7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
1/93
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
TERHADAP KEBERHASILAN BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Di SMK Al-Hidayah Lebak Bulus
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Edi Junaedi Abdilah
106011000083
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
2/93
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
3/93
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
4/93
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
5/93
ABSTRAK
Efektifitas Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Keberhasilan Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Di SMK Al-Hidayah Lebak Bulus
Media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, karena media pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat pemaham
siswa terhadap materi yang disampaikan di kelas. Media pembelajaran merupakan
sarana untuk menyampaikan informasi dari pengirim pesan kepada penerima
pesan, dengan harapan proses komunikasi pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara utuh oleh siswa
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa
dalam menerima dan memahami pelajaran, sehingga hal ini diprediksikan dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan bagaimana efektifitas penggunaan media audio visual terhadapkeberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X AP2 SMK Al-Hidayah Lebak Bulus.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, yaitu metode penelitian yang berusaha membuat deskripsi ataugambaran dari fenomena yang diselidiki dengan cara membuat kesimpulan
berdasarkan data-data yang diperoleh selama penelitian. Sedangkan teknik
penelitian yang penulis gunakan yaitu: observasi, wawancara, uji materi pelajaranberbentuk pilihan ganda serta dokumentasi.
Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian yang penulis lakukan adalah
penggunaan media audio visual mempunyai tingkat efektifitas yang signifikan
terhadap keberhasilan belajar siswa. Hal ini diketahui dari hasil jawaban siswa
kelas X AP2 sebagai kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 77,90. Dan hasil
wawancara menunjukkan bahwa siswa menyukai dan termotivasi ketika proses
pembelajaran menggunakan media audio visual berbentuk VCD, karena menurut
hasil wawancara siswa menyebutkan bahwa media VCD dapat mempermudah
mereka dalam memahami pelajaran.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
6/93
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia, rahmat, hidayah, inayah serta kasih sayang yang berlimpah
dan tiada batas kepada penulis sehingga skripsi ini dapat tersusun dan
terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW, yang telah menjadi sinar terang dalam perjalanan hidup
umat manusia, semoga kita semua mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhir.
Amin.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang Efektifitas
Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Keberhasilan Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Al-Hidayah Lebak Bulus.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ada pihak-pihak yang
telah berkontribusi memberikan bantuan, pengarahan, inspirasi serta doa dan
dukungannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Univevrsitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
7/93
iii
3.
Bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
4.
Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag, selaku dosen pembimbing
akademik, yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan nasehat
kepada penulis selama perkuliahan.
5.
Bapak Yudhi Munadi, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Bapak dan ibu dosen jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah
mentransfer ilmu selama masa perkuliahan
7.
Segenap staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan bantuan
berupa referensi buku-buku dan bahan penelitian bagi penulis
8.
Kepala sekolah, para guru dan staf SMK Al-Hidayah Lebak Bulus yang
telah memberikan ijin penelitian dan kerjasama yang baik dalam
memberikan data-data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini.
9.
Kepada almarhum ayahanda tercinta, penulis mengucapkan terimakasih
yang sedalam-dalamnya, semoga diampuni segala dosanya. Dan kepada
ibunda tercinta yang senantiasa mengasuh, membimbing, membiayai,
memotivasi serta menjadi sumber semangat bagi penulis dalam menjalani
kehidupan ini.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
8/93
iv
10.
Ade Nurfajriyah, yang senantiasa memberikan motivasi, dan dukungan
kepada penulis baik berupa moril, tenaga, maupun pemikiran.
11.
Sahabat dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Ahmad Sidrotul Muntaha, Kak Abdilah, Mahfud Fauzi, dan teman-
teman PAI B Angkatan 2006 yang tidak bisa disebutkan satu-persatu,
terimakasih atas kebersamaan dan persaudaraan selama ini serta motivasi
dan semangat untuk segera meyelesaikan skripsi ini.
12.
Teman-teman kosan, Ridwan, Fauzi, Teguh, Akbar, Mansur dan yang
lainnya, yang selalu mengobarkan api semangat dalam keputusasaan
penulis, terimakasih telah mengizinkan penulis untuk menjadikan
kosannya sebagai tempat singgah yang nyaman bagi penulis.
13.
Terimakasih juga kepada semua pihak yang turut serta membantu dalam
kelancaran penyusunan skipsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan semua pihak didalamnya,
penulis hanya mempu mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga
kebaikannya mendapatkan balasan yang lebih baik lagi dari Allah SWT. Mudah-
mudahan skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi pembaca skripsi ini.
Penulis
Edi Junaedi Abdilah
106011000083
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
9/93
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN PENULIS
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................. ........................................ ......... .............. ........... viii
DAFTAR DIAGRAM ........................................................ ......... .............. ...... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B.
Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C.
Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Pendidikan Agama Islam ............. ......................................... ...... 6
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................... 6
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................... 8
3.
Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah ......... ................ 11
4.
Tugas Pendidikan Agama Islam .......... .............. ......... ........... 13
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ......... .................... 14
B. Media Audio Visual ................................................................... 19
1.
Media Pendidikan dan Pembelajaran ......................... ......... .. 20
2.
Media Audio Visual ........................... ......... .............. ........... 24
3. Macam-Macam Media Audio Visual .. ....................... ......... .. 25
4. Karakteristik Media Audio Visual ......................... ........ ....... 25
C.
Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ...... .................... 26
1.
Prosedur Umum Pelaksanaan Pembelajaran .............. ........... 26
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
10/93
vi
2.
Pembelajaran Efektif ...................... .......... ...................... ...... 30
D.
Hasil Belajar ..................... ......................................... ......... ...... 40
1.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 42
B.
Metode Penelitian ... .............. ......................................... ......... .. 42
C.
Objek Penelitian ........................................................................ 44
D. Teknik Pengumpulan Data ...................... .......... ...................... .. 44
E.
Teknik Analisis Data ......... ............. ......................................... .. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum SMK Al-Hidayah ............ .................... ......... 49
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Al-Hidayah .................... .. 49
B.
Kondisi Informan ....................... ......... ............. ......................... 54
C.
Hubungan Sosial ............................ ......... ....................... ......... .. 55
D. Proses Belajar Mengajar Berbentuk Media Audio Visual .......... 56
1. Tahap Persiapan ........................................................ ......... .. 56
2.
Tahap Pelaksanaan ......................................................... ...... 56
E.
Efektifitas Pembelajaran Media Audio Visual ........... .............. .. 64
1.
Hasil Uji Efektifitas Pembelajaran ........................................ 65
2. Komunikasi Pembelajaran Berbentuk Media Audio Visual .. 73
3.
Pengamatan Terhadap Siswa Melalui Rekaman Handycam .. 73
F.
Upaya SMK Al-Hidayah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................... ......... ....................... ......... ............. .. 76
B.
Saran-Saran ....................... ......... ....................... ......... ............. .. 78
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80
LAMPIRAN
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
11/93
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sarana dan Prasarana ................................ .............. ............................. 51
Tabel 2. Daftar Pengajar SMK Al-Hidayah Lestari .............. ............................. 52
Tabel 3. Daftar Jumlah Siswa SMK A-Hidayah Lestari ............. ......................... 53
Tabel 4. Data Informan ........... ............. ......... ....................... ......... .............. ...... 55
Tabel 5 Hasil Belajar Siswa ............. ........................................ ........... ............ .. 66
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1. Pembagian Haji ............................................................................... 61
Diagram 2. Rukun Haji ............... ......................................... ......... .............. ...... 61
Diagram 3. Wajib Haji .............................. ......... ............. .................................. 62
Diagram 4. Bentuk Komunikasi Dua Arah ............. ......................................... .. 73
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
12/93
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
yang signifikan di berbagai aspek kehidupan manusia, baik dalam bidang
ekonomi, social, budaya, maupun pendidikan. Oleh karena itu, agar pendidikan
tidak tertinggal dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
tersebut perlu adanyan penyesuaian-penyesuaian, terutama yang berkitan dengan
faktor-faktor pengajaran di kelas, salah satu faktor tersebut adalah media
pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru, sehingga mereka dapat
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara efektif dan efisien. Hasil
penelitian telah memperlihatkan bahwa media telah menunjukkan keunggulannya
membantu para guru dan staf pengajar dalam penyampaian pesan pembelajaran
dengan lebih cepat dan mudah ditangkap oleh siswa.
Dunia pendidikan saat ini tidak luput dari teknologi modern, walaupun
masih sangat minim, tapi paling tidak di setiap kelas, sudah mulai menggunakan
OHP. Penggunaan alat-alat modern memang seharusnya sudah suatu keniscayaan
diterapkan dalam dunia pendidikan, sudah tidak saatnya guru mengajar dikelas
hanya dengan bantuan papan tulis, dan spidol (kapur). Dengan perkembangan
teknologi pada saat ini, seorang guru harus bisa mempergunakan alat teknologisebagai media pembelajaran yang efektif, sehingga dengan berkembangnya
teknologi pendidikan tersebut menjadikan proses pendidikan dapat berjalan lebih
efektif dan efesien. Khususnya pada usia anak-anak, pendidikan dengan
menggunakan media moden, sebut saja media elektronik seperti televisi, vcd, lcd
viewer, tentunya akan lebih menarik perhatian daripada didapat dari guru saja.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
13/93
2
Apabila diperhatikan mengapa anak-anak bisa sangat antusias apabila menonton
film kartun atau bermain playstation daripada memperhatikan guru mengajar atau
membaca buku pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah dalam mengajar guru
terlalu klasik atau tidak up date, atau dengan kata lain guru tidak modern baik
dalam metode pengajaran, dan juga dalam penggunaan dan pemilihan media
belajar. Penggunaan media audio visual seperti VCD atau LCD viewer, tentu
dapat meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi yang disampaikan.
Selain itu juga, sifat audio visual dari televisi atau monitor mampu memberi daya
ingat yang lama pada pemirsanya. Menurut R. Benschofer, pelajaran (suatu
program acara) yang bisa diingat lewat media pandang dengar ini, setelah tiga
hari, bisa 65%. Sedangkan lewat media dengar saja 10%, dan lewat media
pandang saja 20%. Media audio visual memang bukan barang baru dalam
pandangan umum, akan tetapi dunia pendidikan khususnya di Indonesia, hal ini
masih dirasa asing. Memang benar, bahwa media atau instrumen audio visual dan
sejenisnya bukanlah hal yang esensial, karena hanya masalah hardware saja, dan
tanpa itupun prosese pembelajaran pun dapat berjalan. Seperti pendapat Prof. Dr.
Nasution, M.A bahwa:
Ada yang menafsirkan Teknologi Pendidikan sebagai suatu cara mengajar
yang menggunakan alat-alat modern yang sebenarnya dihasilkan bukankhusus untuk keperluan pendidikan tetapi dapat dimanfaatkan dalam
pendidikan seperti radio, film opaque projector, overhad projector, TV,
video tape recorder, computer, dan lain-lain. Alat-alat ini dalam metodologi
pengajaran lazim disebut alat peraga, alat pengajaran audio visual aids atau
Instructioanal aids. Dalam teknologi pendidikan hal ini disebut
Hardware. Alat-alat tersebut besar manfaatnya, namun bukan inti atau
hakikat teknologi pendidikan. Alat-alat itu sendiri tidak mengandung arti
pendidikan, alat-alat itu bermanfaatkan bila dikaitkan dengan suatu pelajaran
atau program. Program ini lazim disebut software. Yang merupakan inti
teknologi pendidikan adalah programnya yang harus disusun menurut
prinsip-prinsip tertentu. Teknologi pendidikan dapat dilaksanakan tanpa
alat-alat teknologi modern seperti dikatakan tersebut diatas.1
Namun dalam teknologi pendidikan media audio visual tentu masih
dianggap sebagai hal yang penting, dan bukan dianggap hal yang harus
1Nasution, TeknologiPendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara, 1994). hal. 2
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
14/93
3
dikesampingkan kelebihan-kelebihan media audio visual juga dijelaskan oleh TB.
Wahyudi,
yaitu televisi sebagai media masa mempunyai banyak kelebihan dalampenyampaian pesan-pesannya di banding media masa lainnya, karena pesan-
pesan yang disampaikan melalui gambar dan suara secara bersama-sama(singkron) dan hidup sangat (actual)2
Kaitannya dengan hal di atas, sebagai upaya pengembangan dalam proses
belajar mengajar yang lebih variatif, maka dalam proses pembelajaran perlu
adanya model pembelajaran. Adapun yang diterapkan di SMK AL-Hidayah Lebak
bulus, sejauh ini proses pembelajaran PAI baru dilakukan sebatas menggunakan
metode ceramah. Maka penurut peneliti, perlu diadakan metode baru dalam proses
belajar mengajarnya, yaitu dengan menggunakan metode audio visual, agar
peserta didik lebih memahami pelajaran dalam suasana yang menyenangkan.
Dari uraian di atas kiranya sangat menarik apabila dilakukan penelitian lebih
lanjut di SMK Al-Hidayah Lebak Bulus untuk mengetahui lebih jauh efektifitas
penggunaan media audio visual yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran
PAI.
Media audio visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media
elektronik yang terdapat diruang multimedia yang tersedia di SMK Al-Hidayah
berupa VCD sebagai softwareyang berisi materi pelajaran PAI, dan VCD player,
televisi, dan LCD viewer sebagai hardware-nya.
Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah efektifitas audio visual tersebut
sebagai media penunjang proses pembelajaran PAI, yang akan diteliti dengan
instrument penelitian yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi, dan diteliti
pula hasil belajar siswa yang juga termasuk salah satu indikator efektivitas
kegiatan pembelajaran, yaitu dengan instrument tes, yang diberikan oleh peneliti
kepada subyek peneltian yang utama dalam penelitian ini, yaitu para siswa SMK
Al-Hidayah.
2TB. Wahyudi.Media Komunikasi Massa Television (Bandung: Alumni 1980). hal. 2.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
15/93
4
B.
Identifikasi Masalah
1.
Ketidaksiapan sekolah menerima media elektronik
2.
Masih banyak guru yang belum paham kegunaan media audio visual
dalam mendukung proses pembelajaran.
3.Hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam belum
menunjukkan hasil yang memuaskan
C.
Pembatasan Masalah
Agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penelitian ini
dibatasi dengan tiga aspek yaitu:
1.
Kurang efektifnya penggunaan metode pembelajaran PAI
2. Kurang menariknya penggunaan metode ceramah.
3. Setelah menggunakan media audio visual, apakah prestasi siswa
meningkat atau menurun?
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana efektifitas keberhasilan siswa
setelah menggunakan media audio visual?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan penelitian
a.
Untuk mengetahui efektifitas pengunaan media audio visual pada
aspek proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Al-
Hidayah Lebak Bulus.
b.
Untuk mengetahui efektifitas pengunaan media audio visual dalampembelajaran Pendidikan Agama Islam, pada aspek hasil belajar di
SMK Al-Hidayah Lebak Bulus
2. Kegunaan penelitian
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
16/93
5
a.
Bagi SMK Al-Hidayah Lebak Bulus penelitian ini kiranya dapat
dijadikan salah satu sarana monitoring dan evaluasi, untuk membantu
mengembangkan kualitas pembelajaran, khususnya pada PAI.
b.
Sebagai sumbangan informasi dan evaluasi yang nantinya dapat
dijadikan sebagai bahan percontohan terhadap lembaga pendidikan
formal, maupun non formal lainya, baik skala mikro maupun makro
dalam hal penggunaan media audio visual sebagai media dalam
pembelajaran.
c.
Dari hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan untuk bahan
penelitian selanjutnya.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
17/93
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan menurut Abuddin Nata adalah upaya menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai bagi anak didik. Sehingga nilai-nilai yang terkandung
dalam pendidikan itu menjadi bagian dari kepribadian anak yang pada gilirannya
ia menjadi orang pandai, baik, mampu hidup dan berguna bagi masyarakat.1
Menurut Ki Hajar Dewantara, sebagaimana yang dikutip Abuddin Nata,
menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yangditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidakhanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan.
Pendidikan berarti memelihara hidup ke arah kemajuan, tidak bolehmelanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin. Pendidikan adalah
usaha kebudayaan, berasas peradaban, yaitu memajukan hidup agarmempertinggi derajat kemanusiaan.2
Menurut Redja Mudyaharjo, pendidikan adalah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.3Berdasarkan
pengertian tentang pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
1Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam,(Bandung: Angkasa, 2003), Cet.
I, h. 10.2Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), Cet.
I, h. 11.3Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Pendidikan PadaUmumnya dan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2006), h. 3.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
18/93
7
adalah usaha sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk memberi bimbingan
kepada yang terdidik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju
arah kehidupan yang lebih baik, baik bersifat formal, informal maupun nonformal.
Pendidikan agama sendiri adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik
dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
melalui mata pelajaran atau kuliah pada semua jalur, jenjang dan jenis
pendidikan.4Dengan kata lain, pendidikan agama merupakan pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama
dan mengamalkan ajaran agamanya.5
Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Zakiah Darajat adalah Suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.6
Hasan Langgulung mendefinisikan Pendidikan Agama Islam sebagai
Proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan
pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk
beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.7 Sedangkan Endang
Syaifuddin Anshari memberikan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai
proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap
perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi) dan raga obyek didik
dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke
arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.8
Pendidikan Agama Islam juga diartikan sebagai: Pendidikan dengan melalui
jaran-ajaran agama Islam, yakni berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
4http://www.depdiknas.co.id, 20 Mei 2010.
5http://www.depag.co.id, 20 Mei 2010.
6Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 130.7http://www.wonk-educationnetwork.blogspot,com, 22 Mei 2010.8http://www.wonk-educationnetwork.blogspot,com, 22 Mei 2010.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
19/93
8
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan, ia dapat memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya
secara menyeluruh serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun
di akhirat kelak.9
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk
membina, menanamkan dan membiasakan peserta didik agar berperilaku sesuai
dengan ajaran-ajaran agama Islam agar kelak mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Dimana Pendidikan Agama Islam bukanlah sekedar penambahan
pengetahuan, pembinaan mental jasmani dan intelek semata, akan tetapi
bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang telah didapatkan itu dapat
dipraktekkan dalam perilaku sehari-hari.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas tentang tujuan Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu
penulis akan menjelaskan apa sebenarnya makna dari tujuan tersebut. Secara
etimologi, tujuan adalah arah, maksud atau haluan.10 Dalam bahasa Arab
tujuan diistilahkan dengan ghayat, ahdaf atau maqasid. Sementara dalam
bahasa Inggris diistilahkan dengan goal, purpose, objectives atau aim. Secara
terminologi, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai setelah sebuah
usaha atau kegiatan selesai.11
Para ahli pendidikan (muslim) mencoba merumuskan tujuan Pendidikan
Agama Islam, diantaranya, H. M. Arifin seperti yang dikutip oleh Armai Arief
menjelaskan bahwa tujuan dari proses pendidikan Agama Islam adalah idealitas
(cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang hendak dicapai dalam proses
9Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta: A.H. Baadillah Press, 2002),
Cet. I, h. 37.10
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat
Press, 2002, Cet. I, h. 15.11
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat
Press, 2002, Cet. I, h. 16.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
20/93
9
kependidikan yang berdasarkan kepada ajaran Islam secara bertahap.12
Terkait
dengan hal ini, adapun tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah
sendiri adalah:
Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan serta pengalaman peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.13
Menurut al-Syaibani tujuan tertinngi Pendidikan Agama Islam adalah
Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujuan akhir yang
hendak dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh, fisik,
kemauan dan akalnya secara dinamis, sehingga akan terbentuk pribadi yang utuh
dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fi al-ardh.14
Sedangkan Muhammad Athiyah al-Abrasyi menyimpulkan bahwa tujuan
Pendidikan Agama Islam terdiri dari lima sasaran, yakni: 1.) membentuk akhlak
mulia, 2.) mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, 3.) persiapan untuk
mencari rezeki dan memelihara segi kemanfaatannya, 4.) menumbuhkan semangat
ilmiah dikalangan siswa, dan 5.) mempersiapkan tenaga profesional yang
terampil.15
Secara terperinci, tujuan Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a.
Memahami ajaran agama
Memahami ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits
serta menyimpulkan hukum dari ayat-ayatnya untuk keperluan Negara,
masyarakat dan pribadi. Ajaran ini dinyatakan dalam Qs. At-Taubah (9) ayat 122:
12Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat
Press, 2002, Cet. I, h. 19.13
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 135.14
Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,
Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 36.15
Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,
Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 39.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
21/93
10
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa oranguntuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.16
b.
Keluhuran budi pekerti
Nabi Muhammad Saw telah menunjukkan praktek-praktek budi pekerti dan
amal perbuatan serta ucapan-ucapan sehingga menjadi suri tauladan bagi seluruh
umat manusia di dunia.
c.
Kebahagiaan hidup di Dunia dan Akhirat
Mengarahkan pendidikan anak untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat dengan melaksanakan ajaran agama Islam seutuhnya.
d.
Persiapan untuk bekerja
Agama Islam memerintahkan kepada semua pemeluknya agar giat bekerja
dan jangan mengharapkan hujan dari langit. Kebahagiaan hidup ditentukan oleh
amal perbuatan seseorang, apabila mengerjakan perbuatan yang baik (amal
shaleh) maka ia akan memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Firman Allah
SWT dalam Qs. Al-Anam (6) ayat 132:
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan
apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak pernah lengah dari apa yang mereka
kerjakan.17
16Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemahnya,(Jakarta: PT. Syaamil Cipta Media),
h. 206.
17Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Syaamil Cipta
Media), h. 145.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
22/93
11
Pada intinya Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan yang berintikan
tiga aspek, yakni aspek iman, ilmu dan amal. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari
Pendidikan Agama Islam adalah menanamkan rasa keagamaan pada diri
siswa serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sehingga
di dalam perilaku kesehariannya selalu mengharap ridha Allah SWT dan
menjadikan ajaran agama Islam sebagai pedoman hidup dan amal perbuatannya,
baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dalam hubungannya dengan
sesama manusia.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah
Pada dasarnya pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia
dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intern dan antarumat
beragama.18
Sedangkan tujuan dari pendidikan agama itu sendiri yakni untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Adapun pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yakni meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia maupun di akhirat.
18http://www.depdiknas.co.id, 23 Mei 2010.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
23/93
12
c.
Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d.
Perbaikan,yakni untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Pencegahan,yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f.
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam
nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran,yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang mempunyai bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.19
Dari penjelasan di atas, fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah atau
madrasah yakni untuk mengembangkan pemahaman siswa mengenai ajaran
agama Islam yang telah mereka dapatkan dalam lingkungan keluarga serta
memperbaiki dan mencegah dari kesalahan-kesalahan pemahaman dan hal-hal
yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Feisal (1999) berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan yang dapat
digunakan dalam memainkan fungsi agama Islam di sekolah atau madrasah.
Pendekatan tersebut diantaranya:
1. Pendekatan nilai universal (makro), yaitu suatu program yang
dijabarkan dalam kurikulum.
2.
Pendekatan meso, artinya pendekatan program pendidikan yang
mempunyai kurikulum, sehingga dapat memberikan informasi dan
kompetisi pada anak.
19Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 134-
135.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
24/93
13
3.
Pendekatan ekso, artinya pendekatan program pendidikan yang
memberikan kemampuan kebijakan pada anak untuk membudidayakan
nilai-nilai agama Islam.
4.
Pendekatan makro, artinya pendekatan program pendidikan yang
memberikan kemampuan kecukupan keterampilan seseorang sebagai
profesional yang mampu mengemukakan teori, informasi, yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.20
4. Tugas Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara
kontinyu dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas yang perludiemban oleh Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya dan
berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna bahwa tugas pendidikan
mempunyai sasaran pada siswa yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara
dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya. Secara umum tugas
Pendidikan Agama Islam yaitu membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan siswa dari tahap ke tahap kehidupannya sampai mencapai titik
kemampuan optimal.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa tugas PAI setidaknya dapatdilihat dari tiga pendekatan. Ketiga pendekatan tersebut adalah; Pendidikan
Agama Islam sebagai:
a.
Pengembangan potensi. Sebagai pengembangan potensi, tugas
Pendidikan Agama Islam adalah menemukan dan mengembangkan
kemampuan dasar yang dimiliki siswa, sehingga dapat diaktualisasikan
dalam kehidupannya sehari-hari.
b.
Proses pewarisan budaya. Sebagai pewarisan budaya, tugas Pendidikan
Agama Islam adalah alat transmisi unsur-unsur pokok budaya dari satu
20Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan ImplementasiKurikulum 2004,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h.
135.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
25/93
14
generasi ke generasi berikutnya, sehingga identitas umat tetap terpelihara
dan terjamin dalam tantangan zaman.
c.
Interaksi antara potensi dan budaya. Sebagai interaksi antara potensi dan
budaya, tugas Pendidikan Agama Islam adalah sebagai proses interaksi
(memberi dan mengadopsi) antara manusia dan lingkungannya. Dengan
proses ini, siswa (manusia) akan dapat menciptakan dan mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengubah atau
memperbaiki kondisi-kondisi kemanusiaan dan lingkungannya.21
Untuk menjamin terlakasananya tugas PAI secara baik, hendaknya terlebih
dahulu dipersiapkan situasi-kondisi pendidikan yang bernuansa elastis, dinamis
dan kondusif yang memungkinkan bagi pencapaian tugas tersebut. Hal ini berarti
bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) dituntut untuk dapat menjalankan
fungsinya, baik secara sturktural maupun institusional.
Secara struktural, pendidikan Islam menuntut adanya struktur organisasi
yang mengatur jalannya proses pendidikan. Baik pada dimensi vertikal maupun
horizontal. Sementara secara institusional, ia mengandung implikasi bahwa proses
pendidikan yang berjalan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan dan mengikuti
perkembangan zaman yang terus berkembang. Untuk itu diperlukan kerjasama
berbagai jalur dan jenis pendidikan mulai dari sistem pendidikan sekolah maupun
pendidikan luar sekolah22
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI)
Islam itu adalah suatu agama yang berisi ajaran mengenai tata hidup yang
diturunkan Allah SWT kepada umat manusia melalui para RasulNya, sejak Nabi
Adam a.s. sampai Nabi Muhammad Saw. Ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad Saw dari Allah SWT ini berisi pedoman pokok yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya (Allah SWT), dengan dirinya sendiri,
dengan sesama manusia, dengan makhluk bernyawa yang lain, dengan benda mati
dan alam semesta ini. Ajaran ini diturunkan Allah SWT untuk kesejahteraan hidup
21Al-Rasyidin dan H. Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis,
Teoritis dan Praktis, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005), Cet. II, h. 33.22 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm. 33-34
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
26/93
15
manusia di dunia ini dan di akhirat nanti, maka PAI sebenarnya harus berarti
pendidikan tentang tata hidup yang berisi pedoman pokok yang akan
dipergunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini untuk
menyiapkan kehidupan yang sejahtera di akhirat. Dengan demikian, berarti ruang
lingkup PAI secara umum itu luas sekali meliputi seluruh aspek kehidupan, yakni:
a.
Keimanan (Ilmu Tauhid)
Pengajaran dan pendidikan keimanan berarti proses belajar mengajar
tentang berbagai aspek kepercayaan. Dalam mata pelajaran keimanan, inti
pembahasan adalah tentang ke-Esaan Allah SWT. Oleh karena itu, ilmu
tentang keimanan ini disebut juga Tauhid. Ruang lingkup pengajaran
keimanan itu meliputi rukun Iman yang enam, yakni percaya kepada
Allah SWT, kepada para Rasul Allah SWT, kepada para Malaikat, kepada
Kitab-kitab Suci yang diturunkan kepada para Rasul Allah SWT, kepada
Hari Kiamat, kepada Qadha dan Qadar.23
b. Ibadah (Ilmu Fiqih)
Dalam pengertian yang luas, ibadah itu adalah segala bentuk pengabdian
yang ditujukan kepada Allah SWT semata yang diawali oleh niat. Materi
pelajaran ibadah ini seluruhnya dimuat dalam ilmu Fiqih. Selain
membicarakan ibadah, juga membicarakan kehidupan sosial, seperti
perdagangan (jual-beli), perkawinan, perceraian, kekeluargaan, warisan,
pelanggaran, hukuman, perjuangan (jihad), politik (pemerintahan),
makanan, minuman, pakaian dan lain sebagainya.24
c.
Al-Quran
Membaca Al-Quran tidak sama dengan membaca buku atau kitab suci
lain. Membaca Al-Quran adalah ibadah. Membaca Al-Quran juga
merupakan suatu ilmu yang mengandung seni, yakni seni baca Al-Quran.
Isi pengajaran Al-Quran diantaranya adalah pengenalan huruf hijaiyah,
cara membunyikannya, bentuk dan fungsi tanda baca dan tanda berhenti,
23Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 84.24
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 86.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
27/93
16
dan lain sebagainya. Ruang lingkup pengajaran Al-Quran ini lebih
banyak berisi pengajaran yang memerlukan banyak latihan dan
pembiasaan.25
d.
Akhlak
Akhlak merupakan bentuk bathin dari seseorang. Pengajaran akhlak
berarti pengajaran tentang bentuk bathin seseorang yang kelihatan pada
tindak tanduknya (tingkah lakunya). Pembentukan ini dapat dilakukan
dengan memberikan pengertian tentang baik buruk kepentingannya dalam
kehidupan, memberikan ukuran baik buruk, melatih dan membiasakan
berbuat, mendorong dan memberi sugesti agar mau dan senang berbuat.
Dasar pelaksanaannya, pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar
mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak
mulia.26
e.
Muamalah
Muamalah merupakan sebagian perincian dari ilmu Fiqih. Ilmu ini lebih
membahas tentang hubungan sosial antar manusia, yakni muamalat
madaniyat dan muamalat maliyat. Muamalat madaniyat membahas
masalah-masalah yang dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan
harta kekayaan, harta milik, harta kebutuhan dan cara menggunakan serta
mendapatkannya. Sedangkan muamalat maliyat membahas masalah-
masalah yang dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan harta
kekayaan milik bersama baik masyarakat kecil atau besar seperti negara
(perbendaharaan negara = baitul mal).27
f. Syariah (Ilmu Hukum)
Syariah merupakan ilmu yang mempelajari tentang syariat atau hukum
Islam. Ayat pertama yang berbunyi Iqra merupakan pensyariatan
pertama hukum Islam. Perintah membaca, merupakan syariat yang
25Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 90.26
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. BumiAksara, 1995), Cet. I, h. 98.
27Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 102.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
28/93
17
pertama dalam ajaran agama Islam. Ilmu ini membicarakan mulai dari
hukum pertama dalam Islam sampai kepada berbagai hukum dalam
kehidupan manusia sehari-hari.28
g.
Tarikh (Ilmu Sejarah)
Tarikh Islam disebut juga Sejarah Islam. Pengajaran tarikh Islam
sebenarnya pengajaran sejarah, yakni sejarah yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan umat Islam, seperti kerajaan besar yang
berkuasa di luar tanah Arab sebelum datangnya Islam, peperangan yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dan para sahabat melawan orang
kafir, pemerintahan pada zaman Nabi Saw dan para sahabat, riwayat
hidup Nabi Muhammad Saw dan masih banyak lagi yang lainnya.29
Ketujuh ruang lingkup di atas dalam pelaksanaannya dapat diintegrasikan
sesuai dengan jenis lembaga pendidikan dan tujuan dari ruang lingkup tersebut.
Terkait dengan hal tersebut, adapun ruang lingkup PAI di lembaga pendidikan
SMK yaitu:
1.
Al-Quran
Al-Quran merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti merupakan
sumber akidah (keimanan), syariah, ibadah, muamalah dan akhlak sehinggakajiannya berada di setiap unsur tersebut. Tujuan pengajaran Al-Quran di SMK
sendiri yaitu menumbuhkan rasa cinta dan keagungan Al-Quran dalam jiwa
siswa, memupuk kemampuan dalam memahami kitab Allah SWT secara
sempurna serta menumbuhkan kesan siswa terhadap makna dalam Al-Quran.30
2.
Akidah
Akidah merupakan sesuatu yang diyakini dan dipegang teguh serta sukar
sekali untuk dirubah. Sasaran pengajaran akidah dalam jenjang SMK adalah untuk
menanam dalam jiwa siswa beriman kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab
28Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 108.29
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 1995), Cet. I, h. 112.30
Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 80.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
29/93
18
Allah SWT, Rasul-rasulNya dan tentang hari kiamat, menumbuhkan rasa syukur
dan taat beribadah dalam diri siswa. membantu siswa agar mereka berusaha
memahami berbagai hakikat seperti Allah SWT berkuasa serta mengetahui segala
sesuatu dan sebagainya. Adapun contoh subyek dalam pengajaran akidah ini
yakni:
a.
Kaidah-kaidah (rukun) Islam
b.
Beriman kepada Allah SWT
c. Beriman kepada Malaikat, Kitab-kitab Allah SWT dan Rasul-rasulNya
d.
Beriman kepada hari akhir
e.
Beriman kepada takdir Allah SWT
f.
Beriman kepada sifat-sifat Allah SWT
g.
Taat kepada Allah SWT dan RasulNya
h.
Cinta kepada Allah SWT dan RasulNya.31
3. Ibadah
Ibadah adalah mengikuti segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala
laranganNya. Hubungan antara manusia dengan Allah SWT diatur dalam ibadah
secara khas yang mencakup thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji. sedangkan
dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lainnya diatur dalam muamalat
secara luas. Tujuan pengajaran ibadah di SMK adalah agar siswa mengetahui
hukum-hukum agamanya dalam bidang ibadah, menumbuhkan hubungan erat
dengan Allah SWT, menambah kepatuhan padaNya melalui ibadah shalat, puasa,
zakat, haji dan ibadah lainnya.32
4.
Akhlak
Pendidikan akhlak berkisar mengenai persoalan kebaikan dan kesopanan,
tingkah laku yang terpuji serta berbagai persoalan yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari dan bagaimana seharusnya seorang siswa bertingkah laku. Akhlak juga
bisa dipahami sebagai sikap hidup manusia, dalam arti bagaimana sistem norma
31Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari
Thuruqu Talimi Al-Tarbiyah Al-Islamiyah oleh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.
116.32
Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari
Thuruqu Talimi Al-Tarbiyah Al-Islamiyaholeh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.
150.
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
30/93
19
yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia
dengan sesamanya menjadi sikap hidup dan kepribadian hidup manusia dalam
menjalankan sistem kehidupannya (ekonomi, sosial, pendidikan, iptek, seni dan
sebagainya).33
5.
Tarikh (Sejarah)
Tarikh (sejarah kebudayaan) Islam merupakan perkembangan perjalanan
hidup manusia muslim dari masa ke masa. Tarikh juga dapat dipahami sebagai
studi tentang riwayat hidup Nabi Muhammad Saw, para sahabat dan Imam-imam
pemberi petunjuk yang diceritakan kepada siswa sebagai contoh tealadan yang
utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan sosial. Tujuan pengajaran tarikh di SMK yakni
mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotisme dan
mendorong siswa untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya, melatih
siswa mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam menghadapi kesulitan hidup.34
B.Media Audio Visual
Media audio visual dapat dibagi menjadi 2 jenis. Jenis pertama, dilengkapi
fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio visual
murni, sseperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah
medis audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, opaque,
OHP, dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang
dimanfaatkan secara bersamaan dalam suatu waktu atau suatu proses
pembelajaran.35
33Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 80.34
Muh. Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Terj. dari
Thuruqu Talimi Al-TarbiyahAl-Islamiyaholeh Murni Djamal, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.164.
35Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 113-114
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
31/93
20
1.
Media Pendidikan dan Pembelajaran
Kata mediaberasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti memiliki perantara atau pengantar. Med
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Selain pengertian diatas, Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA)
memiliki pengertian berbeda tentang media. Media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media
hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Adapun
batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Sedangkan menurut John D Latuheru media pembelajaran adalah semua
alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) dari sumber penerima pesan
dalam hal ini adalah anak didik.36
Adapun Yudhi Munadi dalam bukunya menjelaskan bahwa media
pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapay menyampaikan
dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan
belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif.37
36John D. Latuheru, Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta:
Depdikbud, 1982. Hal. 5
37Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 7-8
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
32/93
21
Suharsini Arikunto memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai
media pembelajaran. Media pembelajaran menurutnya ialah suatu sarana yang
digunakan untuk menampilkan pelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas
disebut media pendidikan dengan pengertian bahwa pendidikan bukan hanya
mencakup proses pembelajaran yang ada tetapi juga dalam arti yang lebih luas38
a.
Fungsi Media Pembelajaran
Secara umum, tujuan atau fungsi utama media pembelajaran yakni
mengefektifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang
diinginkan (adanya perubahan tingkah laku).39
Pada dasarnya, fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber
belajar. Fungsi-fungsi yang lain merupakan hasil pertimbangan pada kajian ciri-
ciri umum yang dimilikinya, bahasa yang dipakai dan dampak atau efek yang
ditimbulkannya. Ciri-ciri (karakteristik) umum media yang dimaksud adalah
kemampuannya merekam, menyimpan dan melestarikan, mengkonstruksi dan
mentransportasikan suatu peristiwa atau objek. Kemudian yang dimaksud dengan
bahasa yang dipakai menyampaikan pesan adalah bahasa verbal dan bahasa
nonverbal. Se3dangkan yang dimaksud dengan efek yang ditimbulkan adalah
bentuk konkrit dari efek ini yaitu terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap
siswa sebagai akibat interaksi antara dia dengan pesan, baik secara individu
maupun kelompok.40
Fungsi media pembelajaran dalam hubungannya dengan proses belajar
mengajar antara lain:
1)
Media memungkinkan siswa menyaksikan benda atau peristiwa yang ada
pada masa lampau dengan perantara gambar, potret, film dan sebagainya.
2)
Media memungkinkan siswa mengamati benda maupun peristiwa yang
sukar dikunjungi baik karena tempatnya jauh, karena tempatnya
berbahaya atau karena tempatnya terlarang.
38Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materil. Jakarta: Prima Karya, 1987. Hal. 14
39Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 3740
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, suatu pendekatan baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 36
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
33/93
22
3)
Media memungkinkan siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang bebnda atau masalah yang sukar diamati secara langsung.
4)
Media memungkinkan siswa dapat menjangkau audience yang besar
jumlahnya.
5)
Media dapat memperlihatkan secara cepat, proses yang terjadi secara
lambat.
6)
Media dapat memperlihatkan secara lambat gerakan-gerakan yang
berlangsung secara cepat, jika diperlukan untuk diamati secara teliti.41
Pengetahuan tentang fungsi dan kemampuan media ini amat penting artinya
bila merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Karena dasar kebijakan
dalam pemilihan, pengembangan maupun pemanfaatan media tidak dapat terlepas
dari pengetahuan tentang fungsi dan kemampuan media tersebut.
b.
Macam-Macam Media Pendidikan
Rudy Bretz mengintifikasikan ciri utama media menjadi tiga kelompok,
yaitu kelompok media yang menonjolkan suara, bentuk dan gerakan. Kelompok
media yang menggunakan bentuk dibedakan menjaid tiga, yaitu gambar, garis dan
simbol-simbol. Secara lengkap Rudy Bretz mengklasifikasikan media pendidikan
menjadi 8 kelas, yaitu:
1)
Media Audio Visual Gerak
Media ini adalah media yang paling lengkap karena segala kemampuan
yang dapat diperankan oleh audio dan visual dapat dimanfaatkan melalui
media ini. Contohnya televisi, video tape, film dan media audio pada
umumnya seperti kaset program dan piringan hitam.
2)Media Audio Visual Diam
Media ini dilihat dari segi kelengkapannya merupakan media kedua
setelah media audio visual gerak. Perbedaannya hanya pada kemampuan
geraknya saja, kemampuan lain ada di media ini. Contohnya film strip
bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
41Mahfudz Sholahudidin,Media Pendidikan Agama. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986. Hal.
18-19
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
34/93
23
3)
Media audio visual semi gerak
Media ini adalah media audio yang disertai dengan gerakan secara linear
dan terputus-putus. Contohnya adalah: morse dan media board.
4)
Media Visual Gerak
Media ini menunjukkan kemampuan visual dan gerakannya tetapi tanpa
suara. Contohnya: film bisu (Mr. Bean)
5)
Media Semi Gerak
Media ini adalah media yang mampu menampilkan gerakan titik secara
linear (garis dan tulisan) tetapi tanpa suara. Contohnya: Teleautograp.
6)
Media audio
Media ini adalah yang hanya menonjolkan audio saja tanpa ada gambar
atau gerakan apapun. Contohnya: radio, telepon, audio tape (kaset
program) dan audio disc.
7)
Media Cetak
Media cetak yaitu media yang menampilkan informasi melalui kata-kata
dan simbol-simbol atau diagram saja. Contohnya: Teletipe, papertape.42
Basyiruddin Utsman menggolongkan media kepada 8 kategori, yaitu:
1)
Real Things, dapat berupa manusia (teacher) itu sendiri, benda
sesungguhnya, dan peristiwa yang terjadi. Pengajar adalah media yang
utama dalam proses belajar mengajar dan merupakan motivator atau
fasilitas bagi siswa untuk mengoptimalkan kegiatan belajar.
2)
Verbal Representations: berupa media tulis/cetak, buku tulis dan
sebagainya.
3)Graft Representation: berupa chart, diagram, gambar, atau lukisan.
4)
Still Picture: seperti foto, slide, film strip, OHP dan media visual lainnya.
5)
Motion Picture: seperti film, televisi, video tape, dan lain-lain.
6)
Audio (Recording): Seperti pita kaset, real tape, piringan hitam dan
sound track.
42Arief S. Sudirman, dkk. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta:
Medyatama Saran Perkasa, 1989. Hal. 174-176
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
35/93
24
7)
Simulation: berupa permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya.
Contoh: perang-perangan dan mengemudikan mobil.
2. Media Audio Visual
Media audio visual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik. Teknologi audio
visual digunakan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin
mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Pengajaran
melalui audio visual jelas dan bercirikan pemakaian perangkat keras selama
proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder dan proyektor visual
yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan
materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak
seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.43
Tujuan pemakaian media audio visual, dalam hal ini yang dimaksud secara
umum dalam proses pembelajaran adalah:
a. Untuk Tujuan Kognitif
Dengan menggunakan video, mitra kognitif dapat dikembangkan, yakni
yang menyangkut kemampuan mengenal kembali kemampuan memberikan
rangsangan berupa gerak yang serasi. Umpamanya: pengamatan benda terhadap
kecepatan relatif suatu obyek atau benda yang bergerak, penyimpangan dalam
gerak interaksi antara obyek dan benda.
Dengan video dapat pula dipertunjukkan serangkaian gambar diam dapat
pula digunakan untuk menunjukkan contoh-contoh bersikap atau berbuat dalam
suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi menusiawi, sehingga
dapat dimungkinkan mengoreksi langsung terhadap penampilan yang tidak
memenuhi syarat.
43Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010) cet.ke-
XIII, hal. 30
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
36/93
25
b.
Untuk Tujuan Psikomotor
Video merupakan media yang paling tepat untuk memperlihatkan contoh
ketrampilan yang menyangkut gerak, karena dapat diperjelas dengan cara
diperlambat atau dipercepat.
c.
Untuk Tujuan Afektif
Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media
yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.44
3.
Macam-Macam Media Audio Visual
Media audio visual dibagi kedalam dua jenis, yaitu:
a.
Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal
dari satu sumber seperti video kaset.
b.
Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari
tape recorder.
4. Karakteristik Media Audio Visual
Ciri-ciri dan karakteristik utama teknologi media audio visual adalah sebagai
berikut:
a.
Bersifat linear
b.
Menyajikan visual yang dinamis
c.
Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuatnya
d.
Merupakan representasi fisik dari gagasan ril atau gagasan abstrak
e.
Dikembangkan menurut prinsip psikologis, behaviorisme dan kognitif
f.
Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah.45
44Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Press, 1987. Hal. 104-10545
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010) cet.ke-
XIII, hal. 31
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
37/93
26
C.
Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar
juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.46
1.
Prosedur Umum Pelaksanaan Pembelajaran
Dick dan Carey (1996:184) mengemukakan 5 komponen pokok dalam
pelaksanaan pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a.
Kegiatan pra-pembelajaran
b.Penyajian informasi
c.
Partisipasi siswa
d.
Testing (evaluasi)
e. Tindak lanjut
Dari ke-5 komponen tersebut dapat diringkas menjadi 3 tahap atau prosedur
yang secara umum dilakukan dalam setiap pembelajaran. Tahap pra-pembelajaran
menurut Dick dan Carey dapat disebut tahap persiapan, sedangkan tahap
penyajian dan informasi siswa dapat disingkat menjadi tahap penyajian karena
dalam penyajian akan melibatkan partisipasi siswa47
. Tahap ke-4 dan ke-5,
evaluasi dan tindak lanjut menjadi satu.
a.
Kegiatan Persiapan atau Pra-Pembelajaran
Kegiatan pra-pembelajaran sebenarnya terdiri dari dua jenis, yaitu
persiapan sebelum pembelajaran (pra-pembelajaran) dan kegiatan awal
pembelajaran, disebut pembukaan pembelajaran
1)
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru perlu
mempersiapkan diri dengan baik agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan efektif dan efisien. Persiapan ini meliputi:
46Nana Sudjana , Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Mandar Madju 1989), hal. 28
47Mamur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.3
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
38/93
27
persiapan tertulis, persiapan yang berkaitan dengan media
pembelajaran maupun alat-alat pelajaran dan persiapan diri
2)
Pembukaan Pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru pada awal pembelajaran. Dick dan Carey (1996)
mengemukakan bahwa pada awal kegiatan formal pembelajaran, ada
3 hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu memotivasi siswa, memberi
siswa, memberikan informasi apa yang akan dipelajari siswa,
meyakinkan bahwa siswa telah memiliki pengetahuan awal
(prasyarat) yang diperlukan untuk mempelajari materi yang akan
disajikan.48
b.
Penyajian Informasi dan Contoh
Pada tahap ini guru menetapkan secara pasti informasi siswa, konsep,
aturan dan prinsip-prinsip apa yang perlu disajikan kepada siswa.
Disinilah penjelasan pokok tentang semua materi pembelajaran.
Kesalahan utama yang sering trejadi dalam tahap ini adalah menyajikan
informasi terlalu banyak, terutama jika sebagian dari informasi tersebut
tidak relevan dengan tujuan pembelajaran, hal ini sangat penting
diperhatikan. Pada saat guru memberikan informasi, hendaknya tidak
hanya mendefinisikan konsep-konsep baru, namun menjelaskan kaitan-
kaitannya dengan konsep lain. Guru juga perlu menentukan jenis-jenis
dan sejumlah contoh yang akan diberikan untuk setiap konsep.
c.
Partisipasi Siswa
Dalam tahap ini, guru berusaha agar siswa berpartisipasi penuh dalam
kegiatan pembelajaran. Disinilah siswa mempelajari, mengerjakan segala
sesuatu yang menjadi tugasnya. Namun, salah satu komponen yang
sangat kuat yang tidak boleh terlupakan dalam proses belajar ini adalah
pemberian umpan balik. Guru dapat meningkatkan proses belajar dengan
menyediakan kegiatan-kegiatan yang secara langsung relevan dengan
48Mamur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.3 2.4
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
39/93
28
tujuan pembelajaran. Siswa seharusnya mendapat kesempatan untuk
mempraktikkan apa yang guru kehendaki dari siswa untuk dikerjakan
d.
Penilaian
Ada dua jenis penilaian yang biasa dilakukan oleh kebanyakan guru, yaitu
pretest dan posttest. Guru harus dapat menentukan secara pasti strategi
apa yang akan ditempuh untuk melakukan penilaian. Strategi seorang
guru mungkin berbeda secara signifikan dengan strategi yang biasa
digunakan oleh para guru dan pelatih yang melaksanakan pembelajaran
secara lengkap.
Dalam rangka melaksanakan tes formal, perancang pembelajaran dapat
mempertimbangkan penggunaan pertanyaan-pertanyaan sikap secara
tersembunyi. Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan apakah siswa
memikirkan pembelajaran pada saat menghadapi kegiatan belajar.
e. Kegiatan-Kegiatan Tindak Lanjut
Sebagai bagian dari pembelajaran, anda perlu mempunyai bahan-bahan
atau setidak-tidaknya rekomendasi tentang apa yang dapat dikerjakan
siswa sebagai hasil dari unjuk kerja pada posttest. Apakah guru akan
memisahkan bahan-bahan remediasi yang disediakan untuk para siswa
yang kurang tingkat pencapaiannya? Jika demikian, jenis strategi apa
yang akan melibatkan para siswa tersebut? Apakah guru akan
memberikan bahan-bahan pengayaan tertentu atau dapat juga
menyarankan kegiatan-kegiatan pembelajaran kepada para siswa yang
sukses berpartisipasi dalam pembelajaran, sedangkakn ada juga siswa
yang hanya sampai pada batas pencapaian yang ditetapkan? Keputusan
ini mempunyai implikasi tidak hanya sebagai bantuan dalm proses
belajar, namun juga diperlukan secara langsung untuk implementasi
pembelajaran guru seperti diuraikan dibawah ini:
1)
Mereview strategi untuk ingatan dan transfer
Setelah guru mempertimbangkan remediasi dan pengayaan, langkah
terakhir adalah mereview strategi untuk menentukan apakah ingatan
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
40/93
29
(memmori) siswa dan transfer belajar memerlukan perhatian?
Pertanyaan ini dijawab dengan mereview analisis konteks, yang akan
menguraikan kondisi-kondisi yang menyebabkan siswa ingin
mencapai tujuan pembelajaran.
2)
Ketrampilan mengingat
Ketika guru mempertimbangkan apa yang akan dilakukan siswa
apabila mereka telah mencapai tujuan pembelajaran, apa yang akan
diingat oleh siswa? Apakah ada sesuatu yang secara mutlak harus
diungkap kembali dari ingatan? Haruskah hal itu dilakukan secara
jelas? Jika demikian banyak teknik yang disarankan untuk
mengajarkan informasi verbal sebagia salah satu strategi dalam
pembelajaran.
Jawaban yang sering diperlukan dalam pertanyaan tersebut, yaitu
apapkah hal-hal yang dilakukan siswa perlu diingat? Apakah
memorisasi itu tidak penting, hanya sebatas siswa berhasil melakukan
suatu ketrampilan saja? Jika dengan kasus ini tujuan guru tercapai
maka guru dapat mempertimbangkan penggunaan panduan tugas.
Panduan tugas adalah suatu alat yang digunankan bagi siswa untuk
mengerjakan suatu tugas. Misalnya, dapatkah siswa hanya mengisi
daftar cek (checklist), untuk mengerjakan tugas? Jika demikian, akan
sangat mengurangi kebutuhan untuk mengingat suatu informasi dan
mungkin dapat mengurangi panjangnya waktu pembelajaran.
3)
Transfer Belajar
Pertanyaan berikutnya dalam tujuan pembelajaran guru adalah apakah
hakikat transfer belajar yang akan terjadi? Apakah bedanya konteks
unjuk kerja dengan konteks belajar?
Misalkan, tujuan pembelajaran adalah menggunakan program aplikasi
komputer baru dan ini diajarkan dalam pusat latihan komputer yang
identik dengan komputer yang digunakan dalam tempat kerja. Selama
pelatihan, siswa menggunakan bentuk-bentuk nyata yang dipakai
dalam suatu lembaga (tempat kerja) untuk mengaplikasikan kegiatan
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
41/93
30
belajar. Diharapkan bahwa siswa akan menggunakan aplikasi baru
setelah menyelesaikan seluruh pelatihan.
Dari contoh tersebut diasumsikan bahwa jika pelatihan dirancang
dengan baik, maka akan ditransfer 100% kedalam tempat kerja.
Transfer akan terjadi karena system dan aplikasi yang sama serta
bentuk-bentuk itu sama dengan bentuk yang digunakan dalam
pelatihan.
2.
Pembelajaran efektif
a.
Pengertian Efektifitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari kata, efektif
yang berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesamaannya, manfaatnya,
dapat membawa hasil, berhasil guna, mulai berlaku.49
Dapat juga didefinisikan
sebagai sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur,
membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan,
dalam hal ini efektifitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan intruksional
khusus yang telah di canangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika
tujuan intruksional khusus yang di canangkan lebih banyak tercapai.50
Menurut Steers yang dikutip oleh Ahmad Habibullah, efektifitas adalah
konsistensi kerja yang tinggi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Adapaun Stoner yang dikutip pula oleh Ahmad Habibullah dkk, memberikan
definisi efektifitas sebagai kemampuan menentukan tercapainya tujuan.51
Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai
dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa:
efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
49Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai
Pustaka: 1996), h: 25050
http//agungprudent.WordPress.com/2009/06/18 efektifitas-pembelajaran 51
Ahmad Habibullah dkk, Efektifitas Pokjawas dan Kinerja Pengawas Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: PT pena Citasatria: 2008), cet: 1, h: 6
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
42/93
31
kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, makin tinggi efektifitasnya.52
Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar, yaitu segala daya upanya guru untuk
membentuk para siswa agar bisa belajar dengan baik.53
Dapat juga dikatakan efektif belajar menurut Makmun yang dikutip oleh
Saipul Sagala adalah membawa pengaruh atau makna tertentu bagi pelajar itu
(setidak-tidaknya sampai batas tertentu) relaitif tetap dan setiap saat diperlukan
dapat diproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (Problem
Solving) baik ujian ulangan dan sebagainya maupun penyesuaian diri bagi
kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Efektif belajar dapat ditunjukan:
1)
Tepat waktu atau efisien waktu,
2)
Pertanyaan sederhana dapat informasi lengkap,
3)Cepat menguasai konsep,
4)Metode tepat sesuai dengan kompetensi dasar, standar kompetensi dan
indikator dan
5)
Irit biaya.54
Dalam proses pembelajaran yang dapat dikatakan efektif apabila seorang
guru memiliki kemampuan dalam mengelola materi ajar sehingga siswa dengan
mudah menerima materi yang diajarkan dan dapat merangsang siswa untuk
mengungkapkan gagasannya, adapun perbedaan siswa menjadi lebih kreatif dan
saling menghargai pendapatnya masing-masing.
Secara fundamental Dollar and Miller (1970) menegaskan bahwa belajar
efektif dipengaruhi oleh: adanya motivasi (drivers) yaitu peserta didik harus
menghendaki sesuatu, adanya perhatian dan mengetahui sasaran (Cue) yaitu
peserta didik harus memperhatikan sesuatu, adanya usaha (response)yaitu peserta
52 http://dansite. Wordpress.com/2009/03/28/pengertian efektifitas.
53Trianto, Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan
Implementasinyapada KTSP, (Jakartaa: Kencana: 2009), cet: 1, h: 2054
Dr. H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
(Bandung: Alpabeta: 2009), 174
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
43/93
32
didik harus melakukan sesuatu dan adanya evaluasi dan pemanfaatan hasil
(reinforcement) peserta didik harus memperoleh sesuatu yang penuh arti dalam
belajar. Agar belajar efektif, pelajaran dimulai dari apa yang diketahui peserta
didik sedangkan kegiatan belajar berbuat dengan menggunakan bahasa dan istilah
yang dapat dipahami peseta didik.55
Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama
keefektifan pembelajaran, yaitu:
1)Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM)
2)
Rata-rata prilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.
3)
Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa
(orientasi keberhasilan belajar) diutamakan.
4)
Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,
mengembangkan struktur kelas yang mendukung.
Guru yang efektif adalah guru menemukan cara dan selalu berusaha agar
anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran dengan presentase
waktu belajar akademik yang tinggi dan pelajaran berjalan tanpa menggunakan
teknik yang memaksa, negatif atau hukuman. Selain itu guru yang efektif adalah
orang-orang yang dapat menjalin hubungan yang simpatik dengan para siswa,
menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, memiliki suatu
rasa cinta belajar, mengusasi sepenuhnya bidang studi mereka dan dapat
memotivasi siswa untuk bekerja tidak sekedar mencapai suatu prestasi namun
juga menjadi anggota masyarakat yang pengasih.56
Dengan begitu, upaya untuk melakukan pengajaran, membiasakan,
bimbingan, pengasuhan dan pengembangan potensi anak didik akan biasa
dilakukan dengan sebaik-baiknya pula dan anak didik tidak hanya memperoleh
pengetahuan kognitif, tetapi juga meresapi nilai-nilai materi yang didapat dengan
hati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Ciri-Ciri Efektifitas
55Dr. H. Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
(Bandung: Alpabeta: 2009), 17556 http://www.uin.suka.ac.id/detail_kabar
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
44/93
33
Menurut Harry Firman (1987), keefektifan program pembelajaran ditandai
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan intruksional yang
telah ditetapkan.
2)
Memberikan pengalaman belajar yang efektif, melibatkan siswa secara
aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan intruksional.
3)Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar-mengajar.
Berdasarkan ciri program pembelajaran aktif seperti yang digambarkan di
atas. Keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat
prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana
penunjang.
Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti
program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa,
motivasi, respon, kerjasama, partisipasi, aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan
media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam
menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek
sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan
serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti ruang
kelas, labolatorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.57
1)Kriteria efektifitas pengajaran itu melliputi:
a)
Prosentase waktu belajar siswa yang tinggi
b)
Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.
c) Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa
(orientasi keberhasilan yang diutamakan)
d)
Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif
e)
Mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir 2 tanpa
mengabaikan butir 4.
57http://agungprodent.wodpress.com/2009/06/18/efektifitas -pembelajaran
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
45/93
34
Sedjana mengungkapkan kriteria yang dapat digunakan untuk menilai
keefektifan proses belajar mengajar sebagai berikut.
1)
Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum
2)
Keterlaksanaannya oleh guru, dalam hal ini sejauh mana kegiatan dan
program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa
mengalami hambatan atau kesulitan
3)
Keterlaksanaannya oleh siswa, dalam hal ini dimulai sejauhmana siswa
melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah ditentukan
tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti
4)
Motivasi belajar siswa, motivasi belajar siswa sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa saat melaksanakan kegiatan belajar
5)Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar, penilaian proses belajar
mengajar terutama adalah sejauhmana keaktifan siswa mengikuti
pelajaran
6)Interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal
balik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar.
7)
Kemampuan atau ketrampilan guru mengajar, merupakan puncak
keahlian guru yang profesional dalam hal penguasaan bahan pengajaran
bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, penetapan metode mengajar
dan lainnya.
8)
Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh para siswa58
Sedangkan menurut Mortimore proses belajar mengajar yang efektif itu
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Aktif, bukannya pasif
2)
Konvert, bukannya overt
3)
Kompleks, bukannya sederhana
4)Dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual siswa
5)
Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar
58Yayat, Efektifitas Penyetaraan Program S1 Bagi Guru-Guru SMK (Penelitian Pada Guru-
Guru SMK di Kotamadya Bantul), (Tesis Program Pasca Sarjana UNY, 2001), hal.40
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
46/93
35
c.
Aspek-Aspek Efektivitas
Berdasarkan pendapat Aswarni Sujud tentang pengantar efektifitas, dapat
dijelaskan bahwa efektifitas suatu program dapat dilihat adrai aspek-aspek
dibawah ini:
1)Aspek tugas dan fungsi
Seseorang atau lembaga dikatakan efektif jika melaksanakan tugas atau
fungsinya. Begitu juga suatu program pengajaran akan efektif jika tugas d
an fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik, dan tugas peserta didik
belajar dengan baik
2)
Aspek rencana atau program
Jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program
dikatakan efektif. Yang dimaksud dengan rencana atau program disini
adalah rencana pengajaran yang terprogram, yaitu berupa materi yang
terwujud dalam sebuah kurikulum, yaitu berupa materi yang terwujud
dalam sebuah kurikulum yang telah diterapkan.
3)
Aspek ketentuan dan aturan
Efektifitas suatu program juga dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan
yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses
pengajaran. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan
dengan peserta didik. Jika aturan ini dilaksanakan berarti ketentuan atau
aturan telah berlaku secara efektif.
4)
Aspek tujuan atau kondisi ideal
Suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atua
kondisi ideal program tersebut dapat dicapai. Penilaian aspek ini dapat
dilihat dari prestasi yang dicapai oleh siswa.
Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa segi, yang dimulai dari
perencanaan guru. Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan yang
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
47/93
36
diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
hasil pembelajaran. (Burden & Bird, 1999). Perencanaan merupakan tugas yang
sangat penting dilakukan oleh guru. Ketika guru membuat keputusan tentang
perencanaan, perlu mempertimbangkan seseorang melakukan apa, apabila dan
urutan peristiwa-peristiwa belajar apa yang akan terjadi, dimana peristiwa belajar
itu berlangsung, jumlah waktu yang digunakan, dan sumber-sumber serta bahan-
bahan yang dimanfafatkan.59
Keputusan tentang perencanaan juga berhubungan dengan isu-isu seperti
materi yang dipilih, strategi pembelajaran, penyampaian pelajaran, media
pembelajaran, pengelolaan kelas, iklim kelas dan evaluasi pembelajaran. Tujuan
perencanaan adalah member jaminan pebelajar akan belajar dengan baik. Oleh
karena itu, perencanaan membantu menciptakan, mengelola dan
mnegorganisasikan peristiwa-peristiwa pembelajaran yang memungkinkan
kegiatan belajar terjadi. Perencanaan membantu guru untuk menata alur dna
urutan peristiwa-peristiwa pembelajaran yang tepat dan juga mengatur waktu.
Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam merencanakan pembelajaran sangat
tergantung pada individu guru. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti
kebutuhan pebelajar, kekomplekan tugas pembelajaran, fasilitas-fasilitas dan
peralatan serta pengalaman guru.
a)
Faktor-faktor yang berkaitan dengan pembelajaran:
(1)
Konten (isi) Pembelajaran: isi pelajaran berkaitan dengan
pengetahuan, ketrampilan, aturan, konsep atau proses kreatif yang
akan dipelajari pebelajar
(2) Bahan: berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual, yang
dugunakan dalam pembelajaran. Buku teks, film, film strip, komputer,
video tape.
(3)
Strategi Pembelajaran: pemilihan berbagai strategi pembelajaran
yang digunakan untuk mengajarkan isi pembelajaran merupakan
perencanaan sentral guru.
59Mamur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.15
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
48/93
37
(4)
Perilaku Guru: guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses
pembelajaran berlangsung dan membantu pebelajar dalam kegiatan-
kegiatan belajar, seperti membimbing kelompok, menyajikan
pelajaran secara, membuka pelajaran dan membuat kesimpulan.
(5)
Menstrukturkan Pelajaran: menyusun pelajaran berkaitan dengan
kegiatan yang terjadi pada suatu saat tertentu selama penyajian
pelajaran dan guru perlu merencanakan struktur pelajaran.
(6) Lingkungan Belajar: ketika kegiatan-kegiatan belajar direncanakan,
pertimbangan jenis lingkungan belajar yang ingin diciptakan. Banyak
factor yang perlu diperhatikan. System pengelolaan kelas yang efektif
perlu direncanakan dan ditetapkan, seperti aturan-aturan kelas,
menciptakan iklim kelas yang positif, tanggung jawab pebelajar
secara akademik dan penguatan-penguatan perilaku yang
dikehendaki.
(7) Pebelajar: guru harus mempertimbangkan karakteristik pebelajar,
perlu dipertimbangkan pula motivasi belajar, kebutuhan akademik,
kebutuhan fisik dan psikologis. Lebih dari itu, pertimbangkan
pengelompokan, seperti kelompok kecil, kelompok keseluruhan dan
kerja mandiri.
(8) Durasi Pembelajaran: guru perlu menjadi manajer waktu untuk
menjamin bahwa pebelajar mempunyai kesempatan untuk mencapai
tujuan pembelajaran selama kurun waktu tertentu.
(9)
Lokasi Pembelajaran:guru juga perlu merencanakan tempat dimana
pembelajaran akan terjadi.60
b)
Karakteristik Guru
Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran dipengaruhi
oleh karakteristik guru itu sendiri (Neely & Hansford, 1985). Pertama,banyaknya
pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan perencanaan. Kedua,
60Mamur Saadie, dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka, 2007), Cet. I, hal. 2.16 2.17
7/24/2019 EDI JUNAIDI ABDILAH-FITK.unlocked.pdf
49/93
38
filosofi belajar-mengajar akan mempengaruhi keputusan