PENGARUH MINAT DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 SUNGGUMINASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
FEBRIANTI NUR
NIM 166411163111
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
0606
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah
selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan
hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (Q.S Al Insyirah : 1-8)
PERSEMBAHAN
Segala perjuangan saya hingga titik ini saya persembahkan pada dua orang
paling berharga dalam hidup saya. Hidup menjadi begitu mudah dan lancar
ketika kita memiliki orang tua yang lebih memahami kita daripada diri kita
sendiri. Terima kasih telah menjadi orang tua yang sempurna.
Saudara-saudaraku tersayang dan semua rekan-rekan seangkatanm yang telah
membantu dan memberikan sara untuk kelancaran dalam penulisan skripsi ini.
Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar,
Agama, Bangsa Dan Negara.
vii
ABSTRAK
Febrianti Nur. 0606. Pengaruh Minat dan Kecerdasan Emosional terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.
Skripsi.Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Abdul Rahman dan
pembimbing II Ernawati.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: (1) apakah terdapat pengaruh
positif minat terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri
Sungguminasa. (0) apakah terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.
(4) apakah terdapat pengaruh positif minat dan kecerdasan emosional secara
bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1
Sungguminasa. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto dengan sampel 11 siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa tahun ajaran 0606/0601 dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel proportionate stratified random
sampling yaitu pengambilan sampel secara acak. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan instrumen: (1) angket minat belajar, (0) angket
kecerdasan emosional, (4) dan tes hasil belajar matematika. Data dianalisis
dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan desain penelitian
menggunakan analisis regresi linear ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) minat berpengaruh positif
terhada hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa
dengan taraf sisgnifikan 60666 6066 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel (60311 00661,0), maka H6 ditolak dan H1 diterima. (0) kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sungguminasa dengan taraf signifikan 60610 6066 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel (00164 00661,0), maka H6 ditolak dan H0 diterima. (4) minat dan kecerdasan emosional secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan taraf
signifikan 60666 6066 dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (480343 401,), maka H6 ditolak dan H1 diterima.
Kata Kunci : Pengaruh minat, kecerdasan emosional dan hasil belajar matematika
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil'alamin. Segala puji hanya milik Allah Swt yang telah
melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, dan menganugerahkan nikmat-Nya yang
begitu banyak. Shalawat dan salam penulis sanjungkan ke hadirat nabi besar
Muhammad SAW, beserta sahabat dan keluarga beliau yang telah membawa
umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan, dan Nabi
Muhammad Saw yang diutus ke dunia untuk menjadi tauladan dan membawa
suatu perubahan, seorang revolusioner yang bertitel “Agent of change”. Semoga
keberkahan selalu bersama beliau.
Alhamdulillah dengan petunjuk dan hidayah-Nya, penulis telah selesai
menyusun skripsi yang sangat sederhana ini untuk memenuhi dan melengkapi
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana pada Prodi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
dengan judul “Pengaruh Minat dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.”
Penulis menyadari bahwa tugas ini merupakan tugas yang amat berat.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa izin Allah SWT. Berbagai
pengarahan, bimbingan dan bantuan dari pembimbing telah penulis peroleh, untuk
itu penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada pihak yang telah
membantu kelancaran penulisan skipsi ini, yaitu:
1. Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan
ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
ix
orang tua Ayahanda Muhammad Nur dan Ibunda Murni yang telah berjuang,
berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam
pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada
saudaraku Hasriani Nur, S.Pd selaku kakak saya dan Nur Fakhriyah Umar
selaku adik Sepupu saya yang selalu memberi dukungan baik berupa materi
maupun motivasi.
0. Bapak Prof.Dr. Abdul Rahman, M.Pd. selaku pembimbing pertama beserta
Ibu Ernawati, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing kedua.
4. Bapak Ilhamuddin, S.Pd,. M.Pd. selaku Validator I dan bapak Abdul Gaffar,
S.Pd,. M.Pd, validator II yang telah memvalidasi instrument penelitian.
3. Ibu Adriani, S.Pd.,M.M. Selaku Kepala SMP Negeri 1 Sungguminasa beserta
guru dan staf yang berada di sekolah telah memberi izin dan bantuan untuk
melakukan penelitian.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini, namun
penulis menyadari masih banyak. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan sebagai masukan untuk kesempurnaan
skripsi ini di masa yang akan datang.
Akhirnya kepada Allah lah penulis berserah diri dan berharap semoga apa
yang telah disajikan dalam karya ini mendapat keridhaan dari-Nya dan bermanfaat
bagi sekalian. Amin ya Rabball „Alamin.
Makassar, 0606
Penulis
Febrianti Nur
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... vi
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 1
A. Kajian Teori .............................................................................................. 6
xi
B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 82
C. Hipotesis .................................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 43
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 24
B. Populasi Dan Sampel ................................................................................ 24
C. Variabel dan desain penelitian .................................................................. 25
D. Prosedur Penelitian.................................................................................... 26
E. Defenisi Operasional Variabel .................................................................. 23
F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 22
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 46
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 64
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 52
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 18
A. Kesimpulan ............................................................................................... 62
B. Saran .......................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 37
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
2.1 Indikator Minat Belajar .............................................................................. 22
2.8 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar ................................. 26
2.2 Kisi-kisi Setelah Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar .................... 47
2.4 Indikator Kecrdasan Emosional ................................................................. 47
2.5 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Kecerdasan Emosional ............................... 41
2.6 Kisi-kisi Setelah Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan Emosional ...... 48
2.3 Hasil Perhitungan Validasi ........................................................................ 45
2.2 Hasil Perhitungan Reliabilitas.................................................................... 45
2.6 Skala Likert ................................................................................................ 43
4116 Kategori Variabel Hasil Belajar ................................................................ 42
4111 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VII Mata Pelajaran Matematika di
SMP Negeri 1 Sungguminasa ............................................................................ 42
2.18 Kategori Rumusan Distribusi Skor Untuk Angket ................................... 46
2.12 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Angket Minat ................................... 46
2.14 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Angket Kecerdasan Emosional......... 57
311 Statistik Deskriptif Minat ........................................................................... 52
310 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Minat Siswa ............................. 54
314 Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional ................................................ 55
313 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Kecerdasan Emosional ............ 56
316 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika ............................................ 53
311 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Belajar Matematika ....... 52
31, Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 56
xiii
318 Hasil Uji Linieritas Y dengan X1................................................................ 67
314 Hasil Uji Linieritas Y dengan X0................................................................ 61
3116 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Bebas ................................................ 68
3111 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 68
3110 Hasil Analisis Uji-t Untuk Masing-masing Variabel Bebas...................... 62
3114 Hasil Analisis Uji-f Secara Bersama-sama ................................................ 64
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 26
4.1 Diagram Frekuensi Minat Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa 54
4.8 Diagram Frekuensi Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VII SMP Negeri
1 Sungguminasa .......................................................................................... 56
4.2 Diagram Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP
Negeri 1 Sungguminasa ............................................................................... 52
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 (Instrumen Penelitian )
0. Lampiran 0 (Hasil Uji Coba Instrumen)
4. Lampiran 4 (Hasil Penelitian)
3. Lampiran 3 (Teknik Analisis Data)
6. Lampiran 6 (validitas angket)
1. Lampiran 1 (Lembar Kerja Siswa)
,. Lampiran , (Persuratan)
8. Lampiran 8 (Kartu Kontrol bimbingan proposal, instrumen, dan skripsi)
4. Lampiran 4 (Dokumentasi)
16. Lampiran 16 (Power Point)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu
bentuk penilaian kepada setiap pribadi dengan mencapai pengetahuan dan
interpretasi yang lebih baik mengenai objek spesifik serta khusus. Pemahaman
yang didapat secara formal setiap individu, yaitu memiliki kerangka berpikir,
etika serta karakter yang cocok dengan pendidikan dia peroleh. (wedan, 0611)
Menurut Dananjaya (061,11,) “karakter dalam prosedur dalam menggali
ilmu merupakan usaha sadar dan terjadwal seorang pendidik. Dirumuskan dalam
UU sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat petama , “yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran adalah menempatkan murid sebagai pusat perhatian. Inilah
yang dimaksud dengan proses pembelajaran berbasis siswa (student centre
learning )”.
Mapel matematika merupakan satu-satunya mapel yang diajarkan pada
hampir tiap-tiap bentuk serta tingkatan pendidikan, mulai dari tingkatan
pendidikan awal hingga pada tingkatan pendidikan tinggi, baik pendidikan
kejuruan maupun pendidikan umum.
Kemahiran belajar peserta didik sangat memastikan ketercapaiannya
dalam caranya belajar. Dalam metode tersebut banyak faktor-faktor yang
memengaruhi belajar diantaranya minat (Djaali, 06111161). Minat dalam
belajar merupakan ambisi peserta didik dalam mencapai impian seorang
0
pendidik, orang tua dengan teman bahwa dirinya termasuk peserta didik yang
mempunyai keahlian serta kebijakan dalam belajar. Minat belajar adalah gerakan
batin yang timbul dari seorang siswa yang bertujuan untuk menumbuhkan
kebiasaan dalam belajar sehingga terlaksananya suatu keinginan dan
meningkatnya minat belajar.
Menurut Slameto (Rosida,061,144) Ada dua faktor atau aspek yang
mempengaruhi belajar adalah aspek internal dan eksternal. Aspek internal yaitu
aspek yang bersumber pada pribadi siswa yakni minat dengan kecerdasan
emosional sedangkan aspek eksternal adalah aspek yang bersumber dari luar diri
siswa yakni mempengaruhinya dalam belajar anak diantaranya berawa dari
keluarga, masyarakat, serta sekolah.
Pengaruh minat sangat besar terhadap suatu proses pembelajaran, karena
jika bidang tersebut akan dipelajari tak sinkron dengan minat peserta didik, maka
peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan maksimal, sehingga tidak ada
kemauan dalam dirinya. Siswa merasa segan untuk belajar, karena tidak
mendapatkan secara maksimal dari materi tersebut. Materi yang menarik minat
siswa lebih gampang dipelajarinya serta diingat, oleh sebab itu minat
memperbanyak aktivitas dalam belajar (Slameto,061616,). Interakasi belajar
mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak bisa memperoleh prestasi
belajar yang sama dengan potensi intelegensi yang ia miliki. Menurut Gusniwati
(0616) menyatakan bahwa ada siswa hendak memiliki prestasi potensi IQ tinggi
namun mendapatkan prestasi belajar relative dibawa rata-rata, tetapi ada pula
peserta didik yang memiliki potensi IQ dibawah rata-rata namun prestasi yang
diperoleh relative tinggi, akan tetapi tingkat IQ tidak satu-satunya menjadi faktor
4
penentu suksesnya setiap orang, melainkan EQ sebagai faktor lain yang
mempengaruhi dari hasil belajar siswa dan sepatutnya harus mendapatkan
kepedulian yang lebih agar hasil dari belajar matematika siswa akan meningkat.
Semakin tinggi EQ pada mata pelajaran matematika, namun makin tinggi pula
kompetensi peserta didik mengontrol emosinya disaat menerima bahan belajar
matematika. Menurut Goleman (Andrianto,0611) mengatakan bahwa fungsi
kecerdasan akademik (kognitif) yang hendak menopang kehidupan seseorang
sebanyak 062 sedangkan 862 lainnya berupa faktor-faktor yang disebut dengan
kecerdasan emosional.
Menurut Sukriadi,dkk. (0611111) menyatakan bahwa jika seseorang
memiliki intelegensi tinggi, tapi taraf EQ rendah maka mengarah hendak muncul
dengan sikap yang egois, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan mudah
mempercayai orang lain, serta mengarah ke pesimis jika merasakan gangguan
mental, dengan keadaan sebaliknya yang dialami oleh orang yang memiliki IQ
rata-rata, akan tetapi kecerdasan emosional yang dimilikinya tinggi. Peserta
didik yang yang memiliki kecerdasan emosional sangat penting ada pada dirinya
dalam meraih prestasi akademik.
Dari pemaparan tersebut, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Minat Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa”.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan
masalah pada penelitian yaitu:
1. Apakah minat berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa ?
0. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa ?
4. Apakah minat dan kecerdasan emosional berpengaruh positif secara
bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sungguminasa ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dilaksanakan pada penelitian ini yaitu :
1. Dapat mengetahui apakah minat berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.
0. Dapat mengetahui apakah kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap
hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.
4. Dapat mengetahui apakah minat dan kecerdasan emosional berpengaruh
positif secara bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.
6
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat yang diharapkan ini yaitu :
1. Manfaat Teoretis
Mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan pemikiran tentang minat
dan EQ yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik, serta dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan menjadi acuan dalam penelitian
selanjutnya.
0. Manfaat Praktis
a. Siswa
Menginformasikan kepada siswa tentang minat dan kecerdasan
emosional itu sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.
b. Guru
Sebagai bahan acuan bagi guru bahwa minat dan kecerdasan
emosional mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
c. Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman,
wawasan serta memberikan gambaran untuk peneliti selanjutnya.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah satu cara yang berlaku selama hidupnya. Nyaris semua
kemampuan, kualitas, keahlian, kerutinan, kesengangan, serta tingkah laku orang
yang terdidik, dikonversi serta meningkat sebab belajar. Oleh karena itu, belajar
adalah cara bermakna nang berlangsung selama aktivitas manusia. (Khodijah,
061313,)
Belajar merupakan sebanjar aktivitas rohani jasmani demi mendapat satu
modifikasi karakter seperti efek pada pengalaman setiap orang saat hubungan
bersama lingkungannya nang didalamnya yakni psikologis, perilaku, serta
kompetensi. (Djamarah, 0611: 14)
Belajar adalah perubahan tingkah laku melewati suka duka (learning isi
defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).
Berdasarkan penjelasan yang tertera bahwa belajar adalah satu cara, satu
aktivitas serta tidak satu dampak dan sasaran. Belajar tidak sekedar mengenali
melainkan lebih besar dari tersebut, yaitu menjalani. Hasil belajar bukan satu
kemahiran akibat bimbingan tetapi pembaruan tingkah laku. (Hamalik,
061,10,).
Menurut Suyono dan Hariyanto (061,116) menyatakan bahwa belajar bisa
berlaku di mana dan kapan saja, enggak mesti pada saat situasi resmi saat
dikelas, melainkan bisa juga dengan tidak resmi, peserta didik bisa belajar dari
,
keadaan masyarakat setiap harinya. Sebab itu, searah dengan kebenaran yang
aktual yang dilalui peserta didik pada teknik perubahan pada diri dan teknik
demi mencapai kelapangan serta kestabilan kemampuan yang ada pada dirinya,
atas dasarnya belajar memiliki tujuan demi mencapai satu kebijakan belajar.
Hikma penataran diartikan secara wawasan atau penafsiran yang didapat dengan
keahlian.
Pada aktivitas setiap hari, secara terminologi belajar digunakan secara
luas. Oleh karena itu aktivitas yang diucap belajar tersebut tampak pada
keragaman sikap. Memahami isi buku, menghafal ayat-ayat al-qur‟an, menyalin
materi yang sedang dipelajari, semua disebut belajar.
Menurut Hamalik (Amin,dkk.0606 : 31) menerangkan bila kebenaran
setiap orang sudah belajar yaitu terjadinya modifikasi kelakuan pada orang
tersebut, semisal bermula yang tidak mengerti hingga mengerti serta dari yang
belum paham menjadi paham. Perilaku mempunyai bagian subjektif serta bagian
motoris. Bagian subjektif merupakan bagian batiniah sebaliknya bagian motoris
merupakan bagian badaniah. Bila seorang dikatakan berasumsi bisa diamati pada
raut wajahnya, perilaku pada batiniahnya enggak dapat terlihat.
Berdasarkan beberapa penjelasan tentang belajar, bisa ditarik kesimpulan
mengenai belajar merupakan cara yang membolehkan setiap orang mendapat
serta melatih kemampuan, kepandaian dan perilaku yang terkini.
Menurut Nurul (0606) terdapat sejumlah faktor yang dapat memengaruhi
belajar diantaranya :
8
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada pada diri pribadi setiap orang
yang tengah belajar. Faktor internal dapat dikategorikan pada 0 faktor antara
lain :
a. Faktor Jasmani
Faktor kesegaran, dalam arti stabil yaitu saat kondisi elok segenap
raga serta setiap bagiannya maupun lepas pada masalah. Kesegaran
merupakan kondisi atau keadaan yang sehat. Kesegaran tiap orang
berdampak pada hasil belajar siswa. Cara belajarnya dapat terhambat
ketika kesehatannya terganggu. Dengan begitu akan cepat lelah,
gampang puyeng, kurang bergairah, mengantuk apabila tubuhnya
lemas, hipotensi maupun terdapat gangguan (kelainan) fungsi pada
penglihatan serta tubuhnya.
b. Faktor Psikis
Terdapat , faktor yang didalamnya termasuk faktor psikis yang
memengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut yaitu : minat, bakat,
intelegensi, ketertarikan, motif, kematangan serta kelelahan.
Adapun interpretasi mengenai tujuh faktor tersebut antara lain :
1. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan dengan tujuan
mengalami serta menempatkan pada kondisi yang aktual dengan
kilat serta praktis. Dengan efektif dalam memahami ide-ide yang
4
abstrak. Memahami relasi serta mengamati dengan cepat.
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap perkembangan belajar.
0. Perhatian
Perhatian merupakan suatu kesungguhan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek
(benda/hal) atau sekumpulan objek. Dengan tujuan untuk
mendapatkan jaminan hasil belajar yang baik, maka peserta didik
perlu mendapatkan perhatian terhadap materi yang dipelajarinya.
Andaikata materi pelajaran tidak menjadi perhatian peserta didik,
sehingga timbul kejenuhan, maka peserta didik tidak tertarik untuk
belajar.
4. Minat
Minat merupakan kehendak yang tentu dengan tujuan
mencermati serta memikirkan beberapa aktivitas. Aktivitas yang
disukai seseorang, mengamati terus menerus yang diiringi dengan
perasaan senang. Minat tinggi dampaknya mengenai belajar, sebab
jika materi pengetahuan yang dipelajari tak searah dengan minat
peserta didik, peserta didik tidak bakal belajar dengan sebaiknya,
dikarenakan tidak ada rasa kemauan yang tertanam pada dirinya.
Untuk itu ia merasa segan-segan dalam belajar,sehingga ia tidak
memperoleh hasil dari pelajaran itu. Bahan materi yang memukau
minat siswa makin muda dipelajari dan dikuasai, sebab minat dapat
meningkatkan aktivitas belajar.
3. Bakat
16
Bakat adalah keterampilan yang dimiliki sejak lahir sebagai
kemampuan yang harus dididik serta dibangun supaya bisa
terbentuk. Bakat membutuhkan bimbingan dan didikan supaya satu
kegiatan mampu dilaksanakan dikemudian hari. Melainkan,
kecerdasan bakat adalah faktor yang memutuskan tercapai tidaknya
seseorang dalam belajar. Belajar dengan bidang yang cocok dengan
bakatnya bakal memperkaya kesempatan setiap orang untuk sukses.
6. Motivasi
Motivasi adalah suatu tindakan berupa dukungan yang
terdapat dalam diri anak. Terdapat dua jenis motivasi adalah
motivasi instrinsik (melekat) dan motivasi eksterinsik (sifat).
Motivasi yang melekat merupakan motivasi yang muncul berawal
pada pribadi tiap individu. Sebaliknya motivasi sifat merupakan
motivasi yang lahir dengan dorongan dari luar atau motivasi yang
dikarenakan oleh faktor dari luar kondisi belajar, contohnya ijazah,
angka, persaingan, tingkatan, hadiah, pertentangan, sindiran,
cemoohan serta hukuman. Besar kecilnya motivasi banyak di
dampakkan dengan keperluan pribadi yang ingin diwujudkan.
Motivasi tersebut pasti dibutuhkan disetiap sekolah sebab tidak
semua bahan materi cocok oleh minat serta keperluan siswa.
1. Kematangan
kematangan merupakan satu tingkat atau fase pada
kemajuan seorang yang fisiknya telah matang dengan tujuan
melakukan kebijakan yang terkini. Contohnya, anak bersama
11
kakaknya sedia hendak berjalan, tangan serta jarinya sedia buat
mencatat, serta otaknya sedia buat berfikir , dan sebagainya.
,. Kesiapan
Kesiapan merupakan kesanggupan demi memberi balasan
atau berkorelasi. Kesiagaan tersebut penting diamati selama
berjalannya siswa belajar, sebab apabila peserta didik belajar serta
telah sedia kesiagaan dalam dirinya, lalu hasil belajarnya bakal
cenderung makin bagus. Kesiagaan itu tampak dari dalam pribadi
setiap orang serta berangkaian atas kedewasaan, sebab kedewasaan
bermanfaat kesiagaan dengan tujuan melakukan kecekatan.
0) Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar peserta didik
merupakan faktor dari luar diri anak dan juga turut memengaruhi
belajar anak, yaitu dari yang terdekat yakni berawal dari orang tua,
kemudian sekolah serta masyarakat.
a) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor pokok yang berasal dari orang tua yaitu teknik
didikan orang tua kepada anaknya. Orang tua pun sering menaruh
perhatian terhadap anaknya sewaktu belajar baik langsung ataupun
enggak langsung serta menyampaikan arahan bilamana hendak
melaksanakan kegiatan yang kurang teratur dalam belajar. Pada
kepemimpinan pancasila ini yang artinya orang tua melakukan
kerutinan yang actual terhadap anak yang dapat dicontoh.
10
b) Faktor berasal dari sekolah
Adapun beberapa faktor berasal dari sekolah misalnya dari
pendidik, bahan materi didapatkan dari pendidk, mata pelajaran
yang ingin dicapai,serta trik yang diaplikasikan. Oleh sebab itu
mata pelajaran mayoritas anak memfokuskan ketertarikannya
terhadap pelajaran yang ia sukai, sehingga menyebabkan mutu
yang didapatkan enggak sinkron dengan yang diinginkan. Faktor
guru banyak menjadi pemicu kekandasan belajar anak, yakni
mengait kepribadian pendidk, kesanggupan dalam mengajar.
c) Faktor yang berasal dari masyarakat
Faktor masyarakat bahkan paling besar dampaknya pada
edukasi anak. Dampak penduduk makin rumit diatasi. Membantu
atau tidak membantu kelanjutan anak, penduduk tersebut pun turut
mempengaruhi. Untuk itu enggak luput dari bagian masyarakat.
b. Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah satu cara hubungan antara elemen-elemen bentuk
bimbingan. Rancangan serta penafsiran bimbingan bisa dimengerti beserta
mengkaji kegiatan elemen siswa, guru, materi ajaran, perangkat, alat, metode
serta prosedur belajar. Rancangan utama ketika mendalami pembelajaran
tersebut bisa dilihat dari apa artinya “Belajar”. (Daryanto, 0610 : 46)
Pembelajaran adalah pemberian yang dibagikan pendidik supaya bisa
berjalan cara perolehan ilmu serta pengetahuannya, kemampuan kecakapan serta
14
bakat dan juga penciptaan perilaku dan panutan terhadap peserta didik.
Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
tempat penetahuan terhadap satu lingkungan belajar. Dan juga pembelajaran
merupakan cara guna mendukung peserta didik supaya bisa belajar dengan
sebaiknya. Suatu metode pembelajaran menjadi selama hidup seorang manusia
serta bisa aktif dimana pun dan kapan pun. Pembelajaran memiliki penjelasan
yang hampir sama dengan pengajaran, meskipun memiliki konotasi yang tidak
sama. Pembelajaran merupakan penguatan kemampuan siswa menjadi keahlian.
Aktivitas penguatan ini tidak bisa tercapai tanpa seseorang yang ikut bantu.
Suriasumantri (06141146), “Matematika merupakan bahasa yang
melambangkan segaris makna dari pernyataan yang ingin kita berikan, lambing-
lambang matematika bersifat arrificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna diberikan padanya”.Sementara itu Suhendri (0611140) mengatakan
bahwa matematika merupakan ilmu tentang bilangan, bangun, hubungan-
hubungan konsep dan logika dengan menggunakan bahasa lambang atau simbol
dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dan
menurut sirait (0611 : 44) menyatakan matematika bahwa matematika yaitu
kebutuhan semua orang, oleh sebab itu matematika suatu pengetahuan yang
sering ada kaitannya terhadap kegiatan setiap harinya. Dan mengetahui
matematika sangat berguna maka sebaiknya matematika itu sebagai pelajaran
yang disukai agar peserta didik hendak mempunyai keinginan dalam belajar
matematika.
13
Dari beberapa penjelasan tersebut mengenai matematika, maka penulis
mampu menyimpulkan pengertian matematika merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika merupakan seluruh rangkaian aktivitas peserta
didik dan pendidik yang sudah dibuat agar peserta didik dapat belajar
matematika, maksudnya berdasarkan pembuatan tersebut, pendidik
menerimakan terhadap peserta didik supaya mereka mendapatkan pengetahuan
ataupun penjelasan mengenai matematika, baik itu berbentuk fakta, prinsip,
konsep, kepandaian, proses pemecahan masalah, nilai-nilai (values), serta proses
berpikir matematis.
Menurut Daryanto (06101036) materi yang mengenai matematika itu
penting dibagikan pada seluruh siswa, yang berawal dari SD agar dapat
memperlengkapinya atas kemampuan berpikir analitis, kritis, logis, sistematis
serta kreatif dan juga potensi kerja samanya. Pada pemberian pelajaran
matematika kepada peserta didik. Bilamana pendidik tengah mengaplikasikan
model pembelajaran tradisional, sehingga dapat diartikan koneksi pada
pembelajaran matematika lebih mengarah satu tujuan, pada umumnya dari
pendidik ke peserta didik, pendidik lebih menguasai pembelajaran sehingga
pembelajaran mengarah pada yang tetap hingga menyebabkan siswa merasa
bosan serta mengalami kesulitan.
c. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar mampu dimengerti dari dua kata,dari dua kata yaitu “hasil”
dan “belajar”. Penjelasan tentang hasil mengarah dalam suatu dapatan sebab
dilaksanakannya satu kegiatan cara yang menyebabkan perubahan input secara
16
praktis (purwanto,, 0611: 33). Menurut Sudjana (Burhan, 061813,) bahwa
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam
berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang.”
Menurut Sudjana (Husamah,dkk. 0618) menyatakan dengan ini tentang
hasil belajar adalah potensi yang ada pada peserta didik setelah menerima
pengalaman belajarnya.
Menurut Sudjana (dalam lestari,061,), ”pengertian hasil belajar adalah
potensi-potensi yang dipegang siswa sesudah ia mendapatkan pengalaman
belajarnya”. Nasution mengatakan mengenai hasil belajar merupakan suatu
modifikasi yang terbentuk terhadap individu yang sedang belajar, selain itu
terbentuk komitmen serta pujian dalam diri pribadi yang belajar.
Hasil belajar merupakan suatu hasil yang didapatkan dari keaktifan
kejiwaan merupakan aktivitas pembelajaran yang memperlihatkan jenjang
kesuksesan seorang ketika belajar materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam bentuk skor dan didapatkan dari hasil tes.
John M. Keller (Rurin,0616: 16) pandangan mengenai hasil belajar suatu
terbitan dari bentuk prosedur sebagai petunjuk yang berupa informasi. Dari
beberapa petunjuk menurut John Keller bisa dibagi kedalam dua kelompok
yakni kelompok petunjuk pribadi (dorongan, ketercapaian dengan mencapai
keberhasilan, intelegensi dan kemahiran awal, dan penilaian kognitif). Serta
kelompok petunjuk lingkungan (agenda dan manajemen motivasional, agenda
pengelolaan aktivitas belajar serta agenda dan pengelolaan ulangan penguatan).
11
Hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman siswa yang mencakup
afektif , psikomotorik dan ranah kognitif. (Ridwan, 061818)
1) Bidang kognitif berkaitan pada hasil belajar cendekiawan yang terdapat 1
bagian yakni keahlian, apresiasi, implementasi, kajian, teori, serta evaluasi.
0) Bidang afektif yang ada kaitannya dengan perilaku serta nilai yang
mencakup lima tahapan kesanggupan yakni memufakati, menanggapi
ataupun anggapan, mengevaluasi, institusi serta karakter dengan suatu
evaluasi.
4) Bidang psikomotorik hasil belajar psikomotor jelas pada wujud kecekatan
dan keahlian beraksi individu, meliputi kepandaian bergerak, manipulasi
benda-benda, mengkomunikasikan, dan menciptakan.
Dari uraian diatas tersebut, jadi bisa diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar matematika adalah satu hal ketercapaian terhadap peserta didik selepas
melewati proses belajar yakni reaksi kejiwaan pada arah untuk mendalami arti
serta maksud pada simbol-simbol dan proses pemalsuan simbol-simbol tersebut
yang kompleks merupakan sederhana berlandaskan dugaan awal, pendapat,
dalil-dalil serta teorema yang telah dibuktikan kebenarannya.
0. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Menurut Purnama (06111048) Minat belajar merupakan ambisi siswa
dengan tujuan terwujudnya harapan seorang pendidik, orang tua serta teman
bahwa dirinya termasuk peserta didik yang mempunyai kesanggupan serta
kemahiran dalam belajar. Suatu ketercapaian kemauan yakni hendak tumbuh
minat belajar, yang dimaksud dengan minat belajar merupakan dukungan jiwa
1,
yang tumbuh pada diri siswa dengan tujuan meningkatnya kerutinan belajar.
Minat belajar hendak tumbuh ketika peserta didik mempunyai kemauan dengan
tujuan menggapai nilai yang memuaskan, ataupun kepingin menjuarai peraduan
ketika belajar oleh peserta didik lainnya dan juga minat belajar bisa
dikembangkan atas penetapan keinginan yang besar searah pada tabiat serta
potensi peserta didik.
Guilford (lestari,0618144) minat belajar merupakan dukungan bermula
pada siswa secara spiritual ketika menekuni sesuatu dengan penuh kedisiplinan
keinsafan, dan kedamaian hingga mengakibatkan individu secara antusias dan
bahagia untuk menjalankannya.
Pangestu (0616: 18) berpendapat, maka minat adalah satu-satunya hal
yang turut memastikan kesuksesan setiap orang di segala bidang, baik ketika
belajar, kerja dan kegiatan lainnya.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai penjelasan tentang minat
belajar, maka dapat ditarik kesimpulan maka minat belajar merupakan alternatif
kebahagiaan saat melaksanakan setiap aktivitas serta bisa menaikkan antusiasme
seseorang demi memenuhi kemauan dalam belajar.
b. Faktor-faktor yang memengaruhi minat belajar
Beberapa faktor yang memengaruhi minat belajar peserta didik menurut
Totok Susanto (Simbolon,0613111) antara lain :
1) Memotivasi dan cita-cita
Menurut purwono (066,) motivasi merupakan dorongan suatu upaya yang
dirasa dengan tujuan memengaruhi perbuatan setiap orang supaya jiwanya
tergerak untuk bekerja mengerjakan suatu hal hingga menggapai hasil atau
18
harapan yang ingin dicapai. Dari kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa motivasi adalah kemampuan dukungan individu dengan melakukan
aktivitas dengan tujuan mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.
0) Keluarga
Keluarga adalah pokok pembelajaran yang paling utama, oleh sebab itu
dalam kehidupan siswa sebagian besar ada didalam kerabat. Kerabat paling
utama yaitu orang tua yang seharusnya merawat serta mengajar anak dengan
penuh cinta. Sabri Alisuf (0666103) mengatakan orang tua berperan dalam
memastikan masa depan anaknya. Secara mental anak tumbuh dengan
cerdas, dan secara fisik anak tumbuh secara sehat. Orang tua yang
berpendidikan dan kepedulian terhadap perubahan anaknya, juga memiliki
kewajiban dan tanggung jawab dalam mendidik. Kasih sayang yang ada
pada orang tua adalah kasih saying yang tidak mudah di dapatkan dari orang
lain. Sehingga dalam hal ini orang tua sangat berperan penting dalam
memberi dorongan agar tumbuh minat belajar dan menjadi anak yang
cerdas. Dengan demikian keadaan keluarga serta keadaan rumah juga
mempengaruhi minat belajar peserta didik. Sehingga suasana keluarga yang
tenang, damai, tentram dan menyenangkan akan mendukung minat siswa
dalam belajar di rumah.
4) Peranan Guru
Guru berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik, guru menciptakan
kondisi yang membangun dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk
belajar. Guru dapat memahami karakteristik unik dan berusaha memenuhi
14
kebutuhan pendidikan masing-masing peserta didik yang memiliki minat
dan potensi yang perlu dicapai secara optimal.
3) Sarana dan Prasarana
Fasilitas yang tersedia di lingkungan sekolah sangat mendukung minat
belajar peserta didik. Sehingga apabila fasilitas yang tersedia kurang
memadai akan membuat peserta didik kurang berminat dalam belajar.
6) Teman Pergaulan
Ketika teman pergaulan memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam
belajar, maka akan memengaruhi minat belajar teman yang lainnya. Oleh
karena itu, teman pergaulan sangat berpengaruh terhadap minat belajar
siswa baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.
1) Mass Media
Mass media yang berarti media massa, merupakan media yang dapat
memengaruhi minat belajar siswa diantaranya, gawai, laptop, televisi, radio,
dan media cetak lainnya seperti buku cetak, jurnal, majalah, dan surat kabar.
c. Indikator Minat Belajar
Ada beberapa indikator menurut Mayura (0613), menyatakan bahwa siswa
yang memiliki minat belajar yang tinggi dapat dikenali melalui proses belajar
dikelas maupun dirumah, antara lain:
1. Perasaan senang
Ketika seorang siswa yang memiliki perasaan senang dan suka terhadap
perhitungan , maka ia hendak terus mempelajari ilmu yang berhubungan
dengan hal tersebut seperti mata pelajaran matematika. Sehingga tidak
ada timbul perasaan terpaksa untuk mempelajari mata pelajaran tersebut.
06
0. Ketertarikan siswa untuk belajar
Ketertarikan siswa dalam belajar tergantung proses yang
diterapkan dalam kegiatan itu sendiri, baik berhubungan dengan daya
gerak yang mendorong siswa untuk lebih merasa tertarik terhadap guru,
bahan materi, kegiatan, ataupun berupa pengalaman yang efektif.
4. Menunjukkan perhatian saat belajar
Perhatian adalah suatu kepedulian, konsentrasi atau aktivitas jiwa
terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya. Orang yang memiliki
minat belajar pada objek tertentu, maka secara tidak langsung dia akan
menunjukkan perhatian saat belajar. Misalnya, seorang peserta didik
menaruh minat terhadap pelajaran matematika, maka ia akan
memperhatikan gurunya saat menjelaskan pelajaran matematika tersebut.
3. Ketertarikan dalam belajar
Ketertarikan seseorang terhadap suatu objek akan mengakibatkan
orang merasa senang dan tertarik untuk melakukan serta melaksanakan
kegiatan yang berasal dari objek tersebut.
Membangun minat belajar siswa tidak dapat terlepas sepenuhnya pada
siswa itu sendiri, melainkan orang tua dan guru juga sangat berperan penting
dalam membangun minat belajar siswa. Peran guru dan orang tua yaitu
memberikan dukungan moral bahwa mereka memiliki kemampuan dan
keterampilan yang baik sehingga siswa tidak gelisah dan lebih percaya diri
01
bahwa mereka pada dasarnya memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
menguasai mata pelajaran matematika itu sendiri.
Dengan adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan mendorong
siswa untuk mempelajari sesuatu dalam meraih hasil belajar yang maksimal.
Oleh karena itu, minat merupakan unsur yang berperan mendorong seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga ia berminat dan sanggup
melakukan kegiatan mengenai objek tersebut.
Menurut Gusniwati (0616108) dengan adanya minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, sebab dengan belajar tanpa adanya minat akan terasa
membosankan. siswa yang memiliki minat pada kegiatan belajar hendak
berusaha lebih giat dibandingkan siswa yang kurang berminat. Minat yang
tinggi terhadap suatu mata pelajaran, kemungkinan siswa akan memberikan
perhatian yang tinggi terhadap mata pelajaran itu sehingga memungkinkan
pula memiliki prestasi yang lebih baik lagi. Maka untuk mencapai prestasi
yang lebih baik , disamping kecerdasan, minat juga perlu ditingkatkan, karena
tanpa minat kegiatan belajar tidak akan efektif.
Minat dalam belajar diartikan sebagai dorongan seseorang dalam
melakukan proses belajar. Menurut Hartantia,dkk(0614) aspek dari minat
belajar yaitu perhatian, kesenangan, kemauan, kesadaran, sedangkan
indikatornya merupakan siswa belajar disaat waktu senggang, siswa
memperhatikan guru menerangkan didepan kelas sambil mencatat hal-hal
yang penting, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa
menanyakan materi yang belum dipahami, siswa berperan aktif dalam
00
diskusi, siswa masuk kelas tepat waktu dan tidak keluar kelas sebelum
pelajaran selesai.
Menurut Salim (0611) menyatakan bahwa siswa hanya tergerak untuk
mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun tanpa adanya dorongan dari orang
lain. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam belajar maka
seorang siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga akan
mendorong siswa untuk terus belajar.
Pengolahan data pada penelitian Nurhasanah (06111140) persamaan yang
digunakan yakni persamaan linear sederhana yang menunjukkan hasil
persamaan yang positif, dengan ini menerangkan bahwa kaitan antara
variabel berjalan satu arah, artinya semakin tinggi minat belajar siswa maka
semakin tinggi pula hasil belajar siswa. Sehingga ketika minat belajar siswa
menurun, maka hasil belajar siswa pun menurun. Pada penelitian ini
didapatkan hasil perhitungan yaitu berada pada kategori sedang/cukup kuat
yang berarti ada pengaruh yang kuat dari minat belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa.
Oleh karena itu minat mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
belajar karena bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan
mudah mempelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah
kegiatan belajar. Sebaliknya jika pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
sebab tidak ada daya tarik baginya. Siswa yang berminat kepada pelajaran
akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang
sikapnya hanya menerima pelajaran.Fungsi minat dalam belajar lebih besar
04
sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk
belajar.
4. Kecerdasan Emosional
a. Emosi
Kesadaran emosi adalah kecakapan emosional dasar yang melandasi
terbentuknya kecakapan-kecakapan lain, misalnya kendali diri akan emosi
(Goleman, 0606110)
Menurut Mayer (Goleman, 0606114) orang cenderung menganut gaya-
gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka antara lain :
1) Sadar Diri. Peka akan suasana hati mereka ketika mengalaminya dapat
dimengerti bila orang-orang ini memiliki kepintaran tersendiri dalam
kehidupan emosional mereka. Bila suasana hati mereka sedang jelek,
mereka tidak risau dan tidak larut ke dalamnya, dan mereka mampu
melepaskan diri dari suasana itu dengan lebih cepat. Kejernihan pikiran
mereka tentang emosi boleh jadi melandasi ciri-ciri kepribadian lain:
mereka mandiri dan yakin akan batas-batas yang mereka bangun, memiliki
kesehatan jiwa yang bagus, dan cenderung berpendapat positif akan
kehidupan. Dengan itu, ketajaman pola pikir mereka menjadi penolong
untuk mengatur emosi.
0) Tenggelam dalam permasalahan. Mereka adalah orang-orang yang sering
kali menganggap dirinya dikuasai oleh emosi dan tak berdaya untuk
melepaskan diri, seakan-akan suasana hati mereka telah mengambil ahli
kekuasaan.
03
4) Pasrah . Meskipun sering kali orang-orang ini peka dengan apa yang
mereka rasakan, karena mereka juga cenderung menerima begitu saja
suasana hati mereka, sehingga tidak berusaha untuk mengubahnya.
b. Pengertian kecerdasan emosional
Menurut Goleman (Indriyani dkk, 0618164) menyatakan bahwa emosi
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang spesifik, suatu keadaan biologis
dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk melangkah. Pada
dasarnya emosi merupakan dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi adalah
reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri setiap individu. Sebagai
contoh yaitu emosi senang dalam memberi dorongan perubahan suasana hati
seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat terbahak, emosi sedih dalam
memberi dorongan seseorang yang berperilaku menangis.
Menurut Goleman (Lestari,0618143) menyatakan bahwa kecerdasan
emosional merupakan kompetensi seseorang dalam mengatur kehidupan
emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya
melalui keterampilan kesadaran diri, empati, motivasi diri, pengendalian diri,
dan keterampilan sosial.
Menurut Goleman (gusniwati,0616146) kecerdasan emosional merupakan
kompetensi seseorang dalam mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi
(to manager our emosional life with intelligence); menjaga keseimbangan emosi
dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression)
melalui keterampilan kesadaran diri, empati, pengendalian diri, motivasi diri,
dan keterampilan sosial. Goleman juga memaparkan beberapa hasil
penelitiannya dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence. Koordinasi
06
suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seorang pandai
menyesuaiakan diri dengan suasana hati individu yang lain, orang itu akan
memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri
dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Goleman berpendapat bahwa
kecerdasan emosional merupakan kemampuan lebih yang dimiliki seseorang
dalam memotivasi diri, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, ketahanan
dalam menghadapi kekalahan, serta mengatur keadaan jiwa.
Menurut Vebri (Yulianto,dkk.0606111) Kecerdasan emosional merupakan
kompetensi peserta didik untuk mengenali emosi diri, memotivasi diri sendiri
mengelola emosi diri dan mengenali emosi orang lain,serta kemampuan
menjalin hubungan dengan orang lain.
Menurut Goleman (0616: 34) “Kecerdasan emosional adalah kemampuan
untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati
dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir,
berempati, dan berdoa”.
Beberapa penjelasan diatas mengenai kecerdasan emosional, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa kecerdasan emosional merupakan
kompetensi yang mencakup pengenalan emosi baik untuk diri sendiri maupun
orang lain, mampu memahami perasaan orang lain, pengendalian diri, dapat
menjalin hubungan baik dengan orang lain serta dapat memotivasi diri untuk
melakukan hal-hal yang terarah.
c. Indikator Kecerdasan Emosional
Indikator dari kecerdasan emosional di antaranya (B.Uno,0610103,) :
01
1) Mengenali Emosi Diri
Seseorang yang mengenali emosinya sendiri adalah apabila ia
mempunyai kepekaan yang tajam atas perasaan mereka, kemudian
mengambil keputusan secara mantap. Arti dari kemampuan mengenali
emosi diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengenali
perasaannya sendiri sewaktu perasaan atau emosi itu muncul. Hal ini
sering dikatakan sebagai dasar dari kecerdasan emosional. Dalam hal ini,
misalnya sikap yang diambil dalam menentukan berbagai pilihan, seperti
memilih sahabat, sekolah, pekerjaan, sampai soal pasangan hidup.
0) Mengelola Emosi
Kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan seseorang
untuk mengendalikan perasaannya sendiri, sehingga tidak meledak dan
akhirnya dapat memengaruhi perilakunya secara salah. Dapat diibaratkan
sebagai seorang pilot pesawat yang dapat membawa pesawatnya kesuatu
kota tujuan, kemudian mendaratkannya secara mulus. Misalnya, seseorang
yang sedang marah dapat mengendalikan kemarahannya secara baik tanpa
harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.
4) Memotivasi diri sendiri
Kemampuan memotivasi diri merupakan kemampuan memberikan
semangat kepada diri sendiri dengan tujuan melakukan sesuatu yang baik
dan bermanfaat. Dalam hal ini, terkandung harapan, unsur, dan optimisme
yang tinggi, sehingga seseorang memiliki kekuatan semangat untuk
melakukan kegiatan tertentu, misalnya dalam hal bekerja, belajar,
membantu orang lain dan sebagainya.
0,
3) Mengenali emosi orang lain
Kemampuan mengenali emosi orang lain merupakan kemampuan
untuk mengerti perasaan dan kebutuhan orang lain, sehingga orang lain
akan merasa senang dan dimengerti perasaannya. Kemampuan ini sering
pula disebut sebagai kemampuan berempati dan mampu menangkap pesan
nonverbal dari orang lain. Dengan demikian, peserta didik akan cenderung
disukai orang.
6) Membina hubungan
Maksud dari kemampuan membina yaitu untuk mengelola emosi
orang lain sehingga tercipta keterampilan sosial yang tinggi dan membuat
pergaulan seseorang menjadi lebih luas. siswa dengan kemampuan ini,
akan lebih banyak memiliki banyak teman, pandai bergaul, menjadi lebih
populer.
Menurut Rosida(0616184) Kecerdasan Emosional (EQ) bekerja secara
sinergi dengan Kecerdasan Intelektual (IQ). Seseorang akan berprestasi tinggi
bila memiliki keduanya. Namun, apabila seseorang yang tingkat kecerdasan
emosionalnya kurang akan mempengaruhi kecerdasan intelektualnya. Tingginya
penguasaan matematika dapat membuat kita meraih prestasi di berbagai bidang.
Sedangkan kecerdasan emosional dapat menentukan batas kemampuan kita
sehingga menentukan keberhasilan kita dalam hidup. Rosida (0616184) mampu
mengungkapkan gagasan baru dalam suatu bidang juga mampu mengolah
emosinya dengan baik, mampu memecahkan masalah, bersikap tegas, mudah
bergaul, serta dapat berfikir dengan baik dan benar. Dalam hubungannya dengan
pembelajaran, kemahiran dalam matematika merupakan salah satu kemampuan
08
khusus yang dimiliki seseorang serta kemampuan ini sangat menunjang dalam
mempelajari bidang-bidang yang lain. Sehingga kecerdasan emosional (EQ)
sangat mempengaruhi semua kemampuan yang dimiliki seseorang.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional
merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola emosinya secara cerdas
berdasarkan indikator-indikator kecerdasan emosional misalnya: mengelola dan
mengontrol emosi, mengenali emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi
orang lain (empati), kemampuan untuk membina hubungan (kerja sama) dengan
orang lain, serta memahami dan mengontrol emosi diri sendiri dan orang lain
secara akurat, sehingga dapat menggunakan emosi dengan baik dan
mengelolanya menjadi sebuah kecerdasan yang berguna untuk hal-hal yang
positif. Disamping itu keterampilan emosi bisa memotivasi peserta didik dalam
meningkatkan minat belajarnya dan dapat mempermudah seseorang berinteraksi
dengan baik dengan orang lain dan lingkungannya serta menjadi penetap
kesuksesannya di masa sekarang dan yang akan datang.
B. Kerangka Pikir
1. pengaruh minat terhadap hasil belajar matematika
Minat belajar akan tumbuh saat siswa memiliki keinginan untuk meraih
nilai terbaik, atau ingin memenangkan persaingan dalam belajar dengan siswa
lainnya. Dengan itu minat belajar adalah dorongan batin yang tumbuh dari
seorang siswa untuk meningkatkan kebiasaan belajar.
Terdapatnya minat terhadap objek yang dipelajari hendak mendorong
orang akan mendalami sesuatu dan menggapai hasil belajar yang maksimal.
04
Karena minat merupakan komponen psikis yang berperan mendorong seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga ia bersedia mengadakan
kegiatan berkisar objek yang diminati.
Dengan itu minat memiliki pengaruh yang besar dalam belajar karena
apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik
maka peserta didik tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, oleh
karena itu tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan apabila materi pelajaran itu
menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan sebab adanya
minat sehingga menambah kegiatan belajar.
Hasil Penelitian yang dilakukan Pangestu dkk. Pengaruh Minat Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi menyatakan bahwa
hasilnya minat siswa memiliki sig.=60661, lebih kecil dari = 6066 atau thitung =
40661 ttabel = 1048 yang dipilih. Hal ini menunjukkan hipotesis H6 ditolak,
berarti minat siswa memiliki pengaruh yang positif serta signifikan terhadap
hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Uluiwoi.
Minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar
selanjutnya. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar
selanjutnya serta mempengaruhi penerima minat-minat baru. Jadi dapat
disimpulkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan didapatkan
kemudian.
0. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika
Intelegensi dan berpikir sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,
karena didalam belajar seseorang hendaklah dalam keadaan nyaman dan tidak
banyak godaan dalam pikirannya. Menurut Goleman (Lestari,0618143)
46
mengemukakan, bahwa kecerdasan emosional merupakan kompetensi seseorang
dalam mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, mengontrol
keselarasan emosi dan perumpamaannya melampaui keterampilan kesadaran
diri, keterampilan sosial, motivasi diri, pengendalian diri, dan empati.
Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar
matematika, penelitian yang dilakukan Rosida dengan judul penelitian
“Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VII0 SMP Negeri 1 Makassar” menyatakan bahwa dengan persamaan
regresi 0, 4 6 641 1 6 301 0 6 416 4 6 14, 3 6 6,3 6
dengan koefisien R0 = 6018 dengan taraf signifikan P = 60666 = 6066 yang
berarti bahwa pengujian signifikan, H1 diterima yang berarti kecerdasan
emosional (kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati dan
keterampilan sosial) berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas VII0 SMP Negeri 1 Makassar.
Peserta didik yang memiliki pemahaman pada dirinya yang tinggi mereka
tidak akan larut kedalam permasalahannya dan peserta didik tersebut dapat fokus
dalam pembelajarannya sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat memuaskan.
Hal ini berbeda jika siswa tidak memiliki kesadaran diri tinggi mereka
cenderung tidak fokus dalam pembelajaran akan tetapi lebih fokus pada masalah
yang dihadapi sehingga mereka larut dalam permasalahannya dan tidak fokus
pada pembelajaran, biasanya peserta didik seperti ini sering terdiam ketika
pembelajaran sedang berlangsung yang berdampak pada hasil belajar mereka
turun ( Goleman, 0661).
41
Hasil penelitian yang dilakukan Sukriadi,dkk. “Pengaruh Kecerdasan
Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Sudut Dan
Garis di Kelas VII MTs Normal Islam Samarinda mengatakan bahwa hasilnya
terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa
terhadap hasil belajar matematika dengan nilai probabilitas sebesar 60666. Hal
ini berarti p = 60666 = 6066 maka H6 ditolak, koefisien determinasi (r0) =
60,38 menunjukkan bahwa kontribusi sebesar ,3082.
4. Pengaruh minat dan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
matematika
Mempelajari matematika berarti mempelajari ide-ide yang tersusun secara
hierarkis dan memerlukan penalaran struktur-struktur yang merupakan ciri dari
matematika. Oleh karena itu belajar matematika memerlukan keinginan dan
mental yang kuat.
Penguasaan matematika bekerja secara sinergis dengan minat dan
kecerdasan emosional, orang yang ingin penguasaan matematikanya baik harus
memiliki ke duanya. Tinggi penguasaan matematika dapat membuat kita
bersaing dalam mencapai prestasi di berbagai bidang. Minat bisa membuat
seseorang berjuang dengan sangat sungguh-sungguh, sedangkan kecerdasan
emosional dapat menentukan batas kemampuan kita untuk memanfaatkan
kemampuan mental bawaan, dan bisa menentukan keberhasilan kita dalam
hidup. Faktor-faktor kecerdasan emosional (EQ) juga dapat mempengaruhi hasil
belajar matematika, misalnya semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang
maka cenderung makin tinggi juga hasil belajar matematikanya, seperti yang
diungkapkan penelitian sebelumnya (Rosida 0663104).
40
Minat terhadap sesuatu objek merupakan hasil belajar dan menyokong
belajar selanjutnya, minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar
selanjutnya serta memengaruhi penerima minat-minat baru. Jadi dapat
disimpulkan bahwa minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan didapatkan
kemudian.
Tingkat kecerdasan emosional (EQ) tidak terikat oleh faktor genetik, dan
juga tidak hanya dapat berkembang selama masa kanak-kanak, melainkan
kecerdasan emosional lebih banyak diperoleh melalui proses belajar yang bisa
terus menerus berkembang sepanjang hidup.
Hasil penelitian yang dilakukan Ude. “Pengaruh Kecerdasan Emosional
Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP
Negeri 4 Delanggu Tahun Pelajaran 061,/0618 menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara kecerdasan emosional dan
minat belajar terhadap hasil belajar matematika dengan hasil perhitungan dimana
nilai Fhitung Ftabel (60,30 40046) dan signifikan 6066 (6066, 6066).
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah dipaparkan maka
hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. 6 : Tidak terdapat pengaruh positif minat terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa
1 : Terdapat pengaruh positif minat terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.
6 : 1 ≤ 6 ; 1 : 1 > 6
44
0. 6 : Tidak terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa
1 : Terdapat pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa.
6 : 0 ≤ 6 ; 1 : 0 > 6
4. 6 : Tidak terdapat pengaruh minat dan kecerdasan emosional secara
bersama-sama terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri
1 Sungguminasa
1 : Terdapat pengaruh minat dan kecerdasan emosional secara bersama-sama
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1
Sungguminasa.
6 : 1 0 = 6 ; 1 : 1 0 ≠ 6
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan didalam penelitian adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan ex post facto. Ex post facto berarti sebuah fakta
yang terjadi. Penelitian ini tidak memberikan perlakuan melainkan
mengungkapkan hal yang terjadi secara alamiah dan sudah berlangsung yang
mempunyai keterikatan antara variabel dependen dengan independen sehingga
peneliti dapat melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor
penyebabnya.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang hendak diteliti. Populasi pada
penelitian ini yaitu semua siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa
dengan jumlah siswa keseluruhan 361 orang yang terdiri dari 11 kelas.
0. Sampel
Sampel merupakan sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu
populasi (Yuandari, 061,18). Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan
menggunakan metode sampel acak proporsional (proportional stratified random
sampling).
Menurut Arikunto (Hatmoko, 061611,41) menjelaskan bahwa apabila
subjeknya kurang dari 166, alangkah baiknya diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi jika jumlah subjeknya
46
besar ( 166 ) dapat diambil antara (16-16)% atau (06-06)% ataupun
lebih. Untuk penelitian yang besar, sampelnya besar sehingga hasilnya akan
lebih baik juga.
Adapun langkah-langkah untuk pengambilan sampel dengan
menggunakan metode sampel acak proporsional berstrata (proportionate
stratified random sampling) antara lain :
a. Mengidentifikasi semua kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa dengan
jumlah siswa keseluruhan 361 dari 11 kelas.
b. Penentuan sampel dengan mengambil secara acak dari setiap kelas secara
proporsional 162 dari banyaknya populasi, maka jumlah sampel
keseluruhan yang diambil adalah 11 siswa.
C. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini yang digunakan terdiri dari 0 macam variabel yakni
variabel bebas dan variabel tak bebas (terikat), yang termasuk variabel tak
bebas yaitu hasil belajar matematika dengan simbol Y sedangkan yang
termasuk variabel bebasnya yaitu minat yang disimbolkan dengan X1 dan
kecerdasan emosional yang diberi simbol X0.
0. Desain Penelitian
Pada penelitian ini yang hendak diselidiki yaitu hubungan antara variabel
bebas dan variabel tak bebas. Adapun yang menggambarkan hubungan variabel-
variabel tersebut dapat dilihat pada gambar 411 berikut :
41
Gambar 411 Desain Penelitian
(sumber : Sugiyono,061,116)
Keterangan :
1
0
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan eksplorasi kepustakaan yang mendukung variabel sebagai
indikator pengumpulan informasi.
b. Melakukan pengsahihan (validasi instrumen) terhadap hasil eksplorasi
kepustakaan yang dilakukan oleh validator.
c. Meminta persetujuan atau izin dari kepala sekolah
d. Mendiskusikan jadwal kegiatan penelitian dengan wakasek pembelajaran.
8. Tahap Pelaksanaan
a. Menyampaikan tujuan dan menjelaskan kegiatan yang hendak dilakukan
kepada siswa melalui wali kelas masing-masing berhubung penelitian
dilakukan secara online menggunakan google forms.
𝑋1
𝑋2
𝑌
4,
b. Membagikan angket minat, kecerdasan emosional dan tes hasil belajar siswa
lewat google forms.
c. Mengumpulkan data yang sudah diperoleh dan mengolahnya dan selanjutnya
di interpretasikan.
E. Definisi Operasional Variabel
Gambaran yang diperoleh dengan jelas tentang variabel-variabel yang
hendak diteliti dalam penelitian ini maka secara operasional diberikan batasan-
batasan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini yaitu skor yang telah dicapai
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa setelah diberikan tes hasil
belajar matematika berdasarkan materi yang telah dipelajari siswa.
0. Faktor-faktor minat pada penelitian ini yaitu skor yang akan diperoleh siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa tentang kesukaan, ketertarikan,
perhatian, dan keterlibatan siswa terhadap pelajaran. Yang diukur melalui
angket minat.
4. Faktor-faktor kecerdasan emosional pada penelitian ini yaitu skor yang
diperoleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa yang mengenai
potensi mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, motivasi diri
sendiri dan pengelolaan emosi dengan baik pada diri sendiri serta dalam
hubungan dengan orang lain. Indikator yang digunakan untuk
mengembangkan alat ukur kecerdasan emosional adalah kesadaran diri,
empati dan keterampilan sosial yang diukur melalui angket kecerdasan
emosional.
48
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ada 0
instrumen yakni instrumen berbentuk tes dan instrumen berbentuk angket.
Instrumen berbentuk tes merupakan tes hasil belajar siswa, sedangkan instrumen
berbentuk angket yaitu:
1. Kisi-kisi Instrumen
a. Angket minat yang ditandai dengan beberapa indikator yang digunakan
Tabel 411 Indikator Minat Belajar
No. Indikator Sub Indikator
1. Kesukaan Bergairah untuk belajar
Mempunyai inisiatif untuk belajar 0. Ketertarikan Tertarik pada pembelajaran
Tertarik pada guru
Kesegaran dalam belajar 4. Perhatian Konsentrasi dalam belajar
Teliti saat belajar 3. Keterlibatan Punya kemauan belajar
Ulet dalam belajar
Bekerja keras dalam belajar
44
Tabel 410 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat belajar
No. Dimensi Indikator Nomor Pernyataan
Favorable Unfavorable
1. Kesukaan
Bergairah untuk belajar
Mempunyai inisiatif
untuk belajar
1001
4004
6000
,003006
0. Ketertarik
an
Tertarik pada pelajaran,
Tertarik pada guru,
Kesegaran dalam
belajar
0001
3, ,08
4, 16
1100,
1,004
46
4. Perhatian
Konsentrasi dalam
belajar
Teliti saat belajar
14041
14
10
06
3. Keterlibat
an
Punya kemauan belajar
Ulet dalam belajar
Bekerja keras dalam
belajar
1
8040
13044
16
18
11
(Adaptasi dari Fitriani : 0613)
Dari penjelasan tabel 410 ada 44 butir pernyataan, dimana dari beberapa butir
pernyataan tersebut di uji cobakan untuk mengetahui pernyataan yang valid
dan pernyataan yang tidak valid.
Berdasarkan data hasil uji coba instrumen yang dilakukan bahwa ada satu
pernyataan yang tidak valid karena rhitung, rtabel. dan 40 pernyataan yang valid
karena telah memenuhi kriteria pengujian suatu butir dengan rhitung rtabel, maka
dari 40 pernyataan yang valid akan digunakan peneliti untuk melaksanakan
penelitian.
36
Tabel 414 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Minat Belajar
No. Indikator Sub Indikator Nomor Pernyataan
Favorable Unfavorable
1. Kesukaan
Bergairah untuk belajar 1006
01
Mempunyai inisiatif
untuk belajar 4000 1004003
0. Ketertarikan
Tertarik pada pelajaran 0006 16001
Tertarik pada guru 3, 0, 11008
Kesegaran dalam belajar 8, 13 04
4. Perhatian
Konsentrasi dalam
belajar 18046 11
Teliti saat belajar 10 14
3. Keterlibatan
Punya kemauan belajar 6
4
Ulet dalam belajar ,041 1,
Bekerja keras dalam
belajar 14040 16
b. Angket kecerdasan emosional yang ditandai dengan indikator Tabel 413 Indikator Kecerdasan Emosional
No. Indikator Sub Indikator
1. Kesadaran diri
Kesadaran emosi
Penilaian diri secara teliti
Percaya diri
0. Pengaturan diri
Adaptasi
Inovasi
Kendali emosi
Kewaspadaan
Sifat dapat dipercaya
4 Motivasi diri
Dorongan prestasi
Inisiatif
Optimis
3. Empati
Memahami orang lain
Orientasi pelayanan
Mengembangkan orang lain
Mengatasi keragaman
6. Keterampilan sosial
Pengaruh
Kepemimpinan
Komunikasi
Kolaborasi dan koperatif dan kemampuan tim
Pengikat jaringan
31
Tabel 416 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan Emosional
No. Indikator Nomor Pernyataan
Favorable unfavorable
Kesadaran Diri
1. Kesadaran Emosi 41040 1
0. Penilaian Diri Sendiri 06044034 01
4. Percaya Diri 43 4046
Pengaturan Diri
1. Adaptabilitas 41 3
0. Inovasi 4, 6
4. Kendali Emosi 0 0,
3. Kewaspadaan 48 1
6. Sifat dapat dipercaya 8 ,
Motivasi Diri
1. Dorongan Prestasi 16044 4036
0. Inisiatif 08 11, 10
4. Optimism 14031 30
Empati
1. Memahami Orang lain 18034 13
0. Orientasi Pelayanan 16 33
4. Mengembangkan Orang Lain 11 36
3. Mengatasi keragaman 16 1,, 04
Keterampilan Sosial
1. Pengaruh 31 46
0. Kepemimpinan 14 3,
4. Komunikasi 06066
3. Kolaborasi dan kooperatif dan
kemampuan tim 01, 00 38
6. Pengikat jaringan 04, 03
(Adaptasi dari Fitriani : 0613)
Dari penjelasan tabel 416 ada 66 butir pernyataan, dimana dari beberapa
butir pernyataan tersebut di uji cobakan untuk mengetahui pernyataan yang valid
dan pernyataan yang tidak valid.
Berdasarkan data hasil uji coba instrument yang telah dilakukan bahwa
ada 13 pernyataan yang tidak valid sebab rhitung rtabel sedangkan 41 pernyataan
lainnya pernyataan yang valid sebab telah memenuhi kriteria pengujian suatu
30
butir dengan rhitung rtabel, maka dari 41 pernyataan yang valid akan digunakan
peneliti untuk melaksanakan penelitian.
Tabele411.Kisi-kisi Setelah Uji Coba Instrumen Angket Kecerdasan
Emosional
No. Indikator Sub Indikator
Pernyataan
Favorable Unfavorable
1. Kesadaran
diri
Kesadaran emosi 06 1
Penilaian diri
sendiri 46
Percaya diri 4
0. Pengaturan
Diri
Adaptabilitas 3
Inovasi 01 6
Kendali emosi 0
Kewaspadaan 0, 1
Sifat dapat
dipercaya 8 ,
4. Motivasi Diri Dorongan prestasi 16008 4004
Inisiatif 11010
Optimism 14046 41
3. Empati Memahami orang
lain 1,
Orientasi pelayanan 13
Mengembangkan
orang lain 16 40
Mengatasi
keragaman 16 11004
6. Keterampilan
Sosial
Pengaruh 44 03
Kepemimpinan 18 43
Komunikasi 41
Kolaborasi dan
kooperatif dan
kemampuan tim
14006
Pengikut jaringan 01100
34
c. Tes hasil belajar matematika
Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan
peserta didik terhadap mata pelajaran matematika yang dikembangkan penulis
yang sesuai dengan kurikulum dan materi yang dipelajari siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Sungguminasa. Adapun bentuk tes yang digunakan yaitu bentuk
pilihan ganda dengan tiap-tiap butir soal dilengkapi dengan 3 pilihan jawaban
dari keempat pilihan jawaban tersebut adalah kunci, sedangkan pilihan jawaban
lainnya adalah jawaban yang salah. Penskoran tiap-tiap butir soal mendapatkan
skor satu apabila menjawab benar dan nol apabila jawabannya salah.
0. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang di uji cobakan dengan tujuan agar tiap butir pernyataan
dan butir soal layak untuk digunakan pada saat penelitian. Dengan ini dilakukan
uji validitas dan realibilitas tiap item.
a. Validitas
Menurut sugiyono (061,: 438) mengemukakan bahwa arti dari instrumen
valid yaitu alat ukur yang digunakan dengan tujuan memperoleh data yang
valid. Valid yang berarti instrumen ini dapat terpakai untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur, dalam mengumpulkan data dengan ini menggunakan
instrumen yang valid, diharapkan agar hasil penelitian yang valid.
Rumus koefisien korelasi product moment digunakan untuk mengetahui
validitas tiap item,
33
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ 0 (∑ )0+* ∑ 0 (∑ )0+
(sumber : Sugiyono, 061,1008)
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi product moment
n = jumlah sampel
∑ =jumlah perkalian skor butir dengan skor total
∑ =jumlah skor butir
∑ = jumlah skor total
Kriteria pengujian suatu butir dikatakan valid apabila koefisien (rxy) berharga
positif dan lebih besar dari harga rtabel dengan taraf signifikan 62. Bilai harga
rhitung rtabel maka butir instrumen yang dinyatakan tidak valid.
b. Reliabilitas
Mengenai reliabilitas Sugiyono ( Fitriani, 0614146-41) menyatakan bahwa
instrumen dikatakan reliabel yaitu jika rhitung rtabel baik taraf signifikan 62
maupun 12.
c. Hasil pengujian validasi ahli dan uji coba instrumen
1) Hasil uji coba validasi
Validator pada penelitian ini merupakan dua orang dari jurusan
pendidikan matematika yang menganalisis skala minat belajar, kecerdasan
emosional serta tes hasil belajar matematika siswa.
Hasil validasi ahli terhadap instrumen penelitian baik tes maupun non tes
telah dinyatakan valid melalui beberapa revisi yang telah dilakukan oleh
peneliti sehingga komponen secara keseluruhan dapat digunakan.
36
0) Hasil uji coba instrumen
Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba langsung kepada peserta didik
kelas VII SMP Negeri 1 Sungguminasa melalui google form. Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen baku yang diadaptasi
dari penelitian lain dan instrumen yang dibuat oleh peneliti sendiri.
Dengan demikian dibutuhkan validasi terhadap instrumen tersebut.
Selanjutnya hasil validitas dan realibilitas instrumen dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 41, Hasil Perhitungan Validasi
Variabel Jumlah item yang
gugur
Jumlah Item Yang
Valid
Minat (X1) 1 40
Kecerdasan
Emosional(X0) 13 41
Hasil Belajar Matematika
(Y) 14 13
Tabel 418 Hasil Perhitungan Realibilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
R Tabel Keterangan
Minat 75252 7.854 Reliabell
Kecerdasan
Emosional 75214 7.854 Reliabell
Hasil Belajar
Matematika 75573 7.854 Reliabell ,
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas yang dirangkum pada tabel 418
diatas dapat dikatakan bahwa instrumen variabel X1,X0, dan Y sudah reliabel
karena nilai alpha lebih besar dari 60063.
31
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar diberikan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 1
Sungguminasa yang menjadi sampel penelitian setelah mengikuti proses
belajar mengajar. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar pada
pokok bahasan disemester yang berjalan. Tes hasil belajar mengukur tiga
aspek kognitif yaitu kemampuan ingatan, kemampuan pemahaman, dan
kemampuan penerapan.
0. Angket
Angket digunakan untuk mendapatkan data-data mengenai variabel faktor-
faktor minat dan kecerdasan emosional siswa kelas VII SMP Negeri 1
Sunggumianasa.
Pengumpulan data angket dilakukan dengan menggunakan skala yang
berdasarkan pada laporan tentang diri yang diberikan kepada subjek penelitian
untuk dimintai anggapan, keseriusan dalam menceritakan dirinya. Pilihan
jawaban dengan skala angket minat dan kecerdasan emosional yaitu Sangat
Sesuai(SS), Sesuai(S), Tidak Sesuai(TS), dan Sangat Tidak Sesuai(STS).
Pemberian skor pada skala ini berkisar dari 1-3 untuk item favorable dan
unfavorable dengan menggunakan pilihan jawaban.
3,
Tabel 414 Skala Likert
Favorable(pernyataan positif) Unfavorable(pernyataan negatif)
Sangat Sesuai(SS) 3 Sangat Sesuai(SS) 1
Sesuai(S) 4 Sesuai(S) 0
Tidak Sesuai(TS) 0 Tidak Sesuai(TS) 4
Sangat Tidak Sesuai(STS) 1 Sangat Tidak Sesuai(STS) 3
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Statistik deskriptif dan statistik infrensial
yaitu dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan gambaran statistik yang mendeskripsikan
atau memberi gambaran pada objek yang hendak diteliti melalui data sampel
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
(sugiyono.061,104). Teknik yang digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik responden, yang didalamnya terdapat distribusi frekuensi. Rata-
rata, median dan presentase. Beberapa langkah-langkah dalam pengolahan data
angket antara lain :
a. Mengubah jawaban angket kedalam bentuk skor sesuai dengan pedoman
penskoran yang telah dijelaskan pada bagian teknik pengumpulan data.
b. Memberikan skor pada setiap jawaban angket yang di isi responden
berdasarkan kunci jawaban yang telah dibuat
c. Menghitung skor total angket untuk setiap responden yang mengisi
d. Mendeskripsikan data dan peneliti menampilkan data seperti mean, median,
nilai minimum dan nilai maksimum, selanjutnya menganalisa
38
kecenderungan apakah hasil data dikatakan sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, ataukah sangat rendah.
1) Hasil belajar matematika
Untuk kategori variabel hasil belajar di dasarkan pada
Tabel 4116 Kategori Variabel Hasil Belajar
Skor Kategori
6 64 Sangat Rendah 64 14 Rendah 14 ,3 Sedang ,3 ,4 Tinggi ,4 166 Sangat Tinggi
(sumber : Aqib, zainal dkk, 06641014)
Pengaktegorian secara kuantitatif, berdasarkan teknik kategorisasi data
hasil belajar matematika yang ditetapkan oleh SMP Negeri 1 Sungguminasa
seperti berikut ini:
Tabel 4111 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas VII SMP Negeri 1
Sungguminasa
Nilai Kriteria
,6 Tidak Tuntas Tuntas
Sumber : Ketetapan di SMPN 1 Sungguminasa
34
0) Teknik analisis deskriptif angket
Tabel 4110 Kategori Rumusan Distribusi Skor Untuk Angket
Interval Skor Kategori
1 6( ) Sangat Rendah
1 6( ) 6 6( ) Rendah
6 6( ) 6 6( ) Sedang
6 6( ) 1 6( ) Tinggi
1 6( ) Sangat tinggi
(Sukriadi dkk, 0611 :14)
Keterangan :
μ = mean
σ =
1
berdasarkan pengkategorian rumusan umum pada tabel 4110 dapat dibuat
kriteria untuk variabel minat dan kecerdasan emosional yaitu :
Tabel 2.12 Kriteria Klasifikasi Skor Instrumen Angket Minat
Interval Skor Kategori
x ,6 Sangat‟Rendah ,6 < x 80 Rendahh 80 < x 8, Sedangi 8, < x 44 Tinggi
44 < x 166 Sangat,Tinggi
Tabel 2.14. kriteria klasifikasi Skor Instrumen Angket
Kecerdasan Emosional
Interval Skor Kategori
x ,3 SangattRendah ,3 < x 81 Rendah 81 < x 81 Sedang 81 < x 40 Tinggi
40 < x 166 Sangat Tinggi
66
0. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial yakni menggunakan uji regresi linear berganda
dengan tujuan untuk menganalisa data hasil belajar, minat, dan kecerdasan
emosional dan untuk mengetahui pengaruh antar variabel-variabel dengan
mengontrol variabel lain. Sebelum pengujian regresi linear berganda terlebih
dahulu perlu dilakukan pengujian prasyarat sebagai berikut:
a. Pengujian Prasyarat
1) Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi
normal atau tidak. Uji kolmogrov-smirnov yang digunakan pada penelitian
ini dengan taraf signifikan 62 dan kriteria pengujian hipotesis yakni
dikatakan berdistribusi normal apabila signifikan lebih besar dengan taraf
signifikan 6 66, dan sebaliknya.
0) Uji linearitas
Uji linearitas digunakan dengan menggunakan SPSS dengan
melihat tabel anova. Pengambilan keputusan dari pengujian ini dapat
dilihat dari nilai signifikan, jika nilai signifikan lebih besar dari 6066
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungannya bersifat linear.
4) Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
ma