21
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didasarkan atas perhitungan menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. (Arikunto, 2010:27)Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test Post-test control Grup Design (Arikunto, 2010:125) atau desain kelompok kontrol pretes-postes yang kelasnya diambil secara acak. Pemilihan desain ini dikarenakan sampel dalam penelitian ini dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan desain ini, akan terlihat kemampuan mana yang lebih baik antara kemampuan kompetensi strategis pada siswa melalui model problem based learning dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional. Gambaran tentang desain ini dilihat seperti berikut ini:
A : O X O
B : O O
dengan A:Pemilihan sampel secara acak menurut kelas
O:Pretes ( Tes awal) = Postes ( Tes akhir)
X:
Perlakuan pembelajaran model problem based learning dalam meningkatkan kompetensi strategis
Keterkaitan perlakuan yang diberikan dengan kemampuan yang diukur dapat dinyatakan dalam bentuk tabel berikut:Tabel 3.1. Tabel Weiner tentang Keterkaitan antara Variabel Bebas dan
Terikat Kemampuan Kompetensi Strategis (KKS)
Pembelajaran
Kelompok
SiswaProblem Based Learning (PBL)Konvensional (V)
Tinggi (T)KKSTPBLKKSTV
Sedang (S)KKSSPBLKKSSV
Rendah (R)KKSRPBLKKSRV
KKSPBLKKSPBL
Ket :KKSTPBL: kemampuan kompetensi strategis siswa kelompok tinggi dengan
model problem based learningKKSSPBL: kemampuan kompetensi strategis siswa kelompok sedang dengan
model problem based learningKKSRPBL: kemampuan kompetensi strategis siswa kelompok rendah dengan
model problem based learningKKSTV: kemampuan problem based learning siswa kelompok tinggi dengan
pendekatan konvensionalKKSSV: kemampuan problem based learning siswa kelompok sedang dengan
pendekatan konvensionalKKSRV: kemampuan problem based learning siswa kelompok rendah dengan
pendekatan konvensional
3.2 Populasi dan sampel
Populasi dalam penenlitian ini merupakan salah satu sekolah menengah atas yang ada di Kabupaten Pidie yaitu SMA Negeri 5 Banda Aceh. Sekolah ini dipilih karena merupakan sekolah berstandar sedang sehingga dapat mendukung proses penelitian yang kompetensi strategis siswa. Siswa SMA Negeri 5 Banda Aceh kurang dalam memahami soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sampelnya akan dipilih secara random sebanyak dua kelas untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Satu kelas sebagai kelas eksperimen sedangkan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol.Populasi menurut Johnson (1987:8) adalah himpunan pengukuran sesuai dengan seluruh koleksi unit yang harus dibuat kesimpulan. Sedangkan sampel adalah himpunan pengukuran yang benar-benar dikumpulkan dalam proses penyelidikan.3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai informasi mengenai hal tersebut yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono (2010:60), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini membahas mengenai pembelajaran matematika melalui model problem based learning untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan kompetensi strategis siswa. Penelitian ini juga membandingkan perlakuan antara penggunaan model problem based learning dengan pembelajaran secara konvensional.Varibel bebas dalam penelitian ini adalah model problem based learning dan pembelajaran konvensional. Variabel terikatnya adalah kemampuan kompetensi strategis siswa, sedangkan variabel kontrolnya adalah kemampuan siswa, yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. 3.4 Intrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang lengkap pada penelitian ini, maka peneliti menyusun seperangkat instrumen penelitian. Data kuantitatif didapat dengan menggunakan instrumen tes berupa pretest dan posttest, sedangkan data kualitatif didapat dengan menggunakan instrumen non tes.
a. Instrumen Tes
Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal uraian yang diberikan pada saat pre-test dan post-test. Pemberian soal uraian ini memiliki tujuan untuk melihat kompetensi strategisSiswa dalam menyelesaikan permasalahan yang tertuang di dalam butir soal tes. Pre-test diberikan untuk melihat kesetaraan pengetahuan awal kedua kelompok, sedangkan post-test diberikan untuk melihat ada tidaknya peningkatan kemampuan kompetensi strategis siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan problem based learning. Bentuk instrumen pre-test dan post-test adalah instrumen yang sama. Hal ini dimaksud agar hasil dari penelitian ini dapat digenaralisasikan secara umum dalam pembelajaran matematika. 1) Uji validitas Butir Soal
Validitas adalah mengukur apa yang ingin diukur (Arikunto, 2010). Validitas butir soal dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut. Sebutir soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Untuk menguji validitas tes digunakan:
Keterangan:rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyak subyek (testi)
X = skor item soal yang diperoleh siswa
Y = Skor total seluruh item soal yang diperoleh siswa
Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai rxy tersebut dibagi ke dalam kategori-kategori seperti yang ditetapkan oleh J.P. Guilford (Suherman, 2003:136) berikut ini.
Tabel 3.2. Kategori Interpretasi Nilai rxy J.P. GuilfordKoefisien validitasInterpretasi
0,80 rtebel dengan tarif signifikan = 0,05.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan dan tempat yang berbeda pula. Tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi. Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel.Pada tahap pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang didapatkan dianalisa dengan aturan tertentu, menurut Sugiyono (2010:185) pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus cronbachs alpha
Di mana :
n= jumlah item dalam intrumen
= jumlah varians items = varians total
r11 = Reliabilitas internal seluruh intrumen
3) Daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen
Daya Pembeda (DP) adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Sedangkan tingkat kesukaran adalah keberadaan suatu butir soal dipandang sukar, sedang atau mudah dalam mengerjakannya (Sundayana, 2010:77). Untuk mencari daya pembeda dan tingkat kesukaran menggunakan rumus:
DP =
TK =
Keterangan:
SA: jumlah skor kelompok atas
SB: jumlah skor kelompok bawah
IA: jumlah skor ideal kelompok atas
IB: jumlah skor ideal kelompok bawah
Kriteria Daya Pembeda (Dp) menurut Suherman (2003) adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 3. Klasifikasi Daya Pembeda Butir soal tes kompetensi strategisDaya pembedaEvaluasi Butiran Soal
DP 0,00Sangat jelek
0,00 < DP 0,20Jelek
0,20 < DP 0,40Cukup
0,40 < DP 0,70Baik
0,70 < DP 1,00Sangat baik
Tabel 3.4. Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesenangran ( TK )Interpretasi
TK = 0,00terlalu mudah
0,00 < TK 0,30mudah
0,30 < TK 0,70sedang
0,70 < TK < 1,00sukar
TK = 1,00terlalu sukar
b. Instrumen Non-Tes
Data motivasi siswa terhadap penggunaan model problem based learning diperoleh melalui angket, yang disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator motivasi.Kriteria yang digunakan pada angket motivasi siswa adalah sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Nilai yang diberikan untuk pernyataan positif adalah 5, 4, 3, 2, dan 1, sedangkan nilai yang diberikan untuk pernyataan negatif adalah 1, 2, 3, 4, dan 5.Tabel 3.5. Angket Motivasi Siswa
NoPernyataanSSSKSTSSTS
1Saya merasa senang mengikuti pelajaran matematika di kelas
2Jika malas belajar matematika, saya tidak masuk kelas
3Saya mengikuti pelajaran matematika di sekolah sampai jam pelajaran selesai.
4Saya tidak mengikuti pelajaran matematika jika materi yang dipelajari membosankan.
5Saya mengulang kembali pelajaran matematika di rumah.
6Saya belajar matematika di rumah jika ada tugas atau ulangan saja.
7Saya mampu mengerjakan soal matematika yang sulit.
8Saya mengabaikan pelajaran, jika pelajaran itu sulit dipahami.
9Saya berdiskusi dengan teman jika menghadapi kesulitan dalam belajar matematika.
10Jika saya sudah mencoba dan tidak dapat menyelesaikan soal yang sulit, maka saya malas berusaha lagi.
11Saya memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran matematika berlangsung.
12Saya berbicara dengan teman sebelah ketika guru matematika sedang belajar.
13Saya bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika.
14Saya mengantuk saat pelajaran matematika berlangsung .
15Saya ingin meningkatkan prestasi belajar.
16Saya merasa biasa saja ketika nilai ulangan matematika saya jelek.
17Saya merasa biasa saja ketika nilai ulangan matematika saya lebih baik dari sebelumnya.
18Saya tidak mempunyai target dalam mencapai prestasi belajar.
19Saya menyelesaikan tugas matematika yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya.
20Saya malas mengerjakan PR matematika yang diberikan oleh guru .
21Saya meluangkan waktu untuk belajar matematika di perpustakaan pada saat jam istirahat.
22Saya tidak belajar matematika di luar jam pelajaran matematika.
23Saya mencatat setiap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
24Saya takut jika diminta guru untuk mengerjakan soal di papan.
25Saya menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan cara menyontek pekerjaan teman.
(Sumber: Dimyati & Mudjiono, 2009)Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Tabel 6. Indikator dan Aspek Motivasi
AspekIndikatorNomor PernyataanJumlah
Pernyataan Pernyataan
PositifNegatif
Ketekunan dalam belajarMengikuti PBM di kelas1,32,44
Belajar di rumah563
Ulet dalam menghadapi kesulitanSikap terhadap kesulitan782
Usaha mengatasi kesulitan9102
Minat ketajaman perhatian dalam belajarKebiasaan dalam mengikuti pembelajaran11,2312,244
Semangat dalam mengikuti PBM13142
Berprestasi dalam belajarKeinginan untuk berprestasi15162
Kualifikasi hasil17182
Mandiri dalam belajarPenyelsaian tugas/PR1920, 253
Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran21222
Jumlah25
Angket skala motivasi siswa dengan model skala motivasi berdasarkan pada Likert terhadap problem based learning diberikan setelah proses pembelajaran dan post-test berbentuk uraian diberikan kepada siswa. Sama seperti soal post-test, sebelum tes ini diujicobakan di sekolah, maka perlu dilakukan validasi.3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data hasil tes dan non tes. Data hasil tes diantaranya data hasil tes kompetensi strategis, sedangkan data non-tes adalah data yang diperoleh dari angket skala motivasi siswa. Langkah-langkah uji statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabulasi data kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan hasil pre-test dan post-test.2. Menghitung rata-rata dari tabulasi data kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan aturan:
3. Menghitung simpangan baku dari tabulasi data kelas kontrol dan kelas eksperimen.4. Menguji normalitas data hasil post-tes
5. Menguji homogenitas data tabulasi data kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas diperlukan untuk mengetahui apakah kedua distribusi (kelompok eksprimen dan kelompok kontrol) memiliki variansi-variansi yang sama atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji variansi dua buah peubah bebas karena sampel yang diselidiki saling bebas. Menurut Sudjana (2005: 249) dapat digunakan aturan:
Fhitung = Keterangan :
S2besar = variansi terbesar
S2kecil = variansi terkecil
Kriteria pengujiannya adalah tolak H0jika Ftabel < Fhitung dan terima H0 untuk kondisi lainnya. Dengan dk pembilang = (n1 1) dan dk penyebut = (n2 -1) pada taraf signifikan = 0,05.
6. Menghitung Gain TernormalisasiPengujian ini dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Gain ternormalisasi dilakukan terhadap hasil kemampuan kompetensi strategis siswa yang diperoleh setelah eksperimen. Hal ini dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan kompetensi strategis karena treatment yang diberikan.
Dengan kriteria gain:
Tabel 7. Kriteria Skor Ternormalisasi
Skor GainInterpretasi
0,70 < g < 1,00
0,30 < g gTinggi
Sedang
Rendah
Tabel 8. Klasifikasi Kemampuan Kompetensi strategis Siswa
Tingkat PenguasaanPredikat
80 % - 100 %Tinggi
60 % - 79 %Sedang
< 60 %Rendah
3.6 Pengujian Hipotesis
Dengan melakukan uji kesamaan dua rata-rata pada data posttest, maka hipotesis yang akan diuji adalah:a. Hipotesis IH0 : Ha : Dengan :
= Kemampuan kompetensi strategis siswa yang diajarkan dengan model problem based learning= Kemampuan kompetensi strategis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran secara konvensional
b. Hipotesis IIH0: Ha : Dengan :
= Motivasi siswa yang diajarkan dengan menggunakan model problem based learning
= Motivasi siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.Selanjutnya untuk melihat perbedaan rata-rata pada skor gain ternormalisasi digunakan hipotesis berikut :H0 : gte = gtkHa : gte > gtkDengan :
gte = rata-rata gain ternormalisasi kemampuan kompetensi strategis kelas eksprimen.gtk = rata-rata gain ternormalisasi kemampuan kompetensi strategis kelas
kontrol.Langkah langkah anava untuk menguji hipotesis di atas adalah:a) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKt), Jumlah antar Kelompok (JKa), dan Jumlah dalam Kelompok (JKd). Untuk menghitung masing-masing harga jumlah tersebut digunakan rumus sebagai berikut:
,
b) Menghitung derajat kebebasan total (dbt) antar kelompok (dba) dan dalam kelompok (dbd) dengan menggunakan aturan:dbt = N-1,
dba = k 1,
dbd = N k
N= Jumlah sampel
c) K = Jumlah kelompok data
d) Menghitung Rata-rata Kuadrat antar Kelompok (RKa) dan dalam Kelompok (RKd) dengan menggunakan rumus: dan e) Menghitung nisbah atau rasio F dengan rumus
f) Melakukan interpretasi dan uji signifikansi pada rasio F yang diperoleh dengan membandingkannya dengan harga F teoritik yang terdapat dalam tabel nilai-nilai F.
3.7 Prosedur PenelitianPenelitian ini secara garis besar dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :a. Tahap Persiapan
1. Observasi awal dan identifikasi masalah2. Merencanakan dan mempersiapkan bahan ajar dan instrument3. Uji coba instrument
b. Tahap Penelitian
Pada tahap ini, kegiatan diawali dengan memberikan pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan kompetensi strategis awal siswa. Kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan penelitian dangan model problem based learning dalam meningkatkan kompetensi strategis.Setelah seluruh kegiatan pembelajaran selesai, dilakukan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelompok ini diberikan soal tes akhir yang sama dengan soal tes awal. c. Tahap pengolah data
Data-data yang telah diperoleh dari hasil pre-test dan post-tes dianalisis secara statistik. Data yang akan diolah meliputi hasil tes kompetensi strategis siswa. Pengolahan data menggunakan aturan aturan yang disebutkan di atas.
d. Jadwal penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015, dengan tahapan perencanaan sebagai berikut:Tabel 8. Rencana Jadwal Penelitian
NoKEGIATANBULAN
JanFebMarAprMeiJunJul
1Pengajuan Judul
2Penyusunan Proposal dan Bimbingan
3Seminar Proposal
4Perbaikan Proposal
5Merancang Instrument
6Validasi Instrumen
7Pelaksanaan Penelitian
8Analisis Data dan Menyusun Tesis
9Konsultasi dan Bimbingan
10Ujian Tesis
11Perbaikan Tesis
20
_1487241801.unknown
_1487241802.unknown