UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
SEDIAAN MASKER PEEL-OFF MINYAK ATSIRI
KULIT BUAH LEMON (Citrus limon L.)
SKRIPSI
DIVYA ANJANI
11141020000074
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
OKTOBER 2018
ii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
SEDIAAN MASKER PEEL-OFF MINYAK ATSIRI
KULIT BUAH LEMON (Citrus limon L.)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
DIVYA ANJANI
11141020000074
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
OKTOBER 2018
iii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iv
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
v
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
vi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRAK
Nama : Divya Anjani
Program Studi : Farmasi
Judul Skripsi : Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-
Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
Lemon (Citrus limon L.) merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki
kandungan senyawa antioksidan, terutama minyak atsiri lemon. Senyawa
antioksidan telah banyak digunakan sebagai zat aktif dalam berbagai bentuk
sediaan kosmetik, salah satunya adalah masker peel-off.Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan formulasi sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit buah
Lemondengan basis Polivinil Alkohol (PVA) dan Hidroksipropil Metilselulosa
(HPMC) sebagai peningkat viskositas, serta untuk mengukur aktivitas antioksidan
sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit buah Lemonmenggunakan metode
DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Sediaan masker peel-off dibuat dengan
persentase minyak atsiri kulit buah lemon sebesar 1% dan variasi HPMC sebesar
1% (F1), 2% (F2), dan 3% (F3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
variasi konsentrasi HPMC pada masker peel-off memberikan perbedaan secara
bermakna (P<0,05) pada parameter viskositas, waktu mengering, daya sebar, dan
kekuatan tarik, tetapi tidak terdapat perbedaan secara bermakna (P>0,05) untuk
parameter pH dan elongasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masker
peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) memiliki aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50untuk F1 sebesar 141,353 µg/ml, F2 sebesar 139,188
µg/ml, dan F3 sebesar 141,896 µg/ml dan dengan nilai AAI untuk F1 sebesar
0,925, F2 sebesar 0,947, dan F3 sebesar 0,909.
Kata Kunci : Minyak atsiri kulit buah lemon, masker peel-off, HPMC,
antioksidan
vii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRACT
Name : Divya Anjani
Study Program: Pharmacy
Judul Skripsi : Formulation of Peel Off Mask from Lemon Peel Essential Oil
Extract (Citrus limon L.) and Its Antioxidants Activity Test
Lemon (Citrus limonL.) is one of plants that contains antioxidant
compounds, especially lemon essential oil. Antioxidant compounds have been
widely used as main ingredient in various cosmetic dosage forms, one of them is
peel off mask. This study is aimed to obtain a peel off mask formulation from
Lemon peel essential oil extract with the base contains of Polyvinyl Alcohol
(PVA) and Hidroxyprophyl Methylcellulose (HPMC) as a viscosity enhancer, also
to measure antioxidant activity of peel off mask from Lemon peel essential oil
extract using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method. Peel off mask were
made with 1% Lemon peel essential oil extract and 1% (F1), 2% (F2), and 3%
(F3) variations of HPMC.The results showed that the use of various HPMC
concentrations on peel-off masks made a significant difference (P<0.05) in
viscosity parameters, drying time, dispersion, and tensile strength, but there was
no significant difference (P>0.05) for pH and elongation parameters. The results
also showed that peel-off mask of essential oil of lemon peel (Citrus limon L.) had
antioxidant activity with IC50 values for F1 is 141,535µg/ml, F2 is 139,188µg/ml,
F3 is141,896µg/mland with AAI values for F1 is0,925, F2 is0,947, and F3 is
0,909.
Keywords : Lemon peel essential oil extract, peel off mask, HPMC,
antioxidant
viii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, iman,
dan islam-Nya kepada saya.Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat serta para
pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita mendapat syafaat di hari akhir
nanti. Segala puji bagi Allah SWT karena atas ridho dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul .Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan dan penulisan laporan ini, penulis menyadari
bahwa laporan dapat terwujud karena adanya bantuan dari berbagai pihak yang
telah meluangkan waktu, membimbing, dan mendidik dan mendoakan yang
terbaik kepada penulis. Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan rasa
terima kasih kepada :
1. Ibu Nelly Suryani, Ph.D, Apt. dan Bapak Yardi, Ph.D, Apt. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan banyak ilmu, waktu, tenaga dan
kesabaran dalam membimbing penulis, juga atas saran dan dukungan
kepada penulis selama penelitian hingga penyusunan skripsi.
2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes.selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ofa Suzanti Betha, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbimg selama perkuliahan.
5. Ibunda tercinta Nina Diana yang selalu memberikan kasih sayang,
dukungan, motivasi serta doa yang tiada henti kepada penulis.
6. Kedua kakak tercinta, Mufti Aulia dan Gita Aurelia atas dukungan dan doa
kepada penulis.
7. Syifa Rizkia Arumawati sebagai teman seperjuangan penulis yang telah
memberikan masukan, bantuan, dan semangat kepada penulis selama
penelitian hingga penyusunan skripsi.
ix
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
8. Sahabat-sahabat Kabinet Idmer tersayang, Puspitasari, Syifa Munika,
Corry Priscilliana, Luluk Muchoyaratul, Muhaiminul Maulidza, Dea
Raudya, Cut Balqis, Revy Aprillia, Ramadhani, Hadi Azmi, serta Fariz
Agus yang telah memberikan dukungan, bantuan serta motivasi kepada
penulis selama perkuliahan, penelitian hingga penyusunan skripsi.
9. Teman-teman satu penelitian Corry Priscilliana, Annisa Ulfa Mutiara,
Deani Nurul, dan Sheila Sabrina yang telah memberikan bantuan serta
motivasi selama penelitian.
10. Teman-teman seperjuangan Prodi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta angkatan 2014.
11. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian
hingga penyusunanskripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh darisempurna
dan masih banyak kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Demikian skripsi ini dibuat, dengan harapan tulisan ini dapat bermanfaat
bagi rekan-rekan sejawat dan semua pihak, khususnya dalam bidang kefarmasian
Jakarta, September 2018
Penulis
x
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
xi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1. 1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1. 2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1. 3. Tujuan Penelitian............................................................................... 3
1. 4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
2. 1. Lemon ............................................................................................... 4
2. 1. 1. Taksonomi ................................................................................. 4
2. 1. 2. Morfologi ................................................................................... 5
a. Daun .......................................................................................... 5
b. Buah .......................................................................................... 5
c. Bunga......................................................................................... 6
d. Biji ............................................................................................. 6
2. 1. 3. Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.) .................... 6
2. 2. Kulit .................................................................................................. 8
2. 3. Antioksidan ....................................................................................... 9
2. 4. DPPH ................................................................................................ 10
xii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2. 5. Spekrofotometer UV-Vis ................................................................... 11
2. 6. GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy).......................... 12
2. 7. Masker Peel-Off ................................................................................ 13
2. 7. 1. Formulasi Masker Peel-Off......................................................... 14
a. Polivinil Alkohol (PVA) ............................................................. 13
b. Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) ........................................ 14
c. Propilen Glikol ........................................................................... 15
d. Propil Paraben ............................................................................ 16
e. Metal Paraben ............................................................................ 17
f. Etanol ........................................................................................ 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 19
3. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 19
3. 2. Alat dan Bahan .................................................................................. 19
3. 2. 1. Alat ......................................................................................... 19
3. 2. 2. Bahan ...................................................................................... 19
3. 3. Prosedur Kerja ................................................................................... 19
3. 3. 1. Analisis Kandungan Kimia dalam Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) .......................................................... 19
3. 3. 2. Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limon L.)...................................................................... 20
3. 3. 3. Formulasi Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) .......................................................... 21
3. 3. 4. Pembuatan Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) .......................................................... 21
3. 3. 5. Evaluasi Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) .......................................................... 22
a. Pengamatan Organoleptis ........................................................ 22
b. Pengujian Viskositas ............................................................... 22
c. Pengujian pH ........................................................................... 22
d. Pengujian Waktu Sediaan Mengering ...................................... 22
e. Pengujian Daya Sebar.............................................................. 23
xiii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
f. Cycling test ............................................................................. 23
g. Pengujian Sifat Mekanik ......................................................... 23
3. 3. 6. Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri
Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.) ........................................ 24
3. 3. 7. Analisis Data ........................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 26
4. 1. Analisis Kandungan Kimia dalam Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limon L.) ................................................................................ 26
4. 2. Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon
L.) ..................................................................................................... 27
4. 3. Formulasi dan Pembuatan Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit
Buah Lemon (Citrus limon L.) ........................................................... 28
4. 4. Evaluasi Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limon L.) ................................................................................ 31
4. 4. 1. Organoleptis ............................................................................ 31
4. 4. 2. Viskositas ................................................................................ 32
4. 4. 3. pH ........................................................................................... 33
4. 4. 4. Waktu Mengering .................................................................... 34
4. 4. 5. Daya Sebar .............................................................................. 35
4. 4. 6. Cycling test ............................................................................. 37
4. 4. 7. Sifat Mekanik .......................................................................... 43
4. 5. Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit
Buah Lemon (Citrus limon L.) ........................................................... 45
4. 6. Analisis Data ..................................................................................... 47
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 48
5. 1. Kesimpulan ....................................................................................... 48
5. 2. Saran ................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 49
xiv
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.Komponen Senyawa dari Minyak Atsiri Citrus limonL. ................... 7
Tabel 3.1.Formula Sediaan Masker Peel-Off ................................................... 21
Tabel 4.1. Komponen Senyawa dari Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limonL.) ........................................................................................ 26
Tabel 4.2. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.) dan Vitamin C ..................................................... 28
Tabel 4.3. Hasil pengamatan organoleptis Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit
Buah Lemon (Citrus limonL.) ....................................................... 31
Tabel 4.4. Data Viskositas Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.) ............................................................................ 32
Tabel 4.5. Data pH Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limonL.) ........................................................................................ 33
Tabel 4.6. Data Waktu Mengering Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.) ................................................................ 34
Tabel 4.7. Data Luas Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.) ................................................................ 35
Tabel 4.8. Data Viskositas Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus Limon L.) Sebelum dan Sesudah Cycling Test ................... 38
Tabel 4.9. Data Waktu Mengering Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling Test ......... 39
Tabel 4.10. Data pH Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling Test................................. 40
Tabel 4.11. Data Luas Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling Test ......... 41
Tabel 4.12. Data Kekuatan Tarik dan Elongasi Masker Peel-Off Minyak Atsiri
Kulit Buah Lemon (Citrus Limon L.) ............................................ 43
Tabel 4.13. DataHasil Uji Aktivitas Antioksidan Masker Peel-Off Minyak Atsiri
Kulit Buah Lemon (Citrus limonL.) Sebelum dan Setelah Cycling
Test ............................................................................................... 45
xv
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Tabel 4.14.Data Nilai P Hasil Analisis Data Pengaruh Konsentrasi HPMC
Terhadap Sifat Fisik Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (CitruslimonL.) ................................................................. 47
xvi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Tanaman Lemon ......................................................................... 4
Gambar 2.2.Lapisan Kulit............................................................................... 9
Gambar 2.3.Bentuk Radikal DPPH dan Bentuk Stabil DPPH.......................... 11
Gambar 2.4.Struktur Kimia Polivinil Alkohol (PVA) ..................................... 13
Gambar 2.5.Struktur Kimia Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) ................. 14
Gambar 2.6.Struktur Kimia Propilen Glikol .................................................... 15
Gambar 2.7.Struktur Kimia Propil Paraben ..................................................... 16
Gambar 2.8.Struktur Kimia Metil Paraben ...................................................... 17
Gambar 2.9.Struktur Kimia Etanol ................................................................. 18
Gambar 4.1. Pola Kromatogram Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limonL.) .................................................................................... 26
Gambar 4.2. Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limonL.) .................................................................................... 31
Gambar 4.3. Grafik Data Viskositas Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.) ............................................................ 32
Gambar 4.4. Grafik Data pH Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.) ........................................................................ 33
Gambar 4.5. Grafik Data Waktu Mengering Masker Peel-Off Minyak Atsiri
Kulit Buah Lemon (Citrus limonL.) .......................................... 34
Gambar 4.6. Grafik Data Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.) ............................................................ 36
Gambar 4.7. Grafik Data Viskositas Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling Test..... 38
Gambar 4.8. Grafik Data Waktu Mengering Masker Peel-Off Minyak Atsiri
Kulit Buah Lemon (Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling
Test ........................................................................................... 39
Gambar 4.9. Grafik Data pH Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling Test ................ 40
Gambar 4.10. Grafik Data Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.) Sebelum Cycling Test ......................... 41
xvii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Gambar 4.11. Grafik Data Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.) Setelah Cycling Test............................ 42
Gambar 4.12. Grafik Data Kekuatan Tarik MaskerPeel-Off Minyak Atsiri Kulit
Buah Lemon (Citrus limon L.) .................................................. 43
Gambar 4.13. Grafik Data Elongasi Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.) ............................................................ 44
xviii
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Alur Penelitian .......................................................................... 52
Lampiran 2 Sertifikat Analisa Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon
L.)............................................................................................. 53
Lampiran 3 Sertifikat Analisa HPMC .......................................................... 54
Lampiran 4 Sertifikat Analisa Vitamin C ..................................................... 55
Lampiran 5 Sertifikat Analisa DPPH ........................................................... 56
Lampiran 6 Preparasi Uji Aktivitas Antioksidan .......................................... 57
Lampiran 7 Hasil Pengamatan Organoleptis ................................................ 62
Lampiran 8 Data Viskositas ......................................................................... 64
Lampiran 9 Data Waktu Mengering Masker Peel-Off .................................. 65
Lampiran 10 Data Daya Sebar Masker Peel-Off ............................................. 66
Lampiran 11 Data pH Masker Peel-Off .......................................................... 68
Lampiran 12 Data Sifat Mekanik Masker Peel-Off......................................... 69
Lampiran 13 Data Aktivitas Antioksidan ....................................................... 70
Lampiran 14 Hasil Statistik Viskositas Masker Peel-Off ................................ 77
Lampiran 15 Hasil Statistik pH Masker Peel-Off ........................................... 79
Lampiran 16 Hasil Statistik Waktu Mengering Masker Peel-Off .................... 81
Lampiran 17 Hasil Statistik Daya Sebar Masker Peel-Off .............................. 84
Lampiran 18 Hasil Statistik Kekuatan Tarik Masker Peel-Off ........................ 86
Lampiran 19 Hasil Statistik Elongasi Masker Peel-Off................................... 88
1
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Kondisi lingkungan yang tidak sehat akibat polusi udara seperti asap
rokok, pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor, bahan
pencemar, dan radiasi matahari menyebabkan timbulnya radikal bebas
(Kumalaningsih, 2006). Dalam tubuh sebenarnya sudah ada enzim yang dapat
menangkal radikal bebas, akan tetapi jika radikal bebas dalam tubuh terlalu
banyak, enzim tersebut akan mencapai titik jenuh. Akibatnya terjadi kerusakan
sel-sel tubuh. Efeknya pada kulit adalah penurunan elastisitas kulit secara
perlahan, sehingga kulit menjadi keriput dan timbul bintik-bintik kecoklatan
(hiperpigmentasi) (Muhtaram, 2013 dalam Ningsih, dkk., 2016).
Terdapat beberapa cara penanganan untuk membantu memulihkan
penampilan kulit, antara lain dengan penggunaan antioksidan. Antioksidan
digunakan untuk melindungi kulit dari kerusakan oksidasi sehingga dapat
mencegah penuaan dini (Masaki, 2010). Senyawa antioksidan dapat berupa
senyawa alam maupun senyawa sintetik. Senyawa bioaktif yang bersifat
antioksidan alam banyak ditemukan di dalam kulit buah pada tumbuhan. Berbagai
golongan senyawa metabolit sekunder tumbuhan yang dikenal dapat berfungsi
sebagai penangkap radikal bebas adalah golongan senyawa fenol, seperti flavonol,
flavonon, flavon, fenil propanoid, antrakuinon, ataupun lignin; senyawa-senyawa
alkaloid, serta saponin (J Cutler & Cutler, 1999; Lu & Yeap Foo, 2001). Salah
satu tumbuhan yang memiliki manfaat sebagai antioksidan adalah lemon (Citrus
limon L.), terutama minyak atsiri lemon. Minyak atsiri lemon berupa cairan
transparan, berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan, memiliki bau khas dan
rasa pahit, serta larut dalam lemak dan pelarut lainnya. Aktivitas antioksidan dari
minyak atsiri dapat disebabkan oleh adanya kandungan 1,8-cineol, α-pinene
(2,279%), β-pinene (13,852%), dan limonene (61,647%) yang ditemukan pada
minyak atsiri lemon (Ben Hsouna, Ben Halima, Smaoui, & Hamdi, 2017;
Boughendjioua & Djeddi, 2017). Selain itu, minyak lemon mengandung
citroflavonoid yang mempengaruhi permeabilitas pembuluh darah dan
2
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
meningkatkan sirkulasi dan laju kapiler dan vena, sehingga minyak lemon dapat
digunakan sebagai eksfolian alami (Homnava, Rogers, & Eitenmiller, 1990).
Pemanfaatan efek antioksidan pada sediaan yang ditujukan pada kulit
wajah, lebih baik bila diformulasikan dalam bentuk kosmetika topikal
dibandingkan oral (Draelos et al., 2006). Bentuk sediaan topikal yang umum
digunakan adalah masker. Masker wajah digunakan untuk membersihkan dan
untuk perawatan kulit. Masker gel peel-off adalah jenis masker yang akan
mengering lalu membentuk lapisan film oklusif yang dapat dikelupas setelah
digunakan. Masker gel peel-off dapat meningkatkan kelembapan kulit dan
meningkatkan efek dari senyawa utama (senyawa aktif) pada bagian epitel
dikarenakan oklusifitas lapisan polimer yang terbentuk (Beringhs, Rosa, Stulzer,
Budal, & Sonaglio, 2013; Shai, Maibach, Baran, & Yerushalmi-Rahamim, 2009;
Vieira et al., 2009)
Pada formulasi sediaan masker peel-off, salah satu polimer yang
digunakan sebagai basis adalah polivinil alkohol (PVA). Polivinil alkohol
[(C2H4O)n] merupakan polimer sintetis yang larut dalam air (Rowe et al., 2009).
Polivinil alkohol memiliki sifat pembentuk lapisan film, pengemulsi, dan perekat
yang sangat baik. PVA tidak berbau dan tidak beracun. PVA memiliki kekuatan
tarik dan fleksibilitas yang tinggi yang dibutuhkan untuk bahan pembentuk film
yang baik yang digunakan dalam formulasi gel masker peel-off (Jayronia, 2016).
Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) atau hipermelosa secara luas
digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi sediaan farmasi oral, mata,
hidung, dan topikal. HPMC digunakan sebagai emulsifier, zat pensuspensi, dan
zat penstabil dalam sediaan topikal gel dan salep (Rowe et al., 2009). Penambahan
polimer lain seperti hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas sediaan gel masker peel-off. HPMC merupakan polimer
yang dapat membentuk lapisan film transparan, kuat, dan fleksibel (Barnard,
2011). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian
mengenai pengaruh perubahan konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik sediaan
masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.). Pada penelitian
ini, digunakan HPMC dengan beberapa variasi konsentrasi untuk mengetahui
3
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
pengaruhnya terhadap sifat fisik sediaan masker peel-off dan menguji aktivitas
antioksidan sediaan tersebut.
1. 2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh perubahan konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik
sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.)?
2. Berapa aktivitas antioksidan sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit
buah lemon (Citrus limon L.)?
1. 3. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh dari variasi perubahan konsentrasi HPMC terhadap
sifat fisik sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus
limon L.).
b. Mengukur aktivitas antioksidan sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit
buah lemon (Citrus limon L.).
1. 4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
pengaruh dari variasi perubahan konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik sediaan
masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) serta aktivitas
antioksidan sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon
L.).
4
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Lemon
2. 1. 1. Taksonomi
Lemon (Citrus limon L.) merupakan tanaman yang berasal dari
famili Rutaceae. Karakteristik utama dari tanaman lemon adalah duri berduri
dan bunga putih dengan ujung berwarna ungu (Chaturvedi & Shrivastava
Suhane, 2016). Lemon dibudidayakan terutama untuk alkaloidnya, yang
memiliki aktivitas antikanker dan potensi antibakteri dalam ekstrak kasar dari
berbagai bagian (yaitu, daun, batang, akar dan bunga) dari Lemon (Kawaii et
al., 2000). Limonene dan monoterpene hidrokarbon adalah senyawa dominan
dalam minyak atsiri Citrus limon yang menunjukkan aktivitas antijamur yang
cukup baik (Viuda-Martos et al., 2008).
Taksonomi dari Lemon adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Gambar 2.1. Tanaman Lemon
Sumber : http://www.pfaf.org
5
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus limon L.
(Mohanapriya et al., 2013).
2. 1. 2. Morfologi
Lemon tumbuh pada pohon kecil berduri yang mencapai tinggi 10-20
kaki.Warna dari daun lemon adalah hijau tua. Daun lemon disusun bergantian
di batang. Lemon memiliki bunga putih yang wangi dengan lima kelopak
bunga. Bunga spesifik ini berasal dari kultivar lemon yang disebut “Limun
Merah Muda”. Buahnya bergaris dan daun kultivar ini beraneka ragam.
Kisaran warna buah lemon adalah dari kuning kehijauan sampai kuning cerah.
Lemon tampak sangat mirip dengan jeruk nipis, tetapi berwarna kuning saat
matang, dimana jeruk nipis berwarna hijau dan lemon cenderung sedikit lebih
besar (Feizy & Beheshti, 2012).
a. Daun
Panjang daun 6,5 sampai 100 mm, bergerigi kecil, runcing sampai
meruncing. Daun menempel pada tangkai daun. Tangkai daun sedikit
bersayap. Bentuk daun elips sampai oval, panjang 8-14 cm dan lebar 4-6
cm (Feizy & Beheshti, 2012).
b. Buah
Buah-buahan yang termasuk kelompok citrus disebut sebagai
‘hesperidium’. Bentuk buah dapat berubah seiring buahnya matang atau
pohonnya menua dan juga sebagian besar diatur oleh beragam faktor.
Ukuran buah dipengaruhi oleh varietas, beban tanaman, batang bawah dan
praktek irigasi. Lemon yang matang berubah warna dari hijau menjadi
kuning, dengan berat sekitar 50-80 gram dan diameter sekitar 5-8 cm
(Feizy & Beheshti, 2012).
6
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
c. Bunga
Bunga dari tanaman lemon berkelamin jantan atau biseksual.
Kelopak bunga berwarna putih atau keunguan. Jumlah benang sari 20-30
(Feizy & Beheshti, 2012).
d. Biji
Biji lemon terdapat di dalam daging buah dekat dengan bagian
tengah setiap buah. Ukurannya dan jumlahnya beragam sesuai dengan
jenisnya, tetapi kebanyakan biji lemon berwarna putih, berkerut, keras,
berbentuk oval atau bulat panjang (elips) dengan panjang sekitar 3-8 inci
(Feizy & Beheshti, 2012).
2. 1. 3. Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
Minyak atsiri lemon berupa cairan transparan, berwarna kuning
pucat atau kuning kehijauan, memiliki bau khas dan rasa pahit, serta larut
dalam lemak dan pelarut lainnya (Boughendjioua & Djeddi, 2017). Minyak
lemon mengandung citroflavonoid yang mempengaruhi permeabilitas
pembuluh darah dan meningkatkan sirkulasi dan laju kapiler dan vena,
sehingga minyak lemon dapat digunakan sebagai eksfolian alami (Homnava et
al., 1990).
Berdasarkan penelitian John, et al. (2017), hasil analisis fitokimia
menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan metanol kulit lemon menunjukkan
adanya berbagai metabolit tanaman sekunder seperti fenol, flavonoid,
diterpen, fitosterol dan glikosida jantung sedangkan saponin hadir hanya
dalam ekstrak metanol. Di sisi lain, alkaloid, tannin dan glikosida tidak ada
dalam kedua ekstrak tersebut. Mathew, et al. (2012) melaporkan bahwa
ekstrak etanol dan ekstrak cair kulit lemon dan buah lemon juga menunjukkan
adanya berbagai fitokimia seperti alkaloid, fenol, flavonoid, diterpen,
glikosida jantung, tannin dan saponin. Kumar, et al. (2014) juga melaporkan
adanya berbagai fitokimia dalam ekstrak etanol kulit lemon. Karena kulit
jeruk kaya akan fitonutrien, mereka digunakan dalam produksi obat-obatan
atau sebagai suplemen makanan.
7
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Berdasarkan penelitian Ghoorchibeigi, et al. (2017), terdapat dua
puluh satu komponen, mewakili 100% dari total minyak, yang teridentifikasi
dalam minyak atsiri kulit lemon. Limonene (61,4%), β-pinene (13,1%) dan ɣ-
terpinene (11,3%) adalah konstituen utama. Minyak atsiri kulit lemon
mengandung monoterpene hidrokarbon 94,1%, monoterpene teroksigenasi
3,8%, seskuiterpen hidrokarbon 2,0% dan senyawa non-terpen 0,1%.
Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH,
Citrus limon menunjukkan IC50 pada konsentrasi 284,71 µg/ml. Menurut
Hsouna, et al. (2017), aktivitas antioksidan dari minyak atsiri C. limon dapat
dikaitkan dengan adanya 1,8 cineole, α-pinene, β-pinene dan limonene yang
ditemukan.
Tabel 2.1. Komponen Senyawa dari Minyak Atsiri Citrus limon L. Sumber : Ghoorchibeigi et al., 2016)
No. Komponen Senyawa (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Nonane
α-thujane
α-pinene
sabinene
β-pinene
myrcene
α-terpinene
limonene
z-β-ocimene
E-β-ocimene
ɣ-terpinene
terpinolene
α-terpineol
neral
geranial
neryl acetate
geranyl acetate
β-caryophyllene
E-α-bergamotene
Bicyclogermacrene
Β-bisabolene
0,1
0,6
2,4
2,3
13,1
1,6
0,3
61,4
0,3
0,2
11,3
0,6
0,4
1,1
1,5
0,5
0,3
0,4
0,6
0,2
0,8
8
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2. 2. Kulit
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan
melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Pada permukaan kulit
bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. Kulit disebut juga integumen
atau kutis yang tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang
menumbuhkan lapisan epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang
menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam) (Syaifuddin, 2009). Kulit yang di
dalamnya terdapat ujung saraf peraba mempunyai banyak fungsi, antara lain
membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan
mempunyai sedikit kemampuan ekskretori, sekretori, dan absorpsi (Pearce, 2013).
Lapisan kulit terdiri atas : epidermis, dermis, dan subkutis (hipodermis).
Epidermis merupakan epitel berlapis gepeng yang sel-selnya menjadi pipih bila
matang dan naik ke permukaan. Epidermis tidak berisi pembuluh darah. Lapisan
epidermis tumbuh terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah
bermitosis terus-menerus, sedangkan lapisan paling luar epidermis akan
terkelupas atau gugur. Epidermis terdiri atas beberapa lapis sel. Sel-sel ini berbeda
dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis. Lapisan tersebut terdiri
atas 5 lapis (Pearce, 2013; Snell, 1997; Syaifuddin, 2009).
Dermis terdiri atas jaringan penyambung padat yang mengandung banyak
pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf. Pada permukaan dermis tersusun
papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Batas dermis
sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis (hipodermis),
ketebalannya antara 0,5-3 mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan
dibentuk dari komponen jaringan pengikat. Dermis bersifat ulet dan elastis yang
berguna untuk melindungi bagian yang lebih dalam. Lapisan dermis terdiri atas
lapisan papilla dan lapisan retikulosa. Dermis kulit dihubungkan dengan fasia
profunda atau tulang oleh fascia superficial, atau dikenal dengan jaringan
subkutan (Pearce, 2013; Snell, 1997; Syaifuddin, 2009)
Subkutis (hipodermis) adalah lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang
terdiri atas jaringan pengikat longgar, komponennya serat longgar, elastis, dan sel
lemak. Sel-sel lemak membentuk jaringan lemak pada lapisan adiposa yang
terdapat susunan lapisan subkutan untuk menentukan mobilitas kulit di atasnya.
9
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Bila terdapat lobules lemak yang merata, hipodermis membentuk bantal lemak
disebut panniculus adiposus. Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman
pembuluh arteri, pembuluh vena, dan anyaman saraf yang berjalan sejajar dengan
permukaan kulit di bawah dermis. Lapisan ini mempunyai ketebalan bervariasi
dan mengikat kulit secara longgar terhadap jaringan di bawahnya (Syaifuddin,
2009).
2. 3. Antioksidan
Istilah radikal bebas merujuk ke atom atau gugus atom apa saja yang
memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan. Karena jumlah elektron ganjil,
maka tidak semua elektron dapat berpasangan. Meskipun suatu radikal bebas
tidak bermuatan positif atau negatif, spesi semacam ini sangat reaktif karena
adanya elektron yang tak berpasangan. Suatu radikal bebas biasanya dijumpai
sebagai zat-antara yang tak dapat diisolasi, usia pendek, sangat reaktif, dan
berenergi tinggi (Fessenden & Fessenden, 1986), sehingga memiliki
kecenderungan menarik elektron dari molekul lainnya dan memicu reaksi
berantai.
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang
dapat memberikan elektron dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas
Gambar 2.2. Lapisan Kulit
Sumber : Mescher, A.L., 2010
10
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
tanpa terganggu sama sekali dan dapat memutuskan reaksi berantai dari radikal
bebas. Senyawa antioksidan dapat berupa senyawa alam maupun senyawa
sintetik. Senyawa bioaktif yang bersifat antioksidan alam banyak ditemukan di
dalam kulit buah pada tumbuhan. Berbagai golongan senyawa metabolit sekunder
tumbuhan yang dikenal dapat berfungsi sebagai penangkap radikal bebas adalah
golongan senyawa fenol, seperti flavonol, flavonon, flavon, fenil propanoid,
antrakuinon, ataupun lignin; senyawa-senyawa alkaloid, serta saponin (J Cutler &
Cutler, 1999; Kumalaningsih, 2006; Lu & Yeap Foo, 2001).
Aktivitas antioksidan dapat ditentukan dari nilai IC50 dan AAI
(Antioxidant Activity Index). Konsentrasi ekstrak memberikan 50% penghambatan
(IC50) dihitung dari kurva regresi linear antara %inhibisi serapan dengan berbagai
konsentrasi ekstrak. Selanjutnya IC50 ditentukan berdasarkan persamaan regresi
linear yang didapat (Angela, 2012). Setelah didapatkan nilai IC50, kemudian dapat
dihitung nilai AAI. AAI atau Antioxidant Activity Index ditentukan dengan
membandingkan antara konsentrasi DPPH yang digunakan dalam uji (ppm)
dengan nilai IC50 yang diperoleh (ppm). Nilai AAI perlu diketahui untuk
menggolongkan sifat antioksidan ekstrak.
Suatu senyawa dikatakan memiliki aktivitas antioksidan jika nilai IC50 di
bawah 200 µg/ml (Blois, 1958). Sedangkan untuk nilai AAI, jika nilai AAI<0,5
antioksidan bersifat lemah, jika nilai AAI antara 0,5-1 antioksidan bersifat sedang,
jika nilai AAI antara 1-2 antioksidan bersifat kuat, dan jika nilai AAI>2
antioksidan sangat kuat (Vasic et al, 2012).
2. 4. DPPH
Uji aktivitas antioksidan menggunakan pereaksi radikal bebas 1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) yang stabil secara spektrofotometri (Lisdawati
& Kardono, 2006). DPPH radikal organik stabil telah banyak digunakan dalam
penentuan aktivitas antioksidan dari ekstrak tumbuhan yang berbeda. Prosedur ini
didasarkan pada pengurangan larutan DPPH dengan adanya ekstrak tumbuhan.
Larutan DPPH menunjukkan pita absorpsi yang kuat pada 517 nm yang tampak
berwarna ungu tua (Ghoorchibeigi et al., 2016).
11
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DPPH dikarakterisasi sebagai radikal bebas yang stabil berdasarkan
delokalisasi elektron cadangan di atas molekul secara keseluruhan, sehingga
molekul tidak membentuk dimer, seperti kebanyakan radikal bebas lainnya.
Radikal DPPH ditandai oleh Z• dan molekul donor oleh AH, reaksi utamanya
adalah
Dimana ZH adalah bentuk yang dikurangi dan A• adalah radikal bebas yang
dihasilkan pada langkah pertama. Radikal terakhir kemudian akan mengalami
reaksi lebih lanjut yang mengendalikan keseluruhan stoikiometri. Oleh karena itu,
reaksi di atas dimaksudkan untuk memberikan kaitan dengan reaksi yang terjadi
dalam sistem pengoksidasi, seperti autoksidasi dari lipid atau senyawa tak jenuh
lainnya; molekul DPPH Z• dengan demikian dimaksudkan untuk mewakili radikal
bebas yang terbentuk dalam sistem yang aktivitasnya harus ditekan oleh zat AH
(Kedare & Singh, 2011).
2. 5. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer UV-Vis adalah metode analisis berdasarkan interaksi
antara radiasi elektromagnetik ultra violet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak
(380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer dengan suatu materi
(senyawa). Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis ialah interaksi sinar ultraviolet
atau tampak dengan molekul sampel. Energi cahaya akan mengeksitasi elektron
terluar molekul ke orbital lebih tinggi (Harborne, 1987; Mulja & Suharman,
1995).
Z• + AH = ZH +A•
Gambar 2.3. (1) Bentuk Radikal DPPH dan (2) Bentuk Stabil DPPH
Sumber : Kedare & Singh, 2011.
1: Diphenylpicrylhydrazyl (radikal bebas) 2: Diphenylpicrylhydrazine (non radikal)
12
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Alat yang digunakan untuk analisa spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Sesuai dengan namanya, spektrofotometer adalah alat yang
terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer mengukur intensitas sinar.
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk sampel serta blanko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dengan blanko tersebut (Khopkar,
1985).
2. 6. GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectroscopy)
Prinsip dasar dari Spektroskopi Massa adalah senyawa keadaan gas atau
uap jika berada dalam arus listrik tegangan tinggi dapat melepaskan elektron
menjadi kation. Kation ini dapat dipercepat dan dibiaskan oleh medan magnet
dan/atau medan listrik, dan pembiasan ini akan tergantung pada massa, muatan
dan kecepatan kation tersebut. Jika muatan, kecepatan dan daya bias (medan
magnet) dibuat konstan, pembiasannya berbanding terbalik pada massa kation
tersebut (massa kation besar, maka pembiasan kecil, dan sebaliknya).
GC-MS saat ini menjadi alat yang handal untuk penentuan struktur
molekul senyawa organik, khususnya untuk senyawa organik yang cukup volatile.
Bahkan, beberapa senyawa memliki titik didih cukup tinggi, seperti minyak
dengan asam lemak rantai panjang, masih dapat dianalisis langsung dengan GC-
MS, sedangkan jika dianalisis dengan GC saja (tanpa MS) harus diesterifikasi
terlebih dahulu untuk menurunkan titik didih. Hal ini disebabkan pada GC-MS,
perangkat MS dilengkapi sistem vakum hingga 10-6 torr yang sangat membantu
dalam proses penguapan cuplikan.
GC-MS juga tidak memerlukan senyawa standar seperti pada analisis
dengan GC, karena spektrum senyawa standar pembanding sudah di dalam
memory bank atau basis data komputer. Dengan demikian analisis dengan GC-MS
menjadi lebih murah.
GC dan MS sangat kompatibel (cocok), karena senyawa yang keluar dari
kolom GC berupa gas atau uap, dan yang dibutuhkan oleh MS juga senyawa
13
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
dalam fasa uap. Banyak senyawa volatile yang dapat dianalisis dengan GC-MS
tanpa bantuan spektroskopi lainnya (Panji, 2012)
2. 7. Masker Peel-Off
Masker peel-off biasanya dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke
kulit muka. Setelah alkohol yang terkandung dalam masker menguap,
terbentuklah lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka. Setelah
berkontak selama 15-30 menit, lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit
dengan cara dikelupas (Slavtcheff, 2000).
Masker wajah peel-off terdiri dari polivinil alkohol (PVA) atau polyvinyl
acetate, yang digunakan sebagai pembentuk film (Wilkinson & Moore, 1982;
Aranha & Lucas, 2001). Masker peel-off menghasilkan kemampuan oklusi dan
tensor setelah pengeringan, kemudian, membuat kulit menjadi lebih lembut ketika
disentuh. Jika zat aktif ditambahkan ke formulasi, aktivitasnya meningkat (Baby
et al., 2004; DeNaverre, 1975). Setelah dilepas, masker peel-off memberikan efek
bersih, tensor dan melembabkan, menghilangkan sel-sel mati, residu dan bahan
lainnya yang terdapat pada lapisan stratum korneum (Vieria, et al., 2009).
Karakteristik ideal dari masker wajah peel off adalah tidak terdapat
partikel yang kasar, tidak toksik, tidak menimbulkan iritasi dan dapat mebersihkan
kulit. Mampu memberikan efek lembab pada kulit, membentuk lapisan film tipis
yang seragam, memberikan efek mengencangkan kulit, dapat kering pada waktu
15-30 menit. Masker peel off harus mudah digunakan dan tidak menimbulkan rasa
sakit (Grace et al., 2015).
2. 7. 1. Formulasi Masker Peel-Off
a. Polivinil Alkohol (PVA)
Gambar 2.4. Struktur KimiaPolivinil Alkohol (PVA)
Sumber : Rowe, et al., 2009
14
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Polivinil alkohol adalah polimer sintetis yang larut dalam air dengan
rumus (C2H4O)n. Nilai n untuk bahan yang tersedia secara komersial
terletak di antara 500 dan 5000, setara dengan rentang berat molekul
sekitar 20.000-200.000. Polivinil alkohol berupa bubuk granular tidak
berbau, berwarna putih hingga krem.
Polivinil alkohol larut dalam air, sedikit larut dalam etanol (95%),
dan tidak larut dalam pelarut organik. Pelarutan polivinil alkohol
memerlukan dispersi (pembasahan) polivinil alkohol dalam air pada suhu
ruang diikuti dengan pemanasan campuran tersebut hingga suhu 90ᵒC
selama 5 menit. Pencampuran harus dilanjutkan selama pendinginan
campuran hingga mendingin menjadi suhu ruang. Bahan ini bersifat
noniritan pada kulit dan mata pada konsentrasi sampai 10%, serta
digunakan dalam kosmetik pada konsentrasi hingga 7% (R. C. Rowe et al.,
2009).
b. Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC)
Hidroksipropil metilselulosa (HPMC) atau hipermelosa secara luas
digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi sediaan farmasi oral,
mata, hidung, dan topikal. HPMC digunakan sebagai zat pengemulsi, zat
pensuspensi, dan zat penstabil dalam sediaan topikal gel dan salep.
Kegunaan HPMC diantaranya sebagai zat peningkat viskositas, zat
Gambar 2.5. Struktur Kimia Hidroksipropil Metilselulosa
(HPMC)
Sumber : Rowe, et al., 2009
15
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
pendispersi, penstabil emulsi, sustained-release agent, pengikat sediaan
tablet, dan zat pengental.
HPMC berbentuk bubuk granular atau serat yang tidak berbau dan
tidak berasa, berwarna putih atau putih-krem. HPMC larut dalam air
dingin, membentuk larutan kental koloid, praktis tidak larut dalam air
panas, kloroform, etanol (95%), dan eter, tetapi larut dalam campuran
etanol dan diklorometana, campuran metanol dan diklorometana, serta
campuran air dan alkohol (Rowe et al., 2009).
c. Propilen glikol
Propilen glikol merupakan cairan bening, tidak berwarna, kental,
praktis tidak berbau, dengan rasa manis, dan memiliki sedikit rasa tajam
menyerupai gliserin. Propilen glikol larut dalam aseton, kloroform, etanol
(95%), gliserin dan air. Propilen glikol larut pada perbandingan 1 dalam 6
bagian eter. Propilen glikol tidak larut dalam minyak mineral ringan atau
fixed oil, tetapi akan melarutkan beberapa minyak esensial.
Propilen glikol dapat digunakan sebagai pengawet antimikroba,
desinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, zat penstabil, dan kosolven
larut air. Sebagai humektan, konsentrasi propilen glikol yang digunakan
adalah sekitar 15%. Propilen glikol telah digunakan secara luas sebagai
pelarut, ekstraktan, dan pengawet dalam berbagai formulasi farmasetik
parenteral dan nonparenteral. Pelarut ini umumnya lebih baik daripada
gliserin dan melarutkan berbagai bahan, seperti kortikosteroid, fenol, obat-
obat sulfa, barbiturat, vitamin (A dan D), kebanyakan alkaloid, dan banyak
anestesi lokal (Rowe, et al., 2009).
Gambar 2.6. Struktur Kimia Propilen glikol
Sumber : Rowe, et al., 2009
16
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
d. Propil Paraben
Propil paraben (C10H12O3) berbentuk bubuk putih, kristal, tidak
berbau, dan tidak berasa. Propilparaben digunakan secara luas sebagai
pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi
farmasetik. Propil paraben merupakan salah satu pengawet yang paling
sering digunakan dalam kosmetik. Propil paraben (0,02%) bersama metil
paraben (0,18%) telah digunakan untuk pengawet berbagai formulasi
farmasetik. Aktivitas propil paraben sebagai pengawet antimikroba telah
terbukti meningkat dengan penambanahan eksipien lain, seperti metil
paraben.
Propil paraben menunjukkan aktivitas antimikroba antara pH 4-8.
Efikasi pengawet propil paraben menurun dengan peningkatan pH karena
pembentukan anion fenolat. Paraben lebih aktif terhadap ragi dan jamur
daripada bakteri. Paraben juga lebih aktif tehadap bakteri gram-positif
daripada bakteri gram-negatif. Propil paraben larut dalam aseton dan eter,
serta larut pada perbandingan 1 dalam 3,9 bagian propilen glikol (Rowe et
al., 2009).
Gambar 2.7. Struktur Kimia Propil Paraben
Sumber : Rowe, et al., 2009
17
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
e. Metil Paraben
Metil paraben (C8H8O3) berbentuk bubuk kristal, tidak berwarna atau
putih. Metil paraben tidak berbau atau hampir tidak berbau dan memiliki
sedikit rasa terbakar. Metil paraben digunakan secara luas sebagai
pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi
farmasetik. Metil paraben merupakan salah satu pengawet yang paling
sering digunakan dalam kosmetik.
Metil paraben larut pada perbandingan 1 dalam 5 bagian propilen
glikol. Metil paraben merupakan paraben yang paling kurang aktif.
Aktivitas antimikroba metil paraben meningkat dengan meningkatnya
panjang rantai alkil. Kombinasi yang sering digunakan adalah dengan
metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas metil paraben juga dapat
ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain seperti propilen glikol (2-
5%), feniletil alkohol, dan asam edetic (Rowe et al., 2009).
Metil paraben dan propil paraben diperlukan dalam formulasi
sediaan gel untuk mencegah kontaminasi mikroba karena tingginya
kandungan air pada sediaan. Kombinasi konsentrasi 0,02% propil paraben
dengan 0,18% metil paraben akan menghasilkan kombinasi pengawet
dengan aktivitas antimikroba yang kuat (Rowe et al., 2006).
Gambar 2.8. Struktur Kimia Metil Paraben
Sumber : Rowe, et al., 2009
18
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
f. Etanol
Etanol jernih, tidak berwarna, sedikit mudah menguap, memiliki bau
yang khas dan rasa terbakar. Etanol memiliki rumus molekul C2H6O dan
bobot molekul 46,07. etanol dapat larut dalam kloroform, eter, gliserin,
dan air. Etanol biasa digunakan sebagai antimicrobial, pelarut, dan
desinfektan.
Etanol dan larutan etanol cair dari berbagai konsentrasi banyak
digunakan dalam formulasi farmasetik dan kosmetik. Meskipun etanol
terutama digunakan sebagai pelarut, etanol juga digunakan sebagai
desinfektan, dan dalam larutan sebagai pengawet antimikroba. Larutan
etanol topikal digunakan dalam pengembangan sistem penghantaran obat
transdermal sebagai peningkat penetrasi. Etanol juga telah digunakan
dalam pengembangan sediaan transdermal sebagai kosurfaktan (Rowe et
al., 2009).
Gambar 2.9. Struktur Kimia Etanol
Sumber : Rowe, et al., 2009
19
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian I, Laboratorium
Steril, Laboratorium Analisis Obat dan Pangan Halal, serta Laboratorium
Penelitian II Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
3. 2. Alat dan Bahan
3. 2. 1. Alat
Alat yang digunakan meliputi alat-alat gelas (Pyrex), spatula, batang
pengaduk, pipet tetes, thermometer, pH meter (Horiba), cawan penguap,
timbangan analitik, refrigerator (Sanyo), viskotester 6R Haake, vortex, hot
plate, homogenizer (IKA®), vial, labu ukur, kertas label, alumunium foil,
spektrofotometer UV-Vis, alat pemotong dumble, micrometer thickness gage
(Holex), Universal Testing Machine (Toyoseiki®), oven.
3. 2. 2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi minyak atsiri
kulit buah lemon (CV Equipment), vitamin C (CV Equipment), DPPH (CV
Pasundan Biotech), metanol, PVA, HPMC (Shin-Etsu Chemical), propilen
glikol (CV Equipment), propil paraben (CV Equipment), metil paraben (CV
Equipment), etanol 96% (CV Equipment) dan aquades.
3. 3. Prosedur Kerja
3. 3. 1. Analisis Kandungan Kimia dalam Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.)
Minyak atsiri kulit buah lemon dilarutkan dalam metanol dan diaduk
hingga homogen dalam vial. Larutan minyak atsiri dimasukkan ke dalam vial
GC-MS untuk dianalisis. Volume sampel yang diinjeksikan adalah 1,0 µL.
temperature oven diprogram dari 70°C sampai 250°C. Gas pembawa yang
20
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
digunakan adalah Helium pada laju alir 1,2 ml/menit. Sampel dianalisis
selama 50 menit.
3. 3. 2. Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limon L.)
Sebanyak 25 mg minyak atsiri kulit buah lemon dilarutkan dengan
metanol dalam labu ukur 25 ml untuk membuat larutan induk dengan
konsentrasi 1000 ppm. Larutan induk tersebut kemudian diencerkan menjadi
beberapa seri konsentrasi, yaitu 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 160
ppm, dimana di setiap seri konsentrasi ditambahkan sebanyak 1 ml DPPH 0,4
mM dan diencerkan dengan metanol, dihomogenkan, lalu disimpan di ruangan
gelap selama 30 menit. Selanjutnya absorbansi larutan diukur menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516,2 nm.
Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C. Sebanyak 2,5 mg
vitamin C dilarutkan dengan metanol p.a di dalam labu ukur 25 ml sampai
tanda batas. Larutan ini dibuat sebagai larutan induk vitamin C. Larutan induk
tersebut kemudian diencerkan menjadi beberapa seri konsentrasi, yaitu 1 ppm,
2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm, dimana di setiap seri konsentrasi
ditambahkan sebanyak 1 ml DPPH 0,4 mM dan diencerkan dengan metanol,
dihomogenkan, lalu disimpan di ruangan gelap selama 30 menit. Selanjutnya
absorbansi larutan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 516,2 nm.
Kemudian nilai absorbansi digunakan untuk menghitung %inhibisi
dari seri konsentrasi minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) dan
vitamin C sebagai kontrol positif yang kemudian akan digunakan untuk
mencari nilai IC50 dan AAI. Rumus untuk mencari nilai %inhibisi (Izzati,
2014; Priani, dkk., 2015) :
21
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Konsentrasi ekstrak memberikan 50% penghambatan (IC50) dihitung
dari kurva regresi linear antara %inhibisi serapan dengan berbagai konsentrasi
ekstrak. Selanjutnya IC50 ditentukan berdasarkan persamaan regresi linear
yang didapat (Angela, 2012). Setelah didapatkan nilai IC50, kemudian dapat
dihitung nilai AAI. AAI atau Antioxidant Activity Index ditentukan dengan
membandingkan antara konsentrasi DPPH yang digunakan dalam uji (ppm)
dengan nilai IC50 yang diperoleh (ppm).
3. 3. 3. Formulasi Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.)
Tabel 3.1. Formula Sediaan Masker Peel-Off
3. 3. 4. Pembuatan Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.)
Pembuatan sediaan masker peel-off dimulai dengan mengembangkan
PVA dan HPMC pada wadah terpisah dalam aquades. PVA didispersi ke
dalam aquades pada suhu ruang, kemudian ke dalam campuran tersebut
dimasukkan air panas, lalu diaduk menggunakan homogenizer dengan
kecepatan sekitar 200 rpm hingga homogen (wadah A). Selanjutnya, HPMC
dikembangkan dalam aquades dan diaduk menggunakan homogenizer dengan
kecepatan sekitar 200 rpm hingga homogen (wadah B). Pada wadah terpisah
lain (wadah C), metil dan propil paraben dicampur ke dalam propilen glikol.
Kemudian, campuran pada wadah B dan wadah C dicampurkan ke dalam
Bahan Konsentrasi (%)
Fungsi F1 F2 F3
Minyak Atsiri
Kulit Buah
Lemon
1 1 1 Zat aktif
PVA 10 10 10 Pembentuk lapisan
film
HPMC 1 2 3 Gelling agent
Propilen glikol 15 15 15 Humektan dan pelarut
Metil paraben 0,18 0,18 0,18 Pengawet
Propil paraben 0,02 0,02 0,02 Pengawet
Etanol 96% 15 15 15 Pelarut
Aquades Ad 100 Ad 100 Ad 100 Pelarut
22
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
wadah A secara berturut-turut, lalu diaduk mengguanakn homogenizer dengan
kecepatan 200 rpm hingga homogen. Setelah homogen, ditambahkan minyak
atsiri kulit buah lemon yang telah dilarutkan sebelumnya dalam etanol 96%,
sedikit demi sedikit. Lalu ditambahkan aquades hingga berat masker mencapai
200 gram (aquades ad 100%) dan diaduk kembali hingga sediaan masker peel-
off homogen (Rowe, et al., 2009; Zhelsiana, dkk., 2016; Izzati, 2014).
3. 3. 5. Evaluasi Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.)
a. Pengamatan Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan melihat bentuk, bau, warna dan
homogenitas sediaan yang dirasakan dengan indra peraba (Zhelsiana,
dkk., 2016)
b. Pengujian Viskositas
Sebanyak 100 ml gel dimasukkan ke dalam gelas beaker 250 ml
kemudian viskositasnya diukur dengan Viscometer Haake, kemudian
diatur spindle dan kecepatan yang akan digunakan (Septiani, 2011).
c. Pengujian pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH-meter.
pH sediaan gel harus sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 (Tranggono,
2007).
d. Pengujian Waktu Sediaan Mengering
Sebanyak 0,5 gram gel masker peel-off dioleskan dan disebar di atas
permukaan kaca dengan area seluas 5,0 x 2,5 cm hingga membentuk
lapisan tipis seragam dengan tebal kira-kira 1 mm untuk menirukan
pengaplikasian masker pada wajah. Kemudian kaca dimasukkan ke
dalam oven dengan suhu 37,0±2,0°C untuk menstimulasi suhu tubuh.
Dihitung kecepatan mengering gel setiap 5 menit sampai proses
pengeringan selesai (Beringhs et al., 2013; Vieira et al., 2009).
23
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
e. Pengujian Daya Sebar
Sebanyak 1 gram gel masker peel-off diletakkan di atas kertas grafik
yang sudah dilapisi plastik transparan kemudian ditutup dengan plastik
transparan lain dan diukur diameternya dari lima titik sudut. Beban 19
gram diletakkan di atas lapisan gel, didiamkan selama 1 menit dan
dicatat diameter gel yang menyebar. Kemudian beban 20 gram
ditambahkan kembali di atas gel, didiamkan selama 1 menit dan dicatat
diameter gel yang menyebar. Beban 20 gram selanjutnya ditambahkan di
atas gel hingga beban maksimum di atas gel sebesar 99 gram, dan setiap
kali beban ditambahkan di atas gel didiamkan selama 1 menit dan dicatat
diameter gel yang menyebar. Dibuat grafik hubungan antara beban dan
luas gel yang menyebar (Voight, 1994).
f. Cycling Test
Uji dilakukan dengan cara menyimpan sediaan dari masing-masing
formula yang ditempatkan dalam wadah gelas transparan. Sediaan
disimpan pada suhu 4±2ᵒC selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke
dalam oven bersuhu 40±2ᵒC selama 24 jam. Perlakuan ini adalah satu
siklus pengujian. Pengujian dilakukan sebanyak 6 siklus atau 12 hari dan
diamati ada atau tidaknya perubahan yang terjadi pada masing-masing
sediaan. Kondisi sediaan dibandingkan selama percobaan dengan
kondisi sediaan sebelumnya (Cosmetic Product Stability Guide, 2004).
g. Pengujian Sifat Mekanik
Masing-masing sediaan gel ditimbang sebanyak 15 gram, kemudian
dioleskan secara merata diatas kaca berukuran 11x11 cm, selanjutnya
didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang hingga sediaan gel
membentuk lapisan film. Lapisan film kemudian diuji menggunakan alat
UTM (Universal Testing Machines) Toyoseiki.
Film gel masker peel off sebelum diuji kekuatan tarik dan elongasi
dipotong dengan pisau khusus sehingga berbentuk dumbel dengan
standar dumbel yang digunakan. Tebal area pengukuran pada film
24
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
masker peel-off diukur dengan menggunakan alat mikrometer HOLEX
421505. Selanjutnya film gel masker peel-off dijepit di kedua ujungnya
dalam alat UTM (Universal Testing Machines) Toyoseiki dan ditarik
oleh beban 10 kg dengan kecepatan tarik 50 mm/menit hingga film
terputus. Kemudian akan didapatkan hasil kekuatan tarik dan elongasi.
3. 3. 6. Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-Off Minyak
Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
Sebanyak 2,5 gram sediaan dilarutkan dengan metanol p.a dalam
labu ukur 25 ml, kemudian diaduk hingga homogen untuk membuat larutan
induk 1000 ppm. Setelah itu dibuat beberapa seri konsentrasi larutan sediaan
dari larutan induk 1000 ppm, dimana di setiap seri konsentrasi ditambahkan
sebanyak 1 ml DPPH 0,4 mM dan diencerkan dengan metanol,
dihomogenkan, lalu disimpan di ruangan gelap selama 30 menit. Selanjutnya
absorbansi larutan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada
panjang gelombang 516,2 nm. Kemudian dicatat nilai absorbansi larutan
sampel dan dicari nilai %inhibisi yang kemudian akan digunakan untuk
mencari nilai IC50 dan AAI. Rumus untuk mencari nilai %inhibisi (Izzati,
2014; Priani, dkk., 2015) :
Nilai IC50 dihitung dari kurva regresi linear antara %inhibisi serapan
dengan berbagai konsentrasi ekstrak. Selanjutnya IC50 ditentukan berdasarkan
persamaan regresi linear yang didapat (Angela, 2012). Setelah didapatkan
nilai IC50, kemudian dapat dihitung nilai AAI. AAI atau Antioxidant Activity
Index ditentukan dengan membandingkan antara konsentrasi DPPH yang
digunakan dalam uji (ppm) dengan nilai IC50 yang diperoleh (ppm).
3. 3. 7. Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan perangkat lunak SPSS 22.
Parameter uji yang dianalisis meliputi viskositas, pH, waktu mengering, daya
25
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
sebar, elongasi, dan kekuatan tarik. Data hasil yang didapatkan kemudian
dilihat normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan
homogenitasnya menggunakan uji Levene. Apabila data hasil yang didapatkan
normal dan homogen (P > 0,05), maka analisis data dilanjutkan menggunakan
uji ANOVA. Tetapi, jika data hasil yang didapatkan tidak normal dan
homogen (P < 0,05), maka analisis data dilanjutkan menggunakan uji Kruskal-
Wallis. Jika nilai P < 0,05, maka terdapat perbedaan secara bermakna. Apabila
uji ANOVA yang digunakan maka dilanjutkan dengan uji LSD dan apabila uji
Kruskal-Wallis yang digunakan maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Kedua uji tersebut digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
signifikan dari setiap formula (P<0,05).
26
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1. Kandungan Kimia dalam Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limonL.)
Gambar 4.1 Pola Kromatogram Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limonL.)
Tabel 4.1 Komponen Senyawa dari Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limonL.)
No. Komponen Senyawa Waktu Retensi (menit) Quality (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Alfa-pinen
Camphene
D-Limonen
Limonen
Eucalyptol
Gama-terpinen
Citral
3,757
3,916
4,687
4,687
4,782
4,963
6,722
97
97
98
91
98
96
95
Analisis kandungan kimia dalam minyak atsiri kulit buah lemon dilakukan
menggunakan alatkromatografi gas-spektroskopi massa. Berdsarkan hasil analisis
tersebut, didapatkan data kromatogram seperti yang terlihat pada gambar
27
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
4.1.dandaftar komponen senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri kulit buah
lemon beserta waktu retensinya dan persen kualitasnya. Waktu retensi adalah
waktu antara saat sampel diinjeksikan ke dalam kolom sampai terdeteksi
maksimal oleh detector. Sedangkan kualitas adalah ukuran seberapa baik
spektrum sampel yang tidak diketahui sesuai dengan spektrum senyawa yang
terdapat pada perpustakaan dari kromatografi gas-spektroskopi massa.
Minyak atsiri kulit buah lemon mengandung komponen senyawa seperti
alfa-pinen, limonene, gamma-terpinen, dan citral.Hal ini sesuai dengan sertifikat
analisis dari minyak atsiri kulit buah lemon pada lampiran 2, dimana berdasarkan
sertifikat analisis tersebut, minyak atsiri kulit buah lemon yang digunakan
mengandung senyawa limonen (69%).Hasil analisis juga sesua dengan hasil
penelitian Ghoorchibeigi, et al. (2017), dimana terdapat dua puluh satu
komponenyang teridentifikasi dalam minyak atsiri kulit lemon, seperti limonene
(61,4%), β-pinene (13,1%) dan ɣ-terpinene (11,3%) sebagai konstituen utama.
4. 2. Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limonL.)
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode
DPPH.DPPH radikal organik stabil telah banyak digunakan dalam penentuan
aktivitas antioksidan dari ekstrak tumbuhan yang berbeda. Prosedur ini didasarkan
pada pengurangan larutan DPPH yang disebabkan oleh ekstrak tumbuhan. Uji
DPPH bertujuan untuk mengukur kapasitas minyak esensial untuk menagkap
radikal bebas DPPH yang stabil dengan sumbangan atom hidrogen atau
elektron.Efek dari minyak atsiri lemon yang berbeda sebagai penangkap radikal
bebas DPPH dibandingkan dengan asam askorbat, yang digunakan sebagai
kontrol positif, dan dintentukan oleh penentuan nilai-nilai IC50(Hsouna, et al.,
2017).
Sebelum pengujian aktivitas antioksidan, terlebih dahulu dilakukan
penentuan panjang gelombang maksimum DPPH menggunakan spektrofotometri
UV-Vis dan panjang gelombang maksimum dari DPPH yang didapatkan adalah
516,2 nm. Setelah didapatkan panjang gelombang maksimum DPPH, pengujian
aktivitas antioksidan dapat dilakukan dengan mengukurabsorbansi larutan
28
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516,2nmdengan
vitamin C sebagai kontrol positif. Kemudian nilai absorbansi digunakan untuk
menghitung %inhibisi yang kemudian akan digunakan untuk mencari nilai IC50
dan AAI.Data perhitungan aktivitas antioksidan minyak atsiri kulit buah lemon
dan vitamin C terdapat pada lampiran 13.
Tabel 4.2.Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limonL.) dan Vitamin C
Sampel Nilai IC50 (ppm) AAI
Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limon L.)
Vitamin C
103,572
2,620
1,545
61,071
Tabel 4.2.menunjukkanhasil uji aktivitas antioksidan yang dilakukan. Nilai
IC50 dari minyak atsiri kulit buah lemon sebesar 103,572 ppm dan vitamin C
sebagai kontrol positif sebesar 2,620 ppm.Nilai AAI dari minyak atsiri kulit buah
lemonsebesar 1,545 dan vitamin C sebagai kontrol positif sebesar 61,071.Nilai
AAI perlu diketahui untuk menggolongkan sifat antioksidan ekstrak.Berdasarkan
hasil uji aktivitas antioksidan, minyak atsiri kulit buah lemon memiliki aktivitas
antioksidan kuat (aktivitas antioksidan dikatakan kuat bila nilai AAI di antara 1-2)
dan vitamin C memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat (aktivitas antioksidan
dikatakan sangat kuat bila nilai AAI lebih dari 2). Menurut Hsouna, et al. (2017),
aktivitas antioksidan dari minyak atsiri C. limon dapat dikaitkan dengan adanya
1,8 cineole, α-pinene, β-pinene dan limonene yang ditemukan.
4. 3. Formulasi dan Pembuatan Sediaan Masker Peel-OffMinyak Atsiri
Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
Formulasi yang digunakan pada sediaan masker peel-off digunakan
minyak atsiri kulit buah lemonsebagai zat aktif yang memiliki aktivitas
antioksidan. Pemilihan minyak atsiri lemon sebagai zat aktif juga didasarkan pada
kandungan citroflavonoid dalam minyak lemon yang mempengaruhi permeabilitas
pembuluh darah dan meningkatkan sirkulasi dan laju kapiler dan vena, sehingga
minyak lemon dapat digunakan sebagai eksfolian alami (Homnava, Rogers, &
Eitenmiller, 1990).
29
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Bahan pembentuk gel yangdigunakan dalam masker peel-off ini adalah
PVA (Polivinil Alkohol) dan HPMC (Hidroksipropil Metilselulosa).PVA
digunakan sebagai pembentuk lapisan film dan HPMC sebagai gelling
agent(Syarifah, Mulyanti, & Gadri, 2015). PVAsering digunakan sebagai basis,
namunlapisan film yang terbentuk cenderungkaku(Barnard, 2011). Oleh karena
itu, penambahan HPMC bertujuan untuk meningkatkan elastisitas dari sediaan
masker peel-off.
Konsentrasi PVA yang digunakan dalam sediaan masker peel-off ini
adalah 10%. Pemilihan ini didasarkan pada penelitian Syarifah, dkk (2015)
dimana konsentrasi PVA yang terbaik untuk digunakan adalah 12%. Namun
karena bahan ini bersifat noniritan pada kulit dan mata pada konsentrasi sampai
10% (Rowe, et al., 2009), maka konsentrasi yang digunakan adalah 10%.Pada
penelitian ini, digunakan variasi konsentrasi HPMC untuk mengetahui pengaruh
dari variasi perubahan konsentrasi HPMC terhadap sifat fisik sediaan masker
peel-off yang dihasilkan.Variasi konsentrasi yang digunakan sebesar 1%, 2%, dan
3%.
Pengawet yang digunakan pada formulasi maskerpeel-off ini adalah metil
paraben dan propil paraben.Metil paraben dan propil paraben diperlukan dalam
formulasi sediaan gel untuk mencegah kontaminasi mikroba karena tingginya
kandungan air pada sediaan. Kombinasi konsentrasi 0,02% propil paraben dengan
0,18% metil paraben akan menghasilkan kombinasi pengawet dengan aktivitas
antimikroba yang kuat (Rowe et al., 2006).
Dalam formulasi masker peel-off juga digunakan propilen glikol. Sebagai
humektan, konsentrasi propilen glikol yang digunakan adalah sekitar 15% (R. C.
Rowe et al., 2009). Selain itu, propilen glikol juga digunakan sebagai pelarut
untuk metil dan propil paraben. Propil paraben larut pada perbandingan 1 dalam
3,9 bagian propilen glikol dan metil paraben larut pada perbandingan 1 dalam 5
bagian propilen glikol (R. C. Rowe et al., 2009).
Etanol digunakan sebagai pelarut untuk minyak atsiri kulit buah lemon
(Citrus limon L.). Etanol dipilih karena meskipun etanol terutama digunakan
sebagai pelarut, etanol juga digunakan sebagai desinfektan, dan dalam larutan
sebagai pengawet antimikroba. Larutan etanol topikal digunakan dalam
30
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
pengembangan sistem penghantaran obat transdermal sebagai peningkat
penetrasi(R. C. Rowe et al., 2009).
Pembuatan sediaan masker peel-off dimulai dengan mengembangkan PVA
dan HPMC pada wadah terpisah dalam aquades. Pelarutan polivinil alkohol
memerlukan dispersi (pembasahan) polivinil alkohol dalam air pada suhu ruang
diikuti dengan pemanasan campuran tersebut hingga suhu 90ᵒC selama 5 menit
(R. C. Rowe et al., 2009). Oleh karena itu, pada saat pembuatan sediaan, PVA
didispersi ke dalam aquades pada suhu ruang, kemudian ke dalam campuran
tersebut dimasukkan air panas, lalu diaduk menggunakan homogenizer dengan
kecepatan sekitar 200 rpm hingga homogen (wadah A).
Selanjutnya, HPMC dikembangkan dalam aquades dan diaduk
menggunakan homogenizer dengan kecepatan sekitar 200 rpm hingga homogen
(wadah B).Pada wadah terpisah lain (wadah C), metil dan propil paraben
dicampur ke dalam propilen glikol. Kemudian, campuran pada wadah B dan
wadah C dicampurkan ke dalam wadah A secara berturut-turut, lalu diaduk
mengguanakn homogenizer dengan kecepatan 200 rpm hingga homogen. Setelah
homogen, ditambahkan minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) yang
telah dilarutkan sebelumnya dalam etanol 96%, sedikit demi sedikit. Lalu
ditambahkan aquades hingga berat masker mencapai 200 gram (aquades ad 100%)
dan diaduk kembali hingga sediaan masker peel-off homogen.Gambar
4.2.menunjukkan hasil pembuatan sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit
buah lemon
31
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%, F3 =
Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.2.Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limonL.)
4. 4. Evaluasi Sediaan Masker Peel-OffMinyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.)
4. 4. 1. Organoleptis
Tabel 4.3.Hasil pengamatan organoleptis Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit
Buah Lemon (Citrus limonL.)
Pengamatan F1 F2 F3
Bentuk
Bau
Warna
Homogenitas
Gel
Khas lemon
Putih keruh
Homogen
Gel
Khas lemon
Putih keruh
Homogen
Gel
Khas lemon
Putih keruh
Homogen
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Pengamatan organoleptis yang dilakukan meliputi pengamatan
bentuk, bau, warna dan homogenitas sediaan yang dihasilkan.Tabel
4.3.menunjukkan hasil pengamatan organoleptis masker peel-off minyak
atsiri kulit buah lemon. Secara organoleptis, masker peel-off yang
dihasilkan berupa gel dan memiliki warna putih keruh dan berbau khas
minyak atsiri lemon yang disebabkan oleh minyak atsiri kulit buah lemon
yang ditambahkan, serta terlihat homogen. Homogenitas tersebut dilihat
32
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
dari tersebarnya persamaan warna, tidak terdapat partikel tidak larut dan
tidak terdapat gumpalan-gumpalanpada kaca objek (Suryani, dkk, 2017).
4. 4. 2. Viskositas
Tabel 4.4.Data Viskositas Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.)
Sampel Viskositas (cps)
F1
F2
F3
7367
15400
24067
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan
HPMC 2%, F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.2.Grafik Data Viskositas Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.)
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Pengujian viskositas pada masker peel-off minyak atsiri kulit
buah lemon dilakukan menggunakan alat Haake Viscotester 6R dengan
spindle R6 pada kecepatan 30 rpm. Rentang viskositas yang disarankan
oleh FDA untuk sediaan gel adalah 10.000-70.000 cps.Tabel
4.4.menunjukkan data viskositas masker peel-off minyak atsiri kulit buah
lemon (Citrus limon L.). Nilai viskositas yang diperoleh dari masker peel-
off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) untuk F1 sebesar
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
F1 F2 F3
Vis
kosi
tas
(cp
s)
Sampel
Data Viskositas
33
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
7367 cps, F2 sebesar 15400 cps, dan F3 sebesar 24067 cps. Berdasarkan
hasil tersebut, hanya viskositas dari F2 dan F3 sediaan masker peel-off
minyak atsiri kulit buah lemonyang sesuai dengan nilai viskositas yang
dianjurkan.
Gambar 4.2.menunjukkangrafik data viskositas masker peel-off
minyak atsiri kulit buah lemon. Seperti yang terlihat pada grafik, dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi HPMC yang digunakan
semakin tinggi nilai viskositas yang diperoleh. Hal ini dapat terjadi karena
retensi yang lebih besar dan pengikatan cairan oleh gelling agent, oleh
karena itu, viskositas sediaan meningkat (Budiman, et al., 2017).
4. 4. 3. pH
Tabel 4.5.Data pH Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limonL.)
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.3.Grafik Data pH Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limonL.)
Sampel pH
F1
F2
F3
5,972
5,981
5,992
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
F1 F2 F3
pH
Sampel
Data pH
34
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Pada sediaan topikal, pH harus berada di antara rentang pH kulit,
yaitu 4,5-6,5 untuk menghindari iritasi apapun pada kulit (Rahmawanty,
Yulianti, & Fitriana, 2015). Kesesuaian nilai pH mempengaruhi
penerimaan kulit terhadap sediaan, karena pH yang terlalu asam dapat
mengiritasi kulit sedangkan pH yang terlalu basa dapat membuat kulit
bersisik (Naibaho, Yamlean, & Wiyono, 2013). Tabel 4.5.menunjukkan
nilai pH dan gambar 4.3. menunjjukkan grafik data pH dari sediaan
masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon. Berdasarkan hasil
pengujian, nilai pH yang diperoleh dari masker peel-off minyak atsiri kulit
buah lemon untuk F1, F2, dan F3 secara berurut-turut adalah 5,972; 5,981;
dan 5,992. Nilai pH dari ketiga formula masih memenuhi rentang pH kulit.
4. 4. 4. Waktu Mengering
Tabel 4.6.Data waktu mengeringMasker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.)
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.4.Grafik Data Waktu Mengering Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.)
Sampel Waktu Mengering (menit)
F1
F2
F3
33.33
30
25
05
101520253035
F1 F2 F3
Wak
tu M
enge
rin
g (m
enit
)
Sampel
Data Waktu Mengering
35
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Suatu teknik evaluasi waktu pengeringan in vitro yang
dimodifikasi dikembangkan untuk memperkirakan waktu yang diperlukan
agar formulasi kering sepenuhnya(Beringhs, et al., 2013). Secara ideal,
masker peel-off harus memiliki waktu mengering antara 15-30 menit
(Grace, et al., 2015). Tabel 4.6. menunjukkan data waktu mengering
masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.), yaitu F1
memiliki waktu mengering selama 33,33 menit, F2 memiliki waktu
mengering selama 30 menit, dan F3 memiliki waktu mengering selama 25
menit. Berdasarkan hasil tersebut, F2 dan F3 masih memenuhi rentang
waktu mengering ideal untuk masker peel-off, sedangkan untuk F1
melebihi rentang waktu mengering ideal untuk masker peel-off.
Gambar 4.4.menunjukkangrafik data waktu mengering masker
peel-off minyak atsiri kulit buah lemon. Seperti yang terlihat pada grafik,
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi HPMC yang
digunakan semakin cepat waktu yang diperlukan masker peel-off untuk
mengering. Hal ini dapat terjadi karena retensi yang lebih besar dan
pengikatan cairan oleh gelling agent(Budiman et al., 2017). Oleh karena
itu, jumlah air dalam sediaan masker peel-off menjadi lebih sedikit
sehingga menjadi lebih cepat mengering.
4. 4. 5. Daya Sebar
Tabel 4.7.Data Luas Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limonL.)
Beban Luas Daya Sebar (cm2)
F1 F2 F3
0 gram 10,36 8,04 7,87
19 gram 21,50 16,13 13,63
39 gram 28,58 20,15 18,09
59 gram 33,85 24,33 21,77
79 gram 37,74 27,95 23,46
99 gram 42,22 31,81 27,02
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
36
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%, F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.5.Grafik Data Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.)
Pengujian daya menyebar masker gel peel-off yaitu untuk melihat
kemampuan menyebar diatas permukaan kulit pada saat pemakaian
(Voight, 1994). Masker peel-off yang baik memiliki daya sebar sekitar 5-7
cm (Rahmawanty et al., 2015), atau luas daya sebarnya sekitar 19,63 cm2-
38,47 cm2. Tabel 4.7.menunjukkan data luas daya sebar dari masker peel-
off kulit buah lemon (Citrus limon L.). Pada saat masker peel-off tidak
diberi beban, luas daya sebar dari F1, F2, dan F3 secara berturut-turut
adalah 10,36 cm2, 8,04 cm2 dan 13,63 cm2. Pada saat masker peel-off
diberi beban sebesar 19 gram, luas daya sebar dari F1, F2, dan F3 secara
berturut-turut adalah 21,50 cm2, 16,13 cm2, dan 13,63 cm2. Pada saat
masker peel-off diberi beban sebesar 39 gram, luas daya sebar dari F1, F2,
dan F3 secara berturut-turut adalah 28,58 cm2, 20,15 cm2, dan 18,09 cm2.
Pada saat masker peel-off diberi beban sebesar 59 gram, luas daya sebar
dari F1, F2, dan F3 secara berturut-turut adalah 33,85 cm2, 24,33 cm2, dan
21,77 cm2. Pada saat masker peel-off diberi beban sebesar 79 gram, luas
daya sebar dari F1, F2, dan F3 secara berturut-turut adalah 37,74 cm2,
27,95 cm2, dan 23,46 cm2. Pada saat masker peel-off diberi beban sebesar
99 gram, luas daya sebar dari F1, F2, dan F3 secara berturut-turut adalah
0
510
15
20
2530
3540
45
0 20 40 60 80 100
Luas
Day
a S
eb
ar (
cm2)
Beban (gram)
Data Daya Sebar
F1
F2
F3
37
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
42,22 cm2, 31,81 cm2, dan 27,02 cm2.Berdasarkan hasil tersebut, hanya F2
dan F3 masih memenuhi rentang luas daya sebar yang baik untuk masker
peel-off.
Gambar 4.5.menunjukkan grafik data daya sebar masker peel-off
minyak atsiri kulit buah lemon.Seperti yang terlihat pada grafik, dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi HPMC yang digunakan
semakin kecil luas daya sebar dari masker peel-off.Penurunan daya sebar
terjadi melalui meningkatnya ukuran unit molekul karena telah
mengabsorbsi pelarut sehingga cairan tersebut tertahan dan meningkatkan
tahanan untuk mengalir dan menyebar (Martin, 1993).
4. 4. 6. Cycling Test
Cycling testdilakukan pada sediaan dengan suhu penyimpanan
yang berbeda dalam interval waktu tertentu dengan tujuan untuk
mempercepat terjadinya perubahan yang biasanya terjadi pada kondisi
normal (Suryani, et al., 2017).Cycling test dilakukan dengan menyimpan
sediaan pada suhu 4±2ᵒC selama 24 jam, kemudian dipindahkan ke dalam
oven bersuhu 40±2ᵒC selama 24 jam. Perlakuan ini adalah satu siklus
pengujian.Pengujian dilakukan sebanyak 6 siklus atau selama 12
hari.Kemudian diamati apakah terdapat perubahan terhadap organoleptis,
viskositas, pH, waktu mengering, dan daya sebar sediaan.
Secara organoleptis, ketiga formula masih berwarna putih keruh,
berbau khas minyak atsiri lemon, dan homogen.Tetapi, terlihat gel masker
peel-off mengalami sineresis yang ditandai dengan adanya lapisan agak
keras di bagian atas gel masker peel-off.Sineresis adalah peristiwa
keluarnya air dari dalam gel dimana gel mengkerut sehingga cenderung
memeras air keluar dari dalam sel, akibatnya gel nampak lebih kecil dan
padat (Kuncari, dkk, 2014).
38
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Tabel 4.8.Data Viskositas Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus Limon L.) Sebelum dan Sesudah Cycling test
Sampel Viskositas (cps)
Sebelum Cycling test
Viskositas (cps)
SesudahCycling test
F1 7367 5767
F2 15400 13833
F3 24067 23700
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC
2%, F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC 2%, F3
= Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.6.Grafik Data Viskositas Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling test
Setelah cycling test, viskositas dari ketiga formula masker peel-
off berubah dan mengalami penurunan. Tabel 4.8. menunjukkan data nilai
viskositas dari masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus
limon L.) yaitu untuk F1, F2, dan F3 secara berturut-turut setelah cycling
testadalah 5767 cps, 13833 cps, dan 23700 cps.Berdasarkan hasil tersebut,
hanya viskositas dari F2 dan F3 sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit
buah lemon yang sesuai dengan nilai viskositas yang dianjurkan.
Gambar 4.6.menunjukkangrafik data viskositas masker peel-off
minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) sebelum dan setelah
cycling test. Seperti yang terlihat pada grafik, penurunan nilai
viskositasdapat disebabkan oleh penyimpanan sediaan pada suhu
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
F1 F2 F3
Vis
kosi
tas
(cp
s)
Sampel
Data Viskositas
Sebelum Cycling Test
Setelah Cycling Test
39
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
tinggi.Suhu tinggi akan memperbesar jarak antar partikel sehingga gaya
antar partikel akan berkurang. Jarak yang semakin besar menyebabkan
viskositas semakin menurun (Anggraeni, dkk, 2012).
Tabel 4.9.Data Waktu Mengering Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling test
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC
2%, F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC
2%, F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.7.Grafik Data Waktu Mengering Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling test
Waktu yang diperlukan masker peel-off untuk mengering
bertambah setelah cycling test. Tabel 4.9. menunjukkan data waktu
mengering dari dari masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus
limon L.) untukF1, F2, dan F3 setelah cycling test secara berturut-turut
adalah 45 menit, 40 menit, dan 35 menit.Berdasarkan hasil tersebut, ketiga
formula dari sediaan masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon
melebihi rentang waktu mengering ideal untuk masker peel-off.
Sampel Waktu Mengering (menit)
Sebelum Cycling test Setelah Cycling test
F1 33,33 45
F2 30 40
F3 25 35
05
1015202530354045
F1 F2 F3
Wak
tu M
enge
rin
g (m
enit
)
Sampel
Data Waktu Mengering
Sebelum Cycling Test
Setelah Cycling Test
40
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Gambar 4.6.menunjukkangrafik data waktu mengering masker
peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) sebelum dan
setelah cycling test. Seperti yang terlihat pada grafik, peningkatan waktu
mengering disebabkan oleh sineresis yang terjadi pada sediaan sehingga
jumlah air di dalam sediaan meningkat. Selain itu, kemasan yang kurang
kedap dapat menyebabkan sediaan menyerap uap air dari luar, sehingga
menambah volume air dalam sediaan (Sulastri & Rahmiyati, 2016).
Tabel 4.10.Data pH Masker Peel-OffMinyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling test
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC
2%, F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC
2%, F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.8.Grafik Data pH Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling test
Nilai pH dari masker peel-off mengalami penurunan setelah
cycling test. Tabel 4.10. menunjukkan nilai pH dari masker peel-off
minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) untuk F1, F2, dan F3
Sampel
Nilai pH
Sebelum Cycling test Setelah Cycling test
F1 5,972 5,870
F2 5,981 5,876
F3 5,992 5,888
55.25.45.65.8
66.26.4
F1 F2 F3
pH
Sampel
Data pH
Sebelum Cycling Test
Setelah Cycling Test
41
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
setelah cycling test secara berturut-turut adalah 5,870; 5,876; dan
5,888.Berdasarkan hasil tersebut, nilai pH dari ketiga formula masih
memenuhi rentang pH kulit.
Gambar 4.8.menunjukkangrafik data pH masker peel-off minyak
atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) sebelum dan setelah cycling test.
Seperti yang terlihat pada grafik, penurunan nilai pH dapat disebabkan
oleh sineresis yang terjadi pada sediaan sehingga jumlah air di dalam
sediaan meningkat dan menurunkan nilai pH.
Tabel 4.11.Data Luas Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus Limon L.) Sebelum dan Setelah Cycling test
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC 2%, F3 =
Formulasi dengan HPMC 3%
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC 2%, F3 =
Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.9.Grafik Data Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.) Sebelum Cycling test
Beban
(gram)
Luas Daya Sebar (cm2)
Sebelum Cycling test Setelah Cycling test
F1 F2 F3 F1 F2 F3
0 10,36 8,04 7,87 15,20 14,29 12,98
19 21,45 16,13 13,63 22,61 20,96 17,84
39 28,58 20,15 18,09 30,18 25,80 23,75
59 33,85 24,33 21,77 34,89 29,21 26,11
79 37,74 27,95 23,46 41,83 32,83 29,85
99 42,22 31,82 27,02 47,76 36,66 32,49
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 20 40 60 80 100
Luas
Day
a S
eb
ar (
cm2 )
Beban (gram)
Data Daya Sebar Sebelum Cycling Test
F1
F2
F3
42
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC 2%, F3
= Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.10.Grafik Data Daya Sebar Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.) Setelah Cycling test
Luas daya sebar dari masker peel-off mengalami peningkatan
setelah cycling test. Tabel 4.11.menunjukkan data daya sebar masker peel-
off kulit buah lemon (Citrus limon L.). Pada saat sediaan masker peel-off
belum diberi beban, luas daya sebar setelah cycling test dari F1, F2, dan F3
secara berturut-turut adalah 15,20 cm2, 14,29 cm2, dan 12,98 cm2. Pada
saat sediaan masker peel-off diberi beban 19 gram, luas daya sebar setelah
cycling test dari F1, F2, dan F3 secara berturut-turut adalah 22,61 cm2,
20,96 cm2, dan 17,84 cm2. Pada saat sediaan masker peel-off diberi beban
39 gram, luas daya sebar setelah cycling test dari F1, F2, dan F3 secara
berturut-turut adalah 30,18 cm2, 25,80 cm2, dan 23,75 cm2. Pada saat
sediaan masker peel-off diberi beban 59 gram, luas daya sebar setelah
cycling test dari F1, F2, dan F3 secara berturut-turut adalah 34,89 cm2, 29,
21 cm2, dan 26,11 cm2. Pada saat sediaan masker peel-off diberi beban 79
gram, luas daya sebar setelah cycling test dari F1, F2, dan F3 secara
berturut-turut adalah 41,83 cm2, 32,83 cm2, dan 29,85 cm2. Pada saat
sediaan masker peel-off diberi beban 99 gram, luas daya sebar setelah
cycling test dari F1, F2, dan F3 secara berturut-turut adalah 47,76 cm2,
0
10
20
30
40
50
60
0 20 40 60 80 100
Lua
s D
aya
Se
ba
r (c
m2)
Beban (gram)
Data Daya Sebar Setelah Cycling Test
F1
F2
F3
43
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
36,66 cm2, dan 32,49 cm2.Berdasarkan hasil tersebut, hanya F2 dan F3
masih memenuhi rentang luas daya sebar yang baik untuk masker peel-off.
Gambar 4.9.dan 4.10. menunjukkangrafik data daya sebar masker
peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.) sebelum dan
setelah cycling test. Seperti yang terlihat pada grafik, penurunan luas daya
sebar setelah cycling test dapat disebabkan oleh sineresis yang terjadi pada
sediaan masker peel-off. Sineresis menyebabkan gelling agent yang
terdapat di dalam sediaan tidak dapat mengikat air lagi sehingga
menurunkan tahanan gel untuk mengalir dan menyebar (Martin, 1993).
4. 4. 7. Sifat Mekanik
Tabel 4.12.Data Kekuatan Tarik dan Elongasi Masker Peel-Off Minyak Atsiri
Kulit Buah Lemon (Citrus Limon L.)
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC
2%, F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC 2%, F3
= Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.11.Grafik Data Kekuatan Tarik MaskerPeel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.)
Sampel Kekuatan Tarik (N/mm2) Elongasi (%)
F1
F2
F3
1,58
1,59
5,81
376,1
416,7
589,1
0.000
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
F1 F2 F3Kek
uat
an T
arik
(kg
/mm
2)
Sampel
Kekuatan Tarik
44
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC
2%, F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Gambar 4.12.Grafik Data Elongasi Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limonL.)
Pengujian sifat mekanik dari masker peel-off minyak atsiri kulit
buah lemon yang dilakukan meliputi uji kekuatan tarik dan elongasi.
Kekuatan tarik merupakan tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh
material sebelum terputus, sedangkan elongasi merupakan perubahan
panjang maksimum film sebelum terputus. Pengujian elongasi dilakukan
dengan membandingkan penambahan panjang yang terjadi dengan panjang
bahan sebelum dilakukan uji tarik (Arini, Ulum, & Kasman, 2017).
Pada pengujian sifat mekanik, gaya bebantarik diberikan
secaraterus-menerusdengan menambahkan beban,sehingga akan
mengakibatkan perubahan bentuk pada penampang benda berupa
pertambahan panjang dan pengecilan luas permukaan dan
berakibatpatahnya material uji. Sebelum patah material uji saat dilakukan
uji tarik akan mengalami tegangan elastis sampai mencapai titik luluh
hingga mengalami perpatahan(Callister & Rethwisch, 2007).
Tabel 4.12 menunjukkan nilai kekuatan tarik dan elongasi
masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon. Nilai kekuatan tarik untuk
F1 sebesar 1,58, F2 sebesar 1,59, dan F3 sebesar 5,81. Sedangkan untuk
nilai elongasi F1 sebesar 376,1%, F2 sebesar 416,7%, dan F3 sebesar
589,1%. Gambar 4.11.dan 4.12. menunjukkangrafik data kekuatan tarik
dan elongasi masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon. Seperti yang
0
200
400
600
800
F1 F2 F3
Elo
nga
si (%
)
Sampel
Elongasi
45
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
terlihat pada grafik, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
HPMC yang digunakan, semakin tinggi pula nilai kekuatan tarik dan
elongasi dari sediaan masker peel-off.Penambahan HPMC pada sediaan
masker peel-off bertujuan untuk meningkatkan elastisitas dari film masker
peel-off yang dihasilkan, sehingga peningkatan konsentrasi HPMC yang
digunakan dapat menyebabkan film masker peel-off yang dihasilkan
semakin elastis dan tidak mudah putus.
4. 5. Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit
Buah Lemon (Citrus limonL.)
Tabel 4.13.Data Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit
Buah Lemon (Citrus limonL.) Sebelum dan Setelah Cycling test
Sampel
Aktivitas Antioksidan
Perubahan IC50 (%) Sebelum Cycling test Setelah Cycling test
IC50(ppm) AAI IC50(ppm) AAI
F1
F2
F3
141,353
139,188
141,896
1,132
1,150
1,128
172,886
169,023
175,930
0,925
0,947
0,909
22,308%
21,435%
23,985%
Keterangan : F1 = Formulasi dengan HPMC 1%. F2 = Formulasi dengan HPMC 2%,
F3 = Formulasi dengan HPMC 3%
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode
DPPH.Sampel dibuat larutan induk 1000 ppm, kemudian dibuat ke dalam
beberapa seri konsentrasi, yaitu 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 160 ppm.
Ke dalam setiap seri konsentrasi ditambahkan sebanyak 1 ml DPPH 0,4 mM dan
diencerkan dengan metanol. Selanjutnya absorbansi larutan diukur menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516,2 nm. Data perhitungan
aktivitas antioksidan masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus
limonL.) terdapat pada lampiran 13.
Tabel 4.13.menunjukkan data hasil uji aktivitas antioksidan masker peel-
off sebelum dan setelah cycling test. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan
yang dilakukan, didapatkan nilai IC50 dari masker peel-offminyak atsiri kulit buah
lemonuntuk nilai IC50 dari F1 sebesar 141,353 ppm, F2 sebesar 139,188 ppm, dan
F3 sebesar 141,896 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa masker peel-off minyak
46
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
atsiri kulit buah lemon memiliki aktivitas antioksidan. Jika dibandingkan dengan
nilai IC50 dari minyak atsiri kulit buah lemon sebelum dibuat dalam bentuk
sediaan masker peel-off, mengalami nilai IC50 dari minyak atsiri kulit buah lemon
mengalami penurunan. Minyak atsiri kulit buah lemon sebelum dibuat dalam
bentuk sediaan masker peel-offmemiliki nilai IC50 sebesar 103,572 ppm dengan
persentase penurunan konsentrasi IC50 sekitar 35,956%.
Meskipun aktivitas antioksidan minyak atsiri kulit buah lemon mengalami
penurunan setelah dibuat ke dalam bentuk sediaan, penggunaan minyak atsiri
secara langsung dioleskan pada kulit memberikan rasa kurang nyaman, karena
sifat minyak atsiri yang mudah menguap sehingga daya lekatnya kurang
optimal(Charunia, 2009). Selain itu, penggunaan minyak atsiri secara langsung
juga dapat menyebabkan toksisitas, bukan hanya karena konsentrasi minyak atsiri
yang tinggi, tetapi juga karena kemampuan minyak atsiri untuk melewati
membran kulit sangat efisien karena lipofilisitas dari minyak atsiri (Lis-Balchin,
2005). Minyak atsiri juga diketahui tidak stabil dan rentan terhadap degradasi
(Turek & Stintzing, 2013), sehingga penggunaan minyak atsiri dalam bentuk
sediaan dapat membuat minyak atsiri lebih stabil dan tahan lama.
Setelah cycling test, nilai IC50 dari masker peel-offminyak atsiri kulit buah
lemon mengalami peningkatan. Peningkatan nilai IC50 dari sediaan menandakan
menurunnya aktivitas antioksidan.Nilai IC50 dari masker peel-off minyak atsiri
kulit buah lemon untuk F1 menjadi sebesar 172,886 ppm (penurunan konsentrasi
IC50 sebesar 22,308%), F2 sebesar 169,023 ppm (penurunan konsentrasi IC50
sebesar 21,435%), dan F3 sebesar 175,930 ppm(penurunan konsentrasi IC50
sebesar 23,985%).
Setelah didapatkan nilai IC50, kemudian dapat dihitung nilai AAI.Nilai
AAI perlu diketahui untuk menggolongkan sifat antioksidan ekstrak. Berdasarkan
hasil uji aktivitas antioksidan yang dilakukan, didapatkan nilai AAI dari masker
peel-off minyak atsiri kulit buah lemon untuk F1 sebesar 1,132, F2 sebesar 1,150,
dan F3 sebesar 1,128. Hal ini menunjukkan bahwa masker peel-off minyak atsiri
kulit buah lemon (Citrus limon L.) memiliki aktivitas antioksidan kuat (aktivitas
antioksidan dikatakan kuat bila nilai AAI di antara 1-2). Setelah cycling test, nilai
AAI dari masker peel-offminyak atsiri kulit buah lemon mengalami
47
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
penurunan.Penurunan nilai AAI dari sediaan menandakan menurunnya aktivitas
antioksidan. Nilai AAI dari masker peel-offminyak atsiri kulit buah lemon untuk
F1 sebesar 0,925, F2 sebesar 0,947, dan F3 sebesar 0,909. Hal ini menunjukkan
bahwa masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon yang sebelumnya memiliki
aktivitas antioksidan kuat, setelah cycling test aktivitas antioksidannya menurun
dan berubah menjadi sedang (aktivitas antioksidan dikatakan sedang bila nilai
AAI antara 0,5-1).
Senyawa-senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri sangat mudah
menguap dan rentan terhadap degradasi (Turek & Stintzing, 2013), sehingga
penyimpanan sediaan dalam suhu tinggi selama cycling test serta terpaparnya
sediaan terhadap udara dalam waktu lama dapat menurunkan kadar limonene dan
senyawa-senyawa lainnya dalam minyak atsiri kulit buah lemon yang berperan
sebagai antioksidan yang mengakibatkan penurunan aktivitas antioksidan.
4. 6. Analisis Data
Tabel 4.14.Data Nilai P Hasil Analisis Data Pengaruh Konsentrasi HPMC Terhadap Sifat
Fisik Masker Peel-Off Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrsu limonL.)
Nilai P
Viskositas pH Waktu
Mengering
Daya
Sebar
Kekuatan
Tarik Elongasi
0,000 0,310 0,029 0,011 0,002 0,178
Tabel 4.14 menunjukkan nilai P hasil analisis data, dimana
berdasarkanhasil tersebut, terdapat perbedaan secara bermakna (P<0,05)
padaparameter viskositas, waktu mengering, daya sebar, dan kekuatan tarik dari
penggunaan variasi konsentrasi HPMC pada masker peel-off yang dihasilkan.
Sedangkan untuk parameter pH dan elongasi, tidak terdapat perbedaan secara
bermakna (P>0,05) dari penggunaan variasi konsentrasi HPMC pada masker peel-
off yang dihasilkan.
48
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BAB V
PENUTUP
5. 1. Kesimpulan
1. Penambahan konsentrasi HPMC mempengaruhi viskositas, waktu
mengering, daya sebar, dan kekuatan tarik, tetapi tidak mempengaruhi
pH dan elongasi dari masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon
(Citrus limon L.).
2. Masker peel-off minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.)
memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50untuk F1 sebesar
141,353 µg/ml, F2 sebesar 139,188 µg/ml, dan F3 sebesar 141,896
µg/ml dan dengan nilai AAI untuk F1 sebesar 0,925, F2 sebesar 0,947,
dan F3 sebesar 0,909.
5. 2. Saran
1. Perlu dilakukan penambahan konsentrasi minyak atsiri kulit buah
lemon (Citrus limonL.) dalam sediaan masker peel-offuntuk
meningkatkan aktivitas antioksidan zat aktif pada sediaan.
2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut menggunakan uji penetrasi.
49
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
Angela, L. (2012). Aktivitas Antioksidan dan Stabilitas Fisik Gel Anti-aging yang
Mengandung Ekstrak Etanol Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.).
University of Indonesia.
Anggraeni, Y., Hendradi, E., & Purwanti, T. (2012). Karakteristik sediaan dan
pelepasan Natrium Diklofenak Dalam Sistem Niosom Dengan Basis Gel
Carbomer 940. PharmaScientia, 1(1), 1–15.
Arini, D., Ulum, M. S., & Kasman, K. (2017). Pembuatan dan Pengujian Sifat
Mekanik Plastik Biodegradable Berbasis Tepung Biji Durian. Natural
Science: Journal of Science and Technology (Vol. 6).
Barnard, C. (2011). Investigating The Effect Of Various Film-Forming Polymers
On The Evaporation Rate Of A Volatile Component In A Cosmetic
Formulation. Nelson Mandela Metropolitan University.
Ben Hsouna, A., Ben Halima, N., Smaoui, S., & Hamdi, N. (2017). Citrus lemon
essential oil: Chemical composition, antioxidant and antimicrobial activities
with its preservative effect against Listeria monocytogenes inoculated in
minced beef meat. Lipids in Health and Disease, 16(1).
Beringhs, A. O., Rosa, J. M., Stulzer, H. K., Budal, R. M., & Sonaglio, D. (2013).
Green Clay and Aloe Vera Peel-off Facial Masks: Response Surface
Methodology Applied to the Formulation Design. AAPS PharmSciTech,
14(1), 445–455.
Blois, M. S. (1958). Antioxidant Determinations by the Use of A Stable Free
Radical. Nature.
Budiman, A., Aulifa, D. L., Kusuma, A. S. W., Kurniawan, I. S., & Sulastri, A.
(2017). Peel-off gel formulation from black mulberries (Morus nigra) extract
as anti-acne mask. National Journal of Physiology, Pharmacy and
Pharmacology.
Callister, W. D., & Rethwisch, D. (2007). Materials Science and Engineering: An
50
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Introduction. Materials Science and Engineering.
Charunia, D. (2009). FORMULASI SALEP MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU
GIRING (Curcuma heyneana Val. & v. Zijp.) DAN UJI AKTIVITAS Candida
albicans IN VITRO MENGGUNAKAN BASIS POLIETILENGLIKOL 4000
DAN POLIETILENGLIKOL 400. Muhammadiyah Surakarta.
DeNaverre, M. G. (1975). The Chemistry and Manufacture of Cosmetic (2nd ed.).
Orlando: Continental.
Grace, F. (2015). Preparation and Evaluation of Herbal Peel Off Face Mask. J.
PharmTech Res. American Journal of PharmTech Research.
Homnava, A., Rogers, W., & Eitenmiller, R. R. (1990). Provitamin A Activity of
Specialty Fruit Marketed in the United States. Journal of Food Composition
and Analysis (Vol. 3).
Kuncari, E., Iskandarsyah, & Praptiwi. (2014). EVALUASI, UJI STABILITAS
FISIK DAN SINERESIS SEDIAAN GEL YANG MENGANDUNG
MINOKSIDIL, APIGENIN DAN PEa. Buletin Penelitian Kesehatan.
Lis-Balchin, M. (2005). Aromatherapy Science : A Guide for Healthcare
Professionals. UK.
Martin, A. (1993). Farmasi Fisik (Ketiga). Jakarta: UI-Press.
Naibaho, O. H., Yamlean, P. V. Y., & Wiyono, W. (2013). Pengaruh Basis Salep
Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
sanctum L.) Pada Kulit Punggung Kelinci yang Dibuat Infeksi
Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT.
Rahmawanty, D., Yulianti, N., & Fitriana, M. (2015). Formulasi dan Evaluasi
Masker Wajah Peel Off Mengandung Kuersetin dengan Variasi Konsentrasi
Gelatin dan Gliserin. Media Farmasi.
Rowe, G. R., Sheskey, P. J., & Owen, S. C. (2006). Handbook of Pharmaceutical
Excipients (Edisi 5). London: Pharmaceutical Press.
51
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients (Edisi 6). USA: Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Association.
Scherer, R., & Godoy, H. T. (2009). Antioxidant activity index (AAI) by the 2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl method. Food Chemistry.
Slavtcheff, C. S. (2000). Patent 2000/0004913. Indonesia.
Sulastri, E., & Rahmiyati, D. (2016). Pengaruh Pati Pragelatinasi Beras Hitam
Sebagai Bahan Pembentuk Gel Tehadap Mutu Fisik Sediaan Masker Gel
Peel Off. Jurnal Pharmascience, 03(02), 69–79.
Suryani, Putri, andi eka purnama, & Agustyiani, P. (2017). Formulasi Dan Uji
Stabilitas Sediaan Gel Ekstrak Terpurifikasi Daun Paliasa (Keinhovia
Hospita L.). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi - UNSRAT, 6(3), 157–169.
Syarifah, R. S., Mulyanti, D., & Gadri, A. (2015). Formulasi Sediaan Masker Gel
Peel-off Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L.) sebagai Antijerawat dan
Uji Aktivitasnya terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes. Prosiding
Penelitian SPeSIA Unisba 2015, 662–670.
Turek, C., & Stintzing, F. C. (2013). Stability of essential oils: A review.
Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety.
Vieira, R. P., Fernandes, A. R., Kaneko, T. M., Consiglieri, V. O., Pinto, C. A. S.
D. O., Pereira, C. S. C., … Velasco, M. V. R. (2009). Physical and
physicochemical stability evaluation of cosmetic formulations containing
soybean extract fermented by Bifidobacterium animalis. Brazilian Journal of
Pharmaceutical Sciences, 45(3), 515–525.
Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM.
Wilkinson, J. B., & Moore, R. J. (1982). Harry’s Cosmeticology. Harry’s
Cosmeticology (7th ed.). London: Longman Group.
52
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 1
Alur Penelitian
Analisis Kandungan Kimia dalam Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
Formulasi Sediaan Masker Peel-off
Pembuatan Sediaan Masker Peel-off
Evaluasi Sediaan Masker Peel-off
Uji Aktivitas Antioksidan Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
Metode DPPH
Organoleptis
Sifat Mekanik
Cycling test
Daya Sebar
Waktu Mengering
pH
Viskositas
Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Masker Peel-offMinyak Atsiri Kulit Buah Lemon
(Citrus limon L.)
Analisis Data
53
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 2
Sertifikat Analisa Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
54
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 3
Sertifikat Analisa HPMC
55
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran4
Sertifikat Analisa Vitamin C
56
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 5
Sertifikat Analisa DPPH
57
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 6
Preparasi Uji Aktivitas Antioksidan
1. Pembuatan Larutan DPPH 0,4 mM
M = 0,0004 M
V = 25 ml
Mr = 394,32
𝑀 =𝑤 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
𝑀𝑟×
1000
𝑣 (𝑚𝑙)
0,0004 𝑀 =𝑤 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
394,32×
1000
25 𝑚𝑙
w = 0,0039432 gram = 3,9432 mg = 4 mg
Sebanyak 4 mg serbuk DPPH dilarutkan dengan metanol p.a di dalam
labu ukur 25 ml sampai tanda batas. Larutan ini dibuat sebagai larutan induk
DPPH.
2. Pembuatan Larutan Vitamin C
a. Pembuatan Larutan Induk Vitamin C
100 ppm = 100 µg/ml
100 ppm = X µg/ 25 ml
X = 2.500 µg = 2,5 mg
Sebanyak 2,5 mg vitamin C dilarutkan dengan metanol p.a di
dalam labu ukur 25 ml sampai tanda batas. Larutan ini dibuat sebagai
larutan induk vitamin C.
b. Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Vitamin C
1) Larutan vitamin C 1 ppm
V1 M1 = V2M2
V1 × 100 ppm = 10 ml × 1 ppm
V1 = 0,1 ml
Sebanyak 0,1 ml larutan vitamin C dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
58
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2) Larutan vitamin C 2 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 100 ppm = 10 ml × 2 ppm
V1 = 0,2 ml
Sebanyak 0,2 ml larutan vitamin C dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
3) Larutan vitamin C 3 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 100 ppm = 10 ml × 3 ppm
V1 = 0,3 ml
Sebanyak 0,3 ml larutan vitamin C dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
4) Larutan vitamin C 4 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 100 ppm = 10 ml × 4 ppm
V1 = 0,4 ml
Sebanyak 0,1 ml larutan vitamin C dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
5) Larutan vitamin C 5 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 100 ppm = 10 ml × 5 ppm
V1 = 0,5 ml
Sebanyak 0,5 ml larutan vitamin C dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
3. Pembuatan Larutan Blanko
Sebanyak 1 ml larutan DPPH diambil dari larutan induk DPPH dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian ditambahkan metanol p.a
sampai tanda batas.
59
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
4. Pembuatan Larutan Uji Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon
L.)
a. Pembuatan Larutan Induk Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limon L.)
1000 ppm = 1000 µg/ml
1000 ppm = X µg/ 25 ml
X = 25.000 µg = 25 mg
Sebanyak 25 mg minyak atsiri kulit buah lemon (Citrus limon L.)
dilarutkan dengan metanol p.a di dalam labu ukur 25 ml sampai tanda
batas. Larutan ini dibuat sebagai larutan induk minyak atsiri kulit buah
lemon (Citrus limon L.).
b. Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.)
1) Larutan minyak atsiri kulit buah lemon 10 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 10 ppm
V1 = 0,1 ml
Sebanyak 0,1 ml larutan minyak atsiri kulit buah lemon
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian ditambahkan
metanol p.a sampai tanda batas.
2) Larutan minyak atsiri kulit buah lemon 20 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 20 ppm
V1 = 0,2 ml
Sebanyak 0,2 ml larutan minyak atsiri kulit buah lemon
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian ditambahkan
metanol p.a sampai tanda batas.
3) Larutan minyak atsiri kulit buah lemon 40 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 40 ppm
V1 = 0,4 ml
60
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Sebanyak 0,4 ml larutan minyak atsiri kulit buah lemon
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian ditambahkan
metanol p.a sampai tanda batas.
4) Larutan minyak atsiri kulit buah lemon 80 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 80 ppm
V1 = 0,8 ml
Sebanyak 0,8 ml larutan minyak atsiri kulit buah lemon
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian ditambahkan
metanol p.a sampai tanda batas.
5) Larutan minyak atsiri kulit buah lemon 160 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 160 ppm
V1 = 1,6 ml
Sebanyak 1,6 ml larutan minyak atsiri kulit buah lemon
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian ditambahkan
metanol p.a sampai tanda batas.
6) Pembuatan Larutan Uji Sampel Masker Peel-off Minyak Atsiri Kulit
Buah Lemon (Citrus limon L.)
a. Pembuatan Larutan Induk Sampel Masker Peel-off Minyak Atsiri
Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
Dalam 200 gram gel masker peel-off mengandung 2 gram minyak atsiri
2 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖
200 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑒𝑙=
0,025 𝑚𝑔 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑎𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖
𝑥 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑒𝑙
X = 2,5 gram gel → dalam 2,5 gram gel
mengandung 25 mg minyak
atsiri
Sebanyak 2,5 gramgel masker peel-off minyak atsiri kulit buah
lemon (Citrus limon L.) dilarutkan dengan metanol p.a di dalam labu ukur
25 ml sampai tanda batas. Larutan ini dibuat sebagai larutan induk sampel.
61
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
a. Pembuatan Seri Konsentrasi Larutan Sampel Masker Peel-off
Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
1) Larutan sampel10 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 10 ppm
V1 = 0,1 ml
Sebanyak 0,1 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 10
ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
2) Larutan sampel20 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 20 ppm
V1 = 0,2 ml
Sebanyak 0,2 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 10
ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
3) Larutan sampel40 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 40 ppm
V1 = 0,4 ml
Sebanyak 0,4 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 10
ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
4) Larutan sampel80 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 80 ppm
V1 = 0,8 ml
Sebanyak 0,8 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 10
ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
5) Larutan sampel160 ppm
V1 M1 = V2 M2
V1 × 1000 ppm = 10 ml × 160 ppm
V1 = 1,6 ml
Sebanyak 1,6 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 10
ml, kemudian ditambahkan metanol p.a sampai tanda batas.
62
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 7
Hasil Pengamatan Organoleptis
Pengamatan Organoleptis
Waktu F1 F2 F3
Sebelum
Cycling
test
Setelah
Cycling
test
63
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Homogenitas
Waktu F1 F2 F3
Sebelum
Cycling test
Setelah
Cycling test
64
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 8
Data Viskositas
Sampel Viskositas (cps)
Sebelum CyclingTest
Viskositas (cps)
Setelah Cycling Test
F1
6900
6900
8300
5800
5900
5600
Rata-rata 7367 5767
F2
14100
16100
16000
13900
13800
13800
Rata-rata 15400 13833
F3
25500
22700
24000
21200
25500
24400
Rata-rata 24067 23700
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
F1 F2 F3
Vis
kosi
tas
(cp
s)
Sampel
Data Viskositas
Sebelum Cycling Test
Setelah Cycling Test
65
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 9
Data Waktu Mengering Masker Peel-off
Sampel Waktu Sediaan Mengering (menit)
Sebelum Cycling Test Setelah Cycling Test
F1
30
35
35
45
45
45
Rata-rata (menit) 33,33 45
F2
30
30
30
40
40
40
Rata-rata (menit) 30 40
F3
25
25
25
35
35
35
Rata-rata (menit) 35 35
0.005.00
10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.00
F1 F2 F3
Wak
tu M
en
geri
ng
(me
nit
)
Sampel
Data Waktu Mengering
Sebelum Cycling Test
Setelah Cycling Test
66
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 10
Data Daya Sebar Masker Peel-off
Sebelum Cycling Test
Sampel Beban
(gram)
Diameter (cm) Rata-
rata Jari-jari
Luas
(cm2) 1 2 3
F1
0 3,9 3,7 3,5 3,7 1,85 10,747
19 5,2 5,4 5,1 5,233 2,617 21,499
39 6 6,1 6 6,033 3,017 28,575
59 6,3 6,7 6,7 6,567 3,283 33,850
79 7 6,9 6,9 6,933 3,467 73,736
99 7,4 7,3 7,3 7,333 3,667 42,216
F2
0 3,1 3 3,5 3,2 1,6 8,038
19 4,2 4,1 5,3 4,533 2,267 16,133
39 5 4,6 5,6 5,067 2,533 20,152
59 5,3 5 6,4 5,567 2,783 24,325
79 5,9 5,3 6,7 5,967 2,983 27,947
99 6,1 5,9 7,1 6,367 3,183 31,819
F3
0 3.2 3 3,3 3,167 1,583 7,872
19 4,1 4,2 4,2 4,167 2,083 13,628
39 4,8 4,8 4,8 4,8 2,4 18,086
59 5,2 5,4 5,2 5,267 2,633 21,774
79 5,5 5,5 5,4 5,467 2,733 23,459
99 6 5,7 5,9 5,867 2,933 27,018
Setelah Cycling Test
Sampel Beban
(gram)
Diameter (cm) Rata-
rata Jari-jari
Luas
(cm2) 1 2 3
F1
0 3,9 3,7 3,5 3,7 1,85 10,747
19 5,2 5,4 5,1 5,233 2,617 21,499
39 6 6,1 6 6,033 3,017 28,575
59 6,3 6,7 6,7 6,567 3,283 33,850
79 7 6,9 6,9 6,933 3,467 73,736
99 7,4 7,3 7,3 7,333 3,667 42,216
F2
0 3,1 3 3,5 3,2 1,6 8,038
19 4,2 4,1 5,3 4,533 2,267 16,133
39 5 4,6 5,6 5,067 2,533 20,152
59 5,3 5 6,4 5,567 2,783 24,325
79 5,9 5,3 6,7 5,967 2,983 27,947
99 6,1 5,9 7,1 6,367 3,183 31,819
F3
0 3.2 3 3,3 3,167 1,583 7,872
19 4,1 4,2 4,2 4,167 2,083 13,628
39 4,8 4,8 4,8 4,8 2,4 18,086
59 5,2 5,4 5,2 5,267 2,633 21,774
79 5,5 5,5 5,4 5,467 2,733 23,459
99 6 5,7 5,9 5,867 2,933 27,018
67
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
0
10
20
30
40
50
60
0 19 39 59 79 99
Luas
Day
a Se
bar
(cm
2)
Beban (gram)
Data Daya Sebar F1
Sebelum CyclingTest
Setelah CycllingTest
0
10
20
30
40
0 19 39 59 79 99
Luas
Day
a Se
bar
(cm
2 )
Beban (gram)
Data Daya Sebar F2
Sebelum CyclingTest
Setelah CyclingTest
05
101520253035
0 19 39 59 79 99Luas
Day
a Se
bar
(cm
2 )
Beban (gram)
Data Daya Sebar F3
SebelumCycling Test
Setelah CyclingTest
68
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 11
Data pH Masker Peel-off
Sampel Nilai pH
Sebelum Cycling Test Setelah Cycling Test
F1
5,988
5,973
5,955
5,880
5,868
5,861
Rata-rata 5,972 5,870
F2
5,988
5,980
5,976
5,879
5,876
5,874
Rata-rata 5,981 5,876
F3
6,007
5,995
5,973
5,893
5,886
5,886
Rata-rata 5,992 5,888
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
F1 F2 F3
pH
Sampel
Data pH
Sebelum Cycling Test
Setelah Cycling Test
69
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 12
Data Sifat Mekanik Masker Peel-off
Formula Lebar
(mm)
Tebal
(mm)
σ
(N/mm2)
E
(%)
F1 4
4
4
0,3
0,3
0,3
2,65
1,85
1,2
491,2
435,5
201,6
Rata-rata 1,9 376,1
F2 4
4
4
0,4
0,4
0,4
2,7
1,6
3,35
453,2
246,3
550,6
Rata-rata 2,55 416,7
F3 4
4
4
0,2
0,2
0,2
4,15
6
3,8
543,2
613,9
610,2
Rata-rata 4,65 589,1
0
100
200
300
400
500
600
700
F1 F2 F3
Elo
nga
si (
%)
Sampel
Elongasi
0.000
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
F1 F2 F3
Ke
kuat
an T
arik
(N
/mm
2 )
Sampel
Kekuatan Tarik
70
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 13
Data Perhitungan Aktivitas Antioksidan
a. Data Absorbansi, %Inhibisi, IC50 dan AAI Vitamin C
Konsentrasi (ppm) Absorbansi %Inhibisi
Blanko
1
2
3
4
5
0,700
0,433
0,378
0,329
0,289
0,225
-
38,143
46
53
58,714
67,857
Perhitungan IC50 dan AAI Vitamin C
y = 7,214x +31,1
50 = 7,214x +31,1
7,214x = 50-31,1
7,214x = 18,9
IC50 = 2,619 ppm
AAI = 160/2,619 = 61,0709
y = 7.2143x + 31.1R² = 0.9955
0
20
40
60
80
0 1 2 3 4 5 6
%In
hib
isi
Konsentrasi (ppm)
Vitamin C
71
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
b. Data Absorbansi, %Inhibisi, IC50 dan AAI Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.)
Konsentrasi (ppm) Absorbansi %Inhibisi
Blanko
10
20
40
80
160
0,621
0,509
0,483
0,427
0,342
0,206
-
18,035
22,222
31,240
44,928
66,828
Perhitungan IC50 dan AAI Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus
limon L.)
y = 0,322x + 16,65
50 = 0,322x + 16,65
0,322x = 50-16,65
0,322x = 33,35
IC50 = 103,571
AAI = 160/103,571 = 1,545
y = 0.3225x + 16.653R² = 0.9903
0
20
40
60
80
0 50 100 150 200
%In
hib
isi
Konsentrasi (ppm)
Minyak Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.)
72
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
c. Data Absorbansi, %Inhibisi, IC50 dan AAI Masker Peel-off Minyak
Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.) Sebelum Cycling Test
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi %Inhibisi
F1 F2 F3 F1 F2 F3
Blanko
10
20
40
80
160
0,561
0,503
0,476
0,435
0,367
0,257
0,598
0,541
0,502
0,466
0,393
0,368
0,601
0,532
0,496
0,452
0,388
0,279
-
10,339
15,152
22,460
34,582
54,190
-
9,532
16,054
22,074
34,281
55,184
-
11,481
17,481
24,792
35,441
53,577
Perhitungan IC50 dan AAI Masker Peel-off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) F1 Sebelum Cycling Test
y = 0,286x + 9,573
50 = 0,286x + 9,573
0,286x = 50-9,573
0,286x = 40,427
IC50 = 141,353 ppm
AAI = 160/141,353 = 1,132
y = 0.2866x + 9.5737R² = 0.99
0
10
20
30
40
50
60
0 50 100 150 200
%In
hib
isi
Konsentrasi (ppm)
F1
73
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Perhitungan IC50 dan AAI Masker Peel-off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) F2 Sebelum Cycling Test
y = 0,293x + 9,218
50 = 0,293x + 9,218
0,293x = 50-9,218
0,293x = 40,782
IC50 = 139,188 ppm
AAI = 160/139,188 = 1,150
Perhitungan IC50 dan AAI Masker Peel-off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) F3 Sebelum Cycling Test
y = 0,269x + 11,83
50 = 0,269x + 11,83
y = 0.2937x + 9.2182R² = 0.9903
0
10
20
30
40
50
60
0 50 100 150 200
%in
hib
isi
Konsentrasi (ppm)
F2
y = 0.2696x + 11.834R² = 0.9817
0
10
20
30
40
50
60
0 50 100 150 200
%In
hib
isi
Konsentrasi (ppm)
F3
74
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
0,269x = 50-11,83
0,269x = 38,17
IC50 = 141,896 ppm
AAI = 160/141,896 = 1,128
d. Data Absorbansi, %Inhibisi, IC50 dan AAI Masker Peel-off Minyak
Atsiri Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.) Setelah Cycling Test
Konsentrasi
(ppm)
Absorbansi %Inhibisi
F1 F2 F3 F1 F2 F3
Blanko
10
20
40
80
160
0,595
0,544
0,506
0,479
0,418
0,322
0,595
0,556
0,518
0,485
0,432
0,314
0,588
0,524
0,502
0,467
0,413
0,320
-
8,571
14,958
19,196
29,748
45,882
-
6,555
12,941
18,487
27,395
47,227
-
10,884
14,626
20,578
29,762
45,578
Perhitungan IC50 dan AAI Masker Peel-off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) F1 Setelah Cycling Test
y = 0,237x + 9,026
50 = 0,237x + 9,026
0,237x = 50-9,026
0,237x = 40,974
IC50 = 172,886 ppm
AAI = 160/172,886 = 0,925
y = 0.2372x + 9.0266R² = 0.9828
0
10
20
30
40
50
0 50 100 150 200
Axi
s Ti
tle
Konsentrasi (ppm)
F1
75
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Perhitungan IC50 dan AAI Masker Peel-off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) F2 Setelah Cycling Test
y = 0,257x + 6,561
50 = 0,257x + 6,561
0,257x = 50-5,561
0,257x = 44,439
IC50 = 169,023 ppm
AAI = 160/169,023 = 0,925
y = 0.2574x + 6.5616R² = 0.9888
0
10
20
30
40
50
60
0 50 100 150 200
Axi
s Ti
tle
Axis Title
F2
y = 0.2264x + 10.247R² = 0.9908
0
10
20
30
40
50
0 50 100 150 200
%In
hib
isi
Konsentrasi (ppm)
F3
76
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Perhitungan IC50 dan AAI Masker Peel-off Minyak Atsiri Kulit Buah
Lemon (Citrus limon L.) F3 Setelah Cycling Test
y = 0,226x + 10,24
50 = 0,226x + 10,24
0,226x = 50-10,24
0,226x = 39,76
IC50 = 175,929 ppm
AAI = 160/175,929 = 0,910
77
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 14
Hasil Statistik Viskositas Masker Peel-off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
formula viskositas
N 9 9
Normal Parametersa,b Mean 2.00 15577.78
Std. Deviation .866 7345.199
Most Extreme Differences Absolute .209 .172
Positive .209 .172
Negative -.209 -.167
Test Statistic .209 .172
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Keterangan : Data viskositas masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Keterangan : Data viskositas masker peel-off homogen.
Test of Homogeneity of Variances
viskositas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.196 2 6 .827
78
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
3. Uji ANOVA
ANOVA
viskositas
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 423502222.222 2 211751111.111 156.595 .000
Within Groups 8113333.333 6 1352222.222
Total 431615555.556 8
Keterangan : terdapat perbedaan secara bermakna pada viskositas dari
setiap formula
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: viskositas
LSD
(I) formula (J) formula
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
HPMC 1% HPMC 2% -8133.333* 949.464 .000 -10456.59 -5810.08
HPMC 3% -16800.000* 949.464 .000 -19123.25 -14476.75
HPMC 2% HPMC 1% 8133.333* 949.464 .000 5810.08 10456.59
HPMC 3% -8666.667* 949.464 .000 -10989.92 -6343.41
HPMC 3% HPMC 1% 16800.000* 949.464 .000 14476.75 19123.25
HPMC 2% 8666.667* 949.464 .000 6343.41 10989.92
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Keterangan :
- Viskositas F1 berbeda secara bermakna dengan viskositas F2 dan F3 (P < 0,05).
- Viskositas F2 berbeda secara bermakna dengan viskositas F1 dan F3 (P < 0,05).
- Viskositas F3 berbeda secara bermakna dengan viskositas F1 dan F2 (P < 0,05).
79
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 15
Hasil Statistik pH Masker Peel-off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
formula pH
N 9 9
Normal Parametersa,b Mean 2.00 5.98167
Std. Deviation .866 .014983
Most Extreme Differences Absolute .209 .170
Positive .209 .114
Negative -.209 -.170
Test Statistic .209 .170
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Keterangan : Data pH masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Keterangan : Data pH masker peel-off homogen
Test of Homogeneity of Variances
pH
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.104 2 6 .391
80
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
3. Uji ANOVA
ANOVA
pH
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .001 2 .000 1.433 .310
Within Groups .001 6 .000
Total .002 8
Keterangan : tidak terdapat perbedaan secara bermakna pada pH dari setiap
formula.
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: pH
LSD
(I) formula (J) formula
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
HPMC 1% HPMC 2% -.009333 .011621 .453 -.03777 .01910
HPMC 3% -.019667 .011621 .142 -.04810 .00877
HPMC 2% HPMC 1% .009333 .011621 .453 -.01910 .03777
HPMC 3% -.010333 .011621 .408 -.03877 .01810
HPMC 3% HPMC 1% .019667 .011621 .142 -.00877 .04810
HPMC 2% .010333 .011621 .408 -.01810 .03877
Keterangan :
- Viskositas F1 tidak berbeda secara bermakna dengan pH F2 dan F3 (P > 0,05).
- Viskositas F2 tidak berbeda secara bermakna dengan pH F1 dan F3 (P > 0,05).
- Viskositas F3 tidak berbeda secara bermakna dengan pH F1 dan F2 (P > 0,05).
81
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 16
Hasil Statistik Waktu Mengering Masker Peel-off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
formula waktukering
N 9 9
Normal Parametersa,b Mean 2.00 29.44
Std. Deviation .866 3.909
Most Extreme Differences Absolute .209 .223
Positive .209 .221
Negative -.209 -.223
Test Statistic .209 .223
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Keterangan : Data waktu mengering masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Test of Homogeneity of Variances
waktukering
Levene Statistic df1 df2 Sig.
16.000 2 6 .004
Keterangan : Data waktu mengering masker peel-offtidak homogen
82
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
3. Uji Kruskal-Wallis
Test Statisticsa,b
waktukering
Chi-Square 7.086
df 2
Asymp. Sig. .029
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: formula
Keterangan : terdapat perbedaan secara bermakna pada waktu mengering dari
setiap formula
4. Uji Mann-Whitney
Test Statisticsa
waktukering
Mann-Whitney U 1.500
Wilcoxon W 7.500
Z -1.581
Asymp. Sig. (2-tailed) .114
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200b
a. Grouping Variable: konsentrasiHPMC
b. Not corrected for ties.
Keterangan :Waktu mengering F1 tidak berbeda secara bermakna dengan
waktu mengering F2 (P > 0,05).
83
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Test Statisticsa
waktukering
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.236
Asymp. Sig. (2-tailed) .025
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: konsentrasiHPMC
b. Not corrected for ties.
Keterangan : Waktu mengering F2 berbeda secara bermakna dengan waktu
mengering F3 (P < 0,05).
Test Statisticsa
waktukering
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 6.000
Z -2.121
Asymp. Sig. (2-tailed) .034
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100b
a. Grouping Variable: konsentrasiHPMC
b. Not corrected for ties.
Keterangan : Waktu mengering F1 berbeda secara bermakna waktu mengering
F3 (P < 0,05).
84
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 17
Hasil Statistik Daya Sebar Masker Peel-off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
formula dayasebar
N 9 9
Normal Parametersa,b Mean 2.00 29.80122
Std. Deviation .866 7.129139
Most Extreme Differences Absolute .209 .247
Positive .209 .247
Negative -.209 -.222
Test Statistic .209 .247
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .122c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Keterangan : Data daya sebar masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Test of Homogeneity of Variances
dayasebar
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.876 2 6 .055
Keterangan : Data daya sebar masker peel-off homogen
85
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
3. Uji ANOVA
ANOVA
dayasebar
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 317.194 2 158.597 10.644 .011
Within Groups 89.403 6 14.900
Total 406.597 8
Keterangan : terdapat perbedaan secara bermakna pada daya sebar dari setiap
formula
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: dayasebar
LSD
(I) formula (J) formula
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
HPMC 1% HPMC 2% 9.532517* 3.151772 .023 1.82041 17.24462
HPMC 3% 14.276533* 3.151772 .004 6.56443 21.98864
HPMC 2% HPMC 1% -9.532517* 3.151772 .023 -17.24462 -1.82041
HPMC 3% 4.744017 3.151772 .183 -2.96809 12.45612
HPMC 3% HPMC 1% -14.276533* 3.151772 .004 -21.98864 -6.56443
HPMC 2% -4.744017 3.151772 .183 -12.45612 2.96809
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Keterangan :
- Daya sebar F1 berbeda secara bermakna dengan daya sebar F2 dan F3 (P < 0,05).
- Daya sebar F2 berbeda secara bermakna dengan daya sebar F1 dan F3 (P < 0,05).
- Daya sebar F3 berbeda secara bermakna dengan daya sebar F1 dan F2 (P < 0,05).
86
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 18
Hasil Statistik Kekuatan Tarik Masker Peel-off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kekuatantarik
N 9
Normal Parametersa,b Mean 1.6268
Std. Deviation .61875
Most Extreme Differences Absolute .257
Positive .257
Negative -.150
Test Statistic .257
Asymp. Sig. (2-tailed) .089c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Keterangan : Data kekuatan tarik masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Test of Homogeneity of Variances
transform_kekuatantarik
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.273 2 6 .770
Keterangan : Data kekuatan tarik masker peel-off homogen.
87
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
3. Uji ANOVA
ANOVA
transform_kekuatantarik
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.649 2 1.324 19.198 .002
Within Groups .414 6 .069
Total 3.063 8
Keterangan : terdapat perbedaan secara bermakna pada kekuatan tarik dari
setiap formula
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: transform_kekuatantarik
LSD
(I) formula (J) formula
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
HPMC 1% HPMC 2% -.00116 .21446 .996 -.5259 .5236
HPMC 3% -1.15142* .21446 .002 -1.6762 -.6267
HPMC 2% HPMC 1% .00116 .21446 .996 -.5236 .5259
HPMC 3% -1.15026* .21446 .002 -1.6750 -.6255
HPMC 3% HPMC 1% 1.15142* .21446 .002 .6267 1.6762
HPMC 2% 1.15026* .21446 .002 .6255 1.6750
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Keterangan :
- Kekuatan tarik F1 tidak berbeda secara bermakna dengan kekuatan tarik F2
(P>0,05), tetapi berbeda secara bermakna dengan kekuatan tarik F3 (P< 0,05).
- Kekuatan tarik F2 tidak berbeda secara bermakna dengan viskositas F1
(P>0,05), tetapi berbeda secara bermakna dengan kekuatan tarik F3 (P< 0,05).
- Kekuatan tarik F3 berbeda secara bermakna dengan viskositas F1 dan F2
(P<0,05).
88
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Lampiran 19
Hasil Statistik Elongasi Masker Peel-off
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
formula elongasi
N 9 9
Normal Parametersa,b Mean 2.00 460.633
Std. Deviation .866 148.0838
Most Extreme Differences Absolute .209 .210
Positive .209 .150
Negative -.209 -.210
Test Statistic .209 .210
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Keterangan : Data elongasi masker peel-off terdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Levene
Test of Homogeneity of Variances
elongasi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.580 2 6 .155
Keterangan : Data elongasi masker peel-off homogen
89
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
3. Uji ANOVA
ANOVA
elongasi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 76739.120 2 38369.560 2.333 .178
Within Groups 98691.300 6 16448.550
Total 175430.420 8
Keterangan : tidak terdapat perbedaan secara bermakna pada elongasi dari
setiap formula
4. Uji LSD (Least Significant Difference)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: elongasi
LSD
(I) formula (J) formula
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
HPMC 1% HPMC 2% -40.6000 104.7172 .712 -296.834 215.634
HPMC 3% -213.0000 104.7172 .088 -469.234 43.234
HPMC 2% HPMC 1% 40.6000 104.7172 .712 -215.634 296.834
HPMC 3% -172.4000 104.7172 .151 -428.634 83.834
HPMC 3% HPMC 1% 213.0000 104.7172 .088 -43.234 469.234
HPMC 2% 172.4000 104.7172 .151 -83.834 428.634
Keterangan :
- Elongasi F1 tidak berbeda secara bermakna dengan elongasi F2 dan F3 (P > 0,05).
- Elongasi F2 tidak berbeda secara bermakna dengan elongasi F1 dan F3 (P > 0,05).
- Elongasi F3 tidak berbeda secara bermakna dengan elongasi F1 dan F2 (P > 0,05).