i
PENGARUH MEDIA VISUAL BERBASIS ANDROID
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP
JAMUR
(Kuasi Eksperimen di Kelas X SMAN 4 Kota Tangerang Selatan)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Widya Candra
1112016100042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
v
ABSTRAK
Widya Candra (1112016100042). Pengaruh Media Visual Berbasis Android
terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur (Kuasi Eksperimen
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan). Skripsi. Program Studi Pendidikan
Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media visual
berbasis android untuk meningkatkan hasil belajar pada konsep jamur. Penelitian
ini dilaksanakan di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian yang
digunakan adalah quasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik pemilihan acak berdasarkan saran guru Biologi X MIA untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel penelitian berjumlah 31 peserta didik
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan
instrumen tes berupa tes hasil belajar yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Analisis data menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh hasil thitung
sebesar 4.41 dan ttabel sebesar 1.82. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukan
bahwa thitung < ttabel (4.41 < 1.82). Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima pada
taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari penggunaan media visual berbasis android terhadap hasil belajar
biologi peserta didik pada konsep jamur.
Kata Kunci: Media Visual, Hasil Belajar Peserta Didik, Jamur.
vi
ABSTRACT
Widya Candra (1112016100042). The Effect of Visual Media Android Based on
Student Learning Outcomes on The Concept of Fungi (Quasi-Experiments
research at SMAN 4 Kota Tangerang Selatan). Undergraduate Thesis of Biology
Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty
of Tarbiya and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
This study aims to determine the effect of using visual media android based to
improve learning outcomes on the concept of mushrooms. This research was
conducted at SMAN 4 Kota Tangerang Selatan. The research method used quasi-
experimental. The sample was taken by using a random selection technique based
on the advice of Biology X MIA teachers for the experimental class and the control
class. The research sample consisted of 31 students for the experimental class and
the control class. Retrieval of data using test instruments in the form of test results
that have been tested for validity and reliability. Data analysis using t-test with a
significance level of 5%, obtained results of tcount of 4.41 and table of 1.82. The
test results obtained show that tcount <t table (4.41 <1.82). Thus Ho is rejected and
H1 is accepted at a significance level of 5% (α = 0.05). This result indicates that
there is a significant effect of the use of media visual media android based toward
students’ learning outcomes on the concept of Fungi.
Keywords: Visual Media, Smartphones, Students’ Learning Outcomes, Fungi.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kenikmatan dan kekuatan jasmani maupun rohani kepada penulis,
serta dengan ridho, rahmat, dan taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Pengaruh Media Visual Berbasis Android terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur yang disusun sebagai salah satu
syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi.
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW., beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini membutuhkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini, penulis dengan tulus
ikhlas hendak menyampaikan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Widodo dan Ibu Giyarsih (almh.) yang tak
pernah berhenti mendoakan, memberikan dukungan, dan melimpahkan kasih
sayangnya kepada penulis. Semoga senantiasa mendapat perlindungan dari
Allah SWT.
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
5. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Eny S. Rosyidatun, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan selama masa perkuliahan.
7. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk
menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas dengan segala
kebaikan dan keberkahan. Aamiin.
8. Bapak Suhermin S.Pd., M.Si., Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Tangerang
Selatan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut, Bapak Sukanta, S.Pd. selaku Wakasek
Kurikulum, serta Bapak Drs. Agus Purwanto selaku guru bidang studi Biologi
di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan arahan dan saran
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Siwa siswi kelas X MIA 1 dan X MIA 2 SMAN 4 Kota Tangerang Selatan yang
telah membantu terlaksananya penelitian ini.
10. Mas Heri, yang telah memberikan semangat, perhatian, dan dukungan, serta
doa-doa terbaik kepada penulis. Semoga kebaikan kembali padamu.
11. Randhika, Farhah, Fauzyah, dan Annisa, sebagai sahabat-sahabat terbaik
selama di UIN Jakarta yang telah memberi support dan mendoakan penulis,
semoga persahabatan ini tetap abadi selamanya.
12. Endah Sari, teman seperjuangan yang telah banyak memberikan motivasi dan
semangat.
13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi 2012-AMPIBI yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan memori indah yang
terkenang.
14. Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan satu persatu, yang telah membagi rasa
suka cita serta berbagi pengalaman yang berharga.
ix
Penulis berterima kasih atas dukungan dan bantuan yang amat berharga,
penulis berdoa semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang berlipat ganda
sebagai amal shaleh yang mengundang keridhoan-Nya.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi khazanah dunia
pendidikan di tanah air. Wallahu’alam bish-showab.
Jakarta, 18 Februari 2019
Penulis
Widya Candra
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI …………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI …………………………………….. iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ……………………………… iv
ABSTRAK …………………………………………………………………… v
ABSTRACT …………………………………………………………………. vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………….. 5
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………. 5
D. Rumusan Masalah ………………………………………………. 6
E. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 6
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis ……………………………………………….. 7
1. Media Pembelajaran ………………………………………… 7
a. Pengertian Media Pembelajaran ………………………… 7
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ………………. 8
2. Media Visual ………………………………………………… 10
a. Definisi Media Visual …………………………………... 10
xi
b. Macam-Macam Media Visual …………………………... 11
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual ……………… 12
3. Android ……………………………………………………… 13
a. Definisi Android ………………………………………… 13
4. Hasil Belajar ………………………………………………… 14
a. Definisi Belajar …………………………………………. 14
b. Definisi Hasil Belajar …………………………………… 14
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………. 15
B. Penelitian Relevan ………………………………………………. 16
C. Kerangka Berpikir ………………………………………………. 18
D. Rumusan Hipotesis …………………………………………….... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………... 21
B. Metode dan Desain Penelitian …………………………………... 21
1. Metode Penelitian …………………………………………… 21
2. Desain Penelitian ……………………………………………. 21
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………. 22
1. Populasi ……………………………………………………... 22
2. Sampel ………………………………………………………. 23
D. Prosedur Penelitian ……………………………………………… 23
1. Tahap Pendahuluan …………………………………………. 23
2. Tahap Pelaksanaan ………………………………………….. 24
3. Tahap Akhir ………………………………………………… 25
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………... 27
F. Teknik Analisis Data …………………………………………… 28
1. Analisis Instrumen Penelitian ………………………………. 27
a. Validitas Soal …………………………………………… 29
b. Reliabilitas ……………………………………………… 30
c. Tingkat Kesukaran ……………………………………… 31
d. Daya Beda ………………………………………………. 32
xii
2. Uji N-Gain …………………………………………………... 33
3. Uji Prasyarat Analisis Data …………………………………. 34
a. Uji Normalitas …………………………………………... 34
b. Uji Homogenitas Variens ……………………………….. 35
4. Uji Hipotesis ………………………………………………… 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………. 37
1. Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …... 37
2. Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ….. 38
3. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………… 39
B. Uji Prasyarat Analisis Data ……………………………………… 41
1. Uji Normalitas ………………………………………………. 42
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ………………………………………………….. 42
b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ………………………………………………….. 43
2. Uji Homogenitas ……………………………………………. 44
a. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ………………………………………………….. 44
b. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ………………………………………………….. 45
C. Pengujian Hipotesis ……………………………………………... 45
1. Pretest ……………………………………………………….. 46
2. Posttest ………………………………………………………. 47
D. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………. 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 51
B. Saran-Saran ……………………………………………………… 51
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Desain Penelitian ………………………………………………... 22
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Pilihan Ganda ………………. 28
Tabel 3. 3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen …………………….. 31
Tabel 3. 4 Interpretasi Tingkat Kesukaran …………………………………. 32
Tabel 3. 5 Interpretasi Daya Pembeda ……………………………………… 33
Tabel 4. 1 Hasil Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ……………... 38
Tabel 4. 2 Hasil Skor Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol …………….. 39
Tabel 4. 3 Data Skor N-Gain ……………………………………………….. 40
Tabel 4. 4 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ……………… 41
Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ………………………………………………………….. 42
Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ………………………………………………………….. 43
Tabel 4. 7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Pretest Kelas Eksperimen
dan Kontrol ……………………………………………………… 44
Tabel 4. 8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Skor Posttest Kelas Eksperimen
dan Kontrol ……………………………………………………… 45
Tabel 4. 9 Hasil Perhitungan Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol …………………………………………………… 46
Tabel 4. 10 Hasil Perhitungan Uji-t Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol …………………………………………………… 47
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ………………………………………………. 19
Gambar 3. 1 Bagan Prosedur Penelitian ……………………………………… 26
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Peserta Didik …………… 56
Lampiran 2 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian …………………………….. 76
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dengan Software Anates ……………………. 84
Lampiran 4 Soal Pretest dan Posttest ……………………………………….... 91
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen …. 97
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol …….... 114
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) ……………………………………... 129
Lampiran 8 Lembar Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Pembelajaran …….. 138
Lampiran 9 Lembar Observasi Akivitas Peserta Didik ……………………… 146
Lampiran 10 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen …………………… 154
Lampiran 11 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ………………………... 155
Lampiran 12 Data Skor N-Gain ……………………………………………….. 156
Lampiran 13 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ………… 157
Lampiran 14 Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ……………... 159
Lampiran 15 Uji Homogenitas Pretest dan Posttest …………………………... 161
Lampiran 16 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ………………………………. 163
Lampiran 17 Lembar Uji Referensi …………………………………………… 167
Lampiran 18 Tampilan Media Visual Berbasis Android ……………………… 172
Lampiran 19 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ………………………………. 173
Lampiran 20 Lembar Validasi Ahli Media ……………………………………. 174
Lampiran 21 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ……………… 177
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai
kebutuhan manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi hal yang penting dan
secara langsung akan berpengaruh terhadap hidup dan kehidupan umat
manusia. Manusia yang kehidupannya diiringi dengan pendidikan maka
kehidupannya akan berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Dengan
adanya perkembangan ini, maka pendidikan juga semakin lama semakin
berkembang mengikuti dinamika yang ada. Pendidikan masa kini tentunya
berbeda dengan pendidikan terdahulu. Maka dari itu, mutu pendidikan harus
terus-menerus ditingkatkan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Hal ini diperkuat dalam Pasal 5 Ayat (1) UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa setiap warga
negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu.1
Sistem pendidikan nasional tersebut dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan
yang artinya setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi atau menyesuaikan dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. Pengertian bermutu menjadi jelas dengan PP No. 19 Tahun
2005, yaitu yang memenuhi standar yang telah ditentukan meliputi: (1) standar
isi; (2) standar proses; (3) standar lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga
1 Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, (Jakarta: Kompas, 2008), h.
59.
2
kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7)
standar pembiayaan; dan (8) standar penilaian.2
Keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan menjadi
agenda utama semua pihak-pihak, baik yang berkaitan langsung atau tidak
terhadap dunia pendidikan. Oleh karena itu, mutu pendidikan sangat ditentukan
oleh banyak pihak, apakah pemerintah, masyarakat, sekolah, orang tua, dan
peserta didik itu sendiri. Bila dikatakan peningkatan mutu bermula dari sekolah,
maka para guru dan sekolah sebagai faktor penentunya. Mengefektifkan dan
mengefisienkan penggunaan waktu dalam proses pembelajaran yang
menentukan keberhasilan belajar peserta didik merupakan suatu keberhasilan
seorang guru. Maka dari itu, pembelajaran yang berkualitas sangat diperlukan
guna mencapai keberhasilan belajar peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang
dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa
pada keberhasilan pencapaian target belajar. Menurut Isjoni, dalam bukunya
menyatakan bahwa bila para guru memiliki kompetensi dan kualitas dalam
pembelajaran maka peserta didik akan berhasil dalam pelajaran.3 Hal ini akan
terlihat dari setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, bila guru
berhasil menyajikan pembelajaran yang efektif dan mampu memanfaatkan
media pembelajaran dengan baik maka hasil belajar yang diperoleh peserta
didik akan bernilai baik, dari yang tadinya tidak mengerti maka akan menjadi
mengerti, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, proses pembelajaran di dalam kelas dapat lebih menarik
dan dapat lebih mudah dipahami apabila peserta didik dapat memaksimalkan
lingkungan belajarnya termasuk dalam hal alat bantu belajar sebagai penunjang
pembelajaran. Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada
diperlukan suatu alternatif yang tepat dan menarik. Kurangnya motivasi dan
2 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
(http://riau.kemenag.go.id/file/dokumen/SNP.pdf) 3 Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2006), h. 35.
3
hasil belajar bisa ditingkatkan salah satunya dengan mengembangkan media
yang dekat dan sering digunakan peserta didik.4
Gibbons (dalam Lee) menyatakan bahwa dalam menghadapi tantangan
pada abad ke-21, pendidikan harus berubah. Produksi dan penyebaran
pengetahuan saat ini merupakan sebuah distribusi dan aktifitas interaktif yang
dimediasi oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi.5 Perkembangan teknologi
yang cukup pesat berimbas pada pola hidup manusia, salah satunya yaitu pada
perkembangan media pembelajaran. Media belajar yang dimaksud di sini
adalah berupa media visual berbasis android yang didalamnya terdapat materi
pembelajaran.
Di dalam Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, visual itu
berarti dapat dilihat dengan indera penglihatan.6 Jadi, media visual merupakan
jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera mata atau
penglihatan. Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan dari Arsyad yang
mengatakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti ‘tengah’,’perantara’ atau ‘pengantar’.7
Munir dalam penelitiannya menyatakan bahwa keuntungan dan manfaat
penyampaian materi dengan konsep multimedia pembelajaran adalah proses
pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat
dikurangi, kualitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dan proses belajar
mengajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, serta sikap belajar
peserta didik dapat ditingkatkan.8 Dengan adanya media visual berbasis android
4 Tutut Sari Handayani dan Suharyanto, ”Pengembangan Mobile Learning Berbasis
Android sebagai Media Pembelajaran pada Materi Fluida Statis untuk Meningkatkan Minat dan
Hasil Belajar Ranah Kognitif Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan Fisika, FMIPA UNY, 2016, h. 384. 5 Hyunjeong Lee, et. al. “Cooperation begins: Encouraging critical thinking skills through
cooperative reciprocity using a mobile learning game”, Journal of Computers & Education 97,
2016, h. 98 6 Konita Alya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT Indahjaya
Adipratama, 2009), h. 481. 7 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997) h. 3 8 Muhammad Munir & Korniawan Prabowo, “E-Learning Berbasis Multimedia Sebagai
Multimedia Center dengan CMS Joomla untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran bagi Siswa
Kelas X Jurusan TKJ di SMKN 1 Bantul, Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta,
2011, h. 2.
4
ini, peserta didik akan mudah mengakses materi pembelajaran dimanapun
dengan mudah.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 4 Kota
Tangerang Selatan, guru masih terpaku pada media pembelajaran berupa buku
pegangan peserta didik dan power point. Hasil observasi juga menunjukkan
hasil belajar peserta didik yang masih di bawah 60%. Nampaknya, penggunaan
media pembelajaran yang kurang variatif dapat mempengaruhi motivasi peserta
didik sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah. Penggunaan media-
media pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat membantu guru
maupun peserta didik keluar dari faktor-faktor penghambat pembelajaran. Jika
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas dapat menerapkan pembelajaran
yang tepat serta menggunakan fasilitas belajar yang memadai maka guru
maupun peserta didik telah mampu mengatasi hambatan belajar yang ada. Maka
dari itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada diperlukan suatu alternatif
yang tepat dan menarik.
Pelaksanaan pembelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatan, dari hasil wawancara dengan guru biologi kelas X MIA diketahui
bahwa materi jamur merupakan materi yang cukup sulit untuk difahami oleh
peserta didik. Salah satu kesulitan yang dialami peserta didik yaitu terdapat
nama-nama latin yang harus dikuasai dalam materi jamur. Peserta didik juga
mengalami kesulitan untuk memahami siklus hidup dan membedakan macam-
macam spora yang dihasilkan oleh masing-masing filum. Dengan adanya media
visual berbasis android ini siswa dapat belajar dimanapun dan mengakses
materi Jamur dengan mudah sehingga mampu mengatasi kesulitan belajar
siswa.
Penggunaan media pembelajaran berupa sebuah ponsel atau smartphone
yang didalamnya terdapat aplikasi penunjang pembelajaran diduga dapat
mengatasi masalah belajar yang terdapat di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
Teknologi ponsel sering digunakan oleh para peserta didik. Penggunaan
aplikasi ini, dapat menunjang kegiatan pembelajaran diantaranya yakni dapat
5
menampilkan materi yang ringkas didukung dengan gambar-gambar yang
menarik sehingga dapat menarik minat peserta didik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa perlu melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Media Pembelajaran Visual Berbasis
Android terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Konsep Jamur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Peserta didik tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran.
Peserta didik hanya sebagai pendengar aktif saat guru aktif menjelaskan
konsep.
2. Penggunaan media dalam pembelajaran yang kurang maksimal.
3. Konsep-konsep biologi yang disampaikan oleh guru sering kali
membosankan peserta didik dalam proses penyampaian.
4. Hasil pencapaian belajar peserta didik yang kurang optimal.
5. Masih rendahnya kemampuan mengingat pada peserta didik.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas, maka diperlukan
pembatasan masalah berdasarkan pada masalah-masalah yang telah diidentifikasi.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X MIA di SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan karena berdasarkan hasil pengamatan di sekolah tersebut
masih ada kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran Biologi.
2. Media yang digunakan adalah media visual berbasis android karena.
3. Hasil belajar biologi peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini hanya
dibatasi pada aspek kognitif peserta didik.
4. Konsep Biologi dalam penelitian ini adalah Jamur. Dari hasil pengamatan dan
wawancara guru Biologi di sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa konsep jamur
merupakan materi yang cukup sulit untuk difahami oleh peserta didik.
6
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni apakah terdapat
pengaruh penggunaan media pembelajaran visual berbasis android terhadap
hasil belajar peserta didik pada konsep Jamur?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media visual berbasis
android terhadap hasil belajar biologi peserta didik pada konsep Jamur.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang terlibat
dalam pembelajaran biologi, khususnya peserta didik, guru, dan peneliti lain.
1. Bagi peserta didik, agar lebih bisa memanfaatkan media pembelajaran yang ada
agar lebih termotivasi untuk belajar.
2. Bagi guru, diharapkan bermanfaat dalam pengembangan penggunaan media
pembelajaran guna memperoleh hasil belajar yang optimal.
3. Bagi peneliti lain: diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai
penggunaan media pembelajaran berupa media visual berbasis android dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan dapat menerapkan dengan baik
dalam proses belajar mengajar.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti
perantara atau pengantar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) media
berarti perantara; penghubung; yang terletak di antara dua pihak (orang,
golongan, dan sebagainya); Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau
usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau
panas dalam bidang teknik. Istilah media juga digunakan dalam bidang
pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau
media pembelajaran.1 Dalam pengertian ini media pembelajaran diartikan
sebagai perantara atau pengantar guru dalam menyampaikan materi yang
diajarkannya.
Terdapat beberapa batasan yang diberikan orang tentang media.
Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of
Education and Communication Technology/AECT) di Amerika membatasi
media sebagai segala bentuk dan saluran yan digunakan orang untuk
menyalurkan pesan atau informasi.2
Menurut Gerlach dan Ely menyatakan bahwa, media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap.3 Dalam pengertian ini berarti bahwa guru, buku teks,
dan lingkungan sekolah merupakan sebuah media.
1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kharisma Prenada Media, 2011), h. 163 2 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, Cet.
2 Ed. 2, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h. 8. 3 Wina, Op.Cit.., h. 163.
8
Berdasarkan uraian yang panjang dari beberapa ahli tentang batasan
media pembelajaran dalam pendidikan, dapat penulis simpulkan bahwa media
adalah perantara dalam proses pembelajaran, dan merupakan suatu bagian
integral dari proses pendidikan yang harus dikuasai oleh semua guru
profesional. Guru menggunakan media sebagai wadah atau perantara untuk
meyampaikan pembelajaran kepada peserta didik yang bertujuan agar proses
pembelajaran yang dilakukan dapat lebih mudah dan lebih menarik, sehingga
proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran,
jenis tugas dan respon yang diharapkan peserta didik kuasai setelah pengajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik.
Menurut Yusufhadi Miarso, hambatan-hambatan komunikasi yang
sering timbul disebabkan oleh: (1) Verbalisme ketergantungan pada
penggunaan kata-kata lisan untuk memberikan penjelasan; (2) Kekacauan
penafsiran, misalkan istilah yang sama dapat ditafsirkan berbeda; (3) Perhatian
yang bercabang, tidak dapat memusatkan perhatian; (4) Tidak ada tanggapan,
proses berfikir tidak berlangsung; (5) Kurang perhatian, dikarenakan kurangnya
variasi metode dalam prosedur pengajaran, sumber informasi tunggal yang
membosankan, kurangnya supervisi dan bimbingan karena guru sibuk dalam
prestasi, keadaan fisik lingkungan belajar yang mengganggu, karena pengaturan
tempat duduk yang kaku serta keterbatasan fisik dalam kelas.4
Guru harus memandang media pembelajaran sebagai alat bantu utama
dengan adanya hambatan tersebut guna menunjang keberhasilan mengajar dan
4 Yusufhadi Miarso, dkk., Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali,
1986), Cet. 2, h. 109-110.
9
mengembangkan metode-metode yang dipakainya dengan memanfaatkan daya
guna media pembelajaran. Di tangan gurulah alat-alat itu (benda atau alam)
menjadi bermakna bagi pertumbuhan pengetahuan ketrampilan dan
pembentukan sikap keagamaan peserta didik. Oleh sebab itu, media
pembelajaran dalam pendidikan mempunyai fungsi yang cukup berarti di dalam
proses belajar mengajar, seperti yang diungkapkan oleh beberapa ahli berikut:
Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran
didalam proses belajar mengajar diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (2) Media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar; (3) Media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang, dan waktu; (4) Media pembelajaran dapat
memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-
peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.5
Pendapat lainnya menyimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki
beberapa manfaat. Manfaat tersebut antara lain: (1) Mengkonkretkan konsep-
konsep yang bersifat abstrak; (2) Membangkitkan motivasi; (3) Memfungsikan
seluruh indera peserta didik; (4) Mendekatkan dunia teori/konsep dengan realita
yang sukar diperoleh dengan cara-cara lain selain menggunakan media
pembelajaran; (5) Meningkatkan kemungkinan terjadinya interaksi langsung
antar peserta didik dengan lingkungannya; (6) Memberikan uniformitas atau
keseragaman dalam pengamatan, sebab daya tangkap setiap siswa akan
berbeda-beda tergantung dari pengalaman serta intelegensi masing-masing
peserta didik; (7) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat
diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.6
5 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Op. Cit., h. 23. 6 Ali Muhson, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi”,
Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, Vol. 8, No. 2, (2010), h. 4-5.
10
Pernyataan yang tidak jauh berbeda tentang manfaat media
pembelajaran adalah: (1) Menyamakan Persepsi Peserta Didik; (2)
Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak; (3) Menghadirkan objek-objek
yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar; (4)
Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil; (5) Memperlihatkan gerakan
yang terlalu cepat atau lambat.7
Berdasarkan para pendapat ahli di atas, maka sangat jelas bahwa
manfaat media pembelajaran sangat besar terhadap pendidikan para peserta
didik. Karena media pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam
menerima pesan dan informasi dari guru sehingga memaksimalkan proses
pembelajaran.
2. Media Visual
a. Definisi Media Visual
Media visual merupakan media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diamseperti film
strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan
cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang
bergerak seperti film bisu dan film kartun.8
Media Visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua
jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan nonverbal. Pesan
verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan
nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-
visual. Posisi simbol-simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal,
maka media bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian
menjadi software-nya media visual.9
7 Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan, Vol. 8, No. 1, (2011), h. 22. 8 Syaiful dan Aswan, Strategi Belajar Mengajar (edisi revisi), (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006 9 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 81
11
Dengan demikian, media visual merupakan media yang hanya melibatkan
indra pengelihatan karena dalam media tersebut hanya terdapat isi yang berupa gambar
yang dapat dilihat dengan mata, tidak memiliki suara.
b. Macam-Macam Media Visual
1) Media yang tidak diproyeksikan
a) Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan
ruang kelas, tetapi peserta didik dapat melihat langsung ke objek. Kelebihan
dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada peserta
didik. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi
makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
b) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan
model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal
untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah,
system ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c) Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui
simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian,
memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep
yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal.
Jenis-jenis media grafis berupa gambar atau foto (paling umum digunakan),
sketsa, diagram atau skema, bagan atau chart, dan grafik.10
2) Media proyeksi
a) Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata
letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan peserta
didik (tanpa harus membelakangi peserta didik). Perangkat media transparansi
meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy/OHT) dan perangkat keras
(Overhead projector/OHP).
10 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia Di Sekolah, (Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya, 2010) h. 91
12
b) Film bingkai atau slide adalah film transparan yang umumnya berukuran
35 mm dan diberi bingkai 2x2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa
film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir
sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan
lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan
lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor
slide.11
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual
Seperti kita ketahui, media merupakan alat yang menghubungkan kita
dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan mengalami kesulitan untuk
mengetahui apa yang terjadi di sekeliling kita. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa media adalah sumber informasi utama bagi semua orang di dunia. Namun
setiap media tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satunya yaitu
media visual.
1) Kelebihan media visual
Kelebihan dari media visual ini peserta didik dapat memahami gagasan
yang rumit karena dalam media visual menyediakan dukungan visual yang baik
sekali untuk mempelajari gagasan abstrak gambar-gambar yang berhubungan
dengan materi pelajaran. Dengan visual, peserta didik bisa ikut terlibat dalam
pencarian bahan pengetahuan. Selain itu, banyak media non-terproyeksi yang
tidak membutuhkan aliran listrik sehingga memudahkan peserta didik
mempelajarinya dimanapun dan kapanpun. 12
11 Ibid., h. 92 12 Sharon E. Smaldino, et. al., Instructional Technology & Media For Learning, (Jakarta:
Kencana, 2012) h. 324
13
2) Kekurangan media visual
Disamping kelebihan, media visual juga memiliki kekurangan. Salah
satunya yakni tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan atau
gambar tentu tidak dapat didengar sehingga kurang mendetail materi yang
disampaikan. Selain itu, media visual ini hanya dapat memberikan visual berupa
gambar yang mewakili isi berita.13
3. Android
a. Definisi Android
Android merupakan suatu sistem operasi (Operating System/OS)
berbasis Linux yang dimodifikasi untuk perangkat bergerak (mobile device)
yang terdiri dari sistem operasi, middleware, dan aplikasi-aplikasi utama.14
Android ini dirancang untuk mobile device seperti telepon pintar (smartphone)
dan komputer tablet.
Pada awalnya Android dikembangkan oleh Android Inc. Perusahaan
tersebut merupakan pendatang baru berfokus untuk pengembangan sistem
operasi tertanam dan software untuk perangkat bergerak. Kemudian perusahaan
ini menjadi grup Google.15 Pada saat itu, OS Android ini belum berlisensi open
source, namun kemudian Google membentuk Open Handset Alliance (OHA)
yang kini beranggotakan lebih dari 34 perusahaan diantaranya yakni Motorola,
Samsung, LG, Sony Erricson, Xiaomi, Oppo, Vivo, Toshiba, Asus, dan
sebagainya. Bersama OHA itulah Google merilis Android secara open source
untuk penetrasi pasar produk berbasis Android dan juga mempermudah
pengguna dalam mengakses layanan Google.
Android telah mengalami sejumlah pembaruan sejak pertama kali
dirilis. Rata-rata versi terbaru Android dirilis setiap 6 bulan diantaranya yakni
Android 1.5 (Cupcake), Android 1.6 (Donut), Android 2.1 (Eclair), Android 2.2
13 Ibid. 14 Zamrony P. Juhara, Panduan Lengkap Pemrograman Android, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2016) h. 1 15 Jazi Eko Istiyanto, Pemrograman Smart Phone Meggunakan SDK Android dan
Hacking Android, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) h. 4
14
(Froyo), Android 2.3 (Gingerbread), Android 3.0 (Honeycomb), Android 4.0
(Ice Cream Sandwich), Android 4.1 (Jellybean), Android 4.4 (KitKat), Android
5.0 (Lollipop), Android 6.0 (Marshmallow), Android 7.0 (Nougat), Android 8.0
(Oreo), dan Android 9.0 (Pie).16 Setiap dirilisnya versi terbaru maka perangkat
akan memiliki performa yang lebih baik dan adanya perubahan spesifikasi
perangkat keras seperti prosesor, chip sensor, dan LCD layar sentuh.
4. Hasil Belajar
a. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku yang terjadi melalui
proses latihan dan pengalaman.17 Dalam konteks menjadi tahu atau proses
memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvesional, kontak
manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman, dan dari pengalaman
inilah akan muncul sebuah pengetahuan.
Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri
seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.18 Antara proses belajar dengan perubahan
adalah dua gejala yang saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan
sebagai bukti dari hasil yang diproses.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses munculnya perilaku baru atau perubahan pada tingkah laku pada
individu menjadi lebih baik yang bersifat relatif konstan dan tetap sebagai hasil dari
adanya respon dari pengalaman yang diperoleh dan juga interaksi dengan lingkungan
sekitar, baik terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja.
b. Definisi Hasil Belajar
Menurut Gagne hasil belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan
yang diperoleh dari proses belajar yang dapat dikategorikan dalam lima macam
yaitu: informasi verbal (verbal information) yaitu kemampuan seseorang untuk
16 Zamrony P. Juhara, Op. Cit., h. 2-3. 17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya CV, 1985), h. 81 18 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 68.
15
menuangkan pikirannya dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis,
keterampilan intelektual (intellectual skills) yaitu kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan suatu objek, dan
menghubungkan konsep, strategi kognitif (cognitive strategies) yaitu
kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas mentalnya
sendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya, sikap (attitude) adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang berupa kecenderungan dengan menerima
dan menolak suatu objek berdasarkan penilaian atas objek itu, keterampilan
motorik (motor skills) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
serangkaian gerakan jasmani dari anggota badan secara terpadu dan
terkoordinasi.19
Menurut Sudjana, hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki
peserta didik setelah mereka memiliki pengalaman belajar.20 Sedangkat
menurut Jamil berpendapat bahwa hasil belajarcsangat erat kaitannya dengan
belajar atau proses belajar.21 Dari sisi guru, proses evaluasi hasil belajar
merupakan tindakan yang dilakukan di akhir pembelajaran. Hasil belajar ini
bisa dievaluasi dari berbagai aspek.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik di akhir kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar ini dapat diperoleh dari kegiatan penilaian oleh guru yang
dilakukan kepada peserta didik dan merupakan tujuan yang dicapai oleh peserta
didik melalui proses pembelajaran yang nantinya diharapkan adanya
peningkatan akan pemahaman peserta didik.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
19 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), h. 37. 20 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 3 21 Jamil Suprihatiningrum, Op.Cit., h. 37.
16
belajar itu sendiri. Ngalim Purwanto menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: (1) Faktor internal adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi
faktor jasmaniah dan faktor psikologis; (2) Faktor eksternal adalah faktor yang
ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.22
B. Penelitian Relevan
Penelitian ini dilaksanakan dengan merujuk beberapa hasil penelitian,
diantaranya yaitu dalam penelitian yang dilakukan oleh Rusdiah dan Sainab
dengan judul “Pengaruh Media Visual terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi
Peserta Didik Kelas XI SMK Islam DDI Poniang Majene” menunjukkan bahwa
peserta didik dengan yang menggunakan media visual skor rata-rata hasil
belajar biologi peserta didik setelah diajar dengan menggunakan media visual
(Posttest) yaitu 17,5 yang setara dengan nilai 58,33 sehingga berada pada
rentang nilai 41-60 yang termasuki kategori sedang. Pada pengujian hipotesis
diperoleh thitung > ttabel (7.32 > 1.73) sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar biologi peserta
didik sebelum dan setelah diajar dengan menggunakan media visual sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yaitu media visual berpengaruh
terhadap hasil belajar kognitif biologi peserta didik kelas XI SMK Islam DDI
Poniang Majene.23
Dalam sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh Lasia Agustina.
dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Visual dan Minat Belajar Siswa
terhadap Hasil Belajar Matematika” menyatakan bahwa Siswa yang diajar
dengan menggunakan media visual memiliki hasil belajar yang lebih tinggi
dari pada siswa yang diajar tanpa menggunakan media visual. Perbedaan hasil
belajar di antara kedua kelompok ini adalah perbedaan yang signifikan. Dengan
22 Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 107 23 Rusdiah dan Sainab, “Pengaruh Media Visual terhadap Hasil Belajar Kognitif Biologi
Peserta Didik Kelas XI SMK Islam DDI Poniang Majene”, (Majene: Skripsi Universitas Sulawesi
Barat, 2016).
17
nilai sign 0,049 < 0,05. Berdasarkan hasil analisis ini, maka H1 yang
menyatakan bahwa rerata skor hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan media visual lebih dari rerata skor hasil siswa yang diajar tanpa
menggunakan media visual diterima, sehingga terdapat pengaruh media visual
terhadap hasil belajar hasil belajar matematika.24
Selanjutnya penelitian yang dilakukan Widia Nengsih dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Media Visual terhadap Hasil Belajar Matematika
Peserta Didik”. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar
matematika yang menggunakan media visual dengan yang tidak menggunakan
media visual. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media
visual terhadap hasil belajar matematika peserta didik.25
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Tjahyo dengan judul “Pengaruh
Media Visual di Ruang Kelas terhadap Minat dan Hasil Belajar Kimia Sswa”,
Pembelajaran dengan media visual di ruang kelas berpengaruh terhadap minat
dan hasil belajar kimia siswa pada materi pokok larutan elektrolit an konsep
redoks. Persentase minat belajar kimia kelompok eksperimen (70,54%) lebih
tinggi dari kelompok kontrol (59,70%). Di mana besarnya pengaruh media
visual di ruang kelas terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi pokok
larutan elektrolit dan konsep redoks adalah 74,5184%. Media visual di ruang
kelas dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar kimia siswa kelompok
eksperimen sebesar 3,20 dengan kisaran nilai 0-10. Dimana besarnya pengaruh
media visual di ruang kelas terhadap hasil belajar kimia siswa materi pokok
larutan elektrolit dan konsep redoks adalah 57,2964%. 26
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Huriasil dengan judul
“Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar SIswa pada
Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kelas X SMA Negeri 1 Kampar” menyatakan
bahwa penggunaan media visual berbasis komputer pada pokok bahasan Ikatan
24 Lasia Agustina, “Pengaruh Penggunaan Media Visual dan Minat Belajar Siswa terhadap
Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Formatif 1(3), 2010, h. 236-246. 25 Widia Nengsih, Pengaruh Penggunaan Media Visual terhadap Hasil Belajar
Matematika Peserta Didik, (Bandar Lampung: Skripsi Universitas Lampung, 2018). 26 Tjahyo Soebroto, dkk., “Pengaruh Media Visual di Ruang Kelas terhadap Minat dan
Hasil Belajar Kimia Sswa”, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2015).
18
Kimia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Besarnya peningkatan hasil
belajar dengan penggunaan media visual berbasis komputer pada pokok
bahasan Ikatan Kimia telah menunjukkan hasil yang baik. Ketuntasan hasil rata-
rata siswa sebelum tindakan adalah sebesar 59,66, siklus I menunjukkan 69,89,
sedangkan pada siklus ke II sebesar 70,45. Dari hasil rata-rata yang diperoleh
dapat diketahui kenaikan hasil rata-rata siswa sebelum tindakan ke siklus I
sebanyak 10,23, kemudian kenaikan hasil rata-rata siswa dari siklus I ke siklus
II sebanyak 15,23.27
C. Kerangka Berfikir
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
minat orang untuk belajar dipengaruhi oleh sumber atau media pembelajaran
yang menarik, canggih, interaktif, praktis, mudah diakses, dapat dipelajari
secara mandiri, serta dapat digunakan dimanapun dan kapanpun.
Selain itu perkembangan teknologi telepon seluler sedemikian cepat dan
dapat dirasakan di seluruh dunia. Pengguna smartphone tidak memandang usia,
dari kalangan anak-anak sekitar umur 10 tahun hingga lansia sudah
memilikinya.
Pembelajaran biologi juga seharusnya sejalan dengan perkembangan
teknologi. Penggunaan smartphone di kalangan peserta didik dapat
dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran. Salah satunya adalah
pembelajaran dengan media visual berbasis android. Media ini merupakan
media pembelajaran berbasis android yang didalamnya terdapat berbagai materi
pembelajaran. Manfaat media visual berbasis android lainnya adalah
pembelajaran akan lebih menarik bagi peserta didik, lebih praktis karena mudah
diperoleh, mudah diakses dan dapat dipelajari mandiri oleh peserta didik itu
sendiri serta dapat digunakan kapan saja. Oleh karena itu media visual berbasis
27 Huriasil Husna, “Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar SIswa
pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kelas X SMA Negeri 1 Kampar”, (Pekanbaru: Skripsi UIN
Riau, 2011).
19
android merupakan salah satu alternatif alat bantu pembelajaran yang cukup
baik dan efektif, serta mudah untuk dibawa kemanapun.
Penggunaan media visual berbasis android merupakan salah satu wujud
pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Biologi. Dengan menggunakan
media ini merupakan strategi yang digunakan untuk membantu peserta didik
mecari informasi mengenai materi yang sedang dipelajari. Dengan
menggunakan media visual berbasis android ini diharapkan hasil belajar peserta
didik dalam pembelajaran Biologi meningkat sehingga dapat mengatasi
kesulitan proses belajar mengajar.
Media Visual berbasis android
Penggunaan media visual berbasis
android sebagai media pembelajaran
Berpengaruh Positif
Media Visual Berbasis
Android Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Mendukung
Pembelajaran
mandiri siswa
Memudahkan
siswa untuk
belajar di
manapun tanpa
terbatas oleh
tempat
Mampu
menjangkau
siswa yang
kekurangan
fasilitas karena
harganya yang
murah
Media visual
berbasis android
untuk
menumbuhkan
motivasi peserta
didik untuk
belajar
20
D. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut. Media pembelajaran visual berbasis
android berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi Peserta Didik di kelas X
MIA di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017,
pada bulan Januari - Februari 2017.
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi
experiment), yaitu suatu desain eksperimen yang memungkinkan peneliti
mengendalikan variabel sebanyak mungkin dari situasi yang ada karena tidak
memungkinkan mengontrol variabel dengan penuh.1
Peneliti akan membagi kelas yang akan diteliti menjadi dua kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dengan menggunakan bantuan
media visual berbasis android dalam pembelajaran sedangkan kelas kontrol tidak.
Sehingga dapat diketahui hasil perbandingannya.
2. Desain Penelitian
Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelas dilakukan pretest untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan dasar peserta didik pada konsep
keanekaragaman hayati. Kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda,
setelah itu pada kedua kelas dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan peserta didik terhadap konsep keanekaragaan hayati. Desain
1 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 222.
22
penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Bentuk
desain penelitian tersebut adalah:2
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
Eksperimen : Kelas eksperimen dengan menggunakan media visual berbasis android
Kontrol : Kelas kontrol tanpa menggunakan media visual berbasis android
X1 : Perlakuan dengan menggunakan media visual berbasis android
X2 : Perlakuan tanpa menggunakan media visual berbasis android
O1 : Pemberian pretest
O2 : Pemberian posttest
Dalam penelitian ini, dikatakan berpengaruh positif jika kelas eksperimen
atau yang menggunakan media visual berbasis android nilai posttest nya lebih baik
daripada kelas kontrol atau kelas yang menggunakan media power point.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi terbagi menjadi
dua, yakni populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SMA Negeri 4 Kota Tangerang
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Badung: Alfabeta, 2011, h. 114. 3 Sugiyono, Op.Cit., h. 119.
23
Selatan. Sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh peserta didik di kelas X
MIA SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.4 Dalam pengambilan sampel ini bisa dilakukan berdasarkan
pertimbangan guru mata pelajaran biologi berdasarkan kesamaan jumlah peserta
didik dan nilai rata-rata peserta didik. Bisa juga melalui soal pretest yang diberikan
kepada peserta didik. Sampel kelas eksperimen dipilih berdasarkan hasil survei
kepemilikan smartphone android, adapun sampel kelas kontrol dipilih secara acak.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu:
1. Tahap Pendahuluan
Pada tahap pendahuluan, langkah pertama yaitu mengidentifikasi masalah
yang bertujuan untuk membuat latar belakang permasalahan penelitian. Identifikasi
masalah dilakukan melalui studi pendahuluan berupa survei ke tempat penelitian
dan menelaah berbagai literatur. Selama proses studi pendahuluan, peneliti
melakukan observasi dan wawancara dengan guru bidang studi Biologi terkait
permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Hasil observasi dan wawancara
kemudian digunakan untuk mendukung penggunaan literatur dan memperjelas
permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Pada tahap persiapan ini dilakukan
pembuatan proposal penelitian, survei tempat uji coba instrumen dan penelitian,
penyusunan instrumen, uji coba instrumen, dan penyusunan perangkat
pembelajaran.
4 Sugiyono, Op.Cit., h. 120.
24
Langkah kedua dalam tahap pendahuluan yakni penyusunan instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran. Penyusunan instrumen penelitian berupa
tes berbentuk esai dan non tes berupa lembar observasi, sedangkan penyusunan
perangkat pembelajaran berupa pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen soal pilihan ganda yang telah
dibuat kemudian divalidasi oleh ahli (dalam hal ini dosen pembimbing) untuk
melihat kesesuaian konten dengan indikator. Soal yang telah divalidasi kemudian
diujicobakan kepada peserta didik yang telah mempelajari konsep materi yang
digunakan dalam penelitian yang telah diujicobakan kemudian diukur validitasnya
untuk melihat soal yang layak digunakan dalam penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dengan melakukan pengukuran awal yaitu
dengan memberikan pretest berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari yakni materi Jamur.
Selanjutnya, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media visual
berbasis android sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menerapkan
pembelajaran dengan media power point.
Peserta didik di kelas eksperimen dan kontrol dibagi menjadi 10 kelompok.
Setiap kelompok mendapatkan LKS yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Pada
pertemuan pertama dan kedua, indikator dan materi yang disampaikan untuk kelas
kontrol dan eksperimen sama. Indikator pada pertemuan yang pertama yakni
mengidentifikasi ciri umum dan struktur tubuh jamur, menjelaskan cara hidup dan
habitat jamur, mengklasifikasikan jamur berdasarkan divisinya, dan menjelaskan
reproduksi dan daur hidup jamur. Sedangkan indikator pada pertemuan kedua yakni
menjelaskan simbiosis jamur dengan organisme lain dan menjelaskan peranan
jamur bagi kehidupan sehari hari. Perbedaan untuk kelas kontrol dan eksperimen
terletak pada media pembelajaran yang digunakan. Untuk kelas eksperimen,
peserta didik bisa mengakses informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
25
dengan mengakses media visual berbasis android yang sudah dipegang oleh
masing-masing peserta didik. Sedangkan untuk kelas kontrol, peserta didik terlebih
dahulu diberikan sedikit penjelasan dari materi yang dipelajari dengan media power
point. Setelah selesai menjawab pertanyaan yang ada di LKS, peserta didik diminta
untuk menyampaikan hasil diskusi, baik untuk kelas kontrol maupun eksperimen.
Penelitian ini melihat pada kemampuan awal peserta didik yang sama,
namun perlakuan dalam proses pembelajarannya berbeda, sehingga dapat
memberikan hasil yang sesuai harapan. Setelah proses pembelajaran selesai, maka
proses selanjutnya yakni memberikan kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan
mengenai materi yang dipelajari. Untuk kelas kontrol, kuis tercantum pada Power
Point dan langsung diberikan kepada peserta didik. Sedangkan pada kelas
eksperimen, kuis sudah terdapat pada media visual yang sudah dipegang masing-
masing peserta didik sehingga peserta didik dapat mengaksesnya secara langsung.
3. Tahap akhir
Pada tahap akhir, peneliti mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan
posttest. Pengolahan data dalam bentuk nilai atau angka dengan menggunakan
uji statistik yang disesuaikan dengan jenis penelitian dan karakteristik sampel,
membahas hasil penelitian, dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.
Tahapan prosedur penelitian dirangkum dalam alur penelitian pada bagan berikut.
27
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data ini yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu dengan metode tes. Tes yaitu suatu instrumen yang berisi pertanyaan-
pertanyaan dan atau persoalan yang harus dijawab dan dipecahkan oleh individu
yang dites (testee). Bila isi pertanyaan-pertanyaan atau persoalan-persoalan
tersebut merupakan sesuatu hal yang telah dipelajari peserta didik (testee), maka
disebut tes hasil belajar (achievement test).5 Tes objektif yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes pilihan ganda. Dalam hal ini tes objektif yang digunakan
pada pretest dan posttest keduanya dibuat sama untuk kedua kelompok.
Tes objektif pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
ranah kognitif C1 sampai C5 berdasarkan taksonomi Bloom revisi. Jumlah soal
pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 25 soal. Masing-
masing soal pilihan ganda tersebut terdiri atas lima alternatif jawaban, yaitu:
a, b, c, d, dan e. Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen
yang akan digunakan diuji pada kelompok peserta didik yang dianggap sudah
mengikuti materi yang akan disampaikan. Setelah itu instrument diukur tingkat
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda sehingga dapat
dipertimbangkan apakah instrument tersebut dapat dipakai atau tidak. Berikut
disajikan kisi-kisi instrumen penelitian tes objektif yang digunakan dalam
penelitian ini:
5 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 28.
28
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Pilihan Ganda
Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4 C5
Mengidentifikasi
ciri umum dan
struktur tubuh
jamur
3, 4, 5* 1, 2, 6* 6
Menjelaskan cara
hidup dan habitat
jamur
7*, 8, 9,
10
12* 11* 6
Mengklasifikasikan
jamur berdasarkan
divisinya
26 13*, 15,
17, 19,
20*, 25
18, 22,
23*, 24
14 21 13
Menjelaskan
reproduksi dan daur
hidup jamur
30*,
16*
27*, 28,
29
5
Menjelaskan
simbiosis jamur
dengan organisme
lain
32 33* 31 3
Menyebutkan
peranan jamur bagi
kehidupan sehari-
hari
34, 39,
40
35, 36,
38*
37 7
Total 13 14 9 3 1 40
Ket:
*) Soal yang tidak valid
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen tersebut harus
memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal.
29
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soal yang akan
diujikan, meliputi:
a. Validitas Soal
Salah satu ciri tes itu baik adalah tes itu dapat tepat mengukur apa yang
hendak diukur atau istilahnya valid atau shahih.6 Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrument. Instrument yang
valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid akan
memiliki validitas yang rendah, untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini
menggunakan rumus kolerasi point biseral.7 Rumus yang digunakan adalah:
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠(𝑖) = 𝑋�̅� − �̅�𝑡
𝑆𝑡√
𝑝𝑖
𝑞𝑖
Keterangan:
rpbis (i) : koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan skor total
Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i
Xt : rata-rata skor total semua responden
St : standar deviasi skor total seua responden
pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir nomor i
qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir nomor i
Perhitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan program Anates.
Berdasarkan hasil analisis butir soal dengan menggunakan Anates, dari 40 soal
yang diberikan terdapat 27 soal yang valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 14, 15,
17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40. Sedangkan soal
6 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 245 7 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kopetensi, (Jakarta: UIN Press,
2006), hlm. 109-110.
30
yang tidak valid sebanyak 13 soal. Dari jumlah butir soal yang valid yaitu 27 butir
soal, peneliti hanya menggunakan soal sebanyak 25 butir soal.
b. Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah dengan
melakukan pengukuran reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan alat
tersebut dalam nilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk butir soal objektif
dilakukan dengan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20,
yaitu:8
𝑟11 = [𝑛
𝑛 − 1] [
𝑆2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑆2] , dengan𝑆2 =
∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋
𝑛 )2
𝑛
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah(q=1-p)
∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyak item
S2 : standar deviasi dari tes
8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: BumiAksara, 2015),
h. 115
31
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0.81 - 1.00 Sangat tinggi
0.61 - 0.80 Tinggi
0.41 - 0.60 Cukup
0.21 - 0.40 Rendah
0.00 - 0.20 Sangat
Hasil analisis seperti yang terdapat pada lampiran menunjukkan bahwa nilai
yang diperoleh sebesar 0.79. Dapat disimpulkan bahwa reliabiliras butir-butir soal
termasuk dalam kriteria tinggi.9
c. Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus:10
𝑃 =𝐵
𝑁
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
N : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
9 Lampiran 3 10 Ahmad Sofyan, dkk., Op.Cit., hlm. 103-104.
32
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran, digunakan ketentuan:
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi Kesukaran Nomor Soal11
0.00-0.25 Soal sukar 3, 4, 11, 12, 13, 27, 30,
33, 35, 39
0.26-0.75 Soal sedang 5, 6, 8, 9, 10, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 25,
24, 25
0.76-1.00 Soal mudah 1, 2, 7, 26
d. Daya Beda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Untuk
menentukan daya pembeda, maka digunakan rumus sebagai berikut:12
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
Keterangan:
J : Jumlah peserta tes
JA : Banyaknya jumlah peserta kelompok atas
JB : Banyaknya jumlah peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
11 Lampiran 3 12 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h. 228
33
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Nomor Soal13
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek ( very poor) 6, 7, 27
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek (poor) 13, 16, 20, 23, 33, 38
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup (satisfactory) 1, 3, 5, 9, 11, 17, 19, 30,
31, 34, 35, 39
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (good) 2, 4, 10, 12, 14, 15, 18,
21, 25, 26, 28, 36, 37
0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali (excellent) 8
2. Uji N-Gain
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Untuk menghitung
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep peserta didik setelah
pembelajaran berlangsung digunakan rumus Normalized Gain oleh Meltzer,
sebagai berikut:14
N-Gain =(𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
(𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
Menurut Hake, Gain skor ternormalisasi menunjukkan tingkat efektivitas
perlakuan dari pada perolehan skor atau posttest. Terdapat tiga kategorisasi
perolehan skor gain ternormalisasi:
13 Ibid. 14 David E. Meltzer, “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual
Learning Gains in Physic a Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score”. Journal, Department
of Physic and Astronomy, Iowa State University, 2002, h. 1260. (http://www.physicseducation.net/docs/
Addendum_on_normalized_gain.pdf).
34
g-tinggi : nilai (<g>)>0,7
g-sedang : nilai 0,7 e(<g>)e0,3
g-rendah : nilai (<g>)<0,315
3. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji prasyarat analisis digunakan untuk mengetahui apakah pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji parametrik dapat dilanjutkan atau tidak. Uji
nonparametrik digunakan apabila asumsi-asumsi pada uji parametrik tidak
terpenuhi. Teknik analisis yang digunakan yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji
Liliefors.16
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan:
Lo/Lobservasi : peluang mutlak tersebar
F (Zi) : peluang angka baku
S (Zi) : proporsi angka baku
Kriteria pengujian:
Lhitung< Ltabel data berdistribusi normal
Lhitung> Ltabel data tidak berdistribusi normal
15 Richard R. Hake, “Analyzing Change/Gain Scores”, American Educational Research
Association’s Division, Measurement and Research Methodology, 1999, h. 1. 16 Agus Irianto, Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya, (Jakarta: Kencana,
2010), h. 272-275.
35
b. Uji homogenitas variens
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher. 17
F = 𝑆1
2
𝑆22=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙, dimana 𝑆2=
𝑛 ∑ 𝑋2
−(∑ 𝑋)2
𝑛 (𝑁−1)
Keterangan:
F : Homogenitas
𝑆12 : Varians besar
𝑆12 : Varians kecil
Kriteria pengujian:
Terima Ho jika harga Fhitung< Ftabel
Tolak Hojika harga Fhitung> Ftabel = 0,05 dan derajat kebebasan
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk
mengetahui adanya pengaruh penggunaan media visual berbasis android terhadap
hasil belajar biologi peserta didik. Rumus Uji t:18
a) Menentukan hipotesis
Ho= 𝜇1 = 𝜇2
Ha = 𝜇1 ≠ 𝜇2
b) Menentukan 𝛼
Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.
17 Ibid., h. 275-276. 18Ibid., h. 103.
36
c) Menentukan kriteria penerimaan hipotesis
Kriterianya: Ho diterima, jika thitung< ttabel
Ha diterima, jika thitung> ttabel
d) Menentukan thitung
Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua kelompok
mempunyai varians yang sama maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan
rumus:
thitung = �̅�1− �̅�2
√1
𝑛1
𝑆+
1
𝑛2
dengan S = √(𝑛1− 1)𝑆1
2+(𝑛2−1)𝑆22
𝑛1+𝑛2−2
Keterangan:
𝑋1̅̅ ̅ : rata-rata posttest kelas eksperimen
𝑋2̅̅ ̅ : rata-rata posttest kelas kontrol
S12 : variansi kelas eksperimen
S22 : variansi kelas kontrol
n1 : jumlah peserta didik kelas eksperimen
n2 : jumlah peserta didik kelas kontrol
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang antara pembelajaran
dengan media visual berbasis android terhadap hasil belajar biologi peserta
didik pada konsep fungi (jamur). Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t yaitu
thitung > ttabel (4.41 > 1.82) dengan taraf signifikansi 5% (α = 0.05).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis
mengajukan beberapa saran sebagai perbaikan di masa mendatang.
1. Pemanfaatan media visual berbasis android dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik, sehingga guru disarankan untuk menggunakan
media ini dalam proses pembelajaran.
2. Penelitian yang telah dilakukan didapati kekurangan yaitu peserta didik
yang tidak memiliki smartphone dengan kapasitas RAM yang cukup.
Untuk itu bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis
disarankan terlebih dahulu memastikan bahwa seluruh peserta
didikyang ingin diteliti memiliki smartphone yang berfungsi dengan
baik atau menyediakan alternatif lain agar peserta didik dapat
mengakses media pembelajaran.
3. Pada penelitian ini, media visual berbasis android yang digunakan hanya
berisi teks dan gambar sehingga dapat dikatakan masih belum sempurna
mengacu pada prinsip multimedia yang menggabungkan gambar,
animasi, audio, dan video ke dalam suatu media. Maka dari itu, bagi
peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis untuk lebih
menyempurnakan lagi media yang akan digunakan.
52
Daftar Pustaka
Agustina, Lasia. Pengaruh Penggunaan Media Visual dan Minat Belajar Siswa
terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Formatif 1(3), 2010.
Alya, Konita. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT.
Indahjaya Adipratama, 2009.
Ariani, Niken dan Haryanto, Dany. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya, 2010.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara. 2015.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997.
Asnawir dan Usman, M. Basyiruddin. Media Pembelajaran. Cet. 2. Jakarta:
Ciputat Press, 2002.
David, Meltzer E., “The Relationship between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physic a Possible Hidden Variable in
Diagnostic Pretest Score”, (http://www.physicseducation.net/docs/
Addendum_on_ normalized_gain.pdf)
Djaafar, Tengku Zahara. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil
Belajar. Jakarta: Universitas Negeri Padang. 2001.
Hake, Richard R., “Analyzing Change/Gain Scores”, American Educational
Research Association’s Division, Measurement and Research Methodology,
1999.
Husna, Huriasil. Penggunaan Media Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar
SIswa pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia di Kelas X SMA Negeri 1
Kampar”=. Pekanbaru: Skripsi UIN Riau, 2011.
Irianto, Agus. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta:
Kencana, 2010.
Isjoni. Pendidikan Sebagai investasi Masa Depan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2006.
53
Istiyanto, Jazi Eko. Pemrograman Smart Phone Meggunakan SDK Android dan
Hacking Android. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013).
Juhara, Zamrony P. Panduan Lengkap Pemrograman Android. (Yogyakarta: CV
Andi Offset, 2016).
Junaedi, Edi. Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Bandung: Skripsi UPI, 2013.
Kasiram, Mohammad. Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, 2008
Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. Media Pembelajaran; Manual dan
Digital, Cet. 2 Ed. 2. Bogor: Ghalia Indonesia, 2016.
Lee, Hyunjeong., et. al. “Cooperation begins: Encouraging critical thinking skills
through cooperative reciprocity using a mobile learning game, Computers
& Education 97”. 2016.
M, Munir. dan K, Prabowo. “Pengembangan E-learning Berbasis Multimedia
Sebagai Multimedia Center untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
TKJ di SMK”. Jurnal. Yogyakarta: FT UNY, 2011.
Miarso, Yusufhadi, dkk. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Cet. 2. Jakarta: CV.
Rajawali. 1986.
Mudjijo. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Muhson, Ali. “Pengembangan Media PembelajaranBerbasis Teknologi Informasi”.
Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. Vol. 8, No. 2, 2010
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Nengsih, Widia. Pengaruh Penggunaan Media Visual terhadap Hasil Belajar
Matematika Peserta Didik. (Bandar Lampung: Skripsi Universitas
Lampung, 2018).
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,
(http://riau.kemenag.go.id/file/dokumen/SNP.pdf).
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya CV, 1985.
Rusdiah dan Sainab. Pengaruh Media Visual terhadap Hasil Belajar Kognitif
Biologi Peserta Didik Kelas XI SMK Islam DDI Poniang Majene. Majene:
Skripsi Universitas Sulawesi Barat, 2016.
54
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kharisma Prenada Media. 2011.
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010.
Soebroto, Tjahyo, dkk. Pengaruh Media Visual di Ruang Kelas terhadap Minat dan
Hasil Belajar Kimia Siswa. (Semarang: Universitas Negeri Semarang,
2015).
Soedijarto. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: Kompas. 2008.
Sofyan, Ahmad. dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kopetensi. Jakarta:
UIN Press, 2006.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Badung: Alfabeta. 2007.
Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2016.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.