ii
SKRIPSI
STUDI HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP DENGAN LAMPU LED WARNA PUTIH-KUNING DI PERAIRAN PANGKEP
Disusun dan diajukan oleh
HERDIN NUGRAHA HEPPI
L231 15 305
PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2021
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
v
PERNYATAAN AUTHORSHIP
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyusunan
skripsi yang berjudul “Studi Hasil Tangkapan Bagan Tancap dengan Lampu LED
Warna Putih-Kuning di Perairan Pangkep”. Serta shalawat dan taslim selalu
dilimpahkan kepada junjungan baginda Nabi Muhammad SAW atas suri tauladan dan
bimbingannya kepada manusia di muka bumi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana
pada Departemen Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Hasanuddin. Dengan selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Kedua orang tuaku yang tercinta Ayahanda Heppi Rusli, S.H. dan Ibunda
Sadinah beserta Paman tersayang Alm. Anjas Rusli, S.Si., M.Kes yang selalu
memberikan doa dan dukungan sehingga menguatkan penulis untuk setiap
tahapan penelitian dan penulisan skripsi ini hingga dapat terselesaikan.
2. Saudara dan saudariku Helsa Rosalina Heppi, S.P, Muhammad Prayogy Heppi,
S.Hut, Chaidir Aryatama Heppi dan Hapsah Damayanty Heppi yang telah
mendoakan serta memberi dukungan kepada penulis.
3. Bapak Alm. Prof. Dr. Ir. Sudirman, MP, Bapak Prof. Dr. Ir. Musbir, M.Sc dan
Bapak Muhammad Kurnia, S.Pi., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing yang
ditengah-tengah kesibukannya telah meluangkan waktu dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dari awal penelitian hingga terselesaikannya penelitian
dan penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M.Si selaku penasehat akademik yang telah
membimbing penulis selama masa studi pada Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Hasanuddin
5. Bapak Dr. Ir. Alfa Filep Nelwan, M.Si dan Bapak M. Abduh Ibnuh Hajar, S.Pi.,
MP., Ph.D selaku penguji yang memberikan pengetahuan, masukan berupa saran
dan kritik yang sangat membangun kepada penulis.
6. Diri saya sendiri, yang begitu kuat, sabar dan tetap semangat untuk
menyelesaikan yang telah dimulai.
vii
7. Bapak H.Allan dan Kakanda Muis sekeluarga selaku nelayan yang sangat
berjasa dalam proses penelitian ini dengan memberikan dukungan, informasi dan
bantuan kepada penulis dalam pengambilan data selama di Pangkep.
8. Pegawai dan staff Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan yang bekerja keras
dalam menyelesaikan segala administrasi yang penulis butuhkan selama
pengurusan seminar dan ujian.
9. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian Zulqidar, Fawzy, Asmy, Paramita
dan Wulan Terima kasih telah membantu penulis selama penelitian dalam
mengarungi lautan di Perairan Pangkep serta selalu membantu dalam
pengambilan data hingga penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan Tapak Bara GF XV, ikatan persaudaraan yang
dilahirkan dari hobi yang sama. Terima kasih untuk kebersamaan dan
kenangannya yang tidak terlupakan.
11. Teman-teman Betutu #15 dan PSP angkatan 2015 yang telah banyak membantu
penulis selama masa perkuliahan, terima kasih atas pertemanan dan
kerjasamanya.
12. Keluarga UKM MAPALA PERIKANAN GREEN FISH UNHAS yang telah
memberikan pengalaman yang sangat berharga selama penulis menjadi
mahasiswa.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tentunya masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan penulis.
Untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.
Makassar, 05 Agustus 2021
Penulis,
Herdin Nugraha Heppi
viii
BIODATA PENULIS
Herdin Nugraha Heppi lahir di Balikpapan tanggal 28 Maret
1997. 5 bersaudara dan merupakan anak ke 3 dari pasangan
Heppi Rusli, S.H. dan Sadinah. Penulis pernah bersekolah di
TK NEGERI PEMBINA I pada tahun 2002 sampai dengan
tahun 2003. Pada tahun 2003 penuis melanjutkan pendidikan
di SDN 036 Balikpapan yang sekarang berubah menjadi SDN
014 Balikpapan Selatan dan tamat pada tahun 2009. Pada
tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 7
Balikpapan dan tamat pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikannya ditingkat
menengah atas di SMA Negeri 4 Balikpapan pada tahun 2012 dan selesai masa
pendidikan SMA pada tahun 2015. Penulis mendaftar di perguruan tinggi negeri.
Penulis lolos melalui tes di jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN) angkatan 2015 pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Mengemban gelar
mahasiswa, penulis aktif mengikuti perkuliahan dan mencari pengalaman organisasi
serta event lomba antar mahasiswa. Pengalaman organisasi yang pernah diembannya
sebagai Ketua Umum UKM MAPALA PERIKANAN GREEN FISH UNHAS periode
2018 - 2019 serta menjabat sebagai Koordintor Kecamatan waktu semasa KKN gel. 99
di Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep. Event lomba yang pernah diikuti yaitu
lomba Orienteering Mapala PTM Sinjai dalam kegiatan Kemah Bakti Lingkungan Hidup
(KBLH) 2017 dan mendapatkan juara ke III dalam event lomba tersebut.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................................ iv
PERNYATAAN AUTHORSHIP ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi
BIODATA PENULIS ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiv
ABSTRAK....................................................................................................................... xv
ABSTRACT ................................................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 4
A. Deskripsi Alat Tangkap Bagan Tancap .................................................................. 4
B. Desain dan Kontruksi Bagan Tancap ..................................................................... 5
C. Metode Pengopersian Bagan Tancap .................................................................... 5
D. Alat Bantu Penangkapan Ikan dengan Menggunakan lampu Light Emitting
Diode (LED) pada Bagan Tancap ........................................................................... 6
E. Komposisi Jenis Hasil Tangkapan .......................................................................... 7
III. METODE PENELITIAN ............................................................................................... 9
A. Waktu dan Tempat .................................................................................................. 9
B. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 10
C. Desain Penelitian .................................................................................................. 10
x
D. Pemadaman Lampu, Distribusi dan Iluminasi Cahaya Lampu ............................ 13
E. Teknik Pengambilan Data ..................................................................................... 13
F. Analisis Data .......................................................................................................... 14
IV. HASIL ........................................................................................................................ 16
A. Aspek Teknis Bagan Tancap ................................................................................ 16
B. Jumlah Hasil Tangkapan ....................................................................................... 29
C. Persentase dan Komposisi Jenis Hasil Tangkapan ............................................. 30
D. Perbedaan Hasil Tangkapan Antara Hauling 1 dan Hauling 2............................. 33
E. Frekuensi Kemunculan Hasil Tangkapan ............................................................. 34
V. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 38
A. Jumlah Hasil Tangkapan ....................................................................................... 38
B. Persentase Hasil Tangkapan Utama (main catch), Tangkapan Sampingan
(by catch), dan Tangkapan Buangan (discard). ................................................... 39
C. Perbedaan Hasil Tangkapan Antara Hauling 1 dan Hauling 2............................. 41
D. Frekuensi kemuculan Hasil Tangkapan ................................................................ 42
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 44
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 47
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Table 1. Alat dan bahan yang akan digunakan selama penelitian ................................ 10
Table 2. Hasil tangkapan bagan tancap berdasarkan trip dan hauling selama penelitian ........................................................................................................ 48
Table 3. Hasil tangkapan bagan tancap berdasarkan waktu hauling selama penelitian ........................................................................................................ 49
Table 4. Uji normalitas hasil tangkapan berdasarkan waktu hauling ............................ 51
Table 5. Uji Mann whitney hasil tangkapan berdasarkan waktu hauling ....................... 51
Table 6. Komposisi dan proporsi hasil tangkapan bagan tancap selama penelitian .... 52
Table 7. Frekuensi kemunculan spesies berdasarkan hauling dan trip selama penelitian ........................................................................................................ 53
Table 8. Pengukuran intensitas cahaya lampu LED (putih) 50 watt .............................. 54
Table 9. Pengukuran intensitas cahaya lampu LED (putih) 19 watt .............................. 55
Table 10. Pengukuran intensitas cahaya lampu LED (kuning) 13 watt ......................... 56
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 1. Peta lokasi penelitian ..................................................................................... 9
Gambar 2. Sketsa sambungan kabel dari genset ke lampu LED .................................. 11
Gambar 3. Sketsa pengukuran intensitas lampu ........................................................... 13
Gambar 4. Bagan tancap yang beroperasi di Kabupaten Pangkep .............................. 16
Gambar 5. Perahu yang digunakan di Kabupaten Pangkep ......................................... 17
Gambar 6. Jaring bagan tancap di Kabupaten Pangkep ............................................... 17
Gambar 7. Rumah bagan tancap di Kabupaten Pangkep ............................................. 18
Gambar 8. Lampu bagan bancap di Kabupaten Pangkep............................................. 18
Gambar 9. Mesin genset bagan tancap di Kabupaten Pangkep ................................... 19
Gambar 10. Roller bagan tancap di Kabupaten Pangkep ............................................. 19
Gambar 11. Serok yang digunakan pada bagan tancap di Kabupaten Pangkep ......... 20
Gambar 12. Keranjang yang digunakan pada bagan tancap di Kabupaten
Pangkep ......................................................................................................... 20
Gambar 13. Persiapan menuju bagan tancap di Kabupaten Pangkep ......................... 21
Gambar 14. Pemasangan lampu bagan tancap di Kabupaten Pangkep ...................... 21
Gambar 15. Kenampakan lampu bagan tancap dari samping di Kabupaten
Pangkep ......................................................................................................... 22
Gambar 16. Sketsa tata letak lampu berdasarkan warna dilihat dari atas .................... 23
Gambar 17. Sketsa pemadaman lampu pertama .......................................................... 23
Gambar 18. Sketsa pemadaman lampu kedua ............................................................. 24
Gambar 19. Sketsa pemadaman lampu ketiga .............................................................. 24
Gambar 20. Sketsa pemadaman lampu ke empat ........................................................ 25
Gambar 21. Lampu LED putih kuning ............................................................................ 26
Gambar 22. Intensitas cahaya lampu LED (lampu sorot 50 watt) ................................. 26
Gambar 23. Intensitas cahaya lampu LED putih 19 watt ............................................... 27
Gambar 24. Intensitas cahaya lampu LED Kuning 13 watt ........................................... 27
Gambar 25. Hauling pada bagan di Kabupaten Pangkep ............................................. 28
xiii
Gambar 26. Grafik Jumlah hasil tangkapan per trip ...................................................... 29
Gambar 27. Grafik jumlah hasil tangkapan hauling 1 dan hauling 2 ............................. 29
Gambar 28. Grafik total hasil tangkapan ........................................................................ 30
Gambar 29. Grafik persentase hasil tangkapan utama ................................................. 31
Gambar 30. Grafik persentase hasil tangkapan sampingan ......................................... 32
Gambar 31. Grafik persentase hasil tangkapan buangan ............................................. 33
Gambar 32. Grafik perbandingan hasil tangkapan hauling 1 dan hauling 2 ................. 33
Gambar 33. Grafik perbandingan rata-rata tangkapan hauling 1 dan hauling 2 ........... 34
Gambar 34. Grafik frekuensi kemunculan jenis hasil tangkapan berdasarkan
trip ................................................................................................................... 35
Gambar 35. Grafik frekuensi kemunculan jenis hasil tangkapan berdasarkan
hauling 1 ......................................................................................................... 36
Gambar 36. Grafik frekuensi kemunculan jenis hasil tangkapan berdasarkan
hauling 2 ......................................................................................................... 37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Lampiran 1. Hasil tangkapan bagan tancap berdasarkan trip dan hauling menggunakan lampu LED warna putih-kuning di Perairan Pangkep selama penelitian ....................................................................................... 48
Lampiran 2. Hasil tangkapan bagan tancap berdasarkan waktu hauling lampu LED warna putih-kuning di Perairan Pangkep selama penelitian ............ 49
Lampiran 3. Data hasil tangkapan berdasarkan waktu hauling dianalisis dengan menggunakan program SPSS 25 ............................................................. 51
Lampiran 4. Komposisi dan proporsi hasil tangkapan bagan tancap dengan menggunakan alat bantu lampu LED warna putih-kuning di Perairan Pangkep selama penelitian ....................................................................... 52
Lampiran 5. Data frekuensi kemunculan berdasarkan hauling dan trip hasil
tangkapan bagan tancap dengan lampu LED warna putih-kuning di Perairan Pangkep selama penelitian ........................................................ 53
Lampiran 6. Hasil Pengukuran iluminasi cahaya serch light kapasitas 50 watt ........... 54
Lampiran 7. Hasil Pengukuran iluminasi cahaya lampu LED kapasitas 19 watt........... 55
Lampiran 8. Hasil Pengukuran iluminasi cahaya lampu LED kapasitas 13 watt........... 56
Lampiran 9. Alat yang digunakan pada penelitian bagan tancap .................................. 57
Lampiran 10. Aktivitas nelayan bagan tancap selama penelitian .................................. 62
Lampiran 11. Hasil Tangkapan Bagan Tancap di Perairan Pangkep ........................... 66
Lampiran 12. Hasil tangkapan utama (main catch) yang dominan tertangkap selama penelitian ....................................................................................... 69
Lampiran 13. Hasil tangkapan sampingan (by catch) yang dominan tertangkap selama penelitian ....................................................................................... 73
Lampiran 14. Hasil tangkapan buagan (discard) yang dominan tertangkap
selama penelitian ....................................................................................... 76
xv
ABSTRAK
Herdin Nugraha Heppi, L231 15 305. Studi Hasil Tangkapan Bagan Tancap Dengan
Lampu LED Warna Putih-Kuning di Perairan Pangkep. Dibimbing oleh Musbir dan
Muh. Kurnia.
Memanfaatkan sifat ikan yang fototaksis. Lampu menjadi salah satu indikator keberhasilan penangkapan. Ikan memiliki sensitivitas berbeda terhadap cahaya. Penerapan kombinasi warna pada lampu LED, diharapkan mampu meningkatkan hasil tangkapan. Di perairan penetrasi cahaya sangat berhubungan erat dengan panjang gelombang yang dipancarkan oleh cahaya tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah, persentase hasil tangkapan serta membandingakan hasil tangkapan berdasarkan waktu hauling dengan menggunakan lampu LED warna putih-kuning pada bagan tancap. Penelitian ini dilaksanakan bulan Juli – Oktober 2020 dengan mengikuti operasi penangkapan 1 unit bagan tancap dengan kekuatan cahaya 442 watt. Pengumpulan data meliputi jenis, jumlah hasil tangkapan berdasarkan trip dan hauling dikelompokkan dalam tangkapan utama, sampingan serta buangan. Hasil dari penelitian menunjukkan total hasil tangkapan selama 15 trip 30 hauling
menggunakan alat bantu lampu LED kombinasi putih dan kuning diperoleh sebanyak 343,8 kg yang terdiri dari 23 spesies, baik ikan pelagis maupun demersal. Frekuensi kemunculan spesies ikan selama 15 trip yang banyak tertangkap pada tangkapan utama (main catch) adalah ikan peperek 25% dan ikan bilis yang paling sedikit tertangkap sekitar 1%. Tangkapan sampingan (by catch) yang banyak tetangkap adalah ikan sersan indo-pasifik 28% dan paling sedikit adalah kembung perempuan 3% dan tangkapan buangan (discard) yang paling banyak tertangkap adalah buntal licin 69%. Total hasil tangkapan selama 15 trip paling banyak didapatkan pada hauling 1 sebanyak 173,8 kg sedangkan hauling 2 sebanyak 170 kg. Rata-rata hasil tangkapan pada hauling 1 yaitu 11,58 sedangkan pada hauling 2 sebesar 11,33.
Kata kunci: Jumlah, persentase, perbandingan, LED
xvi
ABSTRACT
Herdin Nugraha Heppi, L231 15 305. Catch Of Fixed Liftnet Study Use LED Light
(White-Yellow Colors) In Pangkep Watersea. Supervised by Musbir and Muh. Kurnia.
Utilizing the nature of fish phototaxis. The light is one indicator of the success of the catch. Fish have sensitivity different to light. The application of color combinations in LED lights is expected to increase the catch. In watersea the penetration of light is closely related to the wavelength emitted by the light. This study aims to determine the size, percentage catches and by comparing the catch by hauling time using the LED light white-yellow color in the fixed lift net. This research was carried out in July – October 2020 by following the operation of capturing 1 unit of fixed lift net with a light power of 442 watts. Data collection includes type, number of catches based on trips and grouped into main catch, by-catch and waste. The results of the study showed that the total catch for 15 trips 30 hauling using a combination of white and yellow LED lights was obtained as much as 343.8 kg consisting of 23 species, both pelagic and demersal fish. The frequency of appearance of fish species during the 15 trips that were mostly caught in the main catch was 25% ponyfishes fish and anchovy fish which was caught at least 1%. By catch that were caught was a indo-pacific sergeant fish at least 35% and 2% is short mackerel and catch discharge that most captured is smooth puffer 69%. The total catch for 15 trips was mostly found in hauling 1 as much as 173.8 kg while hauling 2 as much as 170 kg. The average catch in hauling 1 is 11.58 while in hauling 2 it is 11.33.
Key words: number of catches, percentage, comparison, LED
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Light fishing dikenal sebagai metode penangkapan ikan menggunakan alat
bantu cahaya, sejak manusia mengetahui cara membuat api, mereka menemukan cara
menangkap ikan yang lebih efisien menggunakan cahaya dari nyala api yang
dihasilkan, kegiatan ini terus berkembang dalam penggunaan cahaya untuk
mempermudah kegiatan penangkapan (Ben Yami, 1987 dalam Sudirman, 2013).
Lampu telah banyak digunakan pada beberapa alat penangkapan ikan, salah satunya
pada bagan tancap, dalam pengoperasiannya bagan memanfaatkan penggunaan
lampu dalam menarik perhatian ikan. Beberapa jenis ikan memiliki sensitivitas atau
ketertarikan terhadap cahaya, reaksi tertariknya ikan terhadap cahaya disebut dengan
fototaksis (Surdiman, 2013).
Lampu memiliki peranan yang sangat penting pada alat penangkapan bagan
tancap, beberapa hasil penelitian pemanfaatan lampu pada bagan tancap seperti
Rahman (2018) mengenai studi hasil tangkapan bagan tancap dengan menggunakan
lampu Light Emitting Diode (LED) 364 Watt di Tekolabbua Perairan Pangkep dari hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa tangkapan utama (main catch) sebanyak 88% yang
dilakukan selama 21 hauling. Aswirani (2018) mengenai perbandingan hasil tangkapan
bagan tancap dengan menggunakan alat bantu neon dan Light Emitting Diode (LED) di
Perairan Pangkep, dari hasil penelitiannya menyatakan jumlah hasil tangkapan
menggunakan lampu LED lebih besar dibandingkan menggunakan lampu neon yang
dilakukan selama 21 hauling.
Taufiq et al., (2015) melakukan penelitian rekayasa lampu LED celup untuk
perikanan bagan apung di Perairan Patek Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa memanfaatkan lampu LED celup membantu
nelayan patek dalam melakukan penangkapan ikan dengan hasil tangkapan yang lebih
maksimal. Penelitian ini memproporsikan penggunaan lampu neon dan LED celup
pada bagan apung. Total hasil tangkapan dengan menggunakan lampu neon sebesar
2343 kg, sedangkan total hasil tangkapan dengan lampu LED celup adalah sebesar
3779 kg. Jenis ikan yang tertangkap pada alat tangkap bagan yaitu teri, peperek,
tembang, kembung, selar, japuh, dan layur selama 10 trip, 5 trip bulan gelap dan bulan
terang, diperoleh bahwa ada perbedaan jumlah dan komposisi hasil tangkapan dengan
menggunakan lampu neon dan lampu celup. Hasil penelitian didapatkan kesimpulan
lampu LED celup lebih efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pada perikanan
bagan.
2
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Hamidi et al., (2017) mengenai
penggunaan LED celup bawah air dengan warna berbeda pengaruhnya terhadap hasil
tangkapan bagan perahu selama 12 hari. Warna lampu yang digunakan biru, merah
dan kuning dan lampu neon sebagai lampu pengontrol. Hasil penelitian yang dilakukan
mengindikasikan bahwa total hasil tangkapan lampu LED pada lampu warna biru
sebesar 38.38% dan merah 7.58%, lebih besar dibandingkan dengan hasil tangkapan
lampu kontrol neon 23.61% dan 14.34%. Total hasil tangkapan lampu warna kuning
pada lampu LED 4.04%, sedangkan pada lampu kontrol neon lebih besar 12.05%.
Penggunaan beberapa warna cahaya lampu yang berbeda pada penangkapan
bagan telah banyak dilakukan seperti yang dilaporkan oleh Gustaman et al., (2012)
melakukan penelitian mengenai efektifitas perbedaan warna cahaya lampu terhadap
hasil tangkapan bagan tancap di Perairan Sungsang Sumatera Selatan yang dilakukan
pada tiga alat penangkapan bagan tancap selama kondisi bulan gelap. Metode
penelitian ini dilakukan secara experimental fishing dengan perlakuan warna cahaya
lampu petromaks (kuning, biru dan putih (sebagai lampu kontrol)). Hasil penelitian
yang dilakukan selama 3 hari sebagai ulangan dari masing-masing perlakuan
menunjukkan bahwa spesies yang dominan tertangkap adalah teri (Stolephorus Sp)
(56,6%), udang pepe (Metapenaeusensis) (18,4%) dan cumi-cumi (Loligo Sp) (12,5%).
Warna lampu putih (kontrol) dan kuning efektif digunakan untuk target tangkapan teri
dan cumi-cumi, sedangkan warna biru lebih efektif untuk menangkap ikan predator.
Memanfaatkan sifat ikan yang pototaksis. Lampu menjadi salah satu indikator
keberhasilan penangkapan. Ikan memiliki sentivitas berbeda terhadap cahaya.
Penerapan kombinasi warna pada lampu LED, diharapkan mampu meningkatkan hasil
tangkapan. Di perairan penetrasi cahaya sangat berhubungan erat dengan panjang
gelombang yang dipancarkan oleh cahaya tersebut. Cahaya warna biru diketahui
memiliki panjang gelombang yang pendek, dapat menembus lebih jauh ke dalam
perairan dibandingkan dengan warna lainnya. Penerapan warna biru diharapkan
mampu menarik ikan dari jarak jauh, baik secara vertikal maupun horizontal. Warna
putih dan kuning menyerupai cahaya alami seperti bulan dan matahari. Menurut
Herutomo (1995) dalam Sudirman (2013), diduga bahwa ikan-ikan lebih senang
mendekati cahaya alami. Warna kuning, memiliki panjang gelombang yang panjang,
sehingga cocok untuk mengonsentrasikan ikan di sekitar catchable area karena daya
tembusnya rendah di dalam perairan.
Hasil-hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan penggunaan
cahaya lampu mampu membantu dalam kegiatan penangkapan, baik menggunakan
lampu petromaks, neon, maupun Light Emitting Diode (LED), oleh karena itu
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan lampu LED terhadap
3
pemanfaatan sumberdaya perikanan khususnya pada bagan tancap untuk mengetahui
jumlah hasil tangkapan jika menggunakan warna lampu LED putih-kuning dan search
light.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas timbul permasalahan yang menarik untuk diteliti:
1. Bagaimanakah jumlah hasil tangkapan pada bagan tancap dengan menggunakan
lampu LED warna putih-kuning ?
2. Bagaimanakah persentase hasil tangkapan berdasarkan tangkapan utama (main
catch), tangkapan sampingan (by catch) dan tangkapan buangan (discard catch)?
3. Bagaimanakah perbedaan hasil tangkapan antara hauling 1 dan hauling 2 pada
bagan tancap?
C. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian bertujuan untuk:
1. Mengetahui jumlah hasil tangkapan setiap hauling dan trip menggunakan lampu
LED warna putih-kuning pada bagan tancap.
2. Mengetahui persentase jenis tangkapan utama (main catch), sampingan (by catch)
dan buangan (discard catch) menggunakan lampu LED warna putih-kuning pada
bagan tancap.
3. Mengetahui perbedaan hasil tangkapan antara hauling 1 dan hauling 2
menggunakan lampu LED warna putih-kuning pada bagan tancap.
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
nelayan dalam membuat keputusan tentang pemilihan warna lampu LED khususnya
pada bagan tancap di Kabupaten Pangkep.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Alat Tangkap Bagan Tancap
Bagan tancap merupakan bagan yang dipasang secara menetap di perairan,
terdiri dari rangkaian bambu yang dipasang secara membujur dan melintang. Bambu
merupakan komponen utama dari bangunan bagan tancap. Bahan tersebut mudah
diperoleh nelayan dan harganya pun tergolong murah. Jumlah bambu yang digunakan
bergantung pada kedalaman perairan bagan tersebut beroperasi. Semakin dalam
perairan maka jumlah bambu yang digunakan semakin banyak karena bambu tersebut
harus disambung. Secara umum jumlah bambu bervariasi antara 135-200 batang.
Bambu tersebut merupakan komponen utama dalam menopang berdirinya alat
tangkap bagan tancap di perairan. Bagan yang menggunakan cahaya sebagai alat
bantu berkembang terus dan dapat diklasifikasikan mulai dari bagan tancap dan bagan
apung. Bagan apung dapat dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu bagan rakit dan bagan
perahu (Sudirman dan Nessa, 2011).
Bagan tancap yang beroperasi pada malam hari menggunakan cahaya yang
berasal dari lampu yang berbeda-beda jenisnya, Pengoperasian bagan dimulai dengan
menurunkan atau menenggelamkan waring ke dalam perairan hingga kedalaman
tertentu. Selanjutnya lampu yang menjadi sumber pencahayaan untuk menarik
perhatian ikan agar berkumpul di sekitar bagan dinyalakan agar gerombolan ikan yang
telah terkumpul tidak menyebar kembali, yang mesti diperhatikan adalah diperlukan
adanya Interval waktu dalam mematikan lampu yang menjadi pusat cahaya agar
gerombolan ikan yang telah terkumpul dapat terbiasa, setelah itu kemudian lampu
perlahan-lahan diangkat naik ke atas bagan, dilanjutkan dengan proses Hauling atau
pengangkatan jaring ke atas bagan (Absal, 2016).
Bagan tancap merupakan alat tangkap yang dipasang secara menetap yang
sebagian besar komponen bahannya terbuat dari bambu berdiameter bervariasi dan
terdapat waring di tengah-tengah nya yang juga memiliki 2 roller pada salah satu
masing-masing bagian sisi kanan dan kiri atas bagan tancap yang berfungsi untuk
mengangkat bingkai waring ke atas bagan. Bagan tancap yang beroperasi pada
malam hari ini mengandalkan cahaya lampu bermesin genset untuk menarik perhatian
ikan menuju ke sekitaran bagan yang selanjutnya difokuskan pada satu titik cahaya
kemudian dilanjutkan pengangkatan waring (hauling) dan penyortiran hasil tangkapan
(Nurhikma, 2019).
5
B. Desain dan Kontruksi Bagan Tancap
Alat tangkap bagan tancap terdiri dari rangkaian atau susunan bambu
berbentuk persegi empat yang ditancapkan di perairan, dipasang atau diset menetap di
daerah penangkapan dan pada bagian tengah dari bangunan tersebut dipasang jaring.
Jumlah bambu yang digunakan bervariasi antara 135-200 batang untuk menopang
berdirinya alat tangkap bagan tancap di perairan. Ukuran bangunan bagan tancap pun
bervariasi mulai dari ukuran 7 x 7 m sampai 9 x 9 m, bergantung kedalaman perairan
tempat bagan tersebut dioperasikan (Sudirman dan Nessa, 2011).
Pada bagian tengah bagan terdapat bangunan yang menyerupai atap rumah,
yang berfungsi untuk tempat berlindung dari terpaan angin dan hujan dan
penyimpanan genset dan peralatan lainnya. Jaring yang digunakan terbuat dari waring
polyamide monofilament berwarna hitam, meshsize 0,5 cm dengan posisi terletak pada
bagian bawah bangunan bagan yang diikatkan pada bingkai bambu yang berbentuk
segi empat. Bingkai waring bagan dipasang agar dapat terbentang dengan sempurna.
Mempunyai ukuran 6 x 6 m dan dihubungkan dengan tali pada keempat sisinya yang
berfungsi untuk menarik jaring dan diberi pemberat untuk menenggelamkan jaring dan
memberikan posisi jaring yang baik selama berada dalam air dan berfungsi untuk
memudahkan pengoperasian alat tangkap, dan mempunyai ukuran yang biasanya satu
meter lebih kecil dari ukuran bagan tancap (Badjang, 2010).
C. Metode Pengopersian Bagan Tancap
Operasi alat tangkap ini umumnya dimulai pada saat matahari mulai tenggelam.
Penangkapan diawali dengan penurunan jaring sampai kedalam yang diinginkan,
selanjutnya lampu mulai dinyalakan untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul di
bawah sinar lampu atau disekitar bagan. Pengangkatan jaring dilakukan apabila ikan
yang terkumpul sudah cukup banyak dan keadaan ikan-ikan tersebut cukup tenang.
Jaring diangkat sampai berada di atas permukaan air dan hasil tangkapan diambil
dengan menggunakan serok (Subani dan Barus, 1989).
Tahap pengoperasian alat tangkap ini yaitu persiapan, sangat diperlukan
sebelum pengoperasian alat tangkap karena hal ini dapat menentukan keberhasilan
dalam penangkapan ikan. Hal yang biasa dilakukan adalah pengecekan jaring bagan,
pengecekan roller untuk menurunkan dan menarik jaring bagan dan segala yang
dibutuhkan pada saat pengoperasian. Kemudian tahap selanjutnya adalah
pengumpulan ikan, ketika hari menjelang malam, maka lampu tersebut dinyalakan dan
jaring biasanya diturunkan, hingga tiba saatnya ikan tersebut terlihat berkumpul
dilokasi bagan (Subani dan Barus, 1989).
6
Setting, setelah semua persiapan selesai maka jaring tersebut diturunkan ke
perairan. Jaring biasanya diturunkan secara perlahan-lahan dengan memutar roller.
Penurunan jaring beserta tali penggantung dilakukan hingga jaringmencapaikedalaman
yang diinginkan. Dalam proses setting tidak membutuhkan waktu yang begitu lama,
hanya sampai jaring selesai diturunkan hingga ke dasar perairan (Takril, 2005).
Setelah proses setting selesai, selanjutnya adalah proses perendaman jaring. Selama
jaring berada dalam air nelayan melakukan pengamatan terhadap keberadaan ikan di
sekitar bangunan untuk memperkirakan waktu jaring akan di angkat (hauling) (Subani
dan Barus, 1989).
Pengangkatan jaring dilakukan setelah kawanan ikan terlihat berkumpul di
lokasi penangkapan. Kegiatan ini diawali dengan pemadaman lampu secara bertahap.
Hal ini dimaksudkan agar ikan tersebut tidak terkejut dan tetap terkonsentrasi pada
bagian bawah bagan yaitu di sekitar lampu yang masih menyala. Ketika ikan sudah
berkumpul di tengah-tengah jaring, jaring tersebut mulai ditarik ke permukaan secara
perlahan untuk menghindari ikan kaget dan kemudian lolos hingga akhirnya ikan
tersebut akan tertangkap oleh jaring. Setelah pengangkatan jaring lalu hasil tangkapan
diambil menggunakan serok dan dipindahkan ke dalam basket kemudian di sortir dan
diangkat ke darat (Takril, 2005).
D. Alat Bantu Penangkapan Ikan dengan Menggunakan lampu Light Emitting
Diode (LED) pada Bagan Tancap
Ikan tertarik oleh cahaya melalui penglihatan (mata) dan rangsangan melalui
otak (pineal regional pada otak). Peristiwa tertariknya ikan pada cahaya disebut
phototaxis. Oleh sebab itu ikan yang tertarik oleh cahaya hanyalah ikan yang memiliki
sifat phototakxis positif yang umumnya terdapat pada ikan-ikan pelagis kecil. Ada
beberapa alasan mengapa ikan tertarik oleh cahaya, antara lain adalah penyesuaian
intensitas cahaya dengan kemampuan mata ikan untuk menerima cahaya. Dengan
demikian, kemampuan ikan untuk tertarik pada suatu sumber cahaya sangat berbeda-
beda. Ada ikan yang sangat senang pada intensitas cahaya yang rendah, tetapi
adapula ikan yang senang terhadap intensitas cahaya yang tinggi (Anonim, 2016).
LED (Light Emitting Diode) adalah suatu semikonduktor yang memancarkan
cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Sumber
pencahayaan lampu Light Emitting Diode (LED) berasal dari dioda berupa
semikonduktor dari material padat dan mampu mengalirkan arus listrik. Energi yang
dilepaskan dari gerakan elektron dalam semikondutor itulah yang akan menghasilkan
cahaya. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna yang dihasilkan
7
bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai. Saat listrik dialirkan, elektron
bebas dari bagian negatif semikonduktor yang diperkaya elektron bebas mengalir ke
bagian positif. Saat bersamaan, lubang elektron pada bagian positif bergerak ke
bagian negatif. Gerakan itu membuat elektron bebas jatuh ke lubang elektron.
Akibatnya, elektron turun ke tingkat energi yang lebih stabil dan melepaskan
foton/cahaya. Kian tinggi energi foton yang dihasilkan, cahaya yang dihasilkan kian
tinggi frekuensinya atau panjang gelombangnya. Oleh karena itu, warna cahaya yang
diperoleh lampu Light Emitting Diode (LED) bergantung pada campuran materi
penyusun diodanya. Misalnya, campuran aluminium, galium, dan arsenik akan
menghasilkan cahaya merah. Perpaduan indium, galium, dan nitrida memberi warna
biru (Anonim, 2011).
Tak hanya penerangan rumah atau jalan, rangkaian Light Emitting Diode (LED)
juga dimanfaatkan untuk pencahayaan beragam alat elektronik, mulai pengendali jarak
jauh, layar monitor, telepon pintar, hingga televisi. Bahkan, Light Emitting Diode (LED)
juga bisa sebagai pengganti sinar matahari untuk menumbuhkan tanaman dalam
ruang. Keunggulan lain dari teknologi Light Emitting Diode (LED) antara lain :
Intensitas dan terang yang tinggi, Efisiensi tinggi, Kebutuhan tegangan dan arus
yang rendah, Sangat handal (tahan terhadap goncangan dan getaran), Tidak
memancarkan sinar UV (Ultraviolet) , dan Mudah dikontrol dan deprogram. Lebih dari
50 persen energi listrik pada Light Emitting Diode (LED) diubah jadi cahaya. Itu
membuat Light Emitting Diode (LED) lebih efisien dibandingkan lampu pendar, apalagi
lampu pijar. Setiap 1 watt listrik mampu menghasilkan cahaya berintensitas 70-100
lumen. Usia pakai bisa lebih lama hingga 50.000 jam. Proses produksi yang rumit
membuat harga lampu Light Emitting Diode (LED) masih mahal. Namun, jika dihitung
biaya total pembelian dan pemakaian listrik, penggunaan Light Emitting Diode (LED)
tetap lebih murah (Anonim, 2011).
E. Komposisi Jenis Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan dari bagan tancap adalah ikan pelagis kecil dan ikan-ikan yang
mempunyai sifat fototaksis positif yaitu ikan teri (Stolephorus sp) da avertebrata yaitu
cumi-cumi (Loligo sp). Namun tak jarang bagan tancap juga sering menangkap hasil
sampingan seperti Layur (Trichulus savala), Tembang (Sardinella fimriata), Peperek
(Leiognathus sp), Kembung (Rastrelliger sp), Layang (Decapterus sp), dan lain-lain
(Subani dan Barus, 1989).
Puspito et al., (2015) melakukan penelitian mengenai pemanfaatan lampu LED
(light emitting diode) pada penangkapan ikan jaring angkat (lift net). Penelitian ini
8
bertujuan untuk membuktikan efisiensi lampu LED (light emitting diode) pada jaring
angkat (lift net) dan untuk mengetahui waktu optimal untuk operasi penangkapan ikan.
Penelitian ini, dilakukan pada dua alat penangkapan lift net dioperasikan secara
bersamaan selama 15 malam, setiap lift net telah terpasang 4 lampu LED dan 4 lampu
neon. Hasil menunjukkan bahwa komposisi tangkapan jaring angkat terdiri dari ikan teri
(Stolephorus spp.) seberat 107 kg, ikan pony (Leiognathus dussumieri) 68 kg, udang
trasi (Mysis sp.) 45 kg, selar kuning (Selaroides leptolepis) 16 kg, kembung
(Rastrelliger spp.) 8 kg, cumi-cumi (Loligo sp.) 34 kg, dan layur (Trichiurus sp.) 12 kg.
Lift net yang dioperasikan dengan lampu LED mampu menangkap organisme 159 kg,
ini lebih efektif dibanding lampu neon yang hanya menangkap 131 kg, sementara itu
waktu operasi antara 18:00 - 21:00 menghasilkan organisme dengan berat 56 kg, lebih
tinggi dari interval waktu 9 PM - 12 AM (41 kg), 12 AM - 3 AM (32 kg) dan 03 AM - 06
AM (30 kg).
Terkait dengan efektivitas lampu LED sebagai lampu hauling pada bagan
perahu menunjukkan perbedaan yang signifikan. Himam et al., (2018) melaporkan
efektivitas lampu hauling LED celup 132,09% lebih baik dari pada lampu hauling pada
bagan kontrol. Hasil uji t pada total tangkapan menunjukkan perbedaan yang signifikan
dengan nilai P = 1,8 × 10-3 (kurang dari 0,05) pada tingkat kepercayaan 95%. Ikan
dominan hasil tangkapan bagan perahu di Lhokseudu adalah Rastrelliger kanagurta,
Selaroides sp, dan Sardinella sp.
Suhendri (2018) meneliti mengenai hasil tangkapan bagan tancap
menggunakan lampu neon di Perairan Tekolabbua, Kabupaten Pangkep. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa total hasil tangkapan yang diperoleh sebanyak
709.5 kg. Tangkapan rata-rata per trip 64.5 kg, sedangkan rata-rata tagkapan per
hauling 33,79 kg. Jenis tangkapan yang dominan diperoleh seperti peperek, tembang,
kapas-kapas, gulama, teri, cumi, dan selar kuning. Tangkapan sampingan seperti
cendro, gajih, julung-julung dan kantung semar.
Rahman (2018) mengenai studi hasil tangkapan bagan tancap dengan
meggunakan lampu Light Emitting Diode (LED) 364 Watt di Tekolabbua Perairan
Pangkep hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tangkapan utama (main catch)
sebanyak 88% yang dilakukan selama 21 hauling. Aswirani (2018) mengenai
perbandingan hasil tangkapan bagan tancap dengan menggunakan alat bantu neon
dan Light Emitting Diode (LED) di Perairan Pangkep, dari hasil penelitiannya
menyatakan jumlah hasil tangkapan menggunakan lampu LED lebih besar
dibandingkan menggunakan lampu NEON yang dilakukan selama 21 hauling.