i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
JUDUL
IbM Kelompok Perajin Kayu di Desa Mas
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Ni Nyoman Sri Witari, S.Sn., M.Ds., NIDN 0004057406
Ni Made Wiratini, S.Pd., M.Sc., NIDN 0027068301
I Nyoman Pasek Hadisaputra,S.Pd., M.Pd., NIDN 0018097805
Universitas Pendidikan Ganesha
Nopember 2014
iii
RINGKASAN
Tujuan dan target yang ingin dicapai dalam pengusulan IbM Kelompok Perajin Kayu
di Desa Mas adalah mampu meningkatkan produktifitas para perajin kayu (mitra), dapat
menciptakan desain baru, dapat menghasilkan kerajin kayu anti jamur, dapat memasarkan
produk dengan bahasa inggris, dan dapat membuka tempat pemasaran baru di sentra-sentra
pariwisata Bali. Mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: I Wayan
Arjana dari Kelompok Perajin Kayu Sumber Rejeki sebagai mitra 1, dan Ni Wayan Murni
dari Kelompok Perajin Kayu Wangun Sari sebagai mitra 2. Untuk mencapai tujuan dan target
program IbM ini, maka mitra diberi pelatihan dan pendampingan selama kegiatan ini
berlangsung. Pelatihan yang diberikan kepada mitra adalah: 1) pelatihan cara meningkatkan
produktifitas dan memberi bantuan mesin gijig, mesin gerinda, dan mesin dinamu pemutar,
2) memberi pelatihan cara membuat disain baru berbahan baku kayu, 3) memberi pelatihan
cara mengawetkan kerajinan kayu supaya tidak ditumbuhi jamur biru, 4) pelatihan cara
memasarkan produk dengan bahasa inggris sehingga produk mitra dapat dipasarkan secara
lebih luas. Luaran yang dihasilkan dari program IbM meliputi dua aspek, asapek produksi dan
aspek manajemen. Dari aspek produksi mitra diharapkan: 1) dapat meningkat produktifitas
minimal 25% dari produktifitas semula, 2) dapat menghasilkan disain kayu minimal 2 jenis
disain baru, dan 3) dapat mengawetkan kerajinan kayu supaya tidak ditumbuhi jamur biru.
Dari aspek manajemen mitra diharapkan: 1) dapat memasarkan produk dengan bahasa inggris
dan 2) dapat membuka tempat pemasaran baru di sentra-sentra pariwisata Bali untuk menuju
pemasaran internasional (ekspor).
Hasil yang telah dicapai program ini adalah mitra telah mampu mengoperasikan alat
yang telah diberikan kepada mitra, dapat memilih bahan baku kayu dengan kadar air
maksimum 30%, dapat menata ruang penyimpanan produk agar tidak lembab dan bersih,
dapat mengawetkan kayu menggunakan bahan kimia dan menambah estetika produk.
Disamping itu mitra juga telah dapat membuat desain baru, mampu berbahasa inggris dalam
skala terbatas dalam pemasaran produk, dan mempunyai keinginan kuat dalam
mengembangkan industri kerajinan dengan skala yang lebih luas.
Kata-kata kunci: perajin kayu, desa mas
iv
PRAKATA
Puji syukur kehadapan Hyang Widhi Wasa karena berkat rakhmatNya, IbM dapat
terlaksana sesuai rencana. IbM yang berjudul “IbM Kelompok Perajin Kayu di Desa Mas”
merupakan upaya untuk memberdayakan kelompok perajin kayu di Desa Mas agar produk
yang dihasilkan lebih berkualitas yang dapat menembus pasar lebih luas.
IbM terlaksana atas dukungan beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
pelaksana mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada.
a. Dirjen Dikti yang telah mendanai penelitian ini
b. Ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha
yang telah mengusulkan proposal ini ke Dikti sehingga program ini dapat
terlaksana
c. Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA yang telah memfasilitasi alat dan
instrumen
d. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya yang telah menyukseskan penelitian
ini
Akhirnya kami berharap semoga laporan kemajuan ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik juga
kami sangat harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Singaraja, 10 Nopember 2014
Tim Pelaksana
v
DAFTAR ISI halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................... I
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................... ii
RINGKASAN ...................................................... iii
PRAKATA ...................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................... v
DAFTAR TABEL ...................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................... 1
BAB 2. TARGET LUARAN ...................................................... 5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ...................................................... 6
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ...................................................... 8
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 9
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ...................................................... 14
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 16
LAMPIRAN ...................................................... 17
vi
DAFTAR TABEL halaman
Tabel 2.1 Target luaran program pengabdian pada
masyarakat ...................................................... 5
Tabel 3.1 Rencana pemecahan masalah ...................................................... 6
vii
DAFTAR GAMBAR halaman
Gambar 1.1 Jenis kayu kerajinan yang digunakan
mitra ...................................................... 1
Gambar 1.2 Patung lumba-lumba yang ditumbuhi
jamur biru ...................................................... 1
Gambar 1.3 Tahap finishing kerajinan ...................................................... 2
Gambar 1.4 Jenis kerajinan yang dihasilkan mitra ...................................................... 3
Gambar 5.1 Mitra latihan mengoperasikan alat
mesin ...................................................... 9
Gambar 5.2 Bahan baku untuk kerajinan kayu ...................................................... 10
Gambar 5.3 Cara mengawetkan kayu dengan
bahan kimia ...................................................... 10
Gambar 5.4 Mitra dilatih membuat desain baru ...................................................... 10
Gambar 5.5 Mitra sedangh latihan bahasa inggris ...................................................... 11
Gambar 5.6 Mitra dilatih cara memasarkan ...................................................... 11
Gambar 5.7 Kunjungan terhadap mitra dalam
kegiatan pendampingan ...................................................... 12
Gambar 5.8 Desain baru mitra ...................................................... 13
viii
DAFTAR LAMPIRAN halaman
Lampiran 1. Instrumen ...................................................... 17
Lampiran 2 Personalia teanaga pelaksana beserta
kualifikasinya ...................................................... 18
Lampiran 3. HKI dan publikasi ...................................................... 26
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar terdapat berbagai kelompok perajin kayu.
Kelompok perajin kayu tersebut terdapat di Banjar Tegalbingin, yaitu kelompok Perajin Kayu Sumber
Rejeki dengan jumlah anggota 20 orang dan kelompok Perajin Kayu Wangun Sari dengan jumlah
anggota 30 orang. Aset total kedua kelompok perajin kayu Rp. 500.000.000. Hasil kerajinan kayu dijual
langsung ke Pasar Seni Sukawati. Harga kerajinan kayu termurah Rp 5.000 per biji dan termahal Rp
100.000 per biji.
Jenis kayu yang digunakan untuk kerajinan oleh kedua kelompok perajin kayu adalah kayu waru,
kayu pangal buaya, kayu albesia, dan kayu jempinis (Gambar 1.1).
A B C
Gambar 1.1 Jenis kayu kerajinan yang digunakan mitra (A: jempinis, B: panggal buaya, C: potongan kayu
yang digunakan untuk kerajinan(sumber: dokumen Lasia, 2013))
Kayu-kayu tersebut diolah secara manual/ tanpa mesin untuk dijadikan berbagai jenis kerajinan kayu,
seperti patung, top door, buaya, kelinci, patung buda, dan sebagainya. Proses pengolahan kayu menjadi
berbagai jenis kerajinan meliputi: pemotongan, pelobangan, pembentukan, penghalusan, dan finishing.
Pengerjaan kayu secara manual terutama saat pemotongan, pelobangan, dan pembentukan menyebabkan
produktivitas sangat lambat dan rendah. Akibatnya, ketika para perajin mendapat pesanan yang cukup
banyak (300 biji) dalam jangka waktu 1-2 minggu, para perajin tidak dapat memenuhi pesanan tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, para perajin kayu membuat stok barang dengan berbagai
bentuk dan ukuran. Stok barang antara 4-6 bulan sering ditumbuhi jamur biru pada bagian permukaan
(Gambar 1. 2). Dampaknya adalah diperlukan biaya lagi untuk membersihkan jamur-jamur yang tumbuh
dipermukaan kerajinan dan keuntungan menjadi berkurang.
Gambar 1.2 Patung lumba-lumba ditumbuhi jamur biru (sumber: dok. Lasia, 2013)
Jamur biru pada
permukaan patung
2
Hasil kerajinan kayu langsung dipasarkan oleh masing-masing anggota kelompok kerajinan di
Pasar Seni Sukawati. Hasil penjualan tergantung jumlah pengunjung yang datang. Jika jumlah
pengunjung banyak maka hasil penjualan dapat mencapai 2-3 juta per hari. Akan tetapi jika pengunjung
sepi hasil penjualan dapat mencapai Rp. 100.000- 250.000 per hari. Pengunjung ramai pada libur sekolah
(Juni-Juli), natal, tahun baru, dan idul fitri. Pengunjung-pengunjung sering bertanya,”Ada jenis kerajinan
yang lain?”. Pertanyaan ini muncul, karena jenis kerajinan yang dijual antar kelompok pedangang
kerajinan sebagian besar sama. Para perajin masih sangat kesulitan dalam membuat desain baru, sehingga
aset penjualan menjadi berkurang. Masalah lain yang dihadapi para perajin ketika berhadapan dengan
pembeli asing. Para perajin kurang mengerti dengan bahasa asing seperti bahasa inggris. Upaya yang
dilakukan oleh perajin kayu adalah ketika pembeli asing datang, para perajin menunjukkan harga melalui
kalkulator. Keterbatasan bahasa inggris tersebut sangat dirasakan oleh para perajin kayu dan sangat
menghambat pemasaran produk-produknya.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini direncanakan bermitra dengan dua orang, yaitu 1 orang ( I
Wayan Arjana sebagai mitra 1) dari kelompok perajin Sumber Rejeki dan 1 orang (Ni Wayan Murni
sebagai mitra 2) dari kelompok perajin Wangun Sari berlokasi di Banjar Tegalbingin Desa Mas
Kecamatan Ubud. Mitra 1 memiliki aset Rp 10.000.000, sedangkan mitra 2 memiliki aset Rp 15.000.000.
Mitra 1 dan mitra 2 dalam memproduksi kerajinan dan memasarkan produknya dibantu oleh keluarganya
masing-masing.
Rencana lingkup kegiatan pada kedua mitra meliputi 2 aspek, yaitu: 1) aspek produksi dan 2)
aspek manajemen hasil produksi. Aspek produksi meliputi: pemilihan bahan baku, pemotongan,
pembentukan, pelobangan, pemahatan, dan tahap finishing. Tahap pemotongan dilakukan dengan
menggunakan gergaji tangan, sedangkan tahap pembentukan, pelobangan, dan pemahatan digunakan
pahat. Pahat yang digunakan berbagai ukuran dan bentuk. Ukuran pahat yang digunakan adalah 0,5 cm; 1
cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm. Sedangkan bentuk pahat: berbentuk bengkok, datar, dan cembung.
Tahap finishing meliputi pengamplasan, penyikatan debu, penyemiran dan pengepakan. Tahap finishing
semua dilakukan dengan tangan (Gambar 1. 3).
Gambar 1.3 Tahap finishing kerajinan (pengamplasan (a), penyemiran (b)) (sumber: dok. Lasia, 2013)
3
Jumlah kerajinan kayu yang dihasilkan tergantung pada jenis patung yang dibuat. Patung jenis tokek
dapat diproduksi 15 biji per hari per orang dan harga per biji Rp 5.000. Sedangkan jenis patung buda
hanya dapat dihasilkan 1 biji per hari per orang dengan harga Rp 75.000 per biji. Jenis patung yang
dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 1.4
Gambar 4 Jenis kerajinan patung kayu yang dihasilkan mitra (Sumber: dok.Lasia, 2013)
Kegiatan aspek manajemen meliputi peningkatan jumlah produksi, penganekaragaman desain
patung, peningkatan kualitas patung (tanpa jamuran), peningkatan pemasaran melalui peningkatan
kemampuan berkomonikasi dalam bahasa asing. Jumlah patung yang dihasilkan oleh mitra 1 rata-rata per
hari masing-masing 15-20 patung tokek, 20-25 top door, 10-15 patung lumba-lumba. Sedangkan mitra 2
per hari menghasilkan 20-25 patung kura-kura, 3-5 patung kelamin laki-laki, 10-15 top door, dan 1
patung buda. Desain jenis kerajinan mitra 1 dan mitra 2 hampir sama dan tidak pernah berubah. Stok-
stok patung yang dibuat sering ditumbuhi jamur sehingga diperlukan biaya untuk membersihkan. Teknik
pemasaran hasil kerajinan kedua mitra sama, yaitu dipasarkan di Pasar Seni Sukawati dan memasang
plank nama di rumah. Bahasa yang digunakan dalam memasarkan oleh ke dua mitra adalah 98% bahasa
indonesia. Hal ini tidak terlepas dari pendidikan terakhir ke dua mitra. Mitra 1 pendidikan terakhirnya
SMA, sedangkan mitra 2 pendidikan terakhir SMP.
Terdapat beberapa keluhan yang terungkap hasil wawancara tim pengusul, antara lain: 1)
produktivitas rendah, 2) kualitas stok barang menurun (jamuran), 3) desain kerajinan monotun, dan 4)
bahasa inggris untuk pemasaran masih rendah. Harapan kedua mitra adalah 1) mampu meningkatkan
produktivitas dengan kualitas baik (anti jamur dan aneka desain) dan 2) dapat berbahasa inggris praktis
untuk meningkatkan pemasaran.
Permasalahan Mitra
Mitra memiliki permasalahan pokok dan disepakati dengan tim pengabdian masyarakat untuk
dicarikan jalan keluar, antara lain: 1) kurang menggunakan teknologi dalam berproduksi, 2) kurang
pengetahuan cara mengatasi jamur pada hasil kerajinan, 3) kurang pengetahuan membuat desain baru, dan
4) lemahnya teknik pemasaran (bahasa inggris). Permasalahan mitra tersebut ditunjukkan dari kegiatan
yang telah dilakukan oleh mitra, seperti:
a. Proses produksi (pembuatan kerajinan) menggunakan gergaji tangan, pahat, mengamplas dengan
tangan, dan menyemir dengan tangan. Proses produksi secara manual/tanpa mesin, produktivitas
4
sangat kecil, dan lambat sehingga ketika ada pesanan kerajinan dalam jumlah yang banyak dan
cepat, mitra belum dapat melayani. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka mitra diberi pelatihan
cara meningkatkan produktivitas agar dapat memenuhi pesanan dalam jumlah yang banyak dalam
jangka waktu pendek. Solusinya, mitra akan dibelikan alat gergaji mesin untuk pemotongan, alat
gijig untuk pembentuk, gerinda ampalas untuk mengamplas, dinamu pemutar untuk menyikat dan
menyemir.
b. Penyetokan barang dalam jangka waktu 4-6 bulan menyebabkan patung ditumbuhi jamur biru dan
diperlukan waktu serta biaya untuk membersihkannya. Tumbuhnya jamur biru pada kerajinan,
karena mitra tidak memperhatikan kadar air kayu, tempat penyimpanan, dan tidak mengetahui cara
mengawetkan kerajinan berbahan baku kayu. Persyaratan yang diperlukan agar tidak ditumbuhi
jamur biru pada kayu adalah kadar air maksimum 30%, disimpan ditempat yang kering (tidak
lembab), tempat penyimpanan terang (sinar matahari dapat masuk), dioleskan obat anti jamur biru
(Damawnauw, 1992 dan Febriana Tri wulandari, 2012). Untuk mengatasi masalah tersebut, mitra
diberi pelatihan cara mengeringkan kerajinan, cara menyimpan, syarat gudang penyimpanan, dan
teknik pengawetan kayu dengan bahan pengawet anti jamur biru.
c. Desain kerajinan/patung kedua mitra sangat monoton. Ciri khas mitra kurang menonjol
dibandingkan perajin kayu yang lain. Disain baru sangat diminati oleh konsumen. Indikasi tersebut
terungkap dari pertanyaan para pengunjung di Pasar Seni Sukawati yang sering menanyakan” ada
model yang lain?”. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, mitra diberi pelatihan mendisain
kerajinan patung kayu.
d. Managemen pemasaran hasil kerajinan kayu 98% didominasi dengan bahasa Indonesia. Ketika
pembeli asing menggunakan bahasa inggris, mitra menunjukkan harga melalui kalkulator. Cara
pemasaran tersebut, kurang menguntungkan untuk mitra, karena produk-produk kerajinan yang
dihasilkan akan sulit menembus pasar internasional akibat kurang mampu berbahasa inggris. Disisi
lain, Pasar Seni Sukawati sudah terkenal di mancanegara dan banyak dikunjungi wisatawan
mancanegara. Untuk mengatasi masalah tersebut, mitra dilatih berbahasa inggris praktis yang sering
digunakan untuk memasarkan hasil kerajinan.
5
BAB 2.
TARGEN DAN LUARAN
Luaran yang ditargetkan adalah dalam bentuk metode, barang/produk dan artikel ilmiah. Secara
garis besar luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat IbM ini disajikan pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Target luaran program pengabdian pada masyarakat
No Kegiatan Target luaran
Kagiatan pada aspek produksi
1 Pelatihan peningkatkan produksi 1. Mesin gijig, gerinda amplas, dinamo pemutar
2. Produksi meningkat minimal 25% perhari dari semula
2 Pelatihan mendisain baru kerajinan
kayu
1. Mampu mendisain jenis kerajinan baru minimal 2 jenis
3 Pelatihan penyiapan bahan baku
kerajinan kayu dengan kadar air
maksimum 30%
1. Bahan baku dengan kadar air maksimum 30%
4 Pelatihan syarat gudang
penyimpanan kerajinan kayu
1. Gudang penyimpanan memenuhi syarat: tidak lembab,
terdapat sinar matahari masuk
5 Perlatihan cara mengewetkan kayu
dengan bahan kimia
1. Mitra mampu mengawetkan kerajinan dengan
menggunakan bahan kimia
2. Kerajinan kayu/patung tidak ditumbuhi jamur
Kegitan pada aspek managemen
6 Pelatihan bahasa inggris praktis
cara pemasaran
1. Mitra dapat berbahasa inggris praktis minamal dalam
dalam tawar menawar
7 Pelatihan tentang managemen
pemasaran dengan bahasa inggris
1. Mitra dapat memasarkan produk secara lebih luas (di
luar Pasar Seni Sukawati) di sentra pariwisata Bali
(seperti Sanur, Ubud, Kuta, dan Nusa Dua) menuju
pasar global.
6
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Mengatasi permasalahan kelompok perajin kayu di Desa Mas Kecamatan Ubud harus secara
efisien, efektif, dan terpadu agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan usaha yang telah
dirintis para perajin kayu. Metode pendekatan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan
mitra adalah: 1) pelatihan peningkatan jumlah produksi, 2) pelatihan mendisain baru kerajinan kayu, 3)
pelatihan cara mengawetkan kerajinan kayu, 4) pelatihan managemen pemasaran dengan bahasa inggris.
Berdasarkan hasil diskusi pengusul program dengan mitra dari kedua kelompok perajin kayu telah
disepakati rencana kegiatan yang akan dilakukan dan menunjukkan solusi terhadap permasalahan mitra.
Kesepakatan mitra tersebut bersedia melaksanakan program yang telah disusun telampir dalam surat
kesediaan mitra kelompok perajin kayu, seperti terlampir dalam lampiran 4. Secara detail, beberapa
metode pendekatan yang ditawarkan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang mitra disajikan
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rencana pemecahan masalah
Permasalahan Akar masalah
Metode Pendekatan yang
ditawarkan untuk pemecahan
masalah
Aspek produksi
Jumlah produksi
kerajinan kayu
sangat sedikit dan
waktu sangat lama
1. Para perajin kayu mengerjakann
kerajinannya dengan cara manual/tangan
2. Para perajin kayu belum menggunakan
mesin untuk mempercepat hasil produksi.
1. Memberikan pelatihan kepada
perajin kayu tentang cara
meningkatkan produksi
2.Memberi bantuan mesin gijig,
gerinda amplas, dinamo
pemutar
Hasil kerajinan
kurang laku
dipasaran
1. Banyak produk-produk yang sama
dipasaran
2. Para perajin kayu kurang kreatif mendisain
dengan desain baru
3. Perajin kayu kurang pengetahuan
mendesain dengan desain baru
1. Memberikan pelatihan
mendisain baru kerajinan
kayu
Kerajinan kayu
ditumbuhi jamur
biru
1. Kadar air kayu tidak terkontrol seharusnya
maksimal kadar air kayu 30%
2. Gudang penyimpanan lembab
3. Gudang penyimpanan tidak kena sinar
1. Pelatihan penyiapan bahan
baku kerajinan kayu dengan
kadar air maksimum 30%
2. Pelatihan syarat gudang
7
matahari
4. Perajin kayu kurang mengetahui cara
mengewetkan kayu dengan bahan kimia
penyimpanan kerajinan kayu
3. Perlatihan cara mengewetkan
kayu dengan bahan kimia
Aspek Manajemen
Kerajinan kayu
belum dapat
menembus pasar
internasional
1. Bahasa inggris masih randah
2. Pemasaran hanya dipasar Seni Sukawati
1. Pelatihan bahasa inggris
praktis cara pemasaran
2. Pelatihan tentang
managemen pemasaran
Untuk merealisasi metode yang ditawarkan, maka prosedur kerja yang akan dilakukan
berdasarkan kesepakatan mitra dengan tim pengusul program didominasi praktek dibandingkan ceramah
dan meliputi 2 aspek, yaitu aspek produksi dan aspek manajemen pemasaran dengan bahasa inggris.
Prosedur kerja pada aspek produksi meliputi: 1) pemberian wawasan kepada mitra melalui ceramah dan
diskusi tentang cara meningkatkan produksi, 2) praktek cara menggunakan mesin gijig, mesin gerinda,
dan mesin dinamu pemutar, 3) pemberian wawasan kepada mitra melalui ceramah dan diskusi tentang
cara membuat disain baru kayu, 4) praktek membuat disain baru kayu dengan mesin gijig, mesin gerinda,
dan mesin dinamu pemutar, 5) pemberian wawasan kepada mitra melalui ceramah dan diskusi tentang
faktor-faktor penyebab tumbuhnya jamur biru pada kerajinan, dan 6) praktek cara mengawetkan kerajinan
kayu. Sedangkan prosedur kerja pada aspek managemen pemasaran meliputi: 1) pemberian wawasan
kepada mitra melalui ceramah dan diskusi tentang pentingnya bahasa inggris dalam pemasaran produk
menuju pasar internasional, dan 2) praktek cara memasarkan produk dengan bahasa inggris.
Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program yang telah disepakati dengan tim pengusul program
adalah mitra siap mengikuti program seacara penuh, seperti terlampir dalam lampiran 4. Sebagai wujud
partisipasi mitra dalam program ini, mitra siap menyediakan bahan baku kayu, pahat dengan aneka
bentuk dan ukuran, kuas, sikat, dan semir kayu.
Luaran yang dihasilkan dari program IbM meliputi dua aspek, aspek produksi dan aspek
manajemen. Dari aspek produksi mitra diharapkan: 1) dapat meningkat produktifitas minimal 25% dari
produktifitas semula, 2) dapat menghasilkan disain kayu minimal 2 jenis disain baru, dan 3) dapat
mengawetkan kerajinan kayu supaya tidak ditumbuhi jamur biru. Sedangkan aspek manajemen mitra
diharapkan: 1) dapat memasarkan produk dengan bahasa inggris dan 2) dapat membuka tempat
pemasaran baru di sentra-sentra pariwisata Bali untuk menuju pemasaran internasional (ekspor).
8
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)
memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalin hubungan yang sinergi dengan lingkungan masyarakat.
Peran Undiksha menjalin mitra dengan masyarakat melalui pengabdian masyarakat baik pada bidang
pendidikan maupun non kependidikan. Pada tahun 2012 terdapat 52 judul didanai di LPM Undiksha.
Sumber-sumber dana tersebut dari DIPA dan kompetisi di DP2M dikti. Prestasi LPM Undiksha dalam
meraih dana P2M di DP2M Dikti sangat menakjubkan. Terbukti LPM Undiksha telah berhasil
memenangkan di DP2 M Dikti pada skim: , Hi-link, IbiKK, IbK, Ibm, IbW, KKN-PMP, dan PM-PMP.
Judul P2M yang didanai dari DIPA adalah 25 judul, terdiri dari 17 judul bidang pendidikan dan 8
judul non kependidikan. Sedangkan judul yang berhasil didanai dari skim Hi-link, IbK, dan KKN-PMP
masing-masing 1 judul. Judul P2M yang didanai dari IbIKK, IbW, IbM, dan PM-PMP masing-masing 3,
4, 12, dan 5. Dana P2M yang berhasil dihimpun adalah Rp 125.000.000 dari DIPA, Rp 1.895.000.000
dari DP2M Dikti, Rp 220.000.000 dari dana pendamping Pemerintah daerah, dan Rp 240.000.000 dari
dana pendamping DIPA Undiksha (LPM Undiksha, 2013).
Untuk mensukseskan program IbM yang diusulkan, diperlukan tim pelaksana kegitan dari
berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah mitra. Disiplin ilmu yang diperlukan adalah teknologi
pengawetan kayu, managemen peningkatan produksi, dan managemen pemasaran produk dengan bahasa
inggris. Ketua pelaksana program, adalah Ni Nyoman Sri Witari, S.Sn., M.Ds. adalah dosen Jurusan
Pendidikan Seni Rupa yang menggeluti desain kerajinan kayu. Ketua pelaksana bertugas memberi
pelatihan tentang cara membuat desain baru kerajinan kayu yang bernilai tinggi, laku dipasaran, dan
mengkoordinir semua kegiatan yang akan dilaksanakan. Anggota 1 adalah Ni Wiratini, S.Pd., M.Sc.
adalah dosen Jurusan Pendidikan Kimia yang menggeluti ilmu kimia dan bertugas melatih mitra cara
agar kerajinan kayu tidak ditumbuhi jamur dengan cara mudah danmurah. Sedangkan anggota 2, I
Nyoman Pasek Hadisaputra,S.Pd., M.Pd., merupakan dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang
menggeluti bahasa inggris dan sering berkomonikasi dengan wisatawan asing dalam bahasa inggris.
Anggota 2 bertugas melatih mitra cara memasarkan produk dengan berbahasa inggris praktis agar
mampu mengikat para wiasatawan asing membeli kerajinan kayu. Dengan demikian, tim pengusul telah
memiliki kepakaran yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan mitra secara komprenhensip.
9
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil IbM
Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan IbM ini meliputi: pelatihan tentang cara meningkatkan
produksi , cara mengawetkan produk kayu, cara membuat mendesain baru, pelatihan bahasa inggris, cara
memasarkan produk dengan bahasa inggris dan pendampingan terhadap semua kegiatan yang telah
dilatihkan.
5.1.1 Pelatihan cara meningkatkan produksi
Pelatihan cara meningkatkan produksi difokuskan pada upaya yang dapat dilakukan agar jumlah
paroduk yang dihasilkan dapat meningkat tanpa mengurangi kualitas produk. Upaya tersebut dibantu
dengan pemberian bantuan mesin bor, mesin gijig, dan amplas elektrik. Mitra dikenalkan bagian-bagian
mesin dan dijelaskan fungsinya masing. Mitra kemudian dilatih untuk menggunakan alat-alat tersebut dan
dilatih membuat bentuk dengan menggunakan mesin. Kegiatan mitra dalam latihan mengoperasikan alat
terlihat seperti Gambar 5.1
Gambar 5.1 Mitra latihan mengoperasikan alat mesin gijig (a), mesin amplas (b), dan bor listrik (c)
5.1.2 Pelatihan cara mengawetkan produk kayu
Pelatihan cara mengawetkan produk kayu difokuskan pada syarat tempat penyimpanan produk
dan pelatihan cara mengawetkan produk agar tidak ditumbuhi jamur. Tempat penyimpanan produk tidak
boleh lembab dan kotor. Tempat yang lembab mudah ditumbuhi jamur dan tempat yang kotor disukai
oleh rayap.
Pelatihan cara mengewetkan produk kayu, mitra dilatih sejak pemilihan bahan baku, dikeringkan
sampai maksimum kadar air 30%, diolesi dengan bahan kimia anti jamur dan anti rayap, tetapi menambah
estetika produk. Terlebih khusus mitra diberi pelatihan tentang pengawetan kayu menggunakan bahan
kimia. Mitra diberi penjelasan tentang sifat-sifat bahan dan cara menggunakan bahan.
a b c
10
Gambar 5.2 Bahan baku untuk kerajinan kayu
Gambar 5.3 Cara mengawetkan kayu dengan bahan kimia (a) dan contoh hasil kayu yang telah
diawetkan.(b)
5.1.3. Pelatihan cara membuat disain baru
Cara membuat desain baru kerajinan kayu mrupakan kebutuhan mitra agar dapat bertahan
ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Hal tersebut sangat dirasakan oleh mitra. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam pelatihan membuat desain adalah menambah wawasan mitra agar dapat
membuat desain baru, cara menggali ide, dan cara mencurahkan ide. Untuk mendapatkan ide baru, mitra
dapat memperhatikan desain yang telah ada, kemudian diinovasi bagian-bagiannya. Pelatihan terhadap
cara membuat desain baru terebut, dapat dilihat seperti Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Mitra dilatih membuat desain baru (kiri) dan desain baru yang telah dihasilkan (kanan)
5.1.4 Pelatihan bahasa inggris
a b
11
Bahasa inggris merupakan bahasa yang paling sering digunakan oleh mitra, karena kebanyakan
pembeli dari luar negeri menggunakan bahasa inggris. Untuk itu kemampuan berbahasa inggris dalam
memasarkan produk sangat diperlukan oleh mitra. Selama ini, factor bahasa inggris sangat menjadi
penghambat dalam memasarkan produknya. Kesalahpahaman sering terjadi ketika antara pembeli asing
dengan mitra terjadi tawar-menawar. Untuk itu mitra diberi pelatihan bahasa inggris sesuai dengan
kebutuhan mereka. Bahasa inggris yang diberikan adalah cara menawarkan produk meliputi perkenalan
jenis-jenis barang dengan bahasa inggris, harga setiap barang dengan bahasa inggris, menjelaskan kualitas
dengan bahasa inggris, tawar-menawar dengan bahasa inggris, tempat pengiriman dan ongkos kirim.
Kegiatan terebut dapat dilihat seperti Gambar 5.5
Gambar 5.5 Mitra sedang latihan bahasa inggris
5.1.5 Pelatihan cara memasarkan produk
Keberlangsungan suatu usaha sangat ditentukan oleh cara memasarkannya. Cara memasarkan
produk dimulai dari cara mengkemas produk agar menarik, kualitas produk, dan pelayanan, serta tempat.
Keempat hal tersebut diberikan kepada mitra agar pembeli dapat terpikat, sehingga mau berbelanja.
Kemasan barang/produk harus menarik dan sesuai dengan kecendrungan/tern zaman. Misalnya kemasan
untuk anak-anak harus disesuaikan dengan dunia anak dan tren perkembangan yang disukai anak.
Pelatihan cara memasarkan produk untuk mitra dapat dilihat seperti Gambar 5.6.
Gambar 5.6 Mitra dilatih cara memasarkan
12
5.1.6 Pendampingan
Pendampingan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu mitra apabila mitra
menemukan permasalahan ketika menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang telah diberikan
sebelumnya serta untuk memecahkan permasalahan lain yang belum terpecahkan. Tujuan pendampingan
ini agar program yang telah dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, disamping itu untuk mengetahui
efektifitas program. Kegiatan pendampingan terhadap mitra dapat dilihat seperti Gambar 5.7.
Gambar 5.7 Kunjungan terhadap mitra dalam kegiatan pendampingan
Selama kegiatan pendampingan terungkap permasalahan mitra bahwa produk yang baru dibuat
sangat rentan terhadap penjiplakan. Disamping itu, mengaplikasikan bahasa inggris yang telah diberikan
sangat dirasakan sangat bermanfaat walaupun masih tersendat-sendat dalam menyampaikannya.
Mengatasi permasalahan tersebut, mitra disarankan terus berkreasi dan apabila perlu karya yang telah
dibuat dipatenkan. Untuk dapat berbicara bahasa inggris dengan lancar, maka mitra disarankan untuk
terus latihan berkomonikasi dan tidak perlu malu-malu.
5.2 Pembahasan
Program IbM sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra. Selama ini, mitra selalu kebingungan cara
mengatasi masalahnya. Mitra merasakan ternyata untuk mengatasi masalah tersebut tidaklah sukar.
Jamur yang selama ini sangat menggangu kualitas produk mitra, kini sudah tidak lagi. Produk mitra tidak
lagi ditimbuhi jamur, walaupun dimusim hujan. Bahan yang digunakan untuk menghilangkan jamur,
justru semakin menambah estetika produk kayu. Kayu yang digunakan untuk mengawetkan, semakin
menambah indah produk.
Pemberian bantuan mesin gijig, gerindra, sikat dengan dynamo, alat bor telah mempercepat
produksi mitra, sehingga masalah waktu pesanan dapat dipersingkat. Disamping itu dengan menggunakan
mesein, kerajinan kayu yang dihasilkan semakin halus dan senakin baik. Mitra telah sangat vasih
menggukan alat-alat yang diberikan. Kecepatan produksi mitra sekarang mencapai 4 kali lipat dari
sebelumnya. Hal ini sangat mengembirakan mitra. Bahkan mitra berharap program seperti ini dapat
dilanjutkan.
13
Kemampuan mendisain produk baru mitra masih terkendala oleh waktu. Kesempatan untuk
mendisain produk baru belum berjalan dengan baik, karena mitra masih mengerjakan pesanan dari
pelanggannya dan harus diselesaikan dalam jangka waktu pendek. Mitra baru mampu mendisain produk
baru 2 jenis saja. Tetapi animo mitra untuk menghasilkan disain baru sangan besar. Desain baru mitra
dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8 Desain baru mitra sapi (a) dan top door jongkok (b)
Animo mitra untuk memasarkan produk lebih luas sangatlah baik. Keiinginan untuk membuka
cabang ditempat wisata seperti di kota kecamatan ubud sangat besar. Akan tetapi mitra masih terkendala
dengan modal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut mitra disarankan mengadakan kerjasama dengan
pemilik tempat dengan membagi keuntungan berdasarkan besarnya saham.
a b
14
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Pelaksanaan IbM telah berjalan dengan baik. Usaha untuk meningkatkan produksi dengan
memberi bantuan beberapa peralatan telah dapat digunakan dengan baik. Produk mitra tidak lagi
ditumbuhi jamur, karena mitra telah mampu mengawetkan produk dan dapat memilih bahan baku dengan
kualitas/kadar air yang sesuai. Mitra telah mampu mendisain produk baru walaupun masih terbatas,
demikian juga kemampuan berkomonikasi mitra dengan bahasa inggris telah terjadi peningkatan.
Kemampuan tersebut telah mampu meningkatkan pemasaran produk yang dihasilkan mitra. Walaupun
demikian tidak menutup kemungkinan mitra masih menemukan kendala dalam mengembangkan usaha
kecil mereka. Untuk itu, pendampingan akan terus dilakukan selama masih diperlukan oleh mitra.
15
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan program yang telah dilaksanakan, yaitu pelatihan cara meningkatkan produksi dan
cara mengawetkan kayu, mitra sangat merasakan manfaat terhadap program yang telah dilaksanakan dan
mitra telah mampu:
a. mengopersikan mesin yang digunakan untuk meningkatkan produksi
b. mengawetkan produk yang dihasilkan
c. mampu membuat desain baru
d. dapat berbahasa inggris dalam skala terbatas khususnya untuk memasarkan produk-produk
mereka
e. melihat peluang untuk dapat memasarkan produk mereka lebih luas
7.2 Saran
Program IbM kelompok pengerajin kayu di Desa Mas sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra.
Mitra sangat mengharapkan program ini dapat berlangsung terus. Untuk itu memenuhi keinginan mitra
tersebut, diharapkan dana opersional IbM dapat ditingkatkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Standardisasi Pengawetan Kayu dan Bambu Serta Produknya. http://www.google.co.id/.
Dikunjungi 12 Januarti 2013.
Arif Gunawan. 2012. Faktor Penyebab Bcb dari Kayu. Solo: Gugun Borobudur Wordpress.
Dumanauw,J.F. 1992. Mengenal Kayu. Yogyakarta: Kanisius.
Febriana Tri Wulandari. 2012.Ekstrak Umbi Gadung dan Ekstrak Biji Mimba sebagai Bahan Pengawet
Kayu Ramah Lingkungan. Jurnal. Media Bina Ilmiah. Volume 6, No. 4, Juni 2012.hal 40-43.
http://www.lpsdimataram.com.
Sigit. 2013. Pengawetan Kayu. http://www.wisnoe.com/ dikunjungi 10 Januari 2013.
Hunt, Garrat. 1967. Pengawetan Kayu. Jakarta: Aneka Presindo.
LPM Undiksha, statistic LPM tahun 2012. www.undiksha.ac.id/lpm.
17
LAMPIRAN
1. Instrumen
Instrumen IbM ini adalah alat-alat yang telah diberikan kepada mitra dan cara mitra untuk
mengawetkan kayu.
Gambar Mitra latihan mengoperasikan alat mesin gijig (a), mesin amplas (b), dan bor listrik (c)
Gambar Cara mengawetkan kayu dengan bahan kimia (a) dan contoh hasil kayu yang telah
diawetkan.(b)
a b c
a b
18
2. Personalia tenaga pelaksana beserta kualifikasinya
BIODATA KETUA PROGRAM
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Nyoman Sri Witari, S.Sn., M.Ds.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19740504 200604 2 001
5 NIDN 0004057406
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bungaya, 4Mei 1974
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP (0362) 26642/081 558392325
9 Alamat Kantor Jl. Achmad Yani No. 67 Singaraja Bali
10 Nomor Telepon/Faks (0362) 22570
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 5 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang
12 Mata Kuliah yang Diampu
1. Dasar-dasar dwimatra
2. Tipografi
3. Desain komunikasi visual
4. Seni grafis
5. Gambar tradisi nusantara
6. Ict
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama PT UniversitasUdayana
Denpasar
InstitutTeknologi Bandung –
Bandung, Jabar
Bidang Ilmu Desain Grafis Desain
Tahun Masuk-lulus 1992-1997 2010-2012
Judul
Skripsi/Tesis/Disert
asi
Peranan Kartun Panji
Koming p ada Harian
Kompa ssebagai Media
Komunikasi Visual
TokohWayangKulitSangut Dan
DelemSebagaiKartun Editorial Di
HarianBalipost
Nama
Pembimbing/Promo
tor
1. Drs. I Nyoman Nirma
2. Drs. I Nengah Sudika
Negara
3. Dr. PriyantoSunarto
4. Triyadi Guntur, M.Sn.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
19
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jlh(Juta Rp.)
1 2010 Desain Kartografi Untuk Memadukan Data Sumber Air
yang dapat Dimanfaatkan Masyarakat Kabupaten Buleleng
DIPA
Undiksha 10
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (Juta
Rp)
1 2009
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kemasan Plastik di
Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan Buleleng,
Kabupaten Buleleng
DIPA
Undiksha
5
2 2009
Pelatihan bagi Masyarakat Desa Musi dalam Pembuatan
Nata De Coco baik sebagai bahan pangan maupun membran
dari limbah air kelapa
DIPA
Undiksha
5
3 2012
Workshop pendidikan karakter melalui pembelajaran seni
rupa SD di Kecamatan Buleleng
FBS,
Undiksha 5
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor
/Tahun
1
DesainKartografiUntukMemadukan Data
Sumber Air yang dapat Dimanfaatkan
Masyarakat Kabupaten Buleleng
JurnalPenelitiandanPengemban
ganSains&Humaniora (JPPSH)
Undiksha
5/2/2011
2
PengaruhTokohPanakawanSangut
DanDelemTerhadapPemahamanPembacaKartu
n Editorial SangutDelem di Harian Bali Post.
JurnalPrasi , FBS Undiksha
8/13/2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Hibah IbM tahun anggaran 2014.
Singaraja, 10 Nopember 2014
Pengusul,
Ni Sri Witari,S.Sn., M.Ds.
.
20
Biodata anggota 1
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama lengkap (dengan gelar ) Ni Made Wiratini, S.Pd., M.Sc
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 198306272006042002
5 NIDN 0027068301
6 Tempat dan Tanggal Lahir Lelateng, 27 Juni 19834. Alamat
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 085237465122
9 Alamat Kantor Jl. Udayana No. 11 Singaraja Bali 81117
10 Nomor Telepon/Faks Tel. 0362-25072; Fax. 0362-25335
11 Lulusan yang telah dihasilkan S1=11 orang; S2= -;S3= -
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Kimia Fisika I
2. Physical Chemistry I
3. Kimia Fisika II
4. Physical Chemistry II
5. Kimia Fisika III
6. Physical Chemistry III
7. Praktikum Kimia Fisika
8. Practical of Physical Chemistry
9. Basic Chemistry
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S1 S2
Nama Perguruan Tinggi IKIP N Singaraja UGM
Bidang Ilmu Pendidikan Kimia Ilmu Kimia
Tahun Masuk –Lulus 2001-2005 2008-2010
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
Penggunaan sekam padi sebagai
adsorben untuk menurunkan kadar
ion logam besi pada air
Karakterisasi dan Uji Aktivitas
Katalis Ni/Zeolit Alam pada
Hidrorengkah Metil Ester
Minyak Sawit (MEPO)
Nama Pembimbing
/Promotor
Dr.rer.nat I Wayan Karyasa, S.Pd.,
M.Sc
Dr. Triyono, S.U
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul
Pendanaan
Dana
Jlh
(juta
Rp)
1 2008 Perombakan zat warna diazo remazol black 5 dengan
teknik elektrooksidasi menggunakan larutan NaCl
DIPA
Undiksha 5
2 2008
Meningkatkan kreativitas mahasiswa meanfaatkan
potensi lingkungan lokal dengan penugasan membuat
prosedur praktikum kontekstual pada mata kuliah Kimia
Dasar II
Dosen muda 10
3 2010 Penggunaan Lipase Termostabil Isolat Banyuwedang
untuk Biosensor dalam Penentuan Gliserida pada Serum HB tahap III 35
21
Darah
4 2011
Penggunaan Lipase Termostabil Isolat Banyuwedang
untuk Biosensor dalam Penentuan Gliserida pada Serum
Darah
HB tahap IV 35
5 2011
Degradasi Pencemar Organik dalam Lindi dengan
Proses Oksidasi Lanjut
DIPA
UNDIKSHA
(Lanjut)
15
6 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual
Concurrent Approach berbasis TIK untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Kimia Rintisan SMA Bertaraf
Internasional
Hibah PGBI
25
7 2013
Desain Reaktor Elektrooksidasi Berbasis Potensi
Lingkungan untuk Mendegradasi Limbah Organic Lindi
di Tempat Pembuangan Sampah
HB tahap I
56
8 2014
Desain Reaktor Elektrooksidasi Berbasis Potensi
Lingkungan untuk Mendegradasi Limbah Organic Lindi
di Tempat Pembuangan Sampah
HBII
27
9 2014 Kinetika degradasi lindi dengan teknik elektrooksidasi
menggunakan elektroda karbon dan air laut
DIPA
Undiksha 7,189
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1 2008
Pelatihan penyiapan portofolio sertifikasi guru
dalam jabatan bagi guru-guru matematika dan sains
SMP se-kabupaten buleleng
DIPA
Undiksha 5
2 2009
Peningkatan Profesionalisme Guru SMP Negeri 3
Kintamani melalui Pelatihan Penelitian Tindakan
Kelas
DIPA
Undiksha 5
3 2010
Pembuatan Karya Pengembangan Profesi
Pendukung Portofolio Sertifikasi guru dalam
Jabatan bagi Guru-Guru Sains di Kabupaten
Klungkung
DIPA
Undiksha 5
4 2010
Pelatihan Merancang Praktikum Kimia dengan
Memanfaatkan Potensi Lingkungan bagi Guru
Sains SMP di Kecamatan Kintamani
DIPA
Undiksha 5
5 2011
Peningkatan Pemahaman Ibu-Ibu PKK Banjar
Tegal Bingin Desa Mas Kecamatan Ubud Terhadap
Zat Aditif Makanan
DIPA
Undiksha 5
6 2012 Pelatihan Pembelajaran Inovatif bagi Guru-guru di
SMP Negeri 2 Kubu
DIPA
Undiksha 5
7 2013 Pelatihan pembuatan kompos dari limbah pertanian
di Subak Telaga Desa Mas Kecamatan Ubud
DIPA
Undiksha 7,5
8 2014 Pelatihan pembuatan kompos dari limbah pertanian
di Subak Anakan Desa Mas
DIPA
Undiksha 9
9 2014 IbM Pengerajin Kayu di Desa Mas Dikti 41,5
22
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam jurnal 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
Volume/No
mor/
Tahun
1 Hidrorengkah metal ester minyak
sawit dengan katalis NZ,NZA, dan
Ni/NZA
Jurnal IKA UNDIKSHA 9/2/2011
2 Penggunaan Lipase Termostabil Isolat
Banyuwedang untuk Biosensor dalam
Penentuan Gliserida pada Serum
Darah
Jurnal Penelitian dan Pengembangan
& humaniora
5/22011
3 Peningkatan Pemahaman Ibu-ibu
PKK Banjar Tegalbingin Desa mas
Kecamatan Ubud terhadap Zat Aditif
Makanan
Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat Widya Laksana
Pemberdaya-an Masyarakat menuju
peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia
Edisi Juli
4 Pemanfaatan Potensi Lingkungan
Lokal dalam Membuat prosedur
Praktikum Kontekstual
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Jilid 44/ 1-
3/2011
5 Membangun Penguasaan Konsep IPA
Kelas V SD melalui Laboratorium
berbasis Lingkungan
Jurnal IKA Undiksha 10/1 /2012
6 Degradasi Pencemar Organik dalam
Lindi dengan Proses Oksidasi Lanjut
Sain dan Teknologi Lembaga
Penelitian Universitas Pendidikan
Ganesha
1/2/Oktober
2012
F. Pengalaman Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Nama
Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Nasional
Kimia dan
Pendidikan Kimia
Karakterisasi dan Uji Aktivitas Katalis
Ni/Zeolit Alam pada Hidrorengkah
Metil Ester Minyak Sawit (MEPO)
13 Maret 2010, Jurusan
Pendidikan Kimia
Universitas Sebelas Maret
Solo
2 Seminar Nasional
Pengembangan
Pendidikan
Karakter Menuju
Bangsa yang
Mandiri Melalui
Penelitian
Dan Pendidikan
MIPA
Perombakan zat warna diazo remazol
black 5 dengan teknik elektrooksidasi
menggunakan larutan NaCl
29 Oktober 2011, Fakultas
MIPA UNDIKSHA
Singaraja
3 Seminar Nasional
Peningkatan
Mutu pendidikan
MIPA
Preparasi dan Karakterisasi Katalis
2%N/NZA, 5%Ni/NZA, dan
8%Ni/NZA
30 Nopember 2012 Fakultas
MIPA UNDIKSHA
Singaraja
23
Untuk menunjang
Pembangunan
Berkelanjutan
4 The 2nd
International
Conference of the
Indonesian
Chemical Society
Effectively Volume of Sea Water
Buleleng in Degradation Landfill
Leachate at Bengkala Waste Rubbish by
Electrooxidation Technique
22-23 Oktober 2013UII
Yogyakarta
5 Seminar Nasional
Riset Inovatif
Efektivitas Voltase pada Degradasi
Lindi diTempat Pembuangan Sampah
(TPS) Bengkala dengan Teknik
Elektrooksidasi
21-22 Nopember 2013
Universitas Pendidikan
Ganesha Bali
6 Seminar Nasional
Optimalisasi
Peran Mipa dan
Pendidikan Mipa
dalam
Pengembangan
IPTEKS
Kinetika Degradasi Lindi TPA
Bengkala dengan Teknik
Elektrooksidasi
11 Oktober 2014 FMIPA
Universitas Pendidikan
Ganesha
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1 Physical Chemistry 2012 72 Jurdik Kimia FMIPA
Undiksha
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Hibah IbM tahun anggaran 2014.
Singaraja, 10 Nopember 2014
Pengusul,
Ni Made Wiratini,S.Pd., M.Sc.
24
Biodata anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan
gelar)
I Nyoman Pasek Hadisaputra,S.Pd., M.Pd.
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 197809182006041001
5 NIDN 0018097805
6 Tempat dan Tanggal Lahir Singaraja, 18 September 1978
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 08179750663
9
Alamat Kantor Kampus Bawah Undiksha, FBS, Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris
Jl. Ahmad Yani No 67 Singaraja, Buleleng, Bali
10 Nomor Telepon/Faks (0362) 21541
11 Lulusan yang telah
dihasilkan
S-1 = 11 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang
12 Mata Kuliah yang diampu
1. Curriculum dan material development
2. Classroom management ESP
3. Writing 3
4. Reading 3
B. Riwayat Pendidikan
Program S1 S2 S3
Nama PT IKIP Negeri Singaraja Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) -
Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa
Inggris
Pengembangan Kurikulum
Tahun Masuk-
lulus
1996-2002 2008-2010
Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
The Application of Role
Play to Improve the Skills
of the First Year Students
of SLTPN 1 Singaraja in
Recognizing and
Producing Tenses at the
Academic Year of
2001/2002.
Evaluasi Program Intensive Course (IC)
di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Pendidikan Ganesha:
Penelitian Evaluasi Berbasis Model CIPP.
Nama
Pembimbing/
Promotor
Prof. Drs. I Dewa
Komang Tantra, M.Sc.,
Ph.D.
Drs. I Wayan Japa,
M.Hum.
Prof. Dr. R. Ibrahim, M.A.
Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml
(Juta Rp)
25
1 2007 Implikasi Budaya Bali terhadap Kemampuan Berbicara
dalam pembelajaran Speaking pada Mahasiswa Jurusan
Bahasa Inggris D3.
DIPA
Undiksha
5
2 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
Komputer (CBI) untuk Meningkatkan Kemampuan
Bahasa Inggris Dasar Mahasiswa Program Intensive
Course
DIPA
Undiksha
8
D. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama jurnal/
Seminar
Volume/
Nomor/Tahu
n
1 Evaluasi Program Intensive
Course (IC) di Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Pendidikan
Ganesha: Penelitian
Evaluasi Berbasis Model
CIPP
Jurnal Wiramartas, Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarmasin.
Jilid 11, Edisi
1, Mei 2010
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
Hibah IbM tahun anggaran 2014.
Singaraja, 10 Nopember 2014
Pengusul,
I Nyoman Pasek Hadisaputra, S.Pd., M.Pd.
26
3. HKI dan publikasi
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGERAJIN KAYU DI DESA MAS
MELALUI IbM
Oleh
Ni Nyoman Sri Witari1)
Ni Made Wiratini2)
I Nyoman Pasek Hadisaputra3)
1)Jurusan Desain Grafis,
2) Jurusan Pendidikan Kimia
3)
Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Pendidikan Ganesha
ABSTRAK
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan pengerajin kayu di Desa Mas melalui program
IbM. Metode yang digunakan adalah diskusi dan praktek. Kegiatan ini dilakukan di dua kelompok
pengerajin kayu di Desa Mas. Hasil kegitan ini adalah kelompok pengerajin kayu telah mampu
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, mampu mendesain produk baru, dapat memasaekan
produk dengan bahasa inggris dengan skala ternatas, dan animo untuk mengembangkan industry kecil
sangan besar
Kata-kata kunci: keterampilan, pengerajin kayu, Desa Mas
ABSTRACT
This activity aims to improve the skills of the wood craftsmen at Mas village through IbM program.
The method used is the discussion and practice. This activity is carried out in two groups of wood
craftsmen in the village of Mas. The result of this activity is the group of wood craftsmen have been
able to improve the quality and quantity of production, able to design a new product, the product can
memasaekan English with ternatas scale and interest to develop small industry is unbelievably large
Keywords: skills, wood craftsmen, Desa Mas
1. PENDAHULUAN
Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar terdapat berbagai kelompok perajin kayu.
Kelompok perajin kayu tersebut terdapat di Banjar Tegalbingin, yaitu kelompok Perajin Kayu Sumber
Rejeki dengan jumlah anggota 20 orang dan kelompok Perajin Kayu Wangun Sari dengan jumlah
anggota 30 orang. Aset total kedua kelompok perajin kayu Rp. 500.000.000. Hasil kerajinan kayu
dijual langsung ke Pasar Seni Sukawati. Harga kerajinan kayu termurah Rp 5.000 per biji dan
termahal Rp 100.000 per biji.
Jenis kayu yang digunakan untuk kerajinan oleh kedua kelompok perajin kayu adalah kayu
waru, kayu pangal buaya, kayu albesia, dan kayu jempinis. Kayu-kayu tersebut diolah secara manual/
27
tanpa mesin untuk dijadikan berbagai jenis kerajinan kayu, seperti patung, top door, buaya, kelinci,
patung buda, dan sebagainya. Proses pengolahan kayu menjadi berbagai jenis kerajinan meliputi:
pemotongan, pelobangan, pembentukan, penghalusan, dan finishing. Pengerjaan kayu secara manual
terutama saat pemotongan, pelobangan, dan pembentukan menyebabkan produktivitas sangat lambat
dan rendah. Akibatnya, ketika para perajin mendapat pesanan yang cukup banyak (300 biji) dalam
jangka waktu 1-2 minggu, para perajin tidak dapat memenuhi pesanan tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut, para perajin kayu membuat stok barang dengan berbagai
bentuk dan ukuran. Stok barang antara 4-6 bulan sering ditumbuhi jamur biru pada bagian permukaan.
Dampaknya adalah diperlukan biaya lagi untuk membersihkan jamur-jamur yang tumbuh dipermukaan
kerajinan dan keuntungan menjadi berkurang.
Hasil kerajinan kayu langsung dipasarkan oleh masing-masing anggota kelompok kerajinan di
Pasar Seni Sukawati. Hasil penjualan tergantung jumlah pengunjung yang datang. Jika jumlah
pengunjung banyak maka hasil penjualan dapat mencapai 2-3 juta per hari. Akan tetapi jika
pengunjung sepi hasil penjualan dapat mencapai Rp. 100.000- 250.000 per hari. Pengunjung ramai
pada libur sekolah (Juni-Juli), natal, tahun baru, dan idul fitri. Pengunjung-pengunjung sering
bertanya,”Ada jenis kerajinan yang lain?”. Pertanyaan ini muncul, karena jenis kerajinan yang dijual
antar kelompok pedangang kerajinan sebagian besar sama. Para perajin masih sangat kesulitan dalam
membuat desain baru, sehingga aset penjualan menjadi berkurang. Masalah lain yang dihadapi para
perajin ketika berhadapan dengan pembeli asing. Para perajin kurang mengerti dengan bahasa asing
seperti bahasa inggris. Upaya yang dilakukan oleh perajin kayu adalah ketika pembeli asing datang,
para perajin menunjukkan harga melalui kalkulator. Keterbatasan bahasa inggris tersebut sangat
dirasakan oleh para perajin kayu dan sangat menghambat pemasaran produk-produknya.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini direncanakan bermitra dengan dua orang, yaitu 1 orang ( I
Wayan Arjana sebagai mitra 1) dari kelompok perajin Sumber Rejeki dan 1 orang (Ni Wayan Murni
sebagai mitra 2) dari kelompok perajin Wangun Sari berlokasi di Banjar Tegalbingin Desa Mas
Kecamatan Ubud. Mitra 1 memiliki aset Rp 10.000.000, sedangkan mitra 2 memiliki aset Rp
15.000.000. Mitra 1 dan mitra 2 dalam memproduksi kerajinan dan memasarkan produknya dibantu
oleh keluarganya masing-masing.
Rencana lingkup kegiatan pada kedua mitra meliputi 2 aspek, yaitu: 1) aspek produksi dan 2)
aspek manajemen hasil produksi. Aspek produksi meliputi: pemilihan bahan baku, pemotongan,
pembentukan, pelobangan, pemahatan, dan tahap finishing. Tahap pemotongan dilakukan dengan
menggunakan gergaji tangan, sedangkan tahap pembentukan, pelobangan, dan pemahatan digunakan
pahat. Pahat yang digunakan berbagai ukuran dan bentuk. Ukuran pahat yang digunakan adalah 0,5
28
cm; 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm. Sedangkan bentuk pahat: berbentuk bengkok, datar, dan
cembung. Tahap finishing meliputi pengamplasan, penyikatan debu, penyemiran dan pengepakan.
Tahap finishing semua dilakukan dengan tangan.
Jumlah kerajinan kayu yang dihasilkan tergantung pada jenis patung yang dibuat. Patung jenis
tokek dapat diproduksi 15 biji per hari per orang dan harga per biji Rp 5.000. Sedangkan jenis patung
buda hanya dapat dihasilkan 1 biji per hari per orang dengan harga Rp 75.000 per biji.
Kegiatan aspek manajemen meliputi peningkatan jumlah produksi, penganekaragaman desain
patung, peningkatan kualitas patung (tanpa jamuran), peningkatan pemasaran melalui peningkatan
kemampuan berkomonikasi dalam bahasa asing. Jumlah patung yang dihasilkan oleh mitra 1 rata-rata
per hari masing-masing 15-20 patung tokek, 20-25 top door, 10-15 patung lumba-lumba. Sedangkan
mitra 2 per hari menghasilkan 20-25 patung kura-kura, 3-5 patung kelamin laki-laki, 10-15 top door,
dan 1 patung buda. Desain jenis kerajinan mitra 1 dan mitra 2 hampir sama dan tidak pernah berubah.
Stok-stok patung yang dibuat sering ditumbuhi jamur sehingga diperlukan biaya untuk membersihkan.
Teknik pemasaran hasil kerajinan kedua mitra sama, yaitu dipasarkan di Pasar Seni Sukawati dan
memasang plank nama di rumah. Bahasa yang digunakan dalam memasarkan oleh ke dua mitra adalah
98% bahasa indonesia. Hal ini tidak terlepas dari pendidikan terakhir ke dua mitra. Mitra 1 pendidikan
terakhirnya SMA, sedangkan mitra 2 pendidikan terakhir SMP.
Terdapat beberapa keluhan yang terungkap hasil wawancara tim pengusul, antara lain: 1)
produktivitas rendah, 2) kualitas stok barang menurun (jamuran), 3) desain kerajinan monotun, dan 4)
bahasa inggris untuk pemasaran masih rendah. Harapan kedua mitra adalah 1) mampu meningkatkan
produktivitas dengan kualitas baik (anti jamur dan aneka desain) dan 2) dapat berbahasa inggris praktis
untuk meningkatkan pemasaran. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, diperlukan peningkatan
keterampilan para pengerajin.
2. Metode Kegiatan Pengabdian
Mengatasi permasalahan kelompok perajin kayu di Desa Mas Kecamatan Ubud harus secara
efisien, efektif, dan terpadu agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan usaha yang telah
dirintis para perajin kayu. Metode pendekatan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan
mitra adalah: 1) pelatihan peningkatan jumlah produksi, 2) pelatihan mendisain baru kerajinan kayu, 3)
pelatihan cara mengawetkan kerajinan kayu, 4) pelatihan managemen pemasaran dengan bahasa
inggris.
Berdasarkan hasil diskusi pengusul program dengan mitra dari kedua kelompok perajin kayu
telah disepakati rencana kegiatan yang akan dilakukan dan menunjukkan solusi terhadap permasalahan
mitra. Kesepakatan mitra tersebut bersedia melaksanakan program yang telah disusun bersama mitra
29
kelompok perajin kayu. Secara detail, beberapa metode pendekatan yang ditawarkan sebagai solusi
untuk mengatasi permasalahan yang mitra disajikan pada Tabel.1.
Tabel 1. Rencana pemecahan masalah
Permasalahan Akar masalah
Metode Pendekatan yang
ditawarkan untuk
pemecahan masalah
Aspek produksi
Jumlah produksi
kerajinan kayu
sangat sedikit dan
waktu sangat lama
3. Para perajin kayu mengerjakann
kerajinannya dengan cara manual/tangan
4. Para perajin kayu belum menggunakan
mesin untuk mempercepat hasil produksi.
1. Memberikan pelatihan
kepada perajin kayu
tentang cara meningkatkan
produksi
2.Memberi bantuan mesin
gijig, gerinda amplas,
dinamo pemutar
Hasil kerajinan
kurang laku
dipasaran
4. Banyak produk-produk yang sama
dipasaran
5. Para perajin kayu kurang kreatif mendisain
dengan desain baru
6. Perajin kayu kurang pengetahuan
mendesain dengan desain baru
2. Memberikan pelatihan
mendisain baru kerajinan
kayu
Kerajinan kayu
ditumbuhi jamur
biru
5. Kadar air kayu tidak terkontrol seharusnya
maksimal kadar air kayu 30%
6. Gudang penyimpanan lembab
7. Gudang penyimpanan tidak kena sinar
matahari
8. Perajin kayu kurang mengetahui cara
mengewetkan kayu dengan bahan kimia
4. Pelatihan penyiapan bahan
baku kerajinan kayu
dengan kadar air
maksimum 30%
5. Pelatihan syarat gudang
penyimpanan kerajinan
kayu
6. Perlatihan cara
mengewetkan kayu dengan
bahan kimia
Aspek Manajemen
Kerajinan kayu
belum dapat
menembus pasar
internasional
3. Bahasa inggris masih randah
4. Pemasaran hanya dipasar Seni Sukawati
3. Pelatihan bahasa inggris
praktis cara pemasaran
4. Pelatihan tentang
managemen pemasaran
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil
Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan IbM ini meliputi: pelatihan tentang cara meningkatkan
produksi , cara mengawetkan produk kayu, cara membuat mendesain baru, pelatihan bahasa inggris,
cara memasarkan produk dengan bahasa inggris dan pendampingan terhadap semua kegiatan yang
telah dilatihkan.
30
3.1.1 Pelatihan cara meningkatkan produksi
Pelatihan cara meningkatkan produksi difokuskan pada upaya yang dapat dilakukan agar
jumlah paroduk yang dihasilkan dapat meningkat tanpa mengurangi kualitas produk. Upaya tersebut
dibantu dengan pemberian bantuan mesin bor, mesin gijig, dan amplas elektrik. Mitra dikenalkan
bagian-bagian mesin dan dijelaskan fungsinya masing. Mitra kemudian dilatih untuk menggunakan
alat-alat tersebut dan dilatih membuat bentuk dengan menggunakan mesin. Kegiatan mitra dalam
latihan mengoperasikan alat terlihat seperti Gambar 3.1
Gambar 3.1 Mitra latihan mengoperasikan alat mesin gijig (a), mesin amplas (b), dan bor listrik (c)
3.1.2 Pelatihan cara mengawetkan produk kayu
Pelatihan cara mengawetkan produk kayu difokuskan pada syarat tempat penyimpanan produk
dan pelatihan cara mengawetkan produk agar tidak ditumbuhi jamur. Tempat penyimpanan produk
tidak boleh lembab dan kotor. Tempat yang lembab mudah ditumbuhi jamur dan tempat yang kotor
disukai oleh rayap.
Pelatihan cara mengewetkan produk kayu, mitra dilatih sejak pemilihan bahan baku,
dikeringkan sampai maksimum kadar air 30%, diolesi dengan bahan kimia anti jamur dan anti rayap,
tetapi menambah estetika produk. Terlebih khusus mitra diberi pelatihan tentang pengawetan kayu
menggunakan bahan kimia. Mitra diberi penjelasan tentang sifat-sifat bahan dan cara menggunakan
bahan.
Gambar 3.2 Bahan baku untuk kerajinan kayu
a b c
31
Gambar 3.3 Cara mengawetkan kayu dengan bahan kimia (a) dan contoh hasil kayu yang telah
diawetkan.(b)
3.1.3. Pelatihan cara membuat disain baru
Cara membuat desain baru kerajinan kayu mrupakan kebutuhan mitra agar dapat bertahan
ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Hal tersebut sangat dirasakan oleh mitra. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam pelatihan membuat desain adalah menambah wawasan mitra agar dapat
membuat desain baru, cara menggali ide, dan cara mencurahkan ide. Untuk mendapatkan ide baru,
mitra dapat memperhatikan desain yang telah ada, kemudian diinovasi bagian-bagiannya. Pelatihan
terhadap cara membuat desain baru terebut, dapat dilihat seperti Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Mitra dilatih membuat desain baru (kiri) dan desain baru yang telah dihasilkan (kanan)
3.1.4 Pelatihan bahasa inggris
Bahasa inggris merupakan bahasa yang paling sering digunakan oleh mitra, karena kebanyakan
pembeli dari luar negeri menggunakan bahasa inggris. Untuk itu kemampuan berbahasa inggris dalam
memasarkan produk sangat diperlukan oleh mitra. Selama ini, factor bahasa inggris sangat menjadi
penghambat dalam memasarkan produknya. Kesalahpahaman sering terjadi ketika antara pembeli
asing dengan mitra terjadi tawar-menawar. Untuk itu mitra diberi pelatihan bahasa inggris sesuai
dengan kebutuhan mereka. Bahasa inggris yang diberikan adalah cara menawarkan produk meliputi
perkenalan jenis-jenis barang dengan bahasa inggris, harga setiap barang dengan bahasa inggris,
menjelaskan kualitas dengan bahasa inggris, tawar-menawar dengan bahasa inggris, tempat
pengiriman dan ongkos kirim. Kegiatan terebut dapat dilihat seperti Gambar 3.5
a b
32
Gambar 3.5 Mitra sedang latihan bahasa inggris
3.1.5 Pelatihan cara memasarkan produk
Keberlangsungan suatu usaha sangat ditentukan oleh cara memasarkannya. Cara memasarkan
produk dimulai dari cara mengkemas produk agar menarik, kualitas produk, dan pelayanan, serta
tempat. Keempat hal tersebut diberikan kepada mitra agar pembeli dapat terpikat, sehingga mau
berbelanja. Kemasan barang/produk harus menarik dan sesuai dengan kecendrungan/tern zaman.
Misalnya kemasan untuk anak-anak harus disesuaikan dengan dunia anak dan tren perkembangan yang
disukai anak. Pelatihan cara memasarkan produk untuk mitra dapat dilihat seperti Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Mitra dilatih cara memasarkan
3.1.6 Pendampingan
Pendampingan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membantu mitra apabila mitra
menemukan permasalahan ketika menerapkan keterampilan dan pengetahuan yang telah diberikan
sebelumnya serta untuk memecahkan permasalahan lain yang belum terpecahkan. Tujuan
pendampingan ini agar program yang telah dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, disamping itu
untuk mengetahui efektifitas program. Kegiatan pendampingan terhadap mitra dapat dilihat seperti
Gambar 3.7.
33
Gambar 3.7 Kunjungan terhadap mitra dalam kegiatan pendampingan
Selama kegiatan pendampingan terungkap permasalahan mitra bahwa produk yang baru dibuat
sangat rentan terhadap penjiplakan. Disamping itu, mengaplikasikan bahasa inggris yang telah
diberikan sangat dirasakan sangat bermanfaat walaupun masih tersendat-sendat dalam
menyampaikannya. Mengatasi permasalahan tersebut, mitra disarankan terus berkreasi dan apabila
perlu karya yang telah dibuat dipatenkan. Untuk dapat berbicara bahasa inggris dengan lancar, maka
mitra disarankan untuk terus latihan berkomonikasi dan tidak perlu malu-malu.
3.2 Pembahasan
Program IbM sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra. Selama ini, mitra selalu kebingungan
cara mengatasi masalahnya. Mitra merasakan ternyata untuk mengatasi masalah tersebut tidaklah
sukar. Jamur yang selama ini sangat menggangu kualitas produk mitra, kini sudah tidak lagi. Produk
mitra tidak lagi ditimbuhi jamur, walaupun dimusim hujan. Bahan yang digunakan untuk
menghilangkan jamur, justru semakin menambah estetika produk kayu. Kayu yang digunakan untuk
mengawetkan, semakin menambah indah produk.
Pemberian bantuan mesin gijig, gerindra, sikat dengan dynamo, alat bor telah mempercepat
produksi mitra, sehingga masalah waktu pesanan dapat dipersingkat. Disamping itu dengan
menggunakan mesein, kerajinan kayu yang dihasilkan semakin halus dan senakin baik. Mitra telah
sangat vasih menggukan alat-alat yang diberikan. Kecepatan produksi mitra sekarang mencapai 4 kali
lipat dari sebelumnya. Hal ini sangat mengembirakan mitra. Bahkan mitra berharap program seperti ini
dapat dilanjutkan.
Kemampuan mendisain produk baru mitra masih terkendala oleh waktu. Kesempatan untuk
mendisain produk baru belum berjalan dengan baik, karena mitra masih mengerjakan pesanan dari
pelanggannya dan harus diselesaikan dalam jangka waktu pendek. Mitra baru mampu mendisain
produk baru 2 jenis saja. Tetapi animo mitra untuk menghasilkan disain baru sangan besar. Desain
baru mitra dapat dilihat pada Gambar 3.8.
34
Gambar 3.8 Desain baru mitra sapi (a) dan top door jongkok (b)
Animo mitra untuk memasarkan produk lebih luas sangatlah baik. Keiinginan untuk membuka
cabang ditempat wisata seperti di kota kecamatan ubud sangat besar. Akan tetapi mitra masih
terkendala dengan modal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut mitra disarankan mengadakan
kerjasama dengan pemilik tempat dengan membagi keuntungan berdasarkan besarnya saham.
4. Penutup
Berdasarkan program yang telah dilaksanakan, yaitu pelatihan cara meningkatkan produksi dan
cara mengawetkan kayu, mitra sangat merasakan manfaat terhadap program yang telah dilaksanakan
dan mitra telah mampu: mengopersikan mesin yang digunakan untuk meningkatkan produksi,
mengawetkan produk yang dihasilkan, mampu membuat desain baru, dapat berbahasa inggris dalam
skala terbatas khususnya untuk memasarkan produk-produk mereka, dan melihat peluang untuk dapat
memasarkan produk mereka lebih luas
Program IbM kelompok pengerajin kayu di Desa Mas sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra.
Mitra sangat mengharapkan program ini dapat berlangsung terus. Untuk itu memenuhi keinginan mitra
tersebut, diharapkan dana opersional IbM dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Standardisasi Pengawetan Kayu dan Bambu Serta Produknya. http://www.google.co.id/.
Dikunjungi 12 Januarti 2013.
Arif Gunawan. 2012. Faktor Penyebab Bcb dari Kayu. Solo: Gugun Borobudur Wordpress.
Dumanauw,J.F. 1992. Mengenal Kayu. Yogyakarta: Kanisius.
Febriana Tri Wulandari. 2012.Ekstrak Umbi Gadung dan Ekstrak Biji Mimba sebagai Bahan
Pengawet Kayu Ramah Lingkungan. Jurnal. Media Bina Ilmiah. Volume 6, No. 4, Juni
2012.hal 40-43. http://www.lpsdimataram.com.
Sigit. 2013. Pengawetan Kayu. http://www.wisnoe.com/ dikunjungi 10 Januari 2013.
Hunt, Garrat. 1967. Pengawetan Kayu. Jakarta: Aneka Presindo.
LPM Undiksha, statistic LPM tahun 2012. www.undiksha.ac.id/lpm.
a b