PEMBUATAN FILM DOKUMENTER
"SEPERCIK ASA DARI HUNTARA"
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Muhamad Mutawali Sya’rowi08.12.3433
kepada
JURUSAN SISTEM INFORMASISEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTAYOGYAKARTA
2013
DOCUMENTARY FILM MAKING “SEPERCIK ASA DARI HUNTARA”
PEMBUATAN FILM DOKUMENTER “SEPERCIK ASA DARI HUNTARA”
Muhamad Mutawali Sya’rowiMelwin Syafrizal
Jurusan Sistem InformasiSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Tragedy Merapi disasters in 2010 that hit the slopes of Merapi residentsstill leave deep scars . The entire property affected by heat clouds disappear .Especially those students who did not get the slopes of Merapi rescue equipmentfor schools are still left at home . So they start school after the eruption activitywith crude equipment . However, it does not mean they can forget about it andcan easily accept the current situation . To the authors will make a documentarytitled " Sepercik Asa Dari Huntara " tells the story of the struggle for one of thevictims of Merapi in living daily life after the eruption of Merapi .
The idea of making a documentary film is based on the fact the victims ofMerapi eruption . Told a student who underwent post- eruption activity of Merapiis experiencing mental distress because it can not accept the existing situation .Until in the end the students got a turning point for the re-energized and canaccept the existing situation , so that he can fight back ideals ever dreamed . Theproduction process of the film itself through several stages such as pre -production stage , production , and post production .
Students who struggle in the filmed expected to be the motivation andencouragement for all students Merapi victims who watched this movie . And canbe a reference for all the oran g that would make a film work .
Keywords : Multimedia,Film Documentary
1
1. Pendahuluan
Bencana merapi tahun 2010 meninggalkan bekas luka yang mendalam pada
penduduk yogyakarta, khususnya masyarakat yang tinggal disekitar gunung merapi,
cangkringan, sleman. Sebagian warga masyarakat sudah menempati lokasi baru untuk
tempat tinggal mereka, namun sebagian lainnya masih menempati tempat hunian
sementara. Dengan segala keterbatasan, dan kewaspadaan, namun tetap menjalani
kehidupan seperti masyarakat umum lainnya. Banyak hal-hal menarik yang dapat di
ungkap pada kehidupan masyarakat yang tinggal di hunian sementara tersebut. Hal
inilah yang mendorong penulis untuk membuat penelitian berjudul pembuatan film
dokumenter “ Sepercik Asa Dari Huntara”.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan membuat film dokumenter yang
diharapkan dapat mengangkat semangat penonton untuk mencapai cita – cita tanpa
mengandalkan materi, film ini juga mengangkat bahasa lokal untuk memperkuat nilai
kebudayaan.
2. LandasanTeori2.1 Sejarah Film Dokumenter
Film dokumenter tidak seperti halnya film fiksi (cerita) merupakan sebuah
rekaman peristiwa yang diambil dari kejadian yang nyata atau sungguh-sungguh terjadi.
Definisi “dokumenter” sendiri selalu berubah sejalan dengan perkembangann film
dokumenter dari masa ke masa. Sejak era film bisu, film dokumenter berkembang dari
bentuk yang sederhana menjadi semakin kompleks dengan jenis dan fungsi yang
semakin bervariasi. Inovasi teknologi kamera dan suara memiliki peran penting bagi
perkembangan film dokumenter. Sejak awalnya film dokumenter hanya mengacu pada
produksi yang menggunakan format film (seluloid) namun selanjutnya berkembang
hingga kini menggunakan format video (digital). Pada perkembangannya, muncul sebuah
istilah baru yakni Dokudrama.
Dokudrama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film
disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Dokudrama
muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film dokumenter, yakni untuk
memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum pernah terjadi. Sesungguhnya kata ini
muncul dari tulisan John Grierson ketika menanggapi film-film karya Robert Flaherty,
terutama sekali Nanook of the North. Film yang berdurasi kurang lebih 1,5 jam itu tidak
lagi ‘mendongeng’ ala Hollywood. Grierson kemudian menyampaikan pandangannya
bahwa apa yang dilakukan oleh Flaherty tersebut merupakan sebuah perlakuan kreatif
terhadap kejadian-kejadian actual yang ada (the creative treatment of actuality).
2
2.2 Proses Pembuatan Film Dokumenter
2.2.1 Pra Produksi
Pra produksi adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film. Pada tahap
ini dilakukan sejumlah persiapan pembuatan film, di antaranya meliputi penulisan naskah
skenario, menentukan jadwal pengambilan gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran
biaya, mencari/mengaudisi calon pemeran, mengurus perizinan, menentukan staf dan
kru produksi, mengurus penyewaan peralatan produksi film
2.2.2 ProduksiProduksi adalah tahap dimana proses terjadinya serangkaian pengambilan
gambar, yang dilakukan oleh cameraman dengan arahan sutradara.
3
2.2.3 Pasca ProduksiPasca produksi merupakan salah satu tahap dari proses pembuatan film. Tahap ini
dilakukan setelah tahap produksi film selesai dilakukan. Pada tahap ini terdapat
beberapa aktivitas seperti pengeditan film, pemberian efek khusus, pengoreksian warna,
pemberian suara dan musik latar, hingga penambahan animasi.
2.3 Software Yang Digunakan
2.3.1 Adobe Premiere Pro CS6Adobe Premiere adalah software keluaran dari Adobe yang juga berperan
penting dalam pembuatan video, multimedia dan iklan. Adobe Premiere merupakan
program editing video professional yang terpopuler didunia. Keunggulan dari Adobe
Premiere CS6 adalah telah mengenal berbagai tipe file. Selain itu, Fungsi dari Adobe
Premiere antara lain untuk mentransfer video dari kamera/video shooting ke komputer,
4
berfungsi untuk mengedit file video tersebut seperti memotong file video, menembahkan
efek-efek optis, dan proses edit video yang lain. Dengan Adobe Premiere CS6, akan
lebih mudah dalam mengolah video dan dengan hasil yang memuaskan. Berikut adalah
tampilan dari Adobe Premiere Pro CS6 :
Gambar 2.1 Tampilan Adobe PremiereCS6
2.3.2 Adobe After Effects CS6Adobe After Effects CS6 merupakan software yang digunakan untuk membuat
animasi. Hampir sama fungsinya dengan Adobe Premiere Pro, namun software ini
mempunyai fitur editing animasi yang lebih lengkap. Berikut tampilan Adobe After Effects
CS6:
Gambar 2.2 Tampilan Adobe After Effects CS6
2.3.3 Kamera PANASONIC HDC-MDH1
Kamera Panasonic MDH1 adalah camcorder yang memiliki kemampuan
memberikan output berkualitas HD (high definition). beberapa keunggulan kamera ini
5
sudah dilengkapi dengan features lowlight serta keunggulan battery yang mampu
bertahan selama 5 jam dengan proses shooting normal kualitas rekam full HD
1920x1080 dan dilengkapi dengan SD memory card yang memudahkan kita untuk
proses pemindahan gambar ke komputer
Penulis menggunakan kamera Panasonic tipe HDC-MDH1 dalam pengambilan
gambar. Berikut gambar kamera Panasonic HDC-MDH1 yang penulis gunakan :
Gambar 2.3 kamera panasonic
3 Analisis dan Perancangan System3.2 Tinjauan Umum
3.2.1 Analisis SWOT (Strenght, Weak, Opportunity, Treat)Metode dalam menganalisa masalah yang ada pada skripsi ini menggunakan
analisis SWOT, dimana titik letak kelebihan dan kekurangannya dapat secara nyata
dijelaskan dengan kondisi sebenarnya berkaitan dan cocok.
Tabel Error! No text of specified style in document..1 Analisi SWOT
INTERNAL
EKSTERNAL
STRENGHT (Kekuatan)
1. memiliki tema yang
mudah diterima
dimasyarakat umum
2. Memiliki crew yang
profesional dalam
pembuatan film
3. Memberikan animasi
membuat film lebih
berbeda dan menarik
WEAKNESS (Kelemahan)
1. Ada beberapa sin yang
kualitas suaranya
kurang jernih.
2. Kurangnya penerangan,
terutama didalam
ruangan.
6
OPPORTUNITY(Kesempatan)
1. Tema yang diperkuat
dengan kejadian yang
masih teringat oleh
masyarakat.
2. Tema yang masih
hangat dibicarakan
oleh masyarakat,
khususnya
masyarakat
Yogyakarta.
STRATEGI SO
1. Hasilnya Bisa Menjadi
Arsip Penting
Dokumentasi SMP
Negeri 1 Cangkringan
2. Film ini bisa menjadi
tolak ukur pembuatan
film berikutnya hasilnya
dapat dijual dan
menghasilkan
keuntungan
3. kondisi lokasi yang
mendukung untuk
menghasilkan video
yang berkesan natural
4. sentuhan animasi
didalam film untuk
meningkatkan
keunggulan bersaing
5. tidak memerlukan biaya
mahal untuk dapat
menghasilkan video
yang istimewa
STRATEGI WO
1. Tempat yang masih
berkesan sehingga
menambah dramatisasi
film.
2. Karena berupa video
dokumenter sehingga
tidak memerlukan artis.
THREATS (Ancaman)
1. Banyaknya karya
yang satu tema
STRATEGI TS
1. Banyaknya rumah
produksi film, menjadi
tantangan dalam
berkompetisi. Namun
dengan sedikit sentuhan
nilai seni diharapkan
dapat berjuang
diketatnya persaingan.
2. Biaya yang dikeluarkan
tidak banyak, namun
untuk memanajemen
dan memaintenance
tidak dapat dilakukan.
STRATEGI TW
1. Apabila terjadi
kerusakan alat menjadi
kerugian tersendiri
2. Cuaca hujan deras
sehingga menghambat
dalam pengambilan
gambar.
3. Waktu tempo habis
sehingga lokasi sudah
tidak ada.
7
3.2.2 Ide CeritaPenentuan Ide Dasar Film Dokumenter, Ide dari film dokumenter “sepercik asa dari
huntara” Lereng Merapi. didapat ketika penulis berkunjung wisata ke Dusun Petung
Kepuharjo Cangkringan Sleman Yogyakarta, dan menyaksikan kehidupan orang-orang
dilokasi dan terdapat seorang anak yang tinggal di relokasi pasca meletus gunung
merapi, yang harus segera bangkit untuk memulihkan suasana seperti sediakala.
3.2.3 Tema
Ide yang telah terkumpul dapat menjadi kunci untuk menentukan tema, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan tema pada suatu cerita. Tema adalah makna
yang terkandung dalam cerita. Tema pada suatu film atau cerita biasanya mengerucut
pada suatu konsep yaitu suatu kalimat. Disini penulis mengambil tema pokok yaitu cinta
dan keluarga dapat menentramkan dan menenagkan hati.
3.2.4 LoglineLogline adalah plot yang dituangkan dalam sedikit mungkin kata-kata yang
digunakan untuk menyusun cerita. Cara mudah menyusun logline adalah dengan
menggunakan dua kata yaitu “bagaimana” dan “jika”, untuk membangun sebuah cerita
ditambah dua kata lagi yaitu “dan”, “kemudian”. Adapun logline dari pembuatan film
dokumenter “sepercik asa dari huntara”, menceritakan seorang anak untuk menggapai
cita-cita menjadi penyanyi.
3.2.5 SinopsisSinopsis adalah rangkuman sebuah cerita yang menggambarkan alur dan konflik
pada sebuah novel, film atau naskah. Sinopsis dibuat agar mempermudah orang lain
memahami isi dari sbeuah cerita tersebut. untuk mengembangkan cerita ada tujuh
pertanyaan besar yang harus dijawab, adapun tujuh pertanyaan itu adalah sebagai
berikut :
1. Siapa tokoh utamanya?. Adinda Ainunnisa
2. Apa yang diinginkan tokoh utama?. Tokoh utama ingin menjadi yang terbaik
disekolahnya meski semua keadaan yang dia alami telah berubah total
3. Apa yang terjadi dengan keluarga tokoh utama?. Keluarga yang harus memulai
kehidupan dari nol lagi dikarenakan seluruh harta bendanya telah tiada terkena
awan panas gunung merapi
4. Bagaimana pada akhirnya tokoh utama menemppuh cita-citanya?. Dengan giat
belajar, dan memuali kembali aktivitas yang telah lama dia tinggalkan
5. Dimana tokoh utama tinggal?. Relokasi hunian sementara Kepuharjo
Cangkringan
8
6. Kapan tokoh utama merasa mendapatkan sedikit cita-citanya?. Saat dia mulai
menerima keadaan nyata, dan menyadari bahwa seseorang ahrus mempunyai
mimpi untuk diwujudkan.
7. Mengapa tokoh utama selalu semangat dalam belajar?. karena dengan belajar
tokoh utama percaya dia akan memiliki yang di punya sebelumnya, dan ingin
membuktikan bahwa tidak punya materi bukan menjadi hambatan untuk terus
belajar dan menggapai cita-cita.
3.2.6 Diagram SceneMempermudah mengetahui struktur cerita “Sepercik Asa Dari Huntara” dari awal
cerita sampai akhir cerita dengan jelas dan cepat untuk menyelesaikannya maka akan
dibuat diagram scene. Berikut diagram scene “Sepercika Asa Dari Huntara”.
4 Implementasi dan Pembahasan4.2 Implementasi4.2.1 Tahap Produksi
9
Gambar 4.1 Alur proses produksi
Shooting adalah proses pengambilan gambar dari adegan yang diperankan oleh
aktor atau aktris sesuai dengan naskah. Dalam shooting film dokumenter “ Sepercik Asa
Dari Huntara” penulis menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar untuk
mendapatkan hasil gambar yang artistik,
4.2.2. Proses Editing
4.2.2.1 importing video
Setelah semua video di transfer dari kamera kedalam disk komputer, maka
proses selanjutnya adalah memulai proses editing dengan mennggunakan software.
Berikut adalah tahap editing dengan Adobe Premiere Pro CS6:
Buka Adobe Premiere Pro CS6. Pada saat Adobe Premiere pertama kali dibuka akan
muncul kotak seperti berikut.
1. Pilih New Project. Kemudian isikan nama file dan tempat penyimpanannya serta
atur Available Preset menggunkan DV-PAL Widescreen 48kHz, kemudian OK.
2. Setelah Adobe Premiere terbuka, pindahkan video dari Komputer kedalam
Adobe Premiere dengan cara klik kanan pada tab project, pilih import.
3. Setelah semua file video yang diperlukan dalam proses editing di masukan ke
Adobe Premiere, maka mulailah pengerjaan editing film dokumenter “ Spepercik
10
Asa Dari Huntara” dengan melakukan proses trimming, timeline, pemberian
ilustrasi/title dan previewing secara keseluruhan.
4.2.2.2 Coloring
Coloring dalam tahap ini adalah sebuah koreksi warna yang sesuai, pada film
dokumenter “Sepercik Asa Dari Huntara” tahap ini untuk mengatur White Blance agar
mendapatkan temperature warna yang pas. adapun langkah - langkanya sebagai berikut:
1. Klik Video > Buka Video Efek > Color Corection > Fast Color Corection lalu drag
ke video ditime line
2. color balance agar mendapatkan warna yang sesuai.
4.2.2.3 Membuat Teks/Judul (Still)
Teks digunakan untuk memberikan informasi. Langkah-langkah pembuatan
Teks sebagai berikut:
1. Pilih Title > New Title > Default Still, kemudian masukan judul title-nya , setelah
itu muncul jendela title designer.
2. Tekan huruf T pada tampilan jendela Adobe Title Designer untuk memulai
membuat teks.
3. Kemudian ketikan teks yang diinginkan.
4. Tekan Select Tool untuk mengubah posisi maupun besar kecilnya teks, setelah
sesuai keinginan, tutup jendela
5. Pindahkan title yang sudah dibuat kedalam timeline untuk digabungkan bersama
video lainnya.
Langkah berikutnya adalah mengatur temperatur dari brightness. level dan color
balance agar mendapatkan warna yang sesuai.
Setelah semua video di transfer dari kamera kedalam disk komputer, maka proses
selanjutnya adalah memulai proses editing dengan mennggunakan software. Berikut
adalah tahap editing dengan Adobe Premiere Pro CS3:
a. Buka Adobe Premiere Pro CS3. Pada saat Adobe Premiere pertama kali dibuka
akan muncul kotak seperti berikut
b. Pilih New Project. Kemudian isikan nama file dan tempat penyimpanannya serta
atur Available Preset menggunkan DV-PAL Widescreen 48kHz, kemudian OK.
11
c. Setelah Adobe Premiere terbuka, pindahkan video dari Komputer kedalam
Adobe Premiere dengan cara klik kanan pada tab project, pilih import.
d. Setelah semua file video yang diperlukan dalam proses editing di masukan ke
Adobe Premiere, maka mulailah pengerjaan editing iklan The Legend Water Park
dengan melakukan proses trimming, timeline, pemberian ilustrasi/title dan
previewing secara keseluruhan.
3. Coloring
Coloring dalam tahap ini adalah sebuah koreksi warna yang sesuai, pada iklan
The Legend Waterpark tahap ni untuk mengatur White Blance agar mendapatkan
temperaturwarna yang pas. adapun langkah - langkanya sebagai berikut:
a. Klik Video > Buka Video Efek>Color Corection>Fast Color Corection lalu drak ke
video ditime line
b. Langkah berikutnya adalah mngatur temperatur dari brignes. level dan color
balance agar mendapatkan warna yang sesuai.
4. Membuat Teks/Judul (Still)
Teks digunakan untuk memberikan informasi. Langkah-langkah pembuatan
Teks sebagai berikut:
a. Pilih Title >New Title>Default Still, kemudian masukan judul title-nya , setelah itu
muncul jendela title designer.
b. Tekan huruf T pada tampilan jendela Adobe Title Designer untuk memulai
membuat teks.
c. Kemudian ketikan teks yang diinginkan.
d. Tekan Select Tool untuk mengubah posisi maupun besar kecilnya teks, setelah
sesuai keinginan, tutup jendela
e. Pindahkan title yang sudah dibuat kedalam timeline untuk digabungkan bersama
video lainnya.
4.2.2.4 RenderingRendering adalah sebuah proses akhir yang dilakukan setelah file video, suara
dan efek telah disusun oleh editor. Dalam hal ini penulis menggunakan software Adobe
Premiere CS6 untuk rendering. Langkah-langkah rendering yang penulis lakukan adalah:
1. Sebelum me-render, pastikan work area bar berakhir pada posisi paling belakang
di video.
2. File > Export > Adobe Media Encoder. Ini merupakan fasilitas Adobe Premiere
untuk me-render menjadi file yang diinginkan.
3. Disini atur untuk format MPEG 4 VCD, range: Work Area, Preset: PAL VCD High
Quality Standard Bitrate.
12
4. Pada kiri atas hilangkan tanda centang pada pilihan “Deinterlace”. Klik “ok”
berikan nama file dan tentukan dimana file nantinya akan disimpan.
5. Tunggu sampai proses render selesai dan kemudian cari file tersebut untuk
selanjutnya dijalankan.
4.2.3 PackagingPackaging adalah proses pengemasan suatu produk agar menjadi lebih
menarik, namun dalam proses pembuatan film proses ini digunakan sebagai tahap akhir
atau sering disebut sebagai finishing, baik pengemasan dalam segi editing maupun cover
CD. Sehingga secara materi dalam CD yang berupa film atau cover CD menjadi menarik
untuk dilihat. Penulis menggunakan proses ini sebagai tindak lanjut dari evaluasi yang
kemudian mengemas film dokumenter “sepercika sa dari huntara” menjadi lebih menarik
dan penulis mendisain cover CD dengan menggunakan Coreldraw X14 kemudian
menghasilkan desain yang mencerminkan film dokumenter “sepercik asa dari huntara”.
4.2.4 Pengetesan Film Dokumenter Sepercik Asa Dari HuntaraDalam proses ini setelah film berhasil di edit dengan baik dan sudah dikemas,
penulis melakukan penilaian terhadap film tersebut dengan cara memutar hasil film untuk
disaksikan banyak orang. Untuk mendapatkan nilai seberapa pantas film untuk
dipasarkan, maka penulis mengajukan questioner pada para penonton untuk
memberikan penilaian. Apakah film ini sudah masuk dalam kategori baik atau tidak
dimata audiens.
Quesioner tersebut dicoba pada 50 orang yang terdiri dari 30 orang dari siswa
SMP Negeri 2 Cangkringan, dan 20 orang dari masyarakat Umum. Dan dari hasil
quesioner tersebut didapat data sebagai berikut :
Hasil Quesioner Penilaian Film Dokumenter Sepercik Asa Dari Huntara dari 30Orang Siswa SMP 2 Cangkringan
1. Menurut Anda apakah film sepercik asa dari huntara ini sudah cukup baik ?
a. Sangat Baik = 10%
b. Baik = 90%
c. Kurang Baik = 0%
d. Tidak Baik = 0%
13
2. Apakah tampilan dari film dokumenter sepercik asa dari huntara ini sudah
menarik ?
a. Sangat Menarik = 10%
b. Menarik = 80%
c. Kurang Menarik = 10%
d. Tidak Menarik = 0%
3. Apakah yang anda sukai dari film dokumenter sepercik asa dari huntara ini?
a. Animasi = 10%
b. Video = 40%
c. Suara = 20%
d. Informasi yang disajikan = 30%
4. Apakah Penyampaian informasi sudah efektif ?
a. Sangat Setuju = 10%
b. Setuju = 90%
c. Kurang Setuju = 0%
d. Tidak Setuju = 0%
5. Apakah amanat yang disampaikan dalam film dokumenter ini sudah cukup
jelas ?
a. Sangat Jelas = 30%
b. Jelas = 70%
c. Kurang Jelas = 0%
d. Tidak Jelas = 0%
6. Apakah anda tertarik untuk membuat sebuah karya film dokumenter ?
a. Sangat Tertarik = 0%
b. Tertarik = 90%
c. Kurang Tertarik = 10%
d. Tidak Tertarik = 0%
Hasil Quesioner Penilaian Film Dokumenter Sepercik Asa Dari Huntara dari 20Orang Masyarakat Umum
1. Menurut Anda apakah film sepercik asa dari huntara ini sudah cukup baik ?
a. Sangat Baik = 20%
b. Baik = 80%
c. Kurang Baik = 0%
14
d. Tidak Baik = 0%
2. Apakah tampilan dari film dokumenter sepercik asa dari huntara ini sudah
menarik ?
a. Sangat Menarik = 30%
b. Menarik = 70%
c. Kurang Menarik = 0%
d. Tidak Menarik = 0%
3. Apakah yang anda sukai dari film dokumenter sepercik asa dari huntara ini?
a. Animasi = 10%
b. Video = 40%
c. Suara = 15%
d. Informasi yang disajikan= 35 %
4. Apakah Penyampaian informasi sudah efektif ?
a. Sangat Setuju = 15%
b. Setuju = 80%
c. Kurang Setuju = 5%
d. Tidak Setuju = 0%
5. Apakah amanat yang disampaikan dalam film dokumenter ini sudah cukup
jelas ?
a. Sangat Jelas = 20%
b. Jelas = 70%
c. Kurang Jelas = 10%
d. Tidak Jelas = 0%
6. Apakah anda tertarik untuk membuat sebuah karya film dokumenter ?
a. Sangat Ingin = 45%
b. Ingin = 55%
c. Kurang Ingin = 0%
d. Tidak Ingin = 0%
5 Penutup5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam proses pembuatan film dokumenter “sepercik asa
dari huntara” adalah film dokumenter dapat dikemas menjadi sebuah film yang menarik
dan layak disajikan sebagai tontonan baik secara hiburan ataupun edukatif. Penulis
menggunakan tiga langkah proses pembuatan film pendek yaitu proses pra produksi,
proses produksi dan proses pasca produksi.
15
Proses pra produksi dilakukan sebelum proses yang lain terjadi seperti ide cerita,
menentukan tema, membuat logline dan sinopsis sehingga menjadi sebuah naskah film
yang baik dan mudah dimengerti oleh sutradara, aktor dan aktris. Storyboard dibuat
untuk mempermudah dalam mengetahui gambar yang akan diambil. Pembuatan jadwal
disepakati oleh seluruh crew dan talent, agar proes produksi berjalan dengan lancar.
Proses produksi dilakukan dengan serangkaian pengambilan gambar, yang
dilakukan oleh cameraman dengan arahan sutradara. Pengambilan gambar
menggunakan tiga jenis teknik yaitu jenis pengambilan gambar, gerakan kamera dan
sudut pengambilan gambar. Teknik tersebut didukung oleh tata cahaya reflektor dan
input suara dengan menggunakan mikrofon boom. Sehingga hasil gambar dari aktor dan
aktris terekam baik di kamera dan dapat menjadi evaluasi untuk mempermudah proses
editing.
Pasca produksi digunakan setelah proses produksi selesai sehingga hasil gambar
dapat di import dari directory komputer ke dalam software editing yang kemudian
dilakukan proses editing dengan menggunakan beberapa teknik editing seperti teknik
editing efek slow motion, fast motion dan coloring frame. Selain itu teknik editing suara
juga digunakan untuk merekam suara atau dubbing. Sebagai langkah terakhir, dilakukan
pembuatan credit film, setelah semua proses selesai dapat dilakukan langkah rendering
sebagai proses terakhir untuk mengubah file ke dalam format video.
Packaging dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi untuk mengemas film
dokumenter “sepercik asa dari huntara” menjadi lebih menarik serta mendesain cover CD
menggunakan corel draw X14 untuk mendapatkan desain yang orisinil dan artistik.
5.2 Saran
1. Membuat sebuah karya tidak harus sulit dan mahal, dengan media yang ada
disekitar kita dan dengan kemauan yang besar, bisa membuat karya yang luar
biasa. proses pembuatan film juga bisa menghasilkan film yang layak dijadikan
sebagai tontonan.
2. Gunakanlah perangkat lunak yang mampu mendukung proses editing dari hasil
pengambilan gambar. Mungkin dalam jangka dua tahun ke depan software
sudah mengalami kemajuan sehingga harus selalu update agar mendukung
proses editing yang lebih baik lagi.
3. Pembuatan film dokumenter memerlukan strategi tersendiri seperti naskah yang
jelas dan terarah, perhitungan waktu pengambilan gambar, jarak tempuh lokasi
satu dengan yang lain dan disiplin mentaati jadwal yang telah disepakati.
Sehingga proses pembuatan film berjalan dengan lancar dan tepat waktu sesuai
jadwal yang telah disepakati.
16
4. Salah satu penyakit manusia adalah rasa malas sehingga kita harus
memaksakan diri dengan memegang teguh spirit dan tujuan film yang akan
dibuat, bila diperlukan buatlah deadline target waktu sehingga proses pembuatan
film tidak terbengkalai karena tertundanya jadwal yang telah disepakati.
5. Perbanyak referensi melalui membaca buku, novel, menonton film, atau sharing
dengan orang yang berpengalaman dalam pembuatan film. Agar mendapatkan
ide-ide baik secara segi cerita maupun sudut pengambilan gambar kamera
17
Daftar Pustaka
Binanto, Iwan. 2009. Multimedia digital – Dasar Teori Dan Pengembangannya.Yogyakarta: Penerbit Andi
Muchlisin, R.2012. pengertian sejarah dan unsur-unsur film.
Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing.Yogyakarta: Andi.
Penney, EF. 2009, facts on file film and broadcas terms
Widagdo, Bayu, M. dan Winastwan Gora, 2007 Bikin Filn Indie itu Mudah. Yogyakarta:Andi