Kesiapan Teknologi
Dalam Menunjang Peningkatan TKDN
pada Industri Maritim Nasional
Kongres Infrastrutur Maritim,
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI,
Makassar, Hotel The Rinra, 9 Agustus 2017
Oleh : IskendarPerekayasa Utama – PTRIM BPPT
Pendahuluan : Posisi Teknologi di Dalam
Program Pembangunan Ekonomi Bangsa
2
Pertumbuhan
Ekonomi/Asset
Nasional
Pertumbuhan
Kuantitas dan Kualitas
Barang Yang Dapat
Diproduksi
• Sumber daya lahan;
• Modal;
• SDM;
• SDA.
Industri-Bisnis
enterprise Membuat Perubahan
lebih efisien
Tools Pertumbuhan
Ekonomi =
Teknologi
Teknologi:Cara atau metode
serta proses atau
produk yang
dihasilkan dari
penerapan dan
pemanfaatan berbagai
disiplin ilmu
pengetahuan yang
menghasilkan nilai
bagi pemenuhan
kebutuhan,
kelangsungan, dan
peningkatan mutu
kehidupan manusia
(UU 18 TH 2002 ttg Sis
Nas Penelitian,
Pengembangan, dan
Penerapan Iptek).
• Produk dalam negeri adalah barang dan jasa termasuk rancang bangun
dan perekayasaan yang diproduksi atau dikerjakan oleh perusahaan yang
berinvestasi dan berproduksi di Indonesia, yang dalam proses produksi
atau pengerjaannya dimungkinkan penggunaan bahan bakutkomponen
impor.
• Tingkat Komponen Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut TKDN, adalah
besarnya komponen dalam negeri pada barang, jasa dan gabungan
barang dan jasa.
(PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 15/M~IND/PER/2/2011 )
TKDN
Tingkat Komponen Dalam Negeri
Produk
Komponen
produksi
DN
Produk
Komponen
produksi LN
SEKTOR
INDUSTRI
BARANG /
JASA
USERPROGRAM
PEMBANGUNAN
TRADING
TKDNTerdapat
PERMASALAHAN
Multi Aspek
SOLUSI
PEMAN-
TAUAN
TIM
PEMANTAU
PENINGKAT-
AN TKDN
Rekomendasi R&D untuk kesiapan teknologi
Rekomendasi TKDN
DIAGRAM KONDISI PENINGKATAN TKDN :
5
6
Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT - TRLs) adalah ukuran posisi kegiatan
penguasaan teknologi yang sistematis di mana memberikan ukuran obyektif
untuk menyampaikan kematangan suatu upaya pengembangan teknologi yang
dipantaunya secara bertahap langkah demi langkah.
Tingkat Kesiapterapan Teknologi : Batasan
Technology Readiness Levels (TRLs) are a systematic metric that
provides an objective measure to convey the maturity of a particular
technology.
They were originally developed by NASA, but with a little modification (getting grid of all the "in space" qualifiers, for example), they are used to express the readiness level of just about any technology project.
The Department of Defense has adopted this metric to evaluate the readiness levels of new technologies and guide their development toward the state where they can be considered “Operationally Ready”. (Diolah dari sumber : Wm L. Nolte, (2005), “TRL Calculator”, AFRL at Assessing Technology Readiness and Development Seminar, 4/28/05).
Implementasi TRL (TKT) secara Nasional didasarkan atas :Peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 42 Tahun 2016.
7
BatasanKonsep
ValidasiKonsep
Pengembangan Kerekayasaan Skala Penuh Produksi
Pengembangan Teknologi Pengembangan Produk
Lembaga Litbang & Perg.Tinggi Industri
1.Prinsipdasar
teknolo-
gi dikaji&
dilapor-
kan
2.Usulankonsepteknolo-
gi
dirumus-
kan
3.Analisis
daneksperi-
men fungsi
teknolo-
gi/
pembuktian
konsep
5.Validasikompo-
nen
teknolo-gi di ling-kungan
yang relevan
4.
Validasikompo-
nenteknolo-
gi diLabora-torium
7.Unjukkerja
prototy-pe
sistemprodukdi ling-kungan
operasional
6.Unjukkerja
sistem/prototy-pedi ling-kungan
yang relevan
9.Sistemaktual
berhasilsuksesdibukti-
kan
berope-rasi
sesuaimisi
8.Aktuali-
sasisistemselesai
diujiberhasilsesuaistandar
P
R
O
D
U
K
S
I
PROTOTYPE
Berisiko tinggijika produk dimanfaatkan
Berisiko rendahjika produk dimanfaatkanTRLs
Peta Lumba-lumba*) – Siklus Produk
8
*) Sumber dari makalah “TRL Calculator”, Wm L. Nolte,
AFRL at Assessing Technology Readiness and Development Seminar, 4/28/05 (dimodifikasi)
IMPACT
OUTCOME
OUTPUTPROSES
Usia Matang Usia Tua Usia Senja MatiUsia DewasaUsia anak Usia RemajaLahir
Konsep PenyempurnaanKonsep
PengembanganTeknologi
PengembanganSistem dan Unjuk Kerja
Produksi & Peluncuran ProdukTeknologi
1 2 3 4 5 6 7 8 9TRL
Operasional dan dukungannya
Uti
lita
s
INPUT
Sub Output
Sub Output
Sub Output
twaktu
KKendala
Permen Ristekdikti 42/2016
Kolam Uji Tarik ( Towing Tank) panjang 235.4 m , lebar 11 m dan kedalaman 5.5 m.Kolam ini digunakan untuk penetapan gayahambat hidrodinamik hasil disain Kapal
Laboratoria Hidrodinamika
BPPH , Surabaya , JawaTimur
Laboratoria Hidrodinamika berlokasi di Surabaya
berdampingan dengan Kampus ITS Sukolilo.
Laboratoria Hidrodinamika ini dioperasikan oleh
Unit Balai Pengkajian & Penerapan Hidrodinamika
BPPT dan dilengkapi oleh tiga fasilitas utama
yaitu ,
9
Seakeeping – Free Floating Test
Model Tanker 6500 DWT
NIIGATA Co. Japan
Uji Tegangan Tali Labuh
pada beban gelombang
Model FPU, Conoco
Contoh beberapa Prasarana
Penyiapan Teknologi Bidang Transportasi
Kolam Uji Olah Gerak Kapal dan
Bangunan Kelautan (Maneuvering &
Ocean Engineering Basin ) untuk
perairan dalam ukuran 60 x 35 x 2.5 m
dan perairan dangkal 45 x 35 x 1.25 m
Terowongan Air Uji Kavitasi .
Dengan ukuran seksi uji 0.85 x 0.85 x 4 m.
Fasilitas ini digunakan untuk uji prestasi
hasil disain propeller untuk Kapal maupun
Kapal Selam
Laboratoria ini juga dilengkapi dengan fasilitas bengkel pembuatan model uji ,
bengkel pembuatan propeller serta fasilitas instrumentasi sensor pengujian.
……. Laboratoria Hidrodinamika
( lanjutan )
10
11
Laboratoria Dinamika Pantai
Laboratoria Dinamika Pantai
berlokasi di Jogyakarta
Laboratoria Hidrodinamika ini
dioperasikan oleh Unit Balai
Pengkajian Dinamika Pantai BPPT
dan dilengkapi oleh tiga fasilitas
utama yaitu ,
Kolam Simulator Gelombang Pantai
Kolam dengan ukuran 35 x 55 x 1.2 m3 untuk
mensimulasikan gelombang laut dipantai.
Kolam ini diperlengkapi dengan Instrumen
Pembangkit Gelombang acak yang
digerakkan oleh sistem aktuator hidraulik
yang terprogram, sistem pembangkit
Pasang Surut dan instrumentasi
pengukuran parameter dinamika
gelombang laut
Model Pelabuhan yang dapat di rekonfigurasi
….. Laboratoria Dinamika Pantai
( lanjutan )
Peralatan pemodelan
subskala untuk pelabuhan
laut dengan infrastruktur
kepantaiannya.
Saluran Simulator Gelombang
Saluran dengan ukuran 50 x 2 x 1.6 m3
dipergunakan untuk menguji bentuk dan
dinamika gelombang laut dua dimensi
seperti transformasi, deformasi ,reflexi dan
limpasan gelombang pantai.
Saluran ini dilengkapi dengan sistem
pembangkit gelombang regulair dengn
gerakkan sistem mekanik
Fasilitas ini juga dilengkapi
dengan simulator
pembangkit gelombang
Tsunami
12
Laboratoria Termodinamika, Motor & Propulsi
13
Fasilitas Uji Kinerja MotorFasilitas uji sistemperpindahan kalor
Laboratoria Termodinamika , Motor & propulsi
berlokasi di Puspiptek Serpong , Banten
Laboratoria Termodinamika . Motor & Propulsi ini
dioperasikan oleh Unit Balai Termodinamika ,
Motor & propulsi BPPT dan dilengkapi oleh tiga
fasilitas utama yaitu ,
Laboratoria Termodinamika , Motor & Propulsi ini
mempunyai tiga fasilitas utama yaitu
• Alat Uji Kinerja Motor
• Alat Uji Emisi Gas Buang
• Alat Uji Sistem Perpindahan kalor
Fasilitas Uji Emisi Gas buang
Laboratoria ini telah dipakai untuk uji motor
kendaran darat maupun kapal laut.
Laboratoria Aero & Gas dinamika
dan Getaran
14
Uji AeroelastikJembatan bentangpanjang (Suramadu )
Uji Flow Survey KapalFreegat dengan Helipad
Terowongan Angin : Indonesia Low Speed Tunnel ( ILST)Kecepatan Max : 400 km/hrPenampang uji 4m x 3m x 10m
Laboratoria Aero – Gas Dinamika & Getaran (
LAGG) berlokasi di Puspiptek Serpong , Banten,
merupakan fasilitas uji aerodinamik berkecepatan
rendah
Dalam terowongan ini diuji aspek aerodinamik untuk melihat gayahambat pada , bangunan tinggi , jembatan bentang panjang , kapallaut dengan dek pendaratan helikopter , maupun kapal terbang air.
Kapal Bersayap WiSE – 2A
Balai BesarTeknologi Kekuatan Struktur
Bangsal Uji – Strong Floor : (40 x 40) m
Hydraulic Power Pack Untuk PenggerakAktuator
Universal Rig
Specific Rig Untuk Pengujian Komponen Otomotif
Pengujian Statik Pesawat Udara
Pengujian Statis Rubber FenderRig Pengujian Kendaraan Bermotor
15
Tingkat Kesulitan dalam Solusi Teknologi
16
Tingkat 1 (Mudah Sekali)
Tingkat 2 (Mudah)
Tingkat 3 (Sulit)
Tingkat 4 (Sulit Sekali)
KemampuanInternal (SDM-Sarpras-Bahan
-method)
√-
-
-
KemampuanEksternal (SDM-Sarpras-Bahan -
method)
√√-
-
Acuan
(Pengalaman, literature, standar)
√√√-
Tingkat perlunya kerjasama kemitraan riset, pengembangan, dan inovasi teknologi,pada hakekatnya ditentukan oleh tingkat kesulitan yang dihadapi.
√ = tersedia
18
TRL terpadu dengan
DRL, MRL, BRL, CRL, SRL, StRL dan IRL
TRL 1 TRL 2 TRL 3
TRL 4 TRL 5 TRL 6 TRL 7 TRL 8 TRL 9DRL BRL
CRL
SRL
MRL
IRL
StRL
Catatan :
DRL = Demand Readines Level
TRL = Technology Readines LevelMRL = Manufacturing Readines LevelBRL = Business Readines Level
CRL = Cost Readines LevelSRL = System Readines Level
StRL = Standard Readines LevelIRL = Inovation Readines Level
RENCANAUMUM
PENGADAAN
TENDER
EVALUASI
KONTRAK
PELAKSANAANPROYEK
EVALUASI AKHIR
PROYEK
RKAL/ DOKUMEN
PENGADAAN
Kementerian Perindustrian meningkatkan kualitas dan kuantitas daftar kemampuanindustri dan daftar inventarisasibarang/jasa
Kementerian BUMN dan Kementerian/Lembaga Teknis mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri pada pengadaan barang/jasa
KemenKeu dan BAPPENASmempersyaratkan penggunaan produksi dalam negeri pada penyusunan rencana program/kegiatan Kementerian/Lembaga
BPKP melakukan pengawasan penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa dari tahap perencanaan hingga berakhirnya proyek.
KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN DAERAH
BUMN/BUMD
Kemendagri mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri pada pengadaan barang/jasa di daerah dan Badan Usaha Milik Daerah.
Tim Nasional P3DN Pemantauan Implementasi Penggunaan Produk Dalam Negeri
PERLU KETERLIBATAN DALAM
PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI
19
(Sumber : Kemenperin, 2017).
Sistem Inovasi Nasional
Sistem Pendidikan dan
LitbangyasaPendidikan dan
Pelatihan Profesi
Pendidikan Tinggi dan Litbangyasa
Litbangyasa Pemerintah
Sistem Industri
Perusahaan Besar
UKM “Matang/ Mapan”
PPBT
IntermediariesLembaga Riset
Brokers
Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)
Permintaan (Demand)
Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
PerbankanModal Ventura
Supra- dan Infrastruktur KhususHKI danInformasi
Dukungan Inovasi dan Bisnis
Standar danNorma
Catatan : RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi (Research and Technology Development)
PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.
AlamiahSDA (Natural Endowment)
Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap
pembelajaran dan perubahan
• Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan
• Mobilitas
Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan
Kebijakan Industri/ Sektoral
Kebijakan Keuangan
Sistem Politik
Pemerintah
Penadbiran (Governance)
Kebijakan RPT
Kebijakan Promosi & Investasi
Infrastruktur Umum/ Dasar
20
Diperlukanuntuk
mengawalcapaian
TRL 1 s/d TRL 9
PENUTUP :USULAN BEBERAPA BUTIR REKOMENDASI KONGRES
UNTUK MENCAPAI KEBERHASILAN PROGRAM PEMANFAATAN
PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI
21
1. Untuk produk dalam negeri yang telah siap teknologinya (TRL – 9) wajib
dimanfaatkan di dalam setiap pembangunan/pengadaan barang dan jasa di
dalam negeri.
2. Untuk produk dalam negeri yang masih dalam proses penyiapan teknologi
(TRL< 9) diusulkan agar dukungan dan sinergitas serta pemihakan terhadap
pencapaian kesiapan teknologi hingga TRL 9 harus diwujudkan oleh semua
pihak terkait seperti industri, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga
sertifikasi produk, laboratoria, usahawan, serta pemerintah.
3. Strategi kemitraan teknologi baik pada tingkat Nasional, Regional, dan
Internasional sesuai dengan kebutuhan perlu diambil untuk menghadapi
dinamika tingkat kesulitan di dalam penyiapan teknologi agar efektivitas,
efisiensi pemanfaatan sumber daya dapat terwujud.
4. Tim pemantau peningkatan pemanfaatan produk dalam negeri harus
dibentuk. Tim pemantau harus bekerja “day to day” diusulkan dengan
Anggota Tim terdiri dari berbagai pihak, baik institusi pemerintah maupun
swasta, KADIN, asosiasi usaha, asosiasi profesi, dan lawyer.
5. Diharapkan tim juga dapat menghasilkan informasi potensi dan peluang
produk yang diperlukan industri namun belum dapat dibuat di dalam
negeri , untuk dapat diprogramkan dalam pembinaan industri nasional
oleh Kemenperin dan R&D oleh Kemenristekdikti, sebagai feed back kerja
Tim Pemantau di dalam pengembangan produk DN bagi peningkatan
TKDN.
Terima kasih