PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DI PANTAI HUNIMUA DESA LIANG
KABUPATEN MALUKU TENGAH
PROYEK AKHIR
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Terapan pada Program Diploma IV Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Disusun Oleh :
WINDRI FRENSYA LATUASAN
NIM. 201419734
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
2019
MOTTO
“Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka, semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu”
Matius 6:33
“Do the best and pray. God will take care of the rest”
PERSEMBAHAN
Proyek Akhir ini dipersembahkan kepada :
1. Ayah dan ibu yang selalu sabar dan tanpa lelah memberikan dukungan,
do’a serta motivasi untuk selalu semangat hingga terselesaikannya Proyek
akhir ini. Terima kasih atas segalanya, karya kecil ini dipersembahkan
sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga.
2. Para dosen dan staff Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata yang
telah memberikan ilmu serta pembelajaran selama menempuh pendidikan
di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung. Terima kasih atas ilmu,
nasehat dan dukungan yang telah diberikan selama ini.
3. Seluruh rekan Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata 2014 dan
2015. Terima kasih atas bantuan, kerjasama serta kenangan selama 5 tahun
yang kita hadapi dan lalui bersama. Semoga perjalanan dalam menempuh
pendidikan ini mengantarkan kita kepada gerbang kesuksesan yang dapat
memberikan manfaat untuk kebaikan bersama.
PERNYATAAN MAHASISWA
yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Windry Frensya Latuasan
Tempat/Tanggal Lahir : Ambon, 09 Agustus 1996
NIM : 201419734
Program Studi : Manajemen Destinasi Pariwisata
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:
“Pengembangan Produk Wisata Di Pantai Hunimua Desa Liang
Kabupaten Maluku Tengah” ini adalah merupakan hasil karya dan hasil
penelitian saya sendiri,bukan merupakan hasil penjiplakan, pengutipan,
penyusunan oleh orang atau pihak lain atau cara-cara lain yang tidak sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Proyek Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan sumber, nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah
Proyek Akhir ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa yang saya
nyatakan di atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada klaim
terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini dan
sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.
4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Windry Frensya Latuasan
Nomor Induk : 201419734
ABSTRAK
Pantai Hunimua secara administratif berada di Kecamatan Salahutu
Kabupaten Maluku Tengah dan berada di desa Liang. Daya tarik aktual yang
terdapat di Pantai Hunimua yaitu keindahan alamnya yang masih terjaga alaminya
serta saat inimenjadi starting point bagi wisatawan yang akan berpergian ke Pulau
Seram dikarenakan Pantai Hunimua berdampingan dengan dermaga Ferry Liang.
Pemanfaatan sumber daya alam sebagai daya tarik wisata dan pengelolaan
aktivitas wisata yang belum optimal serta didukung dengan tidak adanya
POKDARWIS atau lembaga organisasi pariwisata sebagai penyedia layanan
pendukung wisata menjadi permasalahan dalam pengembangan pariwisata di
Pantai Hunimua. Berdasarkan pada Rencana Induk Pengembangan
Kepariwisataan Daerah Provinsi Maluku (RIPPARDA) 2018 – 2025, Pantai
Hunimua termasuk kedalam salah satu Destinasi Wisata Unggulan di Provinsi
Maluku dengan rencana arahan pengembangan daya tarik wisata. Namun
penetapan tersebut tidak didukung dengan perencanaan terpadu sehingga saat ini
aktivitas wisata yang ada hanya didominasi dengan aktivitas berenang. Sehingga
melalui adanya rencana pengembangan produk wisata pedesaan yang mengacu
kepada middleton (2001) dan Kuntowijoyo (2006) yaitu terdiri dari komponen
accessibility,amenities, attraction, activities, danKelembagaandan berpedoman
padakonsep Marine Tourism diharapkan mampu mengangkat potensi lainnya
yang dimiliki Pantai Hunimua agar tidak dikembangkan secara spontan dan dapat
dimanfaatkan dengan baik sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang
ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode dekriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi
pada setiap komponen produk wisata pedesaan, melakukan wawancara dengan
pihak terkait di Pantai Hunimua. Data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan
data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis triangulasi yang
terdiri dari proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini akan menghasilkan rekomendasi berupa arahan
pengembangan produk wisata di Pantai Hunimua yang berpedoman pada konsep
Marine Tourism dan produk wisata. Arahan pengembangan ini juga akan
disajikan dalam bentuk tabel tahapan arahan rencana pengembangan produk
wisata serta peta penempatan aktivitas dan fasilitas wisata di Pantai Hunimua.
Kata Kunci :Pantai Hunimua, Pengembangan, Produk wisata
ABSTRACT
Hunimua Beach is located in Salahutu District, Central Maluku Regency and is
located in the village of Liang. Hunimua Beach is a natural landscape that is still full
of nature and is currently the starting point for tourists who will travel to Serun Island
because of Hunimua Beach with assistance with Ferry Liang. The beach of natural
resources as a tourist attraction and management of tourism activities that have not
been optimal and supported by the absence of POKDARWIS or tourism organization
organizations supporting tourism service providers to become the tourist area manager
of Hunimua Beach. Based on the Master Plan for the Development of the Maluku
Province Regional Tourism (RIPPARDA) 2018-2025, Hunimua Beach is one of the
Leading Tourism Destinations in Maluku Province with plans to develop tourist
attractions. However, this stipulation is not supported by complete planning, so that
currently it is a tourist activity that only has to do with swimming activities.
Middleton (2001) and Kuntowijoyo (2006) consisting of components of accessibility,
facilities, attraction, activities, and institutions and guided by the concept of Marine
Tourism are expected to support other potential offered by Hunimua Beach so that it
is not developed spontaneously and can be used well so that it can reduce the negative
impact caused by tourism activities.
The method in this study uses the descriptive method using qualitative. The technique
of collecting data uses observation techniques in each component of tourism products,
conducting interviews with related parties on the Hunimua Beach. Data obtained
through this data collection technique are then analyzed using triangulation analysis
techniques which consist of data reduction process, data presentation, and conclusions
collected.
This research will produce contributions in the form of developing tourism products
on Hunimua Beach which are guided by the concept of Marine Tourism and tourism
products. The direction of this development will also be presented in the form of a
table of stages in the direction of plans for the development of tourism products as
well as the placement of tours and tourist facilities on Hunimua Beach.
Key Word : Hunimua Beach, Development, Tourism Product
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang
berjudul “PENGEMBANGAN PRODUK WISATA DI PANTAI
HUNIMUADESA LIANG KABUPATEN MALUKU TENGAH” tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga usulan
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Bapak Faisal Kasim, MM.Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
NHI Bandung.
2. Bapak Andar Danova Lastaripar Goeltom. S.Sos., M.Sc. selaku Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisat NHI
Bandung.
3. Bapak Sugeng Hermanto, S.sos, MM.Par selaku Ketua Program Studi
Manajemen Destinasi Pariwisata.
4. Bapak Nurdin Hidayah, ST. Par., MM selaku Sekertaris Program Studi
Manajemen Destinasi Pariwisata.
5. Ibu Endah Trihayuningtyas, S.Sos., MM.Par selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Sugeng Hermanto, S.sos, MM.Par selaku dosen pembimbing II yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan masukan
pada penulisan usulan penelitian ini.
6. Seluruh dosen dan staff pengajar Program Studi Manajemen Destinasi
Pariwisata yang telah mendidik dan memberikan ilmu selama penulis
menjalankan pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung.
7. Bapak Wempy Latuasan dan Ibu Rina Latuasan, sebagai orang tua yang telah
memberikan doa restu, motivasi, dukungan moril maupun materil serta kasih
sayang dalam menyelesaikan proyek akhir ini.
8. Kepada sahabat-sahabat saya, Riama, Rika, Priscilla, Nadya, Pandu, dan
Keluarga BNN yang selalu menjadi motivasi dan memberikan semangat
dalam menyelesaikan penyususnan Proyek Akhir
9. Rekan - rekan Manajemen Destinasi Pariwisata (MDP) angkatan 2014 dan
2015 yang telah berjuang bersama dan selalu menjadi penyemangat dalam
penyusunan usulan penelitian ini.
Dalam penyelesaian Proyek Akhir ini, penulis menyadari masih terdapat
banyaknya kekurangan, oleh karena itu penulis memerlukan adanya masukan
yang dapat membangun di masa yang akan datang.
Bandung, Juli 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan
Kata pengantar.. ............................................................................................................ i
Daftar isi........................................................................................................................ iii
Daftar Tabel.. ................................................................................................................ v
Daftar Gambar.. ............................................................................................................ vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah… ............................................................................... 1
B. Focus Penelitian.. .............................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian.. ............................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian.. .......................................................................................... 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.. .................................................................................................... 10
B. Kerangka Pemikiran.......................................................................................... 25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.. ............................................................................................ 26
B. Partisipan dan tempat penelitian ....................................................................... 30
C. Pengumpulan data ............................................................................................. 31
D. Analisis Data ..................................................................................................... 35
E. Rencana Pengujian Keabsahan Data ................................................................. 36
F. Jadwal Penelitian .............................................................................................. 38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................................33
1. Kondisi Gambaran Umum Fisik Pantai Hunimua ............................................33
2. Kondisi Perwilayahan Pantai Hunimua ............................................................36
3. Komponen Produk Wisata Pantai Hunimua ....................................................37
B. Pembahasan.............................................................................................................53
1. Accesibility ........................................................................................................53
2. Amenities ...........................................................................................................54
3. Attraction dan Activity ......................................................................................60
4. Kelembagaan.....................................................................................................66
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan .......................................................................................................69
B. Rekomendasi .....................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Komponen Produk Wisata ............................................................................................ 14
Operasional Variabel .................................................................................................... 24
Jadwal Kegiatan ............................................................................................................31
Iklim Pantai Hunimua ...................................................................................................34
Flora dan Fauna ............................................................................................................43
Analisis Amenitias Pantai Hunimua .............................................................................54
Analisis Daya Tarik ......................................................................................................61
Live in Pantai Hunimua .................................................................................................81
Tahapan Arahan Pengembangan Produk Wisata ..........................................................84
DAFTAR GAMBAR
Daya Tarik Pantai Hunimua.......................................................................................... 4
Kerangka Pemikiran...................................................................................................... 21
Peta Administratif .........................................................................................................26
Peta Zonasi ...................................................................................................................35
Fasilitas Makan dan Minum..........................................................................................40
Tempat Parkir ...............................................................................................................41
Toilet dan Kamar Bilas .................................................................................................42
Pantai Hunimua .............................................................................................................44
Kesenian Tradisional ....................................................................................................46
Daya Tarik Wisata Pantai Hunimua .............................................................................60
Ilustrasi tempat Makan dan Minum ..............................................................................73
Ilustrasi Toilet dan Kamar Bilas ...................................................................................74
Ilustrasi Tempat Parkir ..................................................................................................75
Ilustrai TIC ....................................................................................................................76
Ilustrasi Pintu Masuk dan Papan interpretasi ...............................................................77
Ilustrasi Outbond dan Watersport .................................................................................78
Ilustrasi Viewdeck .........................................................................................................79
Sanggar Kesenian..........................................................................................................80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara kepulauan, 2/3 dari luas Indonesia merupakan
lautan. Lautan merupakan sumber daya alam yang mengandung berbagai potensi
mulai dari potensi pengembangan wisata, perikanan, transportasi laut, biota laut,
terumbu karang dan sebagainya. Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat
penting dalam membangun perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial
maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh dalam suatu daerah, sehingga
memiliki peranan yang sangat penting dan berpotensi dalam memberikan
keuntungan ekonomi terhadap wilayah sekitarnya. Selain itu dapat memberikan
manfaat positif pula terhadap pendapat daerah, dimensi-dimensi pariwisata yang
terkait dengan pengembangan ruang lingkup pariwisata antara lain terdiri dari daya
tarik, fasilitas, transportasi, dan keramahtamahan. Keempat dimensi tersebut
merupakan faktor utama dalam pengembangan wisata.Pemerintah Indonesia
sendiri telah menetapkan pembagian wilayah tujuan wisata (WTW) dalam skala
nasional. Bagi Indonesia perwilayahan ini sangat penting karena Indonesia
memiliki potensi luas dan beraneka warna, baik yang merupakan atraksi tidak
bergerak (seperti keindahan alam, monument, candi dan sebagainya) maupun
atraksi bergerak (dimana faktor manusia memegang peranan penting seperti
kesenian, adat istiadat, seremoni, perayaan pekan raya dan sebagainya).
Salah satu provinsi yang menjadi prioritas pengembangan di Indonesia
adalah provinsi Maluku, karena menurut pembagian wisata (WTW), Maluku
memiliki banyak objek wisata yang menjadi tujuan wisata nasional, sehingga
2
Maluku termasuk kawasan wisata yang strategis dalam perjalanan wisatawan
nasional maupun internasional.
Dengan adanya hal tersebut Maluku perlu mengembangkan kembali objek-
objek wisata yang ada secara optimal agar mampu menarik wisatawan lokal
maupun mancanegara untuk melakukan kunjungan wisata. Kabupaten Maluku
Tengah adalah salah satu daerah di Maluku yang memiliki banyak potensi daya
tarik objek wisata dan setiap objek wisata memiliki potensinya masing-masing,
baik yang belum dikembangkan maupun yang sudah dikembangkan.
Pengembangan pariwisata merupakan salah satu upaya untuk memicu
perkembangan dan pertumbuhan wilayah baik dari segi fisik, ekonomi maupun
sosial dan budaya. Selain itu, kegiatan wisata juga merupakan upaya
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan potensi wilayah sebagai sumber
pendapatan dan peningkatan ekonomi daerah. Salah satu wilayah yang berpotensi
untuk pengembangan wisata khususnya wisata bahari adalah Kabupaten Maluku
Tengah, dengan letak geografis 92,42 persen wilayahnya berupa laut dari total luas
wilayah 11.595,57 km2. Dengan potensi laut yang dimilikinya, maka sektor
pariwisata sangat berpeluang untuk dikembang sebagai sektor unggulan.
Perkembangan sektor pariwisata di Maluku terus menunjukan hasil positif.
Tercatat, sepanjang 2018, jumlah kunjungan wisatawan di Maluku meningkat 20
persen dibanding tahun sebelumnya.Salah satu jenis wisata yang telah
dikembangkan yaitu wisata bahari Pantai Liang. Pantai Liang berpeluang
dikembangkan sebagai wisata unggulan karena pantainya masih virgin, best view,
3
taman laut, aksesibilitas yang tinggi serta berada ± 40 km melalui jalur darat dari
kota Ambon sebagai ibukota provinsi Maluku.
Tingginyapotensi kepariwisataan Kabupaten Maluku Tengah perludiimbangi
dengan pengembangan secara optimal. Untuk itu dipandang penting
pengembanganya yang komprehensif tentang potensi dan daya tarik wisata,
fasilitaspariwisata, akses dan pendukung pariwisata.Pengembangan Kawasan
Wisata Pantai Liang bertujuan untuk menjadikan Pantai Liang sebagai daerah
tujuan wisata dan sebagai wisata unggulan bagi Kabupaten Maluku Tengah.
Pantai Liang atau biasa juga disebut sebagai pantai Hunimua merupakan
pantai yang terletak di desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku
Tengah, Provinsi Maluku.Pantai Liang pernah dinobatkan oleh UNDP – PBB
sebagai sebuah pantai terindah yang pernah dimiliki oleh Indonesia pada tahun
1990-an dan selalu menjadi incaran investor – investor asing dan utamanya oleh
para wisatwan-wisatawan mancanegara.
Pantai Liang mempunyai daya tarik yang cukup potensial dengan keindahan
pantainya. Daya tarik utamanya adalah pasir putih yang halus, taman laut, terumbu
karang, biota laut yang beragam, diving yang dapat dilakukan dengan menyewa
perahu warga setempat, serta wisata kuliner (rujak, es kelapa muda, ikan bakar dll).
Lebih jelasnya daya tarik di pantai liang dapat dilihat pada gambar berikut:
4
Gambar 1
Daya tarik wisata PantaiHunimua
Sumber: modifikasi tripadvisor.com, deddyhuang.com, catatanamanda.com, ulinulin.com
Pantai Liang atau pantai Hunimua juga merupakan salah satu tempat wisata
yang sangat menarik dengan sejuta pesona alamnya. Objek wisata pantai yang
landai dan hamparan pasir putih dengan taman laut yang indah mempesona serta
terumbu karang dan biota lautnya yang beragam.
Berdampingan juga dengan pantai liang terdapat dermaga ferry, serta juga
bekas lapangan terbang peninggalan perang dunia II, dapat melihat indahnya
matahari terbit (sunrise) dan matahari terbenam (sunset) merupakan daya tarik
tersendiri yang mampu memikat wisatawan mancanegara dan nusantara. Kawasan
pantai Liang juga termasuk dalam Objek Daya Tarik Wisata Maluku Tengah yang
telah tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
Kabupaten Maluku Tengah tahun 2009.
Tingginya potensi kepariwisataan Kabupaten Maluku Tengah perlu
diimbangi dengan pengembangan secara optimal. Untuk itu di pandang penting
5
pengembanganya yang komprehensif tentang potensi dan daya tarik wisata,
fasilitaspariwisata, akses dan pendukung pariwisata.
Beraneka ragam daya tarik wisata pantai dan alam yang di miliki Pantai
Hunimua, terdapat beberapa permasalahan yang dapat diketahui dan dikaji
bersamaan dengan berkembangnya wisata bahari masih ditemukan hambatan atau
masalah yang timbul pada aspek aksesbilitas dan informasi. Selain itu juga
terbatasnya infrastruktur atau kondisi jalan yang masih rusak juga menjadikan
Pantai Liang inisulit untuk dijangkau, angkutan publik yang masih jarang sekali
ditemui serta, fasilitas yang kurang memadai dan sudah tidak layak atau harus di
kembangkan lebih lanjut lagi dalam upaya pengembangan objek wisata. Minimnya
aktifitas wisata mengakibatkan wisatawan yang datang hanya melakuakan
kunjungan yang singkat sehingga tidak memberikan manfaat kepada masyarakat
kecuali wisatawan yang hanya ingin menikmati alamnya dan menikmati atraksi
watersport. Kondisi saat ini pantai Hunimua hanya sebagai starting point bagi para
wisatawan yang akan menuju Pulau Seram karena pantai liang berdampingan
langsung dengan dermaga ferry.
Dalam upaya mewujudkan pantai liang sebagai salah satu Objek Daya
Tarik Wisata prioritas, maka diperlukan rencana pengembangan yang mencakup
seluruh aspek baik potensi maupun permasalahan sehingga perencanaan tersebut
menghasilkan rencana yang dinamis serta memiliki prospek untuk masa yang akan
datang. Dalam RIPPARDA Maluku Tengah memberikan arahan dalam strategi
pengembangan kepariwisataannya melalui keluarannya berupa pengembangan
destinasi pariwisata yang mencakup penetapan pengembangan daya tarik wisata,
6
aksesibilitas, prasarana umum, fasilitas pariwisata, pengembangan investasi, dan
pengembangan pasar wisatawan. Pada penelitian ini kelembagaan digunakan
sebagai pedoman untuk mengetahui koordinasi antara pihak pemerintah ataupun
pihak pengelola Pantai Hunimua untuk mengembangkan produk wisata yang ada
di pantai Hunimua, dengan hasil yang akan dideskripsikan.
Dalam menggembangkan sebuah destinasi, terdapat beberapa komponen destinasi
yang harus diperhatikan. Menurut Middleton(2001:124) dilengkapi oleh Kuntowijoyo
dalam wardiyanta (2006) yang menyebutkan perkembangan produk wisata dikaitkan
atas 4 faktor yaitu :
A. Attractions (daya tarik) :
1. Site Attractions tempat-tempat bersejarah, tempat dengan iklim yang baik,
pemandangan indah).
2. Event Attractions (kejadian atau peristiwa misalnya kongres, pameran, atau
peristiwa lainnya.
B. Amenities (fasilitas) tersedia fasilitas yaitu tempat penginapan, restoran, transport
lokal yang memungkinkan wisatawan berpergian, alat-alat komunikasi.
C. Aksesibilitas adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedia transportasi ke lokasi,
murah, aman, dan nyaman.
D. Kelembagaan Pariwisatasebagai upaya manusia memenuhi kebutuhan
rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat dilihat dari sisi
manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai dari direncanakan,
dikelola, sampai dipasarkan kepada pembeli yakni wisatawan.
7
Keempat komponen tersebut dapat digunakan untuk memetakan destinasi
wisata pantai Hunimua. Berdasarkan uraian tersebut, maka judul untuk penelitian
yaitu “ Pengembangan Produk Wisata Pantai Hunimua Desa Liang
Kabupaten Maluku Tengah ”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, kawasan wisata
Pantai Liang diharapkan mampu menjadi salah satu Objek Wisata prioritas
lainnya di Kabupaten Maluku Tengah dimana masa yang akan datang menjadi
salah satu daya tarik wisata dalam meningkatkan arus kunjungan wisata (touris
flow) dan belanja wisatawan (touris spending), baik untuk pengunjung/wisatawan
nusantara maupun mancanegara.
Bagaimana mendalami kondisi kawasan Pantai Hunimua sebagai destinasi
dan daya tarik wisata pendukung, maka ke-empat komponen produk wisata
tersebut akan menjadi focus dalam penelitian ini. Keempat komponen tersebut
dibahas menyesuaikan dengan kondisi aktual maupun potensial yang ada di
kawasan wisata pantai Hunimua, yaitu;
1. Attractions (daya tarik)site attractions (tempat-tempat bersejarah, tempat
dengan iklim yang baik, pemandangan indah), event attractions (kejadian atau
peristiwa misalnya kongres, pameran, atau peristiwa lainnya);
2. Amenities (fasilitas) tersedia fasilitas yaitu: tempat penginapan, restoran,
transport lokal yang memungkinkan wisatawan berpergian, alat-alat
komunikasi;
8
3. Accsesibility (aksesibilitas) adalah tempatnya tidak terlalu jauh, tersedia
transportasi ke lokasi, murah, aman, dan nyaman;
4. Kelembagaan Pariwisatauntuk melihat sisi manajemennya, dari mulai
direncanakan, dikelola, sampai dipasarkan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Formal
Tujuan fomal penelitian ini yaitu untuk memenuhi program penyusunan Proyek
Akhir sebagai syarat kelulusan perkuliahan Diploma IV di Program Studi
Manajemen Destinasi Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Tujuan Operasional
Secara operasional penelitian ini disusun dengan Tujuan diantaranya sebagai
berikut:
a. Menemukenali Aksesibilitas Pantai Hunimua
b. Menemukenali Amenitas Pantai Hunimua
c. Menemukenali Atraksi dan Aktifitas Pantai Hunimua
d. Menemukenali kerjasama jaringan Kelembagaan Pantai Hunimua
Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat diimplementasikan baik oleh
stakeholder pariwisata yang terlibat dalam pengembangan produk Pantai
Hunimua, seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Maluku.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
pertimbangan bagi stakeholder dalam mengembangkan produk wisata sebagai
daya tarik wisata Pantai Hunimua serta hasil penelitian dapat menjadi bahan
kajian dalam pembuatan program pengembangan produk wisata Pantai Hunimua.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi para stakeholder khususnya Dinas Pariwisata dan
Budaya Provinsi Maluku sebagai pengelola dalam sektor pariwisata sehingga
dapat mengoptimalkan potensi pariwisata yang ada di Objek Wisata Pantai
Hunimua serta memberikan gambaran maupun rekomendasi arahan
pengembangan produk wisata bahari di Pantai Hunimua sehingga dapat
mengoptimalkan potensi pariwisata yang ada. Selain itu, penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan evaluasi bagi seluruh pemangku kepentingan baik
masyarakat, perangkat Pantai Hunimua, dan pemerintah daerah Provinsi Maluku
dalam membuat pengembangan yang leih baik sesuai kebutuhan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk
mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya
pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang
berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan
pengembangan pariwisata. (Swarbrooke 1996;99) Terdapat beberapa jenis
pengembangan, yaitu :
A. Keseluruhan dengan tujuan baru, membangun atraksi di situs yang
tadinya tidak digunakansebagai atraksi.
B. Tujuan baru, membangun atraksi pada situs yang sebelumnya telah
digunakan sebagai atraksi.
C. Pengembangan baru secara keseluruhan pada keberadaan atraksi yang
dibangun untuk menarik pengunjung lebih banyak dan untuk membuat
atraksi tersebut dapat mencapai pasar yang lebihluas, dengan meraih
pangsa pasar yang baru.
D. Pengembangan baru pada keberadaan atraksi yang bertujuan untuk
meningkatkan fasilitas pengunjung atau mengantisipasi meningkatnya
pengeluaran sekunder oleh pengunjung.
E. Penciptaan kegiatan-kegiatan baru atau tahapan dari kegiatan yang
berpindah dari satu tempatke tempat lain dimana kegiatan tersebut
memerlukan modifikasi bangunan dan struktur
11
1. Sustainable Tourism
Sustainable Tourism yang diperkenalkan oleh World Commission on
Environment and development (WCAD di Brunlad Report pada tahun
1987),disebutkan bahwa, “Sustainable development is development that
meets the needsof present without compromising the ability of future
generation to meet their own needs”.Dari pernyataan tersebut dipahami
bahwa Sustainable Development adalah bagian dari pembangunan
berkelanjutan dengan mempertirnbangkan kebutuhan pada saat ini dengan
tidak mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhannya. Demikian pula WTO (World TradeOrganization)
mengedepankan prinsip-prinsip pembangunan yang mencakup, Ecological
Sustainability; Social and Cultural Sustainability; dan Economic
Sustainability, baik untuk generasi yang sekarang maupun generasi yang
akandatang.
Konsep pembangunan berkelanjutan kemudian oleh Burns dan Holder
diadaptasi kan untuk bidang pariwisata sebagai sebuah model yang
mengintegrasikan lingkungan fisik (Place), lingkungan budaya (Host
community),dan wisatawan (visitor). Untuk memenuhi pencapaian
pembangunan pariwisatayang berkelanjutan, maka oleh Burns dan Holder,
mengkonstruksikan hal tersebutmelalui 7 prinsip (acuan)14, antara lain:
“Pertama, lingkungan memiliki nilai hakiki yang juga bisa berfungsi sebagai
asset wisata. Pemanfaatannya bukan hanya untuk kepentingan jangka pendek
12
tetapi juga untuk kepentingan generasi mendatang; Kedua, pariwisata harus
diperkenalkan sebagai aktivitas yang positif yang memberikan keuntungan
bersama kepada masyarakat, lingkungan, dan wisatawan itu sendiri; Ketiga,
hubungan antara pariwisata dan lingkungan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga lingkungan tersebut berkelanjutan untuk jangka panjang. Pariwisata
harus tidak merusak sumber daya alam supaya masih dapat dinikmati oleh
generasi mendatang atau membawa dampak yang dapat diterima; Keempat,
aktivitas pariwisata dan pembangunan harus peduli terhadap skala/ukuran
alam dan karakter tempat-tempat kegiatan tersebut dilakukan; Kelima, pada
lokasi lainnya, keharmonisan harus dibangun diantara kebutuhan-kebutuhan
wisatawan, tempat/lingkungan, dan masyarakat; Keenam, dunia yang
cenderung dinamis dan penuh dengan perubahan dapat selalu memberi
keuntungan. Adaptasi terhadap perubahan, bagaimanapun juga, jangan
sampai keluar dari prinsip-prinsip ini. Ketujuh, industri pariwisata,
pemerintah lokal, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) pemerhati
lingkungan, semuanya memiliki tugas untuk peduli pada prinsip-prinsip di
atas dan bekerja sama untuk merealisasikannya”.
2. Produk Wisata
Pengertian produk dengan produk wisata ialah produk wisata merupakan
suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang
tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga yang
bersifat social, psikologis dan alam, sedangkan Middleton(2001:122) sendiri
memberikan pengertian produk wisata lebih dalam yaitu“The tourist products
to be considered as an amalgam of three main components of attraction,
13
facilities at the destination and accessibility of the destination”. Dari
pengertian di atas kita dapat melihat bahwa produk wisata secara umum
terbentuk disebabkan oleh tiga komponen utama yaitu atraksi wisata, fasilitas
di daerah tujuan wisata dan aksesibilitas.
Middleton(2001:124) mengungkapkan ada tiga komponen utama dari
produk wisata, diuraikan sebagai berikut:
a. Atraksi
Elemen-elemen di dalam suatu atraksi wisata yang secara luas
menentukan pilihan konsumen dan mempengaruhi motivasi calon-calon
pembeli diantaranya :
1. Atraksi wisata Alam, meliputi bentang alam, pantai, iklim dan
bentukan geografis lain dari suatu destinasi dan sumber daya alam
lainnya.
2. Atraksi wisata buatan / Binaan Manusia, meliputi angunan dan
infrastruktur pariwisata termasuk arsitektur bersejarah dan modern,
monument, trotoar jalan, taman dan kebun, pusat konvensi, marina, ski,
tempat kepurbakalaan, lapangan golf, toko-toko khusus dan daerah
yang bertema.
3. Atraksi Wisata Budaya, meliputi sejarah dan cerita rakyat (legenda),
agama dan seni ,teater music, tari dan pertunjukkan lain, dan museum.
Beberapa dari hal tersebut dapat dikembangankan menjadi even
khusus, festival, dan karnaval.
4. Atraksi Wisata Sosial, meliputi pandangan hidup suatu daerah,
penduduk asli, bahasa, dan kegiatan-kegiatan pertemuan sosial.
14
b. Amenitas / Fasilitas
Terdapat unsur-unsur di dalam suatu atraksi atau berkenaan dengan suatu
atraksi yang memungkinkan pengunjung untuk menginap dan dengan kata
lain untuk menikmati dan berpatisipasi di dalam suatu atraksi wisata. Hal
tersebut meliputi :
1. Akomodasi meliputi hotel, desa wisata, apartment, villa, caravan,
hostel, guest house, dansebagainya.
2. Restoran, meliputi dari makanan cepat saji sampai dengan makanan
mewah.
3. Transportasi di suatu atraksi, meliputi taksi, bus, penyewaan sepeda
dan alat ski di atraksi yang bersalju.
4. Aktivitas, seperti sekolah ski, sekolah berlayar dan klub golf.
5. Fasilitas-fasilitas lain, misalnya pusat-pusat bahasa dan kursus
keterampilan.
6. Retail Outlet, seperti toko, agen perjalanan, souvenir, produsen
camping.
7. Pelayanan-pelayanan lain, misalnya salon kecantikan, pelayanan
informasi, penyewaan perlengkapan dan kebijaksanaan pariwisata.
c. Aksesibilitas
Elemen-elemen ini adalah yang mempengaruhi biaya, kelancaran dan
kenyamanan terhadap seorang wisatawan yang akan menempuh suatu
atraksi. Elemen-elemen tersebut ialah :
1. Infrastruktur
2. Jalan, bandara, jalur kereta api, pelabuhan laut, marina.
15
3. Perlengkapan, meliputi ukuran, kecepatan, jangkauan dari sarana
transportasi umum.
4. Faktor-faktor operasional seperti jalur/rute operasi, frekuensi
pelayanan, dan harga yang dikenakan.
5. Peraturan Pemerintah yang meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan transportasi.
Berdasakan pendapat para ahli dan juga lembaga otoritas pariwisata diatas,
maka dapat disederhanakan sebagai berikut :
TABEL 1
KOMPONEN PRODUK WISATA
Pendapat Para
Ahli Atraksi Fasilitas Aksesibilitas Lembaga
Middleton
Kuntowijoyo
Sumber : Middleton,Kuntowijoyo, dan modifikasi tampilanoleh penulis, 2019
Pada hakikatnya produk wisata ialah keseluruhan rangkaian dari
sesuatu yang tidak nyata, hanya bisa diperoleh dan dirasakan, Sehingga
bentuk dari produk wisata itu sendiri pada hakekatnya adalah tidak nyata,
karena dalam suatu rangkaian perjalanan terdapat berbagai macam unsur
yang saling melengkapi, tergantung pada jenis perjalanan tersebut sifatnya
bagaimana.
Dengan pemaparan beberapa pendapat oleh para ahli akhirnya
penulis menggunakan teori Middleton (2001) dan Kotler (2002) sebagai
16
dasar teori dan acuaan atas segala permasalan yang dirangkum oleh
penulis sehingga ketika menarik analisa, kesimpulan dan saran penulis
berdasarkan pada teori pertama yaitu teori Middleton (2001).
B. Atraksi Wisata
Dalam kegiatan wisata pada dasarnya manusia melakukan pergerakan dari
tempat manusia tinggal kemudian melakukan perjalanan ke daerah tujuan
wisata. Pergerakan atau perpindahan ini hanya bersifat sementara saja,
karena manusia akan kembali ke daerah tinggal sebelumnya setelah
kegiatan wisata selesai. Daerah tujuan wisata haruslah memiliki daya tarik
tertentu yang membuat wisatawan tertarik untuk datang berkunjung, daya
tarik tersebut bisa berbagai macam mulai dari daya tarik karena bentuk
alam ataupun hasil karya manusia. Jadi daya tarik menjadi salah satu
pendukung pembentukan suatu daerah menjadi tempat tujuan wisata.
Menurut Salah Wahab (2003:110) dalam bukunya Manajemen
Kepariwisataan ada dua hal yang dapat ditawarkan kepada wisatawan
sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan
wisata., dimana kedua hal tersebut dapat berupa alamiah atau buatan
manusia yaitu :
Hasil Karya buatan manusia.
a. Sumber-sumber alam
1. Iklim : udara lembut, bersinar matahari, kering dan bersih
2. Tata letak tanah dan pemandangan alam : dataran, pegunungan yang
berpanorama indah, danau, sungai, pantai, bentuk-bentuk yang unik,
17
pemandangan yang indah, air terjun, daerah gunung berapi, gua dan
lain-lain.
3. Unsur rimba : hutan-hutan lebat, pohon-pohon langka, dan sebagainya.
4. Flora dan fauna : tumbuhan aneh, barang-barang beragam jenis dan
warna, kemungkinan memancing, berburu dan bersafari foto binatang
buas, taman nasional dan taman suaka binatang buas dan sebagainya.
5. Pusat-pusat kesehatan : sumber air mineral alam, kolam lumpur
berkhasiat untuk mandi, sumber air panas alam untuk penyembuhan
penyakit dan sebagainya.
Dalam UU. No 10 Tahun 2009 disebutkan “Daya Tarik Wisata adalah
segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan”. Jadi dapat disimpulkan
bahwa atraksi wisata merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan daya tarik
bagi wisatawan dan merupakan alasan utama untuk mengunjungi objek dan
daya tarik wisata.
Pemaparan menurut Gamal Suwantoro (2004)umumnya daya tarik suatu
objek wisata berdasarkan kepada :
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman, dan bersih
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk mengunjunginya
3. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan
yang hadir.
18
5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai
khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adat, nilai luhur yang
terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau
Selain itu juga terdapat 3 syarat untuk meningkatkan atraksi wisata yaitu :
1. Sesuatu yang dapat dilihat.
2. Sesuatu yang dapat dikerjakan.
3. Sesuatu yang dapat dibeli.
Komponen atraksi wisata menurut Helmut (2000:27) dibagi menjadi 3 tipe
yaitu :
A. Atraksi alam meliputi laut, pntai, gunung, gunung berapi, danau, sungai,
flora dan fauna, kawasan lindung, cagar alam, dan pemandangan alam.
B. Atraksi Budaya meliputi museum, upacara kelahiran, tari-tarian, music,
pakian adat, perkawinan adat, upacara panen, cagar budaya, bangunan
bersejarah, festival budaya, kain tenun, dan adat istiadat.
C. Atraksi buatan meliputi sarana dan fasilitas olahraga, permainan, hiburan,
ketangkasan, kegemaran, kebun binatang, taman rekreasi, dan taman
nasional.
C. Fasilitas Wisata
Fasilitas wisata ialah pelengkap daerah tujuan wisata yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan dari wisatawan yang sedang menikmati
perjalanan wisata. Fasilitas wisata dibuat untuk mendukung konsep
atraksi wisata yang sudah ada. Karena itu selain daya tarik wisata,
kegiatan wisata yang dilakukan wisatawan membutuhkan adanya fasilitas
wisata yang menunjang kegiatan wisata tersebut. Sehingga pada akhirnya
19
setiap komponen saling berkaitan dalam rangkaian wisata perjalanan
mulai dari daya tarik wisata, kegiatan wisata, sampai dengan fasilitas
wisata merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Mill (2000:24) “Facilities sevice them when they get there”. Fasilitas
wisata adalah salah satu hal yang memenuhi kebutuhan dari wisatawan
yang melakukan perjalanan wisata sesampainya mereka di atraksi wisata.
Komponen dari fasilitas perjalanan terdiri dari unsur alat transportasi,
fasilitas akomodasi, fasilitas makanan-minuman dan fasilitas yang lainnya
sesuai dengan kebutuhan perjalanan.
Adapun Fasilitas terbagi sebagai berikut:
1. Akomodasi
Akomodasi diperlukan oleh wisatawan yang sedang berkunjung ke
atraksi wisata untuk tempat tinggal sementara sehingga dapat
beristirahat sebelum melakukan kegiatan wisata selanjutnya. Dengan
adanya akomodasi membuat wisatawan untuk tinggal dalam jangka
waktu yang cukup lama untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
Hal-hal yang berkaitan dengan akomodasi wisata sangat
mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung seperti pilihan akomodasi,
jenis fasilitas dan pelayanan yang diberikan, tingkat harga, serta jumlah
kamar yang tersedia.
2. Tempat makan dan minum
Tentu saja dalam melakukan kunjungan ke tempat wisata para
wisatawan yang datang memerlukan makan dan minum sehingga perlu
disediakannya pelayanan makanan dan minuman. Hal tersebut
20
mengantisipasi bagi para wisatawan yang tidak membawa bekal saat
melakukan perjalanan wisata. Makanan khas daerah wisata pub dapat
menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang. Hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu jenis makanan dan minuman, ke-higienisan,
pelayanan, harga, bahkan lokasi pun menjadi salah satu faktor untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan.
3. Fasilitas umum di lokasi wisata
Fasilitas umum yang dimaksud adalah fasilitas penunjang tempat
wisata seperti toilet umum, tempat parkir, musholla, dll.Pembangunan
fasilitas wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata harus
disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif
maupun kualitiatif. Fasilitas wisata secara kuantitatif menunjuk pada
jumlah fasilitas wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif
menunjukkan pada mutu pelayanan yang diberikan dan tercermin pada
kepuasan wisatawan. Gamal Suwantoro (2004:22).
D. Aksesibilitas Wisata
Aksesibilitas merupakan salah satu faktor yang membantu
mempermudah perjalanan wisata para wisatawan yang akan
berkunjung ke tempat atraksi wisata. Menurut Sammeng (2000:36)
Salah satu komponen yang sangat penting dalam kegiatan pariwisata
adalah aksesibilitas atau kelancaran perpindahan seseorang dari satu
tempat ke tempat lain. Perpindahan tersebut bisa berjarak dekat
ataupun berjarak jauh.
21
Menurut bahwa aksesibiltas merupakan semua jenis sarana dan
prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari
daerah asal wisatawan ke destinasi pariwisata maupun pergerakan di
dalam wilayah destinasi pariwisata yang berkaitan dengan motivasi
wisatawan. Sarana dan prasarana transportasi yang mendukung kegiatan
pariwisata yaitu sebaga i berikut :
1) Transportasi sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi
pertumbuhan daerah. Ismayanti (2010 : 123) menyebutkan faktor-faktor
yang data mempertimbangkan pemilihan jenis transportasi yang
digunakan yaitu :
a) Waktu dan Jarak
Dalam melakukan sebuah perjalanan, wisatawan akan
memperhitungkan jarak dan waktu tempuh dari daerah asal menuju
destinasi yang akan dituju. Dimana hal ini akan berkaitan dengan
energi, biaya dan daya beli wisatawan.
b) Biaya Transportasi
Jenis angkutan dan kemampuan alat angkut akan berpengaruh
terhadap biaya transportasi yang beragam.
c) Pembangunan Prasarana dan Sistem Transportasi
Misal pemerintah mempertimbangkan jenis transportasi tertentu untuk
pembangunan yang akan dilakukan seperti pembuatan atau perbaikan
jalan, pembangunan sarana transportasi, penambahan
22
Transportasi juga memasukan Transportasi service ke dalam bagian
dari kemudahan bagi para wisatawan dalam hal aksesibilitas.
Hodder & Stoughton (2002:22) “Transport service are needed to
allow visitors to get to the destination, and to move around once
they are there. Transport services include the provision of
infrastructure, such as new roads or facilities such as charter
flight”.
E. Pariwisata Bahari
Pariwisata bahari (marine tourism) meliputi hal-hal yang terkait
dengan kegiatan wisata, leisure dan rekreasi yang dilakukan di
wilayah pesisir dan perairan laut (Hall 2001 diacu dalam Adrianto
2006). Orams (1999) diacu dalam Adrianto (2006) memberikan
definisi marine tourism sebagai aktivitas rekreasi yang berupa
perjalanan dari kediaman wisatawan menuju daerah yang berfokus
pada lingkungan bahari.
Daya tarik wilayah pesisir untuk para wisatawan adalah keindahan
dan keaslian lingkungan, seperti kehidupan bawah air, bentuk
pantai, hutan-hutan pantai dengan kekayaan jenis tumbuhan dan
satwa. Keindahan dan keaslian lingkungan ini menjadikan
perlindungan dan pengelolaan merupakan bagian integral dari
perencanaan pengembangan pariwisata bahari (marine tourism)
(Khan 2005).
23
Tujuan Pariwisata adalah untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan
perencanaaan pengembangan sumber-sumber daya pariwisata,
karena itu dalam pengembangan pariwisata diperlukan beberapa
rencana sasaran yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan dasar
dari pariwisata itu sendiri. Perencanaan adalah suatu rangkaian
dari kegiatan untuk mencapai tujuan di masa mendatang dengan
mengelola sumber daya dan potensi yang ada. Dengan mengelola
dan mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang ada sebaik
mungkin maka tujuan akhir pun tercapai. Menurut Kotler, Bowen,
Makens (2009: 74) Perencanaan adalah “ Managerial process of
developing and maintaining a feasible fit between the
organization’s objectives, skills, and resources and its changing
market opportunities”. Sedangkan perencanaan pariwisata
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memajukan sector atau
kegiatan pariwisata di objek wisata dengan mengelola sumber
daya dan potensi pariwisata di objek wisata.
F. Kelembagaan
Sedangkan menurut Kuntowijoyo dalam Wardiyanta (2006),
pariwisata memiliki dua aspek yakni aspek kelembagaan dan
aspek substansial, yang dimana merupakan sebuah aktifitas
manusia. Dari sisi kelembagaannya, pariwisata merupakan
lembaga yang dibentuk sebagai upaya manusia untuk memenuhi
kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat
dilihat dari sisi manajemennya, yaitu bagaimana
perkembangannya, mulai dari direncanakan, dikelola, hingga
24
dipasarkan kepada pembeli atau wisatawan. Sebagai sebuah
subtansi, pariwisata merupakan bagian dari budaya suatu
masyarakat, yaitu berkaitan dengan cara penggunaan waktu
senggang yang dimilikinya.
Hal ini juga sesuai dengan yang dipaparkan oleh Deborah dan
Wargenau dalam Sugiama (2011) bahwasannya ancillary
merupakan organiasi pengelola pariwisata, organisasi pemerintah,
asosiasi kepariwisataan, tour operator dll. Dimana dalam hal ini
organisasi dapat berbentuk kebijakan dan dukungan yang diberikan
pemerintah maupun organisasi untuk dapat terselenggaranya
kegiatan pariwisata. Sama hal nya dengan penyelenggaraan desa
wisata yang tentunya perlu didukung oleh kebijakan pemerintah
baik daerah maupun pusat demi terselenggaranya kegiatan wisata.
Layanan tambahan juga dapat berkaitan dengan regulasi
pemerintahan yang mengatur destinasi pariwisata. Layanan yang
diberikan oleh sektor publik ini diantaranya adalah :
1) Promosi destinasi pariwisata;
2) Koordinasi dan pengendalian pembangunan pariwisata;
3) Penyediaan informasi bagi publik maupun investor;
4) Koordinasi terhadap sektor bisnis lokal;
5) Penyediaan fasilitas-fasilitas tertentu (arena olahraga, rekreasi,
dan lain sebagainya)
25
Tujuan Pariwisata adalah untuk mengoptimalisasikan
pemanfaatan perencanaaan pengembangan sumber daya pariwisata,
karena itu dalam pengembangan pariwisata diperlukan beberapa
rencana sasaran yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan dasar
dari pariwisata itu sendiri.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran dapat dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 2
Kerangka Pemikiran
Sumber: Modifikasi peneliti, 2019
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini dibagi menjadi
tiga tahap kegiatan yaitu input, process kemudian output yang
menghasilkan arahan rencana pengembangan produk wisata Pantai
Pengembangan Produk Wisata Pantai
Hunimua/Liang
Attraction Accessibility Amenities Kelembagaan
Analisis Data :
Reduksi data > Data Display >
Penarikan Kesimpulan
Arahan Pengembangan Produk Wisata
Pantai Hunimua
Input
Proses
Output
26
Hunimua. Dalam tahapan input terdapat proses getting organized dimana
dalam proses ini yaitu dilakukannya proses organisir dari segala aspek
yang ada di pantai Hunimua.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian yang berjudul Pengembangan Produk Wisata Pantai Liang
mengandung masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Permasalahan yang
bersifat sosial dan dinamis diteliti dengan metode deskriptif (Arikunto, 2010).
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
yang bertujuan untuk mencari gambaran dari pengamatan langsung melihat
fenomena dan realitas (Moleong, 2001).
B.
Pada penelitian ini menggambarkan kondisi manajemen Kabupaten Maluku
Tengah dalam mengelola daya tarik wisata Pantai Liangdan potensi – potensi
wisata yang dapat digali dan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang datang
dengan fokus penelitian pada sub bahasan Attractions, accessibility, amenities,
Pasar wisatawan. Berikut merupakan pedoman peneilitian yang digunakan
sebagai acuan dalam pengambilan data lapangan terkait produk wisata Pantai
Liang :
28
Tabel 2
Operasional Variabel
Konsep Komponen Sub
Komponen
Indikator Alat
Kumpul
Data
Pengembangan
Produk Wisata
(Swarbrooke
1996)
Attraction
Natural
attraction
Ketersediaan
flora dan
fauna Observasi,
wawancara,
dan Studi
Literatur
Cultural
attraction
Sejarah
Adat Istiadat
Special
types of
attraction
Theme Park
Recreation
and sports
Accesibility
Sistem
Transportasi
Jadwal dan
frekuensi
moda
Observasi,
Wawancara
dan Studi
Literatur
Jalan
Jenis moda
Rute
transformasi
Prasarana
akses
Sarana
transportasi
(Terminal
dan Bandar
Udara)
Amenities Fasilitas
Wisata
Akomodasi
Observasi,
Wawancara
dan Studi
Literatur
Tempat
makan dan
minum
Pos
keamanan &
TIC
Toko
souvenir
Toilet
Tempat
parkir
Tempat
Ibadah
Kelembagaan Dinas
Pariwisata
Atraksi
Wawancara Fasilitas
Aksesibilitas
Pemerintah
Desa Liang
Atraksi
Wawancara Fasilitas
Aksesibilitas
29
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Pihak – pihak yang berpartisipasi dalam rencana pengembangan produk
wisata pedesaan ini yaitu terkait dengan stakeholder maupun masyarakat
setempat yang memiliki andil atau peran dalam pengembangan produk
pariwisata di Pantai Liang, yaitu diantaranya adalah Dinas Pariwisata
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Maluku Tengah,Pengelola Pantai Liang,
penggiat pariwisata di Pantai Liang, serta wisatawan yang berperan dalam
bidang pariwisata.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability sampling dengan teknik sampling yang digunakan
adalahteknik purposive sampling. Margono ( 2004 : 128) menyatakan
bahwa menurutnya pemilihan sekelompok subjek pada purposive
sampling didasarkan pada ciri tertentu yang dipandang memiliki
keterkaitan yang erat dengan ciri – ciri pada populasi yang sudah
ditentukan dan diketahui sebelumnya. Dalam hal ini dapat dikatakan unit
sampel yang berhubungan disesuaikan dengan kriteria – kriteria tertentu
yang diterapkan berdasarkan pada tujuan penelitian.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pantai Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten
Maluku Tengah yang memiliki luas pantai sepanjang 4 km. Pantai Liang
merupakan pantai terakhir sebelum menuju Pulau Seram dan titik awal
atau starting point bagi wisatawan yang akan melakukan perjalanan
menuju Pulau Seram. Berikut gambar lokasi Pantai Liang dalam peta
administratif Kabupaten Maluku Tengah :
30
Gambar 3
Peta Administratif Kabupaten Maluku Tengah
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maluku Tengah, 2017
C. Pengumpulan Data
1. Teknik Alat Kumpul Data
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif sehingga
informasi yang di harapkan ialah informasi yang mampu memotret
pengelolaan desa wisata. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan pengumpulan
data melalui data sekunder maupun primer.
Pantai Liang
31
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk
menemukan permasalahan secara mendalam dari responden (Maryadi,
2010, p. 44). Wawancara yang dilaksanakan dalam penelitian ini
dilakukan kepada responden dengan pertanyaan yang terstruktur. Dalam
metode wawancara ini, instrument yang digunakan yaitu pedoman
wawancara dan alat rekam data. Tempat wawancara ditentukan oleh
informan. Informan atau responden yang dimaksud dalam wawancara ini
adalah Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Maluku
Tengah, Pengelola Pantai Liang, Penggiat Pariwisata Pantai Liang.
b. Observasi ( Pengamatan )
Menurut Ibrahim (2015:81), observasi adalah kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengematan melalui hasil kerja panca indra mata
serta dibantu dengan panca indra lainnya. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data dengan observasi menggunakan pendekatanobservasi
partisipatif yang dilakukan dalam waktu kurang lebih satu minggu di
Pantai Liang. Menurut Supardi, (2006:91) Observasi partisipan adalah
apabila observasi (orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian
atau berada dalam keadaan obyek yang diobservas.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan dalam penelitian
kualitatif dengan melihat ataupun menganalisis dokumen – dokumen yang
dibuat dalam mendeskripsikan sebuah subjek Herdiansyah (2011:143).
Studi dokumentasi pada penelitian dilakukan untuk mendukung data – data
32
dari informan. Dokumentasi tersebut berupa foto, video, dan lain
sebagainya terkait wisata pantai.
d. Alat Kumpul Data
Alat kumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1) Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan penanya atau
interviewer mengenai aspek – aspek apa saja yang harus dibahas. Selain
itu, pedoman wawancara juga digunakan agar pertanyaan dalam
wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman
wawancara berisi tentang pertanyaan yang akan ditanyakan kepada
informan dengan tujuan untuk memperoleh informasi – informasisebagai
data penunjang maupun pertimbangan dalam melakukan arahan
pengembangan produk wisata Pantai Liang.
2) Checlist / Daftar Periksa
Checklist adalah salah satu alat observasi, yang ditujukan untuk
memperoleh data, berbentuk daftar berisi faktor-faktor berikut subjek
yang ingin diamati oleh peneliti, di mana peneliti dalam pelaksanaan
observasi di lapangan memberi tanda check (cek, atau biasanya dicentang)
pada list faktor-faktor sesuai perilaku subjek yang muncul, di lembar
observasi, sehingga memungkinkan peneliti dapat melakukan tugasnya
secara cepat dan objektif, sebab peneliti sudah “membatasi diri” pada ada
tidaknya aspek perbuatan subjek, sebagaimana telah dicantumkan di
33
dalam list (Sutrisno Hadi, 1990). Checklist digunakan sebagai alat bantu
ketika peneliti melakukan observasi untuk melihat kondisi aktual Pantai
Liang.
3) Alat Rekam Data
Alat perekam data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan kamera maupun type recorder melalui handphone. Alat ini
berguna untuk .pembimbing dan informan. Maka penarikan kesimpulan
diharapkan menghasilkan tulisan atau bagan yang kredibel.
E. Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif sangatlah penting untuk dapat
mengungkapkan kebenaran yang objektif. Dalam penelitian ini keabsahan
data yang digunakan yaitu dengan triangulasi data. Pengertian triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding dari data itu (Moleong, 2007 : 330)
Dalam penelitian ini, dilakukan triangulasi dengan sumber untuk dapat
memenuhi keabsahan data. Dimana triangulasi dengan sumber menurut
patton dalam (Moleong, 2007 : 29) artinya membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian. Sedangkan
Menurut ( Nasution, 2003 : 115), triangulasi dapat juga dilakukan dengan
teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hal ini sesuai dengan sumber yang dilakukan dalm
penelitian ini yaitu dengan membandingkan hasil wawancara, observasi
34
dan dokumentasi. Peneliti melakukan pemeriksaan derajat kepercayaan
dengan hasil pengumpulan data yang berbeda yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi sehingga akan didapatkan hasil yang valid.
35
F. Jadwal Penelitian
TABEL 3
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN OLEH PENELITI
Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt
Penyusunan
usulan penelitian
Penyusunan
desain penelitian
Penyusunan
instrument
Pencarian data
Pengolahan data
Penganalisaan
data
Laporan
Penelitian
Presentasi
Penelitian
G. Keterangan
Sudah dilaksanakan
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan, temuan yag
didapatkan penulis terkait rencana pengembangan produk wisata Pantai Hunimua
desa Liang melalui wawancara, pengamatan dan studi dokumentasi adalah
sebagai berikut :
1. Kondisi Gambaran Umum Fisik Pantai Hunimua
Pantai Hunimua lebih dikenal dengan nama Pantai Liang karena pantai ini
terletak di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah,
Provinsi Maluku. Pantai ini pernah dinobatkan oleh UNDP-PBB sebagai pantai
terindah di Indonesia pada tahun 1990 dan selalu menjadi incaran para investor
asing.
Memasuki obyek wisata Pantai Liang, para wisatawan akan disambut dengan
pasir putih yang berkilau karena terkena sinar matahari, sangat menggoda untuk
berenang ataupun sekedar bermain air. Wisatawan yang mempunyai gemar
fotografi bisa meluapkan hobinya di sini karena setiap sudut pantai sangat indah
untuk diabadikan. Di pinggiran pantai terdapat pohon-pohon yang rindang, yang
bisa Anda manfaatkan untuk beristirahat sejenak. Di pantai ini memang belum
banyak tersedia fasilitas olahraga air seperti di Bali atau Lombok. Namun
kecantikan alami Pantai Liang tidak kalah dengan pantai-pantai di pulau lainnya.
34
Pantai Liang selalu ramai dikunjungi saat liburan tiba.Waktu yang tepat untuk
berkunjung ke Pantai Liang yaitu ketika laut teduh dan tidak berangin, hindari
berkunjung ketika musim angin barat atau angin timur karena pada saat itu laut
berombak dann membuat pantai keruh.
Dari beberapa pantai yang cukup populer di Ambon, Pantai Liang menjadi salah
satu favorit warga lokal dan juga wisatawan luar. Pantai ini sudah dikenal sejak
tahun 90an dan bahkan pernah disebut-sebut sebagai pantai terbaik di Indonesia.
Pantai Liang memang kerap menjadi buah bibir karena kemolekannya,
termasuk di antara kalangan investor asing.
Tidak heran pada tahun 90an, beberapa investor asing pernah berniat untuk
mengembangkan resort untuk menggenjot pariwisata di Liang. Namun, niat
tersebut akhirnya urung direalisasikan karena adanya sengketa tanah dengan
penduduk lokal. Liang memang belum terlalu dikenal dikalangan international
seperti Bali dan Lombok namun pembatalan pengembangan Liang menjadi
kawasan resort sebenarnya telah memberi keuntungan tersendiri. Pantai Liang
eksotik ini, masih sepenuhnya menjadi milik warga.
Terletak tidak jauh dari pantai Natsepa, Liang berjarak hanya kurang lebih 40
KM dari pusat kota tepatnya di Desa Liang, Kecamatan Salahutu. Sampai tahun
ini, akses menuju kesana memang terbilang cukup sulit sebab meskipun tersedia
angkutan umum namun jumlahnya sangat terbatas. Itupun hanya beroperasi pada
jam-jam tertentu. Sekarang, dengan adanya Bus Trans Amboina rute Hunimua,
wisatawan bisa lebih leluasa berkunjung ke Pantai Liang hanya dengan 8.500
rupiah.
35
a. Geografis Pantai Hunimua
Secara administratif Pantai Hunimua terletak di Desa Liang, Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. ± 15 Ha dengan panjang pantai 1
KM. Pantai Hunimua juga terletak pada 3,150 – 3,400 Lintang Selatan dan
126,300 - 1270 Bujur Timur Letak Pantai Hunimua sendiri secara geografis
dengan batas administrasi :
Sebelah Utara : Selat Seram
Sebelah Selatan :Passo
Sebelah Timur : Waai
Sebelah Barat : Morela
b. Topografi Pantai Hunimua
Secara Umum Pantai Hunimua berada di daratan dengan ketinggian 15-50
Mdpl sangat dengan konfigurasi lahan datar. Untuk kemiringan lahan
sendiri hampir merata dengan pola penggunaan lahan sebagai permukiman,
peternakan, perkebunan dan pantai. Kelurahan di tepi pantai seluas 5000
ha.
c. Klimatologi Pantai Hunimua
Tabel 4
Iklim Pantai Hunimua, Desa Liang
Curah Hujan 35 Mm
Jumlah bulan hujan 3 Bulan
Suhu rata-rata harian 39ºC
Tinggi tempat dari permukaan laut 15-30-50 mdpl
36
2. Kondisi Gambaran Perwilayahan Pantai Hunimua
Kondisi perwilayahan Pantai Hunimuaberdampingan dengan kawasan
Pelabuhan Ferry Hunimua berada dalam zona pemanfaatan tradisional yang
juga berdekatan dengan zona pemanfaatan intensif yang saat ini dijadikan
sebagai lokasi pariwisata oleh pihak Dinas Pariwisata. Dimana pada zona
pemanfaatan intensif ini teradapat existing produk daya tarik wisata Pantai
Hunimua yang menjadi tujuan bagi wisatawan yang datang. Sedangkan saat
ini penempatan fasilitas penunjang pariwisata, Pantai Hunimua dikelola oleh
masyarakat sebagai penyedia akomodasi, fasilitas makan dan minum, dan lain
sebagainya. Berdasarkan data profil Pantai Hunimua sebagian besar
masyarakat merupakan pedagang makan dan minuman, menjadi pengelola
Pantai Hunimua, serta menjadi Pegawai Negeri Sipil di desa Liang, sehingga
produk daya tarik, aktifitas dan fasilitas wisata di Pantai Hunimua dilakukan
oleh masyarakat desa Liang. Berikut merupakan gambaran zonasi desa Liang
yang di dalamnya menunjukan lokasi Pantai Hunimua :
Gambar 4
Peta Zonasi Kabupaten Maluku Tengah
Sumber: BPS Kabupaten Maluku Tengah, 2017
Pantai
Hunimua
37
3. Komponen Produk Wisata Pantai Hunimua
a. Accessibility
Pantai Hunimua terletak di Jl. Provinsi Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku
Tengah atau untuk lebih mudahnya dapat ditemukan pada titik kordinat
F8WV+24 menggunakan Gps. Jaraknya kurang lebih 31 km dari Kota
Ambon, atau sekitar 30 menit apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor.
Sedagkan dari Bandara Pattimura, Ambon maka memakan waktu sekitar 40
menit.
Untuk menuju Pantai Hunimua, wisatawan bisa menggunakan kendaraan
pribadi atau pun angkutan umum. Namun jarang sekali terdapat angkutan
umum menuju desa Liang atau Pantai Hunimua karena wisatawan lebih
memilih menggunakan kendaraan pribadi. Akses menuju Desa Liang
melalui pintu masuk kecamatan Salahutu beraspal dan cukup aman untuk
dilalui tanpa menggunakan kendraan offroad karena kondisi jalan yang
tidak begitu menanjak dan terjal namun berkelok serta rusak dibebarapa
titik jalan. Selain itu juga terdapat akses untuk masyarakat Pulau Seram
yang ingin berwisata ke Pantai Hunimua dengan cara menggunakan kapal
ferry untuk tiba di Pantai Hunimua. Untuk tiba di Pantai Hunimua
wisatawan akan melewati pemukiman dan peternakan masyarakat lokal,
dimana wisatawan dapat menikmati keindahan alam yang masih terjaga
dan melihat beberapa hewan yang melintas seperti kambing, kerbau dan
beberapa jenis burung. Kurangnya rambu– rambu jalan dan penerangan
membuat pengendara harus lebih hati – hati saat malam hari dalam
melintasi jalan menuju desa Liang yang cukup berkelok. Berikut ini
merupakan kondisi aksesibilitas yang terdapat di Pantai Hunimua meliputi
38
sistem transportasi yang terdiri dari jenis moda transportasi, jadwal dan
frekuensi moda transportasi, rute trasnportasi dan informasi transportasi
serta prasarana akses yang terdiri dari ketersediaan terminal dan stasiun
terdekat dari Pantai Hunimua.
1) Sistem Transportasi
a) Jenis Moda Transportasi
Jenis moda trasnportasi yang dapat digunakan untuk menuju Pantai
Hunimuayaitu kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi jalan yang
cukup lebar membuatnya dapat dilalui moda transportasi jenis elf
maupun minibus.Sedangkan angkutan umum untuk menuju Pantai
Hunimua sudah tersedia namun, meskipun terdapat ± 40 angkutan
umum dan belum tersedia secara komersial kecuali pengunjung
menyewa angkutan umum dari terminal Mardika yang berada di kota
Ambon.
b) Jadwal dan Frekuensi Moda Transportasi
Jadwal kendaraan angkutan umum yang biasa mengantar dan menjemput
wisatawan dan masyarakat lokal baik dari akses Kecamatan Salahutu
maupun Terminal Mardika beroperasi mulai dari pukul 08.00 pagi sampai
dengan pukul 05.00 sore. Frekuensi transportasi angkutan umum selalu
tersedia di Desa Liang setiap hari, meskipun memang butuh waktu untuk
mendapatkan angkutan umum dikarenakan hanya terdapat beberapa
angkutan umum saja.
39
c) Rute Transportasi
Rute transportasi dari dan menuju Pantai Hunimua terdapat dua
jalur yaitu melalui Kota Ambon maupun melalui Desa Kairatu,
Seram. Hal ini dikarenakan kondisi administratif Pantai Hunimua
yang berbatasan langsung dengan Selat Seram. Jalur atau rute
transportasi baik kendaraan roda dua maupun roda empat dapat
dilalui pada jalur berikut :
1. Terminal Mardika– Desa Batu merah – Tantui – Galala-
Hatiwe-Halong-Latta-Lateri 1-Lateri 2 – Lateri 3-Passo-
Natsepa-Suli-Tial-Tengah-tengah-Tulehu-Waai-Liang
2. Desa Kairatu – Dermaga Ferry Waipirit – Liang
d) Informasi Transportasi
Transportasi umum menjadi sarana transportasi alternative selain
kendaraan pribadi yang dapat digunakan untuk menuju Pantai
Hunimua. Informasi transportasi angkutan umum menjadi hal yang
penting karena jadwal, trayek, harga, ketersediaan armada maupaun
angkutan umum dapat menjadi acuan bagi wisatawan yang
membutuhkannya. Saat ini informasi moda transportasi di Pantai
Hunimua hanya tersedia di internet dengan rincian informasi
berupa rute perjalanan dan informasi harga. Kelengkapan informasi
tersebut masih kurang karena tidak adanya informasi mengenai
penjelasan transportasi yang dapat digunakan wisatawan dari pusat
kota menuju Pantai Hunimua atau Desa Liang.
40
2) Prasarana Akses
a) Terminal Bus / Angkutan Umum
Kabupaten Salahutu tidak memiliki terminal bus atau terminal
untuk angkutan umum lainnya, karena untuk sehari-hari para
pengendara angkutan umum dan bus hanya menjemput dan
menurunkan para penumpang di sekitar pinggiran jalan saja.
Apabila wisatawan dari Kota Ambon menuju Liang harus
melalui Terminal Mardika di Jalan Rijali dengan kapasitas
penampungan angkutan umum ±1850, dengan jarak dari
Terminal menuju Pantai Hunimua ±40 Km.
b. Amenitas
1) Akomodasi
Produk wisata di Pantai tidak dapat lepas dari penyediaan
akomodasiataupun penginapan yang menjadi kebutuhan utama
bagi wisatawan yang berkunjung. Berdasarkan data hasil
lapangan, saat ini penyediaan akomodasi sedang dalam proses
dibangun dan untuk sementara para wisatawan yang datang dan
ingin menginap di Pantai Hunimua bisa dengan cara membayar
biaya sewa di rumah warga atau dengan cara berkemah di pesisir
Pantai Hunimua.
2) Fasilitas makan dan minum
Mendasar pada data hasil penelitian, fasilitas makan dan minum
yang tersedia di Pantai Hunimua untuk menunjang kebutuhan
wisatawan terlihat cukup memadai. Saat ini tersedia beberapa
41
warung yang dapat menyediakan kebutuhan makan dan minum
bagi wisatawan, dimana terdapat kurang lebih 15 warung yang
tersebar di pesisir pantai Hunimua. Berdasarkan penuturan Ibu. Ita
Pawa, bahwa selama ini telah berlangsung kelompok pedagang
kawasan pantai Hunimua. Pembentukan kelompok tersebut untuk
agar mereka bisa juga bekerjasama dalam menjaga kebersihan
lingkungan pantai Hunimua, dan penataan warung-warung yang
sampai saat ini tertata rapi, serta dapat juga memberikan informasi
kepada para wisatawan yang datang.
Jenis makanan dan minuman yang disediakan relative sama
dengan menu yang ditawarkan di destinasi lainnya. Tidak ada
pembeda atau ciri khas makanan yang mencerminkan Pantai
Hunimua. Rata-rata makanan yang dijual merupakan makanan
ringan, es kelapa muda, rujak dan jajanan pasar.
Gambar 5
Faisilitas makan dan minum di Pantai Hunimua
Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2019
3) Tempat Parkir
Kondisi tempat parkir baik roda empat maupun roda dua di Pantai
Hunimua berada di bawah naungan Desa Liang dan dinas pariwisata
42
dan kebudayaan Provinsi Maluku yang dikelola oleh masyarakat.
Luas tempat parkir roda dua kurang lebih dapat menampung 20 – 30
kendaraan dengan ukursn lebar 25m dan panjang ±200m, sedangkan
untuk tempat parkir roda empat mampu menampung sampai dengan
±50 armada kendaraan roda empat. Biaya penitipan roda dua untuk
satu hari/malam yaitu Rp. 5.000 sedangkan roda empat dikenai biaya
sekitar Rp. 8.500 selama satu hari penitipan termasuk apabila ingin
menginap di pantai Hunimua. Berikut adalah gambar kondisi parker
Pantai Hunimua roda dua atau roda empat.
Gambar 6
Tempat parker roda dua dan roda empat
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2019
4) Pos Keamanan dan Sarana TIC
Bedasarkan data hasil penelitian di lapangan, kondisi pos keamanan di Pantai
Hunimua cukup memadai. Tersedia pos keamanan di pintu masuk dan di
pesisir pantai. Selain itu masyarakat juga telah mendapatkan pelatihan
penyelamatan dan keamanan untuk dapat lebih maksimal lagi dalam menjaga
keamanan di Pantai Hunimua. Sarana TIC (Tourism Information Center) di
Pantai Hunimua digabungkan dengan pos kemanan di Pantai Hunimua,
43
Sehingga dalam hal ini belum tersedia TIC yang memberikan informasi
mengenai Pantai Hunimua.
5) Toilet Umum
Mendasar pada hasil observasi di lapangan, terdapat kurang lebih lima toilet
umum yang tersedia di Pantai Hunimua yang disediakan oleh masyarakat
dengan kondisi bangunan permanen. Dengan adanya pemisahan toilet bagi
perempuan maupun laki – laki sehingga toilet digunakan secara baik oleh
wisatawan perempuan maupun laki - laki. Selain itu tidak adanya pengelolaan
toilet dalam hal kebersihan mengakibatkan kondisi toilet sangat tidak terawat
dan terlihat kotor. Berikut gambar kondisi salah satu toilet umum yang
tersedia di Pantai Hunimua :
Gambar 7
Toilet dan kamar bilas di pantai Hunimua
Sumber : Dokementasi Penulis, 2019
7) Tempat Ibadah
Tempat peribadatan belum terdapat di Pantai Hunimua, dikarenakkan terdapat
sebuah tempat aula/Baileo yang biasanya digunakan oleh wisatawan yang
berkunjung untuk acara peribadatan di Pantai Hunimua.
9) Tempat Sampah
44
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan observasi lapangan,
kondisi kebersihan lingkungan di Pantai Hunimua termasuk baik. Dibuktikan
dengan ketersediaan tempat sampah di beberapa titik yang menjadi daya tarik
wisatawan. Hal ini juga didukung dengan tingkat kesadaran masyarakat lokal
terhadap Pantai Hunimua yang membantu menjaga dan mengingatkan para
wisatawan untuk menjaga kebersihan pantai. Samapah di Pantai Hunimua
biasanya dikumpulkan dan dibakar pada beberapa titik di sekitara Pantai
Hunimua.
c. Attraction
1) Natural Attraction
Daya tarik wisata alam identik dengan flora dan fauna yang dimiliki di sebuah
destinasi. Pantai Hunimua tidak memiliki ciri khas flora maupun fauna, namun.
terdapat beberapa pohon-pohon rindang yang besar memenuhi sekitaran pesisir
Pantai Hunimua serta beberapa hewan yang bisa ditemui dipesisir pantai
Hunimua Berdasarkan data monografi desa Liang, berikut flora dan fauna yang
mendominasi pantai Hunimua:
Tabel 5
Flora dan Fauna Panta Hunimua
Flora Fauna
Kelapa Sapi
Cengkeh Kambing
Coklat Ayam
Pinang Angsa
Pala
45
Kayu
Rotan
Damar
Bambu
Sumber : Pemerintahan Desa Liang, 2017
Selain flora dan fauna yang dapat di jumpai di Pantai Hunimua, di
Pantai Hunimmua iniwisatawan dapat menikmati panorama alam
deretan pohon-pohon rindang yang ada di sekitaran Pantai
Hunimua. Selain itu juga tersedia fasilitas satu dermaga ferry tepat
di sberdampingan dengan Pantai Hunimua dan hanya dibatasi
dengan tembok beton setinggi ± 3 M dan beberapa gazebo yang
disekitar Pantai Hunimua yang dapat menjadi tempat bagi
wisatawan menikmati panorama alam di sekitar pantai.. Berikut
gambar danau ranu pani :
Gambar 8
Pantai Hunimua
Sumber: Dokumetasi Penulis, 2019
Selain daya tarik aktual yang sudah menjadi existing produk
diPantai Hunimua, terdapat daya tarik wisata alam potensial yang
dapat dinikmati oleh wisatawan. Berdasarkan penuturan salah satu
46
perangkat desa, terdapat juga kawasan snorkeling di Pantai
Hunimua yang belum banyak diketahui wisatawan. Namun untuk
saat ini, akses menuju kawasan snorkeling masih belum dibuka
untuk pengunjung secara umum karenabelum adanya ijin dari
DISPARBUD Prov. Maluku.
2) Cultural Attraction
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, Pantai Hunimua memiliki
daya tarik budaya yang masih di lestarikan oleh masyarakat dan dapat
dinikmati sebagai daya tarik wisata bagi wisatawan. Budaya tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Adat Istiadat
Pantai Hunimuaterdapat di desa Liang yang masyarakatnya masih
memegang teguh adat dan istiadat di daerahnya seperti adat istiadat
perkawinan, kematian, kelahiran anak, dan pelantikan Raja Desa
Liang. Namun untuk dapat menyaksikan upacara adat istiadat
tersebut masyarakat harus datang dihari-hari tertenu dan mendapat
izin dari pihak keluarga maupun dari Raja Desa Liang sendiri,
dikarenakan Desa Liang masih memberlakukan sistem Raja
Negeri.
b) Kesenian Tradisional Pantai Hunimua
Kesenian tradisional Pantai Hunimua tidak berbeda jauh dengan
kesenian yang terdapat di kota Ambon lainnya sendiri. Pertunjukan
seni adadi Pantai Hunimua yaitu, tari Lengso, tari Cakalele, dan
47
pertunjukan kesenian Bambu Gila. Sebagain besar kesenian yang
terdapat di Pantai Hunimua ini lebih kepada kesenian tarian yang
menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang, namun
sama dengan adat istiadat tarian-tarian ini hanya dilakukan apabila
ada upacara adat, acara pemerintahan, dan permintaan dari
wisatawan sendiri. Berikut merupakan gambar beberapa kesenian
tradisional yang ada di Pantai Hunimua :
Gambar 9
Kesenian Tradisional Di Pantai Hunimua
Sumber : www.Phinemo.com, diunduh 24 Juni 2019
Kesenian tradisional Pantai Hunimua juga tidak lepas dari alat
musik tradisional yang digunakan. Alat musik tersebut seperti tifa,
bia, dan totobuang serta alat music khas Maluku lainnya digunakan
untuk mengiringi para penari dalam menarikan tarian – tarian
tradisioanal yang ada di Pantai Hunimua, Desa Liang.
Saat ini kesenian tradisional di Pantai Hunimua hanya dilakukan
pada saat event tertentu seperti pelantikan Raja Negeri maupun
48
rentetan upacara adat dan keperluan hajat pribadi masyarakat.
Tempat yang disediakan untuk para penari baik dewasa maupun
anak – anak berlatih tari dan kesenian lainnya masih dilakukan di
salah satu rumah pelatih kesenian yaitu Bapak Yamin, hal ini
karena masih belum tersedianya sanggar kesenian di Pantai
Hunimua.
c) Kehidupan Masyarakat Pantai Hunimua
Masyarakat Pantai Hunimua merupakan masyarakat tani, peternak,
PNS, pedagang yang dalam kesehariaanya. Pekerjaan tani berlaku
untuk perempuan maupun laki – laki. Mayoritas masyarakat
bekerja sebagai petani buruh, peternak, PNS dan ada juga yang
menjadi petani di lahan milik pribadi. Rutinitas mereka di mulai
dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.00. Bahasa yang
digunakan masyarakat Pantai Hunimua dalam kesehariannya masih
menggunakan bahasa Ambon. Selain itu, masyarakat Liang sudah
menggunakan pakian yang layak seperti kebanyakan orang pada
umumnya. Masyarakat di Liang akan menggunakan busana adat
apabila ada upacara adat istiadat seperti, sarung untuk wanita dan
kebaya lengan putih, sedangkan untuk pria menggunakan busana
cele.
d) Sistem Kepercayaan / Agama
Dengan berkembangnya jaman, masyarakat Pantai Hunimua
telah terpengaruh oleh masuknya pengaruh budaya dari luar
49
desa. Penduduk desa Liang menganut 3 agama utama yaitu
Islam, Kristen, Katolik.
Namun saat ini, mayoritas masyarakat Desa Liang Pantai
Hunimuaadalah menganut agama islam dan masih tetap
melestarikan adat istiadat yang diturunkan secara turun menurun
dari leluhur mereka tanpa memandang perbedaan agama.
d. Activities
Aktivitas yang dapat dilakukan di Pantai Hunimu selain menikmati
keindahan panorama alam pantai Hunimua wisatawan juga bisa
melakukan piknik bersama keluarga, bersantai, fotografi, berenang,
memancing ikan yang harus dilakukan dengan meyewa perahu warga
seharga Rp. 30.000. wisatawan juga bisa melakukan permainan air, dan
biasanya pantai Hunimua menerima untuk para pencinta alam melakuakan
perkemahan atau acara lainya. Selain aktivitas tersebut, wisatawan juga
dapat melakukan aktivitas camping di pinggir pantai Hunimua kapasitas
luas area camping ground kurang lebih sekitar 300m2 yang disediakan
oleh pihak pengelola Pantai Hunimua dengan memanfaatkan zona
pemanfaatan. Aktivitas – aktivitas pariwisata yang dapat dilakukan
wisatawan saat ini berpusat di pantai Hunimua karena tidak adanya
sebaran daya tarik wisata. Hal ini di dukung dengan rendahnya kesandaran
masyarakat dalam hal pariwisata, sehingga mereka tidak dapat
memanfaatkan peluang atau daya tarik potensial yang ada di pantai
Hunimua yang dapat menciptakan aktivitas baru bagi wisatawan.
50
e. Kelembagaan
Saat ini Pantai Hunimua belum memiliki lembaga khusus yang mengelola
aktivitas atau kegiatan pariwisata skala desa seperti kelompok sadar wisata
(POKDARWIS) mupun kelompok penggerak wisata (KOMPEPAR) yang
dapat memberikan dukungan dalam hal pariwisata di Pantai Hunimua.
Layanan dukungan pariwisata yang diberikan oleh sekor publik yang
meliputi Dinas Pariwisata Budaya Provinsi Maluku dan perangkat Desa
Liang saat ini meliputi :
a. Promosi Destinasi Pariwisata
Layanan pendukung Pantai Hunimua yang disediakan oleh Dinas
Pariwisata maupun perangkat desa terkait pengembangan wisata
Pantai Hunimua mengenai promosi yaitu masih focus pada promosi
berenang dan menikmati keindaha alam Tidak ada dukungan
ketersediaan infomasi yang diberikan oleh Dinas Paariwisata dan
budaya di Pantai Hunimua, ketersediaan seluruh informasi wisata
hanya disediakan di kantor dinas pariwisata, bagian ticketing
pengelolaan Pantai Hunimua dan kantor desa Liang. Sehingga tidak
terdapat pusat informasi yang akurat tersedia di Pantai Hunimua.
b. Kordinasi Dan Pengendalian Pembangunan Pariwisata
Berdasarkan hasil wawancara dengan sekertaris bagian pengembangan
destinasi dan industri pariwisata di Dinas Pariwisata dan Budaya
Provinsi Maluku, saat ini kordinasi dalam hal pembangunan pariwisata
di Pantai Hunimua hanya dilakukan dengan pemerintah Desa Liang,
51
dan pekerjaan umum terkait perbaikan jalan akses dari Passo menuju
Pantai Hunimua. Menurutnya tidak ada kordinasi lain yang dilakukan
karena saat ini pariwisata yang berjalan di Pantai Hunimua masih
terfokus pada wisata pantai sajasehingga pembangunan pariwisata
yang ada saat ini dibawah naungan Dinas Pariwisata Maluku,
meskipun masuk di dalam kawasan daerah Maluku Tengah. Namun,
dari pihak Dinas Pariwisata saat ini sedang merencanakan
pengembangan bersama dengan pihak desa untuk memajukan dan
lebih kiat mengembangkan pariwisata pantai hunimua agar lebih
banyak aktivitas yang dilakukan Selain itu, pihak perangkat desa juga
menuturkan bahwa kordinasi yang dilakukan oleh pihak desa dengan
dinas terkait pariwisata hanya sebatas jika terdapat event pariwisata
yang akan dilaksanakan di Pantai Hunimua dan hanya mengelola saja,
selebihnya tidak pernah ada kordinasi dalam hal pembangunan
pariwisata pun dengan instansi – instansi terkait lainnya. Sedangkan
menurut penuturan perangkat desa bahwa, kordinasi telah dilakukan
dengan pihak masyarakat lokal dikarenakan di pantai Hunimua masih
menganut hukum adat dan hukum Raja, serta kepolisian untuk segi
keamanan wisatawan, dan SAR.
c. Kordinasi Terhadap Sektor Bisnis Lokal
Berdasarkan penuturan sekertaris bagian pengembangan destinasi dan
industri pariwisata di DISPARBUD Maluku, selama ini pihaknya
belum pernah melakukan kordinasi terhadap sektor bisnis lokal yang
ada di pantai Hunimua. Namun menurutnya, pihak dinas pernah
52
melakukan kordinasi dengan perangkat desa terkait pelatihan kuliner
kepada masyarakat sebagai bentuk dukungan menunjangkebutuhan
pariwisata bagi wisatawan yang menginap. Sedangkan menurut
perangkat desa, kordinasi dengan sector bisnis lokal saat ini dilakukan
secara perorangan dan terkadang melalui kelompok masyarakat.
d. Penyediaan Informasi Bagi Publik
Penyediaan informasi bagi publik saat ini hanya tersedia di pintu
masuk utama pantai Hunimua dan di kantor Dinas Pariwisata dan
Budaya Provinsi Maluku. Menurut penuturan sekertaris bagian,
wisatawan yang ingin mendapatkan informasi terkait Pantai Hunimua
hanya dapat melalui kantor DISPARBUD karena pihaknya belum
memfasilitasi penyediaan informasi di Pantai Hunimua terkait
informasi Desa yang menyeluruh. Hal ini seseuai dengan yang
dipaparkan oleh perangkat Pantai Hunimua, dimana tidak tersedia
informasi mengenai kondisi pariwisata Pantai Hunimua.
e. Penyediaan Fasilitas Tertentu
Menurut penuturan sekertaris bagian Dinas Pariwisata dan Budaya,
untuk saat ini belum ada dukungan dalam hal penyediaan fasilitas di
Pantai Hunimua karena pihaknya menyadari kurang berperan dalam
hal pembangunan di Pantai Hunimua. Sedangkan menurut Perangkat
Desa, partisipasi perangkat desa dalam hal pembangunan Pantai
Hunimua yaitu dengan membangun satu toilet umum yang berada di
53
dalam area parkir roda empat sertamembangun tempat pembakaran
sampah, merenovasi warung yang rusak untuk kebutuhan warga,
keamanan wisatawan yang berkunjung, serta merenovasi baileo untuk
disewakan kepada para wisatawan yang berombongan atau dalam
jumlah banyak.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian atau temuan yang telah dijabarkan pada bahasan
sebelumnya dan penjelasan teori – teori yang berkaitan dengan
pengembangan produk wisata pantai Hunimua pada Bab II, maka analisis
produk wisata pantai Hunimua akan dijabarkan sesuai dengan kondisi aktual
dan potensi yang dimiliki Pantai Hunimua dalam aspek Accessibiity,
Amenities, Attraction,dan Kelembagaan.
1. Accessibility
Keberadaan Pantai Hunimua yang berada di dalam kawasan dermaga ferry
Liang dapat diakses melalui dua jalur yaitu melalui Seram dan dari arah
Kota Ambon. Kondisi jalan dari kedua arah tersebut beraspal, namun
kondisi jalan dari arah seramdan Ambon sebagian menunjukkan kerusakan
karena akibat dari pengikisan air hujan. Selain itu tidak adanya pembatas
saat memasuki Desa Liang antara jalan dan tepian pantai serta kurangnya
papan penujuk arah atau rambu – rambu lalu lintas dapat menyulitkan
pengendara yang melintas sehingga mereka harus selalu waspada ketika
melintasi jalan tersebut.Selain itu, dari Pulau Seram penyediaan
transportasi umum menuju Pantai Hunimua hanya tersedia transportasi bus
54
yang akan menjemput wisatawan di sepanjang perjalanan. Sulitnya
ketersediaan trasnportasi umum dari Pulau Seram menjadi kendala bagi
wisatawan yang akan menuju Pantai Hunimua melalui jalur Seram.
Sedangkan untuk jalur dari Terminal Mardika dengan jarak yang sama
jauhnya dengan Pulau Seram, namun lebih mudah dicapai karena angkutan
umumnya yang tersedia hingga pukul 16.00 WIT yaitu sejauh 40 km
menuju lokasi Pantai Hunimua. mengakibatkan bayak wisatawan yang
datang lebih memilih melalui jalur Terminal Mardika. Hal ini dikarenakan
jarak dari bandara menuju Terminal Mardika lebih dekat dan bisa juga
dengan melewati jalur Passo agar lebih cepat sampai. Sehingga hal ini
menjadi potensi dan perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah
Kota Ambon terkait penyediaan transportasi umum. Seperti yang tertera
pada Peraturan Daerah Kota Ambon No.5 Tahun 2011 tentang
penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan agar dapat mengembangkan
prasarana transportasi umum berupa pembangunan terminal penumpang
dan barang.
2. Amenities
Amenitas atau fasilitas wisata menjadi hal yang sangat penting bagi
wisatawan sebagai penunjang dalam berwisata. Berdasarkan hasil
penelitian, fasilitas wisata yang tersedia di Pantai Hunimua dapat
dikatakan masih memerlukan pembenahan dan pengembangan dalam hal
kualitas yang dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Kurang
optimalnya ketersediaan fasilitas dapat mempengaruhi kenyamanan
berwisata bagiwisatawan. Beberapa fasilitas yang belum teredia di Pantai
Hunimua yaitu belum adanya TIC (Tourism Information Center),
55
homestay, resort, dan café agar dapat menambah daya tarik di Pantai
Hunimua, serta belum tersedianya papan intepretasi sebagai petunjuk arah
maupun informasi bagi pengunjung dan entrance gate yang dapat
memberikan nilai tambah dalam suatu destinasi. Berikut merupakan
analisis amenitas / fasilitas wisata yang ada di Pantai Hunimua.
Tabel 6
Analisis Amenitas Pantai Hunimua
No Fasilitas Analisis Kesimpulan
1. Enterence
Gate
Di dalam
kawasan
Pantai
Hunimua
tersedia telah
tersedia pintu
masuk yang
sesuai dengan
standar yang
berlaku.
Terdapat pintu
masuk yang
minimalis sebagai
nilai tambah agar
para wisatawan
dapat mengetahui
bahwa itulah pintu
masuk menuju
Pantai Hunimua.
2. Toilet
Umum dan
tempat bilas
Di dalam
kawasan
Pantai
Hunimua
tersedia
beberapa
fasilitas toilet
dan tempat
bilas yang
disatukan
untuk
menunjang
kebutuhan
wisatawan.
Namun
kurangnya
pencahayaan
Toilet dan tempat
bilas di Pantai
Hunimua
memerlukan
perbaikan untuk
menambah
pencahayaan, serta
perlu
dibersihkannya
lumut di sekitaran
dinding toilet demi
kenyamanan
wisayawan.
56
seperti
permenpar
no.1 tahun
2017, serta
dinding beton
di toilet yang
sudah
berlumut.
3. Warung
makan dan
minum
Di destinasi
Pantai
Hunimua telah
tersedia
beberapa
warung kecil
yang
mneyediakan
makan dan
minum dengan
kondisi yang
seadanya dan
belum
semuanya
sesuai standar
tempat makan
dan minum.
Sehingga
memerlukan
perbaikan agar
lebih menarik
dan terlihat
rapi serta
memberikan
kenyamanan
bagi
wisatawan
Tempat makan dan
minum di Pantai
Hunimua perlu
adanya perbaikan
agar terlihat lebih
menarik dalam
segi desain
bangunan dan
memberikan
kenyamanan bagi
wisatawan.
4. TIC Saat ini Pantai
Hunimua
belum tersedia
pusat
informasi
yang dapat
memberikan
kelengkapan
informasi
mengenai
segala sesuatu
menyangkut
Pantai
Hunimua.
Adapun saat
Belum tersedia
pusat informasi
(TIC) yang
memeberikan
informasi terkait
Pantai Hunimua
secara lengkap.
57
ini tersedia
informasi
tentang Pantai
Hunimua
hanya menjadi
satu dengan
pintu masuk
menuju Pantai
Hunimua dan
juga oleh
seorang
perangkat desa
Liang yang
bernama
Bapak. Yamin
Sehingga
perlu adanya
penyediaan
TIC yang
terpisah agar
dapat
memberikan
informasi
yang lebih
akurat.
5. Toko
Souvenir
Toko souvenir
belum tersedia
di Pantai
Hunimua baik
dalam bentuk
brosur ataupun
sample.
Belum tersedia
toko souvenir
sebagai oleh-oleh
khas Pantai
Hunimua.
6. Tempat
Ibadah
Tempat
Ibadah belum
tersedia di
Pantai
Hunimua.
Belum tersedianya
Mesjid, Pura dan
Gereja di Pantai
Hunimua.
7. Tempat
Parkir
Tersedia
tempat parkir
roda dua dan
roda empat di
destinasi
Pantai
Hunimua.
Namun perlu
dilakukan
perbaikan agar
kendaraan
para
pengunjung
Tempat parkir di
Pantai Hunimua
sudah tersedia,
namun memerluka
adanya
pembenahan
maupun penataan
sesuai standar
tempat parkir di
lokasi wisata.
58
lebih aman
dan terhindar
dari hujan
8. Aula Tersedia Aula
sudah sebagai
penunjang
kebutuhan
wisatawan
Sudah tersedia aula
di untuk para
wisatawa yang
ingin
menyelenggarakan
acara di Pantai
Hunimua.
9. Tempat
sampah
Tersedia
beberapa
tempat
sampah untuk
menunjang
dan membantu
kebersihan di
sekitaran
Pantai
Hunimua.
Tempat Sampah di
Pantaia Hunimua
sudah tersedia di
beberapa titik di
dalam destinasi
Pantai Hunimua.
10. Tempat
penyewaan
pelampung
Tersedia
tempat
penyewaan
pelampung
bagi para
wisatawan,
namun perlu
memrlukan
peataan untuk
dapat lebih
tertata dengan
rapi serta perlu
dilakukan
sesuai standar
yang ada agar
dapat
memberikan
kemudahan
bagi
pengungjung
Tempat
penyewaan
pelampung usdah
tersedia di Pantai
Hunimua, nemun
memerlukan
adanya penataan
sesuai standar di
destinasi wisata.
11. Papan
Interpretasi
Papan
interpretasi
belum tersedia
di Pantai
Hunimua
sebgaai
petunjuk arah
maupun
pemberi
informasi bagi
Belum tersedia
papan interpretasi
sebagai petunjuk
arah.
59
wisatawan
baik dalam
bentuk papan
petunjuk arah
maupun peta
lokasi wisata
12. Homestay Saat ini
Fasilitas
Homestay di
Pantai
Hunimua
belum tersedia
untuk
penunjang
kebutuha
wisata bagi
pengunjung
Belum tersedia
Homestay di
destinasi wisata
Pantai Hunimua,
untuk itu
diperlukan
pembangunan
homestay agar
menambah minat
pengunjung.
Sumber : Olahan Data Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil analisis tabel diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas
wisata yang ada di Pantai Hunimua masih banyak memerlukan perbaikan
terhadap fasilitas yang sudah tersedia dalam hal kualitas maupun
kenyamanan wisatawan serta disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan.Seperti halnya yang telah diungkapkan oleh Suwantoro
(2004:22) yang menyatakan bahwa pembangunan fasilitas wisata di daerah
tujuan wisata maupun objek wisata harus disesuaikan dengan kebutuhan
wisatawan baik secara kuantitatif maupun kualitiatif. Fasilitas wisata
secara kuantitatif menunjuk pada jumlah fasilitas wisata yang harus
disediakan, dan secarakualitatif menunjukkan pada mutu pelayanan yang
diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan.
Dalam hal ini, akomodasi merupakan salah satu kebutuhan paling penting
bagi wisatawan. Di Pantai Hunimua masyarakat setempat belum
menyediakan homestay yang di kelola dan di dirikan secara individual atau
pemerintah. Dan hanya tersedia penyewaan kamar dari masyarakat lokal
60
namun sangat jarang mendapat kamar karena lokasi masyarakat yang
berada di luar destinasi wisata, sehingga di Pantai Hunimua hanya
menyediakan kawasan untk camping bagi wisatawan yang ingin
menginap di dalam area destinasi tersebut.
Fasilitas lain seperti tempat makan dan minum yang ada di Pantai
Hunimua tersedia pesisir pantai Hunimua sesuai dengan standar yang
berlaku di lokasi wisata tersebut. Warung yang ada di Pantai Hunimua
dapat dikatakan sudah cukup memfasilitasi kebutuhan makan dan minum
wisatawan dengan kondisi warung yang beratapkan seng dan bambu /
kayu. Kondisi warung tersebut perlu adanya pembenahan agar lebih
menarik.
Selain itu, fasilitas wisata yang juga memerlukan pembenahan yaitu
fasilitas toilet, dimana toilet umum dan kamar bilas yang terdapat di
Pantai Hunimua saat ini dalam kondisi yang kurang terawat.Padahal
kebersihan toilet menjadi sesuatu yang sangat penting bagi kenyamanan
wisatawan.Selanjutnya, ketersediaan tempat parkir baik roda dua maupun
roda empat di Pantai Hunimua saat ini dapat menampung sampai dengan
30kendaraan roda dua dan 50 kendaraan roda empat. Kondisi tempat
parkir yang dikelola oleh perangkat desa ini masih memerlukan
pembenahan sesuai dengan standarisasi tempat parkir di lokasi wisata.
Saat ini lokasi parkir mengandalkan lahan kosong milik desa yang berada
di dalam destinasi wisata.
61
Selain itu, belum tersedianya pusat informasi mengenai Pantai Hunimua
mengakibatkan minimnya informasi yang diterima oleh wisatawan terkait
segala potensi daya tarik yang di miliki oleh Pantai Hunimua. Pusat
Informasi yang di sediakan oleh perangkat desa hanya informasi mengenai
Pantai Hunimua secara umum tanpa memberikan ruang untuk informasi
seputar keunikan alam Pantai Hunimua maupun keunikan budaya dan adat
istiadat yang ada.
3. Attraction dan Activity
Pantai Hunimua yang terkenal dengan panorama alam dan pasir putih yang
juga sebagai starting pointmenuju Pulau Seram dai Kota ambon sebagai
Ibu mota Provinsi ini memiliki banyak potensi daya tarik wisata yang
masih dapat dikembangkan untuk dapat menarik minat wisatawan yang
berkunjung. Keberadaan Pantai hunimua yang tepat berada bedampingan
dengan dermaga ferry Liang dengan ketinggian ± 15mdpl ini
menjadikannya memiliki suhu udara yang sangat sejuk meskipun panas
terik dan didukung dengan panorama alam yang sangat indah. Dalam
sebuah perencanaan, daya tarik merupakan salah satu komponen yang
penting pada suatu destinasi wisata. Seperti yang tercantum dalam UU
No.10 tahun 2009 yang menyatakan bahwa Kepariwisataan adalahsegala
sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, serta nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran kunjungan wisatawan. Dukungan pemerintah sangat
diperlukan dalam melakukan pengembangan daya tarik wisata Pantai
Hunimua agar dapat menjadikan Pantai Hunimua sebagai padestinasi
62
wisata yang lebih terarah dengan baik. Berikut merupakan table penjelasan
mengenai daya tarik wisata Pantai Hunimua secara lengkap :
Gambar 10
Daya Tarik Wisata Pantai Hunimua
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019-
Tabel 7
Analisis Daya Tarik Pantai Hunimua
No. Daya Tarik Analisis Kesimpulan
1. Pemandangan
Alam
Pemandangan alam di
Pantai Hunimua
memiliki keunikan
tersendiri karena
posisinya yang tepat
bedampingan dengan
dermaga ferry
sehingga dapat
melihat ferry yang
pergi dan datang dari
dan ke Pulau Seram
dengan view gunung-
gunung yang
mengelilingi Pulau
Ambon. Selain itu
keindahan saat
matahari terbit dan
matahari tenggelam
juga dapat dinikmati
di Pantai Hunimua.
Pemandangan alam
merupakan daya
tarik actual di
Pantai Hunimua
yang masih
memerlukan
pengembangan
dalam hal aktivitas
pariwisata.
63
Potensi daya tarik
alam lainnya yaitu
pasir putihnya yang
panjang dan sangat
halus sepanjang 1 km
yang mengelilingi
pesisir Pantai
Hunimua, serta
pohon-pohon besar
dan rindang yang
berada tepat di pesisir
pantai Hunimua
menambah keindahan
panorama alam di
Pantai Hunimua.
2. Taman Keindahan Pantai
Hunimua tidak lepas
dari taman yang
berada tepat setelah
memasuki area
destinasi wisata
Pantai Hunimua.
Taman tersebut sudah
berada sejak dulu
kala dan yang
menjadi salah satu
yang dpat membuat
wisatawan terpesona
karena banyaknya
pohon-pohon tinggi,
hijau dan besar yang
berada di taman
tersebut dengan luas
± 500ha. sebagian
lahan taman tesebut
sudah dibuat menjadi
kawasan untk
wisatawan berkemah.
Taman Pantai
Hunimua menjadi
daya tarik actual
sekaligus sebagai
penunjang aktivitas
3. Flora dan
Fauna
Flora dan Fauna yang
terdapat di Pantai
Hunimua dapat
dengan mudah
ditemukan flora
endemic seperti
pohon bambu dan
pohon kayu terdapat
pohon kelapa,
cengkeh dan pala
yang menjadi ciri
khas masyarakat
Flora dan fauna
yang tedapat di
destinasi wisata
Pantai Hunimua
dapat menjadi daya
tarik potensial bagi
wisatawan.
64
Maluku. Selain itu
juga jenis fauna yan
masih dapat
ditemukan di pantai
Hunimua diantaranya
yaitu jenis burung
Pombo, kambing,
sapi, dan kerbau.
Flora dan fauna ini
dapat ditemukan di
wilayah desa Liang
manapun, sehingga
akan menjadi daya
tarik yang sangat
potensial untuk dpat
dinikmati oleh
wistawan.
4. Adat istiadat Adat istiadat yang
masih dilestarikan di
Pantai Hunimua yaitu
masih terlaksananya
upacara penyambutan
tamu yang biasanya
disebut upacara …
yang terdapat
perayaan festival di
puncak pelaksanaan
upacara dengan cara
makan patita (makan
bersama di jalan).
Biasanya upacara
tersebut dilaksanakan
saat pembukaan suatu
event.
Adat istiadat Pantai
Hunimua
merupakan daya
tarik potensial yang
menarik jika
dikembangkan
lebih baik lagi.
5. Kesenian
Tradisional
Masyrakat lokal
Pantai Hunimua
sampai denga saat ini
masih melestarikan
kesenian tradisonal
yang dimiliki seperti
tari-tarian dan tradisi
adat. Sayangnya
kesenian tradisonal
ini tidak banyak
dimanfaatkan untuk
memberikan
pengalaman edukasi
kepada wisatawan
yang berkunjung,
agar menjadi
Kesenian tradisonal
Pantai Hunimua
berpotensi sebagai
aktivitas daya tarik
yang dapat
memberikan
edukasi mengenai
kesenian lokal
terhadap
wisatawan.
65
pengalaman
tersendiri bagi
wisatawn.
6. Water Sport Terdapat beberapa
water sport di Pantai
Hunimua seperti
banana boat, flying
boat, donut boat. Dan
penyewaan perahu.
Berdasarka nbebrapa
water sport yang ada
dapat menjadikan
daya tarik agar
wisatwan bisa
menikmati berada di
patai Hunimua
dengan gembira dan
tidak membosankan.
aktivitas daya tarik
yang dapat menguji
adrenalin terhadap
wisatawan bermain
air di lautan yang
sangat luas dan
indah.
Sumber : Olahan Data Penulis, 2019
Berdasarkan hasil analisis tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
Pantai Hunimua memiliki banyak daya tarik aktual maupun potensial
yang dapat dikembangkan. Dilihat dari segi keunikan bentang alam
yaitu pemandangan alam Pantai Hunimua menjadi keunikan dan daya
tarik utama yang dapat dirasakan oleh wisatawan. Tidak banyak
aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan selain berenang dan
menikmati keindahan alam Pantai Hunimua yang hanya dapat
fotografi.
Pantai Hunimua masih banyak memerlukan dukungan untuk dapat
mengembangankan daya tarik – daya tarik potensial yang dapat
menarik minat kunjungan wisatawan dengan menciptakan aktivitas
baru sebagai diversifikasi produk yang telah ada. Sehingga kegiatan
wisata yang ada di Pantai Hunimua tidak hanya mengacu pada satu
66
kegiatan yang dapat menyebabkan rasa jenuh terhadap psikologis
wisatawan karena tidak adanya penciptaan produk wisata baru.
Mengacu pada attribut aktivitas wisata pedesaan yang telah dituliskan
pada bab II yaitu terdiri dari culture attribute activity, natural
attribute activity,special of type activity bahwasannya aktivitas yang
dapat diterapkan di Pantai Hunimua yaitu mendasar pada natural dan
special of typeattribute sesuai dengan kondisi aktual dan potensial
daya tarik.
Apabila ditinjau dari sumber daya pariwisata yang ada, kondisi alam yang
sangat mendukung dengan tersedianya pemandangan alamserta kondisi
Pantai Hunimua yang datar namun banyak pepohonan besar sangat cocok
untuk dilakukan aktivitas rural adventure atau aktivitas wisata petualang.
Wisata petualang yang dapat diterapkan yaitu soft adventure yang
memiliki resiko dan bahaya yang sangat minim yaituseperti flaying foxdan
fishing. Selain itu, mempelajari kesenian tradisional yang dimiliki Pantai
Hunimua, desa Liang, berupa tari – tarian khas, pertunjukan kesenian
Cakalel, orlapei dan Bambu Gila. Kesenian tradisional Pantai Hunimua
saat ini hanya menjadi acara penunjang dalam kegiatan upacara adat
maupun acara hajat yang diselenggarakan oleh masyarakat atau
pemerintah. Dimana sebenarnya kesenian tradisional dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu aktivitas bagi wisatawan untuk dapat secara langsung
mengenali dan mempelajari kesenian tersebut sehingga dapat memberikan
kesan pengalaman tersendiri ketika mengunjungi Pantai Hunimua.
67
Lingkungan Pantai Hunimua yang berada di dalam desa Liang menuntut
masyarakat untuk dapat melestarikan lingkunga alamnya, Sehingga
wisatawan di ajarkan untuk turut menjaga kelestarian alam dengan terlibat
secara langsung.
4. Kelembagaan
Lembaga pendukung wisata menjadi hal penting bagi keberlanjutan
pengembangan suatu destinasi. Di dalamnya terdapat peran penting dari
pihak pemerintah maupun lembaga wisata sebagai sector publik yang
mendukung segala kebutuhan wisata di sebuah destinasi. Saat ini di Pantai
Hunimua belum terbentuk lembaga pariwisata seperti KOMPEPAR
maupun POKDARWIS yang dapat menangani atau mengelola pariwisata
dengan baik. Dimana sampai dengan saat ini, layanan pendukung yang
diberikan kepada wisatawan masih diperoleh dari pemerintah daerah dan
perangkat desa yang dapat dikatakan belum maksimal karena tidak adanya
kerjasama dengan organisasi kepariwisataan Pantai Hunimua. Seperti yang
dikatakan oleh Deborah dan Wargenau dalam Sugiama (2011) bahwa
layanan pendukung (ancillary) merupakan organisasi pemerintah maupun
organisasi pengelola pariwisata yang mana dalam hal ini organisasi dapat
menyediakan dukungan untuk terselenggaranya pariwisata. Suatu
Destinasi wisata sangat memerlukan dukungan dari pemerintah maupun
organisasi pariwisata yang dapat berisi mengenai regulasi kebijakan untuk
dapat terselenggranya kegiatan pariwisata. Terciptanya kerjasama antara
kelembagaan pariwista pemerintah dan desa dapat memberikan dan
membantu dalam sector publik yaitu promosi destinasi wisata, kordinasi
dan pengendalian pembangunan pariwisata, penyedia informasibagi
68
publik, kordinasi terhadap bisnis lokal dan penyedia fasilitas fasilitas
tertentu dalam pariwisata.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemerintah daerah yaitu dinas
Pariwisata dan Budaya, pengelola Pantai Hunimua serta perangkat Desa
Liang, saat ini promosi yang dilakukan terkait daya tarik yang dimiliki
oleh Pantai Hunimua masih belum optimal. Dimana promosi yang
dilakukan hanya sebatas mempromosikan panorama alamnya,sehingga
masih belum ada dukungan terkait promosi mengenai potensi sumber daya
alam dan buatanPantai Hunimua seperti promosi mengenai potensi
kesenian tradisional yang dimiliki Pantai Hunimua. Begitu juga dengan
kordinasi dan pengendalian pembangunan wisata di Pantai Hunimua,
menurut penuturan sekertaris bidang bagian pengembangan destinasi dan
industry dinas Pariwisata Budaya Prov. Maluku pihaknya tengah
menyusun kerjasama dalam bentuk MOU dengan pihak Desa Liang guna
meningkatkan pembangunan pariwisata di Pantai Hunimua, sedangkan
menurut perangkat Desa Liang belum ada pembicaraan terhadap
pembuatan MOU mengenai pengembangan produk wisata Pantai
Hunimua. Dimana dalam hal ini, pihak pemerintah maupun Perangkat
Desa Liang diharapkan dapat memperhatikan pembangunan Pantai
Hunimua sebagai salah satu destinasi wisata pantai yang berkelanjutan
(sustainability). Selain itu kerjsama yang dilakuka oleh dinas
pariwisatasaat ini hanya dilakukan dengan Dinas Pemerintahan Desa
Liang. Sehingga dalam hal ini masih diperlukan adanya peningkatan
kordinasi dengan stakeholder lain terkait pengendalian pembangunan dan
penyediaan fasilitas wisata Pantai Hunimua
69
Begitu juga dengan kordinasi terhadap bisnis sector lokal yang masih
kurang bahkan tidak pernah dilakukan oleh pemerintah daerah. Belum
adanya pembentukan UKM serta POKDARWIS yang dapat membawahi
usaha lokal ini menyulitkan kordinasi mengenai bisnis lokal yang
diciptakan oleh masyarakat, dimana saat ini beberapa warga setempat
tengah merintis usaha produksi pisang, kentang sebagai oleh – oleh khas
Pantai Hunimua. Sehingga tidak ada kordinasi yang dilakukan oleh
pemerintah maupun perangkat desa terhadap berjalannya sector bisnis
lokal tersebut.
Tidak banyak perhatian dan kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah
maupun perangkat desa berpengaruh terhadap penyediaan fasilitas –
fasilitas tertentu sebagai penunjang kegiatan pariwisata Pantai Hunimua
yang mana sampai dengan saat ini masih berfokus pada wisata alam saja
tanpa mengangkat potensi wisata lainya yang dimiliki Pantai Hunimua.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab VI
mengenai pengembangan produk wisata pantai Hunimua maka pada bab ini akan
dibahas mengenai kesimpulan dari seluruh pembahasan dan rekomendasi untuk
dapat memberikan masukan terhadap rencana pengembangan produk wisata
Pantai Hunimua sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Accessibility
Aksesibilitas dari dan menuju Desa Ranu dapat dilalui dari dua Kabupaten
yaitu Kabupaten Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah. Kondisi jalan
melalui Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku merupakan jalan yang
paling aman dilalui oleh wisatawan karena kondisi jalan yang tidak terlalu
berkelok dan curam dibandingkan akses melalui Maluku Tengah. Dalam
hal ini, kondisi akses dari Kabupaten Maluku masih memerlukan
perbaikan yang meliputi kondisi jalan, penambahan papan intepretasi dan
penambahan lampu penerangan serta rambu – rambu jalan. Selain itu juga
karena sedikitnya sarana transportasi umum dari kota Ambon menuju
Kecamatan Salahutu yang menjadi titik point penjemputan wisatawan
memerlukan adanya dukungan dari pihak pemerintah untuk dapat
mempermudah akses wisatawan. Maka dari itu diperlukan adanya
kordinasi kepada pihak – pihak instansi terkait agar kondisi aksesibilitas
menuju Pantai Hunimua menjadi lebih baik.
70
2. Amenities
Kesimpulan mengenai amenitas atau fasilitas yang terdapat di Pantai
Hunimua menunjukkan bahwa masih memerlukan banyak pembenahan
dan penambahan fasilitas dalam menunjang kebutuhan wisatawan. Dimana
fasilitas merupakan faktor pendukung bagi wisatawan dalam melakukan
aktivitas. Kondisi fasilitas yang tersedia seperti tempat makan dan minum,
toilet umum, serta tempat parkir yang ada di Pantai Hunimua memerlukan
pembenahan dan penataan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh kementrian pariwisata untuk dapat lebih menarik bagi wisatawan.
Selain itu juga belum tersedia TIC (Tourism Information Center) mengenai
penyediaan informasi terkait Pantai Hunimua serta kurangnya papan
intepretasi bagi wisatawan. Maka dari itu untuk dapat meningkatkan
kualitas fasilitas wisata di Pantai Hunimua, diperlukan adanya
pembangunan maupun pengelolaan fasilitas wisata dengan melihat kondisi
aktual Pantai Hunimua.
3. Attraction dan Activity
Kesimpulan atraksi/daya tarik dan aktivitas wisata di Pantai Hunimua
menunjukkan bahwa terdapat banyak potensi daya tarik dan aktivitas
wisata yang dapat di kembangkan. Daya tarik wisata potensial yang ada
yaitu seperti pemandangan alam dan hamparan pasir putihdan adat
istiadatbudaya yang dapat menjadi daya tarik dan memberikan pengalaman
bagi wisatawan dengan mempelajari kebudayaan yang masih ada. Selain
itu juga terdapat aktivitas rekreasi wisata seperti kegiatan fotografi,
memancing, serta sebagai area camping ground dan berperahu yang perlu
71
dikembangkan. Dalam mengoptimalkan daya tarik dan aktivitas yang
terdapat di Pantai Hunimua diperlukan adanya pengembangan melalui
upaya peningkatan kualitas daya tarik dan aktivitas wisata yang
disesuaikan dengan kondisi aktual fisik maupun non fisik Pantai Hunimua
dan juga diharapkan dapat meningkatkan pengalaman bagi wisatawan yang
berkunjung serta menjadi kegiatan yang bertujuan menjaga kelestarian
lingkungan di Pantai Hunimua
4. Kelembagaan
Kesimpulan mengenai kelembagaan baik pemerintah maupun swasta yang
terdapat di Pantai Hunimua, menunjukkan bahwa tidak adanya
POKDARWIS sebagai lembaga yang membawahi kegiatan wisata
mengakibatkan tidak banyak dukungan yang dapat diberikan utuk
menunjang aktivitas pariwisata Pantai Hunimua. Kurangnya layanan
dukungan yang diberikan ditunjukan dengan tidak adanya kordinasi
terhadap sektor bisnis lokal dan minimnya kordinasi terhadap stakeholder
atau sektor publik dalammenunjang pariwisata di Pantai Hunimua. Selain
itu juga tidak adanya promosi yang di lakukan terkait Pantai Hunimua
dimana promosi yang dilakukan hanya focus mempromosikan pulau Ora
dan Pulau Banda. Adapun kerjasama atau kordinasi yang dilakukan oleh
pemerintah masih dalam tahap rencana pembuatan MOU dengan pihak
Desa Liang dalam pengembangan produk wisata Pantai Hunimua. Untuk
dapat meningkatkan layanan pendukung pariwisata di Pantai Hunimua
perlu adanya kerjasama dalam pembentukan lembaga organisai yang dapat
72
mengkontrol dan memberikan dukungan terkait pemenuhan kebutuhan
Produk wisata.
B. Rekomendasi
Mendasar pada hasil pembahasan analisis yang telah dibahas pada bab VI dan
meninjau pada kondisi actual dan potensial Pantai Hunimua serta
mempertimbangankan konsep. Berikut merupakan rekomendasi yang dapat
dijadikan sebagai acuan arahan pengembangan produk wisata pantai di Pantai
Hunimua
1. Rekomendasi Accessibility
Meninjau pada hasil analisi kondisi aktual aksesibilitas yang ada di Pantai
Hunimua, perlu adanya pembenahan yang dilakukan terutama pada jalur
akses yang melalui Kabupaten Maluku dengan pintu masuk Kecamatan
Kairatu, meliputi :
a. Pemerintah daerah melakukan kordinasi atau kerjasama dengan pihak
instansi pemerintah bersangkutan seperti Dinas Pekerja Umum
danDinas Perhubungan terkait dengan pembenahan jalan dan
penambahan sarana transportasi yang dapat menunjang kebutuhan
wisatawan untuk kemudahan berkunjung wisatawan ke Pantai
Hunimua
b. Pembuatan papan petunjuk arah dan penambahan rambu – rambu lalu
lintas untuk menunjang kemanan dan keselamatan baik masyarakat
73
maupun wisatawan yang melintasi jalan menuju Pantai Hunimua.
Selain itu papan penunjuk arah berfungsi mengarahkan wisatawan dari
jalan raya menunu lokasi wisata.
c. Perlu adanya arahan mengenai pembangunan atau pemasangan
penerangan jalan yang ditujukan untuk pengguna jalan yang melintasi
Desa Liang melalui pintu masuk Kecamatan Kairatu dan Kota Ambon
untuk dapat memberikan kenyamanan dan keamanan baik pengunjung
maupun masyarakat selama berkendara.
d. Perlu adanya pengadaan transportasi umum dari terminal Mardika
Ambondan dari terminal Pulau Seram sebagai terminal terdekat
menuju Pantai Hunimuayan diperuntukan bagi wisatawan
mancanegara, nusantara, ataupun lokal dan bekerjasama dengan pihak
penyedia transportasi umum Desa Liang. Selain itu juga perlu adanya
pembangunan prasarana trasnportasi seperti terminal Desa Liang yang
dapat menjadi tempat atau sarana lokasi penjemputan wisatawan bagi
penyedia transportasi umum.
2. Rekomendasi Amenities
a. Pembenahan Fasilitas Makan dan Minum
Penyediaan fasilitas makan dan minum di Pantai Hunimua perlu
adanya pembenahan untuk dapat lebih menarik minat wisatawan.
Pembenahan dilakukan dalam bentuk desain warung yang seragam
untuk dapat memberikan ciri khas terhadap Pantai Hunimua.
74
Bangunan warung makan dan minum dapat menggunakan bahan
ramah lingkungan seperti memanfaatkan bambu, daun sagu atau kayu
yang tersedia di hutan Desa Liang dengan desain tradisional khas
Maluku sehingga memiliki keunikan tersendiri bagi wisatawan.
Berikut ilustrasi bentuk bangunan tempat makan dan minum di Desa
Ranu Pani :
Gambar 11
Ilustrasi Tempat Makan dan Minum
Sumber : www.3dwerehouse.sketchup.com 2014, diunduh tanggal 8
juli 2019
b. Pembenahan Toilet Umum dan kamar bilas
Penyediaan fasilitas toilet umum di Pantai Hunimua saat ini belum
sesuai dengan standar yang ditentukan oleh Peraturan Menteri
Pariwisata No.1 Tahun 2017 tentang Petunjuk Operasional
Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata. Dimana
seharusnya toilet yang tersedia memilki standar besaran ruang,sirkulasi
udara yang baik untuk menjaga udara dari bau dan jamur serta bakteri,
pencahayaan yang cukup dengan memanfaatkan pencahayaan alami
maupun buatan, pintu tolet yang seharusnya terbuat dari material tahan
75
air. Selain itu juga harus terdapat washtafel dengan tersedianya sabun
cair, cermin dan kran yang dapat berfungsi dengan baik. Berikut
merupakan ilustrasi gambar toilet umum yang dapat diterapkan di
Pantai Hunimua dengan memanfaatkan material ramah lingkungan dan
semi permanen :
Gambar 12
Ilustrasi Toilet dan kamar bilas di Pantai Hunimua
Sumber : Sketchup-tutor.com, diunduh tanggal 8 juli
2019
c. Pembenahan Fasilitas Parkir
Pembenhan fasilitas tempat parkir di Pantai Hunimua perlu dilakukan
penataan kembali menyesuaikan dengan luasan lahan yang ada
sehingga lebih dapat tertata rapi dan berpusat pada satu lokasi.
Pembenahan dilakukan dengan membuat tempat parkir untuk roda dua
yang beratapkan material tahan air sehingga tidak mudah rusak ketika
hujan dan menambahkan garis – garis pembatas parkir pada fasilitas
parkir kendaraan roda empat. Selain itu juga perlu adanya penataan
76
pada pola parkir kendaraan roda empat dengan menggunakan pola
parkir dua sisi yang lebih efektif. Berikut merupakan ilustrasi fasilitas
parkir di Pantai Hunimua :
Gambar 13
Ilustrasi tempat parkir di Pantai Hunimua untuk mobil dan motor
Sumber : www.3dwerehouse.sketchup.com 2014, diunduh
tanggal 8 juli 2019
d. Penyediaan TIC (Tourist Information Center)
Perlu adanya pembangunan TIC atau pusat informasi yang ditujukan
untuk dapat memfasilitasi wisatawan mengenai informasi terkait pantai
Hunimua secara lengkap. Kelengkapan informasi tersebut dapat
mengenai seputar kondisi fisik Pantai Hunimua, daya tarik wisata dan
aktivitas yang dapat di lakukan di Pantai Hunimua, penyediaan peta
sebaran daya tarik dan informasi mengenai adat istiadat yang masih di
lestarikan. Pembangunan TIC dapat memanfaatkan lahan kosong yang
berada di sekitar destinasi wisata Pantai Hunimua. Sehingga pusat
informasi yang ada tidak lagi mengandalkan Bapak. Yamin selaku
sekretaris Desa Liang. Berikut merupakan gambar ilustrasi bangunan
Pusat Informasi :
77
Gambar 14
Ilustrasi Pusat Informasi
Sumber : www.3dwerehouse.sketchup.com 2014, diunduh
tanggal 8 juli 2019
e. Penyediaan Fasilitas Tempat Sampah
Perlu adanya penambahan fasilitas tempat sampah yang dapat
menunjang kebersihan lokasi wisata di Pantai Hunimua. Penyediaan
tempat sampah ini harus dibedakan sesuai dengan jenisnya yaitu
sampah organik, non-organik, botol kaca, botol dan gelas plastik yang
dilatakkan di beberapa titik lokasi area yang menjadi kegiatan
pariwisata. Penyediaan tempat sampah ini sesuai dengan peraturan
menteri pariwisata no.1 tahun 2017 mengenai tata kelola sampah.
f. Penyediaan Papan Intepretasi dan Pembuatan Entrance Gate
Ketersediaan papan intepretasi atau petunjuk arah di Pantai Hunimua
masih kurang untuk dapat menunjang informasi yang dapat diperoleh
wisatawan. Sehingga perlu adanya pembuatan papan intepretasi baik
berupa petunjuk arah atau papan informasi maupun peta lokasi wisata.
Selain itu juga perlu adanya pengembangan entrance gate sebagai
pintu selamat datang bagi wisatawan yang dapat memberikan daya
78
tarik sendiri dan menunjukkan keunikan bagi Pantai Hunimua. Berikut
merupakan gambar ilustrasi papan intepretasi penunjuk arah dan desain
entrance gate yang dapat diterapkan di Pantai Hunimua:
Gambar 15
Pintu masuk dan papan interpretasi di Pantai Hunimua
Sumber : www.3dwerehouse.sketchup.com 2014, diunduh
tanggal 8 juli 2019
3. Rekomendasi Attraction dan Activity
Berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan yang telah dilakukan,
maka saran rekomendasi untuk pengembangan daya tarik dan aktivitas
wisata Pantai Hunimua yaitu :
a. Membuat Arahan Pengembangan Aktivitas Rekreasi Pantai Hunimua
Aktivitas water sport dan outbound menjadi kegiatan yang dapat
direkomendasikan dalam pengembangn daya tarik wisata Pantai
Hunimua. Untuk dapat mendukung aktivitas tersebut masyarakat dapat
79
membuat batasan area dimana luas destinasi Pantai Hunimua yang
mencapai ±15Ha juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain seperti
aktivitas bersepeda. Selain itu masyarakat atau pengelola wisata Pantai
Hunimua dapat menyediakan peralatan Outbound bagi wisatawan.
Sedangkan untuk mendukung aktivitas berperahu di Pantai Hunimua
dapat didukung dengan melakukan pembenahan pada dermaga yang
sudah tersedia. Dimana perahu tersebut menyesuaikan dengan kondisi
Lautan di Pantai Hunimua serta dapat tetap menjaga kelestarian
lingkungan tanpa merusak ekosistem pantai. Sehingga dalam hal ini,
wisatawan dapat menikmati panorama alam pantai Hunimua dengan
menggunakan perahu dan sekaligus memancing ikan di Pantai
Hunimua. Berikut ilustrasi kegiatan Outbound, water sport dan
berperahu:
Gambar 16
Ilustrasi Outbound dan Water sport
Sumber : www.3dwerehouse.sketchup.com 2014, diunduh tanggal 8 juli
2019 dan www.google.com
80
b. Memberikan arahan pengembangan activity di jembatan yang terdapat
di Pantai Hunimua yaitu menikmati panorama alam dan melihat
Pantai Hunimua. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu dengan
membangun view deck berbahan dasar ramah lingkungan yang berada
diatas ketinggian kurang lebih ±100-150m dari dasar laut. Berikut
ilustrasi view deck yang dapat di bangun :
Gambar 17
Ilustrasi View Deck Pantai Hunimua
Sumber : www.3dwerehouse.sketchup.com 2014, diunduh
tanggal 8 juli 2019
c. Memberikan Arahan Pengembangan Aktivitas Mempelajari Kesenian
Tradisional Sebagai Daya Tarik.
Wisatawan dapat belajar mengenai kesenian tradisional yang masih
dilestarikan dan dimiliki oleh masyarakat sekitar sebagai pengalaman
yang berkesan selama bekunjung di Pantai Hunimua. Misalnya
wisatawan belajar mengenai tari lengso, tari cakalele, pertunjukan
kesenian bambu gila, tari orlapei, serta dapat belajar mengenai musik
tradisional khas Maluku yaitu tifa dan totobuang. Sehingga tidak
hanya melihat, tetapi wisatawan juga dapat mempraktekan bagaimana
81
menarikan tari – tarian maupun memainkan alat musik tradisional
yang ada di pantai Hunimua. Untuk dapat mendukung kegiatan ini,
masyarakat dan pengelola wisata maupun pemangku adat dan budaya
serta perangkat desa dapat membangun fasilitas Sanggar Kesenian
dengan memanfaatkan lahan kosong yang berada di destinasi Pantai
Hunimua sebagai tempat sarana pembelajaran kesenian. Bangunan
sanggar hendaknya menyesuaikan dengan keperluan ruang
danmenggunakan material bangunan yang ramah lingkungan. Berikut
merupakan ilustrasi bangunan sanggar kesenian yang dapat dibangun
di Pantai Hunimua sebagai penunjang aktifitas wisata :
Gambar 18
Sanggar kesenian di Pantai Hunimua
Sumber : www.3dwerehouse.sketchup.com 2014, diunduh
tanggal 8 juli 2019
Untuk dapat mempermudah wisatawan dalam melakukan aktivitas di
pantai Hunimua, maka pengelola wisata dan masyarakat setempat
dapat bekerjasama dalam menyusun kegiatan livein dengan susunan
kegiatan sebagai berikut :
82
Tabel 8
Live in Pantai Hunimua
No. Aktifitas Ketentuan
1 Berkeliling Pantai
Hunimua
a. Dapat diadakan langsung di destinasi wisata
Pantai Hunimua
b. Wisatawan berkeliling pantai Hunimua dengan
berjalan kaki sambil melakukan olahraga ringan
c. Wisatawan diharuskan membawa minum
sendiri agar mengurangi sampah plastik.
2 Memancing dan Berperahu
a. Pengelola Pntai Hunimua menyediakan
peralatan untuk memancing dan berperahu
b. Lokasi memancing masih didalam destinasi
Pantai Hunimua
c. Wisatawan dapat membawa pulang hasil
tangkapan mereka
d. Pengelola Pantai Hunimua menyediakan
tempat pembakaran ikan hasil tangkapan untuk
langsung disantap oleh wisatawan
e. Pengelola Pantai Hunimua dapat mengadakan
lomba memancing untuk memberikan warna baru
dalm daftar daya tarik wisata
3 Bersepeda
a. Pengelola Pantai Hunimua Menyediakan
Sepeda yang dapat dipinjam oleh wisatawan
untuk dapat berkeliling Pantai Hunimua
b. Wisatawan dapat memanfaatkan jalanan di
pesisir pantai atau path untuk mengelilingi Pantai
Hunimua sambil menikmati pemandangan alam
4 Kesenian Trian
Tradisional
a. Dapat diadakan langsung di Baileo atau
memanfaatkan taman yang ada di dalam destinasi
wisata Pantai Hunimua
b. Wisatawan belajar kesenian tradisional dan
diajarkan langsung oleh anggota sanggar
5 Menikmati Panorama
Wisatawan dapat menikmati panorama Pantai
Hunimua Saat pagi dan sore hari tanpa
menggunakan guide
6 Mengikuti Upacara Adat
Aktivitas ini dapat dilakukan apabila wisatawan
berkunjung sesuai dengan bulan dimana event /
kegiatan tersebut berlangsung
Sumber : Olahan Penulis, 2019
83
4. Rekomendasi Kelembagaan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka rekomendasi untuk kelembagaan yang di dalamnya juga mencakup
ketersediaan organisasi / lembaga pariwisata, yaitu sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah seperti Dinas Pariwisata dan Budaya bekerjasama
dengan perangkat desa dan Pengelola Panati Hunimua membentuk
dan membina masyarakat dalam pembentukan organisasi pariwisata
seperti Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) atau Kelompok
Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR). Hal ini juga dapat dilakukan
dengan menghidupkan atau memberdayakan kelompok Taruna Wisata
yang saat ini telah terbentuk. Sehingga pariwisata di Pantai Hunimua
dapat terorganisir dengan baik.
2. Pemerintah dan pengelola Pantai Hunimua melakukan kerjasama
dalam mempromosikan wisata yang ada di Pantai Hunimua serta
memberikan fasilitas informasi wisata dengan membangun atau
menyediakan Pusat Informasi mengenai Pantai Hunimua secara
lengkap.
3. Pemerintah dan Perangkat Desa Liang melakukan pembentukan
kelompok usaha lokal / UMKM sehingga kordinasi mengenai bisnis
lokal dapat dilakukan secara baik dan berkala.
4. Pemerintah melakukan kordinasi dengan pihak – pihak terkait
pariwisata di Pantai Hunimua dengan membuat program –
programyang dapat mendukung terlaksananya aktivitas pariwisata.
84
Sehingga fasilitas pariwisata maupun layanan pendukung wisata di
Pantai Hunimua dapat tersedia dan terpenuhi dengan kuantitas dan
kualitas yang baik serta memadai.
Rekomendasi lainnya dalam penelitian ini yaitu dengan membuat
gambaran mengenai arahan rencana tahapan pengembangan produk
wisata pedesaan di Pantai Hunimua dalam jangka waktu lima tahun.
Adapun tahapan arahan pengembangan terdiri dari arahan rencana
pegembangan produk wisata yang dapat diterapkan di pantai
Hunimua. Adapun arahan pengembangan produk wisata mengacu
pada konsep pengembangan yang diutarakan oleh menurut UU No. 10
Tahun 2009 tentang kepariwisataan pengertian wisata bahari adalah
usaha yang menyelenggarakan wisata dan olahraga air, termasuk
penyediaan sarana dan prasaranaserta jasa lainnya yang dikelola
secara komersil di perairan laut, pantai, sungai, danau dan waduk.
Berikut merupakan tabel tahapan arahan rencana pengembangan
wisata di Pantai Hunimua :
85
Tabel 9
Tahapan Arahan Pengembangan Produk Wisata di Pantai Hunimua
No. Tahapan Rencana Arahan Kegiatan Tahun
1 2 3 4 5
1
Peningkatan
Produk
wisata di
Pantai
Hunimua
Menjadikan Pantai
Hunimua sebagai salah
satu denstinasi wisata
pantai yang unggul di
Kabupaten Maluku
Tengah dengan
mengembangkan
aktivitas wisata baru
Memberikan
arahan
penambahan daya
tarik dan aktivitas
wisata di pantai
Hunimua
Memberikan
arahan rencana
pengembangan
agar dalam
mengembangkan
daya tarik da
aktivitas idak
menganggu /
merusak
ekosistem alam
dan lingkungan
Memberikan
arahan kepada
masyarakat dan
wisatawan yang
berkunjung terkait
pentingnya sadar
wisata di destinasi
wisata Pantai
Hunimua
memberikan
arahan
pengembangan
aktivitas sosial
dan budaya
maupun kesenian
tradisional kepada
masyarakat
Memberikan
edukasi kepada
masyarakat
mengenai kegiatan
yang dilakukan
serta untuk dapat
menjaga
kebersihan
86
lingkungan Pantai
Hunimua dapat
dilakukan dengan
memberi
peringatan kepada
wisatawan
mengenai hal-hal
yang boleh dan
tidak boleh
dilakukan
Meningkatkan
aksesibilitas dan
transportasi
Melakukan
Koordinasi
dengan pihak-
pihak terkait
Penambahan
moda transportasi
umum untuk
menunjang
wisatawan yang
datang melalui
Pulau Seram dan
Kota Ambon
Penambhan papan
petunjuk arah dan
rambu-rambu
jalan
Membuat arahan
sistem penerangan
jalan
Meningkatkan /
pembenahan fasilitas
penunjang pariwisata di
Pantai Hunimua
Melakukan
pembenahan
fasilitas wisata
seperti : fasilitas
parkir, tempat
makan, toilet
umum dan kamar
mandi
Melakukan
pembangunan
fasilitas entrance
gate, papan
intepretasi dan
TIC sebagai
penunjang wisata
Memberikan
arahan pembuatan
shelter sebagai
tempat istirahat di
setiap area yang
menjadi tempat
aktivitas
Meningkatkan layanan Melakukan
87
pendukung pariwisata di
Pantai Hunimua
pembentukan
POKDARWIS
Mengadakan
pelatihan dan
pembinaan
terhadapa
POKDARWIS
dan kelompok
masyarakat
lainnya
Membentuk
kelompok usaha
bisnis lokal
sebagai bisnis
penunjanga wisata
dalam mendukung
pariwisata Pantai
Hunimua
Mendukung dalam
mempromosikan
pariwisata Pantai
Hunimua
Melakukan
koordinasid engan
stakeholder
pariwisata
maupun dengan
bisnis lokal Pantai
Hunimua.
Sumber : Olahan Penulis, 2019
88
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ibrahim. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif Panduan Penelitian Beserta
Contoh Proposal Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Inskeep,E. (1991). Tourism Planning An Integrated and SustainableDevelopment
Approach. New York: Van Nostrand Reinhold.
Mill, R. C. (2000). Tourism The International Busness. Jakarta : PT
GrafindoPersada.
Moleong. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. 2001: Rejana Rosdakarya.
Philip Kotler, John T. Brown, James C. Makens (2009), Marketing for Hospitality
and Tourism
Middleton, Victor T.C .2001. Marketing in Travel and Tourism, Butterworth-Heinemann, London.
Wardiyanta, 2006, Metode Penelitian Pariwisata, Yogyakarta : ANDI
UNWTO. (2017). UNWTO Tourism Highlight. Spain: UNWTO Publications and
Library.
Dokumen
Undang – Undang No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan\
RIPPARDA Provinsi Maluku, 2018-2025
Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2011
Badan Pusat Statistik 2017
Internet
https://www.scribd.com/document/375663560/03-Laporan-Akhir-RIPPARDA-Maluku-
Tengah-pdfdi akses diatas tanggal 13 Februari 2019
https://1001indonesia.net/pantai-liang-sempat-dinobatkan-sebagai-pantai-terindah-di-
indonesia/diakes tanggal 16 Februari 2019
https://karyatulisilmiah.com/pengembangan-pariwisata/diakses tanggal 28 Februari 2019
http://thesis.binus.ac.id/docdiakses tanggal 3 Maret 2019
89
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11771/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=ydiakses tanggal 18 April 2019
http://repository.upi.edu/648/61/S_MRL_0901544_BIBLIOGRAPHY.pdf
http://repository.unpas.ac.id/27169/5/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://digilib.uinsby.ac.id/19203/4/Bab%202.pdfdiakses tanggal 18 April 2019
https://www.library.binu.ac.id/eColls.eThesisdoc/BAB2DOC//2011-2-01687-HM%20BAB2001.doc
Https://www.repository,upi,edu
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/50748/5/2011yjo_BAB%20II.%20Ti
njauan%20Pustaka.pdf
Jurnal
‘Pariwisata Berkelanjutan Dalam Pusaran Krisis Global” (2010), Denpasar : Udayana Uneversity Press, Hal. 57.
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERIKSA DAYA TARIK / CHECKLIST
Nama Kawasan Penelitian :
Klasifikasi Atraksi Wisata :
Lokasi Administrasi :
Lokasi Pengelolaan :
Peneliti :
Tanggal Penelitian :
A. Geografi
1.1 Luas Kawasan :
1.2 Luas ODTW :
1.3 Luas Area Terpakai / Terbangun :
1.4 Batas Administrasi dan Batas Alam
Batas Administrasi Batas Alam Keterangan
Utara
Barat
Selatan
Timur
1.5 Jarak Kawasan Penelitian
Dari Nama Jarak / km Keterangan
Ibu Kota
Kecamatan
Ibu Kota
Kabupaten
Ibu Kota Provinsi
Terminal Bus /
Angkot
Stasiun Kereta
Api
1.6 Topografi
Aspek Keterangan
Ketinggian rata-rata diatas
permukaan laut ……… mdpl
Kondisi umum lahan
B. Geologi
No Aspek Keterangan
1. Jenis Material tanah
………………………………………
2. Kestabilan tanah :
□ Baik □ Sedang □ Labil, Lokasi
……...
3. Daya serap tanah :
□ Baik □ Sedang □ Tidak Baik
4. Tingkat erosi :
□ Baik □ Sedang □ Tinggi, Lokasi
……..
C. Klimatologi
No Aspek Keterangan
1. Temperatur udara :
a. Rata – rata tahunan :
………………………………… oc
b. Minimum tahunan :
………………………………… oc
c. Maksimum tahunan :
………………………………… oc
2. Curah hujan :
a. Rata – rata tahunan : …………… mm
b. Musim hujan, bulan :
…………………….
c. Msim kemarau , bulan :
………………………
3. Kelembaban : ……………………………. %
4. Kekuatan tiupan angina
□ Besar □ Sedang □ Kecil
5. Penyinaran matahari rata – rata
□ Terik □ Sedang □ Kecil
6. Pengaruh Musim
□ Ada □ Tidak Ada
D. Hidrologi
No Aspek Keterangan
1. Sungai :
□ Ada
□ Tidak Ada □ Induk
……………….. □ Anak
□ Cabang
□ Abrasi : □ Tinggi □ Sedang
□ Rendah
□ Sedimentasi : □ Tinggi □ Sedang
□ Rendah
□ Kuat □ Sedang
□ Lemah
E. Kondisi Lingkungan
No Aspek Baik Cukup Kurang Keterangan
1. Kualitas
lingkungan
2. Kebersihan /
sanitasi
3. Bentang Alam
No Aspek Ada Tidak Ada Penyebab
4. Pencemaran Udara
5. Pencemaran Bau
6. Pencemaran Air
No Aspek Ada Tidak Ada Lokasi
7. Pencemaran
Sampah
8. Vandalisme
No Aspek Keterangan
9. Visabilitas
□ Bebas □ Terhalang □ Sedikit
terhalang
10.
Tingkat Kebisingan
□ Rendah □ Sedang □ Tinggi
11.
Rambu Iklan
□ Banyak □ Sedang □ Sedikit □
Tidak ada
F. Flora dan Fauna
No Jenis Flora Fauna Lokasi Keterangan
1. Dominan a. ………….. a. …………..
b. ………….. b. ………….
c. ………….. c. ………….
2. Berbahaya a. ………….. a. ………….
b. ………….. b. …………..
c. ………….. c. …………..
3. Langka a. …………. a. ………….
b. …………. b. ………….
c. …………. c. ………….
4. Produksi a. ………… a. …………
b. ………… b. …………
c. ………… c. …………
5. Komersial a. …………. a. ………….
b. …………. b. ………….
c. …………. c. ………….
6. Konservasi a. …………. a. ………….
b. …………. b. ………….
c. …………. c. ……….
G. Pola Ruang
No Aspek Keterangan
1. Pola ruang daya tarik
□ Tersebar □ Terkonsentrasi
2. Pola Pemilik Lahan
□ Tanah Negara □ Tanah
Adat
□ Tanah Desa □ Tidak
Jelas
□ Lainnya …………….
3. Tata guna tanah
□ Pemukiman □ Pariwisata
□ Pertanian □ Hutan
Lindung
□ Perkebunan □ Hutan
Produksi
□ Lainnya …………
H. Daya Tarik
No Jenis
Aktual
Potensial Lokasi Keterangan
Utama
Penunjang
1. Hutan
2. Air Terjun
3. Danau
4. Sungai
5. Flora
6. Fauna
7. Panorama
8. Perkebunan
9. Penangkaran
10. Pertanian
11. Peternakan
12. Kehidupan trasdisional
13. Upacara Adat
14. Event / festival
I. Aktivitas
No Jenis
Aktual
Potensial Lokasi Luas Keterangan
Utama
Penunjang
1. Tracking
2. Hiking
3. Climbing
4. Fotografi
5. Rekreasi
Hutan
6. Penelitian
Flora
7. Penelitian
Fauna
8. bersepeda
9. Berperahu
10 Piknik
11 Berkemah
12 Menikmati
panorama
13 Jalan -
. Jalan
14 Pertunjuk
. Kan
kesenian
Local
15 Berkebun
16 Meneliti
flora &
Fauna
17
J. Prasarana
No Jenis Keterangan
1. Sumber Daya listrik
a. Sumber □ PLN □ Generator
□ Accu □ Lainnya……
□ Tidak ada
b. Kapasitas : ……………. KWH
c. Voltage : □ 110 volt □ 220 volt
d. Distribusi : □ Baik □ Cukup□ Kurang
2. Sumber air bersih :
a. Sumber : □ Sumur □ Air sungai
□ Air PDAM □ Lainnya…..
□ Tidak ada
b. Debit : ……………… m3 / detik
c. kualitas air : □ Jernih □ Keruh
d. Rasa air : □ Tawar □ Payau □ Asin
e. Bau Air : □ Normal □ Agak bau □
Sangat bau
f. Sumber air ke Tapak Kawasan :
……………………. M
g. Kendala jenis pemanfaatan
□ Ada □ Tidak ada
h. Kemungkinan Pemanfaatan
□ Mudah □ Cukup □ sulit
3. Sistem Pembuangan Limbah :
□ Ada □ Tidak ada
Melalui : □ Penyerapan tanah □ Septic tank
□ Sungai □ Selokan
□ Proses pengolahan □ Sistem irigasi
□ Lainnya ……………………..
Kondisi □ Baik□ Cukup □ Kurang
4. Sistem Komunikasi :
□ Ada □ Tidak ada
a. Jenis □ Telepon □ Radio Panggil
□ Pos & Giro □ Telegraph
□ Lainnya ………………………………
b. Jumlah □ Memadai □ Sedang □
Tidak memadai
c. Penggunaan Jenis □mudah □ Sedang
□ Sulit
K. Sarana Umum Terdekat / Sekitar Kawasan
No Aspek Tidak ada Ada Jenis Keterangan
1. Fasilitas Kesehatan
2. Fasilitas Keamanan
3. Fasilitas ibadah
L. Sarana Wisata
No Jenis Jumlah Lokasi Kualitas Keterangan
1. Akomodasi
a.
……………………..
b.
……………………
c.
……………………
2. Fasilitas makan dan
minum
a.
……………………
b.
…………………..
c.
……………………
3. Area Parkir
4. Pintu Gerbang
5. TIC / Visitor Center
6. Kios Cinderamata
7. WC umum / MCK
8. Shelter
9. Look out post
10. Crow’s Nest
11. Pos P3K
12 Pos Keamanan
13. Bangku Taman
14. Area Piknik
15. Penyewaan
- Perahu
- Sepeda
- …………..
16. Intepretasi
- Brosur
- Papan Info
- Rambu - Rambu
- Intepreter
- Check list
- Green house
M. Fisik
1.1 Jalan
No Kelas Panjang Lebar Kualitas
Keterangan
Klasifikasi Jalan
Jalan Jalan jalan
Aspek
1. Jalan Raya ……….. ……….km ………..m
B / C /
K
2.
Jalan
……….. ……….km ……….m
B / C /
Akses K
3.
Jalan
………. ……….km …….. m
B / C /
Setapak K
1.2 Kelengkapan fasilitas dalam radius 5 km
Kelengkapan fasilitas Keterangan
□ Pompa Bensin
□ Tambal Ban
□ Telepon umum
□ Penerangan Jalan
□ Rambu Lalu Lintas
□ Lainnya……………….
1.3 Frekuensi transportasi umum dari terminal terdekat
No Jenis Keterangan
1. Bus □ Terjadwal □ Tidak
Terjadwal
2. Angkot □ Terjadwal □ Tidak
Terjadwal
3. Angkutan
□ Ada □ Tidak Ada
Tradisional
4. Lainnya
………………………………………
N. Non Fisik
No Aspek Baik Cukup Kurang, Keterangan
Penyebab
1. Keamanan
Sepanjang Jalan
2. Kualitas
Pemandangan
Sepanjang Jalan
3. Waktu Tempuh …………………………….. ……… Menit
1. ATRAKSI
Kategori Keterangan
□ Wisata Alam
□ Wisata Budaya
□ Wisata Buatan
□ Wisata Sosial
2. FASILITAS
Kategori Keterangan
Akomodasi menginap
□ Ada
□ Tidak ada
Restaurant
□ Ada
□ Tidak ada
TIC
□ Ada
□ Tidak ada
Kondisi TIC
□ Baik
□ Buruk
Kelengkapan Informasi
TIC
□ Lengkap
□ Kurang Lengkap
□ Tidak Lengkap
3. TRANSPOrTASI
Kategori Keterangan
The way
Kemudahan Pencapaian
□ Mudah dijangkau
□ Sulit Dijangkau
□
The Vehicle
Ketersediaan moda
transportasi
□ Ada
□ Tidak Ada
Jenis Moda Transportasi
………………………..
Kondisi Fisik Moda
Transportasi
□ Baik
□ Tidak Baik
Jumlah Moda Transportasi
………………….. buah
Terminal
Kondisi Terminal
□ Baik
□ Buruk
Jumlah terminal
……………… buah
Kontrol dan system
komunikasi
□ Darat
□ Laut
□ Udara
4. INFRASTRUKTUR
Kategori Keterangan
Suplai Air ( sumber air)
□ Ada
□ Tidak ada
Kejernihan air
□ Baik
□ Buruk
Suplai Listrik
□ Ada
□ Tidak Ada
Pembuangan Limbah
□ Ada
□ Tidak ada
Kondisi Tempt pembuangan limbah
□ Baik
□ Buruk
Daya Tampung tempat pembuangan limbah
…………………………………………….
Aturan mengenai pembuangan Limbah
…………………………………………….
Telekomunikasi
Ketersediaan jaringan komunikasi
□ Ada
□ Tidak ada
Kondisi jaringan komunikasi
□ Baik
□ Buruk
Drainase
Ketersediaan jaringan drainase
□ Ada
□ Tidak ada
Kondisi Drainase
□ Baik
□ Buruk
LAMPIRAN 2
FORM CODING
1. Kode Berdasarkan Lokasi Penelitian
DL : Desa Liang
DPB : Dinas Pariwisata dan Budaya
2. Kode Berdasarkan Sumber Penelitian KD : Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Maluku
PDS : Perangkat Desa Liang
KAU : Kelompok Angkutan Umum
3. Kode Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data CHO : Catatn Hasil Observasi
CHW : Catatan Hasil Wawancara
CHD : Catatan Hasil Dokumentasi
4. Kode Berdasarkan Pertanyaan
BPH : Pendapat Perkembangan Pantai Hunimua
PP :Peran Pengembangan Pariwisata
PR :Promosi Wisata Yang Sudah Dilakukan
KS :Koordinasi Antar Stakeholder
PI Penyedia Pusat Informasi
DF :Dukungan Penyediaan Fasilitas
PM : Peatihan yang dilakukan terhadap masyarakat
NTP : Pariwisata sebagai Nilai Tambah Penghasilan
SA : Sarana Akses
PGS : Penyuluhan Guiding dan Safety
BIODATA
A. DATA PRIBADI
Nama : Windry Frensya Latuasan
Nomor Induk : 2014 19734
Tempat & Tanggal Lahir : Ambon, 09 Agustus 1996
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Dr. Malaihollo, RT.01/03, Nusaniwe, Benteng
B. DATA ORANG TUA Nama Ayah : Wempy Latuasan
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Nama Ibu : Dorina Lidya Berhitu
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat Rumah : Jl. Dr. Malaihollo, RT.01/03, Nusaniwe, Benteng
C. PENDIDIKAN 2001 – 2007 : SD Maria Medriatrix 1
2007 – 2010 : SMP Negeri 4 Ambon
2010 – 2013 : SMK Negeri 1 Ambon
D. Pengalaman
1. Praktek Kerja Nyata di Kantor DPRD Kota Ambon srbgai Sekretaris Ketua DPRD
Kota Ambon selama 6 bulan
2. Praktek Kerja Nyata sebagai Tim Perencanaan Destinasi di DIRPARBUD
Pangandaran
3. Mengikuti Pelatihan Dasar Sikap dan kepemimpinan
4. Field Project Study di Kabupaten Toraja Utara (Maret-April) tahun 2017
5. Menjadi Panitia acara Wisuda tahun 2014
LAMPIRAN 3
WAWANCARA
Tabel
Wawancara Layanan Pendukung di Pantai Hunimua
KODE /
No PERTANYAAN RESPON KATEGORI &
ARTI PENTING
Perkembangan wisata di
Pantai Hunimua dilihat dari
jumlah kunjungan cukup
signifikan, tetapi masyarakat
belum bisa menikmati hasil
dari pariwisata. Jadi mereka
hanya bisa melihat tanpa
dapat menimati hasil
CHW, DPB,
PH, BPH
Perkembngan
wisata Pantai
Hunimua
cukup
signifikan tetapi
masyarakt belum
Bagaimana pendapat
dapat menikmati
Sepenuhnya hanya terdapat
beberapa saja yang berkerja
sebagai bagian dari pariwisata
di Pantai Hunimua.
Hasilnya lebih
banyak.
bapak/ ibu terhadap
Ya mulai dulu sudah CHW, PTN,
1 berkembangnya
lumayan rame, walaupun KTN, BPR pariwisata di Pantai
Hunimua ? Tingkat junjungan
pengunjung meningkat hanya
pada saat weekend dan libur
nasional saja
Tapi Kegiatan berenang
masyarakat sangat senang
di Pantai Hunimua
sekali dengan masih selalau ramai
adanya pengunjung walaupun
karena untuk mengalami sedikit
menambah penghasilan
Tidak banyak
pengunjung yang
hadir apabila di saat
weekday
Juga untuk jualan.
Jadi untuk tambahan
penghasilan masyarakat.
Peran kami sebagai dinas CHW, KD, DPB,
pariwisata dan budaya saat PP
ini hanya mendukung Peran
Apa saja peran bapak /
kegiatan wisata di Pantai
Hunimua, DISPARBUD
terutama dalam Dalam
ibu dalam
melakukan promosi. Kami pembangunan
2 pengembangan
juga mempunyai program Pariwisata dalam pariwisata di Pantai
Hunimua ?
sosialisasi yang lebih kepada hal mendukung
Masyarakat yang bekerja di
area destinasi wisata Panti
Hunimua promosi dan
program pelatihan
Peran perangkat desa dalam CHW, PDS, DL,
pengembangan wisata di PP
Desa Ranu Pani hanya berupa tersedianya TIM SAR dari masyarakat lokal dan Tim Keamanan Peran Perangkat
karena sebagian Desa dalam
besar pengelolaan wisata pembangunan
disini di kendalikan oleh
pariwisata sangat
pihak DISPARBUD minim
Promosi yang kami lakukan CHW,KD, DPB,
saat ini yaitu dengan PR
melakukan promosi melalui
media cetak yaitu brosur yang
disebarkan di setiap hotel di
kota Ambon dan Promosi yang
juga media social. dilakukan
DISPARBUD
melalui media
cetak dan media
social
Bagaimana promosi
Kami hanya melakuka promosi dari mulut ke mulut untuk para wisatwan yang datang untuk selebihnya tidak ada promosi yang CHW, PDL, DL,
yang telah dilakukan
kami lakukan karena PR
3 terhadap pariwisata
pariwisata di Pantai hunimua Belum maksimal Pantai Hunimua selama
ini? diatur oleh DIPARBUD Prov.
Maluku dukungan promosi
yang di lakukan
pihak desa
4 Bagaimana Kordinasi Kordinasi yang dilakukan CHW, KD, DPB,
yang telah dilakukan saat ini mengenai kerjasama KS
antar stakeholder dengan pihak – pihak terkait
pariwisata dalam dalam pengembangan Kordinasi dengan
Melakukan pariwisata di
Pantai Hunimua
pihak Desa Liang
pembangunan maupun yaitu Sala satunya mengenai MOU
Pengendalian dalam tahapan perencanaan kerjasama dalam
pembangunan wisata
MOU dengan pihak Desa
Liang. hal Pariwisata serta
di Pantai Hunimua ? Selain itu juga melakukan dinas Pekerja
kordinasi dengan beberapa Umum
instansi terkait sarana dan
prasaran pariwisata yang ada
di Pantai Hunimua seperti
pembenahan jalan yang
bekerjasama dengan Dinas
Pekerja umum.
Kordinasi yang dilakukan CHW, PD, DL,
perangkat desa terkait KS
pariwisata yaitu dengan
melakukan komunikasi Kordinasi dengan
dengan kelompok – Kelompok
kelompok yang telah masyarakat dan
dibentuk oleh
masyarakat lokal
sendiri. DISPARBUD
Selain itu juga dengan terkait kegiatan
Disparbud Prov.
Maluku, Pariwisata
biasanya terkait dengan
event pariwisata dan
sosialisasimasyarakat.
Kordinasi dengan pihak
dispar lebih intens ketika ada
festival.
Kordinasi yang dilakukan CHW, PTN,
cukup baik sekali, bahkan KTN, KS
dengan polsek, SAR dan
Provinsi Maluku. lebih Kordinasi yang
kepada bagaimana wisata di dilakukan sudah
Pantai ini bisa lebih maju lagi cukup baik dengan
dan juga dalam segi pihak polsek, SAR
keamanannya dan juga
ada batasan kawasan, jadi Desa Liang
masyarakat sudah
memahami mana batas –
batas yang boleh
dikembangkan dan tidak
5
Pihak disparbud beberapa kai selama setahun CHW, KD, DPB,
pernah melakukan kordinasi KBL
terhadap sektor bisnis local
yang ada di Panti Hunimua.
Selama setahun 2-3
kali pernah ada
Tapi pihak kami akan kordinasi dengan
melakukan program masyarakat
pelatihan kuliner yang bisa mengenai bisnis
membuka peluang bisnis Local
untuk masyarakat, jadi
mungkin kordinasinya
melalui perangkat desa.
Kordinasi dilakuka melalui CHW, PD, DRP,
pelaku yang menangani KBL
Bagaimana kordinasi bisnis local di Pantai
Hunimua Kordinasi sector
yang dilakukan
Karena untuk
sementara dilakukan dengan
terhadap bisnis sector
belum terbentuk UKM kelompok
local yang ada di Pantai
Hunimua ?
Belum banyak kerjasama CHW, DL,
Atau kordinasi yang KBL
Dilakuka
n dengan bisnis
local. Misalnya dengan Tidak banyak
Pemilik homestay, selama kerjasama yang
tidak melanggar kawasan dilakukan terhadap
dalam pembangunannya ya sektor bisnis local
tidak masalah. Jadi untuk di Pantai Hunimua
Masalah pengelolaan
penginapan diserahkan
sepenuhnya kepada
masyarakat tidak ada
kordinasi lebih asal tidak
melanggar hokum.
6 Apakah ada Pihak disparbud Prov.
Maluku CHW, KD, DPB,
penyediaan informasi menyediakan informasi PI
bagi sector publik, jika mengenai pariwisata di Pemerintah
ada bagaimana
kantor Disparbud Prov.
Maluku dan Desa Liang menyediakan
bentuknya ? yang berada di luar informasi
Destinasi
Pantai
Hunimua pariwisata di
sehingga Kantor
wisatawan yang ingin DISPARBUD
mendapatkan infomasi harus untuk sektor
melalui kantor Disparbud. publik.
Penyediaan infomasi terkait CHW, PD , DL,
Pantai Hunimua dalam hal PI
pariwisata saat ini belum Tidak tersedia
tersedia, informasi
mengenai Pantai
Hunimua
CHW, KD, DPB,
DF
DISPARBUD
menyediakan
fasilitas perbaikan
Apakah ada dukungan
sarana akses jalan.
Penyediaan fasilitas yang CHW, PD, DL,
dalam bentuk telah disediakan oleh DISPARBUD dan Desa Liang DF
penyediaan fasilitas
7 dalam menunjang
wisata untuk
pariwisata di Pantai Hunimua
Perangkat Desa dan
DISPARBUD Prov.
Maliku
menunjang pariwisata
Pani yaitu dengan
telah membangun
di Pantai Hunimua ?
membangun toilet umum fasilitas toilet
Dan kamar bila yang
berada di destinasi
wisata Pantai
Hunimua
umum dan kamar
bilas
Penyuluan Atau pelatihan CHW, KD, DPB,
yang Dilakukan untuk PM
menunjang kebutuhan
pariwisata Pantai
Lian
g DISPARBUD
Apakah pernah ada
saatini Sebatas pada melakukan
Pelatihan
penyela
matan dan pelatihan mengenai
penyuluhan atau
kemanan
Pelatihan penyelamatan dan
pelatihan yang
Tersebut Bertujuan untuk keamanan kepada
8 dilakukan kepada
memberikan
Rasa
nyaman wisatawan
masyarakat terkait
Kepada
wisatawan
pengembangan
bagaiamana cara melayani
pariwisata ?
tamu dengan baik dan benar
Kegiatan pelatihan yang CHW, PD, DL,
dilakukan oleh pihak PM
Disparbud dalam hal
menunjang pariwisata jarang Tidak ada
dilakukan. keberlanjutan
program pelatihan
Menurut anda, apakah
Tentu saja dapat menambah CHW, KD, DPB,
penghasilan bagi masyrakat NTP
Dengan
selain Pariwisata dapat
berkembangnya
pendapatan
dari
hasil menajdi nilai pariwisata di Pantai
Hunimua
peternakan karena Pantai
Hunimua tambah bagi
9 dapat
dapat dikatakan punya
masyarakat disekitar
pantai Hunimua
membuka lapangan
asset besar dalam pariwisata.
pekerjaan baru dan
Memang sudah seharusnya CHW, PD, DL,
menjadi nilai tambah
masyarakat menikmati hasil NTP bagi masyarakat ?
dari pariwisata. Tidak hanya
sekedar nilai tambah, bahkan Pariwisata harus
seharusnya dapat menjadi Menjadi
penghasilan utama jika pengahsilan utama
pariwisata di Pantai bagi masyarakat.
Hunimua dapat di tata
dengan
baik dan benar.
Sangat memberikan nilai CHW, PTN,
tambah untuk penghasilan KTN, NTP
masyarakat. Karena disini
kan Sangat ramai Memberikan nilai
pengunjung tambah untuk
kalau Penghasilan
Ekonomi
masyarakat.
Sumber : Olahan Hasil Wawancara, 2019
Tabel
Kelompok transprtasi umum
KODE /
No PERTANYAAN RESPON KATEGORI &
ARTI PENTING
Anggota kelompok angutan umum CHW, KTU, DL
Berapa banyak Pantai Hunimua terdiri dari 30
1
anggota dan armada orang dengan armada mobil Terdapat 30
angkutan umu, yang
ada yang dimilki kurang lebih 40 anggota pemilik
di Pntai Hunimua ? mobil Angkutan umum di
Darah Desa Liang
Rute transportasi umum terdapat CHW, KAU, DL,
dua jalur yaitu dapat melalui
pintu masuk Kabupaten
Maluku Tengah dan Kota
Ambon Terdapat 2 akses
akses transportasi dari Pulau
Seram
Angkutan umum
melalui
Desa Kairatu
Bagaimana rute
mulai dari Kairatu yang Dan Kota Ambon
berada di pusat administratif
Yang mana
penjemputannya
Angkutan umum dari
2 Kecamatan Salahutu atau
Dari Terminal
Mardika
dan menuju Pantai
biasanya driver melakukan
Hunimua?
penjemputan di sekitar jalanan
Desa Kairatu sampai Waipirit
kemudian melewati Desa
liang dan berakhir di Desa
Batu Merah. Sedangkan
Angkutan umum via Kota
Ambon mulai dari terminal
Mardika sampai desa Liang
Bagaiamana
pembagian jadwal
yang diterapkan
dalam ketersediaan
angkutan umum ini?
Wisatawan dpt menikmati
panorama Gunung salahutu
Sedangkan untuk fasilitas
transportasi umum dari pusat
kota Desa Kairatu,belum
tersedia trayek angkutan
umum untuk dapat
memfasilitasi wisatawan.
sehingga wisatawan lebih
banyak melalui pintu masuk
Kota Ambon karena
mudahnya akses yang didapat.
Pembagian jadwal transportasi
Dimana setiap driver akan
mendapatkan jatah
sesuai dengan waktunya.
Selain itu, pembagian jadwal
juga dilakukan secara
bergantian
CHW, KAU, DL
Pembagian jadwal
angkutan umum
menggunakan sistem
antrian sehingga
setiap driver
Mendapatkan
giliran yang sama.
3
Apakah tersedia
sarana akses
termudah dan
terdekat untuk
menuju Pantai
Kota Ambon.
Untuk saat ini yang paling
mudah mengunjungi Pantai
Hunimua
melalui Kota Ambon,
CHW, KAU, DL,
SA
4 Kemudahan akses
Hunimua Karena sarana transportasi
lebih mudah seperti sudah
tersedia bandara dan angkutan
yang lebih banyak
mudah diperoleh
dari Kota Ambon
karena
ketersediaan sarana
akses dan prasarana
Transportasi
Dibandingkan
dengan desa Kairatu
Apakah pernah ada
penyuluhan
mengenai guiding
atau safety riding
kepada kelompok
angkutan umum
Saat ini sudah dilakukan
penyuluhan terkait
kelengkapan fasilitas di dalam
Angkutan umum seperti
penyediaan tempat
sampah dan sosialisasi terkait
penggunaan pakaian
tradisional dalam melayani
wisatawan sebagai daya tarik.
Selain itu juga sudah
dilakukan beberapa kali
penyuluhan mengenai safety
riding terkait keselamatan
pada saat berkendara. Namun,
pelatihantersebut tidak
dilakukan secara berkala
sehingga tidak menghasilkan
hasil yang optimal.
CHW, KAU, DL,
PGS
Pernah dilakukan
pelatihan terkait
safety riding dan
pelayanan terhadap
tamu namun tidak
secara
berkelanjutan.