INTERAKSI OBAT PADA TERAPI ULCER
Kelompok 2:Frans ApandiAstria KurniaIndah Rosalia
Septia Adrina DalimuntheMaya Sehati
Cut Nurul WahyuniFurnama Syari Rambey
Arif Siddiq SiregarCandra Prasetia Ginting
Veronika DachiHayaturahmi
Cut Alina ZahraEva Diansari
Anatomi Lambung Lambung dibagi
menjadi tiga bagian: fundus, tubuh dan pilorus.
Akhir esofagus dari lambung disebut kardia dan dijaga oleh sfingter fisiologis.
Sfingter pilorus terletak di antara lambung dan duodenum.
Anatomi Lambung
Fisiologi Sekresi Getah Lambung
Sekresi Getah LambungSetiap hari lambung
mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung
Sel-sel yang bertanggung jawab untuk fungsi sekresi, terletak di lapisan mukosa lambung. Secara umum, mukosa lambung dapat dibagi menjadi dua bagian terpisah : (1) mukosa oksintik yaitu yang melapisi fundus dan badan (body)(2) daerah kelenjar pilorik yang melapisi bagian antrum
Sel-sel kelenjar mukosa terdapat di kantong lambung (gastric pits), yaitu suatu invaginasi atau kantung pada permukaan luminal lambung. Variasi sel sekretori yang melapisi invaginasi ini beberapa diantaranya adalah eksokrin, endokrin, dan parakrin
Ada tiga jenis sel tipe eksokrin yang ditemukan di dinding kantung dan kelenjar oksintik mukosa lambung yaitu :
1. Sel mukus yang melapisi kantung lambung, yang menyekresikan mukus yang encer.
2. Bagian yang paling dalam dilapisi oleh sel utama (chief cell) dan sel parietal. Sel utama mengekresikan prekursor enzim pepsinogen.
3. Sel parietal (oksintik) mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik. Oksintik artinya tajam, yang mengacu kepada kemampuan sel ini untuk menghasilkan keadaan yang sangat asam.
Semua sekresi eksokrin ini dikeluarkan ke lumen lambung dan berperan dalam membentuk getah lambung (gastric juice )
Kantung-kantung lambung pada daerah kelenjar pilorik terutama mengeluarkan mukus dan sejumlah kecil pepsinogen, yang berbeda dengan mukosa oksintik.
Sel-sel di daerah kelenjar pilorik ini jenis selnya adalah sel parakrin atau endokrin. Sel-sel tersebut adalah:
1. Sel enterokromafin yang menghasilkan histamin. Histamin yang dikeluarkan berperan sebagai stimulus untuk sekresi asetilkolin, dan gastrin
2. Sel G yang menghasilkan gastrin. Sel G yang dihasilkan berperan sebagai stimuli sekresi produk protein, dan sekresi asetilkolin
3. Sel D menghasilkan somatostatin.
Physiology of Gastric Secretion
Prostaglandin
Peptic Ulceradalah suatu kondisi kronik yang melibatkan sejumlah gangguan yg disebabkan oleh adanya ulserasi di daerah lambung.Peptic Ulcer Disease (PUD) adalah suatu lesi / luka pada jaringan mukosa gastrointestinal (esofagus, lambung, maupun duodenum) pada bagian yang terpapar asam dan pepsin.
UlserasiErosi = hilangnya sebagian
dari ketebalan mukosaUlserasi = hilangnya seluruh
ketebalan mukosa dan sering menyebabkan luka yang semakin dalam hingga menembus lapisan muskularis propria
Ket. Lapisan dinding organ sal.cerna1. Mukosa2. Sub mukosa3. Muskularis eksterna = circular dan longitudinal4. Serosa/perineum
Tukak Peptik Tukak Duodenum
Umumnya terdapat hipersekresi asam dan pepsin karena jumlah sel parietal lebih banyak.
Tukak LambungBiasanya sekresi asam normal. Faktor utama adalah turunnya daya tahan mukosa.
Etiologi
H. pylori dan NSAID adalah dua penyebab paling umum dari PUD
Penyebab lain mencakup kondisi hipersekresi seperti Zollinger-Ellison syndrome (ZES), infeksi virus, radiasi, dan kemoterapi.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko ulkus peptikum meliputi konsumsi alkohol, merokok, diet, dan stres psikologis, kortikosteroid, dan penyakit kronis seperti gagal ginjal kronis, sirosis hati, pankreatitis kronis, penyakit paru kronis, dan Crohn disease.
Tanda dan GejalaGejala Nyeri abdominal atau nyeri ulu hati, pada bagian
atas perut atau bawah dada Nyeri terjadi 2 jam sesudah makan atau di tengah
malam Sebah/merasa penuh Merasa lapar 1-3 jam setelah makan Mual, muntah dan anoreksia, lebih sering terjadi
pada pasien gastric ulcer daripada duodenal ulcer
Tanda Penurunan berat badan terkait dengan mual, muntah
dan anoreksia Komplikasi, seperti perdarahan ulkus, perforasi,
penetrasi atau obstruksi. Pendarahan yang terjadi berasal dari tukak menyebabkan tinja berwarna hitam pekat dan mungkin timbul rasa lemah lesuh karena kehilangan darah.
Faktor Agresif Faktor Protektif
Helicobacter pyloriAsam lambung,
pepsinAlkohol, nikotinNSAID &
kortikosteroid
Sekresi mukus bikarbonat
Sel epitelial lambungAliran darah mukosa
lambungFungsi motilitas pilorusProstaglandin
16
PatofisiologiSecara normal terdapat keseimbangan fisiologis sekresi asam lambung dan pertahanan mukosa saluran cernaGastric ulcer dan duodenal ulcer terjadi karena ketidakseimbangan fisiologis antara faktor agresif dan faktor protektif/pelindung mukosa (pertahanan mukosa dan perbaikan).
faktor agresif dan faktor protektif
Gambar. H. Pylori dalam lambung
Morfologi H. Pylori
Bentuknya spiralH pylori : gram negative panjang 3,5 mikrometer dan lebar 0,6
mikrometer yang tumbuh subur pada suhu 37 ° C (98,6 ° F) dalam media netral.
pH sensitive
• Bersifat patogen• Di lambung, bakteri akan menghasilkan
karbondioksida, amonia• mpunyai enzim hidrogenase, oksidase, katalase
dan urease• Bakteri menghasilkan sitotoksin yg dpt
memecah pertahanan mukus & menempel di sel epitel lambung/usus 12 jari
Produk yg dihasilkan terakumulasi shg merusak pertahanan mukosa lambung&menyebabkan tukak/ulcer
Mekanisme H. Pylori sebagai penyebab ulcer
Lanjutan
Urease
C=O(NH2)2 + H+ + 2H2O HCO3- + 2 (NH4
+) Urea Bicarbonate Ammonium
ions
And then… HCO3-
CO2 + OH-
Mechanism of Action of NSAIDs: New Concept
ProstaglandinsProstaglandins
Mediate pain, inflammation, and fever
Non-specific NSAIDs
GI mucosalProtection Hemostasis
Bakhle et al. Med Inflamm. 1996;5:305-323.Vane et al. Inflamm Res. 1995;44:1-10.
COX-2 NSAIDs
Thromboxane
GI MucosaPlatelet
Arachidonic Acid
Cyclooxigenase
Membrane PhospholipidsPhospoliphase
A2
COX-1COX- 2
Inducible
Obat – obat penanganan Peptic ulcer
1. Antasida2. Antagonis reseptor H2
3. Penghambat pompa proton4. Agen sitoprotektif5. Agonis prostaglandin6. Antikolinergik7. Antibiotik
Obat: Terapi Tiga selama 14 hari dianggap sebagai pengobatan pilihan.
Dalam pengaturan ulkus aktif, terus terapi qd proton pump inhibitor untuk tambahan 2 minggu.
ULSERULSER
SUSPECT : Helicobacter Pylori:SUSPECT : Helicobacter Pylori:
OmeprazolOmeprazol TetrasiklinTetrasiklinMetronidazolMetronidazol
Tripel Drug?Tripel Drug?
HPHP
UreaUreaH+
H+
UreaseUreaseCO2 + NH3
CO2 + NH3
Lebih eksis dalam suasana asamLebih eksis dalam suasana asam
reducedreduced
Abs baik suasana asam, sdgkan omeprazol menurunkan asam, kontroversi?
Disigned by UH
INTERAKSI OBAT
Fase AbsorpsiPrimary Drug Secondary
DrugEffect Mechanism Management
Aluminium salts(Aluminium carbonate,Aluminum hydroxide,Attapulgite,Kaolin)
Digoxin kadar serum digoxin dapat berkurang;efek terapi akan menurun.
Unknown. Mungkin disebabkan oleh adsorpsi digoxin oleh garam aluminium.
Penggunaan garam aluminium beberapa jam setelah Digoxin.
Magnesium salts(magnesium hydroxide, magnesium sulfate, magnesium trisilicate, magnesium carbonat, magnesium citrate)
Digoxin Antasida yang mengandung garam magnesium, khususnya magnesium trisilikat, dapat menurunkan bioavailabilitas digoxin; efek terapi mungkin akan menurun.
Garam magnesium mengabsorpsi digoxin di saluran pencernaan.
Monitoring pasien terhadap penurunan respon terapi. Peningkatan dosis digoxin atau kapsul digoxin mungkin diperlukan.
Antacids Levodopa efektivitas levodopa dapat meningkat.
antasida mengurangi waktu pengosongan lambung, memungkinkan absorpsi levodopa di usus lebih cepat.
Tidak ada intervensi klinis yang diperlukan.
Antacids (Aluminium hidroksida/ Magnesium hidroksida)
Captopril efektivitas antihipertensi kaptopril dapat berkurang.
absorpsi GI kaptopril dapat berkurang.
Jika interaksi diduga, pertimbangkan memisahkan dosis kaptopril dari makanan atau administrasi antasida dengan 1 sampai 2 jam.
Antacids Indomethacin
Tindakan terapi indometasin dapat berkurang.
absorpsi indometasin di GI dapat berkurang oleh antasida.
absorpsi indometasin di GI dapat berkurang oleh antasida.
Primary Drug
Secondary Drug
Effect Mechanism Precautions
ANTACIDS ANTIBIOTICS –AZITHROMYCIN,CEFPODOXIME,CEFUROXIME, ISONIAZID,NITROFURANTOIN,QUINOLONES, RIFAMYCINS,TETRACYCLINES
↓ tingkat antibiotik ini ↓ absorption berikan azitromisin setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah antasida. berikan sefalosporin setidaknya 2 jam setelah antasida. Kuinolon dan antasida terpisah 2-6 jam. Nitrofurantoin, rifamycins atau tetrasiklin dan antasida terpisah 2-3 jam
ANTACIDS ANTIHYPERTENSIVES ANDHEART FAILURE DRUGS –ACE INHIBITORS
↓ efek, terutama dari kaptopril, enalapril dan fosinopril
↓ absorption disebabkan oleh ↑ gastric pH
Perhatikan respon yang buruk terhadap inhibitor ACE
ANTACIDS CONTAININGMAGNESIUM ANDALUMINIUM
BETA-BLOCKERS
↑ bioavailabilitas metoprolol dan atenolol, yang dapat menghasilkan variasi ringan dalam menanggapi kedua obat
Variasi dalam penyerapan masing-masing beta-blocker
Memantau BP setidaknya seminggu sampai stabil saat memulai terapi antasid. Peringatkan pasien untuk melaporkan gejala hipotensi (pusing, pusing saat berdiri, dll)
TINJAUAN INTERAKSI OBAT
Primary Drug Secondary Drug Effect Mechanism Precautions
ANTACIDS CONTAININGMAGNESIUM
IRON ↓ iron levels when iron givenorally
↓ absorption Separate doses as much as possible –monitor FBC closely
ANTACIDS PROTON PUMP INHIBITORS –LANSOPRAZOLE
Possible ↓ efficacy oflansoprazole
↓ absorption Separate doses by at least 1 hour
ANTACIDS CONTAININGALUMINIUM
VITAMIN C ↑ aluminium levels, with risk ofencephalopathy in patients withrenal failure
Uncertain; possibly ↑ absorptiondue to ascorbic acid in thepresence of ↓ renal excretion
Avoid co-ingestion in patients withrenal failure
TINJAUAN INTERAKSI OBAT (Lanjutan)
Primary Drug Secondary Drug Effect Mechanism Precautions
H2 RECEPTOR BLOCKERS
CEPHALOSPORINSTETRACYCLINES –DOXYCYCLINE
↓ plasma concentrations andrisk of treatment failure
↓ absorption of cephalosporin as↑ gastric pH
Avoid concomitant use. If unable toavoid combination, take H2 antagonistsat least 2–3 hours aftercephalosporin. Consider an alternativeantibiotic or separate the dosesby at least 2 hours and give with anacidic drink, e.g. a carbonated drink;↑ dose may be required
CIMETIDINE CHLORAMPHENICOL ↑ adverse effects of chloramphenicol,e.g. bone marrowdepression
Additive toxicity Use with caution; monitor FBCregularly
MACROLIDES –ERYTHROMYCIN
↑ efficacy and adverse effectsof erythromycin, includinghearing loss
↑ bioavailability Consider an alternative antibiotic,e.g. clarithromycin. Deafness hasbeen reversible with cessation oferythromycin
METRONIDAZOLE ↑ metronidazole levels
Inhibited metabolism Watch for↑side-effects ofMetronidazole
RIFAMPICIN ↓ efficacy of cimetidine
↑ metabolism Change to alternative acidsuppression, e.g. rabeprazole, or↑ dose and/or frequency
TINJAUAN INTERAKSI OBAT (Lanjutan)
Primary Drug Secondary Drug Effect Mechanism Precautions
CIMETIDINE, RANITIDINE
BETA-BLOCKERS ↑ plasma concentrations andeffects of labetalol, metoprolol andpropranolol; possibly systemiceffects of timolol eye drops
Cimetidine is an inhibitor ofCYP3A4, CYP2D6, CYP2C19 andCYP1A2
Monitor BP and PR
NIZATIDINE BETA-BLOCKERS ↑ bradycardia when nizatidine isadded to atenolol. Other betablockershave not been studied
Uncertain Monitor PR when administeringnizatidine to patients on betablockers
CIMETIDINE CALCIUM CHANNELBLOCKERS
↑ levels of calcium channelblockers, especially diltiazem andnifedipine
Inhibition of CYP3A isoformmediatedmetabolism
Monitor BP closely; be aware ofpossibility of significant ↓ BP.Consider ↓ dose of diltiazem andnifedipine by up to 50%
FAMOTIDINE CALCIUM CHANNELBLOCKERS
Reports of heart failure and ↓ BPwhen famotidine given withnifedipine
Additive negative inotropic effects
Caution with co-administeringfamotidine with calcium channelblockers, especially in elderly people
TINJAUAN INTERAKSI OBAT (Lanjutan)
Primary Drug
Secondary Drug Effect Mechanism Precautions
CIMETIDINE, FAMOTIDINE
ANTICOAGULANTS – ORAL
↑ anticoagulant effect withcimetidine and possiblyfamotidine
Inhibition of metabolism viaCYP1A2, CYP2C9 and CYP2C19
Use alternative acid suppression,e.g. another H2 antagonist or protonpump inhibitor (not esomeprazole,lansoprazole or omeprazole) ormonitor INR more closely; ↓ dose maybe required. Take acid suppressionregularly and not PRN if affects INRcontrol
CIMETIDINE MAOIs – MOCLOBEMIDE
↑ plasma concentrations ofmoclobemide (by up to 40%)
Due to cimetidine inhibitingmetabolism
↓ dose of moclobemide to one-halfto one-third of original and then alteras required
H2 RECEPTOR BLOCKERS
METFORMIN ↑level of metformin and risk of lactic acidosis. The onset of lacticacidosis is often subtle withsymptoms of malaise, myalgia,respiratory distress and≠ non-specific abdominal distress.There may be hypothermia andresistant bradyarrhythmias
Metformin is not metabolizedin humans and is not proteinbound. Competition for renaltubular excretion is the basisfor↑ activity or retention ofmetformin. Cimetidinecompetes for excretorypathway
Theoretical possibility. Requires↓ metformin dose to be considered orto avoid co-administration. Warnpatients about hypoglycaemia➣ For signs and symptoms ofhypoglycaemia, see ClinicalFeatures of Some Adverse DrugInteractions, Hypoglycaemia
SULPHONYLUREAS –GLIMEPIRIDE
↑ plasma concentrations ofglimepride and ≠ risk ofhypoglycaemic episodes
Cimetidine and ranitidine↓ renal elimination ofglimepride and ≠ intestinalabsorption of glimepride.Cimetidine is also an inhibitorof CYP2D6 and CYP3A4
Consider alternative acidsuppression, e.g. a proton pumpinhibitor (not omeprazole), andmonitor more closely
TINJAUAN INTERAKSI OBAT (Lanjutan)
Primary Drug Secondary Drug Effect Mechanism Precautions
PROTON PUMPINHIBITORS
CEPHALOSPORINS Possible ↓ efficacy ofcephalosporin
↓ absorption as ↑ gastric pH
Monitor for ↓ efficacy. Separatedoses by at least 2 hours; takecephalosporin with food
OMEPRAZOLE MACROLIDES –CLARITHROMYCIN
↑ efficacy and adverse effects ofboth drugs
↑plasma concentration of bothdrugs
No dose adjustment is recommended.Interaction is considered useful forHelicobacter pylori eradication
TINJAUAN INTERAKSI OBAT (Lanjutan)
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Sucralfate Hydantoins efek antikonvulsan fenitoin berkurang.
absorpsi fenitoin oral dapat berkurang dengan pemberian bersama dengan sukralfat.
Pertimbangkan memantau pasien terhadap perubahan dalam aktivitas fenitoin jika sukralfat ditambah atau dihentikan dari rejimen pengobatan. Pengaturan dosis fenitoin sesuai kebutuhan.
Sucralfate Quinolones Penurunan efek farmakologis dari kuinolon.
Penurunan absorpsi GI dari kuinolon.
Jika digunakan bersamaan tidak dapat dihindari, berikan sukralfat setidaknya 6 jam setelah kuinolon.
Sucralfate Quinidine Serum quinidine dapat berkurang, mengurangi efek terapi.
Possibly, quinidin berikatan dengan sukralfat, penurunan absorpsi GI.
Monitor tingkat serum quinidine. Jika penurunan respon klinis terjadi, mungkin perlu untuk menghentikan sukralfat.
Sucralfate NSAIDs Efek farmakologis dari diklofenak menurun.
absorpsi diklofenak menurun; Namun, mekanisme yang tepat tidak diketahui.
Monitor respon klinis pasien dan menyesuaikan dosis diklofenak yang sesuai kebutuhan. Sukralfat tidak mengubah bioavailabilitas ketoprofen atau naproxen.
Sucralfate Digoxin Kadar serum digoxin dapat berkurang, mengurangi efek terapi.
Unknown. Namun, Digoxin mungkin mengikat sukralfat, penurunan absorpsi GI.
monitor kadar Digoxin. Jika penurunan respon klinis terjadi, pertimbangkan menghentikan sukralfat.
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Sucralfate Digoxin Kadar serum digoxin berkurang, mengurangi efek terapi.
Unknown. Namun, Digoxin mungkin mengikat sukralfat, penurunan absorpsi GI.
Monitor kadar Digoxin. Jika penurunan respon klinis terjadi, pertimbangkan menghentikan sukralfat.
Sucralfate Warfarin Efek hypoprothrombinemic warfarin berkurang.
Tidak diketahui. Diperkirakan bahwa sukralfat yang mungkin dapat mengadsorbsi warfarin sehingga bioavailabilitas nya berkurang.
Monitor parameter antikoagulan dan menyesuaikan dosis warfarin yang diperlukan. Jika tidak dapat menggunakan alternatif terapi ulkus peptikum, pertimbangkan memisahkan dosis sukralfat dan warfarin oleh setidaknya 2 jam.
Peranan obat-obat anti ulcer pada enzim sitokrom P450Golongan PPI (Proton Pump
Inhibitor) merupakan inhibitor enzim CYP2C19, Omeprazol juga merupakan substrat dari CYP2C19
Simetidin adalah golongan H2blocker yang merupakan inhibitor enzim CYPIA2, CYP2D6, CYP3A4
Klaritromisin merupakan inhibitor enzim CYP3A4
Fase MetabolismePrimary Drug Secondary
DrugEffect Mechanism Management
Omeprazole Benzodiazepine
Mengurangi klirens, memperpanjang t½ dan peningkatan kadar serum benzodiazepin tertentu. Efek tertentu, seperti sedasi atau ataksia meningkat.
Omeprazol akan menghambat metabolisme benzodiazepin yang diperantarai oleh enzim CYP2C19
Monitor untuk kepanjangan efek sedasi atau tanda kerusakan SSP . Mengurangi dosis benzodiazepin atau meningkatkan interval dosis yang diperlukan. Benzodiazepin yang tidak dimetabolisme dengan oksidasi mungkin tidak berinteraksi.
PPI Salicylates(aspirin, sodium salicylate)
Salisilat enteric-coated dapat larut lebih cepat, meningkatkan efek samping pada lambung.
PPI-memediasi peningkatan pH lambung disolusi lebih cepat dan pelepasan salisilat dari sediaan enteric-coated.
Mendidik pasien yang memakai Salisilat enteric-coated dan PPI untuk memantau peningkatan efek samping di lambung. Pasien yang beresiko gangguan lambung yang serius karena pelepasan salisilat dalam perut harus menghindari penggunaan bersamaan obat ini.
Omeprazole Warfarin Efek hypoprothrombinemic warfarin dapat meningkat.
sebagian omeprazol menghambat metabolisme R-warfarin, tetapi tidak S-warfarin. Telah dinyatakan bahwa interaksi mungkin terjadi hanya pada pasien yang dengan metabolisme yang buruk dari sitokrom P450 isoenzim CYP2C19.
Monitor parameter antikoagulan ketika memulai atau menghentikan pemakaian omeprazole. Sesuaikan dosis warfarin.
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Omeprazole Hydantoins Serum Hydantoin dapat meningkat peningkatan farmakologis dan efek toksik.
Omeprazol menghambat metabolisme hepatik oksidatif hydantoin.
Pertimbangkan pemantauan kadar serum hydantoin dan mengamati pasien terhadap toksisitas hydantoin atau penurunan aktivitas hydantoin jika omeprazole ditambahkan atau dihentikan. Pengaturan dosis hydantoin yang diperlukan.
Omeprazole Methotrexate Peningkatan konsentrasi serum methotrexate meningkatkan risiko toksisitas metotreksat.
Kemungkinan penurunan klirens methotrexate di ginjal.
Jika memungkinkan, pertimbangkan menghentikan pengobatan omeprazole beberapa hari sebelum memberikan metotreksat. Pertimbangkan penggunaan H2 antagonis (misalnya, ranitidine) daripada omeprazole.
Omeprazole Sulfonylureas
Konsentrasi serum SU meningkat efek hipoglikemik meningkatkan.
Kemungkinan penghambatan metabolisme sulfonilurea.
tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan. Jika interaksi dicurigai, menyesuaikan dosis SU.
PPI Digoxin Peningkatan kadar serum digoxin.
Peningkatan absorpsi digoxin dikarenakan pH lambung yang tinggi.
Tidak ada tindakan pencegahan khusus karena tampaknya akan diperlukan jika PPI dan digoxin diberikan bersamaan.
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Cimetidine Carbamazepine
kadar plasma karbamazepin dapat meningkatkan; toksisitas mungkin terjadi.
simetidin menghambat metabolisme carbamazepine di hati.
Monitor konsentrasi serum carbamazepine, dan amati tanda-tanda toksisitas pada pasien setelah memulai terapi simetidin. Menyesuaikan dosis yang sesuai.
H2 antagonists Cisapride aksi antagonis H2 yang lebih cepat. Cimetidine meningkat konsentrasi serum Cisapride.
cisapride dapat mempercepat penyerapan Antagonis H2, sedangkan cimetidine dapat menghambat metabolisme Cisapride.
Tidak ada tindakan yang diperlukan. Jika interaksi dicurigai berdasarkan respon pasien, sesuaikan dosis obat yang sesuai.
Histamine H2 antagonists
Azole antifungal agents
Efek dari itrakonazol dan ketokonazol dapat berkurang. kadar simetidin dapat meningkat sedikit.
Penurunan bioavailabilitas agen antijamur azol yang disebabkan oleh berkurangnya disolusi tablet dengan adanya pH lambung yang lebih tinggi. Itrakonazol dapat menghambat sekresi tubular aktif cimetidine dengan menghambat transpor aktif (misalnya, P-glikoprotein).
Pertimbangkan menghentikan salah satu agen. Jika ketokonazol harus digunakan, berikan asam glutamat hidroklorida 680 mg 15 menit sebelum pemberian ketoconazole.
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Histamine H2 antagonists
Lidocaine Penurunan klirens lidokain kemungkinan toksisitas.
penghambatan metabolisme hepatik lidokain dan penurunan aliran darah ke hati
Monitor pasien untuk tanda-tanda keracunan lidocaine dan mengukur kadar plasma lidocaine. Pengaturan dosis lidokain yang diperlukan. Gunakan H2 antagonis alternatif seperti ranitidine atau famotidine jika memungkinkan.
H2 antagonists Nifedipine Efek nifedipine meningkat.
undetermined, tetapi metabolisme hepatik dari nifedipine mungkin akan menurun.
Monitor pasien terhadap perubahan efek dari nifedipin saat memulai, menghentikan, atau mengubah dosis cimetidine. Sesuaikan dosis nifedipine.
Cimetidine Praziquantel Peningkatan konsentrasi plasma praziquantel meningkatkan efektivitas dan resiko efek samping.
cimetidine dapat menghambat first-pass metabolisme dari praziquantel.
Amati pasien terhadap peningkatan efek samping selama penggunaan bersama praziquantel dan simetidin. Antagonis histamin H2 lainnya (misalnya, ranitidine) cenderung kurang berinteraksi dan mungkin merupakan alternatif yang sesuai.
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Cimetidine Procainamide
Peningkatan konsentrasi serum procainamide.
Pengurangan klirens ginjal procainamide.
Hindari kombinasi ini jika mungkin. Jika cimetidine diperlukan, monitor konsentrasi serum procainamide dan menyesuaikan dosis yang diperlukan.
Cimetidine Quinidine Peningkatan efek farmakologis dan toksikologi quinidine dapat terjadi dikarenakan konsentrasi quinidine meningkat. Konsentrasi quinidine kembali ke nilai pretreatment sekitar 48 jam setelah simetidin dihentikan.
Tidak jelas apakah interaksi ini disebabkan oleh peningkatan absorpsi quinidine, penurunan metabolisme quinidine atau kombinasi keduanya.
memonitoring konsentrasi quinidine secara sering diperlukan untuk menentukan pengurangan dosis quinidine. Jika memungkinkan, penggunaan kombinasi ini harus dihindari.
Cimetidine Benzodiazepine
Kadar serum beberapa benzodiazepin dapat meningkat efek sedatif dapat meningkat.
Penghambatan metabolisme oksidatif di hati karena enzim inhibisi.
Monitor peningkatan/kepanjangan efek sedasi . Peringatkan pasien kemungkinan gangguan refleks. Mengurangi dosis benzodiazepin yang diperlukan. Benzodiazepin yang tidak dimetabolisme dengan oksidasi dapat menghindari interaksi.
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Cimetidine Pentoxifylline Efek farmakologis pentoxifyllin dapat meningkat.
Penghambatan enzim mikrosomal hati oleh cimetidine dapat mengakibatkan metabolisme pentoxifylline menurun.
Tidak ada tindakan pencegahan khusus diperlukan. Jika interaksi dicurigai, menyesuaikan dosis pentoxifyllin yang sesuai atau pilih antagonis histamin H2 yang tidak mempengaruhi metabolisme.
Cimetidine Amiodarone kadar amiodaron dan metabolit aktif meningkat farmakologis dan efek toksik meningkat.
tidak diketahui. Namun, cimetidine dapat menghambat metabolisme amiodaron di hati oleh sistem sitokrom P450 oksidase.
Pertimbangkan pemantauan kadar serum amiodaron saat memulai terapi dengan simetidin. Sesuaikan dosis amiodarone.
H2 antagonists (cimetidine, famotidine, nizatidine, ranitidine)
Cephalosporines
Antagonis histamin H2 dapat menurunkan bioavailabilitas sefalosporin tertentu.
Unknown. Perubahan pH lambung dapat mempengaruhi absorpsi obat.
Meskipun tidak mungkin bahwa antagonis Histamin H2 akan mempengaruhi farmakokinetik cefuroxime dan cefpodoxime, disarankan untuk pemakaian sefalosporin dengan makanan untuk mengoptimalkan absorpsi.
H2 antagonists (cimetidine, ranitidine)
Diltiazem Efek terapeutik dan efek toksik dari diltiazem dapat ditingkatkan oleh antagonis histamin H2.
bioavailabilitas diltiazem dapat meningkat sebagai akibat dari penurunan first-pass degradasi hati.
Mengurangi dosis diltiazem jika tanda-tanda toksisitas muncul.
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Cimetidine Disopyramide
Konsentrasi plasma Disopyramide meningkat, meningkatkan efek farmakologis dan efek samping.
Cimetidine dapat meningkatkan absorpsi Disopyramide.
Jika interaksi diduga, mungkin perlu untuk mengurangi dosis Disopyramide.
H2 Antagonists Ethanol Dapat meningkatkan puncak plasma kadar etanol dan AUC.
antagonis Histamin H2 dapat meningkatkan absorpsi dan menurunkan first-pass metabolisme etanol di lambung dengan menghambat aktivitas dehidrogenase alkohol di lambung.
Peringatkan pasien untuk menghindari etanol atau menggunakan dengan hati-hati.
Cimetidine Felodipine Serum Felodipine dapat meningkat peningkatan farmakologis dan efek toksik felodipin.
Cimetidine dapat menghambat metabolisme hepatik mikrosomal felodipin.
Tidak ada tindakan pencegahan khusus yang diperlukan selain pemantauan status normal kardiovaskular.
Cimetidine Labetolol Peningkatan efek hipotensif dari labetalol.
Peningkatan bioavailabilitas.
Monitor pasien untuk hipotensi dan pengurangian dosis labetalol yang sesuai.
Cimetidine Metformin Konsentrasi serum metformin meningkat, meningkatkan efek farmakologis.
Simetidin mengurangi klirens metformin di ginjal dengan menghambat sekresi tubular ginjal.
Hati-hati memonitor pasien. Mungkin perlu untuk mengurangi atau menambah dosis metformin ketika terapi Simetidin dimulai atau dihentikan.
Primary Drug Secondary Drug
Effect Mechanism Management
Cimetidine Succinylcholine
perpanjangan efek neuromuscular blocking dari suksinilkolin.
cimetidine menghambat sistem enzim mikrosomal hati yang mengakibatkan metabolisme suksinilkolin lebih lambat.
tidak ada tindakan lain selain pemantauan kenormalan pasien.
H2 antagonists (cimetidine, ranitidine)
Sulfonylureas
Mengurangi klirens sulfonilurea yang dapat mengakibatkan hipoglikemia.
antagonis H2 menghambat metabolisme sulfonilurea di hati, sehingga terjadi akumulasi sulfonilurea.
Monitor glukosa darah dan mengamati tanda-tanda klinis hipoglikemia setelah memulai terapi antagonis H2 pada pasien dengan perawatan menggunakan sulfonylurea. Sesuaikan dosis sulfonilurea yang diperlukan.
Cimetidine Metronidazole
Penurunan klirens metronidazol dan konsentrasi serum meningkat.
Simetidin menghambat metabolisme hepatik metronidazol.
Amati toksisitas metronidazole selama penggunaan bersamaan dengan simetidin. Jika toksisitas metronidazole terjadi, pertimbangkan menghentikan atau menurunkan dosis metronidazol.
PERKIRAAN MEKANISME INTERAKSI CLOPIDOGREL - PPI
Membentuk ikatan:DISULFIDA - SISTEIN
PLATELET(Iireversibel)
METABOLIT AKTIFgugus tiol
HATI CYP-
450:2C19 (2C19) &3A4
CLOPIDOGREL
thienopyridine
R-purinergik ADP- P2Y12
PLATELET
INHIBISI TROMBUS
PROTON PUMP
INHIBITOR
ASAM NAIK?
HAMBAT
• PubMed (2009); Abstracts : 2008 American Heart Association dan 2009 Society of Cardiovascular Angiography and Interventions Scientific Sessions
competitive
inhibition of the CYP2C19 isoenzyme
HAMBAT
ABSORPSI CLOPIDOGR
EL
Disigned by UH
TERIMA KASIH