1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Negeri Semarang sebagai perguruan tinggi yang menekankan pada
pendidikan vokasi mempunyai kurikulum magang sebagai kurikulum wajib dan
harus ditempuh dalam mengikuti pendidikan di semua jurusan, terutama pada
jurusan teknik elektro, program studi sarjana sains terapan teknik telekomunikasi,
konsentrasi teknik jaringan radio dan komputer sebelum menyelesaikan studi.
Untuk program sarjana sains terapan sendiri diharapkan memiliki kemampuan
analisis dan memiliki bekal keterampilan lebih dalam pengalaman kerja langsung.
Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten, institusi pendidikan
terutama perguruan tinggi juga perlu untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan
yang ada dengan keadaan sebenarnya yang terdapat di lapangan, khususnya di
perusahaan atau industri. Mahasiswa yang merupakan calon penerus generasi di
masa mendatang perlu untuk mempersiapkan diri. Sebab, Pengetahuan yang di
dapat di bangku kuliah akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak disertai dengan
suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa
tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang
yang ditekuninya.
Perkembangan ilmu pengetahuan tentang teknologi di era globalisasi dewasa
ini pun telah mengalami kemajuan yang pesat, terutama dalam bidang
telekomunikasi. Saat ini jarak bukan lagi menjadi kendala untuk berkomunikasi,
pengiriman informasi, dan lain sebagainya. Dengan adanya teknonogi sistem
komunikasi bergerak yang mengalami perkembangan seiring dengan kebutuhan
manusia yang menginginkan layanan serba cepat, maka telah terjawab dengan
adanya teknologi komunikasi bergerak (mobile communication).
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi yang
berkompeten di Indonesia adalah PT. Lintas Teknologi Indonesia. Perusahaan ini
2
bergerak dalam bidang penyediaan perangkat komunikasi dan sebagai vendor ke
perusahaan telekomunikasi yang ada di Indonesia. Selain penyediaan perangkat
telekomunikasi, perusahaan ini juga menyediakan teknisi untuk pemasangan,
penginstalasian, sampai perawatan perangkat yang berada pada perusahaan yang
bekerjasama dengan perusahaan tersebut. Beberapa divisi dalam bidang
telekomunikasi yang ada dalam perusahaan ini misalnya adalah divisi transport dan
divisi network.
Dalam rangka menyesuaikan perkembangan teknologi yang semakin pesat
dalam beberapa sektor perusahaan ini sudah mengimplementasikan teknologi fiber
optic. Teknologi tersebut ditujukan untuk kapasitas transportasi data yang tinggi
dan cepat. Menggunakan teknologi DWDM yang memiliki kapasitas penyaluran
data yang lebih tinggi.
1.2 Ruang Lingkup
Pada magang ini dilakukan praktik kerja yang akan menempatkan mahasiswa
dalam divisi transportasi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan jalur
transportasi telekomunikasi baik dalam area metro maupun backbone.
Ruang lingkup magang kerja ini sesuai ilmu pengetahuan yang telah
diberikan di Politeknik Negeri Semarang kepada mahasiswa peserta magang,
diantaranya meliputi Switching, Elektronika Komunikasi, Protokol Jaringan,
Teknik Komputer Jaringan, Sistem Operasi Jaringan Komputer, Sistem Modulasi,
Sistem Komunikasi Data, Sistem Komunikasi Bergerak, Teknik Interface dll.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan adalah sebagai penjelasan pelaksanaan
magang, dan menjelaskan tentang ruang lingkup kerja PT Lintas Teknologi
Indonesia. Pelaksanaan magang ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan serta memperluas keterampilan dan ilmu pengetahuan yang
membentuk kemampuan mahasiswa serta bekal untuk memasuki lapangan
kerja khususnya di bidang jaringan komputer dan radio.
2. Memperoleh pengalaman dalam dunia kerja dan mengenal perangkat
3
langsung yang hanya dipelajari secara teori di kampus.
3. Meningkatkan sikap profesionalisme yang diperlukan mahasiswa saat
memasuki lapang kerja.
4. Meningkatkan keterampilan dan wawasan, baik secara teknik maupun
hubungan kemanusiaan.
5. Mengimplementasikan materi yang diajarkan di kampus.
6. Mengenal dan mengalami masalah di lapangan dan pemecahan solusi sebagai
bekal ilmu kelak.
1.4 Manfaat Magang
Adapun kegunaan dari kegiatan magang pada kantor PT Lintas Teknologi
Indonesia Jakarta adalah sebagai berikut :
1.4.1 Bagi mahasiswa
1. Memperoleh pengalaman praktis tentang jaringan komputer yang ada
pada PT Lintas Teknologi Indonesia (LTI) Jakarta.
2. Mengetahui terapan-terapan teori dan relevansinya.
3. Mengenal dan merasakan sikap profesional yang dibutuhkan di
industri.
4. Menambah Pengetahuan serta wawasan mahasiswa dalam dunia
telekomunikasi khususnya dalam bidang yang dijadikan pokok
permasalahan.
5. Sebagai studi perbandingan antara teori dan praktek yang didapatkan
mahasiswa di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya
di lapangan (dunia kerja).
6. Mengetahui secara lebih jelas mengenai kegiatan perusahaan
khususnya yang berkaitan dengan dunia telekomunikasi dan bisa
mendapatkan pengalaman kerja serta dapat berinteraksi dalam suatu
team work.
7. Dapat mengukur kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki serta
mendapatkan pengalaman atau ketrampilan baru.
4
8. Membantu mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja secara
nyata dalam lingkup pekerjaan kantor.
9. Mendapatkan data-data detail yang akan digunakan dalam penyusunan
Laporan Magang Kerja.
1.4.2 Bagi PT Lintas Teknologi Indonesia Jakarta
PT Lintas Teknologi Indonesia (LTI) Jakarta dapat menilai kualitas
pendidikan Politeknik Negeri Semarang, memberi masukan kompetensi yang
sesuai, sehingga akan membantu meningkatkan kemampuan lulusan yang
dibutuhkan dunia kerja dan meningkatkan peran terhadap dunia pendidikan
1.4.3 Bagi Politeknik Negeri Semarang.
Memperoleh masukan kompetensi yang diperlukan PT Lintas
Teknologi Indonesia (LTI) Jakarta terhadap tenaga Sarjana Sains Terapan
(Diploma 4) khususnya Program Studi Teknik Telekomunikasi. Dari
masukan ini Politeknik Negeri Semarang dapat memperbaiki kurikulum dan
silabus agar menghasilkan lulusan yang sesuai, sehingga terjadi "Link and
Match".
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Latar Belakang Proyek
Perkembangan teknologi transmisi pada era global dan digital ini kian pesat,
dengan lahirnya teknologi yang canggih yang mampu mencakup kapasitas dari
teknologi yang lama, sehingga teknologi lama dan baru masih dapat saling
terhubung dengan baik. Peningkatan kemampuan teknologi pada era sekarang ini
serasa menjadi bagian penting dari sebuah penyedia jasa telekomunikasi karena
selain dapat meningkatkan kuota dari jumlah pelanggan yang dapat dilayani juga
perangkatnya yang ringkas dan gampang dikonfigurasi dari perangkat sebelumnya.
PT Lintas Teknologi Indonesia (LTI) merupakan salah satu vendor
telekomunikasi yang menyediakan pelayanan pada provider dengan menyediakan
perangkat salah satunya perangkat transmisi. Kebutuhan dari para masyarakat
dewasa ini mengakibatkan kuota dari perangkat transmisi perlu ditambah dan
ditingkatkan dari segi kecepatan juga. Dengan begitu terciptanya perangkat baru
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan dari provider yang
dilayani oleh PT Lintas Teknologi Indonesia.
2.2 Tentang PT Lintas Teknologi Indonesia
Gambar 1. Logo PT Lintas Teknologi Indonesia
PT Lintas Teknologi Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak
vendor telekomunikasi di Indonesia yang memberikan pelayanan berupa instalasi
sistem jaringan maupun sistem transmisi. PT Lintas Teknologi Indonesia berlokasi
di Jakarta Selatan di Jalan MT Haryono Kav 23 Menara MTH lt 16, Tebet Timur.
6
2.3 Sejarah dan Perkembangan
PT. Lintas Teknologi Indonesia (LTI) merupakan perusahaan yang didirikan
oleh mantan pemimpin Lucent Indonesia pada tahun 2001. Pada mula ada sekitar
40 tenaga kerja profesional yang bekerja di perusahaan ini menjadi sekitar 200
tenaga kerja.
PT. Lintas Teknologi Indonesia ini telah berhasil menyebarkan infrastruktur
inti, aplikasi dan dikelola ke operator telekomunikasi besar di seluruh Indonesia dan
luar negeri. PT. Lintas Teknologi Indonesia mengelola proyek dari lokasi pedesaan
yang terpencil ke pusat-pusat kota, dari pengiriman barang tunggal untuk
pelaksanaan jaringan yang kompleks dan aplikasi perangkat lunak yang darurat.
2.4 Visi dan Misi
2.4.1 Visi :
ā Architecting Communications
Kami bertekad mejadi yang terbaik di bidang apa yang kami
lakukan yaitu architecting communications.
Kami bertekad untuk bermitra hanya dengan prinsipal
terkemuka yang bersedia untuk mentransfer pengetahuan dan
memberdayakan kita untuk memberikan dukungan lokal.
ā Creating Opportunities
To Our Customers
Kami bertekad untuk memberikan pengalaman yang benar
untuk pelanggan kami.
To our Stakeholders
Kami bertekad untuk memperlakukan satu sama lain dengan
kepercayaan dan rasa hormat.
Kami bertekad untuk melakukan tingkat tertinggi prestasi.
Kami bertekad untuk berkontribusi dan mendukung
Corporate Social Respobilities.
7
2.4.1 Misi :
To Deliver True User Experience to Our Customers
Dengan penekanan bisnis yang terus meningkat pada fokus pelanggan,
kami melakukan upaya terus menerus untuk menciptakan pengalaman yang
berbeda dan menarik pada seluruh produk dan layanan kami. Kami terus
menginspirasi dan mendorong para karyawan untuk menempatkan pelanggan
kami pada titik fokus dari segala sesuatu yang kita lakukan.
Misi kami adalah untuk melayani pelanggan kami jauh melampaui apa
yang mereka katakan mereka inginkan. Ini bukan tentang teknologi, ini
adalah tentang penawaran kami yang komprehensif yang melibatkan layanan
mulus berbagai disiplin ilmu, penilaian ulang konstan, dan rasa hormat dan
nilai yang kami berikan kepada pelanggan kami.
LT-Indonesia difokuskan pada penyediaan operator telekomunikasi
besar dengan teknologi dan solusi layanan untuk bersaing dalam pasar yang
cepat berubah. LT-Indonesia telah membuktikan keahlian untuk merancang,
menyebarkan, dan dukungan di beberapa domain teknologi.
2.5 Nilai Perusahaan
Perusahaan Kami memiliki tiga nilai, yaitu āIntegrity - Intelligence -
Energy".
2.5.1. Integrity
Apapun yang kita lakukan, akan berinteraksi dalam organisasi,
berinteraksi dengan pelanggan kami, atau dengan perusahaan
kita berada, kita harus melakukannya dengan integritas tanpa
kompromi.
Dengan Integritas kita berarti dapat dipercaya, dengan prinsip
moral yang kuat.
2.5.2. Intelligence
Kami menghargai inovasi.
Kami bekerja SMART (menerapkan pengetahuan dan
keterampilan daripada pekerjaan kasar).
8
Kami mendorong kewirausahaan dengan tanggung jawab.
2.5.3. Energy
Kami bertindak dan tampil dengan kecepatan dan kelincahan.
Kita harus menyesuaikan diri dengan situasi baru secara
continue tanpa time out.
2.6 Struktur Organisasi
2.6.1. Struktur Utama
Gambar 2. Struktur Organisasi Utama
2.6.2. Struktur Tim Penjualan
Gambar 3. Struktur Organisasi Tim Penjualan
9
2.6.3. Struktur Tim CBO
Gambar 4. Struktur Organisasi Tim CBO
2.6.4. Struktur Tim Solution
Gambar 5. Struktur Organisasi Tim Solution
2.7 Program PT Lintas Teknologi Indonesia
LT-Indonesia difokuskan pada penyediaan operator telekomunikasi
besar dengan teknologi dan solusi layanan untuk bersaing dalam pasar yang
10
cepat berubah. LT-Indonesia telah membuktikan keahlian untuk merancang,
menyebarkan, dan dukungan di beberapa domain teknologi.
2.7.1. Core Network
Migrasi dari warisan ke jaringan berbasis paket menimbulkan
banyak tantangan bagi Penyedia Jaringan. LT Indonesia memiliki
pengalaman dalam kedua domain, dan dapat membantu transformasi ini
dalam bidang berikut:
Migration from legacy to full IP network, utilizing IMS solutions.
IP MPLS packet core and carrier security solutions.
2.7.2. Transport Network
Sebagai permintaan untuk bandwidth yang lebih tumbuh secara
eksponensial, penyedia jaringan perlu mengerahkan kemampuan baru
dengan cepat, luas dan biaya lebih rendah. LT Indonesia memiliki
pengalaman dan sumber daya untuk menyebarkan DWDM besar dan
Packet Jaringan Transportasi di seluruh Indonesia.
2.7.3. Operation Support System
Sistem pendukung rock-solid adalah jantung dari operasi jaringan.
Mereka biaya operasi yang lebih rendah serta memberikan fleksibilitas
untuk operasi cepat menyebarkan infrastruktur dan layanan baru.
Penyebaran OSS membutuhkan integrasi antara banyak vendor,
departemen operator jaringan, dan sistem back-end. LT Indonesia telah
berhasil ditempatkan sistem yang besar di bidang kesalahan, kinerja dan
inventarisasi penagihan solusi mediasi.
2.7.4. Network Plannig and Optimization
LT Indonesia memiliki kemampuan untuk membantu pelanggan
kami dalam memaksimalkan penggunaan aset jaringan yang sudah ada. LT
Indonesia menyediakan beberapa layanan dan alat untuk mendukung:
Layanan dan Peralatan Radio Network Optimization untuk
mengaudit dan mengoptimalkan sistem wireless. Sistem ini dapat
digunakan untuk meningkatkan kualitas jaringan, kapasitas dan
cakupan.
11
Layanan dan Peralatan untuk memonitor, mengoptimalkan, dan
mensimulasikan IP kompleks /jaringan MPLS.
2.7.5. Services Delivery Applications
LT Indonesia bekerja dengan prinsip kelas dunia untuk membantu
penyedia layanan cepat membuat, pasar, menjual, memenuhi,
memberikan, dan tagihan untuk layanan generasi berikutnya dan konten.
Keahlian kami meliputi:
Infrastruktur dan aplikasi SMS, termasuk SMS pengiriman
langsung, , spam control, dan advertising.
Platform layanan, memungkinkan penyedia layanan untuk
menawarkan dan mengelola layanan baru berdasarkan konvergensi
web telekomunikasi dan penyedia aplikasi pihak ke-3.
2.8 Partners of PT Lintas Tekologi Indonesia :
1. Alcatel-Lucent
2. Cisco
3. Comptel
4. Dialogic
5. EXFO
6. Fiber Home
7. Juniper
8. Oracle
9. Tektronix
10. Utimaco
2.9 Customers of PT Lintas Teknologi Indonesia :
1. PT Bakrie Telecom Tbk
2. PT Icon+
3. PT Indosat Tbk
4. PT XL Axiata Tbk
5. PT Telkomsel Tbk
6. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
12
BAB III
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
3.1 Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang di PT Lintas Teknologi Indonesia yang beralamat di
Jakarta Selatan di Jalan MT Haryono Kav 23 Menara MTH lt 16, Tebet Timur,
dilaksanakan selama 3 bulan yang dimulai pada tanggal 19 Agustus 2013 sampai 8
November 2013, ditempatkan pada divisi transport yang berkaitan dengan system
transmisi PT Lintas Teknologi Indonesia.
Program magang yang diberikan dari PT Lintas Teknologi Indonesia kepada
para peserta magang, yaitu pembimbing magang yang sekaligus pimpro dari PT
Lintas Teknologi Indonesia menjadikan peserta magang sebagai pendamping dalam
membantu proyek yang dikerjakan oleh engineer. Adapun kegiatan pada minggu
pertama seperti training singkat dari para engineer. Kemudian peserta magang
dikenalkan dengan perusahaan terlebih dahulu apa yang perusahaan itu lakukan dan
di daerah mana saja perusahaan itu melakukan fungsionalitasnya. Masing-masing
perserta magang diikutsertakan ke dalam satu tim engineer yang berbeda untuk
mengerjakan proyek di site-site Telkom (customer) yang berada di sekitar
Jabodetabek. Karena kebetulan kami mendapat tim proyek transport Telkom.
Peserta magang selain melakukan pengamatan juga membantu proses konfigurasi
pada perangkat PSS maupun TSS dengan engineer.
Di bulan berikutnya peserta magang diarahkan ke lab PT LTI untuk
melakukan sendiri konfigurasi pada perangkat TSS 5C dan TSS 5R. Pembimbing
magang meminta peserta magang untuk menguji perangkat tersebut yang nantinya
akan diinstalasikan pada provider yang bersangkutan.
Di bulan terakhir magang, peserta magang dipersilakan untuk memilih
kegiatan di lab atau mendampingi para engineer seperti pada bulan pertama
magang. Untuk selebihnya bisa dilihat pada tabel 1, penjabaran kegiatan magang.
13
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Magang
Waktu Pelaksanaan Agustus September Oktober November
Minggu
ke-
Minggu
ke-
Minggu
ke-
Minggu
ke-
Nama Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengenalan
Perusahaan
Persiapan dan
Koordinasi
Training Peserta
Magang
Penjelasan DaOp
Proyek
Pelaksanaan Proyek
Pengujian di Lab
Standby di Kantor
3.2 Metodologi Kegiatan Magang
Kegiatan yang dilakukan selama proyek maupun pengujian yang dilakukan
di lab kantor sebenarnya sama saja, kegiatan di lab hanya memastikan apakah
perangkat bisa berfungsi optimal dan sebagaimana mestinya ketika nanti akan
diinstalasikan pada provider yang bersangkutan. Perangkat yang nantinya akan
diujikan adalah PSS-32 dan PSS-36 (Photonic Service Switch) dan TSS-5C dan
TSS-5R (Transport Service Switch). Kedua jenis perangkat tersebut merupakan
perangkat transport keluaran Alcatel Lucent 1830 untuk PSS dan 1850 untuk TSS.
Kedua perangkat tersebut sebenarnya hanya beda di sistem dan kapabilitas yang
dimilikinya namun fungsinya sama, yaitu sebagai perangkat transmisi. Karena
kedua perangkat tersebut merupakan perangkat yang tergolong baru sebagai
pengganti perangkat terdahulunya yaitu SDH (Synchronous Digital Hierarchy).
Kegiatan pengujian yang dilakukan meliputi upgrade software perangkat dan
konfigurasi pada PSS-32 dan 36 serta TSS-5C dan 5R.
14
3.3 Pelaksanaan Proyek
3.3.1. Upgrading Alcatel Lucent 1830 PSS-32/36
Untuk melakukan upgrade sebuah PSS-32/36 diperlukan peralatan seperti
pada tabel di bawah.
Tabel 2. Peralatan upgrade PSS
Alat Jumlah yang diperlukan
1 unit
1 buah
1 roll
1 keping
Upgrade dilakukan pada modul PSS-32/36 yang bernama EC (Equipment
Controller) untuk PSS-32 dan modul FLC untuk PSS-36 yang terletak di pojok kiri
bawah pada sub-rack.
Gambar 6. Alcatel Lucent 1830 PSS-36
15
Gambar 7. EC (Equipment Controller) PSS-32
Gambar 8. Flowchart pembaruan sistem dari modul EC.
Menyiapkan alat
Sign in ke jendela
konfigurasi
Mengecek
pembaruan
Upgrade
Selesai
Mulai
16
Sebelum melakukan upgrade sebuah software modul EC, terlebih dahulu
melakukan cek versi yang telah terinstal di dalamnya. Langkah-langkahnya seperti
berikut.
1. Membuka web browser yang ada pada laptop.
2. Mengkoneksikan laptop dengan modul EC menggunakan kabel UTP
straight pada interface CIT.
3. Membuka jendela konfigurasi modul EC dengan memasukkan alamat
default modul EC pada web browser.
4. Melakukan sign in.
5. Mengecek versi modul.
6. Melakukan proses upgrade dengan memasukkan USB yang telah
berisi bootable software dari CD software release 5.5.0.
7. Menekan tombol reset yang ada pada modul EC. Proses upgrade
software akan ditandai dengan LED yang berwarna orange dan
diakhiri dengan LED berwarna hijau.
8. Proses selesai.
Sama halnya dengan proses upgrade PSS-32, langkah yang dilakukan hampir
terbilang sama dengan proses update PSS-36.
3.3.2. Konfigurasi MPLS pada Alcatel Lucent 1850 TSS-5C
MPLS merupakan konfigurasi penting dalam suatu system TSS, MPLS ini
berfungsi hampir seperti routing pada router yang mengantarkan paket data
dengan alamat tujuan bukan IP Address melainkan Lablel. Dalam konfigurasi
MPLS ini peralatan yang diperlukan adalah sebagai pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Peralatan Konfigurasi MPLS
Peralatan Jumlah
1 unit
17
1 roll
Tunnel pada sebuah perangkat TSS berfungsi sebagai jalur yang
memungkinkan suatu data dapat terkirim dengan semestinya. Data tersebut juga
tergantung pada port SFP mana suatu konektor (kabel) itu terhubung.
Sebenarnya dalam suatu perangkat TSS terdapat slot-slot yang nantinya
dapat diisi oleh modul-modul transmisi. Modul-modul ini juga berbagai macam
kegunaannya.
Gambar 9. Tampilan Depan Alcatel Lucent 1850 TSS-5R
Berikut table nama dan fungsi dari masing-masing modul yang dapat
mengisi slot TSS-5R.
18
Tabel 4. Modul Alcatel Lucent 1850 TSS-5R
19
3.3.2.1 Berikut penjelasan singkatnya:
1. Core Unit ā Slot 1 dan Slot 2
Unit core menempati satu slot core dalam sistem TSS-5R yang terdiri
dari empat bagian: system controller, packet switch, timing generation, and
power supply.
COREA 1
Fitur utama yang dimiliki COREA 1 sebagai berikut.
ā¢ Total capacity 28G
ā¢ SYNC-E/IEEE1588 V2
ā¢ Two channels 1pps and ToD
ā¢ Two station clock Input/Output
ā¢ Housekeeping interface RJ-45 (3 input/2 output)*2
ā¢ 1 serial debug port (USB)
ā¢ 1 management LAN port (10M/100M)
ā¢ Hot pluggable
ā¢ ā48V/ā60V DC
Power Supply
Unit Core Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R menggunakan listrik -48V/-
60V dari catu daya di belakang sebagai input daya.
Power Consumption
Konsumsi daya yang digunakan Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R
COREA1 adalah 30W.
Physical Interface
Sebuah inteface LAN RJ-45 tersedia pada faceplate untuk ZIC dan
debug. Interface ini mendukung 10/100BASE-TX.
Gambar 10. Modul COREA 1
20
COREA 2
Fitur utama yang dimiliki COREA 2 sebagai berikut.
ā¢ Total capacity 75G packet forwarding capacity
ā¢ SYNC-E/IEEE1588 V2
ā¢ Two channels 1pps and ToD
ā¢ Two station clock Input/Output
ā¢ Housekeeping interface RJ-45 (6 input/2 output)
ā¢ 1 serial debug port (USB)
ā¢ 1 management LAN port (10M/100M)
ā¢ Hot swappable
ā¢ Ambient temperature (ā50C/+450C)
ā¢ ā48V/ā60V DC
Power Supply
Unit Core Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R menggunakan listrik -48V/-
60V dari catu daya di belakang sebagai input daya.
Power consumption
Konsumsi daya yang digunakan Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R
COREA1 adalah 60W.
Physical Interface
Sebuah inteface LAN RJ-45 tersedia pada faceplate untuk ZIC dan
debug. Interface ini mendukung 10/100BASE-TX.
Gambar 11. Modul COREA 2
2. PWRA1 ā Slots 13 dan 14
Unit PWRA1 dianggap sebagai interface antara input daya eksternal dan
backplane yang memberi daya ke semua perangkat yang ada di chase. Unit ini
21
mencakup filter, polarity protection, active or-ing, voltage/current monitoring,
etc. Tegangan input yang digunakan berkisar antara ā38.4V ~ ā72V.
Unit PWRA1 menyediakan fitur utama sebagai berikut:
ā¢ Two-stage EMI filter
ā¢ Reverse polarity protection
ā¢ Active oring
ā¢ Voltage/Current monitoring
ā¢ 48V/3.3V isolated DC/DC converter
ā¢ Active Oring on Auxiliary 3.6V
ā¢ Power on delay
ā¢ Communication with Core units
Power Consumption
Konsumsi daya PWRA 1 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 2.5 W.
Physical Description
Konektor kabel berikut digunakan untuk unit power.
Gambar 12. Modul PWRA1
3. P4GE I/O board ā Slots 3 to 8
Card P4GE IO pada Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R menempati slot 3
sampai slot 8. Card ini terdiri dari tiga bagian, yaitu 1GE access, 1PPS+TOD
generation, and power supply.
P4GE I/O menyediakan fitur utama sebagai berikut.
ā¢ 4 * GE SFPs
ā¢ SYNC-E/IEEE 1588v2
ā¢ Two channels 1pps and ToD
Power Supply
Power supply mendukung -48V/-60V input DC.
22
Power Consumption
Konsumsi daya P4GE Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 12 W.
Physical Interface
Empat slot kosong pada interface P4GE digunakan untuk modul GE
(Giga Ethernet) SFP/XFP.
Gambar 13. P4GE I/O board
4. P16FE8X I/O board ā Slots 5 to 8
Alcatel-Lucent TSS-5R mendukung card FE IO (Fast Ethernet) yang
menempati Slot 5 ~ 8. FE terdiri dari empat bagian: 24 port FE interface
physical level process, packet switch, timing generation, and power supply.
P16FE8X menyediakan fitur utama sebagai berikut.
ā¢ 24 FE port: including 8 ports FE SFP (through faceplate), 16 ports
FE RJ45 (through A16FE in associated Access slot)
ā¢ SYNC-E/IEEE1588v2
ā¢ Two channels 1pps and ToD
Power Supply
Power supply mendukung -48V/-60V input DC.
Power Consumption
Konsumsi daya P16FE8X Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 30 W.
Physical Interface
Berikut merupakan tampilan faceplate P16FE8X.
Gambar 14. P16FE8X I/O board
23
5. P32E1T1 I/O board ā Slots 5 to 8
P32E1T1 CES mampu mendukung 32 channel E1 (75 atau 120 ohm)
atau DS1 (100 ohm) pada slot 5~8.
P32E1T1 menyediakan fitur utama sebagai berikut:
ā¢ Supports 32 E1 channels (board assigned as P32E1) or 32 DS1 channels
(board assigned as P32T1)
ā¢ Supports 32xE1/DS1 protected/unprotected electrical interface access
card. N+1 equipment protection is supported
ā¢ AF75: E1 75 ohm; AF120: E1 120 ohm or DS1 100 ohm selectable on
access card
Power Supply
Power supply mendukung -48V/-60V input DC.
Power Consumption
Konsumsi daya P32E1T1 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 18 W.
Physical Interface
Berikut merupakan tampilan faceplate P16FE8X.
Gambar 15. P32E1T1 I/O board
6. P16E1 I/O board - Slots 5 to 8
P16E1 CES mampu mendukung 16 channel E1 (75) pada slot 5~8.
P16E1 menyediakan fitur utama sebagai berikut:
ā¢ Supports 16 E1 channels
ā¢ Supports 16xE1 protected/unprotected electrical interface access card.
N+1 equipment protection is supported
ā¢ AH75: E1 75 ohm on access card
Power supply
Power supply mendukung -48V/-60V input DC.
24
Power consumption
Konsumsi daya P16E1 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 14 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate P16E1.
Gambar 16. P16E1 I/O board
7. P2S1 I/O board ā Slots 3 to 8
Setiap P2S1 I/O dapat menyediakan hingga 2 channelized interface
STM-1 di dalam slot 3 ~ 8 yang berisi sirkuit yang diperlukan untuk
antarmuka langsung dengan interface STM1 pada sisi faceplate dan dua port
Gigabit Ethernet di sisi backplane. Fungsinya adalah untuk meniru sirkuit
STM1 melalui paket berbasis jaringan.
P2S1 menyediakan fitur utama sebagai berikut:
ā¢ 2 SFP cages for STM1 module
ā¢ 2+2xGE backplane interfaces
ā¢ Can be used in Slot3 to Slot8
ā¢ Encapsulation:
ā MPLS-based: SAToP per RFC4553, one PW per physical E1
ā IP/UPD-based: CESoP per draft-ietf-pwe3-cesopsn-07.txt
ā Ethernet-based: MEF8
ā¢ Timing Mode:
ā Adaptive timing
ā Differential timing based on IEEE1588v2
ā Line timing, Loop timing and BITS timing
ā¢ ā48V/ā60V DC power Supply from backplane connector.
ā¢ Two recovered clock for CORE A/B.
25
Power supply
Power supply mendukung -48V/-60V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya unit P2S1 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 18 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate P2S1.
Gambar 17. P2S1 I/O board
7. P2S1FCES I/O board ā Slots 3 to 8
Kartu P2S1FCES, ketika ditetapkan sebagai P2S1E1, mendukung
interface 2xSTM-1 + 32xE1. Interface E1 hanya tersedia bila kartu dalam slot
5 sampai 8, dan card akses adalah pada slot akses yang sesuai. Kartu ini dapat
dilengkapi dalam slot 3 sampai 8.
2xSTM-1 + 32xE1menyediakan fitur utama sebagai berikut.
ā¢ 2xSFP cages for STM-1 module
ā¢ 32xE1 interface through access card
ā¢ CES support per E1 channel
ā¢ Encapsulation
ā¢ Timing Mode
ā¢ Board controller managed control function
Power supply
Power supply mendukung -48V/-60V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya P2S1FCES Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 22 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate P2S1FCES.
26
Gambar 18. P2S1FCES I/O board
8. P2T10GE I/O board ā Slots 3 to 8
Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi P2T10GE I/O dalam slot
3 sampai 8.
P2T10GE menyediakan fitur utama sebagai berikut:
ā¢ MPLS-TP/T-MPLS/Ethernet data path, packet processing, forwarding,
and QoS
ā¢ SYNC-E/IEEE1588v2
ā¢ MPLS-TP/T-MPLS/Ethernet OAM
ā¢ T-MPLS/MPLS-TP/Ethernet Protection (Linear and ring)
Power supply
Power supply mendukung -48V/-60V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya P2T10GE Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 70 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate P2T10GE.
Gambar 19. P2T10GE I/O board
9. P8GE8C I/O board ā Slots 3 to 8
Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi dengan P8GE8C di slot
3 sampai 8. Kartu ini menyediakan 8xSFP yang mampu untuk mendukung
1000Base-X SFP, SFP 100FX, dan 10/100/100Base-T electrical SFP pada
27
panel depan. Kartu P8GE8C berhubungan dengan salah satu kartu akses
berikut bila digunakan dalam slot 5 sampai 8.
ā¢ 4xSFP access card, which supports SFP and 100FX SFP.
ā¢ 8x10/100Base-T RJ-45 access card.
P8GE8C menyediakan fitur utama sebagai berikut:
ā¢ MPLS-TP/T-MPLS/Ethernet data path, packet processing,
forwarding, and QoS
ā¢ IEEE1588v2, SYNC-E
ā¢ MPLS-TP/T-MPLS/Ethernet OAM
ā¢ T-,MPLS/MPLS-TP/Ethernet Protection (Linear and Ring)
ā¢ EPS (Ethernet Protection Switching)
ā¢ Hot swappable
ā¢ Ambient temperature (ā5/+450C)
ā¢ ā48V/ā60V DC
Power supply
Power supply mendukung -48V/-60V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya P8GE8C Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R adalah 66 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate P8GE8C I/O.
Gambar 20. P8GE8C I/O board
10. AF75 Access board ā Slots 15 to 18
The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board AF75
pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan bersama
board P32E.
Kartu akses AF75 memiliki beberapa fitur berikut:
ā¢ 32 E1 (75 ohm) signal interface
28
ā¢ Protection function implemented
Power supply
Power supply mendukung 3.3V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya AF75 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R kurang dari 1 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate AF75.
Gambar 21. AF75 Access board
11. AH75 Access board ā Slots 15 to 18
The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board AH75
pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan bersama
board P16E1.
Kartu akses AH75 memiliki beberapa fitur berikut:
ā¢ 16 E1 (75 ohm) signal interface
ā¢ Protection function implemented
Power supply
Power supply mendukung 3.3V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya AF75 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R kurang dari 1 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate AH75.
Gambar 22. AH75 Access board
12. AF120 Access board ā Slots 15 to 18
The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board
AF120 pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot ditugaskan bersama
P32E1 or P32T1 board.
29
Kartu AF120 memiliki beberapa fitur berikut:
ā¢ 32 x E1 (120 ohm) ports, if associated with I/O slot is, P32E1 board or 32
x DS1 (100 ohm) ports is associated with I/O slot, is P32T1 board
ā¢ Protection function implemented
Power supply
Power supply mendukung 3.3V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya AF120 Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R kurang dari 1 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate AF120.
Gambar 23. AF120 Access board
13. A16FE Access board ā Slots 15 to 18
The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board
A16FE pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan
bersama board P16FE8X.
Kartu A16FE memiliki beberapa fitur berikut:
ā¢ 8 x RJ-45 connectors for 16 x 10/100Mb/s Ethernet ports, number from
9 to 24
ā¢ Protection function implemented
Power supply
Power supply mendukung 3.3V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya A16FE Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R kurang dari 1 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate A16FE.
Gambar 24. A16FE Access board
30
14. A4GFX Access board ā Slots 15 to 18
The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board
A4GFX pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan
bersama board P8GE8C.
Kartu akses A4GFX memiliki beberapa fitur berikut:
ā¢ 4 100M SFP ports
Power supply
Power supply mendukung 3.3V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya A4GFX Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R 5 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate A16FE.
Gambar 25. A4GFX Access board
15. A8GFE Access board ā Slots 15 to 18
The Alcate-Lucent 1850 TSS-5R dapat dilengkapi sampai 4 board
A8GFE pada slot 15 ~ 18, ketika berhubungan dengan slot I/O ditugaskan
bersama board P8GE8C.
Kartu A8GFE memiliki fitur berikut:
ā¢ 8x10/100 copper port
ā¢ Sync-E/IEEE1588v2
ā¢ Hot swappable
Power supply
Power supply mendukung 3.3V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya A8GFE Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R 7 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate A8GFE.
31
Gambar 26. A8GFE Access board
16. APROT Protection board ā Slots 15 to 17
Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R memberikan proteksi untuk board 32
E1/DS1. Board ini dapat digunakan pada slot 15~17, ketika berhubungan
dengan slot I/O ditugaskan bersama board P16E1, P32E1, or P32T1sebagai
unit proteksi.
Power supply
Power supply mendukung 3.3V input DC.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate kartu proteksi.
Gambar 27. APROT Protection board
17. AHSM Access board ā Slots 15 to 18
Jika diperlukan, setiap Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R dapat menyediakan
hingga 1 AHSM dalam slot akses yang kosong (#15 sampai #18), asalkan
terkait slot I/O tidak menempati board (P16E1, P32E1, or P32T1) yang harus
memiliki access board untuk bekerja bersama.
AHSM mendukung interface di bawah:
ā¢ Two debug ports: One dedicated for CORE A (slot #1) and One for CORE
B (slot #2)ā¢ Two synchronization ports: One for BITs input, 1PPS + ToD;
One for BITs output, 1PPS + ToD
ā¢ Two housekeeping ports: each for Three housekeeping inputs and Two
housekeeping outputs
ā¢ One management LAN port: for ZIC (Zero-Installation Craft) terminal and
NMS (Network Management System)
32
Papan kontrol AHSM berkomunikasi dengan COREA 1 dan mengontrol
interface ini. Selain itu, AHSM dapat bertindak sebagai board akses proteksi
dalam grup peralatan proteksi.
AHSM juga bisa tinggal hanya di Slot Access # 15 sampai # 17, dengan
perlindungan I/O board (seperti P16E1, P32E1, atau P32T1) terkait slot I/O
# 5 sampai # 7.
Power supply
Power supply mendukung 3.3V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya AHSM Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R 0.4 W.
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate AHSM.
Gambar 28. AHSM Access board
18. FANA/B ā Slots 9 and 10
Unit FANA/B berisi bagian kontrol dan bagian penggerak kipas. Di
dalam unit FANA/B bagian kontrol berkomunikasi dengan unit CORE dan
dapat diprogram oleh unit CORE. Ini membaca slot ID, mengontol LED pada
faceplat, menerima informasi suhu , dan memantau kondisi kipas.
Gambar di bawah merupakan tampilan depan FANA/B.
33
Gambar 29. FAN A
Gambar 30. FAN B
Power supply
Power supply pada sirkuitnya mendukung ā48V/ā60V input DC.
Power consumption
Konsumsi daya FAN Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R:
Tabel 5. Daya FAN
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate FANA/B.
34
Gambar 31. faceplate FANA
Gambar 32. faceplate FANB
19. FMEM memory pack ā Slot 11
FMEM Pack kebanyakan termasuk SEEPROM. Isi dari SEEPROM
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
ā¢ Remote inventory data
ā¢ Additional data
Informasi yang disimpan dapat dibaca dari pengontrol eksternal
menggunakan I2C bus (one bidirectional data path and one clock) ke
backplane. Informasi ini dapat dibaca dan ditulis melalui antarmuka I2C
untuk manufaktur/pabrikan.
35
Gambar 33. FMEM memory pack
Physical interface
Berikut merupakan tampilan faceplate FMEM.
Gambar 34. faceplate FMEM
20. Dust filterā Slot 12
Alcatel-Lucent 1850 TSS-5R memberikan filter debu pada slot 12 untuk
Vacuum debu.
Gambar 35. Dust filter
3.3.2.2 Langkah Konfigurasi
Untuk membuat sebuah koneksi point-to-point pada perangkat TSS-5R 01
ke perangkat TSS-5R 02, maka langkah utama yaitu membuat MPLS pada kedua
perangkat, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut.
36
Gambar 36. Sample Jaringan MPLS
1. Mengoneksikan laptop/PC ke perangkat COREA pada port yang
bertuliskan MGMT dengan menggunakan kabel UTP straight.
2. Pada cmd, membuat routing dari TSS5R01 ke TSS5R02, kemudian
melakukan tes ping.
Gambar 37. Penambahan route dan pengujian koneksi
3. Membuka web browser untuk masuk ke jendela konfigurasi.
IP default 10.10.10.32
User : ALUTSS
Pass : Alu_1234
37
Gambar 38. Jendela konfigurasi TSS-5C
4. Memilih pengaturan Tunneling Management pada menu TMPLS.
Gambar 39. Tampilan tab tunnel management
5. Memilih menu Create Head/Tail Tunnel (untuk p2p).
Node A (TSS5R01) (TSS5R01 TO TSS5R02)
Memilih MPLS (Port MPLS yang terhubung antara TSS5R01
dan TSS5R02 / 1-1-2-7).
1-1-2-7 maksudnya adalah port tersebut terletak pada rack 1,
sub-rack 1, slot 2, port 7.
38
Mengisi nilai untuk āIn labelā dan āOut Labelā Tunnel.
Misal : In Label : ā54ādan Out label : ā55ā
Nilai āIn Labelā dan āOut labelā pada NE A harus sama
dengan NE B, dan Nilai yang sudah dibuat tidak dapat dipakai
lagi untuk membuat Tunnel yang baru pada NE yang sama.
Gambar 40. Konfigurasi label dan port MPLS
Menyimpan.
Memasukan bandwidth tunnel sesuai Channeling Plan (Misal
100M).
CIR (Kb/s) : 50000 CBS (byte) : 128000
PIR (Kb/s) : 50000 PBS (byte) : 128000
Mengaktifkan tunnel / ubah admin status menjadi āonā.
Gambar 41. Konfigurasi CIR dan PIR
39
Menyimpan.
Hasil Step ini adalah TUSEG-1-1-9
Tunnel Segment (TUSEG) akan bertambah sesuai jumlah
Tunnel yang di-create TUSEG āX-X-X.
Gambar 42. Tampilan informasi daftar tunnel (tunnel
dengan font berwarna merah merupakan tunnel yang telah
baru saja dibuat)
Node B (TSS5R02) (TSS5R02 TO TSS5R01)
Memilih MPLS (Port MPLS yang terhubung antara TSS5R01
dan TSS5R02 / 1-1-5-1).
Mengisi nilai untuk āIn labelā dan āOut Labelā Tunnel.
Misal : In Label : ā55ādan Out label : ā54ā
Nilai āIn Labelā dan āOut labelā pada NE A harus sama
dengan NE B, dan Nilai yang sudah dibuat tidak dapat dipakai
lagi untuk membuat Tunnel yang baru pada NE yang sama.
Nilai in label pada perangkat node B merupakan nilai out label
pada perangkat node A, begitu pula sebaliknya.
Menyimpan.
Memasukan bandwidth tunnel sesuai Channeling Plan (Misal
100M).
CIR (Kb/s) : 50000 CBS (byte) : 128000
PIR (Kb/s) : 50000 PBS (byte) : 128000
Nilai-nilai traffic descriptor pada kedua node sama.
Mengaktifkan tunnel / ubah admin status menjadi āonā.
40
Menyimpan.
Hasil Step ini adalah TUSEG-1-1-1
Tunnel Segment (TUSEG) akan bertambah sesuai jumlah
Tunnel yang di Create TUSEG āX-X-X.
6. Membuat Pseudowire
Node A (TSS5R01) (TSS5R01 TO TSS5R02)
Memilih menu TMPLS->Pseudowire Management.
Memilih menu Create Head/Tail Pseudowire.
Gambar 43. Tampilan konfigurasi pseudowire
Memilih TUSEG dengan mengklik select TUSEG (Hasil dari
create Tunnel di atas : TUSEG-1-1-9)
Gambar 44. Pilihan tunnel segment
Mengisi nilai untuk āin labelā dan āout labelā Pseudowire.
Misal : In Label : ā100ādan Out label : ā110ā
41
Nilai āIn Labelā dan āOut labelā pada NE A harus sama
dengan NE B, dan Nilai yang sudah dibuat tidak dapat dipakai
lagi untuk mmembuat Pseudowire yang baru pada NE yang
sama.
Gambar 45. Konfigurasi Label
Menyimpan.
Memasukan bandwidth pseudowire sesuai channeling
plan(misal 10m).
CIR (Kb/s) : 10000 CBS (byte) : 12800
PIR (Kb/s) : 10000 PBS (byte) : 12800
Mengaktifkan pseudowire / ubah admin status menjadi āonā.
Gambar 46. Konfigurasi CIR, PIR, CBS, dan PBS
Menyimpan.
Hasil Step ini adalah PW-1-1-2
Pseudowire Segment (PW) akan bertambah sesuai jumlah
Tunnel yang di Create PW āX-X-X.
42
Create Transit Pseudo wire (Untuk Pseudowire Passtrought).
Bandwidth Pseudowire < Bandwidth Tunnel, Di dalam satu
Tunnel dapat di buat beberapa Pseudowire dengan catatan
Bandwidth Total Pseudowire tidak melebihi Bandwidth
Tunnel.
Gambar 47. Semua informasi pseudowire yang tersedia
(baris kedua merupaka PW yang telah baru saja di-create)
Node B (TSS5R02) (TSS5R02 TO TSS5R01)
Memilih menu TMPLS->Pseudowire Management.
Memilih menu Create Head/Tail Pseudowire.
Memilih TUSEG (Hasil dari create Tunnel di atas : TUSEG-
1-1-9)
Mengisi nilai untuk āin labelā dan āout labelā Pseudowire.
Misal : In Label : ā110ādan Out label : ā100ā
Nilai āIn Labelā dan āOut labelā pada NE A harus sama
dengan NE B, dan Nilai yang sudah dibuat tidak dapat dipakai
lagi untuk mmembuat Pseudowire yang baru pada NE yang
sama.
Nilai in label pada perangkat node B merupakan nilai out label
pada perangkat node A, begitu pula sebaliknya.
Menyimpan.
Memasukan bandwidth pseudowire sesuai channeling
plan(misal 10m).
CIR (Kb/s) : 10000 CBS (byte) : 12800
PIR (Kb/s) : 10000 PBS (byte) : 12800
Mengaktifkan pseudowire / ubah admin status menjadi āonā.
Menyimpan.
43
Hasil Step ini adalah PW-1-1-2
Pseudowire Segment (PW) akan bertambah sesuai jumlah
Tunnel yang di Create PW āX-X-X.
Create Transit Pseudowire (Untuk Pseudowire Passtrought).
Bandwidth Pseudowire < Bandwidth Tunnel, Di dalam satu
Tunnel dapat di buat beberapa Pseudowire dengan catatan
Bandwidth Total Pseudowire tidak melebihi Bandwidth
Tunnel.
7. Membuat Traffic Descriptor
Node A (TSS5R01) dan Node B (TSS5R02)
Memilih menu Data->Traffic Descriptor.
Gambar 48. Menu traffic descriptor
Memilih Create.
Mengisi User Label : GU_10M_pkl. (Hanya untuk
Description).
(Digunakan untuk XC Ingress āUNI-NNIā).
Mengisi nilai CIR dan PBS (nilai harus sama dengan
Bandwidth Pseudowire yang akan digunakan).
CIR (Kb/s) : 10000 dan PBS (byte) : 12800 (Misal Bandwith
10M)
44
Gambar 49. Konfigurasi PW dengan bandwidth 10 Mb
Menyimpan lalu continue.
Mengisi User label āNULLā.
(Digunakan untuk XC Engress āNNI-UNIā)
Mengisi Nilai CIR dan PBS dengan nilai ā0ā.
CIR (Kb/s) : 0 PBS (byte) : 0
Gambar 50. Konfigurasi PW dengan null mode
Menyimpan lalu Keluar.
Gambar 51. Informasi PW yang telah dibuat (yang
berlabel āGU_10Mb_pklā dan ānull_pklā)
8. Menentukan Port yang akan dijadikan sebagai Port Access (UNI).
Mengaktifkan Port / Ubah Admin Status menjadi āONā .
Node A (TSS5R01) : Port 1-1-2-2
Node B (TSS5R02) : Port 1-1-5-3
45
9. Membuat XC (Cross-Connect)
Node A dan node B (langkahnya sama)
Memilih menu TMPLS->ETHERNET SERVICE->EVPL.
EVPL ( Untuk XC Point to Point)
EVPLAN (Untuk XC Point)
Gambar 52. Menu EVPL untuk membuat XC
Memilih Create.
Memilih Topologi āUNI-NNIā.
(XC Ingress)
Memilih Transport Link (PW) dengan mengklik select baris
PW pada gambar berikut:
Gambar 53. Konfigurasi port yang akan digunakan untuk
XC
Maka akan muncul pilihan PW seperti gambar di bawah.
(Hasil dari step langkah no.5 / PW-1-1-2)
Gambar 54. List pseudowire yang tersedia untuk XC
46
Menentukan Ingress, dengan memilih port akses yang telah
ditentukan untuk client. Mengklik Select seperti gambar
berikut.
(Port Access yang dipilih sesuai langkah no.7 / 1-1-2-2)
Maka tampilan gambar muncul seperti berikut, memilih
r1sr1sl2/ETHLocPort#2#1 yang berarti rack 1, sub-rack 1,
slot 2, port 2.1.
Gambar 55. Pilihan port akses yang akan digunakan untuk
XC
Memilih Traffic Descriptor (Hasil dari langkah no.6 /
GU_10M_pkl) ; memilih VLAN Pop āDisableā; menyimpan
dan Continue.
Gambar 56. Konfigurasi Traffic descriptor
Memilih Topologi āNNI-UNIā ; memilih Transport Link ;
memilih Engress; dan memilih Traffic Descriptor (sama
dengan pada saat konfigurasi topologi UNI-NNI)
Menyimpan dan keluar. Maka muncul tampilan seperti
berikut, yang mengindikasikan bahwa port akses dari node A
telah siap digunakan.
47
Gambar 57. Informasi daftar XC yang telah di-create
10. Melakukan pengujian koneksi (ping)
Gambar 58. Hasil tes ping dari perangkat TSS5R01 ke TSS5R02
48
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa :
1. Meski perangkat yang digunakan dalam suatu proyek tergolong baru,
namun tidak semua dari perangkat tersebut dapat bekerja sebagaimana
mestinya.
2. Memperhatikan demikian beragamnya teknologi dan fitur yang dapat
diimplementasikan melalui GMPLS dengan kelebihan dan
kekurangannya maka sangat perlu bagi operator untuk menentukan
kebutuhannya, terutama dalam hal kapasitas dan layanan yang akan di-
deliver dan kebutuhan akan provisioning dan variasi kualitas layanan
yang akan diberikan kepada pelanggan.
3. Masalah interoperability dengan jaringan eksisting merupakan satu hal
lain yang perlu menjadi perhatian dalam pemilihan teknologi GMPLS.
4. Memberikan informasi dan pengetahuan di bidang transmisi yang
belum pernah didapat di kampus.
5. Memperoleh pengalaman bekerja secara tim.