T E S I S
PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995
TENTANG PEMASYARAKATAN
OLEH :
LILIK SUBAGIYONONIM : 12107061
PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUMPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NAROTAMA
SURABAYA 2009
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Permasalahan : Latar Belakang dan Rumusannya ................................. 1
B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12
C. Manfaat Penelitian ................................................................................ 13
D. Penjelasan Judul ..................................................................................... 14
E. Metode Penelitian .................................................................................. 14
F. Pertanggungjawaban Sistematika .......................................................... 16
BAB II : SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG
PEMASYARAKATAN ............................................................................... 17
1. Sejarah Pembinaan Narapidana Dalam Era Kepenjaraan ..................... 17
1. Prinsip-Prinsip Pokok Sistem Kepenjaraan ................................... 17
2. Sejarah Penjara di Indonesia ......................................................... 20
3. Penjara-Penjara di Berbagai Negara ............................................. 28
2. Landasan Yuridis Pembinaan Narapidana Dalam Sistem
Pemasyarakatan .................................................................................... 39
1. Sejarah Lahirnya Sistem Kepenjaraan ........................................... 39
2. Pembinaan Narapidana Dalam Sistem Pemasyarakatan ................. 47
3. Tujuan Pemasyarakatan ................................................................. 56
4. Proses Pemasyarakatan................................................................... 61
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 65
1. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B
Tuban .................................................................................................... 65
2. Pembinaan Narapidana di Lapas Tuban ................................................ 72
2.1 Penempatan Kegiatan Kerja di Lapas Tuban ................................. 72
2.1.1 Kegiatan/Program Pembinaan ........................................ 72
2.2 Proses Pembinaan Pemasyarakatan Narapidana di Lapas
Tuban ............................................................................................ 86
2.2.1 Pembinaan Narapidana .................................................... 86
3. Mengenai Keadaan Pembinaan Narapidana di Lapas Tuban ................ 96
4. Faktor Penghambat Yang Dihadapi Dalam Pembinaan
Narapidana ............................................................................................ 115
4.1 Hambatan Proses Pembinaan Narapidana di Lapas Tuban
Dalam Rangka Penanggulangan Kejahatan .................................. 115
4.1.1 Hambatan Umum ............................................................ 116
4.1.2 Hambatan Sarana Pembinaan .......................................... 118
4.1.3 Hambatan Khusus............................................................ 122
4.2 Kendala-Kendala Dalam Pembinaan Narapidana Residivis ......... 125
4.3 Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam
Pembinaan...................................................................................... 126
1. Hubungan Yang Tidak Lancar Antara Petugas dan
Masyarakat ............................................................................. 126
2. Mengatasi Hambatan-Hambatan Yang Terkait Dengan
Sarana Personil, Keuangan dan Perundang-Undangan .......... 129
4.4 Wujud Keberhasilan Dalam Mengatasi Hambatan Dalam
Proses Pembinaan ......................................................................... 137
1. Adanya Unsur Pendukung Sistem Pemasyarakatan
Yang Berperan Aktif ............................................................... 137
2. Hubungan Dengan Instansi ..................................................... 138
3. Hubungan Dengan Masyarakat ............................................... 138
4.5 Persepsi Masyarakat Terhadap Makna Pembinaan
Narapidana .................................................................................... 139
BAB IV : PENUTUP .................................................................................................... 141
A. Kesimpulan ........................................................................................... 141
B. Saran ..................................................................................................... 142
DAFTAR KEPUSTAKAAN .................................................................................................. 144
PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA MENURUTUNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995
Abstrak
Konsepsi Pemasyarakatan telah diakui secara resmi sebagai suatu keberhasilan dalamperlakuan terhadap narapidana. Sistem kepenjaraan, memperlakukan narapidana diletakkan sebagai obyek semata-mata. Artinya kedudukan narapidana diletakkan sebagai obyek. Sebagai obyek narapidana diberi nomor, diperlakukan lebih rendah dari manusia lain, eksistensinya sebagai manusia kurang dihargai. Sebagai obyek, narapidana tidak diberi pembinaan, tetap tenaganya sering dimanfaatkan untuk kepentingan penjara, pengurangan pidana juga diberikan sebagai anugerah.
Sistem pemasyarakatan telah mampu merubah citra itu, dengan memperlakukannya sebagai subyek. Disinilah faktor manusiawi lebih banyak berbicara, eksistensi manusia lebih ditonjolkan, harga diri lebih dibangkitkan dan didudukkan sejajar dengan manusia yang lain. Perlakuan dan pengaturan yang keras dikendorkan dan narapidana dibina, agar kelak setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan tidak lagi mengulangi perbuatannya dan bisa beradaptasi dengan masyarakat. Pandangan pemasyarakatan tentu sangat baik sekali, setidak-tidaknya untuk mencapai untuk pemasyarakatan.
Dalam sistem baru pembinaan narapidana, perlakuan narapidana diterapkan sebagai subyek sekaligus obyek. Ada yang perlu digaris bawahi di sini, bahwa perlakuan narapidana yaitu sebagai subyek sekaligus obyek, jadi perlakuannya dalam dua bentuk perlakuan menjadi satu adalah kemampuan manusia untuk tetap memperlakukan manusia sebagai manusia, yang mempunyai eksistensi sejajar dengan manusia yang lain. Jadi subyek disini sebagai kesamaan, kesejajaran, sama-sama sebagai manusia, sama-sama sebagai makhluk Tuhan, sama-sama sebagai makhluk yang spesifik, yang mampu berfikir dan mampu membuat keputusan.
TESIS INI TELAH DISETUJUI
Tanggal, ………………………..
Oleh :Pembimbing
………………………………….
Telah diuji,
Pada Tanggal ……………………..
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua :
Anggota : 1. ……………………………..
2. ……………………………..
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan hanya kehadirat Allah SWT, karena atas
karunia dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul ”Pembinaan
Terhadap Narapidana Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan”.
Adapun maksud dan tujuan penulisan tesis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata Dua (S 2) Program Studi Magister Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas
Narotama Surabaya.
Pada kesempatan ini, penulis tesis ingin pula menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Sadjijono, SH., M.Hum Selaku Ketua Program Studi Magister Hukum Program
Pasca Sarjana Universitas Narotama Surabaya.
2. Ibu Endah Lestari D., SH, M.Hum Selaku Dosen Pembimbing yang dengan rela dan susah
payah serta ikhlas membimbing saya dalam penulisan tesis sejak awal hingga selesai
3. Bapak/Ibu Dosen dan Para Guru Besar Universitas Narotama Surabaya
4. Isteri dan Anak-anakku tercinta atas do’a, kasih sayang, pengertian, support dan simpatinya
selama ini
5. Semua pihak yang telah banyak memberi bantuan baik secara moril maupun materiil.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan walaupun penulis
telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tesis ini.
Tuban, April 2009
Penulis
LILIK SUBAGIYONONIM : 12107061
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Astuti, Made Sadhi. (1997). Pemidanaan Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana. : IKIP Malang.
Andi Hamzah dan Siti Rahayu. (1983). Suatu Tinjauan Ringkas Sistem Pemidanaan di Indonesia, Akademika Pressindo, Jakarta.
Andi Hamzah. (1986). Sistem Pidana dan Pemidanan Indonesia Dari Retribusi ke Reformasi. Cet. I. Liberty. Yogyakarta.
Atmasasmita, Romli. (1983). Kapita Selekta Kriminologi, Bandung : Armico
---------, (1982). Strategi Pembinaan Pelanggaran Hukum Dalam Konteks Penegakan Hukum di Indonesia. Bandung : Alumni.
---------, (1983). Kepenjaraan Dalam Suatu Bunga Rampai. Cet. I. Armico. Bandung
Amirin, Tatang M. (1986). Pokok-Pokok Teori Sistem. Jakarta : Rajawali Press.
Bahrudin Soerjobroto (1971). Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan. LPHN UNPAD. Bandung
Dirjosisworo, Sudjono. Ed. (1984). Hukum Dalam Perkembangan Hukum Pidana. Parsito, Bandung.
---------, (1984). Sejarah dan Azas-azas Penologi (Pemasyarakatan), Bandung : Armico
Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif (Dasar-Dasar Aplikasi). Malang : Yayasan Asah Asih Asuh.
Gunakarya Widiana A.S.A. (1988). Sejarah dan Konsepsi Pemasyarakatan. Armico. Bandung.
Hafids R, Taufik dan Haryo Wisnuwardana. (1985). Hukuman dan Santunan Terpidana, FH. Universitas Brawijaya. Malang.
Keputusan Menteri Kehakiman No.02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana Tahanan.
Matthew B.MA. Michael Huberman, (1982). Analisis Data Kualitatif. Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, UI Press, Jakarta.
Moleong, Lexy J. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Muhadjir, H. Noeng. (1986). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi III). Rakesarasin, Yogyakarta.
Poernomo, Bambang. (1986). Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan. Yogyakarta : Liberty.
Poerwodarminto, (1989). Kamus Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
R. Koesnoen. (1966). Pemberantasan Kejahatan di Inggris dan Indonesia Bandung : Sumur Bandung.
144
Saleh, Roeslan. (1987). Stelsel Pidana Indonesia. Cet. V . Jakarta : Aksara Baru.
Sardjiman. (1980). Sistem Pemasyarakatan. Diktat Penataran Tenaga Teknis Pemasyarakatan Angkatan ke IV Dit. Jen. Pas. Dep. Kehakiman, Jakarta
Saroso. (1973). Bimbingan Pemasyarakatan, Majalah Pembinaan Hukum Nasional No.21 Tahun 1973, Jakarta : LPHN.
Soedjono Dirjosisworo. (1984). Kisah Penjara Berbagai Negara. Bandung : Penerbit Alumni.
Suyanto, G. (1979). Psychology Umum. Jakarta : Aksara Baru.
Shrode, William A and Voich (1975). Organization and Management : Basic System Concepts, Irwin Book Co, Malaysia.
Soesilo, R. (1981). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya,Bogor : Politeia.
Sudarto. (1981). Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung : Alumni.
Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 Pemasyarakatan.
Waliman Hendra Susilo. (1971). Pembinaan Tuna Warga di Luar Lembaga. Jakarta : Lembaga Pembinaan Hukum Nasional.