8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
1/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
1Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Cover
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
2/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
2Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
3/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
3Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
PROPOSAL STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 5
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG CENGBLONK,TABANAN
Diajukan oleh:
(Putu Agus Adi Darmawan)
1362121028
PEMBIMBING 1
( Ir.I Ketut Sugihantara.MT )
PEMBIMBING 2
( Ir.I Wayan Diksa )
PEMBIMBING III
(I Wayan Widanan.ST.,MPM)
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
4/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
4Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa ( Tuhan Yang Maha Esa) atas segala rahmat-Nya, sehingga dengan ini penulis menyusun
Landasan Studio Perancangan Arsitektur 5 dengan judul “ PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG CENGBLONK ” yang
merupakan persyaratan untuk mencapai derajat Sarjana Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Warmadewa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sekalipun penulisan laporan ini telah diselesaikan dengan usaha semaksimal mungkin, ada kiranya hasil yang dicapai masih jauh dari
yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan dan keterbatasan dari penulis, sehingga kehadiran dari laporan ini masih banyak kekurangannya. Meskipun
demikian, penulis tetap berharap laporan ini dapat bermanfaat.
Dalam kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1)
Bapak Ir. I Ketut Sugihantara, M,T., selaku Pembimbing I
2)
Bapak Ir I Wayan Diksa., selaku Pembimbing II
3)
Bapak I Wayan Widanan,ST.,NPM, selaku Pembimbing III
Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan ini. Sebagai akhir kata, penulis mohon maaf atas segala kekurangan serta kesalahan dalam penulisan
laporan. Sekian dan terima kasih.
Denpasar, 28 April 2015
Penulis,
Putu Agus Adi Darmawan
NIM : 1362121028
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
5/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
5Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
DAFTAR ISI
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
6/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
6Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
DAFTAR TABEL
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
7/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
7Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
DAFTAR GAMBAR
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
8/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
8Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
PROSES DISAIN
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
9/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
9Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bali merupakan salah satu pulau kecil
yang terletak di Negara Indonesia. Bali
mempunyai banyak pesona alam yang
sangat indah dan sangat menarik hampir
diseluruh pelosok terpencil Bali, selain itu
Bali juga mempunyai banyak kesenian
daerah yang sudah terkenal disemua
kalangan masyarakat. Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kabupaten dari 9
kabupaten yang ada di Provinsi Bali yang kaya akan keanekaragaman seni, adat dan
budaya yang masih tetap berkembang dan lestari sampai saat ini, Belayu merupakan
salah satu desa yang terdapat di kabupaten Tabanan, Tabanan kawasan pariwisata.
Menurut penjelasan dalam Sena
Wangi, Situs Portal Dokumentasi Wayang
Indonesia, Wayang Kulit Ceng Blonk dalangnya
adalah I Wayan Nardayana. Beliau seorang dalang
kelahiran Banjar Belayu, Kecamatan Marga,
Kabupaten Tabanan, Bali ikut menggairahkan
pewayangan Bali dengan memasukkan unsur-unsur pop. Sesungguhnya pakeliran dalang Nardayana bentuk penyajiannya tradisi,
namun yang membedakan adalah musik pengiringnya merupakan gabungan dari
instrumen konvensional seperti, gamelan batel suling dipadu dengangamelan
gender rambat (unsur palegongan); cengceng kopyak (unsur beleganjur); rebab
(unsur gamelan gambuh); dan kulkul bambu (unsur tektekan). Untuk mencapai
keharmonisan iringan, ia merangkul seniman-seniman akademis ikut menggarap
komposisi karawitan dengan harapan pagelarannya menjadi semarak dan memikat.
Tak cukup suara gamelan yang dipikirkan, ia memasukkan gerong (Jawa, sinden),
suara vokal “chourus” yang ditembangkan oleh empat wanita sebagai fungsi narasi
baik saat mulai pertunjukan (pategak/talu), adegan petangkilan (sidang), rebong
(sekelompok dayang-dayang) tangis/mesem (sedih), dan akhir pertunjukan (ending).
Awal lahirnya Cenk Blonk Dalam pewayangan ada beberapa tokoh punakawan yang
namanya Nang Klenceng, Nang Ceblong, Nang Ligir, Nang Semangat dan sebagainya.
Tokoh-tokoh itu sudah dikenal masyarakat. Pada mulanya, nama wayang saya bukan
Cenk Blonk, namun Gitaloka. Makanya setiap pementasan saya cantumkan di kelir
nama “Wayang Gitaloka dari Belayu”. Setiap pentas saya menampilkan dua tokoh itu,
Nang Kleceng dan Nang Ceblong selain Tualen, Merdah, Sangut dan Delem. Tetapi
setiap pentas, tidak ada orang yang menyebut nama pertunjukan saya Wayang
Gitaloka. Waktu pentas di Jempayah, Mengwitani, saat saya masih duduk di mobil dan
ada penonton yang bertanya pada temannya, “Wayang apa yang pentas?” Temannya
menjawab, “Wayang Cenk Blonk.” Saya kaget, lho saya kok dibilang Wayang Cenk
Blonk? Padahal nama wayang saya Wayang Kulit Gitaloka. Mungkin bagi masyarakat
nama itu lebih gampang. Maka akhirnya saya ubah nama Gitaloka menjadi WayangKulit Cenk Blonk, di kelir saya isi dengan gambar Cenk Blonk, lalu saya beri tulisan
Cenk Blonk. Cenk saya ambil dari nama Nang Klenceng dan Blonk dari Nang
Ceblong.( Di kutip I Wayan Nardayana, 18 November 2009 Pukul 7.28 Paragrf ke 2
mengenai sejarah wayang cengblonk www.facebook.com Wayang Nusantara
(Indonesian Shadow Puppets).
http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187http://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gender.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gender.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-beleganjur.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gambuh.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gambuh.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-beleganjur.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gender.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gender.htmlhttp://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
10/86
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
10Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Desa Belayu yang terletak di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan ini dikenal
memiliki kesenian dan kebudayaan yang terkenal. Latar belakang Desa Belayu ini
sendiri memang memiliki banyak aneka ragam seni dan kebudayaan khas pertunjukan
seni tari dan pagelaran wayang khas dari desa belayu yakni wayang cengblong, Namun
Pengaruh globalisasi dunia semakin besar, arus informasi semakin mudah dan bebas
didapat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan dengan cepat dan
semakin canggih. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada perkembangan
kebudayaan asing, baik yang melalui proses akulturasi maupun yang berlangsung
secara tepat mencerna terlebih dahulu arti, fungsi, dan hakekatnya. Tanpa disadari pula
kebudayaan daerah/tradisional yang merupakan akar kebudayaan bangsa yang telah
lama dipegang dihayati akan lepas satu persatu akibat pengaruh kebudayaan asing
sedangkan permasahan pada gedung wayang cengblonk sendiri sampai saat ini belum
ada tempat yang kusus yang mempertunjukan wayang namun terdapat pertunjukan
wayang kecil dan pertunjukan tersebut hanya sewaktu-waktu saja di panggil.
Pada pertunjukan wayang tersebut yang belum di kelola dengan baik dari segi set
panggung yang kecil, kurangnya memperhatikan kenyamanan penonton terlihat dari
tidak tersedianya kursi penonton, maupun panggung belum baik dari segi sistem
akustika dapt dilihat pada gambar masih menggunakan pengerassuara yang masih
sederhanana dan tata lampu yang kurang. Karenan seharusnya tempat pertunjukan
dapat mempertimbangkan kenyamanan penonton dari menyediakan tempat menonton
yang baik serta penataan akustika yangbaik dan benar, dan terdapatnya ruang operator
untuk mengatur jalannya suatu acara.
Dari permasahan di atas maka di perlukannya Gedung Pertunjukan Wayang
CengBlonk yang memiliki fasilitas yang nyaman bagi penonton dan juga sebagi tempat
pariwisata selain itu untuk menjaga kelestarian kesenian wayang yang terdapat di bali
kususnya wayang cengblonk, serta mengajak seluruh kalangan masyarakat untuk
belajar kesenian wayang cengblonk, dan akan direncanakan fasilitas – fasilitas seperti
restoran, galeri wayang, dan dari set panggung kan direncanakaan mengunakan konsep
posmo, dan jumlah penonton yang direncanakan 1000 penonton.
Pada proyek Gedung Pertunjukanini akan di endel oleh pemerintah karena
proyek gegung biasanya di ambil pemerintah sudah tertera pada bahwa untuk
melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun2002 tentang Bangunan
Gedung, perlu menetapkan PeraturanMenteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman
Persyaratan TeknisBangunan Gedung
Sekema : yang akan menjadi permasahan pada
latarbelakang
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
11/86
11Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masah
1.2.1 Identifikasi Masah
Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut :
a)
Gedung pertunjukan Wayang CengBlonk yang sudah ada namun pertunjukan wayang cengblonk masih menunggu pangilan baru pentas dan pertunjukan tersebut
belum mengunakan standar gedung pertunjukan dan minat ingin mempelajari kesenian kurang.
b)
Gedung pertunjukan Wayang CengBlonk memerlukan sebuah perencanaan dan perancangan agar mampu menerapkan sebuah standar sisitem bangunan gedung
pertunjukan, dan memberikan wadah bagi masyarakat untuk mempelajari kesenian wayang.
1.2.2 Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a) Bagaimana cara merencanakan dan merancang sebuah gedung pertunjukan Wayang CengBlonk agar bisa menciptakan sebuah g edung pertunjukan yang nyaman
untuk penonton maupun pengunjung ?
b)
Bagaimana Cara Merencanakan dan merancang sebuah gedung pertunjukan agar bisa menciptakan gedung yang mempunyai ciri khas tersendiri ?
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
12/86
12Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
1.3 Pengertian Judul
Adapun judul yang di angkat pada SPA 5 ini ialah “PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG CENG BLONK ”. Dari
pengertian judul tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Perencanaan : Adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktifitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan fungsi terpenting dari semua fungsi tahap kegiatan, karena tanpa perencanaan fungsi – fungsi lain, pengorganisasian, pengarahan
dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan
Dan : Kata penghubung
Perancangan : adalah sebagai kata kerja,perancangan memiliki arti proses, cara, perbuatan merancang.
Gedung : Bangunan yang berukuran besar sebagai tempat pertemuan, perkantoran, tempat olahraga dan pertunjukan.
Pertunjukan : Tontonan, pameran, demonstrasi yang sering di hubungkan dengan kesenian.
Wayang Ceng Bl onk : Dalam bahasa Jawa, kata wayang berarti “bayangan”. Jika ditinjau dari arti filsafatnya, “wayang” dapat diartikan sebagai bayangan atau merupakan
pencerminan dari sifat-sifat yang ada dari dalam jiwa manusia
Jadi pengertian “Perencanaan dan Perancangan Gedung Pertun jukan Wayang CengBlonk ” adalah perencanaan berupa proses berupa gedung yang berfungsi untuk
mempertunjukan seni Wayang CengBlonk
1.4 Maksud dan Tujuan
1.4.1 Maksud
Maksud dari perencanaan dan perancangan gedung pertunjukan wayang cengblonk adalah untuk menciptakan sebuah gedung pertunjukan yang memberikan
kenyamanan bagi penonton dan untuk menambah minat dan kebanggan masyrakat, dan untuk melestarikan budaya, dan serta dapat mengembangkan bakat generasi
muda untuk melestarikan kesenian tradisional daerah yang sudah diwariskan turun-temurun.
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
13/86
13Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
1.4.2 Tujuan
Tujuan direncanakannya perencanaan dan perancangan gedung pertunjukan wayang cengblonk adalah :
Sebagai wadah untuk memperkenalkan kebudayaan Bali yang dimana belakangan ini budaya Bali semakin berkurang seiring jamannya waktu
Menciptakan gedung pertunjukan yang nyaman dengan memperhatikan 3 aspek pencanaan sebuah gedung pertujukan diantaranya : aspek perencanaan (planning),
aspek perancangan (building), serta aspek struktur dan utlitas dari gedung pertunjukan tersebut serta menjadi ikon pertunjukan Wayang CengBlonk tersebut.
1.5 Batasan Permasahan
1.5.1 Batasan Waktu:Perencanaan proyek Gedung Pertunjukan Wayang Cang Blong ini diproyeksikan untuk 25 tahun yang akan datang, yaitu tahun 2041 untuk menunjang kegiatan
pementasan pergelaran kesenian di Bali dari seluruh kabupaten di Bali dan meningkatkan minat masyarakat kususnya warga Tabanan untuk melestarikan kesenian
tradisional Bali.
1.5.2 Batasan fungsi :
Fungsi Utama : Sebagai tempat pementasan kesenian tradisional dengan standar internasional
Fungsi Penunjang : Selain fungsi utama itu sendiri terdapat pula fungsi penunjang yaitu sebuah ruang pameran, ruang pameran dan sebuah restaurant
Fungsi Servis : Terkait pengelolaan dan pelayanan untuk mendukung fungsi utama dan penunjang
1.5.3 Batasan perencanaan :
Aspek perencanaan / planning : berhubungan dengan lokasi yang direncanakna di kabupaten Tabanan, Zonning, Entrance, Sirkulasi dalam tapak, Bentuk dan pola
massa, Ruang luar dan sistem utilitas dalam tapak.
Aspek perancangan / building : berhubungan dengan pola ruang (ruang dalam), orientasi massa dan fasade bangunan.
Aspek struktur dan utilitas : berhubungan dengan sistem struktur, modul struktur dan bahan struktur, dan aspek utilitas meliputi pencahayaan,
penghawaan, air Bersih, air kotor, komunikasi, tenaga listrik, akustik, pemadam kebakaran, penangkal petir, dan pembuangan limbah.
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
14/86
14Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
1.5.4 Batsasan Lokasi Perencanaan :
Berdasarkan latar belakang Wilayah perencanaan dan perancangan Gedung Pertunjukan Wayang Cengblonk yangakan berlokasi di Desa Blayu Marga,
Tabanan Bali Alasan mengambil lokasi di daerah tabanan Blayu karena potensi
dari wayang cengblonk terdapat di Blayu dan lahirnya wayang
CengBlonk di Blayu oleh sebabitu pemilihan lokasi yangdituju ialah
Tabanan Blayu
Batasan Wilayah Tabanan :
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung
sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Hindia
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana
P & P
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
15/86
15Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
1.6 Metode Pembahasan
1.6.1 Metode Pengolahan Data
Studi literatur dan survei lapangan yaitu pengumpulan data yang sifatnya teoritis dari berbagai literatur seperti buku-buku yang relevan dengan masalah
yang diangkat dan melakukan survei lapangan untuk mengetahui jenis aktivitas dan civitas. Wawancara dan dokumentasi yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak-
pihak yang terkait juga pengambilan gambar untuk memperkuat dan memperjelas data-data yang sifatnya teoritis.
1.6.2 Metode Penyusunan Data
Metode penyusunan datayang digunakan adalah kompilasi data yaitu memilih dan memilah data yang diperoleh berdasarkan keperluan dan klasifikasi data yaitu
mengumpulkan dan menyusun data yang sesuai dengan klasifikasi dan kegunaannya.
1.6.3 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data dilakukan dengan cara metode analisis, yaitu menguraikan permasalahan yang ada berdasarkan unsurnya yang didukung oleh data -data
yang didapat di lapangan untuk dapat mengetahui sebab akibatnya. Metode sintesa, merupakan Menggabungkan hasil analisa untuk mendapatkan rumusan sebagai
dasar pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah dalam proses perencanaan dan perancangan sebuah gedung pertunjukan Wayang CengBlonk.
1.7 Sistem Penulisan
mhSistematikan penulisan landasan konseptual dari perencanaan dan perancangan gedung pertunjukan Wayang CengBlonk di tabanan dipaparkan dalam 6 (enam) bab
antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang perencanaan dan perancangan gedung pertunjukan Wayang CengBlonk, identifikasi rumusan masalah, maksud dan tujuan
,waktu perencanaan, batasan-batasan, pengertian judul, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Berisi tentang tinjauan Wayang CengBlonk dan sarana fasilitas yang dipakai sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan gedung pertunjukan Wayang
CengBlonk
P & P
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
16/86
16Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
BAB III STUDI PENGADAAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG CENGBLONK
Berisikan tentang potensi serta analisa tentang pengadaan gedug pertunjukan Pertunjukan Wayang CengBlonk serta pengenalan tentang kondisi Desa Tabanan
secara umum, dan juga berisikan tentang studi banding objek sejenis.
BAB IV KONSEP DASAR DAN TEMA RANCANGAN
Menguraikan hal-hal yang mempengaruhi proses didalam menentukan Konsep Dasar dan Tema Rancangan yang akan mendasari Perencanaan dan Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayang CengBlonk
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Menguraikan tentang program perencanaan dan perancangan yang meliputi: program fungsional, program performansi, dan program arsitektur. Serta program
pemilihan lokasi, pemilihan site, eksisting site, analisis site, dan karakteristik site.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Berisikan konsep dasar perencanaan dan perancangan yang meliputi konsep dalam tampilan fasad, sirkulasi dan penataan ruang, serta konsep penunjang lainya
(struktur dan utilitas) untuk perencanaan dan perancangan Gedung Pertunjukan Wayang CengBlong di Tabanan.
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
17/86
17Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
BAB II STUDI LITERATUR
2.1 Pengerian Wayang CengBlonk
Menurut penjelasan dalam Sena Wangi, Situs Portal Dokumentasi Wayang Indonesia, Wayang Kulit Ceng Blonk dalangnya adalah I Wayan Nardayana. Beliau seorang
dalang kelahiran Banjar Belayu, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali ikut menggairahkan pewayangan Bali dengan memasukkan unsur-unsur pop. Sesungguhnya
pakeliran dalang Nardayana bentuk penyajiannya tradisi, namun yang membedakan adalah musik pengiringnya merupakan gabungan dari instrumen konvensional seperti,
gamelan batel suling dipadu dengan gamelan gender rambat (unsur palegongan); cengceng kopyak (unsur beleganjur ); rebab (unsur gamelan gambuh); dan kulkul bambu (unsur
tektekan).
Untuk mencapai keharmonisan iringan, ia merangkul seniman-seniman akademis ikut menggarap komposisi karawitan dengan harapan pagelarannya menjadi semarak
dan memikat. Tak cukup suara gamelan yang dipikirkan, ia memasukkan gerong (Jawa, sinden), suara vokal “chourus” yang ditembangkan oleh empat wanita sebagai fungsi
narasi baik saat mulai pertunjukan (pategak/talu), adegan petangkilan (sidang), rebong (sekelompok dayang-dayang) tangis/mesem (sedih), dan akhir pertunjukan (ending).
Awal lahirnya Cenk Blonk Dalam pewayangan ada beberapa tokoh punakawan yang namanya Nang Klenceng, Nang Ceblong, Nang Ligir, Nang Semangat dan sebagainya.
Tokoh-tokoh itu sudah dikenal masyarakat. Pada mulanya, nama wayang saya bukan Cenk Blonk, namun Gitaloka. Makanya setiap pementasan saya cantumkan di kelir nama
“Wayang Gitaloka dari Belayu”. Setiap pentas saya menampilkan dua tokoh itu, Nang Kleceng dan Nang Ceblong selain Tualen, Merdah, Sangut dan Delem. Tetapi setiap
pentas, tidak ada orang yang menyebut nama pertunjukan saya Wayang Gitaloka. Waktu
Gambar 2.1 : Wayang CengBlonk
Sumber : WWW.Google.com
http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187http://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gender.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gender.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gender.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-beleganjur.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-beleganjur.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-beleganjur.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gambuh.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gambuh.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gambuh.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gambuh.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-beleganjur.htmlhttp://senitradisionalbali.blogspot.com/2012/05/gamelan-gender.htmlhttp://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=169:wayang-cenk-blonk&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
18/86
18Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
pentas di Jempayah, Mengwitani, saat saya masih duduk di mobil dan ada penonton yang bertanya pada temannya, “Wayang apa yang pentas?” Temannya menjawab, “Wayang
Cenk Blonk.” Saya kaget, lho saya kok dibilang Wayang Cenk Blonk? Padahal nama wayang saya Wayang Kulit Gitaloka. Mungkin bagi masyarakat nama itu lebih gampang.
Maka akhirnya saya ubah nama Gitaloka menjadi Wayang Kulit Cenk Blonk, di kelir saya isi dengan gambar Cenk Blonk, lalu saya beri tulisan Cenk Blonk. Cenk saya ambil
dari nama Nang Klenceng dan Blonk dari Nang Ceblong.( Di kutip I Wayan Nardayana, 18 November 2009 Pukul 7.28 Paragrf ke 2 mengenai sejarah wayang cengblonk
www.facebook.com Wayang Nusantara (Indonesian Shadow Puppets). )
2.1.2 Jumlah Pemain wayang Dan Pengiringnya
Menurut salahsatu website jumlah kru Wayang CengBlonk mencapai 38 orang setiap kali pentas :
Nama Pemain Jumlah pemain
Dalang 1
Gambelan gender 4
bleganjur 20
Gambelan gambuh 5
Tektekan 4
Sinden 4
Tabel 2.1 jumlah kru wayang cengblonk
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
19/86
19Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
2.2 Pengertian Gedung Pertunjukan
Gedung pertunjukan adalah bangunan yang berukuran besar sebagai tempat pertemuan, perkantoran, tempat olahraga dan pertunjukan. Sedangkan pertunjukan adalah
tontonan, pameran, demonstrasi yang sering di hubungkan dengan kesenian. Jadi gedung pertunjukan tersebut adalah sebuah bangunan yang besar yang di fungsikan untuk
tempat pertunjukan atau pementasan kesenian.
2.3 Fasilitas Gedung Pertunjukan
Secara garis besar fasilitas yang terdapat di dalam sebuah gedung pertunjukan dapat dibedakan menjadi:
2.3.1 Fasilitas Utama
1)
Ruang Panggung
Panggung adalah ruang yang menjadi orientasi utama dalam sebuah ruang pertunjukan. Panggung diperuntukan bagi penampil untuk mengekspresikan
materi yang disajikan. Bentuk dan dimensi panggung sangat bermacam-macam.
Mediastika (2005:93) mengklsifikasi panggung menurut bentuk dan tingkat komunikasinya dengan penonton, dibedakan menjadi 4 jenis:
A.
Panggung Procenium
Merupakan panggung dengan peletakan konvensional, yaitu penonton hanya dapat melihat pertunjukan dari
arah depan saja. Komunikasi antara pemain dan penonton pada panggung semacam ini sangat minim. Komunikasi
yang dimaksud adalah tatapan mata, perasaan kedekatan antara pemain dan penonton, dan keinginan penonton untuk
secara fisik terlibat dengan materi yang disajikan, misalnya ikut bergoyang, dsb. Panggung ini lebih cocok digunakan
untuk pertunjukan seni tari klasik atau seni musik klasik.
B. Panggung Terbuka
Masyarakat awam seringkali salah paham dengan menganggap bahwa semua ruang pertunjukan yang tidak
beratap adalah panggung terbuka. Panggung terbuka adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pengembangan dari
panggung proscenium yang memiliki sebagian area panggung menjorok ke arah penonton, sehingga memungkinkan
penonton bagian depan untuk menyaksikan pemain dari arah samping, contohnya catwalk tempat peragaan busana.
Gambar 2. 2 Panggung procenium Sumber : drama-music.wikispace.com
Gambar 2. 3 Panggung terbukaSumber : pageout.net
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
20/86
20Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Tidak ada hubungannya dengan ada atau tidaknya atap ruangan. Komunikasi antara pemain dan penonton pada panggung seperti ini lebih baik dan lebih
terbangun
C. Panggung Arena
Panggung arena adalah panggung yang terletak di tengah-tengah penonton, sehingga penonton dapat
berada pada posisi di depan, samping,, atau bahkan di belakang penampil. Panggung seperti ini biasanya dibuat semipermanen
dalam sebuah auditorium multifungsi. Komunikasi antara penampil dan penonton pun dapat berlangsung dengan sangat baik.
Panggung arena cocok sekali untuk pertunjukan musik yang santai seperti group band dengan atraksi panggung yang
lincah. Panggung area kerap kali dibuat dapat berputar, sehingga semua penonton pada sisi yang berbeda dapat melihat penampil
dari semua sudut.
D. Panggung Extended
Bentuk panggung extended merupakan pengembangan dari bentuk proscenium yang melebar ke arah
samping kiri dan kanan. Bagia pelebaran ini tidak dibatasi dinding samping, sehingga penonton dapat
menyaksikan penampil dari arah samping. Bentuk panggung seperti ini cocok digunakan untuk sajian acara
yang terdiri dari beberapa bagian pertunjukan, misalnya penganugerahan penghargaan, yang terdiri dari acara
penganugerahannya sendiri, sajian musik, dan mungkin dilengkapi pula dengan sajian komedi. Masing-masing
sajian tersebut dapat menempati sisi panggung yang berbeda, sehingga penempatan dekorasi masing-masing
panggung tidak saling mengganggu
Ada Pun Pengelompokan dengan Ham (1987:17) yang mengelompokan jenis panggung berdasarkan tingkat pengepungan panggung oleh penonton,
sebagai berikut:
1)
360° encirclement
Gambar 2. 4 Panggung arena
Sumber : nurainas17.blogspot..com
Gambar 2. 5 Panggung American IdolSumber : Archulethafanscene.com
Gambar 2. 6 Panggung type melingkar 360° Sumber : Ham (1987:17)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
21/86
21Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Panggung jenis ini dikelilingi penonton dari setiap sisinya, disebut juga sebagai center stage, island stage, arena, atau theatre-in-the-round.
2)
Transverse
Panggung ini berbentuk melintang dan jarang sekali ditemukan
3) 10° -220° encirclement
Panggung seperti ini banyak dijumpai pada teater Yunani kuno dan Helenistik. Jalur masuk ke dalam area pentas
dapat dibuat berupa dinding vertikal pada bagian yang terbuka. Area pentas utama berada pada fokus dari semua
tempat duduk. Yang terpenting dari teater Yunani asli adalah lokasinya yang di ruang terbuka.
4) 180° encirclement
Teater Bangsa Romawi memiliki bentuk seperti ini dan teater pertama masa Renaissance memiliki pola seperti ini.
Penekanan fokus pertunjukan telah bergerak ke arah dinding belakang yang sekarang telah menjadi batas area pentas. Versi
terbaru dari bentuk ini biasa disebut thrust stage, peninsular atau three-sided stage. Thrust stage sekarang ini memiliki
beragam tingkat kelengkungan dan jarang yang mirip dengan teater kuno.
5)
90° encirclement
Bentuknya yang seperempat lingkaran mengharuskan pertunjukan dilihat terhadap latarnya. Panggung seperti ini memilikin banyak
sekali variasi yang mungkin digunakan, dengan luasan latar yang lebih beesar dibandingkan dengan thrust stage. Namun memiliki jarak
pandang yang terbatas. Teknik pertunjukannya tidak jauh berbeda dengan pertunjukan yang mengunakan panggung proscenium.
Gambar 2. 7 Panggung transverse
Sumber : Ham (1987:18)
Gambar 2. 8 Panggung type melingkar 210-220° Sumber : Ham (1987:19)
Gambar 2. 9 Panggung type melingkar 210-220° Sumber : Ham (1987:19)
Gambar 2. 10 Panggung type melingkar 210-220° Sumber : Ham (1987:19)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
22/86
22Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
6)
Zero encirclement
End stage, begitu biasa disebut, hanyalah sebuah panggung terbuka yang area pentasnya menjadi satu dengan area penonton.
Batas pandangan tercipta bukan karena adanya latar, namun memang dikarenakan keterbatasan fisik bangunan. Kondisi ini
disebabkan oleh pembatasan truktur yang ada secara sengaja. Pada dasarnya berbentuk proscenium namun tanpa lengkungan
proscenium dan tanpa area persiapan.
7)
Space stage
Panggung yang mengelilingi penonton dari semua sisinya, disebut juga sebagai wrapped-around stage atau
calliper stage.
Latar tidak bisa diletakan pas di belakang dinding proscenium, karena bisa menghalangi safety
curtain dan house curtain. Garis di mana properti latar tidak boleh diletakan disebut setting line dan
biasanya berjarak 1 meter di belakang proscenium. Bagian dari panggung antara setting line hingga
ujung panggung disebut forestage. Apabila panggung dimajukan lagi ke arah penonton maka bagian itu disebut
apron stage, dan dapat berfungsi sebagai panggung terbuka dengan melakukan pentas di bagian tersebut.
Perlengkapan yang terletak di atas area panggung (over stage equipment ) digunakan sebagai pendukung
dan penggantung latar, peralatan lampu, dan barang lainnya yang berhubungan dengan pementasan. Semua
latar panggung yang berukuran besar dan lebar dapat dengan mudah disingkirkan dari area latar dengan
adanya flying . Tanpa area terseut, pembersihan dan penyimpanan latar seperti dinding, ceiling , cycloramas
menjadi masalah teknis yang menyulitkan.
Gambar 2. 11Panggung type melingkar 210-220° Sumber : Ham (1987:19)
Gambar 2. 12 Panggung type melingkar 210-220°
Sumber : Ham (1987:19)
Gambar 2. 13 Over stage equipment
Sumber : Cole (1949:137)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
23/86
23Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
8)
Ruang Penonton atau Auditorium
Ham (1987:11) mengungkapkan dalam bukunya, bahwa hal pertama yang terlintas bila membahas ruang penonton tentu kapasitas kursi yang dimiliki
ruang pertunjukan.
Kecil : kurang dari 500 kursi
Sedang : 500-900 kursiBesar : 900-1500 kursi
Sangat Besar : lebih dari 1500 kursi
Ham juga menjelaskan kapasitas kursi bukanlah satu-satunya penentu dari ukuran sebuah gedung pertunjukan. Ukuran panggung, fasilitas produksi yang
mendukung pertunjukan, dan skala pertunjukan juga sangat banyak berpengaruh.
Sebuah kekeliruan jika menghubungkan biaya produksi sebuah teater dengan jumlah kursi yang ada tanpa memikirkan standar
ruang, peralatan teknis, yang sesuai dengan tujuan awal dibangunnya. Untuk alasan ekonomis semata, seluruh kapasitas penonton
diharuskan tercapai. Padahal bila hubungan anatara penonton dengan panggung tidak terjalin baik maka penonton pun tidak lagi merasa
nyaman dan terhibur sehingga tidak lagi menonton pertunjukan. Kapasitas yang ditentukan harus berasal dari pertimbangan batas
visual dan akustik ruang sesuai dengan jenis pertunjukan dan hubungan interaksi panggung antara pemain dan penonton.
Cole (1949:32) berpendapat jika batas visual dan akustik diaplikasikan pada bidang horizontal untuk auditorium panggung
proscenium, maka akan mengurangi area duduk dengan kualitas maksimum yang kira-kira berbentuk elips. Susunan kursi berbentuk
kipas menjadi solusi untuk jumlah kursi yang lebih banyak dengan pandangan ke panggung yang lebih terpusat dan relatif lebih
sedikit kekurangannya dibandingkan dengan susunan kursi horizontal. Pusat dari kelengkungan auditorium terdapat pada garis
tengah, dengan jarak sebesar antara batas proscenium dengan dinding paling belakang auditorium, yang terletak di belakang
proscenium ke arah panggung.
Gambar 2. 14 Over stage equipmentSumber : Cole (1949:137)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
24/86
24Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Lorong yang terdapat di dalam auditorium hendaknya disesuaikan dengan pembagian zona kenyamanan kursi. Oleh karena itu,
lorong dengan bentuk radial (radial aisles) merupakan yang terbaik, dengan menggunakan sudut yang bertumpu pada pusat
kelengkungan auditorium. Meletakan lorong di tengah auditorium sangat tidak dianjurkan karena akan mengurangi jumlah kursi dengan
kualitas kenyamanan terbaik. Berbeda dengan sistem continental seating yang memiliki jarak antar baris yang lebar, auditorium dengan
jarak baris normal pada umumnya menggunakan lorong dengan jumlah kursi paling banyak 14 buah. (Cole, 1949:34)
2.3.2 Fasilitas Pendukung
Ruang Persiapan Pementasan
1.
Ruang Ganti
Letak terpenting untuk ruang ganti adalah sirkulasinya harus langsung berhubungan dengan jalur masuk ke panggung. Posisi terbaiknya adalah berada pada
level yang sama dengan panggung, atau tidak boleh lebih dari 2 pijakan di atas atau di bawah panggung. Para pemain seringkali keluar-masuk ruang ganti
dengan terburu-buru, sehingga lebar pintu tidak boleh kurang dari 850 mm, dan lebar koridornya tidak boleh kurang dari 1500 mm untuk menghindari tabrakan
dengan pemain lainnya.
Ketentuan mengenai ruang ganti ditentukan dari jenis kegiatan pertunjukan yang ditampilkan. Perlu dibedakan antara ruang ganti yang digunakan oleh aktor
dan para pemain teater lainya yang harus berganti kostum, berdandan, dengan ruang ganti yang digunakan oleh musisi pada pertunjukan orchestra
yang hanya tinggal mengganti pakaian biasa mereka dengan gaun malam dalam waktu singkat.
Pembagian kapasitas ruang ganti pun bisa bermacam-macam, mulai dari yang paling
sederhana, satu ruangan besar yang digunakan bersama-sama, terpisah antara pria dan
wanita, hingga yang rumit, ada ruang khusus untuk bintang pertunjukan ( star dressing room),
ruang bersama-sama untuk pemain lainnya, ruang untuk paduan suara, ruang untuk musisi,
dan lain sebagainya. Dengan pembagian rungan yang rumit seperti ini, dapat dilihat
furniture yang berada di ruang ganti biasanya built-in dengan kursi-kursi lepasan. Rak
penyimpanan dan laci pada tiap meja rias penting untuk menyimpan barang-barang pribadi
pemain. Untuk menyimpan pakaian dan kostum dibutuhkan lemari baju gantung dengan
Gambar 2. 15 Over stage equipmentSumber : Cole (1949:137)
Gambar 2. 16 Over stage equipmentSumber : Cole (1949:137)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
25/86
25Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
kedalaman minimum 600 mm dengan lebar beragam, tergantung dari jenis pertujukan dan kebutuhan kostum si pemain. Kursi yang paling tepat adalah yang
tanpa lengan, upholstered, dapat berputar, bisa diatur sendiri. Meja riasnya sendiri memiliki ukuran yang beragam, namun kedalaman meja sebaiknya tidak
lebih dari 450 mm dihitung dari permukaan cemin, sehingga aktor tidak terlalu jauh dan dapat melihat dengan nyaman.
Fungsi khusus ruang ganti adalah untuk mempersiapkan make-up panggung yang harus dilakukan dengan bantuan penerangan buatan dengan
kualitas yang menyerupai penerangan panggung. Ruang ganti tradisional biasanya menggunakan bohlam tungsten yang mengelilingi cermin meja rias. Bohlam tidak
boleh lebih dari 40 watt agar tidak pusing. Lampu fluorescent sangat tidak dianjurkan. Tiap meja rias sebaiknya memiliki saklar lampu masing-masing,
sehingga ketika selesai make-up, aktor dapat beristirahat dan mematikan lampu meja riasnya sendiri agar tidak pusing karena terlalu banyak cahaya. Soket sebaiknya
diletakan diantara dua meja yang bersebelahan. Tujuannya untuk penggunaan hair drier , curler , atau bisa untuk vacuum cleaner . Bukan untuk kepentingan konsumsi
makanan seperti memanaskan air atau untuk microwave.
Untuk fasilitas mandi dan mencuci, selayaknya dipersiapkan 1 basin untuk tiap 4 pemain, dengan kaca dan rak handuk. Untuk shower juga memiliki
perbandingan yang sama. Namun untuk alasan ekonomis, showers bisa dikelompokan dan dibuat area mandi bersama untuk dressing room dengan kapasitas
yang besar. Akses antara kamar mandi dengan dressing room harus mudah dan ekat. Toilet untuk pemain juga memiliki perbandingan idealnya sendiri. 1 wc untuk
tiap 5 wanita, 1 wc untuk tiap 8 pria, dan 1 urinal untuk tiap 5 pria. Seorang aktor akan menghabisakan banyak waktu di dalam ruang ganti selama pertunjukan
dan di sela-sela waktu pertunjukan. Selain pencahayaan buatan, pencahayaan alami dan sirkulasi udara sangat baik untuk psikologi pemain. Bukaan seperti
jendela menjadi penghubung para pemain dengan dunia luar. Tirai atau blinds dapat dipasang untuk mencegah cahaya matahari masuk ketika sedang
merias wajah.
2.
Jalur masuk ke panggung (Entrances to stage)
Perlu ditempatkan koridor sebagai penghubung antara panggung dengan ruang ganti untuk mencegah kebocoran cahaya. Perlu diingat juga bahwa mata
manusia membutuhkan waktu untuk beradaptasi dari ruangan yang terang benderang ke area panggung yang redup. Pencahayaan di area backstage perlu diatur
untuk mengurangi intensitas cahaya sebelum sampai di koridor panggung. Koridor ini juga berfungsi sebagai pengunci suara yang menyaring dan meredam suara
yang berasal dari ruang ganti. Para pemain juga bisa berdiri di sini sambil mendengarkan pertunjukan dan menunggu giliran tampil.
Harus ada setidaknya 2 jalur masuk ke panggung, 1 jalur pada tiap sisinya. Kadang, jalur masuk terpisah diperluka untuk mencegah pemain berkerumun. Pada
panggung proscenium, sebuah jalur yang menghubungkan sisi panggung yang satu dengan yang lainnya menjadi hal yang penting. Sebuah koridor yang
mengelilingi belakang panggung bisa berfungsi sebagai area persiapan dadakan atau untuk sirkulasi pemain. Koridor ini harus bebas dari kabel-kabel atau benda-
benda lainnya yang dapat menghalangi bahkan mencelakai pemain. Area ini harus tetap redup dan minim suara.
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
26/86
26Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
3.
Ruang Latihan (Rehearshal rooms)
Setiap produksi pertunjukan pasti membutuhkan ruang untuk melakukan latihan. Panggung seringkali digunakan untuk latihan terkahir (gladiresik) dengan
menggunakn kostum, sehingga penata latar dan penata cahaya dapat ikut berlatih sebelum pertunjukan. Pada teater besar dengan jadwal pertunjukan yang padat,
kadang memiliki peraturan untuk tidak menggunakan panggung sebagai tempat latihan. Ruang latihan dibutuhkan untuk kondisi seperti ini. Ruang laihan merupakan
tempat yang dapat digunakan seluruh peroduksi pertunjukan untuk mempersiapkan pertunjukan mereka. Ukurannya harus sesuai deng an panggung pentas. Ruangan
lain yang juga digunakan untuk latihan menanyi atau pidato tidak perlu seluas panggung asli, tempat seperti itu disebut practice studio. Letak ruang latihan harus
berdekatan dengan dressing room, dan jika memungkinkan berdekatan dengan panggung juga. Ruang latihan sebaiknya multifungsi, sehingga bisa dijadikan ruang
ganti tambahan, dengan dilengkapi wash basin. Atau menjadi tempat latihan tari dengan dinding cermin besar yang juga bisa ditutup bila tidak sedang digunakan.
4.
Entrance, hall, foyers, lobby
Pintu masuk utama seharusnya tidak berhadapan langsung dengan foyer, sehingga kebisingan jalan raya tidak masuk ke dalam ruangan setiap kali pintu
dibuka. Perlu ditempatkan sebuah lobby dengan pintu ganda yang dapat menutup sendiri. Pada beberapa bengunan, area ini dapat juga dijadikan ruang tunggu
atau tempat box office. Foyer dibuat untuk menhantarkan para penonton ke dalam ruang pertunjukan. Foyer harus clear , dapat diberi beberapa dekorasi
seperti poster, lukisan, atau karya seni lainnya.
5.
Refreshment area
Para penonton tiba di gedung teater setengah jam sebelum pertunjukan dimulai. Sebagian dari mereka tentu akan pergi ke bar atau restoran untuk sekedar
menghabiskan waktu. Selama interval, kesempatan untuk membeli makanan dan minuman lebih besar. Kadang, kopi dan teh disediakan di foyer bagi para penonton,
makanan-makanan kecil juga dijual di sana.
6.
Restoran
Bagi gedung pertunjukan baru, sebuah restoran mampu menjadi daya tarik tersendiri. Sebuah restoran dengan tema teatrikal tentu menjadi keunikan yang
menguntungkan bagi manajemen, sedangkan bagi pelanggan akan sangat memudahkan dan memberikan kenyamanan. Namun, jika ingin menempatkan sebuah
restoran di dalam gedung pertunjukan haruslah direncanakan sejak awal. Karena sebuh restoran memiliki turannya sendiri dan struktur-struktur teknis
yang berbeda dengan fungsi gedung pertunjukan
7. Toilet
Toilet pada area publik biasanya digunakan dalam waktu yang singkat selama interval . Namun biasanya jumlah penonton yang memasuki toilet
banyak. Dan ketika pertunjukan selesai biasanya para penonton akan beramai-ramai memasuki toilet. Untuk mencegah antrian yang panjang, maka perlu
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
27/86
27Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
diperhitungkan jumlah toilet yang sesuai dengan kapasitas penonton. Apabila foyer dan refreshement area terdapat di beberapa lantai, toilet harus disebar
sehingga memudahkan penonton untuk mencapai akses menuju toilet. Toilet wanita sebaiknya memiliki powder room untuk berdandan, dilengkapi dengan cermin
dan rak sebagai meja rias kecil. Kursi, asbak, tissue juga sebaiknya disediakan demi kenyamanan pengunjung. Toilet pria tidak memerlukan area berdandan, namun
sebaiknya disediakan tempat juga untuk merapikan penampilan.
8.
Loket Tiket
Ticket box, istilah lain untuk loket tiket, berfungsi sebagai tempat untuk membeli tiket on the spot . Lokasi yang paling tepat untuk loket tikar adalah di dekat
pintu masuk utama teater, di mana setiap penonton pasti melewatinya. Keamanan area ini sangat penting karena terjadi transaksi pembelian tiket dan terdapat antrian,
sehingga memungkinkan terjadi tindak kriminal.
2.3.3 Fasilitas Servis
Gudang peralatan
Gudang peralatan yang terdapat pada gedung-gedung pertunjukan di Indonesia biasanya menyimpan properti panggung seperti kursi, meja, lampu, karpet, dan
perlengkapan lainnya yang umum digunakan untuk pementasan. Properti seperti ini yang disimpan dalam jangka waktu panjang dan dapat digunakn oleh siapa
saja. Untuk properti khusus seperti pohon, rumah-rumahan, atau benda-benda lainnya biasanya dibawa sendiri oleh pihak produksi teater.
Ruang generator
Ruang ini berhubungan dengan listrik dan sumber energi untuk pertunjukan
Ruang pengendali
Terdapat ruang pengendali suara ( sound system), ruang pengendali lighting , ruang pengendali latar. Masing-masing ruang pengendali ini harus memiliki akses
langsung ke arah panggung. Biasanya berupa jendela observasi.
Nicholas W. Roberts (2004:200) menyatakan perlatan elektronik sistem audio harus ditempatkan pada rak peralatan di dalam ruang kontrol. Rak tersebut
berukuran 24"x24" (60cmx60cm) dengan tingi 7 ft (210c (Roberts, 2004)m). Sangat tidak wajar jika ruang kontrol memiliki banyak sekali rak peralatan; 1 atau 2untuk peralatan kecil, 4 sampai 8 untuk peralatan yang besar. Sirkulasi sebesar 3 ft (90cm) harus disediakan di depan masing-masing rak untuk operasi, dan 3 ft
(90cm) di belakangnya untuk instalasi, pemeliharaan, dan servis. Posisi operator harus dekat dengan ruang peralatannya dan terletak pada posisi penonton.
2.4 Tatanan Tempat Duduk
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
28/86
28Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Tata letak duduk penonton menjadi hal yang penting untuk dipahami. Seperti yang tertulis pada pembahasan sebelumnya, kenyamanan saat menonton
pertunjukan dipengaruhi batas jarak pandang dan kemampuan mendengarkan dari tiap individu penonton.
Tiap baris dibuat bertingkat sehingga tiap penonton secara teori tidak terhalang oleh orang di depannya.
Kemiringan lantai minimal 30°. Namun, masalah terhalang kepala orang yang duduk di depan masih sering terjadi,
maka pola duduk selang-seling menjadi solusinya.
Dengan pola duduk seperti ini, seorang penonton tidak lagi terhalang oleh kepala orang yang duduk di
depannya. Kepala orang yang duduk 2 baris di depannya yang mungkin akan menghalangi pandangan lurus ke
depannya. Namun orang tersebut duduk 2 baris di bawahnya. Baris di depannya hanya akan sedikit
mempersempit lebar pandangan sisi kiri dan kanan. Melengkungkan barisan kursi juga dapat menambah
fokus pandangan ke arah pusat panggung
Area balkon yang juga menampung penonton pada area atas harus didesain sedemikian rupa sehingga
mencegah digunakannya tembok balkon sebagai tempat meletakan barang-barang seperti tas yang mungkin
jatuh dan menimpa orang lain di bawahnya. Bila terlalu tipis, akan membut penonton merasa ngeri, tebal
idealnya sekitar 250 mm. Railing penjaga perlu dipasang di setiap ujung dinding balkon
Gambar 2. 17 Metode menghitung posisi pandangan. Titik P
berada di bawahSumber : Ham (1987:30)
Gambar 2. 18 Sudut maksimum kemiringan pengelihatan
Sumber : Roberts (2004:202)
Gambar 2. 19 Kemiringan lantai penonton harus berkelanjutanSumber : Ham (1987:33)
Gambar 2. 21 Posisi duduk selang-selingSumber : Ham (1987:35)
Gambar 2. 20 Posisi duduk selang-selingSumber : Ham (1987:35)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
29/86
29Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Jarak sirkulasi pada area penonton menjadi faktor penting berikutnya. Berdasarkan buku (Ham, 1987) Ham(1987:54)
menyebutkan bahwa:
A : Jarak back-to-back tiap baris untuk kursi dengan sandaran adalah 760 mm (minimum).
B : Jarak back-to-back tiap baris untuk kursi tanpa sandaran adalah 610 mm (minimum).
C : Lebar kursi dengan sandaran tangan adalah 510 mm (minimum).
D : Lebar kursi tanpa sandaran tangan adalah 460 mm (minimum).
E : Jarak antar baris minimum adalah 305mm.
F : Jarak maksimum untuk kursi dari lorong adalah 3060mm.
G : Lebar minimum lorong adalah 1070 mm.
2.5 Instalasi suara dan komunikasi
Instalasi suara dan komunikasi diatur di dalam sebuah sound control room. Leaknya bisa bersebelahan dengan lighting control room, atau bahkan di
dalam satu ruangan. Sound control room harus memiliki jendela observasi yang langsung menghadap panggung dan orchestra pit jika ada, tanpa ada halangan. Ada
saat ketika operator ( sound mixer ) harus memonitor suara secara langsung sama seperti pendengaran penonton, bukan suara dari loudspeaker . Ruangan
harus memadai dan kedap suara, serta akustik di dalamnya sebisa mungkin serupa dengan yang berada di auditorium. Segalam macam kebel sound system
akan berakhir di ruang kontrol ini.
2.5.1 Microphone
Mikrofon dari cardioid , harus diletakan dengan cara digantung sepanjang sisi luar panggung. Jumlahnya tergantung lebar panggung. Mikrofon ini harus
dilengkapi dengan shock absorbent fixings sehingga getaran dari panggung itu sendiri tidak mempengaruhi mikrofon. Alternative lain untuk mikrofon gantung
Gambar 2. 22 Kursi gedung pertunjukan
Sumber : Ham (1987:55)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
30/86
30Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
adalah dengan menggunakan long-range gun microphones yang menghadap langsung ke ke panggung dari posisi front-of-house. Sebuah omni-
directional microphone adalah jenis mikrofon yang paling berguna, namun membutuhkan penyangga dan kabel yang cukup panjng untuk memudahkan
pergerakan di atas panggung.
Apapun jenisnya, mikrofon yang digunakan harus sekecil mungkin. Pemilihan jenisnya tergantung dari penggunaan dan posisi ditempatkannya.
Kondisi akustik ruangan juga berhubungan dengan pemilihan mikrofon.
2.5.2 Loudspeaker
Loudspeaker untuk membantu kegiatan pidato atau produksi musik harus diletakkan sehingga suara
timbul dari arah panggung. Pada teater proscenium, loudspeaker biasanya berada di depan proscenium. Hal
ini dikarenakan line source speakers memiliki desain yang compact dan kualitas yang baik. Speaker jenis ini
aslinya digunakan untuk membantu kegiatan pidato. Namun untuk fleksibilitas, modifikasi dilakukan untuk
kegiatan musik juga.
2.5.3 Cables
Semua kabel permanen harus terpasang tegang (tidak menjuntai) dan terukur beratnya. Spesifikasi dan penempatan kabel mikrofon juga penting
karena gangguan dari sumber luar mungkin terjadi. Kabel layar harus berada pada jarak minimum 150 mm dari semua kabel ac utama, harus bersih dari
saklar roda, transformer , dan dimmer . Kabel loudspeaker biasanya lebih berat dibandingkan dengan kabel mikrofon. Konduktornya terisolasi dan dibungkus
dengan pvc atau karet tebal.
2.6 Akustik Ruang
Akustik diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan bunyi atau suara, sebagaimana yang diungkapkan Dwi Retno Sri Ambarwati dalam jurnalnya, bahwa
akustik merupakan pengolahan tata suara pada suatu ruang untuk menghasilkan kualitas suara yang nyaman untuk dinikmati, merupakan unsur penunjang terhadap
keberhasilan desain yang baik karena pengaruhnya sangat luas dan dapat menimbulkan efek-efek fisik dan emosional dalam ruang sehingga seseorang akan
mampu merasakan kesan-kesan tertentu.
J. Pamudji Suptandar mengungkapkan dalam perancangan akustik ruang, Faktor yang sangat penting yaitu masalah gaung suara agar bisa merata ke seluruh
pemirsa dalam waktu yang bersamaan meskipun posisi duduknya saling berjauhan dari sumber suara.
Gambar 2. 23 Posisi speaker pada ceiling Sumber : Cole (1949:173)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
31/86
31Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Persyaratan tata akustik gedung pertunjukan yang baik dikemukakan oleh Doelle (1990:54) yang menyebutkan bahwa untuk menghasilkan kualitas suara
yang baik, secara garis besar gedung pertunjukan harus memenuhi syarat :
2.6.1 Kekerasan (L oudness) yang Cukup
Kekerasan yang kurang terutama pada gedung pertunjukan ukuran besar disebabkan oleh energi yang hilang pada perambatan gelombang bunyi karena jarak
tempuh bunyi terlalu panjang, dan penyerapan suara oleh penonton dan isi ruang (kursi yang empuk, karpet, tirai ).
Hilangnya energi bunyi dapat dikurangi agar tercapai kekerasan/loudness yang cukup. Dalam hal ini Doelle (1990:54) mengemukakan persyaratan yang perlu
diperhatikan untuk mencapainya, yaitu dengan cara memperpendek jarak penonton dengan sumber bunyi, penaikan sumber bunyi, pemiringan lantai, sumber
bunyi harus dikelilingi lapisan pemantul suara, luas lantai harus sesuai dengan volume gedung pertunjukan, menghindari pemantul bunyi paralel yang saling
berhadapan, dan penempatan penonton di area yang menguntungkan.
a) Memperpendek Jarak Penonton dengan Sumber B unyi .
Mills (1976:15) mengemukakan pendap (Mills, 1976) (Mills, 1976)at mengenai persyaratan jarak penonton dengan sumber bunyi untuk mendapatkan kepuasan
dalam mendengar dan melihat pertunjukan, "Jarak tempat duduk penonton tidak boleh lebih dari 20 meter dari panggung agar penyaji pertunjukan dapat terlihat
dan terdengar dengan jelas."
Akan tetapi untuk mendapatkan kekerasan yang cukup saja (tanpa harus melihat penyaji dengan jelas), misalnya pada pementasan orkestra atau konser
musik, toleransi jarak penonton dengan penyaji dapat lebih jauh hingga jarak maksimum dengan pendengar yang terjauh adalah 40 meter, sebagaimana
yang dikemukakan Mills (1976:8).
b) Penaikan Sumber Bu nyi
Sumber bunyi harus dinaikkan agar sebanyak mungkin dapat dilihat oleh penonton, sehingga menjamin gelombang bunyi langsung yang bebas (gelombang
yang merambat secara langsung tanpa pemantulan) ke setiap pendengar.
c)
Pemiri ngan Lantai
Lantai di area penonton harus dibuat miring karena bunyi lebih mudah diserap bila merambat melewati penonton dengan sinar datang miring ( grazing
incidence). Aturan gradien kemiringan lantai yang ditetapkan tidak boleh lebih dari 1:8 atau 30°-35° dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan. Kemiringan
lebih dari itu menjadikan lantai terlalu curam dan membahayakan. Bila sumber bunyi ditinggikan dan area tempat penonton dimiringkan 30° maka pendengar
akan menerima lebih banyak bunyi langsung yang menguntungkan kekerasan suara.
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
32/86
32Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
d)
Sumber bunyi harus dikelil ingi l apisan pemantul suara
Untuk mencegah berkurangnya energi suara, sumber bunyi harus dikelilingi oleh permukaan-permukaan pemantul bunyi seperti gypsum board, plywood,
flexyglass dan sebagainya dalam jumlah yang cukup banyak dan besar untuk memberikan energi bunyi pantul tambahan pada tiap bagian daerah penonton,
terutama pada tempat-tempat duduk yang jauh .Langit-langit dan dinding samping auditorium merupakan permukaan yang tepat untuk memantulkan bunyi.
Sehubungan dengan upaya penguatan bunyi tersebut Mills (1976:28) berpendapat sebagai berikut,"Salah satu cara untuk memperkuat bunyi dari panggung
adalah dengan menyediakan pemantul di atas bagian depan auditorium untuk memantulkan bunyi secara langsung ke tempat duduk bagian belakang, dimana
bunyi langsung (direct sound ) terdengar paling lemah."
Permukaan-permukaan pemantul bunyi (acoustical board, plywood, gypsum board dan lain-lain) yang memadai akan memberikan energi pantul tambahan pada
tiap-tiap bagian daerah penonton, terutama pada bagian yang jauh. Ukuran permukaan pemantul harus cukup besar dibandingkan dengan dengan panjang
gelombang bunyi yang akan dipantulkan. Sudut-sudut permukaan pemantul harus ditetapkan dengan hukum pemantulan bunyi dan langit-langit serta permukaan
dinding perlu dimanfaatkan dengan baik agar diperoleh pemantulan-pemantulan bunyi singkat yang tertunda dalam jumlah yang terbanyak. Ketepatan dalam
meletakkan langit-langit pemantul dengan pemantulan bunyi yang makin banyak ke tempat duduk yang jauh, secara efektif menyumbang kekerasan yang
cukup. Langit-langit dan bagian depan dinding-dinding samping auditorium merupakan permukaan yang cocok untuk digunakan sebagai pemantul bunyi.
e)
Kesesuaian luas lantai dengan volume r uang
Terkait dengan kapasitas tempat duduk, The Association of British Theatre Technicians oleh Mills (1976:32) mengklasifikasikan gedung
pertunjukan dari yang berukuran kecil hingga sangat besar yakni: ukuran sangat besar berkapasitas 1500 atau lebih tempat duduk, ukuran besar 900-1500
tempat duduk, ukuran sedang 500 – 900 tempat duduk dan ukuran kecil kurang dari 500 tempat duduk.
Doelle (1990:58) menyebutkan bahwa nilai volume per tempat duduk penonton yang direkomendasikan untuk gedung pertunjukan serbaguna minimal
5.1 m³, optimal 7.1 m³ dan maksimal 8.5 m³. Dari perbandingan tersebut dapat diperoleh standar ukuran volume yang dipersyaratkan untuk gedung ukuran
tertentu sehingga kelebihan ataupun kekurangan kapasitas ruang dapat dihindari.
f)
Menghindari pemantul bunyi paralel yang saling berhadapan
Bentuk plafond paralel secara horisontal tidak dianjurkan, kana akan terjadi pemantulan kembali sebagian besar bunyi scara langsung (direct
sound) ke sumber bunyi, dan sebagian lagi dipantulkan ke langit-langit dengan waktu tunda singkat yang terbatas baru kemudian disebarkan ke arah
penonton sehingga bunyi langsung yang diterima penonton lebih sedikit sehingga kekerasan sangat berkurang.
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
33/86
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
34/86
34Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Semua skema cahaya panggung harus didasari oleh penerangan general. Dalam pementasan drama, pencahayaan menjadi sumber dari pusat perhatian
mata penonton. Sebaik apapun posisi duduk penonton dalan hubunganny dengan panggung, komunikasi akan hilang apabila sang aktor tidak diterangi dengan
baik.
Pencahayaan pada acting area dapat diperoleh dari lampu dengan bias cahaya yang lebar. Sekali pencahayaan ditampilkan, perhatian penontondapat menjadi sebuah tuntutan untuk meraih efek dramatis atau dekoratif (motivating lighting ). Hasil seperti ini dapat diciptakan menggunakan permainan
warna, arah, dan intensitas.
Ada beberapa posisi dasar pencahayaan panggung dengan hasil tampilan aktor dan latar yang jelas. Namun jika dimungkinkan, mengabungkan
beberapa lampu dengan sudut berbeda akan menghasilkan komposisi yang lebih efektif. Beberapa lampu besar dari arah penonton harus disusun sedemikian
rupa sehinnga menyorot wajah aktor dengan kemiringan 45°. Bila sudutnya lebih curam akan menimbulkan bayangan gelap di bawah alis mata, dan apabila
sudutnya lebih datar akan menimbulkan bayangan yang merusak pada latar atau pada aktor lain. Spotlight jarang diarahkan lurus ke arah aktor, biasanya
diarahkan menyilang. Lebar panggung dan ketinggian lampu akan sangat mempengaruhi sudut kemiringan.
Semua pengaturan lighting dikerjakan di dalam lighting control room yang juga memiliki jendela observasi yang memungkinkan bagi operator untukmelihat langsung ke arah panggung, sayap panggung, dan dari lantai panggung hingga border. Ruangan sebesar 3 m × 2.4 m seharusnya cukup, namun harus
dipertimbangkan lagi peralatan seperti apa yang disediakan. Akses normal ke ruang kontrol ini seharusnya dari luar auditorium dan terpisah dari area
publik, namun harus memiliki pintu langsung ke arah auditorium yang diperlukan untuk kepentingan latihan. Pintu-pintu yang ada harus kedap cahaya
sehingga tidak ada cahaya yang bocor ke dalam auditorium.
Gambar 2. 24 Cara menyinari pemain
Sumber : Ham (1987:113)Gambar 2. 25 Teori perletakan lampu panggung
Sumber : Ham (1987:114)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
35/86
35Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Meskipun peralatan cahaya panggung dapat berubah dari segi ukuran dan daya listriknya, prinsip-prinsip penting yang mendasari pengelompokan
peralatan tersebut tetap standar. Ada 4 tipe dasar:
Spotlight - untuk penerangan di depan, penekanan khusus pada acting area.
Strip light - penerangan pada border, footlight, cyclorama strip.
Floodlights - motivating lights, latar
Projector - effects, scenery, shadows.
Berikut ini adalah beberapa jenis lampu yang digunakan untuk tata cahaya panggung
Gambar 2. 26 Spotlight , lensa
fresnel Sumber : archiexpo.com
Gambar 2. 27 Projector parabolic
reflectorSumber : ivasart.md
Gambar 2. 28 Conventional PAR strip
lightSumber : theaterlighting.net
Gambar 2. 29 LED strip-footlightSumber : theaterlighting.net
Gambar 2. 30 Spotlight
ellipsoidal reflectorSumber : theaterlighting.net
Gambar 2. 31 Conventional MR-
16 striplightSumber : theaterlighting.net
Gambar 2. 32 FloodlightSumber : wickes.co.uk
Gambar 2. 33 Chauvet LEDTechno Strobe
Sumber : wickes.co.uk
Gambar 2. 34 Follow spotSumber : theaterlighting.net
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
36/86
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
37/86
37Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
A.
Bahaya dan perlidungan
Bagi panggung pementasan kuno, bahaya terbesar berasal dari kebakaran di atas panggung. Api akan sangat sulit dipadamkan bila kanvas dan kayu
menjadi material utama panggung. Penggunaan kanvas tahan api membuat kanvas lebih sulit terbakar. Namun ketika sudah terbakar, asap yang ditimbulkan menjadi
pekat.
Kebakaran yang terjadi pada panggung akan sangat merusak keseluruhan bangunan. Strategi untuk menangani kebakaran di area panggung adalah dengan
mebatasi api dengan keempat sisi dinding panggung dan membuat cerobong asap beserta dengan penyedot asapnya, sehingga menjauhkan api dan asap
dari penonton.
B.
Dinding proscenium
Dinding proscenium dibuat untuk memberikan batasan antara panggung dengan area penonton. Dinding proscenium dilengkapi dengan safety curtain
yang akan menutup area panggug dan mencegah keluarnya api dan asap.
C.
Lentera panggung
Ventilasi udara otomatis atau stage lantern (lentera panggung) merupakan perlindungan terhadap api yang paling penting yang harus dimiliki panggung
pertunjukan.
D.
Ventilasi auditorium
Ventilasi pada ruang auditorium didesain untuk mengaatur aliran udara menuju panggung setiap saat. Harus ada sistem pada lobby untuk mencegah hantamn
udara menuju jalan keluar dari arah panggung.
Bila kebakaran terjadi di atas panggung, maka stage lantern akan terbuak secara manual, secara otomatis, atau dengan cara terakhir dengan memecahkan
kaca tipis khusus yang berada di bawah panggun guntuk mengeluarkan panas. Safety curtain diturunkan dan drencher dinyalakan untuk mencegahnya membengkok
akibat panas. Sprinkler otomatis di aats panggung akan membantu mengurangi besar kobaran api sebisa mungkin.
Pada kondisi seperti ini, para pemain dan crew hanya memiliki waktu yang sangat singkat untuk menyelamatkan diri, dan hal semacam ini sudah harusdirencanakan sejak awal, termasuk untk bagian selain panggung seperti stage basement , the flys, dan the grid . Letak ruangan lainnya seperti ruang ganti pribadi,
gudang properti, kantor, dll, harus terpisah dari panggung. Petugas pengelola gedung harus dapat memandu para pengguna gedung untuk dapat menyelamatkan
diri dan tiba di tempat perlindungan yang aman, karena merekalah yng seharusnya memahami seluruh seluk beluk gedung dan jalur-jalur evakuasi
yang ada.
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
38/86
38Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
E.
Peralatan pemadaman api
Peralatan pemadaman api dan peletakannya di dalam gedung harus dikonsultasikan kepada ahlinya, sesuai dengan regulasi yang ada. Peralatan yang
berada di dalam auditorium dan area publik dipasang secara permanen dan memiliki gulungan selang. Panggunng menggunakan sistem sprinkler yang juga
dilengkapi dengan hydrant , gulungan selang dan ember.
Panggung dan dressing room harus memiliki lapisan dari wool tebal atau asbestos. Area belakang panggung harus memiliki pemadam jenis air yang bisa
dibawa oleh tangan, yang juga diletakan di koridor.
Berbagai macam jenis pemadam api diciptakan untuk tujuan yang berbeda-beda. Pemadam dari karbon dioksida digunakan untuk memadamkan api yang bersumber dari peralaran listrik. Pemadam berupa foam untuk kebakaran yang bersumber dari minyak.
F.
Pertanggungjawaban pengelola
Jika harus melakukan proses evakuasi, mental dan pelatihan staff sangat penting. Mereka harus memiliki keyakinan bahwa langkah-langkah
keamanan yang tepat harus siap dilaksanakan kapanpun. Kesadaran staff bahwa beberapa peralatan tertentu tidak pernah dipelihara dan ada beberapa
bagian yang tidak bekerja semsetinya, sekecil apapun, akan mengakibatkan bencana.
Permasalahan yang dihadapi pengelola harus benar-benar diperhatikan. Survei secara berkala dan inspeksi harus dilakuakn untuk meninjau apakah sarana dan
prasarana gedung dipelihara dan dalam kondisi aman.
G.
Jalan Keluar
Dari sekian banyak pengunjung yangdatang ke sebuah gedung pertunjukan, pasti ada sebagian yang baru pertamakali datang. Ada juga yang belum merasa familiar dengan gedung. Bila terjadikondisi darurat yang mengharuskan tindak
evakuasi dalam waktu singkat, maka akan timbul kepanikan yang malah akan membuat suasana semakin kacau. Oleh alasan
inilah makan jalur evakuasi perlu dibuat dan disosialisasikan kepada seluruh pengguna gedung.
Paling sedikit terdapat 2 jalur evakuasi pada tiap lantainya. Tiap-tiap jalur harus berdiri sendiri dan berjauhan satu
sama lain. Dua jalur yang berdekatan dan berkaitan sau sama lain bukanlah jalur alternatif. Jalur keluar dari auditorium harus
didistribusikan dengan aman dan harus terhubung dengan sirkulasi normal pada area publik.
Pada kondisi darurat, seseorang pasti akan menjauhi sumber bahaya. Bila terjadi kebakaran pada area panggung
misalnya, semua orang akan berlarian menuju baris paling belakang, meskipun safety curtain sudah ditutup. Sangattidak bijak bila hanya menyediakan pintu keluar di dekat proscenium. Oleh karena itu pintu keluar pada area belakang
auditorium akan sangat berguna. Lagipula berjalan menaiki undakan area duduk akan lebih aman dibandingkn dengan
menuruninya. Sedangkan apabila kebakaran terjadi di bagin belakang auditorium, di mana keadaan ini jarang sekali
terjadi, para penonton dapat keluar melalui pintu di dekat panggung.
Gambar 2. 35 Scissors escape stairs
Sumber : Ham (1987:53)
Perencanaan & Perancangan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
39/86
39Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Lebar pintu keluar berhubungan dengan fungsinya. Ham (1987:51) menuliskan,"Rata-rata pergerakan orang di dalam gedung tater adalah 45 orang tiap
menit tiap pintu dengan lebar 520-530 mm. Pada bangunan baru, lebar pintu keluar sebaiknya tidak kurang dari 960-1070 mm."
Jumlah pintu keluar dan lebarnya harus sesuai dengan asusmsi bahwa 1 orang penonton harus dapat meninggalkan auditorium dalam waktu 2,5 menit.
Seluruh pintu keluar harus bisa dnegan mudah dibuka dan mudah dikenali. Jalur evakuasi juga perlu dilengkapi dengan penerangan darurat.
Semua pintu darurat harus dibuka dengan arah keluar. Hanya pintu masuk utama gedung yang perlu didbuat dapat dibuka dari kedua arahnya. Pintu putar
dan pintu geser sangat tidak dianjurkn karena akan susah dibuka dan malh membuat susah saat terjadi kondisi darurat.
Jalur evakuasi sebisa mungkin terpisah dari jalur lainnya dan menuju langsung ke tempat yang aman. Harus dibangun menggunakan material tahan api
dan aman untuk digunakan dalam keadaan panik. Bentuk-bentuk yang tidak wajar serta permukaan yang tidak rata harus dihindari.
Perencanaan & Perancangan
G P W C B D T
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
40/86
40Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
BAB III STUDI PENGADAAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG CENGBLONK DI TABANAN
3.1 Letak Geografis Kabupaten Tabanan
Kabupaten Tabanan, salah satu kabupaten di Provinsi Bali secara geografis terletak diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” Lintang Selatan dan 114o 54’52” – 115o
12’ 57” Bujur Timur. Batas – batas kabupaten tabanan:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung
Sebelah selatan Samudera Indonesia
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana dan Buleleng
3.2 Luas Wilayah kabupaten tabanan
Gambar 3.1 peta wilayahtabanan
Sumber : BPS tabanan
Tabel 3.l luas wilayah Tabanan Sumber : BPS tabanan
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
41/86
41Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
3.3 Topografi Kabupaten Tabanan
Jenis tanah secara umum yang terdapat di Kabupaten Tabanan berdasarkan Uraian Tanah Tinjau (Bappeda Provinsi Bali, 2004) terdiri dari tanah aluvial,
regosol, andosol dan latosol. Tanah alluvial berasal dari bahan induk endapan laut dan endapan sungai dengan fisiografi daratan pantai dan bentuk wilayah datar
terdapat di daerah pantai Kecamatan Selemadeg Barat dan Selemadeg. Tanah jenis regosol berasal dari bahan induk abu vulkan de ngan fisiografi vulkan, lembah
dan kerucut vulkan dan bentuk wilayah melandai sampai bergunung, terdapat di Kecamatan Selemadeg, Pupuan, Penebel dan Baturiti. Tanah jenis andosol berasaldari bahan induk abu dan tufa vulkan dengan fisiografi lungur vulkan kerucut dan lungur dan bentuk wilayah berbukit sampai bergunung, terdapat di Kecamatan
Pupuan, Penebel dan Baturiti. Sedangkan jenis tanah latosol yang merupakan sebagian besar dari jenis tanah di Kabupaten Tabanan dan tersebar di seluruh
kecamatan berupa tanah berasal dari bahan induk abu dan tufavulkan intermedier dengan fisografi lungur vulkan kerucut dan lungur vulkan dan bentuk wilayah
melandai, berbukit sampai bergunung.
3.4 Iklim Kabupaten Tabanan
Kabupaten Tabanan termasuk daerah beriklim tropis, yang dipengaruhi angina yang berhembus sepanjang musim sehingga curah hujan di Tabanan adalah
signifikan, dengan presipitasi bahkan selama bulan terkering. Lokasi ini diklasifikasikan sebagai Af berdasarkan Köppen dan Geiger. Suhu rata-rata tahunan adalah
25.9 °C di Tabanan. Curah hujan tahunan rata-rata adalah 2178 mm.
Garafik Iklim : Bulan terkering adalah Agustus, dengan 69 mm hujan. Pada Januari, presipitasi
mencapai puncaknya, dengan rata-rata 314 mm.
Grafik suhu : November adalah bulan terhangat sepanjang tahun. Suhu di
November rata-rata 26.5 °C. Di 24.9 °C rata-rata, Juli adalah bulan terdingin
sepanjang tahun.
Grafik 3.l iklim tabanan Sumber : BPS tabanan
Grafik 3.2 iklim tabanan Sumber : BPS tabanan
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
42/86
42Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Garfik matahari3.3 :Persentase cahaya matahari di daerah Tabanan
Sumber Bps tabanan
Grafik curah ujan 3.4 :Rata-rata curah hujan perhari di Tabanan
Sumber : BPS tabanan
Tabel iklim 3.5 :Terdapat perbedaan dalam 245 mm dari presipitasi antara bulan terkering dan bulan
terbasah. Variasi dalam suhu tahunan adalah sekitar 1.6 °C.
Sumber : BPS tabanan
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
43/86
43Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
3.5 Profil Desa Marga
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
44/86
44Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
3.6 Prospek Pengadaan
3.6.1 Faktor sosial
o Pengadaan gedung pertunjukan Wayang CengBlonk Di Tabanan diharapkan dapat mewadahi kegiatan pertunjukan Wayang CengBlonk Sehingga
dapat menambah penghasilan ekonomi warga Tabanan dan bisa menjadi salah satu objek wisata di Tabanan.
o
Pengadaan gedung pertunjukan Wayang CengBlonk di harapakan dapat sebagi wadah bagi masyarakat maupun anakmuda sekarang untuk menambah
minat untuk mempelajari kesenian budaya sendiri.
3.6.2 Faktor Fisik
o Pemanfaatan lahan agar menjadi lahan yang lebih bermanfaat untuk pengadaan gedung pertunjukan Wayang CengBlonk di Tabanan.
o
Dengan diadakannya fasilitas gedung pertunjukan Wayang CengBlonk Di Tabanan ini diharapkan dapat mempertahankan, melestarikan, serta
menambah minat wisatawan untuk berkunjung di tabanan.
3.7 Studi Banding
3.7.1 Sydney Opera House, Australia
Arsitek : Jørn Utzon
Lokasi : New South Wales, Australia
Gedung Opera Sydney di Sydney, New South Wales adalah salah satu bangunan abad ke-
20 yang paling unik dan terkenal. Gedung ini terletak di Bennelong Point di Sydney Harbour
dekat Sydney Harbour Bridge dan pemandangan kedua bangunan ini menjadi ikon tersendiri
bagi Australia. Bagi jutaan turis yang datang, gedung ini memiliki daya tarik dalam bentuknya
yang seperti cangkang. Selain sebagai objek pariwisata, gedung ini juga menjadi tempat berbagai
pertunjukkan teater, balet, dan berbagai seni lainnya. Gedung ini dikelola oleh Opera House
Trust dan menjadi markas bagi Opera Australia, Sydney Theatre Company, dan Sydney
Symphony Orchestra. Desainnya didapat dari sebuah kompetisi yang dimenangkan oleh Jørn
Utzon dari Denmark pada tahun 1955. Utzon sendiri datang ke Sydney untuk supervisi pada
1957. Gedung ini juga masuk kedalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2007.Gambar 3.2 Sydney Opera House, Australia pada malam hari
Sumber : google
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
45/86
45Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Sydney Opera House memiliki lebih dari 1000 ruang yang diantaranya adalah:
Concert Hall, merupakan ruang utama terbesar dengan kapasitas 2679 orang.
Opera Theatre, terdiri dari 1547 kursi.
Drama Theatre, dengan kapasitas 544 orang.
Playhouse, Studio, Reception Hall, Foyer, digunakan untuk seminar,kuliah, denga
kapasitas 398 orang.
Lima Auditorium, lima studio, empat restaurant, enam bar theatre, 60 ruang
ganti,perpustakaan, kantor administrasi dan ruang utilitas.
3.7.2 Panggung terbuka Ardhacandra, Denpasar
Studi banding ini dilakukan untuk memperkuat dan mempertajam pemahaman proyek. Obyek studi banding adalah Art Center Denpasar sebagai referensi
Ruang Pameran dan Tempat Pertunjukan. Terdapat Panggung Terbuka Ardhacandra. Nama tersebut mempunyai makna yaitu “Ardha” bera rti setengah
lingkaran dan “Candra” berarti bulan. Ardhacandra sama artinya dengan tapal kuda karena berbentuk setengah lingkaran. Panggung ini mempunyai luas
bangunan 7.200 m2 dengan daya tampung penonton kurang lebih 7.000 orang dan dengan ukuran panggung utama 15m x 20m. Diresmikan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Sharif Thajeb pada tanggal 14 April 1997. Terbagi atas 2 lantai, yaitu lantai atas dan lantai bawah. Digunakan
untuk pertunjukan kolosal, hiburan, drama gong, dll. Candi Kurung menghiasi panggung tempat pertunjukan yang berguna untuk tempat keluar dan masuknya
pengisi acara.
Gambar3.4 Interior Sydney Opera House, Australia
Sumber : www.google.com
Gambar 3.5 Interior Sydney Opera House, Australia
Sumber : google.com
Gambar 3.3 Sydney Opera House, Australia pada siang hari
Sumber : google
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
46/86
46Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
Dokumentasi panggung terbuka Ardhacandra, Denpasar
Gambar 3.7 Panggung terbuka Ardhacandra dan Candikurung
Sumber : dokumentasi pribadi (2016)
Gambar 3.9 Panggung samping ArdhacandraSumber : dokumentasi pribadi (2016)
Gambar 3.6 Ruang Operator
Sumber : dokumentasi pribadi (2016)
Gambar 3.8 Tempat duduk penonton panggung
ArdhacandraSumber : dokumentasi pribadi (2016)
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
47/86
47Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
BAB IV KONSEP DAN TEMA RANCANGAN
4.1 Konsep Dasar
Untuk menentukan konsep dasar dapat kita lihat dari Pengertian, Fungsi dan Tujuan dari gedung pertunjukan Wayang CengBlonk, antara lain :
Pengertian Gedung Pertunjukan : Suatu bangunan yang dikhususkan untuk menyelenggarakan pertunjukan seni Wayang CengBlonk untuk hiburan
kepada wisatawan.
Fungsi Gedung Pertunjukan : Adapun fungsi dari gedung pertunjukan antara lain sebagai penunjang terselenggaranya pertunjukan seni Wayang
Cengblonk yang nyaman pada saat berlangsungnya pertunjukan
Tujuan Gedung Pertunjukan : Adapun tujuan dibangunnya gedung pertunjukan ini adalah untuk menyediakan sarana dalam hal melakukan pertunjukan
seni Wayang CengBlonk yang direncanakan indoor tanpa mengesampingkan fungsi utama dari gedung pertunjukan ini.
Berdasarkan rumusan konsep dasar di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai konsep dasar dari Gedung Pertunjukan Wayang CengBlonk
yaitu “ REKREATIF “.
Pengertian rekreatif
Rekreatif merupakan sebuah kata yang berasal dari kata rekreasi. Adapun pengertian kata rekreatif dari berbagai sumber. Rekreatif : Merupakan sesuatu
hiburan atau sesuatu yang bersifat menggembirakan hati dan menyegarkan pikiran.Konsep rekreatif adalah suatu konsep yang menekankan pada hiburan yang
pada umumnya dapat digunakan oleh orang banyak. Dalam perencanaan dan perancangan Gedung Pertunjukan Wayang CengBlonk ini, diupayakan mampu
menciptakan suasana yang nyaman dan menghibur yang di peruntukan untuk orang banyak.
Tabel 4.1 konsep dasar dan temaSumber : analisis pribadi
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
48/86
48Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
4.2 Konsep Perancangan
Pada perencanaan dan perancangan Gedung Pertunjukan Wayang CengBlonk , menggunakan konsep desain rekreatif (perumpamaan), dimana bangunan
yang berbentuk setengah lingkaran yang memberi kesan dinamis maupun sesuatu hiburan atau sesuatu yang bersifat menggembirakan hati dan menyegarkan
pikiran.Konsep rekreatif adalah suatu konsep yang menekankan pada hiburan yang pada umumnya dapat digunakan oleh orang banyak.
Pengertian Konsep Rekreatif ialah Rekreasi berasal dari bahasa Latin yaitu creature yang berarti
mencipta, lalu diberi awalan “re”yang sehingga berarti “pemulihan daya cipta atau penyegaran daya
cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang (leasure time). Leasure berasal dari
kata licere (Latin) yang berarti diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin
untuk memulihkan atau menyegarkan kembali.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekreasi berarti penyegaran kembali badan dan pikiran;
sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan jadi rekreatif ialah suatu konsep
yang menekankan pada hiburan yang pada umumnya dapat digunakan oleh orang banyak.
4.3 Tema Rancangan
Tema merupakan suatu pokok pikiran atau gagasan tertentu yang berulang kembali
digunakan sebagai dasar dan diterapkan pada seluruh perancangan. Secara umum tema
merupakan pendekatan luar terhadap karakter arsitektur yang berkaitan dengan masalah
bentuk, teknologi, lingkungan budaya dan prilaku. Tema suatu rancangan akan terdiri dari:
pendekatan tema, pemilihan tema, pengertian tema, kriteria tema, dan ungkapan perwujudan
tema.
Maka Tema yang digunakan adalah POST MODERN. Yaitu, suatu paduan dari dua gaya
atau style, Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya. Bangunan ini dirancang dengan
penerapan teknologi dalam arsitektur post modern. Tema ini dipilih untuk memaksimalkan
Gambar 4.1konsep perancanganSumber : arcitek dily
Gambar 4.2 tema perancanganSumber : google .com
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
49/86
49Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
,
bentuk bangunan sesuai dengan perdaduan unsure tradisional yang memperindah tampilan bangunan Penerapan bentuk sesuai tema Arsitektur Post Modern
yang diberi ornament serta permainan massa bentuk bangunan akan memberikan kesan bahwa bangunan ini akan menjadi icon pariwisata di Tabanan.
4.4 Visualisai Gagasan Awal
Bentuk dari keong
Bentuk lingkaran yang dinamis
Fasade awal yang akan direncanakan
Gedung Pertunjukan Wayang CengBlonk
Gerakan Yang dinamais di hasilkan
oleh dalang Wayang Cengblonk
Pada visualisasi gagasan awal ini, mengaplikasikan konsep cangkang keong ke
dalam design gedung pertunjukan wayang cengblonk , kareana keong tersebut
mempunyai bentuk yang di namis sama seperti gerakan dalang memainkan wayang
yang sangat dinamis. Oleh sebabitu Perencanaan Dan Perancangan Wayang
Cengblonk memliki kas/maupun karekter bangunan sendiri.
Perencanaan & Perancangan
Gedung Pertunjukan Wayng CengBlonk, Di Tabanan
8/17/2019 Landasan Konsep Sual New 4
50/86
50Putu Agus Adi Darmawan, 1362121028
BAB V PROGRAM PERAENCANAAN DAN PERANCANGAN
5.1 Program Fungsi
Merupakan penjabaran mengenai fungsi-fungsi yang akan diwadahi pada perencanaan dan perancangan Gedung Pertunjukan Wayang CengBlonk Di Tabanan,
sehingga dapat melahirkan program kegiatan. Program fungsi ini dapat dilahirkan melalui pemahaman dari intisari pendahuluan seperti