18
JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah
yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian
atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan
bidang yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat
Fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas
Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana
publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di Universitas
Satya Negara Indonesia (USNI).
Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih
lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada
halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca
pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau
mitra bestari.
Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan
Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara
Indonesia merupakan peningkatan dari Jurnal USNI sebelumnya.
Alamat Penerbit / Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)
Universitas Satya Negara Indonesia
Jl. Arteri Pondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan 12240 – Indonesia
Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963
Homepage : http://www.usni.ac.id
E-mail : [email protected]
Frekuensi Terbit
2 kali setahun : Juni dan Desember
Edisi Khusus September 2012 ISSN : 1979-5246
JURNAL ILMIAH
SATYA NEGARA INDONESIA
Pelindung
Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd
(Rektor)
Penanggung Jawab
Dr. Yusriani Sapta Dewi, MSi
(Ketua LPPM)
Penasehat
Prof. Dr. Ir. Supriyono Eko Wardoyo, M.Aq
Dewan Redaksi
Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, M.S
Ir. Semuel AM. Littik, M.Sc, Ph.D
Dr. Ir. Jupiter Sitorus, M.Eng
Dr. Ir. Mustahal, M.Sc
Dr. Yusriani Sapta Dewi, M.Si
Ir. Urip Rahmani, M.Si
Meifida Ilyas, SE, M.Si
Ir. Nunung Nurhayati, M.Si
Mitra Bestari
Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM)
Prof. Dr. Ronald Z. Titahelu, SH, M.S (UNPATTI)
Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (Balai Riset DKP)
Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI)
Penyunting Pelaksana
Istiqomah Sumadikarta, ST
Supriadi, ST
20
DAFTAR ISI
Pengembangan Aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Menggunakan Metode Extreme
Programming 1 - 4
Istiqomah Sumadikarta
Pengaruh Kualitas Bahan Baku Dan Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Kualitas
Produk
(Studi Empirik Pada Pt. Trimoda Uptodate) 5 - 16
Indira Shinta Dewi
Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Guna Meningkatkan Penerimaan
Kas Pada Pt.Mitrasys Bisnis Sinergi 17 - 25
Tagor Sidahuruk
Kompresi dan Dekompresi citra digital menggunakan metode lossles dengan Algoritma
Huffman 26 - 33
Safrizal
Peranan Izin Mendirikan Bangunan (Imb) Dan Pajak Bumi Dan Bangunan (Pbb) Dalam
Mengendalikan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Di Kota Tangerang 34 - 47
Hendri Jopanda
Kecenderungan Headline Tabloid Media Umat 48 - 56
Sandra Olivia
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25 17
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI GUNA MENINGKATKAN
PENERIMAAN KAS PADA PT.MITRASYS BISNIS SINERGI
TAGOR DARIUS SIDAURUK
ANGELINA KARMILA ZAGOTO
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem informasi akuntansi penjualan tunai guna
meningkatkan penerimaan kas. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi
penjualan tunai dan penerimaan kas yang diterapkan sudah dipatuhi dan dijalankan dengan baik dan benar
oleh karyawan. Bagaimana sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan, apakah SIA
penjualan tersebut dapat meningkatkan penerimaan kas. Penelitian yang dilakukan meliputi penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan.
Sistem informasi akuntansi penjualan tunai yaitu penjualan dengan cara melakukan pembayaran
langsung pada saat diterimanya pesanan atau barang yang dibeli. Penjualan tunai merupakan sumber utama
pendapatan dan meningkatkan penerimaan kas bagi perusahaan.
Jadi sistem informasi akuntansi penjualan tunai yang diterapkan berjalan baik dan meningkatkan
penerimaan kas. Serta menghasilkan informasi keuangan yang diperlukan oleh pimpinan perusahaan dalam
mengambil keputusan berperan menunjang pengelolaan penjualan.
Kata kunci: sistem informasi akuntansi, penjualan tunai, penerimaan kas.
Abstract
This study was conducted to evaluate the cash sales accounting information systems in order to
increase cash receipts. To find out how the application of the accounting information system of cash sales
and cash receipts are applied to already adhered to and properly executed by employees. How do cash sales
accounting information system are applied, whether cash sales accounting information system can improve
cash receipts. The study was conducted on the research literature and field research.
Accounting information system of cash sales are sales by way of direct payment upon receipt of the
order or items purchased. Cash sales are the main source of income and increase cash receipts for the
company.
So cash sales accounting infomation system implemented works well and improves cash receipts.
And produce financial information that is required by the company in making decisions to support the role of
sales management.
Keywords: accounting information system, cash sales, cash receipts.
Pendahuluan
1.1. Latarbelakang
Di era globalisasi dimana informasi
menjadi sumber daya yang berharga bagi
perusahaan. Setiap perusahaan memerlukan suatu
laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
keuangannya. Untuk menghasilkan laporan
keuangan perusahaan memerlukan sistem
akuntansi yang baik.
Perusahaan-perusahaan pada umumnya
saat ini dalam upaya mempertahankan
kelangsungan hidupnya selalu mengandalkan dari
tingkat penjualan. Karena penjualan merupakan
faktor utama yang mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan
suatu sistem yang baik dalam pemrosesan data-
data dari hasil penjualan, hingga data-data
penjualan tersebut akan membentuk suatu sistem
informasi akuntansi penjualan.
Penjualan dan penerimaan kas
merupakan dua hal yang saling berkaitan karena
terjadi transaksi penjualan, pada akhirnya akan
menimbulkan penerimaan kas. Sehingga apabila
terdapat kelemahan pengendalian internal pada
penjualan, maka akan memberikan pengaruh pada
proses penerimaan kas untuk itu diperlukan
adanya pengendalian internal yang baik dan
mendukung untuk keduanya yang bertujuan untuk
meminimalkan risiko terjadinya penyalagunaan
dana pada perusahaan.
Berdasarkan latarbelakang diatas, maka
peneliti mengambil judul sebagai berikut:
“Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Tunai Guna Meningkatkan Penerimaan Kas Pada
PT.Mitrasys Bisnis Sinergi.
1.2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peranan sistem informasi
akuntansi penjualan tunai, pada PT Mitrasys
Bisnis Sinergi?
2. Apakah sistem informasi akuntansi penjualan
tunai dapat meningkatkan penerimaan kas?
18 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi
penjualan tunai yang diterapkan PT Mitrasys
Bisnis Sinergi.
2. Untuk mengetahui pengaruh sistem informasi
akuntansi penjualan tunai untuk meningkatkan
penerimaan kas pada PT Mitrasys Bisnis
Sinergi.
1.4. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis: sebagai sarana bagi
peneliti untuk mengembangkan dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh peneliti, memberi tambahan
informasi bagi calon peneliti sebagai
referensi dalam melakukan penelitian.
2. Kegunaan praktis: bagi perusahaan dapat
dijadikan masukan bagi manajemen
khususnya dalam mengoptimalkan
sistem informasi akuntansi
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Informasi Akuntansi
Suatu perusahaan dikatakan baik jika
mampu membentuk organisasi yang telah
memiliki sistem yang memadai. Penggunaan
sistem yang tepat dapat mendukung kelancaran
operasional perusahaan.
Menurut Bodnar, sistem adalah
kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk
mencapai tujuan tertentu. Krismiaji
mendefenisikan sistem sebagai serangkaian
komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai
serangkaian tujuan.
Informasi yang dibutuhkan perusahaan
adalah informasi intern dan informasi ekstern.
Menurut Bodnar, informasi adalah data yang
berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan
dasar untuk mengambil keputusan. Menurut
Jogiyanto, syarat yang harus dipenuhi agar suatu
informasi dikatakan berkualitas yaitu akurat, tepat
waktu, relvan.
Bodnar mendefenisikan SIA sebagai
berikut kumpulan sumber daya, seperti manusia
dan peralatan yang dirancang untuk mengubah
data menjadi informasi.
2.2. Fungsi Utama Sistem Informasi
Akuntansi
SIA mempunyai peran penting dalam
menyediakan informasi bagi perusahaaan. Sistem
informasi dalam dunia bisnis menurut Krismiaji,
2005, mempunyai enam tujuan utama:
1. Mengidentifikasi dan mencatat seluruh
transaksi yang valid dan sah.
2. Menggolongkan transaksi secara tepat.
3. Mencatat transaksi sesuai dengan nilai
moneternya.
4. Mencatat transaksi dalam periode akuntansi
yang tepat.
5. Menyajikan transaksi dan informasi lainnya
secara tepat dalam laporan keuangan.
Hall menyatakan (2001) menyatakan
SIA memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mendukung fungsi kepengurusan dari
manajemen untuk mengatur sumber daya
perusahaan secara benar.
b. Mendukung proses pengambilan
keputusan para manajer.
c. Mendukung kegiatan operasi perusahaan
dari hari demi hari.
2.3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Tunai
Penjualan adalah pengalihan atau
penyerahan barang atau jasa dari pihak penjual
kepada pihak pembeli dengan pembayaran dari
pihak pembeli sebagai imbalannya. Perbedaan
waktu penyerahan imbalan dari pihak pembeli ini
menjadi faktor penting yang membedakan
penjualan secara tunai dengan penjualan secara
kredit.
Dalam penjualan produk, fungsi siklus
pendapatan umumnya meliputi pencarian pesanan
dari pelanggan, pemeriksaan kredit pelanggan,
pemasukan, pemrosesan pesanan penjualan,
perakitan barang untuk dikirimkan, pengiriman
barang, penagihan kepada pelanggan, penerimaan
dan penyimpanan uang tunai yang dibayarkan,
menyelenggarakan catatan piutang, pembukuan
transaksi ke buku besar umum, dan penyiapan
laporan keuangan serta keluaran-keluaran lain
yang dibutuhkan.
Menurut Mulyadi, jaringan prosedur
yang membentuk sistem penjualan tunai adalah
(a) prosedur order penjualan, (b) prosedur
penerimaan kas, (c) prosedur penyerahan barang,
(d) prosedur pencatatan harga pokok penjualan.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem
penjualan tunai adalah (a) fungsi order penjualan,
(b) fungsi kas, (c) fungsi gudang, (d) fungsi
pengiriman, (e) fungsi akuntansi.
Dokumen yang digunakan dalam sistem
penjualan tunai menurut Mulyadi adalah (1)
faktur penjualan, (2) pita register kas, (3) bukti
setor bank, (4) rekapitulasi harga pokok
penjualan.
2.4. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan
Kas
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25 19
Kas terdiri dari uang tunai, pos wesel,
certified check, cashiers check, cek pribadi, dan
bank draft, serta dana yang disimpan di bank yang
pengambilannya tidak dibatasi oleh bank atau
perjanjian lain. Kas mempunyai 2 unsur, yaitu:
(1) kas ditangan perusahaan, (2) kas di bank,
berupa simpanan di bank berbentuk rekening giro.
Sistem penerimaan kas manual adalah
sebagai berikut:
1. Prosedur ruang penerimaan dokumen
Ruang penerimaan dokumen menerima cek
dari pelanggan bersama dengan bukti
pembayaran. Dokumen ini berisi informasi
kunci yang diperlukan untuk keperluan
transaksi rekening pelanggan.
2. Departemen penerimaan kas mencocokkan
kebenaran dan kelengkapan antara cek dengan
bukti pembayaran. Setiap cek yang hilang dan
salah dikirimkan dari ruang penerimaan
dokumen dan departemen penerimaan kas
seharusnya dapat diidentifikasi pada proses
ini.
3. Departemen piutang
Petugas departemen piutang melakukan proses
posting pembayaran pada rekening pelanggan
di buku besar pembantu piutang. Setelah
proses posting, bukti pembayaran diarsipkan
untuk jejak audi.
4. Departemen buku besar
Secara berkala, departemen buku besar
menerima dokumen jurnal dari departemen
penerimaan tunai dan ringkasan rekening dari
departemen piutang.
5. Departemen pengawasan
Secara berkala, petugas pengawasan
mencocokkan penerimaan tunai dengan
membandingkan dokumen salinan dari bukti
pembayaran, slip setoran bank yang diterima
dari bank, serta dokumen jurnal dari
departemen penerimaan tunai dan departemen
piutang.
Pada sistem penerimaan kas, dokumen
yang digunakan adalah: (1) surat pengantar yang
menyebutkan bahwa piutang telah dilunasi, (2)
bukti penerimaan kas yang telah diberi nomor
urut sebelumnya, (3) pita register kas yang
dilampirkan dalam bukti penerimaan kas, (4)
daftar penjualan dari para salesman setiap hari
yang ditandatangani baik oleh salesman maupun
debitur, (5) rekening koran.
Fungsi-fungsi yang terlibat dalam sistem
penerimaan kas adalah: bagian kasir, bagian
pembukuan. Kasir yang menyimpan uang dari
hasil penjualan. Setiap hari kasir menyetorkan
penerimaan uang ke bank. Bagian pembukuan
merupakan bagian yang memegang peran
penting, karena bagian ini menerima tembusan
bukti setor ke bank, membandingkan data
penerimaan kas dengan kartu piutang atau
pembayaran lainnya, membukukan daftar
penerimaan kas dengan kartu piutang yang sesuai
dengan nama masing-masing pelanggan,
menjurnal ke dalam jurnal penerimaan kas,
membandingkan kolom setoran dengan tembusan
bukti setoran yang diterima dari kasir,
menyimpan semua arsip yang ada pada bagian
pembukuan.
2.5. Sistem Pengendalian Internal
Defenisi pengendalian intern menurut
SPAP, IAI, 2001 adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut
keandalan laporan keuangan, efektivitas efisiensi
operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
Tujuan sistem pengendalian internal
adalah sebagai berikut:
a. Melindungi harta milik perusahaan.
b. Menjamin kecermatan dan keandalan data
akuntansi.
c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha.
d. Mendorong ditaatinya kebijakan manajemen
yang telah ditetapkan.
Unsur-unsur pengendalian internal adalah:
1. Struktur organisasi.
Struktur organisasi yang tepat bagi perusahaan
belum tentu baik bagi perusahaan yang lain.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal,
seperti jenis perusahaan, luas perusahaan,
banyaknya cabang dan lain-lain. Suatu dasar
yang berguna dalam menyusun struktur
organisasi adalah pertimbangan bahwa
organisasi itu harus fleksibel, memungkinkan
adanya penyesuaian tanpa harus mengadakan
perubahan. Selain itu, organisasi yang disusun
dapat memperlihatkan garis wewenang dan
tanggung jawab yang jelas, jangan sampai
adanya perangkapan fungsi masing-masing
bagian yang terkait.
2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Sistem otorisasi dan prosedur keuangan dalam
suatu perusahaan merupakan alat bagi
manajemen untuk mengadakan pengawasan
terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang
terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data
akuntansi yang tepat. Klasifikasi data
akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-
rekening buku besar.
3. Praktik yang sehat
Praktik sehat yang dimaksud adalah setiap
pegawai melaksanakan tugasnya sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Apabila semua pegawai melakukan pekerjaan
20 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25
sesuai dengan prosedur, maka diharapkan
terdapat suatu sistem pengendalian internal
yang baik.
4. Mutu karyawan
Mutu karyawan mempengaruhi sukses
tidaknya suatu sistem. Untuk mendapatkan
karyawan yang memiliki mutu yang baik,
harus dimulai sejak penerimaan pegawai baru
yaitu dengan melakukan seleksi untuk
menentukan apakah calon karyawan itu
memenuhi kriteria yang diinginkan.apabila
karyawan itu sudah diterima bekerja dalam
perusahaan, hendaknya perlu diadakan
pelatihan-pelatihan agar dapat meningkatkan
mutu dari karyawan itu sendiri.
2.6. Pengendalian Internal Atas Penjualan
Penjualan harus dikendalikan agar dapat
dicapai hasil pengembalian sebaik-baiknya atas
investasi. Laba operasi yang optimum akan dapat
direalisasikan hanya bila terdapat hubungan yang
wajar antara faktor investasi dalam modal kerja
dan fasilitas-fasilitas, volume penjualan, biaya
operasi dan laba kotor.
Oleh karena itu pengendalian akuntansi
terhadap penjualan adalah laporan-laporan yang
menganalisa kegiatan penjualan yang
mengungkapkan hubungan-hubungan atau
penyimpangan-penyimpangan yang tidak
dikehendaki dari tujuan, anggaran yang telah
dihitung dengan cara yang tepat agar ada tindakan
perbaikan.
Pengendalian atas penjualan adalah
sebagai berikut:
a. Analisis terhadap prestasi pelaksanaan
penjualan di masa lampau dalam
hubungannya dengan harga dan volumen
guna menemukan perkembangan,
kelemahan, tendensi yang tidak
memuaskan.
b. Memberikan bantuan kepada manajemen
penjualan dalam menetapkan anggaran
penjualan menyeluruh yang sesuai dan
melaporkan persesuaian pelaksanaan
dengan rencana.
c. Memberikan bantuan kepada manajemen
penjualan dalam menetapkan standar
pelaksanaan penjualan.
d. Penyiapan analisa yang sehat mengenai
biaya dan investasi untuk digunakan
dalam menetapkan harga produk.
2.7. Pengendalian Internal Atas Penerimaan
Kas
Adanya pengendalian yang memadai
terhadap kas merupakan syarat utama untuk
melindungi keamanan kas, sehingga menjamin
bahwa kas digunakan sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Prinsip-prinsip pengendalian internal
penerimaan kas adalah:
a. Menetapkan tanggung jawab
pengelolaan dan pengawasan fisik.
b. Semua surat masuk harus dibuka dengan
pengawasan yang cukup.
c. Harus segera dibuat catatan oleh yang
membuka surat tentang cek atau uang
yang diterima, dari siapa, jumlahnya dan
untuk tujuan apa.
d. Semua penjualan tunai harus dibuat nota
penjualan yang sudah diberi nomor urut
atau dicatat dalam mesin cash register.
e. Daftar penerimaan uang harus
dicocokkan dengan jurnal penerimaan
uang.
f. Tembusan nota penjualan tunai
dikirimkan ke kasir dengan dan bagian
pengiriman
g. Bukti setoran ke bank setao hari
diccocokan dengan daftar penerimaan
uang harian dan catatan dalam jurnal
uang
h. Kasir tidak boleh merangkap
mengerjakan buku pembantu hutang dan
piutang dan sebaliknya
i. Semua penerimaan uang harus
disetorkan pada hari itu juga atau pada
awal hari kerja berikutnya
j. Rekonsiliasi laporan bank harus
dilakukan oleh orang yang tidak
berwenang menerima uang maupun yang
menukis cek
k. Kunciiiii cash register dipegang oleh
orang yang tidak mengelola kas
l. Diadakan rotasi pegawai agar tidak
timbul kerjasama untuk berbuat
kecuarangan
m. Kasir, sebaiknya meyerahkan uang
jaminan
3.1. Gambaran umum perusahaan
PT Mitrasys Bisnis Sinergy didirikan
pada tahun 1995 di Jakarta dengan bidang utama
sebagai perusahaan konsultasi untuk bisnis
hospitality. PT Mitrasys Bisnis Sinergy memiliki
customer di perhotelan, di restaurant. Jenis
usahanya adalah software business, hardware
business, service business.
Fungsi-fungsi dalam struktur organisasi
PT Mitrasys Bisnis Sinergy adalah Direktur,
Marketing, Kepala Gudang, Admin Gudang,
Manager Support (IT Support, Keuangan, Adm
keuangan, Accounting).
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25 21
3.2. Metode Penelitian
1. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan
yaitu sejak bulan Mei 2013 sampai Juli
2013. Penelitian ini dilaksanakan pada PT
Mitrasys Bisnis Sinergy yang berlokasi di
gedung berca Lt.5 No. 501, Slipi Jakarta
Barat 11480.
2. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif yang memberikan
gambaran atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas.
3. Metode pengumpulan data
Ada dua jenis metode pengumpulan data
dalam penelitian ini yaitu (a) metode
penelitian lapangan, (b) metode penelitian
kepustakaan. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan melakukan
wawancara, observasi, dan survei dokumen
secara langsung kegiatan yang berhubungan
dengan SIA penjualan tunai dan penerimaan
kas pada PT Mitrasys Bisnis Sinergi.
4. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data primer
yang diambil langsung dari perusahaan,
seperti hasil wawancara. Data primer karena
peneliti langsung ke tempat di mana data itu
berada atau ke perusahaan yang dijadikan
objek penelitian dengan wawancara,
observasi, dan survei dokumen. Jenis data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
data penjualan tunai dan data penerimaan
kas yang ada di PT Mitrasys Bisnis Sinergi.
5. Metode analisis data
Dalam penelitian deskriptif ini teknik
pengolahan data dengan menggunakan
metode analisis data kualitatif, yaitu teknik
pelaksanaan yang digunakan untuk
mengelola data yang berupa teori-teori yang
akan disajikan berdasarkan ketentuan teoritis
yang ada.
PEMBAHASAN
4.1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
PT Mitrasys Bisnis Sinergi
PT Mitrasys Sinergi adalah perusahaan
yang bergerak di bidang konsultasi untuk bisnis
hospitality. Mempunyai produk andalan yang
telah digunakan di beberapa restoran dan hotel.
Sumber penghasilan berasal dari penjualan
perangkat lunak dan perangkat keras secara tunai
dan kredit. Penelitian ini hanya membahas
penjualan tunai dari perangkat keras-nya saja.
Fungsi-fungsi yang terkait pada PT
Mitrasys Bisnis Sinergi adalah bagian order
penjualan, bagian keuangan, bagian gudang,
bagian akuntansi. Bagian order penjualan
bertugas: (1) menerima order dari langganan,
order dari langganan diterima dalam bentuk
purchases order dari langganan melalui fax atau
secara langsung yang kemudian dicatat dalam
order form. (2) memverifikasi order langganan
mencakup data pelanggan secara lengkap
termasuk alamat penyerahan barang yang
diinginkan customer, quantity, dan merawat
validasi data tersebut melalui waorkstation yang
ada pada bagian penerimaan order untuk
mengecek pemenuhan order. (3) mencatat order
langganan ke sistem komputer dan menerbitkan
dokumen order penjualan. Dokumen ini
selanjutnya berfungsi sebagai surat permintaan
pengadaan barang. Bila barang yang dipesan tidak
tersedia atau persediaan di gudang tidak
mencukupi, maka akan direkam sebagai back
order (order yang belum terpenuhi). Order
penjualan di print out melalui printer di bagian
penerimaan order.
Bagian keuangan menerima FPT, DO, dan
kwitansi dari bagian order penjualan. Fungsi ini
juga melakukan penagihan dengan mengeluarkan
surat penagihan/ invoice dan juga menerima uang
dari customer sebesar yang tercantum dalam FPT
atau kwitansi dan membubuhkan cap ‘lunas’.
Fungsi selanjutnya adalah menyetorkan uang
pembayaran yang diterima dari customer ke bank
sesuai dengan jumlah yang diterima.
Bagian gudang melakukan fungsi: (1) menerima
surat perintah atau permintaan barang berupa PO,
(2) melakukan pengecekan barang-barang di
gudang sesuai dengan surat perintah/ permintaan
barang atau purchases order, (3) menyiapkan
pesanan barang untuk dikriim ke pelanggan dan
melakukan pengeluaran barang di gudang, (4)
mencatata pengeluaran pada kartu persediaan dan
melakukan pengurangan pada stock barang yang
ada di gudang, (4) membuat surat jalan atau surat
pengiriman barang berupa delivery order tiga
rangkap, lembar pertama diberikan kepada
pelanggan sebagai tanda terima pesanan, lembar
kedua diberikan ke bagian keuangan sebagai
bukti penagihan, lembar ketiga untuk dokumen
bagian gudang.
Bagian akuntansi bertanggung jawab: (1)
menerima bukti setor bank dari bagian kasir, (2)
membuat jurnal penjualan dan jurnal penerimaan
kas ke dalam slip jurnal berdasarkan bukti setor
bank yang diterima dari bagian kasir, (3)
mengarsipkan bukti setor bank sesuai dengan
tanggal.
Dokumen-dokumen yang digunakan
pada PT Mitrasys Bisnis Sinergi adalah purchases
order, surat jalan, invoice, kwitansi, bukti
pembayaran, faktur penjualan, bukti setor bank.
22 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25
Purchase order adalah surat pesanan pembelian
yang dibuat oleh konsumen sebagai surat
permintaan/ pemesanan barang. PO dibuat
manual ataupun dengan cetakan komputer oleh
customer setiap ingin melakukan pemesanan
barang. Didalam PO biasanya tertulis no PO,
tanggal PO, nama supplier, nama barang,
kuantitas, harga, jumlah, dan tanggal pengiriman.
Surat jalan merupakan surat pengantar atas
barang yang didalamnya tercantum nama barang,
jumlah barang dan keterangan atas barang
tersebut dan ditujukan kepada pelanggan. Invoice
adalah dokumen yang digunakan sebagai
pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh
konsumen. Invoice dapat juga diartikan sebagai
faktur atau bon.
Bukti pembayaran berupa bukti transfer atau
bukti slip pembayaran yang diperoleh dari
konsumen apabila sudah melakukan pembayaran.
Bukti pembayaran ini biasanya berupa cetakan
komputer atau fax dari konsumen yang akan
diberikan ke bagian akuntansi untuk di arsip.
Kwitansi adalah bukti pembayaran yang dibuat
oleh pihak penerima dana uang atau cek untuk
suatu transaksi, kemudian diserahkan ke pihak
yang melakukan pembayaran. Kwitansi ini
menjadi bukti transaksi yang dilakukan secara
tunai. Faktur penjualan merupakan bukti
pelunasan pajak oleh pelanggan yang berisi
spesifikasi keperluan perpajakan berupa nominal
beban pajaknya. Bukti setor bank digunakan
sebagai bukti penyetoran kas dari penjualan tunai
ke bank. Bukti setor bank ini digunakan oleh
bagian akuntansi salah satu dokumen sumber
pencatatan transaksi penerimaan kas atas
penjualan tunai.
Catatan akuntansi yang digunakan oleh
perusahaan adalah jurnal penjualan, invoice, surat
pengiriman atau delivery order. Jurnal penjualan
berfungsi untuk mencatat penjualan barang
dagangan yang dilakukan dengan pembayaran
tunai maupun kredit. Invoice merupakan buku
untuk merekam atau mencatat transaksi penjualan
tunai antara penjual dengan pembeli yang
memuat rincian barang atau jasa yang dibeli oleh
konsumen, tanggal transaksi, nomor invoice,
jumlah barang yang dibeli, harga satuan dan
jumlah pembelian.
Surat pengiriman atau delivery oder merupakan
tempat pencatatan pergerakan transaksi keluar
masuk barang, yang dilengkapi dengan jam
transaksi, jumlah barang, keterangan tujuan
barang.
Jaringan prosedur yang membentuk
sistem adalah prosedur order penjualan, prosedur
penerimaan kas, prosedur penyerahan barang,
prosedur pencatatan penjualan tunai, prosedur
penyetoran kas ke bank, prosedur pencatatan
penerimaan kas. Dalam prosedur penerimaan kas,
bagian kasir menerima pembayaran harga barang
dari konsumen berupa uang tunai, cek atau
transfer dan memberikan tanda pembayaran.
Dalam Prosedur penyerahan barang, bagian
gudang menyiapkan barang yang akan dikirim
sesuai dengan PO customer. Sebelum dikirim,
terlebih dahulu barang diperiksa kuantitas dan
nama barang oleh staff gudang agar sesuai dengan
dokumen yang telah disiapkan oleh bagian
administrasi yaitu berupa surat jalan, faktur
penjualan tunai dan kwitansi dan faktur
penjualan. Setelah barang diterima oleh
konsumen, maka konsumen akan menerima bukti
penerimaan barang berupa fotocopy surat jalan
berwarna merah dan surat jalan asli yang
berwarna putih dibawa kembali oleh bagian
pengiriman barang untuk diarsipkan oleh bagian
administrasi.
Prosedur pencatatan penjualan tunai, fungsi
akuntansi melakukan pencatatan transaksi
penjualan tunai ke dalam jurnal dengan
menggunakan slip jurnal. Dalam prosedur
penyetoran kas ke bank, bagian kasir
menyetorkan kas yang diterima dari penjualan
tunai ke bank dalam jumlah penuh. Dalam
prosedur pencatatan penerimaan kas, bagian kasir
mencatatat penerimaan kas ke dalam jurnal
berdasarkan bukti setot bank.
4.2. Pengendalian Intern Penjualan Tunai
1. Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka antar
hubungan dari orang-orang atau unit-unit
organisasi yang memiliki tugas, dan tanggung
jawab, dan wewenang tertentu. Dalam
menjalankan kegiatan perusahaan diperlukan
struktur organisasi serta uraian tugas yang
jelas dari setiap orang karyawan.
2. Jaringan prosedur yang membentuk sistem
informasi akuntansi penjualan tunai
Fungsi-fungsi yang terkait dalam SIA
penjualan tunai pada PT Mitrasys bisnis
sinergi dalam praktiknya dijalankan dengan
baik di lihat dari masing-masing fungsi dan
tugas masing-masing fungsi dan masing-
masing staf saling bekerja sama di dalam
menjalankan pekerjaannya. Namun terdapat
penumpukan tugas yaitu pada bagian gudang
yang juga merangkap sebagai bagian
pengiriman. Ini merupakan salah satu
kelemahan karena mengakibatkan fungsi
gudang tidak dapat bekerja maksimal karena
adanya penumpukan tugas dan tanggung
jawab. Dan untuk di bagian kas diambil alih
oleh bagian keuangan yang juga merangkap
sebagai kasir dimana menerima pembayaran
atas penjualan barang yang di setor ke bank,
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25 23
atau pembayaran yang diterima dalam bentuk
cek atau giro. Yang seharusnya bagian ini
dipegang oleh kasir, namun dalam hal ini
tidak ada kasir. Dan ini juga merupakan salah
satu kelemahan karena penumpukan tugas
pada bagian keuangan.
3. Dokumen dan catatan akuntansi yang
digunakan
Dalam sistem informasi penjualan tunai
terdapat dokumen-dokumen seperti purchase
order, ini karena terjadi pemesanan barang
atas langganan lewat email atau dikirimkan
lewat fax. Kemudian akan dibuatkan surat
jalan berupa delivery order bersamaan dengan
pengiriman barang pesanan pelanggan. Serta
invoice sebagai surat tagihan yang harus
dibayar oleh pelanggan. Oleh pelanggan akan
memberikan bukti pembayaran yang akan
dikirimkan lewat fax. Sebagai bukti
penerimaan uang atau cek tersebut, maka
kwitansi akan diserahkan kepada pihak
pelanggan. Dalam bukti setor bank yang
digunakan sebagai bukti yang menjadi sumber
pencatatan transaksi penerimaan kas pada
penjualan tunai.
Transaksi penjualan barang dagangan yang
telah dilakukan, baik pembayaran secara tunai
dan kredit. Pencatatan akuntansi atas
penjualan tunai pada PT Mitrasys Bisnis
Sinergi di catat dalam jurnal penerimaan kas
dimana berfungsi sebagai tempat mencatat
transaksi penjualan tunai karena dalam hal ini,
dari transaksi penjualan tunai terdapat
penerimaan kas. Pencatatan buku tersebut
bersumber dari bukti transfer dan faktur
penjualan.
4. Praktik yang sehat
Praktik-praktik yang sehat yang ada pada PT
Mitrasys Bisnis Sinergi adalah (a) faktur
penjualan bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penjualan. Setiap transaksi hanya akan
terjadi jika telah mendapat otorisasi dari yang
berwenang. Otorisasi dari pejabat yang
berwenang tersebut berupa tanda tangan pad
faktur penjualan tunai, surat jalan, dan
kwitansi. (b) jumlah kas yang diterima dari
penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank
pada hari yang sama dengan transaksi
penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
Bagian kasir segera menyetorkan seluruh uang
kas yang diterima dari penjualan tunai ke
bank. Dengan demikian jurnal kas perusahaan
dapat diuji ketelitian dan keandalannya
dengan menggunakan informasi dari bank
yang tercantum dalam rekening koran. Jika
kas yang diterima setiap hari disetor ke bank
seluruhnya pada hari yang sama atau hari
kerja berikutnya, bank akan mencatat setoran
tersebut dalam catatan akuntansinya (dapat
dilakukan rekonsiliasi bank). (c) secara
periodik dilakukan penghitungan fisik barang
dan dibandingkan dengan jumlah yang tertera
pada kartu persediaan barang. Bagian gudang
bertanggung jawab atas setiap pengeluaran
barang. Dimana setiap barang yang keluar
akan dilakukan pencatatan sehingga
memudahkan bagian gudang dalam
melakukan pengecekan atas stok barang yang
ada digudang.
4.3. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Tunai Guna Meningkatkan
Penerimaan Kas
Fungsi yang terkait dalam sistem
penerimaan kas: (1) fungsi penjualan, (2) fungsi
fungsi kas, (3) fungsi akuntansi. Fungsi penjualan
dalam perusahaan ini bertanggungjawab
menerima order dari pembeli, mengisi faktur
penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut
kepada pelanggan untuk kepentingan pembayaran
harga barang ke fungsi kas. Fungsi kas
bertanggung jawab sebagai penerima kas dari
pelanggan. Transaksi pembayaran yang dilakukan
oleh pelanggan akan ditangani oleh fungsi kas.
Pembayaran bisa dengan cek/ giro, transfer oleh
pelanggan. Untuk memastikan adanya
pembayaran fungsi ini akan menerima bukti
transfer atau dengan melakukan pengecekan
adanya kas masuk ke rekening bank. Fungsi
akuntansi bertanggung jawab sebagai pencatat
transaksi penjualan, penerimaan kas, dan pembuat
laporan penjualan.
Dokumen yang digunakan dalam sistem
penerimaan kas adalah (1) faktur penjualan, (2)
bukti penerimaan kas, (3) bukti setor bank. Faktur
penjualan digunakan untuk merekam berbagai
informasi yang diperlukan oleh manajemen
mengenai transaksi penjualan tunai. Bukti
penerimaan kas berisi jumlah kas yang diterima
dari pelanggan. Bukti adanya pembayaran oleh
pelanggan dalam bentuk bon pembayaran atau
bukti transfer bank. Bukti setor bank ini dibuat
oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke
bank. Bukti setor bank dipakai oleh fungsi
akuntansi sebagai dokumen sumber untuk
pencatatan transaksi penerimaan kas dari
penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.
Catatan akuntansi yang digunakan oleh
PT Mitrasys Bisnis Sinergi adalah jurnal
penerimaan kas. Jurnal ini digunakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari
berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai
dari produk hardware dan software.
Jaringan prosedur yang membentuk
sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan
24 Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25
tunai PT Mitrasys Bisnis Sinergi yaitu fungsi
penjualan menerima order dari pelanggan
menyerahkannya ke bagian gudang untuk
mempersiapkan barang sesuai dengan purchase
order. Prosedur pengiriman barang, bagian
gudang akan melakukan pengiriman barang
kepada pelanggan sesuai dengan purchase order
oleh pelanggan. Seiring pengiriman barang
bagian gudang akan membuatkan delivery order
sebagai bukti pengiriman barang. Berdasarkan
surat delivery order itu bagian kas akan
menerbitkan invoice sebagai bukti penagihan
kepada pelanggan. Maka pelanggan akan segera
melakukan pembayaran lewat transfer ke bank
atau cek (giro).
Telah dilakukan pemisahan fungsi dan
tugas antara bagian penjualan, bagian kasir,
bagian akuntansi, bagian gudang, bagian
pengiriman, sehingga mencegah terjadinya
kecurangan:
a. Transaksi penjualan tunai selalu didukung
dengan dokumen yang memadai seperti faktur
penjualan tunai, surat jalan, dan kwitansi
dengan tujuan perusahaan dan pelanggan
memiliki data dan mempermudah penelusuran
jika terjadi kesalahan di kemudian hari.
b. Dokumen yang digunakan dalam transaksi
penjualan tunai telah bernomor urut tercetak,
tujuannya adalah untuk mempermudah proses
pengawasan dan pencarian dataa yang
dibutuhkan.
c. Jumlah kas yang diterima dari customer,
seluruh aset disetor ke bank pada hari yang
sama.
d. Pendistribusian dokumen penjualan tunai telah
dilakukan secara teratur kepada office
manager dan bagian akuntansi. Dokumen
yang digunakan dalam transaksi penjualan
tunai diotorisasi oleh pihak yang berwenang
dan dibuat rangkap untuk diserahkan kepada
pihak-pihak yang membutuhkan.
e. Pelanggan diminta menandatangani surat jalan
rangkap tiga pada saat penyerahan barang.
Tujuan dibuat rangkap tiga adalah untuk
memudahkan proses pengawasan dan
pencarian data yang dibutuhkan.
f. Pembayaran tunai berupa transfer atau cek
atas nama perusahaan. Hal ini mengurangi
risiko kecurangan dalam arti penggelapan
uang.
Terdapat juga kelemahan-kelemahan
sistem informasi akuntansi penjualan tunai pada
PT Mitasys Bisnis Sinergi, yaitu:
a. Pencatatan jurnal oleh bagian akuntansi masih
dilakukan secara manual dengan
menggunakan slip jurnal. Slip jurnal tersebut
tidak hanya berfungsi untuk pembuatan jurnal
saja, namun juga digunakan sebagai bukti kas
keluar dan voucher.
b. Tidak adanya pemeriksaan saldo fisik secara
rutin sehingga hal ini dapat memberikan
peluang dalam penggelapan uang atau
penyalagunaan uang atau penyalagunaan kas
perusahaan.
c. Terdapat faktur penjualan tunai dengan nomor
ganda karena kurangnya ketelitian bagian
penjualan dalam pembuatan faktur penjualan
tunai.
d. Penumpukan dokumen-dokumen yang belum
diarsip oleh bagian administrasi sehingga
banyak dokumen terselip sehingga sulit dalam
pencarian data.
e. Terdapat penumpukan tugas dari bagian
administrasi sehingga menyebabkan
keterlambatan dalam menyelesaikan laporan
penjualan. Karena bagian administrasi
merangkap administrasi penjualan dan
pembelian.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bahwa SIA penjualan yang diterapkan
perusahaan telah memiliki struktur organisasi
bagian penjualan yang memadai.
2. SIA penjualan yang diterapkan berperan
dalam menunjang pengelolaan penjualan dan
menghasilkan informasi keuangan yang
diperlukan oleh pimpinan perusahaan dalam
mengambil keputusan.
3. Dari SIA penjualan tunai yang sesuai dengan
prosedur dan dijalan dengan baik serta adanya
pengendalian intern atas penjualan tunai yang
diterapkan, ini dapat mempengaruhi
penerimaan kas perusahaan.
5.2. Saran
1. Dalam proses SIA penjualan lebih diteliti
kembali, agar tidak terjadi hal-hal yang bisa
merugikan perusahaan.
2. Penerapan sistem pengendalian intern
terhadap karyawan perusahaan lebih di
tingkatkan lagi, agar kegiatan perusahaan
sesuai dengan tujuan perusahaan begitu pun
dengan kegiatan sistem komputerisasi di
tingkatkan lagi.
Daftar Pustaka
Amsyah, Zulkifli, Manajemen Sistem Informasi,
Edisi Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2005.
Hall, James A, Sistem Informasi Akuntansi, Buku
Dua, Salemba Empat, 2001.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Edisi Khusus, September 2012, Hal.:17-25 25
Bodnar, George H, Hopwood William S, Sistem
Informasi Akuntansi, Salemba Empat, 2000.
Jogiyanto, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
Kedua, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional
Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga,
Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Skousen, Albrecht, Stice, Akuntansi Keuangan,
Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2001.
Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi, Edisi
Ketiga, STIE YKPN, Yogyakarta, 2005.