JURNAL SKRIPSI
PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MANIPULATIF PADA
ANAK TUNAGRAHITA KELAS V SLB – E PRAYUWANA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2016 / 2017
SKRIPSI
Oleh:
ARDI NUR PAMUNGKAS
K4612024
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MANIPULATIF PADA
ANAK TUNAGRAHITA KELAS V SLB – E PRAYUWANA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2016 / 2017
Ardi Nur Pamungkas
K4612024
Pembimbing I : Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Pembimbing II : Drs. Sunardi, M.Kes
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email : [email protected]
ABSTRAK
Ardi Nur Pamungkas K4612024. PENGGUNAAN ALAT BANTU
PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK
DASAR MANIPULATIF PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS V SLB – E
PRAYUWANA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017, Skripsi. Surakarta :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,
September 2016.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar
melempar, menangkap, menendang, dan mendrible untuk anak tunagrahita dengan
menggunakan metode penggunaan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SLB-
E Prayuwana Surakarta Tahun Ajaran 2016 / 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V
SLB – E Prayuwana Surakarta yang berjumlah 6 Siswa yang terdiri dari 3 siswa
putera dan 3 siswa puteri. Sumber data berasal dari guru, siswa dan peneliti. Teknik
pengumpulan data adalah dengan observasi, tes, dan dokumentasi atau arsip.Validitas
data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik
deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif dengan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan metode penggunaan
alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar manipulatif
dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Dari hasil analisis yang
diperoleh peningkatan hasil belajar pola gerak dasar manipulatif pada Siklus I dari 6
siswa mencapai 66,67% atau sebanyak 4 siswa sudah masuk kriteria tuntas dan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Siklus II meningkat mencapai 100% atau semua siswa telah mencapai kriteria tuntas
dengan KKM 2,67. Simpulan penelitian ini adalah dengan penggunaan alat bantu pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar manipulatif pada siswa kelas V SLB –
E Prayuwana Surakarta Tahun Ajaran 2016 / 2017.
Kata Kunci : Kemampuan Gerak Dasar Manipulatif, Anak Tunagrahita, Metode
Pembelajaran, Alat Bantu Pembelajaran.
ABSTRACT
Ardi Nur Pamungkas K4612024. USE OF LEARNING TOOL FOR
IMPROVING THE ABILITY OF MOTION TO BASIC MANIPULATIVE
children with intellectual challenges CLASS V SLB - E PRAYUWANA 2016/2017
ACADEMIC YEAR Surakarta, Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty of the University of March Surakarta, September 2016.
The purpose of this research is to improve the basic motion throwing,
catching, kicking, and train with for retarded children by using the method of use of
teaching aids in class V SLB-E Prayuwana Surakarta Academic Year 2016/2017.
This research is a classroom action research (PTK). This study was conducted
in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation, and
reflection. The subjects were students of class V SLB - E Prayuwana Surakarta
totaling 6 Students consisting of 3 students sons and three daughters student. Source
of data derived from the teachers, students and researchers. Data collection
techniques are observation, testing, and documentation or arsip.Validitas data using
data triangulation technique. Data analysis using descriptive technique that is based
on a qualitative analysis as a percentage.
The results of this study showed that using the method of use of teaching
aids can improve basic manipulative motion of prasiklus to the first cycle and from
the first cycle to the second cycle. From the analysis results obtained learning
outcome manipulative basic movement patterns in the first cycle of 6 students
reached 66.67% or as many as four students have already completed entry criteria
and on the second cycle increased to 100% or all students have reached the criteria
completed by KKM 2, 67.
The conclusions of this study is the use of teaching aids can improve
basic motor skills in grade V manipulative SLB - E Prayuwana Surakarta Academic
Year 2016/2017.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keywords: Ability Basic Motion manipulatives, Mentally Retarded Children,
Learning Method, Tools of Learning.
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani merupakan
bagian pendidikan secara umum yang
mengutamakan aktivitas gerak sebagai
media dalam pembelajaran. Pendidikan
jasmani mempunyai peran penting
untuk meningkatkan kualitas manusia.
Hal ini sesuai pendapat bahwa,
pendidikan jasmani merupakan bagian
dari pendidikan secara umum.
Pendidikan jasmani dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pendidikan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui gerakan fisik.
Pendidikan jasmani sebagai salah satu
sub-sistem pendidikan yang berperan
penting dalam mengembangkan
kualitas manusia Indonesia. Penjas
merupakan pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan dari pendidikan lainnya.
Melalui penjas aspek-aspek yang ada
pada diri siswa dikembangkan secara
optimal untuk mendukung pencapaian
tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Dalam hal ini Manusia merupakan
makhluk yang memiliki unsur jasmani
dan rohani serta dilengkapi dengan
akal pikiran inilah yang membuat
manusia lebih tinggi derajatnya
dibanding makhluk lainnya. Namun,
tidak semua diciptakan sempurna.
Sebagian ada yang dilahirkan dengan
kondisi kejiwaan yang sehat, tetapi
mengalami kondisi cacat fisik seperti
tuli, bisu, buta, dan lain-lain. Ada juga
manusia yang dilahirkan dengan
kondisi fisik yang sempurna namun
mengalami kelainan kondisi
kejiwaannya seperti anak yang autis,
dan anak yang mengalami
keterbelakangan mental (cacat mental),
Manusia seperti ini digolongkan kepada
ABK (anak berkebutuhan khusus).
Adapun pengertian dari ABK adalah
anak yang memerlukan penyesuaian
(adaptasi) sebelum dapat bertindak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara normal. Istilah berkebutuhan
khusus lebih ditujukan kepada individu
yang mengalami gangguan atau
ketidakmampuan baik secara fisik atau
mental, dan ada juga individu dari
kalangan normal yang ingin
diperlakukan secara khusus.
Kecacatan pada umumnya
masih dianggap faktor penyebab
seorang anak tidak membutuhkan
kegiatan olahraga atau tidak perlu
mengikuti kegiatan belajar mengajar
pendidikan jasmani. Namun pada
kenyataannya, secara kodrati manusia
lahir memiliki hak dan kewajiban yang
sama, sehingga antara anak yang
berkebutuhan khusus dan normal
adalah sama. Mengingat pentingnya
pembelajaran pendidikan jasmani bagi
anak-anak di usia sekolah pada
umumnya, maka bagi anak
berkebutuhan khusus pembelajaran
pendidikan jasmain juga harus
diutamakan.
Pendidikan jasmani untuk anak
berkebutuhan khusus (ABK) berbeda
dengan pendidikan jasmani yang
diberikan untuk siswa normal, sehingga
perlu adanya penyesuaian atau
modifikasi yang dilakukan oleh guru
tersebut. Berkaitan dengan pendidikan
jasmani adaptif, perlu ditegaskan
bahwa anak berkebutuhan khusus
(ABK) tetap memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan pendidikan dan
pembelajaran pada setiap jenjang
pendidikan. Pendidikan jasmani
adaptif merupakan pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang disesuaikan atau
dimodifikasi yang memungkinkan
individu dengan kebutuhan khusus
(kurang mampu) dapat berpartisipasi
atau memperoleh kesempatan
beraktivitas dengan aman dan berhasil
dengan baik (sesuai dengan
keterbatasannya) serta memperoleh
kepuasan.
Berdasarkan hasil observasi di
salah satu sekolah ABK yaitu SLB - E
Prayuwana Surakarta menunjukkan
bahwa siswa – siswi SLB tersebut saat
berolahraga melakukan gerak dasar
manipulatif yang kurang baik, para
siswa juga sering mengeluh bosan
karena pelajaran yang diberikan
monoton, hal ini dikarenakan
kurangnya alat pembelajaran yang
menarik dimata siswa, selain itu guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
juga hanya memberikan bola lalu
meninggalkan siswa untuk bermain
sendirian tanpa pengawasan dari guru
yang bersangkutan dan mengakibatkan
siswa bertindak semaunya sendiri,
seperti membeli jajan, mengganggu
kelas lain pada saat jam pelajaran
olahraga. Adapun nilai awal anak kelas
V SLB - E Prayuwana Surakarta tahun
ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran
gerak dasar manipulatif dari total 6
siswa hanya 1 siswa yang mencapai
kriteria ketuntasan minimal. Dengan
mempertimbangkan kurangnya alat
pembelajaran yang menarik serta
tingkat kemampuan dan motivasi siswa
dalam mengikuti pelajaran olahraga
yang kurang, sekaligus capaian nilai
awal yang diperoleh dalam
pembelajaran gerak dasar manipulatif,
guru perlu mencari alat pembelajaran
yang lebih menarik di mata siswa
supaya para siswa lebih semangat dan
termotifasi dalam mengikuti proses
pembelajaran, serta dapat tercapainya
hasil belajar yang memuaskan.
Berdasarkan hasil observasi di
salah satu sekolah ABK yaitu SLB - E
Prayuwana Surakarta menunjukkan
bahwa siswa – siswi SLB tersebut saat
berolahraga melakukan gerak dasar
manipulatif yang kurang baik, para
siswa juga sering mengeluh bosan
karena pelajaran yang diberikan
monoton, hal ini dikarenakan
kurangnya alat pembelajaran yang
menarik dimata siswa, selain itu guru
juga hanya memberikan bola lalu
meninggalkan siswa untuk bermain
sendirian tanpa pengawasan dari guru
yang bersangkutan dan mengakibatkan
siswa bertindak semaunya sendiri,
seperti membeli jajan, mengganggu
kelas lain pada saat jam pelajaran
olahraga. Adapun nilai awal anak kelas
V SLB - E Prayuwana Surakarta tahun
ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran
gerak dasar manipulatif dari total 6
siswa hanya 1 siswa yang mencapai
kriteria ketuntasan minimal. Dengan
mempertimbangkan kurangnya alat
pembelajaran yang menarik serta
tingkat kemampuan dan motivasi siswa
dalam mengikuti pelajaran olahraga
yang kurang, sekaligus capaian nilai
awal yang diperoleh dalam
pembelajaran gerak dasar manipulatif,
guru perlu mencari alat pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang lebih menarik di mata siswa
supaya para siswa lebih semangat dan
termotifasi dalam mengikuti proses
pembelajaran, serta dapat tercapainya
hasil belajar yang memuaskan.
Alat bantu pembelajaran yang
beragam memegang peranan penting
pada proses pembelajaran, karena dapat
menarik minat siswa untuk mengikuti
pembelajaran dengan penuh semangat,
sehingga tercipta proses pembelajaran
yang efektif. Alat bantu pembelajaran
dirasa sangat penting guna
meningkatkan proses pembelajaran
gerak dasar manipulatif pada siswa
kelas V SLB – E Prayuwana Surakarta
yang terdiri dari gerakan melempar,
menangkap, menendang dan mendrible
bola.
Berdasarkan permasalaha di atas
peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas ini di kelas V
SLB – E Prayuwana Surakarta tahun
ajaran 2015/2016 dengan judul
“Penggunaan alat bantu
pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan gerak dasar manipulatif
pada anak tunagrahita kelas V SLB
– E Prayuwana Surakarta tahun
ajaran 2016/2017”.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Winicek (1995),
pendidikan jasmani adaptif
merupakan suatu program dibuat
secara individual berupa kegiatan
perkembangan, latihan,
permainan, ritme, dan olahraga
yang di rancang untuk
mengetahui kebutuhan
pendidikan jasmani untuk
individu-individu yang unik (Sri
Widarti & Murtadlo, 2007: 3).
Sherril mengemukakan
bahwa:
Pendidikan jasmani khusus
diidentifikasikan sebagai
suatu sistem penyampaian
pelayanan yang
komperhensif yang
dirancang untuk
mengidentifikasi, dan
memecahkan masalah
dalam ranah konseling
psikomotor. Pelayanan
tersebut mencakup
penilaian, program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pendidikan individual
(PPI), pengajaran bersifat
pengembangan dan yang
disarankan, dan koordinasi
dari sumber/layanan yang
terkait untuk memberikan
pengalaman pendidikan
jasmani yang optimal
kepada semua anak dan
pemuda (Arma Abdoellah,
1996: 3).
Anak berkebutuhan
khusus (ABK) atau lebih sering
kita dengan istilah Different
Abilities People (Difabel) adalah
Anak yang memiliki gangguan
baik pada fisik, mental, tingkah
laku atau indera yang akibatnya
tidak bisa secara maksimal
mengembangkan kemapuan yang
dimilikinya. Untuk
mengembangkan potensi –
potensi yang dimilikinya
biasanya para ABK
membutuhkan program dan
layanan khusus.
Sebenarnya ABK memiliki
hak yang sama dengan anak yang
normal dalam segala bidang
kehidupan, termasuk di dalamnya
memperoleh kesempatan dan
pelayanan pendidikan. Namun
terkadang kita sering memandang
sebelah mata akan hal tersebut,
seperti tercantum dalam : (1) UUD
1945 (amandemen): pasal 31 ayat 1
dan ayat 2, (2) UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan:
pasal 3, pasal 5 ayat 1,2,3, dan 4.
Pasal 32 ayat 1, dan 2, (3) UU No.
23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak: pasal 48, 49, 50, 51, 52, 53,
54, (4) UU No. 4 tahun 1997:
tentang Penyandang CACAT. Yang
membedakan ABK dan anak normal
adalah adanya gangguan/ kelainan/
ketunaan yang disandangnya.
Gangguan bisa terletak pada fisik,
mental, sosial atau perpaduan
ketiganya. Mereka memiliki
gangguan yang sedemikian rupa
sehingga membutuhkan pendidikan
jasmani adaptif.
1) Tujuan Media Bantu
Pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tujuan media
pembelajaran sebagai alat
bantu pembelajaran. Menurut
Hujair AH. Sanaky (2011:4)
yaitu:
a) Mempermudah proses
pembelajaran di
kelas,
b) Meningkatkan
efisiensi proses
pembelajaran,
c) Menjaga relevansi
antar materi
pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran,
d) Membantu
konsentrasi
pembelajaran dalam
proses pembelajaran,
2) Manfaat Media Bantu
Pembelajaran
Manfaat media
Pembelajaran sebagai alat
bantu pembelajaran. Menurut
Hujair AH. Snaky (2011:5)
yaitu:
a) Pembelajaran lebih
menarik perhatian
pembelajaran
sehingga dapat
menumbuhkan
motivasi belajar,
b) Bahan pengajaran
akan lebih jelas
maknanya, sehingga
lebih mudah dipahami
pembelajaran, serta
memungkinkan
pembelajaran
menguasai tujuan
pengajaran dengan
baik,
c) Metode pembelajaran
bervariasi, tidak
semata-mata hanya
komunikasi verbal
melalui penuturan
kata_kata lisan
pengajar,
pembelajaran tidak
bosan, dan pengajar
tidak kehabisan
tenaga,
d) Pembelajaran lebih
banyak melakukan
kegiatan belajar,
sebab tidak hanya
mendengar penjelasan
dari pengajar saja,
tetapi juga aktivitas
lain yang dilakukan
seperti: mengamati,
melakukan,
mendemonstrasikan,
dan lain-lain.
3) Fungsi Media Bantu
Pembelajaran
Media bantu
pembelajaran berfungsi untuk
merangsang pembelajaran.
Menurut Hujair AH. Sanaky
(2011) yaitu:
a) Menghadirkan obyek
yang sebenarnya dan
obyek yang langkah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Membuat duplikat
dari obyek yang
sebenarnya,
c) Membuat konsep
abstrak kekonsep
konkret,
d) Memberi kesamaan
kesamaan presepsi,
e) Mengatasi hambatan
waktu, tempat, jumlah
dan jarak,
f) Menyajikan ulang
informasi secara
konsisten.
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dilaksanakan di Kelas V SLB E
Prayuwana Surakarta yang beralamat di
Nayu Utara Rt 01/Rw 13 Kadipiro
Banjarsari Surakarta.
Teknik pengumpulan data
dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini terdiri dari : tes dan
observasi.
1. Tes : digunakan untuk mendapatkan
data tentang hasil belajar gerak dasar
manipulatif siswa serta hasil tes tulis
yang diberikan oleh guru.
Observasi : digunakan sebagai
teknik untuk mengumpulkan data
tentang aktivitas siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar saat
penerapan model pembelajaran
meliputi data dari guru yang berupa
lembar pengamatan.
Uji validitas merupakan suatu
cara untuk menentukan suatu
keabsahan data yang diperoleh. Dalam
hal ini, untuk meningkatkan validitas
data yang diperoleh, peneliti
menggunakan triangulasi data.
Triangulasi data yang digunakan yaitu :
1. Triangulasi data
2. Triangulasi sumber
3. Triangulasi metode
Dengan penjelasan :
a. Triangulasi data yaitu data yang
sama akan lebih mantap
kebenarannya apabila diperoleh
dari beberapa sumber data yang
berbeda
b. Triangulasi sumber yaitu
mengkroscekkan data yang
diperoleh dengan informan atau
narasumber yang lain baik dari
siswa, guru, atau pihak lain.
Triangulasi metode yaitu
mengumpulkan data dengan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang berbeda agar hasilnya lebih
mantap (metode observasi dan tes),
sehingga akan diperoleh hasil yang
akurat mengenai subjek.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses
penelitian tindakan kelas, terlebih
dahulu peneliti melakukan kegiatan
observasi awal untuk mengetahui
keadaan nyata yang ada di lapangan.
Hasil kegiatan observasi awal tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Siswa kelas V SLB-E Prayuwana
Surakarta tahun ajaran 2016/2017,
yang mengikuti materi gerak dasar
manipulatif yang terdiri dari
gerakan melempar, gerakan
menangkap, gerakan menendang
dan gerakan mendrible adalah 6
siswa, yang terdiri dari 3 siswa
putra dan 3 siswa putri. Dilihat dari
proses pembelajaran materi gerak
dasar manipulatif tersebut, dapat
dikatakan proses pembelajaran
dalam kategori kurang berhasil.
2. Siswa kurang dapat memahami
materi yang diberikan dalam
pembelajaran, sebab metode dan
cara mengajar yang diberikan
belum disesuaikan sesuai kebutuhan
siswa dalam materi pembelajaran
gerak dasar manipulatif yang terdiri
dari gerakan melempar, gerakan
menangkap, gerakan menendang
dan gerakan mendrible.
3. Dari hasil pengamatan peneliti,
materi yang disampaikan oleh guru
tentang gerak dasar manipulatif
yang terdiri dari gerakan melempar,
gerakan menangkap, gerakan
menendang dan gerakan mendrible
belum mengunakan model
pembelajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan keterbatasan
yang dimiliki oleh siswa. Hal ini
berakibat siswa tidak aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran
dan tidak dapat menerima materi
yang disampaikan dengan
sempurna.
4. Dilihat dari hasil penilaian guru
penjaskes pada materi gerak dasar
manipulatif yang terdiri dari
gerakan melempar, gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menangkap, gerakan menendang
dan gerakan mendribble pada siswa
kelas V SLB-E Prayuwana
Surakarta rata-rata kemampuan
siswa dalam melakukan materi
gerak dasar manipulatif adalah
16,67 % saja atau hanya 1 orang
siswa yang dapat tuntas.
Guru belum mengunakan
model maupun metode pembelajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Pengunaan model maupun
metode pembelajaran yang tidak sesuai
dengan kebutuhan siswa akan
berdampak pada hasil belajar siswa
yang tidak dapat maksimal atau rendah
pada materi gerak dasar manipulatif
yang terdiri dari gerakan melempar,
gerakan menangkap, gerakan
menendang dan gerakan mendrible.
B. Deskripsi Hasil Tindakan
Tiap Siklus
Siklus I
Berdasarkan data dan kondisi awal
kemampuan dan hasil belajar gerak
dasar manipulatif yang terdiri dari
gerakan melempar, gerakan
menangkap, gerakan menendang dan
gerakan mendrible pada siswa Kelas V
SLB-E Prayuwana Surakarta tahun
ajaran 2016/2017, maka prosentase
nilai perlu ditingkatkan dengan
pembelajaran yang tepat yaitu membuat
siswa memahami materi gerak dasar
manipulatif, pembelajaran dengan
penggunaan alat bantu pembelajaran
yang disesuaikan dengan materi ajar
dan kebutuhan siswa. Siklus I
direncanakan dalam 2 kali pertemuan.
Pertemuan I
Tindakan I dilaksanakan selama dua
kali pertemuan, yakni sesuai jadwal
mata pelajaran penjaskes Kelas V SLB-
E Prayuwana pada hari Rabu 3
Agustus 2016, dan Jum’at 5 Agustus
2016 di SLB-E Prayuwana, Masing-
masing pertemuan dilaksanakan selama
3 x 40 menit. Sesuai dengan RPP pada
siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh
peneliti dan guru yang bersangkutan,
dan sekaligus melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran.
Pertemuan II
Materi pada pelaksanaan tindakan I,
pertemuan kedua (jum’at 5 Agustus
2016) adalah materi gerak dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
manipulatif yang terdiri dari gerakan
melempar, gerakan menangkap,
gerakan menendang dan gerakan
mendrible dengan penerapan
penggunaan alat bantu pembelajaran
untuk proses pembelajaran.
Deskripsi Data Siklus I
Berdasarkan hasil deskripsi
siklus I, hasil belajar materi gerak dasar
manipulatif yang terdiri dari gerakan
melempar, gerakan menangkap,
gerakan menendang dan gerakan
mendrible pada siswa kelas V SLB-E
Prayuwana Surakarta Tahun Ajaran
2016/2017 setelah diberikan Tindakan I
adalah 66,67 % sudah tuntas yaitu 4
siswa dan hanya 2 siswa yang belum
tuntas.
Siklus 2
Siklus II merupakan tindak lanjut dari
hasil analisis dan refleksi yang
dilakukan pada Siklus I, dimana dalam
pelaksanaan tindakan dalam Siklus I,
rata-rata siswa menunjukkan hasil yang
kurang maksimal dan sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan pada
siklus I. Pelaksanaan Siklus II mengacu
pada pelaksanaan Siklus I karena
merupakan perbaikan dari Siklus I.
Pertemuan Pertama
Materi pada pelaksanaan tindakan II,
pertemuan pertama (Rabu 10 Agustus
2016) yaitu masih hampir sama dengan
siklus sebelumnya hanya saja pada
pelaksanaan tindakan II ini pada
penerapan model pembelajaran
aktivitas fisik adaptif lebih divariasi
pada pelaksanaan teknik dasar terutama
pada permainan pemanasan untuk
pembelajarannya “permainan yang
lebih interaktif” yang dianggap lebih
mengarah pada materi yang telah
diberikan sebelumnya.
Pertemuan Kedua
Materi pada pelaksanaan tindakan II,
pertemuan kedua (Jum’at 12 Agustus
2016) yaitu masih hampir sama dengan
siklus sebelumnya hanya saja pada
pelaksanaan tindakan II ini pada
penerapan model pembelajaran
aktivitas fisik adaptif lebih divariasi
pada pelaksanaan teknik dasar terutama
pada permainan pemanasan untuk
pembelajarannya “permainan yang
lebih interaktif” yang dianggap lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengarah pada materi yang telah
diberikan sebelumnya.
Berdasarkan hasil deskripsi
siklus II, hasil belajar materi gerak
dasar manipulatif yang terdiri dari
gerakan melempar, gerakan
menangkap, gerakan menendang dan
gerakan mendrible pada siswa kelas V
SLB-E Prayuwana Surakarta Tahun
Ajaran 2016/2017 setelah diberikan
Tindakan II adalah baik 100 %, dan
semua siswa mencapai kriteria tuntas.
Perbandingan Hasil Tindakan Antar
Siklus
Dari hasil analisis yang diperoleh
peningkatan yang signifikan terjadi
pada prasiklus ke siklus I dan dari
siklus I ke siklus II. Pada prasiklus
hasil belajar belajar gerak dasar
manipulatif pada kategori baik 16,66 %
dan cukup 83,33 %, jumlah siswa yang
tuntas adalah 1 siswa dan 5 siswa tidak
tuntas.
Pembahasan
. Hasil penelitian menunjukan
bahwa dalam pelaksanaan tindakan
model pembelajaran aktivitas fisik
adaptif pada siklus I dan II dapat di
simpulkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar gerak dasar manipulatif
pada siswa kelas V SLB-E Prayuwana
Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
Dari hasil analisis yang diperoleh
peningkatan yang signifikan terjadi
pada prasiklus ke siklus I dan dari
siklus I ke siklus II. Pada prasiklus
hasil belajar belajar gerak dasar
manipulatif pada kategori baik 16,66 %
dan cukup 83,33 %, jumlah siswa yang
tuntas adalah 1 siswa dan 5 siswa tidak
tuntas. Hal tersebut disebabkan karena
guru belum menemukan model
pembelajaran yang tepat untuk materi
ajar belajar gerak dasar manipulatif,
selama ini pembelajaran materi tersebut
guru mengajar siswa belum
menggunakan model pembelajaran
yang di sesuaikan dengan kebutuhan
siswa dan cara mengajar guru masih
menggunakan penilaian yang sama
dengan siswa yang normal.
Kemudian melalui penerapan
model pembelajaran penggunaan alat
bantu pada Siklus I siswa diberikan
materi ajar gerak dasar manipulatifr
melalui permaian sebagai media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajaran yang dirasa tepat bagi
anak yang berkebutuhan khusus
(tunagrahita). Dilihat dari hasil belajar
belajar gerak dasar manipulatif pada
siklus I sudah menunjukan peningkatan
dengan kategori baik sebesar 66,67 %,
dan cukup sebesar 33,33 %, jumlah
siswa yang tuntas adalah 4 siswa dan
tidak tuntas 2 siswa. Pemahaman siswa
tentang materi dan antusias dalam
mengikuti pembelajaran meningkat,
siswa merasa lebih mudah memahami
dan senang dengan pembelajaran yang
diberikan. Namun masih terdapat siswa
yang sebenarnya sudah paham pada
materi pembelajaran namun secara
psikomotor siswa tersebut belum
mampu.
Berdasarkan hasil refleksi dari
Siklus I maka pada sikus II diberikan
tambahan atau perbaikan permainan
yang dibuat lebih bervariasi, disini
yang diperbaiki adalah pemanasan yang
menuju keinti, variasi berbagai macam
kompetisila yang mampu
membangkitkan motivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran. Selain dalam hal
kompetisi, disini juga ditambahkan
sedikit pemanasan satatis dan dinamis
untuk mempersiapkan otot-otot
sebelum mengikuti kegiatan inti.
Dengan permainan pemanasan yang
berbeda membuat siswa tidak merasa
bosan dengan pembelajaran, minat
siswapun meningkat dan merasa
senang.
Hasil belajar gerak dasar
manipulatif pada siklus II menunjukan
peningkatan dengan kategori baik
sebesar 100%, dan semua siswa telah
memenuhi kreteria ketuntasan.
BAB V
SIMPULAN,IMPLIKASI DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas
pada siswa kelas V SLB-E Prayuwana
Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu:
(1) perencanaan: peneliti bersama guru
merancang pembelajaran gerak dasar
manipulatif menggunakan model
pembelajaran penggunaan alat bantu,
pembelajaran siswa yang di sesuaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan kebutuhan dan keterbatasan
yang siswa miliki, mempersiapkan
sarana dan prasarana pembelajaran
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), (2) pelaksanaan
tindakan: melaksanakan proses
pembelajaran sesuai yang telah
dirancang menggunakan model
pembelajaran, (3) observasi dan tes:
observasi dilakukan selama proses
pembelajaran dengan melakukan
penilaian sesuai dengan lembar
penilaian pada RPP yang terdiri dari
tiga ranah yaitu kognitif, psikomotor,
dan afektif, (4) refleksi: melakukan
refleksi apakah indikator pembelajaran
telah tercapai, apabila belum maka
harus merencanakan usaha perbaikan
agar indikator tercapai pada siklus
berikutnya. Berdasarkan analisis data
yang telah dilakukan dan pembahasan
yang telah diungkapkan pada BAB IV,
diperoleh hasil bahwa:
Dari hasil analisis diperoleh
peningkatan yang signifikan dari
prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke
siklus II. Hal ini terlihat dari hasil
belajar siswa pada pra siklus dari
jumlah siswa 6 hanya 1 siswa yang
tuntas dan 5 siswa tidak tuntas atau
dengan persentase 16,67% siswa tuntas
dan 83,33% siswa tidak tuntas.
Kemudian hasil belajar yang ditunjukan
siswa pada siklus I menunjukan
peningkatan yang sangat signifikan
yaitu 4 siswa atau sebesar 66,67%
masuk dalam kategori tuntas dan
sisanya 2 siswa atau 33,33% masuk
kategori tidak tuntas. Pada siklus II
peningkatan hasil belajar siswa yaitu
100% atau semua siswa masuk kategori
tuntas.
Dari hasil belajar gerak dasar
manipulatif yang dikemukakan diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran menggunakan model
pembelajaran penggunaan alat bantu
dapat meningkatkan hasil belajar gerak
dasar manipulatif pada siswa kelas V
SLB-E Prayuwana Surakarta Tahun
Ajaran 2016/2017.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan
penelitian yang telah dikemukakan di
atas, maka dapat diketahui bahwa
pembelajaran menggunakan model
pembelajaran penggunaan alat bantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat meningkatkan hasil belajar gerak
dasar manipulatif pada siswa kelas V
SLB-E Prayuwana Surakarta Tahun
Ajaran 2016/2017. Dengan demikian,
implikasi penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Penelitian ini memberikan suatu
gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran
tergantung pada beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut berasal dari
pihak guru, siswa serta model
pembelajaran yang digunakan.
2. Memberikan deskripsi yang jelas
bahwa menggunakan model
pembelajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan siswa (adaptif)
dapat meningkatkan hasil belajar
gerak dasar manipulatif, sehingga
penelitian ini dapat digunakan
sebagai suatu pertimbangan bagi
guru penjas khususnya di SLB-E
Prayuwana Surakarta untuk
meningkatkan keterampilan
bermain siswa dalam olahraga
lainya dengan menggunakan model
pembelajaran penggunaan alat
bantu.
3. Penggunaan model pembelajaran
penggunaan alat bantu untuk
meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap pola gerak dasar
manipulatif, sehingga siswa
memperoleh pengalaman baru dan
berbeda dalam proses pembelajaran
penjasorkes biasanya. Siswa yang
dulunya tidak paham terhadap
penyampaian materi ajar oleh guru
menjadi peham dan mengerti, selain
itu siswa juga merasa lebih antusias
terhadap pembelajaran.
4. Penggunaan model pembelajaran
penggunaan alat bantu terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap pola gerak dasar
manipulatif dalam pelajaran
penjaskes maka mempengaruhi pula
hasil belajar siswa secara
keseluruhan sehingga
meningkatkan kualitas sekolahan
tersebut.
5. Model pembelajaran penggunaan
alat bantu Penjasorkes materi gerak
dasar bagi peserta didik SLB-E
Prayuwana Surakarta tidak sekedar
menstranfer keterampilan, nilai dan
pengetahuan saja, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengandung muatan life skills yang
bermanfaat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari lebih baik.
6. Penggunaan model pembelajaran
penggunaan alat bantu Penjasorkes
materi gerak dasar bagi SLB-E
Prayuwana Surakarta hasil
pengembangan mata pelajaran
Penjasorkes, akan lebih efektif bila
guru terlebih dahulu diberikan
pelatihan tentang model yang ada,
sehingga guru lebih mudah
mengimplementasikan model yang
telah dikembangkan untuk
mengoptimalkan fungsi kognitif
dan meningkatkan pola gerak dasar
peserta didik sebagai bekal
menjalani kehidupan sehari-hari.
7. Model pembelajaran penggunaan
alat bantu Penjasorkes materi gerak
dasar manipulatif bagi SLB-E
Prayuwana Surakarta secara efektif
hasilnya dirasakan semua pihak,
baik oleh guru sebagai pelaksana
pembelajaran, maupun peserta didik
untuk meningkatkan pola gerak
dasar dan mengoptimalkan otak.
8. Model pembelajaran penggunaan
alat bantu Penjasorkes materi gerak
dasar bagi SLB-E Prayuwana
Surakarta akan lebih efektif, jika
guru dapat memainkan perannya
sebagai fisilitator, motivator,
inspirator, dan pembimbing bagi
peserta didik dalam pembelajaran
melalui fasilitas keteladanan yang
dibangun secara harmonis dan
kekeluargaan.
Model pembelajaran
penggunaan alat bantu Penjasorkes,
berkait dengan alat-alat pembelajaran
Penjas adaptif, yang didesain khusus
berimplikasi pada pembelajaran
bidang studi yang lain seperti
matematika dan lain sebagainya.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan
implikasi hasil penelitian yang telah
dikemukakan diatas, peneliti
menyampaikan beberapa saran untuk
guru dan peneliti berikutnya untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran
Penjasorkes SLB Tunagrahita,
khususnya pembelajaran materi gerak
dasar bagi peserta didik SLB-E
Prayuwana Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Saran Pada Pihak Pengguna
(Guru)
a. Guru-guru diharapkan segera
menggunakan model
pembelajaran penggunaan alat
bantu sebagai alternatif
pembelajaran penjasorkes, karena
model pembelajaran tersebut
dirancang sesuai dengan
karakteristik peserta didik
Tunagrahita. Di samping itu,
model ini efektif meningkatkan
pola gerak dasar dan juga efektif
untuk meningkatkan respon,
fokus perhatian, perabaan dan
kegembiraan.
b. Guru hendaknya berulang-ulang
menggunakan model
pembelajaran penggunaan alat
bantu ini pada peserta didik, agar
manfaatnya maksimal untuk
meningkatkan pola gerak dasar,
respon gerak, fokus perhatian,
persepsi perabaan dan
kegembiraan.
c. Guru dapat menggunakan model
ini tidak hanya pada kelas V saja,
tetapi bisa juga di kelas lain yang
diatas maupun dibawahnya
dengan cara menambah variasi
alatnya.
2. Saran Pada Pihak Peneliti
Berikutnya.
Penelitian ini juga
mempunyai keterbatasan, karena itu
dipandang perlu adanya saran
sebagai rekomendasi bagi peneliti
berikutnya yaitu antara lain:
a. Bagi peneliti berikutnya perlu
menindak lanjuti dengan
penelitian-penelitian sejenis, yang
menjangkau peserta didik
berkebutuhan khusus lainnya,
sehingga akan diperoleh berbagai
variasi model pembelajaran
jasmani adaptif yang tertuju pada
peningkatan pola gerak dasar dan
fokus perhatian pada peserta
didik tunagrahita.
b. Perlu penyesuaian permainan
dengan teori fase pembelajaran
oleh peneliti berikutnya.
Bagi Peneliti berikutnya agar mau
menindak lanjuti hasil temuan di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lapangan yaitu seperti subyek
penelitian harus dalam skala luas
DAFTAR PUSTAKA
Abdoellah, A. (1996). Pendidikan
Jasmani Adaptif. Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.
AH Snaky Hujair. (2011). Media
Pembelajaran Buku Pegangan
Wajib Guru dan Dosen.
Yogyakarta: Kaukaba.
Azhar Arsyad. (2007). Media
Pembelajaran. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan
Penyandang Tunagrahita.
Bandung:
CV. Pandawa.
Depdiknas. (2009). Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa
(Pendidikan Khusus Dan
Pendidikan Layanan Khusus.).
Jakarta: Depdiknas.
Desmita. (2009). Psikologi
Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: Rosdakarya.
Dimyati & Mujiono. (2010). Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
FKIP : (2012). Pedoman Penulisan
Skripsi. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
French dan jansman. (1982). Special
Physical Education. Colombus
E. Merrill Publishing Company.
Hendrayana, Y. 2007. Pendidikan
Jasmani dan Olahraga Adaptif (
Adapted
Physical Education and Sport) :
Center for Research on International
Cooperation in Education
Development (CRICED) Universitas
Tsukuba Jepang.
Hendri Ahmad Ukasah. (2016). Upaya
Meningkatkan Pola Gerak
Dasar Lokomotor
Menggunakan Model
Pembelajaran Aktivitas Fisik
Adaptif Pada Anak Tunagrahita
Kelas IV SDLB-C Setya Darma
Surakarta Tahun Ajaran
2015/2016. Surakarta: Skripsi
Tidak Dipublikasikan
Kristiyanto, A. (2010). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dalam
Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Surakarta: UNS
Press.
Ma’mun, A. & Saputra, Y. M. (2000).
Perkembangan Gerak dan
Belajar Gerak. Depdiknas.
Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Bagian
Proyek Penataran Guru SLTP
Setara D-III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sobri Sutikno. (2009). Belajar dan
Pembelajaran. Bandung:
Prospect.
Sport New Zealand. (2012).
Developing Fundamental Movement
SkillsManual.
Online: www.sportnz.org.nz.
Sudjana. Nana (2009). Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Sumaryanti, (2013). Pengembangan
Model Pembelajaran Aktivitas
Fisik Adaptif
Penjasorkes Materi Gerak
Dasar Disekolah Luar Biasa
Tunagrahita di Bantul.
Disertasi (Unpublished)
Semarang : Program Studi
Pendidikan Olahraga Program
Pasca Sarjana Universitas
Negeri Semarang.
WHO (World Health Organization),
(2015). Physical activity.
Diperoleh 12 Januari 2015 dari
http://www.who.int/topics/phy
sical_activity/en/
Waluyo. (2013). Teknologi Pendidikan
Dalam Penjas. Surakarta:
Cakrawala Media.
Widati CH. & Murtaldo. Pendidikan
Jasmani Dan Olahraga Adaptif. Jakarta:
Depdiknas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user