Transcript
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
ANATOMI MATA
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
SEGMEN ANTERIOR MATA
PALPEBRA SUPERIOR INFERIOR
Terdiri atas otot, jaringan ikat longgar, kelenjar2 dan lempeng tarsus.
Muskulusnya bernama orbicularis oculi dan levator palpebra.
Orbicularis oculi --> buat tutup mata --> N.VII fasialis
Levator palpebra --> buat buka mata --> N.III oculomotorius
Kelenjarnya bernama meibom, zeiss dan moll.
KONJUNGTIVA PALPEBRA DAN KONJUNGTIVA BULBI
Jaringan pelindung bola mata yang tahan benturan
punya banyak sekali pembuluh darah sehingga gampang INFEKSI tapi juga gampang berREGENERASI.
KORNEA
JERNIH dan punya 5 Lapisan : Epitel-membran bowman-stroma-membran descemet-endotel.
AVASKULER tetapi berSARAF (cabang N.V) sehingga bila terganggu NYERI terasa.
BILIK MATA DEPAN
Ruangan antara kornea dan iris, isinya AQUOS HUMOUR.
Punya suatu sudut penting bernama SUDUT BILIK MATA DEPAN, disitu ada sebuah saringan namanya TRABEKULAR MESHWORK
IRIS
*Lapisan berpigmen yang mengandung otot dan pembuluh darah juga ada persarafan. ototnya bernama dilator pupil dan spinchter pupil, mereka sangat lihai dalam mengatur ukuran pupil (miosis dan midriasis).
PUPIL
*Jalan masuknya sinar, bisa melebar dan mengecil sesuai dengan kebutuhan disebut dengan refleks pupil. Tetapi bisa juga tidak memiliki refleks dalam kondisi tertentu.
LENSA
*Merupakan pembias cahaya yang masuk ke mata, dapat berakomodasi.
*Aslinya jernih, tapi bisa juga menjadi sangat keruh.
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
SEGMEN POSTERIOR
LAPISAN RETINA
VITREOUS BODY
- Bentuknya gel, padat, mengisi bola mata, jernih dan tak
tergantikan.- bisa terjadi perdarahan (darahnya dari koroid)
RETINA
- Reseptor penglihatan- Punya 10 lapisan
- Mengandung pembuluh darah- ada daerah bernama makula yang jadi pusat penglihatan
NERVUS OPTIKUS
- Berisi serabut saraf optikus
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
OTOT YANG MENGGERAKAN BOLA MATA
Ada 6 Otot yang menggerakkan bola mata :
1. Rectus Lateralis
2. Rectus medialis
3. Rectus superior
4. Rectus inferior
5. Obliqus superior
6. Obliqus inferior
Inervasi nya oleh nervus kranialis, III, IV dan VI, dengan Nyanyian sebagai berikut :
RL6(SO4)3
Artinya : Rectus Lateralis di inervasi nervus VI, Superior oblique oleh nervus IV dan
Sisanya oleh nervus III.
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
TAHAPAN PEMERIKSAAN MATA
VISUS
Visus diperiksa dengan menggunakan snellen chart, pemeriksaan hitung jari, lambaian tangan atau light persepsion
Visus itu pemeriksaan pokok yang wajib dilakukan dan di catat hasilnya, ga boleh lupa apapun alasannya.
POSISI BOLA MATA
Lakukan dengan test Hirschberg dan cover uncover test
Test ini untuk melihat ada tidaknya strabimus pada pasien.
PERGERAKAN BOLA MATA
Dilakukan dengan menggerakkan benda ke 6 arah
Untuk menilai apakah ada ketidakmampuan otot penggerak bola mata
LAPANG PANDANG
Dengan Uji konfrontasi
Syaratnya visus pasien baik dan lapang pandang pemeriksa juga baik
SEGMEN ANTERIOR
Pada momen ini pemeriksaan yang dilakukan harus BERURUTAN, sesuai dengan posisinya, dimulai dengan Palpebra-Konjungtiva-Kornea-BMD-Iris-Pupil-Lensa.
TIO PALPASI
TIO diperiksa dengan metode Digital (palpasi)
Pemeriksaan ini subyektif, jadi kaalu ingin lebih yakin lakukan dengan alat
FUNDUSKOPI
dilakukan untuk memeriksa segmen posterior
untuk melihat kondisi retina, pembuluh darah, papil N.II dan sebagainya.
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Pemeriksaan lain yang biasanya dilakukan/paling sering dilakukan :
1. Pemeriksaan dengan Slit Lamp
Dilakukan untuk melihat segmen anterior dengan lebih Jelas dan cemerlang.
2. Tonometer Schiotz
Untuk mengukur tekanan bola mata. Dilakukan dengan anestesi topikal sebelumnya
(pantokain).
3. Test Fluoresin
Untuk melihat gambaran lesi di kornea. Mata pasien ditetesi dengan fluorecein, kemudian
dilihat menggunakan slit lamp atau dengan senter.
4. Uji sensitibilitas kornea
Dilakukan ketika curiga ada keratitis virus, terutama oleh virus herpes yang menyerang saraf.
5. USG Mata
Dilakukan untuk mengetahui segment posterior terutama vitreus (apa ada perdarahan atau
tidak), ataupun kondisi papil saraf optik. SYARAT dilakukan USG mata yaitu apabila segmen
posterior pasien sulit di evaluasi dengan cara yang normal (funduskopi misalnya)
6. Kampimetri/perimetri
Untuk menilai lapang pandang pasien, apakah terjadi penyempitan atau tidak.
7. Autorefractokeratometer (ARK)
Bisa berfungsi ganda, sebagai penilaian otomatis untuk kelainan refraksi, juga sebagai
keratometer yang mengukur kelengkungan kornea pasien.
8. Biometri
Digunakan untuk memperkirakan ukuran lensa tanam (IOL) yang akan dipasang
9. Anel test
Untuk mengetahui patensi kanalis lakrimalis. Dilakukan dengan memasukkan jarum anel ke
kanalis (atau kalau tidak ada bisa dengan menggunakan spuit 1cc), kemudian
menyuntikkan larutan garam fisiologis. Apabila terasa ada cairan masuk di tenggorokan
berarti anel test positif.
10. Ishihara test
Untuk mengecek buta warna, interpretasi lebih jelas ada di buku petunjuk isihara.
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Mengapa definisi sebuah penyakit begitu penting?
Definisi mencerminkan secara singkat apa yang terjadi pada penyakit tersebut
(patofisiologi).
Glaukoma : Kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai dengan kerusakan
N.II dan kehilangan lapang pandang yang Karakteristik-Progresif serta berhubungan dengan berbagai macam faktor resiko terutama tekanan intra okular (TIO)
Keratitis : Peradangan kornea yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri,
jamur, virus, atau suatu alergi-imunologi Katarak : Kekeruhan pada lensa yang menyababkan penurunan visus, dimana
paling sering berkaitan dengan proses degenerasi Neuritis optik : Peradangan saraf optik dengan visus yang menurun mendadak
Retinoblastoma : Tumor ganas pada bola mata yang menyerang bayi dan anak sampai umur 5 tahun
Selulitis orbita : Peradangan akut jaringan orbita
Hordeolum : Peradangan supuratif kelenjar Zeis, kelenjar Moll, atau kelenjar Meibom
Kalazion : Peradangan lipogranuloma/granulomatosa kronis kelenjar meibom
Konjungtivitis : Peradangan konjungtiva yang disebabkan bakteri, virus, jamur, alergi atau iritasi bahan kimia.
Pterigium : Pertumbuhan jaringan fibrovaskuler berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah
interpalpebra Ablasio retina : Lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen ARMD : Age Related Macular Degeneration. Kerusakan daerah makula oleh
karena proses degeneratif yang progresif dari lapisan pigmen
epitel, membran bruch dan korio kapiler Retinopati
diabetik
: Mikroangiopati yang mengenai prekapiler retina, kapiler dan venula, sehingga menyebabkan oklusi mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat kadar gula darah yang tinggi dan lama.
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Strabismus : Penyimpangan posisi bola mata yang terjadi oleh karena syarat-syarat penglihatan binokuler yang normal tidak terpenuhi
Dakriosistitis : Infeksi sekunder sakus lakrimalis akibat obstrusi duktus naso lakrimalis
Uveitis : Peradangan akut pada salah satu atau seluruh jaringan uvea (iris, badan silier dan koroid). Radang seluruh jaringan uver disebut dengan Panuveitis.
Endoftalmitis : Infeksi intraokular yang umumnya melibatkan seluruh jaringan segment anterior dan posterior mata
Panoftalmitis : Peradangan atau infeksi seluruh bola mata beserta jaringan disekitarnya
Miopia : Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibias membentuk bayangan di DEPAN retina
Hipermetropia : Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibias membentuk
bayangan di BELAKANG retina Astigmatism : Kelainan refraksi dimana pembiasan pada meridian yang berbeda
tidak sama. Dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) sinar sejajar yang masuk mata difokuskan pada lebih dari satu titik,
Presbiopia : Berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya usia
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
MATA MERAH
VISUS TIDAK MENURUN
1. KONJUNGTIVITIS : riwayat kelilipan sesuatu, HELEP (Hiperemi , Epifora,
Lymphadenopati, Eksudasi, Pseudoptosis)
Virus Folikel (+), Epifora, Limfadenopati (+), sekret mukoserousa
Bakteri Sekret purulen (belekan), Unilateral, Pseudoptosis
Alergi Bilateral, gatal, bengkak, riwayat alergi
2. PTERIGIUM : rasa mengganjal, gatal, ada penebalan di konjungtiva khas bentuknya
segtiga.
3. PINGUEKULA : gatal, rasa ganjal, penebalan biasanya berupa titik2 di konjungtiva
bulbi, bilateral
4. DRY EYES SYNDROME : usia tua, mata perih, berasa ada kotoran, foamy tears,
kadang berair
VISUS MENURUN
1. KERATITIS : Riw Trauma, pakai lensa kontak, steroid sejak lama, silau, berair, belekan.
TRIAS FEB (Fotofobia, Epifora, Blepharospasme)
Bakterial : ada Trauma, 1 minggu, purulen, nyeri
Viral : berulang ulang, 1-2 minggu, sekret cair, nyeri sedkit (Herpes khas lesi
dendritik, sensibilitas kornea kurang)
Fungal : pakai steroid lama tp ga respon, riw trauma tumbuhan/bahan organik,
5-20 hari, purulen, nyeri heboh.
2. UVEITIS ANTERIOR : ada riwayat infeksi sistemik sebelumnya, injeksi di peri limbal,
fotofobia, pupil MIOSIS, ada Flare/Hipopion, Keratik presipitat (+), Sinekia posterior
3. GLAUKOMA AKUT [POAG] : sering nabrak kalau jalan, sakit kepala, nyeri mata heboh,
kornea edema (keruh), lihat halo, LapPan sempit, pupil MIDRIASIS, refleks pupil (-), TIO
tinggi, mual muntah, BMD sempit,
4. ENDOFTALMITIS : ada infeksi mata sebelumnya yang ga diobati/riw post op/ riw
trauma (terutama yg tembus), NYERI, hipopion (+), Khemosis, edem palpebra, edem
kornea.
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
MATA TENANG
VISUS TURUN MENDADAK
1. ABLASIO RETINA : melihat floaters, fotopsia, bayangan hitam berpindah pindah,
pada fundus terlihat retina terlepas.
Regmatogen : riwayat miopia tinggi, trauma, prolaps vitreus
Eksudatif : riwayat hipertensi, preeklamsia/eklamsia, neoplasma, inflamasi
intraokuler
Tractional : riwayat diabetes lama, oklusi vena retina, ROP, respiratory distress
2. OKLUSI ARTERI/VENA : riwayat HT, DM dan penyakit KV. Neovaskularisasi pd
iris/BMD, Fundus : eksudat, edem papil, edem makula, perdarahan flame shape, pemb
darah berkelok2 dan dilatasi
3. NEURITIS OPTIK : unilateral, usia 18-45, nyeri pd pergerakan mata, melihat warna jd
kurang jlas, defek lapang pandang.
VISUS MENURUN PERLAHAN
1. KATARAK : melihat seperti kabut asap/awan, silau, saat terang melihat malah kabur
(kurang enak), lensa tampak keruh, FR (-), Iris Sahdow (+/-)
2. GLAUKOMA KRONIS : kanan kiri gelap, jalan menabrak2, mata cepat lelah, rasa pegal
di mata, riwayat penyakit mata, trauma atau pakai steroid, TIO palpasi kesan
meningkat atau normal.
3. RETINOPATI PENY SISTEMIK : riwayat DM atau HT, ukuran kacamata berubah cepat,
rubeosis iridis (pada keadaan berat), refleks pupil (+), funduskopi ada eksudat
4. KELAINAN REFRAKSI : riwayat keluarga, riwayat memakai kacamata sebelumnya,
nyeri kepala
5. ARMD : Usia tua, riwayat keluarga (+) merokok,hipertensi,hipermetropia, biasanya
bilateral, lihat benda/garis yang lurus jadi melengkung (metamorfpopsia), skotoma,
perdarahan retina, drusens
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Derajat katarak
Konsistensi Nukleus
Tampakan Katarak
Perkiraan visus Refleks fundus
Derajat 1 Lunak Keputihan (tampak sedikit keruh)
Lebih baik dari 6/12
(+)
Derajat 2 Kekerasan Ringan Sedikit berwarna kekuningan
6/12 -6/30 (+)
Derajat 3 Kekerasan Sedang
Nukleus kekuningan, Korteks keabuan
3/60-6/30 (+)/(-)
Derajat 4 Keras Nukleus kuning kecoklatan
3/60-1/60 Sulit dinilai (-)
Derajat 5 Sangat keras Kecoklatan sampai kehitaman (brunescent katarak)
1/60 atau lebih jelek
(-)
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Penegakan Diagnosis dan Terapi
Jenis Penyakit Jenis Pemeriksaan untuk
Diagnosis
Terapi
Konjungtivitis Slit lamp memeriksa folikel, injeksi, keadaan
kornea, obstruksi kelenjar.
Swab sekret (pemeriksaan
gram bakteri/giemsa virus)
K. Bakteri salep/tetes antibiotik 3-6x sehari.
K. Viral dekongestan topikal. Kalau curiga herpes zoster, beri
salep mata antivirus 5x sehari.
K. alergi tetes mata anti alergi (steroid/antihistamin/mast cell
stabilizer)
K. gonorre salep gentamicin/ciprofloxacin +
ceftriakson 1g Inj single dose
(untuk bayi beri ceftriaxon 25-
50mg/KgBB IV atau IM)
K. Iritasi (Dry Eye syndrome) artificial tears 4-6x sehari
Follow Up :
- 3 hari kemudian diperiksa,
jika tidak ada perbaikan
segera rujuk
- Bila dengan obat topikal
tidak mempan berikan via
sistemik
Keratitits Slit lamp melihat bentuk ulkus
(filamen/pungtata/dendriti
k/geografik, dll),
kedalaman ulkus
Scraping cornea pemeriksaan KOH 10 %
dan pewarnaan gram
Kultur kerokan kornea
USG melihat keadaan kornea
Uji fluoresin melihat bentuk lesi kornea
Pemeriksaan gula darah
pasa dan 2 jam PP
Terapi inisial (kalo belum tau
bakteri penyebab) Salep/tetes mata kloramfenikol 6x1/salep
tetrasiklin 3x1 selama 3 hari
JANGAN berikan antibiotik yang
kombinasi dengan STEROID!
Jika ditemukan ulkus dengan
bentuk dendritik, beri salep
asiklovir 5x1
Jika penyebab GRAM POSITIF
tetes mata aminoglikosida (genta/tobramisin) atau
quinolone (cipro/oflo/levo) 3-6
x sehari
Jika penyebab JAMUR tetes mata natamisin 5% tiap jam dan
salep mata natamisin 5% 3x1
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Terapi tambahan tetes mata sikloplegik, analgetik
Pembedahan
Uveitis Pemeriksaan TIO
Slit lamp menilai peradangan di bilik mata
depan (KP, flare,
hipopion), sinekia
Oftalmoskop kondisi makula/retina
Cek DL untuk Cek ada kelainan atau tidak
Foto Ro
Kortikosteroid topikal 6x1
Sikloplegia (Atropin) 3x1
Kalau TIO meningkat, boleh
berikan antiglaukoma.
Glaukoma Akut Pemeriksaaan TIO digital
maupun dg alat
Funduskopi untuk lihat segmen posterior
Lapang pandang dengan
peri/kampimetri
Gonioskopi
Asetazolamid HCl 500 mg + KCl
0,5 g 3 x 1
Timolol 0.5% 2x1
Tetes mata kombinasi steroid
dan antibiotik 4-6x sehari
Iridektomi jika terapi
medikamentosa gagal
Untuk tindakan segera :
hiperosmotik dengan gliserin
oral atau manitol
Katarak Visus
Segmen anterior refleks pupil
Pemeriksaan TIO
Funduskopi (bisa dibantu
pakai midriatikum apabila
TIO normal)
Slit lamp
Non bedah : kacamata dangan
koreksi terbaik, pemberian
preparat katarak (misal :
Catalens)
Bedah :
ICCE
ECCE
Pterigium Visus
Segmen anterior
Pemeriksaan astigmat pakai ARK atau
pemeriksaan manual
Non bedah : kurangi paparan
debu dan sinar, jika terjadi iritasi
bisa berikan kombinasi tetes
mata antibiotik dan steroid 3x1.
Bedah : avulsi pterigium
biasanya disertai Conjunctival
Limbal Graft (CLG)
Retinopati
diabetik
Funduskopiuntuk melihat perdarahan
maupun daerah iskemik
Slit lamp unt melihat ada tidaknya
neovaskularisasi,
Kontrol gula darah, bisa dirujuk
ke penyakit dalam
Laser koagulopati
Vitrektomi apabila ada
perdarahan vitreus
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
epiteliopati
FFA
USG mata
ARMD Uji amsler grid untuk melihat adanya
metamorfopsia atau
skotoma
Funduskopi untuk melihat kondisi segmen
posterior. Apakah ada
drusen.
Angiografi
Laser argon
Pemantauan kerusakan makula
(sebaiknya setiap minggu)
Endoftalmitis TIO dengan syarat tidak ada kelainan kornea
Slit lamp melihat ada tidaknya wound gap,
kebocoran luka operasi,
keratitis/ulkus, inflamasi di
BMD
USG apabila media refraksi keruh
Tap vitreus untuk mencari bakteri penyebab
Ro orbita mencari benda asing
Sebaiknya rawat inap
Antibiotik topikal dan sistemik
spektrum luas
Endoftalmitis pasca trauma
tembus antibiotik gram positif + gram negatif intra vitreal
ditambah antibiotik spektrum
luas IV
Bila penyebab jamur tetes mata anti jamur setiap jam
Tambahan : sikloplegik untuk
istirahatkan mata, antiglaukoma
apabila TIO meningkat,
Ablasio retina Uji konfrontasi
Funduskopi melihat retina terlepas, fibrosis
vitreus,
USG
Mengistirahatkan mata
Bebat tekan mata
Operasi (jarang)
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
All about Eye Trauma
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
9 PERTANYAAN DASAR UNTUK PASIEN TRAUMA 1. Apa yang terjadi pada mata?
2. Apakah bagian tubuh lainnya juga terluka?
3. Benda apa yang menyebabkan trauma di mata?
4. Bendanya masih nyangkut di mata/ tidak?
5. Kapan tepatnya terjadi trauma? (u/ tentukan pengobatan)
6. Dimana lokasi terjadinya? (u/ lihat kemungkinan kontaminasi)
7. Gejala awalnya (segera setelah kejadian) bagaimana?
8. Gejalanya berubah/tidak? Makin memberat/tidak?
9. Pengobatan apa yang sudah dilakukan?
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
APA JADINYA kalau trauma???
Lokasi Trauma Maka bisa terjadi.
Palpebra RUPTUR PALPEBRA
Terjadi karena benturan benda TUMPUL yang sampai merobek
palpebra, misalnya KLL trus nabrak pohon. Ruptur bisa
partial/full thickness. Tatalaksana tergantung kedalaman
rupturnya serta keterlibatan sistem lakrimal (contoh : apakah
sampai merobek kanalis lakrimalis/tidak) serta tidak lupa
mempertimbangkan aspek kosmetik (terutama pasien wanita)
LASERASI PALPEBRA
Terjadi karena terkena benda TAJAM yang sampai merobek
palpebra, misalnya KDRT suami bacok mata istri pakai pisau.
Laserasi juga bisa partial/full thickness.
HEMATOMA PALPEBRA
Palpebra membengkak oleh karena penimbunan darah di bawah
kulit kelopak mata yang berasal dari pembuluh darah yang pecah.
Biasanya terjadi karena trauma TUMPUL seperti kena tinju.
Kalau terjadi pada kedua mata dan letak perdarahan lebih dalam,
dikenal dg hematoma kacamata. Biasanya hematom kacamata
tanda dari adanya fraktur basis cranii, dan biasanya GAWAT.
Untuk hematom ringan beri kompres DINGIN untuk hentikan
perdarahan. Kalau perdarahan berhanti lanjutkan kompres
HANGAT untuk memudahkan absorbsi.
Konjungtiva EROSI KONJUNGTIVA
Erosi adalah terkikisnya epitel konjungtiva. Biasanya nyeri
minimal, dan penyembuhan (epitelisasi) nya cepat karena banyak
mengandung pembuluh darah. Kalau terasa nyeri bisa diberikan
antibiotik sebagai lubrikan.
KEMOSIS (EDEMA KONJUNGTIVA)
Edema konjungtiva biasanya menyertai suatu penyakit (biasanya
radang). Tidak ada treatment yang spesifik. Tetapi kortikosteroid
bisa membantu mengurangi edema.
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Perdarahan subkonjungtiva bisa terjadi secara spontan, karena
trauma, atau penyakit sistemik (ex : hipertensi). Tidak dibutuhkan
pengobatan khusus, perdarahan akan terserap sendiri dalam 1-3
minggu.
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
BENDA ASING DI KONJUNGTIVA
Benda asing di konjungtiva lebih mudah untuk di keluarkan.
Biasanya pengeluaran dilakukan dengan menggunakan cotton-bud.
Jika ada nyeri, sebelum ekstraksi benda asing bisa diberikan tetes
mata anestetik
LUKA PADA KONJUNGTIVA
Biasanya merupakan laserasi karena konjungtiva tahan terhadap
serangan benda tumpul. Laserasi pada konjungtiva dapat sembuh
dengan sendirinya walaupun tidak dijahit.
Kornea EROSI KORNEA Merupakan hilangnya sebagian atau seluruh lapisan epitel kornea.
Gejalanya biasanya nyeri, karena pada epitel banyak serabut saraf
unmyelinated, merasa seperti ada benda asing, atau terasa seperti
mengganjal, fotofobia, epifora. Proses penyembuhan tergolong
cepat terutama pada pasien usia muda. Tetapi pada pasien DM
lebih lama. Terapi bisa dengan antibiotik topikal, kortikosteroid
topikal, bebat tekan mata, atau menggunakan Bandage soft lens.
BENDA ASING DI KORNEA Paling sering terjadi, adanya benda asing di kornea. Benda asing di
kornea biasanya tidak menembus sampai ke lapisan membran
bowman. Ekstraksi dilakukan dengan pemberian anestetik topikal
sebelumnya, kemudian dikeluarkan dengan cotton bud atau spuit 1
cc. Apabila benda asing tersebut adalah serpihan besi, maka khas
ditemukan Rust Ring (Cincin Karat)
KONTUSIO KORNEA Terjadi karena trauma benda tumpul pada kornea. Bisa terjadi
gangguanpada seluruh lapisan kornea. Paling sering terjadi edema
kornea.
LUKA PADA KORNEA Diagnosis partial thickness atau full thickness wound dapat
dilakukan dengan menggunakan slit lamp dengan dibarengi siedel
test (untuk mengecek kebocoran kornea). Luka pada kornea dapat
sembuh dengan sendirinya (self-sealing) atau bisa dilakukan
penjahitan pada kornea.
Sklera dan limbus BENDA ASING INTRASKLERA Benda asing pada skelra harus dikeluarkan secara hati hati.
Apabila ada benda asing pada sklera bagian posterior, ekstraksi
dilakukan dengan teknik operatif.
LUKA PADA SKLERA Partial thickness wound biasanya jarang terjadi dibandingkan
denga full thickness wound
Dara Primaditha-Ilmu Penyakit Mata (2012)
Cukup sekian dan terimakasih..
Semoga buku ini bisa terbit edisi revisinya (itu juga kalau yang buat
BUSET ini gak males sih, hehe.. )
Semoga bermanfaat :)
Tips Seputar menjalani stase mata bisa di lihat di :
www.cerminduniakoass.blogspot.com
top related