BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi
yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh
bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan
penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan
oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang
datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua
sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk
menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk
menaggapi rangsangan.Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui
indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan
tersebut ke organ yang bersangkutan.
Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi
reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar dan lain
sebagainya? mungkin jawabannya ada dalam pembahasan berikut, makalah ini
akan membahas tentang sistem saraf.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan)tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia
hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darahdiawali dengan kata hemo-
atau hemato- yang berasal dari bahasa yunani haima yang berarti darah.
1
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja yang perlu di pelajari mengenai jariangan saraf?
Apa saja yang perlu di pelajari mengenai jariangan darah?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu, untuk mengetahui apa saja
itu mengenai jaringan saraf dan jaringan darah.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu.
1. Kita dapat mengetahui apa saja itu mengenai jaringah saraf dan
jaringan darah.
2. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang membutuhkannya.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
1.1 Pengertian
Jaringan saraf merupakan kumpulan sel-sel saraf (neuron) dan berguna untuk
mengantarkan dan mengolah rangsang-rangsang.Didalam neuron terdapat suatu
sistem yaitu sistem saraf. Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan
mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan,
menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem ini juga
disebut sebagai sistem saraf atau sistem pengatur tubuh. Sistem Saraf tersusun
dari jutaan serabut sel saraf (neuron).
Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron
memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak
mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati atau rusak.
Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu badan
sel (soma / perikarion), dendrit (uluran pendek), dan akson (uluran panjang).
1. Badan Sel
Badan sel mengandung
nukleus (inti sel) dan
nukleus (inti sel) dan
nukleolus (anak inti sel)
yang dikelilingi oleh
sitoplasma. Badan sel
saraf merupakan bagian
yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima
rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
4
2. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Kebanyakan akson diselubungi oleh
substansi lemak berwarna putih kekuningan yang disebut selubung mielin. Akson
yang dibungkus selubung mielin disebut akson bermielin, sedangkan akson yang
tidak diselubungi mielin disebut akson telanjang. Di tempat tertentu ada akson
yang tidak dibungkus selubung mielin yang disebut simpul Ranvier (nodus
Ranvier).
Di dalam akson terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel schwan yang akan membentuk
suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk akson dan membantu
pembentukan akson.
3. Dendrit
Dendrit merupakan uluran
pendek yang bercabang-cabang
5
dan keluar dari badan sel.. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa
dendrit.
4. Membran Sel, membran semipermeable (bisa menyeleksi substansi
yang boleh keluar masuk) yang menyelubungi neuron. Terdiri dari dua
lapis molekul lemak (lipid)
5. Sitoplasma, cairan bening (seperti jelly) pada bagian dalam neuron dan
terdiri dari beberapa organ, antara lain mitochondria yang mengolah
substansi makanan, seperti glukosa yang akhirnya digunakan sebagai
tenaga bagi sel.
6. Neuroglia, Neuroglia merupakan suatu matriks jaringan penunjang
khusus, fungsi neuroglia diantaranya adalah memberi nutrisi pada sel
saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit,
oligodendroglia dan mikroglia.
1.2 macam-macam neuron
Neuron dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu berdasarkan jumlah uluran serta
berdasarkan struktur dan fungsinya.
Neuron berdasarkan jumlah uluran
Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuron unipolar,
bipolar, dan multipolar.
1. Neuron unipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan satu dendrit.
2. Neuron bipolar yaitu neuron yang memiliki satu buah akson yang
bercabang.
3. Neuron multipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan sejumlah
dendrit.
6
1.3 neuron berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu neuron
sensorik, neuron motorik, dan neuron konektor.
ü Neuron sensorik
Neuron sensorik merupakan neuron yang badan selnya bergerombol, aksonnya
pendek, tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat
indera untuk menerima rangsangan. Sel saraf ini berfungsi menghantar impuls
saraf dari alat indera menuju ke otak atau sumsum tulang belakang, sehingga
sering dikenal sebagai neuron indera.
ü Neuron motorik
Neuron motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan
akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson
berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Neuron motorik
berfungsi membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke
otot kelenjar tubuh. Oleh karena itu, neuron ini sering disebut sebagai neuron
penggerak .
ü Neuron konektor atau interneuron
7
Neuron konektor merupakan neuron multipolar yang memiliki dendrit yang
pendek, tapi berjumlah banyak, serta akson ada yang panjang dan ada yang
pendek. Ujung dendrit dari saraf yang satu berhubungan dengan ujung akson dari
saraf yang lain membentuk sinaps. Neuron ini banyak terdapat di sumsum tulang
belakang dan otak yang berfungsi meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke
neuron motorik.
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan
neuron lain. Sinapsis dibentuk oleh terminal akson yang membengkak. Di dalam
sitoplasma sinapsis, terdapat vesikula sinapsis. Ketika impuls mencapai ujung
neuron, vesikula akan bergerak, lalu melebur dengan membran pra-sinapsis dan
melepaskan asetilkolin. Asetilkolin berperan dalam mentransmisikan sinyal atau
rangsangan yang diterima untuk diteruskan di antara sel-sel saraf yang berdekatan
atau pada sambungan neuromuscular. Pada setiap bagian otak, terdapat jutaan
neuron yang saling terhubung lewat sinapsis. Jumlah ini berkurang seiring
bertambahnya usia.
1.4 sel saraf
Ada tiga
macam sel
saraf yang
dikelompokkan
berdasarkan
struktur dan
fungsinya,
yaitu:
8
Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan
adalah sebagai berikut.
a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.
e. Suara bising.
f. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
1.5 susunan system saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan
sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat
sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah
otot dan kelenjar
9
1. Sistem Saraf Pusat
a. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh
bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Setiap
aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus
frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus
temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan
berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat
penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun
selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas,
dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai
pusat pendengaran.
b. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang
belakang. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak
refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan
membawa impuls motorik dari otak ke efektor.
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem Saraf tepi terbagi atas 2 bagian juga yaitu :
a) 12 serabut saraf otak ( saraf kranial).
b) 31 pasang serabut saraf sum - sum tulang belakang.
Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) adalah lanjutan dari neuron yang
bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.
Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.
10
Rangsangan(Impuls) –> Reseptor(Indra) –> Saraf sensorik –> Otak –> Saraf
motorik –> Efektor (Otot)
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan
tidak melewati otak.
Bagannya sebagai berikut.
Rangsangan(Impuls) –> Reseptor(Indra) –> Saraf sensorik –> Sumsum Tulang
Belakang –> Saraf motorik –> Efektor (Otot)
Contoh gerak reflex adalah sebagai berikut.
☯ Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
☯ Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang
masuk ke mata.
☯ Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
☯ Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
☯ Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
1. 6 fungsi saraf
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau
pengatur kerja, dan pusat pengendali tanggapan.
a) Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini
dilakukan oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit.
Karena ada indera, dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi
di luar tubuh kita.
b) Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat
bekerja serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
11
c) Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap
perubahan keadaan di sekitarnya. karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh
maka jaringan saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.
1.7 penyakt system saraf
2. Epilepsi
Ayan atau epilepsi adalah penyakit saraf menahun yang menimbulkan serangan
mendadak berulang-ulang tak beralasan. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai
unsur-unsur, antara lain; trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah
kepala), tumor otak, dan lain sebagainya. Umumnya ayan mungkin disebabkan
oleh kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, stroke, tumor otak,
alkohol.
3. Autisme
Penyebab Autisme – Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti
hal ini bukan disebabkan oleh pola asuh yang salah. Penelitian terbaru
menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak, termasuk
ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan kekebalan.
- Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease)
- Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)
- Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom).
4. Meningitis
Penyakit meningitis merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya infeksi
meninges atau yang dikenal dengan selaput yang melindungi sistem syaraf pusat
pada tubuh manusia. Infeksi tersebut bisa terjadi karena adanya peradangan yang
disebabkan karena virus maupun bakteri pada selaput meninges tersebut. Dari
keterangan tersebut nampak jelas bahwa penyakit meningitis merupakan salah
satu penyakit yang berbahaya dan menakutkan. Penyakit meningitis diketahui
12
mampu membuat bagian syaraf manusia, sumsum tulang belakang dan otak
menjadi rusak. Penyebab utama penyakit meningitis pada dasar nya adalah virus
yang dapat menyerang manusia dalam kondisi kekebalan tubuh seperti apapun.
Selain itu juga dapat disebabkan karena infeksi akibat bakteri atau pun jamur,
meskipun ini sangat jarang dijumpai.
5. Saraf terjepit di leher
Saraf terjepit di leher di sebabkan oleh herniated disk cervical (HNP) di mana
kondisi disk atau bantalan tulang yang tidak normal. disk ini keluar dan
menghimpit saraf cervical. Gejala spesifik saraf terjepit di leher meliputi nyeri
atau sakit di leher belakang yang menjalar ke bahu tangan sampai ke ujung jari
dan mengakibatkan tangan menjadi lemah, kaku dan kesemutan. Nyeri dapat juga
menimbulkan sakit kepala sebelah, pusing dan keseimbangan berkurang.
13
1.8 PENGERTIAN
14
Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel –sel dan partikel yang
menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri kapiler dan vena. Darah adalah cairan
yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi
zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari
serangan kuman, dll. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level
tinggi mempunyai sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu
cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat
transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan.
Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan
bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah merupakan jaringan khusus yang mengalami sirkulasi, terdiri atas
berbagai macam sel yang bersatu dalam cairan yang disebut plasma. Sedikit
berbedadengan cairan lain, tetapi bergerak terus dari satu tempat ke tempat
lainnya. Aliran darah dalam saluran tubuh menjamin lingkungan yang tetap agar
semua sel serta jaringan mampu melaksanakan fungsinya.
K a n d u n g a n D a r a h
1 . a i r : 9 1 %
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium,kalsium, dan zat besi).
4. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin,
kolesterol,danasamamino)
1.9 Fungsi Jaringan Darah
- Mengangkut O2 dari paru – paru ke seluruh tubuh.
15
- Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke paru – paru.
- Mengangkut sari–sari makanan (nutrien)keseluruh tubuh.
- Mengangkut sisa–sisa metabolisme.
- Mengedarkan hormon(hasil sekresi)dari kelenjar hormon ke tempat
yang membutuhkan.
- Mengatur suhu tubuh ( dengan jalan membawa panas dari bagian tubuh
yang aktif ke bagian tubuh yang tidak aktif).
- Menjaga keseimbangan asam dan basa.
- Menjaga tubuh dari infeksi kuman.
1.10 Struktur Darah
Darah merupakan jaringan yang zat interselularnya cair. Darah memiliki struktur
yang terdiri atas :
a. Bagian yang padat : yaitu sel darah merah (eritrosit) yang mengandung
hemoglobin untuk pertukaran gas, sel darah putih (leukosit) yang berperan pada
pemberantasan kuman-kuman, dan keping-keping darah (trombosit) yang berguna
pada pembekuan darah.
b. Bagian yang cair berupa plasma darah, yang terdiri atas serum darah dan zat
fibrinogen (untuk pembekuan darah).
1.11 Macam Sel Darah
a) Sel Darah Merah (Eritrosit)
16
Sel darah merah (eritrosit) di ambil dari Bahasa Yunani, yaitu erythros yang
berarti merah dan kytos yang berarti selubung sel. Dalam klasifikasi hewan hewan
bertulang belakang, eritrosit inilah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke
jaringan-jaringan pada tubuh lewat darah. Hal inilah yang membuatnya paling
banyak terdapat pada komponen pembentuk darah, karena manfaat oksigen ini
digunakan dalam metabolisme pada tubuh.
Dalam darah terdapat zat yang bertugas mengikat kadar oksigen dalam darah
yakni hemoglobin. Zat ini juga menjadikan darah berwarna merah karena
kandungan zat besi yang merupakan unsur pembuatan hemoglobin. Pada sistem
pernafasan manusia, fungsi paru-paru akan memberikan oksigen yang kemudian
di ambil oleh hemoglobin yang di bawa eritrosit. Kemudian bersamaan dengan
aliran darah melewati pembuluh kapiler, oksigen ini dilepaskan ke seluruh bagian
tubuh.
Sel darah merah berbentuk seperti cakram atau bikonkaf dan tidak memiliki
inti di setiap selnya. Memiliki ukuran dengan diameter kira-kira 7,7 unit (0,007
mm) dan bersifat pasif (tidak bergerak). Pada orang dewasa dengan kondisi tubuh
yang sehat, memiliki kandungan 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu. Wanita
memiliki memiliki kandungan sebanyak 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah,
yang lebih banyak pada pria yaitu 5-6 juta.
Selain menghantarkan oksigen ke suluruh tubuh, sel darah memiliki
fungsi lain yaitu :
Sel darah merah berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh –
Saat darah merah mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri,
hemoglobin pada sel darah merah akan melepaskan zat radikal bebas
berfungsi untuk membunuh membran sel patogen.
Pada hemoglobin terdapat senyawa S-nitrosothiol yang memiliki fungsi
terhadap pembuluh darah dengan melebarkan pembuluh darah sehingga
melancarkan aliran darah yang menuju ke seluruh tubuh.
17
Pembentukan Sel Darah Merah
Sel darah merah berbentuk seperti cakram atau bikonkaf dan tidak memiliki inti di
setiap selnya. Memiliki ukuran dengan diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm) dan
bersifat pasif (tidak bergerak). Dalam tubuh manusia, pembentukan sel darah
merah dilakukan pada bagian sumsum tulang belakang yang kemudian, dengan
membuat kepingan-kepingan bikonkaf dan tidak terdapat nukleus. Berikut ini
penjelasannya :
Sel-sel yang berada pada sumsum tulang belakang untuk membuat darah
yaitu, retukulosit.
Pada sel-sel yang telah matang, plasma darahnya berubah sehingga fagosit,
yang kemudian menggantikan sel-sel yang telah mati dan menghasilkan
fagositas.
Partikel hemoglobin di pecah menjadi besi dan biliverdin dan berakhir
menjadi bilirubin. Kemudian bersama partikel pecahan besi ini meluncur
ke dalam plasma darah yang membawa protein (transferin).
Sel darah diproduksi sebanyak 2 juta setiap detik.
Pada orang dewasa dengan kondisi tubuh yang sehat, memiliki kandungan 2–3 ×
1013 eritrosit setiap waktu. Wanita memiliki memiliki kandungan sebanyak 4-5
juta eritrosit per mikroliter darah, yang lebih banyak pada pria yaitu 5-6 juta.
b) Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit atau sel darah putih adalah salah satu jenis darah yang
bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan berfungsi untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh,
misalnya virus atau bakteri. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat
bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis.
Dalam keadaan normal terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam
seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam
18
kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Pada sel
darah putih terdapat lima jenis yang bentuk jumlah dan fungsinya berbeda yaitu:
§ Basofil
Granula basofil mengandung histamin. Histamin adalah salah satu sinyal
kimia yang akan dikirimkan jika terjadi luka dan peradangan. Basofil
terlibat dalam reaksi alergi atau melawan protein asing yang masuk ke
dalam tubuh. Jumlahnya > 1% dari jumlah sel darah putih.
§ Eosinofil
Eosinofil berjumlah 4% dari jumlah sel darah putih. Eosinofil hanya
sedikit bersifat fagositik tetapi mempunyai enzim penghancur. Fungsi
eosinofil yaitu melawan parasit besar seperti cacing dengan cara
menghancurkan dinding luar tubuh cacing.
§ Neutrofil
Neutrofil merupakan 65% dari sel darah putih. Neutrofil bergerak secara
ameboid dan berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi
bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta yang memberikan
tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri. Aktivitas dan matinya
neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah.
Neotrofil hanya berumur sekitar 6 – 20 jam.
§ Limfosit
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Berjumlah 25% dari sel darah
putih.
§ Monosit
19
Monosit terdapat sekitar 6% dari jumlah sel darah putih. Monosit
merupakan fagosit yang efektif. Monosit beredar di dalam darah selama beberapa
jam, kemudian berpindah ke jaringan. Di dalam jaringan monosit membesar dan
berkembang menjadi makrofag. Monosit membagi fungsi "pembersih vakum"
(fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan
memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat
dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
c)Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah fragmen sel yang tersirkulasi dalam
darah yang terlibat dalam mekanisme hemostatis tingkat sel yang menimbulkan
pembekuan darah. Jumlah keeping darah yang sedikit dapat menyebabkan
pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi dapat meningkatkan resiko
thrombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak
berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit. Serta mudah pecah bila
tersentuh benda kasar. Jumlah trombosit 20.000 – 30.000 keping/mm3 darah.
Trombosit merupakan sumber trombokinase yang penting dalam pembekuan
darah.
1.12 KOMPONEN PENYUSUN JARINGAN
DARAH
Komposisi darah terdiri atas plasma darah yang berkisar 55% dan yang
lain adalah benda darah yaitu 45%. Volume total dari darah yaitu sekitar 7 – 8%
dari berat badan. Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk
butiran – butiran darah. Di dalam plasma darah terdiri atas air yang bersifat
homogen dan alkalis lemah, yang di dalamnya terkandung garam organik 0,9%
(natrium klorida, natrium bikarbonat, dan natrium fosfat) protein hormone dan
lemak. Warna kuning yang terdapat dalam plasma darah disebabkan oleh adanya
bilirubin, sedangkan .warna merahnya disebabkan oleh eritrosit yang mengandung
20
Hb. Di dalamnya terkandung benang – benang fibrin yang berguna dalam
pembekuan darah.
1.13 GOLONGAN DARAH
Di Indonesia, kita masih sering mendengar/mempercayai mitos-mitos atau salah
paham tentang golongan darah, seperti :
“Golongan darah anak harus sama dengan golongan darah salah satu
orangtua”
“Golongan darah anak perempuan ikut ayah, golongan darah anak laki-laki
ikut ibu”
“Golongan darah O lebih kuat daripada golongan darah lain”
“Darah yang berwarna gelap berarti golongan darah O”
Tidak ada satupun mitos di atas yang benar. Salah satu komplikasi dari mitos ini
adalah memicu pertengkaran suami isteri jika memiliki anak yang berbeda
golongan darah dengan salah satu atau kedua orangtuanya ; sang suami
mencurigai sang isteri, atau menuduh sang isteri telah berselingkuh.
Sebenarnya pemahaman terhadap golongan darah telah kita pelajari di bangku
SMA, tapi banyak di antara kita yang melupakannya dan akhirnya sebagian dari
kita terpengaruh oleh mitos-mitos yang ada.
A, B, O, AB
Ada beberapa sistem penggolongan darah. Yang paling umum dipakai adalah
sistem ABO dan sistem Rhesus..
Golongan darah kita ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh
ayah dan gen yang diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan
golongan darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu
disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O.
Perpaduan gen O dan gen O menghasilkan golongan darah O.
21
Perpaduan gen A dan gen O menghasilkan golongan darah A.
Perpaduan gen A dan gen A menghasilkan golongan darah A.
Perpaduan gen B dan gen O menghasilkan golongan darah B.
Perpaduan gen B dan gen B menghasilkan golongan darah B.
Perpaduan gen A dan gen B menghasilkan golongan darah AB.
Oleh karena itu :
Orangtua golongan O dan O, menghasilkan anak golongan O.
Orangtua golongan O dan A, menghasilkan anak
golongan O atau golongan A.
Orangtua golongan O dan B, menghasilkan anak
golongan O atau golongan B.
Orangtua golongan O dan AB, menghasilkan anak
golongan A atau golongan B.
Orangtua golongan A dan A, menghasilkan anak
golongan A atau golongan O.
Orangtua golongan. A dan B, menghasilkan anak
golongan A atau golongan B atau golongan AB atau golongan O.
Orangtua golongan A dan AB, menghasilkan anak golongan A atau
golongan AB atau golongan B.
Orangtua golongan B dan B, menghasilkan anak golongan B atau
golongan O.
Orangtua golongan B dan AB, menghasilkan anak golongan A atau
golongan AB atau golongan B.
Orangtua golongan AB dan AB, menghasilkan anak golongan A atau
golongan B atau golongan AB.
Jika kita sudah mengerti semua penjelasan di atas, kita tahu bahwa golongan
darah anak tidak selalu sama dengan salah satu orangtua, kecuali untuk pasangan
O dan O, pasangan O dan A, dan pasangan O dan B.
22
Kuat tidaknya seseorang sama sekali tidak ditentukan oleh golongan darah. Ada
banyak faktor yang menentukan kesehatan fisik kita, termasuk kadar
Haemoglobin (Hb), jumlah sel darah merah (Eritrosit), jumlah dan komposisi sel
darah putih (Lekosit), jumlah sel darah pembeku (Trombosit), dan masih banyak
indikator lain yang menentukan kesehatan seseorang. Yang jelas, golongan darah
tidak menentukan sehat tidaknya seseorang.
Sebagian orang masih percaya pada mitos bahwa darah yang berwarna merah
gelap berarti golongan darah O. Ini sepenuhnya salah. Warna darah sangat
ditentukan oleh kadar Hb, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, kadar
gula darah dan lain-lain, termasuk racun rokok. Warna darah tidak menentukan
golongan darah.
1.14 PENYAKIT ATAU KELAINAN DARAH
Sistem transportasi pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan
penunjang hidup. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi
kelainan atau gangguan pada sistem transportasi tubuh kita disertai arti definisi /
pengertian masing-masing penyakit.
1. Anemia / Penyakit Kurang Darah
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat
kurangnya kandungan
hemoglobin dalam darah.
Akibatnya tubuh akan
kekurangan oksigen dan berasa
lemas karena hemoglobin
bertugas mengikat oksigen untuk
disebarkan ke seluruh badan.
23
2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku
jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan
pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis
kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4. Leukimia / Penyakit Kanker Darah Leukimia adalah penyakit yang
mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.
24
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan menjadi 2, yaitu,
sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi,
mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari. sedangkan, sistem saraf tak
sadar berfungsi, mengatur semua aktiivitas tubuh yang tidak kita sadari.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan)tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.Darah
terdiri dari plasma darah,sel darahmerah (eritrosit),sel darah putih (leukosit), dan
kepng darah (trombosit).
3.2 Saran
Untuk dapat memahami jaringan saraf dan jaringan darah, selain membaca
dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan
lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan
kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.
25
3.4 Daftar Pustaka
Bobak, Irene M. 2003. Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Anonim, 2006. Knowledge Antomi. Progam animasi anatomi
Oktavie. 2011. Pengaruh epinefrin dan asetilkolin terhadap otot usus
Kandel, Eric R.; James H. Schwartz, Thomas M. Jessell (2000). Principles of Neural Science (ed. 4th edition). New York: McGraw-Hill
Kusantati, Herni dkk.2008. Tata Kecantikan Kulit Jilid 1. Jakarta : BSE
http://bioonline.mdl2.com/course/index.php?categoryid=17
http://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2013/03/
https://www.blogger.com/feeds/2251079325598865902/posts/default
http://kajarikbela.hu/onkorlatozo-hiedelmek/dendrit-4/
http://www.dendrit.cz/
http://adriautami.wordpress.com/2010/06/24/sel-saraf-neuron/
http://id.wikipedia.org/wiki/Asetilkolin
http://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-koordinasi-manusia/sistem-saraf-pada-manusia/
http://adriautami.wordpress.com/2010/05/05/fungsi-saraf/
http://www.pustakasekolah.com/penyakit-pada-sistem-saraf.html
http://cae-indonesia.com/penyebab-dan-gejala-autisme/
http://www.sehatkan.com/2013/05/penyakit-meningitis-gejala-penyebab-dan.html
www.terapisyaraf.com/2013/06/gejala-sakit-saraf-terjepit.html
http://blogging.co.id/pembentukan-dan-fungsi-sel-darah-merah
http://id.wikipedia.org/wiki/Eritrosit_pada_manusia
Sherwood, Lauralle (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/02/27/golongan-darah-a-b-o-ab-pahami-dengan-benar-532721.html
http://vaeg14.blogspot.com/2012/11/makalah-darah.html
26
27