STUDI INVENTARISASI KAWASAN KARST DAERAH
SUKOLILO SEBAGAI KAWASAN LINDUNG GEOLOGI,
KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program Sarjana S-1 di FakultasTeknik
Program Studi Teknik Geologi
Universitas Diponegoro
Disusun Oleh :
Maulana Ridwan Atmadisastra
21100111140087
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
SEMARANG
APRIL 2015
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTIK
STUDI INVENTARISASI KAWASAN KARST DAERAH SUKOLILO
SEBAGAI KAWASAN LINDUNG GEOLOGI, KABUPATEN PATI, JAWA
TENGAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Kurikulum Program S-1
Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
Semarang
Telah disetujui dan disahkan pada:
Hari/Tanggal:…………………………..
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Ir. Prakosa Rachwibowo, MS
NIP.195203091983031001
Penyusun,
Maulana Ridwan Atmadisastra
NIM. 21100111140087
ii
PRAKATA
Puji syukur Penulis atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayat-
Nya, Penulis dapat menyelesaikan laporan “Kerja Praktik” dengan baik.
Tulisan yang berjudul “STUDI INVENTARISASI KAWASAN KARST
DAERAH SUKOLILO SEBAGAI KAWASAN LINDUNG GEOLOGI,
KAPUPATEN PATI, JAWA TENGAH” berisi tentang tentang kegiatan dan hasil
kerja praktik penulis selama berada di Bidang Geologi, Mineral, dan Batubara
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah.
Dalam kesempatan kali ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Allah SWT atas nikmat ilmu dan pengetahuan serta kekuatan yang diberikan
sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan kerja praktik.
2. Ir. Prakosa Rachwibowo, MS. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
banyak pengarahan serta didikan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan laporan
kerja praktik ini.
3. Kedua orangtua Penulis, Abdul Wahid, BA dan Juhariah, kakak Penulis, Rina
Septiani S.Si, yang selalu memberikan doa, dukungan moril dan materil, serta
motivasi kepada Penulis.
4. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah atas waktu,
kesempatan, dan bimbingannya.
5. Dama Hervita yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan selama
kegiatan berlangsung hingga penulisan laporan ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Geologi UNDIP 2011.
7. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan dukungan kepada Penulis yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semarang, April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
iii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
PRAKATA ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 6
1.2 Maksud dan Tujuan .............................................................................. 7
1.3 Jadwal Pelaksanaan .............................................................................. 7
1.4 Ruang Lingkup ..................................................................................... 8
1.5 Tahapan Kerja ...................................................................................... 8
1.6 Diagram Alir Pembuatan Laporan Kerja Praktik ................................. 9
BAB II PROFIL INSTANSI DINAS ESDM JAWA TENGAH ............................. 9
2.1 Sejarah Singkat Dinas ESDM Jawa Tengah ...................................... 10
2.2 Lokasi Dinas ESDM Jawa Tengah..................................................... 11
2.3 Kedudukan Dinas ESDM Jawa Tengah ............................................. 11
2.4 Visi dan Misi Dinas ESDM Jawa Tengah .......................................... 11
2.5 Tugas, Pokok, dan Fungsi Dinas ESDM Jawa Tengah ...................... 12
2.6 Uraian Tugas Dinas ESDM JAWA TENGAH .................................. 13
2.7 Struktur Organisasi Dinas ESDM Jawa Tengah ................................ 16
BAB III TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 18
3.1 Bentang Alam Karst ........................................................................... 18
3.2 Geologi Regional Sukolilo ................................................................. 21
3.3 Pengelolaan Kawasan Karst ............................................................... 24
3.4 Inventaris Sumber Mataair ................................................................. 27
BAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK .................................................... 29
4.1 Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan ........................................................ 29
4.2 Peralatan Yang Digunakan ................................................................. 29
4.3 Tahapan Pekerjaan ............................................................................. 30
4.4 Hasil Pekerjaan ................................................................................... 30
4.5 Evaluasi Pekerjaan ............................................................................. 33
4.6 Manfaat Yang Diperoleh .................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN ......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 35
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 1.1 Diagram Alir Kegiatan Kerja Praktik................................................... 9
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas ESDM Jawa Tengah ................................ 17
Gambar 3.1 Kerucut Karst ..................................................................................... 19
Gambar 3.2 Dolina ................................................................................................. 20
Gambar 3.3 Lorong Gua ........................................................................................ 21
Gambar 3.4 Peta Geologi Daerah Sukolilo ............................................................ 22
Gambar 3.5 Kenampakan Bukit Kerucut Karst Sukolilo ....................................... 24
Gambar 3.6 Standar Kebutuhan Air ....................................................................... 27
Gambar 4.2 Kenampakan Sayatan Batuan Nikol bersilang ................................... 32
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik ........................................................... 8
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan karst di Indonesia, luasnya sekiar 154.000 kilometer persegi.
Hampir seluruhnya memiliki peran penting dalam kehidupan dan lingkungan.
Dan hampir seluruhnya memiliki sumber daya yang penting dan bernilai
sangat tinggi. Keberadaan kawasan ini menunjukkan bahwa pulau-pulau
Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar laut, namun kemudian terangkat
dan mengalami pengerasan. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki
kawasan karst yang memiliki banyak keunikan adalah kawasan karst yang
berada pada daerah Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kawasan karst merupakan kawasan yang terbentuk dari susunan
batuan karbonat. Kawasan karst terbentuk dikarenakan adanya proses-proses
pelarutan pada batuan karena sifat batuan penyusun yang memiliki derajat
pelarutan yang lebih tinggi dari derajat pelarutan batuan lainnya.
Keunikan-keunikan kawasan karst memiliki nilai-nilai yang sangat
berharga diantaranya nilai ilmiah, nilai ekonomi, dan nilai kemanusiaan. Dari
nilai-nilai tersebut masing-masing memiliki aspek-aspek tersendiri di dalam
yang dapat dijadikan suatu nilai jual yang dapat dimanfaatkan dari kawasan
karst yang dimiliki oleh Indonesia.
Keunikan yang dimiliki oleh kawasan karst tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Manfaat tersebut dapat berupa
manfaat materi maupun moral. Sudah banyak masyarakat yang
memanfaatkan kawasan karst sebagai tempat tinggal, lahan mencari nafkah,
dan lainnya. Telaga menjadi salah satu aspek dalam kawasan karst yang
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai wadah penampung air
alami, selain itu beberapa masyarakat menjadikan telaga sebagai lahan
memelihara dan perkembangbiakan ikan. Keunikan kawasan karst lainnnya
yang banyak dimanfaatkan adalah gua dan tebing-tebing terjal. Gua dijadikan
sebagai tempat menyelenggarakan adat istiadat yang diyakini oleh
7
masyarakat sekitar. Kegiatan adat istiadat yang umumnya dilaksanakan di gua
adalah menyemayamkan jasad sanak keluarga yang telah meninggal dunia.
Gua pun dapat dijadikan sebagai tempat beribadah oleh warga yang memiliki
ajaran seperti itu dalam keyakinannya. Tebing-tebing di kawasan karst
banyak dimanfaatkan sebagai area panjat tebing yang banyak dilakukan oleh
para pencinta alam. Tebing-tebing karst berlubang juga menyimpan manfaat
dimana burung walet banyak membuat sarang di lubang tersebut.
Sisi lain dari berlimpahnya manfaat, terdapat hal yang perlu
diperhatikan dari segi pemanfaatan kawasan karst yang banyak juga tidak
sesuai aturan-aturan pemerintah yang menyebabkan terjadinya kerusakan-
kerusakan terhadap kawasan karst. Beberapa pertambangan yang ada pada
beberapa kawasan karst telah mengantongi ijin dari pemerintah setempat dan
beberapa lainnya hanyalah pertambangan illegal yang pada proses
penambangannya merusak kawasan karst sekitarnya.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan diatas, maka inventarisasi
kawasan karst sebagai kawasan lindung geologi diperlukan. Keberadaan
kawasan karst sebagai kawasan lindung geologi akan bermanfaat untuk
daerah kawasan karst dan juga daerah sekitarnya. Oleh karena itu,
inventarisasi ini untuk dapat menjaga kawasan karst bermanfaat bagi makhluk
hidup lainnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
1. Melakukan kajian mengenai kawasan karst daerah Sukolilo.
2. Melakukan inventarisasi kawasan karst daerah Sukolilo sebagai kawasan lindung
geologi.
1.2.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui kondisi kawasan karst daerah Sukolilo.
2. Dapat meninventarisasi kawasan karst daerah Sukolilo sebagai kawasan karst
geologi.
1.3 Jadwal Pelaksanaan
8
Kegiatan kerja praktik dilaksanakan pada 1 - 27 September 2014.
Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan kerja praktik (Tabel 1.1).
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktik
No. Kegiatan September 2014
I II III IV
1 Persiapan peralatan dan data sekunder
2 Studi pustaka mengenai kawasan karst
dan inventarisasi kawasn karst
3 Survey lapangan
4 Analisis data
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan studi inventarisasi kawasan karst daerah
Sukolilo sebagai kawasan lindung geologi meliputi:
1. Studi kepustakaan mengenai kawasan karst daerah Sukolilo.
2. Studi inventarisasi kawasan karst daerah Sukolilo.
3. Survey lapangan.
1.5 Tahapan Kerja
Tahapan kerja kegiatan kerja pratik ini dibagi menjadi 3, yaitu tahap
persiapan, tahap survey lapangan, dan tahap penyusunan laporan.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mencari data-data
sekunder yang dapat membantu kita pada saat di lapangan seperti, Peta
Topografi skala 1 : 25.000, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1 :
25.000, studi literatur pendukung.
2. Tahap Survey Lapangan
Tahap pelaksanaan meliputi tahapan identifikasi inventaris pada
kawasan karst dan kondisi geologi daerah dan sekitarnya.
3. Tahap Penyusunan Laporan
9
Tahap penyusunan laporan merupakan tahap akhir berupa analisis
dan pendataan data hasil survey lapangan dan analisis hasil dari data
sekunder.
1.6 Diagram Alir Pembuatan Laporan Kerja Praktik
Gambar 1.1 Diagram Alir Kegiatan Kerja Praktik
BAB II
Tahap Persiapan
Data Sekunder: Peta topografi atau peta rupa bumi
skala 1:25.000
Peta Geologi Lembar Ngawi (1996)
dan Lembar Bojonegoro (1992).
Literatur
Peralatan survey lapangan
Tahap Survey Lapangan
Tahap Analisis
Pembuatan Laporan
Selesai
Mulai
10
PROFIL INSTANSI DINAS ESDM JAWA TENGAH
2.1 Sejarah Singkat Dinas ESDM Jawa Tengah
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa
Tengah telah memasuki usia yang genap 6 tahun sejak terbentuknya Struktur
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru dalam Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah, yaitu pada bulan Juni 2008 yang sebelumnya bernama Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah. Dewasa ini fungsi dan
peran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah menjadi
semakin penting sebagai salah satu komponen untuk mewujudkan program
peningkatan ekonomi dan penguatan infrastruktur guna memperkuat
kehidupan perekonomian rakyat.
Selanjutnya dengan telah diterbitkannya PP No.41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka dalam rangka optimalisasi tugas
Dinas ESDM di Kabupaten/Kota sebagai unsur pelaksanaan otonomi daerah
telah diterbitkan Perda Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Provinsi Jawa Tengah, dimana dalam
pembentukan dinas baru tersebut Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi
Jawa Tengah berganti menjadi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Tengah yang kemudian diperkuat dengan adanya Peraturan
Gubernur Jawa Tengah No. 74 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tupoksi dan
Tata Kerja Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah.
Untuk melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang dalam rangka melaksanakan kewenangan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di Kabupaten/Kota,
keberadaan fungsinya dalam memenuhi pelayanan kepada masyarakat
semakin meningkat, maka berdasarkan Perda Provinsi Jawa Tengah No. 5
Tahun 2006, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Tengah memiliki
unit pelaksana teknis sebagai berikut:
1. Balai Pengelola Pertambangan dan Energi Wilayah Solo;
2. Balai Pengelola Pertambangan dan Energi Wilayah Kendeng Muria;
11
3. Balai Pengelola Pertambangan dan Energi Wilayah Serayu.
Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Tengah No. 6 Tahun 2008, maka unit pelaksana teknis pada Dinas ESDM
Provinsi Jawa Tengah mengalami perubahan sesuai Peraturan Gubernur Jawa
Tengah No. 46 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis pada Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :
1. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Serayu Utara;
2. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Serayu Selatan;
3. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Muria;
4. Balai Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Solo.
2.2 Lokasi Dinas ESDM Jawa Tengah
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Tengah
beralamat di Jalan Madukoro AA – BB No. 44, Semarang. 50144.
2.3 Kedudukan Dinas ESDM Jawa Tengah
Berdasarkan Peraturan Daerah Provini Jawa Tengah Nomor 6 tahun
2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Tengah
dan sesuai dengan Peraturan Pemeritah Nomor 38 Tahun 2007 yang
menyatakan bahwa kewenangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Provinsi Jawa Tengah meliputi: Geologi, Mineral, dan Batubara, Air
Tanah dan Panas Bumi, Ketenagalistrikan, serta Minyak dan Gas Bumi.
2.4 Visi dan Misi Dinas ESDM Jawa Tengah
2.4.1 Visi Dinas ESDM Jawa Tengah
Dalam pembangunan daerah bidang energi dan sumber daya
mineral, keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian sumber daya
mineral dan energi menjadi pertimbangan utama dan harus diupayakan
secara konsisten. Kekayaan sumber daya mineral dan keanekaragaman
potensi energi tidak saja dimanfaatkan untuk masyarakat saat ini, tetapi
juga untuk generasi yang akan datang. Oleh karena itu, visi
pembangunan daerah bidang energi dan sumber daya mineral
12
adalah:“Menuju Masyarakat Sejahtera Melalui Penguatan Pengelolaan
ESDM dan Kemandirian Energi.”
2.4.2 Misi Dinas ESDM Jawa Tengah
Misi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan Pengelolaan Pertambangan dan Air Tanah yang Berkelanjutan;
2. Meningkatkan Pengelolaan dan Pendayagunaan Ketenagalistrikan dan Migas
untuk Menjamin Ketersediaan Energi melalui Infrastruktur dan Diversifikasi
Energi;
3. Mengembangkan Potensi Energi Baru dan Terbarukan melalui Optimalisasi dan
Penerapan Teknologi Tepat Guna secara Mandiri;
4. Meningkatkan Upaya Pencegahan Risiko Bencana Geologi;
5. Meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik yang Profesional di Bidang ESDM.
2.5 Tugas, Pokok, dan Fungsi Dinas ESDM Jawa Tengah
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa
Tengah sebagai suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
bertanggung jawab melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah di bidang energi dan sumber daya mineral, diharapkan mampu
mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah sebagaimana yang
digariskan dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2008 - 2013.
Arah kebijakan RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2008 - 2013 yang
terkait dengan pembangunan energi dan sumber daya mineral, merupakan
acuan dasar dalam menyusun Rencana Strategis Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah. Tugas pokok Dinas Dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Tengah adalah melaksanakan urusan pemerintah
daerah bidang energi dan sumber daya mineral berdasarkan azas otonomi
daerah dan tugas pembantu. Adapun fungsinya adalah melakukan :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang energi dan sumber daya mineral;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang energi dan sumber
daya mineral;
3. Pembinaan dan fasilitas bidang energi dan sumber daya mineral;
4. Pelaksanaan tugas di bidang geologi, mineral dan batubara, air tanah dan panas bumi,
ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi;
13
5. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang energi dan sumber daya mineral;
6. Pelaksanaan kesekertariatan dinas;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
2.6 Uraian Tugas Dinas ESDM JAWA TENGAH
Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya Dinas Energi Dan Sumber
Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang energi dan sumber daya mineral;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum bidang energi dan sumber daya
mineral;
3. Pembinaan dan fasilitasi bidang energi dan sumber daya mineral lingkup Provinsi dan
Kabupaten / Kota;
4. Pelaksanaan tugas di bidang :Geologi, mineral dan batubara, air tanah dan panas bumi,
ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi;
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang energi dan sumber daya mineral;
6. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala Dinas Energi Dan
Sumber Daya Mineral Provinsi JawaTengah membawahi :
1. Sekretaris
Sekretariat Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah mengembang fungsi untuk
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang
program, keuangan, umum dan kepegawaian.
Fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di
bidang program;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di
bidang keuangan;
3. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di
bidang umum dan kepegawaian;
14
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Membawahi :
1. Sub bagian Program;
2. Sub bagian Keuangan;
3. Sub bagian Umum Dan Kepegawaian
2. Bidang Geologi, Mineral, dan Batubara
Tugas pokok :
Bidang Geologi, Mineral dan Batubara mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pemetaan potensi dan teknologi, bina pengusaha
mineral dan batubara, dan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan.
Fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan
pelaksanaan di bidang pemetaan potensi dan teknologi;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang bina pengusahaan mineral dan batubara;
3. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Membawahi :
1. Seksi Pemetaan Potensi Dan Teknologi;
2. Seksi Bina Pengusahaan Mineral Dan Batubara;
3. Seksi Kesehatan, Keselamatan Kerja Dan Lingkungan.
3. Bidang Air Tanah dan Panas Bumi
Tugas pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, Pembinaan
dan pelaksanaan di bidang hidrogeologi dan penyelidikan panasbumi, dan
eksploitasi air tanah dan panasbumi.
15
Fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang hidrogeologi dan penyelidikan panas bumi;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang eksploitasi air tanah dan panas bumi;
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Membawahi :
1. Seksi Hidrogeologi Dan Penyelidikan Panas Bumi;
2. Seksi Eksploitasi Air Tanah Dan Panas Bumi.
4. Bidang Ketenagalistrikan
Tugas pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan di bidang pengembangan ketenagalistrikan, dan
pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan.
Fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pengembangan ketenagalistrikan.
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pembinaan dan kelaikan ketenagalistrikan.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Membawahi :
1. Seksi Pengembangan Ketenagalistrikan.
2. Seksi Pembinaan Dan Kelaikan Ketenagalistrikan.
5. Bidang Miyak dan Gas Bumi
Tugas pokok :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan di bidang pengembangan teknologi dan pengusahaan
minyak dan gas bumi, dan pengawasan minyak dan gas bumi.
16
Fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pengembangan tenologi dan pengusahaan
minyak dan gas bumi.
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang pengawasan minyak dan gas bumi.
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Membawahi :
1. Seksi Pengembangan Teknologi Dan Pengusahaan Minyak Dan Gas
Bumi.
2. Seksi Pengawasan Minyak Dan Gas Bumi.
2.7 Struktur Organisasi Dinas ESDM Jawa Tengah
17
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas ESDM Jawa Tengah
KEPALA DINAS
Ir Teguh Dwi Paryono, MT
NIP. 19621222 199003 1 005
SEKRETARIS
Sudaryadi, SH, MH
NIP. 19650512 199009 1 001
Kasubbag Program
Eni Lestari, ST, MT
NIP. 19721201 199803 2 011
Kasubbag Umum dan
Kepegawaian
Dra. Aprilina DS., MT
NIP. 19650416 199102 2 001
Kasubbag Keuangan
Setyo Hartoyo, SH
NIP. 19611204 198503 1 007
Kabid Geologi Mineral dan
Batubara
Ir. Achmad Gunawan, MT
NIP. 19640327 199203 1 009
Kabid Air Tanah dan Panas
Bumi
Ir. Bambang Mandala P., MT
NIP. 19630311 199302 1 001
Kabid Ketenagalistrikan
Ir. Edi Sucipto, MT
NIP. 19601011 198903 1 006
Kabid Minyak dan Gas
Ir. Eliana Sri Murniati, M.Pi
NIP. 19591103 198703 2 003
Kasi Pemetaan Potensi dan
Teknologi
BE. Eko Purwanti, SE
NIP. 19590221 198612 1 001
Kasi Bina Pengusahaan
Mineral dan Batubara
Budi Susetyo, ST
NIP. 19610714 198803 1 008
Kasi K3 dan Lingkungan
Supriharjiyamto, ST, MT
NIP. 19660902 199803 1 004
Kasi Hidrogeologi dan
Penyelidikan Panas Bumi
Agus Sugiharto, ST, MT
NIP. 19710416 199803 1 010
Kasi Eksploitasi Air Tanah
dan Panas Bumi
M.Sholeh,S.Kom. M.Kom,MT
NIP. 19691227 198903 1 002
Kasi Pengembangan
Ketenagalistrikan
Suhardi, ST, MSi
NIP. 19700602 199603 1 004
Kasi Pembinaan dan Kelaikan
Ketenagalistrikan
Heru Sugiharto, ST, MT
NIP. 19690410 199803 1 010
Kasi Pengembangan
Pengusahaan Migas
Akhmad Irianto, SST
NIP. 19620329 198903 1 002
Kasi Pengawasan Migas
Ir. Haryanto, M.Si
NIP. 19590908 199203 1 003
Kepala BESDM Wilayah Solo
Ir. Soesono, MT
NIP. 19590603 198903 1 004
Kepala BESDM Wilayah
Kendeng Muria
Ir. Imam Nugraha HS.,M.Si
NIP. 19630903 199203 1 007
Kepala BESDM Wilayah
Serayu Selatan
Ir. Sunarso, MT
NIP. 19610217 199403 1 002
Kepala BESDM Wilayah
Serayu Utara
Ir. Hasan Basri, MM
NIP. 19641018 199108 1 001
Kasubbag Tata Usaha
Drs. RAS. Subagya
NIP. 19650419 199003 1 009
Kasi Bimbingan dan
Penyuluhan
Panut Priyanto, ST
NIP. 19720507 199803 1 006
Kasi Pegawasan dan
Pengendalian
Haryadi Joko P.,ST
NIP. 1968 1027 199803 1 004
Kasubbag Tata Usaha
Supa’at, SH
NIP. 19620302 198903 1 003
Kasi Bimbingan dan
Penyuluhan
Dwi Suryono, ST, MT
NIP. 19781102 200312 1 007
Kasi Pegawasan dan
Pengendalian
Edi Subiyanto, SH
NIP. 19620412 199011 1 001
Kasubbag Tata Usaha
Sri Wahyu S, SH, S.Sos
NIP. 19601006 198110 2 01
Kasi Bimbingan dan
Penyuluhan
Pudji Suprajitno, ST, M.Si
NIP. 19630331 198903 1 007
Kasi Pegawasan dan
Pengendalian
JABATAN FUNGSIONAL
Kasubbag Tata Usaha
Kodimunir, SH
NIP. 19610111 199003 1 003
Kasi Bimbingan dan
Penyuluhan
Ir. Joko Wiyanto, MT
NIP. 19640214 199803 1 003
Kasi Pegawasan dan
Pengendalian
Irwan E. Kuncoro, ST
NIP. 19710904 200312 1 005
18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Bentang Alam Karst
Karst adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan daerah
dengan cirri khas yang memiliki gua dan sistem air bawah tanah yang luas
yang berkembang pada batuan yang mudah larut seperti batugamping,
marmer, dan gipsum (Samodra, 2001). Berdasarkan definsi sebelumnya,
dapat simpulkan bahwa bentang alam karst adalah suatu topografi yang
terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut,
menunjukkan relief yang khas, penyaluran yang tidak teratur, aliran
sungainya secara tiba-tiba masuk kedalam tanah dan meninggalkan lembah
kering untuk kemudian keluar ditempat lain sebagai mata air yang besar.
Proses pembentukan bentang alam karst adalah akibat adanya proses
karstifikasi dimana proses yang utama adalah proses pelarutan oleh air pada
batugamping. Batugamping sendiri akan mudah mengalami proses pelarutan
apabila terletak dekat dengan permukaan bumi dimana air meteorik maupun
air permukaan akan lebih mudah untuk melarutkan dan mengerosi
batugamping.
3.1.1 Kartisifikasi
Kegiatan tektonik yang mengangkat cekungan pengendapan
batugamping menyebabkan batuan tersebut berada di atas permukaan
laut. Begitu berada di atas permukaan air laut, batugamping mengalami
serangkaian proses pelapukan, pengikisan, dan denudasi, yang dikenal
sebagai proses karstifikasi (Samodra, 2001).
Menurut Ko (1997, dalam Samodra tahun 2001), agar dapat
membentuk morfologi karst, faktor-faktor yang harus dipenuhi oleh
lapisan batugamping diantaranya:
Lapisan batugampingnya cukup tebal.
Curah hujan di daerah itu cukup tinggi.
Batuannya terkekarkan, atau banyak mengandung celah dan rongga.
19
Letaknya lebih tinggi dibanding daerah sekitarnya dan mempunyai sungai
permukaan yang berfungsi sebagai muka-dasar air setempat.
Ditutupi oleh vegetasi yang rapat.
3.1.2 Bentuk-Bentuk Hasil Kartifikasi
Karst sering dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu eksokarst dan
endokarst. Eksokarst adalah bentang alam lahan karst yang terlihat
dipermukaan bumi, sedangkan endokarst adalah bagian dalam atau
dibawah permukaan bumi dari kawasan karst. Meliputi orong atau
ruang yang berada didalam perut bumi atau sering disebut luweng atau
gua. Gua mempunyai dua jenis dibedakan dari bentuk lorongnya, yaitu
horisontal dan vertikal. Sedangkan berdasarkan letak dari mulut guanya,
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu tophill ialah mulut gua yang
berada pada puncak dari suatu bukit. Swallow hole ialah letak mulut gua
yang berada pada ketinggian dari suatu bukit, namun belum mencapai
puncaknya. Dan dolina ialah mulut gua yang berada pada posisi di
bawah dari kedua buah bukit atau berada pada aliran air sungai.
Kerucut Karst
Kerucut karst yaitu bukit karst yang berbentuk kerucut, berlereng terjal dan
dikelilingi oleh depresi yang biasanya disebut dengan bintang.
Gambar 3.1 Kerucut Karst (Sumber: Dok. Maulana, 2014)
Dolina
Cekungan atau legokan pada kawasan karst dengan bentuk permukaan yang
bervariasi kadang menyerupai piring cekung, mangkok atau corong, dijumpai di
20
kawasan karst ini, tetapi ukurannya relatif kecil. Dolina biasanya akan berkembang
pada kawasan karst yang mempunyai iklim dengan curah hujan tinggi.
Gambar 3.2 Dolina (Sumber: William, 1996)
Telaga
Telaga atau genangan air biasanya terbentuk pada lembah-lembah karst,
merupakan urutan dari proses pelarutan yang terjadi pada sebaran batu gamping.
Batugamping akan mengalami proses pelarutan, lambat cepatnya akan seiring
dengan tinggi rendahnya curah hujan. Pelarutan akan membentuk lubang-lubang
pelarutan, semakin lama akan semakin membesar dan akan membentuk alur air ke
bawah tanah, seiring dengan proses pelarutan terjadi pula proses erosi pada batuan
lapukan di sekitarnya. Proses erosi ini membawa material tanah yang akhirnya
akan mengendap dan secara perlahan akan kedap, dan akhirnya dapat
menyimpan/menampung air permukaan yang masuk ke lembah tersebut.
Gua
Gua kering atau gua fosil adalah gua yang sudah tidak dialiri air lagi, tetapi
merupakan indikasi bahwa pada masa lalu muka air tanah pernah mencapai elevasi
gua tersebut, selanjutnya muka air tanah turun seiring dengan proses geologi yaitu
pengangkatan, umumnya terdapat di puncak atau tubuh perbukitan. Gua sebagai
lubang yang terdapat di bawah permukaan tanah sebagian mempunyai hubungan
dengan keberadaan sungai bawah tanah dan mataair.
21
Gambar 3.3 Lorong Gua (Sumber: Petrasa, 2014)
3.2 Geologi Regional Sukolilo
Morfologi kawasan karst Kendeng Utara secara regional merupakan
komplek perbukitan karst yang terletak pada struktur perbukitan lipatan.
Setelah perlipatan mengalami proses pelarutan, pada bagian puncak
perbukitan karst di permukaan (eksokarst) ditemukan morfologi bukit-bukit
kerucut (conical hills), cekungan-cekungan hasil pelarutan (dolina), lembah-
lembah aliran sungai yang membentuk mulut gua (sinkhole), mata air dan
telaga karst ditemukan pada bagian bawah. Morfologi bawah permukaan
(endokarst) kawasan karst tersebut terbentuk morfologi sistem perguan dan
sungai bawah tanah. Pada bagian Utara dan Selatan batas akhir batuan
kapur/batugamping merupakan dataran.
22
Gambar 3.4 Peta Geologi Daerah Sukolilo (Sumber: Dinas ESDM Prov.
Jawa Tengah, 2014)
23
Stratigrafi kawasan karst Kendeng Utara menurut Pringgoprawiro
(1983, dalam Dinas ESDM, 2012) masuk ke dalam Formasi Wonocolo,
Formasi Bulu, Formasi Ngrayong, Formasi Tawun dan Formasi Tuban.
Formasi penyusun kawasan karst Kendeng Utara ini terbentuk pada masa
Miosen Tengah – Miosen Atas, terbentuk 25 juta tahun yang lalu berdasarkan
skala waktu geologi. Formasi Wonocolo disusun oleh napal pasiran dan
napal lempungan yang kaya akan foram plankton terdapat sisipan kalkarenit
dengan tebal lapisan 5 - 20 cm. Penyebarannya relatif Barat - Timur, mulai
dari Sukolilo (di Barat) - Sedan - Wonosari - Kedungwaru - Metes Banyuasin
- Mantingan - Bulu, Antiklin Ledok, Antiklin Kawengan, lanjut ke arah
Manjung - Tawun, Jojogan - Klumpit, menipis ke arah Tuban di Timur. Tebal
satuan ini 89 m - 600 m, berumur Miosen Akhir bagian bawah hingga Miosen
Akhir bagian tengah (N15 - N16). Diendapkan pada lingkungan laut terbuka
(neritik luar) - batial atas. Hubungan dengan Formasi Ledok di atasnya adalah
selaras. Di bawahnya diendapkan Formasi Bulu disusun oleh (litologi)
batugamping masif yang mengandung koral, alga dan perlapisan batugamping
yang juga mengandung foram laut berupa koral, orbitoid dan alga, sesekali
diselangselingi oleh batupasir kuarsa bersifat karbonatan dan sisipan
batulempung. Penyebarannya luas mulai dari Ngrejeg - Klumpit - Rengel
hingga Purwodadi, dan menghilang di daerah Pati tertutup endapan alluvial.
Ketebalan satuan ini 54 m - 248 m. Berdasarkan fosil kecil, umur Formasi
Bulu adalah Miosen Akhir bagian bawah (N14 - N15). Diendapkan pada
lingkungan neritik luar - batial atas. Hubungan dengan Formasi Wonocolo di
atasnya adalah selaras. Pada bagian bawah Formasi Bulu ini terendapkan
Formasi Ngrayong yang disusun oleh perselang-selingan batupasir kuarsa,
batugamping pasiran dan batulempung. Pada batugamping pasiran disusun
oleh alga dan cangkang binatang laut. Kemudian pada bagian lapisan formasi
di bawahnya (lebih tua) adalah Formasi Tawun yang disusun oleh
batulempung dengan sisipan batupasir kuarsa dan batupasir karbonatan, di
beberapa tempat ditemui lapisan batulempung yang mengandung gipsum.
Pada bagian terbawah diendapkan Formasi Tuban disusun oleh batulempung
24
sisipan batugamping. Singkapan yang baik terdapat di K. Sirwula, Ds. Drajat
dengan ketebalan 144 m - 665 m.
Gambar 3.5 Kenampakan Bukit Kerucut Karst Sukolilo (Sumber :
Paripurno, 2008)
Struktur geologi yang berkembang di kawasan karst Kendeng Utara
adalah struktur lipatan. Pada bagian Formasi Bulu yang menjadi kawasan
karst merupakan bagian dari sinklin dengan arah sayap lipatan Utara -
Selatan. Sumbu sinklin terdapat pada bagian puncak komplek perbukitan
karst yang memanjang dari Beketel hingga wilayah Wirosari, perbatasan
dengan Blora. Terdapat juga struktur patahan yang berarah relatif Timur Laut
- Barat Daya. Struktur-struktur patahan tersebut terjadi akibat dari proses
perlipatan Pegunungan Kendeng Utara ini. Kondisi struktur geologi demikian
menyebabkan batugamping sebagai batuan dasar penyusun formasi karst
Kendeng Utara memiliki banyak rekahan, baik yang berukuran minor
maupun mayor. Rekahan-rekahan ini merupakan cikal bakal pembentukan
dan perkembangan sistem perguaan di kawasan karst setelah mengalami
proses pelarutan dalam ruang dan waktu geologi.
3.3 Pengelolaan Kawasan Karst
Berdasarkan daerah kajian dalam Penetapan Kawasan Lindung Geologi
di Jawa Tengah, yang merupakan kategori diusulkan sebagai Kawasan
Lindung Geologi Daerah Karst adalah Kawasan Karst Gombong, Kawasan
Kars Sukolilo, dan Kawasan Karst Wonogiri Selatan.
25
Pasal 4 ayat 1 Permen ESDM no. 17 Tahun 2012 menjelaskan bahwa
Bentang Alam Karst merupakan Bentang Alam karst yang menunjukan
bentuk eksokarst maupun endokarst tertentu. Sedangkan pada pasal 4 ayat 4
pada Permen ESDM no.17 tahun 2012 dijelaskan kriteria eksokarst dan
endokarst tertentu mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Memiliki fungsi ilmiah sebagai obyek penelitian dan penyelidikan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan.
2. Memiliki fungsi sebagai daerah imbuhan air tanah yang mampu menjadi media
meresapkan air permukaan ke dalam tanah.
3. Memiliki fungsi sebagai media penyimpanan air tanah secara tetap (permanen) dalam
bentuk akuifer yang keberadaannya mencukupi fungsi hidrologi.
4. Memiliki mata air permanen.
5. Memiliki gua yang membentuk sungai atau jaringan sungai Bawah Tanah.
Maka penentuan Cagar Alam Geologi bagi kawasan berbatugamping
yang membentuk bentang alam karst adalah dengan mendeskripsi unsur-
unsur eksokarst dan endokarst. Semakin lengkap intensitas aspek eksokarst
maupun endokarst (terutama pada keberadaan jaringan sungai bawah tanah
dan beberapa gua yang berair atau mata-air di kawasan karst), maka area
jaringan hulu hilir sungai bawah tanah dan unsur-unsur kelengkapan
morfologi eksokarst tersebut, maka kawasan tersebut berpeluang besar
sebagai Cagar Alam Geologi dengan kategori Bentang Alam Karst.
Kawasan lindung geologi berdasarkan pada Peraturan Pemerintah no 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Pasal
52 ayat 5 menyatakan: Kawasan Lidung Geologi terdiri atas :
1. Kawasan Cagar Alam Geologi
Kawasan cagar alam geologi dalam hal ini meliputi kawasan
keunikan batuan dan fosil (ditetapkan dengan kriteria: memiliki
keragaman batuan dan dapat berfungsi sebagai laboratorium alam,
memiliki batuan yang mengadung jejak atau sisa kehidupan masa lampau,
memiliki nilai paleo-antropologi dan arkeologi, memiliki tipe geologi
unik, memiliki satu-satunya batuan dan atau jejak struktur geologi masa
lalu), kawasan keunikan bentang alam (dalam hal ini adalah bentang alam
26
gumuk pasir pantai, bentang alam berupa kawah, kaldera, maar, leher
vulkanik dan gumuk vulkanik, bentang alam goa, bentang alam
ngarai/lembah, bentang alam kubah, dan bentang alam karst), kawasan
keunikan proses geologi.
2. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi.
3. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah.
4. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah dalam hal ini
adalah kawasan imbuhan air tanah dan kawasan sempadan mata air.
Pada kajian ini, yang dimaksud dalam kawasan lindung geologi adalah
Cagar Alam Geologi (CAG). Cagar Alam Geologi dalam kajian ini
merupakan Cagar Alam Geologi berbasis Bentang Alam. Kawasan CAG
sebagaimana PP no.26 tahun 2008 tentang RTRWN pasal 53 ayat 1, meliputi:
1. Kawasan keunikan batuan dan fosil.
2. Kawasan keunikan bentang alam.
3. Kawasan keunikan proses geologi.
Kajian kawasan lindung geologi Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 ini
meliputi 6 kawasan geologi, yaitu : kawasan geologi Karangsambung
(Kebumen), kawasan geologi karst Gombong (Kebumen); kawasan geologi
karst Sukolilo (Pati); kawasan geologi Bayat (Klaten); kawasan geologi DAS
Klawing (Purbalingga); dan kawasan geologi karst Pracimantoro – Giritontro
(Wonogiri). Berdasarkan karakter geologi dan keunikan geologinya,
menunjukkan bahwa acuan perlindungan geologi kawasan geologi karst
Sukolilo, berdasarkan pendekatan bentang alam karst sebagaimana pada
Permen ESDM No.17 tahun 2012 tentang Penetapan Bentang Alam Karst.
Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral No. 17
tahun 2012, telah dijelaskan pada pasal 1 mengenai beberapa terminologi
yang berhubungan dengan morfologi karst, diantaranya :
1. Karst adalah bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan air pada batugamping dan/atau
dolomit.
2. Kawasan Bentang alam karst adalah karst yang menunjukkan bentuk eksokarst dan
endokarst tertentu.
3. Mata air permanen adalah mata air yang selalu mengalir sepanjang tahun.
27
4. Bukit karst adalah bukit dengan bentuk kerucut (conical) membulat (sinusoida), menara
(tower), meja (table) dan/atau bentuk lainnya.
5. Dolina adalah lekukan tertutup di permukaan akibat proses pelarutan yang memiliki
ukuran bervariasi dengan kedalaman antara 2 (dua) sampai dengan 100 (seratus) meter
dan diameter antara 10 (sepuluh) sampai dengan 1.000 (seribu) meter.
6. Uvala adalah gabungan dari 2 (dua) atau lebih Dolina.
7. Polje adalah gabungan dari 2 (dua) atau lebih Uvala.
8. Telaga adalah uvala atau polje yang tergenang air.
9. Sungan bawah tanah adalah sungai yan mengalir di bawah permukaan tanah.
10. Speleoterm adalah bentukan hasil proses pelarutan kalsium karbonat (CaCo3) yang
menhiasi bagian dalam gua seperti stalaktit, stalakmit, pilar dan flowstone.
11. Akuifer adalah lapisan batuan jenuh air tanah yang didapat menyimpan dan meneruskan
air tanah dalam jumlah cukup dan ekonomik.
3.4 Inventaris Sumber Mataair
Menurut Petrasa (2014), dalam kawasan karst Kendeng Utara ini
terdapat 33 sumber mataair yang mengelilingi kawasan karst Grobogan dan
79 sumber mata air yang mengelilingi kawasan karst Sukolilo Pati (Kendeng
Utara). Keseluruhan mataair tersebut bersifat parenial artinya terus mengalir
dalam debit yang konstan meskipun pada musim kemarau. Dari hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa pemunculan air di sepanjang musim selalu
berubah. Pada musim kemarau berdasarkan perhitungan dari 38 sumber air
yang ada di kawasan Sukolilo mencapai lebih dari 1.009 lt/mnt, dan
mencukupi kebutuhan air lebih dari 7.882 KK yang ada di Kecamatan
Sukolilo, dari 18 sumber air yang ada di Kecamatan Tawangharjo mencapai
debit 462,796 lt/mnt dan mencukupi kebutuhan air lebih dari 5.000 KK yang
ada di Kecamatan Tawangharjo dan Wirosari, Kabupaten Grobogan.
Gambar 3.6 Standar Kebutuhan Air (SNI, 2002)
Kebutuhan air Kabupaten Grobogan, yaitu:
Jumalah KK : 5.000 KK
Debit Air : 462,796 L/mnt = 666.426,24 L/hari
Kebutuhan air penduduk = Σpenduduk x 120 L/hari
28
= 5.000 x 120L
= 600.000 L/hari
Kebutuhan air Kawasan Sukolilo, yaitu:
Jumalah KK : 7.882 KK
Debit Air : 1.009 L/mnt = 1.452.960 L/hari
Kebutuhan air penduduk = Σpenduduk x 120 L/hari
= 7.882 x 120L
= 945.840 L/hari
Hasil perhitungan kebutuhan air Kabupaten Grobogan dan Kawasan
Sukolilo dapat terpenuhi hanya dengan beberapa sumber mataair yang ada.
Kabupaten yang memiliki 33 mataair, hanya dengan 18 mataair yang ada
sudah dapat memenuhi kebutuhan air penduduk Kabupaten Grobogan.
Kawasan Sukolilo memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan
Kabupaten Grobogan, namun dapat memenuhi kebutuhan air penduduk hanya
dengan 38 mataair dari 79 mataair yang ada. Sumber air yang menghasilkan
air dalam jumlah besar tersebut disalurkan ke daerah sekitar Kawasan Kart
Sukolilo dan juga sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan pertanian
dan lainnya. Jadi unsur perlindungan geologi pada kawasan karst Sukolilo
didasarkan pada fungsi hidrologi dan jaringan sungai bawah tanah untuk
kepentingan air bersih dan pertanian.
29
BAB IV
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
4.1 Jenis Pekerjaan Yang Dilakukan
Dalam pelaksanaan kerja praktik di Bidang Minyak dan Gas Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, penulis
melakukan kegiatan studi inventarisasi kawasan karst daerah Sukolilo sebagai
kawasan lindung geologi. Pekerjaan studi pendahuluan tersebut meliputi studi
pustaka mengenai gas rawa, studi pustaka mengenai geologi regional daerah
potensi gas rawa, serta survey lapangan.
Studi pustaka yang mengenai kawasan karst Sukolilo sebagai kawasan
lindung geologi, baik berupa buku, jurnal, maupun laporan-laporan yang
terkait dengan kegiatan studi inventarisasi kawasan karst Sukolilo sebagai
kawasan lindung geologi. Sebagai salah satu alat penunjang, peta geologi dan
peta kawasan karst daerah Sukolilo digunakan untuk penyusunan laporan.
Survey lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengetahui
kondisi lokasi kawasan karst Sukolilo untuk dijadikan sebagai kawasan
lindung geologi. Selain itu, survey lapangan juga dilaksanakan guna
mengetahu inventaris yang ada pada kawasan karst Sukolilo dalam segala
aspek geologi dan hal lainnya yang berkaitan dengan kawasan lindung
geologi untuk kawasan karst. Hasil dari survey lapangan ini dijadikan sebagai
acuan dalam inventarisasi dan hipotesis mengenai kawasan karst Sukolilo
untuk dijadikan sebagai kawasan lindung geologi.
4.2 Peralatan Yang Digunakan
Selama kegiatan kerja praktik, digunakan beberapa peralatan
pendukung, yaitu:
1. Peta Geologi Lembar Ngawi tahun 1996, sebagai data sekunder.
2. Peta Geologi Lembar Bojonegoro tahun 1992, sebagai data sekunder.
3. Peta Rupa Bumi Lembar Ngawi, sebagai data sekunder.
4. Peta Rupa Bumi Lembar Bojonegoro, sebagai data sekunder.
5. Peta Penetapan Kawasan Lindung Karst Sukolilo, sebagai data sekunder.
30
6. Literatur berupa buku, jurnal penelitian, maupun laporan-laporan, sebagai data sekunder.
7. Perangkat lunak ArcGIS 10.0 dan Microsoft Office, sebagai media pengolah data
lapangan.
8. Kamera, sebagai alat memotret objek analisis.
9. Buku catatan lapangan dan alat tulis, sebagai media pencatat hasil pengamatan.
4.3 Tahapan Pekerjaan
Pelaksanaan kerja praktik ini dimulai dari tanggal 1 September 2014
hingga 27 September 2014, dimana kegiatan kerja praktik sesuai dengan
kegiatan perkantoran yang dilaksanakan dari hari Senin hingga hari Jumat
dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Berikut merupakan kegiatan
yang dilakukan selama kegiatan Kerja Praktik:
1. Minggu pertama pelaksanaan kerja praktik adalah orientasi lingkungan kerja praktik dan
penempatan divisi saat kerja praktik di Dinas ESDM Propinsi Jawa Tengah.
2. Minggu kedua dan minggu ketiga pada pelaksanaan kerja praktik adalah melakukan
persiapan alat survey lapangan, melakukan studi literatur dan kegiatan survey lapangan.
Kegiatan survey lapangan dilkaukan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian agar
dapat dipelajari lebih lanjut.
3. Minggu keempat pelaksanaan kerja praktik adalah melakukan studi mengenai
inventarisasi yang ada pada kawasan karst Sukolilo dan pembuatan laporan.
4.4 Hasil Pekerjaan
Kawasan karst Sukolilo - Grobogan merupakan kawasan karst yang
berada di puncak tertinggi dari kawasan karst Perbukitan Kendeng Utara
berada pada ketinggian 500 mdpl memiliki bermacam keunikan. Keunikan-
keunikan tersebut menjadi nilai lebih sebagai suatu kawasan karst yang ada di
Indonesia. Keunikan tersebut meliputi keunikan endokarst dan juga eksokarst
yang menampilkan suatu keindahan tersendiri yang menarik perhatian dari
berbagai kalangan, baik dari dari kalangan peneliti hingga penikmat
keindahan alam Indonesia.
Kawasan karst Sukolilo memiliki keunikan baik dari sisi endokarst
maupun eksokarst. Pada kawasan ini memiliki bentukan karst berupa kerucut
karst, dolina, telaga, gua kering, maupun gua basah. Dari keunikan kawasan
karst ini diperlukan adanya pengelolaan kawasan karst berupa kegiatan
31
inventarisasi, penyelidikan, pemanfaatan, dan perlindungan sumberdaya
karbonat bermorfologi karst. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan guna
melindungi kawasan karst dengan mempertimbangkan daya dukung
lingkungan, yang merupakan hubungan timbal-balik yang dinamis antara
manusia dengan sumberdaya alam di sekitarnya.
Kawasan karst sendiri memiliki banyak nilai-nilai diantaranya nilai
ilmiah, nilai ekonomi, dan nilai kemanusian. Nilai ilmiah berkaitan dengan
ilmu-ilmu kebumian, speleologi, biologi, arkeologi, dan paleontologi. Nilai
ekonomi berkaitan dengan usaha pertanian, kehutanan, pertambangan,
pengelolaan air, dan pariwisata. Dan nilai kemanusian berkaitan dengan
keindahan, rekreasi, pendidikan, unsure-unsur spiritual dan agama atau
kepercayaan.
Dari nilai-nilai tersebut perlu adanya inventarisasi Kawasan Karst
Sukolilo, dimana dalam hal ini mendata mengenai aspek-aspek geologi yang
ada pada kawasan tersebut sehingga nilai ilmiah dapat terangkat yang secara
tidak langsung dapat mendukung nila-nilai lainnya. Dengan adanya
inventarisasi, dapat diketahui inventaris yang ada pada kawasan karst ini.
Kawasan karst Sukolilo memiliki beberapa inventarisasi berupa
endokarst maupun eksokarst. Inventaris berupa eksokarst yang berada pada
kawasan karst Sukolilo berupa telaga, dolina, kerucut karst, dan beberapa
gua, selain itu terdapat inventaris berupa endokarst yaitu gua basah dan
sungai bawah tanah. Kerucut karst merupakan undakan-undakan bukit yang
berbentuk kerucut (umumnya mempunyai sudut 45°) yang terbentuk akibat
adanya perlarutan-pelarutan yang disebabkan oleh media pelarut yaitu air.
Kerucut karst merupakan kenampakan khas yang ada pada kawasan karst
dimana pengaruh pelrarutan berpengaruh besar terhadap terbentuknya
kenampakan tersebut. Inventaris lainnya berupa dolina atau sinkhole yang
merupakan bentukan cekungan membundar atau depresi tertutup di
permukaan topografi karst. Menurut Kusumayudha (2005), dolina dapat
terbentuk karena proses pelarutan (disolusi), runtuhan (collapse), kombinasi
pelrutan dan runtuhan (suffusion), dan proses runtuhnya atap gua subsiden
32
yang berada dibagian bawah dolina tersebut (subsidence). Dolina dapat
mengalirkan air dari permukaan ke bawah permukaan melalui pembuluh yang
terlebarkan atau melalui soil menuju ke sistem atau jaringan saluran bawah
tanah (gua) dibawah permukaan (White, 1988 dalam Samodra tahun 2001).
Inventaris lain yang ada pada kawasan karst Sukolilo adalah gua baik
gua kering maupun gua basah. Gua ini terbentuk akibat pelarutan
batugamping yang membentuk lubang-lubang yang saling berintegrasi ayang
akan memebntuk suatu pembuluh yang akan berkembang menjadi bentukan
gua. Gua kering merupakan terowongan-terowongan yang yang saling
terhubung tanpa adanya aliran air didalamnya, dan untuk gua basah
merupakan gua dimana ditemukannya aliran sungai bawah tanah.
Gambar 4.2 Kenampakan Sayatan Batuan Nikol bersilang
Batuan penyusun kawasan karst Sukolilo merupakan batugamping
terumbu dimana batuan tersebut tumbuh atau terbentuk pada zona terumbu.
Setelah melakukan analisis melalaui kenampakan mikroskopis, pertama
terihat kenampakan berwarna coklat terang pada nikol bersilang dengan
susunan komposisi mineraloginya adalah fragmen foraminifera (61%),
fragmen kuarsa (20%), mikrit (5%), dan matriks lempung silisiklastik (14%).
Setelah analisis tersebut diketahui bahwa batuan tersebut adalah Sandy
Allochem Limestone (Klasifikasi Mount, 1985 dalam Dinas ESDM tahun
2012). Sedangkan contoh batuan ke dua memiliki kenampakan berwarna
coklat kemerahan pada nikol sejajar dan abu-abu kecoklatan pada nikol
bersilang. Batuan ke dua ini tersusun atas fragmen foraminifera besar (79%),
fragmen kuarsa (5%), dan mikrit (16%). Berdasarkan hasil analisis batuan
33
tersebut, batuan tersebut memiliki penamaan Assilina Rudstone (Klasifikasi
Embry & Klovan, 1975 dalam Dinas ESDM tahun 2012).
Adanya inventarisasi kawasan karst Sukolilo dimaksudkan untuk
menjadikan kawasan karst ini sebagai kawasan lindung geologi. Karst yang
dijadikannya kawasan lindung geologi ini, agar kawasan karst dapat
terlindungi dari perusakan-perusakan yang menimmbulkan dampak negative
yang dapat merugikan warga ataupun masyarakat yang tinggal di kawasan
karst sukolilo dan sekitarnya.
Perhatian dari pemerintah terhadap perlindungan kawasan seperti ini
sangat diharapkan terus berlasung agar kondisi alam di Indonesia, khusunya
yang bermanfaat bagi semua pihak terus berlanjut. Pihak masyarakat pun
turut andil dalam pengawasan dan pengelolaan kawasan ini agar tercipta
suatu hubungan yang sangat menguntungkan.
4.5 Evaluasi Pekerjaan
Dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan pada saat melakukan kerja
praktik, maka ada beberapa kendala pada saat pelaksanaan yang didapatkan
antara lain sebagai berikut :
1. Keterbatasan data primer sebagai pendukung untuk dilakukannya pengolahan data.
2. Literatur maupun peneliti terdahulu yang maisih kurang.
3. Hasil kajian pemetaan kurang detil yang menyebabkan keterbatasan data yang dapat
diolah sebagai data penunjang analisis mengenai kawasan karst.
4.6 Manfaat yang Diperoleh
Kegiatan kerja praktik di Bidang Geologi Mineral dan Batubara Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah membantu penulis
dalam mengenal dunia pekerjaan kedinasan di bidang sumber daya energi.
Selain itu, kegiatan kerja praktik ini juga memberikan pengetahun lebih
kepada penulis tentang inventarisasi kawasan karst Sukolilo sebagai kawasan
lindung geologi, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
34
BAB V
KESIMPULAN
1. Inventaris yang ada pada kawasan karst berupa eksokarst berupa kerucut karst, dolina, dan
telaga, dan juga endokarst berupa gua basah, gua kering, dan sungai bawah tanah. Kawasan
karst Sukolilo tersusun atas batugamping yang terbentuk pada lingkungan batugampng
terumbu.
2. Hasil temuan fosil yang berada di wilayah karst Sukolilo menjadikan nilai tambah dijadikannya
kawasan karst Sukolilo sebagai kawasan lindung geologi untuk menunjang pemahaman ilmiah
wilayah karst Sukolilo.
3. Hasil inventarisasi kawasan Sukolilo memiliki kurang lebih 102 mataair yang tersebar
dibeberapa wilayah. Kecamatan Sukolilo dengan 79 mataair dengan debit air 1-178,90
liter/detik dan Kabupaten Grobogan dengan 33 mataair dengan debit air 6-64 liter/detik yang
dapat memenuhi kebutuhan air Kawasan Sukolilo dan sekitarnya.
4. Berdasarkan inventarisasi kawasan karst Sukolilo dan Peraturan Pemerintah no 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Pasal 52 ayat 5, Peraturan
Pemerintah no.26 tahun 2008 tentang RTRWN pasal 53 ayat 1, Permen ESDM No.17 tahun
2012 tentang Penetapan Bentang Alam Karst, dan Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya
Mineral No. 17 tahun 2012, kawasan karst Sukolilo telah dapat dijadikan kawasan lindung
geologi yang didukung oleh aspek-aspek yang berada dalam kawasan karst.
5. Diperlukan adanya perhatian lebih dari pihak pemerintah dan masyarakat guna melindungi dan
melestarikan kawasan karst Sukolilo sebagai kawasan lindung geologi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian
1: Sumber Daya Air Spasial. Jakarta
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2012.
Laporan Akhir Penetapan Kawasan Lindung Geologi di Jawa Tengah di
Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pati, Kabupaten Purbalingga, Klaten, dan
Wonogiri. Tidak dipublikasikan.
Samodra, H. 2001. Nilai Strategis Kawasan Kars di Indonesia: Pengelolaan dan
Perlindungannya. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Bemmelen, R.W.. 1949. The Geology of Indonesia, Vol. 1A. Amsterdam:
Government Printing Office, The Hague.
Kusumayudha, S.B.. 2005. Hidrogeologi Karst Dan Geometri Fraktal Di Daerah
Gunungsewu. Yogryakarta
Petrasa, dkk. 2014. Kajian Potensi Kawasan Karst Kendeng Utara Pegunungan
Rembang Madura Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
LAMPIRAN