PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 1 LAPORAN AKHIR
3.1. Kondisi Fisik Dan Sumberdaya Alam
3.1.1. Letak Geografis Dan Administratif
Kabupaten Bangyuwangi merupakan bagian wilayah Provinsi
Jawa Timur yang berada pada ujung Pulau Jawa Paling Timur. Kabupaten
Banyuwangi terletak diantara 7043’ s/d 8046’ Lintang Selatan dan 113053’
s/d 114038’ Bujur Timur. Dengan batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah utara : Kabupaten Situbondo,
- Sebelah timur : Selat Bali,
- Sebelah selatan : Samudera Indonesia,
- Sebelah barat : Kabupaten Jember dan Bondowoso.
Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi sekitar 578.250 hektar
(5.782,0 km2), dengan panjang garis pantai sekitar 175,8 km. Secara
geografis wilayahnya terdiri atas wilayah daratan dan kepulauan dengan
jumlah pulau Pulau sebanyak 10 buah.
Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan
yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan. Dataran rendah
dengan berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis
pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah
penghasil berbagai biota laut.
Secara topografi, Bagian barat dan utara pada umumnya
merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar merupakan
dataran rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada wilayah bagian barat
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 2 LAPORAN AKHIR
dan utara 40°, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding
dengan bagian wilayah lainnya.
Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan
kurang dari 15°, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai sehingga
bisa enambah tingkat kesuburan tanah.
Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga utara
dimana di dalamnya terdapat banyak sungai yang selalu mengalir di
sepanjang tahun. Di Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga
disamping dapat mengairi hamparan sawah yang sangat luas juga
berpengaruh positif terhadap tingkat kesuburan tanah.
Disamping potensi di bidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi
merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak
yang merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat.
Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif
ke depan, pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan
berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai
dan wilayah perairan laut.
Secara administratif terdiri dari 24 kecamatan, 28 kelurahan dan
189 desa. Untuk lebih lengkapnya mengenai data pembagian wilayah
administrasi Kabupaten Banyuwangi ke dalam unit – unit wilayah yang
lebih kecil dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 3 LAPORAN AKHIR
Tabel 3.1 Jumlah Kelurahan/Desa, Dusun/Lingkungan RW dan RT
Menurut Kecamatan, Tahun 2009
No Kecamatan Desa/
Kelurahan Dusun RW RT
1 Pesanggaran 5 15 64 281
2 Siliragung 5 17 50 172
3 Bangorejo 7 22 94 356
4 Purwoharjo 8 29 105 521
5 Tegaldlimo 9 25 56 438
6 Muncar 10 28 197 785
7 Cluring 9 32 153 501
8 Gambiran 6 24 87 377
9 Tegalsari 6 17 64 317
10 Glenmore 7 34 113 459
11 Kalibaru 6 21 109 411
12 Genteng 5 24 139 598
13 Srono 10 35 142 548
14 Rogojampi 18 76 249 744
15 Kabat 16 59 212 521
16 Singojuruh 11 52 123 367
17 Sempu 7 34 130 564
18 Songgon 9 44 118 390
19 Glagah 8/2 25/9 87 289
20 Licin 8 37 80 273
21 Banyuwangi 18 45 141 491
22 Giri 2/4 13/12 46 140
23 Kalipuro 5/4 19/14 113 355
24 Wongsorejo 12 30 108 500
Jumlah 189/28 712/80 2.801 10.532
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010, BPS Kabupaten Banyuwangi.
Secara grafis wilayah Kabupaten Banyuwangi dapat digambarkan
dengan peta berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 4 LAPORAN AKHIR
PETA BANYWUANGI
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 5 LAPORAN AKHIR
3.1.2. Kondisi Geografis
3.1.2.1. Topografi
Kabupaten Banyuwangi terbagi dalam beberapa jenis topografi 0-
50 mdpl merupakan wilayah pantai dan dataran rendah, 50-500 mdpl
merupakan wilayah dataran rendah. Wilayah tersebut sangat sesuai untuk
kawasan perikanan dan pertambakan, pertanian tanaman pangan dan
pertanian tanaman semusim serta pengembangan perdesaan dan
perkotaan. 500-1000 mdpl seluas 86.908 Ha, merupakan wilayah
perbukitan dan sangat sesuai untuk tanaman keras/tahunan dan sebagai
penyangga bagi kawasan perlindungan tanah dan air dan juga sangat
sesuai untuk lahan pertanian tanaman pangan dengan terlebih dahulu
membentuk penampang lahan menjadi lahan terassiring serta untuk
pengembangan pedesaan. Ketinggian 1000-2000 mdpl merupakan
wilayah pegunungan dengan kesesuaian lahan untuk kawasan penyangga
sebagai kawasan p-erlindungan tanah dan air dan ketinggian >2000
sangat sesuai untuk pemanfaatan hutan lindung yang berfungsi untuk
melindungi kawasan bawahannya. Klasifikasi kesesuaian lahan
berdasarkan topografinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 6 LAPORAN AKHIR
Tabel 3.2. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Berdasarkan Topografi
Kabupaten Banyuwangi
No Ketinggian
Kesesuaian Penggunaan Lahan
Kelas mdpl
Luas (Ha)
% Fisiografi
1 0-50 118.778 20,5 Wilayah Pantai, dataran rendah
Kawasan perikanan dan pertambakan
Pertanian tanaman pangan dan pertanian tanaman semusim
Pengembangan perdesaan dan perkotaan
2 50-100 83.367 14,4 Wilayah Dataran Rendah
3 100-500 252.996 43,8 Wilayah Dataran Rendah
4 500-1000
86.908 15,0 Wilayah Perbukitan
Tanaman keras/tahunan dan sebagai penyangga bagi kawasan perlindungan tanah dan air.
Lahan pertanian tanaman pangan dengan terlebih dahulu membentuk penampang lahan menjadi lahan terassiring
Pengembangan pedesaan
5 1000-2000
32.156 5,6 Wilayah Pegunungan
Kawasan penyangga untuk p-erlindungan tanah dan air
6 >2000 4.045 0,7 Wilayah Pegunungan
Hutan lindung yang berfungsi untuk melindungi kawasan bawahannya
Jumlah 578.250 100
3.1.2.2. Kemiringan Lahan
Kemiringan lahan terbagi dalam beberapa kelerengan 0-8 %
merupakan lahan datar agak landai seluas 401.352 Ha dan memiliki
kesesuaian lahan untuk pertanian tanaman pangan atau sejenis tanaman
lainnya. Kelerengan 8-15 % sekitar 12 % merupakan lahan landai yang
bergelombang dan sangat sesuai untuk pertanian tanaman pangan dan
pertanian tanaman semusim dengan lebih memperhatikan usaha
Sumber :Revisi RTRW Kabupaten Banyuwangi, 2009 – 2029
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 7 LAPORAN AKHIR
pengawetan tanah dan air. Kelerengan 15-12 % merupakan lahan
bergelombang dan berbukit seluas 58.195 Ha sangat sesuai untuk
tanaman keras/tahunan dan sebagai penyangga bagi kawasan
perlindungan tanah dan air serta pertanian tanaman pangan, namun
terlebih dahulu membentuk penampang tanah menjadi lahan terasiring.
24-45 % merupakan lahan berbukit atau gunung, sangat sesuai untuk
tanaman semusin tapi lebih diutamakan untuk tanaman keras dan lahan
terjal dengan kelerengan > 45 sangat sesuai untuk tanaman keras dan
penghijauan yang berfungsi sebagai perlindungan tanah, air dan menjaga
ekosistem lingkungan, untuk lebih jelasnya lihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Berdasarkan Kelerengan
No Kelerengan
Kesesuaian Penggunaan Lahan
Jenis Luas (Ha) % Fisiografi
1 0-8 % 401.352 69,4 Lahan datar agak landai
Pertanian tanaman pangan atau sejenis tanaman lainnya
2 8-15 % 69.165 12,0 Lahan landai bergelombang
Pertanian tanaman pangan dan pertanian tanaman semusim dengan lebih memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air
3 15-25 % 58.195 10,1 Lahan bergelombang berbukit
Tanaman keras/tahunan dan sebagai penyangga bagi kawasan perlindungan tanah dan air
Lahan pertanian tanaman pangan dengan terlebih dahulu membentuk penampang tanah menjadi lahan terasiring
4 24-45 % 38.869 6,7 Lahan berbukut/bergunung
Tanaman semusin tapi lebih diutamakan untuk tanaman keras
5 >45 % 10.669 1,8 Lahan terjal Tanaman keras dan
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 8 LAPORAN AKHIR
No Kelerengan
Kesesuaian Penggunaan Lahan
Jenis Luas (Ha) % Fisiografi
penghijauan yang berfungsi sebagai perlindungan tanah, air dan menjaga ekosistem lingkungan
Jumlah 578.250 100,0
Sumber :Revisi RTRW Kabupaten Banyuwangi, 2009 – 2029
3.1.2.3. Sumberdaya Air
3.1.2.3.1. Curah Hujan Tahunan
Kondisi iklim di Kabupaten Banyuwangi sebagaimana pada
umumnya di Indonesia, Kabupaten Banyuwangi beriklim tropis.
Berdasarkan data dari Dinas Meteorologi dan Geofisika Kabupaten
Banyuwangi 2009, hujan terjadi antara bulan Nopember sampai dengan
Mei dengan hujan tertinggi pada bulan Pebruari yaitu terjadi hujan selama
22 hari sebesar 351 mm dalam sebulan, sedangkan tinggi hujan harian
maksimum sebesar 128.6 mm.
Suhu udara maksimum mencapai 360C dan minimum adalah
200C. sedangkan tekanan udara relatif stabil yaitu rata-rata 1010 milibar.
Data iklim dan curah hujan di Kabupaten Banyuwangi selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 3.5.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 9 LAPORAN AKHIR
Tabel 3.4 Rata-Rata Curah Hujan Menurut Kecamatan
Tahun 2009
Bulan Curah Hujan
( mm3 ) Hari Hujan
( hari )
Rata-rata Penyinaran
Matahari (%)
01. Januari 299,3 21 61
02. Pebruari 278,7 21 60
03. Maret 57,1 12 74
04. April 187,0 16 97
05. Mei 107,2 5 83
06. Juni 28,6 3 99
07. Juli 60,8 9 88
08. Agustus 25,1 8 92
09. September 55,7 15 80
10. Oktober 56,9 7 85
11. Nopember 72,7 4 91
12. Desember 163,7 13 85
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2010,BPS Banyuwangi
3.1.2.3.2. Hidrologi
Kabupaten Banyuwangi memiliki beberapa sungai besar dan
sungai kecil. Adapun nama – nama sungai dan panjang sungai dapat
dikemukakan pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.5 Nama Sungai dan Panjang Sungai
di Kabupaten Banyuwangi
No Kecamatan Panjang Lokasi Yang Dilalui
1 Kali Selogiri ± 6.173 km Kec.Giri
2 Kali Ketapang ± 10.260 km Kec.Giri
3 Kali Sukowidi ± 15.826 km Kec.Giri
4 Kali Bendo ±15.826 km Kec.Glagah
5 Kali Ketapang ± 10.260 km Kec.Giri
6 Kali Sobo ± 13.818 km Kec.Glagah dan Banyuwangi
7 Kali Pakis ± 7.043 km Kec.Banyuwangi
8 Kali Tambong ± 24.347 km Kec.Glagah dan Kabat
9 Kali Binau ± 21.279 km Kec.Rogojampi
10 Kali Bomo ± 7.417 km Kec.Rogojampi
11 Kali Bajulmati ± 20 km Kec.Wongsorejo
12 Kali Setail ± 73.35 km Kec.Gambiran, Purwoharjo, Muncar, dan Genteng
13 Kali Probolinggo ± 30,7 km Kec.Genteng
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 10 LAPORAN AKHIR
No Kecamatan Panjang Lokasi Yang Dilalui
14 Kali Barumanis ± 18 km Kec.Kalibaru dan Glenmore
15 Kali Wagud ± 44,6 km Kec.Genteng, Cluring, dan Muncar
16 Kali Karangtambak ± 25 km Kec.Pesanggaran
17 Kali Bargi ± 18 km Kec.Bangorejo dan Pesanggaran
18 Kali Baru ± 80.7 km Kec.Kalibaru dan Pesanggaran Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2010, BPS Banyuwangi
3.1.2.3.3. Geohidrologi
Keberadaan air bawah tanah dapat dijumpai pada zona-zona
antiklin, perselingan antara lapisan batuan permeabel dan impermeabel,
maupun pada takik-takik lereng. Tipe dan karakterisrtik akifer dan air
bawah tanah Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :
A. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir
Akifer dengan keterusan sangat tinggi, muka air tanah atau tinggi
pisometri air tanah dekat atau di atas permukaan tanah, sering
dijumpai sumber mata air, debit sumur umumnya >20 lt/dt. Potensi
air bawah tanah sangat tinggi.
Akifer dengan keterusan tinggi, muka air tanah atau tinggi pisometri
air tanah dekat atau di atas permukaan air tanah, kadang-kadang
dijumpai sumber mata air, debit sumur umumnya 15-20 lt/dt.
Potensi air bawah tanah tinggi.
Akifer sdengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air
tanah beragamdari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10
m, debit sumur umumnya 10-15 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak
tinggi.
Akifer dengan keterusan sedang, muka air tanah beragam dari
dekat permukaan tanah sampai kedalaman lenbih dari 10 m, debit
sumur umumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah sedang.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 11 LAPORAN AKHIR
Akifer dengan keterusan sedang sampai agak rendah, muka air
tanah lebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt.
Potensi air bawah tanah agak rendah.
B. Akifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir
Akifer dengan keterusan tinggi, muka air tanah atau tinggi pisometri
air tanah dekat atau di atas permukaan tanah, sering dijumpai
sumber mata air, debit sumur umumnya 15-20 lt/dt. Potensi air
bawah tanah tinggi.
Akifer dengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air
tanah beragam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10
m, kadang-kadang dijumpai sumber mata air, debit sumur
umumnya 10-15 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak tinggi.
Akifer dengan keterusan sedang, muka air tanah beragam dari
dekat permukaan tanah sampai kedalaman lebih dari 10 m, debit
sumur umumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak sedang.
Akifer dengan keterusan sedang sampai agak rendah, muka air
tanah lebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt.
Potensi air bawah tanah agak rendah.
Akifer dengan keterusan agak rendah sampai rendah, muka air
tanah lebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt.
Potensi air bawah tanah rendah.
C. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir, rekahan dan saluran.
Akifer dengan keterusan sedang sampai agak tinggi, muka air
tanah beragam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman 10
m, debit sumur umumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah tanah agak
tinggi.
Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan,
saluran pelarutan, dan setempat-setempat pada endapan sisa
pelarutan batuan, muka air tanah pada kedalaman lebih dari 10 m,
debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi air bawah tanah
sedang.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 12 LAPORAN AKHIR
Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan dan
saluran pelarutan, potensi air bawah tanah secara umum agak
rendah, potensi air bawah tinggi dapat dijumpai pada sungai-sungai
bawah tanah.
Akifer dengan keterusan terbatas pada zona celahan, rekahan dan
saluran pelarutan, potensi air bawah tanah rendah.
D. Akifer bercelah atau sarang dan daerah air tanah langka
Akifer dengan keterusan sedang, air tanah dangkal dapat diperoleh
pada daerah pengendapan material rombakan (koluvium), muka air
tanah beragam dari dekat permukaan tanah sampai kedalaman
lebih dari 10 m, debit sumur umumnya 5-10 lt/dt. Potensi air bawah
tanah sedang.
Akifer dengan keterusan agak rendah, setempat air tanah dangkal
dalam jumlah terbatas dapat diperoleh pada zona pelapukan
batuan padu, debit sumur umumnya kurang dari 5 lt/dt. Potensi air
bawah tanah agak rendah.
Akifer dengan keterusan rendah, setempat air tanah dangkal dalam
jumlah terbatas dapat diperoleh pada zona pelapukan batuan padu.
Potensi air bawah tanah rendah.
Daerah air tanah langka, potensi air bawah tanah sangat rendah.
3.2. Kependudukan, Perekonomian dan Sarana Kesehatan
3.2.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk merupakan salah satu variabel yangd apat
mempengaruhi derajad kesehatan masyarakat, baik dari sisi kebutuhan
pelayanan maupun kerentanan terhadap resiko kesehatan. Jumlah
penduduk yang besar dengan lingkungan yang tidak baik akan menjadi
sumber masalah bagi kesehatan. Berdasarkan hasil sensus penduduk
tahun 2010 (SP2010), jumlah penduduk Kabupaten banyuwangi tahun
2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 13 LAPORAN AKHIR
Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Banyuwangi Hasil SP2010
Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2010
No Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa) Proporsi
(%) Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pesanggaran 24.494 23.918 48.412 3,11
2 Siliragung 22.529 21.861 44.390 2,85
3 Bangorejo 29.891 29.551 59.442 3,82
4 Purwoharjo 32.449 32.520 64.969 4,18
5 Tegaldlimo 30.869 30.307 61.176 3,93
6 Muncar 65.080 63.844 128.924 8,29
7 Cluring 34.902 35.147 70.049 4,50
8 Gambiran 28.931 29.481 58.412 3,75
9 Tegalsari 23.134 23.027 46.161 2,97
10 Glenmore 34.042 35.429 69.471 4,46
11 Kalibaru 30.213 30.969 61.182 3,93
12 Genteng 41.477 41.646 83.123 5,34
13 Srono 43.488 43.721 87.209 5,60
14 Rogojampi 45.817 46.541 92.358 5,94
15 Kabat 33.267 33.870 67.137 4,31
16 Singojuruh 22.078 23.164 45.242 2,91
17 Sempu 35.486 35.795 71.281 4,58
18 Songgon 24.800 25.475 50.275 3,23
19 Glagah 16.619 17.373 33.992 2,18
20 Licin 13.818 1.406 27.878 1,79
21 Banyuwangi 52.040 53.960 106.000 6,81
22 Giri 14.532 13.978 28.510 1,83
23 Kalipuro 37.784 38.394 76.178 4,90
24 Wongsorejo 36.708 37.599 74.307 4,78
Jumlah 774.448 781.630 1.556.078 100,00
Sumber : Publikasi Penduduk Hasil SP2010, BPS Kabupaten Banyuwangi
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 14 LAPORAN AKHIR
Jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan
mencapai 1.556.078 jiwa. Diantara 24 kecamatan, Kecamatan Muncar
dan Kota Banyuwangi memiliki jumlah penduduk penduduk paling banyak
yaitu 128.924 jiwa (8,29%) dan 106.000 jiwa (6,81%). Sedangkan yang
terkecil adalah Kecamatan Licin hanya sebanyak 27.878 jiwa (1,79%).
3.2.2. Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang tinggi akan menjadi semakin rentan
terhadap gangguan masalah kesehatan, apabila kepadatannya relatif
tinggi. Semakin tinggi kepadatan, maka akan berpotensi semakin beratnya
beban lingkungan permukiman penduduk, sehigga dapat menjadi sumber
gangguan kesehatan.
Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Banyuwangi yang
menyebar ke wilayah-wilayah kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010 (jiwa/km2)
No Kecamatan Luas
Wilayah (km2)
Jumlah Penduduk
(Jiwa) Kepadatan
1 Pesanggaran 802,50 48.412 60,33
2 Siliragung 95,15 44.390 466,53
3 Bangorejo 137,43 59.442 432,53
4 Purwoharjo 200,30 64.969 324,36
5 Tegaldlimo 1.341,48 61.176 45,60
6 Muncar 146,07 128.924 882,62
7 Cluring 97,44 70.049 718,89
8 Gambiran 66,77 58.412 874,82
9 Tegalsari 65,23 46.161 707,67
10 Glenmore 421,98 69.471 164,63
11 Kalibaru 406,76 61.182 150,41
12 Genteng 82,34 83.123 1.009,51
13 Srono 100,77 87.209 865,43
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 15 LAPORAN AKHIR
14 Rogojampi 102,33 92.358 902,55
15 Kabat 107,48 67.137 624,65
16 Singojuruh 59,89 45.242 755,42
17 Sempu 174,83 71.281 407,72
18 Songgon 301,84 50.275 166,56
19 Glagah 76,75 33.992 442,89
20 Licin 169,25 27.878 164,71
21 Banyuwangi 30,13 106.000 3.518,09
22 Giri 21,31 28.510 1.337,87
23 Kalipuro 310,03 76.178 245,71
24 Wongsorejo 464,80 74.307 159,87
Jumlah 5.782,86 1.556.078 269,08 Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010 dan Sensus Penduduk 2010, BPS.
Kepadatan jumlah penduduk Kabupaten Banyuwangi secara
keseluruhan mencapai 269,08 jiwa/km2. Diantara 24 kecamatan,
Kecamatan Kota Banyuwangi dengan kepadatan jumlah penduduk paling
tinggi yaitu 3518,09 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Giri dengan
kepadatan 1.337,87 jiwa/km2. Sedangkan wilayah kecamatan yang
memiliki tingkat kepadatan terendah terkecil adalah Kecamatan Tegal
Dlimo hanya sebanyak 45,60 jiwa/km2.
3.2.3. Struktur Penduduk
Berdasarkan struktur umurnya, penduduk Kabupaten Banyuwangi
pada tahun 2009 didominasi oleh penduduk usia produktif terutama usia
15-19 tahun sebanyak 148.700 jiwa. Jumlah penduduk usia produktif (15-
64th) sebanyak 1.092.110 jiwa (68,80%) sedangkan usia non produktif (0-
14th dan 65th+) sebanyak 495.293 jiwa (31,20%).
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 16 LAPORAN AKHIR
Tabel 3.8 Penduduk Menurut Kecamatan dan Kelompok Umur
Tahun 2009
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 17 LAPORAN AKHIR
Lanjutan Tabel 2.9.
Sumber : Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2010, BPS
3.2.4. Jumlah Rumah Tangga Menurut Tingkat Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan keluarga seperti pada tabel 2.8 dimuka
merupakan indikator kesejahteraan yang digunakan oleh Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pada indikator
tersebut tingkat kesejahteraan keluarga dikategorikan menjadi 5 tingkatan,
yaitu:
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 18 LAPORAN AKHIR
1) Keluarga Pra Sejahtera;
2) Keluarga Sejahtera I
3) Keluarga Sejahtera II
4) Keluarga Sejahtera III
5) Keluarga Sejahtera III+.
Indikator tersebut dapat juga memberikan informasi atau ukuran
tingkat kemiskinan keluaraga atau penduduk. Jika dilihat dari kreteria
pada masing-masing kelompok, maka indikator keluarga atau penduduk
miskin dicerminkan oleh kelompok Keluarga Pra Sejahtera dan hampir
miskin pada Keluarga Sejahtera I.
Berdasarkan kreteri tertentu yang ditetapkan oleh BKKBN, maka
hasil survey BPS menunjukkan kondisi tingkat kesejehteraan keluarga di
Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009 seperti disajikan pada tabel 2.8.
berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 19 LAPORAN AKHIR
Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan
di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009
Berdasarkan data Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun
2010, jumlah penduduk miskin yang diukur dengan penduduk Pra
Sejahtera di Kabupaten Banyuwangi tahun 2009 adalah sebanyak
115.567 jiwa, mengalami penurunan dari tahun 2008 dengan jumlah
penduduk miskin sebanyak 225.891 jiwa. Jumlah penduduk miskin
terbanyak ada di Kecamatan Rogojampi sebanyak 7.754 jiwa (tahun
2009). Sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk miskin terendah
adalah Kecamatan Tegalsari yaitu sebanyak 6.781 jiwa.
Sumber : Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka Tahun 2010, BPS
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 20 LAPORAN AKHIR
Selain ukuran tingkat kesejahteraan keluarga seperti pada
tabel 2.8 dimuka, masih ada lagi indicator kesejehteraan khususnya
kreteria penduduk/keluarga miskin. Pada Pendataan Program
Perlindungan Sosial (PPLS) membagi kategori penduduk atau keluarga
miskin menjadi 3 (tiga), yaitu:
1) Sangat miskin;
2) Miskin dan
3) Hampir miskin.
Menurut hasil survey dari PPLS tahun 2008 (PPLS`08),
menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan rumah tangga miskin
sebanyak 129.324 kepala keluarga. Rumah tangga miskin ini di
kelompokkan menjadi 3 (tiga0, yaitu 1) sangat miskin, 2) miskin dan 3)
hampir miskin. Secara lebih rinci penyebaran rumah tangga miskin di
Kabupaten Banyuwangi tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Tingkatannya
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2008 (jiwa)
No Kecamatan Sangat Miskin
Miskin Hampir Miskin
Jumlah
1 Pesanggaran 447 985 1.722 3.154
2 Siliragung 379 910 1.518 2.807
3 Bangorejo 440 943 1.219 2.602
4 Purwoharjo 559 1.184 1.024 2.767
5 Tegaldlimo 468 1.432 1.836 3.736
6 Muncar 1.971 3.089 2.669 7.709
7 Cluring 1.067 1.697 1.706 4.470
8 Gambiran 611 802 985 2.398
9 Tegalsari 404 744 1.001 2,149
10 Glenmore 1.179 1.954 1.767 4,900
11 Kalibaru 930 1.884 3.001 5,815
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 21 LAPORAN AKHIR
No Kecamatan Sangat Miskin
Miskin Hampir Miskin
Jumlah
12 Genteng 1.081 1.375 1.582 4,038
13 Srono 1.299 2.582 2.414 6,295
14 Rogojampi 1.368 3.464 5.184 10,016
15 Kabat 1.582 3.609 4.056 9,247
16 Singojuruh 1.048 2.081 2.413 5,542
17 Sempu 1.070 2.142 1.956 4,205
18 Songgon 1.152 2.346 2.378 5,876
19 Glagah 474 1.554 2.107 4,135
20 Licin 447 1.498 2.739 4,684
21 Banyuwangi 2.277 3.026 3.096 8,399
22 Giri 394 1.190 1.612 2,125
23 Kalipuro 2.334 4.291 4.477 11,102
24 Wongsorejo 1.466 3.401 4.252 9,119
Jumlah 24.447 48.163 56.714 129.324
Sumber : PPLS, 2008
Pada tabel dimuka menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga
miskin pada tahun 2008 sebanyak 129.324 Kepala Keluarga (KK). Dari
sejumlah itu terdiri atas 3 (tiga) kategori, yaitu:
1) Sangat miskin sebanyak 24.447 KK;
2) Miskin sebanyak 48.163 KK dan
3) Hampir miskin sebanyak 56.714 KK.
Secara grafis perbandingan jumlah penduduk miskin dari 24
kecamatan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 22 LAPORAN AKHIR
Gambar 3.1. Grafik Jumlah Penduduk Miskin Menurut Tingkatannya Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2008
Sumber : Hasil pengolahan data PPLS 2008
3.2.5. Perekonomian Wilayah
Perkembangan perekonomian bersifat dinamis dan menjadi
penggerak perkembangan bidang-bidang lainnya. Salah satu indikator
kinerja kondisi ekonomi suatu daerah biasanya dilihat dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB bisa dilihat dari tiga sisi atau
pendekatan yaitu dari pendekatan produksi, pendapatan, dan
pengeluaran. Namun dari tiga pendekatan tersebut yang sering dijadikan
indikator kinerja ekonomi suatu daerah adalah pendekatan produksi.
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menghitung keseluruhan
aktivitas produksi baik pemerintah maupun swasta mulai dari sektor
pertanian sampai dengan sektor jasa-jasa selama kurun waktu satu-tahun.
Aktivitas produksi atau kegiatan ekonomi masyarakat dalam suatu daerah
didalam PDRB dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) sektor yaitu: 1)
Pertanian, 2) Pertambangan & Penggalian, 3) Industri Pengolahan, 4)
Listrik & Air Bersih, 5) Bangunan/Konstruksi, 6) Perdagangan, Hotel &
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000P
esan
ggar
an
Silir
agu
ng
Ban
gore
jo
Pu
rwo
har
jo
Tega
ldlim
o
Mu
nca
r
Clu
rin
g
Gam
bir
an
Tega
lsar
i
Gle
nm
ore
Kal
ibar
u
Gen
ten
g
Sro
no
Ro
goja
mp
i
Kab
at
Sin
goju
ruh
Sem
pu
Son
ggo
n
Gla
gah
Lici
n
Ban
yuw
angi
Gir
i
Kal
ipu
ro
Wo
ngs
ore
jo
Sangat Miskin Miskin Hampir Miskin
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 23 LAPORAN AKHIR
Restoran, 7) Pengangkutan & Komunikasi, 8) Keuangan, Persewaan, &
Jasa Perusahaan, dan 9) Jasa-Jasa
Aktivitas produksi pelaku ekonomi suatu daerah menunjukkan
kinerja ekonomi suatu daerah setidaknya dari dua aspek, yaitu aspek
pertumbuhan dan aspek kontribusi. Berikut ini adalah perkembangan
kondisi ekonomi Kabupaten Banyuwangi selama dua tahun terakhir.
Tabel 3.11 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Harga Berlaku
Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2008 – 2009 (Rp. Juta)
No Sektor/Sub-sektor PDRB
2008* 2009**
1 Pertanian 8.601.211,85 9.759.800,00
2 Pertambangan & Penggalian 711.029,49 816.872,65
3 Industri Pengolahan 1.019.477,32 1.159.951,41
4 Listrik & Air Bersih 93.204,04 103.298,19
5 Bangunan 46.977,30 53.396,87
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 4.826.237,17 5.454.827,45
7 Pengangkutan & Komunikasi 611.424,63 676.384,26
8 Keuangan, Persewaan, & Js
Perus. 1.060.524,83 1.169.127,49
9 Jasa-Jasa 1.164.395,32 1.296.468,31
PDRB 18.134.481,95 20.490.126,63
Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010, BPS
*) Angka diperbaiki **) Angka sementara
Nilai PDRB Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009 sudah
mencapai tingkatan angka yang baru yaitu diatas Rp. 20 trilliun (Rp.
20.490.128,83 juta). Pada tahun sebelumnya (tahun 2008) nilainya
meningkat dari Rp. 18.143.481,95 juta menjadi Rp. 20.490.128,83 juta.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 24 LAPORAN AKHIR
Secara grafis perbandingan PDRB diantara sembilan sektor untuk
periode dua tahun tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 3.2. Grafik Perbandingan Sektor-sektor PDRB Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2008 - 2009
Sumber : hasil pengolahan data Kabupaten banyuwangi Dalam Angka 2010
3.2.6. Prasarana Kesehatan
Pelayanan kesehatan membutuhkan sarana atau fasilitas yang
memadai. Fasilitas-fasiltas tersebut yang terkait dengan kewilayahan
adalah fasilitas tempat sebagai unit pelayanan. Fasilitas jenis ini dapat
berperan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Banyuwangi
meliputi: Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, BKIA/Rumah
Bersalin, Balai Pengobatan, Praktik Dokter dan Apotik.
Jenis sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Banyuwangi
menurut jenis dan kepemilikannya dapat dilihat pada tabel berikut.
- 1,000,000.00 2,000,000.00 3,000,000.00 4,000,000.00 5,000,000.00 6,000,000.00 7,000,000.00 8,000,000.00 9,000,000.00
10,000,000.00
2008
2009
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 25 LAPORAN AKHIR
Tabel 3.12. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
No Fasilitas kesehatan
Pemilikan/pengelola
Swasta Jumlah Pem. Pusat
Pem. Prov
Pem. Kab/ Kota
TNI/Polri BUMN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM - - 2 - 1 4 7
2 RUMAH SAKIT KHUSUS - - - - - 4 4
3 PUSKESMAS - - - - - - -
a. PUSKESMAS
PERAWATAN - - 16 - - - 16
b. PUSKESMAS NON
PERAWATAN - - 29 - - - 29
4 PUSKESMAS PONED - - 10 - - - 10
5 PUSKESMAS KELILING - - 51 - - - 51
6 PUSKESMAS PEMBANTU - - 105 - - - 105
7 PUSKESMAS PEMBANTU GADAR
- - - - - - -
8 PONKESDES - - - - - - -
9 RUMAH BERSALIN - - - - - 18 18
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK - - - - - 37 37
11 KLINIK RAWAT INAP PELAYANAN MEDIK DASAR
- - - - - - -
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 26 LAPORAN AKHIR
No Fasilitas kesehatan
Pemilikan/pengelola
Swasta Jumlah Pem. Pusat
Pem. Prov
Pem. Kab/ Kota
TNI/Polri BUMN
12 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
- - - - - - -
13 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
- - - - - 185 185
14 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
- - - - - - -
15 POLINDES - - 123 - - - 123
16 POSKESDES - - 217 - - - 217
17 POSYANDU - - 2.184 - - - 2.184
18 APOTEK - - - - - 61 61
19 TOKO OBAT - - - - - 4 4
20 INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN/MINUMAN (PM-IRT)
- - 457 - - - 457
21 GFK - - 1 - - - 1
22 INDUSTRI OBAT - - - - - - -
23 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL (IOT)
- - - - - - -
24 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL (IKOT)
- - - - - 6 6
25 INDUSTRI ALAT KESEHATAN
- - - - - - -
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 27 LAPORAN AKHIR
No Fasilitas kesehatan
Pemilikan/pengelola
Swasta Jumlah Pem. Pusat
Pem. Prov
Pem. Kab/ Kota
TNI/Polri BUMN
26 INDUSTRI PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
- - - - - - -
27 INDUSTRI KOSMETIKA - - - - - - -
28 PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
- - - - - 1 1
29 PENYALUR ALAT KESEHATAN (PAK)
- - - - - - -
30 CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN (Cab- PAK)
- - - - - - -
31 SUB PENYALUR ALAT KESEHATAN (Sub-PAK)
- - - - - 2 2
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2010
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 28 LAPORAN AKHIR
Secara umum jenis sarana pelayanan kesehatan ada 31 jenis,
namun di Kabupateh Banyuwangi hanya terdapat 20 jnei saran pelayanan
kesehatan. Rumah sakit merupakan pusat pelayanan umum dengan
peralatan dan pelayanan yang relatif lengkap. Keberdaan rumah sakit
dalam suatu wilayah memliki arti penting sebagai kelengkapan pelayanan
penduduk. Di Kabupaten Banyuwangi terdapat 7 (tujuh) buah rumah sakit,
baik yang dimiliki oleh pemerindath daerah, BUMN maupun swasta.
Kemudian pada tingkatan cakupan pelayanan secara kewilayahan
maupun jenis pelayanan kesehatannya, dapat dilihat dari ketersediaan
unit pelayanan mulai dari puskesmas, puskesmas pembantu, polindes,
poskesdes dan posyandu. Untuk jenis sarana ini dapat dilihat jumlahnya
semakin lebih besar (konteks kabupaten), apabila unit pelayanannya
semakin kecil, misal jumlah puskesmas perawatan hanya 16 tetapi jumlah
posyandu mencapai 2.184 unit. Hal ini karena posyandu memiliki lingkup
lokasi dan jenis pelayanan yang relatif kecil dibandingkan puskesmas
perawatan.
Poskesdes/kel dan posyandu merupakan sarana pelayanan
kesehatan yang diusahan oleh masyarakat sebagai upaya kesehatan
masyarakat. Persebaran kedua jenis fasilitas kesehatan ini merata
keseluruh wilayah kecamatan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut.
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 29 LAPORAN AKHIR
Tabel 3.13. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Kabupaten Banyuwangi
Tahun 2010
Jumlah Polindes dan Poskesdes/kel.
2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah Desa/Kel. 217 217 217 217 217
Desa/Kel. Siaga 217 217 217 217 217
Polindes 124 164 164 170 -
Poskesdes/kel. - 4 217 217 217
Posyandu 2.063 2.063 2.187 2.180 2.180
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, 2011
Secara grafis perbandingan antara desa/kelurahan siaga dengan
poskesdes/kel dan posyandu dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 3.3. Grafik Jumlah Desa/Kelurahan Siaga, Poskesdes/kel dan Posyandu
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010
Sumber : hasil pengolahan data Profil Kesehatan Banyuwangi 2010
Jumlah poskesdes/poskeskel di Kabupaten Banyuwangi mencapai
217 unit, sedang posyandu sebanyak 2.180 unit. Wilayah kecamatan yang
memiliki poskesdes/poskeskel adalah Kecamatan Banyuwangi dan
Rogojampi dengan jumlah masing-masing sebanyak 18 unit, sedang yang
0
500
1000
1500
2000
2500
Desa/KelurahanSiaga
Poskesdes/kel Posyandu
Jumlah 217 217 2180
217 217
2180
Jumlah
Jumlah
PENYUSUNAN PERENCANAAN SOSIAL DAN BUDAYA
Kegiatan Penyusunan Masterplan Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN III - 30 LAPORAN AKHIR
paling sedikit adalah Kecamatan Genteng, Pesanggrahan dan Siliragung
dengan jumlah masing-masing sebanyak 5 unit. Selanjutnya posyandu
yang paling banyak terdapat di Kecamatan Muncar sebanyak 175 unit,
sedangkan paling sedkit adalah Kecamatan Licin sebanyak 43 unit.