ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI TERHADAPPENENTUAN HARGA JUAL PADA CV. BINTANG
JAYA KABUPATEN SIMALUNGUN
PROPOSAL SKRIPSI
NAMA : YULIA RIANTI
NIM : 08400905
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
JENJANG STUDI : STRATA SATU (S-1)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
SULTAN AGUNGPEMATANGSIANTAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan utama suatu perusahaan didirikan, selain untuk memenuhi kebutuhan
manusia adalah untuk mendapatkan keuntungan yang layak. Dengan adanya
keuntungan yang layak maka dimungkinkan suatu perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya bahkan dapat mengembangkan usahanya lebih maju dan
berkembang. Untuk itu, perusahaan harus selalu berusaha menghasilkan barang dan
jasa yang berkualitas tinggi namun harganya relatif rendah. Agar hal tersebut dapat
tercapai maka perusahaan hendaknya menggunakan biaya yang efektif.
Perhitungan harga pokok penjualan yang tepat sangat penting bagi setiap
perusahaan dalam melakukan perencanaan, pengendalian biaya dan pengambilan
keputusan serta untuk menentukan perolehan yang wajar. Apabila perusahaan
memperhitungkan harga pokok terlalu tinggi maka akan mengakibatkan kerugian
pada perusahaan karena tidak dapat bersaing dengan hasil produksi yang sejenis
lainnya, sehingga produksi perusahaan tidak laku dijual. Namun, apabila perusahaan
memperhitungkan harga pokok penjualannya terlalu rendah maka akan
mengakibatkan kerugian pada perusahaan itu sendiri karena tidak mencapai laba yang
diinginkan. Apabila suatu perusahaan telah menentukan harga pokok penjualan, maka
1
akan ditetapkan pula harga jual yang sesuai dengan semua biaya produksi termasuk
biaya – biaya pemasaran dan pencapaian laba yang diinginkan.
CV. Bintang Jaya adalah salah satu produsen kerupuk ternama di Kabupaten
Simalungun. Sebagai produsen kerupuk yang ada di Kabupaten Simalungun tentunya
mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mendapatkan laba rugi perusahaan
dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Agar tujuan tersebut dapat terpenuhi
maka perusahaan perlu menetapkan harga pokok penjualan kerupuk sebagai dasar
penetapan harga jual kerupuk agar dapat mencapai laba yang diharapkan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang :
“Analisis Harga Pokok Produksi Terhadap Penentuan Harga Jual Pada CV.
Bintang Jaya Kabupaten Simalungun”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Metode apakah yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi dan
harga jual kerupuk di CV. Bintang Jaya ?
2. Bagaimana menentukan harga pokok produksi kerupuk dan penentuan
keuntungan yang ingin dicapai dalam menetapkan harga jual di CV. Bintang Jaya
Kabupaten Simalungun ?
C. Tujuan dan Kegunaan Proposal
1. Tujuan Proposal
Suatu kegiatan tidak akan terlepas dari tujuan yang hendak dicapai dan
selalu mencari kegunaan dari perbuatan tersebut. Demikian juga proposal ini
mempunyai tujuan, diantaranya :
a. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam menentukan harga pokok
produksi kerupuk di CV. Bintang Jaya.
b. Untuk mengetahui penentuan harga pokok produksi kerupuk dan keuntungan
yang ingin dicapai dalam menentukan harga jual di CV Bintang Jaya Kabupaten
Simalungun untuk tahun 2008 dan 2009.
2. Kegunaan Proposal
Selain memiliki tujuan seperti tersebut di atas, proposal ini juga berguna
untuk beberapa hal, antara lain :
a. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
(SE) pada STIE Sultan Agung Pematangsiantar.
b. Sebagai bahan kajian untuk menambah dan memperluas pengetahuan sehubungan
dengan penentuan harga pokok produksi.
c. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan informasi yang digunakan untuk
bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan perusahaan sehubungan
dengan penentuan harga pokok produksi kerupuk dan penetapan keuntungan yang
ingin dicapai dalam menetapkan harga jual.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :
Penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan pada BAB I yang
merupakan PENDAHULUAN.
Sementara itu, penulis akan menguraikan landasan teori yang digunakan ,
kerangka pemikiran, anggapan dasar dan hipotesis pada BAB II yang merupakan
TINJAUAN PUSTAKA.
Tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis data yang
digunakan, sumber data, alat pengumpul data, teknik pengumpulan data serta teknik
analisa data dibahas pada BAB III yang merupakan METODOLOGI PENELITIAN.
Gambaran umum CV. Bintang Jaya yang meliputi sejarah singkat dan
struktur organisasi serta fungsi dan tanggung jawab bagian organisasi pada CV.
Bintang Jaya Kabupaten Simalungun ada pada BAB IV yang merupakan
GAMABARAN UMUM CV. BINTANG JAYA KABUPATEN SIMALUNGUN.
Sementara itu, hasil analisa dan evaluasi tentang analisis harga pokok
produksi terhadap penentuan harga jual pada CV. Bintang Jaya Kabupaten
Simalungun akan dibahas pada BAB V yang merupakan ANALISA DAN
EVALUASI.
Dan penulis akan memberikan kesimpulan dan saran yang mungkin
bermanfaat bagi CV. Bintang Jaya Kabupaten Simalungun maupun bagi pembaca
atau pihak – pihak lain dibahas pada BAB VI yang merupakan PENUTUP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teoritis
1. Pengertian Harga Jual
Penetapan harga jual yang tepat adalah salah satu faktor penting bagi
perusahaan. Jika sebuah perusahaan dapat memproduksi barang sangat baik namun
tidak dapat menetapkan harga jual dengan tepat untuk barang produksinya.
Menurut Sriyadi (2001 : 178), “Harga jual adalah nilai tukar suatu barang
atau jasa, yaitu jumlah uang yang pembeli sanggup membayar kepada penjuala untuk
suatu barang tertentu”.
Menurut Fandi Tjiptoro (1997 : 151), “Harga jual adalah satuan moneter
atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar
memperolah hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa yang akan
berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan”.
Harga Jual menurut Mulyadi (2000 : 27), “Harga jual merupakan suatu harga
yang memberikan laba pada perusahaan yang menuntuk adanya pengertian tentang
biaya – biaya produksi dalam hubungannya dengan volume”.
Dari harga jual di atas, dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah semua
biaya – biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menentukan laba
yang diinginkan dari produk yang diproduksi.
5
2. Tujuan penetapan Harga Jual
Ada beberapa tujuan penetapan harga jual, yaitu :
a. Tujuan Berorientasi pada laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu
memilih harga jual yang dapat menghasilkan harga jual paling tinggi. Tujuan ini
dikenal dengan istilah mekanisasi laba.
Mekanisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat
memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga
jual tertentu. Dengan demikian tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui
secara pasti tingkat harga jual yang dapat menghasilkan laba maksimum.
b. Tujuan Berorientasi pada Volume
Harga jual ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai volume
penjualan (dalam ton, kg, urut dan lain – lain), nilai penjualan (Rp.) atau pangsa pasar
(absolut atau relatif).
c. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga jual. Perusahaan dapat menetapkan harga jual tinggi untuk membentuk atau
mempertahankan citra perstisius sementara harga rendah dapat dipergunakan untuk
membentuk citra nilai tertentu (image of value). Pada hakekatnya, baik penetapan
harga jual tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen
terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.
d. Tujuan Stabilisasi Harga Jual
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga jual, bila
suatu perusahaan menurunkan harga jual, maka para pesaing harus menurunkan harga
jual. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya stabilisasi harga jual dalam
industri – industri tertentu yang produksinya sudah ada standar. Tujuan stabilisasi
dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.
e. Tujuuan – tujuan lainnya
harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau menghindari
campur tangan pemerintah.
3. Metode Penentuan Harga Jual
Menurut Bridwan (2004 : 84) ada tiga bentuk penentuan harga jual, yaitu :
a. Penetapan harga jual oleh pasar.
Harga ini betul – betul ditetapkan oleh mekanisme penawaran dan permintaan,
dalam arti penjual tidak bisa menentukan harga.
b. Penetapan harga jual oleh pemerintah.
Pemerintah berwenang untuk menetapkan harga barang atau jasa yang
menyangkut kepentingan umum.
c. Penetapan harga jual yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
Harga ditetapkan oleh keputusan dan kebijaksanaan yang terdapat dalam suatu
perusahaan walaupun faktor – faktor mekanisme penawaran dan permintaan serta
ketetapan dari pemerintah tetap diperhatikan.
4. Pengertian Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2000 : 10), “Harga pokok produksi merupakan
pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produksi”.
Sedangkan menurut Sadomo Sukirno (1994 : 207), “Harga pokok produksi
adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh faktor –
faktor produksi dan bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan barang –
barang yang diproduksi oleh perusahaan tersebut”.
Dari harga pokok produksi di atas, dapat disimpulkan bahwa harga pokok
produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memproduksi suatu produk.
5. Biaya Produksi
5.1 Pengertian Biaya
Menurut Mulyadi (1999 : 8-9), ”Biaya produksi secara lebih luas adalah
pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
untuk tujuan tertentu (Dalam arti sempit biaya produksi dapat diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva”.
Menurut Supriyono (1997 : 16), “Biaya produksi dapat juga didefinisikan
sebagai harga pokok yang digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan
akan dipakai sebagai pengurang penghasilan Dari pengertian biaya produksi tersebut
dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam
rangka melakukan usaha-usaha pokok perusahaan yakni untuk mendapatkan laba”.
Menurut Mas’ud Machfoedz (1989 : 109), “Biaya produksi juga merupakan
biaya yang dipakai untuk menilai persediaan yang dicantumkan dalam laporan
keuangan dan jumlahnya relatif lebih besar daripada jenis biaya lain yang selalu
terjadi berulang-ulang dalam pola yang sama secara rutin”.
5.2 Cara Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (1999 : 14 – 17), “Biaya dapat digolongkan dengan
berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan
yang hendak dicapai perusahaan”. Penggolongan biaya meliputi :
A. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran
Penggolongan ini didasarkan atas nama obyek pengeluarannya, misalnya
nama obyek pengeluaran bahan bakar maka disebut dengan biaya bahan bakar.
B. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga fungsi pokok yaitu fungsi
produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu biaya
dapat dikelompokkan menjadi :
1. Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produksi jadi yang siap untuk dijual, misalnya biaya bahan baku, biaya
bahan penolong, biaya gaji karyawan dan lain-lain.
Menurut obyek pengeluaran secara garis besar, biaya produksi dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Biaya bahan baku
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk
jadi. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya
sejumlah harga beli saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian,
pergudangan, dan biaya perolehan lainnya.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang berhubungan
langsung dengan proses produksi. Misalnya (gaji karyawan pabrik, biaya
kesejahteraan karyawan pabrik, upah lembur karyawan pabrik, upah mandor pabrik
dan gaji manajer pabrik).
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan:
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya, dikelompokkan
menjadi beberapa golongan berikut ini (biaya bahan penolong, biaya reparasi,
pemeliharaan, dll).
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, yang dibagi menjadi tiga
golongan yaitu biaya overhead pabrik tetap, variabel dan semi variabel).
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan
departemen, yang digolongkan menjadi dua yaitu biaya overhead langsung
departemen dan biaya overhead tidak langsung departemen.
2. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk, contohnya: biaya iklan, biaya pengangkutan, dan biaya
gaji bagian pemasaran.
3. Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Contohnya :biaya gaji karyawan bagian akuntansi, bagian keuangan, bagian
personalia dan bagian hubungan masyarakat.
C. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
hubungannya dengan sesutu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan :
1. Biaya langsung (Direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak
ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Biaya langsung ini sendiri dibagi
menjadi dua:
a. Biaya produksi langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
b. Biaya langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi di dalam
departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja dalam
departemen pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi
departemen pemeliharaan dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam
departemen tersebut, merupakan biaya langsung bagi departemen tersebut.
2. Biaya tidak langsung (Indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Biaya produksi tidak langsung : biaya overhead pabrik
b. Biaya tidak langsung departemen : biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi
manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contohnya adalah biaya
listrik.
D. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
digolongkan menjadi:
1. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya bahan baku.
2. Biaya semivariabel,
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan
unsur biaya variabel.
3. Biaya semi tetap
Biaya semi tetap adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
4. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan
tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.
E. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua :
1. Pengeluaran modal (Capital expenditure)
Pengeluran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntansi ( biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender)
2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat
dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
6. Tujuan dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi
Tujuan utama dari penentuan harga pokok produksi menurut Adikoesoemah
(1982:30) yaitu sebagai dasar untuk menetapkan harga di pasar penjualan, untuk
menetapkan pendapatan yang diperoleh pada penukaran, serta sebagai alat untuk
menilai efisiensi dari proses produksi. Sedangkan menurut Horngen (1992:90) tujuan
penetapan harga pokok produksi yaitu selain untuk memenuhi keperluan pelaporan
ekstern dalam hal penilaian persediaan dan penentuan laba, manajer membutuhkan
data harga produksi untuk pedoman pengambilan keputusan mengenai harga dan
strategi produksi.
Mulyadi (2000:7) menyebutkan informasi harga pokok produksi yang
dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : 1)
Menentukan harga jual produk; 2) Memantau realisasi biaya produksi; 3) Menghitung
laba atau rugi periodik; 4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan
produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dalam penentuan harga
pokok produksi yaitu :
1. Sebagai dasar dalam penetapan harga jual.
2. Sebagai alat untuk menilai efisiensi proses produksi.
3. Sebagai alat untuk memantau realisasi biaya produksi.
4. Untuk menentukan laba atau rugi periodik.
5. Menilai dan menentukan harga pokok persediaan.
6. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis.
7. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi.
Mulyadi (2000 : 18) menyebutkan, dalam pengumpulan biaya produksi, terdapat dua
macam metode yang digunakan yaitu :
a. Metode harga pokok pesanan
Metode harga pokok pesanan merupakan suatu cara penentuan harga pokok
produksi dimana biaya – biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan
harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan
tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut
dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Metode ini
digunakan oleh perusahaan yang proses produksinya berdasarkan pesanan. Pada
metode ini yang menjadi obyek biaya adalah unit produksi individual, batch atau
kelompok produk dalam satu job (Daljono, 2004:34).
Dengan mengetahui harga pokok produksi untuk setiap pesanan, manajer
akan dipermudah dalam membuat berbagai keputusan diantaranya : a) Menentukan
harga jual; b) Mempertimbangkan menolak atau menerima pesanan; c) Memantau
realisasi biaya; d) Menghitung laba atau rugi pesanan; e) Menentukan harga pokok
persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan di neraca
(Daljono, 2004:35).
Menurut Mulyadi (2000:41) mengemukakan bahwa metode harga pokok
pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya
secara individual.
2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk
menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja,
sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya produksi
overhead pabrik.
4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead
pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka.
5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi
dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan
tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang
bersangkutan.
Sedangkan menurut Supriyono (1999:55), perusahaan yang menggunakan
metode harga pokok pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya
tergantung pada spesifikasi pemesan.
2. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung
harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil
3. Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat pesanan yang
bersangkutan selesai, dengan menjumlahkan semua biaya yang dibebankan
kepada pesanan yang bersangkutan.
4. Pesanan yang sudah selesai dimasukkan ke gudang produk selesai dan biasanya
segera akan diserahkan kepada pemesan sesuai dengan saat pesanan harus
diserahkan.
Menurut Matz, dkk (1990:51) dalam kalkulasi biaya produk pesanan, biaya
setiap pesanan yang diproduksi untuk seseorang pelanggan tertentu atau biaya yang
akan dibebankan pada persediaan akan dicatat dalam kartu biaya produk pesanan atau
dengan kartu biaya (cost sheet).
b. Metode harga pokok proses
Metode harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok
produksi dimana biaya – biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan
harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan
jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan. Metode ini
digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Pada metode
harga pokok proses, yang menjadi obyek biaya adalah produk yang bersifat massa
dimana tiap unitnya identik (Daljono, 2004:34).
Mulyadi menyebutkan dalam perusahaan yang berproduksi massa,
karakteristik produknya adalah : a) Produk yang dihasilkan merupakan produk
standar; b) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama; c) Kegiatan
produksi dimulai dengan terbitnya perintah produksi yang berisi rencana produksi
produk standar untuk jangka waktu tertentu.
Menurut Daljono (2004:69), metode penentuan harga pokok proses memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya.
2. Setiap departemen memiliki rekening persediaan barang dalam proses.
3. Unit equivalen digunakan untuk menyatakan kembali persediaan barang dalam
proses pada akhir periode.
4. Biaya per unit ditentukan atau dihitung menurut departemen untuk setiap periode.
5. Unit barang yang telah selesai diproses di salah satu departeman dan biaya (harga
pokok) yang berhubungan dengannya ditransfer ke departemen berikutnya.
6. Biaya total dan biaya per unit untuk setiap departemen secara periodik dijumlah,
dianalisa dan dihitung dengan menggunakan laporan biaya produksi departemen.
Menurut Supriyono (1994:142), karakteristik utama dari metode harga
pokok proses adalah sebagai berikut :
1. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan, meringkas dan
menghitung harga pokok produksi baik total maupun satuan atau per unit.
2. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui rekening
barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen biaya.
3. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode tertentu.
4. Produksi ekuivalen digunakan untuk menghitung harga pokok satuan.
5. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi tertentu,
maka elemen biaya produksi tertentu dibagi dengan produksi ekuivalen untuk
semua biaya yang bersangkutan.
6. Apabila dalam proses pengolahan produk timbul produk hilang, rusak, cacat,
tambahan produk akan diperhitungkan pengaruhnya dalam perhitungan harga
pokok produk.
Manfaat penentuan harga pokok produksi dengan metode harga pokok
proses menurut Daljono (2004:71) yaitu : a) Menantukan harga jual; b) Memantau
realisasi biaya produksi; c) Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu; d)
Menentukan harga pokok persediaan barang jadi dan harga pokok persediaan barang
dalam proses yang disajikan di neraca.
Menurut Matz, dkk (1990:75), dalam kalkulasi biaya proses, biaya total dan
biaya per unit pada setiap departemen akan diikhtisarkan dalam laporan biaya
produksi. Arus produk yang berkaitan dengan metode kalkulasi biaya proses dibagi
dalam tiga bentuk yaitu : a) Arus produk berurutan (sequential product flow). Dalam
arus produk berurutan, setiap produk diproses melalui rangkaian langkah yang sama;
b) Arus produk sejajar (parallel product flow). Dalam arus produk sejajar; bagian
tertentu dari pekerjaan dilaksanakan secara serentak atau berbarengan kemudian
bersama – sama ditransfer ke proses penyelesaian dan akhirnya diteruskan ke barang
jadi; c) Arus produk selektif (selective product flow). Dalam arus selektif, produk
bergerak melalui departemen yang berbeda – beda di pabrik sesuai dengan produk
akhir yang diinginkan.
Menurut Matz, dkk (1990:118), metode harga pokok proses dapat
menghadapi kesulitan – kesulitan diantaranya :
1. Penentuan kualitas produksi dan tahap – tahap penyelesaiannya seringkali
menjadi masalah;
2. Perhitungan biaya bahan memerlukan analisa yang cermat, sehingga biaya bahan
mungkin akan dicatat dalam laporan terpisah guna memudahkan manajemen
dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persediaan bahan.
3. Bila terjadi kehilangan unit karena penyusutan, kerusakan atau penguapan maka
saat terjadinya kehilangan tersebut akan mempengaruhi kalkulasi biaya akhir.
4. Industri yang menggunakan prosedur biaya proses merupakan jenis industri yang
menghasilkan banyak produk, maka biaya pemrosesan gabungan harus dialokasi
ke produk yang dihasilkan dari proses tersebut.
8. Sistem Harga Pokok Produksi
Sistem harga pokok produksi yang digunakan perusahaan akan menentukan
karakteristik manajemen perusahaan, namun pada dasarnya bertujuan sebagai dasar
pengendalian biaya produksi. Supriyono (1999:40) menyebutkan sistem harga
produksi dibadi menjadi dua macam yaitu :
a. Sistem harga pokok produksi sesungguhnya
Sistem harga pokok produksi sesungguhnya adalah sistem pembebanan
harga pokok produksi kepada produk atas pesanan yang dihasilkan sesuai dengan
harga pokok atau biaya yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini harga pokok
produksi, pesanan atau jasa baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya yang
sesungguhnya dikumpulkan.
b. Sistem harga pokok produksi ditentukan di muka
Sistem harga pokok produksi yang ditentukan di muka adalah sistem
pembebanan harga pokok produksi atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok
yang ditentukan di muka sebelum suatu produk atau pesanan mulai dikerjakan.
Menurut Mulyadi, sistem harga produksi yang ditentukan di muka dibagi
menjadi dua macam, yaitu : !) Sistem biaya taksiran, adalah sistem akuntansi biaya
produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya – biaya yang ditentukan di muka
dalam menghitung harga pokok produksi yang diproduksi; 2} Sistem biaya standar,
merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian
rupa sehingga manajemen dapat mendeteksi kegiatan – kegiatan dalam perusahaan
yang biayanya menyimpang dari biaya standar yang ditentukan.
9. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2000:18), metode penentuan harga pokok produksi adalah
cara menghitung unsur – unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam
memperhitungkan unsur biaya ini, terdapat dua pendekatan yaitu :
a. Full Costing
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi
menurut metode full costing sebagai berikut :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx +
Harga pokok produksi xxx
Dengan demikian, total harga pokok produksi yang dihitung dengan
pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead produksi pabrik variabel dan biaya
overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya
administrasi dan umum) (Mulyadi, 2000:19).
b. Variabel costing
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga
pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik variabel. Dengan demikian, harga pokok produksi menurut
metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx +
Harga pokok produksi xxx
Dengan demikian, total harga pokok produk yang dihitung dengan
menggunakan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi
variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel
dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik
tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap) (Mulyadi,
2000:12).
Metode full costing maupun variabel costing merupakan metode penentuan
harga pokok produksi. Perbedaan metode tersebut adalah terletak pada perlakuan
biaya produksi yang berperilaku tetap. Dalam full costing, biaya overhead pabrik baik
yang berperilaku tetap maupun variabel dibebankan kepada produk atas dasar biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya. Sedangkan dalam metode variabel costing,
biaya overheas pabrik yang dibebankan kepada produk hanya biaya yang berperilaku
variabel saja.
10. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam pengumpulan biaya menurut Mulyadi (2001:427)
yaitu :
a. Fungsi penjualan
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, order produksinya umumnya
ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara fungsi pemasaran dan fungsi
produksi. Fungsi penjualan melayani order dari langganan berdasarkan persediaan
produk jadi yang ada di gudang.
b. Fungsi produksi
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi fungsi –
fungsi yang ada di bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses
produksi guna memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan..
c. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
Fungsi ini merupakan fungsi staf yang membantu tungsi produksi dalam
merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi.
d. Fungsi gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan
penolong dan bahan lain yang digudangkan. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk menerimaa produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi.
e. Fungsi akuntansi biaya
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat pemakaian biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang digunakan dalam proses
produksi dan juga bertanggung jawab dalam membuat perhitungan mengenai
harga pokok produksi.
11. Dokumen yang digunakan
Menurut Mulyadi (2001:425) dokumen yang digunakan dalam pengumpulan
biaya yaitu :
a. Surat order produksi
Dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen
produksi yang ditujukan kepada bgaian – bagian yang terkait dengan proses
pengolahan produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara
produksi, fasilitas produksi dan jangka waktu yang tercantum dalam surat order
produksi tersebut.
b. Daftar Kebutuhan Bahan
Dokumen ini merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan
untuk memproduksi produk sejenis yang tercantum dalam surat order produksi.
c. Daftar Kegiatan Produksi
Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang
diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order
produksi.
d. Bukti permintaan dan pengeluaran barang
Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk
meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang
tercantum dalam surat order produksi.
e. Bukti pengembalian barang gudang
Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk
mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang.
f. Kartu jam kerja
Dokumen ini merupakan kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung
yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order
produksi.
g. Laporan produk selesai
Laporan produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan
selesainya produk pesanan tertentu kepada fungsi perencanaan dan pengawasan
produksi, fungsi gudang, fungsi penjualan, fungsi akuntansi persediaan dan juga
fungsi biaya.
12. Catatan akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengumpulan biaya menurut
Mulyadi (2001:426) adalah :
a. Jurnal pemakaian bahan baku
Jurnal ini merupakan jurnal khsusu yang digunakan untuk mencatat harga pokok
bahan baku yang digunakan untuk produksi.
b. Jurnal umum
Digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran gaji dan upah, depresiasi aktiva
tetap, amortisasi aktiva tidak berwujud, dan terpakainya persekot biaya.
c. Register bukti kas keluar
Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi (biaya bahan,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik) yang dikeluarkan untuk
pesanan tertentu.
d. Kartu biaya
Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya overhead pabrik, biaya
administrasi dan umum dan biaya pemasaran.
e. Laporan biaya produksi
Catatan ini berisi pemakaian biaya – biaya produksi yang terjadi selama periode
tertentu dan perhitungan harga pokok produksi dalam periode tersebut.
B. Kerangka Pemikiran
Setiap perusahaan tentu mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai
srtategi, salah satunya yaitu penentuan harga jual. Penelitian ini hanya mengkaji satu
faktor saja yaitu biaya produksi. faktor biaya produksi sangat berperan dalam
menentukan harga jual. Agar harga jual sesuai dengan yang diinginkan, maka harus
memperhatikan biaya-biaya untuk memproduksi suatu produk, karena biaya akan
memberikan informasi batas bawah terhadap harga jual yang akan ditentukan.
Dengan memperhatikan biaya produksi tersebut diharapkan akan tepat dalam
penentuan harga jual. Hal ini menunjukkan suatu keterkaitan antara biaya produksi
dan harga jual. Secara umum untuk membentuk harga jual suatu produk merupakan
penjumlahan antara laba yang diinginkan dengan biaya produksi. Jadi jika biaya
produksi yang dikeluarkan pada suatu produk tinggi, maka laba yang diinginkan
seharusnya disesuaikan dengan harga jual di pasaran dan sebaliknya jika
menginginkan laba yang diinginkan tinggi maka produsen harus dapat menekan biaya
produksi.
Dari penelitian pada CV Bintang Jaya Kabupaten Simalungun dapat
digambarkan sebagai berikut :
CV. Bintang Jaya Kabupaten Simalungun
Analisis Harga Pokok Produksi Terhadap Harga Jual Pada CV. Bintang Jaya Kabupaten Simalungun
Mulyadi (2001 : 425) Dokumen yang digunakan dalam penentuan biaya :
Surat order produksiDaftar kebutuhan bahanDaftar kegiatan produksi
Bukti permintaan dan pengeluaran barangBukti pengembalian barang gudang
Kartu jam kerjaLaporan produk selesai
EFEKTIF(BAIK)
TIDAK EFEKTIF
(TIDAK BAIK)
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan suatu anggapan penulis yang kebenarannya
dapat diterima secara ilmu pengetahuan yang dijadikan landasan selanjutnya dalam
menulis laporan penelitian.
Anggapan dasar dalam kasus ini adalah CV. Bintang Jaya telah menetapkan
harga jual produk berdasarkan harga pokok produksi dengan efektif.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis dapat diterima jika kebenarannya dapat terbukti melalui suatu penelitian.
Sesuai dengan rumusan di atas, maka hipotesis yang diambil adalah bahwa
metode penetapan harga jual berdasarkan harga pokok produksi pada CV. Bintang
Jaya sudah cukup efektif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pemilihan metode yang tepat merupakan salah satu ukuran untuk
menentukan baik tidaknya suatu penelitian. Dalam menjalankan proses penulisan
skripsi ini, penulis memerlukan data yang sifatnya relevan yaitu menggunakan 2
(dua) metode penelitian yaitu :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan diadakan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu CV.
Bintang Jaya Kabupaten Simalungun sehingga mendapatkan gambaran yang lebih
nyata serta melakukan wawancara dengan pihak yang berkompeten serta para
pegawai yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Perpustakaan (Library Research)
Di samping melakukan penelitian di lapangan, penulis juga melakukan penelitian
kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku – buku, literatur, majalah, peraturan
– peraturan, dokumen – dokumen CV. Bintang Jaya yang berhubungan dengan
judul skripsi.
31
B. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghiondari terjadinya kesimpangsiuran dalam pembahasan, maka
penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini pada pembahasan mengenai analisis
harga pokok produksi terhadap penentuan harga jual pada CV. Bintang Jaya
Kabupaten Simalungun.
C. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
dan data kuantitatif yang bersifat primer dan sekunder.
1. Data kualitatif
Yaitu data yang tidak dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk kategori. Dimana
jenis data tersebut adalah :
a. Sejarah singkat CV. Bintang Jaya Kabupaten Simalungun
b. Struktur organisasi CV. Bintang Jaya Kabupaten Simalungun beserta uraian
tentang tugas dan tanggung jawab masing – masing jabatan.
2. Data kuantitatif
Adalah data yang diwujudkan dalam bentuk angka – angka misalnya data
pertanggungjawaban biaya operasional pada CV. Bintang Jaya Kabupaten
Simalungun.
D. Sumber Data
Dalam penulisan skripsi ini, digunakan dua jenis sumber data yaitu :
1. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian atau observasi yang
telah dilakukan (Simamora, 2004:31). Dalam penelitian ini, data primer
didapatkan dari pegawai CV. Bintang Jaya Kabupaten Simalungun.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat dari sumber – sumber lain
(Simamora, 2004:32). Pada penelitian ini, data sekundernya diperoleh dari buku –
buku pustaka, internet dan sumber – sumber lainnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data tersebut, teknik pengumpulan data yang dilakukan
penulis adalah sebagai berikut :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan data berupa perhitungan harga pokok produksi dan harga jual
kerupuk di CV. Bintang Jaya.
2. Metode Wawancara
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara yaitu wawancara tidak
terstruktur dan wawancara terstruktur. Dalam penelitian ini menggunakan
pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan (Arikunto, 2002:202). Metode ini
digunakan untuk mendapatkan informasi dari fungsi – fungsi yang terkait dengan
bagian perhitungan harga pokok produksi dan harga jual.
F. Alat Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan alat – alat tulis, internet
serta informasi – informasi yang diberikan oleh CV. Bintang Jaya Kabupaten
Simalungun.
G. Teknik Analisa Data
Untuk menganalisa apa yang telah dilakukan dalam penelitian untuk
penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1. Teknik Deskriptif
Yaitu metode analisa yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
mengklasifikasikan data kemudian menganalisa serta menginterprestasikannya
sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan
diteliti.
2. Teknik Komparatif
Yaitu teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan keadaan yang
berlaku umum menurut teori akuntansi dengan permasalahan yang ada di CV.
Bintang Jaya Kabupaten Simalungun yang kemudian akan diambil kesimpulan –
kesimpulan dan selanjutnya dengan memberikan saran – saran yang baik dari
perbandingan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemah, Soemita, R. Biaya dan Harga Pokok. Tarsito. Bandung. 1982
Daljono. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok Produksi dan Pengendalian.
BP Universitas Diponegoro. Semarang. 2004
Hanafi, Mahmud M dan Halim Abdul. Akuntansi Laporan Keuangan. AMP
YKPN. Yogyakarta. 2003
Matz, Adolph, dkk. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Penerbit
Erlangga. Jakarta. 1990
Mulyadi. Akuntansi Biaya. Aditya Media. Yogyakarta. 2000
Supriyono, RA. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta. 1999
Sukirno, Sudono. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2000
Usry, Carter. Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta. 2004
William K. Carter. Akuntansi Biaya Edisi 14. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
2009
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemah, Soemita, R. Biaya dan Harga Pokok. Tarsito. Bandung. 1982
Daljono. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok Produksi dan Pengendalian.
BP Universitas Diponegoro. Semarang. 2004
Hanafi, Mahmud M dan Halim Abdul. Akuntansi Laporan Keuangan. AMP
YKPN. Yogyakarta. 2003
Matz, Adolph, dkk. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Penerbit
Erlangga. Jakarta. 1990
Mulyadi. Akuntansi Biaya. Aditya Media. Yogyakarta. 2000
Supriyono, RA. Akuntansi Biaya. BPFE. Yogyakarta. 1999
Sukirno, Sudono. Pengantar Teori Mikroekonomi. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2000
Usry, Carter. Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta. 2004
William K. Carter. Akuntansi Biaya Edisi 14. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
2009
RENCANA DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pokok Bahasan ....................................................................... 2
C. Tujuan dan Kegunaan Proposal ............................................. 3
1. Tujuan Proposal ............................................................... 3
2. Kegunaan Proposal .......................................................... 3
D. Sistematika Penulisan ............................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
A. Uraian Teoritis ....................................................................... 5
1. Pengertian Haraga Pokok Produksi dan Harga Jual .............. 5
a. Pengertian Harga Pokok Produksi .................................. 5
b. Pengertian Harga Jual ..................................................... 5
2. Tujuan dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi ........ 6
3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi ....................... 7
4. Sistem Harga Pokok Produksi ............................................... 13
iii
5. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual . . . 14
a. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ........................ 14
b. Metode Penentuan Harga Jual ........................................... 16
6. Fungsi yang terkait ................................................................ 16
7. Dokumen yang digunakan ..................................................... 18
8. Catatan Akuntansi yang digunakan ....................................... 19
B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 20
C. Anggapan Dasar dan Teoritis ................................................ 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 23
A. Desain Penelitian ................................................................... 23
B. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 24
C. Jenis Data ............................................................................... 24
D. Sumber Data .......................................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 25
F. Alat Pengumpulan Data ......................................................... 26
G. Teknik Analisa Data .............................................................. 26
BAB IV GAMBARAN UMUM CV. BINTANG JAYA ......................... 28
A. Sejarah Singkat Perusahaan ................................................... 28
B. Struktur Organisasi ................................................................ 29
C. Tenaga Kerja Perusahaan ....................................................... 32
D. Proses Produksi ...................................................................... 33
E. Penggolongan Biaya Produksi pada CV. Bintang Jaya ......... 35
F. Penentuan Harga Pokok Produksi ......................................... 37
BAB V ANALISA DAN EVALUASI ................................................... 38
A. Analisa dan Evaluasi Terhadap Penentuan Harga Pokok
Produksi ................................................................................. 38
B. Analisa dan Evaluasi Terhadap Perhitungan Penentuan Harga
Pokok Produksi ...................................................................... 38
C. Pengaruh biaya produksi terhadap harga jual ........................
BAB VI PENUTUP .................................................................................. 41
A. Kesimpulan ............................................................................ 41
B. Saran ...................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
RENCANA DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Struktur Orgamisasi CV. Bintang Jaya .................................... 30
Gambar 2 Diagram Alir Proses Pengolahan Kerupuk .............................. 35
RENCANA DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Daftar Jumlah Karyawan............................................................. 33
Tabel 2 Daftar Karyawan Kesertaan Jamsostek....................................... 33
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini sebagai salah satu syarat mengikuti penyusunan skripsi guna
memperoleh gelar Strata Satu (S1) Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Sultan Agung Pematangsiantar.
Dalam penulisan proposal skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
serta bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak baik secara moril maupun materi,
maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hari, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Darwin Lie, SE., MM., Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Sultan Agung Pematangsiantar.
2. Bapak Drs. Yansen Siahaan, Ak., MSAc., Ketua Program Studi S1 – Akuntansi
sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dengan penuh
kesabaran.
3. Para dosen dan staf tata usaha STIE Sultan Agung yang telah banyak membantu
penulis.
4. Bapak Herry Chandra, Pimpinan CV. Bintang Jaya Kabupaten Simalungun dan
rekan – rekan kerja penulis yang telah banyak membantu memberikan data serta
keterangan yang penulis butuhkan.
i
5. Secara khusus kepada kedua orang tua yang sangat saya sayangi yang selama ini
telah bersusah payah membesahkan dan mendidik saya serta yang selalu
memberikan dorongan moril maupun materi serta doa restunya untuk masa depan
saya. Saya mengucapkan yang sebesar – besarnya.
6. Terima kasih buat adikku tersayang atas dukungan dan doanya.
7. Buat seseorang yang jauh disana namun dekat dihati, Solihin, terima kasih atas
doa, dorongan dan kebersamaannya.
8. Buat keluarga besar penulis atas doa dan dukungannya.
9. Kepada teman – temanku jurusan S1 – Akuntansi Angkatan 2008.
10. Seluruh teman – teman saya dan pihak – pihak lainnya yang telah banyak
memberikan saran dan dukungan dalam pembuatan proposal ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis mengharapkan agar nantinya proposal ini bermanfaat bagi
semua pihak di kemudian hari, khususnya kepada diri pribadi penulis. Amin Ya
Rabbal ‘Alamin.
Pematangsiantar, September 2012Wassalam`Penulis
YULIA RIANTINIM. 08400905
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pokok Bahasan ....................................................................... 2
C. Tujuan dan Kegunaan Proposal ............................................. 3
1. Tujuan Proposal ............................................................... 3
2. Kegunaan Proposal .......................................................... 3
D. Sistematika Penulisan ............................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
A. Uraian Teoritis ....................................................................... 5
1. Pengertian Haraga Pokok Produksi dan Harga Jual .............. 5
a. Pengertian Harga Pokok Produksi .................................. 5
b. Pengertian Harga Jual ..................................................... 5
2. Tujuan dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi ........ 6
3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi ....................... 7
4. Sistem Harga Pokok Produksi ............................................... 13
5. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual . . . 14
a. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ........................ 14
iii
b. Metode Penentuan Harga Jual ........................................... 16
6. Fungsi yang terkait ................................................................ 16
7. Dokumen yang digunakan ..................................................... 18
8. Catatan Akuntansi yang digunakan ....................................... 19
B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 20
C. Anggapan Dasar dan Teoritis ................................................ 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 23
A. Desain Penelitian ................................................................... 23
B. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 24
C. Jenis Data ............................................................................... 24
D. Sumber Data .......................................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 25
F. Alat Pengumpulan Data ......................................................... 26
G. Teknik Analisa Data .............................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
RENCANA DAFTAR ISI
iv