ESTETIKA PADA ELEMEN PEMBENTUK RUANG
RESTORAN BARAT POTATO HEAD, PACIFIC PLACE
JAKARTA
(Disusun untuk memenuhi ujian tengah semester mata kuliah Estetika)
yang diampu oleh Husen Hendriyana, S.Sn., M.DES.
Oleh
CITRA NINGSIH PUSPA SAYEKTI
312130023
DI12-L
DESAIN INTERIOR
TELKOM CREATIVE INDUSTRIES SCHOOL
2013
RESTORAN
Restoran merupakan salah satu tempat umum yang sering kita jumpai,
berfungsi sebagai wadah atau tempat dimana kita dapat memesan dan menikmati
beraneka jenis makanan. Kota Jakarta memiliki banyak jenis restoran, dimana
setiap restoran memiliki konsep, gaya serta fungsi yang berbeda .
Penataan ruang dalam sebuah restoran merupakan hal yang sangat
mendasar dan vital dalam perancangannya ,hal ini merupakan salah satu faktor
mendasar terbentuknya suatu pencitraan yang dapat mendukung karya, dapat
menarik pengunjung atau sebaliknya .
Peranan penataan ruang meliputi berbagai hal yang terkait dengan elemen-
elemen desain yang bersatu padu menjadi sebuah ruangan yang memiliki makna
serta fungsi yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas manusia dalam sebuah
restoran.
Dalam merancang sebuah restoran melingkupi aktivitas visual,
kenyamanan visual, penampilan dan suasana yang ingin ditampilkan menjadi
persyaratan-persyaratan dalam merancang sebuah restoran. Keempat aspek
tersebut saling memiliki hubungan dimana tingkat kepentingan atau urutan
prioritasnya sangat bervariasi tergantung kepada aplikasinya.
Dalam konteks penataan ruang kesesuaian elemen yang dipilih,
pemrograman ruang,serta hal-hal yang terkait untuk memaksimalkan fungsi
tergolong aspek-aspek diatas oleh karena itu tanpa penataan ruang dengan
pemilihan komponen ruang yang baik suasana dan pencitraan yang ditimbulkan
tidak akan tercipta dengan baik pula.
Komponen yang paling mendasar dalam pembentukan suatu ruangan
terdiri dari 3 bagian yaitu : langit-langit (ceiling), dinding (wall), dan lantai
(flooring). Ketiga komponen ini berkaitan erat dengan elemen secara kasat mata
atas fungsi dan nilai yang dilihat dari segi estetikanya. Dirancang berdasarkan
fungsi yang pada awalnya sederhana menjadi berbagai macam jenis. Seiring
dengan perkembangan zaman inovasi dan eksplorasi bentuk dari materialpun telah
berkembang pada komponen maupun elemen interior tersebut.
POTATO HEAD
http://3.bp.blogspot.com/_Mytyi1KR-iE/SzKXeQ5pNUI/AAAAAAAACew/i63eiJQcdSI/s400/monsieur+potato+head.jpg
Konsep Ruangan :
Industrial Setting, dengan sentuhan furniture Vintage juga Retro dan dinding bercorak Space Invasion.
Kategori :
Kuliner, Eropa
Alamat :
Pacific Place Blok G Unit 51 A Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53, Jakarta
DIMENSI ESTETIKA
a. Operational Element
1. Structure Design
Media ( Material atau Bahan )
Lantai
Lantai adalah bidang yang berada pada bagian bawah ruangan yang
mempunyai permukaan datar dimana tempat manusia berpijak diatasnya.
Permukaannya harus cukup kuat untuk menahan penggunaan yang terus-
menerus. Penggunaan dan pemilihan lantai tentunya tidak terlepas dari
pertimbangan fungsi serta nilai estetikanya.
Lantai restoran didalam Potato Head bagian bar dan tempat makan
pengunjung dilantai dasar adalah berupa tegel berwarna abu-abu yang
mewakili kesan zaman dulu, vintage dan sedikit retro. Ukuran lantai yang
diterapkan, sekitar 30 x 30 cm. Tegel abu-abu ini handmade dari Yogyakarta.
Grey Tegel
http://www.travelandleisureasia.com/siteimage/scale/500/700/158333.jpg
Sementara pada mezzanine atasnya berlantai parket kayu berwarna cokelat
agak ketua-tuaan. Dengan kesan yang sama mengutamakan kesan usang
dalam ruangannya.
Brown Parquet
http://4.bp.blogspot.com/j5ybJ5kux0w/Tf7_Yz78IpI/AAAAAAAADk0/AfWtH6XEubA/
s1600/DSC01741.JPGfoto
Dinding
Bahan material dinding di restoran Potato Head ini menggunakan batako
dan finishing plester aci dengan cat pada lantai dasar yang dibelakangi bar
menggunakan cat waterproof saja karena ditempeli banyak jendela-jendela
krapyak bertema usang dengan irama besaran, bentuk lalu warna yang rapi
juga klasik, dan ada juga yang berwarna gelap. Sedangkan pada depan meja
bartender dicat berwarna krem sedikit kecokelatan dengan lukisan-lukisan
Space Invasion karya dari seorang seniman Yogyakarta, Eko Nugroho.
Dinding dengan lukisan Space Invasion, Eko Nugroho
http://indesignindonesia.com/filemodul/news/file_itemlampiran/24/potato_head_4_142643_vino_cms_.jpg
Dinding ruangan berumput
http://www.asia-bars.com/wp-content/uploads/2010/08/Potato-Head-jakarta003_1.jpg
Perpaduan furniture modern Perancis dan Jendela-jendela Krapyak usang dari Yogyakarta
http://1.bp.blogspot.com/-eaY6WWomFas/TbU6mqBbghI/AAAAAAAAAYk/SLPv-lG7uQ8/s320/Pr%25C3%25A9%25C3%25A7i%25C3%25B8u%2524+m%25C3%25B8m
%25C3%25A8%25C3%25B1t8936.jpg
Pada mezzaninenya, juga sama namun lukisan dinding Space Invasion
tidak terdapat pada ruangan. Mezzanine pada bagian selatan berdinding
rumput-rumput yang menembus lantai dasar. Sementara di bagian kolom
menggunakan bahan material vinil, dengan plin berketinggian 10cm.
Plafon
Plafon merupakan batas horizontal antara dinding dan atap suatu bangunan
dimana dapat menutupi segala system yang ada diatasnya, seperti electrical
system, pemasangan air conditioner, maupun system yang bersifat struktural
lainnya. Di restoran Potato Head sendiri plafon tidak menggunakan bahan
penutup pada umumnya, atau biasa disebut ceiling expose. Ditutup dengan
susunan-susunan jendela usang Krapyak Yogyakarta dengan susunan warna
dan besar kecil modul pola ukurannya. Jenis lampu yang digunakan pada bar
adalah lampu downlight yang berasal dari depan pesawat bekas, sedangkan
lampu pada ruang musik atau akustik menggunakan lampu spotlight.
Plafon berupa susunan jendela usang, dan penataan lampu downlight dan spotlight
http://www.asia-bars.com/wp-content/uploads/2010/08/Potato-Head-jakarta001_1.jpg
Tampak plafon dan dinding rumput dari mezzanine
http://www.asia-bars.com/wp-content/uploads/2010/08/Potato-Head-jakarta007.jpg
Tampak plafon dari jembatan arah mezzanine
http://www.asia-bars.com/wp-content/uploads/2010/08/Potato-Head-jakarta008.jpg
Surface Design
Decorative Form, Decorative Style and Perform
Konsep dekorasi yang digunakan pada ruangan tersebut adalah
Industrial Setting. Diperkuat dengan tersusunnya jendela-jendela usang
pada plafon yang tidak menyeluruh ditiap ruangan, diperlihatkan juga sisi
ceiling yang sengaja tidak tertutupi jendela-jendela usang tersebut.
Memperlihatkan konstruksi beton yang memang diperlihatkan seakan-
akan ditempat itu adalah tempat yang industrial. Yang sangat menguatkan
konsep industrial setting adalah bagian plafon, lalu lantai di ruang bar
yang diperkuat dengan barang-barang yang sangat antik dan memang
disengaja ‘rusak’ untuk masa kini. Bahkan lampu-lampu downlight dan
spotlightnya pun dibuat sebegitu antik dengan bentuk modern dan bersifat
sangat jarang dipakai oleh komersial lain.
Tema desain yang diusung adalah Vintage dan agak sedikit Retro.
Diperlihatkan dari pemilihan desain lampu spotlight yang Vintage,
furniture-furniture modern agar tidak terlalu usang, selain itu aksen yang
digunakan pada plafon dan dinding yang berupa jendela-jendela usang itu
menambah kesan kuno pada ruangan restoran tersebut, terutama pada
lantai dasar disekeliling bar. Untungnya pada seberang dinding yang
menjadi tersusunnya jendela-jendela usang itu, terkesan modern dan
futuristik jadi kesan playful tetap terlihat namun tetap pada dalam modus
yang serius dalam tahap dekorasi. Terdapat bekas lampu jalan kuno yang
berdiri di Paris tahun 1930-an, kursi bar dengan desain dudukan ala mobil
traktor, sampai lampu gantung yang dimodifikasi dari bekas hidung
pesawat. Sementara ornamen-ornamen logam tampak dibiarkan berkarat.
Pintu kayu tua menuju dapur tampak dibiarkan mengelupas, terdapat
lemari hijau dari rumah sakit tua di Perancis, sampai pagar besi yang
sudah berkarat.
Kesan serba usang itu dibayangi unsur modern dari perabotnya.
Tengok saja kursi-kursi makan yang manis dan nyaman buatan Tolix,
perusahaan mebel kondang asal Burgundy, Perancis. Lukisan mural yang
futuristik garapan Eko Nugroho juga menghiasi dinding restoran.
Tampak atas dari mezzanine restoran Potato Head dengan konsep Industrial Setting
http://www.asia-bars.com/wp-content/uploads/2010/08/Potato-Head-
jakarta005_1.jpg
Bar pada lantai bawah, penekanan pada furniture perpaduan Industrial, Vintage dan
Retro
http://www.asia-bars.com/wp-content/uploads/2010/08/Potato-Head-jakarta014.jpg
b. Synthesis Element
Dynamics of Visual Form
1. Realitas
a. Alam
Realita alam yang bisa didapat dari ruangan restoran ini yang
pertama adalah pencahayaan. Pencahayaan yang didapat pada ruangan
di siang hari bersifat alami, karena dinding-dinding pohon yang
membiarkan cahaya matahari masuk juga terdapat jendela-jendela
kaca yang besar dan pastinya matahari bebas masuk ruangan. Pada
luar ruangan atau teras juga sama, pencahayaan alami pada siang hari
karena memang didaerah yang terbuka dan beratap plastik. Kedua,
adalah dinding rumputnya. Walaupun sedikit dan tidak memakan
tempat banyak, namun dengan itu membuat penghawaan secara alami
b. Seni
Realita seni yang bisa didapat dari ruangan restoran ini adalah dari
penggunaan lukisan-lukisan yang penggambaran futuristiknya sangat
terlihat. Salah satu karya lukisan yang dibuat oleh Eko Nugroho itulah
yang menggambarkan sebuah Space Invasion futuristik, lawan dari
konsep ruangannya yang industrial. Namun penggabungannya sangat
cocok tidak ada penabrakan karena warnanya memiliki tone yang
sama.
Pernyataan Eko Nugroho, pelukis mural yang berlatar belakang
warna krem pastel tersebut bahwa konsep mural ini memang berasal
dari konsep pribadinya, bukan mengikuti konsep restoran. “(Konsep
mural saya adalah) Sebuah pertanyaan besar tentang kehidupan
masyarakat modern, isu-isu politik maupun sosial yang berkembang di
masyarakat saat ini. Lewat mural ini saya mempertanyaan masalah
“Global Paranoia” dalam “Global Identity”. “ Sebagai seniman yang
diundang untuk berkarya lewat sebuah dinding, Eko pun hanya
merespon ‘ruang’ yang ada, tanpa memikirkan konsep desain interior
yang telah matang direalisasikan oleh arsitek Andra Matin. Dari situlah
kemudian muncul wujud-wujud yang mengintimidasi seperti pesawat
UFO yang memiliki tangan, kotak bermata yang menyerupai televisi,
mesin cuci, juga mirip mesin kasir, dan manusia bertangan asimetris
(yang satu bercapit, dan yang satunya lagi menjuntai panjang).
Karya Eko yang bergaris organis secara bentuk melunakkan garis
yang tegas, tapi di sisi lain juga mendukung secara ‘rasa’. Karena
meski berbau dreamy dan surreal, gaya Eko menyiratkan pula
aura vintage. Karakter karya Eko yang kontemporer tapi berbasis
tradisi juga – walaupun tidak sengaja dimaksudkan untuk serasi –
melebur dengan kisi-kisi kayu yang terkesan vernakular.
Dinding dengan lukisan Space Invasion, karya Eko Nugroho tampak dari mezzanine
Kompas/Wisnu Widiantoro
Bagian lukisan dinding Space Invasion, karya Eko Nugroho dari jendela lantai
bawah.
http://gitahastarika.files.wordpress.com/
2012/09/3890f1c126a0e6f9f2408a1b1c24bd47.jpg?w=710
Yang kedua yang menjadi pusat perhatian adalah jendela-jendela
usang yang berasal dari Yogyakarta yang bernama Krapyak. Jendela-
jendela kuno ini menjadi penutup ceiling pada plafon dan dinding pada
sebagian ruangan restoran ini. Menurut sejarah dari Yogyakarta, krapyak
adalah sebuah podium tinggi dari batu bata untuk Sri Sultan kalau baginda
sedang memperhatikan tentara atau kerabatnya memperlihatkan
ketangkasannya mengepung, memburu dan mengejar rusa. Krapyak adalah
gambaran dari tempat asal roh-roh.
Contoh pengaplikasian jendela krapyak Yogyakarta pada Potato Head
http://mervfrench.wordpress.com/2011/07/
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dibangunnya restoran barat yang baru berdiri tahun 2008 ini
adalah untuk membuat salah satu tempat makanan bergaya western
menjadi marak, juga untuk menambah cabang yang dulunya ada diluar
negeri menjadi ada di Indonesia. Terutama di Jakarta dan Bali, yang
menjadi ibukota terbesar di Indonesia. Tujuan yang disampaikan dalam
interior yaitu untuk menampilkan sesuatu yang unik, cheerful, berkelas,
vintage dan mendekorasi tempat makan, berkumpul yang nyaman dan
aman. Aman karena meskipun konsep furniturenya terdapat sebuah bar
modern, namun tak ada cerita saat dimalam hari pengunjung ber-kelabing
atau dugem. Memang konsepnya hanya sekedar untuk tempat berkumpul,
bercengkerama dan menyantap makanan saja.
Sasaran dibangunnya restoran Potato Head ini adalah untuk siapa saja
yang ingin menyantap makanan ala Barat terutama Australia, Amerika
juga bisa menjadi tempat hiburan seperti hentakan musik olahan Jim
Wood, disc jockey asal London, sambil sekedar bercengkerama hangat
sambil menikmati cocktail. Spesifikasi sasaran utamanya adalah anak-anak
remaja, pekerja kantoran yang dekat dengan lokasinya di Pacific Place
Jakarta lantai dasar, pebisnis yang memiliki pertemuan dengan kliennya
atau pertemuan keluarganya masing-masing, sepasang kekasih dan masih
banyak lagi.
c. Conceptual Element
Aspek Pendorong dan Penunjang Perwujudan
1. Keadaan ibu kota yang semakin maju sehingga banyak turis yang
kadang menginginkan dirinya tetap menikmati makanan dan suasana
khas ditempat tinggalnya. Terutama Eropa.
2. Sudah banyak hiburan malam yang tidak baik sehingga membutuhkan
satu tempat hiburan malam namun aman dan tidak ada kekerasan fisik
dan mental.
3. Keadaan individu di ibu kota yang lifestyle-nya menginginkan sesuatu
yang modern, cepat dan selalu update.
4. Nurani manusia yang selalu ingin berkumpul dengan individu yang
lain dan untuk mewujudkannya memerlukan tempat yang homey, dan
nyaman walau hanya untuk sekedar bercengkerama bersama dan
menikmati hidangan di restoran tersebut.
5. Lokasinya yang strategis yaitu berada dilantai dasar sebuah mall
terkenal Pacific Place, Jakarta membuat orang-orang yang kelelahan
dan sedang lapar karena kegiatan, ingin cepat-cepat mendapatkan yang
dia inginkan, memungkinkan untuk langsung ke Potato Head.
Dampak Sosial
Dampak sosial yang ditimbulkan dengan dibangunnya restoran barat
Potato Head ini adalah sebagai berikut :
Dampak Positif
1. Ada lagi kuliner barat yang patut dicoba, terutama untuk orang yang
suka menyicip-icip jenis-jenis makanan dan tempat homey untuk
sekedar berkumpul menyantap dengan teman, keluarga, kekasih dan
lain-lain.
2. Cenderung tempat yang aman karena tempat ini sebisa mungkin
meminimalisir kejahatan dan alkohol. Meskipun ada juga kejahatan
yang mungkin tidak disadari pihak pengelola dan pemilik itu sendiri.
Dampak Negatif
1. Kesenjangan sosial.
Kesenjangan sosial yang dimaksud pada dampak ini adalah yang
masuk ke restoran ini hanya bisa yang memiliki banyak penghasilan
atau gaya hidup yang gaul, update, modern dan sebagainya.
2. Hedonisme
Hedonisme adalah salah satu isme yang berarti pemborosan dan
menghambur-hamburkan uang dan waktunya demi kesenangan diri
sendiri.
Sumber :
http://www.ptthead.com/
http://www.pacificplace.co.id/potato-head/
http://www.asia-bars.com/2011/03/potato-head-pacific-place-jakarta/
http://www.financeindonesia.org/showthread.php?802-Potato-Head-Eksklusif-Dengan-
Cara-Lain-Yang-Unik-Dan-Playful
http://indesignindonesia.com/read-news-3-0-24-space-
invasion.indesign.indonesia.magz
http://www.sendokgarpu.com/index.php/detail/restaurants/294/A-Unique-Planet-
Called-Potato-Head
http://id.openrice.com/jakarta/restaurant/potato-head-garage/17269/
http://mylittlecolorbox.blogspot.com/2012/12/potato-head-jakarta.html
http://www.jakarta100bars.com/2009/01/potato-head-pacific-place-mall-ground.html
http://alamatku.detik.com/direktori/potato-head-pacific-place
http://divonewsclips.blogspot.com/2013/07/potato-head-resto-berkonsep-interior.html
http://wolipop.detik.com/read/2010/02/17/181513/1301626/856/1/after-office-hour-hang-out
http://www.talkmen.com/articles/read/552/potato-head-garage-an-eclectic-pleasure-palace/
http://www.indonesiafinancetoday.com/read/8801/Just-Potatoes-at-Potato-Head
http://ornamenlandscape.blogspot.com/2011_07_01_archive.html