i
PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING PADA
PERBANKAN DI BEI 2016-2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Disusun oleh:
Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
11150820000042
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
ii
PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING PADA
PERBANKAN DI BEI 2016-2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
NIM. 11150820000042
Di Bawah Bimbingan
Zuwesty Eka Putri, M.Ak.
NIP. 19800416 200901 2 006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 12 Maret 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa/i:
1. Nama : Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
2. NIM : 11150820000042
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN
PERUSAHAAN, UMUR LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS
INDEPENDEN TERHADAP KETEPATAN WAKTU CORPORATE
INTERNET REPORTING PADA PERBANKAN DI BEI 2016-2018
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Maret 2019
1. Wilda Farah, SE.,M.Si.,CPA.,CA.,BKP ( ___________________ )
NIP. 198303262009122005 Penguji I
2. Nur Wachidah Yulianti, SE.,M.S.AK. ( ___________________ )
NIDN. 2005078501 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 25 Juli 2019 telah dilaksanakan Uji Skripsi atas mahasiswa/i:
1. Nama : Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
2. NIM : 11150820000042
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN
PERUSAHAAN, UMUR LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS
INDEPENDEN TERHADAP KETEPATAN WAKTU CORPORATE
INTERNET REPORTING PADA PERBANKAN DI BEI 2016-2018
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta , 25 Juli 2019
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. (__________________ )
NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua Penguji
2. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak. ( __________________ )
NIP. 19800416 200901 2 006 Sekretaris Penguji
3. Yusro Rahma, SE., M.Si ( __________________ )
NIP. 19800506 200801 2 016 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
Nomor Induk Mahasiswa : 11150820000042
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Depok, 28 Juni 2019
(Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy)
11150820000042
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 26 Oktober 1997
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Jalan Alhidayah No.24 Rt.04/03 Kelurahan
Bedahan Kecamatan Sawangan Depok
5. Telepon : 085887077686
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK HANIFA Tahun 2002-2003
2. SDN BEDAHAN 03 Tahun 2003-2009
3. SMPN 10 DEPOK Tahun 2009-2012
4. SMAN 5 DEPOK Tahun 2012-2015
5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2015-2019
Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Tahun 2015-2016 : Anggota HMJ Akuntansi Divisi Sosial
Agama
2. Tahun 2016-2017 : Anggota LDK FEB UIN Jakarta Divisi Syiar
3. Tahun 2017-2018 : Anggota LDK UIN Jakarta Divisi Syiar
4. Tahun 2016-2018 : Anggota Teater Mahasiswa ENJUKU
5. Tahun 2016-sekarang : Anggota HUMAS VTIC Foundation
(Volunteerism Teaching Indonesian Children)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Maryadi
2. Ibu : Hj. Maisaroh
3. Anak ke : 1 dari 4 bersaudara
vii
THE EFFECTS OF PUBLIC OWNERSHIP, COMPANY SIZE, AGE OF
LISTING, THE NUMBER OF INDEPENDENT COMMISSIONER, TO THE
TIMELINESS CORPORATE INTERNET REPORTING (CIR) ON BANKING
COMPANY IN BEI 2016-2018 PERIOD
ABSTRACT
The purpose of this research is to find the effects of ownership public,
company size, age of listings, and the number of independent commissioner to
against timeliness Corporate Internet Reporting (CIR). This research was done in
banking company registered in BEI periode during 2016-2018.
This research using a sample of 40 banking company registered in BEI
2016-2018. Methods of data analysis used in this study is the analysis of logistic
regression with Microsoft Excel and SPSS (Statistical Package for Social
Sciences) 23.
The results of this research show the regression coefficient test on variables
company size are less than 0.05 so that the variable company size affect the
timeliness of Corporate Internet Reporting (CIR). The regression coefficient test
results on variable public ownership, age of listings, and the number of
independent commissioner shows a value greater than 0.05 so that the variable
public ownership, age of listings, and the number of independent commissioner
have no effect on timeliness Corporate Internet Reporting.
keyword research: Public ownership, company size, age of listings, the number of
independent commissioner, Corporate internet Reporting
(CIR).
viii
PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING PADA
PERBANKAN DI BEI 2016-2018
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk menguji pengaruh kepemilikan publik,
ukuran perusahaan, umur listing, dan jumlah dewan komisaris independen
terhadap ketepatan waktu Corporate Internet Reporting (CIR). Penelitian ini
dilakukan pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2016-
2018.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 40 perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik dengan alat Microsoft Excel
dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 23.
Hasil penelitian ini menunjukkan uji koefiensi regresi pada variabel ukuran
perusahaan lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap ketepatan waktu Corporate Internet Reporting (CIR). Hasil uji koefisien
regresi pada variabel kepemilikan publik , umur listing, dan jumlah dewan
komisaris independen menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05 sehingga variabel
kepemilikan publik , umur listing, dan jumlah dewan komisaris independen tidak
berpengaruh pada ketepatan waktu Corporate Internet Reporting.
Kata kunci : Kepemilikan Publik , Ukuran Perusahaan, Umur Listing, Jumlah
Dewan Komisaris Independen, Corporate Internet Reporting (CIR)
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Publik, Ukuran
Perusahaan, Umur Listing, dan Jumlah Dewan Komisaris Independen Terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada Perbankan di BEI 2016-
2018.” Shalawat serta salam senantiasa penulis hanturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan guna meraih
gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terdapat banyak pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, syukur
Alhamdulillah penulis hanturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua Orang Tua (Bapak dan Ibu) yang telah menjadi penyemangat terbesar
dan terbaik dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan tiada henti
baik berupa doa maupun kasih sayang berlimpah kepada penulis. Terima
kasih juga kepada keluarga besar yang selalu memberikan dukungan.
2. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.A.k., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
5. Ibu Fitri Damayanti, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Zuwesty Eka Putri, M.Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, saran, serta nasihat kepada saya. Lebih dari itu, terima
kasih juga karena sudah menjadi dosen yang sangat baik untuk saya.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan
motivasi selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Bang Handiko yang telah memberikan motivasi kepada saya untuk bisa
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat selama kuliah, Andre, Jodie, Azis, Manhajul, Abi, Oman,
Arif, Bagas, Fatih, Yogi, Fiqih, Fikra, Wicak, Bening, Eko, Febi. Terima
kasih sudah menemani saya dan menjadi sahabat yang sangat baik. Saya bisa
berada di titik ini, setelah melalui perjuangan selama kuliah, adalah berkat
keberadaan kalian.
11. Keluarga besar Akuntansi 2015, terima kasih untuk waktunya selama kuliah.
Kenangan bersama kalian akan jadi salah satu yang paling berharga selama
hidup saya.
12. Keluarga besar Akuntansi 2016, 2017, dan 2018 terima kasih untuk doa dan
dukungnya yang telah membuat saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
13. Keluarga besar Teater Enjuku yang dalam kesibukannya masing-masing tetap
memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis.
14. Keluarga besar LDK UIN Jakarta yang dalam kesibukannya masing-masing
tetap memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis.
15. Semua pihak yang telah membantu saya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima kasih atas kebaikan kalian semua.
xi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan yang disebabkan oleh masih terbatasnya pengetahuan serta
pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar
harapan penulis bahwa dengan adanya skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi
pihak lain pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Depok, 28 Juni 2019
Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
11150820000042
xii
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 11
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 14
A. Tinjauan Literatur ......................................................................... 14
1. Teori Keagenan ......................................................................... 14
2. Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting....................... 17
3. Kepemilikan Publik ................................................................... 21
4. Ukuran Perusahaan .................................................................... 22
5. Umur Listing ............................................................................. 23
6. Dewan Komisaris Independen .................................................. 24
B. Hasil-hasil penelitian terdahulu ..................................................... 28
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 34
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .................. 35
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 41
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................ 41
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 42
D. Metode Analisis Data ........................................................................ 43
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 53
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ................................................... 54
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 55
2. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik ........................................... 58
C. Pembahasan ...................................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 72
A. Kesimpulan ....................................................................................... 72
B. Implikasi Penelitian .......................................................................... 73
C. Keterbatasan ..................................................................................... 73
D. Saran ................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 79
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Southest Asia Internet Use Data............................................................. 3
Tabel 2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu............................................................ 27
Tabel 3.1 Operasional Variabel............................................................................. 52
Tabel 4.1 Data Sampel.......................................................................................... 54
Tabel 4.2 Hasil Uji Deskriptif............................................................................... 55
Tabel 4.3 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model............................................ 59
Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi........................................................... 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi..................................................... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik.................................................... 63
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran............................................................. 33
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan................................................................ 80
Lampiran 2. Daftar Persentase Kepemilikan Publik............................................. 82
Lampiran 3. Daftar Total Aset.............................................................................. 84
Lampiran 4. Daftar Ukuran Perusahaan................................................................ 87
Lampiran 5. Daftar Umur Listing Perusahaan...................................................... 90
Lampiran 6. Daftar Persentase Dewan Komisaris Independen............................ 92
Lampiran 7. Daftar Tanggal Publikasi Laporan Keuangan.................................. 94
Lampiran 8. Hasil Output SPSS............................................................................ 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi di era digitalisasi saat ini semakin
pesat, terutama munculnya internet. Hal ini telah membawa banyak
perubahan dalam media komunikasi, baik di dalam masyarakat maupun
dalam dunia bidang usaha atau bisnis. Dalam dunia bisnis misalnya, banyak
perusahaan sudah mulai berfikir bagaimana caranya untuk memberikan
informasi perusahaan dengan cepat dan akurat. Karena pada dasarnya
perusahaan di haruskan memberi informasi kepada publik, tujuannya adalah
untuk mengambil sebuah keputusan terutama kepada investor atau
stakeholder. Sehingga perusahaan pada saat ini menggunakan internet
dalam mendorong menyampaikan informasi bisnisnya (Novius, 2019).
Perkembangan internet yang semakin pesat, dan jumlah pengguna
internet yang semakin meningkat, karena mudah dan banyak keuntungan
yang dapat diperoleh oleh pengguna internet itu sendiri, seperti mudah
menyebar, tidak mengenal batas, real-time, berbiaya rendah, serta
mempunyai interaksi yang tinggi sehingga mudah diterima oleh masyarakat.
ditambah lagi bagi para pemakai laporan keuangan yang sangat
membutuhkan informasi keuangan suatu perusahaan yang bersifat up to date
(Harsanti dkk., 2014).
2
Semua itu merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan yang go
public salah satunya di sektor perbankan. Tingginya jumlah pengguna
internet ini akan menjadi peluang bagi institusi keuangan, khususnya
perbankan, jika institusi tersebut mampu memanfaatkan situasi dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan. Sebaliknya, hal ini dapat
menjadi permasalahan jika institusi tersebut belum siap bersaing dan
beradaptasi dengan tuntutan yang ada. Oleh karena itu, banyak perusahaan
telah menggunakan internet sebagai alat komunikasi untuk menyediakan
informasi mengenai perusahaan, termasuk penyebaran informasi perusahaan
dengan meng-unggah laporan keuangan mereka melalui website perusahaan
atau IDX (Lestari, 2014).
Jumlah pengguna internet di dunia, termasuk Indonesia semakin
meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang cepat. Dalam hal
ini, Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet terbanyak ke
tiga di Asia dan terbanyak ke satu di Asia Tenggara (Internet World
Statistic, 2019). Sesuai dengan data dalam Internet World Statistic 2019
(tabel 1.1), masyarakat Indonesia menjadi negara dengan pengguna internet
terbanyak dengan persentase 53,2% dari jumlah populasi. Hal tersebut
menyebabkan adanya potensi yang lebih besar dengan pemanfaatan internet
bagi perusahaan seperti dalam penyampaian atau pengungkapan informasi
laporan keuangannya.
3
Tabel 1.1
SOUTH EAST ASIA INTERNET USE, POPULATION DATA AND
FACEBOOK STATISTICS - MARCH 31, 2019
Sumber : https://www.internetworldstats.com/stats.htm 28 Juni 2019
Berdasarkan hasil studi penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) hingga 14 April 2019, dari
total populasi sebanyak 264 juta jiwa penduduk Indonesia, ada sebanyak
171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8 persen yang sudah terhubung ke Internet.
Menurut Sekjen APJII, Henri Kasyfi mengatakan bahwa kontribusi terbesar
atas penetrasi internet di Indonesia berasal dari pulau Jawa yang mencapai
55% dari total keseluruhan. Sementara pulau Sumatera berada diposisi
kedua dengan angka 21%. Dari seluruh pengguna internet di Indonesia,
diketahui mayoritas yang mengakses internet adalah masyarakat dengan
rentang usia 15 sampai 19 tahun (Kompas.com, 2019).
Country Population
(2019 Est.)
Internet
Users,
(Year 2000)
Internet Users
31-March-
2019
Penetration
(%
Population)
Users
% Asia
31-Dec 2017
Brunei D. 439,336 30,000 416,798 94.9% 0.0 % 350,000
Cambodia 16,482,646 6,000 8,005,551 48.6 % 0.4 % 6,300,000
Indonesia 269,536,482 2,000,000 143,260,000 53.2 % 6.2 % 130,000,000
Laos 7,064,242 6,000 2,500,000 35.4 % 0.1 % 2,200,000
Malaysia 32,454,455 3,700,000 26,009,000 80.1 % 1.2 % 22,000,000
Myanmar 54,336,138 1,000 18,000,000 33.1 % 0.8 % 16,000,000
Philippines 108,106,310 2,000,000 67,000,000 62.0 % 3.0 % 62,000,000
Singapore 5,868,104 1,200,000 4,955,614 84.5 % 0.2 % 4,300,000
Thailand 69,306,160 2,300,000 57,000,000 82.2 % 2.6 % 46,000,000
T. Leste 1,352,360 0 410,000 30.3 % 0.0 % 390,000
Vietnam 97,429,061 200,000 64,000,000 65.7 % 2.9% 50,000,000
4
Perkembangan di negara Indonesia menunjukkan adanya desakan
atau permintaan akan transparansi mengenai keadaan keuangan perusahaan,
maka berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.04/2015
tentang situs web emiten atau perusahaan publik dalam Pasal 2 menjelaskan
bahwa perusahaan publik wajib memiliki situs web. Situs web merupakan
kumpulan halaman web yang berisi informasi atau data yang bisa dijangkau
melalui suatu sistem jaringan internet.
Peraturan ini ditetapkan guna meningkatkan keterbukaan atau
transparansi serta meningkatkan akses shareholders dan stakeholders
lainnya mengenai informasi perusahaan publik yang sesungguhnya dan
terbaru sebagai wujud penerapan good corporate governance dan
transparansi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Fenomena ini tentu
mendorong perusahaan publik untuk mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi terutama internet. Oleh karena itu, banyak
perusahaan menerapkan pelaporan informasi keuangan perusahaan melalui
internet yang dipublikasikan pada website masing-masing emiten dengan
istilah Corporate Internet Reporting (CIR) (Pratiwi dan Suaryana, 2018).
Meski bukan hal yang diwajibkan, melakukan pelaporan keuangan
menggunakan internet sudah banyak diminati oleh perusahaan dan hal ini
didukung dengan mudahnya memperoleh jaringan internet dan banyaknya
pengguna internet di Indonesia, maka perusahaan diharapkan mampu untuk
menyampaikan pelaporan keuangannya secara maksimal dengan
penggunaan Corporate Internet Reporting (CIR).
5
Secara garis besar, internet dapat membantu perusahaan dalam
melakukan penyebaran informasi, sehingga laporan keuangan dapat dimiliki
pengguna secara tepat waktu dan cepat. Ketepatan waktu berarti informasi
harus tersedia untuk pengguna laporan keuangan secepat mungkin dan ini
merupakan kondisi yang diperlukan untuk menjadikan kepuasan jika
laporan keuangan tersebut berguna dan dapat meningkatkan citra yang
positif bagi pengguna laporan keuangan terhadap perusahaan. Dengan kata
lain, informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu
kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Sebaliknya, manfaat
laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat
waktu (Sujarweni dan Utami, 2016).
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam
penjelasan UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal yang diperbaharui
dengan keputusan ketua BAPEPAM No. Kep-36/PM/2003 tentang
kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala dimana dijelaskan bahwa
laporan keuangan auditan bersifat wajib dengan batas waktu 120 hari dari
akhir tahun sampai dengan tanggal diserahkannya laporan keuangan yang
telah diaudit kepada BAPEPAM.
BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya
peraturan pasar modal nomor X.K.2 lampiran ketua BAPEPAM Nomor:
Kep-436/BL/2011 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan
disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus
disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan
6
ketiga atau 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Menurut
BAPEPAM, batas keterlambatan suatu perusahaan menyampaikan laporan
keuangan adalah tanggal 31 Maret. Keterlambatan publikasi laporan
keuangan mengindikasikan adanya suatu masalah dalam pelaporan
keuangan emiten atau perusahaan sehingga memerlukan waktu penyelesaian
yang lebih lama (Novius, 2019).
Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan kepada
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan diberikan peringatan tertulis dan sanksi
administrasi sesuai dengan ketentuan pasal 63 huruf E peraturan pemerintah
Nomor 45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di Bidang Pasar
Modal. Peringatan tertulis dan denda sebesar Rp 25.000.000,- akan
dikenakan pada perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan
keuangan selama 30 hari, peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp
50.000.000,- untuk keterlambatan selama 60 hari, peringatan tertulis III dan
denda sebesar Rp 150.000.000,- untuk keterlambatan selama 90 hari. Maka
Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan penghentian perdagangan
sementara (Suspensi) (Astuti dan Erawati, 2018).
Ditahun 2016 PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengganjar denda dan
menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham 18 perusahaan
tercatat (emiten) karena belum menyampaikan laporan keuangan audit
periode 31 desember 2015. Pelaksana harian kepala penilaian perusahaan
BEI, Adi Pratomo Aryanto mengatakan, hal tersebut dilakukan sehubungan
dengan kewajiban penyampaian laporan keuangan auditan per 31 desember
7
2015 dan merujuk pada ketentuan II.6.3. peraturan nomor I-H tentang sanksi
(CNN Indonesia).
Pengumuman yang diterbitkan oleh BEI per tanggal 29 Juni 2017
bahwa terdapat 17 perusahaan tercatat yang belum menyampaikan Laporan
Keuangan Auditan per 31 Desember 2016 dan belum melakukan
pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan
tersebut. Kemudian pengumuman BEI per tanggal 29 Juni 2018 disebutkan
bahwa terdapat 10 perusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan
keuangan auditan per 31 Desember 2017 dan belum melakukan pembayaran
denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan tersebut. Kondisi
ini mengindikasikan bahwa tiap tahunnya masih ada perusahaan tercatat
yang telat dalam penyampaian laporan keuangan kepada Bursa Efek
Indonesia.
CNBC Indonesia menginformasikan bahwa sebanyak 24 emiten atau
perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mendapat sanksi
dari otoritas bursa karena belum menyampaikan laporan keuangan. Hingga
hari ini (9/5/2019), berdasarkan data BEI, terdapat 714 perusahaan yang
telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana 690 perusahaan wajib
menyampaikan laporan keuangan yang telah di audit untuk periode 2018.
Namun, masih ada perusahaan yang mangkir dari kewajiban menyampaikan
dan mempublikasikan laporan keuangan sehingga sesuai aturan pasar
modal.
8
Kepada emiten-emiten tersebut, BEI telah mengirimkan peringatan
tertulis II dan ada juga yang dikenakan sanksi denda sebesar Rp 50 juta atas
keterlambatan penyampaian tersebut. Perusahaan yang baru-baru ini anak
usahanya pailit , PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) termasuk dalam
emiten uang belum lapor kinerja perusahaan tahun lalu, tidak hanya laporan
keuangan tahunan, bahkan juga laporan keuangan interim (CNBC
Indonesia.com, 2019) (Consumer News and Business Channel).
Pada kenyataannya, meskipun telah banyak perusahaan yang mulai
menggunakan media internet dan menerapkan Corporate Internet Reporting
(CIR), masih banyak perusahaan yang terlambat atau tidak tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangannya (Khairunnisa dkk., 2015).
Permasalahan yang ada dalam aspek pengelolaan keuangan
perusahaan oleh manajemen adalah adanya akuntabilitas kepada
stakeholders. Salah satu industri yang dituntut untuk melakukan
akuntabilitas laporan keuangannya adalah industri perbankan. Dipilihnya
industri perbankan mengingat bahwa perbankan pada dasarnya melakukan
kegiatan sebagai perantara keuangan, yakni dengan memobilisasi dana di
satu pihak dan di pihak lain sebagai penyalur dana. Melihat aktivitas
perbankan seperti ini, suka tidak suka bisnis perbankan memang harus
dibangun atas dasar kepercayaan (Dafista, 2015).
Terkait dengan laporan keuangan, perusahaan dalam industri
perbankan dapat memanfaatkan media internet untuk melakukan
akuntabilitas laporan keuangan perusahaan. Sejumlah perusahaan perbankan
9
telah memanfaatkan media internet untuk melakukan akuntabilitas laporan
keuangan. Akan tetapi, tingkat akuntabilitas laporan keuangan di antara
perusahaan dalam industri perbankan akan berbeda satu dengan yang lain
(Dafista, 2015).
Sebelumnya terdapat penelitian tentang ketepatan waktu Corporate
Internet Reporting (CIR) dengan penemuan yang masih beragam. Dalam
penelitian Harsanti dkk. (2014) dan Verawaty dkk. (2018) menyatakan
bahwa kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting. Sedangkan penelitian Widaryanti dan Sukanto (2014),
Novitasari dkk. (2014) dan Novius (2019) menunjukkan hasil bahwa
kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting. Faktor lain yaitu ukuran perusahaan pernah diteliti oleh
Sujarweni dan Utami (2016), Harsanti dkk. (2014), dan Novius (2019)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan
waktu corporate internet reporting. Sedangkan penelitian Qomari dkk.
(2016) dan Verawaty dkk. (2018) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting.
Kemudian penelitian hubungan umur listing terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting telah diteliti oleh Harsanti dkk. (2014) yang
menyatakan bahwa umur listing berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Sedangkan penelitian Sujarweni dan Utami
(2016), dan Novius (2019) menunjukkan hasil bahwa umur listing tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting.
10
Selain ketiga faktor diatas, tata kelola perusahaan juga dapat
memberikan dampak pada ketepatan waktu corporate internet reporting
karena dengan adanya mekanisme corporate governance dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif, mampu memberikan perlindungan jaminan, dan
pengawasan kepada para pihak yang berkepentingan agar tidak ada pihak
yang bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri. Dalam penelitian ini,
tata kelola perusahaan menggunakan proxy dewan komisaris independen.
Penelitian hubungan antara dewan komisaris independen terhadap
ketepatan waktu corporate internet reporting telah diteliti oleh Mahendra
dan Putra (2014) yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen
berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting.
Berbeda dengan penelitian Widaryanti dan Sukanto (2014), dan Harsanti
dkk. (2014) yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting.
Berdasarkan latar belakang dan hasil dari beberapa penelitian
sebelumnya tentang ketepatan waktu corporate internet reporting sebagai
variabel dependen, maka didapat hasil yang beragam dengan variabel yang
bervariatif. Serta riset yang membahas topik ini juga masih terbilang jarang
di Indonesia begitupun dengan objek penelitian yang menggunakan Bank,
karena perbankan berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali melalui berbagai media pembiayaan. Jadi perbankan
memiliki kaitan yang dekat dan erat dengan masyarakat. Oleh karena itu,
perbankan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam melaporkan
11
kinerja keuangannya kepada masyarakat. sehingga peneliti termotivasi
untuk melakukan penelitian yang serupa dan untuk mengkaji kembali secara
mendalam.
Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian yang dilakukan
oleh Harsanti dkk. (2014), Sujarweni dan Utami (2016), dan Widaryanti dan
Sukanto (2014) dengan perbedaan yaitu penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-
2018. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Kepemilikan Publik, Ukuran
Perusahaan, Umur Listing, dan Jumlah Dewan Komisaris Independen
Terhadap Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Perbankan di BEI 2016-2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting ?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting?
3. Apakah umur listing berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting?
4. Apakah jumlah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
ketepatan waktu corporate internet reporting?
12
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk:
1. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan publik terhadap ketepatan
waktu corporate internet reporting
2. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan
waktu corporate internet reporting
3. Untuk menganalisis pengaruh umur listing terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting
4. Untuk menganalisis pengaruh jumlah dewan komisaris independen
terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan juga dijadikan referensi
dalam penelitian selanjutnya.
b. Penulis, sebagai bentuk dari aplikasi pengetahuan yang selama ini
diperoleh dalam perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan serta
menambah referensi tentang ketepatan waktu corporate internet
reporting.
c. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan
melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik yang sama.
13
2. Manfaat Praktisi
a. Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
manajemen dalam membuat kebijakan untuk memberikan informasi
keuangan perusahaan dengan memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu Corporate Internet Reporting.
b. Akademisi, untuk menambah wawasan mengenai pengetahuan terapan
dan menambah referensi bagi penelitian dimasa yang akan datang
mengenai faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan melalui internet atau Corporate Internet
Reporting.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan muncul ketika terdapat dua pihak yang saling terkait
dimana pihak pertama setuju untuk memakai jasa pihak tertentu. Jensen
dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan
pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.
Hubungan antara agen dan prinsipal didasari oleh kontrak antara
keduanya. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu
manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi
kepentingan terbaik dan mempertanggung jawabkan semua upayanya
kepada pemegang saham.
Teori agensi mengungkapkan hubungan antara agen dan prinsipal.
Agen adalah pihak yang mengelola perusahaan seperti manajer perusahaan
atau dewan direksi yang bertindak sebagai pembuat keputusan dalam
menjalankan perusahaan. Prinsipal adalah pihak yang mengevaluasi
informasi, yaitu pemegang saham. Di dalam hubungan keagenan terdapat
perjanjian bahwa agen setuju untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi
prinsipal, dan prinsipal memberi imbalan pada agen. (Verawaty dkk.,
2018).
15
Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara agen dan
prinsipal. Menurut Lestari dan Anis (2007), terdapat tiga macam hubungan
keagenan didalam kerangka teori keagenan, yaitu:
a. Hubungan keagenan antara manajer dengan pemilik (Bonus Plan
Hypothesis)
b. Hubungan keagenan antara manajer dengan kreditur (Debt/Equity
Hypothesis)
c. Hubungan keagenan antara manajer dengan pemerintah (Political
Cost Hypothesis)
Menurut Bonus Plan Hypothesis, terdapat asimetri informasi antara
agen dan prinsipal. Masalah keagenan merupakan akibat dari pemisahan
tugas antara manajemen perusahaan dengan pemegang saham. Adanya
pemisahan antara pembuat keputusan dan pemilik perusahaan
memungkinkan para manajer untuk membuat keputusan yang
menyimpang dari tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang
saham. Agen dapat memainkan beberapa kondisi yang diprakarsai
prinsipal ataupun inisiatif sendiri agar seolah-olah target tercapai. Teori
agensi menjelaskan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan
ketepatan waktu CIR. Meningkatnya ketepatan waktu CIR akan
mengurangi asimetri yang terjadi antara agen dan prinsipal.
Political Cost Hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang
besar akan mendapat tekanan dari publik, untuk mengatasi kecendrungan
16
akan hal itu maka perusahaan berusaha mempublikasikan laporan
perusahaan secara tepat waktu. Hal ini berarti ada kecenderungan bagi
manajer untuk melaporkan sesuatu dengan cara-cara tertentu dalam rangka
memaksimalkan utilitas mereka dalam hal hubungannya dengan pemilik,
kreditur maupun pemerintah.
Teori keagenan mengasumsikan bahwa prinsipal menginginkan
pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang
mereka tanamkan, salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi
dividen dari tiap saham yang mereka miliki. Sedangkan agen
menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian
kompensasi/bonus/insentif yang memadai dan sebesar- besarnya atas
kinerja yang telah mereka lakukan.
Jika dikaitkan dengan corporate internet reporting, hubungan
keagenan terdapat di antara pemegang saham dan manajemen perusahaan.
Pada teori keagenan juga dijelaskan mengenai adanya asimetri informasi
antara manajer sebagai agen dan pemilik (pemegang saham) sebagai
prinsipal.
Asimetri informasi terjadi karena pihak manajer lebih mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa akan datang
dibandingkan dengan pemegang saham dan stakeholder lainnya.
Penyampaian laporan keuangan kepada stakeholder nantinya dapat
meminimalkan asimetri informasi yang terjadi antara pihak manajer dan
stakeholder karena laporan keuangan merupakan sarana
17
pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan dan sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka kepada
pemilik perusahaan (Prinsipal). Dalam hal ini, praktek corporate internet
reporting sebagai media penyampaian informasi perusahaan kepada pihak
prinsipal (Verawaty dkk., 2018).
Alasan yang mendasari perlunya praktik pengungkapan laporan
keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholders dijamin dalam
hubungan antara prinsipal dan agen. Manajemen sebagai pengelola
kekayaan perusahaan berperan sebagai agen, sedangkan investor sebagai
pemilik berperan sebagai prinsipal. Berdasarkan teori keagenan, pihak agen
yaitu manajer melaporkan informasi perusahaan dalam bentuk laporan
perusahaan kepada pihak prinsipal. Laporan perusahaan yang dibuat pihak
manajemen (agen) sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka kepada
pemilik perusahaan (prinsipal) (Harsanti dkk., 2014). Dalam hal ini, praktek
corporate internet reporting (CIR) sebagai media penyampaian informasi
perusahaan kepada pihak prinsipal.
2. Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting
Corporate internet reporting atau pelaporan perusahaan melalui
internet merupakan proses komunikasi antara informasi keuangan dan
nonkeuangan terkait dengan sumber daya dan kinerja melalui internet
(Verawaty dkk., 2018). Banyak perusahaan telah menerapkan corporate
internet reporting pada website perusahaan mereka. Laporan keuangan
yang biasanya dicetak, melalui internet laporan keuangan perusahaan bisa
18
didistribusikan lebih cepat (aspek timeliness), artinya dengan media
internet perusahaan mampu mengeksploitasi kegunaan teknologi ini untuk
lebih membuka diri (aspek transparency) dan untuk menginformasikan
laporan keuangannya (aspek disclosure) lebih tepat waktu.
Semakin meningkatnya persaingan bisnis, tentu membuat masing-
masing pelaku dunia usaha mencari solusi untuk menciptakan keunggulan
bersaing, salah satu strategi yang dikembangkan adalah melakukan
investasi dibidang teknologi, yaitu melalui pengembangan corporate
internet reporting (Novitasari dkk., 2014).
Harsanti dkk. (2014) menyatakan bahwa pelaporan keuangan
perusahaan di internet atau corporate internet reporting berarti proses
komunikasi dengan para stakeholder dengan menggunakan media internet
yang diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan
ketepatan waktu pelaporan perusahaan. Beberapa kelebihan internet
lainnya seperti mudah menyebar, tidak mengenal batas, real-time, berbiaya
rendah, serta mempunyai interaksi yang tinggi sehingga mudah diterima
oleh masyarakat.
Saat ini, penggunaan internet untuk kepentingan penyajian laporan
keuangan menjadi suatu kebutuhan dan telah menjadi metode yang efektif
mendukung transparansi kondisi perusahaan dimata publik. Tujuan
dilaksanakannya corporate internet reporting adalah untuk menyajikan
laporan keuangan yang cepat dan tepat kepada stakeholders. Informasi
yang diperoleh tersebut tentu akan memberikan masukan bagi seluruh
19
pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan pengambilan
keputusan (Novitasari dkk., 2014).
Ketepatan waktu pelaporan perusahaan sangat berpengaruh bagi
perusahaan (Verawaty dkk., 2018). Ketepatan waktu pelaporan akan
menarik investor dan menunjukkan kepada publik mengenai kredibilitas
perusahaan. Apabila pelaporan perusahaan dilakukan tepat waktu maka
penilaian publik terhadap perusahaan juga akan meningkat. Ketepatan
waktu dalam penyampaian laporan keuangan dapat berpengaruh bagi
kualitas laporan keuangan. Hal ini dikarenakan ketepatan waktu
menunjukkan bahwa informasi yang diberikan bersifat baru dan tidak out
of date. Informasi yang baru tersebut menunjukkan bahwa kualitas dari
laporan tersebut baik. Relevansi sebuah laporan dapat diperoleh apabila
laporan tersebut dapat disajikan dengan tepat waktu. Ketepatan waktu
tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi tidak mungkin tanpa ketepatan
waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan yang penting pada
publikasi pelaporan perusahaan.
Pengaturan batas waktu penyampaian laporan keuangan diatur sesuai
dengan peraturan pasar modal Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
Nomor : KEP-80/PM/1996 tentang kewajiban bagi emiten dan perusahaan
publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan dan laporan
auditor independennya kepada Bapepam. Penyampaian laporan tersebut
selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah laporan
keuangan tahunan. Pada tahun 2003, Bapepam semakin memperketat
20
peraturan mengenai hal tersebut dengan mengeluarkan Peraturan Bapepam
Nomor X.K.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor : KEP-
36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 menyatakan bahwa laporan
keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat
yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada
akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal
penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu
penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai
keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan.
Hingga peraturan Bapepam terbaru saat ini nomor X.K.2 lampiran
ketua Bapepam Nomor: KEP-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang
penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik
yang mengatur batas waktu penyampaian laporan keuangan audit tahunan
ke Bapepam adalah 31 maret atau 90 hari.
Tujuan peraturan tersebut adalah agar investor dapat lebih cepat
memperoleh informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan
investasi serta menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal tersebut.
Apabila perusahaan-perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan
keuangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) maka akan diberikan
21
peringatan tertulis dan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Undang-Undang (Astuti dan Erawati, 2018). sehingga
dapat disimpulkan berkaitan dengan penyampaian laporan keuangan telah
diaudit dapat dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum akhir
bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan terbit.
3. Kepemilikan Publik
Kepemilikan publik merupakan kepemilikan saham perusahaan
yang dimiliki oleh publik. Saham ini dimiliki investor individu yang
meliputi investor dari luar manajemen, selain pemerintah institusi dan
kalangan keluarga (Rahadhian dan Septiani, 2014). Perusahaan yang
memiliki struktur kepemilikan publik cenderung mengungkapkan lebih
banyak informasi pada website perusahaan untuk menyediakan informasi
yang diperlukan bagi pemegang saham, namun perusahaan dengan struktur
kepemilikan terkonsentrasi cenderung kurang mengungkapkan informasi
pada website perusahaan karena pemegang sahamnya dapat mengakses
dan mendapatkan informasi yang diinginkannya secara internal
(Widaryanti dan Sukanto, 2014).
Sesuai dengan Keputusan menteri Negara BUMN pasal 28 tahun
2002, dalam prinsip transparansi atau keterbukaan informasi disebutkan
bahwa seluruh pemegang saham harus diberi kesempatan untuk berperan
dalam pengambilan keputusan atas perubahan mendasar dalam perusahaan
dan dapat memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu
mengenai perusahaan. Hal ini berarti bahwa perusahaan mempunyai
22
kewajiban untuk memberikan informasi kepada para investor mengenai
perusahaan secara benar, jelas dan tepat waktu yang dapat dilakukan baik
secara internal maupun melalui website perusahaan. Perusahaan dalam hal
ini manajemen, dapat menggunakan corporate internet reporting sebagai
alat penyebarluasan informasi yang efektif dan efisien, sehingga dapat
memangkas biaya keagenan menjadi lebih kecil.
Teori keagenan menjelaskan dan memprediksi bahwa perusahaan
yang mempunyai struktur kepemilikan publik mempunyai insentif untuk
lebih mengungkap informasi guna membantu pemegang saham lebih jauh
mengawasi perilakunya (Widaryanti dan Sukanto, 2014).
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu yang dapat mendefinisikan suatu
perusahaan besar atau kecil (Widaryanti dan Sukanto, 2014). Ukuran
perusahaan diproksikan dengan mengunakan Ln total asset. Natural log
(Ln) dalam penelitian ini digunakan untuk mengurangi fluktuasi data yang
berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai maka nilai variabel akan
sangat besar, miliar bahkan triliun (Astuti dan Erawati, 2018). Dengan
mengunakan natural log, nilai miliar bahkan trliun tersebut
disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal sebenarnya.
Semakin besar atau tinggi total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar
aktiva menunjukkan semakin banyak modal yang ditanam. Semakin
banyak tingkat penjualan menunjukkan semakin banyak perputaran uang.
23
Sedangkan, semakin tinggi tingkat kapitalisasi pasar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut makin dikenal oleh masyarakat (Novius, 2019).
Perusahaan besar cenderung lebih menjaga kualitas imagenya
dimata masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung lebih
tepat waktu dalam pelaporannya (Astuti dan Erawati, 2018). Perusahaan
besar secara umum akan mengungkapkan informasi lebih banyak dan
lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan
perusahaan besar mempunyai desakan kuat dari analis dan investor untuk
lebih cepat dalam mendistribusikan informasi keuangan perusahaan.
Dalam teori agensi, apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka
biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar. Jadi untuk mengurangi
biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan
informasi yang lebih luas. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi
persaingan yang ketat dengan perusahaan lain. Mengungkapkan terlalu
banyak tentang informasi internal kepada pihak eksternal dapat
membahayakan posisinya dalam persaingan, sehingga perusahaan kecil
cenderung untuk tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan
besar, lembaga keuangan dengan ukuran besar cenderung untuk
mengungkapkan informasi perusahaan di internet daripada lembaga
keuangan dengan ukuran yang lebih kecil.
5. Umur Listing
Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) (Novius, 2019). Perusahaan yang ingin mendaftarkan
24
di BEI melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan
Initial Public Offering (IPO). Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995,
perusahaan yang akan mendaftar dan yang telah mendaftar memiliki
kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Setelah perusahaan
terdaftar atau go public, maka perusahaan diwajibkan untuk
mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan dalam periode waktu
tertentu.
Perusahaan yang lebih lama listing menyediakan publisitas
informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan yang baru saja
listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang ditetapkan oleh
BAPEPAM (Harsanti dkk., 2014). Perusahaan yang lebih lama terdaftar
cenderung telah berpengalaman dan telah banyak melakukan perbaikan
terhadap website perusahaan sehingga mengutamakan kelengkapan
informasi serta ketepatan waktu dalam melaporkan kegiatan usahanya
dibandingkan dengan perusahaan yang baru listing.
6. Dewan Komisaris Independen
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor
33/POJK.04/2014, Komisaris independen merupakan anggota komisaris
yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai
saham baik langsung maupun tidak langsung dengan emiten atau
perusahaan publik. Komisaris independen mendorong manajemen
perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi secara tepat waktu
25
melalui website perusahaan dengan menggunakan corporate internet
reporting (Harsanti dkk., 2014).
POJK Nomor 33/POJK.04/2014, mewajibkan perusahaan yang
terdaftar di BEI memiliki komisaris independen minimal 30 persen dari
seluruh anggota dewan komisaris. Salah satu fungsi utama komisaris
independen adalah mampu melakukan pengawasan terhadap kinerja
perusahaan secara independen, sehingga manajemen perusahaan mampu
bekerja maksimal (Mahendra dan Putra, 2014). Komisaris independen
merupakan pihak netral yang mampu menjembatani asimetri informasi
yang terjadi antara pemegang saham dengan pihak manajemen suatu
perusahaan. Sehingga dewan komisaris mampu menekan manajemen
untuk mengungkapkan informasi lebih luas.
Dalam UU PT No. 40 Tahun 2007, dewan komisaris adalah organ
perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau
khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada
direksi. Kedudukan dewan komisaris independen pada dasarnya sama
dengan anggota dewan komisaris yang lainnya, yakni sebagai badan
pengawas dan pemberi nasihat kepada direksi, yang membedakannya
adalah bahwa komisaris independen berasal dari kalangan luar
perusahaan, tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota
direksi dan anggota dewan komisaris lainnya.
Menurut KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance),
komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
26
berafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan.
Tanggung jawab dewan komisaris termasuk dewan komisaris
independen diatur dalam UU PT No. 40 Tahun 2007 Pasal 114:
1. Dewan komisaris bertanggung jawab atas pengawasan perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1).
2. Setiap anggota dewan komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-
hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.
3. Setiap anggota dewan komisaris ikut bertanggung jawab secara
pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah
atau lalai menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud ayat (2)
4. Dalam hal dewan komisaris terdiri dari atas dua anggota dewan
komisaris atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota dewan
komisaris.
5. Anggota dewan komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas
kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
27
6. Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit
satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara dapat menggugat anggota dewan komisaris yang karena
kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan
ke pengadilan negeri.
28
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel 2.1
Tabel 2.1
Daftar Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Andri Novius
(2019) Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting Dalam
Mendukung
Transparansi Keuangan
pada Perusahaan yang
Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan pubik, dan
umur listing
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2013-2015. Dan
beda variabel pertumbuhan
ekonomi, profitabilitas,
leverage, likuiditas.
Ukuran perusahaan dan pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet
Reporting. umur listing, profitabilias,
likuiditas, leverage, dan struktur kepemilikan
saham publik tidak berpengaruh terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet
Reporting
2. Verawaty, Ade
Kemala Jaya,
Siti Suzanna
(2018)
Determinan Ketepatan
Waktu Corporate
Internet Reporting
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, dan
kepemilikan publik
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
2018. ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage,
likuiditas, proporsi dewan,
ukuran dewan
Hasil analisis data menunjukan bahwa hanya
kepemilikan publik berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu corporate internet
reporting. Sedangkan variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage,
likuiditas, proporsi dewan, ukuran dewan
tidak mempengaruhi ketepatan waktu
corporate internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. V.Wiratna
Sujarweni dan
Lila Retnani
Utami (2016)
Faktor Penentu
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI
Terdapat persamaan
pada variabel Ukuran
Perusahaan dan Umur
Listing
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2012-2014. Dan
beda variabel profitabilitas,
leverage, likuiditas,
penerbitan saham, jenis
perusahaan
Hasil analisis data menunjukan bahwa Ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas,
penerbitan saham berpengaruh terhadap
ketepatan waktu corporate internet reporting
sedangkan variabel jenis perusahaan, umur
listing tidak mempengaruhi ketepatan waktu
corporate internet reporting
4. Nur Qomari, Rita
Andini. SE, MM,
dan Kharis
Raharjo, SE,
M.Si, AK (2016)
Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting pada
Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Food and
Baverage yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2007-
2013
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, dan
kepemilikan publik
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2007 sampai
dengan 2013. Dan variabel
yang berbeda yaitu,
profitabilitas, leverage,
likuiditas
Hasil analisis data menunjukan bahwa
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting sedangkan
ukuran perusahaan dan likuiditas tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate
internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Wan Farhah Shafiy Wan Kamalluarifin (2016)
The Influence of Corporate Governance and Firm Characteristics on the Timeliness of Corporate Internet Reporting By Top 95 Companies in Malaysia
Terdapat persamaan pada variabel ukuran perusahaan,komisaris
independen
Objek penelitian, terdapat variabel yang berbeda yaitu,board experience,role duality,profitabilitas, dan leverage
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara komisaris independen terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting ,namun terdapat hubungan positif antara age of directors, profitabilitas dan leverage serta tidak terdapat hubungan antara ukuran perusahaan dan ketepatan waktu corporate internet reporting
6. Aditya
Rahadhian,
Aditya
Septiani
(2014)
Analisis Pengaruh
Mekanisme Corporate
Governance Terhadap
Tingkat Pengungkapan
Internet Corporate
Reporting
Terdapat persamaan
pada variabel jumlah
dewan komisaris
independen, kepemilikan
publik
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2013. Dan beda
variabel kepemilikan
manajerial, frekuensi
pertemuan komite audit,
kompetesi komite audit,
profitabilitas, likuiditas dan
leverage
Hasil analisis data menunjukan bahwa
Jumlah komsioner independen berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting sedangkan
variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan
publik, frekuensi pertemuan komite audit,
kompetesi komite audit, profitabilitas,
likuiditas dan leverage tidak mempengaruhi
ketepatan waktu corporate internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Widaryanti dan
Eman Sukanto
(2014)
Analisis Pengaruh
Mekanisme Corporate
Governance terhadap
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting pada
Perusahaan
yang Terdaftar DI BEI
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan pubik, dan
Jumlah Dewan
Komisaris Independen
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2012. Dan beda
variabel tipe bisnis,
profitabilitas, leverage,
likuiditas, penerbitan
saham, ukuran dewan
komisaris
Ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap Ketepatan Waktu Corporate
Internet Reporting. Tipe bisnis, profitabilitas,
leverage, likuiditas, penerbitan saham, ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet
Reporting.
8. Noni Octafiana
,Taufeni Taufik
, dan Rofika
(2014)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, dan umur
listing
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2011. Dan beda
variabel reputasi auditor,
Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, dan Ukuran
Dewan komisaris
Berdasarkan analisis yang dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel ukuran
perusahaan, umur listing, dan reputasi auditor
berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Sementara
variabel lainnya
(Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan
Ukuran Dewan komisaris ) tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate
internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
9. Desy Lestari
(2014)
Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan
Corporate Governance
Terhadap Ketepatan
Waktu Corporate
Internet Reporting pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan,
kepemilikan publik, dan
proporsi dewan
komisaris independen
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2013. Dan beda
variabel penerbitan saham,
Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, dan jumlah
dewan komisaris
Berdasarkan analisis yang dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel penerbitan saham
berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Sementara
variabel lainnya ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, likuiditas, struktur
kepemilikan publik, jumlah dewan komisaris,
proporsi dewan komisaris independen tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate
internet reporting
10. Elvi Novitasari,
Resti Yulistia
Muslim, Dandes
Rifa (2014)
Analisis Faktor Faktor
yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting Pada
Perusahaan Perusahaan
yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, dan
kepemilikan publik
Objek penelitian dilakukan
pada seluruh perusahaan di
Bursa Efek Indonesia
2009-2011. Dan beda
variabel Profitabilitas,
Likuiditas, Leverage,
kepemilikan managerial,
kepemilikan asing
Berdasarkan analisis yang dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel profitabilitas
berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Sementara
variabel lainnya likuiditas, leverage, ukuran
perusahaan, kepemilikan managerial,
kepemilikan asing, kepemilikan publik tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate
internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
11. U Efobi dan P
Okougbo (2014)
Timeliness of Financial
Reporting in Nigeria
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan
Objek penelitian
dilakukan pada Institusi
Keuangan di Nigeria
2005-2008. Variabel
berbeda yaitu Leverage,
Kinerja Perusahaan, umur
perusahaan
Hasil analisis data menunjukan bahwa
variabel umur perusahaan berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu corporate internet
reporting. Sedangkan variabel ukuran
perusahaan, levergae, kinerja perusahaan
berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting
12. Ponny
Harsanti, Sri
Mulyani, dan
NuryaFahmi
(2014)
Analisis Determinan
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting Pada
Perusahaan yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, kepemilikan
publik, umur listing, dan
Proporsi komisaris
independen
Objek penelitian
dilakukan pada
perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
2011 dan 2012. Dan beda
variabel tipe bisnis,
profitabilitas, leverage,
likuiditas, penerbitan
saham, ukuran dewan
komisaris dan role duality
Hasil analisis data menunjukan bahwa ukuran
perusahaan, tipe bisnis, kepemilikan publik,
umur listing perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting sedangkan
variabel profitabilitas, leverage, likuiditas,
penerbitan saham, proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris dan role
duality tidak mempengaruhi ketepatan waktu
corporate internet reporting
34
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
\
PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING
PADA PERBANKAN DI BEI 2016-2018
Basis Teori : Agency Theory
Kepemilikan Publik (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Umur Listing (X3)
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting (Y)
Metode Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Jumlah Dewan
Komisaris Independen
(X4)
35
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting (CIR)
Kepemilikan publik merupakan kepemilikan saham perusahaan
yang dimiliki oleh publik. Saham ini dimiliki investor individu yang
meliputi investor dari luar manajemen, selain pemerintah institusi dan
kalangan keluarga (Rahadhian dan Septiani, 2014).
Perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan publik cenderung
akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak melalui website
perusahaan atau internet untuk menyediakan informasi kepada para
pemegang saham. Hal tersebut dinilai lebih efektif karena tidak semua
pemegang saham berada di lokasi perusahaan berada. Kepemilikan publik
yang dimiliki suatu perusahaan akan mendorong manajemen untuk
menyampaikan informasi perusahaan sebanyak banyaknya kepada para
pemegang saham melalui website perusahaan maupun melalui laporan
perusahaan (Harsanti dkk., 2014).
perusahaan dengan kepemilikan publik yang tinggi akan
melakukan pengungkapan yang tinggi pula akibat adanya permintaan
publik serta dapat mengurangi asimetri informasi antara manajemen
dengan pemegang saham (Rahadhian dan Septiani, 2014). Hal tersebut
dikarenakan para investor ingin memperoleh informasi yang seluas-
luasnya dan secepat-cepatnya tentang perusahaan tempat berinvestasi serta
dapat mengawasi kegiatan manajemen hingga kepentingannya dalam
36
perusahaan terpenuhi.
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kepemilikan publik memiliki
hubungan yang tidak signifikan terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting, seperti yang dilakukan oleh (Widaryanti dan Sukanto,
2014). Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Harsanti dkk. (2014)
menunjukan bahwa kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan waktu corporate internet reporting. Oleh karena itu,
berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang akan diajukan sebagai
berikut:
H1: Kepemilikan Publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate
Internet Reporting.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting (CIR)
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang paling
umum dalam menentukan tingkat pengungkapan. Perusahaan besar
cenderung lebih menjaga kualitas imagenya dimata masyarakat. Oleh
karena itu, perusahaan besar cenderung lebih tepat waktu dalam
pelaporannya. Perusahaan besar secara umum akan mengungkapkan
informasi lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan
kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar mempunyai desakan kuat dari
analis dan investor untuk lebih cepat dalam mendistribusikan informasi
keuangan perusahaan (Widaryanti dan Sukanto, 2014).
37
Dalam teori agensi, apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka
biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar. Biaya keagenan
tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya
cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang
dituju oleh perusahaan. Jadi untuk mengurangi biaya keagenan tersebut,
perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas.
Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi persaingan yang ketat
dengan perusahaan lain.
Mengungkapkan terlalu banyak tentang informasi internal kepada
pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan,
sehingga perusahaan kecil cenderung untuk tidak melakukan
pengungkapan selengkap perusahaan besar, lembaga keuangan dengan
ukuran besar cenderung untuk mengungkapkan informasi perusahaan di
internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Teori
keagenan mendukung hipotesis ini karena dalam teori keagenan dikatakan
bahwa perusahaan besar mengalami asimetri informasi lebih tinggi antara
manajer dan pemegang saham dari pada perusahaan kecil.
Menurut teori agensi ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap
ketepatan waktu Corporate Internet Reporting dapat diinterpretasikan
sesuai dengan tekanan pasar saham yang memaksa perusahaan-perusahaan
besar untuk mengungkapkan informasi lebih lanjut dan tepat waktu pada
situs web mereka untuk membantu mereka dalam pemasaran surat
berharga dan untuk mencapai tujuan mereka (Sujarweni dan Utami, 2016).
38
Hasil penelitian Sujarweni dan Utami (2016), Harsanti dkk. (2014)
dan Widaryanti dan Sukanto (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
dapat mempengaruhi ketepatan waktu Corporate Internet Reporting. Oleh
karena itu, berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang akan
diajukan sebagai berikut:
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate
Internet Reporting.
3. Pengaruh Umur Listing Terhadap Ketepatan Waktu Corporate
Internet Reporting (CIR)
Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) (Novius, 2019). Perusahaan yang ingin mendaftarkan
di BEI melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan
Initial Public Offering (IPO). Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995,
perusahaan yang akan mendaftar dan yang telah mendaftar memiliki
kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Perusahaan yang telah
terdaftar atau listing harus mempublikasikan laporan keuangannya sesuai
dengan persyaratan dan aturan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia.
Setelah perusahaan terdaftar atau go public, maka perusahaan diwajibkan
untuk mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan dalam periode
waktu tertentu.
Perusahaan yang terdaftar lebih lama memiliki pengetahuan
tentang peraturan yang ada di BEI lebih banyak (Harsanti dkk., 2014).
Perusahaan yang lebih lama listing menyediakan publisitas informasi yang
39
lebih banyak dibandingkan perusahaan yang baru listing sebagai bagian
dari praktik akuntabilitas yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Hal tesebut
disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih
banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya,
sehingga mengutamakan kelengkapan informasi serta ketepatan waktu
dalam melaporkan kegiatan usahanya dibandingkan dengan perusahaan
yang baru terdaftar.
Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan
pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan zaman. Tidak hanya
secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less
reporting system. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan diatas maka
hipotesis yang akan diajukan sebagai berikut:
H3: Umur listing berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate Internet
Reporting.
4. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap ketepatan waktu
Corporate Internet Reporting.
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor
33/POJK.04/2014, Komisaris independen merupakan anggota komisaris
yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai
saham baik langsung maupun tidak langsung dengan emiten atau
perusahaan publik. Komisaris independen mendorong manajemen
perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi secara tepat waktu
40
melalui website perusahaan dengan menggunakan corporate internet
reporting (Harsanti dkk., 2014).
POJK Nomor 33/POJK.04/2014, mewajibkan perusahaan yang
terdaftar di BEI memiliki komisaris independen minimal 30 persen dari
seluruh anggota dewan komisaris. Salah satu fungsi utama komisaris
independen adalah mampu melakukan pengawasan terhadap kinerja
perusahaan secara independen, sehingga manajemen perusahaan mampu
bekerja maksimal (Mahendra dan Putra, 2014). Komisaris independen
merupakan pihak netral yang mampu menjembatani asimetri informasi
yang terjadi antara pemegang saham dengan pihak manajemen suatu
perusahaan. Sehingga dewan komisaris mampu menekan manajemen
untuk mengungkapkan informasi lebih luas. Oleh karena itu, berdasarkan
penjelasan diatas maka hipotesis yang akan diajukan sebagai berikut:
H4 = Jumlah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap
ketepatan waktu Corporate Internet Reporting
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh dari variabel
independen yang terdiri dari Kepemilikan Publik, Ukuran Perusahaan, Umur
Listing, dan Jumlah Dewan Komisaris Independen terhadap variabel
dependen, yaitu Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting. Penelitian
ini menggunakan sumber data sekunder dari laporan keuangan tahunan dan
laporan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi adalah keseluruhan
kelompok orang, kejadian, atau hal dan minat yang ingin peneliti
investigasi. Sedangkan sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari
populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik
kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitan.
42
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI, sedangkan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI yang sesuai dengan kriteria yang dibuat merupakan sampel. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam menentukan sampel adalah
purposive sampling atau dengan kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah:
1. Perusahaan Perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
2. Website dari perusahaan yang bergerak dibidang perbankan
3. Perusahaan tersebut telah melakukan publikasi laporan keuangan yang
telah diaudit selama periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
4. Perusahaan Perbankan yang memiliki data yang diperlukan untuk
mendukung penelitian dan tidak delisting selama periode penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode:
1. Studi Dokumentasi
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini, data
diperoleh melalui Indonesia Stock Exchange (IDX) Tahun 2016- 2018
2. Studi Pustaka (Library Research)
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti memperoleh data yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui buku, jurnal, internet, dan
43
beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan mendukung judul
penelitian.
3. Observasi Website Perusahaan
Peneliti melakukan observasi terhadap website perusahaan dengan
berbagai tahapan, yaitu:
a. Melihat alamat website perusahaan perbankan yang tercantum dalam
Indonesia Stock Exchange (IDX) 2016-2018
b. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk
keperluan pengumpulan data
c. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi
dalam websitenya akan dilakukan observasi untuk mendapatkan data
yang diperlukan untuk penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis
analisis kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif, analisis regresi
logisik. Menggunakan regresi logistik karena terdapat variabel dummy pada
variabel dependennya yaitu Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting.
Ghozali (2018) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji
apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan
variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi
normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2018), dan mengabaikan
heteroskedastisitas.
44
Alat analisis data yang digunakan berupa Microsoft Excel dan SPSS
(Statistical Package for Social Sciences). Microsoft Excel digunakan untuk
mengumpulkan data setiap variabel yang akan dimasukkan ke dalam SPSS.
Sedangkan, SPSS berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan
perhitungan statistik. Program SPSS yang digunakan yaitu Program SPSS
23. Adapun analisis yang dilakukan sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation),
dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar
rata-rata data yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan
untuk menilai penyebaran rata-rata sampel . Standar deviasi adalah besar
perbedaan dari nilai sampel dengan rata-rata. Standar deviasi digunakan
untuk melihat sebaran data dalam sampel, atau untuk mengukur sebaran
sejumlah nilai data. Semakin rendah standar deviasi maka semakin dekat
dengan rata-rata dan semakin tinggi standar deviasi maka semakin besar
keragaman sampel.
Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran
keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2018:19).
45
2. Analisis Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan
menggunakan regresi logistik (logistic regression), Analisis regresi
logistik adalah suatu bentuk analisis khusus yang dimana variabel
dependen dalam penelitian ini yaitu ketepatan waktu corporate internet
reporting bersifat atau merupakan variabel dummy. Analisis regresi
logistik merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur
seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam analisis regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik
karena didalam analisis regresi logistik dihasilkan suatu analisis model fit
yang menggambarkan apakah data dari penelitian ini baik untuk
digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2018). Uji yang dilakukan dalam
uji regresi logistik adalah sebagai berikut.
a. Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data.
Beberapa tes uji statistik diberikan untuk melakukan penilaian
terhadap hal ini. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai
antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number =
1). Apabila terdapat penurunan nilai likelihood, ini menunjukkan
model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang
46
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2018). Hipotesis yang
digunakan untuk menilai model fit ini adalah:
H0: Model yang dihipotesakan fit dengan data
HA: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa
nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan
berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data
input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan
menjadi -2LogL.
b. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan
variabelitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabelitas
variabel independen digunakan Nagelkerke’s R2 yang berkisar antara 0
hingga 1. Nagelke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien
Cox & Snell. Nilai Nagelke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti R
2
pada multiple regression (Ghozali, 2018). Dari sini akan diketahui
seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh
variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab–
sebab lain di luar model.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
47
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
memperediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).
c. Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Test)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness
of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit).
Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test sama
dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti
ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya
sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
menilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s
Goodness Of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak
dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dikatakan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya (Ghozali, 2018).
d. Uji Signifikansi Regresi Logistik
Estimasi parameter dari model dapat dilihat pada output Variable
in the Equation. Output Variable in the Equation menunjukkan nilai
koefisien regresi dan tingkat signifikansinya. Koefisien regresi dari
48
tiap variabel-variabel yang di uji menunjukkan bentuk hubungan antar
variabel.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini merupakan uji dua sisi
yang dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat
signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Apabila sig < α
maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh signifikan pada
variabel terikat. Apabila sig > α maka dapat dikatakan variabel bebas
tidak berpengaruh signifikan pada variabel terikat.
Persamaan regresi yang digunakan dalam pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut::
P(TCIR)
Ln = 𝛼 + β1PUBLIK + β2SIZE + β3UMUR + β4DK.IND + ε
1-P(TCIR)
Keterangan:
P(TCIR) = Dummy Variable, kategori 1 untuk perusahaan yang
tepat waktu dalam penerapan CIR, dan kategori 0
untuk yang tidak tepat waktu
𝛼 = Konstanta
β = Koefisien Regresi
PUBLIK = Kepemilikan publik
SIZE = Ukuran perusahaan
UMUR = Umur listing perusahaan
DK.IND = Jumlah Dewan Komisaris Independen
ε = error
49
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Kepemilikan Publik (X1)
Kepemilikan publik merupakan kepemilikan saham perusahaan
yang dimiliki oleh publik. Saham ini dimiliki investor individu yang
meliputi investor dari luar manajemen, selain pemerintah institusi dan
kalangan keluarga (Rahadhian dan Septiani, 2014).
Struktur kepemilikan tersebar atau publik adalah struktur
kepemilikan yang pengendalian dan pengawasan dipegang pemegang
saham publik. Pengukuran kepemilikan publik dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan presentase kepemilikan saham yang
dimiliki publik (Harsanti dkk., 2014). Rumus dari kepemilikan publik
adalah sebagai berikut:
2. Ukuran Perusahaan (X2)
Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena perusahaan
besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada
shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen (Qomari dkk.,
2016).
Ukuran Perusahaan diukur melalui logaritma natural dari total Asset
(Sujarweni dan Utami, 2016). Natural log (Ln) dalam penelitian ini
digunakan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total
KP = Saham Di Publik
Total Saham Beredar X 100%
50
asset langsung dipakai maka nilai variabel akan sangat besar, miliar
bahkan triliun (Astuti dan Erawati, 2018). Dengan mengunakan natural
log, nilai miliar bahkan trliun tersebut disederhanakan, tanpa mengubah
proporsi dari nilai asal sebenarnya. Rumus dari ukuran perusahaan adalah
sebagai berikut:
3. Umur Listing (X3)
Umur listing berkaitan dengan seberapa lama perusahaan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang lebih lama terdaftar cenderung lebih
berpengalaman dan lebih memperhatikan ketepatan waktu pelaporan
keuangannya. Umur listing perusahaan dalam penelitian ini diukur
berdasarkan jumlah umur perusahaan sejak penawaran saham perdana atau
listing di Bursa Efek Indonesia (Novius, 2019). Rumus dari umur listing
adalah sebagai berikut:
4. Jumlah Dewan Komisaris Independen (X4)
Dewan komisaris dibagi menjadi dua yaitu dewan komisaris dalam
dan dewan komisaris luar (independen). Salah satu fungsi utama
komisaris independen adalah mampu melakukan pengawasan terhadap
kinerja perusahaan secara independen, sehingga manajemen perusahaan
Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset
Umur listing = Tahun penelitian – Tahun IPO (first issue)
51
mampu bekerja maksimal (Mahendra dan Putra, 2014). Penelitian ini
menggunakan persentase antara jumlah komisaris independen dengan
total anggota dewan komisaris (Widaryanti dan Sukanto, 2014). Rumus
dari jumlah dewan komisaris independen adalah sebagai berikut:
5. Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting (Y)
Pada penelitian ini hanya terdapat satu variabel dependen yaitu
ketepatan waktu Corporate Internet Reporting (CIR). CIR adalah
pelaporan informasi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan melalui
media internet yang disajikan dalam website perusahaan (Qomari dkk.,
2016). Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan kuangan melalui
website perusahaan sudah menjadi hal penting dalam perkembangan
penyampaian informasi ke para investor.
Ketepatan waktu CIR diukur dengan secara nominal dengan
menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang melaporkan informasi
keuangannya di internet < 90 hari diberi kode 1, sedangkan yang
melaporkan informasi keuangan di internet > 90 hari diberi kode 0
(Sujarweni dan Utami, 2016).
Hal ini sesuai dengan peraturan BAPEPAM X.K.2 Nomor: KEP-
346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang penyampaian laporan keuangan
berkala emiten atau perusahaan publik yang mengatur batas waktu
DK.IND = 𝐊𝐨𝐦𝐢𝐬𝐚𝐫𝐢𝐬 𝐈𝐧𝐝𝐞𝐩𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧
𝐃𝐞𝐰𝐚𝐧 𝐊𝐨𝐦𝐢𝐬𝐚𝐫𝐢𝐬 X 100%
52
penyampaian laporan keuangan audit tahunan ke BAPEPAM adalah 31
maret atau 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan
publik tersebut (Mahendra dan Putra, 2014). Informasi ketepatan waktu
corporate internet reporting didapat dari situs www.idx.co.id.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Pengukuran Skala
1.
Kepemilikan Publik
(X1) (Harsanti dkk.,
2014).
KP = Saham Di Publik
Total Saham Beredar X 100%
Persentase Kepemilikan Publik
Rasio
2.
Ukuran Perusahaan
(X2) (Sujarweni dan
Utami, 2016)
UP = Ln Total Asset
Keterangan :
Ln : Logaritma Natural
Rasio
3. Umur Listing (X3)
(Novius, 2019)
UL = Tahun Penelitian – Tahun IPO (first issue) Rasio
4.
Jumlah Dewan
Komisaris Independen
(X4) (Widaryanti dan
Sukanto, 2014)
DK.IND =
X 100%
Rasio
5. Ketepatan Waktu CIR
(Y) (Sujarweni dan
Utami, 2016)
Nilai 1 untuk perusahaan yang tepat waktu
dalam penerapan ketepatan waktu CIR (0 ≤ 90
hari) dan nilai 0 untuk yang tidak tepat waktu
(>90 hari).
Nominal
53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan sektor perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2018.
Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kepemilikan publik,
ukuran perusahaan, umur listing, dan Jumlah dewan komisaris independen
terhadap ketepatan waktu Corporate Internet Reporting (CIR).
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan
sampel adalah dengan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, dimana penelitian ini mengindikasikan
bahwa sampel yang digunakan merupakan representasi dari populasi yang
ada, serta sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini mengambil sampel
selama tiga tahun yakni tahun 2016, 2017, dan 2018. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan
keuangan tahunan dan laporan tahunan pada 2016, 2017, dan 2018 yang
diakses melalui website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut :
54
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
NO.
Kriteria Jumlah
Perusahaan
1 Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun
2016-2018
135
2
Perusahaan perbankan yang IPO >2016 (6)
3 Perusahaan perbankan yang delisting setelah 1 Januari
2016
(3)
4 Perusahaan perbankan yang tidak tercantum tanggal
pelaporan LK Tahunan periode 2016-2018
(6)
5.
Total perusahaan perbankan yang dijadikan sampel
selama periode pengamatan
120
Sumber : Data sekunder yang diolah tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah tahun perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2016-2018 berjumlah 135
perusahaan. Dari 135 perusahaan dalam tahun periode penelitian tersebut
terdapat 6 perusahaan dalam tahun periode penelitian yang terdaftar di BEI
lebih dari tahun 2016, sebanyak 3 perusahaan dalam tahun periode
penelitian yang delisting, dan sebanyak 6 perusahaan dalam tahun periode
penelitian yang tidak tercantum tanggal pelaporan LK Tahunan. Sehingga
perusahaan perbankan dalam tahun periode penelitian yang dijadikan
sampel adalah sebanyak 120 sampel, atau dengan kata lain terdapat 40
perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Adapun daftar perusahaaan
yang dijadikan sampel dapat dilihat pada lampiran 1.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh
55
gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen
(kepemilikan publik, ukuran perusahaan, umur listing, dan dewan komisaris
independen) terhadap variabel dependen yakni ketepatan waktu corporate
internet reporting.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi varibel dependen
(Y) yaitu ketepatan waktu corporate internet reporting (CIR) serta
variabel independen (X) yaitu kepemilikan publik, ukuran perusahaan,
umur listing, dan Jumlah Dewan Komisaris Independen.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 120
data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian 3
tahun dari data tahun 2016-2018 dengan jumlah perusahaan sampel
sebanyak 40 perusahaan. Hasil pengujian variabel-variabel tersebut
secara deskriptif dapat dilihat dalam berikut :
Tabel 4. 2
Hasil Uji Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 (Kepemilikan Publik) 120 ,00 ,56 ,2390 ,15468
X2 (Ukuran Perusahaan) 120 27,22 34,80 31,0887 1,87827
X3 (Umur Listing) 120 ,00 36,00 12,7250 9,05257
X4 (Jumlah Dewan
Komisaris Independen) 120 ,40 1,00 ,5875 ,09845
Valid N (listwise)
120
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
56
Berdasarkan Tabel 4.2, hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif adalah untuk melihat
kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang
terdapat pada mean dan standar deviasi. Dapat dikatakan apabila mean
lebih besar daripada standar deviasinya maka kualitas data adalah lebih
baik. Standar deviasi adalah besar perbedaan dari nilai sampel dengan
rata-rata. Standar deviasi digunakan untuk melihat sebaran data dalam
sampel, atau untuk mengukur sebaran sejumlah nilai data. Semakin
rendah standar deviasi maka semakin dekat dengan rata-rata dan semakin
tinggi standar deviasi maka semakin besar keragaman sampel. Variabel-
variabel yang diukur dengan angka dummy tidak dihitung nilai mean dan
standar deviasinya, karena angka dummy hanya berfungsi sebagai label
kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tanpa arti apa-apa.
a. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kepemilikan Publik
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap kepemilikan publik menunjukkan nilai minimum sebesar
0,00. Nilai tersebut menunjukan bahwa persentase kepemilikan
publik sebesar 0,00110 %, bank tersebut adalah PT. BPD Jawa Barat
dan Banten Tbk. Tahun 2016, Dimana publik hanya memiliki
0,00110% dari total 100% saham yang diterbitkan perusahaan. Nilai
maksimum 0,56 menunjukan bahwa persentase kepemilikan publik
57
sebesar 56%, bank tersebut adalah PT. Bank Artha Graha
Internasional Tbk. Tahun 2017 dan 2018, dimana publik memiliki
56% dari total 100% saham yang diterbitkan perusahaan. Dan nilai
rata-rata sebesar 0,2390 serta memiliki standar deviasi sebesar
0,15468. Hal ini berarti sebaran data untuk variabel kepemilikan publik
mendekati nilai rata-rata atau keberagaman data tidak jauh dari rata-
rata.
b. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap ukuran perbankan menunjukkan nilai minimum sebesar
27,22 terlihat pada PT. Bank Artos Indonesia, Tbk pada tahun 2018,
hal ini menunjukan bahwa bank tersebut memiliki aset yang
tergolong kecil dibandingkan perusahaan sejenisnya di tahun
tersebut. Nilai maksimum sebesar 34,80 terlihat pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. pada tahun 2018, dimana pada
tahun tersebut Bank BRI memiliki jumlah aset paling besar diantara
bank lainnya. Dan rata-rata 31,0887 serta standar deviasi 1,87827.
c. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Umur Listing
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap umur listing menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00.
Nilai tersebut menunjukan bahwa bank baru berumur 0 tahun
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI), bank tersebut, antara lain
58
PT Bank Artos Indonesia Tbk., PT. Bank Ganesha Tbk., dimana
kedua bank tersebut baru terdaftar pada tahun 2016. Nilai
maksimum sebesar 36, terlihat pada PT. Pan Indonesia Bank, Tbk
tahun 2018, yang sudah listing 36 tahun sejak tanggal 29 desember
1982. Dan rata-rata 12,7250 serta standar deviasi 9,05257.
d. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Jumlah Dewan
Komisaris Independen
Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap Jumlah dewan komisaris independen menunjukkan nilai
minimum sebesar 0,40. Nilai tersebut menunjukan bahwa persentase
jumlah dewan komisaris independen sebesar 40 %, bank tersebut
adalah PT. Bank Mayapada Internasional Tbk. Tahun 2016, Dimana
ada 2 dewan komisaris independen dari total 5 orang jumlah dewan
komisaris. Nilai maksimum 1,00 menunjukan bahwa persentase
dewan komisaris independen sebesar 100% bank tersebut adalah PT.
Bank Nationalnobu Tbk. Tahun 2018, dimana ada 3 dewan
komisaris independen dari total 3 orang jumlah dewan komisaris.
Dan nilai rata-rata sebesar 0,5875 serta memiliki standar deviasi
sebesar 0,27754.
2. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik
Karena variabel dependen bersifat dummy (melaporkan laporan
keuangan perusahaan sesuai ketentuan/tepat waktu), maka pengujian
59
terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik.
Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah
probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel
bebasnya dan teknik analisis ini tidak memerlukan lagi uji normalitas
data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2018). Adapun tahapan dalam
regresi logistik adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model fit
dengan data baik sebelum atau sesudah variabel bebas dimasukkan
ke dalam model. Pengujian keseluruhan model (overall model fit)
dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood
pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood pada
akhir (Block Number=1). Adanya pengurangan nilai antara -2 Log
Likelihood awal dan pada -2 Log Likelihood akhir menunjukkan
bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Berikut ini
disajikan data hasil uji kesesuaian keseluruhan model :
Tabel 4.3
Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model
Keterangan -2 Log
Likelihood
Selisih Ket.
Block Number = 0 68,841 8,585 Diterima
Block Number = 1 60,256
Sumber : Data sekunder yang diolah tahun 2019
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 23, pada tabel 4.3
diperoleh informasi bahwa dimana nilai awal (Block Number = 0)
60
model yang hanya memasukkan konstanta mempunyai nilai -2LL
sebesar 68.841. sedangkan pada nilai akhir (Block Number = 1)
mengalami penurunan setelah masuknya beberapa variabel
independen dalam penelitian, nilai -2LL sebesar 60.256.
Penurunan ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan
kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data, artinya
penambahan variabel bebas yaitu kepemilikan publik, ukuran
perusahaan, umur listing, jumlah dewan komisaris independen akan
memperbaiki model fit penelitian ini. Maka tahapan pengolahan
data selanjutnya dapat dilakukan.
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Uji koefisien determinasi dengan menggunakan Nagelkerke R
Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar variabel-variabel independen mampu menjelaskan
variabelitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi
logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai
Nagelkerke R Square bervariasi antara 1 sampai dengan 0 . Jika
nilai semakin mendekati 1 maka model dianggap semakin goodness
of fit, sementara jika semakin mendekati 0 maka model dianggap
tidak goodness of fit (Ghozali, 2018).
Berikut hasil pengujian koefisien determinasi :
61
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 60,256a ,069 ,158
a. Estimation terminated at iteration number 7 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Tabel 4.4 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar
0,158. Hal ini berarti variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen dalam penelitian ini adalah
sebesar 15,8%. Sisanya sebesar 84,2% dijelaskan oleh variabel
independen lain diluar model penelitian ini.
c. Hasil Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow Test)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit lebih besar daripada 0.05
maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat
diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2018).
Selanjutnya ditunjukkan tabel 4.5, Hosmer and Lemeshow
Goodness of Fit yang menunjukkan bisa tidaknya model
memprediksi nilai observasi:
62
Tabel 4.5
Tabel Hosmer and Lemeshow Test
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa nilai
Chi-square sebesar 11,718 dengan signifikansi 0,164. Nilai
signifikansi yang diperoleh tersebut telah memenuhi syarat dengan
nilai diatas 0,05 (α) 5% yang berarti hipotesis 0 (H0) tidak dapat
ditolak atau dengan kata lain model diterima. Hal ini berarti model
mampu memprediksi nilai observasinya atau model dapat diterima
karena cocok dengan data observasi nya sehingga model ini dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya.
d. Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik
Tahap akhir adalah uji koefisien regresi, dimana hasilnya
dapat dilihat pada tabel 4.6 dimana pada tabel tersebut
menunjukkan hasil pengujian persamaan regresi logistik pada
tingkat signifikan 5%. Dari pengujian persamaan regresi tersebut,
maka dapat diperoleh model regresi logistik sebagai berikut :
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 11,718 8 ,164
63
Tabel 4.6
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation
Variabel B Sig.
Step 1a X1 (Kepemilikan Publik) ,801 ,745
X2 (Ukuran Perusahaan) ,813 ,026
X3 (Umur Listing) -,070 ,298
X4 (Jumlah Dewan Komisaris Independen) -,554 ,894
Constant -21,326 ,043
a. Variable(s) entered on step 1: KP, UP, UL, DKI.
*)signifikansi pada level 5%
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan
model berikut ini:
TCIR
Ln = b0 + bPUBLIK + bSIZE + bUMUR + b DK.IND + ε
1-TCIR
TCIR
Ln = -21,326 + 0,801 PUBLIK + 0,813 SIZE -0,70 UMUR - 1-TCIR
0,554 DK.IND + ε
C. Pembahasan
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi empat
bagian. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh kepemilikan publik
terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting (CIR) yang telah
64
dilakukan menghasilkan nilai signifikansi yang ditunjukkan adalah lebih
besar daripada 0,05 (0,745 > 0,05). Artinya kepemilikan publik tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting.
Dengan demikian hal yang menyatakan bahwa kepemilikan publik
berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting
ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Novitasari dkk. (2014) yang menemukan hasil bahwa kepemilikan publik
tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet
reporting. Keadaan tersebut terjadi karena pada umumnya investor
didalam kepemilikan publik cenderung pasif dan tidak aktif didalam
melakukan kegiatan monitoring, dalam hal mereka adalah anggota
masyarakat yang tidak begitu paham dengan kegiatan investasi secara
aktif, oleh sebab peran dari kepemilikan publik sebagai bagian dari
fungsi monitoring tidak mempengaruhi ketepatan publikasi laporan
keuangan.
Namun, Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang
dilakukan Harsanti dkk. (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan
publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting
(CIR). Kepemilikan publik yang besar akan menimbulkan biaya
keagenan yang besar sehingga mendorong pihak manajemen perusahaan
untuk meminimalisasi biaya dengan melaporkan informasi keuangan
65
dengan tepat waktu melalui internet. Perusahaan dengan kepemilikan
publik yang besar tentu perlu untuk mengungkapkan
informasi yang lebih banyak melalui website perusahaan untuk
menyediakan informasi yang cepat kepada para pemegang saham. Hal ini
karena perusahaan dengan kepemilikan publik yang besar tentu akan
mendapat desakan yang kuat oleh para investor untuk melaporkan
keuangannya secara tepat waktu.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Corporate
Internet Reporting
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh ukuran perusahaan
terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting (CIR) yang telah
dilakukan menghasilkan nilai signifikansi yang ditunjukkan adalah lebih
kecil daripada 0,05 (0,026 < 0,05). Artinya ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting.
Dengan demikian hal yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting
diterima.
Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan
oleh Harsanti dkk. (2014) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
antara ukuran perusahaan dan ketepatan waktu corporate internet
reporting, dimana perusahaan besar cenderung untuk melaporkan
keuangannya secara tepat waktu melalui internet. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Sujarweni dan Utami (2016) juga menunjukan bahwa
66
terdapat hubungan antara ketepatan waktu corporate internet reporting
dan ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan
yang mampu mempengaruhi ketepatan waktu corporate internet
reporting (CIR). Perusahaan besar cenderung menyediakan informasi
keuangan yang lebih cepat baik dalam media tradisional maupun online
dikarenakan desakan kuat dari analis maupun investor untuk lebih cepat
mendistribusikan informasi keuangan perusahaan. Ukuran Perusahaan
merupakan salah satu variabel yang paling umum dalam menentukan
tingkat pengungkapan. Perusahaan besar memiliki sistem informasi
manajemen yang lengkap dan kompleks, maka perusahaan tersebut dapat
menyediakan informasi yang lebih baik, dengan keadaan perusahaan
yang baik maka pelaporan keuangan melalui internet akan tepat waktu.
Untuk Perusahaan yang memiliki laba besar cenderung untuk
menyebarkan informasi lebih banyak pada situs web perusahaan untuk
menarik investor maupun calon investor.
Namun, Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Verawaty dkk. (2018) yang menunjukan bahwa Ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting (CIR). Hal ini dikarenakan perusahaan yang tepat
waktu ataupun yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangannya tidak mempertimbangkan karakteristik sebuah perusahaan.
67
Perusahaan besar ataupun perusahaan kecil sama-sama ingin
menyampaikan laporan keuangan tepat waktu.
Dalam hal ini perilaku investor tidak tepat jika memberikan
tekanan pada perusahaan besar saja. Perusahaan besar cenderung
mendapat pengawasan lebih besar dari investor, regulator, dan sorotan
masyarakat dibanding perusahaan kecil sehingga perusahaan besar lebih
berhati-hati dalam melaporkan keuangannya. Hal ini menyebabkan
perusahaan besar tidak selalu tepat waktu dalam melaporkan
keuangannya. Selain itu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan
besar lebih kompleks daripada perusahaan kecil sehingga banyak hal
yang dianalisis dalam proses audit. Dengan demikian, besarnya ukuran
perusahaan tidak menjamin perusahaan tersebut melaporkan laporan
keuangannya tepat waktu karena kompleksitas permasalahan di dalam
suatu perusahaan.
3. Pengaruh Umur Listing terhadap Ketepatan Waktu Corporate
Internet Reporting
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh umur listing terhadap
ketepatan waktu corporate internet reporting (CIR) yang telah dilakukan
menghasilkan nilai signifikansi yang ditunjukkan adalah lebih besar
daripada 0,05 (0,298 > 0,05). Artinya umur listing tidak berpengaruh
terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting. Dengan demikian
hal yang menyatakan bahwa umur listing berpengaruh terhadap ketepatan
waktu corporate internet reporting ditolak.
68
Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Novius
(2019) dan Sujarweni dan Utami (2016) yang menyatakan bahwa umur
listing perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting. Karena pada saat perusahaan tersebut telah tumbuh
menjadi perusahaan besar, hanya akan membuat para akuntan harus
belajar kembali agar dapat mengerti dan memahami peraturan peraturan
baru dalam perkembangan pencatatan didalam akuntansi. Sehingga untuk
perusahaan dengan umur listing yang sedikit atau yang lama tidak akan
mempengaruhi ketepatan waktu corporate internet reporting ini,
sehingga variabel umur listing tidak mempunyai pengaruh terhadap
ketepatan pelaporan.
Hal ini juga memiliki arti bahwa perusahaan yang memiliki umur
listing yang lama, tidak menjamin bahwa perusahaan tersebut akan
memiliki kemampuan untuk melaporkan keuangannya melalui internet.
Sebaliknya, perusahaan dengan umur listing yang belum lama bisa lebih
tepat waktu dalam melaporkan laporan keuangannya melalui internet
karena keinginan untuk mematuhi peraturan yang ada. Perusahaan yang
sudah lama listing juga mungkin saja tidak tepat waktu dikarenakan
perusahaan tersebut telah dikenal dan dipercaya oleh masyarakat.
Sehingga walaupun perusahaan tersebut tidak tepat waktu dalam
melaporkan keuangannya melalui internet, hal tersebut dinilai tidak
mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan.
69
Hal ini berlawanan dengan penyusunan hipotesis yang
menunjukkan bahwa umur Listing berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting sekaligus tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Harsanti dkk. (2014) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif antara umur listing perusahaan dan ketepatan
waktu corporate internet reporting. Perusahaan yang telah lama listing
dinilai lebih memiliki pengalaman yang banyak dalam pelaporan
informasi perusahaan yang tentunya akan meningkatkan ketepatan waktu
corporate internet reporting (CIR).
4. Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris Independen terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting
Pengujian hipotesis mengenai pengaruh jumlah dewan komisaris
independen terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting (CIR)
yang telah dilakukan menghasilkan nilai signifikansi yang ditunjukkan
adalah lebih besar daripada 0,05 (0,894 > 0,05). Artinya jumlah dewan
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Dengan demikian hal yang menyatakan
bahwa jumlah dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
ketepatan waktu corporate internet reporting ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa banyak atau sedikitnya
jumlah dewan komisaris independen yang dimiliki perusahaan tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting.
70
Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Harsanti dkk. (2014) yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris
Independen tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting (CIR). Perusahaan dengan proporsi dewan komisaris
independen yang besar tidak menjamin terdapat keefektifan pengawasan
sehingga manajemen perusahaan mengabaikan ketepatan waktu
corporate internet reporting.
Penelitian ini menghasilkan rata-rata jumlah variabel persentase
dewan komisaris independen sebesar 58,75%. Hal tersebut dapat dijelaskan
bahwa besarnya jumlah komisaris independen telah sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 mengenai Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, yang mewajibkan
perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki komisaris independen
minimal 30 % dari jumlah anggota dewan komisaris.
Walaupun hasil penelitian ini telah sesuai dengan peraturan
Otoritas Jasa Keuangan, akan tetapi penelitian ini tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris independen dengan
ketepatan waktu corporate internet reporting. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa proporsi dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan
dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan regulasi yang ada
sehingga proporsi dewan komisaris independen yang semakin besar
belum tentu mengawasi manajemen dengan baik, terutama dalam
praktek ketepatan waktu corporate internet reporting.
71
Namun, Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mahendra dan Putra (2014) yang menunjukan bahwa
Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Ini terjadi karena dewan komisaris yang
independen secara umum mempunyai pengawasan yang baik terhadap
manajemen, sehingga mengurangi kemungkinan kecurangan dalam
menyajikan laporan keuangan yang dilakukan manajemen, sehingga
komisaris independen memainkan peranan yang aktif dalam peninjauan
kebijakan dan praktik pelaporan keuangan dapat berjalan tepat waktu dalam
suatu perusahaan.
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang kepemilikan publik, ukuran perusahaan,
umur listing, dan jumlah dewan komisaris independen terhadap ketepatan
waktu corporate internet reporting. Pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018. Berdasarkan
analisis dan pembahasan yang dilakukan pada bab pembahasan sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Hasil dari kesimpulan ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Novitasari dkk. (2014), namun tidak
konsisten dengan penelitian Harsanti dkk. (2014).
2. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting. Hasil dari kesimpulan ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sujarweni dan Utami (2016), namun tidak konsisten
dengan penelitian Verawaty dkk. (2018).
3. Umur listing tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting. Hasil dari kesimpulan ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sujarweni dan Utami (2016), ), namun tidak
konsisten dengan penelitian Harsanti dkk. (2014).
73
4. Jumlah dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap ketepatan
waktu corporate internet reporting. Hasil dari kesimpulan ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Harsanti dkk. (2014), namun tidak
konsisten dengan penelitian Rahadhian dan Septiani (2014).
B. Implikasi Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan
tambahan kontribusi berupa informasi terkait faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi ketepatan waktu Corporate Internet Reporting pada
perusahaan perbankan.
Adapun faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu Corporate Internet
Reporting perusahaan perbankan pada penelitian ini adalah ukuran
perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi
para eksekutif perusahaan untuk mengetahui faktor yang mendorong
manajemen untuk tepat waktu dalam pelaporan informasi keuangan
perusahaan.
C. Keterbatasan
1. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan pada jenis perusahaan
perbankan pada tahun 2016-2018 sehingga hasil penelitian terbatas
generalisasinya.
2. Variabel independen pada penelitian ini hanya terbatas pada kepemilikan
publik, ukuran perusahaan, umur listing, dan jumlah dewan komisaris
independen.
74
3. Jumlah data yang digunakan belum maksimal karena hanya data
perusahaan perbankan pada tahun 2016-2018.
D. Saran
Penulis menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis baik
secara teoritis dan praktisi terbatas. Penelitian ini dimasa mendatang
diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi
dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis
sampel yang lain, tidak sebatas pada perusahaan perbankan yang telah
terdaftar di BEI.
2. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menambah variasi
variabel lain seperti kinerja keuangan, likuiditas, leverage, reputasi audit,
dan sebagainya.
3. Peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah
tahun atau periode penelitian.
75
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Widia, dan Teguh Erawati."Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian
Laporan Keuangan Perusahaan". Jurnal Kajian Bisnis, VOL. 26, NO. 2,
144 - 157. 2018.
Asbullah, Muhammad."Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
Likuiditas, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016". Universitas Maritim
Raja Ali Haji. 2017.
Dafista,Yogi Dwi."Faktor-Faktor Potensial yang Mempengaruhi Ketepatan
Waktu Corporate Internet Reporting Pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013". Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2015.
Dwi, Ayuningtyas."Perhatian!24 Emiten ini Kena Sanksi BEI, Kenapa?".
Informasi di akses 15 Juli 2019 pukul 13.45 WIB, dari
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tekno/read/2019/05/16/0
3260037/apjii-jumlah-pengguna-internet-di-indonesia-tembus-171-juta-
jiwa.
Efobi, U, dan P Okougbo."Timeliness of Financial Reporting in Nigeria". South
African Journal of Accounting Research ISSN: 1029-1954, Vol. 28 : No.
1. 2014.
Ghozali, Imam."Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25".
Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2018.
Hamid, Abdul."Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah".Jakarta. 2012.
Harsanti, Ponny, Sri Mulyani, Nurya Fahmi."Analisis Determinan Ketepatan
Waktu Corporate Internet Reporting Pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia". Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 11 No.
1. 2014.
Internet World Statistic. diakses 28 Juni 2019 Pukul 21.30 WIB. dari
http://www.internetworldstats.com/stats3.htm.
76
Jensen, Michael C. dan Meckling, W. H. “Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics. Vol. 3, No. 4, pp. 305-360. 1976.
Kamalluarifin, Wan Farhah Shafiy."The Influence of Corporate Governance and
Firm Characteristics on the Timeliness of Corporate Internet Reporting
By Top 95 Companies in Malaysia". Procedia Economic and Finance, 156-
165. 2016.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor:
KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala
Emiten atau Perusahaan Publik.Jakarta: Diperbanyak oleh Otoritas Jasa
Keuangan. 2011.
Keputusan Ketua BAPEPAM LK No. Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik. 2012.
Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang penerapan
praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara.
2002.
Khairunnisa, Nani, Herawati, Novia Rahmawati."Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Kepemilikan Publik dan Kompetensi Komite Audit Terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting pada Perbankan di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2014". Fakultas Ekonomi Universitas Bung
Hatta. 2015.
Komite Nasional Kebijakan Governance. Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia. 2006.
Lestari, Desy."Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance
terhadap Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia".
Universitas Jambi. 2014.
Lestari, Hanny Sri dan Anis Chariri. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial
Reporting) Dalam Website Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Universitas
Diponegoro. Semarang. 2007.
Mahendra, Ida Bagus Kade Yogi, dan I Nyoman Wijana Asmara Putra.
"Pengaruh Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional,
Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Ketepatwaktuan". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9.1 ISSN:
2302-8556, 180-199. 2014.
77
Novitasari, Elvi, Resti Yulistia, dan Dandes Rifa."Analisis Faktor Faktor yang
Mempengaruhi Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Perusahaan Perusahaan yang Terdaftar". Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Bung Hatta, Vol 5. No 1. 2014.
Novius, Andri."Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Corporate
Internet Reporting Dalam Mendukung Transparansi Keuangan pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia". Jurnal Ilmiah
Ekonomi, Vol. 14 No.1 Juni 2019 : 59 – 78. 2019.
Octafiana, Noni, Taufeni Taufik, dan Rofika."Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Ketepatan waktu Corporate Internet Reporting Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia". JOM
FEKON Vol 1 No. 2. 2014.
Pasopati, Giras."Telat Sampaikan Lapkeu, BEI Suspensi Saham 18 Perusahaan".
Informasi di akses 18 Juli 2019 pukul 06.20 WIB, dari
http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20160630145045-92-142141/telat-
sampaikan-lapkeu-bei-suspensi-saham-18-perusahaan.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8 tahun 2015 tentang situs web emiten
atau perusahaan publik. 2015.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 tahun 2014 tentang Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. 2014.
Pratiwi, Putu Kiki Nadia, dan I Gusti Ngurah Agung Suaryana."Pengaruh Faktor
Finansial dan Good Corporate Governance Terhadap Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
ISSN: 2302-8556, Vol.24.2. 1017-1046. 2018.
Pratomo, Gito Yudha. "APJII:Jumlah Pengguna Internet di Indonesia tembus 171
Juta Jiwa”. Informasi di akses 15 Juli 2019 pukul 13.45 WIB, dari
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/tekno/read/2019/05/16/0
3260037/apjii-jumlah-pengguna-internet-di-indonesia-tembus-171-juta-
jiwa.
Qomari, Nur, Rita Andini, dan Kharis Raharjo."Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Food and Baverage Yang
Terdaftar diBursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007-2013". Journal Of
Accounting, Volume 2 No.2. 2016.
Rahadhian, Aditya, dan Aditya Septiani."Analisis Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Tingkat Pengungkapan Internet
78
Corporate Reporting". Diponegoro Journal of Accounting ISSN: 2337-
3806, 1-12. 2014.
Saham Ok. Diakses 6 Januari 2019 Pukul 20.10 WIB. dari website
https://www.sahamok.com/emiten/sektor-keuangan/sub-sektor-bank/.
Sujarweni, Wiratna, dan Lila Retnani Utami."Faktor Penentu Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI". Jurnal Riset Akuntansi Mercu Buana (JRAMB) ISSN :
2460-1233, Volume 2 No. 1. 2016.
Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. 2007.
Undang-undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 1995.
Verawaty, Ade Kemala Jaya, dan Siti Suzanna."Determinan Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia". Universitas Bina Darma ISSN: 2654-5438. 2018.
Widaryanti, dan Eman Sukanto."Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Terhadap Ketepatan waktu Corporate Internet Reporting
Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI". Fokus Ekonomi, Vol. 9 No. 2 :
1 - 14. 2014.
79
LAMPIRAN
80
Lampiran 1
Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian Tahun 2016-2018
No. Kode Nama Perusahaan
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk.
3 BABP Bank MNC International Tbk.
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
5 BBCA Bank Central Asia Tbk.
6 BBHI Bank Harda Internasional Tbk.
7 BBKP Bank Bukopin Tbk.
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk.
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk.
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.
15 BGTG Bank Ganesha Tbk.
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk.
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk.
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk.
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk.
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk.
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
25 BNLI Bank Permata Tbk.
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk.
Bersambung ke halaman selanjutnya
81
Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian Tahun 2016-2018
(Lanjutan)
NO. Kode Nama Perusahaan
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk.
28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
29 BVIC Bank Victoria International Tbk.
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk.
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk.
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk.
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk.
34 MEGA Bank Mega Tbk.
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk.
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk.
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk.
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk.
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk.
40 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.
82
Lampiran 2
Daftar Persentase Kepemilikan Publik
No Kode Nama Perusahaan % Kepemilikan Publik
2016 2017 2018
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 0,05689 0,07200 0,06580
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk. 0,07000 0,20000 0,20000
3 BABP Bank MNC International Tbk. 0,38320 0,46090 0,45090
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 0,54070 0,54080 0,54280
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0,52850 0,43110 0,45060
6 BBHI Bank Harda Internasional Tbk. 0,21920 0,19930 0,22500
7 BBKP Bank Bukopin Tbk. 0,40480 0,40480 0,34390
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. 0,10510 0,10510 0,10510
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0,40000 0,40000 0,40000
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0,43250 0,43250 0,43250
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 0,40000 0,40000 0,40000
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk. 0,24880 0,19650 0,28000
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 0,26100 0,20970 0,26170
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 0,35240 0,42530 0,39740
15 BGTG Bank Ganesha Tbk. 0,27520 0,49590 0,49590
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk. 0,04970 0,08180 0,08190
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 0,00110 0,25000 0,24640
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk. 0,19960 0,20300 0,20330
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 0,09260 0,09040 0,07520
Bersambung ke halaman selanjutnya
83
Lampiran 2 (Lanjutan)
No Kode Nama Perusahaan % Kepemilikan Publik
2016 2017 2018
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. 0,09700 0,09680 0,09670
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0,40000 0,40000 0,40000
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 0,09100 0,09100 0,09100
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 0,05910 0,07500 0,07500
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk. 0,02710 0,02710 0,02710
25 BNLI Bank Permata Tbk. 0,10880 0,10880 0,10880
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 0,41340 0,41170 0,36050
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. 0,04390 0,03330 0,03290
28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 0,28340 0,40000 0,40120
29 BVIC Bank Victoria International Tbk. 0,26000 0,29100 0,24150
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk. 0,22220 0,22220 0,22620
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 0,31900 0,55780 0,55780
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 0,12970 0,12970 0,12970
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk. 0,13470 0,13470 0,13470
34 MEGA Bank Mega Tbk. 0,42180 0,42180 0,41984
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk. 0,12320 0,12320 0,12936
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 0,14920 0,14910 0,14910
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. 0,19070 0,14840 0,13640
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk. 0,09070 0,17060 0,08050
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 0,43300 0,15140 0,15140
40 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. 0,10520 0,10520 0,10520
84
Lampiran 3
Daftar Total Aset
NO. Kode Nama Perusahaan Total Aset 2016 Total Aset 2017 Total Aset 2018
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. Rp 11.377.961.000.000 Rp 16.325.247.000.000 Rp 23.313.671.252.000
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk. Rp 774.779.064.971 Rp 837.226.943.492 Rp 664.673.471.410
3 BABP Bank MNC International Tbk. Rp 13.057.549.000.000 Rp 10.706.094.000.000 Rp 10.854.855.000.000
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk Rp 14.207.414.000.000 Rp 16.349.473.000.000 Rp 18.019.614.000.000
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. Rp 676.739.000.000.000 Rp 750.319.671.000.000 Rp 824.787.944.000.000
6 BBHI Bank Harda Internasional Tbk. Rp 2.058.463.040.846 Rp 2.458.823.912.630 Rp 2.264.172.563.518
7 BBKP Bank Bukopin Tbk. Rp 102.778.000.000.000 Rp 106.443.000.000.000 Rp 95.643.923.000.000
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. Rp 10.587.951.000.000 Rp 11.817.844.000.000 Rp 12.093.079.368.934
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Rp 603.031.880.000.000 Rp 709.330.084.000.000 Rp 808.572.011.000.000
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Rp 1.003.644.000.000.000 Rp 1.126.248.000.000.000 Rp 1.296.898.292.000.000
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Rp 214.168.479.000.000 Rp 261.365.267.000.000 Rp 306.436.194.000.000
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk. Rp 4.134.764.164.784 Rp 5.004.795.018.159 Rp 4.533.729.146.622
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. Rp 174.436.521.000.000 Rp 178.257.092.000.000 Rp 186.762.189.000.000
85
NO. Kode Nama Perusahaan Total Aset 2016 Total Aset 2017 Total Aset 2018
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. Rp 5.251.398.000.000 Rp 7.658.924.000.000 Rp 9.482.130.000.000
15 BGTG Bank Ganesha Tbk. Rp 4.235.925.000.000 Rp 4.581.932.000.000 Rp 4.497.122.000.000
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk. Rp 2.359.089.000.000 Rp 3.123.345.000.000 Rp 3.854.174.000.000
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk Rp 102.318.457.000.000 Rp 114.980.168.000.000 Rp 120.191.387.000.000
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk. Rp 43.032.950.000.000 Rp 51.518.681.000.000 Rp 62.689.118.000.000
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. Rp 24.372.702.000.000 Rp 24.635.233.000.000 Rp 20.486.926.000.000
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. Rp 5.481.519.000.000 Rp 6.054.845.000.000 Rp 6.694.024.000.000
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rp 1.038.706.009.000.000 Rp 1.124.700.847.000.000 Rp 1.202.252.094.000.000
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. Rp 7.121.173.000.000 Rp 7.014.677.000.000 Rp 7.297.273.467.260
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. Rp 241.571.728.000.000 Rp 266.305.445.000.000 Rp 266.781.498.000.000
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk. Rp 166.678.902.000.000 Rp 173.253.491.000.000 Rp 177.532.858.000.000
25 BNLI Bank Permata Tbk. Rp 165.527.512.000.000 Rp 148.328.370.000.000 Rp 152.892.866.000.000
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk. Rp 31.192.626.000.000 Rp 30.404.078.000.000 Rp 30.748.742.000.000
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. Rp 4.306.074.000.000 Rp 4.487.329.000.000 Rp 3.896.760.492.444
28 BTPN
Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk Rp 91.371.387.000.000 Rp 95.489.850.000.000 Rp 101.919.301.000.000
86
NO. Kode Nama Perusahaan Total Aset 2016 Total Aset 2017 Total Aset 2018
29 BVIC Bank Victoria International Tbk. Rp 25.999.981.000.000 Rp 28.825.609.000.000 Rp 30.172.315.000.000
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk. Rp 2.311.229.000.000 Rp 2.535.111.000.000 Rp 2.534.266.000.000
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. Rp 26.219.938.000.000 Rp 27.727.008.000.000 Rp 26.025.188.000.000
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. Rp 60.839.102.000.000 Rp 74.745.570.000.000 Rp 86.971.893.000.000
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk. Rp 12.257.391.000.000 Rp 15.788.738.000.000 Rp 15.992.475.000.000
34 MEGA Bank Mega Tbk. Rp 70.531.682.000.000 Rp 82.297.010.000.000 Rp 83.761.946.000.000
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk. Rp 2.212.095.000.000 Rp 2.494.412.000.000 Rp 2.313.367.509.608
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk. Rp 138.196.341.000.000 Rp 153.773.957.000.000 Rp 173.582.894.000.000
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. Rp 8.992.244.000.000 Rp 11.018.481.000.000 Rp 11.793.981.000.000
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk. Rp 8.757.964.000.000 Rp 8.629.275.000.000 Rp 8.771.058.000.000
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. Rp 199.175.053.000.000 Rp 213.541.797.000.000 Rp 207.204.418.000.000
40 SDRA
Bank Woori Saudara Indonesia 1906
Tbk. Rp 22.630.634.000.000 Rp 27.086.504.000.000 Rp 29.631.693.000.000
87
Lampiran 4
Daftar Ukuran Perusahaan (Ln Total Asset)
NO. Kode Nama Perusahaan Ukuran Perusahaan 2016 Ukuran Perusahaan 2017 Ukuran Perusahaan 2018
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 30,06269935 30,42373392 30,78006105
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk. 27,37584375 27,45336101 27,22256174
3 BABP Bank MNC International Tbk. 30,20038755 30,00183423 30,01563356
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 30,28478506 30,42521678 30,52248195
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 34,14830679 34,25152046 34,34614743
6 BBHI Bank Harda Internasional Tbk. 28,35298072 28,53070427 28,44823049
7 BBKP Bank Bukopin Tbk. 32,26359244 32,29863075 32,19165328
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. 29,99073777 30,10063171 30,12365445
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 34,03299118 34,19534210 34,32629086
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 34,54241377 34,65766815 34,79875188
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 32,99778411 33,19694004 33,35603067
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk. 29,05045141 29,24141757 29,14256593
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 32,79258201 32,81424796 32,86085721
88
NO. Kode Nama Perusahaan Ukuran Perusahaan 2016 Ukuran Perusahaan 2017 Ukuran Perusahaan 2018
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 29,28951544 29,66689262 29,88043009
15 BGTG Bank Ganesha Tbk. 29,07462284 29,15314186 29,13445875
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk. 28,48929664 28,76992566 28,98017783
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 32,25911119 32,37578078 32,42010648
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk. 31,39298722 31,57296560 31,76920899
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 30,82448485 30,83519877 30,65080804
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. 29,33240337 29,43187989 29,53223630
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 34,57675211 34,65629348 34,72297294
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 29,59409357 29,57902578 29,61852190
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 33,11818756 33,21566506 33,21745108
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk. 32,74709033 32,78577690 32,81017682
25 BNLI Bank Permata Tbk. 32,74015853 32,63044965 32,66075857
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 31,07120284 31,04559786 31,05687020
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. 29,09104770 29,13227876 28,99116668
28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 32,14595349 32,19004108 32,25520245
89
NO. Kode Nama Perusahaan Ukuran Perusahaan 2016 Ukuran Perusahaan 2017 Ukuran Perusahaan 2018
29 BVIC Bank Victoria International Tbk. 30,88911692 30,99228531 31,03794590
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk. 28,46880053 28,56125854 28,56092516
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 30,89754123 30,95342807 30,89008595
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 31,73925382 31,94511106 32,09660611
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk. 30,13715022 30,39031802 30,40313942
34 MEGA Bank Mega Tbk. 31,88708311 32,04135589 32,05899992
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk. 28,42496115 28,54507415 28,46972538
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 32,55969655 32,66650483 32,78767638
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. 29,82738354 30,03059507 30,09861043
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk. 29,80098457 29,78618161 29,80247855
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 32,92520522 32,99485370 32,96472695
40 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. 30,75032559 30,93005671 31,01986561
90
Lampiran 5
Daftar Umur Listing Perusahaan
No Kode Nama Perusahaan Tahun
IPO
Lama Terdaftar IPO
2016 2017 2018
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 2003 13 14 15
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk. 2016 0 1 2
3 BABP Bank MNC International Tbk. 2002 14 15 16
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 2007 9 10 11
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 2000 16 17 18
6 BBHI Bank Harda Internasional Tbk. 2015 1 2 3
7 BBKP Bank Bukopin Tbk. 2006 10 11 12
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. 2013 3 4 5
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 1996 20 21 22
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 2003 13 14 15
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2009 7 8 9
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk. 2015 1 2 3
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 1989 27 28 29
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 2001 15 16 17
15 BGTG Bank Ganesha Tbk. 2016 0 1 2
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk. 2014 2 3 4
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 2010 6 7 8
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk. 2012 4 5 6
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 2002 14 15 16
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. 2013 3 4 5
91
No Kode Nama Perusahaan Tahun
IPO
Lama Terdaftar IPO
2016 2017 2018
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 2003 13 14 15
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 2009 7 8 9
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 1989 27 28 29
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk. 1989 27 28 29
25 BNLI Bank Permata Tbk. 1990 26 27 28
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 2010 6 7 8
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. 2002 14 15 16
28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 2008 8 9 10
29 BVIC Bank Victoria International Tbk. 1999 17 18 19
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk. 2014 2 3 4
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 1990 26 27 28
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 1997 19 20 21
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk. 2007 9 10 11
34 MEGA Bank Mega Tbk. 2000 16 17 18
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk. 2013 3 4 5
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 1994 22 23 24
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. 2013 3 4 5
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk. 2014 2 3 4
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 1982 34 35 36
40 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. 2006 10 11 12
92
Lampiran 6
Daftar Persentase Dewan Komisaris Independen
No. Kode Nama Perusahaan % Jumlah Dewan Komisaris Independen
2016 2017 2018
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 0,50000 0,57143 0,66667
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk. 0,66667 0,66667 0,66667
3 BABP Bank MNC International Tbk. 0,66667 0,66667 0,66667
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 0,66667 0,66667 0,66667
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 0,60000 0,60000 0,60000
6 BBHI Bank Harda Internasional Tbk. 0,66667 0,66667 0,66667
7 BBKP Bank Bukopin Tbk. 0,57143 0,57143 0,50000
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 0,62500 0,50000 0,66667
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 0,55556 0,55556 0,62500
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 0,57143 0,62500 0,55556
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 0,50000 0,50000 0,66667
15 BGTG Bank Ganesha Tbk. 0,50000 0,75000 0,66667
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk. 0,66667 0,66667 0,66667
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 0,80000 0,80000 0,80000
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk. 0,80000 0,80000 0,50000
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. 0,67000 0,66667 0,50000
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 0,66667 0,66667 0,66667
93
No. Kode Nama Perusahaan % Jumlah Dewan Komisaris Independen
2016 2017 2018
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
25 BNLI Bank Permata Tbk. 0,50000 0,66667 0,50000
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 0,66667 0,66667 0,66667
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
28 BTPN
Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk 0,60000 0,57143 0,50000
29 BVIC Bank Victoria International Tbk. 0,50000 0,50000 0,66667
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk. 0,66667 0,50000 0,50000
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 0,57143 0,50000 0,50000
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 0,40000 0,50000 0,50000
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk. 0,66667 0,60000 0,50000
34 MEGA Bank Mega Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk. 0,66667 0,66667 0,66667
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 0,50000 0,50000 0,62500
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. 0,66667 0,66667 1,00000
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk. 0,50000 0,50000 0,66667
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 0,50000 0,50000 0,50000
40 SDRA
Bank Woori Saudara Indonesia 1906
Tbk. 0,66667 0,66667 0,75000
94
Lampiran 7
Daftar Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting
Tanggal Publikasi Laporan Keuangan 2016
No Kode Nama Perusahaan 2016 TCIR 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 13-Feb-17 1
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk. 30-Mar-17 1
3 BABP Bank MNC International Tbk. 20-Mar-17 1
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 31-Mar-17 1
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 14-Mar-17 1
6 BBHI Bank Harda Internasional 31-Mar-17 1
7 BBKP Bank Bukopin Tbk. 31-Mar-17 1
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. 30-Mar-17 1
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero 27-Jan-17 1
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 01-Feb-17 1
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 14-Feb-17 1
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk. 20-Mar-17 1
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 02-Mar-17 1
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 22-Mar-17 1
15 BGTG Bank Ganesha Tbk 13-Mar-17 1
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk 30-Mar-17 1
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 16-Mar-17 1
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk. 30-Jan-17 1
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 08-Feb-17 1
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. 31-Mar-17 1
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 23-Feb-17 1
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 24-Mar-17 1
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 10-Mar-17 1
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk 16-Feb-17 1
25 BNLI Bank Permata Tbk 17-Feb-17 1
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 31-Mar-17 1
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. 31-Mar-17 1
28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 21-Feb-17 1
29 BVIC Bank Victoria International Tbk 21-Mar-17 1
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk 27-Feb-17 1
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 31-Mar-17 1
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 31-Mar-17 1
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk 31-Mar-17 1
34 MEGA Bank Mega Tbk. 20-Mar-17 1
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk. 03-Apr-17 0
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk 10-Feb-17 1
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. 31-Mar-17 1
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk 08-Mar-17 1
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 20-Feb-17 1
40 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk 27-Feb-17 1
95
Tanggal Publikasi Laporan Keuangan 2017
No Kode Nama Perusahaan 2017 TCIR 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 09-Feb-18 1
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk. 20-Apr-18 0
3 BABP Bank MNC International Tbk. 31-Mar-18 1
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 29-Mar-18 1
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 09-Mar-18 1
6 BBHI Bank Harda Internasional 26-Mar-18 1
7 BBKP Bank Bukopin Tbk. 02-Apr-18 0
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. 29-Mar-18 1
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero 18-Jan-18 1
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 25-Jan-18 1
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 14-Feb-18 1
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk. 29-Mar-18 1
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 13-Feb-18 1
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 21-Mar-18 1
15 BGTG Bank Ganesha Tbk 21-Feb-18 1
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk 29-Mar-18 1
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 19-Feb-18 1
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk. 31-Jan-18 1
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 19-Feb-18 1
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. 13-Mar-18 1
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 12-Feb-18 1
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 28-Mar-18 1
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 13-Mar-18 1
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk 23-Feb-18 1
25 BNLI Bank Permata Tbk 22-Feb-18 1
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 29-Mar-18 1
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. 02-Apr-18 0
28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 14-Feb-18 1
29 BVIC Bank Victoria International Tbk 26-Mar-18 1
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk 21-Mar-18 1
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 01-Apr-18 0
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 31-Mar-18 1
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk 02-Apr-18 0
34 MEGA Bank Mega Tbk. 08-Mar-18 1
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk. 02-Apr-18 0
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk 31-Jan-18 1
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. 02-Apr-18 0
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk 02-Mar-18 1
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 02-Mar-18 1
40 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk 06-Mar-18 1
96
Tanggal Publikasi Laporan Keuangan 2018
No Kode Nama Perusahaan 2018 TCIR 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 08-Mar-19 1
2 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk. 29-Mar-19 1
3 BABP Bank MNC International Tbk. 29-Mar-19 1
4 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 29-Mar-19 1
5 BBCA Bank Central Asia Tbk. 01-Mar-19 1
6 BBHI Bank Harda Internasional 29-Mar-19 1
7 BBKP Bank Bukopin Tbk. 31-Mar-19 1
8 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. 28-Mar-19 1
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero 24-Jan-19 1
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 31-Jan-19 1
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 29-Mar-19 1
12 BBYB Bank Yudha Bakti Tbk. 29-Mar-19 1
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 21-Feb-19 1
14 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 23-Mar-19 1
15 BGTG Bank Ganesha Tbk 22-Mar-19 1
16 BINA Bank Ina Perdana Tbk 29-Mar-19 1
17 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk 29-Mar-19 1
18 BJTM BPD Jawa Timur Tbk. 28-Jan-19 1
19 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 01-Apr-19 0
20 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. 29-Mar-19 1
21 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 06-Feb-19 1
22 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 29-Mar-19 1
23 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 20-Feb-19 1
24 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk 14-Feb-19 1
25 BNLI Bank Permata Tbk 21-Feb-19 1
26 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 29-Mar-19 1
27 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. 29-Mar-19 1
28 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 24-Jan-19 1
29 BVIC Bank Victoria International Tbk 22-Mar-19 1
30 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk 26-Mar-19 1
31 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 30-Mar-19 1
32 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 30-Mar-19 1
33 MCOR Bank China Construction Bank Int Tbk 27-Mar-19 1
34 MEGA Bank Mega Tbk. 05-Mar-19 1
35 NAGA Bank Mitraniaga Tbk. 01-Apr-19 0
36 NISP Bank OCBC NISP Tbk 30-Jan-19 1
37 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. 29-Mar-19 1
38 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk 20-Feb-19 1
39 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 20-Feb-19 1
40 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk 01-Mar-19 1
97
Lampiran 8
Hasil Output SPSS
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimu
m Maximum Mean Std. Deviation
X1 (Kepemilikan
Publik) 120 ,00 ,56 ,2390 ,15468
X2 (Ukuran
Perusahaan) 120 27,22 34,80 31,0887 1,87827
X3 (Umur Listing) 120 ,00 36,00 12,7250 9,05257
X4 (Jumlah
Komisaris
Independen)
120 ,40 1,00 ,5875 ,09845
Valid N (listwise)
120
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019
Logistic Regression 2. Hasil Uji Analisis Regresi Logistik
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 74,855 1,667
2 69,105 2,232
3 68,842 2,387
4 68,841 2,398
5 68,841 2,398
a. Constant is included in the model.
98
b. Initial -2 Log Likelihood: 68,841
c. Estimation terminated at iteration number 5
because parameter estimates changed by less than
,001.
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant KP UP UL DKI
Step 1 1 71,710 -3,296 ,045 ,164 -,009 -,039
2 62,513 -9,801 ,211 ,402 -,026 -,174
3 60,494 -17,164 ,545 ,664 -,052 -,404
4 60,260 -20,791 ,765 ,794 -,067 -,532
5 60,256 -21,317 ,801 ,813 -,070 -,553
6 60,256 -21,326 ,801 ,813 -,070 -,554
7 60,256 -21,326 ,801 ,813 -,070 -,554
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 68,841
d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates
changed by less than ,001.
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell
R Square
Nagelkerke R
Square
1 60,256a ,069 ,158
a. Estimation terminated at iteration number 7
because parameter estimates changed by less than
,001.
99
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Test)
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 11,718 8 ,164
d. Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik
Variables in the Equation
B Sig.
Step
1a
X1 (Kepemilikan Publik) ,801 ,745
X2 (Ukuran Perusahaan) ,813 ,026
X3 (Umur Listing) -,070 ,298
X4 (Jumlah Dewan Komisaris Independen) -,554 ,894
Constant -21,326 ,043
a. Variable(s) entered on step 1: KP, UP, UL, DKI.
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2019