PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
(Penataan Ruang Perumahan dan Pemukiman)
PERUMAHAN &
PEMUKIMAN
KEPENDUDUKAN PERTANAHAN KETERJANGKAUAN DAYA
BELI MASYARAKAT
(AFFORDABILITAS)
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI DAN JASA
KONSTRUKSI
KELEMBAGAAN,
PERATURAN &
PERUNDANG-UNDANGAN
SWADAYA, SWAKARSA &
PERANSERTA
MASYARAKAT
A. Urbanisasi
B. Lahan terbatas
C. Semakin mahal
D. Penyediaan prasarana dan sarana perkotaan
( kota menjadi lebih luas, jaringan semakin mahal)
E. Permukiman kumuh, slums, squatters
F. Permukiman illegal / liar
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :
PERTANAHAN
Kenaikan harga tanah disebabkan oleh kelangkaan penyediaan lahan untuk perumahan dan permukiman, sehingga memerlukan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mengendalikan harga tanah, untuk melindungi kepentingan pemilik tanah dan pemakai, atau untuk yang memerlukan tanah (pengembang dan masyarakat).
Harga Tanah :
akan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu nilai tanah (land value), proses dalam tawar menawar dan perijinan yang berkaitan dengan perolehan tanah.
Harga tanah adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli dalam
transaksi jual beli.
Nilai Tanah : merupakan nilai yang ditetapkan atau diharapkan pemiliki tanah atas tanahnya sebagai milik atau yang merupakan assets dari yang bersangkutan. Nilai tanah sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang besifat subyektif (intern) dan obyektif (ekstern).
SUBYEKTIF
Tanah warisan atau yang
merupakan sumber mata
pencaharian
Posisi tanah terhadap masyarakat
di sekitarnya (tanah makam)
OBYEKTIF
Posisi ekonomis tanah : Lokasi,
Peruntukan, Prospeknya dimasa depan
Status tanah : hak milik, hak guna
bangunan, hak guna usaha, hak pakai,
hak sewa atau hak garap.
PENATAAN RUANG
PEMBANGUNAN
KAWASAN LINDUNG
TERBATAS
MAHAL
SPEKULASI
TANAH
PERUMAHAN DAN
PEMUKIMAN
LOKASI PERUNTUKAN
PROSPEK DI
MASA DEPAN
KETERBATASAN LAHAN PRASARANA
DAN SARANA
KOTA
VERTIKAL HORISONTAL
KEPADATAN
BANGUNAN
POLA /
LAYOUT
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA /
KABUPATEN (RTRWK) :
Skala 1 : 10.000 dan 1 : 100.000
RDTRK Skala 1 : 5.000 dan 1 : 2.000
RTRK Skala 1 : 1.000
YANG DIATUR :
1. PERUNTUKAN LAHAN (Ruko, Rukan, Mixed Use)
2. KEPADATAN BANGUNAN
3. TIPE RUMAH DAN LUAS KAPLING
4. FASUM DAN FASOS (Pendidikan, Perdagangan & Jasa,
Olahraga & Rekreasi, Ruang Terbuka, Kesehatan)
5. PRASARANA DAN SARANA PERKOTAAN
(Jalan, Air Bersih, Listrik, Telepon, Gas & Drainase)
6. PERATURAN BANGUNAN
(Perpetakkan, GSB, Damija, KDB, KLB, Ketinggian Bangunan)
7. PERLENGKAPAN BANGUNAN (Utilitas, Pemadam Kebakaran)
8. POLA (Horisontal, Vertikal, Kopel)
1. Keseimbangan Ruang Terbuka (open space) dengan daerah terbangun (build up area)
2. Sinar Matahari
3. Sirkulasi Udara
4. Resapan Air
5. Kontrol Temperatur secara mikro
6. Mengoptimalkan fungsi lahan (Lokasi, Peruntukkan, Persyaratan Bangunan)
7. Aksesibilitas
8. Prasarana dan Sarana Kota
PENDEKATAN / PERTIMBANGAN
1. Program 1 : 3 : 6 pembangunan rumah untuk
semua kelompok masyarakat (penghasilan rendah, sedang dan tinggi)
2. Pembangunan 1 juta unit rumah Program pengadaan rumah di
seluruh wilayah Indonesia 3. RSS dan RS Fokus pengadaan rumah oleh
Pemerintah 4. Rumah Susun khusus untuk kota besar yang
memiliki lahan terbatas 5. Rumah Susun Sederhana Sewa
terutama ditujukan bagi pekerja dan buruh di kawasan industri atau kota besar
6. Subsidi Silang Pembiayaan rumah untuk kelompok
berpenghasilan rendah dari yang berpenghasilan tinggi
7. Self Help Building Masyarakat diperbolehkan membangun
sendiri rumah mereka serta mematuhi peraturan.
8. Rumah Inti Umumnya berupa bangunan inti 12 m2
yang dapat diperluas sendiri oleh pemilik rumah
9. Kasiba, Lisiba, Kapling Siap Bangun Infrastruktur telah direncanakan dan
dibangun, masyarakat membangun sendiri rumah mereka
10. Kompensasi BBM untuk perumahan Subsidi pembangunan rumah untuk
kelompok berpenghasilan rendah yang berasal dari harga BBM
KEBIJAKAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
POLA LINIER
Pola pemukiman yang terbentuk memanjang (ribbon) karena pengaruh :
1. Aksesibilitas yang sangat kuat untuk transportasi dan kegiatan perekonomian, misalnya jalan, dan sungai
2. Landscape (bentang alam) yang membatasi pembangunan fisik, misalnya tebing, sungai, dan pantai
POLA CLUSTER
Pola permukiman yang terbentuk secara mengelompok karena
pengaruh :
1. Sosial budaya masyarakat
2. Lokasi fasilitas umum
dan fasilitas sosial
3. Kegiatan perekonomian
POLA MENYEBAR
Pola permukiman yang terbentuk karena rumah mendekati lokasi pekerjaan, terutama pertanian dan perkebunan. Rumah letaknya berjauhan dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial
Pola linier menyebabkan perletakan infrastruktur, fasilitas umum dan fasilitas sosial tidak efisien
Pemukiman dan tempat pekerjaan relatif berjauhan
Pola cluster menempatkan fasilitas umum dan fasilitas sosial relatif berdekatan dengan kawasan perumahan, sehingga fungsinya menjadi efisien. Permukiman dan tempat pekerjaan mungkin berjauhan.
POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
POLA GRIDIRON Pola permukiman yang juga merupakan pola atau layout
kota masa lalu.
Pembagian kapling atau persil sangat efisien dan teratur.
Aksesibilitas mudah dan cepat
Penamaan jalan lebih mudah untuk diidentifikasikan
Tidak terlihat perbedaan karakter antara kawasan yang
satu dengan lainnya.
Banyak terjadi simpang empat, yang memungkinkan
rawan kecelakaan lalu lintas
Kawasan permukiman lebih mudah dikenali dengan
sistem blok.
Kapling kecil sangat memungkinkan
SISTEM GRIDIRON
YANG DIMODIFIKASI
POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
POLA CUL-DE-SAC
Pola permukiman yang lebih dinamis,
Setiap kawasan mungkin memiliki karakter atau ciri-ciri yang berbeda.
Pembagian kapling lebih rumit.
Aksesibilitas menjadi kurang leluasa, memerlukan lebih banyak waktu
Mengurangi jumlah simpang empat untuk keamanan berkendaraan.
Lebih aman secara fisik karena memiliki banyak dead ends
Perencanaan utilitas dan infrastruktur lebih efisien dan hemat
POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
POLA LOOP
Pola permukiman ini merupakan modifikasi dari gridiron dan cul-de-sac.
Karakter permukiman sangat dinamis
Dapat dikombinasikan dengan ruang terbuka bersama sebagai tempat kontak sosial masyarakat.
Dapat menghemat infrastruktur
POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
POLA LOOP
POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
HOUSING LAYOUT
POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
HOUSING LAYOUT
POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
HOUSING LAYOUT
POLA PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN
INDIAN VILLAGE IRAN VILLAGE
MASSAI VILLAGE
SAMBURU VILLAGE
PERMUKIMAN
TRADISIONAL DI AFRIKA
ZAMBIA VILLAGE
PERMUKIMAN TRADISIONAL
SUKU INDIAN KOGI DI KOLUMBIA
THE END THANK YOU