MAKALAHTEORI KEPERAWATAN
MENURUT JEAN WATSON
Disusun Oleh :
1.Faiq alwafa (2011181248)2.Fatia risdiani (2011181250)3.Feni ekawati (2011181251)4.Halija pella (2011181255)5.Heny purwaning tyas (2011181256)6.Iindah yuniarti (2011181258)7.Ika imas (2011181259)
AKADEMI KEPERAWATANKARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME. yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
baik. Adapun judul Makalah ini yang penulis ambil adalah “TEORI KEPERAWATAN
MENURUT JEAN WATSON”Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Akademi Keperawatan karya
bhakti nusantara magelang. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini,
diantaranya :
1. Ibu Emah Marhamah,S.Kep.Ns selaku dosen pembimbing
2. Teman – teman yang telah membantu dan bekerjasama sehingga tersusun makalah
ini.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam pembuatan
Makalah ini yang namanya penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan penulis dalam pembuatan Makalah ini,
sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan
dan saran yang membangun agar Makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta
komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka wawasan
ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akandatang.
Magelang,10 September 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia.
Oleh sebab itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator
kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB
pada 7 April 1948. Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan menjabat mulai 8
November 2006. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai
karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan
Mandle. 1994) : Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh,
memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, dan
penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi
kesehatan saja didirikan untuk memajukan kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi
keperawatan sehingga profesi keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat serta
kebutuhan keperawatan kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespons dan beradaptasi
terhadap perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan
menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan
jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang
relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh
masyarakat dengan baik.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
Yang dimaksud Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar
dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan,
mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney,
1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring
merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan
kebutuhan manusia (Torres, 1986)
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul adalah
bagaimana perawat dapat mempraktekan teori menurut jean Watson?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat dapat mempraktekan teori menurut Jean Watson.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sejarah keperawatanan
b. Mengetahui pengetian keperawatan
c. Mengetahui pengertian model konsep dan teori
d. Mengetahui faktor pengaruh teori keperwatan
e. Mengetahui tujuan teori keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Sejarah Keperawatan
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini,
keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, Pada awal sejarahnya
keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan
dengan dorongan alami untuk melayani dan melindungi keluaga ( Donahue, 1995).
Keperawatan lahir sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan
memberikan rasa nnyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit. Walaupun secara
umum tujuan keperawatan relative secara sama dari tahun ke tahun, praktik keperawatan
dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan masyarakat, sehingga keperawatan terilabat secara
bertahap.
Selama era Hipprocrates, kedokteran bekerja tanpa perawat selama abad pertengahan,
keperawatan bekerja tanpa dukungan medis. (Donahue, 1995; Deloghery, 1996).
Kekeristenan cukup besar memperngaruhi profesi keperawatan. Salah satu catatan diawal
sejarah digambarkan bahwa keperawatan merupakan bentuk perintah dari Diakonia, suatu
kelompok kerja seperti perawat kesehatan masyarakat atau yang mengunjungi orang sakit.
Pandangan Nigthingale terhadap keperawatan diturunkan dari philosofi spiritual yang
berkembang dalam mas remaja dan ia ketika dewasa (Macrae, 1995). Inti keyakinannya juga
terlihat dalam analisis statistik yang mengaitkan sanitasi yang buruk dengan terjadinya kolera
dan disentri. Ia memandang keperawatan sebagai suatu jalan untuk mencari kebenaran dalam
mendapat jawaban atas pertanyaan atau penelusuran terhadap masalah kesehatan dan
menggunakan hokum penyembuhan Tuhan dalam praktik keperawatan (Macrea, 1995).
Perang salib menjadi suatu stimulus untuk memperoleh asuhan keperawatan dan kesehatan.
Perawat militer membutuhkan perawat laki-laki dan didirikan rumah sakit. Setelah perang
salib kota-kota besar mulai berdiri dan berkembang dengan menurunkan faktor feodalisme.
Perkembangan populasi penduduk yang luas di kota-kota tersebut menyebabkan munculnya
masalah kesehatan tertentu dan meningkatnya kebutuhan perawatan kesehatan.
Dalam bulan Oktober 1846, Florence Nightingale memperoleh Year-book of the
Institution of Deaconesses at Kaiserswerth (Woodham-Smith, 1983). Pada tahun 1847, ia
pergi ke kaisersweth untuk bekerja pada Diakonia( Woodham-Smith,1983; Donehue, 1995).
Dalam tahun 1860, Nightingale menulis Notes on Nursing: What It Is and What It Is
Not untuk masyarakat umum. Filosofinya terhadap praktik keperawatan merupakan dari
refleksi dari perubahan kebutuhan masyarakat. Ia melihat peran perawat sebagai seseorang
yang bertugas menjaga kesehatan seseorang berdasarkan penghetahuan tentang bagaimana
menempatkann tubuh dalam suatu status yang terbebas dari penyakit atau sembuh dari suatu
penyakit (Nightingale, 1860; Schuyler, 1992). Dalam tahun yang sama, ia mengembangkan
program pelatihan untuk perawat pertama kali, sekolah Nightingale untuk perawat di St.
Thomas’s Hospital di London.
Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad ke-19, tetapi di komunitas,
keperawatan tidak menunjukan peningkatan yang berarti sampai tahun 1893 ketika Lilian
Wald dan Mary Brewster membuka The Henry Street Settlement, yang berfokus pada
kebutuhan kesehatan orang-orang miskin yang tinggal dirumah penampungan di New York
(Donahue, 1995; Silverstain, 1985). Perawat yang berkerja di tempat tersebut memiliki
tanggung jawab yang lebih besarterhadap klien mereka dari pada perawat yang bekerja di
rumah sakit karena mereka sering kalo menghadapi situasi yang membutuhkan tindakan
mandiri dari perintah dokter. Lebih dari itu, dalam mengobati penyakit, orang miskin
membutuhkan terapi yang ditunjukan untuk memperbaikin nutrisi, memberikan penginapan,
dan mempertahankan kebersihan. Wald menulis buku yang menggambarkan aktivitasnya di
tempat bekerja, dengan judul : The House on Henry Sreet (1915) dan Windows on Henry
Street (1934). Perkembangan keperawatan di dunia :
1. Mother Instink, pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan,
keperawatan ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan
akal pikirannya untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan,
merawat anak, menyusui anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.
2. Animisme, manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah
disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada
manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk
mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus
di usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari
pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang sakit.
Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan
menggunakan mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.
3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa, pada tahap ini manusia sudah
memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh
kemarahan dewa. Untuk membantu penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan
kepada para dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil
adalah tempat pelayanan kesehatan.
4. Ketabiban, mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah
dikenal teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.
5. Diakones dan Philantrop berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan
pelayanan perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu
pendeta memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal
berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang
mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang
memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.
6. Perkembangan ilmu kedokteran islam pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui
Nabi Muhamad SAW dan para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok
dunia. Selain menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).
7. Perawat terdidik ( 600 – 1583 ) Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul,
dimana program itu menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali
di Hotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar
disana. Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana tenaga
mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib. Tokoh
perawat yang terkenal pada saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.
8. Perawat Profesional (abad 18 – 19) Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat
sejak abad ini termasuk ilmu kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910)
adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan
sekolah keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.
Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling
klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh
dunia internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di
Indonesia.
Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus
berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :
1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya
pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran
animisme, dan orang bijak beragama.
2. Penjaga Orang Sakit (POS/zieken oppasser) sejak masuknya Vereenigge Oost Indische
Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama
yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga
perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan
dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit
yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan
membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak
lari/pasien gangguan kejiwaan.
3. Model Keperawatan Vokasional (abad 19) Berkembangnya pendidikan keperawatan
non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan
dipadukan dengan latihan kerja.
4. Model Keperawatan Kuratif (1920) Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat
dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.
5. Keperawatan semi professional. Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
(keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan
dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai
bermunculan.
6. Keperawatan preventif pemerintahan belanda menganggap perlunya hygiene dan
sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga
menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya
ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di
Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan
merupakan pengobatan.
7. Menuju keperawatan professional sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan
keperawatan mulai nyata dengan berdirinya Sekolah Pengatur Rawat (SPR) dan Sekolah
Bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun,
disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru di
SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan
Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
8. Keperawatan professional melalui Lokakarya Nasional keperawatan dengan kerjasama
antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan
kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka
didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan
kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).
B. Pengertian Keperawatan
Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri, yang memungkinkan perawat untuk menerapkan cara mereka
bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Model konsep keperawatan ini
digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek
keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model.
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai
berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko
sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Florence Nightingale (A. Potter,Anne Grifiin Perry 2005) mendefinisikan keperawatan
sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam
dan isinya untuk bertindak.
Watson (Azis Alimul Hidayat 2002) mendefinisikan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah
kesakitan. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Keperawatan adalah
upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic
berdasarkan ilmu dan kiat, standar pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang
melandasi perawat professional secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi.
C. Pengertian Model Konsep Dan Teori
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan Konsep Keperawatan merupakan
ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan.
Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh
para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang
didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan : Penyusun Teori: Nightingale (1860)
Tujuan Keperawatan: Untuk memfasilitasi “proses penyembuhan tubuh” dengan
memanipulasi lingkungan klien (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan klien dimanipulasi untuk mendapatkan ketenangan,
nutrisi, kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialiasi, dan harapan yang sesuai
Penyusun Teori: Henderson (1955) Tujuan Keperawatan: Untuk bekerja secara mandiri
dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan (Marriner-Torney, 1994), membantu klien untuk
mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.Kerangka Kerja Praktik: Praktik
keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan dasar Henderson (Henderson,
1966)
Penyusun Teori: Roy (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan
klien, mengkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi
Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi ini didasari oleh model adaptasi fisiologis,
psikologis, sosiologis, serta ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980).
Penyusun Teori: Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan kesehatan,
mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan (Marriner-Torney,
1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring; caring
merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan
kebutuhan manusia (Torres, 1986)
D. Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dalam
perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1. Dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam
pelayanan keperawatan.
2. Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan.
3. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan memberikan arah
yang jelas.
4. Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan.
BAB III
TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON
A. Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik
dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan mengacu
langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan
memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta penegahan penyakit.
Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan
bagi klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan
proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami
perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial,
kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain dan memahami kekurangan
dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu
perawat juga memberikan kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan
keluarganya.
Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag
digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul
Hidayat 2002).
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan.
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan
estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care
fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti
dinyatakan oleh Watson (1985) " human care is the heart of nursing".
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully
functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh,
….."the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts ….
(Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang
manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya.
Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga
diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan
lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting untuk
perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma
keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang
human science , human responses (to health and illness) dan human care serta menuntun
perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan
manusiawi.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan
yang saling berhubungan, diantaraanya:
1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi Kebutuhan
Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan
untuk Berprestasi dan Berorganisasi
4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk
Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson :
Berdasarkan 4 kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk
yang sempurna yang memiliki bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk
mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status
kesehatan, mencaegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
B. Sehat Dan Kesehatan
Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the
mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as
perceived and the self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of
the individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain
aspects oh human behavior and physiology."
Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras
antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal
yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku
dan fisiologi manusia semata.
Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip
antara lain :
1) Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor
yang mempengaruhi.
2) Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.
3) Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
4) Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang
dinamis.
5) Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
(manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat
mengganggu (agent,environment).
C. Carrative Factor
Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia
dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :
1. Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)
2. Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)
3. Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)
4. Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara
manusiawi
5. Pengekspresian perasaan positif dan negative
6. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring
process)
7. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)
8. Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual
9. Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance
10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.
Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan
kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya
melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi
disertai “warmth, kindness, compassion”.
D. Clinical Caritas Process
Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk
menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti
memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek
perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh
kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu
mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan
transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif
menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari
caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan non
fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan,
kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar
mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan
mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.
E. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan
hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen
melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan
menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan
sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung. Hubungan ini menjelaskan
bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif,menunjukkan perhatian kepada
subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran
perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi
orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan
pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari
suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam
mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai
kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada
akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan
melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan
keselarasan batin.
F. Caring Occation Moment
Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang
pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik
mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka
refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau
kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan, arti
persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,
sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal
ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam moment
merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat
dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan demikian
akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi
transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien)
kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan –
kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic
dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Dari pembahasan makalah diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Jean Watson membagi kebutuhan manusia melalui 4 bagian pokok :
1. Kebutuhan Biophisikal
Kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan vertilasi
2. Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan aktifitas dan istirahat dan kebutuhan oktualisasi
3. Kebutuhan Psikososial
4. Kebutuhan Intrapesonal Dan Intepersonal
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk mencapai
kesempurnaan, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara fisik dan rohani.
Untuk mencapai keadaan tersebut manusia harus memprioitaskan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit
B. Saran
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya.
Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi. Untuk dapat
memenuhi kebutuhannya, manusia harus memilki pengetahuan manusia dan pemeliharaan /
perawatan manusia. Tanpa adanya ilmu pengetahuan manusia tidak dapat berinteraksi dan
bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan / perawatan diri,
manusia juga akan sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu, manusia
dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku Kedokteran. EGC.
Jakarta
http://www.google.co.id, Konsep dan teori keperawatan
http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-watson.html