ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “ Z ” DENGAN GANNGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG LAIKA MENDIDOHA
KELAS I RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
YULIA14401201700086
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “ Z ” DENGAN GANNGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG LAIKA MENDIDOHA
KELAS I RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
SULAWESI TENGGARA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan programDiploma III Keperawatan
Oleh :
YULIA14401201700086
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : YULIA
NIM : 14401201700086
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul KTI JudulKTI
: ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY “Z”DENGAN GANGGUAN SISTEMKARDIOVASKULER: HIPERTENSI DIRUANG LAIKA MENDIDOHA LT.1 RUMAHSAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMASSULAWESI TENGGARA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 10 Juli 2018Yang Membuat
Pernyataan,
YULIA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
1. Nama Lengkap : Yulia
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Rante Damai, 4 Juli 1982
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/ Kebangsaan : Toraja
6. Alamat : Jalan Balai Kota IV
7. No. Telp/ Hp : 0852-4183-7407
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 96 Campurejo 1995
2. Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Walenrang 1998
3. Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) 2001
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2017- 2018
MOTTO
Perjuangan adalah usaha dalam mencapai cita-citaTidaklah mudah untuk mencapai suatu keinginanTetapi semua itu jika dilandasi dengan kesabaran, keikhlasan dan kekuatanMaka insyaALLAH semuanya akan berhasil sesuai keinginan kitaCara untuk menjadi di depan adalah memulaisekarangJika memulai sekarang, tahun depan kita akantahu banyak halyang sekarang tidak diketahuiDan kita tak akan mengetahui masa depanJika hanya menunggu-nunggu
Berangkat dengan penuh keyakinanBerjalan dengan penuh keikhlasanIstiqomah dalam menghadapi cobaanSetiap perjalanan pasti ada akhirDan dari perjalanan itu akan ada setitik penghargaan
Kupersembahkan Karya tulis ini sebagai tandabuktiku kepadaAgamaku, Kedua orang tuaku, Saudara-saudaraku,KeluargakuAlmamater, serta Bangsa dan Negaraku
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
nikmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny “Z” Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler: Hipertensi Di Ruang Laika Mendidoha Lt.1 Rumah Sakit Umum
Daerah Bahteramas Sultra Tahun 2018”. Penelitian ini disusun dalam rangka
melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan keperawatan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
masalah yang penulis alami selama proses penulisan dapat teratasi.
Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Ibu Askrening, SKM.M.Kes sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep,NS,M.Kes sebagai Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Dosen Pembimbing : Nurfantri S.Kep. Ns. M.Kep.
4. Dosen Penguji 1 : Abd. Syukur,S.Kep,Ns.MM
5. Dosen Penguji 2 : Sitti Muhsinah M.Kep, Sp. KMB
6. Dosen Penguji 3 : Dian Yuniar SR. SKM,M.Kep.
7. Seluruh dosen pengajar dan staf Politeknik Kesehatan Kendari yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini dan telah
memberikan bimbingan serta bantuan selama di bangku kuliah.
8. Teruntuk Ayahanda dan Ibunda tercinta, Adikku tersayang serta seluruh
keluargaku yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta bantuan yang
sangat besar dalam menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kendari.
9. Sahabat – sahabatku tercinta dan teman seperjuanganku dan seluruh
mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Angkatan 2017 yang tidak dapat
saya sebutkan namanya satu persatu yang telah bersama – sama berjuang
selama ini dalam suka maupun duka untuk mencapai cita – cita sebagai
”Perawat Profesional”.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya di
Poltekkes Kemenkes Kendari.
Kendari, 2 Agustus 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ii
KEASLIAN PENELITIAN iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
MOTTO
KATA PENGANTAR
iv
v
vi
DAFTAR ISI viii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 4
C. Manfaat Penulisan 5
D. Metode Penulisan 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
A. Definisi 8
B. Anatomi Fisiologi 11
C. Etiologi Hipertensi 14
D. Patofisiologi 16
E. Manifestasi Klinis 18
F. Pemeriksaan Penunjang 19
G. Komplikasi 19
H. Penatalaksanaan 21
I. Pathway 24
J. Konsep Keperawatan 25
BAB III LAPORAN KASUS 34
A. Pengkajian 34
B. Intervensi Keperawatan 46
C. Implementasi 49
BAB IV PEMBAHASAN 55
BAB V PENUTUP 57
A. Kesimpulan 57
B. Saran 57
DAFTAR PUSTAKA 59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih
dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut
seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan
datangnya penyakit (Sustrani, 2006).
Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika
tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (perdarahan
otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal (Gunawan, 2001).
Hipertensi pada lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik
terisolasi (HST), meningkatnya tekanan sistolik menyebabkan besarnya
kemungkinan timbulnya kejadian stroke dan infark myocard bahkan walaupun
tekanan diastoliknya dalam batas normal (isolated systolic hypertension). Isolated
systolic hypertension adalah bentuk hipertensi yang paling sering terjadi pada
lansia. Pada suatu penelitian, hipertensi menempati 87% kasus pada orang yang
berumur 50 sampai 59 tahun. Adanya hipertensi, baik HST maupun kombinasi
sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas untuk orang
lanjut usia. Hipertensi masih merupakan faktor risiko utama untuk stroke, gagal
jantung penyakit koroner, dimana peranannya diperkirakan lebih besar
dibandingkan pada orang yang lebih muda (Kuswardhani, 2007)
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan
arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari
berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding, yang
kini tidak elastis, tidak dapat lagi mengubah darah yang keluar dari jantung menjadi
aliran yang lancar. Hasilnya adalah gelombang denyut yang tidak terputus dengan
puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang dalam (diastolik) (Wolff , 2008).
Prevalensi HST adalah sekitar berturut-turut 7%, 11%, 18% dan 25% pada
kelompok umur 60-69, 70-79, 80-89, dan diatas 90 tahun. HST lebih sering
ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Pada penelitian di Rotterdam,
Belanda ditemukan: dari 7983 penduduk berusia diatas 55 tahun, prevalensi
hipertensi (160/95mmHg) meningkat sesuai dengan umur, lebih tinggi pada
perempuan (39%) dari pada laki-laki (31%). Di Asia, penelitian di kota Tainan,
Taiwan menunjukkan hasil sebagai berikut: penelitian pada usia diatas tahun
dengan kriteria hipertensi berdasarkan The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure (JNC
VI),ditemukan prevalensi hipertensi sebesar 60,4% (laki-laki 59,1% dan perempuan
61,9%), yang sebelumnya telah terdiagnosis hipertensi adalah 31,1% (laki-laki
29,4% dan perempuan 33,1%), hipertensi yang baru terdiagnosis adalah 29,3%
(laki-laki 29,7% dan perempuan 28,8%). Pada kclompok ini, adanya riwayat
keluarga dengan hipertensi dan tingginya indeks masa tubuh merupakan faktor
risiko hipertensi (Kuswardhani, 2007).
Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia. Sebagai
hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan umur harapan hidup,
sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahunnya, peningkatan usia tersebut sering
diikiuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan masalah kesehatan lain
pada kelompok ini. Hipertensi sebagai salah satu penyakit degeneratif yang sering
dijumpai pada kelompok lansia (Abdullah.2005).
Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang
atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria
dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di
tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan
639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia (Andra,2007).
Umur Harapan Hidup (UHH, proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke
atas pada tahun 1980 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000
meningkat menjadi 9,37% dan diperkirakan tahun 2010 proporsi tersebut akan
meningkat menjadi 12%, serta UHH meningkat menjadi 65-70 tahun. Dalam hal ini
secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke arah struktur
penduduk yang semakin menua (ageing population). Peningkatan UHH akan
menambah jumlah lanjut usia (lansia) yang akan berdampak pada pergeseran pola
penyakit di masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degenerasi. Prevalensi
penyakit menular mengalami penurunan, sedangkan penyakit tidak menular
cenderung mengalami peningkatan. Penyakit tidak menular (PTM) dapat
digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor risiko yang sama
(common underlying risk faktor) seperti kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus,
penyakit paru obstruktif kronik, dan kanker tertentu. Faktor risiko tersebut antara
lain mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak kurang serat, kurang olah
raga, alkohol, hipertensi, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi
Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, di
kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-laki dan
29% wanita menderita hipertensi, 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan
stroke, 1,2% diabetes, 1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat
badan (obesitas), dan yang melakukan olah raga 3 kali atau lebih per minggu hanya
14,3%. Laki-laki umur 25-65 tahun yang mengkonsumsi rokok sangat tinggi yaitu
sebesar 54,5%, dan wanita sebesar 1,2%.
Berdasarkan hasil survei kesehatan pada tahun 2011, di Pedukuhan Krajan,
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta terdapat 54 lanjut usia dan 23
(46%) diantaranya menderita hipertensi.
Data dari survalens penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017, distribusi penyakit Hipertensi di RSUD Bahteramas dimana terdapat
8.576 kasus pada laki-laki dengan prevalensi 25,38% dan terdapat 17.202 kasus
pada perempuan dengan prevalensi 29,90%. Jadi total keseluruhan kasus yakni
25.778 kasus dengan prevalensi 28,23% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara, 2017).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui melaksanakan atau memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler akibat Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan sistem
Kardiovaskuler dengan Hipertensi.
b) Merencanakan Diagnosa keperawatan pada klien dengan Hipertensi
c) Melaksanakan Intervensi keperawaan sesuai dengan intervensi pada
klien dengan Hipertensi
d) Melaksanakan Implementasi keperawaan sesuai dengan implementasi
pada klien dengan Hipertensi.
e) Melakukan Evaluasi keperawaan berdasarkan implementasi yang
dilakukan paka klien dengan hipertensi.
C. Manfaat Penulisan
1. Memberikan gambaran mengenai penyakit sistem kardiovaskuler
kepada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem kardiovaskuler.
2. Menambah pengetahuan mengenai penyakit yang mengakibatkan
terjadinya gangguan sistem kardiovaskuler.
3. Menambah pengetahuan dalam memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga yang mengalami penyakit gangguan sistem
kardiovaskuler terutama Hipertensi. mellitus
D. Metode Penelitian
1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus
a) Tempat
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap Laika Mendidoha
Lantai 1 Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Provinsi Sultra
b) Waktu
Penelitian ini berlangsung sejak tanggal 11 Juni 2018 sampai
dengan 14 Juni 2018.
2. Teknik pengumpulan data
Penulisan KTI memerlukan data objektif dan relevan dengan
melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu:
a) Studi kepustakaan : Mempelajari isi literatur-literatur yang
berhubungan dengan penyakit hipertensi.
b) Studi kasus: Menggunakan pendekatan proses keperawatan pada
klien dan keluarga yang meliputi; pengkajian, analisa data,
penerapan diagnosa keperawatan dan penyusunan rencana
tindakan dan evaluasi Asuhan Keperawatan.
Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan
beberapa cara antara lain:
1) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan
cara melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan
perkembangan dan keadaan klien.
2) Wawancara
Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga,
dengan mengadakan pengamatan Iangsung.
3) Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap kilen melalui ;
Insperksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi
4) Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh data dan Medikal Record dan
hasil pemeriksaan Laboratonium.
5) Metode diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yang terkait yaitu
perawat yang bertugas di ruang perawatan Laika Mendidoha
Lantai 1 RSUD Bahteramas Prov Sultra.
3. Tehnik penulisan disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab
yaitu:
BAB I
: Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan,
Metode dan Tehnik Penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis yang mencakup konsep dasar medik,
terdiri dari; Pengertian, etiologi, anatomi fisiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan
diagnostik, penanganan medik. Sedangkan konsep dasar
keperawatan terdiri dari : Pengkajian, bagan
patofisiologi, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
BAB III : Tijuauan Kasus yang memuat tentang pengamatan kasus
yang meliputi Pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan kasus yaitu membandingkan antara teori
dengan kasus nyata.
BAB V : Penutup yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran
diakhiri dengan Daftar Pustaka dalam penyusunan
Karya Tulis ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah
atau kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada.
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya tekanan/tegangan; jadi,
hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
tekanan darah diatas nilai normal (Gunawan, Lany,2001).
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari (Gunawan, Lany,2001).
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai
tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca
seratus dua puluh per delapan puluh. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir
setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat
sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60
tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tekanan darah ditulis dengan dua angka, dalam bilangan satuan mmHg
(millimeter air raksa) pada alat tekanan darah/ tensi meter, yaitu sistolik dan
diastolik. Sistolik adalah angka yang tertinggi ialah tekanan darah pada waktu
jantung sedang menguncup atau sedang melakukan kontraksi. Diastolik adalah
angka yang terendah pada waktu jantung mengembang berada di dalam akhir
relaksasi.
Misalnya tekanan darah 120/ 80 mmHG artinya tekanan sistolik 120 dan
tekanan diastolik 80 mmHg.
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh :
a. Kekuatan kuncup jantung yang mendesak isi bilik kiri untuk memasukkan darah
ke dalam batang pembuluh nadi.
b. Tahanan dalam pembuluh nadi terhadap mengalirnya darah.
c. Saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatikus dan para simpatikus.
Tabel 2.1 : Tekanan darah normal
No Klasifikasi Sistolik Diastolik
1 Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
2 Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
3 Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
4 Hipertensi ringan 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
5 Hipertensi sedang 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
6 Hipertensi berat > 180 mmHg > 110 mmHg
Tekanan darah setiap orang bervariasi setiap hari, tergantung pada keadaan
dan dipengaruhi oleh aktivitas seseorang, jadi tekanan darah normalpun bervariasi.
Orang dewasa bila tekanan darah menunjukkan angka 140/ 90 mmHg ke
atas dianggap tidak normal. Ada anggapan tekanan darah rendah kurang baik, hal
tersebut kurang tepat. Sebab data statistik menunjukkan bahwa orang dengan
tekanan darah rendah mempunyai umur yang sama dengan yang disebut normal.
Yang terbaik adalah menjaga tekanan darah agar normal dan anggapan bahwa
semakin bertambah usia tekanan darah lebih tinggi tidak menjadi masalah, adalah
anggapan yang perlu diluruskan, karena berdasarkan data statistik orang tua yang
tekanan darahnya berkisar di normal, kecenderungan mendapat gangguan stroke
rendah. Periksa tekanan darah secara teratur minimal 6 bulan sekali atau setiap kali
ke dokter/ fasilitas kesehatan.
Di kenal 2 klasifikasi hipertensi (berdasarkan penyebabnya) yaitu :
a) Hipertensi primer (hipertensi idiophatik), dimana penyebabnya tidak
diketahui dengan pasti. Dikatakan juga bahwa hipertensi ini adalah dampak
dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.
b) Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit dari
penyakit lain misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari sistem
hormon.
WHO mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan ada tidaknya kelainan pada
organ tubuh lain, yaitu :
a) Hipertensi tanpa kelainan pada organ tubuh lain.
b) Hipertensi dengan pembesaran jantung.
c) Hipertensi dengan kelainan pada organ lain di samping jantung.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah yaitu :
a) Hipertensi borderline : tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/95
mmHg.
b) Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110 mmHg.
c) Hipertensi moderate : tekanan darah antara 200/110 mmHg dan 230/120
mmHg.
d) Hipertensi berati : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140 mmHg.
B. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1 : Anatomi Fisiologi Jantung
1. Ukuran Bentuk
Jantung untuk alat untuk memompa darah supaya bisa menyalurkan ke
semua sisi badan memiliki ukuran kecil dibanding ginjal maupun lambung.
Ukuran jantung cuma berkisar sebesar kepalan tangan pemiliknya. Organ
jantung dengan wujud kerucut tumpul yang memiliki empat ruangan serta
ada diantara ke-2 paru-paru di dalam rongga toraks (Chung, E.K, 1995).
2. Pelapis
Posisi jantung tertutup oleh paru-paru. Hal semacam ini pasti sangatlah
berguna, lantaran paru-paru mempunyai rongga yang kuat, maka jantung
mempunyai posisi yang aman. Pelapis yang ada pada jantung yaitu susunan
perikardium (fibrosa serta serosa), yakni berbentuk kantong ganda yang
dengan cara fleksibel dapat membesar maupun mengecil. Perikardium ini
berperan untuk membungkus jantung dan pembuluh darah besar (Chung,
E.K, 1995).
3. Dinding Jantung
Untuk organ yang vital, jantung mempunyai tiga susunan. Pertama,
epikardium. Susunan ini terdiri atas susunan beberapa sel mesotelial yang
ada dibagian atas jaringan ikat. Ke-2, miokardium. Susunan ini terdiri atas
jaringan otot jantung yang lakukan kontraksi untuk memompa darah.
Kontraksi miokardium menghimpit darah keluar ruangan menuju ke arteri
besar. Ketiga, endokardium, tersusun atas susunan endotellial yang melapisi
sisi pembuluh darah serta masuk juga meninggalkan jantung. Hal pertama
yang perlu kita kenali yaitu jantung. Jantung yaitu organ utama yang perlu
senantiasa kita jaga kesehatannya. Jantung terdapat di dada semasing orang.
Besarnya seputar satu kepalan tangan. Ke-2 yaitu arteri. Arteri adalah
tabung yang ada pada badan manusia. Tabung itu senantiasa dialiri oleh
darah manusia. Darah yang dialirkan yaitu darah yang menuju ke jaringan
dan organ manusia (Chung, E.K. 1995).
4. Arteri
Arteri sendiri terbagi dalam berbagai macam lapis. Susunan itu terbagi
dalam susunan yang licin. Tak hanya susunan yang licin ada susunan tengah
yang disebut jaringan otot yang terbagi dalam aorta yang memiliki cabang-
cabang yang besar. Ketiga yaitu Arteriol. Arteriol adalah pembuluh darah
dengan cirri-ciri memiliki dinding otot polos seta dindin yang tidak tipis.
Diluar itu, dinding otot ini adalah dinding otot yang dapat berkontraksi.
Kontraksi pada dinding otot itu bisa mengakibatkan kontriksi diameter pada
pembuluh darah. Ke empat yaitu pembuluh darah utama. Pembuluh darah
ini yaitu pembuluh darah yang memiliki dinding yang sangatlah tidak tebal.
Pembuluh darah ini yaitu pembuluh darah yang jalan dari arteriol hingga ke
venul. Tak hanya pembuluh darah utama juga ada pembuluh darah kapiler.
Pembuluh darah ini adalah jaringan pembuluh darah kecil. Pembuluh darah
ini yaitu membuluh darah yang bisa buka pembuluh darah utama (Chung,
E.K, 1995).
C. Etiologi Hipertensi
Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.
1. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya. Ada 10-16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya.
Hipertesnsi jenis ini hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%.
Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :
1. Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua
atau saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia
menderita tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa
masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada
yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti
gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
2. Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa
seraya usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda
tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama
ketika Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan
melewati batas atas yang normal.
3. Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan
darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita
diabetes, penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka
yang berkulit hitam.
4. Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam
darah Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding
pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan
akibatnya tekanan darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda
sedini mungkin.
5. Obesitas/Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di
atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar
menderita tekanan darah tinggi.
6. Stres
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak
stabil juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
7. Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan
tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko
diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang
terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan
kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit
yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8. Kafein
Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9. Alkohol
Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan
juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
10. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur
mampu menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan
olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
D. Patofisiologi
Hipertensi pada anak umumnya disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi
sekunder). Terjadinya hipertensi pada penyakit ginjal adalah karena :
1. Hipervolemia.
Hipervolemia oleh karena retensi air dan natrium, efek ekses mineralokortikoid
terhadap peningkatan reabsorpsi natrium dan air di tubuli distal, pemberian
infus larutan garam fisiologik, koloid, atau transfusi darah yang berlebihan pada
anak dengan laju filtrasi glomerulus yang buruk. Hipervolemia menyebabkan
curah jantung meningkat dan mengakibatkan hipertensi. Keadaan ini sering
terjadi pada glomerulonefritis dan gagal ginjal.
2. Gangguan sistem renin, angiotensin dan aldosteron.
Renini adalah ensim yang diekskresi oleh sel aparatus juksta glomerulus. Bila
terjadi penurunan aliran darah intrarenal dan penurunan laju filtrasi glomerulus,
aparatus juksta glomerulus terangsang untuk mensekresi renin yang akan
merubah angiotensinogen yang berasal dari hati, angiotensin I. Kemudian
angiotensin I oleh “angiotensin converting enzym” diubah menjadi angiotensin
II. Angiotensin II menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah tepi, dan
menyebabkan tekanan darah meningkat. Selanjutnya angiotensin II merangsang
korteks adrenal untuk mengeluarkan aldosteron. Aldosteron meningkatkan
retensi natrium dan air di tubuli ginjal, dan menyebabkan tekanan darah
meningkat.
3. Berkurangnya zat vasodilator
Zat vasodilator yang dihasilkan oleh medula ginjal yaitu prostaglandin A2,
kilidin, dan bradikinin, berkurang pada penyakit ginjal kronik yang berperan
penting dalam patofisiologi hipertensi renal. Koarktasio aorta, feokromositoma,
neuroblastoma, sindrom adrenogenital, hiperaldosteronisme primer, sindrom
Cushing, dapat pula menimbulkan hipertensi dengan patofisiologi yang
berbeda. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan hipertensi sekunder pada
anak antara lain, luka bakar, obat kontrasepsi, kortikosteroid, dan obat-obat
yang mengandung fenilepinefrin dan pseudoefedrin.
E. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sebenarnya tidak ada ).
Gejala-gejala hipertensi, antara lain :
1. Sebagian besar tidak ada gejala.
2. Sakit pada bagian belakang kepala.
3. Leher terasa kaku.
4. Kelelahan.
5. Mual.
6. Sesak napas.
7. Gelisah.
8. Muntah.
9. Mudah tersinggung.
10. Sukar tidur.
11. Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung, dan ginjal
Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita
hipertensi. Sering juga seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah
tersinggung dan sukar tidur, ketika diukur tekanan darahnya menunjukkan angka
tekanan darah yang normal. Satu-satunya cara untuk mengetahui ada tidaknya
hipertensi hanya dengan mengukur tekanan darah.
F. Pemeriksaan Penunjang
Urin alisis, tes fungsi ginjal, gula darah, elektrolit, profil lipid, foto toraks, EKG;
sesuai penyakit peserta: asam urat, aktivitas renin plasma, aldosterone,
katekolaminurin, USG pembuluh darah besar,USG ginjal, ekokardiografi.
G. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat darah tinggi atau hipertensi adalah Sebagai
Berikut :
1. Kerusakan pada jantung.
Komplikasi tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembesaran otot
jantung kiri yang berakhir dengan gagalnya jantung menjalankan fungsinya
untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Keadaan ini ditandai dengan
bengkak pada kaki dan kelopak mata. cepat lelah, dan sesak napas.
2. Kerusakan pada ginjal.
Ginjal yang rusak amat berbahaya karena dapat mengakibatkan gagalnya
fungsi ginjal untuk mengeluarkan zat-zat berbahaya dan zat yang tidak
diperlukan lagi oleh tubuh. Penderita akhirnya memerlukan cuci darah.
3. Kerusakan pada mata.
Organ penglihatan pun dapat terkena komplikasi penyakit hipertensi.
Kerusakan pada mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai
kebutaan.
4. Stroke
Jika dalam kasus serangan jantung di sebabkan karena gangguan aliran
darah di artei hampir sama halnya dengan stroke, namun dalam stroke
gangguan pembuluh darah nya terletak di otak yang jika aliran darah ke otak
terganggu maka area otak yang terlibat pun akan mengalami kerusakan,
terkadang juga Stroke terjadi karena penumbatan pembuluhd darah sehingga
darah tidak dapat mengalir melewati sumbatan tersebut, bahkan di beberapa
kasus menyebutkna pembuluh darah kecil di otak dapat pecah karena tekan
darah tinggi sehingga aliran berkurang akibat dari kebocoran darh yang
keluar dari pembuluh darah.
5. Penyakit Arteri Koroner.
Penyakit Arteri Koroner ini mengacu kepada terjadi nya penyumbatan di
pembuluh darah yang mensuplai oksigen dan nutrisi ke jantung, sumbatan
ini umumnya terjadi akibat penumpukan lemak dan sel-sel yang di sebut
makfrog, Sumbatan pada arteri koroner adalah penyebab utama serangan
jantung.
H. Penatalaksanaan
Obat antihipertensi perlu dimulai berdasarkan pada 2 kriteria yaitu tingkat
tekanan darah sistolik dan diastolik, serta tingkatan resiko kardiovaskular.
Tujuan penggunaan obat hipertensi adalah menurunkan dan mencegah kejadian
kardioserebrovaskular dan renal, melalui tekanan darah dan juga pengendalian
dan pengobatan faktor-faktor resiko yang reversible.
1. Diuretik (thiazid)
Biasanya obat pilihan utama yang diberikan untuk mengobati
hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan
mengurangi volume cairan diseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan
berkurang. Yag harus diperhatikan dalam pemberian diuretik adalah
kehilangan kalium dalam tubuh, sehingga harus diberikan tambahan kalium
atau obat penahan kalium. Contoh obat : Hidroklortiazid (HCT),
Furosemide, Spironolakton (hemat kalium), Manitol
2. ACE Inhibitor
Merupakan obat yang memperlambat aktivitas enzim ACE, yang
mengurangi produksi dari angiotensin II. Sehingga mengakibatkan
melebarnya pembuluh darah dan tekanan darah berukurang. Contoh :
Enapril, Kaptopril, Lisinopril, Benazepril, Quinapril
3. Beta Bloker
Obat ini bekerja dengan menghalangi noreprin dan eprinefrin
mengikat pada reseptor beta pada syaraf. Terutama adalah beta 1 dan beta 2.
Sehingga akan mengurangi denyut jantug, tekanan darah serta melebarkan
pembuluh darah. Contoh : Atenolol, Propanolol, Acebutolol, Bisoprolol
4. Kalsium Antagonis
Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang
benar-benar berbeda. Kalsium antagonis menghalangi gerakan kalsium dari
jantung dan arteri menuju otot. Kalsium antagonis menyebabkan kekuatan
pompa jantung berkurang dan mengendurkan otot-otot dinding arteri,
sehingga tekanan darah akan menurun. Contoh: Amlodipine, Felodipine,
Nifedipine
5. Alfa bloker
Menurunkan tekanan darah dengan menghalangi reseptor-reseptor
alfa pada otot polos arteri peripheral diseluruh jaringan. Contoh: Terazosin,
Doxazosin
6. Alfa beta bloker
Alfa beta bloker bekerja dengan kombinasi, yaitu sama dengan kerja
alfa bloker tetapi diikuti dengan menurunnya denyut jantung seperti pada
beta bloker contoh: Labetalol, Carvedilol
7. Angiotensin reseptor bloker
Obat ini menghalangi angiotensin II mengikat pada reseptor-reseptor
angiotensin II di pembuluh darah. Sehingga pembuluh darah akan melebar,
darah mengalir lancar yang mengakibatkan tekanan darah menurun. Contoh:
Losartan, Irbesartan, Valsartan
8. Vasodilator
Langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari
golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan obat anti hipertensi
lainnya. Merelaksasi sel-sel otot polos yang mengelilingi dinding pembuluh
darah. Contoh: Hidralazin, Minoksidil, Diazoksid.
I. Pathway
Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas
Elastisitas
Hipertensi
Kerusakan Vaskuler Pembuluh Darah
Penyumbatan Pembuluh Darah
Gangguan Sirkulasi
Otak Ginjal Pembuluh Darah Retina
-Nyeri Kepala-Gangguan Pola
Tidur
-Resti Injury-PenurunanCurah jantung
-IntoleransiAktivitas
-Nyeri Dada
-Edema
J. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Dasar pengkajian pasien meliputi :
a. Aktivitas atau istirahat
Kelemahan, letih, napas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipnea,
perubahan irama jantung.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, ateroslerosis, penyakit serebvaskuler, kenaikan
tekanan darah, takikardi, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.
c. Integritas ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi atau marah kronik, gelisah,
tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang,
pernafasan maligna, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi, obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal.
e. Makanan atau cairan
Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterolk,
mual dan muntah, perubahan berat badan, obsesitas, adanya edema.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan,
orientasi pola atau isi bicara, proses pikir atau memori (ingatan), respon
motorik (penurunan kekuatan gangguan tangan), perubahan retinal optik.
g. Nyeri atau ketidaknyamanan
Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai atau klaudikasi, sakit
kepala, nyeri abdomen.
h. Pernafasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksisimal, riwayat
merokok, batuk dengan atamu tanpa sputum, distress respirasi atau
penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi nafas tambahan, cianosis.
Prioritas perawatan :
a) Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.
b) Mencegah komplikasi.
c) Memberikan informasi tentang proses atau prognosos dan program
pengobatan.
d) Mendukung kontrol aktif terhadap kondisi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri atau sakit kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskular serebral.
b. Intoleransi aktivitas sehubungan dengan kelemahan fisik.
c. Gangguan perubahan pola nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan berlebihan kebutuhan metabolik.
d. Resiko tinggi terhadap penurunan jantung sehubungan dengan peningkatan
afterload vasokontriksi.
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
HasilIntervensi
Nyeri akut berhubungan
dengan:
Agen injuri (biologi, kimia,
fisik, psikologis),
kerusakan jaringan
DS:
- Laporan secara verbal
DO:
- Posisi untuk menahan
nyeri
- Tingkah laku berhati-
hati
- Gangguan tidur (mata
sayu, tampak capek, sulit
atau gerakan kacau,
menyeringai)
- Terfokus pada diri
sendiri
- Fokus menyempit
(penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses
berpikir, penurunan
interaksi dengan orang
dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain
dan/atau aktivitas,
NOC :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …. X
24 jam . klien dapat
mengontrol nyeri dengan
indikator :
a. mengenali faktor
penyebab.
b. Mengenali onset
(lamanya sakit).
c. Menggunakan
metode pencegahan.
d. Menggunakan
metode nonalgetik
untuk mengurangi
nyeri.
e. Menggunakan
analgetik sesuai
kebutuhan.
f. Mencari bantuan
tenaga kesehatan.
g. Melaporkan gejala
pada tenaga
kesehatan.
h. Menggunakan
sumber sumber
yang tersedia.
i. Mengenali gejala-
gejala nyeri.
NIC : MANAJEMEN NYERI
Definisi : Mengurangi nteri dan menurunkan
tingkat nyeri yang dirasakan pasien.
a. Lakukan pengkajian nyeri secra
komprehensif termaksud lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan faktor presipitasi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan.
c. Gunakan tehnik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
d. Kaji kultur yang mempengaruhi
respon nyeri.
e. Evaluasi pengalaman nyeri masa
lampau.
f. Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang ketidak
efektifan kontrol nyeri masa lampau.
g. Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan.
h. Komtrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan.
i. Kurangi faktor presipitasi.
j. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (
farmakologi dan non farmakologi
dan interpersonal).
aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan
tekanan darah,
perubahan nafas, nadi
dan dilatasi pupil)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
j. Mencatat
pengalaman nyeri
sebelumnya.
k. Melaporkan nyeri
sudah terkontrol.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama....x24
jam klien dapat mengetahui
tingkatan nyeri dengan
indikator :
a. Melaporkan adanyanyeri
b. Luas bagian tubuhyang terpengaruh.
c. Frekuensi nyeri.d. Panjangnya episode
nyeri.e. Pernyataan nyerif. Ekspresi nyeri pada
wajah.g. Posisi tubuh
protektif.h. Kurangnya istrahat.i. Ketegangan otot.j. Perubahan pada
frekuensipernafasan.
k. Perubahan nadi.l. Perubahan tekanan
darah.m. Perubahan ukuran
pupil.n. Keringat berlebih.o. Kehilangan selera
makan.
k. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi.
l. Ajarkan tentang tehnik
nonfarmakologi.
m. Berikan anakgetik untuk mengurangi
nyeri.
n. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
o. Tingkatan istirahat.kolaborasi dengan
tim dokter jika keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan :
Tirah Baring atau
imobilisasi
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan
antara suplei oksigen
dengan kebutuhan
Gaya hidup yang
dipertahankan.
DS:
Melaporkan secara verbal
adanya kelelahan atau
kelemahan.
Adanya dyspneu atau
ketidaknyamanan saat
beraktivitas.
DO :
Respon abnormal dari
tekanan darah atau nadi
terhadap aktifitas
Perubahan ECG : aritmia,
iskemia
NOC :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …x 24
jam diharapkan kondisi klien
stabil saat aktifitas dengan
Kriteria Hasil :
Activity Tolerance
a. Saturasi o2 saat aktivitas
dalam batas normal (95-
100%).
b. Nadi saat aktivitas dalam
batas normal (60-100
kali/menit).
c. RR saat aktivitas dalam
batas normal (12-20
kali/menit).
d. Tekanan darah sislole saat
aktivitas dalam batas
normal (100-120 mmHg).
e. Tekanan darah diastole
saat aktivitas dalam batas
normal (60-80 mmHg).
f. Hasil EKG dalam batas
normal.
Fatigue Level
a. Tidak nampak kelelahan.
b. Tidak nampak lesu.
c. Tidak ada penurunan
nafsu makan.
d. Tidak ada sakit kepala.
e. Kualitas tidur dan istrahat
dalam batas normal.
NIC : Activity Therapy
a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain
untuk merencanakan, monitoring
program aktivitas klien.
b. Bantu klien memilih aktivitas yang
sesuai dengan kondisi.
c. Bantu klien untuk melakukan aktifitas
atau latihan fisik secara teratur.
d. Monitor status emosional, fisik, dan
sosial serta spiritual klien terhadap
latihan atau aktifitas.
e. Monitor hasil pemeriksaan EKG klien
saat istrahat dan aktivitas.
f. Kolaborasi pemberian obat anti
hipertensi, obat obatan digitalis,
diuretik dan vasodilator.
Energy Management
a. Tentukan pembatasan aktivitas fisik
pada klien.
b. Tentukan persepsi klien dan perawat
mengenai kelelahan.
c. Tentukan penyebab kelelahan,
perawatan nyeri, pengobatan.
d. Monitor efek dari pengobatan klien.
e. Monitor intake nutrisi yang adekuat
sebagai sumber energi.
f. Anjurkan klien dan keluarga untuk
mengenali tanda dan gejala kelelahan
saat aktivitas.
g. Anjurkan klien untuk membatasi
aktifitas yang berat.
h. Monitor respon terapi oksigen klien.
i. Batasi stimulasi lingkungan untuk
relaksasai klien.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Berhubungan dengan :
Ketidakmampuan untuk
memasukkan atau mencerna
nutrisi oleh karena faktor
biologis, psikologis atau
ekonomi.
DS:
- Nyeri abdomen
- Muntah
- Kejang perut
- Rasa penuh tiba-tiba
setelah makan
DO:
- Diare
- Rontok rambut yang
berlebih
- Kurang nafsu makan
- Bising usus berlebih
- Konjungtiva pucat
NOC:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama….x 24
jam , status nutrisi klien
normal dengan indikator :
a. Intake nutrien normal
b. Intake makanan dan
cairan normal.
c. Berat badan normal
d. Massa tubuh normal
e. Pengukuran biokimia
normal
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama...x24
jam, status intake nutrien
klien adekuat dengan
indikator :
a. Intake kalori
b. Intake protein
c. Intake lemak
d. Intake karbohidrat
e. Intake vitamin
Monitor Nutrisi
a. Berat badan klien dalam batas
normal
b. Monitor adanya penurunan berat
badan
c. Monitor tipe dan jumlah aktifitas
yang biasa dilakukan.
d. Monitor interaksi anak dan orang
tua selama makan.
e. Monitor lingkungan selama makan.
f. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
selama jam makan.
g. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi.
h. Monitor turgor kulit.
i. Monitor kekeringan, rambut kusam,
total protein, Hb dan kadar Ht.
j. Monitor makanan kesukaan.
k. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan.
l. Monitor pucat kemerahan,dan
kekeringan jaringan konjungtiva.
- Denyut nadi lemah f. Intake mineral
g. Intake zat besi
h. Intake kalsium
m. Monitor kalori dan intake nutrisi.
n. Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papilalidah dan kavitas
oral.
o. Catat jika lidah berwarna magenta,
scarket.
Manajemen Nutrisi
a. Kaji adanya alergi makanan.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrisi yang dibutuhkan
klien.
c. Anjurkan klien untuk
meningkatkan intake Fe.
d. Anjurkan klien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C.
e. Berikan substansi gula.
f. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
g. Berikan makanan yang terpilih
dengan ahli gizi.
h. Ajakrkan klien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
i. Monitar jumlah gizi dan
kandungan jumlah kalori.
j. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Penurunan curah jantung
b/d gangguan irama jantung,
stroke volume, pre load dan
afterload, kontraktilitas
jantung.
DO/DS:
- Aritmia, takikardia,
bradikardia
- Palpitasi, oedem
- Kelelahan
- Peningkatan/penurunan JVP
- Distensi vena jugularis
- Kulit dingin dan lembab
- Penurunan denyut nadi
perifer
- Oliguria, kaplari refill
lambat
- Nafas pendek/ sesak nafas
- Perubahan warna kulit
- Batuk, bunyi jantung S3/S4
- Kecemasan
NOC :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama.....x 24 jam
, status kardiovaskular klien
dalam rentang normal dengan
kriteria hasil :
Cardiac Pump Effectiviness
a. Tekanan darah sistolik
(skala 4)
b. Tekanan darah Diastolik
(skala 4).
c. Bunyi jantung abnormal
(skala 3).
d. Sianosis (skala 3).
Sirculation Status
a. Tekana nadi (skala 4)
b. Kekuatan tekanan nadi
karotis kana (skala 4).
c. Kekuatan tekanan nadi
karotis kiri (skala 4).
d. Oxygen saturasi (skala 4).
e. Pengeluaran urine (skala 4)
NIC : Cardiac Care
a. Evaluasi nyeri dada (seperti
intensitas, lokasi, adiasi, durasi dan
presipitasi dan faktor yang
memberatkan.
b. Dokumentasi adanya distritmia
jantung.
c. Catat tanda dan gejala yang
mengarah pada penurunan kardiak
output.
d. Monitor status respirasi untuk
gejala gagal jantung.
e. Instruksikan kepada klien tentang
pentingnya menginformasikan jika
terdapat ketidak nyamanan pada
dada.
f. Kaji toleransi klien terhadap
aktivitas, terhadap perubahan nafas
pendek, nyeri, palpitasi, dan
pusing.
g. Auskultasi bunyi nafas : bunyi
tanbahan dan bunyi jantung :
murmur.
h. Pertahankan posisi tirah baring
yang nyaman selama episode akut.
i. Berikan oksigen tambahan dengan
kanulanasal/masker dan obat sesuai
indikasi (kolaborasi).
j. Berikan periode instrahat dalam
melakukan aktivitas keperawatan.
k. Pantau dan catan efek
terapeutik/efek samping selama
pemberiian kalsium antagonis, beta
bloker dan nitrat.
l. Kolaborasi pemberian kalsium
antagonis.
Circulatory care : Arterial
Insufficiency
a. Melakukan penilaian yang
komprehensif dari sirkulasi perifer
(misalnya : memeriksa nadi perifer,
edema, pembulh kapiler, warna
kulit, dan temperature).
b. Menentukan index brachial
pergelangan kaki secara tepat.
c. Evaluasi edema perifer dan nadi.
d. Monitor status cairan, termasuk
masukan dan keluaran.
Circulatory care : Venous
Insufficiency
a. Meninggikan anggota badan yang
berpengaruh sebesar 20 derajad
atau lebih di atas level dari jantung,
secara tepat
b. Mendorong latihan gerakan pasif
dan aktif terutama pada estremitas
bawah selama terbaring.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Biodata
1) Identitas Klien
Nama : Ny. Z
Usia : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Tolaki/Indonesia
Golongan darah : -
Tanggal masuk rumah sakit : 10 Juni 2018
Tanggal pengkajian : 11 Juni 2018
No.Medrek : 405533
Ruangan : Laika Mendidoha Kls. 1
Diagnosa medis : Hipertensi
Alamat : Moramo
2) Identitas penenggung jawab
Nama : Tn. H
Usia : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Moramo
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri akut
2) Riwayat Kesehatan sekarang
Klien mengeluh nyeri kepala dan lehernya tegang, nyeri yang dirasakan
seperti tertimpa beban berat, skala nyeri 4 dalam rentang nyeri 0-10,
nyeri dirasakan terus menerus dan terasa meningkat ketika bertambah
cemas. Nyeri yang dirasakan menyebar sampai di bagian leher.
3) Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak pernah dirawat di RS sebelumnya. Klien hanya
biasa pilek.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit kedua orang
tuanya.
Klien juga mengatakan mempunyai saudara yang meninggal dengan
stroke.
c. Pemeriksaan fisik
1) Sistem pernafasan
Bentuk dada normal ( perbandingan antero-posterior 1:2 ),
pengembangan dada simetris dan keadaan kulit bersih. Pada dada tidak
ada nyeri tekan, massa dan peradangan, taktil premitus sama antara
kanan dan kiri. Pernapasan 26x/menit. Pada saat diperkusi terdengar
bunyi resonan dan saat di auskultasi terdengar bunyi vesikuler di area
paru-paru kanan dan kiri.
2) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Bentuk dada simetris, keadaan kulit bersih.
Palpasi : Pada dada tidak ada nyeri tekan, massa dan peradangan,
menentukan letak aorta (ruang interkostal ke-2 kanan), pulmonal (ruang
interkostal ke-2 kiri), trikuspid (ruang interkostal ke-5 sepanjang
sternum) dan mitral (ruang interkostal ke- 5 pada garis midklavikula).
Perkusi : Pada saat diperkusi terdengar suara redup (normal).
Auskultasi : Tekanan darah 150/90 mmHg. Nadi 102x/menit. dan di
auskultasi terdengar bunyi lub-dub.
3) Sistem pencernaan
Saat di inspeksi bibir kering, lidah bersih, memakai gigi palsu. Kulit
perut bersih tidak ada bekas luka. Di auskultasi bising usu terdengar
normal (9x/menit) terdengar dikuadran kiri atas dan bawah. Saat
diperkusi terdengar bunyi tympani dan dipalpasi tidak ada nyeri tekan.
Klien mengatakan BAB lancar sekali tiap hari dan kadang 2 hari sekali
dengan konsistensi padat.
4) Sistem persarafan
Kesadaran : Compos mentis.
GCS : Eye (Mata) 4 ( spontan)
Motorik (Gerakan) 6 ( melakukan sesuai perintah)
Verbal (Bicara) 5 (orientasi baik)
15
Saat pengkajian nervus I (olfaktorius) normal dapat membedakan bau
minyak kayu putih dan kopi. Nervus II (optikus) menurun karena klien
sudah tidak dapat membaca tulisan jika jaraknya dekat, Nervus III, IV,
VI (Oculomotorius, Trochlear dan Abducens) Fungsi koordinasi
gerakan mata dan kontriksi pupil mata (N III). Test N III Oculomotorius
normal (respon pupil terhadap cahaya kontriksi saat sinar di dekatkan
dan ), Test N IV Trochlear, normal tidak ada nistagmus, test N VI
Abducens, normal klien dapat melihat kearah kiri dan kanan tanpa
menengok. Test nervus V (Trigeminus) Fungsi sensasi, normal (Refleks
kornea langsung maka gerakan mengedip ipsilateral) Test nervus VII
(Facialis) normal klien dapat membedakan rasa manis dan pahit. Test
nervus VIII (Acustikus) normal (dapat mendengarkan bisikan) Test
nervus IX (Glossopharingeal) normal adanya refleks gag saat lidah di
tekan dengan menggunakan spatel dan Nervus XII (Hypoglosus) akan
lidah saat bicara dan menelan Inspeksi posisi lidah (normal)
5) Sistem genitourinaria
Klien mengatakan BAK meningkat pada malam hari 5-6 x sedangkan
pada siang hari 2-3 kali. Klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK.
6) Sistem muskuluskeletal
Tidak ada tremor 4 5 (Ekstremitas atas )
5 5 (Ekstremitas bawah)
Keterangan :
Skala Kekuatan Otot
0 : Tidak ada pergerakan otot
1 : Pergerakan otot yang dapat terlihat, namun tidak ada pergerakan
sendi.
2 : Pergerakan sendi, namun tidak dapat melawan gravitasi.
3 : Pergerakan melawan gravitasi, namun tidak melawan tahanan.
4 : Pergerakan melawan tahanan, namun kurang dari normal.
5 : Kekuatan normal.
7) Sistem integumen
Kulit klien nampak bersih, pada tangan kiri terdapat luka dengan derajat
III nampak kemerahan dan ada pembengkakan. Suhu tubuh 36,80C.
turgor kulit baik, tidak ada lesi, warna kuku bersih, rambut hitam,
penyebarannya rata dan ada uban.
8) Data psikologis
a.) Status emosi
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang karena terbiasa
beraktivitas
b) Kecemasan
Klien mengatakan ingin agar penyakitnya cepat sembuh dan
merasa takut jika tekanan darahnya tidak turun.
c) Pola koping
Klien sangat dekat dengan suami, setiap ada masalah selalu
didiskusikan bersama
d) Gaya komunikasi
Klien mangatakan mempunya hubungan baik dengan keluarga,
tetangga dan teman di kantor
e) Persepsi klien terhadap penyakit
Klien menerima keadaan sakitnya dan menganggap sebagai
cobaan
f) Konsep diri
1) Body image
Klien menganggap dirinya atau penampilannya biasa saja.
Klien tidak merasa malu terhadap penyakitnya.
2) Harga diri
Klien masih merasa harga dirinya positif dan percaya diri
karena banyak dukungan dari teman di perusahaan yang
menginginkan klien cepat sembuh
3) Peran
Klien merasa perannya sebagi ibu berkurang semenjak sakit
dan sebagai karyawan juga berkurang karena tidak dapat
melaksanakan tugasnya
4) Identitas diri
Klien mengatakan identitas dirinya sebagai ibu bagi anaknya
dan perempuan
5) Ideal diri
6) Klien merasa ideal dirinya berkurang karena tidak dapat
beraktivitas sendiri
9) Data sosial
Klien mengatakan mempunyai hubungan baik dengan keluarga,
tetangga dan teman dikantor. Klien juga mengatakan banyak keluarga
dan teman yang sering datang menjenguk
10) Data spiritual
Klien mengatakan sebelum sakit rajin melaksanakan ibadah sholat 5
waktu. Namun semenjak sakit klien susah untuk sholat berdiri hanya
dengan berbaring karena selalu pusing saat berdiri.
11) Data penunjang
a) Laboratorium
Tanggal Jenis
pemeriksaan
Nilai
rujukan
Satuan Nilai normal
10/06 /2018 Hb
Leukosit
Glocose-N
10,3
15.100
100
gr%
/mm3
mm/100ml
L:13-17 P :12-
15
4000-10.000
70-100
11/06/2018 Glucose-N
Cholesterol
Trigliserida
LDL-
Cholesterol
HDL-
Cholesterol
102
250
249
152
47
mm/100ml
mm/100ml
mm/100ml
mm/100ml
mm/100ml
70-100
150-220
≤150
≤150
≤159
b). EKG
- Sinus Tachycardia. T Abnormality (Flat T).
Therapi
Jenis Nama Obat Dosis Fungsi
Obat
Oral
Amlodipine 10 mg 1x1 tablet Penurun tekanan
darah
Neurodial 3x1 tablet Obat nyeri
Cemfibrozil 300
mg
1x1 tablet Obat cholesterol
Micardis 1x1 tablet Penurun tekanan
darah
2. Data Fokus
Nama pasien : Ny. Z Nama Mahasiswa : Yulia
No. Register : 405533 Nim : 14401201700086
Ruangan : Laika Mendidoha Kls 1
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan mudah lelah
saat melakukan aktifitas dan
kepala selalu pusing.
2. Klien mengatakan makan,
minum, dan ke kamar mandi di
bantu oleh keluarganya.
3. Klien mengatakan selalu tidur
dengan nyenyak apa lagi setelah
minum obat.
4. Klien mengatakan makanan
yang diberikan selalu
dihabiskan.
5. Klien mengatakan BAB 1 kali
dalam sehari dan BAK 3 kali
dalam sehari.
6. Klien mengatakan kepalanya
nyeri dan lehernya selalu tegang.
P : ketika bergerak dan ditekan.
Q : terasa seperti berputar-putar
dan di tusuk-tusuk.
R : di bagian kepala.
S : 4
T : sewaktu-waktu
1. TTV
TD : 150/90
N : 102 kali/menit
S ; 36,0oC
R : 18 kali/menit
2. Terdapat nyeri tekan pada
kepala, skala nyeri 4 (0-10).
3. Tampak meringis
4. Tampak lemah.
5. Aktifitas selalu di bantu dengan
keluarga.
6. Kekuatan otot
4 5
5 5
3. Analisa Data
Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1
No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi
No Data Kemungkinan
penyebab/dampak
Masalah
1. DS :
Klien mengatakan sakit kepala.
Klien mengatakan lehernya
tegang
DO :
Tampak meringis
Skala Nyeri 4
Tampak sesekali memegang
lehernya yang tegang
Hasil Laboratorium
Cholesterol : 250
Trigliserida : 249
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi ke otak
Resistensi pembuluh darah
otak menurun
Nyeri Kepala
Nyeri
2. DS :
Klien mengatakan mudah lelah
dalam melakukan aktifitas
Klien mengatakan membutuhkan
bantuan orang lain, karena selalu
pusing.
DO :
Klien nampak lemah
Klien dibantu dalam
melakukan aktifitasnya
Gangguan sirkulasi pembuluh
darah sistemik
Vasokontriksi
Afterload menurun
Kelemahan fisik
Intoleran aktifitas
Intoleran
aktifitas
Prioritas diagnosa keperawatan
Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha
No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi
No/Dx Diagnosa keperawatan
1.Nyeri berhubungan dengan adanya peningkatan vaskular
serebral
2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
dan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
B. Intervensi Keperawatan
Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1
No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi
No Diagnosa KeperawatanTujuan dan kriteria
objektifIntervensi keperawatan Rasional
1. Nyeri Akut berhubungan
dengan adanya
peningkatan vaskular
serebral, ditandai dengan
DS :
- Klien mengatakan
sakit kepala.
- Klien mengatakan
lehernya tegang
DO :
- Tampak meringis
- Skala Nyeri 4
- Tampak sesekali
NOC
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
jam nyeri teratasi dengan
kriteria hasil
a. Ekspresi wajah klien
tidak meringis.
b. Skala nyeri 2 (0-10).
c. Tanda-tanda Vital
dalam batas normal
TD : 120/80 mmHg
N : 100 x/menit
S ; 36,0 oC
NIC
1. Kaji tingkat nyeri (skala
nyeri)
2. Pertahankan tirah baring
selama fase akut
3. Hilangkan /minimalkan
aktivitas vasokontriksi yang
dapat meningkatkan sakit
kepala seperti: mengejan saat
BAB dan membungkuk.
4. Bantu pasien dalam ambulasi
1. Menentukan intervensi
selanjtunya
2. Meminimalkan stimulasi/
meningkat- kan relaksasi
3. Aktivitas yang meningkatkan
vasokontriksi menyebabkan
sakit kepala pada adanya
peningkatan tekanan vaskular
serebral
4. Pusing dan penglihatan kabur
sering berhubungan dengan
memegang lehernya
yang tegang
- Hasil Laboratorium
Cholesterol : 250
Trigliserida : 249
R ; 18 x/menit sesuai sakit kepala.
5. Meningkatkan rasa nyaman dan
mengurangi nyeri.
2. Intoleran aktifitas
berhubungan dengan
kelemahan umum dan
ketidak seimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen,
ditandai dengan
DS :
- Klien mengatakan
mudah lelah dalam
melakukan aktifitas.
- Klien mengatakan
membutuhkan
bantuan orang lain,
NOC
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24
jam klien
dapat menunjukkan
perbaikan
kemampuan aktifitas
dengan kriteria hasil :
a. Klien dapat melakukan
aktifitasnya seperti
kekamar mandi dan
makan.
NIC
1. Kaji respons pasien terhadap
aktivitasperhatikan frekuensi
nadi lebih dari 20 kali
permenit diatas frekuensi
istrahat. TD meningkat
selama/ sesudah aktivitas,
dispnue,nyeri dada, pusing
atau pigsan.
2. Intruksikan pasien tentang
teknik penghematan energi
mis: menggunakan kursi
saat mandi ,duduk saat
menyisir rambut atau
1. Menyebutkan parameter
menbantu dakam mengkaji
respons fisiologi terhadap
stress aktivitas dan ,bila ada
merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan
dengan tingkat aktivitas.
2. Teknik menghemat energi
mengurangi penggunaan energi
,juga membantu keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
karena selalu pusing.
DO :
- Klien nampak lemah.
- Klien dibantu dalam
melakukan
aktifitasnya
menyikat gigi, melakukan
aktivitas dengan perlahan.
3. Berikan dorongan untuk
melakukan
aktivitas/perawatan diri
bertahap jika dapat
ditoleransi.berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
3. Kemajuan aktivitas bertahap
mencegah peningkatan kerja
jantung tiba- tiba. Memberikan
bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas
C. Implementasi
Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1
No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/Tgl/
JamImplementasi Paraf
Hari/Tgl/
JamEvaluasi (SOAP) Paraf
Nyeri berhubungan
dengan adanya
peningkatan vaskular
serebral
Senin,
11-06-18
08.30
08.31
09.00
12.00
1. Mengkaji tingkat nyeri. Mengatakan
nyerinya pada kepala, skala 3.
2. Mengajarkan tehnik relaksasi kepada
pasien jika nyerinya terasa lagi.
3. Membantu klien mengganti pakaian..
4. Memberikan obat minum Neurodial 1
tablet.
Senin, 11-
06-18
13.30
S : klien mengatakan masih
nyeri pada kepala.
O : klien tampak meringis
Skala nyeri : 3 (0-10)
A : masalah belum teratasi.
P : intervensi dilanjutkan
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan umum dan
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Senin,
11-06-18
09.12
10.05
11.00
1. Membantu klien ke kamar mandi.
2. Menganjurkan untuk meminta bantuan
kepada keluarga saat akan melakukan
aktifitas.
3. Memberikan suport kepada klien agar
tetap semangat melawan penyakitnya.
Senin, 11-
06-18
13.30
S : Klien mengatakan sudah
bisa melakukan aktifitas
mandiri, walaupun
kadang kadang masih
sering dibantu sama
keluarganya.
O : Tampak kekamar mandi
dengan mandiri
- Tampak makan
dilakukannya dengan
mandiri.
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi lanjutkan.
Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1
No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/Tgl
/JamImplementasi Paraf
Hari/Tgl/
JamEvaluasi (SOAP) Paraf
Nyeri
berhubungan
dengan adanya
peningkatan
vaskular
serebral
Selasa,
12-06-18
08.12
08.13
09.00
12.00
1. Mengatakan nyeri berkurang, skala 2
(0-10).
2. Mengajarkan tehnik relaksasi kepada
pasien jika nyerinya terasa lagi.
3. Membantu klien mengganti pakaian..
4. Memberikan obat minum Neurodial 1
tablet.
Selasa,
12-06-18
14.00
S : klien mengatakan nyeri
mulai berkurang.
O : ekspresi wajah tidak
meringis. Skala nyeri : 2
(0-10)
A : masalah teratasi sebagian.
P : intervensi dilanjutkan
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
Selasa,
12-06-18
09.12
10.05
1. Keluarga mengatakan klien ke kamar
mandi tanpa di bantu lagi..
2. Mengganti cairan infus RL 20
Selasa,
12-06-18
14.00
S : Klien mengatakan sudah
bisa melakukan aktifitas
mandiri, walaupun
kadang kadang masih
kelemahan
umum dan
ketidakseimba
ngan antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen
11.00
tetes/menit.
3. Memberikan suport kepada klien agar
tetap semangat melawan penyakitnya.
sering dibantu sama
keluarganya.
O : Tampak kekamar mandi
dengan mandiri
- Tampak makan
dilakukannya dengan
mandiri.
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi lanjutkan.
Nama pasien : Ny. Z Ruangan : Laika Mendidoha Kls.1
No. Register : 405533 Dx. Medis : Hipertensi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/T
gl/JamImplementasi Paraf
Hari/Tgl/
JamEvaluasi (SOAP) Paraf
Nyeri
berhubungan
dengan adanya
peningkatan
vaskular serebral
Rabu,
13-06-
18
08.12
08.13
09.00
12.00
1. Mengatakan nyeri sudah hilang
2. Mengajarkan tehnik relaksasi kepada
pasien jika nyerinya terasa lagi.
3. Membantu klien mengganti pakaian..
4. Memberikan obat minum Neurodial 1
tablet.
Rabu,
13-06-18
14.00
S : klien mengatakan nyeri
sudah hilang.
O : ekspresi wajah tidak
meringis. Skala nyeri : 0
(0-10)
A : masalah teratasi .
P : intervensi dipertahankan.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum dan
ketidakseimbang
an antara suplai
dan kebutuhan
oksigen
Rabu,
13-06-
18
09.12
10.05
11.00
13.58
1. Keluarga mengatakan klien ke kamar
mandi tanpa di bantu lagi.
2. Mengganti cairan infus RL 20
tetes/menit.
3. Memberikan suport kepada klien agar
tetap semangat melawan penyakitnya.
4. mengaaff infus.
5. klien sudah di perbolehkan pulang.
Rabu,
13-06-18
14.00
S : Klien mengatakan sudah
bisa melakukan aktifitas
mandiri, tanpa bantuan
keluarganya lagi.
O : Tampak kekamar mandi
dengan mandiri
- Tampak makan
dilakukannya dengan
mandiri.
A : masalah teratasi
P : intervensi di pertahankan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan pada kasus Ny.Z
adalah bahwa klien mengeluh sakit kepala. P : Ketika bergerak dan
ditekan. Q : Terasa seperti berputar putar dan di tertusuk-tusuk. R :
Bagian kepala. S : Skala 4. T : Sewaktu-waktu. Selain itu ditemukan juga
hasil pengkajian bahwa klien tidak mampu melakukan aktifitas mandiri,
seperti makan,minum dan ke kamar mandi harus selalu di
bantu.Berdasarkan teori telah dijelaskan bahwa Hipertensi merupakan
suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri, atau gangguan sistem
peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai
normal.
B. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus ini diagnosa yang di tegakkan adalah nyeri dan
intoleran aktifitas. Karena pada Ny.Z selalu mengeluh nyeri kepala yang
di karenakan tekana darah Ny.Z masih 150/90 mmHg.
C. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan prioritas masalah yang tedapat pada kasus Ny.Z yaitu
nyeri maka, intervensi keperawatan yang saya lakukan adalah mengkaji
karateristik nyeri durasi, frekuensi, kualitas, faktor presipitasi dan
observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. Intoleran aktifitas,
melatih tingkat kemadirian klien seperti makan minum dan kekamar mandi
serta berpakaian.
D. Implementasi
Implementasi yang di lakukan meliputi monitoring, terapi
mandiri perawat, health education, dan kolaborasi dengan tim medis
lainnya.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari, klien
mengatakan nyeri kepala berkurang, dan sudah mampu makan dan minum
sendiri, walaupun sekali-kali di bantu untuk ke kamar mandi. Klien
mengatakan jika nyeri klien melakukan tehnik relaksasi nafas dalam.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada pengkajian ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus
2. Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukan 6 diagnosa sementara
dalam pengkajian ditemukan 2 diagnosa
3. Pada teori dan kasus intervensi keperawatan disesuaikan dengan prioritas
masalah tetapi dalam teori tidak ada batasan waktu untuk mencapai tujuan
atau evaluasi, sedangkan pada kasus intervensi keperawatan ada batasan
waktu
4. Pada implementasi atau pelaksanaan keperawatan, hampir semua rencana
yang telah disusun dilakukan dan telah disesuaikan dengan prioritas masalah
5. Pada evaluasi dari 2 diagnosa keperawatan yang ditemukan, masalah
keperawatan dari keempatnya baru teratasi sebagian, sehingga masih perlu
dilakukan intervensi kembali
B. Saran
1. Bagi keluarga
a. Ikut melaksanakn tindakan keperawatan sebagai tindakan keperawatan
mandiri untuk proses keperawatan di rumah setelah pulang
b. Menanyakan langsung kepada perawat atau dokter yang merawat klien
jika ada yang ingin diketahui mengenai masalah klien
2. Bagi Perawat
Diharapkan sebagai perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan
dengan baik sesuai dengan prosedur kepada pasien dengan Hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,
Jakarta : EGC
Chung, E.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta : EGC
Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta,
Penerbit Kanisius
Marvyn, Leonard. 1995. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet,
Jakarta : Penerbit Arcan
NANDA.2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: definisi
dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.
NANDA, 2007-2008. Diagnosa Nanda (Nic & Noc), Disertai Dengan
Discharge Planning.
Price, S, A. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
volume 1. Jakarta ; EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2.
Jakarta :EGC
Sobel, Barry J, et all.1999. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis danTerapi,
Jakarta : Penerbit Hipokrates
Tom, S. 1995. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana
mengatasinya ?, Jakarta : Arcan
Tucker, S.M, et all . 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,
diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta : EGC