UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Yang diajukan oleh
F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Telah disetujui oleh
Pembimbing
( Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ ) Tanggal Selasa 21 Juli 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN PENGESAHAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh
FCyntia EN Tasirilotik
NIM 111434009
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr Marcellinus Andy Rudhito S Pd
Sekertaris Drs A Tri Priantoro M For Sc
Anggota Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ
Anggota Dra Maslichah Asyrsquoari MPd
Anggota Luisa Diana Handoyo S Si MSi
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rohandi PhD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan
untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo
Kupersembahkan buat
Ibu-Bapak ku
ungkapan rasa hormat dan baktiku
Adik-adikku dan Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Penulis
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
Yang menyatakan
F Cyntia EN Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai
Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada
1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala
pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan
2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing
4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik
yang selalu memberi semangat
5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian
6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan
Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan
skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Yang diajukan oleh
F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Telah disetujui oleh
Pembimbing
( Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ ) Tanggal Selasa 21 Juli 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN PENGESAHAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh
FCyntia EN Tasirilotik
NIM 111434009
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr Marcellinus Andy Rudhito S Pd
Sekertaris Drs A Tri Priantoro M For Sc
Anggota Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ
Anggota Dra Maslichah Asyrsquoari MPd
Anggota Luisa Diana Handoyo S Si MSi
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rohandi PhD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan
untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo
Kupersembahkan buat
Ibu-Bapak ku
ungkapan rasa hormat dan baktiku
Adik-adikku dan Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Penulis
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
Yang menyatakan
F Cyntia EN Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai
Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada
1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala
pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan
2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing
4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik
yang selalu memberi semangat
5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian
6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan
Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan
skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Yang diajukan oleh
F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Telah disetujui oleh
Pembimbing
( Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ ) Tanggal Selasa 21 Juli 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN PENGESAHAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh
FCyntia EN Tasirilotik
NIM 111434009
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr Marcellinus Andy Rudhito S Pd
Sekertaris Drs A Tri Priantoro M For Sc
Anggota Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ
Anggota Dra Maslichah Asyrsquoari MPd
Anggota Luisa Diana Handoyo S Si MSi
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rohandi PhD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan
untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo
Kupersembahkan buat
Ibu-Bapak ku
ungkapan rasa hormat dan baktiku
Adik-adikku dan Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Penulis
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
Yang menyatakan
F Cyntia EN Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai
Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada
1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala
pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan
2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing
4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik
yang selalu memberi semangat
5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian
6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan
Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan
skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK ( Annona muricata L)
SEBAGAI BAHAN PESTISIDA ORGANIK TERHADAP MORTALITAS
HAMA WALANG SANGIT
HALAMAN PENGESAHAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh
FCyntia EN Tasirilotik
NIM 111434009
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan panitia penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr Marcellinus Andy Rudhito S Pd
Sekertaris Drs A Tri Priantoro M For Sc
Anggota Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ
Anggota Dra Maslichah Asyrsquoari MPd
Anggota Luisa Diana Handoyo S Si MSi
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rohandi PhD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan
untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo
Kupersembahkan buat
Ibu-Bapak ku
ungkapan rasa hormat dan baktiku
Adik-adikku dan Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Penulis
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
Yang menyatakan
F Cyntia EN Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai
Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada
1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala
pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan
2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing
4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik
yang selalu memberi semangat
5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian
6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan
Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan
skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
ldquoDalam kelemahan kita disitulah kita kuat dan satu keinginan tanpa ada kemauan
untuk berlangkah adalah suatu kesia-siaanrdquo
Kupersembahkan buat
Ibu-Bapak ku
ungkapan rasa hormat dan baktiku
Adik-adikku dan Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Penulis
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
Yang menyatakan
F Cyntia EN Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai
Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada
1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala
pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan
2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing
4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik
yang selalu memberi semangat
5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian
6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan
Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan
skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
Penulis
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
Yang menyatakan
F Cyntia EN Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai
Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada
1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala
pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan
2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing
4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik
yang selalu memberi semangat
5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian
6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan
Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan
skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama F Cyntia E N Tasirilotik
NIM 111434009
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangit rdquo
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan untuk mengalihkan dalam bentuk media lain
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tampa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Rabu 29 Juli 2015
Yang menyatakan
F Cyntia EN Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai
Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada
1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala
pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan
2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing
4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik
yang selalu memberi semangat
5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian
6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan
Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan
skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai
Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi
ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya khususnya kepada
1 Kedua orang tua saya Bapak Hijon dan Ibu Kristina Taileleu atas segala
pengorbanan doa serta dukungan yang telah diberikan
2 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3 Romo Dr Ir P Wiryono Priyotamtama SJ selaku Dosen Pembimbing
4 Rini Dwi Fernanda Febriyani dan Jhon Maychel sebagai adik-adik
yang selalu memberi semangat
5 Jimmy Taboy yang telah menemani dari awal sampai akhir penelitian
6 Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf pada Program Pendidikan
Biologi Sanata Dharma Yogyakarta
7 Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sanata
Dharma angkatan 2011 atas kerja sama dan bantuannya serta semua
pihak yang tidak bisa disebukan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca diterima dengan terbuka demi perbaikan
skripsi ini dapat menjadi lebih baik Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak
Yogyakarta Rabu 29 Juli 2015
F Cyntia E N Tasirilotik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ldquoUji Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Sebagai Bahan
Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Universitas Sanata Dharma
Upaya peningkatan hasil produksi padi telah banyak dilakukan salah
satunya adalah pengendalian hama Salah satu hama yang ada pada tanaman padi
adalah walang sangit Umumnya petani melakukan pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida sintetik yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan Usaha alternatif untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida
sintetik yang dapat dilakukan adalah menggunakan pestisida alami yakni daun
sirsak Daun sirsak memiliki keistimewaan sebagai antifeedant dan racun perut
yang membuat serangga mati Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh
ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap mortalitas walang sangit serta
ingin mengetahui tingkat konsentrasi mana yang lebih efektif terhadap mortalitas
walang sangit Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan (P1 P2
P3 P4) dengan 1 Kontrol (P0) dan 3 pengulangan pada masing-masing perlakuan
Untuk setiap pengulangan akan ada walang sangit sebanyak 10 ekor pada stadia
imago Data yang diambil adalah tingkat mortalitas walang sangit pada setiap12
jam setelah aplikasi pestisida Terhadap data tersebut dilakukan perhitungan
persentase motalitas walang sangit dan dianalisis dengan uji anova one factor
between design dan dilanjutkan dengan uji critical differences (CD) Berdasarkan
pengamatan dan analisis data dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak
(Annona muricata L) pada konsentrasi 15 30 45 60 berpengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit Konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih
efektif terhadap mortalitas walang adalah perlakuan P2 pada tingkat konsentrasi
30 dengan tingkat mortalitas 7333
Kata Kunci Daun Sirsak Pestisida Alami Walang Sangit dan Mortalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Effectiveness Analysis Of Sirsak (Annona muricata L)Leaves Exctractas Organic
Pisticide Applied To Walang Sangit Pest
F Cyntia E N Tasirilotik
111434009
Sanata Dharma University
Efforts to increase rice production yield have been widely applied one of
them is pest control One of the pests that exist on the rice plant is walang sangit
Generally the farmers control pests by using synthetic pesticides which have a
negative effect for the environment Alternative effort to reduce the impact of the
use of synthetic pesticides is using natural pesticides like sirsak leaves Sirsak
leaves have speciallity compound as an antifeedant and stomach poison that
could make the insects die This research aims to know the effect of sirsak
(Annona muricata L) leaves extract on walang sangit mortality and to know the
extract dilution which is more effective for mortality of walang sangit The
research conducted at the experimental garden of Biology Education Sanata
Dharma University in Yogyakarta The research design was Completely
Randomized Design (CRD) which consists of 4 treatments that is (P1 P2 P3
P4) and without application of pesticide (P0) and 3 repetitions in each treatment
For each repetition there were 10 walang sangit on imago stage Data was the
mortality rates of walang sangit at every 12 hours after application of pesticides
Data be calculated into percentage of mortality of walang sangit and analyzed by
one factor anova test between design and continued with test a critical differances
(CD) Based on observations and data analysis can be concluded that
concentration of sirsak (Annona muricata L) leaves extract in 15 30 45
and 60 were significantly effect on mortality of walang sangit Concentration of
sirsak leaves extract which the most effective influence on mortality of walang
sangit was 30 in P2 treatment with 7333 mortality rates
Keywords Sirsak Leaves Natural Pesticides walang sangit and Mortality
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
KATA PENGANTAR vii
ABSTRAKviii
ABSTRACT ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang Masalah 1
B Rumusan Masalah 5
C Batasan Penelitian 5
D Tujuan Penelitian 5
E Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A Pestisida 7
1 Pengertian 7
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida 8
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian 11
4 Pestisida Alami 14
B Hama 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg) 19
1 Morfologi Walang Sangit 20
2 Biologi dan Ekologi 20
3 Tanaman Inang 22
4 Musuh Alami 23
5 Pengendalian 24
6 Kerugian yang Ditimbulkan 24
D Sirsak (Annona muricata L) 25
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L) 26
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L) 28
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L) 29
4 Habitat atau Syarat Tumbuh 30
5 Perbanyakan Tanaman 31
6 Kandungan Kimia 31
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit 32
E Hasil Penelitian yang Relevan 34
F Kerangka Berpikir 35
G Hipotesis 36
BAB III METODE PENELITIAN 37
A Tempat dan Waktu Penelitian 37
B Jenis Penelitian dan Variabel 37
C Desain Penelitian 37
D Alat dan Bahan 38
1 Alat 38
2 Bahan 39
E Cara Kerja 39
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit 39
2 Menangkap Walang Sangit 40
3 Pemeliharan Walang Sangit 41
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit 42
F Teknik Pengambilan Data 43
G Analisis Data 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit 45
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit 52
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak 53
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak 56
3 Siklus Hidup Walang Sangit 59
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang
Sangit 60
C Perhitungan Statistik 62
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66
A Kesimpulan 66
B Saran 66
DAFTAR PUSTAKA 68
LAMPIRAN 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam 46
Tabel 42 Anova Single Factor 62
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan 63
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Walang Sangit 19
Gambar 22 Daun Sirsak 25
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
Terhadap Mortalitas Walang Sangit 52
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi 70
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik 76
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian 80
Lampiran 4 Silabus 86
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia sehingga hampir
sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah pertanian Luasnya
daerah pertanian tersebut mengindikasikan bahwa hampir sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani Aktivitas pertanian sudah ada
sejak dahulu kala yang terus-menerus dan turun-temurun digeluti oleh
masyarakat Indonesia Aktifitas pertanian serta teknologi pertanian pun terus
berkembang seiring berjalannya waktu Berbagai hal dilakukan dan diupayakan
untuk meningkatkan hasil produksi pertanian Mulai dari pemuliaan tanaman
penggunaan pupuk dan pestisida secara optimal serta peningkatan SDM di
bidang pertanian
Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian produksi tanaman padi
dalam skala nasional selalu menempati urutan teratas Pada tahun 2013
produksi tanaman padi mencapai 71279709 ton Banyaknya hasil produksi ini
juga didukung oleh luas lahan yang mencapai 13835252 Ha Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman padi merupakan tanaman pangan yang memiliki
potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan secara terus-menerus
Dalam budidaya pertanian permasalahan yang sering ditemui oleh para
petani adalah masalah penyakit dan organisme pengganggu tanaman (OPT)
atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan hama tanaman Penyakit yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sering dijumpai kebanyakan disebabkan oleh jamur dan serangan virus
Sedangkan organisme pengganggu tanaman didominasi oleh organisme jenis
serangga Berdasarkan hasil wawancara dengan petani desa Tawangharjo
Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah hasil panen tanaman padi pada
tahun 2014 mengalami penurunan drastis bahkan ada petani yang mengalami
gagal panen Penyebab terjadinya penurunan produktifitas tanaman padi ini
disebabkan oleh serangan hama Salah satu hama penyebab gagalnya produksi
pertanian ini adalah walang sangit Kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam
kurun waktu lima tahun terakhir Pada tahun 2011 serangan hama ini juga
menyebabkan terjadinya gagal panen dan menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi para petani Walang sangit merupakan hama yang menyerang
tanaman padi yang sedang berbunga untuk mengisap bulir padi sehingga
menyebabkan penurunan kualitas gabah Serangan berat dapat menurunkan
produksi hingga tidak dapat dipanen Hama ini juga memiliki kemampuan
penyebaran yang tinggi sehingga mampu berpindah ke tanaman padi lain yang
mulai memasuki stadia matang susu Selain itu juga walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir yang memiliki
dampak pada sebaran serangan yang semakin luas
Cara pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani adalah
dengan menyemprotkan pestisida sintetik Namum ternyata pengendalian
dengan menyemprotkan pestisida sintetik tidak secara langsung menyelesaikan
permasalah hama Hama yang disemprot biasanya langsung mati namun
jumlahnya akan bertambah banyak pada keesokan harinya Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kemungkinan disebabkan oleh daya tahan hama atau resistensi hama terhadap
pestisida sintetik yang disemprotkan Keadaan ini membuat para petani
menambah dosis penyemprotan Penambahan dosis penyemprotan tidak
disertai dengan pengetahuan yang cukup sehingga dapat dikatakan bahwa
penambahan dosis mengikuti kemauan petani Kebiasaan seperti ini jika
dilakukan secara terus-menerus akan menimbulkan permasalahan yang lebih
kompleks lagi Hal ini akan berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian yang
mana penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dapat mendatangkan
masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk
hidup lain termasuk manusia
Saat ini telah banyak dikembangkan pestisida yang lebih ramah
lingkungan yakni pestisida organik Pestisida ini dikembangkan untuk
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemberian pestisida
sintetik Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengendalian hama Beberapa dari pestisida nabati
diantaranya adalah bersifat membunuh menarik (attractant) menolak
(repellant) antimakan (antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat
pertumbuhan (Santi 2011)
Berdasarkan beberapa literatur daun sirsak memiliki kandungan bahan
kimia beracun yang cukup efektif mengendalikan ataupun membunuh berbagai
jenis serangga Bagian dari tanaman sirsak baik itu daun akar batang dan
biji dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati Menurut Desi (2007) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Tenrirawe (2011) daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
asimisin bulatasin dan squamosin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin
memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak
lagi memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan serangga hama menyebabkan
kematian
Tanaman sirsak mudah ditemukan di semua wilayah di Indonesia
dimana tanaman sirsak banyak di temukan di pekarangan rumah Berdasarkan
observasi tanaman sirsak juga banyak ditemukan di daerah Tawangharjo
Tanaman ini dapat ditemukan hampir di semua halaman rumah warga ataupun
di perkebunan warga
Penelusuran tumbuh-tumbuhan yang dapat menghasilkan senyawa
antimakan untuk mengendalikan hama serangga sangat menarik untuk diteliti
Hal ini karena dalam perlindungan tumbuhan senyawa antimakan tidak
membunuh mengusir atau menjerat serangga hama bersifat spesifik terhadap
serangga sasaran tidak mengganggu serangga lain tetapi hanya menghambat
selera makan serangga sehingga tumbuhan dan kelangsungan hidup organisme
lainnya terlindungi Melihat fenomena ini peneliti tertarik untuk
memanfaatakan daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk mengatasi
permasalahan hama dengan melakukan uji efektifitas pada hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas walang sangit
2 Manakah dari konsentrasi ekstrak daun sirsak( Annona muricata L) yang
lebih efektif terhadap mortalitas walang sangit
C Batasan Penelitian
1 Penelitian ini berfokus pada penggunaan ekstrak daun sirsak (Annona
muricata L) untuk mengendalikan hama walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak dibuat menjadi beberapa tingkat konsentrasi yakni 15
30 45 dan 60
3 Daun sirsak yang digunakan adalah campuran antara daun sirsak yang muda
dan daun sirsak yang tua
4 Walang sangit yang digunakan adalah walang sangit pada stadia imago
5 Mortalitas adalah tingkat kematian (umumnya atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi
D Tujuan Penelitian
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas walang sangit
2 Mengetahui tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
a Menambah pengetahuan terkait pemanfatan daun sirsak sebagai
pestisida nabati
b Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida nabati
2 Bagi Masyarakat
a Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai manfaat daun
sirsak sebagai pestisida nabati
b Daun sirsak menjadi bahan alternatif bagi petani untuk pengendalian
hama walang sangit selain pestisida sintetik
3 Bagi Dunia Pendidikan
a Sebagai sumber informasi terkait manfaat dari daun sirsak sebagai
pengendali hama
b Dapat menjadi sumber informasi terkait pemanfaatan tumbuhan
sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Pestisida
1 Pengertian
Pestisida (inggris pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama
(pest hama cide membunuh) Menurut peraturan pemerintah no 71973
pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk
a Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b Mengendalikan rerumputan
c Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
d Mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan
peliharaan atau ternak
e Mengendalikan hama-hama air
f Mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act
pestisida adalah sebagai berikut
a Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan mencegah atau menangkis gangguan serangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
binatang pengerat nematoda gulma virus bakteri jasad renik yang
dianggap hama kecuali virus bakteri atau jasad renik yang terdapat
pada manusia dan binatang
b Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman
Pestisida yang digunakan dibidang pertanian secara spesifik sering
disebut produk perlindungan tanaman (crop protection products) Istilah
produk perlindungan tanaman juga digunakan untuk menghindari istilah
pestisida yang berkonotasi ldquoBahan Pembunuhrdquo Memang kenyataan tidak
semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh Repellent
misalnya tidak membunuh melainkan mengusir hama
Aplikasi pestisida di bidang pertanian bertujuan untuk mengendalikan
organisme (makhluk jasad) pengganggu tanaman atau tumbuhan (OPT)
oleh karena itu sasaran biologis aplikasi pestisida pertanian adalah
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dikenal sebagai hama tanaman
penyakit tanaman dan gulma (Djojosumarto 2008)
2 Penggolongan Berdasarkan Cara Kerja Pestisida
Menurut Djojosumarto (2008) beberapa aspek cara kerja pestisida
yang perlu diketahui oleh para pengguna agar tidak salah dalam memilih
pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a Insektisida
Menurut cara kerjanya atau gerakannya pada tanaman setelah
diaplikasikan insektisida secara umum dibedakan menjadi tiga macam
yaitu
1) Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman baik
lewat akar batang dan daun Selanjutnya insektisida sistemik
tersebut mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan
ke bagian-bagian tanaman lainnya baik ke atas (akropetal) atau ke
bawah (basipetal) termasuk ke tunas yang baru tumbuh Contoh
insektisida sistematik adalah furatiokarb fosfamidon isolan
karbofuran dan monokrotofos
2) Insektisida nonsistemik
Insektisida nonsistemik setelah diaplikasikan pada tanaman
sasaran tidak diserap oleh jaringan tanaman tetapi hanya
menempel di bagian luar tanaman Insektisida nonsistemik sering
disebut insektisida kontak Namun istilah itu sebenarnya kurang
begitu tepat Istilah kontak lebih tepat digunakan bagi cara
insektisida yang berhubungan dengan cara masuknya ke dalam
tubuh serangga Contoh insektisida nonsistemik adalah dioksikarb
diazinon diklorvos profenofos dan quinalfos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3) Insektisida sistematik lokal
Insektisida sistematik lokal adalah kelompok insektisida yang
dapat diserap oleh jaringan tanaman umumnya daun tetapi tidak
ditranlokasikan kebagian tanaman lainnya Termasuk kategori ini
adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar atau insektisida
yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman
Contohnya dimetan furatiokarb pyrolan dan profenofos
b Fungisida
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut
efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam yaitu ada
yang menghentikan perkembangan cendawan dan ada yang mematikan
cendawan
c Herbisida
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan
gulma atau tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki Karena
herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotosik
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) cara kerja insektisida dalam tubuh serangga dikenal
istilah mode of action dan cara masuk atau mode of entry Mode of action
adalah cara insektisida memberikan pengaruh melalui titik tangkap (target
site) di dalam tubuh serangga Titik tangkap pada serangga biasanya berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
enzim atau protein Beberapa jenis insektisida dapat mempengaruhi lebih
dari satu titik tangkap pada serangga
Cara kerja insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor
terbagi dalam 5 kelompok yaitu
a Mempengaruhi sistem saraf
b Menghambat produksi energi
c Mempengaruhi sistem endokrin
d Menghambat produksi kutikula
e Menghambat keseimbangan air
Mode of entry adalah cara insektisida masuk ke dalam tubuh serangga
dapat melalui kutikula (racun kontak) alat pencernaan (racun perut) atau
lubang pernafasan (racun pernafasan) Meskipun demikian suatu insektisida
dapat mempunyai satu atau lebih cara masuk ke dalam tubuh serangga
3 Resiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Pestisida pertanian pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran
bahan kimia serta bahan-bahan lain (ekstrak tumbuhan mikroorganisme dan
sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) Karena itu senyawa pestisida bersifat ionaktif artinya
pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan
misalnya menghentikan pertumbuhan membunuh hama atau penyakit
menekan hama atau penyakit membunuh atau menekan gulma mengusir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
hama mempengaruhi atau mengatur pertumbuhan tanaman merontokkan
daun dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama walang
sangit telah banyak dilakukan oleh petani di lapangan misalnya
penggunaan bahan-bahan kimia sintetik seperti insektisida Pengunaan
insektisida untuk melindungi tanaman dari serangan hama secara berlebihan
dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia serta
lingkungan pada umumnya
Menurut Djojosumarto (2008) meskipun sebelum diproduksi secara
komersial telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat-syarat
keselamatan namun karena bersifat bioaktif maka pestisida tetap
merupakan racun Setiap racun selalu mengundang resiko (bahaya) dalam
penggunaannya baik resiko bagi manusia maupun lingkungan
Keseluruhan resiko penggunaan pestisida di bidang pertanian
a Resiko bagi keselamatan pengguna
Resiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida
secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut
maupun kronis Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala
pusing mual muntah dan sebagainya Beberapa pestisida dapat
menimbulkan iritasi kulit bahkan dapat mengakibatkan kebutaan
Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadar diri kejang-kejang bahkan meninggal dunia Keracunan kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka
panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan Akibat yang
ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubunggkan dengan
pestisida meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan
meyakinkan adalah kanker gangguan saraf fungsi hati dan ginjal
gangguan pernafasan keguguran cacat pada bayi dan sebagainya
b Resiko bagi manusia
Resiko bagi manusia adalah keracunan residu pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian Resiko bagi manusia dapat berupa
keracunan langsung kerena memakan produk pertanian yang tercemar
pestisida atau lewat rantai makan Meskipun bukan tidak mungkin
manusia menderita keracunan akut tetapi resiko konsumen umumnya
dalam bentuk keracunan kronis tidak segera terasa dan dalam jangka
panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan
c Resiko bagi lingkungan
Resiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut
1) Resiko bagi orang hewan dan tumbuhan yang berada ditempat atau
di sekitar tempat pestisida digunakan Drift pestisida misalnya dapat
diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat
Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang
sudah disemprotkan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Bagi lingkungan umum pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan (tanah udara dan air) dengan segala akibatnya misalnya
kematian hewan nontarget penyederhanaan rantai makanan alami
penyederhanaan keanekaragaman hayati bioakumulasi dan
biomagnifikasi
3) Khusus bagi lingkungan pertanian (agroekosistem) pengunaan
pestisida pertanian dapat menyebabkan beberapa hal-hal berikut
a) Menurunkan kepekaan hama penyebab penyakit dan gulma
terhadap pestisida tertentu yang berpuncak pada kekebalan
(resistensi) hama penyakit dan gulma terhadap pestisida
b) Resurjensi hama yakni fenomena meningkatnya serangga hama
tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida
c) Timbulnya hama yang selama ini tidak penting timbulnya
ledakan hama sekunder akibat aplikasi pestisida
d) Terbunuhnya musuh alami hama
e) Perubahan flora misalnya penggunaan herbisida secara terus-
menerus untuk mengendalikan gulma daun lebar akan
merangsang perkembangan gulma daun sempit
f) Meracuni tanaman bila salah penggunaan
4 Pestisida Alami
Menurut Desi (2007) dalam Tenrirawe (2011) untuk mengurangi
pemakaian insektisida sintetik maka dilakukan pengendalian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penggunaan insektisida nabati Penggunaan insektisida alami yang berasal
dari ekstrak tanaman terbukti lebih aman karena mempunyai umur residu
pendek Setelah aplikasi insektisida alami akan terurai menjadi senyawa
yang tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan
Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2012) insektisida nabati merupakan kelompok insektisida yang
berasal dari tanaman contoh piretrum atau piretrin nikotin rotenon
limonen azadirachtin sereh wangi dan lain-lain
Pada umumnya pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang
bahan dasarnya berasal dari tumbuhan Menurut FAO (1988) dan US EPA
(2002) pestisida nabati dimasukkan ke dalam kelompok pestisida biokimia
karena mengandung biotoksin Pestisida biokimia adalah bahan yang terjadi
secara alami dapat mengendalikan hama dengan mekanisme non toksik
Secara evolusi tumbuhan telah mengembangkan bahan kimia sebagai alat
pertahanan alami terhadap pengganggunya
Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan
metabolitme sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat
pertahanan dari serangan organisme pengganggu Tumbuhan sebenarnya
kaya akan bahan bioaktif walaupun hanya sekitar 10000 jenis produksi
metabolit sekunder yang telah teridentifikasi tetapi sesungguhnya jumlah
bahan kimia pada tumbuhan dapat mencapai 400000 (Asmaliyah et al
2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurur Kardinan (2002) dalam Tohir (2010) penggunaan insektisida
nabati merupakan alternatif untuk mengendalikan serangga hama
Insektisida nabati relatif mudah ditemukan aman terhadap hewan bukan
sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan efek untuk
organisme lainnya
Eksplorasi pestisida nabati dapat bersumber dari tumbuhan yaitu
penggunaan atau pemanfaatan secara tradisional bagian-bagian tumbuhan
tertentu untuk tujuan pengobatan pengendalian hama dan sebagainya
Beberapa mode of action dari pestisida nabati diantaranya adalah bersifat
membunuh menarik (attractant) menolak (repellant) antimakan
(antifeedant) racun (toxicant) dan menghambat pertumbuhan (Santi 2011)
Menurut Syahputra (2001) dalam Tenrirawe (2011) insektisida alami
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik Di
alam insektisida alami memiliki sifat yang tidak stabil sehingga
memungkin dapat didegradasi secara alami Selain dampak negatif yang
ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi resurjensi dan terbunuhnya
jasad bukan sasaran Dewasa ini harga pestisida sintetik relatif mahal dan
terkadang sulit untuk memperolehnya Disisi lain ketergantungan petani
akan penggunaan insektisida cukup tinggi Alternatif yang bisa dilakukan
diantara memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida
khususnya tumbuhan yang mudah diperoleh dan dapat diramu petani
sebagai sediaan insektisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Gerrits dan Van Latum 1988 Sastrosiswojo 2002
Asmaliyah et al 2010 beberapa keuntungan atau kelebihan penggunaan
pestisida nabati secara khusus dibandingkan dengan pestisida konvensional
adalah sebagai berikut
a Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik yaitu tidak
meracuni (non toksik)
b Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang
c Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah
d Mudah diperoleh di alam contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati
e Cara pembuatannya relatif mudah
f Secara sosial-ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani
kecil di negara-negara berkembang
Beberapa spesies tanaman famili Annonaceae ternyata cukup
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati Annonaceae
umum dijumpai di Indonesia Ekstrak biji tanaman srikaya (Annona
squamosa) dan nona seberang (Aglabra) mempunyai kandungan aktivitas
insektisida yang tinggi terhadap Crocidolomia binotali Sementara itu
ekstrak biji tanaman A retikulata A montana A deliciosa dan Polyalthia
littoralis efektif terhadap serangga gudang Callosobruchus chinensis Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
satu tanaman yang memiliki senyawa untuk digunakan sebagai insektisida
nabati yaitu daun sirsak (Annona muricata L) (Pracaya 2008)
B Hama
Hama tanaman adalah makhluk penggagu berupa hewan yang umunnya
dapat dilihat dengan mata telanjang Sebagian besar hama tanaman adalah
serangga (insekta) Hewan lain yang sering menjadi hama disamping serangga
adalah tungau (acarinae) binatang lunak atau molluska vertebrata (babi
hurtan monyet tikus burung ) dan sebagainya Hama merusak tanaman
pertanian dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman (ulat perusak
daun belalang) membuat korok-korok pada daun melubangi dan membuat
korok-korok batang (penggerek batang) penggerek umbi pengisap cairan
tanaman (hama pencucuk dan menghisap seperti Thrips sp dan Myzus sp)
memakan bunga dan bagian bunga dan sebagainya (Djojosumarto 2008)
Hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat
dengan pancaindera (mata) Hama tersebut dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung maupun tidak langsung Hama yang
merusak secara langsung dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan
sedangkan hama yang merusak tanaman secara tidak langsung bisanya melalui
suatu penyakit (Matnawy 1989) Menurut Rahmawati (2012) ada beberapa
penyebab terjadinya hama antara lain perubahan lingkungan perpindahan
tempat perubahan pandangan manusia dan aplikasi insektisida yang tidak
bijaksana atau berlebihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C Walang Sangit (Leptocorisa acuta Thunberg)
Klasifikasi walang sangit ( Leptocorisa acuta Thunberg)
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Hemiptera
Famili Alynidae
Genus Leptocorisa
Spesies L acuta Thunberg
Gambar 21 Walang Sangit
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi Walang
sangit merusak tanaman ketika mencapai stadia berbunga sampai matang susu
Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna mengapur
dan gabah menjadi hampa Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran
gabah yang sedang mengisi Walang sangit akan mengeluarkan bau sebagai
mekanisme pertahanan diri dari serangan predator atau makhluk pengganggu
lainnya Bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain
(Rahmawati 2012)
Menurut Kalshoven (1981) dalam Efendy et al (2010) walang sangit
(Leptocorisa acuta T) merupakan hama utama dari kelompok kepik
(Hemiptera) yang merusak tanaman padi di Indonesia Hama ini merusak
dengan cara mengisap bulir padi stadia matang susu sehingga bulir menjadi
hampa Serangan berat dapat menurunkan produksi hingga tidak dapat dipanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Hama ini juga memiliki kemampuan penyebaran yang tinggi sehingga mampu
berpindah ke tanaman padi lain yang mulai memasuki stadia matang susu
akibatnya sebaran serangan akan semakin luas Selain itu walang sangit betina
mempunyai kemampuan menghasilkan telur lebih dari 100 butir
1 Morfologi Walang Sangit
Walang sangit merupakan kelompok hewan invertebrata filum
arthropoda pada kelas insekta Walang sangit memiliki bentuk tubuh
langsing dan memanjang berukuran sekitar 15-2 cm punggung dan sayap
(walang sangit dewasa berwarna coklat dan walang sangit mudah berwarna
hijau) badan berwarna hijau memiliki 3 pasang kaki memiliki dua pasang
sayap (satu pasang tebal dan satu pasang seperti selaput) tipe mulut menusuk
dan menghisap telur berbentuk oval yang berwarna hitam kecoklatan
memiliki ldquobelalairdquo proboscis untuk menghisap cairan tumbuhan abdomen
jantan terlihat agak bulat atau tumpul sedangkan yang betina terlihat
meruncing metamorfosis tidak sempurna dan memiliki aroma atau bau khas
2 Biologi dan Ekologi
Serangga dewasa walang sangit meletakkan telur pada bagian atas daun
tanaman Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman
diletakkan satu per satu dalam 1-2 baris sebanyak 1-21 butir Lama stadia
telur tergantung dengan suhu lama periode telur berkisar 5-7 hari Nimfa
yang baru menetas berwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebagai makannya Bentuk badan nimfa sama seperti bentuk dewasa bedanya
nimfa berwarna hijau dan tidak bersayap sedangkan dewasa berwarna coklat
dan bersayap Selama periode nimfa terjadi 4 kali pergantian kulit sebelum
menjadi dewasa Lama periode nimfa berkisar 17 hari pada suhu 21-230C
Pada daerah yang lebih dingin lama periode telur dan nimfa akan lebih
panjang misalnya periode telur dan nimfa masing-masing 13 dan 21 hari
Lama periode prapeneluran berkisar 8 hari Jadi lama siklus hidup walang
sangit berkisar 30-45 hari Lama hidup dewasa berkisar 16-134 hari dengan
menghasilkan telur rata-rata 248 butir per induk (Kartoharjono 2009)
Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan
dalam barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap
kelompok kira-kira 10-20 butir Setiap walang sangit betina dapat bertelur
lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari Nimfa
mengalami 5 instar selama 17-27 hari Walang sangit yang dewasa berbentuk
langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm Bagian perut berwarna hijau atau
krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau- hijauan Daur hidup
rata-rata mencapai 5 minggu kurang lebih 23-34 hari Bila keadaan ideal daur
hidupnya dapat mencapai 115 hari Bila nimfa dan walang sangit dewasa
mengisap cairan daun dan biji padi yang muda matang susu untuk nutrisi
selama daur hidupnya (Pracaya 2008)
Menurut Rajapakse dan Kulasekera (2000) dalam Efendy et al (2010)
siklus hidup walang sangit 35-56 hari dan mampu bertelur 200- 300 butir per
induk Kemampuan bertelur yang tinggi ini dapat menyebabkan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
populasi hama walang sangit dengan cepat di tanaman padi sehingga hal ini
akan meningkatkan tingkat serangan
Menurut Kartoharjono (2009) walang sangit baik nimfa maupun
dewasa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari Pada siang hari
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung Serangga ini menyerang
padi pada stadia generatif dan yang paling disukai adalah stadia matang susu
Jika di lapangan tidak ada tanaman padi walang sangit dewasa akan pindah
ke tanaman rerumputan dan tanaman perdu pada daerah yang terlindungi dan
bertahan hidup pada tanaman tersebut sampai ada tanaman padi untuk
berkembangbiak Curah hujan yang berselang seling menyebabkan populasi
hama ini meningkat
Walang sangit dewasa tahan dalam keadaan lingkungan yang tidak
baik Dalam keadaan cuaca yang kering walang sangit mencari tempat yang
teduh dan tinggal selama dalam kondisi yang panas secara berkerumunan di
antara daun-daun pepohonan Walang sangit dewasa bertebrangan di area
persawahan Adanya walang sangit dapat diketahui dengan adanya bau khas
walang sangit (Pracaya 2008)
3 Tanaman Inang
Tanaman inang utama walang sangit adalah padi pada beberapa
tanaman rerumputan hama ini dapat berkembangbiak walaupun sangat
rendah Beberapa rerumputan yang dapat berfungsi sebagai tanaman inang
adalah Paniculum crusgalli L Scopdan Paspalum dilatanum Poir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Echinocloa crusgalli dan E colunum Tanaman yang menjadi tempat walang
sangit berkembang biak ternyata berpengaruh terhadap sifat makan walang
sangit Walang sangit yang berkembang biak pada E colonum preferensi
terhadap padi kurang dibanding dengan yang berkembang biak pada E
crusgalli dan pada padi Beberapa tanaman lain yang juga sebagai tanaman
inang antara lain Panicum colonum P flavidum P repensP miliore
Andopogon sorghum Digitaria causanguinaria Eleusiae coracoma Setaria
ilacica Cyperus polystachyis Paspalum spp Pennesitum typhoidium tebu
dan gadum (Kartoharjono 2009)
4 Musuh Alami
Menurut Kalshoven (1981) dalam Kartoharjono (2009) walang sangit
memiliki musuh alami berupa parasitoid predator dan patogen Secara alami
telur walang sangit diserang oleh dua jenis parasitoid yaitu Gryon nixoni dan
Oencyrtus malayensisi Namun di lapangan jumlah parasitoid ini di bawah
5 Menurut Pracaya (2008) musuh alami walang sangit adalah parasitoid
dan predator Contoh parsitoid antara lain lebah bungkuk (Gryon nixoni
Oencyrtus malayensis Chrysonna spp) Contoh predator antara lain capung
lalat damsel laba-laba lynx belalang bertanduk panjang
Menurut CAB International (2004) dalam Kartoharjono (2009) nimfa
dan imago walang sangit sering ditemukan terserang oleh jamur Beauveria
bassiana Predator utama berupa laba-laba juga merupakan musuh alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
walang sangit Serangga Reduviidae Gryllidae Tettigonidae Coccinellidae
Asilidae Pantatomidae dan belalang conocephalus merupakan predator telur
5 Pengendalian
Ada beberapa cara mengendalikan walang sangit antara lain secara
kultur teknik secara hayati dan seacra kimia Pengendalian secara kultur
teknik lebih menekankan aspek preventif sanitasi dan kuratif Pengendalian
hayati lebih memanfaatkan parsitoid dan predator sedangkan pengandalian
kimia adalah penggunan insektisida baik sintetik maupun alami
Menurut Rahmawati (2012) hama walang sangit dapat dikendalikan
melalui beberapa langkah seperti
a Membuat perangkap walang sangit dengan ikan yang sudah busuk
daging ayam yang sudah rusak atau dengan kotoran ayam
b Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di kanopi
6 Kerugian yang Ditimbulkan
Menurut Pracaya (2008) bila tanaman padi tidak pernah dihentikan
maka jumlah hama akan meningkat diantaranya adalah walang sangit Baik
nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada padi yang masih
pada tingkatan matang susu sehingga padi menjadi hampa (gabug) Sebelum
butiran padi terbentuk walang sangit menghisap tunas-tunas muda dan daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
muda yang empuk serta berair Nimfa lebih merusak dari pada walang sangit
dewasa sebab mereka hidup lebih lama
Serangan walang sangit meningkat bila terjadi hujan merata dalam satu
tahun Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat
mencapai 10-40 Serangan walang sangit yang hebat dapat menghancurkan
seluruh tanaman padi Tanaman padi yang terus-menerus di tanam juga
mendorong perkembangan populasi hama walang sangit sehingga serangan
walang sangit semakin luas (Pracaya 2008)
D Sirsak (Annona muricata L)
Klasifikasi Tumbuhan Sirsak adalah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Spesies Annona muricata L
Gambar 22 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
1 Morfologi Tanaman Sirsak (Annona muricata L)
a Daun
Daun berbentuk bulat lonjong atau lanset tulang daun menyirip
ujung daun meruncing tepi daun rata pangkal daun meruncing berwarna
hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun mengkilap letak daun
berhadapan panjang tangkai daun plusmn 5 mm Daun sirsak lebar dan agak
tebal dengan bau spesifik langu
b Batang
Batang berwarna coklat berkayu bulat dan bercabang Tanaman
sirsak lebih menyerupai tanaman semak atau perdu dengan batang keras
Tinggi tanaman mencapai 5 - 6 meter Menurut Suranto (2011) pohon
sirsak tingginya bisa mencapai 10 meter dengan diameter batang 10-30
cm Batang sirsak dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan cara okulasi maupun sambung pucuk Batang tanaman
sirsak mempunyai banyak cabang dan cabangnya mempunyai banyak
ranting sehingga menjadikannya rimbun Kulit batang sirsak mudah
dikupas sehingga memudakan untuk diokulasi
c Akar
Tanaman ini mempunyai akar tunggang berwarna coklat Akar
tanaman sirsak cukup dalam karena dapat menembus tanah sampai ke
dalaman 2 meter Akar samping cukup banyak dan kuat hingga baik untuk
konservasi lahan yang miring karena dapat mencegah erosi (Mardiana dan
Juwita 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d Bunga
Bunga tunggal dalam satu bunga terdapat banyak putik sehingga
dimanakan bunga berpistil majemuk Bagian bunga tersusun secara
hemicyclis yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran dan yang lain spiral
atau terpencar Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas dua
lingkaran bentuknya hampir segitiga tebal dan kaku berwarna kuning
keputih-putihan dan setelah tua mekar dan lepas dari dasar bunganya
Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah) Bunga
keluar dari ketiak daun cabang ranting Bunga umumnya sempurna
(hermaprhodit) Tapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja
yang terdapat pada satu pohon Bunga melakukan penyerbukan silang
dengan bantuan serangga karena umumnya tepung sari matang terlebih
dahulu sebelum putiknya reseptif Pada saat lapisan mahkota luar membuka
yakni pada sore hari tepung sari matang lebih dulu (protandri) dan
berhamburan tertiup angin Selanjutnya lapisan makota dalam menyusul
membuka Serangga penyerbuk berpeluang masuk ke dalam bunga yang
menyebarkan bau harum tetapi daya kecambah tepung sari sudah melemah
Oleh karena itu penyerbukan sendiri sangat rendah (sekitar 10)
sedangkan penyerbukan silang cukup besar Lebah madu dan lalat berperan
sebagi penyerbuk
Tanaman sirsak berbunga pada bulan Oktober - November Buah
dapat dipanen pada bulan Januari - Februari Tanaman tahan kekeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
tetapi pada musim yang sangat kering bunga akan berguguran atau bunga
menjadi hitam dan keras
e Buah
Sirsak yang sudah masak hanya mampu bertahan selama 2-3 hari
Buah sirsak termasuk buah semu daging buah lunak dan lembek
berwarna putih berserat dan berbiji hitam pipih Kulitnya berduri tangkai
buah menguning (Mardiana Lina dan Juwita Ratnasari 2014) Buah
berukuran besar Umumnya berbentuk lonjong sering bengkok
(melengkung) Buah berduri penuh Kulit buah berwarna hijau hingga
kekuningan Duri buah agak lunak dan tidak tajam Bila matang buah
menjadi lunak mudah dibelah dengan tangan dan daging buah tampak
berlapis-lapis (dami) Letak daging buah sejajar tegak lurus pada poros
buah (perpanjangan tangkai buah) yang berwarana putih bersih dan berair
Rasa buah masam hingga manis masam Biji sirsak banyak berbentuk
pipih berwarna kehitaman dan keras Biji menyebar keseluruh daging
buah sehingga menyulitkan saat dimakan letak biji sejajar Menurut
Suranto (2011) di dalam buah sirsak terdapat banyak biji dengan jumlah
mencapai 100-200 butir
2 Asal -Usul Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) tanaman sirsak (Annona muricata L) berasal
dari wilayah Amerika Tropis meliputi Amerika Tengah dan Amerika Selatan
yaitu sekitar Peru Argentina hutan Amazon dan kepulauan Karibia Di
wilayah asalnya sirsak (Annona muricata L) merupakan buah penting Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Annona muricata L) adalah salah satu pohon buah yang pertama kali
dikenal di dunia setelah Colombus menemukan Amerika Setelah itu orang
Spanyol membawa ke Filipina Pada abad ke-17 buah ini dibawa ke Benua
Afrika dan banyak dijumpai di taman-taman atau pekarangan rumah
penduduk di wilayah Afrika Selatan Diperkirakan sirsak (Annona muricata
L) masuk ke Afrika pada tahun 1686 Kemudian sirsak menyebar hampir
seluruh wilayah tropis di dunia dari Amerika Selatan Kuba Meksiko Sri
Langka Asia Tenggara sampai Indonesia Di Indonesi sendiri sentra produksi
sirsak berada di daerah Raja Mandala di Jawa Barat kabupaten Karanganyar
dan Rambang di Jawa Tengah serta Malang Selatan
3 Ragam Nama Sirsak (Annona muricata L)
Menurut Suranto (2011) di berbagai negara buah sirsak (Annona
muricata L) ini dikenal dengan nama antara lain graviola (Portugis)
guanabana (Spanyol) guanaba (El Salvador) huanaba (Guatemala) zopote
de viejas atau cabeza de negro (Meksiko) catoche atau catuche (Venezuela)
anona de puntitas atau anona de broquel (Argentina) sinini (Bolivia) brzilian
paw paw araticum do grande graviola jaca do para (Brasil) serta sorsaka
atau zunrzak (Netherlands Antilles Suriname)
Nama lain sirsak dari berbagai bahasa antara lain adalah sousop
(Inggris) zuurzak (Belanda) corossol (Prancis) guyabano (Filipina)
togebanreishi (Jepang) sitapal (India) ciguofan lizhi (Cina) srikaya belanda
(Malaysia) thurian thet (Thailan) mang cau (Vietnam) serata saua sap
(Papua Nugini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Di Indonesia nama lokal sirsak sangat beragam antara lain nangka
londa nangka manila nangka sabrang mulwa londa srikaya welonda
srikaya welondi sirsak sirsat (Jawa) nangka belanda nangka walanda kadu
walanda (Sunda) nangka buris nangka moris nangka englan (Madura)
srikaya jawa (Bali) deureuyan belanda (Aceh) terong olanda (Toba) durian
betawi (Minangkabau) jambu landa (Lampung) dian blanda (Dayak)
nangka walanda (Ternate) nangka lada ( Tidore) durio ulondo (Nias) nahat
(Sika) anona (Larantuka) siri kaja balanda (Bugis) lange lo walanda
(Gorontalo) naha wolanda (Halmahera) anad walanda (Saram Barat) tafena
warata (Seram Selatan) serta ai ota malai (Timor)
Menurut Sunarjono (2004) di Indonesia luas tanaman sirsak tidak
tercatat tetapi hampir setiap orang mengenal sirsak (Annona muricata L)
dengan nama nangka belanda nangka seberang durian belanda atau buah
nona Sesuai dengan namanya buah sirsak berlapis seperti kantong (zak) yang
masam (zuur)
4 Habitat atau Syarat Tumbuh
Sirsak (Annona muricata L) dapat tumbuh pada semua jenis tanah
dengan derajat keasaman (pH) antara 55 - 7 Jadi tanah yang sesuai adalah
tanah yang agak asam sampai agak alkalis Tanaman sirsak (Annona muricata
L) tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi yang berkisar
antara 100 - 1000 m di atas permukaan laut Pada daerah dengan ketinggian
1000 m di atas permukaan laut tanaman sirsak (Annona muricata L) tidak
dapat tumbuh dengan baik Suhu udara yang sesuai untuk tanaman sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(Annona muricata L) adalah 22 - 320C Curah hujan yang dibutuhkan
tanaman sirsak antara 1500- 3000 mm pertahun dengan musim kemarau 4 - 6
bulan (Sunarjono 2013)
5 Perbanyakan Tanaman
Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan cara okulasi atau sambung
pucuk Perbanyakan dengan biji kurang baik karena tanaman mulai berbuah
pada umur enam tahun Sedangkan bibit okulasi tanaman dapat berbuah pada
umur tiga tahun Okulasi pada tanaman sirsak lebih mudah karena kulit
batang mudah di kupas Biasanya setelah tanaman berumur delapan tahun
lebih produksinya akan turun
Menurut Suranto (2011) pohon sirsak tumbuh dengan cepat dan sudah
mulai berbuah pada umur 3-5 tahun Sirsak yang di tanam dari biji mulai
berbuah setelah berumur 4-5 tahun Sementara sirsak yang ditanam dari
okulasi mulai berbuah pada umur 2-3 tahun setelah ditanam Hasil buah
sirsak rata-rata 20 buah tiap pohon pertahun dengan bobot 10-60 kg
6 Kandungan Kimia
Menurut Asprey dan Thornto (2000) dalam Purwatresana (2012)
daun sirsak mengandung flavonoid alkaloid asam lemak fitosterol mirisil
alkohol dan anonol Sedangkan menurut Wullur et al ( 2013) daunnya
mengandung senyawa tanin fitosterol kalsium oksalat alkaloid murisin
monotetrahidrofuran asetogenin seperti anomurisin A dan B gigantetrosin A
annonasin-10-one murikatosin A dan B annonasin dan goniotalamisin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun sirsak
mengandung senyawa acetogenin antara lain acimicin bulatacin dan
squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa acetogenin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi
rendah bersifat racun perut yang menyebabkan serangga hama mati
Menurut Robinson (1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013)
kandungan senyawa yang terdapat dalam daun sirsak antara lain steroid atau
terpenoid flavonoid kumarin alkaloid dan tanin Dimana senyawa
flavonoid berfungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker anti mikroba
anti virus pengatur fotosintetis dan pengatur tumbuh Sedangkan menurut
Yenie et al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman berfungsi sebagai
substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar jaringan Selain itu juga
tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat menyusutkan jaringan dan
menutup struktur protein pada kulit dan mukosa Tanin pada umumnya tahan
terhadap perombakan atau fermentasi selain itu juga dapat menurunkan
kemampuan binatang untuk mengkomsumsi tanaman Saponin bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak
7 Mekanisme Terhadap Tubuh Walang Sangit
Ekstrak daun sirsak diaplikasikan dengan cara menyemprotkan ke
seluruh bagian ruangan secara merata Ekstrak daun sirsak yang disemprotkan
sebagai insektisida masuk ke dalam tubuh serangga melalui kutikula (racun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
kontak) alat pencernaan (racun perut) dan lubang pernafasan (racun
pernafasan) Menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011) daun
sirsak memiliki sifat sebagai antifeedant dan racun perut Pada konsentrasi
tinggi bersifat antifeedant dimana serangga hama tidak lagi memakan bagian
tanaman yang disukainya Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun
perut yang menyebabkan serangga hama mati Menurut Djojosumarto (2008)
jika serangga makan maka pestisida akan masuk ke dalam organ pencernaan
serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan Selanjutnya
insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ke tempat sasaran
yang mematikan misalnya sistem saraf serangga
Menurut Sastrodiharjo (1979) dalam Ajad (2015) dinding tubuh
serangga dapat menyerap pestisida membran dasar dinding tubuh bersifat
semipermeabel Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk
melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus
yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran
trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan
Pada organ tanaman juga terdapat stomata yang memungkinkan
pestisida masuk sehingga serangga yang makan bagian tanaman akan mati
karena masih adanya residu pestisida Menurut Wilkins (1991) dalam
Haryanti dan Tetrinica (2009) stomata ditemukan pada sebagian besar
permukaan tanaman misalnya daun batang dan akar tetapi jumlah stomata
yang terbanyak terdapat pada daun Sebagian besar pohon angiosprermae
daunnya mempunyai stomata pada permukaan bawah sehingga disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
hipostomatus sedangkan pada daun akuatik yang mengapung stomata hanya
terdapat pada permukaan atas daun dan pada tanaman lainnya stomata
terdapat pada ke dua permukaan daun
Penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada daun saat stomata
membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam air akan lebih
mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat ditranslokasikan keseluruh
bagian tubuh tumbuhan (Moenandir 1990 Setyowati 2015 Fatonah et al
2013) Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan tugor sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari
stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta
penguapan air yang berlebihan (Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004
Fatonah at al 2013)
E Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan terkait penggunaan ekstrak daun sirsak
sebagai pestisida nabati Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh
Tenrirawe yang dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Balai
Penelitian Tanaman Serealia Maros Pengujian ekstrak daun A muricata
dilakukan dengan mencelupkan baby corn yang berukuran 4 cm ke dalam
ekstrak daun A muricata dengan konsentrasi 10 20 30 40 dan
kontrol yang kemudian diberikan pada larva H armigera instar III Data
diperoleh dengan mengamati serta menghitung mortalitas larva H armigera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
instar III setelah pemberian ekstrak daun A muricata selama 24 jam dengan
interval pengamatan setiap 4 jam sekali setelah aplikasi
Data dianalisis dengan sidik ragam pola RAL dilanjutkan dengan uji
BNT α 005 Penentuan nilai LC50 dan LT50 melalui analisis probit Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan 12-24 jam setelah aplikasi
ekstrak daun A muricata berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H
armigera instar III Ekstrak daun A muricata konsentrasi 10 menyebabkan
mortalitas larva H armigera 20 dan konsentrasi 20 mortalitas 50 Pada
konsentrasi 30 mortalitas 45 dan konsentrasi 40 menyebabkan mortalitas
65 Hasil analisis probit LC50 2630 dengan kemiringan garis regresi Y =
18754x + 0456 Hasil analisis probit LT50 3114 jam dengan kemiringan
garis regresi Y = 25116x ndash 12625 Berdasarkan pengamatan dan analisis data
dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun A muricata pada konsentrasi 10
20 30 40 berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H armigera
instar III Konsentrasi ekstrak daun A muricata yang terbaik terhadap
mortalitas larva H armigera instar III adalah 40 dengan mortalitas 65
F Kerangka Berpikir
Pada dasarnya hama walang sangit sering menyerang tanaman padi yang
sedang berbunga sampai biji padi stadia matang susu Kerugian yang
ditimbulkan oleh walang sangit bervariasi antara 10-40 Serangan walang
sangit yang hebat dapat menghancurkan seluruh tanaman padi Tanaman padi
yang terus-menerus di tanam juga mendorong perkembangan populasi hama
walang sangit sehingga serangan walang sangit semakin luas Untuk itu perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
adanya penanganan sebelum terjadinya fluktasi hama walang sangit Baik itu
secara mekanis hayati maupun kimia Penangan kimia berupa insektisida
alami yaitu ekstrak daun sirsak Dimana daun sirsak mengandung senyawa
kimia yang juga mampu untuk mempengaruhi daya makan daya reproduksi
pertumbuhan dan pada pengenceran rendah dapat bersifat racun perut
sedangkan pada pengenceran yang pekat dapat bersifat antifeedant yang dapat
menyebabkan kematian Maka untuk mengetahui kebenarannya dilakukan uji
efektivitas daun sirsak sebagai pestisida alami terhadap hama walang sangit
dengan beberapa tingkat konsentrasi
G Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan walang sangit
2 Ekstrak daun sirsak pada tingkat konsentrasi 60 lebih efektif terhadap
mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2015 bertempat di Kebun
Percobaan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di
Dusun Paingan Maguwoharjo Sleman Yogyakarta
B Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
mengetahui efektifitas ekstrak daun sirsak sebagai pestisida nabati untuk hama
walang sangit Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel antara lain
variabel bebas variabel terikat dan variabel kontrol
1 Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
2 Variabel terikat Tingkat mortalitas hama walang sangit
3 Variabel kontrol Daun sirsak tanaman padi volume ekstrak daun
sirsak (50 ml)
C Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 1 Kontrol dan 3 pengulangan pada
masing-masing perlakuan Untuk setiap perlakuan diujikan walang sangit
sebanyak 10 ekor pada stadia imago
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Perlakuan yang dilakukan sebagai berikut
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 ekstrak daun sirsak
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 ekstrak daun sirsak
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 ekstrak daun sirsak
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 ekstrak daun sirsak
D Alat dan Bahan
1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Sprayer
b Blender
c Timbangan
d Termometer
e pH meter
f Saringan
g Ember
h Kandang
i Pisau
j Gelas ukur 100 ml
k Tali rafia
l Paranet hitam
m Paranet putih
n Jarum
o Bambu
p Senter
q Plastik
r Kerangka besi
s Pot
t Kamera
u Alat tulis-menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
a Daun sirsak
b Air
c Walang sangit
d Tanaman padi
e Tanah
f Pupuk kandang
E Cara Kerja
1 Tempat Penangkaran Walang Sangit
Tempat penangkaran yang digunakan adalah kerangka besi berbentuk
rumah dengan ukuran panjang 3 meter lebar 15 meter dan tinggi 1 meter
Kerangka tersebut dibagi 15 ruang sesuai dengan jumlah perlakuan dan
pengulangan Pembatas tiap ruang menggunakan bambu berdindingkan
plastik dan paranet Plastik digunakan untuk memisahkan tiap perlakuan
sedangkan paranet digunakan untuk memisahkan pengulangan tiap perlakuan
Plastik dan paranet yang digunakan dipotong berdasarkan ukuran ruangan
Plastik yang telah dipotong langsung dipasang pada setiap perlakuan yang
diikat menggunakan tali rafia Setelah itu paranet pada setiap pengulangan
dipasang dan diikat menggunakan tali rafia Setelah semua dipasang padi
dimasukkan ke dalam ruangan Padi yang ditanam adalah jenis padi 64 yang
baru berbunga ldquomakatardquo dengan jumlah 15 rumpun dimana ditanam di pot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tanaman padi yang ditanam dapat berasal dari semua jenis padi Pengambilan
jenis padi 64 ini disesuaikan dengan varietas tanaman padi yang kebanyakan
ditanam ketika masa penelitian dilakukan
Satu pot ditanami satu rumpun dengan tanah yang sudah dicampurkan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 pupuk 2 tanah Jika semua tanaman
padi sudah dimasukkan maka penutup paranet hitam dan penutup paranet
putih dipasang untuk menutup bagian atas ruangan dan pinggir ruangan agar
setiap perlakuan dan pengulangan tidak terdapat celah antara ruangan
2 Menangkap Walang Sangit
Walang sangit diperoleh dengan cara menangkap secara langsung
Walang sangit mudah ditemukan di area persawahan terutama pada sawah
yang tanaman padinya mulai berbuah matang susu Pengambilan walang
sangit dapat dilakukan pada pagi atau sore hari Walang sangit yang
ditangkap adalah sebanyak plusmn 200 ekor dimasukkan ke dalam beberapa
kandang Setelah tertangkap atau terkumpul semuanya walang sangit
dimasukkan ke dalam penangkaran walang sangit yang telah dibuat
berdasarkan perlakuan dan pengulangan Untuk setiap pengulangan ada 10
ekor walang sangit pada stadia imago Jadi dalam satu perlakuan ada 30 ekor
walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3 Pemeliharan Walang Sangit
Walang sangit yang telah ditangkap dan yang telah dimasukkan ke
dalam tempat penangkaran yang telah dibuat pada setiap perlakuan dan
pengulangan Walang sangit dipelihara selama 5 hari untuk proses adaptasi
Proses adaptasi dilakukan sebelum pengujian efektivitas ekstrak daun sirsak
4 Membuat Ekstrak Daun Sirsak
Daun sirsak yang digunakan diambil dari beberapa pohon yang ada di
sekitar Paingan Namun penggunaan daun sirsak setiap kali pembuatan
ekstrak selalu diambil dari pohon yang sama Daun sirsak yang digunakan
adalah campuran daun sirsak mudah dan daun sirsak yang sudah tua Cara
membuat ekstrak daun sirsak dilakukan dengan memetik helaian daun sirsak
lalu dibersihkan sampai bersih Setelah itu helaian daun digunting kecil-kecil
dan ditimbang sebanyak 300 gram Setelah ditimbang daun sirsak tersebut
dimasukkan ke dalam blender dengan menambahkan air dengan
perbandingan 1 daun sirsak 1 air (gram volum) Daun yang telah diblender
diambil dan disaring untuk memperoleh ekstrak daun sirsak Hasil saringan
ekstrak daun sirsak kemudian diencerkan beberapa tingkat konsentrasi yaitu
15 30 45 dan 60 Ekstrak daun sirsak telah diencerkan dapat
langsung digunakan Selama masa penelitian ekstrak sirsak dibuat sebanyak
delapan kali Ekstrak yang digunakan standarnya tidak sama karena daun
sirsak yang digunakan berasal dari beberapa pohon sirsak sehingga setiap
pembuatan ekstrak daun sirsak memiliki standar yang berbeda-beda namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembuatan ekstrak daun sirsak sebaiknya memiliki standar yang sama agar
efek yang ditimbulkan sama pada hewan uji ldquo walang sangitrdquo
Untuk memperoleh ekstrak daun sirsak sesuai perlakuan maka dilakukan
pengenceran sebagai beriku
P1 = Konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 = Konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 = Konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 = Konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
5 Pengujian Ekstrak Daun Sirsak pada Hama Walang Sangit
Setelah walang sangit dipelihara selama 5 hari pengujian ekstrak daun
sirsak dapat dilakukan Ekstrak daun sirsak disemprot sebanyak 50 ml pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan selama 8 hari Aplikasi
ekstrak daun sirsak yang dilakukan setiap hari memiliki efisiensi yang kurang
baik bagi petani di lapangan Namun pada kenyataannya aplikasi pestisida
nabati harus lebih sering dilakukan karena efek yang ditimbulkan bekerja
lebih lambat dibandingkan dengan pestisida sintetik Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari jam 0530 WIB
6 Parameter Pengamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi parameter pengamatan adalah
tingkat mortalitas hama walang sangit Dimana harus melakukan perhitungan
persentase mortalitas walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Cara menghitung pensentase mortalitas dengan walang sangit pada
masing-masing pengulangan disetiap perlakuan menggunakan rumus sebagai
berikut
a
P = times 100
a + b
Keterangan
P = Persentase mortalitas walang sangit
a = Jumlah walang sangit yang mati
b = Jumlah walang sangit yang hidup
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji anova Untuk
melihat perbedaan pengaruh antara perlakuan dilakukan uji lanjut
menggunakan uji CD
F Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setiap hari dengan cara mencatat jumlah
mortalitas walang sangit Pengambilan data dilakukan setelah penyemprotan
ekstrak daun sirsak pada masing-masing pengulangan disetiap perlakuan
Data yang diambil adalah jumlah mortalitas walang sangit Data diambil setiap
12 jam setiap hari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak Data diambil 2 kali
sehari setelah aplikasi ekstrak daun sirsak yakni pada jam 1730 WIB dan
0530 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G Analisis Data
Data yang diperoleh merupakan data mentah hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah walang sangit yang mati pada setiap pengambilan data
untuk setiap perlakuan Data yang diperoleh akan dilakukan perhitungan
persentase tingkat mortalitas walang sangit Analisis data menggunakan uji
anova dan apabila signifikan dilanjutkan dengan uji CD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menguji ekstrak
daun sirsak (Annona muricata L) sebagai pestisida alami pada hama tanaman
padi yaitu walang sangit Ekstrak daun sirsak (A muricata L) diaplikasikan
dengan cara menyemprotkan pada hewan uji Penyemprotan ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada hama walang sangit merupakan salah satu upaya dalam
mengendalikan hama walang sangit yang sering ditemukan pada budidaya
tanaman padi Penelitian ini menggunakan uji anova one factor between design
karena faktor yang akan diuji terdiri dari satu faktor yaitu uji ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Percobaan diaplikasikan pada empat kelompok yang terpisah
secara independen Ekstrak daun sirsak yang digunakan terdiri dari empat
perlakuan dan kontrol yakni 0 (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) dan 60
(P4) Setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan
A Hasil Uji Ekstrak Daun Sirsak Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata
L) terhadap mortalitas walang sangit pada tahap imago dilakukan selama 8
hari Aplikasi penyemprotan pestisida dilakukan setiap pagi pada pukul 0530
WIB Pengambilan data dilakukan setiap 12 jam yakni pada pukul 1730 WIB
dan 0530 WIB Penelitian yang dilakukan memberikan gambaran data sebagai
berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 41 Rata-Rata Persentase Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit ()
P0 P1 P2 P3 P4
1 0 0 0 0 0 0
2 12 0 667 333 333 10
3 24 0 3333 2667 667 2333
4 36 0 50 3333 2667 40
5 48 333 5667 50 3333 50
6 60 667 60 6667 50 5667
7 72 667 6333 80 5667 70
8 84 667 70 9333 6333 7667
9 96 667 8667 9667 6667 8333
10 108 667 90 9667 70 90
11 120 667 9667 100 8333 9333
12 132 667 9667 100 9667 9333
13 144 667 100 100 100 9333
14 156 667 100 100 100 9667
15 168 667 100 100 100 100
16 180 667 100 100 100 100
17 192 667 100 100 100 100
Jumlah 8337 121001 124667 105667 117666
Rata-rata 490 7118 7333 6216 6922
Keterangan
P0 Kontrol
P1 Perlakuan dengan konsentrasi 15 (15 ml ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
P2 Perlakuan dengan konsentrasi 30 (30 ml ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
P3 Perlakuan dengan konsentrasi 45 (45 ml ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
P4 Perlakuan dengan konsentrasi 60 (60 ml ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum ekstrak daun
sirsak (A muricata L) yang telah diuji berpengaruh terhadap mortalitas
walang sangit Berdasarkan data pada tabel 41 hasil pengamatan pada jam
ke-12 menunjukkan bahwa tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan
P4 mencapai 10 P1 mencapai 667 P2 dan P3 mencapai 333 dan
kontrol (P0) 0 Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirsak (A
muricata L) dengan konsentrasi tinggi lebih cepat daya bunuhnya terhadap
walang sangit Hal ini terlihat bahwa pada perlakuan P4 tingkat mortalitas
walang sangit lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan lainnya Sesuai
dengan apa yang dikatakan Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
bahwa ekstrak daun sirsak (A muricata L) pada konsentrasi tinggi memiliki
fungsi sebagai antifeedant sehingga mempengaruhi serangga hama tidak lagi
memakan bagian tanaman yang disukainya Dengan disemprotkannnya
ekstrak daun sirsak (A muricata L) membuat walang sangit tidak mau makan
karena adanya kandungan metabolisme sekunder yang bertindak sebagai
pestisida Didukung dengan apa yang dikatakan oleh Yenie Eet al (2013)
bahwa tanin yang ada pada daun sirsak umumnya tahan terhadap
perombakan atau fermentasi Selain itu dapat juga menurunkan kemampuan
binatang untuk mengkonsumsi tanaman Hal inilah yang dapat menyebabkan
ekstrak daun sirsak (A muricata L) bersifat antifeedant Dapat diasumsikan
bahwa tingkat konsentrasi yang tinggi memiliki jumlah kandungan
metabolisme sekunder yang lebih banyak sehingga dapat menyebabkan
mortalitas walang sangit lebih cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Penyemprotan juga berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit
dimana walang sangit yang mengalami kontak langsung dengan ekstrak daun
sirsak dapat masuk melalui dinding tubuh serangga dan juga dapat masuk
melalui sistem pernafasan sehingga perlakuan dengan konsentrasi yang
tinggi menyebabkan mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan
yang lainnya Hal ini didukung dengan apa yang dikatakan oleh Sastrodiharjo
(1979) dalam Ajad (2015) bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap
pestisida karena membran dasar dinding tubuh bersifat semipermeabel
Senyawa aktif yang terdapat pada pestisida dapat masuk melalui sistem
pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk
melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada
akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati
Pengamatan pertama dilakukan pada jam ke-12 setelah diberikan
treatment pada hewan uji Secara keseluruhan mortalitas walang sangit pada
setiap kali pengamatan menunjukkan peningkatan Peningkatan mortalitas
terlihat berbeda antara tiap perlakuannya Pada kontrol (P0) mortalitas
walang sangit baru terlihat pada jam ke- 48 yaitu sebesar 333 dan pada
jam ke- 60 mengalami peningkatan menjadi 667 Selanjutnya pada
pengamatan jam ke- 72 sampai pengamatan terakhir pada jam ke- 192 tidak
terdapat peningkatan mortalitas lagi
Dilihat dari kecepatan tingkat mortalitas walang sangit perlakuan P1
lebih cepat mencapai mortalitas sebesar 50 yakni pada jam ke- 36
Sedangkan pada perlakuan P2 dan P4 mortalitas walang sangit baru mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
50 pada jam ke- 48 dan perlakuan P3 pada jam ke- 60 Perbedaan kecepatan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuannya bisa dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya urutan pemberian atau penyemprotan ekstrak
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan pengaruh arah angin
suhu pH dan tata letak setiap perlakuan
Tata letak setiap perlakuan juga diduga dapat memberikan pengaruh
terhadap kecepatan mortalitas walang sangit Urutan letak setiap perlakuan
dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi diletakkan dari arah barat ke
arah timur Mortalitas walang sangit akibat tata letak ini dapat dipengaruhi
oleh waktu terbit dan terbenamnya matahari Aplikasi pestisida diberikan
pada pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur sehingga
kemungkinan berpengaruh pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang
disemprotkan pada perlakuan yang terletak dibagian timur yang mana ekstrak
yang disemprotkan akan lebih cepat mengalami penguapan Kecepatan
penguapan ini berpengaruh terhadap efektifitas pemberian ekstrak daun
sirsak (A muricata L) pada walang sangit sehingga kecepatan mortalitasnya
juga lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan mortalitas walang sangit
pada perlakuan yang terletak di bagian barat (Lihat lampiran Gambar 1)
Berdasarkan tabel 41 kecepatan mortalitas mencapai 100 diketahui
terjadi pada jam ke - 120 yaitu pada perlakuan P2 Sedangkan pada perlakuan
P1 dan P3 kecepatan mortalitas walang sangit mencapai 100 pada jam ke-
144 dan pada perlakuan P4 mortalitas walang sangit mencapai 100 pada
jam ke-168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Telah dijelaskan di atas bahwa pada pengamatan awal perlakuan P4
lebih cepat mempengaruhi mortalitas walang sangit Pada penelitian yang
dilakukan ini setiap perlakuan terdiri dari tiga pengulangan Tiap
pengulangan memberikan hasil mortalitas yang berbeda-beda Dapat dilihat
pada tabel 2 (terlampir) perlakuan P4 pada jam ke- 48 tingkat mortalitas
pada pengulangan ke-2 telah mencapai 100 Hal ini berbeda dengan
pengulangan ke-1 dengan tingkat mortalitas 70 dan pengulangan ke-3
dengan tingkat mortalitas 60 pada jam yang sama
Perbedaan tingkat mortalitas walang sangit dapat terjadi juga akibat
cara penyemprotan dan arah angin Cara penyemprotan pada setiap
pengulangan memiliki efek yang berbeda-beda Pada saat penyemprotan
terdapat dua kemungkinan yakni efek langsung akibat kontak langsung dan
efek tidak langsung akibat tidak kontak langsung Perbedaan efek dari
penyemprotan ini dapat dilihat bahwa setiap ulangan pada tiap perlakuan
memiliki tingkat mortalitas yang berbeda-beda
Arah angin juga diduga menjadi faktor penyebab terjadinya perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap pengulangan Dapat dilihat pada
tabel 2 (terlampir) bahwa pada setiap perlakuan untuk pengulangan ke-2
memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengulangan 1 dan 3 Hal yang diduga dapat mempengaruhi perbedaan
tingkat mortalitas walang sangit pada masing-masing pengulangan adalah
arah angin Setiap perlakuan pada pengulangan ke-2 terletak di tengah yang
diapit oleh pengulangan 1 dan pengulangan 3 sehingga saat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penyemprotan ekstrak daun sirsak akan berkumpul di ruang pengulangan ke-
2 Sebaliknya pada pengulangan ke-1 dan ke-3 yang letaknya di pinggir
jumlah ekstrak daun sirsak yang disemprotkan akan lebih sedikit karena pada
saat penyemprotan ekstrak daun sirsak tidak hanya berada pada ruangan
tersebut tetapi akan masuk juga ke ruang pengulangan ke- 2 atau akan keluar
dari ruang penyemprotan Sehingga efek yang ditimbulkan akan lebih rendah
dibandingkan pada pengulangan ke- 2
Berbeda dengan perlakuan P4 tingkat mortalitas walang sangit pada
jam ke 12 24 36 60 72 84 dan 96 terlihat mengalami peningkatan yang
cukup cepat namun pada jam selanjutnya ternyata mengalami tingkat
mortalitas yang lambat Dapat dianalisis bahwa kemungkinan terjadi
peningkatan kekebalan tubuh serangga uji atau yang sering disebut resitensi
serangga terhadap pestisida yang disemprotkan sehingga pada perlakuan P4
tingkat mortalitas walang sangit baru mencapai 100 pada jam ke - 168
Setelah pertama aplikasi perstisida ternyata pada jam ke 12 24 dan 36
keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4) berbeda dengan kontrol dimana keempat
perlakuan pada jam tersebut sudah ada walang sangit yang mati sedangkan
pada kontrol belum ada walang sangit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
B Faktor-Faktor Penyebab Mortalitas Walang Sangit
Gambar 41 Diagram Hubungan Antara Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L) Terhadap Mortalitas Walang Sangit
Dilihat dari gambar 41 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat
mortalitas walang sangit antara tiap perlakuan Secara keseluruhan rata-rata
persentase mortalitas walang sangit pada P0 sebesar 490 perlakuan P1
sebesar 7118 perlakuan P2 sebesar 7333 perlakuan P3 sebesar 6216
dan perlakuan P4 sebesar 6922 Diagram di atas menunjukkan bahwa
tingkat mortalitas walang sangit pada setiap perlakuan tidak berbanding lurus
dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak Perbedaan tingkat mortalitas
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor internal maupun
eksternal Faktor internal misalnya siklus hidup walang sangit sedangkan
faktor eksternal antara lain kandungan metabolisme sekunder ekstrak daun
sirsak (A muricata L) waktu aplikasi ekstrak daun sirsak tata letak efek
penyemprotan dan arah angin
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 15 30 45 60
Mort
alit
as (
)
Konsentrasi Ekstrak Daun Sirsak ()
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada kontrol tingkat mortalitas walang sangit paling rendah jika
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
diberikan ekstrak daun sirsak sehingga mortalitas yang terjadi tidak
dipengaruhi oleh pestisida sedangkan pada perlakuan lainnya dapat
dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak Pemberian ekstrak daun sirsak
(A muricata L) pada perlakuan (P1 P2 P3 P4) menghasilkan tingkat
mortalitas walang sangit yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol
1 Kandungan Ekstrak Daun Sirsak
Tingkat mortalitas pada tiap perlakuan akibat berikannya ekstrak daun
sirsak (Annona muricata L) ini dapat disebabkan adanya kandungan
metabolisme sekunder pada daun sirsak (A muricata L) yang dapat
menyebabkan mortalitas walang sangit Hal ini dipengaruhi adanya senyawa
aktif dalam ekstrak daun sirsak (A muricata L) yang disemprotkan pada
walang sangit dimana bertindak sebagai insektisida Menurut Robinson
(1995) dalam Adri dan Wikanastri (2013) kandungan senyawa yang terdapat
dalam daun sirsak (Annona muricata L) antara lain steroid atau terpenoid
flavonoid kumarin alkaloid dan tanin
Menurut Yenie Eet al (2013) tanin diproduksi oleh tanaman
berfungsi sebagai substansi perlindungan dalam jaringan maupun luar
jaringan Selain itu juga tanin bekerja sebagai zat astrigent yang dapat
menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit dan mukosa
Kandungan tersebut dapat mengakibatkan mortalitas walang sangit Walang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sangit yang melakukan kontak langsung dengan ekstrak daun sirsak
menyebabkan kandungan metabolisme sekunder berupa tanin masuk ke
dalam dinding tubuh walang sangit sehingga tanin yang ada dalam daun
sirsak akan menyusutkan jaringan dan menutup struktur protein pada kulit
dan mukosa yang mengakibatkan walang sangit mati
Menurut Yenie Eet al (2013) kandungan saponin juga bekerja
menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus menjadi
korosif dan akhirnya rusak Jika walang sangit makan padi yang telah
semprotkan ekstrak daun sirsak (A muricata L) maka kandungan saponin
juga ikut masuk dalam sistem pencernaan walang sangit Sehingga
kandungan saponin yang ada pada ekstrak daun sirsak (A muricata L) ini
dapat menyebabkan mortalitas pada walang sangit karena selaput mukosa
traktus digestivus telah rusak
Selain itu juga menurut Mulyaman dkk (2000) dalam Tenrirawe (2011)
mengatakan bahwa daun sirsak mengandung senyawa acetogenin antara lain
acimicin bulatacin dan squamocin Pada konsentrasi tinggi senyawa
acetogenin memiliki keistimewaan sebagai antifeedant Dalam hal ini
serangga hama tidak lagi memakan bagian tanaman yang disukainya
Sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat racun perut yang mengakibatkan
serangga hama menjadi mati Dilihat dari peningkatan mortalitas walang
sangit tidak berbanding lurus dengan tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak
(A muricata L) Namun berdasarkan kandungannya daun sirsak yang
bersifat antifeedant dan racun perut ini dapat terlihat dari konsentrasi ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
daun sirsak (A muricata L) pada setiap perlakuan dengan tingkat mortalitas
walang sangit Pada perlakuan P1 (15) dan P2 (30) tingkat mortalitasnya
tidak jauh berbeda dimana P1 (7118 ) dan P2 (7333) sedangkan pada
konsentrasi tinggi tingkat mortalitas walang sangit pada perlakuan P3 (6216
) dan P4 (6922) Dilihat dari hasil mortalitas pada setiap perlakuan
diketahui bahwa pada konsentrasi rendah tingkat mortalitas walang sangit
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi tinggi Melihat hal tersebut
ternyata ekstrak daun sirsak lebih efektif membunuh walang sangit pada
konsentrasi rendah yang bersifat racun perut dibandingkan pada konsentrasi
tinggi yang bersifat antifeedant
Perlakuan P2 memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Melihat hal tersebut perlakuan P4
seharusnya mempunyai tingkat mortalitasnya yang lebih tinggi karena
perlakuan P4 tingkat konsentrasi ekstrak daun sirsak lebih tinggi Hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh efek masing-masing perlakuan Ekstrak
dengan konsentrasi tinggi mempengaruhi secara langsung dalam arti bahwa
jika semprotan mengenai secara langsung pada walang sangit maka efek yang
ditimbulkan mempengaruhi daya makan karena bersifat antifeedant Walang
sangit dengan daya tahan tubuh kuat kemungkinan akan bertahan hidup lebih
lama sebaliknya walang sangit dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih
cepat mati Hal ini dapat terjadi karena walang sangit yang digunakan sebagai
sampel penelitian diadaptasikan selama 5 hari sebelum aplikasi ekstrak daun
sirsak sehingga daya adaptasi walang sangit cukup tinggi terhadap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lingkungannya Sedangkan perlakuan dengan konsentrasi rendah lebih
bersifat racun perut dan tidak berdampak langsung terhadap kematian walang
sangit Ekstrak yang disemprotkan ke tanaman akan diserap oleh jaringan
tumbuhan dan residu pestisida akan diedarkan ke semua organ tanaman Jika
walang sangit memakan bagian organ tanaman padi yang sudah ada senyawa
metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida mengakibatkan
walang sangit akan mati Walang sangit yang memakan bulir padi dengan
cara mengisap cairan bulir padi menyebabkan walang sangit mengalami
keracunan dan mati Dikarenakan aplikasi ekstrak dilakukan setiap hari
sehingga semakin banyak ekstrak yang diserap jaringan tumbuhan
memungkinkan walang sangit yang memakan akan lebih cepat mengalami
kematian
2 Waktu aplikasi ekstrak daun sirsak
Mortalitas walang sangit juga dapat dipengaruhi oleh waktu aplikasi
pestisida dimana dilakukan pada pagi hari Efek aplikasi ekstrak daun sirsak
terdapat dua kemungkinan efek yakni efek langsung karena kontak langsung
dan efek tidak langsung akibat kontak tidak langsung Efek tidak langsung
akibat kontak tidak langsung ini bisa meninggalkan residu dibagian organ
tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak Bagian organ
tanaman padi antara lain batang daun dan akar Semua organ tanaman
terdapat stomata namun pada daun jumlah stomatanya lebih banyak Pada
daun tanaman padi terdapat banyak stomata yang dapat menjadi tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
masuknya metabolisme sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini
sesuai apa yang dikatakan oleh Wilkins (1991) dalam Haryanti dan Tetrinica
(2009) stomata ditemukan pada sebagian besar permukaan tanaman misalnya
daun batang dan akar tetapi jumlah stomata yang banyak terdapat pada daun
Organ tanaman padi yang terkena semprotan ekstrak daun sirsak baik
pada buah daun dan batang memungkinkan stomata yang ada pada batang
dan daun tanaman menjadi tempat masuknya metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida sehingga residu pestisida akan tertinggal pada
tanaman padi Residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman akan
diedarkan ke semua bagian tanaman bersamanan proses metabolisme
tumbuhan yakni transpirasi dan fotosintesis Sehingga memungkinkan semua
organ tamanan padi mengandung senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida Hal inilah yang membuat walang sangit mati
karena memakan buah padi yang mungkin sudah ada kandungan metabolisme
sekunder yang bertindak sebagai pestisida Hal ini didukung oleh Salisbury
dan Ross 1995 Taiz dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah et al 2013
permukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu
transpirasi dan fotosintesis Stomata berperan dalam difusi CO2 pada proses
fotosintesis Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan
dari dalam proses transpirasi
Aplikasi ekstrak daun sirsak juga dilakukan pada pagi hari dimana
stomata sedang terbuka sehingga ekstrak daun sirsak yang mengenai organ
tanaman padi langsung masuk melalui stomata Senyawa metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
sekunder yang ada pada ekstrak daun sirsak akan masuk dalam organ
tanaman melalui stomata Sehingga senyawa metabolisme sekunder yang
bertindak sebagai pestisida akan diedarkan ke semua bagian tanaman Hal
inilah yang membuat walang sangit mati jika memakan bagian tanaman padi
Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Moenandir 1990 Setyowati 2015
Fatonah et al 2013 penyemprotan pestisida lebih efektif dilakukan pada
daun saat stomata membuka maksimal sehingga pestisida yang terlarut dalam
air akan lebih mudah masuk Maka pestisida akan lebih cepat
ditranslokasikan ke seluruh bagian tubuh tumbuhan Didukung oleh (Taiz
dan Zeiger 2002 Hopkins 2004 Fatonah at al 2013) pada pagi hari
stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur
yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan tugor
sel penjaga meningkat Namun pada saat siang hari stomata menutup karena
tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan
Hal ini juga yang menjadi alasan pada perlakuan P2 tingkat
mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan pada perlakuan P4 Karena perlakuan
P2 memiliki sifat racun perut sedangkan pada perlakuan P4 bersifat
antifeedant Pada perlakuan P4 senyawa metabolisme sekunder yang ada pada
ekstrak daun sirsak akan bertindak sebagai antifeedant jika ekstrak daun
sirsak yang disemprotkan kontak langsung dengan walang sangit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3 Siklus Hidup Walang Sangit
Secara garis besar walang sangit memiliki siklus hidup yang meliputi
telur nimfa dan imago Penelitian ini menggunakan walang sangit pada tahap
imago Dalam hasil pengamatan baik saat proses adaptasi maupun saat
setelah melakukan proses pengujian ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
pada hama walang sangit ditemukan adanya walang sangit yang sedang
kawin Hasil pengamatan tersebut dapat ditemukan pada setiap perlakuan dan
pengulangan Kontrol lebih banyak menghasilkan telur dibandingkan dengan
perlakuan lainnya Pada kontrol telur yang dihasilkan sekitar 8-15 butir
sedangkan pada perlakuan lainnya sekitar 3-6 butir Sehingga walang sangit
yang menetas jauh lebih banyak pada kontrol dibandingkan dengan perlakuan
lainnya Telur walang sangit diletakkan pada daun padi di sepanjang ibu
tulang daun Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan (Pracaya 2008) telur
walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam
barisan di permukaan atas daun padi Jumlah telur pada setiap kelompok
kira-kira 10-20 butir Perbedaan antara hasil telur yang dihasilkan pada
kontrol dan yang ada perlakuan ini bisa dipengaruhi oleh ekstrak daun sirsak
(A muricata L) yang disemprotkan Rendahnya telur yang dihasilkan oleh
walang sangit dapat dipengaruhi oleh pemberian ekstrak daun sirsak (A
muricata L) yang dapat menghambat perkembangan walang sangit
Terjadinya perkawinan dalam setiap perlakuan dan pengulangannya ini
menandakan bahwa walang sangit yang diuji sudah beradaptasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tempatnya yang baru Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi
walang sangit untuk berkembangbiak
4 Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Gambar 42 Diagram Hubungan Antara Waktu Terhadap Tingkat Mortalitas
Pada gambar 42 menunjukkan tingkat mortalitas setiap 24 jam atau
setiap 1 hari masa pengamatan Aplikasi pestisida berlangsung selama 8 hari
Gambar 42 menujukkan bahwa lamanya perlakuan juga berpengaruh pada
tingkat mortalitas walang sangit Secara keseluruhan terlihat bahwa setiap
hari pengamatan terdapat peningkatan mortalitas walang sangit Berbeda
dengan kontrol yang baru terlihat adanya mortalitas walang sangit pada jam
ke-48 (hari ke-2) dan pada jam ke-72 (hari ke-3) Selanjutnya hingga jam ke-
0
20
40
60
80
100
120
24 48 72 96 120 144 168 192
Mort
ali
tas
()
Waktu
P0
P1
P2
P3
P4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
192 (hari ke-8) tingkat mortalitas walang sangit tidak mengalami
peningkatan
Pada keempat perlakuan tingkat mortalitas walang sangit pada setiap
perlakuannya mengalami peningkatan yang berbeda-beda Dapat dilihat
bahwa pada perlakuan P1 pada hari pertama dan kedua terlihat bahwa tingkat
mortalitas walang sangit jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya namun pada hari ketiga sampai hari keenam perlakuan P1 tetap
mengalami peningkatan namun perlakuan P2 jauh lebih tinggi Perlakuan P2
setiap harinya juga mengalami peningkatan namun pada hari pertama dan hari
kedua tingkat mortalitasnya tidak setinggi pada perlakuan P1 namun pada
hari ketiga sampai hari kelima tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya Perlakuan P2 juga merupakan perlakuan yang tingkat
mortalitas walang sangit yang pada hari kelima telah mencapai 100
sedangkan perlakuan lainnya hari keenam dan ketujuh baru mencapai 100
Perlakuan P3 tingkat mortalitas walang sangit pada hari pertama terlihat
rendah dibandingkan perlakuan lainya namun setiap harinya terus mengalami
peningkatan Begitu juga pada perlakuan P4 pada hari pertama sampai hari
kelima mengalami peningkatan namun pada hari keenam tidak mengalami
peningkatan dan pada hari ketujuh baru mengalami peningkatan lagi
mencapai 100 Pada hari ketujuh keempat perlakuan (P1 P2 P3 P4)
tingkat mortalitas walang sangit sudah mencapai 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C Perhitungan Statistik
Pengujian statistik pada data yang diperoleh pada pengamatan mengenai
pengaruh ekstrak daun sirsak terhadap mortalitas walang sangit menggunakan
uji anova single factor dengan gambaran sebagai berikut
Tabel 42 Anova Single Factor
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji anova satu
faktor yang dapat dilihat pada tabel 42 yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung (1458) gt F tabel (248) untuk level signifikan 005 Karena F hitung
lebih besar dari F tabel maka Ho di tolak dan Hi diterima yang berarti terdapat
pengaruh permberian ekstrak terhadap mortalitas walang sangit yang berbeda
secara nyata Bila Ho di tolak dan Hi diterima berarti kelima kelompok mean
berbeda Untuk mengetahui kelompok mean mana yang berbeda dilanjutkan
dengan menghitung perbandingan mean tiap perlakuan Perbandingan mean
setiap perlakuan dihitung menggunakan critical differances (CD) Hasil
perhitungan CD diperoleh 2129 Selanjutnya mean tiap perlakuan
dibandingkan dan jika terdapat perbedaan 2 mean ge CD maka signifikan
(Suparno 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 43 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
Berdasarkan tabel diatas terdapat 4 mean lebih besar dari CD Keempat
mean tersebut adalah perbandingan mean pada perlakuan (P1 P2 P3 P4)
terhadap kontrol Dari keempat mean tersebut nilai perbandingan mean yang
paling besar terdapat pada perlakuan P2 (6843) Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perlakuan P2 memberikan pengaruh paling berbeda
dibandingkan dengan perlakuan lainnya Data di atas juga dapat menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda karena
mean tiap perlakuan hanya berbeda terhadap kontrol Tingkat mortalitas
walang sangit pada kontrol paling kecil (49 ) sedangkan pada perlakuan
yang menggunakan ekstrak daun sirsak tingkat mortalitas walang sangit sekitar
6216 - 73 33 Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun
sirsak sungguh memberikan pengaruh yang nyata terhadap kematian walang
sangit Sedangkan pada kontrol tidak diberikan perlakuan apa-apa sehingga
mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
D Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan
Hasil penelitian uji efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
sebagai pestisida alami terhadap mortalitas hama walang sangit (Leptocorisa
acuta Thunberg) dapat menjadi bahan pengetahuan baru dalam dunia
pendidikan Berbagai aspek dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
ajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X pada Bab mengenai hakekat
ilmu biologi Konten dari hakekat ilmu biologi diantaranya ragam
permasalahan biologi dan metode ilmiah
Aplikasi dalam materi hakekat ilmu biologi adalah dengan mempelajari
tentang metode ilmiah Isu-isu yang dapat digali menggunakan pendekatan
metode ilmiah berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan dapat berupa
isu lingkungan mengenai akibat penggunaan pestisida kimia dan pemanfaatan
tumbuhan di lingkungan sekitar sebagai pestisida organik Pembelajaran akan
dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan berkaitan dengan
pemanfaatan tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai
pestisida terhadap mortalitas hama tumbuhan
Tugas kelompok dapat berupa proyek terkait suatu design penelitian
eksperimen yang telah dirancang Dalam penelitian ini diharapkan siswa
mendapat gambaran atau pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai
pestisida alami untuk menanggulangi hama pada tanaman Output yang
diharapkan juga dapat berupa laporan penelitian yang juga memungkinkan
untuk dijadikan jurnal yang bermanfaat sebagai bahan literatur siswa maupun
masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pestisida alami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait
penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
(KD) yang digunakan adalah
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu (lihat
lampiran )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
1 Ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) memiliki pengaruh nyata
terhadap mortalitas walang sangit
2 Penggunaan ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) yang lebih efektif
untuk mortalitas walang sangit yakni pada perlakuan P2 konsentrasi
30
B Saran
1 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) sebaiknya
diaplikasikan pada semua stadia walang sangit agar dapat
membandingkan tingkat mortalitas yang paling cepat terdapat pada stadia
yang mana antara telur nimfa atau imago
2 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) pada hama
walang sangit sebaiknya menggunakan berbagai varietas tanaman padi
untuk melihat apakah ada pengaruh varietas padi terhadap mortalitas
walang sangit
3 Untuk mengetahui senyawa dari daun sirsak ( Annona muricata L) yang
paling aktif sebaiknya mengambil senyawa khusus metabolisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sekunder untuk dijadikan bahan pestisida yang akan diujikan pada hama
walang sangit
4 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebaiknya
membandingkan perlakuan fermentasi dan tidak fermentasi pada walang
sangit agar dapat mengetahui perlakuan mana yang paling baik
menyebabkan mortalitas walang sangit
5 Uji efektifitas ekstrak daun sirsak ( Annona muricata L) sebagai
pestisida alami pada walang sangit sebaiknya dilakukan dengan
membandingkan waktu aplikasi penyemprotan yakni pada pagi dan sore
hari
6 Daun sirsak yang digunakan sebaiknya diambil dari daun sirsak yang
muda karena kandungan metabolisme sekundernya lebih banyak
dibandingkan daun sirsak yang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
DAFTAR PUSTAKA
Adri D dan Wikanastri H 2013 Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik
Teh Daun Sirsak (Annona muricata L) Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan Jurnal Pangan dan Gizi 4 (7)
Ajad A 2015 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak ( Annona muricata L) terhadap
Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F) Dalam http www
academia edu6193716 Toksisitas Ekstrak Daun sirsak (Annona
muricata) terhadap Mortalitas Ulat Grayak (Spodoftera litura F)
Diakses pada tanggal 28 Maret 2015
Asmaliyah et al 2010 Pengendalian Tumbuhan Penghasil Pestisida dan
Pemanfaatannya secara Tradisional ISBN 978-602-98588-0-8
Djojosumarto P 2008 Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian Kanisius
Yogyakarta
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012
Pedoman Penggunaan Insectisida (Pestisida) dalam Pengendalian Vektor
63295 ind p Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Effendy Robby S Abdullah S Abdul M 2010 Jamur Entopatogen Asal
Tanah Lebak di Sumatra Selatan dan Potensinya sebagai Agens Hayati
Walang Sangit JHPT Tropika 10 (2) 154-161
Fatonah S Dwijowati A Desi M Dyah I 2013 Penentuan Waktu
Pembukaan Stomata Pada Gulma Melastomata malabathricum L Di
Perkebunan Gambir Kampar Riau Biospecies 6 (2) 15-22
HaryantiS dan Tetrinica M 2009 Optimalisasi Pembukaan Porus Stomata
Daun Kedelai (Glycine max L)Pada Pagi Hari dan Sore Bioma 10 (1)
11-16
Kartoharjono A Denan K Tatang S 2009 Hama Padi Potensial dan
Pengendaliannya Balai Besar Penelitian Padi (416-422)
Mardiana L dan Juwita R 2014 Ramuan Khasiat Sirsak Penebar Swadaya
Jakarta
Matnawy H 1989 Perlindungan Tanaman Kanisius Yogyakarta
Pracaya 2008 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik
Kanisius Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Purwatresana E 2012 Aktifitas Anti Diabetes Ekstrak Air dan Etanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui Inhibisi Enzim α Glukosidase Skripsi
Institut Pertanian Bogor Bogor
Rahmawati R 2012 Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman
Pustaka Baru Press Yogyakarta
Ruliansyah A Wawan R Asep J 2009 Efikasi Berbagai Konsentrasi
Ekstrak Daun Sirsak (Anonna muricata L) Terhadap Jentik Nyamuk
Culex quinquefasciatus Aspirator 1 (1) 46-50
Santi S 2011 Senyawa Antimakan Triterpenoid Aldehid dalam Biji Sirsak
(Annona muricata L) Jurnal Kimia 5 (2) 163-168
Suranto A 2011 Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit Pustaka Bunda Jakarta
Sunarjono H 2004 Berkebun 21 Jenis Tanamn Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Sunarjono H 2013 Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah Penebar Swadaya
Jakarta
Suparno P 2011 Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tenrirawe A 2011 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L)
terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H) pada Jagung Balai
Penelitian Tanaman Serealis 521-529
Tohir A M 2010 Teknik Ekstraksi dan Aplikasi beberapa Pestisida Nabati
untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr)
Buletin Teknik Pertanian 15 (1) 37- 40
Wullur A et al 2013 Identifikasi Alkoloid pada Daun Sirsak (Annona
muricata L) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
54-56
Yenie E Shinta E Anggi K dan Muhammad I 2013 Pembuatan Pestisida
Organik Menggunakan Metode Ekstraksi dari Sampah Daun Pepaya dan
Umbi Bawang Putih Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10 (1) 46-
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Observasi
Tabel 1 Tingkat Mortalitas Walang Sangit 12 Jam
No Jam Replikasi
Tingkat Mortalitas Walang Sangit
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
H M H M H M H M H M
1 0
I 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
II 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0 10 0 0
2 12
I 10 0 0 9 1 10 10 0 0 10 0 0 9 1 0
II 10 0 0 9 1 10 9 1 10 10 0 0 8 2 0
III 10 0 0 10 0 0 10 0 0 9 10 10 10 0 0
3 24
I 10 0 0 8 2 20 8 2 20 9 1 10 9 1 10
II 10 0 0 6 4 40 7 3 30 10 0 0 5 5 50
III 10 0 0 6 4 40 7 3 30 9 1 10 9 1 10
4 36
I 10 0 0 5 5 50 8 2 20 8 2 20 7 3 30
II 10 0 0 5 5 50 6 4 40 9 1 10 4 6 60
III 10 0 0 5 5 50 6 4 40 5 5 50 7 3 30
5 48
I 10 0 0 4 6 60 6 4 40 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 4 6 60 4 6 60 8 2 20 3 7 70
III 10 0 0 5 5 50 5 5 50 5 5 50 6 4 40
6 60
I 10 0 0 4 6 60 4 6 60 7 3 30 6 4 40
II 9 1 10 3 7 70 4 6 60 4 6 60 3 7 70
III 9 1 10 5 5 50 2 8 80 4 6 60 4 6 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7 72
I 10 0 0 4 6 60 2 8 80 6 4 40 4 6 60
II 9 1 10 3 7 70 2 8 80 3 7 70 1 9 90
III 9 1 10 4 6 60 2 8 80 4 6 60 4 6 60
8 84
I 10 0 0 4 6 60 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 3 7 70 0 10 100 2 8 80 0 10 100
III 9 1 10 2 8 80 1 9 90 3 7 70 4 6 60
9 96
I 10 0 0 3 7 70 1 9 90 6 4 40 3 7 70
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 3 7 70 2 8 80
10 108
I 10 0 0 2 8 80 1 9 90 6 4 40 1 9 90
II 9 1 10 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 2 8 80 2 8 80
11 120
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 3 7 70 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 1 9 90 2 8 80
12 132
I 10 0 0 1 9 90 0 10 100 1 9 90 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
13 144
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 2 8 80
14 156
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 1 9 90
15 168
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16 180
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
17 192
I 10 0 0 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
II 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
III 9 1 10 0 10 100 0 10 100 0 10 100 0 10 100
Keterangan
H = Walang sangit yang hidup
M = Walang sangit yang mati
= Persentase walang sagit yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 2 Persentase Mortalitas Walang Sangit pada Setiap Pengulangan
No Jam
Tingkat Mortalitas
Kontrol (P0) 15 (P1) 30 (P2) 45 (P3) 60 (P4)
I II III I II III I II III I II III I II III
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 0 0 10 10 0 0 10 0 0 0 10 10 20 0
3 24 0 0 0 20 40 40 20 30 30 10 0 10 10 50 10
4 36 0 0 0 50 50 50 20 40 40 20 10 50 30 60 30
5 48 0 10 0 60 60 50 40 60 50 30 20 50 40 70 40
6 60 0 10 10 60 70 50 60 60 80 30 60 60 40 70 60
7 72 0 10 10 60 70 60 80 80 80 40 70 60 60 90 60
8 84 0 10 10 60 70 80 90 100 90 40 80 70 70 100 60
9 96 0 10 10 70 90 100 90 100 100 40 90 70 70 100 80
10 108 0 10 10 80 90 100 90 100 100 40 90 80 90 100 80
11 120 0 10 10 90 100 100 100 100 100 70 90 90 100 100 80
12 132 0 10 10 90 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 80
13 144 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 80
14 156 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 90
15 168 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
16 180 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17 192 0 10 10 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Jumlah 0 130 120 1150 1250 1230 1190 1280 1270 910 1110 1150 1120 1360 1050
Rata-rata 0 765 706 6765 7353 7235 7000 7529 7471 5353 6529 6765 6588 8000 6176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3 pH Ekstrak Daun Sirsak pada Beberapa Tingkat Pengenceran
No Pembuatan Ekstrak
Daun Sirsak
pH Ekstrak Daun Sirsak pH
Air 15 30 45 60 100
1 I 69 67 64 62 61 72
2 II 69 67 64 62 61 72
3 III 66 65 64 62 61 70
4 IV 69 67 65 64 63 70
5 V 6 9 67 66 64 63 72
6 VI 66 65 64 63 60 70
7 VII 68 65 64 63 61 72
8 VIII 66 65 63 62 61 7
Jumlah 473 528 514 502 491 568
Rata-rata 68 66 64 63 61 71
Tabel 4 Suhu pada Setiap 12 Jam
No Jam
ke- Suhu ( degC )
Rata-Rata Persentase Tingkat
Mortalitas Keterangan
1 0 26 0 Pagi
2 12 28 4666 Sore
3 24 26 13332 Pagi
4 36 27 12002 Sore
5 48 26 8668 Pagi
6 60 28 9334 Sore
7 72 25 7332 Pagi
8 84 26 6668 Sore
9 96 24 6 Pagi
10 108 29 2666 Sore
11 120 26 5332 Pagi
12 132 28 2666 Sore
13 144 23 1332 Pagi
14 156 28 0666 Sore
15 186 26 0666 Pagi
16 180 29 0 Sore
17 192 23 0 Pagi
Keterangan () pada siang harinya suhu ge 40oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 5 Hubungan Antara pH dengan Mortalitas Walang Sangit
No Perlakuan () Ph Mortalitas ()
1 15 68 7118
2 30 66 7333
3 45 64 6216
4 60 63 6922
Tabel 6 Hubungan Antara Tingkat Konsentrasi Terhadap Tingkat Mortalitas
No Perlakuan () Mortalitas ()
1 15 7118
2 30 7333
3 45 6216
4 60 6922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2 Hasil Perhitungan Statistik
1 Normalitas
Perlakuan P0
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 49041
Std Deviation 291654
Most Extreme
Differences
Absolute 433
Positive 272
Negative -433
Kolmogorov-Smirnov Z 1787
Asymp Sig (2-tailed) 003
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P0
Perlakuan P1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 711771
Std Deviation 3312332
Most Extreme
Differences
Absolute 209
Positive 192
Negative -209
Kolmogorov-Smirnov Z 863
Asymp Sig (2-tailed) 445
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Perlakuan P2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 733335
Std Deviation 3636285
Most Extreme
Differences
Absolute 297
Positive 232
Negative -297
Kolmogorov-Smirnov Z 1225
Asymp Sig (2-tailed) 100
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P2
Perlakuan P3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 621571
Std Deviation 3670346
Most Extreme
Differences
Absolute 179
Positive 151
Negative -179
Kolmogorov-Smirnov Z 740
Asymp Sig (2-tailed) 644
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Perlakuan P4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc
Mortalitas
N 17
Normal Parametersab
Mean 692153
Std Deviation 3336507
Most Extreme
Differences
Absolute 204
Positive 178
Negative -204
Kolmogorov-Smirnov Z 841
Asymp Sig (2-tailed) 479
a Test distribution is Normal
b Calculated from data
c perlakuan = P4
2 Anova single factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Column 1 17 8337 4904118 8506213
Column 2 17 121001 7117706 1097154
Column 3 17 124667 7333353 1322257
Column 4 17 105667 6215706 1347144
Column 5 17 117666 6921529 1113228
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between
Groups 5701822 4 1425456 1458 549 248
Total 13523084 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3 Critical Differences (CD)
Hasil Perhitungan critical differences (CD)
CD = ( radic t ) (radic
)
= ( radic ) (radic
)
= (radic ) (radic )
= 281 x 758
= 2129
Perbandingan Mean Tiap Perlakuan
Means P0 P1 P2 P3 P4
P0 0 6628 6843 5726 6432
P1 6628 0 215 -902 -196
P2 6843 215 0 -1117 -411
P3 5726 902 1117 0 706
P4 6432 196 411 -706 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Gambar 1 Denah Penelitian
P1 P2
P3 P0 P4
P1 P2
P3
P4
P1 P2 P0 P3 P0 P4
KET
Kontrol (P0)
Perlakuan P1 (15 ml Ekstrak daun sirsak + 85 ml air)
Perlakuan P2 (30 ml Ekstrak daun sirsak + 70 ml air)
Perlakuan P3 (45 ml Ekstrak daun sirsak + 55 ml air)
Perlakuan P4 (60 ml Ekstrak daun sirsak + 40 ml air)
Gambar 2 Daun Sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 3 Ekstrak Daun Sirsak
( a ) (b)
Gambar 4 Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (a) Penimbangan daun sirsak
(b) Penyaringan ekstrak daun sirsak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
( a) (b)
(c) (d)
Gambar 5 Proses Pengenceran Ekstrak Daun Sirsak (a) Ekstrak daun sirsak
100 (b) Penuangan ekstrak daun sirsak pada gelas ukur (c)
Ekstrak daun sirsak 60 ml (d) Ekstrak daun sirsak 60 ml + 40 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 6 Tempat Aplikasi Pestisida Terhadap Mortalitas Walang Sangit
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(c) (d)
Gambar 7 Aktivitas Walang Sangit (a) Walang sangit yang bertengger di
paranet hitam (b) Walang sangit yang bertengger di daun tanaman
padi (c) Walang sangit yang bertengger di paranet putih( d) Walang
sangit yang berkumpul di sudut ruangan
Gambar 8 Telur Walang Sangit Pada Ruangan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9 Reaksi Aplikasi Pestisida (a) Walang sangit yang sudah mati dan
jatuh ke pot dan tanah (b) Walang sangit yang baru mati jatuh ke
tanah (c) Walang sangit yang mati dan mengambang di air (d)
Walang sangit yang mati dan menempel daun padi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 Silabus
SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI
Satuan Pendidikan SMA
KelasSemester X1
Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
KOMPETENSI DASAR MATERI
POKOK PEMBELAJARAN PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
MEDIA
ALAT
BAHAN
1 Ruang Lingkup Biologi Kerja Ilmiah dan Keselamatan Ilmiah Serta Karir Berbasis Biologi
11 Mengagumi
keteraturan dan
kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang
keanekaragaman
hayati ekosistem dan
lingkungan hidup
Ruang lingkup
biologi
Permasalahan
biologi pada
berbagai objek
biologi dan
tingkat
organisasi
kehidupan
Cabang-cabang
Mengamati
Mengamati kehidupan
masa kini yang berkaitan
dengan biologi seperti ilmu
kedokteran gizi
lingkungan makanan
penyakit dll di mana semua
berhubungan dengan
biologi
Tugas
Laporan tertulis
tentang
permasalahan
biologi dan
cabang-cabang
biologi serta
aspek kerja
ilmiah dan
keselamatan
2 minggu
x 3JP
Laboratorium
biologi dan
sarananya
(peralatan
yang akan
dipakai
selama satu
tahun ajaran)
Buku
panduan
12 Menyadari dan
mengagumi pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengamati bioproses ilmu dalam
biologi dan
kaitannya
dengan
pengembangan
karir di masa
depan
Manfaat
mempelajari
biologi bagi diri
sendiri dan
lingkungan serta
masa depan
peradapan
Menanya
Apakah kaitan kegiatan-
kegiatan tersebut dengan
biologi
Apakah Biologi apa yang
dipelajari agaimana
mempelajari biologi apa
metode ilmiah dan
keselamatan kerja dan karir
berbasis biologi
kerja
Observasi
Sikap ilmiah
saat mengamati
melaporkan
secara lisan dan
saat diskusi
dengan lembar
pengamatan
Portofolio
Kompetensi
kerja lab
dalam satu
tahun (LKS)
Artikel
ilmiah atau
laporan
ilmiah
tentang
bagaimana
ilmuwan
bekerja
(dibahas
tentang cara
kerja
13 Peka dan peduli
terhadap permasalahan
lingkungan hidup
menjaga dan
menyayangi
lingkungan sebagai
manisfestasi
pengamalan ajaran
agama yang dianutnya
21 Berperilaku ilmiah
teliti tekun jujur
terhadap data dan
fakta disiplin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanggung jawab dan
peduli dalam observasi
dan eksperimen berani
dan santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi peduli
lingkungan gotong
royong bekerjasama
cinta damai
berpendapat secara
ilmiah dan kritis
responsif dan proaktif
dalam dalam setiap
bangsa
Metode Ilmiah
Keselamatan
Kerja
Mengumpulkan data
(Eksperimen atau
Eksplorasi)
Melakukan pengamatan
terhadap permasalahan
biologi pada objek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan di alam dan
membuat laporannya
Melakukan studi literatur
tentangcabang-cabang
biologi obyek biologi
permasalahan biologi dan
membuat
laporan dari
format isi
laporan
kesesuaian isi
dan aspek
komunikatif dan
berbahasa
Tes
Tertulis membuat
bagan atau skema
tentang ruang
lingkup biologi
ilmuwan
sikap
perilaku dan
objek yang
diteliti)
Contoh
laporan
tertulis
Daftar
peralatan di
lab biologi
Lembar tata
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di dalam
kelaslaboratorium
maupun di luar
kelaslaboratorium
profesi yang berbasis
biologi (distimulir dengan
contoh-contoh dan
diperdalam dengan
penugasan atau PR)
Diskusi tentang kerja
seorang peneliti biologi
dengan menggunakan
metode ilmiah dalam
mengamati bioproses dan
melakukan percobaan
dengan menentukan
permasalahan membuat
aspek kerja ilmiah
dan keselamatan
kerja
keselamatan
kerja
laboratorium
biologi
Lembar
kesepakatan
yang
ditandatanga
ni bersama
oleh setiap
siswa aspek
keselamatan
kerja
22 Peduli terhadap
keselamatan diri dan
lingkungan dengan
menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan
pengamatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
percobaan di
laboratorium dan di
lingkungan sekitar
hipotesis merencanakan
percobaan dengan
menentukan variabel
percobaan mengolah data
pengamatan dan percobaan
dan menampilkannya
dalam tabel grafik skema
mengkomunikasikannya
secara lisan dengan
berbagai media dan secara
tulisan dengan format
laporan ilmiah sederhana
Diskusi aspek-aspek
31 Memahami tentang
ruang lingkup biologi
(permasalahan pada
berbagai obyek biologi
dan tingkat organisasi
kehidupan) metode
ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
berdasarkan
pengamatan dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
keselamatan kerja
laboratorium biologi dan
menyepakati komitmen
bersama untuk
melaksanakan secara
tanggung jawab aspek
keselamatan kerja di lab
Mengamati contoh laporan
hasil penelitian biologi
dalam jurnal ilmiah
berbahasa Indonesia atau
Bahasa Inggris tentang
komponenformat laporan
dan mengamati
41 Menyajikan data
tentang objek dan
permasalahan biologi
pada berbagai
tingkatan organisasi
kehidupan sesuai
dengan metode ilmiah
dan memperhatikan
aspek keselamatan
kerja serta
menyajikannya dalam
bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
komponennya dan
mengaitkannya dengan
ruang lingkup biologi
sebagai mata pelajaran
kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil-hasil
pengamatan dan kegiatan
tentang ruang lingkup
biologi cabang-cabang
biologi pengembangan
karir dalam biologi kerja
ilmiah dan keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kerja untuk
membentukmemperbaiki
pemahaman tentang ruang
lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara
lisan tentang ruang lingkup
biologi kerja ilmiah dan
keselamatan kerja serta
rencana pengembangan karir
masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan SMA
Mata Pelajaran Biologi
Kelas Semester X MIA I
Alokasi Waktu 3 X 45 Menit
A Kompetensi Inti
KI1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur disiplin tanggung jawab
peduli (gotong royong kerjasama toleran damai) santun responsif
dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3 Memahami menerapkan menganalisis pengetahuan faktual konseptual
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan
kebangsaan kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
KI4 Mengolah menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B Kompetensi Dasar
KD 11 Mengagumi menjaga melestarikan keteraturan dan kompleksitas
ciptaan Tuhan tentang ruang lingkup objek dan permasalahan
Biologi menurut agama yang dianutnya
KD 21 Berperilaku ilmiah (jujur disiplin tanggung jawab peduli santun
ramah lingkungan gotong royong kerja sama cinta damai responsif
dan proaktif dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas
maupun di luar kelas
KD 32 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek dan
permasalahannya pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
KD 42 Membuat desain penelitian tentang suatu objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan tertentu
C Indikator
111 Mengagumi ruang lingkup objek dan permasalahan biologi
211 Berperilaku ilmiah dalam melakukan percobaan baik di dalam kelas
maupun di luar kelas
212 Bekerjasama dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
321 Mengidentifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi
dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
322 Menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
421 Membuat desain penelitian tentang objek biologi dan
permasalahannya pada tingkat organisasi kehidupan
422 Melakukan eksperimen biologi sederhana terkait objek permasalahan
dan prodak biologi dengan menyajikannya dalam bentuk fortofolio
D Tujuan
1111 Siswa dapat mengagumi ruang lingkup biologi objek dan
permaslahan biologi yang ada dilingkungan sekitar
2111 Melalui observasi lingkungan siswa dapat menjadi lebih proaktif
2112 Melalui persentasi siswa dapat bertanggungjawab
2121 Melalui diskusi kelompok siswa dapat mampu bekerja sama
3211 Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
3212 Melalui video siswa mamahami permasalahan yang ada di
lingkungan sekitar
3221 Setelah membaca literatur siswa mampu menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
4211 Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi
lingkungan sekitar
4221 Siswa menyajikan hasil penelitian dalam bentuk portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
E Materi Pembelajaran
Bab Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
- Ragam Permasalahan Biologi
- Metode Ilmiah
F Model Dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Saintifik
Model Pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran Diskusi Eksperimen
G Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(10 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Bagaimana cara menjawab
masalah penelitian secara
lebih terarah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terencana ( dengan metode
ilmiah)
- Apa itu metode ilmiah
- Sebutkan beberapa sikap
ilmiah yang dibutukan
dalam suatu penelitian
3 Menyampaikan tujuan
pembelajran yang akan dicapai
4 Membentuk kelompok (1
kelompok 4 orang )
Inti
( 60 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
5 Siswa melakukan observasi
lingkungan sekitar sekolah
(LKS)
6 Mengajukan pertanyan terkait
langkah-langkah metode
ilmiah
7 Guru menjelaskan langkah
metode ilmiah yang belum
dipahami oleh siswa
8 Membaca atau mengkaji buku
sumber terkait metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Menalar dan
Mencoba
Mengkomunikasikan
dan penelitian eksperimen
9 Siswa membuat rancangan
atau desain penelitian yang
sederhana yang akan diteliti
10 Mempersentasikan hasil
diskusi
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya dan kelompok lain
menanggapinya
Penutup
( 20 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Sebutkan variabel bebas
dan variabel terikat pada
judul berikut ldquoUji
Efektivitas Daun Sirsak
(Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida
Organik Terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Mortalitas Hama Walang
Sangit
- Untuk mengkomunikasikan
suatu hasil penelitian di
butuhkan format laporan
penelitian sebutkan format
laporan penelitian
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajarnya
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Melakukan eksperimen
terkait desin penelitian
yang telah dibuat
- Hasil penelitian dibuat
dalam bentuk fortofolio
- Hasil penelitian akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya dengan
persentasi beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelompok beserta
pengumpulan fortofolio
- Belajar materi metode
ilmiah karena minggu
depan ada tes
17 Salam penutup
Pertemuan II
Kegiatan
(waktu )
Stadia Kegiatan guru dan siswa
Pembukaan
(5 menit)
Salam pembukaan
dan ceking persiapan
1 Guru mengucapkan salam dan
mencek kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran
Melakukan
apersepsi
menyampaikan
tujuaan dan
memotifasi siswa
2 Guru mengajukan suatu
pertanyaan
- Memberikan salah satu
kasus pertanian terkait
penggunaan pestisida
sintetik
3 Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan
dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
4 Masuk dalam kelompok
eksperimen
Inti
( 30 menit )
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Menalar Mencoba
dan
Mengkomunikasikan
5 Menayangkan video terkait
dampak penggunaan pestisida
sintetik
6 Setelah melihat video apa yang
bisa anda lakukan
7 Membaca atau mengkaji buku
sumber terutama jurnal ilmiah
terkait pertanian
8 Mempersentasikan hasil
eksperimen
9 Membahas apa yang belum
dimengerti
10 Tes terkait materi metode
ilmiah
Evaluasi 11 Melakukan evaluasi dengan
meminta beberapa orang
untuk menjelaskan terkait
melakukan suatu eksperimen
dan yang lain menanggapi
Penutup
( 5 menit )
Penghargaan 12 Memberikan apresiasi kepada
kelompok yang maju persentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
13 Guru mengajukan suatu
pertanya kepada siswa
- Dalam melakukan
penelitian sikap ilmiah apa
saja yang harus dimiliki
oleh peneliti
14 Membimbing siswa untuk
merangkum butir- butir
pembelajaran
15 Mengajak siswa untuk
merefleksikan hasil belajar
16 Guru memberi tugas kepada
siswa
- Belajar materi keselamatan
kerja
17 Salam penutup
H Media dan Sumber belajar
Media
- Leptop
- Viewer
- Video
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
- Papan tulis
Sumber belajar
- Buku biologi kelas X
- Jurnal ilmiah
- LKS
- Lingkungan
I Penilaian
Jenis Penilaan Tes (pilihan ganda LKS) dan non tes (portofolio)
Instrumen Soal kunci jawaban kisi-kisi soal rubrik penalaan dan
pedoman skoring ( terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LKS
(Lembar Kerja Siswa)
Judul Ruang Lingkup Biologi
Tujuan
- Melalui observasi lingkungan siswa mampu mengidentifikasi
permasalahan biologi pada berbagai tingkat organisasi kehidupan
- Siswa dapat merancang desain penelitian dengan observasi lingkungan
sekitar
Cara kerja
1 Amatilah lingkungan sekitar terutama tentang hama dan penyakit pada
tanaman beserta tumbuhan yang dapat dijadikan pestisida
2 Tuliskanlah 3 ragam permasalahan biologi yang kamu temuakan
3 Buatlah rancangan penelitian sederhana terkait hasil observasi
a Judul
b Rumusan masalah
c Tujuan
d Hipotesis
e Metodologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kunci jawaban LKS
1 Contoh permasalahan biologi
a Penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus misalnya
bercak kuning pada daun tanaman
b Tanaman kerdil
c Hama pada tanaman budidaya
2 Contoh rancangan eksperimen penelitian
A Judul
rdquoUji Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak Sebagai Pestisida Alami Terhadap
Mortalitas Hama Werengrdquo
B Rumusan Masalah
1 Apakah ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) dapat berpengaruh
terhadap mortalitas wereng
2 Manakah dari pengenceran ekstrak daun sirsak( Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas wereng
C Tujuan
1 Mengetahui pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap
mortalitas wereng
2 Mengetahui pengenceran ekstrak daun sirsak (Annona muricata L)
yang lebih efektif terhadap mortalitas hama wereng
D Hipotesis
1 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dapat membunuh atau menghentikan
serangan wereng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
2 Pengenceran ekstrak daun sirsak yang lebih efektif terhadap mortalitas
wereng adalah pada pengenceran 30
E Metodologi
a Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di laboratorium sekolah
b Jenis Penelitian dan Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efektifitas daun sirsak sebagai pestisida alami untuk
hama wereng Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel antara lain
variabel bebas dan variabel terikat
Variabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas hama wereng
c Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Sprayer
2 Blender
3 Timbangan
4 Saringan
5 Ember
6 Kandang
7 Pisau
8 Gelas ukur 100 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
9 Senter
10 Kamera
11 Alat tulis-menulis
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1 Daun sirsak
2 Air
3 Wereng
d Prosedur Kerja
Langkah-langkah penelitian adalah
1 Menangkap wereng
2 Memelihara wereng untuk adaptasi
3 Membuat ekstrak daun sirsak dan membuat menjadi beberapa
pengenceran berdasarkan perlakuan
4 Pengujian ekstrak daun sirsak pada hewan uji ldquowerengrdquo
5 Penyemprotan ekstrak daun sirsak dilakukan pada sore hari
6 Amatilah mortalitas wereng pada setiap 4 jam sekali pada setiap
pengulangan dan perlakuan
7 Penelitian berlangsung selama selama 3 hari dan ekstrak daun sirsak
dibuat setiap hari
8 Hitunglah persentase mortalitas wereng
9 Data yang dibuat dalam bentuk tabel dan histogram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KISI ndash KISI SOAL
Bentuk Soal Essay
Jumlah Soal 5
Indikator
Soal
Jumlah
C1
(Ingatan)
C2
(Pemahaman)
C3
(Penerapan)
C4
(Analisis sintesis)
C5
(Evaluasi)
1 Mengidentifikasi ruang
lingkup biologi berdasarkan
objek biologi dan
permasalahan pada tingkat
organisasi tertentu
3 1
2 Menjelaskan langkah-
langkah metode ilmiah
dalam suatu eksperimen
2 1 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
SOAL
Materi Pelajaran Biologi
Bentuk Soal Essay
KelasSemester X1
1 Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan ( 25 poin)
a Kerja ilmiah
b Sikap ilmiah
c Hipotesis
2 Sebutkan apa saja langkah - langkah metode ilmiah saat melakukan suatu
penelitian (10 poin)
3 Dalam suatu budidaya tanaman petani banyak menemukan masalah baik itu
pemulihan tanaman penggunaan pupuk penanggulangan hama dan
penyakit tanaman atau penggunaan pestisida Dari permasalahan tersebut
buatlah satu judul penelitian eksperimen (karyamu sendiri) (25 poin)
4 Judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang
Sangitrdquo Dari judul diatas sebutkan variabel bebas dan variabel terikat (20
poin)
5 Dalam suatu penelitian data yang didapat ada yang berupa data kuatitatif
dan data kualitatif Jelaskanlah perbedaan data kualitatif dan data kuantitatif
(20 poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kunci Jawaban Essay
1 a Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang
yang memiliki sikap ilmiah dengan menggunakan pendekatan
keterampilan proses dan melalui langkah-langkah metode ilmiah
c Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
antara lain sikap peka dan kritis tidak percaya pada takhayul memiliki
rasa ingin tahu tekun jujur tidak mudah putus asa optimis bersikap
hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya
d Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah
2 Langakah ndashlangkah metode ilmiah yaitu
a Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah
b Mengumpulkan informasi
c Menyususn hipotesis
d Melakuakan percobaan
e Mengelola hasil percobaan
f Membuat kesimpulan
g Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada khalayak
3 Judul penelitian ldquo Uji Efektifitas Ekstrak Daun Sisrsak Sebagai Pestisida
Alami Terhadap Mortalitas Walang Sangit Pada Semua Stadiaa (Telur Nimfa
Dan Imago)rdquo
4 Dari judul penelitian ldquoUji Efektivitas Daun Sirsak (Annona Muricata L)
Sebagai Bahan Pestisida Organik Terhadap Mortalitas Hama Walang Sangitrdquo
Variabel bebas dan variaber terikatnya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Veriabel bebas Konsentrasi ekstrak daun sirsak
Variabel terikat Tingkat mortalitas walang sangit
5 Perbedaaan data kuantitatif dan data kualitatif adalah
Data kuantitatif adalah data yang tidak dapat dinyatakan dengan angka
data kuantitatif biasa diperoleh dari pengamatan menggunakan pancaindra
contoh data kualitatif warna air danau atau air laut bunga mawar merah
lebih harum dari pada bunga warna putih
Data kualitatif adalah data yang dapat dinyatakan dengan angka Data
kualitataif biasa diperoleh dengan menggunakan alat ukur misalanya
penggaris timbangan dan termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Rubrik Penilaian Kognitif
Soal Skor Aspek
1
21-25 Menjawab dan menjawab sangat tepat
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
2
6-10 Menjawab dan jawaban tepat
1-5 Menjawab tapi kurang tepat
0 Tidak menjawab sama sekali
3
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
4
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
5
11-20 Menjawab dan jawabab tepat
6-10 Menjawab tetapi kurang tepat
5 Menjawab tapi tidak benar
0 Tidak menjawab sama sekali
Penilaian Kognitif
No Nama
Siswa
Butiran Soal Jumlah
Skor
Nilai
Siswa 1 2 3 4 5
Skor
1
2
Dst
Jumlah skor maksimum = 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Penilaian Afektif
Materi Metode Ilmiah
Kelassemeter X1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Disiplin
Tanggung
Jawab
Kerja
Sama Menghargai Partisipasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Disiplin tanggung jawab kerja sama menghargai
partisipasi)
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penilaian Psikomotor
Materi Metode Ilmiah
Kelas semester X 1
No Nama
Aspek Yang Mau Dinilai
Skor Nilai Bertanya Mengidentifikasi Merancang Presentasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan
Skor 1 = Tidak Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 2 = Cukup Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Skor 3 = Sangat Konsisten (Bertanya Mengidentifikasi Merancang Persentasi)
Jumlah skor maksimum = 12
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Rubrik Penilaian portofolio
Materi Metode Ilmiah
Kelas X
Kriteria Skor Indikator
Judul
10 Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10 Sesuai dengan permasalahan
Landasan Teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul
Penulisan benar dan menggunakan sumber
yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (tabel dan grafik)
Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisi secara kualitatif
Mencakup semua hasil penelitian
Mampu mengkaitakan antara hasil dengan
kajian pustaka
Kesimpulan
10 Sesuai dengan tujuan
Keterangan
Jumlah skor sesuai dengan indikator dimana setiap indikoator memiliki skor 10
Jumlah skor maksimal adalah 100
Nilai yang dicapai
Jumlah skor
X 100
Skor maksimal
Kriteria nilai 76 - 100 = A 26 - 50 = C
51 - 75 = B 1 - 25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI