PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA DI SMP NEGERI 1 KECAMATAN
GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Pendidikan
Oleh:
Faizah
03870/2008
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
HALAMAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap (a lam nasyrah: 6-8 )
Terima kasih Ya Allah.... Tak ada kata seindah do’a
Tak ada do’a senikmat do’a dari kedua orang tua Seiring rasa syukur Ija dengan segala kerendahan hati dan mengharapkan
ridho-Mu Ya Allah. Ija persembahkan rasa terima kasih yang sangat besar untuk ke dua orang
tua Ija Mama (Safrinel) dan Papa (Rametis) Sebagai tanda bakti dan terima kasih
untuk semua cinta, kasih sayang, pengorbanan dan do’a yang selalu dialamatkan untuk
Ija. Terima kasih Ma.....atas pengorbanan Ama, atas kesabaran Ama, kerja keras
Ama, setiap titik peluh Ama yang tidak akan bisa Ija balas dengan apapun, serta
do’a-do’a dari Ama untuk kemudahan dan kelancaran urusan Ija. Ama adalah Mama
paling hebat sedunia dan pahlawan bagi Ija, Putri, dan Piqi. We Love You Ma...
Terima kasih Pa....untuk dukungan, kasih sayang dan cinta kasih serta do’a-
do’a Apa untuk Ija. Sudah sabar menghadapi Ija..dan membangkitkan semangat Ija..
sangat sayang Apa...
Terima kasih Ma... terima kasih Pa...Semoga Ija bisa membahagiakan dan
mewujudkan impian Ama dan Apa...Amiiin Ya Allah..
Terima kasih untuk adik-adikku tersayang Latifah Putri dan Muhammad
Faruqi, ayok kalian pasti bisa bahkan lebih dari akak, belajar yang rajin..kita akan
meraih kesuksesan itu bersama-sama..Amin Ya Robb.. akak sayang iput dan iki..
Terima kasih untuk T’ Yen atas bantuan materinya, atas ceramah-ceramahnya
(hahah), tanpa bantuan T’ Yen pun Ija tidak akan sampai pada titik ini. Untuk T’ Em,
Mak Endi, dan Pak Etek (mokasih kebayanyo pak etek..heheh), serta seluruh keluarga
besar yang ga tertulis namanya...Terima kasih..
Rasa terima kasih Ija persembahkan untuk ibu Dra. Elizar Ramli, M.Pd dan
Ibu Sulastri, S.Pd, M.Pd. Terima kasih atas bantuan dan motivasi yang ibu berikan,
atas waktu dan tenaga yang sudah ibu luangkan untuk membimbing Ija.
Untuk teman-teman seperjuangan AIP 08. Edhe makasih banyak untuk
semuanya, kebaikkan Edhe ga bisa di tulis saking banyaknya heheh. Maz Alief dan
Bang Ucok (maksih banyak lah jadi tukang ojek ), berasa benar-benar punya saudara
laki-laki. Ayu, Popeye, Lia, Rita, Ami, Ii, Frengky, Hengki, Isil, Sara, Yanti, Ciboy,
Ririn, Nico, Ipad, Pak Eka, Yohana dan yang lain yang ga tersebut.. Alhamdulillah ya
kita sudah jadi Sarjana....heheh
Buat sahabatku @Kubang Sari, Ks ku sayang (Silva) makasih untuk
kebaikannya selama ini, cepat nyusul ya.. Ija juga bakal nyusul Ks segera..Amin..
eksklusif blok kanan bawah terima kasih kawan2 dan adek2 atas semangat dan
dukungannya. Kebersamaan....kekeluargaan....yang diberikan. Berebut disaat makan
bersama...yang hanya didapatkan disana. Untuk We makasih bantuannya We (sumpah
wak tu elok bana :D), untuk Tekong tetap semangat (pasti wak tu bisa), untuk T’ Roih
(makasih adiak sayong untuak semangat2nyo), semangat juga ya kuliahnya, untuk kak
Egy, makasih kakak untuk semuanya benar-benar brasa punya kakak (walau kak bawel
kak elok bana sabananyo, sakali lai makasih banyak kak..) Untuk Elvi dan Sari makasih
sudah mau jadi teman baik selama ini dan seluruh penghuni Kubang Sari
tercintah...Merciiiii
Spesial untuk nan jauh disana (but you’ll forever and always be in my heart)
My Uda du2l... cepat nyusul ya... tetap semangat, bisa bisa pasti Uda du2l Ija bisa...
Faizah
i
ABSTRAK
Judul : Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
Penulis : Faizah Jurusan : Administrasi Pendidikan Pembimbing : 1. Dra. Elizar Ramli, M.Pd 2. Sulastri, S.Pd, M.Pd
Pengelolaan laboratorium merupakan hal yang sangat penting. Berdasarkan pra survey penulis di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota terlihat penggunaan laboratorium yang kurang terlaksana dengan baik. Adapun tujuan penelitian ini untuk (1) memperoleh informasi tentang jadwal penggunaan laboratorium IPA, (2) mengetahui ketersediaan alat dan bahan laboratorium IPA, (3) mengetahui bimbingan dalam pemakaian laboratorium IPA, dan (4) mengetahui keamanan atau keselamatan dalam pemakaian laboratorium IPA. Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah, (1) bagaimana persepsi siswa tentang jadwal penggunaan laboratorium IPA?, (2) bagaimana persepsi siswa tentang ketersediaan alat dan bahan laboratorium IPA?, (3) bagaimana persepsi siswa tentang bimbingan dalam pemakaian laboratorium IPA?, (4) bagaimana persepsi siswa tentang keamanan atau keselamatan dalam penggunaan laboratorium IPA?.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian seluruh siswa SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota yang berjumlah 546 orang. Penarikan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling dengan jumlah 56 orang.
Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa persepsi siswa tentang pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota pada sub variabel jadwal penggunaan berada pada kategori baik dengan skor rata-rata 4,1, untuk sub variabel alat dan bahan laboratorium dengan skor rata-rata 3,8 dengan kategori baik, untuk sub variabel bimbingan dalam pemakaian laboratorium dengan skor rata-rata 3 dengan kategori cukup, dan untuk sub variabel keamanan atau keselamatan dalam pemakaian laboratorium dengan skor rata-rata 2,9 dengan kategori cukup.
Secara keseluruhan hasil penelitian cukup baik dengan skor rata-rata 3,5. Berdasarkan hal tersebut penulis menyarankan agar pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota untuk lebih ditingkatkan lagi. Sehingga laboratorium dapat lebih dimanfaatkan lagi dan dapat membantu proses belajar mengajar di bidang ilmu pengetahuan alam.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Elizar Ramli, M.Pd selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan serta bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Sulastri, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan.
4. Staf dosen beserta pegawai Jurusan Administrasi Pendidikan yang telah
membantu penulis selama menuntut ilmu di Universitas Negeri Padang.
5. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
6. Rektor Universitas Negeri Padang.
7. Pimpinan Dinas Pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota yang telah
memberikan izin penelitian.
8. Bapak kepala sekolah, guru, staf, dan siswa SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan, semangat, do’a
serta pengorbanan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan beserta keluarga besar Jurusan Administrasi
Pendidikan angkatan 2008 .
Semoga segala bimbingan dan bantuan serta perhatian yang telah diberikan mendapat balasan dari Alla SWT. Amin Ya Rabbil’alamin.
iii
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Padang, April 2013 Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................................... 5
E. Pertanyaan Penelitian......................................................... 6
F. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
G. Kegunaan Penelitian .......................................................... 7
BAB II KERANGKA TEORITIS ...................................................... 8
A. Kajian Teori ...................................................................... 8
1. Persepsi ......................................................................... 8 2. Konsep Dasar Pengelolaan Laboratorium IPA ............... 9
B. Kerangka Konseptual......................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 22
A. Jenis Penelitian .................................................................. 22
B. Definisi Operasional Penelitian .......................................... 22
C. Populasi ............................................................................. 23
D. Sampel .............................................................................. 23
E. Jenis Data dan Sumber Data .............................................. 24
F. Instrumen Penelitian .......................................................... 25
G. Pengumpulan Data ............................................................. 27
H. Prosedur dan Analisa Data ................................................. 28
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 29
A. Hasil Penelitian.................................................................. 29
B. Pembahasan ....................................................................... 37
BAB V PENUTUP............................................................................... 51
A. Kesimpulan ....................................................................... 51
B. Saran ................................................................................ 52
KEPUSTAKAAN................................................................................... 53
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima
Puluh Kota ................................................................................................ 23
2. Jumlah Sampel Yang di Ambil Tiap-tiap Populasi di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota ..................................... 24
3. Jadwal Penggunaan Laboratorium ............................................................. 30
4. Alat dan Bahan Pratikum Laboratorium .................................................... 31
5. Bimbingan dalam Pemakaian Laboratorium .............................................. 33
6. Keamanaan atau Kesalamatan dalam Pemakaian Laboratorium ................. 35
7. Rekapitulasi Skor Rata-rata Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan
Laboratorium IPA di SMP Negeri 2 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima
Puluh Kota ............................................................................................... 36
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Konseptual Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan
Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten
Lima Puluh Kota ................................................................................... 21
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian.............................................................. 55
2. Petunjuk Pengisian Angket Penelitian ................................................. 56
3. Angket Penelitian ................................................................................ 57
4. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen ............................... 61
5. Rekapitulasi Data Uji Coba Angket
6. Tabulasi Data Persepsi Siswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium IPA
di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
7. Surat Permohonan Penelitian
8. Surat Izin Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menghadapi era Globalisasi, modal utama yang harus dimiliki oleh suatu
bangsa adalah peningkatan mutu pendidikan. Karena kualitas pendidikan
merupakan investasi yang paling utama untuk peningkatan sumber daya
manusia. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber
daya manusia yang berkualitas. Salah satu perhatian yang diberikan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan tercermin dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional (SISDIKNAS), dalam tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia yaitu:
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupan, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan, salah satu usaha yang dapat dilakukan ialah dengan
mengupayakan untuk memahami bagaimana siswa belajar dan bagaimana
informasi yang diperoleh dapat diproses dalam pikiran mereka sehingga
perlu disadari siswa sumber daya manusia adalah aset yang sangat berharga.
Oleh karena itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk
menciptakan sumber daya manusia yang benar – benar kreatif , inovatif, dan
2
berkeinginan untuk maju melalui pemanfaatan sumber belajar guna guna
mengembangkan potensinya secara utuh dan optimal.
Untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan tersebut juga
harus didukung oleh banyak faktor lainnya, salah satunya adalah sarana dan
prasarana yang menunjang pendidikan tersebut. Sarana dan prasarana itu
meliputi peralatan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses
peningkatan SDM melalui pendidikan yaitu dalam proses pembelajaran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Khusus untuk mata pelajaran IPA
yang dibutuhkan adalah suatu laboratorium untuk melakukan praktikum.
Praktikum merupakan salah satu kegiatan belajar mengajar yang sangat
penting pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Menengah
Pertama, dimana siswa siswi dapat mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam
melalui pengamatan langsung terhadap gejala gejala maupun proses Ilmu
Pengetahuan Alam, hal ini dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah,
mengembangkan sikap ilmiah, dan dapat memecahkan berbagai masalah baru
melalui metode ilmiah.
Untuk mendukung kegiatan praktikum ini dibutuhkan sarana yang
memadai. Sarana yang penting dalam praktikum ini adalah laboratorium.
Laboratorium ini merupakan tempat bekerja untuk mengadakan percobaan
atau penyelidikan dalam ilmu pengetahuan alam seperti : fisika dan biologi.
Oleh sebab itu diperlukan suatu pengelolaan terhadap laboratorium ini dengan
baik. Untuk itu para pendidik harus memiliki kemampuan dalam hal
mengelola laboratorium agar semua fasilitas yang ada dapat berfungsi dengan
3
baik serta tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dapat
tercapaisesuai dengan yang diharapkan.
Pengelolaan laboratorium yang efektif akan memberikan dampak positif
terhadap murid – murid dalam menguasai keterampilan. Nilai positif dari
pengelolaan yang baik bukan hanya diperoleh oleh murid saja, tetapi dengan
pengelolaan yang baik para guru akan dapat melaksanakan tugas mengajarnya
dengan lebih baik. Menurut Depdikbud (1996:23) pengelolaan laboratorium
pada suatu sekolah meliputi kegiatan seperti: (1) pemilihan alat –alat dan
bahan pengajaran, (2) perencanaan biaya demi pemenuhan kebutuhan
program pengajaran, (3) usaha untuk meningkatkan pelayanan keselamatan
kerja bagi siswa, dan (4) perencanaan untuk penambahan alat – alat.
Dapat simpulkan bahwa pengelolaan laboratorium suatu sekolah adalah
hal penting yang harus dilakukan oleh guru karena akan berpengaruh
terhadap pengetahuan maupun hasil belajar para siswa khusunya dalam
bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dengan beberapa
orang siswa SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
pada bulan September 2012, terlihat masih kurang baiknya pengelolaan
laboratorium sekolah, hal ini terlihat dari fenomena sebagai berikut:
1. Penggunaan laboratorium yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan, sehingga banyak ditemui jadwal penggunaan laboratorium
yang bentrok antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
4
2. Peralatan yang ada dilaboratorium kurang mencukupi jika dibandingkan
dengan jumlah siswa yang akan melaksanakan praktikum.
3. Kurangnya bimbingan dalam pemakaian alat – alat dan bahan praktikum
yang diberikan kepada siswa.
4. Masih kurangnya keamanan terhadap siswa yang sedang melaksanakan
praktikum di laboratorium, karena kabel – kabel listrik banyak yang lecet
dan dapat mengakibatkan siswa yang mengadakan teraliri listrik sehingga
dapat meninggal atau terluka, kran air yang tidak berfungsi, sehingga jika
terjadi kecelakaan terkena zat kimia berbahaya atau kebakaran kecil maka
air yang diperlukan untuk bahan pemadaman kebakaran tidak tersedia
dengan cepat, tidak tersedianya alat pemadam kebakaran berupa tabung
gas, serta kotak P3K yang tersedia isinya tidak ada sama sekali.
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian terhadap masalah ini dengan judul “Persepsi Siswa Tentang
Pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak
Kabupaten Lima Puluh Kota”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, penulis mendapatkan
bahwa pengelolaan Laboratorium IPA kurang efektif dilakukan, hal ini dapat
di identifikasikan sebagai berikut:
1. Pengaturan jadwal penggunaan praktikum.
2. Pemeliharaan atau penyediaan alat – alat dan bahan praktikum
5
3. Bimbingan dalam penggunaan laboratorium.
4. Keamanan atau keselamatan kerja dalam laboratorium.
5. Perencanaan aktivitas.
6. Pemeliharaan dan pencatatan.
7. Pengontrolan bahan.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya cakupan penelitian ini, dan juga karena
keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penelitian ini dibatasi
dalam hal Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan Laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dalam hal:
1. Jadwal penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
2. Ketersediaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
3. Bimbingan dalam pemakaian laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
4. Keamanan atau keselamatan dalam penggunaan laboratorium IPA di
SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas maka permasalahan yang akan diteliti
dapat dirumuskan “Bagaimanakah persepsi siswa tentang pengelolaan
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima
6
Puluh Kota dilihat dari jadwal penggunaan laboratorium, ketersediaan alat
dan bahan laboratorium, bimbingan dalam pemakaian laboratorium, dan
keamanan atau keselamatan dalam penggunaan laboratorium”.
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat di rumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi siswa tentang jadwal penggunaan laboratorium IPA
di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota?
2. Bagaimana persepsi siswa tentang ketersediaan alat dan bahan
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima
Puluh Kota?
3. Bagaimana persepsi siswa tentang bimbingan dalam pemakaian
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima
Puluh Kota?
4. Bagaimana persepsi siswa tentang keamanan atau keselamatan dalam
penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak
Kabupaten Lima Puluh Kota.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan:
1. Jadwal penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
7
2. Ketersediaan alat dan bahan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
3. Bimbingan dalam pemakaian laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
4. Keamanan atau keselamatan dalam penggunaan laboratorium IPA di
SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
G. Kegunaan penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian yang dikemukakan di atas maka
hasil penelitian diharapkan sebagai bahan masukkan bagi :
1. Guru SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
dalam mengelola laboratorium sekolah yang tepat dan baik.
2. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak dalam memenuhi dan
mengembangkan pengelolaan laboratorium yang dilaksanakan oleh guru.
3. Dinas pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota dalam mengembangkan
pengelolaan laboratorium IPA di Sekolah Menengah Pertama.
4. Pengalaman meneliti bagi penulis dalam mengaplikasikan berbagai
pengetahuan yang menunjang terlaksananya penelitian ini.
8
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Persepsi
Seseorang dalam menafsirkan dan memberi arti kepada suatu
rangsangan selalu menggunakan inderanya, yaitu melalui proses
mendengar, merasa, meraba, yang dapat terjadi secara terpisah – pisah
atau serentak. Intensitas penggunaan indera tersebut akan mempengaruhi
pula tingkat kepekaan seseorang dan kemudian turut mempengaruhi
persepsi dan proses belajar.
Persepsi berasal dari Bahasa Inggris yaitu “perseption” yang artinya
sebagai tanggapan atau daya menggapai atau memahami sesuatu.
Sunaryo (2004:93) mengemukakan bahwa persepsi adalah “Proses akhir
dari pengamatan yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian,
lalu diteruskan ke otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang
sesuatu yang dinamakan persepsi”. Pengertian persepsi menurut Rivai
(2004:359) diartikan sebagai: “Tanggapan (penerimaan) langsung dari
sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal melahirkan
penginderaannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran
sebagai rangsangan dalam pengalaman psikologi”. Slameto (1995:102)
9
menyatakan persepsi adalah “Proses yang menyangkut masuknya pesan
atau informasi ke dalam otak manusia”.
Dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi adalah pandangan untuk
melihat terhadap lingkungan yang menjadi bahan pertimbangan dalam
bertingkah laku. Pandangan dalam penilaian ini adalah bagaimana
mengamati, menganggapi, menggambarkan, dan memandang situasi atau
keadaan tertentu.
2. Konsep Dasar Pengelolaan Laboratorium IPA
a. Pengertian Pengelolaan Laboratorium IPA
1) Pengertian pengelolaan
Pengelolaan merupakan suatu kegiatan pengaturan yang
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan. Agar semua
kegiatan yang dilakukan lebih terarah maka perlu dilakukan
pengelolaan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai
sesuai rencana. Pengelolaan berasal dari bahasa inggris yaitu “to
manage” yang artinya mengendalikan. Menurut Depdikbud
(1996:411), pengelolaan adalah “Suatu proses melakukan suatu
kegiatan yang harus dilakukan oleh pengelola dengan
menggunakan tenaga orang lain, atau suatu proses yang
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi”.
Jadi, pengelolaan merupakan suatu proses merencanakan,
melaksanakan, memelihara, serta mengawasi atau mengendalikan
suatu kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
10
2) Pengertian laboratorium IPA
Praktikum merupakan salah satu kegiatan belajar mengajar
pada suatu sekolah, dimana siswa mempelajari ilmu melalui
pengamatan langsung terhadap gejala – gejala maupun proses
yang ada. Untuk mendukung kegiatan praktikum ini di butuhkan
sarana yang memadai, salah satu sarana yang penting dalam
kegiatan ini adalah laboratorium.
W.J.S Poerwadarminta dalam Emha (2003:6) menyatakan
“Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan percobaan
(penyelidikkan dan sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan
dengan ilmu fisika, kimia, dan sebagainya”.
Selanjutnya Depdiknas (2005:2) menyatakan bahwa
laboratorium adalah “Tempat bagi siswa maupun guru untuk
memahami karakteristik alam dan lingkungan, memperkaya
pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan sikap
ilmiah”.
Sejalan dengan pendapat di atas Marsudin (1989:1)
menyatakan bahwa:
Suatu ruangan atau bangunan, suatu tempat baik tertutup maupun terbuka yang digunakan untuk kegiatan ilmiah seperti melakukan percobaan, penelitian demonstrasi, dan lain sebagainya.
Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Marsudin di atas,
laboratorium dapat berupa ruangan terbuka maupun ruangan
tertutup. Kegunaannya adalah untuk melatih siswa untuk
11
melakukan kegiatan ilmiah sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Senada dengan pendapat di atas pengertian laboratorium juga dikemukakan
oleh Subiyanto (1988:96) yang mengatakan bahwa laboratorium adalah
“Tempat yang digunakan orang untuk mempersiapkan sesuatu kegiatan
(misalnya eksperimen ilmiah)”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
laboratorium merupakan suatu tempat melakukan kegiatan ilmiah, sebagai
bagian dari proses kegiatan di sekolah untuk menunjang tercapainya tujuan
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya. Oleh sebab itu
laboratorium harus mendapat perhatian atau pengelolaan dengan baik
efisien.
3) Pengertian pengelolaan laboratorium IPA
Dari uraian di atas pengelolaan laboratorium dapat di artikan sebagai
suatu proses kegiatan yang mengatur kelengkapan sarana dan prasarana
laboratorium, dan mengatur pemanfaatan laboratorium serta pemeliharaan
dan pengembangan laboratorium sehingga dapat menunjang tercapainya
tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya.
Menurut Amien (1988:55) pengelolaan laboratorium adalah “Suatu
kegiatan yang meliputi perawatan alat dan bahan, pengadministrasian alat
dan bahan, mengatur kegiatan laboratorium dari segala gangguan yang
dapat menyebabkan kerusakkan dan terganggunya kegiatan laboratorium”.
Selanjutnya Depdikbud (1988:2) menyatakan pengelolaan
laboratorium adalah “Suatu kegiatan yang dilakukan agar suasana
12
laboratorium dalam keadaan disiplin yang baik, kebersihan, keamanan dan
keselamatan selalu terpelihara, pemakaian laboratorium merata dan teratur,
serta mengadministrasikan alat dan bahan praktikum agar tujuan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat tercapai dengan baik”.
Emha (2003:14) menyatakan pengelolaan laboratorium adalah “Suatu
kegiatan yang dilakukan agar sarana dan prasarana laboratorium yang ada
dapat berfungsi sebagaimana mestinya”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan laboratorium adalah suatu proses yang dilakukan mulai dari
pengaturan waktu penggunaan laboratorium, penyediaan peralatan,
bimbingan dan keamanan atau keselamatan kerja selama praktikum agar
sarana dan prasarana yang ada di laboratorium dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan
baik khususnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
b. Pentingnya pengelolaan laboratorium IPA
Laboratorium memiliki peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan sistem pembelajaran, terutama mata pelajaran Ilmu.
Pengetahuan Alam (IPA) dalam memecahkan berbagai masalah yang
muncul dari serangkaian pengamatan dan percobaan. Oleh karena itulah
pengelolaan laboratorium sangat penting dilakukan dalam menunjang
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Arikunto (1990: 271)
menyatakan “Nilai positif dari pengelolaan laboratorium yang baik bukan
hanya diperoleh oleh murid dan pengelolanya saja, tetapi dengan
13
pengelolaan yang baik tersebut para guru akan dapat melaksanakan tugas
mengajarnya dengan lebih baik”.
Amin (1987:95) menyatakan bahwa:
Pengelolaan laboratorium sangat penting dilakukan tanpa adanya pengelolaan dan perencanaan dengan baik dan tepat, maka semua fasilitas yang ada tidak dapat berfungsi untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diharapkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan laboratorium penting dilakukan karena dapat memberikan
nilai positif baik bagi siswa, guru maupun pengelolanya. Tanpa adanya
pengelolaan yang baik maka semua fasilitas yang ada tidak dapat
berfungsi untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang diharapkan.
c. Kegiatan – Kegiatan dalam Pengelolaan Laboratorium
Adapun proses kegiatan pengelolaan laboratorium dalam Depdikbud
(1996:23) dinyatakan bahwa: pengelolaan Laboratorium pada suatu
sekolah meliputi kegiatan seperti: (1) pemilihan alat – alat dan bahan
pengajaran, (2) perencanaan biaya demi pemenuhan kebutuhan program
pengajaran, (3) usaha untuk meningkatkan pelayanan keselamatan kerja
bagi siswa, dan (4) perencanaan untuk penambahan alat – alat.
Selanjutnya Arikunto (1996:272) menjelaskan kegiatan pengelolaan
meliputi: (1) pemilihan alat dan bahan, (2) perencanaan fasilitas, (3)
14
pengontrolan bahan, (4) pemeliharaan dan pencatatan, (5)
pengorganisasian personal, (6) penyediaan dana.
Depdiknas (2005:16) menyatakan tugas pengelola laboratorium
adalah meliputi: merencanakan program pengelolaan, pemanfaatan
laboratorium dan pengelolaan pemakaian laboratorium, menyusun jadwal
penggunaan laboratorium, memberi masukkan atau merekomendasikan
program penggunaan laboratorium, dan pengembangan laboratorium.
Selanjutnya Marsudin (1989:8) berpendapat bahwa “Ruang lingkup
pengelolaan laboratorium meliputi kegiatan seperti: (1) pengaturan waktu
praktikum, (2) ketersediaan alat penunjang praktikum, (3) bimbingan
dalam pemakaian laboratorium, dan (4) keamanan dalam penggunaan
laboratorium”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
laboratorium meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah: jadwal
penggunaan laboratorium, ketersediaan alat dan bahan laboratorium,
bimbingan dalam pemakaian laboratorium, dan keamanan atau
keselamatan dalam penggunaan laboratorium. Untuk lebih jelasnya
penulis mencoba menguraikan kegiatan – kegiatan dalam pengelolaan
laboratorium meliputi hal – hal sebagai berikut:
1) Jadwal penggunaan laboratorium
Agar tujuan kegiatan laboratorium terlaksana dengan baik, salah
satu kegiatan yang perlu mendapat perhatian adalah pengaturan
jadwal penggunaan laboratorium untuk masing – masing kelas. Hal
15
ini disebabkan yang menggunakan laboratorium bukan hanya satu
kelas, namun di pakai oleh semua kelas yang mempelajari bidang
studi Ilmu Pengetahuan Alam (fisika, kimia, biologi). Depdikbud
(1996:119) menjelaskan bahwa ”...kurangnya waktu sebagai salah
satu faktor penghambatan pelaksanaan kegiatan laboratorium dengan
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).”
Dalam pengaturan jadwal penggunaan laboratorium dapat
dilakukan dengan meminta saran dan masukkan dari guru bidang
studi IPA tentang kapan kejelasan jadwal penggunaan laboratorium
akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan alokasi waktu untuk
setiap bidang studi. Dalam penyusunan penggunaan jadwal
laboratorium ini menurut Soetomo (1979:28) perlu di perhatian
alokasi untuk tiap – tiap kegiatan praktikum, jumlah kelas yang
melaksanakan praktikum dan materi yang akan di sampaikan.
Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa jadwal
penggunaan laboratorium perlu memperhatikan hal – hal seperti:
kejelasan jadwal penggunaan laboratorium dengan ketersediaan
waktu penggunaan laboratorium, kesesuaian jadwal dengan waktu
penggunaan laboratorium.
2) Ketersediaan alat dan bahan
Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium yang perlu sekali di
perhatikan adalah ketersediaan alat dan bahan yang ada di
laboratorium tersebut. Alat dan bahan yang dibutuhkan bermacam
16
jenis dan jumlah, dan digunakan oleh semua siswa yang
melaksanakan praktikum baik untuk bidang studi fisika, kimia, dan
biologi. Arikunto (1990:273) mengemukakan bahwa alat – alat
adalah unit atau peralatan yang dapat bergerak maupun yang tidak
bergerak, berupa perkakas, mesin, aparatus, kit atau seperangkat
barang yang memenuhi persyaratan kondisi sebagai berikut:
a) Dalam bentuk asli sesuai kegunaannya. b) Tidak dapat diperbesar atau diperkecil, tetapi apabila
mengalami kerusakkan dapat diganti beberapa bagian saja tidak perlu diganti sepenuhnya.
c) Mencerminkan sesuatu yang cukup berarti yang membuatnya nampak dapat digunakan kapan saja diperlukan.
d) Tidak kehilangan identitas walaupun di lepas – lepas atau disatukan dengan yang lainnya.
Menurut Tarmizi (2007:119) adapun alat dan bahan laboratorium
yang perlu ada di labor antara lain adalah:
a) Alat pelubang gabus, pelubang gabus yang terbuat dari logam berupa pipa dengan pemegangnya.
b) Apparatus set, suatu alat untuk reparasi senyawakarbon. c) Alat pemadam kebakaran, berupa tabung yang berisi
zat kimia untuk memadamkan api. d) Alat pemotong kaca, alat pemotang ini berbentuk pisau. e) Alat pemusing, tabung reaksi yang berisi larutan yang
akan dipusing. f) Alat pendingin, terbuat dari dua kaca pipa, pipa di
dalam lebih panjang untuk saluran uap, dan pipa di luar untuk keluar masuknya air pendingin.
g) Bejana plastik, bejana bundar dengan diameter 35 cm dan tingginya 12 cm.
h) Botol bermulut sempit, bertutup polipropilena, digunakan untuk penyimpan pereaksi.
i) Botol pencuci, digunakan untuk membilas dan mencuci alat – alat gelas seperti tabung reaksi.
j) Botol tetes, berguna untuk penyimpanan larutan yang hanya digunakan beberapa tetes saja.
17
k) Cincin besi bertangkai, digunakan untuk meletakan alat yang dipanaskan.
l) Corong tistel, bentuknya seperti corong bunga tistel, dan digunakan sebagai corong.
m) Cawan porselen, berbentuk mangkuk dan ada penutupnya, berguna untuk memanaskan.
n) Eudiometer, digunakan untuk mendemonstrasikan perubahan volume gas – gas yang bereaksi.
o) Gelas kimia, digunakan sebagai tempat larutan zat. p) Gelas ukur, digunakan untuk mengambil dan
memindahkan cairan untuk ukuran tertentu. q) Generator gas, alat pembangkit gas dan terbuat dari kaca. r) Kaca arloji, kaca bundar berbentuk cekung,
digunakan untuk menimbang zat. s) Kaki tiga, digunakan sebagai tungku pemanas. t) Neraca, digunakan untuk menimbang bahan atau zat
kimia. u) Pelat tetes, digunakan untuk melihat perubahan warna
cairan. v) Penjepit tabung reaksi, digunakan untuk menjepit
tabung reaksi ketika dipanaskan. w) Rak tabung reaksi, digunakan untuk memarkir tabung
reaksi ketika melakukan reaksi. x) Kotak PPPK. y) Bahan atau zat- zat kimia seperti : agar, aluminium
sulfat, alkohol, amoniak, amonium, asam setat, asam nitrat, asam aseatat, aseton, belerang, besi serbuk, etanol, formalin, glukosa, tembaga, yodium.
Selanjutnya Emha (2003:8) mengelompokkan peralatan
laboratorium sebagai berikut:
a) Perabotan laboratorium sekolah, terdiri dari: meja praktikum, kursi praktikum, meja guru, lemari kaca, kursi guru, kotak bahan – bahan praktikum laboratorium.
b) Alat – alat peraga pendidikan, berupa: instrumen, alat – alat dari gelas, bagan, model, bahan kimia, buku – buku petunjuk.
c) Perkakas laboratorium: gergaji kayu, gergaji besi, gunting, kikir, paku, palu, alat pemotong kaca, dan kotak pemadam kebakaran.
18
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan alat dan
bahan perlu memperhatikan kelengkapan alat atau bahan yang akan
digunakan dan kecukupan alat atau bahan dengan siswa yang akan
melaksanakan praktikum sehingga akan membantu tercapainya tujuan
praktikum yang dilaksanakan.
3) Bimbingan dalam pemakaian laboratorium
Kegiatan labor dapat berjalan dengan baik jika anggota yang terlibat
dalam pemakaian laboratorium diberikan bimbingan dan pengarahan
terhadap pemakaian laboratorium, terutama dalam penggunaan alat dan
bahan, cara perawatan alat dan bahan, dan lain – lain.
Menurut Arikunto (1990: 282) kegiatan bimbingan itu antara lain
adalah:
a) Alat – alat dan perkakas yang sering digunakan hendaknya di tempatkan di tempat yang dekat dengan tempat bekerja.
b) Alat – alat dan perkakas yang sering digunakan hendaknya disusun dan di tempatkan secara berurut berdasarkan kemudahan untuk dilihat.
c) Apa bila diperlukan demikian, alat – alat yang mudah di bawa dan jarang digunakan, hanya diperlihatkan kepada murid pada awal periode praktikum.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dalam
pemakaian laboratorium ini harus diperhatikan aspek yang dibimbing dan
waktu pemberian bimbingan dengan tujuan agar kegiatan praktikum yang
dilaksanakan lebih terarah dalam usaha mencapai tujuan pengajaran Ilmu
Pengatahuan Alam (IPA).
19
4) Keamanan atau keselamatan dalm penggunaan laboratorium
Laboratorium memiliki berbagai peralatan dan perlengkapan yang
semuanya memberikan resiko tersendiri bagi penggunanya. Oleh karena
itu, aspek keselamatan dan keamanan kerja sangat penting untuk
diperhatikan dalam penggunaan laboratorium. Keselamatan kerja di
laboratorium merupakan kompetensi yang harus di miliki pengelola.
Keselamatan kerja merupakan upaya untuk melakukan pekerjaan yang
tidak membahayakan bagi diri sendiri dan orang lain serta lingkungan,
untuk itu perlu ada suatu standar perilaku.
Alat – alat dan bahan yang digunakan di laboratorium mungkin dapat
mendatangkan bahaya. Oleh karena itu, waktu guru membimbing siswa
belajar di laboratorium faktor keamanan kerja perlu dijelaskan terlebih
dahulu. Kemungkinan siswa mendapat kecelakaan yang disebabkan
kelalaian guru, pengelola maupun siswa itu sendiri sangat besar.
Jangankan dalam keadaan lalai, dalam keadaan hati – hatipun kecelakaan
dapat terjadi. Setiap siswa yang telah melaksanakan praktikum harus
segera mengembalikan alat – alat dan bahan praktikum yang digunakan ke
tempat semula, sehingga meja kerja selalu bersih. Bahkan setiap kali
selesai satu tahap percobaan semua alat yang tidak digunakan lagi harus
segera disimpan kembali untuk menghindari terjadinya hal – hal yang
tidak diinginkan.
20
Depdiknas (2005:54) menyatakan untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan, perlu diperhatikan persyaratan – persyaratan laboratorium
sebagai sarana belajar mengajar yaitu:
a) Tempat duduk atau meja kerja perlu di atur sedemikian rupa sehingga dimanapun siswa duduk dapat dengan mudah melihat kesegala arah, terutama bila sedang memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru.
b) Semua laboratorium terutama laboratorium kimia harus memiliki siklus udara yang baik dengan jendela – jendela yang mudah di buka dan di tutup.
c) Meja kerja siswa, barang – barang dan alat – alat hendaknya di atur penempatannya sehingga lalu lintas siswa dalam ruangan laboratorium cukup leluasa.
d) Alat, bahan, dan zat yang akan digunakan pada saat praktikum akan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan di letakkan di tempat strategis yang mudah di ambil oleh siswa.
e) Tas, buku – buku, dan alat – lat lainnya yang di bawa siswa akan mengganggu ketertiban kerja di laboratorium tidak boleh di bawa masuk ke dalam laboratorium, untuk itu perlu di sediakan tempat khusus untuk penyimpanannya.
f) Untuk laboratorium yang banyak menyimpan zat – zat kimia perlu dilengkapi lemari asap.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa dalam
keamanan penggunaan laboratorium guru pembimbing atau pengelola
laboratorium harus membuat aturan yang jelas, selain itu setelah praktikum
dilaksanakan alat atau bahan yang digunakan harus diperiksa kembali
jumlahnya. Namun pengelola atau guru pembimbing juga harus menjelaskan
ke pada siswa cara – cara melakukan pengamanan selama praktikum guna
mencegah terjadinya kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum di
laboratorium dan pengelola perlu juga memperhatikan persyaratan –
persyaratan laboratorium agar mengurangi terjadinya kecelakaan.
21
Persepsi siswa tentang pengelolaan laboratorium
IPA
Jadwal penggunaan laboratorium
Alat dan bahan laboratorium
Bimbingan dalam pemakaian
laboratorium
Keamanan atau keselamatan dalam
pemakaian laboratorium
B. Kerangka Konseptual
Setiap pengelola laboratorium mempunyai tanggung jawab terhadap
kelancaran pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Kegiatan – kegiatan
pengelolaan laboratorium IPA diantaranya adalah: jadwal penggunaan
laboratorium, ketersediaan alat dan bahan laboratorium, bimbingan dalam
pemakaian laboratorium, dan keamanan atau keselamatan dalam penggunaan
laboratorium. Apabila laboratorium dapat terkelola dengan baik maka
kegiatan yang akan dilakukan di laboratorium dapat efektif dan dapat
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, khususnya pembelajaran IPA
dan tujuan pendidikan akan lebih efektif.
Hal ini dapat digambarkan seperti kerangka konseptual berikut ini:
Gambar 1: Kerangka Konseptual Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan
Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
Efektivitas pengelolaan laboratorium
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, maksudnya penelitian ini tertuju
pada suatu pengungkapan keadaan sebagaimana adanya. Penelitian ini akan
mendeskripsikan, pengungkapan persepsi siswa tentang pengelolaan
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima
Puluh Kota dalam hal jadwal penggunaan laboratorium, ketersediaan alat dan
bahan laboratorium, bimbingan dalam pemakaian laboratorium, dan keamanan
atau keselamatan dalam penggunaan laboratorium.
B. Definisi Operasional Penelitian
Pengelolaan laboratorium yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
suatu proses yang dilakukan mulai dari pengaturan waktu penggunaan
laboratorium, penyediaan peralatan, bimbingan dan keamanan atau
keselamatan kerja selama praktikum agar sarana dan prasarana yang ada di
laboratorium dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan baik khususnya Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Adapun yang menjadi indikator dari pengelolaan laboratorium IPA ini
adalah jadwal penggunaan laboratorium, alat dan bahan laboratorium,
23
bimbingan dalam pemakaian laboratorium, keamanan atau keselamatan dalam
pemakaian laboratorium.
C. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota yang berjumlah 546 orang, seperti Tabel
1 berikut.
Tabel 1 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak
Kabupaten Lima Puluh Kota No Kelas Jumlah Siswa 1 7-1 31 2 7-2 31 3 7-3 31 4 7-4 31 5 7-5 31 6 7-6 31 7 7-7 31 8 8-1 36 9 8-2 35 10 8-3 35 11 8-4 35 12 8-5 36 13 9-1 31 14 9-2 30 15 9-3 30 16 9-4 30 17 9-5 31
Jumlah 546 orang Sumber: Bagian Tata Usaha SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten
Lima Puluh Kota
24
D. Sampel
Mengingat besarnya populasi, maka penelitian ini menggunakan sampel
yang dianggap mewakili populasinya. Pengambilan sampel bertitik tolak dari
pendapat yang di kemukakan Arikunto (2006:134) mengatakan bahwa
“sekedar ancar – ancar apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil
semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%
atau lebih”
Berdasarkan pendapat di atas dalam penelitian ini jumlah sampel yang
digunakan adalah sebanyak 56 orang siswa kelas 7, 8, dan 9 di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota sebesar 10% dari jumlah
populasi. Diambil 10% dikarenakan seluruh populasi bersifat homogen.
Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah Proporsional Random
Sampling. Untuk melihat jumlah sampel yang digunakan pada setiap populasi
dapat dilihat pada Tabel 2.
25
Tabel 2 Jumlah Sampel Yang di Ambil Tiap-Tiap Populasi
di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota No Kelas Jumlah Siswa 1 7-1 3 2 7-2 3 3 7-3 3 4 7-4 3 5 7-5 3 6 7-6 3 7 7-7 3 8 8-1 4 9 8-2 4 10 8-3 4 11 8-4 4 12 8-5 4 13 9-1 3 14 9-2 3 15 9-3 3 16 9-4 3 17 9-5 3
Jumlah 56 orang Sumber : Bagian Tata Usaha SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak
Kabupaten Lima Puluh Kota
E. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang diolah langsung dari responden mengenai persepsi
siswa terhadap pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
b. Sumber Data
Sumber data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah siswa – siswi
SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota. Dalam
26
penelitian ini data diperoleh dari siswa yang terpilih menjadi sampel, yaitu
sebagian siswa di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh
Kota.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, yang disusun
menggunakan skala Likert dengan lima alternatif jawaban, Selalu (SL), Sering
(SR), Kadang – kadang (KD), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP). Adapun langkah –
langkah penyusunan angket atau instrumen penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Membuat kisi – kisi angket dengan cara menentukan sub variabel – variabel
yang akan di teliti serta indikator dari sub variabel tersebut.
2. Merumuskan butir pertanyaan dari setiap indikator berdasarkan cara
menyusun butir pertanyaan yang terbaik.
3. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang siswa SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dan analisis uji coba untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas angket.
a) Validitas
Untuk mencari validitas angket, penulis menggunakan rumus korelasi tata
jenjang Arikunto (2005:329) sebagai berikut:
푟ℎ표 = 1−6∑퐵
푁(푁 − 1)
27
Keterangan:
푟ℎ표 = 푘표푒푓푖푠푖푒푛 푘표푟푒푙푎푠푖 푡푎푡푎 푗푒푛푗푎푛푔
퐵 = 푗푢푚푙푎ℎ 푏푒푑푎
푁 = 푏푎푛푦푎푘푛푦푎 푠푢푏푗푒푘 푝푒푚푖푙푖푘 푛푖푙푎푖
xyrho = )1(
61 2
2
NN
D
= )110(10
)5,15.(612
= 990931
= 0,904
Dari hasil uji coba diperoleh rho hitung = 0,904 dan rho tabel dengan
taraf kepercayaan signifikan 0,01 dengan N = 10 adalah 0,794. Jadi rho hitung >
rho tabel (0,904>0,794) dan dapat dikatakan Valid.
b) Reliabilitas
Untuk mencari reliabilitas instrumen atau angket, digunakan rumus Alpha,
Arikunto (2005:180) sebagai berikut:
푟 = 1 − ∑
Keterangan :
푟 = 푟푒푎푏푖푙푖푡푎푠 푖푛푠푡푟푢푚푒푛 휎 푖 = 푗푢푚푙푎ℎ 푣푎푟푖푎푛 푏푢푡푖푟
휎 푡 = 푣푎푟푖푎푛 푡표푡푎푙 퐾 = 푏푎푛푦푎푘 푏푢푡푖푟 푝푒푟푡푎푛푦푎푎푛
28
2
2
11 11 t
i
kkr
8,2518,411
13030
834,003,1 = 0,859
Dari hasil perhitungan reliabilitas diperoleh r hitung = 0,859 sedangkan r
tabel dengan n = 10 pada taraf signifikan 0,01 = 0,765. Jadi r hitung > r tabel
(0,859 > 0,765) adalah reliabel.
G. Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan setelah hasil uji coba angket dinyatakan valid
dan reliabel. Pengumpulan data dilaksanakan sendiri oleh penulis pada tanggal
11-22 Maret 2013 dengan mengunjungi siswa – siswa SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota yang di jadikan responden.
H. Prosedur Analisa Data
Semua data yang terkumpul diolah dan dianalisa sesuai dengan tujuan dan
pertanyaan penelitian. Adapun langkah – langkahnya yaitu:
1. Verifikasi data, yaitu memeriksa semua angket yang di isi responden.
2. Mentabulasi data dengan cara menghitung frekuensi dari masing – masing
alternatif jawaban yang di berikan responden.
29
3. Menghitung skor rata – rata setiap item pernyataan dalam angket dengan
menggunakan rumus rata – rata sebagai berikut:
푀 = 푓푥푁
Keterangan:
M = skor rata - rata fx = jumlah perkalian frekuensi jawaban dengan skor yang
tinggi N = Jumlah Responden
Untuk melihat data secara kualitatif digunakan penilaian kriteria menurut
Widodo (2004:78) sebagai berikut:
Skor Kriteria
4,6 – 5 = Sangat Baik
3,6 – 4,5 = Baik
2,6 – 3,5 = Cukup
1,6 – 2,5 = Kurang
1 - 1,5 = Sangat Kurang
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan deskripsi data dan pembahasan tentang
persepsi siswa tentang pengelolaan laboratorium di SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh kota ditinjau dari aspek: (1) jadwal penggunaan
laboratorium, (2) ketersediaan alat dan bahan laboratorium, (3) bimbingan dalam
pemakaian laboratorium, (4) keamanan atau keselamatan dalam penggunaan
laboratorium.
A. Hasil Penelitian
Deskripsi data untuk masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada
bagian berikut:
1. Jadwal penggunaan
Data mengenai jadwal penggunaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat pada Tabel
3. Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat hasil pengolahan data jadwal
penggunaan laboratorium berada pada kategori baik. Dengan skor rata-rata
4,1. Rata-rata tertinggi terlihat pada pengelola labor atau guru
mengumumkan kepada siswa tentang jadwal paraktikum IPA di
laboratorium dengan rata-rata 4,5. Selanjutnya diikuti setiap kelas
mendapatkan kesempatan yang sama dalam penggunaan laboratorium
dengan skor rata-rata 4,4.
Sedangkan nilai rata-rata terendah terlihat pada jadwal praktikum yang
diberikan pengelola labor sesuai dengan lama praktikum yang dilakukan
31
siswa di laboratorium dengan skor rata-rata 3,5. Selanjutnya diikuti
praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
pengelola labor dan guru dengan skor rata-rata 4.
Tabel 3 Jadwal Penggunaan Laboratorium
NO.
Kejelasan jadwal penggunaan laboratorium
Alternatif jawaban Rata-rata Selalu Sering Kadang-
kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
F fx F Fx F fx f fx f fx f fx
1. Jadwal penggunaan 27 135 23 92 2 6 3 6 1 1 56 240 4,2
2.
Pengelola labor atau guru mengumumkan jadwal praktikum
34 170 17 68 3 9 1 2 1 1 56 250 4,5
3.
Jadwal penggunaan tidak berbenturan
28 140 20 80 4 12 2 4 2 1 56 238 4,3
4. Jadwal sesuai dengan lama praktikum
14 70 22 88 5 15 10 20 5 5 56 198 3,5
5. Penggunaan dibatasi sesuai dengan jadwal
28 140 20 80 3 9 3 6 2 2 56 237 4,2
6.
Setiap kelas mendapatkan kesempatan yang sama
34 170 14 56 5 15 1 2 2 2 56 245 4,4
7.
Praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal
25 125 17 68 10 30 2 4 2 2 56 229 4
8.
Pengelola labor atau guru memberi kesempatan menggunakan laboratorium di luar jadwal
23 115 20 80 9 27 2 4 2 2 56 228 4,1
Jumlah 33,2 Rata-rata 4,1
32
2. Alat dan bahan laboratorium
Data mengenai alat dan bahan praktikum laboratorium IPA di SMP Negeri
1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat pada Tabel 4
berikut. Pada Tabel 4 di atas dapat dilihat pengolahan data alat dan bahan
praktikum laboratorium berada pada kategori baik. Dengan skor rata-rata 3,8.
Rata-rata tertinggi terlihat pada alat dan bahan yang dibutuhkan tersedia di
laboratorium IPA dengan rata-rata 3,9. Selanjutnya diikuti ruangan laboratorium
menampung siswa satu lokal, alat praktikum tersedia dalam kondisi baik, bahan-
bahan praktikum tersedia sesuai dengan praktikum yang akan dilaksanakan, dan
bahan-bahan tersedia dalam kondisi baik dengan rata-rata yang sama yaitu 3,8.
Sedangkan nilai rata-rata terendah terlihat pada alat dan bahan praktikum
mencukupi kebutuhan siswa di laboratorium IPA. Dengan skor rata-rata 3,6.
33
Tabel 4 Alat dan Bahan Praktikum Laboratorium
NO. Kesiapan alat dan bahan praktikum
Alternatif jawaban Rata-rata Selalu Sering Kadang-
kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
f fx f Fx f Fx f Fx F fx f fx
1.
Alat dan bahan yang dibutuhkan tersedia
20 100 20 80 11 33 3 6 2 2 56 221 3,9
2.
Ruangan laboratorium menampung siswa satu lokal
17 85 21 84 13 39 3 6 2 2 56 216 3,8
3. Alat praktikum tersedia dalam kondisi baik
15 75 22 88 14 42 3 6 2 2 56 213 3,8
4.
Bahan-bahan praktikum tersedia sesuai praktikum yang akan dilaksanakan
15 75 22 88 14 42 3 6 2 2 56 213 3,8
5. Bahan-bahan tersedia dalam kondisi baik
12 60 28 112 12 36 2 4 2 2 56 214 3,8
6.
Alat dan bahan mencukupi kebutuhan di laboratorium
9 45 24 96 16 48 3 6 4 4 56 199 3,6
Jumlah 22,7 Rata-rata 3,8
3. Bimbingan dalam pemakaian laboratorium.
Data mengenai bimbingan dalam pemakaian laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat pada
Tabel 5. Pada Tabel 5 di atas dapat dilihat hasil pengolahan data bimbingan dalam
pemakaian laboratorium IPA berada pada kategori cukup. Dengan skor rata-rata 3.
Rata-rata tertinggi terlihat pada pengelola labor atau guru memberi arahan
bagaimana cara menggunakan alat praktikum dengan skor rata-rata 3,7.
Selanjutnya diikuti pengelola labor atau guru memberi arahan tentang cara
perawatan alat-alat praktikum dengan skor rata-rata 3,1.
34
Sedangkan nilai rata-rata terendah terlihat pada pengelola labor atau guru
mengadakan tanya jawab tentang kegiatan praktikum dengan skor rata-rata 2,6.
Selanjunya diikuti pengelola labor atau guru menjelaskan kemungkinan bahaya
yang akan terjadi dalam percobaan dengan skor rata-rata 2,8.
Tabel 5 Bimbingan Dalam Pemakaian Laboratorium
NO.
Aspek bimbingan dalam pemakaian laboratorium
Alternatif jawaban Rata-rata Selalu Sering Kadang-
kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
F fx f Fx f fx f fx f fx f fx
1.
Pengelola labor atau guru memberi arahan cara menggunakan alat praktikum
11 55 27 108 10 30 5 10 3 3 56 206 3,7
2.
Pengelola labor atau guru memberi arahan tentang pemanfaatan bahan-bahan yang ada di laboratorium
6 30 19 76 8 24 11 22 12 12 56 164 2,9
3.
Pengelola labor atau guru memberi arahan tentang cara perawatan alat-alat praktikum
8 40 17 68 11 33 15 30 5 5 56 176 3,1
4.
Pengelola labor atau guru menjelaskan kemungkinan bahaya dalam percobaan
5 25 18 72 8 24 15 30 10 10 56 161 2,8
5.
Pengelola labor atau guru memberi pedoman pada siswa cara menggunakan alat dan bahan
6 30 15 60 13 39 11 22 11 11 56 162 2,9
6.
Pengelola labor atau guru mengadakan tanya jawab
4 20 12 48 13 39 12 24 15 15 56 146 2,6
Jumlah 18 Rata-rata 3
35
4. Keamanan atau keselamatan dalam pemakaian laboratorium.
Data mengenai keamanan atau keselamatan dalam pemakaian
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh
Kota dapat dilihat pada Tabel 6. Pada Tabel 6 di atas dapat dilihat hasil
pengolahan data keamanan atau keselamatan dalam pemakaian laboratorium IPA
berada pada kategori cukup. Dengan skor rata-rata 2,9.
Rata-rata tertinggi terlihat pada tersedianya alat-alat atau perlengkapan
penanggulangan darurat jika terjadi kecelakaan dengan rata-rata 3,1. Selanjutnya
diikuti jika siswa melanggar peraturan, pengelola labor dan guru akan
memberikan sanksi dengan skor rata-rata 3.
Sedangkan nilai rata-rata terendah terlihat pada siswa tidak dibenarkan
menggunakan alat tanpa sepengetahuan guru pembimbing dengan skor rata-rata
2,6. Selanjutnya diikuti siswa tidak dibenarkan menggunakan laboratorium di luar
waktu yang ditentukan dengan skor rata-rata 2,6.
36
Tabel 6 Keamanan Atau Keselamatan Dalam Pemakaian Laboratorium
NO.
Ketersediaan aturan dalam pelaksanaan praktikum
Alternatif jawaban Rata-rata Selalu Sering Kadang-
kadang Jarang Tidak Pernah Jumlah
F fx f fx f fx f fx F fx f fx
1.
Pengelolala labor atau guru memberitahukan tata tertib
6 30 13 52 18 54 12 24 7 7 56 167 3
2.
Pengelola labor atau guru mendampingi praktikum
5 25 15 60 17 51 9 18 10 10 56 164 2,9
3.
Pengelola labor atau guru memberi bimbingan penggunaan alat – alat labor
6 30 13 52 16 48 10 20 11 11 56 150 2,7
4.
Pengelola labor atau guru menempelkan peraturan
5 25 18 72 8 24 17 34 8 8 56 163 2,9
5. Tersedianya alat-alat penanggulangan
6 30 20 80 9 27 14 28 7 7 56 172 3,1
6.
Siswa diberitahu cara menggunakan perlengkapan penanggulangan
6 30 16 64 9 27 14 28 11 11 56 160 2,9
7.
Siswa mengetahui cara menyelamatkan diri
6 30 14 56 11 33 12 24 13 13 56 156 2,8
8.
Siswa tidak dibenarkan menggunakan alat tanpa sepengetahuan guru pembimbing
7 35 11 44 5 15 20 40 13 13 56 147 2,6
9.
Siswa tidak dibenarkan menggunakan laboratorium di luar waktu yang ditentukan
4 20 13 52 13 39 10 20 16 16 56 147 2,6
10.
Jika siswa melanggar peraturan, pengelola labor atau guru memberikan sanksi
4 40 11 44 18 54 10 20 9 9 56 167 3
Jumlah 28,5 Rata-rata 2,9
37
5. Rekapitulasi skor rata-rata persepsi siswa tentang pengelolaan laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.
Rekapitulasi skor rata-rata data persepsi siswa tentang pengelolaan
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh
Kota dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Rekapitulasi Skor Rata-rata Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
No Indikator Skor Rata-rata Interprestasi 1. Jadwal Penggunaan 4,1 Baik 2. Alat dan bahan laboratorium 3,8 Baik
3. Bimbingan dalam pemakaian laboratorium 3 Cukup
4. Keamanan atau keselamatan dalam pemakaian laboratorium
2,9 Cukup
Rata-rata 3,5 Cukup
Pada Tabel 7 di atas dapat dilihat skor rata-rata persepsi siswa tentang
pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten
Lima Puluh Kota berada pada kategori cukup dengan skor rata-rata 3,5.
Skor rata-rata tertinggi berada pada jadwal penggunaan laboratorium IPA.
Dengan hasil pengolahan data 4,1.
Sedangkan skor rata-rata terendah berada pada keamanan atau keselamatan
dalam pemakaian laboratorium IPA. Dengan hasil pengolahan datanya 2,9.
38
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini telah diuraikan di atas yang berhubungan dengan
persepsi siswa tentang pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dari jadwal penggunaan, alat dan bahan
laboratorium, bimbingan dalam pemakaian laboratorium, dan keamanan atau
keselamatan dalam pemakaian laboratorium.
1. Jadwal Penggunaan
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa
tentang pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak
Kabupaten Lima Puluh Kota dalam aspek pengaturan jadwal penggunaan
laboratorium berada pada kategori baik dengan skor 4,1. Ini berarti bahwa
pengelolaan laboratorium IPA untuk jadwal penggunaan laboratorium sudah
dikelola dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada aspek- jadwal penggunaan
laboratorium yaitu: kejelasan jadwal penggunaan laboratorium, ketersediaan
waktu praktikum dalam pemakaian waktu laboratorium, dan kesesuaian
jadwal dengan waktu penggunaan praktikum. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kesungguhan pengelola labor atau guru dalam
pengaturan jadwal penggunaan laboratorium sudah baik. Sehingga kegiatan
praktikum di laboratorium sudah berjalan dengan lancar dan tertib.
Aspek tertinggi adalah pengelola labor atau guru mengumumkan
jadwal praktikum dengan skor rata-rata 4,5 yang berada pada kategori baik.
Hal ini bisa terjadi karena siswa sudah mengetahui kapan kelas mereka
39
mendapatkan kesempatan untuk menggunakan laboratorium IPA. Ini
membuktikan bahwa pengelola labor atau guru sudah memberikan
pengumuman kepada siswa tentang jadwal masing-masing kelas sebelum
melakukan praktikum di laboratorium. Dengan demikian pengelolaan jadwal
praktikum sudah dilakukan dengan baik oleh pengelola labor atau guru.
Aspek tertinggi selanjutnya adalah setiap kelas mendapatkan kesempatan
yang sama dalam penggunaan laboratorium IPA dengan skor rata-rata 4,4
yang berada pada kategori baik. Hal ini terlihat dari kesempatan yang
diberikan kepada setiap kelas untuk menggunakan laboratorium IPA satu kali
dalam satu minggu. ini berarti setiap kelas mendapatkan kesempatan yang
sama untuk menggunakan laboratorium IPA. Dengan demikian pengelolaan
laboratorium untuk kesempatan penggunaannya bagi setiap kelas sudah
terkelola dengan baik oleh pengelola labor atau guru.
Sedangkan skor terendah adalah aspek jadwal praktikum yang
diberikan pengelola labor atau guru sesuai dengan lama praktikum dengan
skor 3,5. Hal ini bisa terjadi karena jadwal lamanya praktikum tidak sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Ini bisa terlihat dari penggunaan
laboratorium tidak disesuaikan dengan jadwal kesempatan yang diberikan
kepada siswa untuk menggunakan laboratorium. Laboratorium hanya
diperbolehkan menggunakannya sebentar saja. Untuk itu pengelola labor atau
guru harus lebih memperhatikan hal ini, karena jika laboratorium hanya bisa
digunakan sebentar saja tentu praktikum yang dilakukan di laboratorium tidak
bisa menambah wawasan siswa dalam bidang studi IPA. Untuk itu pengelola
40
labor atau guru perlu memperbaikinya, dengan cara menyesuaikan jadwal
penggunaan laboratorium dengan lama praktikum. Sehingga laboratorium
bisa digunakan secara efektif untuk melakukan praktikum oleh siswa, dan
siswa bisa menambah wawasannya melalui kegiatan praktikum di
laboratorium. Selanjutnya skor terendah diikuti aspek praktikum
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan pengelola labor atau
guru dengan skor 4. Hal ini bisa terjadi karena ditemukannya beberapa kali
kegiatan praktikum yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Sehingga kegiatan praktikum tidak bisa dilakukan sesuai dengan jadwal yang
telah tersedia. Untuk itu pengelola labor atau guru perlu meningkatkan lagi
pengelolaannya agar kegiatan praktikum bisa dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan. Agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk
melakukan kegiatan praktikum di laboratorium.
Dapat disimpulkan bahwa penetapan waktu dan jadwal penggunaan
laboratorium yang tepat dan teratur sangat menentukan keberhasilan suatu
kegiatan di laboratorium, karena bagaimanapun juga jadwal yang tidak teratur
dengan baik akan mengganggu pelaksanaan praktikum serta mengganggu
proses belajar mengajar (PBM) yang lain. Untuk itu pengelola labor atau guru
perlu melakukan pencatatan jadwal penggunaan laboratorium disetiap kelas
serta lama waktu penggunaannya. Agar jadwal penggunaan laboratorium bisa
diketahui dengan jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurdalena yang
dikutip Rasmita (1999: 29) bahwa: “Teknik pengelolaan waktu yang tepat
41
dilakukan dengan cara mencatat penggunaan waktu, mempergunakan agenda,
dan membatasi waktu penggunaan”.
2. Alat dan Bahan Laboratorium
Faktor yang berperan dalam keberhasilan pengelolaan laboratorium
IPA adalah ketersediaan alat dan bahan praktikum yang layak dan memadai
untuk pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh skor rata-rata 3,8
dengan kategori baik. Hasil yang baik dikarenakan, alat dan bahan praktikum
yang ada di laboratorium sudah lengkap dan tersedia sesuai dengan
kebutuhan siswa dalam pelaksanaan praktikum. Selain itu kapasitas ruangan
laboratorium sudah mencukupi untuk menampung siswa satu lokal untuk
melakukan praktikum. Suharsimi Arikunto (1990:272) berpendapat bahwa
untuk melaksanakan praktikum yang perlu sekali diperhatikan adalah
ketersediaan alat dan bahan praktikum, artinya tercapai atau tidaknya
pelaksanaan praktikum salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah
ketersediaan alat dan bahan praktikum.
Aspek tertinggi menurut persepsi siswa adalah alat-alat yang
dibutuhkan untuk melaksanakan praktikum tersedia di laboratorium, dengan
skor rata-rata 3,9 yang berada pada kategori baik. Hal ini terjadi karena alat-
alat yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum di laboratorium sudah tersedia
dengan lengkap sesuai dengan praktikum yang akan dilaksanakan. Ini berarti
pengelolaan alat-alat praktikum di laboratorium sudah dialakukan dengan
baik oleh pengelola labor atau guru. Selanjutnya skor tertinggi diikuti oleh
kapasitas ruangan laboratorium mampu menampung siswa yang akan
42
melakukan praktikum(satu lokal), dengan skor rata-rata 3,8 yang berada pada
kategori baik. Hal ini terjadi karena ruangan laboratorium cukup luas untuk
menampung siswa satu kelas. Sehingga ruangan tidak sesak dan siswa bisa
lebih leluasa bergerak dalam melakukan kegiatan praktikum. Ini berarti
pengelolaan ruangan laboratorium sudah dilakukan dengan baik oleh
pengelola labor atau guru.
Sedangkan aspek yang memiliki skor terendah adalah alat dan bahan
praktikum mencukupi kebutuhan siswa di laboratorium dengan skor 3,6. Hal
ini terjadi karena masih ada beberapa alat dan bahan yang jumlahnya tidak
sesuai dengan jumlah siswa yang akan melaksanakan praktikum di labor,
sehingga siswa tersebut tidak bisa mengikuti kegiatan praktikum. Siswa yang
tidak bisa mengikuti kegiatan praktikum akan kurang memahami pelajaran,
yang menyebabkan hasil ujian mereka tidak memuaskan seperti siswa yang
mengikuti kegiatan praktikum lainnya. Untuk itu alat dan bahan praktikum
harus segera dilengkapi sesuai dengan jumlah siswa, agar setiap siswa
mendapatkan kesempatan yang sama untuk melaksanakan praktikum dan
hasil ujian mereka bisa sama-sama memuaskan.
3. Bimbingan Dalam Pemakaian Laboratorium
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa persepsi siswa
tentang bimbingan dalam pemakaian laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota berada pada kategori cukup
dengan skor rata-rata 3. Hal ini dapat dilihat dari aspek bimbingan dan
kegiatan bimbingan dalam pemakaian laboratorium di SMP Negeri 1
43
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota belum optimal. Menurut
Bacal dalam Chairul Amri (2007:49):
Bimbingan merupakan suatu proses dimana seseorang yang lebih berpengetahuan mengenai suatu hal, membantu seseorang dalam mengembangkan pengetahuan dan keahlian dalam rangka meningkatkan kinerja di dalam menggunakan labor, guru pembimbing mempunyai peranan yang sangat besar sekali agar tercipta rasa aman bagi pengguna laboratorium dalam menjalankan aktivitasnya. Ini berarti keberhasilan suatu praktikum tidak terlepas dari
keikutsertaan atau bantuan dari guru atau pengelola labor. Oleh karena itu
pengelola labor atau guru hendaklah orang-orang yang mempunyai
kemampuan di bidang laboratorium, sehingga kegiatan praktikum dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Aspek tertinggi menurut persepsi siswa adalah pengelola labor atau
guru memberikan arahan kepada siswa tentang cara menggunakan alat
praktikum, dengan skor 3,1 yang berada pada kategori cukup. Hal ini
karenakan beberapa siswa sudah mengetahui tata cara menggunakan alat
praktikum. Ini berarti pengelola labor atau guru sudah memberikan
bimbingan kepada siswa tentang cara menggunakan alat-alat praktikum di
labor. Namun demikian pengelola labor atau guru masih perlu meningkatkan
lagi bimbingan kepada siswa tentang tata cara menggunakan alat praktikum,
agar semua siswa mampu menggunakan alat-alat praktikum di labor. Hal ini
bisa dilakukan dengan cara pengelola labor atau guru memberikan bimbingan
kepada siswa setiap kali akan menggunakan alat-alat praktikum di labor,
44
sehingga semua siswa akan mampu menggunakan alat-alat praktikum dan
kegiatan praktikum akan berjalan dengan lancar. Skor tertinggi selanjutnya
diikuti pengelola labor atau guru memberikan arahan kepada siswa tentang
cara perawatan alat-alat praktikum setelah digunakan, dengan skor 3,1 yang
berada pada kategori cukup. Hal terjadi karena beberapa siswa sudah
mengetahui tata cara perawatan alat-alat praktikum setelah digunakan. Ini
terlihat dari siswa sudah mengetahui bagaimana cara membersihkan kembali
alat-alat praktikum setelah digunakan. Namun demikian pengelola labor atau
guru harus meningkatkan lagi memberikan bimbingan, dengan cara
memberikan bimbingan setiap kali akan melakukan praktikum. Sehingga
semua siswa mengetahui tata cara perawatan alat-alat praktikum, agar mereka
bisa membersihkan alat-alat praktikum sendiri setelah menggunakannya.
Sedangkan skor terendah berada pada pengelola labor atau guru
mengadakan tanya jawab tentang kegiatan praktikum, dengan skor 2,6 yang
berada pada kategori cukup. Hal ini terjadi karena pengelola labor atau guru
tidak selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
kegiatan praktikum ataupun tentang penggunaan alat dan bahan laboratorium.
Ini terlihat dari banyaknya siswa yang tidak mengetahui prosedur penggunaan
alat dan bahan laboratorium, serta tata cara perawatan alat dan bahan
laboratorium. Untuk itu pengelola labor atau guru perlu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum melakukan praktikum di
laboratorium. Sehingga setiap siswa akan mengetahui prosedur penggunaan
alat dan bahan laboratorium, serta tata cara perawatan alat dan bahan
45
laboratorium yang digunakan pada saat praktikum. Skor terendah selanjutnya
diikuti oleh pengelola labor atau guru memberikan arahan kepada siswa
tentang pemanfaatan bahan-bahan yang tersedia di labor. Hal ini terjadi
karena beberapa siswa tidak mengetahui tentang tata cara pemanfaatan bahan-
bahan yang tersedia di laboratorium. Untuk itu pengelola labor atau guru
perlu meningkatkan lagi pemberian bimbingan kepada siswa tentang
pemanfaatan bahan-bahan di laboratorium. Dengan cara memberikan
bimbingan setiap saat akan melakukan praktikum dilabor, sehingga setiap
siswa akan mengetahui tentang pemanfaatan bahan-bahan yang tersedia di
labor. Dan secara tidak langsung siswa akan terhindar dari kecelakaan bahan-
bahan labor yang dapat bereaksi jika tidak diketahui pemanfaatannya.
4. Keamanan atau Keselamatan Dalam Pemakaian Laboratorium
Untuk keseluruhan pengelolaan laboratorium IPA pada aspek
keamanan dan keselamatan dalam pemakaian laboratorium menurut persepsi
siswa sudah cukup. Hal ini terlihat dari skor rata-rata keseluruhan 2,9. Hasil
ini menunjukkan bahwa ketersediaan aturan dalam pelaksanaan praktikum,
ketersediaan alat keselamatan, dan cara pengamanan dalam penggunaan
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima
Puluh Kota telah dikelola dengan cukup baik. Suharsimi Arikunto (1990:
294) menyatakan bahwa:
Keamanan penggunaan laboratorium pengelola labor atau guru pembimbing harus membuat aturan yang jelas, selain itu setelah praktikum dilaksanakan alat atau bahan yang
46
digunakan harus diperiksa kembali jumlahnya sesuai dengan semula, selain itu pengelola labor atau guru juga harus menjelaskan kepada siswa cara melakukan pengamanan selama praktikum guna mencegah atau menanggulangi terjadinya kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum di labor.
Artinya dalam penggunaan laboratorium pada faktor keamanan
merupakan hal yang penting untuk dijaga, agar setiap penggunanya dapat
terhindar dari dampak penggunaan laboratorium yang tidak terjaga
keamanannya. Dampak ini bisa saja menimbulkan kecelakaan akibat
pengaruh zat-zat kimia yang ada di laboratorium, serta timbulnya kerusakkan
atau kehilangan peralatan yang ada di laboratorium. Oleh sebab itu, pengelola
labor dan guru harus memberlakukan peraturan yang telah tersedia di
laboratorium. Sehingga tidak akan ditemukan lagi siswa yang melanggar
peraturan. Serta alat-alat keamanan di laboratorium juga harus dilengkapi dan
letaknya juga harus mudah dijangkau oleh siswa.
Untuk skor tertinggi berada pada tersedianya alat-alat atau
perlengkapan penanggulangan darurat jika terjadi kecelakaan, dengan skor
3,1 yaitu dalam kategori cukup. Hal ini terjadi karena alat-alat
penanggulangan darurat sudah tersedia di laboratorium walaupun belum
lengkap. Untuk itu pengelola labor atau guru perlu meningkatkan lagi
ketersediaan alat-alat perlengkapan penanggulangan darurat, agar siswa
merasa aman pada saat menggunakan laboratorium, tanpa ada rasa takut jika
terjadi kecelakaan secara tiba-tiba. Karena alat-alat penanggulangan darurat
sudah tersedia dengan lengkap. Skor tertinggi selanjutnya diikuti jika siswa
melanggar peraturan pengelola labor dan guru akan memberikan sanksi
47
kepada siswa, dengan skor 3 yaitu dalam kategori cukup. Hal ini terjadi
karena pengelola labor atau guru sudah memberikan sanksi kepada siswa
yang melanggar peraturan di labor, akan tetapi itu tidak selalu dilakukan.
Sehingga beberapa siswa sering melanggar peraturan tersebut. Untuk itu
pengelola labor atau guru harus lebih tegas lagi dalam menegakkan peraturan-
peraturan yang ada di laboratorium. Agar tidak ada lagi siswa yang
melanggar peraturan, sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan
lancar.
Sedangkan skor terendah adalah siswa tidak dibenarkan menggunakan
laboratorium di luar waktu yang ditentukan, dengan skor 2,6 yang berada
pada kategori cukup. Hal ini terjadi karena sudah ada peraturan di
laboratorium yang melarang penggunaan laboratorium di luar waktu yang
ditentukan. Namun masih ada siswa yang bisa keluar masuk laboratorium
karena pintu labor tidak dikunci. Untuk itu perlu dilakukannya penjagaan di
laboratorium agar tidak ada lagi siswa yang bisa keluar masuk laboratorium
di luar waktu yang ditentukan. Skor terendah selanjutnya diikuti siswa tidak
dibenarkan menggunakan alat tanpa sepengetahuan guru pembimbing,
dengan skor rata-rata 2,6 yaitu dalam kategori cukup. Hal ini terjadi karena
masih ada siswa yang bisa menggunakan alat-alat laboratorium tanpa
sepengetahuan pengelola atau guru laboratorium. Untuk itu pengelola labor
atau guru perlu meningkatkan lagi pengawasannya dalam kegiatan praktikum,
agar tidak ada lagi siswa yang menggunakan alat-alat praktikum tanpa
sepengetahuan pengelola labor atau guru.
48
Keamanan dalam penggunaan laboratorium yang cukup ini
dikarenakan aturan yang diberikan kepada siswa dalam pemakaian
laboratorium selama praktikum kurang jelas, dan jika ada jarang yang
diberlakukan, sehingga siswa yang melanggar peraturan jarang diberikan
sanksi. Selain itu juga alat pengamanan yang tersedia kurang lengkap dan alat
yang tersedia juga kurang diketahui oleh siswa bagaimana cara
menggunakannya dalam pengamanan atau penanggulangan kecelakaan
selama praktikum, selain itu letaknya juga susah untuk dijangkau.
5. Persepsi siswa tentang pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
Berdasarkan tabel rekapitulasi, persepsi siswa tentang pengelolaan
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima
Puluh Kota sudah terkelola dengan cukup baik, dengan rata-rata 3,5. Hal ini
dikarenakan pengelolaan laboratorium sudah dilakuakan dengan cukup baik,
baik dari segi jadwal penggunaan, pengelolaan alat dan bahan praktikum
laboratorium, bimbingan dalam pemakain laboratorium, serta keamanan atau
keselamatan dalam pemakaian laboratorium. Namun pengelolaan
laboratorium di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh
Kota masih perlu ditingkatkan lagi, agar laboratorium dapat difungsikan
sebagaimana mestinya, sehingga dapat membantu siswa dalam
menyelesaikan pelajaran bidang studi IPA dengan baik.
49
Skor tertinggi berada pada jadwal penggunaan laboratorium dengan
skor 4,1 yang berada pada kategori baik. Hal ini terlihat dari kemampuan
pengelola labor dan guru yang telah membagi jadwal praktikum dengan jelas,
sehingga tidak ada jadwal praktikum yang berbenturan. Selain itu setiap kelas
juga mendapatkan kesempatan yang sama untuk menggunakan laboratorium.
Sedangkan skor terendah berada pada keamanan atau keselamatan
dalam pemakaian laboratorium, dengan skor 2,9 yang berada pada kategori
cukup. Hal ini terlihat dari ketersediaan alat penanggulangan bencana yang
yang tidak lengkap di laboratorium dan letaknya juga susah dijangkau oleh
siswa. Selain itu siswa juga tidak mengetahui cara menggunakan
perlengkapan penanggulangan kecelakaan tersebut. Untuk itu pengelola labor
dan guru harus segera melengkapi alat penanggulangan darurat dan lebih
meningkatkan lagi bimbingan dalam pemakaian laboratorium ke pada siswa
dalam segi penggunaan alat dan bahan laboratorium serta cara pengamanan
jika terjadi kecelakaan. Tarmizi (2007:2) berpendapat: “Tugas yang tidak
kalah pentingnya dan tugas yang memakan pikiran dan tenaga dalam
mengelola laboratorium ialah menjaga keamanan dan keselamatan
laboratorium, termasuk isi dan penggunaannya”. Untuk itu keamanan dan
keselamatan siswa dalam melakukan praktikum di laboratorium IPA harus
benar-benar di perhatikan. Selain itu pengelola labor dan guru juga harus
memperhatikan alat dan bahan apa saja yang perlu dilengkapi di
laboratorium, untuk segera melengkapinya sehingga proses belajar mengajar
di laboratorium IPA dapat berjalan dengan baik.
50
Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Kecamatan Guguak sudah terkelola dengan cukup baik. Baik dari
segi jadwal penggunaan laboratorium, alat dan bahan laboratorium,
bimbingan dalam pemakaian laboratorium, dan keamanan atau keselamatan
dalam pemakaian laboratorium. Dari hasil penelitian diharapkan dapat
tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk bidang studi
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), hal ini dikarenakan keberhasilan
pembelajaran juga tidak terlepas dari pengaruh laboratorium IPA, untuk itu
perlu dilakukannya pengelolaan laboratorium IPA. Karena apabila
pengelolaan laboratorium IPA dilakukan dengan baik maka akan menunjang
pelaksanaan pembelajaran di bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengelolaan laboratorium IPA di SMP Negeri 1
Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebagai berikut:
1. Persepsi siswa tentang pengaturan jadwal penggunaan laboratorium
IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh
Kota dalam kategori baik dengan skor rata-rata adalah 4,1.
2. Persepsi siswa tentang alat dan bahan laboratorium IPA di SMP
Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dalam
kategori baik dengan skor rata-rata adalah 3,8.
3. Persepsi siswa tentang bimbingan dalam pemakaian laboratorium IPA
di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
dalam kategori cukup dengan skor rata-rata adalah 3.
4. Persepsi siswa tentang keamanan atau keselamatan dalam penggunaan
laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten
Lima Puluh Kota dalam kategori cukup dengan skor rata-rata adalah
2,9.
5. Secara umum persepsi siswa tentang pengelolaan laboratorium IPA di
SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dalam
kategori cukup dengan skor rata-rata 3,5.
52
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka dapat dikemukakan beberapa saran
antara lain:
1. Pengelola labor atau guru IPA hendaklah meningkatkan pemberian
bimbingan kepada siswa, sehingga kesalahan dan kecelakaan selama
melakukan praktikum di laboratorium dapat diminimalisir. Selain itu
siswa juga menjadi lebih mudah memahami pelajaran dan nyaman
menggunakan laboratorium IPA. Selain itu juga harus lebih
memperhatikan keselamatan dan keamanan selama menggunakan
laboratorium IPA, agar siswa nyaman, tidak merasa terancam atau
cemas dalam menggunakan laboratorium IPA.
2. Kepala sekolah harus lebih selektif dalam memilih laboran yang
benar-benar punya keahlian untuk mengelola laboratorium IPA.
3. Dinas pendidikan Kabupaten Lima Puluh Kota untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang mengajarkan kepada kepala sekolah dan
pengelola labor bagaimana cara mengelola laboratorium yang baik
dan benar.
53
DAFTAR PUSTAKA
Chairul Amri. 2007. Persepsi Siswa Terhadap Pengelolaan Laboratorium Komputer dan Internet Pada Sekolah MA (SMA) Negeri 1 Padang Panjang. Skripsi. Padang: UNP-AIP
Depdikbud. 1988. Manual Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan Manual Penggunaan Alat – Alat Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.
Dirjen Dikdasmen. 1996. Teknis Pengelolaan Laboratorium. Jakarta: Depdikbud.
-------------------. 2005. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Depdiknas.
Emha Saleh. 2003. Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah. Jakarta: Rosda.
Lufri. 2007. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press.
Marsudin. 1989. Petunjuk Umum Dalam Penyusunan Kegiatan Laboratorium Fisika. Padang: IKIP Pres.
Moh Amien. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta: Depdikbud
-------------------. 1988. Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Umum untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Departemen P dan K Dikti P2LPTK.
Poerwanto. W. J. S. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P. N. Balai
Pustaka.
Desy Rasmita. 1999. Kesulitan-kesulitan Dalam Pengelolaan Laboratorium IPA di SMA Negeri Kabupaten Tanah Datar. Skripsi. Padang: UNP-AIP
Soetomo. 1979. Petunjuk Pengelolaan Laboratorium IPA SMA. Jakarta: Depdikbud.
Sudjana. 2005. Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suharsimi Arikunto. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa, Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta: Rajawali Pers.
-------------------. 1990. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Rajawali Pres.
-------------------. 1993. Manajemen Pengajaran. Jakarta: Melton Putra.
54
-------------------. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Slameto. 1995. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarmizi. 2007. Petunjuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam. Padang: UNP Press.
Widodo. 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian , Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Magana Script.
Zainudin Subiyanto AR. 1985. Pusat Sumber Belajar Perpustakaan. Jakarta : P2LPTK.
55
55
Lampiran 1
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
Judul: Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan Laboratorium IPA di SMP Negeri 1 Kecamatan
Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
Variabel Sub Variabel Indikator Item
Persepsi siswa tentang pengelolaan laboratorium IPA
Jadwal Penggunaan
1. Kejelasan jadwal penggunaan laboratorium
2. Ketersediaan waktu praktikum dalam pemakaian laboratorium
3. Kesesuaian jadwal dengan waktu penggunaan laboratorium
1-3
4-6
7-8
Alat dan bahan laboratorium
1. Kesiapan alat dan bahan praktikum
2. Ketersediaan alat dan bahan praktikum
3. Kecukupan alat dan bahan praktikum
9-10
11-13
14
Bimbingan dalam pemakaian laboratorium
1. Aspek bimbingan dalam pemakaian laboratorium
2. Kegiatan bimbingan dalam pemakian laboratorium
15-18
19-20
Keamanan atau keselamatan dalam pemakaian laboratorium
1. Ketersediaan aturan dalam pelaksanaan praktikum
2. Ketersediaan alat keselamatan
3. Cara pengamanan
21-24
25
26-30
56
Lampiran 2
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Sebelum mengisi angket ini bacalah pernyataan-pernyataan berikut dengan
seksama, selanjutnya pilih salah satu alternatif jawaban dari beberapa alternatif
yang tersedia sesuai dengan pendapat dan pemikiran anda. Setiap butir pernyataan
disediakan lima kemungkinan jawaban seperti di bawah ini:
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-Kadang
JR = Jarang
TP = Tidak Pernah
Anda dipersilahkan untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan
jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Saya harap anda
memberikan tanda ceklis (√) pada salah satu kolom jawaban. Untuk memudahkan
anda dalam menentukan pilihan, diberikan contoh sebagai berikut:
No. Pernyataan SL SR KD JR TP
1 Saya berusaha bekerja semaksimal mungkin
√
Jika anda memilih SR seperti contoh di atas, artinya anda sering bekerja
dengan semaksimal mungkin. Jika anda mengganti pilihan, maka lingkar pilihan
pertama (—) dan ceklis (√ ) alternatif pilihan berikutnya.
Atas kesediaan dan pertimbangan anda untuk mengisi angket ini, saya
ucapkan terima kasih.
57
Lampiran 3
Angket Persepsi Siswa Tentang Pengelolaan laboratorium IPA di SMP N
1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota
No. Pernyataan Jawaban
SL SR KD JR TP
Jadwal penggunaan
1 Jadwal penggunaan labor tersedia dengan jelas
sebelum melaksanakan praktikum.
2 Pengelola labor atau guru mengumumkan
kepada siswa tentang jadwal praktikum IPA di
labor.
3 Jadwal penggunaan labor antara satu kelas
dengan kelas yang lain tidak berbenturan.
4 Jadwal praktikum yang diberikan pengelola
labor sesuai dengan lama praktikum yang
dilakukan siswa di labor.
5 Pengelola labor atau guru membatasi waktu
penggunaan labor sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan.
6 Setiap kelas mendapat kesempatan yang sama
dalam menggunakan labor.
7 Praktikum dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan pengelola labor dan guru.
8 Pengelola labor atau guru memberikan
58
kesempatan kepada siswa untuk dapat
menggunakan labor di luar jadwal praktikum.
Alat dan bahan laboratorium
9 Alat – alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan
praktikum tersedia di laboratorium.
10 Kapasitas ruangan laboratorium mampu
menampung siswa yang akan melakukan
praktikum (satu lokal).
11 Jumlah alat praktikum yang tersedia dalam
kondisi baik.
12 Bahan – bahan seperti zat – zat kimia yang akan
digunakan dalam praktikum tersedia sesuai
dengan praktikum yang akan dilaksanakan.
13 Bahan – bahan atau zat – zat kimia seperti
alkohol, besi serbuk dan amoniak yang akan
dibutuhkan tersedia dalam kondisi siap.
14 Setiap alat dan bahan praktikum mencukupi
kebutuhan siswa di labor.
Bimbingan dalam pemakaian laboratorium
15 Pengelola labor atau guru memberikan arahan
kepada siswa tentang cara menggunakan alat
praktikum.
16 Pengelola labor atau guru memberikan
pengarahan kepada siswa tentang pemanfaatan
bahan – bahan yang tersedia di labor.
59
17 Pengelola labor atau guru memberikan
bimbingan kepada siswa tentang cara perawatan
alat – alat praktikum setelah digunakan.
18 Pengelola labor atau guru menjelaskan kepada
siswa tentang kemungkinan terjadinya bahaya
dalam percobaan yang akan dilakukan.
19 Sebelum melakukan percobaan, pengelola labor
atau guru memberikan pedoman kepada siswa
cara menggunakan alat dan bahan kepada siswa.
20 Pengelola labor atau guru mengadakan tanya
jawab tentang kegiatan praktikum.
Keamanan atau keselamatan dalam pemakaian laboratorium
21 Sebelum masuk ke dalam laboratorium
pengelola labor atau guru memberitahukan tata
tertib penggunaan laboratorium.
22 Pengelola labor atau guru mendampingi siswa di
laboratorium selama praktikum berlangsung.
23 Pengelola labor atau guru memberikan
bimbingan kepada siswa dalam menggunakan
alat – alat labor.
24 Pengelola labor atau guru menempelkan
peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa selama
menggunakan laboratorium pada dinding labor
yang mudah terbaca oleh siswa.
25 Tersedianya alat – alat atau perlengkapan
60
penanggulangan darurat jika terjadi kecelakaan.
26 Siswa diberitahu oleh pengelola labor atau guru
tentang cara menggunakan perlengkapan
penanggulangan darurat jika terjadi kecelakaan
selama praktikum di labor.
27 Siswa mengetahui cara menyelamatkan diri
ketika terjadi kecelakaan di labor.
28 Siswa tidak dibenarkan menggunakan alat tanpa
sepengetahuan guru pembimbing.
29 Siswa tidak dibenarkan menggunakan
laboratorium di luar waktu yang ditentukan.
30 Jika ada siswa yang melanggar peraturan,
pengelola labor atau guru memberikan hukuman
atau sanksi bagi siswa yang melanggar.
61
Lampiran 6
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen
1. Perhitungan Validitas
Validitas Menggunakan Rumus Korelasi Tata Jenjang
Responden Skor Skor
Max
Rank
Skor
Rank
Max
Beda
(B)
D²
1 130 55 1 4 -3 9
2 110 45 5 5 0 0
3 117 70 4 3 1 1
4 83 5 9 10 -1 1
5 119 80 3 2 1 1
6 99 15 8 8,5 -0,5 0,25
7 78 15 10 8,5 1,5 2,25
8 108 35 6 6 0 0
9 123 100 2 1 1 1
10 107 30 7 7 0 0
D² 15,5
Uji validitas korelasi dengan rumus Korelasi Tata Jenjang (Arikunto 2005 : 329)
xyrho = )1(
61 2
2
NN
D
= )110(10
)5,15.(61
2
= 990931
= 0,904
62
Dari tabel diatas diperoleh rho hitung = 0,904 dan rho tabel dengan taraf
kepercayaan signifikan 0,01 dengan N = 10 adalah 0,794. Jadi rho hitung > r tabel
(0,904>0,794) dan dapat dikatakan Valid.
2. Perhitungan Reliabilitas
Langkah 1
Untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus Alpa , Arikunto (2005: 329)
2
2
11 11 t
i
kkr
Keterangan :
r11= reliabilitas instrumen
Σσi2 = jumlah varians butir
σt2 = varians total
k = jumlah butir pertanyaan
a. Langkah pertama mencari varian masing-masing item, Arikunto (2005:
349)
NNXX
22 )(
Keterangan :
= Varians yang dicari
X = Skor jawaban masing-masing responden
N = Jumlah Responden
Seperti di bawah ini:
1. 휎 = ( )
= = = 0,8
63
2. 휎 = ( )
= = = 0,6
3. 휎 = ( )
= = = 0,8
4. 휎 = ( )
= = = 2
5. 휎 = ( )
= = = 1,5
6. 휎 = ( )
= = = 1,4
7. 휎 = ( )
= = = 1,6
8. 휎 = ( )
= = = 0,8
9. 휎 = ( )
= = = 3,8
10. 휎 = ( )
= = = 2,2
11. 휎 = ( )
= = = 1,7
12. 휎 = ( )
= = = 1,2
13. 휎 = ( )
= = = 1,2
14. 휎 = ( )
= = = 0,8
15. 휎 = ( )
= = = 1,6
16. 휎 = ( )
= = = 2
17. 휎 = ( )
= = = 1,8
64
18. 휎 = ( )
= = = 1,5
19. 휎 = ( )
= = = 1,6
20. 휎 = ( )
= = = 1,8
21. 휎 = ( )
= = = 1,4
22. 휎 = ( )
= = = 0,7
23. 휎 = ( )
= = = 0,2
24. 휎 = ( )
= = = 0,8
25. 휎 = ( )
= = = 0,6
26. 휎 = ( )
= = = 1,3
27. 휎 = ( )
= = = 1,8
28. 휎 = ( )
= = = 0,7
29. 휎 = ( )
= = = 1,8
30. 휎 = ( )
= = = 1,8
b. Langkah Kedua, Menjumlahkan Hasil Varian Semua
0,8 + 0,6 + 0,8 + 2 + 1,5 + 1,4 + 1,6 + 0,8 + 3,8 + 2,2 + 1,7 + 1,2 + 1,2 + 0,8 +
1,6 + 2 + 1,8 + 1,5 + 1,6 + 1,8 + 1,4 + 0,7 + 0,2 + 0,8 + 0,6 + 1,3 + 1,8 + 0,7 +
1,8 + 1,8 = 41, 8
65
c. Langkah Ketiga, Menggunakan Rumus Varian Total Tiap Butir berikut :
NNX
Xt
22
2
= ( )
=
= = 251,8
d. Langkah Keempat, Menggunakan Rumus Alpa Croncbach :
2
2
11 11 t
i
kkr
8,2518,411
13030
834,003,1 = 0,859
Dari hasil perhitungan reliabilitas diperoleh r hitung = 0,859 sedangkan r tabel
dengan n = 10 pada taraf signifikan 0,01 = 0,765. Jadi r hitung > r tabel (0,859 >
0,765) adalah reliabel.
61
61
62
63
64