KEHAMILAN DENGAN GAGAL JANTUNG
BIMA TARUNA SAKTI 11310073
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RS PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG
PENDAHULUAN
Gastrointestinal
Respirasi Urogenital
Kardiovaskular
Saraf
Muskuloskeletal
GAGAL JANTUNG Gagal jantung (decompensatio cordis)
adalah sindrom klinis yang ditandai dengan adanya abnormalitas struktur atau fungsi jantung, sehingga menyebabkan ketidakmampuan jantung untuk mensuplai darah untuk kebutuhan metabolisme jaringan
HEMODINAMIK SELAMA KEHAMILAN
KLASIFIKASIKlasifikasi penyakit jantung (status fungsional) berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan oleh New York Heart Association pada tahun 1979, sebagai berikut3 :
Klas / derajat I : Aktivitas biasa tidak terganggu. Klas / derajat II : Aktivitas fisik terbatas, namun tidak
ada gejala saat istirahat. Klas / derajat III :Aktivitas ringan sehari-hari terbatas,
timbul sesak atau nyeri, palpitasi pada aktifitas yang ringan.
Klas / derajat IV : Gejala timbul pada waktu istirahat, dan terdapat gejala gagal jantung.
INDIKATOR PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN
Gejala: Dyspnea Batuk malam
hari Hemoptisis Sinkop Nyeri dada
Tanda – tanda Klinis: Sianosis Jari Clubbing Kardiomegali Distensi vena di
leher menetap Aritmia persisten Bising diastolik Terpisahnya bunyi
jantung dua yang persisten
TATALAKSANAAntepartum:
Sebelum Konsepsi Identifikasi kondisi kardiovaskular dan kelas fungsional.
Mendapatkan evaluasi dari kardiologist Disarankan untuk melakukan koreksi bedah bila dibutuhkan Konseling tentang prognosis dari keberhasilan persalinan,
termasuk keselamatan ibu dan kelainan janin Mengevaluasi kehamilan kedepannya Mengevaluasi medikasi dan mendiskusikan resiko dan
keuntungan tiap medikasi dengan kardiologis dan pasien Memberikan konseling kontrol kehamilan agar mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan
Trimester I : Melakukan evaluasi yang multidisiplin dengan kardiologis dan
perinatologis Konseling tentang resiko mortalitas dan morbiditas ibu, dan juga
prognosis keberhasilan kehamilan Mengevaluasi ulang medikasi dengan kardiologis, untuk
meninimalkan resiko kelainan fetus tanpa menganggu status kardiovaskular ibu
Menghindari terapi intervensi yang dapat ditunda hingga trimester ke II ( Contoh : Fluoroskopi )
Mengevaluasi opsi terminasi kehamilan jika terdapar resiko mortalitas dan morbiditas yang tinggi terhadap ibu
Mendiskusikan untuk rujukan ke tempat dengan fasilitas yang lebih baik
Trimester 2: Melanjutkan evaluasi multidisiplin pada pasien Mengevaluasi akan adanya penyakit jantung
bawaan pada fetus dengan fetal ultrasound lvl II Mengevaluasi perkembangan janin dengan
serial fetal ultrasound Mengatur dosis medikasi untuk
mempertahankan level terapeutik Membatasi aktivitas maternal untuk
mempertahankan stabilitas kardiovaskular
Trimester 3: Melanjutkan evaluasi multidisiplin pada pasien Mengevaluasi perkembangan janin dengan serial fetal
ultrasound Menkonsultasikan dengan ahli anestesi mengenai persalinan Melakukan pertemuan dengan ahli lain selama kehamilan
dan persalinan untuk merencanakan manajemen persalinan Mengevaluasi resiko dan keuntungan induksi persalinan,
persalinan spontan dan sektio sesaria elektif Jika diberikan antikoagulan, ganti dengan unfractionated
heparin
Selama Persalinan: Monitoring yang ketat oleh ahli multidisiplin tim Penanganan nyeri yang adekuat Monitoring kondisi kardiovaskular maternal dan
status cairan pada keadaan seperti di ICU
Post Partum: Monitoring hemodinamik dalam keadaan
seperti di ICU
Intrapartum:
Pertahankan stabilitas hemodinamik Antibiotik profilaksis diberikan bila ada
risiko endokarditis. Ibu tidak boleh mengedan. Persalinan
dengan vakum atau forcep rendah. Hindari perdarahan dengan melakukan
managemen aktif kala III dan penggantian cairan yang dini dan sesuai.
Puerperalis: Persalinan dan masa puerperium merupakan periode
dengan risiko maksimum untuk pasien dengan kelainan jantung. Selama periode ini, pasien harus dipantau untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda gagal jantung, hipotensi dan aritmia. Perdarahan postpartum, anemia, infeksi dan tromboemboli merupakan komplikasi yang menjadi lebih serius bila ada kelainan jantung.
Penderita harus mendapat istirahat yang cukup dan diberikan pencegahan dengan antibiotik terhadap kemungkinan infeksi, termasuk endokarditis. Penderita dengan kelas fungsional NYHA I dan II diusahakan untuk mobilisasi dini, pemberian obat-obat kardiovaskular dievaluasi lagi, selanjutnya ditentukan follow up dan prognosis untuk kehamilan selanjutnya
PENGGUNAAN OBAT1. Diuretik
2. Inotropik
3. Vasodilator
4. Beta – Blocker
5. Antiaritmia
TERIMAKASIH