PENGARUH KEPRIBADIAN PROAKTIF, LOKUS KENDALI
KARIR, DAN PERILAKU ORANG TUA TERKAIT KARIR
TERHADAP SELF-EFFICACY PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KARIR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
Imarotul Masiroh
NIM: 11140700000125
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019 M
PENGARUH KEPRIBADIAN PROAKTIR LOKUS KENDALIKARIR DAN PERILAKU ORANG TUA TERKAIT KARIR
TERIIADAP SELF-EF FICACY PENGAMBILAN KEPUTUSANKARIR PADA MAHASISWA UNIYERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi (S. Psi)
Oleh:
Imarotul Masiroh
NIM: 11140700000125
Pembimbing
NIP. 19590430 198603 I 016
FAKTILTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IIIDAYATT]LLAH
JAKARTAt44tIJ t20t9Nl
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang bejudul "PENGARUH KEPRIBADIAN PROAKTIF, LOKUS
KENDALI KARIR DAN PERILAKU ORANG TUA TERKAIT KARIR
TERIIADAP SELF-EFFICACY PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA" telah diajukan dalam sidang munaqasah
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 5 September 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 5 Septen'rber 2019
Sidang Munaqasah
Dekan/
Ketua Merangkap Anggota
Mulia Sari Dewi, M.Psi.PsiNIP. 19780502 200801 2026
Wakil/
Sekretaris Merangkap Anggota
Anggota
NrP. 19590430
Desi Yustari Muchtar. M.PsiNrP. 19821214 200801 2 006
iii
NlP. 19620724 NIP.19700529
198603 1016
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Imarotul Masiroh
NIM :11140700000125
Dengan ini menyatakan bahwa st<ripsi yang berjudul PENGARUH
KEPRIBADIAN PROAKTIF, LOKUS KENDALI KARIR, DAN PERILAKUORANG TUA TERKAIT KARIR TERHADAP SELF-EFF]CACY
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR PADA MAFIASISWA TINIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA adatah benar
merupakan karya sendiri dan tid'ak melakukan tindakan plagiat dalam
penlusunannya. Adapun kutipan yang ada pada penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skipsi. Saya bersedia melakukan proses
yang semestinya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku jika ternyata
skipsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pemyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 5 September 2019
NIM. 1r140700000125
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sekelilingku terasa indah
Jika suatu saat tidak demikian
Mungkin aku sedang lelah atau memandang dari sudut yang salah
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua yang sangat saya
sayangi, kakak, adik, dan sahabat yang senantiasa menerima dan
memotivasi.
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi
B) September, 2019
C) Imarotul Masiroh
D) Pengaruh Kepribadian Proaktif, Lokus Kendali Karir, dan Perilaku Orang Tua
Terkait Karir terhadap Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir Pada
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
E) xiii + 96 halaman + lampiran
F) Self-efficacy pengambilan keputusan karir menjadi konstruk penting dalam
perkembangan karir dikarenakan hubungan dan pengaruhnya terhadap
variabel-variabel karir lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kepribadian proaktif, lokus kendali karir (internal, keberuntungan,
orang lain, dan ketidakberdayaan), dan perilaku orang tua karir (psikososial
dan tindakan) terhadap self- efficacy pengambilan keputusan karir. Sampel
berjumlah 200 mahasiswa UIN Jakarta yang diambil dengan teknik
probability sampling. Adaptasi alat ukur dilakukan dalam penelitian ini pada
Career Decision Making Self-Efficacy Short Form (CDMSE-SF), Proactive
Personality Scale (PPS) short version, Parent Career Behavior Checklist
(PCBC), dan Career Locus of Control (CLOC) scale. Uji validitas alat ukur
menggunakan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA). Sedangkan
analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
independent variable terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir. Dari
seluruh independent variable yang dianalisis dalam penelitian ini, hanya
kepribadian proaktif yang berpengaruh signifikan terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir. Sedangkan perilaku orang tua terkait karir
(tindakan dan psikososial), dan lokus kendali karir (internal, keberuntungan,
orang lain, dan ketidakberdayaan) tidak berpengaruh signifikan terhadap self-
efficacy pengambilan keputusan karir. Penelitian selanjutnya disarankan
mampu melibatkan independent variable lain yang sebelumnya telah terbukti
berpengaruh terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir seperti
preferensi kerja. Temuan dari penelitian ini juga dapat menjadi dasar baik bagi
mahasiswa, universitas, dan orang tua untuk mencoba mengembangkan aspek-
aspek terkait kepribadian proaktif pada mahasiswa.
G) Bahan bacaan: 55 (buku + jurnal+ tesis)
vii
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology
B) September, 2019
C) Imarotul Masiroh
D) Effects of Proactive Personality, Parental Career-Related Behavior, and
Career Locus of Control towards Career Decision Making Self-efficacy
among Students of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
E) xiii + 96 pages + attachments
F) Career decision making self-efficacy becomes an important construct in
career development because of its relationship and effect on other career
variables. This study aims to determine the effect of proactive personality,
career locus of control (internal, luck, powerful others, and helplessness),
and parental career-related behavior (psychosocial and action) on career
decision making self-efficacy. Samples of 200 students of UIN Jakarta
were taken with probability sampling techniques. Adaptation of
measuring instruments was conducted in this study on Career Decision
Making Self-Efficacy Short Form (CDMSE-SF), short version of
Proactive Personality Scale (PPS), Parent Career Behavior Checklist
(PCBC), and Career Locus of Control (CLOC) scale. Test the validity of
measuring instruments using confirmatory factor analysis (CFA)
techniques. Whereas data analysis was performed using multiple
regression analysis techniques.
The results showed that there was a significant influence of independent
variables on career decision making self-efficacy. All the independent
variables analyzed in this study, only proactive personality had a
significant effect. While parental career-related behavior (actions and
psychosocial), and career locus of control (internal, luck, other people,
and helplessness) did not significantly influence the self-efficacy of
career decision making. Further research is suggested to be able to
involve other independent variables that have been shown to influence the
self-efficacy of career decision making such as work preferences. The
findings from this study can also be a good basis for students,
universities, and parents to try to develop aspects related to proactive
personality in students.
G) Reading material: 55 (books +journals + thesis)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’la yang
senantiasa memberikan pertolongan, perlindungan, dan kasih sayang kepada
penyusun. Diantaranya adalah penyusun mampu menempuh pendidikan di
perguruan tinggi dan menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat kelulusan.
Shalawat serta salam juga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Salallahu‘alaihi wa salam, rasul mulia yang telah berjuang dengan seluruh
jiwa dan raganya, hingga atas izin Allah keindahan dan kesejukan islam
dapat kami rasakan. Skripsi ini dapat peneliti selesaikan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak baik dalam bentuk sumbangan pikiran, materi, tenaga,
dan waktu yang tidak terukur dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penyusun menyampaikan rasa terimakasih
kepada:
1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si., Dekan Fakultas Pikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2019-2024, beserta
jajarannya.
2. Bapak Bahrul Hayat, Ph.D., selaku dosen pembimbing skripsi. Peneliti sangat
berterima kasih atas bimbingan, arahan, saran, dan nasihat yang
diberikan kepada penyusun selama menyelesaikan skripsi ini.
3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah banyak memberikan ilmu dan pembelajaran kepada penyusun.
4. Kedua orang tua penyusun, Bapak Maksudi dan Ibu Siti Maemunah
Bahro.
ix
Bapak dan mama adalah sumber kekuatan dan inspirasi pagi penyusun
untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat untuk
sekitar. Terima kasih telah memberikan kepercayaan dan keleluasaan untuk
mampu mengambil banyak keputusan secara mandiri serta senantiasa
memotivasi agar mampu mempertanggungjawabkannya.
5. Kakak dan adik penyusun, mas Nendi Bahtiar, mbak Siti Rosita dan adik
Hilmi Nurbani. Terima kasih penyusun sampaikan untuk semua do’a,
dukungan, dan motivasi yang senantiasa diberikan kepada penyusun.
6. Seluruh partisipan dalam penelitian ini
7. Sahabat terbaik yang telah menjadi keluarga bagi penyusun selama di
perkuliahan: Nia, Indri, Amel, Atina, Liyesra dan Ka Ni’mah. Terima
kasih untuk semua dukungan, motivasi, dan kasih sayang yang senantiasa
kalian berikan.
8. Dan seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu, atas semua
bantuan dan dukungannya. Semoga Allah senantiasa memberikan
pertolongan dan rahmat-Nya kepada kita semua.
Terakhir, penyusun berharap semoga penelitian ini dapat memberikan
manfaat seluas-luasnya. Penyusun menyadari bahwa masih terdapat beberapa
kekurangan dalam penelitian ini. Semoga kritik dan saran dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pelaksanaan penelitian-penelitian terkait selanjutnya.
Jakarta, 5 September 2019
Penyusun
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
PERNYATAAN ....................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 10
1.2.1 Pembatasan masalah ................................................. 10
1.2.2 Perumusan masalah ................................................... 12
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 12
1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................... 12
1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................... 12
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................ 14
2.1 Self-efficacy Pengambilan Keputusan Karir ........................ 14
2.1.1 Definisi self-efficacy pengambilan keputusan karir .. 14
2.1.2 Dimensi self-efficacy pengambilan keputusan karir .. 14
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy
pengambilan keputusan karir ................................... 17
2.1.4 Pengukuran self-efficacy pengambilan keputusan
karir .......................................................................... 19
2.2 Kepribadian Proaktif ............................................................ 21
2.2.1 Definisi kepribadian proaktif .................................... 21
2.2.2 Ciri-ciri kepribadian proaktif .................................... 22
2.2.3 Pengukuran kepribadian proaktif .............................. 23
2.3 Lokus Kendali ...................................................................... 24 2.3.1 Definisi lokus kendali ................................................ 24
2.3.2 Dimensi-dimensi lokus kendali ................................ 26
2.3.3 Pengukuran lokus kendali ......................................... 28
2.4 Perilaku Orang Tua terkait Karir.......................................... 29
2.4.1 Definisi perilaku orang tua terkait karir .................... 29
2.4.2 Dimensi-dimensi perilaku orang tua terkait karir ..... 30
2.4.3 Pengukuran perilaku orang tua terkait karir .............. 32
2.5 Kerangka Berpikir ................................................................ 33
2.6 Hipotesis Penelitian .............................................................. 37
xi
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................... 39
3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 39
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...... 40
3.3 Instrumen Pengumpulan data .............................................. 43
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................... 43
3.3.2 Instrumen Penelitian................................................ 44
3.4 Uji Validitas Konstruk ........................................................ 48
3.4.1 Uji validitas konstruk self-efficacy pengambilan
Keputusan karir ........................................................ 50
3.4.2 Uji validitas konstruk kepribadian proaktif.............. 52
3.4.3 Uji validitas lokus kendali karir ............................... 53-57
3.4.4 Uji validitas perilaku orang tua terkait karir ............ 58-60
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................. 61
3.6 Prosedur Penelitian ............................................................... 61
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................... 63
4.2 Analisis Deskriptif .............................................................. 65
4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ................................ 66
4.4 Analisis Variabel Demografi............................................... 70
4.4.1 Variabel jenis kelamin ............................................. 70
4.4.2 Variabel usia ............................................................ 71
4.4.3 Variabel semester ..................................................... 72
4.4.4 Variabel fakultas ...................................................... 73
4.5 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ............................................. 75
4.6 Pengujian Proporsi Varians ................................................. 79
4.7 Analisis Tambahan Variabel Lokus Kendali Eksternal ...... 82
BAB 5 KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN................................ 85
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 85
5.2 Diskusi ................................................................................ 85
5.3 Saran .................................................................................... 90
5.3.1 Saran teoritis ............................................................ 90
5.3.2 Saran praktis ............................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 93
LAMPIRAN ............................................................................................. 98
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Format Skoring Skala Self-Efficacy
Pengambilan Keputusan Karir .............................................. 43
Tabel 3.2 Format Skoring Skala Kepribadian Proaktif ......................... 43
Tabel 3.3 Format Skoring Skala Lokus Kendali Karir ......................... 43
Tabel 3.4 Format Skoring Skala Perilaku
Orang Tua terkait Karir ......................................................... 44
Tabel 3.5 Blueprint Skala Self-Efficacy Pengambilan
Keputusan Karir .................................................................... 45
Tabel 3.6 Blueprint Skala Kepribadian Proaktif ................................... 46
Tabel 3.7 Blueprint Skala Lokus Kendali Karir.................................... 46
Tabel 3.8 Blueprint Perilaku Orang Tua terkait Karir ......................... 47
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item untuk Self-Efficacy Pengambilan
Keputusan Karir .................................................................... 51
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item untuk Kepribadian Proaktif .................. 52
Tabel 3.11-3.15 Muatan Faktor Item untuk Lokus Kendali Karir .......... 53-58
Tabel 3.16-3.17 Muatan Faktor Item untuk Perilaku Orang Tua
terkait Karir ................................................................... 59-60
Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian berdasarkan Data Demografi ... 63
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ................................................................. 65
Tabel 4.3 Norma Skor Variabel ............................................................. 66
Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel .................................................... 67
Tabel 4.5 Perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir
berdasarkan variabel jenis kelamin ........................................ 71
Tabel 4.6 Perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir
berdasarkan variabel usia ....................................................... 71
Tabel 4.7 Perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir
berdasarkan variabel semester................................................ 72
Tabel 4.8 Pengelompokan fakultas ........................................................ 74
Tabel 4.9 Perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir
berdasarkan variabel fakultas ................................................. 74
Tabel 4.10 Hasil R Square ....................................................................... 75
Tabel 4.11 ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ................. 76
Tabel 4.12 Koefisien Regresi ................................................................... 77
Tabel 4.13 Proporsi Varians Self-efficacy Pengambilan Keputusan Karir
pada setiap Variabel Bebas (independent variable) ............... 80
Tabel 4.14 Regresi (Variabel Lokus Kendali Karir Eksternal) ................ 82
Tabel 4.15 Uji ANOVA (Variabel Lokus Kendali Eksternal) ................. 83
Tabel 4.16 Koefisien Regresi
(Variabel Lokus Kendali Karir Eksternal) ............................. 84
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ................................................... 37
Gambar 3.1 Model CFA Self-efficacy pengambilan keputusan
Karir .................................................................................... 110
Gambar 3.2 Model CFA dari Kepribadian Proaktif ................................ 111
Gambar 3.3-3.7 Model CFA dari Variabel Lokus Kendali Karir ........... 112-116
Gambar 3.8-3.9 Model CFA dari Variabel Perilaku Orang Tua ............
terkait Karir ................................................................... 117-118
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................ 98-108
Lampiran 2 Syntax dan Path Diagram .................................................... 109-118
Lampiran 3 Output Hasil Uji Regresi ..................................................... 119-120
Lampiran 4 Output Analisis Deskriptif ................................................... 121-122
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa beranjak dewasa (emerging adulthood) adalah konsep baru yang
dikembangkan oleh Arnett (2000) untuk menyebutkan periode akhir dari remaja
hingga usia dua puluhan (18-25 tahun). Lebih lanjut Arnett (2000) menjelaskan
bahwa emerging adulthood bukan termasuk remaja atau dewasa muda. Masa ini
adalah masa dimana individu meninggalkan ketergantungan masa kanak-kanak dan
remaja serta belum memasuki tanggung jawab sesungguhnya di masa dewasa,
emerging adulthood sering mengeksplorasi berbagai kemungkinan tujuan hidup
salah satunya adalah tentang pekerjaan. Pada masa ini pula individu melakukan
lebih banyak eksplorasi kemandirian daripada periode kehidupan lain (Arnett,
2000).
Santrock (2012) menyebutkan bahwa dalam perkembangan emerging
adulthood, banyak individu masih mengeksplorasi jalur karir yang ingin mereka
ambil, ingin menjadi individu seperti apa, serta gaya hidup seperti apa yang mereka
inginkan. Lebih lanjut Santrock (2012) juga menjelaskan bahwa ada dua kriteria
untuk merujuk pada status dewasa, yakni kemandirian ekonomi dan bertanggung
jawab atas konsekuensi dan tindakannya sendiri.
Berdasarkan penjelasan tokoh-tokoh di atas mengenai emerging adulthood,
maka salah satu kesimpulan yang dapat diambil adalah pada masa ini individu
berusaha untuk mengeksplorasi berbagai hal terkait pekerjaan dalam rangka untuk
2
mencapai kemandirian ekonomi. Usaha untuk mencapai kemandirian ini dapat
didasarkan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Selain sebagai
bentuk usaha mencapai kemandirian, pekerjaan juga merupakan salah satu aspek
penting yang membentuk identitas seseorang (Santrock, 2012). Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Roach (2010) bahwa salah satu aspek
perkembangan identitas adalah berkaitan dengan identitas karir. Belajar di
perguruan tinggi memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk mengembangkan
serta mempersiapkan karir dan masa depan mereka (Roach, 2010).
Perguruan tinggi juga merupakan tempat bagi mahasiswa untuk melakukan
eksplorasi, pendewasaan, dan salah satu tugas pertama bagi mahasiswa adalah
menentukan sasaran pendidikan dan karir (Freeman, Lenz, & Reardon, 2017).
Menentukan karir apa yang akan dijalani biasanya tergambar saat mahasiswa
memilih jurusan yang diambil ketika memasuki perguruan tinggi. Perguruan tinggi
menyediakan berbagai pilihan jurusan yang sangat beragam. Beberapa diantara
jurusan kemudian juga menyediakan berbagai pilihan karir yang beragam. Maka
tidak menutup kemungkinan bahwa mahasiswa juga akan merasakan kebingungan
saat memutuskan karir apa yang akan mereka jalani selepas kuliah.
Studi pendahuluan dilakukan terhadap 73 mahasiswa UIN Jakarta dengan
rentang usia 18-23 tahun atau rata-rata usia 21.04 tahun (laki-laki (33), perempuan
(40)). Ketika dihadapkan pada pertanyaan mengenai apakah mereka mengalami
kesulitan atau tidak dalam pengambilan keputusan karir, terdapat 66% responden
yang menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dan 34% responden
menyatakan tidak mengalami kesulitan. Selain itu, dari 90% responden yang
3
menyatakan bahwa mereka sudah menentukan keputusan karirnya, 65%
diantaranya masih ragu dengan keputusan karir yang telah mereka buat. Data di
atas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa yang menjadi responden dalam studi
pendahuluan ini masih ragu dengan keputusan karir yang mereka buat serta
mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karir.
Mengalami keraguan karir dapat dianggap sesuatu yang wajar. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Osipow dan Gati (1998) bahwa banyak teori dan penelitian
yang muncul mengenai keraguan karir dikarenakan banyak orang yang mengalami
kesulitan dalam membuat keputusan karir. Namun, hal ini akan menjadi persoalan
ketika seseorang terus larut dalam keraguan karirnya. Individu terkadang belum
memiliki keputusan karir hingga di tahun terakhir masa pendidikannya, dan hal ini
bisa menyebabkan mereka menjadi pengangguran setelah lulus (Arlinkasari,
Rahmatika, & Akmal, 2016).
Dalam penelitian ini diajukan variabel terkait karir namun tidak mengarah
langsung kepada variabel keraguan karir atau kesulitan pengambilan keputusan
karir. Namun akan difokuskan pada salah satu variabel penting dalam
perkembangan karir individu serta berpengaruh terhadap variabel-variabel terkait
karir lainnya.
Salah satu teori yang membahas bagaimana seseorang memutuskan karirnya
adalah Social Cognitive Career Theory (SCCT). SCCT adalah teori yang
dikembangkan oleh Lent, Brown, dan Hackett pada tahun 1994 (dalam Lent,
Brown & Hackett, 2002). SCCT didasarkan pada teori kognitif sosial umum Albert
4
Bandura, sebuah teori yang berpengaruh dari proses kognitif dan motivasi yang
telah diperluas untuk mempelajari banyak bidang fungsi psikososial, seperti kinerja
akademik, perilaku kesehatan, dan pengembangan organisasi. SCCT
mengasumsikan bahwa orang cenderung menjadi tertarik, dan melakukan lebih
baik pada kegiatan di mana mereka memiliki kepercayaan self-efficacy yang kuat,
selama mereka juga memiliki keterampilan yang diperlukan dan dukungan
lingkungan untuk mengejar kegiatan ini (Lent et.al., 2002).
Self-efficacy adalah keyakinan individu bahwa ia dapat melakukan tindakan-
tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil (Bandura, 1977). Kemudian
Bandura (1994) mengungkapkan bahwa self-efficacy yang kuat meningkatkan
pencapaian seseorang dan kesejahteraan pribadi dalam banyak hal. Orang-orang
dengan self-efficacy tinggi mereka mendekati tugas-tugas sulit sebagai tantangan
yang harus dikuasai bukan sebagai ancaman yang harus dihindari.
Penjelasan di atas menunjukan bahwa self-efficacy yang kuat akan
memungkinkan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas sulit seperti tugas
mengambil keputusan karir. Betz dan Hacket (1981) melakukan penelitian yang
membuktikan bahwa banyaknya pilihan karir yang dimiliki oleh seseorang
dipengaruhi oleh self-efficacy. Masih terkait self-efficacy dan pengambilan
keputusan karir, Taylor dan Betz (1983) melakukan penelitian yang bertujuan
untuk mengembangan metode asesmen terhadap pengambilan keputusan karir yaitu
Career Decision Making Self-Efficacy (CDMSE) atau self-efficacy pengambilan
keputusan karir. Alat ukur ini merupakan metode asesmen yang digunakan untuk
5
mengukur keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk sukses
menyelesaikan tugas-tugas pengambilan keputusan karir.
Self-efficacy pengambilan keputusan karir yang disusun oleh Taylor dan Betz
(1983) kemudian menjadi alat ukur yang populer digunakan dalam pengukuran
pengambilan keputusan karir. Sebagaimana Chung (2002) yang menyebutkan
bahwa salah satu variabel self-efficacy yang paling banyak dipelajari dalam
psikologi kejuruan adalah self-efficacy untuk membuat keputusan karir, yang
biasanya diukur dengan skala Career Decision Making Self-efficacy (CDMSE) dari
Taylor dan Betz (1983). Pernyataan Chung (2002) dikuatkan oleh beberapa peneliti
lainnya.
Hsieh dan Huang (2014) mengungkapkan bahwa self-efficacy pengambilan
keputusan karir telah menjadi topik yang populer dalam penelitian dan literatur
pengembangan karir karena dampaknya yang signifikan terhadap proses
pengambilan keputusan karir pada dewasa awal. Selanjutnya Kim dan Park (2017)
menyebutkan bahwa penelitian yang ada telah berfokus pada self-efficacy
pengambilan keputusan karir dan komponennya, dikarenakan self-efficacy
pengambilan keputusan karir yang tinggi dapat menyebabkan hasil positif bagi
individu seperti kepuasan karir, perilaku karir strategis, dan kesuksesan karir.
Santos, Wang, dan Lewis (2018) juga menyebutkan bahwa salah satu
konstruk penting yang secara konsisten terbukti memiliki pengaruh terhadap
kesulitan dalam proses pengambilan keputusan karir siswa adalah self-efficacy
dalam pengambilan keputusan karir. Oleh karena itu, memahami penyebab self-
6
efficacy dalam pengambilan keputusan karir mungkin juga berguna dalam
membantu konselor karir merancang intervensi karir yang lebih baik agar sesuai
dengan tuntutan mahasiswa perguruan tinggi dari berbagai latar belakang (Hsieh &
Huang, 2014).
Peneliti-peneliti di atas mengungkapkan bahwa self-efficacy pengambilan
keputusan karir merupakan konstruk yang penting dalam perkembangan karir
individu dan mempengaruhi beberapa variabel karir lainnya. Untuk membuktikan
bagaimana self-efficacy pengambilan keputusan karir berpengaruh terhadap
perkembangan karir individu, maka dianalisis lebih lanjut beberapa hasil penelitian
terkait pengaruh self-efficacy pengambilan keputusan karir terhadap perkembangan
karir individu.
Luzzo (1993) melakukan penelitian yang membuktikan bahwa self-efficacy
dalam pengambilan keputusan karir pada mahasiswa berpengaruh signifikan
kepada seluruh sikap terhadap pengambilan keputusan karir. Sikap pengambilan
keputusan karir mengukur watak seseorang dalam membuat pilihan karir,
memasuki dunia kerja, serta komponen afektif kematangan karir Crites (dalam
Luzzo, 1993). Kemudian Creed dan Patton (2003) juga melakukan penelitian yang
serupa dimana hasilnya adalah self-efficacy terhadap pengambilan keputusan karir
berpengaruh terhadap salah satu sub skala dari kematangan karir yaitu sikap
terhadap perkembangan karir. Individu yang matang secara karir memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi secara spesifik preferensi pekerjaan dan
melakukan kegiatan terstruktur untuk mencapai tujuan mereka (Coertse &
Schepers, 2004).
7
Penelitian lain terkait self-efficacy dalam pengambilan keputusan karir
dilakukan oleh Amir & Gati (2006). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
semakin tinggi self-efficacy dalam pengambilan keputusan karir berhubungan
dengan semakin rendahnya kesulitan dalam pengambilan keputusan karir.
Mengambil keputusan karir menjadi tugas perkembangan yang harus segera
diselesaikan oleh mahasiswa. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Rottinghaus, Jenkins, dan Jantzer (2009) menunjukan bahwa mahasiswa yang
belum memutuskan karirnya memiliki skor depresi yang lebih tinggi dibandingkan
mereka yang sudah memutuskan karirnya.
Hasil-hasil penelitian yang diungkapkan di atas menunjukan pentingnya
kontribusi yang diberikan oleh self-efficacy pengambilan keputusan karir terhadap
perkembangan karir individu. Namun penelitian terkait self-efficacy pengambilan
keputusan karir di Indonesia masih terbatas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Arlinkasari, Zakiah, dan Rahmatika (dalam Arlinkasari et.al., 2016) yang
menyatakan bahwa pengukuran self-efficacy karir telah dikembangkan dan
diaplikasikan dalam skala yang besar. Sementara di Indonesia, penggunaan dan
adaptasi pengukuran self-efficacy pengambilan keputusan karir masih sangat
terbatas. Hal ini kemudian menjadi dasar untuk diaplikasikan pengukuran self-
efficacy pengambilan keputusan karir dalam penelitian ini.
Hasil penelitian-penelitian yang telah dipaparkan di atas dan didukung
fenomena yang ada menjadi dasar untuk melakukan penelitian mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi self-efficacy pengambilan keputusan karir. Penelitian
ini akan berfokus pada partisipan yang berada pada emerging adulthood dan
8
berstatus sebagai mahasiswa. Beberapa variabel internal dan sosial dari mahasiswa
yang berpengaruh terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir juga telah
dikaji untuk kemudian dilibatkan dalam penelitian ini. Salah satunya adalah terkait
variabel kepribadian dan bagaimana pengaruhnya terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir.
Penelitian yang dilakukan oleh Bullock-Yowell, Andrews, dan Buzzetta (2011)
menunjukan bahwa openness, conscientiousness, dan extraversion memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
Penelitian-penelitian tentang kepribadian dan kaitannya terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir di atas menggunakan variabel kepribadian big five
personality. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diajukan variabel kepribadian lain
yaitu kepribadian proaktif. Berikut ini beberapa penelitian yang menguji bagaimana
pengaruh kepribadian proaktif terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
Penelitian yang dilakukan oleh Hsieh dan Huang (2014) terhadap 336 mahasiswa di
Taiwan dengan rata-rata usia 21.03 tahun. Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa
dari berbagai semester. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepribadian proaktif
memiliki pengaruh yang signifikan (β = 0.46, R2 = 29 %, p < 0.01) terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir. Lebih lanjut Hsieh dan Huang (2014) menyimpulkan
bahwa mahasiswa yang cenderung memiliki kepribadian yang sangat proaktif dan
lebih menunjukkan inisiatif untuk menghadapi dan memecahkan masalah serta
memanfaatkan peluang untuk memperbaiki situasi saat ini memiliki self-efficacy
yang tinggi dalam hal pembuatan keputusan karir. Penelitian serupa kemudian
dilakukan oleh Kim dan Park (2017) dan mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
9
menemukan bahwa kepribadian proaktif (β = 0.29, p < 0.001) berpengaruh terhadap self-
efficacy pengambilan keputusan karir.
Variabel berikutnya yang akan diuji pengaruhnya terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir adalah lokus kendali karir. Penelitian yang dilakukan oleh Zhou, Guan,
Xin, Mak, dan Deng (2016) terhadap 437 mahasiswa di Beijing dengan rata-rata usia
19,24 tahun menunjukan hasil bahwa lokus kendali karir internal berpengaruh signifikan
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir. Kemudian Shin dan Lee (2017)
melakukan penelitian serupa dengan melibatkan 139 mahasiswa yang berasal dari
beberapa level semester. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lokus kendali karir
internal (β = 0.22, p < 0.05) dan lokus kendali karir keberuntungan (β = -0.31, p < 0.01)
berpengaruh signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir setelah
dikontrol variabel jenis kelamin dan status sosial ekonomi. Kim dan Lee (2018)
melakukan penelitian yang serupa dan mendukung hasil penelitian-penelitian sebelumnya
yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari lokus kendali internal
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
Selain variabel internal, penelitian ini melibatkan variabel eksternal yaitu
perilaku orang tua terkait karir. Keller dan Whiston (2008) melakukan penelitian
terhadap 282 siswa menengah di Midwestern state. Rentang usia partisipan pada
penelitian ini adalah 11-15 tahun. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel
demografi (level kelas dan jenis kelamin) serta variabel yang berkaitan dengan
orang tua menyumbang varians sebesar 47.2% terhadap nilai self-efficacy.
Pengukuran perilaku orang tua terkait karir anaknya diukur dengan Parent Career
Behavior Checklist (PCBC). Sedangkan pengukuran self-efficacy pengambilan
10
keputusan karir diukur dengan Middle School Self-Efficacy Scale (MSSE). Roach
(2010) kemudian melakukan penelitian yang serupa dan membuktikan terdapat
pengaruh yang signifikan dari perilaku orang tua terkait karir (β = 0.481, sig = 0.000)
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
Informasi-informasi yang telah dipaparkan di atas menunjukan bahwa self-
efficacy pengambilan keputusan karir memiliki dampak positif terhadap perkembangan
karir individu. Sebaliknya jika mahasiswa mengalami kekurangan self-efficacy dalam
pengambilan keputusan karir, maka ia pun akan semakin sulit memutuskan karir atau
mengalami keraguan karir yang akan mengarahkan pada kebingungan langkah-langkah
dalam mempersiapkan karir yang akan dijalani. Oleh karena itu penting dilakukan
penelitian mengenai faktor-faktor apa yang mempengaruhi self-efficacy pengambilan
keputusan karir. Sehingga judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
“Pengaruh Kepribadian Proaktif, Lokus Kendali Karir, dan Perilaku Orang Tua
terkait Karir terhadap Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir pada
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta"
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Pembatasan masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka diperlukan pembatasan
mengenai self-efficacy pengambilan keputusan karir, kepribadian proaktif, lokus kendali
karir, dan perilaku orang tua terkait karir. Adapun definisi dari variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
11
1. Self-efficacy pengambilan keputusan karir
Self-efficacy pengambilan keputusan karir didefinisikan sebagai keyakinan
seseorang terhadap kemampuan mereka untuk menghadapi tugas-tugas
pengambilan keputusan terkait karir (Taylor & Betz, 1983).
2. Kepribadian proaktif
Kepribadian proaktif adalah konstruk yang menjelaskan mengenai seseorang
yang relatif tidak dibatasi oleh tekanan situasional dan juga mempengaruhi
perubahan lingkungan (Bateman & Crant, 1993).
3. Lokus kendali karir
Menurut Millar dan Shevlin (2007) lokus kendali karir adalah konstruk yang
menggambarkan internal¸ keberuntungan, ketidakberdayaan, dan orang lain
berkaitan dengan pemilihan karir.
4. Perilaku orang tua terkait karir
Perilaku orang tua terkait karir didefinisikan sebagai tindakan nyata yang
mencakup perilaku dukungan psikososial orang tua (misalnya, dukungan
emosional, dorongan, harapan, dan bimbingan umum) serta perilaku khusus
karir orang tua, seperti memberikan informasi tertulis tentang karir kepada
individu Keller dan Whiston (dalam Xing & Rojewski, 2018).
12
1.2.2 Perumusan masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang, rumusan masalah yang
akan dijadikan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kepribadian proaktif, lokus kendali karir, dan perilaku orang tua terkait karir
memiliki pengaruh signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir
pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
2. Variabel apa saja dari variabel (kepribadian proaktif, lokus kendali karir
internal, lokus kendali karir keberuntungan, lokus kendali karir
ketidakberdayaan, lokus kendali karir orang lain, perilaku orang tua terkait karir
(psikososial), dan perilaku orang tua terkait karir (tindakan) ) yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengaruh
kepribadian proaktif, lokus kendali karir, dan perilaku orang tua terkait karir terhadap self-
efficacy pengambilan keputusan karir.
1.3.2 Manfaat penelitian
Manfaat dari dilakukannnya penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan literatur yang bermanfaat pada dunia psikologi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan self-efficacy pengambilan
13
keputusan karir khususnya pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Manfaat praktis
Mendorong minat para praktisi yang berada pada bidang psikologi khususnya
psikologi pendidikan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan self-
efficacy pengambilan keputusan karir dan membantu mahasiswa dalam
pengembangan karirnya.
14
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Self-efficacy Pengambilan Keputusan Karir
2.1.1 Definisi self-efficacy pengambilan keputusan karir
Self-efficacy pengambilan keputusan karir didefinisikan sebagai keyakinan
seseorang terhadap kemampuan mereka untuk menghadapi tugas terkait
pengambilan keputusan karir (Taylor & Betz, 1983). Selanjutnya masih oleh
tokoh yang sama namun di tahun yang berbeda career decision making self-
efficacy didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa ia dapat
menyelesaikan tugas yang diperlukan untuk membuat keputusan karir (Betz,
Klein, & Taylor, 1996). Self-efficacy pengambilan keputusan karir mengacu pada
kepercayaan individu terhadap kemampuannya untuk terlibat dalam perencanaan
dan pengambilan keputusan pendidikan dan pekerjaan yang merupakan indikator
penting dari kompetensi karir remaja (Luzzo, 1993; Chiesa et al., 2006) (dalam
Zhang et. al., 2019).
Berdasarkan uraian definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa self-
efficacy pengambilan keputusan karir adalah kepercayaan individu terhadap
kemampuannya untuk menghadapi dan menyelesaikan tugas terkait pengambilan
keputusan karir.
2.1.2 Dimensi-dimensi self-efficacy pengambilan keputusan karir
Taylor dan Betz (1983) pada awalnya menyusun instrumen self-efficacy
pengambilan keputusan karir yang berisi 50-item. Lebih lanjut (dalam Betz, et.al.,
15
1996) dijelaskan bahwa self-efficacy pengambilan keputusan karir dari Taylor dan
Betz (1983) disusun berdasarkan lima kompetensi pilihan karir dari model
kematangan karir yang didalilkan oleh Crite. Lima kompetensi tersebut yaitu,
penilaian diri yang akurat (accurate self-appraisal), pengumpulan informasi
pekerjaan (gathering occupational information), penentuan tujuan (goal
selection), perencanaan (planning), dan pemecahan masalah (problem solving).
Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing dimensi oleh Betz dan Luzzo
(dalam Torok et.al., 2016).
1. Penilaian diri yang akurat (accurate self-appraisal)
Mengacu pada sejauh mana individu secara akurat menilai kemampuan,
minat, dan nilai-nilai yang relevan dengan karir.
2. Pengumpulan informasi pekerjaan (gathering occupational information)
Mengacu pada tingkat pengetahuan individu tentang program universitas,
pekerjaan, dan pasar tenaga kerja.
3. Penentuan tujuan (goal selection)
Mengacu pada sejauh mana individu dapat menetapkan prioritas untuk
mengelola keberhasilan karirnya dengan sukses.
4. Perencanaan (planning)
Mengacu pada sejauh mana individu dapat menetapkan rencana untuk masa
depan dan dapat mengidentifikasi jalur karir.
5. Pemecahan masalah (problem solving)
Mengacu pada sejauh mana individu mampu mencari tahu strategi
penanggulangan alternatif dan memecahkan masalah pilihan karir ketika hasil
16
tidak berjalan sesuai yang direncanakan dan mampu menemukan alternatif
pemecahan masalah yang dapat diterima secara sosial dan memuaskan pribadi.
Berikutnya Ambiel dan Noronha 2012 (dalam Ambiel & Noronha, 2016)
menyusun dimensi terkait self-effficacy pengambilan keputusan karir yang terdiri
dari empat dimensi dan menggunakan istilah professional choice self-efficacy.
Berikut ini adalah penjelasan terkait dimensi-dimensi dari professional choice
self-efficacy.
1. Self-efficacy for self- appraisal
Dimensi ini berkaitan dengan seberapa yakin individu untuk memberikan
penilaian terhadap dirinya.
2. Self-efficacy for gathering occupational information
Dimensi ini berkaitan dengan seberapa yakin individu untuk mengumpulkan
informasi-informasi terkait pekerjaan tertentu.
3. Self-efficacy for professional practical information search
Dimensi ini berkaitan dengan sejauh mana individu yakin untuk mencari
informasi terkait profesi tertentu.
4. Self-efficacy for future planning
Dimensi ini berkaitan dengan keyakinan individu dalam merencanakan masa
depan.
Dalam penelitian ini akan digunakan dimensi yang disusun oleh Taylor dan
Betz (1983) yang terdiri atas 5 dimensi yaitu penilaian diri yang akurat (accurate
self-appraisal), pengumpulan informasi pekerjaan (gathering occupational
17
information), penentuan tujuan (goal selection), perencanaan (planning), dan
pemecahan masalah (problem solving).
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy pengambilan keputusan
karir
Beberapa faktor mempengaruhi self-efficacy pengambilan keputusan karir.
Diantaranya adalah:
1. Faktor internal
a) Kepribadian proaktif
Bateman dan Crant (1993) mendefinisikan kepribadian proaktif sebagai
seseorang yang relatif tidak terkendala oleh tekanan situasional dan juga
mempengaruhi perubahan lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Kim
dan Park (2017) menunjukan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh terhadap
self-efficacy pengambilan keputusan karir.
b) Lokus kendali karir
Millar dan Shevlin (2007) mendefinisikan lokus kendali karir sebagai
konstruk yang menggambarkan intenal, keberuntungan, ketidakberdayaan,
dan orang lain berkaitan dengan pemilihan karir. Shin dan Lee (2017)
melakukan penelitian yang menunjukan bahwa dimensi dari lokus kendali karir
yaitu lokus kendali karir internal dan lokus kendali karir keberuntungan
berpengaruh signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
c) Kecerdasan emosi
Wong dan Law (2002) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai
seperangkat kemampuan saling terkait yang dimiliki oleh individu untuk
18
berurusan dengan emosi. Penelitian yang dilakukan oleh Jiang (2014)
menunjukan bahwa kecerdasan emosi berpengaruh terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir. Penelitian ini mengukur kecerdasan emosi
dengan alat ukur yang dikonstruksikan oleh Wong dan Law (2002) yang
mengukur kecerdasan emosi dengan empat dimensi yaitu self-emotional
appraisal, other’s emotional appraisal, use of emotion, dan regulation of
emotion.
d) Preferensi kerja
Gianakos (2001) melakukan penelitian yang membuktikan bahwa salah
satu dari dimensi dari preferensi kerja individu yaitu need for growth
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir. Preferensi kerja terdiri atas dua dimensi yaitu need for
growth dan need for predictability West dan Nicholson (dalam Gianakos,
2001).
e) Indeks prestasi kumulatif
Penelitian yang dilakukan oleh Ulas-Kilic, Pheila-Shuster, Demirtas-
Zorbas, & Kizildag (2018) menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari level indeks prestasi kumulatif terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir.
2. Faktor eksternal
a) Perilaku orang tua terkait karir
Keller dan Whiston (dalam Xing & Rojewski, 2018) mendefinisikan
perilaku orang tua terkait karir sebagai tindakan nyata yang mencakup
19
perilaku dukungan psikososial orang tua (misalnya, dukungan emosional,
dorongan, harapan, dan bimbingan umum) serta perilaku khusus karir
orang tua, seperti memberikan informasi tertulis tentang karir kepada
individu. Keller dan Whiston (2008) melakukan penelitian yang
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari perilaku orang
tua terkait karir terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
b) Status sosial ekonomi
Hsieh dan Huang (2014) melakukan penelitian untuk melihat bagaimana
pengaruh status sosial ekonomi terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir. Status sosial ekonomi dilihat dari pendidikan ayah,
pekerjaan ayah, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pendidikan dan pekerjaan ayah memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
c) Classism
Classism merujuk pada norma-norma budaya dan institusional yang
mengembangkan anggapan bahwa individu yang berasal dari sosial
ekonomi yang rendah berhubungan erat dengan kelemahan dalam berbagai
cara (Bletsas & Michell, 2014). Shin dan Lee (2017) melakukan penelitian
yang membuktikan bahwa classism berpengaruh signifikan terhadap self-
efficacy pengambilan keputusan karir.
2.1.4 Pengukuran self-efficacy pengambilan keputusan karir
Berikut ini adalah beberapa alat ukur yang ditemukan terkait kegunaannya dalam
mengukur career decision making self-efficacy.
20
1. Career Decision Making Self Efficacy (CDMSE)
Career Decision Making Self Efficacy (CDMSE) dikonstruksikan oleh Taylor
dan Betz (1983) yang digunakan untuk mengukur tingkat keyakinan
seseorang terhadap kemampuannya dalam tugas pengambilan keputusan
karir. CDMSE terdiri atas 5 dimensi yaitu self-appraisal, occupational
information, goal setting, planning, dan problem solving. CDMSE memiliki
nilai koefisien alfa sebesar 0.97. Sedangkan untuk masing-masing dimensi
koefisien alfa nya adalah self-appraisal 0.88, occupational information 0.89,
goal selection 0.87, planning 0.89, dan problem solving 0.86 (Taylor & Betz,
1983). Versi awal CDMSE berisi 50 item. Kemudian Betz et.al. (1996)
mengurangi jumlah item CDMSE sehingga tersusun CDMSE short form
(CDMSE-SF) yang hanya berisi 25 item saja. Adapun nilai koefisien alfa
untuk masing-masing sub skala dari CDMSE-SF adalah self-appraisal 0.73,
occupational information 0.78, goal selection 0.83, planning 0.81, dan
problem solving 0.75.
2. Profesional Choice Self-Efficacy (EAE-EP)
Berikut ini penjelasan terkait professional choice self-efficacy yang dikutip
dari Ambiel dan Noronha (2016). Professional choice self-efficacy disusun
oleh Ambiel dan Noronha (2012) berdasarkan literatur CDSE. Professional
choice self-efficacy kemudian dikenal dengan EAE-EP yang merupakan
akronim dari bahasa portugis. EAE-EP berisi 47 item dan 4 sub skala,
diantaranya adalah self-appraisal, gathering occupational information,
practical professional information search, dan future planning. Nilai
21
koefisien secara keseluruhan untuk EAE-EP adalah 0.94, dengan rentang dari
0.79 (future planning) dan 0.88 (self-appraisal).
Dalam penelitian ini akan digunakan CDMSE-SF dengan pertimbangan
penelitian-penelitian rujukan juga menggunakan CDMSE-SF. Setiap item dalam
skala ini berisi lima alternatif jawaban yang menunjukan tingkat keyakinan
responden dalam pengambilan keputusan karir. Pilihan jawaban terdiri atas 1
(tidak yakin) hingga 5 (sangat yakin). Versi lengkap pilihan jawaban dikutip dari
Roach (2010).
2.2 Kepribadian Proaktif
2.2.1 Definisi kepribadian proaktif
Bateman dan Crant (1993) melakukan penelitian yang berfokus pada hubungan
antara seseorang dengan lingkungan dimana individu mempengaruhi situasi dan
lingkungannya. Hal ini mengacu pada perilaku proaktif yang didefinisikan sebagai
perilaku yang mempengaruhi lingkungan secara langsung, dan memiliki penyebab
personal dan situasional Lewin (dalam Bateman & Crant, 1993).
Bateman dan Crant (1993) kemudian menambahkan bahwa perilaku proaktif
yang dipahami dalam penelitiannya sebagai kendali utama dibandingkan dengan
kendali sekunder dan sebagai penggerak dibandingkan dengan pelaku pasif. Lebih
lanjut dalam penelitiannya Bateman dan Crant (1993) memfokuskan perilaku
proaktif sebagai disposisi pribadi yang diartikan kecenderungan perilaku yang
relatif stabil. Seperti disposisi lainnya, orang-orang diasumsikan untuk cenderung
berperilaku proaktif secara berbeda terhadap situasi mereka. Berdasarkan
penelitiannya tersebut Bateman dan Crant (1993) mengajukan premis bahwa
22
orang-orang mampu memulai dan mempertahankan tindakan yang secara
langsung mempengaruhi lingkungan sekitarnya dan dibangunlah konstruk yang
kemudian dikenal dengan istilah kepribadian proaktif.
Menurut Bateman dan Crant (1993) kepribadian proaktif adalah konstruk
yang menjelaskan mengenai seseorang yang relatif tidak terkendala oleh tekanan
situasional dan juga mempengaruhi perubahan lingkungan. Sedangkan seseorang
yang tidak proaktif mereka menunjukan pola seperti gagal mengidentifikasi
kesempatan, menunjukan sedikit inisitiaf, dan bergantung kepada yang lain dalam
melakukan perubahan. Selain itu mereka beradaptasi secara pasif bahkan bertahan
pada keadaan mereka.
Berikutnya Koiste (2013) mendefinisikan kepribadian proaktif sebagai trait
alami dari individu yang memiliki keterikatan yang kuat dengan level aktivitas
individu. Lebih lanjut Koiste (2013) menjelaskan bahwa keberadaan kepribadian
proaktif bukanlah hasil penyesuaian dari lingkungan. Namun, lingkungan dan
konteks tindakan mungkin memiliki efek moderat penting pada motivasi tindakan
dan tujuan yang seseorang pilih untuk diperjuangkan.
Berdasarkan penjelasan definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kepribadian proaktif mengacu pada individu yang dicirikan tidak
terkendala dengan tekanan situasional dan mempengaruhi perubahan lingkungan.
2.2.2 Ciri-ciri kepribadian proaktif
Adapun ciri-ciri kepribadian proaktif menurut Bateman dan Crant (1993)
diantaranya adalah:
23
1. Mengidentifikasi peluang
Seseorang dengan kepribadian proaktif unggul dalam melihat peluang
dibandingkan dengan orang lain.
2. Menunjukan inisiatif
Seseorang dengan kepribadian proaktif akan menjadi penggerak dalam
lingkungan dimana ia berada.
3. Mengambil tindakan
Seseorang dengan kepribadian proaktif akan melakukan usaha-usaha nyata
untuk mewujudkan impian atau ide-idenya.
4. Bertahan hingga mencapai perubahan yang bermakna
Seseorang dengan kepribadian proaktif akan bersungguh-sungguh untuk
mewujudkan ide-ide atau impian yang ia miliki.
Berdasarkan ciri-ciri kepribadian proaktif menurut Bateman & Crant (1993)
dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan kepribadian proaktif akan aktif untuk
mengidentifikasi peluang, kemudian menunjukan inisiatif untuk mengambil
tindakan yang perlu dilakukan, serta gigih dan bersungguh-sungguh dalam
mewujudkan ide yang dimiliki.
2.2.3 Pengukuran kepribadian proaktif
Bateman dan Crant (1993) menyusun Proactive Personality Scale (PPS) yang
berisi 17 item. PPS mengukur faktor tunggal dan umum dari perilaku proaktif.
Nilai koefisien alfa PPS kepada 3 sampel yang berbeda adalah 0.89, 0.87, 0.87.
24
Kemudian Seibert, Crant, dan Kraimer (1999) menyederhanakan PPS Scale
menjadi 10 item saja dengan cara memilih item-item dengan factor loading yang
paling tinggi. Nilai koefisien alfa PPS short version ini adalah 0.86 (Seibert et.al,
1999)
Dalam penelitian kali ini digunakan PPS short version dari Seibert et.al.
(1999). Hal ini dikarenakan jumlah item yang tidak terlalu banyak dan juga
merujuk pada penelitian sebelumnya yang menjadi referensi penelitian ini juga
menggunakan alat ukur yang serupa. Alat ukur ini dilengkapi dengan enam
alternatif pilihan jawaban dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 7 (sangat setuju).
Versi lengkap skala kepribadian proaktif yang dikutip dari Owens (2009). Karena
terdapat satu pilihan jawaban netral dalam penelitian ini diputuskan untuk
dipangkas. Hal ini sebagai upaya pencegahan adanya bias. Sehingga hanya
menggunakan enam pilihan jawaban.
2.3. Lokus Kendali
2.3.1 Definisi lokus kendali
Rotter (1966) menjelaskan bahwa suatu peristiwa yang dianggap oleh beberapa
orang sebagai penghargaan atau penguatan dapat dirasakan dan direaksikan oleh
orang lain secara berbeda. Salah satu faktor penentu reaksi ini adalah sejauh mana
individu merasa bahwa imbalan tergantung pada perilaku atau atributnya sendiri
melawan sejauh mana ia merasa penghargaan dikendalikan oleh kekuatan di luar
dirinya. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan lokus kendali. Lokus kendali
didefinisikan sebagai sejauh mana individu merasa bahwa hal-hal yang ia terima
25
dalam hidupnya ditentukan oleh kekuatan dari dalam atau dari luar dirinya
(Rotter, 1966).
O’Brien (2004) menyatakan bahwa lokus kendali adalah disposisional yang
menentukan apakah orang-orang biasanya percaya bahwa mereka memiliki
kontrol atas kejadian dan bertanggung jawab atas hasil mereka, atau apakah
mereka percaya bahwa kekuatan di luar kendali mereka semacam nasib atau
takdir adalah apa yang mengendalikan peristiwa kehidupan mereka (O'Brien,
2004). Definisi selanjutnya diajukan oleh Strauser et.al. (dalam Basim, Erkenekli,
& Sesen, 2010) yang menyatakan bahwa lokus kendali mengacu pada keyakinan
seseorang pada kemampuannya untuk mengendalikan peristiwa kehidupan.
Berikutnya Millar dan Shevlin (2007) mengajukan konstruk lokus kendali
yang berfokus pada area karir, yaitu lokus kendali karir. Lokus kendali karir
didefinisikan sebagai konstruk yang menggambarkan intenal, keberuntungan,
ketidakberdayaan, dan orang lain berkaitan dengan pemilihan karir. Sedangkan
Guan et al., (2012) secara spesifik mendefinisikan lokus kendali karir mengacu
pada sejauh mana seseorang sepakat terhadap faktor yang dianggap menentukan
karirnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lokus
kendali karir mengacu pada dari sisi mana individu akan melihat hasil terkait
karirnya, apakah dari faktor internal, keberuntungan, ketidakberdayaan, atau
orang lain.
26
2.3.2 Dimensi-dimensi lokus kendali
Rotter (1966) menyebutkan terdapat dua dimensi dari lokus kontrol. Yaitu lokus
internal dan lokus eksternal.
1. Lokus internal
Jika seseorang itu merasa bahwa hasil-hasil dalam kehidupannya tergantung
pada tingkah lakunya sendiri.
2. Lokus eksternal
Jika seseorang merasa hasil-hasil dalam kehidupannya tidak sepenuhnya
bergantung pada tindakannya sendiri, melainkan oleh faktor-faktor dari luar
seperti keberuntungan, kebetulan, takdir, atau disebabkan oleh kendali orang
yang berpengaruh lainnya.
Levenson (dalam Millar & Shevlin, 2007) menyebutkan ada tiga dimensi dari
lokus kendali. Diantaranya adalah:
1. Internal
Dimensi internal mencerminkan sejauh mana orang percaya mereka akan
memiliki kendali atas hal-hal dalam kehidupan mereka sendiri.
2. Orang lain
Dimensi orang lain yang kuat mencerminkan sejauh mana orang percaya
bahwa sosok signifikan akan memiliki kendali atas hasil yang ia dapatkan
dalam kehidupannya.
27
3. Keberuntungan
Dimensi keberuntungan mencerminkan sejauh mana orang percaya bahwa
keberuntungan secara signifikan akan mempengaruhi hasil.
Berikutnya Millar dan Shevlin (2007) mengajukan 4 dimensi lokus kendali
terkait karir atau lokus kendali karir. Dimensi-dimensi tersebut diantaranya
adalah; internal, keberuntungan, ketidakberdayaan, dan orang lain. Berikut
penjelasan masing-masing dimensi yang dikutip dari (Shin & Lee, 2017).
1. Internal
Internal mengacu pada tingkat kepercayaan orang terhadap seberapa banyak
kendali yang mereka miliki atas karir mereka.
2. Keberuntungan
Keberuntungan mengacu pada keyakinan mengenai seberapa banyak
keberuntungan dan peluang akan mempengaruhi peluang dan hasil karir.
3. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan mengacu pada tingkat perasaan di luar kendali atas hasil
yang terkait dengan karir.
4. Orang lain
Orang lain mengacu pada efek dari individu yang kuat (misalnya, keluarga,
teman, dan jaringan profesional) pada peluang keputusan karir.
Dalam penelitian ini digunakan dimensi lokus kendali karir yang dikembangkan
oleh Millar dan Shevlin (2007) yang terdiri atas 4 dimensi yaitu internal,
keberuntungan, ketidakberdayaan, serta orang lain.
28
2.3.3 Pengukuran lokus kendali
Berikut adalah beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur lokus kendali.
1. Rotter’s internal-external locus of control scale
Salah satu alat ukur dari lokus kendali adalah Rotter’s internal-external locus
of control scale. Mengutip dari Furnham dan Steele (1993) disebutkan bahwa
alat ukur ini disusun oleh Julian B. Rotter (1966) dan berisi 23 item yang
memiliki koefisien alfa 0.69-0.76.
2. Levenson IPC Scale
Dalam Halpert & Hill (2011) disebutkan bahwa Levenson IPC Scale disusun
oleh Hanna Levenson (1973). Levenson IPC Scale diciptakan dari kebutuhan
untuk membedakan beberapa dimensi sisi eksternal dari locus of control. Skala
levenson juga menyelidiki apakah eksternalitas ini dikaitkan dengan kekacauan
(chaos), kesempatan (change), atau mungkin pihak lain yang memiliki
kekuatan (powerful others), seperti pemimpin politik, orang tua atau Tuhan.
Dengan demikian, skala IPC membedakan antara tiga faktor: internality,
powerful others, dan chance. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Maroufizadeh, et.al. (2016) nilai koefisien alfa dari masing-masing
dimensi Levenson IPC Scale adalah PO (0,641), I (0.671), C (0.559).
3. Lokus kendali karir (career locus of control)
Millar dan Shevlin (2007) mengkonstruksikan career locus of control yang
terdiri atas 4 dimensi yaitu internal, keberuntungan, ketidakberdayaan, dan
orang lain. Adapun nilai koefisien alfa dari masing-masing dimensi adalah
29
internal (0.76), keberuntungan (0.82), ketidakberdayaan (0.75), dan orang lain
(0.72).
Dalam penelitian ini digunakan alat ukur lokus kendali karir yang
dikonstruksikan oleh Millar dan Shevlin (2007). Dalam alat ukur ini digunakan
skala likert yang berisikan enam alternatif pilihan jawaban dari 1 (sangat tidak
setuju) hingga 6 (sangat setuju). Alternatif pilihan jawaban belum tersedia
seluruhnya pada sumber-sumber rujukan terkait, sehingga alternatif pilihan
jawaban disusun dengan tetap merujuk pada beberapa alternatif pilihan jawaban
yang tersedia pada Millar dan Shevlin (2007).
2.4 Perilaku orang tua terkait karir
2.4.1 Definisi perilaku orang tua terkait karir
Keller dan Whiston (2008) menyusun konstruk perilaku orang tua terkait karir dan
mendefinisikan bahwa parental behavior sebagai tindakan-tindakan khusus yang
dapat dengan mudah diidentifikasi dan diukur. Perilaku orang tua terkait karir
adalah konstruk yang dibangun berdasarkan teori mengenai hubungan antara
variabel dari keluarga dan perkembangan karir sepanjang masa hidup (Keller &
Whiston, 2008).
Perilaku orang tua terkait karir didefinisikan sebagai tindakan nyata yang
mencakup perilaku dukungan psikososial orang tua (misalnya, dukungan
emosional, dorongan, harapan, dan bimbingan umum) serta perilaku khusus karir
orang tua, seperti memberikan informasi tertulis tentang karir kepada individu
Keller dan Whiston (dalam Xing & Rojewski, 2018).
30
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diambil definisi parental career-
related behaviors menurut Keller dan Whiston (2008) sebagai variabel yang
menggambarkan mengenai tindakan-tindakan orang tua terkait perkembangan
karir anaknya. Definisi berikutnya terkait specific parental behavior diajukan oleh
Dietrich & Kracke (dalam Hlado & Jezek, 2018) yang menyatakan bahwa
variabel ini tidak hanya terkait pada dukungan orang tua, namun juga dengan
tindakan spesifik yang dilakukan oleh orang tua dengan tujuan untuk
perkembangan karir anaknya. Berikutnya Xing dan Rojewski (2018)
menggunakan istilah parental career-related behavior yang didefinisikan sebagai
tindakan orang tua yang berhubungan dengan perkembangan karir remaja.
Berdasarkan penjelasan mengenai definisi-definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku orang tua terkait karir adalah tindakan-tindakan yang
diberikan oleh orang tua terkait perkembangan karir anaknya, baik dalam bentuk
dukungan psikososial umum dan khusus terkait karir, serta tindakan nyata spesifik
karir.
2.4.2 Dimensi perilaku orang tua terkait karir
Berikutnya adalah dimensi yang terdapat pada alat parent career behavior cheklist
yang disusun oleh Keller dan Whiston (2008).
1. Psikososial
Dimensi ini berkaitan dengan dukungan psikososial yang diberikan oleh orang
tua kepada anaknya baik dalam bentuk dukungan umum maupun terkait
31
perkembangan karir. Contohnya adalah orang tua menyatakan bahwa ia bangga
terhadap anaknya.
2. Tindakan terkait karir
Dimensi ini berkaitan dengan dukungan dalam bentuk aksi nyata dari orang tua
terhadap perkembangan karir anaknya. Contohnya adalah orang tua
memberikan materi tertulis terkait dengan karir atau pekerjaan tertentu.
Selain Keller dan Whiston (2008), dimensi berikutnya mengenai perilaku orang
tua terkait karir diajukan oleh Dietrich dan Kracke (2009). Dimensi tersebut
adalah:
1. Dukungan
Dimensi ini berkaitan dengan dukungan yang diberikan oleh orang tua terkait
perkembangan karir anaknya. Contoh item dari dimensi ini adalah “orang tua
saya memberikan nasihat pada pilihan karir yang ada”.
2. Interferensi
Dimensi ini berkaitan dengan interferensi orang tua terhadap perkembangan
karir anaknya. Contoh item dari dimensi ini adalah “ orang tua saya ikut
terlibat
terlalu banyak dengan persiapan karir saya”.
3. Kurangnya keterlibatan
Dimensi ini berkaitan dengan kurangnya keterlibatan orang tua terhadap
perkembangan karir individu. Contoh item dari dimensi ini adalah “orang tua
saya tidak peduli dengan pekerjaan saya di masa depan”.
32
Dimensi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada dimensi yang
disusun oleh Keller dan Whiston (2008) yang terdiri atas perilaku orang tua terkait
karir (psikososial) dan perilaku orang tua terkait karir (tindakan).
2.4.3 Pengukuran perilaku orang tua terkait karir
Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku orang tua
terkait karir, diantaranya:
1. Parent Career Behavior Checklist (PCBC)
Parent career behavior checklist adalah alat ukur yang disusun oleh Keller
dan Whiston (2008). PCBC disusun untuk menilai perilaku orang tua terkait
perkembangan karir anaknya. Alat ukur ini terdiri atas 24 item yang mengukur
dua dimensi PCBC yaitu psikososial dan tindakan. Koefisien alfa untuk PCBC
secara keseluruhan adalah 0.93. Lebih spesifik disebutkan bahwa koefisien
alfa untuk psikososial adalah 0.90 dan tindakan adalah 0.89.
2. Parental career-related behaviors
Parental career-related behaviors disusun oleh Dietrich dan Kracke (2009)
berisi 15 item dari tiga dimensi yang mengukur bagaimana perilaku karir
orang tua kepada anaknya. Koefisien alfa untuk masing-masing dimensinya
adalah dukungan 0.93 untuk perempuan dan 0.84 untuk laki-laki, interferensi
0.72 untuk perempuan dan 0.78 untuk laki-laki, serta kurangnya keterlibatan
0.68 untuk perempuan dan 0.75 untuk laki-laki.
Penelitian ini menggunakan alat ukur yang disusun oleh Keller dan Whiston
(2008) yaitu parent career behavior checklist. PCBC dilengkapi dengan lima
33
alternatif pilihan jawaban dari 1 (tidak pernah) hingga 5 (sangat sering). Versi
lengkap alternatif pilihan jawaban dikutip dari Roach (2010).
2.5 Kerangka Berpikir
Self-efficacy pengambilan keputusan karir telah menjadi topik yang populer dalam
penelitian dan literatur perkembangan karir karena dampaknya yang signifikan
terhadap proses pengambilan keputusan karir pada dewasa awal (Hsieh & Huang,
2014). Sehingga, self-efficacy pengambilan keputusan karir adalah salah satu
variabel terkait karir yang perlu untuk ditingkatkan. Individu dengan self-efficacy
pengambilan keputusan karir yang tinggi memiliki keyakinan yang tinggi pula
bahwa mereka dapat memilih karir atau pekerjaan, menentukan langkah-langkah
yang diambil saat menghadapi hambatan dalam proses mengembangkan karir,
serta menentukan alternatif pilihan karir.
Dalam proses perkembangan karir seorang individu, beberapa hambatan atau
tantangan tidak terhindarkan. Dibutuhkan komitmen dan kesungguhan agar tetap
mampu menjalani keputusan karir yang telah dibuat sampai akhirnya berhasil
mencapai kesuksesan karir. Menjalani perkuliahan adalah salah satu contoh proses
yang harus dilalui sebelum mencapai posisi karir yang diinginkan. Dimulai
dengan pengambilan jurusan, menjalani jurusan yang telah dipilih, atau
memutuskan untuk pindah jurusan jika diperlukan adalah beberapa keputusan
besar yang perlu diambil terkait perkembangan karir mahasiswa. Pemecahan
masalah perlu dilakukan untuk menuntaskan hambatan atau tantangan dalam
proses perkembangan karir. Kim dan Park (2017) membuktikan bahwa
34
kepribadian proaktif berpengaruh terhadap self-efficacy pengambilan keputusan
karir. Individu dengan kepribadian proaktif mampu melakukan tindakan nyata dan
gigih hingga mencapai perubahan (Bateman & Crant, 1993). Dengan
kemampuannya tersebut mahasiswa dengan kepribadian proaktif akan lebih yakin
untuk menyelesaikan tugas-tugas terkait pengambilan keputusan karir.
Shin dan Lee (2017) menemukan bahwa lokus kendali karir internal
berpengaruh terhadap self-eficacy pengambilan keputusan karir. Mahasiswa
dengan lokus kendali karir internal yang kuat akan merasa bahwa ia memiliki
kendali atas tugas-tugas yang berkaitan dengan karir dan melakukan kegiatan
karir secara lebih aktif dan lebih percaya diri.
Mahasiswa dengan lokus kendali karir internal akan melihat penyebab dari
sebuah perilaku dengan karakteristik pribadi mereka seperti kemampuan dan
usaha. Mereka melihat kesuksesan karir sebagai hasil dari kesungguhan usaha,
ketekunan, dan kerja keras. Cara pandang inilah yang akan mengarahkan
mahasiswa untuk mempercayai diri sendiri melakukan keseluruhan tahap dan hal
yang diperlukan. Mahasiswa dengan lokus kendali karir internal akan aktif
melakukan usaha pengembangan diri dalam upaya memenuhi kriteria-kriteria
kemampuan sesuai dengan karir yang ditujunya. Sehingga diharapkan ia akan
lebih yakin untuk melewati rangkaian proses pengambilan keputusan karir.
Beberapa penelitian mendukung tentang pengaruh lokus kendali karir intenal
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir (Zhou et al. 2016; Shin & Lee,
2017).
35
Lokus kendali karir keberuntungan ditemukan memberikan pengaruh
signifikan dengan arah negatif terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir
hanya pada penelitian yang dilakukan oleh Shin dan Lee (2017). Sedangkan lokus
kendali karir ketidakberdayaan dan lokus kendali karir orang lain tidak ditemukan
berpengaruh. Namun, lokus kendali karir ketidakberdayaan dan lokus kendali
karir orang lain juga akan disertakan sehingga dapat diketahui bagaimana
pengaruhnya terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir pada sampel
penelitian ini.
Orang tua adalah sosok pertama bagi individu untuk mendapatkan
pendidikan. Termasuk di dalamnya adalah pendidikan terkait karir. Dalam sistem
keluarga, ayah atau ibu akan memiliki sebuah profesi tertentu yang tentunya akan
menjadi preferensi pertama seorang individu terkait karir. Mahasiswa yang
memperoleh dukungan karir dari orang tuanya akan dimungkinkan
mengembangkan sikap positif terhadap karirnya. Informasi-informasi terkait karir
yang diberikan oleh orang tua menjadi bekal yang sangat bermanfaat dalam
meningkatkan keyakinan dalam tugas terkait karirnya.
Peran orang tua terhadap perkembangan karir anaknya, tentu menjadi topik
yang penting untuk diteliti. Keller dan Whiston (2008) menemukan bahwa
beberapa perilaku orang tua seperti menyampaikan ekspektasi dan menunjukan
ketertarikan terhadap isu-isu penting terkait karir anaknya berpengaruh terhadap
self-efficacy pengambilan keputusan karir. Hal ini menunjukan bahwa keterlibatan
orang tua baik dalam bentuk dukungan psikososial dan tindakan terkait karir
menjadi menarik untuk diuij pengaruhnya terhadap self-efficacy pengambilan
36
keputusan karir mahasiswa. Dukungan psikososial yang diberikan orang tua dapat
menjadikan anaknya merasa dicintai dan dipahami. Hal ini memungkinkan
dikembangkannya aspek-aspek positif pada mahasiswa salah satunya adalah
tentang keyakinan diri untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Termasuk
diantaranya tugas-tugas pengambilan keputusan karir. Sedangkan tindakan terkait
karir yang diberikan orang tua dapat berupa pemberian informasi-informasi
tertulis terkait perguruan tinggi atau karir atau ikut terlibat dengan tes minat dan
karir anaknya. Hal ini akan mengarahkan mahasiswa untuk memiliki banyak
informasi terkait karir sehingga lebih yakin saat dihadapakan untuk pengambilan
keputusan terkait karirnya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor
memberikan pengaruh terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir. Selain
faktor-faktor internal seperti kepribadian proaktif dan lokus kendali karir,
memahami faktor eksternal seperti perilaku orang tua terkait karir juga penting
dilakukan. Sehingga skema kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah
sebagaimana tertera di gambar 2.1.
37
Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan di atas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1: Ada pengaruh yang signifikan dari kepribadian proaktif, lokus kendali karir,
dan perilaku orang tua terkait karir terhadap self-efficacy pengambilan keputusan
karir mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
H2: Ada pengaruh variabel kepribadian proaktif dengan arah positif terhadap self-
efficacy pengambilan keputusan karir.
H3: Ada pengaruh variabel lokus kendali karir internal dengan arah positif
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
KEPRIBADIAN
PROAKTIF
LOKUS KENDALI KARIR
Internal
Keberuntungan
Ketidakberdayaan
Orang lain
PERILAKU ORANG TUA
TERKAIT KARIR
Psikososial
Tindakan
SELF-EFFICACY
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
KARIR
38
H4: Ada pengaruh variabel lokus kendali karir keberuntungan dengan arah negatif
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
H5: Ada pengaruh variabel lokus kendali karir orang lain dengan arah negatif
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
H6: Ada pengaruh variabel lokus kendali karir ketidakberdayaan dengan arah
negatif terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
H7: Ada pengaruh variabel perilaku orang tua terkait karir (psikososial) dengan
arah positif terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
H8: Ada pengaruh variabel perilaku orang tua terkait karir (tindakan) dengan arah
positif terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
39
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang berada pada program strata satu dan berstatus aktif. Kemudian jumlah sampel
dalam penelitian ini sebanyak 200 partisipan yang berasal dari semester 1-9.
Beberapa rasio direkomendasikan dalam menentukan jumlah sampel,
salah satunya adalah menggunakan rasio 1:15 yaitu minimal 15 responden untuk
setiap independent variable (Pedhazur, 1997). Penelitian ini menggunakan tujuh
independent variable sehingga minimal responden adalah 105. Dengan
memperhatikan aturan rasio dan mempertimbangkan sumber daya dalam
penelitian ini maka ditentukan jumlah sampel sebanyak 200 partisipan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
teknik sampel acak stratifikasi proporsional. Eriyanto (2007) menjelaskan bahwa
dalam stratifikasi proporsional, jumlah proporsi masing-masing strata dalam
sampel ditentukan secara proporsional sesuai dengan besarnya dalam populasi.
Proporsi atau strata terbesar akan mendapatkan sampel lebih besar dibandingkan
dengan strata yang lebih kecil. Berikut ini adalah rumus perhitungan yang
digunakan dalam menentukan jumlah sampel dari masing-masing proporsi atau
strata yang dikutip dari Gulo (2010).
40
Banyaknya sampel setiap strata= n/N x N1
n = besarnya populasi yang ditarik dalam populasi tersebut
N = besarnya populasi
N1 = besarnya populasi strata
Dalam penelitian ini sampel stratifikasi berdasarkan fakultas yang berjumlah dua
belas. Sehingga perhitungan jumlah sampel dalam masing-masing strata atau
fakultas berdasarkan formula yang dikutip dari Gulo (2010) adalah:
Sampel fakultas = 200/26.343 x populasi fakultas
1. Adab dan Humaniora 200/26.343 x 2952
= 22,41202597 (22)
2. Dakwah dan Ilmu
Komunikasi 200/26.343 x 3124 = 23,71787572 (24)
3. Dirasat Islamiyah 200/26.343 x 543 = 4,122537296 (4)
4. Ekonomi dan Bisnis 200/26.343 x 2325 = 17,65174809 (18)
5. Ilmu Kesehatan 200/26.343 x 1352 = 10,26458642 (10)
6. Ilmu Sosial dan
Politik 200/26.343 x 1318 = 10,00645333 (10)
7. Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan 200/26.343 x 5137 = 39,0008731 (39)
8. Kedokteran 200/26.343 x 488 = 3,704969062 (4)
9. Psikologi 200/26.343 x 923 = 7,007554 (7)
10. Sains dan Teknologi 200/26.343 x 3445 = 26,15495578 (26)
11. Syariah dan Hukum 200/26.343 x 2712 = 20,58991003 (21)
12. Ushuluddin 200/26.343 x 2024 = 15,36651103 (15)
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yaitu variabel terikat (dependent
variable) dan variabel bebas (independent variable). Keterangannya adalah sebagai
berikut.
41
Adapun variabel penelitian yang akan dilibatkan dalam penelitian ini adalah:
1. Dependent variable (DV): self-efficacy pengambilan keputusan karir
2. Independet variable (IV): kepribadian proaktif, lokus kendali karir (internal,
keberuntungan, ketidakberdayaan dan orang lain), dan perilaku orang tua
terkait karir (psikososial dan tindakan).
Sedangkan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Self-efficacy pengambilan keputusan karir
Perilaku menilai diri, mengumpulkan informasi pekerjaan, menentukan tujuan,
merencanakan, dan memecahkan masalah terkait tugas-tugas pengambilan
keputusan karir Taylor dan Betz (1983).
2. Kepribadian proaktif
Individu yang mampu untuk menemukan peluang, melakukan perubahan, dan
berjuang untuk mewujudkan ide-ide Bateman dan Crant (1993).
3. Lokus kendali karir
Keyakinan individu terkait sumber keberhasilan karir mereka apakah berasal
dari internal, keberuntungan, ketidakberdayaan, atau orang orang lain Millar
dan Shevlin (2007). Skor diperoleh dari pengukuran terhadap dimensi-dimensi
lokus kendali karir menurut Millar dan Shevlin (2007) yaitu:
42
a. Lokus kendali karir internal
Lokus kendali karir internal mengacu pada individu meyakini bahwa
keberhasilan karir dipengaruhi oleh seberapa besar usaha yang ia berikan
dan merupakan tanggung jawab diri sendiri.
b. Lokus kendali karir keberuntungan
Lokus kendali karir keberuntungan mengacu pada individu meyakini bahwa
keberuntungan adalah faktor yang menentukan keberhasilan karirnya serta
mengharapkan keberuntungan tersebut.
c. Lokus kendali karir ketidakberdayaan
Lokus kendali karir ketidakberdayaan mengacu pada individu meyakini
bahwa dirinya tidak mampu mempengaruhi keberhasilan karirnya.
d. Lokus kendali karir orang lain
Lokus kendali karir orang lain mengacu pada individu meyakini bahwa yang
menentukan keberhasilan karirnya adalah pihak luar.
4. Perilaku orang tua terkait karir
Perilaku orang tua terkait karir adalah tindakan-tindakan orang tua yang
mendukung dan terlibat aktif dalam perkembangan karir anaknya. Skor
diperoleh dari pengukuran-pengukuran dimensi perilaku orang tua terkait karir
menurut Keller dan Whiston (2008) yaitu:
a. Psikososial
Orang tua memberikan dukungan terkait perkembangan karir dalam bentuk
motivasi, penerimaan, dan kepedulian.
43
b. Tindakan terkait karir
Orang tua memberikan informasi-informasi terkait karir dan mendampingi
dalam kegiatan perkembangan karir.
3.3. Instrumen Pengumpulan Data
3.3.1 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Sedangkan
instrumen penelitian menggunakan skala model likert. Dalam menjawab, subjek
memilih satu alternatif jawaban yang paling menggambarkan dirinya dengan
memberikan tanda checklist (√ ).
Tabel 3.1
Format Skoring Skala Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir
Kategori respon Tidak
Yakin
(TY)
Agak Yakin
(AY)
Cukup Yakin
(CY)
Yakin
(Y)
Sangat
Yakin
(SY)
Favorable 1 2 3 4 5
Tabel 3.2
Format Skoring Skala Kepribadian Proaktif
Kategori respon Sangat
Tidak
Setuju
(STS)
Cukup
Tidak
Setuju
(CTS)
Agak
Tidak
Setuju
(ATS)
Agak Setuju
(AS)
Cukup
Setuju
(S)
Sangat
Setuju
(SS)
Favorable 1 2 3 4 5 6
Tabel 3.3
Format Skoring Skala Lokus Kendali Karir
Kategori
respon
Sangat
Tidak
Setuju
(STS)
Tidak
Setuju
(TS)
Agak Tidak
Setuju
(ATS)
Agak
Setuju
(AS)
Setuju
(S)
Sangat Setuju
(SS)
Favorable 1 2 3 4 5 6
44
Tabel 3.4
Format Skoring Skala Perilaku Orang Tua terkait Karir
Kategori
respon
Tidak Pernah
(TP)
Hampir
Tidak
Pernah
(HTP)
Kadang-
Kadang
(KK)
Sering
(S)
Sangat Sering
(SS)
Favorable 1 2 3 4 5
3.3.2 Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
kuesioner dengan menggunakan skala likert dan memiliki alternatif pilihan
jawaban masing-masing sesuai kebutuhan skala tersebut.
1. Instrumen biodata subjek penelitian, terdiri dari pernyataan mengenai nama
atau inisial responden, usia, jenis kelamin, fakultas, jurusan, dan semester.
2. Instrumen self-efficacy pengambilan keputusan karir
Pengukuran self-efficacy pengambilan keputusan karir dalam penelitian ini
menggunakan alat ukur Career Decision Making Self-Efficacy Short Form
(CDMSE-SF) yang awalnya disusun oleh Taylor dan Betz (1983) kemudian
dimodifikasi menjadi short-form oleh Betz et.al. (1996). CDMSE-SF berisi 25
item.
45
Tabel 3.5
Blueprint Skala Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir
Dimensi Indikator No.
Item
Jumlah Contoh Item
Penilaian diri
secara akurat
- Mampu menilai
kemampuan diri dengan
akurat
- Mampu menentukan
pekerjaan dan gaya
hidup yang paling
sesuai
- Mampu menentukan
nilai-nilai terkait
pekerjaan
5
9, 22
14, 18
1
2
2
Menilai kemampuan diri
secara tepat
Menentukan seperti apa
pekerjaan ideal Anda
Menentukan nilai apa yang
paling Anda hargai dalam
sebuah pekerjaan
Pengumpulan
informasi
pekerjaan
- Mampu menemukan
informasi terkait
program universitas,
pekerjaan dan pasar
tenaga kerja
1, 10,
15,
19, 23
5 Mencari tahu tentang
rata-rata penghasilan
tahunan dari pekerjaaan
tertentu
Penentuan
tujuan
- Mampu memilih
jurusan atau karir
prioritas dari banyaknya
pilihan yang ada
- Mengambil keputusan
karir atau jurusan
2, 6
11,
16, 20
2
3
Memilih satu jurusan dari
daftar jurusan yang Anda
pertimbangkan
Membuat keputusan karir
dan kemudian tidak perlu
khawatir apakah itu
keputusan yang benar
ataupun salah
Perencanaan - Merencanakan dan
mengidentifikasi karir
dengan detail serta
mampu menentukan
langkah-langkah untuk
mencapainya
3, 7,
12,
21, 24
5 Menentukan langkah-
langkah yang perlu
diambil untuk
menyelesaikan studi
jurusan yang Anda pilih
Pemecahan
masalah
- Menentukan solusi dari
masalah terkait pilihan
karir atau jurusan
- Mampu bertahan untuk
menghadapi kesulitan
terkait pilihan jurusan
atau karir yang dicita-
citakan
- Mengganti pilihan karir
atau jurusan jika tidak
merasa suka atau puas
4
8
13,
17, 25
1
1
3
Menentukan langkah-
langkah yang diambil
jika Anda mengalami
masalah akademik terkait
aspek jurusan yang Anda
pilih
Terus berusaha
menyelesaikan studi atau
rencana karir meskipun
Anda merasa frustasi
Mengganti jurusan jika
merasa tidak cocok dengan
pilihan awal
Total 25
46
3. Instrumen kepribadian proaktif
Dalam penelitian kali ini digunakan PPS Scale Short Version dari Seibert et.al.
(1999). Skala ini hanya berisi 10 item.
Tabel 3.6
Blueprint Skala Kepribadian Proaktif
Indikator No.item Jumlah Contoh item
Aktif melakukan perubahan
Menghargai ide-ide yang
dimiliki serta mau
memperjuangkan ide-ide
tersebut agar terwujud
Aktif menemukan peluang
1, 2, 8, 4
3, 5, 6, 9
7, 10
4
4
2
Saya terus menerus
mencari cara baru untuk
meningkatkan kualitas hidup
saya
Tidak ada yang lebih
menyenangkan ketika melihat
ide saya menjadi kenyataan
Saya unggul dalam melihat
peluang
Total 10
4. Instrumen lokus kendali karir
Lokus kendali karir dalam penelitian ini diukur menggunakan Career Locus of
Control (CLOC) yang disusun oleh Millar dan Shevlin (2007). CLOC terdiri
atas 4 dimensi yaitu internal, keberuntungan, ketidakberdayaan, dan orang lain.
Tabel 3.7
Blueprint Skala Lokus Kendali Karir
Dimensi Indikator No.
Item
Jumlah Contoh item
Lokus kendali
karir internal
- Meyakini
kemampuan diri
sendiri dalam
mencapai
keberhasilan karir
- Menempatkan
tanggung jawab
keberhasilan karir
terhadap diri sendiri
7, 19
4, 11,
15
2
3
Jika saya mendapat
pekerjaan yang bagus, hal
itu merupakan hasil
langsung dari kemampuan
dan motivasi saya
Jika saya menginginkan
mendapat pekerjaan yang
saya inginkan saya harus
sungguh-sungguh dan
berusaha
47
Lokus kendali
karir
keberuntungan
- Meyakini bahwa
keberuntungan
adalah faktor yang
penting dalam
menentukan
keberhasilan karir
- Mengharapkan
keberuntungan
untuk mencapai
keberhasilan
1, 8,
16, 20
12
4
1
Apakah saya mendapat
pekerjaan yang saya
inginkan atau tidak akan
bergantung pada faktor
keberuntungan
Saya berharap
keberuntungan akan
memainkan peran penting
dalam menentukan pekerjaan
apa yang akan saya dapatkan
Lokus kendali
karir
ketidakberdayaan
- Meyakini bahwa
usaha yang
dilakukan oleh diri
sendiri tidak akan
berpengaruh
terhadap
keberhasilan karir
2, 5,
9, 13,
17
5 Tidak penting apa yang saya
inginkan ataupun yang saya
ingin lakukan karena saya
akan mengambil pekerjaan
apapun yang ditawarkan
kepada saya
Lokus kendali
karir orang lain
- Menempatkan
tanggung jawab
keberhasilan karir
pada pihak luar
(orang tua,
perusahaan, dll)
3, 6,
10,
14, 18
5 Saya tidak berpikir jika
itu sepadan ketika
berusaha dengan keras
karena pekerjaan yang akan
saya dapatkan sepenuhnya
ditentukan oleh apa yang
dilakukan orang lain
Total 25
5. Instrumen perilaku orang tua terkait karir
Perilaku orang tua terkait karir dengan alat ukur Parent Career Behavior
Checklist (PCBC) yang disusun oleh Keller dan Whiston (2008). Alat ukur ini
berisi dua dimensi yaitu psikososial dan tindakan.
Tabel 3.8
Blueprint Skala Perilaku Orang Tua terkait Karir
Dimensi Indikator No.item Jumlah Contoh item
Psikososial - Individu dipahami oleh
orang tua
11, 17,
19
3 Orang tua saya mencoba
memahami pemikiran,
perasaan, dan pendapat
saya mengenai berbagai
hal
- Individu dimotivasi
oleh orang tua untuk
mencoba hal-hal
positif
13, 16 2 Orang tua saya
mendorong saya untuk
mencoba hal baru
- Mendapatkan penilaian
positif dari orang tua
1, 8 2 Orang tua saya
mengatakan bahwa
48
mereka bangga terhadap
saya
- Mendapatkan
keleluasaan dari orang
tua dalam menentukan
masa depannya
4, 5, 10,
23
4 Orang tua saya
mendorong saya untuk
bebas memilih karir yang
saya inginkan
- Mendapatkan kepedulian
dari orang tua terkait
karir yang sedang
dipertimbangkannya
20 1 Orang tua saya
menanyakan karir apa
yang sedang saya
pertimbangkan untuk
masa depan saya
- Mendapatkan eskpektasi
karir dari orang tua
22 1 Orang tua saya
mengatakan bahwa
mereka memiliki
ekspektasi tinggi terhadap
karir saya
Tindakan - Mendapatkan informasi-
informasi dan langkah-
langkah yang dibutuhkan
untuk mencapai karir
tertentu dari orang tua
2, 3, 6, 7,
9, 14, 15,
18, 21
9 Orang tua saya
memberikan brosur dan
semacamnya terkait karir
tertentu
- Mendapatkan
keterlibatan langsung
dari orang tua pada
kegiatan terkait
perkembangan karir
12, 24 2 Orang tua saya ikut
hadir pada kegiatan-
kegiatan pengembangan
karir yang pernah
dilakukan oleh sekolah
saya atau lembaga lain
Total 24
3.4 Uji Validitas Konstruk
Sebelum dilakukan analisis data penelitian sesuai dengan model yang telah
dihipotesiskan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas konstruk dari setiap
instrumen penelitian yang digunakan. Uji validitas dilakukan dengan maksud untuk
melihat apakah setiap item yang digunakan untuk mengukur konstruk yang hendak
diukur. Dalam melakukan uji validitas digunakan metode Confirmatory Factor
Analysis (CFA) melalui bantuan software LISREL 8.70.
Menurut Umar (2015), logika dalam melakukan Confirmatory Factor Analysis
adalah sebagai berikut:
1. Terdapat sebuah konstruk yang dapat didefinisikan secara operasional,
sehingga dapat direpresentasikan oleh pertanyaan maupun pernyataan untuk
49
mengukur konstruk tersebut. Konstruk yang dapat didefinisikan ini disebut
faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap item-itemnya.
2. Diteorikan bahwa setiap item hanya mengukur satu faktor saja, artinya setiap
item dari suatu konstruk bersifat unidimensional (hanya mengukur konstruk
yang hendak diukur, tidak mengukur hal lain).
3. Confirmatory Factor Analysis dilakukan dengan mengestimasi matriks korelasi
antar item. Sebelum dapat diketahui apakah suatu item benar-benar mengukur
suatu konstruk tertentu, perlu diketahui terlebih dahulu apakah matriks korelasi
berdasarkan konstruk yang telah diteorikan (Σ) sama dengan matriks yang
diperoleh dari data lapangan (S). Jika teori tersebut benar (unidimensional)
maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks Σ dengan matriks S, atau bisa
juga dinyatakan dengan Σ – S = 0.
4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji chi square,
dapat dilihat dari taraf signifikansi model dengan melihat besaran p-value
(>0,05). Apabila p-value > 0,05 maka hipotesis nihil tersebut “tidak ditolak”
artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima bahwa item hanya
mengukur satu faktor.
5. Setelah model fit diperoleh, maka langkah selanjutnya ialah melihat apakah
setiap item memang benar-benar mengukur konstruk yang dimaksud atau tidak.
Terdapat dua kriteria utama dalam menentukan validitas item menggunakan
CFA: a) factor loading (muatan faktor) setiap item harus bernilai positif; dan b)
item memiliki nilai T-value sebesar > 1.96. Apabila kedua kriteria tersebut
50
terpenuhi, maka item dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk analisis
penelitian.
6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya
negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai dengan sifat
item, yang bersifat positif.
Dalam pengujian analisis Confirmatory Factor Analysis, dilakukan dengan bantuan
software Lisrel 8.70.
3.4.1 Uji validitas konstruk self-efficacy pengambilan keputusan karir
Pada uji validitas konstruk self-efficacy pengambilan keputusan karir diuji 25 item
apakah bersifat unidimensional, artinya hanya mengukur self-efficacy pengambilan
keputusan karir saja atau tidak. Hasil awal uji validitas konstruk self-efficacy
pengambilan keputusan karir didapatkan model satu faktor yang tidak fit dengan
Chi-Square=762.93, df=275, P-value=0.00000 dan RMSEA=0.094. Oleh karena itu
maka dilakukan modifikasi terhadap model di mana kesalahan pengukuran pada
beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah itu dilakukan
modifikasi sehingga diperoleh model fit dengan Chi-Square=251.17, df=221, P-
value=0.07987 dan RMSEA=0.026.
Gambar 3.1 Model CFA dari variabel self-efficacy pengambilan keputusan karir
(terlampir)
Langkah selanjtnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
51
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor. Jika
T-Value > 1.96, artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.9
Muatan Faktor Item Self-Efficacy Pengambilan Keputusan Karir
No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan
ITEM 1 0.38 0.07 5.29 √
ITEM 2 0.48 0.07 6.85 √
ITEM 3 0.62 0.07 9.33 √
ITEM 4 0.57 0.07 8.59 √
ITEM 5 0.55 0.07 8.23 √
ITEM 6 0.51 0.07 7.40 √
ITEM 7 0.59 0.07 8.75 √
ITEM 8 0.37 0.07 5.30 √
ITEM 9 0.59 0.07 8.65 √
ITEM 10 0.66 0.07 9.78 √
ITEM 11 0.61 0.07 9.06 √
ITEM 12 0.63 0.06 9.80 √
ITEM 13 0.33 0.07 4.67 √
ITEM 14 0.50 0.07 7.27 √
ITEM 15 0.52 0.07 7.68 √
ITEM 16 0.18 0.07 2.45 √
ITEM 17 0.27 0.07 3.80 √
ITEM 18 0.54 0.07 7.95 √
ITEM 19 0.55 0.07 8.13 √
ITEM 20 0.60 0.07 9.11 √
ITEM 21 0.75 0.06 12.25 √
ITEM 22 0.77 0.06 12.44 √
ITEM 23 0.60 0.07 9.08 √
ITEM 24 0.55 0.07 8.19 √
ITEM 25 0.55 0.07 8.16 √
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.9 dapat dilihat bahwa 25 item yang
mengukur self-efficacy pengambilan keputusan karir, seluruh item signifikan (T-
Value > 1.96) dan semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada
item yang di drop.
52
3.4.2 Uji validitas konstruk kepribadian proaktif
Pada uji validiitas konstruk variabel kepribadian proaktif dilakukan uji validitas
terhadap 10 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model
satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-square=172.79, df=35, P-value=0.00000,
RMSEA=0.141. Maka dilakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan
membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi,
maka diperoleh model fit dengan Chi-square=35.15, df=27, P-value=0.13509,
RMSEA=0.039.
Gambar model CFA dari variabel kepribadian proaktif (terlampir)
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Values dan muatan faktor.
Jika T-Value > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.10
Muatan Faktor Item Kepribadian Proaktif
No Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan
ITEM 1 0.69 0.06 10.78 √
ITEM 2 0.82 0.06 13.68 √
ITEM 3 0.64 0.07 9.65 √
ITEM 4 0.77 0.06 12.38 √
ITEM 5 0.65 0.07 9.91 √
ITEM 6 0.35 0.07 4.86 √
ITEM 7 0.66 0.07 10.22 √
ITEM 8 0.81 0.06 13.54 √
ITEM 9 0.51 0.07 7.35 √
ITEM 10 0.60 0.07 8.92 √
53
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.10 dapat dilihat bahwa 10 item yang
mengukur kepribadian proaktif, seluruh item signifikan (T-Value > 1.96) dan semua
koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada item yang di drop.
3.4.3 Uji validitas konstruk lokus kendali karir
3.4.3.1 Muatan faktor item lokus kendali karir internal
Pada uji validiitas konstruk variabel lokus internal, 5 item diuji dengan model CFA
first order. Hasil awal uji didapatkan model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-
square=40.73, df=5, P-value=0.00000, RMSEA=0.189. Oleh karena itu dilakukan
modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi
satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi, maka diperoleh model fit dengan Chi-
square=0.53, df=2, P-value=0.76810, RMSEA=0.000.
Gambar model CFA dari variabel lokus internal (terlampir)
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor. Jika
T-Value > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.11
Muatan Faktor Item Lokus Kendali Karir Internal
No Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan
ITEM 4 0.76 0.08 9.66 √
ITEM 7 0.72 0.09 8.42 √
ITEM 11 0.68 0.07 9.30 √
ITEM 15 0.63 0.07 9.19 √
ITEM 19 0.60 0.08 8.01 √
54
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.11 dapat dilihat bahwa 5 item yang
mengukur lokus kendali karir internal, seluruh item signifikan (T-Value > 1.96) dan
semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada item yang di drop.
3.4.3.2 Muatan faktor item lokus kendali karir keberuntungan
Pada uji validitas konstruk variabel lokus keberuntungan, dilakukan uji validitas 5
item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model satu faktor
yang tidak fit, dengan Chi-square=12.48, df=5, P-value=0.02875, RMSEA=0.087.
Oleh karena itu maka dilakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan
membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi,
maka diperoleh model fit dengan Chi-square=2.45, df=4, P-value=0.65419,
RMSEA=0.000.
Gambar model CFA dari variabel lokus keberuntungan (terlampir)
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor. Jika
nilai T-Value >1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.12
Muatan Faktor Item Lokus Kendali Karir Keberuntungan
No Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan
ITEM 1 0.50 0.07 6.93 √
ITEM 8 0.85 0.06 14.15 √
ITEM 12 0.83 0.06 13.65 √
ITEM 16 0.71 0.07 10.78 √
ITEM 20 0.62 0.07 9.21 √
55
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.12 dapat dilihat bahwa 5 item yang
mengukur lokus kendali karir keberuntungan, seluruh item signifikan (T-Value >
1.96) dan semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada item yang
di drop.
3.4.3.3 Muatan faktor lokus kendali karir orang lain
Pada uji validiitas konstruk variabel lokus orang lain, 5 item diuji dengan model
CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model satu faktor yang tidak fit, dengan
Chi-square=20.99, df=5, P-value=0.00081, RMSEA=0.127. Oleh karena itu,
dilakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk
berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi, maka diperoleh model fit
dengan Chi-square=1.77, df=3, P-value=0.62114, RMSEA=0.000.
Gambar model CFA dari variabel lokus orang lain (terlampir)
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor. Jika
T-Value > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.13
Muatan Faktor Item Lokus Kendali Karir Orang Lain
No Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan
ITEM 3 0.57 0.07 8.16 √
ITEM 6 0.79 0.07 11.91 √
ITEM 10 0.69 0.07 10.40 √
ITEM 14 0.80 0.06 12.50 √
ITEM 18 0.52 0.08 6.92 √
56
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.13 dapat dilihat bahwa 5 item yang
mengukur lokus kendali karir orang lain, seluruh item signifikan (T-Value > 1.96)
dan semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada item yang di
drop.
3.4.3.4 Muatan faktor item lokus kendali karir ketidakberdayaan
Pada uji validiitas konstruk variabel lokus ketidakberdayaan, 5 item diuji dengan
model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model satu faktor yang tidak fit,
dengan Chi-square=18.07, df=5, P-value=0.00286, RMSEA=0.115. Oleh karena itu
dilakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk
berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi, maka diperoleh model fit
dengan Chi-square=3.75, df=4, P-value=0.44112, RMSEA=0.000.
Gambar model CFA dari variabel lokus ketidakberdayaan (terlampir)
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor. Jika
T-Value > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.14
Muatan Faktor Item Lokus Kendali Karir Ketidakberdayaan
No Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan
ITEM 2 0.68 0.07 9.39 √
ITEM 5 0.48 0.07 6.68 √
ITEM 9 0.82 0.06 12.66 √
ITEM 13 0.74 0.07 10.53 √
ITEM 17 0.60 0.07 8.63 √
57
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.14 dapat dilihat bahwa 5 item yang
mengukur lokus kendali karir ketidakberdayaan, seluruh item signifikan (T-Value
> 1.96) dan semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada item
yang di drop.
3.4.3.5 Muatan faktor item lokus kendali karir eksternal
Dalam penelitian ini tidak hanya dianalisis variabel lokus kendali karir menjadi
empat variabel, yaitu lokus kendali karir internal, lokus kendali karir
keberuntungan, lokus kendali karir orang lain dan lokus kendali karir
ketidakberdayaan. Namun, dalam penelitian ini lokus kendali karir juga dianalisis
menjadi dua variabel. Yaitu lokus kendali karir internal dan lokus kendali karir
eksternal. Lokus kendali karir eksternal tersusun dari item gabungan dari lokus
kendali karir internal, lokus kendali karir orang lain, dan lokus kendali karir
ketidakberdayaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat variasi hasil
penelitian dengan dua analisis yang berbeda.
Pada uji validiitas konstruk variabel lokus kendali karir eksternal, dilakukan
uji validitas 5 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model
satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-square=627.34, df=90, P-value=0.0000,
RMSEA=0.173. Oleh karena itu dilakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu
dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan
modifikasi, maka diperoleh model fit dengan Chi-square=70.41, df=58, P-
value=0.12708, RMSEA=0.033.
Gambar model CFA dari variabel lokus kendali karir eksternal (terlampir)
58
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor. Jika
T-Value >1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.15
Muatan Faktor Item Lokus Kendali Karir Eksternal
No Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan
ITEM 1 0.62 0.06 9.84 √
ITEM 2 0.64 0.06 10.23 √
ITEM 4 0.50 0.07 7.21 √
ITEM 5 0.75 0.06 12.16 √
ITEM 7 0.62 0.06 9.69 √
ITEM 8 0.53 0.06 8.47 √
ITEM 9 0.69 0.06 11.26 √
ITEM 11 0.58 0.07 8.90 √
ITEM 12 0.87 0.06 15.48 √
ITEM 13 0.69 0.06 11.28 √
ITEM 15 0.56 0.06 8.70 √
ITEM 16 0.66 0.06 10.67 √
ITEM 17 0.61 0.07 9.14 √
ITEM 19 0.70 0.06 10.90 √
ITEM 20 0.73 0.06 11.50 √
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.15 dapat dilihat bahwa 15 item yang
mengukur lokus kendali karir eksternal, seluruh item signifikan (T-Value > 1.96)
dan semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada item yang di
drop.
3.4.4 Uji validitas konstruk perilaku orang tua terkait karir
3.4.4.1 Muatan faktor item perilaku orang tua terkait karir (psikososial)
Pada uji validitas konstruk variabel perilaku orang tua terkait karir (psikososial),
dilakukan uji validitas terhadap 13 item dengan model CFA first order. Hasil awal
uji didapatkan model satu faktor yang tidak fit, Chi-square=453.66, df=65, P-
value=0.00000, RMSEA=0.173. Maka dilakukan modifikasi terhadap model ini,
59
yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain. Setelah
dilakukan modifikasi, maka diperoleh model fit dengan Chi-square=57.48, df=43,
P-value=0.06882, RMSEA=0.041.
Gambar model CFA dari variabel perilaku orang tua terkait karir (psikososial)
(terlampir)
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Values dan muatan faktor.
Jika T-value>1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.16
Muatan Faktor Item Perilaku Orang Tua terkait Karir (Psikososial)
No Koefisien Standar Eror T-value Signifikansi
ITEM 1 0.54 0.07 8.03 √
ITEM 4 0.34 0.08 4.40 √
ITEM 5 0.49 0.07 6.99 √
ITEM 8 0.53 0.07 7.88 √
ITEM 10 0.60 0.07 8.38 √
ITEM 11 0.65 0.07 9.86 √
ITEM 13 0.74 0.06 11.73 √
ITEM 16 0.58 0.07 8.56 √
ITEM 17 0.84 0.06 13.98 √
ITEM 19 0.59 0.07 8.76 √
ITEM 20 0.79 0.06 12.84 √
ITEM 22 0.40 0.07 5.66 √
ITEM 23 0.55 0.07 8.10 √
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.16 dapat dilihat bahwa 13 item yang
mengukur perilaku orang tua terkait karir (psikososial), seluruh item signifikan (T-
Value > 1.96) dan semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada
item yang di drop.
60
3.4.4.2 Muatan faktor item perilaku orang tua terkait karir (tindakan)
Pada uji validiitas konstruk variabel perilaku orang tua terkait karir (tindakan), 11
item diuji dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model satu
faktor yang tidak fit, dengan Chi-square=334.62, df=44, P-value=0.00000,
RMSEA=0.182. Maka dilakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan
membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi,
maka diperoleh model fit dengan Chi-square=42.35, df=33, P-value=0.12761,
RMSEA=0.038.
Gambar model CFA dari variabel perilaku orang tua terkait karir (tindakan)
(terlampir)
Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu di drop
atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor. Jika
T-value >1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.
Tabel 3.17
Muatan Faktor Item Perilaku Orang Tua terkait Karir (Tindakan)
No Koefisien regresi Standar eror T-value Signifikansi
ITEM 2 0.64 0.07 9.58 √
ITEM 3 0.52 0.07 7.30 √
ITEM 6 0.45 0.07 6.20 √
ITEM 7 0.62 0.07 9.19 √
ITEM 9 0.63 0.07 9.49 √
ITEM 12 0.57 0.07 8.32 √
ITEM 14 0.68 0.07 10.42 √
ITEM 15 0.68 0.07 10.38 √
ITEM 18 0.72 0.06 11.23 √
ITEM 21 0.77 0.06 12.08 √
ITEM 24 0.62 0.07 8.98 √
61
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 3.17 dapat dilihat bahwa 11 item yang
mengukur perilaku orang tua terkait karir (tindakan), seluruh item signifikan (T-
Value > 1.96) dan semua koefisien bermuatan positif. Dengan demikian tidak ada
item yang di drop.
3.5 Teknik Analisis Data
Keterangan:
Y = Self-efficacy pengambilan keputusan karir
a = Konstanta/intercept
b = Koefisien regresi
X1 = Kepribadian proaktif
X2 = Lokus kendali karir internal
X3 = Lokus kendali karir keberuntungan
X4 = Lokus kendali karir ketidakberdayaan
X5 = Lokus kendali karir orang lain
X6 = Perilaku orang tua terkait karir (psikososial)
X7 = Perilaku orang tua terkait karir (tindakan)
e = Residu
3.6 Prosedur Penelitian
Beberapa langkah dalam rangka penyusunan penelitian ini, yaitu:
1. Persiapan, meliputi perumusan masalah, menentukan variabel, melakukan
kajian teori untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat
mengenai variabel penelitian serta target atau populasi sampel penelitian.
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e
62
2. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran masalah. Studi
pendahuluan dilakukan dengan cara langsung (offline) dan tidak langsung
(online) melalui link (https://forms.gle/mrmd9hLsp1MoKPtB6). Studi
pendahuluan dilakukan terhadap mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada bulan Juli 2018 dan dilengkapi pada bulan November 2018.
3. Mengadaptasi skala penelitian dari jurnal-jurnal.
4. Meminta expert judgment yaitu dosen pembimbing untuk menilai apakah
pengklarifikasian item sudah benar dan tepat.
5. Melakukan pengambilan data dengan cara menyebarkan kuesioner secara
langsung (offline) dan tidak langsung (online) melalui link
(https://forms.gle/cmt5WUkftK8sGu7D6) kepada mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan rentang usia 18-25 tahun. Pengambilan data
dilakukan pada periode bulan Desember 2018- Februari 2019.
6. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden,
menghitung dan mencatat data yang diperoleh serta melakukan uji CFA untuk
menganalisa butir item yang tidak valid dan yang valid.
7. Setelah mendapatkan item yang valid, peneliti melakukan analisis regresi,
beberapa analisis deskriptif, dan analisis tambahan untuk menguji hipotesis
penelitian yang telah disusun sebelumnya.
63
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 200 mahasiswa program strata satu
Universitas Islam Syarif Negeri Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya akan dijelaskan
melalui tabel 4.1 mengenai aspek demografi dari responden meliputi usia,
fakultas, semester, serta jenis kelamin.
Tabel 4.1
Gambaran Subjek Penelitian berdasarkan Data Demografi (N=200)
Sampel Penelitian Frekuensi (%)
Usia
18 tahun 28 14%
19 tahun 42 21%
20 tahun 43 21.5%
21 tahun 39 19.5%
22 tahun 31 15.5%
23 tahun 14 7%
24 tahun 3 1.5%
Fakultas
Fakultas Adab dan Humaniora 22 11%
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi 24 12%
Fakultas Dirasat Islamiyah 4 2%
Fakultas Ekonomi dan Bisnis 18 9%
Fakultas Ilmu Kesehatan 10 5%
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 10 5%
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 39 19.5%
Fakultas Kedokteran 4 2%
Fakultas Psikologi 7 3.5%
Fakultas Sains dan Teknologi 26 13%
Fakultas Syariah dan Hukum 21 10.5%
Fakultas Ushuluddin 15 7.5%
Semester
1 38 19 %
3 44 22 %
5 43 21.5 %
7 40 20%
9 35 17.5%
Jenis kelamin
Perempuan 149 74.5%
Laki-laki 51 25.5%
64
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 4.1 dapat diketahui beberapa gambaran
demografi responden dalam penelitian ini. Jika dilihat dari rentang usia, dalam
penelitian ini jumlah responden yang berusia 20 tahun adalah yang paling banyak
(21.5%), diikuti responden yang berusia 19 tahun (21%), 21 tahun (19.5%), 22
tahun (15.5%), 18 tahun (14%), 23 tahun (7%), dan 24 tahun (1.5%). Gambaran
selanjutnya adalah mengenai asal fakultas responden.
Seperti yang sudah di bahas pada bab sebelumnya, penentuan jumlah
responden berdasarkan pada teknik pengambilan sampel acak stratifikasi
proporsional. Sehingga jumlah responden dari masing-masing fakultas tidak sama,
melainkan beracuan pada populasi masing-masing fakultas. Jumlah responden
terbanyak berasal dari fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan yaitu 39 (19.5%),
dilanjutkan dengan fakultas sains dan teknologi 26 (13%), fakultas dakwah dan
ilmu komunikasi 24 (12%), fakultas adab dan humaniora 22 (11%), fakultas
syariah dan hukum 21 (10.5%), fakultas ekonomi dan bisnis 18 (9%), fakultas
ushuluddin 15 (7.5%), fakultas ilmu kesehatan 10 (5%), fakultas ilmu sosial dan
politik 10 (5%), fakultas psikologi 7 (3.5%), fakultas dirasat islamiyah 4 (2%),
dan fakultas kedokteran 4 (2%).
Gambaran variabel demografi selanjutnya adalah mengenai semester
responden. Pada penelitian ini, mayoritas responden berasal dari semester 3
(22%), dikuti oleh semester 5 (21.5%), semester 7 (20%), semester 1 (19%), dan
semester 9 (17.5%). Kemudian gambaran terakhir variabel demografi yang
disertakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin responden. Mayoritas
65
responden adalah mahasiswa perempuan 74.5% sedangkan responden laki-laki
berjumlah 25.5%.
4.2 Analisis Deskriptif
Dilakukan analisis deskriptif terhadap seluruh variabel yaitu self-efficacy
pengambilan keputusan karir, kepribadian proaktif, lokus kendali karir internal,
lokus kendali karir keberuntungan, lokus kendali karir orang lain, lokus kendali
karir ketidakberdayaan, perilaku orang tua terkait karir (psikososial), dan perilaku
orang tua terkait karir (tindakan). Analisis deskriptif dilakukan untuk mencari
nilai minimum dan maximum, mean dan std.deviation.
Tabel 4.2
Analisis Deskriptif
Sebagaimana tabel 4.2 dapat diketahui deskripsi statistik pada setiap variabel.
Kolom N menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel penelitian berjumlah
200. Kolom minimum dan kolom maximum menjelaskan nilai minimum dan
maksimum dari setiap variabel. Pertama, variabel self-efficacy pengambilan
keputusan karir memiliki nilai minimum 17.85 dan nilai maksimum 71.40. Kedua,
variabel kepribadian proaktif memiliki nilai maksimum 13.49 dan nilai
N Min Max Mean Std.
Deviation
Self-efficacy pengambilan keputusan karir 200 17.85 71.40 50.0000 9.53479
Kepribadian proaktif 200 13.49 66.09 50.0000 9.34483
Lokus kendali karir internal 200 20.07 62.36 50.0000 8.19780
Lokus kendali karir keberuntungan 200 23.40 69.30 50.0000 9.23323
Lokus kendali karir orang lain 200 35.32 81.06 50.0000 8.98305
Lokus kendali karir ketidakberdayaan 200 35.25 79.23 50.0000 9.01443
Perilaku orangtua terkait karir
(psikososial)
200 13.72 67.62 50.0000 9.42324
Perilaku orang tua terkait karir (tindakan) 200 27.07 71.98 50.0000 9.37013
66
maksimum 66.09. Ketiga, variabel lokus kendali karir internal memiliki nilai
minimum 20.07 dan nilai maksimum 62.36. Keempat, variabel lokus kendali karir
keberuntungan memiliki nilai minimum 23.40 dan nilai maksimum 69.30.
Kelima, variabel lokus kendali karir orang lain memiliki nilai minimum 35.32 dan
nilai maksimum 81.06. Keenam, variabel lokus kendali karir ketidakberdayaan
memiliki nilai minimum 35.25 dan nilai maksimum 79.23. Ketujuh, variabel
perilaku orang tua terkait karir (psikososial) memiliki nilai minimum 13.72 dan
nilai maksimum 67.62. Kedelapan, variabel perilaku orang tua terkait karir
(tindakan) memiliki nilai minimum 27.07 dan nilai maksimum 71.98.
4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian
Dengan menggunakan nilai mean dan standar deviasi, maka ditetapkan norma
kategorisasi variabel penelitian seperti yang tertera pada tabel no 4.3.
Tabel 4.3
Norma Skor Variabel
Kategori Rumus
Rendah X<(M-1SD)
Sedang (M-1SD)≤ X ≤ (M+1SD)
Tinggi X≥(M-1SD)
Uraian mengenai skor variabel berdasarkan kategorinya baik rendah, sedang, dan
tinggi dapat dilihat dalam tabel 4.4.
67
Tabel 4.4
Kategorisasi Skor Variabel
Frekuensi
Rendah(%) Sedang(%) Tinggi(%)
Self-efficacy pengambilan keputusan karir 24 (12%) 145 (72.5%) 31 (15.5%)
kepribadian proaktif 34 (17%) 126 (63%) 40 (20%)
Lokus kendali karir internal 40 (20%) 117 (58.5%) 43 (21.5%)
Lokus kendali karir keberuntungan 34 (17%) 136 (68%) 30 (15%)
Lokus kendali karir orang lain 28 (14%) 143 (71.5%) 29 (14.5%)
Lokus kendali karir ketidakberdayaan 29 (14.5%) 141 (70.5%) 30 (15%)
Perilaku orang tua terkait karir (psikososial) 32 (16%) 134 (67%) 34 (17%)
Perilaku orang tua terkait karir (tindakan) 29 (14.5%) 133 (66.5%) 38 (19%)
Sebagaimana tabel no 4.4 dapat dilihat bahwa:
1. Responden dengan tingkat self-efficacy pengambilan keputusan karir rendah
berjumlah 24 (12%). Sedangkan responden dengan tingkat self-efficacy
pengambilan keputusan karir sedang berjumlah 145 (72.5%) dan tinggi
berjumlah 31 (15.5%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas self-efficacy pengambilan keputusan karir pada mahasiswa
berada pada tingkat yang sedang 145 (72.5%). Sedangkan jumlah mahasiswa
dengan self-efficacy pengambilan keputusan karir yang tinggi 31 (15.5%)
jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah mahasiswa dengan self-efficacy
pengambilan keputusan karir yang rendah 24 (12%).
2. Responden dengan tingkat kepribadian proaktif rendah berjumlah 34 (17%) .
sedangkan responden dengan tingkat self-efficacy kepribadian proaktif sedang
berjumlah 126 (63%) dan tinggi berjumlah 40 (20%). Berdasarkan data
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas kepribadian proaktif pada
mahasiswa berada pada tingkat yang sedang yaitu 126 (63%). Sedangkan
jumlah mahasiswa dengan kepribadian proaktif tinggi yaitu 40 (20%)
68
jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa dengan
kepribadian proaktif yang rendah yaitu 34 (17%).
3. Responden dengan tingkat lokus kendali karir internal yang rendah berjumlah
40 (20%), sedangkan responden dengan tingkat lokus kendali internal yang
sedang berjumlah 117 (58.5%) dan lokus kendali karir internal yang tinggi
berjumlah 43 (21.5%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas lokus kendali karir internal pada mahasiswa berada pada
tingkat yang sedang yaitu 117 (58.5%). Sedangkan jumlah mahasiswa dengan
lokus kendali karir internal tinggi yaitu 43 (21.5%) jumlahnya lebih banyak
dibandingkan jumlah mahasiswa dengan lokus kendali karir internal yang
rendah yaitu 40 (20%).
4. Responden dengan tingkat lokus kendali kendali karir keberuntungan yang
rendah berjumlah 34 (17%), sedangkan responden dengan tingkat lokus
kendali karir keberuntungan yang sedang berjumlah 136 (68%) dan tinggi
berjumlah 30 (15%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas lokus kendali karir keberuntungan pada mahasiswa berada
pada tingkat yang sedang yaitu 136 (68%). Sedangkan jumlah mahasiswa
dengan lokus kendali karir keberuntungan yang rendah yaitu 34 (17%)
jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah mahasiswa dengan lokus
kendali karir keberuntungan yang tinggi yaitu 30 (15%).
5. Responden dengan tingkat lokus kendali karir orang lain yang rendah
berjumlah 28 (14%), sedangkan responden dengan tingkat lokus kendali karir
orang lain yang sedang berjumlah 143 (71.5%) dan tinggi berjumlah 29
69
(14.5%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
mayoritas lokus kendali karir orang lain pada mahasiswa berada pada tingkat
yang sedang yaitu 143 (71.5%). Sedangkan jumlah mahasiswa dengan lokus
kendali karir orang lain yang tinggi yaitu 29 (14.5%) jumlahnya lebih banyak
dibandingkan jumlah mahasiswa dengan lokus kendali karir orang lain yang
rendah yaitu 28 (14%).
6. Responden dengan tingkat lokus kendali karir ketidakberdayaan yang rendah
berjumlah 29 (14.5%), sedangkan responden dengan tingkat lokus kendali
karir ketidakberdayaan yang sedang berjumlah 141 (70,5%) dan tinggi
berjumlah 30 (15%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas lokus kendali karir ketidakberdayaan pada mahasiswa berada
pada tingkat yang sedang yaitu 141 (70.5%). Sedangkan jumlah mahasiswa
dengan lokus kendali karir ketidakberdayaan yang tinggi yaitu 30 (15%)
jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah mahasiswa dengan lokus
kendali karir ketidakberdayaan yang rendah yaitu 29 (14.5%).
7. Responden dengan tingkat perilaku orang tua terkait karir (psikososial) yang
rendah berjumlah 32 (16%), sedangkan responden dengan tingkat perilaku
orang tua terkait karir (psikososial) yang sedang berjumlah 134 (67%) dan
tinggi berjumlah 34 (17%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa mayoritas perilaku orang tua terkait karir (psikososial)
pada mahasiswa berada pada tingkat yang sedang yaitu 134 (67%). Sedangkan
jumlah mahasiswa dengan perilaku orang tua terkait karir (psikososial) yang
tinggi yaitu 34 (17%) jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah
70
mahasiswa dengan perilaku orang tua terkait karir yang rendah yaitu 32
(16%).
8. Responden dengan tingkat perilaku orang tua terkait karir (tindakan) yang
rendah berjumlah 29 (14.5%), sedangkan responden dengan perilaku orang tua
terkait karir (tindakan) yang sedang berjumlah 133 (66.5%) dan tinggi
berjumlah 38 (19%). Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa mayoritas perilaku orang tua terkait karir (tindakan) pada mahasiswa
berada pada tingkat yang sedang yaitu 133 (66.5%). Sedangkan jumlah
mahasiswa dengan perilaku orang tua terkait karir (tindakan) yang tinggi yaitu
38 (19%) jumlahnya lebih banyak dibandingkan jumlah mahasiswa dengan
perilaku orang tua terkait tindakan (tindakan) yang rendah yaitu 29 (14.5%).
4.4 Analisis Variabel Demografi
Analisis independent t-test dan one way anova dilakukan untuk melihat perbedaan
self-efficacy pengambilan keputusan karir sebagai dependent variable berdasarkan
jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), usia (18-19 tahun, 20-21 tahun, 22-24
tahun), semester (1,3,5,7,9), dan fakultas (bidang studi agama dan bidang studi
non-agama).
4.4.1 Variabel jenis kelamin
Untuk melihat pengujian homogenitas varians self-efficacy pengambilan
keputusan karir antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut
ini.
71
Tabel 4.5
Perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir berdasarkan variabel
jenis kelamin
Jenis
Kelamin
N Mean Levene’s
Test
Equality of
Variances
Sig
T-tes for
Equality of
Mean Sig
Self-efficacy
pengambilan
keputusan karir
Laki-laki 51 50.6282 0.707 0.587
Perempuan 149 49.7850
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada pengujian homogenitas
varians (levene’s test for equality of variances) diperoleh nilai sig yaitu 0.707.
Oleh karena nilai sig > 0.05 disimpulkan bahwa varians dari self-efficacy
pengambilan keputusan karir pada perempuan dan laki-laki bersifat homogen.
Berikutnya nilai rata-rata self-efficacy pengambilan keputusan karir pada laki-laki
diketahui lebih tinggi dibandingkan perempuan (50.6282 > 49.780). Namun
perbedaan tersebut tidak signifikan 0.587 (sig > 0.05).
4.4.2 Variabel usia
Untuk melihat pengujian perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir
berdasarkan usia (18-19 tahun, 20-21 tahun, dan 22-24 tahun) dapat dilihat pada
tabel 4. 6 berikut ini.
Tabel 4.6
Perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir berdasarkan variabel
usia
Usia N Mean Test of
Homogenity
of
Variances
sig
Anova
Sig
Self-efficacy
pengambilan
keputusan karir
18-19 tahun 70 49.9733 0.564 0.819
20-21 tahun 82 49.6085
22-24 tahun 48 50.7078
72
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pada pengujian homogenitas
varians dengan test of homogeneity of variances, diperoleh nilai sig 0.564 (sig >
0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians self-efficacy pengambilan
keputusan karir berdasarkan variabel usia bersifat homogen. Berikutnya untuk
melihat perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir berdasarkan tiga
kelompok usia, dilakukan analisis one way anova dan didapatkan nilai sig 0.819
(sig > 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun terdapat perbedaan
self-efficacy pengambilan keputusan karir pada masing-masing kelompok usia,
namun perbedaan tersebut tidak signifikan.
4.4.3 Variabel semester
Untuk melihat pengujian perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir
berdasarkan semester (semester 1, semester 3, semester 5, semester 7, semester 9)
dapat dilihat pada tabel 4. 7 berikut ini.
Tabel 4.7
Perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir berdasarkan variabel
semester
Semester N Mean Test of
homogeneity
of variances
sig
Anova
Sig
Self-efficacy
pengambilan
keputusan karir
1 38 48.6777 0.871 0.169
3 44 52.0180
5 43 51.2223
7 40 47.3877
9 35 50.3653
73
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pada pengujian homogenitas
varians dengan test of homogeneity of variances, diperoleh nilai sig 0.871 (sig >
0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians self-efficacy pengambilan
keputusan karir berdasarkan variabel usia bersifat homogen. Analisis perbedaan
self-efficacy pengambilan keputusan karir berdasarkan semester dilakukan dengan
analisis one way anova dan didapatkan nilai signifikansi 0.169 (sig > 0.05).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa walaupun terdapat perbedaan nilai
self-efficacy pengambilan keputusan karir berdasarkan masing-masing semester,
namun perbedaan tersebut tidak signifikan.
4.4.4 Variabel fakultas
Selain variabel demografi jenis kelamin, usia, dan semester penelitian ini
menggunakan variabel demografi fakultas untuk melihat bagaimana perbedaan
dari masing-masing variabel penelitian. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian
gambaran umum subjek penelitian, responden berasal dari dua belas fakultas yang
berbeda dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai universitas islam negeri, UIN Jakarta memiliki fakultas yang
beragam. Selain itu, fakultas bidang studi agama menjadi salah satu identitas UIN
Jakarta. Sehingga, dalam penelitian ini fakultas-fakultas yang ada dikelompokkan
berdasarkan bidang studinya menjadi dua kelompok yaitu; bidang studi agama
dan bidang studi non agama. Namun, diantara fakultas-fakultas tertentu terdapat
campuran kedua bidang studi tersebut. Sehingga dilihat bagaimana komposisi
jumlah jurusan yang lebih dominan untuk menentukan apakah masuk ke studi
74
bidang agama atau studi bidang non agama. Adapun pembagian kelompok bidang
studi tersebut adalah seperti yang tercantum pada tabel no 4.8.
Tabel 4.8
Pengelompokan Fakultas
Bidang studi agama Bidang studi non-agama
- Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
- Fakultas Syariah dan Hukum
- Fakultas Ushuluddin
- Fakultas Dirasat Islamiyah
- Fakultas Ilmu Kesehatan
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Psikologi
- Fakultas Sosial dan Ilmu Politik
- Fakultas Ekonomi dan Bisnis
- Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
- Fakultas Adab dan Humaniora
- Fakultas Sains dan Teknologi
Setelah melakukan pengelompokan fakultas, berikutnya dilakukan analisis t-test
untuk mengetahui perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan berdasarkan
fakultas. Hasil analisis tersebut sebagaimana tercantum pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Perbedaan self-efficacy pengambilan keputusan karir berdasarkan variabel
fakultas
Fakultas N Mean Levene’s
Test
Equality of
Variances
Sig
T-tes for
Equality
of Mean
Sig
Self-efficacy
pengambilan
keputusan karir
Bidang studi agama 64 50.4458 0.086 0.651
Bidang studi non-agama 136 49.7902
Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pada pengujian homogenitas varians
(Levene’s test for equality of variances) diperoleh sig.0.086. (Sig > 0.05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians dari self-efficacy pengambilan
keputusan karir pada fakultas bidang studi agama dan non agama bersifat
homogen. Berikutnya diketahui bahwa nilai rata-rata self-efficacy pengambilan
75
keputusan karir pada fakultas bidang studi agama lebih besar dibandingkan
dengan fakultas bidang studi non-agama (50.458 > 49.7902). Namun, perbedaan
tersebut tidak signifikan 0.651 (sig > 0.05).
4.5 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Pada tahapan uji hipotesis penelitian teknik analisis regresi dilakukan dengan
menggunakan software SPSS 20.0. Dalam regresi, ada tiga hal yang perlu diilhat,
yaitu pertama melihat R Square untuk mengetahui berapa persen (%) proporsi
varians dependent variable (DV) yang dijelaskan oleh seluruh independent
variable (IV). Kedua, apakah keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan
terhadap DV. Kemudian terakhir, melihat signifikan atau tidaknya koefisien
regresi dari masing-masing IV. Selanjutnya, untuk mengetahui nilai R Square,
dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut.
Tabel 4.10
Hasil R Square
b. Dependent variable: Self-efficacy pengambilan keputusan karir
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa perolehan R-Square sebesar 0.392 atau
39.2%. Artinya proporsi dari self-efficacy pengambilan keputusan karir yang
dijelaskan oleh variabel kepribadian proaktif, lokus kendali karir (lokus kendali
karir internal, lokus kendali karir keberuntungan, lokus kendali karir orang lain,
dan lokus kendali karir ketidakberdayaan), perilaku orang tua terkait karir
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .626a .392 .370 7.57045
a. Predictors: (Constant), kepribadian proaktif, lokus kendali karir internal, lokus kendali karir
keberuntungan, lokus kendali karir orang lain, lokus kendali karir ketidakberdayaan, perilaku
orang tua terkait karir (psikososial), dan perilaku orang tua terkait karir (tindakan).
76
(psikososial dan tindakan) adalah sebesar 39.2%. Sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis dampak keseluruhan independent
variabel terhadap Self-efficacy pengambilan keputusan karir. Dapat dilihat
melalui hasil uji F pada tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11
ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 7087.682 7 1012.526 17.667 .000a
Residual 11003.862 192 57.312
Total 18091.544 199
a. Dependent Variable: Self-efficacy pengambilan keputusan karir
b. Predictors: (Constant), Kepribadian proaktif, lokus kendali karir internal, lokus kendali karir
keberuntungan, lokus kendali karir orang lain, lokus kendali karir ketidakberdayaan, perilaku
orang tua terkait karir (psikososial), dan perilaku orang tua terkait karir (tindakan).
Sebagaimana disebutkan dalam tabel 4.11 dapat diketahui bahwa signifikansi
dalam penelitian ini adalah sebesar 0.000. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa nilai Sig < 0.05, maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa “tidak ada
pengaruh kepribadian proaktif, perilaku orang tua terkait karir dan lokus kendali
karir terhadap pengambilan keputusan karir” ditolak. Artinya, ada pengaruh
bersama yang signifikan dari kepribadian proaktif, lokus kendali karir (lokus
kendali karir internal, lokus kendali karir keberuntungan, lokus kendali karir
orang lain, dan lokus kendali karir ketidakberdayaan) dan perilaku orang tua
terkait karir (psikososial dan tindakan), terhadap pengambilan keputusan karir.
Langkah terakhir analisis regresi adalah melihat koefisien regresi setiap
independent variable. Jika nilai Sig < 0.05 maka koefisien regresi tersebut
signifikan, artinya bahwa independent variable tersebut memiliki pengaruh yang
77
signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir. Adapun
penyajiannya seperti pada tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12
Koefisien Regresi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 19.980 5.489 3.640 .000
Kepribadian proaktif .613 .071 .601 8.678 .000*
Lokus kendali karir internal -.043 .079 -.037 -.544 .587
Lokus kendali karir keberuntungan -.059 .068 -.057 -.861 .390
Lokus kendali karir orang lain -.040 .108 -.038 -.370 .712
Lokus kendali karir ketidakberdayaan -.008 .108 -.008 -.078 .938
Perilaku orang tua terkait karir (psikososial) .061 .083 .060 .731 .466
Perilaku orang tua terkait karir (tindakan) .076 .081 .075 .945 .346
a. Dependent variable: Self-efficacy pengambilan keputusan karir
Berdasarkan nilai koefisien regresi pada tabel 4.12, maka persamaan regresinya
adalah sebagai berikut (*signifikan).
Self-efficacy pengambilan keputusan karir = 19.980 + 0.613* kepribadian proaktif
- 0.043 lokus kendali karir internal - 0.059 lokus kendali karir keberuntungan -
0.040 lokus kendali karir orang lain - 0.008 lokus kendali karir ketidakberdayaan
+ 0.061 perilaku orang tua terkait karir (psikososial) + 0.076 perilaku orang tua
terkait karir (tindakan)
Dari hasil di atas, koefisien dari variabel kepribadian proaktif adalah
signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Hal ini menyatakan bahwa
dari 7 variabel hanya 1 independent variable yang signifikan pengaruhnya
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir. Penjelasan dari nilai koefisien
78
regresi yang diperoleh pada masing-masing independent variable adalah sebagai
berikut.
1. Nilai koefisien regresi pada variabel kepribadian proaktif adalah sebesar 0.613
dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (Sig. P<0.05). Hal ini berarti bahwa
koefisien regresi dari variabel kepribadian proaktif memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir. Koefisien
bertanda positif artinya semakin tinggi kecenderungan individu dalam
kepribadian proaktif artinya semakin tinggi self-efficacy pengambilan
keputusan karir yang dimilikinya.
2. Nilai koefisien regresi pada variabel lokus kendali karir internal adalah
sebesar -0.043 dengan nilai signifikansi sebesar 0.587 (Sig. P>0.05). Hal ini
berarti bahwa koefisien regresi dari variabel lokus kendali karir internal tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir.
3. Nilai koefisien regresi pada variabel lokus kendali karir keberuntungan adalah
sebesar -0.059 dengan nilai signifikansi sebesar 0.390 (Sig. P>0.05). Hal ini
berarti bahwa koefisien regresi dari variabel lokus kendali keberuntungan
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir.
4. Nilai koefisien regresi pada variabel lokus kendali karir orang lain adalah
sebesar -0.040 dengan nilai signifikansi sebesar 0.712 (Sig. P>0.05). Hal ini
berarti bahwa koefisien regresi dari variabel lokus kendali karir orang lain
79
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir.
5. Nilai koefisien regresi pada variabel lokus kendali karir ketidakberdayaan
adalah sebesar -0.008 dengan nilai signifikansi sebesar 0.938 (Sig. P>0.05).
Hal ini berarti bahwa koefisien regresi dari variabel lokus kendali karir
ketidakberdayaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self-
efficacy pengambilan keputusan karir.
6. Nilai koefisien regresi pada variabel perilaku orang tua terkait karir
(psikososial) adalah sebesar 0.061 dengan nilai signifikansi sebesar 0.466 (Sig.
P>0.05). Hal ini berarti bahwa koefisien regresi dari variabel perilaku orang
tua terkait karir (psikososial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
7. Nilai koefisien regresi pada variabel perilaku orang tua terkait karir (tindakan)
adalah sebesar 0.076 dengan nilai signifikansi sebesar 0.346 (Sig. P>0.05).
Hal ini berarti bahwa koefisien regresi dari variabel perilaku orang tua terkait
karir (tindakan) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir.
4.6 Pengujian Proporsi Varians
Untuk mengetahui proporsi varians dari masing-masing independent variabel
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir, maka dilakukan analisis
regresi berganda dengan cara menambah satu independent variable setiap
melakukan regresi. Kemudian dapat dilihat penambahan dari R2 (R Square
80
Change) setiap dilakukan analisis regresi dan dapat dilihat signifikansi dari
penambahan R2 tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13
Proporsi Varians Self-efficacy Pengambilan Keputusan Karir pada setiap
variabel bebas (independent variable)
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Chang
e
1 .610a .372 .369 7.57680 .372 117.140 1 198 .000
2 .610b .372 .366 7.59457 .000 .074 1 197 .785
3 .614c .378 .368 7.58016 .006 1.750 1 196 .187
4 .615d .378 .365 7.59579 .001 .195 1 195 .660
5 .615e .378 .362 7.61533 .000 .000 1 194 .984
6 .624f .389 .370 7.56834 .011 3.416 1 193 .066
7 .626g .392 .370 7.57045 .003 .892 1 192 .346
Predictors: Kepribadian proaktif, lokus kendali karir internal, lokus kendali karir
keberuntungan, lokus kendali karir orang lain, lokus kendali karir ketidakberdayaan,
perilakperilakuu orang tua terkait karir (psikososial), perilaku orang tua terkait karir
(tindakan).
Sebagaimana disebutkan pada tabel 4.13, dapat disampaikan informasi sebagai
berikut.
1. Variabel kepribadian proaktif memberikan sumbangan sebesar 37.2%
terhadap varians self efficacy pengambilan keputusan karir dengan nilai sig. F
change=0.000. Artinya variabel tersebut memberikan sumbangan dan
signifikan secara statistik (p < 0.05).
2. Variabel lokus kendali karir internal memberikan sumbangan sebesar 0%
terhadap varians self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan nilai sig. F
change=0.785. Artinya variabel tersebut tidak memberikan sumbangan
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
81
3. Variabel lokus kendali karir keberuntungan memberikan sumbangan sebesar
0.6% terhadap varians self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan nilai
sig. F change=0.187. Artinya variabel tersebut memberikan sumbangan dan
tidak signifikan secara statistik (p > 0.05)
4. Variabel lokus kendali karir orang lain memberikan sumbangan sebesar 0.1%
terhadap varians self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan nilai sig. F
change=0.660. Artinya variabel tersebut memberikan sumbangan dan tidak
signifikan secara statistik (p > 0.05)
5. Variabel kendali karir ketidakberdayaan memberikan sumbangan sebesar 0%
terhadap varians self-efficacy pengambilan keputusan karir dengan nilai sig. F
change=0.984. Artinya variabel tersebut tidak memberikan sumbangan
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
6. Variabel perilaku orang tua terkait karir (psikososial) memberikan sumbangan
sebesar 1.1% terhadap varians self-efficacy pengambilan keputusan karir
dengan nilai sig. F change=0.066. Artinya variabel tersebut memberikan
sumbangan dan tidak signifikan secara statistik (p > 0.05)
7. Variabel perilaku orang tua terkait karir (tindakan) memberikan sumbangan
sebesar 0.3% terhadap varians self-efficacy pengambilan keputusan karir
dengan nilai sig. F change=0.346 Artinya variabel tersebut memberikan
sumbangan dan tidak signifikan secara statistik (p > 0.05).
82
4.7 Analisis Tambahan Variabel Lokus Kendali Eksternal
Pada analisis tambahan ini variabel lokus kendali karir keberuntungan, lokus
kendali orang lain, dan lokus kendali ketidakberdayaan digabungkan menjadi satu
variabel yaitu lokus kendali karir eksternal. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk
mengetahui bagaimana pengaruh lokus kendali karir terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Migunde, Othuon, dan Mbagaya (2015) dimana alat ukur lokus kendali karir oleh
Millar dan Shevlin (2007) yang membagi menjadi empat dimensi (internal,
keberuntungan, orang lain, dan ketidakberdayaan) dianalisis menjadi dua dimensi
yaitu (internal dan eksternal).
Tabel 4.14
Regresi (Variabel Lokus Kendali Karir Eksternal)
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0.629a .395 .380 7.50829
Sebagaimana tabel 4.14 niali R2 saat variabel lokus kendali karir
keberuntungan, lokus kendali karir orang lain, dan lokus kendali karir
ketidakberdayaan dianalisis menjadi satu variabel lokus kendali karir eksternal
sebesar 0.395 atau 39.5%. Sedangkan sebelumnya saat dianalisis terpisah
menunjukan nilai R2 sebesar 0.392 atau 39.2%. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat perubahan nilai R2 dari kedua model penelitian. Selanjutnya, uji
signifikansi dilakukan dengan model penelitian yang melibatkan independent
variable lokus kendali eksternal. Hasil uji signifikansi tersebut dapat dilihat dalam
hasil uji F pada tabel 4.15.
83
Tabel 4.15
Uji Anova (Variabel Lokus Kendali Eksternal)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 7154.914 5 1430.983 25.384 .000a
Residual 10936.630 194 56.374
Total 18091.544 199
a. Predictors: (Constant), kepribadian proaktif, perilaku orang tua terkait karir (psikososial), perilaku orang tua terkait
karir (tindakan), lokus kendali karir internal, lokus kendali karir eksternal.
b.Dependent Variable: Self-efficacy pengambilan keputusan karir
Sebagaimana table 4.15, penyertaan variabel lokus kendali karir eksternal
pada model penelitian tidak memberikan pengaruh yang berbeda. Pada model
penelitian pertama ketika lokus kendali karir dibagi menjadi empat (internal,
keberuntungan, orang lain, dan ketidakberdayaan), besar nilai Sig sebesar 0.000
(Sig < 0.005). Berikutnya setelah lokus kendali karir dibagi menjadi dua variabel
lokus kendali karir internal dan lokus kendali eksternal (keberuntungan, orang
lain, dan ketidakberdayaan), besar nilai Sig sebesar 0.000 (Sig < 0.005). Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa kedua model penelitian menunjukan hasil yang
serupa.
Berikutnya, untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh lokus kendali
eksternal, dilakukan analisis terhadap koefisien regresi yang diberikan oleh lokus
kendali karir eksternal terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir. Nilai
koefisien regresi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.16.
84
Tabel 4.16
Koefisien Regresi Variabel Lokus Kendali Eksternal
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
B
Std
Error Beta T Sig.
1 (Constant) 20.245 5.094 3.974 .000
Kepribadian proaktif .610 .069 .598 8.805 .000
Lokus kendali karir
internal -.039 .076 -.034 -.518 .605
Lokus kendali karir
eksternal -.107 .058 -.107 -1.855 .065
Perilaku orang tua terkait
karir (psikososial) .058 .082 .057 .708 .480
Perilaku orang tua terkait
karir (tindakan) .073 .078 .072 .946 .345
a. Dependent Variable: Self-efficacy pengambilan keputusan karir
Berdasarkan tabel 4.16 variabel lokus kendali eksternal memiliki nilai
koefisien regresi -0.107 dengan signifikansi sebesar 0.065 (Sig > 0.005). Hal ini
mendukung analisis sebelumnya yang menunjukan bahwa nilai koefisien regresi
lokus kendali karir keberuntungan, lokus kendali karir orang lain, dan lokus
kendali karir ketidakberdayaan menunjukan hasil yang tidak signifikan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel lokus kendali karir eksternal baik dianalisis
menjadi satu atau dipisah menghasilkan nilai koefisien regresi yang tidak
signifikan.
85
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada bab empat telah diuraikan hasil mengenai pengaruh kepribadian proaktif,
lokus kendali karir, dan perilaku orang tua terkait karir terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir pada mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kepribadian proaktif
sedangkan variabel yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan yaitu lokus
kendali karir (internal, keberuntungan, orang lain, dan ketidakberdayaan) dan
perilaku orang tua terkait karir (psikososial dan tindakan) terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir.
Jika dilihat berdasarkan sumbangan seluruh independent variable yaitu
kepribadian proaktif, lokus kendali karir internal, lokus kendali karir
keberuntungan, lokus kendali karir orang lain, lokus kendali karir
ketidakberdayaan, perilaku orang tua terkait karir (psikososial), dan perilaku
orang tua terkait (tindakan) terhadap variabel terikat (dependent variable)
yaitu self- efficacy pengambilan keputusan karir sebesar 39.2% dan sisanya
60,8% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini.
5.2 Diskusi
Dalam penelitian ini telah dibuktikan pengaruh yang diberikan oleh
kepribadian proaktif, perilaku orang tua terkait karir, dan lokus kendali karir
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir. Berdasarkan analisis hasil
86
yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, didapatkan bahwa variabel
kepribadian proaktif memberikan pengaruh terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir.
Kepribadian proaktif memberikan sumbangan varians yang besar jika
dibandingkan dengan total varians dari keseluruhan variabel dalam penelitian
ini. Kepribadian proaktif memberikan sumbangan sebesar 37.2% dari total
varians 39.2% yang diberikan oleh seluruh independent variable. Hasil ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hsieh & Huang (2014)
yang membuktikan bahwa kepribadian proaktif memberikan sumbangan sebesar
34% terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir bersama variabel status
sosial ekonomi. Penemuan ini juga mendukung kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan oleh Hsieh & Huang (2014) bahwa mahasiswa yang memiliki
kepribadian proaktif dimana ia menunjukan inisiatif yang tinggi dalam
menghadapi dan memecahkan masalah, mampu memanfaatkan peluang untuk
memperbaiki situasi serta membuat keputusan karir yang lebih efektif.
Berikutnya terkait lokus kendali karir, keempat variabel memberikan
pengaruh yang tidak signifikan terhadap self-efficacy pengambilan keputusan
karir. Hal ini berlawanan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari lokus kendali karir
khususnya lokus kendali karir internal terhadap self- efficacy pengambilan
keputusan karir. Lokus kendali karir keberuntungan, lokus kendali karir orang
lain, dan lokus kendali karir ketidakberdayaan dalam penelitian ini tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy pengambilan
87
keputusan karir. Penelitian sebelumnya memberikan hasil yang cukup beragam
terkait variabel ini. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Shin & Lee
(2017) yang menunjukan hasil bahwa lokus kendali karir internal dan lokus
kendali karir keberuntungan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
self- efficacy pengambilan keputusan karir. Kemudian lokus kendali karir
ketidakberdayaan dan lokus kendali karir orang lain tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan karir. Sedangkan
pada penelitian yang dilakukan oleh Zhou et.al. (2016) dihasilkan bahwa
lokus kendali karir keberuntungan tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat perbedaan dari penelitian- penelitian
sebelumnya terkait lokus kendali karir terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir.
Sebagaimana yang telah dibahas pada bab sebelumnya, penelitian ini
menggunakan alat ukur lokus kendali karir yang dikonstruksikan oleh Millar
dan Shevlin (2007) yang terdiri atas 4 variabel yaitu (internal, keberuntungan,
orang lain, dan ketidakberdayaan). Alat ukur ini membagi variabel lokus kendali
eksternal menjadi tiga variabel yaitu lokus kendali karir keberuntungan, lokus
kendali karir orang lain, dan lokus kendali karir ketidakberdayaan. Pembagian
ini diharapkan mampu memberikan informasi yang jauh lebih spesifik dan akan
membantu pengambilan kesimpulan yang lebih spesifik. Untuk memperdalam
analisis, penelitian ini juga mencoba menggabungkan variabel lokus kendali
karir keberuntungan, lokus kendali karir orang lain, dan lokus kendali karir
ketidakberdayaan menjadi lokus kendali karir eksternal. Hal ini dilakukan
88
mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Migunde, Othoun, dan
Mbagaya (2015) dimana alat ukur lokus kendali karir oleh Millar dan Shevlin
(2007) yang membagi lokus kendali karir menjadi empat dimensi (internal,
keberuntungan, orang lain, dan ketidakberdayaan) dianalisis menjadi dua
dimensi yaitu (internal dan eksternal).
Namun, setelah dilakukan analisis regresi terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir hasilnya tetap tidak signifikan. Sehingga
kesimpulan penelitian ini menjadi pendukung penelitian sebelumnya yang
mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan yang diberikan oleh
lokus kendali karir internal terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir
Zhou et.al. (2016). Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam penelitian yang
dilakukan oleh Zhou et.al. (2016) juga ditemukan bahwa lokus kendali karir
internal tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir saat variabel mediator dihilangkan.
Selanjutnya variabel perilaku orang tua terkait karir (psikososial) dalam
penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy
pengambilan keputusan karir. Penelitian-penelitian sebelumnya secara
konsisten menunjukan bahwa perilaku orang tua terkait karir (psikososial)
berpengaruh terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir (Keller &
Whiston, 2008; Roach, 2010; Xing & Rojewski, 2018). Pada penelitian yang
dilakukan oleh Keller dan Whiston (2008) juga dilakukan analisis regresi
logistik dengan tujuan mencari item mana yang akan mempengaruhi self-efficacy
pengambilan keputusan karir. Dua item menunjukan pengaruh yang signifikan
89
dimana keduanya berasal dari variabel perilaku orang tua terkait karir
(psikososial). Hal ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa variabel perilaku
orang tua terkait karir (tindakan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
self-efficacy pengambilan keputusan karir.
Selain itu, penelitian-peneltian utama yang menjadi sumber acuan
dalam penelitian ini hanya mengungkapkan nilai total varians dari variabel
perilaku orang tua terkait karir tanpa menunjukan bagaimana jika dianalisis
masing-masing variabel yaitu perilaku orang tua terkait karir (psikososial) dan
perilaku orang tua terkari karir (tindakan). Hasil penelitian yang dilakukan
penelitian ini memberikan gambaran baru mengenai bagaimana perilaku orang
tua terkait karir baik dalam bentuk dukungan psikososial ataupun tindakan
terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir pada mahasiswa.
Penelitian ini melibatkan beberapa variabel demografi. Diantaranya adalah
jenis kelamin, semester, usia dan fakultas. Dengan melakukan uji compare
mean, ditemukan tidak ada perbedaan yang signifikan dari self-efficacy
pengambilan keputusan karir pada mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, usia,
semester, dan fakultas. Semakin mencapai semester yang lebih tinggi dan juga
bertambahnya usia, akan semakin dekat dengan waktu bagi mahasiswa untuk
masuk ke dunia karir. Sehingga self-efficacy pengambilan keputusan karir
diharapkan mengalami peningkatan. Diperlukan upaya dari mahasiswa,
universitas, dan juga orang tua dalam usaha untuk meningkatkan variabel-
variabel terkait karir. Sehingga ketika mahasiswa masuk ke dunia karir sudah
jauh lebih siap.
90
5.3 Saran
Pelaksanaan penelitian ini masih memiliki berbagai kekurangan pada berbagai
aspek. Untuk itu beberapa saran baik saran teoritis atau praktis disertakan dan
diharapkan mampu memberikan gambaran bagi penelitian-penelitian selanjutnya
dan sebagai bahan pertimbangan upaya-upaya peningkatan aspek
perkembangan karir individu.
5.3.1 Saran teoritis
1) Dalam penelitian ini variabel perilaku orang tua terkait karir dibagi menjadi
dukungan psikososial dan dukungan dalam bentuk tindakan sebagai salah satu
independent variable. Analisis hasil menunjukan bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengangkat
variabel dukungan sosial yang lebih luas, tidak hanya terfokus pada dukungan
yang diberikan oleh orang tua. Selain itu, penyertaan independent variable lain
seperti preferensi kerja atau status sosial ekonomi juga perlu dipertimbangkan
untuk diuji pengaruhnya terhadap self-efficacy pengambilan keputusan karir.
2) Pengukuran lokus kendali karir masih cukup beragam. Diantaranya adalah ada
yang membagi lokus kendali karir menjadi dua yaitu internal atau eksternal.
Pengukuran lain membagi lokus kendali karir eksternal menjadi lebih luas
menjadi keberuntungan, orang lain, dan ketidakberdayaan. Penelitian
selanjutnya diharapkan mampu melakukan perbandingan bagaimana kedua
pengukuran ini apakah mampu memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
self-efficacy pengambilan keputusan karir.
91
3) Pada penelitian sebelumnya lokus kendali internal cukup konsisten terbukti
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap self-efficacy pengambilan
keputusan karir. Namun dalam penelitian ini tidak terbukti. Sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan penelitian selanjutnya untuk mendalami lebih
lanjut terkait pengaruh variabel lokus kendali internal. Salah satu contohnya
adalah dengan melibatkan variabel mediator.
5.3.2 Saran praktis
Penelitian ini membuktikan bahwa self-efficacy pengambilan keputusan karir
dipengaruhi secara signifikan oleh kepribadian proaktif. Sehingga perlu
dikembangkan aspek-aspek kepribadian proaktif pada mahasiswa. Usaha-usaha
ini dapat dilakukan baik oleh mahasiswa, universitas, atau orang tua.
Bagi mahasiswa, penting untuk melatih kemampuan-kemampuan seperti
mengidentifikasi peluang, menunjukan inisiatif, mengambil tindakan, dan
beberapa aspek kepribadian proaktif lainnya. Mahasiswa dapat melibatkan diri
pada aktivitas-aktivitas seperti program magang, relawan, kompetisi-kompetisi,
dan organisasi baik dari dalam atau luar universitas. Aktif dalam kegiatan-
kegiatan tersebut memungkinkan mahasiswa untuk berada pada situasi-situasi
yang beragam dan mengharuskannya untuk aktif mengambil tindakan. Sehingga
aspek- aspek kepribadian proaktif juga akan terlatih dan terbentuk.
Walaupun dalam penelitian ini tidak ditemukan pengaruh yang signifikan
dari perilaku orang tua terkait karir terhadap self-efficacy pengambilan keputusan
karir, namun penelitian-penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang
signifikan. Sehingga dalam penelitian ini tetap disarankan agar orang tua ikut
92
terlibat aktif dalam perkembangan karir anaknya. Keterlibatan itu dapat berupa
dukungan psikososial, menyediakan akses informasi terkait karir, dan
pendampingan proses perkembangan karir.
Saran terakhir dalam penelitian ini ditujukan kepada pihak universitas.
Diharapkan bagi pihak universitas dapat melaksanakan berbagai pelatihan dalam
rangka mengembangkan aspek-aspek kepribadian proaktif pada mahasiswa.
Salah satunya adalah dengan pelatihan the art of strategic thinking. Berikut
adalah penjelasan mengenai pelatihan tersebut yang dikutip dari Kirby, Kirby,
dan Lewis (2002). The art of strategic thinking dirancang untuk memfasilitasi
kemampuan siswa dalam mengenali peristiwa-peristiwa kritis, menganalisis
dampak dan implikasi dari peristiwa-peristiwa, dan mengembangkan strategi
untuk menangani peristiwa-peristiwa. Tujuan-tujuan tersebut dicapai dengan
memfokuskan pada topik seperti mengenali dan mengambil peluang,
mengamati dan menghadapi ancaman, memanfaatkan kompetensi inti menjadi
keunggulan kompetitif, dan berurusan dengan pesaing. Dengan kata lain, fokus
pelatihan ini adalah untuk berpikir secara proaktif.
93
DAFTAR PUSTAKA
Ambiel, R. A., & Noronha, A. P. (2016). Professional choice self-efficacy;
predicting traits and personality profiles in high school students. Psicologia:
Reflexao e Critica, 1-8. doi:10.1186/s41155-016-0021-0
Arlinkasari, F., Rahmatika, R., & Akmal, S. Z. (2016). The development of career
decision making self-efficacy scale (Indonesia version). International
symposium on business and social science, (pp. 148-158.). Jeju Island,
South Korea.
Arnett, J. J. (2000). A Theory of development from the late teens through the
twenties. American Psychological Association, 69-480. doi:10.1037//0003-
066X.55.5.469
Bandura, A. (1977). Self-efficacy: toward a unifying theory of behavioral change.
Psychological Review, 84 (2), 191-215.
Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of
human behavior (Vol.4, pp.71-81). (Reprinted in H. Friedman [Ed]. New
York: Academic Press (Reprinted in H. Friedman [Ed], Encyclopedia of
mental health. San Diego: Academic P.
Basim, H. N., Erkenekli, M., & Sesen, H. (2010). The relationship of locus of
control in individual behavior with role conflict and role ambiguity: An
investigation in public sector. TODAIE's Review of Public Administration,
4 (1), 169-189.
Bateman, T. S., & Crant, J. M. (1993). The proactive component of organizational
behavior; a measure and correlates. Journal of Organizational Behavior, 14,
103-118 . doi:10.1002/job.4030140202
Betz, N. E., & Hacket, G. (1981). The relationship of career-related self-efficacy
expectations to perceived career options in college women and men.
Journal of Counseling Psychology, 28 (5), 399-410.
Betz, N. E., Klein, K. L., & Taylor, K. M. (1996). Evaluation of short form of the
career decision-making self-efficacy scale. Journal of Career Assessment,
4 (1), 45-57. doi:10.1177/106907279600400103
Bletsas, A., & Michell, D. (2014). Classism on campus? exploring and extending
understandings of social class in the contemporary higher education
debates. Uinversity of Adelaide Press.
Bullock-Yowell, E., Andrews, L., & Buzzetta, M. E. (2011). Explaining career
decision-making self-efficacy: pesonality, cognitions, and cultural mistrust.
The Career Development Quarterly, 59, 400-401. doi:10.1002/j.2161-
0045.2011.tb00967.x
94
Chung, Y. B. (2002). Career decision making self-efficacy and career commitment:
gender and ethnic difference among college students. Journal of Career
Development,, 28 (4), 277-284. doi:10.1023/a:1015146122546
Coertse, S., & Schepers, J. (2004). Some personality and cognitive correlates of
career maturity. Journal of Industrial Psychology, 30 (2), 56-73 .
doi:10.4102/sajip.v30i2.150
Creed, P. A., & Patton, W. (2003). Predicting two components of career maturity
in school based adolescent. Journal of Career Development, 4, 277-290.
doi:10.1023/a:1022943613644
Dietrich, J., & Kracke, B. (2009). Career-specific parental behaviors in
adolescents’development. Journal of vocational behavior, 75, 109-119.
Eriyanto. (2007). Teknik Sampling Analisis Opini Publik. Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta.
Freeman, V. F., Lenz, J. G., & Reardon, R. C. (2017). Career Course Impact on
College Student's Career Decision and Affective States. ACA Knowledge
Center, 1-14.
Furnham, A., & Steele, H. (1993). Measuring locus of control: a critic of general,
children’s, health and work related locus of control questionnaires. British
Journal of Psychology, 84, 443-479. doi:10.1111/j.2044
8295.1993.tb02495.x
Gianakos, I. (2001). Predictor of career decision making self-efficacy. Journal of
career assessment, 9 (2), 101-114. doi:10.1177/106907270100900201
Guan, Y., Wang, Z., Dong, Z., Liu, Y., Yue, Y., Liu, H., . . . Liu, H. (2012). Career
locus of control and career success among chinese employees: a
multidimensional approach. Journal of career assessment, 2 (2), 295-310.
doi:10.1177/1069072712471324
Gulo, W. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.
Halpert, R., & Hill, R. (2011). 28 Measures of Locus of control. Beach Haven.
Beach Haven NJ: Will to Power Press.
Hlado, P., & Jezek, S. (2018). Measurement of career specific parental behaviors
perceived by czech adolescents. Studia paedagogica, 23 (2), 102-136.
doi:https://doi.org/10.5817/SP2018-2-7
Jiang, Z. (2014). Emotional intelligence and career decision making self-efficacy:
national and gender differences. Journal of employment counseling, 51,
112-124. doi:10.1002/j.2161-1920.2014.00046.x
95
Keller, B. K., & Whiston, S. C. (2008). The role of parental inluence on young
adolescents' career development. Journal of Career Assesment, 1-20.
doi:10.1177/1069072707313206
Kim, H. S., & Park, I. J. (2017). Influence of proactive personality on career self-
efficacy. Journal of Employment Counseling, 54, 168-182 .
doi:10.1002/joec.12065
Kim, N.R., & Lee, K.H. (2018). The effect of internal locus of control on career
adaptability: the mediating role of career decision making self-efficacy and
occupational engagement. Journal of employment counseling, 55, 1-14.
doi:10.1002/joec.12065
Kirby, E. G., Kirby, S. L., & Lewis, M. A. (2002). A study of the effectiveness of
training proactive thinking. Journal of Applied Social Psychology, 32 (7),
1538-1549.
Koiste, V. (2013). The effect of proactive personality on perceived organizational
support on tertius lungens orientation and the moderating role of
organizational openness. Master's thesis: Aalto University School of
Bussiness.
Lent, W. R., Brown, S. D., & Hackett, G. (2002). Social cognitive career theory.
Career Choice and Development (4th Ed).
Luzzo, D. A. (1993). Value of career-decision-making self-efficacy in predicting
career-decision-making attitudes and skills. Journal of Counseling
Psychology, 40 (2), 194-199. doi:10.1037/0022-0167.40.2.194
Maroufizadeh, S., Samani, R. O., Amini, P., & Navid, B. (2016). Factor structure,
reliability, and validity of the levenson's locus of control scale in irania
infertile people. Journal of Health Psychology, 1-9.
doi:10.1177/1359105316666659
Migunde, Q., Othuon, L., & Mbagaya, C. (2015). Gender differences in the
predictiors of career indecision of secondary school students in Kenya.
International Journal of Academic Research in Economics and
Managements Sciences, 4 (1), 210-218 . doi:10.6007/IJAREMS/v4-i1/1611
Millar, R., & Shevlin, M. (2007). The development and factor structure of a career
locus of control scale for use with school pupils. Journal of Career
Development, 33 (3), 224-249 . doi:10.1177/0894845306296643
O'Brien, K. E. (2004). Self-detemination theory and locus of control as antecedents
of voluntary workplace behavior. A thesis Master of Arts Department of
Psychology: University of South Florida.
96
Osipow, S. H., & Gati, I. (1998). Construct and concurrent validity of the career
decision-making difficulties questionnaire. Journal of Career Assessment,
6 (3), 347-364. doi:10.1177/106907279800600305
Owens, J. J. (2009). Examining the relationship between proactive personality
career success. The University of Tennessee at Chattanooga: A Thesis
presented for the master of science degree.
Pedhazur, E. J. (1997). Multiple Regression in Behavior Research: Explanation and
Prediction Third Edition. Wadsworth : Thomson Learning.
Roach, K. L. (2010). The role of perceived parental influences on the career self-
efficacy of college students. Counselor Education Master's Theses : The
College at Brockport: State Univerisity of New York .
Rotter, J. B. (1966). Generalized expentancies for internal versus external control
of reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied, 80 (1),
1-28.
Rottinghaus, P. J., Jenkins, N., & Jantzer, A. M. (2009). Relation of depression and
affectivity to career decision status and self-efficacy in college students.
Journal of Career Assesment, 17 (3), 271-285 .
doi:10.1177/1069072708330463
Santos, A., Wang, W., & Lewis, J. (2018). Emotional intelligence and career
decision making difficulties: the mediating role of career decision making
self-efficacy. Journal of Vocational Behavior, 1-
49.doi:10.1016/j.jvb.2018.05.008.
Santrock, J. W. (2012). Life-span development; perkembangan masa-hidup edisi
ketigabelas jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Seibert, S. E., Crant, M. J., & Kraimer, M. L. (1999). Proactive personality and
career success. Journal of Appiied Psychology, 84 (3), 416-427.
doi:10.1037/0021-9010.84.3.416
Shin, Y.J., & Lee, J.Y. (2017). Predictors of career decision self-efficacy: sex,
socioeconomic status (ses), classism, modern sexism, and locus of control.
Journal of Career Assessment, 1-16 . doi:10.1177/10697271769298
Taylor, K. M., & Betz, N. E. (1983). Applications of self-efficacy theory to the
understanding and treatment of career indecision. Journal of Vocational
Behavior, 22, 63-81.
Torok, R., Toth-Kiraly, I., Bothe, B., & Orosz, G. (2016). Analyzing models of
career decision self-efficacy: first order, hierarchical, and bifactor models
of the career decision self-efficacy scale. Curr Psychol, 1-10.
doi:10.1007/s12144-016-94649
97
Ulas-Kilic, O., Pheila-Shuster, J. J., Demirtas-Zorbas, S., & Kizildag, S. (2018).
Career decision-making self-efficacy of young adolescent students in
Turkey,. International Journal of School & Educational Psychology, 1-11.
doi:10.1080/21683603.2018.1552220
Umar, J. (2015). Statistik 3. Bahan ajar Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah jakarta. Tidak diterbitkan.
Wong, C.-S., & Law, K. S. (2002). The effects of leader and follower emotional
intelligence on performance and attitude: An exploratory study. The
Leadership Quarterly, 13, 234-274. doi:10.1016/s1048-9843(02)00099-1
Xing, X., & Rojewski, J. W. (2018). Family influences on career decision making
self-efficacy of Chinese secondary vocational students. New Waves
Educational Research and Decelopment, 21 (1), 48-67.
Zhang et.al.,. (2019). Career-Specific Parenting Practices and Career Decision
Making Self-efficacy Among Chinese Adolescents: The Interactive Effect
of Parenting Practices and the Mediating Role Of Autonomy. Frontiers in
Psychology, 10:363 . doi:10.3389/fpsyg. 2019.00363
Zhou, W., Guan, Y., Xin, L., Mak, M., & Deng, Y. (2016). Career success criteria
and locus of control as indicators of adaptive readiness in the career
adaptation model. Journal of Vocational Behavior, 94, 124-130.
doi:10.1016/j.jvb.2016.02.015
98
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Perkenalkan saya Ima, mahasiswi di program Strata 1 Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan sedang
mengadakan penelitian dengan kriteria responden sebagai berikut:
Mahasiswa Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berusia 18-25 tahun
Oleh karena itu saya mengharapkan bantuan dan kesediaan saudara/saudari
yang memenuhi kriteria tersebut untuk mengisi lembar kuesioner yang telah
saya persiapkan.
Saudara/saudari dapat mengisi kuesioner yang ada sesuai dengan pendapat dan
keadaan diri yang sesungguhnya, tanpa perlu dipengaruhi oleh hal-hal lain.
Karena tidak ada jawaban benar atau salah dalam setiap pernyataan yang
saudara/saudari pilih di kuesioner ini. Serta semua data pribadi dan respon
jawaban yang saudara/saudari berikan akan terjamin kerahasiaannya dan hanya
akan digunakan untuk keperluan penelitian. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih
banyak atas partisipasi saudara/saudari.
Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Peneliti
Imarotul Masiroh
Mohon mengisi data di bawah ini sebelum saudara/saudari mengisi skala
penelitian (*lingkari salah satu)
Inisial (untuk kenyamanan):
Usia:
Tahun:
Fakultas/semester:
Jurusan:
Jenis kelamin:
Perempuan/laki-laki:
No.Hp/akun sosmed:
99
PETUNJUK PENGISIAN
Anda dapat menjawab dengan jujur dan nyaman. Karena seluruh jawaban
adalah benar jika sesuai dengan diri Anda. Serta respon Anda akan terjamin
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.
Jawab dengan cara memberi tanda centerang (√) pada salah satu pilihan yang
paling mewakili diri Anda, keterangannya:
TY: Tidak Yakin Y: Yakin
AY: Agak Yakin SY: Sangat Yakin
CY: Cukup Yakin
Contoh Pengisian:
No. PERNYATAAN TY AY CY Y SY
1. Menentukan di institusi atau perusahaan
mana Anda akan bekerja
√
KUESIONER I:
Seberapa yakin Anda bahwa Anda dapat:
NO. PERNYATAAN TY AY CY Y SY
1. Mencari informasi di perpustakaan atau media
tentang pekerjaan yang Anda minati
2. Memilih satu jurusan dari daftar jurusan yang Anda pertimbangkan
3. Membuat rencana yang ingin dicapai untuk
lima tahun ke depan
4. Menentukan langkah-langkah yang diambil jika Anda mengalami masalah akademik terkait aspek jurusan yang Anda pilih
5. Menilai kemampuan diri secara tepat
6. Memilih satu pekerjaan dari daftar pekerjaan yang Anda pertimbangkan
7. Menentukan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan studi jurusan yang Anda pilih
100
8. Terus berusaha menyelesaikan studi atau rencana karir meskipun Anda merasa frustasi
9. Menentukan seperti Apa pekerjaan ideal Anda
10. Mencari tahu tren pekerjaan untuk sepuluh tahun ke depan
11. Memilih karir yang sesuai dengan gaya hidup yang Anda inginkan
12. Menyiapkan resume/cv yang bagus
13. Mengganti jurusan jika merasa tidak cocok dengan pilihan awal
14. Menentukan nilai apa yang paling Anda hargai dalam sebuah pekerjaan
15. Mencari tahu tentang rata-rata penghasilan tahunan dari pekerjaaan tertentu
16. Membuat keputusan karir dan kemudian tidak perlu khawatir apakah itu keputusan yang benar ataupun salah
17. Mengganti pekerjaan jika merasa tidak puas pada pekerjaan saat ini
18. Memahami apa yang siap dan tidak siap untuk dikorbankan untuk mendapatkan kesuksesan dalam berkarir
19. Berbicara dengan orang yang sudah bekerja di bidang yang Anda minati
20. Memilih jurusan atau karir yang sesuai dengan minat Anda
21. Mengidentifikasi perusahaan, lembaga dan institusi yang relevan dengan kemungkinan karir Anda
22. Menentukan gaya hidup yang ingin Anda jalani
23. Mencari informasi tentang sekolah pasca sarjana atau sekolah profesi
24. Menjalani proses wawancara dengan baik
25. Mengidentifikasi alternatif pilihan jurusan ataupun karir jika gagal mendapatkan pilihan pertama Anda
101
PETUNJUK PENGISIAN
Anda dapat menjawab dengan jujur dan nyaman. Karena seluruh jawaban
adalah benar jika sesuai dengan diri Anda. Serta respon Anda akan terjamin
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.
Jawab dengan cara memberi tanda centerang (√) pada salah satu pilihan yang
paling mewakili diri Anda, keterangannya,
TP : Tidak Pernah S : Sering
HTTP : Hampir Tidak Pernah SS : Sangat Sering
KK : Kadang-Kadang
Contoh pengisian:
No. PERNYATAAN TP HTP KK S SS
1. Orang tua saya mengajak saya
mengunjungi beberapa perguruan tinggi
√
KUESIONER II:
Isilah pernyataan berikut ini sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya
No. PERNYATAAN TP HTP KK S SS
1. Orang tua saya mengatakan bahwa mereka
bangga terhadap saya
2. Orang tua saya memberikan brosur dan
semacamnya terkait karir tertentu
3. Orang tua saya memberikan brosur dan
semacamnya terkait perguruan tinggi tertentu
4. Orang tua saya mendorong saya untuk bebas
memilih karir yang saya inginkan
5. Orang tua saya mendukung saya ketika saya
menyampaikan kepada mereka mengenai
karir yang saya minati
102
6. Orang tua saya mendorong saya untuk
mempertanyakan berbagai jenis pekerjaan
yang berbeda
7. Orang tua saya mendorong saya untuk
membicarakan rencana karir saya kedepan
8. Orang tua saya mengatakan bahwa mereka
mencintai saya
9. Orang tua saya menunjukan kepada saya
dimana memperoleh informasi tentang
perguruan tinggi ataupun karir di berbagai
media
10. Orang tua saya mendorong saya untuk
membuat keputusan sendiri
11. Orang tua saya mencoba memahami
pemikiran, perasaan, dan pendapat saya
mengenai berbagai hal
12. Orang tua saya ikut hadir pada
kegiatan-kegiatan pengembangan karir yang
pernah dilakukan oleh sekolah saya atau
lembaga lain
13. Orang tua saya mendorong saya untuk
mencoba hal baru
14. Orang tua saya membantu saya untuk
memahami hasil dari tes mengenai minat dan
karir yang telah saya ikuti
15. Orang tua saya mendorong saya untuk
mengambil tes minat dan karir yang
ditawarkan oleh sekolah saya
16. Orang tua saya mendorong saya untuk terlibat
dalam kegiatan ekstrakurikuler
17. Orang tua saya membantu menenangkan saya
ketika saya khawatir tentang memilih karir
18. Orang tua saya memberi tahu saya tentang
jenis karir tertentu
19. Orang tua saya menunjukan ketertarikannya
terhadap isu-isu anak muda yang penting bagi
saya
20. Orang tua saya menanyakan karir apa yang
sedang saya pertimbangkan untuk masa
depan saya
103
21. Orang tua saya memberi tahu saya mengenai
langkah-langkah dalam membuat keputusan
yang sulit
22. Orang tua saya mengatakan bahwa
mereka memiliki ekspektasi tinggi terhadap
karir saya
23. Orang tua saya mendorong saya untuk
mempertimbangkan pilihan pendidikan dan
karir yang berbeda
24. Orang tua saya berdiskusi dengan guru
bimbingan konseling
104
PETUNJUK PENGISIAN
Anda dapat menjawab dengan jujur dan nyaman. Karena seluruh jawaban
adalah benar jika sesuai dengan diri Anda. Serta respon Anda akan terjamin
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.
Jawab dengan cara memberi tanda centerang (√) pada salah satu pilihan yang
paling mewakili diri Anda, keterangannya,
STS : Sangat Tidak Setuju AS : Agak Setuju
TS : Tidak Setuju S : Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
Contoh pengisian:
No. PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS
1. Saya merasa bahwa keberhasilan karir saya dipengaruhi oleh orang- orang di sekitar saya
√
KUESIONER III:
Isilah sejumlah pernyataan berikut ini sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya
No PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS
1. Apakah saya mendapat pekerjaan
yang saya inginkan atau tidak akan
bergantung pada faktor
keberuntungan
2. Waktu saya akan sia-sia untuk melakukan berbagai upaya karena tidak ada hubungan antara seberapa mampu atau seberapa keras saya mencoba dengan apakah saya mendapat pekerjaan yang diinginkan
3. Bukan apa yang saya lakukan yang akan membuat saya mendapat pekerjaan yang saya inginkan, sebaliknya akan lebih bergantung pada apa yang orang tua atau keluarga lakukan untuk saya
105
4. Jika saya menginginkan mendapat
pekerjaan yang saya Inginkan saya
harus sungguh-sungguh dan berusaha
5. Tidak penting apa yang saya inginkan ataupun yang saya ingin lakukan karena saya akan mengambil pekerjaan apapun yang ditawarkan kepada saya
6. Tidak ada bedanya apakah saya
mempersiapkan diri dengan baik
atau tidak untuk sebuah pekerjaan
yang saya inginkan, karena pada
akhirnya perusahaan tidak akan
memilih saya untuk pekerjaan itu
7. Jika saya mendapat pekerjaan yang bagus, hal itu merupakan hasil langsung dari kemampuan dan motivasi saya
8. Keberuntungan adalah faktor
terpenting dalam menentukan
apakah saya akan mendapatkan
pekerjaan yang saya inginkan
9. Tidak ada yang dapat saya
lakukan untuk meningkatkan
peluang saya mendapat pekerjaan
yang layak
10. Saya tidak berpikir jika itu
sepadan ketika berusaha dengan
keras karena pekerjaan yang akan
saya dapatkan sepenuhnya
ditentukan oleh apa yang dilakukan
orang lain
11. Jika saya tidak mendapatkan
pekerjaan yang saya inginkan
maka saya harus lebih giat mencari
pekerjaan tersebut
12. Saya berharap keberuntungan akan
memainkan peran penting dalam
menentukan pekerjaan apa yang
akan saya dapatkan
13. Hampir selalu percuma untuk berusaha terlalu keras karena berbagai hal biasanya tidak berjalan sebagaimana mestinya
14. Tidak penting mengetahui karir yang saya inginkan karena jadi apa saya kedepannya akan ditentukan
106
oleh orang lain seperti guru ataupun perusahaan
15. Pekerjaan yang akan saya dapatkan bergantung pada seberapa baik dan kerasnya usaha yang saya lakukan
16. Keberuntungan atau waktu yang tepat akan lebih penting daripada perencanaan yang matang dalam menentukan apakah saya akan berhasil mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan
17. Pekerjaan yang akan saya dapatkan bukan ditentukan oleh saya sebagai hal yang paling sesuai dengan saya, tetapi ditentukan oleh masyarakat untuk saya
18. Apakah saya mendapat pekerjaan yang saya inginkan atau tidak akan bergantung pada apakah saya bertemu dengan orang yang tepat
19. Saya meyakini bahwa melalui usaha saya sendiri, saya akan dapat menjadi apapun yang saya inginkan
20. Apakah saya mendapatkan pekerjaan yang baik di masa depan akan sangat bergantung pada apakah giliran saya untuk bernasib baik
107
PETUNJUK PENGISIAN
Anda dapat menjawab dengan jujur dan nyaman. Karena seluruh jawaban
adalah benar jika sesuai dengan diri Anda. Serta respon Anda akan terjamin
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.
Jawab dengan cara memberi tanda centerang (√) pada salah satu pilihan yang
paling mewakili diri Anda, keterangannya:
STS: Sangat Tidak Setuju AS: Agak Setuju
CTS: Cukup Tidak Setuju CS: Cukup Setuju
ATS: Agak Tidak Setuju SS: Sangat Setuju
Contoh pengisian;
No. PERNYATAAN STS CTS ATS AS CS SS
1. Saya adalah orang yang mampu diandalkan
KUESIONER IV
Isilah pertanyaan-pertanyaan berikut ini sesuai dengan keadaan Anda yang
sesungguhnya
No. PERNYATAAN STS CTS ATS AS CS SS
1. Saya terus menerus mencari
cara baru untuk meningkatkan
kualitas hidup saya
2. Dimanapun saya berada saya selalu
menjadi penggerak yang kuat untuk
perubahan yang lebih baik
3. Tidak ada yang lebih menyenangkan ketika melihat ide saya menjadi kenyataan
4. Jika saya melihat sesuatu yang tidak saya senangi, saya akan memperbaikinya
5. Tidak peduli apapun
kemungkinannya, jika saya
108
meyakini sesuatu saya akan
mewujudkannya
6. Saya memilih untuk mempertahankan ide saya meskipun berlawanan dengan pendapat orang lain
7. Saya unggul dalam melihat peluang
8. Saya selalu mencari cara yang lebih baik untuk mengerjakan sesuatu
9. Jika saya sudah mempercayai suatu ide, maka tidak akan ada hal yang dapat mencegah saya untuk mencoba mewujudkannya
10. Saya bisa melihat peluang yang bagus lebih cepat dibandingkan orang lain
109
Lampiran 2
Syntax dan Path Diagram
1) Syntax uji CFA variabel self-efficacy pengambilan keputusan karir
UJI VALIDITAS KONSTRUK SELF-EFFICACY PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KARIR
DA NI=25 NO=200 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19
ITEM20
ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25
PM SY FI=EFFICACY.COR
MO NX=25 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
EFFICACY
FR TD 24 12 TD 6 5 TD 13 2 TD 22 10 TD 14 10 TD 7 4 TD 24 7 TD 21 19 TD
9 8 TD 18 17 TD 19 18 TD 11 10 TD 6 2 TD 5 2 TD 9 5 TD 25 19 TD 25 20 TD
20 15 TD 25 24 TD 21 11 TD 22 7 TD 17 13 TD 7 1 TD 15 12 TD 14 3 TD 18 8
TD 22 18 TD 9 6 TD 4 3 TD 14 5 TD 15 2 TD 20 19 TD 6 3 TD 4 2 TD 18 6 TD
10 7 TD 17 16 TD 22 1 TD 11 9 TD 10 9 TD 22 11 TD 18 9 TD 24 9 TD 12 9 TD
18 13 TD 24 23 TD 16 3 TD 10 6 TD 6 4 TD 25 22 TD 3 2 TD 5 3 TD 17 3 TD 21
14
PD
OU TV SS MI
110
Gambar 3.1 Model CFA dari variabel self-efficacy pengambilan keputusan karir
111
2) Syntax uji CFA variabel kepribadian proaktif
UJI VALIDITAS KONSTRUK KEPRIBADIAN PROAKTIF
DA NI=10 NO=200 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10
PM SY FI=PROAKTIF.COR
MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
PROAKTIF
FR TD 10 7 TD 10 9 TD 7 5 TD 9 6 TD 10 4 TD 8 7 TD 6 1 TD 3 2
PD
OU TV SS MI
Gambar 3.2 Model CFA dari variabel kepribadian proaktif
112
3) Syntax uji CFA variabel lokus kendali karir internal
UJI VALIDITAS KONSTRUK LOKUS KENDALI KARIR INTERNAL
DA NI=5 NO=200 MA=PM
LA
ITEM4 ITEM7 ITEM11 ITEM15 ITEM19
PM SY FI=INTERNAL.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
INTERNAL
FR TD 2 1 TD 5 1 TD 3 2
PD
OU TV SS MI
Gambar 3.3 Model CFA dari variabel lokus kendali karir internal
113
4) Syntax Uji CFA variabel lokus kendali karir (keberuntungan)
UJI VALIDITAS KONSTRUK LOKUS KENDALI KARIR
KEBERUNTUNGAN
DA NI=5 NO=200 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM8 ITEM12 ITEM16 ITEM20
PM SY FI=KEBERUNTUNGAN.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
KEBERUNTUNGAN
FR TD 4 1
PD
OU TV SS MI
Gambar 3.4 Model CFA variabel lokus kendali karir keberuntungan
114
5) Syntax uji CFA variabel lokus kendali karir orang lain
UJI VALIDITAS KOSNTRUK LOKUS ORANG LAIN
DA NI=5 NO=200 MA=PM
LA
ITEM3 ITEM6 ITEM10 ITEM14 ITEM18
PM SY FI=ORANGLAIN.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
ORANGLAIN
FR TD 5 2 TD 3 1
PD
OU TV SS MI
Gambar 3.5 Model CFA variabel lokus kendali karir orang lain
115
6) Syntax uji CFA variabel lokus kendali karir ketidakberdayaan
UJI VALIDITAS LOKUS KENDALI KARIR KETIDAKBERDAYAAN
DA NI=5 NO=200 MA=PM
LA
ITEM2 ITEM5 ITEM9 ITEM13 ITEM17
PM SY FI=KETIDAKBERDAYAAN.COR
MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
KETIDAKBERDAYAAN
FR TD 4 1
PD
OU TV SS MI
Gambar 3.6 Model CFA variabel lokus kendali karir ketidakberdayaan
116
7) Syntax uji CFA variabel lokus kendali karir eksternal
UJI VALIDITAS KONSTRUK LOKUS KENDALI KARIR EKSTERNAL
DA NI=15 NO=200 MA=PM
LA
ITEM4 ITEM7 ITEM11 ITEM15 ITEM19 ITEM1 ITEM8 ITEM12 ITEM16
ITEM20
ITEM2 ITEM5 ITEM9 ITEM13 ITEM17
PM SY FI=EKSTERNAL.COR
MO NX=15 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
EKSTERNAL
PD
FR TD 3 2 TD 14 9 TD 8 5 TD 4 3 TD 4 2 TD 15 8 TD 15 12 TD 12 5 TD 8 1 TD
15 11 TD 6 1 TD 10 2 TD 10 8 TD 12 1 TD 4 1 TD 12 10 TD 13 5 TD 11 7 TD 9
4 TD 14 5 TD 10 3 TD 14 12 TD 13 6 TD 15 6 TD 13 1 TD 14 11 TD 9 6 TD 9 5
TD 8 3 TD 8 2 TD 12 3 TD 13 3
OU TV SS MI
Gambar 3.7 Model CFA dari variabel lokus kendali karir eksternal
8
117
8) Syntax uji CFA variabel perilaku orang tua terkait karir (psikososial)
UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN ORANG TUA (PSIKOSOSIAL)
DA NI=13 NO=200 MA=PM
LA
ITEM1 ITEM4 ITEM5 ITEM8 ITEM10 ITEM11 ITEM13 ITEM16 ITEM17
ITEM19 ITEM20 ITEM22 ITEM23
PM SY FI=PSIKOSOSIAL.COR
MO NX=13 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
PSIKOSOSIAL
FR TD 3 2 TD 4 1 TD 6 5 TD 6 4 TD 13 12 TD 6 1 TD 6 2 TD 13 3 TD 10 5 TD
10 4 TD 9 5 TD 5 2 TD 5 3 TD 6 3 TD 9 2 TD 8 2 TD 5 1 TD 11 10 TD 12 11
TD 12 1 TD 13 7 TD 11 2
PD
OU TV SS MI
Gambar 3.8 Model CFA dari variabel perilaku orang tua terkait karir (psikososial)
118
9) Syntax uji CFA variabel perilaku orang tua terkait karir (tindakan)
UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN ORANG TUA (TINDAKAN)
DA NI=11 NO=200 MA=PM
LA
ITEM2 ITEM3 ITEM6 ITEM7 ITEM9 ITEM12 ITEM14 ITEM15 ITEM18
ITEM21 ITEM24
PM SY FI=TINDAKAN.COR
MO NX=11 NK=1 LX=FR TD=SY
LK
TINDAKAN
FR TD 2 1 TD 5 2 TD 8 7 TD 4 3 TD 5 1 TD 6 2 TD 5 3 TD 11 4 TD 6 3 TD 7 6
TD 11 10
PD
OU TV SS MI
Gambar 3.9 Model CFA dari variabel perilaku orang tua terkait karir (tindakan)
119
Lampiran 3
Output Hasil Uji Regresi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .626a .392 .370 7.57045
a. Predictors: (Constant), Kepribadian proaktif, lokus kendali karir internal, lokus
kendali karir keberuntungan, lokus kendali karir ketidakberdayaan, lokus kendali
orang lain, Perilaku orang tua terkait karir (psikososial), perilaku orang tua terkair
karir (tindakan),
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7087.682 7 1012.526 17.667 .000a
Residual 11003.862 192 57.312
Total 18091.544 199
a. Predictors: (Constant), Kepribadian proaktif, lokus kendali karir internal, lokus
kendali karir keberuntungan, lokus kendali karir ketidakberdayaan, lokus kendali
orang lain, Perilaku orang tua terkait karir (psikososial), perilaku orang tua terkair
karir (tindakan),
b. Dependent Variable: Self-efficacy
pengambilan keputusan karir
120
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.980 5.489 3.640 .000
Kepribadian_proaktif .613 .071 .601 8.678 .000
Lokus kendali karir
internal -.043 .079 -.037 -.544 .587
Lokus kendali karir
keberuntungan -.059 .068 -.057 -.861 .390
Lokus kendali karir
orang lain -.040 .108 -.038 -.370 .712
Lokus kendali karir
ketidakberdayaan -.008 .108 -.008 -.078 .938
Perilaku orang tua
terkait karir
(psikososial)
.061 .083 .060 .731 .466
Perilaku orang tua
terkait karir
(tindakan)
.076 .081 .075 .945 .346
a. Dependent Variable: Self-efficacy pengambilan keputusan karir
121
Lampiran 4
Output Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min Max Mean
Std.
Deviation
Self-efficacy Pengambilan Keputsan
karir 200 17.85 71.40 50.0000 9.53479
Kepribadian_proaktif 200 13.49 66.09 50.0000 9.34483
Lokus kendali karir internal 200 20.07 62.36 50.0000 8.19780
Lokus kendali karir keberuntungan 200 23.40 69.30 50.0000 9.23323
Lokus kendali karir orang lain 200 35.32 81.06 50.0000 8.98305
Lokus kendali karir
ketidakberdayaan 200 35.25 79.23 50.0000 9.01443
Perilaku orang tua terkait karir
(psikososial) 200 13.72 67.62 50.0000 9.42324
Perilaku orang tua terkait karir
(tindakan) 200 27.07 71.98 50.0000 9.37013
Valid N (listwise) 200
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 51 25.5 25.5 25.5
Perempuan 149 74.5 74.5 100.0
Total 200 100.0 100.0
122
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 18 tahun 28 14.0 14.0 14.0
19 tahun 42 21.0 21.0 35.0
20 tahun 43 21.5 21.5 56.5
21 tahun 39 19.5 19.5 76.0
22 tahun 31 15.5 15.5 91.5
23 tahun 14 7.0 7.0 98.5
24 tahun 3 1.5 1.5 100.0
Total 200 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 18-19
tahun 70 35.0 35.0 35.0
20-21
tahun 82 41.0 41.0 76.0
22-24
tahun 48 24.0 24.0 100.0
Total 200 100.0 100.0