31
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Profil Majelis Taklim As-Shofa
Majelis Taklim As-Shofa terletak di Jalan Setia RT. 38 Pemurus Dalam,
Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.
Adapun Visi Majelis Taklim As-Shofa : Mencetak Generasi Islami yang beraqidah
ahlus sunnah wal jama’ah, cerdas dan berakhlaqul karimah. Misi Majelis Taklim As-
Shofa: Menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah Saw dengan menjalankan
sunnahnya guna memperoleh syafa’at dari beliau di hari kiamat kelak.1
Latar belakang pendirian Majelis Taklim As-Shofa ini karena di mayoritas
masyarakatnya beragama Islam dalam perkembangannya sangat membutuhkan
pendidikan agama terutama tentang hukum-hukum agama, oleh karena itulah
masyarakat di lingkungan Majelis ini berinisiatif untuk membentuk suatu Majelis
Taklim. Majelis Taklim As-Shofa ini didirikan pada tanggal 2 Januari 2012 dan
Majelis Taklim ini tergolong dalam Majelis Taklim yang tradisional karena telah
menggunakan kitab menjadi acuan dalam pelaksanaannya.
Berdasarkan perkembangannya, Majelis Taklim ini menanggapi kebutuhan
umat Islam akan ilmu pengetahuan agama Islam. Maka yang diajarkan pun selalu
1 Wawancara dengan H. Ilham Humaidi, Minggu, 2 Oktober 2016, pukul 16:00.
32
berkaitan dengan hukum Islam baik Fikih maupun Akhlak dan kitab yang diajarkan
pun selalu berganti ketika kitab itu sudah tamat dipelajari.
Penceramah (Guru) pada Majelis Taklim ini bernama H. Ilham Humaidi.2 H.
Ilham Humaidi memberi kabar kepada Habib Umar bahwa akan membangun sebuah
Majelis Taklim kemudian Habib Umar yang memberi nama Majelis Taklim As-Shofa
ini.3
Pendidikan yang pernah ditempuh oleh Guru H. Ilham Humaidi di lembaga
pendidikan formal adalah:
1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Pemurus Dalam selama 6 Tahun
2. Pendidikan di pondok pesantren Al-Falah selama 7 Tahun
3. Pendidikan di pesantren Darul Musthofa Hadramaut selama 6 tahun
Selain aktivitas pada Majelis Taklim As-Shofa, beliau juga melakukan
aktivitas lain seperti: Menjadi penceramah Majelis Taklim pada Mesjid At-Taqwa
Jalan A.Yani Kilometer 4,5 setiap malam senin, beliau juga mengajar pada Pondok
Pesantren Al-Falah Putera di Banjarbaru.4
2 H. Ilham Humaidi merupakan putra dari H. Suriansyah dan Hj. Wardiyah. Beliau anak
kedua dari empat orang bersaudara (Nur Mala Hayati, H. Ilham Humaidi, Nor Laili Safitri, Khairil
Wafa), lahir pada tanggal 24 maret 1989, dan sekarang ini beliau bertempat tinggal di Pemurus Dalam
Banjarmasin. Beliau memiliki seorang istri bernama Hj. Nina Maulida dan dua orang anak yang terdiri
dari dua orang anak laki-laki.
3 H. Ilham Humaidi, Khodimul Majelis Taklim As-Shofa di Permurus Dalam Banjarmasin,
Wawancara Pribadi, Senin 1 Oktober 2016, Pukul 09:00-10:00.
4 H. Ilham Humaidi, Khodimul Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam Banjarmasin,
Wawancara Pribadi, Senin 1 Oktober 2016, Pukul 13.00-15.00.
33
H. Ilham Humaidi adalah figur yang baik khususnya yang dirasa oleh
masyarakat Pemurus Dalam. Sifat lemah lembut, kasih sayang, ramah tamah, sabar
dan pemurah sangatlah tampak pada diri beliau, sehingga beliau dikasihi dan
disayangi oleh segenap lapisan masyarakat, sahabat dan anak murid. Kalau ada orang
yang tidak senang melihat akan keadaan beliau dan menyerang dengan berbagai
kritikan dan hasutan, beliau tidak pernah membalasnya.
Beliau juga terkenal sebagai orang yang penyayang terhadap keluarga dan
masyarakat, beliau juga termasuk orang yang sangat menghargai waktu. Beliau
sangat senang dalam menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada orang lain.
Menghormati tamu-tamu yang datang ke rumah, memenuhi undangan para jamaah,
dan selalu bersedia mendengarkan keluh kesah siapa saja yang datang kepada beliau
dan memberikan pemecahan masalahnya.5
B. Penyajian Data
1. Pelaksanaan Pengajian di Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin
Keberadaan Majelis Taklim As-Shofa ini berperan penting bagi masyarakat
yaitu sebagai motivasi jamaah Majelis Taklim As-Shofa, karena H. Ilham Humaidi
ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Proses pelaksanaan kegiatan Majelis Taklim As-Shofa ini, biasanya sesudah
shalat Isya, diawali membaca surah yasin bersama para jemaah, kemudian grup
5 Wawancara dengan petugas Majelis Taklim, Senin 1 Oktober 2016, Pukul 20:00-21:00.
34
maulid membaca syair bersama para jamaah Majelis Taklim, dilanjutkan dengan
bertahlil untuk dihadiahkan kepada para orang-orang yang sudah meninggal dunia,
selesai melaksanakan kegiatan tersebut, guru membacakan kitab “Muraqil Ubudiyah”
untuk menjelaskan tentang Tasawuf kepada para jamaah Majelis Taklim yang
disampaikan oleh guru, para jamaah mendengarkan yang disampaikan oleh guru.6
Menurut Guru H. Ilham Humaidi, Majelis Taklim ini bertujuan mulia yaitu
untuk menegakan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan
mencegah kepada kemungkaran), saling ingat mengingatkan, hal ini senanda dengan
perintah Allah dalam surah Al- ‘Ashr ayat 3, silaturrahmi sekaligus memperbanyak
dan mempererat hubungan persaudaraan antar sesama manusia.7
Fasilitas pada Majelis Taklim ini sangat mendukung dilengkapi dengan TV,
LCD dan pengeras suara yang cukup membantu dalam pelaksanaan pengajian sebab
jarak antara H. Ilham Humaidi dengan para jamaahnya yang cukup banyak terkadang
cukup jauh hingga diperlukan pengeras suara agar setiap jamaah bisa mendengarkan
dengan jelas apa yang disampaikan oleh guru.
Jumlah jema’ah Majelis Taklim ini cukup banyak. Para pengelola Majelis
Taklim tidak berani menyembutkan angka yang pasti tentang jumlah jamaah Majelis
Taklim ini. Dari pengamatan penulis jumlah jamaah Majelis Taklim ini cukup
6 Observasi Pada Tanggal 1 oktober 2016, pukul 20:00 – 22:00.
7 H.Ilham Humaidi, Majelis As-Shofa di Pemurus Dalam Banjarmasin, Wawancara Peribadi,
Jum’at 5 Oktober 2016, Pukul 14:00
35
banyaknya hampir 500 orang. Dari segi usia jamaah Majelis Taklim ini didominasi
oleh mereka yang berusia 11 tahun hingga 60 tahun keatas, sedangkan untuk anak
muda dan para remaja banyak terlihat yang terlihat bahkan ada jua mahasiswa-
mahasiswi yang menghadiri pengajian Majelis Taklim. Jamaah perempuan juga lebih
banyak dari pada jamaah laki-laki.8
Dari segi konsistensi kehadiran, para jamaah Majelis Taklim ini sangat baik,
sebab dari pengamatan penulis dari seminggu ke minggu jamaah yang datang adalah
orang yang sama dan hanya sedikit (beberapa orang) yang mengalami perubahan,
baik karena tidak hadir atau baru pertama kali mengikuti Majelis Taklim ini. Hal ini
tentu sangat memudahkan penulis untuk menggali data yang tentang motivasi mereka
mengikuti Majelis Taklim ini.
Materi Pengajian yang disampaikan oleh Guru H.Ilham Humaidi dalam
Majelis Taklim As-Shofa tentang Fiqih dan Akhlak seperti: Tata cara berwudhu, Tata
cara sholat, riya, tamak, sum’ah, sabar, jujur, dan lain-lain.9
Dari hasil pengamatan penulis setelah mengikuti kegiatan Majelis Taklim As-
Shofa di Pemurus Dalam Banjarmasin ini. Setelah mengetahui bentuk dan materi
yang disampaikan di Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam Banjarmasin,
metode yang beliau gunakan dalam memberikan pengajaran atau penyampaian materi
8 Wawancara dengan Petugas Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin, Wawancara Peribadi,
Senin 8 Oktober 2016, Pukul 22:00 – 22:30
9 Wawancara dengan seorang jemaah Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin, Senin 8 Oktober
2016, Pukul 20:00.
36
yaitu dengan metode Halaqah. Halaqah adalah metode yang digunakan dimana posisi
jamaah mengelilingi guru dan para jamaah mendengarkan dengan khusyu sambil
mengartikan kitab yang dibacakan guru, dan posisi jamaah juga menghadap guru
ketika guru membacakan kitab. Dan posisi jamaah Perempuan biasanya dibelakang
laki-laki dan duduk dengan tersusun dengan bershaf-shaf. Cara guru menyampaikan
pembelajaran kepada jamaah biasanya menggunakan metode ceramah, guru
membacakan kitab satu baris kemudian beliau jelaskan dengan penjelasan yang
mudah dipahami oleh para jamaah, ketika beliau mendapatkan suatu materi yang
tidak bisa hanya dijelaskan tapi juga harus dipraktikan, maka beliau praktikan seperti
ketika materi masalah berdiri yang benar didalam sholat maka ketika itu guru
menjelaskan sambil mempraktikan dan para jamaah juga memperhatikan dengan
seksama bagaimana cara beliau mempraktikan. Selain itu juga metode ini diselingi
dengan humor-humor dapat memberikan semangat para jamaah dalam mengikuti
kegiatan Majelis Taklim. Humor ini juga diperlakukan sesekali untuk mencairkan
suasana dan menggairahkan keadaan sehingga kegiatan Majelis Taklim ini tidak
menjadi kaku. Setelah selesai ceramah ditutup oleh tuan guru dengan membacakan
tahlil, dan doa.
Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang ada di Majelis Taklim As-Shofa adalah:
a. Pengajian rutin, pengajian rutin Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus
Dalam Bannjarmasin adalah kegiatan yang dilaksanakan setiap senin atau malam
selasa selesai shalat Isya dengan tujuan memperoleh ilmu dan kemampuan khususnya
37
ilmu agama Islam dan para jamaah bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Membaca sya’ir atau salawat Nabi Muhammad Saw, Salawat kepada Nabi
Muhammad Saw ini sesudah shalat Isya, sebelum melaksanakan pengajian jamaah
Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam Banjarmasin adalah membaca salawat
agar jamaah majelis taklim mendapatkan syafaat (syafa’atul Uzhma) di akhirat nanti.
c. Setelah selesai di lanjutkan membaca doa dengan tujuan mudah-mudahan
segala hajat jamaah dikabulkan oleh Allah. Karena sangat baik ketika mengakhiri
pembelajaran dengan doa, karena doa menunjukan kefakiran, kebutuhan dan
kerendahan dari hamba yang fakir dan lemah yang tidak mampu menolak mudharat
dan mendatangkan manfaat untuk dirinya sendiri kepada Allah Swt yang mampu
mendatangkan segala macam manfaat dan menolak segala macam mudharat.
2. Motivasi remaja mengikuti pengajian di Majelis Taklim As-Shofa
Banjarmasin
Setalah penulis mengadakan penelitian menganai Majelis Taklim As-Shofa
sebagai motivasi remaja di Pemurus Dalam Banjarmasin, dengan menggunakan
teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara baik terhadap responden
maupun non-formal, maka dapat penulis sajikan data berikut sesuai dengan rumusan
masalah yang telah dikemukakan.
Sebelum menjelaskan motivasi peserta Majelis Taklim, penulis akan
menjelaskan latar belakang peserta jamaah Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus
38
Dalam Banjarmasin Kalimantan Selatan mereka berasal dari berbagai macam
golongan dan latar belakang. Mulai dari suku, hingga pendidikan yang beragam.
Dari wawancara penulis, ada beberapa jamaah yang menghadiri Majelis
Taklim As-Shofa adalah untuk menimba ilmu dalam rangka memenuhi kewajiban
bagi umat Islam (Sagan manimba ilmu lawan jua memenuhi kewajiban). Dengan
banyaknya ilmu seseorang maka makin tinggi dan mulia kedudukannya di sisi Allah
Swt. Orang yang berilmu lebih ditakuti syaitan dari pada orang yang ahli ibadah tapi
tanpa ilmu. Menurut peserta jamaah, kalau kita punya ilmu, ilmu yang menjaga kita,
sedangkan harta kita yang menjaganya (Amin kita baisi ilmu, ilmu tu manjaga kita
tapi mun harta kita nang menjagainya). Bukan harta yang menjaga kita, menurut
sebagian yang lain menuntut ilmu diseru Nabi dari buaiyan hingga ke liang lahat
(Hadis), maka kita ini sudah terlanjur parak tuha apalagi sudah berkeluarga bahkan
sudah punya dan cucu, maka untuk duduk di bangku sekolah atau masuk pesantren
sudah tidak mungkin lagi, sementara semangat menuntut ilmu masih ada, maka jalan
satu-satunya adalah duduk di Majelis Taklim.10
Di antara peserta yang hadir termasuk diantara saudara “Maulana” dan peserta
jemaah lainnya yang bertempat tinggal Tembingkar kiri Banjarmasin dan serta
jamaah, disebabkan ajakan oleh teman, baik teman seprofesi seperti teman sekolah
maupun teman sekampung se RT, se Gang, atau teman akrab. Sebagaian ada juga
10 Hamba Allah Serta Jamaah, Mengahadiri Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam
Banjarmasin, Wawancara Peribadi, Senin 17 Oktober 2016, Pukul 22.00-23.00.
39
yang sudah pernah datang di Majelis Taklim ini, sebagain yang lain ada juga yang
belum pernah datang ke Majelis Taklim ini. Mereka yang datang ada yang berjalan
kaki atau menggunakan kendaraan dengan berteman dua orang atau lebih. Biasanya
mereka tidak rutin datang karena tergantung pada temannya yang mengajak.11
Dan Alasan peserta jamaah di antara lain saudara Yandi dan peserta jemaah
lainnya yang bertempat tinggal jalan AMD, mengikuti pengajian Majelis Taklim ini
untuk mmbersihkan hati, ingin membersihkan hati dari sifat-sifat yang dibenci oleh
Allah Swt, keinginan mereka untuk membersihkan hati dari hal-hal yang benci oleh
Allah Swt. Para responden ini memang tidak secara gamlang menjawabnya ingin
menyenangkan hati dari dosa yang pernah mereka lakukan, namun secara tersirat
dapat dipahami bahwa mereka ingin menyenangkan hati mereka dari segala prilaku
buruk mereka di masa lalu. Membersihkan hati dari sifat-sifat tercela dan mengisinya
dengan sifat-sifat yang baik. Mereka berharap dari Majelis Taklim ini mereka
dibimbing untuk perlahan-lahan membersihkan hati dan prilaku mereka yang tidak
disukai Allah dan menggantinya dengan sifat dan prilaku yang disenangi oleh
Allah.12
Motivasi jamaah Majelis Taklim ini memicu mereka mengikuti Majelis
Taklim As-Shofa adalah ingin meningkatkan nilai ibadah yang mereka lakukan.
11 Wawancara dengan Maulana dan Peserta Jamaah Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin,
Senin 24 Oktober 2016, Pukul 22.00.
12 Wawancara dengan Yandi dan Peserta Jamaah Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin,
Senin 31 Oktober 2016, Pukul 22.00.
40
Alasan yang dikemukakan oleh peserta jadikan motivasi para jamaah Majelis Taklim
adalah bahwa mereka merasa tanpa mempelajari ilmu tentang fiqih maupun tasawuf,
ibadah yang mereka lakukan terasa agak hambar dan kosong dari nilai-nilai spritual.
Bagi mereka ibadah yang lakukan tidak hanya harus dilakukan oleh jasmani tapi juga
oleh rohani yaitu dengan rasa ikhlas dan kebersihan hati yang tulus hanya kepada
Allah Swt semata.13
Motivasi lain yang melatar belakangi para jamaah adalah ingin dekat dengan
ulama. Peserta jamaah ada yang mengatakan mengikuti setiap pengajian Majelis
Taklim yang dilakukan oleh H. Ilham Humaidi sangat menyenangkan. Kemampuan
H. Ilham Humaidi melakukan pengajian atau ceramah agama, sepanjang mereka bisa
mengikutinya, maka mereka akan mengikutinya.
Hal ini mereka lakukan agar lebih dekat dengan ulama yang mereka jadikan
panutan. Dan bagi mereka (tanpa menyebutkan sumbernya) mengikuti ulama yang
dijadikan panutan adalah salah satu ajaran Islam dalam rangka membentuk pribadi
yang baik. Dengan mengikuti ulama tersebut mereka berharap akan mendapatkan
keberkatan dari ulama tadi sehingga mereka lebih mudah dalam memahami apa yang
guru ajarkan.14
13 Wawancara dengan Rasyid dan peserta Jamaah Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin,
Senin 14 November 2016, Pukul 22.00.
14 Wawancara dengan Saihuna dan peserta Jamaah Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin,
Senin 7 November 2016, Pukul 22.00.
41
Berdasarkan keterangan di atas kegiatan yang diadakan motivasi jamaah
Majelis Taklim As-Shofa yang dikemukakan oleh para jamaah bahwasanya dari
pengalaman selama ini, Majelis Taklim merupakan tempat menuntut ilmu seperti
shalawat, ceramah dan diakhiri dengan doa. Para jamaah mendapat pelajaran agama
dari seorang guru.
Berdasarkan dari observasi atau wawancara penulis, tanggapan jamaah
tentang Majelis Taklim yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran keagamaan ini
sangat baik, dan bervariasi dalam mengemukakan pendapat.
C. Analisis Data
Dari uraian penyajian data terdahulu adalah menjawab pokok-pokok masalah
yang telah dirumuskan karena itu untuk melengkapi penulisan ini langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis terhadap pokok-pokok masalah tersebut.
Sesuai dengan penyajian data diatas bahwa Majelis Taklim merupakan
lembaga pendidikan agama Islam non formal yang merupakan sarana dakwah umat
Islam yang bertujuan meningkatkan pengatahuan dan kesadaran beragama di
kalangan masyarakat Islam pada umumnya, dan khususnya masyarakat Islam bagi
para anggota jamaah Majelis Taklim As-Shofa untuk meningkatkan amal ibadah
masyarakat dan supaya membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mensukseskan program pemerintah,
terutama pembangunan mental dan spiritual.
42
Begitu pula keberadaan jamaah Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam
Banjarmasin Kalimantan Selatan, keberadaan Majelis Taklim tersebut sudah mampu
menuangkan pengatahuan dan membangkitkan kesadaran beragama sehingga
terwujud masyarakat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Keikutsertaan peserta Majelis Taklim dalam interaksi belajar mengajar
terhadap kitab “Muraqil Ubudiyah” di Pemurus Dalam Banjarmasin bukan hanya
sekedar menjalankan kewajiban mereka sebagai seorang muslim, melainkan juga
keinginan tiap individu untuk bisa memahami ajaran agama Islam melalui seorang
guru, ustadz atau kiai, sehingga kesempurnaan dalam melaksanakan ibadah kepada
Allah Swt, benar-benar sesuai dengan tentunan agama, karena menuntut ilmu itu
hukumnya wajib untuk setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan.
Islam telah memberikan motivasi yang jelas bagi siapa saja yang menuntut
ilmu baik laki-laki maupun perempuan, seperti firman Allah Swt, dalam Al-Qur’an
Surah al-Mujadalah (58) ayat 11:
يا أيها الذين آمنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا
الذين آمنوا منكم لكم وإذا قيل انشزوا فانشزوا يرفع الل يفسح الل
بما تعم لون خبير والذين أوتوا العلم درجات والل
Ayat di atas menerangkan bahwa penguasaan dan pahaman terhadap ilmu
pengatahuan merupakan sangat penting untuk mencapai kemajuan dalam diri
seorang. Oleh karena itu menuntut ilmu adalah dengan cara mendatangi Majelis-
Majelis yang bisa menambah ilmu kemudian diamalkan pada kehiduapan sehari-hari.
43
Kebahagian duniawi maupun kebahagian di akhirat nantinya, akan tercapai
oleh tiap manusia apabila memiliki ilmu, sangat tidak mungkin seseorang mencapai
itu semua kalau dirinya tanpa memilki ilmu pengatahuan. Untuk memperoleh ilmu
tersebut, salah satunya dengan mengikuti pengajian di Majelis taklim.
Khusus pada Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin dari hasil wawancara,
observasi, yang penulis lakukan, didapati ada berbagai motivasi para remaja
mengikuti pengajian di Majelis Taklim tersebut yaitu:
a. Motivasi ingin memperdalam ilmu agama
Dalam ajaran Islam kita dianjurkan untuk menuntut ilmu pengetahuan, belajar
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kenyataan di atas sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara di
lapangan bahwa para jamaah Majelis Taklim As-Shofa Banjarmasin sangat banyak
mengatakan ingin memperdalam ilmu agama dan mereka juga menaruh perhatian dan
minat yang cukup besar mengenai pengajian agama. Selain itu, mereka menyatakan
pengajian ini memberikan pengaruh yang besar terutama terhadap remaja, mereka
tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahun di sekolah tetapi bisa diluar jam sekolah.
Apalagi yang diajarkan sangat terkait dengan kehidupan mereka seperti pembelajaran
ataupun akhlak, Hal ini sesuai dengan teori motivasi intrinsik yang motivasinya
langsung ada pada diri orang tersebut tanpa ada rangsangan dari luar.
Motivasi karena memperdalam ilmu agama masyarakat, terutama dalam hal
beribadah kepada Allah Swt, hal ini sesuai dengan pembawaan fitrah manusia itu
44
sendiri yaitu penghambaan diri kepada Yang Maha Kuasa serta menjadi tujuan hidup
manusia yaitu mencapai kebahagiaan hidup baik dunia maupun akhirat. Jadi untuk
mencapai kebahagiaan tersebut memerlukan agama.
b. Motivasi ingin membersihkan hati
Kehidupan manusia, baik disenangi atau tidak, mengandung kesenangan,
penderitaan, kesedihan, kegagalan, kehilangan, kepahitan, dan kekecewaan,
sebagaimana ia juga menawarkan kegembiraan, kemanisan, keberhasilan, prestasi,
dan sebagainya.
Menghadapi semua masalah ini tidak sedikit orang yang merasa gelisah,
tegang, dan akhirnya sakit jiwa. Dalam hal ini agama datang memberikan penawar
bagi tekanan jiwa itu. Keyakinan keagamaan menciptakan di dalam diri manusia
kekuatan untuk bertahan dan menjelmakan kepahitan menjadi rasa manis, karena
ingin membersihkan hati dari sifat-sifat yang dibenci oleh Allah Swt, keinginan
mereka untuk membersihkan hati dari hal-hal yang benci oleh Allah.
Kenyataan di atas sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara di
lapangan bahwa mereka beranggapan dengan menghadiri dan mengikuti pengajian
agama bukan hanya semata-mata karena ibadah dan kewajiban namun, mereka
merasa mendapatkan ketentraman, ketenangan dan kebersihan jiwa, apalagi mereka
yang selalu disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan mereka. Maka dengan pengajian
agama inilah mereka bisa meluangkan waktu mereka untuk mendapatkan siraman
rohani.
45
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi jamaah dalam Majelis
Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam Banjarmasin Kalimantan Selatan untuk
membersihkan jiwa dapat dikatakan adanya motivasi intrinsik karena adanya
dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu.
c. Motivasi karena ajakan dan seruan orang lain
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia membutuhkan teman bergaul untuk
berbagai rasa, belajar bersama dan bermain bersama. Manusia itu mudah terpengaruh
apalagi kalau diceritakan dengan jelas obyek yang akan dituju akan menambah
keyakinan atau kepercayaan kepada orang yang akan diajak.
Kenyataan di atas sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara di
lapangan biasanya mereka bersama-sama dalam satu kelompok untuk menghadiri
majelis taklim. Selain itu bagi remaja, orang tuanyalah yang selalu mengajak untuk
mengikuti pengajian agama guna menambah ilmu pengetahuan Agama.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi jamaah dalam Majelis
Taklim As-Shofa Banjarmasin sesuai dengan teori motivasi ekstrinsik karena adanya
rangsangan dari luar dirinya.
d. Motivasi meningkatkan nilai ibadah
Ibadah bukan hanya berbentuk ritual semata dalam arti kata hanya sekedar
melaksanakan kegiatan seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Akan tetapi
ibadah mempunyai pengertian yang lebih luas lagi, yaitu menyangkut hubungan
46
kepada sesama manusia dan lingkungannya untuk kesempurnaan dari pelaksanaan
ibadah tersebut hanya bisa didapatkan dengan ilmu, ilmu hanya dapat diperoleh dari
pendidikan baik formal maupun non-formal.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan bahwa
mengikuti dan mendengarkan pengajian itu merupakan hal yang dianjurkan dan
bernilai ibadah, bahkan menjadi suatu kewajiban sebagai seorang muslim untuk
mempelajari dan mengamalkannya. Selain mendapatkan pengetahuan agama juga
bisa mempererat tali silaturrahmi antara sesama muslim bahkan bisa saling
mengingatkan antara satu sama lainnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi jamaah dalam Majelis
Taklim As-Shofa Banjarmasin karena motivasi intrinsik yang ada pada dirinya ingin
meningkatkan ibadahnya.
e. Motivasi ingin dekat ulama
Motivasi lain yang melatar belakangi para jamaah adalah ingin dekat dengan
ulama. Peserta jamaah ada yang mengatakan mengikuti setiap pengajian Majelis
Taklim yang dilakukan oleh H. Ilham Humaidi sangat menyenangkan. Kemampuan
H. Ilham Humaidi melakukan pengajian atau ceramah agama, sepanjang mereka bisa
mengikutinya, maka mereka akan mengikutinya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan bahwa
mengikuti dan mendengarkan pengajian itu merupakan hal yang dianjurkan dengan
47
mengikuti ulama tersebut mereka berharap akan mendapatkan keberkahan dari ulama
tadi sehingga mereka lebih mudah dalam memahami apa yang guru ajarkan.
Ada yang berpendapat bahwa Majelis Taklim yang disampaikan dalam
Majelis Taklim memang baik, karena materi-materi ajarkan Islam yang disampaikan
tersebut mencakup semua dimensi ajaran Islam, mulai dari Al-qur’an, hadis Nabi
Muhammad Saw, tasawuf sampai dengan masalah kehidupan sehari-hari. Materi yang
diajarkan diawali dengan meteri dasar dilanjutkan kepada meteri yang mudah
dipahami oleh jamaah.
Menurut penulis materi yang diajarkan merupakan materi agama Islam yang
memang lengkap, karena hampir mencakup semua ajarkan Islam dari masalah
syari’at, keimanan, akhalak, pemahaman dan pendalaman tentang sejarah-sejarah
Islam.
Dilihat dari metode yang digunakan dalam pembelajaran ini, para jamaah
terlihat sangat menyukai gaya dan cara yang guru sampaikan, karena penyampaian
yang tidak membosankan dengan diselingi gaya humor guru yang positif, hal inilah
yang membuat jamaah menjadi betah dan suka. Dari apa yang disampaikan oleh
pemimpin Majelis Taklim ini, secara umum menggunakan metode Halaqah, metode
yang sering digunakan guru adalah metode ceramah, serta dengan adanya kitab
didapat suatu masalah atau pembahasan yang diajarkan.
Apabila dianalisis dari segi materi dan metode pembelajarannya, menurut
penulis hal ini sudah berjalan dengan baik, karena ditinjau dari pemilihan materi yang
48
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mudah untuk dipahami secara logika dan
dengan menggunakan metode yang bagus dan menarik dalam proses pembelajaran.
Mengenai masalah pengolaan atau menejemen Majelis Taklim ini menurut
penulis sudah sangat baik. Namun walau dengan petugas Majelis yang belum
terstruktur rapi, tetapi proses kegiatan Majelis Taklim ini tetap terlaksanakan baik.
Fasalitas yang disediakan oleh pengelola Majelis Taklim ini, sudah cukup
memandai, karena menerut hasil observasi fasalitas yang disediakan berfungsi
sebagai mestinya, dan sangat membantu sekali pada saat kegiatan Majelis Taklim
berlangsung.
Proses pembelajarannya dimulai dengan membaca ayat-ayat suci kemudian
para grub maulid membacakan sya’ir Nabi Muhammad Saw. Setelah selesai bacaan
tersebut dilanjutkan dengan kegiatan inti dari proses pembelajaran ini yaitu
pembacaan kitab-kitab klasik dengan metode bandongan, guru membacakan isi dari
kitab kemudian menerangkan arti dari bacaan tersebut. Setelah itu memberikan
contoh-contoh agar mempermudah para jamaah untuk dimengerti. Selesai ceramah
ditutup oleh pimpinan majelis dengan do’a.
Dari hasil penelitian di lapangan, pengajian berlangsung suasana tenang dan
khusyu’. Hal ini disebabkan jamaah menganggap H. Ilham Humaidi merupakan guru
alim ulama yang memiliki ilmu pengatahuan agama Islam yang mendalam.
3. Faktor-Faktor Yang Menumbuhkan Motivasi Jamaah Majelis Taklim As-
Shofa Di Pemurus Dalam Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
49
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat beberapa alasan para
jamaah untuk mengahadiri Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam Banjarmasin,
Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor tersebut dapat
terbagi menjadi dua faktor internal dan faktor eksternal.
Untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi jamaah Majelis
Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagai
berikut:
1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang tanpa ada paksaan
dan ajakan dari orang lain.
Faktor materinya pas dengan kebutuhan karena jamaah merasa materi yang
disampaikan dalam Majelis Taklim As-Shofa itu sesuai dengan kebutuhan hidup
sehari-hari dan Materi yang disampaikan dapat dipakai dalam sehari-hari.
2. Faktor Eksternal adalah faktor yang ada di luar diri seseorang.
1) guru yang memiliki wibawa tentu akan banyak mengundang jamaah untuk
berhadir dalam Majelis Taklim karena seorang guru tersebut menguasai
materi yang beliau sampaikan dalam dakwahnya. Sehingga materi yang di
sampaikan mudah untuk dipahami oleh jamaah yang berhadir.
2) Guru yang menyampaikan materi dengan metode yang menyentuh hati para
jamaah akan mempengaruhi motivasi jamaah mengikuti pengajian agama.
Kenyataan di atas sesuai dengan yang diperoleh dari hasil observasi bahwa
pengajian tersebut para jamaah terbawa perasaan sedih ketika guru
50
menyampaikan materi tentang siksa kubur. Beliau menyampaikan materinya
dengan nada yang sedih sehingga para jamaah tersentuh hatinya ketika
mendengar materi tersebut.
3) Adanya maulid Habsyi sehingga menjadi semarak Majelis Taklim ini, karena
jamaah ingin mendapatkan syafaat Rasulullah Saw dengan cara bersalawat
bersama grup maulid Habsyi di Majelis Taklim ini.
4) Sarana prasarana yang mendukung Majelis Taklim ini, sarana prasarana yang
baik akan membuat jamaah merasa nyaman ketika berhadir di Majelis Taklim,
hal tersebut dapat mempengaruhi seseorang sehingga timbul kencenderungan
dan termotivasi untuk mengikuti Majelis Taklim As-Shofa di Pemurus Dalam,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan.