24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 1/28
pulauselayar.blogspot.com
FADLI REVOLUTION BLOG
Jumat, 10 Mei 2013
Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
I. JUDUL PERCOBAAN
Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
II. TUJUAN PERCOBAAN
Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan memahami mengenai hal-hal berikut :
a. Membedakan senyawa organik jenuh dan senyawa organik tak jenuh
b. Membedakan alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier
c. Membedakan aldehid dan keton
III. LATAR BELAKANG TEORI
A. Senyawa Organik Jenuh Dan Senyawa Organik Tak Jenuh
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang mengandung karbon dan
Beranda
Laman
fadli kece
1 memiliki saya di lingkaran Lihat semua
+ ke lingkaran
Google+ Followers
wellcome
Bagikan 0 Lainnya Blog Berikut Buat Blog Masuk
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 2/28
hidrogen yang dapat di bedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana di
golongkan sebagai senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa aromatik
termasuk senyawa hidrokarbon tak jenuh. (Anonim, 2011: 19)
Ikatan pada alkana merupakan ikatan tunggal, kovalen, dan non polar. Oleh karena itu
alkana relatif tidak reaktif. Alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan asam, basa, pengoksidasi
atau pereduksi, karena sifatnya yang tidak bereaksi ini, alkana dapat digunakan sebagai pelarut
untuk ekstraksi atau untuk melakukan reaksi-reaksi kimia zat lain. Namun alkana bereaksi dengan
beberapa pereaksi seperti oksigen dan halogen. Jika alkana dan halogen di simpan pada suhu
rendah dalam kamar gelap, reaksi tidak terjadi. Di bawah sinar atau suhu tinggi terjadi reaksi
eksoterm (Rasyid, Muhaidah, 2009:54-55)
Reaksi subtitusi umumnya terjadi pada alkana, sedangkan reaksi umum yang terjadi pada
alkena adalah reaksi adisi.
C
C
+ A-B
C
A
C
B
Pada reaksi, ada 2 ikatan yang terlibat yaitu 1 ikatan dari peraksi dan 1 ikatan dari
alkena, hasil yang diperoleh adalah dua ikatan I yaitu ikatan C A dan C B, dalam hal
ini perubahan ikatan menjadi 1ikatan baru tidak akan menyebabkan perubahan energi,
sehingga dengan perubahan ini molekul baru yang dihasilkan akan mempunyai energi lebih
rendah atau molekul tersebut lebih mantap.
Contoh reaksi subtitusi dan adisi :
a.
Bromoetana
Cahaya
hv
CH3-CH3 + Br2 CH3CH2 Br + HBr
Reaksi Subtitusi
b. Reaksi Adisi
CH2 CH2 + Br2 CH2 CH2
Br Br
1, 2 dibromoetana
(Rasyid, Muhaidah, 2011:66).
Benzena, C6H6 salah hidrokarbon induk di senyawa yang sangat stabil yang
dikenal dengan senyawa aromatik. Dalam benzena menyiratkan struktur yang sangat tidak
jenuh, misalnya bandingan jumlah hidrogennya dengan heksana, C6H14, atau
sikhloheksana C6H12 yang keduanya memiliki enam karbon yang tetapi jenuh. Meskipun
rumus molekulnya demikian, benzena umumnya tidak berpindah seperti senyawa tak
jenuh. Misalnya senyawa ini tidak menghilang warna larutan bromin seperti layaknya
alkena dan alkuna atau mudah di okisdasi oleh kalium permanganat. Benzena juga tidak
mengalami reaksi adisi yang khas untuk alkena dan alkuna, sebaliknya reaski utama
benzena adalah subtitusi. Contohnya bila diolah dengan bromin dengan bantuan feri
bromida sebagai katalis, benzena menghasilkan bromobenzena dan hidrogen bromida
(Anonim, 2011).
little about me
2013 (7)
05/05 - 05/12 (6)
LAPORAN PEMBUATAN SIKLOHEKSENA
laporan tehnik pemurnian
laporan pembuatan nitrobenzena
LAPORAN Kromatografi Kolom danKromatografi Lapis ...
Identifikasi Gugus fungsi SenyawaOrganik
LAPORAN Pembuatan Tertier Butilklorida Reaksi Sub...
06/23 - 06/30 (1)
Arsip Blog
fadli kece
Ikuti 1
Lihat profil lengkapku
ini blog atas permintaan teman-teman
IdentifikasiGugus fungsiSenyawaOrganik
I. JUDULPERCOBAANIdentifikasiGugus fungsiSenyawaOrganik II. TUJUANPERCOBAANPada akhirpercobaanmahasiswadiha...
LAPORANKromatografiKolom danKromatografiLapis Tipis
I. JUDULPERCOBAANKromatografiKolom danKromatografiLapis Tipis II. TUJUANPERCOBAANPada ...
laporanpembuatannitrobenzena
I. JUDUL
Entri Populer 0
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 3/28
B. Alkohol dan Fenol
CH3 - CH2 - CH - CH3
2 butanol (Alkohol Sekunder)
OH
Adanya gugus OH atau Hidroksil adalah ciri khas alkohol dan fenol. Tergantung pada sifat atom
karbon dimana gugus OH menempel, alkohol yang digolongkan menjadi tiga kelas
CH3 - CH2 - CH2 - CH2 - 6H
1 butanol (n butyl alkohol)
(Alkohol Primer)
CH3 - C - OH 2 metal-2propanol (test butyl alkohol)
CH3
CH3
(Alkohol Tersier)
CH2 - CH2
OH
OH
1,2 etandiol (etilena glikol)
Lebih dari satu gugus OH, mungkin terdapat dalam satu molekul, senyawa ini dinamakan alkohol
polihidrat
CH2 - CH2- CH2
OH
OH
OH
1,2 , 3 - propanatial (gliserol)
OH
Fenol
(Asam Kar bolat)
OH
NO2
NO2
NO2
214,6-Trinitrofenol
Pada fenol, gugus hidroksil menempel pada cincin aromatic
Sebagai suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat
dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus
hidroksilnya yang polar terhadap sifat molekulnya akan menurun. Sifat molekul yang seperti air
berkurang, sebaliknya sifatnya lelah seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul
rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian.
Titik didih dan kelarutan fenol sangat bervariasi tergantung pada sifat subtitusi yang menempel
PERCOBAANAdapun judulpercobaan IIyaitu PembuatanNitrobenzena II. TUJUANPERCOBAANPada akhir...
LAPORANPEMBUATANSIKLOHEKSENA
A. JudulPercobaan PembuatanSikloheksena B.TujuanpercobaanMengertimengenaitekhnik -tekhnik dasarmengenaipemurnian zatcair o...
LAPORANPembuatanTertier Butilklorida ReaksiSubtitusiNukleofilik
I. JUDULPERCOBAAN PembuatanTertier Butilklorida ReaksiSubtitusiNukleofilik II. TUJUANPERCOBAAN ...
laporan tehnikpemurnian
I. JUDULPERCOBAANTeknikPemurnian II. TUJUANPERCOBAANPada akhirpercobaanmahasiswadiharapkanme...
sikloheksena
A. JudulPercobaan PembuatanSikloheksena B.Tujuanpercobaan 1. Mengertimengenaitekhnik -tekhnik dasarmengenaipemurn...
Pilih Bahasa
Diberdayakan oleh Terjemahan
Translate
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 4/28
pada cincin benzena (Petrucci. Ralph, 1985 268-269).
Kekuatan ikatan hidrogen jauh lebih kecil dibandingkan dengan ikatan kovalen, barangkali
hanya 10% yaitu kira-kira 5-10 kkal/mol (20-40 kh/mol). Walau demikian pengaruhnya sangat
nyata, karena itu, alkohol dan Fenol mempunyai titik didih relatif tinggi, karena kita harus
memberikan kalor untuk menguapkan setiap molekul,ditambah dengan kalor untuk menguraikan
ikatan hidrogen ini (Rasyid Muhaidah, 2009:128).
Kecepatan reaksi alkohol terhadap suatu reagen adalah berbeda-beda, demikian juga
hasil yang diperoleh, bergantung pada golongan alkoholnya. Reaksi-reaksi yang dapat
membedakan antara ketiga golongan tersebut adalah suatu reaksi yang sangat bermanfaat dalam
menentukan strukrtur alkohol yang belum dikenal (Anonim, 2011: 21).
Semua alkohol mudah bereaksi dengan HBr dan HI mengahasilkan alkil bromida
dan alkil iodida. Alkohol tersier, alkohol benzilik dan alkohol alilik juga muda bereaksi
dengan HCl, tetapi alkohol primer dan alkohol sekunder kurang reaktif dan memerlukan
bantuan ZnCl2 dan oksigen alkohol melemahkan ikatan C-O dan dengan demikian
menaikkan kemampuan gugus oksigen ini untuk pergi (Fessenden,1986: 271).
Alkohol primer dan sekunder sangat mudah di oksidasi oleh asam kromat,
sedangkan alkohol tersier tidak teroksidasi. Uji ini dilakukan dalam suatu larutan aseton
dengan anhidrat kromat(Cr-VI) didalam asam sulfat. Alkohol yang di oksidasi mereduksi
kromium menjadi Cr-III yang menimbulkan kekaburan dan berwarna kehijau-hijauan
(Anonim, 2011: 22).
Sebagian besar fenol bersifat asam lebih lemah daripada asam karboksilat yang
lebih kuat dari alkohol. Ketika fenol beraksi dengan suatu basa, fenol akan diubah menjadi
anion fenoksida, sehingga fenol terlarut dalam larutan basa. Larutaan natrium hidroksida
merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat melarutkan hampir semua fenol yang tak
larut dalam air. Tak satu pun basa yang cukup kuat untuk mengubah sejumlah tertentu
alkohol menjadi ion alkoksida (Asyhar, 2010).
Fenol dan senyawa yang mengandung gugus hidroksil terikat pada suatu karbon tak jenuh
(enol) memberikan warna merah jambu, ungu, atau hijau bergantung pada struktur berikan warna
merah jambu, ungu, atau hijau bergantung pada struktur fenol atau enol dengan besi (III) klorida.
Ini disebabkan oleh terbentuknya senyawa kompleks dengan besi, sedangkan alkohol tidak biasa
tidak bereaksi. Oleh karena itu, uji ini dapat digunakan untuk membedakan fenol dengan alkohol
(Anonim, 2011:22).
C. aldehid dan keton
Aldehid da keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus
karbonil sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehid dan keton termaksud senyawa yang sederhana jika
ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif lain seperti OH atau Cl yadasarkan tidak
adanya gugus-gugus reaktif lain seperti OH atau Cl yang terikat langsung pada atom karbon di
gugus karbonil seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam karboksilat yang
mengandung gugus COOH (Anonim,2011).
H - C- C
O
C H
O
CH3 - C- CH3
O
Metanol (Pormaldehida)
Benzaldehida
Propanon(Aseton)
Jika kedua yang menempel pada gugus karbonil adalah gugus-gugus karbon, maka senyawa itu
dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen senyawa tersebut
termaksud golongan aldehida.
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 5/28
Oksidasi parsial dari alkohol menghasilkan aldehida (oksoda lanjutan menghasilka asam
karboksilat). Oksidasi alkohol sekunder memberikan keton (Petrucci, Ralph. H, 1985
:271).
Mudahnya aldehida teroksidasi digunakan sebagai cara identifikasi adanya gugus aldehida
dalam suatu senyawa. Beberapa reaksi identifikasi gugus aldehida, diantaranya adalah :
1.
RCH + 2Ag (NH3)2+ + 3OH- RCO + 2Ag + 4NH3 +2H2O
Aldehida ion Komplek perak anion cermin
amonia (Tak Berwarna) asam Perak
O
O
Pereaksi tollens, digunakan ion kompleks perak amonia dalam suasana basa. Oksidasi aldehida
ditandai dengan terbentuknya endapan putih mengkilat dari perak (cermin perak). Reaksinya
2.
R-C-H + 2CU2+ + 5OH- R-C-O + Cu2O + 3H2O
Larutan Merah Bata
Biru (Endapan)
O
O
Pereaksi fehling digunakan kompleks Cu2+ dengan ion tartiat. Oksidasi ditandai denga
terbentuknya endapan merah bata dari Cu2O. Reaksinya :
(Rasyid, Muhaidah, 2009:163-164).
Reaksi yang umum dari senyawa-senyawa karbonil adalah reaksi adisi kepada ikatan
rangkap karbonil. Pereaksinya biasanya sebagai nukleofil. Aldehid dan keton yang tidak
mengandung gugus besar disekeliling atom karbonil, bereaksi dengan laruta pekat natrium bisulfit,
menghasilkan adisi yang berwujud hablur berwarna putih. Hasil adisi ini, bila bereaksi dengan
asam akan membebaskana kembali senyawa karbonil, sehingga reaksi ini kadang-kadang berguna
untuk memisahkan senyawa karbonil dari campurannya dengan senyawa lain.
OH O - + - +R-C + HSO3Na R-C-SO3Na
H
H
Pasangan elektron bebas pada atom nitrogen dari amoniak dan senyawa sejenis, menyebabkan
senyawa-senyawa ini dapat bereaksi sebagai nukleofil terhadap senyawa karbonilnya, misalnya
fenilhidrazin bereaksi menghaslkan fenilhidrazon setelah hasil reaksi mula-mula terbentuk
membebaskan satu mol air. Hasil reaksi ini seringkali berwujud hablur, sehingga dapat digunakan
untuk identifikasi (titik leleh) aldehid dan keton (Anonim, 2011: 24).
Oleh karena anion enolat merupakan suatu nukleofil maka dapat ditambahkan kepada
gugus karbonil lain. Reaksi ini akan menghasilkan suatu ikatan karbon-karbon baru, berarti
berguna untuk menambah rantai karbon dalam sintesis. Bila asetaldehid direaksikan dengan larutan
basa encer, akan berkondensasi sesamanya menghasilkan aldol yang apabila dipanaskan akan
menyingkirkan air menghasilkan aldehid tak jenuh yaitu krotonoldehid. O OH- - O O O CH3 - C H2C + H2O CH3 + CH2 H H H
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 6/28
O- O OH O H2O
O
CH3-CH-CH2-C CH3-CH-CH3-C CH3CH CH-C
H H H
Aldol Krotonaldehid
O
O
CH C CH
C OH OH CH CH
+ CH3 - C- CH3 -2H2O
Kedua molekul yang berkondensasi di dalam kondensasi aldol, tidak perlu kedua-duanya
mempunyai atom hidrogen alfa, mudah berkondensasi dengan benzaldehid yang tidak mempunyai
atom hidrogen alfa, sehingga ia sendiri tidak dapat menjalani reaksi aldol.
(Anonim, 2011:27).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
1. Tabung reaksi besar 4 buah
2. Tabung reaksi sedang 12 buah
3. Rak tabung reaksi
4. Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
5. Gelas kimia 250 ml dan 400 ml
6. Kaki tiga, kasa
7. Batang pengaduk
8. Penjepit tabung reaksi
9. Pipet tetes
10. Labu bundar 200 ml
11. Alat refluks 1 set
12. Corong kecil
13. Termometer 1100C
14. Pembakar spiritus
15. Kondensor spiral
16. Labu semprot
17. Pipa kapiler
18. Erlemeyer 100 ml
19. Penangas air
20. Statif dan klem
21. Neraca
22. Wadah air
23. Stopwatch
24. Corong hirch
25. Corong Buchner
26. Sumbat karet 2 buah
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 7/28
B. Bahan :
1. Sikloheksena ( )
2. Larutan KMnO4
3. Larutan natrium hidroksida 5% dan 10% (NaOH)
4. Etanol ( CH3 CH2OH)
5. 1-propanol (CH3CH2CH2OH)
6. Larutan indikator fenolftalein (pp)
7. 2-propanol
8. Reagen lucas
9. n-butil alkohol (CH3 CH2 CH2 CH2OH )
10. Reagen bordwell-wellman
11. Aseton ( )
12. Tertier butil alkohol( (CH3)3COH)
13. Sikloheksanol ( )
14. Etilen glikol ( )
15. Asam asetat glacial (CH3COOH)
16. Resorsinol ( )
17. Kolesterol ( )
18. Fenol( )
19. 2-naftol ( )
20. Asetaldehid
21. Formadehid ( )
22. Benzaldehid ( )
23. Sikloheksanon ( )
24. Larutan perak nitrat 5% (AgNO3)
25. Larutan amonium hidroksida (NH4OH)
26. Logam natrium (Na)
27. Fenilhidarzin (NH2-NHC6H5)
28. Natrium asetat trihidrat (CH3COONa.3H2O )
29. Alkana(CnH2n+2)
30. O-kresol ( )
V. PROSEDUR KERJA
A. Senyawa Jenuh dan Tak Jenuh
Reaksi hidrokarbon dengan larutan permanganat
1. Memasukkan 1ml larutan KMnO4 0,5% ke dalam 2 tabung reaksi
2. Menambahkan 5 tetes alkana ke dalam tabung yang satu dan 5 tetes sikloheksena
ke dalam tabung yang lain
3. Memasukkan 1 ml benzena ke dalam tabung reaksi ketiga lalu menambahkan 2 ml
larutan KMnO4.
4. Mengocok larutan dalam masing-masing tabung dengan baik lalu mengamati
perubahan warna yang terjadi.
B. Alkohol Primer, Alkohol Sekunder dan Alkohol Tersier
1. Uji kelarutan
a. Memasukkan 1 ml dar masing-masing senyawa berikut : etanol, n-butil
alkohol, tert-butil alkohol sikloheksanol, etilen glikol dan fenol ke dalam enam
tabung reaksi yang berbeda.
b. Menambahkan 4 ml air ke dalam tiap-tiap tabbing reaksi kemudian kocok
dan mengamati apa yang terjadi.
2. Reaksi dengan alkali
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 8/28
a. Menyiapkan empat buah tabung reaksi.
b. Memasukan 1 ml n-butanol pada tabung I, 1 ml sikloheksanol pada tabung II,
1 ml fenol pada tabung III, 1 ml 2-naftol pada tabung IV.
c. Menambahkan 10 ml NaOH 10% pada masinh-masinh tabung.
d. Menempatkan seluruh tabung pada rak. Mengamati.
3. Reaksi dengan natrium
a. Memasukkan 2 ml dari masing-masing senyawa berikut dalam tabung reaksi
yang berlainan : etanol, 1-propanol, 2-propanol, dan o-kresol (bila o-kresol
berbentuk kristal, panaska sedikit agar melebur).
b. Menambahkan sepotong kecil logam natrium ke dalam masing-masing tabung
reaksi dan mencatat hasilnya.
c. Menambahkan ke dalam larutan yang diperoleh beberapa tetes indikator pp.
Hati-hati saat membuang isi tabung reaksi yang berisi natrium yang belum
bereaksi, sebab natrium bereaksi deras dengan air. Untuk itu, menambahkan
etanol secukupnya untuk menghilangkan semua natrium yang belum bereaksi.
4. Uji lucas
a. Memasukkan 2 ml reagen lucas ke dalam empat tabung reaksi
b. Menambahkan kira-kira 5 tetes alkohol yag hendak diuji :1-butanol, 2-
propanol, sikloheksanol, dan tert-butil alkohol kemudian mengocoknya dan
mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai larutan menjadi keruh dan
memisah menjadi 2 lapisan.
5. Uji bordwell-wellman
a. Memasukkan 1 ml aseton (aseton yang telah didestilasi denga KMnO4 untuk
menyingkirkan isotop alkohol) di dalam 4 tabung reaksi yang berlainan
b. Menambhakan 1 tetes cairan alkohol atau beberapa kristal (10mg) dari zat
padat alkohol yang hendak diuji ke dalam masing-masing tabung res cairan
alkohol atau beberapa kristal (10mg) dari zat padat alkohol yang hendak diuji
ke dalam masing-masing tabung reaksi. Alkohol yang diuji yaitu : 1-butanol,
2-propanol, tert-butil alkohol, dan kolesterol.
c. Mengocok hingga larutan menjadi jernih. Selanjutnya menambahkan satu tetes
reagen bordwell-wellman sambil mengocoknya dan mengamati perubahan
yang terjadi.
6. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
a. Melarutkan satu atau dua kristal, atau satu atau dua tetes senyawa yang
hendak diuji ke dalam 5 ml air pada tiga buah tabung yang berlainan. Alkohol
yang diuji : fenol, resorsinol, dan 2-propanol
b. Memasukkan satu atau dua tetes larutan besi (III) klorida dalam masing-
masing tabung reaksi kemudian mengocoknya.
C. Aldehid dan Keton.
1. Uji cermin kaca tollens
a. Menambahkan 2 tetes larutan NaOH 5% ke dalam 2 ml larutan perak nitrat
5% kemudian mengocok dengan baik
b. Menambahkan tetes demi tetes sambil menggoncang larutan NH4OH 2%
secukupnya, untuk melarutkan endapan.
c. Menyiapkan 4 tabung reaksi yang berisi reagen tollens. Menguji benzaldehid,
aseton, sikloheksanon, dan formaldehid, dengan cara menambahkan masing-
masing 2 tetes bahan tersebut
d. Menggoncang campuran dan mendiamkan selama sepuluh menit. Bila reaksi
tidak terjadi, menempatkan tabung reaksi di dalam air panas (550) selama 5
menit kemudian mencatat apa yang terjadi.
2. Uji fehling dan benedict
a. Menambahkan 5 ml reagen benedict atau fehling ke dalam masing-masing
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 9/28
tabung dari 4 tabung reaksi
b. Menambahkan beberapa tetes bahan yanga akan diuji ke dalam masing-
masing tabung. Baha yang diuji : formaldehid, benzaldehid, aseton, dan
sikloheksanon.
c. Menempatkan tabung reaksi di dalam air mendidih, dan mengamati perubahan
yang terjadi setelah 10-15 menit
3. Pengujian dengan fenilhidrazin
a. Memasukkan 5 ml fenilhidrazin ke dalam tabung reaksi kemudian
menambahkan 10 tetes bahan yang di uji yaitu benzaldehid dan sikloheksanon
b. Menutup tabung reaksi dan menggoncangnya dengan kuat selama 1-2 menit
hingga hasilnya menghablur
c. Menyaring fenilhidrazon ini dengan corong Hirsch, mencuci denga sedikit air
dingin dan mengkristalisasikan dengan sedikit methanol atau etanol
d. Mengeringkan kristal dan menentukan titik lelehnya.
4. Kondensasi aldol
a. Menambahkan 1 ml asetadehid pada 8 ml larutan NaOH 1%, menggoncang
dengan baik dan mencatat baunya.
b. Mendidihkan campuran selama 3 menit dan dengan hati-hati mengamati bau
tengik yang khas dari asetaldehid yang terbentuk
c. Menyusun alat untuk merefluks menggunakan labu 50 ml
d. Menambahkan 20 ml etanol, 2 ml aseton, 4 ml benzaldehid, dan 5 ml larutan
NaOH 5% di dalam labu kemudian menyambungkan labu kepada kondensor
dan refluks campuran selama 5 menit.
e. Mendinginkan labu dan mengumpulkan kristal dengan penyaring Buchner. Jika
perlu melakukan rekristalisasi dari etanol dan menentukan titik lelehnya.
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Senyawa Jenuh dan Tak Jenuh.
Tabung I : 1 ml KMnO4 0,5% (ungu) ditambah dengan 5 tetes alkana (tak
berwarna) menghasilkan larutan berwarna ungu.
Tabung II : 1 ml KMnO4 0,5% (ungu) ditambah dengan 5 tetes sikloheksena
tidak berwarna menghasilkan endapan coklat kehitaman larutan
bening.
Tabung III : 1 ml benzena (tidak berwarna) ditambahkan dengan 2 ml KMnO4
menghasilkan 2 lapisan, lapisan atas (tak berwarna) dan lapisan
bawah berwarna ungu.
B. Alkohol Primer, Alkohol Sekunder, dan Alkohol Tersier
1. Uji kelarutan
Tabung I : 1 ml etanol ditambah dengan 2 ml H2O menghasilkan larutan tidak
berwarna
Tabung II :1 ml n-butil alkohol ditambahkan dengan H2O menghasilkan larutan
tidak berwarna
Tabung III : 1 ml tert-butil alkohol ditambah dengan 2 ml H2O menghasilkan
larutan tidak berwarna
Tabung IV : 1 ml sikloheksanol ditambah dengan 2 ml H2O menghasilkan
larutan tidak berwarna
Tabung V : 1 ml etilen glikol ditambah dengan 2 ml H2O menghasilkan larutan
keruh dan terbentuk 2 lapisan
Tabung VI : 1 ml fenol ditambah dengan 2 ml H2O menghasilkan larutan tidak
berwarna
2. Reaksi dengan alkali
Tabung I : 1 ml n-butil alkohol (tidak berwarna) ditambahkan dengan 10 ml
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 10/28
NaOH 10% menyebabakan terbentuknya 2 lapisan, lapisan atas
keruh dan lapisan bawah tidak berwarna
Tabung II :1 ml sikloheksanol (tidak berwarna) ditambahkan dengan 10 ml
NaOH 10% menyebabakan terbentuknya 2 lapisan, lapisan atas
keruh dan lapisan bawah tidak berwarna serta ada gelembung
Tabung III : 1 ml fenol (tidak berwarna) ditambahkan dengan 10 ml NaOH
10% menyebabakan terbentuknya 2 lapisan, lapisan atas dan
lapisan bawah tidak berwarna.
Tabung IV : 1 ml 2-naftol (tidak berwarna) ditambahkan dengan 10 ml NaOH
10% menghasilkan larutan tidak berwarna
3. Reaksi dengan natrium
Tabung I : Mencampur 2 ml etanol dengan logam nol dengan logam natrium
kemudian menambahkan 3 tetes indikator pp menghasilkan larutan
bening.
Tabung II : Mencampurkan 2 ml 1-propanol dengan logam nol dengan logam
natrium kemudian menambahkan 3 tetes indikator pp menghasilkan
larutan bening.
Tabung III : Mencampur 2 ml 2-propanol dengan logam nol dengan logam
natrium kemudian menambahkan 3 tetes indikator pp menghasilkan
larutan bening.
Tabung IV : Mencampurkan 2 ml o-kresol dengan logam nol dengan logam
natrium kemudian menambahkan 3 tetes indikator pp menghasilkan
larutan berwarna orange dan bergelembung.
4. Uji lucas
Tabung I : larutan 2 ml reagen lucas yang ditambahkan dengan n-butil alkohol
5 tetes kemudian mengocoknya tidak mengalami perubahan warna
tetap bening
Tabung II : larutan 2 ml reagen lucas yang ditambahkan dengan 5 tetes 2-
propanol kemudian mengocoknya tidak mengalami perubahan
warna tetap bening.
Tabung III : larutan 2 ml reagen lucas yang ditambahkan dengan 5 tetes
sikloheksanol kemudian mengocoknya tidak mengalami perubahan
warna tetap bening.
Tabung IV : larutan 2 ml reagen lucas yang ditambahkan dengan 5 tetes tert-
butil alkohol kemudian mengocoknya menyebabkan terbentuknya 2
lapisan, lapisan atas bening dan lapisan bawah keruh.
5. Uji bordwell-wellman
Tabung I : larutan 1 ml aseton yang ditetesi n-butil alkohol menghasilkan
larutan bening. Larutan ini kemudian ditambahkan dengan 1 tetes
reagen bordwell-wellman berwarna orange menghasilkan larutan
berwarna hijau dan ada endapan berwarna hitam.
Tabung II : larutan 1 ml aseton yang ditetesi 2-propanol menghasilkan larutan
bening. Larutan ini kemudian ditambahkan dengan 1 tetes reagen
bordwell-wellman berwarna orange menghasilkan larutan berwarna
hijau dan ada endapan berwarna hitam.
Tabung III : larutan 1 ml aseton yang ditetesi tert-butil alkohol menghasilkan
larutan bening. Larutan ini kemudian ditambahkan dengan reagen
bordwell-wellman berwarna orange tidak mengalami perubahan
tetap berwarna orange dan ada endapan putih
Tabung IV : 10 ml larutan aseton yang ditambahkan dengan 0,1 gram kolesterol
menghasilkan larutan berwarna bening, kemudian larutann ini
ditambahkan 10 tetes reagen bordwell-wellman berwarna orange
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 11/28
menghasilkan larutan berwarna orange dan endapan hijau.
6. Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Tabung I : 5 ml H2O dicampurkan dengan 2 tetes fenol (bening) dan 2 tetes
FeCl3 (kuning muda) menghasilkan larutan berwarna ungu muda.
Tabung II : 5 ml H2O dicampurkan dengan 2 tetes 2-propanol (bening) dan 2
tetes FeCl3 (kuning muda) menghasilkan larutan berwarna ungu
emas
Tabung III : 5 ml H2O (bening) yang dicampur dengan 1 sendok resorsinol
(serbuk coklat) dan 2 tetes FeCl3 (kuning muda) menghasilkan
larutan yang tetap berwarna coklat yaitu warna dari larutan
resorsinol
C. Aldehid dan Keton
1. Uji cermin kaca tollens
a. 2 ml larutan perak nitrat (AgNO3) 5% ditambahkan dengan 2 tetes
NaOH menghasilkan endapan hitam, kemudian ditambahkan tetes demi
tetes NH4OH 2% sambil menggoncangnya yang bertujuan melarutkan
endapan hingga bening
b. 4 tabung diisi dengan reagen tollens:
Tabung I : 3 tetes reagen tollens ditambahkan dengan 3 tetes
benzaldehid yang kemudian dipanaskan setelah sebelumnya
didinginkan 10 menit menghasilkan endapan perak keungu-
unguan.
Tabung II : 3 tetes reagen tollens ditambahkan dengan 3 tetes
formaldehid yang kemudian dipanaskan setelah sebelumnya
didinginkan 10 menit menghasilkan cermin perak.
Tabung III : 3 tetes reagen tollens ditambahkan dengan 3 tetes aseton
yang kemudian dipanaskan setelah sebelumnya didinginkan
10 menit menghasilkan larutan berwarna putih keabu-abuan
Tabung IV : 3 tetes reagen tollens ditambahkan dengan 3 tetes
sikloheksanon yang kemudian dipanaskan setelah
sebelumnya didinginkan 10 menit menghasilkan larutan
dengan endapan putih.
2. Uji fehling dan benedict
a. Mencampurkan 5 ml fehling A (biru muda) dengan 5 ml fehling B (bening)
menghasilkan larutan berwarna biru tua
b. Mengisi 4 tabung denga reagen fehling/benedict
Tabung I : 3 tetes reagen fehling (biru tua) ditambah dengan 3 tetes
formaldehid kemudian dipanaskan menghasilkan cermin
perak berupa endapan
Tabung II : 3 tetes reagen fehling (biru tua) ditambah dengan 3 tetes
benzaldehid kemudian dipanaskan menghasilkan endapan
biru muda.
Tabung III : 3 tetes reagen fehling (biru tua) yang ditambahkan dengan 3
tetes aseton kemudian dipanaskan menghasilkan endapan
berwarna biru pekat
Tabung IV : 3 tetes reagen fehling (biru tua) yang ditambahkan dengan 3
tetes sikloheksanon kemudian dipanaskan menghasilkan
endapan biru
3. Pengujian dengan fenilhidrazin
2 tabung reaksi yang berisi fenilhidrazin 5 ml, kemudian tabung I ditambahkan
benzaldehid sebanyak 10 tetes, terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah berwarna
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 12/28
kuning dan lapisa atas terbentuk endapan warna kuning muda. Kedua lapisan
kemudian disaring dengan kertas saring berlipat. Kemudian hasil penyaringan
yang berupa kristal kita timbang sehingga diperoleh beratnya=1,7 garam dan
titik leleh 900C. Pada tabung kedua ditambahkan dengan sikloheksanon
(bening) menghasilkan larutan bening dan tidak ada endapan.
4. Kondensasi aldol
Etanol (bening) 20 ml dicampur dengan 2 ml aseton (bening), 4 ml
benzaldehid (bening) dan 10 ml NaOH 5% (bening) menghasilkan larutan
bening pucat (keruh). Pada awal pemanasan larutan menjadi warna jingga
muda, kemudian setelah 5 menit larutan menjadi jingga dan setelah didinginkan
larutan berubah menjadi kristal berwarna jingga. Kristal kemudian disaring
menggunakan corong Buchner dengan kertas saring bundar. Kemudian hasil
dari penyaringan (kristal) ditimbang beratnya dan menghasilkan berat 2,8 gram
dan menentukan titik lelehnya dengan memanaskan sehingga meleleh dan
diperoleh titik leleh 1100C.
VII. ANALISIS DATA
Diketahui :
Massa jenis benzaldehid = 1,04 g/ml
Massa jenis fenilhidrazin = 1,1 g/ml
Mr benzaldehid = 106, 13 g/mol
Mr fenilhidrazin = 108 g/mol
Volume fenilhidrazin = 5 ml
Volume benzaldehid pada uji fenilhidrazin = 1 ml
Massa fenilhidrazon = 1,7 gram
Massa jenis aseton = 0,79 g/ml
Mr aseton = 58,08 g/mol
Volume aseton pada kondensasi aldol = 1 ml
Volume benzaldehid pada kondensasi aldol = 4 ml
Massa dibenzalaseton = 2,8 gram
Ditanyakan :
a. Rendemen pada uji fenilhidrazin=..?
b. Rendemen pada kondensasi aldol=?
Penyelesaian :
a.
mol
Fenilhidrazin + benzaldehid fenilhidrazon
+
M 0,05 mol 0,0097 mol
B 0,0097 mol 0,0097 mol 0,0097 mol
S 0,0403 mol 0 0,0097 mol
b.
+
M 0,078 mol 0,014 mol
B 0,028 mol 0,014 mol 0,014 mol
S 0,05 mol 0 0,014 mol
VIII. PEMBAHASAN
A. Senyawa Jenuh dan Tak Jenuh
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 13/28
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya karbon dan hidrogen
yang dapat dibedakan atas hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh. Alkana
digolongka sebagai hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena, alkuna dan senyawa
aromatik termaksud senyawa tak jenuh.
Pada percobaan kali ini kita menggunakan larutan alkana, sikloheksena, dan
benzena untuk menguji ketidakjenuhan suatu senyawa. Larutan penguji yang
digunakan adalah KMnO4. KMnO4 digunakan sebagai larutan penguji karena
merupakan agen pengiksidasi yang mampu mengoksidasi ikatan rangkap karbon-
karbon, dan berlangsung melalui perubahan warna larutan. Dari hasil pengamatan
tabung satu yang berisi larutan alkana tidak berwarna yang ditambahkan dengan
larutan KMnO4 berwarna ungu tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap
berwana ungu. Hasil yang diperoleh ini sesuia dengan teori yang menyatakan bahwa
alkana tidak bereaksi dengan kebanyakan asam, basa, pengoksidasi atau pereduksi,
dan alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang tidak memiliki ikatan
rangkap.
Tabung II berisi larutan sikloheksena tidak berwarna yang dicampur dengan
larutan KMnO4 berwarna ungu menghasilkan larutan berwarna bening dan endapan
berwarna coklat kehitaman. Hasil ini menunjukkan bahwa sikloheksena dapat
bereaksi dengan KMnO4 dan telah sesuia dengan teori yang ada. Dalam teori
dinyatakan bahwa alkena lebih mudah dioksidasi dengan larutan kalium permanganat
mengasilkan senyawa glikol yaitu senyawa dengan dua gugus hidroksil yang
berdampingan yang ditandai dengan perubahan warna ungu dari permanganat
menjadi endapan coklat mangan dioksida. Dari pernyataan ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa sikloheksena merupakan golongan alkena yang merupakan
senyawa hidrokarbon tak jenuh.
CnH2n+2 + KMnO4
Tabung III berisi larutan benzena yang dicampur denga larutan KMnO4 tidak mengalami
perubahan warna yaitu tetap berwarna ungu. Hasil ini menunjukkan benzena tidak bereaksi
dengan KMnO4 dan hal ini telah sesuai denga teori karena meskipun benzena termaksud senyawa
tak jenuh, namun tidak mengalami reaksi-reaksi seperti alkena. Benzena tidak mudah mengalami
oksidasi dan lebih mudah substitusi daripada adisi sehingga diperlukan perlakuan khusus seperti
pemanasan agar dapat mengalami reaksi adisi yang karakteristiknya memiliki reaksi substitusi
sehingga cincin benzena yang memilki gugus alkil dapat dioksidasi dengan tempratur yang lebih
tinggi dan dengan katalis lain. Adapun reaksinya
1.
+ KMnO4 3 + 2 MnO4 + 2 KOH
(coklat)
4 H2O
(Coklat)
2.
+ KMnO4
3.
B. Alkohol Primer, Alkohol Sekunder dan Alkohol Tersier
1.Uji kelarutan
Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus
alkil bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 14/28
oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen
anatara gugus hidroksi dengan air. Jika gugus non polar terikat pada cincin
aromatik, kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini menjadikan alasan
mengapa gugus non polar disebut gugus hidrofob. Selain dipengaruhi oleh gugus
hidroksil, kelarutan alkohol dalam air juga dipengaruhi oleh jumlah atom C-nya.
Pada umumnya alkohol yang mampunyai jumlah atom C 1-3 akan larut sempurna
dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air, dan jumlah atom C > 6
akan tidak larut dalam air.
Pada percobaan ini kita menggunakan etanol, n-butil alkohol, tert-butil
alkohol, siklohesanol, siklohesanol, etilen glikol dan fenol untuk menguji dan
membuktikan kelarutan suatu alkohol dalam air berdasarkan teori yang ada.
Tabung satu berisi 1 ml etanol dan ditambahkan dengan larutan air menghasilkan
larutan tidak berwarna dalam waktu yang cepat. Hasil yang diperoleh ini
menunjukkan bahwa etanol larut dalam air dan telah sesuai dengan teori karena
etanol mengandung 2 atom C dimana dari teori dinyatakan bahwa alkohol yang
mempunyai atom C 1-3 akan larut sempurna dalam air. Tabung dua berisi larutan
n-butil alkohol yang ditambahkan dengan H2O juga menghasilkan larutan tak
berwarna yang menandakan larutan n-butil alkohol larut dalam air. Hal ini telah
sesuai dengan teori, namun jika dilihat dari kecapatannya maka etanol lebih cepat
disbanding dengan n-butil alkohol karena larutan n-butil alkohol mengandung atom
C 4 yang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat bereaksi dengan air.
Tabung III berisi larutan tert-butil alkohol yang ditambahkan dengan H2O
menghasilkan larutan bening. Hasil dari tabung ini menandakan bahwa tert-butil
alkohol larut dalam air dan telah sesuai dengan teori. Tabung empat berisi larutan
sikloheksanol ditambah dengan H2O menghsailkan larutan tak berwarna yang
menandakan bahwa larutan ini larut dalam air, dan ini telah sesuai dengan teori,
namun kecepatannya bahwa larutan ini larut dalam air, dan ini telah sesuai dengan
teori, namun kecepatannya sangat lama dibanding pada 3 tabung sebelumnya
karena sikloheksanol memiliki rantai karbon yang lebih panjang.
Tabung lima berisi larutan etilen glikol dan H2O yang menghasilkan larutan
keruh yang menandakan larutan ini tidak larut dalam air dan hasil ini telah sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak gugus OH yang terikat pada
rantai karbonyang menyatakan bahwa semakin banyak gugus OH yang terikat
pada rantai karbon maka semakin sulit untuk bereaksi dengan air. Tabung enam
berisi larutan fenol yang ditambahkan dengan H2O yang menghasilkan larutan
bening (tidak berwarna) yang menandakan larutan ini larut dalam air. Hasil ini telah
sesuai yang menghasilkan larutan bening (tidak berwarna) yang menandakan larutan
ini larut dalam air. Hasil ini telah sesuai dengan teori dengan teori yang ada namun
kelarutan dalam air yang ada namun kelarutan dalam air sangat lambat dibanding
dengan alkohol karena fenol terikat oleh cincin aromatik. Adapun reaksinya :
a.
CH3 CH2OH + H2O
+ 2 H2
Etanol
b.
+ 2 H2
CH3 CH2 CH2 CH2OH + H2O +
+ H2O
O
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 15/28
CH3
CH3
C
CH
+ 2 H2
n-butil alkohol
c.
tert-butil alkohol
+ H2O
+ H2O
d.
e.
etilen glikol
2.Reaksi dengan alkali
Sebagian besar fenol Sebagian besar fenol bersifat asam yag lebih lemah
dari asam karoksilat dan asam yang lebih kuat dari alkohol. Ketika fenol bereaksi
dengan suatu basa, feno Ketika fenol bereaksi dengan suatu basa, fenol akan
diubah menjadi anion fenoksida, sehingga fenol akan terlarut dalam larutan basa
(sebagai garam fenoksida). Larutan natrium hidroksida dan natrium karbonat
merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat melarutkan hampir semua fenol yang
tak larut dalam air. Tak satu pun diantara basa-basa tersebut yang cukup kuat
untuk mengubah sejumlah alkohol menjadi ion alkoksida.
Pada percobaan ini reaksi alkohol dengan alkali bertujuan untuk
menentukan tingkat keasaman suatu alkohol. Larutan penguji yang diguanakan
adalah NaOH karena merupakan basa kuat. Uji positif pada reaksi ini ditandai
dengan bercampurnya larutan secara sempurna. Tabung satu berisi larutan n-butil
alkohol yag dicampur dengan NaOH menghasilkan 2 lapisan, lapisan atas keruh
dan lapisan bawah bening. Hasil ini menandakan bahwa n-butil alkohol tidak
beraksi dengan NaOH. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
alkohol sukar bereaski dengan NaOH karena tingkat keasamannya yang lebih
mendekati keadaan netral. Semakin panjang rantai karbon pada alkohol maka
akan semakin sukar bereaksi dengan NaOH dan cendrung bersifat basa jika dilihat
dari nilai pKa. Tabung dua berisi larutan sikloheksanol yang dicampur dengan
NaOH menghasilkan 2 lapisan, lapisan atas keruh dan lapisan bawah bening. Hasil
ini juga menunjukkan bahwa sikloheksanol tidak bereaksi dengan NaOH dan telah
sesuai dengan teori yang ada, dimana sikloheksanol memiliki rantai karbon yang
panjang sehingga sukar bereaksi dengan NaOH.
Tabung tiga berisi larutan fenol (bening) ditambahkan dengan NaOH
(bening) menghasilkan dengan NaOH (bening) menghasilkan larutan bening atau
tidak berwarna. Hasil ini menunjukkan bahwa fenol beraksi dengan NaOH. Hal ini
telah sesuai dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa fenol merupakan asam
lemah yang dapat bereaksi dengan suatu basa, dan diubah menjadi anion
fenoksida. Pada tabung empat berisi larutan 2-naftol dicampur2-naftol dicampur
dengan NaOH mengasilkan larutan tak berwarna. Hasil ini juga menunjukkan
bahwa 2-naftol dapat bereaksi dengan dengan NaOH 2-naftol merupakan suatu
asam yang dapat bereaksi dengan suatu basa. Hal ini juga telah sesuai dengan teori
yang ada. Adapun reaksinya :
a.
+ NaOH
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 16/28
+ NaOHO
n-butil alkohol
b.
sikloheksanol
c.
+ NaOH+ H2O
fenol
d.
+ NaOH+ H2O
2-naftol
3.Reaksi dengan natrium
Alkohol bereaksi dengan logam natrium atau kalium dengan menghasilkan
hidrogen dengan alkoksida.
Alkoksida yang dihasilkan adalah basa kuat yang berguna sebagai katalis
dalam reaksi-reaksi organik.
Uji natrium pada percobaan ini bertujuan untuk menguji keberadaan gugus
OH dalam alkohol. Jika larutan mengandung gugus OH maka logam natrium akan
larut dalam suatu larutan. Pada tabung satu berisi larutan etanol yang ditambah
dengan natrium dan indikator pp menghasilkan larutan bening. Tujuan penambahan
indikator pp adalah untuk mengetahui keadaan suatu larutan apakah bersifat asam
atau basa. Dalam larutan asam akan menghasilkan larutan tak berwarna sedangkan
larutan basa akan menghasilakan larutan berwarna merah. Dari hasil tabung stu ini
dapat diketahui bahwa larutan etanol melarutkan logam natrium dan bersifat asam.
Etanol bersifat asam namun asam yang sangat lemah dan cendrung bersifat basa.
Hasil ini sesuai dengan teori yaitu suatu alkohol dapat bereaksi dengan logam
natrium menghasilkan natrium alkoksida.
Tabung dua berisi larutan 1-propanol yang ditambahkan dengan logam
natrium dan indikator pp menghasilkan larutan bening. Hasil ini telah sesuai dengan
teori yaitu bahwa suatu suatu alkohol dapat bereaksi dengan natrium. Sifat larutan
ini adalah bersifat asam tetapi asam yang sangat lemah, lebih lemah disbanding
dengan etanol. Pada tabung ketiga berisi larutan 2-propanol yang ditambahkan
dengan logam natrium dan indikator pp menghasilkan larutan bening yang
menandakan bahwa reaksi ini berhasil dan telah sesuai dengan teori. Tabung
keempat berisi larutan o-kresol yang berwarna orange ditambahkan dengan logam
natrium dan indikator pp menghailkan larutan berwarna orange yang menadakan
bahwa laruta ini bereaksi dengan logam natrium.
2 C2H5OH + 2 Na
2 C2H5ONa + H2
Kecepatan reaksi dengan logam natrium ini bergantung pada struktur alkohol. Alkohol primer
gugus OH-nya lebih cepat digantikan oleh Na yang berfungsi sebagai pengoksidasi gugus OH.
Kecepatan reaksi alkohol ini yaitu alcohol primer, alkohol sekunder kemudian alkohol tersier.
Adapun reaksinya yaitu :
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 17/28
a.
CH3-CH2-CH2-ONa + 1/2 H2CH3-CH2-CH2-OH + Na
Etanol natrium etoksida
b.
CH3-CH2-CH3OH
+ NaCH3-CH2-CH3O-Na
+ 1/2 H2
1-propanol natrium peroksida
c.
OHCH3+ NaONaCH3+ 1/2H2
2-propanol natrium isopropoksida
d.
o-kresol o-natrium kresoksida
4.Uji lucas
Alkohol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan alkil halida. Reaksi
ini adalah sintesis umum untuk pembuatan alkil halida. Kecepatan reaksidari
mekanismenya tergantung pada struktur alkohol. (30,20, atau 10), yaitu mekanisme
menurut SN1 atau SN2.
Uji lucas pada percobaan ini bertujuan untuk membedakan Alkohol primer,
sekunder, dan tersier. Reagen lucas merupakan seuatu campuran asam klorida
pekat dan seng klorida. Seng klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika
ditambahkan asam klorida akan membuat larutan menjadi lebih asam. Pada
percobaan ini tabung I berisi larutan n-butil alkohol dan reagen lucas yag tidak
mengalami suatu reaksi yaitu larutan tetap bening. Hasil ini telah sesuai dengan teori
karena n-butil alkohol merupakan alkohol primer yang dalam teori dinyatakan
bahwa alkohol primer tidak dapat bereaksi dengan reagen lucas kecuali jika larutan
dipanaskan maka dapat bereaksi. Tabung II berisi larutan 2-propanol dengan
reagen lucas yang juga tidak mengalami perubahan yaitu larutan tetap bening. Hasil
ini juga telah sesuai dengan teori karena 2-propanol memiliki struktur alkohol
sekunder yang hanya dapat bereaksi dengan reagen lucas jika dipanaskan.
Pada tabung III yang berisi larutan sikloheksanol dan reagen lucas tidak
mengalami perubahan tetap berwarna bening. Ini terjadi karena struktur dari
sikloheksanol yang merupakan alkohol sekunder. Pada tabung IV yang berisi
larutan tert- butil alcohol mengalami reaksi yaitu dengan terbentuknya 2 lapisan,
lapisan atas bening dan lapisan bawah keruh. Hasil ini telah sesuai dengan teori
yaitu kecepatan reaksi tergantung pada kestabilan karbokation (30,20, atau 10)
yaitu mekanisme SN1 atau SN2. Adapun reaksinya yaitu :
a.
CH3 CH2CH2CH2OH + HCl CH3 CH2CH2CH2Cl + H2O
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 18/28
n-butil alkohol
b.
CH3-C-CH3OH+ HClCH3-C-CH3 Cl+ H2O
2-propanol 2-propilklorida
c.
ZnCl2
+ HCl+ H2O
Sikloheksanol
ZnCl2
+ HCl+ H2O
d.
tert-butil alkohol
5.Uji bordwell-wellman
Alkohol dengan paling sedikit satu hidrogen melekat pada karbon pembawa
gugus hidroksil dapat dioksidasi menjadi senyawa-senyawa karbonil. Alkohol
primer menghasilkan aldehid yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam,
alkohol sekunder menghasilkan keton. Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
Uji bordwell-wellman pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan jenis
alkohol yang mudah dioksidasi. Pada tabung satu yang berisi larutan aseton
ditambah dengan 1-butanol dan reagen bordwell-wellman yang berwarna orange
menghasilkan larutan berwarna hijau dan ada endapan berwarna hitam. Hasil ini
telah sesuai dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa alkohol primer dan
alkohol sekunder sangat mudah dikosidasidan 1-butanol merupakan alkohol
primer. Tabung II berisi larutan aseton yang ditambahakan dengan 2-propanol dan
reagen bordwell-wellman berwarna orange menghasilkan larutan berwarna hijau
dan ada endapan hitam. Hasil ini telah sesuai dengan teori karena 2-propanol
merupakan alkohol sekunder yang mudah dioksidasi.
CH3 CH2CH2CH2OH + CrO3- + H+
+Cr2++3H2O
Tabung III berisi larutan aseton yang ditambahkan dengan tert-butil alkohol dan reagen bordwell-
wellman berwarna orange tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap berwarna orange. Hal ini
menandakan bahwa tert-butil alkohol tidak dapat dioksidasi. Hasil ini telah sesuai dengan teori
bahwa alkohol tersier tidak mengalami oksidasi karena tidak adanya atom hidrogen yang terikat
pada atom karbon untuk dilepaskan. Tabung IV berisi larutan aseton yang ditambahkan dengan
kolesterol dan reagen bordwell-wellman menghasilkan larutan berwarna orange muda dan ada
endapan hijau. Hasil ini menunjukkan uji positif karena kolesterol merupakan alkohol primer,
namun warna yang dihasilkan tidak begitu jelas. Hal ini dapat disebabkan oleh keadaan tabung
yang tidak steril. Adapun reaksinya yaitu :
a.
CH3 CH2CH2CH2OH + CrO3- + H+
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 19/28
+Cr2++3H2O
n-butanol a butanoat
b.
CH3-CH-CH3OH
+CrO3- + H+
CH3-C-CH3O
+Cr2++3H2O
+ 2 CrO3- + H+
2-propanol 2-propanon
c.
+ CrO3- + H+
+ Cr2++3H2O.
tert-butil alkohol
d.
kolesterol
6.Reaksi fenol dengan besi (III) klorida
Fenol dan senyawa yang mengandung gugus hidroksil terikat pada suatu
karbon tak jenuh (enol) memberikan warna merah jambu, ungu, atau hijau
bergantung pada struktur berikan warna merah jambu, ungu, atau hijau bergantung
pada struktur fenol atau enol dengan besi (III) klorida. inifenol atau enol dengan
besi (III) klorida. Ini disebabkan oleh terbentuknya senyawa kompleks dengan
besi, sedangkan alkohol tidak bisa bereaksi.
Pada percobaan ini kita menggunakan FeCl3 sebagai larutan penguji
bertujuan untuk menguji keberadaan gugus hidroksil yang terikat pada suatu
karbon tak jenuh. Uji positif pada reaksi ini ditandai dengan perubahan warna
larutan. Tabung I yang berisi H2O yang ditambahkan dengan fenol dan FeCl3
berwarna kuning muda menghsilkan larutan berwarna ungu muda. Hasil ini sesuai
dengan teori yang ada yaitu bahwa jika suatu fenol direaksikan dengan FeCl3
memberikan perubahan warna yang bergantung pada struktur fenol. Reaksi ini
terjadi pada larutan fenol karena fenol mengandung gugus hidroksil yang terikat
pada suatu karbon tak jenuh yaitu pada cincin benzenanya sehingga membentuk
senyawa kompleks.
Tabung II berisi H2O yang ditambahkan dengan 2-propanol dan FeCl3
berwarna kuning tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap berwarna kuning.
Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada karena 2-propanol merupakan alkohol
dan kita ketahui bahwa gugus pada alkohol terikat pada karbon jenuh, bukan pada
karbon tak jenuh. Tabung III berisi larutan H2O yang ditambahkan dengan
resorsinol yang berwarna coklat dan FeCl3 berwarna kuning juga tidak mengalami
perubahan warna yaitu tetap berwarna coklat sesuai dengan warna resorsinol. Hasil
ini telah sesuai dengan teori yang ada karena resorsinol juga merupakan alkohol
yang gugus hidroksilnya terikat pada karbon jenuh. Adapun reaksinya yaitu:
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 20/28
a.
+ FeCl3+ 3HCl
+ FeCl3
Fenol
b.
2-propanol
c.
+ 2 FeCl3
Resorsinol
C. Aldehid dan Keton
1.Uji cermin kaca tollens
Aldehid dan keton keduanya mempunyai gugus fungsi yang sama yakni
karbonil (C=O). Oleh karena itu, keduanya menjalalani reaksi-reaksi yang sama.
Biasanya aldehid bereaksi lebih cepat dari keton terhadap suatu pereaksi yang
sama. Hal ini disebabkan adanya karbon karbonil dari aldehid yang lebih kurang
terlindungi dibangdingkan dengan karbon karbonil pada keton. Begitu pula aldehid
lebih mudah mengalami oksidasi daripada keton.
Uji cermin tollens ini bertujuan untuk membedakan antara aldehid dan keton
dari segi tingkat oksidasi kedua senyawa. Pereaksi tollens sering disebut sebagai
perak amoniakal yang merupakan campuran dari AgNO3 dan amonia berlebih.
Gugus aktif pada pereaksi tollens adalah Ag2O yang bila tereduksi akan
menghasilkan endapan perak. Endapan perak akan menempel pada tabung reaksi
yang akan menjadi cermin perak.
Tabung I berisi reagen tollens yang ditambahkan benzaldehid. Setelah
dipanaskan menghasilkan endapan perak keungu-unguan. Hasil ini telah sesuai
dengan teori yang ada bahwa aldehid yang direaksikan dengan reagen tollens akan
menghasilkan cermin perak yang menempel pada dinding tabung setelah dipanaskan
dan kita tahu bahwa benzaldehid adalah senyawa aldehid. Pada tabung II berisi
reagen tollens yang ditambahkan dengan formaldehid menghasilkan cermin perak
yang berupa endapan setelah dipanaskan. Hasil ini menunjukkan uji positif dan
sesuai dengan teori. Benzaldehid dan formaldehid menunjukkan uji positif karena
golongan aldehid. Aldehid disini dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+
direduksi menjadi logam Ag. Reaksi pada pereaksi tollens mampu mengubah ikatan
C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O.
CHO+2Ag(NH3)OH
CONH4+2Ag +NH3+H2O
Tabung III berisi reagen tollens yang ditambahkan dengan aseton menghasilkan endapan putih
keabu-abuan setelah dipanaskan. Hassil ini sesuai dengan teori yang menyataka bahwa aseton
yang merupakan golongan keton tidak dapat bereaksi dengan reagen tollens. Tabung IV berisi
reagen tollens yang ditambahkan dengan sikloheksanon menghasilkan endapan putih setelah
dipanaskan. Hasil ini juga sesuai dengan teori karena yang dihasilkan bukanlah cermin perak.
Aseton dan sikloheksanon tidak dapat dioksidasi karena merupakan senyawa keton yang tidak
memiliki atom hidrogen yang menempel pada atom karbon untuk dilepaskan. Keton dapat
dioksidasi dengan keadaan reaksi yang lebih keras dibanding dengan aldehid dengan pengoksidasi
yang lebih kuat yang mampu memutus ikatan rangkap karbon-karbonnya. Adapun reaksinya :
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 21/28
a.
Cermin perak
H-C-HO+2Ag(NH3)OH
H-C-NH4O
+2Ag +NH3+H2O
Benzaldehid
b.
Formaldehid cermin perak
c.
+ 2 Ag(NH3)OH
Aseton
d.
+ 2 Ag(NH3)OH
Sikloheksanon
2.Uji fehling dan benedict
Aldehid senyawa yang mudah dioksidasi menghasilkan asam karboksilat,
yang mengnadung jumlah atom karbon sama banykanya sebaliknya, keton tidak
menjalani reaksi serupa, karena pada oksidasi akan terjadi pemutusan karbon-
karbon menghasilkan dua asam karboksilat yang jumlah karbonnya lebih sedikit dari
semula (keton siklik menghasilkan suatu asam karboksilat yang mengandung atom
karbon yang sama banyak). Perbedaan kereaktifan terhadap oksidator antara
aldehid dan keton dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa karbonil ini.
Tujuan pengujian fehling atau benedict sama dengan reagen tollens yaitu
membedakan antara aldehid dan keton berdasarkan tingkat oksidasinya.
Perbedaannya jika reagen tollens menghasilkan cermin perak, pada reagen fehling
atau benedict menghaslikan endapan berwarna merah bata. Pada percobaan ini
tabung satu berisi larutan reagen fehling yang ditambahkan dengan formaldehid
menghasilkan endapan. Hassil ini telah sesuai dengan teori yang ada. Tabung II
berisi reagen fehling yang ditambahkan dengan larutan bemzaldehid menghalikan
endapan biru muda setelah dipanaskan. Hasil ini sesuai dengan teori, namun warna
endapan yanga dihasilkan tidak berwarna merah bata. Formaldehid dan benzaldehid
mengalami uji positif pada reaksi ini karena merupakan aldehid yang dioksidasi
menjadi anion karboksilat, ion Cu2+ direduksi menjadi Cu yang mampu mengubah
ikatan C-H menjadi C-O.
Tabung III berisi larutan aseton yang ditambahkan dengan reagen fehling
tidak mengalami perubahan warna dan endapan berwarna biru pekat. Hasil ini
menunjukkan uji negatif. Pada tabung IV reagen fehling ditambahkan dengan
sikloheksanon setelah dipanaskan juga tidak mengalami perubahan warna dan
endapan biru. Hal ini menandakan aseton dan sikloheksanon tidak bereaksi karena
merupakan keton yang tidak memiliki atom hidrogen yang menempel pada atom
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 22/28
karbon karbonilnya sehingga sukar untuk dapat bereaksi. Adapun reaksinya yaitu :
a.
H - C HO
+ 2CU2+ + 5OHH - C OH O+ 2Cu2O + 3H2O
Formaldehid endapan
CHO
+ 2CU2+ + 5OHC=O-OH
merah bata
b.
+ 2Cu2O + 3H2O
endapan
merahbata
+ 2Cu2+ + 5 OH-
benzaldehid
c.
+ 2Cu2+ + 5 OH-
aseton
d.
sikloheksanon
3.Pengujian dengan fenilhidrazin
Beberapa jenis nukleofil nitrogen yang dapat yang dapat bereaksi dengan
gugus karbonil diantaranya adalah amonia, amina, dan hidroksil amina. Hasil adisi
adalah struktur senyawa serupa dengan hemiasetal yang segera terdehidrasi. Reaksi
serupa juga terjadi pada turunan amonia lainnya. Terhadap gugus karbonil. Salah
satu turunan amonia adalah fenilhidrazin yang merupakan senyawa organik padatan
kristal agak berminyak berwarna kuning yang digunkana untuk analisis penepatan
adanya aldehid dan keton oleh terbentuknya fenilhidrazon,
Tujuan dari pengujian fenilhidrazin ini adalah untuk membedakan antara
aldehid dan keton berdasarkan terbentuk tidaknya kristal dan titik lelehnya. Pada
tabung satu berisi benzaldehid yang ditambahkan denga fenilhidrazin menghasilkan
dua lapisan, lapisan bawah berwarna kuning dan lapisan atas terbentuk endapan
warna kuning muda. Kristral yang dihasilkan pada percobaan ini memiliki berat yaitu
1,7 gram dan titik leleh 900C. Dari massa yang doperoleh ini maka diketahui
rendemennya yaitu 91,89%. Hasil yang diperoleh ini menujukkan bahwa percobaan
berhasil. Pada tabung dua berisi larutan fenilhidrazin dengan sikliheksanon tidak
menghasilkan endapan karena tidak adanya gugus OH yang terikat yang dapat
dilepaskan. Adapun reaksinya :
a.
O+
+
Fenilhidrazon
b.
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 23/28
4.Kondensasi aldol
Oleh karena anion enolat merupakan suatu nukleofil maka dapat
ditambahkan kepada gugus karbonil lain. Reaksi ini akan menghasilkan suatu ikatan
karbon-karbon baru, berarti berguna untuk menambah rantai karbon dalam sintesis
Kondensasi aldol dilakukan dengan tujuan untuk membedakan antara aldehid
dengan keton berdasarkan cara pembuatannya. Bila suatu keton direaksikan dengan
basa encer, akan berkondensasi sesamanya menghasilkan menghasilkana aldol yang
apabila dipanaskan akan menyingkirka air menghasilkan aldehid tak jenuh. Pada
percobaan ini kita mencampurkan etanol, aseton, benzaldehid, dan NaOH. Pada
proses pencampuran ini terbentuk aldol. Tujuan dari penggunaan NaOH yaitu
sebagai katalis. Setelah dipanaskan terbentuk larutan berwarna jingga dan
menyingkirkan air. Pada proses pendinginan larutan berubah warna jingga dalam
bentuk kristal. Kristal ini kemudian disaring dengan menggunakan corong Buchner
agar sampel atau kristal yang disaring dapat tertampung semua dan kristal dapat
cepat kering. Kristal yang diperoleh memiliki berat yaitu 2,8 gram dengan titik leleh
1100C. Rendemen pada reaksi ini adalah 85,36%. Tandanya bahwa reaksi ini
berhasil. Adapun ksi ini adalah 85,36%. Tandanya bahwa reaksi ini berhasil.
Adapun reaksi yang terjadi yaitu :
OH-
-2H2O
+
IX. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulakan bahwa :
1. Senyawa organik jenuh adalah senyawa yang tidak dapat dioksidasi oleh
KMnO4 karena tidak memiliki ikatan rangkap dan tidak mengalami reaksi adisi,
sedangka senyawa organik tak jenuh adalah senyawa organik yang dapat
dioksidasi oleh KMnO4 karena memiliki ikatan rangkap dan mengalami reaksi
adisi.
2. Suatu alkohol dapat dibedakan dari reaksi-reaksi yang terjadi yaitu :
a. Uji kelarutan, semakin panjang ikatan karbon suatua alkohol dan semakin
banyak gugus OH yang terikat maka akan sulit larut dalam air.
b. Alkohol tidak dapat bereaksi dengan NaOH karena sifatnya yang sangat
cendrung menuju pada sifat basa yang dilihat dari nilai pKanya, sedangkan
fenol dapat bereaksi dengan NaOH menghasilkan anion fenoksida. Fenol
dapar bereaksi dengan NaOH karena merupakan suatu asam lemah.
c. Pada uji natrium alkohol maupun fenol mampu melarutkan logam natrium
karena mengandung gugus hidroksil, dimana natrium dapat menjadi netral saat
bereaksi dengan alkohol. Kecepatan kelarutan logam natrium ini bergantung
pada struktur alkohol yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier.
d. Kecepatan reaksi alkohol dapat diketahui dengan uji lucas yaitu alkohol tersier
lebih cepat bereaksi dibanding dengan alkohol sekunder dan alkohol primer
yang membutuhka waktu yang cukup lama dan melalui pemanasan.
e. Uji bordwell-wellman menentukan jenis alkohol yang mudah dioksidasi adalah
alkohol primer yang akan dioksidasi menjadi aldehid lalu asam karboksilat, dan
alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sedangkan alkohol tersier tidak
dapat dioksidasi karena tidak adanya atom hidrogen yang terikat pada atom
karbon yang akan dilepaskan.
f. Fenol dan alkohol dapat dibedakan dengan uji besi (III) klorida. Fenol bereaksi
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 24/28
dengan besi (III) klorida karena memiliki gugus hidroksil yang terikat pada
suatu karbon tak jenuh sedangkan alkohol tidak bereaksi karena gugus
hidroksilnya terikat pada karbon jenuh.
3. Aldehid dan keton dapat dibedakan melalui :
a. Uji cermin tollens yaitu suatu pengujian yang dapat membedakan aldehid dan
keton berdasarkan tingkat oksidasinya dengan terbentuknya cerrmin perak.
Aldehid dapat teroksidasi dengan reagen tollens karena memiliki ikatan C-H
yang mampu diubah menjadi ikatan C-O, sedangkan keton tidak dapat
dioksidasi karena tidak memilki ikatan C-H
b. Aldehid dapat dioksidasi dengan reagen benedict atau fehling yang ditandai
dengan terbentuknya endapan merah bata,s edangkan keton tidak dapat
karena tidak ada ikatan C-H yang dimiliki oleh keton untuk dioksidasi manjadi
endapan merah bata.
c. Fenilhidrazin dapat bereaksi dengan aldehid yang ditandai dengan terbentuknya
kristal, sedangkan keton tidak dapat karena keton tidak memiliki gugus OH
yang terikat yang dapat dilepas untuk digantikan.
d. Kondensasi aldol dilakukan untuk membedakan aldehid dan keton dari proses
pembentukannya. Saat bereaksi dengan basa menghassilkan aldol dan saat
pemanasan akan menghasilkan aldehid tak jenuh.
B. Saran
1. Disarankan pada laboran agar menyingkirkan atau tidak memberikan alat yang
cacat pada praktikan agar tidak terjadi kerusakan yang semakin parah pada alat
dan praktikum dapat berjalan dengan baik
2. Disarankan pada praktikan selanjutnya untuk lebih teliti lagi dalam malakukan
pengamatan agar hasil yang diperoleh benar-benar sesuai dengan teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. http://gotheblagnews.blogspot.com/2008/12/benjena.2.html. Diakses tanggal 28
April 2011.
Anonim. 2011. http://hokage6.wordpress.com/2008/05/04/mengenal-aldehid-dan-keton/.
Diakses tanggal 6 Mei 2011.
Anonim. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Makassar : UNM
Asyhar. 2010. Alkohol dan Fenol. http://asyharstf08.wordpress.com/2010/02/06/alkohol-dan-
fenol-uji-reaksi-kimia/. Diakses tanggal 6 Mei 2011.
Fessenden,R.J & Fessenden,J.S. 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3.
Jakarta : Erlangga.
Rasyid, Muhaidah. 2009. Kimia Organik I. Makassar : UNM
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 25/28
LAMPIRAN
Senyawa Hidrokarbon Jenuh dan Tak jenuh
1.
OH
+ 2KMnO4H2O
OH
+ 2MnO4 + 2KOH
Endapan apa yang berwarna coklat pada reaksi sikloheksena dengan larutan KMnO4 ?
Jawaban : endapan yang berwarna coklat adalah endapan MnO4. Reaksinya yaitu
Endapan coklat
Alkohol Primer, Alkohol Sekunder, dan Alkohol Tersier
2. Kesimpulan apa yang dapat diambil mengenai kelarutan alkohol. Alkohol dalam air
berdasarkan hasil percobaannya ? mana yang lebih sukar larut dalam air, 1-propanol atau 1-
heptanol ?
Jawab : Kesimpul yang dapat diambil yaitu bahwa kelarutan alkohol dalam air ditentukan
oleh panjang atau tidaknya ikatan karbon dan banyaknya ikatan gugus OH.
Semakin panjang ikatan karbon maka semakin sukar larut dalam air. Yang lebih
sukar larut adalah 1-heptanal karena rantainya lebih panjang dibanding dengan 1-
propanol
3.
+ NaOH+ H2O
Tuliskan persamaan reaksi yang memperlihatkan kelarutan fenol dalam larutan 10%NaOH. Dari
hasil pengamatan mana yang lebih asam, sikloheksanol atau fenol ?
Jawab :
Fenol natrium fenoksida
Yang lebih asam adalah fenol yang jika dibandingkan dengan sikloheksanol yang
merupakan alkohol dimana sifat alkohol cendrung basa.
4. Bagaimana membedakan secara kimia antara iso-propil alkohol da benzena dan antara
sikloheksanol dan fenol ?
Jawab : -Iso-propil alkohol dan benzena dapat dibedakan melalui reaksinya dengan
oksidator KMnO4. Iso-propil alkohol merupakan alkohol sekunder yang
teroksidasi pada suhu kamar sedangkan benzena tidak dapat dioksidasi.
- Cara membedakan sikloheksanol dan fenol dapat dilakukan dengan reaksi
besi (III) klorida yang dapat menyebabkan fenol lebih cepat bereaksi
dibandingkan dengan sikliheksanol karena fenol memiliki gugus hidroksil yang
terikat pada karbon tak jenuh
5. Bagaimana pengaruh dari reagen lucas terhadap masing-masing senyawa berikut : isobutil
alkohol, 1-metilsiklopentanol, dan 2-metilsiklopentanol?
Jawab : Dari ketiga senyawa diatas yang membutuhkan waktu lama untuk bereaksi dengan
reagen lucas adalah isobutil alkohol, 2-metilsiklopentanol, dan 1-metilsiklopentanol.
Hal ini dilihat dari struktur atom alkohol.
6. Diantara alkohol yang tercantum pada soal 5, manakah yang tidak teroksidasi dengan reagen
bordwell-wellman ?
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 26/28
Jawab : yang tidak teroksidasi dengan reagen bordwell-wellman adalah 1-metilsiklopentanol
Aldehid dan Keton
7. Tuliskan persamaan reaksi untuk reaksi-reaksi berikut :
a. Pereaksi tollens dengan formaldehid
b. Pereaksi fehling dengan heptaldehid
c. Pembuatan benzaldehid fenilhidrazon
d. Pembuatan sikloheksanon oksim
e. Pengujian iodoform terhadap 2-pentanon
H-C-HO+2Ag(NH3)OH
H-C-NH4
O+2Ag +NH3+H2O
Jawab :
a.
formaldehid
b.
+ 2CU2+ + 5OHOCH3(CH2)5 - C H
+ 2Cu2O + 3H2O
OCH3(CH2)5 - C OH
heptaldehid
O+NH2OHNHOH H2O
NOH
c.
d.
sikloheksanon
e. 2-propanon
+ 4I + 3HI
8. Tuliskan semua peringkat di dalam reaksi kondensasi aseton dengan benzaldehid yang
dikatalis oleh basa
Jawab : semua peringkat di dalam reaksi kondensasi aseton dengan benzaldehid dikatalis
oleh basa reaksinya yaitu:
OH-
-2H2O
+
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 27/28
Posting Lebih Baru Posting Lama
Belum ada komentar
Tambahkan komentar
Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Diposkan oleh fadli kece di 20.54
Label: GUGUS FUNGSI, Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik, LAPORAN GUGUS FUNGSI,
LAPORAN PRAKTIKUM
9. Apakah penggunaan yang praktis dari reaksi tollens ? bagaimana membedakan secara
sederhana antara :
a. 3-pentanol dengan pentanol
b. Benzaldehid dengan asetofenon
Jawab : Penggunaan yang praktis yaitu kita dapat dengan mudah membedakan antara aldehid
dan keton dengan pereagen tollens yang menghasilkan cermin perak jika direaksikan
dengan aldehid. Cara membedakan :
a. 3-pentanol dengan pentanol yaitu dari sturktur alkohol yang berbeda. 3-
pentanol memiliki struktur sekunder sedangkan pentanol primer, sehingga jika
dioksidasi 3-pentanol menjadi keton dan pentanol menjadi aldehid.
b. Benzaldehid dan asetofenon dibedakan dengan reagen tollens. Yang merupakan
aldehid akan membentuk cermin perak saat direaksikan dengan reagen tollens,
sedangkan senyawa keton yaitu asetofenon tidak karena tidak ada atom
hidrogen yang terikat.
10. Apakah peranan natrium asetat dalam pembuatan oksim ?
Jawab : Peranan natrium asetat adalah untuk memberikan suasana asam dalam larutan
Rekomendasikan ini di Google
24/02/14 FADLI REVOLUTION BLOG: Identifikasi Gugus fungsi Senyawa Organik
pulauselayar.blogspot.com/2013/05/identifikasi-gugus-fungsi-senyawa.html 28/28
terima kasih sudah berkunjung. Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger.