovatif sehingga motivasi belajar biologi siswa dapat meningkat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) dalam kegiatan belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi

belajar biologi siswa. Peningkatan motivasi belajar biologi siswa dapat dilihat

melalui pemberian angket, observasi serta wawancara dengan guru dan siswa

tentang motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Biologi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhir siklus 1 terdapat

peningkatan motivasi belajar biologi siswa dilihat dari hasil pengisian angket dan

kegitan observasi. Rata-rata persentase angket motivasi belajar biologi siswa

meningkat sebesar 4,26% dari pra siklus sebesar 70,57% menjadi 74,83% pada

akhir siklus I. Sedangkan rata-rata persentase observasi motivasi belajar biologi

siswa meningkat sebesar 18,75% dari pra siklus sebesar 51,10% menjadi 69,85%

pada akhir siklus I. Peningkatan rata-rata persentase motivasi belajar siswa dalam

pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa ada perubahan tingkah laku siswa

dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik.

Akhir siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar

biologi siswa. Rata-rata persentase angket motivasi belajar biologi siswa

meningkat sebesar 5,46% dari akhir siklus I sebesar 74,83% menjadi 80,29% pada

akhir siklus II. Sedangkan rata-rata persentase observasi motivasi belajar biologi

siswa meningkat sebesar 13,23% dari akhir siklus I sebesar 69,85% menjadi

83,08% pada akhir siklus II.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

48

Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif Think Pair Share dapat membuat siswa lebih tertarik

dalam pembelajaran biologi pada materi Tahapan Pertumbuhan dan

Perkembangan Manusia dan dapat digunakan pada materi lain. Berdasarkan hasil

wawancara dengan siswa diketahui bahwa pembelajaran Think Pair Share cukup

efektif untuk Kegiatan Belajar Mengajar dan siswa merasa lebih tertarik dalam

mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran telah memenuhi rata-rata indikator capaian minimal

75%. Berarti telah terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran seperti yang

dijelaskan oleh Mulyasa (2006: 101) bahwa suatu pembelajaran dapat dinyatakan

berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar

(75%) siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses

pembelajaran. Terpenuhinya rata-rata indikator capaian minimal 75%

membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair

Share mendapatkan respon yang positif dan dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa yang ditunjukkan pada peningkatan hasil angket, observasi dan wawancara

siswa dalam proses pembelajaran biologi.

Pembelajaran kooperatif Think Pair Share dalam penerapannya yaitu

masing-masing siswa harus memecahkan masalahnya sendiri sebelum berdiskusi

dengan kelompoknya dan sebelum mempersentasikan di depan kelas bersama

kelompoknya sehingga siswa lebih antusias dalam memahami permasalahan dan

jawabannya, dan guru akan menunjuk kelompok tertentu tanpa memberi tahu

terlebih dahulu kelompok yang akan maju ke depan. Cara tersebut menjamin

keterlibatan total semua siswa dan dapat meningkatkan tanggung jawab individual

dalam diskusi kelompok, mau mendalami materi dan diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan Sutrisno (2007)

bahwa keistimewaan pembelajaran Think Pair Share yaitu siswa mampu

mengembangkan kemampuan individu serta kemampuan dalam bekerja

kelompok.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

49

Anita Lie (2008: 57) mengemukakan kelebihan metode Think Pair Share

yaitu memberikan kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama

dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi

siswa. Memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap

siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.

Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan

usia anak didik.

Hasil penelitian Nik Azlina (2010) menyatakan bahwa Think Pair Share

menyertakan kegiatan dengan seorang patner yang memungkinkan siswa untuk

menaksir ide-ide baru dan jika perlu, menjelaskan atau menyusun ide-ide itu

kembaali sebelum mempresentasikan kepada kelompok yang lebih besar. Hal itu

membuat siswa berpikir secara individual , berinteraksi dengan pasangannya, dan

membagi informasi dengan semua siswa dan guru. Hal tersebut mendidik siswa

untuk menjadi lebih aktif dan berpartisipasi selama proses belajar daripada

menjadi pelajar yang pasif, mendorong siswa untuk bekerja

sama dalam kelompok. Pembelajaran yang dilakukan juga mengajarkan

siswa menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada

teman kelompok, berdiskusi dan menghargai pendapat teman lain. Hal

ini dapat berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan

Rosmaini (2004) bahwa penerapan pembelajaran Think Pair Share meningkatkan

hasil belajar, daya serap dan ketuntasan belajar siswa.

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, mampu mengubah

perilaku dan sikap siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan sikap pada

siswa antara lain siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan kelompok, munculnya

keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat, ide dan gagasan. karena pada

penerapan pembelajaran Think Pair Share siswa memiliki dua tanggung jawab

yaitu tanggung jawab secara individu dan tanggung jawab dalam kelompoknya.

Hal tersebut sesuai dengan Ariyanti (2008) bahwa dengan pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) siswa dapat mengembangkan dan melatih

berbagai sikap dan nilai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

50

Kerjasama yang terjalin juga membimbing siswa untuk saling menghargai

temannya. Hal ini sesuai dengan Wang (2009) yang menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling

berinteraksi dan berkomunikasi dengan temannya serta meningkatkan

kemampuan mendengar dan mengemukakan pendapat. Pernyataan tersebut sesuai

dengan Suprijono (2009) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share merupakan pembelajaran yang mempengaruhi pola

interaksi siswa. Pembelajaran tersebut dapat menambah kepercayaan diri siswa

dalam mengemukakan pendapatnya kepada orang lain.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Septriana dan Handoyo (2006)

bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Pada pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share fungsi

guru hanya sebagai fasilitator yaitu memberikan pengarahan seperlunya pada

siswa. Keaktifan siswa siswa lebih ditekankan pada pembelajaran ini. Dengan

adanya keaktifan tersebut akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi pada

siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal tersebut

sejalan dengan Sudarmanto (2006) yang menyatakan hasil belajar mahasiswa

meningkat setelah penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share. Adanya

tahapan berpikir pada pembelajaran ini merupakan langkah awal yang baik untuk

memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya. Hal ini sesuai

dengan yang dilakukan dalam penelitian ini bahwa dengan penerapan

pembelajaraan kooperatif TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan motivasi

belajar biologi siswa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

51

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam pembelajaran biologi kelas VIII E SMP Negeri 16 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoretis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:

a. Sumber acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis

lebih lanjut.

b. Sumbangan pemikiran bagi guru untuk mengembangkan variasi model

pembelajaran.

c. Menambah wawasan guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran,

khususnya mata pelajaran biologi.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat diterapkan pada pembelajaran

biologi di SMP N 16 Surakarta, yaitu motivasi belajar biologi siswa dapat

ditingkatkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share).

C. Saran

1. Bagi Guru

a. Pelaksanaan penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

membutuhkan instruksi yang jelas agar siswa dapat membedakannya dengan

metode pembelajaran diskusi, oleh sebab itu guru hendaknya memberikan

instruksi dan arahan yang jelas kepada siswa tentang pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) agar kegiatan

pembelajaran berjalan dengan efektif.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

52

b. Guru diharapkan lebih mengingatkan lagi tentang pentingnya kerja sama

dalam kelompok, karena keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan

kelompok.

c. Guru harus lebih tegas dalam mengatur waktu dalam setiap tahap-tahap

pembelajaran agar dalam pelaksanaanya sesuai dengan alokasi waktu.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru dengan

seksama agar dapat melaksanakan pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share) dengan baik.

b. Siswa hendaknya tidak tergantung pada materi yang diberikan oleh guru saja,

tetapi juga lebih aktif mencari informasi materi dari sumber-sumber lain

sehingga akan menambah wawasan siswa dalam menyelesaikan permasalahan

yang dihadapi.

c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.

d. Siswa hendaknya memanfaatkan waktu dengan baik agar pelaksanaan

pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.

Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan

penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan sumbangan

pemikiran bagi para pendidik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

53

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning teori dan aplikasi paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmad Rohani & Abu Ahmadi.1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka

Cipta

Anita Lie. 2004. Mempraktekkan Cooperatif Learning di ruang kelas. Jakarta:

Gramedia

Arends, Richard. 2001. Learning To Teach. Usa: The McGraw-Hill Companies,

Inc.

Ariyanti, H. 2008. Peningkatan hasil belajar biologi pokok bahasan system

Peredaran darah dengan model pembelajaran tipe Think-pair-share

pada siswa kelas viii c Smp muhammadiyah 7 surakarta Tahun ajaran

2007/2008. Surakarta: UNS

Dimyati & Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud dan

Rineka Cipta.

Hamzah B Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Dibidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ivor K Davis. 1987. Pengelolaan Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Miles, Mattew B & Huberman,A. Michael.1992. Analisa Data Kualitatif: Buku

Sumber Tentang Metode- metode Baru. Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosadakarya

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2005. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR …/Penerapan... · iii PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan

54

Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nik Azlina, N.A. 2010. Supporting Collaborative Activities Among Students and

Teachers Through the Use of Think-Pair-Share Techniques. Vol.7, pp

18-29. Kuala Lumpur

Rosmaini, dkk. 2004. Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share (TPS)

untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa 1.7 SLTP 20

Pekanbaru pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan TA 2002/2003.

Jurnal Biogenesis. Vol.1(1). Riau

Septriana, N dan Handoyo, B. 2006. Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam

Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatakan Prestasi Geografi. Jurnal

pendidikan Inovatif . Volume 2 no 1. Malang: UM press

Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru

dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin, E. Robert. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Jakarta:

Nusa Media

Sudarmanto, R G. 2006. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi

manajemen dengan Pendekatan Kooperatif (Think Pair Share)

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Tahun 2005-2006. Lampung

Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajara Inovatif. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru Rayon 13

Suharsimi Arikunto 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Sukmadinata, N.S., 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University

Press.

Sutrisno. 2007. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Terhadap

Hasil Belajar Matematika. Widyatama. Vol. 4 No. 4. Semarang

Trianto. 2007. Model- model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka

Wang, T. P. 2009. Applying Slavin’s Cooperative Learning Techniques to a

College EFL Conversation Class. The Journal of Human Resource and

Adult Learning Vol. 5, Num. 1. English

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user