MENGGUNAKAN MESIN UNTUK
OPERASI DASAR
MODUL
Seri : M7.32A
Untuk :
Peserta Pendidikan dan Pelatihan
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN
KURIKULUM SMK TAHUN 2004
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
JAKARTA
2004
MENGGUNAKAN MESIN
UNTUK OPERASI DASAR
Untuk Peserta Pendidikan dan Pelatihan
Kelompok Teknologi dan Industri
Bidang Keahlian : Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik Pemesinan
Kurikulum SMK Edisi 2004
Penyusun :
Dadang S. Iskandar
Editor :
Tim Teknik Mesin ITB
Cetakan Pertama : Tahun 2004
Illustrasi Cover : DSI
Dicetak Oleh :
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
SERI MODUL : M7.32A
160 JAM
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A i
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan sebagai panduan bagi pelaksanaan pemelajaranpeserta
pendidikan dan pelatihan pada kelompok teknologi dan industri, bidang keahlian
teknik mesin, program keahlian teknik proses permesinan, kurikulum sekolah
menengah kejuruan (SMK).
Optimalisasi pemakaian modul ini terletak pada penggunaannya selama
melaksanakan kegiatan belajar, sehingga peserta diklat dituntut untuk mengikuti
setiap langkah pemelajaranyang ada.
Pengembangan pemelajarandari materi yang ada pada modul ini dapat
senantiasa dilakukan oleh peserta diklat dengan tetap dibimbing oleh guru dan
pengajar. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk lebih mengoptimalkan
penggunaan modul ini, dan dihjartapkan peserta didik dapat cepat menguasai
materi kompetensi yang dipersyaratkan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu penyelesaian,
penyusunan, dan penerbitan modul ini. Semoga dapat bermanfaat bagi
pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan kejuruan.
Bandung, 26 Januari 2004
Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan,
Dr. Ir. Gatot Hari Priowiryanto NIP. 130675814
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………… iii
Peta Kedudukan Modul ……………………………………………………... iv
Glosarium …………………………………………………………………….. vi
I. PENDAHULUAN ………………………………………………………... 1
A. Deskripsi ………………………………….………………………….. 1
B. Prasyarat ……………………………….…………………………… 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul ………………………………………. 2
1. Penjelasan Bagi Siswa ………………………………………….. 2
2. Peran Guru ………………………………………………………. 4
D. Tujuan Akhir ………………………………….……………………… 5
E. Kompetensi………………………………….………………………… 6
F. Cek Kemampuan ……………………………………………………. 9
II. PEMBELAJARAN ………………………………………………………. 10
A. Rencana Belajar Peserta didik ……………………………………… 10
B. Kegiatan Belajar ……………………………………………………… 12
1. Kegiatan Belajar 1 : Menentukan Persyaratan Kerja ……. 12
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran …………………………… 12
b. Uraian Materi ………………………………………………… 12
1) Memahami Gambar Kerja ……………………………… 12
2) Memahami Instruksi Kerja ……………………………… 21
3) Memahami Peralatan Keselamatan Kerja …………….. 22
4) Mengidentifikasi Tanda-tanda Keselamatan Kerja …… 25
5) Memahami Material yang Akan Digunakan …………… 26
6) Membuat Rencana Langkah Kerja……………………… 27
7) Menentukan Mesin-mesin yang Akan Digunakan …… 27
c. Rangkuman …………………………………………………... 32
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A iii
d. Tugas …………………………………………………………. 34
e. Tes Formatif ………………………………………………….. 35
f. Kunci Jawaban Formatif ……………………………………. 38
2. Kegiatan Belajar 2 : Mempersiapkan Mesin ………………. 40
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran …………………………… 40
b. Uraian Materi ………………………………………………… 40
1) Menentukan Peralatan yang Akan Digunakan ………. 40
2) Memilih Peralatan yang Diperlukan …………………… 64
3) Memeriksa Peralatan yang Sudah Dipilih ……………. 64
4) Mengasah Alat Potong yang Akan Digunakan ………. 65
5) Memasang Peralatan pada Mesin …………………….. 73
6) Mengidentifikasi Peralatan Pengaman yang Akan
Digunakan ………………………………………………. 81
7) Memasang Peralatan Pengaman ……………………… 81
8) Memeriksa Kesiapan Mesin …………………………… 84
c. Rangkuman ………………………………………………….. 85
d. Tugas …………………………………………………………. 87
e. Tes Formatif ………………………………………………….. 88
f. Kunci Jawaban Formatif …………………………………… 93
3. Kegiatan Belajar 3 : Mengoprasikan Mesin ……………….. 95
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran …………………………… 95
b. Uraian Materi ………………………………………………… 95
1) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja ……………. 95
2) Memakai Peralatan Keselamatan Kerja ………………. 96
3) Memasang Benda Kerja pada Mesin ………………….. 96
4) Mencekam Benda Kerja dengan Alat Bantu
Pencekaman ……………………………………………… 102
5) Mengoperasikan Mesin ………………………………… 107
6) Memeriksa Proses Miring………...……………………… 121
c. Rangkuman …………………………………………………... 122
d. Tugas ………………………………………………………….. 124
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A iv
e. Tes Formatif …………………………………………………. 125
f. Kunci Jawaban Formatif …………………………………….. 131
4. Kegiatan Belajar 4 : Memeriksa Komponen Yang
Dikerjakan ………………………………………………………. 133
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran ……………………………. 133
b. Uraian Materi ………………………………………………… 133
1) Mengidentifikasi Alat-alat Ukur yang Diperlukan ……. 133
2) Memilih Alat-alat Ukur yang Diperlukan ………………. 136
3) Mengkalibrasi Alat Ukur yang Akan Digunakan ……… 136
4) Mengukur Benda Kerja …………………………………. 136
5) Mencatat Hasil Pengukuran …………………………… 138
6) Membandingkan Hasil Pengukuran dengan
Spesifikasi Teknis yang Dipersyaratkan ………………. 138
7) Melaporkan Hasil Pemeriksaan Benda Kerja ………… 138
c. Rangkuman ………………………………………………….. 139
d. Tugas ………………………………….……………………… 140
e. Tes Formatif …………………………………………………. 141
f. Kunci Jawaban Formatif ……………………………………. 144
III. EVALUASI ………………………………………………………………. 146
A. Kognitif Skill ………………………………………………………….. 146
B. Psikomotor Skill ………………………………….………………… 154
C. Attitude Skill ………………………………….……………………… 154
D. Batasan Waktu yang Telah Ditetapkan ………………………….. 155
E. Kunci Jawaban ………………………………….…………………… 155
IV. PENUTUP ………………………………….…………………………… 157
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 158
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A v
PETA KEDUDUKAN MODUL
M7.10AMenggerindapahat dan alat
potong
M7.18AMemperogrammesin NC/CNC
(dasar)
M7.15AMengeset dan
memprogram mesinNC/CNC (dasar)
M7.11AMempergunakan
mesin frias(kompleks)
M7.21AMempergunakan
mesin bubut(kompleks)
M7.16AMengeset dan
mengedit programmesin NC/CNC
M7.8AMempergunakan
mesin gerinda
M12.3AMengukur
dengan alat ukurmekanik presisi
M7.32AMenggunakanmesin untuk
operasi dasar
M7.7AMempergunakan
mesin frias
M18.1AMenggunakan
perkakastangan
M7.28AMengoperasikanmesin NC/CNC
(dasar)
M7.6AMempergunakan
mesin bubut
M2.5C11AMengukur denganmenggunakan alat
ukur
M7.24AMengoperasikandan mengamatimesin/proses
M7.5ABekerja dengan
mesin umum
M2.7C10Melakukanperhitungan
dasar
M2.8C10Melakukanperhitungan
lanjut
M2.13C5Melakukanperhitunganmatematis
M9.2AMembacagambarteknik
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A vi
GLOSARIUM
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 1
I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Judul modul ini adalah “Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar”,
berisi 4 (empat) bagian utama yaitu Pendahuluan, Pembelajaran, Evaluasi
dan Penutup.
Modul ini digunakan setelah peserta didik mempelajari dan
menyelesaikan modul seri M18.1A, dan digunakan sebagai prasayarat untuk
melanjutkan ke modul seri M.75A dan M7.15A.
Hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari
dan menyelesaikan modul ini adalah memahami prinsip-prinsip dasar
mengenai persiapan dan penggunaan mesin untuk operasi dasar, mampu
secara mendasar mengoperasikan mesin untuk membuat benda-benda kerja
sederhana, dan mampu mengevaluasi hasil belajar secara mandiri, serta
melakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang diperoleh
setelah melakukan pembelajaran.
Pemahaman mengenai prinsip-prinsip menyiapkan pekerjaan dasar,
mengoperasikan mesin perkakas, dan melakukan evaluasi terhadap
pekerjaan, akan sangat berguna bagi peserta diklat sebagai pembentukan
watak dalam bekerja di bidang keahlian teknik mesin, dan akan menjadi
kebiasaan positif setelah bekerja di industri sehingga menjadi salah satu
penunjang budaya mutu dan kerja profesional. Hal ini akan menunjang pula
terhadap peningkatan kemampuan (pengetahuan, keteerampilan dan sikap)
peserta didik dalam menguasai kompetensi lainnya dalam bidang keahlian
yang sama.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 2
B. Prasyarat
Persyaratan untuk mempelajari dan menggunakan modul ini adalah :
1. Peserta didik telah menyelesaikan dan telah dinyatakan berhasil
menguasai kompetensi yang dipersyaratkan dalam modul seri M18.1A
(Menggunakan Perkakas Tangan). Hal tersebut dibuktikan dengan
sertifikat, surat keterangan atau portofolio dari lembaga diklat berwenang.
2. Peserta didik telah mengikuti dan dinyatakan lulus test penguasaan
kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari dan
menggunakan modul ini. Test tersebut dilakukan oleh pihak berwenang
untuk melakukan uji kompetensi.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Penjelasan Bagi Siswa
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan modul ini,
peserta diklat perlu memperhatikan beberapa hal yaitu
a. Langkah-langkah belajar yang ditempuh
1) Menyiapkan semua bukti penguasaan kemampuan awal yang
diperlukan sebagai persyaratan untuk mempelajari modul .
2) Melaksanakan test kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk
mempelajari modul ini.
3) Mempelajari modul secara seksama.
b. Perlengkapan yang perlu disiapkan
1) Buku modul 7.32A.
2) Pakaian untuk melaksanakan praktek.
3) Mesin dan perlengkapannya.
4) Alat-alat ukur dan alat pemeriksaan benda kerja.
5) Lembar kerja / Job Sheet.
6) Bahan dan material lain yang diperlukan.
7) Buku-buku referensi.
8) Dan perlengkapan lain yang diperlukan.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 3
c. Hasil pelatihan yang diperoleh
1) Daftar nilai hasil pelatihan.
2) Portofolio.
3) Benda hasil pekerjaan.
4) Surat keterangan atau sertifikat penguasaan kompetensi.
5) Bukti berupa hasil yang diperoleh lainnya.
d. Prosedur sertifikasi kompetensi
Secara umum prosedur rekomendasi penerbitan sertifikasi mengikuti
mekanisme seperti diagram berikut :
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 4
Gambar 1.1. Mekanisme rekomendasi penerbitan sertifikasi
1) Melengkapi semua bukti pelaksanaan pelatihan.
2) Melengkapi semua bukti penilaian hasil pelatihan.
3) Mengajukan uji kompetensi kepada pihak berwenang.
4) Mengikuti uji kompetensi yang dipersyaratkan.
5) Mengikuti perbaikan jika diperlukan.
6) Mendapatkan rekomendasi penerbitan sertifikat kompetensi.
2. Peran Guru
Peran guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan modul ini,
adalah :
a. Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahapan belajar.
c. Membantu peserta didik dalam memahami konsep dan praktek baru,
serta menjawab pertanyaan peserta didikmengenai materi
pembelajaran.
d. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mendapatkan sumber
pelajaran lainnya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran
dalam modul ini.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok, jika diperlukan.
f. Merencanakan tenaga ahli atau pendamping guru dari tempat kerja,
apabila diperlukan.
g. Menyiapkan proses dan perangkat penilaian.
h. Melaksanakan penilaian.
i. Menjelaskan kepada peserta didik tentang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dari suatu kompetensi, serta kelanjutan pembelajaran
setelah kompetensi dimaksud dikuasai.
j. Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 5
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir yang dapat dicapai setelah mempelajari modul seri M7.32A ini
adalah
1. Kinerja yang Diharapkan
a. Peserta didik mampu memahami persyaratan kerja yang ditentukan.
b. Peserta didik mampu menyiapkan mesin yang akan digunakan untuk
operasi dasar.
c. Peserta didik mampu mengoperasikan mesin perkakas untuk
pekerjaan dasar
d. Peserta didik mampu memeriksa benda hasil pekerjaan
2. Kriteria Keberhasilan
a. Persyaratan kerja dapat dipahami.
b. Mesin untuk pekerjaan operasi dasar dapat disiapkan sesuai
prosedur.
c. Mesin perkakas untuk pekerjaan operasi dasar dapat dioperasikan
sesuai prosedur.
d. Benda hasil pekerjaan dapat diukur dan diperiksa dengan
menyesuaikannya terhadap spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
3. Kondisi atau Variable yang Diberikan
a. Persyaratan kerja dapat dipahami atau belum dipahami.
b. Mesin untuk pekerjaan operasi dasar dapat disiapkan sesuai atau tidak
sesuai dengan prosedur.
c. Mesin perkakas untuk pekerjaan operasi dasar dapat dioperasikan
sesuai atau belum sesuai dengan prosedur.
d. Benda kerja sudah diperiksa sesuai prosedur atau belum.
e. Benda hasil pekerjaan sudah atau belum sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 6
E. Kompetensi Kompetensi : Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar Kode : M7.32A Durasi Pemelajaran : 80 Jam @ 45 menit
Table 1.1 Kompentesi
Sub Kompetensi Kriteria Untuk Kerja Lingkup Belajar Materi Utama Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
1. Menentukan persyaratan kerja
Persyaratan kerja dipahami
Persyaratan kerja. Memahami persyaratan kerja.
Mesin yang sesuai dipilih untuk memenuhi kebutuhannya.
Identifikasi pemilihan mesin yang sesuai dengan pekerjaan.
Memahami pemilihan mesin yang sesuai dengan pekerjaan.
2. Mempersiapkan mesin
Alat-alat dipilih jika diperlukan.
Identifikasi pemilihan alat-alat untuk pekerjaan.
Memahami pemilihan alat-alat untuk pekerjaan.
Alat potong diasah sesuai keperluannya.
Pengasahan alat-alat potong sederhana.
Pengasahan alat-alat potong sederhana sesuai prosedur
Pengasahan alat-alat potong sederhana.
Mengasah alat-alat potong sederhana.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 7
Sub Kompetensi Kriteria Untuk Kerja Lingkup Belajar Materi Utama Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Perkakas dipasang dengan benar menggunakan prosedur pengoperasian.
Pemasangan dan pencekaman alat-alat pada mesin.
Pemasangan dan pencekaman alat-alat pada mesin sesuai prosedur
Pemasangan dan pencekaman alat-alat pada mesin.
Memasang alat-alat pada mesin.
Pengaman yang tepat diset dan dipasang sesuai keperluan.
Pemasangan alat pengaman
Pemasangan alat pengaman
Memasang alat pengaman
3. Mengoperasikan mesin
Bahan yang akan dimachining di posisikan dan di cekam.
Alat-alat pencekam benda kerja
Metode pencekaman benda kerja
Pencekaman benda kerja.
Sikap pencekaman benda kerja sesuai prosedur
Alat-alat pencekam benda kerja
Metode pencekaman benda kerja
Pencekaman benda kerja.
Menjepit benda kerja pada mesin
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 8
Sub Kompetensi Kriteria Untuk Kerja Lingkup Belajar Materi Utama Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Mesin dioperasikan secara tepat sesuai pekerjaan dan material yang diperlukan.
Identifikasi mengopersikan mesin.
Keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin
Identifikasi dan penyetelan kecepatan potong/putaran
Identifikasi mengopersikan mesin.
Keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin
Identifikasi dan penyetelan kecepatan potong/putaran
Mengidentifikasi dan mengopersikan mesin.
Mengidentifikasi keselamatan kerja dalam mengopersikan mesin
Mengidentifikasi dan menyetel kecepatan potong/putaran
4. Memeriksa komponen yang telah selesai
Komponen yang telah dimachining dicek sesuai dengan persyaratan dan keinginan akhir.
Pemeriksaan ukuran benda kerja.
Pemeriksaan permukaan benda kerja.
Pengukuran benda benda kerja sesuai prosedur
Pemeriksaan ukuran benda kerja.
Pemeriksaan permukaan benda kerja.
Memeriksa ukuran benda kerja.
Memeriksa permukaan benda kerja.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri : M7.32A 9
F. Cek Kemampuan
Tabel 1.2. Cek Kemampuan
Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan Cek Kemampuan
Ya Tidak
Menentukan Persyaratan Kerja
1. Memahami gambar kerja
2. Memahami instruksi kerja
3. Memahami peralatan keselamatan kerja
4. Memahami tanda-tanda keselamatan kerja
5. Memahami material yang akan digunakan
6. Membuat rencana langkah kerja dibuat
7. Mentukan mesin-mesin yang akan digunakan
Mempersiapkan Mesin
1. Menentukan peralatan yang akan digunakan
2. Memilih peralatan yang diperlukan
3. Memeriksa peralatan yang sudah dipilih
4. Mengasah alat potong yang akan digunakan
5. Memasang peralatan pada mesin
6. Mengidentifikasi peralatan pengaman
7. Memasang peralatan pengaman
8. Memeriksa kesiapan mesin
Mengoperasikan Mesin
1. Memeriksa peralatan keselamatan kerja
2. Menggunakan peralatan keselamatan kerja
3. Memasang benda kerja pada mesin
4. Mencekam benda kerja dengan alat pencekam
5. Mengoperasikan mesin
6. Memeriksa proses machining
Memeriksa Komponen yang Dikerjakan
1. Mengidentifikasi alat-alat ukur yang diperlukan
2. Memilih alat-alat ukur yang diperlukan
3. Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan
4. Memeriksa benda kerja diukur dan
5. Mencatat hasil pengukuran dicatat
6. Membandingkan hasil pengukuran dengan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
7. Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 10
II
PEMBELAJARAN
A. Rencana belajar Siswa
Rencana pelaksanaan belajar adalah sebagai berikut :
Kompetensi : Menggunakan mesin untuk operasi dasar
Kode kompetensi : M7.32A
Tabel 2.1 Rencana belajar siswa
Kegiatan belajar Tgl Waktu Tempat Perubahan Paraf Guru
Kegiatan belajar 1
Menentukan persyaratan kerja
1. Memahami gambar kerja
2. Memahami instruksi kerja
3. Memahami peralatan Keselamatan kerja
4. Mengidentifikasi tanda-tanda keselamatan kerja
5. Memahami material yang akan digunakan
6. Membuat rencana langkah kerja
7. Menentukan mesin-mesin yang akan digunakan
Kegiatan belajar 2
Mempersiapkan mesin
1. Menentukan peralatan yang akan digunakan
2. Memilih peralatan yang diperlukan
3. Memeriksa peralatan yang sudah dipilih
4. Mengasah alat potong yang akan digunakan
5. Memasang peralatan pada mesin
6. Mengidentifikasi peralatan pengaman yang akan digunakan
7. Memasang peralatan pengaman
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 11
Kegiatan belajar Tgl Waktu Tempat Perubahan Paraf Guru
8. Memeriksa kesiapan mesin
Kegiatan belajar 3
Mengoperasikan Mesin
1. Memeriksa peralatan Keselamatan kerja
2. Memakai peralatan Keselamatan kerja
3. Memasang benda kerja Pada Mesin
4. Mencekam benda kerja dengan alat bantu pencekaman
5. Mengoperasikan mesin
6. Memeriksa proses machining
Kegiatan belajar 4
Memeriksa komponen yang dikerjakan
1. Mengidentifikasi alat - alat ukur yang diperlukan
2. Memilih alat - alat ukur yang diperlukan
3. Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan
4. Meng ukur benda kerja
5. Mencatat Hasil pengukuran
6. Membandingkan Hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
7. Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 12
B. Kegiatan belajar
1. Kegiatan belajar 1
Menentukan Persyaratan kerja
a. Tujuan Kegiatan Pem belajar an
Peserta diklat dapat :
1). Memahami gambar kerja
2). Memahami Instruksi kerja
3). Memahami peralatan Keselamatan kerja
4). Mengidentifikasi Tanda-tanda Keselamatan kerja
5). Memahami Material yang akan digunakan
6). Membuat Rencana langkah kerja
7). Menentukan Mesin-mesin yang akan digunakan
b. Uraian Materi
1) Memahami gambar kerja
Gambar kerja adalah “bahasa teknik” dalam bentuk lambang-
lambang yang dipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai bentuk, ukuran, jumlah dan cara membuat suatu benda
Gambar yang dipergunakan sebagai informasi tersebut, dalam
bidang teknik mesin dibuat dengan mengikuti standar dan
ketentuan yang ada, seperti standar ISO.
Pada umumnya gambar kerja yang ditunjukkan pada lembar
pengerjaan (Job Sheet) dapat berupa gambar persepktif atau
gambar proyeksi. gambar perspektif merupakan gambar yang
menunjukkan suatu benda dengan 3 (tiga) dimensi, sedangkan
gambar proyeksi merupakan gambar yang menunjukkan satu
sisi pandang dari benda yang akan dikerjakan, gambar
proyeksi ini lebih sering ditampilkan mengingat lebih tepat
menunjukkan ukuran-ukuran dari setiap bagian benda .
Beberapa hal dasar dalam gambar kerja yang harus dipahami
antara lain :
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 13
a) Garis-garis gambar
Tabel 2.2. Garis-garis gambar
No. Nama Garis Gambar Penggunaan
(1) Tebal kontinu
Garis tepi Garis nyata
(2) Tipis kontinu
Garis berpotongan Garis ukur Garis proyeksi Garis penunjukkan Garis arsir Garis ulir Garis sumbu pendek
(3) Tipis kontinu bebas
Garis batas dari potongan benda
(4) Garis strip tebal
Garis nyata terhalang Garis tepi terhalang
(5) Garis strip tipis
Garis nyata terhalang Garis tepi terhalang
(6) Garis strip titik tipis
Garis sumbu Garis simetri Garis Lintasa
(7) Garis strip titik tipis yang ujung dan sudutnya tebal
Garis (bidang) potong
(8) Garis strip titik tebal
Penunjukkan permukaan yang harus mendapat penanganan khusus
(9) Garis strip titik ganda tipis
Bagian yang berdampingan Batas kedudukan benda bergerak Garis sitem (pada baja profil) Bentuk awal (sebelum dibentuk) Bagian benda yang berada di depan bidang potong
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 14
b) gambar Perspektif dan Proyeksi
a b c
Gambar 2.1. Gambar perspektif
(a). perspektif isometrik, (b) perspektif denetrik dan
(c) perspektif kovalir
Gambar 2. 2 proyeksi amerika
gambar 2.3 proyeksi eropa
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 15
c) Permberian ukuran pada gambar
(1) Penunjukkan bagian benda
a b
Gambar 2.4 (a) Penunjukan bagian benda yang nyata terlihat
(b) Penunjukan bagian benda yang diuraikan
(2) Penunjukkan ukuran besaran
Ukuran besaran benda terdiri dari ukuran panjang, lebar,
tinggi secara menyeluruh.
Gambar 2.5 Penunjukan ukuran besaran
(3) Tanda anak panah
Gambar 2.6 Tanda anak panah
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 16
(4) Penunjukkan ukuran radius
Garis yang menunjukkan ukuran radius dari suatu benda,
mengarah ke atau dari titik pusat radius tersebut.
Gambar 2.7 Penunjukan ukuran radius
(5) Penunjukkan ukuran ulir
Ukuran ulir seperti gambar berikut ditulis dengan kode
ukuran M untuk ulir Metrik atau W untuk ulir Witworth.
Gambar 2.8 Penunjukan ukuran ulir
(6) Penunjukkan ukuran sejajar
Ukuran sejajar memberikan pengertian bahwa bidang lain
selalu di ukur dari bidang patokan.
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 17
Gambar 2.9 Penunjukan ukuran sejajar
(7) Penunjukkan ukuran gabungan
Gambar 2.10 Penunjukan ukuran gabungan
(8) Penunjukkan ukuran ber step
Gambar 2.11 Penunjukan ukuran ber step
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 18
(9) Penunjukkan ukuran sistem koordinat
Gambar 2.12 Penunjukan ukuran koordinat
(10) Chamfer
Untuk chamfer yang ukurannya melebihi 1 x 45o pada
umumnya dicantumkan pada gambar benda .
Gambar 2.13 Chamfer
(11) Penunjukkan ketirusan
Bidang tirus ditunjukkan dengan lambang .
Gambar 2.14 Penunjukan ketirusan
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 19
(12) Penunjukkan pendakian
Bidang mendaki ditunjukkan dengan lambang .
Gambar 2.15 Penunjukkan pendakian
d) Toleransi
Bagian-bagian benda yang satu dengan yang lainnya
harus dapat dipasang-pasang menjadi suatu susunan benda
jadi yang lengkap. ukuran masing-masing benda tersebut
mempunyai ukuran toleransi, yaitu batas ukuran yang
menyimpang dari ukuran nominal yang dipersyaratkan.
Beberapa pengertian mengenai ukuran toleransi ini adalah :
ukuran Nominal (N) adalah ukuran tertulis pada gambar
yang dibaca tanpa toleransi.
Toleransi (T) adalah batasan penyimpangan ukuran dari
ukuran nominal. Penyimpangan tersebut dapat membesar atau
mengecil dari ukuran nominal.
Penyimpangan mengecil (L) adalah batasan ukuran terkecil
yang diperbolehkan dari ukuran nominal.
Penyimpangan membesar (U) adalah batasan ukuran
terbesar yang diperbolehkan dari ukuran nominal.
Garis penunjukkan dasar adalah garis nol yang dinyat akan
dengan ukuran nominal ± 0,000.
ukuran sesungguhnya adalah ukuran yang diperoleh dari
hasil pengukuran setelah benda kerja selesai dikerjakan .
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 20
Gambar 2 .16 Contoh penunjukkan ukuran toleransi
Angka 60 ± 0,05 menunjukkan bahwa ukuran nominalnya
adalah 60, ukuran penyimpangan terbesar yang diijinkan
adalah 60,05 dan ukuran penyimpangan terkecil yang
diijinkan adalah 59,95.
e) Tanda pengerjaan
Tabel 2.3. Simbol-simbol tanpa perintah tambahan :
Simbol dasar yang tidak mempunyai arti untuk pengerjaan.
Permukaannya harus dikerjakan, simbol pokok ditambah garis mendatar.
Permukaannya tidak boleh dikerjakan sedikitpun.
Tabel 2.4. Simbol-simbol dengan perintah tambahan :
N6
Harga kekasaran yang harus dicapai setelah
dikerjakan adalah N6.
N6
Harga kekasaran yang harus dicapai sebelum.
mendapat pengerjaan lebih lanut adalah N6.
N6
Harga kekasaran yang harus dicapai tanpa
dikerjakan sedikitpun.
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 21
Tabel 2.5. Simbol-simbol dengan tambahan perintah
pengerjaan :
Digerinda
Perintah harus dikerjakan dengan cara
digerinda.
0,3
Harus diberi ukuran kelebihan sebesar 0,3
untuk pengerjaan berikutnya.
Arah alur/serat permukaan bekas pengerjaan
dengan mesin : ┴ ; X ; M ; C ; R.
Tabel 2.6. Penempatan perintah, kekasaran dan simbol pada
tanda pengerjaan :
a
b
c d
a = harga kekasaran
b = cara/proses pengerjaan
c = ukuran yang dilebihkan
d = arah alur/ serat bekas pengerjaan
2) Memahami Instruksi kerja
Pekerjaan yang akan dilakukan akan terkait dengan apa
yang akan dibuat, kapan waktu pengerjaan, bagaimana, dan
siapa yang akan mengerjakannya . Orang yang akan
mengerjakan sesuatu perlu memahami beberapa instruksi kerja
yang menyangkut :
a). Apa yang akan dibuat, apa pula tujuan dan fungsinya.
b). Berapa jumlahnya.
c). Berapa lama barang tersebut harus selesai dikerjakan.
d). Peralatan apa saja yang harus disiapkan untuk
mengerjakannya.
e). Bagaimana urutan serta langkah- langkah pekerjaannya.
f). Dan informasi lainnya yang perlu diketahui pekerja.
g). Instruksi kerja ini akan lebih lengkap apabila dikonsultasikan
atau ditanyakan kepada staf atau atasan pekerja.
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 22
3) Memahami peralatan keselamatan kerja
Dalam pekerjaan dasar pada program keahlian proses pemesinan
terdapat beberapa alat keselamatan kerja yang perlu untuk
dipergunakan selama bekerja, antara lain :
a) Pakaian kerja dan pelindung badan
Gunakan pakaian kerja tersebut sesuai dengan tempat dan
jenis pekerjaan yang dilakukan.
Gambar 2.17 Pakaian kerja dan pelindung badan
b) Pelindung mata
Jenis-jenis pelindung mata berdasarkan penggunaannya
a. Kacamatan yang berfungsi untuk melindungi mata dari
terkena serbuk atau pecahan benda, digunakan pada
pekerjaan membubut, mengefrais, menyekrap,
menggerinda, memahat, dan pekerjaan lain yang sejenis.
Kacamata ini pada umumnya mempunya kaca yang
bening.
Gambar 2.18 Kacamata untuk pekerjaan pemesinan
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 23
(2) Kacamata yang berfungsi melindungi mata dari sinar yang
dapat membahayakan, digunakan pada pekerjaan
mengelas. Kacamata ini pada umumnya berwarna biru, ada
yang dipasang dengan bentuk kacamata atau pula
dipasang pada pelindung wajah seperti topeng las.
Gambar 2.19 Kacamata untuk pekerjaan pengelasan
c) Pelindung telinga (ear protection),
Pelindung teling digunakan apabila berada di ruangan kerja
dengan suara bising, atau pada saat mengerjakan sesuatu
benda yang menimbulkan suara yang memekakkan
telinga, seperti pada pekerjaan menempa.
d) Pelindung hidung,
Digunakan apabila dari pekerjaan yang dilakukan
menimbulkan asap atau debu yang dapat membahayakan
pernafasan.
Gambar 2.20 Pelindung hidung
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 24
e) Pelindung kepala.
Alat keselamatan kerja ini berbentuk helm yang
dipergunakan pada saat bekerja di tempat yang
kemungkinan terjadi benda jatuh.
Gambar 2.21 Pelindung kepala
f) Pelindung kaki
Pelindung kaki atau sepatu kerja yang pada umumnya
mempunyai syarat-syarat tidak mudah slip, tahan api, tahan
benturan benda berat, dan tahan terhadap zat kimia. Syarat-
syarat tersebut disesuaikan dengan tempat di mana pekerjaan
dilakukan.
Gambar 2.22 Pelindung kaki
g) Pelindung tangan.
Pada pekerjaan pemesinan , sarung tangan jarang sekali
digunakan, kecuali pada saat bekerja di dapur pemanas. Pada
umumnya sarung tangan tidak dipergunakan pada kerja
bangku, membubut, menyekrap, mengefrais, mengebor,
menggergaji atau menggerinda.
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 25
4) Mengidentifikasi Tanda-tanda Keselamatan kerja
Beberapa tanda-tanda keselamatan kerja yang mungkin berada
di ruangan proses pemesinan dan perlu dipahami oleh pekerja
adalah :
a) Tanda larangan
Gambar 2.23 Tanda larangan merokok
b) Tanda perintah
a b c
d e f
Gambar 2.24. Tanda-tanda perintah
(a) Memakai kacamata
(b) Memakai helm
( c) Memakai sepatu
(d) Memakai sarung
(e) Memakai pelindung
(f) Memakai masker
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 26
c) Tanda peringatan
Gambar 2.25 Tanda peringatan ada bahan mudah terbakar
5) Memahami material yang akan digunakan
Bagan berikut menunjukkan kelompok dan jenis material. Warna
kuning merupakan bahan-bahan yang pada umumnya
digunakan pada pekerjaan operasi pemesinan .
Gambar 2.26 Kelompok dan jenis bahan
Beberapa faktor dalam memilih material atau bahan yang akan
digunakan adalah :
a) Bentuk komponen yang akan dibentuk
b) Toleransi ukuran benda
c) Sifat mekanik
d) Harga bahan
e) Harga processing
Sedangkan pemilihan bahan untuk kebutuhan khusus harus
mempertimbangkan :
a) Kemampuan bahan saat dipakai
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 27
b) Cara pembentukannya
c) Harga keseluruhan dari bahan dan pembentukan
6) Membuat Rencana langkah kerja
Pembuatan rencana langkah kerja dengan urutan yang benar
dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari gambar kerja,
sehingga dapat ditentukan bidang pekerjaan mana dari suatu
benda yang dikerjakan lebih dahulu, dan bidang mana yang
dikerjakan selanjutnya. Beberapa hal penting dalam membuat
langkah kerja adalah :
a) Pelajari gambar kerja
b) Buat rencana urutan pengerjaan/ pembentukan bidang benda
c) Tentukan peralatan serta bahan yang akan dipergunakan
d) Siapkan mesin dan peralatan lainnya
e) Pasang alat potong dan benda kerja sesuai prosedur
f) Gunakan alat - alat keselamatan kerja sesuai ketentuan
g) Lakukan proses pemotongan benda sesuai metode dan urutan
pengerjaan yang telah ditentukan.
h) Lakukan pemeriksaan/ pengukuran benda selama dan setelah
proses pemotongan
i) Bersihkan semua peralatan yang digunakan , kemudian
kembalikan dan simpan pada tempatnya semula.
j) Laporkan hasil pekerjaan kepada atasan.
7) Menentukan Mesin-mesin yang akan digunakan
Pada pekerjaan operasi dasar, terdapat beberapa mesin perkakas
yang dapat digunakan. Mesin perkakas yang digunakan harus
disesuaikan dengan spesifikasi pekerjaan dan benda yang
akan dibuat.
Beberapa mesin perkakas yang digunakan pada operasi dasar
adalah :
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 28
a) Mesin sekrap
Gambar 2.27. Mesin sekrap
Mesin sekrap (shaping) merupakan salah satu mesin perkakas
yang dipergunakan untuk membentuk bidang rata pada
permukaan benda kerja . Prinsip kerja nya adalah memotong
permukaan benda kerja dengan penyayatan pahat sekrap
yang bergerak lurus mendatar.
b) Mesin bor
Gambar 2.28. Mesin bor.
Mesin bor adalah mesin perkakas yang berfungsi untuk
membuat lubang pada benda kerja dengan bantuan mata
bor yang dipasang pada arbour. Mesin Bor pada umumnya
terdiri dari mesin bor tangan, mesin bor bangku, mesin bor
standar, mesin bor radial, dan mesin bor jig. Pada pekerjaan
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 29
dasar, mesin bor yang digunakan adalah mesin bor bangku
atau mesin bor standar/lantai seperti yang terlihat pada
gambar.
c) Mesin bubut
Gambar 2.29. Mesin bubut
Mesin bubut mempunyai fungsi untuk membentuk benda kerja
dengan bentuk silindris. Prinsip kerja nya adalah benda kerja
berputar dan disayat oleh pahat bubut yang digerakkan
searah, menyudut, atau tegak lurus terhadap sumbu benda
kerja .
d) Mesin frais
a b
Gambar 2.30. (a) Mesin frais horizontal
(b) Mesin frais vertikal
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 30
Mesin frais mempunyai prinsip kerja memotong benda kerja
yang dicekam pada meja mesin dengan pisau frais yang
berputar dan bergerak mendatar, vertikal atau menyudut.
Pada umumnya dilihat dari kedudukan arbornya, mesin frais
terdiri dari 3 (tiga) tipe yakni :
(1) Mesin frais vertikal
(2) Mesin frais horisontal
(3) Mesin frais universal
e) Mesin gerinda
Gambar 2.31. Mesin gerinda
Mesin gerinda diantaranya terdiri dari mesin gerinda tangan,
mesin gerinda bangku, mesin gerinda lantai/ standar, mesin
gerinda alat, mesin gerinda datar, mesin gerinda silindris, dan
mesin gerinda universal. Untuk pekerjaan dasar seperti untuk
mengasah pahat bubut, digunakan mesin gerinda lantai atau
mesin gerinda bangku seperti terlihat pada gambar
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 31
f) Mesin gergaji
Gambar 2.32. Mesin gergaji
Untuk memotong benda kerja yang ber ukuran besar dan
jumlahnya banyak serta akan sulit apabila dipotong dengan
mengGunakan tangan, maka digunakan mesin gergaji
dengan alat potong berupa sengkang gergaji.
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 32
c. Rangkuman
1). gambar kerja adalah “bahasa teknik” dengan bentuk lambang-
lambang yang dipergunakan untuk memberikan informasi
mengenai bentuk, ukuran, jumlah dan cara membuat suatu benda
.
Hal-hal penting yang harus dipahami pada gambar teknik adalah
megenai gambar perspektif dan gambar proyeksi, garis-garis
gambar, penunjukkan ukuran, toleransi dan tanda pengerjaan.
2). Memahami Instruksi kerja
Agar instruksi kerja dapat dipahami maka harus melihat beberapa
hal, yaitu tujuan pekerjaan ; bentuk, fungsi dan jumlah benda
yang dibuat ; waktu pengerjaan ; peralatan yang digunakan
; urutan serta langkah pengerjaan ; dan informasi pelaksanaan
tugas dari atasan.
3). Memahami peralatan keselamatan kerja
peralatan keselamatan kerja yang perlu untuk dipahami
penggunaannya pada operasi dasar pemesinan antara lain
:pelindung mata; pelindung kepala; pelindung badan; pelindung
telinga; pelindung kaki; dan pelindung tangan.
4). Mengidentifikasi tanda-tanda keselamatan kerja
Tanda-tanda keselamatan kerja terdiri dari tiga, yaitu : tanda
larangan; tanda perintah; dan tanda peringatan.
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 33
5). Memahami material yang akan digunakan
Material atau bahan terdiri dari bahan logam dan bahan non logam,
sedangkan bahan yang pada umumnya digunakan pada proses
pemesinan adalah kelompok bahan logam besi terutama baja.
6). Membuat rencana langkah kerja
a) Pelajari gambar kerja
b) Buat rencana urutan pengerjaan/ pembentukan bidang benda
c) Tentukan peralatan serta bahan yang akan dipergunakan
d) Siapkan mesin dan peralatan lainnya
e) Pasang alat potong dan benda kerja sesuai prosedur
f) Gunakan alat - alat keselamatan kerja sesuai ketentuan
g) Lakukan proses pemotongan benda sesuai metode dan urutan
pengerjaan yang telah ditentukan.
h) Lakukan pemeriksaan/ pengukuran benda selama dan setelah
proses pemotongan
i) Bersihkan semua peralatan yang digunakan , kemudian
kembalikan dan simpan pada tempatnya semula.
j) Laporkan hasil pekerjaan kepada atasan.
7). Menentukan mesin-mesin yang akan digunakan
Mesin-mesin yang dapat digunakan pada operasi dasar
pemesinan adalah :
a) Mesin bor
b) Mesin sekrap
c) Mesin bubut
d) Mesin frais
e) Mesin gerinda
f) Mesin gergaji
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 34
d. Tugas
1) Mempelajari gambar kerja
2) Mempelajari Instruksi kerja
3) Mengidentifikasi peralatan Keselamatan kerja
4) Mengidentifikasi Tanda-tanda Keselamatan kerja
5) Mempelajari Material yang akan digunakan
6) Membuat Rencana langkah kerja
7) Memilih Mesin-mesin yang akan digunakan
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 35
e. Tes Formatif
1) Tes Tertulis
Pertanyaan Pilihan Ganda :
(1) Garis strip titik tipis ( __ . __ . __) pada gambar kerja
digunakan untuk :
(a) Garis arsiran
(b) Garis sumbu
(c) Garis ulir
(d) Garis ukur
(2) Gambar berikut adalah menunjukkan lambang proyeksi :
(a) Proyeksi Eropa
(b) Proyeksi Amerika
(c) Proyeksi ISO
(d) Proyeksi Asia
(3) yang tidak termasuk kedalam batas toleransi dari penunjukkan
ukuran berikut adalah :
(a) 59,50
(b) 59,95
(c) 60,05
(d) 60
(4) Instruksi kerja sebaiknya didapat dari :
(a) Atasan langsung
(b) Manajer
(c) Direktur
(d) Sesama teman
60 ± 0,05
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 36
(5) yang termasuk kedalam peralatan keselamatan kerja
adalah
(a) Kipas angin, helm, kacamata, dan pakaian kerja .
(b) Helm, sepatu kerja, blower, dan kipas angin.
(c) alat pemadam kebakaran, blankar, dan helm.
(d) Kacamata, masker, apron, sepatu kerja, dan topeng las.
(6) Tanda keselamatan kerja berikut berarti :
(a) Tanda larangan menyal akan api
(b) Tanda peringatan adanya bahan mudah terbakar
(c) Tanda perintah untuk membakar benda
(d) Tidak berarti apa-apa
(7) Baja special merupakan bahan yang termasuk kedalam
kelompok :
(a) Baja paduan
(b) Logam non besi
(c) Non logam
(d) Logam besi
(8) yang tidak termasuk kedalam mesin perkakas yang
digunakan untuk operasi dasar pemesinan adalah :
(a) Mesin bor
(b) Mesin gerinda
(c) Mesin press
(d) Mesin bubut
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 37
2) Tes Unjuk kerja
Tabel 2.7. Tes unjuk kerja
Kegiatan belajar Kompeten Belum Tanggal
1. Gambar kerja sudah
dipahami
2. Instruksi kerja sudah
dipahami
3. Peralatan keselamatan kerja
sudah dipahami
4. Tanda-tanda keselamatan
kerja sudah diidentifikasi
5. Material yang akan
digunakan sudah dipahami
6. Rencana langkah kerja
sudah dibuat
7. Mesin-mesin yang akan
digunakan sudah ditentukan
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 38
e. Kunci Jawaban Tes Formatif Tertulis
Tabel 2.8. Kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan No. Jawaban
1. b.
2. a.
3. a.
4. a.
5. d.
6. b.
7. d.
8. c.
Menggun akan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 39
Peserta telah mengikuti Kegiatan belajar 1 mengenai
Menentukan Persyaratan Kerja
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam Menentukan Persyaratan Kerja untuk Pekerjaan Dasar
sehingga berhak untuk melanjutkan pem belajar an kepada Kegiatan belajar 2
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 40
2. Kegiatan Belajar 2
Mempersiapkan Mesin
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat dapat :
1) Menentukan peralatan yang akan digunakan
2) Memilih peralatan yang diperlukan
3) Memeriksa peralatan yang sudah dipilih
4) Mengasah alat potong yang akan digunakan
5) Memasang peralatan pada Mmsin
6) Mengidentifikasi peralatan pengaman yang akan digunakan
7) Memasang peralatan pengaman
8) Memeriksa kesiapan mesin
b. Uraian Materi
1) Menentukan peralatan yang akan digunakan
a) Peralatan menyekrap
(1) Pencekam benda kerja
Gambar 2.33 ragum mesin sekrap yang dapat diputar
Gambar 2.33 memperlihatkan ragum yang dapat diputar untuk
mencekam benda kerja.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 41
Gambar 2.34 penggunaan pelat penahan
Untuk menghindari kerusakan pada mulut ragum, dugunakan pelat
pebahan yang terbuat dari pelat alumunium atau pelat baja lunak.
Gambar 2.35 Pencekaman berbagai bentuk benda
Pada Gambar 2.35 diperlihatkan contoh pencekaman berbagai
bentuk dengan ragum mesin sekrap.
Gambar 2.36 pencekaman benda dengan batang dan baud klem
Pencekaman benda kerja dengan klem dan baut yang dipasang
pada alur T meja mesin sekrap, digunakan untuk mencekam
bendan kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum.
(2) Pencekam alat potong
Gambar 2.37 Pencekam alat potong
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 42
Pencekam alat potong yang dipasang pada bagian depan lengan
ayun mesin sekrap.
Alat potong dapat dicekam pada posisi vertikal atau posisi
horizontal, atau disesuaikan dengan kebutuhan
Gamgbar 2.38. Pencekaman pahat sekrap dalam
Bentuk pahat potong yang dicekam seperti terlihat pada gambar,
digunakan untuk penyekrapan bagian dalam benda kerja.
Gambar 2.39 pemeriksaan dengan dial indikator
Untuk memeriksa penyetelan alat potong dengan bidang potong
vartikal, digunakan dial indikator.
Untuk menyetel pencekaman alat potong dengan bidang potong
vertikal diperiksa dengan menggunakan dial indicator
Gambar 2.40 Pemasangan pahat sekrap
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 43
Langkah pemasangan pahat sekrap :
(a) Longgarkan baut pengunci tool post
(b) Masukkan pahat pada lubang tool post
(c) Periksa kedudukan vertikal tool post
(d) Kencangkan baut pengunci yang berada di depan
(e) Atur kemiringan posisi tool post sesuai kebutuhan.
(3) Alat-alat potong
Gambar 2.41 Sudut potong pahat sekrap
Sudut potong pahat sekrap :
A = Sudut potong
B = Sudut baji
C = Sudut bebas ujung
D = Sudut buang
E = Sudut sayat sisi
F = Sudut sayat puncak
Tabel 2.9. Jenis-jenis pahat sekrap
No. Jenis pahat sekrap Gambar
(a) Pahat sekrap kasar lurus
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 44
No. Jenis pahat sekrap Gambar
(b) Pahat sekrap kasar lengkung
(c) Pahat sekrap datar
(d) Pahat sekrap runcing
(e) Pahat sekrap sisi
(f) Pahat sekrap sisi kasar
(g) Pahat sekrap sisi datar
(h) Pahat sekrap alur
(i) Pahat sekrap profil/bentuk
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 45
(4) Alat Ukur
Gambar 2.42 Dial indikator
Dial indikator digunakan untuk memeriksa kesejajaran antara
gerakan pahat dengan posisi permukaan benda kerja.
Gambar 2.43 Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk memeriksa ukuran banda kerja
yang disekrap.
Gambar 2.44 Busur derajat
Digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja
yang disekrap.
(5) Alat benda bantu kerja
Alat bantu lain yang digunakan yaitu
ab
c
d
Gambar 2.45. (a) Kunci ragum mesin sekrap
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 46
(b) Kunci engkol poros utama
(c) Kunci engkol poros meja
(d) Kunci pas
Gambar 2.46. Klem dan blok V
Digunakan untuk mencekam benda kerja berbentuk silindris.
Gambar 2.47. Batang dan baud klem
Untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan
ragum pada meja mesin .
Gambar 2.48. Paralel pad
Digunakan sebagai landasan benda kerja yang dicekam dengan
ragum mesin , dimaksudkan agar permukaan benda yang disekrap
sejajar dengan meja mesin .
Gambar 2.49. Palu plastik
Palu plastik digunakan untuk mengepaskan posisi pencekaman
benda kerja pada ragum mesin .
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 47
b) Peralatan Mengebor
(1) Pencekam benda kerja
Gambar 2.50. Ragum tangan
Digunakan untuk benda kerja ukuran kecil dan ringan, ragum
dipegang langsung oleh tangan selama proses pengeboran
Gambar 2..51. Ragum mesin bor
Ragum dijepit dengan baut T pada meja mesin bor.
Gambar 2.52. Klem
Digunakan untuk benda kerja dengan bentuk tidak beraturan dan
tidak dapat dicekam dengan ragum.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 48
Gambar 2.53. Benda kerja yang dipegang tangan
Untuk benda kerja panjang dengan ukuran hasil pengeboran tidak
presisi, benda kerja cukup dipegang dengan tangan
(2) Pencekam alat potong
Gambar 2.54. Chuck bor/drill chuck
Pencekam bor ini terdiri dari batang arbor drill chuck yang
berbentuk konis, kepala chuck bor dan pengunci.
Gambar 2.55. Sarung pengurang
Alat ini digunakan untuk mencekam mata bor yang ukurannya lebih
besar dan tidak dapat dicekam dengan drill chuck.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 49
(3) Alat potong
Tabel 2.10. Jenis alat potong
No. Jenis alat potong Gambar
(a) Mata bor batang lurus
(b) Mata bor batang konis/tirus
(c) Mata bor karbida
(d) Reamer Mesin batang lurus
(e) Reamer Mesin batang tirus
(f) Reamer mesin untuk lubang
tirus
(g) Counter bors untuk kepala baut
(h) Counter bors untuk kepala
sekrup
(i) Counter bors dengan mata bor
(j) Counter shank / center remaers
(k) Center bor
(4) Alat Ukur dan pemeriksa
Gambar 2.56 mikrometer dalam
Alat ini digunakan untuk mengukur llubang yang presisi.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 50
Gambar 2.57 Limit plug gauge
Limit plug gauge digunakan untuk memeriksa kesesuaian lubang
hasil mereamer
Gambar 2.58 Taper gauge
Taper gauge. digunakan untuk memeriksa lubang tirus hasil proses
reamer,
(5) Alat bantu lainnya
Alat benda lain yang digunakan yaitu kunci.kunci, penitik,
penggores, palu, busur derajat,
Gambar 2.59 Penggores (scriber)
Untuk menandai benda kerja yang akan dibor digunakan penggores
seperti terlihat pada Gambar 2.57.
Gambar 2.60 Palu
Gambar 2.61 Penitik
Untuk menandai titik pusat benda kerja yang akan dibor
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 51
c) Peralatan Membubut
(1) Pencekam benda kerja
Gambar 2.62 Chuck rahang 3
Pencekam rahang tiga digunakan untuk mencekam benda silindris,
segitiga, dan segienam.
Gambar 2.63 Chuck rahang empat
Shcuk rahang tiga untuk mencekam benda segi empat atau bentuk
kerja yang tidak silindris, digunakan pencekaman rang empat
Gambar 2.64 Pelat pembawa
Pelat pembawa digunakan sebagai pembawa lathe dog pada
pembubutan diantara dua senter.
Gambar 2.65 Face plate
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 52
Faceplate untuk mencekam benda tipis atau tidak beraturan
digunakan face place.
Gambar 2.66 Kacamata jalan
Kacamat jalan digunakan sebagai penahan benda yang berukuran
panjang saat dibubut.
Gambar 2.67 Kacamata tetap
Kacamata tetap untuk mencekam atau menahan benda panjang
saat dibubut, digunakan kacamata tetap.
Gambar 2.68 Lathe dog
Lathe dog digunakan untuk mencekam benda yang dibubut
diantara dua senter.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 53
(2) Pencekam alat potong
Gambar 2.69 Tool post
Untuk mencekam alat potong yang berupa pahat, baik pahat luar
maupun pahat dalam.
Bentuk tool post pada masing-masing mesin bubut dapat berbeda
sesuai dengan spesifikasi mesin yang bersangkutan.
Gambar 2.70. Sarung pengurang
Untuk mencekam alat potong sejenis bor dengan batang silindris,
sarung pengurang ini dipasang pada kepala lepas mesin
Gambar 2.71 Kepala lepas
Kepala lepas dengan bantuan chuck bor atau sarung pengurang
dapat pula dijadikan sebagai pencekam alat potong seperti bor,
senter bor, reamer dan alat potong lainnya untuk lubang.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 54
(3) Alat potong
Alat potong pada pembubutan adalah berupa pahat dengan
berbagai bentuk yang dibuat sesuai dengan bidang benda kerja
yang akan dibuat.
Gambar 2.72 Bentuk-bentuk pahat bubut HSS
Pahat bubut pada gambar 2.70 diatas terbuat dari terbuat dari
bahan HSS (High Speed Steel = Baja kecepatan tinggi)Pahat kasar
kanan bertekuk
1. Pahat kasar kanan lurus
2. Pahat kasar kiri lurus
3. Pahat bubut muka bertekuk
4. Pahat bubut siku
5. Pahat alur sudut
6. Pahat alur sudut
7. Pahat poles
8. Pahat rata kanan bertekuk
9. Pahat rata kiri bertekuk
10. Pahat alur
11. Pahat ulir segitiga
12. Pahat pemotong
13. Pahat bentuk radius
14. Pahat dalam tembus
15. Pahat bubut dalam bertingkat
16. Pahat alur dalam
17. Pahat alur dalam
18. Pahat ulir dalam
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 55
Gambar 2.73 Pahat bubut karbida
Pahat bubut dengan bahan karbide dipasang pada holdernya
dengan cara dilas atau didiklem dengan baud. Kekerasan pahat
karbide ini lebih tinggi daripada HSS sehingga penggunaannyapun
untuk membubut benda-benda yang tidak dapat dibubut dengan
pahat HSS
Gambar 2.74 Senter drill
Senter drill, digunakan untuk membuat titik pusat lubang pada
benda kerja
Gambar 2.75 Mata bor
Mata bor, digunakan untuk membuat atau memperluas lubang
pada benda kerja
Gambar 2.76 Countersank
Countersank, digunakan untuk membut lubang sebagai dudukan
ujung senter putar
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 56
(4) Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan pada proses pembubutan yaitu jangka
dorong, mokrometer, pemeriksa lubang atau poros tirus dan mal
ulir.
Gambar 2.77 Mikrometer
Mikrometer, digunakan untuk mengukur benda kerja dengan
ukuran yang lebih teliti
Gambar 2. 78 Pemeriksaan lubang atau poros tirus
Untuk pemeriksa ukuran tirus benda kerja digunakan alat seperti
pada Gambar 2. 76.
Gambar 2.79 Mal ulir
Mal ulir, untuk memeriksa ulir hasil pembubutan, terdiri dari ukuran
Inchi dan Metrik
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 57
(5) Alat bantu lainnya
Alat-alat Bantu lainnya pada pekerjaan dasar dengan mesin bubut
antara lain kunci-kunci pas, kunci L, dan lain sebagainya.
d) Peralatan mengefrais
(1) Pencekam benda kerja
Gambar 2.80 Ragum mesin
Ragum Mesin , untuk mencekam benda kerja dengan posisi tetap,
digunakan ragum mesin .
Gambar 2.81 Ragum mesin yang dapat diputar
Untuk mencekam benda kerja dengan posisi dapat di ubah terlihat
seperti Gambar 2.81
Gambar 2.82 Ragum mesin universal
Ragum Mesin Universal, untuk mencekam benda kerja yang
harus dicekam dengan berbagai perubahan posisi
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 58
2.83 Klem dengan baud klem
Klem dengan baud klem, untuk mencekam benda kerja yang tidak
dapat dicekam dengan ragum
(2) Pencekam alat potong
Gambar 2.84 Pencekam pisau frais jari
Pencekam pisau frais jari, dilengkapi dengan collet, untuk
mencekam pisau frais jari dengan batang silindris
Gambar 2.85 Arbor lubang tirus
Arbor lubang tirus, digunakan untuk mencekam pisau frais
dengan batang tirus
Gambar 2.86 Arbor Pisau frais muka atau shell end mill.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 59
Gambar 2.87 Batang arbor horizontal
Batang arbor horizontal, untuk mencekam pisau frais sisi
(3) Alat potong
A B C
D E F
G H I J
K L M N
Gambar 2.88 Jenis-jenis pisau frais
A. End Mill Cutter, Two flute
B. End Mill Cutter, Four flute
C. Shell end Mill Milling Cutter
D. T-Slot Cutter
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 60
E. Sliting Saw
F. Side Milling Cutter
G. Pisau Frais Muka dengan karbida tips
H. Plain Milling Cutter regular teeth
I. Plain Milling Cutter roughing type
J. Angle Milling Cutter
K. Concave Milling Cutter
L. Convex Milling Cutter
M. Gear Hobs
N. Involute bevel gear cutter
(4) Alat Ukur
Alat ukur yang biasa digunakan pada pekerjaan dasar mesin frais
antara lain mikro dan jangka sorong.
(5) Alat bantu lainnya
Gambar 2.89 Pengunci arbour pisau frais
Pengunci orbor pisau frais peralatan bantu yang digunakan pada
proses frais yaitu pengunci arbour pisau frais, kunci pas, baud dan
klem dan arbor pisau frais.
Gambar 2.90 Kunci pas untuk mengencangkan mur arbor
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 61
Gambar 2.91 Baud dan klem
Gambar 2.92 Palu untuk proses frais
e) Peralatan menggerinda
Untuk penggerindaan dasar, mesin gerinda yang digunakan adalah
mesin gerinda bangku atau mesin gerinda standar (lantai). Peralatan
menggerinda yang diperlukan antara lain :
Penyekat
Ring bertakik Roda gerinda
Mur Pengunci
Ring bertakikPenyekat
Gambar 2.93 Bagian-bagian roda gerinda
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 62
Pemasangan roda gerinda dilakukan dengan alat pencekaman yang
benar untuk menghindari goyangnya putaran roda gerinda sewaktu
digunakan, serta menghindari rusaknya roda gerinda
Gambar 2.94 Perata roda gerinda
Perata roda gerinda, untuk meratakan permukaan roda gerinda,
biasanya terbuat dari intan atau karbida
Gambar 2.95 Palu dan kunci batang roda gerinda
Gambar 2.96 Dresser
Dresser digunakan untuk mepertajam permukaan roda gerinda.
a. Pemasangan dresser pada alat pencekam
b. Dresser terbuat dari alumunium
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 63
c. Menajamkan bagian sisi roda gerinda dengan dresser yang
langsung dipegang oleh tangan
f) Peralatan menggergaji
Gambar 2.97 Pencekam gergaji
Gambar 2.98 Daun gergaji
Gambar 2.99 Ragum /penjepit benda kerja
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 64
Gambar 2.100 Pengukur posisi benda kerja
Pengukur posisi benda kerja. Untuk mengukur posisi benda kerja
dengan panjang yang sama.
2) Memilih Peralatan yang Diperlukan
Peralatan yang akan digunakan dipilih sesuai dengan keperluan.
(a) Pencekam benda kerja dipilih sesuai dengan bentuk dan ukuran
benda yang akan dicekam
(b) Pencekam alat potong dipilih sesuai dengan bentuk dan ukuran alat
potong yang akan digunakan.
(c) Alat potong dipilih berdasarkan pertimbangan :
(1) Jenis bahan benda kerja yang akan dipotong dengan alat potong
tersebut.
(2) Bentuk benda kerja yang akan dikerjakan.
(d) Alat ukur atau alat pemeriksa dipilih sesuai dengan dimensi dan
bentuk benda kerja yang akan diukur atau diperiksa.
(e) Alat bantu dipilih sesuai dengan pelaksanaan operasi permesin an
yang akan dilakukan.
3) Memeriksa Peralatan yang Sudah Dipilih
Alat-alat yang telah dipilih sesuai dengan keperluan, diperiksa terlebih
dahulu kondisinya. Beberapa cara pemeriksaan alat dapat dipelajari
pada penjelasan berikut ini :
(a) Pemeriksaan alat pencekam benda kerja
(1) Periksa kondisi alat pencekam yang bersangkutan.
(2) Periksa kemampuan mencekamnya.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 65
(3) Periksa klem atau baud penjepitnya.
(4) Periksa kesejajaran atau kesikuan posisi penjepit terhadap
gerakan pahat atau pisau pemotong.
(b) Pemeriksaan pencekam alat potong
(1) Periksa kondisi pencekam alat potong.
(2) Periksa kekuatan pemasangan pencekam alat potong pada mesin
.
(3) Periksa kekuatan pencekamannya.
(4) Periksa kondisi gerakan alat potong.
(c) Pemeriksaan alat potong
(1) Periksa kondisi alat potong.
(2) Tentukan bagian mana dari alat potong yang rusak dan tidak
dapat digunakan, serta tandai bagian yang rusak tersebut.
(d) Pemeriksaan alat ukur dan alat pemeriksa.
(1) Periksa kondisi alat ukur dan alat pemeriksa.
(2) Periksa ketelitian pembacaan pada alat ukur tersebut.
(e) Pemeriksaan alat bantu lainnya
(1) Periksa jumlah alat bantu yang dipilih.
(2) Periksa kondisi alat bantu sebelum digunakan.
(3) Periksa kemampuan dan kegunaan alat Bantu tersebut.
4) Mengasah Alat Potong yang Akan Digunakan
(a) Menyetel mesin gerinda bangku
Gambar 2.101 Landasan benda
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 66
Landasan benda atau pahat harus dapat diatur posisinya secara
menyudut sesuai dengan sudut bagian benda yang akan diasah
Gambar 2.102 Jarak landasan
Jarak antara landasan benda kerja atau pahat dengan roda gerinda
tidak boleh lebih dari 2 mm, hal ini untuk menghindari tertariknya
pahat oleh roda gerinda selama pengasahan.
(b) Mengasah Mata bor
Gambar 2.103 Bagian mata bor
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 67
Bagian-bagian mata bor yang disah adalah bidang bebas dengan
sudut ujung bor yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 2.104 Sudut mata bor
Sudut mata bor,
A. Untuk mengebor kuningan dan perunggu.
B. Untuk baja, besi tuang, besi biasa, dan baja tuang
C. Untuk alumunium, tembaga, timah putih, seng, dan timah hitam
Gambar 2.105 Mal mata bor
Mal mata bor,
Digunakan untuk mengukur panjang bibir mata bor.
A. Bibir baik
B. Bibir tidak sama panjang
C. Bibir tidak sama besar
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 68
Gambar 2.106. Gerakan pengasahan
Gerakan pengasahan,
Pahat dipegang oleh kedua tangan dan bibir bor yang diasah
digerakan naik turun terhadap roda gerinda.
Gambar 2.107 Bidang asah pahat bubut kasar
Pemeriksaan bibir dan sudut mata bor,
Pemeriksaan mata bor dilakukan terhadap sudut dan terhadap
panjang bibir mata bor. Pemeriksaan dilakukan terhadap kedua
bibirnya.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 69
(c) Mengasah pahat bubut dan pahat sekrap
Gambar 2.108. Menyetel sudut landasan
Landasan pahat disetel sehingga sudutnya sama dengan sudut
bebas ujung pahat. Bila dilakukan pengasahan pada bagian sisi roda
gerinda, maka, Landasan pahat juga disetel sesuai dengan sudut
bebas ujung pahat.
Gambar 2.109 Bidang asah pahat bubut kasar
Bidang asah pahat bubut kasar
Aγ Bidang buang
δ Sisi potong ujung
S Sisi potong
A Bidang bebas ujung
A Bidang bebas
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 70
Gambar 2.110 Sudut pahat bubut kasar
Sudut pahat bubut kasar,
Susut bebas
Sudut buang
Sudut potong
Sudut baji
Sudut sisi potong
Gambar 2.111 Bidang asah pahat bubut rata
Bidang asah pahat bubut rata,
Aγ Bidang buang
δ Sisi potong ujung
S Sisi potong
A Bidang bebas ujung
A Bidang bebas
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 71
Gambar 2. 112 Sudut pahat bubut rata
Sudut pahat bubut kasar,
Susut bebas
Sudut buang
Sudut potong
Sudut baji
Gambar 2. 113 Posisi menggerinda pahat.
Gambar 2.114 Bidang asah pahat sekra
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 72
Bidang asah pahat sekrap
Sudut bebas
Sudut buang
Sudut potong
Sudut baji
Gambar 2.115 Pemeriksaan hasil mengasah dengan busur derajat
Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan dengan busur
derajat dengan menyetel pengurkur sudutnya sesuai dengan bidang
asah pahat
Gambar 2.116 Pemeriksaan hasil mengasah pahat dengan mal pahat
Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan pula dengan mal
pahat yang sudut-sudutnya sudah disesuaikan dengan sudut-sudut
pahat.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 73
5) Memasang Peralatan Pada Mesin
(a) Memasang peralatan pada mesin sekrap
Gambar 2.117 Pemasangan pahat pada holder
Untuk pahat ukuran kecil, pencekaman dilakukan dengan holder.
gambar 2.118 Sususnan pencekaman alat potong
Susunan pencekaman alat potong,
1. Kepala mesin sekrap
2. Kepala putar
3. Eretan
4. Spindel pemakanan
5. Pengatur kemiringan posisi pahat
6. Tool post
7. Rumah pahat
8. Ring rumah pahat
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 74
(b) Memasang peralatan pada mesin bor
Gambar 2.119 Pemasangan mata bor
Pemasangan bor mata bor dicekam pada chuck bor dan
dikencangkan dengan kunci chuck bor. Chuck bor dipasang pada
arbor mesin .
Gambar 2.120 Pencekam alat potong
Gambar 2.121 Pencekam alat potong
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 75
A. Sarung pengurang
B. Sarung pengurang bertingkat
C. Batang tirus alat potong
D. Tangkai pembuka alat potong pada sarung pengurang
E. Chuck bor dengan kunci chuck bor.
(c) Memasang peralatan pada mesin bubut
Gambar 2.122 Penyetelan ketinggian pahat bubut
Pahat bubut dipasang dengan ujung pahat potongnya sejajar dengan
sumbu mesin bubut. Pengaturan ketinggian pahat dilakukan dengan
bantuan pelat pengganjal pahat.
Gambaran 2.123 Pencekaman pahat
Pencekaman pahat pahat yang ujung potongnya sudah disetel
sejajar dengan sumbu mesin bubut, dicekam dengan
mengencangkan baut pencekam pada rumah pahat
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 76
Gambar 2.124 Jarak ujung pahat potong
Panjang bagian ujung pahat dengan sisi rumah pahat harus
sependek mungkin untuk menghindari getaran dan kemungkinan
patahnya pahat
Gambar 2.125 Pemasangan alat bantu pada kepala lepas
Alat bantu lainnya seperti senter putar dipasang pada kepala lepas
mesin bubut
Tabel 2.11. Sudut-sudut pahat dan penggunaannya
No. Gambar penggunaan pahat Penggunaan
1.
Untuk benda kerja dengan bahan Kuningan, Perunggu, Bahan yang rapuh dan keras.
2.
Untuk Baja dan baja Tuang yang berkualitas 34-50 kg/mm2
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 77
No. Gambar penggunaan pahat Penggunaan
3.
Untuk Baja dan baja Tuang yang berkualitas lebih dari 70kg/mm2, Kuningan Merah, Perunggu
4.
Untuk Perunggu Liat dan lunak
5.
Untuk Baja dan baja Tuang yang berkualitas 50-70 kg/mm2
6.
Untuk Bahan lunak, Alumunium murni.
Tabel 2.12. Letak tinggi pahat
No. Gambar tinggi pahat Letak tinggi pahat
1.
1. Letak ujung sisi pemotong harus tepat dengan sumbu benda kerja
2.
2. Letak pahat yang lebih tinggi dari sumbu akan mengakibatkan sisi depan bagian bawah pahat tergesek, dan kecenderungan benda kerja melentur.
3.
3. Letak pahat yang lebih rendah dari sumbu akan mengakibatkan benda kerja terangkat/melentur.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 78
(d) Memasang peralatan pada mesin frais
Gambar 2.226 Pemasang ragum
Ragum dipasang pada meja mesin dengan diikat oleh baut pengikat.
Gambar 2.127 Pemasang pisau frais
(a) Pisau frais jari dipasang pada holder pisau frais
(b) Pisau dipasang pada collet yang merupakan bagian dari holder.
(c) Pencekaman pisau dilakukan dengan cara mengencangkan mur
penutup holder
Gambar 2. 128 Pemasangan shell end mill cutter.
(a) Pisau frais dipasang pada ujung holder.
(b) Untuk menghindari luka pada tangan saat memegang, maka
pisau diganjal dengan kain.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 79
(c) Pisau frais dicekam dengan cara mengencangkan baut pengunci
di bagian ujung holder.
Gambar 2.129 Pemasangan arbor vertikal
Pasang holder shell end mill cutter pada spindel mesin .
Cekam holder dengan cara mengencangkan baut pengunci di bagian
atas spindel.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 80
Gambar 2.130. Memasang pisau frais sisi (side mill cutter),
(a) Pasang arbor pada spindle mesin
(b) Pasang cincin arbor dan pasaknya pada jarak yang sesuai
dengan posisi penempatan pisau frais.
(c) Pasang pisau frais pada arbor , sesuai dengan posisi pasak atau
jarak yang diinginkan .
(d) Pasang cincin arbor sebagai penjepit pisau frais, paling ujung
pasang bantalan luncur, kemudian mur pengencang arbor .
(e) Pasang blok penahan arbor pada kepala mesin sampai posisi
bantalan luncur arbour tepat pada lubang penahan arbour.
(f) Kencangkan baud pengunci arbour, sehingga semua cincin dan
pisau frais terkunci.
(g) Kencangkan mur pengunci penahan arbour sampai blok penahan
tersebut terkunci dengan baik.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 81
6) Mengidentifikasi Peralatan Pengaman yang akan Digunakan
Peralatan pengaman yang perlu untuk digunakan pada pekerjaan dasar,
baik dengan mesin bor, sekrap, bubut, frais, gerinda maupun mesin
gergaji, pada umumnya terdiri dari pakaian kerja dan kacamata
pengaman, atau alat pengaman lainnya yang dipasang pada mesin
seperti kaca pelindung gram, tutup belt motor, dan tutup roda gigi.
7) Memasang Peralatan Pengaman
(a) Memasang peralatan pengaman pada mesin sekrap
Gambar 2.131. Pengaman percikan bram
Untuk menjaga agar lokasi pekerjaan menyekrap tidak dipenuhi oleh
geram dipasang alat pelindung percikan geram.
(b) Memasang peralatan pengaman pada mesin bor
Gambar 2.132. Pelindung belt
Pasang penutup belt motor untuk menghindari kemungkinan
tergulungnya tangan atau benda lain kedalam putaran belt dan puly.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 82
(c) Memasang peralatan pengaman pada mesin bubut
Alat-alat pengaman yang perlu diperhatikan untuk dipasang pada
mesin bubut antara lain :
(1) Penutup kotak roda gigi
Gambar 2.133. Penutup kotak roda gigi
Jangan biatkan kotak roda gigi terbuka.
(2) Alat pengaman percikan geram
(3) Alat pengaman belt motor
(4) Pipa air pendingin (Coolant)
(d) Memasang peralatan pengaman pada mesin frais
Gambar 2.134 Pemasangan peralatan pengaman pada mesin frais.
Tutup sabuk motor (belt ) dipasang untuk menjaga kecelakaan pada
saat bekerja.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 83
(e) Memasang peralatan pengaman pada mesin gerinda
Gambar 2.135 Pemasangan peralatan pada mesin gerinda
Tutup roda gerinda, landasan benda, dan kaca pengaman untuk
menjaga agar serbuk bekas menggerinda tidak menyebar, harus
dipasang sebaik mungkin.
(f) Memasang peralatan pengaman pada mesin gergaji
Gambar 2.136 Pemasangn peralatan pengaman pada mesin gergaji
Tutup kotak roda gigi dan sabuk motor harus terpasang dengan baik,
demikian pula pipa saluran air pendingin.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 84
Untuk menggergaji benda yang panjang, gunakan penahan benda
dengan benar, jangan ditahan langsung dengan tangan.
8) Memeriksa Kesiapan Mesin
Untuk memeriksa sejauh mana mesin siap digunakan, maka diperlukan
perlu dilakukan beberapa hal, yaitu :
(a) Periksa kelengkapan mesin yang akan digunakan.
(b) Periksa pemasangan alat potong dan benda kerja.
(c) Periksa pemasangan peralatan pengaman.
(d) Periksa bagian-bagian penting pada mesin seperti : fungsi alat-alat
pencekam alat potong dan alat pencekam benda kerja; gerakan
sliding pada penggerak alat potong; keadaan dan jumlah persediaan
pelumas pada kotak pelumas; roda gigi; sabuk atau belt pada motor
penggerak, bagian lainnya dari mesin yang akan digunakan selama
proses pengerjaan benda kerja.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 85
c. Rangkuman
1) Menentukan peralatan yang akan digunakan
Peralatan yang akan digunakan perlu ditentukan dengan menyangkut :
alat pencekam benda kerja ; pencekam alat potong ; alat potong yang
akan digunakan ; alat-alat ukur dan pemeriksa ; peralatan bantu lainnya.
2) Memilih peralatan yang diperlukan
Peralatan yang diperlukan dipilih sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukan.
3) Memeriksa Peralatan yang Sudah Dipilih
Pemeriksaan terhadap peralatan yang sudah dipilih dilakukan dengan
memeriksa ukuran, fungsi, serta kondisi rusak atau tidaknya peralatan.
4) Mengasah alat potong yang akan digunakan
Untuk pekerjaan dasar, pengasahan alat-alat potong dilakukan pada
gerinda bangku atau gerinda lantai.
Pengasahan dilakukan terhadap alat potong berupa pahat sekrap, pahat
bubut, dan mata bor.
5) Memasang peralatan pada mesin
Peralatan yang dipasang pada mesin menyangkut pemasangan alat-
alat potong dan alat- alat pencekam benda kerja serta bantu lainnya.
6) Mengidentifikasi peralatan pengaman yang akan digunakan
Peralatan pengaman diidentifikasi sesuai dengan rencana
penggunaannya, seperti alat pengaman badan serta alat pengaman
yang dipasang pada mesin .
7) Memasang peralatan pengaman
Peralatan pengaman yang dipasang pada mesin adalah : pengaman
percikan bram atau serbuk pemotongan benda, tutup kotak roda gigi,
tutup sabuk atau belt motor; penahan benda serta alat pengaman
lainnya yang diperlukan.
8) Memeriksa kesiapan Mmsin
Pemeriksaan terhadap kesiapan mesin untuk digunakan dilakukan
terhadap : pemasangan alat potong dan benda kerja; pemasangan
peralatan pengaman ; fungsi pencekam alat potong dan alat pencekam
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 86
benda kerja; gerakan sliding pada penggerak alat potong; keadaan dan
jumlah persediaan pelumas pada kotak pelumas; roda gigi; kondisi
sabuk atau belt pada motor penggerak, bagian lainnya dari mesin yang
akan digunakan selama proses pengerjaan benda kerja.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 87
d. Tugas
Tabel 2.13. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
1. Peralatan yang diperlukan untuk
proses machining sudah ditentukan
2. Peralatan yang diperlukan sudah
dipilih
3. Peralatan yang dipilih sudah
diperiksa
4. Alat potong yang telah dipilih sudah
diasah
5. Peralatan sudah dipasang di mesin
sesuai SOP/manual
6. Peralatan pengaman yang
diperlukan sudah diidentifikasi
7. Peralatan pengaman sudah
dipasang sesuai SOP/manual
8. Kesiapan mesin sudah diperiksa
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 88
e. Tes Formatif
1) Tes Tertulis
(1) Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah
(a) Lathe dog
(b) Chuck
(c) Ragum mesin
(d) Collet
(2) Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah
(a) Drill chuck / chuck bor)
(b) Ragum tangan
(c) Collet
(d) Tap matic
(3) Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses
membubut adalah :
(a) Pahat karbide
(b) Pahat kasar
(c) Pahat rata
(d) Pahat ulir
(4) Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah :
(a) Mal
(b) Mal Mata Bor
(c) Mal Pahat
(d) Pengukur Sudut
(5) Fungsi Dresser pada penggerindaan adalah untuk
(a) Meratakan permukaan roda gerinda
(b) Membentuk roda gerinda
(c) Menajamkan permukaan roda gerinda
(d) Mengasah roda gerinda
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 89
(6) Pertimbangan dalam memilih alat potong adalah :
(a) Bentuk alat potong dan bentuk benda kerja.
(b) Jenis bahan benda kerja dan bahan alat potong.
(c) Bentuk dan jenis alat potong.
(d) Jenis bahan yang akan dipotong dan bentuk benda yang akan
dikerjakan.
(7) Beberapa hal yang termasuk ke dalam pemeriksaan alat potong,
kecuali :
(a) Bentuk alat potong yang akan digunakan.
(b) Kondisi alat potong sebelum digunakan.
(c) Menentukan bagian alat potong yang rusak.
(d) Menandai bagian alat potong yang sudah rusak
(8) Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan
roda gerinda
(a) 2,5 mm
(b) 2 mm
(c) 3 mm
(d) 3,5 mm
(9) Bagian mata bor yang manakah yang diasah ?
(a) Bidang ujung
(b) Bidang bebas
(c) Bidang buang
(d) Panjang bibir
(10) Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan
baja ?
(a) 140
(b) 112
(c) 80
(d) 118
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 90
(11) Berapa sudut baji () pahat bubut untuk membubut bahan baja
berkualitas 70 kg/ m2 ?
(a) 81
(b) 62
(c) 67
(d) 55
(12) Pahat sekrap dicekam pada :
(a) Kepala mesin
(b) Spindel
(c) Rumah pahat
(d) Eretan
(13) Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda
kerja adalah :
(a) Sisi depan bagian bawah pahat tergesek
(b) Ujung pahat cepat tumpul
(c) Sisi potong pahat terangkat
(d) Benda kerja terangkat
(14) Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada :
(a) Collet
(b) Holder
(c) Batang arbor
(d) Mandrell
(15) Untuk menghindari agar geram atau serbuk penggerindaan tidak
menyebar sebaiknya dipasang :
(a) Tutup mesin gerinda
(b) Penahan serbuk gerinda
(c) Kacamata pengaman
(d) Tutup roda gerinda dan kaca pengaman
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 91
(16) Berikut ini adalah pemeriksaan terhadap kesiapan mesin , kecuali :
(a) Memeriksa alat-alat ukur dan pemeriksa
(b) Memeriksa kelengkapan mesin
(c) Memeriksa pemasangan alat potong dan benda kerja
(d) Memeriksa peralatan pengaman
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 92
2) Tes Unjuk Kerja
Tabel 2.14. Daftar Tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
1. Apakah peralatan yang diperlukan
untuk proses machining sudah
ditentukan?
2. Apakah peralatan yang diperlukan
sudah dipilih?
3. Apakah peralatan yang dipilih
sudah diperiksa?
4. Apakah alat potong yang telah
dipilih sudah diasah?
5. Apakah peralatan sudah dipasang
di mesin sesuai SOP/manual?
6. Apakah peralatan pengaman yang
diperlukan sudah diidentifikasi?
7. Apakah peralatan pengaman sudah
dipasang sesuai SOP/manual?
8. Apakah kesiapan mesin sudah
diperiksa?
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 93
f. Kunci Jawaban Formatif
Tabel 2.15. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan No. Jawaban
1. c
2. a
3. a
4. b
5. c
6. d
7. a
8. b
9. b
10. d
11. b
12. c
13. a
14. b
15. d
16. a
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 94
Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 2 mengenai
Mempersiapkan Mesin
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam Mempersiapkan Mesin Perkakas untuk Pekerjaan Dasar
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 3
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 95
3. Kegiatan Belajar 3
Mengoperasikan Mesin
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat dapat :
1) Memeriksa peralatan keselamatan kerja
2) Memakai peralatan keselamatan kerja
3) Memasang benda kerja pada mesin
4) Mencekam benda kerja dengan alat bantu pencekaman
5) Mengoperasikan mesin
6) Memeriksa proses machining
b. Uraian Materi
1) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja
Peralatan keselamatan kerja yang perlu untuk diperiksa pada pekerjaan
permesinan adalah :
a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin.
Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin
seperti kacamata pengaman, baju kerja, sepatu kerja, helm, masker,
dan peralatan keselamatan kerja lainnya yang dipakai selama
bekerja.
b) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin
Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin yaitut tutup
roda gigi mesin, kaca pelindung pada mesin bubut dan mesin gerinda,
penahan percikan geram, tutup sabuk mesin, dan peralatan
keselamatan lainnya.
c) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruang kerja
Peralatan ini termasuk tanda-tanda larangan, peringatan, atau
perintah perihal keselamatan kerja. Selain itu juga peralatan seperti
alat pemadan kebakaran, penghisap debu atau asap, dan sebagainya.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 96
2) Memakai Peralatan Keselamatan Kerja
a) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan menyekrap
(1) Kacamata kerja.
(2) Penahan tatal.
b) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan mengebor
seperti kacamata kerja
c) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan membubut
(1) Kacamata kerja.
(2) Kaca penahan tatal pada mesin.
(3) Pengait bram.
d) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan mengefrais
seperti kacamata kerja
e) Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan menggerinda
(1) Kacamata kerja.
(2) Tutup roda gerinda pada mesin.
(3) Kaca pelindung percikan serbuk gerinda yang dipasang pada
mesin gerinda.,
3) Memasang Benda Kerja Pada Mesin
a) Memasang benda kerja pada mesin sekrap
Gambar 2.137 Ragum mesin sekrap
Ragum mesin sekrap merupakan salah satu alat pencekam benda
kerja. Ragum ini posisinya dapat dirubah sesuai dengan sekala
derajat yang terdapat pada skala nonius.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 97
Gambar 2.138 Pemasangan blok paralel
Blok paralel, digunakan sebagai alas benda kerja yang dicekam pada
ragum agar permukaan benda kerja yang disekrap sejajar dengan
permukaan meja mesin.
Gambar 2.139. Blok Paralel
Blok paralel, mempunyai ukuran yang presisi dan ukuran yang
bermacam-macam, sehingga dapat dipilih sesuai dengan ketebalan
alas yang diperlukan
Gambar 2.140. Posisi penempatan blok paralel
Blok paralel harus disimpan seimbang diantara kedua ujung benda
kerja, sehingga benda kerja berada pada posisi yang rata mengikuti
permukaan blok paralel.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 98
Gambar 2.141. Penggunaan paku
Untuk pencekaman benda kerja yang baik serta kuatnya blok paralel
menahan benda kerja, maka pada saat pencekaman, pukulah benda
kerja dengan palu plastik. Apabila blok paralel sudah tidak bergeser
maka kencangkan pengikatan pada ragum.
b) Memasang benda kerja pada mesin bor
Gambar 2.142. Pemasangn benda kerja pada mesin bor
Benda kerja dipasang pada ragum tangan.
Agar posisi benda kerja terhadap meja mesin lebih sejajar, maka
gunakan blok paralel sebagai alas penjepitan benda kerja. Gunakan
palu untuk memukul benda kerja pada saat pengikatan.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 99
c) Memasang benda kerja pada mesin bubut
Gambar 2.143. Pencekaman benda silindris panjang
Untuk mencekam benda silindris panjang, digunakan chuck rahang 3
dengan ketiga rahangnya pada posisi normal.
Tepatkan posisi benda kerja, lalu kencangkan lubang pengunci
dengan kunci chuck
Gambar 2.144. pencekaman benda kerja silindris pendek
Untuk mencekam benda silindris yang relatif pendek dengan diameter
lebih besar, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada
posisi dibalik.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 100
Gambar 2.145. Pencekaman benda silindris berdiameter besar
Posisi rahang yang dibalik, digunakan pula untuk mencekam benda
silindris berdiamater besar pada bagian lubangnya.
Gambar 2.146. Penggunaan senter putar kepala lepas
Untuk benda yang lebih panjang, maka gunakan senter putar kepala
lepas sebagai penahan benda
Gambar 2. 147. Pencekaman benda kerja bersegi
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 101
Chuck 4 rahang, dipergunakan untuk mencekam benda kerja segi
empat atau segi tidak beraturan. Posisi rahangnya dapat diatur
sendiri-sendiri.
Keempat rahangnya dikencangkan setelah titik pusat bagian benda
yang akan dibubut telah sejajar dengan sumbu mesin.
d) Memasang benda kerja pada mesin frais
Gambar 2.148. Pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais
Benda kerja yang berbentuk balok, dicekam pada ragum mesin frais.
Blok paralel digunakan agar permukaan benda yang difrais lebih
sejajar dengan bidang di bawahnya
Gambar 2.149. Pemakaian palu pada mesin frais
Untuk pencekaman benda yang lebih baik, digunakan palu untuk
memukul benda. Setelah balok paralel tidak bergeser, kemudian
ragum dikencangkan
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 102
4) Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman
a) Memasang Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman pada
Mesin Sekrap
Gambar 2.150. Pencekaman benda tipis
Untuk benda kerja yang bentuknya tipis dan yang disekrap bagian
sisinya, maka benda dicekam pada blok siku.
Benda kerja tersebut diikat dengan klem.
Gambar 2.151. Pengikatan benda kerja pada meja mesin
Pencekaman benda kerja yang ukurannya lebih besar dan sulit
dicekam dengan ragum dilakukan dengan mengikatnya langsung
pada meja mesin.
Pengikatan benda pada meja mesin juga dapat dilakukan dengan
menggunakan klem pengikat.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 103
Gambar 2.152. Pengikatan benda kerja dengan klem pengikat
Bagian dari klem adalah baut T yang dipasang pada alur T meja
mesin dan balok T klem dipasang diantara balok penahan klem
dengan benda kerja. Pengikatan dilakukan dengan cara
mengencangkan baut klem
b) Memasang Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman pada
Mesin Bor
Gambar 2.153. Pemasangan benda kerja yang tidak dapat dicekam
dengan ragum
Untuk benda kerja yang tidak dapat dicekam pada ragum, maka
benda kerja dicekam langsung pada meja mesin dengan bantuan baut
T, Klem, dan balok penahan klem sebagai pengikat.
Gambar 2.154. Pencekaman benda kerja silindris pada mesin bor
Untuk mencekam benda kerja silindris, gunakan blok dan Klem V
sebagai pengikat benda.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 104
c) Memasang benda kerja dengan alat bantu pencekaman pada
mesin bubut
Gambar 2.155. Pencekaman benda diantara dua senter
Pencekaman benda diantara dua senter alat Bantu pencekaman
yang digunakan adalah :
1 = Piring pembawa
2 = Senter tetap
3 = Lathe dog
4 = Senter putar
Gambar 2.156. Pencekaman benda dengan kacamat tetap
Mencekam benda dengan kacamata tetap untuk mencekam benda
panjang, maka digunakan kacamatan tetap untuk menahan agar
benda kerja tidak melentur selama berputar. Kacamatan tetap
dipasang pada Bed mesin
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 105
Gambar 2.157. Kacamat jalan
Kacamata jalan digunakan untuk menjaga agar benda kerja tidak
melentur selama pemotongan. Kacamata jalan dipasang pada eretan
melintang.
Gambar 2.158. Pencekaman benda tipis dengan face plate
Mencekam benda tipis untuk mencekam benda tipis maka
digunakan Face plate. Benda kerja diikat dengan menggunakan baut
dan klem penjepit.
d) Memasang benda kerja dengan alat bantu pencekaman pada
mesin frais
Gambar 2.159. Pencekaman benda kerja dengan klem
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 106
Mencekam benda kerja dengan klem, alat bantu yang digunakan :
a. Balok klem
b. Balok penahan
c. Mur/baut pengunci
d. Blok V
Gambar 2.160. Pencekaman benda kerja yang lebar
Benda kerja yang lebih lebar dapat pula dicekam langsung di atas
meja dengan bantuan klem penjepit.
Gambar 2.161. Pembentukan benda silindris menjadi segi beraturan
Untuk mencekam benda silindris yang akan difrais menjadi bidang
rata secara beraturan, maka digunakan ragum. Ragum tersebut dapat
dipasang pada kepala pembagi atau pada ragum putar.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 107
5) Mengoperasikan Mesin
a) Mengoperasikan mesin sekrap
Gambar 2.162. Bagian-bagian pengatur posisi dan panjang langkah
pemahaman pada mesin sekrap
Bagian-bagian untuk mengatur posisi serta panjang langkah
pemakanan adalah :
a = motor penggerak
b = roda gigi penggerak
c = Roda pemutar
d = Blok engkol
e = Poros lengan ayun
f = Lengan ayung
g = Kepala luncur
h = Pengikat kepala luncur
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 108
Gambar 2.163. Panjang langkah penyekrapan
Untuk langkah pemakanan yang panjang, maka lengan ayun harus
dipasang pada posisi terjauh dari sumbu poros roda pemutar. Lengan
ayun akan bergerak dari A sampai B dan sebaliknya ( ). Karena
lebih besar dari maka langkah kebelakang akan lebih cepat.
Untuk langkah pemakanan yang pendek, maka lengan ayun harus
dipasang pada posisi terdekat dari sumbu poros roda pemutar.
llb
la
L
Langkah kerja / mundur
Benda Kerja
Pahat
Gambar 2.164. Panjang langkah pemotongan
Panjang langkah (L) disesuaikan dengan panjang benda (l), panjang
awal (la) dan panjang sisa (lb)
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 109
L = l + la + lb
la = 20 mm
lb = 10 mm
Menentukan jumlah langkah maju mundur.
Jumlah kangkah maju mundur per menit (n) tergantung kepada
kecepatan potong bahan (v) dan panjang langkah (L)
Langkah maju mundur (n) =
n = (langkah per menit)
Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan
menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang
paling sesuai atau memdekati angka hasil perhitungan. Handel
pengatur jumlah langkah biasanya ditempatkan di bagian belakang
mesin sekrap.
Tombol menghidupkan dan mematikan
Apabila panjang langkah, jumlah langkah dan posisi pemotongan
sudah disetel, maka untuk menghidupkan mesin tekan tombol on
pada saklar utama yang tersedia pada mesin.
Untuk menghentikan gerakan kepala ayun sementara mesin tetap
hidup, dilakukan dengan cara menekan tuas kopling yang ada pada
bagian mesin, dan untuk menjalankannya kembali tuas kopling
tersebut harus ditarik.
Untuk mematikan mesin, dilakukan dengan cara menekan tombol off
pada saklar uatama mesin.
Kec. Potong (m/menit) . Panjang langkah maju mundur (m)
V . 2 L
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 110
Gerakan pemotongan
s
a
Gambar 2.165. Kedalaman pemakanan.
Banyaknya pemakanan (A) tergantung kepada kerataan pengerjaan
mesin (kasar/halus)
Penampang tatal (A) = kedalaman pemakanan (a) x lebar penyayatan
(s)
Gambar 2.166. Mengatur kedalaman pemakanan.
Untuk posisi awal, skala nonius handle eretan diseting pada angka
nol.
Pengaturan kedalaman pemakanan dilakukan dengan cara memutar
handle eretan sambil melihat angka skala nonius yang menunjukkan
jumlah kedalaman pemakanan
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 111
Gambar 2.167. Mengatur tebal pemakanan.
Pengaturan tebalnya pemakanan dilakukan dengan cara memutar
poros penggerak meja mesin setiap kali awal pergerakkan langkah
memotong.
b) Mengoperasikan Mesin Bor
Menentukan dan menyetel putaran mesin
Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan
potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang
digunakan (d).
Kecepatan putar (n) = 1000 x v
x d
Gambar 2.168. Belt pengatur kecepatan putaran
Penyetelan putaran mesin dilakukan dengan mengatur pasangan
sabuk putaran pada pully motor penggerak dan pully poros utama
mesin bor.
Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel
putaran pada mesin
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 112
Menepatkan posisi pengeboran
Gambar 2.169. Menepatkan titik pusat lubang
Sebelum dilakukan pengeboran, benda kerja yang akan dibor dilukis
terlebih dahulu (a), kemudian titik pusat lubang ditandai dengan
penitik (b),
Posisi ujung mata bor ditepatkan terhadap titik pusat lubang yang
sudah ditandai. Pemusatan ujung mata bor tersebut dilakukan dengan
menggeser benda kerja.
Apabila ujung mata bor sudah tepat dengan titik pusat lubang, maka
pengeboran dapat dilakukan.
Pendinginan dilakukan selama proses pengeboran berlangsung.
Kecepatan dan kedalaman pemotongan
Gambar 2.170. Tuas-tuas pengatur kedalaman mengebor.
Kecepatan mengebor tergantung kepada kecepatan potong benda
serta jenis mata bor. Dalam hal ini diperlukan keterampilan teknisi
dalam menekan tuas penggerak selama mengebor.
Untuk membatasi kedalaman pengeboran dalam membuat lubang
tidak tembus, perlu digunakan poros dan mur pembatas kedalaman.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 113
Menghidupkan dan mematikan mesin
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar pada
mesin, biasanya dipasang di bagian depan atau kiri kepala mesin.
c) Mengoperasikan Mesin Bubut
Gerakan-gerakan dalam membubut
Gambar 2.171. Gerakan-gerakan dalam membubut
Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama :
1. Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo
poros.
2. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan
pengikatan pahat bubut.
3. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh
pahat yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap
sumbu benda kerja.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 114
Pengaturan putaran dan kecepatan potong benda kerja
Gambar 2.172. Kecepatan potong (v).
Jika benda dengan garis tengah d dipotong dalam satu putaran
selama 1 menit, maka panjang tatal yang tersayat adalah d x
(keliling). Jika dalam satu menit lebih dari satu putaran maka panjang
tatal adalah d x x n
v = d (mm) x x n (rpm)
karena kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit, sedangkan
ukuran benda dalam mm, maka :
v = d (mm) x x n (rpm) (m/men)
1000
n = 1000 . v (r.p.m.)
d. .
Gambar 2.173. Tuas-tuas pengatur kecepatan putaran
Untuk memilih kecepatan putaran mesin, maka stel posisi tuas
pengatur kecepatan putaran mesin sesuai dengan angka kecepatan
putar yang terdapat pada tabel.
Tuas-tuas tersebut terdapat pada kepala tetap mesin bubut.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 115
Tidak selamanya hasil perhitungan sesuai dengan jumlah kecepatan
putaran yang terdapat pada table, oleh karenanya angka yang dipilih
adalah angka yang paling mendekati hasil pergitungan.
Pergerakan Eretan
Gambar 2.174. Pergerakan eretan mesin bubut
Tuas No. 1 berfungsi untuk memutarkan spindle utama mesin bubut
(memutarkan benda kerj)
Eretan memanjang (2) digerakan dengan handle (3), berfungsi untuk
menggerakan pahat sejajar dengan sumbu benda kerja
Eretan melintang (4) digerakan dengan handle (5), berfungsi untuk
menggerakan pahat ke arah melintang terhadap sumbu benda kerja.
Eretan atas (6) posisinya dapat diatur sejajar, melintang atau
menyudut terhadap sumbu benda kejra, digerakan dengan handle (7),
berfungsi untuk pemotongan pendek sejajar, melintang atau untuk
membubut bentuk tirus.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 116
Arah pemotongan
a
Gambar 2.175. Arah pemotongan sejajar,
pahat bergerak menyayat sejajar dengan sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk mengurangi diameter benda
kerja
b
Gambar 2.176. Arah pemotongan melintang,
pahat bergerak menyayat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut permukaan/ujung
benda, atau untuk memotong benda
c
Gambar 2.177. Arah pemotongan menyudut,
pahat bergerak menyayat menyudut terhadap sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut tirus benda
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 117
e
Gambar 2.178. Arah pemotongan melingkar,
pahat bergerak sejajar dan melintang terhadap sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membentuk contur radius pada
permukaan benda.
Menghidupkan dan mematikan mesin
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar listrik
utama mesin. Untuk menjalankan putaran mesin, gunakan tuas (1)
yang terdapat di bagian eretan mesin.
d) Mengoperasikan Mesin Frais
Gerakan-gerakan dalam pengefraisan
Gambar 2.179. Gerakan-gerakan dalam mengefrais
A = Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada
sumbu arbour.
B = Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais
pada sumbu arbour dan pencekaman benda kerja.
C = Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan
gabungan dari kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 118
berputar menyayat benda kerja yang bergerak berlawanan atau
searah dengan putaran pisau frais.
Mengatur kecepatan putaran spindle mesin dan kecepatan
potong
Kecepatan potong dihitung dengan rumus :
V = m/menit,
Maka kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais
adalah :
V = r.p.m. ,
d = adalah diameter pisau frais
v = adalah kecepatan potong dalam m/menit
n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit.
(put/menit)
Metode pengefraisan
Gambar 2.180. Pengefraisan searah,
Sisi pisau frais yang memotong searah dengan gerakan benda kerja
selama penyayatan.
d . . n 1000
d . . n 1000
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 119
Gambar 2.181. Pengefraisan berlawanan arah,
Sisi pisau frais yang memotong berlawanan arah dengan gerakan
benda kerja selama penyayatan.
Gambar 2.182. Pengefraisan netral,
Sisi pisau frais yang memotong berlawanan dan searah dengan
gerakan benda kerja selama penyayatan.
Metode ini digunakan apabila menggunakan pisau shell end mill.
Mengatur arah gerakan pengefraisan
Gambar 2.183. Gerakan memanjang,
Dengan memutar handle meja memanjang maka benda kerja akan
bergerak ke arah memanjang.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 120
Gambar 2.184. Gerakan melintang.
Gerakan melintang benda kerja dilakukan dengan memutar handle
meja melintang yang dilengkapi dengan skala nonius untuk
mengetahui ukuran gerakan.
Gambar 2.185. Gerakan vertikal.
Kedalaman pengefraisan benda diatur dengan cara menaikan meja
mesin dan untuk membebaskan benda dengan pisau dengan cara
menurunkannya.
Handle penggerak naik turun meja terdapat di bagian depan mesin.
Menghidupkan dan mematikan mesin
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar utama
listrik yang ada pada mesin. Untuk menghentikan putaran pisau frais
sementara mesin tetap dalam keadaan hidup, maka tekan tuas
kopling yang ada di samping badan mesin, dan menariknya untuk
menjalankan kembali putaran.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 121
6) Memeriksa Proses Machining
a) Memeriksa Proses Penyekrapan
Pemeriksaan proses penyekrapan dilakukan terhadap :
(1) Panjang langkah pemotongan
(2) Posisi panjang langkah.
Dilihat dari posisi langkah paling depan dan paling belakang
terhadap ujung benda kerja yang dipotong.
(3) Jumlah langkah per menit.
(4) Ketebalan dan kedalaman pemakanan pahat
b) Memeriksa Proses Pengeboran
Pemeriksaan proses pengeboran dilakukan terhadap :
(1) Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan
(2) Kecepatan dan kedalaman pengeboran
c) Memeriksa Proses Pembubutan
Pemeriksaan proses pembubutan dilakukan terhadap :
(1) Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan
(2) Arah putaran spindle
(3) Arah pemotongan
(4) Ketebalan sayat dan kecepatan pemotongan
d) Memeriksa Proses Pengefraisan
Pemeriksaan proses pengafraisan dilakukan terhadap :
(1) Kecepatan putaran spindle mesin (n), dan
(2) Arah putaran spindle
(3) Arah pemotongan
(4) Ketebalan sayat dan kecepatan pemotongan
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 122
c. Rangkuman
1) Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja
Peralatan keselamatan kerja yang perlu untuk diperiksa pada pekerjaan
permesinan adalah :
a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan oleh operator mesin.
b) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin
c) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruang kerja
2) Memakai Peralatan Keselamatan Kerja
Peralatan keselamatan kerja yang dipakai pada saat bekerja pada mesin
sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais dan mesin gerinda adalah
kacamata pelindung, pakaian kerja, sepatu kerja, masker (khusus pada
pekerjaan menggerinda), dan peralatan lainnya yang dianggap perlu.
3) Memasang Benda Kerja Pada Mesin
a) Pemasangan benda kerja pada mesin sekrap adalah dengan
menggunakan ragum mesin sekrap.
b) Pemasangan benda kerja pada mesin bor adalah dengan
menggunakan ragum tangan
c) Pemasangan benda kerja pada mesin bubut adalah dengan
menggunakan chuck rahang 3 untuk benda silindris dan chuck rahang
4 untuk bentuk segi empat atau bentuk tidak beraturan.
d) Pemasangan benda kerja pada mesin frais adalah dengan
menggunakan ragum mesin frais.
4) Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman
a) Pencekaman benda kerja pada mesin sekrap, mesin bor, dan mesin
frais yang tidak dapat menggunakan ragum, dicekam dengan bantuan
klem penjepit benda.
b) Pencekaman benda pada mesin bubut yang tidak dapat dicekam
dengan chuck rahang 3 atau chuck rahang 4, dilakukan dengan
bantuan face plate. Dan untuk menjaga kelenturan benda kerja yang
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 123
panjang selama pembubutan, digunakan kacamata jalan atau
kacamata tetap.
5) Mengoperasikan Mesin
Dalam mengoperasikan mesin, perlu dilakukan langkah-langkah utama
diantaranya :
a) Menyetel handel kecepatan putaran mesin
b) Menggunakan saklar atau tuas untuk menghidupkan atau mematikan
mesin.
c) Menentukan arah pemotongan dengan menggerakan bagian
penggerak benda kerja atau alat potong pada mesin.
d) Menentukan ketebalan penyayatan benda kerja.
6) Memeriksa Proses Machining
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa proses
permesinan antara lain :
a) Kecepatan dan arah putaran spindle mesin
b) Arah gerakan pemotongan benda kerja
c) Kecepatan dan ketebalan penyayatan
d) Ukuran benda yang dikerjakan setiap periode langkah pemakanan
e) Permukaan hasil penyayatan benda kerja
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 124
d. Tugas
Tabel 2.16. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
1) Memeriksa Peralatan Keselamatan
Kerja
2) Memakai Peralatan Keselamatan
Kerja
3) Memasang Benda Kerja Pada Mesin
4) Mencekam Benda Kerja Dengan
Alat Bantu Pencekaman
5) Mengoperasikan Mesin
6) Memeriksa Proses Machining
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 125
e. Tes Formatif
1) Tes Tertulis
(1) Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada
pekerjaan permesinan adalah :
(a) Kacamata pelindung
(b) Sarung tangan
(c) Helm
(d) Pelindung telinga (ear protection)
(2) Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang
digunakan pada pekerjaan mesin, kecuali :
(a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja
(b) Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK
(c) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin
(d) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan
(3) Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan
mesin frais pada umumnya dalah ;
(a) Klem paralel
(b) Lathe dog
(c) Ragum
(d) Alat Bantu pencekaman
(4) Fungsi dari blok paralel adalah :
(a) Agar pencekaman benda kerja lebih kuat
(b) Agar ragum tidak cepat rusak
(c) Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar.
(d) Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar
permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 126
(5) Untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan
ragum maka digunakan :
(a) Baut penjepit
(b) Klem paralel
(c) Klem penjepit
(d) Balok penahan
(6) Untuk mencekam benda silindris pada pekerjaan mengefrais,
digunakan tambahan alat bantu pencekam, yaitu:
(a) Blok V
(b) Blok paralel
(c) Blok siku
(d) Balok penahan
(7) Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin
bubut menggunakan :
(a) Chcuk rahang 4
(b) Lathe dog
(c) Chcuk rahang 3
(d) Face plate
(8) Untuk mencekam benda yang bentuknya tidak beraturan dan tipis
pada mesin bubut, dipergunakan :
(a) Chcuk rahang 4
(b) Piring pembawa
(c) Lateh dog
(d) Kacamata jalan
(9) Fungsi piring pembawa dan lathe dog adalah untuk :
(a) Mencekam benda tipis.
(b) Mencekam benda berbentuk tidak beraturan
(c) Mencekam benda kerja panjang
(d) Mencekam benda kerja diantara dua senter
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 127
(10) Kacamatan tetap pada mesin bubut berfungsi untuk :
(a) Menahan benda kerja agar tidak bergetar
(b) Memudahkan penyayatan
(c) Menjaga agar benda kerja tidak patah
(d) Menahan benda agar tidak melentur selama berputar..
(11) Kacamata jalan pada mesin bubut dipasang pada :
(a) Eretan atas
(b) Eretan melintang
(c) Eretan memanjang
(d) Bed mesin
(12) Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang
langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin
sekrap (n) adalah :
(a) 500 langkah per menit
(b) 50 langkah per menit
(c) 100 langkah per menit
(d) 250 langkah per menit
(13) Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang
digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin
bor (n) harus disetel pada kecepatan :
(a) 810 rpm
(b) 830 rpm
(c) 820 rpm
(d) 840 rpm
(14) Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali :
(a) Gerakan berputar
(b) Gerakan melingkar
(c) Gerakan pencekaman
(d) Gerakan pemotongan
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 128
(15) Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk
membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan
diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm.
(a) 320 rpm
(b) 318 rpm
(c) 310 rpm
(d) 330 rpm
(16) Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali :
(a) Memanjang
(b) Melintang
(c) Tirus
(d) Menyudut
(17) Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah :
(a) Gerakan berputar
(b) Gerakan berlawanan
(c) Gerakan mengikat
(d) Gerakan pemotongan
(18) Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan
diameter pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v)
adalah :
(a) 75 m/menit
(b) 80 m/menit
(c) 65 m/menit
(d) 70 m/menit
(19) Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah :
(a) Muka
(b) Searah
(c) Berlawanan
(d) Netral
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 129
(20) Pemeriksaan proses machining dilakukan terhadap hal-hal berikut,
kecuali :
(a) Pemasangan alat potong dan benda kerja.
(b) Kecepatan dan arah putaran spindle mesin
(c) Kecepatan dan tebal pemotongan
(d) Arah dan gerakan pemotongan
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 130
2) Tes Unjuk Kerja
Tabel 2.17. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
a) Apakah peralatan keselamatan
kerja yang dipersyaratkan sudah
diperiksa?
b) Apakah peralatan keselamatan
kerja yang dipersyaratkan sudah
dipakai?
c) Apakah benda kerja sudah
dipasang di mesin?
d) Apakah benda kerja sudah dicekam
dengan alat bantu yang
dipersyaratkan?
e) Apakah mesin sudah dioperasikan?
f) Apakah pelaksanaan machining
sudah diperiksa?
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 131
f. Kunci Jawaban Formatif
Tabel 2.18. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan No. Jawaban
1. a
2. b
3. c
4. d
5. c
6. a
7. c
8. a
9. d
10. d
11. b
12. a
13. b
14. b
15. b
16. c
17. b
18. d
19. a
20. a
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M 7.32A 132
Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 3 mengenai
Mengoperasikan Mesin
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam Mengoperasikan Mesin Perkakas untuk Pekerjaan Dasar
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 4
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 133
4. Kegiatan Belajar 4
Memeriksa Komponen Yang Dikerjakan
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat dapat :
1.) Mengidentifikasi Alat-alat Ukur Yang Diperlukan
2.) Memilih Alat-alat Ukur Yang Diperlukan
3.) Mengkalibrasi Alat Ukur Yang Akan Digunakan
4.) Mengukur Benda kerja
5.) Mencatat Hasil Pengukuran
6.) Membandingkan Hasil Pengukuran Dengan Spesifikasi Teknis Yang
Dipersyaratkan
7.) Melaporkan Hasil Pemeriksaan Benda kerja
b. Uraian Materi
1) Mengidentifikasi Alat-alat Ukur Yang Diperlukan
Alat-alat yang digunakan untuk memeriksa dan mengukur benda kerja
antara lain :
a) Alat-alat Pemeriksa :
Gambar 2.186. Inside Calipers
Inside Calipers, digunakan untuk memeriksa kesejajaran atau lebar lubang benda kerja .
Gambar 2.187. Spring Calipers
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 134
Spring Calipers, dengan baud dan mur yang digunakan untuk mengatur jarak pada ujung pemeriksa. Digunakan untuk memeriksa kesejajaran atau lebar lubang benda kerja .
Gambar 2.188. Jangka kaki.
Jangka kaki, digunakan untuk memeriksa kesejajaran atau lebar bagian luar benda kerja .
Gambar 2.189. Jangka kaki dengan baud pengikat.
Jangka kaki, dengan baud dan mur yang digunakan untuk mengatur jarak pada ujung pemeriksa Digunakan untuk memeriksa kesejajaran atau lebar bagian luar benda kerja .
Gambar 2.190. Batang mal ulir
Batang mal ulir, untuk memeriksa ukuran ulir dalam
Gambar 2.191. Mal ulir luar
Mal ulir luar, untuk memeriksa ukuran ulir luar
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 135
Gambar 2.192. Mal mata bor
Mal mata bor, untuk memeriksa sudut dan lebar ujung mata bor..
Gambar 2.193. Limit plug gauge
Untuk memeriksa kesesuaian lubang hasil mereamer.
Gambar 2.194. Taper gauge. Untuk memeriksa lubang tirus hasil mereamer tirus.
Gambar 2.195. Mal lubang dan poros tirus.
Pemeriksa lubang atau poros tirus, untuk memeriksa ukuran tirus benda kerja .
Selain alat pemeriksa yang disebutkan tadi, dipergunakan pula alat
pemeriksa lainnya seperti busur derajat dan mal ulir.
b) Alat-alat Ukur
Alat-alat ukur yang digunakan antara lain jangka sorong, micrometer
luar dan micrometer dalam.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 136
2) Memilih Alat-alat Ukur Yang Diperlukan
Pemilihan akat ukur yang akan digunakan didasarkan kepada :
a) Bentuk benda yang akan diukur.
b) Besar kecilnya atau panjang pendeknya benda yang akan diukur
c) Ketelitian ukuran yang diinginkan
3) Mengkalibrasi Alat Ukur Yang Akan Digunakan
a) Mengkalibrasi jangka sorong
- Rapatkan kedua permukaan rahang ukur
- Longgarkan baud pada pelat skala nonius
- Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang
utama jangka sorong
- Kencangkan kembali baud pada pelat skala nonius
b) Mengkalibrasi micrometer luar
- Rapatkan kedua permukaan ujung pengukur, dengan cara memutar
batang rechet sampai terdengar bunyi giginya.
- Longgarkan rumah skala nonius
- Tepatkan garis nol pada rumah skala nonius dengan garis nol pada
batang utama
- Kencangkan kembali rumah skala nonius
4) Mengukur Benda kerja
Pada pelaksanaan pengukuran perlu diperhatikan beberapa hal antara
lain :
a) Prosedur penggunaan alat-alat ukur yang sesuai dengan manual
operasi pengukuran yang dikeluarkan pabrik pembuat alat ukur
tersebut.
b) Tempat pengukuran yang tepat
c) Posisi pengukuran yang dilakukan petugas
d) Pembacaan ketelitian pada saat pengukuran
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 137
Gambar 2.196. Bidang yang diukur dengan jangka sorong
Jangka sorong, digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam benda kerja sampai ketelitian 0,02 mm
Gambar 2.197. Bidang yang diukur dengan micrometer luar
Mikrometer luar, digunakan untuk mengukur bagian luar benda kerja sampai ketelitian 0,001 mm.
Gambar 2.198. Bidang yang diperiksa dengan jangka kaki
Jangka kaki, digunakan untuk memeriksa kesejajaran dua bidang luar dari benda kerja
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 138
Gambar 2.199. Bidang yang diperiksa dengan inside calipers
Inside calipers, digunakan untuk memeriksa dan mengukur kesejajaran dua bidang di bagian dalam benda kerja .
5) Mencatat hasil pengukuran
Setiap hasil pengukuran atau pemeriksaan terhadap benda kerja dicatat
sebagai bahan untuk membandingkan dengan ukuran benda yang
diinginkan.
6) Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan
Hasil pemeriksaan atau pengukuran benda kerja yang telah dicatat
kemudian dibandingkan dengan ukuran yang tertera pada gambar atau
pada lembaran kerja.
Setiap hasil perbandingan disimpulkan, apakah sesuai atau tidak antara
hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan dan
dicatat berapa besar penyimpangannya apabila terjadi ketidak samaan.
7) Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja
Catatan hasil pemeriksaan benda dicatat sebagai bahan laporan
termasuk letak ukuran mana yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 139
c. Rangkuman
Pada kegiatan belajar 4, dilakukan kegiatan belajar yang menyang kut :
1) Identifikasi alat-alat ukur yang diperlukan, antara lain alat-alat pemeriksa
dan alat-alat ukur.
2) Memilih alat-alat ukur Yang diperlukan sesuai dengan bentuk dan
dimensi benda kerja yang akan diperiksa atau diukur.
3) Mengkalibrasi alat ukur yang akan digunakan, dilakukan terhadap alat
ukur yang tidak tepat dan dimaksudkan agar pengukuran dapat
dilakukan secara lebih teliti.
4) Mengukur benda kerja , dilakukan dengan prosedur yang benar, tempat
dan posisi pengukuran yang tepat, serta pembacaan ketelitian yang
akurat oleh petugas.
5) Mencatat hasil pengukuran.
6) Membandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan.
7) Melaporkan hasil pemeriksaan benda kerja kepada atasan.
d. Tugas
Tabel 2.19.Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
1.) Mengidentifikasi alat-alat ukur yang
Diperlukan
2.) Memilih alat-alat ukur yang
diperlukan
3.) Mengkalibrasi alat ukur yang akan
digunakan
4.) Mengukur benda kerja
5.) Mencatat hasil pengukuran
6.) Membandingkan hasil pengukuran
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 140
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan
7.) Melaporkan hasil pemeriksaan
benda kerja
e. Tes Formatif
1) Tes Tertulis
(1) Apakah diantara alat berikut yang tidak termasuk alat pemeriksa :
(a) Spring Calipers
(b) Busur derajat
(c) Mal Ulir
(d) Mikrometer
(2) Apakah diantara alat berikut yang tidak termasuk alat ukur :
(a) Mal bor.
(b) Jangka sorong
(c) Mikrometer luar
(d) Mikrometer dalam
(3) Berikut adalah beberapa pertimbangan untuk memilih alat ukur ,
kecuali :
(a) Spesifikasi teknis ukuran yang dipersyaratkan
(b) Keteitian hasil pengukuran
(c) Bentuk benda
(d) Jumlah benda
(4) Alasan mengapa harus dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur yang
kondisinya kurang baik adalah :
(a) Agar tidak terjadi kesalahan ukuran dari hasil mengukur.
(b) Agar alat ukur terjaga kondisinya
(c) Agar benda kerja dapat terukur dengan baik
(d) Agar petugas tidak melakukan kesalahan mengukur.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 141
(5) Untuk mengukur bagian luar dan dalam benda dengan bentuk
sederhana, maka digunakan alat ukur :
(a) Mal bor
(b) Mikrometer luar
(c) Jangka sorong
(d) Busur derajat
(6) Mengapa hasil pengukuran perlu dicatat ?
(a) Untuk menjaga agar ukuran tetap dapat diketahui
(b) Untuk menjaga agar petugas yag mengukur tidak lupa
(c) Untuk memudahkan perbandingan hasil pengukuran dengan
ukuran sebenanrnya yang diinginkan.
(d) Untuk memudahkan petugas dalam mengukur.
(7) Laporan hasil pengukuran berguna untuk :
(a) Menjaga kualitas benda yang dibuat
(b) Menentukan benar tidaknya benda yang dibuat
(c) Menentukan layak tidaknya benda kerja untuk digunakan
(d) Memudahkan atasan dalam menilai petugas pembuat benda.
2) Tes Unjuk Kerja
Tabel 2.20. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
a) Apakah alat ukur yang diperlukan
untuk pemeriksaan sudah
diidentifikasi?
b) Apakah alat ukur yang akan
digunakan sudah dipilih?
c) Apakah alat ukur yang akan
digunakan sudah dikalibrasi?
d) Apakah sudah dilakukan
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 142
Tugas-tugas yang ditampilkan Kompeten Belum Tanggal
pengukuran?
e) Apakah hasil pengukuran sudah
dicatat?
f) Apakah hasil pengukuran sudah
dibandingkan dengan spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan?
g) Apakah hasil pengukuran sudah
dilaporkan kepada atasan?
f. Kunci Jawaban Formatif
Tabel 2.21. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan No. Jawaban
1. d
2. a
3. d
4. a
5. c
6. c
7. b
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 143
Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 4 mengenai
Pemeriksaan Komponen yang Dikerjakan
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
dalam Memeriksa Komponen Yang Dikerjakan
sehingga berhak untuk mempelajari Unit Kompetensi berikutnya.
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 146
III
EVALUASI
A. Kognitif Skill
(Tes Tertulis / Lisan) (1) Garis strip titik tipis ( __ . __ . __) pada gambar kerja digunakan untuk :
(a) Garis arsiran (b) Garis sumbu (c) Garis ulir (d) Garis ukur
(2) Gambar berikut adalah menunjukkan lambang proyeksi :
(a) Proyeksi eropa (b) Proyeksi amerika (c) Proyeksi ISO (d) Proyeksi asia
(3) Yang tidak termasuk kedalam batas toleransi dari penunjukkan ukuran
berikut adalah : (a) 59,50 (b) 59,95 (c) 60,05 (d) 60
(4) Instruksi kerja sebaiknya didapat dari :
(a) Atasan langsung (b) Manajer (c) Direktur (d) Sesama teman
(5) Yang termasuk kedalam peralatan keselamatan kerja adalah
(a) Kipas angin, helm, kacamata, dan pakaian kerja. (b) Helm, sepatu kerja, blower, dan kipas angin. (c) Alat pemadam kebakaran, blankar, dan helm. (d) Kacamata, masker, apron, sepatu kerja, dan topeng las.
(6) Tanda keselamatan kerja berikut berarti :
(a) Tanda larangan menyalakan api (b) Tanda peringatan adanya bahan mudah terbakar (c) Tanda perintah untuk membakar benda (d) Tidak berarti apa-apa
60 ± 0,05
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 147
(7) Baja special merupakan bahan yang termasuk kedalam kelompok : (a) Baja paduan (b) Logam non besi (c) Non logam (d) Logam besi
(8) Yang tidak termasuk kedalam mesin perkakas yang digunakan untuk
operasi dasar permesinan adalah : (a) Mesin bor (b) Mesin gerinda (c) Mesin press (d) Mesin bubut
(9) Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah
(a) Lathe dog (b) Chuck (c) Ragum mesin (d) Collet
(10) Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah
(a) Drill chuck / chuck bor) (b) Ragum tangan (c) Collet (d) Tap matic
(11) Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut
adalah : (a) Pahat karbida (b) Pahat kasar (c) Pahat rata (d) Pahat Ulir
(12) Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah :
(a) Mal (b) Mal Mata Bor (c) Mal Pahat (d) Pengukur Sudut
(13) Fungsi Dresser pada penggerindaan adalah untuk
(a) Meratakan permukaan roda gerinda (b) Membentuk roda gerinda (c) Menajamkan permukaan roda gerinda (d) Mengasah roda gerinda
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 148
(14) Pertimbangan dalam memilih alat potong adalah : (a) Bentuk alat potong dan bentuk benda kerja (b) Jenis bahan benda kerjja dan bahan alat potong (c) Bentuk dan jenis alat potong. (d) Jenis bahan yang akan dipotong dan bentuk benda yang akan
dikerjakan. (15) Beberapa hal yang termasuk kedalam pemeriksaan alat potong, kecuali :
(a) Bentuk alat potong yang akan digunakan (b) Kondisi alat potong sebelum digunakan (c) Menentukan bagian alat potong yang rusak. (d) Menandai bagian alat potong yang sudah rusak sebelum digunakan.
(16) Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan roda
gerinda (a) 2,5 mm (b) 2 mm (c) 3 mm (d) 3,5 mm
(17) Bagian mata bor yang manakah yang diasah ?
(a) Bidang ujung (b) Bidang bebas (c) Bidang buang (d) Panjang bibir
(18) Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan baja ?
(a) 140
(b) 112
(c) 80
(d) 118
(19) Berapa sudut baji () pahat bubut untuk membubut bahan baja berkualitas 70 kg / mm2 ?
(a) 81
(b) 62
(c) 67
(d) 55 (20) Pahat sekrap dicekam pada :
(a) Kepala mesin (b) Spindel (c) Rumah Pahat (d) Eretan
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 149
(21) Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda kerja adalah : (a) Sisi depan bagian bawah pahat tergesek (b) Ujung pahat cepat tumpul (c) Sisi potong pahat terangkat (d) Benda kerja terangkat
(22) Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada :
(a) Collet (b) Holder (c) Batang arbor (d) Mandrell
(23) Untuk menghindari agar bram atau serbuk penggerindaan tidak menyebar
maka sebaiknya dipasang : (a) Tutup mesin gerinda (b) Penahan serbuk gerinda (c) Kacamata pengaman (d) Tutup roda gerinda dan kaca pengaman
(24) Berikut ini adalah pemeriksaan terhadap kesiapan mesin, kecuali :
(a) Memeriksa alat-alat ukur dan pemeriksa (b) Memeriksa kelengkapan mesin (c) Memeriksa pemasangan alat potong dan benda kerja (d) Memeriksa peralatan pengaman
(25) Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada
pekerjaan permesinan adalah : (a) Kacamata pelindung (b) Sarung tangan (c) Helm (d) Pelindung telinga (ear protection)
(26) Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan
pada pekerjaan mesin, kecuali : (a) Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja (b) Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK (c) Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin (d) Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan
(27) Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin frais
pada umumnya dalah ; (a) Klem paralel (b) Lathe dog (c) Ragum (d) Alat Bantu pencekaman
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 150
(28) Fungsi dari blok parallel adalah :
(a) Agar pencekaman benda kerja lebih kuat (b) Agar ragum tidak cepat rusak (c) Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar. (d) Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar
permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya. (29) Untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam dengan ragum
maka digunakan : (a) Baud penjepit (b) Klem paralel (c) Klem penjepit (d) Balok penahan
(30) Untuk mencekam benda silindris pada pekerjaan mengefrais, digunakan
tambahan alat bantu pencekam, yaitu: (a) Blok V (b) Blok paralel (c) Blok siku (d) Balok penahan
(31) Pencekaman benda silindris pendek pada mesin bubut menggunakan :
(a) Chcuk rahang 4 (b) Lathe dog (c) Chcuk rahang 3 (d) Face plate
(32) Untuk mencekam benda yang bentuknya tidak beraturan dan tipis pada
mesin bubut, dipergunakan : (a) Chcuk rahang 4 (b) Piring pembawa (c) Lathe dog (d) Kacamata jalan
(33) Fungsi piring pembawa dan lathe dog adalah untuk :
(a) Mencekam benda tipis. (b) Mencekam benda berbentuk tidak beraturan (c) Mencekam benda kerja panjang (d) Mencekam benda kerja diantara dua senter
(34) Kacamatan tetap pada mesin bubut berfungsi untuk : (a) Menahan benda kerja agar tidak bergetar (b) Memudahkan penyayatan (c) Menjaga agar benda kerja tidak patah (d) Menahan benda agar tidak melentur selama berputar..
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 151
(35) Kacamata jalan pada mesin bubut dipasang pada : (a) Eretan atas (b) Eretan melintang (c) Eretan memanjang (d) Bed mesin
(36) Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang
langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin sekrap (n) adalah : (a) 500 langkah per menit (b) 50 langkah per menit (c) 100 langkah per menit (d) 250 langkah per menit
(37) Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang
digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor (n) harus disetel pada kecepatan : (a) 810 rpm (b) 830 rpm (c) 820 rpm (d) 840 rpm
(38) Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali :
(a) Gerakan berputar (b) Gerakan melingkar (c) Gerakan pencekaman (d) Gerakan pemotongan
(39) Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm. (a) 320 rpm (b) 318 rpm (c) 310 rpm (d) 330 rpm
(40) Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali :
(a) Memanjang (b) Melintang (c) Tirus (d) Menyudut
(41) Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah :
(a) Gerakan berputar (b) Gerakan berlawanan (c) Gerakan mengikat
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 152
(d) Gerakan pemotongan (42) Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan diameter
pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah : (a) 75 m/menit (b) 80 m/menit (c) 65 m/menit (d) 70 m/menit
(43) Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah :
(a) Muka (b) Searah (c) Berlawanan (d) Netral
(44) Pemeriksaan proses machining dilakukan terhadap hal-hal berikut,
kecuali : (a) Pemasangan alat potong dan benda kerja. (b) Kecepatan dan arah putaran spindle mesin (c) Kecepatan dan tebal pemotongan (d) Arah dan gerakan pemotongan
(45) Apakah diantara alat berikut yang tidak termasuk alat pemeriksa : (a) Spring Calipers (b) Busur derajat (c) Mal Ulir (d) Mikrometer
(46) Apakah diantara alat berikut yang tidak termasuk alat ukur :
(a) Mal bor. (b) Jangka sorong (c) Mikrometer luar (d) Mikrometer dalam
(47) Berikut adalah beberapa pertimbangan untuk memilih alat ukur , kecuali :
(a) Spesifikasi teknis ukuran yang dipersyaratkan (b) Keteitian hasil pengukuran (c) Bentuk benda (d) Jumlah benda
(48) Alasan mengapa harus dilakukan kalibrasi terhadap alat ukur yang
kondisinya kurang baik adalah : (a) Agar tidak terjadi kesalahan ukuran dari hasil mengukur. (b) Agar alat ukur terjaga kondisinya (c) Agar benda kerja dapat terukur dengan baik (d) Agar petugas tidak melakukan kesalahan mengukur.
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 153
(49) Untuk mengukur bagian luar dan dalam benda dengan bentuk sederhana,
maka digunakan alat ukur : (a) Mal bor (b) Mikrometer luar (c) Jangka sorong (d) Busur derajat
(50) Mengapa hasil pengukuran perlu dicatat ?
(a) Untuk menjaga agar ukuran tetap dapat diketahui (b) Untuk menjaga agar petugas yag mengukur tidak lupa (c) Untuk memudahkan perbandingan hasil pengukuran dengan ukuran
sebenanrnya yang diinginkan. (d) Untuk memudahkan petugas dalam mengukur.
(51) Laporan hasil pengukuran berguna untuk :
(a) Menjaga kualitas benda yang dibuat (b) Menentukan benar tidaknya benda yang dibuat (c) Menentukan layak tidaknya benda kerja untuk digunakan (d) Memudahkan atasan dalam menilai petugas pembuat benda.
B. Psikomotor Skill
Tabel 3.1. Daftar tes psikomotor
Psikomotor Skill Kompeten Belum
1. Alat potong yang telah dipilih sudah diasah
2. Peralatan sudah dipasang di mesin sesuai SOP/manual
3. Peralatan pengaman sudah dipasang sesuai SOP/manual
4. Memasang Benda Kerja Pada Mesin
5. Mencekam Benda Kerja Dengan Alat Bantu Pencekaman
6. Mengoperasikan Mesin
7. Mengkalibrasi Alat Ukur Yang Akan Digunakan
8. Mengukur Benda Kerja
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 154
C. Attitude Skill Tabel 3.2. Daftar tes sikap
Psikomotor Skill Kompeten Belum
1. Tanda-tanda Keselamatan Kerja sudah diidentifikasi
2. Rencana Langkah Kerja sudah dibuat
3. Mesin-mesin Yang Akan Digunakan sudah ditentukan
4. Peralatan yang diperlukan untuk proses machining sudah ditentukan
5. Peralatan yang diperlukan sudah dipilih
6. Peralatan yang dipilih sudah diperiksa
7. Peralatan pengaman yang diperlukan sudah diidentifikasi
8. Kesiapan mesin sudah diperiksa
9. Memeriksa Peralatan Keselamatan Kerja
10. Memakai Peralatan Keselamatan Kerja
11. Memeriksa Proses Machining
12. Mengidentifikasi Alat-alat Ukur Yang Diperlukan
13. Memilih Alat-alat Ukur Yang Diperlukan
14. Mencatat Hasil Pengukuran
15. Membandingkan Hasil Pengukuran Dengan Spesifikasi Teknis Yang Dipersyaratkan
16. Melaporkan Hasil Pemeriksaan Benda Kerja
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 155
D. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan
Tabel 3.3. Daftar batasan waktu belajar
No. Tahapan Belajar Waktu (45 menit /
jam pelajaran)
1. Kegiatan Belajar 1 20 jam
2. Kegiatan Belajar 2 20 jam
3. Kegiatan Belajar 3 30 jam
4. Kegiatan Belajar 4 10 jam
Jumlah 80 jam
E. Kunci Jawaban
Tabel 3.4. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. soal Huruf jawaban
(1) b.
(2) a.
(3) a.
(4) a.
(5) d.
(6) b.
(7) d.
(8) c.
(9) a
(10) a
(11) a
(12) a
(13) b
(14) c
(15) d
(16) a
(17) b
(18) b
(19) d
(20) b
(21) c
(22) a
(23) b
(24) d
(25) a
(26) b
(27) c
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 156
No. soal Huruf jawaban
(28) d
(29) c
(30) a
(31) c
(32) a
(33) d
(34) d
(35) b
(36) a
(37) b
(38) b
(39) b
(40) c
(41) b
(42) d
(43) a
(44) a
(45) d
(46) a
(47) d
(48) a
(49) c
(50) c
(51) b
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 157
IV PENUTUP
Peserta telah mengikuti pembelajaran Unit Kompetensi :
Menggunakan Mesin Untuk Operasi Dasar
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan
K o m p e t e n
sehingga berhak untuk mempelajari Unit Kompetensi berikutnya yang
dipersyaratkan.
Dibuat di : ……………….……………….
Pada Tanggal : ……………….……………….
Penilai, Peserta diklat,
_____________________ _____________________
Komentar/Saran Penilai :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 158
DAFTAR PUSTAKA Alois Schonmetz, Peter Sinnl, Johann Heuberger, Pengerjaan Logam Dengan
Mesin, Angkasa, Bandung, 1985. B.M. Surbakty, Kasman Barus, Menyekrap, Mengebor dan Menggerinda, CV.
Sinar Harapan, Madiun, 1983. Butar Manik, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Divisi Pengembangan Bahan
Belajar PPPGT, Bandung, 1992. D. Sugianto, Keselamatan Kerja, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1978. Departemen Pendidian Nasional, Kurikulum SMK Edisi 2004 Program Keahlian
Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan - Depdiknas, Jakarta, 2004.
Elias, R. Rachmad M, Petunjuk Kerja Mesin Bubut, Sekrap dan Frais 1,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1978. Frets, Buergler, Urwyler, Teknik Bengkel, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung,
1978. G. Takeshi Sato, N. Sugiarto Hartanto, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO,
PT. Dainippon Gitakarya Printing, Jakarta, 1986. Georg Westermann Verlag, Westermann Tables for The Metal Trade, Rekha
Printers Private Limited, India, 1978 H.R. Wegmueller, Menggambar Teknik, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung,
1981. Hadi Soewito, Mesin Frais, Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT,
Bandung, 1992. Heinrich Gerling, All about Machine Tools, Thomson Press, India, 1974. L. Budi Prastawa, H.F. Gultom, Pengetahuan Bahan, Politeknik Mekanik Swiss-
ITB, Bandung, 1978. Nazwir, I.A. Rukmana, Menggambar Teknik Mesin 1, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta, 1977. Politeknik Manufaktur Bandung, Dasar-dasar Membubut, Polman-ITB, Bandung,
1992
Menggunakan Mesin untuk Operasi Dasar
Modul Seri M7.32A 159
Politeknik Manufaktur Bandung, Dasar-dasar Memfrais, Polman-ITB, Bandung,
1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Keselamatan Kerja, Polman-ITB, Bandung, 1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Membubut Benda Suaian, Polman-ITB, Bandung,
1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Memfrais Benda Suaian, Polman-ITB, Bandung,
1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Alat Potong, Polman-ITB, Bandung,
1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Pisau Frais, Polman-ITB, Bandung,
1992 Politeknik Manufaktur Bandung, Teori Gerinda Alat, Polman-ITB, Bandung, 1992 Seodjono, Frais Vertika dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Seodjono, Menggergaji Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Seodjono, Menggerinda Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985. Sugihartono, Pengasahan Pisau Perkakas, Divisi Pengembangan Bahan Belajar
PPPGT, Bandung, 1992. Suha Madsuha, Teknologi Pengerjaan Logam, Media Cetak PPPG Teknologi,
Bandung, 1995. Wagirin, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur Pengerjaan Logam, Divisi
Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992.