KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI SAUDI
ARABIA DALAM PERSPEKTIF SIYASAH DAULIYAH
SKRIPSI
DISUSUN DAN DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH :
NURUL HUDAYA
14370080
PEMBIMBING :
Dr. AHMAD YANI ANSHORI, S, Ag., M. Ag.
PRODI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2018
ii
ABSTRAK
Permasalahan yang melatar belakangi penulisan skripsi ini timbul dari
kasus pelanggaran hak-hak dasar yang menimpa Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) di Saudi Arabia. Kebijakan dan peraturan perundangan yang telah
dirumuskan oleh pemerintah Indonesia menjadi prinsip yang menggaris
bawahi proses penempatan TKI di luar negeri. Sesuai dengan tujuan untuk
memberikan kontribusi perlindungan bagi keselamatan dan kesejahteraan
TKI, walaupun diakui sangat sulit untuk menyusun dan membuat suatu
peraturan yang dapat memuaskan semua pihak akan tetapi tetap saja
pemerintah sedapat mungkin dapat mengupayakan untuk mengakomodasi
kepentingan-kepentingan semua pihak yang terkait.
Program penempatan TKI di Saudi Arabia memang merupakan
prospek yang cukup baik bagi pemerintah Indonesia terlebih semakin
banyaknya permintaan akan tenaga kerja. Disisi lain ini dapat menjadi salah
satu alternative atau solusi dari permasalahan pengangguran akibat minimnya
jumlah lapangan pekerjaan di dalam negeri. Namun disisi lain program ini
memunculkan masalah baru dengan hadirnya kasus-kasus eksploitasi dan
kekerasan yang menimpa TKI.
Dari permasalahan tersebut penulis menemukan dua rumusan masalah.
Pertama, bagaimana pemerintah Indonesia memberikan perlindungan terhadap
TKI di Saudi Arabia. Kedua, kebijakan pemerintah Indonesia memberikan
perlindungan mengenai rumusan masalah dari dua teori untuk mengkaji
permasalahan tersebut. Yakni teori Siyasah Dauliyah dan Diplomasi Bilateral
dimana kedua teori tersebut membahas mengenai permasalahan yang
menyangkut kedua negara.
Pada akhirnya, jika ditinjauan dari Siyasah Dauliyah mengenai
Pemerintah Dalam Menerapkan Kebijakan Terhadap Perlindungan TKI serta
Pandangan Diplomasi Bilateral Terhadap Kebijakan Pemerintah Indonesia,
kurang sesuai dengan teori tersebut. Dimana dalam perlindungannya,
pemerintah Indonesia tidak memperhatikan secara serius mengenai kasus-
kasus kekerasan dan ekspoitasi yang TKI. Meskipun telah dilakukan
diplomasi bilateral antara kedua negara Indonesia – Saudi Arabia, yang
kemudian melahirkan MoU ketenagakerjaan namun penerapannya masih
sangat nihil dan belum maksimal.
Kata kunci: Pemerintah Indonesia, Pemerintah Saudi Arabia, TKI, Siyasah
Dauliyah, Diplomasi.
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi huruf Arab-Latin yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada surat keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan
0543b/u/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
HurufArab Nama Huruf Latin Keterangan
Alīf Tidak dilambangkan ا
Ba’ B Be ب
Ta’ T Te ت
ṡa’ ṡ s (dengan titik di atas) ث
Jīm J Je ج
Hâ’ ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kha’ Kh K dan h خ
Dāl D De د
Żāl Ż Z (dengan titik di atas) ذ
Ra’ R Er ر
Za’ Z Zet ز
Sīn S Es س
Syīn Sy Es dan ye ش
Sâd ṣ Es (dengan titik di bawah) ص
Dâd ḍ De (dengan titik di bawah) ض
vii
Tâ’ ṭ Te (dengan titik di bawah) ط
Zâ’ ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ
Aīn ‘ Koma terbalik ke atas‘ ع
Gaīn G Ge غ
Fa’ F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ك
Lām L ‘el ل
Mīm M ‘em م
Nūn N ‘en ن
Wāwu W W و
Ha’ H Ha ه
Hamzah ‘ Apostrof ء
Ya’ Y Ye ي
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis rangkap
دة Ditulis Muta’addidah متعد
دة Ditulis ‘iddah ع
viii
C. Ta’ Marbūtah di akhir kata
1. Bila ta’ Marbūtah di baca mati ditulis dengan h, kecuali kata-kata Arab
yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan
sebagainya.
كمة Ditulis ḥikmah ح
زية Ditulis Jizyah ج
2. Bila ta’ Marbūtah diikuti dengan kata sandang “al’ serta bacaan kedua
itu terpisah, maka ditulis dengan h
’Ditulis Karāmah al-auliyā كرامة الولياء
3. Bila ta’ Marbūtah hidup dengan hârakat fathâḥ, kasraḥ dan dâmmah
ditulis t
Ditulis Zakāt al-fiṭr زكاة الفطر
D. Vokal Pendek
fatḥaḥ Ditulis A ـ
Kasrah Ditulis I ـ
ḍammah Ditulis U ـ
ix
E. Vokal Panjang
1
fatḥaḥ+alif
لية جاه
Ditulis
Ditulis
Ā
Jāhiliyyah
2
fatḥaḥ+ya’ mati
تنسى
Ditulis
Ditulis
Ā
Tansā
3
Kasrah+ya’ Mati
يم كر
Ditulis
Ditulis
Ῑ
Karīm
4
ḍammah+wawu mati
فروض
Ditulis
Ditulis
Ū
furūḍ
F. Vokal Rangkap
1
fatḥaḥ+ya’ mati
بينكم
Ditulis
Ditulis
Ai
bainakum
2
fatḥaḥ+wawu mati
قول
Ditulis
Ditulis
Au
Qaul
G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata
Penulisan vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan
tanda apostrof (‘)
Ditulis a’antum أأنتم 1
x
Ditulis La’in syakartum لئن شكرتم 2
H. Kata Sandang Alīf+Lām
1. Bila kata sandangAlīf+Lām diikuti huruf qamariyyah ditulis dengan al.
Ditulis Al-Qur’ān ألقرآن
Ditulis Al-Qiyās آلقياس
2. Bila kata sandang Alīf+Lāmdiikuti Syamsiyyah ditulis dengan
menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta dihilangkan
huruf l (el)-nya.
Ditulis as-Samā السماء
Ditulis as-Syams الشمس
I. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnkan (EYD).
J. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau
pengucapannya.
Ditulis Żawȋ al-furūḍ زوى الفروض
xi
Ditulis ahl as-Sunnah أهل السنة
K. Pengecualian
Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada:
a. Kosa kata Arab yang lazim dalam Bahasa Indonesia dan terdapat dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, misalnya: al-Qur’an, hadis, mazhab,
syariat, lafaz.
b. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah dilatinkan oleh
penerbit, seperti judul buku al-Hijab.
c. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tapi berasal dari negara
yang menggunakan huruf latin, misalnya Quraish Shihab, Ahmad Syukri
Soleh.
d. Nama penerbit di Indonesia yang menggunakan kata Arab, misalnya Toko
Hidayah, Mizan.
xii
MOTTO
“Do What You Love
Love What You Do”
xiii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang
tercinta disekelilingku, terkhusus untuk Mama’ dan
Bapa’ yang selalu setia memberi support. Juga kepada
cika-cikaku, Wahida, Uka, Fendi, Usman, dan Riri. Serta
konco kentalku Rizha Umbara yang tak bosan-bosannya
membantu proses penyelasaian karya ini.
xiv
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
الحمدهلل رب العلمين، وبه نستعين على أمورالدنيا والدين، والصالةوالسالم على أشرف
األنبياءوالمرسلين، سيدناوموالنامحمدوعلى أله وأصحابه أجمعين، أمابعد
Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan berjalan
lancar. Shalawat dan salam tercurahkan atas baginda, Nabi besar Muhammad
SAW. Yang mana beliau telah bersusah payah memperjuangkan nama baik agama
demi terciptanya kepercayaan umat tentang apa yang harus kita anut dan suatu
yang diridhoi Allah swt., yaitu Agama Islam.
Berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun telah menyelesaikan skripsi
yang berjudul “KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA DALAM
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP TENAGA KERJA
INDONESIA (TKI) DI SAUDI ARABIA DALAM PERPEKTIF SIYASAH
DAULIYAH ” secara lancar. Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari
partisipasi dan bantuan berbagai pihak. Penyusun juga tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. H. Agus Moh. Najib, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Sunan Kalijaga.
3. Bapak Drs. H. Oman Fathurohman SW., M. Ag selaku Ketua Program
Studi Hukum Tata Negara.
4. Bapak Dr. Ahmad Yani Anshori, S.Ag., M.Ag selaku pembimbing, yang
telah dengan sepenuh hati mengarahkan dan membimbing untuk
menyelesaikan skripsi ini, semoaga seluruh kebaikan bapak di balas oleh
Allah SWT.
xv
5. Bapak dan Ibu Dosen Beserta Seluruh Civitas Akademika Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga.
6. Kepada teman-teman Hukum Tata Negara 2014 yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.
Pelulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh,
karena itu penulis mohon maaf jika ada salah dalam penulisan skripsi ini. Paling
utama hanya kepada Allah lah penyusun memohon ampunan atas segala
kesalahan dan meminta agar selalu diberi petunjuk untuk menjadi lebih baik lagi.
Yogyakarta, 21 Agustus 2018
Penyusun
Nurul Hudaya
NIM. 14370080
xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................... iii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB ....................................................................... vi
MOTTO ......................................................................................................................... xii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. xiii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. xiv
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xvii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.................................................................... 5
D. Telaah Pustaka................................................................................................ 7
E. Kerangka Teori ............................................................................................. 11
F. Metode penelitian ......................................................................................... 13
xviii
G. Sistematika Pembahasan .............................................................................. 15
BAB II : SIYASAH DAULIYAH DAN DIPLOMASI DALAM ISLAM .................. 17
A. Difinisi Siyasah Dauliyah .......................................................................... 17
B. Siyasah Dauliyah dalam sejarah ................................................................ 19
1. Pra Islam................................................................................................ 19
2. Masa Islam ............................................................................................ 21
3. Pasca Islam ............................................................................................ 22
C. Dasar-dasar Siyasah Dauliyah .................................................................. 30
D. Diplomasi Internasional ............................................................................ 36
BAB III :PERMASALAHAN DAN UPAYA PERLINDUNGAN PEMERINTAH
INDONESIA TERHADAP TKI DI SAUDI ARABIA .............................................. 45
A. Gambaran Umum Ketenagakerjaan di Saudi Arabia ................................. 45
1. Perekonomian dan Tenaga Kerja Saudi Arabia ............................... 45
2. Program Penempatan TKI di Saudi Arabia ..................................... 46
B. Permasalahan TKI di Saudi Arabia ........................................................... 50
1. Kontrak Kerja ................................................................................... 50
2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ......................................... 55
C. Upaya Perlindungan Hukum Pemerintah Indonesia Terhadap TKI di
Saudi Arabia ............................................................................................ 58
xix
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017
Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia .............................. 60
2. Pembentukan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia (HAM) ..................................................................... 66
3. Pembentukan BNP2TKI ................................................................... 69
4. Diplomasi Bilateral dengan Pemerintah Saudi Arabia ..................... 72
BAB IV : TELAAH MENGENAI KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA
DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TKI DI SAUDI ARABIA
DITINJAU DARI TEORI SIYASAH DAULIYAH ..................................................... 79
A. Tinjauan Siyasah Dauliyah Terhadap Pemerintah Dalam Menerapkan
Kebijakan Terhadap Perlindungan TKI ....................................................... 79
B. Pandangan Diplomasi Terhadap Kebijakan Pemerintah Indonesia ............. 87
BAB V : PENUTUP ...................................................................................................... 91
A. Kesimpulan................................................................................................... 91
B. Saran ............................................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 95
LAMPIRAN ......................................................................................................................I
1. Terjemahan Al-Qur’an .................................................................................I
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia ................................................... II
xx
3. Riwayat Hidup Penulis ............................................................................. II1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang menirimkan tenaga
kerjanya ke luar negeri dalam jumlah yang besar. Pengiriman tenaga kerja
ke luar negeri ini juga menjadi salah satu sumber devisa yang potensial
bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, Saudi Arabia adalah salah
satu negara favorit para calon Tenaga Kerja Indonesia atau disingkat
dengan TKI dalam mencari pekerjaan, salah satu alasan para TKI lebih
banyak yang memilih bekerja di Saudi Arabia dibandingkan dengan
negara lainnya yaitu karena tingginya keuntugan upah yang diperoleh.
Adapun program penempatan TKI ke Arab Saudi memang
merupakan prospek yang cukup baik bagi pemerintah Indonesia terlebih
semakin banyak permintaan akan tenaga kerja. Program ini menjadi salah
satu alternative atau solusi dari permasalahan pengganguran dan
keterbatasan lapangan pekerjaan di dalam negeri, Dengan demikian
pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya menjadikan meningkatnya
tingakat pengangguran akibat kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
Besarnya jumlah tenaga kerja, tingginya jumlah pengangguran, serta
minimnya lapangan kerja yang tersedia di Indonesia menjadi faktor
2
pendukung peningkatan jumlah TKI yang bekerja ke luar negeri
khususnya di Saudi Arabia.
Namun disisi lain program ini memunculkan masalah baru dengan
kasus kekerasan yang menimpa TKI akibat pengguna jasa yang kurang
menghargai dan menghormati hakhak pekerja. Hlm ini menjadi tantangan
bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas TKI, kualitas
penyelenggaraan program penempatan TKI serta kualitas perlindungan
hukum bagi TKI baik pada proses pemberangkatan, selama bekerja di luar
negeri maupun setelah kembali ke tanah air. Meskipun demikian baik
pemerintah Indonesia ataupun Arab Saudi senantiasa mengupayakan
berbagai tindakan dalam memberikan perlindungan bagi TKI dan
penanganan berbagai permasalahan yang menimpa TKI.
Arab Saudi negara dengan jumlah TKI terbesar karena hamper
melebihi jumlah penduduk asli yang ada di Arab Saudi, jumlah Tenaga
Kerja Asing (TKA) mencapai 8-9 juta orang dari 27 juta populasi yang ada
dengan 90% merupakan pemabantu rumah tangga.1 Namun disisi lain
tingginya tingkat kekerasan di Arab Saudi sangat memperhatingkan dan
sangat miris, baru baru ini dihebohkan dengan kasus Zaini Misrin asal
Sampan Madura Jawa Timur yang dikenakan hukum pacung di Saudi
Arabia dengan tuduhan membunuh majikannya ditempat ia bekerja, Zaini
1 Profil Arab Saudi. Diakses dari http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-
14702705. Diakses Pada Tanggal 21 April 2018.
3
Misrin menjalankan eksekusi mati dari Arab Saudi pada Minggu 18 Maret
2018 yang berakhir tragis.
Dari kasus-kasus pelanggaran hak-hak dasar yang menimpa TKI di
Timur Tengah terutama di Saudi Arabia, menjadi keprihatinan tersendiri
bagi pemerintah Indonesia. Kebijakan dan peraturan perundang-undangan
yang telah dirumuskan oleh pemerintanh Indonesia menjadi prinsip yang
menggaris bawahi proses penempatan TKI di luar negeri. Sesuai dengan
tujuan untuk memberikan kontribusi perlindungan bagi keselamatan dan
kesejahteraan TKI, walaupun diakui sangat sulit untuk menyusun dan
membuat suatu peraturan yang dapat memuaskan semua pihak akan tetapi
tetap saja pemerintah sedapat mungkin dapat mengupayakan untuk
mengakomodasi kepentingan-kepentingan semua pihak yang terkait.
Sedangkan upaya hukum yang dapat dilakukan apabila ada hak TKI yang
dilanggar saat masa penempatan adalah tunduk pada negara setempat
mengikuti kedaulatan territorial suatu negara dimana ia bertempat.
Mediasi melalui jalan diplomasi bilateral digunakan sebagai solusi,
tapi perannya masihlah lemah, terbukti dengan ketiadaan MoU dan masih
enggannya pihak Arab Saudi untuk mau menandatangani MoU
ketenagakerjaan dengan pemerintah Indonesia. Pemerintah memang
menghadapai tantangan yang besar dalam realisasi perlindungan TKI di
Arab Saudi dengan adanya perbedaan landasan hukum yang dianut,
termasuk tata cara beracara yang berlaku antara di Indonesia dan Arab
Saudi.
Dasar negara yang di gunakan Arab Saudi sendiri mengindikasikan
bahwa sistem politik yang diakuai tidak mengadopsi hukum internasional,
4
seperti dalam penerapan isu HAM dan gender karena Arab Saudi tidak
ikut meratifikasi semua konvensi yang menyangkut dua isu tersebut.
Akibatnya banyak kasus TKI di Arab Saudi diselesaikan menurut
wewenang pemerintah setempat dan posisi pemerintah Indonesia tidak bisa
mengintervensi keputusan yang mereka ambil. Masalah ini menjadi sangat
menarik melihat nota kesepakatan yang sampai sekarang belum
terumuskan dalam sebuah perjanjian dengan Arab Saudi memunculkan
masalah baru bagi pemerintah Indonesia untuk mengambil kebijakan
dalam penanganan TKI.
Lantas bagaimana peran peran perlindungan pemerintah terhadap
perlakuan yang dialami oleh para TKI ke Saudi Arabia. Bedasarkan latar
belakang diatas penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana pandangan
darikedua teori dalam kepenulisan skripsi ini, yakitu teori siyasah dauliyah
dan teori diplomasi bilateral, sehingga kemjudian bagaimana implementasi
kebijakan pemerintah atas peraturan yang telah dibuat. Sebagaimana kita
ketahui bahwa permasalahan para TKI di luar negeri sudah terjadi selama
bertahun-tahun, tetapi sampai saat ini beum terlihat tanda-tanda solusi
nyata dalam menjamin hak dari para TKI di luar negeri.
Salah satu peran teori siyasah dauliyah menjelaskan bagamana
pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan dan penenerapannya di
Saudi Arabia, melakukan diplomasi bilatreral Indonesia dan Saudi Arabia.
Dengan tujuan kebijakan yang disepakati bersma agar bisa diterapkan
sehingga para TKI merasa aman dan dan terlindungi dalam mendaptkan
hak hukumnya. Untuk menciptakan negara yang aman dan makmur
5
diperlukan adanya saling melindungi antar sesama juga dalam bernegara,
memunculkan nilai-nilai keagamaan sebagaimana syariat beragama Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan yang menarik untuk dan analisis, antara lain:
1. Bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia dalam
memberikan perlindunagan terhadap TKI di Saudi Arabia
dilihat dari persfektif siyasah dauliyah?
2. Bagaimana kebijakan pemrintah dalam melakukan diplomasi
bilateral Indonesia dan Saudi Arabia terkait perlindungan TKI?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
A. Untuk mengetahui pelaksaan/proses dalam menerapkan
kebijakan pemerintah dalam memberikan perlindungan
terhadap para TKI di Saudi Arabia.
B. Menjelasakan alasan mengapa para TKI lebih banyak
memilih bekerja di Saudi Arabia dibandingkan dengan
negara lainnya.
C. Untuk menjelaskan bagaimana tinjauan dari Undang-
undang Nomor 18 Tahun 2017 dan teori siyasah dauliyah
sebagiamana peran pemerintah dalam memberikan hak
hukum terhadap para TKI di Saaudi Arabia.
2. Kegunaan penelitian
6
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, termasuk penulis sendiri. Adapun
manfaat dari penelitian ini yaitu:
A. Manfaat bagi Penulis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan bagi pribadi penulis, khususnya bagi
pembaca agar lebih mengetahui mengenai perlindungan terhadap
TKI yang bekerja di Saudi Arabia berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dijelaskan dalam
UU Nomor 18 Tahun 2017 terkait kebijakan pemerintah dalam
membrikan perlindunagn terhadap TKI di Saudi Arabia.
B. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan dibidang ilmu
hukum, khususnya ilmu hukum yang mengatur mengenai
perlindungan terhadap TKI yang bekerja di Saudi Arabia
berdasarkan peraturan yang dijelaskan dalam UU Nomor 18 Tahun
2017.
C. Manfaat bagi Masyarakat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat secara luas dan menambah wawasan mengenai bidang
ketenagakerjaan, khususnya perlindungan terhadap TKI yang
bekerja di Saudi Arabia. Selain itu juga sebagai informasi bagi
masyarakat dan pengetahuan hukum yang dapat dijadikan sebagai
7
pedoman mengenai perlindungan terhadap TKI yang bekerja di
Saudi Arabia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
ditinjau dalam persfektif siyasah dauliyah.
D. Telaah Pustaka
Masalah mengenai TKI diluar negeri bukanlah sesuatu yang baru,
begitu juga dengna kajian yang dilakukan mengenai perlindungan TKI
dengan sederet permasalahnnya. Cukup banyak tulisan ilmiah yang
mengangkat tema terkait perlindungan TKI, karena masih menjadi topik
pembahasan yang sampai saat ini menarik dan hangat untuk dibahas
tentang perlindungan terhadap TKI di luar negeri khususnya di Saudi
Arabia yang menggunakan teori siyasaha dauliyah sendiri dapat dikatakan
belum ada yang membahas. Namun lebih kepada TKI luar negeri secara
umum secara perundang-undangan dan kepada kebijakan diplomasi luar
negeri diantaranya sebagai berikut:
Salah satu karya yang membahas kasus perlindungan TKI luar
negeri adalah Fudianti Anggina dalam penelitiannya mengenai kebijakan
pemerintah Indonesia tentang perlindungan TKI dalam Pemenuhan hak
dasar TKI di luar negeri2 menyatakan bahwa program penempatan TKI di
Saudi Arabia menjadi sebuah prospek yang baik bagi pemerintah
Indonesia, dimana solusi atas permasalahan pengangguran yang sangat
tinggi jumlahnya di Indonesia serta keterbatasan lapangan pekerjaan di
dalam negeri. Tetapi disisi lain, hlm ini memunculkan permasalahn baru
dengan berbagai kasus kekerasan yang menimpa TKI diakibatkan
2 Anggani F, Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Perlindungan TKI dalam
Pemenuhan Hak Dasar TKI di luar Negeri. Studi Kasus: TKI di Arab Saud, Tesis
Universitas Gaja Mada. (UGM Press: Yogyakarta. 2009) hlm. 24
8
Pengguna jasa yang kurang menghargai dan menghormati hak-hak
pekerja. Pemerintah Indonesia tentunya menghadapi hambatan dalam
merealisasikan perlindungan TKI di Saudi Arabia menganut dasar negara
yang mengindikasi bahwa sistem politik yang diakui tidak mengadopsi
hukum internasioanal, seperti hlmnya dalam penerapan isu Hak Asasi
Manusia dan Gender, karena Saudi Arabia tidak menratifikasi konvensi
yang berkaitan dengan kedua isu tersebut.
Fudianti Anggani juga menyatakan bahwa perlindungan TKI
secara mutlak menjadi tanggung jawab penuh dari pemerintah. Peran
negara tentunya membutuhkan koordinasi dalam penangangan kasus TKI
tersebut supaya tidak memunculkan kecenderungan tumpang tindih
wewenang dan kewajiban bagi setiap instansi terkait yang menjadi focal
poin dari program penempatan TKI di luar negeri. Kerjasama dengan
negara penempatan tidak dapat dikesampingkan dalam hlm ini. Karena
dengan dialog melalui kerjasama bilateral dapat menghasilakn agreement
dasar yang mengkiat secara hukum permasalahan mutlak mengenai TKI
ini apalagi tidak diselesaikan sesegera mungkin maka dapat memmicu
munculnya konflik dalam hubungan bilateral.
Hubungan bilateral memiliki peran yang sangat penting sebagai
upaya preventif perlindungan TKI di luar negeri guna tercapainya
keberasaan “bilateral agreement” anatar negara pengirim dan negara
penerima di bidang ketenagakerjaan, hingga pengguna jasa TKI dapat
menghargai hak-hak dasar dari TKI. Tidak hanya itu saja, perbaikan
tentunya harus dilakukan di dalam negeri.
9
Skripsi karya Ach. Syaifullah, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang berjudul “Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Di Luar
Negeri Menurut Hukum Islam Dan Hukum Islam Dan Hukum Positif”’ isi
skripsi ini membahas tentang perlindungan TKI wanita di luar negeri.
Adapun keunggulan dari isi skipsi ini adalah spesifikasi tentang
perlindungan TKI Wanita di luar negeri dan dalam tulisan ini pula peneliti
melakukan eksplorasi tentang wanita dalam berbagai perlindungan.3
Selanjutnya adalah Skripsi karya Siti Lutfiati Rohimah yang
berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam” isi Skripsi ini yang
mana membahas tentang perlindungan hukum positif terhadap TKI, baik
ketika masih Pra Penempatan sampai Pasca Penemepatan. Kelebihan dari
peneliti ialah membandingkan bagaimana perlindungan yang diberikan
pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri dengan hukum Islam.4
Selanjutnya jurnal Karya Arie Ryan Lumban Tobing yang berjudul
“Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Hak Atas Jaminan kesehatan
Bagi TKI saat di Negara Tujuan Bekerja (Studi terhadap Mantan TKI yang
bekerja di Hong Kong di Kabupaten Malang)” di dalam jurnal ini
dijelaskan tentang bagaimana perlindungan hukum terhadap ha katas
jaminan kesehatan bagi TKI asal Kabupaten Malang yang bekerja di Hong
Kong. Hlm yang menarik dalam jurnal ini adalah penjelasan tentang
3 Ach. Syaifullah, “Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Di Luar Negeri Menurut
Hukum Islam Dan Hukum Positif”, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan
Kalijaga (2012). 4 Siti Lutfiati Rohimah, “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Indonesia
di Luar Negeri Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam,” Skripsi Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2012)
10
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para mantan TKI yang bekerja di
Hong Kong dalam mendaptkan hak atas jaminan kesehatan. Adapun
keunggulan dari tulisan ini adalah soliusi yang diberikan untuk
menghadapi kesulitan serta hambatan dalam memperoleh hak atas jaminan
kesehata.5
Yang teakhir adalah karya ilmiah yang membahas kasus
perlindungan TKI di luar negeri adalah skripsi karya Fatwa Rizky Ananda
yang berjudul “Perlindungan Pemerintah RI Terhadap TKI Pidana Mati”
didalam skripsi ini dijelaskan tentang bagaimana peran pemerintah dalam
melindungi warga negarnya yang sedang terkena kasus hukuman mati.
Adapun kelebihan yang bisa disimpulkan yaitu yang pertama kekhususan
dalam memaparkan masalah TKI yang diancam pidana mati. Kemudian
yang kelebihan yang kedua yaitu penjelasan tentang pentingnya hubungan
luar negeri dengannegara-negara tujuan para TKI. Sehingga ketika ada
TKI yang bermasalah, pemerintah dapat membuat kebijakan dalam
meberikan perlindungan kepada para TKI.6
Perbedaan antara penelitian yang dilakukan penyusun dengan
karya ilmiah sebelimnya, tampak pada obyek penelitiannya. Dimana dalam
penelitian ini yang menjadi obyek penelitian oleh penulis adalah upaya
pembedahan lebih mendalam terhadap peran pemerintah dalam membuat
sebuah kebijakan dalam memberikan perlindungan terhadap para TKI di
Saudi Arabia yang ditinjau dari persfektif siyasah dauliyah.
5 Arie Ryan Lumban Tobing yang berjudul “Pelaksanaan Perlindungan Hukum
Terhadap Hak Atas Jaminan kesehatan Bagi TKI saat di Negara Tujuan Bekerja (Studi
terhadap Mantan TKI yang bekerja di Hong Kong di Kabupaten Malang),” Fakultas
Syariah dan Hukum Unversitas Brawijaya, 2013.
6 Fatwa Rizky Ananda, “Perlindungan Pemerintah RI Terhadap TKI Pidana
Mati,” Sripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009).
11
E. Kerangka Teori
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki keinginan untuk
hidup berdampingan secara damai dengan seluruh bangsa dan negara
yang ada di dunia. Keinginan itu merupakan cita-cita yang ideal bagi
kelangsungan hidup manusia di muka bumi demi tercapainya
kemaslahatan bersama.
Saudi Arabia merupakan negara islam, yang dalam
pemerintahannya menguunakan sistem hukum islam yang masih kental,
dalam sistem pemerintahannya bersumber kepada al-Quran dan hadist,
sehingga hukum yang ada di Saudi Arabia dalam menagani persoalan
yaitu menggukan hukum internasioanl. Sedangkan dalam negara
Indonesia mengaut sistem demokrasi dalam menagani persoalan yang
terkait dengan hubungan internasional. Yang mana keduanya harus
Keinginan ini dapat diterlaksana dengan adanya perjanjian
antarnegara serta adanya adat kebiasaan masyarakat internasional.
Semua itu tidak terlepas dari adanya hubungan internasional antar
negara, yang mengatur hubungan-hubungan antar negar disebut dengan
istilah Siyasah dauliyah. Dauliyah bermakna tentang daulat, kerajaan,
kekuasaan, wewenang.7 Sedangkan Siyasah dauliyah bemakna sebagai
kekuasaan kepada negara untuk mengatur negra dalam hubungan
internasional, masalah teritorial, nasionalitas, ekstradisi, tahanan,
pengasingan tawanan politik, pengusiran negara asing. Selain itu juga,
mengurusi masalah kaum zimmi, perbedaan agama, akad timbal balik
7 Abdul Wahab, Khlmlaf Politik Hukum Islam, (Yogyakarta: Tiara wacana,
2005), hlm 71
12
dan sepihak dengan kaum zimmi. Hudud dan qizoz, atau dapat dikatan
yang mengatur hubungan anatar negara (hukum internasional).8
Hukum islam tidak hanya terbatas pada persoalan ibadah dan
masalah agama, tapi juga mengatur hubungan antar negara, baik
diwaktu perang ataupun diwaktu damai tidak serta merta fokus pada
satu hlm melainkan banyak hlm. Terdapat pula pendirian badan
internasioanl yang bertugas untuk menyelesaikan pertikaian anatar
bangsa. Bahkan hukum Islam mengatur lebih jauh daripada itu, karena
Islam menyerukan agar umat manusia yang berbeda suku, bangsa dan
agama untuk menegakkan persaudaraan kemanusian secara
menyeluruh, sehingga dapat terwujud kehidupan yang aman, dan saling
menghargai antar sesame dimuka bumi ini.9
Diatas adalah penjelasan ricih mengenai teori yang saya gunakan
dalam kepenulisan skripsi ini, dengan demikian akan dijelasakan lebih
spesifik lagi kaitanya tentang perlindungan TKI di Saudi Arabia, salah satu
cara dalam menerapkan siyasah dauliyah yaitu tidak terlepas diplomasi
sebagai perantara kedua belah pihak yang berkepentingan. Diplomasi ini
dilakukan untuk mencari penyelsaian kompromistis yang mana lebih
mengutamankan pemilihan dengan cara-cara damai melalui negosiasi
untuk mencapai tujuan secara saling mengantungkan daripada
penghancuran total pihak-pihak yang bermusuhan.10 Untuk mencapai
kepentingan bersama. Pemerintah mengutus diplomat sebagai utusan dari
8 Ibid, hlm. 72 9 Amin Widodo, Fiqh Siyasah dalam Hubungan Internasional, (Yogyakarta: PT.
Tiara Wacana Yogyakarta, 1994), hlm 10
10 Muhammad Shoelhi, Diplomasi Praktis Komunikasi Internasional, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm 80
13
Indonesia ke negara pemerintah duta Saudi Arabia melobi dengan cara
damai sehingga tidak terjadi percekcokan antara kedua belah pihak. Sebab
jika tidak terjadi kesepakatan salah satu dintara keduanya maka itu artinya
sepakat bahwa perang adalah kelanjutan dari diplomasi jika memang
sudah tidak ada jalan lain lagi. Perang adalah jalan terakhir.11
Peran pemerintah haruslah lebih memprioritaskan hak asasi migran
khususnya bagi para TKI yang bermasalah diluar negeri. Sebagaimana
atas kebijakan undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 yang telah dibuat
dimana salah satu penyataan Undang-Undang ini mengamanatkan bahwa
tidak boleh ada pembebanan biaya penempatan terhadap TKI,perlindungan
selama bekerja diluar negeri yang telah disepakati dalam Undang-Undang
tersebut yang telah disahkan oleh presiden. Ini adalah sebuah amanat yang
harus benar-benar terwujud dalam omplementasi kebijakan dan tidak boleh
disabotase pada peratura-peraturan pelaksanaanya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian pustaka (Library Research), yaitu metode mengumpulkan data-
data tertulis, baik dari buku, jurnal, perundang-undangan dan data-data
tertulis lainnya yang sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini.
2. Sifat Penlitian
11 Mohammad Shoelhi, Diplomasi Damai (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Bandung). Hlm 8
14
Penelitian ini bersifat deskriftif-analisis. Deskriptif- analisis ini
merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan, menguraikan dan
menganalisis persoalan yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti.12 Penelitian ini akan menjelaskan tentang kebijakan pemerintah
dalam memberikan perlindungan terhadapa para Tenaga Kerja Indonesia
di Saudi Arabia kemudia di analisis dengan teori siyasah dauliyah
kemudian diinterpretasikan dari data tersebut kemudian disimpulkan.
3. Pendekatan Penelitian
Dalam hlma ini, penulis menggunakan pendekatan normative yang
menjadi faktor yang menjadi focus kajian dari penelitian ini yaitu
kebijakan pemerintah dalam memeberikan perlindungan terhadapa para
Tenaga Kerja Indonesia di Saudi Arabia. Pendekatan ini adalah
pendekatan yang dilakukan dengan cara mendekati permasalahan dari segi
hukum, norma kemudian buku-buku, jurnal dan ketentuan perundang-
undangan yang telah ada referensinya dengan masalah yang akan diteliti.
4. Tehnik Pengumoulan Data
a. Data Primer
Yakni berkaitan erat dengan bahan-bahan hukum dengan
permasalahan yang akan penulis teliti. Antara lain yang terdiri
sebagai berikut:
1. Kitab Undang-Undang KUHPer.
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Ketenagakerjaan.
b. Data Sekunder
12 Sukandarumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula, cet. Ke-4 (Yogyakarta: Gaja Mada University Press, 2012), hlm. 104.
15
Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer, seperti buku ketenagakerjaan, buku hukum
perburuhan, hasil-hasil penelitian, hasil karya ilmiah para sarjana serta
pendapat para pakar hukum yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini,
dikaitkan dengan teori siyasah dauliyah.
5. Analisi Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data
kulitatif, sehingga analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan logika dedukatif. Supaya dapat dicapai pemahaman yang
konprehensif tentang perlindungan negara terhadap TKI di Saudi Arabia.
G. Sistematika Pembahasan
Agar mempermudah pemabahasan dalam skripsi ini, maka penulis
membagi secara sistematis pemabahasan skripsi ini dalam 5 (Lima) bab.
Kelima bab ini akan mebahas sebagai berukut:
Bab I, berisi pendahuluan untuk mengantarkan pembahasan skripsi
secara keseluruhan. Bab ini terdiri tujuh sub bab; latar belakang masalah,
pokok masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka
teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II, berisi Tinjauan Pustaka, dimana akan menyajikan tinjauan
hukum Islam sesuai dengan teori yang digunakan dalam skripsi yakni teori
siyasah dauliyah, dan juga dari beberapa pendapat para ahli, terkait
permsalahan yang akan diteliti, yaitu perihlm kebijakan pemerintah dalam
memberikan perlindungan hukum terhadap TKI yang bekerja di Saudi
Arabia.
16
Bab III, menjelaskan tentang bagaimana peran pemerintah
Indonesia dalam mengimplementasikan bentuk pelindungan hukum
terhadap TKI di Saudi Arabia, sebagaimana dicantumkan dalam UU
Nomor 18 Tahun 2017 terkusus antar negara sebagaimana dalam
penerapan teori siyasah dauliyah serta melaui cara diplomasi bilateral
Indonesia dan Saudi Arabia.
Bab IV, di dalam bab ini merupakan inti dari penelitian yang
dilakukan, diamana penulis akan menganalisis kebijakan yang dilakukan
pemerintah terhadapa para TKI di Saudi Arabia yang banyak diantara para
TKI mendapatkan ketidakadilan secara hukum, sehingga pemerintah
dalam memberikan perlindungan terhadap TKI agar para TKI
mendapatkan hak secara hukum sebagaimana terkait dalam perjanian MoU
ynag telah ditandatangani. Juga dijelasakan dalam UU Nomor 18 Tahun
2017. Dalam hlm ini jelasakan dengan menggunakan teori siyasah
dauliyah dan diplomasi dalam mengani masalah yang ada.
Bab V, pada bagian bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran
dari hasil penelitian yang berfungsi sebagai jawaban terhadap
permasalahan pokok yang diangkat.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masih lemahnya kesepakatan perjanjian yang dibuat pemerintah
Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi terkait dengan tenaga kerja
Indonesia di Arab Saudi sehingga sering terjadi masalah seperti
penganiayaan yang dilakukan majikan terhadap tenaga kerja Indonesia
bahkan tidak sedikit tenaga kerja Indonesia yang bermasalah dengan
hukum bahkan mendapatkan hukuman pancung di Arab Saudi. Seperti
pada kasus Zaini Misrin yang belum lama ini diesekusi mati di Saudi
Arabia. Dan masih banyak kasus lainnya.
Dilihat dari sudut pandang siyasah dauliyah, bisa dikatakan bahwa
upayah pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap TKI masih
belum sepenuhnya sesuai dengan dasar-dasar yang diterapkan didalam
siyasah dauliyah, sebagaimana dalam bentuk keadilan hukum, hak asasi
manusia yang belum terimplentasi dalam bentuk tindakan yang serius
dalam hal ini.
Selama ini, pemerintah Indonesia lebih bersikap menunggu terjadinya
kasus, daripada aktif melakukan pengawasan terhadap TKI di Arab Saudi
karena belum adanya kebijakan khusus yang dibuat berdasarkan
kesepakatan antara kedua negara melalui kerjasama bilateral. Sehingga
ruang gerak pemerintah Indonesia melalui perwakilan Indonesia untuk
Arab Saudi menjadi terbatas karena hukum yang diberlakukan di Arab
Saudi mengatur hubungan rumah tangga secara khusus.
92
Upaya perlindungan terhadap TKI ini juga mendorong Indonesia untuk
memiliki kebijakan dalam realisasi hal tersebut. Undang-undang Nomor
18 Tahun 2017 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri menjadi hukum domestik yang mengatur
perlindungan terhadap TKI. Namun pada kenyataannya dengan adanya
kebijakan tersebut juga masih kurang efektif dalam implementasinya
sebab masih tingginya jumlah ekploitas dan kekerasan para TKI di Saudi
Arabia. Sebab lainya yaitu keterlambatan dalam meberikan penasihat
hukum yang seharusnya sudah disiapkan dan terus siaga untuk
mendampingi TKI sebelum dan selama proses peradilan. Berdasarkan
kasus-kasus yang terjadi, penasihat hukum baru disiapkan oleh
Kementrian Luar Negeri ketika terjadi kasus hukum terhadap TKI
sehingga penanganan kasus menjadi terlambat. Asuransi dalam bentuk
klaim ganti rugi sebagai upaya pemerintah untuk melindungi TKI, rumit
dan kurangnya transparansi dari pihak terkait,
Bekerja sebagai TKI di Saudi Arabia tidak hanya menanggung resiko
akibat pengecualian mereka dalam hukum perburuhan, tetapi juga akibat
dari kebijakan imigrasi yang sangat kaku, yang bergantung pada visa
berbasis sponsor. Kerajaan Saudi Arabia telah melembagakan kebijakan
untuk meningkatkan komponen angkatan kerja Saudi yang sampai saat ini
tidak berhasil. Kebijakan Saudi-isasi ini berusaha untuk membatasi dan
mengontrol jumlah dan distribusi pekerja asing di berbagai sektor
ekonomi. Salah satu strategi utama adalah kafala, atau sistem visa dengan
sponsor, dimana visa dan status hukum pekerja tergantung pada
majikannya. Sistem ini menciptakan ketimpangan kekuasaan yang besar
93
antara majikan dan pekerja dan menghasilkan pembatasan hak pekerja
migran yang besar. Dimana Hukum Kafalah dapat dikatakan memiliki
kecenderungan terhadap perbudakan, dimana kebebasan para pekerja yang
berada di satu keluarga Arab Saudi dibatasi ruang geraknya.
B. Saran
Kiranya pemerintah Indonesia agar segera melakukan pertemuan
bilateral dengan Saudi Arabia untuk membahas perlindungan TKI, sebab
dikhawatirkan kasusu hukuman mati terulang kembali. Pentingnya
masalah perlindungan TKI ini, sehingga tak perlu lagi diselessaikan
dengan penandatangan MoU, tapi harus lebih kepada peraturan yang lebih
spesifik dan meningkat terkait tentang pelindungan HAM. Pemerintah
kedua negara harus segera bertemu dan melakukan Momerandum Of
Agreement (MoA). Dengan adanya MoA, nasib TKI di negara penempatan
lebih terjamin karena dalam MoA itu mengatur teknis sebagaimana hak
dan kewajiban bagi TKI, pembuatan nota kesepakatan TKI, atau MoA
dengan negara tujuan penempatan TKI. Dnegan demikian, pemerintah
Indonesia dapat memperkuat pengawasan keamanan bagi TKI luar negeri.
Terkait dalam hal perekrutan dan penempatan TKI sangat
mempengaruhi faktor terjadinya eksploitasi TKI di Saudi Arabia, sehingga
pemerintah harus lebih meningkatkan pengawasan dalam bentuk
perlindungan yang dilakukan oleh Kementerian Tenaga Kerja pada agen-
agen perekrut agar lebih professional lagi dalam merekrut calon TKI yang
akan dikirim ke luar negeri, agar calon TKI diberikan bekal sebelum
berangkat. Seperti Meningkatkan muatan pelatihan tentang kepedulian
akan hak-hak dan kewajibannya serta meperdalam bahasa asing.
94
Serta disarankan kepada pemerintah agar mengajukan penghapusan
sistem kalafah yang masih berlaku di Saudi Arabia. Sehingga Perlakuan
yang tidak manusiawi ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus terjadi. Oleh
karena itu pemerintah harus lebih tegas menagani hal ini.
95
DAFTAR PUSTAKA
A. Ayat Al-Qur’an
Q.S al- Baqarah: 213
Q.S al Mu’minun: 8
QS. Al-Hujurat: 11
B. Perundang-Undangan
UU nomor 18 tahun 2017 tentang perlindungan tenaga kerja
Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, Pasal 1, Ayat 12
Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, Pasal 1, Ayat 14
Prosedur tersebut sesuai dengan Kepmen No. 204 Pasal 38
Undang-Undang No. 18 Tahun 2017 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri ,Pasal 7 ayat(1-3).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 Tentang
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. pada Bab V tentang Tugas
dan Tanggung Jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
pada pasal 39-42.
C. Referensi Dari Buku
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Ash-Shiddieqy Hasbi, Hukum antar Golongan Dalam Fiqh Islam,
Jogjakarta: Bulan Bintang, 2008
Berridge, GR, Diplomacy Theory and Practice, London: Palgrave
Macmillan, 2005.
96
Breman Jan, Mengunakan Sang Kuli, Politik Kolonial pada awal abad ke
20, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1997.
Chaniago Y. S Amran, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung:
Pustaka Setia. 1994
Djalal Hasjim, Politik Luar Negeri Indonesia Dalam Dasawarsa 1990,
CSIC, Jakarta 1997.
Djazuli H. A, fiqh siyasah implementasi kemaslahatan umat dalam rambu-
rambu syariah. Jakart: kencana, 2009.
Harahap Yahya, Segi-Segi Hukum Perjanjian, cet. Ke-2 Bandung: Alumni,
1989
Hasjim Djalal, Politik Luar Negeri Indonesia Dalam Dasawarsa 1990,
Jakarta: CSIC, 1997.
Holisti, Politk Internasional Kerangka Analisis. Jakarta:Impres, 1987.
Iqbal Muhammad, Fiqh Siyasah, Jakarta: Yofa Mulia Offcet, 2007.
Jan Breman, Mengunakan Sang Kuli, Politik Kolonial pada awal
abad ke 20, Jakarta. Pustaka Utama Grafiti, 1997.
K.J. Holisti, Politk Internasional Kerangka Analisis. Pedoman Jakarta:
Ilmu Jaya, 1987.
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989.
Konsultan Jenderal RI – Jeddah, Saudi Arabia. “Panduan & Tata Caara
Berbisnis di Arab Sauidi”, hal. 1. Juli 2018
Konsultan Jenderal RI – Jeddah, Saudi Arabia. “Panduan & Tata Cara
Berbisnis di Arab Sauidi”, Juli 2018
97
Konsultan Jenderal RI – Jeddah, Saudi Arabia. “Peluang Tenaga Kerja
Formal dan Semi Formal Indonesia di Arab Saudi.” November
2010.
Konsultan Jenderal RI – Jeddah, Saudi Arabia. “Peluang Tenaga Kerja
Formal dan Semi Formal Indonesia di Arab Saudi.” November
2010.
Konsultan Jenderal RI “Panduan & Tata Caara Berbisnis di Arab Sauidi”
Madjid Nurcholish, Agama dan Negara dalam Islam. Jakrta:
Prenadamedia Group, 2014.
Nagib Laila, Studi Kebijakan Pengembangan Pengiriman Tenaga Kerja ke
Luar Negeri, Jakarta: PPT-LIPI, 2000.
Roy S. L, Diplomasi, terjemahan dari Diplomacy oleh Harwanto dan
Mirsawati, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.
Sefriani, Peran Hukum Internasioanl dalam Hubungan Internasioanl
Konterporer. Jakarta: Rajawali, 2016.
Setiono. Rule of Law (Supremasi Hukum). Surakarta. Magister Ilmu
Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. 2004..
Shoelhi Mohammad, Diplomasi Damai, Bandung: PT. Remaja, 1999.
Shoelhi Mohammad, Diplomasi Praktis Komunikasi Internasional.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011.
Sukandarumidi Rosdakarya, Metodologi Penelitian : Petunjuk Praktis
Untuk Peneliti Pemula, cet. Ke-4 Yogyakarta: Gaja Mada
University Press, 2012.
Supeno andika, Bambang, Merajut Ukhwah Menjerat TKI, Jakarta:
Pustaka Jaya, 2007
98
Sutedi Adrian, Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, terj. Jakarta:
Pustaka al-Kautsar
Wahab Abdul, Khallaf Politik Hukum Islam, Yogyakarta: Tiara wacana,
2005.
Widodo Amin, Fiqh Siyasah dalam Hubungan Internasional, Yogyakarta:
PT. Tiara Wacana, 1998.
Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, cet. Ke-2 Bandung: Alumni,
1989
Zuhailiy Wahabatuz, Al-‘Alaqotut Ad-Dauliyah Fil Islam, Suriah: Darul
Maktabi 2000.
Mansur A’Ali, Al-Syari’ah al-Islamiyah wa al-Qanun al-Dauli al-Amm,
Kairo:Muhammad Taufiq Awidun, 1971.
D. Referensi Dari Internet
Berita Departemen Komunikasi Dan Informatika, citizen Service
Optimalisasikan Penyelesaian Permasalahan TKI, 26 Juli 2007,
http://www.depkominfo.go.id/
HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi.
http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/asean/Pages/Kerja-Sama-Eksternal-
ASEAN-Mitra-Wicara-Organisasi-Internasional-ASEAN.aspx.
Hubungan Bilateral Arab Saudi-Indonesia, wwwkbri-nyyad.org.sa, akses
10 juli 2018
Konsultan Jenderal RI “Panduan & Tata Caara Berbisnis di Arab Sauidi”
99
Laporan Human Right Watch (HRW). As If I Am Not Human: against
Domestic Workers in Saudi Arabia, 4 Agustus 2018,
http://kompas.com, akses 12 juli 2018.
Profil Arab Saudi. Diakses dari http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-
east-14702705. pada tanggal 21 April 2018
Tabloid Diplomasi. Teras Diplomasi, Edisi – Januari 2012.
http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/167-januari-
2012/1308-teras-diplomasi.html
E. Skripsi/Tesis/Artikel
Ach. Syaifullah, “Perlindungan Tenaga Kerja Wanita Di Luar Negeri
Menurut Hukum Islam Dan Hukum Positif”, Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga 2012.
Alfredo P. Damanik, Peranan, Tugas dan Tanggung Jawab PJTKI dalam
perekrutan, penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar
Negeri Studi Kasus di PT. Sahara (Skripsi), Medan: USU
Repository, 2006.
Ananda Fatwa Rizky, “Perlindungan Pemerintah RI Terhadap TKI
Pidana Mati,” Sripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta 2009.
Anggani F, Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Perlindungan TKI
dalam Pemenuhan Hak Dasar TKI di luar Negeri. Studi Kasus:
TKI di Arab Saudi, Tesis Universitas Gaja Mada. UGM Press:
Yogyakarta. 2009.
Arie Ryan Lumban Tobing yang berjudul “Pelaksanaan Perlindungan
Hukum Terhadap Hak Atas Jaminan kesehatan Bagi TKI saat di
100
Negara Tujuan Bekerja (Studi terhadap Mantan TKI yang bekerja
di Hong Kong di Kabupaten Malang),” Fakultas Syariah dan
Hukum Unversitas Brawijaya, 2013.
K. Ali, Sejarah Islam dari Awal hingga Runtuhnya Dinasti Utsmania:
Tarikh Pra Modern, ter. Ghufron A. Mas’adi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003.
Pamungkas Arif, skripsi tentang Kerajaan Saudi Arabia, UIN Sunan
Kalijaga. 2009.
Siti Lutfiati Rohimah, “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri Menurut Hukum Positif dan Hukum
Islam,” Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2012.