v
v
MOTTO
“LEARN FROM YESTERDAY, LIVE FOR TODAY,
HOPE FOR TOMORROW.
THE IMPORTANT THING IS NOT TO STOP
QUESTIONING”
(ALBERT EINSTEIN)
vi
vi
ABSTRAK
(A) Fakultas PSikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(B) Januari 2020
(C) Windy Tri Wahyuni
(D) Pengaruh tipe kepribadian big five dan dukungan keluarga terhadap
pengambilan keputusan karir siswa MAN 2 Cianjur
(E) Xv + 137 halaman + lampiran
(F) Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh tipe kepribadian big five
dan dukungan keluarga terhadap pengambilan keputusan karir siswa MAN 2
Cianjur. Pada penelitian ini diharapkan dapat dilihat seberapa pengaruh
masing-masing independent variable (tipe kepribadian big five dan dukungan
keluarga) terhadap dependent variable (pengambilan keputusan karir).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis
regresi berganda pada taraf signifikansi 0.05 atau 5%. Sampel berjumlah 210
siswa MAN 2 Cianjur yang diambil dengan teknik non-probability sampling.
Instrumen pengumpulan data menggunakan Assessment of Career Decision
Making yang dikembangkan oleh Harren (1979), Big Five Inventory yang
dikembangkan oleh Oliver P John (1991), dan Family Support yang
dikemukakan oleh Dolan dkk (2006).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dari tipe kepribadian big five terhadap pengambilan keputusan karir rasional
dan pengambilan keputusan karir intuitif, dan tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel tipe kepribadian big five dan dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir dependen. Jadi, 2 hipotesis mayor
dalam penelitian ini diterima. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa
extraversion, conscientiousness, dan openness memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengambilan keputusan karir rasional, extraversion,
agreeableness, dan conscientiousness, memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengambilan keputusan karir intuitif, dan tidak berpengaruh yang
signifikan terhadap pengambilan keputusan karir dependen.
(G) Bahan Bacaan; 57 ; 17 Buku + 34 Jurnal + 3 Skripsi + 3 Thesis
vii
vii
ABSTRACT
(A) Faculty of Psychology of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(B) January 2020
(C) Windy Tri Wahyuni
(D) The influence of big five personality type and family support on career
decision making in MAN 2 Cianjur students
(E) Xiii + 116 pages + attachments
(F) This study aims to find the effect of the Big Five personality type and family
support on the career decision making in MAN 2 Cianjur students. In this
study, it is expected to see as much as differences of each independent
variable (big five personality type and family support) has on the dependent
variable (career decision making).
This research is using quantitative approach with multiple regression analysis
methods at a significance level of 0.05 or 5%. A sample of 210 students from
MAN 2 Cianjur were taken using non-probability sampling techniques. Data
collection instruments used the Assessment of Career Decision Making
developed by Harren (1979), Big Five Inventory developed by Oliver P John
(1991), and Family Support proposed by Dolan et al (2006).
The results of this study indicate that there is a significant influence of the big
five personality types on rational career decision making and intuitive career
decision making, and there is no significant effect of the big five personality
type variables and family support on dependent career decision making. So, 2
major hypotheses in this study were accepted. Minor hypothesis test results
indicate that extraversion, conscientiousness, and openness have a significant
influence on rational career decision making, extraversion, agreeableness, and
conscientiousness, have a significant influence on intuitive career decision
making, and do not have a significant effect on dependent career decision
making.
(G) Reading material; 57; 17 Books + 34 Journals + 3 Skripsi + 3 Thesis
viii
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, rasa syukur yang luar biasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tipe Kepribadian Big Five
dan Dukungan Keluarga Terhadap Pengambilan Keputusan Karir Siswa
MAN 2 CIANJUR”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Zahrotun Nihayah
M.Si, beserta jajarannya
2. Dosen pembimbing skripsi, Dr. Achmad Syahid M.Ag. Penulis sangat
berterimakasih dan merasa sangat beruntung dibimbing olehnya. Bimbingan
beliau telah membuka wawasan serta menambah pengetahuan penulis
mengenai banyak hal. Terima kasih atas segala arahan, masukan, kritik serta
koreksi dalam pengerjaan skripsi ini.
3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
banyak memberikan ilmu serta pelajaran berharga kepada peneliti.
4. Keluarga tercinta, khususnya orang tua yang selalu mendukung baik berupa
dukungan moril, materil, mental dan spritiual ataupun memberikan semangat
serta mendo’akan selama penyusunan skripsi.
5. Kepala MAN 2 Cianjur yaitu pak Deden, dan ibu Ria guru MAN 2 Cianjur,
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.
ix
ix
6. Seluruh responden penelitian siswa dan siswi MAN 2 Cianjur. Karena
kesediaan dari kalian maka penelitian ini dapat diselesaikan.
7. Sahabat-sahabat tersayang, Nida, Kindy, Indira, Sese, Tisal, Nasya, Dewi,
Liana, Farin, Deisya, Disa, Devan, Tata yang telah berjuang bersama-sama.
Selalu mengingatkan, serta memberikan dukungan pribadi maupun motivasi.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada seluruh sahabat-sahabat lainnya yang
tidak penulis sebutkan namanya satu per satu. Terimakasih untuk semuanya
dan segalanya.
8. Teman seperjuangan Faiz Ramdhani, yang senantiasa mendukung dan
memberi semangat baik dalam bentuk konkret maupun dalam bentuk
dukungan semangat. Terimakasih telah berjuang bersama-sama dari awal
perkuliahan hingga akhir perkuliahan serta selalu ada saat kapanpun.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang sama-sama saling membantu serta memberikan
semangatnya selama penyusunan skripsi ini, Semoga Allah SWT memberikan
kelancaran kepada kami semua.
10. Seluruh pihak yang ikut terlibat dalam membantu penyusunan skripsi yang
tidak bisa peneliti sebutkan satu per-satu, terimakasih untuk kebahagiaan dan
semangat yang sudah kalian berikan.
x
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan sangat berguna agar
pada penulisan selanjutnya dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya
Jakarta, 13 Januari 2020
Penulis
xi
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………..i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………………….ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………..iii
LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………………………..iv
MOTTO…………………………………………………..………………………………v
ABSTRAK ....................................................................................................................vi
ABSTRACT………………………………………………………………………….….vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viiiiii
DAFTAR ISI ................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiiiiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiviv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................................... 10
1.2.1 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 10
1.2.2 Perumusan Masalah ...................................................................................... 11
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 12
1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 12
1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 12
1.4. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 13
BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................................... 15
2.1 Pengambilan Keputusan Karir................................................................................ 15
2.1.1 Definisi Pengambilan Keputusan Karir ......................................................... 15
2.1.2 Dimensi Pengambilan Keputusan Karir ......................................................... 17
2.1.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir ................ 18
2.1.4 Pengukuran pengambilan keputusan karir ..................................................... 21
2.2 Kepribadian ........................................................................................................... 22
2.2.1 Definisi Kepribadian ..................................................................................... 22
2.2.2 Dimensi Kepribadian .................................................................................... 23
2.2.3 Pengukuran Kepribadian ............................................................................... 24
3.3 Dukungan Keluarga ............................................................................................... 25
3.3.1 Definisi Dukungan Keluarga ......................................................................... 25
3.3.2 Dimensi Dukungan Keluarga ........................................................................ 26
3.3.3 Pengukuran Dukungan Keluarga ................................................................... 27
3.4 Kerangka Berpikir ................................................................................................. 27
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................................ 38
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 38
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................................... 38
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................................... 38
xii
xii
3.2.2 Definisi Operasional Variabel ....................................................................... 39
3.3 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................................ 41
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 41
3.4 Uji Validitas Konstruk ........................................................................................... 45
3.4.1Uji Validitas Konstruk Pengambilan Keputusan Karir .................................... 46
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Tipe Kepribadian Big Five ........................................ 51
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Dukungan Keluarga ......................................... 57
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 62
3.6 Prosedur Penelitian Data ........................................................................................ 65
BAB 4 HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 67
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian....................................................................... 67
4.2 Analisis Deskriptif ................................................................................................. 67
4.2.1 Kategorisasi Subjek Variabel Penelitian ........................................................ 68
4.3 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................................. 70
4.3.1 Pengambilan Keputusan Karir Rasional ........................................................ 71
4.3.2 Pengambilan Keputusan Karir Intuitif ........................................................... 78
4.3.3 Pengambilan Keputusan Karir Dependen ...................................................... 86
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ....................................................... 94
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 94
5.2 Diskusi .................................................................................................................. 95
5.3 Saran ................................................................................................................... 102
5.3.1 Saran Teoritis ............................................................................................. 102
5.3.2 Saran Praktis ............................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 104
xiii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skoring Skala Pkk, Kepribadian Big Five, Dukungan Keluarga...........41
Tabel 3.2 Blueprint Skala Pengambilan Keputusan Karir.....................................43
Tabel 3.3 Blueprint Skala Kepribadian Big Five...................................................44
Tabel 3.4 Blueprint Skala Dukungan Keluarga....................................................45
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Karir Rasional...............48
Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Karir Intuitif..................49
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Karir Dependen.............51
Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Extraversion..........................................................52
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Agreeablensess......................................................53
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Conscientiousness...............................................55
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Neuroticism.........................................................56
Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Openness.............................................................57
Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Dukungan Konkret..............................................58
Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Dukungan Emosinal............................................59
Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Dukungan Penghargaan......................................61
Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Dukungan Saran..................................................62
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif.................................................................................68
Tabel 4.2 Norma Skor Variabel.............................................................................69
Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Variabel....................................................................69
Tabel 4.4 R Square Pengambilan Keputusan Karir Rasional................................71
Tabel 4.5 Anova Pengambilan Keputusan Karir Rasional.....................................72
Tabel 4.6 Koefisien Regresi Pengambilan Keputusan Karir Rasional..................73
Tabel 4.7 Proporsi Varians Pengambilan Keputusan Karir Rasional....................77
Tabel 4.8 R Square Pengambilan Keputusan Karir Intuitif...................................79
Tabel 4.9 Anova Pengambilan Keputusan Karir Intuitif.......................................80
Tabel 4.10 Koefisien Regresi Pengambilan Keputusan Karir Intuitif...................81
Tabel 4.11 Proporsi Varians Pengambilan Keputusan Karir Intuitif.....................85
Tabel 4.12 R Square Pengambilan Keputusan Karir Dependen............................86
Tabel 4.13 Anova Pengambilan Keputusan Karir Dependen................................87
Tabel 4.14 Koefisien Regresi Pengambilan Keputusan Karir Dependen..............88
Tabel 4.15 Proporsi Varians Pengambilan Keputusan Karir Dependen................92
xiv
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir IV terhadap PKK rasional..........................32
Gambar 2.2 Bagan kerangka berpikir IV terhadap PKK intuitif...........................33
Gambar 2.3 Bagan kerangka berpikir IV terhadap PKK dependen.......................34
xv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian.........................................................................108
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian.........................................................................109
Lampiran 3 Syntax dan Path Diagram.................................................................117
Lampiran 4 Output Regresi..................................................................................130
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis memaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Tidak semua remaja dapat dengan mudah mengambil keputusan karir, dan banyak
diantara mereka mengalami keraguan ataupun kebimbangan sebelum mantap pada
suatu jalur karir (Creed, Patton, & Prideaux, 2006). Keraguan tersebut terbilang
sebagai kesulitan – kesulitan yang dihadapi individu ketika memutuskan karir
(Gati, Krausz, & Osipow, 1996). Kesulitan-kesulitan ini dapat menjadikan
individu menyerahkan tanggung jawab pengambilan keputusan kepada orang lain,
atau menunda dan menghindar dari tugas pengambilan keputusan, yang dapat
mengakibatkan pengambilan keputusannya tidak optimal. Pengambilan keputusan
karir menurut Harren (dalam Taji, 2015) yaitu salah satu proses internal diri atau
psikologis yang dalam setiap keputusan dipengaruhi oleh pengalaman atau
sebagai bentuk antisipasi, yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan
pengembangan kapasitas karirnya.
Remaja harus memikirkan mengenai studi mereka di sekolah menengah atas
selama masa remaja awal dan pertengahan dan studi mereka di perguruan tinggi
selama masa remaja akhir (Bacanli, 2012). Pada tingkat akhir sekolah menengah
atas, mereka juga perlu memutuskan apakah akan melanjutkan pendidikan dengan
2
memasuki perguruan tinggi atau mengakhiri pendidikannya dengan mencari
pekerjaan (Bubic, 2014).
Pada pengambilan keputusan karir menurut Harren (dalam Taji, 2015) ada tiga
tipe yaitu pengambilan keputusan karir rasional, intuitif, dan dependen.
Pengambilan keputusan karir rasional yaitu ditandai dengan individu membuat
beberapa pertimbangan yang logis dan matang. Lalu, pengambilan keputusan
intuitif ditandai dengan penggunaan intuisi dan perasaan. Sedangkan pengambilan
keputusan karir dependen ditandai dengan menyerahkan keputusan pada orang
lain.
Pengambilan keputusan karir bagi siswa SMA mempunyai makna yang sangat
besar, karena menentukan sekali bagaimana alur karirnya di masa yang akan
datang. Pentingnya permasalahan tersebut semakin dirasakan, khususnya ketika
siswa berada pada akhir kelas 12 yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang
perkuliahan, walaupun permasalahan karir itu sendiri sebenarnya merupakan suatu
proses yang sudah ada sebelum seorang siswa menginjak SMA.
Nurfitriyanta (2017) menyatakan bahwa mengambil keputusan merupakan
kegiatan yang akan dialami individu setidaknya sekali dalam siklus kehidupan.
Anak - anak, remaja, hingga orang dewasa, pasti pernah mengambil sebuah
keputusan, mulai dari keputusan yang sederhana hingga keputusan yang rumit.
Pada umumnya, manusia mengambil sebuah keputusan untuk memecahkan suatu
permasalahan dan untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya.
3
Pengambilan keputusan karir merupakan tugas penting yang terjadi pada siswa
sekolah menengah atas. Pada tahapan ini remaja mulai aktif mengeksplorasi minat
dan bakat mereka, serta mengembangkan tujuan yang berkaitan dengan karir dan
aspirasi. Remaja juga diarahkan agar tepat sasaran dalam membuat keputusan
karir. Menurut Santrock (2011) lebih lanjut lagi, “masa remaja bukanlah hal
terbaik yang bisa dilihat sebagai masa pemberontakan dan penyimpangan. Sebuah
visi yang lebih akurat dari masa remaja adalah waktu untuk evaluasi, pengambilan
keputusan, komitmen dan mengukir suatu tempat di dunia”. Hal ini berarti sebagai
seorang remaja atau siswa SMA, seseorang harus sudah bisa memutuskan karir
apa yang akan menjadi pilihan hidupnya.
Menurut Hurlock (2009) masa remaja merupakan masa yang sangat
berhubungan pada penentuan kehidupan di masa depan atau di masa yang akan
datang, karena perilaku dan aktivitas yang dilakukan pada masa remaja menjadi
masa awal dalam mengukir kehidupan yang lebih baik dimasa depan mereka.
Remaja sebagai salah satu fase dalam kehidupan manusia untuk memenuhi
tugasnya dalam memilih karir dan menentukan karir.
Sukardi (1993) menyatakan bahwa pengambilan keputusan karir merupakan
suatu proses dimana seseorang mengadakan suatu seleksi terhadap beberapa
pilihan dalam rencana masa depan. Penjelasan lebih lanjut dikemukakan oleh
Munandir (1996), yang menyatakan bahwa keputusan karir yang dimaksud adalah
keputusan yang diambil secara arif dan teliti serta penuh pertimbangan.
Pengambilan keputusan karir berkaitan dengan membuat pilihan terkait
pendidikan, pelatihan dan pekerjaan (Patton & McMahon, 2014).
4
Pada umumnya, siswa SMA tingkat akhir hingga yang telah menyelesaikan
studi berada dalam kebimbangan, karena setelah lulus mereka akan dihadapkan
dengan tugas masa depan yang lebih tinggi yaitu dunia perkuliahan atau dunia
kerja. Bagi mereka yang sudah memiliki orientasi yang jelas, terkait masa depan
akan lebih mudah untuk menentukan pekerjaannya di masa mendatang.
Wawancara yang dilakukan Nurfitriyanta (2017) di SMAN 54 Jakarta,
menyatakan bahwa kebanyakan dari mereka mengalami kebimbangan,
kecemasan, dan ketakutan dalam menanti masa depannya. Mereka takut gagal
dalam merencanakan hidupnya, karena selalu dipengaruhi oleh kekhawatiran,
ketakutan, kecemasan, dan harapan – harapan yang negatif yang dapat membuat
mereka buntu karena selalu dihantui rasa ketakutan.
Pengambilan keputusan karir bukanlah tugas yang mudah karena hal tersebut
membutuhkan proses yang dinamis, seperti halnya menentukan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan diri. Memilih karir merupakan satu hal yang dialami
setiap individu karena tidak ada seorang pun yang ingin menjadi pengangguran
setelah menamatkan studinya (Supatmi, 2014).
Pada MAN 2 Cianjur siswa dan siswi selain diberikan materi jurusan IPA dan
IPS juga diberikan materi jurusan keterampilan, berbeda dengan SMA pada
umumnya hanya ada jurusan IPA dan IPS. Jurusan tersebut berupa Teknik
Komputer Jaringan (TKJ), tata boga, dan tata busana. MAN 2 Cianjur juga
memberikan program magang langsung di tempat kerja untuk mengembangkan
keterampilan yang sudah diberikan. Kemudian siswa dan siswi MAN 2 Cianjur
5
juga datang ke universitas untuk diberikan pengetahuan mengenai jurusan di
universitas tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa kelas 12 di
MAN 2 Cianjur, ditemukan bahwa ada beberapa hal yang membuat siswa kelas 12
sulit dalam pemilihan jurusan di perguruan tinggi diantaranya siswa merasa
bingung dalam pengambilan keputusan jurusan studi lanjut. Siswa beberapa kali
mengganti pilihan jurusan studi yang ingin dituju. Ketika ditanya, siswa
menjawab bahwa mereka kurang yakin dengan pilihan mereka dan kurang
percaya diri terhadap kemampuan untuk dapat bersaing dengan pendaftar lain.
Siswa juga bingung dengan pertimbangan karir setelah lulus nanti karena
persaingan dunia kerja juga sangat ketat. Ketika di wawancarai, ada siswa yang
mengaku memilih jurusan tanpa memiliki pengetahuan lebih lanjut terkait jurusan
tersebut. Selain itu, ada juga siswa yang merasa sulit dalam pemilihan jurusan
dikarenakan adanya keraguan atas potensi diri sendiri. Hal ini menunjukkan
kurangnya pemahaman atau orientasi karir siswa dan apabila dibiarkan akan
mengakibatkan kesalahan jurusan dan berdampak pada proses perkuliahan, maka
dari itu perlu adanya keputusan yang baik.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fadilla, Sinring, dan Aryani (2015)
untuk melihat keputusan karir siswa SMA NEGERI 3 Makassar diperoleh hasil
yakni sekitar 70% siswa belum dapat mengambil keputusan karir dan masih
bingung untuk menentukan pilihan jurusan atau program studi yang tepat, serta
memilih bidang pekerjaan yang nantinya akan ditekuni. Penelitian ini juga
dilakukan melalui survei. Dari hasil survei kepada guru BK dan observasi
6
langsung di SMA Negeri 3 Makassar banyak pula siswa yang sering datang
menemui guru Bimbingan dan Konseling untuk mengkonsultasikan atau
menanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan masa depan karirnya, baik itu
yang menyangkut jurusan atau program studi apa yang sebaiknya mereka pilih di
perguruan tinggi nanti, maupun jenis pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan
bakat dan kemampuan mereka.
Penelitian Taji (2015) mengenai pengambilan keputusan karir di SMA Negeri
36 Jakarta menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosi
dan gaya kelekatan terhadap pengambilan keputusan karir siswa. Taji
menggunakan dimensi pengambilan keputusan karir menjadi 3 yaitu rasional,
intuitif dan dependen. Pada pengambilan keputusan karir rasional ditemukan
bahwa variabel paling berpengaruh yakni penggunaan emosi. Pada pengambilan
keputusan karir intuitif ditemukan bahwa variabel paling berpengaruh yakni gaya
berperilaku menghindar. Sedangkan pada pengambilan keputusan karir dependen
ditemukan bahwa variabel paling berpengaruh yakni, penilaian emosi diri,
pengaturan emosi dikarenakan individu yang merasa kesulitan dalam pengambilan
keputusan karirnya itu membutuhkan pendapat atau pandangan orang lain dan
gaya kelekatan (Taji, 2015).
Penelitian Pramudi (2015) untuk melihat kemampuan pengambilan keputusan
karir pada siswa kelas XI SMAN 1 Kutasari. Hasil penelitian menyatakan bahwa,
kemampuan pengambilan keputusan karir pada siswa kelas XI SMAN 1 Kutasari
termasuk dalam kategori kurang dengan jumlah presentase 73,40%. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar siswa mengambil keputusan
7
karir sesuai dengan keadaan orang tua dan sesuai dengan minatnya. Hal ini
dibuktikan dengan 70% siswa yang mengambil keputusan karir sesuai dengan
keadaan orang tua dan terdapat 57% siswa yang mengambil keputusan karir sesuai
dengan minatnya. Masih banyak siswa yang belum yakin dengan keputusan
karirnya dan sebagian besar menyatakan ada campur tangan orang lain dalam
pengambilan keputusan karirnya. Hal ini ditunjukkan bahwa terdapat 77% siswa
yang belum dapat memutuskan pilihan.
Pramudi (2015) juga melakukan wawancara terhadap beberapa siswa yang
duduk di bangku kelas XI. Diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa siswa
mengalami kesulitan dalam mengambil keptutusan karir. Sebagian siswa merasa
salah jurusan dan kesulitan menyesuaikan diri dengan jurusan pilihannya. Hal
tersebut karena mereka belum matang dalam mengambil keputusannya. Siswa
juga merasa bingung untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan belum siap
ketika memasuki dunia kerja.
Secara garis besar pengambilan keputusan karir dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal serta faktor demografi. Faktor internal yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan karir adalah efikasi diri dan gender
(Morgan & Ness, 2012), trait kepribadian (Di Fabio, Palazzeschi, Peretz & Gati,
2012) dan kecerdasan emosional (Afzal, Atta & Shujja, 2013). Faktor eksternal
yang mempengaruhi pengambilan keputusan karier adalah perbedaan kultur (Mau,
2000), kelekatan teman sebaya dan orang tua (Nawaz dan Gilani, 2011),
dukungan keluarga (Dolan, Canavan dan Pinkerton 2006), dan pola asuh orang tua
(Onder,Kirdok & Isik, 2010). Sedangkan faktor demografi yang mempengaruhi
8
pengambilan keputusan karir seperti sekolah, keluarga, media, teman sebaya
(Mudhovozi dan Chireshe, 2012). Variabel independen yang akan diteliti adalah
kepribadian dan dukungan keluarga. Oleh karena itu, peneliti akan menjelaskan
kaitan antara kepribadian dan dukungan keluarga terhadap pengambilan
keputusan karir.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir adalah
kepribadian. Kepribadian menurut Pervin, Cervone dan John (2010) merupakan
karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan,
pemikiran dan perilaku. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pejak dan Kosir
(2007) menemukan bahwa kepribadian mempengaruhi kesulitan pengambilan
keputusan karir. Hasil penelitiannya menemukan bahwa individu yang tinggi pada
skor extraversion, conscientiousness, openness dan kestabilan emosi akan lebih
kompeten dan mengalami kesulitan pengambilan keputusan yang lebih sedikit.
Riset serupa yang dilakukan oleh Fabio, Palazzeschi dan Bar on (2012) juga
menunjukkan bahwa kepribadian mempengaruhi pengambilan keputusan karir.
Penelitian Ali dan Shah (2013) menunjukkan individu yang memiliki skor tinggi
pada neuroticism, agreeableness ditemukan berhubungan positif dengan kesulitan
pengambilan keputusan karier pada tingkat yang tinggi.
Selain kepribadian, variabel independen lainnya yang memiliki pengaruh
terhadap pengambilan keputusan karir adalah dukungan keluarga. Menurut
Johnson & Johnson (dalam Widyastuti & Pratiwi, 2013) dukungan sosial berasal
dari orang-orang penting yang dekat (significant others) bagi individu yang
9
membutuhkan bantuan. Penelitian ini lebih menekankan pada dukungan sosial
dari keluarga yang dianggap sebagai orang terpenting dalam kehidupan siswa.
Dukungan keluarga yang tinggi diduga akan meningkatkan kemantapan
seseorang dalam pengambilan keputusan (Widyastuti & Pratiwi, 2013). Keluarga
adalah orang-orang yang memberikan dukungan baik emosi, sosial, ekonomi
kepada individu (Kaur, Kaur, & Venkateashan, 2015).
. Menurut Dolan, Canavan dan Pinkerton (2006), tindakan atau bantuan yang
diberikan kepada anggota keluarga yang membutuhkan dengan harapan dapat
memberikan arahan. Dukungan yang diberikan bersifat hangat dan pelayanan
terbaik. Siswa dengan dukungan keluarga yang tinggi akan mempunyai pikiran
positif terhadap situasi yang sulit dibandingkan dengan siswa yang memiliki
tingkat dukungan rendah. Selain itu disebutkan pula bahwa siswa yang meyakini
bahwa orangtua selalu ada untuk membantu, akan lebih mampu mengatasi
peristiwa yang berpotensi menimbulkan stres lebih efektif .
Penelitian yang relevan terkait dukungan keluarga terhadap pengambilan
keputusan karir yang dilakukan oleh Metheny dan McWhirter (2013)
menunjukkan adanya signifikansi antara dukungan keluarga dengan pengambilan
keputusan karir. Dukungan keluarga berdampak baik pada pengembangan karir
seseorang remaja. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap
pengembangan karir. Keluarga juga menjadi tempat seseorang belajar dan
mendapatkan nilai – nila mengenai peran dan lingkungan kerja. Keluarga juga
menjadi bagian penting dari konteks dimana keputusan karir dibuat dan
diberlakukan.
10
Menurut Dolan et al. (2006) ada empat dimensi yang dikemukakan mengenai
dukungan keluarga, yaitu dukungan konkret, emosional, penghargaan, dan saran.
Siswa yang mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi diduga akan
meningkatkan kemantapan siswa dalam pengambilan keputusan karirnya. Apabila
individu memperoleh dukungan konkret, maka individu akan merasa dirinya
mendapat dukungan fasilitas yang memadai dari keluarga. Apabila dukungan
emosional tinggi, individu akan merasa mendapatkan dorongan yang tinggi dari
anggota keluarganya. Apabila penghargaan untuk individu besar, maka akan
meningkatkan kepercayaan diri. Apabila individu memperoleh dukungan saran
yang banyak, maka individu merasa memperoleh perhatian dan pengetahuan. Hal
tersebut akan mempengaruhi keyakinan akan kemampuan yang dimiliki individu
sehingga menjadi lebih tinggi dan akan mempengaruhi kemantapan dalam
pengambilan karir.
Berdasarkan pemaparan fenomena dan latar belakang, maka penulis
menganggap perlu adanya penelitian terkait hal tersebut. Oleh karena itu, untuk
merealisasikan hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five dan Dukungan Keluarga terhadap
pengambilan keputusan karir siswa dan siswi MAN 2 Cianjur".
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh dari variabel prediktor, yaitu
kepribadian dan dukungan keluarga terhadap pengambilan keputusan karir pada
siswa dan siswi MAN. Adapun batasan penelitian dikemukakan sebagai berikut :
11
1. Pengambilan keputusan karir yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
proses psikologis yang mengorganisasi sebuah informasi, memperhatikan
berbagai alternatif dan membuat komitmen untuk sebuah tindakan yang
dilakukan. Maksudnya adalah individu melakukan pencarian infromasi dan
memperhatikan berbagai jenis karir dan pekerjaan yang tersedia, setelah itu
individu membuat keputusan dan sebuah komitmen terhadap karir dan
pekerjaan yang telah dipilihnya tersebut. Dalam pengambilan keputusan karir
ada tiga tipe yaitu pengambilan keputusan karir rasional, intuitif, dan
dependen. (Harren, 1979).
2. Tipe kepribadian big five yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kepribadian sebagai deskripsi sistematis dari traits. Dimensi tipe kepribadian
big five ada lima yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness,
neuroticism, dan openness. (Mc. Crae dan Costa, 1987).
3. Dukungan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan atau
bantuan yang diterima dari anggota keluarga yang membutuhkan untuk
mendapatkan arahan. Dimensi dukungan keluarga ada empat yaitu dukungan
konkret, emosi, penghargaan, dan saran. (Dolan, Canavan, & Pinkerton,
2006).
4. Populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas XII MAN 2 Cianjur
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka perumusan masalah yang
akan disusun sebagai berikut :
12
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan kepribadian dan dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir rasional, intuitif, dan dependen pada
siswa siswi MAN 2 Cianjur?
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi – dimensi kepribadian dan
dukungan keluarga terhadap pengambilan keputusan karir rasional, intuitif,
dependen?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh data pengaruh kepribadian dan dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir rasional, intuitif, dan dependen pada
siswa dan siswi MAN 2 Cianjur.
2. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh dimensi – dimensi kepribadian dan
dukungan keluarga terhadap pengambilan keputusan karir rasional, intuitif,
dan dependen pada siswa dan siswi MAN 2 Cianjur.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat teoritis penelitian ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan karir siswa dan siswi MAN 2 Cianjur
2. Untuk memberikan kontribusi pengembangan dan pemikiran teori dalam ilmu
Psikologi.
13
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
1. Siswa dapat lebih memahami dan mengetahui dalam mengambil keputusan
mengenai karir masa depan
2. Dapat memberikan wawasan kepada orang tua agar dapat lebih
memperhatikan anak – anaknya dalam menentukan karir pada masa depan.
3. Dapat memberikan wawasan kepada institusi pendidikan agar lebih peduli
terhadap remaja dalam menentukan pilihan karir masa depan dengan
memperhatikan aspek – aspek psikologisnya.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Pendahuluan
Bab pendahuluan ini paparan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika
penulisan.
BAB 2 : Landasan Teori
Membahas sejumlah teori yang terkait dengan masalah yang diteliti, yaitu teori
tentang pengambilan keputusan karir, teori tipe kepribadian big five dan teori
dukungan keluarga. Selain itu juga dikemukakan kerangka berpikir beserta
pengajuan hipotesis penelitian.
BAB 3 : Metode Penelitian
Meliputi jenis dan pendekatan penelitian, partisipan penelitian, variabel penelitian,
instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik analisis data.
BAB 4 : Hasil Penelitian
14
Menyajikan gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian dan analisis
hasil penelitian.
BAB 5 : Kesimpulan, Diskusi dan Saran
Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan rumusan masalah dan uji hipotesis.
Dalam bab ini juga berisi diskusi dan saran.
15
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dibahas tentang teori setiap variabel yang akan diteliti, yaitu
pengambilan keputusan karir, kepribadian dan dukungan keluarga. Kemudian
kerangka berpikir penelitian, yang menjelaskan hubungan antara kepribadian dan
dukungan keluarga dengan pengambilan keputusan karir. Didapatkan pula
kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
2.1 Pengambilan Keputusan Karir
2.1.1 Definisi Pengambilan Keputusan Karir
Sebelum membahas pengambilan keputusan karir, peneliti akan menjelaskan
definisi pengambilan keputusan terlebih dahulu. Hal tersebut karena teori
pengambilan keputusan dapat digunakan sebagai landasan dalam memahami
pengambilan keputusan karir (Gati, Landman, Davidovitch, Peretz & Gadassi,
2010). Pengambilan keputusan adalah suatu aktivitas kognitif yang mengarahkan
individu untuk bertindak terhadap pilihan yang tersedia (Sanders, 2008).
Pengambilan keputusan karir adalah proses yang terjadi ketika individu
giat mencari beberapa alternatif karir, membandingkannya dan memilih satu karir
(Osipow, 1999). Menurut Parson (dalam Brown, 2002), pengambilan keputusan
karir adalah proses berpikir pada individu yang mengintegrasikan pengetahuan
mengenai dirinya sendiri dan informasi pekerjaan yang dimiliki untuk mencapai
pada pemilihan pekerjaan. Brown (2002) berpendapat bahwa pengambilan
keputusan karir merupakan sebuah proses yang bukan hanya meliputi pemilihan
16
karir, melainkan membuat komitmen untuk melakukan tindakan yang diperlukan
untuk menjalankan pilihan tersebut.
Pengambilan keputusan karir mengacu pada proses pembuatan pilihan
karir berdasarkan pengetahuan pribadi seseorang, pengalaman dan informasi
pekerjaan yang dimiliki seseorang (Ngunjiri, 2013). Menurut Harren (dalam Taji,
2015) pengambilan keputusan karir adalah suatu proses psikologi yang
mengorganisasi sebuah informasi, memperhatikan berbagai alternatif dan
membuat komitmen untuk sebuah tindakan yang dilakukan. Maksudnya adalah
individu melakukan pencarian informasi dan memperhatikan berbagai jenis karir
dan pekerjaan yang tersedia, setelah itu individu membuat keputusan dan sebuah
komitmen terhadap karir dan pekerjaan yang telah dipilihnya tersebut.
Harren (dalam Taji, 2015) mengelompokkan pengambilan keputusan karir
menjadi tiga, yaitu pengambilan keputusan karir rasional, intuitif dan dependen.
Pengambilan keputusan karir rasional ditandai dengan individu membuat
beberapa pertimbangan yang logis dan perencanaan yang matang sebelum
membuat keputusan mengenai karirnya. Pengambilan keputusan karir intuitif
ditandai dengan individu mencari informasi dan membuat keputusan karirnya
berdasarkan perasaan dan tidak memperhatikan pertimbangan yang logis.
Pengambilan keputusan karir dependen ditandai dengan individu tidak terlalu
peduli dengan karirnya karena dalam membuat keputusan lebih bergantung
kepada orang lain. Pengambilan keputusan karir yang efektif dilakukan
berdasarkan pemikiran dan pendekatan masalah secara logis serta perencanaan
yang cukup matang (Harren, 1979).
17
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan definisi pengambilan
keputusan karir menurut Harren (dalam Taji, 2015) yaitu suatu proses psikologis
yang mengorganisasi sebuah informasi, memperhatikan berbagai alternatif dan
membuat komitmen untuk sebuah tindakan keputusan yang dilakukan. Hal
tersebut karena terdapat dimensi dasar yang relevan dengan respon remaja pada
umumnya dalam mengambil sebuah keputusan.
2.1.2 Dimensi Pengambilan Keputusan Karir
Adapun dimensi pengambilan keputusan karir menurut Harren (1979) (dalam
Taji, 2015) adalah sebagai berikut :
1. Rasional
Pengambilan keputusan karir rasional ditandai dengan individu membuat
beberapa pertimbangan yang logis dan perencanaan yang matang sebelum
membuat keputusan mengenai karirnya. Keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis dan mendekati kebenaran. Pada pengambilan keputusan ini
terdapat kejelasan masalah, orientasi tujuan, pengetahuan alternatif dan hasil
maksimal. Harren (1979) mengungkapkan bahwa pengambilan keputusan
karir rasional dapat meningkatkan kematangan karir pada individu karena
menggunakan cara yang sistematis dan rasional dalam mengambil keputusan.
2. Intuitif
Pengambilan keputusan karir intuitif ditandai dengan penggunaan intuisi dan
perasaan dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan
intuisi membutuhkan waktu yang singkat. Pengambilan keputusan ini sulit
18
diukur kebenarannya karena sifatnya subjektif sehingga beberapa
pertimbangan lainnya tidak diperhatikan.
3. Dependen
Pengambilan keputusan karir dependen ditandai dengan individu menghindari
tugas pengambilan keputusan dan menyerahkan pada orang lain untuk
mengambil keputusan. Pengambilan keputusan karir dependen ini lebih
menekankan pada opini dan pendapat orang lain dalam mengambil keputusan.
Dari pemaparan dapat diketahui dimensi pengambilan keputusan karir
menurut Harren (1979), yaitu pengambilan keputusan karir rasional, intuitif dan
dependen.
2.1.3 Faktor – Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir
diantaranya faktor internal dan ekstenal. Adapun faktor internal yang
mempenngaruhi pengambilan keputusan karir, yaitu :
1. Kepribadian
Kepribadian memiliki peran yang spesifik dalam proses pengambilan
keputusan karir. Individu dengan emosi yang stabil akan lebih mudah untuk
mengambil keputusan, baik sebelum dan selama proses berlangsung.
Berbanding terbalik antara kesulitan pengambilan keputusan, ciri – ciri
ekstraversi dan emosi neurotisme yang stabil. (Fabio, Palazzechi, & Bar-On,
2012).
19
2. Evaluasi Diri
Pada variabel yang berpotensi mempengaruhi proses pengambilan keputusan
karir yaitu pentingnya persepsi diri yang difokuskan dalam evaluasi diri. Pada
dasarnya yaitu evaluasi diri yang bersifat positif, dimana pada dasarnya
membangun hubungan yang dirasakan nilai diri, efektif dan keterampilan
individu. (Fabio, Palazzeschi, & Bar-On, 2012).
3. Efikasi Diri
Keyakinan bahwa pengambilan keputusan karir berdampak pada keberhasilan
akademis dan pekerjaan seseorang. Dalam hal ini efikasi diri yang diteliti
yaitu pengambilan keputusan karir efikasi diri (CDMSE) yaitu efikasi diri dan
kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan karir.
CDMSE membuat individu lebih yakin mengenai karirnya (Kelly & Hatcher,
2013).
4. Kecerdasan Emosi
Peningkatan kecerdasan emosi penting untuk mengurangi keraguan dan
kesulitan dalam pengambilan keputusan karir. Kecerdasan emosi muncul baru
– baru ini sebagai potensi untuk membangun adaptasi di lingkungan sosial,
akademik dan karir. Sebuah penelitian menunjukkan adanya intervensi
kecerdasan emosi mendukung kemajuan karir seseorang, pentingnya
kesadaran emosi dan kapasitas untuk mengelola emosi pun penting dalam
pengembangan karir (Fabio & Kenny, 2012).
20
5. Jenis Kelamin
Dalam pengambilan keputusan karir ada hal yang lain yang mempengaruhi
yaitu jenis kelamin. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai jenis
kelamin terhadap pengambilan keputusan karir dalam efikasi diri. Sebuah
penelitian menunjukkan bawa terdapat perbedaan yang signifikan pada
pengambilan keputusan karir. Ada yang berpendapat bahwa wanita dengan
status sosial rendah tidak dapat mengambil keputusan karir dengan baik,
namun ada pula penelitian yang mengatakan bahwa laki – laki lebih bisa
mengambil keputusan dibandingkan wanita (Jiang, 2014).
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan karir
yaitu:
1. Dukungan Keluarga
Penelitian tentang pengaruh dukungan keluarga terhadap pengambilan
keputusan karir menunjukkan adanya signifikansi antara dukungan keluarga
dengan pengambilan keputusan karir. Dukungan keluarga berdampak baik
pada pengembangan karir seorang remaja. Keluarga memiliki pengaruh yang
penting terhadap pengembangan karir. Keluarga juga menjadi tempat
seseorang belajar dan mendapatkan nilai – nilai mengenai peran dan
lingkungan kerja (Metheny & McWhirter, 2013)
Dalam penelitian ini peneliti mengambil faktor – faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan karir yaitu kepribadian dan dukungan keluarga.
21
2.1.4 Pengukuran pengambilan keputusan karir
Adapun skala yang dapat digunakan untuk mengukur pengambilan keputusan
karir adalah sebagai berikut :
1. The Career Decision Profile digunakan untuk mengukur tingkat keputusan
karir seseorang, bagaimana membuat keputusan dan keraguan dalam memilih
karir yang dikembangkan oleh Jones Lawrence dan Lohmann Raychelle
(1998). Terdiri dari 18 item pernyataan. Alat ukur ini terdiri dari 3 dimensi,
yaitu decidedness, comfort dan reasons. Reliabilitas alat tes ukur ini berkisar
0,66 sampai 0,80.
2. General Decision Making Style Questionnaire digunakan untuk mengukur
pengambilan keputusan karir seseorang yang dikembangkan oleh Scoot
Sussane (1995). Terdiri dari 25 item pernyataan. Instrumen ini terdiri dari 5
dimensi, yaitu rational, intuitive, dependent, avoidant dan spontaneous
dengan masing-masing tingkat reliabilitas 0,78, 0,83, 0,82, 0,89 dan 0,81.
3. Career Decision Making Difficulties Questionnaire, adalah skala psikologis
untuk mengukur pengambilan keputusan karir, yang dikembangkan oleh Gati,
Ryzhik & Vertsberger (2013). Terdiri dari 3 pernyataan, 36 pernyataan
mewakili 12 dimensi dan 3 pernyataan lainnya merupakan pernyataan
pembuka. Reliabilitas skala ini berkisar antara 0,70 sampai 0,87.
4. Assessment of Career Decision Making adalah skala psikologi yang digunakan
untuk mengukur pengambilan keputusan karir yang dikembangkan oleh Haren
(1979), terdiri dari 3 dimensi, yaitu rational, intuitive dan dependent. Skala ini
berjumlah 48 item pernyataan dengan masing-masing 16 pada setiap
22
dimensinya. Reliabilitas pada skala ini adalah berkisar antara 0,76 sampai
0,85.
Dari pemaparan alat ukur di atas, peneliti menggunakan skala Assessment of
Career Decision Making yang dikembangkan oleh Harren (1979) dengan alasan :
1) alat ukur lebih tepat untuk meneliti pengambilan keputusan karir, yang terdiri
dari rasional, intuitif dan dependen, 2) skala ini lebih mudah digunakan dengan
sasaran subjek remaja karena lebih mudah dipahami.
2.2 Kepribadian
2.2.1 Definisi Kepribadian
Menurut Allport (dalam Mischel, et al, 2007) mengatakan bahwa kepribadian
adalah organisasi dinamis dalam individu dari sistem psikofisik yang menentukan
perilaku dan pemikiran karakteristiknya. Lebih detail lagi menurut Allport,
pertama, organisasi dinamis yaitu kepribadian akan terus menerus berkembang
dan akan berubah dari waktu ke waktu. Kedua sistem psikofisik adalah
kepribadian merupakan gabungan dari pikiran dan tubuh individu. Ketiga
determine yaitu mempertegas kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu dan
mengerjakan sesuatu bukan sekedar konsep yang menjelaskan tingkah laku orang
tetapi bagian dari individu itu sendiri. Keempat keunikan/kekhasan yaitu
kepribadian pada tiap individu akan berbeda-beda.
Selanjutnya, Pervin, Cervone, dan John (2010) menjelaskan bahwa
kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya
konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku. Sedangkan, menurut Pervin dan
Cervone (2011) kepribadian merupakan kualitas psikologis yang memberikan
23
kontribusi terhadap ketahanan (enduring) individu dan pola khusus dari perasaan,
pola pikir dan perilaku.
Mc. Crae dan Costa (dalam Nurfitriyanta, 2017) mendefinisikan
kepribadian sebagai deskripsi sistematis dari traits. Mc. Crae dan Costa membagi
kepribadian menjadi lima yaitu neuroticism, extraversion, openness to experience,
agreeableness, dan conscientiousness. Hussain et al (2012) mendefinisikan
kepribadian sebagai keseluruhan karakteristik individu yang memperngaruhi
kognisi dan perilaku dalam kontek yang berbeda-beda.
Dari berbagai definisi di atas peneliti menggunakan pengertian
kepribadian dalam penelitian ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Mc.
Crae dan Costa (dalam Nurfitriyanta, 2017) yaitu kepribadian sebagai deskripsi
sistematis dari traits. Mc Crae dan Costa membagi kepribadian menjadi lima yaitu
neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan
conscientiousness.
2.2.2 Dimensi Kepribadian
Mc. Crae dan Costa dikutip dari Pervin & John (2001) membagi kepribadian
menjadi lima tipe, yaitu:
1. Tipe Neuroticism: tipe kepribadian yang ditandai dengan penuh kecemasan,
temperamental, mengasihani diri sendiri, emosional dan rentan terhadap
gangguan yang berhubungan dengan stress.
2. Tipe Extraversion: tipe kepribadian yang ditandai dengan penuh kasih sayang,
ceria, senang berbicara, senang berkumpul dan menyenangkan.
24
3. Tipe Openness to Experience: tipe kepribadian yang ditandai dengan
imajinatif, kreatif, inovatif, penasaran serta memiliki keingintahuan yang
tinggi.
4. Tipe Agreeableness: tipe kepribadian yang ditandai dengan mudah percaya,
murah hati, pengalah, mudah menerima dan memiliki perilaku yang baik.
5. Tipe Conscientiousness: tipe kepribadian yang ditandai dengan keteraturan,
terkontrol, terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian dan memiliki
disiplin diri.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui dimensi kepribadian menurut Mc. Crae
dan Costa terdapat 5 dimensi, yaitu neuroticism, extraversion, openness,
agreeableness, dan conscientiousness.
2.2.3 Pengukuran Kepribadian
Dalam beberapa penelitian yang dibaca, penulis menemukan beberapa alat ukur
yang digunakan untuk mengukur kepribadian, yaitu:
1. Big Five Inventory (BFI) dikembangkan oleh Oliver P John (1991). BFI terdiri
dari 44 item mengenai trait kepribadian (masing-masing trait terdiri dari lima
item). Alat ukur ini menggunakan alat ukur likert yang terdiri dalam lima
pilihan jawaban (1 = sangat setuju dan (5 = sangat tidak setuju). Alat ukur ini
memiliki reabilitas sebesar α = .83.
2. IPIP (International Personality Item Pool) terdiri dari 100 item maupun versi
singkat 50 item yang dikembangkan oleh Goldberg (1992).
3. NEO PI-R/FFI atau Neuroticism-Extraversion-Openness Personality
Inventory-Revised/Five Factor Inventory. NEO PI-R lengkap memiliki 240
25
item dengan pengukuran terperinci. Alat ukur ini dikembangkan oleh Costa &
McCrae (1995).
Dalam penelitian ini, penulis mengukur kepribadian dengan menggunakan alat
ukur Big Five Inventory (BFI) yang dikembangkan oleh John dkk. (1991) yang
mengacu pada teori dari Costa & McCrae (dalam Pervin & Jhon, 2005) yang
dinamakan dengan Big Five Inventory. Big Five Inventory (BFI) terdiri dari 44
item yang mewakili 5 trait kepribadian.
3.3 Dukungan Keluarga
3.3.1 Definisi Dukungan Keluarga
Menurut Taylor (2003) keluarga dapat membantu kebiasaan yang baik bagi
individu, dalam hal ini keluarga adalah awal pertama individu dapat belajar
bagaimana kebiasaan – kebiasaan yang akan menjadi perilaku contoh bagi
individu.
Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi individu, keluarga juga
berperan dalam memberi dukungan bagi anggota keluarga karena mempengaruhi
kehidupan seorang individu (Istifarani, 2016). Pola interaksi keluarga yang
optimal akan bermanfaat untuk memahami apa saja faktor yang mempengaruhi
anak-anak dalam perkembangannya, baik secara biologis maupun psikologis
(Guralnick, 2006). Adapun definisi lainnya yaitu dukungan keluarga merupakan
tindakan atau bantuan yang diberikan kepada anggota keluarga yang
membutuhkan untuk mendapatkan arahan. Dukungan yang diberikan bersifat
hangat dan pelayanan terbaik (Dolan, Canavan, & Pinkerton, 2006).
26
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan definisi dukungan keluarga
menurut Dolan, Canavan & Pinkerton (2006) yaitu dukungan keluarga merupakan
tindakan atau bantuan yang diberikan kepada anggota keluarga yang
membutuhkan untuk mendapatkan arahan.
3.3.2 Dimensi Dukungan Keluarga
Menurut Dolan et al. (2006) ada empat dimensi yang dikemukakan mengenai
dukungan keluarga yaitu:
1. Dukungan konkret
Berkaitan dengan tindakan atau bantuan yang diberikan secara nyata kepada
keluarga ataupun orang lain, dalam hal ini bantuan nyata sangat dibutuhkan
dalam sebuah keluarga.
2. Dukungan emosional
Berupa dukungan dalam bentuk empati dan ada bila dibutuhkan keluarga.
Memberikan dukungan emosional harus berhati – hati karena sedikit sensitif
dan dukungan emosional sangat dibutuhkan.
3. Dukungan penghargaan
Berupa tindakan yang diberikan untuk menilai dan memberi tau mengenai
keluarga dalam hal positif. Saling memberikan bantuan dan penghargaan akan
membangun keluarga yang harmonis.
4. Dukungan saran
Berupa dukungan yang diberikan berupa nasihat ataupun masukan kepada
keluarga ketika dibutuhkan, dalam hal ini saran sangat membantu untuk
meyakinkan pendapat keluarga.
27
Dari pemaparan dapat diketahui dimensi dukungan keluarga menurut Dolan et
al. (2006) terdapat 4 dimensi, yaitu dukungan konkret, dukungan emosional,
dukungan penghargaan, dan dukungan saran.
3.3.3 Pengukuran Dukungan Keluarga
1. Family supprot dari Russell dan Cutrona’s (1984) Social Provisions Scale
menggunakan tujuh item. Menngevaluasi mengenai dukungan keluarga
memakai lima skala dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
Reliabilitasnya berkisar 0,79 (Laura, Ferrari, & Solberg, 2007).
2. Family Support yang dikemukakan oleh Dolan et al. (2006) berdasarkan buku
Family Support as Reflective Practice. Ada 4 dimensi yang diukur yaitu
dukungan konkrit, dukungan emosional, dukungan informatif dan dukungan
penghargaan.
Dari pemaparan di atas, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
alat ukur dari Dolan et al., dikarenakan alat ukur ini lebih sesuai digunakan untuk
remaja.
3.4 Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat dibuat tiga kerangka berpikir
bahwa siswa MAN sebagai seorang remaja harus bisa memutuskan karir apa yang
dipilihnya. Maka pengambilan keputusan karir merupakan faktor yang dapat
membuat individu menjadi lebih yakin dalam memutuskan karirnya dimana
terdapat tiga tipe yaitu rasional, intuitif dan dependen serta didukung juga oleh
faktor – faktor lain yaitu kepribadian dan dukungan keluarga yang menjadi
independen variabel dalam penelitian ini.
28
Faktor internal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan karir
seseorang adalah tipe kepribadian big five. Tipe kepribadian big five yaitu sebagai
deskripsi sistematis dan traits. Masalah yang berasal dari dalam dirinya antara lain
ketidak yakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mencapai
suatu hasil atau pilihan karir yang diinginkan. Sehingga remaja merasa bingung
ataupun cemas dalam pengambilan keputusan karir. Tipe kepribadian big five
memiliki lima dimensi yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness,
neuroticism, dan openness.
Individu dengan tipe kepribadian extraversion, cenderung memiliki
kepribadian yang ceria, senang berbicara, senang berkumpul, sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan tentang karir. Hal ini juga mempengaruhi pada
pengambilan keputusan karir rasional dirinya, dimana individu memiliki
kemampuan untuk mempersiapkan rencana-rencana karirnya. Dalam pengambilan
keputusan karir intuitif, individu yang lebih terbuka dan senang berkumpul akan
membuat keputusan yang baik dalam keadaan yang cepat menurut intuisi atau
perasaannya sehingga bisa memutuskan karirnya sendiri. Namun individu yang
senang berkumpul, senang berbicara cenderung dalam pengambilan keputusan
karirnya tidak akan bergantung (dependen) terhadap orang lain karena bisa
memutuskan karirnya sendiri dengan menggali informasi yang sudah didapat.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Su Ann Liew (2015) yang
menyatakan bahwa remaja di Malaysia akan mudah mengambil keputusan jika
remaja tersebut memiliki nilai extraversion yang tinggi.
29
Selain itu agreeableness, individu dengan kepribadian yang mudah
percaya, pengalah belum bisa membuat beberapa pertimbangan yang logis dan
perencanaan yang matang sebelum membuat keputusan mengenai karirnya. Pada
pengambilan keputusan karir intuitif, individu cenderung mengambil keputusan
berdasarkan perasaanya karena individu yang cenderung mudah percaya.
Kemudian individu yang mudah percaya, dan pengalah ketika mengambil
keputusan cenderung akan bergantung (dependen) kepada orang lain.
Selanjutnya tipe kepribadian conscientiousness, individu dengan
keteraturan, terkontrol, terorganisasi dapat membuat beberapa pertimbangan yang
logis dan perencanaan yang matang sebelum membuat keputusan mengenai
karirnya. Dalam pengambilan keputusan karir intuitif, individu cenderung
ambisius, terfokus pada pencapaian dan memiliki disipin diri. Sehingga individu
dapat mengambil keputusan megenai karirnya dengan baik walau dengan hanya
waktu yang singkat. Namun individu yang terkontrol, terorganisasi tidak akan
bergantung (dependen) terhadap orang lain karena bisa memutuskan karirnya.
Kemudian neuroticism, individu cenderung penuh kecemasan,
temperamental tidak dapat membuat perencaan yang matang dan membuat
beberapa pertimbangan yang logis sebelum membuat keputusan mengenai
karirnya. Dalam pengambilan keputusan karir intuitif, individu yang penuh
kecemasan juga belum bisa mengambil suatu keputusan mengenai karirnya
dengan waktu yang singkat.
Selanjutnya openness, individu cenderung imajinatif, kreatif, keterbukaan
cara berpikir, serta keingintahuan yang tinggi akan dapat membuat beberapa
30
pertimbangan yang logis dan perencanaan yang matang sebelum membuat
keputusan mengenai karirnya. Dalam pengambilan keputusan karir intuitif,
individu dapat mengambil keputusan karinya dengan waktu yang singkat karena
memiliki intuisi yang tinggi dimana individu memiliki keingintahuan yang tinggi.
Namun individu yang cenderung keterbukaan dalam cara berpikir tidak akan
bergantung (dependen) dalam mengambil suatu keputusan mengenai karirnya.
Tidak hanya faktor internal yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan karir seseorang tetapi juga ada faktor eksternal seperti dukungan
keluarga yang sangat diperlukan dalam mendukung keputusan karir terutama
remaja. Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh keluarganya
terhadap salah satu anggota keluarganya dalam bentuk apapun. Remaja akan
merasa lebih percaya diri apabila mendapat dukungan dari keluarganya terhadap
setiap keputusan karir yang diputuskan sesuai keinginannya sendiri karena
keluarga adalah orang yang pertama kali menjadi tempat berbagi seseorang.
Dukungan konkret merupakan bagian dari dukungan keluarga berupa
bantuan nyata bisa dalam bentuk finansial ataupun bentuk konret lainnya. Pada
pengambilan keputusan karir (rasional) individu cenderung membutuhkan
dukungan yang nyata dalam perencanaan dan persiapan karirnya, maka
pentingnya dukungan konkret dalam hal ini.
Remaja dalam pengambilan keputusan karir memerlukan dukungan
emosional dari keluarga. Individu yang mendapatkan dukungan emosional
cenderung lebih mantap dalam pengambilan keputusan karir rasional dimana
31
perencanaan karirnya lebih baik dan penuh percaya diri karena dukungan
emosinal yang didapat.
Setiap pengambilan keputusan karir, remaja juga dipengaruhi dukungan
saran dari keluarganya, dimana saran penting bagi individu yang sedang
mempersiapkan perencanaan karirnya karena bisa mendapatkan
mendiskusikannya dengan keluarga.
Individu juga membutuhkan dukungan penghargaan terhadap setiap
pengambilan keputusan karirnya dimana dalam pengambilan keputusan karir
(rasional) individu mempersiapkan perencanaan karir yang matang yang apabila
didukung oleh penghargaan yang diberikan keluarga maka akan berdampak baik
terhadap individu. Selanjutnya pada pengambilan keputusan karir (intuitif)
individu akan merasakan emosi atau perasaan yang baik ketika mendapat
dukungan penghargaan dari keluarganya sehingga mempengaruhi pengambilan
keputusan karirnya serta invidu cenderung bergantung (dependen) terhadap
keluarganya karena setiap keputusan yang diambil membutuhkan dukungan
penghargaan keluarga agar individu yakin terhadap keputusannya.
32
Untuk memperjelas bagaimana gambaran kerangka berpikir mengenai
pengaruh tipe kepribadian big five dan dukungan keluarga terhadap pengambilan
keputusan karir rasional, maka dibuat bagan kerangka berpikir pada gambar 2.1
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagan pengaruh kepribadian dan dukungan keluarga terhadap
pengambilan keputusan karir rasional
33
Kemudian, gambaran kerangka berpikir mengenai pengaruh tipe kepribadian big
five dan dukungan keluarga terhadap pengambilan keputusan karir intuitif, maka
dibuat bagan kerangka berpikir pada gambar 2.2 sebagai berikut :
Gambar 2.2 Bagan pengaruh kepribadian dan dukungan keluarga terhadap
pengambilan keputusan karir intuitif
34
Selanjutnya, gambaran kerangka berpikir mengenai pengaruh tipe kepribadian big
five dan dukungan keluarga terhadap pengambilan keputusan karir dependen,
maka dibuat bagan kerangka berpikir pada gambar 2.3 sebagai berikut :
Gambar 2.3 Bagan pengaruh kepribadian dan dukungan keluarga terhadap
pengambilan keputusan karir dependen
2.4 Hipotesis Penelitian
Data penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji
terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:
Hipotesis Mayor:
H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian big five dan dukungan
keluarga terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
35
H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian big five dan dukungan
keluarga terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H3 : Ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian big five dan dukungan
keluarga (dukungan konkrit, dukungan emosional, dukungan saran dan dukungan
penghargaan) terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
Hipotesis Minor:
H1 : Ada pengaruh yang signifikan extraversion pada variabel tipe kepribadian
big five terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
H2 : Ada pengaruh yang signifikan agreeableness pada variabel tipe kepribadian
big five terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
H3 :Ada pengaruh yang signifikan conscientiousness pada variabel tipe
kepribadian big five terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa MAN
siswa.
H4 : Ada pengaruh yang signifikan neuroticism pada variabel tipe kepribadian big
five terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
H5 : Ada pengaruh yang signifikan openness pada variabel tipe kepribadian big
five terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
H6 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan konkret pada dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
H7 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan emosional pada dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
36
H8 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan penghargaan pada dukungan
keluarga terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
H9 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan saran pada dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir rasional siswa.
H10 : Ada pengaruh yang signifikan extraversion pada variabel tipe kepribadian
big five terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H11 : Ada pengaruh yang signifikan agreeableness pada variabel tipe kepribadian
big five terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H12 : Ada pengaruh yang signifikan conscientiousness pada variabel tipe
kepribadian big five terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H13 : Ada pengaruh yang signifikan neuroticism pada variabel tipe kepribadian
big five terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H14 : Ada pengaruh yang signifikan openness pada variabel tipe kepribadian big
five terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H15 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan konkret pada dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H16 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan emosional pada dukungan
keluarga terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H17 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan penghargaan pada dukungan
keluarga terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
H18 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan saran pada dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir intuitif siswa.
37
H19 : Ada pengaruh yang signifikan extraversion pada variabel tipe kepribadian
big five terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
H20 : Ada pengaruh yang signifikan agreeableness pada variabel tipe kepribadian
big five terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
H21 : Ada pengaruh yang signifikan conscientiousness pada variabel tipe
kepribadian big five terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
H22 : Ada pengaruh yang signifikan neuroticism pada variabel tipe kepribadian
big five terhadap pengambilan keputusan karir depdenden siswa.
H23 : Ada pengaruh yang signifikan openness pada variabel tipe kepribadian big
five terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
H24 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan konkret pada dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
H25 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan emosional pada dukungan
keluarga terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
H26 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan penghargaan pada dukungan
keluarga terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
H27 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan saran pada dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir dependen siswa.
38
BAB 3
METODE PENELITIAN
2.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi MAN 2
Cianjur, dengan jumlah populasi yang berjumlah 320 siswa, yaitu siswa kelas XII
MAN 2 Cianjur. Sampel penelitian berjumlah 210 orang. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling,
dimana dalam memilih sampel penulis tidak memberikan kesempatan yang sama
kepada semua anggota populasi, melainkan berdasarkan ketersediaan sampel atau
pada saat pengumpulan data, dengan menggunakan teknik convenience sampling.
Penelitian ini hanya dapat diikuti oleh siswa dan siswi MAN 2 Cianjur kelas
XII yang akan meneruskan ke jenjang pendidikan lebih tinggi dan akan memasuki
pemilihan karir selanjutnya.
2.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
2.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengambilan keputusan karir
terdiri dari: pengambilan keputusan karir rasional/rencana, pengambilan
keputusan karir intuitif, pengambilan keputusan karir intuitif, pengambilan
keputusan karir dependen. Sedangkan variabel independen yaitu neuroticism,
extraversion, openness, agreeablenes, dan conscientiousness, dukungan konkrit,
dukungan emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan.
39
2.2.2 Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi operasional masing – masing variabel dalam penelitian ini
adalah:
1. Pengambilan keputusan karir rasional, yaitu pengambilan keputusan karir
yang ditandai dengan individu dalam membuat keputusannya sistematis,
pertimbangan yang logis dan matang atau memahami konsekuensi yang ada,
serta mempersiapkan situasi yang baik sebelum membuat keputusan mengenai
karirnya.
2. Pengambilan keputusan karir intuitif, yaitu pengambilan keputusan karir yang
ditandai dengan individu menggunakan intuisi dan perasaan dalam mengambil
keputusan mengenai karirnya. Individu dengan tipe ini membutuhkan waktu
yang singkat dalam mengambil suatu keputusan mengenai karirnya.
3. Pengambilan keputusan karir dependen, yaitu pengambilan keputusan karir
yang ditandai dengan individu tidak mau bertanggung jawab untuk mengambil
keputusan dan menyerahkan tanggung jawab pada orang lain. Individu dengan
tipe ini sangat dipengaruhi oleh orang lain dan tidak memiliki keyakinan.
4. Extraversion, yaitu individu yang memiliki pribadi penuh dengan energi,
memiliki antusiasme yang tinggi, memiliki kepribadian yang tegas dan mudah
bergaul.
5. Agreeableness, yaitu individu yang memiliki sifat pemaaf, mudah
mempercayai orang lain, perhatian, dan baik pada semua orang dan suka
bekerjasama dengan orang lain.
40
6. Conscientiousness, yaitu individu yang mengerjakan pekerjaan dengan teliti,
gigih mengerjakan tugas dengan selesai, melakukan sesuatu dengan efisien,
suka membuat perencanaan dan mengikuti perencanaan tersebut.
7. Neuroticism, yaitu individu yang memiliki sikap yang tegas, sering cemas,
dapat mudah murung dan mudah merasa gugup.
8. Openness, yaitu individu yang kreatif, suka menemukan ide-ide baru, ingin
tahu tentang banyak hal, memiliki imajinasi yang aktif dan menjunjung tinggi
nilai artistik dan estetika
9. Dukungan konkret, yaitu berkaitan dengan tindakan atau bantuan yang
diberikan secara nyata kepada anak, dalam hal ini bantuan nyata sangat
dibutuhkan dalam sebuah keluarga.
10. Dukungan emosional, yaitu berupa dukungan dari keluarga dalam bentuk
empati dan ada bila dibutuhkan keluarga. Memberikan dukungan emosional
harus berhati – hati karena sedikit sensitif dan dukungan emosional dangat
dibutuhkan.
11. Dukungan penghargaan, yaitu berupa tindakan yang diberikan dari keluarga
untuk menilai dan memberi tahu mengenai keluarga dalam hal positif. Saling
memberikan bantuan dan penghargaan akan membangun keluarga yang
harmonis.
12. Dukungan saran, yaitu berupa dukungan yang diberikan dari keluarga berupa
nasihat ataupun masukan ketika dibutuhkan.
41
2.3 Instrumen Pengumpulan Data
2.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
kuesioner dengan menggunakan skala model Likert. Dalam penelitian ini akan
digunakan 3 skala, yaitu skala pengambilan keputusan karir, skala kepribadian
dan skala dukungan keluarga.
Skala terdiri dari empat kategori jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Item-item tersebut terdiri
dari item favorable dan unfavorable. Adapun cara subjek memberikan jawaban
adalah dengan memberikan tanda silang (X) atau ceklis (V) pada salah satu
alternatif jawaban.
Bobot skor nilai untuk skala pengambilan keputusan karir, skala
kepribadian, skala dukungan keluarga adalah sebagai berikut:
Table 3.1
Bobot Skor Skala
42
Dalam penelitian ini subjek akan diberikan skala yang terdiri dari empat
bagian :
1. Bagian pengantar, meliputi nama peneliti, tujuan dari penelitian, kerahasiaan
jawaban yang diberikan oleh responden dan ucapan terima kasih peneliti
2. Bagian data demografi, berisi tentang data-data subjek seperti inisial, jenis
kelamin dan pekerjaan orang tua.
3. Bagian petunjuk, berisi petunjuk dan cara pengisian kuesioner.
4. Bagian keempat, berisi alat ukur penelitian, yaitu skala pengambilan
keputusan karir, skala tipe kepribadian big five dan skala dukungan keluarga.
1. Skala Pengambilan Keputusan Karir
Dalam penelitian ini, pengukuran pengambilan keputusan karir menggunakan
skala yang dikembangkan oleh Harren (1979) yaitu Assessment of Career
Decision Making. Alat ukur ini dimodifikasi oleh peneliti dengan menerjemahkan
skala aslinya, dan mengambil sebagian item. Dalam skala aslinya terdapat 120
item dengan pembagian 4 jenjang pengambilan keputusan karir mulai dari
bagaimana membuat keputusan, perasaan ketika berada di SMA, apa yang
menjadi keinginan untuk studi selanjutnya dan menjadi apa setelah SMA, namun
peneliti hanya menggunakan 48 item yang terdiri dari 16 item rasional, 16 item
intuitif dan 16 item dependen dikarenakan pertimbangan kesesuaian sampel usia
remaja dan tujuan penelitian. Blue print skala pengambilan keputusan karir
dijelaskan pada tabel 3.2
.
43
Table 3.2
Blueprint skala pengambilan keputusan karir
2. Tipe Kepribadian Big Five
Tipe kepribadian Big Five diukur dengan menggunakan alat ukur Big Five
Inventory (BFI) yang dikembangkan oleh Oliver P Jhon (1991). Alat ukur ini
mengukur lima dimensi kepribadian Big Five yaitu Extraversion, Agreeableness,
Openness to experience, Neuroticism dan Conscientiousness. Pengukuran
menggunakan tipe skala Likert dengan 5 pilihan jawaban, dari 1= sangat tidak
setuju sampai 5= sangat setuju.
44
Table 3.3
Blueprint skala Kepribadian Big Five
3. Skala Dukungan Keluarga
Skala Family Support oleh Dolan et al. (2006) berdasarkan buku Family Support
as Reflective Practice. Ada 4 dimensi yang diukur yaitu dukungan konkrit,
dukungan emosional, dukungan informatif dan dukungan penghargaan.
45
Tabel 3.4
Blueprint skala dukungan keluarga
3.4 Uji Validitas Konstruk
Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan CFA (Confimatory Factor Analysis). Dalam CFA peneliti harus
memiliki gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang
mencerminkan suatu faktor dan (c) faktor-faktor yang saling berkolerasi. Adapun
logika dari CFA yaitu:
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didifenisikan
secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk
mengukurnya.
2. Teori setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap subtes
hanya mengukur satu faktor juga.
46
3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks
korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.
Matriks korelasi ini disebut sigma (Σ), kemudian dibandingkan dengan
matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar
(unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks Σ -
matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan Σ - S = 0.
4. Pertanyaan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi
square. Jika chi square tidak signifikan p > 0,05, maka hipotesis nihil tersebut
“tidak ditolak”. Artinya, teori unidimensional tersebut dapat diterima bahwa
item maupun subtes instrumen hanya mengukur satu faktor saja.
5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah signifikan atau tidak
mengukur apa yang hendak diukur, degan menggunakan t-test. Jika hasil t-test
tidak signifikan, maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa
yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop dan sebaliknya.
6. Trakhir, apabila hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya
negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab, hal ini tidak sesuai dengan
sifat item, yang bersifat positif (favorable).
7. Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software
LISREL 8.70.
3.4.1 Uji Validitas Konstruk Pengambilan Keputusan Karir
Pada uji validitas konstruk pengambilan keputusan karir ini, peneliti menguji
apakah item pengambilan keputusan karir yang berjumlah 48 item yang dibagi
menjadi 3 dimensi yaitu pengambilan keputusan karir rasional, intuitif, dan
47
dependen yang bersifat multidimensional, yaitu mengukur dependent variable
dalam tiga pembagian pengambilan keputusan karir yang ingin diukur, namun
dalam hal ini peneliti tetap menggunakan cara penghitungan dengan
unidimensional dengan cara tiga kali perhitungan. Uji validitas ini bertujuan untuk
mengetahui apakah model yang terbentuk sudah fit dengan persyaratan nilai
RMSEA <0.05 atau memiliki nilai P-value >0.05. Dari model yang sudah fit ini
dapat diperoleh item yang bersifat multidimensional dan item-item yang perlu di
drop sehingga hanya item pilihan saja yang akan digunakan untuk menganalisis.
a. Pengambilan Keputusan Karir Rasional
Hasil CFA yang dilakukan dengan model ini, hasil yang didapat tidaklah fit
dengan Chi Square=408.63 df=104, P-value=0.00000, RMSEA=0.118. Namun
setelah dilakukan modifikasi sebanyak 25 kali terhadap model dengan
membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,
maka diperoleh nilai Chi Square=98.82, df=79, P-value=0.06507,
RMSEA=0.035 yang artinya model ini sudah fit yaitu pengambilan keputusan
karir rasional.
Selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item, sekaligus
menentukan apakah item tertentu perlu di-drop atau tidak. Pengujiannya
dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t
> 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien
muatan faktor untuk item pengukuran pengambilan keputusan karir rasional
disajikan pada tabel 3.5.
48
Tabel 3.5
Tabel Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Karir Rasional
Berdasarkan tabel 3.5 dapat diketahui bahwa terdapat 16 item yang
bermuatan positif dan signifikan, yang memiliki nilai t > 1.96 yang berarti tidak
ada item yang di drop.
b. Pengambilan Keputusan Karir Intuitif
Selanjutnya yaitu pengambilan keputusan karir intuitif, dimana peneliti menguji
apakah item yang berjumlah 16 merupakan variabel yang ingin diukur. Dari hasil
analisis CFA dengan model satu faktor, ternyata hasilnya tidak fit dengan Chi
Square=689.39, df=104, P-value=0.00000, RMSEA=0.164. Namun, setelah
dilakukan modifikasi sebanyak 32 kali terhadap model dengan membebaskan
korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh
nilai Chi Square=89.59, df=70, P-value=0.05731, RMSEA=0.037 yang artinya
model ini sudah fit.
49
Dengan demikian item-item yang ada pada variabel ini hanya mengukur
satu faktor saja, yaitu pengambilan keputusan karir intuitif. Langkah selanjutnya
adalah melihat signifikan atau tidaknya item, dalam mengukur apa yang hendak
diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop atau tidak.
Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor
dari item.
Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien
muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan jika nilai t <
1.96 artinya item tersebut tidak signifikan. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran pengambilan keputusan karir intuitif disajikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Tabel Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Karir Intuitif
Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa terdapat 11 item yang
bermuatan positif dan signifikan, sementara 5 item memiliki nilai t < 1.96 dan
50
tidak signifikan sehingga item tersebut harus di-drop. Item nomor 17,18,19,20 dan
30 juga disertai dengan muatan negatif sehingga item tersebut harus di-drop.
c. Pengambilan Keputusan Karir Dependen
Selanjutnya yaitu pengambilan keputusan karir dependen, dimana peneliti
menguji apakah item yang berjumlah 16 merupakan variabel yang ingin diukur.
Dari hasil analisis CFA dengan model satu faktor, ternyata hasilnya tidak fit
dengan Chi Square=1303.16, df=104, P-value=0.00000, RMSEA=0.235. Namun,
setelah dilakukan modifikasi sebanyak 55 kali terhadap model dengan
membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,
maka diperoleh nilai Chi Square=63.50, df=49, P-value=0.07978, RMSEA=0.038
yang artinya model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada
variabel ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu pengambilan keputusan karir
dependen.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item, dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran pengambilan keputusan karir dependen disajikan pada tabel 3.7.
51
Tabel 3.7
Tabel Muatan Faktor Item Pengambilan Keputusan Karir Dependen
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa terdapat 15 item yang
bermuatan positif dan signifikan, sementara 1 item nomor 35 memiliki nilai t <
1.96 yang berarti item tersebut harus di-drop.
3.4.2 Uji Validitas Konstruk Tipe Kepribadian Big Five
a. Extraversion
Penelitian ini menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya
item-item tersebut benar-benar hanya mengukur extraversion. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan
Chi Square = 197.61 df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.206. Namun setelah
dilakukan modifikasi sebanyak 7 kali terhadap model dengan membebaskan
korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian
diperoleh model fit dengan nilai Chi Square = 19.05 df =13 menghasilkan P-
52
value = 0.12143, RMSEA = 0.047. Artinya model satu faktor (unidimensional)
dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu
extraversion.
Selanjutnya melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa yang
hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan
begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran
extraversion disajikan pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Tabel Muatan Faktor Item Extraversion
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa terdapat 8 item yang bermuatan
positif dan signifikan, memiliki nilai t > 1.96 yang berarti tidak ada item yang di
drop.
b. Agreeableness
Peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-
item tersebut benar-benar hanya mengukur egreeablesness. Dari hasil awal
53
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan
Chi Square = 293.30 df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.217. Namun setelah
dilakukan modifikasi sebanyak 14 kali terhadap model dengan membebaskan
korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian
diperoleh model fit dengan nilai Chi Square = 17.52, df = 13, P-value = 0.17670,
RMSEA = 0.041. Artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,
bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu agreeablesness.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran agreeableness disajikan pada tabel 3.9.
Tabel 3.9
Tabel Muatan Faktor Item Agreeableness
Dari tabel 3.8 Dapat dilihat bahwa dari koefisien muatan faktor seluruh
item ada yang memiliki 1 nilai negatif, yaitu nomor 22. Berarti item tersebut
54
harus di drop. Sedangkan 8 item yang lain merupakan item yang valid untuk
mengukur agreeableness.
c. Conscientiousness
Peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-
item tersebut benar-benar hanya mengukur conscientiousness. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan
Chi Square = 236.94, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.193. Namun
setelah dilakukan modifikasi sebanyak 8 kali terhadap model dengan
membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis,
maka kemudian diperoleh model fit dengan dengan Chi Square = 26.49, df = 19,
P-value = 0.11705, RMSEA = 0.043. Artinya model satu faktor (unidimensional)
dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu
conscientiousness.
Penulis selanjutnya melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur
apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu didrop
atau tidak. Variabel conscientiousness dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis
nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan
melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item
tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk
item pengukuran conscientiousness disajikan pada tabel 3.8.
55
Tabel 3.10
Tabel Muatan Faktor Item Conscientiousness
Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa terdapat 7 item bermuatan
positif dan signifikan, sementara 2 item memiliki nilai t < 1.96 yang berarti item
tersebut harus di-drop.
d. Neuroticism
Peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-
item tersebut benar-benar hanya mengukur neuroticism. Dari hasil awal analisis
CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-
Square = 167.35 ,df = 20 P-value = 0.00000, RMSEA = 0.188. Namun setelah
dilakukan modifikasi sebanyak 7 kali terhadap model dengan membebaskan
korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian
diperoleh model fit dengan Chi-Square = 16.46 df = 13, P-value = 0.22523,
RMSEA=0.036. Artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,
bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu neuroticism.
Selanjutnya melihat apakah signifikan atau tidaknya item dalam mengukur apa
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu didrop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
56
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan
begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran
neuroticism disajikan pada tabel 3.11.
Tabel 3.11
Tabel Muatan Faktor Item Neuroticism
Berdasarkan tabel 3.11 dapat diketahui bahwa terdapat 5 item yang
bermuatan positif dan signifikan, sementara 3 item memiliki nilai t < 1.96 yang
berarti item tersebut harus di-drop.
e. Openness
Peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-
item tersebut benar-benar hanya mengukur openness. Dari hasil awal analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =
261.15, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.176. Namun setelah dilakukan
modifikasi sebanyak 12 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi
kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian
diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square = 32.44, df = 23, P-value =
57
0.09142,RMSEA = 0.044. Artinya model satu faktor (unidimensional) dapat
diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu openness.
Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan atau tidaknya item dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor openness.
Tabel 3.12
Tabel Muatan Faktor Item Openness
Berdasarkan tabel 3.12 dapat diketahui bahwa terdapat 9 item yang
bermuatan positif dan signifikan, sementara 1 item nomor memiliki nilai t < 1.96
yang berarti item tersebut harus di-drop.
3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Dukungan Keluarga
a. Dukungan Konkret
Peneliti menguji apakah keseluruhan item pada aspek dukungan keluarga yang
berjumlah 6 item benar bersifat unidimensional, yaitu hanya mengukur dukungan
58
konkret. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,
ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 46.28 ,df = 9 P-value = 0.00000, RMSEA
= 0.141. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 6 kali terhadap model
dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara item-item yang
dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-Square = 3.84 df = 3,
P-value = 0.27886, RMSEA=0.037. Artinya model satu faktor (unidimensional)
dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu
dukungan konkret.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item, dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran dukungan konkret disajikan pada tabel 3.13.
Tabel 3.13
Tabel Muatan Faktor Item Dukungan Konkret
Berdasarkan tabel 3.13 dapat diketahui bahwa terdapat 6 item yang bermuatan
positif dan signifikan, sehingga tidak ada item yang di drop.
59
b. Dukungan Emosional
Peneliti menguji apakah 6 item benar bersifat unidimensional, artinya hanya
mengukur dukungan emosi. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 145.37 ,df = 9 P-value
= 0.00000, RMSEA = 0.269. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 5
kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran
diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan
Chi-Square = 5.13 df = 4, P-value = 0.27443, RMSEA=0.037. Artinya model
satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur
satu faktor saja yaitu dukungan emosional.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item, dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran dukungan emosional disajikan pada tabel 3.14.
Tabel 3.14
Tabel Muatan Faktor Item Dukungan Emosional
60
Pada tabel 3.14 terdapat 6 item yang bermuatan positif dan tidak ada item
yang di drop.
c. Dukungan Penghargaan
Peneliti menguji apakah 6 item benar bersifat unidimensional, artinya hanya
mengukur dukungan penghargaan. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 105.30 ,df = 9
P-value = 0.00000, RMSEA = 0.226. Namun setelah dilakukan modifikasi
sebanyak 2 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan
pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model
fit dengan Chi-Square = 5.87 df = 7, P-value = 0.55515, RMSEA=0.000. Artinya
model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item hanya
mengukur satu faktor saja yaitu dukungan penghargaan.
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item, dalam
mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t
bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut
signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item
pengukuran dukungan penghargaan disajikan pada tabel 3.15.
61
Tabel 3.15
Tabel Muatan Faktor Item Dukungan Penghargaan
Berdasarkan tabel 3.15 dapat diketahui bahwa terdapat 6 item yang bermuatan
positif dan signifikan, sehingga tidak ada item yang di drop.
d. Dukungan Saran
Peneliti menguji apakah 3 item benar bersifat unidimensional, artinya hanya
mengukur dukungan saran. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan
model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 14.35, df = 9 P-value =
0.11031, RMSEA = 0.053. Namun setelah dilakukan modifikasi sebanyak 1 kali
terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara
item-item yang dianalisis, maka kemudian diperoleh model fit dengan Chi-Square
= 6.30 df = 8, P-value = 0.61349, RMSEA=0.000.
Artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh
item hanya mengukur satu faktor saja yaitu dukungan emosional.Langkah
selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item, dalam mengukur apa
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu perlu di-drop
atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan
62
begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran dukungan
saran disajikan pada tabel 3.16.
Tabel 3.16
Tabel Muatan Faktor Item Dukungan Saran
Berdasarkan tabel 3.16 dapat diketahui bahwa terdapat 4 item yang bermuatan
positif dan signifikan, sementara 2 item memiliki nilai t < 1.96 yang berarti item
tersebut harus di-drop.
3.5 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi
berganda. Dependen variabel dalam penelitian ini yaitu pengambilan keputusan
karir rasional, pengambilan keputusan karir intuitif dan pengambilan keputusan
karir dependen. Sedangkan independen variabel dalam penelitian ini yaitu
Kepribadian big five (extraversion, agreeableness, conscientiousness,
neuroticism, openness ) dan dukungan keluarga (dukungan keluarga konkret,
emosi, saran dan penghargaan). Metode ini dipilih karena peneliti ingin melihat
pengaruh antara independen variabel dengan dependen variabel. Pengujian
dilakukan tiga kali untuk masing-masing dependen variabel (pengambilan
keputusan karir rasional, pengambilan keputusan karir intuitif, dan pengambilan
keputusan karir dependen).
63
Adapun persamaan regresi berganda untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Y1=a + b1X1 +b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6+ b7X7 + b8X8 + b9X9 + e
Y2=a + b1X1 +b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6+ b7X7 + b8X8 + b9X9 + e
Y3=a + b1X1 +b2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6+ b7X7 + b8X8 + b9X9 + e
Keterangan:
Y1 = Pengambilan keputusan karir rasional
Y2 = Pengambilan keputusan karir intuitif
Y3 = Pengambilan keputusan karir dependen
a = Intercept (konstan)
b = Koefisien regresi yang di standardisasikan untuk masing-masing X
X1 = Extraversion
X2 = Agreeablesness
X3 = Conscientiousness
X4 = Neuroticism
X5 = Openness
X6 = Dukungan konkret
X7 = Dukungan emosional
X8 = Dukungan saran
X9 = Dukungan penghargaan
e = Residu
64
Untuk melihat apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang
paling sesuai dengan memiliki eror terkecil pada penelitian ini, maka dibutuhkan
beberapa pengujian dan analisis, yaitu:
1. R2 (koefisien determinasi berganda)
Melalui pengujian multiple regression akan didapatkan nilai R, dalam penelitian
ini adalah pengujian multiple regression efikasi diri, kecerdasan emosi dan
dukungan keluarga terhadap pengambilan keputusan karir. Besarnya pengambilan
keputusan karir ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R2, nilai ini
menunjukkan variasi perubahan dependent variable (Y) yaitu pengambilan
keputusan karir yang disebabkan oleh independent variable (X) yaitu efikasi diri,
kecerdasan emosi dan dukungan keluarga. Dengan hal tersebut dapat digunakan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh independent variable (X) terhadap
dependent variable (Y) atau merupakan proporsi varian dari intense yang
dijelaskan. Untuk mendapatkan nilai R2 digunakan rumus sebagai berikut:
R2 = Ssreg
Ssy
2. Uji F
Selanjutnya, setelah R2 diperoleh, maka untuk membuktikan signifikansi regresi
Y (dependent variable) terhadap X (independent variable) dilakukan uji F dengan
rumus:
F = R2 / k
(1-R2) / (N – k – 1 )
65
Keterangan:
k = Jumlah IV
N = Jumlah Sampel
Dari uji F ini dapat dilihat apakah independent variable(IV) yang diuji
memiliki pengaruh terhadap dependent variable (DV).
3.6 Prosedur Penelitian Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa langkah yang digunakan
dalam prosedur penelitian, yaitu :
1. Sebelum turun ke lapangan, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti
kemudian mengadakan studi pustaka dan melakukan wawancara untuk
melihat masalah tersebut dari sudut pandangan teoritis. Setelah mendapatkan
teori – teori secara lengkap kemudian menyiapkan, membuat dan menyusun
alat ukur yang akan digunakan penelitian ini, yaitu alat ukur pengambilan
keputuan karir menggunakan Assesment of Career Decision Making
(ACDTM), alat ukur Kepribadian menggunakan alat ukur Big Five Inventory
(BFI) dan alat ukur Dukungan Keluarga menggunakan alat ukur dari Dolan et
al.,. Masing – masing alat ukur terdiri dari empat kategori jawaban, yaitu
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai
(STS). Ketiga alat ukur tersebut merupakan skala baku yang sudah diadaptasi
dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.
2. Membuat surat izin penelitian kepada pihak fakultas psikologi dan membuat
surat izin melakukan penelitian yang ditujukan untuk MAN 2 Cianjur
66
3. Sebelum peneliti menyebarkan kuesioner, peneliti berkoordinasi dengan pihak
sekolah terkait jumlah siswa dan siswi kelas XII yang terdiri dari 9 kelas yang
dapat menjadi sampel penelitian.
4. Setelah mendapatkan konfirmasi mengenai jumlah siswa dan siswi, peneliti
melakukan pengambilan data dalam waktu satu minggu dengan melakukan
penelusuran pada tiap kelas di sekolah yang menjadi populasi penelitian
5. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti kemudian melakukan
pengelolaan dan pengujian terhadap data yang sudah didapatkan.
67
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 210 siswa/i, yang terdiri atas siswa/i kelas
XII di MAN 2 Cianjur pada tahun ajaran 2018/2019 yang berjenis kelamin laki-
laki dan perempuan. Selanjutnya dapat diketahui pula bahwa responden laki-laki
berjumlah 52 orang dengan persentase 24,8% dan responden perempuan
berjumlah 158 orang dengan persentase 75,2%. Dalam hal ini responden
perempuan adalah responden terbanyak dalam penelitian ini.
4.2 Analisis Deskriptif
Skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor yang dihitung
untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Penghitungan skor
faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti pada umumnya,
tetapi dihitung dengan menggunakan maximum likelihood, skor ini disebut true
score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah item yang
bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh
maximum likelihood satuannya berbentuk Z-score. Untuk menghilangkan bilangan
negatif dari z-score, semua skor ditransformasi ke skala T yang semuanya positif
dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10.
Langkah selanjutnya adalah melakukan proses komputasi melalui formula
T-score = 50 + 10.z. Selanjutnya, untuk menjelaskan gambaran umum tentang
deskriptif statistik dari variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi
68
patokan adalah nilai mean, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari
masing-masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Analisis Deskriptif
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui deskripsi statistik pada setiap variabel.
Kolom N menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel berjumlah 210. Kolom
minimum dan maximum menjelaskan nilai minimum dan maximum pada setiap
variabel. Dilihat dari kolom minimum diketahui variabel dukungan saran
memiliki nilai terendah dengan 10.50. Sementara itu, berdasarkan kolom
maximum diketahui variabel pengambilan keputusan karir dependen memiliki
nilai tertinggi dengan nilai 86.21.
4.2.1 Kategorisasi Subjek Variabel Penelitian
Peneliti menggunakan informasi analisa deskriptif sebagai acuan untuk
membuat norma kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan
69
menggunakan data mentah (raw score) tetapi merupakan true score yang skalanya
telah dipindah menggunakan rumus t-score yang telah dijelaskan pada bab 3. Nilai
tersebut menjadi batas peneliti untuk menentukan kategorisasi rendah, sedang dan
tinggi
dari masing-masing variabel penelitian. Pedoman interpretasi skor dijelaskan pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2
Norma Skor Variabel
Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan
rendahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Kategorisasi Skor Variabel
70
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa, pada variabel pengambilan
keputusan karir rasional responden dalam penelitian ini cenderung berada dalam
kategori tinggi dengan jumlah 29 orang (13.8%), yang artinya pengambilan
keputusan karir rasional responden cenderung tinggi. Pada variabel pengambilan
keputusan karir intuitif responden cenderung berada pada posisi rendah dengan
jumlah 28 orang (13.3%). Pada variabel pengambilan keputusan karir dependen
responden cenderung berada pada posisi tinggi dengan jumlah 22 orang (10.5%).
Pada variabel extraversion responden cenderung berada dalam posisi tinggi
dengan jumlah 28 orang (13.3%).
Pada agreeableness responden cenderung berada dalam posisi tinggi
dengan jumlah 24 orang (11.4%). Pada variabel conscientiousness responden
cenderung berada dalam posisi tinggi dengan jumlah 27 orang (12.3%). Pada
variabel neuroticism responden cenderung berada dalam posisi rendah dengan
jumlah 22 orang (10.5%). Pada variabel openness responden cenderung berada
dalam posisi tinggi dengan jumlah 33 orang (15.7%).
Pada variabel dukungan konkret responden cenderung berada dalam posisi
tinggi dengan jumlah 42 orang (20.0%). Pada variabel dukungan emosional
responden cenderung berada dalam posisi tinggi dengan jumlah 40 orang (19.0%).
Pada variabel dukungan peghargaan responden cenderung berada pada posisi
tinggi dengan jumlah 33 orang (15.7%). Pada variabel dukungan saran responden
cenderung berada pada posisi tinggi dengan jumlah 25 orang (11.9%).
71
4.3 Hasil Uji Hipotesis
4.3.1 Pengambilan Keputusan Karir Rasional
a. Penguji R square pengambilan keputusan karir rasional
Peneliti menggunakan teknik analisis regresi dengan software SPSS. Dalam
regresi ini ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama melihat R-Square untuk
mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh
independent variable, yang kedua apakah keseluruhan independent variable
berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable, kemudian terakhir
melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent
variable.
Pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa
persen (%) varians yang dijelaskan oleh independent variable. Berikut dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Model Summary
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa R-Square sebesar 0,387 atau 38,7%.
Artinya, proporsi varian variabel pengambilan keputusan karir rasional
dijelaskan oleh variabel tipe kepribadian big five (Extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, opennes) dan dukungan keluarga (dukungan
konkret, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan saran)
72
dalam penelitian ini sebesar 38,7%, sedangkan 61,3% sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini.
b. Uji F pengambilan keputusan karir rasional
Langkah kedua peneliti menguji apakah seluruh independen variabel memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan karir rasional. Adapun
hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Anovab
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.)
pada kolom paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0.05. Sedangkan
diketahui bahwa syarat terpenuhinya nilai Sig. adalah < 0.05, maka hipotesis nihil
yang menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh yang signifikan dari tipe
kepribadian big five (extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism,
openness) dan dukungan keluarga (dukungan konkret, dukungan emosional,
dukungan penghargaan dan dukungan saran) terhadap perilaku pengambilan
keputusan karir rasional”, ditolak. Artinya sebaliknya yaitu “ada pengaruh yang
signifikan dari tipe kepribadian big five (extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, openness) dan dukungan keluarga (dukungan
73
konkret, dukungan emosional, dukungan penghargaan dan dukungan saran)
terhadap pengambilan keputusan karir rasional”.
c. Pengujian koefisien regresi pengambilan keputusan karir rasional
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masingmasing
independent variable Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut
signifikan yang berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengambilan keputusan karir rasional. Adapun besarnya
koefisien regresi dari masing-masing independent variable terhadap pengambilan
keputusan karir rasional dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Koefisien Regresi Pengambilan Keputusan Rasional
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.10, maka persamaan regresinya
sebagai berikut: (*signifikan) Pengambilan keputusan karir rasional -1.174 +
0.185 (extraversion)* + 0.089 (agreeableness) + 0.220 (conscientiousness)* +
0.128 (neuroticism) + 0.192 (openness)* + 0.117 (dukungan konkret) + -0.122
74
(dukungan emosional) + 0.130 (dukungan penghargaan) + 0.85 (dukungan saran)
+ e.
Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat tiga
variabel yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu ; (1) extraversion, (2)
conscientiousness, (3) openness. Sementara enam variabel lain tidak signifikan,
penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independen
variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel extraversion memiliki koefisien regresi sebesar 0.185 dengan nilai
P= 0.004 (<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari extraversion terhadap
pengambilan keputusan karir rasional ditolak. Hal ini berarti extraversion
memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir rasional. Dengan
arah positif yang artinya semakin tinggi extraversion maka akan semakin
tinggi pengambilan keputusan karir rasional.
2. Variabel agreeableness memiliki koefisien regresi sebesar 0.089 dengan nilai
P= 0.141 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari agreeableness terhadap
pengambilan keputusan karir rasional diterima. Hal ini berarti agreeableness
tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir rasional.
3. Variabel conscientiousness memiliki koefisien regresi sebesar 0.220 dengan
nilai P= 0.001 (<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari conscientiousness
terhadap pengambilan keputusan karir rasional ditolak. Hal ini berarti
75
conscientiousness memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir
rasional. Dengan arah positif yang artinya semakin tinggi conscientiousness
maka akan semakin tinggi pengambilan keputusan karir rasional.
4. Variabel neuroticism memiliki koefisien regresi sebesar 0.128 dengan nilai P=
0.052 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari neuroticism terhadap
pengambilan keputusan karir rasional diterima. Hal ini berarti neuroticism
tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir rasional.
5. Variabel openness memiliki koefisien regresi sebesar 0.192 dengan nilai P=
0.003 (<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari openness terhadap pengambilan
keputusan karir rasional ditolak. Hal ini berarti openness memiliki pengaruh
terhadap pengambilan keputusan karir rasional. Dengan arah positif yang
artinya semakin tinggi openness maka akan semakin tinggi pengambilan
keputusan karir rasional.
6. Variabel dukungan konkret memiliki koefisien regresi sebesar 0.117 dengan
nilai P= 0.119 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan konkret
terhadap pengambilan keputusan karir rasional diterima. Hal ini berarti
dukungan konkret tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan
karir rasional.
7. Variabel dukungan emosional memiliki koefisien regresi sebesar -0.122
dengan nilai P= 0.129 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang
76
menyatakan tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan
emosional terhadap pengambilan keputusan karir rasional diterima. Hal ini
berarti dukungan emosional tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan
keputusan karir rasional.
8. Variabel dukungan penghargaan memiliki koefisien regresi sebesar 0.130
dengan nilai P= 0.179 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan
penghargaan terhadap pengambilan keputusan karir rasional diterima. Hal ini
berarti dukungan penghargaan tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan
keputusan karir rasional.
9. Variabel dukungan saran memiliki koefisien regresi sebesar 0.85 dengan nilai
P= 0.348 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan saran terhadap
pengambilan keputusan karir rasional diterima. Hal ini berarti dukungan saran
tidak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir rasional.
d. Pengujian proporsi varians terhadap pengambilan keputusan karir
rasional
Selanjutnya penulis ingin mengetahui proporsi varian sumbangan dari tiap
variabel independen. Untuk itu penulis melakukan analisis regresi berganda secara
stepwise yaitu dengan menambahkan satu variabel independen setiap melakukan
analisis regresi. Dalam hal ini penulis dapat menghitung pertambahan dari R2
(R2change). Penulis juga menguji apakah pertambahan R2 change signifikan atau
tidak. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
77
Tabel 4.7
Kontribusi masing – masing varian
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa :
1. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 11.4% terhadap
varians pengambilan keputusan karir rasional.
2. Variabel agreeableness memberikan sumbangan sebesar 7,4% terhadap
varians pengambilan keputusan karir rasional.
3. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 10,8% terhadap
varians pengambilan keputusan karir rasional.
4. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 1,7% terhadap varians
pengambilan keputusan karir rasional.
5. Variabel openness memberikan sumbangan sebesar 3,9% terhadap varians
pengambilan keputusan karir rasional.
6. Variabel dukungan konkret memberikan sumbangan sebesar 2.1 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir rasional.
78
7. Variabel dukungan emosional memberikan sumbangan sebesar 0 %
terhadap varians pengambilan keputusan karir rasional.
8. Variabel dukungan penghargaan memberikan sumbangan sebesar 1,2 %
terhadap varians pengambilan keputusan karir rasaional.
9. Variabel dukungan saran memberikan sumbangan sebesar 0,3 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir rasaional
4.3.2 Pengambilan Keputusan Karir Intuitif
a. Penguji R square pengambilan keputusan karir intuitif
Peneliti menggunakan teknik analisis regresi dengan software SPSS.
Dalam regresi ini ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama melihat R-Square untuk
mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh
independent variable, yang kedua apakah keseluruhan independent variable
berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable, kemudian terakhir
melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent
variable.
Pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa
persen (%) varians yang dijelaskan oleh independent variable. Berikut dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Model Summary
79
Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa R-Square sebesar 0,193 atau 19,3%.
Artinya, proporsi varian terhadap variabel pengambilan keputusan karir intuitif
dijelaskan oleh variabel tipe kepribadian big five (Extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, opennes) dan dukungan keluarga (dukungan
konkret, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan saran)
dalam penelitian ini sebesar 19,3%, sedangkan 80,7% sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini.
b. Uji F pengambilan karir intuitif
Langkah kedua peneliti menguji apakah seluruh independen variabel memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan karir intuitif.
Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Anovab
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada
kolom paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0.05. Sedangkan diketahui
bahwa syarat terpenuhinya nilai Sig. adalah < 0.05, maka hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian big
five (Extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, opennes) dan
dukungan keluarga (dukungan konkret, dukungan emosional, dukungan
80
penghargaan, dan dukungan saran) terhadap perilaku pengambilan keputusan
karir intuitif”, ditolak. Artinya sebaliknya yaitu “ada pengaruh yang signifikan
dari tipe kepribadian big five (Extraversion, agreeableness, conscientiousness,
neuroticism, opennes) dan dukungan keluarga (dukungan konkret, dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan saran) terhadap pengambilan
keputusan karir intuitif”.
c. Pengujian koefisien regresi pengambilan keputusan karir intuitif
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing
independent variable Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan
yang berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengambilan keputusan karir intuitif. Adapun besarnya koefisien regresi
dari masing-masing independent variable terhadap pengambilan keputusan karir
intuitif dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Koefisien Regresi Pengambilan Keputusan Karir Intuitif
81
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.10, maka persamaan regresinya
sebagai berikut: (*signifikan)
Pengambilan keputusan karir intuitif= 21.730 + 0.189 (extraversion)* + 0.147
(agreeableness)* + 0.156 (conscientiousness)* + -0.066 (neuroticism) + 0.077
(openness) + 0.126 (dukungan konkret) + -0.077 (dukungan emosional) + -0.75
(dukungan penghargaan) + 0.17 (dukungan saran) + e.
Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat tiga variabel
yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu ; (1) extraversion, (2)
agreeableness, (3) conscientousness. Sementara enam variabel lain tidak
signifikan, penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing
independen variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel extraversion memiliki koefisien regresi sebesar 0.189 dengan nilai
P= 0.012 (<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari extraversion terhadap
82
pengambilan keputusan karir intuitif ditolak. Hal ini berarti extraversion
memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir rasional. Dengan
arah positif yang artinya semakin tinggi extraversion maka akan semakin
tinggi pengambilan keputusan karir intuitif.
2. Variabel agreeableness memiliki koefisien regresi sebesar 0.147 dengan nilai
P= 0.041 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari agreeableness terhadap
pengambilan keputusan karir intuitif ditolak. Hal ini berarti agreeableness
memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir intuitif. Dengan
arah positif yang artinya semakin tinggi agreeableness maka akan semakin
tinggi pengambilan keputusan karir intuitif.
3. Variabel conscientiousness memiliki koefisien regresi sebesar 0.158 dengan
nilai P= 0.044 (<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari conscientiousness
terhadap pengambilan keputusan karir intuitif ditolak. Hal ini berarti
conscientiousness memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karir
intuitif. Dengan arah positif yang artinya semakin tinggi conscientiousness
maka akan semakin tinggi pengambilan keputusan karir intuitif.
4. Variabel neuroticism memiliki koefisien regresi sebesar -0.071 dengan nilai
P= 0.360 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari neuroticism terhadap
pengambilan keputusan karir intuitif diterima. Hal ini berarti neuroticism tidak
memiliki pengaruh siginifikan terhadap pengambilan keputusan karir intuitif.
83
5. Variabel openness memiliki koefisien regresi sebesar 0.075 dengan nilai P=
0.327 (<0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari openness terhadap pengambilan
keputusan karir intuitif diterima. Hal ini berarti openness tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan karir intuitif.
6. Variabel dukungan konkret memiliki koefisien regresi sebesar 0.133 dengan
nilai P= 0.132 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan konkret
terhadap pengambilan keputusan karir intuitif diterima. Hal ini berarti
dukungan konkret tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan karir intuitif.
7. Variabel dukungan emosional memiliki koefisien regresi sebesar -0.007
dengan nilai P= 0.943 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan
emosional terhadap pengambilan keputusan karir intuitif diterima. Hal ini
berarti dukungan emosional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan karir intuitif.
8. Variabel dukungan penghargaan memiliki koefisien regresi sebesar -0.076
dengan nilai P= 0.503 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan
penghargaan terhadap pengambilan keputusan karir intuitif diterima. Hal ini
berarti dukungan penghargaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan karir intuitif.
84
9. Variabel dukungan saran memiliki koefisien regresi sebesar 0.017 dengan nilai
P= 0.870 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan saran terhadap
pengambilan keputusan karir intuitif diterima. Hal ini berarti dukungan saran
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan karir
intuitif.
d. Pengujian Proposi Varians Pengambilan Keputusan Karir Intuitif
Selanjutnya penulis ingin mengetahui proporsi varian sumbangan dari tiap
variabel independen. Untuk itu penulis melakukan analisis regresi berganda secara
stepwise yaitu dengan menambahkan satu variabel independen setiap melakukan
analisis regresi. Dalam hal ini penulis dapat menghitung pertambahan dari R2
(R2change). Penulis juga menguji apakah pertambahan R2 change signifikan atau
tidak. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Kontribusi masing – masing varian
85
Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa:
1. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 10 % terhadap varians
pengambilan keputusan karir intuitif.
2. Variabel agreeableness memberikan sumbangan sebesar 4,3 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir intuitif.
3. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 3 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir intuitif.
4. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 0,4 % terhadap varians
pengambilan keputusan karir intuitif.
5. Variabel openness memberikan sumbangan sebesar 0,6 % terhadap varians
pengambilan keputusan karir intuitif.
6. Variabel dukungan konkret memberikan sumbangan sebesar 0,7 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir intuitif.
7. Variabel dukungan emosional memberikan sumbangan sebesar 0,1 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir intuitif.
86
8. Variabel dukungan penghargaan memberikan sumbangan sebesar 0,2 %
terhadap varians pengambilan keputusan karir intuitif.
9. Variabel dukungan saran memberikan sumbangan sebesar 0 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir intuitif.
4.3.3 Pengambilan Keputusan Karir Dependen
a. Penguji R square Pengambilan Keputusan Karir Dependen
Peneliti menggunakan teknik analisis regresi dengan software SPSS. Dalam
regresi ini ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama melihat R-Square untuk
mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh
independent variable, yang kedua apakah keseluruhan independent variable
berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable, kemudian terakhir
melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent
variable.
Pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen
(%) varians yang dijelaskan oleh independent variable. Berikut dapat dilihat pada
tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Model Summary
Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa R-Square sebesar 0,044 atau 4,4%.
Artinya, proporsi varian terhadap variabel pengambilan keputusan karir dependen
87
dijelaskan oleh variabel tipe kepribadian big five (Extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, opennes) dan dukungan keluarga (dukungan
konkret, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan saran)
dalam penelitian ini sebesar 4,4%, sedangkan 95,6% sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini.
b. Uji F Pengambilan Keputusan Karir Dependen
Langkah kedua peneliti menguji apakah seluruh independen variabel memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan karir dependen.
Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Anovab
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.13, dapat dilihat bahwa nilai P (Sig.) pada
kolom paling kanan adalah p=0.419 dengan nilai p>0.05. Sedangkan diketahui
bahwa syarat terpenuhinya nilai Sig. adalah < 0.05, maka hipotesis nihil yang
menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian big
five (Extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, opennes) dan
dukungan keluarga (dukungan konkret, dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dan dukungan saran) terhadap perilaku pengambilan keputusan karir
dependen”, diterima. Artinya sebaliknya yaitu “tidak ada pengaruh yang
88
signifikan dari tipe kepribadian big five (Extraversion, agreeableness,
conscientiousness, neuroticism, opennes) dan dukungan keluarga (dukungan
konkret, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan saran)
terhadap pengambilan keputusan karir dependen”.
c. Pengujian Koefisien Regresi Pengambilan Keputusan Karir Dependen
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing
independent variable Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan
yang berarti variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengambilan keputusan karir dependen. Adapun besarnya koefisien
regresi dari masing-masing independent variable terhadap pengambilan keputusan
karir dependen dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14
Koefisien Regresi Pengambilan Keputusan Karir Dependen
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.14, maka persamaan regresinya
sebagai berikut: (*signifikan)
89
Pengambilan keputusan karir dependen= 45.763 + 0.029 (extraversion) + -0.177
(agreeableness) + 0.070 (conscientiousness) + -0.044 (neuroticism) + 0.118
(openness) + 0.045 (dukungan konkret) + 0.120 (dukungan emosional) + -0.026
(dukungan penghargaan) + 0.003 (dukungan saran) + e.
Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat satu
variabel yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu ; (1) agreeableness.
Sementara delapan variabel lain tidak signifikan, penjelasan dari nilai koefisien
regresi yang diperoleh masing-masing independen variabel adalah sebagai
berikut:
1. Variabel extraversion memiliki koefisien regresi sebesar 0.029 dengan nilai
P= 0.734 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari extraversion terhadap
pengambilan keputusan karir dependen diterima. Hal ini berarti extraversion
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan karir
dependen.
2. Variabel agreeableness memiliki koefisien regresi sebesar -0.177 dengan nilai
P= 0. 029 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak
ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari agreeableness terhadap
pengambilan keputusan karir dependen ditolak. Hal ini berarti agreeableness
memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan karir
dependen. Dengan arah negatif yang artinya semakin rendah agreeableness
maka akan semakin tinggi pengambilan keputusan karir dependen.
90
3. Variabel conscientiousness memiliki koefisien regresi sebesar 0.073 dengan
nilai P= 0.406 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari conscientiousness
terhadap pengambilan keputusan karir dependen diterima. Hal ini berarti
conscientiousness tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan karir dependen.
4. Variabel neuroticism memiliki koefisien regresi sebesar -0.44 dengan nilai P=
0.960 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari neuroticism terhadap
pengambilan keputusan karir dependen diterima. Hal ini berarti neuroticism
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan karir
dependen.
5. Variabel openness memiliki koefisien regresi sebesar 0.119 dengan nilai P=
0.170 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada
pengaruh yang siginfikan secara statistik dari openness terhadap pengambilan
keputusan karir dependen diterima. Hal ini berarti openness tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan karir dependen.
6. Variabel dukungan konkret memiliki koefisien regresi sebesar -0.049dengan
nilai P= 0.621 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan konkret
terhadap pengambilan keputusan karir dependen diterima. Hal ini berarti
dukungan konkret tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan karir dependen.
91
7. Variabel dukungan emosional memiliki koefisien regresi sebesar 0.119 dengan
nilai P= 0.267 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada pengaruh ang siginfikan secara statistik dari dukungan emosional
terhadap pengambilan keputusan karir dependen diterima. Hal ini berarti
dukungan emosional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan karir dependen.
8. Variabel dukungan penghargaan memiliki koefisien regresi sebesar -0.028
dengan nilai P= 0.830 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang
menyatakan tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan
penghargaan terhadap pengambilan keputusan karir dependen diterima. Hal ini
berarti dukungan penghargaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan karir dependen.
9. Variabel dukungan saran memiliki koefisien regresi sebesar 0.003 dengan
nilai P= 0.983 (>0.05). Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan
tidak ada pengaruh yang siginfikan secara statistik dari dukungan saran
terhadap pengambilan keputusan karir dependen diterima. Hal ini berarti
dukungan saran tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan karir dependen.
d. Pengujian Proporsi Varians Pengambilan Keputusan Karir Dependen
Selanjutnya penulis ingin mengetahui proporsi varian sumbangan dari tiap
variabel independen. Untuk itu penulis melakukan analisis regresi berganda secara
stepwise yaitu dengan menambahkan satu variabel independen setiap melakukan
analisis regresi. Dalam hal ini penulis dapat menghitung pertambahan dari R2
92
(R2change). Penulis juga menguji apakah pertambahan R2 change signifikan atau
tidak. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15
Kontribusi masing – masing varian
Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui bahwa:
1. Variabel extraversion memberikan sumbangan sebesar 0,2 % terhadap varians
pengambilan keputusan karir dependen.
2. Variabel agreeableness memberikan sumbangan sebesar 1,2 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir dependen.
3. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 1,2 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir dependen.
4. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 0 % terhadap varians
pengambilan keputusan karir dependen.
5. Variabel openness memberikan sumbangan sebesar 1 % terhadap varians
pengambilan keputusan karir dependen.
93
6. Variabel dukungan konkret memberikan sumbangan sebesar 0 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir dependen.
7. Variabel dukungan emosional memberikan sumbangan sebesar 0,8 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir dependen.
8. Variabel dukungan penghargaan memberikan sumbangan sebesar 0 %
terhadap varians pengambilan keputusan karir dependen.
9. Variabel dukungan saran memberikan sumbangan sebesar 0 % terhadap
varians pengambilan keputusan karir dependen.
94
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini mengukur apakah ada pengaruh dari tipe kepribadian big five
(extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, opennes) dan
dukungan keluarga (dukungan konkret, dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dan dukungan saran) terhadap pengambilan keputusan karir
rasional, pengambilan keputusan karir intuitif dan pengambilan keputusan karir
dependen.
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan, didapatkan tiga kesimpulan dalam
penelitian ini. Kesimpulan yang pertama adalah ada pengaruh yang signifikan dari
extraversion, conscientiousness, dan openness terhadap pengambilan keputusan
karir rasional pada siswa/i MAN. Variabel yang paling besar pengaruhnya
terhadap pengambilan keputusan karir rasional adalah conscientiousness.
Kesimpulan yang kedua adalah ada pengaruh yang signifikan dari
extraversion, agreeableness, conscientiousness terhadap pengambilan keputusan
karir intuitif pada siswa/i MAN. Variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap
pengambilan keputusan karir intuitif adalah extraversion.
Kesimpulan yang ketiga adalah tidak ada pengaruh yang signifikan dari tipe
kepribadian big five (Extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism,
opennes) dan dukungan keluarga (dukungan konkret, dukungan emosional,
95
dukungan penghargaan, dan dukungan saran) terhadap pengambilan keputusan
karir dependen pada siswa/i MAN.
5.2 Diskusi
Adapun diskusi hasil penelitian ini terkait dengan tiga hasil yang diperoleh, yaitu
meliputi pengambilan keputusan karir rasional, pengambilan keputusan karir
intuitif dan pengambilan keputusan karir dependen.
Pada penelitian ini, variabel tipe kepribadian big five berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan karir rasional. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fabio, Palazzeschi dan Bar on (2012) yang menunjukkan bahwa
kepribadian mempengaruhi pengambilan keputusan karier, walaupun berbeda
teori tapi mendukung penelitian terhadap siswa dan siswi MAN 2 Cianjur. Dalam
hal ini pendekatan rasional juga membantu seseorang dalam perencanaan
pencapaian tujuan karirnya, dimana adanya perencanaan dan evaluasi yang dapat
dilakukan agar dapat mencapai pengambilan keputusan karir sesuai yang dicapai
(Khan, Riaz, Batool, & Riaz, 2016). Tipe kepribadian big five merupakan variabel
yang tidak berdiri sendiri. Tipe kepribadian big five memiliki beberapa dimensi
yang mengukur kemampuan berbeda. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
tidak semua dimensi tipe kepribadian big five memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengambilan keputusan karir rasional.
Berdasarkan nilai koefisien regresi, extraversion. conscientiousness, dan
openness memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengambilan
keputusan karir rasional pada siswa dan siswi MAN 2 Cianjur. Hal ini berarti
96
bahwa semakin tinggi extraversion, conscientiousness, dan openness maka
semakin tinggi pula kemampuan pengambilan keputusan karir rasional seseorang.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pejak dan Kosir (2007)
menemukan bahwa kepribadian mempengaruhi pengambilan keputusan karir.
Hasil penelitiannya menemukan bahwa individu yang tinggi pada skor
extraversion, conscientiousness, openness dan kestabilan emosi akan lebih
kompeten dalam mengambil suatu keputusan.
Penulis berasumsi bahwa pada pengambilan keputusan karir rasional
dipengaruhi oleh extraversion, karena siswa dan siswi MAN 2 Cianjur memiliki
kepribadian yang ceria, senang berbicara, senang berkumpul, dan lebih terbuka.
Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang karir dan siswa menjadi
lebih yakin terhadap dirinya sendiri. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Chen dan Su Ann Liew (2015) yang meyatakan bahwa remaja di Malaysia akan
mudah mengambil keputusan jika remaja tersebut memiliki nilai extraversion
yang tinggi, walaupun berbeda teori tetapi hasilnya mendukung penelitian di
MAN 2 Cianjur.
Kemudian conscientiousness memiliki pengaruh terhadap pengambilan
keputusan karir rasional, karena siswa dan siswi MAN 2 Cianjur memiliki
kepribadian yang ditandai dengan keteraturan, terkontrol, terorganisasi, ambisius,
terfokus pada pencapaian dan memiliki disiplin diri. Sehingga individu dapat
membuat beberapa pertimbangan yang logis dan perencanaan yang matang
sebelum membuat keputusan mengenai karirnya. Hal ini sejalan dengan penelitian
Jeffe dan cott (Kummerow, 1991) yang berpendapat bahwa conscientiousness
97
memiliki positif tinggi pada koefisien regresi, dapat di artikan bahwa semakin
tinggi nilai conscientiousness maka semaking tinggi kemampuan dalam
menentukan pengambilan keputusan karir nya. Keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis dan mendekati kebenaran. Harren (1979) mengungkapkan bahwa
pengambilan keputusan karir rasional dapat meningkatkan kematangan karir pada
individu karena menggunakan cara yang sistematis dan rasional dalam mengambil
keputusan.
Kemudian openness memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan karir rasional, karena siswa dan siswi MAN 2 Cianjur memiliki
kepribadian yang ditandai dengan kepribadian yang imajinatif, kreatif, inovatif,
keterbukaan cara berpikir serta memiliki keingintahuan yang tinggi. Sehingga
siswa dapat berpikir lebih luas dan mencari lebih banyak informasi mengenai
karirnya sebelum individu tersebut mengambil keputusan mengenai karirnya.
Sedangkan agreeableness tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengambilan keputusan karir rasional. Penulis mengansumsikan bahwa
siswa dan siswi MAN 2 Cianjur dengan tipe kepribadian agreeableness yang
ditandai dengan kepribadian yang mudah percaya, pengalah belum bisa membuat
beberapa pertimbangan yang logis dan perencanaan yang matang sebelum
membuat keputusan mengenai karirnya.
Kepribadian neuroticism tidak memiliki pengaruh yangs signifikan
terhadap pengambilan keputusan karir rasional. Penulis mengasumsikan bahwa
siswa dan siswi MAN 2 Cianjur dengan tipe kepribadian neuroticism yang
98
ditandai dengan kepribadian seperti penuh kecemasan, tempramental tidak dapat
membuat beberapa pertimbangan yang logis dan realistis, sehingga tidak dapat
membuat perencanaan yang matang sebelum mengambil keputusan mengenai
karirnya.
Hasil penelitian selanjutnya ditemukan tipe kepribadian big five memiliki
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pengambilan keputusan karir
intuitif. Tipe kepribadian big five yang berpengaruh positif dan signifikan yaitu
variabel extraversion, agreeableness, dan conscientiousness. Hal ini berarti
semakin tinggi extraversion, agreeableness, dan conscientiousness maka semakin
tinggi pula kemampuan pengambilan keputusan intuitif seseorang.
Dalam penelitian ini extraversion yang mempengaruhi pengambilan
keputusan karir intuitif, yang berarti seseorang yang memiliki kepribadian ceria,
senang berbicara, dan menyenangkan dapat mengambil keputusan dengan cepat
berdasarkan perasaan atau emosinya, sehingga seseorang yang memiliki tipe
kepribadian extraversion yang baik, akan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
pengambilan keputusan karir intuitif.
Kemudian agreeableness memiliki pengaruh terhadap pengambilan
keputusan karir intuitif. Peneliti berasumsi, karena siswa dan siswi MAN 2
Cianjur memiliki kepribadian yang ditandai dengan mudah percaya dan mudah
menerima akan suatu hal. Sehingga individu tersebut membutuhkan waktu yang
singkat dalam megambil suatu keputusan mengenai karirnya, dengan beberapa
pertimbangan lainnya yang tidak diperhatikan.
99
Kemudian conscientiousness memiliki pengaruh terhadap pengambilan
keputusan karir intuitif, karena siswa dan siswi MAN 2 Cianjur memiliki
kepribadian yang ditandai dengan ambisius terfokus pada pencapaian dan
memiliki disiplin diri. Sehingga individu dapat mengambil keputusan mengenai
karirnya dengan baik walau dengan hanya wakktu yang singkat.
Sedangkan pada dua tipe kepribadian big five lainnya memiliki pengaruh
yang tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan karir intuitif yaitu
neuroticism. Penulis berasumsi bahwa siswa dan siswi MAN 2 Cianjur yang
memiliki kepribadian penuh kecemasan, emosional, serta rentan terhadap
gangguan yang berhubungan dengan stress belum bisa mengambil suatu
keputusan mengenai karirnya dengan waktu yang singkat. Openness juga tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan karir intuitif.
Penulis berasumsi bahwa siswa dan siswi MAN 2 Cianjur yang memiliki
kepribadian penasaran serta keingintahuan yang tinggi juga belum dapat
mengambil suatu keputusan mengenai karirnya dengan cepat dan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan karirmya.
Adapun tipe kepribadian big five tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan karir dependen. Peneliti berasumsi bahwa siswa dan siswi
MAN 2 Cianjur dapat membuat keputusan sendiri mengenai karirnya.
Dikarenakan mereka yang memiliki tipe pengambilan keputusan karir dependen
biasanya cenderung dipengaruhi oleh orang lain dan memiliki tingkat kematangan
dalam keputusan yang lambat, sehingga cenderung mudah kehilangan rasa
pemenuhan atau kepuasaan pribadinya (Park & Yang. 2014).
100
Selanjutnya yaitu variabel dukungan keluarga, dukungan keluarga terbagi
menjadi empat yakni dukungan konkret, dukungan emosonal, dukungan
penghargaan dan dukungan saran. Proses pengambilan keputusan karir secara
garis besar dipengaruhi salah satunya yaitu mencari informasi tentang karir dari
keluarga dan pengalaman diri, karena keluarga lebih dekat dengan kehidupan
sehari-hari (Johnson, 1994).
Hasil penelitian yang dilakukan di MAN 2 Cianjur yaitu tidak ada
pengaruh yang signifikan dari dukungan keluarga terhadap pegambilan keputusan
karir rasional, pengambilan keputusan karir intuitif, dan pengambilan keputusan
karir dependen. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Istifaran. F
(2016) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan dari dukungan
keluarga terhadap pengambilan keputusan karir. Ini dapat disebabkan karena ada
beberapa faktor pada diri siswa seperti semakin mandirinya siswa dalam
menentukan pilihan karirnya sendiri tanpa memperdulikan pendapat orang tua
maupun anggota keluarga lainnya, pencarian informasi yang berkaitan dengan
karir yang sedang dijalani saat ini merupakan wujud dari kemandirian siswa.
Pada pengangambilan keputusan rasional, peneliti berasumsi bahwa
siswa/i MAN 2 Cianjur merasa belum mendapatkan dukungan dari keluarganya,
baik dari dukungan nyata, dukungan emosional, dukungan penghargaan dan
dukungan saran. Adapun rencana dan persiapan yang telah disusun untuk karirnya
belum mendapat dukungan dari keluarganya, sedangkan banyak hal yang bisa
didapat apabila rencana awal untuk karir itu didukung penuh oleh keluarga.
Dalam pengambilan keputusan karir rasional individu dapat membuat rencana
101
yang baik, adanya dukungan dari orang terdekat dalam setiap keputusan yang
diambil, dan secara peningkatan kapasitas diri yang memerlukan biaya tambahan
juga bisa didapatkan oleh siswa tersebut.
Selanjutnya tidak ada pengaruh yang signifikan dari dukungan keluarga
terhadap pengambilan keputusan karir intuitif, yang berarti siswa dan siswi MAN
2 Cianjur belum mendapatkan dukungan nyata, dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dan dukungan saran. Padahal apabila individu mendapatkan
dukungan dalam bentuk empati, ada bila dibutuhkan serta dukungan yang
diberikan berupa nasehat atau masukan dari anggota keluarga dapat
mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan karir. Individu cenderung
lebih percaya diri, memiliki komitmen terhadap pekerjaan, memiliki perasaan
yang baik tentang karir masa depannya dan dapat mempunyai sifat kepastian
dalam mengambil keputusan (Xing, 2016). Terlebih tipe pengambilan keputusan
karir intuitif berdasarkan emosi atau perasaannya.
Hasil penelitian terakhir yaitu tidak ada pengaruh yang signifikan dari
dukungan keluarga terhadap pegambilan keputusan karir dependen. Penulis
berasumsi bahwa siswa dan siswi MAN 2 Cianjur cenderung tidak bergantung
kepada keluarga. Karena seseorang dengan pengambilan keputusan karir
dependen cenderung bergantung kepada orang lain. Hal ini mungkin karena
kemandirian yang biasanya dimiliki siswa dan siswi MAN, atau karena kurang
dekatnya antara individu dengan keluarganya dan lebih cenderungnya remaja
lebih dekat dengan teman sebayanya atau guru di sekolah. Penulis juga berasumsi
102
dengan latar belakang keluarganya sebagai petani atau buruh sehingga anak tidak
mendapat dukungan keluarga.
5.3 Saran
Pada penelitian ini, ada banyak kekurangan terdapat didalamnya. Sehingga
penting untuk diperbaiki pada penelitian selanjutnya. Adapun saran dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu teoritis dan saran praktis yang semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca pada penelitian ini.
5.3.1 Saran Teoritis
1. Dalam penelitian ini alat ukur yang dimodifikasi peneliti masih belum baik,
untuk itu pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih memperhatikan
penggunaan alat ukur.
2. Penelitian ini menggunakan studi pendahuluan untuk melihat apakah
fenomena yang diteliti sesuai dengan yang ada di sekolah tersebut, namun
hanya menggunakan metode wawancara langsung pada para siswa dan siswi.
Sebaiknya pada penelitian berikutnya menggunakan studi pendahuluan dengan
cara lain seperti kuesioner dan FGD (Focus Group Discussion).
5.3.2 Saran Praktis
1. Pada penelitian kali ini ditemukan bahwa extraversion memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pengambilan keputusan karir rasional dan intuitif,
disarankan bagi pihak sekolah agar mengadakan kegiatan yang dapat membuat
siswa lebih mudah bergaul dan antusias, seperti bimbingan konseling
103
kelompok yang diisi dengan saling sharing. Sehingga siswa dapat menggali
informasi mengenai karir dengan baik.
2. Kepribadian Conscientiousness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengambilan keputusan karir rasional dan intuitif. Penulis menyarankan agar
siswa didorong untuk lebih teliti dan gigih dalam mengerjakan tugas, serta
membuat perencanaan-perancanaan mengenai karir. Sehingga dapat
mengambil suatu keputusan mengenai karir dengan lebih baik.
104
DAFTAR PUSTAKA
Afzal, A., Atta, M., & Shujja, S. (2013). Emotional intelligence as predictor of
career decision making among university undergraduates. Journal of
behavioural science, 23 (1), 404-413.
Ali Uzma., Shah Erum. (2013). Career decision difficulty as a predictor of
environmental mastery and self esteem in college students. Social and
behavioral sciences 84 : 1119 – 1123.
Bacanli, F. (2012). An examination of the relationship amongst decision making
strategies and ego identity statuses. Education and Science, 37 (163), 17-
28.
Brown, D. (2002). Career choice and development (4th Ed). John Wiley & Sons,
Inc.
Bubic, A. (2014). Decision making characteristics and decision styles predict
adolescents’s career choice satisfaction. Springer Science and Business.
doi: 10.1007/s12144-014-9226-5
Costa, P.T. Jr., & McCrae, R.R. (1995). Domains and facets: hierarchical
personality assessment using the revised NEO personality inventory.
Journal of Personality Assessment, 64 (1), 21-50.
doi:10.1207/s15327752jpa6401_2.
Creed, Patton, & Prideaux. (2006). Causal relationship between career indecision
and career decision-making selfefficacy: A longitudinal cross-lagged
analysis. Journal of Career Development. 33(1):pp. 47-65
Dolan, P., Canavan, J., & Pinkerton, J. (2006). Family support as a reflective.
practice. London: Jessica Kingsley.
Fabio, A. D., Palazzeschi, L., & Bar-On, R. (2012). The role of personality traits,
core self-evaluation, and emotional intelligence in career decision-making
difficulties. Journal of Employment Counseling.(49),118-129.
Fabio, A. D., & Kenny, M. E. (2011). Promoting emotional intelligence and
career decision making among italian high school students. Journal of
Career Assessment. 19 (1), 21-34.
Fabio, A. D., Palazzeschi, L., Asulin-Peretz, L., & Gati, I. (2012). Career
indecision versus indecisiveness: associations with personality traits and
emotional intelligence. Journal of Career Assessment. 21 (1), 42-56. doi:
10.1177/1069072712454698
Fadilla, F., Sinring, A., & Aryani, F. (2015). Pengembangan model e-career untuk
meningkatkan keputusan karir siswa SMA negeri 3 makassar. Jurnal
Psikologi Pendidikan & Konseling. 1 (2), 170-179.
105
Gati, I., Krausz, M., & Osipow, S. (1996). A taxonomy of difficulties in career
decision making. Journal of counseling psychology, 43, 510-526. DOI
10.1037/00220167.43.4.510
Gati, I., Landman, S., Davidovitch, S., Asulin-Peretz, L., & Gadassi, R. (2010).
From career decision-making styles to career decision making profiles: A
multidimensional approach. Journal of Vocational Behavior, 76, 277–291.
doi: 10.1016/j.jvb.2009.11.001
Goldberg, L.R. (1992). The development of markers for the Big-Five factor
structure. Psychological Assessment, 4, 26-42. doi:10.1037/1040-
3590.4.1.26
Guralnick, M. J. (2006). Family influences on early development: Integrating the
science of normative development, risk & disability and intervention.
Oxford, UK: Blackwell Publishers.
Gati, I., Ryzhik, T., & Vertsberger, D. (2013). Preparing young veterans for
civilian life: The effects of a workshop on career decision-making
difficulties and self-efficacy. Journal of Vocational Behavior. 83 (2013),
373-385
Harren, A.V. (1976). Tiedeman's approach to career development. Career
Development Review, 25 (7), 895-916.
Harren, A.V. (1979). A model of career decision making for college students.
Journal of Vocational Behavior, 14, 119-133. doi: 10.1037/0022-
0167.37.2.160
Hurlock, Elizabeth. (1991). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga
Istifarani, F. (2016). Pengaruh dukungan keluarga terhadap pengambilan
keputusan karir siswa kelas x di SMK negeri 1 Depok. E-Journal
Bimbingan dan Konseling Edisi. 4 (5), 1-11.
Jiang, Z. (2014). Emotional intelligence and career decision-making self-efficacy:
national and gender differences. Journal of employment counseling. 5,
112-124.doi: 10.1002/j.2161-1920.2014.00046.x
Johnson, S. B. (1994). Decision style and information gathering adolescent
decision making styles and "fact finding". Paper Presented at the 1994
Australian Association for Research in Education.
Jones, L. K., & Lohmann, R. C. (1998). The Career Decision Profile: Using a
Measure of Career Decision Status in Counseling. Journal of Career
Assessment, 6(2), 209–230. doi:10.1177/106907279800600207
Kaur, H., Kaur, H., & Venkateashan, M. (2015). Factors determining family
support and quality of life of elderly population. International Journal of
106
Medical Science and Public Health. 4 (8), doi: 1049-1053.
10.5455/ijmsph.2015.21012015220
Kelly, R. R., & Hatcher, T. (2013). Decision-making self-efficacy and barriers in
career decision making among community college students. Community
College Journal of Research and Practice. 37 (2), 103-113. doi:
10.1080/10668926.2011.585114
Khan, E. A., Riaz, M. N., Batool, N., & Riaz, M. A. (2016). Emotional
intelligence as a predictor of decision making styles among university
students. Journal of Applied Environmental and Biological Sciences. 6 (4),
93-99.
Kummerow, J. M. (1991). New direction in career planning. Palo Arto.
California: CPP Book.
Laura, N., Ferrari, L., & Solberg, V. S. (2007). Career search self-efficacy, family
support, and career indecision with italian youth. Journal of Career
Assessment. 15 (2), 181-193.
Li Shan Chen & Su Ann Liew. (2015) Factors influencing career decision-making
difficulties among graduating students from Malaysian private higher
educational institutions. Journal of career development, 24, 105-138.
Mau, W. C. (2000). Cultural differences in career decision-making styles and self-
efficacy. Journal of vocational behavior, 57 (3), 365-378.
doi:10.1006/jvbe.1999.1745
Metheny, J., & McWhirter, E. H. (2013). Contributions of social status and family
support to college students’ sareer decision self-efficacy and outcome
expectations. Journal of Career Assessment. 21 (3), 378-394. doi:
10.1177/1069072712475164
Mischel, Walter,. Shoda, Yuichi,. & Ayduk, Ozlem. (2008). Introduction to
personality toward an integrative science of the person. USA: John Wiley
& Sons, Inc.
Morgan, T,. & Ness, D. (2012). Career decision making difficulties of first year
studens. Journal of vocational behavior, 43, 218-232.
Mudhovozi,P., & Chireshe, R.(2012). Socio-demographic factors influencing
career decision-making among undergraduate psychology students in
south africa. Journal of vocational behavior 31 (2), 167-176. doi:
10.1080/09718923.2012.11893025
Munandir. (1996). Program bimbingan karier di sekolah. Jakarta: Jalan Pintu
Satu.
Nawaz, S., & Gilani, N. (2011). Relationship of parental and peer attachment
bonds with career decisionmaking self-efficacy among adolescents and
postadolescents. Journal of behavioural sciences, 21 (1), 33-47.
107
Ngunjiri, F.G. (2013). Decisiveness in career choices among secondary school
students in Kiambu west district Kenya. Thesis. Kenyatta Univeristy
Nurfitriyanta, K. (2017). Pengaruh tipe kepribadian big five dan pola asuh
terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir siswa. Skripsi Fakultas
Psikologi: UIN Jakarta
Onder,C.F., Kirdok,O., & Isik,E. (2010). High school student career decision
making pattren across parenting styles and parental attachment level.
Journal of psychology counselling and guidance, 8, 263-280.
Osipow, S. H. (1999). Assessing career indecision. Journal of Vocational
Behavior, 55 (1), 147-154. doi: 10.1006/jvbe.1999.1704
Park, M. H., & Yang, K. S. (2014). The relationship between career decision-
making styles and job seeking self-efficacy of college students in korea.
Journal of Asian Vocational Education and Training, 32-39.
Patton, W., & McMahon, M. (2014). Career development and systems theory:
Connecting theory and practice (3th Ed). Rotterdam : Sense Publishers.
Pecjak, Kosir. (2007). Personality motivation factors and difficulties in career
decision making in secondary school students. Journal of psihologijske
teme, 16 (1), 141-158..
Pervin, L. A., & Cervone, D. (2011). Kepribadian: Teori dan Penelitian. Jakarta:
Salemba Humanika
Pervin, L. A., Cervone, D., & John, O. P. (2010). Psikologi Kepribadian: Teori &
Penelitian. Jakarta: Kencana.
Pervin. & John. (2005). Personality. Theory and research. New York: John Wiley
& Sons Inc
Pramudi, H. (2015). Kemampuan pengambilan keputusan karir siswa kelas XI di
SMA Negeri 1 Kutasaro Purbalingga. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sanders, R.P. (2008). The decision making styles, ways of knowing and learning
strategy prferences of clients at a one stop career center. Thesis.
Oklahoma State University.
Santrock, J. W. (2011). Masa perkembangan anak. Jakarta: Salemba Humanika.
Scott, S. G., & Bruce, R. A. (1995). Decision-Making Style: The Development
and Assessment of a New Measure. Educational and Psychological
Measurement, 55 (5), 818–831. doi:10.1177/0013164495055005017
Sukardi, D.K. (1993). Psikologi Pemilihan Karier. Jakarta: Rineka Cipta.
Supatmi, T. (2014). Pengembangan bahan informasi bimbingan pemilihan karir
untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan karir siswa
108
SMK Rumpun jurusan ekonomi. Skripsi. Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Taji, D. S. (2015). Pengaruh kecerdasan emosional dan gaya kelekatan terhadap
pengambilan keputusan karir pada siswa dan siswi SMA negeri 36 jakarta.
Skripsi Fakultas Psikologi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Taylor, S. E. (2003). Health psychology. Los Angeles: University of California.
Widyastuti, R. J., & Pratiwi, T. I. (2013). Pengaruh self efficacy dan dukungan
sosial keluarga terhadap kemantapan pengambilan keputusan karir siswa.
Jurnal BK Unesa. 3 (1), 231 - 238.
Xing, X. (2016). Family influences on career decision making self-efficacy of
secondary vocational students in china. A Dissertation submitted to the
Graduate Faculty of The University of Georgia in Partial Fulfillment of the
Requirements for the Degree.
110
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
INFORMED CONSENT
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Saya adalah mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini sedang melakukan penelitian yang
merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana psikologi. Oleh karena itu, saya
mengharapkan bantuan Saudara/I untuk mengisi kuesioner ini. Dalam menjawab
kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah, maka anda bebas menentukan
jawaban yang sesuai dengan diri anda. Setiap jawaban dan data yang diberikan akan
dijamin kerahasiannya dan hanya dipakai untuk penelitian ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 2019
Hormat saya,
Windy Tri Wahyuni
111
Data Responden
Nama/Inisial :
Jenis kelamin : P/L
Usia :
Jurusan Saat ini :
Pendidikan Ayah :
Pendidikan Ibu :
Pekerjaan orang tua :
Ekskul/Organisasi diikuti :
Petunjuk Pengisian
Pada kuesioner A berisi pernyataan-pernyataan yang tidak ada jawaban benar atau
salah. Baca dan pahami terlebih dahulu pernyataan-pernyataan tersebut, kemudian
berikan tanda checklist (√) pada salah satu dari empat kolom yang anda pilih
disamping kanan pernyataan.
Adapun penjelasan kolom disamping kanan pernyataan sebagai berikut:
SS : Sangat sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Contoh
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya bisa membuat Keputusan yang tepat
112
Skala 1
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya sangat sistematis ketika akan membuat
keputusan penting.
2 Saya harus mengetahui konsekuensi yang ada
ketika mengambil sebuah keputusan.
3
Saya berpikir jangka panjang sehingga butuh waktu
lama sebelum mengambil keputusan penting.
4 Saya berhati-hati dalam membuat rencana sebelum
melakukan sesuatu yang penting.
5 Sekolah MAN ini nampaknya memenuhi harapan
dan kebutuhan saya dengan cukup baik.
6 Saya tidak takut untuk berbicara di kelas ketika
tidak setuju dengan guru.
7 Saya ingin tahu apakah pendidikan lebih lanjut
bermanfaat bagi saya.
8 Saya belajar bersikap tegas untuk mendapatkan apa
yang diinginkan.
9 Saya cukup yakin dengan apa yang saya inginkan.
10 Kelas lanjutan yang saya pilih terlihat menantang.
11 Saya terlibat dalam kelas yang dapat membantu
mengembangkan karir.
12 Saya perlu mempertimbangkan minat dalam
memilih karir.
13 Saya mencoba memutuskan antara dua atau tiga
kemungkinan karir.
14 Saya telah memutuskan untuk menghadapi beberapa
karir.
15 Saya telah memutuskan di bidang yang akan dituju.
16 Saya siap untuk memilih keterampilan khusus
disalah satu bidang.
17 Pada keputusan penting, saya dapat membuat
keputusan dengan cepat.
18 Dalam membuat keputusan, saya hanya percaya
pada perasaan.
19 Saya memutuskan sesuatu tanpa mengecek dan
mencari informasi terlebih dahulu.
20
Saya biasanya membuat keputusan berdasarkan
bagaimana dampaknya saat ini, bukan berdasarkan
dampak dimasa depan.
113
21 Saya tidak tahu apa yang diharapkan oleh para guru
di kelas.
22 Saya tidak tahu apa yang keluarga harapkan dari
saya.
23 Saya bmulai merasa menjadi bagian dari
sekolah MAN.
24 Saya puas dengan apa yang saya lakukan di
sekolah.
25 Sangat melegakan telah memutuskan karir saya.
26 Saya tidak tahu jurusan apa yang harus diambil
setelah lulus sekolah.
27 Saya menjadi sangat bersemangat saat
membicarakan segala sesuatu tentang karir.
28 Saya senang dengan karir yang saya pilih.
29 Saya tidak tahu apa yang sebenarnya saya inginkan
dari kehidupan.
30 Saya lebih yakin dengan bidang yang tidak saya
inginkan daripada yang diinginkan.
31
Saya tidak tahu apakah saya memiliki kepribadian
yang tepat untuk pekerjaan yang sedang
dipertimbangkan.
32 Saya belum pasti memutuskan karir apapun.
33
Saya bertanya-tanya bagaimana menyesuaikan diri
dengan siswa lain dalam karir.
34 Saya telah melihat beberapa karier, tapi belum tahu
apa yang sebenarnya saya cari.
35 Ketika smembuat keputusan penting bagi saya
mendapatkan saran dari teman-teman.
36 Saya merasa kesulitan ketika
mengambil keputusan yang penting tanpa mendapat
bantuan.
37
Saya tampaknya membutuhkan banyak dorongan
dan dukungan dari orang lain ketika membuat
keputusan.
38
Saya tidak yakin dengan kemampuan dalam
membuat keputusan, jadi biasanya saya
mengandalkan pendapat lain.
39 Saya merasa teman-teman mendukung dalam
mencapai tujuan.
40
Dorongan dan dukungan yang didapatkan dari para
guru telah membantu saya untuk berusaha
lebih keras dan baik.
114
41 Saya mendapatkan banyak masukan positif dari
guru.
42 Saya menikmati terlibat dalam kegiatan kelompok
dengan siswa lain.
43 Butuh banyak pertimbangan untuk membuat saya
berubah pikiran tentang karir.
44 Saya perlu menemui guru bimbingan konseling
untuk membantu merencanakan karir.
45 Saya belum cukup pengalaman untuk
pekerjaan dalam karir.
46 Saya berharap orang-orang disatu bidang akan
menerima saya.
47 Saya belum dapat memutuskan karir karena minat
terus berubah.
48 Orang-orang di bidang saya memiliki harapan
tertentu terhadap saya.
Skala 2
“Saya adalah orang yang . . . .”
No Pernyataan Skala
SS S TS STS
1. Aktif berbicara
2. Cenderung mencari kesalahan orang lain
3. Mengerjakan pekerjaan dengan teliti
4. Tertekan, sedih
5. Kreatif, muncul dengan ide-ide baru
6. Pendiam
7. Membantu dan tidak mementingkan diri sendiri
8. Agak ceroboh
9. Rileks, mampu mengatasi stress dengan baik
10. Penasaran tentang banyak hal yang berbeda
11. Penuh dengan energi
12. Memulai pertengkaran dengan orang lain
13. Pekerja yang dapat diandalkan
115
14. Dapat bersikap tegang
15. Cerdas, seorang pemikir yang mendalam
16. Mempunyai antusiasme tinggi
17. Memiliki sifat pemaaf
18. Cenderung tidak terorganisisr
19. Sering khawatir
20 Memiliki imajinasi aktif
21. Cenderung tenang
22. Umumnya mempercayai orang lain
23. Cenderung malas
24. Stabil secara emosi, tidak mudah kecewa
25. Pandai merancang sesuatu
26. Memiliki kepribadian yang asertif (tegas)
27. Dingin dan penyendiri
28. Tekun menyelesaikan tugas sampai selesai
29. Mudah murung
30. Menjunjung tinggi nilai artistik dan pengalaman
estetik
31 Terkadang pemalu
32. Penuh perhatian dan baik kepada hampir semua
orang
33. Melakukan sesuatu dengan efisien
34. Tetap tenang dalam situasi tegang
35. Lebih menyukai pekerjaan yang bersifat rutin
36. Ramah, supel
37. Terkadang kasar terhadap orang lain
38. Membuat perencanaan dan mengikuti perencanaan
tersebut
39. Mudah merasa gugup
40. Suka membayangkan (imajinasi) dan bermain
dengan ide-ide
41. Memiliki kertertarikan pada seni
116
42. Suka bekerjasama dengan orang lain
43. Mudah teralihkan (distract)
44. Berpengalaman dalam bidang seni, musik dan
sastra
Skala 3
No Pernyataan SS S TS STS
1 Keluarga saya memberikan uang jajan yang cukup setiap harinya
2 Keluarga selalu memberikan dukungan pada kegiatan yang saya ikuti
3 Saat ada masalah, keluarga selalu ada untuk saya
4 Ketika sedih, keluarga juga merasakan seperti mereka juga mengalaminya
5 Dengan sabar keluarga mendengarkan keluh kesah yang saya ceritakan
6 Keluarga sering memberikan nasihat kepada saya mengenai masa depan
7 Ketika ada masalah, keluarga memberikan saran kepada saya
8 Saya merasa senang saat keluarga menghargai keputusan saya
9 Keluarga memberikan motivasi saat saya membutuhkannya
10 Keluarga menemani pada setiap aktivitas saya
11 Setiap kegiatan yang saya ikuti disekolah, keluarga membiayai segala kebutuhan saya
12 Keluarga memberikan apresiasi terhadap prestasi yang saya capai
13 Keluarga tidak memberikan kritik ketika saya melakukan kesalahan
14 Keluarga saya mengharapkan saya untuk memenuhi kebutuhan dengan uang sendiri
15 Keluarga mengharapkan saya mencari dana bantuan dari orang lain
16 Keluarga memarahi saya ketika saya menceritakan keluh kesah
17 keluarga selalu sibuk sendiri, ketika saya sedang membutuhkan mereka
18 Keluarga adalah orang yang selalu ada ketika saya butuhkan
117
19 Setiap saya berhasil mencapai tujuan, keluarga saya selalu memberikan pujian
20 Walaupun saya berhasil mencapai tujuan, keluarga tetap membandingkan dengan teman lainnya
21 Keluarga saya membicarakan kelemahan saya pada orang lain
22 Keluarga saya memberikan arahan ketika saya mulai merasa kesulitan
23 Keluarga menolak ketika saya mengeluarkan pendapat
24 Walaupun dalam keadaan terburuk, keluarga tetap memaksa melakukan yang terbaik.
118
Lampiran 3
Syntax dan Path Diagram CFA
1. Syntax Pengambilan Keputusan Karir Rasional
UJI VALIDITAS KONSTRUK PKKRAS DA NI=16 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 PM SY FI=PKKRAS.COR MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 14 13 TD 4 3 TD 15 14 TD 16 15 TD 11 5 TD 6 4 TD 15 4
TD 11 7 TD 12 10 TD 13 12 TD 12 8 TD 5 3 TD 6 5 TD 11 10 TD
10 4 TD 14 4 TD 13 7 TD 9 4 TD 16 4 TD 16 2 TD 10 6 TD 12 2
TD 7 6 TD 15 9 TD 14 5 LK PKKINTUITIF PD OU SS TV MI AD=OFF
2. Syntax Pengambilan Keputusan Karir Intuitif
UJI VALIDITAS KONSTRUK PKKINTUITIF DA NI=16 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 PM SY FI=PKKINTUITIF.COR MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 12 11 TD 8 7 TD 6 5 TD 16 10 TD 12 9 TD 2 1 TD 16 9 TD
16 6 TD 4 3 TD 5 2 TD 11 9 TD 12 8 TD 11 1 TD 15 4 TD 9 8 TD
9 7 TD 16 13 TD 12 1 TD 7 1 TD 14 11 TD 15 14 TD 14 4 TD 15
1 TD 3 2 TD 10 8 TD 14 8 TD 8 6 TD 7 6 TD 14 3 TD 16 5 TD 15
10 TD 15 8 TD 4 2 TD 3 1 LK PKKINTUITIF PD OU SS TV MI AD=OFF
3. Syntax Pengambilan Keputusan Karir Dependen
UJI VALIDITAS KONSTRUK PKKDEPENDEN DA NI=16 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 PM SY FI=PKKDEPENDEN.COR MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 3 1 TD 8 2 TD 11 3 TD 16 15 TD 15 13 TD 4 3 TD 2 1 TD
5 3 TD 13 11 TD 10 4 TD 14 13 TD 7 6 TD 14 4 TD 9 3 TD 12 3
TD 9 8 TD 15 2 TD 13 2 TD 15 9 TD 14 9 TD 12 9 TD 3 2 TD 11
5 TD 7 5 TD 13 5 TD 5 2 TD 11 2 TD 5 1 TD 15 4 TD 13 9 TD 10
119
9 TD 11 8 TD 8 3 TD 8 5 TD 12 8 TD 10 2 TD 14 2 TD 15 8 TD 6
4 TD 4 2 TD 8 4 TD 15 12 TD 16 13 TD 11 1 TD 5 4 TD 16 14 TD
11 4 TD 15 14 TD 8 1 TD 6 3 TD 13 6 TD 13 7 TD 6 1 TD 7 2 TD
4 1 LK PKKDEPENDEN PD OU SS TV MI AD=OFF
4. Syntax Extraversion
UJI VALIDITAS KONSTRUK EXTRAVERSION DA NI=8 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 PM SY FI=EXTRAVERSION.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 4 3 TD 6 3 TD 6 4 TD 8 2 TD 4 1 TD 8 3 TD 7 6 LK EXTRAVERSION PD OU SS TV MI AD=OFF
5. Syntax Agreeablesness
UJI VALIDITAS KONSTRUK AGREEABLESNESS DA NI=9 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 PM SY FI=AGREEABLESNESS.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 9 5 TD 7 2 TD 5 1 TD 7 4 TD 4 2 TD 9 7 TD 7 5 TD 9 2
TD 5 2 TD 2 1 TD 8 7 TD 6 2 TD 6 4 TD 9 3 LK AGREEABLESNESS PD OU SS TV MI AD=OFF
6. Syntax Conscientiousness
UJI VALIDITAS KONSTRUK CONSCIENTIOUSNESS DA NI=9 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 PM SY FI=CONSCIENTIOUSNESS.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 5 2 TD 9 2 TD 9 5 TD 6 1 TD 4 2 TD 5 4 TD 9 4 TD 8 5 LK CONSCIENTIOUSNESS PD OU SS TV MI AD=OFF
7. Syntax Neuroticism
UJI VALIDITAS KONSTRUK NEUROTICISM
120
DA NI=8 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 PM SY FI=NEUROTICISM.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 5 2 TD 8 4 TD 7 2 TD 7 5 TD 2 1 TD 4 2 TD 6 3 LK NEUROTICISM PD OU SS TV MI AD=OFF
8. Syntax Openness
UJI VALIDITAS KONSTRUK OPENNESS DA NI=10 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 PM SY FI=OPENNESS.COR MO NX=10 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 9 6 TD 4 1 TD 9 8 TD 5 1 TD 8 4 TD 2 1 TD 6 4 TD 10 9
TD 10 6 TD 10 3 TD 9 2 TD 10 1 LK OPENNESS PD OU SS TV MI AD=OFF
9. Syntax Dukungan Konkret
UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKKONKRET DA NI=6 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=DUKKONKRET.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 3 2 TD 5 1 TD 6 4 TD 6 5 TD 5 3 TD 6 3 LK DUKKONKRET PD OU SS TV MI AD=OFF
10. Syntax Dukungan Emosional
UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKEOMOSIONAL DA NI=6 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=DUKEMOSIONAL.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 5 4 TD 6 5 TD 3 2 TD 2 1 TD 6 2 LK DUKEOMSIONAL PD OU SS TV MI AD=OFF
11. Syntax Dukungan Penghargaan
121
UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKPENGHARGAAN DA NI=6 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=DUKPENGHARGAAN.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 6 5 TD 3 2 LK DUKPENGHARGAAN PD OU SS TV MI AD=OFF
12. Syntax Dukungan Saran
UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKSARAN DA NI=6 NO=210 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=DUKSARAN.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR TD 2 1 LK DUKSARAN PD OU SS TV MI AD=OFF
131
Lampiran 4
Output Regresi
Descriptive Statistics
Pengambilan Keputusan Karir Rasional
Model Summary