i PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING PADA PERBANKAN DI BEI 2016-2018 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Disusun oleh: Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy 11150820000042 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M
115
Embed
PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMURrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46717... · 2019. 8. 19. · Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy 11150820000042
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING PADA
PERBANKAN DI BEI 2016-2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Disusun oleh:
Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
11150820000042
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
ii
PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING PADA
PERBANKAN DI BEI 2016-2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
NIM. 11150820000042
Di Bawah Bimbingan
Zuwesty Eka Putri, M.Ak.
NIP. 19800416 200901 2 006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 12 Maret 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa/i:
1. Nama : Muhammad Farkhan Fadhilah Sandy
2. NIM : 11150820000042
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN
PERUSAHAAN, UMUR LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS
INDEPENDEN TERHADAP KETEPATAN WAKTU CORPORATE
INTERNET REPORTING PADA PERBANKAN DI BEI 2016-2018
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hingga peraturan Bapepam terbaru saat ini nomor X.K.2 lampiran
ketua Bapepam Nomor: KEP-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang
penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau perusahaan publik
yang mengatur batas waktu penyampaian laporan keuangan audit tahunan
ke Bapepam adalah 31 maret atau 90 hari.
Tujuan peraturan tersebut adalah agar investor dapat lebih cepat
memperoleh informasi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan
investasi serta menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal tersebut.
Apabila perusahaan-perusahaan tersebut terlambat menyampaikan laporan
keuangan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) maka akan diberikan
21
peringatan tertulis dan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Undang-Undang (Astuti dan Erawati, 2018). sehingga
dapat disimpulkan berkaitan dengan penyampaian laporan keuangan telah
diaudit dapat dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum akhir
bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan terbit.
3. Kepemilikan Publik
Kepemilikan publik merupakan kepemilikan saham perusahaan
yang dimiliki oleh publik. Saham ini dimiliki investor individu yang
meliputi investor dari luar manajemen, selain pemerintah institusi dan
kalangan keluarga (Rahadhian dan Septiani, 2014). Perusahaan yang
memiliki struktur kepemilikan publik cenderung mengungkapkan lebih
banyak informasi pada website perusahaan untuk menyediakan informasi
yang diperlukan bagi pemegang saham, namun perusahaan dengan struktur
kepemilikan terkonsentrasi cenderung kurang mengungkapkan informasi
pada website perusahaan karena pemegang sahamnya dapat mengakses
dan mendapatkan informasi yang diinginkannya secara internal
(Widaryanti dan Sukanto, 2014).
Sesuai dengan Keputusan menteri Negara BUMN pasal 28 tahun
2002, dalam prinsip transparansi atau keterbukaan informasi disebutkan
bahwa seluruh pemegang saham harus diberi kesempatan untuk berperan
dalam pengambilan keputusan atas perubahan mendasar dalam perusahaan
dan dapat memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu
mengenai perusahaan. Hal ini berarti bahwa perusahaan mempunyai
22
kewajiban untuk memberikan informasi kepada para investor mengenai
perusahaan secara benar, jelas dan tepat waktu yang dapat dilakukan baik
secara internal maupun melalui website perusahaan. Perusahaan dalam hal
ini manajemen, dapat menggunakan corporate internet reporting sebagai
alat penyebarluasan informasi yang efektif dan efisien, sehingga dapat
memangkas biaya keagenan menjadi lebih kecil.
Teori keagenan menjelaskan dan memprediksi bahwa perusahaan
yang mempunyai struktur kepemilikan publik mempunyai insentif untuk
lebih mengungkap informasi guna membantu pemegang saham lebih jauh
mengawasi perilakunya (Widaryanti dan Sukanto, 2014).
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu yang dapat mendefinisikan suatu
perusahaan besar atau kecil (Widaryanti dan Sukanto, 2014). Ukuran
perusahaan diproksikan dengan mengunakan Ln total asset. Natural log
(Ln) dalam penelitian ini digunakan untuk mengurangi fluktuasi data yang
berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai maka nilai variabel akan
sangat besar, miliar bahkan triliun (Astuti dan Erawati, 2018). Dengan
mengunakan natural log, nilai miliar bahkan trliun tersebut
disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal sebenarnya.
Semakin besar atau tinggi total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi
pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar
aktiva menunjukkan semakin banyak modal yang ditanam. Semakin
banyak tingkat penjualan menunjukkan semakin banyak perputaran uang.
23
Sedangkan, semakin tinggi tingkat kapitalisasi pasar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut makin dikenal oleh masyarakat (Novius, 2019).
Perusahaan besar cenderung lebih menjaga kualitas imagenya
dimata masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung lebih
tepat waktu dalam pelaporannya (Astuti dan Erawati, 2018). Perusahaan
besar secara umum akan mengungkapkan informasi lebih banyak dan
lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan
perusahaan besar mempunyai desakan kuat dari analis dan investor untuk
lebih cepat dalam mendistribusikan informasi keuangan perusahaan.
Dalam teori agensi, apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka
biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar. Jadi untuk mengurangi
biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan
informasi yang lebih luas. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi
persaingan yang ketat dengan perusahaan lain. Mengungkapkan terlalu
banyak tentang informasi internal kepada pihak eksternal dapat
membahayakan posisinya dalam persaingan, sehingga perusahaan kecil
cenderung untuk tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan
besar, lembaga keuangan dengan ukuran besar cenderung untuk
mengungkapkan informasi perusahaan di internet daripada lembaga
keuangan dengan ukuran yang lebih kecil.
5. Umur Listing
Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) (Novius, 2019). Perusahaan yang ingin mendaftarkan
24
di BEI melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan
Initial Public Offering (IPO). Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995,
perusahaan yang akan mendaftar dan yang telah mendaftar memiliki
kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Setelah perusahaan
terdaftar atau go public, maka perusahaan diwajibkan untuk
mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan dalam periode waktu
tertentu.
Perusahaan yang lebih lama listing menyediakan publisitas
informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan yang baru saja
listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang ditetapkan oleh
BAPEPAM (Harsanti dkk., 2014). Perusahaan yang lebih lama terdaftar
cenderung telah berpengalaman dan telah banyak melakukan perbaikan
terhadap website perusahaan sehingga mengutamakan kelengkapan
informasi serta ketepatan waktu dalam melaporkan kegiatan usahanya
dibandingkan dengan perusahaan yang baru listing.
6. Dewan Komisaris Independen
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor
33/POJK.04/2014, Komisaris independen merupakan anggota komisaris
yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai
saham baik langsung maupun tidak langsung dengan emiten atau
perusahaan publik. Komisaris independen mendorong manajemen
perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi secara tepat waktu
25
melalui website perusahaan dengan menggunakan corporate internet
reporting (Harsanti dkk., 2014).
POJK Nomor 33/POJK.04/2014, mewajibkan perusahaan yang
terdaftar di BEI memiliki komisaris independen minimal 30 persen dari
seluruh anggota dewan komisaris. Salah satu fungsi utama komisaris
independen adalah mampu melakukan pengawasan terhadap kinerja
perusahaan secara independen, sehingga manajemen perusahaan mampu
bekerja maksimal (Mahendra dan Putra, 2014). Komisaris independen
merupakan pihak netral yang mampu menjembatani asimetri informasi
yang terjadi antara pemegang saham dengan pihak manajemen suatu
perusahaan. Sehingga dewan komisaris mampu menekan manajemen
untuk mengungkapkan informasi lebih luas.
Dalam UU PT No. 40 Tahun 2007, dewan komisaris adalah organ
perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau
khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada
direksi. Kedudukan dewan komisaris independen pada dasarnya sama
dengan anggota dewan komisaris yang lainnya, yakni sebagai badan
pengawas dan pemberi nasihat kepada direksi, yang membedakannya
adalah bahwa komisaris independen berasal dari kalangan luar
perusahaan, tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota
direksi dan anggota dewan komisaris lainnya.
Menurut KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance),
komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
26
berafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan
pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau
hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan.
Tanggung jawab dewan komisaris termasuk dewan komisaris
independen diatur dalam UU PT No. 40 Tahun 2007 Pasal 114:
1. Dewan komisaris bertanggung jawab atas pengawasan perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1).
2. Setiap anggota dewan komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-
hatian, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.
3. Setiap anggota dewan komisaris ikut bertanggung jawab secara
pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah
atau lalai menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud ayat (2)
4. Dalam hal dewan komisaris terdiri dari atas dua anggota dewan
komisaris atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota dewan
komisaris.
5. Anggota dewan komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas
kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
27
6. Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit
satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak
suara dapat menggugat anggota dewan komisaris yang karena
kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan
ke pengadilan negeri.
28
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat
dilihat dalam tabel 2.1
Tabel 2.1
Daftar Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Andri Novius
(2019) Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting Dalam
Mendukung
Transparansi Keuangan
pada Perusahaan yang
Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan pubik, dan
umur listing
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2013-2015. Dan
beda variabel pertumbuhan
ekonomi, profitabilitas,
leverage, likuiditas.
Ukuran perusahaan dan pertumbuhan
ekonomi berpengaruh positif terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet
Reporting. umur listing, profitabilias,
likuiditas, leverage, dan struktur kepemilikan
saham publik tidak berpengaruh terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet
Reporting
2. Verawaty, Ade
Kemala Jaya,
Siti Suzanna
(2018)
Determinan Ketepatan
Waktu Corporate
Internet Reporting
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, dan
kepemilikan publik
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
2018. ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage,
likuiditas, proporsi dewan,
ukuran dewan
Hasil analisis data menunjukan bahwa hanya
kepemilikan publik berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu corporate internet
reporting. Sedangkan variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage,
likuiditas, proporsi dewan, ukuran dewan
tidak mempengaruhi ketepatan waktu
corporate internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. V.Wiratna
Sujarweni dan
Lila Retnani
Utami (2016)
Faktor Penentu
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI
Terdapat persamaan
pada variabel Ukuran
Perusahaan dan Umur
Listing
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2012-2014. Dan
beda variabel profitabilitas,
leverage, likuiditas,
penerbitan saham, jenis
perusahaan
Hasil analisis data menunjukan bahwa Ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas,
penerbitan saham berpengaruh terhadap
ketepatan waktu corporate internet reporting
sedangkan variabel jenis perusahaan, umur
listing tidak mempengaruhi ketepatan waktu
corporate internet reporting
4. Nur Qomari, Rita
Andini. SE, MM,
dan Kharis
Raharjo, SE,
M.Si, AK (2016)
Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting pada
Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Food and
Baverage yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2007-
2013
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, dan
kepemilikan publik
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2007 sampai
dengan 2013. Dan variabel
yang berbeda yaitu,
profitabilitas, leverage,
likuiditas
Hasil analisis data menunjukan bahwa
profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting sedangkan
ukuran perusahaan dan likuiditas tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate
internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Wan Farhah Shafiy Wan Kamalluarifin (2016)
The Influence of Corporate Governance and Firm Characteristics on the Timeliness of Corporate Internet Reporting By Top 95 Companies in Malaysia
Terdapat persamaan pada variabel ukuran perusahaan,komisaris
independen
Objek penelitian, terdapat variabel yang berbeda yaitu,board experience,role duality,profitabilitas, dan leverage
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara komisaris independen terhadap ketepatan waktu corporate internet reporting ,namun terdapat hubungan positif antara age of directors, profitabilitas dan leverage serta tidak terdapat hubungan antara ukuran perusahaan dan ketepatan waktu corporate internet reporting
6. Aditya
Rahadhian,
Aditya
Septiani
(2014)
Analisis Pengaruh
Mekanisme Corporate
Governance Terhadap
Tingkat Pengungkapan
Internet Corporate
Reporting
Terdapat persamaan
pada variabel jumlah
dewan komisaris
independen, kepemilikan
publik
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2013. Dan beda
variabel kepemilikan
manajerial, frekuensi
pertemuan komite audit,
kompetesi komite audit,
profitabilitas, likuiditas dan
leverage
Hasil analisis data menunjukan bahwa
Jumlah komsioner independen berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting sedangkan
variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan
publik, frekuensi pertemuan komite audit,
kompetesi komite audit, profitabilitas,
likuiditas dan leverage tidak mempengaruhi
ketepatan waktu corporate internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Widaryanti dan
Eman Sukanto
(2014)
Analisis Pengaruh
Mekanisme Corporate
Governance terhadap
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting pada
Perusahaan
yang Terdaftar DI BEI
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
Perusahaan,
Kepemilikan pubik, dan
Jumlah Dewan
Komisaris Independen
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2012. Dan beda
variabel tipe bisnis,
profitabilitas, leverage,
likuiditas, penerbitan
saham, ukuran dewan
komisaris
Ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap Ketepatan Waktu Corporate
Internet Reporting. Tipe bisnis, profitabilitas,
leverage, likuiditas, penerbitan saham, ukuran
dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap
Ketepatan Waktu Corporate Internet
Reporting.
8. Noni Octafiana
,Taufeni Taufik
, dan Rofika
(2014)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, dan umur
listing
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2011. Dan beda
variabel reputasi auditor,
Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, dan Ukuran
Dewan komisaris
Berdasarkan analisis yang dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel ukuran
perusahaan, umur listing, dan reputasi auditor
berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Sementara
variabel lainnya
(Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan
Ukuran Dewan komisaris ) tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate
internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
9. Desy Lestari
(2014)
Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan
Corporate Governance
Terhadap Ketepatan
Waktu Corporate
Internet Reporting pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan,
kepemilikan publik, dan
proporsi dewan
komisaris independen
Objek penelitian dilakukan
pada perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia 2013. Dan beda
variabel penerbitan saham,
Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, dan jumlah
dewan komisaris
Berdasarkan analisis yang dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel penerbitan saham
berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Sementara
variabel lainnya ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage, likuiditas, struktur
kepemilikan publik, jumlah dewan komisaris,
proporsi dewan komisaris independen tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate
internet reporting
10. Elvi Novitasari,
Resti Yulistia
Muslim, Dandes
Rifa (2014)
Analisis Faktor Faktor
yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting Pada
Perusahaan Perusahaan
yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, dan
kepemilikan publik
Objek penelitian dilakukan
pada seluruh perusahaan di
Bursa Efek Indonesia
2009-2011. Dan beda
variabel Profitabilitas,
Likuiditas, Leverage,
kepemilikan managerial,
kepemilikan asing
Berdasarkan analisis yang dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel profitabilitas
berpengaruh terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting. Sementara
variabel lainnya likuiditas, leverage, ukuran
perusahaan, kepemilikan managerial,
kepemilikan asing, kepemilikan publik tidak
mempengaruhi ketepatan waktu corporate
internet reporting
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
11. U Efobi dan P
Okougbo (2014)
Timeliness of Financial
Reporting in Nigeria
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan
Objek penelitian
dilakukan pada Institusi
Keuangan di Nigeria
2005-2008. Variabel
berbeda yaitu Leverage,
Kinerja Perusahaan, umur
perusahaan
Hasil analisis data menunjukan bahwa
variabel umur perusahaan berpengaruh positif
terhadap ketepatan waktu corporate internet
reporting. Sedangkan variabel ukuran
perusahaan, levergae, kinerja perusahaan
berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting
12. Ponny
Harsanti, Sri
Mulyani, dan
NuryaFahmi
(2014)
Analisis Determinan
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting Pada
Perusahaan yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia
Terdapat persamaan
pada variabel ukuran
perusahaan, kepemilikan
publik, umur listing, dan
Proporsi komisaris
independen
Objek penelitian
dilakukan pada
perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
2011 dan 2012. Dan beda
variabel tipe bisnis,
profitabilitas, leverage,
likuiditas, penerbitan
saham, ukuran dewan
komisaris dan role duality
Hasil analisis data menunjukan bahwa ukuran
perusahaan, tipe bisnis, kepemilikan publik,
umur listing perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan waktu
corporate internet reporting sedangkan
variabel profitabilitas, leverage, likuiditas,
penerbitan saham, proporsi komisaris
independen, ukuran dewan komisaris dan role
duality tidak mempengaruhi ketepatan waktu
corporate internet reporting
34
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
\
PENGARUH KEPEMILIKAN PUBLIK, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR
LISTING DAN JUMLAH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP
KETEPATAN WAKTU CORPORATE INTERNET REPORTING
PADA PERBANKAN DI BEI 2016-2018
Basis Teori : Agency Theory
Kepemilikan Publik (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Umur Listing (X3)
Ketepatan Waktu
Corporate Internet
Reporting (Y)
Metode Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Jumlah Dewan
Komisaris Independen
(X4)
35
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting (CIR)
Kepemilikan publik merupakan kepemilikan saham perusahaan
yang dimiliki oleh publik. Saham ini dimiliki investor individu yang
meliputi investor dari luar manajemen, selain pemerintah institusi dan
kalangan keluarga (Rahadhian dan Septiani, 2014).
Perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan publik cenderung
akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak melalui website
perusahaan atau internet untuk menyediakan informasi kepada para
pemegang saham. Hal tersebut dinilai lebih efektif karena tidak semua
pemegang saham berada di lokasi perusahaan berada. Kepemilikan publik
yang dimiliki suatu perusahaan akan mendorong manajemen untuk
menyampaikan informasi perusahaan sebanyak banyaknya kepada para
pemegang saham melalui website perusahaan maupun melalui laporan
perusahaan (Harsanti dkk., 2014).
perusahaan dengan kepemilikan publik yang tinggi akan
melakukan pengungkapan yang tinggi pula akibat adanya permintaan
publik serta dapat mengurangi asimetri informasi antara manajemen
dengan pemegang saham (Rahadhian dan Septiani, 2014). Hal tersebut
dikarenakan para investor ingin memperoleh informasi yang seluas-
luasnya dan secepat-cepatnya tentang perusahaan tempat berinvestasi serta
dapat mengawasi kegiatan manajemen hingga kepentingannya dalam
36
perusahaan terpenuhi.
Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kepemilikan publik memiliki
hubungan yang tidak signifikan terhadap ketepatan waktu corporate
internet reporting, seperti yang dilakukan oleh (Widaryanti dan Sukanto,
2014). Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Harsanti dkk. (2014)
menunjukan bahwa kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan waktu corporate internet reporting. Oleh karena itu,
berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang akan diajukan sebagai
berikut:
H1: Kepemilikan Publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate
Internet Reporting.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu
Corporate Internet Reporting (CIR)
Ukuran perusahaan merupakan salah satu variabel yang paling
umum dalam menentukan tingkat pengungkapan. Perusahaan besar
cenderung lebih menjaga kualitas imagenya dimata masyarakat. Oleh
karena itu, perusahaan besar cenderung lebih tepat waktu dalam
pelaporannya. Perusahaan besar secara umum akan mengungkapkan
informasi lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan
kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar mempunyai desakan kuat dari
analis dan investor untuk lebih cepat dalam mendistribusikan informasi
keuangan perusahaan (Widaryanti dan Sukanto, 2014).
37
Dalam teori agensi, apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka
biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar. Biaya keagenan
tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya
cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang
dituju oleh perusahaan. Jadi untuk mengurangi biaya keagenan tersebut,
perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas.
Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi persaingan yang ketat
dengan perusahaan lain.
Mengungkapkan terlalu banyak tentang informasi internal kepada
pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan,
sehingga perusahaan kecil cenderung untuk tidak melakukan
pengungkapan selengkap perusahaan besar, lembaga keuangan dengan
ukuran besar cenderung untuk mengungkapkan informasi perusahaan di
internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Teori
keagenan mendukung hipotesis ini karena dalam teori keagenan dikatakan
bahwa perusahaan besar mengalami asimetri informasi lebih tinggi antara
manajer dan pemegang saham dari pada perusahaan kecil.
Menurut teori agensi ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap
ketepatan waktu Corporate Internet Reporting dapat diinterpretasikan
sesuai dengan tekanan pasar saham yang memaksa perusahaan-perusahaan
besar untuk mengungkapkan informasi lebih lanjut dan tepat waktu pada
situs web mereka untuk membantu mereka dalam pemasaran surat
berharga dan untuk mencapai tujuan mereka (Sujarweni dan Utami, 2016).
38
Hasil penelitian Sujarweni dan Utami (2016), Harsanti dkk. (2014)
dan Widaryanti dan Sukanto (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
dapat mempengaruhi ketepatan waktu Corporate Internet Reporting. Oleh
karena itu, berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang akan
diajukan sebagai berikut:
H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate
Internet Reporting.
3. Pengaruh Umur Listing Terhadap Ketepatan Waktu Corporate
Internet Reporting (CIR)
Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) (Novius, 2019). Perusahaan yang ingin mendaftarkan
di BEI melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan
Initial Public Offering (IPO). Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995,
perusahaan yang akan mendaftar dan yang telah mendaftar memiliki
kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Perusahaan yang telah
terdaftar atau listing harus mempublikasikan laporan keuangannya sesuai
dengan persyaratan dan aturan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia.
Setelah perusahaan terdaftar atau go public, maka perusahaan diwajibkan
untuk mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan dalam periode
waktu tertentu.
Perusahaan yang terdaftar lebih lama memiliki pengetahuan
tentang peraturan yang ada di BEI lebih banyak (Harsanti dkk., 2014).
Perusahaan yang lebih lama listing menyediakan publisitas informasi yang
39
lebih banyak dibandingkan perusahaan yang baru listing sebagai bagian
dari praktik akuntabilitas yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Hal tesebut
disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih
banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya,
sehingga mengutamakan kelengkapan informasi serta ketepatan waktu
dalam melaporkan kegiatan usahanya dibandingkan dengan perusahaan
yang baru terdaftar.
Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan
pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan zaman. Tidak hanya
secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less
reporting system. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan diatas maka
hipotesis yang akan diajukan sebagai berikut:
H3: Umur listing berpengaruh terhadap ketepatan waktu Corporate Internet
Reporting.
4. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap ketepatan waktu
Corporate Internet Reporting.
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor
33/POJK.04/2014, Komisaris independen merupakan anggota komisaris
yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai
saham baik langsung maupun tidak langsung dengan emiten atau
perusahaan publik. Komisaris independen mendorong manajemen
perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi secara tepat waktu
40
melalui website perusahaan dengan menggunakan corporate internet
reporting (Harsanti dkk., 2014).
POJK Nomor 33/POJK.04/2014, mewajibkan perusahaan yang
terdaftar di BEI memiliki komisaris independen minimal 30 persen dari
seluruh anggota dewan komisaris. Salah satu fungsi utama komisaris
independen adalah mampu melakukan pengawasan terhadap kinerja
perusahaan secara independen, sehingga manajemen perusahaan mampu
bekerja maksimal (Mahendra dan Putra, 2014). Komisaris independen
merupakan pihak netral yang mampu menjembatani asimetri informasi
yang terjadi antara pemegang saham dengan pihak manajemen suatu
perusahaan. Sehingga dewan komisaris mampu menekan manajemen
untuk mengungkapkan informasi lebih luas. Oleh karena itu, berdasarkan
penjelasan diatas maka hipotesis yang akan diajukan sebagai berikut:
H4 = Jumlah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap
ketepatan waktu Corporate Internet Reporting
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antar variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen. Penelitian ini menguji pengaruh dari variabel
independen yang terdiri dari Kepemilikan Publik, Ukuran Perusahaan, Umur
Listing, dan Jumlah Dewan Komisaris Independen terhadap variabel
dependen, yaitu Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting. Penelitian
ini menggunakan sumber data sekunder dari laporan keuangan tahunan dan
laporan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi adalah keseluruhan
kelompok orang, kejadian, atau hal dan minat yang ingin peneliti
investigasi. Sedangkan sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari
populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik
kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitan.
42
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI, sedangkan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
BEI yang sesuai dengan kriteria yang dibuat merupakan sampel. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam menentukan sampel adalah
purposive sampling atau dengan kriteria tertentu. Kriteria tersebut adalah:
1. Perusahaan Perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
2. Website dari perusahaan yang bergerak dibidang perbankan
3. Perusahaan tersebut telah melakukan publikasi laporan keuangan yang
telah diaudit selama periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
4. Perusahaan Perbankan yang memiliki data yang diperlukan untuk
mendukung penelitian dan tidak delisting selama periode penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode:
1. Studi Dokumentasi
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini, data
diperoleh melalui Indonesia Stock Exchange (IDX) Tahun 2016- 2018
2. Studi Pustaka (Library Research)
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti memperoleh data yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui buku, jurnal, internet, dan
43
beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan mendukung judul
penelitian.
3. Observasi Website Perusahaan
Peneliti melakukan observasi terhadap website perusahaan dengan
berbagai tahapan, yaitu:
a. Melihat alamat website perusahaan perbankan yang tercantum dalam
Indonesia Stock Exchange (IDX) 2016-2018
b. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk
keperluan pengumpulan data
c. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi
dalam websitenya akan dilakukan observasi untuk mendapatkan data
yang diperlukan untuk penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknis
analisis kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif, analisis regresi
logisik. Menggunakan regresi logistik karena terdapat variabel dummy pada
variabel dependennya yaitu Ketepatan Waktu Corporate Internet Reporting.
Ghozali (2018) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji
apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan
variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi
normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2018), dan mengabaikan
heteroskedastisitas.
44
Alat analisis data yang digunakan berupa Microsoft Excel dan SPSS
(Statistical Package for Social Sciences). Microsoft Excel digunakan untuk
mengumpulkan data setiap variabel yang akan dimasukkan ke dalam SPSS.
Sedangkan, SPSS berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan
perhitungan statistik. Program SPSS yang digunakan yaitu Program SPSS
23. Adapun analisis yang dilakukan sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation),
dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar
rata-rata data yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan
untuk menilai penyebaran rata-rata sampel . Standar deviasi adalah besar
perbedaan dari nilai sampel dengan rata-rata. Standar deviasi digunakan
untuk melihat sebaran data dalam sampel, atau untuk mengukur sebaran
sejumlah nilai data. Semakin rendah standar deviasi maka semakin dekat
dengan rata-rata dan semakin tinggi standar deviasi maka semakin besar
keragaman sampel.
Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran
keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat
untuk dijadikan sampel penelitian (Ghozali, 2018:19).
45
2. Analisis Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan
menggunakan regresi logistik (logistic regression), Analisis regresi
logistik adalah suatu bentuk analisis khusus yang dimana variabel
dependen dalam penelitian ini yaitu ketepatan waktu corporate internet
reporting bersifat atau merupakan variabel dummy. Analisis regresi
logistik merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur
seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam analisis regresi logistik tidak memerlukan uji asumsi klasik
karena didalam analisis regresi logistik dihasilkan suatu analisis model fit
yang menggambarkan apakah data dari penelitian ini baik untuk
digunakan dalam penelitian (Ghozali, 2018). Uji yang dilakukan dalam
uji regresi logistik adalah sebagai berikut.
a. Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data.
Beberapa tes uji statistik diberikan untuk melakukan penilaian
terhadap hal ini. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai
antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0)
dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number =
1). Apabila terdapat penurunan nilai likelihood, ini menunjukkan
model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang
46
dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2018). Hipotesis yang
digunakan untuk menilai model fit ini adalah:
H0: Model yang dihipotesakan fit dengan data
HA: Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa
nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan
berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang dihipotesakan menggambarkan data
input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan
menjadi -2LogL.
b. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan
variabelitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabelitas
variabel independen digunakan Nagelkerke’s R2 yang berkisar antara 0
hingga 1. Nagelke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien
Cox & Snell. Nilai Nagelke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti R
2
pada multiple regression (Ghozali, 2018). Dari sini akan diketahui
seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh
variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab–
sebab lain di luar model.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
47
terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
memperediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).
c. Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Test)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness
of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai
dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data
sehingga model dapat dikatakan fit).
Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test sama
dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti
ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya
sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
menilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s
Goodness Of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak
dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dikatakan model dapat diterima karena cocok
dengan data observasinya (Ghozali, 2018).
d. Uji Signifikansi Regresi Logistik
Estimasi parameter dari model dapat dilihat pada output Variable
in the Equation. Output Variable in the Equation menunjukkan nilai
koefisien regresi dan tingkat signifikansinya. Koefisien regresi dari
48
tiap variabel-variabel yang di uji menunjukkan bentuk hubungan antar
variabel.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini merupakan uji dua sisi
yang dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat
signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan (α) = 5%. Apabila sig < α
maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh signifikan pada
variabel terikat. Apabila sig > α maka dapat dikatakan variabel bebas
tidak berpengaruh signifikan pada variabel terikat.
Persamaan regresi yang digunakan dalam pengujian hipotesis