Page 1
Sistem Grounding
GROUNDING SYSTEM / PEMBUMIAN
Grounding system adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi
untuk melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu
kegunaannya untuk melepas muatan arus petir. Standart
kelayakan grounding/pembumian harus bisa memiliki nilai
Tahanan sebaran/Resistansi maksimal 5 Ohm (Bila di bawah 5
Ohm lebih baik). Material grounding dapat berupa batang
tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas
permukaan material grounding yang di tanam ke tanah maka
resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding tersebut, tidak semua areal bisa terpenuhi, karena ada beberapa
aspek yang mempengaruhinya, yaitu :
1. Kadar air, bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan.
2. Mineral/Garam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan sebaran/resistansi
karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka arus petir semakin mudah
menghantarkan.
3. Derajat Keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah menghantarkan.
4. Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk mendapatkan
tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral akan mudah hanyut.
Grounding system atau pembumian dapat di buat dengan 3 bentuk, diantaranya :
1. Single Grounding
Yaitu dengan menancapkan sebuah batang logam/pasak
biasanya di pasang tegak lurus masuk kedalam tanah
2. Pararel Grounding
Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang
baik, maka perlu di tambahkan material logam arus pelepas ke
dalam tanah yang jarak antara batang logam/material minimal 2
Meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC. Penambahan
batang logam/material dapat juga di tanam mendatar dengan
kedalaman tertentu, bisa mengelilingi bangunan membentuk
cincin atau cakar ayam. Kedua teknik ini bisa di terapkan
secara bersamaan dengan acuan tahanan sebaran/resistansi
kurang dari 5 Ohm setelah pengukuran dengan Earth Tester
Ground
3. Maksimun Grounding
Yaitu dengan memasukan material grounding berupa
lempengan tembaga yang diikat oleh kabel BC, serta dengan
pergantian tanah galian di titik grounding tersebut.
Page 2
Alat dan Material Bantu :
Alat Ukur Resistansi/Earth Tester Ground
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui hasil dari resistansi atau
tahanan grounding system pada sebuah instalasi penangkal petir
yang telah terpasang. Alat ukur ini digital sehingga hasil yang di
tunjukan memiliki tingkat akurasi cukup tinggi. Selain itu pihak
Disnaker juga menggunakan alat ini untuk mengukur resistansi.
Sehingga pengukuran oleh pihak kontraktor sama dengan hasil
pengukuran pihak disnaker.
Bus Bar Grounding
Alat ini digunakan sebagai titik temu antara kabel penyalur petir
dengan kabel grounding. Biasanya terbuat dari plat tembaga atau
logam yang berfungsi sebagai konduktor, sehingga kualitas dan
fungsi instalasi penangkal petir yang terpasang dapat terjamin.
Copper Butter Connector
Alat ini digunakan untuk menyambung kabel, dan biasanya
kabel yang disambung pada instalasi penangkal petir Flash
Vectron adalah kabel grounding sistem, karena kabel
penyalur pada penangkal petir Flash Vectron tidak boleh
terputus atau tidak boleh ada sambungan. Setelah kabel
tersambung oleh alat ini tentunya harus diperkuat dengan
isolasi sehingga daya rekat dan kualitas sambungannya dapat
terjaga dengan baik. Penyambungan kabel instalasi penyalur
petir konvensional umumnya menggunakan alat ini, karena
pada penangkal petir konvensional jalur kabel terbuka hanya
di lindungi oleh conduite dari PVC.
Ground Rod Drilling Head
Alat ini berfungsi untuk membantu mempercepat pembuatan
grounding penangkal petir, dengan cara memasang di bagian
bawah Copper Rod atau Ground Rod yang akan di masukkan ke
dalam tanah, sehingga Copper Rod atau Ground Rod tersebut
ketika didorong kedalam tanah akan cepat masuk karena bagian
ujung alat ini runcing. Selain itu, alat ini juga dapat menghindari
kerusakan Copper Rod ketika di pukul kedalam tanah
Page 3
Ground Rod Drive Head
Alat ini dipasang dibagian atas Copper Rod atau Ground Rod dan
berfungsi untuk menghindari kerusakan Copper Rod atau Ground
Rod bagian atas yang akan di masukkan ke dalam tanah, karena
disaat Copper Rod didorong ke dalam tanah dengan cara di pukul,
alat pemukul tersebut tidak mengenai Copper Rod akan tetapi
mengenai alat ini.
Bentonit
Dalam aplikasi grounding system atau pembumian, bentonit
dipergunakan untuk
membantu menurunkan nilai resistansi atau tahanan tanah.
Bentonit digunakan saat
pembuatan grounding jika sudah tidak ada cara lain untuk
menurunkan nilai
resistansi. Pada umumnya para kontraktor cenderung memiling
menggunakan cara
pararel grounding atau maksimum grounding untuk menurunkan
resistansi.
Ground Rod Coupler
Alat ini digunakan ketika kita akan menyambung beberapa segmen
copper rod atau ground rod yang dimasukkan kedalam tanah
sehingga copper rod atau ground rod yang masuk kedalam tanah
akan lebih panjang, misalnya ketika kita akan membuat grounding
penangkal petir sedalam 12 meter dengan menggunakan copper rod,
maka alat ini sangat diperlukan karena copper rod yang umumnya
ada dipasaran paling panjang hanya 4 meter.
Page 4
Saat ini masih banyak orang atau beberapa kontraktor bahkan instalatir penangkal petir yang
membuat grounding system dengan cara memasukan copper rod atau tembaga asli ke dalam
tanah. Hal ini tentunya sangat baik karena logam yang digunakan mengandung unsur tembaga
yang lebih tinggi, terlebih lagi jika dibandingkan dengan menggunakan ground rod atau besi
yang di sepuh atau di lapisi tembaga. Meskipun saat ini banyak sekali ground rod di pasaran
yang lapisan tembaganya telah sesuai dengan standart SNI ( Indonesia) bahkan IEC
(Internasional). Dengan banyaknya ground rod atau besi lapisan tembaga di pasaran
membuktikan bahwa dalam membuat grounding system dengan menggunakan copper rod secara
biaya di anggap terlalu mahal, dan para kontraktor dan ilmuwanpun mencoba membuat alternatif
material dengan membuat ground rod dengan standart SNI atau IEC. Ada teknik pembuatan
grounding system yang saat ini umum digunakan, yaitu dengan cara menggunakan pipa galvanis
yang kemudian di dalamnya dimasukkan kabel BC (bare cooper), teknik ini banyak dilakukan
oleh kontraktor di lapangan karena selain kualitasnya baik secara hargapun dianggap lebih
ekonomis. Pipa galvanis yang dimasukkan ke dalam tanah biasanya berukuran 3/4 " atau 1 " dan
bare cooper yang digunakan biasanya berukuran 50 mm. Pipa galvanis dapat membantu
memperlebar luas penampang material yang ditanam, sedangkan bare copper memiliki
kandungan tembaga yang lebih tinggi sekalipun dibandingkan dengan cooper rod, sehingga
resistansi atau tahanan grounding penangkal petir lebih baik. Sesuai pengalaman kami
dilapangan, teknik pembuatan grounding system untuk instalasi penangkal petir di wilayah
Bogor. Jika menggunakan Copper Rod sepanjang 12 meter kemudian dimasukan kedalam tanah
maka resistensi atau tahanan tanahnya menunjukan hasil 7 Ohm, sedangkan jika menggunakan
Pipa Galvanize di tambah BC 50 mm hasil resistensinya menunjukan 4 Ohm. Hal ini
membuktikan bahwasannya teknik pembuatan grounding system dengan menggunakan Pipa
Galvanize di tambah kabel BC kualitasnya jauh lebih baik di samping lebih ekonomis. http://www.solusipetir.com/produkajasa/grounding.html
Standar Nilai Resistan Pembumian Grounding
Sebelum memutuskan membuat suatu pembumian atau grounding untuk keperluan pengamanan
instalasi. Maka perlu untuk mengetahui standar nilai resistan pembumian grounding yang tepat,
dalam hal ini mengacu pada peraturan standarisasi yang berlaku di Indonesia. Sebagai acuan
teknis yang paling mudah untuk dipakai yaitu suatu persyaratan atau refrensi peraturan atau
perundangan yang telah dibuat oleh orang orang atau instansi yang berkompeten dan telah
ditunjuk dan diakui dalam bidang tersebut. Sehingga bagi orang awam tidak harus pergi ke
konsultan untuk mengetahuinya. Hanya saja perlu untuk sedikit mengerti dan mencermati secara
tepat isi dari peraturan dan standarisasi yang dikeluarkan dalam hal ini nilai resistan pembumian
atau grounding.
Page 5
Sebenarnya apa yang dimaksud nilai resistan pembumian (grounding) ?
Nilai resistan pembumian yaitu dasar atau acuan suatu tahanan dari penghubung suatu titik sirkit
listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik dengan bumi menurut cara
tertentu. Dijelaskan pembumian tidak hanya untuk sirkit listrik saja, melainkan seluruh sirkit atau
instalasi yang dibumikan disebut juga pembumian (grounding, arde, netral, pentanahan). Untuk
pembumian sendiri terdiri dari beberapa macam, tergantung jenis instalasi yang terdapat
perbedaan karakteristik pemasangan pembumian grounding di dalamnya.
Berapa standar nilai resistan pembumian (grounding) ?
Nilai standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000 (peraturan yang
sesuai dan berlaku hingga saat ini) yaitu kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ohm. Dijelaskan
bahwa nilai sebesar 5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas tertinggi dari hasil resistan
pembumian (grounding) yang masih bisa ditoleransi. Nilai yang berada pada range 0 ohm 5
ohm adalah nilai aman dari suatu instalasi pembumian grounding. Nilai tersebut berlaku untuk
seluruh sistem dan instalasi yang terdapat pembumian (grounding) di dalamnya.
Standar Nilai Resistan Pembumian PUIL 2000
Untuk standar nilai resistan pembumian grounding pada bidang penangkal petir, menggunakan
refrensi peraturan yang berbeda. Tetapi untuk ketentuan standar nilai resistan pembumian sama
dengan refrensi peraturan pada PUIL 2000. Ketentuan yang hampir sama inilah yang menjadikan
masing masing peraturan akan saling berkaitan dalam memberikan solusi dan penjelasan
untuk suatu permasalahan. Dengan diperkuat dengan banyak refrensi di atas menjadikan
standarisasi lebih kuat dan menjadikannya suatu keharusan. Berikut refrensi untuk standar nilai
resistan pembumian yang bersumber dari PER02/MEN/1989, tentang pengawasan instalasi
penyalur petir.
Standar Nilai Pembumian PER02/MEN/1989
Bagaimana jika nilai resistan pembumian (grounding) tidak sesuai di atas ?
Jika tidak sesuai seharusnya perlu upaya untuk menyesuaikan dengan nilai yang telah
terstandarisasi. Pertimbangannya adalah jika nilai resistan pembumian (grounding) lebih dari 5
ohm maka tidak mendapat pengesahan dan rekomendasi dari dinas tenaga kerja sebagai pihak
pengawas dari peraturan dan perundangan tersebut serta dari pihak PLN selaku otoristas tertinggi
kelistrikan di Indonesia. Hal ini bisa saja membuat perusahaan tersebut mendapat peringatan dari
masalah ini. Serta dari sisi teknis jika nilai resistan pembumian grounding terlalu besar, akan
berpengaruh negatif pada komponen dari instalasi tersebut. Dikarenakan pembumian (grounding)
yang tidak sempurna akan menimbulkan arus sisa yang merusak komponen komponen penyusun,
terutama komponen elektronik yang sangat peka terhadap arus.
Bagaimana cara untuk mencapai nilai yang dipersyaratkan di atas ?
Untuk membuat instalasi pembumian (grounding) dengan nilai resistan pembumian yang sesuai
Page 6
peraturan dengan melakukan beberapa teknik. Bebrapa teknik pendekatan yang sesuai yaitu
memparalel, menambah kedalaman atau memperbesar luas penampang hataran. Dengan
melakukan salah satu atau ketiga tehnik tersebut sehingga dapat memperoleh hasil yang
diharapkan. Terdapat banyak cara untuk mendapatkan hasil nilai resistan pembumian
(grounding) yang standar, tetapi diharapkan melakukan cara yang sesuai (legal) dan tidak
mengandung unsur non legal yang dapat merugikan untuk kedepannya. http://ahlipenangkalpetir.blogspot.co.id/2014/01/standarnilairesistanpembumiangrounding.html
Dua sistem grounding ini memang harus dipisahkan pemasanganya dan berjarak paling tidak 10
meter. Koneksi grounding untuk instalasi listrtik rumah terpasang di kWh meter PLN.
Gambar : Material Untuk Grounding (Kabel BC 70mm, Copper
Plate, Copper Rod, Bentonit, Clemp)
Menurut wikipedia – Grounding adalah suatu jalur langsung dari arus listrik menuju bumi atau
koneksi fisik langsung ke bumi. Dipasangnya koneksi grounding pada instalasi listrik adalah
sebagai pencegahan terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan tegangan listrik
berbahaya yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi. Menurut PUIL 2000 – dipakai istilah
pembumian yang artinya penghubungan suatu titik listrik atau suatu penghantar yang bukan
bagian dari sirkit listrik, dengan bumi menurut cari tertentu. PUIL adalah ketentuan atau
persyaratan teknis yang diterapkan di indonesia. Dengan mengacu kepada standart internasional,
dan dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.
Fungsi Grounding
1. untuk keselamatan, grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau
tanah saat terjadi kebocoran isolasi atau percikan api pada konsleting, misalnya kabel grounding
yang terpasang pada badan/sasis alat elektronik seperti setrika listrik akan mencegah kita
tersengat listrik saat rangkaian didalam setrika bocor dan menempel ke badan setrika.
2. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai penghantar arus listrik
yang besar langsung kebumi. Meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel listriknya yang
besar langsung kebumi. Meski sifatnya sama, namun pemasangan kabel grounding untuk
instalasi dan grounding untuk penangkal petir pemasanganyaharus terpisah.
3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat mencegah kerusakan
akibat adanya bocor tegangan.
Page 7
Sistim Penangkal Petir (Grounding System) untuk Bangunan Rumah Bagi kita yang tinggal di daerah yang banyak petir, mungkin kita sudah sering melihat kiltan
cahaya dan suara gemuruh yang ditimbulkan oleh petir. Dan jika petir yang terjadi dekat dengan
tempat kita berada sering merasakan adanya semacam sengatan listrik ke tubuh kita. Secara
teoritis petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan
lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur,
dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif
akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul
pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan
terjadi pembuangan muatan negative (elektron). dimana muatan akan diteruskannya ke
bumi.Karena sifat petir adalah meneruskan muatan ke bumi, maka muatan akan mengejar tempat
paling dekat padanya sebagai penghantar ke bumi. Untuk mengantisipasi resiko bilamana petir
berada dekat rumah kita, perlu membuat sistim penangkal petir (grounding system) di rumah
kita. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko kita dari sambaran petir dan juga barang
barang elektronik dari arus lebih yang diakibatkan oleh petir yang mengenai sekeliling rumah .
Tetapi dengan pembuatan penangkal petir berarti bukan 100% membuat kita aman dari resiko
petir tersebut. Berikut uraian bagaimana membuat sistim instalasi penangkal petir konvensional
yang bisa diterapkan di bangunan rumah tinggal. Secara umum bagian dan sistim pemasangan
penangkal petir adalah sebagai berikut :
1. Batang Penangkal Petir, sering disebut Splitzen.
2. Pengkabelan (Konduktor). Adalah merupakan penghantar aliran dari penangkal petir ke
pembumian (pentanahan). Kable yang digunakan untuk yang jauh dari jangkauan biasanya jenis
kabel BC ( kabel tembaga terbuka) dan untuk yang mudah dalam jangkauan menggunakan kabel
BCC atau NYY (kabel tembaga terbungkus).
3. Terminal,
4. Pembumian/ Pentanahan. Adalah bagian yang meneruskan hantaran ke tanah. Menggunakan
sejenis pipa tembaga (cooper rod) diameter 1/2 inch panjang 3-4 m.
Page 8
Dari gambaran tersebut diatas , dapat dijelaskan fungsi pembumian adalah :
Menghantar muatan dari petir ke bumi.
Bilamana ada arus lebih yang masuk dari jaringan listrik, dengan menggunakan alat
bantu arester yang sudah di integarsikan ke sistim pembumian maka tegangan lebih dapat
di hantarkan ke bumi, hal ini akan mengurangi kerusakan sitim dan peralatan elektronik
didalam rumah.
Bilamana ada tegangan lebih yang masuk kedalam sistim jaringan listrik didalam rumah,
alat alat elektronik yang sudah diintegrasikan kedalam sistim pembumian sehingga
tegangan lebih akan dihantarkan ke bumi , hal ini akan mengurangi kerusakan barang
barang elektronik di dalam rumah. Kita dapat membuat sub – sub terminal didalam
rumah tapi harus memperhatikan faktor keamanan dan estetika.
Sistim Pemasangan Instalasi Penangkal Petir dan Pembumian :
1. Splitzen adalah bagian yang ditempatkan ditempat tertinggi di atas bangunan rumah .
Dapat juga dilakukan dengan menambah ketinggian dengan menambah pipa untuk
Page 9
mendapatkan radius yang lebih besar dari sambaran petir. Bahan yang digunakan adalah
dari batang tembaga, saat ini jenis splitzen ini ada berbagai macam dipasaran ada jenis
splitzen tunggal ataupun bentuk trisula. Spliten dihubungkan ke terminal atau langsung
ke pipa tembaga dengan kabel BC 50 mm .
2. Untuk keamanan barang barang elektronik didalam rumah, anda bisa memasangkan sub
terminal dengan menggunakan plat tembaga dengan ukuran kira kira 5 cm x 20 cm.
Kemudian sub terminal ini diintegrasikan ke Terminal dengan menggunakan kabel BCC/
NYY 15 mm.
3. Untuk mengamankan tegangan lebih dari jaringan listrik, anda bisa menambah arester di
sistim instalasi listrik , dimana arester kemudian di hubungkan ke terminal grounding
dengan menngunakan kabel BC/NYY ukuran 15 mm.
4. Terminal adalah pusat yang menghubungkan beberapa kabel sebelum diteruskan ke
pembumian / pentanahan. Bahan terminal dapat menggunakan plat tembaga dengan
ukuran 10 x 30 cm.Terminal bisa dibuatkan diluar bangunan rumah dengan
menempatkannya di sebuah bak kontrol. Kemudian terminal dihubungkan ke sistim
pembumian dengan menggunakan kabel BC ukuran 50 mm.
Page 10
5. Sebagaimana persyaratan dalam pentanahan dimana dianjurkan nilai tahanan sitim
pembumian adalah dibawah 3 ohm untuk kemanan barang‑barang elektronik . Pada
dasarnya untuk sistim pembumian yang bagus adalah berhubungan dengan tanah dimana
pipa dipasangkan, dimana kekedapan tanah yang tinggi adalah tempat yang paling bagus
untuk mendapatkan nilai tahanan pembumian yang rendah. Dianjurkan tidak menanam
pipa didaerah berpasir ataupun berbatu, karena biasanya nilai tahanan pembumian akan
semakin tinggi.
6. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal anda bisa menambahkan beberapa pipa
tembaga yang saling terintegarasi. Atau cara lain bisa dilakukan dengan menanam pipa
dalam hingga lebih dari 20 m. Bilamana nilai tersebut tidak dapat dicapai, sitim
pembumian dapat ditambahkan dengan memasangkan cooper plate yang ditanamkan
bersamaan dengan bentonite.
https://khedanta.wordpress.com/2011/04/21/sistimpenangkalpetirgroundingsystemuntukbangunanrumah/
Page 11
Emergency Power System (listrik darurat sistem)
Sistem tenaga darurat
Sebuah generator cadangan untuk apartemen besar bangunan
Sebuah sel bahan bakar daya cadangan untuk telekomunikasi aplikasi
Page 12
Sebuah generator listrik darurat portable dalam wadah pegiriman
Sebuah sistem tenaga darurat merupakan sumber independen daya listrik yang mendukung
sistem listrik penting pada penurunan pasokan listrik normal. Sebuah sistem daya siaga mungkin
termasuk generator siaga, baterai dan alat lainnya. Sistem tenaga darurat dipasang untuk
melindungi kehidupan dan properti dari konsekuensi dari hilangnya pasokan daya listrik utama.
Mereka menemukan penggunaan dalam berbagai macam pengaturan dari rumah ke rumah
sakit, laboratorium ilmiah, pusat data, telekomunikasi, peralatan dan kapal. Sistem tenaga
darurat bisa mengandalkan generator, dalam siklus baterai, penyimpanan energi roda gila atau
hidrogen sel bahan bakar.
Sejarah Sistem tenaga darurat yang digunakan pada awal Perang Dunia II di kapal angkatan laut. Dalam
pertempuran, kapal mungkin kehilangan fungsi boiler, yang kekuatan turbin
uap untuk pembangkit kapal. Dalam kasus seperti itu, satu atau lebih mesin dieselyang
digunakan untuk menggerakkan back-up generator. Awal Transfer switch mengandalkan operasi
manual; dua switch akan ditempatkan secara horizontal, sejalan dan "pada" posisi saling
berhadapan. tongkat ditempatkan di antara. Untuk mengop erasikan saklar satu sumber harus
dimatikan, batang pindah ke sisi lain dan sumber lain diaktifkan.
Page 13
Operasi di bangunan
Darurat listrik generator listrik di stasiun pompa air minum. Mesin Brons dengan Heemaf
Generator.
Daya listrik dapat hilang karena garis jatuh, kerusakan pada sub-stasiun, cuaca buruk,
direncanakan pemadaman atau dalam kasus yang ekstrim sebuah jaringan kegagalan-lebar. Pada
bangunan modern, sebagian besar sistem daya darurat telah dan masih didasarkan pada
generator. Biasanya, generator ini mesin Diesel didorong, meskipun bangunan lebih kecil dapat
menggunakan mesin bensin didorong pembangkit dan yang lebih besar yang turbin gas. Namun,
akhir-akhir ini, lebih banyak menggunakan sedang dibuat dari baterai dalam siklus dan teknologi
lain seperti penyimpanan energi roda gila atau sel bahan bakar. Sistem yang terakhir tidak
menghasilkan polusi gas, sehingga memungkinkan penempatan harus dilakukan di dalam
gedung. Juga, sebagai Keuntungan kedua, mereka tidak memerlukan gudang terpisah yang akan
dibangun untuk penyimpanan bahan bakar.
Dengan generator biasa, otomatis transfer switch digunakan untuk menghubungkan listrik
darurat. Satu sisi terhubung ke kedua pakan daya normal dan pakan listrik darurat; dan sisi
lainnya dihubungkan ke beban ditunjuk sebagai darurat. Jika tidak ada listrik masuk di sisi
normal, transfer switch menggunakan solenoid untuk membuang tiang tiga, switch lemparan
tunggal. Ini beralih umpan dari normal ke listrik darurat. Hilangnya daya normal juga memicu
baterai dioperasikan sistem pemula untuk memulai generator, mirip dengan menggunakan baterai
mobil untuk memulai mesin. Setelah transfer switch diaktifkan dan generator dimulai, listrik
darurat gedung datang kembali (setelah pergi ketika daya normal hilang.)
Tidak seperti lampu darurat, lampu darurat bukanlah jenis lampu; itu adalah pola lampu biasa
bangunan yang menyediakan jalur lampu untuk memungkinkan keluar yang aman, atau menyala
Page 14
layanan bidang seperti kamar mekanik dan kamar listrik. Keluar tanda-tanda, sistem alarm
kebakaran (yang tidak pada cadangan baterai) dan motor listrik pompa untuk penyiram
api hampir selalu pada kekuasaan darurat.Peralatan lainnya pada kekuasaan darurat mungkin
termasuk peredam isolasi asap, penggemar evakuasi asap, lift, pintu cacat dan outlet di area
layanan. Rumah sakit menggunakan outlet listrik darurat untuk sistem pendukung kehidupan
kekuasaan dan pemantauan peralatan. Beberapa bangunan bahkan mungkin menggunakan daya
darurat sebagai bagian dari operasi normal, seperti teater menggunakannya untuk kekuatan acara
peralatan karena “show must go on”.
Operasi dalam penerbangan Localizer, glideslope, dan alat bantu pendaratan instrumen lain (seperti pemancar microwave)
keduanya konsumen daya tinggi dan mission-critical, dan tidak dapat diandalkan dioperasikan
dari pasokan baterai, bahkan untuk waktu yang singkat. Oleh karena itu, ketika kehandalan
mutlak diperlukan (seperti ketika Kategori 3 operasi yang berlaku di bandara) itu adalah biasa
untuk menjalankan sistem dari diesel generator dengan peralihan otomatis untuk pasokan listrik
harus generator gagal. Hal ini untuk menghindari gangguan transmisi sementara generator
dibawa sampai dengan kecepatan operasi.
Hal ini bertentangan dengan pandangan khas sistem tenaga darurat, di mana generator cadangan
dipandang sebagai sekunder untuk pasokan listrik listrik.
Perlindungan perangkat elektronik Komputer, jaringan komunikasi, dan perangkat elektronik modern lainnya tidak perlu hanya
kekuasaan, tetapi juga aliran itu untuk terus beroperasi. Jika sumber tegangan turun secara
signifikan atau tetes keluar sepenuhnya, perangkat ini akan gagal, bahkan jika daya yang hilang
hanya untuk sepersekian detik. Karena itu, bahkan generator back-up tidak memberikan
perlindungan karena waktu start-up yang terlibat.
Untuk mencapai perlindungan kerugian yang lebih komprehensif, peralatan tambahan
seperti pelindung gelombang, inverter, atau kadang-kadang pasokan lengkap uninterruptible
power (UPS) yang digunakan. Sistem UPS bisa lokal (untuk satu perangkat atau satu outlet
listrik) atau dapat memperpanjang lebar bangunan. Sebuah UPS lokal adalah sebuah kotak kecil
yang cocok di bawah meja atau rak telekomunikasi dan kekuatan sejumlah kecil
perangkat. Sebuah UPS lebar bangunan-mungkin mengambil dari berbagai bentuk, tergantung
pada aplikasi. Langsung feed sistem outlet yang ditunjuk sebagai pakan UPS dan dapat kekuatan
sejumlah besar perangkat.
Sejak pertukaran telepon menggunakan DC, bangunan ruang baterai umumnya ditransfer
langsung ke peralatan mengkonsumsi dan mengapung terus-menerus pada output dari rectifier
yang biasanya memasok DC diperbaiki dari listrik. Ketika listrik gagal, baterai membawa beban
tanpa perlu beralih. Dengan meskipun sistem agak mahal ini sederhana, beberapa bursa tidak
pernah kehilangan daya untuk sejenak sejak tahun 1920-an.
Page 15
Struktur dan operasi di stasiun utilitas
Diagram dari sistem catu daya redundan
Dalam beberapa tahun terakhir, unit besar stasiun listrik biasanya dirancang secara sistem unit di
mana perangkat yang diperlukan, termasuk boiler, unit generator turbin, dan kekuatannya
(meningkatkan) dan Unit (tambahan) transformator terhubung kokoh sebagai satu unit. Sebuah
kurang umum set-up terdiri dari dua unit dikelompokkan bersama dengan satu umum tambahan
stasiun. Seperti setiap unit generator turbin memiliki Unit terpasang trafo tambahan sendiri,
terhubung ke sirkuit otomatis. Untuk memulai unit, pembantu yang dengan daya oleh unit lain
(tambahan) transformator atau stasiun transformator tambahan.Periode beralih dari unit
transformator pertama ke unit berikutnya dirancang untuk otomatis, operasi seketika di saat-saat
ketika sistem kekuasaan darurat perlu menendang. Sangat penting bahwa power unit pembantu
tidak gagal selama shutdown stasiun (kejadian dikenal sebagai hitam-out ketika semua unit
reguler sementara gagal). Sebaliknya, selama shutdowns yang jaringan diharapkan tetap
beroperasi. Ketika terjadi masalah, biasanya karena untuk membalikkan relay kekuasaan dan
relay frekuensi yang dioperasikan di garis grid akibat gangguan jaringan yang parah. Dalam
keadaan ini, pasokan stasiun darurat harus menendang untuk menghindari kerusakan peralatan
apapun dan untuk mencegah situasi berbahaya seperti rilis gas hidrogen dari generator ke lokal
lingkungan Hidup.
Di pembangkit listrik tenaga nuklir
Sistem tenaga darurat, disebut ada Generatot Diesel Darurat (EDGs), adalah fitur yang
dibutuhkan dalam pembangkit listrik tenaga nuklir. Mereka biasanya dipasang di set tiga. Tepi
instalasi dirancang untuk keselamatan-sama persyaratan kelas sebagai sistem keselamatan
lainnya di pabrik. Berikutnya (yang akan datang) generasi pembangkit listrik tenaga nuklir
termasuk beberapa desain dengan beberapa bank mandiri EDGs (seperti pada ABWRs).
Page 16
Mengontrol darurat sistem tenaga
Untuk 208 VAC sisitem pasokan darurat, sebuah sistem baterai sentral dengan kontrol otomatis,
terletak digedung pembangkit listrik, digunakan untuk menghindari kabel pasokan listik panjang.
Ini pusat sisitem baterai terdiri dari timbal-asam baterai unit sel untuk membuat sebuah sistem 12
atau 24 VDC sebagai serta stand-by sel, masing-masing dengan baterai sendiri Unit pengisian.
Juga deperlukan adalah tantangan penginderaan Unit mampu menerima.
http://en.wikipedia.org/wiki/Emergency_power_system
Sistem Rangka Shear Wall Bangunan tinggi tahan gempa umumnya menggunakan elemen‐elemen struktur kaku berupa
dinding geser untuk menahan kombinasi gaya geser, momen, dan gaya aksial yang timbul akibat
beban gempa. Dengan adanya dinding geser yang kaku pada bangunan, sebagian besar beban
gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut. Dinding geser adalah struktur vertikal yang
digunakan pada bangunan tingkat tinggi. Fungsi utama dari dinding geser adalah menahan beban
lateral seperti gaya gempa dan angin. Berdasarkan letak dan fungsinya, dinding geser dapat
diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :
1. Bearing walls adalah dinding geser yang juga mendukung sebagian besar beban gravitasi.
Tembok‐tembok ini juga menggunakan dinding partisi antarapartemen yang berdekatan.
2. Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban lateral, dimana beban gravitasi
berasal dari frame beton bertulang. Tembok‐tembok ini dibangun diantara baris kolom.
3. Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti pusat dalam gedung,
yang biasanya diisi tangga atau poros lift. Dinding yang terletak di kawasan inti pusat
memiliki fungsi ganda dan dianggap menjadi pilihan ekonomis.
(a) Bearing Walls (b) Frame Walls (c) Core Walls
Page 17
Dinding geser juga dapat dikategorikan berdasarkan geometrinya, yaitu:
1. Flexural wall (dinding langsing), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≥ 2 dan
desainnya dikontrol oleh perilaku lentur.
2. Squat wall (dinding pendek), yaitu dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≤ 2 dan
desainnya dikontrol oleh perilaku geser.
3. Coupled shear wall (dinding berangkai), dimana momen guling yang terjadi akibat beban
gempa ditahan oleh sepasang dinding, yang dihubungkan oleh balok‐balok perangkai,
sebagai gaya‐gaya tarik dan tekan yang bekerja pada masing‐masing dasar pasangan
dinding tersebut.
a) Flexural shear wall b) Squat shear walls c) Coupled shear walls
Dalam praktiknya, dinding geser selalu dihubungkan dengan sistem rangka pemikul momen pada
gedung. Dinding struktural yang umum digunakan pada gedung tinggi adalah dinding geser
kantilever dan dinding geser berangkai. Berdasarkan SNI 03‐2847‐2002, dinding geser beton
bertulang kantilever adalah suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya untuk
memikul beban geser akibat pengaruh gempa rencana. Kerusakan pada dinding ini hanya boleh
terjadi akibat momen lentur (bukan akibat gaya geser), melalui pembentukan sendi plastis di
dasar dinding. Nilai momen leleh pada dasardinding tersebut dapat mengalami pembesaran
akibat faktor kuat lebih bahan. Jadi berdasarkan SNi tersebut, dinding geser harus direncanakan
dengan metode desain kapasitas. Dinding geser kantilever termasuk dalam kelompok flexural
wall , dimana rasio antara tinggi dan panjang dinding geser tidak boleh kurang dari 2 dan
dimensi panjangnya tidak boleh kurang dari 1.5 m. Kerja sama antara sistem rangka pemikul
momen dan dinding geser merupakan suatu keadaan khusus dengan dua struktur yang berbeda
sifatnya tersebut digabungkan. Dari gabungan keduanya diperoleh suatu struktur yang
lebih kuat dan ekonomis. Kerja sama ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Sistem rangka gedung, yaitu sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang
pemikul beban gravitasi secara lengkap. Pada sistem ini, beban lateral dipikul dinding
geser atau rangka bresing. Sistem rangka gedung dengan dinding geser beton bertulang
Page 18
yang bersifat daktail penuh dapat direncanakan dengan menggunakan nilai faktor
modifikasi respon, R, sebesar 6.0 .
b. Sistem ganda, yang merupakan gabungan dari sistem pemikul beban lateral berupa
dinding geser atau rangka bresing dengan sistem rangka pemikul momen. Rangka
pemikul momen harus direncanakan secara terpisah mampu memikul sekurang‐kurangnya 25% dari seluruh beban lateral yang bekerja. Kedua sistem harus direncanakan
untuk memikul secara bersama‐sama seluruh beban lateral gempa, dengan
memperhatikan interaksi keduanya. Nilai R yang direkomendasikan untuk sistem ganda
adalah 8.5 .
c. Sistem interaksi dinding geser dengan rangka. Sistem ini merupakan gabungan sistem
dinding beton bertulang biasa dengan sistem rangka pemikul momen biasa. Nilai R yang
direkomendasikan untuk sistem ini adalah 5.5 .
http://yohannachristiani.blogspot.co.id/2012/06/shearwall.html
Gambar 1.3a Pemodelan strut and tie pada dinding geser Gambar 1.3b Pembesian dinding geser
Page 19
Sistem Truss
Frame vs Truss
Sistem struktur rangka terdiri atas:
1. Sistem struktur bidang
a). Plane Truss (PT)
b). Plane Frame (PF)
c). Grillage (GL)
2. Sistem struktur ruang
a). Space Truss (ST)
b). Space Frame (SF)
Sebelum masuk dalam pemakaian struktur diatas, perlu difahami dulu tentang:
1). Pemodelan struktur
Terdiri atas:
a). Properti dan hubungan batang
Terdiri atas: Titik Awal, Titik Akhir, luas penampang, momen inersia, modulus elastisitas bahan,
hubungan dengan batang lain (sendi , jepit)
b). Sistem tumpuan
Tumpuan yang menahan gaya arah vertikal, horizontal dan perputaran sudut. Rol hanya menahan
1 arah saja, umumnya gaya vertical Sendi menahan gaya vertikal dan horizontal Jepit menahan
gaya vertikal, horizontal dan perputaran sudut.
2). Pembebanan Struktur
Jenis beban terdiri:
a). Beban Titik
Adalah beban yang bekerja pada titik simpul, arahnya bisa pada sumbu X, Y, atau Z Beban Titik
ini berupa beban terpusat.
b). Beban Batang
Adalah beban yang bekerja pada batang struktur, bisa merupakan beban terpusat (P) atau beban
merata (Q)
Suatu model struktur setelah dibebani akan terjadi adalah:
1) deformasi
2) gaya batang
3) reaksi perletakan
yang jenisnya akan tergantung pada sistem struktur yang dipilih
Karakteristik Struktur Rangka:
1). Plane Truss (PT)
Batang2 disusun membentuk segita tertutup dengan hubungan batang adalah sendi Beban yang
bekerja adalah beban titik, bisa pada arah X (Px) atau Y (Py) Setelah dibebani, akan terjadi
deformasi perpindahan titik arah X atau arah Y (dx dan dy), (2 degree of freedom) atau batang
mengalami perubahan panjang Gaya batang yg terjadi hanya gaya Aksial, gaya yg bekerja sejajar
sumbu batang (Tarik atau Tekan atau Nol)
Page 20
Reaksi perletakan adalah gaya arah X atau Y (Rx dan RY) tergantung jenis tumpuannya
2) Plane Frame (PT)
Batang disusun secara bebas dengan hubungan antar batangnya sebagian besar adalah menerus /
jepit. Bisa memakai hubungan sendi pada beberapa tempat tertentu yg direncanakan untuk
kebutuhan tertentu Sistem tumpuan bis roll, sendi atau jepit. Beban yang bekerja bisa bebanTitik
pada arah vertikal / horizontal (Px / Py) dan beban batang (kebanyakan nya)
Setelah dibebani struktur akan mengalami:
Deformasi perpindahan titik arah X, Y dan perputaran sudut (3 degree of freedom)
Gaya batang yang terjadi adalah:
Gaya Aksial (Px), Gaya Geser (Py) dan Momen Lentur (@z)
Reaksi perletakan adalah Gaya Arah X, Y dan Momen (Rx, Ry dan Momen)
3). Struktur Space Truss (ST)
Secara singkat sama dengan Plane Truss dalam 3 Dimensi (Ruang)
Gaya yang bekerja beban titik arah X,Y atau Z (Px, Py dan Pz)
Tumpuan dipakai untuk menahan gaya arah X, Y dan Z
Setelah dibebani, struktur akan mengalamai:
Deformasi perpindahan titik kearah X, Y, dan Z ( dx, dy dan dz) (3 degree of freedom)
Gaya batang hanya gaya aksial (Px)
Reaksi perletakan berupa gaya Arah X, Y dan Z (Rx, Ry dan Rz)
4) Struktur Space Frame (SF)
Secara singkat sama dengan Plane Frame / Portal dalam 3 Dimensi (Ruang)
Gaya yang bekerja beban titik arah X,Y atau Z (Px, Py dan Pz) dan beban batang
Tumpuan dipakai untuk menahan gaya arah X, Y dan Z, rotasi pada sumbu X, Y dan Z
(@X, @Y dan @Z)
Setelah dibebani, struktur akan mengalamai:
Deformasi perpindahan titik kearah X, Y, dan Z ( dx, dy dan dz) dan perputaran sudut
pada sumbu X,Y dan Z (2X,@y dan @Z)(6 degree of freedom)
Gaya batang hanya gaya aksial (Px), gaya geser arah vertikal (PY), gaya geser arah
horizontal (PZ) , Momen Lentur arah Vertikal (MZ), Momen Lentur Arah Horizontal (MY)
dan Momen Torsi (Mx).
Reaksi Perletakan terdiri dari Gaya Arah X,Y dan Z (RX, RY dan RZ) dan Momen arah
X,Y dan Z (MX, MY dan MZ)
Catatan:
Degree of Fredom (DOF) adalah derajat kebebasan suatu titik simpul, yang akan
menentukan jumlah persamaan yg harus dikerjakan. Satu buah titik pada PT hanya perlu
2 persamaan, sedang 1 titik pada SF perlu 6 persamaan.
http://cukipz.blogspot.co.id/2011/01/framevstruss.html
Sistem Rangka Baja Staggered Truss
Sistem struktur rangka baja Staggered Truss ini terdiri dari beberapa rangka yang
ditempatkan pada baris kolom secara bergantian di setiap lantai. Sistem struktur Staggered Truss
Page 21
ini mentransferkan gaya lateral yang diterima dari rangka ke lantai.Satu keuntungan tambahan
dari system rangka baja Staggered Truss ini adalah efisiensi yang tinggi untuk mencegah gaya
yang disebabkan oleh angin dan gempa bumi. Kekakuan dari sistem ini memberikan kontrol
yang dikehendaki terhadap angina dan gempa bumi. Selain itu sistem ini dapat memberikan
kapasitas penyerapan energy yang signifikan dan deformasi yang ulet untuk perencanaan
terhadap bangunan yang berada di daerah rawan gempa. Jika perencanaan ini dirancang secara
tepat, maka sistem ini akan memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun arsitektur.
Sistem ini juga memberikan waktu pengerjaan yang bisa dibilang lebih singkat daripada
sistem konvensional. Di amerika sistem ini dapat digunakan untuk perancangan selama musim
dingin. Pemasangan bangunan tersebut tidak terpengaruh oleh cuaca yang dingin. Rangka baja,
termasuk balok dan lantai pracetak didesain untuk didirikan di tiap tingkat setiap lima hari.
Setelah dua lantai didirikan, instalasi jendela dapat mulai dipasang. Jadi tidak ada waktu yang
hilang untuk menunggu tukang batu untuk mulai bekerja.
Mengurangi jumlah kolom juga mengurangi beban terhadap pondasi, jumlah beton yang
sedikit, sehingga waktu konstruksi berkurang. Apabila menggunakan papan pracetak maka berat
bangunan akan lebih ringan daripada beton pracetak dengan demikian maka bangunan lebih
ringan, sehingga beban gempa lebih kecil, dan beban terhadap pondasi juga pasti lebih kecil.
Ketahanan sistem ini terhadap api juga bagus karena ada beberapa alasan. Pertama, baja yang
berhubungan dengan truss hanya terdapat setiap 58 sampai 70 feet tiap lantai, dengan demikian
sistem anti kebakaran dapat diefisienkan.
Staggered Truss Framing Systems
Perilaku Staggered Truss Framing Systems terhadap beban lateral
Dalam STS (Staggered Truss Framing Systems), terdapat rentang lebar bangunan terletak dalam
pola selang-seling, dan rangka selangseling ini umumnya disembunyikan di dalam dinding
partisi dan terdapat Vierendeel panels yang merupakan bukaan untuk koridor (Gambar 2.2).
Dengan kolom hanya pada dinding eksterior bangunan, interior kolom yang biasa dihilangkan,
sehingga memberikan lebar penuh daerah kolom di lantai pertama. Analisis statik nonlinier
dilakukan untuk menyelidiki kinerja seismik dari model struktur. Tambahan beban lateral
proporsional dengan beban lateral seismic diberlakukan untuk struktur model sepanjang arah
melintang.
Page 22
Pembebanan Struktur
Dalam perencanaan struktur bangunan harus mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang
berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman. Pengertian beban di sini adalah
beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang bekerja struktur bangunan
tersebut. Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (Direktorat
Penyelidikan Masalah Bangunan 1983 pasal 1 hal 7), beban-beban yang mempengaruhi struktur
bangunan adalah sebagai berikut ini.
1. Beban mati ( D ) adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin
serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu.
2. Beban hidup (L ) adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau pengguna suatu
gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang
yang berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup gedung itu, sehingga mengakibatkan
perubahan dalam pembebanan lantai atau atap tersebut.
3. Beban gempa ( E ) ialah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh
gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu analisis dinamik, maka yang diartikan
dengan beban gempa di sini adalah gayagaya di dalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan
tanah akibat gempa.
Space truss
Space truss adalah sistem struktur yang menggunakan rangka batang tiga dimensi, dimana
batang yang digunakan terbuat dari material yang kuat dan ringan. Space truss biasanya
digunakan dalam struktur yang memiliki bentang panjang tanpa penyangga. Sistem ini memiliki
kekuatan dari penyatuan kekakuan rangka triangular. Beban-beban yang ada akan
ditransformasikan kedalam gaya tekan dan tarik. (Cahyono, 2005)
Keunggulan Space truss
Ringan
Diproduksi di pabrik bentuk dan ukuran sesuai standar minimalisasi error
Mudah ditransportasikan
Murah
Rigid
Indah
Bisa digunakan untuk bermacam-macam bentuk: flat, dome, lengkung, latticed shell, dll
•Kita melihat truss ini sehari-hari:
• Rangka Jembatan
• Rangka Kuda-kuda
• Mengapa berkembang pesat?
• Susunannya mudah dikerjakan karena terdiri dari batang-batang linier
• Efisien, cukup kokoh dan stabil
• Kuncinya adalah pada bentuk segitiga (triangulasi)
Page 23
Louvre, I.M. Pei
http://www.travelblat.com/what‐to‐do‐on‐a‐rainy‐day‐in-paris/
Hongkong HSBC Bank, Norman Foster
http://en.wikipedia.org/wiki/File:HK_HSBC_Main_Building_2008.jpg
Page 24
Crystal Cathedral, Phillips Johnson
http://cal‐catholic.com/wordpress/2012/07/24/come‐tour‐the‐campus/
Centre Pompidou,Renzo Piano & Richard Rogers
http://www.stageoQheart.net/en/art/Centre‐pompidou‐Beaubourg‐Paris‐200
Page 25
Architectural Structures I: Dr. Anne Nichols
Sejarah
• Romawi menggunakan prinsip ini dari bahan kayu (500 BC)
• 1800-mulai dianalisis untuk aplikasi-aplikasi massal (revolusi industri?)
http://vitruviusfootsteps.wordpress.com/2010/02/01/week‐21‐%E2%80%93‐roman‐(mber‐framing‐and‐
differences‐in‐our‐cultural‐tradi(ons/
Page 26
Aplikasi Arsitektural
• Secara sederhana, sistem truss banyak digunakan sebagai struktur rangka atap
• Pengetahuan tentang sistem truss digunakan untuk:
• Jika kita memiliki desain dan bentuk truss, serta standard beban, bagaimana kita dapat
menganalisis beban-beban dan gaya pada elemen-elemen batang dan menentukan besar
batangnya?
• Bagaimana menentukan besaran batang truss yang efisien?
Tipologi Truss
• Plane truss/ planar truss: jika rangka-rangka batang bergabung dalam satu bidang (tebal batang
diabaikan) sehingga dianggap sebagai truss 2D.
• Space truss: rangka-rangka batang bergabung dalam arah tiga dimensi pada satu arah.
• Space frame: rangka-rangka batang bergabung dalam arah tiga dimensi pada dua arah.
Plane Truss
Page 27
Space Truss
Space Frame
Page 28
Struktur Truss
• Variabel dalam desain dan analisis:
– Bentang
– Tebal
– Panjang batang
– Jarak antar tumpuan
– Pola triangulasi
– Material batang
Tipologi Umum
Page 29
Struktur Truss
• Terdiri dari elemen-elemen lurus (straight)
• Kestabilan didapat dari geometri segitiga
• Beban hanya bertumpu pada sambungan sendi (pin)
• Jadi,kunci pada struktur truss adalah sambungan sendi.
Sambungan Sendi
Page 30
Elemen Segitiga
• Bentuk segitiga sangat stabil, artinya punya ketahanan terhadap deformasi disbanding dengan
bentuk kotak atau lingkaran.
• Bentuk rangka segitiga dapat diaplikasikan hamper ke semua bentuk atau profil.
Page 31
Rangka Batang Yang Ideal
• Semua sambungannya adalah sendi. Sambungannya merupakan perpotongan dari garis tengah
setiap elemen batang
• Semua elemen batang hanya bereaksi terhadap gaya tarik dan tekan
• Semua beban merupakan beban terpusat pada titik-titik sambungan
Page 32
Gaya-GayaYang Bekerja Asumsi
• Sumbu-sumbu batang bertemu dalam satu titik untuk memudahkan menganalisis
Page 33
• Konsekuensi dari asumsi tersebut, pada setiap batang hanya terjadi dua gaya: tekan dan
tarik saja.
Beban Yang Bekerja
• Ada dua macam beban pada elemen truss:
• Tarik (Tension = +)
• Tekan (Compression = ‐)
• 3 elemen dihubungkan oleh 3 sambungan.
• Tambahan 2 elemen, akan dihubungkann oleh 1 sambungan.