-
Perancangan Video Promosi Potensi Wisata Berbasis
Kearifan Lokal
(Studi Kasus : Pamona Raya Kabupaten Poso)
Artikel Ilmiah
Peneliti :
Ishak Darma Andreano Sabintoe (692010036)
Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2015
-
1
Perancangan Video Promosi Potensi Wisata Berbasis
Kearifan Lokal
(Studi Kasus : Pamona Raya Kabupaten Poso)
1)Ishak D.A Sabintoe,
2) Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs. Fakultas Teknologi
Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia Email:
1)[email protected], 2) [email protected]
Abstract
The strategic value of local cultures has inspired a variety of
areas to develop the tourism potential. Therefore, in tourism
development should not neglect the cultural and local
wisdom. Potential tourist attraction owned by the district of
Poso very diverse attractions include coastal areas, lowlands to
mountain areas in some districts. However, the promotion of which
is still done using brochures, writing on the website and media
information that are stand alone where there are obstacles in the
wider publication and Tourism Department also
does not have an official promotional video. Based on the
existing problems, carried out research with a qualitative approach
and using a linear strategy resulting in the design of
promotional video Poso District tourism potential based on local
wisdom and living in
harmony between man, culture and nature with interesting
cinematography and can provide information about tourism in Poso to
tourists domestic and foreign.
Keyword : Cinematography, Tourism, Local Wisdom, Video
Promotion, Poso District.
Abstrak
Nilai strategis budaya lokal telah menginspirasi berbagai daerah
untuk mengembangkan
potensi wisata. Oleh karena itu, dalam pengembangan pariwisata
tidak boleh mengabaikan
budaya dan kearifan lokal. Potensi objek wisata yang dimiliki
Kabupaten Poso sangat
beragam meliputi objek wisata daerah pantai, dataran rendah
sampai daerah pegunungan di
beberapa Kecamatan. Akan tetapi, promosi yang dilakukan masih
menggunakan brosur,
tulisan di website dan media informasi yang sifatnya stand alone
dimana terdapat kendala dalam publikasi yang lebih luas serta Dinas
Pariwisata juga belum mempunyai video promosi
yang resmi. Berdasarkan permasalahan yang ada, dilakukan
penelitian dengan pendekatan
kualitatif dan menggunakan linear strategy sehingga menghasilkan
perancangan video promosi potensi wisata Kabupaten Poso berdasarkan
kearifan lokal serta kehidupan yang
harmonis antara manusia, budaya dan alam dengan sinematografi
yang menarik serta
memberikan informasi tentang pariwisata di Poso kepada wisatawan
domestik maupun
mancanegara.
Kata Kunci : Sinematografi, Pariwisata, Kearifan Lokal, Video
Promosi, Kabupaten Poso.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi
Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
-
2
1. Pendahuluan
Permasalahan pengembangan dan promosi pariwisata baik di
tingkat
nasional maupun di tingkat daerah dinilai semakin penting untuk
mendukung
pembangunan nasional. Demikian juga kekayaan alam dan budaya
yang dimiliki
Indonesia perlu mendapat perlindungan serta membutuhkan upaya
pelestarian
agar dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat menarik jumlah
kunjungan
wisata baik domestik maupun manca negara[1].
Wisata di Kabupaten Poso merupakan salah satu sektor yang
strategis dan
potensial untuk dikelola, dikembangkan dan dipasarkan. Potensi
objek wisata
yang dimiliki Kabupaten Poso sangat beragam meliputi objek
wisata daerah
pantai, dataran rendah sampai daerah pegunungan di beberapa
Kecamatan. Danau
Poso merupakan objek wisata yang banyak dikunjungi dan menjadi
salah satu
pariwisata favorit di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Danau
Poso memiliki
daya tarik dan potensi dalam peningkatan pendapatan
daerah[2].
Berkembangnya wisata di Kabupaten Poso tidak lepas dari kearifan
lokal
yang ada pada masyarakat Poso. Salah satu kearifan lokal yang
berkembang di
masyarakat adalah kesenian berupa tarian Dero yang melambangkan
kerukunan
dan persahabatan dan dianggap sebagai sebuah tarian pemersatu
karena dalam
tarian, unsur-unsur diskriminasi, sentimen agama dan ras serta
kelas sosial tidak
dihiraukan, semua berlatar belakang sama. Sehingga dapat
dikatakan bahwa
harmoni kehidupan antara manusia, budaya dan alam berperan
penting dalam
pengembangan wisata di Kabupaten Poso.
Pemerintah Poso telah melakukan pengembangan dan pengelolaan
diberbagai aset wisata serta mempromosikanya. Namun promosi yang
dilakukan
masih menggunakan brosur, tulisan di website dan media informasi
yang sifatnya
stand alone. Dinas Pariwisata juga belum mempunyai video promosi
yang resmi
dan masih menggunakan still image untuk promosi. Media promosi
seperti ini
mempunyai banyak kendala dalam mempublikasikan secara luas dan
kurang
informatif untuk para calon wisatawan, hal ini sesuai dengan
hasil wawancara
penelitian awal dengan bagian promosi budaya Dinas Pariwisata
Kabupaten Poso.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka akan dirancang sebuah
media
promosi yang lebih menarik dan sebuah video promosi tentang
kehidupan yang
harmoni antara manusia, alam dan budaya. Video Promosi ini dapat
menjadi
sarana media promosi dalam memperkenalkan dan menarik minat
calon
wisatawan untuk mengunjungi wisata di Kabupaten Poso.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu yaitu “Perancangan Video Promosi Pariwisata
Candi
Gedongsongo”. Tujuan pembuatan video ini adalah untuk
memperkenalkan Candi
Gedongsongo dengan tambahan adanya proses rekonstruksi digital
3D pada
gugusan Candi yang telah runtuh[3].
Perancangan Video Promosi Pariwisata Kabupaten Halmahera
Utara"
dengan tujuan Menarik wisatawan domestik maupun mancanegara
melalu media
promosi berbentuk video[4]. Penyampaian isi video, ide cerita
dan backsound
-
3
menjadi salah satu yang membedakan penelitian dengan kedua
penelitian yang
terdahulu adalah proses perancangan video wisata yang
berdasarkan oleh kearifan
lokal dimana adanya hubungan yang harmonis antara manusia,
budaya dan alam
yang tersirat dalam video. Target video ini juga akan diperluas
maka ditambahkan
narasi persuasif berbahasa Inggris yang bertujuan untuk
menjangkau wisatawan
dari mancanegara.
Multimedia pemanfaatan komputer untuk membuat dan
menggabungkan
teks, grafik, audio, gambar bergerak seperti video dan animasi.
Dengan
menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan
navigasi,
berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Media Promosi melalui
video juga
berkaitan dengan sinematografi untuk dapat memberikan pesan yang
disampaikan
melalui sebuah gambar bergerak[5].
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual
untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul
di suatu
tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi massa dapat
berbentuk apa saja
tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah
film dapat
mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan
informasi[6].
Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu
yang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan
menggabung-gabungkan
gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan
ide (dapat mengemban cerita). Sinematografi memiliki objek yang
sama dengan
fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda.
Karena
objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya,
peralatan fotografi
menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap
rangkaian
gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar
tunggal,
sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar.
Jadi
sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik
perangkaian
gambar atau dalam sinematografi disebut montase
(montage)[7].
Promosi merupakan kegiatan pemasaran dan penjualan dalam
rangka
menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa,
dan ide dari
perusahaan dengan cara memengaruhi para konsumen agar mau
membeli produk
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan[8].
Video Promosi adalah video yang digunakan untuk
mempromosikan
sesuatu. Ciri dari video promosi adalah mempromosikan sesuatu
secara detail
dengan durasi yang lebih panjang dari video iklan karena proses
pengambilan
gambar untuk video promosi harus dilakukan secara berkala dari
objek yang ingin
dipromosikan agar hasil dari video promosi tersebut lebih
terperinci dan
mencakup semua hal yang berhubungan dengan objek
tersebut[9].
Secara etimologis, kearifan (wisdom) berarti kemampuan seseorang
dalam
menggunakan akal pikirannya untuk menyikapi sesuatu kejadian,
obyek atau
situasi. Sedangkan lokal, menunjukkan ruang interaksi di mana
peristiwa atau
situasi tersebut terjadi. Dengan demikian, kearifan lokal secara
substansial
merupakan nilai dan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat
yang diyakini
kebenarannya dan menjadi acuan dalam bertindak dan berperilaku
sehari-hari.
Kearifan lokal mengandung arti gagasan-gagasan setempat (lokal)
yang bersifat
-
4
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang bertanam dan
diikuti oleh anggota
masyarakat[10].
Local knowledge adalah pengetahuan lokal tradisional yang unik,
yang
masih ada di dalam dan berkembang di seputar kelompok wanita dan
pria asli
tertentu pada suatu wilayah geografis tertentu. Pengembangan
local knowledge,
yang mencakup semua aspek kehidupan, termasuk pengelolaan
lingkungan alam,
telah terbukti mampu menjadikan masyarakat yang mengembangkannya
tetap
bertahan hidup. Local knowledge juga bersifat dinamis, dan dapat
beradaptasi
dengan sistem pengetahuan dan teknologi dari luar yang selalu
bertambah,
sehingga sistem luar/modern itu dapat sepadan (match) dengan
kondisi lokal[11].
Potensi Wisata Poso sangat beragam dan mempunyai daya tarik
tersendiri
yang tersebar di beberapa daerah Kabupaten Poso. Objek Wisata
antara lain:
Pantai Madale dan Pantai Matako, Pantai Toini, Pusat Kerajinan
Lembomawo,
Gua Tampemadoro terletak di sebelah selatan Poso, Danau Poso,
Danau terbesar
ketiga di Indonesia, Air Terjun Saluopa dan Air Terjun Sulewana,
Gua Pamona
dan Latea, Taman Laut Togean, Kepulauan Togean, Pulau Batudaka,
Pulau
Kadidiri, Treking di Lembah Bada[12]. Menurut Ibu Vera Tidayo
selaku
KASUBBAG umum dan Kepegawaian pada Sekretariat DISPAREKRAF
Kabupaten Poso, beberapa objek wisata yang tersebar di daerah
Kabupaten Poso
ini belum terpublikasi secara luas dan bahkan banyak yang belum
mengenal
tentang objek pariwisata tersebut dikarenakan sarana promosi
yang kurang
menarik dan jangkauan media promosi yang belum luas.
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode
Kualitatif.
Metode ini dipilih karena bersifat fleksibel dan berubah - ubah
sesuai kondisi
lapangan. Untuk strategi penelitian digunakan linear strategy
yaitu menetapkan
urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif
sudah dipahami
komponennya[13].
Gambar 1 Tahapan Perancangan linear strategy
Dalam perancangan linear strategy terdapat tiga tahap dalam
pelaksanaannya. Tahap satu yaitu observasi meliputi identifikasi
masalah
kemudian mengumpulkan data pada tempat wisata yang akan dipakai
dalam
video, berupa data visual seperti foto, gambar dan video.
Pengumpulan data juga
dilakukan dengan wawancara kepada Ibu Vera Tidayo selaku
KASUBBAG
umum dan Kepegawaian pada Sekretariat DISPAREKRAF Kabupaten
Poso
tentang permasalahan yang dihadapi dalam promosi pariwisata
serta membahas
media apa saja yang lebih menarik untuk digunakan sebagai sarana
promosi
wisata dan juga membahas konsep kearifan lokal tentang harmoni
kehidupan
antara manusia, alam dan budaya seperti cara menangkap ikan
masyarakat Poso,
acara syukuran panen, tarian untuk menyambut tamu serta kearifan
lokal lainnya
yang terdapat pada masyarakat Poso.
Observasi Perancangan Pengujian
-
5
Kategorisasi yang lebih kompleks yaitu meliputi pertanian,
kerajinan
tangan, pengobatan herbal, pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan,
perdagangan, seni budaya, bahasa daerah, philosophi, agama dan
budaya serta
makanan tradisional[14]. Dari kategori tersebut dan berdasarkan
dengan penelitian
awal (wawancara) maka dilakukan pengelompokan kearifan lokal
untuk konten
pada video promosi potensi wisata Poso yang dapat dilihat pada
gambar 2.
Gambar 2 Kategorisasi Kearifan Lokal dalam Perancangan Video
Dari hasil pengelompokan kearifan lokal ini nantinya akan
dijadikan
sebagai konsep video dan dikembangkan sebagai acuan untuk proses
perancangan
video promosi meliputi storyline, treatment, storyboard dan
narasi. Penulisan
narasi disesuaikan dengan kategorisasi kearifan lokal. Berikut
rancangan narasi
pada video potensi wisata Poso.
Tabel 1. Perancangan Narasi Video
opening, pemandangan, danau,
hutan anggrek
Hidden Archipelago
A pristine land
The exotic lake
Surrounded by tropical forests
Present a journey, a living experience
Poso
Air terjun Wera Saluopa
exploring the tracks
enjoy the beautiful 12-level cascade waterfall
embrace the crystal clear waters
Gua latea,
Gua pamona
The mysterious cave,
Graves of the ancestors
Megalitik, Rumah adat suku
Remnants of the tribe’s history and culture
historical megalithic sites Amazing traditional houses
kekayaan alam, panen padi,
tangkap ikan
Nature is life
witness the uniqueness of Poso’s agricultural
life
Tarian adat
FDP (Festival Danau Poso)
Prepare to experience
Its beautiful traditional culture
Sustaining its heritage in forms of Dances
to represent the enigmatic local wisdom
Sumber daya
alam
a
Lingkungan
a
Seni Budaya
a
Pertanian
a
Danau Poso
Air Terjun Wera
Gua Pamona
Gua latea
Hutan Anggrek
Pamona Raya
Bada
Human Interest
Tarian Daerah
Rumah Adat
Megalitik
Kesenian Daerah
Panen padi
Mosango (cara menangkap ikan
tradisional
-
6
Human Interest
Amazing landscape meet the friendly smiles
and its natural amusement
Ending
Come to Poso And expererience a journey that you will never
forget
a living harmony of culture and nature
Never ending adventure in Poso
Wonderfull Indonesia…..
Selanjutnya tahap dua yaitu perancangan media meliputi pra
produksi,
produksi dan pasca produksi. Untuk tahap tiga yaitu final
meliputi pengujian dan
kesimpulan. Tahap kedua dapat dijabarkan sebagai berikut.
ya
tidak
Gambar 3 Perancangan Film
Tahap yang kedua yaitu Pra Produksi yang dimana pada tahap ini
terbagi
lagi menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Konsep dasar video ini berdasarkan dengan kearifan lokal Poso
dimana menceritakan tentang keharmonisan antara kehidupan manusia,
budaya
dan alam. Sehingga fokus dari video ini menyajikan objek - objek
wisata
dan kehidupan manusia serta budaya disekitar danau Poso yang
berpotensi
untuk dikembangkan untuk daerah wisata. Pengambilan gambar
dilakukan
dengan menerapkan sinematografi yang menarik dan lebih
dinamis,
sehingga secara visualisasi dapat menarik minat untuk
menontonnya.
Penambahan narasi inggris juga membantu memberikan informasi
tentang
konten video kepada wisatawan dari manca negara karena target
dari video
promosi potensi wisata ini bukan hanya untuk promosi kepada
calon
wisatawan domestik tetapi juga untuk calon wisatawan dari manca
negara.
b. Storyline adalah keseluruhan cerita dari awal sampai akhir
dalam berbagai bentuk tulisan, script, screenplay, copyplay,
stageplay dan berbagai
coretan teks sementara lainnya nanti bisa digabung - gabungkan
menjadi
satu cerita utuh[15].
Pra Produksi
Produksi
Pasca Produksi
Evaluasi
Konsep
Storyline
Treatment
Storyboard
Revisi
Video
Dubbing
Hasil
-
7
Video promosi ini dimulai dari lagu dan pemain musik yang
memakai
pakaian adat Poso dan kemudian sepintas panorama dan dataran
luas
daerah sekitar objek wisata.
Berikutnya menceritakan tentang wisata air yang ada di Poso
yaitu
danau dan air terjun serta hutan sebagai pendukung tempat
wisata
tersebut. Danau Poso dan air terjun Wera menjadi salah satu
tempat favorit
yang paling banyak dikunjungi karena mempunyai keunikan
tersendiri
yang bisa dilihat langsung di lokasi wisata tersebut.
Selanjutnya wisata yang ditunjukan adalah wisata sejarah seperti
Gua
Pamona, Gua Latea dan Patung - patung megalitik yang masing -
masing
objek wisata ini mempunyai keunikan tersendiri yang dapat
ditelusuri
lebih dalam.
Selanjutnya menceritakan tentang kehidupan masyarakat serta
budaya
atau kearifan lokal masyarakat Poso, dimana ditunjukan beberapa
tarian
daerah yang merupakan ciri khas masyarakat Poso dan juga
merupakan
wujud terima kasih atas pemberian alam karena kehidupan
masyarakat
Poso yang sebagian besar bergantung pada alam.
Kemudian pada ending video ini ditampilkan lagi flashback dari
seluruh
objek wisata Poso, kebudayaan serta kehidupan sosial dan akan
ditutup
dengan air terjun Wera Saluopa.
c. Treatment merupakan kerangka film yang diuraikan secara
deskriptif seperti jenis shoot dan tujuan pengambilan
gambar[16].
Berikut treatment video promosi wisata Poso.
Scene 1 : Opening dengan pemain musik tradisional Medium shoot
(MS), Close Up (CU) Exp : Menampilkan detail pemain musik
daerah.
Karambangan merupakan musik tradisional yang dapat dimainkan
oleh
siapapun dan kapanpun dan merupakan ciri khas musik dari
Poso.
Scene 2 : Pemandangan luas sekitar wilayah objek wisata Long
Shoot (LS), Panning Around Exp : Memperlihatkan keadaan geografis
daerah potensi wisata.
Menampilkan keadaan alam yang masih bersih dan hijau.
Scene 3 : objek wisata danau , air terjun dan hutan sekitar Long
Shoot (LS), Medium Shoot (MS), Panning Exp : Menampilkan objek
wisata alam.
Dapat melihat dengan lebih jelas keadaan objek wisata serta
pendukungnya dan juga interaksi antara wisatawan dan alam.
Scene 4 : Gua Latea dan Gua Pamona. Long Shoot (LS), Medium
Shoot (MS), Panning, Extreme Shoot (ES) Exp : Dapat melihat dengan
jelas keadaan di dalam Gua.
Gua Latea dan Pamona merupakan daerah bersejarah yang juga
dapat
menarik minat wisatawan karena Gua ini masih terjaga dengan
baik.
Scene 5 : Patung – Patung Megalitik dan rumah adat suku Bada.
Long Shoot (LS), Medium Shoot (MS), Panning, Close Up (CU)
-
8
Exp : Memberikan kesan megah dari patung Megalitik dan
menampilkan detail patung serta menampilkan timelapse
patung Sepe.
Megalitik merupakan tempat wisata sejarah yang penuh dengan
misteri.
Scene 6 : Human Interest dan budaya masyarakat Poso. Medium
Shoot (MS), Close Up (CU) Exp : Menampilkan kehidupan sosial serta
hubungan
masyarakat dengan alam, budaya dan adat.
Masyarakat Poso sangat menghormati budaya dan adat sehingga
wisatawan juga dapat menikmati dan menyaksikan langsung
kehidupan
Budaya di daerah Poso.
Scene 7 : Flashback seluruh objek wisata pada scene - scene
sebelumnya Medium Shoot (MS), Long Shoot (LS), Panning, Close Up
(CU), Extreme Shoot (ES) Exp : Menampilkan angle berbeda dari objek
– objek wisata
sebelumnya
Menampilkan keindahan alam, budaya, kehidupan masyarakat dan
adat
Poso.
Scene 8 : Closing Long Shoot (LS) Exp : Memberikan pandangan
yang luas sekitar Air Terjun
Wera Saluopa.
Wisatawan yang sedang melakukan interaksi dengan Air Terjun
seperti
mandi dan aktifitas lainnya.
d. Storyboard merupakan rangkaian gambar sketsa yang
merepresentasikan alur sebuah cerita. Langkah ini nantinya
bertujuan untuk memudahkan
dalam mengaplikasikan pengambilan gambar menggunakan
kamera[17].
Perancangan storyboard video promosi wisata Poso dapat
dilihat
pada tabel 2. Tabel 2. Perancangan Storyboard
No Gambar Jenis shoot Durasi Keterangan
1.
Medium shoot
(MS), Close Up
(CU)
00 : 04 Seorang yang sedang bermain
musik daerah.
Backsound: Karambangan –
Damesambali mbanamo
2
Long Shoot
(LS), Panning
Around
00 : 05 Pemandangan sekitar objek
wisata hamparan padang
rumput dikelilingi perbukitan
Backsound :
Ocean Of Wisdom, Sad flute
song
-
9
3
Long Shoot (LS), Medium
Shoot (MS),
Panning
00 : 03 Objek wisata Danau Poso, air terjun Wera dan hutan
yang
terdapat disekitar objek
wisata.
Backsound : Ocean Of
Wisdom, Song of nature, Sad
flute song
4
Long Shoot
(LS), Medium
Shoot (MS),
Panning,
Extreme Shoot
(ES)
00 : 04 Gua Latea dan Gua Pamona serta isi gua seperti peti –
peti
mati dan potongan –
potongan tulang manusia dan
tengkorak.
Backsound: Ethnic Warmth –
world music trax, Sad flute
song
5
Long Shoot
(LS), Medium
Shoot (MS),
Panning, Close
Up (CU)
00 : 03 Cagar budaya Megalitik Palindo (Sepe) dan Rumah
adat suku Bada.
Backsound : Ethnic Warmth –
world music trax, Sad flute song
6
Medium Shoot
(MS), Close Up
(CU)
00 : 02 Masyarakat yang sementara
menangkap ikan dengan cara
tradisional (moncango) dan
tarian tradisional suku
Pamona. Backsound : Peace Through
Kindess
7
Medium Shoot
(MS), Long
Shoot (LS),
Panning, Close
Up (CU),
Extreme Shoot
(ES)
00 : 03 Flashback, timelapse danau
Poso dan Patung Megalitik
serta menampilkan kembali
semua objek wisata.
Backsound: Epic Music For
Soul – Epic music mix
8
Long Shoot (LS) 00 : 04 Closing, puncak tingkat dari
air terjun Wera
Backsound : Epic Music For
Soul – Epic music mix
-
10
Setelah melakukan proses pra produksi selanjutnya tahap
produksi, yaitu
pengambilan gambar yang berupa video dan audio dengan
menggunakan kamera
DSLR (Digital Singel Lens Reflect) dan alat bantu dalam
pengambilan gambar
yaitu tripod dan steadycam. Seluruh proses pengambilan gambar
dilakukan
dengan menggunakan available light yaitu memanfaatkan cahaya
yang ada.
Proses pengambilan gambar mengikuti storyline, treatment dan
storyboard yaitu
jenis shoot yang digunakan angle serta penerapan sinematografi
yang sesuai
mengikuti konsep kearifan lokal. Hasil dari proses produksi
yaitu stok video yang
nantinya akan dilanjutkan pada proses editing.
Tahap selanjutnya adalah tahap pasca produksi, dalam tahap ini
dilakukan
proses editing menggunakan software editing video dalam
menggabungkan tiap
video footage. Dalam pengerjaannya dilakukan cut to cut untuk
bagian yang tidak
diperlukan sehingga durasi antara footage satu dengan yang
lainnya berbeda
sesuai dengan kebutuhan. Proses seleksi footage yang akan
digunakan harus
sesuai dengan konsep awal agar tetap mengikuti storyline karena
tahap ini adalah
tahap yang menentukan untuk menuju ke proses selanjutnya.
Tahap selanjutnya yaitu color correction, pada tahap ini
dilakukan toning
koreksi warna dari tiap potongan video untuk memperbaiki dan
menambah
komposisi warna dari video agar berkesan lebih menarik.
Pewarnaan video ini
sesuai dengan konsep video yaitu menyampaikan mengenai suasana
indahnya
pariwisata di Kabupaten Poso. Proses ini dapat dilihat pada
gambar 4 yaitu effect
control pada color balance dan perbandingan gambar antara
sebelum dan sesudah
penambahan efek warna.
Gambar 4 Color Correction
Tahap berikutnya yaitu editing audio backsound dan Narasi,
backsound
digunakan sebagai instrumen pengiring sepanjang video promosi
agar dapat
membawa suasana dari video itu sendiri. Backsound yang dipakai
dalam video ini
berupa etnic music instrumental yaitu untuk menonjolkan
kebudayaan atau adat
dan nature backsound instrumental yang juga untuk menyampaikan
kesan natural.
Pada gambar 5 dapat dilihat proses sound editing dimana narasi
dan backsound
disatukan dalam sebuah timeline pada software editing video.
Gambar 5 sound editing
-
11
Proses terakhir yaitu rendering, proses ini dilakukan ketika
tahap editing
video dan audio telah selesai dilakukan. Output video yang
dihasilkan
menggunakan format H264 dengan resolusi 1280p x 720p, cara ini
dilakukan agar
video yang dihasilkan memiliki ukuran data yang kecil namun
memiliki kualitas
gambar dan audio yang jernih dan mudah untuk di aplikasikan ke
berbagai media
sosial atau media promosi.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dalam perancangan ini adalah video promosi yang dapat
digunakan
sebagai media alternatif dalam memperkenalkan wisata di
Kabupaten Poso
dengan konsep kearifan lokal dan berikut hasil dari
perancangan.
Gambar 6 scene 1
Gambar 6 merupakan scene opening menceritakan seorang pemain
musik
tradisional dengan pakaian adat sedang bermain gitar dan
membawakan lagu
tradisional Poso. Jenis shoot yang digunakan adalah Medium Close
Up dan Close
Up dengan low angle untuk memperlihatkan ekspresi pemain
musik.
Gambar 7 scene 2
Gambar 7 merupakan scene yang menceritakan kondisi keindahan
lokasi
wisata yang dikelilingi alam yang masih hijau dan jenis shoot
yang digunakan
adalah long shoot & full shoot untuk menampilkan sudut
pandang yang luas dari
objek wisata.
Gambar 8 scene 3
Gambar 8 adalah scene yang menceritakan wisata danau Poso dan
air
terjun Wera Saluopa yang menjadi salah satu tempat wisata yang
paling banyak
dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Jenis shoot
yang
-
12
digunakan adalah long shot & medium shoot untuk menampilkan
sudut pandang
secara luas objek wisata tersebut.
Gambar 9 scene 4
Gambar 9 merupakan scene yang menceritakan tentang dua gua
bersejarah
yaitu Gua Pamona dan Gua Latea yang didalamnya terdapat berbagai
macam
tulang dan peti mati, karena orang Poso jaman dulu masih
menggunakan kuburan
batu atau kubur di dalam Gua. Shoot yang digunakan adalah jenis
Long, Medium
dan Extreme Shoot yaitu untuk menampilkan detail dari isi Gua
seperti tulang dan
peti mati.
Gambar 10 scene 5
Gambar 10 adalah scene dari patung – patung megalitik yang ada
di
daerah Bada. Patung ini menjadi simbol pariwisata di daerah
Bada. Patung ini
juga mempunyai sejarah yang bila dipelajari akan menambah
pengetahuan lebih
para wisatawan tentang patung megalitik ini. Jenis shoot yang
digunakan adalah
full shoot & close up untuk memperlihatkan detail patung –
patung dan rumah
adat Bada.
Gambar 11 scene 6
Gambar 11 adalah scene yang menceritakan human interest
orang
menangkap ikan dan panen padi juga kebudayaan masyarakat Poso
seperti tarian
daerah. Jenis shoot medium & close up untuk memperlihatkan
detail video
contohnya pada pakaian daerah dan perlengkapannya.
-
13
Gambar 12 scene 7
Gambar 12 adalah scene yang menceritakan flashback dari semua
objek
wisata yang telah ada pada scene sebelumnya dan flashback
menggunakan stok
video yang berbeda agar tidak terkesan seperti pengulangan
video. Jenis shoot
yang dipakai adalah medium, long shoot, CU & extreme shoot
untuk
memperlihatkan sudut pandang.
Gambar 13 scene 8
Gambar 13 adalah closing video yang menggunakan footage air
terjun
Wera Saluopa dan pengambilan gambar menggunakan jenis Long Shoot
supaya
sudut pandang yang lebar tentang objek wisata dapat
diperlihatkan dalam video
ini dan bisa memberikan daya tarik untuk wisatawan.
Perancangan Media
Pada hasil akhir perancangan media, video promosi nantinya
dapat
digunakan untuk keperluan promosi dari Dinas Pariwisata
Kabupaten Poso.
Dimana perancangan video ini akan diimplementasikan pada website
resmi Dinas
Pariwisata, media sosial Youtube ataupun media sosialisasi
lainnya seperti pada
contoh gambar 14.
-
14
Gambar 14 Rencana implementasi video promosi pada website Dinas
Pariwisata
5. Evaluasi dan Pengujian
Evaluasi video Promosi Pariwisata Kabupaten Poso secara
kualitatif
melalui wawancara kepada Bapak Putera Botilangi yang menjabat
sebagai Kepala
Dinas Pariwisata Kabupaten Poso. Wawancara tersebut membahas
mengenai
apakah video promosi yang telah dirancang sudah sesuai
berdasarkan penelitian
awal mengenai media promosi yang berdasarkan dengan kearifan
lokal
masyarakat Poso dan apakah media yang dirancang lebih menarik
untuk
pariwisata di Kabupaten Poso dan apakah konten dalam video sudah
sesuai
dengan objek pariwisata yang akan dikembangkan.
Menurut Bapak Putera Botilangi bahwa secara keseluruhan video
ini
sudah layak untuk dijadikan sarana promosi yang lebih menarik
untuk pariwisata
Kabupaten Poso dan untuk kedepannya beberapa objek wisata
unggulan lainnya
bisa dimasukan sebagai tambahan konten dari video promosi ini.
Unsur
budayanya juga sudah cukup baik serta kearifan lokal masyarakat
Poso yang
ditampilkan sudah sesuai dengan kearifan lokal masyarakat Poso
yaitu mulai dari
kategori sumber daya alam yaitu sudah menampilkan objek potensi
wisata mulai
dari danau Poso, air terjun Wera dan Hutan anggrek Bancea,
kategori Seni budaya
yaitu tarian adat dan kesenian daerah, lingkungan hidup
masyarakat Poso serta
kategori pertanian seperti panen padi dan proses tangkap ikan
yang masih
menggunakan cara tradisional yaitu Mosango.
Kemudian dilakukan evaluasi kepada videographer dilakukan
melalui
wawancara kepada George Nicholas Huwae selaku staff pengajar di
UKSW.
Dalam wawancara tersebut membahas mengenai kualitas
sinematografi yang di
aplikasikan dalam video promosi tersebut serta keseluruhan
teknis dalam video.
Hasil evaluasi yang didapat mengenai teknik sinematografi
yang
digunakan dalam video ini secara keseluruhan sudah jelas dan
bagus karena bisa
-
15
terlihat detail dari objek wisata yang dipromosikan. Backsound
masih kurang
balance hal ini disebabkan karena level volume backsound masih
di lebih besar
bila dibandingkan oleh suara narator. Sebagai masukan, bumper
out pada akhir
video perlu ditambahkan dan juga ditambahkan teks narasi untuk
memperjelas.
Video ini secara keseluruhan sudah layak untuk dijadikan sebagai
media promosi
pariwisata Poso.
Pengujian Video Promosi Kepada Calon Wisatawan dan Masyarakat
Poso.
Setelah dilakukan evaluasi kepada Dinas Pariwisata dan
Videografer
mengenai konten video serta teknis dalam perancangan video maka
selanjutnya
pengujian dilakukan kepada calon wisatawan serta masyarakat Poso
mengenai
konten pariwisata apakah video ini sudah mempunyai daya tarik
untuk
mendatangkan para calon wisatawan ke Poso.
Hasil pengujian yang didapat dari wisatawan lokal yaitu Yerik
Afrianto
Singgalen selaku staff pengajar di UKSW menyatakan bahwa video
ini sudah
atraktif karena fokus pengambilan gambar ialah pada objek wisata
yang bervariasi
seperti wisata danau, air terjun, gua bersejarah, patung -
patung megalitik, atraksi
kebudayaan dan pola kehidupan masyarakat Poso yang ramah dan
unik juga
terlihat di video ini yang membuat semakin menarik untuk
berkunjung ke Poso.
Video ini juga sudah layak untuk dijadikan sebagai sarana
promosi pariwisata
Poso karena kearifan lokal masyarakat serta harmoni kehidupan
antara masyarakat
alam dan budaya sudah sesuai dengan konsep perancangan video
promosi ini.
Kemudian hasil pengujian kepada calon wisatawan lainnya adalah
kepada
Nikolas Adrian selaku staff pengajar di UKSW menyatakan bahwa
sangat tertarik
berwisata ke Poso dan video ini sudah menggambarkan pesona alam
dan budaya
di Kabupaten Poso serta ada kesan tantangannya dalam menelusuri
lokasi dari
setiap objek wisata.
Hasil pengujian yang didapatkan dari masyarakat Poso melalui
media
sosial Facebook yang mendiskusikan tentang video promosi ini
apakah sudah
sesuai dan sudah layak untuk dijadikan sarana promosi wisata di
Kabupaten Poso
menyatakan bahwa video promosi ini sudah layak untuk dijadikan
video promosi
pariwisata di Poso. Objek wisata yang berpotensi untuk
dikembangkan dan
kearifan lokal serta budaya masyarakat Poso sudah sesuai seperti
yang
ditampilkan dalam video walaupun ada beberapa objek wisata
lainnya yang belum
ditampilkan seperti Watu Mora’a dan Pembuatan kerajinan tangan
tradisional.
Pengujian juga dilakukan pada IICF (Indonesian - International
Culture
Festival 2015) melalui pameran dan wawancara kepada pengunjung
IICF 2015
apakah tertarik berwisata ke Poso setelah melihat visualisasi
dari objek - objek
wisata, kebudayaan dan kesenian daerah pada video promosi ini
serta apakah
sudah layak untuk dijadikan sebagai video promosi potensi
wisata.
-
16
Gambar 15 Pameran IICF 2015
Berdasarkan hasil wawancara kepada pengunjung IICF (Indonesian
-
International Culture Festival 2015) dapat disimpulkan bahwa
setelah melihat
visualisasi dari objek - objek wisata, budaya dan kesenian dari
video promosi
potensi wisata ini, pengunjung tertarik untuk datang berwisata
ke Poso serta
dengan adanya penambahan narasi memudahkan untuk memahami isi
dari video
promosi potensi wisata Poso.
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, bahwa Perancangan Video
Promosi
Potensi wisata Kabupaten Poso berbasis kearifan lokal dapat
dijadikan sebagai
media promosi baru yang lebih menarik dalam mempromosikan objek
wisata di
Kabupaten Poso. Harmoni kehidupan antara manusia, budaya dan
alam telah
dapat divisualisasikan dengan baik, dan sesuai dengan kearifan
lokal masyarakat
Poso. Diharapkan untuk perancangan video promosi selanjutnya
objek wisata
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan bisa ditampilkan dalam
video.
Penambahan animasi dan efek khusus juga bisa digunakan bila
diperlukan.
7. Pustaka
[1]. Ayatrohaedi (1986). Kepribadian Budaya Bangsa (Local
Genius) Jakarta:
Pustaka Pelajar.
[2]. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
(2014)
http://bpmp2t.posokab.go.id/detail/publikasi/nglwva-Profil-Kabupaten-
Poso diakses tanggal 13 Mei 2015
[3]. Aryadhitiya, Firmansyah (2015). Perancangan Video Promosi
Pariwisata
Candi Gedongsongo
[4]. Karimang, Stieve Recaldo (2011). Perancangan Video Promosi
Pariwisata
Kabupaten Halmahera Utara
[5]. Hofstetter, Fred T(2001). Multimedia Literacy. Third
Edition. McGraw-
Hill
-
17
[6]. Biran, H. Misbach Yusa (2006). Teknik Menulis Skenario Film
Cerita,
Penerbit Pustaka Jaya, Jakarta.
[7]. Semedhi,Bambang (2011).Sinematografi-Videografi. Bogor:
Ghalia
Indonesia
[8]. Rangkuti, Freddy (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan
Analisis
Kasus Integrated Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[9]. Sidik Permana, Yasa (2012). Perancangan Dan Pembuatan Video
Promosi
Wisata Alam Dan Edukasi Lingkungan Dolandeso Boro Daerah
Banjar
Asri Kabupaten Kulo Progo. Yogyakarta : AMIKOM.
[10]. Aminudin (2013). Menjaga Lingkungan Hidup dengan Kearifan
Lokal.
Titian Ilmu, Jakarta.
[11]. Louise Grenier, (1998). Working with Indigenous Knowledge:
a guide for
researchers. Ottawa: IDRC.
[12]. Lentera Timur (2009)
http://www.lenteratimur.com/poso-dan-pesona-
yang-terpendam/ diakses pada tanggal 31 Maret 2015
[13]. Sarwono, Jonathan (2007). Metode Riset untuk Desain
Komunikasi
Visual, Yogyakarta: Andi.
[14]. Jim Ife & Frank Tesoriero (2008). Community
Development: Alternatif
Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Pustaka Pelajar.
[15]. M.S. Gumelar (2011). Academic Writing. Jakarta.
Lulu.com
[16]. P.C.S. Sutisno.(1993). Pedoman Praktis Penulisan Skenario
Televisi dan
Video. Penerbit PT Grasindo. Jakarta.
[17]. Enterprise Jubilee (2010). 30 Bisnis Ide bagi Siapa pun.
Penerbit PT Elex
Media Komputindo. Jakarta
http://www.lenteratimur.com/poso-dan-pesona-http://www.lenteratimur.com/poso-dan-pesona-