1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu media massa yang sangat mudah diakses dan paling berpengaruh adalah televisi. Televisi ibarat sebuah kotak ajaib yang tanpa kita sadari mampu menyihir begitu banyak orang di berbagai penjuru dunia untuk bersedia duduk manis dan menghabiskan waktunya untuk menatap berbagai macam program acara yang ditayangkan. Tidak peduli tua ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan sebagian masa pertumbuhan mereka untuk menatap benda yang satu ini. Televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya tariknya dibanding dengan media massa lainnya. Unsur-unsur itu berupa kata, musik, sound effect serta unsur visual berupa gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam kepada pemirsanya. Saat orang pertama kali membuat televisi, mereka menyadari bahwasannya televisi itu hanyalah merupakan suatu alat elektronik yang sama halnya dengan alat elektronik yang lainnya. Akan tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian khalayak untuk dapat “melihat sesuatu dari jarak jauh” telah menjadi kenyataan. Dengan menonton televisi, audience dapat melihat gambaran yang lebih jelas daripada media massa lainnya. Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film bioskop.Karena dengan menonton televisi, program acara dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman.Meskipun ukuran televisi yang relatif kecil dibandingkan dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu media massa yang sangat mudah diakses dan paling
berpengaruh adalah televisi. Televisi ibarat sebuah kotak ajaib yang tanpa kita
sadari mampu menyihir begitu banyak orang di berbagai penjuru dunia untuk
bersedia duduk manis dan menghabiskan waktunya untuk menatap berbagai
macam program acara yang ditayangkan. Tidak peduli tua ataupun muda, bahkan
anak-anak pun hampir menghabiskan sebagian masa pertumbuhan mereka untuk
menatap benda yang satu ini. Televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya
tariknya dibanding dengan media massa lainnya. Unsur-unsur itu berupa kata,
musik, sound effect serta unsur visual berupa gambar hidup yang mampu
menimbulkan kesan yang mendalam kepada pemirsanya. Saat orang pertama kali
membuat televisi, mereka menyadari bahwasannya televisi itu hanyalah
merupakan suatu alat elektronik yang sama halnya dengan alat elektronik yang
lainnya. Akan tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka
impian khalayak untuk dapat “melihat sesuatu dari jarak jauh” telah menjadi
kenyataan. Dengan menonton televisi, audience dapat melihat gambaran yang
lebih jelas daripada media massa lainnya.
Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film bioskop.Karena
dengan menonton televisi, program acara dapat dinikmati di rumah dengan aman
dan nyaman.Meskipun ukuran televisi yang relatif kecil dibandingkan dengan
2
layar bioskop, namun pesawat televisi dapat menghidangkan berbagai tayangan
program acara yang menarik dari berbagai penjuru dunia (Effendy, 1993:177).
Gambar 1.1. Grafik Perkembangan Media Massa 2007-2008
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa keberadaan televisi masih lebih
unggul dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar,
majalah, tabloid, film bioskop dan internet. Meskipun penggunaan internet dari
tahun 2007 ke 2008 persentasenya bertambah naik, tetapi internet belum bisa
diakses oleh semua kalangan seperti layaknya televisi.
Saat ini di Indonesia terdapat 10 televisi nasional, yaitu RCTI, SCTV,
Indosiar, ANTV, TPI, TRANS TV, TRANS7, Global TV, TvOne, dan Metro TV.
Delapan diantaranya adalah televisi bergenreentertainment, sementara dua televisi
lainnya yaitu tvOne dan Metro TV merupakan televisi bergenre berita.Televisi
berita merupakan kategori televisi yang sedang berkembang saat ini. Tren televisi
berita dengan program tayangan yang hampir 90% berkisar seputar informasi
dalam dan luar negeri ini mulai mendapatkan tempat khusus bagi para pemirsa
3
televisi. Ketika sebuah peristiwa penting terjadi, televisi berita tidak hanya
mengulas sekilas ulasan peristiwa itu saja seperti stasiun televisi kebanyakan,
namun membahasnya sedetail mungkin guna memenuhi keingintahuan khalayak
penontonnya.Disinilah letak kelebihan sebuah stasiun televisi berita.Segala
peristiwa dan informasi disampaikan secara cepat, akurat dan berimbang dalam
beraneka macam program yang dimiliki oleh stasiun televisi tersebut. Cepat dalam
arti segera ke sumber berita, akurat berarti benar menyampaikan data dan
berimbang berarti memiliki coverbothside dan tidak berpihak .
Televisi bernuansa berita ini memang tidak akan meraih rating setinggi
televisi-televisi yang berkutat di dunia hiburan atau keluarga. Berikut ini adalah
data yang berasal dari lembaga riset AGB Nielsen pada tahun 2009 yang
menunjukkan bahwa posisi televisi berita jika dilihat dari perolehan share yang
diperoleh masing-masing stasiun televisi nasional di Indonesia:
Gambar1.2.Tv share 2009
4
Dari data dapat terlihat bahwa televisi berita belum menjadi pilihan utama
pemirsa. Buktinya, TVOne dan Metro TV sebagai televisi bergenre berita masih
menjadi juru kunci perolehan rating dan share televisi swasta nasional. Sementara
stasiun televisi RCTI dan SCTV yang sebagian besar acaranya merupakan
program hiburan berupa acara sinetron, musik, reality show masih menguasai
urutan pertama dan kedua yang mendapatkan perhatian khalayak paling banyak.
Hal ini disebabkan karena kebanyakan khalayak menonton televisi untuk mencari
hiburan dan selanjutnya mencari informasi.
Salah satu televisi berita adalah tvOne. TvOne merupakan salah satu
televisi berita yang ada di Indonesia yang selalu menampilkan tayangan yang
memberikan informasi dari dalam dan luar negeri dengan kemasan yang dapat
memberikan hiburan kepada khalayaknya. Menarik untuk meneliti strategi
programmingdi tvOne karena televisi ini masih bisa dikatakan pemain baru dalam
kategori televisi berita. Namun angka rating dan share yang diperoleh stasiun
televisi ini di usia keduanya membuktikan bahwa stasiun televisi ini perlu untuk
diperhitungkan keberadaannya dan tvOne berhasil mengalahkan kompetitornya
yang sudah lebih dahulu berkecimpung pada televisi bergenre berita pada tahun
2001.
TvOne mampu meraih angka 4 pada program breaking news dan 5,5 pada
program Telusur yang membahas mengenai eksekusi mati Amrozi cs. Bagi sebuah
program berita langsung, rating di atas satu saja sudah lumayan. Pasalnya,
kebanyakan program berita di televisi nasional paling banter mendapat rating nol
koma hingga satu.Jika menembus rating dua, itu sudah bagus. Namun, program
serupa di televisi berita TVOne sempat meraih share 4 hingga 5. Selain itu, stasiun
5
televisi ini sudah berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia
(MURI) sebagai tayangan berita yang dibacakan langsung oleh 5 presenter dari 4
kota yang berbeda dalam satu layar dengan bobot pemberitaan yang berimbang
antar semua biro. Meski angka itu masih jauh dibandingkan dengan rating televisi
sinetron dan hiburan lainnya, namun itu merupapenghargaan tersendiri bagi tvOne
yang masih terhitung pemain baru di industri ini.
Bagi televisi berita, rating yang tinggi akan sulit mereka raih karena
sebagian besar khalayak yang menonton televisi lebih menyukai acara-acara
seperti sinetron daripada berita. Ketika sinetron dapat meraih share 20, maka news
hanya mampu meraih share 2-3. TvOne mengklasifikasikan dirinya dalam bidang
news and sports.Target audiens tvOne adalah 15+ ABC1. TvOne ditujukan untuk
kalangan profesional muda Indonesia dengan usia 20 – 35 tahun yang ingin maju
dan berkembang serta cinta bangsanya, dinamis, progresif, sourceful, mover dan
shaker dalam lingkungan komunitasnya, selalu berpikir positif untuk
kemajuan.Sebagai pendatang baru dalam dunia News, tvOne telah mempersiapkan
bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar
Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan
dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan
secara langsung pada pagi hari dari studio luar tvOneKabar ++ yang dikemas
sedemikian rupa sehingga penyampaian isu informasi tampil dengan lebih ringan
dan menarik. Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul : Kabar
Wawancara Herwin Krisbianto, produser program kabar ++ (23 September 2010)
99
4.2. Pembahasan
4.2.1. Perencanaan Program (Planning)
Perencanaan program Kabar ++ sepenuhnya bukanlah berawal dari divisi
programming tvOne. Bagian planning pada divisi programming tvOne tidak
secara langsung membuat rancangan sebuah program, melainkan hanya memberi
garis-garis besar mengenai gambaran program yang sebaiknya diproduksi oleh
program makers dan juga berfungsi untuk merencanakan pengembangan program
agar dapat meraih banyak penonton televisi.
Adapun alur sebuah perencanaan program pada divisi programming tvOne
adalah sebagai berikut:
Bagan 4.2 Alur Perencanaan Program
Perencanaan program Kabar ++ berawal dari instruksi GM Curent Affair
yang meminta Herwin Krisbianto (yang kini menjadi produser program Kabar
++) untuk membuat sebuah program CA berformat majalah yang memiliki
konsep unik dan berbeda dibandingkan program acara lainnya. Maka produser
pun dibantu oleh asistennya membuat konsep sebuah program berita yang
dikemas dengan kemasan yang santai, ringan, dan menghibur dengan ditambah
unsur-unsur lain seperti musik dan video klip.
Pada proses perencanaan pembuatan program baru dirumuskan pula tujuan
yang ingin dicapai jika program sudah ditayangkan. Rata-rata program televisi
Program analyst Program Maker Komite Program
Program baru
diterima
Program baru
ditolak
100
tayang di layar kaca bertujuan untuk mengisi slot yang ada karena sebuah layar
televisi tidak boleh blank karena hitungan yang dipakai adalah detik. Namun
tujuan disini adalah tujuan yang lebih khusus yang ingin diraih oleh masing-
masing program televisi. Adapun tujuan dari program Kabar ++ yang ingin
dicapai adalah agar para audiens mendapatkan hiburan dari penyampaian berita-
berita yang informatif dan dapat menjadi kritik sosial. Audiens yang ditargetkan
pada saat merencanakan pembuatan program ini adalah Male, 30+ danall people
sebagai target audiens umumnya.
Setelah selesai perumusan konsep, format, tujuan, target audiens dan
contoh realisasi program Kabar ++, produser pun mempresentasikannya ketika
rapat komite program. Kabar ++ pun memiliki pengemasan yang unik dan
menarik sehingga membedakannya dengan program lain.Komite program pun
memutuskan untuk menerima konsep program baru tersebut sehingga program
tersebut diizinkan untuk diproduksi.
Konsep yang ditawarkan oleh program Kabar ++ adalah black comedy,
satir, gambaran pahit yang dibawa senyum, ringran dan santai. Isu yang dibahas
pun adalah berita-berita terkini yang terjadi selama sepekan terakhir. Contohnya
adalah ketika berita heboh mengenai anggota dewan yang ribut mengenai
pembangunan gedung baru, studi banding ke luar negeri, dan rumah dinas mereka.
Kabar ++ pun membahas mengenai rumah-rumah warga miskin yang seperti
kandang kambing, segmen dua membahas lanjutan rumah miskin berupa rumah di
kolong jembatan dan rumah gerobak, segmen ketiga membahas mengenai satu
rumah berisikan 20 orang di Purwakarta, kemudian dibahas pula mengenai derita
anak-anak miskin yang harus ditinggal sendirian oleh orangtuanya dan segmen
101
terakhir membahas rumah dinas dan gedung miring DPR. Acara ini
memperlihatkan realitas yang terjadi, mengkritisi fenomena yang berbanding
terbalik sehingga membuat orang yang menyaksikannya menjadi lebih berpikir
dan kritis.
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka
pendek dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk
mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.Pada stasiun televisi,
perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang
akan diproduksi, program apa yang akan dibeli (akuisisi) dan penjadwalan
program untuk menarik sebanyak mungkin audiens yang tersedia pada waktu
tertentu. Stasiun televisi komersial di Indonesia menayangkan ribuan jam program
setiap tahunnya. Program-program itu sebagian diproduksi sendiri dan sebagian
lagi diperoleh dari sumber-sumber lain. Pada umumnya program yang dibuat
memiliki dua elemen di dalamnya, yaitu hiburan dan informasi.Pengelola program
pada stasiun televisi harus mampu mengarahkan programnya kepada segmen
audiens tertentu yang tersedia pada waktu siaran tertentu.
Perencanaan program pada dasarnya bertujuan untuk memproduksi atau
membeli program untuk ditawarkan kepada audiens. Setiap program acara
memiliki nilai khas sendiri yang membedakannya dengan program acara lain dari
televisi lain pula. Nilai atau ciri khas inilah yang akan membuat penonton televisi
tertarik dan selalu menantikan program tersebut agar tidak ketinggalan informasi
dari setiap episodenya. Tayangan televisi memiliki kelebihan yang membuatnya
berbeda dibandingkan dengan media massa lainnya. Kelebihan tersebut adalah
dapat didengar dan dilihat sekaligus, atau audiovisual.
102
Pada tahap perencanaan, seorang programmer harus mengerti apa tujuan
dari program yang akan dibuat. Tujuan utama televisi komersial pada umumnya
adalah untuk menarik audiens sebanyak-banyaknya agar pemasang iklan pun
semakin banyak yang membelanjakan uangnya pada stasiun televisi
tersebut.Meskipun selera penonton televisi adalah sesuatu yang sulit diterka, tetapi
satu hal yang pasti tidak ada program yang pernah sukses dengan mengabaikan
tujuannya.Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana
jangka pendek dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk
mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.Selain itu, konsep, format,
serta tujuan dibuatnya sebuah program dibahas dalam proses perencanaan
program. Hal ini akan berguna sebagai pedoman dalam merealisasikan program
yang direncanakan dan tata laksana program tersebut di kemudian hari.
Salah satu hal yang perlu dibahas dalam perencanaan sebuah program
adalah kemasan.Kemasan disini dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang perlu
dilakukan untuk menarik perhatian audiens melalui performa sebuah program,
sepertinya konsep yang unik, pembawa acara yang mampu menciptakan
kedekatan dengan penonton televisi, dan sebagainya.Pengemasan program yang
menarik ini dapat menarik minat penonton televisi.Apalagi untuk program sejenis
program berita seperti Kabar ++, pengemasan berita berat menjadi lebih ringan
dan menghibur menjadi sangat penting karena penonton televisi pada umumnya
lebih tertarik pada program hiburan.Pada kenyataannya program berita tidak dapat
bersaing dengan program hiburan di waktu tayang utama kecuali sedang terjadi
suatu peristiwa besar yang perkembangannya ingin diketahui masyarakat.
103
Programming mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan
program yang akan disiarkan. Hal yang harus dipertimbangkan tersebut adalah
persaingan dan ketersediaan audiens.Seperti yang diungkapkan oleh Ashar
Juandar, bagian programming tvOne bahwa bagian programming haruslah
memperhatikan audiensnya siapa, kompetitor siapa, dengan format program yang
ditawarkan dapat menyerap audiens dari program dan stasiun televisi manalagi.
Bagian program stasiun televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor
dalam merencanakan program yang akan disiarkannya. Terdapat beberapa hal
yang harus dipertimbangkan sebelum bagian program memutuskan untuk
memproduksi dan melakukan scheduling, yaitu: persaingan dan ketersediaan
audien. Hal yang harus diketahui oleh programming adalah kekuatan dan
kelemahan program dari stasiun televisi kompetitor.
4.2.2. Tata Laksana Program (Execution)
Tata laksana (execution) program Kabar ++dilakukan oleh tim produksi,
bukan oleh divisi programming. Tata laksana program dilakukan seperti prosedur
pembuatan program televisi kebanyakan, yaitu proses pra produksi, produksi, dan
post produksi. Format program Kabar ++ dibawakan secara santai, kritis, dan
menghibur oleh seorang presenter yang menyajikan liputan dengan gaya liputan
bertutur. Biasanya presenter menggunakan kostum santai.Pada awalnya satu
episode berisi satu tema, seperti ketika membahas mengenai banjir maka tema
pada episode itu adalah banjir sungguhan yang menggenangi rumah penduduk,
banjir interupsi para anggota dewan, banjir fasilitas yang dinikmati oleh
pemerintah.Namun seiring berjalannya waktu tema yg diangkat dalam setiap
104
episode terdiri dari 1 sampai 2 tema.Setiap tema berisikan visualisasi dan
informasi dari berbagai narasumber sehingga diharapkan dalam pemirsa dapat
memperoleh informasi secara utuh dan menyeluruh.
Arswendo Atmowiloto dipercaya sebagai pembawa acara program Kabar
++ ini. Pemilihan Arswendo Atmowiloto sebagai presenter disebabkan sosok
Arswendo yang dianggap memiliki karakteristik yang mirip dengan program
Kabar ++. Kabar ++ yang ingin menjadi program yang penuh kritik, mengkritisi
problematika bangsa dan permasalahan hidup yang dihadapi masyarakat.
Arswendo yang memang dikenal sering mengkritik keadaan bangsa ini diharapkan
mampu memberikan kesadaran kepada penonton yang menyaksikan program
Kabar ++ lewat kritikan nakal ala dirinya.
Musik dan video klip ini menjadi ciri yang paling khas dari program
Kabar ++. Selalu ada musik yang mengiringi pokok bahasan setiap segmen
Kabar ++.Musik yang dipilih pun terkadang sangat unik dan bukan linear.Contoh
musik linear adalah ketika seseorang berbicara mengenai koruptor maka dibenak
mereka lagu Slank dan Iwan Fals lah yang terlintas.Pemilihan musik lebih
difokuskan pada kemiripan lirik yang ada. Contoh ketika salah satu segmen di
episode pertama membahas mengenai fasilitas mewah di penjara, lagu yang
mengiringi adalah Welcome to my paradise- StevenAnd Coconut. Lirik lagu
welcome to my paradise ternyata sangat pas dengan kondisi ketika seorang
narapidana memiliki kamar sel yang lengkap dengan peralatan karaoke, AC,
televisi, ruang kerja, dan sebagainya. Fasilitas itu ibarat seperti surga dunia bagi
para narapidana yang sedang menjalani masa hukuman dan seharusnya jauh dari
segala bentuk fasilitas mewah.
105
4.2.3. Penjadwalan Program (Scheduling)
Salah satu langkah paling penting dalam programming adalah menetapkan
target audiens agar program ditayangkan pada waktu yang tepat sasaran.Misalnya
saja, tidak mungkin tayangan kartun yang target penontonnya adalah anak-anak
ditayangkan di saat anak-anak masih bersekolah. Atau tayangan olahraga seperti
sepakbola ditayangkan ketika kebanyakan pria sedang bekerja karena jika hal
tersebut dilakukan maka penonton yang akan mampu dijangkau hanya sebagian
kecil saja. Berbeda dengan ketika acara kartun ditayangkan di waktu liburan
sekolah atau setelah anak-anak pulang sekolah dan acara seperti olahraga
sepakbola ditayangkan pada malam hari yang tentunya akan mampu merangkum
jumlah penonton yang begitu besar.
Kabar ++ pertama kali tayang pada akhir bulan Februari 2010.Episode
pertama menayangkan beberapa kasus yang sedang terjadi di negeri ini.Pada
segmen pertama dibahas mengenai interupsi dalam rapat anggota dewan dan aksi
meneriaki pemimpin rapat. Segmen berikutnya membahas kasus penjara mewah
Artalita Suryani yang pada saat itu sedang booming. Segmen ketiga membahas
mengenai dunia persebakbolaan Indonesia yang lebih banyak sepak nya daripada
bolanya.Keadaan persepakbolaan Indonesia yang bertolak belakang dengan
prestasi sepakbola dari negara-negara yang mengikuti ajang piala dunia.Segmen
keempat menyindir sikap presiden yang cenderung sering mengeluh mengenai
situasi yang terjadi.Presiden yang terlihat begitu lemah menjadi sasaran empuk
sindiran Arswendo.
Program Kabar ++ ditayangkan pada malam hari menjelang late
fringe.Alasannya karena program Kabar ++ dianggap sebagai program yang lebih
106
lelaki sehingga dipilih malam hari setelah program andalan Apa Kabar Indonesia
Malam dan setelah Kabar ++ adalah berita olahraga Kabar Arena. Urutan
tayangan program tersebut membuat program tidak akan terlalu loncat
menjangkau target audiens karena program-program tersebut memilih laki-laki
sebagai sasaran khalayaknya.
Strategi penjadwalan program Kabar ++ saat ditayangkan pada malam
hari adalah counterprogramming dengan program Kick Andy, Metro tv, yaitu
menampilkan program acara yang sama sasaran khalayaknya dengan kick Andy
dan disiarkan pada jam tayang yang sama. Namun setelah ditelaah lebih lanjut
ternyata program seperti Kabar ++ yang penyajiannya begitu ringan dan
menghibur tidak hanya dapat dilahap oleh penonton berjenis kelamin laki-laki,
tetapi ibu-ibu pun bisa menyaksikannya dan dengan mudah menyerap pesan yang
disampaikan. Oleh karena itu ketika angka rating semakin menurun maka pihak
programming segera melakukan penjadwalan ulang dengan memindahkan jam
tayangnya di hari Sabtu pada sore hari. Dengan pemikiran bahwa di hari Sabtu
kebanyakan orang libur bekerja dan menghabiskan waktu di rumah dan pada sore
hari biasanya ibu-ibu menghabiskan wkatu dengan menonton televisi.
Setelah nyaris selama 7 bulan penayangannya di jam malam, hasil yang
diperoleh jika mengikuti standar rata-rata industri televisi, program Kabar ++
belum terlalu berhasil mendapatkan perhatian dari khalayaknya, terbukti dari
angka rating dan sharenya yang hanya bermain di angka 3. Divisi programming
pun segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan keberlangsungan tayangan
program Kabar ++. Setelah ditelaah ternyata program seperti Kabar ++ yang
mengulas berita dengan format yang ringan ternyata dapat diterima oleh siapa saja
107
yang menyaksikannya (target audiens televisi, ABC 15+). Oleh karena itu divisi
programming pun melakukan penjadwalan ulang terhadap program Kabar ++ ini.
Program Kabar ++ pun pindah tayang menjadi sore hari di akhir pekan.
Programming menjadwalkan program Kabar ++ untuk tayang pada waktu
tersebut atas dasar di akhir pekan adalah waktu berkumpulnya keluarga, dimana
ayah ibu dan anak berkumpul dan sore hari adalah waktu dimana semuanya
sedang melakukan kegiatan santai di dalam rumah sehingga program berita yang
dikemas ringan ini dapat disaksikan oleh seluruh anggota keluarga.
Penjadwalan sebuah program ibarat sebuah seni bermain scrabble.
Programming harus mampu mengutak-atik jam tayang untuk menemukan formula
yang pas agar sebuah program televisi dapat tayang sesuai dengan target yang
diharapkan.Bagaimana caranya seorang programmer menempatkan sebuah
program agar dapat tayang, disaksikan oleh penonton televisi dan menjadi
program favorit yang selalu dinantikan oleh penontonnya.Bagian program harus
menganalisis dan memilah setiap waktu siaran televisi guna mendapatkan
berbagai macam audiens yang diinginkan karena setiap waktu siar memiliki
karakter audiens yang berbeda-beda.
Pola acara yang disusun oleh program Kabar ++ menghasilkan lembar
program per waktu tayang untuk harian, mingguan, satu bulanan, atau tri wulan.
Penempatan program harus sesuai dengan target audience dan tetap
mempertahankan nilai komersial sehingga terbentuk audience behavior
(kebiasaan menonton khalayak).
Penentuan jam tayang sebuah program dilakukan atas dasar prilaku
audiens, seperti kebiasaan audiens menonton televisi. Setiap audiens memiliki
108
kebiasaan yang berbeda dalam menonton acara televisi. Ketika program yang
akan ditayangkan memiliki target audiens adalah anak-anak, maka programmer
tidak mungkin menempatkan program ana-anak pada jam malam. Setiap jam
siaran memiliki tipe audiens yang berbeda. Melalui penjadwalan yang tepat,
programmer tidak hanya merancang strategi untuk mendapatkan audiens dalam
jumlah banyak, menarik audiens dari stasiun televisi lain, tetapi programmer juga
harus memiki cara untuk menciptakan kebiasaan pada diri masing-masing audiens
untuk selalu rutin menonton program televisi yang ditayangkan. Mempertahankan
audiens dan memiliki audiens yang memiliki kebiasaan rutin menyaksikan
program televisi yang sama setiap waktu siar semakin lama akan semakin sulit
dikarenakan adanya fenomena zapping, dimana dengan sebuah remote control
audiens dapat memindahkan saluran televisi kapanpun mereka mau. Ini akan
menjadi tantangan tersendiri bagi programmer untuk selalu menciptakan
kebiasaan audiens agar selalu menonton program yang sama dengan cara
bekerjasama dengan bagian promo.
Dalam melakukan penjadwalan sebuah program, tidak jarang programmer
akanmeleset menentukan jadwal sebuah program. Ada yang disebut trial eror oleh
mereka ketika ternyata situasi dan kondisi yang ada tidak sesuai dengan hasil
prediksi mereka. Sehingga perlu dilakukan penjadwalan ulang untuk menentukan
jam tayang baru agar tayang pada jam dan berhasil menjangkau target audiens.
Untuk mengetahui apakah program-program yang ada telah sesuai
penempatan jam tayangnya dan telah mengenai target audiens atau belum, seorang
programmer haruslah mengetahui situasi pasar dan target pasar yang ada.
Menurut Shearman (1995 : 345), “suatu komunikasi yang efektif antara stasiun
109
televisi dengan para pemasok program merupakan urat nadi dari programming
stasiun tv tersebut dan menentukan kehandalan seorang programmer.”
Perubahan kebiasaan menonton audiens terhadap suatu program dapat
mempengaruhi performa sebuah program. Perbedaan kebiasaan menonton ini
dikarenakan perbedaan usia, status sosial, pekerjaan, dan sebagainya. Anak-anak
biasanya hanya menonton program-program tertentu sesuai pilihan orangtuanya,
orang-orang yang bekerja menonton program-program yang disiarkan ketika
mereka sedang senggang atau tidak sedang bekerja. Setelah beranjak dewasa,
konsumsi media semakin beragam dan selanjutnya pada saat memasuki usia lanjut
kita kembali pada media yang lebih domestik seperti televisi dan buku. Begitu
juga dengan perbedaan kelas sosial.Semakin tinggi kelas sosial dengan
penghasilan yang tinggi cenderung menyisihkan tempat media karena konsumsi
terhadap hal-hal yang bersifat non-media jauh lebih tinggi.Hal ini berarti kelas
sosial menengah mempunyai kecenderungan paling banyak mengkonsumsi
televisi. (McQuail, 1996 : 217).
Pengelola sebuah stasiun televisi harus mengetahui siapa saja audiens
yang menonton televisi pada waktu tertentu. Misalnya saja, acara di pagi hari pada
hari libur banyak ditonton oleh anak-anak, maka jika sebuah stasiun televisi ingin
menyajikan program khusus anak-anak, jam tayang saat itulah yang paling tepat.
Mengetahui siapa audiens pada waktu tertentu akan sangat berpengaruh
terhadap program yang ditayangkan. Ketika program menjadi sebuah produk yang
dijual maka penonton televisi adalah pengambil keputusan untuk menyaksikan
program tersebut. Jika program yang disajikan sesuai dengan kebutuhan mereka
maka program tersebut kemungkinan besar akan disaksikan. Jika penayangan
110
program sudah tepat sesuai target audiensnya, program tersebut akanmeraih rating
share yang tinggi maka akan berpengaruh kepada para pemasang iklan. Semakin
besar rating sebuah program maka akan semakin banyak uang yang akan
dibelanjakan pemasang iklan pada program tersebut dan akan mendatangkan
profit yang besar bagi perusahaan.
4.2.4. Evaluasi Program (Evaluation)
Melalui perencanaan program, ditentukan perencanaan sebuah program,
konsep dan format program tersebut, serta tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi
disini berarti adalah proses mengamati perkembangan tayangan sebuah program.
Apakah program berhasil meraih jumlah audiens seperti yang diharapkan,
tanggapan masyarakat mengenai program acara, nilai rupiah yang berhasil
didapatkan perusahaan melalui program tersebut.
Divisi programming tvOne melakukan evaluasi program dengan cara
melihat performa program melalui rating dan share yang didapatkan. Berdasarkan
angka rating dan share yang didapat sebuah program dapat terlihat seberapa eksis
program tersebut di mata penonton televisi. Semakin tinggi angka rating yang
didapat sebuah program menandakan bahwa banyak orang yang menyaksikan
program tersebut.
Proses evaluasi terhadap program Kabar ++, programmer melihat naik
turunnya audiens dari setiap segmen program dan episode setiap minggunya.
Ketika diketahui pada segmen berapa penonton menurun, maka dicarilah apa
penyebabnya. Mungkin seperti pembahasan pada segmen itu yang kurang menarik
atau hal lainnya.
111
Untuk aspek kepermisaan, Kabar ++ bukanlah program andalan seperti
program-program tvOne lainnya, AKI Pagi, AKI Malam, dan Kabar
Petang.Kabar ++ belum terbranding dengan baik sehingga program ini belum
terlalu eksis di mata para penonton televisi.Bahkan program ini hanya mampu
menempati peringkat diatas 15 dari sekitar 30an jumlah program CA
tvOne.Program ini hanya mendapatkan rating yang minim ketika tayang di malam
hari karena program kompetitornya adalah sebuah program yang sudah jauh
memiliki nama dan eksis bahkan berhasil menarik penonton diatas target yang
diinginkan. Secara tidak langsung, keberhasilan program dalam menarik audiens
juga dipengaruhi oleh penempatan dan penjadwalan program kompetitor di
stasiun televisi lain.
Program Kabar ++ yang pada mulanya ditayangkan setiap Jumat jam 10
malam kalah saing dengan program kompetitornya, yaitu Kick Andy yang
ditayangkan Metro tv. Kick Andy telah lebih dulu mengudara dengan tampilan
talkshow yang tidak terlalu kaku, bintang tamu yang unik mulai dari orang-orang
penting negeri ini sampai kepada orang-ornag yang mungkin dilupakan oleh
negeri ini, pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan host kepada bintang tamu
adalah pertanyaan yang tidak penuh basa-basi menjadi kekuatan tersendiri untuk
program ini. Kick Andy mampu menarik jumlah audiens yang begitu besar pada
saat program ini ditayangkan, bahkan audiens itu tidak hanya yang termasuk
target mereka, tetapi sudah lebih meluas dari target sasaran mereka.
Kondisi Kick Andy yang sudah lebih eksis ini menjadi tantangan yang
harus dilumpuhkan oleh program Kabar ++ tvOne. Hal ini dikarenakan program
Kabar ++ dan program Kick Andy memiliki target audiens yang relatif sama.
112
Rating dan share kemudian menjadi patokan pengukur sebagai berhasil atau
tidaknya strategi pemrograman sebuah program televisi.Rating dan share menjadi
ukuran untuk menentukan keberhasilan sebuah program. Share program Kabar
++ hanya bermain di angka 3 dan 4, sementara target share CA tvOne sekitar 7.
Karena keberadaan program Kabar ++ yang semakin hari semakin
merosot perolehan angka rating dan share maka programming segera melakukan
evaluasi dan mengambil tindakan untuk mennyiasati agar program yang
pengemasannya unik seperti Kabar ++ dapat tetap bertahan tayang di layar kaca
tvOne. Programming pun segera melakukan penjadwalan ulang agar program
Kabar ++ dapat terus tayang. Program Kabar ++ yang awalnya tayang di malam
hari setiap hari Jumat kemudian dipindahkan menjadi hari Sabtu di sore hari
dengan harapan mampu menjangkau penonton dari semua lapisan, baik pria
ataupun wanita.Hasilnya, program ini mulai menunjukkan peningkatan dengan
perolehan rating dan share yang mulai menanjak naik.
Hal lain yang menjadi standar penentu keberhasilan sebuah program
adalah pengiklan atau lebih tepatnya jumlah pengiklan yang membelanjakan
uangnya pada sebuah program di stasiun televisi. Jika ditanya apakah pengiklan
yang mengisi slot Kabar ++ sudah memenuhi target atau belum, maka
pertanyaannya adalah apakah target produk yang mengiklan di Kabar ++ adalah
produk-produk yang sesuai dengan target penonton Kabar ++. Bisa saja penonton
tetap Kabar ++ adalah Male 40+ ABC1.Bukan berarti produk seperti sim card
provider telepon genggam tidak dapat beriklan disana.Seperti yang dipaparkan
planning supervisor divisi programming tvOne bahwa pada penerapannya tvOne
belum memaksimalkan segmentasi pengiklan dengan segmentasi penonton yang
113
disasar. Pengiklan produk apapun memiliki kemungkinan untuk beriklan di
program Kabar ++. Padahal jika dilihat dari index yang diperoleh, tvOne bisa
menjual program ini kepada pengiklan yang memasarkan produknya sesuai
dengan audiens program Kabar ++.
Secara umum, rating adalah penilaian atau evaluasi terhadap
sesuatu.Rating bisa dikatakan sebagai rata-rata pemirsa pada suatu program
tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari kelompok sampel atau potensi
total. Pengertian yang lebih mudah, rating adalah jumlah orang yang menonton
suatu program televisi terhadap populasi televisi yang di persentasekan. Yang
dimaksud dengan populasi TV di sini adalah semua orang yang berusia lima tahun
ke atas yang mempunyai akses terhadap televisi di rumah tangganya masing-
masing.
Ketika sebuah program tidak mendapatkan angka rating dan share yang
dijadikan alat ukur keberhasilan sebuah program yang dipercaya oleh para
pengiklan, penonton, dan pengelola televisi, maka program tersebut tidak lantas
diberhentikan penayangannya. Hal ini dikarenakan bahwa pada kenyataannya
rating bukanlah penentu sejati keberhasilan sebuah program sebab rating hanyalah
sebuah ukuran kuantitatif yang sama sekali tidak mengukur atau meminta alasan
kepada penonton mengapa mereka menyaksikan sebuah program acara.
Namun karena pada umumnya para pengelola stasiun televisi menentukan
program mana yang akan ditayangkan dan mana yang akan dipindahtayangkan
atau diberhentikan penayangannya berdasarkan rating, maka secara tidak
langsung, rating menentukan keefektifan dari sebuah strategi pemrograman.
Rating dijadikan acuan apakah program dipertahankan, dipindahkan jadwal
114
penayangannya, atau diberhentikan penayangannya karena berdasarkan ratinglah
sebuah stasiun televisi mendapatkan pengiklan melalui program-programnya.
Keberlangsungan hidup sebuah stasiun televisi komersial sangat ditentukan oleh
profit yang didapatkannya dan sumber terbesar adalah para pemasang iklan. Maka
jika sebuah program benar-benar diberhentikan penayangannya bukan tidak
mungkin karena program tersebut memberikan kerugian dan tidak menghasilkan
apa-apa untuk stasiun televisi tersebut. Tetapi beberapa program yang angka
ratingnya tidak memuaskan namun memiliki program content yang menarik serta
kemasan program yang unik, maka akan dilakukan strategi ulang seperti
melakukan penjadwalan ulang terhadap program tersebut.
Data kepemirsaan TV yang mengukur persentase pemirsa televisi
mempunyai kekuatan yang sangat besar. Jika pemirsa suatu program banyak,
maka rating program televisiakan naik, pengiklan yang akan mengiklankan
produknya juga akan tertarik memasang iklan di program tersebut. Sehingga
mempengaruhi pendapatan finansial stasiun televisi tersebut. Oleh karena itu, data
kepemirsaan televisi atau rating televisi berpengaruh terhadap penayangan suatu
program. Bisa diistilahkan bahwa rating program adalah ”Tuhan” bagi para
pengelola stasiun televisi. Suka atau tidak suka, ternyata rating memiliki pengaruh
yang besar terhadap stasiun televisi karena secara tidak langsung akan
mempengaruhi keadaan finansial sebuah industri televisi. Karena sebuah stasiun
televisi membutuhkan finansial serta profit untuk membiayai keberlangsungan
hidup perusahaannya seperti membayar gaji para pegawainya, mengeluarkan uang
untuk membayar pemancar dan uang untuk memproduksi program.Dan finansial
pun menjadi aspek kedua pengukur keberhasilan sebuah program. Finansial ini
115
berarti adalah pengiklan atau pengisi slot iklan selama program tayang.Tidak
ketinggalan, image juga menjadi penentu keberhasilan sebuah program.Image
disini berarti citra stasiun televisi di mata penonton.
Berikut ini adalah alur serta pembagian tugas dalam strategi pemrograman
sebuah program acara:
Bagan 4.3 Hasil Penelitian
Perencanaan sebuah program tidak lepas dari peran serta divisi
programming, program maker dan komite program. Ketiga elemen ini tidak dapat
dipisahkan ketika merencanakan pembuatan atau memproduksi sebuah program
baru. Divisi programming melakukan analisis terhadap program yang sudah ada
dan tayang namun tidak menunjukkan tanda-tanda keberhasilan yang kurang
memuaskan dan sudah tidak diminati lagi oleh audiens. Programming pun
memberikan garis-garis besar gambaran program yang sebaiknya diproduksi oleh
program makers. Planning dalam divisi programming tvOne secara tidak
langsung membuat atau memproduksi sebuah program. Planning disini juga
bertugas untuk mengembangkan penonton televisi melalui perencanaan
Perencanaan
-divisi programming memberikan gambaran mengenai program seperti apakah yang sebaiknya di produksi (berdasarkan analisis performa program yang ada dan kebutuhan audiens) - program makers membuat rancangan sebuah program - dummyprogram bari dipresentasikan di rapat komite program. - komite program memutuskan apakah program tersebut boleh ditayangkan atau tidak - jika ya, maka segera diproduksi oleh tim produksi.
Tata Laksana
-pembentukan tim produksi
- tim produksi siap memproduksi program melalui tahap pra produksi – produksi – post produksi. - pra produksi: memilih lokasi syuting, host, dan tema - produksi: melakukan wawancara dengan narasumber, liputan, taping production. - post produksi: verbatim, injest gambar, musik dan video klip, editing.
Penjadwalan
- menentukan jam tayang program berdasarkan habits penonton, prilaku audiens dan televisi kompetitor. - jam tayang ditentukan berdasarkan slot yang tersedia dan karakter target audiens.
Evaluasi
- evaluasi dilakukan berdasarkan perolehan rating dan share, image dan pengiklan. -jika program mendapat rating tidak sesuai yg diharapkan tetapi program memiliki kemasan yang unik dan berbeda dengan program acara lain maka dilakukan strategi ulang. - strategi tersebut dapat berupa pergantian presenter, penjadwalan ulang, memberikan sentuhan baru pada format acara.
116
pengembangan program, misalnya dengan mengatur jadwal tayang yang sesuai
dan mengarahkan pengembangan sebuah program acara.
Tata laksana sebuah program televisi sepenuhnya ditangani oleh tim
produksi program tersebut.pada tahap tata laksana tim produksi melakukan proses
pra produksi, produksi dan post produksi. Tim produksi menentukan orang-orang
yang akan dijadikan sebagai narasumber setiap episode, melakukan liputan guna
mendapatkan gambar-gambar yang bagus dan penuh makna, taping production,
dan proses editing.
Divisi programming melakukan penjadwalan program baru yang sudah
disetujui oleh komite program dan dibuatkan episode perdananya oleh tim
produksi program yang bersangkutan. Dalam menentukan penjadwalan, bukan
tidak mungkin divisi programmingakan melakukan kesalahan dalam penempatan
program atau yang mereka sebut trial eror. Peristiwa seperti itu bisa terjadi karena
divisi programming pada awalnya melakukan prediksi sehingga bukan tidak
mungkin prediksi yang dilakukan oleh divisi programmingakanmeleset.
Hal pertama yang harus dipikirkan oleh programmer dalam melakukan
penjadwalan sebuah program adalah kekuatan dan kelemahan stasiun televisi
kompetitor.Ketika programming merencanakan untuk menayangkan sebuah
program baru pada hari Jumat, pukul 22.30 WIB maka programming harus
mengetahui program apa yang ditayangkan oleh kompetitor pada jam tayang yang
sama. Apakah kompetitor menayangkan program yang sejenis atau tidak.jika
terdapat program yang berjenis sama, maka programming harus
mempertimbangkan apakah program tersebut mampu menarik perhatian audiens
untuk beralih dan meninggalkan program kompetitor yang sudah terlebih dahulu
117
eksis. Jika format program berbeda, maka programming pun harus bisa
menciptakan sebuah formula berupa konsep dan format program yang mampu
menarik perhatian audiens untuk pindah dan menyaksikan program baru yang
ditayangkan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan audiens. Programmer
harus mempertimbangkan jumlah penonton yang dapat ditarik untuk menyaksikan
program yang akan dibuat. Audiens yang ada pada setiap waktu siaran menjadi
faktor yang sangat menentukan dan harus dipertimbangkan oleh seorang
programmer dalam menentukan program dan penjadwalannya. Terdapat dua
pilihan penonton yang bisa dijangkau oleh sebuah program, dan hal inilah yang
harus direncanakan oleh programmer sebelum melakukan penjadwalan program
nantinya, yaitu menarik audiens dari program televisi kompetitor atau
menayangkan program yang berbeda dengan program kompetitor.
Setelah program tayang, maka hal selanjutnya yang perlu dilakukan oleh
divisi programming dalam melakukan strategi pemrograman adalah tahap
evaluasi. Programmer mengevaluasi program berdasarkan angka rating dan share
yang diperoleh oleh program tersebut. Selain itu, image stasiun televisi yang
timbul akibat program tersebut pun menjadi bahan evaluasi bagi divisi
programming.dan hal terakhir yang dievaluasi adalah pengiklan atau pemasang
iklan pada program tersebut.
Berdasarkan angka rating dan share dapat diketahui seberapa banyak orang
yang menonton program tersebut pada saat program ditayangkan. Semakin tinggi
angka rating maka semakin banyak pula audiens yang menyaksikan program
tersebut.Angka rating dan share pun menjadi alasan logis bagi pemasang iklan
118
untuk membelanjakan uangnya pada program tersebut. Jadi, semakin tinggi rating
dan share yang diperoleh oleh sebuah program, maka semakin banyak orang yang
menonton acara tersebut dan akan semakin banyak pula pemasang iklan yang
tertarik untuk membelanjakan uangnya dengan memasang iklan pada program
tersebut. Dan semakin banyak pemasang iklan yang memasang iklannya pada
stasiun televisi tersebut maka akan semakin besar pula nilai rupiah yang akan
diperoleh oleh perusahaan televisi tersebut.
Rating pun menjadi pedoman untuk menilai performa sebuah program.
Ketika rating yang diperoleh program acara baik, maka otomatis program tersebut
akan tetap dipertahankan apalagi jika program tersebut ternyata membuat citra
stasiun televisi menjadi semakin baik di mata penonton televisi. Namun apa yang
terjadi ketika rating yang diperoleh sebuah program acara tidak menunjukkan
angka yang memuaskan dan hanya mendapatkan angka yang seadanya saja?
Apakah lantas program ini diberhentikan penayangannya?
Rating bukanlah satu-satunya penentu yang memutuskan apakah sebuah
program akan terus ditayangkan, dipindahtayangkan penjadwalannya atau
diberhentikan penayangannya begitu saja. Program yang memiliki konsep unik
dan berbeda dengan program lainnya atau memiliki variasi program patut untuk
dipertahankan dan tidak lantas diberhentikan penayangannya. Pada tahap evaluasi,
programmer akan berusaha menemukan formula yang baru agar program yang
ratingnya buruk atau biasa saja tetap dapat diterima khalayak dan dapat terus
bertahan tayang di layar kaca serta rating yang menjadi ukuran dan patokan bagi
para pengelola program, pengiklan, dan khalayak dapat semakin beranjak naik
dan meningkat. Formula itu bisa saja berupa mengganti presenter program karena
119
secara tidak langsung pembawa acara juga berpengaruh dalam memikat perhatian
audiens untuk menyaksikan program yang dibawakannya, mengubah beberapa
konsep seperti program yang tadinya berat dan sulit diterima masyarakat dibuat
menjadi lebih santai dan ringan, atau melakukan penjadwalan ulang.
Ada sesuatu hal yang menarik, ketika kita berbicara mengenai rating. Kita
harus memperhatikan dari sudut pandang manakah kita membicarakannya. Jika
membicarakan rating dari sisi pengiklan maka kita membicarakan rating sebagai
sebuah indikator kuantitatif. Namun hal tersebut tidak serta merta kemudian
menjadi keputusan akhir untuk menentukan keberlangsungan sebuah
program.Rating kemudian harus dipahami secara berbeda ketika kita berbicara
mengenai keterlibatan program terhadap audiens serta dampak yang
ditimbulkannya. Apakah sebuah program dengan rating yang relatif tinggi harus
diteruskan penayangannya tanpa melihat apakah dampak keterlibatan program
tersebut terhadap audiens, bernilai positif atau justru memberikan nilai negatif.
Lalu apakah sebuah program yang ratingnya kurang bagus tetapi memiliki
keterlibatan serta dampak yang baik dengan masyarakat harus diberhentikan
penayangannya?
Ketika pengelola televisi jauh lebih mengutamakan rating dibandingkan
kewajibannya untuk memberikan nilai positif kepada khalayak, maka ia harus
menyadari dan memahami arti rating dari sudut pandang yang berbeda. Apakah
sebuah program dengan rating yang sangat tinggi harus dipertahankan sementara
program tersebut ternyata tidak memiliki dampak yang cukup baik? Meskipun
alasan sebagian orang menonton televisi adalah ingin mencari hiburan, tetapi
televisi tidak hanya dapat dipandang sekedar sebagai media hiburan saja. Di sisi
120
lain televisi juga muncul sebagai sebuah dampak. Lalu tidak kemudian seluruhnya
diserahkan kepada audiens karena televisi melalui programnya memiliki
kewajiban untuk memberikan nilai yang positif kepada publik. Meskipun sebagian
besar orang mengutamakan hiburan dalam menonton televisi, bukan berarti
televisi lalu menayangkan program yang hanya menghibur tanpa mengandung
nilai yang sarat akan makna dan mendidik.
Contoh kasus adalah program smackdown yang pernah ditayangkan
stasiun televisi Lativi beberapa tahun yang lalu. Program ini mendapatkan rating
yang bagus karena banyaknya anak-anak yang menonton acara tersebut. Tetapi
adakah nilai positif yang terkandung di dalamnya? Kalaupun ada, ternyata
program ini dinilai tidak mendidik dan mengajarkan kekerasan kepada anak-anak.
Terbukti dari banyaknya kasus perkelahian anak-anak sekolah dasar akibat
menonton program tersebut di malam harinya.
Lalu apakah sebuah program dengan nilai edukatif yang tinggi dan rating
yang kurang memuaskan lantas diberhentikan penayangannya begitu saja?
Jawaban pertanyaan ini akan terasa sangat berbeda ketika kita mengajukannya
kepada seseorang yang memiliki nilai kepedulian terhadap penonton dan
programmer stasiun televisi yang “mungkin” kepeduliannya berbeda dengan
paham kebanyakan industri televisi komersil.
121
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Tahap perencanaan program Kabar ++ berasal dari program makers yang
terdiri dari orang-orang divisi programming, produksi dan yang tergabung
didalam komite program. Programming dalam proses perencanaan
program memberikan gambaran program apa yang sebaiknya diproduksi
(program analyst) kepada program makers. Setelah program dibuat oelh
program makers, program diajukan kepada komite program. Mereka lah
yang memutuskan apakah program tersebut akan diproduksi atau tidak.
Program Kabar ++ memiliki maksud dan tujuan menyuguhkan program
majalah berita dengan kemasan baru yang memiliki format menghibur,
ringan, satir, dan dipadukan dengan musik dengan materi mengangkat isu-
isu terkini seputar problematika bangsa dan permasalahan hidup yang
dialami oleh masyarakat. Yang menjadi khalayak sasaran utama program
Kabar ++ adalah pria dan wanita dewasa dengan segmen A, B, C+ dan
menjadikan all people sebagai khalayak sasaran secara umum.
2. Tahap tata laksana (execution) program Kabar ++ dilaksanakan oleh tim
produksi yang telah ditunjuk oleh GM. Tim produksi Kabar ++ pada
dasarnya mengikuti aturan atau pola yang telah ditetapkan, yaitu pra
produksi, produksi dan post produksi. Pada tahap pra produksi, ditentukan
lokasi syuting dan narasumber berdasarkan tema yang akan dibahas yang
sudah diputuskan oleh rapat redaksi. Pada tahap produksi, tim melakukan
122
wawancara narasumber, liputan sesuai tema yang diangkat dengan
menggunakan kamera jimmy jip yang dapat mengambil gambar dari atas,
dan taping production. Pada tahap post produksi dilakukan pemilihan
gambar, musik dan proses editing.
3. Pada tahap penjadwalan, programming menempatkan Kabar ++ pada hari
Jumat setiap pukul 22.30 WIB (prime time menuju late fringe) dan ingin
melawan program kompetitornya yang sudah terlebih dahulu berhasil
merangkum audiens yang banyak, yaitu Kick Andy – Metro tv. Namun
karena performa program ini dianggap kurang memuaskan ketika tayang
pada malam hari (early fringe), program ini pun dipindahtayangkan
menjadi setiap hari Sabtu pukul 16.00 WIB dengan harapan dapat
merangkum seluruh segmen audiens.
4. Pada tahap evaluasi, divisi programming melakukan evaluasi terhadap
program dengan mengamati setiap segemen dan episode. Keberhasilan
program diukur melalui 2 aspek, yaitu kepermisaan (rating) dan finansial
(pengiklan). Rata-rata stasiun televisi cenderung berjalan sebagai industri
yang selalu profit oriented. Bergerak berdasarkan ekonomi/nilai rasional
yakni untung atau rugi, dan bukan nilai sosial (social value) yakni baik
dan buruk.
5.2. Saran
1. Programming sebaiknya melakukan kerjasama dengan bagian Promo On
Air. Hal ini dikarenakan program seperti Kabar ++ membutuhkan
promosi yang begitu sering untuk meremind pemirsa televisi untuk
123
menyaksikan program tersebut sesuai waktu yang telah dijadwalkan.
Karena layaknya sebuah produk, program televisi pun membutuhkan
sebuah iklan, namun harus dipikirkan bagaimana cara mempromosikannya
agar produk itu terlihat menarik dan menimbulkan rasa ingin tahu.
Sebagus apapun program acara tanpa adanya sebuah promo, penonton tak
akan tahu mengenai keberadaan program tersebut.
2. TvOne adalah sebuah stasiun televisi dengan genre berita, oleh karena itu
stasiun televisi ini lebih memperhatikan program-program beritanya
dibandingkan dengan program lainnya. Alangkah baiknya jika stasiun
televisi, khusnya programming memberikan porsi perhatian kepada
program-program seperti program current sedikit lebih besar agar terjadi
keseimbangan diantara semua program.
3. Dengan adanya data yang menunjukkan besarnya angka index di beberapa
audiens menunjukkan bahwa sesungguhnya program Kabar ++dapat
dijual kepada pengiklan produk yang lebih sesuai dengan target audiens.
Misal, jika angka index besar dari 100 ditunjukkan pada penonton
housewife maka program ini dapat dijual kepada pengiklan seperti produk
alat mandi, sabun cuci, atau bumbu masakan. Jadi tvOne tidak hanya
menjadikan program seperti ini sebagai bonus penjualan program berita
kepada pengiklan, tetapi dapat menjualnya lagi secara terpisah tanpa harus
bergantung kepada penjualan program andalan.
124
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati komala.2004. Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Baldwin, John. R, Perry, Stephen D, and Marry Ann Moffitt. 2004.
Communication Theories For Everyday Life. Boston- USA: Pearson
Education. Inc.
Effendi, Onong Uchajana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung :
PT. Citra Aditya Bakti
. 2003. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Head, Sydney W, Eastman, Susan Tyler, Klein Lewis. 1984. Broadcast/Cable
Programming: Strategies And Practice - 2nd Edition. Belmont, California:
Wadsworth Publishing Company
J. B. Wahyudi. 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Kasali, Rhenald. 2001. Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting,
Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
M.A., Morissan. 2009. Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio Dan Televisi.
Tangerang: Ramdina Prakarsa
Moleong Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Peter K. Pringle, Michael F. Starr, William E. McCavitt. 1991. Electronic Media
Management, Second Edition. Boston-London: Focal Press
125
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sherman, Barry L. 1995. Telecommunication Management: Broadcasting/Cable
And The News Technologies., Singapore: Mcgraw-Hill.Inc.
Wibowo, Fred. 1997. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia
. . 2007. Teknik Produksi Program Televisi.Yogyakarta : Pinus