Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT SURABAYA
Jl. Sidoluhur 12, Surabaya Telp. (031)3540189, Fax. (031)3528847, E-mail : [email protected]
i
KATA PENGANTAR
Amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, bahwa setiap Satuan Kerja menyusun Rencana Aksi Kegiatan
(RAK) periode lima tahun. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya merupakan penjabaran
lebih lanjut dari Rencana Aksi Program (RAP) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan yang berisi pokok-pokok program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan indikator target sampai dengan kerangka
pendanaanya.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 BBTKLPP Surabaya ini
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan BBTKLPP
Surabaya dalam kurun waktu 2015-2019. Pencapaian sasaran kinerja lima tahun ini
dilaksanakan secara bertahap setiap tahun dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan (RKT).
Revisi rencana aksi kegiatan yang telah digunakan selama tahun 2015-2017 ini
dalam pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi perlu dilakukan penyesuaian dengan
dinamika lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Dengan dilakukan revisi
diharapkan acuan kinerja dapat lebih operasional dalam melakasanakan perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan maupun pengukuran kinerja di tahun yang akan datang.
Kami sadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam dokumen
rencana kinerja jangka menengah ini, maka dari itu kami masih sangat terbuka dalam
menerima masukan yang membangun untuk menyempurnakan dokumen ini.
Semoga penyusunan revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya
Tahun 2015-2019 ini mendapatkan Ridha dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin.
Surabaya, Januari 2018 Kepala BBTKLPP Surabaya
Dr. Hari Santoso, SKM., M.Epid., MH.Kes NIP 195906181983031001
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii KEPUTUSAN KEPALA BBTKLPP SURABAYA 1 NOMOR HK.02.04/VIII.2/115/2015 TENTANG RENCANA AKSI KEGIATAN BBTKLPP SURABAYA TAHUN 2015-2019 LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3 1.2 Kondisi Umum 7 1.2 Potensi dan Permasalahan 14 1.3 Isu strategis 16
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 18 2.1 Visi 18 2.2 Misi 18 2.3 Tujuan 18 2.4 Sasaran Strategis 19
BAB Ill PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI 21 3.1 Arah Kebijakan 21 3.2 Strategi 21
BAB IV RENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN 22 4.1 Rencana Kinerja Kegiatan 2015-2019 22 4.2 Rencana Pendanaan Kegiatan 2015-2019 24
BAB V MONITORING DAN EVALUASI 27
5.1 Pemantauan 27 5.2 Penilaian 27 5.3 Pelaporan 28
BAB VI PENUTUP 30
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rencana Kinerja Kegiatan 2015-2019 25
Tabel 4.2 Rencana Pendanaan Kegiatan 2015-2019 26
Tabel 4.3 lndikator Kinerja dan Definisi Operasional 27
Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 1
KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
(BBTKLPP) SURABAYA
NOMOR: HK.02.04/VIll.2/282/2018
TENTANG
REVISI RENCANA AKSI KEGIATAN BALAl BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BBTKLPP) SURABAYA TAHUN 2015 - 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BBTKLPP SURABAYA
Menimbang : Bahwa Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya tahun 2015-2019
perlu penyesuaian dan penyempurnaan yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala BBTKLPP Surabaya.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015- 2019;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SKN/2009 tentang
Sistem Kesehatan Nasional;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010
tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara Lembaga;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2349/Menkes/Per/Xl/2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 2
MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BALAl BESAR TEKNIK KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BBTKLPP) SURABAYA TENTANG REVISI RENCANA AKSI KEGIATAN BALAl BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TAHUN 2015-2019
KESATU : Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019
merupakan Dokumen Perencanaan Program BBTKLPP Surabaya
selama lima tahun yang berisikan tentang upaya yang akan dilakukan
BBTKLPP Surabaya untuk mencapai indikator program dan kegiatan
yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 5 tahun (2015-2019).
KE DUA : Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019
digunakan sebagai salah satu pedoman bagi seluruh Bidang/Bagian
pelaksana program dan kegiatan BBTKLPP Surabaya
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kakeliruan akan dilakukan perbaikan
seperlunya.
Ditetapkan di : Surabaya Pada tanggal : Januari 2018 Kepala
Dr. Hari Santoso, SKM., M.Epid., MH.Kes NIP 195906181983031001
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 3
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BBTKLPP SURABAYA NOMOR: HK.02.04/VIII.2/282/2018 TENTANG REVISI RENCANA AKSI KEGIATAN BBTKLPP SURABAYA TAHUN 2015 - 2019
REVISI RENCANA AKSI KEGIATAN BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (BBTKLPP) SURABAYA
TAHUN 2015 – 2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
secara berkelanjutan dilaksanakan demi terwujudnya kualitas hidup manusia Indonesia yang
tinggi, maju, dan sejahtera menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong.
Sejalan dengan era dan pentahapan pembangunan serta dinamika situasi kondisi
lingkungan strategis, maka upaya dan program-program serta kegiatan pembangunan bidang
kesehatan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan kependudukan,
epidemiologi, ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya hidup serta kondisi lingkungan hidupnya.
Arah pembangunan kesehatan juga semakin didorong untuk mampu mendukung
upaya perkuatan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan bahkan kehidupan politik
yang sangat dinamis, mengingat kesehatan merupakan salah satu hak azasi manusia yang
dijamin dalam peraturan perundangan manupun konvensi internasional.Untuk itu berbagai
program telah dikembangkan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan
secara bertahap, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Dalam periode pembangunan nasional jangka menengah 2015-2019 sebagai
kelanjutan dari pembangunan jangka menengah 2010-2014, maka di bidang kesehatan telah
disusun rencana strategis pembangunan kesehatan jangka menengah tahun 2015-2019
sebagai bagian pembangunan nasional jangka menengah 2015-2019 sebagaimana
ditetapkan dalam peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dan ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 4
Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019.
Rencana Strategis Pembangunan Bidang Kesehatan ini antara lain memuat arah
kebijakan, strategi, tujuan dan sasaran serta program-program dan tata cara
penyelenggaraan, pemantauan dan penilaian yang dilengkapi dengan indikator kinerja yang
merupakan bentuk dari akuntabilitas kinerja Kementerian Kesehatan.
Salah satu program dalam lingkup pembangunan kesehatan adalah Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Arah kebijakan program ini adalah
meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan melalui :
1. peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit;
2. peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru penyakit
dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV dan malaria dan tidak menular;
3. Pelayanan kesehatan jiwa;
4. Pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/ wabah;
5. Peningkatan mutu kesehatan lingkungan;
6. Penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan;
7. Peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko biologi (khususnya darah
tinggi, diabetes, obesitas), perilaku (khususnya konsumi buah dan sayur, aktifitas fisik,
merokok, alkohol) dan lingkungan
8. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan
9. Peningkatan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum dan sanitasi yang
layak dan perilaku hygiene; Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan
masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular
(BBTKLPP) Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang
berada dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal PP & PL ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 2349/MENKES/PER/XI/2011tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian
Penyakit.
BBTKLPP Surabaya mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian
dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 5
pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini, dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di bidang pengendalian penyakit dan kesehatan
lingkungan serta kesehatan matra. Dalam melaksanakan tugasnya BBTKLPP
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan surveilans epidemiologi;
b. pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL);
c. pelaksanaan laboratorium rujukan;
d. pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna;
e. pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi;
f. pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan penanggulangan
KLB/wabah dan bencana;
g. pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular;
h. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
i. pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit, kesehatan
lingkungan dan kesehatan matra; dan
j. pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BBTKLPP.
Guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut diatas BBTKLPP Surabaya
dilengkapi dengan Instalasi Pelayanan Teknik, Pendidikan dan Pelatihan Teknis;
Media Informasi, Kehumasan, dan Perpustakaan; Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Perkantoran, Pengamatan Pes dan Zoonosis Lainnya; Bioteknologi Media Lingkungan dan
Biomarker; Pengembangan Metode, Kendali Mutu, dan Kalibrasi; Teknologi Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; Teknologi Pengendalian Vektor & Binatang Percobaan;
Pengembangan Teknologi Media dan Reagensia; Pengembangan Teknologi Tepat Guna;
Pemeliharaan Sarana Laboratorium; Kimia Fisika Media Air; Kimia Fisika Limbah Cair;Kimia
Fisika Media Udara; Kimia Fisika Padatan, Material dan Biomarker;
Biologi Media Lingkungan & Biomarker.
Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL)
pada BBTKLPP Surabaya merupakan bagian integral dari Program Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan secara nasional yang secara teknis menjadi tanggung jawab
Direktorat Jenderal PP dan PL.
Rencana Aksi Program PP dan PL pada BBTKLPP Surabaya merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat pokok-pokok kegiatan BBTKLPP Surabaya
yang akan dilaksanakan pada periode waktu 2015-2019. Pola pendekatan dalam pelaksanaan
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 6
kegiatan pokok dalam rencana aksi ini adalah Menjalin dan Meningkatkan Jejaring Kerja dan
Kemitraan, Memperkuat Kinerja Surveilans Berbasis Laboratorium, Meningkatkan
Kemampuan Dalam Rancang Bangun Model dan Teknologi Tepat Guna serta Memperkuat
Daerah Melalui Rujukan, Uji Kendali Mutu, Kalibrasi serta Pendampingan Berbagai Kinerja
Teknis Laboratorium untuk mendukung jejaring pelaksanaan Surveilans Epidemiologi.
Rencana Aksi BBTKLPP Surabaya 2015-2019 dilandasi oleh tugas dan fungsi
berdasarkan organisasi dan tata kerja BBTKLPP Surabaya dalam mencapai sasaran prioritas
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan melalui Peningkatan Surveilans
Epidemiologi, Peningkatan kemampuan Analisis Perencanaan dan Evaluasi Dampak
Kesehatan Lingkungan serta Faktor Risiko Penyakit, dan Peningkatan Kemampuan Kinerja
Teknologi dan Laboratorium.
Prioritas nasional pembangunan kesehatan sebagaimana telah ditetapkan dalam
RPJMN tahun 2015-2019 yaitu penurunan Angka Kematian Ibu, penurunan Angka Kematian
Bayi, pencapaian target JKN pada 40% penduduk berpendapatan terbawah, eliminasi penyakit
tropis yang terabaikan (neglected tropical diseases), pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, penurunan faktor risiko penyakit tidak menular, dan penguatan sistem kesehatan
yang terdiri dari: pemenuhan sarana prasarana kesehatan, pemenuhan obat, pemenuhan
tenaga kesehatan.
Tahun 2018 dan 2019 merupakan sumberdaya waktu yang ada sebelum berakhirnya
periode RPJMN 2015-2019, untuk itu dilakukan upaya percepatan pencapaian target melalui
penguatan kebijakan money follow programs, khususnya pencapaian target indikator yang
menjadi sasaran pembangunan kesehatan. Sasaran pembangunan kesehatan yang menjadi
tanggung Ditjen P2P adalah menurunnya angka penyakit menular dan tidak menular yang
ditandai dengan delapan indikator yaitu: prevalensi HIV, prevalensi Tuberkulosis, jumlah
kabupaten/kota dengan eliminasi malaria, jumlah provinsi dengan eliminasi kusta, jumlah
kabupaten/kota dengan eliminasi Filariasis, prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun,
prevalensi tekanan darah tinggi, dan Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun
Untuk memastikan tercapainya sasaran pembangunan dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit, telah dirumuskan tiga kegiatan prioritas yang dilaksanakan melalui
lima proyek prioritas nasional. Tiga kegiatan prioritas tersebut adalah : Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan
Surveilans, Imunisasi, Penyakit dan Karantina Kesehatan. Ketiga kegiatan tersebut
dilaksanakan melakui lima proyek prioritas yatiu: 1) pencegahan dan pengendalian TB dan
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 7
HIV/AIDS, 2) pengendalian malaria, 3) pengendalian penyakit tropis terabaikan (neglected
tropical diseases), 4) pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, dan 5) peningkatan
cakupan imunisasi dasar lengkap
Sebagai unit pelaksana teknis dibawah Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, maka dalam sisa waktu yang tersedia yaitu tahun anggaran
2018-2019 BBTKLPP Surabaya berperan aktif dalam mendukung upaya percepatan
pencapaian target indikator Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sesuai dengan
kapasitas serta tugas dan fungsi yang diemban. Oleh karena itu BBTKLPP Surabaya perlu
melakukan penyesuaian Rencana Aksi Kegiatan tahun 2015-2019 sebagai acuan dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di tahun anggaran 2018-2019.
1.2 Kondisi Umum BBTKLPP Surabaya memiliki wilayah layanan 4 (empat) provinsi yaitu Jawa Timur,
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Provinsi Jawa Timur memiliki luas
wilayah 47.799,75 km2 dan terdiri dari 29 kabupaten, 9 kota, 666 kecamatan, 777 kelurahan,
7.724 desa. Luas wilayah Provinsi Bali seluas 5.780,06 km2 dan terdiri dari 8 kabupaten,
1 kota, 57 kecamatan, 80 kelurahan, 636 desa. Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki luas
wilayah 18.572,32 km2 dan terdiri dari 8 kabupaten, 2 kota, 116 kecamatan, 142 kelurahan,
995 desa. Luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur seluas 48.718,10 km2 dan terdiri dari
21 kabupaten, 1 kota, 309 kecamatan, 327 kelurahan, 3.026 desa.
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 sebesar 39.292.972 orang
yang terdiri dari 19.397.878 laki-laki dan 19.895.094 wanita, 2.870.423 balita, 4.405.270
penduduk miskin. Pada tahun 2017 jumlah penduduk Provinsi Bali sebesar 4.246.528 orang
yang terdiri dari 2.138.451 laki-laki dan 2.108.077 wanita, 324.257 balita, 176.480 penduduk
miskin. Jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2017 sebesar 4.955.578
orang yang terdiri dari 2.405.080 laki-laki dan 2.550.498 wanita, 501.136 balita, 748.120
penduduk miskin. Pada tahun 2017 jumlah penduduk Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar
5.287.302 orang yang terdiri dari 2.619.181 laki-laki dan 2.668.121 wanita, 632.639 balita,
1.134.740 penduduk miskin.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 8
Kejadian penyakit tuberculosa pada tahun 2017 di Jawa Timur
TB LAKI WANITA JUMLAH 16 Jawa Timur 27.205 21.118 48.323 17 Bali 2.019 1.238 3.257 18 Nusa Tenggara Barat 3.426 2.434 5.860 19 Nusa Tenggara Timur 3.053 2.297 5.350
TB BTA (+) LAKI WANITA JUMLAH 16 Jawa Timur 13.305 9.280 22.585 17 Bali 991 551 1.542 18 Nusa Tenggara Barat 2.216 1.498 3.714 19 Nusa Tenggara Timur 1.635 1.207 2.842
TB 0 - 14 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 54 55 - 64 ≥ 65 Total L P L P L P L P L P L P L P L P T
16 Jawa Timur 1.598 1.453 3.169 3.620 3.564 3.420 4.315 3.443 5.598 4.122 5.356 3.173 3.605 1.887 27.205 21.118 48.323 17 Bali 107 88 228 180 397 269 375 228 357 206 288 143 267 124 2.019 1.238 3.257 18 Nusa Tenggara
Barat 113 132 400 410 552 430 585 416 674 456 631 376 471 214 3.426 2.434 5.860
19 Nusa Tenggara Timur
196 177 452 432 552 460 446 330 500 347 482 309 425 242 3.053 2.297 5.350
TB BTA ( +) 0 - 14 15 - 24 25 - 34 35 - 44 45 - 54 55 - 64 ≥ 65 Total L P L P L P L P L P L P L P L P T
16 Jawa Timur 93 115 1.434 1.504 1.811 1.442 2.366 1.658 3.113 2.161 2.863 1.629 1.625 771 13.305 9.280 22.585 17 Bali 2 7 106 82 195 131 211 108 190 104 158 63 129 56 991 551 1.542 18 Nusa Tenggara
Barat 29 29 241 253 362 265 418 261 480 322 397 239 289 129 2.216 1.498 3.714
19 Nusa Tenggara Timur
24 32 253 256 321 264 270 187 306 203 261 164 200 101 1.635 1.207 2.842
TB JML KASUS SEMBUH PENGOBATAN LENGKAP KEBERHASILAN 16 Jawa Timur 49.589 46,77 53,23 44.286 17 Bali 3.129 45,12 54,88 2.728 18 Nusa Tenggara Barat 5.997 64,36 35,64 3.687 19 Nusa Tenggara Timur 6.359 55,26 44,74 4.122
TB BTA (+) JML KASUS SEMBUH PENGOBATAN LENGKAP KEBERHASILAN 16 Jawa Timur 23.696 19.877 1.434 21.311 17 Bali 1.557 1.140 241 1.381 18 Nusa Tenggara Barat 3.910 2.307 166 2.473 19 Nusa Tenggara Timur 3.636 2.224 221 2.445
dan 79 kab/kota dengan berbagai variasi dan dinamika kependudukan, epidemiologi,
kondisi lingkungan dan geografi.
Secara bertahap BBTKLPP Surabaya telah melakukan berbagai upaya agar
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat terlaksana secara optimal dan mampu
menjalankan peran sebagai “Regional center of excellent” dalam surveilans epidemiologi
berbasis laboratorium, dan diharapkan mampu mendukung serta mepercepat pencapaian
sasaran Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 9
Gambaran kondisi umum kinerja BBBTKLPP Surabaya dalam kurun waktu tahun
2010 - 2014 berdasarkan hasil evaluasi dan laporan akuntabilitas sebagai berikut :
Investigasi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kurun waktu 2010 -
2014 berkisar antara 17 – 31 kejadian baik penyakit maupun bencana baik alam maupun
buatan manusia. KLB yang dominan terjadi untuk penyakit antara lain hepatitis dan
leptospirosis, sementara untuk bencana yaitu gunung meletus dan banjir.
Dalam rangka peningkatan kewaspadaan dini terhadap situasi matra seperti
menghadapi perayaan hari besar agama, penyelenggaraan kesehatan haji, dan momen
situasi khusus lainnya seperti bencana alam, telah dilakukan upaya sistem kewaspadaan dini
terhadap kejadian penyakit potensial wabah maupun identifikasi faktor risiko penyakit tidak
menular. Secara umum diperoleh gambaran bahwa potensi risiko kesehatan masyarakat
masih sangat besar, hasil pemantauan terhadap makanan / minuman masih menemukan
ditemukan adanya bakteri E.coli, Staphilococcus, salmonela yang bisa berpotensi
menimbulkan KLB keracunan, penyakit menular. Sementara itu hasil identifikasi faktor risio
penyakit tidak menular yang dilakukan pada sopir dan awak bus menemukan kandungan
alkohol dan amphetamin, hiperglikemi dan hipertensi yang bisa menimbulkan gangguan dan
kecelakaan akibat faktor manusia.
Dalam rangka pengendalian penyakit Penyakit Tidak Menular, BBTKLPP Surabaya
melakukan Advokasi dan Fasilitasi SE guna perluasan Kawasan Tanpa Rokok pada 6 lokasi.
Hasil kesepakatan mendapatkan upaya pengembangan kebijakan dan strategi KTR perlu
dilakukan melalui diseminasi dan advokasi guna menggalang komitmen bersama dalam
pembentukan regulasi KTR serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi KTR secara lintas
program dan lintas sektor.
Sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap malaria dilakukan pengamatan faktor
risiko penularan malaria di Kabupaten Banyuwangi.Hasil pengamatan mendapatkan
vulnerabilitas dan reliabilitas yang tinggi terhadap malaria.Vektor tersangka malaria adalah
An.subpictus dan An.vagus.Faktor risiko potensial penularan malaria sulit
dikendalikan.Tempat perindukan nyamuk berupa lagoon banyak ditemukan, kepadatan vektor
cukup tinggi, umur relative populasi nyamuk cukup untuk mendukung perkembangan
sporozoit, mobilitas penduduk sangat tinggi, kebiasaan keluar pada malam hari, tidak
menggunakan kelambu waktu tidur dan repellent.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 10
Risiko terhadap timbulnya penyakit pes di Provinsi Jawa Timur masih cukup tinggi.
Upaya yang dilakukan BBTKLPP Surabaya dala pengendalian risiko penularan penyakit pes
yaitu dengan melakukan surveilan rutin human dan vektor, upaya assessment serta dukungan
laboratorium, pemetaan faktor risko pes, pengendalian vektor pinjal menurunkan indek pinjal
melalui metode dustlon. Hasil pengamatan terhadap vektor dan binatang reservoir pada
wilayah terancam dan fokus penyakit pes di Kab Pasuruan menunjukkan gambaran yang
fluktuatif. Sedangkan hasil surveilans tidak ditemukan adanya suspek. Tahun 2012 BBTKLPP
Surabaya melakukan pemetaan terhadap penyakit pes di Kabupaten Probolinggo, Kabupaten
Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, Kabupaten
Malang dan Wilayah Khusus TNI (Lanud Abdul Rahman Saleh TNI AU di Malang, Puslatpur
TNI AD di Asembagus Situbondo, Puslatpur Marinir TNI AL di Grati Pasuruan). Hasil kegiatan
mendapatkan hasil serologi positif pada tikus serta adanya indek pinjal yang tinggi di Rumdin
Puslatpur Marinir TNI AL di Grati Pasuruan.Kegiatan kemudian ditindaklanjuti dengan
pengendalian terhadap vektor dengan melakukan duslon.
Seperti diketahui, penyakit DBD merupakan penyakit menular potensial wabah dan
telah berjangkit di seluruh kab/kota. Dalam rangka pengendalian penyakit DBD dilakukan
Akselerasi surveilans epidemiologi Biomolekuler virus Dengue pada tahun 2014 dan
mendapatkan analisis serotype dari 30 kabupaten yang bisa diidentifikasi 13 kabupaten.
Beberapa penyakit menular endemik yang terjadi di wilayah kerja BBTKLPP Surabaya
belum dapat dikaji potensi faktor risiko dan pola penyebarannya mengingat keterbatasan
sumber daya dan belum optimalnya dukungan peralatan esensial yang dibutuhkan.
Demikian pula beberapa penyakit menular yang menjadi perhatian masyarakat dunia
seperti JE, rabies, legionellosis dan leptospirsis belum dapat dilakukan pengamatan maupun
pengujian karena keterbatasan sumber daya dan ketersediaan bahan serta peralatan
laboratorium.
Guna mengantisipasi dan memberikan masukan pertimbangan terhadap upaya
rencana dan evaluasi pembangunan daerah telah dilakukan kajian untuk memperoleh
gambaran terhadap kualitas media lingkungan yang dapat berperan sebagai faktor risiko atau
potensi timbulnya pencemaran yang dapat berdampak terhadap kesehatan.
Pada tahun 2014 telah dilakukan Kajian Kualitas Air Minum PDAM dan Air Minum Isi
Ulang pada 18 kabupaten/kota di wailayah layanan BBTKLPP Surabaya. Hasil analisis
memberikan gambaran potensi pencemaran dan faktor risiko terhadap kemungkinan
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 11
penyebaran penyakit khususnya penyakit bawaan air sangat besar. Berdasarkan Permenkes
No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dari 154 contoh uji PDAM
sebanyak 72,7% tidak memenuhi syarat mikrobiologi, sedangkan untuk uji Air Minum Isi Ulang
dari 86 contoh uji sebanyak 53,5% tidak memenuhi syarat mikrobiologi.
Analisis terhadap DAS Brantas yang merupakan sumber air baku air minum/ air bersih
memberikan gambaran bahwa adanya bakteri Koliform dan Koli Tinja. yang melebihi baku
mutu. Hal ini menunjukkan potensi pencemaran dan faktor risiko terhadap kemungkinan
penyebaran penyakit khususnya penyakit bawaan air.
Untuk mendukung pencapaian target MDGs Tahun 2015 yaitu tercapainya sasaran
air minum yang layak sebesar 68,87% serta prioritas Rencana Aksi bidang kesehatan yang
termaktub dalam RPJMN 2010 – 2014 yaitu dititik beratkan antara lain pada perbaikan
lingkungan dengan perluasan penyediaan air bersih serta pengurangan wilayah kumuh.
BBTKLPP Surabaya mengimplementasikan strategi pendekatan dalam Program
Pembangunan TTG Perluasan Akses Air Minum (PAAM) sebanyak 16 unit dalam 2 (dua) opsi
kegiatan yaitu Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) di Perdesaan sebanyak 3 unit yaitu
di Kabupaten Manggarai (1 unit), Timor Tengah Utara (1 unit), Flores Timur (1 unit) dan
Pengolahan Air Siap Minum (PASM) sebanyak 13 unit di di Kabupaten Alor (5 unit), Manggarai
Barat (3 unit), Belu (3 unit), Sumenep (2 unit)
Sesuai dengan perkembangan tugas pokok fungsi dan peran BBTKLPP, maka fokus
utama BBTKLPP diarahkan agar mampu melaksanakan surveilans berbasis laboratorium.
Untuk itu dikembangkan instalasi laboratorium yang mampu mendukung pengujian dan
analisis terhadap faktor risiko, penyebab, virulensi, mutasi maupun efektivitas dan
resistensi.Disamping itu untuk menjamin kualitas uji dalam penyelenggaraan laboratorium,
dilakukan uji kendali mutu dan kalibrasi secara berkala dan pemeliharaan binatang percobaan.
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, dalam
penyelenggaraan Laboratorium perlu memperoleh Sertifikasi dan Akreditasi dari Badan atau
Instansi yang berwenang. Pada tahun 2009, BBTKLPP Surabaya telah memperoleh
perpanjangan Akreditasi Laboratorium Pengujian yang ditetapkan oleh Komite Akreditasi
Nasional Nomor : LP 241 IDN. Demikian pula BBTKLPP Surabaya juga telah ditetapkan
sebagai Laboratorium Lingkungan oleh Gubernur Jawa Timur Nomor 188/2005.
Kinerja Laboratorium pada BBTKLPP Surabaya juga memberikan pelayanan
terhadap berbagai instansi baik Pemerintah maupun Swasta serta Masyarakat, sebagai bentuk
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 12
pelayanan publik, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku BBTKLPP Surabaya diberikan
kewenangan untuk melakukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2009.
Sebagai bagian penting dari hasil analisis laboratorium untuk memberikan solusi
terhadap permasalahan dalam pengendalian faktor risiko dilakukan kegiatan untuk
pengembangan model rancang bangun dan penapisan Teknologi Tepat Guna.
Dalam menjalankan fungsi rujukan BBTKLPP Surabaya juga melakukan dengan
Teknis dan pendampingan melalui Jejaring Kerja dan Kemitraan dengan Laboratorium daerah
baik dalam lingkup kesehatan maupun lingkungan hidup..
Pada tahun 2014, kinerja instalasi Laboratorium BBTKLPP Surabaya, dalam
mendukung peningkatan Surveilans Epidemiologi terhadap faktor risiko dan penyebab
penyakit telah melakukan pengujian terhadap air minum, air bersih, air badan air, air limbah,
tanah, makanan, minuman, vektor, biomarker, udara dan kebisingan. Jumlah contoh uji yang
diperiksa sebanyak 25730.
Di samping itu untuk menjamin kualitas uji dalam penyelenggaraan laboratorium,
dilakukan kegiatan pengendalian mutu hasil pengujian secara berkala terhadap parameter
media lingkungan sebanyak 203 kali dan dilakukan 378 kali kalibrasi terhadap berbagai jenis
alat. Kegiatan uji laboratorium perlu didukung penyediaan media, reagensia serta binatang
percobaan, dengan hasil 173 jenis media, 467 jenis reagensia, dan 5 jenis hewan percobaan.
Untuk memperoleh perpanjangan Akreditasi Laboratorium Pengujian yang ditetapkan
oleh Komite Akreditasi Nasional Nomor : LP 241 IDN. BBTKLPP Surabaya telah melakukan
beberapa kegiatan untuk mempertahankan status akreditasi yang meliputi pengembangan
metode pengujian, Audit Internal, Kaji Ulang Manajemen, Uji Profisiensi, Uji Kendali Mutu
Internal, Kalibrasi Peralatan, Sertifikasi Personil.
Untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam kualitas kinerja laboratorium telah
dilakukan pendampingan dan bimbingan teknis terhadap 18 (delapan belas) laboratorium
kesehatan daerah, Provinsi Jawa Timur terdiri dari 6 Kabupaten yaitu Sumenep, Ponorogo,
Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo, Gresik; Provinsi Bali 3 Kabupaten yaitu Bangli,
Klungkung, Karangasem; Provinsi Nusa Tenggara Timur 4 Kabupaten yaitu Lombok Timur,
Lombok Tengah, Lombok Utara; Bima; dan Provinsi Nusa Tenggara Timur 5 kabupaten yaitu
Alor, Ende, Timor Tengah Selatan, Kota Kupang, Manggarai.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 13
Sebagai tindak lanjut hasil kajian dan hasil analisis laboratorium dilakukan
pengembangan model dan rancang bangun Teknologi Tepat Guna. Pada tahun 2014 terdapat
10 teknologi tepat guna dan 19 model teknologi tepat guna antara lain berupa handsanitizer
sirih, handsanitizer bunga rosella, sabun cuci tangan ekstrak sirih, rapid test Parameter Klorida
(indikator Ortotolidin), rapid test Parameter Klorida (indikator DPD Sulfat), rapid test parameter
Besi (Fe), rapid test parameter Nitrit, pengembangan media Cromocolt, repelent tembakau,
produksi masal/Pameran STBM (Sirih dan Lerak), solar sel di BBTKLPP Surabaya dan di Gili
Iyang.
Sebagai dukungan administrasi dan managemen terhadap dukungan teknis dalam
lingkup tugas BBTKLPP Surabaya telah dilakukan perekrutan tenaga baru melalui formasi
CPNS, tenaga paruh waktu, pelatihan teknis dan managemen, penyediaan bahan dan
pengadaan serta penggantian peralatan essensial serta pemeliharaan sarana operasional dan
penunjang.
Guna meningkatkan komunikasi komunikasi dan kemitraan dengan mitra kerja telah
dilakukan diseminasi infornasi melalui newletter, Update Data dan Informasi di Website, Media
Teropong (Metro) dan leaflet tentang pelayanan umum, pelatihan teknis dan jenis Teknologi
Tepat Guna yang telah dikembangkan.
Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia pada tahun 2014 telah dilakukan
perekrutan melalui formasi CPNS sebanyak 2 (dua) tenaga teknis maupun administrasi serta
14 (empat belas) tenaga paruh waktu.
Sedangkan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan teknis dan managemen
telah dilatih 9 tenaga teknis dan administrasi untuk mengikuti pelatihan di bidang teknis dan
managemen yang relevan.Sesuai dengan fungsinya, pada tahun 2014, BBTKLPP Surabaya
juga menyelenggarakan pelatihan teknis, magang, praktek kerja lapangan, dan in house
training denga jumlah peserta 255 orang.
Pada tahun 2014 BBTKLPP Surabaya memiliki aset bergerak Rp. 41.488794.733,
aset tidak bergerak Rp.12.538.067.505, dan asset tetap lainnya Rp.63.342.787, namun kondisi
beberapa peralatan essensial laboratorium memerlukan penggantian baik dari segi teknologi
maupun masa berlakunya.
Berdasarkan uraian kondisi umum di atas maka BBTKLPP Surabaya memandang
perlu untuk semakin meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan peran sebagai
satuan kerja untuk menyelenggarakan surveilans epidemiologi berbasis laboratorium dengan
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 14
memperkuat jejaring kerja dan kemitraan, meningkatkan profesionalisme SDM, kemampuan
respon cepat, kemampuan rancang bangun Teknologi Tepat Guna melengkapi peralatan
essensial, pemenuhan bahan dan dukungan sarana operasional serta pendekatan-
pendekatan berdasarkan kebijakan lokal, regional maupun nasional berdasarkan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
1.3 Potensi dan Permasalahan Secara bertahap BBTKLPP Surabaya telah melakukan berbagai upaya agar
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dapat terlaksana secara optimal dan mampu
menjalankan peran sebagai “ Regional center of excellent” dalam surveilans epidemiologi
berbasis laboratorium, dan diharapkan mampu mendukung serta mepercepat pencapaian
sasaran Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Hasil dan luaran dari kinerja BTKLPP Surabaya yang dapat langsung dinikmati oleh
masyarakat adalah peralatan teknologi tepat guna untuk kebutuhan air bersih/air minum,
peningkatan sanitasi lingkungan melalui dekontaminasi, desinfeksi, dan pengendalian vektor
penyakit. Sedangkan untuk instansi terkait maupun mitra kerja lainnya BBTKLPP Surabaya,
telah menyampaikan rekomendasi yang terkait dengan upaya untuk peningkatan kualitas
kesehatan lingkungan dan pengendalian pencemaran sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundangan yang berlaku
Disadari bahwa jangkauan program dan pelayanan masih belum optimal karena
bebagai kendala, hambatan dan keterbatasan sumber daya, namun secara terus-menerus
dilakukan upaya perkuatan terhadap kinerja sumber daya manusia yang ada melalui
perekrutan tenaga baru maupun peningkatan ketrampilan teknis dan manajemen terhadap
SDM yang ada. Beberapa peralatan esensial dilakukan peningkatan kapasitas, pembaharuan
teknologi dan kelengkapannya.Sesuai ketentuan peraturan yang berlaku status BBTKLPP
Surabaya juga telah disertifikasi dan diakreditasi oleh badan yang berwenang sebagai
landasan legal untuk memberikan layanan publik dan melaksanakan program yang telah
direncanakan.Demikian juga kemampuan pengelolaan anggaran terus ditingkatkan sesuai
dengan fungsi secara optimal.
Permasalahan menonjol yang dihadapi BBTKLPP Surabaya dalam menjalankan
peran pengembangan surveilans epidemiologi berbasis laboratorium adalah lemahnya jejaring
surveilans di daerah sehingga arus pertukaran data dan informasi tentang penyakit, faktor
risiko, SKD KLB, situasi dan kejadian matra belum berjalan secara optimal.Eforia
desentralisasi yang berlebihan sehingga tata hubungan kerja, dan kemitraan tidak terjalin
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 15
dengan baik karena lebih mementingkan kewenangan dari pada pelaksanaan urusan
pemerintahan yang bersifat kongkuren dalam arti sebagai kewajiban bersama yang harus
diselesaikan secara harmonis dan terintegrasi, mengingat penyakit dan masalah kesehatan
lingkungan tidak mengenal batas administrasi wilayah pemerintahan.
Sebagai gambaran belum seluruh kejadian penyakit maupun pencemaran lingkungan
yang berdampak terhadap kesehatan direspon sesuai dengan prosedur yang berlaku sehingga
penyakit makin menyebar dan menimbulkan korban karena masalah ego sektoral.Belum
terbentuknya mekanisme operasional di lapangan berdasarkan tugas pokok dan fungsi
masing-masing menyebabkan koordinasi dan komunikasi dalam penyelesaian masalah
kejadian penyakit menjadi berlarut-larut.
Dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan telah disepakati
berbagai komitmen untuk meningkatkan jangkauan pelayanan, melakukan eliminasi dan
eradikasi agar jenis-jenis penyakit tertentu dapat diturunkan angka insidens, prevalens serta
angka kematian sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
Situasi epidemiologi penyakit saat ini dan beberapa tahun mendatang merupakan
masa transisi yaitu penyakit menular masih belum seluruhnya dapat dikendalikan bahkan
muncul kembali, dilain pihak penyakit tidak menular termasuk cidera dan kecelakaan semakin
meningkat insidensinya.
Hal ini jelas menjadi beban ganda karena semakin komplek dan meluasnya
penyebaran penyakit menular antar wilayah maupun antar negara termasuk munculnya
penyakit baru yang berpotensial wabah dan menjadi masalah emergensi internasional dan
ditambah meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular yang menguras berbagai sumber
daya.
Pemekaran wilayah kabupaten/ kota yang terjadi pada wilayah layanan BBTKLPP
Surabaya menyebabkan perencanaan kegiatan yang telah disusun tidak tepat sasaran.
Disadari bahwa BBTKLPP Surabaya belum mampu mengakses pelayanan jangkauan
program dan kegiatan pada seluruh wilayah kab/kota di empat provinsi karena berbagai
keterbatasan dan kendala.Oleh karena itu dengan adanya pemekaran wilayah ini memerlukan
peninjauan kembali skala prioritas yang ditetapkan dalam rencana tahunan.Hal ini jelas
berpengaruh terhadap alokasi anggaran dan pengaturan sumber daya yang tersedia.
Seperti yang telah diketahui bersama bahwa perubahan iklim sangat berpengaruh
pada penyebaran dan pola penyakit.Dengan demikian perubahan iklim juga berpengaruh
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 16
terhadap analisis situasi dan kecenderungan pada media lingkungan yang merupakan faktor
risiko potensial terhadap penyebaran penyakit.Demikian pula situasi epidemiologi penyakit
juga mengalami perubahan.Dari kondisi ini mempengaruhi persiapan dan kesiapan BBTKLPP
Surabaya dalam melaksanakan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang
berbasis laboratorium terutama dalam implementasi kajian, pengujian, maupun solusi
pemecahannya.
Tahun anggaran 2014 merupakan tahun capaian akhir dari RPJMN 2010 - 2014,
namun penetapan program dan alokasi anggaran yang telah disusun pada awal anggaran
mengalami perubahan yang signifikan sebagai dampak dari kebijakan anggaran, antara lain
adanya effisiensi anggaran berdampak terhadap perubahan dalam pelaksanaan kegiatan
serta pencapaian target baik anggaran dan kegiatan
Dari uraian di atas BBTKLPP Surabaya dengan potensi sumber daya yang tersedia
dan tantangan permasalahan yang dihadapi memandang perlu untuk semakin meningkatkan
profesionalisme SDM yang ada, peralatan esensial dan jangkauan pelayanan program untuk
mencapai sasaran strategis yang ditetapkan melalui pengembangan jejaring kerja dan
kemitraan dalam kinerja surveilans epidemiologi berbasis laboratorium, meningkatkan
kemampuan pengembangan teknologi tepat guna, serta memperkuat daerah agar mampu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di bidang pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan. Diperlukan pula dukungan anggaran yang memadai agar seluruh tugas pokok dan
fungsi serta peran BBTKLPP Surabaya dapat terlaksana secara optimal.
1.4 Isu Strategis Keberhasilan pencapaian sasaran kinerja BBTKLPP Surabaya semata-mata tidak
ditentukan oleh kemampuan dan hasil kerja yang dilaksanakan, tetapi juga terdapat peran aktif
mitra kerja dengan segala kontribusinya yang bersinergi secara dinamis dapat memercepat
pencapaian tujuan dan sasaran.
Dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tidak seluruh
kegiatan berada dan menjadi tanggungjawab sektor kesehatan sendiri, namun juga kontribusi
dari berbagai sektor terkait, kondisi ekonomi dan sosial budaya serta peran aktif dan partisipasi
masyarakat termasuk swasta.Pemberdayaan terhadap masyarakat juga sangat penting
mengingat masyarakat bukan hanya sebagai objek tetapi juga sekaligus sebagai subjek dalam
upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 17
Sebagaimana visi “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong” dan mewujudkan misi kualitas hidup manusia
Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera, Kementerian Kesehatan RI menjalankan Program
Indonesia Sehat melalui paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional.
BBTKLPP Surabaya sebagai salah satu pilar dalam Program Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan perlu mencermati isu-isu strategis, dinamika wilayah, pola dan
penyebaran penyakit serta kecenderungan menurunnya kualitas kesehatan lingkungan
sebagai dampak berbagai kegiatan pembangunan dan fenomena alam.
Beberapa isu strategis yang perlu dicermati dan dijabarkan lebih lanjut oleh BBTKLPP
Surabaya meliputi :
1. Frekuensi KLB penyakit menular potensial wabah dan munculnya penyakit baru serta
munculnya kembali penyakit endemik lokal.
2. Pencemaran lingkungan yang makin meningkat akibat berbagai aktivitas manusia baik
pembangunan maupun fenomena alam yang berdmpak terhadap kesehatan masyarakat.
3. Perubahan iklim yang berpengaruh terhadap bionomik vektor dan binatang penular
penyakit.
4. Dinamika kependudukan antar wilayah, antar provinsi dan antar negara yang berpotensi
meningkatkan risiko timbul dan penyebaran penyakit.
5. Potensi rawan bencana baik alam maupun buatan manusia yang semakin besar.
6. Belum optimalnya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan.
7. Sinkronisasi Pusat, UPT dan Daerah dalam aspek manajerial pengelolaan program belum
optimal.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 18
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STARTEGIS
2.1 VISI : BBTKLPP Surabaya mendukung visi misi Pemerintah melalui pelaksanaan RAP Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Renstra Kementerian Kesehatan.
Visi Pemerintah dimaksud adalah
“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”
2.2 MISI : Visi Pemerintah tersebut diwujudkan melalui 7 misi pembangunan :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Pelaksanaan Misi tersebut diwujudkan melalui 9 agenda prioritas yang dikenal dengan
NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga Negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 19
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia
2.3 TUJUAN Tujuan Kementerian Kesehatan adalah
1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat
2. Meningkatnya responsiveness dan perlindungan masyarakat terhadap risiko social dan
finansial di bidang kesehatan
Tujuan BBTKLPP Surabaya dalam mendukung pembangunan kesehatan, khususnya
dalam rangka pencapaian program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah:
“Tercapainya pencegahan dan pengendalian penyakit di seluruh wilayah layanan sebesar 75 % pada akhir tahun 2019”
Dukungan BBTKLPP Surabaya terhadap Ditjen P2P diwujudkan dalam bentuk
pelaksanaan pencapaian tujuan Ditjen P2P yaitu terselenggaranya pencegahan dan
pengendalian penyakit melalui :
1. Surveilans Karantina Kesehatan
2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Zoonotik
3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
5. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P
2.4 SASARAN STRATEGIS Sasaran strategis Ditjen P2P dalam RAP merupakan sasaran strategis dalam Renstra
Kemenkes yang telah disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P, yaitu:
“Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit serta meningkatnya kesehatan jiwa
pada akhir tahun 2019”. Sasaran ini ditandai dengan indikator kinerja utama sebagai berikut:
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 20
1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap pada bayi
sebesar 95%
2. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria sebanyak 300 kab/kota
3. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1%
sebanyak 75 kabupaten/kota
4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta sebanyak 34 provinsi
5. Menurunnya prevalensi TB menjadi 245/100.000 penduduk
6. Prevalensi HIV sebesar < 0,5%
7. Menurunnya prevalensi merokok pada penduduk usia ≤18 tahun sebesar 5,4%
8. Meningkatnya persentase kabupaten/kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan
lingkungan sebesar 40%
9. Meningkatnya persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan
dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
menjadi 100%.
10. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, bencana, dan kondisi matra di wilayah layanan
BTKL menjadi 90%
11. Persentase Teknologi Tepat Guna PP dan PL yang dihasilkan BTKL meningkat 50% dari
jumlah TTG tahun 2014
12. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah menjadi
100%
Sasaran strategis yang terdapat pada dokumen RAP 2015-2019 Ditjen P2P yaitu :
1. Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar
biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk
mencegah terjadinya KLB
2. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotic
3. Menurunnya penyakit menular langsung
4. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
5. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 21
Sasaran BBTKLPP Surabaya adalah meningkatnya surveilans epidemiologi, analisis
dampak kesehatan lingkungan, pengembangan teknologi dan laboratorium, serta dukungan
manajemen dan tugas teknis lainnya dalam program P2P.
Dalam mewujudkan keberhasilan pencapaian sasaran ini ditandai dengan pencapaian
Indikator Kinerja Utama yaitu :
1. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, bencana, dan kondisi matra di wilayah
layanan BTKL menjadi 90%
2. Persentase Teknologi Tepat Guna PP dan PL yang dihasilkan BTKL meningkat 50%
dari jumlah TTG tahun 2014
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 22
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1 Arah Kebijakan Dalam rangka pencapaian sasaran BBTKLPP Surabaya disusun arah kebijakan yaitu :
1. Peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit
2. Peningkatan perlindungan kelompok berisiko
3. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian faktor risiko lingkungan
4. Penatalaksanaan epidemiologi kasus dan pemutusan rantai penularan
5. Pencegahan dan penanggulangan KLB/Wabah termasuk yang berdimensi
internasional
6. Peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan
7. Pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat
8. Peningkatan keterpaduan program promotif dan preventif dalam pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan
3.2 Strategi Dalam rangka pencapaian sasaran BBTKLPP Surabaya disusun strategi yaitu :
1. Melaksanakan review dan memperkuat aspek legal
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi dan inovasi program
4. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang PP dan PL
5. Memperkuat Jejaring kerja dan kemitraan
6. Memperkuat manajemen logistik
7. Meningkatkan Surveilans dan aplikasi teknologi pendukung (SKDR)
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pendampingan teknis
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program
10. Meningkatkan pengembangan teknologi preventif
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 23
BAB IV RENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
Dalam rangka mendukung pencapaian target indikator Program Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada RPJMN 2015-2019, Renstra Kemenkes 2015-
2019, Rencana Aksi Program PP dan PL 2015-2019, pelaksanaan tugas dan fungsi BBTKLPP
Surabaya, maka dsusunlah rencana kinerja dan pendanaan kegiatan tahun 2015-2019.
4.1 Rencana Kinerja Kegiatan 2015-2019
BBTKLPP merupakan UPT Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi sebagaimana tercantum dalam Permenkes Nomor 2349/MENKES/PER/XI/2011 yaitu
melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan,
uji kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat
guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB di bidang pemberantasan penyakit
menular dan kesehatan lingkungan dan kesehatan matra.
Indikator kinerja BBTKLPP Surabaya dalam mencapai sasaran adalah :
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah
layanan BTKL tercapai 90 % pada tahun 2019
2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi tercapai 12.000 pada tahun 2019
3. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium tercapai 104 rekomendasi pada tahun 2019
4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan tercapai 45 unit pada tahun
2019
5. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
tercapai 83 rekomendasi pada tahun 2019
6. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung tercapai 18
rekomendasi pada tahun 2019
7. Jumlah laporan penilaian implementasi KTR oleh B/BTKLPP tercapai 10 laporan pada
tahun 2019
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 24
8. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya tercapai 14 dokumen
pada tahun 2019
9. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P tercapai 8 jenis pada tahun 2019
10. Jumlah pengadaan sarana prasarana tercapai 2 pengadaan pada tahun 2019
Indikator kinerja BBTKLPP Surabaya tersebut dicapai melalui berbagai kegiatan yang
dilaksanakan secara sinergi dengan unit utama dan instansi kesehatan di daerah maupun
lintas sector terkait lainnya sebagai berikut :
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah
layanan BTKL tercapai 90 % pada tahun 2019
a. Pelaksanaan respon cepat dan penanggulangan KLB/wabah
b. Pelaksanaan pengendalian faktoor risiko penyakit pada situasi bencana dan
matra
c. Verifikasi rumor penyakit potensial wabah
d. Pengadaan logistik penanggulangan KLB dan pengendalian faktor risiko pada
situasi bencana maupun matra
2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi tercapai 12.000 pada tahun 2019
a. Surveilans dan assesment Akreditasi Lab Penguji Dan Kalibrasi
b. Pelaksanaan Kalibrasi Peralatan Laboratorium
c. Uji Profisiensi
d. Pengelolaan Limbah dan K3
e. Penyelenggaraan Kaji Ulang Manajemen
f. Pemeliharaan Peralatan Laboratorium
g. Pengadaan alat/bahan/reagensia laboratorium
h. Peningkatan kapasitas SDM laboratorium
3. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium tercapai 104 rekomendasi pada tahun 2019
a. Pengamatan Faktor Risiko Lingkungan Di Fasilitas Pendidikan
b. Pengamatan Faktor Risiko Lingkungan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
c. Pengamatan Faktor Risiko Lingkungan Di Fasilitas Khusus
d. Pengamatan Faktor Risiko Lingkungan Di Tempat-Tempat Umum
e. Pengamatan Faktor Risiko Gangguan Kesehatan di Permukiman Tidak Sehat
f. Pengamatan Faktor Risiko Gangguan Kesehatan di Industri
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 25
g. Pengamatan Faktor Risiko Gangguan Kesehatan pada Penambangan Tanpa Ijin
h. Pengamatan Faktor Risiko penyakit dan gangguan kesehatan pada situasi matra
i. Penamatan Faktor Risiko Penyakit Bawaan Air Melalui Depot Air Minum (DAM)
j. Pengamatan Faktor Risiko Penularan penyakit Bawaan Makanan
4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan tercapai 45 unit pada tahun
2019
a. Pengembangan TTG pengendalian vektor penyakit
b. Pengembangan TTG penyehatan air
c. Pengembangan TTG penyehatan udara
d. Pengembangan TTG pendeteksi bahan berbahaya pada makanan
e. Pengembangan TTG pengendalian binatang penular penyakit
5. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
tercapai 83 rekomendasi pada tahun 2019
a. Kajian Faktor Risiko Kejadian Penyakit Malaria
b. Pemetaan luas wilayah reseptifitas daerah malaria
c. Evaluasi Efikasi Obat Anti Malaria
d. Pengamatan Bionomik Vektor Malaria
e. Uji resistensi insektisida dan larvasida pada vektor Malaria
f. Uji Efektivitas Kelambu Berinsektisida
g. Kajian Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue
h. Surveilans Biomolekuler Penyakit Demam Berdarah Dengue
i. Pengamatan Bionomik Vektor DBD
j. Uji resistensi insektisida dan larvasida pada vektor DBD
k. Konfirmasi Kasus Re dan New Emerging Diseases
l. Kajian Faktor Risiko Penyakit Leptospirosis
m. Kajian Faktor Risiko Penyakit Antraks
n. Kajian Faktor Risiko Penyakit Rabies
o. Surveilans Rodent dan Pinjal Pes
p. Kajian Faktor Risiko Penyakit Kecacingan
q. Kajian Faktor Risiko Penyakit Filariasis
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 26
6. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan
lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung tercapai 18
rekomendasi pada tahun 2019
a. Kajian Faktor Risiko Kejadian Penyakit TB
b. Kajian Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kusta
c. Kajian Faktor Risiko Kejadian Penyakit ISPA
d. Kajian Faktor Risiko Kejadian Penyakit Tifoid
e. Kajian Faktor Risiko Kejadian Penyakit Frambusia
7. Jumlah laporan penilaian implementasi KTR oleh B/BTKLPP tercapai 10 laporan pada
tahun 2019
a. Kajian Faktor Risiko dan Deteksi Dini Peyakit Diabetes
b. Kajian Faktor Risiko dan Deteksi Dini Penyakit Jantung Pembuluh Darah
c. Kajian Faktor Risiko dan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Akibat Narkoba
d. Kajian Faktor Risiko dan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Akibat Kecelakaan
8. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya tercapai 14 dokumen
pada tahun 2019
a. RKAKL/DIPA
b. Laporan Tahunan
c. Laporan Keuangan
d. Laporan BMN
e. Laporan Kinerja
f. Profil
g. Proposal PNBP
h. Laporan Kepegawaian
i. E MONEV DJA
j. E MONEV BAPPENAS
k. E Performance
l. Laporan SPIP
m. Jejaring dan koordinasi kegiatan tahun berjalan
n. Penilaian Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik
9. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P tercapai 8 jenis pada tahun 2019
a. Tugas Belajar
b. Ijin Belajar
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 27
c. Pelatihan
d. Kursus
e. Workshop
f. Sosialisasi
g. Bimtek
h. Seminar
10. Jumlah pengadaan sarana prasarana tercapai 2 pengadaan pada tahun 2019
a. LELANG
1) Alat Laboratorium
2) Pemeliharaan Gedung
3) Cleaning Service
b. NON LELANG
1) Pakaian Dinas
2) Pemeliharaan alat Lab
3) Bahan dan Reagensia
4) Alat Tulis Kantor
Rencana kinerja kegiatan tahun 2015-2019 selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1.
4.2 Rencana Pendanaan Kegiatan 2015-2019
Pendanaan kegiatan BBTKLPP Surabaya berasal dari APBN baik yang berupa Rupiah
Murni dan PNBP. Disamping itu, melalui kerangka jejaring dan sinergi kegiatan dengan institusi
daerah serta mitra kerja diharapkan terdapat pembagian peran termasuk anggaran yang
disinergikan dari masing-masing pihak.
Dalam upaya meningkatkan efektifitas pendanaan, maka pendanaan kesehatan
diprioritaskan untuk peningkatan akses bagi masyarakat di Daerah Tertingal, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK), miskin dan kumuh.
Rencana pendanaan kegiatan tahun 2015-2019 selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 4.2.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 28
Tabel 4.1 Rencana Kinerja Kegiatan 2015-2019
PRORAM SASARAN KINERJA INDIKATOR KINERJA 2014 TARGET
2015 2016 2017 2018 2019 PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL 90 90 90 90 90 90
2. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 3. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko
penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium 9 26 44 63 83 104
4. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan 5 11 18 26 35 45
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik
5. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
23 33 44 56 69 83
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung
6. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
7 9 11 13 15 18
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
7. Jumlah laporan penilaian implementasi KTR oleh B/BTKLPP 5 6 7 8 9 10
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
8. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya 14 14 14 14 14 14
9. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 8 8 8 8 8 8 10. Jumlah pengadaan sarana prasarana 2 2 2 2 2 2
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 29
Tabel 4.2 Rencana Pendanaan Kegiatan 2015-2019
PRORAM SASARAN INDIKATOR KINERJA ALOKASI (Rp. Ribu)
2015 2016 2017 2018 2019 PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
649.340 664.340 679.340 694.340 709.340
2. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
338.371 368.371 398.371 428.371 458.371
3. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan
271.608 286.608 301.608 316.608 331.608
4. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi 335.898 350.898 365.898 380.898 395.898
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vector dan zoonotik
2.289.910 2.325.903 2.469.290 2.583.627 2.678.231
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung
Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
343.486 380.032 413.198 484.565 584.477
Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
Jumlah laporan penilaian implementasi KTR oleh B/BTKLPP
228.991 271.452 309.899 339.195 359.678
Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
13.218.927 13.250.427 13.281.927 13.313.427 13.344.927
2. Jumlah pengadaan sarana prasarana 9.973.634 9.988.634 10.003.634 10.018.634 10.033.634 3. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 79.534 94.534 109.534 124.534 139.534
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 30
BAB V PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
5.1 Pemantauan Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan proses kegiatan
agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan demikian perbaikan segera
dilaksanakan agar dapat dicegah kemungkinan terjadinya penyimpangan ataupun
ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran.Untuk itu, pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi jangkauan
pelayanan, kualitas pengelolaan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.
Pemantauan dilaksanakan selama proses pencapaian sasaran berlangsung yaitu tahun
2015-2019. Pemantauan dalam tahun berjalan dilakukan di awal perencanaan tahunan,
pertengahan tahun saat proses kegiatan berlangsung, serta akhir tahun saat proses pelaksanaan
kegiatan berakhir.
5.2 Penilaian . Penilaian dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang dicapai
dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan apakah suatu
program atau kegiatan diteruskan, dikurangi atau dikembangkan (akselerasi). Untuk itu penilaian
diarahkan guna mengkaji efektifitas dan efisiensi pengelolaan kegiatan.
NO INDIKATOR KINERJA DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN
1. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan BTKL
Jumlah sinyal SKD KLB dan Bencana yang direspon kurang dari 24 jam berdasarkan permintaan stakeholder dalam periode satu tahun
Jumlah sinyal SKD KLB dan bencana yang direspon kurang dari 24 jam dibagi dengan jumlah seluruh laporan sinyal yang diterima dari stakeholder dikali 100%
2. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium
Jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium
Akumulasi jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 31
bidang surveilans dan karantina kesehatan dalam periode satu tahun
kendali mutu laboratorium bidang surveilans dan karantina kesehatan dalam satu tahun
3. Jumlah Teknologi Tepat Guna bidang P2P yang dihasilkan
Jumlah teknologi tepat guna (prototype) yang dihasilkan selama satu tahun
Akumulasi Jumlah teknologi tepat guna (prototype) yang dihasilkan selama satu tahun
4. Jumlah sertifikat hasil uji laboratorium dan kalibrasi
Jumlah hasil pemeriksaan uji laboratorium dan kalibrasi dalam rangka pengendalian faktor risiko lingkungan dan faktor risiko penyakit berpotensi wabah, penyakit menular, tidak menular dalam kurun waktu 1 tahun
Akumulasi Jumlah hasil pemeriksaan uji laboratorium dan kalibrasi dalam rangka pengendalian faktor risiko lingkungan dan faktor risiko penyakit berpotensi wabah, penyakit menular, tidak menular dalam satu tahun
5. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic
Jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium bidang pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic dalam 1 tahun
Akumulasi Jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium bidang pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic dalam satu tahun
6. Jumlah rekomendasi surveilans atau kajian faktor risiko penyakit dan penyehatan lingkungan berbasis laboratorium pengendalian penyakit menular langsung
Jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium bidang pengendalian penyakit menular langsung dalam 1 tahun
Akumulasi Jumlah rekomendasi hasil kegiatan surveilans atau kajian faktor risiko kesehatan yang berbasis laboratorium baik analisis dampak kesehatan lingkungan, surveilans epidemiologi, kajian pengembangan pengujian dan kendali mutu laboratorium bidang pengendalian penyakit menular langsung dalam satu tahun
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 32
7. Jumlah laporan penilaian implementasi KTR oleh B/BTKLPP
Jumlah laporan penilaian implementasi KTR oleh B/BTKLPP berupa hasil kajian penilaian per Kabupaten dalam satu tahun
Akumulasi jumlah laporan penilaian implementasi KTR oleh B/BTKLPP berupa hasil kajian penilaian per Kabupaten dalam satu tahun
8. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 14 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA, Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev Bappenas, LEB dalam periode satu tahun, SPIP, Jejaring dan koordinasi kegiatan tahun berjalan, Penilaian Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik
Akumulasi jumlah dokumen sebanyak 14 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA 1 dokumen, Laporan Tahunan 1 dokumen, Laporan Keuangan 1 dokumen, Laporan BMN 1 dokumen, Lakip 1 dokumen, Profil 1 dokumen, Proposal PNBP 1 dokumen, Dokumen Kepegawaian 1 dokumen, e monev DJA 1 dokumen, e monev Bappenas 1 dokumen, LEB dalam periode satu tahun 1 dokumen, SPIP 1 dokumen, Jejaring dan koordinasi kegiatan tahun berjalan 1 dokumen, Penilaian Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik 1 dokumen.
9. Jumlah pengadaan sarana prasarana
Jumlah jenis pengadaan
sarana dan prasarana dalam
satu tahun
Akumulasi jumlah jenis pengadaan sarana dan prasarana dalam satu tahun
10. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P
Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
Akumulasi jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM B/BTKLPP dalam kurun waktu satu tahun
5.3 Pelaporan Laporan pencapaian target sasaran RAK 2015-2019 secara kumulatif disusun
berdasarkan data capaian kegiatan tahunan yang berasal dari Laporan Tahunan dan LAKIP.
Revisi Rencana Aksi Kegiatan BBTKLPP Surabaya Tahun 2015-2019 33
BAB VI PENUTUP
Rencana aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam
lingkup tugas BBTKLPP Surabaya yang diselenggarakan melalui kegiatan PP & PL berbasis
laboratorium dalam periode waktu 2015-2019 merupakan acuan dalam penyusunan
perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan, dan penilaian dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun. Diharapkan melalui penyusunan rencana aksi ini peran BBTKLPP Surabaya dalam kinerja
surveilans berbasis laboratorium sekaligus sebagai “regional center of excellent” pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan dapat terwujud.
Kepada semua pihak yang terlibat dan berdedikasi dalam penyusunan rencana aksi ini
disampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Disadari bahwa rencana aksi
ini masih memerlukan penyempurnaan dan review sesuai dengan perkembangan serta dinamika
faktor internal maupun isu-isu strategis.