BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Drowning
1.1 Definisi Tenggelam
Tenggelam (drowning) adalah kematian akibat asfiksia yang terjadi dalam 24
jam setelah peristiwa tenggelam di air, sedangkan hampir tenggelam (near
drowning) adalah korban masih dalam keadaan hidup lebih dari 24 jam setelah
setelah peristiwa tenggelam di air. Jadi, tenggelam (drowning) merupakan suatu
keadaan fatal, sedangkan hampir tenggelam (near drowning) mungkin dapat
berakibat fatal.1
Pengertian terbaru yang diadopsi World Health Organization (WHO) tahun
2002 menyatakan bahwa tenggelam merupakan suatu proses kejadian
gangguan pernapasan akibat perendaman (submersion) atau pencelupan
(immersion) dalam cairan. Proses kejadian tenggelam diawali dengan
gangguan pernapasan baik karena jalan nafas seseorang berada di bawah
permukaan cairan (submersion) ataupun air hanya menutupi bagian wajahnya
saja (immersion).2
Kasus tenggelam tidak hanya terbatas pada perairan yang dalam seperti
laut, sungai, danau, atau kolam renang, tetapi mungkin pula terbenam dalam
kubangan atau selokan di mana hanya bagian muka yang berada di bawah
permukaan air. Prinsipnya genangan air tersebut tidak harus menutupi semua
bagian tubuh namun adanya cairan yang telah menutupi lubang hidung dan mulut
sehingga dapat masuk ke saluran pernafasan.3
1.2 Epidemiologi Tenggelam
1
WHO menyatakan bahwa 0,7% penyebab kematian di dunia atau lebih
dari 500.000 kematian setiap tahunnya disebabkan oleh tenggelam. WHO juga
mencatat pada tahun 2004 di seluruh dunia terdapat 388.000 orang meninggal
karena tenggelam dan menempati urutan ketiga kematian di dunia akibat
cedera tidak disengaja. Menurut Global Burden of Disease (GBD), angka
tersebut sebenarnya lebih kecil dibandingkan seluruh kasus kematian akibat
tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air, dan bencana
lainnya.3
Tenggelam merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia untuk anak
usia 5 tahun sampai 14 tahun. Di Amerika Serikat, tenggelam menjadi penyebab
kematian kedua terbanyak akibat cidera anak berumur 1 tahun sampai 4 tahun,
dengan tingkat kematian 3 per 100,000 jiwa.2 Selain umur, faktor resiko lain
yang berkontribusi meningkatkan terjadinya kasus tenggelam di antaranya
jenis kelamin terutama laki-laki yang memiliki angka kematian dua kali lipat
terhadap perempuan, penggunaan alkohol atau penyalahgunaan obat pada 50%
kasus yang melibatkan remaja maupun dewasa, anak-anak tanpa pengawasan
saat berada di air, perburukan dari kondisi medis sebelumnya (kejang, sakit
jantung, pingsan), dan percobaan bunuh diri. Kasus tenggelam lebih banyak
terjadi di air tawar (danau, sungai, kolam) sebesar 90% dan sisanya 10% terjadi di
air laut.3
1.3 Klasifikasi Tenggelam
1.3.1 Berdasarkan temperatur air
Klasifikasi tenggelam terbagi menjadi tiga, yaitu:1
2
1. Tenggelam di air hangat (warm water drowning), bila temperatur air
>20 ̊C
2. Tenggelam di air dingin (cold water drowning), bila temperatur air 5-
20⁰ C
3. Tenggelam di air sangat dingin (very cold water drowning), bila
temperatur air < 5⁰ C
1.3.2 Berdasarkan osmolaritas air
1. Tenggelam di air tawar
2. Tenggelam di air laut
1.3.3 Berdasarkan mekanisme tenggelam
Klasifikasi terbagi menjadi dua, yaitu:4
1. Wet drowning
Cairan akan memasuki saluran nafas kemudian alveoli paru yang
menyebabkan terganggunya pertukaran udara pernafasan di paru sehingga
dalam darah akan terjadi penurunan kadar oksigen dan peningkatan kadar
karbondioksida. Hal ini akan menyebabkan perangsangan pusat pernafasan
sehingga nafas menjadi cepat dan dalam. Akibatnya, semakin banyak
cairan yang terhirup masuk dan menghalangi pertukaran udara di paru.
Rendahnya kadar oksigen darah menyebabkan hipoksia jaringan dan organ
tubuh termasuk organ vital, khususnya otak, selanjutnya akan terjadi
asfiksia.
2. Dry drowning
3
Pada kasus ini air tidak memasuki paru namun pertukaran udara
pernafasan terhambat oleh adanya spasme laring akibat vagal refleks. Dry
drowning terjadi pada 10 – 20 % dari semua kasus tenggelam. Biasanya
terjadi pada orang-orang yang memasuki air dengan kaki terlebih dahulu,
terkejut dan setelah minum alkohol.4
Kejadian tenggelam dapat menimbulkan dua akibat:
1. Immersion Syndrome merupakan kematian mendadak akibat berkontak
dengan air dingin
2. Secondary Drowning merupakan kematian yang terjadi setelah korban
tenggelam dan meninggal akibat komplikasi, terutama pada tenggelam
di air laut
1.4 Mekanisme Tenggelam
Mekanisme tenggelam ada 3 macam, sebagai berikut:5
1. Beberapa korban begitu berhubugan dengan air yang dingin terutama leher
atau jatuh horizontal, ia mengalami vagal refleks.
2. Korban saat menghirup air, air yang masuk kelaring, menyebabkan
laringeal spasme. Sebab kematian karena asfiksia tetapi tanda-tanda drowning
pada organ dalam tidak ada oleh karena air tidak masuk
3. Korban pada saat masuk kedalam air, ia berusaha untuk mencapai
permukaaan sehingga panik dan menghisap air, batuk dan berusaha untuk
ekspirasi. Karena kebutuhan oksigen maka ia akan bernafas sehingga air lebih
banyak yang terhisap. Lama-lama korban menjadi sianotik dan tidak sadar.
Selama tidak sadar korban akan terus bernafas dan akhirnya paru-paru tidak
4
akan berfungsi sehingga pernapasan akan berhenti. Proses ini berlangsung 3-5
menit kadang-kadang 10 menit
1.4.1 Mekanisme Tenggelam Pada Air Tawar
1. Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar sehingga terjadi
hemodilusi yang hebat sampai 72% yang berakibat terjadinya hemolisis.
2. Oleh karena terjadi perubahan biokimia yang serius, dimana kalium dalam
plasma meningkat dan natrium berkurang, juga terjadi anoksia pada
miokardium.
3. Hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah dan sirkulasi
berlebihan berlebihan, terjadi penurunan tekanan sistol dan dalam waktu
beberapa menit terjadi fibrilasi ventrikel.
4. Jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan lemah, terjadi
anoksia serebri yang hebat, hal ini menereangkan mengapa kematian terjadi
dengan cepat.
Pada keadaan air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar terjadi
absorbsi cairan masif ke dalam membran alveolus, dimana dalam waktu 3
menit dapat mencapai 72 % dari vol darah sebenarnya. Karena konsentrasi
elektrolit dalam air tawar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah,
maka akan terjadi hemodilusi darah, air masuk ke dalam aliran darah sekitar
alveoli dan mengakibatkan pecahnya sel darah merah (hemolisis). Akibat
terjadi perubahan biokimiawi yang serius yaitu pengenceran darah yang
terjadi. tubuh berusaha mengkompensasinya dengan melepaskan ion Kalium
dari serabut otot jantung sehingga kadar ion dalam plasma meningkat,
akibatnya terjadi perubahan keseimbangan ion K dan Ca dalam serabut otot
5
jantung sehingga terjadi anoksia yang hebat pada mioardium dan mendorong
terjadinya fibrilasi ventrikel dan penurunan tekanan darah, jantung untuk
beberapa saat masih berdenyut dengan lemah yang kemudian menimbulkan
kematian akibat anoksia otak hebat,ini yang menerangkan mengapa kematian
dapat terjadi dalam waktu 4-5 menit.5
1.4.2 Mekanisme Tenggelam Dalam Air Asin
1. Terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi tertarik keluar sampai
dengan 42% dan masuk kedalam jaringan paru sehingga terjadi edema paru
yang hebat dalam waktu yang relatif singkat.
2. Pertukaran elektrolit dari asin kedalam darah mengakibatkan
meningkatnya hematokrit dan peningkatan kadar natrium plasma darah.
3. Fibrilasi ventrikel tidak terjadi, tetapi terjadi anoksia pada miokardium dan
disertai peningkatan viskositas tekanan darah akan menyebabkan payah
jantung
4. Tidak terjadi hemolisis melainkan hemokonsetrasi, tekanan sistolik akan
menentap dalam beberapa menit.
Konsentrasi elektrolit dalam air asin lebih tinggi dibandingkan dalam darah,
sehingga air akan ditarik keluar sampai sekitar 42% dari sirkulasi pulmonal ke
dalam jaringan interstitial paru, hal ini dapat mengakibatkan terjadinya udem
pulmonal, hemokonsentrasi, hipovolemi, dan kenaikan kadar magnesium
dalam darah. Pertukaran elektrolit dari air asin ke dalam darah mengakibatkan
meningkatnya hematokrit dan peningkatan kadar natrium plasma.
Fibrilasiventrikel tidak terjadi, hemokonsentrasi akan mengakibatkan
terjadinya anoksia pada miokardium dan disertai peningkatan viskositas darah
6
sehingga sirkulasi menjadi lambat, tekanan sistolik akan menetap dalam
beberapa menit dan menyebabkan terjadinya payah jantung. Kematian dapat
terjadi dalam waktu 8-12 menit setelah tenggelam.5
1.5 Pemeriksaan Khusus Pada Tenggelam
1.5.1Pemeriksaan Histologis Paru
Berdasarkan gambaran Gitterfasentextur pada dinding alveoli dan
menggunakan metode impregnansi perak gomori maka gambaran histologis
dibagi menjadi empat stadium:
Stadium 1: Dinding alveoli yang normalnya (2-3 kali lebar kapiler)
Stadium 2: Dinding alveoli lebih mengecil lagi. Lumen kapiler yang teregang
mengecil lebih jauh dan bentuknya menjadi lebih lonjong. Didapatkan adanya
rupture peri dan inter kapiler yang setempat-setempat.
Stadium 3: distensi septum alveoli mencapai maksimal. Kapiler tinggal setipis
benang. Terdapat rupture intraseptum yang komplit.
Stadium 4: merupakan stadium terakhir. Batas peregangan septum telah dilampaui
dan dapat dijumpai adanya rupture yang multiple. Ujung septum tampak menebal
kerena kontraksi.4
1.5.2 Pemeriksaan Diatom (Destruction Test)
Diatom merupakan alga (ganggang) bersel satu dengan dinding sel yang
terbuat dari silikat yang tahan panas dan asam kuat. Diatom dapat ditemukan
dalam air tawar, air laut, air sungai, air sumur, dan udara. Diatom dan elemen
plankton lain masuk ke dalam saluran pernapasan atau pencernaan ketika
seseorang tenggelam menelan air. Kemudian diatom akan masuk ke dalam aliran
darah melalui kerusakan dinding kapiler pada waktu korban masih hidup dan
7
tersebar ke seluruh jaringan. Di sisi lain, jika sebuah mayat ditenggelamkan dalam
air meskipun diatom dapat masuk ke dalam paru-paru secara pasif, tidak ada
aliran sirkulasi darah yang mungkin terjadi, sehingga (secara teori) tidak mungkin
ada diatom yang dapat ditemukan pada organ-organ dalam yang lebih jauh.2
Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru mayat segar. Bila mayat telah
membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal, otot skelet atau
sumsum tulang paha. Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa kurang bermakna
sebab berasal dari penyerapan abnormal dari saluran pencernaan terhadap air
minum atau makanan. Keseluruhan prosedur dalam persiapan bahan untuk analisa
diatom meliputi contoh air dari dugaan lokasi tenggelam, contoh jaringan dari
hasil otopsi korban, jaringan yang dihancurkan untuk mengumpulkan diatom,
konsentrasi diatom, dan analisa mikroskopis. Pengumpulan bahan dari media
tenggelam yang diduga harus dilakukan semenjak penemuan jenazah, dari air
permukaan dan dalam, menggunakan 1hingga 1,5 L tempat steril untuk disimpan
pada suhu 4°C, di dalamnya disimpan bahan-bahan dari korban dugaan tenggelam
yang diambil dengan cara steril, kebanyakan berasal dari paru-paru, ginjal, otak,
dan sumsum tulang.Usaha untuk mencari diatome (binatang bersel satu) dalam
tubuh korban. Karena adanya anggapan bahwa bila orang masih hidup pada waktu
tenggelam, maka akan terjadi aspirasi, dan karena terjadi adanya usaha untuk tetap
bernafas maka terjadi kerusakan bronkioli/bronkus sehingga terdapat jalan dari
diatome untuk masuk ke dalam tubuh. Syaratnya paru paru harus masih dalam
keadaan segar, yang diperiksa bagian kanan perifer paru-paru, dan jenis diatome
harus sama dengan diatome di perairan tersebut.3 Cara melakukan pemeriksaan
diatom dengan metode destruksi (digesti asam) pada paru dilakukan dengan:6
8
1. Mengambil dari jaringan perifer paru sebanyak 100 gram
2. Masukkan ke dalam labu Kjeldahl dan tambahkan asam sulfat pekat
sampai jaringan paru terendam
3. Diamkan lebih kurang setengah hari agar jaringan hancur
4. Kemudian dipanaskan dalam lemari asam sambil diteteskan asam nitrat
pekat sampai terbentuk cairan jernih, dinginkan dan cairan dipusing dalam
centrifuge.
5. Sedimen yang terbentuk ditambahkan dengan akuades, pusingkan kembali
dan akhirnya dilihat dengan mikroskop.
6. Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan paru ditemukan diatom
cukup banyak, 4-5/LPB atau per 10-20 per satu sediaan atau pada sumsum
tulang cukup ditemukan hanya satu.
Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan getah paru. Pemeriksaan ini
merupakan pemeriksaan patognomonis untuk kasus-kasus tertentu.3 Dicari
benda-benda asing dalam getah paru yang diambil pada daerah subpleura,
antara lain: pasir, lumpur, telur cacing, tanaman air, dll. Cara pemeriksaan
getah paru yaitu:
1. Paru-paru dilepaskan satu persatu secara tersendiri dengan memotong
hilus.
2. Paru-paru yang sudah dilepas tidak boleh diletakkan tetapi langsung
disiram dengan dengan air bersih (bebas diatom dan alga).
3. Permukaan paru dibersihkan dengan cara dikerik/dikerok 2-3 kali, lalu
pisau kembali dibersihkan dengan air yang mengalir.
9
4. Dengan mata pisau yang tegak lurus permukaan paru, kemudian
permukaan paru diiris sedangkal (subpleura), lalu pisau kembali dibersihkan
di bawah air yang megalir, lalu dikibaskan sampai kering.
5. Dengan ujung pisau, getah paru pada irisan tadi diambil kemudian
diteteskan pada objek glass lalu ditutup cover glass dan diperiksa di bawah
mikroskop.
6. Cara lain yaitu dengan menempelkan objek glass pada permukaan irisan
didaerah subpleural, lalu ditutup cover glass pada permukaan irisan didaerah
subpleural, lalu ditutup cover glass dan diperiksa dibawah mikroskop. Syarat
sediaan percobaan getah paru yaitu eritrosit dalam sediaan harus sedikit
jumlahnya. Bila banyak mungkin irisan terlalu dalam.
Gambar 1. Skema masuknya diatom kesaluran pernafasan dan organ
10
1.5.3 Pemeriksaan kimiawi
Penentuan ion cl pada darah dari ventrikel kanan dan kiri merupakan
pemeriksaan yang paling spesifik untuk membuktikan kematian karena
tenggelam. Pada kasus tenggelam di air tawar terjadi penurunan konsentrasi cl
yang jelas. Konsentrasi cl darah jantung kiri yang berkurang 17mq/l atau lebih
merupakan petunjuk kemungkinan terjadi tenggelam di air tawar. Pada kasus
tenggelam di air asin konsentrasi cl di jantung kiri lebih besar dari jantung kanan
dengan kadar keduanya lebih tinggi dari normal. Perubahan konsentrasi yang
bernilai hanya pada 24jam pertama, karena setelah itu baik pada korban hidup
atau mati akan terjadi penurunan kandungan cl. Korban yang tenggelam pada
kolam renang perubahan cl mirip tenggelam di air asin, karena kandungan klorida
tinggi akibat kaporit. Tenggelam dia air tawar menyebabkan terjadinya penurunan
ion Na, Ca, dan peningkatan ion K. sedangkan pada tenggelam di air asin erjadi
peningkatan ion Na, K, dan Ca yang sebanding dengan kadar ion dan jumlah yang
teraspirasi.4
1.5.4 Pemeriksaan DNA
Metode lain dalam pengidentifikasian diatom adalah dengan amplifikasi DNA
ataupun RNA diatom pada jaringan manusia, analisa mikroskopis pada bagian
jaringan, kultur diatom pada media, dan spectrofluophotometry untuk menghitung
klorofil dari plankton di paru-paru. Metode pendeteksi diatom di darah meliputi
observasi secara langsung diatom pada membrane filter, setelah darah dihemolisa
menggunakan sodium dodecyl sulfate, atau dengan metode hemolisa kombinasi, 5
mm pori membrane filter. Dicampur dengan asam nitrat, dan disaring ulang.
Setelah pencampuran selesai diatom dapat diisolasi dengan metode sentrifuse atau
11
membrane filtration. Siklus sentrifuse mengkonsentrasikan diatom dan
menyingkirkan semua sisa asam dengan pencucian berulang, supernatant diganti
tiap beberapa kali dengan air distilled. Penggunaan saring nitroselulose adalah
bagi bahan dengan jumlah diatom yang rendah dan diikuti dengan analisa LM.5
1.6 Aspek Medikolegal Tenggelam
Sebagian besar kejadian tenggelam berhubungan dengan kecelakan,
pembunuhan atau bunuh diri. Tujuan awal dari melakukan pemeriksaan korban
tenggelam adalah untuk identifikasi. Korban pada kecelakaan biasanya merupakan
anak kecil atau pria dewasa, sedangkan bunuh diri sering dilakukan oleh pria atau
wanita dewasa. 7
Hal yang penting dalam menemukan jenazah di air adalah penyebab kematian
korban. Perlu dibedakan apakah kematian telah terjadi sebelum terendam atau
penyebab kematian memang tenggelam. Jika memang tenggelam, ditentukan
apakah terjadi wet drowning, dry drowning atau water immersion. Apabila bukan
tenggelam, penyebab kematian lain seperti penyakit dasar yang dimiliki oleh
korban dapat ditemukan pada otopsi. Otopsi sering dilakukan pada korban yang
kemungkinan besar tidak mungkin tenggelam seperti pada orang yang bisa
berenang, tenggelam pada air yang dangkal. Penyebab lain seperti pembunuhan
atau bunuh diri juga dipikirkan. Jika bunuh diri sering ditemukan ikatan alat
pemberat pada tubuh korban.
Jika ditemukan luka pada korban ditentukan apakah terjadi sebelum, selama
atau sesudah kematian. Jika sebelum biasanya diduga ada kekerasan fisik sebelum
kematian.
12
1.7 Pemeriksaan Luar Jenazah tenggelam
Tanda tanda pada pemeriksaan luar jenazah sangat tergantung pada waktu
tenggelam dan berapa lama korban diangkat setelah kematian. Pemeriksaan luar
sebaiknya dilakukan setelah korban dikeringkan karena gambaran luka akan
terlihat lebih jelas. Pada pemeriksaan luar jenazah tenggelam dapat ditemukan:7
1. Mayat ditemukan basah
2. Terkadang ditemukan pasir, lumpur, atau benda lain yang bisa terdapat
dalam air
3. Terdapat busa pada hidung dan mulut, busa tersebut terjadi karena
pergerakan saluran nafas yang bereaksi dengan cairan yang ada di saluran
nafas, gambaran busa seperti putih telur yang dikocok. Warna busa dapat
berwarna merah jika bercampur dengan darah
4. Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang ada perdarahan
5. Warna kulit biasanya pucat dan dingin namun dapat berwarna kehijauan
6. Terdapat kutis anserina pada kulit anterior tubuh akibat kontraksi otot
erektor pili atau karena rigor mortis pada otot erektor pili atau karena kondisi
dingin pada air
7. Washer woman’s hand adalah proses maserasi pada kulit tubuh terutama
telapak tangan dan kaki yang mengalami keriput dan berwarna keputihan
karena imbibisi cairan ke kutis.
8. Cadaveric Spasme, tanda yang terdapat pada saat korban mencoba
menyelamatkan diri dengan memegang benda-benda dalam air seperti rumput
9. Luka lecet, dapat ditemukan pada siku, jari, lutut dan kaki karena gesekan
dengan benda yang ada di dalam air. Umumnya luka bersifat post mortal.
13
1.8 Pemeriksaan dalam
Pada otopsi atau bedah jenazah dapat ditemukan:8
1. Busa halus pada saluran pernafasan
2. Benda asing pada saluran pernafasan seperti pasir, tumbuhan yang terdapat
dalam air
3. Paru paru membesar seperti balon, berat hingga dapat menutupi kandung
jantung. Saat diiris banyak terdapat cairan, penemuan seperti ini terutama pada
korban tenggelam di air laut. Sedangkan pada korban di air tawar penemuan
pada paru dapat normal karena telah terjadi imbibisi ke pembuluh darah, atau
cairan tidak masuk ke alveoli
4. Bendungan pada otak, ginjal, hati dan limpa
5. Lambung dapat membesar berisi air, lumpur dan benda-benda air yang
lain.
6. Petekie yang sangat sedikit pada paru karena kapiler terjepit
B. Perdarahan Subarachnoid
Perdarahan subarachnoid terjadi di lokasi antara leptomeningen dan
permukaan otak. Perdarahan subarakhnoid dapat disebabkan oleh banyak etiologi,
secara umum dapat diklasifikasikan sebagai etiologi traumatik dan non traumatik
atau bisa gabungan dari keduanya.7 Pada PSA non traumatik, penyebab paling
sering adalah aneurisma pada pembuluh darah. Aneurisma tersebut dapat tiba-tiba
pecah dan menyebabkan perdarahan subarakhnoid. Selain itu PSA non traumatik
dapat disebabkan oleh Stroke hemoragik yang terjadi di daerah dekat
subarakhnoid. Pada PSA traumatik, penyebab paling umum adalah darah yang
berasal dari kontusio atau laserasi otak. Mekanisme terjadinya perdarahan pada
14
PSA adalah akibat penekanan pada pembuluh darah dan pergerakan rotasi
menyebabkan luka pada vena yang meninggalkan korteks ke arah ruang
arakhnoid. Akan tetapi bila akibat laserasi perdarahan berasal dari vena pada
korteks atau arteri kecil akan terkena. Pembuluh darah yang terkena trauma akan
menyebabkan darah terkumpul di ruang subarakhnoid dan akan tampak gambaran
kemerahan pada permukaan otak. Lokasi PSA pada trauma tumpul sering
ditemukan pada daerah yang banyak dilewati oleh pembuluh darah antara korteks
ke subarakhnoid, yaitu di daerah parietal dan temporal. Perdarahan subarakhnoid
dapat dibedakan dengan perdarahan subdural. Apabila dicuci dengan air, darah
pada perdarahan subdural akan terbilas sedangkan pada perdarahan subarakhnoid,
perdarahan menetap. Permukaan otak pada perdarahan subarakhnoid biasanya
tidak mengganggu bentuk permukaan korteks. Distribusi PSA biasanya terjadi
fokal semi fokal difus atau bilateral. Pada PSA jika ditemukan lapisan darah yang
tebal pada dasar otak, harus dicari apakah ada aneurisma sebelum dilakukan
pemotongan otak lapis demi lapis atau pemberian formalin.
Secara umum terdapat beberapa derajat perdarahan subarachnoid yang
berhubungan dengan kontusio atau perdarahan intraventrikel. Dilaporkan bahwa
pendeteksian perdarahan subarachnoid dengan menggunakan MRI dengan standar
T1- or T2-weighted images cukup sulit. Walaupun demikian perdarahan
subarachnoid bisa dikonfirmasi menggunakan pencitraan fluid-attenuated
inversion recovery (FLAIR). Secara umum keadaan akut CT merupakan metode
yang baik dalam mendemonstrasikan perdarahan subarachnoid. Terdapat beberapa
laporan trauma laserasi dari arteri intrakranial vertebralis yang menyebabkan
perdarahan subarachnoid yang fatal. Pada penelitian bedah saraf di Jepang
15
didemostrasikan bahwa trauma kepala tertutup pada pasien yang didapatkan dari
hasil CT-Scan teradapat darah diruang subarachnoid,dalam 4-16 hari. Terdapat
korelasi yang jelas antara daerah perdarahan subarachnoid dengan lokasi dari
vasospasme fokal yang berat di area anatomik yang sama.9
Tabel 1. Gambaran mikroskopik pada perdarahan subarachnoid10
16
Gambar 1. Perdarahan Subarachnoid. Terdapat perdarahan akut di ruang
subarachnoid. Memperlihatkan tidak ada respon inflamasi akut dan sitoplasma sel
darah intak. Umur dari lesi ini kurang dari satu jam. Setelah satu – empat jam
tampak gambaran neutrofil. Setelah empat jam sel darah merah l
BAB II
LAPORAN KASUS
PRO JUSTITIA Padang, 29 September 2014
VISUM ET REPERTUM
Yang bertandatangan dibawah ini dr. Rika Susanti, dokter spesialis forensik pada
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M.Djamil Padang, berdasarkan surat permintaan
Visum et Repertum dari Kepala Kepolisian Sektor Lubuk Begalung dengan
nomor surat VER/103/K/IX/2014/Lubeg, tertanggal dua puluh sembilan
17
september dua ribu empat belas pukul enam belas lewat empat puluh lima menit
Waktu Indonesia Bagian Barat, maka menerangkan dengan ini bahwa pada
tanggal dua puluh sembilan september dua ribu empat belas bertempat di Rumah
Sakit Umum Pusat Dr.M. Djamil Padang, telah dilakukan pemeriksaan luar dan
dalam (otopsi) atas jenazah, yang menurut surat permintaan Visum et Repertum
tersebut adalah: -------------------------------------------------------------------------------
Nama : Mira Juwita --------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Perempuan ---------------------------------------------------
Umur : 30 tahun ------------------------------------------------------
Alamat : Lubuk Begalung, Padang ----------------------------------
HASIL PEMERIKSAAN : ----------------------------------------------------------------
PEMERIKSAAN LUAR :
-----------------------------------------------------------------
1. Label yang terikat : tidak ada. ---------------------------------------------------------
2. Tutup / Bungkus Mayat :
---------------------------------------------------------------
a. Kantung mayat berbahan kanvas berwarna kuning, ada tulisan
“Departement Kesehatan RI” dengan lambang bakti husada berwarna
hijau. -------------------------------------------------------------------------------
b. satu helai kain panjang berbahan katun, bermotif batik, berwarna coklat,
hitam. ---------------------------------------------------------------------
3. Perhiasan mayat: terpasang satu buah ikat rambut, berbahan karet berwarna
pink dan oranye. -------------------------------------------------------------------------
4. Pakaian mayat: --------------------------------------------------------------------------
a. Satu buah baju cardigan berlengan panjang berbahan kaus, terangkat
setinggi dua sentimeter diatas puting susu, berwarna hitam polos, tidak
ada tulisan, tidak ada merk, dan tidak ada ukuran dalam keadaan basah
dan berpasir.-------------------------------------------------------------------------
b. Satu buah baju berlengan pendek berbahan kaus terangkat setinggi dua
sentimeter diatas puting susu, berwarna merah polos, tidak ada tulisan,
tidak ada merk, dan ukuran dalam keadaan basah dan berpasir.--------------
18
c. Satu buah baju kaus dalam tanpa lengan berbahan kaus terangkat setinggi
dua sentimeter diatas puting susu, berwarna hitam polos, tidak ada tulisan,
tidak ada merk, dan tidak ada ukuran dalam keadaan basah dan berpasir.--
d. Satu buah bra berbahan kaus terangkat setinggi dua sentimeter diatas
puting susu, bermotif bunga-bunga, berwarna ungu dan memakai busa
dan kawat tidak ada merk dan tidak ada ukuran dalam keadaan basah dan
berpasir.------------------------------------------------------------------------------
-
e. Satu buah celana berbahan jins terpasang setinggi lutut, berwarna biru
dongker dengan resleting bagian depannya terbuka, terdapat dua buah
kantung disisi kanan kiri depan dan dua buah kantung di sisi belakang, isi
keempat kantung kosong, bermerk “Mandalay” berukuran 27 dalam
keadaan basah dan berpasir.
-------------------------------------------------------
f. Satu buah celana pendek berbahan kaus terpasang setinggi lutut, berwarna
hitam polos, tidak ada merk, tidak ada tulisan, tidak ada ukuran, dan ada
robekan tepat ditengah selangkangannya, tepi rata, dan berukuran sekitar
dua sentimeter kali tiga sentimeter dalam keadaan basah dan berpasir.-----
g. Satu buah celana pendek berbahan kaus terpasang setinggi lutut, berwarna
coklat keabu-abuan polos, tidak ada merk, tidak ada tulisan, dan tida ada
ukuran dalam keadaan basah dan berpasir. -------------------------------------
h. Satu buah celana dalam terpasang setinggi lutut, berwarna hitam polos
tidak ada merk, tidak ada tulisan, tidak ada ukuran dalam keadaan basah
dan berpasir.-------------------------------------------------------------------------
5. Benda disamping mayat : terdapat ranting dan daun-daun.------------------------
6. Kaku mayat terdapat pada: rahang, leher, tungkai dan lengan sukar dilawan.-
Lebam mayat terdapat pada : punggung berwarna merah keunguan, hilang
pada penekanan.-------------------------------------------------------------------------
7. Mayat adalah wanita, bangsa/Ras : mongoloid, berumur lebih kurang tiga
puluh tahun, kulit : sawo matang, gizi : sedang, panjang tubuh seratus enam
puluh satu sentimeter, berat badan tidak ditimbang.--------------------------------
19
8. Identifikasi khusus : tepat pada taju tulang usus depan kiri terdapat tanda lahir
berwarna kehitaman diatas berukuran dua koma lima sentimeter kali satu
koma lima sentimeter.-------------------------------------------------------------------
9. Rambut kepala berwarna hitam, tumbuhnya ikal, panjang enam puluh tiga
sentimeter. Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya lurus, panjang nol koma
lima sentimeter. Bulu mata berwarna hitam tumbuhnya lurus, panjang nol
koma lima sentimeter.-------------------------------------------------------------------
10. Mata kanan tertutup, selaput bening mata agak keruh, teleng mata bulat
berdiameter nol koma empat sentimeter, warna tirai mata coklat, selaput bola
mata putih kekuningan, selaput kelopak mata merah muda. Mata kiri tertutup,
selaput bening mata agak keruh, teleng mata bulat berdiameter nol koma
empat sentimeter, warna tirai mata coklat, selaput bola mata putih
kekuningan, selaput kelopak mata merah muda.------------------------------------
11. Hidung biasa, tidak ada kelainan.-----------------------------------------------------
Telinga kanan dan kiri oval, tidak ada kelainan.------------------------------------
Mulut tertutup, lidah tergigit nol koma tiga sentimeter dari ujung lidah---------
12. Gigi geligi : jumlah seluruh gigi geligi tiga puluh satu
buah.----------------------jumlah gigi pada rahang atas sebelah kanan delapan
buah-------------------------
jumlah gigi pada rahang atas sebelah kiri delapan buah----------------------------
jumlah gigi pada rahang bawah sebelah kanan tujuh buah, gigi geraham
kedua tidak ada.--------------------------------------------------------------------------
jumlah gigi pada rahang bawah sebelah kiri delapan buah.------------------------
13. Dari lubang mulut keluar : tidak ada.-------------------------------------------------
Dari lubang hidung keluar : buih berwarna putih.-----------------------------------
Dari lubang telinga kanan keluar : tidak ada.----------------------------------------
Dari lubang telinga kiri keluar : tidak ada.-------------------------------------------
Dari lubang kemaluan keluar : tidak
ada.---------------------------------------------
Dari lubang pelepasan keluar : tidak ada.--------------------------------------------
14. Luka-
luka :--------------------------------------------------------------------------------
20
a. Pada dahi kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan depan, satu koma
lima sentimeter dari batas tumbuh rambut depan, terdapat luka terbuka
tepi tidak rata, dasar tulang tengkorak bila dirapatkan akan membentuk
garis lurus sepanjang satu koma lima
sentimeter.-------------------------------
b. Pada dahi kiri, tujuh sentimeter dari garis pertengahan depan, tiga koma
lima sentimeter dari batas tumbuh rambut depan terdapat luka lecet
berwarna kemerahan dengan ukuran satu koma lima sentimeter kali satu
koma lima sentimeter disertai luka memar berwarna merah keunguan
berukuran tiga sentimeter kali dua koma lima sentimeter dan terdapat
bengkak sewarna kulit berukuran tiga sentimeter kali dua koma lima
sentimeter kali nol koma lima sentimeter.---------------------------------------
c. Tepat pada alis mata kanan sisi luar, lima sentimeter dari garis
pertengahan depan terdapat luka terbuka tepi tidak rata, terdapat jembatan
jaringan, dasar otot, bila dirapatkan akan membentuk garis lurus
sepanjang tiga koma lima sentimeter.--------------------------------------------
d. Tepat pada kelopak mata kanan atas dan bawah terdapat luka memar
berwarna merah keunguan dengan ukuran empat sentimeter kali tiga
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------
e. Tepat pada sudut luar mata kanan tujuh sentimeter dari garis pertengahan
depan, terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar jaringan bawah kulit,
bila dirapatkan membentuk garis lurus sepanjang nol koma lima
sentimeter, dan disertai bengkak berwarna kemerahan berukuran tiga
koma lima sentimeter kali dua koma lima sentimeter kali nol koma lima
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------
f. Pada pipi kanan, tiga sentimeter dari garis pertengahan depan, dua koma
lima sentimeter dari sudut bibir kanan terdapat luka terbuka, tepi tidak
rata, dengan ukuran satu koma lima sentimeter kali nol koma lima
sentimeter dan disertai luka lecet berwarna kemerahan dengan ukuran tiga
sentimeter kali satu koma lima sentimeter.--------------------------------------
g. Tepat pada sudut bibir kanan, tiga koma lima sentimeter dari garis
pertengahan depan terdapat luka terbuka tepi tidak rata, dasar jaringan
21
bawah kulit, dengan ukuran satu sentimeter kali dua sentimeter disertai
luka lecet berwarna kemerahan dengan ukuran dua sentimeter kali satu
koma lima sentimeter.--------------------------------------------------------------
h. Tepat pada puncak bahu kanan, delapan sentimeter dari garis pertengahan
depan, terdapat luka lecet berwarna kemerahan dengan ukuran satu
sentimeter kali satu sentimeter.----------------------------------------------------
i. Pada dada kanan, empat sentimeter dari garis pertengahan depan, tujuh
koma lima sentimeter dari puncak bahu terdapat luka memar berwarna
kecoklatan berukuran satu sentimeter kali satu sentimeter.-------------------
j. Pada lengan kanan bawah sisi belakang, tiga sentimeter dari siku, terdapat
luka lecet berwarna kemerahan berukuran satu sentimeter kali satu
sentimer disertai luka memar berwarna merah keunguan berukuran dua
sentimeter kali satu koma lima sentimeter.--------------------------------------
k. Pada punggung tangan kanan, dua sentimeter dari pergelangan tangan,
terdapat luka memar berwarna merah keunguan, berukuran satu koma
lima sentimeter kali satu
sentimeter.----------------------------------------------
l. Pada lengan kiri bawah sisi belakang, dua sentimeter dari siku, terdapat
luka memar berwarna merah keunguan berukuran nol koma lima
sentimeter kali satu sentimeter.----------------------------------------------------
m. Tepat pada pergelangan tangan kiri, terdapat luka memar berwarna merah
keunguan, berukuran satu sentimeter kali satu sentimeter.--------------------
n. Pada perut kanan, sebelas sentimeter dari garis pertengahan depan, dua
sentimeter dari taju tulang usus depan kanan terdapat luka lecet berwarna
kecoklatan berukuran satu koma lima sentimeter kali nol koma lima
sentimeter.----------------------------------------------------------------------------
o. Tepat pada lutut kanan sisi depan, terdapat luka memar berwarna merah
keunguan berukuran dua koma lima sentimeter kali satu sentimeter.--------
p. Pada punggung, tepat pada garis pertengahan belakang, lima sentimeter
dari batas tumbuh rambut belakang terdapat luka memar berwarna merah
keunguan berukuran tiga koma lima sentimeter kali dua koma lima
sentimeter. ---------------------------------------------------------------------------
22
15. Patah Tulang : tidak
ada.----------------------------------------------------------------
16. Lain-lain : --------------------------------------------------------------------------------
a. Ditemukan keriput pada telapak tangan dan kaki.
------------------------------
b. Pada pemeriksaan selaput dara tidak ditemukan robekan.
---------------------
PEMERIKSAAN DALAM
17. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal tiga belas
millimeter dan daerah perut setebal sepuluh milimeter. Otot-otot berwarna
merah kecoklatan dan setebal dua puluh milimeter. Sekat rongga badan kanan
setinggi tulang iga keenam, kiri setinggi tulang iga keenam. ---------------------
Tulang dada: utuh. ----------------------------------------------------------------------
Iga-iga: utuh.
-----------------------------------------------------------------------------
Dalam rongga dada kanan tidak terdapat cairan, sebelah kiri tidak terdapat
cairan.-------------------------------------------------------------------------------------
Kandung jantung tampak tiga jari di antara kedua paru, berisi cairan berwarna
kuning kemerahan, jumlah lebih kurang lima mililiter.----------------------------
18. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher: tidak terdapat resapan darah.------------
Otot leher: terdapat resapan darah dengan ukuran empat sentimeter kali dua
sentimeter tepat dibawah dagu.--------------------------------------------------------
19. Selaput dinding perut : putih kelabu, mengkilat.------------------------------------
Otot dinding perut : merah kecoklatan.-----------------------------------------------
Dalam rongga perut : tidak terdapat darah maupun cairan.------------------------
20. Lidah berwarna pucat, terdapat bekas tergigit pada ujung lidah, tidak ada
resapan darah, penampang tidak menunjukkan adanya kelainan.-----------------
Tulang lidah:
utuh.-----------------------------------------------------------------------
Rawan gondok: utuh.--------------------------------------------------------------------
Rawan cincin: utuh.---------------------------------------------------------------------
23
Kelenjar gondok berwarna merah kecoklatan, perabaan kenyal, penampang
merah kecoklatan, berat sepuluh gram.-----------------------------------------------
Kerongkongan: kosong, selaput lendir warna putih.--------------------------------
Batang tenggorok: kosong, selaput lendir berwarna putih kemerahan dan
tidak menunjukkan kelainan.-----------------------------------------------------------
21. Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna kemerahan, perabaan
kenyal, ukuran lingkaran katup serambi kanan sepuluh sentimeter, kiri
sembilan sentimeter, pembuluh nadi paru enam sentimeter, dan batang nadi
lima sentimeter. Tebal otot bilik kanan tiga millimeter dan bilik kiri lima
belas millimeter. Pembuluh nadi jantung tidak tersumbat, sekat jantung tidak
menunjukkan kelainan, berat dua ratus gram.---------------------------------------
22. Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah keabu-abuan, pada
permukaan terdapat bintik-bintik hitam di puncak paru, perabaan spons,
penampang berwarna merah kehitaman pada pemijatan keluar busa, cairan
berwarna merah, berat tiga ratus delapan puluh gram.-----------------------------
Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah keabu-abuan, pada permukaan
terdapat bintik-bintik hitam di puncak paru, perabaan seperti spons,
penampang berwarna merah kehitaman, pada pemijatan keluar busa dan
cairan berwarna merah, berat empat ratus gram. -----------------------------------
23. Limpa berwarna ungu, permukaan keriput, perabaan kenyal, penampang
berwarna keunguan, gambaran limpa jelas dan pada pengikisan jaringan ikut,
berat seratus gram.-----------------------------------------------------------------------
24. Hati berwarna merah kecoklatan permukaan licin tepi tajam perabaan kenyal
padat penampang berwarna merah kecoklatan gambaran hati jelas, berat
seribu dua ratus gram.-------------------------------------------------------------------
25. Kandung empedu berisi cairan kuning kehijauan, selaput lendir seperti
beludru, saluran empedu tidak tersumbat.--------------------------------------------
26. Kelenjar liur perut berwarna kelabu kekuningan, permukaan berbaga-baga,
perabaan kenyal penampang berwarna kelabu kekuningan, gambaran kelenjar
jelas, berat seratus sepuluh gram.------------------------------------------------------
27. Lambung berisi nasi dan daun seledri selaput lendir berwarna putih.------------
Usus dua belas jari : berisi cairan berwarna kuning kecoklatan.------------------
24
Usus halus : berisi cairan berwarna kuning kecoklatan.------------------
Usus besar : berisi cairan berwarna kuning kecoklatan.-----------------------
28. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapesium, berwarna kuning kecoklatan,
penampang berlapis, berat tidak ditimbang.-----------------------------------------
Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk bulan sabit berwarna kuning kecoklatan,
penampang berlapis berat tidak ditimbang.------------------------------------------
29. Ginjal kanan, simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas,
permukaan ginjal licin, warna merah coklat, penampang berwarna merah
kecoklatan, gambaran ginjal jelas, piala ginjal tidak mennjukkan kelainan,
saluran kemih tidak menunjukkan kelainan, berat seratus
gram.------------------
Ginjal kiri, simpai lemak cukup tebal, simpai ginjal mudah dilepas,
permukaan ginjal licin, warna merah coklat, penampang berwarna merah
kecoklatan, gambaran ginjal jelas, piala ginjal tidak mennjukkan kelainan,
saluran kemih tidak menunjukkan kelainan, berat seratus
gram.------------------
30. Kandung kemih berisi cairan kuning jernih sebanyak seratus mililiter, selaput
lendir licin, berwarna kemerahan.-----------------------------------------------------
31. Indung telur kanan: ukuran dua sentimeter kali tiga sentimeter kali nol koma
lima sentimeter, terdapat gelembung berisi cairan berukuran nol koma lima
sentimeter kali nol koma lima sentimeter kali nol koma dua sentimeter---------
Indung telur kiri: ukuran tiga sentimeter kali satu koma lima sentimeter kali
nol koma lima sentimeter.--------------------------------------------------------------
Rahim: ukuran sembilan sentimeter kali enam koma lima sentimeter.-----------
32. Kulit kepala bagian dalam: (1) pada daerah dahi kiri ada peresapan darah
berwarna merah kehitaman dengan ukuran tujuh sentimeter kali lima
sentimeter, (2) pada dahi kanan terdapat memar berwarna merah kehitaman
dengan ukuran tujuh sentimeter kali tiga sentimeter, (3) pada pelipis kanan
terdapat memar berwarna merah kehitaman dengan ukuran sembilan
sentimeter kali empat sentimeter, (4) pada belakang telinga terdapat resapan
darah pada kulit kepala bagian dalam ukuran empat koma lima kali satu
sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------
25
Tulang tengkorak : terdapat retakan pada dasar tulang tengkorak ukuran tiga
sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------
Selaput keras otak : utuh.---------------------------------------------------------------
Selaput lunak otak : utuh.---------------------------------------------------------------
Otak besar: terdapat perdarahan dibawah selaput lunak otak pada otak sisi kiri
dan kanan, otak tampak bengkak.-----------------------------------------------------
Otak kecil: terdapat resapan darah dibawah selaput lunak otak.------------------
Batang otak: tidak ditemukan kelainan.----------------------------------------------
Bilik otak : tidak ditemukan kelainan.------------------------------------------------
Berat total otak seribu empat ratus sembilan puluh gram.-------------------------
33. Pemeriksaan laboratorium : dilakukan pemeriksaan swab vagina ditemukan
cairan mani.-------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN :-----------------------------------------------------------------------------
Telah diperiksa mayat perempuan yang berumur kurang lebih tiga
puluh tiga tahun. Pada pemeriksaan luar ditemukan luka terbuka pada alis mata
kanan, dahi kanan, sudut luar mata kanan, pipi kanan, sudut bibir kanan, luka
lecet pada dahi kiri, pipi kanan, puncak bahu kanan, lengan kanan bawah, perut
kanan, luka memar pada seluruh permukaan kelopak atas dan bawah mata
kanan, lengan kanan bawah, lengan kiri bawah, punggung tangan kanan,
pergelangan tangan kiri, dada kanan, lutut kanan, punggung, bengkak pada
sudut luar mata kanan dan dahi kiri akibat kekerasan tumpul.----------------------
Pada pemeriksaan dalam ditemukan resapan darah pada otot leher,
daerah dahi kiri, dahi kanan, pelipis kanan, belakang telinga, perdarahan di
bawah selaput lunak otak, bengkak otak akibat kekerasan tumpul.----------------
Pada pemeriksaan cairan vagina ditemukan cairan mani.-------------------
Penyebab kematian pada orang ini adalah kekerasan tumpul pada
kepala yang menyebabkan perdarahan di dalam otak. -------------------------------
Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya
berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.------------------------------------------------
26
Padang, 29 September 2014
An DIRUT RSUP Dr M Djamil Padang,
Dokter yang memeriksa,
Dr. Rika Susanti,Sp.F.
NIP 197607312002122002
27
BAB III
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang korban wanita berusia sekitar kurang lebih 30 tahun.
Korban ditemukan di mengapung di sungai oleh warga di daerah lubuk begalung.
Pada saat ditemukan baju korban terangkat setinggi dua sentimeter di atas puting
susu dan celana korban terpasang setinggi lutut.
Korban diperiksa di bagian forensik dalam keadaan basah. Pada pemeriksaan
luar ditemukan pasir dan lumpur pada korban. Ditemukan luka lecet, luka terbuka
dan bengkak di daerah kepala, hidung korban berbusa dan lidah tergigit. Dari
pemeriksaan luar vagina tidak ada tanda tanda kekerasan, lalu dilakukan swab
vagina. Hasil swab tersebut adalah tes positif pada tes pikrit dan florence yang
berarti sugestif terdapat cairan mani. Dari pemeriksaan dalam pada saluran nafas
tidak ditemukan pasir atau lumpur atau benda asing lain. Ditemukan perdarahan
subarakhnoid pada bagian samping otak.
Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat dismpulkan pada korban ditemukan di
air karena diperiksa dalam keadaan basah, berlupur dan berpasir, hidung berbusa.
Telah terjadi kekerasan tumpul pada bagian kepala yang ditunjukkan dengan
adanya luka lecet, luka terbuka dan bengkak serta perdarahan subarakhnoid di
bagian otak. Perdarahan subarakhnoid merupakan salah satu perdarahan yang
sering terjadi pada otak akibat trauma tumpul. Selain itu terdapat tanda-tanda
28
persetubuhan pada korban karena ditemukan hasil positif pada pemeriksaan cairan
mani.
Untuk penyebab kematian kemungkinan mengalami kekerasan tumpul
dikepala, adanya tanda-tanda persetubuhan lalu diletakkan di air dan
kemungkinan korban meninggal di air akan tetapi tidak terjadi wet drowning
karena terdapat busa pada hidung namun tidak terdapat pasir, lumpur atau benda
asing di air pada saluran nafas. Sebaiknya pada korban dilakukan pemeriksaan
diatom dari setiap baga getah paru untuk membantu memperkuat penyebab
kematian korban.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Djulfikar LDH. Hampir tenggelam (near drowning). Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah
Sakit Dr Hasan Sadikin Bandung; 2011 hlm 1-8
2. Szpilman D, Bierens JJLM, Handley AJ, Orlowski JP. Review article:
Drowning. New England Journal of Medicine. 2013;366:2102-10.
3. Gede AA. Kematian akibat tenggelam; laporan kasus. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah: Denpasar, Bali; 2012
4. Susanti R dan Taufik H. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian ilmu
kedokteran forensik dan medikolegal fakultas kedokteran universitas
Andalas, Padang; 2013 hlm 109-124
5. Apuranto H. 2010. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal, edisi ketujuh. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya. Editor
Hoediyanto. Hal 86-94.
6. Ilmu Kedokteran Forensik, Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1997
7. Vij, Karshan. Textbook of Forensic Medicine and Toxicology, Fifth
edition New Delhi, Elsevier 2011;6:134-44.
8. Dolinak D, Mateshes EW, Lew EO. Forensic Pathology Principle and
Practice. London, Elsevier. 2005;9:228-37
9. Granacher, RP. Traumatic Brain Injury. Second edition. CRC Press.
USA;2008
10. Chummings PM, Darin PT, and Kimberley MS. Atlas of Forensic
Histophatology. Cambridge University Press. UK;2011
30