Business
People
Partnership Digital
Industri Penyokong Electric Vehicle (EV)7 Juli 2021
CONFIDENTIAL AND PROPRIETARYAny use of this material without specific permission of PT Bluebird Tbk. is strictly prohibited
Electric Vehicle: Bagaimana trend global EV saat ini?
Sumber: Deloitte analysis, IHS Market, EV-Volumes.com
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
US - EV market share Europe - EV market shareChina - EV market share EV Global share of salesIndonesia - EV market share
Kondisi pasar EV dunia saat ini didominasioleh Eropa, Amerika, dan China.
➢ Amerika, Eropa, dan China diperkirakan akanmencapai ~8%, ~12%, dan ~21% daripadamarket share EV di 2025.
➢ Indonesia menentukan target yang ambisius, yakni 20% market share EV di 2025, sedikit di bawah target China.
Proyeksi Market Share EV USA – EU – China – Indonesia
Trajektori adopsi EV di Indonesia
Pada trajektori EV Indonesia saat ini, Indonesia diperkirakan akan mencapai~10% market share EV di tahun 2025; lebihrendah jika dibandingkan dengan target pemerintah, yakni 20%.
➢ Target penjualan EV di 2025 diperkirakan akanmeningkat hingga 20% daripada total kendaraan yang terjual (400.000 LCEV dan 1.760.000 sepeda motor elektrik).
➢ Namun demikian, share EV hanya akanmencapai 10%, lebih rendah dibandingkantarget pemerintah yakni 20%, dikarenakanpada tahun 2020, 98% mobil yang terjual di Indonesia adalah mobil produksi Jepang, dan tingkat adopsi produsen mobil Jepang beradadi bawah 1%. Kondisi juga diperkeruh resesi di Indonesia yang disebabkan pandemi Covid-19.
Sumber: Kementerian Perindustrian; Gaikindo: Indonesian Automobile Industry Data
Proyeksi Market Share EV Indonesia
0%
5%
10%
15%
20%
25%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Indonesia - proyeksi market share EV oleh pemerintah
Indonesia -market share EV, normalisasi
Adopsi EV di Indonesia: Apa saja isu yang menghambat adopsi EV?
Indonesia terbentur isu-isu fundamental terkait pembeli, manufaktur, dan aspek transportasi umum di pasar
o Insentif import dan manufaktur yang kurang jelas
o Kurangnya infrastruktur pasar untukmenunjang pengemabangan ekosistem EV
o Kurangnya standarisasi dan jaringan listrikpenunjang EV
o Kurangnya variasi produk
o Kurangnya jumlah produsen
o Kapasitas jangkauan yang pendek dan kebutuhan kWh yang tinggi daripadabaterai EV
o Harga EV yang tinggi
o Harga resell EV yang tidak menentu
o Kurangnya ekosistem pendukung EV
Pembeli Manufaktur Transportasi Umum (Bus)
Isu Pembeli
Source: kompas.com, oto.com, cargurus.com, Prestige Motorcars
➢ HargaTerdapat perbedaan harga jual yang besar, dimana EV lebih mahal ketimbang ICE di berbagai class mobil.
0
200
400
600
800
year 1 year 2 year 3 year 4 year 5Pr
ice
(mill
ion
Rp
)
Mobil dengan kualitas baterai yang burukMobil dengan kualitas baterai yang bagusDepresiasi umum daripada mobil ICE
➢ Kondisi After-market Sales Kondisi after-market sales belum pasti, dikarenakan perbedaan kualitas dan variasitipe baterai, proses charging dan kondisilainnya.
Terlebih, belum adanya standarisasi untukbaterai EV yang diproduksi oleh berbagaiperusahaan.
➢ Kurangnya Inifrastruktur PenunjangJangkauan maksimum EV rata-rata sekitar350km/full charge. Dengan demikian, transportasi intercity tidak bisamengoperasikan EV, tanpa charging grid yang mumpuni, di dalam dan luar kota-kota di Indonesia.
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
Pric
e (m
illio
n R
P)
Mobil EV Mobil ICE
Perbandingan tingkat depresiasi mobil ICE dan mobil EV
Perbandingan harga berbagai class mobil EV dan ICE
Hyundai Ioniq Hyundai Kona
Tesla Model 3
BMW 3 Series(sport)
Honda Civic Toyota CH-R
*Data is still in proxy because no available data for secondhand market in Indonesia’s EV market
Isu Manufaktur
➢ Insentif yang Kurang Jelas bagi Produsen LokalApakah akan ada keuntungan dari aspek pajakbagi produsen lokal yang memproduksi EV ketimbang memproduksi ICE?
➢ Belum Ada Fasilitas Penyokong Produksi EVBelum ada produsen baterai, dan belum adanyateknologi yang diinvestasikan untuk kepentinganEV di Indonesia.
➢ Kurangnya Strategi dan Dorongan PemerintahKurangnya strategi yang jelas dan dukungan daripemerintah terkait tenaga listrik, jaringan listrik, dan teknologi baterai apa yang akan digunakanuntuk standardisasi.
mesin
lainnya
teknologi
baterai
materialproduksi
patent
Terdapat 736 patent di dunia terkait baterai untukpenggunaan otomotif. Standarisasi sangat dibutuhkanuntuk pasar Indonesia.
Sumber: International energy agency
Isu Transportasi Umum(Bus)
0 100 200 300 400 500
E private car
E microbus
E big bus
Distance (km)
E private car E microbus E big bus
Produsen Bus yang sudah menggeluti manufaktur EV: PT. Inka, PT. Kendaraan Listrik Indonesia (PT KLI), dan PT. Mobil Anak Bangsa (MAB)
➢ Kurangnya VariasiBelum banyak varian yang tersedia di pasar.
➢ Kurangnya Opsi SupplierUkuran baterai jauh lebih besar, dan hanya segelintirperusahaan yang menggeluti bisnis ini.
➢ Power RequirementBaterai yang besar memerlukan charge tenaga listrikyang besar (60 – 300 kilovolt-ampere)
➢ Kurangnya Infrastruktur PenunjangJangkauan tempuh maksimum per full charge rata-rata sekitar 200 km; membutuhkan jaringan charging stationyang lengkap di luar kota-kota besar untuk menunjangoperasi lintas kota (intercity).
➢ After-market SalesAfter-market sales yang hampir tidak ada.
0 50 100 150 200 250 300 350
E private car
E microbus
E big bus
Battery capacity (kWh)
E private car E microbus E big bus
Sumber: PT Trans-Jakarta, PT Mobil Anak Bangsa, cnbcindonesia.com, sustainable-bus.com
Ragam Kapasitas Baterai EV
Ragam Kapasitas Tempuh EV di 2021
*small electric car are excluded from “E private car” section because it won’t pass the type test in Indonesia
Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi pemerintah-swasta untukmendukung adopsi EV di Indonesia
• Penerbitan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program KendaraanBermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan
• Membentuk kawasan industri komponen EV• Membentuk manufaktur baterai EV• Zona khusus low emission di kota-kota besar• Pembebasan EV dari aturan ganjil-genap• Membentuk charging grid penunjang mobilitas EV
• Peralihan berkala masyarakat ke EV• Berinvestasi ke dalam pengembangan teknologi EV di
Indonesia
• Menurunkan rate pajak tahunan EV• Subsidi tarif charging stations• Insentif untuk EV buatan dalam negeri• Penghapusan PPnBM dan BBN-KB
• Membentuk produsen EV dan komponennya• Harga terjangkau guna menunjang adopsi domestik• Meningkatkan variasi bus elektrik di Indonesia• Membentuk mekanisme after-market sales untuk EV dan
baterainya
• Showroom• Bengkel EV• Gudang penyimpanan• Charging stations
• Knowledge transfer• Pelatihan• Sistem IT• Jaringan kerjasama lokal
Pemerintah Swasta
• Diferensiasi insentif pajak yang jelas antara produsen EV lokal dan importir.
• Standarisasi tipe bateria di pasar Indonesia
Regulasi
Bisnis
Pendukung
Infrastruktur
Dalam kolaborasi tersebut, pemerintah membuka jalan bagi berbagaitahapan adopsi EV di Indonesia
Pembangunan Kesadaran
Own Adoption
Media
Government Relations
Inisiasi Pengembangan Pasar
Institusi Pemerintah
Sektor Korporasi
Cakupan Wilayah
Greater Jakarta (termasuk Bali)
Di luar Greater Jakarta
Pengembangan Infrastruktur
Hardware
Software
Phase 1 (2021-2023) Phase 2 (2023-2025) Phase 3 (2025-2026)
Personal & company EV adoption
Media sosial
Workshop, seminar
Adopsi umum tersegmentasi
Sosial & media konvensional
Workshop, seminar
Adopsi umum tersegmentasi
Sosial & media konvensional
Workshop, seminar
Badan Usaha Milik Negara (BUMN),Kementerian Transportasi dan Perhubungan
Perusahaan transportasi, Perusahaan logistik
++ Kementerian Lingkungan Hidupdan Kehutanan
++ Bank & Manufacturing
++ Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
++ Perusahaan tambang
Perkantoran, bengkel, bandara, terminal bus, stasiun kereta
++ Perumahan
Sistem IT
++ Kantor cabang
Aplikasi konsumen
-- --
Sementara swasta menciptakan berbagai kesempatan baru melaluikerjasama di berbagai level
Operasi
Perawatan
Sales & Distribusi
Manufaktur
Import
Low-end ,Chauffeur service,
(electric motor-bike)
RentalMobil
Pengelolaanarmada EV
Antar-kirimbarang
Taxi Reguler& Eksekutif
e-Bus / Shuttle
Used-EV market
Charging Station
Pendanaankonsumen
AsuransiDistributorshipDealerships &
Agen Sales
Produsen Supplier
Eksportir
Importirkendaraan
OEM & importiraksesoris
Bengkel Custom shop
Reseller LelangRefurbish/konversi baterai
Importir ProdusenData management
/ business intelligence
Penyediacharging station
Area InvestasiValue Chain
• Operator (Sebagian besarperusahaan logistik)
• Dengan PLN, Pertamina, mall /hotel/bandara, operator, pemilik lahan
Pedagang sukucadang
• Jaringan bengkel (contoh: Shop & Drive) or bengkel independen
• Perusahaan transportasi / mobilitas(contoh: Bluebird, TransJakarta)
• Distributor yang ada saat ini, • e-market
• Manufaktur knock down, Carrosserie
• Importir yang ada saat ini
Peluang Kerjasama
> 30,000 armada
40,000 karyawan dan pengemudi
> 600 eksklusif outlet
75 depo
20 kota
Bluebird, sebagai perusahaan Mobility-as-a-Service (MaaS), menjadipionir di sektor swasta dengan cakupan luas di Indonesia
Armada taxi terbesardi Indonesia
Kepemilikan lahandalam kota yang signifikan
Kesiapan teknologi& fleksibilitas model
bisnis
Memungkinkan operasi dan ekonomifinansial berskala, dengan demikian
memiliki pengaruh dan dampak pada regulasi industri
Dengan mudah membentuk dan mengoperasikan charging station di wilayah sendiri tanpa bergantung pada infrastrukturcharging pemerintah untuk operasi harian
Mampu bereksperimen dengankombinasi IoT / AI / machine
learning, harga tetap & dinamis, omni channel / MaaS
Jejak historis perawatanarmada, dan pelayanan yang
terbukti
Berada dalam posisi untukmemimpin operasi EV dan
layanan EV lainnya untuk armada komersil
Pionir Armada EV
Bluebird di posisi untuk melakukan jumpstart dalam adopsi EV di Indonesia
Armada EV di Bluebird
DUKUNGANMANUFAKTUR
1
MANUFAKTURLOKAL
PEMBUANGANBATERAI
INFRASTRUKTURCHARGING UMUM
DUKUNGANPEMERINTAH
PASARKENDARAAN BEKAS
2 3
4 5 6
Ekosistem EV di Bluebird masih memerlukan bantuan untuk adopsiyang lebih tinggi
Adopsi EV Indonesia: Bagaimana potensial partner berkontribusi?
Terdapat 3 opsi bagi investor, dan pihak swasta asing untuk berkontribusi dalam mendukung adopsi EV di Indonesia:
Kerjasama lintas organisasi (bisnis, institusi, dan lainnya) yang menunjang pertumbuhanberbagai tingkatan manufaktur, distribusi, dan operasi EV.
Investasi dan pendanaan khusus bagikesempatan bisnis yang dianggap peka secarasosial dalam praktik bisnisnya, atau secaralangsung mendukung tanggung jawablingkungan.
Investasi langsung dengan tujuan untukmemproduksi komponen sebagai bagian dariproduk yang lebih luas (investasi vertikal), atau investasi ke dalam perusahaan lokaluntuk duplikasi secara lokal proses-proses manufaktur.
Sumber: imf.org; Finance & Development, 2015
Kerjasama Komersil Green FundInvestasi Langsung