PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MOMENTUM DAN
IMPULS TERHADAP KOGNITIF SISWA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Aji Nurmuhammad Meisa
NIM. 1113016300003
PRODI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
Aji Nurmuhammad Meisa (1113016300003) Pengembangan Alat Peraga
Momentum dan Impuls terhadap Kognitif Siswa.Skripsi program tadris
fisika.Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga pada materi
momentum dan impuls yang layak, efektif dan praktis digunakan. Penelitian
pengembangan alat peraga ini dilatarbelakangi oleh menurunnya hasil belajar
siswa pada hasil UN mulai dari tahun 2015 hingga 2019 pada materi momentum
dan impuls. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
development research dari Jan Van Den Akker dengan evaluasi formatif Martin
Tessmer. Tahap penelitian terdiri dari empat tahap: penelitian pendahuluan, tahap
prototype, evaluasi sumatif, serta refleksi sistematik dan dokumentasi. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII IPA yang diambil dari satu
sekolah yaitu SMA Manbaul Ulum Kota Tangerang. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling.Instrument yang digunakan berupa tes (tes
kognitif) yang telah divalidasi dan non tes (angket dan wawancara). Instrument tes
diberikan kelompok kecil 15 orang, uji lapangan 30 orang, evaluasi sumatif 30
orang dengan total 75 orang dan angket penilaian diberikan kepada: 2 ahli, 78
siswa (evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, uji lapangan, dan evaluasi
sumatif) dan 1 orang guru. Alat peraga yang dihasilkan dinyatakan layak (76%)
dan alat peraga efektif dalam membantu meningkatkan keterampilan kognitif
siswa (73,9%) siswa mendapatan nilai ≥ KKM dan rata-rata N-Gain sebesr 0,6
(sedang). Alat Peraga juga dinyataan praktis (70,1%) untuk digunakan guru dan
siswa di dalam kelas maupun diluar kelas.
Kata kunci: Development research,layak, efektif, dan praktis
v
ABSTRACT
Aji Nurmuhammad Meisa (1113016300003) Media Development of Momentum
and Impulse to Cognitive Aids Students.Thesis program of physical
Tadris.Faculty of Sciences Tarbiyah and teacher, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2020.
The research aims to develop props on the momentum and impulse materials that
are viable, effective and practical to use. Research of the development of the tool
is backed by the decline of student learning outcomes in the results of the UN
from 2015 to 2019 in momentum and impulse materials. The research method
used in this study was the development research of Jan Van Den Akker with the
formative evaluation of Martin Tessmer. The research phase consists of four
phases: preliminary research, prototype stage, sumative evaluation, as well as
systematic reflection and documentation. The subject in this study is tenth,
eleventh and tweleveth grade of Sciences students taken from one school, namely
SMA Manbaul Ulum, Tangerang City. Sampling techniques are performed in
purposive sampling. Instruments used in the form of tests (cognitive tests) that
have been validated and non-test (poll and interview). Instrument tests were
awarded to 75 students and the scoring poll was awarded to: 2 Members, 78
students (one-on-one evaluation, small group evaluation, field test, and
summative evaluation) and 1 teacher. The resulting props are declared worthy
(76%) and effective teaching aids in helping to improve the mastery of student
concepts (73.9%) Students get a value of ≥ KKM and average N-Gain as 0.6
(moderate). The props are also a practical expression (70.1%) Teachers and
students in the classroom and outside the classroom.
Keywords: Development research, worth, effective, and practical
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat serta para pengikutnya yang
berada dalam lindungan-Nya. Atas ridha-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga
Momentum Impuls dengan Konsep Kereta Maglev terhadap Kemampuaan
Kognitif Siswa”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima
kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A sebagai rector UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Sururin, M.Ag sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Iwan Permana Suwarna, M.Pd, sebagai Ketua Program Studi Tardis Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Pembimbing Akademik.
4. Dwi Nanto, Ph.D, Sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan saran dan pengarahan dalam penulisan skripsi.
5. Para dosen pendidikan fisika yang telah mengajarkan saya mengenai ilmu
pendidian dan fisika selama perkuliahan.
6. KH. Noer Muhammad Iskandar SQ sebagai pendiri PonPes Asshiddiqiyah
yang telah memberikan motivasi hidup dan do’anya.
7. H. Zainuri Yasmin, M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMA Manba’ul Ulum
Kota Tangerang yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
vii
8. Waqidatul khoiriyah, M.Pd dan Ali Rapsanjani, S.Pd sebagai guru SMA
Manba’ul Ulum Kota Tangerang yang telah mengizinkan penulis
menggunakan jam pelajarannya untuk penelitian.
9. Guru dan Staff SMA Manba’ul Ulum Kota Tangerang yang telah
membantu penulis dalam penelitian di SMA Manba’ul Ulum Kota
Tangerang.
10. Keluarga tercinta khususnya Bapak (Aep Saepulloh, SE), Ibu ( Hj.
Nurjannah, S.Keb), Kakak (Irsan Nurrachman, S.S dan Lilih Kusmiati),
Adik (Muhammad Alfian Jamil) yang selalu memberikan do’a dan
dukungan baik materi maupun moral kepada penulis selama penulisan
berlangsung.
11. Keluarga Pendidikan Fisika (khususnya GAS.A) yang senantiasa saling
memberikan motivasi dan pengetahuannya selama perkuliahan.
12. Teman penulis Duta Maya Pada, S.Pd, S.E, Rahmat, Apan Fauzi, Latif
Mudzakkir, Arif.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini.Sehingga, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Mudah-
mudahan apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat dan berguna bagi kita
semua.
Ciputat, Mei 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
A. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
B. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
F. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ............................................... 8
BAB II .................................................................................................................... 9
KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS .................................................................................................. 9
B. Kajian Teoris .................................................................................. 9
1. Media Pembelajaran ....................................................................... 9
a. Pengertian media pembelajaran ............................................ 9
ix
b. Fungsi Media Pembelajaran ................................................ 11
c. Manfaat Media Pembelajaran ............................................. 12
2. Alat Peraga .................................................................................... 13
a. Pengertian Alat Peraga ........................................................ 13
b. Macam-Macam Alat Peraga ................................................ 14
c. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga ............................ 15
d. Alat Peraga Momentum dan Impuls ................................... 16
3. Keterampilan Kognitif .................................................................. 16
4. Momentum dan Impuls ................................................................ 19
a. Momentum ........................................................................... 19
b. Impuls ................................................................................... 21
c. Hubungan Momentum dan Impuls ..................................... 21
C. Hasil Penelitian yang relevan ....................................................... 23
D. Kerangka Berpikir ........................................................................ 26
E. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 28
BAB III ................................................................................................................. 29
METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 29
A. Model Pengembangan................................................................... 29
B. Prosedur Pengembangan .............................................................. 29
1. Penelitian Pendahuluan (Prelimenary Research) ......................... 30
2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage) ............................................ 31
3. Tahap Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation) ........................ 33
4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi .......................................... 33
C. Desain Uji Coba ............................................................................ 34
1. Expert review dan one-to-one evaluationError! Bookmark not defined.
x
2. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) .............. 34
3. Uji lapangan (field test) ........................................................ 35
4. Evaluasi Sumatif .................................................................. 35
D. Subjek Penelitian .......................................................................... 36
E. Instrumen Penelitian .................................................................... 37
1. Pedoman wawancara .................................................................... 38
2. Angket penelitian pendahuluan ................................................... 39
3. Angket uji ahli (expert review) ...................................................... 40
4. Angket respon siswa dan guru ..................................................... 42
5. Tes (pretest dan posttest) .............................................................. 48
F. Teknik Analisis Data..................................................................... 49
1. Analisis Data Wawancara Guru dan Angket Studi
Pendahuluan Siswa ..................................................................................... 49
2. Analisis Data Angket Validasi, Angket Respon Siswa dan Guru 49
3. Analisis uji efektivitas ................................................................... 51
BAB IV ................................................................................................................. 53
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 53
A. Desrkripsi Hasil Pengembangan .................................................. 53
B. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Pengembangan ...................... 53
1. Hasil Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research)........ 53
2. Hasil Prototyping Stage ......................................................... 57
3. Hasil Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation) ................. 94
4. Hasil Refleksi Sistematika dan Dokumentasi (Systematic
Reflection and Documentation) ........................................ 100
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 104
xi
BAB V ................................................................................................................. 113
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 113
A. Kesimpulan ................................................................................. 113
B. Saran ........................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 115
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian ......................................................... 28
Gambar 3. 1 Bagan Model Pengembangan ...................................................... 30
Gambar 3. 2 Bagan Alur Perancangan Alat Peraga ............................................. 32
Gambar 3. 3 Diagram Tahap Evaluasi Formatif.................................................. 33
Gambar 4. 1 Grafik Hasil Angket pada Studi Pendahuluan ............................... 57
Gambar 4. 2Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator Oleh Ahli Media ............... 62
Gambar 4. 3 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek Kesesuaian
Dengan Bahan Ajar ............................................................................................ 63
Gambar 4. 4 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek Ketahanan
Alat .................................................................................................................... 64
Gambar 4. 5 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek Keakuratan
.......................................................................................................................... 66
Gambar 4. 6 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek Efisiensi
Alat ............................................................................................. 67
Gambar 4. 7 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek Keamanan
Bagi Siswa .................................................................................. 68
Gambar 4. 8 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek Estetika70
Gambar 4.9 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kelengkapan Alat ........................................................................ 71
Gambar 4. 10 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek Tempat
Penyimpanan ............................................................................ 72
Gambar 4. 11 Grafik Persentase Penilaian Keseluruhan Indikator Oleh Ahli
Materi ......................................................................................... 74
Gambar 4. 12 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kesesuaian Isi .................................................................................................... 75
Gambar 4. 13 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kesesuaian Konsep ............................................................................................ 76
Gambar 4. 14 Persentase Hasil Penilaian Seluruh Aspek Pada Evaluasi Satu-Satu
.......................................................................................................................... 78
xiii
Gambar 4. 15 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek materi dalam
evaluasi satu-satu ............................................................................................... 79
Gambar 4. 16 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kualitas
teknis dalam evaluasi satu-satu .......................................................................... 80
Gambar 4. 17 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain
pembelajaran dalam evaluasi satu-satu ............................................................... 81
Gambar 4. 18 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek implementasi
dalam evaluasi satu-satu ..................................................................................... 83
Gambar 4. 19 Grafik hasil penilaian keseluruhan aspek dalam evaluasi kelompok
kecil ................................................................................................................... 85
Gambar 4. 20 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek Materi
Dalam Evaluasi Kelompok Kecil ....................................................................... 86
Gambar 4. 21 Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain
pembelajaran dalam evaluasi kelompok kecil ..................................................... 87
Gambar 4. 22 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek implementasi
dalam evaluasi kelompok kecil .......................................................................... 88
Gambar 4. 23 Grafik Persentase penilaian setiap aspek pada uji lapangan .......... 90
Gambar 4. 24 Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kemampuan
untuk dilaksanakan dalam uji lapangan .............................................................. 91
Gambar 4. 25 Grafik hasil penilaian setiap indikator pada aspek kesinambungan
dalam uji lapangan ............................................................................................. 92
Gambar 4. 26 Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kecocokan Dengan Lingkungan Dalam Uji Lapangan ....................................... 93
Gambar 4. 27 Grafik presentasi nilai alat peraga untuk indikator efektivitas oleh
guru pada evaluasi sumatif ................................................................................. 96
Gambar 4. 28 Grafik Persentase Nilai Kepraktisan Alat Peraga Untuk
Keseluruhan Indikator Oleh Siswa Pada Evaluasi Sumatif ................................. 98
Gambar 4. 29 Grafik Persentase Nilai Kepraktisanalat Peraga Untuk Keseluruhan
Indikator Oleh Guru Pada Evaluasi Sumatif ....................................................... 99
Gambar 4. 30 Kegiatan Penggunaan Alat Peragapada Tahap Evaluasi Satu-Satu
........................................................................................................................ 100
xiv
Gambar 4. 31 Kegiatan Pretest Pada Tahap Evaluasi Kelompok Kecil ............. 101
Gambar 4. 32 Kegiatan Memperagakan Alat Peragapada Tahap Kelompok Kecil
........................................................................................................................ 101
Gambar 4. 33 Kegiatan Posttest Pada Tahap Evaluasi Kelompok Kecil............ 102
Gambar 4. 34 Kegiatan Pretest Pada Tahap Uji Lapangan................................ 102
Gambar 4. 35 Kegiatan Pretest Pada Tahap Evaluasi Summatif SMA Manbaul
Ulum ............................................................................................................... 103
Gambar 4. 36 Kegiatan penggunaan media pembelajaran alat peragapada tahap
evaluasi sumatif SMA Manbaul ‘Ulum ............................................................ 103
Gambar 4. 37 Kegiatan Posttest Pada Tahap Evaluasi Sumatif SMAS Manbaul
Ulum ............................................................................................................... 104
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Desain Uji Coba Produk .................................................................. 35
Tabel 3. 2 Penggunaan Instrumen dalam Penelitian ............................................ 37
Tabel 3. 3 Pedoman Wawancara Pendahuluan Guru ........................................... 38
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Angket Penelitian Pendahuluan Untuk Siswa...................... 39
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Media ........................................................ 40
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Materi Fisika ............................................. 42
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Satu-satu (One-to-One Evaluation)
.......................................................................................................................... 43
Tabel 3. 8 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group
Evaluation) ........................................................................................................ 44
Tabel 3. 9 Kisi-kisi Anget Uji Lapangan Siswa (Field Test) ............................. 46
Tabel 3. 10 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Siswa (Summative
Evaluation) ........................................................................................................ 47
Tabel 3. 11 Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Guru (Summative
Evaluation) ........................................................................................................ 47
Tabel 3. 12 Kriteria rating scale ......................................................................... 49
Tabel 3. 13 Kategori Kelayakan, Kefektifan, dan ............................................... 51
Tabel 3. 14 Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif ................... 51
Tabel 3. 15Kriteria N-Gain ................................................................................ 52
Tabel 4. 1 Hasil Wawancara Guru Tentang Pembelajaran Fisika ....................... 54
Tabel 4. 2 Indikator Angket pada Studi Pendahuluan ......................................... 56
Tabel 4. 3 Hasil Pemilihan Material .................................................................. 58
Tabel 4. 4 Hasil Perancangan Alat Peraga Momentum Dan Impuls Yang
Dikembangkan ................................................................................................... 60
Tabel 4. 5 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media ............................... 61
Tabel 4. 6 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Kesesuaian dengan Bahan Ajar .......................................................................... 63
Tabel 4. 7 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Ketahanan Alat .................................................................................................. 64
xvi
Tabel 4. 8 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Keakuratan......................................................................................................... 65
Tabel 4. 9 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Efisensi Alat ...................................................................................................... 66
Tabel 4. 10 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Keamanan Bagi Siswa ....................................................................................... 67
Tabel 4. 11 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Estetika .............................................................................................................. 69
Tabel 4. 12 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Kelengkapan Alat .............................................................................................. 70
Tabel 4. 13 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Tempat Penyimpanan ......................................................................................... 71
Tabel 4. 14 Saran Terhadap Alat Peragamenurut Ahli Media ....................... 72
Tabel 4. 15 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Materi ...................... 73
Tabel 4. 16 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Kesesuaian Isi .................................................................................................... 74
Tabel 4. 17 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Materi Pada Aspek
Kesesuaian Konsep ............................................................................................ 76
Tabel 4. 18 Komentar Dan Saran Terhadap Alat Peraga menurut Ahli Materi 77
Tabel 4. 19 Hasil Penilaian Setiap Aspek Media Pada Evaluasi Satu-Satu ..... 77
Tabel 4. 20 Hasil Penilaian Media Keseluruhan Indikator Aspek Materi Dalam
Evaluasi Satu-Satu ............................................................................................. 78
Tabel 4. 21 Hasil Penilaian Media Keseluruhan Indikator Pada Aspek Kualitas
Teknis Dalam Evaluasi Satu-Satu ...................................................................... 80
Tabel
xvii
4.22 Hasil Penilaian Media Keseluruhan Indikator Aspek Desain Pembelajaran
dalam Evaluasi Satu-Satu ................................................................................... 81
Tabel 4. 23 Hasil Penilaian Media Keseluruhan Indikator Aspek Implementasi
Dalam Evaluas i Satu-Satu ................................................................................. 82
Tabel 4. 24 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest .......... 83
Tabel 4. 25 Hasil Penilaiankeseluruhan Indikator Aspek Materi Evaluasi
Kelompok Kecil ................................................................................................. 85
Tabel 4. 26 Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Aspek Desain Pembelajaran
Dalam Evaluasi Kelompok Kecil ....................................................................... 86
Tabel 4. 27 Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Aspek Implementasi Dalam
Evaluasi Kelompok Kecil................................................................................... 87
Tabel 4. 28 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest .......... 89
Tabel 4. 29 Hasil penilaian setiap aspek media dalam uji lapangan .................... 89
Tabel 4. 30 Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Aspek Kemampuan Untuk
Dapat Dilaksanakan Dalam Uji Lapangan ......................................................... 91
Tabel 4. 31 Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Aspek Kesinambungan Dalam
Uji Lapangan ..................................................................................................... 92
Tabel 4. 32 Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Kecocokan Dengan
Lingkungan Dalam Uji Lapangan ...................................................................... 93
Tabel 4. 33 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest .......... 94
Tabel 4. 34 Angket Penilaian Aspek Efektivitas Oleh Guru ................................ 95
Tabel 4. 35 Hasil penilaian angket aspek kepraktisan oleh siswa ....................... 97
Tabel 4. 36 Hasil Penilaian Angket Aspek Kepraktisan Oleh Guru Pada ........... 98
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Wawancara Guru ...........................................................121
Lampiran 2 Lembar Angket Siswa pada Penelitian Pendahuluan ...................123
Lampiran 3 Penilaian Ahli Media ..................................................................125
Lampiran 4 Penilaian Ahli Materi .................................................................139
Lampiran 5 Lembar Evaluasi satu-satu ..........................................................143
Lampiran 6 Lembar Uji Kelompok Kecil ......................................................152
Lampiran 7 Uji Lapangan .............................................................................163
Lampiran 8 Evalusi Sumatif .........................................................................178
Lampiran 9 Instrumen Tes ............................................................................189
Lampiran 10 Surat Penelitian .........................................................................209
Lampiran 11 Lembar Uji Referensi ................................................................210
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sains merupakan bagian dari kehidupan manusia, salah satunya ialah Fisika.
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku alam dalam
berbagai bentuk gejala untuk dapat memahami apa yang mengendalikan atau
menentukan tingkah laku tersebut.Dalam pembelajarannya, fisika dikembangkan
melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dalam menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan penggunaan pengembangan pengetahuan,
keterampilan.Fisika berkaitan dengan cara mempelajari fenomena alam secara
sistematis,sehingga fisika tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan berupa fakta-
fakta, konsep, dan prinsip saja melainkan juga berkaitan dengan suatu proses
penemuan.1
Pemerintah menetapkan mengganti kurikulum KTSP menjadi kurikulum
2013.Pada kurikulum 2013 proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan untuk memperoleh
pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis dengan tahapan mengamati,
menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.2Pendekatan
saintifik dapat mengarahkan siswa menjadi lebih aktif,memudahkan siswa untuk
dapat mengkaji apayang sudah dipelajari, dan mempengaruhi hasil belajar
siswa.Pendekatan saintifik ini juga fokus mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas reatif dalam berinovasi
atau berarya.3
Proses pembelajaran Fisika di sekolah menekankan pada pembelajaran
pengalaman secara langsung untuk dapat mengembangkan kompetensi siswa
1Sumaji,dkk.1998. Pendidikan SAINS yang Humanistik. Jakarta : Kanisius 2Erick Yolanda, dan Dadan Suryana,” Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam
Kurikulum2013 Pendidikan Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Padang, 2018 3Musfiqon, dan Nurdyansyah. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center
2
dalam memahami alam sekitar secara ilmiah. Proses pembelajaran diarahkan
untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapatmembantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.4Kompetensi
yang ingin dicapai dalam pembelajaran Fisika adalah menjadi sarana siswa untuk
dapat mengembangkan sikap rasa ingin tahu, jujur,tanggungjawab, logis, kritis,
analitis, dan kreatif melalui pembelajaran fisika.5Berdasarkan kompetensi tersebut
pembelajaran fisika di sekolah seharusnya dirancang oleh guru untuk merangsang
rasa ingin tahu siswa dalam belajar, sehingga menjadi motivasi siswa untuk dapat
lebih tertarik dalam mempelajari fisika.6
Motovasi dan minat siswa masih rendah, bahkan banyak siswa merasa
terpaksa dalam belajar fisika.Siswa menganggap bahwa pelajaran fisika
merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik untuk di
pelajari. Laporan hasil tes Programme for International Student Asessment (PISA)
tahun 2018 menempatkan kemampuan sains siswa Indonesia berada pada
peringkat 70 dari 78 negaradengan rata-rata skor 3967. Performa Indonesia terlihat
menurun jika dibandingkan dengan laporan PISA 2015.Hasil ini menunjukkan
kecenderungan penurunan kemampuan sains siswa Indonesia.Hal ini sejalan
dengan hasil studi pendahuluan yang peniliti lakukan di SMA Manba’ul Ulum
Kota Tangerang bahwa hanya 38 % dari 50 siswa yang berminat pada pelajaran
fisika. Siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran karena proses
pembelajaran hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru
(verbal methode).8
Metode pembelajaran yang verbalisme menyebabkan siswa menjadi pasif.
Proses belajar hanya berlangsung satu arah (techer center).Guru memegang
4Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan, 2006) hlm. 157 5Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2016), h.145 6Conny Semiawan,dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1990), cet. 6. h.10 7 Laporan Hasil Tes PISA Indonesia 2018 8Angket Studi Pendahuluan
3
kendali penuh terhadapproses pembelajaran di kelas. Siswa terkondisikan tidak
terbiasa berpikir dan memecahkan masalah. Siswa hanya memahami sebuah
makna kata dari cerita tanpa pengalaman atau pembuktian secara
langsung.9Dampak langsung dari kondisi tersebut siswa mendapatkan hasil belajar
yang rendah khususya pada aspek keterampilan kognitif.Data hasil Ujian Nasional
(UN) tahun 2019 rata-rata nilai mata pelajaran fisika yaitu 46,47. Nilai tersebut
lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran IPA lainnya.10
Proses pembelajaran yang dirancang menantang dan mengasah kreativitas
siswa dapat membuat siswa menemukan dan meningkatkan rasa ingin tahu dalam
mempelajari fisika serta membuat pembelajaran yang efektif.11Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memberikan permasalahan berdasarkan fenomena alam sehari-
hari yang dialamisiswa yang berkaitan dengan konsep fisika. Siswa dituntut untuk
menggali pengetahuan dalam memecahkan masalah dengan berkerja sama melalui
diskusi, melakukan percobaan dan lain-lain. Pembelajaran fisika yang seperti ini
tidak lagi berpusat pada guru (pola pembelajaran satu arah interaksi antara guru
dan siswa), melainkan pembelajaran terpusat pada siswa.Pemberian pengalaman
belajar terencana seperti ini dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari di
sekolah ke masyarakat serta menjadikan lingkungan masyarakat sebagai sumber
belajar.Pola pembelajaran tersebut menjadi interaktif (interaksi antara guru, siswa,
masyarakat, lingkungan alam, dan sumber/media belajar lainnya).Hal ini sesuai
dengan konsep pembelajaran pada kurikulum 2013.12
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan
keinginan, minat, dan motivasi siswa sehingga materi yang dipelajari lebih mudah
9Fathiah Alatas, dkk., “Penggunaan Alat Peraga Rotation Timer Dan Roda Fleksibel
Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa”, JPPI, Vol. 1, No. 2015, h.62 10https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_serap!99&99&999!a&04
&T&T&1&unbk!1!& 11Conny Semiawan,dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1990), cet. 6. H.9 12Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun
2013, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013) h.2
4
untuk dipahami.13Proses pembelajaran dengan berbantuan media pembelajaran
membantu guru untuk menerapkan variasi metode pembelajaran. Satu diantara
jenis media pembalajaran yaitu alat peraga.Alat peraga dapat menjadikan proses
pembelajaran lebih aplikatif. Manfaat penggunaan alat peraga diantaranya; untuk
mengurangi terjadinya verbalisme, meningkatkan minat dan perhatian siswa
untukbelajar, memberikan pengalaman yang nyata untuk dapat menumbuhkan
kegiatanberusaha sendiri pada setiap siswa, menumbuhkan pemikiran yang teratur
dan berkesinambungan, memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain.14
Satu diantara materi fisika yang membutuhkan alat peraga dalam proses
pembelajaran yaitu momentum dan impuls. Berdasarkan PERMENDIKBUD No.
37 tahun 2018 kompentesi dasar materi momentum dan impuls yaitu menerapkan
konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan momentum dalam
kehidupan sehari-hari serta menyajikan hasil pengujian penerapan hukum
kekekalan momentum, misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket
sederhana.15Media pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan materi
momentum dan impuls belum cukup untuk menjelaskan materi tersebut.Sehingga
diperlukan media alat peraga agar materi bias divisualisasikan.
Alat peraga yang dikembangkan oleh Upik Rahma Fitri,dkk.yaitu
pengembangan alat peraga momentum dengan system sensor yang telah diujikan
kepada siswa kelas XI mendapatkan respon baik dan mendapatkan persentase
sekitar 75-100% menurut ahli media, materi, dan guru. Keunggulan dalam alat
peraga tersebut memenuhi karateristik untuk dijadikan alat peraga pembelajaran
13Susi Andriani,“Pengaruh Motivasi Belajar Dan Penggunaan Media Pembelajaran
TerhadapHasil Belajar IPS Siswa Kelas Iv Di Sdn Mayangan 6 Kota Probolinggo”, Jurnal
Penelitian dan Pendidikan IPS (JPPI) Vol 10 No 1 (2016). 14Hartati, Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMA, Jurnal Pendidikan, 2010, h. 128-129. 15Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun
2018, h.58
5
pada konsep momentum.16 Alat peraga yang dikembangkan dalam materi
momentum pun dilakukan oleh D Mulhayatiah, dkk. Tumpuls merupakan alat
peraga yang dikembangkan dengan bentuk dua buah benda yang memiliki massa
yang dapat diubah-ubah dengan tujuan untuk mengetahui kecepatan benda
tersebut untuk mengetahui besarnya momentum yang terjadi saat benda bergerak
pada papan lurus dan memperoleh nilai error 0,1% serta dapat dijadikan media
alternatif pembelajaran materi momentum.17
Pada perancangan pengembangan alat peraga momentum dan impuls
berdasarkan penelitian yang dikembangkan. Alat perga momentum dan impuls
yang akan dikembangkan berupa alat yang dapat mencakup lebih dari 2 konsep
dalam materi momentum dan impuls, seperti perubahan momentum dan macam
macam tumbukan dengan pemanfaatan konsep lavitasi pada alat peraga untu
mengurangi gesekan antara benda dengan track atau lintasan. Pengembangan ini
juga mengacu kepada alat peraga yang dapat digunakan di berbagai kondisi tanpa
memerlukan listrik.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akanmelakukan penelitian
dengan judul“Pengembangan Alat Peraga Momentum dan Impuls Terhadap
Kognitif Siswa”.Pengembangan alat peraga diharapkan dapat menjadi solusi
dalam memudahkan siswa memahami materi materi momentum dan impuls,
meningkatkan minat serta keterampilankognitif siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, identifikasi masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Minat dan motivasi belajar fisika siswa masih rendah
2. Hasil belajar fisika (khususnya pada aspke kogntif) siswa rendah
3. Proses pembelajaran masih bersifat verbalistik
16 Upik Rahma Fitri, dkk. “Pengembangan Alat Peraga Momentum dengan Sistem
Sensor” Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika (JPPPF) Volume 1 No.2 Desember
2015 17 D Mulhayatiah, dkk. “ TUMPULS Teaching Aids As an Alternative Media for Physics
Learning”, Journal of Physics: Conference Series doi:10.1088/1742-6596/1402/4/044088
6
4. Dibutuhkan alat peraga untuk menjelaskan materi momentum dan impuls
C. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi pokok permasalahan agar peneletian ini dapat memenuhi
sasaran dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang hendak dicapai
yaitu sebagai berikut:
1. Media yang di kembangkan bersifat ramah lingkungan dan flexible
2. Pengujian yang dilakukan pada produk yang dibuat meliputi pengujian
produk, kesesuaian produk denga standar atau kriteria kekelayakan media
pembelajaran
3. Pengujian efektivitas media di ukur menggunakan instrument soal
berdasarkan taksonomi bloom revisi ranah kognitf (C1-C4)
4. Pemilihan bahan untuk media yang di kembangkan menggunakan material
ringan dan ramah lingkungan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah prosedur pengembangan alat peraga momentum dan impuls?
2. Apakah alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan sudah
dikatakan layak?
3. Apakah alat peraga momentum dan impulsyang dikembangkan sudah
dikatakan efektif?
4. Apakah alat peraga momentum dan impulsyang dikembangkan sudah praktis
dalam pengimplementasiannya?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini
untuk:
1. Mengetahui tahapan-tahapan yang digunakan untuk mengembangkan alat
peraga momentum dan impuls.
7
2. Mengetahui apakah alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan
sudah dapat dikatakan layak.
3. Mengetahui apakah alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan
sudah dikatakan efektif.
4. Mengetahui apakah alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan
sudah praktis dalam pengimplementasiannya.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan bagi beberapa pihak diantaranya:
1. Secara Teori
a. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai latihan dan memperkaya ilmu
pengetahuan melalui analisa praktik lapangan, penyelarasan antara
media yang dibuat dengan teori yang ada dengan bentuk data konkrit
dalam penelitian tersebut
b. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini bisa dijadikan
sebagai rujukan atau untuk mengembangkan media pembelejaran
dengan lebih baik lagi dan efisien .
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai serana untuk
mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program pembelajaran pada
mata pelajaran Fisika
2. Praktis
a. Bagi pendidik, penelitian ini dapat membantu pendidik dalam
menyampaikan materi momentum dan Impuls kepada peserta didik.
b. Bagi peserta didik, penelitian ini dapat memudahkan peserta didik
dalam memahami materi.
c. Bagi program studi, diharapkan dapat menambah referensi
kepustakaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan
maupun pengembangan sehingga menjadi sempurna dan menambah
pengetahuan.
8
d. Bagi pembaca dan peneliti lainnya, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai sumber informasi dan bahan rujukan untuk mengembangkan
penelitian.
G. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan
Spesifikasi produk yang diharakan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Alat peraga yang dikembangkan dapat membantu pendidik dalam
menjelaskan materi momentum dan impuls.
2. Alatperaga yang dikembangkan dapat membantu pendidik dalam
menunjukan peristiwa tumbukan dan perubahan impuls.
3. Alat peraga yang dikembangkan dapat memudahkan peserta didik dalam
memahami dan menganalisis peristiwa tumbukan dan perubahan impuls.
4. Alat peraga yang dikembangkan dapat mempermudah dalam
pengoperasian dan perawatan.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoris
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’, atau ‘pengantar’.Menurut Gerclach &Ely media secara garis besar
adalah manusia, materi, ataupun kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap.18Menurut Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.Menurut
Briggs berpendapat bahwa media segala alat fisik yang dalam menyajikan pesan
serta dapat merangsang siswa untuk belajar.Dengan demikian, media merupakan
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.19
Menurut Kokom, pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses yang
direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar
subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif
dan effisien.20 Pembelajaran (instruction) tidak hanya dalam konteks guru dan
siswa, namun mencakup proses kegiatan belajar yang tidak dihadiri oleh guru
secara fisik.21 Proses pembelajaran memadukan unsur-unsur manusiawi, material,
18Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran, (Jakarta: PT.RAJAGRAFINDO
PERSADA), h.3 19Arief S. Sadiman. dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), Cet.
17, h. 6 20Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2013), h. 3 21 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung
Persada Baru, 2010), h.4
10
fasilitas, perlengkapan,dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran.22
Gagne dan Brigs secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera,
video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan
komputer.23 Dalam proses belajar, media berperan dalam menjembatani proses
penyampaian dan pengiriman pesan dan informasi.24Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk
membantu menyampaikan informasi berupa materi pelajaran sehingga diperoleh
pengetahuan dan perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Berdasarkan uraian diatas berikut cirri-ciri umum dalam setiap media:25
1) Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai
hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar,
atau di raba dengan pancaindra.
2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software
(perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras
yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terapat pada visual dan audio.
4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di
dalam maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan missal ( misalnya : radio, televise),
kelompok besar dan kelompok kecil ( misalnya: modul, film, slide, video,
22 Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Kata Pena, 2016), h. 3 23 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 4. 24Benny A. Pribadi, Media dan Teknologi dalam pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2017),
h.15. 25Azhar Arsyad, op.cit., h.6
11
OHP), atau perorangan ( misalnya : modul, computer, radio tape/kaset, video
recorder).
7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar.Fungsi-
fungsilain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-ciri umum, bahasa yang
dipakai dalam menyampaikan pesan, dan dampak atau efek yang ditimbulkan.26
Menurut Arief Sadiman media mempunyai fungsi diantaranya yaitu:27
1) Memperjelas penyajian pesan agar tifak terlalu bersifat verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti:
a) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, atau
model.
b) Objek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film, atau gambar
c) Gerak yang terlalu cepatataupun terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse
atau high-speed photography.
d) Kejadian atau peristiwa yang telah terjadi masa lalu bisa ditampilkan dengan
rekaman film, video, foto
e) Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram,
f) Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar
dan lain-lain.
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif peserta didik.
a) Menimbulkan kegairahan belajar
b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung anatara peserta didik dengan
sumber belajar.
26Yudhi Munadi, op.cit.,, h. 36 27Arief S. Sadiman,dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986), h.
17-18
12
c) Memungkinkan peserta didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
4) Memberikan perangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama
c. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sudjana dan Rivai manfaat media pembelajaran dalam proses
belajar siswa yaitu:28
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang baik.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
Manfaat media pembelajaran menurut Encyclopedia of Education Research
dalam buku Rostina sebagai berkut:29
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Membuat pelajaran lebih menetap dan tidak lupa dilupakan.
4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan para siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.
6) Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan
berbahasa.
28Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo.,
2013),h. 6-7 29Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung: Alfabeta, 2014), Cet. 1,h.11
13
7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan
cara lain serta membantu berkembanganya efisiensi yang lebih mendalam
serta keragaman yang lebih banyak.
Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir
kongkret menuju berpikir abstrak, dimulai dari berpikir yang sederhana menuju
berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan
berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat
dikongkretkan dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.30
2. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah media alat bantu pembelajaran, dengan segala macam
benda yang digunakan untuk memperagakan materi pembelajaran.31Alat peraga
juga merupakan alat yang dapat diperlihatkan wujudnya dengan maksud membuat
pelajaran lebih jelas (konkret).32 Menurut Arsyad alat peraga lebih khusus dari
media dan teknologi pembelajaran karena fungsi hanya untuk memperagakan
materi pelajaran yang bersifat abstrak.33Alat peraga dapat mengonkretkan materi
atau konsep yang bersifat abstrak sehingga siswa dapat menjangkau materi
tersebut dengan pikiran yang sederhana.Alat peraga yang digunakan dalam
pembelajaran dapat dilihat, dipandang, dan dirasakan langsung oleh siswa.Alat
peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap
manusia itu diterima atau ditangkan melalui panca indera.Semakin banyak indera
yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas
pula pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini dimaksudkan
30Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op.cit., h.3 31Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), Cet. 17 ,
h.9 32Nunuk Suryani,Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembanga, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakrya, 2018), h.17 33Nunuk Suryani, ibid., h.18
14
untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga
mempermudah persepsi (pemahaman).34
b. Macam-Macam Alat Peraga
Alat peraga dikenal juga dengan sebutan replika, benda tiruan, dan model
yang akan dijelaskan sebagai berikut:35
1) Replika dapat didefinisikan sebagai reproduksi statis dari suatu objek dengan
ukuran yang sama dengan bentuk yang sebenarnya.
2) Benda tiruan terdiri dari dua macam, yaitu benda tiruan yang menggambarkan
bangunan yang dibuat kurang lebih menyerupai sesuatu benda yang besar,
misalnya bagian sayap dari pesawat; dan benda tiruan yang menggambarkan
mekanisme kerja suatu benda, misalnya sistem pembakaran automobil.
3) Model merupakan sebuah reproduksi yang kelihatannya sama, tetapi biasanya
diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu, contohnya seperti alat peraga
dalam pembelajaran. Model merupakan objek media pengganti dalam media
pembelajaran yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:36
a) Solid model, yaitu model yang digunakan untuk menunjukkan bagian luar
suatu objek. Solid model biasanya dibuat dengan menggunakan aplikasi
komputer dengan memvisualisasikan komponen dan rakitan yang dibuat
secara periodik.
b) Cross section model, yaitu model yang menapakkan struktur bagian dalam
suatu objek, misalnya bagian dalam organ tubuh manusia, bagian dalam
kerangka sebuah mesin, dan sebagainya.
c) Working model, yaitu model yang mendemonstrasikan fungsi atau proses-
proses tertentu, seperti proses terjadinya hujan, prinsip kerja pembangkit
listrik, dan sebagainya.
34 Rudy Sumiharsono dan Hisbiyatul Hasanah, Media Pembelajaran Buku Bacaan Wajib
Dosen, Guru, dan Calon Pendidik, (Jawa Timur: CV PUSTAKA ABADI, 2017), h. 1. 35 Rudi Susilana dan Cepi Riyani, Media Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima,
2009), h. 23 36Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. 1, h. 271
15
c. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga
Kelebihan dan kelemahan alat peraga sebagai media pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:37
1) Kelebihan Alat Peraga
a) Memberi kesempatan semaksimal mungkin kepada siswa untuk melakukan
pembelajaran secara nyata ataupun stimulasi sehingga mengurangi
pembelajaran dengan transfer ilmu secara verbal dari guru kepada siswa.
b) Memperlihatkan seluruh atau sebagian besar rangsangan yang relevan dengan
konsep yang akan diajarkan.
c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami dan melatih
keterampilan manipulatif mereka dengan menggunakan indera peraba.
d) Memudahkan pengukuran penampilan siswa, bila ketangkasan fisik atau
keterampilan koordinasi diperlukan dalam kegiatan belajar.
2) Kelemahan Alat Peraga
a) Alat peraga seringkali dapat menimbulkan bahaya bagi siswa atau orang lain
ketika pembelajaran di kelas.
b) Mahal, karena biaya yang diperlukan tidak sedikit, dan ada kemungkinan
rusaknya alat yang digunakan.
c) Tidak selalu memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya,
seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar demi bagian, sehingga
pengajaran harus didukung dengan media lain.
d) Seringkali sulit mendapatkan tenaga ahli untuk menangani penggunaan alat
peraga.
e) Sulit untuk mengontrol hasil belajar karena konflik-konflik yang mungkin
terjadi di lingkungan sekitar.
37 Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran,
(Jakarta: Rajawali, 1987), h. 187-188.
16
d. Alat Peraga Momentum dan Impuls
Alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan ini berupa alat yang
dapat digunakan oleh guru dalam membantu menyampaikan materi kepada
peserta didik agar pembelajaran lebih bervariatif dan memotivasi peserta didik.
Alat peraga ini dioptimalkan dalam menjelaskan konsep momentum dan
tumbukan.
Perubahan desain yang dipertimbangkan untuk digunakan dimanapun dan
kapanpun seperti alat yang sudah dibuat oleh sebuah perusahaan dalam bidang
alat sains untuk praktikum menggunakan listrik dan tak beroda karena berbantuan
tekanan udara yang di keluarkan oleh tabung kompresor.Akan tetapi alat tersebut
tidak dapat digunakan saat listrik tidak ada dan hal terebut yang membuat peneliti
ingin mengembangkan alat peraga momentum impuls yang dapat digunakan
didalam setiap kondisi.
Kereta atau benda yang mengapung dengan mengaplikasikan konsep lavitasi
dengan berbantuan magnet yang tolak menolak menjadi alternative dari benda
yang melayang di atas rel menggunakan tekanan udara.
3. Keterampilan Kognitif
Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan
baik.Terampil berarti mengetahui apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya,
dan bagaimana melakukannya. Dengan katai lain, menjadi terampil dalam sesuatu
dengan mengetahui serangkaian prosedur, mengetahui kapan untuk menerapkan
prosedur, dan menjadi ahli dalam melaksanakan prosedur tersebut.38Keterampilan
kognitif merupakan keterampilan seseorang dalam menggunakan pikiran untuk
mengambil keputusan atau memecahkan masalah.
Keterampilan kognitif berkenaan dengan kemampuan pengembangan
keterampilan intelektual (knowledge) yang terdiri dari enam tingkatan yaitu
38Anton E. Lawson, Scinece Teaching and The Development of Thinking, (Wadsworth,
1995), h.50
17
mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analysis), mengevaluasi (evaluation), mencipta (create).39
a. Mengingat (C1)
Mengingat merupakan proses menumbuhkan kemampuan untuk meretasi atau
kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka tertentu.40
Mengingat artinya mendapatkan kembali atau pengembalian pengetahuan relevan
yang tersimpan dari memori jangka panjang.Pengetahuan ini dapat berupa
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognisi.41 Pengetahuan
mengingat sangat penting sebagai bekal untuk pembelajaran bermakna dan
penyelesaian masalah, karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas
yang kompleks. Proses-proses kognitif dalam kategori mengingat meliputi
mengingat dan mengenali kembali.42
b. Memahami(C2)
Memahami merupakan proses mengkontruksi makna dari materi
pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh
guru.43Kemampuan kognitif yang berpijak pada kemampuan mentransfer yaitu
memahami. Siswa dikatakan memahami jika mereka dapat mengkonstruksi makna
dari pesan-pesan pembelajaran baik secara lisan, tulisan, ataupun grafis, dan dapat
menghubungkan atau memadukan pengetahuan yang baru didapat kedalam
kerangka kognitif pengetahuan lama mereka. Proses-proses kognitif dalam
kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.44
39Saifuddin Azwar, Konstruksi Tes Kemampuan Kognitif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2016), h. 66. 40 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen : Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), h. 99. 41 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), h. 115. 42Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, op.cit., h. 103-104 43Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, op.cit., h. 100 44Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, op.cit., h. 105-106.
18
c. Menerapkan/ Mengaplikasikan (C3)
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur
tertentu untuk menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan
pengetahuan prosedural. Mengesekusi dan mengimplementasi merupakan dua
proses kognitif yang termasuk dalam kategori mengaplikasikan.45
d. Menganalisis (C4)
Menganalisis melibatkan proses menentukan pemecah materi jadi bagian-
bagian pokok dan menggambarkan bagaimana bagian-bagian tersebut
dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau
tujuan. Kategori proses menganalisis meliputi proses kognitif membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan.46
e. Mengevaluasi (C5)
Mengevaluasi atau menilai merupakan proses membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses
kognitif berupa mengambil keputusan berdasarkan kriteria internal (memeriksa),
mengambil keputusan berdasarkan kriteria eksternal (mengkritik).47
f. Mencipta (C6)
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan
yang koheren atau fungsional. Proses mencipta dapat dibagi menjadi tiga tahap,
penggambaran masalah dengan memahami tugas dan mencari solusinya
(merumuskan), perencanaan solusi dan mengubahnya menjadi rencana aksi
(merencanakan), dan eksekusi solusi dengan melaksanakan rencana dan
mengkonstruksi solusi (memproduksi).48
45Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, op.cit., h. 116-119 46Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, op.cit., h.120 47Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, op.cit., h. 125 48Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, op.cit., h. 128-133.
19
4. Momentum dan Impuls
a. Momentum
1) Pengertian Momentum
Momentum merupakan konsep fisis yang penting karena mencakup 2 hal yang
mencirikan dinamika benda, yaitu massa dan kecepatan. Laju perubahan
momentum sebuah benda sama dengan gaya total yang diberikan
padanya.Momentum linier (atau momentum untuk singkatannya) dari sebuah
benda didefinisikan sebagai hasil kali massa dan kecepatannya. Momentum
(jamaknya adalah “momenta”) biasanya dinyatakan dengan simbol p. jika kita
tentukan m menyatakan massa sebuah benda dan v kecepatannya, maka
momentum p dari benda seperti pada persamaan berikut.
Keterangan:
𝑝 = momentum (kg.m.s-1)
𝑚 = massa benda (kg)
𝑣 = kecepatan benda (m.s-1)
2) Momentum dan Hukum Kedua Newton
Makin besar momentum yang dimiliki suatu benda, makin sulit untuk
menghentikannya, dan makin besar efek yang diakibatkannya jika diberhentikan
dengan tabrakan atau tumbukan. Untuk merubah momentum benda dibutuhkan
sebuah gaya, baik untuk menaikkan momentum, menurunkannya, atau untuk
merubah arahnya.49
49Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 214
𝑝 = 𝑚. 𝑣
20
Laju perubahan momentum sebuah benda sama dengan gaya total yang
diberikan padanya. Kita dapat menuliskan pernyataan ini dalam bentuk persamaan
berikut.
3) Hukum Kekekalan Momentum
Pernyataan umum hukum kekekalan momentum adalah: “Momentum total
dari suatu sistem benda-benda yang terisolasi tetap konstan.” Maksud dari sistem
terisolasi adalah suatu sistem dimana gaya yang ada hanyalah gaya-gaya diantara
benda-bendapada sistem itu sendiri. Untuk memahami konsep hukum kekekalan
momentum, perhatikan dua buah bola yang bergerak segaris seperti gambar
dibawah ini.
Gambar 2.1 Momentum Kekal pada Tumbukan Dua Bola
Berapapun kecepatan dan massa yang terlibat, ternyata momentum total
sebelum tumbukan sama dengan sesudahnya, apakah tumbukan tersebut dari
depan atau tidak, selama tidak ada gaya eksternal total yang bekerja seperti pada
persamaan berikut.
21
Jadi jumlah vektor momentum pada sistem dua bola tersebut kekal: tetap
konstan. Dengan demikian, pernyataan umum hukum kekekalan momentum
adalah, “Momentum total dari suatu sistem benda-benda yang terisolasi tetap
konstan”. Dengan istilah “sistem”, yang dimaksud adalah sekumpulan benda yang
berinteraksi satu sama lain. Sistem terisolasi adalah suatu sistem di mana gaya
yang ada hanyalah gaya-gaya di antara benda-benda pada sistem itu sendiri.
Jumlah semua gaya ini akan nol dengan berlakunya hukum Newton ketiga. Jika
ada gaya luar yang dimaksud adalah gaya-gaya yang diberikan oleh benda I luar
sistem dan jumlahnya tidak nol (Secara vektor), maka momentum total tidak
kekal.50
b. Impuls
Impuls adalah gaya yang timbul saat dua buah benda yang saling bertumbukan
dalam yang sangat singkat. Impuls digunakan untuk menambah, mengurangi, dan
mengubah arah pergerakan kedua benda.Besarnya impuls dapat dicari dengan
persamaan berikut.
Keterangan : I = Impuls (N.s)
F = Gaya (N)
= Selang waktu (s)
c. Hubungan Momentum dan Impuls
Kita anggap gaya eksternal total sistem dua bola ini sebesar nol artinya, gaya
yang signifikan hanyalah gaya yang diberikan tiap bola ke bola lainnya ketika
tumbukan. Walaupun momentum dari tiap bola berubah akibat terjadi tumbukan
jumlah momentum mereka ternyata sama pada waktu sebelum dan sesudah
tumbukan. Momentum yang dimiliki benda selalu sama setiap saat apabila
50Douglas C. Giancoli, ibid., h.213.
22
kecepatannya tetap. Namun, jika kecepatannya berubah, momentumnya juga
berubah. Sebagai contoh, bola billiard A semula bergerak dengan kecepatan v1.
Beberapa saat kemudian bola A menumbuk bola B yang semula diam akan
bergerak dengan kecepatan v. karena kecepatannya berubah, maka bola A dan
bola B dikatakan mengalami perubahan momentum. Besarnya perubahan
momentum dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut.
Keterangan:
∆𝑝= perubahan momentum (kg.m/s)
𝑚= massa benda (kg)
𝑣2= kecepatan akhir (m/s)
𝑣1= kecepatan awal (m/s)
Impuls adalah hasil kali gaya yang bekerja pada benda dengan persamaan
Keterangan:
𝐼= impuls (N.s)
𝐹= gaya (N)
∆𝑡= selang waktu (s)
∆𝑝= perubahan momentum (kg.m/s)
Teorema impul-momentum berbunyi:
“Perubahan momentum partikel/ benda selama selang waktu tertentu sama
dengan resultan gaya yang bekerja selama interval waktu tersebut”.
23
B. Hasil Penelitian yang relevan
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan terkait dengan penelitian
yang akan dilakukan, diantarany sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sukindar (2017) yang berjudul,
“Pengembangan Alat Peraga Fisika Momen Inersia Berbasis Arduino
Uno Untuk Peserta Didik SMA/MA Kelas XI” Hasil penelitian menjelaskan
bahwa alat peraga yang dikembangkan masuk dalam ketegori sangat baik
berdasarkan penilaian dari ahli materi, ahli media, dan guru dengan skor rata-
rata 3,38; 3,69; dan 3,58. Dengan demikian alat peraga momen inersia
berbasis Arduino Uno dapat digunakan untuk pembelajaran konsep momen
inersia pada kelas XI SMA/MA.51
2. Penelitian yang dilakukan oleh Duden Saepuzaman dan Yustiandi (2017) yang
berjudul,”Pengembangan Alat Peraga dan Lembar Kerja Percobaan
Penentuan Koefisien Restitusi Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
Bereksperimen”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa alat peraga yang telah
didesain ulang dan diimplementasikan dalam proses pembelajaran meunjukan
peningkatan kemampuan eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan sebelum
di desain ulang. Hasil ini dapat dijadikan salah satu alternative untuk diterapka
dalam pembelajaran momentum dan impuls, khususnya untuk materi
penentuan koefisien restitusi pada kasus tumbukan lenting sebagian.52
3. Saima Rasul, Qadir Bukhsh, Shazia Batool dalam penelitian yang berjudul “A
study To Analyze The Effectiveness Of Audio Visual Aids In Teaching
Learning Process At University Level”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
(I) Alat bantu AV berperan penting dalam proses belajar mengajar, (II) Alat
bantu AV membuaut proses pembelajaran lebih efektif, (III) para responden
melihat bahwa alat bantu AV memberikan pengetahuan secara mendalam dan
51Sukindar, “Pengembangan Alat Peraga Fisika Momen Inersia Berbasis Arduino UNO
Untuk Peserta Didik SMA/MA Kelas XI”, (SKRIPSI: UIN Sunan Kalijaga, 2017), h.xv 52Duden Saepuzaman dan Yustiandi, “Pengembangan Alat Peraga dan Lembar Kerja
Percobaan Penentuan Koefisien Restitusi untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
Bereksperimen”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol. 3, No. 2, 2017, h.
149
24
rinci, (IV) Itu membawa perubahan lingkungan ruang kelas, (V) dapat
memotivasi guru dan siswa dalam pembelajaran.53
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fikri Habibi dan Prabowo (2015) yang
berjudul, “Pengembangan Alat Peraga Pengukuran Taraf Intensitas
Bunyi Berbasis Visual Analyser Sebagai Media Pembelajaran Fisika
Pokok Bahasan Bunyi”. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa alat peraga
pengukuran taraf intensitas bunyi berbasis visual analyser yang dikembangkan
layak digunakan sebagai media pembelajaran Fisika. Penggunaan alat peraga
memberikan respon positif terhadap hasil belajar siswa dan mempunyai
pengaruh positif terhadap motivasi siswa.54
5. Penelitian yang dilakukan oleh Anastasia Puji Lestari (2018) dengan judul,“
Pengaruh Penerapan Simulasi PhET Terhadap Peningkatan Hasil
belajar Siswa Kelas X SMK Pangudi Luhur Muntilan Pada Pokok
Bahasan Momentum dan Tumbukan Berdasarkan Taksonomi Bloom”.
Hasil penelitian menjelaskam bahwa (I) tingkat hasil belajar awal siswa kelas
treatment dari segi kognitif tegolong kurang dan dari segi psikomotrik
tergolong rendah dan pada aspek afektif 16,2% siswa mengatakan lebih
senang dengan penerapan simulasi PhET;(II) Tingkat hasil belajar akhir siswa
kelas treatment dari aspek kognitif tegolong baik dan dari segi psikomotrik
tergolong cukup baik dan pada aspek afektif 100% siswa megatakan lebih
senang dengan metode simulasi PhET;(III) Metode simulasi PhET mampu
meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi kognitif, psikomotorik, dan
afektif.55
6. Penelitian yang dilakukan Intan Komalasari (2019) dengan judul, “Pengaruh
Modul Digital Interaktif Momentum dan Impuls Pada Remedial
53Saima Rasul dkk, “A study to analyze the effectiveness of audio visual aids in teaching
learning process at uvniversity level” Procedia - Social and Behavioral Sciences 28, 2011, h. 78 –
81 543Fikri Habibi dan Prabowo, “Pengembangan Alat Peraga Pengukuran Taraf Intensitas
Bunyi Berbasis Visual Analyser sebagai Media Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Bunyi”,
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 4, 2, 2015, h. 173. 55Anastasia Puji Lestari, “Pengaruh Penerapan Simulasi PhET Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Pangudi Luhur Muntilan Pada Pokok Bahasan Momentum dan
Tumbukan Berdasarkan Taksonomi Bloom”, (SKRIPSI: Univeristas Sanata Darma, 2018), h.vii
25
Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style”. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa peningkatan hasil belajar(N-Gain) siswa visual style di
kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi (0,71). Peningkatan Hasil
Belajar siswa Visual Style pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan
dengan tingi pada ranah kognitif C3 (mengaplikasikan) dengan N-gain 0,73.
Efektivitas remedial teaching di kelompok eksperimen sangan efektif (80%).
Sedangkan di kelompok control tidak efektif (30%). Respon siswa Visual
Style terhadap penggunaan modul digital interaktif berada pada kategori
sangat baik (82%).56
7. Penelitian yang dilakukan Resa Farida Ningsih(2018) dengan judul,
“Pengembangan Alat Peraga Tumplus Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Pada Meteri Momentum
dan Impuls”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa alat peraga tumpuls
dinyatakan layak oleh empat ahli yaitu dua ahli media dan dua ahli materi.
Hasil validasi menunjukan alat peraga Tumpuls dinyatakan layak dengan
presentase 85% dari ahli materi dan 85% dari ahli media. Angket respon
peserta didik menunjukan kelayakan alat peraga Tumpuls sebesar 86% dan
peningkatan kemampuan pemecahan masalah dari nilai N-gain sebesar 0,63
dengan interpretasi sedang. Alat peraga Tumpuls untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah dinyatakan layak digunakan pada proses
pembelajaran.57
8. Penelitian yang dilakukan Affa Ardhi dan Isih Wilujeng (2017) yang berjudul,
“Developing Physic E-Scaffolding Teaching Media To Increase The
Elevent-Grade Student’s Problem Solving And Scientific Attitude”. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa media yang digunakan mendapat respon positif
56Intan Komala Sari, “Pengaruh Modul Digital Interaktif Momentum dan Impuls pada
Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style”, (SKRIPSI: UIN Jakrta, 2019), h.iv 57Resa Farida Ningsih, “Pengembangan Alat Peraga Tumpuls untuk
MeningkatkanKemampuan Pemecahan Masalah Peserta didik pada MateriMomentum dan
Impuls”, (SKRIPSI: UIN Sunan Gunung Djati, 2018), h. iv
26
dari siswa dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dilihat
dari nilai N-gain kelas control dan kelas eksperimen yang signifikan.58
C. Kerangka Berpikir
Fisika dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif dan
deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penggunaan
pengembangan pengetahuan, keterampilan.Fisika berkaitan dengan cara
mempelajari fenomena alam secara sistematis,sehingga fisika tidak hanya
berkaitan dengan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep, dan prinsip saja
melainkan juga berkaitan dengan suatu proses penemuan.
Proses pembelajaran fisika di sekolah menekankan pada pembelajaran
pengalaman secara langsung untuk dapat mengembangkan kompetensi siswa
dalam memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran fisika di sekolah
seharusnya dirancang oleh guru untuk merangsang rasa ingin tahu siswa dalam
belajar, sehingga menjadi motivasi siswa untuk dapat lebih tertarik dalam
mempelajari fisika.
Siswa menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit
untuk dipahami dan kurang menarik untuk di pelajari.Hasil penelitian PISA
Indonesia mengalami penurunan sejak tahun 2015 hingga penelitian terbaru pada
tahun 2018 dan hasil UNBK (Ujian Nasionak Berbasis Komputer) menjadi sebuah
tolak ukur kemampuan pendidikan di Indonesia sejak 5 tahun terakhir mulai pada
tahun 2015 hingga 2019 pada matapelajaran Fisika mengalami penurunan
signifikan dan pada materi momentum dan impuls mendapatan hasil semakin
rendah. Siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran karena proses
pembelajaran hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru
(verbal methode).Metode pembelajaran yang verbalismemenyebabkan siswa
menjadi pasif. Proses belajar hanya berlangsung satu arah (techer center).Guru
memegang kendali penuh terhadapproses pembelajaran di kelas.
58Affa Ardi Saputri dan Insih Wilujeng, “Developing Physic E-Scaffolding Teaching
Media to Increase the Eleventh-Grade Student’s Problem Solving and Scintific Attitiude”,
Internasional Journal of Enviromental and Science Education, Vol.12, no.4, 2017
27
Proses pembelajaran yang menantang, mengasah kreativitas untuk
menemukan, serta pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan rasa ingin tahu
siswa dalam mempelajari fisika. Penggunaan media dalam proses belajar
mengajar dapat meningkatkan keinginan, minat, dan motivasi siswa sehingga
materi yang dipelajari lebih mudah untuk dipahami. Media yang dapat
mempermudah dalam memahami konsep teorits yaitu salah satunya alat
peraga.Alat peraga merupakan media yang dapat dirasakan langsung dan
penggunanya mendapat pengalaman ilmiah secara langsung.Hal tersebut dapat
menjadi pemahaman yang tersimpan pada ingatan yang bersifat LongTerm
Memory.
.Alat peraga dapat menjadikan proses pembelajaran lebih aplikatif. Manfaat
penggunaan alat peraga diantaranya; untuk mengurangi terjadinya verbalisme,
meningkatkan minat dan perhatian siswa untukbelajar, memberikan pengalaman
yang nyata untuk dapat menumbuhkan kegiatanberusaha sendiri pada setiap
siswa, menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, memberikan
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan caralain.
Alat peraga ini digunkan dalam pembelajaran menjadi media untuk
memudahkan pemahaman siswa dalam materi momentum dan impuls dan
diharapkan dapat meningkaktkan minat dan motvasi belajar siswa serta hasil
belajar pada aspek kognitif yang lebih baik dibandingkan tanpa adanya media
yang membantu siswa dalam pembelajaran.
Kerangka berpikir pada penelitian pengembangan ini dapat dijelaskan pada
gambar berikut:
28
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori pada penelitian ini, maka pertanyaan dalam
penelitian pengembangan ini yaitu “ apakah produk pengembangan Alat Peraga
Momentum dan Impuls dapat menjadi media pembelajaran yang layak, praktis,
dan efektif serta mampu meningkatkan keterampilan kognitif siswa?”
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan Jan Van de
Akker.Penlitian pengembangan memiliki dua model yaitu validation studies dan
development studies. Validation studies adalah penelitian pengembangan yang
digunakan untuk menyangkal teori-teori belajar, sedangkan development studies
adalah model penelitian pengembangan yang digunakan untuk memecahkan
masalah dalam pendidikan berdasarkan teori pengetahuan yang relevan.59 Model
penelitian pengembangan yang peneliti gunakan yaitu development studies,
penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang efektif untuk
memecahkan masalah dalam pendidikan yang nantinya akan digunakan dalam
sekolah, bukan untuk menyangkal suatu teori yang sudah ada.Beberapa tahapan
penelitian model development studies menurut Akker et al, yaitu preliminary
research, prototyping stage, summative evaluation, systematic reflection and
documentation.
B. Prosedur Pengembangan
Tahapan pengembangan media pembelajaran berupa alat peraga pada
penelitian ini di gambarkan dalam bagan berikut ini :
59Jan Van De Akker, et.al, Educational Design Research, (New York: Routledge, 2006),
h. 154
30
Gambar 3. 1Bagan Model Pengembangan
1. Penelitian Pendahuluan (Prelimenary Research)
Tujuan dari penelitian pendahuluan yaitu untuk megumpulkan informasi
tentang kebutuhan atau permasalahan yang ada di lapangan yang kemudian akan
dijadikan informasi pada pengembangan produk. Kegiatan yang dilakukan yaitu
survei lapangan dan tinjauan literatur.
a. Survei Lapangan
Prototyping
Stage
Preliminary
Research
Summative
Evaluatif
Survei Lapangan
Studi Literatur
Perancangan
Pedoman Desain
Pengoptimalan
prototipe
Evaluasi Formatif (uji ahli,
evaluasi satu-satu, evaluasi
kelompok kecil, uji
lapangan)
Revisi
Evaluasi Sumatif
Uji Efektivitas Uji Praktibilitas
Pelaporan Systematic reflection
and documentation
31
Pada tahap survei lapangan, peneliti melakukan wawancara kepada guru fisika
SMA MANBA’UL ULUM serta menyebar angket kepada 50 siswa. Pada tahap
ini, peneliti menggali informasi tentang kurikulum yang digunakan, kondisi dan
kendala pencapaian belajar siswa pada mata pelajaran fisika, sumber belajar fisika
yang telah digunakan dan pemanfaatan media pembelajaran yang pernah
digunakan dalam proses pembelajaran fisika di kelas maupun di luar kelas.
b. Studi Literatur
Setelah mendapatkan hasil pada tahap survei lapangan, peneliti membuat
media pembelajaran alat peraga sesuai dengan teori pengembangan dan
penyusunan media pembelajaran serta memperhatikan aspek kurikulum 2013.
2. Tahap Prototipe (Prototyping Stage)
Setelah melakukan penelitian pendahuluan dan mendapatkan masalah
yang terdapat dalam proses pembelajaran, tahap selanjutnya adalah membuat
prototipe produk yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
ditemukan. Dalam tahap prototipe ini dilakukan perancangan atau pembuatan
prototipe (prototype), evaluasi formatif (formative evaluation) dan revisi.
a. Perancangan Prototipe
Produk yang dikembangkan dapat digunakan di berbagai tempat dan tidak
memerlukan bayak biaya dalam pengoperasiannya.Hal ini sesuai dengan hasil
studi pendahuluan yang peneliti dapatkan bahwa siswa tidak pernah melakukan
percobaan dikarenakan tidak adanya media pada materi momentum dan
impuls.Desain media pembelajaran alat peragayang dikembangkan
mengutamakan ketahanan, ramah lingkungan dan mudah dioperasikan.Sedangkan
dari segi materinya, media yang dibuat oleh peneliti merujuk kepada Kompetensi
Dasar (KD) pada kurikulum 2013 revisi menggunakan pendekatan saintifik.
Tahapan pembuatan prototipe alat peraga pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
32
b. Evaluasi Formatif(Formatve Evaluation)
Tahap evaluasi formatif merupakan tahap mengevaluasi produk (prototipe)
yang telah dibuat.Tahap evaluasi formatif bertujuan untuk mengetahui kelayakan,
kepraktisan dan keefektifan suatu produk dalam skala kecil maupun besar. Produk
akan diuji dalam beberapa tahapan evaluasi formatif (formative
evaluation)diAdopsi dari Tessmer yang terdiri dari uji ahli (expert review),
evaluasi satu-satu(one-to-one evaluation), evaluasi kelompok kecil (small group
evaluation), dan uji lapangan (field study).60Pendapat ahli (expert review)
merupakan evaluasi intrinsik pembelajaran seperti keakuratan isi atau kualitas
secara teknis.Informasi yang didapat dari ahli juga dalam hal implementasi,
perancangan dan pengujian.Uji perorangan (one-to-one evaluation)merupakan
hasil penilaian siswa secara individu terhadap produk yang dikembangkan.Uji
kelompok kecil dilakukan setelah pendapat ahli dan perorangan.Hal ini dilakukan
untuk merevisi produk berdasarkan saran-saran sebelumnya.Sumber data utama
60 Martin Tessmer, Planning and Conducting Formative Evaluations, (London:
Routledge, 1993), h.15
Gambar 3. 2Bagan Alur Perancangan Alat Peraga
33
diperoleh dari siswa. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation) bertujuan
menentukan keefektivan dan kepraktisan alat peraga Terakhir ialah uji lapangan
(field study).Uji lapangan merupakan evaluasi yang dikondisikan dilakukan
berbagai revisi dari evaluasi formatif sebelumnya, saran-saran revisi akhir dan
menentukan keefektivan dan kepraktisan produk pada tahap aktualisasi produk
yang dikembangkan.61
Gambar 3. 3Diagram Tahap Evaluasi Formatif
3. Tahap Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Pada tahapan ini dilakukan untuk mengevaluasi keefektivan dan kepraktisan
media pembelajaran alat peraga.Keefektivan produk diperoleh dengan
memberikan soal pretest-posttest kepada siswa.Sedangkan kepraktisan produk
diperoleh dengan memberikan angket respon kepada siswa mengenai kepraktisan
media pembelajaran yang sudah digunakan.Selain itu, uji keefektivan dan
kepraktisan juga diberikan kepada guru berupa angket.Data angket respon siswa,
angket respon guru dan hasil pretest-posttest siswa selanjutnya diolah untuk
mengetahui keefektivan dan kepraktisan alat peraga.
4. Refleksi Sistematik dan Dokumentasi
Tahap refleksi sistematik dan dokumentasi merupakan tahap akhir dari
prosedur pengembangan ini.Tahap ini menggambarkan seluruh penelitian untuk
61 Muhammad Zaini, dkk. “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Konsep Protisa Untuk Melatihkan
Keterampilan Proses dan Keterampilan Kinerja Kelas X Madrasah Aliyah”.Prosiding Semnas
Pensa.2016. h. 121.
Expert review
One-to-one
evaluation
Small group
evaluation
Field Test
Revisi Revisi
34
mendukung analisis,diikuti oleh spesifikasiprinsip-prinsip desain dan
menghubungkannya dengan kerangka konseptual.62
C. Desain Uji Coba
Prototipemedia yang dikembangkan kemudian diuji coba melalui tahapan
evaluasi formatif dan sumatif.Tahapan evaluasi formatif mencakup uji validitas
penilaian ahli (expert review), evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation), evaluasi
kelompok kecil (small group), dan uji lapangan(field test).
Uji coba dilakukan untuk mengetahuikelayakan,keefektivan, dan kepraktisan
alat peraga yang dikembangkan, serta bertujuan untuk memperbaiki produk
sehingga produk yang dikembangkan dapat disempurnakan. Selanjutnya peneliti
melakukan revisi produk sebelum menguji kepada guru dan siswa mengenai
keefektivan dan kepraktisan produk pada evaluasi sumatif (summative
evaluation).Tahapan uji coba produk adalah sebagai berikut.
1. Expert review dan one-to-one evaluation
Expert review merupakan tahap pengujian produk kepada ahli untuk
melakukan review atas kelayakan prototipe produk yang dikembangkan.Pada
tahap expert review, prototipe produk dinilai oleh dua ahli materi dan dua ahli
media. Expert review dilakukan secara bersamaan dengan one-to-one
evaluation.Pada tahap one- to-one evaluation, prototipe produk diuji coba pada
siswa secara individu.Pada tahapan ini, peneliti menguji produk yang telah dibuat
kepada tiga orang siswa SMA Manba’ul Ulum Kota Tangerang.Kemudian siswa
diberi angket penilaian produk sebagai pertimbangan untuk merevisi prototipe
produk/media.Setelah tahapan expert review dan one-to-one evaluation selesai
dilakukan, maka peneliti merevisi prototipe produk/media.
2. Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation)
Evaluasi kelompok kecil bertujuan untuk menentukan keefektivan dan
kepraktisan prototipe.Evaluasi kelompok kecil dilakukan pada sekelompok kecil
siswa.Pada tahap ini, prototipe diuji coba pada 15 siswa SMA Manba’ul Ulum
Kota Tangerang. Siswa diberikan angket penilaian mediauntuk menentukan
62 Jan Van De Akker, et.al,op.cit., h. 154
35
kepraktisan dan instrumen tes (pretest dan posttest) untuk mengetahui kefektivan
media yang dikembangkan. Setelah dilakukan penilaian, maka peneliti kembali
merevisi prototipe produk/media.
3. Uji lapangan (field test)
Uji lapangan merupakan tahap pengujian produk di lapangan.Pada tahap uji
lapangan melibatkan 30 orang siswa SMA Manba’ul Ulum Kota Tangerang.Siswa
diberikan angket penilaian mediauntuk menentukan kepraktisan dan instrumen
tes (pretest dan posttest) untuk mengetahui kefektivan media yang dikembangkan.
Setelah dilakukan penilaian, maka peneliti kembali merevisi prototipe
produk/media.
4. Evaluasi Sumatif
Setelah melalui semua tahap evaluasi formatif maka prototipe akan dilakukan
evaluasi kepraktisan dan keefektivan pada tahap evaluasi sumatif. Tujuan evaluasi
sumatif adalah untuk mengetahui media alat peraga yang dikembangkan benar-
benar layak, efektif dan menarik untuk digunakan dalam pembelajaran.Pada tahap
evaluasi sumatif melibatkan 30 orang siswa SMA Manba’ul Ulum Kota
Tangerang.Siswa diberikan angket penilaian mediauntuk menentukan kepraktisan
dan instrumen tes (pretest dan posttest) untuk mengetahui kefektivan media yang
dikembangkan
Adapun desain uji coba produk di atas digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 1Desain Uji Coba Produk
Tahap Subjek Instrumen
Uji validitas ahli
(expert review)
2 orang ahli media dan 2 orang ahli
materi,
Angket uji ahli
Evaluasi satu-satu
(one-to-one
evaluation)
3 orang siswa kelas XII IPA1 SMA
Manba’ul Ulum Kota Tangerang.
terdiri dari 1 orang siswa
berkemampuan tinggi, 1 orang siswa
berkemampuan sedang dan 1 orang
Angket respon
siswa
36
Tahap Subjek Instrumen
siswa berkemampuan rendah
Evaluasi kelompok
kecil (small group
evaluation)
15 orang siswa kelas XI IPA 1SMA
Manba’ul Ulum Kota Tangerang.
yang terdiri dari 5 siswa
berkemampuan tinggi, 5 orang siswa
berkemampuan sedang, dan 5 orang
siswa berkemampuan rendah.
Tes dan angket
respon siswa
Uji lapangan (field
test)
30 orang siswa kelas X IPA 1SMA
Manba’ul Ulum Kota Tangerang. 10
orang siswa berkemampuan tinggi,
10 orang siswa berkemampuan
sedang dan 10 orang siswa yangi
berkemampuan rendah.
Tes dan angket
respon siswa
Evaluasi sumatif 30 orang siswa kelas X IPA 2 SMA
Manba’ul Ulum Kota Tangerang. 10
orang siswa berkemampuan tinggi,
10 orang siswa berkemampuan
sedang dan 10 orang siswa yangi
berkemampuan rendah.
Tes dan angket
respon siswa
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitianterdiri dari siswa dan guru dari SMA Manba’ul Ulum Kota
Tangerang. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa SMA Manba’ul Ulum
Kota Tangerang.Sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu(purposive
sampling).63Pertimbangan peneliti dalam menentukan sekolah yang ditentukan
karena sekolah tersebut dalam pesantren dan menggunakan kurikulum 2013
revisi. Rincian subjek yang digunakan dalam penelitian sebagai beriku:
63 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: ALFABETA, 2012), h. 94
37
a. Pada tahap prototyping stage yang menjadi subjek penelitian ialah: 2 ahli
media, 2 ahli materi, 3 siswa kelas XII IPA, 15 siswa kelas XI IPA, 30 siswa
kelas X IPA dari SMA Manba’ul Ulum Kota Tangerang.
b. Pada tahap summative evaluation yang menjadi subjek penelitian ialah: 30
siswa kelas X IPA SMA Manba’ul Ulum Kota Tangerang, dan 1 guru fisika
di SMA Manba’ul Ulum Kota Tangerang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu instrumen non-tes
dan tes. Berikut ini merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian pada
tiap tahapan:
Tabel 3. 2Penggunaan Instrumen dalam Penelitian
Tahapan Penelitian Instrumen Penelitian
Preliminary Research - Wawancara kepada guru
- Instrumen angket
penelitian pendahuluan bagi
siswa
Prototyping
Stage
- Uji ahli (expert
review)
- Instrumen angket skala
bertingkat / ratting scale bagi:
ahli media, ahli materi
- Evaluasi satu-satu
(one-to-one evaluation)
- Instrumen angket skala
bertingkat untuk respon siswa
- Evaluasi kelompok
kecil (small group
evaluation)
- Instrumen angket skala
bertingkat untuk respon siswa
- Instrumen tes
- Uji lapangan (field
test)
- Instrumen angket skala
bertingkat untuk respon siswa
- Instrumen tes
Summative Evaluation - Instrumen angket
bertingkat untuk respon siswa
dan guru
38
Tahapan Penelitian Instrumen Penelitian
- Instrumen tes
1. Pedoman wawancara
Wawancara yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan cara tanya jawab.64Pedoman wawancara yang digunakan dibuat
secara terstruktur menggunakan pertanyaan terbuka.Pedoman wawancara
digunakan pada penelitian pendahuluan.Pedoman digunakan untuk memperoleh
informasi yang terarah dari sumber sesuai kebutuhan penelitian mengenai
permasalahan sekolah dan penggunaan media pembelajaran di sekolah.
Tabel 3. 3Pedoman Wawancara Pendahuluan Guru
No Pertanyaan
1 Apakah rata-rata hasil belajar fisika siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimum.
2 Metode apa yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar fisika di kelas
3 Apakah dalam mengajar Fisika sering melibatkan siswa dalam menggali
pengetahuannya sendiri seperti berdiskusi kelompok dalam memecahkan
masalah, melakukan percobaan praktikum, atau memberikan pertanyaan yang
berkaitan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari
4 Dalam mengajar fisika apakah sering melakukan praktikum lab fisika
5 Apakah menggunakan bantuan media pembelajaran dalam menjelaskan
materi Fisika
Media apa yang sering digunakan
6 Apakah pernah menggunakan media alat peraga dalam membantu
menjelaskan materi fisika
Materi fisika apa yang menjelaskan dengan media alat peraga?
7 Bagaimana cara guru dalam menjelaskan materi momentum dan impuls kepada
siswa
64 Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
h.44
39
8 Apakah guru menggunakan media dalam menjelaskan materi momentum dan
impuls
Media apa yang digunakan guru dalam menjelaskan materi momentum dan
impuls tersebut.
9 Apakah alat peraga di sekolah untuk siswa melakukan praktikum lengkap.
Khususnya dalam mengajar materi mater momentum dan impuls?
10 Apakah ada perbedaan dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
berbantuan media pembelajaran (alat peraga) atau dengan metode lain?
2. Angket penelitian pendahuluan
Angket penelitian pendahuluan diberikan kepada siswa untuk mengetahui
proses pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan. Adapun kisi-kisi
angket penelitian pendahuluan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 4Kisi-Kisi Angket Penelitian Pendahuluan Untuk Siswa
No Pertanyaan
1 Apaka pelajaran fisika adalah pelajaran yang kalian sukai
(Beri alas an kenapa memilih ya/tidak)
2 Apakah selalu memperoleh nilai ulangan pelajaran Fisika di atas KKM?
(Beri alas an kenapa memilih ya/tidak)
3 Metode belajar apa yang sering digunakan guru dalam mengajarkan Fisika
4 Pernahkan kalian melakukan percobaan praktikum di laboratorium
5
Apakah kalian menyukai belajar hanya di dalam kelas dengan
memperhatikan penjelasan guru dan mencatat penjelasan dari guru
(Beri alas an kenapa memilih ya/tidak)
6
Apakah kalian menyukai belajar dengan melakukan praktikum di
laboratorium yang menggunakan alat peraga
(Beri alas an kenapa memilih ya/tidak)
7 Apakah guru pernah menggunakan bantuan media pembelajaran lain
seperti alat peraga dalam menjelaskan materi Fisika
40
3. Angket uji ahli (expert review)
Angket uji ahli digunakan untuk mengetahui kelayakan media.Angket ini
bertujuan untuk menentukan apakah media pembelajaran alat peraga momentum
dan impuls dapat dikategorikan layak atau tidak untuk digunakan baik dari segi
media maupun konten pada media yang telah dibuat. Angket pada penelitian ini
menggunakan ratting-scale (skala bertingkat) dengan lima kategori penilaian dari
yang tertinggi, yaitu: 5,4,3,2,1 Berikut kisi-kisi angket penilaian uji ahli
digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 5Kisi-kisi Angket Uji Ahli Media
No Aspek Indikator No.
Pertanyaan Jumlah
1. kesesuaian dengan
bahan ajar
Kesesuaian media alat peraga
dengan konsep yang diajarkan 1
3
Kejelasan media alat peraga
dalam membantu menjelaskan
konsep
2
Kesesuaian media alat peraga
dengan kompetensi siswa 3
2 ketahanan Alat Ketahanan alat peraga terhadap
cuaca 4
3 Alat mudah dalam perawatan 5
Alat peraga dibuat dalam bahan
yang mudah ditemukan 6
3 Keakuratan Ketahanan komponen-
komponen alat peraga yang
sesuai pada dudukan awalnya
7
4 Ketepatan pemasangan setiap
komponen pada alat ukur 8
Ketepatan skala pengurukan 9
Ketelitian pengukuran 10
41
4 Efisiensi alat Alat peraga mudah dirangkai 11
3 Alat peraga mudah untuk
digunakan/dioperasikan 12
Alat peraga mudah dibawa 13
5 Kemanan bagi siswa Alat peraga memiliki keamanan
dan kenyamanan untuk
digunakan oleh siswa
14
3
Konstruksi alat peraga kokoh
sehingga memiliki keamanan
saat digunakan oleh siswa
15
Alat peraga menggunakan
bahan ramah lingkungan dan
tidak menggunakan zat beracun
16
Estetika Alat peraga memiliki warna
yang menarik dan nyaman
untuk digunakan
17
3
Alat peraga diracang dengan
bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan materi
18
Alat peraga memiliki bentuk
yang menarik, rapi dan nyaman
untuk digunakan oleh siswa
19
Kelengkapan alat Alat dilengkapi dengan manual
book dalam membantu
merangkai alat
20
3 Alat dilengkapi dengan video
demontrasi dalam membantu
menggunakan alat
21
Alat dilengkapi dengan lembar
kerja siswa (LKS) 22
42
Tempat penyimpanan Alat peraga dilengkapi dengan
tempat penyimpanan agar
mudah untuk
menyimpan/mengambil
23
3 Alat peraga dilengkapi dengan
tempat untuk memudahkan di
bawa
24
Tempat penyimpanan alat
peraga memiliki ketahanan
dalam menyimpan alat peraga
25
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Materi Fisika
No. Aspek Indikator No.
Pertanyaan Jumlah
1 Kesesuaian isi Relevansi konten materi pada
alat peraga dengan KI/KD 1
3
Alat peraga dapat membantu
memvisualisasikan materi dalam
pembelajaran
2
Alat peraga dapat menunjukan
macam macam tumbukan 3
2 Kesesuaian konsep Alat peraga dapat menunjukan
macam macam tumbukan 1
2 Alat peraga dapat menunjukan
perubahan momentum 2
4. Angket respon siswa dan guru
Angket respon siswa dan guru ini menggunakan rating-scale (skala
bertingkat) dengan lima kategori penilaian dari yang tertinggi, yaitu: 5, 4, 3, 2, 1.
Angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon siswa dan
43
guru terhadap beberapa kriteria media pembelajaran pada evaluasi formatif
danevaluasi sumatif. Kisi-kisi angket dapat dilihat pada tabel di bawah ini:65
Tabel 3. 7Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Satu-satu (One-to-One
Evaluation)
No. Aspek Indikator No.
Pertanyaan
jumlah
1 Materi
(Content)
Kesulitan
Media alat peraga membantu
mengatasi kesulitan dalam
memahami materi
1
3
Kejelasan
Materi lebih jelas dan nyata untuk
dipelajari menggunakan media alat
peraga
2
Kemenarikan
Materi lebih menarik dan mudah
dipahami menggunakan meida alat
peraga
3
2 Kualitas
Teknis
Media alat peraga memiliki kualitas
bentuk yang menarik dan nyaman
untuk digunakan
4
3
Media alat peraga memiliki bentuk
dan ukuran yang mudah dibawa dan
digunakan
5
Media alat peraga memiliki kualitas
warna yang menarik dan nyaman
untuk digunakan
6
3 Desain Kemenarikan Pembelajaran 7 3
65Adam wicaksana, “Pengembangan Alat Peraga Pada Materi Gerak Parabola Untuk
Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa”, (Skripsi: UIN syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta), h.
52-55
44
pembelajaran Pembelajaran menggunakan alat
peraga menjadi lebih menarik dan
tidak bosan
Kejelasan Tujuan Pembelajaran
Alat peraga dapat membantu untuk
visualisasikan materi lebih jelas dan
nyata untuk dipahami
8
Kelogisan Sistematika Materi
Media alat peraga membantu
pembelajaran lebih logis
9
4 Implementasi Efisiensi Waktu
Media alat peraga dapat
mengefisiensikan waktu untuk
dipelajari
10
3
Pemanfaatan Media
Untuk pembelajaran media alat
peraga dapat dimanfaatkan untuk
membantu dalam pembelajaran
11
Kemudahan Operasi Media
Media alat peraga mudah untuk
digunakan
12
Jumlah 12 12
Tabel 3. 8Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group
Evaluation)
No. Aspek Indikator No.
Pertanyaan
jumlah
1 Materi
(Content)
Kesulitan
Media alat peraga membantu
mengatasi kesulitan dalam
1 3
45
memahami materi
Kejelasan
Materi lebih jelas dan nyata untuk
dipelajari menggunakan media alat
peraga
2
Kemenarikan
Materi lebih menarik dan mudah
dipahami menggunakan meida alat
peraga
3
2 Desain
pembelajaran
Kemenarikan Pembelajaran
Pembelajaran menggunakan alat
peraga menjadi lebih menarik dan
tidak bosan
4
3
Kejelasan Tujuan Pembelajaran
Alat peraga dapat membantu untuk
visualisasikan materi lebih jelas
dan nyata untuk dipahami
5
Kelogisan Sistematika Materi
Media alat peraga membantu
pembelajaran lebih logis
6
3 Implementasi Efisiensi Waktu
Media alat peraga dapat
mengefisiensikan waktu untuk
dipelajari
7
3 Pemanfaatan Media
Untuk pembelajaran media alat
peraga dapat dimanfaatkan untuk
membantu dalam pembelajaran
8
Kemudahan Operasi Media
Media alat peraga mudah untuk 9
46
digunakan
Jumlah 9 9
Tabel 3. 9Kisi-kisi Anget Uji Lapangan Siswa (Field Test)
No Aspek Indikator Variabel
No.
Pertanyaan Jumlah
(+) (-)
1 Kemampuan untuk
dapat dilaksanakan
(implementability)
Kemudahan penggunaan 1,2 4
Penggunaan media yang
membahayakan 3
Intensitas waktu 4
2 Kesinambungan
(sustainability)
Perawatan dan
pemeliharaan media 5
4
Penggunaan media pada
waktu berikutnya 6
Penggunaan bahan
pembuatan media 7 8
3 Penerimaan dan
kemenarikan
Minat belajar siswa 9 10
4
Pembelajaran yang menarik,
inovatif, dan menyenangkan 11 12
Jumlah 6 6 12
47
Tabel 3. 10Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Siswa (Summative
Evaluation)
No Aspek Indikator Validasi No.
Pertanyaan Jumlah
1
Kepraktisan
(Practically)
Media alat peraga praktis
untuk digunakan dan
dioperasikan saat melakukan
percobaan
1
5
2 Media alat peraga praktis
untuk dirangkai ulang 2
3
Media alat peraga dilengkapi
oleh tempat penyimpanan
sehingga praktis untuk
dibawa
3
4 Media alat peraga praktis
dalam perawatan 4
5
Media alat peraga mudah
untuk di temukan komponen
pengganti
5
Jumlah 5 5
Tabel 3. 11Kisi-kisi Angket Penilaian Evaluasi Sumatif Guru (Summative
Evaluation)
No Aspek Indikator Validasi No.
Pertanyaan Jumlah
1
Kepraktisan
(Practically)
Media alat peraga praktis untuk
digunakan dan dioperasikan saat
melakukan percobaan
1 5
48
2 Media alat peraga praktis untuk
dirangkai ulang 2
3
Media alat peraga dilengkapi oleh
tempat penyimpanan sehingga
praktis untuk dibawa
3
4 Media alat peraga praktis dalam
perawatan 4
5 Media alat peraga mudah untuk di
temukan komponen pengganti 5
6
Efektivitas
(Efectivity)
Alat peraga momentum dapat
membantu guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran
6
5
7
Alat peraga momentum efeketif
untuk membantu siswa dalam
memahami konsep
7
8
Alat peraga gerak parabola efektif
untuk meningkatkan motivasi rasa
ingin tau siswa
8
9
Alat peraga efektif untuk
membantu guru agar lebih mudah
dalam mengajar
9
10
Alat peraga efektif untuk
membantu siswa dalam
memvisualisasikan konsep
10
Jumlah 10 10
5. Tes (pretest dan posttest)
Soal pretest dan soal posttest terdiri dari soal ranah kognitif dimulai dari
mendefinisikan (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis
(C4).
49
F. Teknik Analisis Data
Produk yang dikembangkan harus melalui tahap uji validitas atau kelayakan,
uji efektivitas, dan uji praktibilitas.Data dalam penelitian pengembangan ini
berupa data kuantitatif dan kualitatif.Data tersebut diperoleh melalui kegiatan
dokumentasi, wawancara, angket siswa, angket uji ahli (validitas), angket respon
siswa dan guru, dan ujicoba produk baik terbatas maupun lapangan. Adapun
teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut:
1. Analisis Data Wawancara Gurudan Angket Studi Pendahuluan Siswa
Hasil wawancara terhadap guru dan angket studi pendahuluanakan
dikumpulkan menjadi satu dan disimpulkan berdasarkan hasil yang di dapat.
2. Analisis Data Angket Validasi, Angket Respon Siswa dan Guru
Data yang dihasilkan dari angket validasi, angket respon siswa dan guru akan
dianalisis menggunakan rating scale (skala bertingkat). Dalam skala model rating
scale, responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
Angket kemudian akan diolah dengan dua cara, yaitu menghitung persentase
jawaban dari setiap item pertanyaan dan menghitung rata-rata jawaban
berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden.66
Rating scalemelalui lima alternatif jawaban dibuat dari angka 5 sampai 1.
Untuk jawaban sangat baik diberi angka 5, baik diberi angka 4, cukup baik diberi
angka 3, kurang baik diberi angka 2, dan sangat baik diberi angka 1. Lebih
jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:67
Tabel 3. 12Kriteria rating scale
Skor Jawaban Siswa
5 Sangat Baik(SB)
4 Baik (B)
3 Cukup Baik (CB)
2 Kurang Baik (KB)
66 Sugiyono, op.cit., h. 97-98 67Sugiyono, op.cit., h. 97–99.
50
Skor Jawaban Siswa
1 Sangat Tidak Baik (STB)
Persentase jawaban dari setiap item pertanyaan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Gambar 3.4Garis Kesimpulan
Persentase jawaban dari seluruh item pertanyaan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Untuk kesimpulannya dapat digambarkan seperti berikut:
51
Gambar 3.5Garis Kesimpulan Keseluruhan
Berikut adalah tabel kategori kelayakan, keefektivan, dan kepraktisan
produk berdasarkan angket.68
Tabel 3. 13Kategori Kelayakan, Kefektifan,dan
Kepraktisan Produk
Persentase Kategori
Sangat Layak/Efektif/Praktis
Layak/Efektif/Praktis
Cukup Layak/Efektif/Praktis
Kurang Layak/Efektif/Praktis
Tidak Layak/Efektif/Praktis
3. Analisis uji efektivitas
Uji efektivitas yang dilakukan peneliti ialah melihat seberapa banyak
siswa yang mendapatkan hasil tes ≥KKM setelah belajar menggunakan media
pembelajaran alat peraga.Kriteria efektivitas berdasarkan hasil belajar kognitif
dapat dilihat pada tabel berikut:69
Tabel 3. 14Kriteria Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Kognitif
Persentase Kriteria
≥ 80% Sangat efektif
68Syukron Khamzawi, Ketang Wiyono ,dan Zulherman, “Pengembangan Multimedia
Interaktif Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Fisika
Pokok Bahasan Fluida Dinamis untuk SMA Kelas XI”, Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, Vol. 2, No. 1, 2015, h. 103. 69 Iwan Permana Suwarna, “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa melalui
Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika”, Laporan Penelitian UIN Jakarta,
2016, h. 56
52
Persentase Kriteria
70% - 79% Efektif
60% - 69 % Cukup efektif
50% - 59% Kurang efektif
< 50% Tidak efektif
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan uji N-Gain
menggunakan persamaan :70
Adapun untuk kriteria peningkatan hasil belajar siswa mengacu pada
kriteria yang diungkapkan Hake dalam Jannah, yaitu sebagai berikut:71
Tabel 3. 15Kriteria N-Gain
N-Gain Kriteria
Tinggi
Sedang
Rendah
70David E. Meltzer, “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual
Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores‖”, Journal
of American Association of Pyhsics Teacher, 2002, p. 1260. 71 Miftachul Jannah, dkk., “Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Pendekatan Sets-
Edutainment Tema Baterai Alami untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Hasil
Belajar di SMPN 1 Gondang”, Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, Vol. 2, 2014, h. 53
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Desrkripsi Hasil Pengembangan
Penelitian pengembangan yang dilakukan menghasilkan produk akhir
media pembelajaran alat peragapada materi momentum dan impuls dengan konsep
lavitasi dalam pembuatan rel. Pengembangan ini dapat digunakan dengan
carapenyampaian materinya menggunakan pendekatan santifik maupun
demonstrasi untuk memudahkan dalam menyampaikan materi, serta pembelajaran
dapat terjadi dimanapun dan kapanpun.
Media alat peraga ini dikembangkan menggunakan metode penelitian
pengembangan Akker.Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan yaitu:
penelitian pendahuluan (preliminary research); tahap prototipe (prototyping
stage); evaluasi sumatif (summative evaluaiton); refleksi sistematik dan
dokumentasi (systematic reflection and documentation).
B. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Pengembangan
1. Hasil Penelitian Pendahuluan (Preliminary Research)
Tahap pertama pada penelitian ini adalah penelitian pendahuluan.Tujuan
tahap ini adalah mengumpulkan informasi terkait permasalahan yang ada
dilapangan.Kegiatan yang dilakukan yaitu survei lapangan dan studi literatur.
Berikut merupakan hasil studi pendahuluan:
a. Survei Lapangan
Survei lapangan dilakukan melaui wawancara kepada satu orang guru
fisika dan menyebar angket kepada 50 responden (siswa) SMA Manbaul Ulum
Kota Tangerang.Hasil wawancara guru disajikan pada tabel di bawah ini:
54
Tabel 4. 1Hasil Wawancara Guru Tentang Pembelajaran Fisika
No. Pertanyaan
Jawaban Guru
SMAS Manba’ul
Ulum Kota
Tangerang
1 Apakah sekolah ini sudah menerapkan
kurikulum 2013? Ya
2
Apakah rata-rat hasil belajar Fisika
siswa sudah mencapai criteria Kriteria
Ketuntasan Minimum
Tidak
3
Metode apakah yang sering digunakan
oleh guru dalam mengajar Fisika di
kelas
Ceramah dan
simulasi
4
Apakah dalam mengajar fisika sering
melibatkan siswa dalam menggali
pengetahuannya sendiri seperti
berdiskusi kelompok dalam
memecahkan masalah, melakukan
percobaan praktikum, atau memberikan
pertanyaan yang berkaitan dengan
fenomena dalam kehidupan sehari-hari.
Ya
5 Dalam mengajar fisika apakah sering
melakukan praktikum di lab. fisika
Tidak, karena alat
tidak lengkap
6
Apakah menggunakan bantuan media
pembelajaran dalam menjelaskan materi
fisika dan media apa yang sering
digunakan?
Ya, Power Poin
55
7
Apakah pernah menggunakan media alat
peraga dalam membantu menjelaskan
materi fisika. Materi fisika apa yang cara
menjelaskannya berbantuan media alat
peraga?
Ya, Materi Gaya
Gesek
8
Menurut anda apa kekurangan dari media
yang selama ini di gunakan dalam
mengajar? Pada materi momentum dan
impuls
Kurang bisa
menunjukan konsep
9
Bagaimana cara guru dalam menjelaskan
materi momentum dan impuls kepada
siswa?
Ceramah, presentasi
dan simulasi
10
Apakah guru menggunakan media dalam
menjelaskan materi momentum dan
impuls?
Media apa yang di gunakan guru dalam
menjelaskan materi momentum dan
impuls?
Tidak, karena tidak
adanya alat
11
Apakah alat peraga di sekolah untuk
siswa melakukan praktikum lengkap?
Khususnya dalam megajar materi
momentum dan impuls?
Tidak lengkap
12
Apakah ada perbedaan dari hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan berbantuan
media alat peraga atau dengan metode
lain?
Ya, siswa lebih
tertarik dan adanya
peningkatan dalam
hasil belajar
Kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan wawancara terhadap guru
yaitu:siswa cukup kesulitan memahami materi Momentum dan Impuls.
Dibutuhkan media pembelajaran yang konkret untuk membantu menyampaikan
materi fisika.Selain itu, materi tersebut tidak dapat disampaikan di kelas secara
56
menyeluruh karena keterbatasan waktu.Kemudian, guru memerlukan mediadalam
menunjang pembelajaran kurikulum 2013.Pemanfaatan media pembelajaran
penting untuk membantu pembelajaran.
Peneliti mendapatkan informasi berdasarkan hasil angket yang diberikan
kepada siswa memperlihatkan 38 % siswa menyukai Fisika.Sebanyak 28% siswa
dapat memperoleh nilai Fisika diatas KKM dan 68% siswa memperoleh
pembelajaran dari gurunya dengan metode ceramah bukan di peroleh sendiri.
Kemudian 40% siswa menyatakan pernah melakukan percobaan di laboratorium
akan tetapi dikarenakan minimnya alat membuat siswa tidak melakukan
percobaan dan 38% menyatakan menyukai belajar hanya di kelas sajadan 72%
siswa menyatakan menyukai belajar dengan melakukan praktikum di laboratorium
yang menggunakan alat peraga. Persentase guru dalam menggunakan media
pembelajaran untuk membantu menjelaskan materi Fisika sebanyak 48%.
Tabel 4. 2Indikator Angket pada Studi Pendahuluan
No Indikator Studi Pendahuluan Angket Siswa
1 siswa tidak menyukai Fisika
2 Nilai fisika di atas KKM masih sulit di dapati
3 Metode pembelajaran yang kurang bervariasi
4 Siswa kurang dalam praktikum
5 Siswa tidak menyukai belajar hanya di kelas saja
6 Siswa senang dan menyukai saat praktikum Fisika
7 Media pembelajaran yang ada belum bisa di manfaatkan secara maksimal
dan Siswa menginginkan mengaplikasikan pemahamannya pada hal-hal
konkret
57
Gambar 4. 1Grafik Hasil Angket pada Studi Pendahuluan
b. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan melalui analisis penelitian relevan terkait
penelitian media pembelajaran alat peraga.Hasil analisis studi literatur diperoleh
informasi bahwa media pembelajaran alat peraga dapat berpengaruh terhadap
ketuntasan hasil belajar dan menjadi media pembelajaran yang menarik bagi
siswa.
2. Hasil Prototyping Stage
a. Hasil Perancangan Alat Peraga Momentum dan Impuls
Materi yang dipilih dalam penelitian ini yakni materi momentum dan
impuls. Materi tersebut berdasarkan kurikulum 2013 revisi berada di kelas X
semester dua. Pemilihan didasarkan pada karakteristik materi yang dilihat perlu
adanya alat bantu menjelaskan konsep pada materi tersebut. Pertimbangan lainnya
didasarkan pada hasil wawancara dengan guru, angket siswa,dan data UN masih
rendahnya penguasaan konsep tentang materimomentum dan impuls.
Perancangan alat peraga momentum dan impuls mengacu pada kriteria
pembuatan dan pengembangan alat peraga yang terdiri dari: bahan mudah
diperoleh, mudah dalam perancangan dan pembuatan, mudah dalam perakitan,
58
mudah dioperasikan, dapat menunjukkan konsep dengan lebih baik, dapat
meningkatkan motivasi siswa, akurasi cukup dapat diandalkan, tidak berbahaya
ketika digunakan, menarik, daya tahan alat peraga cukup baik (lama pakai),
inovatif dan kreatif, serta memiliki nilai pendidikan.72
Tahap pemilihan material merupakan tahap pemilihan alat-alat dan bahan
yang digunakan dalam pembuatan alat peraga momentum dan impuls. Hasil
pemilihan material dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 3Hasil Pemilihan Material
komponen Nama bahan Gambar
Kereta
Momentum
Akrilik
Rel Kereta
Momentum
Akrilik
Penghitung
Waktu
Stopwatch
https://www.google.com/imgres?imgurl=h
72Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Pedoman Pembuatan Alat Peraga untuk SMA.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011), h. 8.
59
ttps%3A%2F%2Fs3.bukalapak.com
Lavitasi Magnet
Neodymium
https://www.google.com/imgres?imgurl=h
ttps%3A%2F%2Fs3.bukalapak.com%2Fi
mg%2F8702102642%2Fw-
1000%2FSuper_Strong_Permanen_Magn
et_4x10x30mm_Magnet_Neodymium_bat
a.
Jarak
Lintasan
Meteran
https://www.google.com/imgres?imgurl=h
ttps%3A%2F%2Fae01.alicdn.com%2Fkf
%2FHTB1T2F.yMKTBuNkSne1q6yJoX
XaX.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fid
.aliexpress.com
Perancangan media pembelajaran alat peraga terdiri atas dua komponen,
yaitu: rel dan kereta yang terbuat dari bahan acrilyc dengan gabungkan dengan
konsep lavitasi untuk membuat kereta tersebut melayang sebagai pengganti roda
dapat dilihat pada tabel berikut:
60
Tabel 4. 4Hasil Perancangan Alat Peraga Momentum Dan Impuls Yang
Dikembangkan
No. Hasil Rancangan Keterangan
1
Rel Lavitasi:
2
Kereta
Lavitasi:
Media yang dikembangkan dirancang untuk dapat meningkatkan
keterampilan kognitif siswa dan penggunaan alat yang ramah lingkungan.Oleh
sebab itu alat di rancang untuk memperagakan konsep momentum dan
tumbukan.Tampilan secara keseluruhan hasil pembuatan alat peraga momentum
dan impuls dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 2Tampilan Keseluruhan Alat Peraga yang Dikembangkan
61
b. Hasil Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif merupakan tahap penilaian uji coba produk yang sedang
dikembangkan.Tujuannya untuk menguji kelayakan, kepraktisan, dan
keefektivanalat peraga yang dibuat.Tahap ini terdiri dari tahap penilaian ahli,
evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan.Hasil evaluasi
formatif diperoleh sebagai berikut:
1) Hasil Penilaian Ahli (Expert Review)
Penilaian ahli terdiri dari konten media dan materi.Setiap konten terdiri
dari dua ahli.Hasil angket dianalisis melalui beberapa tahap, yaitu kelayakan
media secara keseluruhan, analisis keseluruhan, analisis penilaian ahli dari setiap
aspek dan setiap indikator.
a) Hasil Penilaian menurut Ahli Media
Ahli media yang terlibat dalam penilaian terdiri dari dua orang.Ahli
pertama merupakan dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan kedua merupakan
Guru MAN 4 Jakarta. Hasil analisis ahli terhadap seluruh aspek media dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 5Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media
No Aspek Jumlah Nilai Kategori
1 Kesesuaian dengan bahan ajar 24 Baik
2 ketahanan Alat 23 Baik
3 Keakuratan 26 Cukup Baik
4 Efisiensi alat 21 Baik
5 Kemanan bagi siswa 21 Baik
6 Estetika 22 Baik
7 Kelengkapan alat 21 Baik
8 Tempat penyimpanan 21 Baik
Jumlah 179 Baik
Jumlah nilai maksimum aspek 1,2,4,5,6,7,8 = 30
umlah nilai maksimum aspek 3 = 40
62
Jumlah nilai maksimum keseluruhan aspek = 250
Penilaian dari keseluruhan aspek menurut ahli media diperoleh nilai 179
dari 250 dengan persentase 71,6% termasuk dalam kategori baik. Persentase
tersebut menunjukkan bahwa ahli media menyatakan alat peraga yang telah dibuat
layak untuk digunakan.Hasil analisis ahli untuk keseluruhan indikator media dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 3Grafik Penilaian Keseluruhan Indikator Oleh Ahli Media
Grafik di atas menunjukkan aspek kesesuaian dengan bahan ajar
mendapatkan persentase tertinggi sebesar 80%, sedangkan aspek keakuratan
mendapatkan persentase terendah sebesar 65%. Aspek efisiensi alat, keamanan
bagi siswa, kelengkapan alat, dan tempat penyimpanan mendapatkan persentse
yang sama sebesar 70 %, sedangkan aspek ketahanan alat dan estetika masing-
masing mendapatkan persentase sebesar 76,7% dan 73,3%.
(1). Aspek kesesuaian dengan bahan ajar
63
Aspek kesesuaian dengan bahan ajar pada alat peraga berada pada kategori
baik dengan nilai 24 dari 30.Hasil penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4. 6Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Kesesuaian dengan Bahan Ajar
No Indikator
Ahli Ke- Jumlah Kategor
i 1 2
1 Kesesuaian media alat peraga dengan
konsep yang diajarkan
5 3 8 Baik
2 Kejelasan media alat peraga dalam
membantu menjelaskan konsep
5 3 8 Baik
3 Kesesuaian media alat peraga dengan
kompetensi siswa
5 3 8 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek kesesuaian dengan bahan
ajar dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 4Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kesesuaian Dengan Bahan Ajar
64
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator kesesuaian media alat
peraga dengan konsep yang diajarkan, kejelasan alat peraga dalam membantu
menjelaskna konsep, dan kesesuaian alat peraga dengan kompetensi siswa
mendapatkan persentase yang sama sebesar 80%.
(2). Aspek ketahanan alat
Aspek ketahanan alat pada alat peraga berada pada kategori baik dengan nilai
23 dari 30.Hasil penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.71 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Ketahanan Alat
No Indikator
Ahli Ke- Jumlah Kategor
i 1 2
1 Ketahanan alat peraga terhadap cuaca 3 4 7 Baik
2 Alat mudah dalam perawatan 4 4 8 Baik
3 Alat peraga dibuat dengan bahan yang
mudah ditemukan 4 4 8
Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek ketahanan alat dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4. 5Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Ketahanan Alat
65
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator alat mudah dalam
perawatan dan alat peraga dibaut dengan bahan yang mudah ditemukan
mendapatkan persentase yang sama sebesar 80%.Indikator ketahanan alat
mendapatkan persentase sebesar 70%.
(3). Aspek keakuratan
Aspek keakuratan pada alat peraga berada pada kategori cukup baik dengan
nilai 26 dari 40.Hasil penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.8Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Keakuratan
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
1 Ketahanan komponen-komponen alat peraga
yang sesuai pada dudukan awalnya 3 3 6
Cukup Baik
2 Ketepatan pemasangan setiap komponen pada
alat ukur 4 3 7
Baik
3 Ketepatan skala pengurukan 4 3 7 Baik
4 Ketelitian pengukuran 3 3 6 Cukup Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek keakuaratan dapat dilihat
pada gambar berikut:
66
Gambar 4. 6Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Keakuratan
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator ketepatan pemasangan
setiap komponen pada alat ukur dan ketepatan skala pengukuran medapatkan
persentase yang sama sebesar 70%. Indikator ketahanan komponen-komponen
alat peraga yang sesuai pada dudukan awalnya mendapatkan persentase yang
sama sebesar 60%.
(4). Aspek efisiensi alat
Aspek efisiensi alat berada pada kategori baik dengan nilai 21 dari 30.Hasil
penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Efisensi Alat
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
1 Alat peraga mudah dirangkai 4 3 7 Baik
2 Alat peraga mudah untuk
digunakan/dioperasikan
4 3 7 Baik
67
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
3 Alat peraga mudah dibawa 4 3 7 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek efisiensi alat dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4. 7Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Efisiensi Alat
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator alat peraga mudah
dirangkai, alat peraga mudah digunakan, dan alat peraga mudah dibawa
medapatkan persentase yang sama sebesar 70%.
(5). Aspek keamanan bagi siswa
Aspek keamanan bagi siswa berada pada kategori baik dengan nilai 21 dari
30.Hasil penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Keamanan Bagi Siswa
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
68
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
1 Alat peraga memiliki keamanan dan
kenyamanan untuk digunakan oleh siswa 3 3 6
Cukup Baik
2
Konstruksi alat peraga kokoh sehingga
memiliki keamanan saat digunakan oleh
siswa
3 4 7
Baik
3
Alat peraga menggunakan bahan ramah
lingkungan dan tidak menggunakan zat
beracun
4 4 8
Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek keamanan bagi siswa dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 8Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Keamanan Bagi Siswa
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator alat peraga menggunakan
bahan ramah lingkungan dan tidak menggunakan zat beracunmedapatkan
persentase tetinggi sebesar 80%, sedangkan alat peraga memiliki keamanan dan
kenyamanan untuk digunakan oleh siswa mendapatkan persentase terendah
69
sebesar 60%. Indikator konstruksi alat peraga kokoh sehingga memiliki keamanan
saat digunakan oleh siswa mendapatkan persentase sebesar 70%.
(6). Aspek estetika
Aspek estetika berada pada kategori baik dengan nilai 22 dari 30.Hasil
penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Estetika
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
1 Alat peraga memiliki warna yang menarik
dan nyaman untuk digunakan 5 3 8
Baik
2 Alat peraga diracang dengan bentuk yang
sesuai dengan kebutuhan materi 4 3 7
Baik
3 Alat peraga memiliki warna yang menarik
dan nyaman untuk digunakan 4 3 7
Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek estetika dapat dilihat pada
gambar berikut:
70
Gambar 4. 9Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Estetika
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator alat peraga diracang
dengan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan materi dan alat peraga memiliki
bentuk yang menarik, rapi dan nyaman untuk digunakan oleh siswa medapatkan
persentase yang sama sebesar 70. Indikator alat peraga memiliki warna yang
menarik dan nyaman untuk digunakan mendapatkan persentase sebesar 80%.
(7). Aspek kelengkapan alat
Aspek kelengkapan alat berada pada kategori baik dengan nilai 21 dari
30.Hasil penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.12Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Kelengkapan Alat
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
1 Alat dilengkapi dengan manual book dalam
membantu merangkai alat 4 3 7
Baik
2 Alat dilengkapi dengan video demontrasi
dalam membantu menggunakan alat 4 3 7
Baik
3 Alat dilengkapi dengan lembar kerja siswa
(LKS) 4 3 7
Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek kelengkapan alat dapat
dilihat pada gambar berikut:
71
Gambar 4. 10Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kelengkapan Alat
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator alat dilengkapi dengan
manual book dalam membantu merangkai alat, alat dilengkapi dengan video
demontrasi dalam membantu menggunakan alat, dan alat dilengkapi dengan
lembar kerja siswa (LKS) mendapatkan persentase yang sama sebesar 70%.
(8). Aspek tempat penyimpanan
Aspek kelengkapan alat berada pada kategori baik dengan nilai 21 dari
30.Hasil penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Tempat Penyimpanan
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
1
Alat peraga dilengkapi dengan tempat
penyimpanan agar mudah untuk
menyimpan/mengambil
4 3 7 Baik
2 Alat peraga dilengkapi dengan tempat untuk
memudahkan di bawa
4 3 7 Baik
72
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
3 Tempat penyimpanan alat peraga memiliki
ketahanan dalam menyimpan alat peraga
4 3 7 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek tempat penyimpanan dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 11Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Tempat Penyimpanan
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator alat peraga dilengkapi
dengan tempat penyimpanan agar mudah untuk menyimpan/mengambil, alat
peraga dilengkapi dengan tempat untuk memudahkan di bawa, dan tempat
penyimpanan alat peraga memiliki ketahanan dalam menyimpan alat peraga
mendapatkan persentase yang sama sebesar 70%.
Ahli media memberikan saran untuk merevisi beberapa bagian kecil dari
alat peraga. Komentar dan saran yang disampaikan menurut ahli media terhadap
alat peraga sebagaiberikut:
Tabel 4. 14Saran Terhadap Alat Peragamenurut Ahli Media
73
No Ahli Media Saran
1 Dosen UIN Jakarta - Tidak ada
2 Guru MAN 4 Jakarta
Selatan
Agar lebih sempurna dibuat dan ditambah
1) Pegas penahan
2) Ukuran panjang
3) Ukuran waktu
4) Magnet permanen diganti dengan cara
induksi magnet
b) Hasil Penilaian menurut Ahli Materi
Ahli materi yang terlibat dalam pemeriksaan alat peraga terdiri dari dua
orang.Ahli materi pertama yaitu Dosen dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
kedua yaitu guru MAN 4 Jakarta Selatan. Hasil analisis ahli terhadap seluruh
aspek materi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 15Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Materi
No Aspek Jumlah Nilai Kategori
1 kesesuaian isi 22 Baik
2 Kesesuaian konsep 14 Baik
Jumlah 36 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap aspek 1 = 30
Jumlah nilai maksimum tiap aspek 2 = 20
Jumlah nilai maksimum seluruh indikator = 50
Penilaian dari keseluruhan aspek menurut ahli materi diperoleh nilai 36
dari 50 dengan persentase 72% berkategori baik. Persentase tersebut menunjukkan
bahwa ahli materi menyatakan alat peragalayak untuk digunakan. Hasil analisis
ahli untuk keseluruhan indikator materi dapat dilihat pada gambar berikut:
74
Gambar 4. 12Grafik Persentase Penilaian Keseluruhan Indikator Oleh Ahli
Materi
Grafik di atas memperlihatkan bahwa aspek kesesuaian isi mendapatkan
persentase yang sama sebesar 73,3%, sedangkan aspek kesesuaian konsep
mendapatkan persentase sebesar 70%.
(1). Aspek kesesuaian isi
Aspek kesesuaian isi berada pada kategori baik dengan nilai 22 dari 30.Hasil
penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 16 Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Media Pada Aspek
Kesesuaian Isi
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
1 Relevansi konten materi pada alat peraga
dengan KI/KD 4 3 7
Baik
2
Alat peraga dapat membantu
memvisualisasikan materi dalam
pembelajaran
4 4 8
Baik
75
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
3 Alat peraga dapat menunjukan macam macam
tumbukan 4 3 7
Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek kesesuaian isi dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4. 13Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kesesuaian Isi
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator relevansi konten materi
pada alat peraga dengan KI/KD dan alat peraga dapat menunjukan macam macam
tumbukanmendapatkan persentase yang sama sebesar 70%.Indikator alat peraga
dapat membantu memvisualisasikan materi dalam pembelajaran mendapatkan
persentase sebesar 80%.
(2). Aspek kesesuaian konsep
Aspek kesesuaian konsep berada pada kategori baik dengan nilai 14 dari
20.Hasil penilaian dari setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut.
76
Tabel 4. 17Hasil Penilaian Alat Peraga Menurut Ahli Materi Pada Aspek
Kesesuaian Konsep
No Indikator
Ahli
Ke-
Jumlah Kategori
1 2
1 Alat peraga dapat menunjukan macam macam
tumbukan
4 3 7 Baik
2 Alat peraga dapat menunjukan perubahan
momentum
4 3 7 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 10
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek kesesuaian konsep dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 14Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kesesuaian Konsep
Grafik di atas memperlihatkan bahwa alat peraga dapat menunjukan
macam macam tumbukandan alat peraga dapat menunjukan macam macam
tumbukan mendapatkan persentase yang sama sebesar 70%.
77
Ahli materi memberikan komentar dan saran untuk merevisi beberapa
bagian dari alat peraga. Saran yang disampaikan menurut ahli materi sebagai
berikut:
Tabel 4. 18Komentar Dan Saran Terhadap Alat Peragamenurut Ahli Materi
No Ahli Media Saran
1 Dosen UIN Jakarta Tidak ada
2 Guru MAN 4 Jakarta
- Dapat menggunaan alat secara
manual dengan di beri bering dan
ditambahan ass
2) Hasil Evaluasi Satu-Satu (One-to-One Evaluation)
Tahap evaluasi satu-satu dilakukan pada tiga siswa (evaluator)Kelas XII
IPA 3yang sudah mempelajari materi momentum dan impuls. Tiga orang siswa
tersebut terdiri dari satu orang siswa berkemampuan tinggi, satu orang siswa
berkemampuan sedang, dan satu orang siswa berkemampuan rendah.Siswa
diberikan angket respon terhadap alat peraga yang dikembangkan.Analisis yang
dilakukan pada tahap evaluasi satu-satu untuk mengetahui kelayakanalat peraga
yang dikembangkan.Aspek yang dinilai terdiri dari aspek materi, desain
pembelajaran, implementasi, dan kualitas teknis.Hasil evaluasi satu-satu dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 19Hasil Penilaian Setiap Aspek Media Pada Evaluasi Satu-Satu
No Aspek Jumlah Kategori
1 Materi 32 Baik
2 Kualitas Teknis 36 Baik
3 Desain Pembelajaran 36 Baik
4 Implementasi 34 Baik
Jumlah 138 Baik
Jumlah nilai maksimumsetiap aspek 1 = 45
78
Jumlah nilai maksimum seluruh aspek = 180
Penilaian dari keseluruhan aspek pada evaluasi satu-satu diperoleh nilai
138 dari 180 dengan persentsi 76,7% berkategori sangat baik. Persentase tersebut
menunjukkan bahwa alat peragayang dikembangkan layak digunakan.Persentase
nilai media secara keseluruhan pada berbagai aspek dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 4. 15Persentase Hasil Penilaian Seluruh Aspek Pada Evaluasi Satu-
Satu
Grafik di atas memperlihatkan bahwa persentase tertiggi terdapat pada
aspek Kualitas teknis dan desain pembelajaran sebesar 80%. Persentase terendah
adalah 71% pada aspek materi.Aspek implementasi mendapatkan persentase
sebesar 76%.
a) Aspek Materi
Aspek materi pada alat peraga berada pada kategori baik dengan nilai 32
dari 45.Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek materi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4. 20Hasil Penilaian MediaKeseluruhan Indikator Aspek Materi
Dalam Evaluasi Satu-Satu
No Indikator Jumlah Kriteria
79
1 Membantu mengatasi kesulitan dalam
memahami materi 11 Baik
2 Materi lebih jelas dan nyata untuk
dipelajari 10
Cukup
Baik
3 Materi lebih menarik dan mudah
dipahami 11 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 15
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek materi dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4. 161Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek materi
dalam evaluasi satu-satu
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator membantu mengatasi
kesulitan dalam memahami materi dan materi lebih menarik dan mudah dipahami
mendapatkan persentase yang sama yaitu sebesar 73,3%. Indikator materi lebih
jelas dan nyata untuk dipelajari mendapatkan persentase sebesar 66,7%.
b) Aspek Kualitas Teknis
Aspek kualitas teknis berada pada kategori baik dengan nilai36 dari
45.Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kualitas teknis dapat dilihat
pada tabel berikut:
80
Tabel 4. 21Hasil PenilaianMedia Keseluruhan Indikator Pada Aspek
Kualitas Teknis Dalam Evaluasi Satu-Satu
No Indikator Jumlah Kriteria
1
Memiliki kualitas bentuk yang
menarik dan nyaman untuk
digunakan
12 Baik
2
Memiliki bentuk dan ukuran
yang mudah dibawa dan
digunakan
12 Baik
3
Memiliki kualitas warna yang
menarik dan nyaman untuk
digunakan
12 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 15
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek kualitas teknis dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 4. 17Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kualitas
teknis dalam evaluasi satu-satu
Grafik di atas memperlihatkan bahwa memiliki kualitas bentuk yang
menarik dan nyaman untuk digunakan,memiliki bentuk dan ukuran yang mudah
81
dibawa dan digunakan, dan memiliki kualitas warna yang menarik dan nyaman
untuk digunakan mendapatkan persentase yang sama sebesar 80%.
c) Aspek Desain Pembelajaran
Aspek desain pembelajaran berada pada kategori baik dengan nilai 36 dari
45. Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 22Hasil Penilaian Media Keseluruhan Indikator Aspek Desain
Pembelajaran dalam Evaluasi Satu-Satu
No Indikator Jumlah Kriteria
1 Pembelajaran menjadi lebih menarik dan
tidak bosan 12 Baik
2 Membantu memvisualisasikan materi 12 Baik
3 Membantu pembelajaran lebih logis 12 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 15
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek desain pembelajaran dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 18Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain
pembelajaran dalam evaluasi satu-satu
82
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator pembelajaran menjadi
lebih menarik dan tidak bosan, membantu untuk memvisualisasikan materi,
danmembantu pembelajaran lebih logis mendapatkan persentase yang
samasebesar 80%.
d) Aspek Implementasi
Aspek implementasi berada pada kategori baik dengan nilai 34 dari 45.
Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kualitas teknis dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4. 23Hasil Penilaian Media Keseluruhan Indikator Aspek
Implementasi Dalam Evaluasi Satu-Satu
No Indikator Jumlah Kriteria
1 Mengefisiensikan waktu untuk dipelajari 12 Baik
2 Pemanfaatan untuk membantu dalam
pembelajaran 10 Baik
3 Mudah untuk digunakan 11 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 15
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek implementasi dapat dilihat
pada gambar berikut:
83
Gambar 4. 19Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek
implementasi dalam evaluasi satu-satu
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikatormengefisiensikan waktu
untuk dipelajarimendapatkan persentasetertinggi sebesar 80%. Indikator
pemanfaatan untuk membantu dalam pembelajaran mendapatkan persentase
terendah sebesar 66,7%. Indikator mudah untuk digunakan mendapatkan
persentse sebesar 73,3%.
Siswa sebagai evaluator pada evaluasi satu-satu memberikan komentar dan
saran untuk merevisi alat peraga.Komentar yang diutarakan diantaranyaalat
peragasangat bagus untuk digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan untuk
sarannya yaitu agar tampilan media dibuat lebih menarik dan pergerakan kereta
untuk distabilkan.
3) Hasil Evaluasi Kelompok Kecil (Small Group Evaluation)
Subjek pada tahap ini terdiri dari 15 siswa yang telah mempelajari materi
momentum dan impuls.Analisis data yang dilakukan pada kelompokkecil terdiri
dari pengukuran keefektifan dan kepraktisan alat peraga.Pengukuran keefektifan
diukur menggunakan tes. Tes dalam penelitian menggunakan soal bentuk pilihan
ganda untuk mengetahui keketerampilankognitif siswa.Penilaian diukur setelah
siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
(posttest).Pengukuran kepraktisan alat peraga yang terdiri dari analisis penilaian
siswa dari aspek materi, desain pembelajaran, dan implementasi dengan
menggunakan angket.
Efektivitas dilihat darihasil pretest dan posttest pada tahap evaluasi
kelompok kecil. Hasil posttest diperoleh 66,7% siswa memperoleh nilai di atas
KKM. Hal ini menunjukkan bahwa alat peragadapat dikatakan cukup efektif.Hasil
pemusatan dan penyebaran data nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 24Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest
84
No Pemusatan dan
Penyebaran Data Pretest Posttest
1 Nilai Terendah 25 60
2 Nilai Tertinggi 45 95
3 Rata-Rata 36 79
4 Median 35 80
5 Modus 40 85
6 Standar Deviasi 7,1 11,5
7 Rata-rata N-Gain 0,7
Hasil N-Gain menunjukkan peningkatan hasil belajar dari nilai pretes dan
post tes.Rata-rata N-Gain mendapatkan nilai 0,7 dengan kategori sedang.
Kepraktisan dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada siswa.Hasil angket
evaluasikelompokkecil pada media pembelajaran alat peragadapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4 .24 Hasil penilaian setiap aspek media dalam evaluasi kelompok kecil
No. Aspek Jumlah Nilai Kategori
1 Materi 156 Cukup Baik
2 Desain Pembelajaran 162 Baik
3 Implementasi 157 Baik
Jumlah 475 Baik
Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 225
Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 225
Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 225
Jumlah nilai maksimum semua aspek = 675
Tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian dari keseluruhan aspek pada
evaluasi kelompok kecil diperoleh nilai 474 dari 675 dengan persentase 70,4%
berkategori baik. Persentase ini menunjukkan bahwa alat peragadinyatakan praktis
saat digunakan.Hasil penilaian keseluruhan aspek dalam bentuk persentase dapat
dilihat pada gambar berikut:
85
Gambar 4. 20Grafik hasil penilaian keseluruhan aspek dalam evaluasi
kelompok kecil
Grafik di atas memperlihatkan bahwa aspek desain pembelajaran
mendapatkan persentase tertinggi sebesar 72% sedangkan aspek materi
mendapatkan persentase terendah dari seluruh aspek sebesar 69,3%. Aspek
implementasi mendapatkan persentase sebesar 69,8%.
a) Aspek materi
Aspek materi berada pada kategori cukup baik dengan nilai 156 dari 225.
Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek materi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.25Hasil Penilaiankeseluruhan Indikator Aspek Materi Evaluasi
Kelompok Kecil
No Indikator Jumlah Kategori
1 Kemudahan memahami materi 51 Cukup Baik
2 Kejelasan pembahasan materi 51 CukupBaik
3 Kemenarikan penyajian materi 54 Baik
Jumlah 156 Cukup Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 75
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek materi dapat dilihat pada
gambar berikut:
86
Gambar 4. 21Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Materi Dalam Evaluasi Kelompok Kecil
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator materi lebih menarik dan
mudah dipahami mendapatkan persentase sebesar 72%.Indikator membantu
mengatasi kesulitan dalam memahami materi dan materi lebih jelas dan nyata
untuk dipelajari masing-masing medapatkan persentase sebesar 68%.
b) Aspek Desain Pembelajaran
Aspek desain pembelajaran berada pada kategori baik dengan nilai161 dari
225. Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 26Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Aspek Desain
Pembelajaran Dalam Evaluasi Kelompok Kecil
No Indikator Jumlah Kriteria
1 Pembelajaran menjadi lebih
menarik 54 Baik
2 Membantu untuk
memvisualisasikan materi 56 Baik
3 Membantu pembelajaran lebih
logis 52 Baik
Jumlah 162 Baik
87
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 75
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek desain pembelajaran
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 222Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek desain
pembelajaran dalam evaluasi kelompok kecil
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator membantu
memvisualisasikan materi medapatkan persentase tertinggi sebesar 74,7%
sedangkan indikator membantu pembelajaran lebih logis mendapatkan persentase
terendah sebesar 69,3%. Indikator pembelajaran lebih menarik mendapatkan
persentase sebesar 72%.
c) Aspek Implementasi
Aspek implementasi berada pada kategori baik dengan skor 157 dari
225. Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek implementasi dapat dilihat
pada label berikut:
Tabel 4. 27Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Aspek Implementasi
Dalam Evaluasi Kelompok Kecil
No Indikator Jumlah Kriteria
1 Mengefisiensikan waktu untuk
dipelajari 53 Baik
88
2 Pemanfaatan untuk membantu dalam
pembelajaran 52 Baik
3 Mudah untuk digunakan 52 Baik
Jumlah 157 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 75
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek implementasi dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 23Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek
implementasi dalam evaluasi kelompok kecil
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator mengefisiensikan waktu
untuk dipelajari mendapatkan persentase sebesar 70,7%. Indikator pemanfaatan
untuk membantu dalam pembelajaran dan mudah untuk digunakan mendapatkan
persentase masing-masing sebesar 69,3%.
Evaluator pada evaluasi kelompokkecil memberikan komentar dan saran
untuk merevisi alat peraga yang telah dinilai.Komentar yang diutarakan
diantaranya, aplikasi yang dibuat sudah bagus, bisa digunakan di mana saja.Saran
yang diutarakan diantaranya untuk menambahkan pegas di depan kereta.
4) Uji Lapangan (Field Test)
Subjek pada tahap uji lapangan terdiri dari 30 siswa kelas X IPA yang
belum mempelajari materi momentum dan impuls. Analisis data yang dilakukan
89
pada uji lapanganyaitu pengukuran keefektifan dan kepraktisan alat peraga.
Pengukuran keefektifan diukur menggunakan tes.Tes dalam penelitan
menggunakan soal bentuk pilihan ganda pada materi momentum dan impuls yang
mengukur keterampilan kognitif siswa.Penilaian diukur setelah siswa melakukan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga(posttest).Kepraktisan alat
peragadiukur dengan menggunakan angket.
Efektivitas dapat dilihat dari hasil pre test dan postest pada tahap uji
lapangan. Hasil posttest diperoleh 77% siswa memperoleh nilai di atas KKM.Hal
ini menunjukkan bahwa alat peragadapat dikatakan efektif.Hasil pemusatan dan
penyebaran data nilai pretest-posttest dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 28Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest
No Pemusatan dan
Penyebaran Data Pretest Posttest
1 Nilai Terendah 20 60
2 Nilai Tertinggi 60 90
3 Rata-Rata 35,80 75,80
4 Median 35,00 55,00
5 Modus 35,00 75,00
6 Standar Deviasi 10,00 8,91
7 Rata-rata N-Gain 0,6
Hasil N-Gain menunjukkan peningkatan hasil belajar (keterampilan
kognitif) dari nilai pretes dan posttets. Rata-rata N-Gain mendapatkan nilai 0,6
dengan kategori sedang.
Penilaian kepraktisan yang terdiri dari aspek kemampuan untuk dapat
dilaksanakan (implementability), kesinambungan (sustainability), dankecocokan
dengan lingkungan (appropriateness).Hasilpenilaian dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 29Hasil penilaian setiap aspek media dalam uji lapangan
No Aspek Jumlah Kategori
90
Nilai
1 Kemampuan untuk dapat dilaksanakan
(implementability)
314 Cukup
Baik
2 Kesinambungan (suistainability) 326 Baik
3 Kecocokan dengan lingkungan (appropriateness) 219 Baik
Jumlah 859 Baik
Jumlah nilai maksimum aspek 1 = 450
Jumlah nilai maksimum aspek 2 = 450
Jumlah nilai maksimum aspek 3 = 300
Jumlah nilai maksimum seluruh aspek = 1200
Tabel di atas memperlihatkan bahwa setiap aspek berada pada kategori
baik. Penilaian dari keseluruhan aspek pada uji lapangan diperoleh nilai 859 dari
1200 dengen persentase 71,6% berkategori baik. Persentase ini menunjukkan
bahwa alat peraga dinyatakan praktis saat digunakan.Hasil penilaian keseluruhan
aspek dalam persentase dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 24Grafik Persentase penilaian setiap aspek pada uji lapangan
Grafik di atas memperlihatkan bahwa aspek kecocokan dengan lingkungan
mendapatkan persentase tertinggi sebesar 73%, sedangkan persentase terendah
pada aspek kemampuan untuk dilaksanakan sebesar 69,8%. Aspek
kesinambungan mendapatkan persentase sebesar 71,1%.
91
a) Aspek Kemampuan untuk dapat dilaksanakan (implementability)
Aspek kemampuan untuk dilaksanakan (implementability) berada dalam
kategori baik dengan nilai 314 dari 450. Hasil penilaian setiap indikator pada
aspek implementasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 30Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Aspek Kemampuan
Untuk Dapat Dilaksanakan Dalam Uji Lapangan
No Indikator Jumlah Kategori
1 Kemudahan penggunaan 107 Baik
2 Penggunaan media yang membahayakan 100 Cukup Baik
3 Intensitas waktu 107 Baik
Jumlah 314 Cukup Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 150
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek kemampuan untuk dapat
dilaksanakan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 25Grafik hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek
kemampuan untuk dilaksanakan dalam uji lapangan
92
Grafik di atas menunjukkan bahwa indikator kemudahan penggunaan dan
intensitas waktu mendapatkan persentase 71,3%. Indikator penggunaan media
yang mebahayakan mendapatkan persentase sebesar 66,7%.
b) Aspek Kesinambungan (suistainability)
Apek kesinambungan berada pada kategori baik dengan nilai 326 dari 450.
Hasil penilaian dari setiap indikator pada aspek kesinambungan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4. 31 Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Aspek Kesinambungan
Dalam Uji Lapangan
No Indikator Jumlah Kategori
1 Perawatan dan pemeliharaan media 107 Baik
2 Penggunaan media pada waktu
berikutnya 110 Baik
3 Penggunaan bahan pembuatan media 107 Baik
Jumlah 326 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 150
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek kesinambungan dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 263Grafik hasil penilaian setiap indikator pada aspek
kesinambungan dalam uji lapangan
93
Grafikdi atas menunjukan bahwa indikator penggunaan media pada waktu
berikutnya mendapatkan persentase tertinggi sebesar 73,3%. Indikator
perawatan dan pemeliharaan media mendapatkan persentase terendah sebesar
71,3%. Indikator penggunaan bahan pembuatan media mendapatkan persentase
sebesar 72,7%.
c) Aspek kecocokan dengan lingkungan
Aspek kecocokan dengan lingkungan mendapatkan nilai 219 dari 300
berkategori baik. Hasil penilaian dari setiap indikator pada kecocokan dengan
lingkungan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 32Hasil Penilaian Keseluruhan Indikator Kecocokan Dengan
Lingkungan Dalam Uji Lapangan
No Indikator Jumlah Kategori
1 Minat belajar siswa 110 Baik
2 Pembelajaran yang menarik, inovatif,
dan menyenangkan situasi belajar 109 Baik
Jumlah 219 Baik
Jumlah nilai maksimum tiap indikator = 300
Persentase nilai keseluruhan indikator pada aspek kecocokan dengan
lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 27Grafik Hasil Penilaian Dari Setiap Indikator Pada Aspek
Kecocokan Dengan Lingkungan Dalam Uji Lapangan
94
Grafik di atas memperlihatkan bahwa indikator minat belajar siswa
mendapatkan persentase sebesar 73,3%, sedangkan indikator pembelajaran yang
menarik, inovatif, dan menyenangkan mendapatkan persentase sebesar 72,7%.
3. Hasil Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Produk alat peragayang sudah dinyataan layak dan direvisi pada tahap
evaluasi formatif, selanjutnya diujikembali keefektifan dan kepraktisan pada
tahap evaluasi sumatif. Subjek pada tahap ini terdiri dari 30 siswa kelas X IPA 2
yang belum mempelajari materi momentum dan impuls serta satu
guru.Keefektifan alat peraga dinilai berdasarkan tes yang diberikan pada
siswa.Tes dalam penelitian menggunakan soal dalam bentuk pilihan ganda terkait
materi momentum dan impuls.Penilaian diukur setelah siswa melakukan
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga(posttest).Kepraktisan diperoleh
dari hasil angket penilaian siswa dan guru, serta keefektifandari angket penilaian
oleh guru.
a. Hasil uji keefektifan alat peraga
1) Hasil tes siswa
Efektivitas didapatkan dari hasil posttest pada tahap evaluasi sumatif.
Hasil pemusatan dan penyebaran data nilai pretest-posttest dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 33Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest-posttest
No Pemusatan dan
Penyebaran Data Pretest Posttest
1 Nilai Terendah 20 60
2 Nilai Tertinggi 60 90
3 Rata-Rata 37,5 77,3
4 Median 40,0 80,0
5 Modus 45,0 75,0
95
6 Standar Deviasi 11,1 9,1
7 Rata-rata N-Gain 0,6
Hasil post test 30 orang siswa diperoleh 80% mendapatkan nilai di atas
KKM.Dengan demikian, alat peragadapat dikatakan efektif untuk membantu
keterampilan kognitif siswa. Rata-rata N-Gain mendapatkan nilai 0,6 dengan
kategori sedang.
2) Hasil penilaian keefektifan oleh guru
Guru menyatakan bahwa media pembelajaran berbentukalat peraga efektif
digunakan dalam proses pembelajaran (72%). Hasil penilaan angket guru
berdasarkan indikator aspek efektivitas alat peraga dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. 34Angket Penilaian Aspek Efektivitas Oleh Guru
No Indikator Jumlah Kategori
1. Membantu guru dalam mencapai
tujuan pembelajaran 3 Cukup Baik
2. Efeketif untuk membantu siswa
dalam memahami konsep 4 Baik
3. Efektif untuk meningkatkan motivasi
rasa ingin tahu siswa 3 Cukup Baik
4. Efektif untuk membantu guru agar
lebih mudah dalam mengajar 4 Baik
5 Efektif untuk membantu siswa dalam
memvisualisasikan konsep 4 Baik
Jumlah 18 Baik
Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 5
Jumlah nilai maksimum keseluruhan indikator = 25
Tabel di atas memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, penilaian
kepraktisan mendapatkan nilai 18 dari 25 (72%) berkategori baik.Persentase
96
tersebut menunjukkan bahwa alat peragaefektif.Nilai alat peragauntuk
keseluruhan indikator dalam bentuk persentase dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 28Grafik presentasi nilai alat peraga untuk indikator efektivitas
oleh guru pada evaluasi sumatif
Grafik tersebut memperlihatkan bahwa indikator efeketif untuk membantu
siswa dalam memahami konsep, efektif untuk membantu guru agar lebih mudah
dalam mengajar, dan efektif untuk membantu siswa dalam memvisualisasikan
konsep mendapatkan persentase sebesar 80%. Indikatormembantu guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran dan indikator efektif untuk meningkatkan motivasi
rasa ingin tahu siswa mendapatkan persentase sebesar 60%.
b. Hasil uji kepraktisan alat peraga
1) Hasil penilaian angket siswa
Siswa secara keseluruhan memberikan nilai 532 dari 750 (70,4%) dengan
kategori baik. Persentse tersebut menunjukkan bahwa alat peraga praktis
digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian angket siswa berdasarkan
indikator aspekkepraktisanalat peraga dapat dilihat pada tabel berikut:
97
Tabel 4. 35 Hasil penilaian angket aspek kepraktisan oleh siswa
No Indikator Jumlah Kategori
1. Praktis untuk digunakan dan
dioperasikan saat melakukan
percobaan
107
Baik
2. Praktis untuk dirangkai ulang 105 Baik
3. Dilengkapi dengan tempat
penyimpanan sehingga
praktis untuk dibawa
111
Baik
4 Praktis dalam perawatan 113 Baik
5 Mudah untuk di temukan
komponen pengganti
96 Cukup Baik
Jumlah 532 Baik
Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 150
Jumlah nilai maksimum keseluruhan indikator = 750
Nilai kepraktisan alat peragauntuk keseluruhan indikator dalam bentuk
persentase dapat dilihat pada gambar berikut:
98
Gambar 4. 29Grafik Persentase Nilai Kepraktisan Alat Peraga Untuk
Keseluruhan Indikator Oleh Siswa Pada Evaluasi Sumatif
Grafik tersebut memperlihatkan bahwa indikator praktis dalam perawatan
mendapatkan persentase tertinggi sebesar 75,3%. Persentase terendah sebesar
64% pada indikator mudah untuk menemukan komponen pengganti. Indikator
praktis untuk digunakan dan dioperasikan saat melakukan percobaan, praktis
dirangkai ulang, dan dilengkapi dengan tempat penyimpanan sehingga praktis
untuk dibawa secara beturut-turu mendapatkan persentase sebesar 71,3%, 70%,
dan 74%.
2) Hasil penilaian angket guru pada aspek kepraktisan
Hasil penilaian guru fisika yaitu 17 dari 25 (68%) dengan kategori
baik.Persentase tersebut menunjukkan bahwa alat peraga praktis digunakan.Hasil
penilaian angket guru berdasarkan indikator aspekkepraktisanalat peraga dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 363Hasil Penilaian Angket Aspek Kepraktisan Oleh Guru Pada
99
No Indikator Jumlah Kategori
1. Praktis untuk digunakan dan
dioperasikan saat melakukan
percobaan
4 Baik
2. Praktis untuk dirangkai ulang 4 Baik
3. Dilengkapi dengan tempat
penyimpanan sehingga praktis untuk
dibawa
3 Cukup Baik
4 Praktis dalam perawatan 3 Cukup Baik
5 Mudah untuk di temukan komponen
pengganti 3 Cukup Baik
Jumlah 17 Baik
Jumlah nilai maksimum setiap indikator = 5
Jumlah nilai maksimum keseluruhan indikator = 25
Nilai kepraktisan alat peragauntuk keseluruhan indikator dalam bentuk
persentase dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 30Grafik Persentase Nilai Kepraktisanalat Peraga Untuk
Keseluruhan Indikator Oleh Guru Pada Evaluasi Sumatif
Grafik tersebut memperlihatkan bahwa indikator praktis untuk digunakan
dan dioperasikan saat mealukan percobaan dan praktis untuk dirangkai ulang
100
mendapatkan persentase sebesar 80%.Indikator dilengakapi dengan tempat
penyimpanan sehingga praktis untuk dibawa, praktis dalam perawatan, dan mudah
untuk ditemukan kompenen pengganti mendapatkan persentase sebesar 60%.
4. Hasil Refleksi Sistematika dan Dokumentasi (Systematic Reflection and
Documentation)
a. Tahap Evaluasi Satu-satu (One-to-One Evaluation)
Tahap evaluasi ini dimulai dengan pemberian media pembelajaran
berbentukalat peraga kepada tiga siswa sebagai evaluator dan penggunaannya
dilakukan saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung.Kemudian
mengisi angket penilaian terhadap alat peraga. Kegiatan evaluasi satu-satu dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 314Kegiatan Penggunaan Alat Peragapada Tahap Evaluasi Satu-
Satu
b. Tahap Evaluasi kelompok kecil (Small Group Evaluaton)
Tahap evaluasi kelompok kecil diawali dengan pemberian pretest setelah
apersepsi kepada 15 siswa sebagai evaluator untuk mengetahui kemampuan awal
sebelum menggunakan alat peraga. Kegiatan ini dilakukan pada saat Kegiatan
Belajar Mengajar. Kegiatan pretest dapat dilihat pada gambar berikut:
101
Gambar 4. 325Kegiatan Pretest Pada Tahap Evaluasi Kelompok Kecil
Kegiatan selanjutnya pada tahap ini ialah peneliti memperagakan alat
peraga momentum dan impuls yang di kembangkan untuk membantu
menyampaian konsepkepadasiswa. Adapun kegiatan tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4. 33Kegiatan Memperagakan Alat Peragapada Tahap Kelompok
Kecil
Kegiatan terakhir setelah siswa mempelajarinya beberapa hari, siswa
mengerjakan posttest untuk mengetahui aspek keefektifan pada alat peraga.
Adapun kegiatan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
102
Gambar 4. 34Kegiatan Posttest Pada Tahap Evaluasi Kelompok Kecil
c. Tahap Uji Lapangan (Field Test)
Tahap evaluasiuji lapangan dimulai dengan pemberian pretest terlebih
dahulu kepada 30 siswa untuk mengetahuikemampuan awal siswa sebelum
menggunakan alat peraga. Kegiatanini dilakukan pada saat Kegiatan Belajar
Mengajar(KBM).Kegiatan pretest dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 35Kegiatan Pretest Pada Tahap Uji Lapangan
Kegiatan selanjutnya pada tahap ini yaitu pemberian alat peragauntuk
digunakan oleh siswa saat KBM selanjutnya melakukan posttest.
d. Tahap Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Tahap evaluasi sumatif dilakukan kepada 30 siswa.Pelaksanaan
penggunaan alat peraga pada tahap ini dimulai dengan pemberian pretest untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum menggunakan alat peraga. Kegiatan
pretest sebelum pemberian alat peraga dapat dilihat pada gambar berikut:
103
Gambar 4. 36Kegiatan Pretest Pada Tahap Evaluasi Summatif SMA
Manbaul Ulum
Kegiatan selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk mencoba
menggunakan media pembelajaran alat peragadan diminta pada pertemuan
selanjutnya. Adapun kegiatan ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. 37Kegiatan penggunaan media pembelajaran alat peragapada
tahap evaluasi sumatif SMAManbaul ‘Ulum
Kegiatan terakhir setelah siswa menggunakan media pembelajaran alat
peraga, siswa mengerjakan posttestuntuk mengetahui aspek keefektifan alat
peraga dan mengisi angket penilaian mengenai alat peraga tersebut. Kegiatan
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
104
Gambar 4. 38Kegiatan Posttest Pada Tahap Evaluasi SumatifSMAS
Manbaul Ulum
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Produk akhir yang dihasilkan yaitu media pembelajaran alat peragapada
materi momentum dan impuls.Pengembangan produk menggunakan prosedur
development study dari Van Den Akker.Prosedur yang dilakukan terdiri dari
empat tahap, yaitu tahap penelitian pendahuluan (prelminary resarch), prototipe
(prototyping stage), evaluasi sumatif (evaluasi summative), refleksi sistematik dan
dokumentasi (systematic reflection and documentation).Tahap prototipe terdiri
dari tahap pembuatan alat peraga, evaluasi formatif dan penyempurnaan alat
peraga.Uji coba alat peragapada tahap evaluasi formatif dan implementasi alat
peragapada evaluasi summatif.Evaluasi formatif terdiri dari tahap uji ahli (expert
preview), evaluasi satu-satu (one-to-one evaluation), evaluasi kelompok kecil
(small group evaluation), dan uji lapangan (field test).
1. Studi Pendahuluan
Pada tahap awal ini peneliti melakukan studi pendahuluan (preliminary
research)untuk mengetahui permasalahan yang ada di sekolah dan mencari solusi
dari permasalahan tersebut.Pertama peneliti melakukan survei lapangan ke
sekolah. Peneliti mendapatkan informasi bahwa kemampuan siswa memahami
konsep-konsep fisika masih rendah, siswa lebih mudah memahami materi
menggunakan media, karena minimnya media yang ada di sekolah sehingga
membuat siswa kurang menggali kemampuannya akan tetapi berdasarkan hasil
survei siswa merasa senang dan termotivasi dalam mempelajari Fisika dengan
105
bantuan media dan eksperimen.Berdasarkan informasi tersebut, peneliti
melakukan studi literatur untuk mengembangkan media pembelajaran alat peraga.
2. Prototipe
Setelah melakukan penelitian pendahuluan selanjutnya tahap prototyping
stage,kegiatan yang dilakukan terdiri dari; pengoptimalan hasil perancangan
prototipe; evaluasi formatif yang mencakup tinjauan ahli (expert review), evaluasi
satu-satu (one-to-one evaluation), evaluasi kelompok kecil (small group
evaluation), dan uji lapangan (field test).Penelitian pada tahap ini untuk
mengetahui kelayakan, kefektifan, dan kepraktisan media pembelajaran, dan revisi
untuk perbaikan.
Pada tahap perancangan prototipe, peneliti melakukan perancangan media
pembelajaran alat peraga.Pada tahap ini, peneliti merancang model dan bentuk
dari media yang dikembangkan.Pada tahap evaluasi formatif, peneliti melakukan
uji ahli (expert review)untuk menguji kelayakan media pembelajaran, uji
perorangan atau evaluasi satu-satu untuk menilai kelayakan media, uji kelompok
kecil dan uji lapangan untuk menilai kepraktisan dan keefektifan.Pada tahap
prototipe, alat peraga yang dikembangkan selanjutnya melakukan penyempurnaan
akhir dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada sesuai saran pada
evaluasi formatif.Perbaikan ini dilakukan agar kualitas alat peraga yang
dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
3. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif bertujuan untuk menguji keefektifan dan kepraktisan
media pembelajaran alat peraga yang sudah direvisi pada tahap
prototipe.Keefektifan media dilihat dari banyak siswa yang dapat memperoleh
nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) serta angket penilaian
guru.Kepraktisan media dilihat dari nilai yang diberikan oleh siswa dan guru
melalui angket.
4. Refleksi sistematik dan dokumentasi.
Tahap refleksi sistematik dan dokumentasi berisikan kegiatan peneliti
dalam meninjau hasil pencapaian selama proses penelitian. Tahap ini merupakan
prosedur akhir dalam pengembangan media pembelajaran alat peraga.
106
Media pembelajaran alat peragamomentum dan impuls yang
dikembangkan dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian.Ahli yang
terlibat pada penilaian media terdiri dari 2 ahli media dan 2 ahli materi.Ahli media
menilai pada aspek kesesuaian dengan bahan ajar, ketahanan Alat, keakuratan,
efisiensi alat, kemanan bagi siswa, estetika, kelengkapan alat, dan tempat
penyimpanan.Ahli materi menilai pada aspek kesesuaian isi dan kesesuaian
konsep.
Hasil penilaian dari ahli media mendapatkan nilai 179 dari 250 (71,6%)
termasuk dalam kategori baik. Persentase tersebut menunjukan bahwa media
pembelajaran alat peraga dinyatakan oleh ahli media.Hasil penilaian oleh ahli
media menunjukkan bahwa terdapat tujuh indikator yang memperoleh persentase
tertinggi dan tiga indikator yang memperoleh persentase terendah.Indikator
dengan persentase tertinggi yaitu:
1. Indikator pertama yang mendapatan persentase tertinggi, yaitu pada indikator
kesesuaian media alat peraga dengan konsep yang diajarkan dengan
persentase sebesar 80% dalam kategori baik. Indikator ini mendapat nilai
tinggi karena media alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan
ini dapat menampilkan konsep momentum, perubahan momentum, impuls
dan tumbukan pada materi momentum dan impuls.Apabila media
pembelajaran tidak sesuai dengan materi maka kegiatan belajar mengajar
tidak akan berjalan dengan baik.73
2. Indikator kedua yang mendapatkan persentase tertinggi , yaitu pada indikator
kejelasan media alat peraga dalam membantu menjelaskan konsep 80%
dalam kategori baik. Indikator ini mendapat nilai persentase tinggi dari ahli
media dikarenakan media alat peraga yang dikembangan dapat membantu
guru menjelaskan konsep pada materi momentum dan impuls.Hal ini sesuai
dengan manfaat dari media pembelajaran yaitu bahan pengajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan
73Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto.Media Pembelajaran Manual dan Digital.(Bogor: Ghalia
Indonesia, 2016), h. 84
107
siswa menguasai tujuan pengajaran yang baik.74 Media alat peraga dapat
menunjukkan secara langsung konsep yang dipelajari sehingga siswa dapat
membangun pegetahuannya sendiri. Ini dapat mendorong siswa utuk berpikir
kreatif dan imajinatif sehingga hasil belajar yang dicapai akan tahan lama
dan diingat siswa.
3. Indikator ketiga yang mendapatkan persentase tertinggi, yaitu pada indikator
kesesuaian madia alat peraga dengan kompetensi siswa dengan persentase
sebesar 80% dalam kategori baik. Indikator ini mendapatan persentase tinggi
dari ahli dikarenakan media alat peraga yang dikembangkan mencakup
kompetensidasar yang harus dicapai oleh siswa pada materi momentum dan
impuls pada kurikulum 2013.Mediapembelajaran haruslah memiliki fungsi-
fungsi yang selalu mendukungtercapainya tujuan pembelajaran,
membangkitkan motivasi danmerangsang peserta untuk belajar dengan baik,
serta memberikanpengalaman yang menyeluruh dari hal-hal yang konkret
sampai yangabstrak.75
4. Indikator keempat yang mendapatkan persentase tertinggi, yaitu pada
indikator alat mudah dalam perawatan dengan persentase sebesar 80%
menurut ahli. Hal ini dikarenakan media alat peraga momentum dan impuls
yang dikembangkan menggunakan bahan-bahan yang mudah di jumpai dan
perawatannya tidak memerlukan peralatan khusus serta dapat dilakukan oleh
siapapun.
5. Indikator kelima yang mendapatan persentase tertinggi, yaitu pada indikator
alat peraga dibuat dengan bahan yang mudah ditemukan dengan persentase
sebesar 80% dalam kategori baik.Hal ini dikarenakan alat peraga momentum
dan impuls yang dikembangkan berbahan dasar akrilik dan magnet permanen
neodymium yang dapat ditemukan di toko-toko dan lebih mudahnya untuk
magnet dapat ditemukan di toko-toko berbasis online. Jika terjadi kerusakan
pada alat peraga, komponen yang rusak dapat dengan mudah diperoleh.
74Arief S. Sadiman,dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986), h. 17-18 75Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Group,
2010), h. 204
108
6. Indikator keenam yang mendapatkan persentase tertinggi, yaitu pada indikator
alat peraga menggunakan bahan ramah lingkungan dan tidak menggunakan zat
beracun sebesar 80% dalam kategori baik. Hal ini dikarenakan alat peraga
yang dikembangan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan aman
bagi siswa. Alat peraga menggunakan konsep magnet lavitasi sehingga kereta
dapat melayang di atas rel. Konsep ini digunakan untuk mengganti
penggunaan kompresor sehingga tidak membutuhkan arus listrik.
7. Indikator ketujuh yang mendapatkan persentase tertinggi, yaitu pada indikator
alat peraga memiliki warna yang menarik dan nyaman untuk digunakan
sebesar 80% dalam kategori baik. Hal ini dikarenakan alat peraga yang
dikembangkan menggunakan bahan yang transparan dan semua komponen
yang ada terlihat dengan jelas baik dari penyusunan magnet dan bentuk rel
dari alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan. Alat peraga ini
di buat agar penggunanya nyaman digunakan baik didalam ruangan atau
diluar ruangan.Secara psiklogi, penggunaan warna yang tepat untukdapat
meningkatkan pengajaran pada siswa maupun gurunya.76
Indikator yang mendapat persentase rendah menurut ahli media terdapat pada
empat indikator sebagai berikut:
1. Indikator pertama yang mendapat persentase terendah yaitu indikator
ketahanan komponen alat peraga yang sesuai pada kedudukan awalnya dengan
persentase 60% dalam kategori cukup baik. Hal ini dikarenakan alat peraga
yang dikembangkan menggunakan konsep lavitasi dengan magnet permanen
yang berukuran 4 cm yang mengakibatkan besarnya medan magnet yang
berbeda-beda sehingga ketika kereta bergerak di atas rel terkadang tidak
berjalan mulus akan tetapi seperti adanya lonjakan.
2. Indikator kedua yang mendapatkan persentase terendah yaitu pada indikator
ketelitian pengukuran dengan persentase sebesar 60% dalam kategori cukup
baik menurut ahli. Hal ini dikarenakan alat peraga yang dikembangkan
76D. Sulasmi Prawira, Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni dan Desain, (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga PendidikanJakarta, 1989), h.156
109
menggunakan pengukuran secara manual dan sehingga pengukurang kurang
akurat karena gerak dari benda tersebut belum stabil.
3. Indikator ketiga yang mendapatkan persentase terendah yaitu pada indikator
alat peraga memiliki keamanan dan kenyamanan untuk digunakan oleh siswa
dengan persentase sebesar 60% dalam kategori cukup baik. Hal ini
dikarenakan alat peraga yang dikembangkan terbuat dari akrilik atau semi
kaca memerlukan pengawasan guru dalam penggunaannya akan tetapi bahan
akrilik ini termasuk bahan yang elastis.
Hasil penilaian dari ahli materi terhadap alat peraga momentum dan
impuls yang dikembangkan diperoleh nilai keseluruhan 36 dari 50 (72%) dalam
kategori alat tersebut layak digunakan dalam pembelajaran menurut ahli.Kriteria
indikator tertinggi pada penilaian oleh ahli materi terdapat pada indikator alat
peraga dapat membantu memvisualisasikan materi dalam pembelajaran sebesar
80% dalam kategori baik.Hal ini sesuai dengan manfaat dari media alat peraga
sehingga dapat menciptakan variasi dalam pembelajaran yang membuat siswa
tertarik dan dapat mendapat ilmu pengetahuan secara langsung dan memahami
konsep yang divisualisasikan.
Berdasarkan hasil uji satu-satu, alat peraga yang dikembangkan
mendapatkan penilaian dalam kategori baik dengan nilai 138 dari 180 (76,7%).
Dengan demikian, media yang dikembangkan dinyatakan layak.Uji satu-satu
sangat penting dilakukan untuk mendeteksi kendala siswa sebelum alat
peragadiujicobakan ke jumlah siswa yang lebih banyak.Aspek yang dinilai terdiri
dari materi, kualitas teknis, desain pembelajaran, dan implementasi.Aspek materi
mendapatkan nilai 32 dari 45 termasuk kategori baik.Hal ini disebabkan karena
materi yang tercakup pada alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan
ini tidak hanya menampilkan satu atau dua konsep pada materi momentum dan
impuls akan tetapi dapat menampilkan lebih dari dua konsep dalam materi
momenetum dan impuls seperti momentum, perubahan momentum, impuls dan
tumbukan, sehingga konsep-konsep yang terdapat dalam materi momentum dan
impuls dapat divisualisasikan dan mudah dipahami melalui alat peraga
110
momentum dan impuls yang dikembangkan. Aspek kualitas teknis mendapatkan
nilai 36 dari 45 termasuk dalam kategori baik.Hal ini dikarenakan alat peraga
dilengkapi dengan pentunjuk penggunaan sehingga memudahkan pengguna dalam
mengoperasikannya. Selain itu, saat penggunaan mengalami kerusakan pada
bagian komponen alat peraga maka komponen tersebut dapat dicari ditoko-toko
dengan mudah.Aspek desain pembelajaran mendapatkan nilai 36 dari 45 termasuk
kategori baik.Hal ini dikarenakan tujuan pembelajaran pada media alat peraga
momentum dan impuls yang dikembangkan jelas dan materi yang disajikan secara
menarik.Aspsek implementasi mendapatkan kategori baik dengan nilai 34 dari 45.
Hal ini dikarenakan media alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan
mudah dalam proses pemasangan, perawatan dan penggunaannya. Pengguna
hanya perlu meletakan benda (kereta momentum) pada lintasan dengan posisi
yang telah ditentukan lalu menyiapkan beberapa orang untuk mencatat waktu
ketika kereta telah melewati garis yang telah ditentukan
Setelah keseluruhan alat peraga dinilai dan diberi komentar serta saran
untuk diperbaiki, kemudian peneliti merevisi alat peraga sehingga dapat diujikan
pada siswa pada tahap penilaian kelompok kecil.Perbaikan yang peneliti lakukan
diantaranya yaitu membuat benda memiliki massa yang sama dan kelengkapan
untuk mengukur waktu dan jarak.
Hasil evaluasi kelompok kecil menyimpulkan bahwa media pembelajaran
alat peraga yang digunakan cukup efektif. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
pada materi momentum dan impuls adalah adalah 75. Rata-rata nilai pretest siswa
yaitu 36 sedangkan rata-rata post test siswa yaitu 79. Sebanyak 10 dari 15 siswa
telah mencapai KKM ( 66,7% dinyatakan tuntas). Rata-rata N-gain sebesar 0,7
dengan kategori sedang. Siswa yang belum mencapai KKM disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya: siswa kurang serius saat proses pembelajaran di kelas,
siswa tidak mempelajari materi yang akan dipelajari terlebih dahulu di rumah
sehingga saat pertemuan siswa merasa kesulitan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan.
Hasil angket yang diberikan kepada siswa pada evaluasi kelompok kecil
diperoleh nilai keseluruhan 475 dari 675 (70,4%) termasuk dalam kategori
111
baik.Persentase tersebut menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan
praktis. Aspek materi mendapatkan persentase sebesar 69,3%. Aspek desain
pembelajaran mendapatkan persentase sebesar 72%. Aspek implementasi
mendapatkan persentase sebesar 69,8%.
Uji lapangan dilakukan pada siswa yang belum belajar materi momentum
dan impuls di SMA Manbaul Ulum Kota Tangerang. Penilaiandilakukan pada uji
lapangan yaitu keefektifan dan kepraktisan. Keefektifan dinilai dengan
memberikan tes kepada siswa, sedangkan kepraktisan dinilai dengan memberikan
angket. Pada penilaian kefektifan, hasil uji efektivitas menunjukkan bahwa alat
peraga berkategori efektif. Nilai rata-rata pre test siswa yaitu 35,80 sedangkan
nilai rata-rata post test yaitu 75,80. Sebanyak 23 dari 30 siswa mencapai nilai
KKM atau 77% dinyatakan tuntas. Rata-Rata N-gain sebesar 0,6 dengan kategori
sedang.
Kepraktisan media pembelajaran mendapatkan nilai keseluruhan 859 dari
1200 (71,6%) termasuk kategori baik. Persentase ini menunjukkan bahwa alat
peraga praktis penilaian kepraktisan terdiri dari aspek kemampuanuntuk dapat
dilaksanakan,kesinambungan, dankecocokan dengan lingkungan. Aspek
kecocokan dengan lingkungan mendapatkan persentase tertinggi (73%) karena
alat peragayang dikembangan dapat digunakan di dalam ruangan dan diluar
ruangan sehingga tidak memerlukan listrik serta aman saat digunakan.
Evaluasi sumatif merupakan tahap terakhir penilaian media yang
dikembangkan.Kefektifan alat peraga dinilai dengan memberikan tes sedangkan
kepraktisan dengan pemberian angket kepada siswa.Selain itu, kefektifan dan
kepraktisan alat peraga juga dinilai dengan memberikan angket kepada guru mata
pelajaran fisika.
Hasil uji efektivitas pada siswa menunjukkan bahwa alat peraga sangat
efektif digunakan dalam pembelajaran. Hasil uji efektivitas siswa SMA Manbaul
Ulum Kota Tangerang diperoleh persentase ketuntasan sebesar 80% (kategori
sangat efektif) dengan N-gain 0,6 kategori sedang.. Berdasarkan penilaian guru,
media dinyatakan efektif dengan persentase sebesar 72%. Efektivitas mengacu
pada pengalaman dan hasil dari intervensi konsisten dengan tujuan yang
112
diharapkan.77 Hal ini menunjukkan bahwa alat peraga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.Hal ini sesuai dengan penelitian yaang relevan
bahwa media pembelajaran alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.78
Siswa dari SMA Manbaul Ulum secara keseluruhan memberikan nilai 532
dari 750(70,4%) termasuk kategori baik. Persentase tersebut menunjukkan bahwa
menurut siswa alat peraga yang digunakan praktis dalam
penggunaannya.Penilaian kepraktisan juga diberikan oleh guru fisika kelas X dari
SMA Manbaul Ulum Kota Tangerang. Secara keseluruhan guru memberikan nilai
17 dari 25 (68%) termasuk kategori pratis. Persentase tersebut menunjukkan
bahwa alat peraga momentum dan impuls yang dikembangkan praktis dan efektif
untuk digunakan dalam pembelajaran.
77 Ahmad Fauzan, Tjeerd Plomp dan Koeno Gravemeijer, “The Development of an RME based
Geometry Course for Indonesian Primary School.” (Netherlands: SLO, 2013), p. 165 78 Intan Wahyu Saputri, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sistem Operasi di SMK Negeri 1
Surabaya,” Jurnal IT-Edu. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2016, h. 41
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian pengembangan peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Prosedur penelitian yang digunakan dalam pengembangan alat peraga yakni
menggunakan penelitian dari Akker yang terdiri dari empat tahap yaitu
penelitian pendahuluan (peliminary research), prototipe (prototyping stage),
evaluasi summatif (summative evaluation), refleksi sistematik dan
dokumentasi (reflection systematic and documentation). Tahap penelitian
pendahuluan terdiri dari: studi literatur dan studi lapangan. Tahap prototipe
terdiri dari tahap perancangan alat peraga, evaluasi formatif (penilaian ahli,
evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan), dan perbaikan
media.
2. Alat peragadinyatakan layak (76%) digunakan sebagai bahan penelitian.
Penilaian ahli media berada pada kategori baik (80%).Penilaian ahli materi
berada pada kategori baik(72%). Evaluasi satu-satu berada kategori baik
(76,7%).
3. Alat peraga dinyatakan efektif (73,9%) digunakan dalam pembelajaran. Pada
uji kelompok kecil 66,7% pesert didik tuntas (cukup efektif). Pada uji
lapangan 77% pesert didik tuntas (efektif). Pada evaluasi sumatif 80% peserta
didik tuntas(sangat efektif). Hasil tanggapan guru pada evaluasi sumatif
terhadapalat peragasebesar 72% (efektif).
4. Alat peragadinyatakan praktis (70,1%). penilaian uji kelompok kecil sebesar
70,4%, uji lapangan sebesar 71,6%, evaluasi sumatif siswa sebesar 70,4%, dan
evaluasi sumatif guru sebesar 68%.
114
B. Saran
Terdapat saran yang dapat disampaikan peneliti untuk pengembangan
lebih lanjut sebagai berikut:
1. Alat peraga yang dikembangkan lebih lanjut dengan materi yang lebih
banyak.
2. Pembuatan media pembelajaran alat peraga momentum dan impuls
untukselanjutnya dikembangkan mengenai aspek pengukuran dan laju
kereta atau benda untuk distabilkan agar memudahkan pengguna dalam
mengetahui nilai-nilai yang diukur saat menggunakan alat peraga tersebut.
3. Penggunaan alat ukur digital seperti sensor akan manjadi lebih baik dalam
alat peraga ini akan tetapi harus melakan pengukuran yang cukup banyak
dan melakukan perbandingan antara pengukuran digital sensor dengan
manual agar hasil ukur digital menjadi lebih presisi.
115
DAFTAR PUSTAKA
Akker, Jan Van De, et.al.2006.Educational Design Research. New York:
Routledge.
Alatas, Fathiah dkk.2015.“Penggunaan Alat Peraga Rotation Timer Dan Roda
Fleksibel Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa”.
JPPI.Vol.1.No.
Anderson, Lorin W., David R. Krathwohl.2015. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen :Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom.Yogyakarta: PustakaPelajar.
Anderson, Ronald H.1987.Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran.Jakarta: Rajawali.
Andriani, Susi.2016.“Pengaruh Motivasi Belajar Dan Penggunaan Media
Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Di Sdn
Mayangan 6 Kota Probolinggo”, Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS
(JPPI).Vol 10.No. 1.
Arikunto, Suharsini.2015.Dasar-dasarEvaluasiPendidikan.Jakarta: BumiAksara.
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran.Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada.
.2014.
.2017.
Azwar, Saifuddin. 2016.Konstruksi Tes Kemampuan Kognitif.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan.2006.Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
116
D Mulhayatiah, dkk. “ TUMPULS Teaching Aids As an Alternative Media for Physics
Learning”, Journal of Physics: Conference Series doi:10.1088/1742-
6596/1402/4/044088
Giancoli,Douglas C.2001. FisikaEdisiKelimaJilid 1.Jakarta: Erlangga.
Habibi, Fikri, Prabowo.2015.“Pengembangan Alat Peraga Pengukuran Taraf
Intensitas Bunyi Berbasis Visual Analyser sebagai Media Pembelajaran
Fisika Pokok Bahasan Bunyi”.Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
(JIPF).Vol. 4.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran.Jakarta: RinekaCipta.
Hartati.2010.“Pengembangan AlatPeraga Gaya Gesek Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA”.Jurnal Pendidikan.
Jannah, Miftachul dkk.2014.“Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu dengan
Pendekatan Sets-Edutainment Tema Baterai Alami untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar di SMPN 1
Gondang”.Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa.Vol. 2.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2013.Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan No.69.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2016.Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No.21:Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.2018.Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan No.37.
Kementrian Pendidikan Kebudayaan. 2018. Laporan Hasil Tes PISA Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaanhttps://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/#2019!sma!daya_s
erap!99&99&999!a&04&T&T&1&unbk!1!&.Diaksestanggal 20 Maret
2020.
117
Komalasari, Kokom.2013.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan
Aplikasi.Bandung: PT Refika Aditama.
Kuswana,Wowo Sunaryo.2012.Taksonomi Kognitif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Khamzawi, Syukron, Ketang Wiyono, Zulherman.2015.“Pengembangan
Multimedia Interaktif Berbasis Model Pembelajaran Problem Based
Learning pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Fluida Dinamis
untuk SMA Kelas XI”.Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika.Vol.2.No.
1.
Lawson , Anton E.1995.Scinece Teaching and The Development of
Thinking.Wadsworth
Lestari, Anastasia Puji. 2018. “Pengaruh Penerapan Simulasi PhET Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Pangudi Luhur Muntilan
PadaPokok Bahasan Momentum dan Tumbukan BerdasarkanTaksonomi
Bloom”. Skripsi: Univeristas Sanata Darma
Martono, Kurniawan Teguh, Oky Dwi Nurhayati.2014. “Implementation of
Android BasedAlat peraga Application as a Flexible Learning
Media”.IJCSI International Journal of Computer Science Issuse.Vol.
11.Issues 3.No 1.
Meltzer , David E. 2002. “The Relationship between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible Hidden Variable in
Diagnostic Pretest Scores”, Journal of American Association of Pyhsics
Teacher.
Munadi, Yudhi.2010.Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru.Ciputat:
Gaung Persada Baru.
Musfiqon, Nurdyansyah.Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.
118
Ningsih, Resa Farida.2018.“Pengembangan Alat PeragaTumpuls untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pesertadidik pada
Materi Momentum dan Impuls”.Skripsi: UIN Sunan Gunung Djati.
Pribadi , Benny A.2017.Media dan Teknologi dalam pembelajaran.Jakarta:
Kencana
Rasul, Saimadkk.“A study to analyze the effectiveness of audio visual aids in
teaching learning process at uvniversity level”.Procedia - Social and
Behavioral Sciences 28.
Sadiman ,Arief S. dkk. 1986.MediaPendidikan.Jakarta: RajaGrafindoPersada.
.2014.
Saepuzaman ,Duden, Yustiandi.2017 .“Pengembangan Alat Peraga dan Lembar
Kerja Percobaan Penentuan Koefisien Restitusi untuk Meningkatkan
Kemampuan SiswaBereksperimen”Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Fisika.Vol. 3. No. 2.
Saputri, AffaArd, InsihWilujeng.2017. “Developing Physic E-Scaffolding
Teaching Media to Increase the Eleventh-Grade Student’s Problem
Solving and ScintificAttitiude”. Internasional Journal of Enviromental
and Science Education.Vol.12. no.4.
Sari, Intan Komala.2019.“Pengaruh Modul Digital Interaktif Momentum dan
Impuls pada Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa Visual
Style”.Skripsi: UIN Jakarta.
Semiawan, Conny dkk.1990. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana
Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
Sudjana, Nana, Ahmad Rivai.2013.Media Pengajaran.Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sumaji dkk.1998.Pendidikan SAINS yang Humanistik. Jakarta :Kanisius
119
Sumiharsono, Rudy, Hisbiyatul Hasanah.2017. Media Pembelajaran Buku
Bacaan Wajib Dosen, Guru, dan Calon Pendidik. JawaTimur: CV
PUSTAKA ABADI.
Sugiyono.2012Statistik untukPenelitian.Bandung: ALFABETA.
Sukindar.2017.“Pengembangan Alat Peraga Fisika Momen Inersia Berbasis
Arduino UNO Untuk Peserta Didik SMA/MA Kelas XI”.Skripsi: UIN
Sunan Kalijaga.
Sundayana, Rostina.2014.Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika Bandung: Alfabeta.
Suryani, Nunuk.2018.Media Pembelajaran Inovatif danPengembangan.Bandung:
PT. RemajaRosdakrya.
Susilana, Rudi, CepiRiyani. 2009.Media Pembelajaran.Bandung: Wacana Prima.
Suwarna, Iwan Permana.2016.“Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif
Mahasiswa melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan
Fisika”.LaporanPenelitian: UIN Jakarta.
Tessmer, Martin.1993. Planning and Conducting Formative Evaluations.London:
Routledge.
Upik Rahma Fitri, dkk. “Pengembangan Alat Peraga Momentum dengan Sistem
Sensor” Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika (JPPPF)
Volume 1 No.2 Desember 2015
Yolanda, Erick, Dadan Suryana.2018.” Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini”. JurnalPendidikan:
Universitas Negeri Padang.
Wati,Ega Rima.2016. Ragam Media Pembelajaran. Kata Pena.
Wicaksana,Adam. 2017. “Pengembangan Alat Peraga Pada Materi Gerak
Parabola Untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa”.Skripsi: UIN
syarif Hidayatullah Jakarta.
Zaini, Muhammad,dkk.2016.“Pengembangan Lembar Kerja Siswa Konsep
Protisa Untuk Melatihkan Keterampilan Proses dan Keterampilan Kinerja
Kelas X Madrasah Aliyah”.Prosiding Semnas Pensa.
LAMPIRAN- LAMPIRAN
121
Lampiran 1 Lembar Wawancara guru
122
123
Lampiran 2 Lembar Angket Siswa pada Penelitian Pendahuluan
124
125
Lampiran 3 Penilaian Ahli Media
A. Lembar Angket Penilaian Ahli Media
126
127
128
129
B. Rekap Hasil Penilaian Ahli Media
No Aspek Jumlah Nilai Kategori
1 kesesuaian dengan bahan ajar 24 Baik
2 ketahanan Alat 23 Baik
3 Keakuratan 26 Cukup Baik
4 Efisiensi alat 21 Baik
5 Kemanan bagi siswa 21 Baik
6 Estetika 22 Baik
7 Kelengkapan alat 21 Baik
8 Tempat penyimpanan 21 Baik
Jumlah 179 Baik
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek kesesuaian dengan
bahna ajar
Nilai 24termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek ketahanan alat
Nilai 24 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 76,7 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek keakuratan
Nilai 26 termasuk dalam kategori
interval cukup baik danbaik . Tetapi
lebih mendekati kategoricukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 65 %
STB KB CB B SB
6
12 18 24 30
STB KB CB B SB
6
12 18 24 30 23
STB KB CB B SB
8
16 24 32 40 26
130
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek efisiensi alat
Nilai 21 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek keamanan bagi
siswa
Nilai 21 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek estetika
Nilai 22 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 73,3 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek kelengkapan alat
Nilai 21 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek tempat
penyimpanan
Nilai 21 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
Garis bilangan keseluruhan Aspek
STB KB CB B SB
50
100 150 200 250 179
STB KB CB B SB
6
12 18 24 30 21
STB KB CB B SB
6
12 18 24 30 21
STB KB CB B SB
6
12 18 24 30 22
STB KB CB B SB
6
12 18 24 30 21
STB KB CB B SB
6
12 18 24 30 21
131
Nilai 179 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 71,6 % (Layak)
C. Hasil Per Indikator
1. Aspek Kesesuaian Dengan Bahan Ajar
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan Juml
ah 1 2 3
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 5 5 5 15
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 3 3 9
Jumlah 8 8 8 24
Kategori B B B B
Keterangan:
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Kesesuaian media alat peraga
dengan konsep yang diajarkan
Nilai 8 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
b) Kejelasan media alat peraga dalam
membantu menjelaskan konsep
Nilai 8 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
c) Kesesuaian media alat peraga
dengan kompetensi siswa
Nilai 8 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
132
Persentase
Persentase = 80 %
2. Aspek Ketahanan Alat
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan
1 2 3
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 3 4 4
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 4 4 4
Jumlah 7 8 8
Kategori B B B
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Ketahanan alat peraga
terhadap cuaca
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
b) Alat mudah dalam perawatan
Nilai 8 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
c) Alat peraga dibuat dengan bahan
yang mudah ditemukan
Nilai 8 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
133
Persentase Persentase = 80 %
3. Aspek Keakuratan
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan
1 2 3 4
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 3 4 4 3
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 3 3 3
Jumlah 6 7 7 6
Kategori CB B B CB
Keterangan:
B : Baik CB : Cukup Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Ketahanan komponen-
komponen alat peraga yang
sesuai pada dudukan awalnya
Nilai 6 termasuk dalam kategori
cukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 60 %
b) Ketepatan pemasangan setiap
komponen pada alat ukur
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
c) Ketepatan skala pengurukan
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
d) Ketelitian pengukuran
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
134
Nilai 6 termasuk dalam kategori
cukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 60 %
4. Aspek Efisinesi Alat
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan
1 2 3
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 4 4 4
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 3 3
Jumlah 7 7 7
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Alat peraga mudah dirangkai
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
b) Alat peraga mudah untuk
digunakan/dioperasikan
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
c) Alat peraga mudah dibawa
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
135
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
5. Aspek Keamanan Bagi Siswa
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan
1 2 3
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 3 3 4
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 4 4
Jumlah 6 7 8
Kategori CB B B
Keterangan:
B : Baik
CB : Cukup Baik
a) Alat peraga memiliki
keamanan dan kenyamanan
untuk digunakan oleh siswa
Nilai 6 termasuk dalam kategori
interval cukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 60 %
b) Konstruksi alat peraga kokoh
sehingga memiliki keamanan
saat digunakan oleh siswa
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
c) Alat peraga menggunakan
bahan ramah lingkungan dan
tidak menggunakan zat
beracun
Nilai 8 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
136
Persentase Persentase = 80 %
6. Aspek Estetika
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan
1 2 3
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 5 4 4
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 3 3
Jumlah 8 7 7
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
a) Alat peraga memiliki warna
yang menarik dan nyaman
untuk digunakan
Nilai 8 termasuk dalam kategori
interval baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
b) Alat peraga diracang dengan
bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan materi
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
c) Alat peraga memiliki bentuk
yang menarik, rapi dan
nyaman untuk digunakan oleh
siswa
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
137
7. Aspek Kelengkapan Alat
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan
1 2 3
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 4 4 4
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 3 3
Jumlah 7 7 7
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
a) Alat dilengkapi dengan manual
book dalam membantu
merangkai alat
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
b) Alat dilengkapi dengan video
demontrasi dalam membantu
menggunakan alat
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
c) Alat dilengkapi dengan lembar
kerja siswa (LKS)
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
8. Aspek Tempat Penyimpanan
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
138
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan
1 2 3
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 4 4 4
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 3 3
Jumlah 7 7 7
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
a) Alat peraga dilengkapi dengan
tempat penyimpanan agar
mudah untuk
menyimpan/mengambil
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
b) Alat peraga dilengkapi dengan
tempat untuk memudahkan di
bawa
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
c) Tempat penyimpanan alat
peraga memiliki ketahanan
dalam menyimpan alat peraga
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
139
Lampiran 4 Penilaian Ahli Materi
A. Lembar Angket Penilaian Ahli Materi
140
B. Rekap Hasil Penilaian Ahli Materi
No Aspek Jumlah Nilai Kategori
1 kesesuaian isi 22 Baik
2 Kesesuaian konsep 14 Baik
Jumlah 36 Baik
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek kesesuaian isi
Nilai 22 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 73,3 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator aspek kesesuaian konsep
Nilai 14 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
Garis bilangan keseluruhan aspek
Nilai 36 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik . Tetapi
lebih mendekati kategori cukup
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 72 % (Layak)
STB KB CB B SB
4
8 12 16 20 14
STB KB CB B SB
10
20 30 40 50 36
STB KB CB B SB
6
12 18 24 30 22
141
C. Hasil Per Indikator
1. Aspek Kesesuaian Isi
No Nama Asal Institusi No. Pernyataan
1 2 3
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 4 4 4
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 4 3
Jumlah 7 8 7
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Relevansi konten materi pada
alat peraga dengan KI/KD
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
b) Alat peraga dapat membantu
memvisualisasikan materi dalam
pembelajaran
Nilai 8 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
c) Alat peraga dapat menunjukan
macam macam tumbukan
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
142
2. Aspek Kesesuaian Konsep
No Nama Asal Institusi
No.
Pernyat
aan
1 2
1 Anugrah Azhar, M.Si FST UIN Jakarta 4 4
2 Drs. Suharto, M.Pd MAN 4 Jakarta 3 3
Jumlah 7 7
Kategori B B
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Alat peraga dapat menunjukan
macam macam tumbukan
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
b) Alat peraga dapat menunjukan
perubahan momentum
Nilai 7 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70 %
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
TB KB CB B SB
2
4 6 8 10 7
143
Lampiran 5 Evaluasi One-to One
A. Lembar Angket Evaluasi Satu-Stu
144
145
B. Rekap Hasil evaluasi satu-satu
No Aspek Jumlah
Nilai Kategori
1 Materi 32 Baik
2 Kualitas Teknis 36 Baik
3 Desain Pembelajaran 36 Baik
4 Implementasi 34 Baik
Jumlah 138 Baik
Garis bilangan keseluruhan Aspek
Nilai 138 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 76,7 % (Layak)
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek materi
Nilai 32 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 71,1 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek kualitas
teknis
Nilai 36 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek desain
pembelajaran
Nilai 36 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase =80 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek implementasi
STB KB CB B SB
36
72 108 144 180 138
TB KB CB B SB
9
18 27 36 45 32
TB KB CB B SB
9
18 27 36 45
TB KB CB B SB
9
18 27 36 45
TB KB CB B SB
9
18 27 36 45 34
146
Nilai 34 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 75,6 %.
C. Hasil per Indikator
1. Aspek Materi
No Evalu
ator Kelas Sekolah
Nomor Indikator
1 2 3
1 E01 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
2 E02 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 3
3 E03 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
Jumlah 11 10 11
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Media alat peraga membantu
mengatasi kesulitan dalam
memahami materi
Nilai 11 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 73,3 %
b) Materi lebih jelas dan nyata
untuk dipelajari menggunakan
media alat peraga
Nilai 10 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategoribaik.
Persentase
Persentase
Persentase = 66,7 %
c) Materi lebih menarik dan
mudah dipahami menggunakan
meida alat peraga
Nilai 11 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15 11
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15 10
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15 11
147
Persentase = 73,3 %
148
2. Aspek Kualitas Teknis
No Evaluator Kelas Sekolah
Nomor
Indikator
1 2 3
1 E01 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
2 E02 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
3 E03 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
Jumlah 12 12 12
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Media alat peraga memiliki
kualitas bentuk yang menarik
dan nyaman untuk digunakan
Nilai 12 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
b) Media alat peraga memiliki
bentuk dan ukuran yang mudah
dibawa dan digunakan
Nilai 12 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
c) Media alat peraga memiliki
kualitas warna yang menarik
dan nyaman untuk digunakan
Nilai 12 termasuk dalam kategori
kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80%
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15
149
3. Aspek Desain Pembelajaran
No Evaluator Kelas Sekolah
Nomor
Indikator
1 2 3
1 E01 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
2 E02 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
3 E03 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
Jumlah 12 12 12
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Pembelajaran menggunakan
alat peraga menjadi lebih
menarik dan tidak bosan
Nilai 12 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
b) Alat peraga dapat membantu
untuk visualisasikan materi
lebih jelas dan nyata untuk
dipahami
Nilai 12 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80%
c) Media alat peraga membantu
pembelajaran lebih logis
Nilai 12 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80%
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15
150
4. Aspek Impelementasi
No Evaluator Kelas Sekolah
Nomor
Indikator
1 2 3
1 E01 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
2 E02 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
3 E03 XII IPA 3 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
Jumlah 12 10 11
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
CB : Cukup Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
a) Media alat peraga dapat
mengefisiensikan waktu untuk
dipelajari
Nilai 12 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 80 %
b) Untuk pembelajaran media
alat peraga dapat
dimanfaatkan untuk
membantu dalam
pembelajaran
c)
Nilai 10 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 66,7%
d) Media alat peraga mudah untuk
digunakan
Nilai 11 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15 10
TB KB CB B SB
3
6 9 12 15 11
151
Persentase = 73,3%
152
Lampiran 6 Evaluasi Kelompok Kecil
A. Lembar Angket Evaluasi Kelompok Kecil
153
154
B. Uji Kepraktisan
1. Rekap Hasil Kelompok Kecil
No Aspek Jumlah
Nilai Kategori
1 Materi 156 Cukup Baik
2 Desain Pembelajaran 162 Baik
3 Implementasi 157 Baik
Jumlah 475 Baik
Garis bilangan keseluruhan Aspek
Nilai 475 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70,4 % (Praktis)
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek materi
Nilai 156 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori cukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 69,3 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek desain
pembelajaran
Nilai 162 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase =72 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek implementasi
Nilai 157 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategoribaik.
Persentase
Persentase
Persentase = 69,8 %.
STB KB CB B SB
135
270 405 540 675 475
TB KB CB B SB
45
90 135 180 225 156
TB KB CB B SB
45
90 135 180 225 162
TB KB CB B SB
45
90 135 180 225 157
155
2. Hasil per Indikator
a. Aspek Materi
No
Eval
uato
r
Kelas Sekolah
Nomor
Indikator
1 2 3
1 E01 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
2 E02 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
3 E03 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
4 E04 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
5 E05 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 3
6 E06 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
7 E07 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
8 E08 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
9 E09 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
10 E10 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
11 E11 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
12 E12 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 3
13 E13 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
14 E14 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
15 E15 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
Jumlah 51 51 54
Kategori CB CB B
Keterangan:
B : Baik
CB : Cukup Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Media alat peraga membantu
mengatasi kesulitan dalam
memahami materi
156
Nilai 51 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori cukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 68 %
2) Materi lebih jelas dan nyata
untuk dipelajari menggunakan
media alat peraga
Nilai 51 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori cukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 68 %
3) Materi lebih menarik dan
mudah dipahami menggunakan
meida alat peraga
Nilai 154 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 72 %
b. Aspek Desain Pembelajaran
No
Eval
uato
r
Kelas Sekolah
Nomor
Indikator
1 2 3
1 E01 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
2 E02 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
3 E03 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
4 E04 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
5 E05 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 51
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 51
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 54
157
6 E06 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 5 3
7 E07 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
8 E08 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
9 E09 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
10 E10 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
11 E11 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
12 E12 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
13 E13 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
14 E14 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
15 E15 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
Jumlah 54 56 52
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
CB : Cukup Baik
158
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Pembelajaran menggunakan
alat peraga menjadi lebih
menarik dan tidak bosan
Nilai 54 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 72 %
2) Alat peraga dapat membantu
untuk visualisasikan materi
lebih jelas dan nyata untuk
dipahami
Nilai 56 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 74,7%
3) Media alat peraga membantu
pembelajaran lebih logis
Nilai 52 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori cukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 69,3%
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 54
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 56
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 52
159
c. Aspek Impelementasi
No
Eval
uato
r
Kelas Sekolah
Nomor
Indikator
1 2 3
1 E01 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
2 E02 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
3 E03 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
4 E04 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
5 E05 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
6 E06 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
7 E07 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
8 E08 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
9 E09 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
10 E10 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
11 E11 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 3
12 E12 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
13 E13 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
14 E14 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
15 E15 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
Jumlah 53 52 52
Kategori B B B
Keterangan:
B : Baik
160
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Media alat peraga dapat
mengefisiensikan waktu untuk
dipelajari
Nilai 53 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 70,7 %
2) Untuk pembelajaran media alat
peraga dapat dimanfaatkan
untuk membantu dalam
pembelajaran
Nilai 52 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 69,3 %
3) Media alat peraga mudah untuk
digunakan
Nilai 52 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 69,3 %
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 53
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 52
TB KB CB B SB
15
30 45 60 75 52
161
C. Uji Kefektivan
No
Eval
u
ator
Kelas Sekolah
Nomor Indikator Ketuntasan
(posttest) G
Kriteria
N-Gain Pretest Posttest
1 E01 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
40 95 Tidak
Tuntas
0.9 Tinggi
2 E02 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
35 75 Tuntas 0.6 Sedang
3 E03 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
40 80 Tuntas 0.7 Sedang
4 E04 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
45 85 Tuntas 0.7 Sedang
5 E05 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
25 60 Tidak
Tuntas
0.5 Sedang
6 E06 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
40 75 Tuntas 0.6 Sedang
7 E07 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
45 95 Tuntas 0.9 Tinggi
8 E08 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
25 70 Tidak
Tuntas
0.6 Sedang
9 E09 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
30 70 Tidak
Tuntas
0.6 Sedang
10 E10 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
35 75 Tuntas 0.6 Sedang
162
No
Eval
u
ator
Kelas Sekolah
Nomor Indikator Ketuntasan
(posttest) G
Kriteria
N-Gain Pretest Posttest
Tangerang
11 E11 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
40 85 Tuntas 0.8 Tinggi
12 E12 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
35 85 Tuntas 0.8 Tinggi
13 E13 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
25 60 Tidak
Tuntas
0.5 Sedang
14 E14 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
35 85 Tuntas 0.8 Tinggi
15 E15 XI IPA 1 SMAS Manbau’ul
Ulum Kota
Tangerang
45 95 Tuntas 0.9 Tinggi
Rata-rata 36.0 79.3 0,6 Sedang
Efektivitas =
Efektivitas =
Efektivitas = 66,7% (Kategori Cukup Efektif)
163
Lampiran 7 Uji Lapangan
A. Lembar Angket Uji Lapangan
164
165
B. Uji Kepraktisan
1. Rekap Hasil Uji Lapangan
No Aspek Jumlah
Nilai Kategori
1 Kemampuan untuk dapat dilaksanakan
(implementability)
314 Cukup Baik
2 Kesinambungan (suistainability) 326 Baik
3 Kecocokan dengan lingkungan
(appropriateness)
219 Baik
Jumlah 859 Baik
Garis bilangan keseluruhan Aspek
Nilai 859 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 71,6 % (Praktis)
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek kemampuan
untuk dapat dilaksanakan
(implementability)
Nilai 314 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori cukup
baikk
Persentase
Persentase
Persentase = 69,8 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek
kesinambungan (suistainability)
Nilai 320 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase =71,1 %
Garis bilangan keseluruhan
indikator pada aspek kecocokan
dengan lingkungan
(appropriateness)
STB KB CB B SB
240
480 720 960 1200 859
TB KB CB B SB
90
180 270 360 450 314
TB KB CB B SB
90
180 270 360 450 326
TB KB CB B SB
60
120 180 240 300 219
166
Nilai 219 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 73 %.
167
2. Hasil per Indikator
a. Aspek Kemampuan untuk dapat dilaksanakan (Implementability)
No Evalu
ator Kelas Sekolah
Nomor Indikator
1 2 3
1 E01 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
2 E02 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
3 E03 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 5 4 3
4 E04 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
5 E05 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
6 E06 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
7 E07 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
8 E08 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
9 E09 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
10 E10 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
11 E11 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
12 E12 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 5 3 3
13 E13 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 5 3 4
14 E14 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
15 E15 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
16 E16 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 5 4 3
17 E17 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
18 E18 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
19 E19 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 2 3 3
168
20 E20 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
21 E21 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
22 E22 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 3
23 E23 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
24 E24 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
25 E25 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
26 E26 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
27 E27 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 2 3 3
28 E28 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
29 E29 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
30 E30 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
Jumlah 107 100 107
Kategori B CB B
Keterangan:
B : BaikCB : Cukup Baik
169
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Kemudahan penggunaan
Nilai 107 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 71,3 %
2) Penggunaan media yang
membahayakan
Nilai 100 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori cukup baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 66,7 %
3) Intensitas waktu
Nilai 107 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 71,3 %
b. Aspek Kesinambungan (Sustainability)
No Evalu
ator Kelas Sekolah
Nomor Indikator
1 2 3
1 E01 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 5 3 4
2 E02 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
3 E03 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
4 E04 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 5 4 4
5 E05 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
6 E06 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
7 E07 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 2 4
8 E08 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 107
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 100
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 107
170
9 E09 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
10 E10 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
11 E11 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
12 E12 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
13 E13 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 3
14 E14 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 3
15 E15 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 5
16 E16 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 5
17 E17 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
18 E18 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 4
19 E19 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 5 4
20 E20 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 5 3
21 E21 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 2
22 E22 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
23 E23 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3 4
24 E24 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 2 3
25 E25 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
26 E26 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 4
27 E27 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3 4
28 E28 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 5 5
29 E29 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4 3
30 E30 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4 3
Jumlah 107 110 109
Kategori B B B
171
Keterangan:
B : Baik
172
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Perawatan dan pemeliharaan
media
Nilai 107 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 71,3 %
2) Penggunaan media pada waktu
berikutnya
Nilai 110 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 73,3%
3) Penggunaan bahan pembuatan
media
Nilai 109 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 72,7 %
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 107
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 110
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 109
173
c. Aspek Kecocokan dengan lingkungan (appropriateness)
No Evalu
ator Kelas Sekolah
Nomor
Indikator
1 2
1 E01 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3
2 E02 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3
3 E03 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
4 E04 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
5 E05 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3
6 E06 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
7 E07 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
8 E08 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3
9 E09 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
10 E10 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4
11 E11 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3
12 E12 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4
13 E13 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
14 E14 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3
15 E15 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4
16 E16 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
17 E17 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 5 3
18 E18 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4
19 E19 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4
20 E20 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3
21 E21 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
174
No Evalu
ator Kelas Sekolah
Nomor
Indikator
1 2
22 E22 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 3
23 E23 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
24 E24 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
25 E25 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 5 3
26 E26 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3
27 E27 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 4
28 E28 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 5
29 E29 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 4 4
30 E30 X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum Kota Tangerang 3 3
Jumlah 110 109
Kategori B B
Keterangan:
B : Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Minat belajar siswa
Nilai 110 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 73,3 %
2) Pembelajaran yang menarik,
inovatif, dan menyenangkan
Nilai 109 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik, tetapi
lebih mendekati kategori cukup
baik.
Persentase
Persentase
Persentase = 72,7 %
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 110
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 109
175
C. Uji Kefektivan
No Eval
uator Kelas Sekolah
Nomor Indikator Ketuntasan
Postest G
Kriteria
N-Gain Pretest Posttest
1 E01
XIPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 75 Tuntas 0,6
Sedang
2 E02
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 75 Tuntas 0,6
Sedang
3 E03
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 50 95 Tuntas 0,9
Tinggi
4 E04
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 75 Tuntas 0,6
Sedang
5 E05
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 20 70
Tidak
Tuntas 0,6
Sedang
6 E06
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 20 60
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
7 E07
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 30 65
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
8 E08
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 85 Tuntas 0,8
Tinggi
9 E09
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 50 85 Tuntas 0,7
Sedang
10 E10
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 70
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
11 E11
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 20 75 Tuntas 0,7
Sedang
12 E12
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 75 Tuntas 0,6
Sedang
13 E13
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 80 Tuntas 0,6
Sedang
176
14 E14
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 30 80 Tuntas 0,7
Sedang
15 E15
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 25 60
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
16 E16
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 25 80 Tuntas 0,7
Sedang
17 E17
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 70
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
18 E18
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 80 Tuntas 0,6
Sedang
19 E19
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 30 65
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
20 E20
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 80 Tuntas 0,6
Sedang
21 E21
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 25 60
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
22 E22
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 30 75 Tuntas 0,6
Sedang
23 E23
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 80 Tuntas 0,6
Sedang
24 E24
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 60 95 Tuntas 0,9
Tinggi
25 E25
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 75 Tuntas 0,6
Sedang
26 E26
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 50 90 Tuntas 0,8
Tinggi
27 E27
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 30 75 Tuntas 0,6
Sedang
28 E28
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 30 75 Tuntas 0,6
Sedang
177
29 E29
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 75 Tuntas 0,6
Sedang
30 E30
X IPA 1 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 75 Tuntas 0,6
Sedang
Rata-rata 35,80 75,80 0,62 Sedang
Efektivitas =
Efektivitas =
Efektivitas = 77% (Kategori Efektif)
178
Lampiran 8 Evaluasi Sumatif
A. Lembar Angket Evaluasi Sumatif Guru
179
180
B. Lembar Angket Evaluasi Sumatif Siswa
181
C. Hasil Evaluasi Sumatif
1. Uji Kepraktisan
a. Penilaian Guru
No. Nama Sekolah
No.
Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5
1 Ali rapsanjani,
S.Pd.,
SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang
4 4 3 3 4 17
Jumlah 4 4 3 3 3 17
Kesimpulan B B CB CB CB B
Keterangang:
B : Baik
CB : Cukup Baik
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Media alat peraga praktis untuk
digunakan dan dioperasikan saat
melakukan percobaan
Nilai 4 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase:
2) Media alat peraga praktis untuk
dirangkai ulang
Nilai 4 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase:
3) Media alat peraga dilengkapi oleh
tempat penyimpanan sehingga
praktis untuk dibawa
Nilai 3 termasuk dalam kategori
cukup baik.
Persentase:
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
182
4) Media alat peraga praktis dalam
perawatan
Nilai 3 termasuk dalam kategori
cukup baik.
Persentase:
5) Media alat peraga mudah untuk di
temukan komponen pengganti
Nilai 3 termasuk dalam kategori
cukup baik.
Persentase:
Garis bilangan keseluruhan indikator
untuk uji kepraktisan Guru
Nilai 17 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori cukup baik.
Persentase:
(Praktis)
b. Penilaian Siswa
No Evalu
ator Kelas Sekolah
Nomor Indikator Jum
lah 1 2 3 4 5
1 E01 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 3 3 4 3 17
2 E02 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 3 4 3 3 17
3 E03 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 4 3 4 15
4 E04 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 4 3 3 4 18
5 E05 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 3 3 3 3 16
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
5
10 15 20 25 17
183
No Evalu
ator Kelas Sekolah
Nomor Indikator Jum
lah 1 2 3 4 5
6 E06 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 4 3 4 3 17
7 E07 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 4 3 4 2 16
8 E08 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 4 4 5 3 20
9 E09 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 3 4 4 3 17
10 E10 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 4 3 3 4 18
11 E11 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 3 3 4 4 18
12 E12 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 4 5 5 4 22
13 E13 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 4 3 4 3 17
14 E14 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 3 4 4 3 17
15 E15 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 4 5 5 4 22
16 E16 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 3 4 4 3 18
17 E17 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 4 4 3 3 17
18 E18 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 3 3 3 2 14
19 E19 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota 3 3 4 3 2 15
184
No Evalu
ator Kelas Sekolah
Nomor Indikator Jum
lah 1 2 3 4 5
Tangerang
20 E20 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 3 4 3 2 15
21 E21 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 5 4 5 4 22
22 E22 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 3 4 3 3 17
23 E23 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 3 4 3 4 18
24 E24 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 3 4 4 4 18
25 E25 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 4 4 5 5 22
26 E26 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 3 4 4 4 18
27 E27 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 5 5 4 5 23
28 E28 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 3 3 3 2 14
29 E29 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
4 3 3 3 3 16
30 E30 X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum Kota
Tangerang
3 3 4 4 4 18
Jumlah 107 105 111 113 96 532
Kategori B B B B CB B
Keterangang:
B : Baik
CB : Cukup Baik
185
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Media alat peraga praktis untuk
digunakan dan dioperasikan saat
melakukan percobaan
Nilai 107 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase:
2) Media alat peraga praktis untuk
dirangkai ulang
Nilai 105 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase:
3) Media alat peraga dilengkapi oleh
tempat penyimpanan sehingga
praktis untuk dibawa
Nilai 111 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase:
4) Media alat peraga dilengkapi oleh
tempat penyimpanan sehingga
praktis untuk dibawa
Nilai 113 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik.Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase:
5) Media alat peraga dilengkapi oleh
tempat penyimpanan sehingga
praktis untuk dibawa
Nilai 96 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori cukup baik.
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 107
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 105
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 111
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 113
TB KB CB B SB
30
60 90 120 150 96
186
Persentase:
Garis Bilangan Keseluruhan
Indikator Indikator
Nilai 532 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori baik.
Persentase:
(Praktis)
D. Uji Efektivitas
1. Penilaian Guru
a. Penilaian Guru
No. Nama Sekolah No. Indikator Jum
lah 1 2 3 4 5
1 Ali rapsanjani,
S.Pd.,
SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang
3 4 3 4 4 18
Jumlah 3 4 3 4 4 18
Kesimpulan CB B CB B B B
Keterangang:
B : Baik
CB : Cukup Baik
TB KB CB B SB
150
300 450 600 750 532
187
Garis Bilangan dan Persentase per
Indikator
1) Media alat peraga praktis untuk
digunakan dan dioperasikan saat
melakukan percobaan
Nilai 3 termasuk dalam kategori
cukup baik.
Persentase:
2) Media alat peraga praktis untuk
dirangkai ulang
Nilai 4 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase:
3) Media alat peraga dilengkapi oleh
tempat penyimpanan sehingga
praktis untuk dibawa
Nilai 3 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase:
4) Media alat peraga praktis dalam
perawatan
Nilai 4 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase:
5) Media alat peraga mudah untuk di
temukan komponen pengganti
Nilai 4 termasuk dalam kategori
baik.
Persentase:
Garis bilangan keseluruhan indikator
untuk uji kepraktisan Guru
Nilai 17 termasuk dalam kategori
interval cukup baik dan baik. Tetapi
lebih mendekati kategori cukup baik.
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
1
2 3 4 5
TB KB CB B SB
5
10 15 20 25 18
188
Persentase:
(Efektif)
189
b. Uji efektivitas Siswa
No Eval
uator Kelas Sekolah
Nomor Indikator Ketuntasan
Postest G
Kriteria
N-Gain Pretest Posttest
1 E01
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 75 Tuntas 0,6 Sedang
2 E02
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 80 Tuntas 0,7 Sedang
3 E03
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 50 90 Tuntas 0,8 Tinggi
4 E04
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 75 Tuntas 0,6 Sedang
5 E05
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 60 80 Tuntas 0,5 Sedang
6 E06
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 20 75 Tuntas 0,7 Sedang
7 E07
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 20 60
Tidak
Tuntas 0,5 Sedang
8 E08
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 75 Tuntas 0,6 Sedang
9 E09
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 50 90 Tuntas 0,8 Tinggi
10 E10
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 80 Tuntas 0,7 Sedang
11 E11
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 20 60
Tidak
Tuntas 0,5 Sedang
12 E12
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 80 Tuntas 0,7 Sedang
13 E13
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 85 Tuntas 0,7 Sedang
190
14 E14
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 85 Tuntas 0,7 Sedang
15 E15
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 25 75 Tuntas 0,7 Sedang
16 E16
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 25 60
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
17 E17
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 75 Tuntas 0,6
Sedang
18 E18
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 85 Tuntas 0,7 Sedang
19 E19
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 30 75 Tuntas 0,6
Sedang
20 E20
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 85 Tuntas 0,7
Sedang
21 E21
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 85 Tuntas 0,7 Sedang
22 E22
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 20 60
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
23 E23
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 85 Tuntas 0,7
Sedang
24 E24
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 60 90 Tuntas 0,8
Tinggi
25 E25
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 85 Tuntas 0,8
Tinggi
26 E26
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 25 65
Tidak
Tuntas 0,5
Sedang
27 E27
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 45 80 Tuntas 0,6
Sedang
28 E28
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 30 70
Tidak
Tuntas 0,6
Sedang
191
29 E29
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 40 80 Tuntas 0,7 Sedang
30 E30
X IPA 2 SMAS Manbau’ul Ulum
Kota Tangerang 35 75 Tuntas 0,6 Sedang
Rata-rata 37,50 77,33 Tuntas 0,6 Sedang
Efektivitas =
Efektivitas=
Efektivitas = 80% (KategoriEfektif)
189
Lampiran 9 Instrumen Tes
Kompetensi Dasar Indikator soal Penyelsaian Kunci
Jawaban
Jenjang
Kognitif
Menunjukan
hubungan antara
konsep impuls dan
momentum untuk
menyelesaikan
masalah tumbukan
Menjelaskan
konsep
momentum
dan impuls
1. Gaya kontak antara dua benda yang saling
bersentuhan dalam waktu yang singkat adalah…
a. Tumbukan
b. Momentum gaya
c. Gaya implusif
d. Hukum kekekalan momentum
e. Koefisien restitusi
Jawaban :
Gaya implusif
Karena kontak ini terjadi dalam waktu
singkat dan menghasilkan lonjakan gaya
yang cukup besar.
C C1
Memahami
konsep
momentum
2. Momentum yaitu suatu besaran yang dimiliki oleh
setiap benda yang bergerak dengan arah tertentu
dan memiliki kecepatan. Peryataan yang benar di
bawah ini adalah…
a. Momentum merupakan besaran turunan
b. Momentum merupakan besaran pokok
c. Momentum merupakan besaran vector
d. Momentum awal sama dengan momentuk
akhir
e. Nilai momentum suatu benda selalu konstan
Karena momentum memiliki nilai dan
arah, sehingga momentum merupakan
besaran vektor
C C2
Mengaplikasi
persamaan
Impuls dalam
kehidupan
sehari-hari
3. Babe menendang bola dengan gaya rata-rata
250N. jika bola bersentuhan dengan kakinya
selama 0,1 sekon. Besar impulsnya adalah…
a. 5 Ns
b. 10 Ns
Diketahui :
F = 250 N, = 0,1 s
Dit : I?
E C3
190
c. 15 Ns
d. 20 Ns
e. 25 Ns
Jawab :
4.
Sebuah bola bowing dengan massa 2m
menggelinding mendatar dengan kelajuan v. bola
ini mengenai dinding dan dipantulkan dengan
kelajuan yang sama seperti pada gambar. Besar
impuls yang dikerjakan oleh dinding pada bola
Penyelesaian :
Diketahui :
Massa benda = 2m
Kecepatan benda (v) = v
Kecepatan benda setelah tumbukan = -v
Ditanya: Impuls (I)?
Persamaan Impuls
D C3
191
adalah…
a. 2mv
b. Mv
c. -2mv
d. -4mv
e. 4mv
Mengetahui
konsep
Impuls
5. Hasil kali antara gaya dengan selang waktu
merupakan persamaan dari…
a. Momentum
b. Tumbukan
c. Hokum newton
d. Impuls
e. Koefisien restitusi
Penyelesaian :
Impuls merupakan hasil kali antara gaya
dengan selang waktu.
D C1
6.
Diketahui :
m = 1kgs-1, v0 = 0 ms-1, v2 = 20 ms-1
Ditanya :
Gaya yang diberikan air pada mobil?
Jawab :
Kita ambil arah positif ke kanan searah
dengan gerak air pada mobil. Pada
D C3
192
Faris sedang mencuci mobil. Air keluar dari
selang dengan debit 1,5 kgs-1 dan laju 20 ms-1,
dan diarahkan pada sisi mobil, yang
menghentikan gerak majunya. Kita abaikan
percikan air kebelakang. Berapa gaya yang
diberikan air pada mobil tersebut…
a. -15 N
b. -20 N
c. -25 N
d. -30 N
e. -35 N
setiap sekon, air dengan momentum px =
mvx = (1,5 kg)(20 ms-1)
= 30 kg. ms-1
Tanda minus menunjukan arah air
bergerak berlawanan dengan gerak
semula air
Menerapkan
konsep momentum
dan impuls, serta
hokum kekekalan
7.
Diketahui :
B C3
193
momentum dalam
kehidupan sehari
hari
Sebuah peluru yang bermassa 50 gram melesat
dengan kecepatan 800 ms-1 memiliki momentum
sebesar…
a. 20 kg.ms-1
b. 40 kg.ms-1
c. 80 kg.ms-1
d. 200 kg.ms-1
e. 400 kg.ms-1
Ditanya :
P?
Jawab:
8. Seorang pemain sepak bola menendang bola
dengan gaya 200 N jika selang waktu sentuhan
kaki dengan bola yaitu 2x10-4 s, maka berapakah
impuls yang di terjadi…
a. 0,02 Ns
b. 0,04 Ns
c. 0,06 Ns
d. 0,08 Ns
Diketahui :
Ditanya :
B C3
194
e. 0,01 Ns Impuls (I) ?
Jawab
9.
Diketahui :
Ditanya :
P ?
Jawab :
C C3
195
Truk
bermassa
4000 kg dan
melaju
dengan
kecepatan 20 ms-1. Momentum truk adalah…
a. 800N
b. 8000 N
c. 80000 N
d. 4000 N
e. 400 N
10. Manakah pernyataan yang benar dari definisi
momentum berikut…..
a. Hasil kali antara massa dengan volume benda
b. Hasil kali antara massa dengan kecepatan
benda
c. Hasil bagi antara massa benda dengan
kecepatan benda
d. Hasil tambah antara massa dengan volume
benda
e. Hasil kali antara massa dengan percepatan
benda
Momentum adalah hasil kali antara
massa dengan kecepatan benda, karena
P = m.v
B C1
196
11. Seorang anak
bermain mobil-
mobilan bermassa
0,5 kg yang
bergerak dengan
kecepatan 2 m/s.
momentum dan
energy kinetic
yang dimiliki mobil-mobilan berturut-turut adalah
…
a. 25 kgm/s dan 20 J
b. 24 kgm/s dan 15 J
c. 1 kgm/s dan 2 J
d. 1 kgm/s dan 1 J
e. 2 kgm/s dan 2 J
Diketahui :
Massa mobil-mobilan = 0,5 kg dan
kecepatan = 2 m/s
Ditanya = P (momentum) dan Ek
(Energi Kinetik)?
Jawab :
P = m . v
P = 0,5 kg . 2 m/s
P = 1 kg m/s
D C3
197
Jadi, momentum mobil mainan tersebut
yaitu 1 kg m /s dan energi kinetik yaitu
1 J.
12. Dibawah ini yang menujukan peristiwa
tumbukan tidak lenting sama sekali adalah…
B C2
198
Menerapkan
konsep
Hukum
Kekekalan
Momentum
dalam
kehidupan
sehari-hari.
13.
Sebuah senapan bermassa 2,5 kg di gunakan
untuk latihan menembak, kemudian menembakan
peluru bermassa 0,4 kg dengan kecepatan 800
m/s. berapa kecepatan senapan mendorong bahu
penembak kearah belakang?
a. 100 m/s
b. 120 m/s
c. 128 m/s
d. 140 m/s
e. 148 m/s
Diketahui :
Massa senapan = m1= 2,5 kg
Massa peluru = m2= 0,4 kg
Kecepatan peluru setelah di tembakan =
v2= 800 m/s.
Ditanya :
Kecepatan bahu penembak setelah
menembak ?
Jawab :
(2,5 kg)(0 m/s) + (0,4 kg)(0 m/s) = (2,5
kg) + (0,4 kg)(
0 kgm/s + 0 kgm/s = 2,5 v1 + 320 kgm/s
-320 kgm/s = 2,5 v1
C C3
199
-320 kgm/s / 2,5 = v1
V1 = - 128 m/s
Jadi, kecepatan senapan mendorong
bahu penembak adalah 128 m/s.
14. Pernyataan dibawah ini benar, kecuali…
a. Momentum saat tumbukan lenting sempurna
yaitu kekal
b. Energy kinetik pada tumbukan lenting
sempurna yaitu kekal
c. Nilai koefisien resitusi dinyatakan tinggi jika
satu dan rendah jika nilainya nol
d. Momentum saat tidak lenting sempurna yaitu
kekal
e. Energy kinetik pada tumbukan tidak lenting
sempurna yaitu kekal
Karena saat tidak lenting sempurna
energy kinetic benda mengalami
perubahan
E C2
15. Sebuah bom bermassa 10 kg pecah menjadi dua
bagian, 4 kg dan 6 kg. kecepatan benda pecahan
3kg adalah 20 m/s. energy
kinetic pecahan bermassa 6
kg adalah …
a. 120 joule
b. 240 joule
Diketahui :
E C3
200
c. 310 joule
d. 420 joule
e. 530 joule
Ditanya : Ek2 ?
Jawab :
didapatkan yaitu -13,3 m/s
201
Jadi, nilai energy kinetik setelah
tumbukan yaitu 530 J
16. Andi sedang bermain gundu andi menyentil
gundu tersebut sehingga menumbuk gundu lain
yang dalam keadaan diam sehingga gundu
tersebut bergerak bersamaan. Massa kedua
gundu 100 gram gundu andi memiliki kecepatan
0,2 m/s dan setelah tumbukan kecepatan gundu
andi menjadi 0,1 m/s. Kecepatan gundu kedua
setelah tumbukan adalah …
a. 0,1 m/s
Diketahui :
,
m/s
m/s
A C3
202
b. 0,2 m/s
c. 0,4 m/s
d. 0,3 m/s
e. 0,5 m/s
m/s
Ditanya : setelah tumbukan?
Jawab :
Jadi kecepatan gundu kedua setelah
tumbukan yaitu 0,1 m/s
203
17. Dua buah gangsing massanya 500 gram dan 800
gram, bergerak berlawanan arah dengan
kecepatan 4 m/s dan 5 m/s. jika setelah tumbukan
kedua benda menyatu dan bergerak pada satu
arah, maka
besar energy
yang hilang
saat terjadi
tumbukan
adalah …
a. 14 Joule
b. 16,25
Joule
c. 1 Joule
d. 2,25 Joule
e. 4 Joule
Diketahui :
Ditanya : ?
Jawab :
D C4
204
205
18. Sebuah mobil bermassa 2 ton mengalami
kerusakan mesin sehingga harus didorong. Sopir
menginginkan mobil tersebut dapat bergerak
dengan kecepatan 10 m/s setelah bergerak selama
5 sekon. Dengan menggunakan gubungan
momentum dan impuls, gaya dorong yang
dibutuhkan adalah …
a. 20.000 N
b. 2.000 N
c. 40.000 N
Diketahui :
m = 2000 Kg, V0 = 0 m/s, Vt = 10 m/s
Ditanya : F?
D C4
206
d. 4.000 N
e. 3.000 N
Jawab :
Jadi, Gaya dorong sebesar 4000 N
19. Sebuah perlu bermassa 10 gram di tembakan ke
sebuah ayunan balistik bermassa 4 kg. peluru
menembus balok dan keluar dari balok dengan
kecepatan 300 m/s dan balok mengayun mencapai
ketinggian 20 cm.kelajuan awal peluru tersebut
adalah …
a. 200 m/s
b. 20 m/s
c. 110 m/s
d. 1100 m/s
Diketahui :
mp = 10 g
vp = 300 m/s
mb = 4 Kg
vb = 0 m/s
h = 0,2 m
D C4
207
e. 1101 m/s
Ditanya : vp?
Jawab :
208
20. Sebuah mobil bermassa 4 ton mengalami
kerusakan mesin sehingga harus didorong. Sopir
menginginkan mobil tersebut dapat bergerak
dengan kecepatan 5 m/s setelah bergerak selama
10 sekon. Dengan menggunakan gubungan
momentum dan impuls, gaya dorong yang
dibutuhkan adalah …
a. 20.000 N
b. 2.000 N
c. 40.000 N
d. 4.000 N
e. 3.000 N
Diketahui :
m = 4000 Kg, V0 = 0 m/s, Vt = 5 m/s
Ditanya : F?
Jawab :
B C4
209
Jadi, Gaya dorong sebesar 2000 N
209
Lampiran 10 Surat Penelitian
210
Lampiran 12 Lembar Uji Referensi
211
213