DIREKTORAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN BAPPENAS JAKARTA
2013
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS DAYA SAING DAERAH
PEDOMAN PENYUSUNAN RPJMN PELD
STRATEGI, VISI DAN MISI PEMBANGUNAN BIDANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH DALAM RPJMN
RPJM 4 (2020-2024)
RPJM 1 (2005-2009)
Menata kembali NKRI,
membangun Indonesia yang
aman dan damai, yang adil dan demokratis,
dengan tingkat kesejahteraan
yang lebih baik.
RPJM 2 (2010-2014)
Memantapkan penataan kembali
NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan
iptek, memperkuat daya saing
perekonomian
RPJM 3 (2015-2019)
Memantapkan pem-bangunan secara
menyeluruh dengan menekankan pem-bangunan keung-gulan kompetitif perekonomian yang berbasis
SDA yang tersedia, SDM
yang berkualitas, serta
kemampuan iptek
Mewujudkan masya-rakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan makmur
melalui percepatan pembangunan di
segala bidang dengan struktur perekonomian
yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
DAYA SAING Competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that
determine the level of productivity of a country (Schwab and Porter, 2007)
Pendefinisian daya saing tergantung dimana lokasi daya saing tersebut didefinisikan, apakah di aras mikro atau di aras makro.
Diantara kedua konsep daya saing tersebut, muncul konsep daya saing daerah, yang mendapatkan perhatian yang besar pada beberapa tahun terakhir, hal ini disebabkan karena daerah merupakan kunci dalam organisasi dan tata kelola pertumbuhan ekonomi dan penciptaan kesejahteraan.
Meyer-Stamer (2003), daya saing daerah didefinisikan sebagai kemampuan suatu wilayah untuk meningkatkan pendapatan yang tinggi dan penghidupan masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut pada standar kehidupan yang tinggi. Sedangkan Huggins (2003) menyatakan bahwa daya saing daerah yang sejati hanya terjadi ketika pertumbuhan berkelanjutan dicapai pada tingkat tenaga kerja yang meningkatkan standar kehidupan.
KEUNGGULAN KOMPETITIF
PELD Berkelanjutan
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Kinerja Wilayah Kesenjangan antar wilayah
PDRB
Produktivitas Tenaga kerja
Laju penyerapan tenaga kerja
Penelitian dan
Pengembangan Teknologi
Infrastruktur dan modal manusia
Investasi UMKM Kelembagaan
dan modal sosial
Struktur Ekonomi
Struktur Sosial
Kegiatan Inovatif
Pusat Pengambilan
Keputusan
Aksesibilitas wilayah
Ketrampilan angkatan kerja
Lingkungan Identitas Wilayah
Tujuan dan Sasaran
Kategori Dasar
Faktor Pembangunan
Penentu Keberha-silan
Sumber daya alam
Arah Peningkatan Daya Saing
Daerah
TOPI DAYA SAING
DAERAH REGIONAL TRANSFERS
NILAI TAMBAH BRUTO NON-PASAR
NILAI TAMBAH BRUTO-PASAR
Jumlah Upah Jumlah Keuntungan
Pasar Lokal Pasar Ekspor
Perusahaan A
Perusahaan B
Sektor x
Sektor y
Sektor z
Input Wilayah • Komposisi sektoral
• Spesialisasi
• Distribusi Perusahaan
• Kepemilikan (FDI)
Output Wilayah • Produktifitas wilayah
• Unit labour cost
• Keuntungan
• Market shares
Outcome Wilayah PDRB/Tenaga Kerja
Jumlah orang yang bekerja
Modal
Tenaga Kerja Lahan
Infrastruktur dasar
dan Aksesibilitas
Lingkungan Kualitas tempat
Sumber Daya Manusia
Lingkungan Produktif Kelembagaan
Teknologi
Keinovasian
Kewirausahaan
Internasionalisasi
Modal sosial
Insfrastruktur
pengetahuan Penduduk dan
migrasi
Budaya
Perkotaan
Perdesaan Perkotaan
Perdesaan
Peningkatan daya saing
daerah
Peningkatan kesejahteraan masyarakat
Penurunan kesenjangan antar wilayah
PELD Berkelanjutan
Wilayah i
Wilayah j
KERJASAMA ANTAR WILAYAH DAN PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH
HUBUNGAN INOVASI/KREATIFITAS DENGAN DAYA SAING DAERAH
Keterampilan Perusahaan
Inovasi/Kreatifitas Persaingan
Investasi H. M. Treasury. 2004
Masuknya perusahaan
baru akan
meningkatkan
persaingan
Meningkatnya pesaingan
akan memberikan insentif
untuk investasi usaha
Investasi modal fisik
akan meningkatkan
kapasitas inovasi
perusahaan
Keterampilan akan
meningkatkan kapasitas
perusahaan dalam
mengembangkan dan
menggunakan teknologi
baru
Peningkatan persaingan
mendorong persaingan
Ketrampilan manajemen
akan meningkatkan
kewirausahaan dan
keunggulan bisnis.
Perusahaan baru akan
meningkatkan permintaan
terhadap keterampilan
BENCHMARKING INTERNASIONAL YANG BERKAITAN DENGAN PELD
Negara/ Perekonomian
Peringkat/144 2012-2013
Nilai (1-7) Peringkat GCI 2011-
2012
Swiss 1 5,72 1
Singapura 2 5,67 2
Finlandia 3 5,55 4
Swedia 4 5,53 3
Belanda 5 5,5 7
Malaysia 25 5,06 21
Brunei Darussalam 28 4,87 28
Thailand 38 4,52 39
Indonesia 50 4,4 46
India 59 4,32 56
Filipina 65 4,23 75
Vietnam 75 4,11 65
Kamboja 85 4,01 97
Timor Leste 136 3,27 131 11
PERINGKAT KEMUDAHAN MELAKUKAN BISNIS DI INDONESIA (DB WORLD BANK 2011-2013)
No Negara Peringkat 2011 Peringkat 2012 Peringkat 2013
1 Singapura 1 1 1
2 Thailand 16 17 18
3 Malaysia 23 18 12
4 Vietnam 90 98 99
5 China 87 91 91
6 Brunei Darussalam 86 83 79
7 Indonesia 126 129 128
8 India 139 132 132
10 Kamboja 138 138 133
11 Filipina 134 136 138
12 Timor Leste 169 168 169
Catatan: 2011 dan 2012 ada 183 negara yang disurvei 2013 ada 185 negara yang disurvei
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOING BUSINESS DI INDONESIA (DB WORLD BANK 2013)
PERINGKAT INOVASI (GII INDEX 2012 DAN 2013 INSEAD DAN WIPO)
No Negara Peringkat 2011 Peringkat 2012 Peringkat 2013
1 Singapura 3 3 8
2 Malaysia 29 32 32
3 China 31 34 35
4 Thailand 48 57 57
5 India 62 64 66
6 Brunei Darussalam 75 53 74
7 Vietnam 51 76 76
8 Indonesia 99 100 85
9 Filipina 91 95 90
10 Kamboja 111 126 110
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT GII INDONESIA 2012 DAN 2013
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kelembagaan
Modal Manusia dan Riset
Infrastruktur
Kecanggihan pasarKecanggihan bisnis
Output pengetahuan dan
teknologi
Output Kreatifitas
2012
2013
KOMPONEN GLOBAL INNOVATION INDEX
PERINGKAT KREATIFITAS 2011 (MARTIN PROSPERITY INSTITUTE)
PERINGKAT KESELURUHAN
NEGARA TEKNOLOGI BAKAT TOLERANSI
INDEKS KREATIFITAS
GLOBAL
8 Singapura 10 3 17 0,858
48 Malaysia 54 50 29 0,439
50 India 42 75 30 0,382
54 Filipina 52 64 41 0,341
58 China 30 76 - 0,327
71 Thailand 64 56 67 0,220
79 Vietnam 68 78 70 0,102
81 Indonesia 74 80 78 0,037
82 Kamboja 75 81 80 0,020
GLOBAL CREATIVITY INDEX DAN ENTREPRENEURSHIP
ISU STRATEGIES PELD HASIL KAJIAN AWAL TERHADAP PROGRAM DAN KELEMBAGAAN PELD
Program yang dievaluasi:
Resi Gudang
Minapolitan
Agropolitan
KTM
Sistem Inovasi Daerah
Kerjasama antar Daerah
OVOP
Sentra UKM
Prukab
Inkubasi Bisnis di Perguruan Tinggi (IPB)
ISU STRATEGIS (1)
Program-program yang dilaksanakan belummendorong untuk peningkatan daya saing daerah.
Program-program yang dilaksanakan belum mendorong masyarakat untuk meningkatkan kreatifitas/inovasi.
Program-program didesain belum melibatkan lembaga-lembaga penelitian dan Lembaga-lembaga penelitian sendiri belum dapat menyumbangkan inovasi/kreatifitas untuk masyarakat.
Kreatifitas sumber daya manusia pelaku PELD masih belum banyak melakukan kretifitas.
Lembaga-lembaga forum PELD masih banyak yang belum memasukkan divisi kreatifitas/inovasi dan pengembangan teknologi
ISU STRATEGIS (2)
Masih banyak peraturan daerah yang berkualitas rendah. Hal ini salah satunya disebabkan karena kapasitas insitusi penyusun perda yang belum memadai.
Belum seluruh regulasi yang mendukung PELD tersosialisasikan dengan baik, sehingga banyak pelaku/aktor PELD tidak mengetahui mengenai keberadaan regulasi tersebut dan memanfaatkannya untuk peningkatan kinerja usahanya.
Harmonisasi regulasi baik di tingkat horisontal maupun vertikal masih perlu dilakukan guna mendukung PELD.
ISU STRATEGIS (3)
Beberapa regulasi yang masih diperlukan guna mendukung PELD kedepan diantaranya meliputi:
Tata niaga bahan baku komoditas/produk unggulan
Tata ruang komoditas unggulan
Pembiayaan Kerjasama Antar Daerah (KAD)
Standarisasi Untuk Pengendalian Mutu Produk
Resi Gudang untuk Gambir
Kelembagaan PELD yang ada, baik di Pusat maupun Daerah masih rapuh. Secara umum kerapuhan tersebut ditunjukkan oleh tidak efektifnya peran kepemimpinan sebagai penggerak dan penyeimbang proses dinamika lembaga, dan kurang berfungsinya fungsi koordinasi dari lembaga PELD yang ada.
ISU STRATEGIS (4)
Program-program belum dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah dan antar desa-kota
Pengembangan komoditas unggulan belum mengarah kepada identitas daerah.
TERIMA KASIH
RENCANA DAFTAR ISI
Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Kegiatan Hasil yang Diharapkan Ruang Lingkup
Bab 2. Konsep, Pendekatan dan Metodologi Konsep Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan Analisis Data Rencana Daftar Isi Laporan
Bab 3. Lingkungan Strategis PEL Globalisasi Perhatian terhadap Lingkungan Otonomi Daerah Lokalitas dan Persaingan Global Kekuatan, Kelemahan, Tantangan dan Ancaman PELD
RENCANA DAFTAR ISI (LANJUTAN)
Bab 4. Pembelajaran Pelaksanaan Program PEL di Dalam dan Luar Negeri
Pembelajaran dari Pelaksanaan PELD di Dalam Negeri
Pembelajaran dari Pelaksanaan PELD di Luar Negeri
Bab 5. Hasil Analisis Stakeholder dan Kelembagaan
Keterlibatan dan Peran Stakeholder dalam PELD di Pusat dan Daerah
Sinkronisasi Peraturan Perundangan PELD
Kebutuhan Peraturan Perundangan PELD
Organisasi PELD saat ini dan yang Dibutuhkan
RENCANA DAFTAR ISI (LANJUTAN)
Bab 6. Proyeksi Indikator Kinerja Utama PELD 6.1. Justifikasi Skenario
6.2. Proyeksi Indikator Kinerja Utama Dimensi Ekonomi
6.3. Proyeksi Indikator Kinerja Utama Dimensi Sosial
6.4. Proyeksi Indikator Kewilayahan
Bab 7. Isu Strategis dan Strategi PEL 7.1. Isu Strategies
7.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
7.3. Strategi dan Program
7.4. Rencana Aksi
Bab 8. Penutup