Top Banner
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR SKRIPSI Oleh: HANIM BINTI ROFIQOH NIM. 165080201111007 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2020
162

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

May 03, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN

PURSE SEINE DI PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR

SKRIPSI

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH

NIM. 165080201111007

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020

Page 2: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN

PURSE SEINE DI PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

Di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH

NIM. 165080201111007

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020

Page 3: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN

PURSE SEINE DI PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH NIM. 165080201111007

Dosen Pembimbing 1

(Dr. Ali Muntaha, APi., S.Pi., MT)

NIP. 196004081 986603 1 003

Tanggal:

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 2

(Dr. Ir. Gatut Bintoro, M.Sc)

NIP. 19621111 198903 1 005

Tanggal:

Mengetahui: Ketua Jurusan PSPK

(Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi., MT.) NIP. 19780717 200502 1 004 Tanggal:

DocuSign Envelope ID: F74121D3-5253-4617-B6F2-B556071AC146

7/18/2020

DocuSign Envelope ID: 371C038C-4A76-4BFE-9FE9-1AF48437DCE6

Page 4: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, berkah serta

ridho-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “Analisis Faktor-

Faktor Yang Memempengaruhi Hasil Tangkapan Purse Seine di PPN Prigi

Kabupaten Trenggalek Jawa Timur”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu

prasyarat untuk meraih gelar sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Brawijaya. Skripsi ini menjelaskan tentang faktor-faktor

apa saja yang mempengaruhi hasil tangkapan purse seine yang meliputi panjang

jaring, ukuran kapal, daya mesin, jumlah ABK dan daerah penangkapan di PPN

Prigi.

Masih banyak kekurangan baik dari ketelitian pada penulisan, bahkan

kesalahan dalam penyampaian kata dalam penyusunan proposal skripsi ini. Oleh

karena itu diharapkan kritik serta saran yang sifatnya membangun guna menjadi

acuan dalam bekal pengalaman untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Malang, 24 Februari 2020

Penulis

Page 5: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat

kesehatan sehingga dapat menunjang dalam penyelesaian laporan skripsi ini.

Melalui kesempatan ini, dengan kerendahan hati disampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Dr. Ali Muntaha, APi., S.Pi., MT. sebagai dosen pembimbing pertama

Dr. Ir. Gatut Bintoro, M, Sc. sebagai dosen pembimbing kedua yang telah

memberikan arahan, motivasi sejak awal dimulainya penelitian hingga

terselesainya laporan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan,

Bapak Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi., MT serta Ketua Program Studi

Perikanan Sumberdaya Perikanan, Bapak Sunardi, ST., MT.

3. Pembimbing lapang di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

Bapak Romy Rachmad Kurniawan, S.Tr.Pi.

4. Kedua orang tua, Sudarwoto. dan Khotimatur Rofi. serta keluarga yang

selalu memberi dukungan dalam bentuk apapun sehingga laporan skripsi

ini terselesaikan dengan baik.

5. Seluruh teman-teman yang ikut serta membantu penyusunan laporan

skripsi ini sampai selesai.

Malang, 24 Februari 2020

Penulis

Page 6: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

iii

RINGKASAN

Hanim Binti Rofiqoh Skripsi tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Hasil Tangkapan Purse Seine di PPN Prigi Trenggalek Jawa Timur. Di bawah

bimbingan Dr. Ali Muntaha, APi., S.Pi., MT dan Dr. Ir. Gatut Bintoro, M.Sc

Salah satu alat tangkap yang terdapat di PPN Prigi adalah purse seine. Kapal yang menggunakan alat tangkap purse seine untuk menangkap ikan terdapat 30 kapal. Panjang jaring yang dimiliki purse seine kapal Prigi adalah 500-600 meter dengan kedalaman 40 meter. Ukuran kapal (GT) sekitar 28-30 GT, dengan daya mesin 80-160 PK. Jumlah ABK setiap kapal berbeda mulai dari 18 sampai 28 orang setiap berangkat melaut. Jarak penangkapan untuk kapal purse seine mulai dari 30 mil sampai 55 mil. Alat tangkap purse seine di PPN Prigi dalam satu bulan hanya beroperasi 19-21 hari dengan menggunakan sistem penangkapan one day fishing atau kurang lebih selama 8 jam melaut. Hasil tangkapan yang didapat paling banyak adalah ikan tongkol lisong, layang deles, teri, kembung, layur, tembang, selar, dan cumi-cumi.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa seberapa besar pengaruh yang terjadi masing-masing variabel terhadap hasil tangkapan nelayan yang di dapatkan dari alat tangkap Purse Seine serta mencari persamaan regresi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel yang akan di teliti.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survey, wawancara terhadap nelayan, dan petugas PPN Prigi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data statistik PPN Prigi, studi pustaka dari buku, dan literatur. Analisis data dengan menggunakan model Cobb Douglas.

Variabel data faktor-faktor yang akan di uji di penelitian ini adalah: panjang jaring, ukuran kapal, daya mesin, jumlah ABK, dan jarak penangkapan.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan model Cobb Douglas, didapatkan hasil dari beberapa faktor yang di uji yaitu panjang jaring sebesar 0,44 ukuran kapal sebesar 0,63, daya mesin sebesar 0,53, jumlah ABK sebesar 0,36 dan jarak penangkapan 0,71.

Dari kelima faktor produksi tersebut yang paling berpengaruh adalah Jarak Penangkapan dengan nilai sebesar 0,71, karena semakin jauh jarak yang ditempuh maka akan semakin banyak hasil tangkapan yang didapat.

Page 7: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hanim Binti Rofiqoh

NIM : 165080201111007

Prodi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis skripsi ini merupakan bagian

dari penelitian bersama dosen pembimbing atas nama :

1. Dr. Ali Muntaha, APi., S.Pi., MT

2. Dr. Ir. Gatut Bintoro, M.Sc.

Dengan topik pengelolaan sumberdaya hayati ikan pelagis di perairan

selatan Jawa Timur tahun 2019/2020

Malang, Februari 2020

Yang menyatakan,

Hanim Binti Rofiqoh

Page 8: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

v

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................... ii

RINGKASAN ....................................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 4 1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................................. 4 1.5 Tempat dan Waktu ..................................................................................... 4 1.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 4

2 . TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 6 2.1 Alat Tangkap .............................................................................................. 6 2.2 Definisi Alat Tangkap Purse Seine ............................................................. 7 2.3 Metode Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine ................................... 7 2.4 Hasil Tangkapan ........................................................................................ 9 2.5 Daerah Penangkapan .............................................................................. 10 2.6 Kapal ........................................................................................................ 10 2.7 Daya Mesin .............................................................................................. 12 2.8 Ukuran Kapal ........................................................................................... 12 2.9 Pengalaman Nahkoda dan Anak Buah Kapal ........................................... 14

3. METODOLOGI .............................................................................................. 16 3.1 Metode ..................................................................................................... 16 3.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 16

3.2.1 Data Primer........................................................................................ 16 3.2.2 Data Sekunder ................................................................................... 18

3.3 Metode Analisis Data ............................................................................... 18 3.3.1 Metode Matematis Fungsi Produksi ................................................... 18 3.3.2 Pengujian Model ................................................................................ 22

3.4 Langkah-Langkah Menjelaskan Cobb Douglas ........................................ 23 3.5 Alur Penelitian .......................................................................................... 25

Page 9: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

vi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 25 4.1 Keadaan Perikanan PPN Prigi.................................................................. 26

4.1.1 Letak Geografis dan Topografi PPN Prigi .......................................... 26 4.1.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Kecamatan Watulimo ........... 27

4.2 Deskripsi Alat Tangkap Purse Seine ........................................................ 28 4.2.1 Konstruksi Alat Tangkap purse seine ................................................. 28 4.2.4 Pengoperasian Alat Tangkap ............................................................. 32 4.2.3 Daerah Penangkapan ........................................................................ 34 4.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Operasi Penangkapan ...... 35 4.2.5 Hasil Tangkapan ................................................................................ 38

4.3 Faktor Produksi ........................................................................................ 39 4.3.1 Panjang Jaring ................................................................................... 39 4.3.2 Hubungan Panjang Jaring dengan Hasl Tangkapan .......................... 40 4.3.3 Ukuran Kapal ..................................................................................... 41 4.3.4 Hubungan Ukuran Kapal dengan Hasil Tangkapan ........................... 41 4.3.5 Daya Mesin ........................................................................................ 43 4.3.6 Hubungan Daya Mesin dengan Hasil Tangkapan .............................. 43 4.3.7 Jumlah Anak Buah Kapal (ABK) ........................................................ 44 4.3.8 Hubungan Jumlah ABK dengan Hasil Tangkapan ............................. 45 4.3.9 Jarak Penangkapan ........................................................................... 46 4.3.10 Hubungan Jarak Penangkapan dengan Hasil Tangkapan................ 47

4.4 Pengaruh Faktor Produksi terhadap Hasil Tangkapan ............................. 48 4.5 Koefisien Determinasi .............................................................................. 51

5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 52 5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 52 5.2 Saran ....................................................................................................... 53

DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................ 54

LAMPIRAN ........................................................................................................ 55

Page 10: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................................. 5

2. Jumlah Alat Tangkap di PPN Prigi ................................................................ 28

3. Hasil Analisa Regresi ..................................................................................... 49

Page 11: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Penelitian................................................................................................ 25

2. Peta Lokasi PPN Prigi Trenggalek ................................................................. 27

3. Konstruksi Alat Tangkap Purse Seine ............................................................ 32

4. Rata-rata Hasil Tangkapan di PPN Prigi tahun 2018-2019 ............................ 38

5. Ukuran Panjang Jaring PurseSeine ............................................................... 40

6. Hubungan Panjang Jaring dengan Hasil Tangkapan ..................................... 41

7. Hubungan Ukuran Kapal dengan Hasil Tangkapan ....................................... 42

8. Hubungan Daya Mesin dengan Hasil Tangkapan .......................................... 44

9. Hubungan Jumlah ABK dengan Hasil Tangkapan ......................................... 46

10. Jarak Penangkapan ..................................................................................... 47

11. Hubungan Jarak Penangkapan dengan Hasil Tangkapan ........................... 48

Page 12: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Tabulasi variabel yang di Uji.......................................................................... 56

2. Data Tabulasi variabel yang di Uji dalam Logaritma Natural ............................. 57

3. Data Hasil Tangkapan dengan Panjang Jaring .................................................. 59

4. Data Hasil Tangkapan dengan Ukuran Kapal ...................................................... 60

5. Data Hasil Tangkapan dengan Daya Mesin ......................................................... 61

6. Data Hasil Tangkapan dengan Jumlah ABK ........................................................ 62

7. Data Hasil Tangkapan dengan Jarak Penangkapan........................................... 63

8. Hasil Output Analisa Regresi pada Microsoft Excel ............................................ 65

Page 13: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai wilayah perairan yang terdiri dari laut pesisir, laut

lepas, teluk dan selat. Keseluruhannya adalah bagian dari perairan teritorial

dengan luas sekitar 3,1 juta km2. Selain itu Indonesia juga memiliki hak

pengelolaan dan pemanfaatan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu

perairan yang berada 12 hingga 200 mil dari garis pantai titik-titik terluar

kepulauan Indonesia. Indonesia mempunyai perairan laut yang unik dan

membutuhkan cara pengelolaan yang unik pula. Kondisi seperti ini berpengaruh

terhadap penggunaan alat tangkap dan teknologi penangkapan ikan, dimana

untuk perairan lepas pantai cenderung menggunakan alat tangkap yang bersifat

aktif seperti trawl, pukat cincin dan payang (Subani dan Barus, 1989).

Perairan wilayah pesisir Jawa Timur memiliki potensi sumberdaya

perikanan laut yang terdiri dari ikan pelagis dan ikan demersal. Wilayah

pengelolaan perikanan laut di Jawa Timur bagian selatan memiliki potensi yang

sangat besar karena berhadapan langsung dengan samudera Hindia dan

memiliki potensi ikan khususnya kelompok pelagis besar seperti tuna (Thunnus

sp) dan cakalang (Katsuwonus pelamis). Alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan di Selatan Jatim antara lain adalah payang, pukat cincin, jaring insang

hanyut, dogol, bagan dan pancing (Sugianto, 2012).

Perairan Prigi terletak di selatan Propinsi Jawa Timur dan berbatasan

dengan Samudera Hindia. Di sepanjang pantai pulau-pulau di Jawa Timur

merupakan area para nelayan mencari nafkah dengan berbagai macam alat

tangkap dan alat bantu penangkapan. Salah satu alat tangkap yang dikenal oleh

masyarakat adalah pukat cincin atau puse seine. Dalam pengoperasian alat

tangkap puse seine sendiri nelayan sangat bergantung pada faktor produksi atau

Page 14: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

2

input yang ada pada beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan harga

sehingga dengan hasil tangkapan yang cenderung tidak pasti menyebabkan

pendapatan para nelayan juga menurun. Selain itu penggunaan alat tangkap

yang sembarangan dan tidak memperhatikan aspek biologis ikut berperan dalam

penurunan hasil tangkapan ikan. Faktor-faktor produksi tersebut antara lain

tenaga kerja, bahan bakar, perahu, alat tangkap, perbekalan nelayan selama

berada di laut.

Suatu alat penangkapan yang baik merupakan satu kesatuan dari

beberapa bagian yang dibentuk sedemikian rupa dengan menggunakan

perhitungan dan teknik perancangan atau pembuatan yang telah diperhitungkan

terlebih dahulu. Dalam usaha penangkapan, alat tangkap yang dipakai nelayan

sangat mempengaruhi hasil tangkapan, karena semakin efektif suatu alat

penangkapan maka semakin baik pula hasil tangkapan yang diperoleh

(Silitonga et al., 2016).

Kegiatan perikanan tangkap sangat tergantung pada tersedianya

sumberdaya perikanan di laut dan kapabilitas sumberdaya manusia. Salah satu

persyaratan yang harus dipenuhi dalam mewujudkan pemanfaatan sumberdaya

perikanan secara optimal adalah diterapkannya pengelolaan yang rasional.

Pengelolaan yang rasional menerapkan sistem pengelolaan semua sumberdaya,

termasuk diantarannya lingkungan sumberdaya ikan yang dimanfaatkan,

perencanaan, organisasi dan kelembagaan, serta sumberdaya manusia,

terutama pelaku pemanfaatan baik lokal maupun pendatang. Kegiatan

penangkapan di laut merupakan bentuk salah satu kegiatan nelayan dengan

tujuan untuk memanfaatkan sumberdaya hayati laut, khususnya sumberdaya

ikan dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakat melalui konsumsi pangan

hewani sekaligus juga sebagai upaya peningkatan pendapatan nelayan, salah

satu jenis alat tangkap yang digunakan adalah ‘Purse Seine’’ (Sarbia, 2012) .

Page 15: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

3

Penggunaan faktor-faktor produksi yang dilakukan dengan baik dapat

meningkatkan efisiensi yang pada gilirannya bisa meningkatkan pendapatan

nelayan. Pendapatan nelayan disini sangat ditentukan oleh besar kecilnya

produksi yang dihasilkan dari kapal purse seine. Mengingat pemberian sistem

bagi hasil yang diterapkan bagi anak buah kapal (ABK). Dengan demikian

apabila produksi ikan yang dihasilkan besar maka bagi hasil yang nantinya

diperoleh nelayan juga besar demikian sebaliknya apabila produksi ikan yang

dihasilkan sedikit maka bagi hasil yang akan diperoleh nelayan juga sedikit.

Purse seine merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan di perairan Prigi. Pada umumnya alat tangkap purse seine ini

mempunyai beberapa alat bantu yang digunakan dalam pengoperasian

penangkapan yang bertujuan untuk memudahkan pengoperasian alat tangkap

seperti lampu, rumpon, roller, dan serok.

1.2 Perumusan Masalah

Pemanfaatan sumberdaya ikan sebaiknya menghasilkan manfaat ekonomi

yang optimum untuk kesejahteraan rakyat dengan kaidah kelestarian

sumberdaya ikan. Dalam pemanfaatan sumberdaya ikan, salah satu hal penting

yang menjadi perhatian adalah pengendalian pemanfaatan sumberdaya agar

sesuai dengan kapasitas sumberdaya ikan untuk pulih kembali. Dengan

demikian sumberdaya diharapkan dapat dimanfaatkan secara

berkesinambungan dan tetap memberikan keuntungan terbaik yang optimal bagi

nelayan.

Armada penangkapan yang berada di Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi salah satunya yaitu purse seine. Jumlah hasil tangkapan purse seine

yang berbeda tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi, beberapa faktor

produksi yang berpengaruh terhadap keberhasilan penangkapan ikan antara lain

Page 16: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

4

panjang jaring, ukuran kapal, daya mesin, jumlah ABK, jarak penangkapan, dan

hasil tangkapan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh faktor-faktor yang terjadi dan paling berpengaruh

terhadap hasil tangkapan purse seine..

2. Mengdentifikasi persamaan linier Ln dari faktor produksi (X) dengan hasil

tangkapan (Y).

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi mahasiswa diharapkan dapat menambah pengetahuan baru

mengenai faktor-faktor produksi apa saja yang dapat mempengaruhi alat

tangkap purse seine.

2. Bagi nelayan dapat digunakan sebagai bahan masukan mengenai faktor

apa saja yang dapat meningkatkan hasil tangkapan.

3. Bagi kalangan akademik dapat mengetahui faktor-faktor produksi apa saja

yang mempengaruhi hasil tangkapan purse seine dan seberapa besar

pengaruh dari faktor produksi tersebut.

1.5 Tempat dan Waktu

Penelitian skripsi ini telah dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Waktu pengambilan data pada

penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2020 – Maret 2020.

1.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan pengajuan judul yang telah

dilaksanakan pada bulan Januari 2020. Lalu pengerjaan proposal dilakukan pada

bulan Januari 2020. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2020 –

Page 17: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

5

Maret 2020. Penyusunan laporan pada bulan Maret – April 2020. Adapun jadwal

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1 Survey Tempat Penelitian

2 Pembuatan Proposal

3 Pengajuan Proposal

4 Pelaksanaan Penelitian

5 Penyusunan Laporan Penelitian

6 Ujian

Keterangan Jadwal Penelitian

Page 18: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

6

2 . TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Tangkap

Alat tangkap merupakan istilah yang digunakan sebagai terjemahan

langsung dari fishing gear, yaitu peralatan dalam operasi penangkapan ikan.

Pada klasifikasi tingkat pertama, alat tangkap bisa dibedakan menjadi tiga

kategori yaitu pancing, jaring dan alat lain. Selain dari kedua tipe tersebut jaring

dibedakan berdasarkan kontruksi dan cara operasinya saat diangkat, jaring yang

operasinya membentang, jaring yang operasinya melingkar dan membentuk

mangkok, dan jaring yang mempunyai kantong. Jaring angkat biasanya disebut

dengan bagan atau (lift-net). Berdasarkan tempat atau lokasi penangkapan,

bagan bisa dibedakan menjadi dua kategori ialah operasi permanen yang

dilakukan pada suatu tempat dan dan operasi secara dinamis. Di kategori ini kita

mengenal istilah bagan tancap (fixed lift-net) dan bagan perahu/rakit (boat lift-

net) (Wiadnya, 2011).

Alat penangkapan ikan adalah alat yang di gunakan untuk melakukan

penangkapan ikan dan udang. Alat penangkapan yag digunakan untuk mengejar

gerombolan ikan di perairan, baik di perairan laut maupun di perairan tawar. Alat

penangkapan ikan yang ramah lingkungan merupakan suatu alat penangkapan

ikan yang tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu sejauh

mana alat tersebut tidak merusak dasar perairan, kemungkinan hilangnya alat

tangkap, serta kontribusinya terhadap polusi. Factor lain adalah dampak

terhadap bio-diversity dan target resources yaitu komposisi hasil tangkapan,

adanya by catch serta tertangkapnya ikan-ikan muda (Arimoto,2019).

Page 19: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

7

2.2 Definisi Alat Tangkap Purse Seine

Purse seine adalah suatu alat penangkapan ikan yang digolongkan dalam

kelompok jaring lingkar. Faktor melingkarkan jaring dan penarikan tali kolor

(purse line) merupakan faktor keberhasilan dalam penangkapan dengan

menggunakan purse seine. Alat tangkap purse seine memberikan kontribusi

yang besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan nelayan karena hasil

tangkapan yang didapatkan sangat banyak. Alat tangkap purse seine

memberikan kontribusi yang besar dalam hal meningkatkan kesejahteraan

nelayan karena hasil tangkapan yang didapatkan sangat banyak dan melimpah

(Imanda et al., 2016).

Purse seine merupakan alat tangkap yang bersifat multi species, yaitu

menangkap lebih dari satu jenis ikan. Dalam banyak kasus sering ditemukan

ukuran mesh size alat tangkap purse seine yang sangat kecil, hal ini dapat

berpengaruh terhadap hasil tangkapan yang didapatkan. Hal yang mungkin saja

akan di pengaruhi adalah ukuran ikan dan komposisi jenis hasil tangkapan

antarwa jumlah hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan

(Rambun et al., 2016).

2.3 Metode Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seine

Menurut metode pengoperasian Purse Seine atau ‘Gardan’ adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan operasi penangkapan ikan meliputi pemeriksaan alat tangkap,

mesin motor sebagai penggerak kapal dan mesin diesel sebagai tenaga untuk

penerangan lampu, perahu sekoci (pela) dan kondisi kapal.

2. Penentuan fishing ground.

3. Penurunan jaring (setting) dimulai dengan menurunkan pelampung tanda

terlebih dahulu dan diikuti secara bersamaan pada bagian bawah, kantong

Page 20: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

8

dan atas alat tangkap hingga kembali pelampung tanda awal ketika pertama

kali diturunkan.

4. Penarikan jaring (hauling) dilakukan jika kedua ujung jaring telah bertemu dan

kemudian ditarik sampai semua bagian bawah mengerucuti gerombolan ikan.

Dilihat dari teknik penangkapan dan konstruksi alat Pratama (2016).

Sebelum melakukan operasi penangkapan ikan menuju fishing ground,

terlebih dahulu menyiapkan sesuatu yang berhubungan dengan operasi

penangkapan seperti menyiapkan bahan bakar, perbekalan, dan pengecekan

peralatan Tahap selanjutnya saat tiba di daerah penangkapan adalah sebagai

berikut :

- Penurunan lampu saat proses pelingkaran jaring, posisi bangkrak lampu

harus tetap ditengah area lingkar jaring.

- Tahap setting (penurunan jaring) proses setting dimulai dengan melakukan

pelemparan pelampung tanda kemudian tali selambar pertama di lambung

kanan kapal, kemudian juru mudi melakukan pelingkaran ke arah kiri kapal

dengan kecepatan tinggi (± 9 knot) sambil dilakukan penurunan pelampung

utama, jaring, cincin, dan pemberat oleh ABK. Posisi jaring yang ditebarkan

adalah mengelilingi area sekitar lampu yang diduga terdapat gerombolan ikan.

- Tahap hauling (penarikan jaring) penarikan jaring dilakukan dengan menarik

tali kolor kemudian badan jaring dan pemberat. Hal ini dimaksudkan agar

bagian bawah jaring mengkerut dan membentuk kantong.Penarikan jaring ini

melibatkan hampir seluruh ABK. Penarikan masih berlangsung sampai bagian

jaring membentuk kantong, kemudian bagian tengah tali kolor dililitkan pada

roller sebagai alat bantu untuk menaikkan cincin ke geladak, bagian dasar

jaring akan menutup dan ikan-ikan akan terkumpul pada bagian kantong,

selanjutnya jaring dan ikan diangkat ke atas kapal.

Page 21: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

9

Pengumpulan hasil tangkapan diangkat dengan bantuan serok dan diletakkan di

atas dek kapal untuk kemudian disortir berdasarkan ukuran dan jenis hasil

tangkapan. Hasil tangkapan ini kemudian diletakkan dalam basket dan diberi es

agar tetap segar saat sampai di darat untuk dijual (Pujianto et al., 2013).

2.4 Hasil Tangkapan

Pelaksanaan penangkapan ikan ramah lingkungan yang tujuan utamanya

adalah untuk melindungi ekosistem dan lingkungan perairan, serta menjaga

kelestarian sumberdaya ikan yang tersedia, harus diciptakan alat tangkap yang

selektif dengan harapan tujuan dari penangkapan ikan ramah lingkungan ini

dapat tercapai. Hal ini dapat dilihat dari desain dan konstruksi alat penangkapan

ikan yang digunakan dan hasil tangkapan yang diperoleh dapat terseleksi, dilihat

dari ukuran, jumlah dan harga jual ikan hasil tangkapan. Hasil tangkapan nelayan

purse seine umumnya dari jenis ikan pelagis kecilyang dominan di Pulau Jawa

adalah: ikan kembung (Rastrelliger sp.), ikan tembang (Sardinella fimbriata), ikan

layur (Trichiurus sp.), ikan tengiri (Scomberomorus sp.), ikan bawal hitam

(Formio niger), ikan selar (Atule mate), dan ikan tongkol (Euthynnus sp.)

(Rosyidin et al., 2009).

Hasil identifikasi ikan hasil tangkapan purse seine menunjukan alat

tangkap purse seine memperoleh 14 spesies, meliputi ikan bentong, layur,

tenggiri, bawal, banjar, tetengkek, japuh, semar, golok-golok, tembang, wais, hiu,

cumi-cumi, dan togkol. Hasil tangkapan dibagi kedalam dua kategori, yaitu hasil

tangkapan utama dan hasil tangkapan sampingan. Total hasil tangkapan

sebanyak 75.945 ekor dengan bobot total 9.092 kg. Ikan bentong adalah salah

satu ikan pelagis kecil dengan nilai ekonomis yang tinggi.bobot 1.939 kg atau

21,3% dari bobot seluruh hasil tangkapan. Ikan bentong yang tertangkap rata-

rata berukuran 21 cm dengan rata-rata bobot tiap individu yaitu 200 gr. Hasil

tangkapan sampingan terbesar pertama adalah ikan tongkol Ikan tongkol yang

Page 22: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

10

tertangkap terdiri dari 2 species yang berbeda yaitu Euthynnus affinis dan Auxis

sp. dengan bobot 1.879 kg atau 20.7% dari bobot seluruh hasil tangkapan. Ikan

tongkol yang tertangkap memiliki ukuran yang berbeda-beda

(Rambun et al., 2016).

2.5 Daerah Penangkapan

Penentuan daerah penangkapan ikan di Muncar masih menggunakan cara

tradisional yaitu berdasarkan naluri atau pengalaman yang sudah turun temurun

dan juga melihat kondisi perairan. Penentuan daerah penangkapan alat tangkap

purse seine dilakukan berdasarkan musim atau arah angin. Jika sedang terjadi

musim barat, cuaca sangat kurang bersahabat yang menyebabkan tingginya

gelombang di perairan luar. Sehingga nelayan lebih memilih melakukan kegiatan

pengoperasian pada perairan dalam yang arusnya lebih tenang dan tidak

bergelombang. Pada saat musim angin timur kondisi cuaca dan perairan lebih

tenang, sehingga nelayan alat tangkap purse seine memilih untuk melakukan

penangkapan di perairan luar seperti Samudera Hindia (Pratama et al., 2016).

Pemilihan daerah penangkapan untuk kapal yang beroperasi di Samudera

Hindia dan Laut Maluku berkaitan dengan keberadaan rumpon laut dalam.

Berdasarkan atas kapal contoh dan data vessel monitoring surveillance

memperlihatkan ekspansi daerah penangkapan ke kawasan timur Indonesia

(Laut Maluku) dan ke Samudera Hindia (selatan Selat Sunda) dan bagian timur

Laut Jawa berada disekitar Kepulauan Kangean. Daerah penangkapan tersebut

sudah masuk bagian wilayah pengelolaan perikanan Makassar dan Laut Flores

(Atmaja et al., 2011).

2.6 Kapal

Klasifikasi dari suatu kapal perikanan baik ukuran, bentuk, kecepatan

ataupun konstruksinya sangat ditentukan oleh peruntukan kapal perikanan

tersebut. Demikian pula dengan kapal penangkap masing-masing memiliki ciri

Page 23: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

11

khas ukuran, bentuk, kecepatan, dan perlengkapan yang berbeda. Kapal

perikanan secara umum terdiri dari kapal penangkapan, kapal pengangkut hasil

tangkapan, kapal survey, kapal latih, dan kapal pengawas perikanan.

1. Kapal Penangkapan Ikan

Kapal penangkapan ikan adalah kapal yang konstruksinya secara khusus

untuk menangkap ikan sesuai dengan alat penangkap dan teknik penangkapan

ikan yang akan digunakan termasuk manampung, menyimpan, dan

mengawetkan.

2. Kapal Pengangkut Hasil Tangkapan

Kapal pengangkut hasil tangkapan adalah kapal yang dikonstruksi secara

khusus, dilengkapi dengan palkah khusus yang digunakan untuk menampung,

menyimpan, mengawetkan, dan mengangkut ikan hasil tangkapan.

3. Kapal Survey

Kapal survey adalah kapal yang dikonstruksi khusus untuk melakukan

kegiatan survey perikanan dan kelautan.

4. Kapal Latih

Kapal latih adalah kapal yang dikonstruksi khusus untuk pelatihan

penangkapan ikan.

5. Kapal Pengawas Perikanan

Kapal pengawas perikanan adalah kapal yang dikonstruksi khusus untuk

kegiatan pengawas kapal-kapal (Ardidja, 2010).

Kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang

digunakan untuk melakukan penangkapan ikan,mendukung operasi

penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengelolahan ikan,

pelatihan perikanan, dan penelitian/eksplorasi perikanan. Setiap kapal yang akan

melakukan pelayaran meninggalkan pelabuhan wajib memiliki Surat Persetujuan

Berlayar yang diterbitkan oleh syahbandar di Pelabuhan Perikanan. Kapal

Page 24: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

12

perikanan yang tidak memiliki surat persetujuan berlayar akan dipidana dengan

hukuman paling lama 1 tahun ((Putri, 2016).

2.7 Daya Mesin

Pengertian dari daya mesin kapal perikanan adalah Kemampuan kapal

atau ability yang baik tentunya sangat diharapkan dapat menunjang efektifitas

dan efesiensi kegiatan penangkapn ikan, dan pada akhirnya akan memberikan

dampak yang baik atau keuntungan bagi usaha perikanan itu sendiri. Salah satu

faktor yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi dari kapal adalah penggunaan

daya dari pendorong mesin kapal. Hal ini karena daya mesin kapal akan

menentukan kecepatan kapal saat mengejar gerombolan ikan dan pelingkaran

alat tangkap mini purse seine mengelilingi gerombolan ikan yang bergerak, kapal

dengan kecepatan yang relatif tinggi dapat menyaingi kecepatan renang ikan.

Oleh karena itu, kapal yang bergerak relatif lebih cepat dari kecepatan renang

ikan akan meningkatkan peluang tertangkapnya ikan (Pamikiran, 2013).

Daya mesin adalah kerja persatuan waktu. Besaran dari daya dapat

dihitung dalam acuan daya indikasi yakni daya yang dihasilkan dalam silinder,

maupun daya efektif (breakpower / bp) yang diukur dari keluaran poros engkol

dalaya efektif akan selalu lebih kecil dibanding daya indikasi, akibat dari gesekan

dan rugi-rugi pompa dalam silinder dan mekanisme bolak balik mesin. Dengan

pertimbangan bahwa tekanan silinder berubah bilamana gas berekspansi atau

mengembang selama langkah usaha menuju titik mati bawah (TMB) saat

menentukan tekanan silinder maka tekanan rata - ratalah yang lebih membantu

dan dapat dinyatakan dalam kN/m2 atau bar, yang mana satu bar setara dengan

100kn/m2 (Adi, 2017).

2.8 Ukuran Kapal

Ukuran kapal atau Tonnage merupakan suatu besaran yang menunjukkan

kapasitas atau volume ruangan-ruangan yang tertutup dan dianggap kedap air

Page 25: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

13

yang berada didalam kapal. Tonnage kapal merupakan suatu besaran volume

yang pengukurannya menggunakan satuan “Register Tonnage”, dimana 1

register tonnage (RT) menunjukkan volume suatu ruangan sebesar 100 ft3 atau

atau 2,83 m3. Untuk menentukan GT suatu kapal besar, sedang dan kecil

didasarkan pada karakteristik kelas pelabuhan. Dimana ada empat kelas

pelabuhan perikanan yaitu PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan), PPP (Pelabuhan

Perikanan Pantai), PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara), dan PPS (Pelabuhan

Perikanan Samudera). Pada setiap pelabuhan memiliki ukuran GT yang

berbeda-beda, PPI GT kapal yang dilayani adalah < 10 GT, PPP 3-15 GT, dan

PPS > 60 GT (Ayodhyoa, 1972).

Ukuran yang umum untuk menyatakan besaran kapal adalah tonnage yang

dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tonase. Istilah tonnage pada kapal

adalah menunjukkan ukuran volume. Gross tonnage adalah istilah yang paling

sering digunakan pada kapal perikanan. Pada prinsipnya GT adalah volume

seluruh ruang tertutup di kapal. Pengukuran dan cara memperoleh gross

tonnage kapal kerap kali berbeda antara satu negara dengan negara lainnya.

Beberapa pertemuan internasional telah dilakukan untuk menyepakati cara

memperoleh gross tonnage kapal. Untuk menghitung gross tonnage kapal

perikanan yang panjangnya lebih dari 24 m (formula internasional) adalah

dengan menggunakan formula sebagai berikut (Nainggolan,20017) :

GT = KV

Keterangan:

V = total volume seluruh ruangan tertutup di kapal dalam m3.

K = 0,2 + 0,02 log10 V.

Pengukuran gross tonnage kapal secara internasional pada dasarnya

tidak mudah untuk diimplementasikan oleh orang awam. Oleh karena itu,

Page 26: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

14

ditempuh berbagai cara praktis untuk memperkirakan GT kapal, terutama kapal

perikanan yang ukurannya relatif kecil (Nainggolan,2007).

2.9 Pengalaman Nahkoda dan Anak Buah Kapal

Nahkoda kapal dapat diartikan sebagai seorang dari awak kapal yang

menjadi pimpinan umum diatas kapal serta mempunyai wewenang dan tanggung

jawab tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

mempunyai peranan penting diatas kapal.

Keterampilan adalah perilaku yang menggunakan cara tatap muka yang

berhasil membantu kemajuan dengan hasil yang berguna. Keterampilan juga

dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Keterampilan konsepsional merupakan keterampilan untuk menentukan

strategi yang tepat melalui pemantauan situasi lingkungan yang dihadapi

oleh organisasi maupun persaingan yang dialaminya.

2. Keterampilan kemanusiaan berupa kemampuan untuk berkomunikasi

dengan orang lain secara baik dan lancar serta menyenagkan.

3. Keterampilan teknis merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan

pengetahuan, metode kerja, teknik-teknik, dan peralatan yang dipakai

didalam melaksanakan tugas-tugas baik berasal dari pendidikan, latihan

ataupun dari pengalaman sendiri.

Sehingga pengalaman nahkoda dan ABK merupakan bagian dari

keterampilan teknis yang berasal dari pengalaman sendiri dalam satuan waktu

(PP. RI No 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan).

Nahkoda kapal adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan

tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Nahkoda/Pemimpin bertanggung

jawab pula terhadap perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh anak buah

kapal atau lebih luas lagi orang lain yang berada di atas kapal baik karena

Page 27: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

15

keasalahan maupun kelalaian yang menyebabkan kerusakan,musnah, dan

cacatnya barang tertentu baik keseluruhan maupun sebahagian, yang

menimbulkan kerugian di pihak lain. Nahkoda wajib menolak dan

memberitahukan kepada instansi yang berwenang apabila mengetahui muatan

yang diangkut tidak sesuai dengan dokumen muatan (Marthen,2015.).

Page 28: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

16

3. METODOLOGI

3.1 Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

jenis survey.Metode deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang

mendeskripsikan segala peristiwa yang sedang terjadi saat itu.Penelitian

deskriptif berpusat kepada maalah-masalah actual sebagaimana saat penelitian

berlangsung.Peneliti yang menggunakan metode deskriptif ini, mendeskriptikan

suatu peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat penelitian tanpa diperlukan

secara khusus terhadap peristiwa tersebut (Suryana et al., 2013)

Metode deskkriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari suatu kegiatan

atau obyek yang diamati. Data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan dari hasil observasi dan wawancara.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap keadaan, objek, atau peristiwa

yang akan diteliti. salah satu tujuan dilakukannya observasi adalah untuk

menentukan apakah suatu kegiatan itu layak dilakukan atau tidak.

pengamatan ditulis dengan lengkap mengenai detail-detail objek

pengamatan itu. Observasi adalah teks yang mengemukakan fakta-fakta

Page 29: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

17

yang diperoleh melalui pengamatan. Melalui teks ini pembaca memperoleh

sejumlah pengetahuan atau wawasan, bukan hasil imajinasi. Struktur teks

laporan observasi, yaitu deskripsi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi

report. Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati nelayan pada alat

tangkap purse seine saat mendaratkan hasil tangkapannya, keadaan

kapal, alat tangkap yang digunakan, serta ikan hasil tangkapannya

(Dewi et al., 2018).

Data primer merupakan data alternatif dari data sekunder. Data ini

dapatkan secara langsung dari sumbernya. Data primer ini dikumpulkan

oleh peneliti untuk menjawab dari suatu masalah. Data ini sebelumnya

belum ada, karena belum pernah diteliti ataupun hasil dari risetnya sudah

kadaluarsa, jadi peneliti harus melakukan pengumpulan data sendiri. Data

primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari obyek penelitian

yaitu dengan observasi dan wawancara.

2. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering

digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara pada penelitian kualitatif

memiliki sedikit perbedaan dibandingkan dengan wawancara lainnya

seperti wawancara pada penerimaan pegawai baru, penerimaan

mahasiswa baru, atau bahkan pada penelitian kuantitatif. Wawancara pada

penelitian kualitatif merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan

didahului beberapa pertanyaan informal. Wawancara penelitian lebih dari

sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke formal. Walaupun semua

percakapan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali oleh satu

atau partisipan lainnya, aturan pada wawancara penelitian lebih ketat.

Tidak seperti pada percakapan biasa, wawancara penelitian ditujukan

untuk mendapatkan informasi dari satu sisi saja (Rachmawati, 2007).

Page 30: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

18

Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung

terhadap pihak pemilik kapal, nahkoda, anak buah kapal, dan petugas PPN

Prigi Trenggalek Jawa Timur yang berkaitan secara langsung maupun tidak

langsung dengan rumusan masalah penelitian guna mendapatkan data

maupun informasi yang dibutuhkan.

3.2.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari publikasi dan

dokumentasi yang bersumber dari instansi atau dinas yang terkait. Data

sekunder adalah sebuah data untuk menjawab metode kuantitatif. Metode ini

relative lebih mudah karena tidak menggunakan objek (Rahman dan Triarso,

2013).

Data sekunder adalah informasi dan data-data yang dikumpulkan dari

instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait pada bidang perikanan

yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek.

3.3 Metode Analisis Data

3.3.1 Metode Matematis Fungsi Produksi

Model produksi adalah hubungan fisik antara variabel, variabel terikat (Y)

dan variabel bebas (X). Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan

variabel yang menjelaskan biasanya berupa input (Soekartawi, 2003)

Adapun variabel output dalam penelitian antara lain :

Panjang Jaring

Ukuran Kapal

Daya Mesin

Jumlah ABK

Jarak Penangkapan

Variabel input yang merupakan pengaruh dari faktor-faktor produksi adalah

Page 31: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

19

Hasil Tangkapan

Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor produksi (input) dengan

produk (output) dan juga hubungan antara faktor produksi itu sendiri diperlukan

suatu modal analisis yang sesuai. Banyak model analisis fungsi produksi yang

bisa digunakan dalam satu penelitian, diantara model tersebut yang paling sering

digunakan adalah metode Cobb Douglas. Karena ada banyak alasan mengapa

banyak peneliti menggunakan fungsi produksi tersebut diantarannya adalah :

1) Penyelesaian biasanya relatif mudah dibandingkan dengan fungsi lainnya

karena mudah ditransfer kebentuk linier .

2) Hasil dalam pendugaan garis melalui fungsi ini akan menghasilkan

koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas

3) Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return

to scale.

Fungsi dari Cobb Douglas biasanya menggunakan cara regresi dimana

variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X dengan demikian kaidah-

kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb Douglas.

Secara matematis model fungsi Cobb Douglas adalah sebagai berikut

(Nugroho dalam Soekartawi, 2003)

b0 + X1 b1 + X2

b2 + .......+ Xn bn

Kemudian melalui transformasi log diperoleh persamaan linier sebagai

berikut :

LnY = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + ........bn Ln Xn

Keterangan :

Y = Hasil Tangkapan

X1 = Panjang Jaring

X2 = Ukuran Kapal

Page 32: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

20

X3 = Daya Mesin

X4 = Jumlah ABK

X5 = Jarak Penangkapan

b = konstanta

Pertimbangan yang dilakukan dalam pemilihan variabel – variabel tersebut

antara lain :

Panjang Jaring

Alat tangkap purse seine terdiri dari beberapa komponen utama yang

biasanya terdiri dari panjang jaring/lebar jaring dengan menggunakan bahan PA

monofilament. Panjang jaring mempengaruhi keberhasilan penangkapan ikan,

karena semakin panjang tali ris atas yang digunakan dalam operasi

penangkapan akan semakin memperluas jangkauan dari daerah penangkapan

ikan.

Ukuran Kapal

Kapal yang memilki panjang keseluruhan (LOA) ≤ 24 m, maka perhitungan

gross tonnage dihitung dengan ketentuan dibawah ini (Ardiana et al., 2014).

V1 = P x L x D x F

Keterangan :

• V1 : Volume ruangan di bawah geladak utama kapal (m3 )

• p : Panjang (m), diperoleh dengan mengukur jarak mendatar antara titik

temu sisi luar kulit lambung dari linggi haluan kelinggi buritan pada

ketinggian geladak utama kapal.

• l : Lebar (m), diperoleh dengan mengukur jarak mendatar antara kedua sisi

luar kulit lambung pada bagian kapal yang terlebar.

• d : Dalam (m), diperoleh dengan mengukur jarak tegak lurus di tengah-

tengah lebar pada bagian kapal yang terlebar dari sebelah bawah alur

lunas sampai bagian bawah geladak atau sampai garis melintang kapal

yang ditarik melalui kedua sisi atas rimbat tetap.

Page 33: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

21

• f = Faktor

• f = 0,70, bagi kapal-kapal dengan bentuk dasar agak miring dari tengah

kesisi kapal, secara umum digunakan bagi kapal motor.

• f = 0,50, bagi kapal-kapal yang tidka termasuk golongan diatas (rata dan

miring), secara umum bagi kapal layar atau kapal layar motor.

Dari hasil nilai perhitungan V di atas, maka didapat nilai gross tonnage

kapal dengan rumus sebagai berikut (Ardiana et al., 2014).

GT = 0,25 x V (m3 )

Dimana :

• GT : Gross Tonnage (m3 )

• K : 0,25 (Faktor)

• V : Volume ruang tertutup yang ada pada kapal.

Untuk menentukan kapal besar,sedang dan kecil, didasarkan pada

karakteristik kelas pelabuhan. Dimana ada empat kelas pelabuhan yaitu PPI

(Pelabuhan Pendaratan Ikan), Pelabuhan Perikanan tipe C / PPP (Pelabuhan

Perikanan Pantai), Pelabuhan Perikanan tipe B / PPN (Pelabuhan Perikanan

Nusantara), dan Pealbuhan Perikanan tipe A / PPS (Pelabuhan Perikanan

Samudrera).

Untuk GT kecil adalah < 15 GT, untuk kapal sedang 15-60 GT, dan untuk

kapal besar > 60 GT. Semakin besar GT kapal maka akan mempengaruhi

terhadap daya muat hasil tangkapan, alat tangkap, dan ABK yang akan

dilakukan dalam operasi penangkapan serta memperluas daya jelajah kapal

menuju daerah penangkapan tertentu.

Daya Mesin

Mesin kapal merupakan bagian penting dari kapal yang berfungsi sebagai

sarana penggerak kapal itu sendiri. Mesin kapal yang biasa digunakan

menggunakan mesin diesel. Kemampuan mesin kapal dalam menggunakan alat

Page 34: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

22

bantu penangkapan dengan tanpa menggunakan alat bantu penangkapan yang

berbeda, karena ketika kapal menggunakan alat bantu berupa rumpon maka ikan

akan berkumpul pada satu titik dan mesin dapat dimatikan namun apabila kapal

tidak menggunakan alat bantu apapun maka nelayan akan terus mencari

keberadaan ikan.

Jumlah ABK yang Berada di Kapal

Pengalaman dari seorang ABK yang telah mengikuti kegiatan trip dalam

pengoperasian alat tangkap purs seine lebih bisa memahami situasi dan kondisi

yang ada di lapang. Sehingga dalam proses penangkapan nanti akan

mengahsilkan hasil tangkapan yang opptimal.

Jarak Penangkapan

Dalam proses penangkapan tentunya jarak mempunyai pengaruh yang

sangat besar. Sehingga semakin jauh nelayan mendapatkan fishing ground

maka hasil tangkapan yang diperoleh juga akan semakin maksimal. Keberadaan

ikan dalam setiap harinya juga tidak menentu, sehingga penentuan fishing

ground tidak bisa dipastikan. Hal ini yang membuat dalam proses penangkapan

tidak tentu menghasilkan hasil tangkapan yang besar.

3.3.2 Pengujian Model

Suatu cara yang dilakukan dalam pendugaan model dalam suatu

penelitian, maka perlu dilakukan pengujian terhadap model dan hasil pendugaan

terhadap parameter tersebut. Untuk menguji model dan pendugaan parameter

yang diperoleh dari pengujian fungsi Cobb Douglas maka digunakan parameter

sebagai berikut :

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi merupakan suatu nilai yang menggambarkan

seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel terikat (Y) akan bisa

dijelaskan melalui variabel bebas (X). Dengan mengetahui nilai koefisien

Page 35: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

23

determinasi maka bisa dijelaskan melalui model regresi dalam memprediksi

variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka akan

semakin baik pula kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan perilaku

variabel terikat (Djauhari, 1999).

Rumus dari koefisien determinasi dapat dilihat dibawah ini :

R2 =

Nilai R2 mempunyai interval mulai dari 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1 ) jika

semakin besar nilai R2 (mendekati 1), maka semakin baik pula model regresi

tersebut. Semakin mendekati 0 maka variabel independen secara keseluruhan

tidak dapat menjelaskan variabilitas dari variabel dependen.

3.4 Langkah-Langkah Menjelaskan Cobb Douglas

1) Langkah pertama yang dilakukan adalah menyediakan data hasil produksi

(Y) yang sudah tertata rapi dalam bentuk tabel. Faktor produksi yang

digunakan yaitu daya mesin, panjang jaring, ukuran kapal,jumlah abk, dan

jarak penangkapan.

2) Fungsi produksi Cobb Douglas memiliki model sebagai berikut :

b0 + X1 b1 + X2

b2 + .......+ Xn bn

Bila fungsi produksi tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan X, maka

persamaan tersebut dapat diubah dalam bentuk linier berganda dengan cara

melogaritma sebagai berikut :

LnY = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + ........bn Ln Xn

Selanjutnya data hasil produksi (Y) dengan faktor produksi (X) dianalisis regresi

menggunakan Microsoft Excel Data Analysis lalu pilig Regression. Input Y Range

diisi dengan hasil tangkapan, Input X Range diisi dengan faktor produksi, lalu klik

OK.

Page 36: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

24

3) Setelah itu akan muncul hasil dari regresi tersebut. Data yang digunakan

merupakan data populasi bukan dari data sampel. Data populasi tidak perlu

menggunakan uji F dan uji t.

4) Jika nilai F hitung > F tabel maka terima H0 dan tolak H1 berarti semua

variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

5) Jika nilai F hitung < F tabel maka terima H1 dan tolak H0 berarti semua

variabel bebas berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.

6) Jika nilai t hitung > t tabel, maka terima H1 dan tolak H0

7) Jika nilai t hitung < t tabel, maka terima H0 dan tolak H1

8) Nilai koefisien regresi (b) terdapat dibawah nilai konstanta (a) jika b bernilai

positif maka variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap hasil

tangkapan (Y), jika b bernilai negatif maka variabel tersebut tidak

berpengaruh signifikan terhadap hasil tangkapan (Y).

10) Jika nilai R square mendekati satu sama dengan satu maka dapat

disimpulkan model tersebut dapat menjelaskan keeratan hubungan antara

variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X) secara tepat dan dinyatakan

dalam persen (%).

11) Setelah semua nilai diketahui bisa dimasukkan rumus persamaan Cobb

Douglas yang berbentuk linier berganda.

Page 37: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

25

3.5 Alur Penelitian

Mulai

Data Penelitian

Data Primer Data Sekunder

1. Nelayan

2. Pemilik Kapal

3. Petugas PPN Prigi

4. Pencatatan 30 Kapal

Purse Seine

Metode Analisis :

Cobb Douglass

Setuju

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan Purse Seine di PPN Prigi Trenggalek Jawa Timur

Selesai

1. Jurnal

2. Artikel penelitian

3. Data Perikanan PPN Prigi

Gambar 1. Alur Penelitian

Ya

Tidak

Page 38: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

26

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Perikanan PPN Prigi

4.1.1 Letak Geografis dan Topografi PPN Prigi

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi yang terletak di Desa

Tasikmadu Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur,

pada posisi koordinat 111º24’ - 112º11’ BT dan 7º53’ - 8º34’ LS dengan jarak

ke Surabaya adalah ± 200 km, sedangkan jarak ke Kabupaten Trenggalek

adalah ± 47 km. PPN Prigi ini berhadapan dengan perairan Samudera Hindia

yang mempunyai potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar,

seperti: perikanan, wisata bahari, industri kelautan dan berbagai jenis komoditi

yang bernilai ekonomi tinggi. Sumberdaya yang potensial ini merupakan modal

dasar bagi pembangunan yang harus dikelola secara terkendali dan

konsepsional.

Desa Tasikmadu memiliki topografi daratan yang landai dan kontur tanah

yang rata dengan ketinggian tempat yang kurang lebih 6 meter dari permukaan

laut. Ada pula wilayah yang berbukit di bagian timur desa Tasikmadu. Iklim di

daerah Tasikmadu hampir sama dengan daerah lain di wilayah

kabupaten Trenggalek yaitu beriklim tropis dan pembagian musim kemarau

dan musim penghujan.

Wilayah kerja operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

ditetapkan oleh Bupati Trenggalek sesuai SK Bupati Trenggalek Nomor

872 tahun 2006 tanggal 24 Nopember 2006 dan dikuatkan oleh SK Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor : KEP.09/MEN/2009 tanggal 29 Januari 2009.

Daerah penangkapan Fishing ground yang digunakan nelayan Prigi masih di

wilayah samudera Hindia (WPP 573) yaitu Teluk Prigi (111º43’20’’ BT dan

8º27’20” LS), perairan Kabupaten Tulungagung (111º50’10” BT dan 8º28’40”

Page 39: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

27

LS), perairan Pacitan (111º09’20” BT dan 8º26’30” LS), dan perairan Shadeng,

Yogyakarta (111º09’20” BT dan 8º28’40” LS) (Gambar 2).

Gambar 2. Peta Lokasi PPN Prigi Trenggalek

4.1.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Kecamatan Watulimo

Lokasi kecamatan watulimo yang berada di wilayah perairan pantai

Selatan Jawa menjadikan masyarakat khususnya yang hidup di wilayah pesisir

mempunyai mata pencaharian utama sebagai nelayan. Sebagian dari jumlah

penduduk di kecamatan watulimo terdapat 982 orang yang melakukan kegiatan

armada penangkapan ikan dengan 5 macam jenis perahu yaitu kapal purse

seine, gill net, pancing tonda, pancing ulur dan payang.

Page 40: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

28

Alat tangkap yang dioperasikan di PPN Prigi ada 5 yaitu, pancing tonda,

gill net, payang, purse seine dan pancing ulur (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah Alat Tangkap di PPN Prigi

No Alat Tangkap Jumlah

1 Pancing Tonda 93

2 Gill net 20

3 Payang 15

4 Purse seine 160

5 Pancing ulur 694

Total 982

(Sumber Laporan Tahunan PPN Prigi Trenggalek Jawa Timur, 2019)

4.2 Deskripsi Alat Tangkap Purse Seine

Purse Seine merupakan alat tangkap yang terkenal produktif. Alat ini

pertama kali dioperasikan oleh Negara Amerika kemudian Jepang dan akhirnya

sampe ke Indonesia pada tahun 1970 an. Alat ini mulai aktif digunakan di

Indonesia pada tahun 1975. Alat tangkap ini difungsikan untuk menangkap jenis

ikan-ikan yang bergerombol dan berada di daerah peermukaan. Hasil tangkapan

yang didapatkan oleh alat tangkap purse seine di PPN Prigi adalah ikan layang

benggol (Decapterus russeli), tongkol lisong (Auxis rochei), teri (Engraulidae),

layur (Trichiurus lepturus), peperek (Leiognathidae), tembang (Sardinella), cumi-

cumi (Loligo sp.), dan selar (Caranx leptolepis). Hasil tangkapan sampingan yang

dapat dimanfaatkan seperti cakalang (Katsuwonus pelamis), lemuru (Sardinella

lemuru) dan pari pagak (Mobula sp.), sedangkan yang tidak dapat dimanfaatkan

contohnya lumba-lumba (Delphinidae sp.) dan pari manta (manta birostris).

4.2.1 Konstruksi Alat Tangkap purse seine

Kontruksi alat tangkap purse seine yang ada di lokasi Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN ) Prigi adalah :

Page 41: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

29

1. Bagian Badan

2. Bagian Sayap

3. Bagian Kantong

Secara garis besar bagian-bagian yang terdapat pada jaring purse seine

yang dioperasikan di lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi dengan

acuan purse seine pada kapal “Belotama” meliputi:

1. Bagian utama jaring terdiri dari sayap,badan, kantong.

Pada bagian utama jaring yang perlu diperhatikan adalah mengenai

ukuran mata dan ukuran benangnya. Hal ini sangat berkaitan erat dengan fungsi

dan bagian utama jaring. Pada bagian sayap dan badan yang mempunyai fungsi

menghadang dan menggiring ikan secara horizontal agar masuk ke kantong

maka ukuran matanya harus lebih besar dari ukuran mata pada kantong, ini

dimaksudkan agar tenaga yang diperlukan untuk menarik jaring relatif tidak

terlalu besar sehingga bisa mengurangi tekanan yang dialami oleh jaring secara

keseluruhan. Selain itu, ukuran dari mata jaring ini juga sangat menentukan dari

ukuran jenis ikan yang ditangkap. Ukuran mata jaring yang digunakan di PPN

Prigi sebesar 0,75 inchi.

2. Tali Temali

Macam tali-temali yang terhadap pada alat tangkap purse seine

berdasarkan hasil di PPN Prigi meliputi:

a. Tali Pelampung

Tali pelampung berfungsi sebagai tempat terikatnya pelampung. Tali

pelampung pada alat tangkap purse seine di PPN Prigi memiliki panjang

sekitar 600 meter.

b. Tali Ris Atas

Page 42: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

30

Tali ris atas sebagai tempat terikatnya jaring utama bagian atas dan juga

tempat terikatnya tali pelampung. Tali ris atas pada alat tangkap purse seine

di PPN Prigi memiliki panjang sekitar 600 meter.

c. Tali Ris Bawah

Tali ris bawah berfungsi sebagai tempat terikatnya jaring utama bagian bawah

dan samping atau wing yang kemudian menyatu dengan tali ris atas dan

pelampung. Selain itu, tali ris bawah juga sebagai tempat terikatnya tali

pemberat dan pemberat. Tali ris bawah memiliki panjang 615 meter untuk

bagian bawah dan 45 meter untuk bagian samping.

d. Selvedge

Selvedge merupakan jaring penguat yang dipasang untuk melindungi bagian

tepi jaring utama agar jaring tidak mudah robek pada saat di operasikan.

Ukuran mata jaring pada selvedge lebih besar dari pada mata jaring kantong

maupun sayap yaitu mesh size ¾ inch.

e. Tali Cincin

Tali cincin berfungsi sebagai tempat penghubung antara tali ris bawah

dengan cincin. Tali cincin terbuat dari bahan PE dengan panjang 108 cm.

f. Tali Kerut

Tali kerut berfungsi untuk menutup bagian bawah jaring saat alat tangkap

dioperasikan. Panjang tali kerut biasanya lebih panjang 2 (dua) kali lipat dari

panjang jaring yaitu 600 meter, dikarenakan proses penarikan tali kerut

dilakukan oleh kapal pengangkut.

3. Pelampung

Pelampung berfungsi untuk mengapungkan alat tangkap. Pelampung

tersebut terbuat dari bahan sterofoam padat dengan bentuk silinder dengan

ukuran pelampung dengan diameter luar 8cm dan diameter dalam 1,7cm serta

Page 43: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

31

panjang tali pelampung 11,8cm. Susunan pelampung semakin ke tengah

semakin rapat hingga ujung jaring, karena beban yang diterima salah satu jaring

bagian pinggir lebih besar dari pada ujung yang lain.

4. Pemberat

Pemberat berfungsi untuk memberi daya tenggelam pada alat tangkap.

Ukuran pemberat dengan diameter dalam 0,8cm dan diameter luar 2,5cm serta

berat sekitar 200 gram. Pemberat terbuat dari bahan timah dan dipasangkan

pada tali pemberat. Susunan pemberat semakin ke tengah semakin rapat hingga

ujung jaring, karena proses penurunan jaring yang tidak bersamaan, maka jaring

yang turun terakhir akan menutup bersamaan.

5. Cincin

Cincin atau ring yang digunakan oleh nelayan pada alat tangkap purse

seine di PPN Prigi menggunakan bahan kuningan. Cincin ini berfungsi sebagai

tempat tali kolor. Cincin ini memiliki berat 500 gram, dengan diameter dalam 9,5

cm dan diameter luar 11 cm. Jumlah cincin sekitar 85-100 buah serta panjang tali

cincin 1 meter.

Alat tangkap purse seine di PPN Prigi ini hampir sama dengan purse

seine pada umumnya, yang membedakan adalah operasi penangkapannya

menggunakan 2 kapal, yaitu kapal utama dan kapal kecil yang biasa disebut

dengan johnson. Sistem trip yang dilakukan one day fishing, dimana kapal

berangkat pagi dan kembali disaat sore. Biasanya kapal perikanan lainnya trip

penangkapan berhari-hari dan memakan waktu yang lumayan lama (Gambar /3).

Page 44: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

32

Sumber : Desain Rancang KM. Belotama Autocad 2007

Gambar 3. Konstruksi Alat Tangkap Purse Seine

4.2.4 Pengoperasian Alat Tangkap

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan

informasi yang diperoleh dari nelayan PPN Prigi menyebutkan bahwa

penggunaan palka dan juga keranjang ikan saat melaut merupakan tempat

terpenting agar hasil tangkapan bisa tetap berkualitas. Dalam operasi

penangkapan ada 4 tahap yang harus dilakukan diantara adalah :

1. Persiapan

Secara umum, pada saat pengoperasian purse seine membawa 25-30

awak kapal termasuk seorang nahkoda dan seorang fishing master. Perbekalan

untuk pengoperasian purse seine di PPN Prigi tidak terlalu banyak dan rumit

karena sistem penangkapannya yang hanya one day fishing. Perbekalan untuk

pengoperasian purse seine di PPN Prigi biasanya hanya membawa air bersih 2

galon, dan oli sebanyak 15 liter. Bahan bakar yang dibawa saat pengoperasian

adalah solar sebanyak 180 liter dan bensin sebanyak 60 liter.

Page 45: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

33

2. Setting

Tahapan setting pada alat tangkap purse seine di PPN Prigi yang

dimaksud ialah tahapan menurunkan alat tangkap dan melingkari gerombolan

ikan. Alat tangkap purse seine di PPN Prigi dioperasikan dengan menggunakan

dua kapal, yaitu kapal induk kethinting dan kapal pemburu johnson. Kapal induk

atau biasa disebut kapal Kethinting merupakan kapal utama yang membawa alat

tangkap purse seine dan sebagian besar jumlah ABK, termasuk fishing master,

sehingga kapal inilah yang menentukan daerah penangkapan serta yang

menurunkan alat tangkap selagi melingkari gerombolan ikan. Sedangkan, kapal

pemburu atau biasa disebut kapal Johnson merupakan kapal yang berukuran

sedikit lebih kecil daripada kapal induk yang berfungsi untuk menarik secara

cepat tali kerut dari alat tangkap purse seine dan nantinya berfungsi juga untuk

menyimpan hasil tangkapan.

Fishing master yang berada pada kapal ketinting bertugas memberi aba-

aba pada saat alat tangkap akan diturunkan, nahkoda bertugas mengoperasikan

dan menentukan arah kapal, 3 orang ABK bertugas menjaga ujung tali

pelampung. Kapal memutari gerombolan dengan berputar ke-arah kiri hingga

bertemu kembali dengan kapal johnson. Tahan setting ini memakan waktu 5-10

menit, pursling atau proses penutupan jaring membutuhkan waktu 2-5 menit.

3. Hauling

Tahapan selanjutnya ialah tahap hauling atau pengangkatan alat tangkap

dan hasil tangkapannya. Ketika dua ujung jaring telah bertemu, ujung jaring yang

satunya dinaikkan ke atas kapal induk. Untuk mengambil hasil tangkapannya,

jaring ditarik secara bersamaan oleh para ABK dan dikumpulkan di atas sisi

samping dek kapal induk dengan posisi pelampung berada di bagian buritan

kapal induk dan pemberat berada di area badan kapal induk bagian depan.

Penarikan jaring dilakukan sampai ikan terkumpul pada bagian kantong jaring.

Page 46: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

34

Pada tahapan hauling ini juga menggunakan alat bantu berupa tangkai kayu

panjang yang dibawahnya terdapat styrofoam berbentuk tabung yang biasa

disebut jegol, alat tersebut berfungsi untuk menakut-nakuti ikan agar tidak keluar

dari jaring dengan cara dihentakkan ke permukaan air beberapa kali. Tahapan

hauling ini dapat memakan waktu selama 40 menit – 1 jam.

4. Brailling

Setelah jaring diangkat hingga ikan hasil tangkapan sudah terlihat jelas di

permukaan, dilakukan tahap selanjutnya yang sekaligus merupakan tahapan

akhir yang biasa disebut tahap brailing. Pada proses ini menggunakan alat bantu

bernama serok (brailing net) untuk mempercepat dan mempermudah

pengambilan ikan yang berada di dalam kantong purse seine yang nantinya akan

dimasukkan ke dalam palkah. Kapasitas maksimal dalam satu kali serok tersebut

biasanya memuat sampai 1 (satu) kwintal. Lama proses brailing ini tergantung

dari banyak tidaknya jumlah hasil tangkapan yang terkurung dalam kantong

jaring purse seine. Pada proses brailling ini untuk nelayan prigi membutuhkan

waktu selama 15-20 menit, tergantung dari banyaknya awak kapal yang terlibat.

Kegiatan penyerokan ikan ini dilakukan sampai ikan yang berada di dalam

kantong jaring terangkat seluruhnya. Setelah itu, semua bagian jaring diangkat

dan disusun lagi di atas sisi samping dek kapal induk agar siap diturunkan lagi

pada kegiatan setting berikutnya.

Hasil tangkapan yang didapatkan adalah ikan tongkol lisong (Auxis

rochei), layang deles (Decapterus macrosoma), teri (Engraulidae), layur

(Trichiurus lepturus), peperek (Leiognathidae), tembang (Sardinella), dan selar

(Caranx leptolepis).

4.2.3 Daerah Penangkapan

berdasarkan hasil penelitian yang telah dlakukan penentuan daerah

fishing ground untuk mengoperasikan purse seine di wilayah perairan PPN Prigi

Page 47: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

35

didasarkan pada tanda-tanda alami, terutama adanya burung-burung yang

terbang dipermukaan perairan. Selain itu juga berdasarkan pengalaman nelayan

yang sudah berhasil mendapatkan hasil tangkapan di daerah perairan tertentu.

Hal ini yang mengakibatkan pada daerah tersebut nelayan-nelayan purse seine

tersebut menangkap pada satu daerah yang sama pula.

Musim penangkapn yang dikenal nelayan setempat didasarkan pada

jumlah tangkapan selama waktu tertentu. Musim tersebut adalah musim puncak

yang berlangsung selama 6 bulan (Mei – Oktober), dengan hasil tangkapn paling

tinggi pada bulan september. Pada bulan Januari, Februari, Maret, April,

November, Desember. Selain itu nelayan PPN Prigi juga didasarkan pada bulan

purnama. Bulan purnama dimulai tanggal 9-18 pada penanggalan jawa, pada

tanggal 9-11 masih ada nelayan yang melaut adapun kalau melaut hasilnya

sedikit, tanggal 11-18 sudah tidak ada kapal yang beroperasi atau melaut. Kapal

mulai beroperasi atau melakukan penangkapan pada tanggal 19. Rata-rata kapal

beroperasi atau melakukan penangkapan selama 20 hari.

4.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Operasi Penangkapan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan informasi

dari nelayan PPN Prigi bahwa operasi penangkapan dengan alat tangkap purse

seine dikatakan berhasil dengan baik jika dalam operasinya ikan yang berada

dalam cakupan lingkaran jaring dalam jumlah relatif besar dan dapat tertangkap

dengan baik, maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain

yaitu:

a. Panjang jaring purse seine

Panjang jaring berpengaruh terhadap hasil tangkapan semakin panjang

jaring kapal maka akan semakin besar area penangkapan fishing ground.

Pengaruh panjang jaring adalah faktor teknis yang mempengaruhi hasil

tangkapan selain faktor non teknis seperti keadaan oseanografi. Panjang jaring

Page 48: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

36

purse seine akan mempengaruhi secara signifikan karena semakin panjang

jaring akan semakin optimal hasil tangkapannya.

b. Ukuran kapal

Ukuran kapal berpengaruh terhadap hasil tangkapan dengan kapasitas

palka kapal semakin besar kapasitas palka kapal maka akan semakin besar daya

tampung untuk hasil tangkapan. Bentuk dan ukuran dari suatu alat tangkap dan

kapal berpengaruh terhadap keberhasilan penangkapan. Bentuk dan ukuran

kapal akan berpengaruh terhadap kekuatan kapal tersebut diatas laut seperti

menahan ombak.selain itu ukuran kapal berpengaruh terhadap pergerakan kapal

dilaut.

c. Daya mesin

Daya mesin kapal akan menentukan kecepatan kapal saat mengejar

gerombolan ikan dan pelingkaran alat tangkap purse seine mengelilingi

geromblan ikan ikan yang bergerak, kapal dengan kecepatan yang relatif tinggi

dapat menyaingi kecepatan renang ikan. Oleh karena itu, kapal yang bergerak

relatif lebih cepat dari kecepatan renang ikan akan meningkatkan peluang

tertangkapnya ikan.

d. Jumlah Anak Buah Kapal (ABK)

Anak Buah Kapal (ABK) di kapal purse seine bertugas menarik pemberat,

menarik pelampung, menarik jaring, memantau pergerakan ikan dan juga

sebagai juru mudi (nahkoda), kapal ini bertugas untuk membawa jaring dan

menbarkan jaring dan melingkarkan jaring pada gerombolan ikan yang akan

menjadi sasaran penangkapan. Sedangkan untuk kapal jonshon ABK bertugas

menarik tali kolor serta mengambil ikan hasil tangkapan dan juga untuk

membawa hasil tangkapan.

Page 49: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

37

e. Jarak penangkapan

Hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine juga dapat dipengaruhi

oleh faktor jarak penangkapan. Semakin jauh jarak penangkapan untuk mencari

gerombolan ikan maka akan semakin banyak hasil tangkapan yang diperoleh.

f. Kecerahan perairan

Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau

banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-

partikel menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan

habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik

perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.

g. Sinar bulan

Pada waktu purnama susah sekali untuk diadakan penangkapan dengan

menggunakan lampu (light fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk

penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya lampu

terbias sempurna ke dalam air. Kualitas purse seine yang digunakan juga akan

mempengaruhi keberhasilan penangkapan.

Kualitas purse seine yang baik dapat dilihat dari bahan yang dipakai.

Bahan tersebut harus kuat sehingga tidak mudah robek atau rusak oleh tekanan

arus dan gerombolan ikan.

h. Pemilihan daerah penangkapan

Pemilihan daerah penangkapan yang tepat, dalam hal ini daerah tersebut

memang betul-betul terdapat ikan yang banyak, sangat menentukan

keberhasilan operasi penangkapan.

i. Pengaruh arus dan angin

Pengoperasian purse seine juga harus memperhatikan arah arus, arah

angin, dan arah gerombolan ikan. Cara dan arah melingkarkan jaring pada saat

operasi penangkapan dengan purse seine harus disesuaikan dengan tiga hal

Page 50: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

38

tersebut diatas. Hal ini berhubungan erat dengan upaya untuk membentuk purse

seine yang baik ketika berada di dalam air sehingga tepat sasaran pada area

penangkapan gerombolan ikan.

4.2.5 Hasil Tangkapan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa hasil

tangkapan alat tangkap purse seine yang di daratkan di PPN Prigi ada 8 jenis

ikan yaitu ikan tongkol lisong (Auxis rocheli), ikan layang deles (Decapterus

marcarellus), teri (Engraulidae), layur (Trichiurus lepturus), tembang (Sardinella

Fimbriata), cumi-cumi (Loligo sp.), selar (Selaroids Leptolepis), dan Lamadang

(Coryphaena hippurus). Hasil perhitungan menunjukkan hasil tangkapan tertinggi

yaitu layang deles dengan nilai 5746630 Kg. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca,

arus, bulan dan angin, disamping itu alat tangkap purse seine menggunakan

metode one day fishing sehingga ikan yang didapatkan bergantung pada kondisi

alam (Gambar 4).

Gambar 4. Rata-rata Hasil Tangkapan di PPN Prigi tahun 2018-2019

Hasil tangkapan dilihat dari gambar diatas yang paling banyak adalah

ikan layang deles dengan jumlah produksi sebesar 5.746.630 kg, tongkol lisong

Page 51: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

39

sebesar 2935886,5, tembang sebesar 576928,5, teri sebesar 241173, cumi-cumi

sebesar 18938,5, lamadang sebesar 6399, layur sebesar 48326 dan yang paling

sedikit adalah ikan selar sebesar 1.238 kg. Ketika musim penangkapan tiba, hasil

tangkapan akan semakin berlimpah dan akan membuat harga ikan semakin

murah karena banyaknya hasil tangkapan. Musim penangkapan tersebut terjadi

pada bulan September-November. Selain itu, banyak atau sedikitnya jumlah

hasil tangkapan nelayan purse seine di PPN Prigi tergantung dari fase bulan,

yaitu fase bulan terang dan fase bulan gelap. Hasil tangkapan pada fase bulan

gelap pasti akan lebih banyak daripada fase bulan terang. Disamping itu ada

pengaruh lain yaitu kecerahan perairan, pengaruh arus dan angin. Beberapa

pengaruh tersebut bisa menyebabkan keberhasilan dalam proses penangkapan,

karena sebaran ikan juga tidak bisa dipredksi dimana keberadaannya.

4.3 Faktor Produksi

4.3.1 Panjang Jaring

Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan di PPN Prigi diketahui

bahwa panjang jaring yang digunakan sekitar 500-600 meter dengan kedalaman

40 meter. Jaring terbagi menjadi 3 bagian yaitu jaring utama, jaring sayap, dan

jaring kantong. jaring terbuat dari bahan nilon (PA). Ukuran mata jaring pada tiap-

tiap bagian berbeda-beda. Ukuran mata jaring yang digunakan pada alat tangkap

purse seine di PPN Prigi adalah 1 inchi untuk bagian sayap sedangkan untuk

bagian kantong adalah 0,75 inchi. Ukuran mata jaring bagian sayap lebih besar

daripada bagian kantong.fungsinya adalah sebagai tempat untuk menahan hasil

tangkapan dan sebagai penghalang gerombolan ikan agar tidak keluar.

Berdasarkan perhitungan jumlah alat tangkap purse seine di PPN Prigi

berjumlah 30 unit dengan panjang jaring yang bervariasi yaitu dengan panjang

500 meter, 550 meter dan 600 meter. Ukuran yang paling banyak adalah 600

Page 52: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

40

meter sebanyak 15 unit sedangkan untuk panjang jaring yang jumlahnya sedikit

adalah 550 meter sebanyak 5 unit (Gambar 5).

Gambar 5. Ukuran Panjang Jaring PurseSeine

4.3.2 Hubungan Panjang Jaring dengan Hasl Tangkapan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, panjang jaring

berbanding lurus terhadap hasil tangkapan. Hal ini dikarenakan semakin besar

panjang jaring maka jumlah tangkapan akan semakin besar pula. Terkadang

semakin panjang jaring tidak menutup kemungkinan bahwa hasil tangkapan akan

sedikit dikarenakan faktor cuaca yang tidak bisa diprediksi. Panjang purse seine

akan mempengaruhi secara signifikan karena semakin panjang jaring akan

semakin optimal hasil tangkapannya (Suryana et al., 2013).

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai R

square sebesar 0,4403 yang menyatakan kuatnya hubungan panjang jaring (X1)

terhadap hasil tangkapan (Y) dimana mendekati angka 1 hubungannya semakin

kuat. Berdasarkan perhitungan nilai dari koefisien regresi menyatakan bahwa

panjang jaring sebesar 50,811. Hal tersebut memberikan hasil yang signifikan

sehingga semakin panjang jaring, semakin banyak pula jumlah hasil tangkapan

yang didapat. Hal tersebut kenapa bisa terjadi karena perbedaan panjang jaring

akan mempengaruhi proses setting dan hauling, karena disaat jaring semakin

Page 53: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

41

panjang maka semakin banyak pula hasil tangkapan yang didapat, karena

berpengaruh terhadap jangkauan luasnya tebaran jaring tersebut, namun bila

jaring semakin panjang akan memakan waktu yang lama dalam proses

pengangkatan. Tahapan hauling ini sendiri dapat memakan waktu selama 40

menit – 1 jam. (Gambar 6).

Gambar 6. Hubungan Panjang Jaring dengan Hasil Tangkapan

4.3.3 Ukuran Kapal

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa

ukuran kapal yang terdapat di PPN Prigi yang digunakan oleh alat tangkap purse

seine adalah 28 sampai 30 GT. Ukuran kapal yang paling dominan yaitu dengan

ukuran 28 GT dengan jumlah 11 unit kapal. Pada umumnya purse seine di Prigi

menggunakan 2 kapal, dimana terdiri dari satu kapal utama atau kapal jaring dan

satu kapal jonshon.

4.3.4 Hubungan Ukuran Kapal dengan Hasil Tangkapan

Ukuran kapal berbanding lurus terhadap hasil tangkapan, dikarenakan

semakin besar ukuran kapal maka jumlah tangkapan akan semakin besar pula.

GT (Gross tonnage) kapal berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Hal ini karena

kapal yang berukuran besar umumnya dilengkapi dengan mesin penggerak yang

bertenaga besar, jaring yang berukuran besar, dan menampung hasil tangkapan

Page 54: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

42

yang lebih banyak. Maka pada saat pengoperasian alat tangkap akan lebih

memudahkan proses penangkapan sehingga secara tidak langsung mampu

meningkatkan hasil tangkapan. Hal ini dikarenakan bentuk dan ukuran kapal

akan berpengaruh terhadap kekuatan kapal tersebut diatas laut (Imanda et al.,

2016).

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil nilai

R square hubungan ukuran kapal dengan hasil tangkapan sebesar 0,6303

menyatakan kuatnya hubungan ukuran kapal (X2) terhadap hasil tangkapan (Y)

dimana mendekati angka 1 hubungannya semakin kuat. Nilai koefisien regresi

ukuran kapal sebesar 3263,5 menyatakan bahwa pengaruh ukuran kapal

terhadap hasil tangkapan, dimana apabila terjadi peningkatan ukuran kapal

maka akan berpengaruh positif pada peningkatan hasil tangkapan. Besar

kecilnya ukuran kapal ini juga akan mempengaruhi seberapa besar hasil

tangkapan yang didapat, karena semakin besar ukuran kapal maka tempat

penampungan ikan akan semakin besar dan bisa berkali kali melakukan setting.

Kapasitas ukuran kapal sebesar 30 GT mampu menampung ikan sebanyak 20

ton. Kisaran setting yang dilakukan terhadap 1 kali trip penangkapan sebanyak

2-3 kali tergantung jumlah ikan yang didapatkan (Gambar 7).

Gambar 7. Hubungan Ukuran Kapal dengan Hasil Tangkapan

Page 55: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

43

4.3.5 Daya Mesin

Mesin kapal berfungsi sebagai pendorong kapal menuju daerah

penangkapan dan kembali lagi ke daratan, selain itu kekuatan mesin

berhubungan erat dengan daya jelajah kapal. Daya mesin yang digunakan kapal

purse seine di PPN Prigi yaitu mulai dari 80-160 PK. Jenis mesin yang digunakan

pada purse seine di daerah PPN Prigi yaitu Mitsubushi.

Mesin yang digunakan pada kapal jaring (depan) ada 1 merk mitsubishi

dengan 6 silinder, sedangkan mesin yang ada di kapal belakang ada 1 dengan

silinder mesin diesel, ditambah lagi 1 mesin untuk jonshon (mesin menggunakan

bensin). Jonshon gunanya untuk melakukan olah gerak kapal atau manuver-

manuver dengan menggunakan mesin tempel. Sebagian besar purse seine di

PPN Prigi menggunakan mesin merk Mitsubishi dikarenakan perawatannya

cukup terjangkau dan sparepart-nya mudah untuk di dapatkan, selain itu mesin

ini juga tahan terhadap goncangan atau gesekan. Dari 30 kapal purse seine

yang didapatkan rata-rata menggunakan mesin merk Mitsubishi.

4.3.6 Hubungan Daya Mesin dengan Hasil Tangkapan

Daya mesin kapal berbanding lurus terhadap hasil tangkapan. Hal ini

dikarenakan semakin besar daya mesin kapal maka jumlah tangkapan akan

semakin besar pula. Faktor daya mesin berpengaruh terhadap hasil tangkapan

purse seine. Hal ini karena daya mesin kapal akan menentukan kecepatan kapal

saat mengejar gerombolan ikan dan pelingkaran alat tangkap purse seine

mengelilngi gerombolan ikan yang bergerak, kapal dengan kecepatan yang relatif

tinggi dapat menyangi kecepatan renang ikan. Oleh karena itu, kapal yang

bergerak relatif lebih cepat dari kecepatan renang ikan akan meningkatkan

peluang tertangkapnya ikan (Imanda et al., 2016).

Page 56: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

44

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil dari

nilai R square hubungan daya mesin dengan hasil tangkapan sebesar 0,5795

menyatakan kuatnya hubungan daya mesin (X3) terhadap hasil tangkapan (Y)

dimana mendekati angka 1 hubungannya semakin kuat. Nilai koefisien regresi

daya mesin sebesar 97,978 menyatakan bahwa adanya pengaruh daya mesin

terhadap hasil tangkapan, dimana apabila terjadi peningkatan nilai daya mesin

akan berpengaruh positif pada peningkatan hasil tangkapan. Pengaruh semakin

besarnya daya mesin sangat menentukan jangkauan fishing ground yang dituju,

karena semakin besar daya mesin maka kekuatan kapal dalam melakukan

operasi penangkapan juga akan semakin jauh, karena gerombolan ikan juga

tidak tentu keberadaanya jika daya mesin tidak besar maka proses dalam

penentuan fishing ground tidak bisa terlalu jauh (Gambar 8).

Gambar 8. Hubungan Daya Mesin dengan Hasil Tangkapan

4.3.7 Jumlah Anak Buah Kapal (ABK)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kapal purse seine di

PPN Prigi memiliki jumlah ABK mulai dari 18-28 orang dan masing-masing

memiliki tugas menarik pemberat, menarik pelampung, menarik jaring,

memantau pergerakan ikan dan juga sebagai juru mudi (nahkoda). Kapal ini

bertugas untuk membawa jaring, menerbarkan jaring dan melingkarkan jaring

pada gerombolan ikan yang akan menjadi sasaran penangkapan. Sedangkan

Page 57: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

45

untuk kapal jonshon jumlah ABK yang berada pada kapal ini berkisar 4-5 orang

yang bertugas menarik tali kolor serta mengambil ikan hasil tangkapan, kapal ini

bertugas untuk menarik tali kolor dan juga untuk membawa ikan hasil tangkapan.

4.3.8 Hubungan Jumlah ABK dengan Hasil Tangkapan

Jumlah ABK berbanding terbalik terhadap hasil tangkapan. Hal ini

dikarenakan semakin besar jumlah ABK maka jumlah tangkapan akan

berkurang. Jumlah ABK tidak berpengaruh terhadap faktor produktivitas kapal

purse seine. Hal ini dikarenakan secara manual awak kapal terutama diperlukan

pada saat melakukan penarikan tali pengerut jaring sehingga ikan yang berada di

bagian bawah jaring tidak meloloskan diri dari celah yang terbuka, karena proses

ini dilakukan dengan bantuan gardan sehingga tidak memerlukan tenaga

manusia banyak (Imanda et al., 2016).

Dapat dilihat nilai R square sebesar 0,363 menyatakan bahwa nilai

hubungan jumlah ABK (X4) terhadap hasil tangkapan (Y) memiliki hubungan

yang sangat rendahkarena nilai R square menjauhii angka 1. Nilai koefisien

regresi daya mesin sebesar 703,2 menyatakan bahwa pengaruh daya mesin

terhadap hasil tangkapan, dimana apabila terjadi peningkatan nilai daya mesin

akan berpengaruh positif pada peningkatan hasil tangkapan. Pengaruh jumlah

ABK terhadap hasil tangkapan juga sangat besar, karena proses setting dan

hauling tentunya memerlukan jumlah ABK yang sesuai. Kapal dengan kapasitas

yang besar tentunya juga akan memerlukan jumlah ABK yang banyak pula, jadi

jika jumlah ABK besar maka akan mempermudah proses hauling dan bisa berkali

kali melakukan setting untuk mendapatkan hasil tangkapan sesuai dengan

kapasitas palka yang disediakan (Gambar 9)

Page 58: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

46

Gambar 9. Hubungan Jumlah ABK dengan Hasil Tangkapan

4.3.9 Jarak Penangkapan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa jarak

penangkapan untuk kapal purse seine yang ada di PPN Prigi berjarak 30 sampai

55 mil. Kapal-kapal purse seine di PPN Prigi umumnya menggunakan sistem

penangkapan one day fishing dengan lama waktu kurang lebih 8 jam, dengan

waktu perjalanan mencari ikan kurang lebih 3 jam, dan waktu setting sekitar 1

jam. Daerah penangkapan ikan pada saat musim ikan biasanya terjadi pada

bulan Mei-Oktober. Daerah penangkapan yang dituju yaitu perairan prigi,

tulungagung, malang dan pacitan, untuk titik penangkapan dirahasiakan oleh

nelayan, sehingga sebutan perairan yang bisa mereka berikan. (Gambar 10).

Page 59: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

47

Gambar 10. Jarak Penangkapan

4.3.10 Hubungan Jarak Penangkapan dengan Hasil Tangkapan

Jarak penangkapan berbanding lurus terhadap hasil tangkapan. Hal ini

dikarenakan semakin besar jarak penangkapan maka jumlah tangkapan akan

semakin besar pula. Faktor jarak penangkapan berpengaruh terhadap hasil

tangkapan karena semakin jauh jarak yang ditempuh untuk menangkap ikan

akan mendapatkan hasil yang besar (Dahar, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil nilai R

square sebesar 0,71 menyatakan kuatnya hubungan jarak penangkapan (X5)

terhadap hasil tangkapan (Y) dimana mendekati angka 1 hubungannya semakin

kuat. Nilai koefisien regresi jarak penangkapan sebesar 360,65 menyatakan

bahwa adanya pengaruh jarak penangkapan terhadap hasil tangkapan, dimana

apabila terjadi peningkatan nilai jarak penangkapan akan berpengaruh positif

pada peningkatan hasil tangkapan. Jarak penangkapan yang dilakukan di PPN

Prigi cukup jauh untuk kapal purse seine, mereka bisa melakukan penangkapan

paling jauh 55 mil, dengan hasil tangkapan berkisar 11 – 20 ton jika terjadi musim

ikan. Sehingga jarak penangkapan memang berpengaruh sekali terhadap hasil

Page 60: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

48

penangkapan yang dilakukan, namun tergantung juga dengan kekuatan mesin

yang mereka gunakan (Gambar 11).

Gambar 11. Hubungan Jarak Penangkapan dengan Hasil Tangkapan

4.4 Pengaruh Faktor Produksi terhadap Hasil Tangkapan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa faktor-

faktor produksi yang termasuk dalam variabel bebas sebagai masukan (input)

penelitian ini antara lain: panjang jaring, ukuran kapal, daya mesin, jumlah ABK

dan jarak penangkapan. Sedangkan yang menjadi keluaran (output) adalah

produksi ikan hasil tangkap alat tangkap purse seine yang berperan sebagai

variabel terikat. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara

input dengan outputnya. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah

metode analisis fungsi Cobb Douglas. Data tabulasi variabel yang di uji pada

Lampiran 1.

Dari hasil analisa menggunakan Ms. Excel didapatkan nilai koefisien

regresi untuk masing-masing variabel. Data hasil perhitungan yang telah

dilakukan didapatkan hasil yang paling berpengaruh terhadap hasil tangkpan

yaitu jarak penangkapan dengan nilai 0,71, kemudian yang ke 2 ukuran kapal

dengan nilai 0,63, ke 3 daya mesin dengan nilai 0,53, ke 4 panjang jaring dengan

Page 61: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

49

nilai 0,44, dan yang terakhir jumlah ABK dengan niali 0,36 dan juga hasil dari

Konstanta dengan nilai -72,237, F hitung dengan nilai 42,539, F tabel dengan

nilai 2,758, dan R square sebesar 0,898 (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Analisa Regresi

No Variabel Koefisien Regresi

1 Panjang Jaring 0,4403 2 Ukuran Kapal 0,6303 3 Daya Mesin 0,5318 4 Jumlah ABK 0,3633 5 Jarak Penangkapan 0,71 6 Konstanta -72,237 7 F hitung 42,539 8 F tabel 2,758 9 R square 0,898

Dari hasil analisis dengan menggunakan fungsi Cobb Douglas diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -72,237 + 0,4403 X1 + 0,6303 X2 + 0,5318 X3 + 0,3633 X4 + 0,71 X5

Dimana:

Y = Jumlah Produksi

X1 = Panjang Jaring

X2 = Ukuran Kapal

X3 = Daya Mesin

X4 = Jumlah ABK

X5 = Jarak Penangkapan

Dari persamaan diatas dapat dianalisis sebagai berikut:

1. Koefisien regresi pada variabel panjang jaring (X1) sebesar 0,44

menggambarkan bahwa panjang jaring mempunyai pengaruh positif terhadap

besarnya produksi hasil tangkapan. Artinya apabila dengan dilakukan

penambahan panjang jaring sebesar 1m maka menambah hasil tangkapan

sebesar 0,44 kg setiap 1 kali trip.

Page 62: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

50

2. Koefisien regresi pada variabel ukuran kapal (X2) sebesar 0,63

menggambarkan bahwa ukuran kapal mempunyai pengaruh positif terhadap

besarnya produksi hasil tangkapan. Artinya apabila dengan dilakukan

penambahan ukuran kapal sebesar 1 GT maka menambah hasil tangkapan

sebesar 0,63 kg setiap 1 kali trip.

3. Koefisien regresi pada variabel daya mesin (X3) sebesar

0,531menggambarkan bahwa daya mesin mempunyai pengaruh positif

terhadap besarnya produksi hasil tangkapan. Artinya apabila dengan

dilakukan penambahan daya mesin sebesar 1 PK maka menambah hasil

tangkapan sebesar 0,531 kg setiap 1 kali trip.

4. Koefisien regresi pada variabel jumlah ABK (X4) sebesar 0,363

menggambarkan bahwa julah ABK mempunyai pengaruh positif terhadap

besarnya produksi hasil tangkapan. Artinya apabila dengan dilakukan

penambahan jumlah ABK sebesar 1 orang maka menambah hasil tangkapan

sebesar 0,363 kg setiap 1 kali trip.

5. Koefisien regresi pada variabel jarak penangkapan (X5) sebesar 0,71

menggambarkan bahwa jarak penangkapan mempunyai pengaruh positif

terhadap besarnya produksi hasil tangkapan. Artinya apabila dengan

dilakukan penambahan jarak penangkapan sebesar 1 mil maka menambah

hasil tangkapan sebesar 0,71 kg setiap 1 kali trip.

Nilai koefisien regresi tidak selalu positif bisa juga negatif. Nilai koefisien

regresi positif maksudnya apabila dengan dilakukan penambahan faktor produksi

(Y) maka akan menambah jumlah hasil tangkapan (X) setiap 1 kali trip. Nilai

koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa apabila dengan dilakukan

penambahan faktor produksi (Y) maka akan mengurangi jumlah hasil tangkapan

(X) setiap 1 kali trip yang diduga dapat menurunkan hasil produksi.

Page 63: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

51

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan hasil terbesar yaitu jarak

penangkapan yang sangat berpengaruh terhadap jumlah tangkapan. Sehingga

semakin jauh jarak penangkapan akan mempengarusi hasil tangkapan yang

didapat membuat pola penangkapan ikan berdasarkan jauh dekatnya daerah

tangkapan dan besar kecilnya perahu yang digunakan menentukan lamanya

melaut dan hasil yang didapatkan (Damiati,2016).

4.5 Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan Koefisien

Determinasi (R2) merupakan besaran yang menunjukkan seberapa besar

variabel-variabel yang dimasukkan (Xn) dalam model yang memberikan

pengaruh pada perubahan produksi (Y). Nilai koefisien determinasi yang didapat

dari hasil analisa untuk purse seine sebesar 0,898. Nilai koefisien determinasi

(R2) yang mendekati satu atau sama dengan satu, maka dapat disimpulkan

bahwa model tersebut dapat menjelaskan keeratan hubungan antara variabel

terikat (Y) dengan variabel bebas (X) secara tepat dan dinyatakan dalam persen

(%).

Dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,898 ini berarti perubahan

dari hasil tangkapan atau hasil produksi purse seine yang disebabkan variabel

bebas (X) adalah sebesar 89,8%. Sedangkan 10,2% disebabkan oleh variabel-

variabel yang tidak termasuk dalam penelitian. Variabel atau faktor lain yang

mempengaruhi hasil tangkapan seperti faktor alam migrasi ikan, angin, ombak,

dan kondisi alam lain yang sulit diprediksi oleh manusia.

Page 64: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

52

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dalam penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil analisis dengan menggunakan fungsi Cobb Douglas diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -72,237 + 0,4403 X1 + 0,6303 X2 + 0,5318 X3 + 0,3633 X4 + 0,71 X5

Dari kelima faktor produksi tersebut yang meliputi panjang jaring, ukuran

kapal, daya mesin, jumlah ABK, dan jarak penangkapan yang paling

berpengaruh adalah jarak penangkapan dengan nilai sebesar 0,71, karena

semakin jauh jarak penangkapan akan semakin banyak pula hasil tangkapan

yang didapat sehingga dapat menambah hasil tangkapan. Faktor-faktor

tersebut bisa mempengaruhi karena dalam proses penangkapan yang paling

krusial dan diperhatikan yaitu adanya ke 5 faktor tersebut meskipun ada

beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi.

2. Intercept (b) adalah suatu titik perpotongan antara suatu garis dengan sumbu

Y pada saat X=0. Dari persamaan diatas dapat dijelaskan seberapa besar

pengaruh dari masing-masing variabel terhadap hasil tangkapan purse seine:

a. Koefisien regresi pada variabel panjang jaring (X1) sebesar 0,440.

b. Koefisien regresi pada variabel ukuran kapal (X2) sebesar 0,630.

c. Koefisien regresi pada variabel daya mesin (X3) sebesar 0,531.

d. Koefisien regresi pada variabel jumlah ABK (X4) sebesar 0,363.

e. Koefisien regresi pada variabel jarak penangkapan (X5) sebesar 0,71

Page 65: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

53

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Untuk memperoleh hasil tangkapan yang optimal maka perlu diperhatikan

pada saat melakukan setting, hauling, dan untuk mengikuti teknologi yang

semakin berkembang perlu dipasang GPS atau Fish Finder.

2. Jika ada penelitian yang mengambil tema dan model yang sama, sebaiknya

menentukan variabel lain yang belum diteliti sehingga dapat menambah

referensi bagi mahasiswa, nelayan, dan dinas terkait.

Page 66: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

54

DAFTAR PUSATAKA

Adi, K., Nyoman B. 2017. “Pengaruh Penggunaan Resirkulator Gas Buang Pada Knalpot Standar, Terhadap Performa Mesin Sepeda Motor Yamaha Mio J.” Jurnal Logic, vol. 17.

Ardiana, D. 2014. Proses Pembuatan Kapal Frp Berkapasitas 14 m Bagi Nelayan Di Kabupaten Bengkalis.” Inovtek, vol. 4.

Arimoto, C. 2019. “Trends and Perspectives for FishingTechnology Research Towards the Sustainable Development”. Proceeding of 5th International Symposium on Efficient Application and Preservation of Marine Biological Resourse, OSU National University.

Atmaja, S.B. 2011. Respons Radikal Kelebihan Kapasitas Penangkapan Armada Pukat Cincin Semi Industri Di Laut Jawa.” J. Lit. Perikan. Ind., no. 021.

Ayodhyoa. 1972. Kapal Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dahar, D. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan DiDesa Pohuwato Timur Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato.”Agropolitan, vol. 3, no. 3, 2016.

Dewi, R. 2018.Pengaruh Discovery Learning Model Berbantuan Media Objek Langsung. Vol. 1, 2018.

Djauhari, A. 1999. Pendekatan Fungsi Cobb-Douglas Dengan Elastisitas Variabel Dalam Studi Ekonomi Produksi Suatu: Contoh Aplikasi Pada Padi Sawah. Peneliti Pusat Sosial Ekonomi Pertanian.

Imanda, S.N. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan Kapal Mini Purse Seine Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.” Journal of Fisheries Resources Utilization Management And Technology, vol. 5, no. 1, 2016.

Marthen. 2015. Tinjauan Yuridis Tanggung Jawab Nahkoda dalam Pengangkutan Barang di Laut. Journal, Diponegoro L. A. W. Diponegoro Law Journal. Vol. 5.

Nainggolan, C. 2007. Metode Penangkpan Ikan. Modul ‘’Universitas Terbuka Jakarta’’.

Nugroho, B.A. 2013. Fluktuasi Harga Dan Alur Distribusi Ikan Layang (Decapterus Spp) Dari Hasil Tangkapan Mini Purse Seine Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan.” Jurnal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, vol. 2, no. 1.

Pamikiran, R.D. 2013. Penggunaan Daya Mesin Penggerak Kapal Pukat Cincin Km. Maestro.” Jurnal Perikanan Dan Kelautan Tropis, vol. 9, no. 2.

Page 67: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

55

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan

Pujianto, S. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Aspek Finansial Penangkapan Mini

Purse Seine Dengan Ukuran Jaring Yang Berbeda Di PPI Ujungbatu Kabupaten Jepara.” Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, vol. 2, no. 2.

Putri, N. A.S dan Untung D. 2016. Pelaksaan Tugas dan Wewenang Syahbandar dalam Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar Kapal Perikanan. Journal, Diponegoro L. A. W. Diponegoro Law Journal. Vol. 5, pp. 1–8.

Pratama, M. dan Agung D. 2016. Faktor-faktor yangmempengaruhihasil produksi unit penangkapanpurse seinedifishing base PPP Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur Factors Affecting the Production of Purse Seine Unit in Fishing Base Muncar Fishing Port Banyuwangi, East Java.” SAINTEK PERIKANAN : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, vol. 11, no. 2.

Rahman, dan Dhiya R. 2013. Analisis Bioekonomi Ikan Pelagis Pada Usaha Perikanan Tangkap Di Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang Kabupaten Kendal.” Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, vol. 2, no. 1.

Rachmawati, N.I. 2007. Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia. 11 (1) : 35-40

Rambun, Azlhimsyahl. 2016. Selektivitas Alat Tangkap Purse Seine Di Pangkalan Pendaratan Ikan (Ppi) Muara Angke Jakarta.” Jurnal Perikanan Kelautan, vol. VII, no. 2.

Rosyidin, I.N. 2009. Efektivitas Alat Tangkap Mini Purse Seine Menggunakan Sumber Cahaya Berbeda Terhadap Hasil Tangkap Ikan Kembung (Rastrelliger Sp.). Jurnal Kelautan, vol. 2, no. 1.

Silitonga, C. 2016. Studi Konstruksi Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine) Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga Kelurahan Pondok Batu Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara.Fakultas Kelautan Dan Perikanan Universitas Riau, no. muih 1.

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugianto, D.N. 2012. “Model Distribusi Data Kecepatan Angin Dan Pemanfaatannya Dalam Peramalan Gelombang Di Perairan Laut Paciran, Jawa Timur.” Ilmu Kelautan - Indonesian Journal of Marine Sciences, vol. 15, no. 3, 2012, pp. 143–52, doi:10.14710/ik.ijms.15.3.143-152.

Suryana, S. 2013. Pengaruh Panjang Jaring, Ukuran Kapal, Pk Mesin Dan Jumlah Abk Terhadap Produksi Ikan Pada Alat Tangkap Purse Seine Di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek ?? Jawa Timur. Jurnal Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Dan Kelautan, vol. 1, no. 1.

Wiadnya. 2011. Pengelolaan Perikanan Tangkap dan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang.

Page 68: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

56

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Tabulasi variabel yang di Uji

No Nama Kapal Catch (Kg)

Panjang Jaring (m)

Ukuran Kapal (GT)

Daya Mesin

Jumlah ABK

Jarak Penangkapan

1 Abadi 76 1056 500 28 120 18 30 2 Abadi Jaya

Eks Abadi Baru

1100 500 28 120 24 30

3 Karya Baru 1125 500 28 100 24 40 4 Akas 27 Eks

Akas Wallet 1320 5000 28 160 24 40

5 Al Husna 1320 500 28 120 24 35

6 Alan Putra 1540 500 28 100 22 35 7 Sembilan

Sembilan 99 1540 500 28 100 25 30

8 Arwana 20 1540 500 28 100 25 35 9 Arzaquna 1540 500 28 160 20 40

10 Bahari Mulya 1660 500 28 160 25 55 11 Belotama Bh 1760 550 28 160 25 55 12 Cp 1 1760 550 29 160 25 55 13 Dian

Samodra 1980 550 29 100 19 40

14 Dwi Jaya 1 2100 550 29 120 25 50 15 Fadilah 1 2245 550 29 120 18 50 16 Garuda 45 2546 600 29 160 25 55 17 Hasil Laut-

Hs 2660 600 29 160 25 55

18 Kharisma – I 3080 600 29 100 25 45 19 Karuniia 100 3300 600 29 100 25 40 20 Kurnia Ii 3320 600 29 120 25 40 21 Karya Baru 9 4344 600 30 100 18 55 22 Karya Maju 3 4419 600 30 80 25 45 23 Kedaton 01 4996 600 30 161 25 45 24 Kurnia 5320 600 30 160 25 50 25 Kurnia 3 Eks

Kurnia Ii 8702 600 30 160 28 55

26 Laksana 01 8825 600 30 160 28 40 27 Laksana 02 8825 600 30 160 28 40 28 M. Nugroho 8828 600 30 120 28 40 29 Marem I 11056 600 30 120 28 45 30 Mina Mas 03 14662 600 30 120 28 45

Page 69: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

57

Lampiran 2. Data Tabulasi variabel yang di Uji dalam Logaritma Natural

No Nama Kapal Catch (Kg)

Panjang

Jaring

(m)

Ukuran

Kapal

(GT)

Daya Mesin Jumlah

ABK

Jarak

Penangkapan

1 Abadi 76 6,96224346

4

6,21461 3,332205 4,78749174 2,8903718 3,401197382

2 Abadi Jaya Eks Abadi Baru

7,00306545

9

6,21461 3,332205 4,78749174 3,1780538 3,401197382

3 Karya Baru 7,02553831

5

6,21461 3,332205 4,60517019 3,1780538 3,688879454

4 Akas 27 Eks Akas Wallet

7,18538701

6

6,21461 3,332205 5,07517382 3,1780538 3,688879454

5 Al Husna 7,18538701

6

6,21461 3,332205 4,78749174 3,1780538 3,555348061

6 Alan Putra 7,33953769

5

6,21461 3,332205 4,60517019 3,0910425 3,555348061

7 Sembilan Sembilan 99

7,33953769

5

6,21461 3,332205 4,60517019 3,2188758 3,401197382

8 Arwana 20 7,33953769

5

6,21461 3,332205 4,60517019 3,2188758 3,555348061

9 Arzaquna 7,33953769

5

6,21461 3,332205 5,07517382 2,9957323 3,688879454

10 Bahari Mulya

7,41457288

1

6,21461 3,332205 5,07517382 3,2188758 4,007333185

11 Belotama Bh

7,47306908

8

6,30992 3,367296 5,07517382 3,2188758 4,007333185

12 Cp 1 7,47306908

8

6,30992 3,367296 5,07517382 3,2188758 4,007333185

13 Dian Samodra

7,59085212

4

6,30992 3,367296 4,60517019 2,944439 3,688879454

14 Dwi Jaya 1 7,64969262

4

6,30992 3,367296 4,78749174 3,2188758 3,912023005

15 Fadilah 1 7,7164608 6,39693 3,367296 4,78749174 2,8903718 3,912023005

16 Garuda 45 7,84227877

9

6,39693 3,367296 5,07517382 3,2188758 4,007333185

17 Hasil Laut- Hs

7,88608140

2

6,39693 3,367296 5,07517382 3,2188758 4,007333185

18 Kharisma – I

8,03268487

6

6,39693 3,367296 4,60517019 3,2188758 3,80666249

19 Karuniia 100

8,10167774

7

6,39693 3,367296 4,60517019 3,2188758 3,688879454

20 Kurnia Ii 8,10772006 6,39693 3,367296 4,78749174 3,2188758 3,688879454

Page 70: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

58

2

No Nama Kapal Catch (Kg)

Panjang

Jaring

(m)

Ukuran

Kapal

(GT)

Daya Mesin Jumlah

ABK

Jarak

Penangkapan

21 Karya Baru 9

8,37655086

2

6,39693 3,401197 4,60517019 2,8903718 4,007333185

22 Karya Maju 3

8,39366870

5

6,39693 3,401197 4,38202663 3,2188758 3,80666249

23 Kedaton 01 8,51639287

1

6,39693 3,401197 5,07517382 3,2188758 3,80666249

24 Kurnia 8,57922858

2

6,39693 3,401197 5,07517382 3,2188758 3,9122023005

25 Kurnia 3 Eks Kurnia Ii

9,07130816

3

6,39693 3,401197 5,07517382 3,3322045 4,007333185

26 Laksana 01 9,08534388

2

6,39693 3,401197 5,07517382 3,3322045 3,688879454

27 Laksana 02 9,08534388

2

6,39693 3,401197 5,07517382 3,3322045 3,688879454

28 M. Nugroho 9,08568376

7

6,39693 3,401197 4,78749174 3,3322045 3,688879454

29 Marem I 9,31072854

6

6,39693 3,401197 4,78749174 3,3322045 3,80666249

30 Mina Mas 03

9,59301439

2

6,39693 3,401197 4,78749174 3,3322045 3,80666249

Page 71: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

59

Lampiran 3. Data Hasil Tangkapan dengan Panjang Jaring

Panjang Jaring

(m)

Catch (kg)

500 1056

500 1100

500 1125

500 1320

500 1320

500 1540

500 1540

500 1540

500 1540

500 1660

550 1760

550 1760

550 1980

550 2100

550 2245

600 2546

600 2660

600 3080

600 3300

600 3320

600 4344

600 4419

600 4996

600 5320

600 8702

600 8825

600 8825

600 8828

600 11056

600 14662

Page 72: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

60

Lampiran 4. Data Hasil Tangkapan dengan Ukuran Kapal

Ukuran Kapal (Gt)

Catch (kg)

28 1056

28 1100

28 1125

28 1320

28 1320

28 1540

28 1540

28 1540

28 1540

28 1660

28 1760

29 1760

29 1980

29 2100

29 2245

29 2546

29 2660

29 3080

29 3300

29 3320

30 4344

30 4419

30 4996

30 5320

30 8702

30 8825

30 8825

30 8828

30 11056

30 14662

Page 73: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

61

Lampiran 5. Data Hasil Tangkapan dengan Daya Mesin

Daya Mesin (Rpm)

Catch (kg)

80 1056

100 1100

100 1125

100 1320

100 1320

100 1540

100 1540

120 1540

120 1540

120 1660

120 1760

120 1760

120 1980

120 2100

120 2245

120 2546

120 2660

160 3080

160 3300

160 3320

160 4344

160 4419

160 4996

160 5320

160 8702

160 8825

160 8825

160 8828

160 11056

160 14662

Page 74: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

62

Lampiran 6. Data Hasil Tangkapan dengan Jumlah ABK

Jumlah ABK

Catch (kg)

18 1056

24 1100

24 1125

24 1320

24 1320

22 1540

25 1540

25 1540

20 1540

25 1660

25 1760

25 1760

19 1980

25 2100

18 2245

25 2546

25 2660

25 3080

25 3300

25 3320

18 4344

25 4419

25 4996

25 5320

28 8702

28 8825

28 8825

28 8828

28 11056

28 14662

Page 75: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

63

Lampiran 7. Data Hasil Tangkapan dengan Jarak Penangkapan

Jumlah ABK

Catch (kg)

18 1056

24 1100

24 1125

24 1320

24 1320

22 1540

25 1540

25 1540

20 1540

25 1660

25 1760

25 1760

19 1980

25 2100

18 2245

25 2546

25 2660

25 3080

25 3300

25 3320

18 4344

25 4419

25 4996

25 5320

28 8702

28 8825

28 8825

28 8828

28 11056

28 14662

Page 76: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

64

Page 77: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

65

Lampiran 8. Hasil Output Analisa Regresi pada Microsoft Excel

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics Multiple R 0,947947 R Square 0,898603 Adjusted R

Square 0,877479 Standard Error 0,269821 Observations 30

ANOVA

df SS MS F Significance

F Regression 5 15,48485682 3,096971 42,53887 3,7E-11 Residual 24 1,747280072 0,072803

Total 29 17,23213689

Coefficients Standard

Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%

Lower 95,0%

Upper 95,0%

Intercept -72,237 6,716165135 -10,7557 1,16E-10 -86,0985 -58,3756 -86,0985 -58,3756 X Variable 1 0,348804 1,514174478 0,230359 0,819765 -2,7763 3,473907 -2,7763 3,473907 X Variable 2 22,16491 3,909066534 5,670128 7,71E-06 14,09699 30,23282 14,09699 30,23282 X Variable 3 0,156787 0,273685615 0,572873 0,572059 -0,40807 0,721647 -0,40807 0,721647 X Variable 4 1,311435 0,434523531 3,018098 0,005944 0,414622 2,208247 0,414622 2,208247 X Variable 5 -0,40694 0,352954455 -1,15295 0,260286 -1,1354 0,321524 -1,1354 0,321524

Page 78: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

66

Page 79: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN

PURSE SEINE DI PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH NIM. 165080201111007

Dosen Pembimbing 1

(Dr. Ali Muntaha, APi., S.Pi., MT)

NIP. 196004081 986603 1 003

Tanggal:

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 2

(Dr. Ir. Gatut Bintoro, M.Sc)

NIP. 19621111 198903 1 005

Tanggal:

Mengetahui: Ketua Jurusan PSPK

(Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi., MT.) NIP. 19780717 200502 1 004 Tanggal:

DocuSign Envelope ID: F74121D3-5253-4617-B6F2-B556071AC146

7/18/2020

DocuSign Envelope ID: 371C038C-4A76-4BFE-9FE9-1AF48437DCE6

Page 80: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH

NIM. 165080201111007

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2020

Page 81: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI

PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH

NIM. 165080201111007

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERAYA PERIKANAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2020

Page 82: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ARTIKEL SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS

PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH

NIM. 165080201111007

Telah dipertahankan di depan penguji

pada tanggal 7 Juli 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dosen Pembimbing 1

(Dr. Ali Muntaha, APi., S.Pi., MT)

NIP. 19600408 198660 3 1003 Tanggal:

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 2

(Dr. Ir. Gatut Bintoro, M.Sc) NIP. 19621111 198903 1 005 Tanggal:

Mengetahui:

Ketua Jurusan PSPK

(Dr. Eng Abu Bakar Sambah, S.Pi., MT) NIP. 19780717 200502 1 004

Tanggal:

DocuSign Envelope ID: F74121D3-5253-4617-B6F2-B556071AC146

7/18/2020

DocuSign Envelope ID: 371C038C-4A76-4BFE-9FE9-1AF48437DCE6

Page 83: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE DI

PPN PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR

Analysis Of Factors Affecting The Purse Seine Catch In The Prigi Archipelago Fishing Port, Trenggalek

East Java

Hanim Binti R1, Ali Muntaha2, Gatut Bintoro2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Perairan Prigi terletak di selatan Propinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan Samudera Hindia.

Di sepanjang pantai pulau-pulau di Jawa Timur merupakan area para nelayan mencari nafkah dengan berbagai macam alat tangkap dan alat bantu penangkapan. Salah satu alat tangkap yang dikenal oleh masyarakat adalah pukat cincin atau purse seine. Tujuan dilakukannya penelitian ini mengetahui pengaruh panjang jaring, ukuran kapal, daya mesin, jumlah ABK dan jarak penangkapan terhadap produksi ikan dan mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap produksi ikan. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan deskriptif dengan data primer sebagai dasar pengambilan data. Data yang telah didapat dianalisa dengan metode analisa dengan menggunakan model Cobb Douglas. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan model Cobb Douglas, didapatkan hasil dari beberapa faktor yang di uji yaitu panjang jaring yang mempunyai pengaruh sebesar 0,443, ukuran kapal berpengaruh sebesar 0,630, daya mesin berpengaruh sebesar 0,531, jumlah ABK berpengaruh sebesar 0,363, dan jarak penangkapan berpengaruh 0,71.

Kata Kunci: Cobb Douglas, daya mesin, jarak penangkapan, jumlah ABK, panjang jaring, ukuran kapal

ABSTRACT

Prigi waters are located in the south of East Java and it boundary by the Indian Ocean. Along the coast of the islands in East Java is an area for fisherman to make a living with a variety of fishing gear and fish aggregeting device. One of the fishing gear known by the public is purse seine. The purpose of this study was to determine the effect of the length of the net, the size of vessel, engine power, the number of crew and distance of catching on fish production and determine the variables that most influence on fish production. The methods used is observation, interviews and descriptive with primary data as a basis for data collection. The data obtained were analyzed by the analysis method using the Cobb Douglas model. Based on the results of the analysis using the Cobb Douglas model, the results obtained from several factors were tested, namely the length of the net which has an effect of 0.443, the size of vessel has an effect of 0.630, the engine power has an effect of 0.531, the number of crew members has an effect of 0.363, and the distance of cacthing has an effect of 0, 71.

Key Words: Cobb Douglas, Engine Power, mesh lenght, size of vessel, number of crew, distance of catch

1Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya 2Dosen Program Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Page 84: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

PENDAHULUAN

Perairan wilayah pesisir Jawa Timur

memiliki potensi sumberdaya perikanan laut

yang terdiri dari ikan pelagis dan ikan demersal.

Wilayah pengelolaan perikanan laut di Jawa

Timur bagian selatan memiliki potensi yang

sangat besar karena berhadapan langsung

dengan samudera Hindia dan memiliki potensi

ikan khususnya kelompok pelagis besar seperti

tuna (Thunnus sp) dan cakalang (Katsuwonus

pelamis). Alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan di Selatan Jatim antara lain adalah

payang, pukat cincin, jaring insang hanyut,

dogol, bagan dan pancing (Sugianto, 2012).

Perairan Prigi terletak di selatan

Propinsi Jawa Timur dan berbatasan dengan

Samudera Hindia. Di sepanjang pantai pulau-

pulau di Jawa Timur merupakan area para

nelayan mencari nafkah dengan berbagai

macam alat tangkap dan alat bantu

penangkapan. Salah satu alat tangkap yang

dikenal oleh masyarakat adalah pukat cincin

atau puse seine. Pengoperasian alat tangkap purse

seine sendiri sangat bergantung pada faktor

produksi atau input yang ada pada beberapa

tahun terakhir mengalami kenaikan harga

sehingga dengan hasil tangkapan yang

cenderung tidak pasti menyebabkan

pendapatan para nelayan juga menurun. Faktor-

faktor produksi tersebut antara lain tenaga

kerja, bahan bakar, perahu, alat tangkap,

perbekalan nelayan selama berada di laut.

Suatu alat penangkapan yang baik

merupakan satu kesatuan dari beberapa bagian

yang dibentuk sedemikian rupa dengan

menggunakan perhitungan dan teknik

perancangan atau pembuatan yang telah

diperhitungkan terlebih dahulu. Dalam usaha

penangkapan, alat tangkap yang dipakai nelayan

sangat mempengaruhi hasil tangkapan, karena

semakin efektif suatu alat penangkapan maka

semakin baik pula hasil tangkapan yang

diperoleh (Silitonga et al., 2016).

Purse seine merupakan salah satu alat

tangkap yang digunakan oleh nelayan di

perairan Prigi. Pada umumnya alat tangkap purse

seine ini mempunyai beberapa alat bantu yang

digunakan dalam pengoperasian penangkapan

yang bertujuan untuk memudahkan

pengoperasian alat tangkap seperti lampu,

rumpon, roller, dan serok.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini metode yang

digunakan adalah metode deskriptif, dimana

data primer dan data sekunder menjadi dasar

untuk menjelaskan kondisi permasalahn dan

penyelesaiannya. Menurut Suryana (2013),

Metode deskriptif merupakan suatu metode

penelitian yang mendeskripsikan segala

peristiwa yang sedang terjadi saat itu. Penelitian

deskriptif berpusat kepada maalah-masalah

actual sebagaimana saat penelitian berlangsung.

Peneliti yang menggunakan metode deskriptif

ini, mendeskripsikan suatu peristiwa dan

kejadian yang menjadi pusat penelitian tanpa

diperlukan secara khusus terhadap peristiwa

tersebut

Data primer adalah data yang diambil

secara langsung melalui pengamatan secara

langsung, wawancara dan observasi dan

dokumentasi. Sedangkan data sekunder adalah

sumber data yang tidak langsung, data yang

didapatkan dari penelitian terdahulu seperti

jurnal dan artikel.

Data primer yang diperoleh pada

penelitian ini terdiri dari hasil tangkapan selama

1 tahun, panjang jaring, ukuran kapal, daya

mesin, jumlah ABK dan jarak penangkapan.

Sedangkan data sekunder diperoleh dengan

melakukan pencatatan pada instansi-instansi

yang terkait yaitu PPN Prigi. Data sekunder

yang diperoleh adalah keadaan umum daerah

penelitian, produksi ikan di perairan Prigi, data

Page 85: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

nelayan dan jumlah alat tangkap di perairan

Prigi.

Analisa data dilakukan dengan analisis

regresi, dimana analisis regresi bertujuan untuk

mengetahui besarnya pengaruh panjang jaring,

ukuran kapal, daya mesin, jumlah ABK dan

jarak penangkapan di PPN Prigi. Hasil analisa

dapat dijadikan dasar untuk mencari pola

operasi penangkapan yang lebih efisien.

Untuk mengetahui hubungan antara faktor-

faktor produksi (input) dengan produk (output)

dan juga hubungan antara faktor produksi itu

sendiri diperlukan suatu model analisis yang

sesuai. Banyak model analisis fungsi produksi

bisa kita gunakan dalam satu penelitian,

diantara metode tersebut yang paling banyak

digunakan adalah metode Cobb Douglas. Fungsi

Cobb Douglas biasanya menggunakan cara

regresi dimana variasi dari Y akan dipengaruhi

oleh variasi dari X dengan demikian kaidah-

kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam

penyelesaian fungsi Cobb Douglas.

Secara matematis model fungsi Cobb Douglas

adalah sebagai berikut (Soekartawi, 2013):

𝑌 = b0 + X1 b1 + X2 b2 + .......+ Xn bn

Kemudian melalui transformasi Ln diperoleh

persamaan linier sebagai berikut:

LnY = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 +

....bn Ln Xn

Keterangan:

Y = Jumlah Produksi

X1 = Panjang Jaring

X2 = Ukuran Kapal

X3 = Daya Mesin

X4 = Jumlah ABK

X5 = Jarak Penangkapan

b = konstanta

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi yang terletak di Desa

Tasikmadu Kecamatan Watulimo,

Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa

Timur, pada posisi koordinat 111º24’ -

112º11’ BT dan 7º53’ - 8º34’ LS dengan

jarak ke Surabaya adalah ± 200 km,

sedangkan jarak ke Kabupaten Trenggalek

adalah ± 47 km. Sebagian dari jumlah

penduduk di kecamatan watulimo terdapat

982 orang yang melakukan kegiatan armada

penangkapan ikan dengan 5 macam jenis

perahu yaitu kapal purse seine, gill net,

pancing tonda, pancing ulur dan payang.

Dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Alat Tangkap di PPN Prigi

No Alat Tangkap Jumlah

1 Pancing Tonda 93

2 Gill net 20

3 Payang 15

4 Purse seine 160

5 Pancing ulur 694

Total 982

Sumber : Laporan Tahunan PPN Prigi 2018-

2019

Kontruksi Alat tangkap Purse Seine Purse seine di daerah Prigi dioperasikan

oleh dua kapal, yaitu kapal utama atau yang

disebut kapal ketinting dan kapal jhonson. Kapal

utama membawa alat tangkap dan kapal jhonson

untuk mengangkut hasil tangkapan. Lama waktu

beroperasi melayan purse seine hanya satu hari atau

one day fishing. Konstruksi alat tangkap purse seine

Page 86: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

yang ada di lokasi Pelabuhan Perikanan Pantai

(PPN) Prigi adalah:

1. Bagian utama jaring terdiri dari sayap,

badan, dan kantong.

Pada bagian utama jaring yang

perlu diperhatikan adalah mengenai ukuran

mata dan ukuran benangnya. Hal ini sangat

berkaitan erat dengan fungsi dan bagian

utama jaring. Ukuran mata jaring yang

digunakan pada alat tangkap purse seine di

PPN Prigi adalah 1 inchi untuk bagian

sayap sedangkan untuk bagian kantong

adalah 0,75 inchi.

2. Tali-temali

a. Tali Pelampung

Tali pelampung berfungsi sebagai

tempat terikatnya pelampung. Tali pelampung

pada alat tangkap purse seine di PPN Prigi

memiliki panjang sekitar 600 meter.

b. Tali Ris Atas

Tali ris atas sebagai tempat terikatnya

jaring utama bagian atas dan juga sebagai

tempat terikatnya tali pelampung. Tali ris atas

pada alat tangkap purse seine di PPN Prigi

memiliki panjang sekitar 600 meter.

c. Tali Ris Bawah

Tali ris bawah berfungsi sebagai

tempat terikatnya jaring utama bagian bawah

dan samping atau wing yang kemudian menyatu

dengan tali ris atas dan tali pelampung. Selain

itu, tali ris bawah juga sebagai tempat

terikatnya tali pemberat dan pemberat. Tali ris

bawah memiliki panjang 615 meter untuk

bagian bawah dan 45 meter untuk bagian

samping.

d. Selvedge

Selvedge merupakan jaring penguat

yang dipasang untuk melindungi bagian tepi

jaring utama agar jaring tidak mudah robek

pada saat di operasikan. Ukuran mata jaring

pada selvedge lebih besar dari pada mata jaring

kantong maupun sayap yaitu mesh size ¾ inch.

e. Tali Cincin

Tali cincin berfungsi sebagai tempat

penghubung antara tali ris bawah dengan

cincin. Tali cincin terbuat dari bahan PE

dengan panjang 108 cm.

f. Tali Kerut

Tali kerut berfungsi untuk menutup

bagian bawah jaring saat alat tangkap

dioperasikan. Panjang tali kerut biasanya lebih

panjang 2 (dua) kali lipat dari panjang jaring

yaitu 600 meter, dikarenakan proses penarikan

tali kerut dilakukan oleh kapal pengangkut.

g. Tali Pemberat

Tali pemberat berfungsi sebagai tempat

terikatnya kedalam lubang pemberat. Pemberat

pada alat tangkap purse seine di PPN Prigi

memiliki panjang 632 meter.

3. Pelampung

Pelampung ini berfungsi untuk memberi

keseimbangan daya apung jaring. Sifat dari

pelampung adalah ringan dan tidak menyerap air

dan berbentuk silinder.

4. Pemberat

Pemberat berfungsi untuk mempercepat

tenggelamnya jaring ketika penebaran alat

tangkap (setting) sehingga dengan cepat

menghadang ikan dan juga memperkecil

pengaruh arus pada bedan jaring. Sifat dari

pemberat ini adalah relatif berat dan berbentuk

silinder..

5. Cincin

Cincin atau ring yang digunakan oleh

nelayan pada alat tangkap purse seine di PPN Prigi

menggunakan bahan kuningan. Cincin ini

berfungsi sebagai tempat tali kolor. Cincin ini

memiliki berat 500 gram, dengan diameter dalam

9,5 cm dan diameter luar 11 cm. Jumlah cincin

sekitar 85-100 buah serta panjang tali cincin 1

meter.

Page 87: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan yang didapatkan dan

rata-rata yang sering diperoleh di PPN Prigi

ada 8 jenis ikan yaitu ikan tongkol lisong

(Auxis rocheli), ikan layang deles (Decapterus

marcarellus), teri (Engraulidae), layur (Trichiurus

lepturus), tembang (Sardinella Fimbriata), cumi-

cumi (Loligo sp.), selar (Selaroids Leptolepis), dan

Lamadang (Coryphaena hippurus). Hasil

tangkapan rata-rata tahun 2018-2019 dapat

dilihat pada Gambar 1.

Faktor Produksi (Sumber : Laporan tahunan PPN Prigi tahun 2019-2019) 1. Panjang Jaring

Panjang jaring purse seine yang

digunakan di PPN Prigi sekitar 500-600

meter dengan kedalaman 40 meter. Jaring

terbagi menjadi 3 bagian yaitu jaring utama,

jaring sayap, dan jaring kantong. jaring

terbuat dari bahan nilon (PA). Ukuran mata

jaring pada tiap-tiap bagian berbeda-beda.

Ukuran mata jaring yang digunakan pada

alat tangkap purse seine di PPN Prigi adalah

1 inchi untuk bagian sayap sedangkan

untuk bagian kantong adalah 0,75 inchi.

Ukuran mata jaring bagian sayap lebih

besar daripada bagian kantong.fungsinya

adalah sebagai tempat untuk menahan hasil

tangkapan dan sebagai penghalang

gerombolan ikan agar tidak keluar. dapat

dilihat di Gambar 2.

Gambar 2. Ukuran panjang jaring purse seine

Hubungan panjang jaring dengan

hasil tangkapan alat tangkap purse seine dapat

dilihat nilai R square sebesar 0,4403

menyatakan kuatnya hubungan panjang jaring

(X1) terhadap hasil tangkapan (Y) dimana

mendekati angka 1 hubungannya semakin

kuat. Nilai koefisien regresi panjang jaring

sebesar 50,811 menyatakan bahwa pengaruh

panjang jaring terhadap hasil tangkapan,

dimana apabila terjadi peningkatan nilai

panjang jaring akan berpengaruh positif pada

peningkatan hasil tangkapan. Hubungan

panjang jaring denhgan hasil tangkapan dapat

dilihat di Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan Panjang Jaring dengan Hasil Tangkapan

2. Ukuran Kapal

Ukuran kapal yang terdapat di PPN

Prigi yang digunakan oleh alat tangkap purse

seine adalah 28 sampai 30 GT. Ukuran kapal

yang paling dominan yaitu dengan ukuran 28

GT dengan jumlah 11 unit kapal. Pada

umumnya purse seine di Prigi menggunakan 2

kapal, dimana terdiri dari satu kapal utama

atau kapal jaring dan satu kapal jonshon.

Gambar 1. Rata-rata Hasil Tangkapan PPN Prigi 2018-2019

Page 88: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

Hubungan ukuran kapal dengan

hasil tangkapan alat tangkap purse seine

dapat dilihat nilai R square sebesar 0,6303

menyatakan kuatnya hubungan ukuran

kapal (X2) terhadap hasil tangkapan (Y)

dimana mendekati angka 1 hubungannya

semakin kuat. Nilai koefisien regresi ukuran

kapal sebesar 3263,5 menyatakan bahwa

pengaruh ukuran kapal terhadap hasil

tangkapan, dimana apabila terjadi

peningkatan nilai ukuran kapal akan

berpengaruh positif pada peningkatan hasil

tangkapan. Hubungan panjang jaring

denhgan hasil tangkapan dapat dilihat di

Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan Ukuran Kapal dengan Hasil Tangkapan

3. Daya Mesin

Mesin kapal berfungsi sebagai

pendorong kapal menuju daerah penangkapan

dan kembali lagi ke daratan, selain itu kekuatan

mesin berhubungan erat dengan daya jelajah

kapal. Daya mesin yang digunakan kapal purse

seine di PPN Prigi yaitu mulai dari 80-160 PK.

Jenis mesin yang digunakan pada purse seine di

daerah PPN Prigi yaitu Mitsubushi.

Hubungan mesin kapal dengan hasil

tangkapan alat tangkap purse seine dapat dilihat

nilai R square sebesar 0,5795 menyatakan

kuatnya hubungan daya mesin (X3) terhadap

hasil tangkapan (Y) dimana mendekati angka 1

hubungannya semakin kuat. Nilai koefisien

regresi daya mesin sebesar 97,978 menyatakan

bahwa pengaruh daya mesin terhadap hasil

tangkapan, dimana apabila terjadi peningkatan

nilai daya mesin akan berpengaruh positif pada

peningkatan hasil tangkapan. Hubungan panjang

jaring denhgan hasil tangkapan dapat dilihat di

Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan Daya Mesin dengan Hasil Tangkapan

4. Jumlah ABK

Kapal purse seine di PPN Prigi meiliki

jumlah ABK mulai dari 18--28 orang dan masing-

masing memiliki tugas menarik pemberat,

menarik pelampung, menarik jaring, memantau

pergerakan ikan dan juga sebagai juru mudi

(nahkoda). Kapal ini bertugas untuk membawa

jaring, menerbarkan jaring dan melingkarkan

jaring pada gerombolan ikan yang akan menjadi

sasaran penangkapan. Sedangkan untuk kapal

jonshon jumlah ABK yang berada pada kapal ini

berkisar 4-5 orang yang bertugas menarik tali

kolor serta mengambil ikan hasil tangkapan, kapal

ini bertugas untuk menarik tali kolor dan juga

untuk membawa ikan hasil tangkapan.

Hubungan jumlah ABK dengan hasil

tangkapan alat tangkap purse seine dapat dilihat

nilai R square sebesar 0,363 menyatakan bahwa

nilai hubungan jumlah ABK (X4) terhadap hasil

tangkapan (Y) memiliki hubungan yang sangat

rendah karena nilai R square jauh dari angka 1.

Nilai koefisien regresi daya mesin sebesar 703,2

menyatakan bahwa pengaruh daya mesin

terhadap hasil tangkapan, dimana apabila terjadi

peningkatan nilai daya mesin akan berpengaruh

positif pada peningkatan hasil tangkapan.

Hubungan panjang jaring denhgan hasil

tangkapan dapat dilihat di Gambar 6.

Page 89: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

Gambar 6. Hubungan Jumlah ABK dengan Hasil Tangkapan

5. Jarak Penangkapan

Jarak penangkapan untuk kapal

purse seine yang ada di PPN Prigi berjarak 30

sampai 55 mil. Kapal-kapal purse seine di

Prigi umumnya menggunakan sistem

penangkapan one day fishing dengan lama

waktu kurang lebih 8 jam, yaitu untuk

waktu perjalanan dan mencari ikan kurang

lebih 3 jam, dan waktu setting sekitar 1 jam.

Daerah penangkapan ikan jika sedang

musim ikan biasanya terjadi pada bulan

Mei- Oktober. Jarak penangkapan bisa

dilihat di Gambar 7.

Gambar 7. Jarak Penangkapan

Hubungan jarak penangkapan

dengan hasil tangkapan alat tangkap purse

seine dapat dilihat nilai R square sebesar

0,71 menyatakan kuatnya hubungan jarak

penangkapan (X5) terhadap hasil tangkapan

(Y) dimana mendekati angka 1

hubungannya semakin kuat. Nilai koefisien

regresi jarak penangkapan sebesar 360,65

menyatakan bahwa pengaruh jarak

penangkapan terhadap hasil tangkapan,

dimana apabila terjadi peningkatan nilai

jarak penangkapan akan berpengaruh

positif pada peningkatan hasil tangkapan.

Hubungan panjang jaring denhgan hasil

tangkapan dapat dilihat di Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan Jarak Penangkapan dengan Hasil Tangkapan

Pengaruh Hasil Produksi Terhadap Hasil

Tangkapan

Faktor produksi yang termasuk

dalam variabel bebas sebagai masukan (input)

penelitian ini antara lain: panjang jaring,

ukuran kapal, daya mesin, jumlah ABK dan

jarak penangkapan. Sedangkan yang menjadi

keluaran (output) adalah produksi ikan hasil

tangkap alat tangkap purse seine yang berperan

sebagai variabel terikat. Analisis ini

dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

antara input dengan outputnya. Metode yang

digunakan dalam analisis ini adalah metode

analisis fungsi Cobb Douglas. Dari hasil analisa

menggunakan Ms. Excel didapatkan nilai

koefisien regresi untuk masing-masing

variabel. Nilai koefisen regresi tersebut dapat

dilihat di Tabel 2.

Tabel 2 . Hasil Analisa Regresi

No Variabel Koefisien Regresi

1 Panjang Jaring 0,4403

2 Ukuran Kapal 0,6303

3 Daya Mesin 0,5318

4 Jumlah ABK 0,3633

5 Jarak Penangkapan 0,71

6 Konstanta -72,237

7 F hitung 42,539

8 F tabel 2,758

9 R square 0,898

Page 90: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

Dari hasil analisis dengan

menggunakan fungsi Cobb Douglas diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -72,237 + 0,4403 X1 + 0,6303 X2 +

0,5318 X3 + 0,3633 X4 + 0,71 X5

Dimana:

Y = Jumlah Produksi

X1 = Panjang Jaring

X2 = Ukuran Kapal

X3 = Daya Mesin

X4 = Jumlah ABK

X5 = Jarak Penangkapan

Dari persamaan diatas dapat

dianalisis sebagai berikut:

1. Koefisien regresi pada variabel panjang

jaring (X1) sebesar 0,44 menggambarkan

bahwa panjang jaring mempunyai

pengaruh positif terhadap besarnya

produksi hasil tangkapan. Artinya apabila

dengan dilakukan penambahan panjang

jaring sebesar 1m maka menambah hasil

tangkapan sebesar 0,44 kg setiap 1 kali trip.

2. Koefisien regresi pada variabel ukuran

kapal (X2) sebesar 0,63 menggambarkan

bahwa ukuran kapal mempunyai pengaruh

positif terhadap besarnya produksi hasil

tangkapan. Artinya apabila dengan

dilakukan penambahan ukuran kapal

sebesar 1 GT maka menambah hasil

tangkapan sebesar 0,63 kg setiap 1 kali trip.

3. Koefisien regresi pada variabel daya mesin

(X3) sebesar 0,531menggambarkan bahwa

daya mesin mempunyai pengaruh positif

terhadap besarnya produksi hasil

tangkapan. Artinya apabila dengan

dilakukan penambahan daya mesin sebesar

1 PK maka menambah hasil tangkapan

sebesar 0,531 kg setiap 1 kali trip.

4. Koefisien regresi pada variabel jumlah

ABK (X4) sebesar 0,363 menggambarkan

bahwa julah ABK mempunyai pengaruh

positif terhadap besarnya produksi hasil

tangkapan. Artinya apabila dengan dilakukan

penambahan jumlah ABK sebesar 1 orang

maka menambah hasil tangkapan sebesar

0,363 kg setiap 1 kali trip.

5. Koefisien regresi pada variabel jarak

penangkapan (X5) sebesar 0,71

menggambarkan bahwa jarak penangkapan

mempunyai pengaruh positif terhadap

besarnya produksi hasil tangkapan. Artinya

apabila dengan dilakukan penambahan jarak

penangkapan sebesar 1 mil maka menambah

hasil tangkapan sebesar 0,71 kg setiap 1 kali

trip.

Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) merupakan

besaran yang menunjukkan seberapa besar

variabel-variabel yang dimasukkan (Xn) dalam

model yang memberikan pengaruh pada

perubahan produksi (Y). Nilai koefisien

determinasi yang didapat dari hasil analisa untuk

purse seine sebesar 0,898. Nilai koefisien

determinasi (R2) yang mendekati satu atau sama

dengan satu, maka dapat disimpulkan bahwa

model tersebut dapat menjelaskan keeratan

hubungan antara variabel terikat (Y) dengan

variabel bebas (X) secara tepat dan dinyatakan

dalam persen (%).

Dari nilai koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,898 ini berarti perubahan dari hasil

tangkapan atau hasil produksi purse seine yang

disebabkan variabel bebas (X) adalah sebesar

89,8%. Sedangkan 10,2% disebabkan oleh

variabel-variabel yang tidak termasuk dalam

penelitian. Variabel atau faktor lain yang

mempengaruhi hasil tangkapan seperti faktor

alam migrasi ikan, angin, ombak, dan kondisi

alam lain yang sulit diprediksi oleh manusia.

Page 91: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

KESIMPULAN

1. Hasil analisis dengan menggunakan fungsi

Cobb Douglas diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = -72,237 + 0,4403 X1 + 0,6303 X2 +

0,5318 X3 + 0,3633 X4 + 0,71 X5

Dari kelima faktor produksi tersebut yang

meliputi panjang jaring, ukuran kapal, daya

mesin, jumlah ABK, dan jarak

penangkapan yang paling berpengaruh

adalah jarak penangkapan dengan nilai

sebesar 0,71, karena semakin jauh jarak

penangkapan akan semakin banyak pula

hasil tangkapan yang didapat sehingga

dapat menambah hasil tangkapan. Faktor-

faktor tersebut bisa mempengaruhi karena

dalam proses penangkapan yang paling

krusial dan diperhatikan yaitu adanya ke 5

faktor tersebut meskipun ada beberapa

faktor lain yang bisa mempengaruhi.

2. Intercept (b) adalah suatu titik

perpotongan antara suatu garis dengan

sumbu Y pada saat X=0. Dari persamaan

diatas dapat dijelaskan seberapa besar

pengaruh dari masing-masing variabel

terhadap hasil tangkapan purse seine:

a. Koefisien regresi pada variabel

panjang jaring (X1) sebesar 0,440.

b. Koefisien regresi pada variabel

ukuran kapal (X2) sebesar 0,630.

c. Koefisien regresi pada variabel

daya mesin (X3) sebesar 0,531.

d. Koefisien regresi pada variabel

jumlah ABK (X4) sebesar 0,363.

e. Koefisien regresi pada variabel

jarak penangkapan (X5) sebesar

0,71

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada Bapak Eng. Abu

Bakar Sambah S.Pi, MT selaku ketua jurusan

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan

Kelautan, kemudian terimakasih banyak kepada

Bapak Dr. Ali Muntaha, A.Pi., S.Pi., MT dan

Bapak Dr. Ir. Gatut Bintoro, M.Sc selaku

pembimbing artikel ilmiah ini dari awal hingga

akhir. Lalu terimakasih kepada nelayan-nelayan

dan pihak PPN Prigi yang telah membantu

memberikan informasi selama penelitian di

lapang.

DAFTAR PUSTAKA

Silitonga, C. 2016. Studi Konstruksi Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine) Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga Kelurahan Pondok Batu Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara.Fakultas Kelautan Dan Perikanan Universitas Riau, no. muih 1

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugianto, D.N. 2012. “Model Distribusi Data Kecepatan Angin Dan Pemanfaatannya Dalam Peramalan Gelombang Di Perairan Laut Paciran, Jawa Timur.” Ilmu Kelautan - Indonesian Journal of Marine Sciences, vol. 15, no. 3, 2012, pp. 143–52, doi:10.14710/ik.ijms.15.3.143-152.

Suryana, S. 2013. Pengaruh Panjang Jaring, Ukuran Kapal, Pk Mesin Dan Jumlah Abk Terhadap Produksi Ikan Pada Alat Tangkap Purse Seine Di Perairan Prigi

Kabupaten Trenggalek ?? Jawa Timur. Jurnal Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Dan Kelautan, vol. 1, no. 1.

Page 92: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

MANAJEMEN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI

TRENGGALEK, JAWA TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA MAGANG

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH

NIM. 165080201111007

Page 93: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

MANAJEMEN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI

TRENGGALEK, JAWA TIMUR

LAPORAN PRAKTIK KERJA MAGANG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

Di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH

NIM. 165080201111007

Page 94: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

LAPORAN PRAKTIK KERJA MAGANG

MANAJEMEN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI

Oleh:

HANIM BINTI ROFIQOH

NIM. 165080201111007

Page 95: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

SURAT KETERANGAN

TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA MAGANG

Page 96: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah mengizinkan saya menyelesaikan laporan.

2. Orang tua dan keluarga saya yang selalu memberi dukungan dalam bentuk

apapun sehingga laporan ini terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Dr. Eng. Abu Bakar Sambah, S.Pi, MT selaku ketua Jurusan

Pemanfaatan Sumber daya Perikanan dan Kelautan.

4. Bapak Sunardi, ST., MT. yang telah membimbing kami sejak awal dimulainya

praktek kerja magang hingga terselesainya laporan ini.

5. Seluruh pegawai Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten

Trenggalek, Jawa Timur, yang telah memberikan izin untuk melakukan

kegiatan PKM, juga atas bimbingan serta arahan selama kegiatan PKM

berlangsung.

6. Sahabat tercinta saya Dheanitavira, Ega aprillia, Millati, Debby,dan Eriska

yang telah memberikan semangat untuk pengerjaan laporan.

7. Para grub netijen seperjuangan magang Sistian, Vidia, Nurina, Bella,

Yulianita, Ulfi, Atul, Hilda yang selalu memberi dukungan, semangat dalam

bentuk apapun sehingga laporan ini terselesaikan dengan baik.

8. PKM Prigi Squad, Mas Adit, Pak Didik, Pak Suparji, pak Mujib Sistian, Vidia,

Choi, Ulfi, Atul, Hilda, Kemas, Yudha, Rio, Heru, Masdho, Hasan dan Anda

yang siap selalu ada disaat pelaksanaan praktek kerja magang.

9. Teman seperjuangan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Angkatan 2016

yang selalu bersedia memberi masukan serta motivasi dalam pelaksanaan

praktek kerja magang.

10. Serta semua pihak dan kerabat yang telah membantu dalam penyusunan

Page 97: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

RINGKASAN

Hanim Binti Rofiqoh. Manajemen Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

(dibawah bimbingan Sunardi, ST., MT)

Manajemen Pelabuhan Perikanan Samudera Nusantara merupakan suatu upaya mengatur dan mengelola segala fasilitas dan kegiatan perikanan di Pelabuhan Perikanan agar dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuannya. Manajemen pelabuhan diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan dan membuat rencana kegiatan yang perlu dilakukan untuk menunjang jalannya kegiatan di Pelabuhan lancar sesuai yang diharapkan.

Tujuan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk melakukan dan mempelajari manajemen pelabuhan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, melakukan kegiatan prosedur administrasi keberangkatan, melakukan pengamatan kelayakan fasilitas pelabuhan, kedatangan kapal, tambat labuh, bongkar muat, dan melakukan pengamatan terhadap kendala yang dihadapi pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi. .Praktek Kerja Magang ini dilaksanakan pada tanggal 17 juni 2019 sampai 26 Juli 2019.

Kegiatan Praktik Kerja Magang yang dilakukan di PPN Prigi yaitu

melakukan input data hasil tambat labuh, mengikuti kegiatan kesyahbandaran

dalam mencocokan data pada laporan bulanan, berpartisipasi terhadap petugas

syahbandar di pos timur dalam kegiatan bongkar muat kapal dalam pencatatan

hasil tangkapan, pembuatan surat keberangkatan, kedatangan dan tambat labuh,

pengembangan fasilitas pelabuhan, menginput form kepuasan layanan fasilitas

pelabuhan yang telah diisi oleh nelayan, waserda, dan perwakilan dari setiap

instansi, berkontribusi dalam pengoreksian kelengkapan arsip data administrasi

pelabuhan di PPN Prigi dari tahun 2007-2019.

Page 98: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan izin dan kekuatan kepada Saya, sehingga dapat menyelesaikan

proposal Praktik Kerja Magang (PKM) dengan judul “MANAJEMEN PELABUHAN

PERIKANAN NUSANTARA (PPN) PRIGI TRENGGALEK JAWA TIMUR” tepat

pada waktunya. Proposal ini dibuat sebagai salah satu prasyarat untuk meraih

gelar sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini jauh dari

sempurna, baik dari segi bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu Saya

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan

dalam bekal pengalaman bagi Saya untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Malang,

2019

Penyusun

Page 99: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT KETERANGAN ....................................................................................... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................... ii

RINGKASAN .......................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................ 4

1.3 Kegunaan ................................................................................................... 4

1.4 Tempat dan Waktu ..................................................................................... 5

1.5 Jadwal Pelaksanaan .................................................................................. 5

2. METODE PKM ................................................................................................. 7

2.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 7

2.2 Kegiatan Pelaksanaan................................................................................ 7

2.2 Metode Pelaksanaan .................................................................................. 7

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG ................................. 7

3.1 Letak Geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi ................... 7

3.2 Struktur Organisasi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi ............ 10

3.3 Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ................................. 11

3.3.1 Visi ..................................................................................................... 11

3.3.2 Misi .................................................................................................... 11

3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi .............. 12

3.4.1 Tugas Pokok ...................................................................................... 12

3.4.2 Fungsi ................................................................................................ 12

3.5 Keadaan Umum Perikanan di PPN Prigi ................................................... 13

3.5.1 Daerah Penangkapan Ikan ................................................................ 13

3.5.2 Armada Perikanan ............................................................................. 13

3.5.3 Jenis Ikan Hasil Tangkapan ............................................................... 14

3.5.4 Pengolahan dan Pemasaran .............................................................. 14

Page 100: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

ix

3.6 Fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi ............................. 15

4. HASIL PRAKTIK KERJA MAGANG ................................................................. 9

4.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Magang .................................................... 9

4.2 Manajemen Kegiatan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ................ 10

4.2.1 Rencana Kegiatan PPN Prigi ............................................................. 11

4.2.2 Pelaksanaan Kegiatan PPN Prigi ....................................................... 20

4.3 Manajemen Bongkar Muat Kapal Perikanan ............................................. 22

4.3.1 Pendataan Hasil Tangkapan .............................................................. 23

4.4 Manajemen Administrasi Keberangkatan Kapal Perikanan ...................... 24

4.5 Manajemen Administrasi Kedatangan Kapal Perikanan ........................... 35

4.6 Permasalahan dan Solusi Pemecahan Masalah....................................... 38

5. PENUTUP ..................................................................................................... 35

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 35

5.2 Saran ....................................................................................................... 35

DAFTAR PUSATAKA ........................................................................................ 36

LAMPIRAN ........................................................................................................ 37

Page 101: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Pelkasanaaan PKM ............................................................................ 5

2. Jumlah Armada Kapal PPN Prigi .................................................................. 14

3 Fasilitas Pokok PPN Prigi .............................................................................. 16

4. Fasilitas Fungsional PPN Prigi ...................................................................... 17

5. Fasilitas Penunjang PPN Prigi ...................................................................... 18

6. Rencana Kegiatan Pengembangan .............................................................. 11

7 Perbaikan Fasilitas ......................................................................................... 21

8. Tarif Jasa Tambat Labuh .............................................................................. 30

Page 102: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Logbook Lampiran PKM ............................................................................... 39

2. Data Fasilitas Pelabuhan .............................................................................. 42

3. Dokumentasi Lapang .................................................................................... 49

4. Kegiatan lainnya ........................................................................................... 53

Page 103: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut (Sibagariang, et al. 2011), Pengkajian stok ikan perairan Indonesia

menyebutkan bahwa Samudera Hindia memiliki potensi perikanan yang cukup

tinggi yaitu sebesar 6.409 juta ton per tahun dengan potensi yang dimanfaatakan

sebesar 5.127 juta ton per tahun. Samudera Hindia memiliki potensi sumberdaya

ikan pelagis besar sebesar 386,260 ton per tahun dengan produksi sebesar

188,280 ton per tahun dan tingkat pemanfaatan sebesar 48,74%.

Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar wilayahnya

terdiri dari lautan. Potensi laut Indonesia dapat dimanfaatkan baik melalui

penangkapan, pariwisata bahari, dan budidaya laut. Perikanan tangkap

merupakan salah satu kegiatan usaha perikanan yang menjadi sumber mata

pencaharian masyarakat pesisir. Alat tangkap yang biasa digunakan nelayan

antara lain jaring insang, pukat tarik, pancing, bubu, dan lain sebagainya.

Pemerintah Indonesia mendukung usaha perikanan tangkap dengan melakukan

pembangunan fasilitas pelayanan umum yang terdapat dalam pelabuhan

perikanan. Pelabuhan perikanan di Indonesia terbagi menjadi 3 yaitu Pelabuhan

Perikanan Samudera (PPS), Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN), dan

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP).

Pelabuhan Perikanan merupakan salah satu unsur penting dalam

peningkatan infrastruktur perikanan serta merupakan bagian dari sistem

perikanan tangkap. Selain itu pelabuhan perikanan selaku instansi publik yang

bertujuan memberikan pelayanan terbaik dalam pemenuhan

Page 104: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

2

kepentingan masyarakat perikanan, terutama nelayan sebagai salah satu elemen

yang memiliki peran dominan dalam menggerakkan kegiatan perikanan. Adanya

pelabuhan perikanan, aktivitas-aktifitas perikanan tangkap akan lebih terarah dan

teratur. Sebuah pelabuhan perikanan bukan hanya sebatas menyediakan

fasilitas untuk aktivitas pendaratan, maupun pengolahan perindustrian hasil

tangkapan tetapi juga memberikan pelayanan yang optimal terhadap pengguna

pelabuhan khususnya nelayan sebagai pengguna fasilitas yang tersedia sesuai

dengan fungsinya Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pihak

pelabuhan perikanan kepada pengguna baik nelayan maupun stakeholder yang

lain (Nurhayatin, et al. 2016).

Pelabuhan perikanan Nusantara Prigi memiliki fasilitas sebagai penunjang

kegiatan melaut yang kondisinya cukup baik dan memenuhi standar pelabuhan

tipe B, akan tetapi dengan ketersediaan fasilitas tersebut belum mampu

memenuhi kebutuhan nelayan secara optimal. Beragam kasus kelangkaan

kebutuhan nelayan seperti pasokan solar, es, dan air bersih masih kerap

ditemukan. Dilihat fungsi sebagai penyedia jasa kebutuhan melaut harusnya

mampu memberikan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan yang baik kepada

setiap penggunanya. Oleh karena itu, perlu adanya kajian empiris mengenai

tingkat kepuasan nelayan yang ada di PPN Prigi terhadap kebutuhan operasi

penangkapan.

Menurut (Sitorus, et al. 2016), Manajemen pelabuhan merupakan

pengelolaan pelabuhan yang meliputi penilaian terhadap fasilitas Pelabuhan

Perikanan yang meliputi alur pelayaran, kolam pelabuhan, tambatan, dermaga

bongkar muat dan sebagainya. Fasilitas tersebut diharapkan berfungsi secara

maksimal dalam hal ini adalah pendayagunaan, sehingga kelancaran kegiatan

operasional dapat berimbang terhadap ukuran hasil kerja sebagaimana

Page 105: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

3

diharapkan. Jika fungsi itu tidak dijalankan dengan baik akan berdampak buruk

terhadap lancar tidaknya operasional Pelabuhan Perikanan tersebut .

Pada umumnya mengapa mengambil judul Manajemen Pelabuhan ini

karena ingin mengetahui seluruh keadaan di Pelabuhan Perikananan Nusantara

Prigi, dan apa saja fasilitas yang disediakan, proses bongkar muat kapal

perikanan yang dijalankan disana, kegiatan keberangkatan dan kedatangan

kapal penangkap ikan, dan jasa tambat labuh yang disediakan oleh pihak

pelabuhan.

Page 106: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

4

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari Praktik Kerja Magang (PKM) ini antara lain sebagai

berikut :

1. Untuk melakukan dan mempelajari manajemen pelabuhan di Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

2. Untuk melakukan dan mempelajari fasilitas-fasilitas pelabuhan, prosedur

administrasi keberangkatan dan kedatangan kapal, tambat labuh, bongkar

muat, dan penanganan hasil tangkapan.

3. Untuk mempelajari kendala yang dihadapi Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi Trenggalek, Jawa Timur.

1.3 Kegunaan

Adapun kegunaan dari Praktik Kerja Magang (PKM) antara lain sebagai

berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Menambah pengalaman dan wawasan serta gambaran secara nyata

tentang segala hal yang berhubungan dengan pengelolaan perikanan

tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusanta (PPN) Prigi, Jawa Timur

2. Bagi Lembaga atau Instansi Terkait

Pelaksanaan Praktik Kerja Magang ini diharapkan memberikan manfaat

bagi lembaga / instansi terkait untuk meningkatkan hubungan antara

instansi dan perguruan tinggi.

3. Bagi Masyarakat

a. Sebagai bahan informasi tentang peraturan mengenai prosedur

administrasi kapal yang benar.

b. Sebagai pedoman dalam menjaga kelestarian hasil tangkapan

Page 107: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

5

1.4 Tempat dan Waktu

Praktik Kerja Magang (PKM) dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi Trenggalek, Jawa Timur pada bulan Juni sampai Juli

2019. Berikut dijelaskan jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Magang (PKM).

1.5 Jadwal Pelaksanaan

Tabel 1. Jadwal Pelkasanaaan PKM

No

Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus September

1 Konsultasi Tempat Praktek

Kerja

2 Pengajuan Judul Praktek Kerja

Magang

3 Pembuatan Proposal

4 Pelaksanaan Magang

5 Penyusunan Laporan

Page 108: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

7

2. METODE PKM

2.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktek Kerja Magang tentang Kegiatan Manajemen Pelabuhan

Perikanan dilaksanankan pada tanggal 17 Juni sampai dengan tanggal 26 Juli

2019 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi , Trenggalek, Jawa Timur.

2.2 Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) yang dilakukan di Pelabuhan

Perikananan Nusantara (PPN) Prigi dengan urutan sebagai berikut :

1. Pengenalan kondisi lapang dengan cara observasi dan wawancara.

Wawancara dilakukan kepada pegawai pelabuhan, nelayan, pemilik kapal

dan masyarakat sekitar pelabuhan.

2. Presentasi Proposal kepada pihak pelabuhan

3. Membantu mencatat data hasil tangkapan bongkar muat kapal yang telah

datang

4. Membantu menginput data dari lapang ke web perikanan indonesia

5. Mengikuti upacara setiap tanggal 17

6. Mengikuti kerja bakti setiap hari jumat

7. Mengikuti kegiatan piket kesyahbandaran pada hari sabtu

2.2 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan dan uraian kegiatan Praktek Kerja Magang (PKM) di

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi Trenggalek adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan kondisi lapang dilakukan pada hari pertama pada tanggal 17

Juni 2019. Mahasiswa magang diberikan kesempatan untuk melihat

Page 109: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

8

keadaan fasilitas yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Prigi. Pengenalan fasilitas ini dilakukan dengan berkeliling pelabuhan

didampingi oleh Mas Adit selaku pegawa di seksi TKPU (PPN) Prigi.

Mahasiswa diperkenankan untuk mealkukan wawancara kepada nelayan

dan masyarakat yang ada di sekitar pelabuhan tentang bagaimana

fasilitas yang mereka dapatkan dari pelabuhan selama ini.

2. Pengenalan dan pemaparan proposal dilakukan pada hari kedua pada

tanggal 18 juni 2019. Hal ini dilakukan agar pihak pelabuhan memahami

dan mengerti apa tujuan dari masing-masing mahasiswa PKM. Hal ini

akan memudahkan pihak pelabuhan untuk memberikan pembimbing

lapang dan penempatan mahasiswa yang ada.

3. Pengumpulan data saat PKM dilakukan dengan observasi ke lapang saat

pembongkaran, wawancara dengan nelayan yang melakukan bongkar,

partisipasi aktif dalam mendata kapal yang melakukan bongkar dan

melakukan dokumentasi saat ke lapang. Data sekunder didapatkan dari

Buku Profil Pelabuhan, meminta data hasil tangkapan per tahun pada

pihak operasional.

4. Melakukan kegiatan pengiputan data dari lapang untuk dimasukkan ke

web perikanan indonesia, jenis ikan apa yang didapatkan dan berapa

jumlah yang telah tertangkap, semua dilaporkan setiap hari.

5. Kegiatan lain yang dilakukan selama magang yaitu melaksanakan

upacara setiap tanggal 17 untuk menghormati para pahlawan yang telah

berjuang dalam kemerdekaan indonesia.

6. Kemudian kegiatan rutin lainnya yang dilakukan di PPN Prigi selain ke

lapang untuk melihat bongkar muat dan tambat labuh adalah kerja

Page 110: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

9

baktiatau jumat bersih yang dilaksanakandalam rangka menyambut hari

kemerdekaan Indonesia.

7. Kegiatan piket kesyahbandara yang dilakukan setiap hari sabtu dan

minggu oleh pihak pelabuhan bertujuan untuk melayani kapal yang ingin

melakukan pembayaran tambat labuh, meminta Surat Persetujuan

Berlayar (SPB) dan surat rekomendasi BBM. Kegiatan ini hanya

berlangsung setengah hari mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB.

Page 111: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA MAGANG

3.1 Letak Geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

Lokasi atau tempat Praktik Kerja Magang tepat berada di Pelabuhan

Perikanan Nusantara Prigi yang terletak dikawasan perairan pesisir Selatan Jawa

Timur yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, perairan di Prigi ini

merupakan salah satu wilayah dengan potensi kelautannya yang sangat besar,

baik ditinjau dari segi berlimpahnya biotanya maupun cakupan sebaran

wilayahnya. Letak geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara tepat berada

diwilayah Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek,

Provinsi Jawa Timur pada posisi koordinat 111º 24’ - 112º 11’ BT dan 7º 53’ - 8º

34’ LS dan jarak ke ibu kota provinsi (kota Surabaya) adalah ± 200 km, sedang

jarak ke Kabupaten Trenggalek adalah ± 47 km (Profil PPN Prigi, 2016).

Daerah penangkapan Fishing ground yang digunakan nelayan Prigi masih

di wilayah samudera Hindia (WPP 573) yaitu Teluk Prigi (111º 43’ 20’’BT dan 8º

27’ 20” LS), perairan Kabupaten Tulungagung (111º 50’ 10” BT dan 8º 28’ 40”

LS), perairan Pacitan (111º 09’ 20” BT dan 8º 26’ 30” LS), dan perairan Shadeng,

Yogyakarta (111º 09’ 20” BT dan 8º 28’ 40” LS).

Wilayah kerja operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ditetapkan

oleh Bupati Trenggalek sesuai SK Bupati Trenggalek Nomor 872 tahun 2006

tanggal 24 Nopember 2006 dan dikuatkan oleh SK Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor: KEP.09/MEN?2009 tanggal 29 Januari 2009. Pelabuhan

Perikanan Nusantara Prigi berada di Desa Tasikmadu yang memiliki topografi

daratan yang landai dan kontur tanah yang rata dengan ketinggian tempat yang

kurang lebih 6 meter dari permukaan laut. Terdapat pula wilayah yang berbukit di

bagian timur desa Tasikmadu. Iklim di daerah Tasikmadu hampir sama dengan

Page 112: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

9

daerah lain di wilayah kabupaten Trenggalek yaitu beriklim tropis dan pembagian

musim kemarau dan musim penghujan.

Gambar 1. Peta Lokasi PPN Prigi

(Sumber : PPN Prigi,2018)

Page 113: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

10

3.2 Struktur Organisasi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

Berdasarkan Peranturan Menteri Perikanan dan Kelautan Nomor

20/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Perikanan Teknik

Pelabuhan Perikanan maka PPN Prigi termasuk dalam kriteria pelabuhan

perikanan yang diusahakan dimana terdapat dua kepemilikan aset yaitu yang

dikelola oleh PPN Prigi dan Perum PERINDO unit usaha Prigi adalah Unit

Pelaksana Teknis di bidang pelabuhan perikanan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian

Kelautan dan Perikanan.

1. Kepala pelabuhan

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

3. Kepala Seksi Operasional Pelabuhan

4. Kepala Seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha

5. Kepala Kesyahbandaran

Page 114: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

11

Gambar 2 Struktur Organisasi PPN Prigi (Sumber: PPN Prigi, 2019)

3.3 Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

Ada beberapa visi dan misi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

meliputi berikut :

3.3.1 Visi

Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang berdaya saing dan

berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.

3.3.2 Misi

1. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan

2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan perikanan

3. Memelihara daya dukung dan kualitas lingkunga sumberdaya kelautan dan

perikanan

Page 115: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

12

3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

3.4.1 Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

20/MEN/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis

Pelabuhan Perikanan, maka Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi adalah Unit

Pelaksana Teknis di bidang pelabuhan perikanan yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Tangkap. Selain itu

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi

produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan

pemanfaatan sumberdaya ikan dan pelestariannya, dan kelancaran kegiatan

kapal perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan.

3.4.2 Fungsi

Adapun Fungsi dari PPN Prigi adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi

pelabuhan perikanan

2. Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan

kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan

3. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan

dan Keberangkatan Kapap Perikanan

4. Pelaksanaan pemeriksaan LogBook

5. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar

6. Pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI)

7. Pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar

8. Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan,

pendayagunaan dan pengawasan serta pengendalian sarana dan

prasarana

Page 116: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

13

9. Pelaksanaan fasilitasi penyuluhan, pengawasan dan pengendalian

sumberdaya ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir,

wisata bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran dan

distribusi hasil perikanan

10. Pelayanan Jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha

11. Pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi

12. Pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan Sertifikat Cara Penanganan

Ikan yang Baik (CPIB)

13. Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan

14. Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan

15. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

3.5 Keadaan Umum Perikanan di PPN Prigi

Keadaan umum Perikanan di PPN Prigi Trenggalek, Jawa Timur

sangatlah strategis berikut akan dijelaskan beberapa informasi seputar

Pelabuhan tersebut :

3.5.1 Daerah Penangkapan Ikan

Daerah penangkapan ikan bagi para nelayan di PPN Prigi adalah

samudera Hindia ( WPP 573 ). Dengan luasnya jangkauan daerah penangkapan

diharapkan akan ada peningkatan dalam jumlah maupun macam produksi hasil

tangkapan serta keterampilan dan pengetahuan semua sektor pendukung

kegiatan perikanan.

3.5.2 Armada Perikanan

Berdasarkan data jumlah kapal yang tercatat di Kesyabandaran tahun

2018, jumlah armada kapal yang terdaftar di Pelabuhan Perikanan Nusantara

Prigi pada pertengahan tahun 2018 sebanyak 786 unit. Kapal yang ada di PPN

Page 117: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

14

Prigi memiliki ukuran < 10GT sampai dengan > 30GT dengan jenis alat tangkap

purse seine, pancing tonda, gill net, pancing ulur, payang dan alat tangkap

lainnya. Alat tangkap yang mendominasi di PPN Prigi adalah pancing tonda dan

purse seine, berikut jumlah armada kapal berdasarkan ukuran kapal :

Tabel 2. Jumlah Armada Kapal PPN Prigi

NO. Kategori Ukuran Kapal Jumlah Armada

Menurut data di Syahbandaran tahun 2018 komposisi kapal perikanan di

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi didominasi oleh alat tangkap pancing ulur

694 unit, purse seine 160 unit, pancing tonda 93 unit, gill net 20 unit dan

Payang 15 unit merupakan alat tangkap yang paling sedikit di Pelabuhan

Perikanan Prigi dengan jumlah total kapalnya adalah 982 unit.

3.5.3 Jenis Ikan Hasil Tangkapan

Ikan hasil tangkapan yang merupakan komoditi utama adalah Ikan Tuna,

Cakalang,Marlin, Lemuru, Layur, Lemedang, Layang dan ikan jenis lainnya.

Terkadang juga terdapat hasil tangkapan sampingan yang tidak sengaja terjerat

oleh alat tangkap yaitu ikan Pari dan Hiu .

3.5.4 Pengolahan dan Pemasaran

Dari seluruh produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan dipasarkan

dalam bentuk segar, dalam bentuk Pemindangan, dikeringkan dan ikan beku.

Pemasaran Produksi Ikan yang didaratkan untuk pasar local adalah diwilayah

Jawa Timur. Kemudian pemasaran regional ke daerah Jawa Barat, ke Jawa

Tengah dan ke Jakarta. Ikan yang dipasarkan ke jakarta terdiri dari Ikan Tuna

(Unit)

1 Kapal Motor < 10 GT 534

2 Kapal Motor 10 GT – <20 GT 92

3 Kapal Motor 20 - < 30 GT 158

4 Kapal Motor ≥ 30 GT 2

Page 118: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

15

dan sejensnya (Ikan Cakalang dan Lemuru) dalam bentuk beku dan segar,

khusus untuk Tuna di Ekspor ke Eropa dalam bentuk segar.

3.6 Fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi merupakan pelabuhan

perikanan yang senantiasa mendukung kegiatan perikanan yang berlangsung

dengan melengkapi dan meningkatkan sarana dan prasarana yang ada untuk

memperlancar jalannya kegiatan perikanan yang tersebut. Fasilitas pada

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi terdiri dari :

1. Fasilitas pokok

Fasilitas pokok pelabuhan perikanan adalah fasilitas yang diperlukan untuk

kepentingan aspek keselamatan pelayanan, selain itu termasuk juga tempat

berlabuh dan bertambat serta bongkar muat kapal. Adapun fasilitas pokok yang

ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi adalah pada tabel berikut (tabel 3)

Page 119: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

16

Berikut merupakan tabel fasilitas pokok yang ada di PPN Prigi (Tabel 3) :

Tabel 3 Fasilitas Pokok PPN Prigi

NO Nama Fasilitas Jumlah/Volume Keterangan

1 Lahan :

a. Lahan

b. Kolam

14,1 Ha

16 Ha

Kondisi baik

Kondisi baik

2 Kolam Pelabuhan

a. Sebelah Barat

b. Sebelah Timur

6,5 Ha

9,5 Ha

Kondisi baik

Kondisi baik

3 Break Water 710 m² Kondisi baik

4 Dermaga 552 m Kondisi baik

5 Jalan Komplek 13.471 m² Kondisi baik

6 Revetment 830 m² Kondisi baik

7 Jetty (2 unit) 583 m² Kondisi baik

Page 120: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

17

2. Fasilitas Fungsional

Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang dimanfaatkan untuk kepentingan

manajemen pelabuhan perikanan yang dapat diusahakan oleh perorangan atau

badan hukum. Adapun fasilitas fungsional yang ditampilkan pada (Tabel 4)

berikut:

Tabel 4. Fasilitas Fungsional PPN Prigi

NO Nama Fasilitas Jumlah Volume

1. Kantor Administrasi 2 unit

2. Gedung TPI 2 unit

3. SPDN (Solar Paket Diealer Nelayan) 2 unit

4. Instalasi Air 3 unit

5. Bengkel 1 unit

6. Jaringan PLN 205 KVA

7. Jaringan Telpon 7 unit

8. Jaringan Internet 10 Mbps

9. Lampu Navigasi 4 unit

10. Cold Storage 1 unit

Page 121: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

18

3. Fasilitas penunjang

adalah fasilitas yang secara tidak langsung dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat nelayan dan memberikan kemudahan bagi

masyarakat umum. Adapun fasilitas penunjang di PPN Prigi( Tabel 5) adalah

sebagai berikut :

Tabel 5. Fasilitas Penunjang PPN Prigi

NO Nama Fasilitas Jumlah Volume

1. Rumah Dinas 4 unit

2. Guest House 1 unit

3. Balai Pertemuan Nelayan 1 unit

4. Mess Operator 8 unit

5. Kios Tertutup 46 unit

6. Kendaraan Dinas 28 unit

7. Bangsal Pengolahan 1 unit

8. Bangunan Parkir 2 unit

9. Gudang Keranjang 1 unit

10. Garasi 2 unit

11. Rumah Jaga 2 unit

12. Rumah Genset 2 unit

13. Gudang Perlengkapan 1 unit

14. Rumah Pompa 2 unit

15. Gudang Es 1 unit

16. Tempat Pengepakan Ikan 1 unit

17. MCK Umum 4 unit

19. Kanopi Dermaga 2 unit

20. Kanopi Perbaikan Jaring 1 unit

21. Wisma Nelayan 1 unit

22. Kamera CCTV 9 titik

Page 122: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

4. HASIL PRAKTIK KERJA MAGANG

4.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Magang

Kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Magang yang dilaksanakan

di PPN Prigi pada tanggal 17 Juni 2019 sampai tanggal 26 Juli 2019 diuraikan

secara singkat sebagai berikut.

Pada minggu pertama dilakukan pengenalan profil Pelabuhan Perikanan

Nusantara Prigi Trenggalek yang disampaikan oleh seluruh kepala seksi

pelabuhan. Walaupun topik pembahasan PKM lebih mengarah pada program

kerja di seksi Tata Kelola dan Pelayanan Usaha akan tetapi tidak menutup

kemungkinan selama Praktik Kerja Magang mengikuti kegiatan dari seksi lain di

bidang Operasional dan Kesyahbandaran. Pada materi awal pengenalan profil

pelabuhan dan pengenalan kepala seksi masing-masing bidang. Selain itu, para

staffnya pun dengan sabar memberikan kami arahan terkait etos kerja di

Pelabuhan. Etos kerja yang dimaksud seperti contohnya etika berpakaian dan

etika menerima tamu yang baik dari rekan kerja.

Pada minggu kedua kegiatan yang dilakukan adalah melihat proses

tambat labuh di TPI barat dan pembongkaran ikan ke TPI barat serta melihat

proses input data hasil tangkapan kapal ikan purse seine. Kegiatan lain yang

dilakukan antara lain melakukan sharing dengan pegawai PSDKP Cilacap yang

sedang melakukan kunjungan, membantu proses pembuatan surat

keberangkatan, dan melihat proses bongkar muat hasil tangkapan purse seine.

Pada hari mjumat juga dilakukan kerja bakti.

Pada minggu ketiga yaitu persiapan kegiatan acara sosialisasi kepuasan

fasilitas pelabuhan terhadap pengguna jasa, dilakukan persiapan mulai hari

senin, kegiatan ini ditangani oleh seksi bidang TKPU karena fasilitas yang

Page 123: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

dikelola secara langsung meliputi 12 layanan salah satunya pelayanan sewa

gedung pertemuan, layanan pas masuk, layanan jasa kebersihan, layanan jasa

tambat labuh, dsb.

Pada minggu keempat kegiatan yang dilakukan yaitu membantu pegawai

PPN Prigi untuk memasukkan data kapal purse seine yang akan berlayar,

membantu pegawai syahbandar dalam mengurus SPB untuk nelayan yang akan

berlayar, membantu pegawai PPN Prigi dalam input data kapal yang akan

berlayar. Pada minggu ini juga dilakukan wawancara dengan nelayan mengenai

kendala-kendala yang dihadapi.

Pada minggu kelima yang dilakukan yaitu wawancara dengan nelayan

dan wawancara dengan pemilik kapal. Selain itu juga dilakukan sharing ulang

mengenai informasi yang sudah didapatkan selama di PPN Prigi dan meminta

data dibagian operasional. Pada hari jumat juga dilakaukan kerja bakti untuk

membersihkan dermaga pelabuhan dan dilakukan presentasi kepada pegawai

PPN Prigi.

Pada minggu terakhir kegiatan yang dilakukan adalah mengikuti

persiapan serta melakukan Larung Sembonyo dengan menggiring tumpeng ke

tengah laut sebagai adat dari masyarakata Prigi. Pada hari terakhir dilakukan

pamitan kepada semua pihak PPN Prigi dan kepada pihak-pihak yang membantu

dalam memperoleh data selama berlangsungnya kegiatan PKM.

4.2 Manajemen Kegiatan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

Manajemen Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi merupakan suatu upaya

mengatur dan mengelola segala fasilitas dan kegiatan perikanan di Pelabuhan

Perikanan Nusantara Prigi agar dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuannya.

Manajemen kegiatan dilakukan dengan mengkaji kegiatan yang telah

Page 124: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

dilaksanakan dan menyusun rencana kegiatan yang akan datang untuk

meningkatkan pelayanan.

4.2.1 Rencana Kegiatan PPN Prigi

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi menyusun rencana kegiatan untuk

mendukung jalannya kegiatan perikanan agar berjalan dengan lancar. Rencana

kegiaan tersebut antara lain :

Tabel 6. Rencana Kegiatan Pengembangan

No Usulan Kegiatan Anggaran Biaya (Rp)

1. Pos Pelayanan Terpadu:

a. Pekerjaan Persiapan

7.500.000,00

b. Pekerjaan Tanah 11.040.037,00

c. Pekerjaan Pasangan 31.501.005,00

d. Pekerjaan Plesteran 7.553.315,00

e. Pekerjaan Beton Bertulang 23.982.427,18

f. Pekerjaan listrik 907.650,00

g. Pekerjaan pengecatan 3.071.075,00

h. Pekerjaan lantai dan dinding 12.447.600,00

i. Pekerjaan Alumunium dan Kaca 9.003.060,00

j. Pekerjaan Plafon 2.640.00,00

k. Pekerjaan saluran 9.000.000,00

l. Pekerjan Kanopi 100.080.00,00

Page 125: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

20

No Usulan Kegiatan Anggaran Biaya (Rp)

2 TPI Higienis

a. Pekerjaan Tanah 20.877.711,25

b. Pekerjaan Pasangan 31.246.782,00

c. Pekerjaan Plesteran 29.556.450,00

d. Pekerjaan Beton Bertulang

1.Kolam dan Balok 43.269.069,00

2. Lantai 6.561.874,80

e. Pekerjaan Listrik 3.630.600,00

f. Pekerjaan pengecatan 12.017.250,00

g. Pekerjaan lantai dan dinding 29.695.358,00

h. Pekerjaan alumunium dan kaca 18.006.120,00

i. Pekerjaan plafon 24.640.000,00

j. Pekerjaan atap 115.746.624,00

k. Pekerjaan IPAL 30.000.000

l. Pekerjaan lantai beton 18.785.228,00

m. Pekerjaan DRAINASE 10.405.800,00

3. Bangsal Pengolahan

a. Pekerjaan atap 83.401.204,39

b. Pekerjaan plafon 27.045.900,00

c. Pekerjaan pengecatan 32.073.941,78

SUB TOTAL KESELURUHAN 975.000.000,00

4.2.2 Pelaksanaan Kegiatan PPN Prigi

Dalam rangka menunjang operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara

PPN Prigi agar optimal, efektif dan efisien diperlukan sarana/prasarana yang

memadai serta siap pakai dalam segala kondisi. Seiring dengan berjalannya

waktu, sarana/prasarana mengalami penurunan kapasitas karena

bertambahnya usia teknis ekonomis, demikian juga dengan semakin

berkembangnya aktifitas di pelabuhan menuntut kondisi siap pakai atau

operasional. Pada tahun anggaran 2019 kegiatan fisik hanya untuk kegiatan

Page 126: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

21

gedung/bangunan kantor bertingkat, gedung/

bertingkat, gerbang masuk, pengepakan ikan,

Pemeliharaan Dermaga Apung.

Tabel 7 Perbaikan Fasilitas

bangunan kantor tidak

cold storage, TPI dan

No Perbaikan Fasilitas Biaya (Rp)

1. Gedung/ bangunan bertingkat 5.507.423

2. Gedung/bangunan kantor tidak bertingkat 21.601.250

3. Gerbang masuk 12.726.340

4. Pengepakan Ikan 160.569.463

5. Cold storage 67.994.509

6. TPI 66.247.257

7. Pemeliharaan Dermaga apung 12.000.000

JUMLAH

346.646.242

Page 127: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

22

4.3 Manajemen Bongkar Muat Kapal Perikanan

Proses Bongkar Muat yang dilakukan di dermaga PPN Prigi Ada 2,

terdiri dari dermaga disebelah timur bertempat di TPI Higienis, dan dermaga

disebelah barat bertempat di TPI barat. Proses bongkar hasil tangkapan

dilakukan oleh ABK kapal dibantu oleh kuli pengangkut.

Gambar 3. Proses Bongkar Muat ( Sumber : PPN Prigi 2019 )

Page 128: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

23

Gambar 4. Proses Bongkar muat didalam TPI Timur ( Sumber : PPN

Prigi,2019)

Terdapat pula katrol saat pembongkaran kapal gardan sebagai alat

bantu untuk memindahkan hasil tangkapan dari kapal menuju atas dermaga,

sedangkan untuk kapal Pancing tonda hanya dipikul untuk memindahkan dari

kapal ke atas dermaga. Hasil tangkapan tersebut dibeli oleh pengepul atau

bakul. Kuli pengangkut akan membantu membawa hasil tangkapan menuju

tempat penimbangan. Selanjutnya ikan akan dijual belikan ke masyarakat.

Manajemen bongkar muat merupakan proses mengatur pemanfaatan

fasilitas TPI dan dermaga serta koordinasi antara petugas TPI dengan pelaku

bongkar muat (ABK, nahkoda, pemilik kapal, kuli pengangkut, dan pengepul)

agar proses bongkar muat berjalan dengan lancar. Proses bongkar muat

terbagi menjadi 2 yaitu inspeksi pembongkaran ikan dan pendataan hasil

tangkapan.

4.3.1 Pendataan Hasil Tangkapan

Proses pendataan hasil tangkapan dilakukan saat kapal melakukan

bongkar. Hasil tangkapan didata oleh enumerator. Kapal perikanan di wilayah

Prigi mayoritas menggunakan alat tangkap Pancin Tonda dan Purse seine..

Hasil tangkapan Pancing Tonda adalah cakalang, baby tuna, lisong, dan

lemadang. Hasil tangkapan sampingan berupa hiu.sedangkan hasil tangkapan

Page 129: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

24

kapal purse seine berupa ikan layar, cakalang,tengiri, lemuru, tongkol

lisong,selar. Hasil tangkapan sampingan juga berupa ikan hiu dan pari.

Gambar 5. Proses Pendataan ikan hasil tangkapan ( Sumber : PPN Prigi,

2019)

4.4 Manajemen Administrasi Keberangkatan Kapal Perikanan

Manajemen administrasi keberangkatan kapal perikanan merupakan

proses mengatur pemanfaatan fasilitas administratif serta koordinasi antara

petugas pelayanan administrasi dengan pihak nahkoda atau pemilik kapal

agar proses pengurusan izin keberangkatan kapal dapat berjalan dengan

lancar. Prosedur administrasi kedatangan kapal dilakukan di pos

Kesyahbandaran PPN Prigi. Dokumen-dokumen kapal yang diperlukan

antara lain :

Page 130: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

25

Gambar 6. (SIUP) Surat Izin Usaha Perikanan ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

Page 131: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

26

Gambar 7. (SIPI) Surat Ijin Penangkapan Ikan ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

Page 132: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

27

Gambar 8. Pas Besar ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

Page 133: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

28

Gambar 9. Surat Ukur ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

Page 134: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

29

Gambar 10. Gross Akta ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

1.Tambat Labuh

Pertama, nahkoda atau penanggung jawab kapal datang ke pos tambat

labuh. Nahkoda harus menyebutkan nama kapal untuk memudahkan mencari

dokumen kapal yang ada di almari arsip. Selain itu nahkoda menyampaikan

STBLKK (Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal) dan rencana

keberangkatan kapal ke petugas syahbandar. Petugas tambat labuh

melakukan penghitungan waktu tambat beserta biaya tambat dan ditulis pada

nota tambat. Nahkoda atau penanggung jawab kapal membayar biaya tambat

Page 135: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

30

labuh sesuai nota ke Bendahara. Pengguna layanan akan menerima bukti

pembayaran dan stempel lunas pada nota. Ada 4 jenis nota tambat yaitu :

Tabel 8. Tarif Jasa Tambat Labuh

NO. Jenis PNBP PPN Prigi Satuan Tarif (Rp)

1. Kapal Berukuran ≤ 5GT Per Kapal Per Etmal 0

2. Kapal Berukuran > 5GT s/d 10GT Per Kapal Per Etmal 2.000

3. Kapal Berukuran > 10GT s/d 15GT Per Kapal Per Etmal 2.500

4. Kapal Berukuran > 15GT s/d 20GT Per Kapal Per Etmal 3.000

5. Kapal Berukuran > 20GT s/d 25GT Per Kapal Per Etmal 3.500

6. Kapal Berukuran >25GT s/d 30GT Per Kapal Per Etmal 4.000

Gambar 11. Nota Tambat Labuh ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

1. Kesyahbandaran

Nahkoda mengisi surat permohonan penerbitan SPB yang berisi nama

kapal, tanda selar, nama pemilik, nama nahkoda, jumlah ABK, jenis muatan,

tujuan kapal, waktu tolak. Setelah semua kolom terisi pemohon wajib

bertandatangan dan menuliskan nama terang.

Page 136: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

31

Gambar 12. Penerbitan SPB ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

Penerbitan SPB

Selanjutnya nahkoda mengisi surat pernyataan nahkoda tentang

pemberangkatan kapal perikanan yang menyatakan bahwa nahkoda

menjamin kapal dan isinya beserta ABK aman untuk melakukan pelayaran.

Surat ini terdiri dari nama nahkoda, nama kapal, isi kotor (GT), agen/pemilik,

rencana keberangkatan, dan fishing ground. Setelah semua data diisi

Page 137: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

32

agen/pemilik dan nahkoda wajib bertandatangan. Selain itu nahkoda juga

harus menyerahkan daftar anak buah kapal (ABK) beserta dengan kartu

identitas.

Gambar 13. Surat pernyataan nahkoda ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

Pengecekan dokumen wajib dilakukan untuk mengetahui kelengkapan

surat-surat kapal dan mengetahui masa berlakunya. Petugas akan mengisi

Page 138: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

33

data logbook keberangkatan kapal yang berisi nama kapal, pemilik, alamat,

tanda selar (GT, No., kode), No. SIB, No. SLO, masa berlaku Pas Besar,

masa berlaku sertifikat, daerah penangkapan, alat tangkap, jumlah ABK,

BBM (ton), mesin penggerak utama ( merk, daya), ukuran kapal, No. SIPI,

tanggal berlaku SIPI, No. SIUP, tanggal SIUP, jumlah (palkah, life jacket,

pelampung), alat navigasi, air, es, oli, umpan, ijazah (nahkoda, KKM).

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data jumlah (palkah, life

jacket, pelampung), alat navigasi, air, es, oli, umpan.

Page 139: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

34

Gambar 14. SPB ( Sumber : PPN Prigi,2019 )

Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi menjalankan dan

melakukan pengawasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran. Tugas syahbandar

sebagaimana tertuang dalam peraturan sejak jaman pemerintahan Hindia

Belanda hingga di keluarkannya UU No. 17 tahun 2008 tentang pelayanan

Page 140: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

35

menggambarkan kepentingan Syahbandar dalam pelaksanaan dan

pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran.

4.5 Manajemen Administrasi Kedatangan Kapal Perikanan

Manajemen administrasi kedatangan kapal perikanan merupakan

proses mengatur pemanfaatan fasilitas administratif serta koordinasi antara

petugas pelayanan administrasi dengan pihak nahkoda atau pemilik kapal

agar proses administrasi lapor kedatangan kapal dapat berjalan dengan

lancar. Setiap kapal yang telah melakukan bongkar hasil tangkapan

diwajibkan untuk melapor. Nahkoda/ABK/pengurus melapor kedatangan kapal

dengan membawa buku lapor dan surat-surat kapal. Sebelumnya logbook

hasil tangkapan yang dimiliki kapal harus diisi sesuai dengan hasil tangkapan

yang didaratkan. Dokumen diserahkan pada pos kesyahbandaran untuk

diperiksa kelengkapan dokumennya serta dicatat hasil tangkapannya. Data

yang harus di entry antara lain tanggal kedatangan, nama kapal, jumlah ABK,

nama nahkoda, rencana kegiatan dalam pelabuhan (bongkat/muat/isi

perbekalan/dock/lainnya), waktu bongkar muat ikan, tanggal tanda tangan,

dan pemimpin syahbandar. Enty data pada status administrasi yaitu jenis

surat pas/laut, sertifikat, surat ukur, SIPI/SIKPI, SIUP, SPB asal, logbook, SLO

asal, masa berlaku dari masing- masing surat. Selanjutnya input data jenis

ikan hasil tangkapan beserta dengan beratnya. Apabila data sudah lengkap

maka surat tanda bukti kedatangan kapal (STBLKB) dapat dicetak. STBLKB

harus ditandatangani oleh nahkoda dan kepala syahbandar di pos syahbandar

disebelah timur. Selanjutnya distempel untuk menyatakan bahwa surat

tersebut sudah selesai dan diberikan ke nahkoda.

Page 141: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

36

Gambar 15. Proses pengerjaan surat kedatangan kapal (Sumber : PPN Prigi, 2019 )

Page 142: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

37

Gambar 16. (STBLKB) Surat Bukti Kedatangan Kapal ( Sumber : PPN

Prigi,2019 )

Selanjutnya Surat Bukti Kedatangan Kapal (STBLKK) diserahkan ke

pos pelayanan terpadu sebagai bukti telah memasuki dermaga pelabuhan.

Setiap kapal yang masuk dermaga pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

diwajibkan untuk melaporkan kedatangannya dengan membawa buku lapor

kapal dan dokumen-dokumen kapal yang telah dibawa saat berlayar.

Page 143: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

38

4.6 Permasalahan dan Solusi Pemecahan Masalah

Permasalahan yang dihadapi pihak Pelabuhan :

Kegiatan yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi

dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala yang dapat

menghambat kelancaran dari kegiatan tersebut. Kendala yang dihadapi antara

lain :

Kurangnya kesadaran pengguna fasilitas teruntuk masyarakat

sekitar dalam pembayaran tambat labuh

Stakeholder yang sudah sewa lahan sudah keluar izin kontraknya

tapi saat ditengah perjalanan mengalami pembatalan.

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam tambat labuh padahal

sudah disediakan tempatnya sendiri.

Penggantian Keranjang Bambu menjadi Trays

Solusi

Solusi yang harus diberikkan yaitu :

Pengadaan sosialisasi terhadap masyarakat disekitar yang telah

menggunakan fasilitas di area pelabuhan.

Memberikan surat perjanjian pembatalan sebelum surat izin lahan

keluar

Membuat tempat wadah ikan menjadi Trays agar tidak

menimbulkan bau di area sekitar

Page 144: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

35

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pada kegiatan pengenalan kondisi lapang, mahasiswa magang

melakukan wawancara dan mendapatkan informasi terkait trip kapal ‘’Dua

Putra 16 GT Alat tangkap pancing tonda yang melakukan trip 10 hari

dengan rata-rata hasil tangkapan ikan cakalang, baby tuna, tuna sirip

kuning, cumi dan lemadang.

2. Pada kegiatan dikantor TKPU mahasiswa melakukan kegiatan merekap

data hasil tambat labuh per bulan.

3. Pada Praktik Keja Magang mahasiswa melakukan pembuatan surat

administrasi keberangkatan kapal, pendataan laporan tambat labuh, dan

pelaporan kedatangan kapal.

4. Pada kegiatan kedatangan kapal mahasiswa ikut melakukan kegiatan

pendataan kapal, penimbangan dan pengukuran ikan yang didaratkan.

5. Mahasiswa melakukan wawancara di Cold Storage untuk mengetahui

bagaimana cara penanganan ikan yang benar, cara membersihkannya

hingga steril, lalu dibekukan pada suhu -20ºC.

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah sebaiknya membawa kendaraan

pribadi sebagai sarana transportasi menuju lokasi magang. Hal tersebut

dikarenakan tidak adanya sarana transportasi umum yang bisa digunakan serta

jauhnya lokasi magang dengan tempat tinggal penulis saat itu.

Page 145: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

36

DAFTAR PUSATAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Djaelani, Aunu Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. 20(01)

Joko Subagyo, P. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Lusisana, N., Rika A, dan Miratu M. 2015. Metodologi Penelitian Kebidanan. Deep Publisher. Yogyakarta. Hal: 48

Nurhayatin, Abdul Kohar, Bambang Argo. 2016. Analisis Tingkat Kepuaasan Nelayan Terhadap Pelayanan Penyediaan Kebutuhan Melaut di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Vol (5) no (1).

Ong, Johan Oscar. 2013. Implementasi Algoritma K-Means Clustering Untuk

Menentukan Strategi Marketing President University. Ilmiah Teknik Industri 12 (01)

Pratikno, Priyo. 2014. Arsitektur Untuk Indonesia. Deepublish. Yogyakarta

Rahmawati, Hesti Irna. 2015. Analisis Kesiapan Desa Dalam Implementasi Penerapan Uu Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Pada Delapan Desa Di Kabupaten Sleman)

Saputro, M.K. 2010. Laporan Praktik Kerja Lapang Teknik Perawatan dan Perbaikan Mesin Induk Kapal Pada KM. Baracuda Jaya I di UPT. Balai Teknologi Penangkapan Ikan (BPTI) DKI Jakarta. Universitas Brawijaya

Sibagariang., Onolawe Prima., Fauziyah., dan Fitri Agustrini. 2011. Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Maspari 03 : 24-29

Page 146: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

37

LAMPIRAN

Lampiran 1. . Logbook Kegiatan PKM

BUKU CATATAN HARIAN (LOG BOOK)

BUKU CATATAN HARIAN (LOG BOOK)

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA MAGANG (PKM)

Judul : Manajemen Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi

Nama : Hanim Binti Rofiqoh

NIM 165080201111007

Program Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 147: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

38

Keterangan PKM

Judul PKM :Manajemen Pelabuhan Perikanan Nusantara

(PPN) Prigi

Nama Mahasiswa : Hanim Binti Rofiqoh

NIM 165080201111007

Nama Tempat PKM : Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi

Alamat Tempat PKM : Jalan Pantai Prigi, Desa Tasikmadu, Kec. Watulimo,

Kabupaten Trenggalek

Bidang Studi : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Tahun 2019

Tujuan PKM :

1. Untuk mempelajari dan mengetahui manajemen pelabuhan di Pelabuhan

Perikanan Nusantara (PPN) Prigi.

2. Untuk mengetahui fasilitas-fasilitas pelabuhan, prosedur administrasi

keberangkatan dan kedatangan kapal, tambat labuh, bongkar muat, dan

penanganan hasil tangkapan.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Pelabuhan Perikanan

Nusantara (PPN) Prigi.

Sasaran Kegiatan :

1. Mahasiswa

2. Lembaga atau instansi terkait

3. Masyarakat

Page 148: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

39

Lampiran 1. Logbook Lampiran PKM

Page 149: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

40

Page 150: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

41

Page 151: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

42

Lampiran 2. Data Fasilitas Pelabuhan

Fasilitas Pokok

1. alur masuk ke kolam pelabuhan

2. Kolam Pelabuhan

3. Dermaga

4. Breakwater

Page 152: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

43

5. Jalan Komplek

6. Jetty

7. Jembata Apung

Page 153: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

44

Fasilitas Fungsional

1. Kantor Administrasi

2. Gedung TPI Timur

3. TPI Barat

4. SPDN

Page 154: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

45

5. Bengkel

6. Cold Storage

7. Lampu navigasi

Page 155: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

46

Fasilitas Penunjang

1. Rumah Dinas

2. Guest House

3. Balai Pertemuan Nelayan

4. Mess Operator

Page 156: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

47

5. Kios tertutup

6. Kendaraan Dinas Truck

7. Bangsal Pengolahan

8. Gudang Keranjang

Page 157: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

48

9. Tempat Pengepakan Ikan

10. MCK Umum

Page 158: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

49

Lampiran 3. Dokumentasi Lapang

1. Apel Pagi

2. Rekap Hasil Tambat Labuh

3. Pembekalan PKM oleh Pihak PPN

Prigi

4. Pelayanan Pembuatan SPB

Page 159: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

50

5. Pelayanan Pembuatan

STBLKK(Surat Tanda Bukti Lapor

Kedatangan Kapal)

6. Tambat labuh kapal pada kolam

pelabuhan

7. Kegiatan Jumat Bersih

8. Proses Bongkar Muat Kapal

Page 160: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

51

9. Proses pendataan ikan hasil

tangkapan

10. Proses penimbangan ikan hasil

tangkapan

11. Proses pengukuran ikan hasil

tangkapan

12. Proses pembuatan dan

pemasangan banner inspeksi

.

Page 161: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

52

13. Pemasangan Banner dibelakang TPI timur

14. Perpisahan dengan pihak pelabuhan

Page 162: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan

53

Lampiran 4. Kegiatan lainnya

a. Kegiatan Labuh Laut Larung Sembonyo di Prigi Trenggalek Jawa Timur